INTERNASIONAL SABTU, 26 NOVEMBER 2011 fileAP/TAHSIN BAKR Potensi eskalasi ... kriteria yang...

1
10 SABTU, 26 NOVEMBER 2011 I NTER NASIONAL Australia Bebaskan 27 Pencari Suaka Militer Mesir Menolak Mundur HERYADI D EWAN Agung Mi- liter (SCAF) selaku penguasa Mesir menolak tuntutan para demonstran untuk meng- undurkan diri. Sebaliknya, SCAF berkeras akan tetap menggelar pemilihan umum pada Senin (28/11) lusa dan mengangkat perdana menteri baru untuk menggantikan Perdana Menteri Essam Sharaf yang telah mengundurkan diri. “Kami tidak akan menyerah- kan kekuasaan karena teriakan- teriakan kerumunan orang. Berkuasa bukan suatu berkah. Akan tetapi kutukan. Ini tang- gung jawab yang sangat berat,” kata Mayor Jenderal Mukhtar el-Malla. Dia menyatakan para peng- unjuk rasa yang kini memenuhi Lapangan Tahrir tidak me- wakili seluruh rakyat Mesir. Kendati demikian, El-Malla menyatakan tetap menghor- mati pandangan-pandangan mereka. Surat kabar pemerintah, Al Ahram, menyebutkan militer telah mengangkat politisi ve- teran untuk membentuk pe- merintahan sementara. Menu- rut harian itu, mantan perdana menteri era Mubarak pada 1990-an, Kamal Ganzouri, se- cara prinsip telah setuju untuk memimpin pemerintahan baru. Surat kabar itu juga menga- takan Ganzouri telah bertemu dengan pemimpin SCAF Field Marshal Mohamed Hussein Tantawi untuk membahas pe- ngangkatan dirinya. Rencana pengangkatan Gan- zouri dikecam para aktivis. “Ganzouri tidak cocok untuk periode transisi yang membu- tuhkan pemimpin muda, bu- kan kakek-kakek,” kata seorang mahasiswa, Maha Abdullah. “Mengangkat Ganzouri adalah krisis bagi revolusi. Kami harus tetap di Tahrir,” timpal seorang pengunjuk rasa. Sementara itu, situasi di Lapangan Tahrir mulai te- nang setelah lima hari menjadi ajang bentrokan sengit antara pengunjuk rasa dan polisi anti- huru-hara. Para pengunjuk rasa dan polisi bersedia menghenti- kan bentrokan setelah dibujuk oleh para ulama. Pada saat bersamaan, ten- tara membangun barikade kawat berduri untuk memisah- kan demonstran dan polisi di jalan-jalan yang menjadi ajang bentrokan dari Tahrir menuju kantor Kementerian Dalam Negeri. Pengunjuk rasa membentuk pagar betis di jalan-jalan terse- but untuk mencegah adanya pihak-pihak yang melang- gar kesepakatan. Kesepakatan diberlakukan mulai pukul 06.00 waktu setempat hingga tengah malam, kemarin. Namun, dengan penolakan militer untuk mundur, potensi eskalasi kerusuhan diduga akan meningkat. Para aktivis telah mengumumkan akan me- ningkatkan tekanan terhadap militer. Mereka mengancam menggelar demonstrasi besar- besaran untuk memperingati sepekan aksi tersebut. Ribuan warga Mesir berun- juk rasa sejak Sabtu (19/11) untuk menuntut pengunduran diri Tantawi. Hingga kemarin, rangkaian unjuk rasa tersebut menewaskan sedikitnya 41 orang. (Reuters/AP/I-5) [email protected] TODONG WARGA: Polisi antihuru-hara menodongkan senapan ke arah warga di dekat Lapangan Tahrir, Kairo, Mesir, Minggu (20/11). Potensi eskalasi kerusuhan di Mesir kian meningkat setelah militer tegas menyatakan tidak ingin mundur dari kekuasaan. AP/TAHSIN BAKR Potensi eskalasi kerusuhan diduga akan meningkat. Para aktivis telah mengumumkan akan meningkatkan tekanan terhadap militer. AUSTRALIA mulai membe- baskan para pencari suaka yang ditahan di pusat tahan- an imigrasi. Keputusan itu terkait perubahan kebijakan keamanan perbatasan dari pengadilan tinggi dan kega- galan kesepakatan pertukaran pengungsi dengan Malaysia. Menteri Imigrasi Australia Chris Bowen mengatakan 27 pria berasal dari Afghanistan dan Sri Lanka, yang masuk dengan menggunakan perahu, telah dibebaskan dari tahanan, kemarin. Dengan mendapat visa peng hubung, para pencari suaka itu akan diperlakukan sebagai pengungsi. Rencana- nya 100 pencari suaka lainnya akan dibebaskan pada bulan ini. Mereka akan mendapat visa yang sama dan dipindah- kan ke tengah masyarakat. “Ini masih berlangsung. Proses dilakukan untuk meng- atur transisi yang teratur ke masyarakat dan hanya orang- orang tepat yang akan dibe- baskan,” jelas Bowen. Saat ini ada sekitar 3.800 