INSTANT PERSONAL BRANDING CALON LEGISLATIF MELALUI INSTAGRAM

16
Jurnal Komunikasi Global, Volume 8, Nomor 2, 2019 174 INSTANT PERSONAL BRANDING CALON LEGISLATIF MELALUI INSTAGRAM Nurhalimah 1 , Ade Tuti Turistiati 2 1 Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI 2 Universitas Amikom Purwokerto Email: ade.tuti@amikom purwokerto.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis personal branding dari M. Yoridho Sinuraya, kandidat legislatif untuk DPRD DKI Jakarta melalui Instagram. Teori dramaturgi Erving Goffman digunakan untuk melihat personal branding melalui panggung depan dan panggung belakang M. Yoridho Sinuraya sebagai kandidat legislatif untuk DPRD DKI Jakarta. Melalui wawancara dan observasi terhadap akun Instagram @sahabatyoridho, diketahui bahwa panggung depan M. Yoridho A. Sinuraya memiliki karakteristik pemuda yang ramah, berpenampilan dan berperilaku religius serta populis (merakyat). Sementara panggung belakang M. Yoridho A. Sinuraya memiliki karakteristik sebagai wirausahawan muda yang kurang berinteraksi dengan orang lain dan berpenampilan semi-formal. Adanya perbedaan antara panggung depan dan panggung belakang membuat M. Yoridho A. Sinuraya membutuhkan upaya ekstra untuk melakukan personal branding yang diklasifikasikan sebagai personal branding yang instan. Kata Kunci: Personal Branding, Dramaturgi, Instagram, Kandidat Legislatif Abstract This research aims to analyze the personal branding of M. Yoridho Sinuraya, the legislative candidate for DPRD DKI Jakarta through Instagram. The theory of dramaturgy by Erving Goffman was used to find out personal branding strategy through the employment of the front and backstages of M. Yoridho Sinuraya as a legislative candidate for the Jakarta council (DPRP DKI Jakarta). Based on interviews and observation of Instagram account @sahabatyoridho, it showed that the front stage of M. Yoridho A. Sinuraya had the characteristics of being a friendly, young, pious, and populist man. Meanwhile, the back stage of M. Yoridho A. Sinuraya had characteristics as a young entrepreneur who was lack of interaction with other people and had a semi-formal appearance. The difference between the front and back stages of M. Yoridho A. Sinuraya made him take extra efforts to develop his personal branding, classified as an instant one. Keywords: Personal Branding, Dramaturgy, Instagram, Legislative Candidate

Transcript of INSTANT PERSONAL BRANDING CALON LEGISLATIF MELALUI INSTAGRAM

Page 1: INSTANT PERSONAL BRANDING CALON LEGISLATIF MELALUI INSTAGRAM

Jurnal Komunikasi Global, Volume 8, Nomor 2, 2019

174

INSTANT PERSONAL BRANDING CALON LEGISLATIF

MELALUI INSTAGRAM

Nurhalimah1, Ade Tuti Turistiati2 1Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI

2Universitas Amikom Purwokerto Email: ade.tuti@amikom purwokerto.ac.id

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis personal branding dari M. Yoridho Sinuraya, kandidat legislatif untuk DPRD DKI Jakarta melalui Instagram. Teori dramaturgi Erving Goffman digunakan untuk melihat personal branding melalui panggung depan dan panggung belakang M. Yoridho Sinuraya sebagai kandidat legislatif untuk DPRD DKI Jakarta. Melalui wawancara dan observasi terhadap akun Instagram @sahabatyoridho, diketahui bahwa panggung depan M. Yoridho A. Sinuraya memiliki karakteristik pemuda yang ramah, berpenampilan dan berperilaku religius serta populis (merakyat). Sementara panggung belakang M. Yoridho A. Sinuraya memiliki karakteristik sebagai wirausahawan muda yang kurang berinteraksi dengan orang lain dan berpenampilan semi-formal. Adanya perbedaan antara panggung depan dan panggung belakang membuat M. Yoridho A. Sinuraya membutuhkan upaya ekstra untuk melakukan personal branding yang diklasifikasikan sebagai personal branding yang instan. Kata Kunci: Personal Branding, Dramaturgi, Instagram, Kandidat Legislatif

