intervensi-komunitas

download intervensi-komunitas

of 15

Transcript of intervensi-komunitas

PEMBERDAYAAN, PENGEMBANGAN MASYARAKAT DAN INTERVESNSI KOMUNITAS BY ISBANDI RUKMINTO ADI

BAB III INTERVENSI KOMUNITAS Intervensi Makro dalam Ilmu Kesos

A. MODEL INTERVENSI (PENDEKATAN) DALAM INTERVENSI KOMUNITAS 1. Rothman & Tropman mengemukakan 3 Model Intervensi dalam Pengorganisasian Masyarakat bersama Erlinch disempurnakan menjadi 5 Intervensi Komunitas. 2. Glen mengemukakan 3 bentuk Praktek Komunitas (Community Practice) merupakan Intervensi Macro dalam bidang Pendidikan Ilmu Kesejahteraan Sosial.

POKOK BAHASAN MELIHAT PERBANDINGAN ANTARA PANDANGAN ROTHMAN DKK (1987) DENGAN PANDANGAN GLEN (1991)

1. PENEMPATAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT YANG DIARAHKAN PADA TINGKAT KOMUNITAS LOKAL

PERSAMAAN2. PENEMPATAN AKSI KOMUNITAS ATAUPUN AKSI SOSIAL SEBAGAI PENDEKATAN YANG BERSIFAT KONFLIK DAN KONFRONTATIF.1. ROTHMAN DKK MENGGUNAKAN 3 MODEL INTERVENSI YAITU KEBIJAKAN SOSIAL, PERENCANAAN SOSIAL DAN ADMINISTRASI.

PERBEDAAN2. GLEN LEBIH MENITIKBERATKAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENGEMBANGAN PELAYANAN MASYARAKAT (COMMUNITY SERVICES APPROACH)

BEBERAPA PERUBAHAN ISTILAH YANG DIKEMUKAKAN ROTHMAN PADA EDISI KE-5 (1995)

PERTAMA : ISTILAH PENGORGANISASIAN MASYARAKAT INTERVENSI KOMUNITAS KEDUAKETIGA

: PENGGUNAAN ISTILAH MODEL INTERVENSI PENDEKATAN: MENGGABUNGKAN MODEL (PENDEKATAN) KEBIJAKAN SOSIAL & PERENCANAAN SOSIAL PENDEKATAN PERENCANAAN PERENCANAAN SOSIAL & KEBIJAKAN SOSIAL

KEEMPAT : MENAMBAH SATU VARIABLE UNTUK MEMBEDAKAN TIGA MODEL (PENDEKATAN) YAITU VARIABEL PEMANFAATAN PEMBERDAYAAN (USE OF EMPOWERMENT

PERUBAHAN DARI 11 VARIABLE MENJADI 12 VARIABEL

PERAN DAN KETERAMPILAN YANG DIBUTUHKAN COMMUNITY WORKER DLM INTERVENSI KOMUNITAS

1. MEMPERCEPAT PERUBAHAN (ENABLER) FILOSOFI : HELP PEOPLE TO HELP THEMSELVES MEMBANTU MASYARAKAT : a. Mengartikulasikan kebutuhan b. Mengidetifikasikan Masalah c. Mengembangkan kapasitas agar dapat menangani masalah secara lebih efektif. 2. PERANTARA (BROKER) Menghubungkan Individu atau Kelompok dalam masyarakat yang membutuhkan layanan masyarakat dengan lembaga yang menyediakan layanan.

3. PENDIDIK (EDUCATOR) : COMMUNITY WORKER DIHARAPKAN : a. Mempunyai kemampuan menyampaikan informasi yang baik, jelas, mudah ditangkap. b. Pengetahuan yang cukup memadai tentang topik yang dibicarakan c. Selalu belajar 4. TENAGA AHLI (EXPERT) : Diharapkan : a. Dapat memberikan masukan, saran dan dukungan informasi b. Memberikan gagasan-gagasan 5. PERENCANA SOSIAL (SOCIAL PLANNER) : a. Mengumpulkan data menganalisa b. Menyajikan alternatif tindakan (sumber dana, konsensus) c. Mengembangkan program

6. ADVOKAT (ADVOCATE) : - Dicangkok dari profesi hukum - Disatu sisi berpijak pada tradisi Pembaharuan, disisi lain berpijak pada tradisi Pelayanan Sosial - Merupakan peran yang aktif dan terarah (directive) - Community Worker menjalankan fungsi pembela, mewakili kelompok masyarakat yang ditolak institusi. 7. AKTIVIS (ACTIVIST) : Mencoba melakukan perubahan institusional yang lebih mendasar, tujuannya : a. Mengalihkan sumber daya ataupun kekuatan (power) pada kelompok yang kurang beruntung. b. Mengorganisir mereka melakukan tindakan melawan struktur yang menekan mereka c. Aktivis juga sebagai partisan.

