Interaksi Sosial

54
INTERAKSI SOSIAL Adri Alfiana Andini Anggita Atalia Disty Elok Reyhan Reihan LINTAS MINAT SOSIOLOGI KELAS X SMAN 8 BANDUNG 2015-2016

Transcript of Interaksi Sosial

Page 1: Interaksi Sosial

INTERAKSI SOSIAL

Adri

Alfiana

Andini

Anggita

Atalia

Disty

Elok

Reyhan

Reihan

LINTAS MINAT SOSIOLOGIKELAS X

SMAN 8 BANDUNG2015-2016

Page 2: Interaksi Sosial

PENGERTIAN INTERAKSI SOSIAL1

A. PENGERTIAN, SYARAT TERJADINYA, FAKTOR-FAKTOR YANG MENDASARI

TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL

Page 3: Interaksi Sosial

Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis dan bersifat dinamis antar individu, antarkelopok, dan antara individu dan kelompok. Apabila dua orang bertemu dan terjadi keadaan saling memengaruhi diantara mereka, maka terjadilah interaksi sosial

Berasal dari istilah dalam bahasa Inggris “social interaction” yang berarti saling bertindak

Page 4: Interaksi Sosial

2. Syarat terjadinya interaksi sosial

Kontak Sosial KomunikasiCon : bersama-samaTango : menyentuh

Primer : tanpa perantara (berjabat tangan, dll) Sekunder : dengan perantara (TV, radio, dll)

Terdiri dari :1. Kontak antarindividu

2. Kontak antarkelompok3. Kontak antarindividu

dan kelompok

Proses memberi tafsiran pada perilaku orang lain

Ciri-ciri interaksi sosial : Melibatkan lebih dari 1 orang Terjadi komunikasi Punya maksud dan tujuan jelas dipengaruhi faktor waktu yang menentukan aksi atau reaksi yang berlangsung

Page 5: Interaksi Sosial

3. FAKTOR-FAKTOR YANG MENDASARI

Page 6: Interaksi Sosial

A. Sugesti

Suatu informasi atau nasihat tidak bisamenjadi sugesti apabila ada proses berpikir pada orang yang bersangkutan. Sugesti dapat terjadi pada :1. Seseorang terhadap orang lain2. Seseorang terhadap sekelompok orang3. Sekelompok orang terhadap kelompok lainnya4. Sekelompok orang terhadap individu

Page 7: Interaksi Sosial

Wujud sugesti berupa sikap, tindakan danperkataan. Sugesti dapat terjadi karena :1. Hambatan berpikir2. Terpecahnya pikiran seseorang3. Otorital4. Mayoritas5. Percaya terhadap sugesti orang lain

Page 8: Interaksi Sosial

B. ImitasiImitasi adalah tindakan meniru sikap,

penampilan, pembicaraan atau gaya hidup oranglain. Syarat terjadinya proses Imitasi :1. Sesuatu yang ditiru harus mendapatkan perhatian orang lain2. Harus ada sikap menjunjung tinggi atau mengagumi hal-hal yang

ditiru3. Taraf pengertian yang cukup mengenai hal-hal yang ditiru

Page 9: Interaksi Sosial

C. Identifikasi

Identifikasi adalah proses untuk menjadi sama dengan orang lain. Identifikasi berkaitan denganImitasi. Tidak hanya melalui serangkaian prosespeniruan pola perilaku saja, tetapi juga melaluiproses kejiwaan yang sangat mendalam.

Page 10: Interaksi Sosial

D.Simpati

Simpati adalah Perasaan ‘tertarik’ yang timbul dalam diri

seseorang

Kemampuan untuk merasakan diri kita seolah olah berada dalam keadaan orang lain.

Page 11: Interaksi Sosial

D.Simpati

  Dorongan utama dalam simpati adalah keinginan Untuk memahami dan bekerja sama dengan pihak lain tanpa memandang status sosialnya.

MisalnyaKita merasa sedih melihat penderitaan saudara-saudara kita yang tertimpa musibah gempa dan tsunami di daerah Pangandaran, Tasikmalaya, Jawa Barat.

Page 12: Interaksi Sosial

E.Motivasi

Motivasi adalah Dorongan, rangsangan, pengaruh yang diberikan

oleh individu kepada individu lain, sehingga individu yang diberi motivasi menuruti atau melaksanakan apa yang diberikan itu secara kritis, rasional, dan penuh rasa tanggung jawab

Page 13: Interaksi Sosial

E.Motivasi

Misalnya Kita dipuji guru karena memenangkan lomba. Pujian tersebut akan membuat kita semakin giat belajar.

Page 14: Interaksi Sosial

F.Empati

Empati adalah   Proses kejiwaan seseorang untuk larut dalam

perasaan orang lain, baik suka maupun duka.

MisalnyaApabila kamu melihat orang tua temanmu meninggal dunia.

Page 15: Interaksi Sosial

4. TINGKAT HUBUNGAN DALAM INTERAKSI SOCIAL

Dalam suatu interaksi sosial jalinan hubungannya berbeda-beda, tergantung dari sejauh mana jalinan interaksi sosial dijalankan atau berlangsung antara seseorang dengan orang lain, antara perseorangan dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan kelompok.