Abstract

This research aims to analyze the personal branding of M. Yoridho Sinuraya, the legislative candidate for DPRD DKI Jakarta through Instagram. The theory of dramaturgy by Erving Goffman was used to find out personal branding strategy through the employment of the front and backstages of M. Yoridho Sinuraya as a legislative candidate for the Jakarta council (DPRP DKI Jakarta). Based on interviews and observation of Instagram account @sahabatyoridho, it showed that the front stage of M. Yoridho A. Sinuraya had the characteristics of being a friendly, young, pious, and populist man. Meanwhile, the back stage of M. Yoridho A. Sinuraya had characteristics as a young entrepreneur who was lack of interaction with other people and had a semi-formal appearance. The difference between the front and back stages of M. Yoridho A. Sinuraya made him take extra efforts to develop his personal branding, classified as an instant one. Keywords: Personal Branding, Dramaturgy, Instagram, Legislative Candidate

Page 2: INSTANT PERSONAL BRANDING CALON LEGISLATIF MELALUI INSTAGRAM

Jurnal Komunikasi Global, Volume 8, Nomor 2, 2019

175

Pendahuluan

Kontestasi pemilihan wakil rakyat tahun 2019 melibatkan berbagai cara untuk

menarik simpati para pemilih, salah satunya melalui media sosial. Aplikasi media sosial

yang digemari dan banyak digunakan oleh masyarakat adalah Instagram. Pengguna

Instagram memanfaatkan Instagram untuk berbagai kepentingan, misalnya untuk sekedar

berbagi cerita/informasi, melakukan transaksi bisnis, dan pencitraan atau personal

branding.

Branding adalah upaya mengikat pikiran publik atau menggiring opini publik.

Untuk melakukan branding, seorang calon legislatif menggunakan konsep buzzing yaitu

pesan politik sebagai bahan pembicaraan positif di kalangan masyarakat serta cara

menggerakkan target khalayak dengan membangun kesadaran mereka sendiri (Wasesa,

2013). Sementara personal branding merupakan cara seseorang untuk memperkenalkan

diri kepada orang lain atau khalayak. Personal branding lebih memfokuskan pada core

competencies, yaitu value atau nilai (Setiawan, 2017). Personal branding dan pencitraan

memiliki banyak persamaan. Perbedaannya terletak pada value dan jangka waktunya

(Setiawan, 2017).

Fenomena banyaknya calon legislatif memanfaatkan Instagram untuk personal

branding dalam membangun citra positif calon legislatif (caleg), menarik perhatian

peneliti untuk menganalisis lebih dalam. Pada era digital, pendekatan politik telah

mengubah cara-cara para caleg dalam menarik perhatian pemilih. Para caleg tidak

melakukan kampanye dengan mengumbar janji-janji kosong. Mereka lebih kreatif,

inovatif dan berusaha memahami permasalahan yang dirasakan masyarakat.

Beberapa calon legislatif (caleg) yang memanfaatkan aplikasi media sosial

Instagram dalam melakukan personal branding, di antaranya M. Taufik Muntazhar, SE

caleg DPRD dapil Palembang dari Golkar, Muhammad Yunus caleg DPRD dapil Jawa

Tengah VI dari PAN, Aziza Fazira caleg DPRD untuk daerah pemilihan (dapil) Medan

dari partai Gerindra, dan M. Yoridho A. Sinuraya, caleg Partai Berkarya untuk DPRD

DKI Jakarta. Dalam penelitian ini, peneliti fokus terhadap personal branding yang

dilakukan M. Yoridho A. Sinuraya. M. Yoridho A. Sinuraya menggunakan Instagram

@sahabatyoridho sebagai media komunikasi dengan para pengikutnya (followers).

Yoridho mempublikasikan segala aktivitas kampanyenya dalam rangka membangun

Page 3: INSTANT PERSONAL BRANDING CALON LEGISLATIF MELALUI INSTAGRAM

Jurnal Komunikasi Global, Volume 8, Nomor 2, 2019

176

personal branding guna mendapatkan citra positif dari masyarakat. Instagram

@sahabatyoridho dikelola oleh seorang administrator (admin).

