TIP DESA WONOKERTO · Pengembangan sistem perdesaan di Kabupaten Sleman berupa PPL . TIP DESA...

21
TIP DESA WONOKERTO III - 1 BAB III RENCANA POLA DAN STRUKTUR RUANG DESA Perencanaan merupakan proses perumusan dan pengambilan keputusan pemanfaatan dan pengalokasian sumberdaya peningkatkan kesejahteraan suatu wilayah tertentu jangka waktu tertentu. Perencanaan menjadi kegiatan yang berakar dalam setiap perilaku manusia di segala tingkat sosial, mulai dari tingkat individual sampai pada kelompok masyarakat. Pendekatan ini menempatkan perencanaan pada posisi yang penting dalam kegiatan manusia. Bahasan dalam bab ini antara lain pola ruang dan struktur ruang. Rencana pola ruang merupakan distribusi peruntukan ruang di wilayah desa yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan fungsi budidaya. Sedangkan struktur ruang merupakan susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara herarkis memiliki hubungan fungsional. 3.1 Rencana Struktur Ruang Desa Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara herarkis memiliki hubungan fungsional. Rencana struktur ruang wilayah Wonokerto terdiri dari pengembangan sistem pusat kegiatan dan pengembangan sistem jaringan prasarana. Sistem pusat kegiatan terdiri dari perkotaan dan sistem perdesaan. Jika mengacu pada perencanaan yang lebih tinggi (Draft RTRW Kabupaten Sleman), rencana tata ruang wilayah kabupaten digambarkan sistem pusat kegiatan wilayah kabupaten dan peletakan jaringan prasarana wilayah yang menurut ketentuan perundangan pengembangan dan pengelolaannya merupakan kewenangan pemerintah daerah kabupaten. Rencana struktur ruang wilayah kabupaten memuat rencana struktur ruang yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan Rencana tata ruang wilayah propinsi terkait dengan wilayah kabupaten. Rencana struktur ruang menggambarkan susunan unsur-unsur pembentuk rona lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan buatan yang digambarkan secara hirarkis dan hubungan dengan yang lain membentuk struktur ruang desa. Struktur ruang wilayah desa merupakan gambaran sistem wilayah, prasarana yang dikembangkan meliputi sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi dan kelistrikan. 3.1.1 Rencana Pusat Pelayanan A. Rencana Pengembangan Sistem Perdesaan Pengembangan sistem perdesaan di Kabupaten Sleman berupa PPL

Transcript of TIP DESA WONOKERTO · Pengembangan sistem perdesaan di Kabupaten Sleman berupa PPL . TIP DESA...

Page 1: TIP DESA WONOKERTO · Pengembangan sistem perdesaan di Kabupaten Sleman berupa PPL . TIP DESA WONOKERTO III - 2 ... Rencana sistem pusat kegiatan wilayah Desa Wonokerto adalah sistem

TIP DESA WONOKERTO III - 1

BAB III RENCANA POLA DAN STRUKTUR RUANG DESA

Perencanaan merupakan proses perumusan dan pengambilan keputusan

pemanfaatan dan pengalokasian sumberdaya peningkatkan kesejahteraan suatu wilayah tertentu jangka waktu tertentu. Perencanaan menjadi kegiatan yang berakar dalam setiap perilaku manusia di segala tingkat sosial, mulai dari tingkat individual sampai pada kelompok masyarakat. Pendekatan ini menempatkan perencanaan pada posisi yang penting dalam kegiatan manusia.

Bahasan dalam bab ini antara lain pola ruang dan struktur ruang. Rencana pola ruang merupakan distribusi peruntukan ruang di wilayah desa yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan fungsi budidaya. Sedangkan struktur ruang merupakan susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara herarkis memiliki hubungan fungsional.

3.1 Rencana Struktur Ruang Desa

Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara herarkis memiliki hubungan fungsional. Rencana struktur ruang wilayah Wonokerto terdiri dari pengembangan sistem pusat kegiatan dan pengembangan sistem jaringan prasarana. Sistem pusat kegiatan terdiri dari perkotaan dan sistem perdesaan.

Jika mengacu pada perencanaan yang lebih tinggi (Draft RTRW Kabupaten Sleman), rencana tata ruang wilayah kabupaten digambarkan sistem pusat kegiatan wilayah kabupaten dan peletakan jaringan prasarana wilayah yang menurut ketentuan perundangan pengembangan dan pengelolaannya merupakan kewenangan pemerintah daerah kabupaten. Rencana struktur ruang wilayah kabupaten memuat rencana struktur ruang yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan Rencana tata ruang wilayah propinsi terkait dengan wilayah kabupaten.

Rencana struktur ruang menggambarkan susunan unsur-unsur pembentuk rona lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan buatan yang digambarkan secara hirarkis dan hubungan dengan yang lain membentuk struktur ruang desa. Struktur ruang wilayah desa merupakan gambaran sistem wilayah, prasarana yang dikembangkan meliputi sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi dan kelistrikan.

3.1.1 Rencana Pusat Pelayanan

A. Rencana Pengembangan Sistem Perdesaan Pengembangan sistem perdesaan di Kabupaten Sleman berupa PPL

Page 2: TIP DESA WONOKERTO · Pengembangan sistem perdesaan di Kabupaten Sleman berupa PPL . TIP DESA WONOKERTO III - 2 ... Rencana sistem pusat kegiatan wilayah Desa Wonokerto adalah sistem

TIP DESA WONOKERTO III - 2

meliputi pusat pemerintahan desa di dalam kawasan perdesaan Kecamatan Turi. Desa Wonokerto merupakan salah satu kawasan yang berada di Kecamatan Turi.

Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) adalah pusat permukiman yang berfungsi untuk melayanin kegiatan skala antar desa. Pengembangan sistem perdesaan diwujudkan berdasarkan :

1. Sistem pusat permukiman perdesaan; dan 2. Fungsi permukiman perdesaan.

Rencana fungsi pusat pelayanan sistem perdesaan di Desa Wonokerto berupa kawasan dengan fungsi permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Sistem perdesaan berupa struktur perdesaan yang menggambarkan sistem pemusatan perdesaan yang berkaitan dengan kawasan perkotaan. Mengingat desa ini sangat banyak maka sistem perdesaan ini dapat digambarkan secara dragmatis dengan tipe kawasan perdesaan.

B. Rencana Fungsi Pusat Kegiatan dan Kawasan Pengembangan

Rencana sistem pusat kegiatan wilayah Desa Wonokerto adalah sistem perdesaan. Dalam sistem pusat kegiatan, pusat permukiman adalah kawasan perkotaan yang merupakan pusat kegiatan sosial ekonomi masyarakat, baik pada kawasan perkotaan maupun pada kawasan perdesaan. Dalam sistem internal perkotaan, pusat permukiman adalah pusat pelayanan kegiatan ekonomi. Pengembangan sistem perkotaan untuk desa Desa Wonokerto, kecamatan Turi adalah Pusat Pelayanan Kawasan (PPK). Kota atau perkotaan yang diklasifikasikan pada hirarki perkotaan berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa.

