instrumen kelautan

download instrumen kelautan

of 57

Transcript of instrumen kelautan

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    1/57

    1

    I. 

    PENDAHULUAN

    1.1.  Latar Belakang

    Instrumentasi Kelautan adalah suatu bidang lmu kelautan yangbehubungan

    dengan alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan

     pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks dalam

    dunia kelautan. Pancaindera manusia memiliki kemampuan daya pisah yang

    terbatas. Oleh karena itu, banyak masalah mengenai benda atau organism yang akan

    di amati hanya dapat diperiksa dengan menggunakan alat bantu.

    Instrumentasi kelautan sebagai alat pengukuran meliputi insturmentasi

    Survey / Statistik, Intrumentasi Pengukuran Suhu, Disolve Oxygen (DO), Salinitas,

    PH perairan, dll. Contoh dari instrumentasi sebagai alat analisis dan kendali dalam

    instrumentasi ini bisa dilakukan secara manual (hasilnya dibaca dan ditulis tangan),

    tetapi bisa juga dilakukan secara otomatis dengan menggunakan komputer (sirkuit

    elektronik). Untuk jenis yang kedua ini, instrumentasi tidak bisa dipisahkan dengan

     bidang elektronika dan instrumentasi itu sendiri.

    Dalam praktikum instrumentasi kelautan ini membahas tentang alat  –  alat

    yang erat kaitannya dengan kondisi oseanografi dan parameter-parameter

    lingkungkan yang ada di laut. Adapun alat-alat tersebut seperti GPS, Refraktometer,

    PH dan DO meter, Funnel, spektofotometer, echosounder. Semuanya dibahas

     berdasarkan fungsi, teknik dan prosedur penggunaan, cara kalibrasi hingga teknik

    menyimpan dan perawatannya.

    1.2. TUJUAN

    1.2.1. 

    ROTARY EVAPORATOR

    a.  Mengetahui mekanisme kerja rotary evaporator

     b.  Memahami konsep ekstraksi cair –  cair dan padat –  cair

    c.  Melakukan proses evaporasi

    1.2.2. 

    KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

    a.  Untuk mengetahui teknik pemisahan senyawa dengan metode Kromatografi

    Lapis Tipis

     b. 

    Untuk mengetahui kandungan apa yang dimiliki oleh spirulina

    http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    2/57

    2

    1.2.3.  SPEKTROFOTOMETRI

    a. 

    Mengetahui mekanisme kerja spektrofotometer

     b. 

    Melakukan pengukuran absorbansi dan transmisi pada berbagai sampel

    menggunakan spektrofotometer

    1.2.4.  SEPARATORY FUNNEL

    a.  Dapat melakukan ekstraksi cair- cair

    1.2.5.  REFRAKTOMETER

    a.  Mengetahui cara mengukur kadar salinitas suatu perairan

    1.2.6.  DO

    a.  Mengetahui cara mengukur kadar oksigen terlarut pada suatu perairan

    1.2.7. 

    ECHOSOUNDER

    a.  Menjelaskan bagian –  bagian dari echosounder, cara setting, dan cara kerja

    echosounder

    1.2.8.  TERMOMETER

    a.  Mengetahui bagian –  bagian thermometer

     b.  Mengetahui mekanisme kerja thermometer

    1.2.9.  GPS

    a. 

    Mahasiswa dapat menjelaskan bagian  –   bagian dari GPS, menu  –   menu

    utama, cara setting, cara kerja dan cara penggunaannya.

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    3/57

    3

    II.  TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 ROTARY EVAPORATOR

    2.1.1 

    Definisi Alat dan Prinsip Dasar Kerjanya

    Vaccuum Rotary Evaporator adalah alat yang berfungsi untuk memisahkan

    suatu larutan dari pelarutnya sehingga dihasilkan ekstrak dengan kandungan kimia

    tertentu sesuai yang diinginkan. Cairan yang ingin diuapkan biasanya ditempatkan

    dalam suatu labu yang kemudian dipanaskan dengan bantuan penangas, dan

    diputar. Uap cairan yang dihasilkan didinginkan oleh suatu pendingin (kondensor)

    dan ditampung pada suatu tempat (receiver   flask ) (Senjaya dan Surakusumah,

    2012).

    Alat ini menggunakan prinsip vakum destilasi, sehingga tekanan akan

    menurun dan pelarut akan menguap dibawah titik didihnya alat ini bekerja seperti

    alat destilasi. Dimana alat ini merupakan alat yang biasa digunakan di laboratorium

    kimia untuk mengefisienkan dan mempercepat pemisahan pelarut dari suatu

    larutan. Pemanasan pada alat ini menggunakan penangas air yang dibantu dengan

    rotavapor akan memutar labu yang berisi sampel oleh rotavapor sehingga

     pemanasan akan lebih merata. Selain itu, penurunan tekanan diberikan ketika labu

    yang berisi sampel diputar menyebabkan penguapan lebih cepat. Dengan adanya

     pemutaran labu maka penguapan pun menjadi lebih cepat terjadi. Pompa vakum

    digunakan untuk menguapkan larutan agar naik ke kondensor yang selanjutnya

    akan diubah kembali ke dalam bentuk cair (Sluiter, 2006).

    2.1.2  Gambar Alat dan fungsi setiap bangiannya

    Gambar 1. Rotary Evaporator

    Sumber : (Sluiter, 2006).

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    4/57

    4

    Berikut adalah keterangan fungsi bagian-bagian pada alat Rotary evaporator

    menurut Sluiter (2006) :

    a. 

    Tungkai bawah yang berfungsi untuk mengatur tinggi rendahnya labu

    sampel dan tungkai yang berfungsi untuk mengatur kemiringan kondensor

    dan labu alas bulat.

     b.  Digunakan untuk memanaskan sampel dengan suhu yang dapat diatur sesuai

    kebutuhan.

    Gambar 2. Watherbath

    Keterangan :

    1.  Layar penampil suhu

    2. 

    Tombol Up/Down untuk menaik turunkan suhu

    3.  Tombol untuk mengatur suhu

    c.  Mesin pendingin berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk

    mendinginkan air yang akan dipompakan ke kondensor. Di atas alat ini

    terdapat dua selang yang berfungsi sebagai tempat masuk dan keluarnya air

    dari mesin pendingin ke kondensor seperti terlihat pada gambar di bawah

    ini

    d. 

    Kondensor merupakan alat yang digunakan untuk mendinginkan uap

     pelarut yang telah menguap. Kondensor berfungsi untuk mengubah uap

    menjadi bentuk cair kembali.

    e.  Labu alas bulat tempat pelarut yang telah menguap, juga terdapat ujung

    rotor yang berfungsi sebagai tempat bergantungnya labu alas bulat tempat

     pelarut yang telah.

    2

    1

    3

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    5/57

    5

    f.  Pompa vakum digunakan untuk mengatur tekanan dalam labu, sehingga

    mempermudah penguapan sampel.

    2.1.3  Cara Kalibrasi Alat

    Kalibrasi diperlukan untuk menjaga agar alat tetap berfungsi dengan baik,

    kalibrasi rotav dilakukan dengan menjaga suhu ruangan, merawat water bath

    dengan mengganti airnya supaya suhu saat alat di pakai tetap stabil. Penangas air

    dirawat dengan cara mengganti air secara berkala, misalnya jika sering digunakan

    dua kali dlam seminggu. Selain itu, ada baiknya setiap alat yang memiliki saklar

    tersendiri. Penangas air untuk saklar penangas air, pendingin untuk saklar

     pendingin, begitu juga seterusnya (Sluiter, 2006).

    2.2 Kromatografi Lapis Tipis

    2.2.1  Definisi Alat dan Prinsip Dasar Kerjanya (Sesuai Tipe)

    Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan zat terlarut oleh suatu proses

    migrasi diferensial dinamis dalam sistem yang terdiri dari dua fase atau lebih, salah

    satu diantaranya bergerak secara berkesinambungan dalam arah tertentu dan di

    dalamnya zat-zat itu menunjukkan perbedaan mobilitas disebabkan adanya

     pembedaan dalam adsorpsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul, atau

    kerapatan muatan ion. Atau secara sederhana kromatografi biasanya juga di artikan

    sebagai teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan

    komponen dalam medium tertentu. Kromatografi di gunakan untuk memisahkan

    substansi campuran menjadi komponen-komponen. Seluruh bentuk kromatografi

     bekerja berdasarkan prinsip ini (Gandjar, 2008). 

    Suatu teknik kromatografi yang digunakan untuk memisahkan campuran

    yang tidak volatil disebut dengan Kromatografi Lapisan Tipis (KLT). Kromatografilapisan tipis dilakukan pada selembar kaca, plastik, atau aluminium foil yang

    dilapisi dengan lapisan tipis bahan adsorben, biasanya silika gel, aluminium oksida,

    atau selulosa. Kromatografi lapisan tipis dapat digunakan untuk memonitor

     pergerakan reaksi, mengidentifikasi senyawa yang terdapat di dalam campuran, dan

    menentukan kemurnian bahan. Lapisan tipis adsorben diketahui sebagai fasa

    stasioner (atau fasa diam). Contoh penggunaan aplikasi ini antara lain: analisis

    seramida dan asam lemak, deteksi pestisida dan insektisida dalam air dan makanan,

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    6/57

    6

    analisisi komposisi zat warna serat dalam bidang forensik, penentuan kemurnian

    radiokimia dalam bidang radiofarmasi, atau identifikasi tanaman obat dan

    konstituennya (Wardani, 2008).

    Prinsip kerjanya memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran

    antara sampel dengan pelarut yang digunakan. Teknik ini biasanya menggunakan

    fase diam dari bentuk plat silika dan fase geraknya disesuaikan dengan jenis sampel

    yang ingin dipisahkan. Larutan atau campuran larutan yang digunakan dinamakan

    eluen. Semakin dekat kepolaran antara sampel dengan eluen maka sampel akan

    semakin terbawa oleh fase gerak tersebut (Wardani, 2008).

    2.2.2  Gambar KLT dan peralatan penunjangnya

    Gambar 3. Kromatografi lapis tipis dan alat penunjangnya

    Sumber : (Wardani, 2008).

    2.2.3  Cara Pembacaan Hasil KLT

    Menurut Wardani (2008), oleh karena bahan kimia yang dipisahkan

    kemungkinan tidak berwarna, terdapat beberapa metode untuk memvisualisasikan

    noda:

    a.  Analit yang dapat berfluoresensi seperti kuinina dapat dideteksi

    menggunakan lampu UV-A (366 nm).

     b. 

