Institusionalisasi Sistem Desa

23
Institusionalisa si Sistem Desa Sutoro Eko Tenaga Ahli UU Desa DPR RI & RPP Desa Kemendagri

description

Institusionalisasi Sistem Desa. Sutoro Eko Tenaga Ahli UU Desa DPR RI & RPP Desa Kemendagri. 4 Level Substansi UU Desa. Arah Baru, Peta Jalan Baru. Desa yang maju, kokoh, mandiri dan demokratis . Kesejahteraan rakyat. Kedudukan Desa. Kedudukan Desa. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Institusionalisasi Sistem Desa

Page 1: Institusionalisasi  Sistem Desa

Institusionalisasi Sistem Desa

Sutoro Eko Tenaga Ahli UU Desa DPR RI & RPP Desa Kemendagri

Page 2: Institusionalisasi  Sistem Desa

4 Level Substansi UU DesaLevel Cakupan Substansi

Fundamental Hakekat desa, visi-misi desa masa depan

Negara melindungi dan memberdayakan desa agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis menuju masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.

Struktural Posisi-relasi antara desa dengan negara dan masyarakat

Kuasa Desa: ekstensi Desa dihormati, diakui dan diperkuat oleh negara. Desa menjadi basis penghidupan dan kehidupan bagi masyarakat

Institusional Kelembagaan dan tatakelola

Kewenangan, perencanaan dan penganggaran serta tatakelola pemerintahan yang demokratis dan efektif.

Instrumental Manajemen dan perangkat pendukung bekerjanya institusi

Data, administrasi, sistem informasi yang memudahkan dan mendukung bekerjanya

Page 3: Institusionalisasi  Sistem Desa

Arah Baru, Peta Jalan Baru

Rekognisi Penataan Desa Mandat Kewenangan

Redistribusi Institusionalisasi sistem desa

Pembangunan Desa

Pembinaan, pemberdayaan

dan pengawasan

Desa yang maju, kokoh, mandiri dan demokratis

Kesejahteraan rakyat

Page 4: Institusionalisasi  Sistem Desa

Kedudukan DesaUU No. 32/2004 UU No. 6/2014Desa sebagai organisasi pemerintahan yang berada dalam sistem pemerintahan kabupaten kota.

Desa sebagai pemerintahan masyarakat atau masyarakat yang bepemerintahan, berada dalam wilayah kabupaten/kota

Desa berada di dalam kantor bupati

Desa berada di luar kantor bupati

Page 5: Institusionalisasi  Sistem Desa

Kedudukan Desa• Desa merupakan organisasi pemerintahan yang paling kecil, paling bawah,

paling depan dan paling dekat dengan masyarakat. • Paling “kecil” berarti bahwa wilayah maupun tugas-tugas pemerintahan

yang diemban desa mampunyai cakupan atau ukuran terkecil dibanding dengan organisasi pemerintahan kabupaten/kota, provinsi maupun pusat.

• Paling “bawah” berarti desa menempati susunan atau lapisan pemerintahan yang terbawah dalam tata pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Bawah” juga berarti bahwa desa merupakan organisasi pemerintahan yang berhubungan secara langsung dan menyatu dengan kehidupan sosial, budaya dan ekonomi masyarakat sehari-hari.

• Istilah “bawah” itu juga mempunyai kesamaan dengan istilah “depan” dan “dekat”.

• Istilah “depan” berarti bahwa desa berhubungan langsung dengan warga masyarakat baik dalam bidang pemerintahan, pelayanan, pembangunan, pemberdayaan maupun kemasyarakatan.

Page 6: Institusionalisasi  Sistem Desa

Mandat KewenanganUU No. 32/2004 UU No. 6/2014

Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal-usul desa

Kewenangan berdasarkan hak asal usul

Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yangdiserahkan pengaturannya kepada desa

Kewenangan lokal berskala Desa

tugas pembantuan dari Pemerintah, pemerintah provinsi, dan/ataupemerintah kabupaten/kota

Kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundangperundangandiserahkan kepada desa

Kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Page 7: Institusionalisasi  Sistem Desa

Redistribusi Negara: APBN• Alokasi anggaran pembangunan dari APBN. • Besaran alokasi anggaran yang peruntukkannya langsung ke Desa

ditentukan 10% (sepuluh perseratus) dari dan di luar dana Transfer Daerah (on top) secara bertahap.