Rencana sistem dan fungsi perwilayahan di Kabupaten Sleman, ditetapkan dengan menggunakan pendekatan perwilayahan yang didasarkan pada gabungan beberapa pendekatan yaitu :

1. Berdasarkan wilayah administratis (memudahkan penentuan batas dan menghindari tumpangtindih)

2. Pendekatan homogency : pembagian/pengelompokan wilayah berdasarkan kesamaan kondisinya atau keseragaman isinya, dalam hal ini adalah kondisi fisiknya (kekhasan kondisi fisik alam Sleman)

3. Bedasarkan fungsi : hirarki kota (keterkaitan Sleman dengan wilayah sekitarnya, dalam lingkup provinsi DIY)

4. Pendekatan homogency dilakukan dengan pertimbangan wilayah Kabupaten Sleman secara regional yaitu melihat adanya kesamaan karakteristik potensi, permasalahan dan prospek wilayah-wilayah pada unit terkecil desa. Pembagian rencana tata ruang di Kabupaten Sleman disusun ke dalam rencana pengembangan yang meliputi kawasan berikut :

Page 3: TIP DESA WONOKERTO · Pengembangan sistem perdesaan di Kabupaten Sleman berupa PPL . TIP DESA WONOKERTO III - 2 ... Rencana sistem pusat kegiatan wilayah Desa Wonokerto adalah sistem

TIP DESA WONOKERTO III - 3

Zona

Pengembangan Karakterisrik

Khusus Cakupan Ketentuan Pemanfaatan

Pembagian Rencana

Pengembangan Kawasan Pengembangan BAGIAN UTARA

Merupakan kawasan hutan lindung yang ditetapkan dalam TNGM, resapan air serta potensi rawan bencana Gunung Merapi. Bagian selatan berbatasan dengan Kawasan APY.

Kecamatan Cangkringan, Kecamatan Turi, Kecamatan Pakem, sebagian Kecamatan Ngaglik, sebagian Kecamatan Ngemplak, Kecamatan Sleman, Kecamatan Tempel

Kawasan hutan lindung, Kawasan pertanian lahan kering, Kawasan pertambangan pasir secara terbatas, Kawasan permukiman pedesaan. Kepadatan penduduk diarahkan untuk rendah di kawasan yang ditetapkan sebagai hutan lindung. Kepadatan sedang untuk kawasan yang ditetapkan sebagai sun pusat pengembangan.

Rencana Pengembangan Kawasan Agropolitan Merupakan kawasan lindung bagian dari TN Gunung Merapi wilayah sekitarnya menjadi wilayah penyangga yang dapat menjadi kawasan budidaya terbatas. Kawasan pengembangan produksi pertanian serta desa wisata. Pusat Pelayanan di Desa Margorejo (Kecamatan Tempel) dan Desa Pakembinangun (Kecamatan Pakem). Meliputi Kecamatan Tempel, Kecamatan Turi, Kecamatan Pakem dan Kecamatan Cangkringan.

Berdasarkan RTRW provinsi DIY 2007-2027, kawasan

pengembangan untuk kecamatan Turi akan di kembangkan menjadi kota kecil. Adapun kawasan yang akan dikembangkan di Desa Wonokerto adalah sebagai berikut :

• Kawasan Potensial Perkembangan Kawasan ini merupakan lokasi yang potensial untuk dikembangkan untuk beberapa beberapa kawasan antara lain : 1. Kawasan Pusat & Sub Pusat Pertumbuhan

Kawasan pusat dan sub pusat pertumbuhan yang direncanakan di Desa Wonokerto adalah padukuhan Imorejo. Padukuhan ini terletak di pusat Desa Wonokerto yang merupakan pusat pemerintahan desa. Kawasan tersebut di dukung oleh dusun-dusun yang berada di sekitar wilayah padukuhan Imorejo.

Page 4: TIP DESA WONOKERTO · Pengembangan sistem perdesaan di Kabupaten Sleman berupa PPL . TIP DESA WONOKERTO III - 2 ... Rencana sistem pusat kegiatan wilayah Desa Wonokerto adalah sistem

TIP DESA WONOKERTO III - 4

2. Pertumbuhan Ekonomi Untuk kawasan pertumbuhan ekonomi juga terletak di padukuhan Balerante. Kondisi ini didukung adanya pasar Balerante (Padukuhan Sempu), ruko dan toko yang merupakan salah satu potensi perekonomian di Desa Wonokerto. Selain itu, juga terdapat pasar ikan yang terdapat di Padukuhan Garongan, Kawasan tersebut juga di dukung oleh potensi ekonomi di wilayah sekitarnya.

3. Kawasan Pariwisata Desa Wonokerto memiliki kawasan wisata di beberapa lokasi antara lain Wisata Alam dan Budaya yang terletak di Padukuhan Tunggularum, Desa Wisata Alam dan Pendidikan yang terletak Padukuhan Garongan. Kawasan tersebut direncanakan untuk pengembangan potensi kawasan pariwisata Desa Wonokerto untuk mendukung perekonomian masyarakat.

• Kawasan Konservasi Kawasan konservasi di Desa Wonokerto meliputi kawasan lindung bawahannya, kawasan lindung setempat, kawasan pelestarian alam dan cagar budaya, kawasan rawan bencana alam dan kawasan lindung geologi.

3.1.2 Rencana Pengembangan Sarana dan Prasarana Permukiman Desa

Penentuan pengembangan saranan dan prasarana permukiman desa masing-masing wilayah didasarkan pada daya dukung wilayah dan fungsi-fungsi yang selama ini berkembang. Penggunaan metode kecenderungan sebagai salah satu indikator dalam penentuan fungsi ini dimaksudkan agar penentuan fungsi lebih aplikatif di lapangan.

A. Rencana Pengembangan Sarana Permukiman (Fasilitas) 1. Pendidikan

Berdasarkan ketersediaan sarana pendidikan di Desa Wonokerto yang ada saat ini dan proyeksi jumlah penduduk yang akan datang, maka dapat diperkirakan kebutuhan sekolah dan perkiraan kebutuhan ruang yang harus dialokasikan untuk setiap tingkatan sekolah, mulai dari PAUD, TK, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan. Identifikasi perkiraan kebutuhan ini merupakan dasar untuk merencanakan pendidikan di masa datang, berdasarkan standar kebutuhan baik mengacu KepMen PU No. 378?KPTS/1987 maupun KepMen Kimpraswil No. 534/KPTS/2001. Untuk Desa Wonokerto, berdasarkan analisis jumlah penduduk untuk 5 tahun kedepan dan standar kebutuhan untuk masing-masing tingakatan pendidikan/sekolah, tidak diperlukan penambahan jumlah sekolah di masing-masing tingkatan mulai dari PAUD, TK, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan. Akan tetapi, fasilitas pendukung di

Page 5: TIP DESA WONOKERTO · Pengembangan sistem perdesaan di Kabupaten Sleman berupa PPL . TIP DESA WONOKERTO III - 2 ... Rencana sistem pusat kegiatan wilayah Desa Wonokerto adalah sistem

TIP DESA WONOKERTO III - 5

masing-masing tingkatan mulai dari PAUD, TK, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas masih perlu di tingkatkan agar kualitas pendidikan di Desa Wonokerto dapat meningkat.

2. Kesehatan Kebutuhan sarana kesehatan dihitung berdasarkan standar baik mengacu KepMen PU No. 378/KPTS/1987. Berdasarkan analisis jumlah penduduk Desa Wonokerto untuk 5 tahun kedepan, tidak perlu ada penambahan lagi. Hal ini dikarenakan jumlah fasilitas yang ada sudah cukup untuk melayani kebutuhan masyarakat Desa Wonokerto.

3. Peribadatan Standar bagi penyediaan masjid besar adalah 30.000 penduduk, sedangkan untuk masjid lingkungan adalah 2.500 penduduk. Desa Wonokerto pada kondisi saat ini tidak kekurangan jumlah masjid lingkungan. Kondisi eksisting di wilayah perencanaan memperlihatkan jumlah masjid dan musholla lingkungan ada 51 unit di Desa Wonokerto. Dengan demikian, berdasarkan standar, jumlah masjid lingkungan di Desa Wonokerto sudah cukup. Pada tahun 2016 berdasarkan analisis tidak perlu penambahan jumlah masjid lingkungan dikarenakan jumlah yang tersedia sudah cukup.

