INTEGRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN MATA...
-
Upload
truongxuyen -
Category
Documents
-
view
231 -
download
0
Transcript of INTEGRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN MATA...
INTEGRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN
MATA PELAJARAN UMUM DI SMP TARA SALVIA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd)
Oleh :
AFIF FAIZIN
1113011000043
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 M / 1439 H
i
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul “Integrasi Pendidikan Agama Islam dan Mata Pelajaran
Umum di SMP Tara Salvia” disusun oleh Afif Faizin, NIM 1113011000043,
Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan
dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang
munaqasah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Fakultas.
Jakarta, 05 Februari 2018
Yang mengesahkan,
Dosen Pembimbing
Wahdi Sayuti, MA
19760422 200701 1 012
iii
LEMBAR PENGESAHAN
iv
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
v
ABSTRAK
Afif Faizin (NIM: 1113011000043): Integrasi Pendidikan Agama Islam dan
Mata Pelajaran Umum di SMP Tara Salvia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui integrasi Pendidikan Agama
Islam (PAI) dan Mata Pelajaran Umum di SMP Tara Salvia. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, yaitu
untuk mengungkap fenomena dan realita. Pengumpulan data dilakukan dengan
mengadakan observasi (pengamatan), interview (wawancara) dan dokumentasi.
Analisi data dilakukan dengan melakukan pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model integrasi Pendidikan Agama
Islam dan Mata Pelajaran Umum di SMP Tara Salvia mengacu kepada 10 model
atau cara pembelajaran tematik terpadu terintegrasi dari Robin Fogarty, salah
satunya adalah model pembelajaran laba-laba (webbed). Model pembelajaran laba-
laba (webbed) merupakan model pembelajaran terpadu dengan menggunakan
pendekatan tematik. Yaitu mengaitkan materi pembelajaran pada penerapan
kehidupan sehari-hari dan situasi yang sedang terjadi. Dengan demikian,
Pendidikan Agama Islam mampu menghadirkan suatu kontruksi wacana
keagamaan yang kontekstual dengan memperhatikan apa yang ada di lingkungan
sekitar dengan tema yang ada.
Kata Kunci: Integrasi, Pendidikan Agama Islam, Mata Pelajaran Umum
vi
ABSTRACT
Afif Faizin (NIM: 1113011000043): Integration of Islamic Education Subject
Matter and General Subjects Mater at Tara Salvia Junior High School.
This research aims to determine the integration of Islamic Education subject
matter and General Subjects matter in Tara Salvia Junior High School. In this
research, used a qualitative method with phenomenological approach, namely to
uncover the phenomenon and reality. Data collected by conducting observation
(observation), interviews (interviews) and documentation. Data analysis was
conducted by data collection, data reduction, data presentation, and conclusion.
The results showed that the integration model of Islamic education and
General Subjects in the Junior Tara Salvia reference to 10 model or an integrated
thematic learning integrated manner of Robin Fogarty, one of which is a learning
model spiders (webbed).The learning model spiders (webbed) is an integrated
learning model using a thematic approach. That is linking learning materials to the
application of everyday life and the situation that is happening. Thus, Islamic
Religious Education is able to present a contextual religious discourse construction
with attention to what is in the environment with the theme.
Key Word: Integration, Islamic Education, General Subject matter
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt., Tuhan
semesta alam yang telah melimpahkan nikmat serta taufik dan hidayah-Nya kepada
penulis. Shalawat teriringkan salam senantiasa tersampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, sehingga penulis memiliki
kemampuan untuk menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Integrasi
Pendidikan Agama Islam dan Mata Pelajaran Umum di SMP Tara Salvia” dalam
rangka menyelesaikan Studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd) pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama
Islam di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan,
motivasi, arahan dan semangat dari berbagai pihak yang tidak ternilai harganya,
semoga bantuan dan dukungan tersebut menjadi amal ibadah disisi Allah swt.
Penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:
1. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A.
2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Prof. Dr. Ahmad Thib
Raya, MA
3. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam, Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag.
4. Wahdi Sayuti, MA, selaku Dosen Pembimbing skripsi, terimakasih atas segala
waktu, tenaga, ilmu, kesabaran, dan keikhlasannya dalam memberikan ilmu
serta bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
5. Orang tua tercinta, Bapak Maslikhin dan Ibu Mursidah serta adikku Luthfi
yang dengan segala perhatian, bimbingan, doa dan cinta kasih sayangnya
dalam mendidik dan mengasuh penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas
belajar dengan baik.
6. Bapak, ibu dosen yang telah memberikan ilmunya selama penulis mengikuti
perkuliahan, semoga ilmu yang diberikan dapat bermanfaat bagi kami.
7. Seluruh Guru dan Staff SMP Tara Salvia, Bapak Afriki, Ibu Meila, Ibu Rani,
Ibu Hanni, Pak Anggih, Pak Agus, Bu Kikis, Bu Desta, Bu Tuty, Bu Dian, Bu
Lina yang telah banyak membantu penulis.
viii
8. Ayahanda Hasniel dan Bunda Lies serta Crew Bait Al Hasan yang selama ini
berjuang dan menjalin silaturahim yang senantiasa memberikan motivasi
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Seluruh teman-teman Cabhe 2013 yang telah memberikan motivasi dan
bantuannya, khususnya sahabatku Ridwan dan Amala.
10. Para pengurus serta pembina Pondok Pesantreneur Tahfidzul Qur’an Al Amien
Ciater serta seluruh dewan asatidz dan asatidzah yang senantiasa memberikan
support kepada penulis.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan
bantuan dalam proses penyelesaian penulisan ini.
Hanya harapan dan doa, semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat
ganda kepada semua pihak yang telah berjasa dalam membantu penulis
menyelesaikan skripsi ini. Akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis
serahkan segalanya dalam mengharapkan keridhaan, semoga skripsi ini
bermanfaat bagi masyarakat umumnya dan bagi penulis khususnya serta anak
dan keturunan penulis kelak. Aamiin.
Jakarta, 05 Februari 2018
Penulis
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ........................................ i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ..................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
ABSTRACT .......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 6
D. Rumusan Masalah ...................................................................................... 6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................ 6
BAB II KAJIAN TEORI ..................................................................................... 8
A. Kajian Teori ................................................................................................ 8
1. Integrasi Ilmu dan Agama ..................................................................... 8
2. Pendidikan Agama Islam ..................................................................... 14
3. Pendidikan Umum ................................................................................ 21
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................. 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 27
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 27
B. Latar Penelitian ........................................................................................ 27
x
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ..................................... 29
E. Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................................ 31
F. Analisis Data ............................................................................................. 31
BAB IV HASIL PENELITIAN ......................................................................... 34
A. Kondisi Objektif Tempat Penelitian ...................................................... 34
1. Sejarah Singkat SMP Tara Salvia ..................................................... 34
2. Letak Geografis .................................................................................... 34
3. Visi, Misi dan Filosofi SMP Tara Salvia ............................................ 35
4. Keadaan Guru, Karyawan dan Peserta Didik ................................... 36
5. Sarana dan Prasarana .......................................................................... 41
B. Pembahasan .............................................................................................. 43
1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Umum
pada Siswa Kelas IX SMP Tara Salvia ...................................................... 43
2. Integrasi Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Umum pada
siswa kelas IX SMP Tara Salvia ................................................................. 54
BAB V KESIMPULAN ..................................................................................... 66
A. Kesimpulan ............................................................................................... 66
B. Saran ......................................................................................................... 67
DAFTAR PUSATAKA ....................................................................................... 69
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu faktor adanya keprihatinan terhadap kualitas pendidikan,
termasuk pendidikan di Indonesia adalah bentuk dan model pembelajaran
yang diterapkan dalam berbagai tingkat sekolah. Pembelajaran di sekolah
dari pengalaman penulis mengesankan bahwa siswa diposisikan hanya
sebagai objek dalam pembelajaran. Maka dari itu, proses pembelajaran
siswa terkesan mempunyai konsep 3 D (duduk, diam, dan dengar).
Pendidikan secara umum merupakan suatu proses pengubahan sikap
dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang (siswa) dalam usaha
mendewasakan peserta didik, melalui upaya pengajaran dan pelatihan, serta
proses, perbuatan, dan cara-cara mendidik.1 Sedangkan pendidikan agama
didefinisikan sebagai usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam
membantu siswa agar mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam.2
Pendidikan tidak hanya menjadikan orang sekedar mengenal atau
paham akan nilai-nilai kebaikan, melainkan sadar dan mengamalkan nilai-
nilai kehidupan tersebut dalam kehidupan sehari-hari sebagai karakter yang
positif atau kepribadian yang mulia.Dalam Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), disebutkan:
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkahlak
1 Syamsul Nizar, Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media
Pratama, 2001), h. 6 2 Muhammad Kholid Fathoni, Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional (Paradigma
Baru), (Jakarta: Departemen Agama RI, 2005), h. 39
2
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggungjawab.3
Kalimat-kalimat di atas menekankan pada integritas dan sinergi
pendidikan, yaitu terbentuknya watak dan karakter dan peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Kalimat
tersebut biasanya, dalam praktik pendidikan di sekolah-sekolah sangat erat
kaitannya dengan pendidikan agama.
Pendidikan agama di sekolah menurut Zakiah Darajat sangat penting
untuk pembinaan dan penyempurnaan pertumbuhan kepribadian anak didik
karena mempunyai aspek jiwa atau pembentukan kepribadian dengan
memberikan kesadaran dan pembiasaan melakukan perintah Tuhan dan
meninggalkan larangan-larangan-Nya, melakukan praktik ibadah, sopan
santun dalam pergaulan sesamanya sesuai dengan ajaran akhlak agamanya
akan menjadi bagian integral dari kepribadiannya ketika dewasa nanti dan
aspek-aspek pendidikan agama yang ditujukan kepada pikiran dan
kepercayaan.4
Pendidikan agama harus berjalan bersama dengan program
pendidikan non agama agar mempunyai relevansi terhadap perubahan di
masyarakat. Namun kenyataannya, praktik di lapangan masih ada dikotomi
antara pendidikan agama dan umum.
Pendidikan Agama Islam menjadi suatu mata pelajaran yang
keberadaannya terpisah dengan mata pelajaran yang lain. Umpamanya pada
berbagai jenjang dan jenis lembaga pendidikan umum mulai dari SD sampai
dengan Perguruan Tinggi, Pendidikan Agama Islam (PAI) menjadi
bahagian dari mata pelajaran atau bidang studi yang harus dipelajari oleh
setiap anak didik, sedangkan pada lembaga pendidikan agama seperti
3 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003, Bab II, Pasal 3,
(Pusat data dan Informasi Pendidikan, Balitbang-Depdiknas) 4 Zakiah Darajat, Kesehatan Mental, (Jakarta: Gunung Agung, 1996), cet. Ke-23 h. 129-
130
3
madrasah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dikembangkan
menjadi beberapa mata pelajaran yang terdiri dari: Aqidah dan Akhlak, al-
Qur’an, Hadits, Fiqh dan Sejarah Kebudayaan Islam. Namun keberadaanya
pada kedua jenis lembaga pendidikan baik lembaga pendidikan umum
maupun lembaga pendidikan keagamaan tetap menjadi mata pelajaran yang
terpisah, artinya ruang lingkup dari pendidikan agama dan mata pelajaran
agama hanya memfokuskan pada prinsip dan aspek-aspek keagamaan itu
sendiri yang bersumberkan pada al-Qur’an dan hadits tanpa mengkaitkan
dengan kajian-kajian keilmuan secara umum yang dipandang lebih bersifat
keduniaan, sebaliknya mata pelajaran umum seperti biologi, fisika,
ekonomi, dan sebagainya, dalam kajiannya juga memfokuskan teori-teori
ilmu pengetahuan yang bersumber dari rasio dan empiris sesuai dengan
bidang garapan dan kajiannya.
Fenomena pendidikan seperti ini menghasilkan kesan bahwa
pendidikan agama berjalan tanpa dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta terdominasi oleh masalah-masalah yang bersifat normatif, ritual, dan
doktrin tentang hari akhir. Sementara itu, pendidikan umum malah
sebaliknya, ia hadir tanpa sentuhan agama. Pola dikotomis yang
memisahkan antara ilmu-ilmu umum dan ilmu-ilmu agama seperti ini
adalah kenyataan yang terus ada dan berjalan sampai sekarang, dibanyak
masyarakat awam ataupun intelektual sekalipun.
Konferensi internasional tentang Pendidikan menggambarkan
bahwa telah berlangsung lama pemikiran dikotomis tersebut dikalangan
umat Islam. Ilmu-ilmu agama orientasinya keakhiran dan ilmu-ilmu umum
keduniaan. Pada ketika itu timbul pula pemikiran di sebagian umat Islam
bahwa ilmu yang perlu dipelajari oleh umat Islam itu hanyalah ilmu-ilmu
agama, sedangkan pengetahuan umum tidak diperlukan.5
5 Haidar Putra Dauly, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia
Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana Prenada Group, 2014), h.144
4
Dalam sudut pandang Islam, kedua bidang ilmu ini bukanlah
merupakan hal yang terpisah, karena kedua jenis ilmu sama-sama dari Allah
SWT. Artinya semua pengetahuan datangnya dari Allah, dimana sebahagian
diwahyukan kepada orang yang dipilih dan sebagian lain diperoleh manusia
dengan menggunakan indra, akal dan fikiran.6
Dari pengalaman Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) yang
penulis lakukan tahun 2016 dari bulan November sampai dengan bulan
desember, Pendidikan Agama Islam di SMP Tara Salvia terbilang berbeda
dengan sekolah-sekolah pada umumnya. Pendidikan Agama Islam yang
biasanya hanya ditekankan pada pengetahuan kognitif, dimana indikator
keberhasilannya anak bisa mengerjakan tugas serta soal-soal yang ada di
LKS (Lembar Kerja Siswa), SMP Tara salvia menerapkan sistem
pendidikan terpadu antara Pendidikan Agama Islam dan pendidikan umum
dalam konsep maupun penerapannya, yang diharapkan dapat terbentuk pola
fikir yang sesuai dengan ajaran Islam pada peserta didik serta dapat
mengaplikasikan nya dalam kehidupan sehari-hari.
SMP Tara Salvia yang menjadi objek penelitian ini merupakan
representasi dari sekolah yang merupakan bentuk partisipasi masyarakat
dalam rangka memperbaiki kualitas mutu pendidikan di Indonesia.
Berdirinya sekolah ini berangkat dari keprihatinan terhadap kualitas
pendidikan di Indonesia, terutama berkaitan dengan dekadensi moral yang
terjadi di negara ini.7 Oleh Karena itu, SMP Tara Salvia sangat
mengedapankan pendidikan agama sebagai pondasi.
Pendidikan Agama di SMP Tara Salvia tidak hanya mengacu pada
kurikulum nasional yang diterapkan oleh pemerintah, namun lebih untuk
mencapai apa yang telah mencapai visi, misi, dan tujuan sekolah itu sendiri.
Jadi selain dengan kurikulum dasar yang pada dasarnya ada di sekolah-
6 Adripen, “ Reintegrasi Mata Pelajaran PAI ke dalam Mata Pelajaran Umum”, Ta’dib
Nomor 1 Vol. 11, 2008, h. 25 7 Berdasarkan wawancara dengan Hanni Darwanti, Wakil Kepala Sekolah di SMP Tara
Salvia, Tangerang Selatan, Rabu, 12 oktober 2016
5
sekolah lainnya, sebagaimana kurikulum yang dibuat oleh pemerintah. SMP
Tara Salvia mempunyai kurikulum khusus yang tidak hanya fokus pada
prestasi akademik peserta didik, akan tetapi juga membantu meningkatkan
moral serta potensi yang ada pada peserta didik. Sehingga antara nilai
akademik dan nilai moral berjalan seimbang.8
Di SMP Tara Salvia, belajar bukan hanya mendengarkan, mencatat
sambil duduk di bangku kemudian mendapatkan tugas dari gurunya, akan
tetapi belajar adalah proses beraktifitas dan berbuat (learning by doing).
Dengan beraktifitas, siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai sejumlah
informasi dengan cara menghafal, akan tetapi bagaimana memperoleh
informasi secara mandiri dan kreatif melalui aktivitas mencari dan
menemukan. Melalui aktifitas itulah pengetahuan yang diperoleh akan lebih
bermakna sebab didapatkan melalui proses pengalaman belajar, bukan
sekedar hasil pemberitahuan dari gurunya saja.
Hasil wawancara peneliti ketika melaksanakan PPKT dengan guru
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP Tara Salvia,
pembelajaran PAI di SMP Tara Salvia tidak hanya sebatas mentransfer
ilmu, tapi juga ditekankan pada aplikasi pengalaman belajarnya, sehingga
menjadi kebiasaan. Hal itu diterapkan pada pergaulan sehari-hari di sekolah,
seperti membiasakan bersifat jujur, membuang sampah pada tempatnya,
sholat sunah dhuha dan sholat dzuhur berjamaah serta membiasakan
melestarikan lingkungan sekitar.9
Berdasarkan latarbelakang yang telah diuraikan di atas, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Integrasi Pendidikan
Agama Islam dan Mata Pelajaran Umum di SMP Tara Salvia”
8 Berdasarkan wawancara dengan Olis Meilawati, Guru Pendidikan Agama Islam di SMP
Tara Salvia, Tangerang Selatan, Rabu, 12 oktober 2016 9 Ibid
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dan
dari studi pendahuluan yang penulis lakukan maka dapat diidentifikasi
masalah penelitian sebagai berikut:
1. Belum ada konsep keterpaduan/integrasi Pendidikan Agama Islam dan
Pendidikan Umum.
2. Model integrasi Pendidikan Agama dan Pendidikan Umum belum
diperjelas merujuk kepada siapa dan bagaimana.
3. Strategi penerapan integrasi Pendidikan Agama dan Pendidikan Umum
belum teridentifikasi dengan jelas.
C. Pembatasan Masalah
Adapun Batasan masalah yang diteliti adalah:
1. Model integrasi Pendidikan Agama dan Pendidikan Umum yang
diterapkan di SMP Tara salvia
2. Implementasi integrasi Pendidikan Agama dan Pendidikan Umum di
SMP Tara Salvia
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah ini
adalah bagaimana model integrasi Pendidikan Agama dan mata pelajaran
umum serta penerapannya di Kelas IX SMP Tara Salvia.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian ini adalah:
a) Untuk mengetahui integrasi Pendidikan Agama Islam (PAI) dan
Mata Pelajaran Umum di SMP Tara Salvia
2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu:
7
a) Secara Teoritis
Secara teoritis manfaat penelitian ini adalah:
1) Dapat memberi kontribusi bagi penerapan pendidikan agama
Islam di sekolah
2) Memberikan sumbangan untuk memperkaya khazanah
keilmuan Islam, khususnya dalam bidang Integrasi Pendidikan
Agama Islam.
b) Secara Praktis
Secara praktis manfaat penelitian ini adalah:
1) Memberikan masukan konstruktif bagi lembaga-lembaga
Pendidikan, khususnya bagi SMP Tara Salvia dan umumnya
bagi sekolah-sekolah lainnya dalam meningkatkan
impelementasi pendidikan agama Islam.
2) Menjadi bahan rujukan dan pembanding untuk penelitian-
penelitian selanjutnya dalam bidang integrasi Pendidikan
Agama Islam.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Integrasi Ilmu dan Agama
a. Pengertian Integrasi
Secara etimologis, integrasi merupakan kata serapan dari bahasa
Inggris –integrate; integration- yang kemudian diadaptasi ke dalam bahasa
Indonesia menjadi integrasi yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) integrasi yaitu pembaruan hingga menjadi kesatuan yang utuh dan
bulat.1 Sehingga integrasi ilmu adalah pemaduan antara ilmu-ilmu yang
terpisah menjadi satu kepaduan ilmu, dalam hal ini penyatuan antara ilmu-
ilmu yang bercorak agama dengan ilmu-ilmu yang bersifat umum.
Integrasi ilmu agama dan ilmu umum ini adalah upaya untuk
meleburkan polarisme antara agama dan ilmu yang diakibatkan pola pikir
pengkutupan antara agama sebagai sumber kebenaran yang independen
dan ilmu sebagai sumber kebenaran yang independen pula.
Keterpaduan antara ilmu agama dan ilmu umum perlu mendapat
perhatian yang khusus terutama berkenaan dengan pendidikan agama
Islam. Hal tersebut untuk membina iman dan taqwa dengan penggalian
berbagai teori ilmu pengetahuan tidak cenderung diarahkan untuk
mencerdaskan anak didik semata. Akan tetapi diharapkan mampu
memadukan pendidikan agama dengan ilmu pengetahuan lainnya, yang
selanjutnya dihayati dan diamalkan dalam kehidupan.
Meninjau betapa urgennya kapasitas agama dalam kehidupan
manusia, maka sepatutnya agama dikembangkan sebagai basic nilai
pengembangan ilmu. Karena perkembangan ilmu yang tanpa dibarengi
dengan kemajuan nilai religinya, menyebabkan terjadinya gap/jurang
1 Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Gitamedia Press), tt, h. 348
9
akibat meninggalkan agama, ilmu-ilmu secara arogan mengeksploitasi
alam sehingga terjadi berbagai kerusakan ekosistem.
Beberapa hal yang memperlihatkan bahwa antara agama dan ilmu
pengetahuan saling membutuhkan, dan tidak bertentangan. Hal ini dapat
dikemukakan sebagai berikut:2
Pertama, agama menyuruh manusia berfikir, menggunakan alat
pikiran dan segenap potensi lainnya yang dimiliki sebagaimana tercermin
pada ayat-ayat al-Qur’an yang menggunakan istilah tatafakkarun,
tatadabbarun, tatazakkarun, ta’akkul, tafaquuh, intidzar, iqra, tafahhum,
tabassarun dan seterusnya. Istilah-istilah mengacu kepada keharusan
berfikir, merenungkan sesuatu yang tersirat, mengingat ciptaan Allah,
memeras akal pikiran, memahami agama, mengobservasi dan menemukan.
Perintah-perintah agama yang demikian dapat dijumpai prakteknya dalam
ilmu pengetahuan. Dengan kata lain kerja ilmu pengetahuan adalah
perintah agama.
Kedua, di dalam wahyu terdapat perintah Allah untuk
melaksanakan ibdah, mengolah alam dalam rangka pelaksanaan fungsi
sebagai khalifah di muka bumi, memcahkan berbagai masalah dalam
kehidupan lain sebagainya. Untuk dapat melaksanakan semua perintah
agama ini jelas membutuhkan agama. Dengan kata lain perintah
mengembangkan ilmu pengetahuan dalam Islam terintegrasi dengan
perintah melaksanakan ibadah dan lainya. Nabi Muhammad SAW dalam
haditsnya sebagaimana dikutip oleh Ibn Ruslan dalam kitab al-Zubad
mengatakan fakullu man bi ghairi ilmu ya’malu a’maluhu mardudatun la
tuqbalu (setiap orang yang melakukan perbuatan tanpa didukung oleh ilmu
pengetahuan, maka ibadahnya itu tidak akan diterima Tuhan).
2 Abuddin Nata, dkk, Integrasi Ilmu Agama dan Ilmu Umum, (Ciputat: UIN Jakarta Press,
2003), cet.1. h. 84-87
10
Ketiga, agama berisikan ajaran-ajaran tentang bersyukur dan
ibadah kepada Allah, berbuat salih dan hal-hal yang bermanfaat dan
berguna bagi kehidupan manusia. Agama juga menjelaskan bagaimana
seharusnya berusaha dan berbuat yang baik di dunia ini? Untuk apa hidup
ini? Dan kemana seharusnya aktifitas kita dipertanggungjawabkan? Ilmu
pengetahuan tidak dapat menjawab semua pertanyaan ini. Semua
pertanyaan ini hanya dijawab oleh agama. Di satu pihak ilmu pengetahuan
dan teknologi melalui teori yang dirumuskannya telah menawarkan
berbagai kemudahan-kemudahan bagi manusia, seperti kemudahan dalam
berkomunikasi, kemudahan mendapatkan makanan, minuman, pakaian,
kendaraan, dan berbagai kenikmatan lainnya. Namun ilmu pengetahuan
dan teknologi yang menawarkan berbagai kemudahan tersebut tidak tahu
tujuan apa yang harus dicapai dengan dengan semua itu. Dengan kata lain
ilmu pengetahuan telah menghasilkan kemajuan untuk mencapai
percepatan sampai pada tujuan. Namun ilmu pengetahuan itu tidak tahu
tujuan apa yang harus dicapai semua itu. Agamalah yang memberikan
landasan dana rah bagi penggunaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan
dan teknologi tersebut. Untuk ini tepat sekali ungkapan Albert Enstein
yang mengingatkan bahwa ilmu pengetauan tanpa agama adalah buta
(science without religion is blame).
Keempat, agama berfungsi membenarkan, melengkapi dan
mengoreksi terhadap berbagai temuan dalam bidang ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan bisa jadi sampai kepada kebenaran yang sesuai dengan
yang dinyatakan dalam agama. Terhadap keadaan yang demikian agama
membenarnya. Dalam keadaan demikian agama berfungsi sebagai pengait
(konformator). Ilmu pengetahuan yang berbasiskan pada akal misalnya
mengatakan bahwa mencuri itu tidak baik karena merugikan orang lain,
dan agamapun membenarkannya. Ilmu pengetahuan terkadang tidak
mengetahui semuanya, karena memiliki keterbatasan. Dalam keadaan
demikian, agama datang menyempurnakannya. Ilmu pengetahuan
misalnya tidak tahu bahwa setelah mati ada kehidupan di akhirat, atau
11
berzina itu dilarang. Dalam keadaan demikian, agama datang memberitahu
bahwa perbuatan itu tidak baik. Dengan demikian antara ilmu agama dan
ilmu pengetahuan dalam pandangan Islam bukan untuk dipertentangkan
melainkan untuk saling melengkapi, dengan catatan harus bertolak dari
keyakinan dan realitas yang obyektif bahwa ilmu pengetahuan sifatnya
terbatas dan nisbi. Dengan sifatnya itu tidak dimungkinkan ilmu
pengetahuan menentang keputusan agama.
Kelima, agama berbicara tentang kebahagiaan hidup di dunia dan
di akhirat. Kehidupan di dunia harus menjadi sarana atau media untuk
mencapai hidup bahagia di akhirat. Untuk itu agama membutuhkan sarana
kehidupan duniawi karena itu kehidupan duniawi yang memerlukan
dukungan ilmu pengetahuan agama itu membutuhkan bimbingan agama.
Keenam, agama berbicara tentang alam gaib, dan kepercayaan
terhadap alam gaib ini termasuk hal yang amat ditekankan dalam al-
Qur’an, dan menjadi salah satu ciri dari orang yang bertaqwa, yaitu orang
yang percaya kepada yang gaib, mendirikan shalat, dan menafkahkan
sebagian rezekinya, percaya kepada apa yang diturunkan kepada Nabi
sebelumnya, serta percaya kepada hari akhirat.3
Pada poin keenam ini, adanya yang gaib ini sama sekali tidak
bertentangan dengan sifat ilmu pengetahuan yang bertumpu pada hal-hal
yang empiris, rasionalistik, dan realistik. Beberapa temuan para ilmu
mutakhir telah sampai pada kesimpulan bahwa antara yang gaib dan yang
tampak terdapat hubungan fungsional yang intensif dan saling mengisi.
Ketika manusia secara berangsur-angsur dapat mengenal sifat dan
perilaku alam, dan selanjutnya dapat mengendalikan, mengolah dan
memanfaatkannya dengan ilmu dan akal meraka, maka sifat dan perilaku
3 “(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan
sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Dan mereka beriman kepada (al-Qur’an) yang
diturunkan kepada mu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan
mereka yakin akan adanya akhirat. Lihat Al Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Departemen
Agama Republik Indonesia, 2009, h. 2
12
alam yang tadinya sangat ditakuti mereka secara berangsur-angsur tidak
lagi menakutkan. Konsep ketuhanan mereka pun bergeser. Ada yang
mengatakan bahwa agama tidak lebih dari objek pelarian manusia yang
gagal menghadapi serta mengatasi problema kehidupanya atau merupakan
hasil tahap perkembangan yang terbelakang dari suatu masyarakat atau
juga sekedar obsesi manusia tatkala mereka berusia kanak-kanak. Mengapa
demikian? Sebab, sebagai contoh, dengan kemajuan sains dan teknologi
dapat diketahui bahwa gempa terjadi karena adanya pergeseran atau
patahan kulit bumi, bukan karena Allah murka, sehingga manusia tidak
perlu takut lagi.
Di samping itu, meninjau ke ranah psikologis batiniyah, sebagai
misal, orang barat yang terdepan dalam keilmuan dan sebagai kiblat
kemajuan teknologi, jika ditinjau dari kacamata Islam sebagian dari
mereka hidup tidak sejahtera, tidak tenteram dan tidak tenang. Kehidupan
mereka kelihatan semrawut, bebas tanpa aturan. Hal ini disebabkan
kurangnya sentuhan-sentuhan nilai-nilai religi karena ilmunya telah
terdikotomikan dari ilmu agama.
Sistem pendidikan Islam harus dibangun atas konsep kesatuan
(integrasi) antara pendidikan jasmani dan ruhani sehingga mampu
menghasilkan manusia muslim yang pintar secara fisik-biologis dan cerdas
secara sosial, intelektual, dan spiritual. Kedua hal ini perlu diseimbangkan
agar ia mampu menjadi pribadi-pribadi yang sempurna (insan kamil).4
b. Berbagai Model Integrasi Ilmu dan Agama
Menurut Armahedi Mahzar, setidaknya ada 3 (tiga) model integrasi
ilmu dan agama, yaitu model monadik, diadik dan triadik. Pertama, model
monadik merupakan model yang popular dikalangan fundamentalis
religious maupun sekuler, kalangan fundamentalis religious berasumsi
bahwa agama adalah kalangan konsep universal yang mengandung semua
4 Nur’aini Ahmad, Pendidikan Islam Humanis, (Tangsel: Onglom Books, 2017), h. 190
13
cabang kebudayaan. Agama dianggap sebagai satu-satunya kebenaran dan
sains hanyalah salah satu cabang kebudayaan. Sedangkan menurut
kalangan sekuler, agama hanyalah salah satu cabang dari kebudayaan. Oleh
karena itu, kebudayaanlah yang merupakan ekspresi manusia dalam
mewujudkan kehidupan yang berdasarkan sains sebagai satu-satunya
kebenaran. Dengan model monadik seperti ini, tidak mungkin terjadi
koeksistensi antara agama dan sains, karena keduanya menegasikan
eksistensi atau kebenaran yang lainnya.