    Terkadang sejumlah kecil fluoresens, biasanya zinc silikat dengan

    mangan aktif, ditambahkan pada adsorben yang memungkinkan deteksi

    noda menggunakan lampu UV-C (254 nm). Lapisan adsorben akan

     berfluoresensi hijau, tetapi noda analit akan tampak hitam.

    c.  Uap iodium bisa digunakan sebagai pereaksi warna umum.

    d.  Pelat KLT dicelupkan atau disemprot dengan pereaksi warna khusus:

      Kalium permanganat - oksidasi

     

    Bromin

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    7/57

    7

    e.  Untuk lemak, kromatogram dapat dipindahkan ke membran PVDF

    untuk analisis lebih lanjut menggunakan, misalnya, spektrometri massa,

    suatu teknik yang dikenal sebagai Far-Eastern blotting.

    Jika sudah nampak, nilai Rf, atau faktor retardasi, masing-masing noda

    dapat ditentukan dengan membagi jarak tempuh produk terhadap jarak tempuh

    eluen dari titik awal. Nilai ini bergantung pada pelarut yang digunakan dan jenis

     pelat KLT, bukan merupakan tetapan fisika (Wardani, 2008).

    2.3 SPEKTROFOTOMETRI

    2.3.1  Definisi Alat dan Prinsip Dasar Kerjanya (Sesuai Tipe)

    Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang

    digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan

    kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara matri dengan cahaya. Cahaya yang

    dimaksud dapat berupa cahaya visible, UV, dan inframerah, sedangkan materi dapat

     berupa atom dan molekkul namun yang lebih berperan adalah electron valensi

    (Mukti, 2010).

    Dalam melaksanakan metode tersebut diperlukan alat yang bernama

    spektrofotometer, adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu

    sampel sebagai funsi panjang gelombang. Spektrofotometer menghasilkan panjang

    gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat

     pengurai seperti prisma, grating, atau celah optis. Suatu spektrofotometer tersusun

    dari sumber spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi

    untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan

    absorbsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding (Buie, 2011).

    Spectronic 20 adalah spektrofotometer single-beam yang didesain untukmengoperasikan cahaya tampak dari panjang gelombang 340 nm hingga 950 nm.

    Pada spektrofotometer jenis ini terdapat difraction grating monochromator yang

    dikombinasikan dengan sebuah sistem untuk mendeteksi, mengamplifikasi, dan

     pengukur panjang gelombang yang besarnya antara 340 hingga 950 nm (Buie,

    2011).

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    8/57

    8

    1 2 3 4 5 6

    7 8 9 10 11

    Gambar 4. Bagian bagian spektrofotometer

    Berikut ini merupakan keterangan gambar dan fungsi dari masing –  masing

     bagian alat menurut Buie (2011) :

    1.  Pembaca nilai absorbansi : untuk mengetahui nilai absorbansi serta nilai

    transmisi dari sampel

    2.  Indikator mode : untuk mengetahui mode yang sedang digunakan

    3.  Tombol mode pilihan : untuk mengubah mode sesuai yang diinginkan

    4.  Tombol untuk menurunkan / decrease

    5. 

    Tombol untuk menaikkan / increase

    6.  Tombol Print

    7.  Pembaca nilai panjang gelombang : untuk mengetahui nilai panjang

    gelombang

    8.  Sample holder   : sebagai tempat bagi sampel yang akan diukur nilai

    transmisi dan absorbansinya

    9.  Tombol on/off –  zero control : untuk menghidupkan dan mematikan alat

    serta untuk mengkalibrasi alat

    10. 100% transmittance control

    11. Pengatur panjang gelombang : tombol yang digunakan untuk mengatur

     panjang gelombang yang akan ditembakkan pada sampel

    2.3.2  Cara Kalibrasi Alat

    Kalibrasi spektofotometer dilakukan untuk meningkatkan akurasi

     pembacaan absorbansi, kalibrasi alat ini menggunakan larutan blanko. Setelah

    larutan blanko dimasukkan kemudian set T 100 dengan cara diputar ke kanan. Lalu,

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    9/57

    9

    atur dengan zero control sehingga pada pembaca nilai absorbansi tertera angka 0.

    Pembaca nilai absorbansi harus benar  –   benar dalam keadaan 0 sehingga

     pembacaan alat pada penggunaan selanjutnya dapat lebih akurat (Buie, 2011).

    2.3.3 

    Cara Pembacaan Hasil Spektro

    Hasil pengukuran yang didapatkan dengan spektrofotometer dapat berupa

    nilai absorbsi serta nilai transmisi. Pada setiap panjang gelombang yang

    ditembakkan oleh spektrofotometer menghasilkan nilai transmisi dan absorbansi

    yang berbeda  –  beda. Nilai absorbansi dan transmisi inilah yang kemudian akan

    digunakan untuk perhitungan dalam pengukuran suatu objek yang berupa larutan

    yang terlebih dahulu nilai absorbansi ataupun transmisi tersebut diolah dengan

     perhitungan tertentu sehingga menghasilkan kesimpulan tertentu. Kegunaan dari

    hasil spektrofotometer yaitu untuk mengetahui aktivitas antioksidan,

    mengidentifikasi pigmen, kandungan logam berat tertentu, dan lain sebagainya

    (Buie, 2011).

    2.4 SEPARATORY FUNNEL

    2.4.1  Definisi Alat dan Prinsip Dasar Kerjanya

    Separatory funnel, juga dikenal sebagai corong pemisah, corong pisah. Alat

    ini adalah bagian dari peralatan kaca laboratorium yang digunakan dalam ekstraksi

    cair-cair untuk memisahkan (partisi) komponen campuran menjadi dua fase pelarut

     bercampur kepadatan yang berbeda. Biasanya, salah satu fase akan berair, dan non-

     polar pelarut organik lipofilik seperti eter, MTBE, diklorometana, kloroform, atau

    etil asetat yang lain. Semua pelarut ini membentuk batas yang jelas antara dua

    cairan. Dua lapisan yang terbentuk biasanya dikenal sebagai fase organik dan air.

    Kebanyakan pelarut organik mengapung di atas fase berair, meskipun pengecualian penting yang paling terhalogenasi pelarut. Pelarut organik yang digunakan untuk

    ekstraksi tidak harus bereaksi dengan zat yang akan diekstraksi atau dengan air. Hal

    ini juga harus memiliki titik didih rendah sehingga dapat dengan mudah dihapus

    dari produk (Anne, 2011).

    Prinsip kerja corong pisah adalah memisahkan zat/senyawa tertentu dalam

    sampel berdasarkan kelarutan dalam pelarut tertentu yang memiliki perbedaan fase.

    Prosedur kerja dapat dilakukan seperti : Campuran dan dua fase pelarut

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    10/57

    10

    dimasukkan ke dalam corong dari atas dengan corong keran ditutup. Corong ini

    kemudian ditutup dan digoyang dengan kuat untuk membuat dua fase larutan

    tercampur. Corong ini kemudian dibalik dan keran dibuka untuk melepaskan

    tekanan uap yang berlebihan. Corong ini kemudian didiamkan agar pemisahan

    antara dua fase berlangsung. Penyumbat dan keran corong kemudian dibuka dan

    dua fase larutan ini dipisahkan dengan mengontrol keran corong. Corong isah ini

    dipakai untuk fraksinasi, Fraksinasi dilakukan dengan metode partisi cair-cair

    menggunakan corong pisah. Metode partisi relatif mudah dilakukan, teknik

     pemisahannya menggunakan dua pelarut dengan koefisien partisi yang berbeda di

    dalam corong pisah (Otsuka, 2006). Fraksinasi dilakukan dengan gradien kepolaran

     bertingkat dimulai dengan pelarut n-heksan, kloroform, dan etil asetat (Saputri,

    2014).

    2.4.2  Gambar Alat dan fungsi setiap bangiannya

     

    Gambar 5. Separatory funnel

    Separatory funnel atau corong pisah biasanya memiliki 2 bentuk umum,

    yaitu silindris dan bentuk buah pear. Untuk proses ekstraksi dan pemisahan sendiri

     biasa di pakai corong pisah dengan bentuk buah pear. Corong pemisah berbentuk

    kerucut yang ditutupi setengah bola. Ia mempunyai penyumbat di atasnya dan

    keran di bawahnya. Corong pemisah yang digunakan dalam laboratorium terbuat

    dari kaca borosilikat dan kerannya terbuat dari kaca ataupun Teflon. Ukuran

    corong pemisah bervariasi antara 50 mL sampai 3 L. Dalam skala industri, corong

     pemisah bisa berukuran sangat besar dan dipasang sentrifuge.

    Adapun bagian bagian dari separatory funnel :

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    11/57

    11

    1.  Stopper, stopper ini merupakan bagian penutup di atas corong, dapat dibuat dari

    kaca (digunakan di atas) atau Teflon. Sangat penting bahwa itu cocok ketat,

    sehingga solusi tidak bocor keluar ketika corong pemisah terbalik. Jika sendi kaca

    tanah tidak cocok dengan sempurna, jumlah menit grease diterapkan pada bagian

    atas sendi untuk mendapatkan segel yang lebih baik. stopper tersebut harus

    dipindahkan ketika menguras lapisan bawah. Jika stopper tidak pindahkan atau

    dilepaskan akan ada gelembung atau ruang udara,. vakum ini akan mengurangi

    tingkat pengeringan dan akhirnya proses pberhenti sama sekali. Setelah beberapa

    waktu, vakum akan menghisap udara di (dari batang) dan fase akan bercampur

    lagi.

    2. 

    Stopcock plugs, bagian ini terbuat dari kaca atau teflon, bagian ini berfungsi untuk

     penyegel, dapat juga ditambahkan sedikit minyak agar tidak susah dalam

    membuka plugs ini, namun jangan terlalu berlebihan karena dapat

    menyumbatnya.

    3.  Tabung corong, berfungsi untuk menyimpan cairan yang akan diekstraksi atau

    dipisahkan. Bagian ini terbuat dari kaca yang kedap udara karena dalam prosesnya

    separatory ini menggunakan tekanan tinggi.

    Gambar 6. Bagian separatory funnel

    Untuk memakai corong ini, campuran dan dua fase pelarut dimasukkan ke

    dalam corong dari atas dengan corong keran ditutup. Corong ini kemudian ditutup

    dan digoyang dengan kuat untuk membuat dua fase larutan tercampur. Corong ini

    kemudian dibalik dan keran dibuka untuk melepaskan tekanan uap yang

     berlebihan. Corong ini kemudian didiamkan agar pemisahan antara dua fase

     berlangsung. Penyumbat dan keran corong kemudian dibuka dan dua fase larutan

    ini dipisahkan dengan mengontrol keran corong (Ibrahim, 2013).