M. Yoridho A. Sinuraya adalah lulusan sarjana Hubungan Internasional dari

London School of Public Relations, Jakarta. Ia anak pertama dari tiga bersaudara.

Kegiatan sehari-hari diantaranya mengelola bisnis keluarga. Pemuda kelahiran 1994 ini

adalah Direktur Utama PT. Al Kadinan dan PT. Rejang Aman Noor. Yoridho dibesarkan

dari keluarga yang memegang teguh nilai-nilai keagamaan. Sejak tahun 2018 Yoridho

tercatat sebagai salah satu kader Partai Berkarya. Peneliti memilih M. Yoridho A.

Sinuraya sebagai subjek penelitian karena di usianya yang masih muda (25 tahun) berani

mencalonkan diri sebagai calon legislatif untuk daerah Matraman, Pulo Gadung, dan

Cakung. Selain itu, Yoridho pun baru satu tahun berkecimpung dalam dunia politik.

Dengan kata lain, pengalaman Yoridho dalam bidang politik sangat minim.

Penelitian-penelitian tentang personal branding melalui media sosial telah banyak

dilakukan. Penelitian Srisadono (2018) menunjukkan bahwa Ridwan Kamil

(@ridwankamil) merupakan calon Gubernur Jawa Barat yang paling populer

dibandingkan calon-calon lainnya pada saat pilkada. Hal ini terlihat dari sisi jumlah

followers, jumlah Talk dan Top Influencer yang turut membicarakan calon Gubernur

tersebut di media sosial mereka. Ridwan Kamil melakukan personal branding di akun

Twitter-nya dengan waktu relatif cukup lama, sejak beliau menjadi Walikota Bandung.

Penelitian Srisadasono membuktikan bahwa personal branding perlu dibangun dan perlu

kiprah nyata tidak sekedar janji (Srisadono, 2018).

Romadhan (2018) melakukan penelitian untuk mengetahui proses branding

Jokowi melalui video blog youtube Jokowi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

Jokowi berhasil membangun personal branding dengan memiliki brand image sebagai

sosok presiden yang ramah, sederhana, dan dekat dengan rakyat (Romadhan, 2018).

Sementara itu, Franzia meneliti tentang pengaruh foto profil dan cover Facebook dalam

membentuk personal branding mahasiswa dan alumni FSRD Universitas Trisakti. Hasil

penelitian Franzia membuktikan bahwa foto profil dan foto cover membentuk personal

branding. Hasil lainnya adalah terbentuknya pemahaman atas penggunaan elemen-

elemen komunikasi visual yang efektif untuk mendukung pembentukan personal

branding bagi desainer muda Indonesia (Franzia, 2018).

Page 4: INSTANT PERSONAL BRANDING CALON LEGISLATIF MELALUI INSTAGRAM

Jurnal Komunikasi Global, Volume 8, Nomor 2, 2019

177

Penelitian Ievansyah dan Sadono menganalisis fenomena transformasi diri duta

pariwisata menjadi seorang selebriti pada kasus Maudy Koesnaedi, Bangpen, dan Shabina

Gianti. Penelitian tersebut dilihat dari proses pengelolaan personal branding melalui

akum Instagram ketiga subjek penelitian. Hasil penelitian Ievansyah dan Sadono

menunjukkan bahwa ketiga subjek penelitian mempunyai konsistensi dalam mengelola

personal branding dan menunjukkan etika yang baik dalam hubungan sosial. Subjek

penelitian pun mampu menjaga batasan privasi mereka dengan publik dan netizen.

Mereka memahami informasi yang boleh dan tidak untuk dibagikan kepada publik.

Mereka memiliki manajemen yang baik, antara mereka dan netizen (Ievansyah & Sadono,

2018).