Kedua, model diadik. Model ini memiliki beberapa varian. Varian
pertama, varian yang mengatakan bahwa sains dan agama adalah dua
kebenaran yang setara. Sains membicarakan fakta alamiah, sedangkan
agama membicarakan nilai ilahiyah. Varian kedua berpendapat bahwa,
agama dan sains merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Sedangkan varian ketiga berpendapat bahwa antara agama dan sains
memiliki kesamaan. Kesamaan inilah yang bisa dijadikan bahan integrasi
keduanya.
Ketiga, model triadik. Dalam model triadik ini ada unsur ketiga
yang menjembatani sains dan agama. Jembatan itu adalah filsafat. Model
ini diajukan oleh kaum teosofis yang bersemboyan “there is no religion
higher that truth,” kebenaran adalah kebersamaan antara sains, filsafat dan
agama. Tampaknya, model ini merupakan perluasan dari model diadik,
dengan memasukkan filsafat sebagai komponen ketiga yang letaknya
diantara sains dan agama. Model ini barangkali bisa dikembangkan lagi
dengan mengganti komponen ketiga, yaitu filsafat dengan humaniora
ataupun ilmu-ilmu kebudayaan.5
Menurut Amin Abdullah, integrasi keilmuan memiliki kesulitan,
yaitu kesulitan memadukan studi Islam dan umum yang kadang tidak
5 Luthfi Hadi Aminuddin, “ Integrasi Ilmu dan Agama: Studi Atas Paradigma Integratif-
Interkonektif UIN Sunan Kalijaga Yogjakarta”, KODIFIKASIA Jurnal Penelitian Keagamaan dan
Sosial-Budaya Nomor 1 Vol. 4, 2010, h. 188-189
14
saling akur karena keduanya ingin saling mengalahkan. Oleh karena itu
diperlukan usaha interkoneksitas yang lebih arif dan bijaksana.6
Pendekatan integratif-interkonektif merupakan pendekatan yang
tidak akan saling melumatkan dan peleburan antara keilmuan umum dan
agama. Pendekatan keilmuan umum dan Islam sebenarnya dapat dibagi
menjadi tiga corak, yaitu parallel, linear dan sirkular.7
Pendekatan integratif-interkonektif menegaskan bahwa antara
keilmuan umum dan agama (Islamic Studies) akan saling tegur sapa dalam
hal materi, metodologi dan pendekatannya.8
Dari berbagai pengertian integrasi di atas, dapat dipahami bahwa
integrasi ilmu dalam skripsi ini adalah suatu keterpaduan atau
penggabungan satu mapel dengan mapel yang lain, sehingga setiap mata
pelajaran itu menyatukan dan tidak terpisahkan satu dengan yang lainnya.
2. Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Menurut Zakiah Darajat, yang dikutip oleh Dr. Maksudin, M.Ag
dalam bukunya yang berjudul Pengembangan Metodologi Pendidikan
Agama Islam Pendekatan Dialektik,
6Dalam hal interkoneksitas, menurut Amin adalah usaha memahami kompleksitas
fenomena kehidupan yang dihadapi dan dijalani manusia, sehingga setiap bangunan keilmuan
apapun, baik keilmuan agama (Islam, Kristen, Budha, dll) keilmuan Sosial, humaniora, maupun
kealaman tidak dapat berdiri sendiri …maka dibutuhkan kerjasama, saling tegur sapa, saling
membutuhkan, saling koreksi, dan saling keterhubungan antara disiplin keilmuan. Lihat Amin
Abdullah, dkk, Islamic Studies: Dalam Paradigma Integrasi-Interkoneksi, (Yogyaakarta: SUKA
Press, 2007), h. 52 7 Hubungan antara keilmuan umum dan agama dapat didekati dalam tiga pendekatan.
Pertama, corak parallel, dimana masing-masing corak keilmuan umum dan agama akan berjalan
sendiri-sendiri tanpa ada hubungan dan persentuhan antara satu dengan yang lain. Kedua, bercorak
linear, dimana salah satu dari keduanya akan menjadi primadona sehingga ada kemungkinan berat
sebelah dan ketiga, sirkular, dimana masing-masing corak keilmuan dapat memahami keterbatasan,
kekurangan dan kelemahan yang melekat pada masing-masing dan sekaligus bersedia mengambil
manfaat dari temuan-temuan yang ditawarkan oleh tradisi keilmuan yang lain serta memiliki
kemampuan untuk memperbaiki kekurangan yang melekat pada diri sendiri. Ibid, h. 53 8 Ibid, h. 56
15
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah suatu usaha bimbingan dan
asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari
pendidikan dapat memahami apa yang terkandung dalam Islam
secara keseluruhan, menghayati makna dan maksud serta tujuannya,
dan pada akhirnya dapat mengamalkannya serta menjadikan ajaran-
ajaran agama Islam, yang telah dianutnya sebagai pandangan hidup
(way of life), sehingga dapat mendatangkan keselamatan dunia
akhirat.9
Tayar Yusuf mengartikan Pendidikan Agama Islam sebagai usaha
sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan,
kecakapan dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi
manusia bertakwa kepada Allah SWT. Sedangkan menurut A. Tafsir
Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang
kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan
ajaran Islam.10
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa Pendidikan Agama Islam
meliputi adanya:
1) Usaha bimbingan dan pengasuhan
2) Anak didik sebagai yang dibimbing
3) Tujuan bimbingan
4) Pembimbing/pengasuh
5) Lembaga yang melakukan bimbingan dan asuhan, serta
6) Sarana dan prasarana dalam bimbingan dan asuhan.
Sedangkan tujuan yang hendak dicapai meliputi:
1) Anak didik mampu memahami apa yang terkandung di dalam Islam
2) Anak didik menghayati makna dan maksud tujuan ajaran Islam
9 Maksudin, Pengembangan Metodologi Pendidikan Agama Islam Pendekatan Dialektik,
(Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2015), cet. 1, h. 10 10 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006) cet. Ke-3, h. 130
16
3) Anak didik menjalankan ajaran Islam yang dianutnya sebagai
pandangan hidupnya, sehingga dapat mendatangkan keselamatan dunia
dan akhirat
Berdasarkan pada pengertian umum Pendidikan Agama tersebut,
Alisuf Sabri memaparkan pengertian Pendidikan Agama Islam menurut
Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Departmen Agama
Republik Indonesia, bahwa:
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah usaha sadar untuk
menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan
mengamalkan adama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran
dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk
menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat
beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan
nasional.11
Pendidikan Islam membina anak didik tidak hanya segi
jasmaniahnya saja, akan tetapi juga membina segi rohaniah. Pendidikan
Islam memberikan penekanan yang lebih kepada keimanan, kerohanian
dan akhlak. Sebab menurut Ramayulis bahwa, dalam Pendidikan Islam
tidak hanya menyiapkan seorang anak didik memainkan peranananya
sebagai individu dan anggota masyarakat saja, tetapi juga membina
sikapnya terhadap agama, tekun beribadah, mematuhi pertauran agama,
serta menghayati dan mengamalkan nilai luhur agama dalam kehidupan
sehari-hari.12
Dari definisi-definisi tersebut dapat dilihat cara pandang yang
berbeda mengenai definisi Pendidikan Agama Islam di atas, maka dapat
penulis simpulkan bahwa Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar yang
dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk bisa
menyakini, memahami serta mengamalkan ajaran-ajaran Islam dalam
11 M, Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 111 12 Ramayulis, Metodologi Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005) Cet. V, h. 20
17
kehidupan sehari-hari, sehingga menambah keimanan dan ketakwaan
mereka kepada Allah SWT.
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan merupakan kegiatan yang paling penting dalam suatu
kegiatan. Tujuan inilah yang menentukan kegiatan dan apa yang hendak
dicapai dalam kegiatan tersebut. Suatu kegiatan akan berakhir bila
tujuannya telah tercapai.
Dalam Pendidikan Agama Islam dijelaskan bahwa semua mata
pelajaran pendidikan agama ini adalah agar peserta didik memahami,
menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam, sehingga menjadi
manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT dan
berakhlak mulia. Pendidikan Agama Islam yang diajarkan di sekolah di
mulai dari tahapan kognisi. Kemudian menuju tahapan afeksi selanjutnya
tahapan psikomotorik yaitu pengamalan ajaran Islam oleh peserta didik.
Khusus di lembaga pendidikan umum, Pendidikan agama disajikan
pada dataran memperkenalkan ajaran-ajaran agama yang ada di Indonesia.
Namun ketika ada hal-hal yang dipandang dapat menyentuh permasalahan
akidah (keyakinan) maka diambil kebijaksanaan dengan menyajikan hal
tersebut secara terpisah sesuai dengan kondisi peserta didik dilihat dari
keyakinannya masing-masing.13
Pendidikan agama Islam di sekolah/madarasah bertujuan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman
peserta didik tentang agama Islam sehinggamenjadi manusia muslim yang
terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan
13Syamsul Aripin, Modernisasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Unggulan, (Tangsel: Onglam Books, 2017), h. 62
18
bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang
lebih tinggi.14
Sedangkan menurut Ahmad Susanto, yang dikutip oleh Syamsul
Aripin dalam bukunya Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar,
ada tiga tujuan utama pendidikan atau pembelajaran agama di sekolah
yaitu mengetahui (knowing) terampil (doing) dan melaksanakan (being).15
c. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Agama dalam kehidupan sosial mempunyai fungsi sebagai
sosialisasi individu, yang berarti bahwa agama bagi seorang anak akan
mengantarkannya menjadi dewasa. Sebab untuk menjadi dewasa seseorang
memerlukan semacam tuntunan umum untuk mengarahkan aktifitasnya
dalam masyarakat dan juga merupakan tujuan pengembangan kepribadian,
dan dalam ajaran Islam inilah anak tersebut dibimbing pertumbuhan
jasmani dan rohaninya dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan,
melatih, mengasuh dan mengawasi berlaku ajaran Islam.16
Kurikulum Pendidikan agama Islam untuk sekolah/madrasah
berfungsi sebagai berikut:17
1) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan
peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam
lingkungan keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban
menanamkan keimanan dan ketakwaan dilakukan oleh setiap orang
tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk
menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui
bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketaqwaan
14Abdul Majid dan Dian Andayani, op.cit. , h. 135 15 Ibid, h. 63 16 Akmal Hawi, Kompetensi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2013), h.21 17Abdul Majid dan Dian Andayani, op. cit. , h.134-135
19
tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat
perkembangannya.
2) Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat
3) Penyesuaian mental, yaitu untuk menyeseuaikan diri dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan
dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam.
4) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik
dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran dalam
kehidupan sehari-hari.
5) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negative dari
lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan
dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia
Indonesia seuutuhnya.
6) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum
(alam nyata dan nir-nyata), sistem dan fungsionalnya.
7) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki
bakat khusu di bidang Agama Islam agar bakat tersebut dapat
berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk
dirinya sendiri dan bagi orang lain.
d. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Adapun ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi
keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara:
1) Hubungan manusia dengan Allah Swt
2) Hubungan manusia dengan manusia
3) Hubungan manusia dengan dirinya sendiri
20
4) Hubungan dengan makhluk lain dan lingkungannya.18
Bahan pengajaran PAI meliputi tujuh unsur:
1) Keimanan
2) Ibadah
3) Al Quran
4) Muamalah
5) Akhlak
6) Syariah
7) Tarikh
Pada tingkat SD tekanan diberikan pada empat unsur pokok yaitu
keimanan, akhlak, ibadah, dan Al Quran, sedangkan pada SLTP dan
SMU/SMK disamping ke-4 unsur pokok tersebut di atas maka unsur pokok
muamalah dan syariah semakin dikembangkan, unsur pokok tarikh
diberikan secara seimbang pada setiap satuan pendidikan.19
e. Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan
keterampilan.20 Lulusan SMP/Mts/SMPLB/Paket B memiliki sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:21
1) Aspek Afektif, siswa diharapakan memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu,
percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara
18Standar isi Pendidikan Agama Islam Sekolah Menangah Pertama (SMP),
PERMENDIKBUD No. 21 Tahun 2016 , h.13. Kompetensi inti yang diinginkan terdiri dari: a)
Kompetensi inti sikap spiritual, 2) Kompetensi inti sikap sosial, 3) Kompetensi inti pengetahuan, 4)
Kompetensi inti keterampilan. Lihat PERMENDIKBUD No. 22 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar, h. 3 19 Akmal Hawi, op. cit. , h.26 20 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 54 tahun 2013 tentang Standar
kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan menengah, h.1 21 Ibid, h.2
21
efektif dengan lingkungan sosial dana lam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
2) Aspek Pengetahuan, siswa diharapkan memiliki pengetahuan
factual, konseptual, dan procedural dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian yang tampak mata.
3) Aspek Keterampilan, siswa diharapkan memiliki kemampuan piker
dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain sejenis
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah
digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses,
standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.
3. Pendidikan Umum
Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah
yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta
didik untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.22
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pasal 5 no.
58 tahun 2014 tentang kurikulum 2013 Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah23, kurikulum untuk mata pelajaran umum
terdiri atas:
a. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti;
b. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan;
c. Bahasa Indonesia;
d. Matematika;
22 Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, h. 23 23 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 58 tahun 2014 tentang kurikulum
2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, h. 3-4
22
e. Ilmu Pengetahuan Alam;
f. Ilmu Pengetahuan Sosial;
g. Bahasa Inggris;
h. Seni Budaya;
i. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan; dan
j. Prakarya
Dengan demikian, mata pelajaran umum yang diberikan di sekolah
bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sebagai dasar dan
penguatan kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.24
Ilmu-ilmu umum (al-ulum al-aqliyah) adalah ilmu yang dicapai
atau diperoleh melalui pemikiran manusia semata. AL-Ghazali membagi
kategori ilmu-ilmu umum ke dalam beberapa ilmu, yaitu:25
a. Matematika, yaitu terdiri dari: (a) aritmatika; (b) geomatri; (c)
astronomi dan astrologi; (d) music
b. Logika
c. Fisika atau Ilmu Alam, yang terdiri dari: (a) kedokteran; (b)
meteorologi; (c) minerologi; (d) kimia.
d. Ilmu-ilmu tentang wujud di luar alam atau metafisika, meliputi:
(a) ontology; (b) pengetahuan tentang esensi, sifat dan aktifitas
ilahi; (c) pengetahuan tentang substansi sederhana, yaitu
intelegensi dan substansi malakut; (d) pengetahuan tentang dunia
halus; (e) ilmu tentang kenabian dan fenomena kewalian, ilmu
tentang mimpi; dan (f) teurgi, yakni ilmu menggunakan kekuatan-
kekuatan bumi untuk menghasilkan efek tampak seperti
supernatural.
24 Ibid, h. 3 25 Armai Arief, Reformasi Pendidikan Islam, (Jakarta: CRSD Press: 2005), h. 136-137
23
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Untuk mendukung penelitian agar lebih detail, penulis berusaha
untuk melakukan kajian terhadap beberapa contoh penelitian yang temanya
sama dengan judul penulis yakni Integrasi Pendidikan Agama dan
Pendidikan Umum, yaitu penelitian yang dilakukan oleh:
1. Jaenal Mustopa, dalam penelitiannya yang berjudul “ Konsep
Pendidikan Islam Integralistik Menurut Muhammad Abduh,”,
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan
pendekatan library research.
Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa pendidikan
islam Integralistik adalah paradigma pendidikan terpadu, artinya
perpaduan dari berbagai sistem pendidikan tanpa adanya
dikotomi ilmu agama dan ilmu umum, atau sistem pendidikan
yang memadukan antara nilai-nilai agama dan nilai-nilai ilmu
pengetahuan yang pada gilirannya mampu melahirkan manusia
yang memiliki kematangan profesional dan kematangan
spiritual. Konsep pendidikan Islam integralistik menurut
Muhammad Abduh, yaitu format pendidikan dibangun dengan
memadukan antara kurikulum Pendidikan umum dengan
kurikulum Pendidikan Islam, dengan memperbaharui komponen
pendidikan yang sebelumnya. Pendidikan Islam pada masanya
hanya mempelajari ilmu-ilmu agama diperbaharui dengan
memadukan materi pendidikan umum, sehingga Pendidikan
tersebut bisa terpadu dan tidak dikotomi.26
Bila dihubungkan dengan penelitian yang akan penulis
lakukan bahwa penelitian ini library research, sedangkan dalam
26 Jaenal Mustopa, “Konsep Pendidikan Islam Integralistik Menurut Muhammad Abduh”,
Skripsi pada Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, (Jakarta: 2013), h. 61, tidak
dipublikasikan
24
penelitian yang akan penulis lakukan fokusnya adalah integrasi
Pendidikan agama Islam dan Pendidikan umum di SMP Tara
Salvia dengan menggunakan metode fenomenologi.
2. Muh. Nasekun, S.Pd, dalam tesisnya berjudul “Integrasi Nilai-
Nilai Agama Islam dalam Pembelajaran IPS Sejarah di Kelas
VIII MTs Ma’arif Wadas Kandangan Temanggung Tahun
Pelajaran 2014/2015”. Penelitian ini termasuk dalam dalam
deskriptif eksploratif dengan menggunakan metode naturalistik
karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah
(natural setting). Latarbelakang penelitian ini adalah adanya
kontradiksi antara tujuan pengajaran sejarah dengan materi
pembelajaran sejarah. Agama dijadikan tujuan, tapi sumber-
sumberyang berasal dari agama seperti wahyu tidak dipercayai
sebagai azas pengetahuan. Pelajaran sejarah terlanjur
diapersepsi secara sekular, sehingga harus ada upaya untuk
meluruskan kontradiksi tersebut dengan pengintegrasian nilai-
nilai Islam dalam pembelajaran IPS Sejarah apalagi di madrasah
yang nyata-nyata merupakan Lembaga Pendidikan Islam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa
implementasi integrasi ilmu-ilmu agama Islam dalam
pembelajaran IPS Sejarah dilakukan dengan menetapkan bidang
kajian yang akan dipadukan antara mata pelajaran IPS Sejarah
dengan Pendidikan Agama Islam. Kemudian mempelajari
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Sejarah dengan
Pendidikan Agama Islam. Berikutnya mengidentifikasi beberapa
Kompetensi Dasar dalam berbagai Standar Kompetensi yang
memiliki potensi untuk diintegrasikan. Menyusun Silabus dan
25
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), serta menyajikan di
kelas.27
Bila dihubungkan dengan penelitian yang akan penulis
lakukan bahwa penelitian ini penelitian ini mengintegrasikan
ilmu-ilmu agama Islam dalam pembelajaran IPS Sejarah pada
tingkat Madrasah Tsanawiyah. Kelemahannya keterbatasan guru
IPS Sejarah tentang pemahaman dalil-dalil al-Qur’an dan Hadits
karena memang bukan berlatarbelakang Pendidikan agama
Islam, sedangkan dalam penelitian yang akan penulis lakukan
adalah integrasi Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan
Umum di SMP Tara Salvia.
3. M. Ramli, dalam jurnalnya berjudul “Integrasi Pendidikan
Agama Islam ke Dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
di Madrasah Tsanawiyah Negeri Mulawarman Banjarmasin”.
Penelitian ini termasuk dalam dalam analisis deskriptif kualitatif
dan yang menjadi objek penelitian adalah guru mata pelajaran
IPA (Biologi dan Fisika). Latarbelakang penelitian ini berawal
dari sekolah adalah lembaga formal yang merupakan sebuah
sarana untuk mewariskan budaya, ilmu pengetahuan dan
keterampilan, serta membentuk anak didik sesuai dengan
perkembangan zaman. Maka sangat diperlukan keterampilan
atau keahlian, cara atau metode penyajian pelajaran yang
diberikan secara terpadu antara pendidikan agama dengan mata
pelajaran lainnya, khususnya mata pelajaran IPA. Selain itu,
pendidikan agama sendiri harus menjiwai mata pelajaran
lainnya. Untuk dapat berfungsi sebagaimana demikian, guru
umum harus mempunyai kompetensi itu dalam upaya
27 Muh. Nasekun, “Integrasi Nilai-Nilai Agama Islam dalam Pembelajaran IPS Sejarah di
Kelas VIII MTs Ma’arif Wadas Kandangan Temanggung Tahun Pelajaran 2014/2015”, Tesis pada
Sekolah Pascasarjana IAIN Salatiga, (Salatiga: 2015), h. vi, tidak dipublikasikan.
26
mengintegrasikan pendidikan agama dalam mata pelajaran yang
dipegangnya, sehingga pelajaran itu tidak terlepas dari nilai-nilai
agama. Dengan begitu, guru umum tidak hanya dituntut untuk
menguasai ilmu pengetahuan umum, namun dia juga wajib
menguasai ilmu pengetahuan agama. Hal ini tentu saja lebih
penting dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan Islam.28
Hasil penelitian ini menunjukkan, Integrasi Pendidikan
Agama Islam dalam mata pelajaran IPA di Madrasah
Tsanawiyah Negeri Mulawarman Banjarmasin kurang
terlaksana dengan baik. Dengan beberapa indikator; cara/metode
pembelajaran yang digunakan oleh guru IPA dalam
mengintegrasikan pendidikan agama hanya sebatas
menyampaikan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT; tujuan
yang ingin belum mencapai hasil yang sesuai dengan kurikulum;
sebagian guru IPA yang mengintegrasikan hanya apabila materi
pelajaran tersebut lebih besar konteksnya kepada pendidikan
agama; penugasan pelajaran IPA yang berkaitan dengan agama
maupun diskusi tentang agama sangat jarang dilaksanakan.
Bila dihubungkan dengan penelitian yang akan penulis
lakukan bahwa penelitian ini yang lebih berperan adalah guru
mata pelajaran IPA bukan guru mata pelajaran PAI, jadi dalam
mengintegrasikan ilmu agamanya belum mencapai hasil yang
diinginkan. Kemudian sekolah yang peneliti teliti adalah bukan
sekolah berbasis agama seperti Madrasah Tsanawiyah Negeri
Mulawarman Banjarmasin, melainkan sekolah umum dan yang
berperan adalah guru mata pelajaran PAI.
28 M. Ramli, dalam jurnalnya berjudul “Integrasi Pendidikan Agama Islam ke Dalam Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Madrasah Tsanawiyah Negeri Mulawarman Banjarmasin”,
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan, Volume 11, 2014, h. 112
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Untuk memperoleh hasil yang maksimal dan objektif ada beberapa
metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini:
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Tara Salvia Tangerang
Selatan dan waktu pelaksanaan penelitiannya dari bulan Agustus 2016 -
Januari 2018.
B. Latar Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Tara Salvia terletak di
jalan Menjangan No. 9 Pondok Ranji (Bintaro), Kecamatan Ciputat
Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten-Indonesia. SMP Tara
Salvia memiliki lokasi yang sangat strategis, hanya sekitar 10 menit
berkendaraan dari gerbang Tol Pondok Ranji, Sekolah Tara Salvia
berlokasi pada sebuah kompleks yang aman di kehijauan alam seluas 1,2
hektar. Pengenalan sawah, sungai, kolam ikan dan berbagai kegiatan
interaksi alam lainnya adalah merupakan bagaian dari proses
pembelajaran para siswa/i sehari-hari. Tidak terlalu jauh dari SMP Tara
Salvia Pondok Ranji terdapat beberapa perguruan tinggi yaitu
Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Universitas Muhammadiyah
Jakarta (UMJ), STIE Ahmad Dahlan Jakarta, Universitas Pamulang
(UNPAM), Sekolah Tinggi Multimedia dan Institut Teknologi Indonesia.
C. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penelitian lapangan yang bersifat
kualitatif. Yang dimaksud dengan metode penelitian kualitatif
(qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial,
28
sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun
kelompok.1
Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan multi
strategi, strategi-strategi yang bersifat interaktif, seperti observasi
langsung, observasi partisipatif, wawancara mendalam, dokumen-
dokumen, Teknik-teknik pelengkap seperti foto, rekaman, dll. Strategi
penelitian bersifat fleksibel, menggunakan data yang valid.2
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan fenomenologi, yaitu untuk mengungkap fenomena dan
realita.
Fenomenologi mempunyai dua makna, sebagai filsafat sain dan
sebagai metode pencarian (penelitian). Studi fenomenologis
(phenomenological studies) mencoba mencari arti dari pengalaman
dalam kehidupan. Peneliti menghimpun data berkenaan dengan
konsep, pendapat, pendirian, sikap, penilaian dan pemberian makna
terhadap situasi atau pengalaman-pengalaman dalam kehidupan.
Tujuan dari penelitian fenomenologi adalah mencari atau
menemukan makna dari hal-hal yang esensial atau mendasar dari
pengalaman hidup tersebut.3
Adapun pendekatan fenomenologi ini dengan menekankan
paradigma integrasi-interkoneksi yang mengungkap fenomena yang
terdapat fakta dalam kehidupan manusia, sehingga setiap bangunan
keilmuan apapun, baik keilmuan agama (Islam, Kristen, Budha, dll),
keilmuan sosial, humaniora, maupun kealaman tidak dapat berdiri
sendiri, maka dibutukan kerja sama, saling tegur sapa, saling
membutuhkan, saling koreksi dan saling berhubungan antara disiplin
keilmuan.4
Pendekatan fenomenologi berusaha untuk memperoleh gambaran
yang lebih utuh dan lebih fundamental (esensi) tentang fenomena
1Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2011), h.60 2 Ibid, h. 95 3 Ibid, h. 63 4Amin Abdullah, dkk, Islamic Studies, Dalam Paradigma Integrasi-Interkoneksi,
(Yogyakarta: Suka Press, 2007), h. 52
29
keberagaman manusia. Usaha pendekatan ini agaknya mengarah ke arah
balik, yakni untuk mengembalikan studi agama yang bersifat historis-
empiris ke pangkalnya agar tidak melampaui kewenangannya.
Melalui pendekatan ini diharapkan penulis memperoleh informasi
yang mendalam tentang berbagai hal yang berkaitan dengan integrasi
Pendidikan Agama Islam dan mata Pelajaran Umum pada Siswa kelas IX
SMP Tara Salvia.
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini
adalah :
1. Metode Observasi
Metode observasi adalah metode pengumpulan data dengan
pengamatan secara sistematis terhadap obyek yang diteliti baik
secara langsung maupun tidak langsung. Metode pengamatan
yang digunakan secara (direct observation), yaitu pengamatan
yang dilakukan tanpa perantara terhadap obyek yang diteliti.5
Metode ini digunakan untuk mengamati tentang proses
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang berlangsung
di dalam kelas, keadaan sekitar sekolah, dan berbagai sarana yang
digunakan dalam pengembangan pembelajaran PAI.
2. Metode interview
Metode interview atau wawancara adalah proses tanya
jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dimana dua
orang atau lebih bertatap muka mendengarkan informasi atau
keterangan-keterangan. Jenis wawancara dalam penelitian ini
menggunakan wawancara bebas terpimpin, yakni merupakan
kombinasi wawancara bebas dan terpimpin. Pewawancara hanya
membuat pokok-pokok masalah yang akan diteliti. Pewawancara
5 Mohammad Ali, Penelitian Kependidikan Prosedur Strategi, (Bandung: Aksara, 1987),
h. 91
30
harus pandai mengarahkan yang diwawancarai ketika wawancara.
Pedoman interview berfungsi sebagai pengendali agar proses
wawancara tidak kehilangan arah.6
Metode ini digunakan untuk mengetahui pelaksanaan
pembelajaran, usaha, metode, pengembangan pembelajaran serta
hasil dan evaluasi pengembangan pembelajaran Pendidikan
Agama Islam dan pengembangan mata pelajaran umum di SMP
Tara Salvia.
3. Metode Dokumentasi
Asal kata dokumentasi adalah dokumen, yang artinya
barang;barang tertulis. Dokumentasi sebagai sarana untuk
menyelidikibenda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,
dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan
sebagainya.7
Metode ini digunakan untuk meneliti dokumen-dokumen yang
ada di sekolah seperti struktur organisasi, kurikulum, sejarah historis
lembaga sekolah ini dan lain sebagainya. Dalam hal ini yang
digunakan adalah dokumen resmi yang bersifat internal berupa
pengumuman, intruksi atau aturan yang digunakan untuk kalangan
sendiri. Dokumen yang demikian dapat menyajikan informasi
tentang keadaan, aturan, disiplin, dan dapat memberikan seputar
informasi tentang profil SMP Tara Salvia sampai dengan proses
belajar mengajar yang berlangsung di dalamnya.8
6 Cholid Narbuka dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
1999), h. 83-85 7 Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:
Rieneka Cipta, 2006), h. 158 8 Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2007), h. 219
31
E. Pemeriksaan Keabsahan Data
Untuk memperoleh keabsahan data penelitian ini
menggunakan teknik triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
Triangulasi yang digunakan adalah dengan sumber dan metode.
Dengan sumber yaitu membandingkan dan mengecek derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui media dan alat
yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Sedangkan metode yaitu
pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa
teknik pengumpulan data serta pengecekan derajat kepercayaan
beberapa sumber data dengan metode yang sama.9
F. Analisis Data
Analisi data yang akan dipergunakan dalam penelitian kualitatif
adalah model analisis data mengalir (flow model). Sejumlah model dalam
langkah analisis terdapat dalam model ini, yakni pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.10
Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini dapat
digambarkan dalam bagan alur berikut:11
9 Ibid, h. 330 10Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman Penulisan Skripsi,
(Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2015), h. 69 11 Ibid, h.70
32
(Sumber: Buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta,2015)
1. Pengumpulan Data
Peneliti membuat catatan data yang dikumpulkan melalui
observasi, wawancara, dan studi dokumentasi yang
merupakan catatan lapangan yang terkait dengan pertanyaan
dana tau tujuan penelitian.
2. Reduksi Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data
yang tersedia dari berbagai sumber, yakni dari pengamatan,
wawancara, dan dokumentasi. Setelah dibaca, dipelajari,
maka langkah selanjutnya adalah mengadakan reduksi data.
Langkah ini berkaitan erat dengan proses menyeleksi,
memfokuskan, menyederhanakan, mengabstraksikan, dan
mentransformasikan data mentah yang diperoleh dari hasil
penelitian. Reduksi data dilakukan selama penelitian
berlangsung, bahkan seperti telah dijelaskan di atas, langkah
ini dilakukan sebelum data benar-benar dikumpulkan.
