Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

123
Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia Negara Kecamatan Sitalasari Kota Pematangsiantar SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Ilmu Sosial Dalam Bidang Antropologi OLEH Dini Pratiwi Lubis 150905061 DEPARTEMEN ANTROPOLOGI SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2019 Universitas Sumatera Utara

Transcript of Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

Page 1: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan

Setia Negara Kecamatan Sitalasari

Kota Pematangsiantar

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar

Sarjana Ilmu Sosial Dalam Bidang Antropologi

OLEH

Dini Pratiwi Lubis

150905061

DEPARTEMEN ANTROPOLOGI SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2019

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

i

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

ii

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

i

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PERNYATAAN ORIGINALITAS

Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan

Setia Negara Kecamatan Sitalasari

Kota Pematangsiantar

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang penulis

nyatakan disini, penulis bersedia diproses secara hukum dan siap menanggalkan

gelar kesarjanaan saya.

Medan, Oktober 2019

Penulis

Dini Pratiwi Lubis

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

ii

ABSTRAK

Dini Pratiwi Lubis, 150905061, 2019, Interaksi Sosial Antar Umat

Beragama di Kelurahan Setia Negara Kecamatan Sitalasari Kota

Pematangsiantar. Skripsi ini terdiri dari 5 bab, 107 halaman, 25 foto, 2

gambar, 5 tabel dan daftar pustaka.

Skripsi ini mendeskripsikan bagaimana bentuk-bentuk interaksi antar umat

beragama yang terjadi di Kelurahan Setia Negara Kota Pematangsiantar, dan

faktor-faktor apa saja yang mendukung terjadinya interaksi antar umat beragama

antara masyarakat Islam dan Kristen di Kelurahan Setia Negara Kota

Pematangsiantar.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dimana

pengumpulan datanya penulis menggunakan teknik observasi partisipasi dan

wawancara mendalam dengan menggunakan interview guide.Adapun pihak yang

diwawancarai oleh penulis yakni kepala lingkungan, lurah, tokoh adat, tokoh

agama baik itu agama Islam maupun Kristen serta masyarakat yang merupakan

aktor dalam penelitian ini.Semua itu tidak mudah dilakukan dengan mudah tanpa

adanya membangun terlebih dahulu hubungan baik (rapport) kepada seluruh

informan yang diwawancarai oleh penulis.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi sosial antar umat

beragama di Kelurahan Setia Negara ini sangat harmonis.Hal tersebut dapat

dilihat dari beberapa aktivitas yang melibatkan kedua agama tersebut yaitu adanya

acara pernikahan, kematian, gotong royong, dan musyawarah. Dalam aktivitas

tersebut mereka saling membantu satu sama lain, baik itu bantuan fisik maupun

materi. Kemudian dari aktivitas keagamaan dapat dilihat melalui acara Hari Raya

Idul Fitri yang diselenggarakan oleh agama Islam dan Natal yang diselenggarakan

oleh agama Kristen.Hal ini ditandai dengan adanya sikap toleransi yang sangat

tinggi dan saling mendukung dalam hal religi, budaya, dan adat istiadat.Selain itu

sikap toleransi yang dimiliki oleh setiap pemeluk agama dapat menghindari

munculnya konflik yang mengatas namakan agama.Memiliki kesadaran diri dalam

hidup beragama adalah kunci utama terwujudnya kerukunan.

Kata-Kata Kunci : Interaksi Sosial, Kerja Sama, Konflik

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

iii

UCAPAN TERIMAKASIH

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT atas kehendak dan ridha-

Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Interaksi Antar Umat

Beragama di Kelurahan Setia Negara Kecamatan Sitalasari Kota

Pematangsiantar”.Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana dalam bidang Antropologi Sosial pada Departemen

Antropologi Sosial di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera

Utara.

Penulis sadari skripsi ini tidak akan selesai tanpa doa, saran, bimbingan,

bantuan, dan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena

itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada kedua orang

tua yang penulis sayangi Ayahanda Hasnul Arifin Lubis dan Ibunda Almh. Lukita

Sriwahyuni, khususnya untuk ayahanda yang tidak pernah lelah memberikan

perhatian, dukungan dan kasih sayangnya selama penulis mengerjakan skripsi ini,

dan untuk Ibunda walaupun tidak mengikuti proses penulis membuat skripsi,

penulis mengucapkan terimakasih banyak atas kasih sayang yang diberikan

semasa hidup hingga akhir hayatnya, dan penulis juga mau mengucapkan

terimakasih kepada Kakek dan Nenek penulis yang berada di lokasi penelitian

karena sudah membantu kebutuhan penulis selama disana, serta keluarga besar

penulis yang sudah terlibat dalam proses pembuatan skripsi ini, dan juga untuk

adek-adek sepupu penulis yang juga telah membantu penulis mengurus keperluan

skripsi yaitu Allifiyani Tamimi dan Sabila Haura Lubis. Penulis mengucapkan

terimakasih karena selama ini sudah bersedia meluangkan waktunya untuk

membantu penulis dan juga memberi saran untuk menyempurnakan skripsi ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

iv

Dalam kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya dan tulus kepada Bapak Prof. Dr. R. Hamdani Harahap, M.Si

selaku Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen Pembimbing Skripsi penulis,

dan untuk Bapak Abdullah Akhyar Nasution, S.Sos yang telah membimbing

penulis dengan penuh kesabaran dan memberi arahan yang sangat luar biasa

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih juga kepada Bapak

Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.si selaku Dekan FISIP USU, dan penulis

mengucapkan terimakasih juga kepada Bapak Dr. Fikarwin Zuska, M.Ant, selaku

Ketua Departemen Antropologi Sosial FISIP USU, untuk semua Dosen-Dosen

Antropologi Sosial beserta Staf-Staf Administrasi Departemen Antropologi

Sosial, Staf Pegawai FISIP USU, dan Pegawai Perpustakaan USU.

Tidak lupa juga pada kesempatan ini secara pribadi penulis juga

mengucapkan terimakasih banyak untuk bapak, ibu, abang, adek, kakak, dan

semua masyarakat di Pematang Siantar khususnya Kelurahan Setia Negara yang

sudah memberikan informasi-informasi yang sangat penting bagi penulis, serta

telah mengajari penulis betapa pentingnya memiliki sikap toleransi baik sesama

agama maupun berbeda agama. Kepada Bapak Irfan, SE selaku lurah di

Kelurahan Setia Negara dan tokoh-tokoh masyarakat yang telah memberi bantuan

selama penulis melakukan penelitian, semoga semua kebaikannya dibalas oleh

Allah SWT.

Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk

sahabat-sahabat penulis yang dari awal masuk kuliah sampai sekarang sibuk

dengan skripsi masing-masing yang sudah mau mendengarkan keluh kesah

penulis dalam mengerjakan skripsi ini serta memberi dukungan dan semangat

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

v

yang sangat besar untuk penulis yaitu : Tasya Safhira, Siti Zuhairani, Tri

Handayani, Putri Indah Sari, Mutiara Giovani, Evie Ayu Siregar, Siti Rusmianti

Sikumbang dan Olivia Anastasia Sembiring, dan semua Kerabat Antropologi

Sosial Stambuk 2015, terimakasih sudah menjadi rumah kedua bagi penulis yang

sudah membantu penulis di lokasi penelitian maupun di masa perkuliahan dengan

sangat menyenangkan, tanpa kalian penulis tidak bisa seperti ini.

Serta masih banyak pihak yang tidak bisa saya tuliskan satu persatu dalam

proses pembuatan skripsi. Kiranya Allah SWT senantiasa membalas segala

kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak kepada penulis.Akhir kata

penulis menyadari masih banyaknya kekurangan dan keterbatasan penulis dalam

penulisan skripsi ini karena masih terdapat kekurangan dan kelemahan.Oleh

karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak guna penyempurnaan hasil

penelitian ini sangat penulis harapkan.Semoga tulisan ini berguna bagi pihak-

pihak yang memerlukan dan menjadikannya lebih baik lagi bagi pengembangan

Ilmu Antropologi Sosial.

Medan, Oktober 2019

Penulis

Dini Pratiwi Lubis

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

vi

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Dini Pratiwi Lubis lahir di Medan pada

tanggal 13 Maret 1998, anak semata wayang

dari pasangan Hasnul Arifin Lubis dan

Almh. Lukita Sriwahyuni. Penulis telah

menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di

SD Kemala Bhayangkari-1 Medan pada

tahun 2009, dan melanjutkan Sekolah

Menengah Pertama di SMP Negeri 2 Medan

dari tahun 2009-2012, dan pada tahun 2012-

2015 melanjutkan Sekolah Menengah Atas

di SMA Negeri 2 Medan. Kemudian pada

tahun 2015 penulis melanjutkan pendidikan

ke perguruan tinggi di Universitas Sumatera

Utara dengan mengambil jurusan Antropologi Sosial yang berada di Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik. Alamat email yang bisa dihubungi [email protected]

Selama perkuliahan penulis pernah mengikuti beberapa kegiatan antara

lain :

1. Tahun 2015, terdaftar sebagai Mahasiswa Antropologi Sosial FISIP

USU.

2. Mengikuti kegiatan penyambutan mahasiswa baru pada bulan Agustus

2015 di FISIP USU.

3. Sebagai peserta inisiasi dalam kegiatan penerimaan mahasiswa baru

antropologi pada tahun 2015 di Sibolangit.

4. Sebagai peserta Training Of Pasilitator (TOF) mata kuliah

pengembangan masyarakat pada tahun 2016.

5. Sebagai panitia bayangan inisiasi dalam kegiatan penerimaan

mahasiswa baru antropologi pada tahun 2016 di Kampus FISIP USU.

6. Sebagai peserta Orientasi Budaya Lokal di Kalangan Mahasiswa pada

tanggal 04-07 April 2016 di Aceh Singkil.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

vii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan

atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penyusunan

skripsi yang berjudul “Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia

Negara Kecamatan Sitalasari Kota Pematangsiantar” ini dapat diselesaikan guna

memenuhi salah satu persyaratan dalam menjalankan pendidikan pada jurusan

Antropologi Sosial di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera

Utara.

Skripsi ini disusun oleh penulis berdasarkan hasil penelitian melalui

pengamatan dan wawancara di lapangan bersama informan yang menjadi sumber

data skripsi ini.Objek yang menjadi fokus penelitian dalam skripsi ini adalah

masyarakat di Kelurahan Setia Negara.Perjalanan panjang telah penulis lalui

dalam rangka perampungan skripsi ini, banyak hambatan yang dihadapi dalam

penyusunannya, namun berkat kehendak-Nyalah sehingga penulis berhasil

menyelesaikan skripsi ini.

Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat

penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang

telah memberikan moral maupun materi baik langsung maupun tidak langsung

dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

viii

Penulis telah melakukan segala kemampuan, fikiran, tenaga serta waktu

untuk menyelesaikan skripsi ini.Namun penulis menyadari masih banyaknya

kekurangan di dalam skripsi ini.Oleh sebab itu, penulis dengan segala kerendahan

hati meminta maaf kepada pembaca dan diharapkan bisa memberi saran dan kritik

demi kesempurnaan skripsi ini.

Semoga dengan selesainya skripsi ini dapat memberi wawasan baru bagi

para pembaca, dan penulis berharap para pembaca dapat memiliki sikap toleransi

yang tinggi karena hidup jauh lebih baik ketika kita berdamai dalam perbedaan.

Medan, Oktober 2019

Penulis

Dini Pratiwi Lubis

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN PENGESAHAN

PERNYATAAN ORIGINALITAS ...................................................... i

ABSTRAK ............................................................................................. ii

UCAPAN TERIMA KASIH................................................................. iii

RIWAYAT HIDUP PENULIS ............................................................. vi

KATA PENGANTAR ........................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................... x

DAFTAR TABEL.................................................................................. xii

DAFTAR FOTO .................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xv

BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................... 1

1.1.Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

1.2.Tinjauan Pustaka ............................................................................... 8

1.3.Rumusan Masalah ............................................................................. 20

1.4.Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 21

1.5.Metode Penelitian .............................................................................. 22

1.5.1. Studi Dokumen ........................................................................ 24

1.6.Lokasi Penelitian ............................................................................... 25

1.7.Analisis Data ..................................................................................... 25

1.8.Pengalaman Penelitian ...................................................................... 26

BAB II. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .................. 32

2.1. Letak Geografis Kota Pematangsiantar ............................................ 32

2.2. Asal Usul Kelurahan Setia Negara ................................................... 33

2.2.1 Letak Geografis dan Administratif..................................... 34

2.3. Kondisi Demografi ........................................................................... 43

2.4. Kondisi Perekonomian ..................................................................... 47

2.5. Kondisi Pendidikan .......................................................................... 50

2.6. Sarana dan Prasarana........................................................................ 51

2.6.1 Sarana Transportasi ............................................................ 52

2.6.2 Sarana Peribadatan ............................................................. 53

2.6.3 Sarana Kesehatan ............................................................... 54

2.6.4 Prasarana Olahraga............................................................. 55

2.6.5 Sarana Pendidikan .............................................................. 55

BAB III. INTERAKSI SOSIAL ANTAR UMAT BERAGAMA...... 57

3.1. Pengertian Interaksi Sosial Menurut Masyarakat

diKelurahan Setia Negara ................................................................ 57

3.2. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di

Kelurahan Setia Negara.................................................................... 60

3.2.1 Bentuk-Bentuk Kerja Sama Antar Umat Beragama

di Kelurahan Setia Negara ................................................. 62

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

x

3.2.2 Bentuk-Bentuk Kerja Sama Antara Sesama Agama

di Kelurahan Setia Negara ................................................. 70

3.2.3 Bentuk-Bentuk Persaingan Yang Terdapat

di Setia Negara ................................................................... 76

3.2.4 Bentuk-Bentuk Konflik Yang Terdapat di

Kelurahan Setia Negara..................................................... 77

3.2.5 Bentuk-Bentuk Akomodasi Yang Terdapat di

Kelurahan Setia Negara..................................................... 91

BAB IV. FAKTOR-FAKTOR YANG MENDUKUNG

TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL ANTAR

UMAT BERAGAMA ............................................................ 92

4.1 Faktor-Faktor Yang Mendukung Interaksi Sosial di

Kelurahan Setia Negara..................................................................... 92

4.2 Faktor-Faktor Pendukung Menurut Bentuk-Bentuk Interaksi

Sosial di Kelurahan Setia Negara ...................................................... 98

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 99

5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 99

5.2 Saran .................................................................................................. 100

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 102

LAMPIRAN ........................................................................................... 105

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin.................. .43

Tabel 2.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa ................... .44

Tabel 2.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama ............................. .45

Tabel 2.4 Kondisi Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Setia Negara ..... .47

Tabel 2.5 Kondisi Pendidikan Masyarakat di Kelurahan Setia Negara .. .51

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

xii

DAFTAR FOTO

Foto 1.Situasi Pemukiman di Kelurahan Setia Negara ........................... 37

Foto 2.Kondisi Sawah di Kelurahan Setia Negara .................................. 38

Foto 3.Jenis-Jenis Tanaman di Kelurahan Setia Negara ......................... 39

Foto 4.Kondisi Kuburan di Kelurahan Setia Negara .............................. 40

Foto 5.Kantor di Kelurahan Setia Negara ............................................... 41

Foto 6.Ruang Terbuka di Kelurahan Setia Negara ................................. 42

Foto 7.Situasi Pasar Pagi di Kelurahan Setia Negara. ............................ 48

Foto 8.Tempat Masyarakat Membeli Kebutuhan Sehari-hari. ................ 49

Foto 9.Berbagai Macam Dagangan yang dijual di Pasar Pagi ................ 50

Foto 10.Kendaraan Umum Untuk Menuju Kelurahan Setia Negara ...... 53

Foto 11.Kondisi Rumah Ibadah di Kelurahan Setia Negara. .................. 54

Foto 12.Puskesmas Raya ......................................................................... 54

Foto 13.Lapangan Bola Kawasan Rindam I/BB ..................................... 55

Foto 14.Beberapa Sekolah yang ada di Kelurahan Setia Negara ............ 56

Foto 15. Masyarakat yang beragama Islam mengikuti acara

Pemberkatan di Gereja ............................................................................ 64

Foto 16. Masyarakat yang beragama Kristen ikut hadir dalam acara

pernikahan orang yang Beragama Islam ................................................. 68

Foto 17. Kegiatan Masyarakat Membersihkan Aliran Sungai dan

Perkarangan Rumah ................................................................................ 68

Foto 18. Kegiatan wirit Ibu-Ibu di Kelurahan Setia Negara ................... 71

Foto 19. Kegiatan pemuda-pemudi latihan bermain alat musik

setiap Hari Minggu ................................................................................. 75

Foto 20. Foto bersama Bapak Drs. H. B. Pandiangan,MM

selaku Kepala Lingkungan di Kelurahan Setia Negara........................... 105

Foto 21. Foto Bersama Bapak Hasoloan Margauli Tua Hutabarat

selaku Tokoh Adat dan Bapak Rahmatsyah selaku Tokoh

Agama Islam ........................................................................................... 105

Foto 22. Foto bersama Bapak Irfan SE, selaku Lurah di

Kelurahan Setia Negara........................................................................... 106

Foto 23. Foto bersama Bapak Cenra Adiwin Poppy Napitupulu, SH

selaku Sekretaris Lurah di Kelurahan Setia Negara ................................ 106

Foto 24. Pasar Pagi tempat utama melakukan pengamatan .................... 107

Foto 25. Gapura lokasi Penelitian yang berada di

Kelurahan Setia Negara........................................................................... 107

Universitas Sumatera Utara

Page 16: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Kelurahan Setia Negara ................................................. 35

Gambar 2. Siklus Interaksi Sosial ........................................................... 61

Universitas Sumatera Utara

Page 17: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia dikenal sebagai masyarakat majemuk atau multikultur karena

memiliki berbagai macam suku bangsa, budaya, ras dan agama yang berbeda-beda

dengan latar belakang budaya yang beragam. Oleh karena itu dapat dinyatakan

bahwa bangsa Indonesia hidup dalam masyarakat majemuk yang masyarakatnya

serba ganda dalam kepercayaan keagamaannya, kebudayaannya, perilaku

kehidupan kemasyarakatan, tetapi tetap satu bangsa. Semboyan “Bhineka Tunggal

Ika” menunjukkan ciri keragaman kehidupan bangsa Indonesia, yang

sesungguhnya berarti : justru karena berbeda-beda maka ia satu adanya

(Mattulada,1985).

Kemajemukan agama yang diakui di Indonesia secara umum adalah Islam,

Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu.Semua agama di

Indonesia memiliki pengikutnya masing-masing baik yang mayoritas maupun

minoritas.Di Indonesia agama Islam adalah agama mayoritas masyarakatnya.

Tetapi ada juga di daerah-daerah tertentu terdapat agama lain yang menjadi

mayoritas, contohnya di Pematangsiantar agama Kristen yang menjadi mayoritas.

Kemajemukan masyarakat di Indonesia memiliki sisi positif dan sisi

negatifnya. Kondisi masyarakat yang seperti ini jika berjalan lancar dan harmonis

akan menciptakan integrasi sosial. Jika tidak, terjadilah disintegrasi sosial atau

konflik sosial.Kemajemukan masyarakat Indonesia ditandai oleh berbagai

perbedaan baik horizontal maupun vertikal. Perbedaan secara horizontal meliputi

kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan suku bangsa, bahasa, adat-istiadat, pakaian,

Universitas Sumatera Utara

Page 18: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

2

makanan, dan agama, sedangkan perbedaan yang bersifat vertikal yakni

menyangkut perbedaan-perbedaan lapisan atas dan bawah baik di bidang

kedudukan sosial dan politik, ekonomi, pendidikan, pemukiman, pekerjaan, dan

budaya (Suprobo,2013).

Dari perspektif antropologi hukum, fenomena konflik dapat muncul karena

adanya konflik nilai, konflik norma atau konflik kepentingan antar komunitas

etnis, agama dan golongan dalam masyarakat. Selain itu, konflik yang terjadi juga

dapat disebabkan sebagai akibat dari diskriminasi peraturan dan perlakuan

pemerintah pusat terhadap masyarakat di daerah dengan mengabaikan,

menghapuskan dan melemahkan nilai-nilai dan norma-norma hukum adat

termasuk norma agama dan tradisi-tradisi masyarakat di daerah tersebut melalui

dominasi dan pemberlakuan hukum negara (state law).

Keanekaragaman agama yang ada di Indonesia mempunyai kecenderungan

yang kuat dengan adanya konflik yang membawa suku, agama, ras, dan

antargolongan (SARA). Dengan perbedaan tersebut apabila tidak ditangani

dengan baik maka akan menimbulkan konflik antarumat beragama yang mengatas

namakan agama untuk melakukan tindakan-tindakan yang bersifat radikal.

Beberapa konflik yang terjadi di Indonesia dari dulu hingga sekarang, seperti

konflik identitas kelompok keagamaan di Tolikara Papua yang terjadi karena

adanya persaingan antara Gereja Injili di Indonesia (GIDI) yang mendominasi di

daerah itu dengan kelompok agama yang berbeda. Ketenangan di Tolikara terusik

dengan sebuah tragedi yang menghancurkan kedamaian masyarakat

Tolikara.Pasalnya ditengah pelaksanaan ibadah sholat Idul Fitri adanya

Universitas Sumatera Utara

Page 19: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

3

penyerangan terhadap jamaah dan beberapa tempat di Tolikara yang membuat

banyak kerugian serta korban jiwa.

Tragedi ini diawali dengan adanya pengeluaran surat yang ditanda tangani

oleh BPW Toli GIDI. Isinya adalah melarang umat Islam untuk melaksanakan

Sholat Idul Fitri di Tolikara, serta melarang umat muslim untuk menggunakan

jilbab. Akhirnya Kapolres dan Tokoh masyarakat bernegosiasi, agar sholat boleh

dilaksanakan dengan waktu yang ditentukan, namun massa tetap tidak mau dan

tetap melempari jamaah yang lagi beribadah.