Penelitian yang dilakukan oleh Islamiyah dan Rachman menganalisis citra yang

ingin ditujukkan oleh subjek penelitian Nasrudin Azis. Peneliti menganalisis dua akun

media sosial subjek penelitian yaitu Facebook dan Instagram. Kuantitatif analisis isi

deskriptif digunakan dalam penelitian ini dengan rumus Holsty intercoder-intracoder.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa personal branding yang dibentuk Nasrudin Azis

dalam akun Facebook adalah spesialisasi: behaviour, mission, lifestyle, product, service,

kepemimpinan, kepribadian, perbedaan, visiability dan keteguhan. Personal branding

yang dibentuk di akun Instagram adalah spesialisasi: ability, lifestyle, product dan service,

kepribadian, perbedaan, visiability, kesatuan, keteguhan dan goodwill. Hasil perhitungan

persamaan paling tinggi dari tiga tabel penilaian pengkoding personal branding di akun

Facebook Nasrudin Azis adalah spesialisasi, sedangkan personal branding yang paling

dominan di akun Instagram Nasrudin Azis adalah perbedaan (Islamiyah & Rachman,

2018).

Penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan bahwa media sosial seperti Twitter,

Youtube, Facebook, dan Instagram berperan dalam membentuk atau membangun

personal branding. Teori-teori yang digunakan berbeda tergantung dari aspek apa peneliti

menganalisis subjek penelitian.

Montoya berpendapat bahwa personal branding adalah “proses menciptakan

identitas yang berhubungan dengan persepsi, emosi, dan perasaan tertentu terhadap

identitas tersebut” (Montoya & Vandehey, 2008). Montoya menambahkan bahwa

seseorang yang hendak membentuk personal branding perlu memiliki nama baik yang

positif dan bermanfaat bagi orang lain. Nama baik yang positif akan mempermudah orang

Page 5: INSTANT PERSONAL BRANDING CALON LEGISLATIF MELALUI INSTAGRAM

Jurnal Komunikasi Global, Volume 8, Nomor 2, 2019

178

lain mengenalnya sebagai pribadi yang baik dan bermanfaat bagi orang lain. Secara

singkat personal branding merupakan strategi yang disusun guna memberikan ciri khas

individu atau perusahaan di mata publik. Personal branding tidak dapat dipisahkan dari

citra.

Instagram merupakan salah satu aplikasi media sosial. Pengguna Instagram dapat

mengambil foto, menerapkan filter digital, serta membagikannya ke berbagai layanan

jejaring sosial termasuk pemilik Instagram sendiri. Selain itu, pengguna Instagram dapat

mengunggah foto dan video yang dapat dimaknai berbeda-beda oleh setiap orang

tergantung persepsi masing-masing. Foto dan video menampilkan simbol-simbol tersirat

maupun tersurat (Yasundari, 2016).

Foto, video, dan narasi yang menyertainya merupakan media bagi pengguna untuk

menampilkan panggung depan mereka. Pengguna Instagram memainkan berbagai

macam peran di dalam kehidupan sehari-hari sesuai yang dengan lingkungan sosial di

mana seseorang berada.

Goffman (1959, dalam Fisher, 1986) menggambarkan bahwa individu tidak

sekedar mengambil peran orang lain, melainkan bergantung pada orang lain untuk

melengkapi citra diri tersebut. Selanjutnya diri menurut Goffman (1959, dalam Fisher,

1986) bersifat temporer dalam arti diri tersebut berjangka pendek, bermain peran karena

selalu dituntut oleh peran-peran sosial yang berlainan interaksinya. Di sini manusia

memainkan berbagai peran dan mengasumsikan identitas yang relevan dengan peran-

peran ini (Mulyana, 2013).

Menurut Goffman (1959, dalam Fisher, 1986), individu yang ditempatkan dalam

sebuah situasi sosial terdapat pada suatu penampilan (performance) sementara orang-

orang yang terlibat di dalamnya disebut sebagai pengamat atau partisipan. Para aktor

adalah mereka yang melakukan tindakan-tindakan atau penampilan rutin (routine)