Peneliti sudah mengetahui data-data apa saja yang dibutuhkan
terkait penelitiannya.
3. Penyajian Data
Seteah melalui reduksi data, langkah selanjutnya dalam
analisis data adalah penyajian data atau sekumpulan
informasi yang memungkinkan peneliti melakukan penarikan
kesimpulan. Bentuk penyajian data yang umum dilakukan
Reduksi
Data
Pengumpulan
Data
Penyajian
Data
Kesimpilan
Penarikan
33
dalam penelitian kualitatif adalah teks naratif yang
menceritakan secara panjang lebar temuan penelitian.
Namun, untuk teks naratif tertentu ada yang dialihkan
menjadi bentuk gambar, bagan, dan tabel. Penggunaan
gambar, bagan, tabel bisa memperkuat data deskriptif dan
mempermudah pembaca dalam memahami isi penelitian ini.
4. Penarikan kesimpulan
Setelah data yang terkumpul direduksi dan selanjutnya
disajikan, maka langkah yang terakhir dalam menganalisis
data adalah menarik kesimpulan atau verifikasi. Analisinya
menggunakan analisi model interaktif, artinya analisi ini
dilakukan dalam bentuk interaktif dari ketiga komponen
utama tersebut. Data yang terkumpul dari hasil pengamatan,
wawancara, dan pemanfaatan dokumen yang terkait dengan
pelatihan dan sumber-sumber belajar yang sedemikian
banyak direduksi untuk dipilih mana yang paling tepatuntuk
disajikan. Proses pemilihan data akan difokuskan pada data
yang mengarah untuk pemecahan masalah, penemuan,
pemaknaan, atau menjawab pertanyaan penelitian yang tekait
dengan integrasi Pendidikan Agama Islam dengan Mata
Pelajaran Umum di Kelas IX SMP Tara Salvia.
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Kondisi Objektif Tempat Penelitian
1. Sejarah Singkat SMP Tara Salvia 1
Yayasan Tara Salvia didirikan berdasarkan akta Notaris Sri Ismiyati, SH
no.12 pada tanggal 3 Pebruari 2006. Pendirian Yayasan Tara Salvia berpedoman
pada UU. no.16 tahun 2001 yang diubah dengan UU no.28 tahun 2004 tentang
Yayasan. Ini berarti di dalam Yayasan Tara Salvia terdapat tiga organ yaitu
Pembina, Pengurus, dan Pengawas.
Tujuan pendirian Tara Salvia adalah bergerak di bidang sosial dengan
menyelenggarakan kegiatan usaha bidang Pendidikan Formal dan Non-Formal.
Bidang Pendidikan Formal dilakukan dengan menyelenggarakan Sekolah Dasar,
dan Sekolah Menengah Pertama. Sedangkan Bidang Pendidikan Non-Formal
dilakukan dengan mendirikan Edu Lab yang memberikan jasa training, coaching,
dan mentoring yang berkaitan dengan pendidikan dan persekolahan.
2. Letak Geografis
SMP Tara Salvia terletak di jalan Menjangan No. 9 Pondok Ranji
(Bintaro), Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten-
Indonesia. SMP Tara Salvia memiliki lokasi yang sangat strategis, Hanya sekitar
10 menit berkendaraan dari gerbang Toll Pondok Ranji, Sekolah Tara Salvia
berlokasi pada sebuah kompleks yang aman di kehijauan alam seluas 1,2 hektar.
Pengenalan sawah, sungai, kolam ikan dan berbagai kegiatan interaksi
alam lainnya adalah merupakan bagaian dari proses pembelajaran para siswa/ I
sehari-hari. Tidak terlalu jauh dari SMP Tara Salvia Pondok Ranji terdapat
beberapa perguruan tinggi yaitu Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta,
Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), STIE Ahmad Dahlan
1 http://tarasalviaedu.or.id/yayasan-tara-salvia (diakses pada hari senin, 11 desember
2017,pukul 13.05)
35
Jakarta,Universitas Pamulang (UNPAM), Sekolah Tinggi Multimedia dan
Institut Teknologi Indonesia.
3. Visi, Misi dan Filosofi SMP Tara Salvia2
a. Visi
Memfasilitasi seluruh Siswa untuk menjadi pembelajar yang kritis, kreatif
dan memiliki nilai-nilai serta cinta tanah air.
b. Misi
1) Melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menantang.
2) Menciptakan partisipasi aktif seluruh komponen sekolah termasuk
orangtua dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan.
3) Menciptakan Lingkungan belajar yang mendukung berkembangnya
keterampilan sosial,emosional, fisik dan intelektual.
4) Memberikan Kesempatankepada siswanya untuk memahami nilai-nilai
agar karakternya dapat berkembang.
5) Mewujudkan komunitas belajar sekolah.
6) Mengembangkan kualitas pendidikan secara terus menerus dalam
rangka penjaminan mutu pendidikan sekolah.
c. Nilai-nilai yang diyakini
Seluruh keluarga besar Tara Salvia meyakini nilai-nilai sebagai berikut:
1) Menghargai diri sendiri
2) Menghargai sesama
3) Menghargai hasil karya kami
4) Menghargai lingkungan
5) Bersama
2 http://tarasalviaedu.or.id/visi-misi-dan-filosofi (diakses pada hari senin, 11 desember
2017,pukul 13.05)
36
d. Filosofi Pendidikan
Sekolah mendisain seluruh program dan kegiatan belajarnya dengan
selalu memperhatikan empat aspek perkembangan siswa; perkembangan
fisik, perkembangan emosi, perkembangan sosialisasi dan perkembangan
intelektual. Hal ini dilakukan mengingat seorang anak haruslah memiliki
keseimbangan dalam perkembangannya sebagai seorang pribadi yang unik,
yang tidak dapat disamakan antara satu dengan yang lain. Mereka memiliki
perbedaan yang tidak sama dengan teman.
Ke empat aspek di atas selalu diperhatikan oleh staf pengajar, tidak
dapat dipisahkan antara satu sama lain dan kesemuanya memiliki nilai yang
sama pentingnya. Hal ini dilakukan karena setiap siswa harus memiliki
keseimbangan perkembangan dalam kehidupannya sebagai manusia
pembelajar.
e. Tujuan
Tujuan pendirian Tara Salvia adalah bergerak di bidang sosial
dengan menyelenggarakan kegiatan usaha bidang Pendidikan Formal dan
Non-Formal. Bidang Pendidikan Formal dilakukan dengan
menyelenggarakan Sekolah Dasar, dan tidak lama lagi ditambah dengan
Sekolah Menengah Pertama. Sedangkan Bidang Pendidikan Non-Formal
dilakukan dengan mendirikan Edu Lab yang memberikan jasa training,
coaching, dan mentoring yang berkaitan dengan pendidikan dan
persekolahan.3
4. Keadaan Guru, Karyawan dan Peserta Didik
a. Jumlah guru di SMP Tara Salvia :
1) Jumlah : 21 orang
2) Laki-laki : 6 orang
3) Perempuan : 15 orang
3 http://tarasalviaedu.or.id/smp (diakses pada hari senin, 11 desember 2017,pukul 13.05)
37
4) Jenjang Pendidikan : S1 (keseluruhan)
Seluruh guru di SMP Tara Salvia berjumlah 21 orang dan
berkualifikasi S1 secara keseluruhan terbagi menjadi :
1) Kepala Sekolah : 1 orang
2) Koordinator : 1 orang
3) Guru Agama Islam : 2 orang
4) Guru Agama Protestan : 1 orang
5) Guru Agama katholik : 1 orang
6) Guru Bahasa Indonesia : 1 orang
7) Guru Bahasa Inggris : 2 orang
8) Guru Bahasa Mandarin : 1 orang
9) Guru IPA : 2 orang
10) Guru Matematika : 2 orang
11) Guru IEP : 2 orang
12) Guru TIK : 1 orang
13) Guru IPS : 1 orang
14) Guru Olahraga : 2 orang
15) Pustakawati : 1 orang
Laki-Laki29%
Perempuan71%
Jumlah Guru
Laki-Laki
Perempuan
38
(Hasil Observasi Penulis)
b. Data Tenaga Kependidikan SMP Tara Salvia
Karyawan Tara Salvia terdiri dari:
1) Kepala Administrasi : 1 orang
2) Kasie. Keuangan : 1 orang
3) Personalia : 1 orang
4) Staf Kehumasan : 1 orang
5) Perawat : 1 orang
6) Staf Umum : 6 orang
7) Staf Keuangan : 1 orang
8) Tenaga Keamanan : 10 orang
9) Tenaga Kebersihan : 11 orang
Agama Islam10%
Agama Protestan5%
Agama Katolik5%
Olahraga11%
IEP11%
MTK11%
Bahasa Inggris11%
IPS5%
TIK5%
IPA11%
Mandarin5%
Bahasa Indonesia5%
Pustakawati5%
GURU SMP TARA SALVIA
39
(Hasil Observasi Penulis)
c. Jumlah Siswa dan Rombongan Belajar
Berkaitan dengan data peserta didik berikut ini akan dijelaskan hal-
hal sebagai berikut:
1) Proses penerimaan siswa baru didasarkan pada tes masuk. Adapun
materi tes yang harus diikuti oleh siswa meliputi: Tes Potensi
Akademik meliputi mata pelajaran IPA, Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris, Matematika, Adapun tes lain yang diujikan diantaranya tes
mengenai Problem Solving (Pemecahan Masalah), wawancara anak
dan orang tua.
2) Jumlah siswa secara keseluruhan adalah sebagai berikut:
1
0
25
0
1
0
1
2
0
2
L A K I - L A K I P E R E M P U A N
KARYAWAN TARA SALVIA
SMP SMK D1 D3 S1
40
Tabel 4.1
Data Siswa SMP Tara Salvia Pondok Ranji Tangerang Selatan Tahun
2017/ 2018
Kelas
Jumlah
Total
L P
7.A 11 9 20
7.B 10 10 20
8.A 10 10 20
8.B 10 10 20
9.A 9 20 19
9.B 8 10 18
Jumlah 117
(Hasil Observasi Penulis)
a. Jumlah rombongan belajar adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Jumlah Rombel SMP Tara Salvia Pondok Ranji, Tangerang Selatan
Tahun 2017/2018
Kelas Jumlah Rombel
VII. A VII. B 2
VIII. A VIII. B 2
IX. A IX. B 2
41
Total 6
(Hasil Observasi Penulis)
5. Sarana dan Prasarana
Di sebelah barat SMP Tara Salvia ini tepatnya bersebelahan
langsung dengan SD Tara Salvia, yang masih tergabung dalam satu yayasan
Tara Salvia Pondok Ranji Tangerang Selatan.
a. Gedung Sekolah
Tabel 4.3
Jumlah Ruang SMP Tara Salvia
No Ruang Jumlah Kondisi
1 Ruang Teori/kelas 7 Baik
2 Laboratorium IPA 1 Baik
3 Perpustakaan 1 Baik
4 Ruang Guru 1 Baik
5 Ruang Manajemen 1 Baik
6 Ruang Rapat 1 Baik
7 Ruang Osis 1 Baik
8 Ruang UKS 1 Baik
9 Ruang Stook Room 1 Baik
10 Ruang Pantry 1 Baik
11 Ruang Aula 1 Baik
42
12 Ruang OB 1 Baik
13 Kamar Mandi/WC Guru 2 Baik
14 Kamar Mandi/WC Murid 4 Baik
15 Gudang 1 Baik
16 Ruang Studio Musik 1 Baik
17 Kantin 1 Baik
18 Tempat Wudhu 1 Baik
19 Share Area 1 Baik
20 Lapangan futsal dan lapangan baset 1 Baik
(Hasil Observasi Penulis)
b. Sumber Belajar
1) Sarana Sumber Belajar
Perpustakaan merupakan pusat sumber ilmu yang utama, maka di
perpustakaan SMP Tara Salvia dilengkapi dengan berbagai buku sumber,
meliputi :
a) Buku Mata Pelajaran
b) Buku pengetahuan dan wawasan
c) Novel Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
d) Buku cerita
e) Buku inspiratif
f) Buku tentang kesenian dan kebudayaan
43
g) Buku tentang tokoh
h) Koran/surat kabar
i) Majalah
2) Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang tersedia meliputi :
a) Perpustakaan lengkap, serta multimedia.
b) CD pembelajaran berada di perpustakaan.
c) LCD proyektor tersedia
d) Laptop Membawa masing-masing dan tersedia akses internet untuk
menunjang proses pembelajaraan.
B. Pembahasan
1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Umum pada
Siswa Kelas IX SMP Tara Salvia
SMP Tara Salvia adalah sekolah Indonesia yang mengaplikasikan
Standar Isi Nasional ditambah dengan pengayaan kurikulum khas Tara Salvia.
Proses pengembangan kurikulum ini dilakukan berdasarkan referensi yang bisa
dipertanggung jawabkan. Kurikulum didesain dengan memperhatikan
keseimbangan antara keterampilan sosial, emosional, akademik serta
perkembangan usia siswa.4
Beberapa program pengayaan seperti program matematika dan bahasa
dimaksudkan untuk memaksimalkan potensi siswa karena kedua mata pelajaran
ini memerlukan latihan yang lebih banyak dibandingkan dengan mata pelajaran
4 http://tarasalviaedu.or.id/smp (diakses pada hari 11Desember 2017, pukul 13.05)
44
lainnya. Di samping itu, ke dua mata pelajaran ini merupakan dasar bagi
pengembangan wawasan di bidang keilmuwan yang ada.
Beberapa program didesain dengan maksud untuk
mengembangkan potensi akademik, sosial dan emosional serta fisik siswa.
Ketika kita mengajar anak, mendidik anak itu mengembangkan seluruh
aspek yang ada dalam diri mereka, mulai dari aspek intelektual, sosial
emosional, fisik, dan spiritual itu memayungi seluruhnya.5 Dalam belajarnya,
beberapa siswa mengalami kendala dikarenakan adanya hambatan dalam
mengikuti proses belajarnya, atau di lain pihak, siswa memiliki kemampuan
yang jauh melebihi standar yang ditetapkan. Dengan dasar pemikiran tersebut
sekolah memiliki beberapa program yang memungkinkan dapat menjawab
permasalahan sekaligus tantangan bagi para siswa.
(Sumber: http://tarasalviaedu.or.id/smp)
a. Keterampilan Belajar dan Pengembangan Self Esteem
Sikap belajar yang positif perlu dikembangkan oleh siswa untuk
mendukung program akademik. Oleh sebab itu program keterampilan belajar
yang meliputi cara belajar, mencatat atau membuat agenda diharapkan mampu
membantu mereka mengembangkan keterampilan akademiknya. Rasa percaya
5 Berdasarkan wawancara dengan Afriki, Kepala SMP Tara Salvia, Tangerang Selatan,
Jum’at, 12 Januari 2018
45
diri, kemandirian dan kemampuan memecahkan masalah juga sangat penting
untuk siswa SMP dalam belajarnya. Program ini masuk ke dalam muatan lokal
yang sengaja dipilih dan dikembangkan untuk membantu siswa menjalani
pengalaman belajarnya agar hasilnya lebih baik lagi. Program tutorial
merupakan bagian dari program ini. 6
“Seorang tutor dipersiapkan untuk berdiskusi dengan sekitar 10 siswa
yang menjadi tanggung jawabnya untuk mendiskusikan banyak hal yang
berhubungan dengan pengembangan diri pada hari jum’at pak”.7 Ajang tutorial
ini juga dapat digunakan untuk mendiskusikan isu-isu yang terjadi di sekolah
atau isu umum yang perlu mereka sikapi dengan positif sekaligus mencari solusi
apabila dibutuhkan.
b. Pendidikan Karakter
Di SMP, pendidikan karakter siswa sangat penting dan merupakan
pendidikan yang memayungi semua aspek Pendidikan. Empat karakter yang
akan diperkuat di SMP adalah Sikap positif (positive attitude), respek (respect),
tanggung jawab (responsibility), dan disiplin diri (self-discipline). 8
Keempat aspek pendidikan karakter ini dikembangkan lewat
pembiasaan sehari-hari, terintegrasi di setiap mata pelajaran dan diingatkan
terus menerus oleh wali kelas. Wali kelas akan membicarakan tentang karakter
ini setiap minggu di sesi refleksi.
c. Program Matematika – Klinik Matematika
Klinik matematika terbuka bagi siswa yang mengalami masalah dalam
mengikuti pelajaran matematika bukan karena kurang terampilnya berhitung
atau tidak menguasai strategi atau kurang pahamnya terhadap suatu konsep,
melainkan karena adanya masalah psikologis yang menyebabkan timbulnya
permasalahan dalam belajar matematika. Para siswa yang akan ditangani di
6 http://tarasalviaedu.or.id/smp (diakses pada hari 11Desember 2017, pukul 13.05) 7 Berdasarkan wawancara dengan Olis Meilawati, guru mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam, Rabu, 12 oktober 2018 8 http://tarasalviaedu.or.id/smp (diakses pada hari 11Desember 2017, pukul 13.05)
46
klinik ini adalah mereka yang nilainya biasanya cukup baik namun mengalami
kendala dalam proses belajarnya. Mengingat masalah psikologis yang
dialaminya, program dapat berjalan sampai 6 bulan. 9
d. Program Remedial
Program remedial ditujukan bagi para siswa yang belum mencapai
ketuntasan dalam belajarnya karena beberapa faktor. Filosofi dari program ini
adalah: 10
1) Setiap anak dapat belajar
2) Setiap anak belajar dengan cara yang berbeda dan kecepatan yang
berbeda pula
3) Kondisi belajar yang sesuai akan memberikan pengaruh positif
Faktor-faktor yang mempengaruhi belum tuntasnya anak dalam
belajar adalah
1) Penguasaan strategi dalam pemecahan masalah
2) Keterampilan pemahaman bacaan
Program remedial bukan suatu program yang semata-mata bertujuan
agar siswa mendapatkan nilai yang baik setelah diberikan program, namun
tujuan utama program adalah siswa dapat memahami materi yang diberikan
dengan baik.
Program remedial dilakukan lewat beberapa tahapan seperti yang
digambarkan lewat diagram berikut:
9 Ibid 10 http://tarasalviaedu.or.id/smp (diakses pada hari 11Desember 2017, pukul 13.05)
47
(Sumber: http://tarasalviaedu.or.id/smp)
e. Program Pengembangan Keterampilan Kepemimpinan
Perubahan secara fisik, emosi dan intelektual serta harapan yang
besar dari orang sekitar terhadap siswa SMP untuk lebih memiliki tanggung
jawab dalam belajarnya mendorong para siswa untuk memiliki bekal
keterampilan dalam memahami situasi. Keterampilan dalam mengolah
emosi sangat dibutuhkan dan kesempatan dalam memperoleh pengalaman
yang beragam dalam kehidupannya diharapkan dapat membantu mereka
mengalami masa transisi. 11
Keterampilan kepemimpinan diharapkan dapat membantu para
siswa menjalani kehidupan masa remajanya dan di SMP kegiatan-kegiatan
yang menuntut keterampilan tersebut didesain secara hati-hati oleh sekolah
sehingga setiap siswa memiliki esempatan untuk mengembangkan
keterampilannya tersebut.
OSIS atau Organisasi Siswa Intra Sekolah merupakan salah satu
wadah bagi para siswa untuk mengembangkan keterampilan
kepemimpinan. OSIS memiliki tanggung jawab untuk membantu
menyuarakan semangat belajar Sekolah, mendiskusikan dan mencari solusi
dari permasalahan yang muncul diantara siswa, membantu siswa baru untuk
dapat mengenal kehidupan Tara Salvia, membantu pencarian dana untuk
11 http://tarasalviaedu.or.id/smp (diakses pada hari 11Desember 2017, pukul 13.05)
48
kegiatan sosial dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan kepentingan
siswa.
Seluruh siswa kelas 7 dan 8 memiliki kesempatan untuk mengikuti
latihan kepemimpinan dengan berpartisipasi dalam program expedisi ke
suatu tempat yang akan ditentukan sesuai kebutuhan. Siswa akan berada di
suatu tempat selama 1 minggu untuk mendapatkan latihan kepemimpinan
dasar.
f. Community Service
Salah satu kegiatan program pendidikan karakter adalah Community
Service, yaitu suatu kegiatan bagi siswa untuk terjun langsung ke
masyarakat (internal maupun eksternal sekolah) untuk melakukan kegiatan-
kegiatan yang sifatnya sosial. Kegiatan tersebut dapat berupa membacakan
buku untuk anak-anak sekolah di sekitar, membantu di kantin sekolah,
membantu adik kelas membaca, atau pergi ke panti asuhan, panti jompo atau
tempat lainnya yang memerlukan bantuan. 12
Terlebih dahulu sekolah dan para siswa mencari tempat, lembaga
atau kondisi-kondisi yang membutuhkan bantuan para siswa (sesuai
kemampuan) untuk kemudian didesain rencana programnya. Setiap siswa,
mulai dari kelas 7-8 diwajibkan mengikuti kegiatan ini setiap tahun dengan
masing-masing 20 hari dalam 1 semester.
Mata Pelajaran di SMP Tara salvia meliputi:13
1) Pendidikan Agama
Pendidikan agama di SMP diharapkan dapat membantu siswa-siswa
memahami betapa pentingnya agama sebagai landasan hidup. Kajian kitab
suci yang dikoneksikan dengan kondisi lingkungan dan kejadian sehari-hari
diharapkan dapat membantu siswa dalam memaknai agama. Untuk agama
12 http://tarasalviaedu.or.id/smp (diakses pada hari 11Desember 2017, pukul 13.05) 13 Ibid
49
Islam, Iqra dijadikan sebagai kegiatan ekstra kurikuler yang dapat dipilih
siswa.
Tujuan pendidikan agama di SMP adalah menumbuh kembangkan
akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik
tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus
berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada sang pencipta.
2) Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki tujuan sebagai berikut :
Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan
bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, serta antikorupsi, berkembang secara positif dan demokratis
untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia
agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya, berinteraksi
dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau
tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
3) llmu Pengetahuan Sosial
Lewat pembelajaran ilmu-ilmu sosial, diharapkan siswa dapat
mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya, memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis,
rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam
kehidupan sosial, memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai
sosial dan kemanusiaan, memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama
dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,
nasional, dan global.
50
4) Bahasa Indonesia
Lewat pelajaran Bahasa Indonesia, siswa SMP diharapkan dapat
lebih mengembangkan kemampuan berkomunikasi mereka, berkomunikasi
secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan
maupun tulis, menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, memahami bahasa Indonesia
dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan,
Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial, menikmati dan
memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi
pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa,
menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya
dan intelektual manusia Indonesia.
5) Bahasa Inggris
Reading workshop dan writing workshop merupakan kegiatan
lanjutan dari apa yang sudah dilakukan di SD. Penggunaan novel sederhana
akan diberikan dalam kegiatan reading workshop Novel-novel sederhana
diharapkan dapat meningkatkan apresiasi siswa terhadap karya tulis.
Penguatan tata bahasa untuk bahasa Inggris diterapkan lewat
kegiatan agar siswa mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
tersebut dengan baik.
Tujuan dari pembelajaran Bahasa Inggris adalah agar siswa dapat
mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulis
untuk mencapai tingkat literasi functional, memiliki kesadaran tentang
hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing
bangsa dalam masyarakat global, mengembangkan pemahaman peserta
didik tentang keterkaitan antara bahasa dengan budaya.
51
Di akhir masa belajarnya di Tara Salvia, para siswa diharapkan dapat
menghasilkan karya tulis dalam bahasa Inggris dan dapat
mempresentasikannya di hadapan forum.
Reading log, yang merupakan media untuk membantu siswa dalam
mengembangkan keterampilan membaca, lebih dikembangkan lagi di SMP.
Keterampilan membaca merupakan keterampilan yang sangat penting
mengingat keterampilan ini sangat mempengaruhi penguasaan materi
terhadap bahan bacaan.
6) Mandarin, Bahasa Asing Selain Bahasa Inggris
Bahasa Mandarin, yang merupakan bahasa asing yang dipelajari
selain bahasa Inggris merupakan pelajaran yang sifatnya pengenalan
sehingga diharapkan siswa mampu berkomunikasi secara sederhana.
Bahasa Mandarin merupakan bahasa yang digunakan oleh sekitar 1 milyar
penduduk dan memiliki kemungkinan untuk digunakan sebagai bahasa yang
digunakan dalam perdagangan internasional. Mengingat belajar bahasa ini
cukup menjadi tantangan bagi siswa, diharapkan siswa memiliki semangat,
motivasi dan keinginan yang besar untuk memfokuskan diri dalam
mempelajari bahasa ini.
7) Matematika
Matematika di SMP bertujuan lebih memperdalam lagi kemahiran
matematika (math profeciencies) lewat kegiatan-kegiatan pemecahan
masalah yang membutuhkan analisa dan pemikiran kritis siswa. Guru
banyak memberikan kegiatan eksplorasi dan siswa diberi kesempatan untuk
mengaplikasikan strategi yang dimilikinya.
Keterampilan logical reasoning, problem solving dan abstract
thinking dikembangkan melalui kegiatan yang menantang.
52
Di SMP, diharapkan siswa dapat memahami konsep matematika,
menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau
algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan
masalah. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, memecahkan masalah
yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, memiliki sikap menghargai
kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu,
perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan
percaya diri dalam pemecahan masalah.
8) Ilmu Pengetahuan Alam
Pengembangan kompetensi IPA lewat kimia, biologi dan fisika
diharapkan dapat lebih berkembang lewat pembelajaran yang
mengembangkan inquiry skill siswa. Lewat penemuan-penemuan dalam
eksperimennya, siswa diberi kesempatan untuk mendapat jawaban dari apa
yang menjadi pertanyaannya selama ini. Kerja ilmiah merupakan sarana
bagi siswa dalam mengembangkan rasa ingin tahunya.
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SMP bertujuan meningkatkan
keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya, mengembangkan
pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat, melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan
kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi,
53
meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga,
dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam, meningkatkan
kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah
satu ciptaan Tuhan, meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan
IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
9) Seni
Program seni terdiri dari tiga program: visual art, drama dan musik.
Visual art mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam
menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak,
dan sebagainya. Hasil karya siswa akan dipamerkan sebulan sekali di tempat
terbuka.
Seni musik mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal,
memainkan alat musik, apresiasi karya musik. Seni teater mencakup
keterampilan olah tubuh, olah pikir, dan olah suara yang pementasannya
memadukan unsur seni musik, seni tari dan seni peran.
10) IT
Program IT atau Informasi Teknologi merupakan program dimana
siswa diminta untuk membawa laptop sendiri dan belajar beberapa program
yang memang akan sangat bermanfaat dalam membuat laporan, art design,
presentasi yang dapat menunjang pelajaran dengan menggunakan beberapa
format yang berbeda. Media ini pun dapat menjadi ajang untuk
mengekspresikan diri mereka. Dalam mata pelajaran ini siswa diajak untuk
belajar memutuskan informasi mana yang patut mereka miliki.
54
2. Integrasi Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Umum pada siswa
kelas IX SMP Tara Salvia
a. Model Pembelajaran Terpadu di SMP Tara salvia
Belajar itu pada hakikatnya untuk berkarya, dan setiap manusia tidak
bisa dibangun hanya dengan satu cabang atau bidang ilmu saja. Seorang
sarjana ekonomi yang akan berbisnis, dia tidak bisa melakukan bisnis hanya
dengan satu cabang ilmu ekonomi, tapi dia juga perlu memahami sosiologi,
matematika, dan bahkan akhlak mulia.14
Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas), disebutkan:
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkahlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggungjawab.15
Kalimat-kalimat di atas menekankan pada integritas dan sinergi
pendidikan, yaitu terbentuknya watak dan karakter dan peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Kalimat
tersebut biasanya, dalam praktik pendidikan di sekolah-sekolah sangat erat
kaitannya dengan Pendidikan Agama.
Oleh karenanya, pengintegrasian Pendidikan Agama Islam dan
Pendidikan Umum di sekolah sangat berperan penting dan sangat
diperlukan untuk meningkatkan kualitas hasil belajar sebagai salah satu
14 Dede Rosyada, Madrasah dan Profesionalisme Guru dalam Arus Dinamika Pendidikan
Islam di Era Otonomi Daerah, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2017), h. 336 15 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003, Bab II, Pasal 3,
(Pusat data dan Informasi Pendidikan, Balitbang-Depdiknas)
55
indikator keberhasilan pendidikan sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep merupakan pendekatan
pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan
pengalaman belajar yang bermakna bagi anak.16 Dengan demikian, siswa
diberikan kesempatan untuk memahami masalah yang kompleks yang ada
di lingkungan sekitarnya dengan pandangan yang utuh.
Berdasarkan wawancara penulis dengan kepala SMP Tara Salvia,
pembelajaran terpadu dan terintegrasi yang ada di Tara Salvia mengacu
pada 10 cara atau model pembelajaran terpadu dari Robin Fogarty.17
Kesepuluh cara atau model tersebut adalah: 1) fragmented; 2) connected; 3)
nested; 4) sequenced; 5) shared; 6) webbed; 7) threaded; 8) integrated; 9)
immersed; dan 10) networked. Akan tetapi yang digunakan di Tara Salvia
adalah model webbed.
Model pembelajaran laba-laba (webbed) merupakan model
pembelajaran terpadu dengan menggunakan pendekatan tematik.
Pengembangan pendekatan ini dimulai dengan menentukan tema. Tema
bisa ditetapkan dengan negosiasi antara guru dan siswa, tetapi dapat pula
dengan cara diskusi sesama guru. Setelah tema disepakati dan subtemanya
dikembangkan dengan memerhatikan kaitannya dengan bidang-bidang
studi, selanjutnya dari subtema ini dikembangkan aktifitas yang harus
dilakukan siswa.18
16 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2015), h. 119 17 Hasil wawancara dengan Afriki (Kepala SMP Tara Salvia) pada hari jum’at, 12 Januari
2018 18 Abdul Majid, op. cit., h. 121-122
56
(Sumber: Strategi Pembelajaran Karya Abdul Majid, (2015))
Manfaat penggunaan pembelajaran terpadu model ini adalah sebagai
berikut:19
1) Mengangkat realita sehari-hari dalam kegiatan pembelajaran dapat
meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran;
2) Realita sehari-hari tersebut antara lain: berkebun, membersihkan
rumah, belanja Bersama ibu di pasar, pengalaman di posyandu,
memancing di sungai, dan bermain dingdong;
3) Semua realita sehari-hari tidak berdiri sendiri dalam tatanan konsep-
konsep pada satu mata pelajaran;
4) Pengajaran terpadu model webbed merupakan wahana ideal untuk
mengangkat realita sehari-hari sebagai tema pengajaran;
5) Keterpaduan topik merupakan realita sehari-hari, pengalaman, dan
dunia siswa;
6) Pengajaran akan lebih bermakna kalua dimulai dari realita sehari-hari
sebagai pengalaman siswa.