4. Ekonomi Kondisi perekonomian di Desa Wonokerto pasca erupsi merapi tahun 2010 mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena, rusaknya pohon salak akibat terkena abu vulkanik. Untuk itu diperlukan program pemulihan kembali dengan pemupukan pohon salak dan penyerbukan salak secara terus menerus. Sedangkan untuk sebaran fasilitas ekonomi yang ada di Desa Wonokerto sudah cukup lengkap mulai dari warung, toko/kios, ruko dan pasar.

5. Ruang Terbuka Hijau Fasilitas ruang terbuka hijau yang terdapat di wilayah Desa Wonokerto meliputi lapangan olah raga, jalur hijau, taman dan tempat bermain. Untuk rencana 5 tahun kedepan, Desa Wonokerto masih memerlukan penambahan ruang terbuka hijau yang dapat berfungsi sebagai kawasan resapan air.

6. Pemerintahan dan Pelayanan Umum Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum yang terdapat di Desa Wonokerto antara lain kantor balai desa, balai pertemuan, kantor dinas, gardu jaga, stasiun radio amatir, bengkel kerja, kantor KUA dan kantor lainnya. Dari fasilitas yang ada, untuk masa yang akan datang tidak perlu ada penambahan lagi, tetapi diperlukan pemeliharaan dan perawatan agar tetap dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Page 6: TIP DESA WONOKERTO · Pengembangan sistem perdesaan di Kabupaten Sleman berupa PPL . TIP DESA WONOKERTO III - 2 ... Rencana sistem pusat kegiatan wilayah Desa Wonokerto adalah sistem

TIP DESA WONOKERTO III - 6

B. Rencana Pengembangan Prasaran Permukiman (Utilitas) 1. Jalan

Jalan yang terdapat di desa Wonokerto meliputi jalan propinsi, jalan kabupaten, jalan desa, dan jalan lingkungan. Adapun kondisi jalan di Desa Wonokerto hampir 60% sudah di aspal. Akan tetapi, terdapat di beberapa lokasi jalan yang suudah rusak, sehingga untuk rencana kedepan perlu perbaikan jalan karena jalan merupakan fasilitas yang penting untuk jalur sewaktu terjadi bencana. Sedangkan jalan yang masih tanah, juga direncanakan untuk diaspal ataupun di cor blok agar arus evakuasi dapat lebih lancar.

2. Jembatan Jembatan juga merupakan fasilitas pendukung dari keberadaan jalan yang merupakan akses penghubung jalan yang melintasi/melewati aliran sungai kecil maupun besar. Sebagian besar kondisi jembatan yang ada masih baik, akan tetapi terdapat 4 jembatan yang diprioritas untuk segera diperbaiki mengingat jembatan tersebut merupakan jalur evakuasi warga yang terdapat di Pulesari-Arjosari, Arjosari-Gondorejo, Padukuhan Pojok dan Padukuhan Dadapan.

3. Drainase Desa Wonokerto sebagian besar belum memiliki saluran drainase secara teknis. Saluran drainase hanya dibuat dari gundukan tanah, sehingga untuk aliran pembuangannya hanya dibiarkan meresap atau mengalir mengikuti kemiringan tanah. Dan akibatnya saat musim penghujan saluran-saluran ini terkikis oleh derasnya aliran air. Untuk rencana kedepan, saluran drainase yang masih sederhana akan dibangun ke drainase yang permanen.

4. Irigasi Ketersediaan saluran irigasi di Desa Wonokerto cukup memadai dan telah dapat mengaliri sawah dan perkebunan salak. Jaringan irigasi di Desa Wonokerto terdiri dari tiga jenis yaitu Saluran Irigasi Teknis, ½ Teknis dan Tanah. Namun, untuk kondisi sekarang, rusaknya jaringan irigasi akibat dampak bencana erupsi gunung merapi telah membuat sebagian daerah mengalami bencana kekeringan di area persawahan dan perkebunan salak pondoh. Pengembangan jaringan irigasi masih diperlukan mengingat irigasi yang ada sekarang banyak rusak, sehingga air banyak terbuang.

5. Air Bersih Warga desa Wonokerto sebagian besar menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari, dengan menggunakan air bersih yang berasal dari sumur gali. Akan tetapi sebagian besar masyarakat Desa Wonokerto sumber mata airnya menggunakan sumur gali. Ada sebagain yang menggunakan mata air yang berasal dari Kali Karsak dan Sempor dialirkan sampai padukuhan masing-masing. Sistem peripaan dengan

Page 7: TIP DESA WONOKERTO · Pengembangan sistem perdesaan di Kabupaten Sleman berupa PPL . TIP DESA WONOKERTO III - 2 ... Rencana sistem pusat kegiatan wilayah Desa Wonokerto adalah sistem

TIP DESA WONOKERTO III - 7

mekanisme grafitasi sehingga efisien dalam pengelolaan. 6. Sampah

Desa Wonokerto belum memiliki sistem pengelolaan sampah. Warga masyarakat mengelola sampah secara perorangan. Cara pembuangan sampah perorangan (per-rumah tangga) pada umumnya ditimbun atau dibakar. Mengingat sebagian besar pekarangan yang dimiliki oleh tiap-tiap rumah cukup luas, maka untuk saat ini pengelolaan sampah secara perorangan dengan cara ditimbun/dibakar merupakan alternatif yang terbaik. Yang harus diperhatikan pada sistem pembuangan sampah ini adalah pemisahan antara sampah organik dengan anorganik. Mengingat masih banyak masyarakat di desa Wonokerto yang membuang sampah di Pekarangan, maka Pemerintah Desa bersama dengan Dinas Kebersihan dan Kesehatan telah memberikan penyuluhan tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Untuk kedepannya sosialisasi tentang pentingnya kesehatan lingkungan perlu terus dilakukan. Inovasi pemanfaatan limbah sampah menjadi barang yang bermanfaat dapat diterapkan untuk mengurangi volume sampah dan peningkatan ekonomi masyarakat. Untuk itu diperlukan program penyuluhan kesehatan dan pelatihan-pelatihan daur ulang sampah.

7. Limbah Saluran air limbah di Desa Wonokerto belum memadai. Banyak masyarakat yang belum mempunyai saluran sanitasi sehingga air dibuang langsung dari dapur ke pekarangan belakang. Air limbah rumah tangga maupun ternak langsung dialirkan kehalaman rumah sekitar. Kondisi pembuangan limbah rumah tangga, ternak dan industri kecil ini bila dibiarkan terus menerus dapat merusak kualitas air tanah serta menimbulkan dampak penyakit lingkungan. Tetapi mengingat lokasi area hunian yang saling terpisah cukup jauh satu sama lain dan tingkat kepadatan rumah yang cukup rendah, maka penyediaan jaringan limbah untuk desa Wonokerto sampai saat ini masih kurang efisien. Kemungkinan yang dapat dipertimbangkan adalah penyediaan pengelolaan limbah terpadu berupa tangki septik dan peresapan bersama yang dapat melayani beberapa unit rumah, industri kecil maupun peternakan.