Ada tembakan peringatan, tetapi massa tidak memperdulikannya sehingga

aparat kembali melepaskan tembakan dan 12 orang terluka kemudian mereka

membubarkan diri. Saat bubar ada oknum yang membakar sebuah kios hingga

merambat ke Mushola. Jumlah kios yang terbakar sebanyak 70 unit dan 2 mobil

terbakar api cepat membesar karena ada salah satu kios yang menjual bensin dan

disaat itu tidak adanya mobil pemadam kebakaran. Setelah itu ada amanat

langsung dari presiden untuk membangun kembali kios yang sudah terbakar

sekaligus Mushola di Tolikara. (Budiarsih,2016)

Hal serupa juga terjadi di dalam masyarakat Desa Pulutan Kecamatan

Nogosari Kabupaten Boyolali.Konflik sosial dalam masyarakat ini disebabkan

karena merenggangnya kohesivitas hubungan sosial masyarakat, perbedaan

kepentingan baik pribadi maupun kelompok, perbedaan pendapat, dan perbedaan

ekspresi dalam beribadah.Perbedaan kepentingan individu dan kelompok

masyarakat Desa Pulutan terjadi dalam peristiwa politik dan kegiatan

keagamaan.Dalam politik ditunjukkan dengan keikutsertaan individu maupun

kelompok dalam sosialisasi partai yang didukung sehingga menimbulkan

Universitas Sumatera Utara

Page 20: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

4

gesekkan kepentingan antar kelompok, sedang dalam kegiatan keagamaan terjadi

pada kepentingan pemugaran tempat ibadah dan pelaksanaan ibadah

keseharian.Perbedaan pendapat dipicu oleh pemugaran Masjid Al-Akbar dan

pembangunan Masjid Al-Istiqomah yang menyebabkan berkembangnya konflik di

Desa Pulutan. Perbedaan ekspresi dalam ibadah atau peribadatan terjadi karena

adanya penekanan kepada pihak utara terhadap penyatuan segala peribadatan

seperti Idhul Fitri, Idhul Adha, Zakat Fitrah, dan Ibadah Qurban maupun Sholat

Jum’at, untuk menjadi satu di masjid Al-Akbar.

Bentuk konflik di Dukuh Pulutan berupa konflik pribadi disebabkan

karena unsur persaingan untuk memperkuat kedudukan di masyarakat dan di

pemerintahan desa.Konflik kepentingan politik disebabkan perbedaan pandangan

partai politik yang mengakibatkan benturan antar partai karena dipengaruhi oleh

politisasi uang dan keberpihakan.Sedangkan bentuk konflik ekspresi dalam ibadah

atau peribadatan disebabkan karena penekanan dalam ibadah Sholat Idhul Fitri,

Idhul Adha, dan Sholat Jum’at.Selain itu pelaksanaan Istighosah di Masjid Al-

Istiqomah yang keras semakin memicu konflik.

Solusi bagi dampak konflik dalam peribadatan masing-masing tokoh

agama khususnya mengarahkan masyarakat supaya tidak mencampur adukan

antara kepentingan pribadi maupun kelompok dengan peribadatan, sehingga

dalam melaksanakan ibadah benar-benar tulus karena Allah SWT.Tidak

mendramatisir penyelenggaraan peribadatan untuk kepentingaan pribadi maupun

kelompok, peribadatan dilakukan secara sederhana.Semua pihak harus

menghargai kegiatan di masjid masing-masing.Kepala Desa sebaiknya

menghimbau kepada masyarakat untuk menjadi satu pada waktu perayaan hari

Universitas Sumatera Utara

Page 21: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

5

besar Islam dengan menyediakan tempat yang netral untuk bersilaturahim.Jika

tidak berhasil dapat mendatangkan mediator. Solusi dampak konflik bagi antar

individu dan antar kelompok meliputi, masing-masing saling menyadari tidak

mengedepankan kepentingan pribadi, bersikap netral tidak memihak, dan

meningkatkan solidaritas dan kekeluargan serta menghilangkan kecurigaan

terhadap kelompok lain, sehingga terjadinya konflik dapat diminimalisir

(Rosidah,2015).

Masalah di ataslah yang membuat penulis tertarik untuk melihat

bagaimana kondisi antarumat beragama di Kota Pematangsiantar, Kelurahan Setia

Negara, Kecamatan Sitalasari, Sumatera Utara. Pematangsiantar adalah salah satu

kota di Kabupaten Simalungun yang memiliki kemajemukan masyarakat, yang

mempunyai penduduk bervariasi suku bangsa, agama, dan lain-lain.

Pematangsiantar selama ini tidak pernah mengalami konflik yang bersumber dari

keberagaman identitas, yang salah satunya adalah keberagaman dalam

kepercayaan memeluk agama apapun yang ada di Indonesia, karena itu lah Kota

Pematangsiantar dikenal dengan kota yang paling toleransi di Indonesia.

Kota Pematangsiantar memiliki masyarakat yang mayoritas beragama

Kristen, berbeda dengan daerah lain di Indonesia yang pada umumya mayoritas

beragama Islam.Namun jumlah antara masyarakat yang beragama Kristen dan

Islam tidak terlalu jauh.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

6

Berikut data jumlah penduduk masyarakat menurut agama yang dianut dan

rumah ibadah di Siantar, Kristen 125.029 jiwa, Islam 120.435 jiwa, Katholik

15.619 jiwa, Hindu 314 jiwa, Budha 13.811 jiwa, Konghucu 2 jiwa, serta terdapat

90 Mesjid/Mushola, 83 Gereja, 19 Vihara/Kelenteng (BPS Kota Pematangsiantar).

Di Pematangsiantar kita dapat menemukan tempat ibadah yang dibangun

berdampingan seperti Mesjid Bakti dan Gereja Kristen Protestan Indonesia

(GKPI) di Simpang Pertamin, KM 6 Jalan Medan-Siantar, di Lingkungan

Kelurahan Pondok Sayur, Kecamatan Martoba.Mereka menjelaskan bahwa umat

Muslim dan Kristen di lingkungan ini saling menjaga diri dan kesucian agama

masing-masing, bahkan saling mendukung jika melakukan kegiatan keagamaan,

dan jika ada yang mengalami musibah masing-masing umat Muslim maupun

Kristen saling datang untuk melayat dan memberi bantuan.

Pada Hari Jum’at umat Muslim melaksanakan Sholat Jum’at dan umat

Kristennya menghentikan aktivitas dan saling menjaga satu sama lain. Kerukunan

di lingkungan ini tidak hanya berlaku untuk orang tua saja, melainkan anak-anak

dan remaja juga ikut serta. Remaja Mesjid Bakti Ogin Anggawa bila mengadakan

acara mereka juga mengundang remaja Kristen dan mereka pun menghadirinya

(Gunawan,2013).

Pematangsiantar mempunyai 8 kecamatan dan 53 kelurahan, yang mau

dibahas disini adalah Kelurahan Setia Negara Kecamatan Siantar Sitalasari. Setia

Negara memiliki penduduk sebanyak 8.742 jiwa, dan berikut data berdasarkan

agama yang dianut, Islam 4059 jiwa, Kristen 3457 jiwa, Katholik 548 jiwa, Budha

37 jiwa, Hindu 5 jiwa (BPS Kota Pematangsiantar).

Universitas Sumatera Utara

Page 23: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

7

Di Kelurahan Setia Negara ini jarang sekali terjadi konflik yang begitu

besar sampai memakan korban jiwa karena mungkin lokasinya yang sangat dekat

dengan Asrama TNI dan membuat masyarakat disana tidak berani untuk

melakukan hal yang tidak diinginkan apalagi sampai terjadi konflik.Namun

masalah yang sering terjadi di Setia Negara ini adalah masalah jalan rusak, seperti

di Lingkungan 1 Jl. Nagahuta Gg.Pemere RT.005, RW.001, disini jalan sangat

rusak sehingga sering terjadi kecelakaan. Kemudian di Lingkungan 2 Jl.

Sisingamangaraja Gg. Bah Sorma RT 013, RW 004 masalah yang terjadi pun

hampir sama yaitu jalan yang rusak dan drainase yang tidak dapat dipakai akibat

rusak total. Masalah-masalah seperti ini yang perlu di tangani oleh pemerintah dan

harus segera diperbaiki agar tidak memakan korban lagi

(Bappeda,2018).Keanekaragaman agama yang terdapat di Kelurahan Setia Negara

ini membuat mereka hidup rukun satu sama lain dan saling tolong menolong,

seperti perayaan 17 Agustus mereka saling membantu satu sama lain untuk

mempersiapkan semua yang dibutuhkan untuk mensukseskan acara tersebut.

Perayaan tahun baru mereka juga bersama-sama ikut serta untuk

merayakan kegiatan yang dilakukan setiap menjelang pergantian tahun.Kegiatan-

kegiatan keagamaan seperti acara pernikahan yang diselenggarakan oleh umat

Muslim dan mereka mengundang Umat Kristen dan turut menghadiri acara

tersebut tanpa memikirkan perbedaan agama yang mereka anut.Sama hal nya jika

ada kemalangan mereka saling tolong menolong seperti menyusun kursi dan

memasang tenda.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

8

1.2 Tinjauan Pustaka

Ada berbagai macam tulisan yang berkaitan dengan interaksi sosial antar

umat beragama, toleransi, atau pun kerukunan antar umat beragama yang juga

sebagai pedoman untuk mempermudah dalam penulisan ini. Serupa tapi tidak

sama itu yang ada dalam pikiran penulis untuk penelitian ini, letak serupa yang

dimaksud adalah interaksi objeknya sesama manusia, kelompok, tapi yang

membedakan antara penelitian penulis dengan penelitian orang lain seperti yang

ditulis sebagai berikut.

Pertama, Skripsi Elopran Evani Ginting mahasiswa Antropologi USU

yang berjudul “Keharmonisan Hubungan Antar Umat Beragama di Berastagi”

pada tanggal 26 Juni 2018.Metode penelitian yang digunakannya dalam penelitian

ini ialah metode etnografi.Hal tersebut dikarenakan peneliti melihat semua aspek

yang berkaitan dengan topik keharmonisan antar umat beragama di Berastagi. Ada

2 cara yang digunakan oleh peneliti di dalam mengumpulkan data, pertama

dengan metode wawancara dan kedua dengan observasi pasrtisipasi dimana

peneliti turun langsung ke lapangan dan berbaur dengan masyarakat yang diteliti.

Keharmonisan hubungan antar umat beragama merupakan contoh bentuk

kerukunan yang ada di Indonesia, karena walaupun terdiri dari banyak suku dan

agama, masyarakat di Berastagi dapat hidup saling rukun dan menghormati satu

sama lain. Keharmonisan hubungan antar umat beragama ini harus dipertahankan

dalam kehidupan masyarakat, dengan hidup harmonis maka akan menambah

warna dikehidupan masyarakat, walaupun beda-beda tetapi tetap satu jua.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

9

Bentuk keharmonisan hubungan antar umat beragama di Berastagi dapat

dilihat dari beberapa bentuk yaitu (1) Rumah ibadah berdiri dengan tegak dan

saling berdekatan, (2)Ayat kitab suci di lukis di tembok pembatas gereja, (3)

Sering memberi dan menerima makanan dari umat beragama yang lain, (4)

Menghadiri undangan umat beragama lain, (5)Ikut merayakan hari besar umat

agama lain, (6)Gotong royong lintas agama, (7) Saling mengingatkan satu dengan

yang lainnya. Menurut masyarakat Berastagi keharmonisan beragama harus

terwujud di semua daerah baik desa maupun kota di Indonesia. Jika hubungan

antar umat beragama tidak harmonis maka pengaruhnya akan dapat

menghancurkan bangsa tersebut. Bagi masyarakat Berastagi perbedaan tersebut

membuat kehidupan menjadi lebih berwarna.

Kedua, Skripsi Hijri Yanti Sofina Mahasiswi Antropologi Sosial USU

yang berjudul “Kerukunan AntarUmat Beragama (Studi Etnografi Antara

Pemeluk Agama Islam dan Hindu di Lingkungan IX Kelurahan Petisah Hulu)”

pada tanggal 04 Juni 2018.Metode penelitian yang digunakan ialah etnografi yang

bersifat kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui

wawancara dan observasi partisipasi.Penelitian ini telah menjawab kelima

pertanyaan yang telah diajukan.

Pertanyaan pertama dijawab bahwa penduduk yang ada di lingkungan IX

terdiri dari berbagai macam suku bangsa, ras, serta agama.Hidup ditengah

perbedaan tidak menjadikan mereka saling mencela.Pertanyaan kedua, bahwa

antara pemeluk agama yang berbeda harus memiliki pandangan yang positif,

mereka sama-sama menjaga hubungan persaudaraan dengan saling menjaga

perasaan, menghargai perbedaan, serta tidak saling mencela.Pertanyaan ketiga,

Universitas Sumatera Utara

Page 26: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

10

diketahui bahwa pemeluk agama Islam dan Hindu tetap melakukan interaksi

walaupun berbeda agama maupun suku bangsa.Interaksi tersebut dapat terjadi

dalam berbagai aktivitas atau kegiatan baik itu kegiatan religi maupun kegiatan

sosial. Pertanyaan keempat, Islam dan Hindu dapat menjaga hubungan mereka

sehingga terwujudnya kerukunan yaitu dengan cara menjunjung tinggi toleransi,

memiliki kesadaran bersama ditengah-tengah perbedaan dan serta menyikapi

ajaran agama dengan baik. Setiap warga menjaga agar tidak melakukan hal-hal

yang dapat mengganggu dan mencederai sesama individu, tidak memaksakan

agama pada orang lain, tidak melakukan diskriminasi, eksploitasi,dan kekerasan

terhadap orang lain. Pertanyaan kelima, bahwa peran tokoh agama Islam dan

Hindu dalam menciptakan hubungan yang mengarah kepada kerukunan yaitu

dengan cara membina masyarakat untuk menciptakan kedamaian, mempersatukan

individu apabila terjadi konflik.

Kesimpulan dari pertanyaan diatas maka diketahui bahwa lingkungan IX

ini terjadi kerukunan umat beragama, aktivitas-aktivitas agama dapat dilihat

seperti acara Maulid Nabi yang diselenggarakan oleh umat Islam dan umat Hindu

ikut berpartisipasi seperti membantu mendirikan tenda, menyusun kursi, dll.

Sedangkan agama Hindu ketika mengadakan Upacara Saki maka umat Islam juga

ikut berpartisipasi seperti membantu membersihkan kuil, ikut menyediakan

fasilitas yang dibutuhkan seperti sendok, piring, gelas.Sedangkan aktivitas sosial,

pemeluk agama Islam dan Hindu saling mendatangi acara perkawinan, kematian,

serta gotong royong.

Universitas Sumatera Utara

Page 27: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

11

Ketiga, Skripsi Ubad Badru Salam yang berjudul “Interaksi Sosial Antar

Umar Beragama di Kecamatan Sukmajaya Depok.Metode dalam penelitian ini

menggunakan metode kualitatif tujuannya untuk menjelaskan, memahami, dan

menganalisa secara mendalam.Metode penelitian kualitatif menurut Sugiyono

ialah metode yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah, dimana

peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulam data dilakukan

secara trianggulasi yaitu gabungan dokumentasi pustaka atau fotografi,

wawancara dan observasi lapangan.Dalam hal menghormati ajaran agama sebagai

makhluk sosial hendaknya memahami aturan-aturan sosial yang ada dimana dia

tinggal.Interaksi dipandang oleh para tokoh agama di Kecamatan Sukmajaya

adalah sebagai wadah terbesar dalam menjalin hubungan toleransi hidup

beragama. Sudah menjadi kebiasaan sebagaian besar warga kecamatan Sukmajaya

membuat bingkisan paskah atau idul fitri dan bingkisan, hal itu biasa mereka

bagikan kepada masyarakat sekitar, ini sudah menjadi kebiasaan yang di warsikan

para orangtua terdahulu dan masih dipertahankan hingga saat ini, karena hal ini

dapat menjadi pererat antar masyarakat kecamatan Sukmajaya.

Dengan adanya kesadaran akan pentingnya sebuah interaksi dalam

kehidupan beragama, diharapkan dapat terjalinnya hubungan yang harmonis antar

umat yang pada akhirnya akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat dan

tercapainya cita-cita bersama. Tanpa terlepas dari norma-norma yang berlaku baik

dalam ajaran Islam maupun Kristen khususnya dalam bersosial hal inilah yang

sering disampaikan oleh para tokoh agama baik dari Islam maupun Kristen, semua

memandang positif (baik) apa yang dilakukan masyarakat dalam berinteraksi.

Universitas Sumatera Utara

Page 28: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

12

Dari ketiga tulisan diatas yang terkait dengan interaksi sosial antar umat

beragama ini bisa membantu penulis untuk menyelesaikan penelitian yang akan

dilakukannya di Kota Pematangsiantar. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan metode penelitian yang bersifat kualitatif.Menurut Sugiyono

metode kualitatif ialah metode yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang

alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulam

data dilakukan secara trianggulasi yaitu gabungan dokumentasi pustaka atau

fotografi, wawancara dan observasi lapangan.Interaksi sosial antarumat beragama

yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda namun berjalan lancar dan

harmonis.Di era sekarang kajian tersebut sangat berkembang apabila dilihat dari

kondisi Indonesia sekarang yang memang plural, baik dalam hal suku bangsa, ras,

maupun agama.

Untuk itu interaksi sosial antar umat beragama menjadi sangat penting dan

dibutuhkan bagi bangsa Indonesia yang majemuk. Jika toleransi tidak ditegakkan,

maka Negara atau bangsa tersebut akan menghadapi berbagai masalah atau

konflik bagi pemeluk agama masing-masing. Berdasarkan Undang-Undang yang

berlaku ialah Pasal 29 ayat 2 tahun 1945 menyatakan bahwa “Negara menjamin

kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan

untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu”. Pernyataan tersebut

mengandung arti bahwa keanekaragaman pemeluk agama yang ada di Indonesia

diberi kebebasan untuk melaksanakan ajaran agama sesuai dengan keyakinannya

masing-masing. Namun demikian kebebasan tersebut harus dilakukan dengan

tidak mengganggu dan merugikan umat yang beragama lain, sebab terganggunya

Universitas Sumatera Utara

Page 29: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

13

hubungan antar pemeluk agama akan membawa akibat yang dapat menggoyahkan

persatuan dan kesatuan bangsa.

Menurut Gillin dan Gillin (dalam Soekanto, 2007:55) interaksi sosial

merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan

antara individu, antar kelompok, maupun antar individu dengan kelompok.

Ada pun bentuk-bentuk interaksi sosial menurut Gillin dan Gillin (dalam

Soekanto, 2007:65) ada dua yaitu :

1. Bentuk interaksi sosial yang bersifat Asosiatif meliputi :

a. Kerja sama

Kerjasama mempunyai maksud sebagai usaha bersama antar individu

ataupun kelompok manusia untuk mencapai satu tujuan bersama yang

telah ditetapkan sebelumnya.Adapun menurut (Nasution,2011) ada

beberapa aspek kerjasama dalam berbagai bidang yaitu:

a. Kerjasama dalam bidang Politik

Bidang politik biasanya digunakan untuk menyelenggarakan

kekuasaan setempat untuk menjalankan kekuasaan negara, dan cenderung

dikuasai oleh suku-suku bangsa tertentu seperti suku bangsa Mandailing

dan Batak Toba. Kerjasama kedua suku ini dapat dilihat cukup baik karena

pemimpin daerahnya berasal dari suku bangsa Mandailing dan jajaran

birokrasi setingkat kepala dinas akan cenderung diduduki oleh suku

bangsa Batak Toba walaupun variasi yang menempatkan suku bangsa

lainnya juga dapat dijumpai.

Universitas Sumatera Utara

Page 30: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

14

Kehidupan politik di Pematangsiantar berubah karena sistem

pemerintahan dari bentuk kerajaan menjadi kotamadya seperti sekarang

ini, dan juga diiringi dengan perubahan sosial yang dimana pada masa

kerajaan itu yang berkuasa adalah suku Simalungun akan tetapi sejak

berubahnya pemerintahan yang ditandai dengan kontrak pendek Belanda

maka yang berkuasa adalah pemerintahan kolonial dan keadaan terus

berubah hingga sekarang yang mana orang-orang terlibat dalam

pemerintahan colonial menjadi pegawai pemerintahan Belanda.

b. Kerjasama dalam bidang Sosial-Ekonomi

Dalam bidang ekonomi pola kerjasama yang terjadi hanya

melibatkan sebagian kecil masing-masing suku bangsa.Para pedagang

kelas menengah yang terdiri dari suku-bangsa Mandailing dan Batak Toba

memang terlihat sering bekerjasama.Kerjasama dibidang ekonomi ini

sebagian besar memang hanya terlihat ditempat-tempat perbelanjaan dan

sesungguhnya keterlibatan suku-bangsa Tionghoa yang dominan pada

dunia perekonomian di Pematangsiantar.Kenyataan ini dikarenakan

adanya perbedaan pandangan mereke menyangkut pada keyakinan bahwa

mereka hanya memberi bantuan pada orang-orang yang dipercayai saja.

Universitas Sumatera Utara

Page 31: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

15

c. Kerjasama dalam bidang Agama

Kegiatan keagamaan dalam kehidupan masyarakat

Pematangsiantar sering terlihat bersama-sama mengadakan kegiatan

keagamaan. Kerjasama dalam bidang agama contohnya orang-orang

Mandailing yang mayoritas Islam dan orang Simalungun atau Batak

Toba sekalipun asalkan ia memiliki agama yang sama dalam

melaksanakan kegiatan keagamaan seperti perayaan hari-hari besar

Islam, hal yang sama juga diperlihatkan oleh orang-orang yang

beragama Kristen.

Kegiatan keagamaan Kristen dilakukan secara bersama dengan

tetap memelihara rasa persaudaraan diantara sesama pemeluk agama

Kristen.Walaupun demikian dalam beberapa hal yang sifatnya sangat

memerlukan peran tokoh agama seperti menjaga ketertiban dan

ketentraman kerjasama antar umat beragama yang melibatkan para

tokoh dari masing-masing agama.

d. Akomodasi

Akomodasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk

menyelesaikan masalah tanpa harus menghancurkan pihak lawan,

sehingga pihak lawan tidak akan kehilangan kepribadiannya.

e. Asimilasi

Asimilasi adalah proses penggabungan kebudayaan sehingga

masing-masing pihak akan terlibat dan mempunyai kebudayaan baru

yang dimiliki bersama.

Universitas Sumatera Utara

Page 32: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

16

f. Akulturasi

Akulturasi adalah proses yang timbul dari suatu kebudayaan untuk

menerima unsur budaya asing tanpa menyebabkan kepribadian

budaya sendiri hilang.

2. Bentuk interaksi sosial yang bersifat Disosiatif meliputi :

a. Persaingan

Persaingan adalah sebuah proses sosial dimana individu maupun

kelompok manusia saling mencari keuntungan melalui berbagai

cara untuk menarik perhatian public seperti melakukan ancaman

ataupun dengan cara kekerasan.

b. Kontravensi

Kontravensi merupakan bentuk interaki sosial yang berada antara

persaingan dan konflik.

c. Konflik

Konflik adalah interaksi sosial yang negatif dimana salah pihak

berusaha memenuhi tujuannya dengan cara menantang atau

menghilangkan pihak lawan dengan cara mengancam dan

menggunakan kekerasan.

Menurut Erving Goffman, seorang sosiolog interaksionis yang

memperdalam kajian dramatisme dan menyempurnakannya dalam buku “The

Presentation of Self in Everyday Life” dalam buku ini Goffman yang mendalami

fenomena interaksi sosial dengan mengemukakan kajian dalam mengenai konsep

Dramaturgi.