• Anggaran yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dihitung berdasarkan jumlah Desa dan dialokasikan dengan memperhatikan jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan pembangunan Desa.

• RAPBN 2014 kedepan sebesar Rp 1.842,5 T. Besaran dana transfer daerah adalah Rp 592,6 T. Karena itu jumlah agrerat dana desa dari APBN sebesar Rp 59,26 T. Jika dibagi ke 72.944 desa maka diperoleh rerata sebesar Rp 812.404.036 per desa.

Page 8: Institusionalisasi  Sistem Desa

Redistribusi Daerah: APBD• 10% dari pajak dan retribusi daerah.•Penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa•Pembiayaan penyelenggaraan pemilihan kepala desa•Alokasi Dana Desa paling sedikit 10% dari dana perimbangan setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus.

Page 9: Institusionalisasi  Sistem Desa

Sistem Baru, Tatanan Baru

Musyawarah Desa

Kepala Desa Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

Warga/Masyarakat

Perangkat Desa (Pelayanan)

Panitia (ad-hoc)

BUMDes

Kelompok kepentingan khusus

Bagian Wilayah Desa

• RPJM-Desa dan RKP-Desa

• APB-Desa• Peraturan Desa• Kinerja Pemerintah• Kerja Sama

• RPJM-Desa• Asset Desa• Hal-hal

Strategis

Prinsip dasar Pemerintahan Desa• Check and balances antara Kepala

Desa dengan Badan Permusyawaratan desa.

• Demokrasi perwakilan + permusyawaran.

• Proses demokrasi partisipatoris melalui Musdes

Dipilih langsung

Perwakilan Bagian Wilayah desa yang dipilih secara Demokratis

Lembaga Kemasyarakatan

/Adat

Page 10: Institusionalisasi  Sistem Desa

Badan Permusyawaratan DesaUU No. 32/2004 UU No. 6/2014

Kedudukan Lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraanpemerintahan desa sebagai unsur penyelenggarapemerintahan desa.

lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis

Fungsi Menetapkan peraturan desa bersama Kepala Desa,menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat

membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa; menyelenggarakan musyawarah desa

Page 11: Institusionalisasi  Sistem Desa

Musyawarah Desa• Musyawarah Desa diselenggarakan oleh BPD dalam upaya meningkatkan kinerja

pemerintahan Desa, memperkuat kebersamaan, serta meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.

• Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah forum musyawarah antara BPD, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh BPD untuk memusyawarahkan dan menyepakati hal yang bersifat strategis dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

• Dengan demikian Musyawarah Desa bukan lembaga yang permanen, melainkan forum bersama perluasan dari BPD.

• Hasil Musyawarah Desa dalam bentuk kesepakatan yang dituangkan dalam keputusan hasil musyawarah dijadikan dasar oleh BPD dan Pemerintah Desa dalam menetapkan kebijakan Pemerintahan Desa.

•Hal-hal strategis: penataan Desa; perencanaan Desa; kerja sama Desa; rencana investasi yang masuk ke Desa; pembentukan BUM Desa; penambahan dan pelepasan Aset Desa; dan kejadian luar biasa (seperti bencana, wabah penyakit, gangguan keamanan, dll).

Page 12: Institusionalisasi  Sistem Desa

Pembangunan Desa dalam UU Desa

Bab IXPembangunan Desa

Bab IX bagian ke-1Pembangunan Lokal

Skala Desa (Desa Membangun)

Bab IX bagian ke-2Pembangunan

Kawasan Perdesaan (Membangun Desa)

UU Desa secara tegas membedakan dengan tegas ‘desa membangun’ yang merupakan kewenangan desa dengan ‘membangun desa’ yang merupakan kewenangan pemerintah supradesa

Page 13: Institusionalisasi  Sistem Desa

Tujuan Pembangunan Desa

• Pembangunan Desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui:– penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar, – pembangunan sarana dan prasarana Desa, – pengembangan potensi ekonomi lokal, – pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara

berkelanjutan. • Pembangunan Desa mengedepankan kebersamaan, kekeluargaan,

dan kegotongroyongan guna mewujudkan pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial.