pencari suaka yang berada da- lam pusat penahanan imigrasi Australia. Menurut Bowen, kriteria yang digunakan untuk mendapat pembebasan ialah pencari suaka telah ditahan lama, berkelakuan baik, dan mampu bermasyarakat. Persoalan pencari suaka merupakan masalah politik hangat yang diperbincangkan di Australia. Data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menun- jukkan Australia menempati rangking 46 dari daftar negara yang menjadi tujuan dari pen- cari suaka dan pengungsi. Mereka memilih memasuki Australia dengan alasan per- timbangan keamanan per- batasan. Tak mengherankan, sekitar 100 perahu dengan lebih dari 5.000 orang asing masuk ke ‘Negeri Kanguru’. Namun sejak tahun lalu, Perdana Menteri Australia mengambil kebijakan keras. Sebagian besar pencari suaka dan pengungsi yang masuk ke negaranya dimasukkan ke pusat tahanan imigrasi. Pengawas hak asasi manusia PBB pun mengkritik kebijakan Australia yang kurang ma- nusiawi dalam memperlaku- kan para pencari suaka dan pengungsi. Dengan menahan mereka, Australia mendapat penilaian kurang bagus terkait hak asasi manusia. Sementara itu, kemarin, juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Michael Tene, menerangkan tidak ada pencari suaka dari Indonesia yang ditahan di Australia. Menurut Tene, warga nega- ra Indonesia yang ditahan di Australia ialah mereka yang bekerja sebagai anak buah ka- pal (ABK). Mereka ditangkap karena bekerja sebagai ABK pada perahu yang membawa para pencari suaka dari negara lain ke Australia. “Untuk hal ini, Australia ada hukumnya, yakni tentang penyelundupan orang. Tapi mereka yang ber- usia di bawah umur sudah dibebaskan dan tidak dipen- jara.” (Reuters/AP/*/I-3) MANTAN Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo dinyatakan cukup sehat oleh dokter untuk meninggalkan rumah sakit dan menjalani rawat jalan. “Kondisi medis Arroyo meningkat secara signikan kecuali keluhan nyeri pada lutut kiri, melemahnya fungsi kedua kaki, dan leher,” de- mikian pernyataan laporan Kepala Bagian Medis Kepoli- sian Nasional Filipina Ka- wasan Ibu Kota Hermenegilda Salanga seperti dikutip harian Inquirer. Pengacara Arroyo, Jose Flaminiano, mengatakan pihaknya menolak penahan- an kliennya seusai dirawat di rumah sakit dan meminta pengadilan mengabulkan permintaan Arroyo agar dia menjalani tahanan rumah. Ia mengatakan kliennya akan tetap tinggal di rumah sakit swasta hingga pengadil- an mengeluarkan keputusan soal tahanan rumah. Saat menanggapi hal itu, Komisi Pemilihan Umum meminta waktu tiga hari un- tuk menanggapi permintaan tahanan rumah terhadap Ar- royo. Pengganti Arroyo, Presi- den Benigno Aquino III, me- ngatakan pemerintah tidak keberatan Arroyo menjalani tahanan rumah. Tak hanya itu, Presiden Aquino pun meminta agar Arroyo diperlakukan dengan baik. Dalam perkembangan lain, Mahkamah Agung Filipina memerintahkan perkebunan tebu seluas 4.500 hektare yang dimiliki keluarga besar Presiden Benigno Aquino III harus diserahkan kepada 6.296 petani sesuai dengan program reformasi pertanahan yang memberi kesempatan pekerja mendapatkan saham per- usahaan perkebunan. Mahkamah Agung me- ngatakan kebijakan reformasi pertanahan oleh pemerintah bertujuan menyerahkan kon- trol atas lahan perkebunan ke- pada petani. “Kami menyadari bahwa para petani tidak akan memiliki kontrol selama lahan pertanian masih dikuasai para pemegang saham.” Pengadilan juga memerin- tahkan perusahaan perkebun- an, Luisita Hacienda Inc, un- tuk membayar petani hingga 1,3 miliar peso (US$30 juta) dari penjualan lahan perke- bunan di masa lalu, termasuk yang telah berubah menjadi perumahan dan jalan raya modern. (*/AP/I-5) Arroyo Minta Jalani Tahanan Rumah PROTES ARROYO: Seorang demonstran memegang selembar poster yang menyerukan hukuman penjara bagi mantan Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo. Setelah kondisi kesehatannya berangsur pulih, Arroyo amat mungkin mendekam di sel tahanan. AP/PAT ROQUE Ganzouri tidak cocok untuk periode transisi yang membutuhkan pemimpin muda, bukan kakek- kakek.” Maha Abdullah Mahasiswa Mesir