Universitas Sumatera Utara

Page 33: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

17

Teori Dramaturgi dikenal dengan pengaruh drama atau teater atau juga

pertunjukan fiksi diatas panggung yang dimana seorang actor memainkan karakter

manusia-manusia yang lain sehingga penonton dapat memperoleh gambaran

hidup dari tokoh tersebut dan mengikuti alur cerita dari drama yang ditujukan.

Dramaturgi menurut Erving Goffman terbagi menjadi 2 yaitu :

1. Front Stage (Panggung Depan)

Front Stage yaitu bagian pertunjukkan yang berfungsi

mendefinisikan situasi penyaksi pertunjukan.Front stage dibagi menjadi

dua bagian. Pertama, Setting yaitu memandang fisik yang harus ada jika

sang aktor memainkan perannya, dan Kedua Front Personal yaitu

berbagai macam perlengkapan sebagai pembahasa perasaan dari sang

aktor.

2. Back Stage (Panggung Belakang)

Back Stageyaitu ruang dimana disitulah berjalan skenario

pertunjukkan oleh “tim” (masyarakat rahasia yang mengatur pementasan

masing-masing aktor).

Dramaturgi mempelajari konteks dari perilaku manusia dalam mencapai

tujuannya dan bukan untuk mempelajari hasil dari perilakunya

tersebut.Dramaturgi memahami bahwa dalam interaksi antar manusia ada

“kesepakatan” perilaku yang disetujui yang dapat mengantarkan kepada tujuan

akhir dari maksud interaksi sosial tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 34: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

18

Dramaturgi juga menjelaskan bahwa identitas manusia adalah tidak stabil

dan setiap identitas merupakan bagian dari kejiwaan psikologi yang mandiri.

Dalam dramaturgi interaksi sosial dimaknai dengan adanya pertunjukan teater,

yang dimana manusia sebagai aktor yang berusaha menggabungkan karakteristik

personal dan tujuan kepada orang lain melalui “pertunjukkan dramanya sendiri”.

Goffman juga melihat bahwa adanya perbedaan akting yang cukup besar

pada saat aktor berada di atas panggung (front stage) dan dibelakang panggung

(back stage)drama kehidupan.Kondisi akting di front stage adalah adanya

penonton (yang melihat kita) dan sedang berada dalam bagian pertunjukkannya

dan berusaha memainkannya sebaik mungkin agar penonton memahaminya.

Sedangkan back stage adalah keadaan dimana kita berada dibelakang panggung

dan memperlihatkan perilaku atau watak kita yang sesungguhnya dengan kondisi

tidak ada penonton. Sehingga dapat berperilaku dengan bebas tanpa

memperdulikan perilaku yang harus kita bawakan.

Dengan konsep dramaturgis ini adanya permainan peran yang dilakukan

oleh manusia dan membuatnya mampu beradaptasi dengan berbagai suasana dan

corak kehidupan.Misalnya pada masyarakat yang tinggal dalam komunitas

heterogen perkotaan, mereka menciptakan panggung-panggung sendiri yang

membuatnya bisa tampil sebagai komunitas yang bisa bertahan hidup dengan

keheterogennya.Begitu juga dengan masyarakat homogen pedesaan, mereka juga

menciptakan panggung-panggung sendiri melalui interaksinya dan membentuk

proteksi sendiri dengan komunitas lainnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 35: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

19

Sementara itu, berjalan lancar atau tidaknya sebuah interaksi sosial juga

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

a. Faktor Imitasi

Faktor Imitasi merupakan dorongan untuk meniru orang lain, segi

positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi

kaedah-kaedah dan nilai-nilai yang berlaku.

b. Faktor Sugesti

Faktor Sugesti merupakan pengaruh psikis, baik yang datang dari diri

sendiri, maupun yang datang dari orang lain, yang pada umumnya diterima

tanpa adanya kritik dari individu yang bersangkutan. Dalam sugesti orang

dengan sengaja, dengan secara aktif memberikan pandangan-pandangan,

pendapat-pendapat, norma-norma dan sebagainya, agar orang lain dapat

menerima apa yang diberikan itu.

c. Faktor Identifikasi

Faktor Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan-kecenderungan

atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan

pihak lain.

d. Faktor Simpati

Faktor Simpati merupakan perasaan rasa tertarik pada orang lain. Karena

simpati merupakan perasaan, maka simpati timbul tidak atas dasar logis

rasional, melainkan atas dasar perasaan atau emosi. Di dalam proses ini

perasaan seseorang memegang peranan yang sangat penting, walaupun

dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain

dan untuk kerja sama dengannya.

Universitas Sumatera Utara

Page 36: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

20

Adapun di penelitian ini, penulis menggunakan kerangka Teori Struktural

Fungsional, konsep yang paling penting dalam perspektif ini adalah struktur dan

fungsi yang menunjukkan pada dua atau lebih bagian yang berbeda dan terpisah

tetapi berhubungan satu sama lain. Merton (1968) mendefinisikan fungsi sebagai

konsekuensi-konsekuensi yang didasari dan yang menciptakan adaptasi atau

penyesuaian karena selalu ada konsekuensi positif.

Struktur sosial terdiri dari berbagai komponen dari masyarakat, seperti

kelompok-kelompok, keluarga-keluarga, masyarakat setempat dan sebagainya.

Menurut Robert Merton (1968) suatu sistem sosial dapat memliki dua fungsi yaitu

fungsi manifest, yaitu fungsi yang diharapkan dan diakui ,serta fungi laten, yaitu

fungsi yang tidak diharapkan dan tidak diakui. Tidak semua hal dalam sistem

selalu fungsional, artinya tidak semua hal selalu memelihara kelangsungan

sistem.Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya ketidakstabilan dalam

sistem, bahkan dapat menyebabkan rusaknya sistem.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti

mengajukan beberapa pertanyaan yang akan menjadi rumusan masalah dan akan

dibahas selanjutnya yaitu:

1. Bagaimana bentuk-bentuk interaksi sosial antar umat beragama yang

digunakan dalam masyarakat di Kelurahan Setia Negara Kota

Pematangsiantar?

2. Faktor apa yang mendukung terjadinya interaksi sosial antar umat

beragama antara masyarakat Islam dan Kristen di Kelurahan Setia Negara

Kota Pematangsiantar?

Universitas Sumatera Utara

Page 37: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

21

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan dari penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui bentuk-bentuk interaksi sosial antar umat beragama di

Kelurahan Setia Negara Kota Pematangsiantar.

Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat di

Kelurahan Setia Negara yang masing-masing memiliki perbedaan

keyakinan agama tersebut dapat hidup rukun dan berdampingan satu sama

lain.

1.4.2 Manfaat dari penelitian ini adalah :

Secara akademis penelitian ini dapat menambah wawasan khususnya

dalam bidang Antropologi Religi, yang mengkaji tentang interaksi antar

umat beragama dan dapat menjadikan suatu acuan atau setidaknya bahan

perbandingan untuk perdamaian bagi masyarakat Kelurahan Setia Negara

untuk menekan potensi konflik di masa depan.

Secara praktis penelitian ini dapat memberi masukan bagi pihak-pihak

yang berkepentingan dan dijadikan sebagai bahan informasi, dari hasil

penelitian ini diharapkan akan bisa menjadi bahan pertimbangan untuk

mengatur tentang interaksi sosial antar umat beragama sehingga

keberagamaan perbedaan agama bisa di dorong untuk tetap harmonis

sekalipun dalam lingkup masyarakat yang berbeda.

Universitas Sumatera Utara

Page 38: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

22

1.5 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif

deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya

perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong,

2005).

Dalam penelitian ini ada 2 macam data yang akan dikumpulkan oleh

peneliti,yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari field

research sehingga data yang diharapkan bisa tercapai secara objektif dan factual.

1. Data Primer

Adapun cara mendapatkan data primer adalah :

a. Observasi Partisipasi

Observasi merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer

dengan cara mengamati langsung objek datanya, melalui proses pencatatan

perilaku subjek (orang), objek (benda), atau kejadian yang sistematik tanpa

adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yang diteliti. Dalam

observasi ini penulis terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang

diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian, penulis ikut

melakukan apa yang dikerjakan oleh informan dan ikut merasakan suka dukanya.

Universitas Sumatera Utara

Page 39: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

23

Adapun interaksi yang akan diamati oleh si penulis antara lain pembangunan

tempat ibadah, perayaan hari besar agama, kegiatan perkawinan, kemalangan, dan

kegiatan aktivitas sosial. Penulis meneliti ± 1 bulan, penulis mengamatinya

langsung dengan mata dan penulis juga menggunakan alat bantu seperti, kamera

handphone untuk mengambil gambar. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka

seorang peneliti dituntut untuk menguasai bahasa informannya.

b. Wawancara

Data juga diperoleh dengan melakukan wawancara baik wawancara secara

mendalam (in-dept interview) juga wawancara langsung (dept interview). Menurut

(Moleong,2005:186) wawancara mendalam merupakan proses menggali informasi

secara mendalam, terbuka, dan bebas dengan masalah dan fokus penelitian dan

diarahkan pada pusat penelitian.

Dalam hal ini metode wawancara mendalam yang dilakukan dengan adanya

panduan wawancara (interview guide)yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Wawancara mendalam ini ditujukan kepada para tokoh agama dari masing-masing

agama terutama agama Islam dan Kristen, tokoh masyarakat seperti Camat, Lurah,

Kepala Lingkungan (Kepling), penulis memilih mereka sebagai informan dalam

wawancara mendalam ini karena mereka mempunyai peran yang sangat penting

dalam rangka menggerakkan partisipasi masyarakat untuk saling hidup rukun, dan

penulis berharap mereka bisa membantu untuk menjelaskan tentang kondisi

masyarakat dan lingkungan setempat. Dalam wawancara ini peneliti

menggunakan handphone untuk merekam segala sesuatu informasi yang

diungkapkan oleh informan.

Universitas Sumatera Utara

Page 40: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

24

Sedangkan untuk wawancara langsung (dept interview) dilakukan kepada

informan sebagai data pelengkap. Dalam wawancara ini yang menjadi sasaran

informasi yaitu masyarakat setempat yang setiap harinya menjalankan aktivitas di

lingkungan tersebut, mulai dari berdagang, melakukan gotong-royong, menghadiri

pesta penikahan, membantu sesama masyarakat bila terjadi kemalangan dan

diharapkan bisa membantu penulis untuk mendapatkan informasi yang

ditanyakan.

2. Data Sekunder

Ada pun cara mendapatkan data sekunder sebagai berikut :

Data sekunder diperlukan untuk mendukung data primer. Pada penelitian

ini data sekunder diperoleh melalui analisa data berupa :

Studi kepustakaan melalui buku-buku ilmiah atau jurnal yang berkaitan

dengan topik penelitian.

Sumber online/internet dan sumber-sumber lain yang relevan dengan topik

dan masalah penelitian.

1.5.1. Studi Dokumen

Dalam penelitian ini penulis menggunakan studi dokumen yang terdiri dari

2 jenis yaitu catatan dan literatur.Dimana catatan ini diperoleh dari catatan

lapangan, observasi dan wawancara.Di dalam catatan ini terdiri dari foto yang

diambil menggunakan kamera handphonepenulis itu sendiri.Kemudian dokumen

yang berbentuk literatur itu diperoleh dari buku, jurnal dan sebagainya.Sifat utama

data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada

peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam.

Universitas Sumatera Utara

Page 41: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

25

1.6 Lokasi dan Tempat Penelitian

Adapun lokasi penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah di Kota

Pematangsiantar tepatnya di Kelurahan Setia Negara, Kecamatan Siantar

Sitalasari.Alasan peneliti melakukan penelitian di daerah tersebut dikarenakan

lokasi ini berdekatan dengan asrama TNI yang memiliki potensi yang kecil untuk

terjadinya suatu konflik besar dan penulis juga ingin melihat langsung bagaimana

interaksi sosial antar umat beragama serta kerukunan masyarakat antar umat

beragama (Islam dan Kristen) yang ada di daerah tersebut.Penelitian ini dilakukan

di Kota Pematangsiantar Kecamatan Siantar Sitalasari dan Kelurahan Setia

Negara yang fokus pada penelitian.

1.7 Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan mengklasifikasikan data-data yang diperoleh

dari lapangan dengan cara (observasi, wawancara, intisari dokumen, pita

rekaman) ke dalam tema-tema dan kategori-kategori tertentu dan biasa nya

peneliti melakukan pengecekan ulang atau check-recheck terhadap data yang

diperoleh sebelum siap digunakan (melalui pencatatan , pengetikan, penyuntingan

atau alih-tulis) tetapi analisis kualitatif tetap menggunakan kata-kata yang

biasanya disusun kedalam teks yang diperluas, dan tidak menggunakan

perhitungan matematis atau statistika sebagai alat bantu analisis. Keseluruhan data

kemudian diolah secara sistematis, dan diuraikan ke dalam bagian-bagian sub

judul pada bab sesuai dengan temanya masing-masing sehingga ditemukan sebuah

kesimpulan.

Universitas Sumatera Utara

Page 42: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

26

1.8 Pengalaman Penelitian

Pengalaman penulis yang bertugas untuk meneliti masyarakat di sebuah

tempat yang penulis kunjungi setiap tahun menjadi sebuah tantangan bagi penulis,

karena dipercaya untuk meneliti disini.Masyarakat yang tinggal disana dari

berbagai macam agama, suku, pekerjaan, dan lain-lain.Penelitian ini saya lakukan

dengan mendatangi tempat lokasi sebanyak tiga kali dengan jangka waktu yang

cukup lama yang bertujuan untuk melihat dan mengamati kegiatan masyarakat

dalam kehidupan sehari-hari mulai dari pagi hingga malam.

Tempat yang menjadi lokasi penelitian penulis untuk menyelesaikan tugas

akhir ini adalah di Kelurahan Setia Negara Kecamatan Sitalasari Kota

Pematangsiantar.Disana berbagai macam suku, mulai dari suku Simalungun,

Batak Toba, Pak-Pak, Mandailing, Jawa, Melayu, dan lain-lain. Karena perbedaan

suku tersebut maka terdapat berbagai macam agama yang dianut mulai dari agama

Islam, Kristen Protestan, Katolik, Budha, dan Hindu, tetapi lebih banyak

menganut agama Islam dan Kristen.

Setelah surat izin penelitian penulis dikeluarkan oleh pihak departemen,

akhirnya penulis bisa segera berangkat ke lokasi yang sudah ditentukan. Disini

penulis berangkat pada tanggal 5 Mei 2019 menggunakan alat transportasi Bus,

penulis pergi bersama ayah dan kawan penulis untuk membantu penulis disana

nanti. Tidak lama di perjalanan hanya berkisar 2 jam penulis pun sampai di Kota

Pematangsiantar yang merupakan kampung dari keluarga ayah penulis juga.

Setelah sampai penulis pun menuju rumah salah satu warga dari Kelurahan Setia

Negara yang sudah dihubungi terlebih dahulu.

Universitas Sumatera Utara

Page 43: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

27

Disini penulis berbincang-bincang dengan pemilik rumah sambil menanyakan

bagaimana kondisi kehidupan sosial disini.Karena keasikan mengobrol akhirnya

malam pun telah tiba, penulis berencana keesokan hari nya untuk pergi ke Kantor

Lurah.Keesokan harinya tepat tanggal 6 Mei 2019 penulis menuju ke Kantor

Lurah dengan menggunakan transportasi online (Grab) karena lokasi tersebut

tidak dapat dilalui oleh kendaraan umum. Sesampai di Kantor Lurah, penulis

dipanggil oleh salah satu anggota kelurahan dan dia menanyakan ada urusan apa

penulis datang kesini.

Kemudian penulis memberitahu dengan surat izin penelitian bahwa akan

meneliti di Kelurahan Setia Negara untuk memenuhi tugas akhir penulis. Sikap

mereka ke penulis sangat baik dan ramah, mereka langsung memberikan buku

profil kelurahan ke penulis untuk mengambil data-data yang ada

didalamnya.Setelah itu penulis menanyakan tentang keberadaan lurah ke salah

satu anggota yang ada disana, penulis lupa namanya.Kemudian bapak itu bilang

kalau lurahnya sedang ada keperluan di Medan dan beberapa hari lagi baru pulang

ke Siantar.Tapi mereka menyuruh penulis untuk menunggu di Kantor itu agar

bertemu dengan Sekretaris Lurahnya, hampir dua jam penulis menunggu dan

akhirnya bapak itu datang, disini penulis berniat untuk mewawancarai Sekretaris

tersebut tetapi ia menolak nya, karena alasannya takut salah ngomong lebih baik

menunggu Pak Lurah biar apa yang ditanyakan bisa dijawab dengan benar, dan

penulis pun menerima keputusan nya dan bergegas untuk pulang.Sesampai

dirumah penulis memberitahu ke pemilik rumah kalau lurahnya sedang berada di

Medan dan masih lama pulang ke Siantar.

Universitas Sumatera Utara

Page 44: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

28

Kemudian hari selanjutnya penulis menuju rumah-rumah warga yang akan

menjadi narasumber penulis nantinya, dengan diantar sama pemilik rumah ke

masing-masing rumah seperti rumah Kepala Lingkungan (Kepling) dan kerumah

Ketua Adat dan penulis melakukan wawancara disana. Keplingnya sangat baik

dan langsung mau di wawancarai dan dia menceritakan tentang kehidupan

masyarakat disini yang hidup rukun tanpa ada konflik dan dia menceritakan

tentang riwayat dirinya, ternyata keplingnya tamatan S2, penulis gak nyangka saja

lulusan S2 mau menjadi Kepala Lingkungan yang tidak ada gajinya, dia menjabat

sebagai kepling sejak tahun 1998 hingga sekarang, itu waktu yang cukup lama

sama dengan seumur penulis, katanya tidak ada yang mau menggantikan

posisinya karena tidak di gaji sepeser pun, sungguh baik bapak Kepling ini mau

bekerja dengan ikhlas tanpa imbalan.

Setelah dari rumah Kepling penulis menuju kerumah Ketua Adat di Kelurahan

Setia Negara ini, banyak pelajaran yang penulis ambil dari penjelasan dari Ketua

Adat ini, salah satunya dia mengatakan kenapa kita harus ribut karena berbeda

agama, berbeda suku, lihat dirumah ini terdapat dua agama yang saling hidup

rukun, kami semua saling menghormati, saling mengasihi, cucu-cucu pun semua

akrab walaupun berbeda agama.

Kemudian penulis berfikir dengan membandingkan kehidupan di Siantar

dengan di Medan sangatlah berbanding jauh.Kalau di Medan orang mikir siapa

saya dan siapa kamu, dan itu kurangnya kesadaran diri untuk bertoleransi.Setelah

beberapa hari di Siantar penulis memutuskan untuk pulang karena sudah

mendekati Hari Raya Idul Fitri, dan berencana kembali lagi setelah Hari Raya Idul

Fitri selesai.

Universitas Sumatera Utara

Page 45: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

29

Seminggu setelah lebaran penulis mengikuti acara Halal Bihalal dengan ayah

penulis, dan disitu ayah penulis menanyakan kepada salah seorang teman nya

yang tinggal di Siantar tentang Lurah Setia Negara, lalu saya memberitahu nama

lurahnya yang saya dapat dibuku profil kelurahan dan ternyata teman ayah penulis

ini kenal dekat dengan lurahnya karena rumah mereka berdekatan. Kemudian

ayah penulis menyuruh saya kembali lagi ke Siantar untuk menjumpai lurah

tersebut dan biar ada yang menemani saya kerumah lurah itu.Dua hari setelah

acara itu penulis memutuskan untuk kembali lagi ke Siantar dan menginap

dirumah teman ayah penulis.Sampai di Siantar penulis menuju rumah teman ayah

penulis, setelah sampai kami sholatmaghrib dan makan bersama.

Setelah makan kami bergegas kerumah lurah tersebut, sampai dirumahnya

penulis langsung memperkenalkan diri dan memberitahu kalau sebulan lalu

penulis ke Siantar tetapi bapaknya ada urusan ke Medan. Disini bapaknya mulai

bingung karena selama puasa hingga lebaran dia tidak ada urusan apapun ke

Medan, dan penulis pun bingung juga karena nama bapak ini sama dengan nama

lurah Setia Negara yang ada di buku profil kelurahan, dan ternyata salahorang

bapak ini sudah sejak 2012 pindah menjadi lurah lain dan herannya kenapa masih

data dia yang ada di buku itu kenapa tidak data lurah yang baru.

Jadi karena melihat penulis sudah salah orang, bapak ini rupanya kenal dekat

dengan lurah baru itu, lalu dia mau membantu mempertemukan penulis dengan

lurah tersebut dengan cara memberi nomor agar penulis menghubungi langsung,

dan kalau dia bertemu dengan lurah itu akan disampaikannya bahwa penulis mau

bertemu dengannya.

Universitas Sumatera Utara

Page 46: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

30

Setelah lama mengobrol akhirnya penulis tau sedikit tentang lurah yang baru,

rupanya dia sedang melanjutkan S2 nya di USU dimana kampus penulis

juga.Keesokan harinya penulis menghubungi lurah yang bernama Pak Irfan dan

memberitahu kalau penulis anak USU dan mau melakukan penelitian disini, dan

kami pun janjian jam 10 pagi di Kantor Lurah Setia Negara. Sesampai disana

penulis bertemu dengan Pak Irfan selaku lurah yang baru dan memberi surat izin

penelitian penulis untuk sebagai bukti. Setelah dilihatnya surat penulis yang

tercantum nama dosen pembimbing dan dia terkejut karena dosen pembimbing

penulis adalah dosen yang sama dan sebagai dosen penguji Pak Irfan ini nanti

waktu sidang.

Pak Irfanorangnya sangat baik, dia menjelaskan kehidupan masyarakat disana

dan langsung menyuruh sekretarisnya untuk membuat surat balasan yang gunanya

untuk dilampirkan di skripsi penulis nanti. Setelah wawancara siap penulis

menunggu untuk surat balasannya selesai, karena di kantor itu sangat ramai yang

mau bertemu dengan Pak Irfan.

Setelah sekian lama penulis mengerjakan skripsi ini kemudian penulis

melakukan bimbingan skripsi bersama dosen pembimbing, sehingga waktu di

koreksi ternyata banyak data-data yang kurang beserta foto yang belum penulis

buat, dan dosen pembimbing penulis menyarankan penulis agar kembali lagi ke

Siantar untuk melengkapi data-data tersebut dan mengambil foto-foto yang

diperlukan. Akhirnya dua hari setelah melakukan bimbingan, penulis pun kembali

lagi ke Siantar pada Hari Minggu tanggal 28 Juli 2019 bersama ayah penulis

menggunakan transportasi seperti biasa yaitu bus sejahtera, 3 jam perjalanan dari

Medan menuju Siantar mulai dari pukul 06.00 pagi penulis berangkat dari Medan

Universitas Sumatera Utara

Page 47: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

31

kemudian pukul 10.30 penulis sampai di Siantar. Setelah sampai dirumah yang

penulis tumpangi dari awal penelitian kemudian penulis diajak untuk makan

terlebih dulu sebelum melakukan penelitian, setelah makan penulis langsung

mengajak adek penulis untuk mengelilingi wilayah Setia Negara untuk mengambil

foto-foto yang diperlukan seperti foto kendaraan umum, foto sekolah, foto rumah

ibadah dan lain-lainnya. Penulis disini meminjam sepeda motor pemilik rumah

untuk melakukan penelitian.