19 Abdul Majid, op. cit., h.124
57
b. Prinsip Pembelajaran Terpadu di SMP Tara Salvia
Beberapa prinsip yang berkenaan dengan pembelajaran terpadu
adalah sebagai berikut:20
1) Pembelajaran terpadu memiliki satu tema yang aktual, dekat dunia
siswa, dan ada dalam kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi alat
pemersatu materi yang beragam dari beberapa mata pelajaran;
2) Pembelajaran terpadu perlu memilih materi beberapa mata
pelajaran yang mungkin saling terkait. Dengan demikian, materi-
materi yang dipilih dapat mengungkapkan tema secara bermakna.
Mungkin saja ada materi pengayaan horizontal dalam bentuk
contoh aplikasi yang tidak termuat dalam standar isi. Tetapi
penyajian materi pengayaan seperti ini perlu dibuat dengan
mengacu pada tujuan pembelajaran;
3) Pembelajaran terpadu tidak boleh bertentangan dengan tujuan
kurikulum yang berlaku, tetapi harus mendukung pencapaian
tujuan utuh terhadap kegiatan pembelajaran yang termuat dalam
kurikulum;
4) Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema selalu
mempertimbangkan karakteristik siswa seperti minat, kemampuan,
kebutuhan, dan pengetahuan;
5) Materi pelajaran yang dipadukan tidak terlalu dipaksakan. Artinya
materi yang tidak mungkin dipadukan tidak usah dipadukan.
Sedangkan prinsip pembelajaran terpadu yang ada di Tara salvia
berdasarkan pengamatan penulis selama menjalani Praktek Profesi
Keguruan Terpadu (PPKT) selama kurang lebih 3 bulan mendapati
beberapa hal, sebagai berikut:
20 Abdul Majid, op. cit., h. 120
58
1) Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, guru sekedar membantu
menyediakan sarana dan situasi agar proses kontruksi siswa
berjalan lancar.
2) Pembelajaran terpadu memiliki tema yang aktual, dekat dengan
siswa, dan ada dalam kehidupan sehari-hari sebagai alat pemersatu
materi yang beragam dari beberapa mata pelajaran.
3) Pembelajaran terpadu dirancang sebagai program untuk
merealisasikan visi misi sekolah.
4) Materi pelajaran yang tidak dapat diintegrasikan tidak terlalu
dipaksakan, artinya materi tersebut berjalan sendiri tanpa
diintegrasikan.
c. Teknik Penerapan Pembelajaran Terpadu di Tara Salvia
SMP Tara Salvia sebagai salah satu lembaga pendidikan yang ada di
Indonesia menerapkan pendidikan terpadu dan terintegrasi antara
Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Umum. Proses integrasi
Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Umum dapat dilihat dari berbagai
macam aspek, diantaranya sebagai berikut:
1) Keunikan Sekolah
Setiap sekolah mempunyai keunikan-keunikan tersendiri, baik
dalam sarana dan pra-sarana yang disajikan, metode pembelajaran,
peraturan maupun yang lainnya, karena pada dasarnya setiap sekolah ingin
berbeda dengan sekolah lain, dan keunikan-keunikan tersebut yang
membuat masyarakat tertarik.
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan ada beberapa keunikan
yang ada di SMP Tara Salvia, diantara sebagai berikut:
59
a) Penataan meja dan kursi dibuat berkelompok, tidak sendiri-sendiri
sebagaimana umumnya.
b) Menitikberatkan pada praktik dan refleksi di setiap pelajaran.
c) Kegiatan belajar dan mengajar tanpa menggunakan seragam-seragam
resmi.
60
d) Tidak ada perbedaan antara peserta didik yang normal dan yang
bekebutuhan khusus.
2) Sistem Pengajaran SMP Tara Salvia
Sebagaimana wawancara penulis dengan Kepala SMP Tara Salvia,
pembelajaran di SMP Tara Salvia tidak membeda-bedakan antara
Pendidikan Agama dan Pendidikan Umum:
“Seluruh mata pelajaran di Tara Salvia itu kita upayakan tematik
terpadu dan terintegrasi, termasuk Pendidikan Agama Islam di
dalamnya. Jadi, ketika kita merancang kurikulum dan program
mengupayakan semaksimal mungkin, menganalisis terhadap
seluruh kempetensi dasar dan memilah-milah mana KD-KD dari
agama Islam yang bisa diintegrasikan dengan seluruh mata pelajaran
dengan tema yang ada, sehingga pelajaran agama lebih bermakna,
lebih kontekstual”.21
Teknis pembelajaran tematik terpadu dan terintegrasi di Tara Salvia
sebagai berikut:22
a) Guru menyiapkan kertas plano
b) Guru menyiapkan lembar KD-KD setiap pelajaran kemudian
disusun dan dibagi berapa pekan efektif dalam 1 semester.
c) KD-KD disusun secara urutan konsep, tapi apabila konsep tidak
berurutan itu akan lebih baik dan guru lebih bebas dalam
mengeksplorasinya.
d) Kemudian KD-KD digunting sesuai mata pelajaran, dari situ guru
bisa menentukan tema yang cocok dari unit atau tema itu.
e) Dari tema itulah sumatif disusun.
21 Berdasarkan wawancara dengan Afriki, Kepala SMP Tara Salvia, Tangerang Selatan,
Jum’at, 12 Januari 2018 22 Berdasarkan wawancara dengan Al Farani, Koordinator Senior SMP di SMP Tara Salvia,
Tangerang Selatan, Jum’at, 12 Januari 2018
61
Tabel 4.4
Pemetaan Kelas 9 2017-2018
TEMA 1 (Menuju Sukses)
3.1
Memahami Q.S az-Zumar 53, Q.S an-Najm39-42. Q.S al-
Imran 159 tentang optimis, ikhtiar dan tawakal serta hadits
terkait
4.11 Membaca Q.S az-Zumar 53, Q.S an-Najm39-42. Q.S al-
Imran 159 dengan tartil
4.1.2 Menunjukkan hafalan Q.S az-Zumar 53, Q.S an-Najm39-42.
Q.S al- Imran 159 dengan lancar
4.1.3
Menyajikan keterkaitan optimis, ikhtiar dan tawakal dengan
pesan Q.S az-Zumar 53, Q.S an-Najm39-42. Q.S al- Imran
159
3.4
Memahami makna iman kepada qadha dan qadar berdasarkan
pengamatan terhadap dirinya, alam sekitar dan makhluk
ciptaannya.
4.4 Menyajikan dalil naqli tentan qadha dan qadar
3.8 Memahami ketentuan zakat
4.8 Mempraktikan ketentuan zakat
3.9 Memahami ketentuan haji dan umrah
4.9 Mempraktikkan manasik haji
3.10 Memahami ketentuan penyembelihan hewan dalam Islam
4.10 Memperagakan tat acara penyembelihan hewan
3.11 Memahami ketentuan qurban dan akikah
4.11 Menjalankan pelaksanaan ibadah qurban dan akikah
TEMA 2 (Hidup itu Pilihan)
3.2 Memahami Q.S al-Hujurat 13 tentang toleransi dan
menghargai pendapat
4.2.1 Membaca Q.S al-Hujurat 13 dengan tartil
62
4.2.2 Menunjukkan hafalan Q.S al-Hujurat 13
4.2.3 Menyajikan keterkaitan toleransi dan menghargai perbedaan
dengan pesan Q.S al-Hujurat 13
TEMA 3 (Hidup Bermanfaat)
3.3
Memahami makna iman kepada hari akhir berdasarkan
pengalaman, pengamatan terhadap dirinya, alam sekitar dan
makhluk ciptaanNya.
4.3 Menyajikan dalil naqli yang menjelaskan gambaran kejadian
hari akhir
TEMA 4 (JEJAK-JEKA PERUBAHAN)
3.1.2 Memahami sejarah perkembangan Islam di Nusantara
4.1.2 Menyajikan rangkain sejarah perkembangan Islam di
Nusantara
3.1.3 Memahami tradisi Islam Nusantara
4.1.3 Menyajikan sejarah dan tradisi Islam Nusantara
PT= Refleksi “Bagaimana mengembangkan Islam?”
(Hasil Observasi Penulis)
Untuk dapat menyajikan dan menyampaikan materi pengetahuan
atau bidang studi yang tepat, guru juga dituntut menguasai strategi dan
metode mengajar dengan baik. Kecermatan guru sangat diperlukan dalam
mengobservasi perilaku anak yang secara spontan tampak dihubungkan
dengan tujuan-tujuan pembelajaran dan jelas pula apa yang tidak dapat
dilakukan anak, sehingga peranan guru dalam pembelajaran terpadu dan
terintegrasi akan lebih mudah.
Sebagai contoh, di kelas 9 materinya KD nya memahami sejarah
perkembangan Islam di Nusantara dan berkaitan erat dengan Walisongo.
Karena Walisongo ini nilai-nilainya berkaitan dengan pengembangan diri
dan dari IPS nya adalah jejak-jejak perubahan. Di Agama itu sejarah
kebudayaan Islam dan ternayata hanya sejarah perkembangan Walisongo
63
nanti akan dihubungkan dengan penyebaran Islam sekarang itu bagaimana?
Ketika Walisongo bagaimana? Dan penyebaran Islam sekarang bagaimana?
Ketika guru memberikan materi walisongo, siswa tidak hanya
mengetahui walisongo namanya siapa ya? Tapi lebih kepada apa nilai-nilai
yang dapat dipelajari dari walisongo ini dan kita sebagai manusia yang
hidup dimasa sekarang apa yang bisa kita contoh dari beliau? Ini nanti
dikaitkan dengan tema yang sudah ditentukan di awal yaitu jejak-jejak
perubahan. Jadi anak-anak terinspirasi dari kisah yang dipelajari.
Dari pelajaran walisongo tersebut nantinya anak-anak akan
memperoleh manfaat yan nantinya akan dituangkan ke roud map. Diantara
manfaat mempelajari walisongo yaitu: mengajarkan tentang Islam yang
dalam penyampaiannya dengan keramahan dan bijaksana; semangat
berdakwah yang tinggi; mengajarkan sikap bersatu, rukun, dan bersama-
sama mempertahankan negara Indonesia dari ancaman luar maupun dalam
negeri.
Kemudian, di materi Walisongo itu ada produk akhir dan
diintegrasikan dengan mata pelajaran TIK yaitu anak akan membuat roud
map dari jejak perubahan penyebaran Islam. Ketika mereka belajar TIK,
pelajaran yang akan diberikan guru adalah bagaimana cara membuat roud
map yang sudah mereka dapatkan di pelajaran Pendidikan Agama Islam.
d. Kendala dan Solusi Penerapan Pembelajaran Terpadu di SMP
Tara Salvia
Integrasi Pendidikan Agama Islam dan mata pelajaran umum pada
dasarnya merupakan upaya untuk memadukan antara Pendidikan Agama
Islam dan mata pelajaran umum dalam rangka meningkatkan kualitas
pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan hasil yang akan dicapai oleh
peserta didik.
64
Dengan cara ini maka diharapkan Pendidikan Agama Islam tidak
hanya sekedar wahana transfer pengetahuan keagamaan semata, tetapi juga
penanaman nilai-nilai keislaman yang nantinya mampu diterapkan oleh
peserta didik dalam kehidupan bermasyarakat sebagai seorang muslim yang
mampu berperan dalam menyelesaikan problem umat maupun bangsa.23
Hasil dari Integrasi Pendidikan Agama Islam dan mata pelajaran
umum di SMP Tara Salvia berdasarkan hasil wawancara penulis dengan
kepala sekolah diharapkan anak tidak hanya cerdas intelektual saja, tapi
sosial emosional pada diri peserta didik berkembang dengan baik, fisik
mereka sehat, kemudian spiritual bagus, sehingga mereka menjadi pibadi
yang utuh.
Namun kenyataan pelaksanaan di lapangan masih ditemukan adanya
halangan atau kendala yang dihadapi dalam proses integrasi tersebut.
Diantara kendala yang dialami guru dalam mengintegrasikan Pendidikan
Agama Islam dan Mata Pelajaran Umum di SMP Tara Salvia adalah sebagai
berikut:
Pertama, sistem, strategi dan metode yang diterapkan dalam proses
Pendidikan dan pembelajaran agama Islam masih belum seluruhnya
mengintegrasikan seluruh mata pelajaran. Tidak semua pelajaran agama
bisa diintegrasikan ke mata pelajaran lain seperti: dunia akhirat, surga,
neraka.
Langkah yang dilakukan guru agama ketika melihat KD itu tidak
bisa diintegrasikan ke pelajaran lain, maka guru mata pelajaran berdiskusi
dengan koordinator kurikulum supaya harapan dari sekolah tercapai,
kemudian visi misi sekolah juga tercapai. Apabila KD dalam agama Islam
memang tidak bisa untuk diintegrasikan dengan mata pelajaran umum,
langkah yang dilakukan guru adalah KD tersebut berjalan sendiri.
23 Dwi Priyanto, “Pemetaan Problematika Integrasi Pendidikan Agama Islam dengan Sains
dan Teknologi” , Jurnal Insania, Vol. 19 No. 2, 2014, h. 229-230
65
Kedua, Sumber Daya Manusia (SDM) dalam hal ini guru mengalami
kesulitan dalam mengembangkan Pendidikan terpadu dan terintegrasi.
Secara teori para guru mumpuni dalam bidang mata pelajarannya, akan
tetapi untuk aplikasi nya masih kurang dan harus banyak mendapatkan
arahan.
Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, sekolah
mengadakan pelatihan dan pendampingan secara rutin. Jadi setiap semester
diadakan pelatihan untuk seluruh guru, kemudian ketika di pertengahan
jalan membutuhkan pendampingan misalnya, maka kegiatan pelatihan dan
pendampingan akan diberikan untuk menyamakan standard an segala
macam. Penampingan ini dilakukan setiap hari, setiap saat, karena itu adalah
hal yang sangat penting selain ada pelatihan yang sangat umum.
66
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan judul “Integrasi Pendidikan
Agama Islam dan Mata Pelajaran Umum di SMP Tara Salvia” dapat
disimpulkan bahwa SMP Tara Salvia menerapkan pendidikan tematik
terpadu dan terintegrasi. Dengan pendekatan fenomonelogi yang penulis
lakukan yaitu dengan melihat fenomena atau realita yang ada di lapangan
kemudian mengacu kepada teori yang ada, integrasi tersebut dapat dilihat
dari:
Pertama, model integrasi yang digunakan mengacu kepada 10 cara
atau model pembelajaran terpadu dari Robin Fogarty. Kesepuluh cara atau
model tersebut adalah: 1) fragmented; 2) connected; 3) nested; 4)
sequenced; 5) shared; 6) webbed; 7) threaded; 8) integrated; 9) immersed;
dan 10) networked. Akan tetapi yang digunakan di Tara Salvia adalah model
webbed.
Model pembelajaran laba-laba (webbed) merupakan model
pembelajaran terpadu dengan menggunakan pendekatan tematik. Yaitu
mengaitkan materi pembelajaran pada penerapan kehidupan sehari-hari dan
situasi yang sedang terjadi. Dengan demikian, Pendidikan agama Islam
mampu menghadirkan suatu kontruksi wacana keagamaan yang kontekstual
dengan memperhatikan apa yang ada di lingkungan sekitar dengan tema
yang ada. Misalnya ketika di kelas 9 materinya memahami sejarah
perkembangan Islam di Nusantara, hal itu akan sangat berkaitan erat dengan
walisongo. Karena Walisongo ini nilai-nilainya berkaitan dengan
pengembangan diri dan dari IPS nya adalah jejak-jejak perubahan kemudian
di agama itu sejarah kebudayaan Islam. Maka sejarah perkembangan
Walisongo nanti akan dihubungkan dengan penyebaran Islam itu
bagaimana? Ketika Walisongo bagaimana? Dan penyebaran Islam sekarang
bagaimana? Ketika guru memberikan materi walisongo, siswa tidak hanya
67
mengetahui walisongo namanya siapa ya? Tapi lebih kepada apa nilai-nilai
yang dapat dipelajari dari walisongo ini dan kita sebagai manusia yang
hidup dimasa sekarang apa yang bisa kita contoh dari beliau? Ini nanti
dikaitkan dengan tema yang sudah ditentukan di awal yaitu jejak-jejak
perubahan. Jadi anak-anak terinspirasi dari kisah yang dipelajari.
Di materi Walisongo itu ada produk akhir dan diintegrasikan dengan
mata pelajaran TIK yaitu anak akan membuat roud map dari jejak
perubahan penyebaran Islam. Ketika mereka belajar TIK, pelajaran yang
akan diberikan guru adalah bagaimana cara membuat roud map yang sudah
mereka dapatkan di pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Kedua, Penerapan pembelajaran terpadu bisa dilihat dari berbagai
aspek, diantaranya: penataan meja dan kursi dibuat berkelompok, tidak
sendiri-sendiri sebagaimana umumnya; menitikberatkan pada praktik dan
refleksi; tidak ada perbedaan antara peserta didik yang normal dan
berkebutuhan khusus.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diharapkan dapat
memberikan sedikit sumbangan berupa pemikiran yang digunakan sebagai
usaha untuk meningkatkan kemampuan dalam bidang Pendidikan,
khusunya dalam integrasi Pendidikan Agama Islam dan mata pelajaran
umum. Adapun saran yang dapat penulis sumbangkan untuk meningkatkan
integrasi Pendidikan Agama Islam dan mata pelajaran umum di sekolah
antara lain:
1. Sekolah
a. Hendaknya pihak sekolah menyediakan buku penunjang yang
relevan tentang integrasi Pendidikan Agama Islam dan mata
pelajaran umum.
68
b. Hendaknya para dewan guru menjalin kerjasama baik antar sesama
guru maupun tokoh agama dalam pelaksanaan integrasi Pendidikan
agama dan mata pelajaran umum.
2. Pendidik
a. Hendaknya integrasi PAI dan mata pelajaran umum dipahami
sebagai penjabaran lebih lanjut dari silabus, dan komponen penting
yang pengembangannya harus dilakukan secara profesional, dan
bukan hanya sebagai formalitas saja.
b. Bagi guru agama jangan hanya berpuas diri dengan pengetahuan
agama saja, tetapi sharing dengan guru mata pelajaran umum serta
keterbukaan itu perlu dan harus. Bahwa agama tidak hanya tentang
akhirat atau hari akhir saja itu harus dibuang jauh-jauh, karena
agama mencakup keseluruhan ilmu yang ada di alam ini.
69
DAFTAR PUSATAKA
Abdullah, Amin, dkk. Islamic Studies: Dalam Paradigma Integrasi-Interkoneksi.
Yogyakarta: SUKA Press. 2007.
Adripen. Reintegrasi Mata Pelajaran PAI ke dalam Mata Pelajaran Umum. Ta’dib
Nomor 1. 11, 2008.
Afriki, Wawancara. Tangerang Selatan, Jum’at 12 Januari 2018.
Ahmad, Nur’aini. Pendidikan Islam Humanis. Tangsel: Onglom Books. 2017.
Al Farani. Wawancara. Tangerang Selatan, Jum’at 12 Januari 2018.
Al Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia.
2009.
Ali, Mohammad. Penelitian Kependidikan Prosedur Strategi. Bandung: Aksara,
1987.
Amin Abdullah, dkk, Islamic Studies, Dalam Paradigma Integrasi-
Interkoneksi. Yogyakarta: Suka Press. 2007.
Aminuddin, Luthfi Hadi. Integrasi Ilmu dan Agama: Studi Atas Paradigma
Integratif-Interkonektif UIN Sunan Kalijaga Yogjakarta. KODIFIKASIA
Jurnal Penelitian Keagamaan dan Sosial-Budaya Nomor 1. 4, 2010.
Arief, Armai. Reformasi Pendidikan Islam. Jakarta: CRSD Press, 2005.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rieneka Cipta, 2006.
Aripin, Syamsul. Modernisasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Unggulan. Tangsel: Onglam Books, 2017
Darajat, Zakiah. Kesehatan Mental. Jakarta: Gunung Agung. Cet. ke-23. 1996
Darwanti, Hanni. Wawancara. Tangerang Selatan, 12 Oktober 2016.
Dauly, Haidar Putra. Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di
Indonesia Edisi Revisi. Jakarta: Kencana Prenada Group. 2014
Fathoni, Muhammad Kholid. Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional
(Paradigma Baru). Jakarta: Departemen Agama RI. 2005
Hawi, Akmal. Kompetensi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2013.
70
http://tarasalviaedu.or.id/yayasan-tara-salvia.
Majid, Abdul dan Dian Andayani. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi.
Bandung: Remaja Rosdakarya. 2006.
Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2015.
Maksudin. Pengembangan Metodologi Pendidikan Agama Islam Pendekatan
Dialektik. Yogyakarta: Pustaka pelajar. 2015.
Meilawati, Olis. Wawancara. Tangerang Selatan, 12 Oktober 2016.
Moleong, Lexy J.. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2007.
Mustopa, Jaenal. “Konsep Pendidikan Islam Integralistik Menurut Muhammad
Abduh” Skripsi pada Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta: 2013. tidak dipublikasikan
Narbuka, Cholid dan Abu Ahmadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi
Aksara. 1999.
Nasekun, Muh.. “Integrasi Nilai-Nilai Agama Islam dalam Pembelajaran IPS
Sejarah di Kelas VIII MTs Ma’arif Wadas Kandangan Temanggung Tahun
Pelajaran 2014/2015”, Tesis pada Sekolah Pascasarjana IAIN Salatiga,
(Salatiga: 2015. tidak dipublikasikan.
Nata, Abuddin, dkk. Integrasi Ilmu Agama dan Ilmu Umum. Ciputat: UIN Jakarta
Press, Cet. I, 2003.
Nizar, Syamsul. Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta: Gaya Media
Pratama. 2001
Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. 2015
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 54 tahun 2013 tentang Standar
kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 58 tahun 2014 tentang
kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.
Ramayulis. Metodologi Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia, Cet. V, 2005.
71
Ramli, M. Integrasi Pendidikan Agama Islam ke Dalam Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam di Madrasah Tsanawiyah Negeri Mulawarman
Banjarmasin. Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan. 11, 2014.
Rosyada, Dede. Madrasah dan Profesionalisme Guru dalam Arus Dinamika
Pendidikan Islam di Era Otonomi Daerah. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2017.
Sabri, M, Alisuf. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2005.
Standar isi Pendidikan Agama Islam Sekolah Menangah Pertama (SMP),
PERMENDIKBUD No. 21 Tahun 2016.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. 2011.
Tim Prima Pena. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gitamedia Press. tt.
Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003, Bab II, Pasal
3, (Pusat data dan Informasi Pendidikan, Balitbang-Depdiknas)
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama : Afif Faizin
NIM : 1113011000043
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi : Integrasi Pendidikan Agama Islam dan Mata Pelajaran Umum
di SMP Tara Salvia
No Judul Buku No.
Footnote
Halaman
Skripsi
Paraf
Pembimbing
BAB I
1.
Syamsul Nizar, Dasar-Dasar
Pemikiran Pendidikan Islam,
(Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001),
h. 6
1
1
2.
Muhammad Kholid Fathoni,
Pendidikan Islam dan Pendidikan
Nasional (Paradigma Baru), (Jakarta:
Departemen Agama RI, 2005), h. 39
2
1
3.
Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional Nomor 20 tahun 2003, Bab
II, Pasal 3, (Pusat data dan Informasi
Pendidikan, Balitbang-Depdiknas)
3 2
4.
Zakiah Darajat, Kesehatan Mental,
cet-23 (Jakarta: Gunung Agung,
1996), h. 129-130
4 4
5.
Haidar Putra Dauly, Pendidikan Islam
dalam Sistem Pendidikan Nasional di
Indonesia Edisi Revisi, (Jakarta:
Kencana Prenada Group, 2014), h.144
5
4
6.
Adripen, “ Reintegrasi Mata Pelajaran
PAI ke dalam Mata Pelajaran
Umum”, Ta’dib Nomor 1 Vol. 11,
2008, h. 25
6 4
7.
Berdasarkan wawancara dengan
Hanni Darwanti, S.I.P, Wakil Kepala
Sekolah di SMP Tara Salvia,
Tangerang Selatan, Rabu, 12 oktober
2016
7
4
8.
Berdasarkan wawancara dengan Olis
Meilawati, S.H.I, Guru Pendidikan
Agama Islam di SMP Tara Salvia,
Tangerang Selatan, Rabu, 12 oktober
2016
8,9 5
BAB II
9.
Tim Prima Pena, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Gitamedia Press),
tt, h. 348
1 8
10.
Abuddin Nata, dkk, Integrasi Ilmu
Agama dan Ilmu Umum, (Ciputat:
UIN Jakarta Press, 2003), cet.1. h. 84-
87
2 9
11.
Al Qur’an dan Terjemahannya,
Jakarta: Departemen Agama Republik
Indonesia, 2009, h. 2
3 11
12
Nur’aini Ahmad, Pendidikan Islam
Humanis, (Tangsel: Onglom Books,
2017), h. 190
4 12
13
Luthfi Hadi Aminuddin, “ Integrasi
Ilmu dan Agama: Studi Atas
Paradigma Integratif-Interkonektif
UIN Sunan Kalijaga Yogjakarta”,
KODIFIKASIA Jurnal Penelitian
Keagamaan dan Sosial-Budaya
Nomor 1 Vol. 4, 2010, h. 188-189
5
14
14
Amin Abdullah, dkk, Islamic Studies:
Dalam Paradigma Integrasi-
Interkoneksi, (Yogyaakarta: SUKA
Press, 2007), h. 52
6
7
8
14
15
Maksudin, Pengembangan
Metodologi Pendidikan Agama Islam
Pendekatan Dialektik, (Yogyakarta:
Pustaka pelajar, 2015), cet. 1, h. 10
9
15
16
Abdul Majid dan Dian Andayani,
Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2006) cet. Ke-3, h. 130
10
14
15
17
15
17
17
18
17
M, Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu
Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2005), h. 111
11 16
18
Ramayulis, Metodologi Agama Islam,
(Jakarta: Kalam Mulia, 2005) Cet. V,
h. 20
12 16
19
Syamsul Aripin, Modernisasi
Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di Sekolah Unggulan, (Tangsel:
Onglam Books, 2017), h. 62
13 17
20
Akmal Hawi, Kompetensi Pendidikan
Agama Islam, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2013), h.21
16
19
18
20
21
Standar isi Pendidikan Agama Islam
Sekolah Menangah Pertama (SMP),
PERMENDIKBUD No. 21 Tahun
2016 , h.13
18
19
22
Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 54 tahun 2013
tentang Standar kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan menengah, h.1
20, 21 20
23
Undang-undang RI No. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional,
h. 23
22
21
24
Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 58 tahun 2014
tentang kurikulum 2013 Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah, h. 3-4
23, 24 21
25
Armai Arief, Reformasi Pendidikan
Islam, (Jakarta: CRSD Press: 2005),
h. 136-137
25 21
26
Jaenal Mustopa, “Konsep Pendidikan
Islam Integralistik Menurut
Muhammad Abduh”, Skripsi pada
Pendidikan Agama Islam UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta, (Jakarta: 2013),
h. 61, tidak dipublikasikan
26
23
27
Muh. Nasekun, “Integrasi Nilai-Nilai
Agama Islam dalam Pembelajaran
IPS Sejarah di Kelas VIII MTs
Ma’arif Wadas Kandangan
Temanggung Tahun Pelajaran
2014/2015”, Tesis pada Sekolah
Pascasarjana IAIN Salatiga, (Salatiga:
2015), h. vi, tidak dipublikasikan.
27
24
28
M. Ramli, dalam jurnalnya berjudul
“Integrasi Pendidikan Agama Islam
ke Dalam Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam di Madrasah
Tsanawiyah Negeri Mulawarman
Banjarmasin”, Ittihad Jurnal
Kopertais Wilayah XI Kalimantan,
Volume 11, 2014, h. 112
28 25
BAB III
29
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode
Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2011), h.60
1, 2, 3
27
30
Amin Abdullah, dkk, Islamic
Studies, Dalam Paradigma
Integrasi-Interkoneksi, (Yogyakarta:
Suka Press, 2007), h. 52
4 28
30
Mohammad Ali, Penelitian
Kependidikan Prosedur Strategi,
(Bandung: Aksara, 1987), h. 91
5 28
31
Cholid Narbuka dan Abu Ahmadi,
Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 1999), h. 83-85
6 29
32
Suharsimi Arikunto, Prosedur
penelitian Suatu Pendekatan
Praktik, (Jakarta: Rieneka Cipta,
2006), h. 158
7
29
33
Lexy J.Moleong, Metodologi
Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2007), h. 219
8
9
29
30
34
Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015
10, 11 30
BAB IV
35
http://tarasalviaedu.or.id/yayasan-
tara-salvia (diakses pada hari senin,
11 desember 2017,pukul 13.05)
1
2
3
4
6
8,9
10
11
12,13
34
35
36
43
44
45
46
47
48
36 Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional Nomor 20 tahun 2003, Bab 12 54
II, Pasal 3, (Pusat data dan Informasi
Pendidikan, Balitbang-Depdiknas)
37
Dede Rosyada, Madrasah dan
Profesionalisme Guru dalam Arus
Dinamika Pendidikan Islam di Era
Otonomi Daerah, (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2017), h. 336
16 53
38
wawancara dengan Afriki, Kepala
SMP Tara Salvia, Tangerang Selatan,
Jum’at, 12 Januari 2018
17
56
39
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2015), h. 120
14
16
17
56
57
58
40
wawancara dengan Al Farani,
Koordinator Senior SMP di SMP Tara
Salvia, Tangerang Selatan, Jum’at, 12
Januari 2018
18 58
Dokumentasi Penelitian
Wawancara dengan Narasumber
Dokumentasi Penelitian
Proses kegiatan belajar mengajar
Dokumentasi Penelitian
Dokumentasi Integrasi
Dokumentasi Penelitian
Dokumentasi Integrasi
i
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul “Integrasi Pendidikan Agama Islam dan Mata Pelajaran
Umum di SMP Tara Salvia” disusun oleh Afif Faizin, NIM 1113011000043,
Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan
dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang
munaqasah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Fakultas.
