INTERAKSI DESA- KOTA

16
BAB II PEMBAHASAN Tentang INTERAKSI DESA DENGAN KOTA 2.1. Pola Keruangan Desa 2.1.1. Pengertian Desa Pengertian desa dan perdesaan sering dikaitkan dengan pengertian rural dan village, dan sering pula dibandingkan dengan kota (town/city) dan perkotaan (urban). Perdesaan (rural) menurut S. Wojowasito dan W.J.S Poerwodarminto (1972) diartikan seperti desa atau seperti di desa” dan perkotaan (urban) diartikan “seperti kota atau seperti di kota”. Berdasarkan batasan tersebut, perdesaan dan perkotaan mengacu kepada karakteristik masyarakat, sedangkan desa dan kota merujuk pada suatu satuan wilayah administrasi atau teritorial. Dalam kaitan ini suatu daerah perdesaan dapat mencakup beberapa desa. Menurut Roucek & Warren (1962), masyarakat desa memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) peranan kelompok primer sangat besar; (2) faktor geografik sangat menentukan pembentukan kelompok masyarakat; (3) hubungan lebih bersifat intim dan awet; (4) struktur masyarakat bersifat homogen; (5) tingkat mobilitas sosial rendah; 1

Transcript of INTERAKSI DESA- KOTA

Page 1: INTERAKSI DESA- KOTA

BAB II

PEMBAHASAN

Tentang

INTERAKSI DESA DENGAN KOTA

2.1. Pola Keruangan Desa

2.1.1. Pengertian Desa

Pengertian desa dan perdesaan sering dikaitkan dengan pengertian rural

dan village, dan sering pula dibandingkan dengan kota (town/city) dan

perkotaan (urban). Perdesaan (rural) menurut S. Wojowasito dan W.J.S

Poerwodarminto (1972) diartikan seperti desa atau seperti di desa” dan

perkotaan (urban) diartikan “seperti kota atau seperti di kota”.

Berdasarkan batasan tersebut, perdesaan dan perkotaan mengacu kepada

karakteristik masyarakat, sedangkan desa dan kota merujuk pada suatu

satuan wilayah administrasi atau teritorial. Dalam kaitan ini suatu daerah

perdesaan dapat mencakup beberapa desa.

Menurut Roucek & Warren (1962), masyarakat desa memiliki

karakteristik sebagai berikut: (1) peranan kelompok primer sangat besar;

(2) faktor geografik sangat menentukan pembentukan kelompok

masyarakat; (3) hubungan lebih bersifat intim dan awet; (4) struktur

masyarakat bersifat homogen; (5) tingkat mobilitas sosial rendah; (6)

keluarga lebih ditekankan fungsinya sebagai unit ekonomi; (7) proporsi

jumlah anak cukup besar dalam struktur kependudukan.

Pitinn A. Sorokin dan Carle C. Zimmerman (dalam T. L. Smith & P.E.

Zop, 1970) mengemukakan sejumlah faktor yang menjadi dasar dalam

menentukan karakteristik desa dan kota, yaitu mata pencaharian, ukuran

komunitas, tingkat kepadatan penduduk, lingkungan, differensiasi sosial,

stratifikasi sosial, interaksi sosial dan solidaritas sosial.

Egon E. Bergel (1995) mendefinisikan desa sebagai setiap permukiman

para petani. Sedangkan Koentjaraningrat (1977) mendefinisikan desa

sebagai komunitas kecil yang menetap tetap di suatu tempat.

1

Page 2: INTERAKSI DESA- KOTA

Paul H. Landis (1948) mendefinisikan desa menjadi tiga menurut tujuan

analisis, yaitu: (1) analisis statistik; desa didefinisikan sebagai suatu

lingkungan dengan penduduk kurang dari 2.500 orang (2) analisis

sosial-psikologik; desa didefinisikan sebagai suatu lingkungan yang

penduduknya memiliki hubungan yang akrab dan bersifat informal

diantara sesama warganya, dan (3) analisis ekonomi; desa didefinisikan

sebagai suatu lingkungan dengan penduduknya tergantung kepada

pertanian.