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    12/57

    12

    2.4.3  Cara Kalibrasi Alat

    Kalibrasi dilakukan agar hasil pengukuran selalu sesuai dengan alat ukur

    standar/alat ukur yang sudah ditera. Sebelum menggunakan, lakukan pengecekan

    tutup dan kran corong pisah sudah tepat dan tidak bocor. Dalam pengocokkan

    corong pisah dilakukan dengan cara memegang bagian atas berikut tutupnya

    dengan tangan kanan dan tangan kiri memegang tangkai corong berikut kerannya

    2.5 REFRAKTOMETER

    2.5.1  Definisi Alat dan Prinsip Dasar Kerjanya (Sesuai Tipe)

    Refraktometer sebenarnya alat ukur mengukur indek bias suatu zat.

    Definisi indek bias cahaya suatu zat adalah kecepatan cahaya didalam hampa

    dibagi dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Kebanyakan obyek yang

    dapat kita lihat, tampak karena obyek itu memantulkan cahaya kemata kita.

    Pada pantulan yang paling umum terjadi, cahaya memantul kesemua arah,

    disebut pantulan baur. Untuk keperluan ini cukup kita melukiskan satu sinar

    saaja, mustahil ada atau hanya merupakan abstrasi geometrical saja (Sear,1994).

    Standar ini berisi antara lain prosedur penentu indeks bias (n) relative

    mineral transparan dalam bentuk butiran atau pecahan mineral transparan

     berukuran (+/-) 0,6 mm atau berat kira-kira 0,01 gr dalam bentuk medium

    rendam yang diketahui indeks biasnya dengan menggunakan mikroskop dan

    ilminasi piring (Badan Standarisasi Nasional, 2008). Kecepatan cahaya dalam

    sebuah vakum adalah 299.792.458 meter perdetik (m/s) atau 1.079.252.848,8

    kilometer perjam (km/h) atau 186.286,4 perdetik (mil/s) (Ihsan, 2010).

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    13/57

    13

    2.5.2  Gambar Alat dan fungsi setiap bangiannya

    Gambar 7. Bagian refraktometer

    Refraktometer tipe hand-held merupakan salah satu alat yang dapat

    digunakan untuk menganalisis kadar garam dan sukrosa pada berbagai larutan.

    Refraktometer terdiri atas beberapa bagian, yaitu kaca prisma, penutup kaca prisma,

    sekrup pemutar skala, grip pegangan, dan lubang teropong (Atago 2000) (Gambar

    1). Satuan skala pembacaan refraktometer yaitu °Brix, yaitu satuan skala yang

    digunakan untuk pengukuran kandungan padatan terlarut (Purwono 2002). Skala

    °Brix dari refraktometer sama dengan berat gram sukrosa dari 100 g larutan

    sukrosa. Jika yang diamati adalah daging buah, skala ini menunjukkan berat gram

    sukrosa dari 100 g daging buah.

    2.5.3  Cara Kalibrasi Alat

    Refraktometer perlu dikalibrasi terlebih dahulu sebelum digunakan untuk

    satu hari pengamatan. Jika terjadi perubahan suhu, alat ini perlu dikalibrasi kembali.

    Cara mengkalibrasi refraktometer dimulai dengan membuka penutup kaca prisma,

    kemudian di atas kaca prima diteteskan satu atau dua tetes akuades. Penutup kaca

     prisma lalu ditutup lagi dengan perlahan dan dipastikan akuades memenuhi

     permukaan kaca prisma. Refraktometer diarahkan pada cahaya terang, kemudian

    dilihat pembacaan skala melalui lubang teropong. Jika skala kabur, lubang teropong

    diputar hingga pembacaan skala tampak jelas. Pastikan garis batas biru tepat pada

    skala 0°Brix (% maks. sukrosa). Jika garis batas biru tidak tepat pada skala 0°Brix,

    sekrup pengatur skala diputar hingga garis batas biru tepat pada skala 0°Brix.

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    14/57

    14

    Setelah kalibrasi selesai, kaca prisma dibersihkan dengan menggunakan kertas tisu

    (Ihsan, 2010). 

    2.5.4  Cara Pembacaan Hasil

    Konsentrasi bahan terlarut sering dinyatakan dalam satuan Brix(%) yaitu

    merupakan pronsentasi dari bahan terlarut dalam sample (larutan air). Kadar bahan

    terlarut merupakan total dari semua bahan dalam air, termasuk gula, garam, protein,

    asam dsb. Pada dasarnya Brix(%) dinyatakan sebagai jumlah gram dari cane sugar

    yang terdapat dalam larutan 100g cane sugar. Jadi pada saat mengukur larutan gula,

    Brix(%) harus benar-benar tepat sesuai dengan konsentrasinya.

    Dibawah ini tabel yang menunjukkan korelasi antara Brix(%) dengan

    Refractive Index (nD).

    http://1.bp.blogspot.com/-p9h-lM9YLZM/UJC94gSISiI/AAAAAAAAAJM/pJvA4TzPbdE/s1600/refractiveindex.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-Pc6E0ahyXyA/UJC93YgWMlI/AAAAAAAAAJI/AoQbMtoEq8w/s1600/images.jpeg

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    15/57

    15

    Gambar 8. Pembacaan skala refraktometer

    2.6 DO

    2.6.1  Definisi Alat dan Prinsip Dasar Kerjanya

    DO meter tersusun atas beberapa komponen utama yang disketsakan pada

    gambar di bawah ini. Terdapat dua elektrode utama yang masing-masing berfungsi

    sebagai katode dan anode. Batang katode terbuat dari logam mulia seperti emas atau

     platina. Sedangkan batang anode terbuat dari bahan perak. Kedua elektrode ini

    terselimuti cairan elektrolit KCl yang memiliki pH netral. Permukaan elektrode

     perak akan membentuk senyawa AgCl yang sifatnya stabil, dan membuat elektrode

    ini memiliki beda potensial yang tetap (Kaiho, 2006).

    Prinsip kerja DO meter adalah berdasarkan fenomena polarografi yang

    terjadi di antara dua elektrode katode dan anode. Tegangan listrik negatif diberikankepada elektrode katode. Adanya tegangan negatif ini akan mengakibatkan reaksi

    kimia terjadi secara cepat antara air dengan oksigen terlarut pada permukaan katode

    (Kaiho, 2006).

    2.6.2  Gambar Alat dan fungsi setiap bagiannya

    Gambar 9. DO meter

    Sumber : (Kaiho, 2006).

    http://4.bp.blogspot.com/-6XPakLMMKu8/UJC95apu8PI/AAAAAAAAAJU/Tt7-3bOdoZQ/s1600/refractiveindex_01.jpg

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    16/57

    16

    2.6.3  Cara Kalibrasi Alat

    DO meter harus dikalibrasi minimum sebulan sekali atau setelah lama alat

    tidak dipakai atau setelah dilakukan penggantian membran. Cara kalibrasi alat ini

    adalah dengan menyalakan peralatan dengan menekan ”ON/OFF”, tunggu selama

    ± 15 menit, lalu buka tutup kepala alat. Terdapat 2 macam Kalibrasi yakni :

      Kalibrasi nol : rendam probe pada larutan khusus oksigen nol (HI7040) dan

    aduk selama 2 sampai 3 menit, kemudian biarkan selama sekitar dua menit

    agar pembacaan stabil, lalu untuk meng-nol-kan pembacaan dengan

    memutar tombol kalibrasi yang terletak paling dekat dengan kabel konektor.

      Kalibrasi maksimal (100) : cuci bagian alat ukur dengan air bersih untuk

    membuang kotoran yang menempel, keringkan alat dan biarkan beberapa

    menit sampai angka terbaca stabil, tekan dan tahan tombol ”CAL”,

    sesuaikan maksimal pembacaan pada angka ”100” dengan cara memutar

     bagian penyesuaian (lokasi terluar dari konektor probe), lalu lepas tombol

    ”CAL” apabila angka telah mencapai 100. Selama penyesuaian angka,

    tombol ”CAL” dalam posisi ditekan.

    Karena kalibrasi angka maksimum ini sangat sensitif mengalami perubahan, maka

    kegiatan kalibrasi ini disarankan dilakukan setiap seminggu sekali (Kaiho, 2006).

    2.7 ECHOSOUNDER

    2.7.1  Definisi Alat dan Prinsip Dasar Kerjanya (Sesuai Tipe)

    Echosounder ilmiah adalah perangkat yang menggunakan teknologi

    SONAR untuk pengukuran bawah air baik dari segi fisik maupun biologis. Pada

    echosounder terdapat beberapa aplikasi yang dapat digunakan untuk mendeteksi

    suatu objek sesuai dengan kebutuhan. Beberapa aplikasi yang terdapat padaechosounder antara lain batimetri, klasifikasi substrat, studi vegetasi air, ikan, dan

     plankton, dan diferensiasi massa air. Dalam pengaplikasiannya, pada echosounder

    terdapat suatu bagian instrumen yang dapat menghasilkan beam (pancaran

    gelombang suara) yang disebut dengan transduser. Pada aplikasi bathimetri, prinsip

    kerja echosounder yaitu dengan mengirimkan tekanan gelombang dari permukaan

    ke dasar air dan dicatat waktunya sampai gelombang kembali dari dasar air

    (Parkinson, B.W., 1996).

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    17/57

    17

    Single  –   beam echosounder merupakan alat ukur kedalaman air yang

    menggunakan pancaran tunggal sebagai pengirim dan pengiriman sinyal

    gelombang suara. Komponen dari single –  beam terdiri dari transciever (transducer

    atau receiver) terpasang pada lambung kapal. Sistem ini mengukur kedalaman air

    secara langsung dari kapal penyelidikan. Transciever mengirimkan pulsa akustik

    dengan frekuensi tinggi yang terkandung dalam beam (gelombang suara)

    menyusuri bagian bawah kolomair. Energi akustik memantulkan sampai dasar laut

    dari kapal dan diterima kembali oleh tranciever. Transciever terdiri dari sebuah

    transmiter yang mempunyai fungsi sebagai pengontrol panjang gelombang pulsa

    yang dipancarkan dan menyediakan tenaga elektris untuk besar frekuensi yang

    diberikan. Transmiter ini menerima secara berulang –  ulang dalam kecepatan yang

    tinggi sampai pada orde kecepatan milisekon. Range frekuensi single  –   beam

    echosounder relatif mudah untuk digunakan, tetapi hanya menyediakan informasi

    kedalam sepanjang garis trak yang dilalui oleh kapal (Urick, 1983).