8. Sanitasi Sebagian masyarakat di Desa Wonokerto telah memiliki kamar mandi dan WC walaupun masih sederhana namun sebagian juga ada yang belum memiliki MCK, sehingga aktifitas buang air masih dilakukan di pekarangan atau MCK umum. Bagi yang sudah mempunyai MCK, pembuangan limbah MCK ada yang belum menggunakan septic tank dan resapan. Sebagian besar menggunakan sistem cubluk / cemplung. Model Septic tank untuk WC yang sederhana biasanya dibuat menyatu dengan klosetnya atau biasa disebut WC Cemplung, konstruksinya

Page 8: TIP DESA WONOKERTO · Pengembangan sistem perdesaan di Kabupaten Sleman berupa PPL . TIP DESA WONOKERTO III - 2 ... Rencana sistem pusat kegiatan wilayah Desa Wonokerto adalah sistem

TIP DESA WONOKERTO III - 8

adalah septictank dibuat dibawah langsung closet hal ini dibuat sedemikian dengan maksud agar kotoran langsung masuk ke septictank tanpa melalui pipa paralon, sehingga mengurangi penggunaan air untuk menyiramnya, atau penggunaan air dapat dihemat. WC dengan model ini hampir 15 % dari MCK penduduk yang ada. WC dengan septictank terpisah dimiliki oleh masyarakat dengan saluran air yang cukup atau WC umum. Untuk masalah MCK diharapkan lima tahun kedepan semua KK atau warga Desa Wonokerto sudah mempunyai MCK pribadi dan diharapkan sudah tidak Di pekarangan maupun WC Cemplung. Selain itu diperlukan penyuluhan terhadap pentingnya kesehatan lingkungan, dimana pengetahuan pengelolaan limbah rumah tangga, MCK, limbah peternakan dan limbah industri merupakan bagian yang sangat penting untuk ditangani.

9. Listrik Pelayanan jaringan listrik telah menjangkau seluruh kawasan di Desa Wonokerto. Terdapat 2.110 rumah yang sudah dapat mengakses listrik, sisanya 323 rumah belum mendapatkan pelayanan listrik. Warga yang belum mendapatkan akses listrik tersebut tetap dapat menikmati layanan listrik dengan cara menumpang dengan mengambil arus listrik kepada tetangga. Penyambungan listrik yang demikianlah yang cenderung membahayakan masyarakat, karena kabel yang digunakan untuk menyalur listrik tersebut tidak sesuai dengan standart yang sudah ditentukan. Cara-cara penyambungan yang kurang tepat tentunya akan mengakibatkan konsleting yang dapat mengakibatkan kebakaran.

3.2 Rencana Pola Ruang Desa

Rencana pola ruang desa ditentukan oleh hasil pemetaan swadaya warga Desa Wonokerto serta memperhatikan dokumen perencanaan yang lebih tinggi. Dokumen perencanaan berupa Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRW) Kabupaten Sleman masih dalam tahap pembahasan. Dengan demikian dokumen acuan yang memungkinkan untuk dijadikan referensi adalah Peta Area Terdampak Erupsi dan Lahar Dingin Gunung Merapi yang dikeluarkan dan disahkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian ESDM, Kementerian Kehutanan, Kepala Bappenas, Kepala BNPB, Gubernur DIY dan Gubernur DIY.

Dokumen yang diperhatikan lainnya adalah Keputusan Menteri Kehutanan SK.713/Menhut-II/2010 tentang Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi, Taman Nasional Gunung Merapi Di Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali Dan Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.

Dari rencana jangka menengah yang telah tersusun untuk tata guna lahan di Desa Wonokerto tidak akan banyak berubah, tetapi secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut :

Page 9: TIP DESA WONOKERTO · Pengembangan sistem perdesaan di Kabupaten Sleman berupa PPL . TIP DESA WONOKERTO III - 2 ... Rencana sistem pusat kegiatan wilayah Desa Wonokerto adalah sistem

TIP DESA WONOKERTO III - 9

1) Kawasan persawahan, dan ladang tidak akan mengalami banyak perubahan

2) Kawasan permukiman, disini mungkin untuk 5 tahun kedepan akan sedikit berkembang dengan bertambahnya rumah – rumah yang akan terbangun, akan tetapi hal ini tidak akan membuat perubahan yang mencolok karena dimungkinkan pembangunan rumah yang akan ada masih disekitar pekarangan – pekarangan yang ada di sekitar rumah – rumah yang sudah ada sekarang.

3) Kawasan perkebunan, kawasan ini tidak akan mengalami banyak perubahan untuk 5 tahun kedepan.

4) Kawasan perdagangan /jasa, untuk kawasan perdagangan /jasa ini akan sedikit mengalami perkembangan.

A. Kawasan Lindung

• Kawasan Perlindungan Setempat Kawasan perlindungan setempat yang terdapat di Desa Wonokerto meliputi kawasan sempadan sungai, kawasan sekitar mata air, kawasan sekitar danau atau waduk dan Ruang Terbuka Hijau.

• Kawasan Resapan Air Kriteria kawasan resapan air adalah curah hujan tinggi, struktur tanah yang mudah meresapkan air dan bentuk geomorfologi yang mampu meresapkan air hujan secara besar-besaran. Dilihat dari kriteria ini, Desa Wonokerto Kecamatan Turi termasuk kawasan resapan air, mengingat wilayah Desa Wonokerto terletak pada ketinggian 400 – 900 m di atas permukaan laut.

• Kawasan Sempadan Sungai Sempadan sungai meliputi : 1. Garis sempadan sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan

ditetapkan paling sedikit 5 m di sebelah luar sepanjang kaki tanggul; 2. Garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan

ditetapkan paling sedikit 3 m di sebelah luar sepanjang kaki tanggul; 3. Garis sempadan sungai tak bertanggul di luar kawasan perkotaan

pada : • Sungai besar/Daerah Aliran Sungai lebih dari 500 Km persegi

ditetapkan paling sedikit 100 m dihitung dari tepi sungai, untuk wilayah Kabupaten Sleman terdapat 2 sungai besar yaitu Sungai Opak dan Sungai Progo ; dan

• Sungai kecil/Daerah Aliran Sungai kurang dari atau sama dengan 500 Km persegi ditetapkan paling sedikit 50 m dihitung dari tepi sungai.

4. Garis semapadan sungai tak bertanggul di dalam kawasan perkotaan yang mempunyai kedalaman kurang dari 3 meter, ditetapkan paling sedikit 10 meter dihitung dari tepi sungai.

Page 10: TIP DESA WONOKERTO · Pengembangan sistem perdesaan di Kabupaten Sleman berupa PPL . TIP DESA WONOKERTO III - 2 ... Rencana sistem pusat kegiatan wilayah Desa Wonokerto adalah sistem

TIP DESA WONOKERTO III - 10

5. Garis sempadan sungai tak bertanggul di dalam kawasan perkotaan yang mempunyai kedalaman kurang dari 3 sampai dengan 20 meter, ditetapkan paling sedikit 15 meter dihitung dari tepi sungai.

6. Garis sempadan sungai tak bertanggul di dalam kawasan perkotaan yang mempunyai kedalaman lebih dari 20 meter, ditetapkan paling sedikit 30 meter dihitung dari tepi sungai.

Berdasarkan kondisi sungai yang ada di Desa Wonokerto baik lebar maupun alur perjalanan sungai, maka untuk kawasan sekitar Kali Krasak, Kali Sempor dan Kali Bedog.

• Kawasan Taman Nasional Di wilayah Desa Wonokerto terdapat kawasan taman nasional yang terletak di Utara padukuhan Tunggularum.

• Kawasan Wisata Alam Kawasan wisata alam, budaya dan pendidikan yang ada di Desa Wonokerto terletak di Padukuhan Tunggularum dan Padukuhan Garongan.