Setelah dapat semua foto yang diperlukan, penulis pun berniat untuk

beristirahat sejenak, hingga kami sampai ke sebuah tempat makan yang begitu

ramai pengunjungnya, mereka menjual berbagai macam makanan mulai dari

pecel, mie sop, mie gomak dan mereka juga menjual berbagai jenis minuman

segar seperti es sarang burung, es koteng, es cincau, dan lainnya. Ternyata yang

punya warungnya adalah orang cina muslim yang sudah turun temurun berjualan

ditempat itu. Sehabis istirahat penulis kembali lagi mencari-cari narasumber yang

bisa penulis wawancarai, kemudian dapat lah seorang ibu yang termasuk salah

satu pedagang di pasar pagi dan penulis mendapatkan jawaban atas pertanyaan

yang penulis ajukan, ibu nya sangat baik dan mau menjelaskan semua tentang

kondisi pedagang di pasar pagi ini.Sudah seharian penulis mengelilingi Siantar,

dan jam sudah menujukan pukul 06.00 sore, penulis pun bergegas untuk kembali

lagi ke Medan karena semua yang diperlukan sudah penulis dapatkan. Mengingat

penulis tidak boleh berlama-lama lagi di Siantar karena penulis harus mengejar

waktu untuk menyelesaikan skripsi ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 48: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

32

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1 Letak Geografis Kota Pematang Siantar

Kota Pematang Siantar adalah salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara, dan

menjadi kota terbesar kedua di provinsi tersebut setelah Medan. Karena letak

Pematang Siantar yang strategis, ia dilintasi oleh Jalan Raya Lintas Sumatera.

Kota Pematang Siantar yang hanya berjarak 128 km dari Medan dan 52 km dari

Parapat sering menjadi kota perlintasan bagi wisatawan yang hendak pergi ke

Danau Toba sebagai kota penunjang pariwisata di daerah sekitarnya. Di kota ini

masih banyak terdapat sepeda motor BSA (Becak Siantar Asli) model lama

sebagai becak bermesin yang menimbulkan bunyi yang keras.

Secara Geografis Kota Pematang Siantar terletak pada garis 2°54’40” –

3°01’09” LU dan 99°1’10” – 99°6’23” BT berada ditengah-tengah wilayah

Kabupaten Simalungun dengan luas wilayah 79.971Km² dan terletak di ketinggian

400 Meter diatas permukaan laut dengan kondisi wilayah relatif bergelombang

dengan permukaan tanah yang berbukit-bukit.

Pematang Siantar pada tahun 1957 masih berstatus sebagai Kota Praja

meskipun sudah memiliki kepala pemerintah sendiri dan sudah terpisah dari

Kabupaten Simalungun. Pada awalnya Kota Siantar memiliki luas 1.248 Ha,

namun setelah terjadi perluasan wilayah maka Kota Pematang Siantar memiliki

luas wilayah 7997,06 Ha dan dibagi menjadi 10 kampung yaitu : Kampung Aek

Nauli, Kampung Kristen Timur, Kampung Kristen Barat, Kampung

Timbanggalung Baru, Kampung Timbanggalung Lama, Kampung Melayu,

Kampung Kota, Kampung Tomuan, dan Kampung Suka Damai.

Universitas Sumatera Utara

Page 49: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

33

Pada tahun 1959 Pemerintah Daerah membagi daerah Kota Praja ini dalam

dua kecamatan yaitu Kecamatan Siantar Timur dan Kecamatan Siantar

Barat.Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No.35 Tahun 1981, Kota

Siantar dibagi menjadi empat kecamatan yang diresmikan oleh Gubernur

Sumatera Utara pada tanggal 17 Maret 1982. Keempat kecamatan tersebut

adalahKecamatan Siantar Barat, Kecamatan Siantar Timur, Kecamatan Siantar

Utara, Kecamatan Siantar Selatan.

2.2 Asal-Usul Kelurahan Setia Negara

Dulu Kelurahan Setia Negara ini termasuk Kelurahan Bah Kapul dan masih

sebuah kabupaten dan 1/3 luas Kota Pematang Siantar itu bagian dari Kelurahan

Bah Kapul, kemudian terjadinya pemekaran pada tahun 1998 di ganti lah yang

masih kabupaten menjadi Kota Madya.

Dengan keluarnya Peraturan Pemerintah No.15 Tahun 1986 pada tanggal 10

Maret 1986 tentang masuknya sembilan desa dari wilayah Kabupaten Simalungun

ke wilayah Kota Madya Pematang Siantar. Akibatnya Kota Siantar berkembang

menjadi enam Kecamatan.Dua kecamatan tambahan tersebut adalah Kecamatan

Martoba dengan pusat pemerintahannya berada di Kelurahan Martoba, sedangkan

satu kecamatan lagi yaitu Kecamatan Siantar Marihat dengan pusat

pemerintahannya berkedudukan di Kelurahan Marihat.

Dengan adanya pengembangan wilayah pada akhir 2007 Kecamatan

bertambah menjadi 8 (delapan) kecamatan, yaitu Kecamatan Siantar Sitalasari

sebagai pecahan dari Kecamatan Siantar Martoba, dan Kecamatan Siantar

Marimbun sebagai pecahan dari Kecamatan Siantar Marihat, dengan jumlah

kelurahan sebanyak 43 kelurahan.

Universitas Sumatera Utara

Page 50: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

34

Kecamatan Sitalasari dipecah menjadi 5 kelurahan yaitu : Bah Kapul, Bah

Sorma, Bukit Sofa, Gurilla dan Setia Negara ini berada di posisi pinggir yang

berdekatan dengan Siantar Barat. Kemudian Siantar Martoba dipecah menjadi 7

kelurahan yaitu : Nagapita, Nagapitu, Pondok Sayur, Sumber Jaya, Tambun

Nabolon, Tambun Pinggir, Tambun Tongah.

Penyebaran penduduk di Kelurahan Setia Negara ini sudah campuran namun

dominan suku batak, keanehan yang muncul sekarang ini kalau kita berbahasa

simalungun ke orang yang bersuku simalungun mereka menjawab menggunakan

bahasa Batak Toba, jadi akhirnya lebih sering orang menggunakan bahasa Batak

Toba dari pada bahasa Simalungun, dan bisa dikatakan Suku Batak Toba yang

menjadi dominan di Kelurahan Setia Negara ini.

2.2.1 Letak Geografis dan Administratif

Kecamatan Siantar Sitalasari berada pada 3º.01’.09’ LU dan 99º.06’.23’

BT, dengan ketinggian ±410m di atas permukaan laut. Kondisi topografi dan

morfologi (kelerengan) yang ada di Kelurahan Setia Negara hanya terdiri dari 2

morfologi yaitu datar dan bergelombang. Curah hujan rata-rata di Kelurahan Setia

Negara sebesar 3.156mm/tahun, kelurahan ini memiliki suhu udara rata-rata

harian sekitar 24-30ºC.

Universitas Sumatera Utara

Page 51: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

35

Gambar 1.Peta Kelurahan Setia Negara

Sumber : Internet

Dari Kelurahan Setia Negara menuju ke Kecamatan Sitalasari menempuh

jarak sejauh 2,5KM, kemudian dari Kelurahan Setia Negara menuju ke Pusat Kota

menempuh jarak sejauh 4,5KM,dan dari Kelurahan Setia Negara menuju ke

Provinsi menempuh jarak sejauh 134KM. Siantar Sitalasari memiliki beberapa

kelurahan satu diantaranya adalah Kelurahan Setia Negara. Kelurahan ini

berbatasan dengan beberapa Kelurahan antara lain:

Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Bah Kapul,

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Nagahuta,

Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Sipinggol-pinggol,

Sebelah Barat berbatasan dengan Nagosari Bosar (Kab. Simalungun).

Universitas Sumatera Utara

Page 52: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

36

Selain di atas pemerintah perlu membina dan melestarikan nilai-nilai luhur

kehidupan yang dimiliki masyarakat Indonesia yaitu rasa kegotong royongan dan

kekeluargaan dalam pelayanan masyarakat untuk mencapai dan mewujudkan

kesejahteraan bersama. Dalam rangka meningkatkan potensi swadaya masyarakat

dalam tercapainya tujuan tersebut maka wilayah Kelurahan Setia Negara ini

dibagi atas :

Berdasarkan Lingkungan dibagi menjadi dua Lingkungan yaitu

Lingkungan I dan Lingkungan II yang masing-masing dipimpin oleh

Kepala Lingkungan (KEPLING).

Berdasarkan Rukun Warga (RW) dibagi menjadi empat RW yang masing-

masing dipimpin oleh Ketua RW.

Berdasarkan Rukun Tetangga (RT) dibagi menjadi tiga belas RT yang

masing-masing dipimpin oleh Ketua RT.

Universitas Sumatera Utara

Page 53: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

37

Secara Administratif wilayah Kelurahan Setia Negara mempunyai luas +/- 466 Ha

dengan rincian sebagai berikut :

Luas Pemukiman di Kelurahan Setia Negara ini sebesar 132,25 Ha

Foto 1. Situasi Pemukiman di Kelurahan Setia negara

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Begini lah situasi pemukiman masyarakat di Kelurahan Setia Negara, rumah

yang jaraknya sangat dekat atau bisa dibilang sangat rapat dari rumah yang satu ke

rumah yang lain. Rumah-rumah disini dapat dibedakan antara rumah yang Muslim

dan rumah yang Kristen biasanya rumah yang Kristen ditandai dengan adanya

asesoris-asesoris natal di depan pintu mereka.

Disini mereka hidup berdampingan, jarang ditemukan rumah yang dihuni oleh

satu agama saja misalnya rumah yang beragama Muslim tetangga-tetangganya

juga Muslim, yang Kristen tetangga-tetangganya juga Kristen, tapi disini campur

satu rumah beragama Muslim kemudian rumah sebelahnya beragama Kristen.

Universitas Sumatera Utara

Page 54: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

38

Luas Persawahan di Kelurahan Setia Negara ini sebesar 8,50 Ha

Foto 2. Kondisi Sawah di Kelurahan Setia Negara

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Foto diatas merupakan gambar sawah yang ada di Kelurahan Setia Negara,

tanah disini cukup terbilang keras dan kering jadi dibutuhkannya peran

pemerintah untuk membantu petani-petani disini agar memberi bantuan seperti

hand traktor untuk mengatasi masalah tanah yang keras agar menjadi datar dan

berlumpur, kalau menggunakan hewan sapi atau kerbau untuk membajak sawah

bisa membutuhkan waktu yang sangat lama. Keuntungan yang didapat

menggunakan hand traktor ini dapat membuat gulma mati yang kemudian akan

membusuk dan akan menjadi humus, dan membuat airisasi tanah menjadi lebih

baik dan lapisan bawah tanah jenuh air sehingga dapat menghemat peenggunaan

air. Dengan menggunakan hand traktor ini juga membuat petani lebih mudah

merawat padi dan dapat menghasilkan panen yang lebih baik untuk meningkatkan

kebutuhan pangan. Petani-petani disini ada yang memang asli masyarakat Setia

Negara namun ada juga dari kampung-kampung yang lain yang bekerja sebagai

petani di Setia Negara ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 55: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

39

Masa panen disini terbilang cukup lama bisa setahun hanya dua kali panen

saja, dan hasilnya tidak maksimal dikarenakan kondisi tanah yang tidak layak

dan tidak adanya alat yang membantu untuk mempercepat membajak

sawahnya.

Luas perkebunan di Kelurahan Setia Negara ini sebesar 208,25 Ha

Foto 3. Jenis-Jenis Tanaman di Kelurahan Setia Negara

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Di sepanjang jalan di Kelurahan Setia Negara hanya terdapat tanaman

jagung dan tanaman daun singkong ada juga beberapa lahan rumah yang

ditanami tanaman serai.Sama halnya dengan sawah yang diatas, saat ini di

Pematang Siantar khususnya Setia Negara juga sangat sulit untuk

mempertahankan lahan pertanian yang mengingat pertambahan populasi

penduduk yang semakin bertambah dan membutuhkan lahan untuk

pembangunan rumah.Selain itu petani juga kesulitan untuk mendapatkan

pupuk, irigasi dan lainnya.Bisa kita lihat gambar diatas tanaman dan tanahnya

sangat kering dan itu disebabkan karena jenis tanahnya yang sangat keras, dan

kurangnya curah hujan untuk menyiram tanaman-tanaman tersebut.Ada juga

beberapa lahan digunakan untuk menanam kelapa sawit.

Universitas Sumatera Utara

Page 56: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

40

Sebenarnya di setiap kelurahan yang ada di Pematang Siantar ini

mempunyai peluang untuk mengembangkan tanaman pangan tertentu, tetapi

tidak ada yang melakukan spesialisasi terhadap tanaman pangan, karena

petani-petani ini masih menanam beraneka ragam dan tidak ada yang

mengkhususkan pada satu jenis tanaman saja sehingga membuat pertanian di

Siantar khususnya Setia Negara ini tidak beraturan karena pengembangan

tanaman pangannya masih terpencar atau belum terfokus pada satu daerah

saja.

Luas Kuburan di Kelurahan Setia Negara ini sebesar 2,25 Ha

Foto 4.Kondisi Kuburan di Kelurahan Setia Negara

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Di Kelurahan Setia Negara ini terdapat 2,25 Ha lahan untuk kuburan,

disini terdapat banyak kuburan, ada yang khusus Islam saja da nada juga yang

khusus Kristen saja. Kebetulan yang penulis temukan ialah kuburan campuran

dimana ada kuburan Islam dan Kristen yang hanya dibatasi oleh tembok saja.

Di bagian depan itu untuk kuburan Islam dan dibagian belakang untuk

kuburan Kristen, memang lebih banyak yang Islam dibandingkan Kristen. Itu

disebabkan karena masyarakat yang beragama Kristen lebih banyak membuat

Universitas Sumatera Utara

Page 57: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

41

kuburan di lahan rumah masing-masing, ada juga di tengah-tengah sawah, dan

mungkin lebih banyak dikuburkan di kuburan khusus Kristen.

Luas Perkantoran di Kelurahan Setia Negara ini sebesar 15,25 Ha

Foto 5. Kantor di Kelurahan Setia Negara

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Yang paling utama di Kelurahan Setia Negara adalahkantor RINDAM

I/BB karena disini tempat pendaftaran militer di Pematang Siantar dan

lokasinya termasuk di Kelurahan Setia Negara. Ada banyak yang mendaftar

menjadi militer, tidak hanya yang berdomisili Siantar saja melainkan banyak

yang dari luar kota juga. Kebetulan waktu penulis berada dilokasi mereka lagi

melaksanakan pelatihan untuk militer yang baru dilantik.Berbagai latar

belakang yang ikut untuk mencapai cita-citanya, ada yang anak petani,

pedagang dan lain-lain. Selain Rindam ada juga Kantor Kelurahan Setia

Negara dan Kantor Balai Pengelolaan Aliran Sungai dan Hutan Lindung

Asahan Barumun (BPDASHL)

Universitas Sumatera Utara

Page 58: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

42

Luas Prasarana umum lainnya sebesar 96,50 Ha

Foto 6. Ruang Terbuka di Kelurahan Setia Negara

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Ada berbagai prasarana umum yang terdapat di Kelurahan Setia negara ini

seperti kolam renang Tirta Wira Yudha, kolam renang untuk segala usia dan

tempat rekreasi bersama kelurga, terdapat taman di dalamnya yang bisa

digunakan untuk mengabadikan momen bersama keluarga tercinta, udara nya

yang sejuk karena banyak ditanami pohon dan bunga, kolamini termasuk

kawasan Rindam I/BB juga, selain itu ada kolam pancing yang dimana setiap

hari Minggu sangat ramai dikunjungi masyarakat Siantar dan termasuk

kawasan Rindam I/BB juga. Selain itu ada Taman Beo, taman yang berada

ditengah-tengah jalan ini cukup bisa membuat hilang kepenatan selama

Universitas Sumatera Utara

Page 59: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

43

bekerja, bisa duduk-duduk santai bersama keluarga maupun pacar, bisa juga

membawa anak-anak untuk berfoto-foto karena terdapat patung burung beo

yang lumayan besar.

2.3 Kondisi Demografi

Berdasarkan data yang di dapat dari Kantor Kelurahan Setia Negara, jumlah

penduduk yang tersebar di 2 lingkungan adalah sebanyak 8.467 jiwa, dengan

jumlah penduduk laki-laki sebanyak 4.257 jiwa dan jumlah penduduk perempuan

sebanyak 4.210 jiwa, dari jumlah keseluruhan yang Warga Negara Indonesia

sebanyak 8.461 jiwa dan 6 jiwa lainnya adalah Warga Negara Keturunan. Dapat

dilihat juga bahwa jumlah penduduk laki-laki dan perempuan tidak terlalu jauh

selisihnya atau bisa dikatakan penduduk laki-laki dan penduduk perempuan sama

banyaknya.

Secara khusus, berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Kelurahan Setia

Negara, jumlah keseluruhan penduduk yang ada di Lingkungan II Kelurahan Setia

Negara adalah sebanyak 3.896 jiwa dengan berbagai jenis kelamin, suku bangsa,

dan agama, hal ini dapat dibuktikan melalui tabel-tabel berikut ini :

Tabel 2.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah

1 Laki-Laki 4.257

2 Perempuan 4.210

Jumlah 8.467

Sumber : Data Kelurahan Setia Negara Tahun 2017

Universitas Sumatera Utara

Page 60: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

44

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat jumlah penduduk terakhir di

Kelurahan Setia Negara tahun 2017 adalah 8.467 jiwa yang terdiri atas 4.257 laki-

laki dan 4.210 perempuan. Dapat dilihat bahwa jumlah warga laki-laki lebih besar

dari jumlah perempuan dan memiliki selisih sekitar 47 orang.

Tabel 2.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa

No. Suku Bangsa Jumlah

1 Simalungun 2.132

2 Batak Toba 2.194

3 Karo 720

4 Pak-Pak 10

5 Mandailing 705

6 Nias 262

7 Jawa 2.115

8 Melayu 56

9 Lain-lain 273

Jumlah 8.467

Sumber : Data Kelurahan Setia Negara pada tahun 2017

Dapat dilihat dari tabel diatas jumlah suku yang paling banyak di

Kelurahan Setia Negara ini adalah suku Batak Toba yang disebabkan karena

dulunya kolonial Belanda membutuhkan tenaga petani Batak Toba yang dianggap

sangat terampil dalam bertani di persawahan, maka mereka menetaplah di

berbagai wilayah Pematang Siantar termasuk di Kelurahan Setia Negara ini.

Penduduk asli ialah suku Simalungun, kemudian pada tahun 1900 mulai

berdatangan penduduk pendatang seperti Mandailing, Cina, Nias, Jawa, Melayu,

dll. Sifat dari masing-masing penduduk suku bangsa itu mempengaruhi pergaulan

yang erat.Misalnya, suku Simalungun lebih dekat dengan suku Mandailing ini

disebabkan karena persamaan ras, kehalusan budi bahasa, maupun gaya tarian,

sedangkan suku Batak Toba dengan suku Karo agak sedikit renggang dikarenakan

Universitas Sumatera Utara

Page 61: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

45

sama-sama memiliki sifat yang keras, cepat dalam bertindak, serta giat dalam

berdagang.

Tabel 2.3Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama

No. Agama Jumlah

1 Islam 4.027

2 Protestan 3.864

3 Katolik 566

4 Hindu 10

5 Budha 6

Jumlah 8.473

Sumber : Data Kelurahan Setia Negara pada tahun 2017

Dari tabel diatas maka dapat dijelaskan bahwa penduduk yang beragama Islam

merupakan kaum mayoritas yang berada di Kelurahan Setia Negara. Mereka yang

beragam Islam kebanyakan berasal dari Suku Jawa, Melayu, kemudian disusul

oleh Suku Mandailing serta Pak-Pak. Selanjutnya penduduk yang beragama

Protestan dan Katolik dikarenakan mereka dianggap sebagai penduduk asli.

Sedangkan agama yang minoritas adalah agama Budha dan Hindu ini disebabkan

karena mereka adalah penduduk pendatang.

Kelurahan Setia Negara ini memiliki beragam suku bangsa seperti

Simalungun, Batak Toba, Melayu, Jawa, Nias, Mandailing dan

Cina.Keberagaman suku bangsa tersebut menyebabkan terjadinya Kerukunan

antar Umat Beragama seperti Islam dan Kristen.Adanya keberagaman tersebut

tidak menyebabkan mereka hidup berkelompok sesuai dengan suku bangsa

maupun agamanya, tetapi mereka tetap hidup berdampingan dan berbaur dalam

keberagaman tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 62: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

46

Agama yang menjadi mayoritas di Kelurahan Setia Negara ini adalah agama

Islam dan Kristen dimana penganut agama Islam berjumlah 4.027 jiwa dan

Kristen berjumlah 4.430 jiwa. Hal tersebut ditandai dengan penduduknya yang

kebanyakan berasal dari Suku Bangsa Melayu, Jawa, Mandailing, dan Pak-Pak,

serta yang menganut agama Kristen sebagian besar adalah penduduk yang berasal

dari Simalungun, Batak Toba, Karo, Nias, dll. Adapun agama yang minoritas di

Kelurahan ini adalah agama Hindu dan Budha.Kerukunan yang terlihat di

Kelurahan Setia Negara ini mencakup semua agama karena sering berinteraksi

atau pun terlibat dalam aktivitas dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan adanya beragam agama di Kelurahan Setia Negara ini maka dapat

dilihat juga bagaimana keterlibatan penganutnya dalam beberapa kegiatan dalam

bermasyarakat. Penganut agama apapun saling menghormati satu sama lain, saling

mengasihi, dan saling menghargai satu sama lain, dapat dilihat dari cara mereka

berkomunikasi yang saling mendukung satu sama lain sehingga jarang terjadinya

konflik. Adapun konflik yang terjadi itu adalah urusan pribadi masyarakat yang

bersangkutan seperti konflik dalam bidang politik.

Kerukunan yang terjadi di Kelurahan ini membuat adanya interaksi dari

masing-masing penganut agama, seperti adanya acara perkawinan jika penganut

agama Islam yang membuatnya maka penganut dari agama lain terutama agama

Kristen di undang dan mereka datang dengan senang hati begitu juga sebaliknya.