Berbagai pengertian tersebut tidak dapat diterapkan secara universal

untuk desa-desa di Indonesia karena kondisi yang sangat beragam antara

satu dengan yang lainnya. Bagi daerah yang lebih maju khususnya di

Pulau Jawa dan Pulau Bali, antara desa dan kota tidak lagi terdapat

perbedaan yang jelas sehingga pengertian dan karakteristik tersebut

menjadi tidak berlaku. Namun, bagi daerah yang belum berkembang

khususnya desa-desa di luar Pulau Jawa dan Pulau Bali, pengertian

tersebut masih cukup relevan.

2.1.2. Unsur-Unsur Desa

Wilayah

Wilayah atau daerah merupakan tempat bagi manusia untuk dapat

melakukan berbagai aktivitas, baik sosial ekonomi, maupun budaya.

Pemilihan daerah atau wilayah sebagai tempat berbagai aktivitas

tersebut sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti iklim,

topografi, keadaan tanah, dan air. Adanya perbedaan kondisi

fisikantar wilayah menyebabkan terjadi perbedaan perkembangan

wilayah.

Penduduk

Penduduk merupakan salah satu unsur penting dalam suatu wilayah.

Di dalam upaya mengembangkan wilayah penduduk akan bertindak

sebagai tenaga kerja,perencana, atau pelaksana sekaligus yang akan

memanfaatkan segala potensi yang ada. Hal-hal yang berkaitan

dengan kependudukan dalam suatu wilayah antara lain jumlah,

pertumbuhan, kepadatan, persebaran, dan mata pencaharian

penduduk.

2

Page 3: INTERAKSI DESA- KOTA

Perilaku

Perilaku kehidupan masyarakat pedesaan meliputi pola tata

pergaulan dan ikatan-ikatan yang melatarbelakangi masyarakat desa.

Perilaku masyarakat desa ditunjukan oleh adanya ikatan antar warga

yang sangat erat. Hal itu dapat dilihat dengan adanya sikap gotong

royong yang mengutamakan kepentingan bersama daripada

kepentingan peribadi.

2.1.3. Ciri-ciri Desa

Secara umum perdesaan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

Kehidupan masyarakatnya sangat erat dengan alam,

Pertanian sangat bergantung pada musim,

Desa merupakan kesatuan sosial dan kesatuan kerja,

Struktur perekonomian bersifat agraris,

Hubungan antar masyarakat desa berdasarkan ikatan kekeluargan

yang erat,

Perkembangan sosial relatif lambat dan sosial kontrol ditentukan

oleh moral dan hukum informal, dan

Norma agama dan hukum adat masih kuat.

2.1.4. Perkembangan Desa

Tingkat perkembangan desa merupakan keadaan tertentu yang dicapai

oleh penduduknya dalam menyelenggarakan kehidupan dan mengelola

sumber daya yang ada. Tingkat perkembangan desa dinilai berdasarkan

tiga faktor yakni faktor ekonomi, sosio kultural, dan faktor prasarana.

Faktor ekonomi meliputi mata pencaharian penduduk dan produksi desa.

Faktor sosio kultural meliputi adat istiadat, kelembagaan, pendidikan,

dan gotong royong. Faktor prasarana meliputi prasarana perhubungan,

pemasaran, dan sosial.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, tingkat perkembangan desa dapat

dibedakan menjadi tiga, yaitu desa swadaya, desa swakarya, dan desa

swasembada. Desa swadaya adalah desa yang masih bersifat tradisional.

3

Page 4: INTERAKSI DESA- KOTA

Desa swakarya adalah desa yang sedang mengalami transisi. Desa

swasembada adalah desa yang lebih maju.