    2.7.2  Gambar Alat dan fungsi setiap bangiannya (gambar alat sesuai

    dengan tipe alat yang di praktikumkan

    Gambar 10. Echosounder Garmin 585

    a. Time Base

    Time base berfungsi sebagai penanda pulsa listrik untuk

    mengaktifkan pemancaran pulsa yang akan dipancarkan oleh transmitter

    melalui transducer. Perintah dari time base akan memberikan waktu yang

    diperlukan untuk membentuk pulsa bekerja pada unit transmitter dan

    receiver.

    b. Transmiter

    Transmitter berfungsi menghasilkan pulsa yang akan dipancarkan.

    Suatu perintah dari kotak pemicu pulsa pada recorder akan memberitahukan

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    18/57

    18

    kapan pembentuk pulsa bekerja. Pulsa dibangkitkan oleh oscillator

    kemudian diperkuat oleh power amplifier, sebelum pulsa tersebut

    disalurkan ke transducer (Urick, 1983).

    2.7.3 

    Cara Kalibrasi Alat

    Cara menetukan koreksi perum gema secara experimental, dalam bata-batas

    kedalaman laut tertentu adalah kalibrasi, dengan membandingkan hasil pengukuran

    dalamnya laut dengan cara pengukuran yang lebih teliti dengan dalamnya laut yang

    diukur dengan perumgema yang dikalibrasikan tersebut.dengan cara perhitungan

    tertentu,besarnya koreksi-koreksi tersebut dapat dikoreksi (Robert, 2006).

    2.7.4  Cara Pembacaan Hasil

    Ketika getaran mengenai objek maka sebagian energinya ada yang

    dipantulkan, dibiaskan ataupun diserap. Untuk gelombang yang dipantulkan

    energinya, akan diterima oleh recorder ,hasil yang diterima berasal dari pengolahan

    data yang diperoleh dari penentuan selang waktu antara pulsa yang dipancarkan

    dari pulsa yang diterima. Dari hasil ini dapat diketahui jarak dari suatu objek yang

    dideteksi (Robert, 2006).

    2.8 TERMOMETER

    2.8.1 

    Definisi Alat dan Prinsip Dasar Kerjanya (Sesuai Tipe)

    Termometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur panas atau

    suhu. Termometer pada umumnya terbuat dari tabung kaca yang diisi zat cair

    termometrik. Zat cair termometrik adalah zat cair yang mudah mengalami

     perubahan fisis jika dipanaskan atau didinginkan, misalnya air raksa dan alkohol.

    Terdapat berbagai macam termometer yang antara lain, termometer klinis,

    termometer dinding, termometer bimetal, dan termometer maksimum-minimum.

    Termometer yang paling mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalahtermometer air raksa (Alibert, 2007).

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    19/57

    19

    2.8.2  Gambar Alat dan fungsi setiap bangiannya (gambar alat sesuai

    dengan tipe alat yang di praktikumkan

    Gambar 11. Bagian termometer

    Berikut ini merupakan keterangan gambar bagian dari termometer beserta

    fungsinya:

    1.  Reservoir

    Reservoir adalah salah satu bagian termometer yang berada di bagian bawah

    termometer yang berfungsi sebagai penampung dari zat cair pada

    termometer.

    2.  Zat cair

    Zat cair ialah komponen dari termometer yang berfungsi untuk

    menunjukkan suhu. Zat cair yang digunakan dalam termometer biasanya

    dipilih yang memiliki sifat mudah berubah keadaannya secara fisis karena

     proses pemanasan maupun pendinginan.

    3.  Skala suhu

    Skala suhu berguna untuk mengetahui besarnya suhu secara kuantitatif.

    4.  Pipa kapiler

    Pipa kapiler berfungsi sebagai ruang pergerakan zat cair.

    2.8.3 

    Cara Kalibrasi Alat

    Kalibrasi alat termometer adalah dengan meletakkan silinder termometer di

    air yang sedang mencair dan tandai poin termometer disaat seluruh air tersebut

     berwujud cair seluruhnya. Poin ini adalah poin titik beku air. Dengan cara yang

    sama, tandai poin termometer disaat seluruh air tersebut mendidih seluruhnya saat

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    20/57

    20

    dipanaskan. Bagi panjang dari dua poin diatas menjadi seratus bagian yang sama.

    Sampai saat ini tiga poin kalibrasi diatas masih digunakan untuk mencari rata-rata

    skala Celsius pada Termometer Merkuri. Poin-poin tersebut tidak dapat dijadikan

    metoda kalibrasi yang akurat karena titik didih dan titik beku air berbeda-beda

    seiring beda tekanan (Alibert, 2007).

    Menurut Wise J. A. (1991), Kalibrasi termometer adalah proses membuat

    skala pada sebuah termometer. Berikut ini beberapa langkah melakukan kalibrasi

    termometer. Pertama, siapkan sebuah termometer air raksa atau termometer alkohol

    tanpa skala. Kedua, siapkan es secukupnya. Ketiga, siapkan air secukupnya.

    Keempat, siapkan sebuah pemanas air yang bisa digunakan untuk memanaskan air

    hingga mendidih. Kelima, masukkan es dan air ke dalam sebuah wadah (air dan es

    mempunyai massa yang sama). Setelah itu, masukkan termometer ke dalam wadah

    yang berisi air dan es. Pada mulanya termometer bersentuhan dengan udara

    sehingga termometer lebih panas dari es. Setelah dimasukkan ke dalam wadah,

     panjang kolom air raksa akan berkurang karena campuran air dan es lebih dingin.

    Biarkan hingga panjang kolom air raksa tidak berubah (permukaan atas air raksa

    tidak bergerak). Ketika panjang kolom air raksa tidak berubah, campuran es batu

    dan air telah berada dalam kesetimbangan termal. Tandai posisi kolom air raksa

    tersebut (tandai bagian ujung atas kolom air raksa). Ini adalah suhu titik es atau titik

     beku air. Keenam, didihkan air menggunakan pemanas listrik atau kompor J.

    Masukkan termometer ke dalam wadah yang berisi air yang sedang dipanaskan.

    Ketika air semakin panas atau suhu air meningkat, panjang kolom air raksa juga

    semakin bertambah (permukaan air raksa bergerak ke atas). Setelah air mendidih,

     permukaan atas raksa berhenti bergerak. Tandai ujung kolom air raksa tersebut. Ini

    adalah temperatur titik didih air atau titik uap.

    2.9 GPS

    2.9.1  Definisi Alat dan Prinsip Dasar Kerjanya

    GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan

     penentuan posisi, dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini didesain

    untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta informasi mengenai

    waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan cuaca, bagi

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    21/57

    21

     banyak orang secara simultan. Saat ini GPS sudah banyak digunakan orang di

    seluruh dunia dalam berbagai bidang aplikasi yang menuntut informasi tentang

     posisi, kecepatan, percepatan ataupun waktu yang teliti. GPS dapat memberikan

    informasi posisi dengan ketelitian bervariasi dari beberapa millimeter (orde nol)

    sampai dengan puluhan meter. Hingga saat ini GPS merupakan sistem satelit

    navigasi yang paling populer dan paling banyak diaplikasikan di dunia, baik di

    darat, laut, udara, maupun angkasa. Disamping aplikasi-aplikasi militer, bidang-

     bidang aplikasi GPS yang cukup banyak saat ini antara lain meliputi survai

     pemetaan, geodinamika, geodesi, geologi, geofisik, transportasi dan navigasi,

     pemantauan deformasi, pertanian, kehutanan, dan bahkan juga bidang olahraga dan

    rekreasi (Kimata, 2002).

    Sistem untuk menentukan letak di permukaan bumi dengan bantuan

     penyelarasan (synchronization) sinyal satelit disebut juga dengan Sistem Pemosisi

    Global (Global Positioning System). Sistem ini menggunakan 24 satelit yang

    mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat

     penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan letak, kecepatan, arah,

    dan waktu. Selain satelit terdapat 2 sistem lain yang saling berhubungan, sehingga

     jadilah 3 bagian penting dalam sistem GPS. Ketiga bagian tersebut terdiri dari: GPS

    Control Segment (Bagian Kontrol), GPS Space Segment  (bagian angkasa), dan GPS

    User Segment   (bagian pengguna). Sistem yang serupa dengan GPS antara lain

    GLONASS Rusia, Galileo Uni Eropa, IRNSS India. Bagian yang paling penting

    dalam sistem navigasi GPS adalah beberapa satelit yang berada di orbit bumi atau

    yang sering kita sebut di ruang angkasa. Satelit GPS saat ini berjumlah 24 unit yang

    semuanya dapat memancarkan sinyal ke bumi yang lalu dapat ditangkap oleh alat

     penerima sinyal tersebut atau GPS Tracker (Kaplan, 2015).2.9.2  Gambar Alat dan fungsi setiap bangiannya

    Gambar 12 . GPS (Global Positioning System)

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    22/57

    22

    Sumber : (Kaplan, 2015).

    Berikut adalah keterangan bagian-bagian pada GPS menurut Kaplan (2015):

    a. 

    Rocker Key (Tombol Rocker), ada juga yang mengatakan Joy Stick, juga

     berfungsi sebagai enter. Ada tiga fungsi pada tombol ini, yaitu:

    -  Berfungsi untuk menggerakan kursor ke kiri kanan atasbawah, yaitu

    dengan membuat pilihan berwarna hitam (highlight). Juga untuk

    menggerakan panah penunjuk pada halaman peta.

    -  Untuk mengkonfirmasi pesan yang tampil atau fungsi enter: Tekan

    sedetik.

    -  Tekan dan tahan: akan menampilkan jendela Mark. Sehingga ini

    merupakan jalan pintas untuk menggunakan fungsi mark, tanpa harus

     bersusah payah mencari halaman Mark untuk menandai suatu titik.

     b.  Tombol Tenaga: berguna untuk mengaktifkan atau menonaktifkan GPS.

    Tekan dan tahan, sehingga GPS aktif atau non aktif. mengaktifkan lampu

     pada layar. Bila GPS sedang aktif: tekan sebentar, sehingga pengatur

     pencahayaan tampil, gunakan tombol rocker untuk meningkatkan

     pencahayaan sesuai yang anda inginkan.

    c. 

    Tombol Zoom In atau Out: Pada halaman peta, tombol ini berguna untuk

    memperbesar atau memperkecil peta.

    d. 