Adapun dua tingkat hubungan dalam interaksi sosial sebagai berikut :

1. Tingkat hubungan dalam Pada tingkat hubungan dalam, interaksi berlangsung terus-

menerus dalam waktu yang tidak terbatas, berkesinambungan, dan terbina jalinan. Contoh : hubungan antara orang tua dengan anaknya, jalinan hubungan antara guru dengan siswa.

Page 16: Interaksi Sosial

lanjutan

2. Tingkat hubungan dangkal Tingkat hubungan dangkal hanya

berlangsung sesaat, tidak berkesinambungan bahkan tidak menimbulkan bentuk jalinan.

Contohnya : hubungan antara penjual dengan pembeli di pasar dan hubungan antara penumpang dengan kondektur.

Page 17: Interaksi Sosial

B. BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL

Page 18: Interaksi Sosial

1. INTERAKSI ASOSIATIF

Page 19: Interaksi Sosial

A. Kerja Sama

Timbul karena setiap orang menyadari bahwa mereka memiliki kepentingan yang sama dan pada saat yang sama mempunyai pengetahuan dan pengendalian diri

untuk memenuhi kepentingan tersebut

Page 20: Interaksi Sosial

A. Kerja SamaPengertian dari kerja sama adalah kemampuan seseorang untuk bekerja bersama – sama dengan orang lain atau secara kelompok dalam rangka menyelesaikan suatu tugas atau kegiatan yang ditentukan sehingga mencapai daya guna yang sebesar – besarnya.

Kerja sama dapat muncul karena adanya orientasi perorangan terhadap kelompoknya sendiri atau kelompok orang lain. Proses sosial terbentuknya kerja sama secara tidak sengaja akan menimbulkan konflik sosial yang bersifat positif maupun negatif.

Page 21: Interaksi Sosial

A. Kerja SamaMunculnya konflik yang bersifat negatif dalam masyarakat dapat membuat solidaritas sosial dalam kelompok itu menjadi rusak karena terjadi perpecahan. Maka dari itu, konflik yang bersifat negatif segera harus segera diatasi meskipun sifatnya sementara.

Selain terdapat konflik yang bersifat negatif, juga terdapat konflik yang bersifat positif. Konflik yang bersifat positif sangat bertolak belakang dengan konflik yang bersifat negatif. Konflik yang bersifat positif dapat membuat solidaritas sosial menjadi lebih tinggi apabila mengalami konflik dengan kelompok luar.

Page 22: Interaksi Sosial

A. Kerja SamaBentuk kerja sama :1. Kerukunan2. Bargaining3. Kooptasi (co-optation)4. Koalisi (coalition)5. Joint ventrue

Page 23: Interaksi Sosial

B. Akomodasi

Proses orang perorangan atau kelompok manusia yang mula-mula saling bertentangan, saling mengadakan

penyesuaian diri untuk meredakan ketegangan.AKOMODASI=ADAPTASI

Page 24: Interaksi Sosial

B. Akomodasi

TUJUAN AKOMODASI1. Mengurangi pertentangan2. Mencegah meledaknya

pertentangan untuk sementara waktu

3. Memungkinkan terjadinya kerja sama

4. Peleburan antara kelompok sosial

Page 25: Interaksi Sosial

B. AkomodasiBENTUK AKOMODASI

1. Coercion - PAKSAAN2. Compromise - KOMPROMI3. Arbitration – PIHAK KETIGA4. Mediation - PENENGAH5. Conciliation - PERSETUJUAN6. Toleration - TOLERANSI7. Stalemate - KEMACETAN8. Adjudication - PERADILAN

Page 26: Interaksi Sosial

B. Akomodasi

HASIL AKOMODASI1. Integrasi masyarakat2. Menekan oposisi3. Koordinasi berbagai kepribadian

yang berbeda4. Membuka jalan menuju

ASIMILASI

Page 27: Interaksi Sosial

C. ASIMILASI

Proses sosial taraf lanjut yang ditandai dgn usaha untuk mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang perorangan atau kelompok manusia dan

mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses mental dgn memperhatikan tujuan bersama

Page 28: Interaksi Sosial

C. ASIMILASIASIMILASI TIMBUL BILA :

1. Terdapat kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya

2. Orang perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan intensif dalam waktu yang lama

3. Kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri

Page 29: Interaksi Sosial

C. ASIMILASIFAKTOR YANG MEMPERMUDAH ASIMILASI :

•Toleransi•Kesempatan yg seimbang dalam ekonomi•Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa•Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya•Persamaan unsur-unsur kebudayaan•Perkawinan campuran (amalgamation)•Musuh bersama

Page 30: Interaksi Sosial

C. AsimilasiFaktor – faktor yang menghambat terjadinya asimilasi:

1. Terisolasinya golongan tertentu dalam kehidupan masyarakat

2. Kurangnya pengetahuan kebudayaan yang dimiliki oleh kelompok sosial

3. Adanya perasaan takut terhadap suatu kekuatan kebudayaan yang dihadapinya

4. Adanya perasaan bahwa kebudayaan yang dimiliki loeh golongan atau kelompok lain lebih unggul dibandingkan dengan kebudayaan yang dimiliknya