2.2. Pola Keruangan Kota

2.2.1. Pengertian Kota

Pengertian kota dan daerah perkotaan dapat dibedakan dalam dua

pengertian yaitu kota untuk city dan daerah perkotaan untuk ‘’urban”.

Pengertian city diidentikkan dengan kota,sedangkan urban berupa suatu

daerah yang memiliki suasana kehidupan dan penghidupan modern,

dapat disebut daerah perkotaan.

Keadaan geografi sebuah kota bukan hanya merupakan pertimbangan

yang esensial pada awal penentuan lokasi, tetapi mempengaruhi fungsi

dan bentuk fisiknya. Para pendiri kota memiliki maksud untuk

mengembangkan kegiatan niaga kelautan didalam pemukimannya ,yaitu

sebagai tempat pertukaran barang antara daerah daratan dengan lautan.

Sebaliknya.kota- kota didunia keadaanya beragam ada berpenduduk

jarang dan padat. Kota-kota yang mengalami kehidupan dengan kondisi

sosial politik,keagamaan,dan budaya yang berbeda-beda mempunyai

beberapa unsur eksternal yang menonjol sehingga mempengaruhi

perkembangan kota.

Salah satu permasalahan di kota –kota besar di Indonesia adalah

tingginya urbanisasi. Pertambahan urbanisasi ini dapat diindikasikan

dengan adanya laju pertumbuhan penduduk yang pesat. Hal ini

4

Page 5: INTERAKSI DESA- KOTA

mempunyai implikasi terhadap pertambahan jumlah angkatan kerja

sebagai awal terjadinya proses urbanisasi.

2.2.2. Klasifikasi Kota

Berdasarkan fungsinya yang dominan kota-kota dapat dibedakan

menjadi beberapa kelompok, antara lain sebagai berikut :

1) Kota sebagai pusat kebudayaan

Kota yang berfungsi sebagai pusat kebudayaan mempunyai potensi

budaya yang lebih dominan dibandingkan dengan potensi yang lain.

2) Kota sebagai pusat perdagangan

Secara umum setiap kota memiliki pusat perdagangan. Namun tidak

semua kota mempunyai aktivitas yang dominan dibidang

perdagangan. Kota-kota perdagangan yang besar biasanya

merupakan kota pelabuhan.

3) Kota sebagai pusat industri

Kota disebut juga sebagai pusat industri apabila kegiatan industri di

kota tersebut lebih dominan dibandingkan kegiatan-kegiatan lainnya.

Umumnya kegiatan industri suatu kota terdiri atas berbagai macam

jenis.

4) Kota sebagai pusat pemerintahan

Kota pusat pemerintahan dapat berkembang secara cepat karena

peranannya mengatur sistem pemerintahan. Kota pusat pemerintahan

umumnya memiliki hubungan yang luas dengan kota-kota yang

lainnya.

5) Kota sebagai pusat rekreasi dan kesehatan

Kota dapat berfungsi sebagai pusat rekreasi dan kesehatan apabila

kota tersebut mampu menarik pendatang, baik untuk tujuan rekreasi

maupun penyembuhan.

Berdasarkan jumlah penduduknya, kota dibedakan menjadi :

1) Kota kecamatan perkiraan jumlah penduduknya 3.000 – 20.000

2) Kota kecil perkiraan jumlah penduduknya 20.000 – 200.000

3) Kota sedang perkiraan jumlah penduduknya 200.000 – 500.000

5

Page 6: INTERAKSI DESA- KOTA

4) Kota besar perkiraan jumlah penduduknya 500.000 – 1.000.000

5) Kota metropolitan perkiraan jumlah penduduknya > 1.000.000

2.2.3. Perkembangan Kota

Sebagai pusat berbagai macam kegiatan, kota akan selalu berkembang

sejalan dengan perkembangan aktivitas di dalamnya. Perkembangan

kota dengan segala permasalahan yang ditimbulkan tersebut dipengaruhi

oleh faktor budaya, alam, dan kependudukan.

