intelijen.docx

14
1. INTRODUKSI Kata intelijen berasal dari bahasa Inggris “Intelligence” (kata benda), yang sacara harfiah berarti kecerdasan (pengertian umum). Secara khusus yang berkaitan dengan upaya mengamankan Negara dan Bangsa. Intelijen dapat kita bedakan yaitu intelijen sebagai bahan keterangan yang sudah diolah, sebagai Organisasi dan sebagai Kegiatan. Ketiga pengertian ini, walaupun terpisah namun selalu berkaitan satu dengan yang lain. 1. INTELIJEN SEBAGAI BAHAN KETERANGAN YANG SUDAH DIOLAH Intelijen diperoleh melalui suatu proses pengolahan dari bahan keterangan/informasi yang didapat. Bahan keterangan merupakan bahan dasar yang masih mentah. Bahan mentah ada yang memenuhi syarat dan ada yang tidak memenuhi syarat untuk dijadikan intelijen. Bahan mentah yang memenuhi syarat untuk dijadikan intelijen adalah bahan – bahan yang berkaitan dengan masalah keamanan, yang dapat dipercaya sumbernya dan relevan dengan masalah yang dicari atau dibutuhkan. Intelijen sebagai bahan keterangan yang sudah diolah adalah merupakan hasil terakhir atau produk daripada pengolahan yang selanjutnya disampaikan kepada pihak – pihak pemakai untuk dipergunakan sebagai bahan penyusunan rencana dan kebijaksanaan yang akan ditempuh dan yang memungkinkan untuk bahan mengambil keputusan. Dalam hal ini initelijen juga merupakan suatu pengetahuan yang perlu diketahui sebelumnya, dalam rangka untuk menentukan langkah – langkah dengan resiko yang diperhitungkan. Dengan kata lain, intelijen diperlukan untuk membuat keputusan yang tepat dalam tiga aspek, yaitu perencanaan, kebijaksanaan dan cara bertindak (cover of action). 1. Dilihat dari segi tujuan penggunaan, intelijen sebagai bahan keterangan yang sudah diolah dapat dibedakan : 1) Intelijen Strategis Intelijen strategis adalah bahan – bahan keterangan yang dicari, dikumpulkan dan diolah untuk dipergunakan bagi kepentingan strategi. Intelijen ini mencakup hal – hal yang meliputi pokok – pokok persoalan : a) Politik b) Ekonomi c) Perkembangan Ilmu Pengetahuan d) Sistim Komunikasi e) Geografi Militer f) Demografi g) Kebudayaan h) Biografi Personalia penting i) Angkatan Bersenjata j) Dan lain – lain

description

intelijen.docx

Transcript of intelijen.docx

Page 1: intelijen.docx

1. INTRODUKSI

Kata intelijen berasal dari bahasa Inggris “Intelligence” (kata benda), yang sacara

harfiah berarti kecerdasan (pengertian umum). Secara khusus yang berkaitan dengan

upaya mengamankan Negara dan Bangsa.

Intelijen dapat kita bedakan yaitu intelijen sebagai bahan keterangan yang sudah

diolah, sebagai Organisasi dan sebagai Kegiatan. Ketiga pengertian ini, walaupun

terpisah namun selalu berkaitan satu dengan yang lain.

 

1. INTELIJEN SEBAGAI BAHAN KETERANGAN YANG SUDAH DIOLAH

Intelijen diperoleh melalui suatu proses pengolahan dari bahan keterangan/informasi

yang didapat. Bahan keterangan merupakan bahan dasar yang masih mentah. Bahan

mentah ada yang memenuhi syarat dan ada yang tidak memenuhi syarat untuk

dijadikan intelijen. Bahan mentah yang memenuhi syarat untuk dijadikan intelijen

adalah bahan – bahan yang berkaitan dengan masalah keamanan, yang dapat

dipercaya sumbernya dan relevan dengan masalah yang dicari atau dibutuhkan.

Intelijen sebagai bahan keterangan yang sudah diolah adalah merupakan hasil terakhir

atau produk daripada pengolahan yang selanjutnya disampaikan kepada pihak – pihak

pemakai untuk dipergunakan sebagai bahan penyusunan rencana dan kebijaksanaan

yang akan ditempuh dan yang memungkinkan untuk bahan mengambil keputusan.

Dalam hal ini initelijen juga merupakan suatu pengetahuan yang perlu diketahui

sebelumnya, dalam rangka untuk menentukan langkah – langkah dengan resiko yang

diperhitungkan. Dengan kata lain, intelijen diperlukan untuk membuat keputusan yang

tepat dalam tiga aspek, yaitu perencanaan, kebijaksanaan dan cara bertindak (cover of

action).