Jakarta, 05 Februari 2018
Yang mengesahkan,
Dosen Pembimbing
Wahdi Sayuti, MA
19760422 200701 1 012
iii
LEMBAR PENGESAHAN
iv
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
v
ABSTRAK
Afif Faizin (NIM: 1113011000043): Integrasi Pendidikan Agama Islam dan
Mata Pelajaran Umum di SMP Tara Salvia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui integrasi Pendidikan Agama
Islam (PAI) dan Mata Pelajaran Umum di SMP Tara Salvia. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, yaitu
untuk mengungkap fenomena dan realita. Pengumpulan data dilakukan dengan
mengadakan observasi (pengamatan), interview (wawancara) dan dokumentasi.
Analisi data dilakukan dengan melakukan pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model integrasi Pendidikan Agama
Islam dan Mata Pelajaran Umum di SMP Tara Salvia mengacu kepada 10 model
atau cara pembelajaran tematik terpadu terintegrasi dari Robin Fogarty, salah
satunya adalah model pembelajaran laba-laba (webbed). Model pembelajaran laba-
laba (webbed) merupakan model pembelajaran terpadu dengan menggunakan
pendekatan tematik. Yaitu mengaitkan materi pembelajaran pada penerapan
kehidupan sehari-hari dan situasi yang sedang terjadi. Dengan demikian,
Pendidikan Agama Islam mampu menghadirkan suatu kontruksi wacana
keagamaan yang kontekstual dengan memperhatikan apa yang ada di lingkungan
sekitar dengan tema yang ada.
Kata Kunci: Integrasi, Pendidikan Agama Islam, Mata Pelajaran Umum
vi
ABSTRACT
Afif Faizin (NIM: 1113011000043): Integration of Islamic Education Subject
Matter and General Subjects Mater at Tara Salvia Junior High School.
This research aims to determine the integration of Islamic Education subject
matter and General Subjects matter in Tara Salvia Junior High School. In this
research, used a qualitative method with phenomenological approach, namely to
uncover the phenomenon and reality. Data collected by conducting observation
(observation), interviews (interviews) and documentation. Data analysis was
conducted by data collection, data reduction, data presentation, and conclusion.
The results showed that the integration model of Islamic education and
General Subjects in the Junior Tara Salvia reference to 10 model or an integrated
thematic learning integrated manner of Robin Fogarty, one of which is a learning
model spiders (webbed).The learning model spiders (webbed) is an integrated
learning model using a thematic approach. That is linking learning materials to the
application of everyday life and the situation that is happening. Thus, Islamic
Religious Education is able to present a contextual religious discourse construction
with attention to what is in the environment with the theme.
Key Word: Integration, Islamic Education, General Subject matter
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt., Tuhan
semesta alam yang telah melimpahkan nikmat serta taufik dan hidayah-Nya kepada
penulis. Shalawat teriringkan salam senantiasa tersampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, sehingga penulis memiliki
kemampuan untuk menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Integrasi
Pendidikan Agama Islam dan Mata Pelajaran Umum di SMP Tara Salvia” dalam
rangka menyelesaikan Studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd) pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama
Islam di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan,
motivasi, arahan dan semangat dari berbagai pihak yang tidak ternilai harganya,
semoga bantuan dan dukungan tersebut menjadi amal ibadah disisi Allah swt.
Penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:
1. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A.
2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Prof. Dr. Ahmad Thib
Raya, MA
3. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam, Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag.
4. Wahdi Sayuti, MA, selaku Dosen Pembimbing skripsi, terimakasih atas segala
waktu, tenaga, ilmu, kesabaran, dan keikhlasannya dalam memberikan ilmu
serta bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
5. Orang tua tercinta, Bapak Maslikhin dan Ibu Mursidah serta adikku Luthfi
yang dengan segala perhatian, bimbingan, doa dan cinta kasih sayangnya
dalam mendidik dan mengasuh penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas
belajar dengan baik.
6. Bapak, ibu dosen yang telah memberikan ilmunya selama penulis mengikuti
perkuliahan, semoga ilmu yang diberikan dapat bermanfaat bagi kami.
7. Seluruh Guru dan Staff SMP Tara Salvia, Bapak Afriki, Ibu Meila, Ibu Rani,
Ibu Hanni, Pak Anggih, Pak Agus, Bu Kikis, Bu Desta, Bu Tuty, Bu Dian, Bu
Lina yang telah banyak membantu penulis.
viii
8. Ayahanda Hasniel dan Bunda Lies serta Crew Bait Al Hasan yang selama ini
berjuang dan menjalin silaturahim yang senantiasa memberikan motivasi
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Seluruh teman-teman Cabhe 2013 yang telah memberikan motivasi dan
bantuannya, khususnya sahabatku Ridwan dan Amala.
10. Para pengurus serta pembina Pondok Pesantreneur Tahfidzul Qur’an Al Amien
Ciater serta seluruh dewan asatidz dan asatidzah yang senantiasa memberikan
support kepada penulis.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan
bantuan dalam proses penyelesaian penulisan ini.
Hanya harapan dan doa, semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat
ganda kepada semua pihak yang telah berjasa dalam membantu penulis
menyelesaikan skripsi ini. Akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis
serahkan segalanya dalam mengharapkan keridhaan, semoga skripsi ini
bermanfaat bagi masyarakat umumnya dan bagi penulis khususnya serta anak
dan keturunan penulis kelak. Aamiin.
Jakarta, 05 Februari 2018
Penulis
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ........................................ i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ..................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
ABSTRACT .......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 6
D. Rumusan Masalah ...................................................................................... 6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................ 6
BAB II KAJIAN TEORI ..................................................................................... 8
A. Kajian Teori ................................................................................................ 8
1. Integrasi Ilmu dan Agama ..................................................................... 8
2. Pendidikan Agama Islam ..................................................................... 14
3. Pendidikan Umum ................................................................................ 21
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................. 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 27
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 27
B. Latar Penelitian ........................................................................................ 27
x
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ..................................... 29
E. Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................................ 31
F. Analisis Data ............................................................................................. 31
BAB IV HASIL PENELITIAN ......................................................................... 34
A. Kondisi Objektif Tempat Penelitian ...................................................... 34
1. Sejarah Singkat SMP Tara Salvia ..................................................... 34
2. Letak Geografis .................................................................................... 34
3. Visi, Misi dan Filosofi SMP Tara Salvia ............................................ 35
4. Keadaan Guru, Karyawan dan Peserta Didik ................................... 36
5. Sarana dan Prasarana .......................................................................... 41
B. Pembahasan .............................................................................................. 43
1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Umum
pada Siswa Kelas IX SMP Tara Salvia ...................................................... 43
2. Integrasi Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Umum pada
siswa kelas IX SMP Tara Salvia ................................................................. 54
BAB V KESIMPULAN ..................................................................................... 66
A. Kesimpulan ............................................................................................... 66
B. Saran ......................................................................................................... 67
DAFTAR PUSATAKA ....................................................................................... 69
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu faktor adanya keprihatinan terhadap kualitas pendidikan,
termasuk pendidikan di Indonesia adalah bentuk dan model pembelajaran
yang diterapkan dalam berbagai tingkat sekolah. Pembelajaran di sekolah
dari pengalaman penulis mengesankan bahwa siswa diposisikan hanya
sebagai objek dalam pembelajaran. Maka dari itu, proses pembelajaran
siswa terkesan mempunyai konsep 3 D (duduk, diam, dan dengar).
Pendidikan secara umum merupakan suatu proses pengubahan sikap
dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang (siswa) dalam usaha
mendewasakan peserta didik, melalui upaya pengajaran dan pelatihan, serta
proses, perbuatan, dan cara-cara mendidik.1 Sedangkan pendidikan agama
didefinisikan sebagai usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam
membantu siswa agar mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam.2
Pendidikan tidak hanya menjadikan orang sekedar mengenal atau
paham akan nilai-nilai kebaikan, melainkan sadar dan mengamalkan nilai-
nilai kehidupan tersebut dalam kehidupan sehari-hari sebagai karakter yang
positif atau kepribadian yang mulia.Dalam Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), disebutkan:
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkahlak
1 Syamsul Nizar, Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media
Pratama, 2001), h. 6 2 Muhammad Kholid Fathoni, Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional (Paradigma
Baru), (Jakarta: Departemen Agama RI, 2005), h. 39
2
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggungjawab.3
Kalimat-kalimat di atas menekankan pada integritas dan sinergi
pendidikan, yaitu terbentuknya watak dan karakter dan peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Kalimat
tersebut biasanya, dalam praktik pendidikan di sekolah-sekolah sangat erat
kaitannya dengan pendidikan agama.
Pendidikan agama di sekolah menurut Zakiah Darajat sangat penting
untuk pembinaan dan penyempurnaan pertumbuhan kepribadian anak didik
karena mempunyai aspek jiwa atau pembentukan kepribadian dengan
memberikan kesadaran dan pembiasaan melakukan perintah Tuhan dan
meninggalkan larangan-larangan-Nya, melakukan praktik ibadah, sopan
santun dalam pergaulan sesamanya sesuai dengan ajaran akhlak agamanya
akan menjadi bagian integral dari kepribadiannya ketika dewasa nanti dan
aspek-aspek pendidikan agama yang ditujukan kepada pikiran dan
kepercayaan.4
Pendidikan agama harus berjalan bersama dengan program
pendidikan non agama agar mempunyai relevansi terhadap perubahan di
masyarakat. Namun kenyataannya, praktik di lapangan masih ada dikotomi
antara pendidikan agama dan umum.
Pendidikan Agama Islam menjadi suatu mata pelajaran yang
keberadaannya terpisah dengan mata pelajaran yang lain. Umpamanya pada
berbagai jenjang dan jenis lembaga pendidikan umum mulai dari SD sampai
dengan Perguruan Tinggi, Pendidikan Agama Islam (PAI) menjadi
bahagian dari mata pelajaran atau bidang studi yang harus dipelajari oleh
setiap anak didik, sedangkan pada lembaga pendidikan agama seperti
3 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003, Bab II, Pasal 3,
(Pusat data dan Informasi Pendidikan, Balitbang-Depdiknas) 4 Zakiah Darajat, Kesehatan Mental, (Jakarta: Gunung Agung, 1996), cet. Ke-23 h. 129-
130
3
madrasah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dikembangkan
menjadi beberapa mata pelajaran yang terdiri dari: Aqidah dan Akhlak, al-
Qur’an, Hadits, Fiqh dan Sejarah Kebudayaan Islam. Namun keberadaanya
pada kedua jenis lembaga pendidikan baik lembaga pendidikan umum
maupun lembaga pendidikan keagamaan tetap menjadi mata pelajaran yang
terpisah, artinya ruang lingkup dari pendidikan agama dan mata pelajaran
agama hanya memfokuskan pada prinsip dan aspek-aspek keagamaan itu
sendiri yang bersumberkan pada al-Qur’an dan hadits tanpa mengkaitkan
dengan kajian-kajian keilmuan secara umum yang dipandang lebih bersifat
keduniaan, sebaliknya mata pelajaran umum seperti biologi, fisika,
ekonomi, dan sebagainya, dalam kajiannya juga memfokuskan teori-teori
ilmu pengetahuan yang bersumber dari rasio dan empiris sesuai dengan
bidang garapan dan kajiannya.
Fenomena pendidikan seperti ini menghasilkan kesan bahwa
pendidikan agama berjalan tanpa dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta terdominasi oleh masalah-masalah yang bersifat normatif, ritual, dan
doktrin tentang hari akhir. Sementara itu, pendidikan umum malah
sebaliknya, ia hadir tanpa sentuhan agama. Pola dikotomis yang
memisahkan antara ilmu-ilmu umum dan ilmu-ilmu agama seperti ini
adalah kenyataan yang terus ada dan berjalan sampai sekarang, dibanyak
masyarakat awam ataupun intelektual sekalipun.
Konferensi internasional tentang Pendidikan menggambarkan
bahwa telah berlangsung lama pemikiran dikotomis tersebut dikalangan
umat Islam. Ilmu-ilmu agama orientasinya keakhiran dan ilmu-ilmu umum
keduniaan. Pada ketika itu timbul pula pemikiran di sebagian umat Islam
bahwa ilmu yang perlu dipelajari oleh umat Islam itu hanyalah ilmu-ilmu
agama, sedangkan pengetahuan umum tidak diperlukan.5
5 Haidar Putra Dauly, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia
Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana Prenada Group, 2014), h.144
4
Dalam sudut pandang Islam, kedua bidang ilmu ini bukanlah
merupakan hal yang terpisah, karena kedua jenis ilmu sama-sama dari Allah
SWT. Artinya semua pengetahuan datangnya dari Allah, dimana sebahagian
diwahyukan kepada orang yang dipilih dan sebagian lain diperoleh manusia
dengan menggunakan indra, akal dan fikiran.6
Dari pengalaman Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) yang
penulis lakukan tahun 2016 dari bulan November sampai dengan bulan
desember, Pendidikan Agama Islam di SMP Tara Salvia terbilang berbeda
dengan sekolah-sekolah pada umumnya. Pendidikan Agama Islam yang
biasanya hanya ditekankan pada pengetahuan kognitif, dimana indikator
keberhasilannya anak bisa mengerjakan tugas serta soal-soal yang ada di
LKS (Lembar Kerja Siswa), SMP Tara salvia menerapkan sistem
pendidikan terpadu antara Pendidikan Agama Islam dan pendidikan umum
dalam konsep maupun penerapannya, yang diharapkan dapat terbentuk pola
fikir yang sesuai dengan ajaran Islam pada peserta didik serta dapat
mengaplikasikan nya dalam kehidupan sehari-hari.
SMP Tara Salvia yang menjadi objek penelitian ini merupakan
representasi dari sekolah yang merupakan bentuk partisipasi masyarakat
dalam rangka memperbaiki kualitas mutu pendidikan di Indonesia.
Berdirinya sekolah ini berangkat dari keprihatinan terhadap kualitas
pendidikan di Indonesia, terutama berkaitan dengan dekadensi moral yang
terjadi di negara ini.7 Oleh Karena itu, SMP Tara Salvia sangat
mengedapankan pendidikan agama sebagai pondasi.
Pendidikan Agama di SMP Tara Salvia tidak hanya mengacu pada
kurikulum nasional yang diterapkan oleh pemerintah, namun lebih untuk
mencapai apa yang telah mencapai visi, misi, dan tujuan sekolah itu sendiri.
Jadi selain dengan kurikulum dasar yang pada dasarnya ada di sekolah-
6 Adripen, “ Reintegrasi Mata Pelajaran PAI ke dalam Mata Pelajaran Umum”, Ta’dib
Nomor 1 Vol. 11, 2008, h. 25 7 Berdasarkan wawancara dengan Hanni Darwanti, Wakil Kepala Sekolah di SMP Tara
Salvia, Tangerang Selatan, Rabu, 12 oktober 2016
5
sekolah lainnya, sebagaimana kurikulum yang dibuat oleh pemerintah. SMP
Tara Salvia mempunyai kurikulum khusus yang tidak hanya fokus pada
prestasi akademik peserta didik, akan tetapi juga membantu meningkatkan
moral serta potensi yang ada pada peserta didik. Sehingga antara nilai
akademik dan nilai moral berjalan seimbang.8
Di SMP Tara Salvia, belajar bukan hanya mendengarkan, mencatat
sambil duduk di bangku kemudian mendapatkan tugas dari gurunya, akan
tetapi belajar adalah proses beraktifitas dan berbuat (learning by doing).
Dengan beraktifitas, siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai sejumlah
informasi dengan cara menghafal, akan tetapi bagaimana memperoleh
informasi secara mandiri dan kreatif melalui aktivitas mencari dan
menemukan. Melalui aktifitas itulah pengetahuan yang diperoleh akan lebih
bermakna sebab didapatkan melalui proses pengalaman belajar, bukan
sekedar hasil pemberitahuan dari gurunya saja.
Hasil wawancara peneliti ketika melaksanakan PPKT dengan guru
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP Tara Salvia,
pembelajaran PAI di SMP Tara Salvia tidak hanya sebatas mentransfer
ilmu, tapi juga ditekankan pada aplikasi pengalaman belajarnya, sehingga
menjadi kebiasaan. Hal itu diterapkan pada pergaulan sehari-hari di sekolah,
seperti membiasakan bersifat jujur, membuang sampah pada tempatnya,
sholat sunah dhuha dan sholat dzuhur berjamaah serta membiasakan
melestarikan lingkungan sekitar.9
Berdasarkan latarbelakang yang telah diuraikan di atas, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Integrasi Pendidikan
Agama Islam dan Mata Pelajaran Umum di SMP Tara Salvia”
8 Berdasarkan wawancara dengan Olis Meilawati, Guru Pendidikan Agama Islam di SMP
Tara Salvia, Tangerang Selatan, Rabu, 12 oktober 2016 9 Ibid
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dan
dari studi pendahuluan yang penulis lakukan maka dapat diidentifikasi
masalah penelitian sebagai berikut:
1. Belum ada konsep keterpaduan/integrasi Pendidikan Agama Islam dan
Pendidikan Umum.
2. Model integrasi Pendidikan Agama dan Pendidikan Umum belum
diperjelas merujuk kepada siapa dan bagaimana.
3. Strategi penerapan integrasi Pendidikan Agama dan Pendidikan Umum
belum teridentifikasi dengan jelas.
C. Pembatasan Masalah
Adapun Batasan masalah yang diteliti adalah:
1. Model integrasi Pendidikan Agama dan Pendidikan Umum yang
diterapkan di SMP Tara salvia
2. Implementasi integrasi Pendidikan Agama dan Pendidikan Umum di
SMP Tara Salvia
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah ini
adalah bagaimana model integrasi Pendidikan Agama dan mata pelajaran
umum serta penerapannya di Kelas IX SMP Tara Salvia.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian ini adalah:
a) Untuk mengetahui integrasi Pendidikan Agama Islam (PAI) dan
Mata Pelajaran Umum di SMP Tara Salvia
2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu:
7
a) Secara Teoritis
Secara teoritis manfaat penelitian ini adalah:
1) Dapat memberi kontribusi bagi penerapan pendidikan agama
Islam di sekolah
2) Memberikan sumbangan untuk memperkaya khazanah
keilmuan Islam, khususnya dalam bidang Integrasi Pendidikan
Agama Islam.
b) Secara Praktis
Secara praktis manfaat penelitian ini adalah:
1) Memberikan masukan konstruktif bagi lembaga-lembaga
Pendidikan, khususnya bagi SMP Tara Salvia dan umumnya
bagi sekolah-sekolah lainnya dalam meningkatkan
impelementasi pendidikan agama Islam.
2) Menjadi bahan rujukan dan pembanding untuk penelitian-
penelitian selanjutnya dalam bidang integrasi Pendidikan
Agama Islam.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Integrasi Ilmu dan Agama
a. Pengertian Integrasi
Secara etimologis, integrasi merupakan kata serapan dari bahasa
Inggris –integrate; integration- yang kemudian diadaptasi ke dalam bahasa
Indonesia menjadi integrasi yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) integrasi yaitu pembaruan hingga menjadi kesatuan yang utuh dan
bulat.1 Sehingga integrasi ilmu adalah pemaduan antara ilmu-ilmu yang
terpisah menjadi satu kepaduan ilmu, dalam hal ini penyatuan antara ilmu-
ilmu yang bercorak agama dengan ilmu-ilmu yang bersifat umum.
Integrasi ilmu agama dan ilmu umum ini adalah upaya untuk
meleburkan polarisme antara agama dan ilmu yang diakibatkan pola pikir
pengkutupan antara agama sebagai sumber kebenaran yang independen
dan ilmu sebagai sumber kebenaran yang independen pula.
Keterpaduan antara ilmu agama dan ilmu umum perlu mendapat
perhatian yang khusus terutama berkenaan dengan pendidikan agama
Islam. Hal tersebut untuk membina iman dan taqwa dengan penggalian
berbagai teori ilmu pengetahuan tidak cenderung diarahkan untuk
mencerdaskan anak didik semata. Akan tetapi diharapkan mampu
memadukan pendidikan agama dengan ilmu pengetahuan lainnya, yang
selanjutnya dihayati dan diamalkan dalam kehidupan.
Meninjau betapa urgennya kapasitas agama dalam kehidupan
manusia, maka sepatutnya agama dikembangkan sebagai basic nilai
pengembangan ilmu. Karena perkembangan ilmu yang tanpa dibarengi
dengan kemajuan nilai religinya, menyebabkan terjadinya gap/jurang
1 Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Gitamedia Press), tt, h. 348
9
akibat meninggalkan agama, ilmu-ilmu secara arogan mengeksploitasi
alam sehingga terjadi berbagai kerusakan ekosistem.
Beberapa hal yang memperlihatkan bahwa antara agama dan ilmu
pengetahuan saling membutuhkan, dan tidak bertentangan. Hal ini dapat
dikemukakan sebagai berikut:2
Pertama, agama menyuruh manusia berfikir, menggunakan alat
pikiran dan segenap potensi lainnya yang dimiliki sebagaimana tercermin
pada ayat-ayat al-Qur’an yang menggunakan istilah tatafakkarun,
tatadabbarun, tatazakkarun, ta’akkul, tafaquuh, intidzar, iqra, tafahhum,
tabassarun dan seterusnya. Istilah-istilah mengacu kepada keharusan
berfikir, merenungkan sesuatu yang tersirat, mengingat ciptaan Allah,
memeras akal pikiran, memahami agama, mengobservasi dan menemukan.
Perintah-perintah agama yang demikian dapat dijumpai prakteknya dalam
ilmu pengetahuan. Dengan kata lain kerja ilmu pengetahuan adalah
perintah agama.
Kedua, di dalam wahyu terdapat perintah Allah untuk
melaksanakan ibdah, mengolah alam dalam rangka pelaksanaan fungsi
sebagai khalifah di muka bumi, memcahkan berbagai masalah dalam
kehidupan lain sebagainya. Untuk dapat melaksanakan semua perintah
agama ini jelas membutuhkan agama. Dengan kata lain perintah
mengembangkan ilmu pengetahuan dalam Islam terintegrasi dengan
perintah melaksanakan ibadah dan lainya. Nabi Muhammad SAW dalam
haditsnya sebagaimana dikutip oleh Ibn Ruslan dalam kitab al-Zubad
mengatakan fakullu man bi ghairi ilmu ya’malu a’maluhu mardudatun la
tuqbalu (setiap orang yang melakukan perbuatan tanpa didukung oleh ilmu
pengetahuan, maka ibadahnya itu tidak akan diterima Tuhan).
2 Abuddin Nata, dkk, Integrasi Ilmu Agama dan Ilmu Umum, (Ciputat: UIN Jakarta Press,
2003), cet.1. h. 84-87
10
Ketiga, agama berisikan ajaran-ajaran tentang bersyukur dan
ibadah kepada Allah, berbuat salih dan hal-hal yang bermanfaat dan
berguna bagi kehidupan manusia. Agama juga menjelaskan bagaimana
seharusnya berusaha dan berbuat yang baik di dunia ini? Untuk apa hidup
ini? Dan kemana seharusnya aktifitas kita dipertanggungjawabkan? Ilmu
pengetahuan tidak dapat menjawab semua pertanyaan ini. Semua
pertanyaan ini hanya dijawab oleh agama. Di satu pihak ilmu pengetahuan
dan teknologi melalui teori yang dirumuskannya telah menawarkan
berbagai kemudahan-kemudahan bagi manusia, seperti kemudahan dalam
berkomunikasi, kemudahan mendapatkan makanan, minuman, pakaian,
kendaraan, dan berbagai kenikmatan lainnya. Namun ilmu pengetahuan
dan teknologi yang menawarkan berbagai kemudahan tersebut tidak tahu
tujuan apa yang harus dicapai dengan dengan semua itu. Dengan kata lain
ilmu pengetahuan telah menghasilkan kemajuan untuk mencapai
percepatan sampai pada tujuan. Namun ilmu pengetahuan itu tidak tahu
tujuan apa yang harus dicapai semua itu. Agamalah yang memberikan
landasan dana rah bagi penggunaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan
dan teknologi tersebut. Untuk ini tepat sekali ungkapan Albert Enstein
yang mengingatkan bahwa ilmu pengetauan tanpa agama adalah buta
(science without religion is blame).
Keempat, agama berfungsi membenarkan, melengkapi dan
mengoreksi terhadap berbagai temuan dalam bidang ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan bisa jadi sampai kepada kebenaran yang sesuai dengan
yang dinyatakan dalam agama. Terhadap keadaan yang demikian agama
membenarnya. Dalam keadaan demikian agama berfungsi sebagai pengait
(konformator). Ilmu pengetahuan yang berbasiskan pada akal misalnya
mengatakan bahwa mencuri itu tidak baik karena merugikan orang lain,
dan agamapun membenarkannya. Ilmu pengetahuan terkadang tidak
mengetahui semuanya, karena memiliki keterbatasan. Dalam keadaan
demikian, agama datang menyempurnakannya. Ilmu pengetahuan
misalnya tidak tahu bahwa setelah mati ada kehidupan di akhirat, atau
11
berzina itu dilarang. Dalam keadaan demikian, agama datang memberitahu
bahwa perbuatan itu tidak baik. Dengan demikian antara ilmu agama dan
ilmu pengetahuan dalam pandangan Islam bukan untuk dipertentangkan
melainkan untuk saling melengkapi, dengan catatan harus bertolak dari
keyakinan dan realitas yang obyektif bahwa ilmu pengetahuan sifatnya
terbatas dan nisbi. Dengan sifatnya itu tidak dimungkinkan ilmu
pengetahuan menentang keputusan agama.
Kelima, agama berbicara tentang kebahagiaan hidup di dunia dan
di akhirat. Kehidupan di dunia harus menjadi sarana atau media untuk
mencapai hidup bahagia di akhirat. Untuk itu agama membutuhkan sarana
kehidupan duniawi karena itu kehidupan duniawi yang memerlukan
dukungan ilmu pengetahuan agama itu membutuhkan bimbingan agama.
Keenam, agama berbicara tentang alam gaib, dan kepercayaan
terhadap alam gaib ini termasuk hal yang amat ditekankan dalam al-
Qur’an, dan menjadi salah satu ciri dari orang yang bertaqwa, yaitu orang
yang percaya kepada yang gaib, mendirikan shalat, dan menafkahkan
sebagian rezekinya, percaya kepada apa yang diturunkan kepada Nabi
sebelumnya, serta percaya kepada hari akhirat.3
Pada poin keenam ini, adanya yang gaib ini sama sekali tidak
bertentangan dengan sifat ilmu pengetahuan yang bertumpu pada hal-hal
yang empiris, rasionalistik, dan realistik. Beberapa temuan para ilmu
mutakhir telah sampai pada kesimpulan bahwa antara yang gaib dan yang
tampak terdapat hubungan fungsional yang intensif dan saling mengisi.
Ketika manusia secara berangsur-angsur dapat mengenal sifat dan
perilaku alam, dan selanjutnya dapat mengendalikan, mengolah dan
memanfaatkannya dengan ilmu dan akal meraka, maka sifat dan perilaku
3 “(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan
sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Dan mereka beriman kepada (al-Qur’an) yang
diturunkan kepada mu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan
mereka yakin akan adanya akhirat. Lihat Al Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Departemen
Agama Republik Indonesia, 2009, h. 2
12
alam yang tadinya sangat ditakuti mereka secara berangsur-angsur tidak
lagi menakutkan. Konsep ketuhanan mereka pun bergeser. Ada yang
mengatakan bahwa agama tidak lebih dari objek pelarian manusia yang
gagal menghadapi serta mengatasi problema kehidupanya atau merupakan
hasil tahap perkembangan yang terbelakang dari suatu masyarakat atau
juga sekedar obsesi manusia tatkala mereka berusia kanak-kanak. Mengapa
demikian? Sebab, sebagai contoh, dengan kemajuan sains dan teknologi
dapat diketahui bahwa gempa terjadi karena adanya pergeseran atau
patahan kulit bumi, bukan karena Allah murka, sehingga manusia tidak
perlu takut lagi.
Di samping itu, meninjau ke ranah psikologis batiniyah, sebagai
misal, orang barat yang terdepan dalam keilmuan dan sebagai kiblat
kemajuan teknologi, jika ditinjau dari kacamata Islam sebagian dari
mereka hidup tidak sejahtera, tidak tenteram dan tidak tenang. Kehidupan
mereka kelihatan semrawut, bebas tanpa aturan. Hal ini disebabkan
kurangnya sentuhan-sentuhan nilai-nilai religi karena ilmunya telah
terdikotomikan dari ilmu agama.
Sistem pendidikan Islam harus dibangun atas konsep kesatuan
(integrasi) antara pendidikan jasmani dan ruhani sehingga mampu
menghasilkan manusia muslim yang pintar secara fisik-biologis dan cerdas
secara sosial, intelektual, dan spiritual. Kedua hal ini perlu diseimbangkan
agar ia mampu menjadi pribadi-pribadi yang sempurna (insan kamil).4
b. Berbagai Model Integrasi Ilmu dan Agama
Menurut Armahedi Mahzar, setidaknya ada 3 (tiga) model integrasi
ilmu dan agama, yaitu model monadik, diadik dan triadik. Pertama, model
monadik merupakan model yang popular dikalangan fundamentalis
religious maupun sekuler, kalangan fundamentalis religious berasumsi
bahwa agama adalah kalangan konsep universal yang mengandung semua
4 Nur’aini Ahmad, Pendidikan Islam Humanis, (Tangsel: Onglom Books, 2017), h. 190
13
cabang kebudayaan. Agama dianggap sebagai satu-satunya kebenaran dan
sains hanyalah salah satu cabang kebudayaan. Sedangkan menurut
kalangan sekuler, agama hanyalah salah satu cabang dari kebudayaan. Oleh
karena itu, kebudayaanlah yang merupakan ekspresi manusia dalam
mewujudkan kehidupan yang berdasarkan sains sebagai satu-satunya
kebenaran. Dengan model monadik seperti ini, tidak mungkin terjadi
koeksistensi antara agama dan sains, karena keduanya menegasikan
eksistensi atau kebenaran yang lainnya.