Sehubungan dengan jumlah penduduknya, terdapat dua hal yang sangat

berpengaruh terhadap perkembangan kota, yaitu pertambahan alami dan

tingkat urbanisasi. Pertambahan penduduk alami dihitung dari

banyaknya kelahiran dikurangi banyaknya kematian penduduk kota.

Urbanisasi dapat diartikan sebagai proses persebaran atau distribusi,

difusi, perubahan, dan pola menurut waktu dan tempat.

Tujuan utamanya untuk tinggal menetap dikota. Mereka memiliki

harapan bahwa mutu hidup diperkotaan bakal lebih tinggi ketimbang di

tempat asalnya di desa . Fenomena ini sudah menjadi hal rutin di

sebagian besar Negara Negara sdang berkembang dan menjadi masalah

pelik penyebab pokoknya secara makro nasional adl terjadinya disparitas

atau ketimpangan pembangunan antara perkotaan dan pedesaan  . ada 2

faktor utama terjadinya urbanisasi yakni factor penarik dan factor

pendorong.

Factor penarik : Ketersediaan sarana dan prasarana yang lebih lengkap.

Peluang melanjutkan pendidikan yg lebih besar. Jenis lapangan kerja

lebih banyak dan bervariasi. Sedangkan faktor pendorong : Lapangan

kerja yg terbatas. Kemiskinan. Keterbatasan sarana dan prasarana

transportasi, ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Keterbatasan lahan

pertanian perpenduduk terutama di pulau jawa.

Isu tentang keterkaitan desa-kota sudah lama mendapat perhatian

kalangan analis pembangunan. Isu tersebut muncul sejalan dengan

6

Page 7: INTERAKSI DESA- KOTA

kenyataan empiris akan ketidakterpisahannya keterkaitan antara desa

dan kota yang juga mencakup masalah urbanisasi. Keterkaitan tersebut

semakin meluas di berbagai level, baik antara desa dan kota itu sendiri,

maupun antara kota kecil dengan kota besar, antar desa, dan antar kota

yang merentang di dalam satu negara maupun antar negara. Keterkaitan

antara desa-kota antara lain terlihat dari realitas bahwa penduduk desa

menjadi konsumen barang dan jasa pelayanan perkotaan sementara

masyarakat kota juga menjadi konsumen jasa dan barang hasil produksi

perdesaan. Terlepas dari banyaknya kritikan atas pola keterkaitan yang

terbangun, interaksi antara desa-kota bersifat saling menguntungkan

dalam suatu iklim simbiosis mutualisme (Lo & Salih, 1978).

Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola-pola kehidupan

sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik. Kesemuanya akan tercermin

dalam komponen-komponen yang membentuk stuktur kota tersebut.

Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan

seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :

1. Wisma : unsur ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan

untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk

melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga. Unsure

wisma ini menghadapkan

a. dapat mengembangkan daerah perumahan penduduk yang sesuai

dengan pertambahan kebutuhan penduduk untu masa mendatang

b. memperbaiki keadaan lingkungan perumahan yang telah ada agar

dapat mencapai standar mutu kehidpan yang layak, dan

memberikan nilai-nilai lingkungan yang aman dan

menyenangkan

2. Karya : unsur ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu

kota, karena unsur ini merupakan jaminan bagi kehidupan

bermasyarakat.

3. Marga : unsur ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk

menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat

lainnya didalam kota, serta hubungan antara kota itu dengan kota

lain atau daerah lainnya.

7

Page 8: INTERAKSI DESA- KOTA

4. Suka : unsur ini merupakan bagian dari ruang perkotaan untuk

memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi,

pertamanan, kebudayaan dan kesenian

5. Penyempurna : unsur ini merupakan bagian yang penting bagi suatu

kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke dalam keempat unsur

termasuk fasilitas pendidikan dan kesehatan, fasiltias keagamaan,

perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.