    Tombol Halaman. Tombol ini bisa digunakan untuk menampilkan menu

    utama, dengan cara: Tekan sedetik, untuk mengaktifkan atau menonaktifkan

    kompas: Tekan dan tahan, sampai tampil kotak kombo.

    e.  Tombol Menu dan juga Find untuk mengaktifkan tombol menu halaman:

    Tekan sedetik. Untuk menampilkan menu find: Tekan dan tahan sampai

    tampil menu find.f.

     

    USB port: berguna untuk mengunggah dan mengunduh data dari dan ke

    GPS.

    2.9.3  Cara Kalibrasi Alat

    Mengkalibrasi kompas GPS dilakukan setiap kali setelah mengganti baterai

    agar tingkat akurasi GPS baik. Untuk mengkalibrasi GPS, anda dapat

    melakukannnya dengan cara : Klik tongkat kendali pada icon lapisan buku yang

    terletak di sudut kanan atas kemudian akan tampil Menu. Klik Calibration. 

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    23/57

    23

    Kemudian klik tombol start, lalu pengguna berputar searah jarum jam, sebanyak

    dua kali. Jangan terlalu cepat berputar setelah itu akan terlihat kotak yang

    mengindikasikan proses kalibrasi sedang berlangsung (Kaplan, 2015).

    2.9.4  Cara Pembacaan Hasil

    Koordinat lokasi dari GPS atau letak di bumi dibagi dalam 3 format. Ada

    yang sederhana dengan angka sudut, dan 2 lagi mengunakan kombinasi angka sudut

    dan menit serta detik. D adalah angka desimal, dan M adalah satuan konversi dalam

    waktu (menit dan detik). Angka DD dibatasi dari titik atas dan bawah 90 dan -90

    derajat. Sedangkan angka M tidak melewati angka 60 (mewakili angka satuan menit

    dan detik)

    D adalah angka desimal, dan M adalah satuan konversi dalam waktu (menit

    dan detik). Angka DD dibatasi dari titik atas dan bawah 90 dan -90 derajat.

    Sedangkan angka M tidak melewati angka 60 (mewakili angka satuan menit dan

    detik)

    DDD.DDDDD° - Derajat. Digunakan untuk koordinat computer. Paling

    sederhana dengan memasukan 2 angka koordinat desimal

    +32.30642, -122.61458

    DDD° MM.MMM' - Derajat, desimal menit. Paling umum digunakan pada

     perangkat elektronik Angka 32 misalnya adalah derajat, dan angka setelah 32

    adalah angka dari pembagian 60 dari koordinat desimal. Misalnya :

    32°, diartikan 32° dan 60 X 0,30642 = 18,38

    32° 18.385' - 122° 36.875'

    DDD° MM' SS.S" - Derajat , menit, detik. Koordinat ini paling umum digunakan

    untuk GPS dengan akurasi Memiliki angka lebih panjang dari format DDD°MM.MMM' (Kaplan, 2015).

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    24/57

    24

    III. 

    MATERI DAN METODE

    3.1  Waktu dan Tempat 

    3.1.1  Laboratorium 

    hari, tanggal : Jumat, 29 April 2016

    Waktu : 08.00 –  10.00

    Tempat : Lab. Nutrisi Lantai 2 Kampus Teluk Awur, Jepara 

    3.1.2  Lapangan 

    Hari, tanggal : Sabtu, 30 April 2016

    Waktu : 08.00 –  11.00

    Tempat : Pulau Panjang, Jepara

    3.2  ROTARY EVAPORATOR 

    3.2.1 

    ALAT BAHAN 

     No   Nama Alat dan

    Bahan 

    Gambar Fungsi

    1. Perangkat Rotary

    Evaporator

    Alat untuk memisahkan

    hasil ekstraksi dan

     pelarut

    2. Erlenmeyer Sebagai wadah hasil

    ekstraksi

    3. Daun mangrove Bahan yang diekstraksi

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    25/57

    25

    4. Ethanol Pelarut bahan aktif dari

    suatu zat

    5. Air dingin Bahan pendingin

    k ondensor

    3.2.2 

    CARA KERJA 

    1. 

    Semua kabel dihubungkan ke saklar masing –  masing

    2.  Water   pump dinyalakan dengan menekan tombol “On” 

    3.  Vaccum  pump dinyalakan dengan menekan tombol “On” 

    4.  Water  bath dinyalakan

    5.  Setelah kurang lebih 5 menit, dilakukan kalibrasi kemudian evaporator

    dinyalakan

    6. 

    Pilih kecepatan 50 rpm pada bagian display untuk set 1

    7.  Turunkan receiving  flask  secara perlahan hingga menyentuh air pada

    water  bath

    8.  Proses evaporasi berjalan ketika terbentuk embun pada bagian

    k ondensor

    9. 

    Suhu water  bath diatur dengan suhu 50ºC

    10. 

    Tombol “stop” pada display ditekan ketika akan mematikan alat

    11. 

     Receiving  flask  diangkat menggunakan tuas naik turun

    12. Matikan semua fungsi pada bagian display 

    13. Vaccum  pump  dan water   pump  dimatikan dengan menekan tombol

    “off ” 

    14. Kabel pada saklar dicabut

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    26/57

    26

    3.3 KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS 

    3.3.1  ALAT BAHAN 

     No Nama Alat danBahan

    Gambar Fungsi

    1. Cawan petri Wadah untuk

    mencampur sampel

    dan pelarut

    2. Beaker glass Wadah saat uji KLT

    3. Mikropipet Alat untuk mengambil

    sampel dan pelarut

    dengan volume

    tertentu

    4. Pipet tetes Alat yang digunakan

    untuk mengambil

    sampel dalam bentuk

    terlarut

    5. Spatula Alat untuk pengaduk

    sampel

    6. Plat KLT Media identifikasi

    kromatografi

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    27/57

    27

    7. Aseton Pelarut

    8. Spirulina Sampel yang diuji

    kandungan

    senyawanya dengan

    KLT

    9. Kertas saring Memisahkan pelarut

    dengan sampel

    10. Larutan solvent Pelarut solvent

    3.3.2  CARA KERJA 

    3.3.2.1  Ekstraksi Pigmen

    1.  Spirullina ditimbang seberat 1 gram

    2.  Aseton 80% dimasukkan ke dalam wadah dengan pipet sebanyak 4

    mL

    3. 

    Ekstrak disarin dengan kertas saring dan filtratnya dituangkan kedalam cawan petri

    3.3.2.2  Pemisahan Pigmen dengan KLT

    1.  Plat TLC dipotong menggunakan gunting dengan ukuran 4 x 7 cm

    2.  Spotkan sampel (pada 2 titik) dengan mikropipet pada base line dan

     biarkan hingga kering

    3.  Tuangkan di Chromatography chamber   (beaker glass) larutan

    solvent/fase gerak

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    28/57

    28

    4.  Plat TLC dimasukkan pada Chromatography chamber   (solvent

    tidak boleh menyentuh spot –  spot yang ada di permukaan)

    5. 

    Sebelum solvent mencapai permukaan, plat diangkat, tandai

     permukaan dengan pensil

    6.  Solvent dibiarkan mengering dan spot –  spot yang ada dipermukaan

    ditandai

    7.  Ulangi cara kerja pada fase gerak yang berbeda

    8.  Hitung Rf-nya

    3.4 

    SPEKTROFOTOMETRI

    3.4.1 

    ALAT DAN BAHAN

     No Nama Alat dan

    Bahan

    Gambar Fungsi

    1. Spektrofotometer

    Milton Roy

    Spectronic 20D

    Alat untuk

    mengukur nilai

    absorbansi dari

    suatu ekstrak

    2. Sampel ekstrak Bahan yang diukur

    nilai absorbansinya

    3. Pelarut Bahan untuk

    kalibrasi dan

    melarutkan ekstrak

    4. Kuvet Wadah sampel

    ketika dimasukkan

    ke dalam spektro

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    29/57

    29

    5. Tissue Bahan untuk

    membersihkan

    kuvet

    3.4.2  CARA KERJA

    1.   Nyalakan spektro dengan memutar bagian On/Off

    2.  Kalibrasi dengan larutan blanko (sampel pelarut) dimasukkan ke dalam

    kuvet holder

    3.  Set dengan Zero Control hingga nilai transmisi 0

    4.  Keluarkan kuvet yang berisi pelarut kemudian ganti dengan kuvet yang

     berisi hasil maserasi

    5.  Atur panjang gelombang menjadi 450 nm kemudian baca nilai

    transmisinya

    6.  Tekan Mode hingga transmisi berubah menjadi absorbansi, kemudian

     baca nilai absorbansi yang dihasilkan lalu tekan tombol Mode hingga

    menjadi transmisi kembali

    7. 

    Ubah panjang gelombang menjadi 500 nm, 550 nm, 600 nm, 650 nm,

    700 nm, dan baca masing –  masing nilai transmisi dan absorbansinya.

    3.5  SEPARATORY FUNNEL 

    3.5.1  ALAT BAHAN 

     No   Nama Alat dan

    Bahan 

    Gambar Fungsi

    1. Corong pisah /

    sparatory funnel

    Alat untuk

    memisahkan

    hasil ekstraksi

    dan pelarut

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    30/57

    30

    2. Tissue Sebagai

     pembersih

    3. kamera Alat untuk

    dokumentasi

    4. Contoh sampel Sebagai

     pembanding

    hasil

    5. Pasteur pipet Alat untuk

    mengambil

    sekatrak sampel

    6. Volumetric glass Wadah bagi

    ekstrak sampel

    7. Ekstrak sampel Bahan yang

    dipisahkan

     berdasarkan

    kelarutannya

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    31/57

    31

    8. Etanol Pelarut dengan

    sifat polar

    6. N-hexane Pelarut dengan

    sifat non polar

    3.5.2  CARA KERJA 

    1.  Larutkan pandan laut dengan metanol (polar)

    2.  Siapkan 100 mL n-hexane, masukkan ke dalam separatory funnel

    3.  Siapkan 100 mL larutan sampel, masukkan ke dalam separatory

    funnel

    4. 

    Kocok secara melingkar ke depan

    5. 

    Setelah 2 –  3 kocokan, buka penutup funnel sehingga tekanan keluar

    6.  Lakukan sampai tekanan 0

    7.  Tunggu hingga 10 menit

    8.  Buka penutup funnel lalu tampung larutan pengikat ke beaker glass

    9.  Hasil ekstrak akan tetap berada di dalam funnel

    3.6 

    REFRAKTOMETER 3.6.1  ALAT BAHAN

     No Nama Alat dan

    Bahan

    Gambar Fungsi

    1. Refraktometer Alat untuk mengetahui

    kadar salinitas suatu

    larutan

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    32/57

    32

    2. Pipet tetes Alat untuk meneteskan

    larutan pada

    refraktometer

    3. Aquadest Bahan untuk

    mengkalibrasi

    refraktometer

    4. Larutan sampel Bahan yang dicari

    kadar salinitasnya

    5. Tissue Bahan untuk

    membersihkan

     permukaan

    refraktometer

    3.6.2 

    CARA KERJA 

    1. 