 

1. Dilihat dari segi tujuan penggunaan, intelijen sebagai bahan keterangan yang sudah

diolah dapat dibedakan :

1)      Intelijen Strategis

Intelijen strategis adalah bahan – bahan keterangan yang dicari, dikumpulkan dan diolah

untuk dipergunakan bagi kepentingan strategi. Intelijen ini mencakup hal – hal yang

meliputi pokok – pokok persoalan :

a)      Politik

b)      Ekonomi

c)       Perkembangan Ilmu Pengetahuan

d)      Sistim Komunikasi

e)      Geografi Militer

f)       Demografi

g)      Kebudayaan

h)      Biografi Personalia penting

i)        Angkatan Bersenjata

j)        Dan lain – lain

Dengan demikian kita mengenal istilah – istilah intelijen politik, intelijen ekonomi,

intelijen militer dan sebagainya. Penggunaan intelijen tersebutt antara lain untuk

kepentingan diplomasi, untuk menentukan langkah – langkah yang akan diambil dalam

Page 2: intelijen.docx

bidang politik, di bidang ekonomi, sosial-budaya, militer dsb. Sesuai dengan

kepentingannya dan keadaan/situasi yang dihadapi.

2)      Intelijen Taktis

Intelijen Taktis adalah bahan – bahan keterangan yang dicari, dikumpulkan dan diolah

untuk dipergunakan bagi kepentingan yang bersifat taktis.

Intelijen ini mencakup hal – hal yang meliputi ipoleksosbudkam dan keadaan medan,

cuaca, musuh secara terbatas, sepanjang hal – hal ini diperlukan untuk kepentingan

taktis. Penggunaan intelijen taktis ini ialah untuk kepentingan taktis, yang memberikan

kemungkinan kepada pihak yang mempergunakannya untuk menentukan tindakan –

tindakan yang akan dengan resiko yang diperhitungkan, bagaimana cara

mempergunakan sarana – sarana yang ada padanya secara berdaya guna dan berhasil

guna dalam batas waktu tertentu, di daerah tertentu untuk mencapai sasaran yang

ditentukan oleh pihak atasan yang berwenang sesuai dengan bagian strategi yang

digariskannya.

 

1. Dilihat dari segi pengertiannya sebagai produk atau pengetahuan, intelijen sebagai

bahan keterangan yang sudah diolah dapat dibedakan :

1)      Intelijen Dasar

Intelijen dasar digunakan untuk pengetahuan dasar atau catatan dasar bagi pihak yang

menggunakan yang bertujuan untuk memberikan arti pada gejala – gejala dan

perubahan – perubahan yang terjadi pada suatu waktu di masa lalu. Tanpa adanya

pengetahuan dasar mengenai sesuatu masalah tertentu, sukar untuk dinilai secara

tepat suatu fenomena atau perubahan yang terjadi mengenai masalah tersebut, dan

mungkin tidak akan ada artinya pengetahuan mengenai perkembangan mengenai

masalah tersebut di masa yang akan datang. Dengan demikian intelijen dasar -

mencakup bidang – bidang yang luas, umum dan bersifat statis.

Pada hakekatnya intelijen dasar digolongkan menjadi dua jenis, yaitu :

1. Pengetahuan – pengetahuan dasar yang dinilai belum mengandung spot intelijen

2. Pengetahuan – pengetahuan dasar yang sudah mengandung nilai intelijen atau spot

intelijen yang juga disebut Intelijen Dasar Diskriptif (IDD).

Intelijen Dasar Diskriptif meliputi : Basic Research, Encyclopedia Intelligence,

Fundamental Research, Monographic Data dan Basic Data.

Intelijen Dasar Diskriptif dapat dikelompokka :

1. Wilayah/negara/daerah

2. Golongan/kelompok/organisasi

3. Perorangan/tokoh – tokoh prominen

4. Masalah

 

2)      Intelijen yang aktual

Dalam perumusan intelijen sebagai pengetahuan perlu dinyatakan pengertian tersebut

sebagai bagian pengetahuan yang telah dipilih dan yang mempunyai dasar kekuatan

yang berarti bagi penentuan tindakan – tindakan yang akan diambil oleh pihak yang

berwenang untuk menggunakannya tepat pada masalahnya, yang biasa disebut :

Current Reportorial Form atau laporan perkembangan yang sedang terjadi

Page 3: intelijen.docx

Contoh : Current Intelligence, Current Evaluation, Current Appreciations, Hot

Intelligence, yang dimuat dalam laporan harian, laporan khusus (lapsus), dan

memorandum.

Konsekwensi dari perumusan ini ialah bahwa intelijen dasar diskriptif yang bersifat

umum, luas dan statis tersebut pada suatu waktu tertentu perlu ditonjolkan untuk

digunakan oleh pihak yang berwenang pada masalahnya sesuai dengan keadaan dan

situasi yang dihadapi pada waktu itu. Dengan demikian intelijen aktual menonjolkan

perkembangan masalah yang sedang ada dalam proses pada waktu itu dan mempunyai

hubungan dengan intelijen dasar diskriptif yang relevan dengan masalah tersebut.