Universitas Sumatera Utara

Page 63: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

47

Adapun jika salah satu dari mereka terkena musibah seperti meninggalnya

salah satu anggota keluarga dari umat Islam maka mereka yang umat Kristen

datang untuk memberi ucapan bela sungkawa dan ikut membantu seperti

menyusun kursi, begitu juga sebaliknya jika umat Kristen yang tertimpa musibah

maka umat Islam pun membantunya dengan suka rela.

2.4 Kondisi Perekonomian

Keadaan ekonomi masyarakat yang ada di Kelurahan Setia Negara bisa

dibilang masyarakat menengah ke atas.Dapat dijelaskan menurut tabel dibawah

ini :

Tabel 2.4Kondisi Ekonomi Masyarakat Kelurahan Setia Negara

No. Pekerjaan Jumlah

1 PNS 1.053

2 TNI 3.680

3 Pedagang 650

4 Petani 30

5 Buruh Swasta 555

6 Penjahit 235

7 Tukang Pangkas 20

8 Pengemudi Becak 431

9 Supir 535

10 Peternak 351

11 Dokter 7

12 Pengusaha 631

Jumlah 8.178

Sumber : Data Kelurahan Setia Negara pada tahun 2017

Berdasarkan tabel diatas mata pencaharian terbanyak di Kelurahan Setia

Negara ini adalah sebagai anggota TNI karena di dukung oleh lingkungan yang

merupakan kawasan Rindam I/BB.Selain itu di Kelurahan Setia Negara ini

terdapat pasar pagi yang cukup dikenal, disini semua masyarakat Setia Negara

mendapatkan kebutuhan sehari-hari mereka.

Universitas Sumatera Utara

Page 64: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

48

Foto 7. Situasi Pasar Pagi di Kelurahan Setia Negara

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar diatas merupakan lokasi pasar pagi yang digunakan masyarakat

untuk membeli bahan-bahan masakan, batasan tembok dengan tempat jualan

mereka adalah kawasan Rindam I/BB tepat dibelakang pasar pagi.Pasar pagi ini

buka setiap hari mulai dari jam 06.00 pagi sampai jam 13.00 siang. Disini mereka

menjual sayur-sayuran seperti sayur kol, tomat, cabai, bawang, dan sayuran-

sayuran lainnya yang diperoleh mereka dari Berastagi, ada yang diantar langsung

dari Berastagi ke Siantar ada pula yang dijemput langsung oleh pedagang-

pedagang di pasar pagi ini.

Kalau sayur-sayuran tidak ada yang diperoleh dengan kebun sendiri

melainkan mereka juga membeli terlebih dahulu kemudian dijual lagi di pasar

pagi.Beda dengan pedagang yang menjual buah-buahan seperti pisang, daun

pisang, dan lainnya, itu diperoleh dari kebun sendiri biasa pedagangnya bukan asli

Setia Negara melainkan dari kelurahan lain yang mempunyai lapak untuk

berjualan di pasar pagi Setia Negara.

Universitas Sumatera Utara

Page 65: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

49

Foto 8. Tempat Masyarakat Membeli Kebutuhan Sehari-hari

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Selain menjual sayur-sayuran ada juga pedagang yang menjual sembako,

seperti minyak makan, tepung, mie instan, telur, makanan ringan, dan lain-lain

mereka bisa temukan di pasar pagi juga, dan jika tidak ada di pasar pagi mereka

membeli kebutuhan lainnya di Indomaret yang menjual berbagai macam

keperluan rumah tangga. Seperti foto yang terakhir itu toko yang sudah lama

berdiri dan pemiliknya beragama Budha, penulis sering membeli kopi khas

Siantar di toko itu, banyak sekali orang yang membeli disana karena termasuk

lengkap dan terjangkau semua yang dijual mereka. Ini lah termasuk sikap dari

toleransi yang dimana masyarakat setempat tidak memandang bulu siapa yang

berjualan, yang mereka pikirkan barangnya ada dan harganya murah

Universitas Sumatera Utara

Page 66: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

50

Foto 9. Berbagai Macam Dagangan Yang Dijual di Pasar Pagi

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Banyak sekali pedagang di pasar pagi ini selain menjual sembako ada yang

menjual ikan segar, ikan yang merupakan kebesaran masyarakat Siantar adalah

ikan mas, ada juga ikan lele, dan lain-lain. Kemudian ada yang menjual ikan asin,

ikan teri, cumi asin, ada juga yang menjual ayam hidup yang merupakan hasil dari

peternakan sendiri, ada juga menjual ayam potong. Selain kebutuhan dapur ada

juga pedagang yang menjual kebutuhan lainnya seperti pakaian, jilbab, sendal,

sepatu, hingga perabotan rumah tangga.

2.5 Kondisi Pendidikan

Mayoritas penduduk yang ada di Kelurahan Setia Negara ini kebanyakan

hanya lulusan tingkat SMA dan sebagian lagi belum lulus sarjana. Meskipun

sebagian lain ada yang hanya lulusan SMP bahkan SD, tetapi ada juga yang tamat

hingga pendidikan yang tinggi seperti lulusan S-1, S-2 bahkan ada yang lulus S-3.

Universitas Sumatera Utara

Page 67: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

51

Hal tersebut karena banyaknya sarana pendidikan yang dekat dengan

lingkungan mereka, sehingga tidak sulit untuk menempuh jarak yang dekat.Selain

itu pendidikan adalah hal yang utama bagi mereka untuk meningkatkan taraf

hidup di zaman sekarang khususnya dalam mencari pekerjaan. Sebagai bukti

penjelasan di atas dapat dilihat melalui tabel berikut ini :

Tabel 2.5 Kondisi Pendidikan Masyarakat Kelurahan Setia Negara

No. Pendidikan Jumlah

1 Belum Sekolah 462

2 Tidak Tamat 78

3 Tamat SD 987

4 SMP 2.500

5 SMA 3.000

6 D-1 20

7 D-2 25

8 D-3 20

9 S-1 1

10 S-2 1

11 S-3 1

Jumlah 7.095

Sumber : Data Kelurahan Setia Negara pada tahun 2017

2.6 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasana di Kelurahan Setia Negara ini cukup baik, karena

pembangunan disini sangan erat kaitannya dengan adanya fasilitas yang

mendukung.Untuk itu perlu dibahas sarana dan prasarana yang dapat menunjang

serta mendukung aktivitas masyarakat. Sarana dan prasarana adalah faktor yang

menandai ciri khas sebuah kota. Berikut sarana dan prasarana yang terdapat di

Kelurahan Setia Negara.

Universitas Sumatera Utara

Page 68: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

52

2.6.1 Sarana Transportasi

Di Kelurahan Setia Negara ini merupakan wilayah yang strategis dan

mudah dijangkau karena sebagai jalan raya lintas sumatera. Angkutan umum yang

sangat beragam mempermudahkan penduduk untuk berpergian kemana saja,

apalagi disini sebagai kota perlintasan bagi wisatawan yang ingin pergi ke Danau

Toba.Angkutan umum seperti GMSS, CV.GOK, JAPARIS yang dari pusat

kotamenuju ke daerah ini cukup naik satu kali angkutan umum yang bernama

Sinar Siantar. Ojek online juga melengkapi sarana transportasi di daerah ini

dengan membayar sekitar Rp. 2.000,- – Rp. 15.000,- langsung sampai tujuan.

Kalau berangkat dari Medan kita bisa menaiki bus seperti Intra, Sejahtera, bahkan

sudah banyak parade yang dapat mengantar langsung sampai depan rumah,

perkiraan ongkos kalau naik bus Sejahtera sekitar Rp. 24.000,-, bus Intra mulai

dari Rp. 35.000,- - Rp. 42.000,-, kalau naik paradep sekitar Rp. 50.000,- – Rp.

55.000,-.

Masyarakat kelurahan Setia negara ini juga memiliki kendaraan pribadi seperti

mobil, kendaraan roda dua, truk, mini bus, dan juga becak khas Siantar. BSA yang

merupakan nama dari becak Siantar yang memakai mesin lama sehingga

perkembangan BSA ini hampir punah karena dengan semakin majunya

perkembangan teknologi. Penulis jarang menemukan becak yang menggunakan

kereta yang khas seperti dulu, kebanyakan sekarang mereka menggunakan

kendaraan roda dua biasa seperti megapro untuk dijadikan becak.

Universitas Sumatera Utara

Page 69: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

53

Foto 10. Kendaraan Umum Untuk Menuju Kelurahan Setia Negara

Sumber : Dokumentasi Pribadi

2.6.2 Sarana Peribadatan

Dengan keberagaman agama yang dimiliki Kelurahan Setia Negara ini

mempermudah mereka untuk melakukan ibadah sesuai kepercayaannya masing-

masing. Hal tersebut ditandai dengan adanya tempat-tempat ibadah dari semua

agama yang dianut oleh masyarakat Kelurahan Setia Negara, yakni terdapat 5

Mesjid 2 Musholla bagi umat Islam, 7 Gereja Kristen, 1 Gereja Katolik, tidak

terdapat kuil dan vihara di Kelurahan Setia Negara ini.

Karena masyarakat Kelurahan Setia Negara ini penduduknya sama antara

Muslim dan Kristen, maka terdapat banyak sekali rumah ibadah yang bisa kita

jumpai. Khususnya di dalam kawasan Rindam I/BB terdapat Mesjid, Gereja

Protestan, dan Gereja Katolik yang jaraknya tidak berjauhan, dan juga jarak

tempat ibadah dengan rumah masyarakat lumayan jauh, ada yang menggunakan

kendaraan roda dua, mobil, danada juga yang berjalan kaki, termasuk umat

Kristen banyak yang berjalan kaki kemungkinan dia anak perantauan.

Universitas Sumatera Utara

Page 70: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

54

Foto 11. Kondisi Rumah Ibadah di kelurahan Setia Negara

Sumber : Dokumentasi Pribadi

2.6.3 Sarana Kesehatan

Kesehatan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap manusia, karena

itu sangat diperlukannya sarana kesehatan di Kelurahan Setia Negara ini, tapi

sangat disayang kan karena terlalu minimnya sarana kesehatan yang ada. Hal ini

bisa dibuktikan dengan tidak adanya rumah sakit yang layak buat masyarakat

sekitar, hanya memiliki 5 unit Posyandu, 1 Puskesmas Pembantu, dan 1 Toko

Obat, tidak adanya Puskesmas, Poliklinik, dan tempat Praktek Dokter.

Foto 12.Puskesmas Raya

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Universitas Sumatera Utara

Page 71: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

55

2.6.4 Prasarana OlahRaga

Olahraga sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia, dapat

dilihat kalau sarana olahraga di Kelurahan Setia Negara ini cukup baik , karena

dengan adanya 2 Lapangan Sepak Bola, 2 Lapangan Volly, dan 1 Lapangan Tenis

ini bisa membuat masyarakat sekitar khususnya anak muda untuk melatih bakat

mereka dengan skillnya masing-masing.

Foto 13.Lapangan bola kawasan Rindam I/BB

Sumber : Dokumentasi Pribadi

2.6.5 Sarana Pendidikan

Pendidikan itu sangat penting terutama di desa-desa terpencil agar anak-

anak yang berada di lingkungan tersebut tidak salah dalam pergaulan, dan adanya

sarana pendidikan bisa merubah kondisi ekonomi dengan cara mendapat

pekerjaan yang lebih baik lagi sesuai tingkat pendidikannya masing-masing. Ada

pun sarana pendidikan yang terdapat di Kelurahan Setia Negara ini berjumlah 5

unit Taman Kanak-Kanak (TK), 6 unit Sekolah Dasar (SD) salah satu nya ada

Sekolah Dasar Asisi yang terdapat di Jl. Viyata Yudha, Setia Negara, Siantar

Sitalasari, Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

Page 72: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

56

Ada 2 unit Sekolah Menengah Pertama (SMP), salah satunya SMP Negeri

10 yang berada di Jl. Sisingamangaraja Komplek Rindam I/bb Pematang

Siantar.Tidak ada Sekolah Menegah Atas (SMA) maupun Perguruan Tinggi di

Kelurahan Setia Negara ini.Sarana pendidikan paling tinggi hanya sebatas

Sekolah Menengah Pertama (SMP) saja.

Foto 14. Beberapa Sekolah Yang Ada di Kelurahan Setia Negara

SD Negeri 0124387 SD Katolik ASISI SMP Negeri 10

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Universitas Sumatera Utara

Page 73: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

57

BAB III

INTERAKSI SOSIAL ANTAR UMAT BERAGAMA

3.1 Pengertian Interaksi Sosial Menurut Masyarakat di Setia Negara

Interaksi sosial tidak pernah lepas dari kehidupan individu maupun

kelompok. Semua itu tidak akan terjadi tanpa adanya interaksi satu sama lain.

Begitu juga interaksi sosial di masyarakat Kelurahan Setia Negara yang

mempunyai latar belakang yang berbeda-beda khususnya agama yang berjalan

dengan lancar dan harmonis, sehingga setiap umat yang beragama dapat

melaksanakan tuntutan agamanya masing-masing dengan baik.

Untuk menciptakan hubungan interaksi sosial di Setia Negara masyarakat

harus menegakkan sikap yang baik dan berkualitas, artinya masyarakat harus

memiliki pemikiran yang baik agar terciptanya sikap toleransi di Setia Negara ini

berjalan lancar. Dengan adanya sikap toleransi yang gunanya untuk saling

menghormati satu sama lain khususnya kehidupan antar umat beragama di Setia

Negara. Selain itu kita juga menjaga hubungan silaturahmi baik antar sesama

umat beragama maupun yang berbeda agama.Dengan menjalankan semua itu

maka kehidupan bermasyarakat dalam perbedaan suku, agama, dan ras dapat

dicapai dengan sebaik-baiknya.Bahkan dari sikap toleransi ini memberi dampak

dan manfaat yang luas bagi umat beragama dan bermasyarakat di Indonesia

khususnya Kelurahan Setia Negara ini.

Manfaat dari toleransi adalah menghindari perpecahan, meningkatkan rasa

persaudaraan antar umat beragama, meningkatkan kekuatan iman dan akhlak

sebagai umat beragama, meningkatkan rasa nasionalisme dalam bermasyarakat,

adanya kata mufakat dalam bermusyawarah, mengurangi sifat egoistis (merasa

Universitas Sumatera Utara

Page 74: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

58

paling benar) dalam berargumen, dapat mempersatukan perbedaan budaya dan

agama yang mempermudah membangun negara Indonesia lebih maju serta

mensejahterakan masyarakat dengan berperilaku yang terdidik dan beragama.

Dari manfaat diatas penulis menyimpulkan bahwa sikap toleransi adalah cara

hidup bermasyarakat dengan membiarkan orang lain berpendapat dengan tidak

mengganggu kehidupan pribadi orang lain baik formal maupun informal. Jika

dikaitkan dengan budaya dan agama maka sikap toleransi ini melarang adanya

sikap diskriminatif terhadap orang lain atau kelompok lain dalam beragama dan

berkegiatan serta melarang untuk ikut campur urusan pribadi seseorang maupun

kelompok dalam kehidupan bermasyarakat.

Masyarakat Kelurahan Setia Negara yang terdiri dari berbagai macam

agama tidak menjadikan mereka menjadi terpecah belah, hal ini dapat dilihat dari

keberlangsungan hidup mereka sehari-hari yang terlihat sangat rukun. Untuk

menciptakan kehidupan yang rukun satu sama lain dengan cara saling

menghargai, saling mengasihi, jangan menaruh iri hati terhadap orang lain, saling

tolong menolong, sehingga tidak memunculkan sikap suudzon atau prasangka

buruk terhadap orang lain, karena itu lah masyarakat di Setia Negara ini tidak

pernah mengalami konflik yang besar, bahkan bisa dikatakan tidak pernah terjadi

konflik apalagi konflik antar umat beragama.

Universitas Sumatera Utara

Page 75: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

59

Seperti yang dikatakan oleh salah satu informan yaitu Ibu

Putri (30) bahwa:

“Interaksi sosial itu adanya hubungan timbal balik antar

masyarakat dan adanya tindakan dalam suatu komunikasi,

misalnya saling tolong menolong saat ada acara pernikahan, atau

pembangunan rumah ibadah kami saling membantu satu sama lain.

Interaksi antar umat beragama ini juga berdampak positif da ada

juga yang negatifnya, kalau yang positif bisa mempererat

keakraban dalam melaksanakan gotong royong, ada juga yang

negatifnya kalau ada yang saling iri hati bisa menimbulkan suatu

konflik”

Hal yang paling penting diingat sama masyarakat Kelurahan Setia Negara

ini jangan pernah mengganggu atau melukai hati sesama warga, tidak

memaksakan agamanya kepada orang lain, harus menghargai keberadaan agama

atau budaya lain yang harus dihormati, semua ini dilakukan untuk memberikan

rasa nyaman kepada mereka dalam melaksanakan ibadahnya masing-masing tanpa

mengintimidasi agama yang berbeda. Jika kita menjalankan sikap toleransi maka

kedamaian pun akan terjadi, tidak ada konflik dan adanya keharmonisan dalam

hubungan antar umat beragama, suku, budaya, yang selalu dijaga dengan hidup

bermasyarakat yang damai, tentram, tanpa ada perasaan takut.

Kondisi hubungan antar umat beragama di Kelurahan Setia ini dapat

dilihat melalui pergaulan mereka baik dalam kehidupan sosial maupun kehidupan

keagamaan.Pergaulan dalam kehidupan sosial itu misalnya dalam acara

perkawina, kematian, musyawarah, serta gotong royong. Dalam acara-acara

tersebut masyarakat di Kelurahan Setia Negara akan berpartisipasi dan acara

tersebut berjalan dengan lancar dan damai karena mereka berkerjasama karena

adanya rasa persaudaraan yang tertanam di hati mereka.

Universitas Sumatera Utara

Page 76: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

60

Pergaulan dalam kehidupan keagamaan itu misalnya Hari Raya Idul Fitri

bagi umat Muslim, dan Perayaan Natal bagi umat Kristen. Dalam acara tersebut

mereka saling menhadiri serta saling mendukung satu sama lain. Ini membuktikan

kalau masyarakat Setia Negara ini baik dalam pergaulan kehidupan sosial maupun

kehidupan beragama. Menurut salah satu informan bahwa kesadaran diri sendiri

untuk menerima keberadaan orang lain sangat penting, sehingga sudah menjadi

suatu kebiasaan yang akhirnya diturunkan ke anak cucu masing-masing.

Sebagaimana yang dikatakan oleh seorang informan yaitu

Bapak Iwan (40) bahwa :

“untuk menciptakan kehidupan yang damai, tenang,

memang harus saling menghargai, tidak ada yang lain karna kalau

sudah menghargai semua menjadi aman, tidak muncul berbagai

konflik. Itu lah interaksi sosial bisa dikatakan hubungan timbal

balik sesama warga yang membuat kehidupan ini lebih berwarna

karena adanya perbedaan itu”.

3.2 Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Antar Umat Beragamadi Kelurahan

Setia Negara

Manusia berinteraksi dengan sesamanya untuk menghasilkan pergaulan yang

baik dalam suatu kelompok sosial.Bentuk-bentuk interaksi dapat dijumpai pada

kehidupan masyarakat di Kelurahan Setia Negara.Dapat di katakan bahwa

interaksi sosial di Kelurahan Setia Negara cukup baik hingga tidak menimbulkan

konflik yang besar.Ada beberapa bentuk interaksi sosial, mulai dari kerja

sama(cooperation), persaingan (competition), dan ada juga yang berbentuk

pertikaian (conflict), namun suatu pertikaian pasti ada cara untuk

menyelesaikannya walaupun hanya dapat diterima sementara waktu saja dan ini

Universitas Sumatera Utara

Page 77: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

61

biasanya dinamakan akomodasi (accommodation). Ada juga asimilasi

(assimilation), akulturasi (acculturation), dan kontravensi (contravention).

Dari penjelasan bentuk interaksi sosial diatas, maka penulis akan membuat

siklus bentuk interaksi sosial yang terdapat di Kelurahan Setia Negara. Mulai dari

kerja sama, persaingan, konflik dan akomodasi, disini tidak ada yang namanya

asimilasi dan akulturasi, walaupun masyarakat disini menganut agama yang

berbeda, suku bangsa yang berbeda, dan kebudayaan yang berbeda juga, mereka

tidak ada yang menghilangkan kebudayaan atau ciri khas dari masing-masing

individu untuk menciptakan kebudayaan baru dan dianut secara bersama-sama,

dan sama halnya dengan akulturasi, tidak adanya kebudayaan asing yang

digabung untuk dimasukkan ke kebudayaan yang sudah ada tanpa menghilangkan

unsur kebudayaan itu sendiri. Berikut siklus interaksi sosial di Kelurahan Setia

Negara.

Gambar 2. Siklus Interaksi Sosial

Sumber : Dokumentasi Pribadi

akomodasi

kerjasama

Persaingan

Konflik

Universitas Sumatera Utara

Page 78: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

62

3.2.1 Bentuk Kerjasama Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia Negara

Salah satu bentuk interaksi sosial yaitu kerja sama, masyarakat melakukan

kerja sama antar umat beragama untuk mempererat hubungan mereka menjadi

lebih akrab lagi, lebih mengenal satu sama lain sehingga mereka lebih banyak

teman dalam bergaul. Kerja sama antar umat beragama yang di temukan di

Kelurahan Setia Negara yaitu :

1. Aspek perkawinan

Dalam acara perkawinan menjadi salah satu tempat yang membuat

masyarakat saling tolong menolong antara umat Islam dan umat Kristen. Jika ada

acara perkawinan baik itu dari umat Islam maupun Kristen maka semua

masyarakat yang ada di Keluahan Setia Negara maupun diluar kelurahan ini akan

datang menghadiri pesta dan ikut memeriahkan acara tersebut bila diundang oleh

tuan rumah yang mengadakan pesta.

Biasanya baik Islam dan Kristen semua diundang karena mereka memiliki

rasa persaudaraan yang tinggi tanpa membedakan latar belakang

agamanya.Selama seseorang diundang maka ia akan berusaha hadir di acara

tersebut meskipun berbeda keyakinan untuk menjalankan kewajiban mereka

sebagai masyarakat yang patuh terhadap aturan yang telah dibuat oleh mereka.

Dalam perkawinan pasti ada yang membedakan Agama Islam dengan Agama

Kristen, seperti biasa jika Agama Kristen yang mengadakan pesta pasti ada tempat

khusus buat masyarakat yang beragama Islam dan makanan nya pun dibedakan

pula.Proses ini membuat keharmonisan antar umat beragama muncul karena dari

mengundang dan menghadiri acara itu salah satu cara kita menghargai orang lain.