Kedua, model diadik. Model ini memiliki beberapa varian. Varian
pertama, varian yang mengatakan bahwa sains dan agama adalah dua
kebenaran yang setara. Sains membicarakan fakta alamiah, sedangkan
agama membicarakan nilai ilahiyah. Varian kedua berpendapat bahwa,
agama dan sains merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Sedangkan varian ketiga berpendapat bahwa antara agama dan sains
memiliki kesamaan. Kesamaan inilah yang bisa dijadikan bahan integrasi
keduanya.
Ketiga, model triadik. Dalam model triadik ini ada unsur ketiga
yang menjembatani sains dan agama. Jembatan itu adalah filsafat. Model
ini diajukan oleh kaum teosofis yang bersemboyan “there is no religion
higher that truth,” kebenaran adalah kebersamaan antara sains, filsafat dan
agama. Tampaknya, model ini merupakan perluasan dari model diadik,
dengan memasukkan filsafat sebagai komponen ketiga yang letaknya
diantara sains dan agama. Model ini barangkali bisa dikembangkan lagi
dengan mengganti komponen ketiga, yaitu filsafat dengan humaniora
ataupun ilmu-ilmu kebudayaan.5
Menurut Amin Abdullah, integrasi keilmuan memiliki kesulitan,
yaitu kesulitan memadukan studi Islam dan umum yang kadang tidak
5 Luthfi Hadi Aminuddin, “ Integrasi Ilmu dan Agama: Studi Atas Paradigma Integratif-
Interkonektif UIN Sunan Kalijaga Yogjakarta”, KODIFIKASIA Jurnal Penelitian Keagamaan dan
Sosial-Budaya Nomor 1 Vol. 4, 2010, h. 188-189
14
saling akur karena keduanya ingin saling mengalahkan. Oleh karena itu
diperlukan usaha interkoneksitas yang lebih arif dan bijaksana.6
Pendekatan integratif-interkonektif merupakan pendekatan yang
tidak akan saling melumatkan dan peleburan antara keilmuan umum dan
agama. Pendekatan keilmuan umum dan Islam sebenarnya dapat dibagi
menjadi tiga corak, yaitu parallel, linear dan sirkular.7
Pendekatan integratif-interkonektif menegaskan bahwa antara
keilmuan umum dan agama (Islamic Studies) akan saling tegur sapa dalam
hal materi, metodologi dan pendekatannya.8
Dari berbagai pengertian integrasi di atas, dapat dipahami bahwa
integrasi ilmu dalam skripsi ini adalah suatu keterpaduan atau
penggabungan satu mapel dengan mapel yang lain, sehingga setiap mata
pelajaran itu menyatukan dan tidak terpisahkan satu dengan yang lainnya.
2. Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Menurut Zakiah Darajat, yang dikutip oleh Dr. Maksudin, M.Ag
dalam bukunya yang berjudul Pengembangan Metodologi Pendidikan
Agama Islam Pendekatan Dialektik,
6Dalam hal interkoneksitas, menurut Amin adalah usaha memahami kompleksitas
fenomena kehidupan yang dihadapi dan dijalani manusia, sehingga setiap bangunan keilmuan
apapun, baik keilmuan agama (Islam, Kristen, Budha, dll) keilmuan Sosial, humaniora, maupun
kealaman tidak dapat berdiri sendiri …maka dibutuhkan kerjasama, saling tegur sapa, saling
membutuhkan, saling koreksi, dan saling keterhubungan antara disiplin keilmuan. Lihat Amin
Abdullah, dkk, Islamic Studies: Dalam Paradigma Integrasi-Interkoneksi, (Yogyaakarta: SUKA
Press, 2007), h. 52 7 Hubungan antara keilmuan umum dan agama dapat didekati dalam tiga pendekatan.
Pertama, corak parallel, dimana masing-masing corak keilmuan umum dan agama akan berjalan
sendiri-sendiri tanpa ada hubungan dan persentuhan antara satu dengan yang lain. Kedua, bercorak
linear, dimana salah satu dari keduanya akan menjadi primadona sehingga ada kemungkinan berat
sebelah dan ketiga, sirkular, dimana masing-masing corak keilmuan dapat memahami keterbatasan,
kekurangan dan kelemahan yang melekat pada masing-masing dan sekaligus bersedia mengambil
manfaat dari temuan-temuan yang ditawarkan oleh tradisi keilmuan yang lain serta memiliki
kemampuan untuk memperbaiki kekurangan yang melekat pada diri sendiri. Ibid, h. 53 8 Ibid, h. 56
15
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah suatu usaha bimbingan dan
asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari
pendidikan dapat memahami apa yang terkandung dalam Islam
secara keseluruhan, menghayati makna dan maksud serta tujuannya,
dan pada akhirnya dapat mengamalkannya serta menjadikan ajaran-
ajaran agama Islam, yang telah dianutnya sebagai pandangan hidup
(way of life), sehingga dapat mendatangkan keselamatan dunia
akhirat.9
Tayar Yusuf mengartikan Pendidikan Agama Islam sebagai usaha
sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan,
kecakapan dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi
manusia bertakwa kepada Allah SWT. Sedangkan menurut A. Tafsir
Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang
kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan
ajaran Islam.10
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa Pendidikan Agama Islam
meliputi adanya:
1) Usaha bimbingan dan pengasuhan
2) Anak didik sebagai yang dibimbing
3) Tujuan bimbingan
4) Pembimbing/pengasuh
5) Lembaga yang melakukan bimbingan dan asuhan, serta
6) Sarana dan prasarana dalam bimbingan dan asuhan.
Sedangkan tujuan yang hendak dicapai meliputi:
1) Anak didik mampu memahami apa yang terkandung di dalam Islam
2) Anak didik menghayati makna dan maksud tujuan ajaran Islam
9 Maksudin, Pengembangan Metodologi Pendidikan Agama Islam Pendekatan Dialektik,
(Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2015), cet. 1, h. 10 10 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006) cet. Ke-3, h. 130
16
3) Anak didik menjalankan ajaran Islam yang dianutnya sebagai
pandangan hidupnya, sehingga dapat mendatangkan keselamatan dunia
dan akhirat
Berdasarkan pada pengertian umum Pendidikan Agama tersebut,
Alisuf Sabri memaparkan pengertian Pendidikan Agama Islam menurut
Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Departmen Agama
Republik Indonesia, bahwa:
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah usaha sadar untuk
menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan
mengamalkan adama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran
dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk
menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat
beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan
nasional.11
Pendidikan Islam membina anak didik tidak hanya segi
jasmaniahnya saja, akan tetapi juga membina segi rohaniah. Pendidikan
Islam memberikan penekanan yang lebih kepada keimanan, kerohanian
dan akhlak. Sebab menurut Ramayulis bahwa, dalam Pendidikan Islam
tidak hanya menyiapkan seorang anak didik memainkan peranananya
sebagai individu dan anggota masyarakat saja, tetapi juga membina
sikapnya terhadap agama, tekun beribadah, mematuhi pertauran agama,
serta menghayati dan mengamalkan nilai luhur agama dalam kehidupan
sehari-hari.12
Dari definisi-definisi tersebut dapat dilihat cara pandang yang
berbeda mengenai definisi Pendidikan Agama Islam di atas, maka dapat
penulis simpulkan bahwa Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar yang
dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk bisa
menyakini, memahami serta mengamalkan ajaran-ajaran Islam dalam
11 M, Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 111 12 Ramayulis, Metodologi Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005) Cet. V, h. 20
17
kehidupan sehari-hari, sehingga menambah keimanan dan ketakwaan
mereka kepada Allah SWT.
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan merupakan kegiatan yang paling penting dalam suatu
kegiatan. Tujuan inilah yang menentukan kegiatan dan apa yang hendak
dicapai dalam kegiatan tersebut. Suatu kegiatan akan berakhir bila
tujuannya telah tercapai.
Dalam Pendidikan Agama Islam dijelaskan bahwa semua mata
pelajaran pendidikan agama ini adalah agar peserta didik memahami,
menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam, sehingga menjadi
manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT dan
berakhlak mulia. Pendidikan Agama Islam yang diajarkan di sekolah di
mulai dari tahapan kognisi. Kemudian menuju tahapan afeksi selanjutnya
tahapan psikomotorik yaitu pengamalan ajaran Islam oleh peserta didik.
Khusus di lembaga pendidikan umum, Pendidikan agama disajikan
pada dataran memperkenalkan ajaran-ajaran agama yang ada di Indonesia.
Namun ketika ada hal-hal yang dipandang dapat menyentuh permasalahan
akidah (keyakinan) maka diambil kebijaksanaan dengan menyajikan hal
tersebut secara terpisah sesuai dengan kondisi peserta didik dilihat dari
keyakinannya masing-masing.13
Pendidikan agama Islam di sekolah/madarasah bertujuan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman
peserta didik tentang agama Islam sehinggamenjadi manusia muslim yang
terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan
13Syamsul Aripin, Modernisasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Unggulan, (Tangsel: Onglam Books, 2017), h. 62
18
bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang
lebih tinggi.14
Sedangkan menurut Ahmad Susanto, yang dikutip oleh Syamsul
Aripin dalam bukunya Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar,
ada tiga tujuan utama pendidikan atau pembelajaran agama di sekolah
yaitu mengetahui (knowing) terampil (doing) dan melaksanakan (being).15
c. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Agama dalam kehidupan sosial mempunyai fungsi sebagai
sosialisasi individu, yang berarti bahwa agama bagi seorang anak akan
mengantarkannya menjadi dewasa. Sebab untuk menjadi dewasa seseorang
memerlukan semacam tuntunan umum untuk mengarahkan aktifitasnya
dalam masyarakat dan juga merupakan tujuan pengembangan kepribadian,
dan dalam ajaran Islam inilah anak tersebut dibimbing pertumbuhan
jasmani dan rohaninya dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan,
melatih, mengasuh dan mengawasi berlaku ajaran Islam.16
Kurikulum Pendidikan agama Islam untuk sekolah/madrasah
berfungsi sebagai berikut:17
1) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan
peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam
lingkungan keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban
menanamkan keimanan dan ketakwaan dilakukan oleh setiap orang
tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk
menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui
bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketaqwaan
14Abdul Majid dan Dian Andayani, op.cit. , h. 135 15 Ibid, h. 63 16 Akmal Hawi, Kompetensi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2013), h.21 17Abdul Majid dan Dian Andayani, op. cit. , h.134-135
19
tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat
perkembangannya.
2) Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat
3) Penyesuaian mental, yaitu untuk menyeseuaikan diri dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan
dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam.
4) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik
dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran dalam
kehidupan sehari-hari.
5) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negative dari
lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan
dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia
Indonesia seuutuhnya.
6) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum
(alam nyata dan nir-nyata), sistem dan fungsionalnya.
7) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki
bakat khusu di bidang Agama Islam agar bakat tersebut dapat
berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk
dirinya sendiri dan bagi orang lain.
d. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Adapun ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi
keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara:
1) Hubungan manusia dengan Allah Swt
2) Hubungan manusia dengan manusia
3) Hubungan manusia dengan dirinya sendiri
20
4) Hubungan dengan makhluk lain dan lingkungannya.18
Bahan pengajaran PAI meliputi tujuh unsur:
1) Keimanan
2) Ibadah
3) Al Quran
4) Muamalah
5) Akhlak
6) Syariah
7) Tarikh
Pada tingkat SD tekanan diberikan pada empat unsur pokok yaitu
keimanan, akhlak, ibadah, dan Al Quran, sedangkan pada SLTP dan
SMU/SMK disamping ke-4 unsur pokok tersebut di atas maka unsur pokok
muamalah dan syariah semakin dikembangkan, unsur pokok tarikh
diberikan secara seimbang pada setiap satuan pendidikan.19
e. Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan
keterampilan.20 Lulusan SMP/Mts/SMPLB/Paket B memiliki sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:21
1) Aspek Afektif, siswa diharapakan memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu,
percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara
18Standar isi Pendidikan Agama Islam Sekolah Menangah Pertama (SMP),
PERMENDIKBUD No. 21 Tahun 2016 , h.13. Kompetensi inti yang diinginkan terdiri dari: a)
Kompetensi inti sikap spiritual, 2) Kompetensi inti sikap sosial, 3) Kompetensi inti pengetahuan, 4)
Kompetensi inti keterampilan. Lihat PERMENDIKBUD No. 22 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar, h. 3 19 Akmal Hawi, op. cit. , h.26 20 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 54 tahun 2013 tentang Standar
kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan menengah, h.1 21 Ibid, h.2
21
efektif dengan lingkungan sosial dana lam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
2) Aspek Pengetahuan, siswa diharapkan memiliki pengetahuan
factual, konseptual, dan procedural dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian yang tampak mata.
3) Aspek Keterampilan, siswa diharapkan memiliki kemampuan piker
dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain sejenis
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah
digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses,
standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.
3. Pendidikan Umum
Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah
yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta
didik untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.22
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pasal 5 no.
58 tahun 2014 tentang kurikulum 2013 Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah23, kurikulum untuk mata pelajaran umum
terdiri atas:
a. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti;
b. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan;
c. Bahasa Indonesia;
d. Matematika;
22 Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, h. 23 23 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 58 tahun 2014 tentang kurikulum
2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, h. 3-4
22
e. Ilmu Pengetahuan Alam;
f. Ilmu Pengetahuan Sosial;
g. Bahasa Inggris;
h. Seni Budaya;
i. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan; dan
j. Prakarya
Dengan demikian, mata pelajaran umum yang diberikan di sekolah
bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sebagai dasar dan
penguatan kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.24
Ilmu-ilmu umum (al-ulum al-aqliyah) adalah ilmu yang dicapai
atau diperoleh melalui pemikiran manusia semata. AL-Ghazali membagi
kategori ilmu-ilmu umum ke dalam beberapa ilmu, yaitu:25
a. Matematika, yaitu terdiri dari: (a) aritmatika; (b) geomatri; (c)
astronomi dan astrologi; (d) music
b. Logika
c. Fisika atau Ilmu Alam, yang terdiri dari: (a) kedokteran; (b)
meteorologi; (c) minerologi; (d) kimia.
d. Ilmu-ilmu tentang wujud di luar alam atau metafisika, meliputi:
(a) ontology; (b) pengetahuan tentang esensi, sifat dan aktifitas
ilahi; (c) pengetahuan tentang substansi sederhana, yaitu
intelegensi dan substansi malakut; (d) pengetahuan tentang dunia
halus; (e) ilmu tentang kenabian dan fenomena kewalian, ilmu
tentang mimpi; dan (f) teurgi, yakni ilmu menggunakan kekuatan-
kekuatan bumi untuk menghasilkan efek tampak seperti
supernatural.
24 Ibid, h. 3 25 Armai Arief, Reformasi Pendidikan Islam, (Jakarta: CRSD Press: 2005), h. 136-137
23
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Untuk mendukung penelitian agar lebih detail, penulis berusaha
untuk melakukan kajian terhadap beberapa contoh penelitian yang temanya
sama dengan judul penulis yakni Integrasi Pendidikan Agama dan
Pendidikan Umum, yaitu penelitian yang dilakukan oleh:
1. Jaenal Mustopa, dalam penelitiannya yang berjudul “ Konsep
Pendidikan Islam Integralistik Menurut Muhammad Abduh,”,
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan
pendekatan library research.
Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa pendidikan
islam Integralistik adalah paradigma pendidikan terpadu, artinya
perpaduan dari berbagai sistem pendidikan tanpa adanya
dikotomi ilmu agama dan ilmu umum, atau sistem pendidikan
yang memadukan antara nilai-nilai agama dan nilai-nilai ilmu
pengetahuan yang pada gilirannya mampu melahirkan manusia
yang memiliki kematangan profesional dan kematangan
spiritual. Konsep pendidikan Islam integralistik menurut
Muhammad Abduh, yaitu format pendidikan dibangun dengan
memadukan antara kurikulum Pendidikan umum dengan
kurikulum Pendidikan Islam, dengan memperbaharui komponen
pendidikan yang sebelumnya. Pendidikan Islam pada masanya
hanya mempelajari ilmu-ilmu agama diperbaharui dengan
memadukan materi pendidikan umum, sehingga Pendidikan
tersebut bisa terpadu dan tidak dikotomi.26
Bila dihubungkan dengan penelitian yang akan penulis
lakukan bahwa penelitian ini library research, sedangkan dalam
26 Jaenal Mustopa, “Konsep Pendidikan Islam Integralistik Menurut Muhammad Abduh”,
Skripsi pada Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, (Jakarta: 2013), h. 61, tidak
dipublikasikan
24
penelitian yang akan penulis lakukan fokusnya adalah integrasi
Pendidikan agama Islam dan Pendidikan umum di SMP Tara
Salvia dengan menggunakan metode fenomenologi.
2. Muh. Nasekun, S.Pd, dalam tesisnya berjudul “Integrasi Nilai-
Nilai Agama Islam dalam Pembelajaran IPS Sejarah di Kelas
VIII MTs Ma’arif Wadas Kandangan Temanggung Tahun
Pelajaran 2014/2015”. Penelitian ini termasuk dalam dalam
deskriptif eksploratif dengan menggunakan metode naturalistik
karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah
(natural setting). Latarbelakang penelitian ini adalah adanya
kontradiksi antara tujuan pengajaran sejarah dengan materi
pembelajaran sejarah. Agama dijadikan tujuan, tapi sumber-
sumberyang berasal dari agama seperti wahyu tidak dipercayai
sebagai azas pengetahuan. Pelajaran sejarah terlanjur
diapersepsi secara sekular, sehingga harus ada upaya untuk
meluruskan kontradiksi tersebut dengan pengintegrasian nilai-
nilai Islam dalam pembelajaran IPS Sejarah apalagi di madrasah
yang nyata-nyata merupakan Lembaga Pendidikan Islam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa
implementasi integrasi ilmu-ilmu agama Islam dalam
pembelajaran IPS Sejarah dilakukan dengan menetapkan bidang
kajian yang akan dipadukan antara mata pelajaran IPS Sejarah
dengan Pendidikan Agama Islam. Kemudian mempelajari
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Sejarah dengan
Pendidikan Agama Islam. Berikutnya mengidentifikasi beberapa
Kompetensi Dasar dalam berbagai Standar Kompetensi yang
memiliki potensi untuk diintegrasikan. Menyusun Silabus dan
25
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), serta menyajikan di
kelas.27
Bila dihubungkan dengan penelitian yang akan penulis
lakukan bahwa penelitian ini penelitian ini mengintegrasikan
ilmu-ilmu agama Islam dalam pembelajaran IPS Sejarah pada
tingkat Madrasah Tsanawiyah. Kelemahannya keterbatasan guru
IPS Sejarah tentang pemahaman dalil-dalil al-Qur’an dan Hadits
karena memang bukan berlatarbelakang Pendidikan agama
Islam, sedangkan dalam penelitian yang akan penulis lakukan
adalah integrasi Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan
Umum di SMP Tara Salvia.
3. M. Ramli, dalam jurnalnya berjudul “Integrasi Pendidikan
Agama Islam ke Dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
di Madrasah Tsanawiyah Negeri Mulawarman Banjarmasin”.
Penelitian ini termasuk dalam dalam analisis deskriptif kualitatif
dan yang menjadi objek penelitian adalah guru mata pelajaran
IPA (Biologi dan Fisika). Latarbelakang penelitian ini berawal
dari sekolah adalah lembaga formal yang merupakan sebuah
sarana untuk mewariskan budaya, ilmu pengetahuan dan
keterampilan, serta membentuk anak didik sesuai dengan
perkembangan zaman. Maka sangat diperlukan keterampilan
atau keahlian, cara atau metode penyajian pelajaran yang
diberikan secara terpadu antara pendidikan agama dengan mata
pelajaran lainnya, khususnya mata pelajaran IPA. Selain itu,
pendidikan agama sendiri harus menjiwai mata pelajaran
lainnya. Untuk dapat berfungsi sebagaimana demikian, guru
umum harus mempunyai kompetensi itu dalam upaya
27 Muh. Nasekun, “Integrasi Nilai-Nilai Agama Islam dalam Pembelajaran IPS Sejarah di
Kelas VIII MTs Ma’arif Wadas Kandangan Temanggung Tahun Pelajaran 2014/2015”, Tesis pada
Sekolah Pascasarjana IAIN Salatiga, (Salatiga: 2015), h. vi, tidak dipublikasikan.
26
mengintegrasikan pendidikan agama dalam mata pelajaran yang
dipegangnya, sehingga pelajaran itu tidak terlepas dari nilai-nilai
agama. Dengan begitu, guru umum tidak hanya dituntut untuk
menguasai ilmu pengetahuan umum, namun dia juga wajib
menguasai ilmu pengetahuan agama. Hal ini tentu saja lebih
penting dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan Islam.28
Hasil penelitian ini menunjukkan, Integrasi Pendidikan
Agama Islam dalam mata pelajaran IPA di Madrasah
Tsanawiyah Negeri Mulawarman Banjarmasin kurang
terlaksana dengan baik. Dengan beberapa indikator; cara/metode
pembelajaran yang digunakan oleh guru IPA dalam
mengintegrasikan pendidikan agama hanya sebatas
menyampaikan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT; tujuan
yang ingin belum mencapai hasil yang sesuai dengan kurikulum;
sebagian guru IPA yang mengintegrasikan hanya apabila materi
pelajaran tersebut lebih besar konteksnya kepada pendidikan
agama; penugasan pelajaran IPA yang berkaitan dengan agama
maupun diskusi tentang agama sangat jarang dilaksanakan.
Bila dihubungkan dengan penelitian yang akan penulis
lakukan bahwa penelitian ini yang lebih berperan adalah guru
mata pelajaran IPA bukan guru mata pelajaran PAI, jadi dalam
mengintegrasikan ilmu agamanya belum mencapai hasil yang
diinginkan. Kemudian sekolah yang peneliti teliti adalah bukan
sekolah berbasis agama seperti Madrasah Tsanawiyah Negeri
Mulawarman Banjarmasin, melainkan sekolah umum dan yang
berperan adalah guru mata pelajaran PAI.
28 M. Ramli, dalam jurnalnya berjudul “Integrasi Pendidikan Agama Islam ke Dalam Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Madrasah Tsanawiyah Negeri Mulawarman Banjarmasin”,
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan, Volume 11, 2014, h. 112
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Untuk memperoleh hasil yang maksimal dan objektif ada beberapa
metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini:
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Tara Salvia Tangerang
Selatan dan waktu pelaksanaan penelitiannya dari bulan Agustus 2016 -
Januari 2018.
B. Latar Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Tara Salvia terletak di
jalan Menjangan No. 9 Pondok Ranji (Bintaro), Kecamatan Ciputat
Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten-Indonesia. SMP Tara
Salvia memiliki lokasi yang sangat strategis, hanya sekitar 10 menit
berkendaraan dari gerbang Tol Pondok Ranji, Sekolah Tara Salvia
berlokasi pada sebuah kompleks yang aman di kehijauan alam seluas 1,2
hektar. Pengenalan sawah, sungai, kolam ikan dan berbagai kegiatan
interaksi alam lainnya adalah merupakan bagaian dari proses
pembelajaran para siswa/i sehari-hari. Tidak terlalu jauh dari SMP Tara
Salvia Pondok Ranji terdapat beberapa perguruan tinggi yaitu
Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Universitas Muhammadiyah
Jakarta (UMJ), STIE Ahmad Dahlan Jakarta, Universitas Pamulang
(UNPAM), Sekolah Tinggi Multimedia dan Institut Teknologi Indonesia.
C. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penelitian lapangan yang bersifat
kualitatif. Yang dimaksud dengan metode penelitian kualitatif
(qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial,
28
sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun
kelompok.1
Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan multi
strategi, strategi-strategi yang bersifat interaktif, seperti observasi
langsung, observasi partisipatif, wawancara mendalam, dokumen-
dokumen, Teknik-teknik pelengkap seperti foto, rekaman, dll. Strategi
penelitian bersifat fleksibel, menggunakan data yang valid.2
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan fenomenologi, yaitu untuk mengungkap fenomena dan
realita.
Fenomenologi mempunyai dua makna, sebagai filsafat sain dan
sebagai metode pencarian (penelitian). Studi fenomenologis
(phenomenological studies) mencoba mencari arti dari pengalaman
dalam kehidupan. Peneliti menghimpun data berkenaan dengan
konsep, pendapat, pendirian, sikap, penilaian dan pemberian makna
terhadap situasi atau pengalaman-pengalaman dalam kehidupan.
Tujuan dari penelitian fenomenologi adalah mencari atau
menemukan makna dari hal-hal yang esensial atau mendasar dari
pengalaman hidup tersebut.3
Adapun pendekatan fenomenologi ini dengan menekankan
paradigma integrasi-interkoneksi yang mengungkap fenomena yang
terdapat fakta dalam kehidupan manusia, sehingga setiap bangunan
keilmuan apapun, baik keilmuan agama (Islam, Kristen, Budha, dll),
keilmuan sosial, humaniora, maupun kealaman tidak dapat berdiri
sendiri, maka dibutukan kerja sama, saling tegur sapa, saling
membutuhkan, saling koreksi dan saling berhubungan antara disiplin
keilmuan.4
Pendekatan fenomenologi berusaha untuk memperoleh gambaran
yang lebih utuh dan lebih fundamental (esensi) tentang fenomena
1Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2011), h.60 2 Ibid, h. 95 3 Ibid, h. 63 4Amin Abdullah, dkk, Islamic Studies, Dalam Paradigma Integrasi-Interkoneksi,
(Yogyakarta: Suka Press, 2007), h. 52
29
keberagaman manusia. Usaha pendekatan ini agaknya mengarah ke arah
balik, yakni untuk mengembalikan studi agama yang bersifat historis-
empiris ke pangkalnya agar tidak melampaui kewenangannya.
Melalui pendekatan ini diharapkan penulis memperoleh informasi
yang mendalam tentang berbagai hal yang berkaitan dengan integrasi
Pendidikan Agama Islam dan mata Pelajaran Umum pada Siswa kelas IX
SMP Tara Salvia.
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini
adalah :
1. Metode Observasi
Metode observasi adalah metode pengumpulan data dengan
pengamatan secara sistematis terhadap obyek yang diteliti baik
secara langsung maupun tidak langsung. Metode pengamatan
yang digunakan secara (direct observation), yaitu pengamatan
yang dilakukan tanpa perantara terhadap obyek yang diteliti.5
Metode ini digunakan untuk mengamati tentang proses
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang berlangsung
di dalam kelas, keadaan sekitar sekolah, dan berbagai sarana yang
digunakan dalam pengembangan pembelajaran PAI.
2. Metode interview
Metode interview atau wawancara adalah proses tanya
jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dimana dua
orang atau lebih bertatap muka mendengarkan informasi atau
keterangan-keterangan. Jenis wawancara dalam penelitian ini
menggunakan wawancara bebas terpimpin, yakni merupakan
kombinasi wawancara bebas dan terpimpin. Pewawancara hanya
membuat pokok-pokok masalah yang akan diteliti. Pewawancara
5 Mohammad Ali, Penelitian Kependidikan Prosedur Strategi, (Bandung: Aksara, 1987),
h. 91
30
harus pandai mengarahkan yang diwawancarai ketika wawancara.
Pedoman interview berfungsi sebagai pengendali agar proses
wawancara tidak kehilangan arah.6
Metode ini digunakan untuk mengetahui pelaksanaan
pembelajaran, usaha, metode, pengembangan pembelajaran serta
hasil dan evaluasi pengembangan pembelajaran Pendidikan
Agama Islam dan pengembangan mata pelajaran umum di SMP
Tara Salvia.
3. Metode Dokumentasi
Asal kata dokumentasi adalah dokumen, yang artinya
barang;barang tertulis. Dokumentasi sebagai sarana untuk
menyelidikibenda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,
dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan
sebagainya.7
Metode ini digunakan untuk meneliti dokumen-dokumen yang
ada di sekolah seperti struktur organisasi, kurikulum, sejarah historis
lembaga sekolah ini dan lain sebagainya. Dalam hal ini yang
digunakan adalah dokumen resmi yang bersifat internal berupa
pengumuman, intruksi atau aturan yang digunakan untuk kalangan
sendiri. Dokumen yang demikian dapat menyajikan informasi
tentang keadaan, aturan, disiplin, dan dapat memberikan seputar
informasi tentang profil SMP Tara Salvia sampai dengan proses
belajar mengajar yang berlangsung di dalamnya.8
6 Cholid Narbuka dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
1999), h. 83-85 7 Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:
Rieneka Cipta, 2006), h. 158 8 Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2007), h. 219
31
E. Pemeriksaan Keabsahan Data
Untuk memperoleh keabsahan data penelitian ini
menggunakan teknik triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
Triangulasi yang digunakan adalah dengan sumber dan metode.
Dengan sumber yaitu membandingkan dan mengecek derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui media dan alat
yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Sedangkan metode yaitu
pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa
teknik pengumpulan data serta pengecekan derajat kepercayaan
beberapa sumber data dengan metode yang sama.9
F. Analisis Data
Analisi data yang akan dipergunakan dalam penelitian kualitatif
adalah model analisis data mengalir (flow model). Sejumlah model dalam
langkah analisis terdapat dalam model ini, yakni pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.10
Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini dapat
digambarkan dalam bagan alur berikut:11
9 Ibid, h. 330 10Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman Penulisan Skripsi,
(Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2015), h. 69 11 Ibid, h.70
32
(Sumber: Buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta,2015)
1. Pengumpulan Data
Peneliti membuat catatan data yang dikumpulkan melalui
observasi, wawancara, dan studi dokumentasi yang
merupakan catatan lapangan yang terkait dengan pertanyaan
dana tau tujuan penelitian.
2. Reduksi Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data
yang tersedia dari berbagai sumber, yakni dari pengamatan,
wawancara, dan dokumentasi. Setelah dibaca, dipelajari,
maka langkah selanjutnya adalah mengadakan reduksi data.
Langkah ini berkaitan erat dengan proses menyeleksi,
memfokuskan, menyederhanakan, mengabstraksikan, dan
mentransformasikan data mentah yang diperoleh dari hasil
penelitian. Reduksi data dilakukan selama penelitian
berlangsung, bahkan seperti telah dijelaskan di atas, langkah
ini dilakukan sebelum data benar-benar dikumpulkan.