 

3)      Intelijen yang diramalkan

Intelijen yang diramalkan mempunyai peranan penting bagi intelijen. Karena

perkembangan yang lampau dan perkembangan yang sedang terjadi dicerminkan oleh

Intelijen Dasar Diskriptif fan Intelijen Aktual, sedangkan intelijen yang diramalkan

meramalkan perkembangan yang akan terjadi di masa datang sebagai lanjutan proses

perkembangan yang sedang terjadi. Dengan kata lain sebagai bentuk gambaran

spekulatif tentang apa yang akan terjadi. Dengan demikian intelijen yang diramalkan

mempunyai arti sebagai “peringatan dini” (early warning) bagi pihak yang bertanggung

jawab untuk menentukan rencana – rencana dan langkah – langkahnya, contoh :

Estimate (perkiraan keadaan), Staf Intelijen, Capabilities Intelligence.

 

Catatan :

Elemen – elemen IDD pada butir 1).a) merupakan basis bagi butir 2) dan 3) karena

merupakan pekerjaan pendahuluan yang sangat berarti bagi perkembangan sehari –

hari dan merupakan landasan yang kokoh untuk tinggal landasnya

spekulasi/perkiraan/estimasi/ramalan.

 

Elemen pada Intel Aktual (Current Reportorial) mempunyai tugas untuk mengikuti jejak

perkembangannya. Dia juga bertugas agar elemen – elemen IDD selalu up to date (tidak

ketinggalan) dan juga selalu siap dan waspada terhadap perkembangan yang dapat

mempengaruhi kepentingan nasional.

Akhirnya bisa merupakan jembatan bagi butir 1) dan butir 3) atau jembatan antara The

Past and The Future.

 

Elemen ketiga (3) – intel ramalan, merupakan tugas paling penting, akan tetapi paling

sulit, dalam proses produk/intelijen. Secara spekulatif dia harus dapat

memperkirakan/meramalkan sesuatu yang bakal terjadi jauh ke depan dan dapat

memberikan peringatan/waning yang dini, dengan mengelaborasi indikator atau faktor

kunci yang benar – benar relevan dengan kepentingan nasional.

 

Adapun isi dari bentuk – bentuk tersebut di atas pada dasarnya mengandung tiga

masalah pokok sebagai berikut :

a)      Kemampuan (capability)

b)      Kelemahan (Vulnerability)

Page 4: intelijen.docx

c)       Kemungkinan cara bertindak (probable course of action)

 

1. INTELIJEN SEBAGAI ORGANISASI ATAU BADAN

Intelijen dalam pengertiannya sebagai organisasi merupakan badan/alat yang

dipergunakan untuk menggerakkan kegiatan – kegiatan intelijen sesuai dengan

fungsinya, baik berupa penyelidikan, pengamanan maupun penggalangan untuk

mencapai tujuan – tujuan intelijen guna memnuhi kepentingan pihak atasan yang

berwenang dan bertanggung jawab. Yang penting untuk diperhatikan dalam

penyusunan organisasi intelijen adalah faktor efisiensi, efektifitas dan produktivitas.

Intelijen sebagai Organisasi/Badan menyangkut hal – hal dasar pengorganisasian dan

bentuk organisasi.

 

1. Dasar – dasar Organisasi

Prinsip dan dasar – dasar organisasi pada umumnya berlaku juga organisasi intelijen

selama ia tidak bertentangan dengan kepentingan untuk mencapai tujuan, terutama

prinsip – prinsip, kekenyalan dan keserbagunaan.

Dasar – dasar yang dipergunakan khusus dalam penyusunan organisasi intelijen adalah :

1)      Kemampuan untuk mengamat – amati keadaan dan kemampuan untuk

memberikan ramalan yang tepat mengenai perkembangan yang akan datang

berdasarkan pengetahuan tentang keadaan yang lampau dan keadaan perkembangan

sekarang yang masih dalam proses.

2)      Kemampuan untuk dapat meyakinkan bahwa pengetahuan yang diperolehnya

memenuhi kebutuhan pihak – pihak yang menggunakan (yang berwenang dan

bertanggung jawab) dalam pengambilan keputusan yang tepat, lengkap, teliti dan cepat

sesuai masalahnya.

3)      Mempunyai efisiensi dan efektifitas yang maksimal dalam melaksanakan

fungsinya. Untuk mencapai hal ini Organisasi Intelijen harus disusun dengan

menggunakan atau memilih salah satu dari pada dasar – dasar berikut :

a. Penyusunan atas dasar fungsi – fungsi.

b.Penyusunan atas dasar kegunaan.

c. Penyusunan atas dasar wilayah.

d.Penyusunan atas dasar pokok – pokok persoalan.

e.Penyusunan atas dasar stratifikasinya.

1. Penyusunan atas dasar kombinasi daripada dasar – dasar tersebut di atas.

 

1. Bentuk – bentuk organisasi yang disusun atas dasar tersebut di atas antara lain sebagai

berikut :

1. Fungsi – fungsi :

i.      Penyelidikan

ii.      Pengamanan

iii.      Penggalangan

1. Kegunaan

i.      Strategis

ii.      Operasi

Page 5: intelijen.docx

iii.      Taktis

1. Wilayah

i.      Luar Negeri

ii.      Dalam Negeri

1. Pokok – pokok persoalan

i.      Politik

ii.      Ekonomi

iii.      Sosial Budaya

iv.      Ilmu Pengetahuan

v.      Militer

vi.      Teknologi dst.