• Kawasan Rawan Bencana Alam Kawasan rawan bencana alam yang terdapat di Desa Wonokerto meliputi : 1. Erupsi merapi meliputi seluruh wilayah Desa Wonokerto. 2. Gempa bumi meliputi seluruh wilayah Desa Wonokerto. 3. Kekeringan meliputi Padukuhan Tunggularum, Padukuhan

Gondoarum, Padukuhan Manggungasri, Padukuhan Jambusari, Padukuhan Dukuhsari, Padukuhan Becici, Padukuhan Dadapan, Padukuhan Pojok dan Padukuhan Sangurejo.

4. Bencana longsor meliputi Padukuhan Tunggularum, Padukuhan Gondoarum dan Padukuhan Sempu yang berada di dekat bantaran Kali Krasak yang merupakan daerah aliran lahar dingin merapi.

5. Kekurangan air berih tedapat di Padukuhan Dukuhsari, Padukuhan Becici, Padukuhan Pojok dan Padukuhan Sangurejo.

B. Kawasan Budidaya • Kawasan Hutan Produksi & Hutan Rakyat

Desa Wonokerto memiliki kawasan hutan produksi dan hutan rakyat yang berada di Padukuhan Tunggularum, Padukuhan Gondoarum dan Padukuhan Manggungsari.

• Kawasan Pertanian dan Perladangan Desa Wonokerto memiliki kawasan pertanian dan perladang yang cukup luas dan dimanfaatkan untuk menanam salak pondoh yang merupakan pendapatan utama masyarakat Desa Wonokerto. Selain itu, juga dimanfaatkan untuk tanaman padi, jagung, kacang tanah dan cabai.

• Kawasan Peternakan Untuk kawasan peternakan, Desa Wonokerto memiliki kawasan yang

Page 11: TIP DESA WONOKERTO · Pengembangan sistem perdesaan di Kabupaten Sleman berupa PPL . TIP DESA WONOKERTO III - 2 ... Rencana sistem pusat kegiatan wilayah Desa Wonokerto adalah sistem

TIP DESA WONOKERTO III - 11

sudah di budidayakan untuk peternakan kelompok ternak di Padukuhan Tunggularum, Padukuhan Gondoarum, Padukuhan Manggungsari, Padukuhan Sempu, Padukuhan Dadapan, Padukuhan Pojok, Padukuhan Kembang, Padukuhan Jambusari dan Padukuhan Banjarsari.

• Kawasan Perikanan Kawasan perikanan yang dikembangkan adalah kelompok perikanan yang terdapat di Padukuhan Tunggularum, Padukuhan Garongan, Padukuhan Kembang, Padukuhan Pojok, Padukuhan Becici, Padukuhan Imorejo dan Padukuhan Sangurejo.

• Kawasan Pertambangan Kawasan pertambangan pasir,material golongan C di Desa Wonokerto terdapat di Padukuhan Tunggularum.

• Kawasan Perekonomian & industri Kawasan perekonomian Desa Wonokerto berpusat di pasar Balerante Padukuhan Sempu dan Pasar Garongan.

• Kawasan Pariwisata Kawasan wisata alam, budaya dan pendidikan yang ada di Desa Wonokerto terletak di Padukuhan Tunggularum dan Padukuhan Garongan.

• Kawasan Permukiman Kawasan peruntukan permukiman di Desa Wonokerto seluas 238 Ha yang tersebar di seluruh wilayah Desa Wonokerto.

3.3 Rencana Area Prioritas Rencana area prioritas yang meliputi :

1. Area persawahan, dan ladang tidak akan mengalami banyak perubahan 2. Area permukiman, disini mungkin untuk 5 tahun kedepan akan sedikit

berkembang dengan bertambahnya rumah – rumah yang akan terbangun, akan tetapi hal ini tidak akan membuat perubahan yang mencolok karena dimungkinkan pembangunan rumah yang akan ada masih disekitar pekarangan – pekarangan yang ada di sekitar rumah – rumah yang sudah ada sekarang.

3. Area perdagangan /jasa, untuk kawasan perdagangan /jasa ini akan sedikit mengalami perkembangan terutama dibidang ekonomi produktif dan home industri.

4. Area perikanan dan peternakan termasuk penguatan kelompok – kelompok 5. Area reapan air yang berupa pembangunan embung, daerah resapan air

juga penghijauan. 6. Area desa wisata yang semakin berkembang, dimana kedepanya bisa di

koordinir menjadi desa wisata terpadu. 7. Area mitigasi bencana. Sebagai salah satu penanggulangan resiko

bencana.

Page 12: TIP DESA WONOKERTO · Pengembangan sistem perdesaan di Kabupaten Sleman berupa PPL . TIP DESA WONOKERTO III - 2 ... Rencana sistem pusat kegiatan wilayah Desa Wonokerto adalah sistem

TIP DESA WONOKERTO III - 12

3.4 Rencana Mitigasi Bencana (Skenario Mitigasi Bencana & Penataan Kawasan Rawan Bencana Erupsi Merapi - Lahar Dingin)

3.4.1 Jalur dan Arah Penyelamatan Bencana Melihat kondisi wilayah Desa Wonokerto yang rawan bencana alam maka

jalur penyelamatan yang utama adalah melalui jalan-jalan kampung menuju ke titik lokasi yang aman, yang tersebar di masing-masing Padukuhan. Jalur penyelamatan ini terhubung ke jalan desa sehingga apabila area penyelematan yang ada di masing-masing Padukuhan tidak mencukupi maka dapat menuju ke area yang yang lebih luas yaitu Balai Desa Wonokerto.

3.4.2 Persebaran Area Penyelamatan Bencana

Persebaran Area Penyelamatan Bencana (titik-titik lokasi area penyelamatan bangunan yang aman sebagai tempat evakuasi) di setiap Padukuhan terdapat titik area penyelematan yaitu di tempat tempat ibadah yang tersebar di 13 Padukuhan. Selain titik lokasi tersebut masih terdapat area yang cukup luas dan rata yaitu disebagian pekarangan dari rumah penduduk dan juga ladang-ladang, bila tidak mencukupi maka dapat menuju ke area yang yang lebih luas yaitu di Balai Desa Wonokerto. Direncanakan akan dibangun Barak Pengunsian Di Padukuhan Sangurejo (sebelah barat Kecamatan Turi) sebagai tempat evakuasi lanjutan ketika jarak/zona aman dari bencana semakit dipersempit. 3.4.3 Relokasi

Secara garis besar konsep Penataan Permukiman yang akan diterapkan adalah :

o Bahwa untuk penyediaan rumah layak huni yang sehat, aman, serasi, teratur dan berkelanjutan perlu didukung dengan penyediaan prasarana, sarana dan utilitas perumahan dan permukiman.

o Keterpaduan prasarana sarana dan utilitas sebagi upaya untuk menyatupadukan dan mensinergikan perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan dan pengendalian prasarana, sarana dan utilitas pada kawasan perumahan dan antar kawasan agar dapat berfungsi optimal dan efisien. Salah satu prasarana penting yang harus disediakan secara baik dan terpadu adalah prasarana jalan, drainase, saluran pembuangan limbah, listrik, air bersih, pengelolaan sampah dan lain-lain.

o Kawasan perumahan perlu menyediakan ruang terbuka hijau yang bermanfaat untuk menjaga kualitas dan keseimbangan lilngkungan di sekitar kawasan. Ruang terbuka dalam suatu lingkungan pemukiman mempunyai fungsi : • Melindungi fungsi ekologis kawasan ( penyegaran udara, menyerap air

hujan, pengendalian banjir, memelihara keseimbangan ekosistem ).