MODEL INTERVENSI (PENDEKATAN) DLM INTERVENSI KOMUNITASMODEL A (Pengem.Masy.Lokal) 1. Katagori tujuan tindakan terhadap masyarakat Lebih berorientasi pada Proses. Mengembangkan integritas dan kemampuan, kemauan masyarakat (self help) u/ memecahkan masalah Komunitas seringkali dipandang sebagai ikatan tradisional yang dipimpin oleh pemimpin konvensional. Mempunyai kesenjangan dalam keterampilan memecahkan masalah. Pelibatan berbagai kelompok warga dlm menentukan & memecahkan masalah mereka sendiri. MODEL B (Perencanaan Sosial) Berorientasi pada penyelesaian tugas Dalam pemecahan masalah memperhatikan masalah yg ada dalam masyarakat Komunitas dipandang sebagai sejumlah kondisi masalah sosial yang inti. MODEL C (Aksi Sosial) Mengarah pada ke 2 nya. Memberi penekanan pada upaya terbentuknya aturan baru, merubah praktekpraktek ttt. Komunitas sebagai hierarki dari kekuasaan.

2.

Asumsi yang terkait dengan struktur komunitas & kondisi permasalahan

3.

Strategi Perubahan Dasar

Pengumpulan data yang terkait dengan masalah & memilih serta menentukan bentuk tindakan yang paling rasional.

Kristalisasi Issue yang dihadapi masyarakat Pengorganisasian masyarakat u/ atasinya

MODEL A

MODEL B

MODEL C

4.

Karakteristik Taktik dan Teknik Perubahan

Taktik penekanannya pada pencapaian konsensus, melalui komunikasi & proses diskusi. Sebagai Enabler-Katalis, Koordinator, memberikan keterampilan pemecahan masalah & nilai-2 etis Membimbing kelompok kearah penemuan & pemecahan masalah secara kolaboratif. Anggota dari struktur kekuasaan bertindak sebagai kolaborator.

Teknik : Pengumpulan data dan keterampilan u/ menganalisa. Taktik : Konsensus a/ konflik Pengumpul dan penganalisis data, pengimplementasi program & fasilitator Ross, peran sbg. Expert. Manipulasi organisasi formal dan data yang tersedia Struktur kekuasaan sebagai pemilik dan sponsor

Konflik atau kontes ; konfrontasi ; aksi yang bersifat langsung, negosiasi. Aktivis, Advokat, agitatot, pialang, negosiator, partisan.

5.

Peran Praktisi yang menonjol.

6.

Media Perubahan

Manipulasi organisasi massa dan proses-2 politik. Struktur kekuasaan sebagai sasaran eksternal dr tindakan yg dilakukan, memberi tekanan pada pihak yang memberikan tekanan. Segmen dalam komunitas.

7.

Orientasi terhadap struktur kekuasaan

8.

Batasan Definisi Sistem Klien dalam komunitas (konstituensi)

Keseluruhan komunitas didasarkan pada kesatuan geografis

Keseluruhan komunitas a/ segmen dlm komunitas (termasuk komunitas fungsional)

MODEL A 9. Asumsi mengenai kepentingan dari kelompokkelompok didalam suatu komunitas Kepentingan kelompok merupakan kepentingan umum a/ permufakatan dari berbagai perbedaan Bersifat Humanistik Masalah terpecahkan dengan berkelompok Klien dipandang sebagai warga masyarakat, sederajat, memiliki kekuatan, kemampuan & merupakan sumber daya Sebagai Partisan aktif dalam proses interaksional Mengembangkan kapasitas komunitas u/ pengambilan keputusan bersama & membangkinkan rasa percaya diri anggota

MODEL B Asumsi yang Pervasif : permufakatan a/ konflik dpt ditolelir selama tdk menghalangi proses pencapaian tujuan

MODEL C Asumsi bahwa kepentingan masing-2 bagian sehingga sulit mengambil mufakat. Konflik Kepentingan

10.