Transcript of INTERNASIONAL SABTU, 26 NOVEMBER 2011 fileAP/TAHSIN BAKR Potensi eskalasi ... kriteria yang...

10 SABTU, 26 NOVEMBER 2011INTERNASIONAL Australia Bebaskan27 Pencari Suaka

Militer Mesir Menolak MundurHERYADI

DEWAN Agung Mi-liter (SCAF) selaku penguasa Mesir menolak tuntutan

para demonstran untuk meng-undurkan diri. Sebaliknya, SCAF berkeras akan tetap menggelar pemilihan umum pada Senin (28/11) lusa dan mengangkat perdana menteri baru untuk menggantikan Perdana Menteri Essam Sharaf yang telah mengundurkan diri.

“Kami tidak akan menyerah-kan kekuasaan karena teriakan-teriakan kerumunan orang. Berkuasa bukan suatu berkah. Akan tetapi kutukan. Ini tang-gung jawab yang sangat berat,” kata Mayor Jenderal Mukhtar el-Malla.

Dia menyatakan para peng-unjuk rasa yang kini memenuhi Lapangan Tahrir tidak me-wakili seluruh rakyat Mesir. Kendati demikian, El-Malla

menyatakan tetap menghor-mati pandangan-pandangan mereka.

Surat kabar pemerintah, Al Ahram, menyebutkan militer telah mengangkat politisi ve-teran untuk membentuk pe-merintahan sementara. Menu-rut harian itu, mantan perdana menteri era Mubarak pada 1990-an, Kamal Ganzouri, se-cara prinsip telah setuju untuk memimpin pemerintahan baru. Surat kabar itu juga menga-takan Ganzouri telah bertemu dengan pemimpin SCAF Field Marshal Mohamed Hussein Tantawi untuk membahas pe-ngangkatan dirinya.