(Poloma, 2004). Selanjutnya Goffman (1959, dalam Fisher, 1986) menyatakan ada dua

bidang penampilan yang perlu dibedakan, yaitu panggung depan (front stage) dan

panggung belakang (back stage). Panggung depan adalah bagian penampilan individu

yang diatur sedemikian rupa oleh individu sesuai dengan kebutuhan. Di dalamnya

terdapat setting dan personal front yang dibagi menjadi penampilan (appearance) dan

gaya (manner). Penyajian diri dalam panggung depan menonjolkan “peran” dan “watak”

Page 6: INSTANT PERSONAL BRANDING CALON LEGISLATIF MELALUI INSTAGRAM

Jurnal Komunikasi Global, Volume 8, Nomor 2, 2019

179

PERSONAL BRANDING

Instagram M. Yoridho Sinuraya

DRAMATURGI

(Poloma, 2004) CITRA DIRI

Yang muda Yang Berkarya

sebagai suatu diri yang dimanipulasikan. Perilaku yang bukan untuk umum berada “di

belakang layar dan berbeda dari yang disajukan di depan masyarakat (Fisher, 1986).

Panggung depan mempunyai daerah di belakang layar. Pengidentifikasian daerah

belakang ini tergantung pada khalayak. Kegiatan di belakang panggung jarang dilakukan

sendirian. Goffman (1959, dalam Fisher, 1986) menggunakan istilah team sebagai

“Sejumlah individu yang bekerja sama mementaskan suatu routine”. Dalam konteks

penelitian ini, individu yang bekerja di belakang layar adalah admin pengelola Instagram

@sahabatyoridho. Agar “pertunjukkan” berjalan sebagaimana yang diinginkan

maka team akan melakukan tindakan-tindakan yang bersifat protektif yakni dengan

membuat naskah. Baik si pelaku maupun para penonton yakin bahwa daerah belakang

tersebut tidak mudah dimasuki. Demi kepentingan “social establishment” maka si pelaku

harus bertindak sedemikian rupa sehingga pertunjukkan tersebut berjalan mulus.

Perspektif dramaturgis melihat “Self” sebagai produk yang ditentukan oleh situasi sosial

(Poloma, 2004).

Panggung belakang merupakan daerah alami individu di mana mereka bersikap

dan berperilaku sesuai dengan karakternya. Panggung depan dan panggung belakang

individu pada umumnya berbeda. Demikian pula panggung depan dan panggung

belakang calon legislatif yang melakukan personal branding di hadapan publik secara

langsung maupun melalui media termasuk media sosial seperti Instagram.

Gambar 1. Model Konseptual Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti tertarik

menganalisis personal branding M. Yoridho Sinuraya, kandidat legislatif untuk DPRD

DKI Jakarta melalui Instagram. Peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif

dengan pendekatan kualitatif dan teori Dramaturgi dari Erving Goffman sebagai

Panggung

Depan

Panggung

Belakang

Page 7: INSTANT PERSONAL BRANDING CALON LEGISLATIF MELALUI INSTAGRAM

Jurnal Komunikasi Global, Volume 8, Nomor 2, 2019

180

pengungkap visual yang dihadirkan Yoridho melalui Instagram. Tujuan penelitian ini

untuk memahami bagaimana panggung depan dan panggung belakang M. Yoridho

Sinurya sebagai kandidat legislatif untuk DPRD DKI Jakarta

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Pendekatan kualitatif menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi

tertentu (dalam konteks tertentu). Pendekatan kualitatif, lebih lanjut, mementingkan pada

proses dibandingkan dengan hasil akhir. Oleh karena itu, urutan kegiatan dapat berubah-

ubah tergantung pada kondisi dan banyaknya gejala-gejala yang ditemukan (Moleong,

2011). Fokus penelitian ini adalah personal branding yang ditampilkan pada Instagram

calon legislatif DPRD DKI Jakarta, M. Yoridho A. Sinuraya dalam membangun citra

positif sebagai identitas Partai Berkarya.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2018-Juni 2019, dimulai dengan

observasi terhadap objek penelitian, yaitu akun Instagram M. Yoridho A. Sinuraya

@sahabatyoridho. Akun Instagram tersebut terdiri dari foto, teks, video mengenai M.

Yoridho. Sinuraya. Subjek penelitian adalah M. Yoridho A. Sinuraya, yang juga sebagai

informan penelitian. Selain itu, informan penelitian adalah admin akun Instagram M.