    Refraktometer dikalibrasi terlebih dahulu dengan cara ditetesi aquadest

     pada bagian prismanya.

    2.  Setelah ditetesi dengan aquadest, prisma pada refraktometer dilap

    dengan tissue hingga sisa aquadest hilang.

    3.  Prisma refraktometer ditetesi dengan sampel air yang akan diukur kadar

    salinitasnya.

    4. 

     Nilai salinitas sampel air dapat diketahui dengan melihat angka yang

    muncul yang dapat dilihat dari eye piece pada refraktometer.

    5.  Hasil nilai salinitas yang terbaca dari sampel dicatat.

    6.  Prisma refraktometer dilap dengan tisuue.

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    33/57

    33

    7.  Kemudian prisma refraktometer ditetesi kembali dengan aquadest untuk

    membersihkan bagian tersebut kemudian lap kembali dengan tissue

    hingga kering.

    3.7 

    DO METER

    3.7.1 ALAT BAHAN

    Tabel 6. Alat dan bahan praktikum

     No. Nama alat dan bahan Gambar Fungsi

    1 DO meterUntuk mengukur

    densitas air

    2 Air laut Bahan yang diuji

    3.7.2 

    Cara Kerja

    1. 

    Bersihkan probe terlebih dahulu menggunakan aquades dan keringkan

    2. 

    Masukan probe ke dalam sampel air

    3.  Amati hasil pembacaan dan catat hasilnya

     3.8   ECHOSOUNDER

    3.8.1 

    ALAT BAHAN

    Tabel 7. Alat dan bahan praktikum

     No. Nama alat dan bahan Gambar Fungsi

    1  Echosounder

    Alat yang digunakan

    untuk mengukur

    kedalaman laut.

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    34/57

    34

    2 Alat tulis Untuk mencatat

    3.8.2 CARA KERJA

    1.  Pasang echosounder pada tiang , dihubungkan monitor, aki, dan tiang yang

     ber-antena dan ber-tranduser dengan kabel. 

    2.  Dipasang tiang pada samping kapal. 

    3.  Dilakukan kalibrasi alat dengan mengatur jenis perairan, suhu, dan

    frekuensi. 

    4.  Diamati kedalaman dengan kecepatan kurang lebih 4 knot. 

    5.  Dicatat hasil yang ingin didapatkan. 

    3.9 

    TERMOMETER 

    3.9.1  ALAT BAHAN

     No. Nama Alat dan

    BahanGambar Fungsi

    1 TermometerAlat untuk mengukur

    suhu

    2 Air laut

    Sampel yang diukur

    suhunya

    3.9.2  CARA KERJA 1.

     

    Termometer disipkan 

    2. 

    Termometer dimasukkan ke dalam perairan dengan memegang tali

    diujung termometer. 

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    35/57

    35

    3.  Tunggu beberapa saat hingga air raksa bergerak, kemudian diamati suhu

    air ketika air raksa sudah berhenti bergerak. 

    4. 

    Hasil pengamatan dicatat. 

    3.10 

    GPS 

    3.11  GPS

    3.11.1  Alat Bahan

    Tabel 9. Alat dan bahan praktikum

     No. Nama alat dan bahan Gambar Fungsi

    1GPS (Global Position

    System)

    Untuk menentukan

     posisi suatu lokasi

    2 Alat tulis Mencatat hasil GPS

    3.11.2  Cara Kerja

    1.  Dilakukan kalibrasi tempat yang ingin di marking. 

    2.  Dipilih menu  setup  calibration  GPS  diputar searah jarum jam.

    3. 

    Dilkukan marking tempat dengan memilih tombol mark .

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    36/57

    36

    IV. 

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1  Rotary Evaporator

    4.1.1 Hasil

    Proses Ekstraksi Hasil Ekstraksi Berupa

    Pasta Kental

    Gambar 13. Proses ekstraksi dan hasilnya 

    4.1.2 

    Pembahasan

    Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dari

    campurannya dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat

    mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Faktor-

    faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah: tipe persiapan sampel, waktu

    ekstraksi, kuantitas pelarut, suhu pelarut dan tipe pelarut. Secara umum, tujuan

    ekstraksi adalah : 

    1.  Senyawa kimia sesuai dengan kebutuhan

    2.  Bahan diperiksa untuk menemukan kelompok senyawa kimia tertentu,

    misalnya alkaloid, flavanoid atau saponin

    3.  Organisme yang digunakan dalam pengobatan tradisional, dan biasanya

    dibuat dengan cara dididihkan dalam air

    4.  Sifat senyawa yang akan diisolasi dalam menguji organisme untuk

    mengetahui adanya senyawa dengan aktivitas biologi khusus

    (Rachman, 2009).

    http://www.blogpribadi.com/http://www.blogpribadi.com/http://www.blogpribadi.com/http://www.blogpribadi.com/

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    37/57

    37

    Rotary evaporator adalah alat yang digunakan untuk melakukan ekstraksi,

     penguapan pelarut yang efisien dan lembut. Komponen utamanya adalah pipa

    vakum, pengontrol, labu evaporasi, kondensator dan labu penampung hasil

    kodensasi (Rahayu, 2009). Prinsip rotary evaporator adalah proses pemisahan

    ekstrak dari cairan penyarinya dengan pemanasan yang dipercepat oleh putaran dari

    labu, cairan penyari dapat menguap 5-10º C di bawah titik didih pelarutnya

    disebabkan oleh karena adanya penurunan tekanan. Dengan bantuan pompa vakum,

    uap larutan penyari akan menguap naik ke kondensor dan mengalami kondensasi

    menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang ditampung dalam labu

     penampung. Prinsip ini membuat pelarut dapat dipisahkan dari zat terlarut di

    dalamnya tanpa pemanasan yang tinggi (Rachman, 2009).

     Rotary vaporator ini bekerja seperti desilator, dengan menggunakan

    tekanan sehingga dapat melakukan pemisahan zat atau ekstraksi. Beda dari

    rotaryvaporator dengan desilator yang utama ada pada perlakuan nya yaitu

    ditambah dengan pemutaran sampel ekstrak sehingga proses ekstraksi akan terjadi

    lebih cepat. Selain itu ada juga bagian waterbath digunakan untuk pendingin dan

     penstabil suhu agar tidak terjadi kegagalan proses karena suhu terlalu tinggi.

    Sebelum mengoprasikan alat rotary evaporator , alat pendukung seperti

    vacuum pump dan water pump sebaiknya dikondisikan terlebih dahulu, kemudian

    alat rotavapor dinyalakan. Setelah itu water bath dipanaskan sesuai dengan suhu

     pelarut yang digunakan. Setelah suhu tercapai, labu alas bulat dipasang dengan kuat

     pada konektor yang menghubungkan dengan kondensor. Aliran air pendingin dan

     pompa vakum dijalankan, kemudian tombol rotasi diputar dengan kecepatan 50 rpm

     –   100 rpm, dan tekanan 1004 mBar dengan suhu 50℃. Produk ekstraksi dari

    rotavapor ini berupa pasta kental dari ekstrak daun mangrove. 

    4.2  Kromatografi Lapis Tipis

    4.2.1 Hasil

    Gambar 14. Hasil KLT

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    38/57

    38

    4.2.2 Pembahasan

    Pada proses pemisahan dengan kromatografi lapis tipis, terjadi hubungan

    kesetimbangan antara fase diam dan fase gerak, dimana ada interaksi antara

     permukaan fase diam dengan gugus fungsi senyawa organik yang akan

    diidentifikasi yang telah berinteraksi dengan fasa geraknya. Kesetimbangan ini

    dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu : kepolaran fase diam, kepolaran fase gerak, serta

    kepolaran dan ukuran molekul.

    Kromatografi lapis tipis yang digunakan pada praktikum ini menggunakan

    kertas kromatografi dan sampel berupa serbuk spirulina yang telah diencerkan.

    Serbuk spirulina diencerkan karena prinsip dari KLT itu sendiri yang memisahkan

    senyawa satu dengan senyawa lainnya dalam bentuk cair. Warna yang dihasilkan

    yaitu hijau muda hingga ke hijau tua yang menandakan pada larutan spirulina

    tersebut mengandung zat klorofil B. Nilai Rf didapatkan dengan mengurangkan

    antara jarak awal dengan jarak tempuh (jarak awal –  jarak tempuh) yaitu 5,5 cm –  

    1 cm (jarak penetesan supaya tidak lengket) = 4,5 cm.

    Pada kromatografi, komponen-komponennya akan dipisahkan antara dua

     buah fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam akan menahan komponen

    campuran sedangkan fase gerak akan melarutkan zat komponen campuran.

    Komponen yang mudah tertahan pada fase diam akan tertinggal. Sedangkan

    komponen yang mudah larut dalam fase gerak akan bergerak lebih cepat. Semua

    kromatografi memiliki fase diam (dapat berupa padatan, atau kombinasi cairan-

     padatan) dan fase gerak (berupa cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase

    diam dan membawa komponen-komponen yang terdapat dalam campuran.

    Komponen-komponen yang berbeda bergerak pada laju yang berbeda.

    Beberapa keuntungan dari kromatografi lapis tipis ini adalah sebagai berikut :  Kromatografi lapis tipis banyak digunakan untuk tujuan analisis.

      Identifikasi pemisahan komponen dapat dilakukan dengan pereaksi

    warna, fluorosensi atau dengan radiasi menggunakan sinar ultraviolet.

      Dapat dilakukan elusi secara menaik (ascending), menurun (descending),

    atau dengan cara elusi 2 dimensi.

      Dapat untuk memisahkan senyawa hidrofobik (lipid dan hidrokarbon)

    yang dengan metode kertas tidak bisa

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    39/57

    39

      Ketepatan penentuan kadar akan lebih baik karena komponen yang akan

    ditentukan merupakan bercak yang tidak bergerak.

      Hanya membutuhkan sedikit pelarut.

      Waktu analisis yang singkat (15-60 menit)

      Investasi yang kecil untuk perlengkapan (Biaya yang dibutuhkan ringan).

      Preparasi sample yang mudah

      Kemungkinan hasil palsu yang disebabkan oleh komponen sekunder tidak

    mungkin

      Kebutuhan ruangan minimum

    4.3 

    Spektrofotometri

    4.3.1  Hasil

    4.3.1.1  Bagian Alat

    1 2 3 4 5 6

    7 8 9 10 11

    Gambar 15. Bagian spektrofotometer

    Keterangan bagian –  bagian dari spektrofotometer:

    1. 