Page 13: TIP DESA WONOKERTO · Pengembangan sistem perdesaan di Kabupaten Sleman berupa PPL . TIP DESA WONOKERTO III - 2 ... Rencana sistem pusat kegiatan wilayah Desa Wonokerto adalah sistem

TIP DESA WONOKERTO III - 13

• Sebagai sarana ruang publik yaitu tempat interaksi / komunikasi sosial, sarana olah raga, tempat rekreasi, bermain, santai ataupun tempat berkumpul.

• Menyediakan cahaya dan sirkulasi udara ke dalam bangunan terutama pada kawasan padat penduduk.

• Penghubung suatu tempat dengan tempat yang lain berupa jalan umum, pedestrian, gang antar bangunan dan lain-lain.

• Menghadirkan kesan perspektif dan vista pada pemandangan kota (urban scene) terutama pada kawasan padat.

• Sebagai area cadangan bagi penggunaan dimasa datang ( cadangan area pengembangan ).

Sebagai area mitigasi bencana : penyelamatan, evakuasi dan tempat penampungan / perlindungan sementara korban bencana.

Terkait keterbatasan wewenang, kapasitas, dan permasalahan yang kompleks tentang relokasi yang mungkin tidak dapat diselesaikan dalam kajian dalam dokumen RPP ini. Namun demikian sebagian data telah diperoleh. Tentunya proses relokasi akan membutuhkan waktu yang cukup panjang dan pendekatan yang lebih detil, sehingga dalam kesempatan ini tidak dapat disampaikan secara menyeluruh. . 3.4.4 Rencana Manajemen Bencana

Hasil Rencana Tindak Lanjut Bidang Kebencanaan selama lima tahun menunjukkan ada beberapa kegiatan, dengan sumber pembiayaan dari ADD/APBDes, Satker, Proyek khusus, dan kerjasama lembaga lain. Beberapa kegiatan yang muncul pada tahun 2011 adalah pembuatan jalur pipa air bersih dan bak penampung untuk menghadapi kekurangan air. Membentuk SATGAS Bencana dan tupoksinya.

Dalam rencana Manajemen Bencana diperlukan beberapa terkait dengan pengurangan resiko bencana, yang dalam hal ini disebut sebagai Pokok-pokok kegiatan Penanggulangan Bencana, meliputi yaitu:

1. Kegiatan Operasional Penanggulangan Bencana Kegiatan penanggulangan bencana yang bersifat upaya operasional dan harus dilaksanakan secara koordinatif meliputi: • Pencegahan, yakni mencegah bencana atau resiko yang mungkin

terjadi melalui penyiapan peraturan perundang-undangan, penyusunan prosedur penanggulangan serta melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pelatihan.

• Mitigasi, yakni meminimalkan dampak bencana terhadap kehidupan manusia, sehingga kerugian jiwa dan material serta kerusakan yang terjadi dapat segera diatasi melalui upaya mitigasi, yang meliputi kesiapsiagaan (preparedness) serta penyiapan kesiapan fisik, kewaspadaan dan kemampuan.

Page 14: TIP DESA WONOKERTO · Pengembangan sistem perdesaan di Kabupaten Sleman berupa PPL . TIP DESA WONOKERTO III - 2 ... Rencana sistem pusat kegiatan wilayah Desa Wonokerto adalah sistem

TIP DESA WONOKERTO III - 14

• Tanggap Darurat, yang dilaksanakan secara terencana, terkoordinir dan terpadu pada kondisi darurat dalam waktu yang relatif singkat dengan tujuan untuk menolong, menyelamatkan jiwa/harta benda dan lingkungan serta mengurangi dampak akibat bencana melalui pemberian bantuan moral dan material kepada korban bencana.

• Rehabilitasi, berupa perbaikan kerusakan baik berbentuk fisik maupun non fisik yang dilakukan dalam bentuk sementara/darurat dan atau secara permanen.

• Rekonstruksi, berupa kegiatan memperbaiki dan atau membangun kembali dalam rangka pemulihan sarana, prasarana, fasilitas umum/sosial, rumah penduduk dan lingkungan sesuai standar persyaratan teknis konstruksi dan bangunan.

2. Penanganan Pengungsi Kegiatan penanganan pengungsi meliputi upaya operasional yang bersifat koordinatif dilaksanakan dalam bentuk kegiatan : • Penyelamatan, yakni berupa pemberian pertolongan, perlindungan dan

pemberian bantuan tanggap darurat kepada korban kerusuhan/ konflik/ berupa penampungan sementara, bahan makanan pangan/ sandang, pelayanan kesehatan, serta bantuan darurat lainnya.

• Pemberdayaan, berupa kegiatan pembinaan kemampuan dan kemandirian para pengungsi agar dapat melaksanakan kegiatan sosial dan ekonomis untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

• Penempatan, yakni menempatkan dan mengembalikan pengungsi dari tempat penampungan sementara ke tempat yang tetap berupa pengembalian ke tempat semula, penyisipan pada lokasi pemukiman yang telah ada dan penempatan di lokasi yang baru.

• Rekonsiliasi, berupa dukungan upaya untuk menciptakan kedamaian kembali pihak-pihak yang bertikai dengan pendekatan sosial, budaya, Hak Asasi Manusia dan aspek hukum.

3. Kegiatan Pendukung Operasional Dukungan Operasional dilakukan guna melancarkan upaya penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi yang meliputi : Kebijakan Penanggulangan Bencana, Kolokium Hasil Litbang Permukiman 2002– Pustekim, Bandung - 28 Februari 2002 • Pendataan, berupa rangkaian kegiatan mencatat,

mengumpulkan,mengolah dan menyajikan data dan informasi bencana dan pengungsi yang diperlukan.

• Pelaporan, yakni penyampaian data dan informasi bencana dan pengungsi secara teratur, berkesinambungan dan periodik dari hasil suatu proses pelaksanaan kegiatan yang sudah, sedang dan akan dilaksanakan berdasarkan hasil pengamatan dan pencatatan.

• Kerjasama, dengan menjalin kerjasama untuk penanganan bencana dan

Page 15: TIP DESA WONOKERTO · Pengembangan sistem perdesaan di Kabupaten Sleman berupa PPL . TIP DESA WONOKERTO III - 2 ... Rencana sistem pusat kegiatan wilayah Desa Wonokerto adalah sistem

TIP DESA WONOKERTO III - 15

pengungsi dengan organisasi pemerintah dan non pemerintah, baik di dalam maupun luar negeri sesuai peraturan yang berlaku.

• Penyaluran Bantuan/Logistik, dikembangkan sebagai perbekalan untuk para pengungsi/ korban bencana agar dapat bertahan hidup dalam masa darurat yang harus tersedia pada setiap saat diperlukan.

• Komunikasi, diselenggarakan secara koordinatif dan terpadu dengan mengerahkan berbagai sistem komunikasi dari berbagai Departemen/Instansi dan Organisasi yang diintegrasikan menjadi satu kesatuan sistem untuk mendukung kegiatan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi.

• Penelitian dan Pengembangan, yang dilakukan oleh berbagai lembaga Pemerintah dan Non Pemerintah secara terkoordinasi dan terpadu.

• Pengendalian, diselenggarakan dalam mewujudkan koordinasi dan keterpaduan seluruh Departemen/ Instansi unsur BAKORNAS PBP dalam melaksanakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi secara cepat, tepat dan terarah sesuai kebijakan Ketua BAKORNAS PBP.

Terkait dengan beberapa hal diatas, Desa Wonokerto kemudian berencana untuk mengadakan Pelatihan Masyarakat siaga bencana.