Yoridho A. Sinuraya, ketua tim sukses M. Yoridho A. Sinuraya, dan tiga orang informan

pendukung. Total jumlah informan berjumlah enam orang.

Tabel 1. Profil Informan

No Nama Keterangan

1 MYA Calon Legislatif

2 BR Ketua Tim Sukses

3 RZ Admin @sahabatyoridho

4 AB Tetangga (masyarakat yang mengenal MYA

5 SY Tetangga (masyarakat yang mengenal MYA

6 DH Tetangga (masyarakat yang mengenal MYA

Hasil dan Pembahasan

Subjek penelitian ini adalah individu bukan badan atau perusahaan. Penelitian ini

meneliti tentang calon legislatif (caleg) DPRD DKI Jakarta yang bernama M. Yoridho A.

Sinuraya. Yoridho menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SDN 09 Pagi Kenari Jakarta

Page 8: INSTANT PERSONAL BRANDING CALON LEGISLATIF MELALUI INSTAGRAM

Jurnal Komunikasi Global, Volume 8, Nomor 2, 2019

181

pada tahun 2000-2006, SMP Muhammadiyah 03 Kramat Jakarta pada tahun 2006-2009,

SMA 22 Matraman Jakarta pada tahun 2009-2012, dan S1 London School of Public

Relations (STIKOM LSPR) jurusan Hubungan Internasional pada tahun 2014-2018.

Yoridho pernah tinggal di luar negeri saat mengikuti program Jerman Studkoll Kthen

pada tahun 2013-2014.

Yoridho meningkatkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan

mengikuti pelatihan bahasa Inggris di NYU Singapura dari tahun 2013-2014. Ia pernah

menerima penghargaan sebagai penyelam yang ditandai dengan pin penyelamatan Scuba

dari Angkatan Laut Indonesia pada tahun 2013-2014. Yoridho memiliki cita-cita menjadi

seorang pemimpin dan hobi diving, swimming dan snorkeling.

Di bawah ini merupakan beberapa tampilan Instagram akun @sahabatyoridho:

Gambar 2. Tampilan Ucapan Selamat Tahun Baru 2019

Gambar 2 memberi kesan bahwa M. Yoridho A. Sinuraya adalah pemuda yang

dapat dipercaya sebagai salah satu harapan baik di tahun 2019. Tampilan dengan pakaian

formal jas dan dasi mengesankan Yoridho sebagai seorang professional, dewasa, dan siap

menjado calon legislatif DPRD DKI Jakarta. Kalimat yang disusun sebagai narasi ucapan

selamat tahun baru mencerminkan semangat perbaikan tanpa menyalahkan orang lain.

Page 9: INSTANT PERSONAL BRANDING CALON LEGISLATIF MELALUI INSTAGRAM

Jurnal Komunikasi Global, Volume 8, Nomor 2, 2019

182

Gambar 3. Kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Jatinegara

Gambar 3 memberikan kesan bahwa M. Yoridho A. Sinuraya adalah pemuda yang

aktif dalam kegiatan keagamaan. Selain itu, gambar tersebut memberi kesan Yoridho

mampu berbicara di depan umum dengan menyampaikan sambutan di depan warga

Jatinegara. Warga Jatinegara yang menghadiri peringatan Nabi Muhammad SAW lebih

dominan bapak-bapak. Kopiah yang dikenakan dapat dipersepsikan sebagai simbol

agama Islam, kesolehan, dan kesamaan dengan mayoritas hadirin yang juga mengenakan

tutup kepala.

Gambar 4. Kegiatan Sosialisasi dengan Warga Matraman

Gambar 4 memberi kesan bahwa M. Yoridho A. Sinuraya sebagai caleg yang

peduli wong cilik. Ia rela datang ke rumah-rumah warga untuk kegiatan sosialisasi

walaupun rumah-rumah warga tersebut berada di gang yang sempit dan terkesan kumuh.

