Interpersonal Skill sesi 6

10

Click here to load reader

description

Interpersonal Skill, Marcomm Fikom UMB, 2009

Transcript of Interpersonal Skill sesi 6

Page 1: Interpersonal Skill sesi 6

Interpersonal Skill5th Lecture

A.Judhie Setiawan, M.Si

Page 2: Interpersonal Skill sesi 6

Emosi menurut Goleman dalam buku ’Emotion Intellegence’ adalah "suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Ada ratusan emosi, bersama dengan campuran, variasi, mutasi dan nuansanya."

Page 3: Interpersonal Skill sesi 6

Penjabaran emosi seringkali muncul dalam berbagai bentuk. Antara lain, marah, ketakutan, perasaan senang, cinta, kesedihan, kenikmatan, keterkejutan, kejengkelan, dan malu.

Emosi tersebut tidak statis tetapi berkembang sejalan dengan perkembangan usia seseorang. Semakin dewasa emosi yang dimiliki akan semakin matang. Namun, kedewasaan emosi juga bisa berkembang sebagai hasil interaksi dengan lingkungan, baik interaksi tersebut disengaja oleh fihak lain ataupun tidak.

Page 4: Interpersonal Skill sesi 6

Penelitian mutakhir sistem kerja otak sebagaimana diuraikan oleh Caineand Caine (1991) dalam bukunya Making connection: Teaching and human brain, menunjukkan bukti yang berbeda. Intelegensi ternyata bersifat dinamis dan dapat berkembang. Lebih daripada itu, intelegensi tidak hanya berkaitan dengan aspek cognitive semata, tetapi berkaitan pula dengan emosi, sehingga disebut dengan Emotion Intellegence yang disingkat EQ (sebagai pelengkap IQ).

Bukti-bukti menunjukan bahwa dalam keberhasilan pendidikan seseorang peranan IQ hanya sekitar 20 %. Sisanya 80 % sebagian besar ditentukan oleh EQ dan faktor kedewasaan sosial.

Page 5: Interpersonal Skill sesi 6

EQ adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan aspek-aspek psikologis dalam diri sendiri yang mencakup a) amarah, b) kesedihan, c) rasa takut, d) kenikmatan, e) cinta, f) terkejut, g) jengkel, dan, h) malu.

EQ merupakan kemampuan untuk mengendalikan, mengorganisir dan mempergunakan emosi ke arah kegiatan yang mendatangkan hasil optimal. Dengan emosi yang dikendalikan akan merupakan dasar bagi otak untuk dapat berfungsi dengan baik.

Kemampuan mengendalikan aspek psikologis diperlukan agar EQ ini bisa bekerja secara harmonis dengan IQ. Singkat kata, kalau EQ baik otak akan dapat bekerja dengan baik pula.

Page 6: Interpersonal Skill sesi 6

Emosi memberikan respon terhadap stimulus yang diterima secara sangat cepat, begitu cepatnya sehingga otak belum sempat bereaksi.

Ketidakmampuan mengendalikan aspek-aspek psikologis tersebut (atau EQ di atas) menyebabkan perilaku seseorang tidak didasarkan oleh otak tetapi oleh emosi.

Oleh karenanya, kemampuan mengendalikan aspek psikologis atau EQ ini perlu dilatih dan dikembangkan untuk menghasilkan respon-respon yang baik dan tepat.

Page 7: Interpersonal Skill sesi 6

Pemahaman adalah merupakan hasil interaksi siswa dengan informasi dalam situasi spesifik.

Keahlian memerlukan pengalaman yang banyak dan analitik.

Ingatan dan penggunaan apa yang diingat tersebut membutuhkan proses informasi yang mendalam yang ditentukan oleh kebermaknaan informasi tersebut.

Intelegensi tidak hanya memiliki aspek cognitive (berwajah cognitive atau didominasi oleh aspek cognitive) tetapi memiliki multi aspek (banyak wajah). Howard Gardner, ahli psikologi Cognitive dari Harvard University, telah mengembangkan teori multiple abilities, talents, and skills. Teori lama yang hanya menekankan pendidikan pada dua kemampuan: verbal-linguistics dan logical-mathematical, sudah ketinggalan zaman.

Page 8: Interpersonal Skill sesi 6

Upaya Institusi Pendidikan untuk mengembangkan kemampuan siswa mengendalikan emosi didasarkan pada tiga hal:

Pertama, kampus harus mampu menciptakan rasa aman bagi para siswa:1. Atmosfir kelas yang demokratis 2. Pendidik memahami kondisi siswa.

Kedua, kampus harus mampu menciptakan self-efficiency pada diri siswa, yakni rasa bahwa ia memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas kuliah.

Ketiga, kampus harus dapat membantu siswa dalam menyalurkan emosi lewat kegiatan yang positif dan konstruktif.

Page 9: Interpersonal Skill sesi 6

Langkah yang dapat dilakukan, antara lain: 

Pendidik harus menghindari dari menyalahkan siswa. Untuk mengatakan bahwa siswa salah harus diusahakan sedemikian rupa sehingga tidak membikin siswa malu.

Pendidik menghindarkan diri dari perilaku mengejek siswa yang dapat merendahkan mental yang bersangkutan.

Pendidik lebih banyak mempersilakan siswa secara sukarela (voluntir) menjawab pertanyaan atau soal. Kalau menunjuk siswa, guru perlu menghindarkan diri dari menyuruh siswa untuk menjawab pertanyaan atau soal, yang guru sendiri sudah memiliki pandangan bahwa siswa tersebut tidak akan bisa menjawab.

Sekolah harus memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengekspresikan emosinya daripada membendung dan menumpas emosi siswa. Olah raga dan kegiatan kesenian merupakan saluran yang paling baik untuk menyalurkan emosi siswa.

Pendidik harus bersedia dikritik oleh siswa tanpa menunjukkan rasa marah atau jengkel. Siswa akan memiliki kemampuan untuk mengendalikan emosi apabila para pendidik terlebih dahulu memiliki hal yang sama.

Page 10: Interpersonal Skill sesi 6