Pokok – pokok persoalan tersebut akan terus bertambah jenisinya sesuai dengan

perkembangan proses dinamika dan spesialisasi tugas – tugas intelijen.

1. Startifikasi

i.      Individual

ii.      Taktis (combat)

iii.      Strategis (departemental)

iv.      Strategis (nasional/negara)

 

1. INTELIJEN SEBAGAI KEGIATAN

 

1. Kegiatan intelijen mencakup semua usaha, pekerjaan, kegiatan dan tindakan yang

diwujudkan dalam bentuk penyelidikan, pengamanan dan penggalangan.

Dalam hal ini dibedakan menjadi kegiatan rutin dan operasi intelijen, sebagai berikut :

1. Kegiatan Rutin Intelijen

Adalah usaha, kegiatan dan tindakan yang dilakukan secara rutin dan terus menerus

serta berdasarkan suatu tata cara kerja yang tetap. Kegiatan ini bisa mempunyai aspek

jangka pendek dan bisa pula mempunyai aspek jangka panjang.

1. Operasi Intelijen

Ialah suatu usaha, kegiatan dan tindakan yang dilakukan berdasarkan suatu rencana

untuk mencapai suatu tujuan yang diperinci secara khusus di luar daripada tujuan yang

rutin dalam hubungan ruang dan waktu yang ditetapkan dan yang dilakukan atas dasar

perintah dari pihak atasan yang berwenang.

Dalam pelaksanaan operasi intelijen dapat dimasukkan komponen – komponen lain di

luar komponen – komponen intelijen sepanjang hal tersebut diperlukan karena

kaitannya dengan intelijen.

 

1. Penyelidikan

Penyelidikan ialah semua usaha, pekerjaan dan kegiatan yang dilakukan secara

berencana dan terarah untuk memperoleh keterangan – keterangan yang dibutuhkan

mengenai masalah tersebut untuk dapat membuat perkiraan mengenai masalahnya

yang dihadapi.

Penyelidikan dapat dilakukan dengan sumber – sumber terbuka di dalam maupun luar

negeri, dengan cara – cara yang terbuka.

Page 6: intelijen.docx

Untuk mendapatkan bahan – bahan keterangan yang tidak mungkin diperoleh melalui

cara – cara terbuka, dipergunakan cara – cara tertutup. Penyelidikan dilakukan secara

terus menerus. Dilihat dari segi proses dan sasarannya, maka kegiatan intelijen dapat

dibedakan menjadi :

1. Penyelidikan Strategis

Penyelidikan strategis dilakukan secara terus menerus sebelum perang, selama perang

dan sesudah perang dengan cara – cara yang terbuka tetapi dimana perlu juga cara –

cara yang tertutup, di dalam maupun di luar negeri.

Sarana – sarana penyelidikan strategis berada pada eselon – eselon mulai dari tingkat

departemen samapai kepada tingkat eselon strategis yang terendah.

 

1. Penyelidikan Taktis

Penyelidikan taktis dilakukan di medan pertempuran atau di medan yang terbatas yang

menjadi tanggung jawab eselon – eselon taktis. Penyelidikan taktis dilakukan terus

menerus dalam arti yang relatif selama perang dan dilakukan juga sebelum dan

sesudah perang.

Cara – cara yang digunakannya biasa terbuka, tetapi ada kalanya juga dipergunakan

cara – cara yang tertutup. Sarana – sarana yang dipergunakan adalah sarana – sarana

organik yang berada pada satuan – satuan taktis mulai dari tingkat yang tertinggi

sampai kepada tingkat yang terendah.

 

Disamping kedua bentuk tersebut juga terdapat kegiatan penyelidikan yang bersifat

terbuka dan penyelidikan yang tertutup.

1. Pengamanan

Pengamanan ialah semua usaha, kegiatan dan tindakan yang bertujuan untuk :

1. Mencegah berhasilnya usaha, pekerjaan, kegiatan dan tindakan pihak lawan untuk

memperoleh keterangan mengenai keadaan kita sendiri, untuk melakukan sabotase dan

untuk melakukan penggalangan terhadap personil pihak kita sendiri.

2. Mencegah terjadinya kebocoran dan kehilangan bahan keterangan, materiil serta

kerugian personil sebagai akibat kelalaian, kealpaan, kebocoran pihak sendiri.

3. Memberikan proteksi secara maksimal atas materiil dan personil terhadap bencana.

4. Menumpas usaha, pekerjaan, kegiatan dan tindakan pihak lawan/musuh yang

melakukan spionase, sabotase dan penggalangan.

Dilihat dari sifatnya, kegiatan pengamanan dapat dibedakan menjadi pengamanan

preventif dan pengamanan represif.