Rencana pengangkatan Gan-zouri dikecam para aktivis. “Ganzouri tidak cocok untuk periode transisi yang membu-tuhkan pemimpin muda, bu-kan kakek-kakek,” kata seorang mahasiswa, Maha Abdullah. “Mengangkat Ganzouri adalah krisis bagi revolusi. Kami harus tetap di Tahrir,” timpal seorang

pengunjuk rasa.Sementara itu, situasi di

Lapangan Tahrir mulai te-nang setelah lima hari menjadi ajang bentrokan sengit antara pengunjuk rasa dan polisi anti-huru-hara. Para pengunjuk rasa dan polisi bersedia menghenti-kan bentrokan setelah dibujuk oleh para ulama.

Pada saat bersamaan, ten-tara membangun barikade ka wat berduri untuk memisah-kan demonstran dan polisi di jalan-jalan yang menjadi ajang bentrokan dari Tahrir menuju

kantor Kementerian Dalam Negeri.

Pengunjuk rasa membentuk pagar betis di jalan-jalan terse-but untuk mencegah adanya pihak-pihak yang melang-gar kesepakatan. Kesepakatan diberlakukan mulai pukul 06.00 waktu setempat hingga tengah malam, kemarin.

Namun, dengan penolakan militer untuk mundur, potensi eskalasi kerusuhan diduga akan meningkat. Para aktivis telah mengumumkan akan me-ning katkan tekanan terhadap militer. Mereka mengancam menggelar demonstrasi besar-besaran untuk memperingati sepekan aksi tersebut.

Ribuan warga Mesir berun-juk rasa sejak Sabtu (19/11) untuk menuntut pengunduran diri Tantawi. Hingga kemarin, rangkaian unjuk rasa tersebut menewaskan sedikitnya 41 orang. (Reuters/AP/I-5)

[email protected]

TODONG WARGA: Polisi antihuru-hara menodongkan senapan ke arah warga di dekat Lapangan Tahrir, Kairo, Mesir, Minggu (20/11). Potensi eskalasi kerusuhan di Mesir kian meningkat setelah militer tegas menyatakan tidak ingin mundur dari kekuasaan.

AP/TAHSIN BAKR

Potensi eskalasi kerusuhan diduga akan meningkat. Para aktivis telah mengumumkan akan meningkatkan tekanan terhadap militer.

AUSTRALIA mulai membe-baskan para pencari suaka yang ditahan di pusat tahan-an imigrasi. Keputusan itu terkait perubahan kebijakan keamanan perbatasan dari pengadilan tinggi dan kega-galan kesepakatan pertukaran pengungsi dengan Malaysia.

Menteri Imigrasi Australia Chris Bowen mengatakan 27 pria berasal dari Afghanistan dan Sri Lanka, yang masuk dengan menggunakan perahu, telah dibebaskan dari tahanan, kemarin.

Dengan mendapat visa peng hubung, para pencari suaka itu akan diperlakukan sebagai pengungsi. Rencana-nya 100 pencari suaka lainnya akan dibebaskan pada bulan ini. Mereka akan mendapat visa yang sama dan dipindah-kan ke tengah masyarakat.

“Ini masih berlangsung. Proses dilakukan untuk meng-atur transisi yang teratur ke masyarakat dan hanya orang-orang tepat yang akan dibe-baskan,” jelas Bowen.

Saat ini ada sekitar 3.800 pencari suaka yang berada da-lam pusat penahanan imigrasi Australia. Menurut Bowen, kriteria yang digunakan untuk mendapat pembebasan ialah pencari suaka telah ditahan lama, berkelakuan baik, dan mampu bermasyarakat.

Persoalan pencari suaka merupakan masalah politik hangat yang diperbincangkan di Australia. Data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menun-jukkan Australia menempati rangking 46 dari daftar negara yang menjadi tujuan dari pen-cari suaka dan pengungsi.

Mereka memilih memasuki Australia dengan alasan per-timbangan keamanan per-batasan. Tak mengherankan, sekitar 100 perahu dengan lebih dari 5.000 orang asing masuk ke ‘Negeri Kanguru’.