Page 14: Institusionalisasi  Sistem Desa

Kewenangan Lokal dan PembangunanNo Mandat

pembangunanDaftar kewenangan lokal

1 Pelayanan dasar Posyandu, penyediaan air bersih, sanggar belajar, perpustakaan desa.

2 Sarana dan prasarana

Jalan desa, jalan usaha tani, embung desa, rumah ibadah, irigasi, sanitasi lingkungan, peta sosial desa, SAID, dll

3 Ekonomi lokal Pasar desa, usaha kecil berbasis desa, karamba ikan, lumbung pangan, BUMDes, tambatan perahu, wisata desa, dll.

4 SDA dan lingkungan Hutan dan kebun rakyat, hutan bakau, dll.

Page 15: Institusionalisasi  Sistem Desa

Perencanaan Pembangunan Desa• Sesuai dengan subsidiaritas, UU Desa memandatkan

perencanaan desa yang mandiri berbasis pada kewenangan desa. • Perencanaan desa mengacu pada perencanaan daerah tetapi

bukan menjadi bagian (subsistem) perencanaan daerah.• Perencanaan desa bukan mengusulkan ke atas, melainkan

mengambil keputusan lokal secara kolektif, inklusif dan partisipatif.

Page 16: Institusionalisasi  Sistem Desa

16

Perencanaan Pembangunan Desa• Pemerintah Desa menyusun perencanaan Pembangunan Desa sesuai

dengan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan pembangunan kabupaten/kota, mencakup:– Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa) untuk

jangka waktu 6 (enam) tahun;– Rencana Pembangunan Tahunan Desa, merupakan penjabaran dari

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa.• RPJM-Desa dan Rencana Tahunan Desa ditetapkan dengan Peraturan

Desa.• Rencana Pembangunan Desa merupakan satu-satunya dokumen

perencanaan di Desa dan merupakan pedoman dalam penyusunan APBDesa (one village, one plan, one budget)

• Program Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah yang berskala lokal Desa dikoordinasikan dan/atau diintegrasikan pelaksanaannya kepada Desa.

• Perencanaan Pembangunan Desa merupakan salah satu sumber masukan dalam perencanaan pembangunan kabupaten/kota.

Page 17: Institusionalisasi  Sistem Desa

Perencanaan Pembangunan Desa• Perencanaan Pembangunan Desa diselenggarakan dengan

mengikutsertakan masyarakat Desa.

• Pemerintah Desa wajib menyelenggarakan musyawarah perencanaan Pembangunan Desa.

• Musyawarah perencanaan Pembangunan Desa menetapkan prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan Desa yang didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, swadaya masyarakat Desa, dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota.

• Prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan Desa dirumuskan berdasarkan penilaian terhadap kebutuhan masyarakat Desa.

Page 18: Institusionalisasi  Sistem Desa

Pelaksanaan Pembangunan Desa

• Pembangunan Desa dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dengan melibatkan seluruh masyarakat Desa dengan semangat gotong royong.

• Pelaksanaan Pembangunan Desa dilakukan dengan memanfaatkan kearifan lokal dan sumber daya alam Desa.

• Pembangunan lokal berskala Desa dilaksanakan sendiri oleh Desa

• Pelaksanaan program sektoral yang masuk ke Desa diinformasikan kepada Pemerintah Desa untuk diintegrasikan dengan Pembangunan Desa.

Page 19: Institusionalisasi  Sistem Desa

Pemantauan & Pengawasan Pembangunan Desa

• Masyarakat Desa berhak mendapatkan informasi mengenai rencana dan pelaksanaan Pembangunan Desa.

• Masyarakat Desa berhak melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan Pembangunan Desa.