1. Penggalangan

Penggalangan ialah semua usaha, pekerjaan, kegiatan dan tindakan yang dilakukan

secara berencana dan terarah dengan sarana – sarana intelijen , khusus untuk

membuat, menciptakan/merubah suatu kondisi di daerah atau kelompok tertentu,

dalam jangka waktu tertentu yang menguntungkan atau sesuai kehendak atasan yang

berwenang untuk menghilangkan hambatan – hambatan dalam rangka mendukung

kebijaksanaan yang akan ditempuh /akan ditempuh oleh pimpinan.

Page 7: intelijen.docx

Kondisi menguntungkan yang menjadi tujuan daripada penggalangan bisa mencakup

bidang IPOLEKSOSBUDMIL, atau beberapa bidang saja, atau juga hanya salah satu

bidang saja.

Penggalangan bisa dilakukan di wilayah asing, penggalangan tidak dilakukan secara

terus menerus tetapi secara insidentiil menurut keperluannya dan atas perintah

pimpinan/atasan yang berwenang, baik di waktu perang maupun di waktu damai.

Cara – cara penggalangan yang dipergunakan pada dasarnya tertutup, tetapi bisa pula

terbuka, hanya tujuan penggalangan harus selalu dirahasiakan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

FUNGSI INTELIJEN SERTA PENYELENGGARAANNYA

 

1. INTRODUKSI

Badan – badan intelijen yang ada di Indonesia, baik yang bersifat strategis maupun

taktis mempunyai tugas pokok sendiri – sendiri yang berbeda satu sama lain. Tugas

pokok badan – badan intelijen tersebut adalah menyediakan intelijen yang dibutuhkan

Satuan Atasannya untuk keperluan penentuan suatu keputusan atau kebijaksanaan

pimpinan dalam rangka penyelenggaraan pengamanan negara dan bangsa serta

pengamanan pembangunan nasional.

Badan – badan intelijen yang berada atau bernaung di bawah satuan atasan

departemental atau setingkat adalah bersifat strategis, sedangkan badan – badan

intelijen yang berada pada satuan bawahan departemental atau setingkat adalah

bersifat taktis.

Badan – badan intelijen Angkatan, Kepolisian, Kehakiman, Kejaksaan dan lain – lain yang

setingkat dapat digolongkan sebagai Badan Intelijen Strategis. Sedangkan badan –

badan intelijen pada satuan – satuan bawahan seperti badan – badan intelijen yang ada

pada satuan – satuan militer kecil atau lainnya yang setingkat dapat digolongkan

sebagai Badan Intelijen Taktis.

Selain badan – badan intelijen tersebut di atas, negara membentuk vadan intelijen

strategis yang tertinggi di Indonesia yang disebut Badan Koordinasi Intelijen Negara

Page 8: intelijen.docx

(BAKIN), yang Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsinya diatur dalam keputusan Presiden

No. 38 Tahun 1973 jo. Keputusan Presiden No. 8 Tahun 1976 dan disempurnakan

melalui keputusan Presiden No. 19 Tahun 1981. BAKIN mempunyai tugas

pokok : :membantu Presiden dalam menentukan kebijaksanaan Pemerintah di bidang

intelijen serta pengamanan pelaksanaannya”. Dan dalam melaksanakan tugas

pokoknya menyelenggarakan fungsi(Fungsi Badan), yaitu :

1. Mengolah semua bahan keterangan yang diterima maupun yang didapatnya menjadi

produk intelijen.

2. Mengkoordinasikan, mengintegrasikan dan melaksanakan pembinaan teknis terhadap

seluruh kegiatan intelijen yang dilakukan oleh badan – badan intelijen di luar BAKIN,

baik dalam negeri maupun luar negeri, melalui rapat – rapat koordinasi.

3. Melakukan pengendalian dan pengawasan ke dalam atas pelaksanaan tugas pokok

BAKIN.

4. Mengadakan kegiatan – kegiatan maupun operasi intelijen lainnya baik di dalam negeri

maupun di luar negeri.

5. Mempersiapkan dan merumuskan kebijaksanaan – kebijaksanaan umum pemerintah di

bidang intelijen.

 

1. FUNGSI PENYELIDIKAN

Meliputi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan yang dilakukan secara berencana dan

terarah untuk mengumpulkan bahan – bahan keterangan yang diperlukan, mengolah,

menafsirkan dan menyampaikannya kepada pihak pimpinan yang berwenang pada

semua tingkatan dalam peringkat pemerintahan, mulai dari tingkat nasional sampai

regional dan lokal, untuk digunakan bagi penyusunan kebijaksanaan dan pengambilan

tindakan secara diperhitungkan terlebih dahulu oleh masing – masing yang

bersangkutan, sesuai dengan bidang tanggung jawab dan masalahnya.

Penyelidikan mencakup bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan militer.

Pada tingkat nasional fungsi ini dilakukan secara terus menerus, di dalam dan di luar

negeri, pada umumnya secara terbuka tetapi dimana perlu tertutup. Pada tingkat

regional dan lokal dilakukan secara terus menerus, baik secara terbuka maupun

tertutup.

 

Penggunaan produk penyelidikan :

1. Pada tingkat nasional, oleh pemerintah pusat cq. Kepala Negara dan pimpinan tertinggi

Angkatan Bersenjata untuk menentukan kebijaksanaan dan strategi pemerintah

(nasional).