5. Adanya perbedaan warna kulit atau ciri fisik tertentu karena latar belakang induk bangsa yang berbeda

6. Adanya perasaan mengelompok atau menutup diri yang sangat kuat

7. Adanya gangguan dari golongan mayoritas terhadap golongan minoritas

8. Munculnya perbedaaan kepentingan dan pertentangan pribadi atau golongan

Page 31: Interaksi Sosial

d. Akulturasi

Peleburan kebudayaan dua masyarakat di dalam akulturasi tidak menimbulkan hilangnya kepribadian asli kedua masyarakat itu.

Contoh :

- Menara Masjid Kudus (Jawa Tengah) berbentuk meru dan beratap tumpang.

Page 32: Interaksi Sosial

e. Dekulturasi Hilangnya kebudayaan suatu kelompok akibat interaksi antarkelompok sosial.

Contoh :

- Pendatang dari desa kemudian menetap di kota.

Page 33: Interaksi Sosial

f. Dominasi

Interaksi Sosial dalam bentuk suatu kelompok menguasai kelompok lain.

Contoh :- Kelompok orang kulit putih yang menguasai orang kulit hitam di

Afrika Selatan pada masa politik Apartheid.- Di Indonesia, Pada zaman penjajahan Belanda, orang kulit putih

(khususnya Belanda) menguasai terhadap- Golongan orang kaya pada umumnya mendominasi kehidupan

masyarakat umum.

Page 34: Interaksi Sosial

g. Paternalisme

Penguasaan kelompok pendatang terhadap kelompok pribumi.

Contoh :- Belanda & Jepang menguasai penduduk setempat di Indonesia.- Di Ambon, kaum pendatang dari Sulawesi menguasai perekonomian

di sana.- Suku Dayak di Kalimantan sebagai penduduk asli merasa dikuasai

oleh pendatang dari Madura

Page 35: Interaksi Sosial

h. Diskriminasi

Pembedaan perlakuan terhadap orang-orang atau golongan tertentu.

Contoh :- Diskriminasi ras kulit hitam- Biaya untuk perguruan tinggi.- Persaingan peringkat jumlah nilai untuk diterima di SMA yang

diinginkan.

Page 36: Interaksi Sosial

i. Intergrasi dan Pluralisme

- Dua pola interaksi sosial antarkelompok masyarakat yang memiliki banyak persamaan.

- Integrasi sosial mengakui perbedaan ras dan dapat hidup bersama secara rukun dan damai. Serta hak dan kewajiban sebagai anggota masyarakat tidak ada perbedaan.

- Pluralisme adalah hubungan antarkelompok sosial yang mengakui persamaan hak politik dan hak perdata semua warga masyarakat.

Page 37: Interaksi Sosial

2. Interaksi Disosiatif

Interaksi yang mengarah pada proses oposisi.

Page 38: Interaksi Sosial

Kapan proses oposisi terjadi?

Page 39: Interaksi Sosial

Wujud Oposisi

A. Persaingan

Page 40: Interaksi Sosial

Persaingan sehat

Page 41: Interaksi Sosial

Persaingan tidak sehat

Page 42: Interaksi Sosial

Akibat persainganPositif Tumbuhnya solidaritas

Page 43: Interaksi Sosial

Akibat Persaingan Negatif

Terjadinya kerusakan jiwa bahkan kerusakan fisik

Page 44: Interaksi Sosial

B. Kontravensi

Page 45: Interaksi Sosial

Bentuk Bentuk Kontravensi 1. Kontravensi umum

Page 46: Interaksi Sosial

2. Kontravensi sederhana

Page 47: Interaksi Sosial

3. Kontravensi intensif

Page 48: Interaksi Sosial

4. Kontravensi Rahasia

Page 49: Interaksi Sosial

5. Kontravensi taksis

Page 50: Interaksi Sosial

C. Permusuhan atau Konflik

Page 51: Interaksi Sosial

Prasangka adalah sikap bermusuhan yang ditunjukan terhadap kelompok tertentu. Sikap berprasangka tidak didasarkan oleh pengetahuan, pengalaman, atau bukti-bukti yang cukup.

Salah satu bentuk prasangka adalah Stereotip. Stereotip adalah pandangan (image) salah mengenai ciri-ciri khusus kelompok luar yang telah diterima secara luas oleh masyarakat. Stereotip bisa bersifat positif maupun negatif. Stereotip positif maupun negatif cenderung menyesatkan.

Bentuk lain dari prasangka adalah antipati dan antagonisme. Ini bebeda dengan prasangka, karena dapat diberantas dengan pendidikan sedangkan prasangka tidak

Page 52: Interaksi Sosial

3. Pengaruh Prasangka dan Stereotip dalam Interaksi Sosial

PRASANGKA

Stereotip Antipati dan antagonisme

Page 53: Interaksi Sosial
Page 54: Interaksi Sosial

SEKIAN DAN TERIMAKASIH