Namun sejak tahun lalu, Perdana Menteri Australia mengambil kebijakan keras. Sebagian besar pencari suaka dan pengungsi yang masuk ke negaranya dimasukkan ke

pusat tahanan imigrasi. Pengawas hak asasi manusia

PBB pun mengkritik kebijakan Australia yang kurang ma-nusiawi dalam memperlaku-kan para pencari suaka dan pengungsi. Dengan menahan mereka, Australia mendapat penilaian kurang bagus terkait hak asasi manusia.

Sementara itu, kemarin, juru bicara Kementerian Luar Ne geri Indonesia, Michael Tene, menerangkan tidak ada pencari suaka dari Indonesia yang ditahan di Australia.

Menurut Tene, warga nega-ra Indonesia yang ditahan di Australia ialah mereka yang bekerja sebagai anak buah ka-pal (ABK). Mereka ditangkap karena bekerja sebagai ABK pada perahu yang membawa para pencari suaka dari negara lain ke Australia. “Untuk hal ini, Australia ada hukumnya, yakni tentang penyelundupan orang. Tapi mereka yang ber-usia di bawah umur sudah dibebaskan dan tidak dipen-jara.” (Reuters/AP/*/I-3)

MANTAN Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo dinyatakan cukup sehat oleh dokter untuk meninggalkan rumah sakit dan menjalani rawat jalan.

“Kondisi medis Arroyo meningkat secara signifi kan kecuali keluhan nyeri pada lutut kiri, melemahnya fungsi kedua kaki, dan leher,” de-mikian pernyataan laporan Kepala Bagian Medis Kepoli-sian Nasional Filipina Ka-wasan Ibu Kota Hermenegilda Salanga seperti dikutip harian Inquirer.

Pengacara Arroyo, Jose Flaminiano, mengatakan pihaknya menolak penahan-an kliennya seusai dirawat di rumah sakit dan meminta pengadilan mengabulkan permintaan Arroyo agar dia menjalani tahanan rumah.

Ia mengatakan kliennya akan tetap tinggal di rumah sakit swasta hingga pengadil-an mengeluarkan keputusan soal tahanan rumah.

Saat menanggapi hal itu, Komisi Pemilihan Umum meminta waktu tiga hari un-tuk menanggapi permintaan tahanan rumah terhadap Ar-royo.

Pengganti Arroyo, Presi-den Benigno Aquino III, me-ngatakan pemerintah tidak keberatan Arroyo menjalani tahanan rumah. Tak hanya itu, Presiden Aquino pun meminta

agar Arroyo diperlakukan dengan baik.

Dalam perkembangan lain, Mahkamah Agung Filipina memerintahkan perkebunan tebu seluas 4.500 hektare yang dimiliki keluarga besar Presiden Benigno Aquino III harus diserahkan kepada 6.296 petani sesuai dengan program reformasi pertanahan yang memberi kesempatan pekerja mendapatkan saham per-usaha an perkebunan.

Mahkamah Agung me-ngatakan kebijakan reformasi pertanahan oleh pemerintah

bertujuan menyerahkan kon-trol atas lahan perkebunan ke-pada petani. “Kami menyadari bahwa para petani tidak akan memiliki kontrol selama lahan pertanian masih dikuasai para pemegang saham.”

Pengadilan juga memerin-tahkan perusahaan perkebun-an, Luisita Hacienda Inc, un-tuk membayar petani hingga 1,3 miliar peso (US$30 juta) dari penjualan lahan perke-bunan di masa lalu, termasuk yang telah berubah menjadi perumahan dan jalan raya modern. (*/AP/I-5)

Arroyo Minta Jalani Tahanan Rumah

PROTES ARROYO: Seorang demonstran memegang selembar poster yang menyerukan hukuman penjara bagi mantan Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo. Setelah kondisi kesehatannya berangsur pulih, Arroyo amat mungkin mendekam di sel tahanan.

AP/PAT ROQUE

Ganzouri tidak cocok untuk

periode transisi yang membutuhkan pemimpin muda, bukan kakek-kakek.”

Maha AbdullahMahasiswa Mesir