2. Pada tingkat regional dan lokal oleh pejabat/pimpinan regional dan lokal untuk

menentukan kebijaksanaan dan mengambil tindakan dalam batas – batas tanggung

jawab masing – masing dengan berpedoman pada pokok – pokok kebijaksanaan yang

telah digariskan oleh atasan masing – masing.

 

1. FUNGSI PENGAMANAN

1. Meliputi segala usaha, pekerjaan dan tindakan yang dilakukan secara berencana dan

terarah untuk mencegah, mengusut, mencari dan menemukan jejak, menggagalkan,

Page 9: intelijen.docx

melumpuhkan, menumpas dan menghancurkan usaha – usaha, pekerjaan dan kegiatan

penyelidikan, sabotase dan penggalangan pihak lawan.

Pencegahan dilakukan guna mencegah terjadinya hal – hal yang merugikan sebagai

akibat usaha – usaha dan kegiatan – kegiatan pihak lawan maupun sebagai hambatan –

hambatan serta kelemahan – kelemahan kita sendiri.

1. Pada hakekatnya, tujuan daripada pengamanan ialah untuk menjamin dan

terpeliharanya sejauh mungkin suatu kondisi di mana :

1) Tidak ada kesempatan dan peluang bagi pihak lain untuk berhasil melakukan

spionase.

2) Tidak ada kesempatan dan peluang bagi pihak lain untuk berhasil melakukan

sabotase.

3) Tertutup kemungkinan berhasilnya pihak lain melakukan subversi dan penggalangan.

1. Usaha, pekerjaan, kegiatan dan tindakan pengamanan selalu diarahkan terhadap lawan

dan atau bakal lawan yang mengancam untuk melumpuhkan/menghancurkan sistim

urat nadi, yang mengatur penyelenggaraan pertahanan dan keamanan dan sistim urat

nadi yang mengatur kesatuan masyarakat. Selanjutnya mengenai penyelenggaraan

kegiatan – kegiatan pengamanan itu sendiri menurut sifatnya dapat dibagi dalam dua

kategori, yaitu :

1. Pengamanan Preventif

Pengamanan preventif mempunyai tujuan untuk menghalangi dan mencegah

berhasilnya usaha – usaha lawan.

Dalam hal dimana lawan berhasil mengatasi halangan rintangan yang diwujudkan dalam

sistim pengamanan preventif, usaha – usaha pencegahan dalam sistim tersebut akan

memaksa lawan untuk meninggalkan bekas.

Dalam menyelenggarakan pengamanan preventif digunakan tindakan – tindakan yang

aktif, dalam merintangi usaha lawan.

Dis amping tindakan – tindakan aktif, dilakukan pula tindakan – tindakan pasif, dalam

arti merahasiakan apa yang penting terhadap lawan. Selanjutnya dilakukan pula

tindakan – tindakan deseptif yang bertujuan untuk mengelabui dan menyesatkan lawan.

 

1. Pengamatan Represif

Pengamatan represif dilakukan sebagai tindakan – tindakan lanjutan daripada usaha –

usaha preventif, dalam hal ini dimana usaha – usaha yang tersebut belakangan ini

mengalami kegagalan. Dalam hal ini, bekas – bekas yang ditinggalkan oleh lawan

dipergunakan untuk melakukan pengusutan guna melumpuhkan, menumpas dan

menghancurkan lawan juga, tindakan – tindakan represif dapat dilakukan dalam hal

dimana terdapat indikasi – indikasi yang jelas tentang adanya usaha – usaha lawan yang

mengancam.

1. FUNGSI PENGGALANGAN

Meliputi semua usaha, pekerjaan, kegiatan dan tindakan yang dilakukan secara

berencana dan terarah oleh sarana – sarana intelijen di daerah – daerah tertentu (baik di

luar maupun di dalam negeri) untuk membuat, menciptakan dan atau mengubah suatu

kondisi, kepada tingkat keadaan yang menguntungkan, guna mendukung kebijaksanaan

Page 10: intelijen.docx

instansi atau pimpinan yang sedang ditempuh atau akan ditempuh, serta usaha – usaha

usaha untuk menghilangkan hambatan – hambatan terhadap kebijaksanaan tersebut.

Penggalangan dilakukan secara insidentiil, dalam jangka waktu tertentu dan atas

perintah pimpinan/instansi yang berwenang. Operasi – operasi penggalangan bisa

meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi, psikologi, sosial budaya dan militer sesuai

dengan kebutuhan, dan pada dasarnya dilakukan secara tertutup dengan jalan

mengeksploitasi setiap kelemahan yang terdapat pada sasaran, sehingga

menguntungkan pihak yang menggalang, sekurang – kurangnya tidak merintangi dan

menghambat kepentingan – kepentingan pihak yang menggalang.

 

1. PENYELENGGARAAN FUNGSI INTELIJEN

Telah dikemukakan bahwa kegiatan intelijen meliputi tiga fungsi intelijen, yaitu

penyelidikan, pengamanan dan penggalangan.