Universitas Sumatera Utara

Page 79: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

63

Adapun perkawinan yang mengharuskan berpindah keyakinan bisa

mengurangi rasa perbedaan yang ada karena semua itu murni terjadi tanpa adanya

paksaan dari siapa pun, demi cinta nya kepada umat Tuhan Yang Maha Esa ia rela

melakukan itu semua untuk membangun rumah tangga yang bahagia dunia dan

akhirat. Karena tidak sedikit masyara kat di Kelurahan Setia Negara mempunyai

anak yang menikah dengan perempuan atau laki-laki yang berbeda keyakinan

namun berpindah keyakinan untuk menjalankan perintah dari Tuhan Yang Maha

Esa yaitu menikah.Walaupun didalam keluarga ada yang beragama Islam danada

juga yang beragama Kristen tidak menjadi masalah bagi mereka, terbukti mereka

sampai sekarang hidup rukun serta cucu-cucunya yang berbeda agama juga

terlihat sangat akrab saat dilihat ketika lagi bermain bersama.

Seperti yang dikatakan oleh Bapak Hasoloan (63) bahwa :

“Disini tidak ada konflik berdasarkan agama, seperti yang

bisa dilihat saya beragama Kristen mempunyai menantu

yang beragama Islam dan anak saya pun masuk ke Agama

Islam, cucu-cucu saya pun berhubungan baik semuanya,

tidak hanya di keluarga saya saja, mungkin banyak juga di

Setia Negara ini yang dia beragama Kristen mempunyai

saudara yang beragama Islam begitu juga sebaliknya, jadi

disini aman-aman saja dalam berinteraksi”

Universitas Sumatera Utara

Page 80: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

64

Foto 15.Masyarakat yang beragama Islam mengikuti acara Pemberkatan di

Gereja

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Foto diatas ini merupakan salah satu contoh adanya sikap toleransi yang

berada di Kelurahan Setia Negara, dimana cinta dapat menyatukan perbedaan,

adanya toleransi yang tinggi antar umat beragama menandakan bahwa walaupun

berbeda-beda tapi tetaplah bersaudara.Seperti yang dilihat bahwa adanya umat

Muslim yang ikut hadir dalam acara pemberkatan umat Kristen di Gereja.

Foto 16. Masyarakat yang beragama Kristen ikut hadir dalam

acarapernikahan orang yang beragama Islam

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Universitas Sumatera Utara

Page 81: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

65

Foto diatas membuktikan tidak hanya umat Islam saja yang menghadiri

acara yang dibuat oleh umat Kristen, umat Kristen begitu juga, mereka

menghadiri pernikahan umat Islam untuk saling menghargai satu sama lain.

Karena ketika kita sudah di undang oleh orang lain maka kewajiban untuk hadir

itu sangat penting. Adanya hubungan timbal balik antar umat beragama membuat

masyarakat Kelurahan Setia Negara ini hidup rukun, tidak pernah

mempermasalahkan status agama yang dianut oleh masing-masing masyarakat.

2. Perayaan Hari-Hari Besar

Momentum perayaan hari besar antar umat beragama tentunya harus

dilandasi sikap saling menghormati antar umat yang berbeda keyakinan satu sama

lainnya. Misalnya jika ada salah satu agama sedang merayakan hari besar biasa

nya akan ada masyarakat yang dari beda keyakinan datang untuk memberi

ucapan secara langsung kepada masyarakat yang merayakannya.Seperti pada saat

Hari Raya Idul Fitri yang dirayakan oleh umat Muslim, maka masyarakat

setempat berkunjung ke setiap rumah yang merayakannya tidak hanya masyarakat

yang sama keyakinannya tapi yang berbeda keyakinan pun ikut meramaikan hari

baik ini tanpa memandang adanya perbedaan.

Begitu juga sebaliknya jika Perayaan Natal tiba yang dirayakan oleh umat

Kristen biasanya juga mereka mengundang masyarakat lain untuk hadir

kerumahnya ikut serta merayakan hari bahagia tersebut. Kebersamaan ini bisa

terjadi kalau masyarakatnya memiliki kesadaran diri yang tinggi untuk mau

memberi dan menerima yang telah disesuaikan dengan batasan-batasan dalam

bertingkah laku.Selayaknya manusia membangun suatu hubungan sikap toleransi

harus melekat dalam kehidupan yang penuh keberagaman.

Universitas Sumatera Utara

Page 82: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

66

3. Aspek Kematian

Setiap manusia yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Apabila ada

salah seorang warga yang meninggal dunia, maka salah satu dari keluarganya

akan mengumumkan berita tersebut di masjid terdekat dengan menggunakan

pengeras suara(microphone) agar dapat didengar oleh seluruh masyarakat

Kelurahan Setia Negara, dan apabila yang meninggal adalah masyarakat yang

beragama Kristen maka tetangga terdekat akan memberitahu ke tetangga lainnya.

Ketika mendengar suara kentungan berbunyi maka masyarakat sudah tahu

kalau ada orang yang meninggal dunia, kemudian mereka langsung menuju ke

rumah duka, baik itu masyarakat yang beragama Islam maupun Kristen, karena

mereka datang untuk menghormati satu sama lain walaupun hanya dengan datang

melayat dan mengucapkan bela sungkawa itu sudah termasuk sikap toleransi antar

umat beragama. Kalau untuk membantu menyusun kursi, memasang tenda,

bahkan membantu memasak itu tidak semuanya ikut, karena didalam fikiran

mereka yaitu “orang melihat orang” yang dimaksud jika itu tetangga dekat atau

sering juga melayat maka mereka akan membantunya lebih dari sekedar melayat

saja.

Dalam hal ini ada bantuan yang mereka kasih itu seperti dalam bentuk

uang yang seikhlas hati, adapun kutipan wajib itu terdapat di dalam kelompok-

kelompok masyarakat seperti Serikat Tolong Menolong (STM) bagi umat

Muslim, yang bagi umat Kristen nya penulis kurang tahu apa namanya yang pasti

ada juga, itu berlaku hanya untuk anggota saja, kalau diluar anggota biasanya ada

yang mengasih sumbangan dalam bentuk papan bunga, ada juga bantuan dana

yang telah dikumpulkan baik dari Agama Islam maupun Kristen dengan suka rela.

Universitas Sumatera Utara

Page 83: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

67

4. Gotong Royong

Kemudian adanya kegiatan gotong royong yang dikerjakan secara

bersama-sama. Manusia sebagai makhluk sosial yang artinya hanya akan menjadi

apa dan siapa ia bergaul, karena manusia tidak dapat hidup sendiri, jika dia sendiri

ia tidak “menjadi” manusia. Karena itu menjalin hubungan kerja sama sangat

penting bagi masyarakat Setia Negara untuk mengingat bahwa Indonesia juga

sudah lama menggunakan azaz gotong royong yang bersifat kekeluargaan dalam

setiap pekerjaannya.

Kehidupan seperti ini dapat terjadi karena adanya kesadaran diri sendiri

bahwa interaksi sosial itu sangat diperlukan.Dalam bertetangga yang dilihat dari

tempat tinggal mereka yang bercampur dan berdekatan antara Agama Islam dan

Agama Kristen, itu mencerminkan kalau mereka berhubungan baik dan adanya

rasa persaudaraan yang tinggi. Keuntungan yang didapat dengan mengadakan

kegiatan gotong royong adalah menyatukan masyarakat dengan status yang sama

tanpa membeda-bedakan agama dan tingkat ekonomi, dapat meringankan

pekerjaan karena dilakukan secara bersama-sama, dan dapat mempererat

hubungan antar umat beragama agar tidak mudah di adu domba yang

mengakibatkan terjadinya konflik. Biasanya gotong royong yang dilakukan di

Kelurahan Setia Negara ini yang paling penting adalah gotong royong

membersihkan tempat ibadah dan membersihkan area lingkungan mereka.

Universitas Sumatera Utara

Page 84: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

68

Gotong royong dilakukan setiap dua minggu sekali dan disini semua

masyarakat akan bekerja sama dengan suka rela, mulai dari membersihkan

selokan, membersihkan perkarangan setiap rumah dan lain-lain. Sedangkan

gotong royong membersihkan tempat ibadah dilakukan setiap Hari Jum’at dan

Minggu.

Seperti yang dikatakan Bapak Irfan (37) yaitu :

“Gotong royong dalam bentuk interaksi antar umat

beragama yaitu dengan dijalankannya kegiatan ini secara

bergantian termasuk untuk membersihkan tempat ibadah,

seperti setiap Hari Jum’at gotong royong dilaksanakan di

Mesjid dan seluruh masyarakat diundang baik Islam

maupun Kristen, dan di Hari Minggu sama juga seperti itu.

Jadi tujuannya dibuat seperti itu untuk saling menjaga yang

diawali dari tempat ibadah terlebih dulu”.

Ketika kegiatan ini dilakukan yang diharapkan adalah semua warga ikut

serta dalam mengambil bagian tanpa ada yang merasa lebih hebat karena

perbedaan agama yang dianutnya.Gotong royong bagi umat Muslim dan Kristen

merupakan tradisi yang harus dipertahankan, karena kegiatan ini lah mereka

masih bisa berkumpul tanpa memikirkan perbedaan.

Foto 17. Kegiatan masyarakat membersihkan aliran sungai dan

perkarangan rumah

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Universitas Sumatera Utara

Page 85: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

69

Foto diatas merupakan kegiatan gotong royong yang dilakukan di

Kelurahan Setia Negara, mulai dari membersihkan area sungai yang dimana

sungai itu sangat berguna bagi masyarakat di Kelurahan Setia Negara untuk

melakukan aktivitas seperti mencuci, mandi, dan lainnya.Selanjutnya

membersihkan perkarangan rumah yang dilakukan secara bersama-sama untuk

meringankan suatu pekerjaan.

5. Musyawarah

Ada juga interaksi sosial lainnya yaitu musyawarah, salah satu upaya

untuk menciptakan kerukunan antar umat beragama yaitu dengan cara

bermusyawarah, karena dengan musyawarah masalah apapun dapat diselesaikan

dengan baik tanpa menimbulkan konflik sebab semua keputusan berdasarkan hasil

musyawarah. Tanpa musyawarah maka hasilnya tidak sesuai apa yang diinginkan

masyarakat.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis di Kelurahan Setia

Negara ialah semua kegiatan yang akan dilakukan itu akan menjalankan

musyawarah terlebih dulu untuk mendapatkan keputusan secara bersama-sama,

baik itu kegiatan sosial, kegiatan keagaamaan maupun kegiatan nasionalis. Hal-

hal yang berhubungan dengan masyarakat tentu harus dengan proses

bermusyawarah.

Seperti yang dituturkan oleh Ibu Ayu (35) yaitu :

“Musyawarah sangat penting karena menghindari hal-hal

yang tidak diinginkan. Seperti mau membuat acara yang

menutup badan jalan, itu harus dimusyawarahkan karena

jangan sampai orang lain merasa keberatan dan

menimbulkan suatu konflik. Hal-hal kecil seperti ini harus

diperhatikan dengan baik agar tidak terjadi hal yang tidak

diinginkan”

Universitas Sumatera Utara

Page 86: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

70

Musyawarah adalah jalan terbaik untuk menyatukan semua pendapat

masyarakat dan mendapatkan solusi yang bertujuan untuk mewujudkan

kepentingan bersama bukan untuk kepentingan pribadi saja dan dapat

mencegah terjadinya suatu konflik.

3.2.2 Bentuk-Bentuk Kerja Sama Antar Sesama Agamadi Kelurahan Setia

Negara

Penulis akanmembahas tentang bentuk-bentuk kerja sama antar sesama

agama yang terjadi dalam kehidupan Masyarakat Kelurahan Setia Negara.

Bentuk-bentuk ini dapat memperjelas adanya kehidupan yang rukun, damai, aman

antar sesama agama.Bentuk kerja sama antar sesama agama ialah akan dibagi

menjadi 2 bagian yaitu : 1). Kerja sama antara Agama Islam dengan Islam, 2).

Kerja sama antara Agama Kristen dengan Kristen.

1. Kerja SamaAntara Agama Islam dengan Islam di Kelurahan Setia

Negara

Islam adalah agama yang universal, dalam islam dikenal dengan prinsip

dasar Hablum Minallah (hubungan manusia dengan Allah), dalam islam

hubungan sosial yang paling populer adalah silaturahmi yang berarti hubungan

kekeluargaan. Di Kelurahan Setia Negara ini masyarakat beragama Islam

menjadikan silaturahmi itu sebagai kegiatan rutin yang dilakukan setiap seminggu

sekali yang ditetapkan di hari Senin, kegiatan itu adalah wirit yang dimana sudah

terjadwal setiap minggunya dan masyarakat di Kelurahan Setia Negara ini

membuat kutipan bagi setiap anggotanya sebesar Rp.20.000,-/minggu dan dikutip

di hari dimana wirit itu dilaksanakan.

Universitas Sumatera Utara

Page 87: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

71

Tidak hanya itu saja, masyarakat disini juga sering melakukan kegiatan

jalan-jalan yang diikuti oleh sesama anggota wirit, dana yang dikeluarkan pun ada

sebagian dari uang kas wirit dan ada juga kutipan yang sudah ditentukan sesuai

jumlah anggota yang ikut, masing-masing anggota boleh membawa keluarganya

misalnya membawa anak atau cucu mereka dan dikenakan biaya juga. Hal ini

membuat mereka menjadi lebih akrab lagi dan semakin kompak dalam

menjalankan kegiatan tersebut, bahkan jalan-jalan mereka tidak hanya di Kota

Pematangsiantar ini saja, mereka juga pergi ke berbagai kota seperti Banda Aceh,

Medan, dan lain-lain.

Foto 18. Kegiatan wirit ibu-ibu di Kelurahan Setia Negara

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Selain itu agar terlihat lebih kompak lagi masyarakat di Kelurahan Setia

Negara ini sering membeli pakaian yang sama setiap kali ada jadwal jalan-jalan

mereka. Mereka terlihat sangat bahagia karena adanya kegiatan wirit ini, kadang

mereka juga saling membantu bila ada anggota wirit yang memasak untuk bontot

wiritnya. Kemudian ada juga wirit untuk bapak-bapak yang dilakukan setiap

malam Jum’at, tidak mau kalah dengan wirit ibu-ibunya, wirit bapak-bapak juga

sering melakukan kegiatan jalan-jalan seperti yang dilakukan masyarakat di

Kelurahan Setia Negara adalah mandi air panas di Sidebuk Debuk berastagi,

mereka pergi setiap dua minggu sekali pada hari Minggu pagi, dan mereka tidak

Universitas Sumatera Utara

Page 88: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

72

mengumpulkan dana dikarenakan adanya sumbangan dari beberapa anggota wirit

seperti menggunakan kendaraan pribadi, dan membawa makanan dari rumah, jika

ada yang mau membeli minuman atau jajanan lain ada satu orang anggota wirit

yang selalu menanggulanginya. Ada juga yang membuat bapak-bapak ini semakin

kompak ialah sehabis sholat subuh ada beberapa orang pergi ke warkop yang

dilakukan setiap harinya untuk minum kopi dan saling tukar pikiran yang

membuat mereka tidak pernah bertengkar karena salah paham ataupun ada yang

mengadu domba terhadap bapak-bapak lainnya.

Selain wirit ada juga kegiatan lainnya seperti pembentukan anggota

marhaban (Qasidah) yang dilakukan oleh ibu-ibu di Kelurahan Setia Negara

ini.Qasidah berasal dari bahasa arab yang berarti bentuk syair kesusastraan arab

yang dinyanyikan. Mereka menyanyikan lagu-lagu yang berisi dakwah

keagamaan untuk umat Muslim yang diiringi dengan alat musik rebana dan

kecrek.Lagu-lagu qasidah juga harus mengandung unsur keimanan kepada Allah

SWT, ketaatan dalam beribadah, berbuat kebaikan dan hal-hal positif

lainnya.Qasidah biasanya digunakan pada acara-acara besar seperti memperingati

hari besar Agama Islam atau kegiatan marhaban, yaitu acara menyambut kelahiran

bayi.Anak-anak di Kelurahan Setia Negara ini juga bisa belajar dan menjadi

anggota qasidah dengan mengikuti kegiatan ekstrakulikuler yang terdapat di

sekolah masing-masing.

Universitas Sumatera Utara

Page 89: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

73

Selain itu ada juga kegiatan Qurban yang dilaksanakan pada Hari Raya

Idul Adha yang bertujuan bukan hanya sekedar pamer atau riya, namun untuk

meningkatkan keimanan dan ketaqwaan sehingga dapat menjadi keluarga yang

rukun sesuai dengan Khaidah Islam.Untuk penerimaan daging qurban itu sendiri

adalah peserta qurban, serta warga yang tinggal di sekitar lokasi penyembelihan

hewan qurban.

Seperti yang dikatakan oleh Bapak Pandiangan selaku

Kepling di Kelurahan Setia Negara :

“Kalau saya sendiri menganjurkan kepada masyarakat yang

mau ikut berqurban dengan cara pribadi saja, walaupun daging

qurban nya ada yang tidak memuaskan tapi bukan itu yang

diharapkan, tetapi dia bisa beribadah dengan sendirinya tanpa

mengatas namakan sebuah komunitas, karena kegiatan qurban ini

ada yang mengatas nama kan masjid, pribadi, tidak ada atas nama

komunitas”

2. Bentuk-Bentuk Kerja SamaAntara Agama Kristen Dengan Kristen di

Kelurahan Setia Negara

Agama Kristen adalah golongan agama yang didasarkan atas ajaran Yesus

Kristus, agama yang bersifat etik, sejarah, universal, monotheis, dan penebusan,

dimana hubungan antara Tuhan dan menusia terjadi dengan perantara dan

pekerjaan Yesus Kristus. Umat manusia sebagai keluarga besar Allah mengakui

adanya perbedaan secara hakiki akan tetapi yang menonjol dalam hal ini bukanlah

suatu konflik melainkan sebuah kedamaian, kesejukan, ketertiban, dan keamanan

hidup yang dominan. Dengan adanya perbedaan mereka saling memberi, saling

menjaga, saling melengkapi.

Universitas Sumatera Utara

Page 90: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

74

Ajaran Kristen juga mengajarkan cinta kasih sesama umat manusia karena

atas dasar tersebut mereka dapat hidup rukun diantara sesama umat manusia dan

dengan seluruh makhluk hidup tanpa membedakan status dan golongan mereka.

Kerukunan hidup antar umat beragama dapat diwujudkan dalam hukum kasih

yang merupakan norma dan pedoman hidup sesuai di dalam Al-Kitab :

“inilah perintahKu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah

mengasihi Kamu” (Yohanes 15:12) firman Tuhan yang sama terdapat pada

(Yohanes 15:17) yaitu : “inilah perintahKu kepadamu : Kasihilah seorang akan

yang lain”.

Ada pun kegiatan-kegiatan yang membuat mereka lebih rukun ialah

melaksanakan kebaktian keluarga (wirid)sama hal nya dengan yang beragama

Islam wirid adalah salah satu cara yang paling ampuh untuk menjaga kerukunan

terhadap sesama mereka. Wirid mereka yang dilaksanakan setiap Hari Kamis, ini

dilakukan secara bergantian dari satu rumah ke rumah lain dengan menyanyikan

lagu yang berisi pujian-pujian untuk Tuhan Yesus.

Kemudian ada juga kebaktian setiap Hari Minggu yang dilaksanakan di

setiap gereja, materi yang disampaikan pun berupa firman-firman tuhan yang

dibacakan oleh pendeta.Kebaktian adalah bagian yang tidak terpisahkan dari

kehidupan orang yang beragama Kristen.Selain kebaktian mereka sering membuat

kegiatan seni setiap Hari Minggunya, yang ditampilkan diacara seni tersebut

berupa memainkan musik, atau anak-anak yang bisa bernyanyi dan bermain musik

mereka akan di pakai dalam kegiatan tersebut untuk menampilkan bakat yang

mereka punya.

Universitas Sumatera Utara

Page 91: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

75

Foto 19. Kegiatan pemuda-pemudi latihan bermain alat musik

setiap Hari Minggu

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Foto diatas merupakan salah satu acara seni yang di selenggarakan oleh

umat Kristen, dengan bermain musik bersama mereka dapat meningkatkan rasa

persaudaraan yang ada terhadap sesama agama.

Dari beberapa kerja sama diatas untuk membangun masyarakat Kelurahan

Setia Negara agar lebih toleransi lagi sesama agama maupun berbeda agama

dengan cara memperbanyak kegiatan-kegiatan yang melibatkan kedua agama

tersebut seperti gotong royong yang gunanya sangat banyak bagi keberlangsungan

hidup masyarakat Kelurahan Setia Negara, ada juga kegiatan-kegiatan seperti

wirid semakin banyak lagi anggota yang ikut agar semakin sering juga mereka

mengadakan acara jalan-jalan yang gunanya untuk lebih mempererat lagi

hubungan sesama mereka. Kegiatan-kegiatan antar umat beragama disini sudah

menyatu seperti Agama Islam itu kegiatan nya di Mesjid, yang Agama Kristen di

Gereja.

Universitas Sumatera Utara

Page 92: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

76

3.2.3 Bentuk-Bentuk Persaingan Yang terdapat di Setia negara

Persaingan terjadi ketika seseorang atau kelompok bersaing untuk

mendapatkan keuntungan melalui bidang-bidang tertentu, dengan cara menarik

perhatian public tanpa menggunakan ancaman dan kekerasan. Ada beberapa

bentuk persaingan di Kelurahan Setia Negara yaitu :

1. Persaingan di Bidang Agama

Tidak terdapat persaingan dalam bidang keagamaankarena tidak

adanya agama yang dominan disetiap bidang pekerjaan maupun

jabatan.

2. Persaingan di Bidang Ekonomi

Persaingan dibidang ekonomi timbul karena adanya pasar pagi

yang membuat para pedagang bersaing untuk menarik perhatian

masyarakat untuk belanja di lapak mereka. Bagi masyarakat

persaingan ini membawa keuntungan sebab pembeli-pembeli terbaik

yang memenangkan persaingan dengan cara membeli barang

dagangannya tanpa menawar dibawah harga pasaran, ini dilakukan

agar bisa mensejahterakan pedagang yang ada di pasar pagi.

Universitas Sumatera Utara

Page 93: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

77

3.2.4 Bentuk-Bentuk Konflik yang terdapat di Setia Negara

Masyarakat Kelurahan Setia Negara yang dianggap memiliki rasa

persaudaraan yang tinggi pun tidak dapat terhindar dari konflik baik yang bersifat

manifest maupun laten, yang berbentuk realistis maupun nonrealistis, dan

melibatkan perorangan maupun kelompok. Seperti beberapa konflik di Kelurahan

Setia Negara yang melibatkan antar umat beragama yakni :

1. Aspek Kematian

Pada saat masyarakat Umat Kristen mengalami kemalangan salah satu

anggota keluarganya yang sudah tua (matua). Ada berbagai macam tata

cara adat istiadat untuk proses pemakaman yang dipercayai oleh masing-

masing suku. Pada masyarakat batak kematian di usia yang sudah sangat

tua ialah kematian yang paling diinginkan. Tradisi budaya (khususnya

Batak Toba) ini disebut sebagai “mate saur matua”.