3.4.5 Rencana Organisasi Tanggap Darurat Bencana

1. Pembentukan kelompok – kelompok yang akan menjadi kelompok kerja pengelola bencana dengan tugas pokok adalah memberi peringatan dini bila terjadi bencana dan mengkoordinir warga dalam proses penyelamatan

2. Dilaksanakan pelatihan tanggap bencana untuk kelompok – kelompok yang telah terbentuk supaya memiliki kesiap siagaan dalam penyelamatan saat terjadi bencana dan paska bencana.

3.4.6 Mitigasi Struktural

Desa Wonokerto terdapat banyak ancaman bencana (hazards), untuk mengatasi atau mengurangi dampak resiko bencana mitigasi strukturalnya adalah sebagai berikut:

1. Letusan Gunung Berapi Membuat area dan barak pengungsian yang permanen maupun non

permanen untuk Tempat Penampungan Sementara (TPS). Peningkatan/pembuatan jalan (beserta sarana penunjangnya : drainase

dan talud) yang berfungsi untuk jalur evakuasi serta logistik dari tempat pemukiman ke tempat pengungsian

Penambahan rambu penunjuk arah ke tempat evakuasi dan atau EWS Pembuatan Community Center beserta perlengakapannya untuk tempat

operasional Organisasi Pengurangan Resiko Bencana (OPRB) 2. Gempa Tektonik dan Vulkanik Pembuatan rumah dan prasarana fasilitas umum yang tahan gempa

Page 16: TIP DESA WONOKERTO · Pengembangan sistem perdesaan di Kabupaten Sleman berupa PPL . TIP DESA WONOKERTO III - 2 ... Rencana sistem pusat kegiatan wilayah Desa Wonokerto adalah sistem

TIP DESA WONOKERTO III - 16

Area terbuka hijau Peningkatan/pembuatan jalur ke area evakuasi Bangunan harus dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gempa. Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar kualitas bangunan. Pembangunan fasilitas umum denggan standar kualitas yang tinggi. Perkuatan bangunan bangunan vital yang telah ada. Rambu penunjuk arah ke tempat evakuasi

3. Angin Penghijauan Peningkatan/pembuatan jalur ke area evakuasi Membuat area dan barak pengungsian yang permanen maupun non

permanent Struktur bangunan yang memenuhi syarat teknis untuk mampu

bertahan terhadap gaya angin Pembangunan bangunan umum yang cukup luas yang dapat

digunakan sebagai tempat penampungan sementara bagi orang maupun barang saat terjadi serangan angin badai.

Pembangunan rumah yang tahan angin 4. Tanah Longsor Peningkatan/perbaikan dan memelihara drainase baik air permukaan

maupun air tanah (fungsi drainase ini untuk menjauhkan air dari lereng menghindari air meresap ke dalam lereng atau menguras air dalam lereng ke luar lereng. Jadi drainase harus dijaga agar jangan sampai tersumbat atau meresapkan air ke dalam tanah yang rawan longsor)

Pembangunan penahan tanah, talud Penghijauan dengan tanaman yang sistem perakarannya dalam dan

jarak tanam yang tepat (khusus untuk lereng curam, dengan kemiringan lebih dari 40 derajat atau sekitar 80 % sebaiknya tanaman tidak terlalu rapat serta diselingi dengan tanaman – tanaman yang lebih pendek dan ringan, di bagian dasar ditanam rumput)

Sebaiknya dipilih tanaman lokal yang digemari masyarakat, dan tanaman tersebut harus secara teratur dipangkas ranting‐ rantingnya/ cabangcabangnya atau dipanen

Khusus untuk aliran butir dapat diarahkan dengan pembuatan saluran. Khusus untuk runtuhan batu dapat dibuatkan tanggul penahan baik

berupa bangunan konstruksi, tanaman maupun parit Terasering dengan system drainase yang tepat (drainase pada

teras‐ teras dijaga jangan sampai menjadi jalan meresapnya air ke dalam tanah)

Pembuatan bangunan penahan, jangkar (anchor) dan pilling Mendirikan bangunan dengan fondasi yang kuat. Melakukan pemadatan tanah disekitar perumahan Stabilisasi lereng dengan pembuatan terase dan penghijauan.

Page 17: TIP DESA WONOKERTO · Pengembangan sistem perdesaan di Kabupaten Sleman berupa PPL . TIP DESA WONOKERTO III - 2 ... Rencana sistem pusat kegiatan wilayah Desa Wonokerto adalah sistem

TIP DESA WONOKERTO III - 17

Pembuatan tanggul penahan untuk runtuhan batuan (rock fall). Penutupan rekahan rekahan diatas lereng untuk mencegah air masuk

secara cepat kedalam tanah. Pondasi tiang pancang sangat disarankan untuk menghindari bahaya

liquifaction. Pondasi yang menyatu, untuk menghindari penurunan yang tidak

seragam (differential settlement). Utilitas yang ada didalam tanah harus bersifat fleksibel. Dalam beberapa kasus relokasi sangat disarankan

5. Kekeringan Penghijauan Pencarian mata air baru Perbaikan/peningkatan pipanisasi Pembuatan embung

6. Genangan pembuatan sumur resapan dan biopori pembuatan/perbaikan drainase

7. Penyakit Pembangunan tempat kesehatan Pembuatan bak sampah, saluran pembuangan limbah

3.4.7 Mitigasi non Struktural

Sedangkan untuk mengatasi atau mengurangi dampak resiko bencana mitigasi non strukturalnya adalah sebagai berikut:

1. Letusan gunung Merapi a. PRA BENCANA Mengamati kegiatan gunungapi setiap saat. Upaya ini dapat

dilakukan dari tempat yang permanent, misalnya Pos Pengamatan Gunungapi.

Menentukan status kegiatan gunung api. Melakukan penelitian ilmiah secara temporer dan berkala. Melakukan pemetaan geologi untuk mengetahui sejarah kegiatan

suatu gunungapi dimasa lalu. Melakukan pemetaan kawasan rawan bencana. Upaya ini berguna

untuk menentukan suatu wilayah atau aeral yang berbahaya atau aman untuk dihuni atau digarap sebagai lahan pertanian dan sebagainya.

Membuat cek/sabo dam untuk mengarahkan aliran lahar agar tidak melanda pemukiman, persawahan/kebun atau fasilitas lainnya.

Melakukan sosialisasi dan penyuluhan secara berkala kepada penduduk yang bermukim di sekitar gunungapi.

b. SAAT BENCANA Memberangkatkan OPRB ke lokasi bencana.

Page 18: TIP DESA WONOKERTO · Pengembangan sistem perdesaan di Kabupaten Sleman berupa PPL . TIP DESA WONOKERTO III - 2 ... Rencana sistem pusat kegiatan wilayah Desa Wonokerto adalah sistem

TIP DESA WONOKERTO III - 18

Meningkatkan pengamatan. Menentukan status kegiatan gunungapi dan melaporkannya sesuai

dengan protap. Memberikan rekomendasi teknis kepada Pemprov/Pemkab sesuai

dengan protap, termasuk saran pengungsian penduduk. Pencarian/penyelamatan korban Pelaksanaan evakuasi Penyelamatan dokumen keperdataan Penyiapan akses bantuan dan penyelamatan dengan

mengutamakan penanggulangan kelompok rentan (perempuan, ibu hamil, penyandang cacat, balita, dan lansia).