Kota secara internal pada hakekatnya merupakan suatu organisme, yakni

kesatuan integral dari tiga komponen meliputi penduduk, kegiatan usaha

dan wadah. Ketiganya saling terkait, pengaruh mempengaruhi, oleh

karenanya suatu pengembangan yang tidak seimbang antra ketiganya,

akan menimbulkan kondisi kota yang tidak positif, antara lain semakin

menurunnya kualitas hidup masyarakat kota. Dengan kata lain, suatu

perkembangan kota harus mengarah paa penyesuaian lingkungan fisik

ruang kota dengan perkembangan sosial dan kegiatan usaha masyarakat

kota.

Di pihak lain kota mempunyai juga peranan/fungsi eksternal, yakni

seberapa jauh fungsi dan peranan kota tersebut dalam kerangka wilayah

atau daerah-daerah yang dilingkupi dan melingkupinya, baik dalam

skala regional maupun nasional. Dengan pengertian ini diharapkan

bahwa suatu pembangunan kota tidak mengarah pada suatu organ

tersendiri yang terpisah dengan daerah sekitarnya, karena keduanya

saling pengaruh mempengaruhi.

8

Page 9: INTERAKSI DESA- KOTA

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Setelah kami gali, kaji, dan paparkan maka kami dapat menyimpulkan bahwa :

1. Yang dimaksud dengan desa menurut Sukardjo Kartohadi adalah suatu

kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemeritnahan

sendiri. Menurut Bintaro desa merupakan perwujudan atau kesatuan

geografi, sosial, ekonomi, politik dan cultural yang terdapat disuatu daerah

dalam hubungannya danpengaruhnya secara timbal-balik dengan daerah

lain.. Menurut paul H.Landis : desa adalah penduduknya kurang dari 2.500

jiwa dengan cirri-ciri sebagai berikut : Mempunyai pergaulan hidup yang

saling kenal mengenal antra ribuan jiwa, Ada pertalian perasaan yang sama

tentang kesukuaan terhadap kebiasaan. Cara berusaha (ekonomi) aalah

agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam sekitar seperti :

iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan

agraris adalah bersifat sambilan.

2. Kota secara internal pada hakekatnya merupakan suatu organisme, yakni

kesatuan integral dari tiga komponen meliputi penduduk, kegiatan usaha dan

wadah. Ketiganya saling terkait, pengaruh mempengaruhi, oleh karenanya

suatu pengembangan yang tidak seimbang antra ketiganya, akan

menimbulkan kondisi kota yang tidak positif, antara lain semakin

menurunnya kualitas hidup masyarakat kota. Dengan kata lain, suatu

perkembangan kota harus mengarah paa penyesuaian lingkungan fisik ruang

kota dengan perkembangan sosial dan kegiatan usaha masyarakat kota. Di

pihak lain kota mempunya juga peranan/fungsi eksternal, yakni seberapa

jauh fungsi dan peranan kota tersebut dalam kerangka wilayah atau daerah-

daerah yang dilingkupi dan melingkupinya, baik dalam skala regional

maupun nasional. Dengan pengertian ini diharapkan bahwa suatu

pembangunan kota tidak mengarah pada suatu organ tersendiri yang terpisah

dengan daerah sekitarnya, karena keduanya saling pengaruh mempengaruhi.

9

Page 10: INTERAKSI DESA- KOTA

3.2. Saran

Setelah kami gali, kaji, paparkan dan simpulkan maka kami dapat

memberikan saran bahwa kita selaku warga negara baik yang di desa maupun di

kota harus memperhatika pola-pola perkembangan desa maupun kota, hal ini

dapat membantu untuk peningkatan pembangunan baik di desa maupun di kota.

Demikian makalah ini kami buat, semoga bermanfaat bagi kita. Amien.

10