Orang yang mati akan mengalami perlakuan khusus dari pihak-pihak

kerabatnya yang terdiri dari unsur dalihan natolu. Pelaksanaan upacara

tergantung pada lamanya mayat yang disemayamkan, idealnya ketika

seluruh anaknya telah berkumpul namun karena banyak masyarakat batak

yang merantau sering terjadi berhari-hari menunda pelaksanaan

upacaranya demi menunggu kedatangan anak-anaknya yang berdomisili

jauh.

Universitas Sumatera Utara

Page 94: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

78

Jenis-Jenis Kematian Menurut Suku Batak

Ada beberapa jenis kematian yang dipercayai oleh Suku Batak dan

masing-masing memiliki tatacara dan tingkat pelaksanaan upacara yang

berbeda-beda, bisa berdasarkan usia, tingkat kedudukan dalam adat

ataupun kekerabatan berdasarkan falsafah Dalihan Na Tolu.

1. Tilahaon/Mate Poso-poso

Tilahaon adalah meninggalnya seorang anak yang masih

dikategorikan sebagai bayi dan belum dibaptis (Kristen) atau

martututuaek (adat lama/Parmalim).Dalam agama Kristen, bayi yang

meninggal sebelum dibaptis harus terlebih dahulu dibaptis oleh

pemukan agama agar jiwanya tidak terhalang masuk ke sorga.

Kepercayaan lama meyakini bahwa bagian-bagian tubuh bayi yang

meninggal sebelum tumbuh gigi dapat dipergunakan sebagai bahan

praktek ilmu hitam.Oleh sebab itu, kuburan si bayi harus dijaga selama

tujuh hari tujuh malam agar tubuh si bayi tidak di curi sebelum

tubuhnya membusuk.Bagi anak-anak yang meninggal dalam status

tilahaon pelaksanaan prosesi adat kematiannya tidak terlalu rumit dan

tidak melibatkan semua unsur yang ada dalam Dalihan Na Tolu.

Jenazah hanya diberikan kain ulos sebagai penutup yang diberikan

oleh orang tuannya.

Universitas Sumatera Utara

Page 95: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

79

2. Mate Dakdanan (Mati Usia Anak-anak)

Mate dakdanan merupakan kematian yang terjadi pada seseorang

pada saat berusia muda atau anak-anak. Kategorinya bisa antara usia 1

(satu) sampai 13 tahun. Untuk kematian jenis ini, prosesi adatnya juga

tidak terlalu rumit dan banyak.Biasanya hanya merupakan acara

kegamaan.Prosesi penguburannya juga tidak berbeda dengan kematian

lainnya diadatnya saja yang dibedakan yaitu dengan hanya

memberikan (menutupi jenazah) dengan ulos yang di berikan oleh

Tulang (paman/saudara laki-laki dari ibu mendiang).

3. Mate Bulung (Mati Usia Remaja)

Mate bulung merupakan kematian seseorang pada saat berusia

remaja dan menjelang dewasa. Biasanya antara usia 10 – 17 tahun.

Prosesi upacara kematiannya hampir sama dengan kematian pada

anak-anak dan belum dilaksanakan prosesi adat kematian secara

lengkap. Jenazah hanya ditutupi dengan kain ulos yang diberikan oleh

Tulang (paman/saudara laki-laki dari ibu mendiang).

4. Mate Ponggol

Mate ponggol (mati patah) diartikan sebagai mati pada saat berusia

dewasa namun belum menikah atau berkeluarga sama sekali.

Pelaksanaan upacara kematiannya tidak jauh beda dengan kematian

pada anak-anak maupun dewasa. Jenazahnya hanya ditutupi ulos yang

diberikan oleh Tulang.

Universitas Sumatera Utara

Page 96: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

80

Untuk kematian jenis ini, tidak ada batasan usia bagi sang

mendiang. Sepanjang tidak menikah maka proses adat tidak akan

dijalankan secara sempurna selayaknya bagi orang yang sudah

berkeluarga dan menikah. Karena pada fase seperti ini sang mendiang

dianggap belum membayar adat, jadi tidak ada ketentuan adat yang

diberlakukan padanya, meskipun sang mendiang sudah berusia tua

bahkan sudah uzur.

5. Mate Makkar

Mate Makkar ini merupakan kematian bagi orang yang sudah

menikah atau berkeluarga, upacara nya pun berbeda jauh sama orang

yang belum menikah. Mate makkar bisa juga dikategorikan sebagai

meninggalnya seseorang yang mempunyai anak tetapi anaknya itu

belum berumah tangga, atau anaknya sudah berumah tangga namun

belum memiliki cucu. Upacara adat sudah berjalan sebagaimana

mestinya, dalam prosesi adatnya, biasanya semua unsur yang terdapat

dalam Dalihan Na Tolu dalam sistem kekerabatan keluarga inti akan

memberikan kata nasehat (hata togar-togar) yang disampaikan kepada

keluarga yang di tinggalkan oleh mendiang. Namun tidak sampai pada

tingkat upacara maralamam atau membawa menempatkan jenazah ke

halaman rumah melainkan cukup di dalam rumah saja.

6. Mate Hatungganeon

Mate hatungganeon adalah meninggal pada saat sudah memiliki

anak dan anak tersebut ada yang sudah kawin namun belum memiliki

cucu.

Universitas Sumatera Utara

Page 97: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

81

7. Sari Matua

Jenis kematian yang dianggap sebagai kematian dengan tingkatan

yang lebih baik dan lebih sempurna, yaitu kematian sari matua dan

saur matua.Dianggap lebih baik dan lebih sempurna karena yang

meninggal dengan keadaan sudah berketurunan baik keturunan laki-

laki maupun perempuan.

Sari matua adalah orang yang meninggal dunia telah beranak dan

bercucu.Namun ada diantara anak-anaknya yang belum kawin atau

menikah, yang artinnya masih ada kewajiban adat yang harus

dilakukan sebelum meninggal.Kata sari berarti masih ada anak yang

berada dalam tanggungan dan belum kawin.Proses pelaksanaan

upacara kematiannya sudah dalam tahap pelaksanaan adat yang

lengkap berdasarkan Dalihan Na Toludan juga sudah melibatkan unsur

gondang dan musik didalamnya. Dalam proses pelaksanaan adat,

urutan pemanggilan dan posisi dalam Dalihan Na Tolu mulai dari

Tulang atau hula-hula ke tingkatan yang lebih tinggi.

Pelaksanaan adat pada situasi seperti ini termasuk

kategoripelaksanaan adat yang rumit dan mesti dilaksanakan secara

hati-hati karena pada prinsipnya upacara adat ini merupakan upacara

adat yang terakhir bagi mendiang maupun keturunannya.Khususnya

bila adat yang dilaksanakan adalah adat “na gok” (adat lengkap)

karena beranggapan bahwa semua anaknya sudah berkeluarga.

Universitas Sumatera Utara

Page 98: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

82

Bagi salah satu orang tua yang masih hidup masih tetap di

sematkan ulos tujung. Terkadang ada beberapa pertimbangan bagi

keluarga untuk meningkatkan adat “na gok” dengan pemberian ulos

“sampe tua” kepada orang tua yang menduda atau menjanda. Namun

peningkatan ini harus dipertimbangkan secara sangat hati-hati,

terutama bila ada anaknya yang belum menikah.Ini artinya bahwa

orang yang sudah menerima ulos “sampe tua” tidak lagi boleh

memberi atau menerima ulos passamot saat anaknya kawin kelak

karena dianggap hak dan kewajibannya dalam adat sudah selesai dan

lunas.

8. Saur Matua

Saur matua merupakan jenis kematian yang paling didambakan

oleh orang Batak pada umumnya.Kematian jenis ini berarti kematian

yang sempurna karena semua anak dan putrinya sudah menikah dan

sudah memiliki anak. Kematian ini juga dianggap sudah sempurna

karena sang mendiang sudah selesai menunaikan kewajiban adat yang

dibebankan kepadanya semasa dia masih hidup. Pelaksanaan upacara

kematiannya juga harus berdasarkan upacara adat yang penuh dengan

menghadirkan semua unsur-unsur Dalihan Na Tolu dalam sistim

kekerabatan inti keluarga.

Universitas Sumatera Utara

Page 99: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

83

Berbeda dengan jenis kematian sari matua, jenis kematian saur

matua ini terbilang lebih mudah dilaksanakan walaupun prosesinya

tergolong kompleks dengan melibatkan banyak orang dan

biaya.Dikatakan lebih mudah karena tidak ada lagi perdebatan dalam

keturunannya soal bagaimana pelaksanaan upacara kematian akan

dilaksanakan karena sudah memiliki aturan yang “baku” dalam adat

Batak sejak dahulu. Tinggal bagaimana pihak keturunan atau

keluarganya mampumenanggulangi semua biaya yang dibutuhkan

untuk pelaksanaan upacara kematian tersebut.

9. Saur Matua Mauli Bulung

Saur matua mauli bulung adalah tingkatan kematian yang paling

sempurna bagi orang Batak dengan makna meninggal dalam keadaan

anak-anaknya sudah menikah dan memiliki cucu.Bahkan cucu-

cucunya sudah berkeluarga dan memiliki anak yang di sebut dengan

nini dan nono (marnini marnono).Proses pelaksanaan adat bagi “saur

matua” dan“saur matua mauli bulung” sebenarnya sama dan tidak

berbeda jauh, hanya tingkatan saja yang membedakan jenis kematian

antara keduanya. Pada saat seperti ini orang Batak akan melakukan

upacara adat selayaknya pesta besar yang bermakna bahwa kematian si

orang tua tersebut bukanlah sebuah kesedihan, melainkan sebuah suka

cita bagi keturunannya karena sang mendiang sudah selesai

menjalankan segala kewajiban dan hutang adat untuk menikahkan

anak dan putrinya.

Universitas Sumatera Utara

Page 100: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

84

Artinya mendiang meninggal dalam keadaan lega dan ini adalah

sesuatu yang patut dirayakan oleh keturunannya. Pada acara ini

biasanya akan ada musik gondang dan pemotongan hewan ternak

sebagai “boanan” (bawaan) sang mendiang saat menuju

peristirahatannya yang terakhir. Masyarakat Batak secara tersirat

seperti punya simbol tentang hewan yang disembelih pada upacara

adat orang yang meninggal dalam status saur matua ini. Biasanya,

kerbau atau sapi akan disembelih oleh anak-anak dari orang yang

meninggal yang dianggap sukses hidupnya (orang mampu). Hewan

yang dipotong ini nantinya akan dibagikan kepada semua pihak

melalui media jambar sesuai dengan kedudukan masing-masing dalam

Dalihan Na Tolu.

Biasanya proses pemakaman akan dilaksanakan paling cepat 3

(tiga) hari dan 7 (tujuh) hari setelah kematian. Ini tergantung

kesepakatan dalam tonggo raja setelah mempertimbangkan keluarga

yang jauh yang mungkin memerlukan waktu untuk sampai ke

kampung atau kota kediaman mendiang. Jenazah kemudian

dimasukkan ke dalam peti mati yang telah disiapkan terlebih dahulu

yang disebut dengan mompo.Jenazah yang telah dimasukkan ke dalam

peti mati diletakkan di tengah-tengah kerumunan seluruh anak dan

cucu, dengan posisi peti bagian kaki mengarah ke pintu keluar rumah.

Universitas Sumatera Utara

Page 101: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

85

Di sebelah kanan peti jenazah adalah anak-anak lelaki dengan para

istri dan anak mereka masing-masing, dan di sebelah kiri adalah anak-

anak perempuan dengan para suami dan anak mereka masing-masing.

Pada saat inilah proses penyematan ulos saput dan ulos tujung

dilaksanakan oleh pihak Tulang dan hulahula mendiang.

Sesuai dengan kesepakatan pada hari pelaksanaan adat peti mati

yang masih setengah terbuka dibawa ke tengah halaman rumah

(maralaman).Pada saat ini, unsur Dalihan Na Tolu dan khayalak ramai

datang dengan rombongan sesuai dengan kedudukan dan fungsinya

masing-masing dan disertai bawaan masing-masing pula, mereka

menari(manortor) mengelilingn peti jenazah mendiang.

Mereka manortor diiringi musik dari gondang sabangunan (alat

musik tradisional khas Batak).Gondang sabangunan adalah orkes

musik tradisional Batak, terdiri dari seperangkat instrumen yakni : 4

ogung, 1 hesek , 5 taganing, 1 odap, 1 gondang, 1 sarune.Inilah yang

disebut dengan jambar tortor.Setelah jambar tor-tor dari semua pelayat

selesai selanjutnya adalah kata-kata ungkapan sebagai balasan pihak

keluarga (hasuhuton) kepada masing-masing pihak yang memberikan

jambar hata dan jambar tor-tor.

Selanjutnya salah seorang suhut mengucapkan jambar hata balasan

(mangampu) sekaligus mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu pelaksanaan upacara. Setiap peralihan

mangampu dari satu pihak ke pihak lain, diselingi ritus manortor.

Universitas Sumatera Utara

Page 102: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

86

Manortor dilakukan sambil menghampiri dari tiap pihak yang

telah menghadiri upacara tersebut, sebagai tanda penghormatan

sekaligus meminta doa restu.Setelah semua ritual adat tersebut selesai

dilaksanakan, upacara adat diakhiri dengan menyerahkan ritual

terakhir kepada gereja (pangula ni huria) untuk melaksanakan ibadah

singkat. Ibadah bisa dilakukan di tempat itu juga, atau ketika jenazah

sampai di lokasi perkuburan, hal ini disesuaikan dengan kondisi,

namun prinsipnya sama saja. Maka sebelum peti dimasukkan ke dalam

tanah (yang sudah digali sebelumnya), ibadah singkat dilaksanakan

(berdoa), barulah jenazah yang sudah di dalam peti yang tertutup

dikuburkan.

Dari sekian banyak jenis-jenis kematian menurut suku Batak dan berbagai

macam upacara adatnya maka yang di fokuskan disini adalah kematian saur matua

yang menimbulkan perbedaan dengan masyarakat Umat Islam. Seperti pada

keluarga Bapak Gultom yang mengalami musibah kemalangan karena ibunya

yang meninggal dunia pada tahun 2018 lalu, pada saat hari pertama diumukan

bahwasanya ada yang meninggal dunia maka anggota pemerintahan atau kepling

nya langsung menuju rumah duka untuk memberi sepatah dua patah kata untuk

keluarga yang mengalami kemalangan, tetapi pada saat itu orang belum ramai

yang datang dan semua anggota keluarganya lagi sibuk memasak dan memotong

hewan babi untuk disantap bersama keluarga. Dari sini lah kepling di Kelurahan

Setia Negara merasa kurang nyaman atas kegiatan mereka yang memotong hewan

yang dianggap haram pada umat agama Islam.

Universitas Sumatera Utara

Page 103: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

87

Perbedaan ini memicu perdebatan antara masyarakat yang beragama Kristen

dengan kepling di Setia Negara, karena kalau ada kemalangan lagi mereka sebagai

anggota pemerintahan tidak mau hadir atau lama hadir dirumah duka. Seperti di

keluraga Naibaho pada awal bulan mei 2019 lalu mengalami musibah kemalangan

dan yang meninggal adalah ayahnya, ini menguburkan mayatnya lebih lama lagi

daripada keluarga Gultom tadi karena menunggu kedatangan anaknya yang

merantau di Kalimantan sana. Berhari-hari mayat itu berada dirumah dan sama

seperti kejadian yang lalu kalau keplingnya tidak hadir, ini menjadi masalah lagi

bagi Umat Kristen dengan anggota pemerintahan.

Dengan munculnya masalah-masalah yang sama, maka anggota pemerintahan

nya memberi solusi ke Umat Kristen kalau ada musibah kemalangan lagi mereka

dapat mengundang RT atau RW Setia Negara untuk menggantikan posisi lurah

maupun kepling untuk memberi sepatah dua patah kata kepada keluarga yang

ditinggalkan.

Seperti yang dituturkan oleh Kepling Kelurahan Setia Negara :

“ Saya sebagai ketua LPM (Lembaga Pemberdaya

Masyarakat) merasa tidak nyaman dengan cara mereka

yang terlalu lama menguburkan orang yang telah

meninggal, karena saya pernah datang ke rumah duka orang

yang beragama Kristen. Hari pertama saya datang ke rumah

duka belum ada orang, dan mereka sedang memotong

hewan yang diharamkan oleh agama saya yaitu memotong

hewan babi, jadi ketika mereka memberikan mic untuk

berbicara, saya merasa kurang nyaman karena saya

mengingat mereka habis memotong hewan tersebut.

Kemudian jika ada yang meninggal lagi dari umat Kristen

saya tidak datang, dan mereka semua protes sama saya

karena tidak ada wakil dari anggota dari pemerintahan yang

datang. Cara menyelesaikan masalah ini saya menyuruh

mereka untuk mengundang RT atau RW yang beragama

Kristen untuk mewakili Lurah. Ini sedikit perbedaan antara

Kristen dan Islam”

Universitas Sumatera Utara

Page 104: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

88

2. Konflik Tanah Wakaf Bagi Umat Islam

Tanah wakaf bagi umat Islam yang sangat memprihatinkan karena

semua tanah wakafnya telah penuh. Wakaf adalah perbuatan wakif yang

menjadikan manfaat hartanya untuk digunakan oleh orang lain, yang

dimana pemilik tanah membolehkan pemanfaatannya untuk tujuan

kebaikan. Di Kelurahan Setia Negara ini mulai sejak tahun 1993 sudah

dicoba dengan mengumumkan melalui mimbar dan lain-lain, agar

masyarakat muslim dapat mengembangkan tanah wakafnya namun selalu

gagal.

Sampai sekarang tanah wakaf untuk agama Islam disini sangat

mengerikan karena sudah tidak ada lagi tanah wakaf yang bersedia

semuanya telah penuh.dan disini banyak tanah wakaf Islam yang mengatas

nama kan seorang pensiunan, tanah wakaf setia negara dua tetapi

semuanya sudah penuh. Kegagalan ini juga ulah dari masyarakat Islam itu

sendiri yang protes dengan rencana yang telah disusun sejak lama.

Apalagi ada isu-isu yang sampai ke area politik tentang adanya tanah

kebun yang berlebih dekat dengan asrama TNI, namun banyak yang

mengatakan kalau radius 2KM masih menjadi hak mereka sehingga

masyarakat disini tidak berani berbuat apa-apa untuk meminta tambahan

tanah wakaf bagi umat Islam.

Seperti yang dituturkan oleh Bapak Pandiangan :

“ Sejak tahun 1993-2000 rencana untuk menambah tanaf

wakaf sudah diadakan namun selalu gagal karena masyarakat disini

menganggap kalau kampung ini mau dijadikan kampung kuburan.

Kondisi tanah wakaf bagi umat Islam disini sangat memprihatinkan

hingga sekarang pun tidak ada jalan keluarnya untuk masalah tanah

wakaf di Kelurahan Setia Negara ini.”

Universitas Sumatera Utara

Page 105: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

89

3. Gosip-Gosip Antar Tetangga

Kemudian ada konflik komunikasi yang membuat masyarakat di

Kelurahan Setia Negara ini tidak berani berbicara langsung di depan orang

yang bersangkutan melainkan hanya bisa membicarainya dari belakang

saja, seperti yang sering terjadi ialah masalah cara berpakaian, yang

dimana ada seseorang yang pakaiannya kurang sopan atau terlalu

mencolok dan tidak pantas digunakan, mereka segan menegurnya secara

langsung karena masih memikirkan perasaan orang yang bersangkutan,

namun mereka tidak berfikir kalau seperti itu terus akan menimbulkan

konflik yang besar.

4. Konflik Pengucaan Kata Yang Merupakan Simbolik Agama Islam

Selain itu konflik yang ada di Kelurahan Setia Negara antar umat

beragama yang sering terjadi seperti di pasar pagi, contohnya ada dua

orang pedagang yang menganut beda keyakinan yang mengangkat sebuah

keranjang yang berisi sayur-sayuran secara bersamaan, kemudian orang

yang beragama Kristen ini tanpa sengaja mengucapkan kata “Bismillah”

ketika mau mengangkat keranjang tersebut kemudian orang yang

beragama Islam ini pun membanting keranjangnya dengan tujuan tidak

suka karena mereka mengucapkan kata yang menjadi simbol Agama Islam

tersebut, terjadilah adu mulut diantara mereka.

Sama halnya dengan kata “Bismillah”, sering juga terdengar kalau

umat Kristen menyebut kata Istigfar “Astaghfirullah” ini juga membuat

umat Muslim merasa kalau agama mereka sedang diejek oleh umat

beragama lain. Dengan ketidaksukaan umat Islam kadang tanpa sadar

Universitas Sumatera Utara

Page 106: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

90

mereka langsung memaki umat Kristen yang menyebut kata-kata yang

dianggap simbol dari Agama Islam.Menurut pandangan umat Kristen di

Kelurahan Setia Negara kalau kata-kata itu memiliki arti yang bagus

seperti “Alhamdulillah” artinya kan sama dengan “Puji Tuhan”,

“Assalamualaikum” artinya sama dengan “Salam Sejahtera”, dan

“Astaghfirullah” kan artinya “mohon ampun”.Jadi tidak ada salahnya

kalau mereka yang umat Kristen ikut-ikutan mengucapkan kata-kata

tersebut. Karena semua agama itu sama dan memiliki tujuan yang baik.

Seperti yang dituturkan oleh Bapak Pandiangan :

“ Pasar pagi ini tempat orang bebas berkomentar,

kalau saya menyikapinya dengan membiarkan nya saja

mungkin cara mereka berintegrasi, bersosial seperti itu, ada

yang untuk membuat pembeli tertarik untuk membeli

dagangannya bisa dikatakan kalau pasar pagi ini sumber

semua informasi, semua ada disini berbagai macam gosip-

gosip, paling enak kalau sudah di kawasan pasar pagi ini

untuk bergosip”

5. Pembagian Beras Miskin

Ada banyak sekali sikap yang tidak simpatik terhadap individu

maupun kelompok lain, hal ini ditunjukkan dalam jarak sosial yang

merupakan posisi yang diberikan oleh para anggota kelompok atau

pemerintah yang berprasangka kepada kelompok lain. Semakin

bertentangan maka semakin jauh pula jarak sosialnya. Seperti yang ada di

Kelurahan Setia Negara, setiap waktu pembagian beras miskin (raskin)

yang tidak merata yang membuat masyarakat dari umat Kristen protes ke

kepala lingkungannya karena yang mereka melihat lebih mayoritas umat

Islam yang dibagikan daripada umat Kristen ini disebabkan karena lebih

Universitas Sumatera Utara

Page 107: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

91

banyak umat Islam yang miskin dan berhak mendapatkan nya, kalau umat

Kristen banyak yang miskin tentunya mereka lebih banyak dibagikan.