    Pembaca nilai absorbansi

    2.  Indikator mode

    3.  Tombol mode pilihan

    4.  Tombol untuk menurunkan / decrease

    5.  Tombol untuk menaikkan / increase

    6.  Tombol Print

    7.  Pembaca nilai panjang gelombang

    8. 

    Sample holder  

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    40/57

    40

    9.  Tombol on/off –  zero control

    10. 

    100% transmittance control

    11. 

    Pengatur panjang gelombang

    4.3.1.2  Pengukuran Spektrofotometer

    Tabel Hasil Pengukuran Nilai Absorbansi dan Transmisi Ekstrak Bunga Mangrove

     No Panjang Gelombang Transmisi Absorbansi

    1. 450 34,8 0,456

    2. 500 116,6 -0,067

    3. 550 190,4 -0,280

    4 600 128,8 -0,110

    5. 650 47,8 0,320

    6. 700 19,0 0,722

    Tabel Hasil Pengukuran Nilai Absorbansi dan Transmisi Ekstrak Daun Mangrove

     No Panjang Gelombang Transmisi Absorbansi

    1. 450 32,6 0,456

    2. 500 144,4 -0,067

    3. 550 ∞  -1

    -0.4

    -0.2

    0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    0 100 200 300 400 500 600 700 800

         A     b    s    o    r     b    a    n    s     i

    Panjang Gelombang

    Grafik Hubungan antara Panjang Gelombang dan

    Absorbansi Ekstrak Bunga Mangrove

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    41/57

    41

    4 600 147,2 -0,16

    5. 650 45,6 0,34

    6. 700 19,6 0,708

    Gambar 16. Gambar identifikasi pigmen

    -1.2

    -1

    -0.8

    -0.6

    -0.4

    -0.2

    0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    0 100 200 300 400 500 600 700 800

         A     b    s    o    r     b

        a    n    s     i

    Panjang Gelombang

    Grafik Hubungan Panjang Gelombang dengan

    Absorbansi Ekstrak Daun Mangrove

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    42/57

    42

    4.3.2  Pembahasan

    4.3.2.1  Bagian Alat

    Spektrofotometer memiliki bagian  –   bagian yang memilikifungsinya masing masing. Bagian luar dari spektrofotometer antara lain:

     pembaca nilai absorbansi, indikator mode, tombol mode pilihan, tombol

    increase, tombol decrease, tombol print, pembaca nilai panjang gelombang,

    sample holder , tombol on/off, 100% transmittance control, dan pengatur

     panjang gelombang.

    Pembaca nilai absorbansi berfungsi untuk menampilkan nilai

    absorbansi dari sampel yang terdeteksi oleh detektor pada spektrofotometer

    ketika posisi mode absorbansi. Selain menampilkan nilai absorbansi, bagian

    tersebut menampilkan nilai transmisi ketika dalam mode transmisi dan

    menampilkan nilai mode lain pada saat sedang dalam mode lain. Indikator

    mode merupakan suatu bagian spektrofotometer yang berfungsi untuk

    menapilkan posisi mode spektrofotometer pada saat itu. Tombol mode

     pilihan digunakan untuk mengganti mode yang diperlukan nilainya untuk

    diketahui pada saat pengukuran menggunakan spektrofotometer. Pembaca

    nilai panjang gelombang berfungsi untuk mengetahui panjang gelombang

    yang sedang digunakan. Sample holder  merupakan wadah bagi sampel yang

    akan diuji. Tombol on/off berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan

    alat juga digunakan untuk mengkalibrasi alat. Dan pengatur panjang

    gelombang

    4.3.2.2  Pengukuran Spektrofotometer

    Pengukuran dengan spektrofotometer bertujuan untuk mengetahui

    nilai transmisi dan absorbansi dari sampel larutan yang pada kali ini

    digunakan untuk mengidentifikasi jenis pigmen yang ada pada larutan

    tersebut. Sampel larutan yang digunakan adalah sampel ekstrak bunga

    mangrove dan sampel ekstrak daun mangrove.

    Grafik hubungan antara nilai absorbansi dan panjang gelombang

    dari ekstrak bunga mangrove terjadi fluktuasi dari nilai absorbansi yang

    dihasilkan dengan panjang gelombang yang berbeda. Pada grafik

    menunjukkan dua puncak sehingga apabila diidentifikasi dengan gambar

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    43/57

    43

    identifikasi pigmen maka grafik tersebut mirip dengan grafik pigmen

    Chlorofill a sehingga pada bunga mangrove mengandung pigmen

    Chlorofill.

    Hal serupa juga terdapat pada grafik hubungan antara panjang

    gelombang serta absorbansi dari ekstrak daun mangrove. Pada grafik

    ekstrak daun mangrove terlihat pula adanya fluktuasi nilai absorbansi, juga

    terdapat dua puncak dari grafik yang mengindikasikan bahwa pigmen yang

    terkandung dalam daun mangrove adalah pigmen Chlorofill a.

    4.4 

    Separatory Funnel 

    4.4.1 

    Hasil 

    4.4.1.1 

    Bagian Alat 

    Gambar separatory funnel dan bagiannya

    Gambar 17. Bagian separatory funnel

    Tabung kaca untuk

     penampung larutan

    Ekstrak

    Pelarut

    Stopcock plugs,

    untuk kran

     penyumbat

    Statif untuk

     penyangga

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    44/57

    44

    4.4.1.2  Hasil ekstrak

    Gambar 18 . Ekstrak pandanus

    Setelah melalui beberapa proses, separatory funnel akan memisahkan

    larutan ekstrak dengan pelarutnya yang di sesuaikan dengan kepolarannya. Dalam

     praktikum ini ekstrak yang terpisah adalah ekstrak daun pandan laut, hasil ekstrak

    akan tertinggal pada bagian tabung corong pisah, dan dapat dilihat bahwa ekstrak

     berwarna kehijauan.

    4.4.2 

    Pembahasan

    Ekstraksi pelarut adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu

     padatan atau cairan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga merupakan proses

     pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu campuran homogeny menggunakan

     pelarut cair (solven) sebagai separating agen. Pemisahan terjadi atas dasar

    kemampuan larut yang berbeda dari komponen  –   komponen dalam campuran

    (Winarti, 2008).

    Pada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatu

    campuran dipisahkan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi cair - cair terutama

    digunakan, bila pemisahan campuran dengan cara destilasi tidak mungkin

    dilakukan (misalnya karena pembentukan azeotrop atau karena kepekaannya

    terhadap panas) atau tidak ekonomis. Seperti ekstraksi padat-cair, ekstraksi cair-

    cair selalu terdiri dari sedikitnya dua tahap, yaitu pencampuran secara intensif

     bahan ekstraksi dengan pelarut dan pemisahan kedua fase cair itu sesempurna

    mungkin. Pada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatu

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    45/57

    45

    campuran dipisahkan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi cair-cair (liquid extraction,

    solvent extraction): solute dipisahkan dari cairan pembawa (diluen) menggunakan

    solven cair. Campuran diluen dan solven ini adalah heterogen ( immiscible, tidak

    saling campur), jika dipisahkan terdapat 2 fase, yaitu fase diluen (rafinat) dan fase

    solven (ekstrak). Perbedaan konsentrasi solute di dalam suatu fasadengan

    konsentrasi pada keadaan setimbang merupakan pendorong terjadinya pelarutan

    (pelepasan) solute dari larutan yang ada.

    Dalam ekstraksi cair-cair pada praktikum kali ini digunakan alat yang

     bernama separatory funnel atau corong pisah, pada corong pisah ini dimasukkan

     pelarut dan zat yang akan diekstrak. Pelarut menggunakan n-Hexane karena

     pandanus yang akan diekstrak bersifat non polar, hal ini dilakukan untuk mendapat

    hasil ekstrak yang lebih banyak. Pada prosesnya kedua zat yang disatukan dalam

    corong pisah ini akan di aduk dengan cara menggoyanggakn corong pisah secara

    teratur seperti ini :

    Gambar 19. Proses homogenisasi

    Pengadukan ini ditujukan agar pelarut bercampur secara merata, saat proses

    ini terjadi penutup harus dikencangkan dan dibuka beberapa kali, karena saat proses

    ini terjadi aka ada tekanan udara yang muncul di dalam tabung funnel, bila tidak di

     buka secara berkala bisa terjadi ledakan karena tekanan tinggi. Tabung akan di

    kosongkan dari tekanan udara secara perlahan sampai tidak ada bunyi gas yang

    keluar.

    Pengosongan dilakukan secara perlahan dengan membuka tutup kran dan

    mengeluarkan pelarut, pelarut ada di bawah karena sifatnya lebih ringan, jadi yang

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    46/57

    46

    tersisa pada funnel adalah hasil ekstrak dari pandanus, hasil ekstrak ini berwarna

    hijau terang.

    4.5 

    Refraktometer 

    4.5.1  Hasil

    Gambar 20. Bagian refraktometer

    1.  Day light plate (kaca)

    2. 

    Day light plate berfungsi untuk melindungi prisma dari goresan

    akibat debu, benda asing, atau untuk mencegah agar sampel yang

    diteteskan pada prisma tidak menetes atau jatuh.

    3. 

    Prisma (biru)

    4.  Prisma merupakan bagian yang paling sensitif terhadap goresan.

    Prisma berfungsi untuk pembacaan skala dari zat terlarut dan

    mengubah cahaya polikromatis (cahaya lampu/matahari)

    menjadi monokromatis.

    5. 

    Knop pengatur skala, knop pengagtur skala berfungsi untuk

    mengkalibrasi skala menggunakan aquades. Cara kerjanya ialah

    knop diputar searah atau berlawanan arah jarum jam hinggan

    didapatkan skala paling kecil (0.00 untuk refraktometer salinitas,

    1.000 untuk refraktometer urine).

    6.  Lensa, berfungsi untuk memfokuskan cahay yang monokromatis.

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    47/57

    47

    7.  Handle, berfungsi untuk memegang alat refraktometer dan

    menjaga suhu agar stabil.

    8. 

    Biomaterial strip Biomaterial strip teerletak pada bagian dalam

    alat (tidak terlihat) dan berfungsi untuk mengatur suhu sekitar 18

     –  28 OC. Jika saat pengukuran suhunya mencapai kurang dari 18

    OC atau melebihi 28 OC maka secara otomatis refraktometer

    akan mengatur suhunya agar sesuai dengan range yaitu 18  –  28

    OC.