Peneliti sudah mengetahui data-data apa saja yang dibutuhkan
terkait penelitiannya.
3. Penyajian Data
Seteah melalui reduksi data, langkah selanjutnya dalam
analisis data adalah penyajian data atau sekumpulan
informasi yang memungkinkan peneliti melakukan penarikan
kesimpulan. Bentuk penyajian data yang umum dilakukan
Reduksi
Data
Pengumpulan
Data
Penyajian
Data
Kesimpilan
Penarikan
33
dalam penelitian kualitatif adalah teks naratif yang
menceritakan secara panjang lebar temuan penelitian.
Namun, untuk teks naratif tertentu ada yang dialihkan
menjadi bentuk gambar, bagan, dan tabel. Penggunaan
gambar, bagan, tabel bisa memperkuat data deskriptif dan
mempermudah pembaca dalam memahami isi penelitian ini.
4. Penarikan kesimpulan
Setelah data yang terkumpul direduksi dan selanjutnya
disajikan, maka langkah yang terakhir dalam menganalisis
data adalah menarik kesimpulan atau verifikasi. Analisinya
menggunakan analisi model interaktif, artinya analisi ini
dilakukan dalam bentuk interaktif dari ketiga komponen
utama tersebut. Data yang terkumpul dari hasil pengamatan,
wawancara, dan pemanfaatan dokumen yang terkait dengan
pelatihan dan sumber-sumber belajar yang sedemikian
banyak direduksi untuk dipilih mana yang paling tepatuntuk
disajikan. Proses pemilihan data akan difokuskan pada data
yang mengarah untuk pemecahan masalah, penemuan,
pemaknaan, atau menjawab pertanyaan penelitian yang tekait
dengan integrasi Pendidikan Agama Islam dengan Mata
Pelajaran Umum di Kelas IX SMP Tara Salvia.
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Kondisi Objektif Tempat Penelitian
1. Sejarah Singkat SMP Tara Salvia 1
Yayasan Tara Salvia didirikan berdasarkan akta Notaris Sri Ismiyati, SH
no.12 pada tanggal 3 Pebruari 2006. Pendirian Yayasan Tara Salvia berpedoman
pada UU. no.16 tahun 2001 yang diubah dengan UU no.28 tahun 2004 tentang
Yayasan. Ini berarti di dalam Yayasan Tara Salvia terdapat tiga organ yaitu
Pembina, Pengurus, dan Pengawas.
Tujuan pendirian Tara Salvia adalah bergerak di bidang sosial dengan
menyelenggarakan kegiatan usaha bidang Pendidikan Formal dan Non-Formal.
Bidang Pendidikan Formal dilakukan dengan menyelenggarakan Sekolah Dasar,
dan Sekolah Menengah Pertama. Sedangkan Bidang Pendidikan Non-Formal
dilakukan dengan mendirikan Edu Lab yang memberikan jasa training, coaching,
dan mentoring yang berkaitan dengan pendidikan dan persekolahan.
2. Letak Geografis
SMP Tara Salvia terletak di jalan Menjangan No. 9 Pondok Ranji
(Bintaro), Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten-
Indonesia. SMP Tara Salvia memiliki lokasi yang sangat strategis, Hanya sekitar
10 menit berkendaraan dari gerbang Toll Pondok Ranji, Sekolah Tara Salvia
berlokasi pada sebuah kompleks yang aman di kehijauan alam seluas 1,2 hektar.
Pengenalan sawah, sungai, kolam ikan dan berbagai kegiatan interaksi
alam lainnya adalah merupakan bagaian dari proses pembelajaran para siswa/ I
sehari-hari. Tidak terlalu jauh dari SMP Tara Salvia Pondok Ranji terdapat
beberapa perguruan tinggi yaitu Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta,
Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), STIE Ahmad Dahlan
1 http://tarasalviaedu.or.id/yayasan-tara-salvia (diakses pada hari senin, 11 desember
2017,pukul 13.05)
35
Jakarta,Universitas Pamulang (UNPAM), Sekolah Tinggi Multimedia dan
Institut Teknologi Indonesia.
3. Visi, Misi dan Filosofi SMP Tara Salvia2
a. Visi
Memfasilitasi seluruh Siswa untuk menjadi pembelajar yang kritis, kreatif
dan memiliki nilai-nilai serta cinta tanah air.
b. Misi
1) Melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menantang.
2) Menciptakan partisipasi aktif seluruh komponen sekolah termasuk
orangtua dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan.
3) Menciptakan Lingkungan belajar yang mendukung berkembangnya
keterampilan sosial,emosional, fisik dan intelektual.
4) Memberikan Kesempatankepada siswanya untuk memahami nilai-nilai
agar karakternya dapat berkembang.
5) Mewujudkan komunitas belajar sekolah.
6) Mengembangkan kualitas pendidikan secara terus menerus dalam
rangka penjaminan mutu pendidikan sekolah.
c. Nilai-nilai yang diyakini
Seluruh keluarga besar Tara Salvia meyakini nilai-nilai sebagai berikut:
1) Menghargai diri sendiri
2) Menghargai sesama
3) Menghargai hasil karya kami
4) Menghargai lingkungan
5) Bersama
2 http://tarasalviaedu.or.id/visi-misi-dan-filosofi (diakses pada hari senin, 11 desember
2017,pukul 13.05)
36
d. Filosofi Pendidikan
Sekolah mendisain seluruh program dan kegiatan belajarnya dengan
selalu memperhatikan empat aspek perkembangan siswa; perkembangan
fisik, perkembangan emosi, perkembangan sosialisasi dan perkembangan
intelektual. Hal ini dilakukan mengingat seorang anak haruslah memiliki
keseimbangan dalam perkembangannya sebagai seorang pribadi yang unik,
yang tidak dapat disamakan antara satu dengan yang lain. Mereka memiliki
perbedaan yang tidak sama dengan teman.
Ke empat aspek di atas selalu diperhatikan oleh staf pengajar, tidak
dapat dipisahkan antara satu sama lain dan kesemuanya memiliki nilai yang
sama pentingnya. Hal ini dilakukan karena setiap siswa harus memiliki
keseimbangan perkembangan dalam kehidupannya sebagai manusia
pembelajar.
e. Tujuan
Tujuan pendirian Tara Salvia adalah bergerak di bidang sosial
dengan menyelenggarakan kegiatan usaha bidang Pendidikan Formal dan
Non-Formal. Bidang Pendidikan Formal dilakukan dengan
menyelenggarakan Sekolah Dasar, dan tidak lama lagi ditambah dengan
Sekolah Menengah Pertama. Sedangkan Bidang Pendidikan Non-Formal
dilakukan dengan mendirikan Edu Lab yang memberikan jasa training,
coaching, dan mentoring yang berkaitan dengan pendidikan dan
persekolahan.3
4. Keadaan Guru, Karyawan dan Peserta Didik
a. Jumlah guru di SMP Tara Salvia :
1) Jumlah : 21 orang
2) Laki-laki : 6 orang
3) Perempuan : 15 orang
3 http://tarasalviaedu.or.id/smp (diakses pada hari senin, 11 desember 2017,pukul 13.05)
37
4) Jenjang Pendidikan : S1 (keseluruhan)
Seluruh guru di SMP Tara Salvia berjumlah 21 orang dan
berkualifikasi S1 secara keseluruhan terbagi menjadi :
1) Kepala Sekolah : 1 orang
2) Koordinator : 1 orang
3) Guru Agama Islam : 2 orang
4) Guru Agama Protestan : 1 orang
5) Guru Agama katholik : 1 orang
6) Guru Bahasa Indonesia : 1 orang
7) Guru Bahasa Inggris : 2 orang
8) Guru Bahasa Mandarin : 1 orang
9) Guru IPA : 2 orang
10) Guru Matematika : 2 orang
11) Guru IEP : 2 orang
12) Guru TIK : 1 orang
13) Guru IPS : 1 orang
14) Guru Olahraga : 2 orang
15) Pustakawati : 1 orang
Laki-Laki29%
Perempuan71%
Jumlah Guru
Laki-Laki
Perempuan
38
(Hasil Observasi Penulis)
b. Data Tenaga Kependidikan SMP Tara Salvia
Karyawan Tara Salvia terdiri dari:
1) Kepala Administrasi : 1 orang
2) Kasie. Keuangan : 1 orang
3) Personalia : 1 orang
4) Staf Kehumasan : 1 orang
5) Perawat : 1 orang
6) Staf Umum : 6 orang
7) Staf Keuangan : 1 orang
8) Tenaga Keamanan : 10 orang
9) Tenaga Kebersihan : 11 orang
Agama Islam10%
Agama Protestan5%
Agama Katolik5%
Olahraga11%
IEP11%
MTK11%
Bahasa Inggris11%
IPS5%
TIK5%
IPA11%
Mandarin5%
Bahasa Indonesia5%
Pustakawati5%
GURU SMP TARA SALVIA
39
(Hasil Observasi Penulis)
c. Jumlah Siswa dan Rombongan Belajar
Berkaitan dengan data peserta didik berikut ini akan dijelaskan hal-
hal sebagai berikut:
1) Proses penerimaan siswa baru didasarkan pada tes masuk. Adapun
materi tes yang harus diikuti oleh siswa meliputi: Tes Potensi
Akademik meliputi mata pelajaran IPA, Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris, Matematika, Adapun tes lain yang diujikan diantaranya tes
mengenai Problem Solving (Pemecahan Masalah), wawancara anak
dan orang tua.
2) Jumlah siswa secara keseluruhan adalah sebagai berikut:
1
0
25
0
1
0
1
2
0
2
L A K I - L A K I P E R E M P U A N
KARYAWAN TARA SALVIA
SMP SMK D1 D3 S1
40
Tabel 4.1
Data Siswa SMP Tara Salvia Pondok Ranji Tangerang Selatan Tahun
2017/ 2018
Kelas
Jumlah
Total
L P
7.A 11 9 20
7.B 10 10 20
8.A 10 10 20
8.B 10 10 20
9.A 9 20 19
9.B 8 10 18
Jumlah 117
(Hasil Observasi Penulis)
a. Jumlah rombongan belajar adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Jumlah Rombel SMP Tara Salvia Pondok Ranji, Tangerang Selatan
Tahun 2017/2018
Kelas Jumlah Rombel
VII. A VII. B 2
VIII. A VIII. B 2
IX. A IX. B 2
41
Total 6
(Hasil Observasi Penulis)
5. Sarana dan Prasarana
Di sebelah barat SMP Tara Salvia ini tepatnya bersebelahan
langsung dengan SD Tara Salvia, yang masih tergabung dalam satu yayasan
Tara Salvia Pondok Ranji Tangerang Selatan.
a. Gedung Sekolah
Tabel 4.3
Jumlah Ruang SMP Tara Salvia
No Ruang Jumlah Kondisi
1 Ruang Teori/kelas 7 Baik
2 Laboratorium IPA 1 Baik
3 Perpustakaan 1 Baik
4 Ruang Guru 1 Baik
5 Ruang Manajemen 1 Baik
6 Ruang Rapat 1 Baik
7 Ruang Osis 1 Baik
8 Ruang UKS 1 Baik
9 Ruang Stook Room 1 Baik
10 Ruang Pantry 1 Baik
11 Ruang Aula 1 Baik
42
12 Ruang OB 1 Baik
13 Kamar Mandi/WC Guru 2 Baik
14 Kamar Mandi/WC Murid 4 Baik
15 Gudang 1 Baik
16 Ruang Studio Musik 1 Baik
17 Kantin 1 Baik
18 Tempat Wudhu 1 Baik
19 Share Area 1 Baik
20 Lapangan futsal dan lapangan baset 1 Baik
(Hasil Observasi Penulis)
b. Sumber Belajar
1) Sarana Sumber Belajar
Perpustakaan merupakan pusat sumber ilmu yang utama, maka di
perpustakaan SMP Tara Salvia dilengkapi dengan berbagai buku sumber,
meliputi :
a) Buku Mata Pelajaran
b) Buku pengetahuan dan wawasan
c) Novel Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
d) Buku cerita
e) Buku inspiratif
f) Buku tentang kesenian dan kebudayaan
43
g) Buku tentang tokoh
h) Koran/surat kabar
i) Majalah
2) Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang tersedia meliputi :
a) Perpustakaan lengkap, serta multimedia.
b) CD pembelajaran berada di perpustakaan.
c) LCD proyektor tersedia
d) Laptop Membawa masing-masing dan tersedia akses internet untuk
menunjang proses pembelajaraan.
B. Pembahasan
1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Umum pada
Siswa Kelas IX SMP Tara Salvia
SMP Tara Salvia adalah sekolah Indonesia yang mengaplikasikan
Standar Isi Nasional ditambah dengan pengayaan kurikulum khas Tara Salvia.
Proses pengembangan kurikulum ini dilakukan berdasarkan referensi yang bisa
dipertanggung jawabkan. Kurikulum didesain dengan memperhatikan
keseimbangan antara keterampilan sosial, emosional, akademik serta
perkembangan usia siswa.4
Beberapa program pengayaan seperti program matematika dan bahasa
dimaksudkan untuk memaksimalkan potensi siswa karena kedua mata pelajaran
ini memerlukan latihan yang lebih banyak dibandingkan dengan mata pelajaran
4 http://tarasalviaedu.or.id/smp (diakses pada hari 11Desember 2017, pukul 13.05)
44
lainnya. Di samping itu, ke dua mata pelajaran ini merupakan dasar bagi
pengembangan wawasan di bidang keilmuwan yang ada.
Beberapa program didesain dengan maksud untuk
mengembangkan potensi akademik, sosial dan emosional serta fisik siswa.
Ketika kita mengajar anak, mendidik anak itu mengembangkan seluruh
aspek yang ada dalam diri mereka, mulai dari aspek intelektual, sosial
emosional, fisik, dan spiritual itu memayungi seluruhnya.5 Dalam belajarnya,
beberapa siswa mengalami kendala dikarenakan adanya hambatan dalam
mengikuti proses belajarnya, atau di lain pihak, siswa memiliki kemampuan
yang jauh melebihi standar yang ditetapkan. Dengan dasar pemikiran tersebut
sekolah memiliki beberapa program yang memungkinkan dapat menjawab
permasalahan sekaligus tantangan bagi para siswa.
(Sumber: http://tarasalviaedu.or.id/smp)
a. Keterampilan Belajar dan Pengembangan Self Esteem
Sikap belajar yang positif perlu dikembangkan oleh siswa untuk
mendukung program akademik. Oleh sebab itu program keterampilan belajar
yang meliputi cara belajar, mencatat atau membuat agenda diharapkan mampu
membantu mereka mengembangkan keterampilan akademiknya. Rasa percaya
5 Berdasarkan wawancara dengan Afriki, Kepala SMP Tara Salvia, Tangerang Selatan,
Jum’at, 12 Januari 2018
45
diri, kemandirian dan kemampuan memecahkan masalah juga sangat penting
untuk siswa SMP dalam belajarnya. Program ini masuk ke dalam muatan lokal
yang sengaja dipilih dan dikembangkan untuk membantu siswa menjalani
pengalaman belajarnya agar hasilnya lebih baik lagi. Program tutorial
merupakan bagian dari program ini. 6
“Seorang tutor dipersiapkan untuk berdiskusi dengan sekitar 10 siswa
yang menjadi tanggung jawabnya untuk mendiskusikan banyak hal yang
berhubungan dengan pengembangan diri pada hari jum’at pak”.7 Ajang tutorial
ini juga dapat digunakan untuk mendiskusikan isu-isu yang terjadi di sekolah
atau isu umum yang perlu mereka sikapi dengan positif sekaligus mencari solusi
apabila dibutuhkan.
b. Pendidikan Karakter
Di SMP, pendidikan karakter siswa sangat penting dan merupakan
pendidikan yang memayungi semua aspek Pendidikan. Empat karakter yang
akan diperkuat di SMP adalah Sikap positif (positive attitude), respek (respect),
tanggung jawab (responsibility), dan disiplin diri (self-discipline). 8
Keempat aspek pendidikan karakter ini dikembangkan lewat
pembiasaan sehari-hari, terintegrasi di setiap mata pelajaran dan diingatkan
terus menerus oleh wali kelas. Wali kelas akan membicarakan tentang karakter
ini setiap minggu di sesi refleksi.
c. Program Matematika – Klinik Matematika
Klinik matematika terbuka bagi siswa yang mengalami masalah dalam
mengikuti pelajaran matematika bukan karena kurang terampilnya berhitung
atau tidak menguasai strategi atau kurang pahamnya terhadap suatu konsep,
melainkan karena adanya masalah psikologis yang menyebabkan timbulnya
permasalahan dalam belajar matematika. Para siswa yang akan ditangani di
6 http://tarasalviaedu.or.id/smp (diakses pada hari 11Desember 2017, pukul 13.05) 7 Berdasarkan wawancara dengan Olis Meilawati, guru mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam, Rabu, 12 oktober 2018 8 http://tarasalviaedu.or.id/smp (diakses pada hari 11Desember 2017, pukul 13.05)
46
klinik ini adalah mereka yang nilainya biasanya cukup baik namun mengalami
kendala dalam proses belajarnya. Mengingat masalah psikologis yang
dialaminya, program dapat berjalan sampai 6 bulan. 9
d. Program Remedial
Program remedial ditujukan bagi para siswa yang belum mencapai
ketuntasan dalam belajarnya karena beberapa faktor. Filosofi dari program ini
adalah: 10
1) Setiap anak dapat belajar
2) Setiap anak belajar dengan cara yang berbeda dan kecepatan yang
berbeda pula
3) Kondisi belajar yang sesuai akan memberikan pengaruh positif
Faktor-faktor yang mempengaruhi belum tuntasnya anak dalam
belajar adalah
1) Penguasaan strategi dalam pemecahan masalah
2) Keterampilan pemahaman bacaan
Program remedial bukan suatu program yang semata-mata bertujuan
agar siswa mendapatkan nilai yang baik setelah diberikan program, namun
tujuan utama program adalah siswa dapat memahami materi yang diberikan
dengan baik.
Program remedial dilakukan lewat beberapa tahapan seperti yang
digambarkan lewat diagram berikut:
9 Ibid 10 http://tarasalviaedu.or.id/smp (diakses pada hari 11Desember 2017, pukul 13.05)
47
(Sumber: http://tarasalviaedu.or.id/smp)
e. Program Pengembangan Keterampilan Kepemimpinan
Perubahan secara fisik, emosi dan intelektual serta harapan yang
besar dari orang sekitar terhadap siswa SMP untuk lebih memiliki tanggung
jawab dalam belajarnya mendorong para siswa untuk memiliki bekal
keterampilan dalam memahami situasi. Keterampilan dalam mengolah
emosi sangat dibutuhkan dan kesempatan dalam memperoleh pengalaman
yang beragam dalam kehidupannya diharapkan dapat membantu mereka
mengalami masa transisi. 11
Keterampilan kepemimpinan diharapkan dapat membantu para
siswa menjalani kehidupan masa remajanya dan di SMP kegiatan-kegiatan
yang menuntut keterampilan tersebut didesain secara hati-hati oleh sekolah
sehingga setiap siswa memiliki esempatan untuk mengembangkan
keterampilannya tersebut.
OSIS atau Organisasi Siswa Intra Sekolah merupakan salah satu
wadah bagi para siswa untuk mengembangkan keterampilan
kepemimpinan. OSIS memiliki tanggung jawab untuk membantu
menyuarakan semangat belajar Sekolah, mendiskusikan dan mencari solusi
dari permasalahan yang muncul diantara siswa, membantu siswa baru untuk
dapat mengenal kehidupan Tara Salvia, membantu pencarian dana untuk
11 http://tarasalviaedu.or.id/smp (diakses pada hari 11Desember 2017, pukul 13.05)
48
kegiatan sosial dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan kepentingan
siswa.
Seluruh siswa kelas 7 dan 8 memiliki kesempatan untuk mengikuti
latihan kepemimpinan dengan berpartisipasi dalam program expedisi ke
suatu tempat yang akan ditentukan sesuai kebutuhan. Siswa akan berada di
suatu tempat selama 1 minggu untuk mendapatkan latihan kepemimpinan
dasar.
f. Community Service
Salah satu kegiatan program pendidikan karakter adalah Community
Service, yaitu suatu kegiatan bagi siswa untuk terjun langsung ke
masyarakat (internal maupun eksternal sekolah) untuk melakukan kegiatan-
kegiatan yang sifatnya sosial. Kegiatan tersebut dapat berupa membacakan
buku untuk anak-anak sekolah di sekitar, membantu di kantin sekolah,
membantu adik kelas membaca, atau pergi ke panti asuhan, panti jompo atau
tempat lainnya yang memerlukan bantuan. 12
Terlebih dahulu sekolah dan para siswa mencari tempat, lembaga
atau kondisi-kondisi yang membutuhkan bantuan para siswa (sesuai
kemampuan) untuk kemudian didesain rencana programnya. Setiap siswa,
mulai dari kelas 7-8 diwajibkan mengikuti kegiatan ini setiap tahun dengan
masing-masing 20 hari dalam 1 semester.
Mata Pelajaran di SMP Tara salvia meliputi:13
1) Pendidikan Agama
Pendidikan agama di SMP diharapkan dapat membantu siswa-siswa
memahami betapa pentingnya agama sebagai landasan hidup. Kajian kitab
suci yang dikoneksikan dengan kondisi lingkungan dan kejadian sehari-hari
diharapkan dapat membantu siswa dalam memaknai agama. Untuk agama
12 http://tarasalviaedu.or.id/smp (diakses pada hari 11Desember 2017, pukul 13.05) 13 Ibid
49
Islam, Iqra dijadikan sebagai kegiatan ekstra kurikuler yang dapat dipilih
siswa.
Tujuan pendidikan agama di SMP adalah menumbuh kembangkan
akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik
tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus
berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada sang pencipta.
2) Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki tujuan sebagai berikut :
Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan
bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, serta antikorupsi, berkembang secara positif dan demokratis
untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia
agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya, berinteraksi
dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau
tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
3) llmu Pengetahuan Sosial
Lewat pembelajaran ilmu-ilmu sosial, diharapkan siswa dapat
mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya, memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis,
rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam
kehidupan sosial, memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai
sosial dan kemanusiaan, memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama
dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,
nasional, dan global.
50
4) Bahasa Indonesia
Lewat pelajaran Bahasa Indonesia, siswa SMP diharapkan dapat
lebih mengembangkan kemampuan berkomunikasi mereka, berkomunikasi
secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan
maupun tulis, menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, memahami bahasa Indonesia
dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan,
Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial, menikmati dan
memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi
pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa,
menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya
dan intelektual manusia Indonesia.
5) Bahasa Inggris
Reading workshop dan writing workshop merupakan kegiatan
lanjutan dari apa yang sudah dilakukan di SD. Penggunaan novel sederhana
akan diberikan dalam kegiatan reading workshop Novel-novel sederhana
diharapkan dapat meningkatkan apresiasi siswa terhadap karya tulis.
Penguatan tata bahasa untuk bahasa Inggris diterapkan lewat
kegiatan agar siswa mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
tersebut dengan baik.
Tujuan dari pembelajaran Bahasa Inggris adalah agar siswa dapat
mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulis
untuk mencapai tingkat literasi functional, memiliki kesadaran tentang
hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing
bangsa dalam masyarakat global, mengembangkan pemahaman peserta
didik tentang keterkaitan antara bahasa dengan budaya.
51
Di akhir masa belajarnya di Tara Salvia, para siswa diharapkan dapat
menghasilkan karya tulis dalam bahasa Inggris dan dapat
mempresentasikannya di hadapan forum.
Reading log, yang merupakan media untuk membantu siswa dalam
mengembangkan keterampilan membaca, lebih dikembangkan lagi di SMP.
Keterampilan membaca merupakan keterampilan yang sangat penting
mengingat keterampilan ini sangat mempengaruhi penguasaan materi
terhadap bahan bacaan.
6) Mandarin, Bahasa Asing Selain Bahasa Inggris
Bahasa Mandarin, yang merupakan bahasa asing yang dipelajari
selain bahasa Inggris merupakan pelajaran yang sifatnya pengenalan
sehingga diharapkan siswa mampu berkomunikasi secara sederhana.
Bahasa Mandarin merupakan bahasa yang digunakan oleh sekitar 1 milyar
penduduk dan memiliki kemungkinan untuk digunakan sebagai bahasa yang
digunakan dalam perdagangan internasional. Mengingat belajar bahasa ini
cukup menjadi tantangan bagi siswa, diharapkan siswa memiliki semangat,
motivasi dan keinginan yang besar untuk memfokuskan diri dalam
mempelajari bahasa ini.
7) Matematika
Matematika di SMP bertujuan lebih memperdalam lagi kemahiran
matematika (math profeciencies) lewat kegiatan-kegiatan pemecahan
masalah yang membutuhkan analisa dan pemikiran kritis siswa. Guru
banyak memberikan kegiatan eksplorasi dan siswa diberi kesempatan untuk
mengaplikasikan strategi yang dimilikinya.
Keterampilan logical reasoning, problem solving dan abstract
thinking dikembangkan melalui kegiatan yang menantang.
52
Di SMP, diharapkan siswa dapat memahami konsep matematika,
menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau
algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan
masalah. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, memecahkan masalah
yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, memiliki sikap menghargai
kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu,
perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan
percaya diri dalam pemecahan masalah.
8) Ilmu Pengetahuan Alam
Pengembangan kompetensi IPA lewat kimia, biologi dan fisika
diharapkan dapat lebih berkembang lewat pembelajaran yang
mengembangkan inquiry skill siswa. Lewat penemuan-penemuan dalam
eksperimennya, siswa diberi kesempatan untuk mendapat jawaban dari apa
yang menjadi pertanyaannya selama ini. Kerja ilmiah merupakan sarana
bagi siswa dalam mengembangkan rasa ingin tahunya.
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SMP bertujuan meningkatkan
keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya, mengembangkan
pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat, melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan
kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi,
53
meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga,
dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam, meningkatkan
kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah
satu ciptaan Tuhan, meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan
IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
9) Seni
Program seni terdiri dari tiga program: visual art, drama dan musik.
Visual art mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam
menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak,
dan sebagainya. Hasil karya siswa akan dipamerkan sebulan sekali di tempat
terbuka.
Seni musik mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal,
memainkan alat musik, apresiasi karya musik. Seni teater mencakup
keterampilan olah tubuh, olah pikir, dan olah suara yang pementasannya
memadukan unsur seni musik, seni tari dan seni peran.
10) IT
Program IT atau Informasi Teknologi merupakan program dimana
siswa diminta untuk membawa laptop sendiri dan belajar beberapa program
yang memang akan sangat bermanfaat dalam membuat laporan, art design,
presentasi yang dapat menunjang pelajaran dengan menggunakan beberapa
format yang berbeda. Media ini pun dapat menjadi ajang untuk
mengekspresikan diri mereka. Dalam mata pelajaran ini siswa diajak untuk
belajar memutuskan informasi mana yang patut mereka miliki.
54
2. Integrasi Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Umum pada siswa
kelas IX SMP Tara Salvia
a. Model Pembelajaran Terpadu di SMP Tara salvia
Belajar itu pada hakikatnya untuk berkarya, dan setiap manusia tidak
bisa dibangun hanya dengan satu cabang atau bidang ilmu saja. Seorang
sarjana ekonomi yang akan berbisnis, dia tidak bisa melakukan bisnis hanya
dengan satu cabang ilmu ekonomi, tapi dia juga perlu memahami sosiologi,
matematika, dan bahkan akhlak mulia.14
Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas), disebutkan:
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkahlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggungjawab.15
Kalimat-kalimat di atas menekankan pada integritas dan sinergi
pendidikan, yaitu terbentuknya watak dan karakter dan peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Kalimat
tersebut biasanya, dalam praktik pendidikan di sekolah-sekolah sangat erat
kaitannya dengan Pendidikan Agama.
Oleh karenanya, pengintegrasian Pendidikan Agama Islam dan
Pendidikan Umum di sekolah sangat berperan penting dan sangat
diperlukan untuk meningkatkan kualitas hasil belajar sebagai salah satu
14 Dede Rosyada, Madrasah dan Profesionalisme Guru dalam Arus Dinamika Pendidikan
Islam di Era Otonomi Daerah, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2017), h. 336 15 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003, Bab II, Pasal 3,
(Pusat data dan Informasi Pendidikan, Balitbang-Depdiknas)
55
indikator keberhasilan pendidikan sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep merupakan pendekatan
pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan
pengalaman belajar yang bermakna bagi anak.16 Dengan demikian, siswa
diberikan kesempatan untuk memahami masalah yang kompleks yang ada
di lingkungan sekitarnya dengan pandangan yang utuh.
Berdasarkan wawancara penulis dengan kepala SMP Tara Salvia,
pembelajaran terpadu dan terintegrasi yang ada di Tara Salvia mengacu
pada 10 cara atau model pembelajaran terpadu dari Robin Fogarty.17
Kesepuluh cara atau model tersebut adalah: 1) fragmented; 2) connected; 3)
nested; 4) sequenced; 5) shared; 6) webbed; 7) threaded; 8) integrated; 9)
immersed; dan 10) networked. Akan tetapi yang digunakan di Tara Salvia
adalah model webbed.
Model pembelajaran laba-laba (webbed) merupakan model
pembelajaran terpadu dengan menggunakan pendekatan tematik.
Pengembangan pendekatan ini dimulai dengan menentukan tema. Tema
bisa ditetapkan dengan negosiasi antara guru dan siswa, tetapi dapat pula
dengan cara diskusi sesama guru. Setelah tema disepakati dan subtemanya
dikembangkan dengan memerhatikan kaitannya dengan bidang-bidang
studi, selanjutnya dari subtema ini dikembangkan aktifitas yang harus
dilakukan siswa.18
16 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2015), h. 119 17 Hasil wawancara dengan Afriki (Kepala SMP Tara Salvia) pada hari jum’at, 12 Januari
2018 18 Abdul Majid, op. cit., h. 121-122
56
(Sumber: Strategi Pembelajaran Karya Abdul Majid, (2015))
Manfaat penggunaan pembelajaran terpadu model ini adalah sebagai
berikut:19
1) Mengangkat realita sehari-hari dalam kegiatan pembelajaran dapat
meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran;
2) Realita sehari-hari tersebut antara lain: berkebun, membersihkan
rumah, belanja Bersama ibu di pasar, pengalaman di posyandu,
memancing di sungai, dan bermain dingdong;
3) Semua realita sehari-hari tidak berdiri sendiri dalam tatanan konsep-
konsep pada satu mata pelajaran;
4) Pengajaran terpadu model webbed merupakan wahana ideal untuk
mengangkat realita sehari-hari sebagai tema pengajaran;
5) Keterpaduan topik merupakan realita sehari-hari, pengalaman, dan
dunia siswa;
6) Pengajaran akan lebih bermakna kalua dimulai dari realita sehari-hari
sebagai pengalaman siswa.