Pengkajian kebutuhan (initial need assessment) Penampungan sementara Pelayanan kesehatan (Pos kesehatan) Penyediaan pangan dan gizi Penyediaan air bersih Penyediaan sanitasi Penyediaan dan penyebaran informasi korban, fasilitas rusak dan

lain-lain Pemberantasan vektor untuk pencegahan penyakit menular

c. PASCA BENCANA Menurunkan status kegiatan gunungapi. Menginventarisir data letusan termasuk sebaran dan volume material

letusan. Mengidentifikasi daerah yang terancam bahaya sekunder (lahar). Memberikan rekomendasi teknis kepada Pemprov/Pemkab sesuai

dengan protap, termasuk pengembalian pengungsi dan potensi ancaman lahar

Hindari daerah longsoran, dimana longsor susulan dapat terjadi Tanami kembali daerah bekas longsor atau daerah disekitarnya

untuk menghindari erosi yang telah merusak lapisan atas tanah yang dapat menyebabkan banjir banding

Periksa kerusakan pondasi rumah dan tanah disekitar terjadinya longsor

Perbaikan sarana/prasarana sosial dan ekonomi. Penanggulangan kejiwaan pasca bencana (post traumatic stress)

melalui penyuluhan, konseling, terapi kelompok (di sekolah) dan perawatan.

Pemulihan gizi/kesehatan Pemulihan sosial ekonomi sebagai upaya peningkatan ketahanan

masyarakat (antara lain: penciptaan lapangan kerja, pemberian modal usaha, dll)

Page 19: TIP DESA WONOKERTO · Pengembangan sistem perdesaan di Kabupaten Sleman berupa PPL . TIP DESA WONOKERTO III - 2 ... Rencana sistem pusat kegiatan wilayah Desa Wonokerto adalah sistem

TIP DESA WONOKERTO III - 19

Pembangunannya harus dilakukan melalui suatu perencanaan yang didahului oleh pengkajian dari berbagai ahli dan sector terkait.

Melakukan kajian dan inventarisasi berbagai kerusakan Penyusunan rencana pembangunan kembali secara konseptual,

agar hasilnya lebih baik dari kondisi semula. Melakukan penelitian sebab-sebab kerusakan. Menentukan prioritas pelaksanaan pembangunan. Melakukan monitoring dan evaluasi.

2. Gempa Tektonik dan Vulkanik Rencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat

kepadatan hunian di daerah rawan bencana. Asuransi. Zonasi daerah rawan bencana dan pengaturan penggunaan lahan. Pendidikan kepada masyarakat tentang gempabumi. Masyarakat waspada terhadap risiko gempa bumi. Masyarakat mengetahui apa yang harus dilakukan jika terjadi gempa

bumi. Masyarakat mengetahui tentang pengamanan dalam penyimpanan

barang barang yang berbahaya bila terjadi gempabumi. Ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan dan

kewaspadaan masyarakat terhadap gempa bumi. Pembentukan kelompok aksi penyelamatan bencana dengan

pelatihan pemadaman kebakaran dan pertolongan pertama. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan

peralatan perlindungan masyarakat lainnya. Rencana kontingensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga

dalam menghadapi gempa bumi. 3. Angin

Perlunya penerapan aturan standar bangunan yang memperhitungkan beban angin khususnya di daerah yang rawan angin badai

Penempatan lokasi pembangunan fasilitas yang penting pada daerah yang terlindung dari serangan angin badai

Penghijauan di bagian atas arah angin untuk meredam gaya angin Pengamanan/perkuatan bagian bagian yang mudah diterbangkan

angina yang dapat membehayakan diri atau orang lain disekitarnya Kesiapsiagaan dalam menghadapi angin badai, mengetahui

bagaimana cara penyelamatan diri Pengamanan barang barang disekitar rumah agar terikat/dibangun

secara kuat sehingga tidak diterbangkan angin Untuk para nelayan, supaya menambatkan atau mengikat kuat

kapal-kapalnya

Page 20: TIP DESA WONOKERTO · Pengembangan sistem perdesaan di Kabupaten Sleman berupa PPL . TIP DESA WONOKERTO III - 2 ... Rencana sistem pusat kegiatan wilayah Desa Wonokerto adalah sistem

TIP DESA WONOKERTO III - 20

4. Longsor Hindarkan daerah rawan bencana untuk pembangunan permukiman

dan fasilitas utama lainnya. Mengurangi tingkat keterjalan lereng. Pengenalan daerah yang rawan longsor. Identifikasi daerah yang aktif bergerak, dapat dikenali dengan

adanya rekahan rekahan berbentuk ladam (tapal kuda). Hindarkan pembangunan di daerah yang rawan longsor.

5. Kekeringan Pengalihan bahan bakar kayu bakar menjadi bahan bakar minyak untuk

menghindari penebangan hutan/tanaman. Pengenalan pola tanam dan penanaman jenis tanaman yang bervariasi. Pendidikan dan pelatihan Meningkatkan/memperbaiki daerah yang tandus dengan rnelaksanakan

pengelolaan lahan, pengelolaan hutan, waduk peresapan dan irigasi. Pembuatan dan sosialisasi kebijakan konservasi air. Pengelolaan peternakan disesuaikan dengan kondisi ketersediaan air

diwilayahnya. 6. Penyakit Menyiapkan masyarakat secara luas termasuk aparat pemerintah

khususnya di jajaran kesehatan dan lintas sektor terkait untuk memahami risiko bila wabah terjadi serta bagaimana cara-cara menghadapinya bila suatu wabah terjadi melalui kegiatan sosialisasi yang berkesinambungan.

Menyiapkan produk hukum yang memadai untuk mendukung upaya upaya pencegahan, respon cepat serta penanggulangan bila wabah terjadi.

Menyiapkan infrastruktur untuk upaya penanggulangan seperti sumberdaya manusia yang profesional, sarana pelayanan kesehatan, sarana komunikasi, transportasi, logistik serta pembiayaan operasional.

Upaya penguatan surveilans epidemiologi untuk identifikasi faktor risiko dan menentukan strategi intervensi dan penanggulangan maupun respon dini di semua jajaran.

3.4.8 Rencana Penataan Kawasan Area Evakuasi

Untuk rencana Penataan tempat evakuasi di Desa Wonokerto adalah : 1. Ruang terbuka hijau untuk penampungan sementara.

Ruang terbuka hijau ini juga bisa berfungsi untuk pendaratan helikopter apabila jalan darat terputus, maka perencanaan tata ruang disekitar area evakuasi tidak akan disarankan adanya bangunan yang bertingkat tinggi.

2. Perataan lapangan melalui pengurukan maupun penggalian

Page 21: TIP DESA WONOKERTO · Pengembangan sistem perdesaan di Kabupaten Sleman berupa PPL . TIP DESA WONOKERTO III - 2 ... Rencana sistem pusat kegiatan wilayah Desa Wonokerto adalah sistem

TIP DESA WONOKERTO III - 21

3. Pembuatan drainase untuk melancarkan aliran air di lapangan agar tidak menggenang

4. Pembuatan biopori untuk penyerapan air genangan di lapangan 5. Pembuatan barak evakuasi untuk mengatasi semburan hujan abu

vulkanik. 6. Pembuatan community center yang berfungsi untuk tempat informasi

juga koordinasi pra, saat, pasca bencana 7. Pembuatan maupun pengadaan tenaga pengganti listrik dari PLN yang

dikhawatirkan saat bencana mati, agar informasi langsung bisa dikirimkan ke Pemerintah Kabupaten, maupun Propinsi.

8. Penambahan sarana air bersih dan MCK umum yang baru ada di lapangan satu unit, serta penambahan tempat maupun tenaga kesehatan.

9. Untuk lereng dekat area evakuasi akan selalu dijaga penghijauannya agar tidak ada bahaya lain seperti longsor.

10. Saat tidak terjadi bencana lapangan difungsikan sebagai tempat wisata dengan membuat joging track, taman-taman bunga, kios-kios souvenir.