    9. 

    Eye piece merupakan tempat untuk melihat skala yang

    ditunjukkan oleh refraktometer.

    10. 

    Skala, skala berguna untuk melihat , konsentrasi, dan massa jenis

    suatu larutan..

    4.5.2  Pembahasan

    Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur

    kadar/konsentrasi bahan terlarut dengan memanfaatkan reaksi cahaya. Tujuan

     percobaan yaitu mengetahui cara menggunakan alat dan menghitung kadar

    salinitas suatu wilayah perairan. Pertama menggunakan refraktometer dengan

    mengukur blanko untuk menstabilkan refraktometer ditunjukkan dengan

     penunjukkan skala 0 angka 0 menunjukan bahwa salinitas air tersebu tidak ada atau

    tawar, selanjutnya dengan meneteskan air laut maka skala akan berubah, hal

    tersebut menunjukkan suatu kadar salinitas di wilayah perairan tersebut.

    Dari data yang diperoleh salinitas wilayah perairan di tempat melakukan

     praktikum adalah salinitas normal air laut yaitu 28  –  30. Salinitas berubah-ubah

    akibat bertambah dan berkurangnya molekul-molekul air melalui proses penguapan

    dan hujan. Salinitas meningkat bila laju penguapan di satu daerah lebih besardaripada hujan. Sebaliknya, pada daerah dimana hujan lebih besar daripada

     penguapan salinitas berkurang. Kondisi ini tergantung pada garis lintang dan

    musim. Pola-pola tersebut dapat dilihat pada lintang antara 20° dan 30° di sebelah

    utara dan selatan garis khatulistiwa, dimana salinitas lebih tinggi dari perairan di

    sekitarnya, karena laju penguapan di wilayah ini jauh lebih besar dibandingkan

     jumlah air yang diterima dari hujan. Tempat-tempat ini memiliki garis lintang yang

    sama dengan gurun-gurun pasir. Di samping itu, salinitas dipengaruhi pula oleh

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    48/57

    48

    kondisi setempat. Aliran keluar yang sangat besar dari sistem sungai yang besar

    seperti Amazon, dapat menurunkan salinitas air di laut sekitarnya. Salinitas sungai

    yang sedang mengalami banjir akan menurun secara sementara.

    4.6 

    DO Meter 

    4.6.1 Hasil

    Gambar 21. DO Meter

    4.6.2 Pembahasan

    DO meter berupa peralatan elektronik yang dapat mengkonversi sinyal dari

     probe yang diletakkan dalam sampel air. DO meter harus dikalibrasi terlebih dahulu

    sebelum digunakan. DO meter dalam kerjanya menggunakan probe oksigen yang

    terdiri dari katoda dan anoda yang direndam dalarn larutan elektrolit. Pada alat DO

    meter, probe ini biasanya menggunakan katoda perak (Ag) dan anoda timbal (Pb).

    Secara keseluruhan, elektroda ini dilapisi dengan membran plastik yang

     bersifat semi permeable terhadap oksigen. Aliran reaksi yang terjadi tersebut

    tergantung dari aliran oksigen pada katoda. Difusi oksigen dari sampel ke elektroda

     berbanding lurus terhadap konsentrasi oksigen terlarut. Cara menggunakan:

    secara selektif mengalirkan DO dari air menuju larutan garam.

    terbaca oleh DO meter.

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    49/57

    49

    4.7  Echosounder 

    4.7.1  Hasil

    Gambar 22. Hasil pendataan echosounder

    4.7.2  Pembahasan

    Echosounder merupakan alat dipakai untuk mengetahui kedalaman dan

     berbagai benda maupun objek yang berada didalam perairan. Selain itu alat ini juga

    dapat menentukan suhu salinitas dan lain sebagainya tergantung spesifikasi dari alat

    ini. Echosound dapat menentukan kedalaman karena prinsipnya memakai pantulan

    suara seperti ekolokasi yang dimiliki kelelawar, echosound ini akan menembakkan

    sinyal dengan frekuensi rendah kemudian dipantulkan oleh objek yang dilaluinya

    lalu dihitung waktu kembali sinyal pantulan tersebut kemudian dapat diketahui

    kedalaman dan objek apa saja yang ada didalamnya.

    Echosounder yang digunakan yaitu dengan frekuensi 200 Hz karena

     perairan Teluk Awur Jepara merupakan perairan dangkal. Sehingga diperlukan

    waktu yang semakin cepat pula untuk dapat direkam oleh recorder dan ditampilkan

    ke monitor. Echosounder ini harus benar benar disetting sebelum melakukan

     pendataan, hal ini ditujukan agar akurasi hasil pengambilan data dapat semakintinggi tanpa kesalahan, perawatan echosounder juga harus sering dilakukan dan

    dilakukan pengontrolan karena alat ini cukup sensitif dan mudah rusak.

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    50/57

    50

    4.8  Termometer 

    4.8.1  Hasil

    1 2 3 4

    Gambar 23. Bagian termometer

    Berikut ini merupakan keterangan gambar bagian dari termometer beserta

    fungsinya:

    1.  Reservoir

    Reservoir adalah salah satu bagian termometer yang berada di bagian

     bawah termometer yang berfungsi sebagai penampung dari zat cair pada

    termometer.

    2.  Zat cair

    Zat cair ialah komponen dari termometer yang berfungsi untuk

    menunjukkan suhu. Zat cair yang digunakan dalam termometer biasanya

    dipilih yang memiliki sifat mudah berubah keadaannya secara fisis karena

     proses pemanasan maupun pendinginan.

    3.  Skala suhu

    Skala suhu berguna untuk mengetahui besarnya suhu secara kuantitatif.4.  Pipa kapiler

    Pipa kapiler berfungsi sebagai ruang pergerakan zat cair.

    4.8.2  Pembahasan

    Termometer berfungsi untuk menentukan kualitas dari sebuah perairan.

    Termometer adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk mengukur kecepatan

    suhu,dan merupakan salah satu instrumen yang digunakan dalam sebuah

     pengukuran kualitas perairan. 

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    51/57

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    52/57

    52

    Hasil koordinat wilayah : S 06”34’39,8”’ E 110”37’50,3’” dalam

    membaca koordinar wilayah GPS harus menerima sinyal satelit yang ada di

    sekitarnya minimal 4, prinsipnya adalah GPS memancarkan gelombang

    mikro yang akan menangkap sinyal tersebut.

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    53/57

    53

    V. 

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    5.1.1 

    Rotary Evaporator

    1.  Prinsip kerja rotary evaporator  didasarkan pada titik didih pelarut dan adanya

    tekanan yang menyebabkan uap dari pelarut terkumpul di atas, serta adanya

    kondensor (suhu dingin) yang menyebabkan uap ini mengembun dan

    akhirnya jatuh ke tabung penerima (receiver flask ). Setelah pelarutnya

    diuapkan, maka hasil dari ekstraksi dengan menggunakan alat rotary

    evaporator  berupa pasta kental ekstrak daun mangrove.

    2. 

    Ekstraksi padat –  cair merupakan suatu proses untuk mengambil ekstrak darisampel padat menggunakan bantuan pelarut. Sedangkan ekstraksi cair –  cair

    merupakan proses dalam memisahkan ekstrak dari pelarut.

    3.  Proses evaporasi pada alat rotary evaporator   berlangsung saat pelarut

    diuapkan dengan menggnakan water bath  dengan suhu penguapan 50℃,

    dengan bantuan rotasi proses penguapan akan menjadi lebih cepat sehingga

     pelarut lebih cepat terpisah.

    5.1.2 Kromatografi Lapis Tipis

    1.  Senyawa yang terdapat pada spirulina yaitu berupa klorofil B

    2. 

    Warna yang tampak pada kertas kromatografi yaitu hijau tua hingga ke hijau

    muda

    5.1.3 Spektrofotometri

    1.  Mekanisme kerja spektrofotometri memanfaatkan cahaya yang jatuh pada

    suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan,

    sebagian di serap dalam medium itu, dan sisanya diteruskan. Nilai yang

    keluar dari cahaya yang diteruskan dinyatakan dalam nilai absorbansi karena

    memiliki hubungan dengan konsentrasi sampel.

    2.  Pengukuran nilai absorbansi didapatkan hasil dengan larutan blanko panjang

    gelombang 450 : 0 sedangkan dengan larutan karetenoid panjang gelombang

    adalah 450 : 0.85

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    54/57

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    55/57

    55

    5.2 Saran

    1. 

    Utamakan keselamatan kerja laboratorium

    2. 

    Selalu menjaga kebersihan laboratorium

    3. 

    Menjaga keutuhan alat laboratorium

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    56/57

    56

    DAFTAR PUSTAKA

    Abidin, ZA. 2007. Penentuan Posisi Dengan GPS Dan Aplikasinya. Jakarta. Pranya

    Paramita.

    Buie, John. 2011. Evolution of UV-Vis Spectrophotometers. Lab Manager.

    Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rahman. 2008. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka

    Pelajar : Yogyakarta

    Ibrahim, S., dan Marham, S., (2013), Teknik Laboratorium Kimia Organik, 

    Yogyakarta, Graha Ilmu.

    Ihsan, Farihul. 2010. TEKNIK ANALISIS KADAR SUKROSA PADA BUAH

    PEPAYA. Litkayasa Nonkelas, Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika

    Kimata. 2002. Developtment of GPS Seismograph System by Integrating GPS

     Network, Internet Network and Wavelet Analysis. Nagoya university.

    Seminar on Earthquake and Hazard

    Padìas, Anne B. (2011). Making the Connections2: A How-To Guide for Organic

    Chemistry Lab Techniques.Plymouth, Michigan: Hayden-McNeilPublishing, p. 129.

    Purwono. 2002. Penggunaan Pengukuran Brix untuk Menduga Rendemen Nyata di

    Pabrik Gula Gula Putih Mataram, Lampung. Divisi R & D, Pabrik Gula

    Gula Putih Mataram, Lampung.

    Sears, F. W. dan Zemansky, M. W., 1994, Fisika untuk Universitas Jilid I. Edisi

    Ketujuh. Bandung: Penerbit Binacipta.

    Senjaya, Y.A., dan W. Surakusumah. 2007. Potensi ekstrak daun pinus (Pinus

    merkusii) sebagai bioherbisida penghambat perkecambahan Echinochloa

    colonum dan Amaranthus viridis. Jurnal Perennial. 4(1):1--5.

    Sluiter, J. K. 2006. Preface. The Dutch Journal of Ergonomuics. 31 (3-6): 4.

  • 8/15/2019 instrumen kelautan

    57/57