3.2.5 Bentuk-Bentuk Akomodasi Yang Terdapat di Setia Negara

Dari konflik-konflik diatas pasti ada cara untuk menyelesaikannya, dengan

membuat kesepakatan yang disetujui bersama, misalnya seperti masalah

berpakaian mereka harus saling terbuka satu sama, memberi masukan mana yang

pantas dan mana yang tidak pantas untuk dipakai, sehingga tidak terjadi lagi

omongan-omongan dari belakang yang membuat masyarakat tidak nyaman dalam

hal berpakaian.

Kemudian konflik yang mengucapkan kata-kata yang merupakan simbol

dari Agama Islam, cara yang umat Islam lakukan adalah langsung terjadi adu

mulut kepada orang yang dianggap melecehkan agamanya, lalu orang yang telah

membuat masalah harus meminta maaf kepada orang yang merasa tersinggung

atas ucapannya. Cara menyelesaikan masalah seperti ini yang sering dinamakan

dengan akomodasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 108: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

92

BAB IV

FAKTOR-FAKTOR YANG MENDUKUNG TERJADINYA

INTERAKSI SOSIAL ANTAR UMAT BERAGAMA

Interaksi sosial mensyaratkan adanya dua atau lebih pihak yang

berinteraksi dengan perspektif yang sama mengenai kerukunan dan harus

diciptakan di suatu lingkungan, komunitas, atau bangsa tertentu. Interaksi sosial

antar umat beragama sangat diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat, terlebih

bagi masyarakat majemuk seperti di Indonesia ini. Meski dapat dipastikan bahwa

hampir semua manusia menginginkan hidup rukun, namun dalam realitasnya

terkadang selalu saja muncul permasalahan yang dapat mengganggu relasi antar

umat beragama tersebut. Interaksi sosial pada manusia tidak dapat terjadi dengan

sendirinya akan tetapi selalu berlangsung dalam interaksi manusia yang berkenaan

dengan objek tertentu.

4.1 Faktor-Faktor Yang Mendukung Interaksi Sosial Menurut Masyarakat

di Kelurahan Setia Negara.

1. Saling Menghormati Antar Umat Beragama

Pentingnya saling menghormati antar umat beragama adalah ketika kita

melakukan perayaan, ritual, dalam keyakinan agama masing-masing agar

berjalan dengan lancar.Masyarakat Kelurahan Setia Negara menciptakan

hubungan yang rukun, aman dalam kehidupan beragama.Hal ini disebabkan

karena mereka saling menghormati, saling menghargai, antar sesama pemeluk

agama. Masyarakat Kelurahan Setia Negara mengutamakan sikap toleransi

antar umat beragama dengan cara menerima kehadiran agama lain dengan

segala kegiatannya.

Universitas Sumatera Utara

Page 109: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

93

Bahkan untuk menciptakan suasana yang baik harus diimbangi dengan

pergaulan yang baik pula antar umat beragama.Walaupun ada saja orang yang

sulit menerima kepercayaan orang lain, karena dalam pikirannya bahwa

agama yang diyakininya saja sebagai jalan menuju surga. Masyarakat

Kelurahan Setia Negara ini kebanyakan menganut Agama Islam dan Agama

Kristen, jumlah mereka hampir sama banyaknya. Masing-masing dari mereka

saling terbuka dan menerima keberadaan dari agama lain. Karena perbedaan

itu tidak membuat hubungan mereka menjadi renggang, justru dengan adanya

perbedaan mereka menjadi lebih damai, membuat cara sendiri untuk bahagia

dan tetap akur yang dapat dilihat dari pola interaksi masyarakat Kelurahan

Setia Negara tersebut.

2. Memiliki Rasa Peduli Terhadap Orang Lain

Pentingnya rasa kepedulian terhadap orang lain dapat mewujudkan

kerjasama yang baik untuk saling membantu tanpa melihat adanya perbedaan.

Salah satu contoh kepedulian terhadap orang lain yaitu pada saat mengadakan

pesta pernikahan. Dimana mereka saling berkomunikasi satu sama lain dan

saling membantu tanpa memandang perbedaan yang dilatar belakangi oleh

keyakinan yang dianut. Hal seperti ini yang harus lebih diperhatikan untuk

menciptakan kehidupan yang damai khususnya untuk umat Islam dan umat

Kristen yang ada di Kelurahan Setia Negara.

Universitas Sumatera Utara

Page 110: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

94

Kehidupan seperti ini dapat tercipta karena adanya kesadaran diri sendiri

bahwa kerukunan umat beragama itu sangat diperlukan.Dalam bertetangga

yang dilihat dari tempat tinggal mereka yang bercampur dan berdekatan antara

penduduk Islam dan Kristen, mencerminkan kalau mereka berhubungan baik

dan adanya rasa persaudaraan yang tinggi.Hal ini tidak lepas dari peran tokoh-

tokoh agama maupun perangkat desa yang selalu mensosialisasikan akan

pentingnya kerukunan antar umat beragama.

Seperti yang dikatakan oleh Bapak Irfan (37) yaitu :

“Menjaga kondisi kerukunan antar umat beragama yang

dilakukan dari kelurahan ialah selalu bersosialisasi kepada

masyarakat tentang perlunya kerukunan dan keharmonisan

antar umat beragama di Setia Negara ini, karena kalau

sudah rukun, sudah kondusif, kita yang beraktivitas setiap

hari akan merasakan kenyamanan”

3. Memiliki Sikap Toleransi

Masyarakat Kelurahan Setia Negara sangat menjunjung tinggi rasa

toleransi.Adanya perbedaan diantara mereka bukan menjadi penghalang untuk

terus berbuat baik, saling menghargai melainkan menjadikan mereka semakin

dekat antar sesama pemeluk agama.

Seperti yang dikatakan oleh Bapak Pandiangan (66) :

“Hidup ini jangan digunakan buat ngurusin kehidupan

orang lain, cukup kita hargai dan tidak mengganggu

kehidupan nya itu sudah lebih dari cukup. Selagi kita tidak

diganggu sama mereka maka kita tidak perlu memulai

untuk mengganggu kehidupan orang lain”

Universitas Sumatera Utara

Page 111: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

95

4. Memiliki Kesadaran Diri Sendiri

Untuk menciptakan keharmonisan, kerukunan antar umat beragama seperti

yang dialami oleh masyarakat Kelurahan Setia Negara ini mereka harus

memiliki kesadaran diri sendiri, yang artinya mereka harus menyadari bahwa

perbedaan dalam hal kepercayaan itu ada nyatanya.

Setiap individu memiliki cara yang berbeda-beda untuk menjalankan

ibadahnya sehingga setiap individu tidak boleh merasa kalau kepercayaannya

itu yang paling benar dimata Tuhan, karena kalau itu terjadi maka tanpa

sengaja akan memandang kepercayaan orang lain itu tidak benar. Sikap

kesadaran diri sendiri ini mampu menjaga hubungan antar umat beragama,

baik dalam hubungan keagamaan maupun hubungan sosial. Hubungan

keagamaan bisa dilihat bahwa dalam kegiatan apapun mereka saling

membantu, saling memberi, dan mendukung satu sama lain. Tidak dalam

hubungan keagamaan saja melainkan hubungan sosial juga karena mereka

sadar bahwa individu tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.

Seperti yang dikatakan oleh Ibu Nur (45) :

“Disini memang dikenal dengan lingkungan yang damai, rukun

antar sesama pemeluk agama, karena saya dari kecil tinggal

disini jadi sedikit banyaknya saya tau kehidupan disini seperti

apa. Setiap orang harus memiliki sikap kesadaran diri sendiri,

saya tidak pernah mengganggu agama lain dalam beribadah,

begitu juga sebaliknya waktu kami menjalankan Sholat Idul

Fitri atau Idul Adha tidak ada yang mengganggu. Tetangga

depan rumah saya menganut agama Kristen tetapi sekali pun

mereka tidak pernah mengganggu kehidupan kami sekeluarga.

Dalam kegiatan sosial pun misalnya dirumah saya ada wirit,

maka sudah tradisi saling membagi ke tetangga-tetangga

terdekat mau dia agama Islam ataupun agama Kristen, intinya

ada hubungan timbal balik yang baik saja.

Universitas Sumatera Utara

Page 112: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

96

5. Menghargai Keanekaragaman

Seperti yang sudah kita ketahui bahwa Kelurahan Setia Negara ini

memiliki penduduk yang terdiri dari beranekaragam agama, suku bangsa.

Perbedaan yang ada tidak membuat mereka menjadi merasa paling benar dan

tidak memiliki sifat prasangka antara satu sama lain. Mereka merasa kalau

mereka semua itu bersaudara karena adanya tujuan bersama-sama untuk

membangun hubungan yang lebih baik lagi antar umat beragama.

Adanya keanekaragaman ini tidak membuat mereka menjadi risih atau

kurang nyaman dalam menjalankan aktivitas sehari-hari tetapi mereka saling

menghargai perbedaan yang ada yang membuat hidup mereka jadi lebih

berwarna.Jika perbedaan tidak dihargai maka muncullah konflik dan itu sangat

berbahaya bagi keberlangsungan hidup mereka. Karena mereka tahu apa

resiko dari adanya konflik tersebut yaitu aka nada kerugian-kerugian jika

konflik itu benar terjadi. Sehingga masyarakat disini sangat menghargai

perbedaan.Menghargai perbedaan bisa di nilai dalam pandangan yang

berbeda-beda, terutama dari tingkah laku mereka.

Contohnya setiap pagi mereka saling berinteraksi di pasar pagi untuk

membeli keperluan untuk memasak, terlihat juga ada perkumpulan ibu-ibu di

sebuah warung dan mereka terlihat sangat dekat walaupun berbeda

agama.Dalam pergaulan antar umat beragama ini membuat mereka lebih

akrab, saling perhatian, saling mengasihi.

Universitas Sumatera Utara

Page 113: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

97

Sehingga memudahkan mereka untuk menjadi partner dalam

bekerja.Adanya perbedaan di Indonesia akan menjadi modal untuk

membangun bangsa yang lebih maju lagi, asalkan kita saling menghormati,

dan menghargai adanya keberagaman tersebut. Sebaliknya jika masyarakat

Indonesia tidak saling menghargai maka akan menimbulkan berbagai macam

konflik, misalnya konflik antar suku, penistaan agama, pelecehan, dan lain-

lain.

6. Kerja Sama di Kalangan Intern Umat Beragama, Antar Umat

Beragama dan Antar Umat Beragama Dengan Pemerintah.

Umat beragama dan pemerintahan harus melakukan upaya bersama dalam

memelihara kerukunan umat beragama di bidang pelayanan, pengaturan dan

pemberdayaan. Adanya kerukunan umat beragama baik tingkat daerah,

provinsi, maupun negara merupakan kewajiban seluruh masyarakat Indonesia

beserta instansi pemerintah lainnya.Dengan demikian barulah akan tercipta

keamanan, dan ketertiban antar umat beragama di lingkungan masyarakat

yang berbangsa dan bernegara.

Seperti yang dikatakan oleh salah satu Informan Bapak

Irfan (37) yaitu :

“Disini saya dan semua anggota kelurahan berusaha sebaik

mungkin untuk mengingatkan setiap masyarakat agar saling

menghormati satu sama lain, jangan membuat kerusuhan

yang menjadikan kehidupan tidak harmonis lagi. Upaya

yang kami lakukan adalah terjun langsung ke masyarakat

untuk bersosialisasi dan mengingatkan kembali untuk hidup

rukun dengan saling menghormati satu sama lain”

Universitas Sumatera Utara

Page 114: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

98

4.2 Faktor-Faktor Pendukung Menurut Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial di

Kelurahan Setia Negara

a. Faktor yang menyebabkan terjadinya kerja sama

1. Memiliki rasa kekerabatan yang sangat kuat.

2. Tidak memaksakan agama dan kepercayaannya kepada orang lain.

3. Menghormati orang yang sedang melaksanakan ibadah.

4. Adanya kesepakatan di antara Agama Islam dan Agama Kristen.

5. Saling memberi bantuan bila terkena musibah.

b. Faktor yang menyebabkan terjadinya persaingan

1. Adanya persamaan kepentingan baik pribadi maupun kelompok.

2. Adanya perselisih paham yang membuat seseorang merasa di usik

harga dirinya.

3. Adanya perbedaan pendapat mengenai suatu prinsip.

4. Adanya perbedaan sistem nilai dan norma dari kelompok masyarakat.

c. Faktor yang menyebabkan terjadinya konfik

1. Kurangnya kesadaran mayarakat akan kehidupan yang harmonis.

2. Sengketa lahan untuk tanah wakaf

3. Pemikiran radikal yang menganggap alirannya benar dan orang lain

salah.

4. Adanya kesalahpahaman dalam mengartikan pengucapan kata yang

menjadi simbolik agama.

5. Adanya sifat religious yang tertanam di diri masing-masing individu.

Universitas Sumatera Utara

Page 115: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

99

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kerja sama antar umat beragama dapat terjadi karena adanya rasa saling

percaya satu sama lain, bila rasa tersebut belum tumbuh di masing-masing

kelompok agama maka akan sulit untuk menciptakan kerja sama antar umat

beragama. Dari sebuah kerja sama tersebut, kita dapat mengambil banyak manfaat

di dalamnya karena kita bisa mengenal kepercayaan kerabat kita sendiri, dapat

menghindari konflik, menghindari sikap saling melecehkan agama orang lain, dan

saling menghargai sesuai dengan isi dari sila-sila pancasila dan UUD 1945

sebagai dasar hokum negara kita.

Bentuk-bentuk kerja sama yang ada di Kelurahan Setia Negara

1. Aspek Perkawinan

2. Perayaan Hari-Hari Besar

3. Aspek Kematian

4. Gotong Royong

5. Musyawarah

Adapun bentuk-bentuk konflik yang ada di Kelurahan Setia Negara

1. Aspek Kematian Yang Berbeda Antar Umat beragama

Jenis-jenis kematian menurut suku Batak

Tilahaon/Mate Poso-poso

Mate Dakdanan (mati usia anak-anak)

Mate Bulung (mati usia Remaja)

Mate Ponggol

Universitas Sumatera Utara

Page 116: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

100

Mate Makkar

Mate Hatungganeon

Sari Matua

Saur Matua

Saur Matua Mauli Bulung

2. Tanaf Wakaf Bagi Umat Muslim

3. Gosip-Gosip Antar Tetangga

4. Pengucapan Kata Yang Merupakan Simbolik Agama

5. Pembagian Beras Miskin

5.2 Saran

Sebagai masyarakat Indonesia kita harus ikut menjaga kerukunan antar

umat beragama. Ini disebabkan karena kita tinggal di negara yang memiliki

keankeragaman yang cukup banyak, maka dari itu kita tidak dapat hidup dengan

satu kelompok yang sama melainkan kita juga perlu orang lain untuk

menyempurnakan kehidupan kita. Tanpa kita sadari hidup berdampingan dalam

perbedaan itu indah, karena kita dapat mengambil sisi positif dari mereka dan bisa

kita terapkan dalam kehidupan yang akan datang. Untuk generasi-generasi muda

harus berfikir lagi dalam melakukan sesuatu, jangan mudah terpecah belah atas

isu-isu yang mengatas namakan agama.

Universitas Sumatera Utara

Page 117: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

101

Agar terciptanya kerja sama antar umat beragama dan berjalan baik maka

hendaknya harus saling menghargai satu sama lain, menerapkan sikap toleransi

beragama dan tidak saling membeda-bedakan. Apalagi kita sebagai warga

Indonesia yang memiliki banyak agama yang berbeda-beda, tidak saling

menjelek-jelekkan agama orang lain. Karena itu dapat menimbulkan konflik dan

kecemburuan.Untuk itu kita saling menjaga sikap masing-masing dengan

kesadaran diri sendiri tanpa mengikuti ego sendiri.

Oleh karena itu peran pemerintah, tokoh agama serta keluarga sangat

diharapkan untuk mendidik generasi muda untuk menanamkan sikap kesadaran

diri sendiri dan saling menghargai dan menghormati serta bisa menerima

perbedaan yang beragam dalam kehidupan sosial.Seperti pada masyarakat

Kelurahan Setia Negara peran pemerintah sangat penting dan selalu ada sosialisasi

yang dilakukan untuk mengingatkan bahwa mereka hidup dalam perbedaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 118: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

102

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Agus, Bustanuddin. 2006. Agama Dalam Kehidupan Manusia : Pengantar

Antropologi Agama. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Abu Bakar, Dr. Bustami. Dalihan Na Tolu Pada Masyarakat Batak Toba di

Medan. Banda Aceh :Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh

Fahrul Rizal, dkk. 2006. Humanika Materi IAD,IBD,ISD. Jakarta : Hijri Pustaka

Utama

Gerungan, Dr. W.A. 2004. Psikologi Sosial.Bandung : PT Refika Aditama

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta

Martono Nanang. 2011. Sosiologi Perubahan Sosial.Jakarta : Rajawali Pers

O’DEA, Thomas F. 1966. Sosiologi Agama : Suatu Pengenalan Awal. Jakarta :

PT Raja Grafindo Persada Dengan Yayasan Solidaritas Gadjah Mada

(YASOGAMA)

Soekanto Soerjono. 2007.Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta : PT RajaGrafindo

Persada

Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi (Edisi Revisi). Jakarta : Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Pasal 29 ayat 2 tahun 1945 tentang

kebebasan memeluk agama untuk beribadat dan kepercayaannya.

Yusuf Zainal Abidin dan Beni Ahmad Saebani.2014.Pengantar Sistem Sosial

Budaya Di Indonesia.Bandung : CV Pustaka Setia.

Universitas Sumatera Utara

Page 119: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

103

Jurnal/Artikel di Internet

Aliffiati. 2014. Interaksi Sosial Antarumat Beragama di Perumahan Bumi Dalung

, Kuta Utara, Badung

Bernadetta. 2011. Makalah masyarakat, Interaksi, dan Perubahan sosial.

Kompasiana.com

Budiarsih, Nurul. 2016. Sosiologi Kewarganegaraan (Analisis Kasus Tolikara)

Drsuprobo. 2013. Kemajemukan Dalam Dinamika Sosial Budaya (Horizontal dan

Vertikal)

Gunawan, Rizky. 2013. Tempat Ibadah Yang di Bangun Berdampingan.

Liputan6.com.

Kuswandoro,Wawan.2015.Teorifungsionalismestruktural.http://wkwk.lecture.ub.a

c.id/2015/10/teori-fungsionalisme-struktural-parsons/

Khotimah. 2016. Interaksi Sosial Masyarakat Islam dan Kristen di Dusun IV

Tarab Mulia Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar

Masduki. 2014. Filosofi Interaksi Sosial Lintas Agama : Wawasan Islam.

Media.neliti.com

Mattulada, 1985. LATOA : Suatu Lukisan Analistis Terhadap Antropologi Politik

Orang Bugis, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Moleong, 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya

Nilamsari, Natalina. 2014, Memahami Studi Dokumen Dalam Penelitian

Kualitatif.

Sukma, Prestia. 2015. Teori Struktural Fungsional Robert K Merton.

Tewuh, Fransisca. Metode Pengumpulan Data Observasi

Wafiq Alqurni Ischaq, Moch.2017. Pandangan Masyarakat dan Mahasiswa

tentang Toleransi di Indonesia saat ini. Kompasiana.com

Universitas Sumatera Utara

Page 120: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

104

Skripsi

Ardiansyah. 2013. Kerukunan Umat Beragama Antara Masyarakat Islam dan

Kristen di Kelurahan Paccinongang Kecamatan Somba Opu Kabupaten

Gowa

Ginting Evani, Elopran. 2018, Keharmonisan Hubungan Umat Beragama di

Berastagi.

Halikin. 2014. Analisis Pola Interaksi Masyarakat Pendatang Terhadap

Masyarakat Lokal di Sumbawa Barat (studi di Kecamatan Maluk,

Sumbawa Barat, NTB)

Muhtadi, Saian. 2015, Interaksi Sosial Hindu dan Islam (studi kasus di Desa

Bendosewu Kecamatan Talun Kabupaten Blitar).

Muhadi. 2013. Interaksi Sosial Antar Umat Muslim Dalam Keberagaman (studi

kasus terhadap interaksi sosial masyarakat Desa Giri Asih, Kabupaten

Gunung Kidul, Yogyakarta)

Nasution Akhyar, Abdullah. 2001, Interaksi Sosial AntarSuku-Bangsa (studi

tentang pola hubungan di antara Suku-Bangsa Simalungun, Batak Toba,

Mandailing, Tionghoa di Pematangsiantar).

Rosidah, Imroatur. 2015, Konflik Sosial Dalam Masyarakat Desa (studi kasus di

Dukuh Pulutan Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali).

Sofina Yanti, Hijri. 2018, Kerukunan Antarumat Beragama (studi etnografi antara

pemeluk agama Islam dan Hindu di lingkungan IX Kelurahan Petisah

Hulu).

Salam Badru, Ubad. 2017, Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kecamatan

SukmaJaya Depok (studi atas pandangan Tokoh Agama Islam dan

Kristen).

Syaifudin, Imam. 2017. Interaksi Sosial Dalam Membangun Toleransi Antarumat

Beragama di Dusun Dodol Desa Wonoagung Kecamatan Kasembon

Kabupaten Malang

Tarmizi. 2010. Pola Interaksi Antar Umat Beragama Dalam Perspektif

Interaksionisme Simbolik Masyarakat Agama (Studi kasus di Sorowajan)

Ula, Mas. 2018. Kerukunan Antar Umat Beragama (studi interaksi sosial umat

Islam dan Kristen di Donokerto Surabaya)

Universitas Sumatera Utara

Page 121: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

105

Lampiran Dokumentasi Penelitian

1. Foto-Foto Wawancara (Foto Bersama Informan)

Foto 20. Foto bersama Bapak Drs. H. B. Pandiangan,MM

selaku Kepala Lingkungan di Kelurahan Setia Negara

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Foto 21. Foto Bersama Bapak Hasoloan Margauli Tua Hutabarat

selaku Tokoh Adat dan Bapak Rahmatsyah selaku Tokoh Agama

Islam

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Universitas Sumatera Utara

Page 122: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

106

Foto 22. Foto bersama Bapak Irfan SE, selaku Lurah di Kelurahan

Setia Negara

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Foto 23. Foto bersama Bapak Cenra Adiwin Poppy Napitupulu, SH

selaku Sekretaris Lurah di Kelurahan Setia Negara

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Universitas Sumatera Utara

Page 123: Interaksi Sosial Antar Umat Beragama di Kelurahan Setia ...

107

2. Foto Observasi

Foto 24. Pasar Pagi tempat utama melakukan pengamatan

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Foto 25. Gapura lokasi Penelitian yang berada di Kelurahan Setia

Negara

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Universitas Sumatera Utara