Dengan kata lain bahwa melakukan kegiatan intelijen berarti melakukan kegiatan

penyelidikan, pengamanan atau penggalangan. Namun setiap melakukan penyelidikan,

pengamanan atau penggalangan, dua fungsi intelijen lainnya harus merupakan

kesatuan fungsi yang saling menunjang, sehingga didapatkan keterpaduan

penyelenggaraan kegiatan intelijen.

Sebagai contoh, bila kita melakukan penyelidikan, harus juga melakukan tindakan

pengamanan dan melakukan penggalangan bila diperlukan. Dalam melakukan

pengamanan, juga harus melakukan penyelidikan dan penggalangan. Demikian pula bila

melakukan penggalangan, melakukan penyelidikan dan pengamanan.

Oleh sebab itu bagi insan intelijen yang profesioanl, fungsi intelijen adalah merupakan

naluri intelijen yang harus dihayati dan diterapkan secara terampil dan profesional.

Guna memahami lebih lanjut, berikut ini akan diuraikan bagaimana cara

penyelenggaraan penyelidikan, pengamanan dan penggalangan.

 

 

 

1. Penyelenggaraan Penyelidikan

Penyelidikan dilakukan melalui 4 tahap yang disebut roda perputaran penyelidikan (RPP)

yang berputar secara terus menerus, yang terdiri dari :

1. Tahap Perencanaan

2. Tahap Pengumpulan

3. Tahap Pengolahan

4. Tahap Penyampaian

 

1)      Perencanaan

a. Perencanaan dilakukan untuk memberikan pengarahan kepada kegiatan – kegiatan

penyelidikan, bahan –bahan keterangan ap yang harus dikumpulkan sesuai dengan

kebutuhan, bilamana waktunya harus selesai, badan – badan pengumpulan keterangan

mana yang digunakan sesuai dengan kemampuan masing – masing, dan seterusnya.

Page 11: intelijen.docx

Pengarahan tersebut dituangkan dalam bentuk – bentuk perintah – perintah dan

permintaan – permintaan, dimana ditentukan penyelidikan yang harus dilakukan

(tertutup atau terbuka).

b.Pejabat- pejabat yang bertanggung jawab atas penyusunan rencana pengumpulan

keterangan, merumuskan keterangan – keterangan yang dibutuhkan dalam bentuk

pertanyaan – pertanyaan yang disebut unsur utama keterangan (UUK), unsur utama

keterangan ini memuat pertanyaan mengenai hal – hal yang belum diketahui atau

belum jelas, yang perlu diketahui sebagai faktor – faktor yang harus diperhitungkan

dalam mempertimbangkan kebijaksanaan atau tindakan apa yang akan diambil dalam

rangka penunaian tugas/mencapai tujuan. Hal – hal yang belum jelas tersebut bisa

berupa keterangan – keterangan, tetapi bisa pula berupa indikasi – indikasi atau gejala –

gejala yang perlu diketahui, guna menjawab unsur utama keterangan tersebut dimana

jawaban ini bisa negatif dan bisa pula positif (artinya menyangkal atau membenarkan

serta meneguhkan UUK)

c. Rencana pengumpulan keterangan memuat :

1. Rumusan unsur utama keterangan yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan –

pertanyaan, yang dimuat dalam perintah – perintah dan permintaan – permintaan yang

disampaikan ke badan – badan pengumpul keterangan.

2. Daftar semua badan – badan pengumpul yang tersedia dan di antaranya badan – badan

pengumpul mana yang ditunjuk untuk melaksanakan perintah dan badan pengumpul

mana yang ditunjuk untuk diminta keterangan. Penunjukkan tersebut berdasarkan

pertimbangan tentang batas – batas kemampuan masing – masing badan pengumpul

dan faktor waktu yang terbatas.

3. Pembatasan jangka waktu bagi setiap badan pengumpul untuk menyampaikan

keterangan yang diperoleh kepada pihak yang memberi perintah/yang mengajukan

permintaan.

4. Penentuan tempat dimana badan – badan pengumpul keterangan tersebut harus

menyampaikan keterangan – keterangan yang dapat dikumpulkan.

Selanjutnya dikeluarkan perintah – perintah dan atau permintaan – permintaan kepada

badan – badan pengumpul keterangan yang ditunjuk sesuai dengan batas kemampuan

masing – masing dan faktor waktu. Dalam hal ini perlu diperhatikan, bahwa jaringan –

jaringan penyelidikan tertutup hanya dapat ditugaskan untuk mengumpulkan bahan –

bahan keterangan yang tak dapat diperoleh dengan jalan terbuka.

 

2)      Pengumpulan

1. Pengumpulan dilakukan dengan jalan penelitian (research), pengamatan (observasi),

deteksi dan penyusupan (penetrasi).

2. Penelitian yang dilakukan hanya secara terpusat dengan mempelajari kepustakaan dan

pemeberitahuan umum, baik yang berasal dari dalam negeri, maupun luar negeri,

digunakan untuk memperoleh keterangan – keterangan mengenai masalah – masalah

IPOLEKSOSBUDMIL yang proses perkembangannya perlu diikuti secara terus menerus.