• Masyarakat Desa melaporkan hasil pemantauan dan berbagai keluhan terhadap pelaksanaan Pembangunan Desa kepada Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa.

• Pemerintah Desa wajib menginformasikan perencanaan dan pelaksanaan Pembangunan –termasuk APBDesa- kepada masyarakat Desa melalui layanan informasi kepada umum dan melaporkannya dalam Musyawarah Desa paling sedikit 1 (satu) tahun sekali.

• Masyarakat Desa berpartisipasi dalam Musyawarah Desa untuk menanggapi laporan pelaksanaan Pembangunan Desa.

Page 20: Institusionalisasi  Sistem Desa

Pembangunan Kawasan Perdesaan

• Pembangunan Kawasan Perdesaan dilaksanakan dalam upaya mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat Desa di Kawasan Perdesaan melalui pendekatan pembangunan partisipatif.

• Pembangunan Kawasan Perdesaan meliputi:– penggunaan dan pemanfaatan wilayah Desa dalam rangka penetapan kawasan

pembangunan sesuai dengan tata ruang kabupaten/kota;– pelayanan yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

perdesaan;– pembangunan infrastruktur, peningkatan ekonomi perdesaan, dan

pengembangan teknologi tepat guna; dan– pemberdayaan masyarakat Desa untuk meningkatkan akses terhadap pelayanan

dan kegiatan ekonomi.• Rancangan pembangunan Kawasan Perdesaan dibahas bersama oleh Pemerintah,

Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa.

• Rencana pembangunan Kawasan Perdesaan ditetapkan oleh Bupati/Walikota sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.

Page 21: Institusionalisasi  Sistem Desa

Sistem Informasi Pembangunan Desa dan Pembangunan Kawasan Perdesaan

• Sistem Informasi di Tingkat Kabupaten– Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mengembangkan

sistem informasi Desa dan pembangunan Kawasan Perdesaan. – Pemerintah Daerah kabupaten/kota menyediakan informasi

perencanaan pembangunan kabupaten/kota untuk Desa.– Desa berhak mendapatkan akses informasi melalui sistem

informasi Desa yang dikembangkan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota.

• Sistem Informasi di Tingkat Desa.– Sistem informasi Desa dikelola oleh Pemerintah Desa dan

dapat diakses oleh masyarakat Desa dan semua pemangku kepentingan.

Page 22: Institusionalisasi  Sistem Desa

Sejumlah Implikasi UU DesaLevel/Aktor ImplikasiPusat • Anggaran sektor yang masuk ke desa dipotong, dialihkan

dan dikonsolidasi ke ranah desa• Sektor tidak bisa bermain proyek yang berskala desa• Polititisasi oleh partai politik maupun parlemen terhadap

desa dipotong

Daerah • Kekuasaan daerah mengatur desa terbatas dan strategis• Daerah memberikan mandat penugasan kepada desa,

terutama urusan pemerintahan yang berskala lokal.• SKPD sektor tidak bermain proyek berskala desa• Dana proyek sektor yang berskala lokal desa

dikonsolidasikan ke dalam ADD.• Daerah melakukan penataan desa, dan juga pembinaan

dan pengawasan

Page 23: Institusionalisasi  Sistem Desa

Sejumlah Implikasi UU DesaLevel/Aktor ImplikasiDesa • Kedudukan desa semakin jelas dan kuat.

• Desa bukan lagi sebagai pemerintahan semu, tetapi sebagai pemerintahan masyarakat atau pemerintahan berbasis masyarakat.

• Desa mempunyai kewenangan yang jelas dan relevan dengan kepentingan warga masyarakat setempat

• Desa mempunyai basis material (terutama dana) yang lebih besar

• Satu desa, satu perencanaan dan satu anggaran• Desa akan menjadi lebih demokratis • Pembangunan desa akan lebih dinamis dan maju

Warga • Arena dan sumberdaya menjadi lebih besar dan lebih dekat pada warga desa

• Warga mempunyai hak yang besar untuk berpartisipasi memanfaatkan bahkan merebut arena dan sumberdaya