Konsepsi mengenai Populasi Klien (Konstituensi)

Klien sebagai konsumen dari suatu layanan

Klien a/ konstituen sebagai korban (victim) dari suatu sistem

11. 12.

Konsepsi Mengenai Peran Klien Pemanfaatan Pemberdayaan (pemberdayaan digunakan untuk)

Sebagai Resipient (penerima pelayanan) Mencari tahu layanan yang dibutuhkan pengguna jasa & pilihan jasa yang ada.

Sebagai bawahan (employee) Memilih & memutuskan cara yang tepat u/ melakukan aksi & membangkitkan rasa percaya diri partisan akan kemampuannya.

No. 1-2 dan 3 terkait dengan Community Development No. 4 dan 5 terkait dengan Community Services Approach No. 6 dan 7 terkait dengan Community Action

TIGA BENTUK PRAKTEK DI MASYARAKAT (COMMUNITY PRACTICE)

Pengembangan Masyarakat (Community Development)

Aksi Komunitas (Community Action)

Pendekatan Lay. Masy (Com. Services Approach)

1.

TUJUAN

Mengembangkan kemandirian masy.

Kampanye u/ kepentingan masy. Serta kebij u/ masy.

Mengembangkan organi sasi yg berorientasi & memberikan pelay pd masy. Organisasi & pengguna layanan sebagai rekanan partners Memaksimalkan keterlibat an pengguna lay. a/ masy, serta mengemb. Hub antar lembaga Menajer lembaga yg memberikan lay merestrukturisasi transaksi yg ada bersama pengguna layanan.

2.

PARTISIPASI

Masy. yg mendefinisikan & mencoba memenuhi kebutuhan mereka sendiri Menggunakan proses kreatif dan kooperatif

Kelompok-2 yg tertekan mengorganisir diri u/ meningkatkan kekuatan Menggunakan teknik kampanye pada issu-2 kongkrit. Aktif & organisatoris (organizer) yg memobilisasi massa u/ aksi politis.

3.

METODA

4.

PERANAN

Tenaga profesional bekerja menitikberatkan pd metoda nondirektif

KETERAMPILAN DASAR (MAYO,1994)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Menjalin Relasi (Engagement Skill) Melakukan Penilaian (Assesment) Melakukan Riset atau Investigasi Melakukan Dinamika Kelompok Bernegosiasi Berkomunikasi Konsultasi Manajemen (Waktu dan Dana) Mencari Sumber Dana Proposal Penulisan, Pencatatan Kasus dan Laporan Melakukan Pemantauan dan Evaluasi

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Menjalin kontak dengan Individu, Klp a/p Organisasi Mengembangkan Profil Komunitas, Menilai Kebutuhan dan Sumber Daya Masyarakat. Mengembangkan analisis strategis, merencanakan sasaran, tujuan jangka pendek dan jangka panjang Memfasilitasi kemapanan kelompok-2 sasaran Bekerja secara produltif dalam mengatasi konflik Melakukan kolaborasi dan negosiasi Mengembangkan isu secara efektif dengan pembuat keputusan dan implementasinya Berkomunikasi baik lisan maupun tulisan Bekerja bersama individu dalam komunitas Mengelola sumber daya yang ada Mendukung kelompok dan organisasi memperoleh sumber daya yang dibutuhkan Memonitor dan mengevaluasi perkembangan program Menarik diri dari kelompok yang sudah berkembang Mengembangkan, memantau dan mengevaluasi strategi .

TUGAS (MAYO 1994)

7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.

KESIMPULAN

1. PENDAPAT ROTHMAN dkk LEBIH LUAS DAN LEBIH KOMPLEKS MEMUNCULKAN VARIABEL-2 YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGEMBANGKAN 3 MODEL. 2. PANDANGAN GLEN TERLIHAT LEBIH PRAKTIS DAN TERARAH STRAIGHTFORWARD) DIBANDING PENDAPAT ROTHMAN dkk.

3.

GLEN MENCANTUMKAN PENDEKATAN PEMASARAN SOSIAL (SOCIAL MARKETING APPROACH) SEBAGAI PRODUK INOVATIF DALAM UPAYA MEMASARKAN SUATU PRODUK SOSIAL KEPADA KELP. SASARANNYA

4. PADA DASARNYA KEDUA PANDANGAN TERSEBUT SALING MELENGKAPI DAN BERGUNA UNTUK PENGEMBANGAN INTERVENSI MAKRO (COMMUNITY WORK)

Terima Kasih