Juga diperoleh keterangan – keterangan dengan jalan wawancara, interogasi dan

kegiatan – kegiatan riset.

Page 12: intelijen.docx

1. Di samping usaha – usaha tersebut di atas, peneliti menyelenggarakan juga

pengamatan yang dilakukan dengan alat – alat teknologis untuk keterangan yang

serupa sifatnya dengan yang di atas.

1. Pengamatan dilakukan dengan jalan mengamati langsung keadaan – keadaan dan

peristiwa – peristiwa yang perlu diketahui, guna memperoleh keterangan yang segera

diperlukan mengenai masalahnya.

2. Di dalam pengamatan tidak langsung, dipergunakan alat – alat yang dapat

mengumpulkan keterangan dari jarak jauh atau dekat pada sasaran alat – alat tersebut,

antara lain : radar, kamera udara, satelit, infra merah dan alat – alat elektronika lainnya.

3. Deteksi dilakukan dengan alat – alat elektronika yang mampu memberikan keterangan –

keterangan untuk mengetahui hal – hal tertentu, seperti alat deteksi pemancar gelap,

radiasi atom, ranjau – ranjau, getaran – getaran eksplosi nuklir, alat – alat elektronika

untuk penyadap suara dan lain – lain.

4. Penyusupan adalah alat pengamatan yang tertutup langsung maupun tidak langsung,

yang dilakukan melalui penggalangan yang hanya dapat dibentuk di dalam jangka

waktu yang relatif lama.

Jaringan ini adalah jaringan yang paling lambat menghasilkan keterangan – keterangan.

Walaupun demikian, jaringan ini adalah jaringan yang penting dalam di dalam seluruh

sistim penyelidikan, karena dapat memberikan keterangan – keterangan yang tidak

dapat diperoleh dengan cara – cara penyelidikan lainnya.

1. Sarana – sarana pengumpulan.

Sarana – sarana pengumpulan terdiri dari :

1. Badan pengumpul keterangan yang organik berada di bawah komando langsung.

Badan – badan ini mengumpulkan keterangan atas perintah.

1. Badan – badan pengumpul keterangan yang non organik yang berada pada eselon

atasan atau samping badan – badan ini mengumpulkan keterangan atas permintaan.

2. Badan – badan pengumpul keterangan lainnya.

Badan – badan ini mengumpulkan keterangan atas permintaan.

 

3)      Pengolahan

a. Bahan – bahan yang diterima, diolah melalui proses : pencatatan, penilaian, analisa,

integrasi, kesimpulan dan penafsiran, sehingga bahan – bahan keterangan yang pada

mulanya masih merupakan bahan mentah ditransformasikan menjadi produk yang

masuk.

b.Pencatatan yang dilakukan dalam buku harian, lembaran kerja adalah untuk

mencocokkan isi keterangan yang diperoleh ke dalam kotak – kotak yang

mempersatukan keterangan – keterangan yang sejenis di dalam rangkaian susunan

yang diperlukan, yang mempermudah pekerjaan – pekerjaan, memperbandingkan dan

menyimpulkan keterangan – keterangan serta menyusun laporan – laporan menurut

masalahnya.

c. Penyimpangan keterangan – keterangan yang diperoleh mutlak disusun menurut

urutan – urutan pencatatan pada buku harian dimana keterangan itu disimpulkan.

d.Lembaran – lembaran kerja yang dibuat menurut susunan rangkaian jenis – jenis

keterangan yang diperlukan dan disimpan secara berurutan.

Page 13: intelijen.docx

e.Di samping penyimpanan yang tersusun ini, perlu disusun pula daftar penunjukkan

(index) berabjad yang memuat nama – nama orang, badan dan masalah – masalah yang

diberi penjelasan – penjelasan dimana keterangan yang bersangkutan dengan hal – hal

tersebut disimpan.

1. Dengan memperbandingkan keterangan – keterangan yang baru diterima dengan

keterangan yang telah ada, maka sumber bahan keterangan dan isinya dinilai dengan

menggunakan daftar penilaian atau neraca penilaian (Letter Figure System). Sebagai

berikut :

1. Kepercayaan terhadap sumber – sumber keterangan.

1. Dipercaya sepenuhnya

2. Biasanya dapat dipercaya

3. Agak dapat dipercaya

4. Biasanya tidak dapat dipercaya

5. Kepercayaannya tak dapat dinilai

6. Kebenaran isi bahan keterangan

1. Kebenarannya ditegaskan oleh sumber lain

2. Sangat mungkin benar

3. Mungkin benar

4. Kebenarannya meragu – ragukan

5. Tidak mungkin benar

6. Kebenarannya tidak dapat dinilai

g. Penyimpanan bahan – bahan keterangan dan penafsiran keterangan dilakukan secara

induksi dengan menggunakan lembaran – lembaran kerja, peta – peta, dan lain – lain

alat perbandingan atas dasar pengetahuan tentang peristiwa – peristiwa atau proses

yang dihadapi.

 

4)      Penyampaian/Penggunaan