19 Abdul Majid, op. cit., h.124
57
b. Prinsip Pembelajaran Terpadu di SMP Tara Salvia
Beberapa prinsip yang berkenaan dengan pembelajaran terpadu
adalah sebagai berikut:20
1) Pembelajaran terpadu memiliki satu tema yang aktual, dekat dunia
siswa, dan ada dalam kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi alat
pemersatu materi yang beragam dari beberapa mata pelajaran;
2) Pembelajaran terpadu perlu memilih materi beberapa mata
pelajaran yang mungkin saling terkait. Dengan demikian, materi-
materi yang dipilih dapat mengungkapkan tema secara bermakna.
Mungkin saja ada materi pengayaan horizontal dalam bentuk
contoh aplikasi yang tidak termuat dalam standar isi. Tetapi
penyajian materi pengayaan seperti ini perlu dibuat dengan
mengacu pada tujuan pembelajaran;
3) Pembelajaran terpadu tidak boleh bertentangan dengan tujuan
kurikulum yang berlaku, tetapi harus mendukung pencapaian
tujuan utuh terhadap kegiatan pembelajaran yang termuat dalam
kurikulum;
4) Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema selalu
mempertimbangkan karakteristik siswa seperti minat, kemampuan,
kebutuhan, dan pengetahuan;
5) Materi pelajaran yang dipadukan tidak terlalu dipaksakan. Artinya
materi yang tidak mungkin dipadukan tidak usah dipadukan.
Sedangkan prinsip pembelajaran terpadu yang ada di Tara salvia
berdasarkan pengamatan penulis selama menjalani Praktek Profesi
Keguruan Terpadu (PPKT) selama kurang lebih 3 bulan mendapati
beberapa hal, sebagai berikut:
20 Abdul Majid, op. cit., h. 120
58
1) Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, guru sekedar membantu
menyediakan sarana dan situasi agar proses kontruksi siswa
berjalan lancar.
2) Pembelajaran terpadu memiliki tema yang aktual, dekat dengan
siswa, dan ada dalam kehidupan sehari-hari sebagai alat pemersatu
materi yang beragam dari beberapa mata pelajaran.
3) Pembelajaran terpadu dirancang sebagai program untuk
merealisasikan visi misi sekolah.
4) Materi pelajaran yang tidak dapat diintegrasikan tidak terlalu
dipaksakan, artinya materi tersebut berjalan sendiri tanpa
diintegrasikan.
c. Teknik Penerapan Pembelajaran Terpadu di Tara Salvia
SMP Tara Salvia sebagai salah satu lembaga pendidikan yang ada di
Indonesia menerapkan pendidikan terpadu dan terintegrasi antara
Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Umum. Proses integrasi
Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Umum dapat dilihat dari berbagai
macam aspek, diantaranya sebagai berikut:
1) Keunikan Sekolah
Setiap sekolah mempunyai keunikan-keunikan tersendiri, baik
dalam sarana dan pra-sarana yang disajikan, metode pembelajaran,
peraturan maupun yang lainnya, karena pada dasarnya setiap sekolah ingin
berbeda dengan sekolah lain, dan keunikan-keunikan tersebut yang
membuat masyarakat tertarik.
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan ada beberapa keunikan
yang ada di SMP Tara Salvia, diantara sebagai berikut:
59
a) Penataan meja dan kursi dibuat berkelompok, tidak sendiri-sendiri
sebagaimana umumnya.
b) Menitikberatkan pada praktik dan refleksi di setiap pelajaran.
c) Kegiatan belajar dan mengajar tanpa menggunakan seragam-seragam
resmi.
60
d) Tidak ada perbedaan antara peserta didik yang normal dan yang
bekebutuhan khusus.
2) Sistem Pengajaran SMP Tara Salvia
Sebagaimana wawancara penulis dengan Kepala SMP Tara Salvia,
pembelajaran di SMP Tara Salvia tidak membeda-bedakan antara
Pendidikan Agama dan Pendidikan Umum:
“Seluruh mata pelajaran di Tara Salvia itu kita upayakan tematik
terpadu dan terintegrasi, termasuk Pendidikan Agama Islam di
dalamnya. Jadi, ketika kita merancang kurikulum dan program
mengupayakan semaksimal mungkin, menganalisis terhadap
seluruh kempetensi dasar dan memilah-milah mana KD-KD dari
agama Islam yang bisa diintegrasikan dengan seluruh mata pelajaran
dengan tema yang ada, sehingga pelajaran agama lebih bermakna,
lebih kontekstual”.21
Teknis pembelajaran tematik terpadu dan terintegrasi di Tara Salvia
sebagai berikut:22
a) Guru menyiapkan kertas plano
b) Guru menyiapkan lembar KD-KD setiap pelajaran kemudian
disusun dan dibagi berapa pekan efektif dalam 1 semester.
c) KD-KD disusun secara urutan konsep, tapi apabila konsep tidak
berurutan itu akan lebih baik dan guru lebih bebas dalam
mengeksplorasinya.
d) Kemudian KD-KD digunting sesuai mata pelajaran, dari situ guru
bisa menentukan tema yang cocok dari unit atau tema itu.
e) Dari tema itulah sumatif disusun.
21 Berdasarkan wawancara dengan Afriki, Kepala SMP Tara Salvia, Tangerang Selatan,
Jum’at, 12 Januari 2018 22 Berdasarkan wawancara dengan Al Farani, Koordinator Senior SMP di SMP Tara Salvia,
Tangerang Selatan, Jum’at, 12 Januari 2018
61
Tabel 4.4
Pemetaan Kelas 9 2017-2018
TEMA 1 (Menuju Sukses)
3.1
Memahami Q.S az-Zumar 53, Q.S an-Najm39-42. Q.S al-
Imran 159 tentang optimis, ikhtiar dan tawakal serta hadits
terkait
4.11 Membaca Q.S az-Zumar 53, Q.S an-Najm39-42. Q.S al-
Imran 159 dengan tartil
4.1.2 Menunjukkan hafalan Q.S az-Zumar 53, Q.S an-Najm39-42.
Q.S al- Imran 159 dengan lancar
4.1.3
Menyajikan keterkaitan optimis, ikhtiar dan tawakal dengan
pesan Q.S az-Zumar 53, Q.S an-Najm39-42. Q.S al- Imran
159
3.4
Memahami makna iman kepada qadha dan qadar berdasarkan
pengamatan terhadap dirinya, alam sekitar dan makhluk
ciptaannya.
4.4 Menyajikan dalil naqli tentan qadha dan qadar
3.8 Memahami ketentuan zakat
4.8 Mempraktikan ketentuan zakat
3.9 Memahami ketentuan haji dan umrah
4.9 Mempraktikkan manasik haji
3.10 Memahami ketentuan penyembelihan hewan dalam Islam
4.10 Memperagakan tat acara penyembelihan hewan
3.11 Memahami ketentuan qurban dan akikah
4.11 Menjalankan pelaksanaan ibadah qurban dan akikah
TEMA 2 (Hidup itu Pilihan)
3.2 Memahami Q.S al-Hujurat 13 tentang toleransi dan
menghargai pendapat
4.2.1 Membaca Q.S al-Hujurat 13 dengan tartil
62
4.2.2 Menunjukkan hafalan Q.S al-Hujurat 13
4.2.3 Menyajikan keterkaitan toleransi dan menghargai perbedaan
dengan pesan Q.S al-Hujurat 13
TEMA 3 (Hidup Bermanfaat)
3.3
Memahami makna iman kepada hari akhir berdasarkan
pengalaman, pengamatan terhadap dirinya, alam sekitar dan
makhluk ciptaanNya.
4.3 Menyajikan dalil naqli yang menjelaskan gambaran kejadian
hari akhir
TEMA 4 (JEJAK-JEKA PERUBAHAN)
3.1.2 Memahami sejarah perkembangan Islam di Nusantara
4.1.2 Menyajikan rangkain sejarah perkembangan Islam di
Nusantara
3.1.3 Memahami tradisi Islam Nusantara
4.1.3 Menyajikan sejarah dan tradisi Islam Nusantara
PT= Refleksi “Bagaimana mengembangkan Islam?”
(Hasil Observasi Penulis)
Untuk dapat menyajikan dan menyampaikan materi pengetahuan
atau bidang studi yang tepat, guru juga dituntut menguasai strategi dan
metode mengajar dengan baik. Kecermatan guru sangat diperlukan dalam
mengobservasi perilaku anak yang secara spontan tampak dihubungkan
dengan tujuan-tujuan pembelajaran dan jelas pula apa yang tidak dapat
dilakukan anak, sehingga peranan guru dalam pembelajaran terpadu dan
terintegrasi akan lebih mudah.
Sebagai contoh, di kelas 9 materinya KD nya memahami sejarah
perkembangan Islam di Nusantara dan berkaitan erat dengan Walisongo.
Karena Walisongo ini nilai-nilainya berkaitan dengan pengembangan diri
dan dari IPS nya adalah jejak-jejak perubahan. Di Agama itu sejarah
kebudayaan Islam dan ternayata hanya sejarah perkembangan Walisongo
63
nanti akan dihubungkan dengan penyebaran Islam sekarang itu bagaimana?
Ketika Walisongo bagaimana? Dan penyebaran Islam sekarang bagaimana?
Ketika guru memberikan materi walisongo, siswa tidak hanya
mengetahui walisongo namanya siapa ya? Tapi lebih kepada apa nilai-nilai
yang dapat dipelajari dari walisongo ini dan kita sebagai manusia yang
hidup dimasa sekarang apa yang bisa kita contoh dari beliau? Ini nanti
dikaitkan dengan tema yang sudah ditentukan di awal yaitu jejak-jejak
perubahan. Jadi anak-anak terinspirasi dari kisah yang dipelajari.
Dari pelajaran walisongo tersebut nantinya anak-anak akan
memperoleh manfaat yan nantinya akan dituangkan ke roud map. Diantara
manfaat mempelajari walisongo yaitu: mengajarkan tentang Islam yang
dalam penyampaiannya dengan keramahan dan bijaksana; semangat
berdakwah yang tinggi; mengajarkan sikap bersatu, rukun, dan bersama-
sama mempertahankan negara Indonesia dari ancaman luar maupun dalam
negeri.
Kemudian, di materi Walisongo itu ada produk akhir dan
diintegrasikan dengan mata pelajaran TIK yaitu anak akan membuat roud
map dari jejak perubahan penyebaran Islam. Ketika mereka belajar TIK,
pelajaran yang akan diberikan guru adalah bagaimana cara membuat roud
map yang sudah mereka dapatkan di pelajaran Pendidikan Agama Islam.
d. Kendala dan Solusi Penerapan Pembelajaran Terpadu di SMP
Tara Salvia
Integrasi Pendidikan Agama Islam dan mata pelajaran umum pada
dasarnya merupakan upaya untuk memadukan antara Pendidikan Agama
Islam dan mata pelajaran umum dalam rangka meningkatkan kualitas
pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan hasil yang akan dicapai oleh
peserta didik.
64
Dengan cara ini maka diharapkan Pendidikan Agama Islam tidak
hanya sekedar wahana transfer pengetahuan keagamaan semata, tetapi juga
penanaman nilai-nilai keislaman yang nantinya mampu diterapkan oleh
peserta didik dalam kehidupan bermasyarakat sebagai seorang muslim yang
mampu berperan dalam menyelesaikan problem umat maupun bangsa.23
Hasil dari Integrasi Pendidikan Agama Islam dan mata pelajaran
umum di SMP Tara Salvia berdasarkan hasil wawancara penulis dengan
kepala sekolah diharapkan anak tidak hanya cerdas intelektual saja, tapi
sosial emosional pada diri peserta didik berkembang dengan baik, fisik
mereka sehat, kemudian spiritual bagus, sehingga mereka menjadi pibadi
yang utuh.
Namun kenyataan pelaksanaan di lapangan masih ditemukan adanya
halangan atau kendala yang dihadapi dalam proses integrasi tersebut.
Diantara kendala yang dialami guru dalam mengintegrasikan Pendidikan
Agama Islam dan Mata Pelajaran Umum di SMP Tara Salvia adalah sebagai
berikut:
Pertama, sistem, strategi dan metode yang diterapkan dalam proses
Pendidikan dan pembelajaran agama Islam masih belum seluruhnya
mengintegrasikan seluruh mata pelajaran. Tidak semua pelajaran agama
bisa diintegrasikan ke mata pelajaran lain seperti: dunia akhirat, surga,
neraka.
Langkah yang dilakukan guru agama ketika melihat KD itu tidak
bisa diintegrasikan ke pelajaran lain, maka guru mata pelajaran berdiskusi
dengan koordinator kurikulum supaya harapan dari sekolah tercapai,
kemudian visi misi sekolah juga tercapai. Apabila KD dalam agama Islam
memang tidak bisa untuk diintegrasikan dengan mata pelajaran umum,
langkah yang dilakukan guru adalah KD tersebut berjalan sendiri.
23 Dwi Priyanto, “Pemetaan Problematika Integrasi Pendidikan Agama Islam dengan Sains
dan Teknologi” , Jurnal Insania, Vol. 19 No. 2, 2014, h. 229-230
65
Kedua, Sumber Daya Manusia (SDM) dalam hal ini guru mengalami
kesulitan dalam mengembangkan Pendidikan terpadu dan terintegrasi.
Secara teori para guru mumpuni dalam bidang mata pelajarannya, akan
tetapi untuk aplikasi nya masih kurang dan harus banyak mendapatkan
arahan.
Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, sekolah
mengadakan pelatihan dan pendampingan secara rutin. Jadi setiap semester
diadakan pelatihan untuk seluruh guru, kemudian ketika di pertengahan
jalan membutuhkan pendampingan misalnya, maka kegiatan pelatihan dan
pendampingan akan diberikan untuk menyamakan standard an segala
macam. Penampingan ini dilakukan setiap hari, setiap saat, karena itu adalah
hal yang sangat penting selain ada pelatihan yang sangat umum.
66
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan judul “Integrasi Pendidikan
Agama Islam dan Mata Pelajaran Umum di SMP Tara Salvia” dapat
disimpulkan bahwa SMP Tara Salvia menerapkan pendidikan tematik
terpadu dan terintegrasi. Dengan pendekatan fenomonelogi yang penulis
lakukan yaitu dengan melihat fenomena atau realita yang ada di lapangan
kemudian mengacu kepada teori yang ada, integrasi tersebut dapat dilihat
dari:
Pertama, model integrasi yang digunakan mengacu kepada 10 cara
atau model pembelajaran terpadu dari Robin Fogarty. Kesepuluh cara atau
model tersebut adalah: 1) fragmented; 2) connected; 3) nested; 4)
sequenced; 5) shared; 6) webbed; 7) threaded; 8) integrated; 9) immersed;
dan 10) networked. Akan tetapi yang digunakan di Tara Salvia adalah model
webbed.
Model pembelajaran laba-laba (webbed) merupakan model
pembelajaran terpadu dengan menggunakan pendekatan tematik. Yaitu
mengaitkan materi pembelajaran pada penerapan kehidupan sehari-hari dan
situasi yang sedang terjadi. Dengan demikian, Pendidikan agama Islam
mampu menghadirkan suatu kontruksi wacana keagamaan yang kontekstual
dengan memperhatikan apa yang ada di lingkungan sekitar dengan tema
yang ada. Misalnya ketika di kelas 9 materinya memahami sejarah
perkembangan Islam di Nusantara, hal itu akan sangat berkaitan erat dengan
walisongo. Karena Walisongo ini nilai-nilainya berkaitan dengan
pengembangan diri dan dari IPS nya adalah jejak-jejak perubahan kemudian
di agama itu sejarah kebudayaan Islam. Maka sejarah perkembangan
Walisongo nanti akan dihubungkan dengan penyebaran Islam itu
bagaimana? Ketika Walisongo bagaimana? Dan penyebaran Islam sekarang
bagaimana? Ketika guru memberikan materi walisongo, siswa tidak hanya
67
mengetahui walisongo namanya siapa ya? Tapi lebih kepada apa nilai-nilai
yang dapat dipelajari dari walisongo ini dan kita sebagai manusia yang
hidup dimasa sekarang apa yang bisa kita contoh dari beliau? Ini nanti
dikaitkan dengan tema yang sudah ditentukan di awal yaitu jejak-jejak
perubahan. Jadi anak-anak terinspirasi dari kisah yang dipelajari.
Di materi Walisongo itu ada produk akhir dan diintegrasikan dengan
mata pelajaran TIK yaitu anak akan membuat roud map dari jejak
perubahan penyebaran Islam. Ketika mereka belajar TIK, pelajaran yang
akan diberikan guru adalah bagaimana cara membuat roud map yang sudah
mereka dapatkan di pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Kedua, Penerapan pembelajaran terpadu bisa dilihat dari berbagai
aspek, diantaranya: penataan meja dan kursi dibuat berkelompok, tidak
sendiri-sendiri sebagaimana umumnya; menitikberatkan pada praktik dan
refleksi; tidak ada perbedaan antara peserta didik yang normal dan
berkebutuhan khusus.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diharapkan dapat
memberikan sedikit sumbangan berupa pemikiran yang digunakan sebagai
usaha untuk meningkatkan kemampuan dalam bidang Pendidikan,
khusunya dalam integrasi Pendidikan Agama Islam dan mata pelajaran
umum. Adapun saran yang dapat penulis sumbangkan untuk meningkatkan
integrasi Pendidikan Agama Islam dan mata pelajaran umum di sekolah
antara lain:
1. Sekolah
a. Hendaknya pihak sekolah menyediakan buku penunjang yang
relevan tentang integrasi Pendidikan Agama Islam dan mata
pelajaran umum.
68
b. Hendaknya para dewan guru menjalin kerjasama baik antar sesama
guru maupun tokoh agama dalam pelaksanaan integrasi Pendidikan
agama dan mata pelajaran umum.
2. Pendidik
a. Hendaknya integrasi PAI dan mata pelajaran umum dipahami
sebagai penjabaran lebih lanjut dari silabus, dan komponen penting
yang pengembangannya harus dilakukan secara profesional, dan
bukan hanya sebagai formalitas saja.
b. Bagi guru agama jangan hanya berpuas diri dengan pengetahuan
agama saja, tetapi sharing dengan guru mata pelajaran umum serta
keterbukaan itu perlu dan harus. Bahwa agama tidak hanya tentang
akhirat atau hari akhir saja itu harus dibuang jauh-jauh, karena
agama mencakup keseluruhan ilmu yang ada di alam ini.
69
DAFTAR PUSATAKA
Abdullah, Amin, dkk. Islamic Studies: Dalam Paradigma Integrasi-Interkoneksi.
Yogyakarta: SUKA Press. 2007.
Adripen. Reintegrasi Mata Pelajaran PAI ke dalam Mata Pelajaran Umum. Ta’dib
Nomor 1. 11, 2008.
Afriki, Wawancara. Tangerang Selatan, Jum’at 12 Januari 2018.
Ahmad, Nur’aini. Pendidikan Islam Humanis. Tangsel: Onglom Books. 2017.
Al Farani. Wawancara. Tangerang Selatan, Jum’at 12 Januari 2018.
Al Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia.
2009.
Ali, Mohammad. Penelitian Kependidikan Prosedur Strategi. Bandung: Aksara,
1987.
Amin Abdullah, dkk, Islamic Studies, Dalam Paradigma Integrasi-
Interkoneksi. Yogyakarta: Suka Press. 2007.
Aminuddin, Luthfi Hadi. Integrasi Ilmu dan Agama: Studi Atas Paradigma
Integratif-Interkonektif UIN Sunan Kalijaga Yogjakarta. KODIFIKASIA
Jurnal Penelitian Keagamaan dan Sosial-Budaya Nomor 1. 4, 2010.
Arief, Armai. Reformasi Pendidikan Islam. Jakarta: CRSD Press, 2005.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rieneka Cipta, 2006.
Aripin, Syamsul. Modernisasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Unggulan. Tangsel: Onglam Books, 2017
Darajat, Zakiah. Kesehatan Mental. Jakarta: Gunung Agung. Cet. ke-23. 1996
Darwanti, Hanni. Wawancara. Tangerang Selatan, 12 Oktober 2016.
Dauly, Haidar Putra. Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di
Indonesia Edisi Revisi. Jakarta: Kencana Prenada Group. 2014
Fathoni, Muhammad Kholid. Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional
(Paradigma Baru). Jakarta: Departemen Agama RI. 2005
Hawi, Akmal. Kompetensi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2013.
70
http://tarasalviaedu.or.id/yayasan-tara-salvia.
Majid, Abdul dan Dian Andayani. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi.
Bandung: Remaja Rosdakarya. 2006.
Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2015.
Maksudin. Pengembangan Metodologi Pendidikan Agama Islam Pendekatan
Dialektik. Yogyakarta: Pustaka pelajar. 2015.
Meilawati, Olis. Wawancara. Tangerang Selatan, 12 Oktober 2016.
Moleong, Lexy J.. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2007.
Mustopa, Jaenal. “Konsep Pendidikan Islam Integralistik Menurut Muhammad
Abduh” Skripsi pada Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta: 2013. tidak dipublikasikan
Narbuka, Cholid dan Abu Ahmadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi
Aksara. 1999.
Nasekun, Muh.. “Integrasi Nilai-Nilai Agama Islam dalam Pembelajaran IPS
Sejarah di Kelas VIII MTs Ma’arif Wadas Kandangan Temanggung Tahun
Pelajaran 2014/2015”, Tesis pada Sekolah Pascasarjana IAIN Salatiga,
(Salatiga: 2015. tidak dipublikasikan.
Nata, Abuddin, dkk. Integrasi Ilmu Agama dan Ilmu Umum. Ciputat: UIN Jakarta
Press, Cet. I, 2003.
Nizar, Syamsul. Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta: Gaya Media
Pratama. 2001
Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. 2015
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 54 tahun 2013 tentang Standar
kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 58 tahun 2014 tentang
kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.
Ramayulis. Metodologi Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia, Cet. V, 2005.
71
Ramli, M. Integrasi Pendidikan Agama Islam ke Dalam Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam di Madrasah Tsanawiyah Negeri Mulawarman
Banjarmasin. Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan. 11, 2014.
Rosyada, Dede. Madrasah dan Profesionalisme Guru dalam Arus Dinamika
Pendidikan Islam di Era Otonomi Daerah. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2017.
Sabri, M, Alisuf. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2005.
Standar isi Pendidikan Agama Islam Sekolah Menangah Pertama (SMP),
PERMENDIKBUD No. 21 Tahun 2016.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. 2011.
Tim Prima Pena. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gitamedia Press. tt.
Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003, Bab II, Pasal
3, (Pusat data dan Informasi Pendidikan, Balitbang-Depdiknas)
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama : Afif Faizin
NIM : 1113011000043
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi : Integrasi Pendidikan Agama Islam dan Mata Pelajaran Umum
di SMP Tara Salvia
No Judul Buku No.
Footnote
Halaman
Skripsi
Paraf
Pembimbing
BAB I
1.
Syamsul Nizar, Dasar-Dasar
Pemikiran Pendidikan Islam,
(Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001),
h. 6
1
1
2.
Muhammad Kholid Fathoni,
Pendidikan Islam dan Pendidikan
Nasional (Paradigma Baru), (Jakarta:
Departemen Agama RI, 2005), h. 39
2
1
3.
Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional Nomor 20 tahun 2003, Bab
II, Pasal 3, (Pusat data dan Informasi
Pendidikan, Balitbang-Depdiknas)
3 2
4.
Zakiah Darajat, Kesehatan Mental,
cet-23 (Jakarta: Gunung Agung,
1996), h. 129-130
4 4
5.
Haidar Putra Dauly, Pendidikan Islam
dalam Sistem Pendidikan Nasional di
Indonesia Edisi Revisi, (Jakarta:
Kencana Prenada Group, 2014), h.144
5
4
6.
Adripen, “ Reintegrasi Mata Pelajaran
PAI ke dalam Mata Pelajaran
Umum”, Ta’dib Nomor 1 Vol. 11,
2008, h. 25
6 4
7.
Berdasarkan wawancara dengan
Hanni Darwanti, S.I.P, Wakil Kepala
Sekolah di SMP Tara Salvia,
Tangerang Selatan, Rabu, 12 oktober
2016
7
4
8.
Berdasarkan wawancara dengan Olis
Meilawati, S.H.I, Guru Pendidikan
Agama Islam di SMP Tara Salvia,
Tangerang Selatan, Rabu, 12 oktober
2016
8,9 5
BAB II
9.
Tim Prima Pena, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Gitamedia Press),
tt, h. 348
1 8
10.
Abuddin Nata, dkk, Integrasi Ilmu
Agama dan Ilmu Umum, (Ciputat:
UIN Jakarta Press, 2003), cet.1. h. 84-
87
2 9
11.
Al Qur’an dan Terjemahannya,
Jakarta: Departemen Agama Republik
Indonesia, 2009, h. 2
3 11
12
Nur’aini Ahmad, Pendidikan Islam
Humanis, (Tangsel: Onglom Books,
2017), h. 190
4 12
13
Luthfi Hadi Aminuddin, “ Integrasi
Ilmu dan Agama: Studi Atas
Paradigma Integratif-Interkonektif
UIN Sunan Kalijaga Yogjakarta”,
KODIFIKASIA Jurnal Penelitian
Keagamaan dan Sosial-Budaya
Nomor 1 Vol. 4, 2010, h. 188-189
5
14
14
Amin Abdullah, dkk, Islamic Studies:
Dalam Paradigma Integrasi-
Interkoneksi, (Yogyaakarta: SUKA
Press, 2007), h. 52
6
7
8
14
15
Maksudin, Pengembangan
Metodologi Pendidikan Agama Islam
Pendekatan Dialektik, (Yogyakarta:
Pustaka pelajar, 2015), cet. 1, h. 10
9
15
16
Abdul Majid dan Dian Andayani,
Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2006) cet. Ke-3, h. 130
10
14
15
17
15
17
17
18
17
M, Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu
Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2005), h. 111
11 16
18
Ramayulis, Metodologi Agama Islam,
(Jakarta: Kalam Mulia, 2005) Cet. V,
h. 20
12 16
19
Syamsul Aripin, Modernisasi
Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di Sekolah Unggulan, (Tangsel:
Onglam Books, 2017), h. 62
13 17
20
Akmal Hawi, Kompetensi Pendidikan
Agama Islam, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2013), h.21
16
19
18
20
21
Standar isi Pendidikan Agama Islam
Sekolah Menangah Pertama (SMP),
PERMENDIKBUD No. 21 Tahun
2016 , h.13
18
19
22
Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 54 tahun 2013
tentang Standar kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan menengah, h.1
20, 21 20
23
Undang-undang RI No. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional,
h. 23
22
21
24
Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 58 tahun 2014
tentang kurikulum 2013 Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah, h. 3-4
23, 24 21
25
Armai Arief, Reformasi Pendidikan
Islam, (Jakarta: CRSD Press: 2005),
h. 136-137
25 21
26
Jaenal Mustopa, “Konsep Pendidikan
Islam Integralistik Menurut
Muhammad Abduh”, Skripsi pada
Pendidikan Agama Islam UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta, (Jakarta: 2013),
h. 61, tidak dipublikasikan
26
23
27
Muh. Nasekun, “Integrasi Nilai-Nilai
Agama Islam dalam Pembelajaran
IPS Sejarah di Kelas VIII MTs
Ma’arif Wadas Kandangan
Temanggung Tahun Pelajaran
2014/2015”, Tesis pada Sekolah
Pascasarjana IAIN Salatiga, (Salatiga:
2015), h. vi, tidak dipublikasikan.
27
24
28
M. Ramli, dalam jurnalnya berjudul
“Integrasi Pendidikan Agama Islam
ke Dalam Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam di Madrasah
Tsanawiyah Negeri Mulawarman
Banjarmasin”, Ittihad Jurnal
Kopertais Wilayah XI Kalimantan,
Volume 11, 2014, h. 112
28 25
BAB III
29
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode
Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2011), h.60
1, 2, 3
27
30
Amin Abdullah, dkk, Islamic
Studies, Dalam Paradigma
Integrasi-Interkoneksi, (Yogyakarta:
Suka Press, 2007), h. 52
4 28
30
Mohammad Ali, Penelitian
Kependidikan Prosedur Strategi,
(Bandung: Aksara, 1987), h. 91
5 28
31
Cholid Narbuka dan Abu Ahmadi,
Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 1999), h. 83-85
6 29
32
Suharsimi Arikunto, Prosedur
penelitian Suatu Pendekatan
Praktik, (Jakarta: Rieneka Cipta,
2006), h. 158
7
29
33
Lexy J.Moleong, Metodologi
Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2007), h. 219
8
9
29
30
34
Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015
10, 11 30
BAB IV
35
http://tarasalviaedu.or.id/yayasan-
tara-salvia (diakses pada hari senin,
11 desember 2017,pukul 13.05)
1
2
3
4
6
8,9
10
11
12,13
34
35
36
43
44
45
46
47
48
36 Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional Nomor 20 tahun 2003, Bab 12 54
II, Pasal 3, (Pusat data dan Informasi
Pendidikan, Balitbang-Depdiknas)
37
Dede Rosyada, Madrasah dan
Profesionalisme Guru dalam Arus
Dinamika Pendidikan Islam di Era
Otonomi Daerah, (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2017), h. 336
16 53
38
wawancara dengan Afriki, Kepala
SMP Tara Salvia, Tangerang Selatan,
Jum’at, 12 Januari 2018
17
56
39
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2015), h. 120
14
16
17
56
57
58
40
wawancara dengan Al Farani,
Koordinator Senior SMP di SMP Tara
Salvia, Tangerang Selatan, Jum’at, 12
Januari 2018
18 58
Dokumentasi Penelitian
Wawancara dengan Narasumber
Dokumentasi Penelitian
Proses kegiatan belajar mengajar
Dokumentasi Penelitian
Dokumentasi Integrasi
Dokumentasi Penelitian
Dokumentasi Integrasi