Page 10: INSTANT PERSONAL BRANDING CALON LEGISLATIF MELALUI INSTAGRAM

Jurnal Komunikasi Global, Volume 8, Nomor 2, 2019

183

Gambar 5. Kegiatan bersama Organisasi Masyarakat

Gambar 5 memberikan kesan bahwa M. Yoridho A. Sinuraya adalah pemuda yang

aktif di dalam organisasi masyarakat dan berperan nyata dalam membangun desa.

Pemuda yang tidak hanya pandai berbicara tetapi, lebih aktif dalam tindakan yang nyata.

Gambar 6. Kegiatan Jalan Sehat

Gambar 6 menunjukkan kesan bahwa sebagai calon legislatif tidak bisa

dipisahkan dari kesan anak muda yang aktif di dalam kegiatan olahraga. Dilihat dalam

gambar tersebut, M. Yoridho A. Sinuraya menyelenggarakan jalan sehat. Jumlah peserta

relative banyak 2.200 orang. Ini memberi kesan bahwa peserta jalan sehat secara tidak

langsung adalah para pendukung Yoridho.

Page 11: INSTANT PERSONAL BRANDING CALON LEGISLATIF MELALUI INSTAGRAM

Jurnal Komunikasi Global, Volume 8, Nomor 2, 2019

184

Berdasarkan observasi dan wawancara, Yoridho menyadari perannya sebagai

calon legislatif. Yoridho paham harus bersikap dan berperilaku seperti apa di depan

masyarakat. Semua tim yang terkait dengan pencalonan M. Yoridho A. Sinuraya sebagai

caleg DPRD DKI Jakarta, berusaha memperkuat sosok M. Yoridho A. Sinuraya sebagai

pemuda yang relijius, merakyat, dan berkarya nyata. Berbagai kegiatan dilakukan guna

mendukung personal branding sosok Yoridho tersebut. Upaya yang dilakukan, misalnya

Yoridho menghadiri berbagai pengajian serta sosialisasi kepada masyarakat untuk

menampung aspirasi masyarakat. Selain itu, Yoridho mengadakan penjualan sembako

murah untuk masyarakat sekitar Matraman Jakarta Timur.

Menurut BR (ketua tim sukses Yoridho):

“Dilihat dari keseluruhan postingan akun Instagram @sahabatyoridho adalah pemuda

yang dekat dengan rakyat, merakyat dan agamis pemimpin tidak selalu orang tua yang

agamis tapi anak muda juga bisa.” (BR, wawancara, 18 Juni 2019)

Pernyataan ini sesuai dengan observasi yang selama ini peneliti lakukan pada akun

Instagram @sahabatyoridho. Dari foto dan video yang diposting, kegiatan Yoridho lebih

banyak untuk melakukan sosialisasi program, blusukan, dan menghadiri berbagai

pengajian.

BR menambahkan:

“Proses personal banding M. Yoridho A. Sinuraya dimulai dari time management M.

Yoridho A. Sinuraya yang dihandle oleh BR sebagai ketua tim sukses. Time management

berupa kapan M. Yoridho A. Sinuraya melakukan kampanye, bertemu partai, ke Komisi

Pemilihan Umum (KPU) dan lain sebagainya.” (BR, wawancara, 18 Juni 2019)

Setiap ada kegiatan yang dilakukan Yoridho seperti kampanye, blusukan,

sosialisasi kertas suara, dan pengajian selalu didokumentasikan berupa foto atau video.

Selanjutnya RZ (admin) memposting ke akun Instagram @sahabatyoridho disertai

keterangan pada setiap foto atau video yang mendukung (caption)

Berdasarkan beberapa referensi penelitian terdahulu yang dilakukan beberapa

peneliti dan berkaitan dengan teori dramaturgi yang peneliti gunakan dalam penelitian,

dinyatakan bahwa keberhasilan sebuah personal branding ditentukan dari pemahaman

objek penelitian mengenai batasan-batasan privasi yang dimiliki dengan publik.

Teori dramaturgi yang digunakan dalam penelitian ini, membahas panggung

depan (front stage) dan panggung belakang (back stage) berkaitan dengan “peran” di

mana objek penelitian ini yaitu M. Yoridhnyao A. Sinuraya melakoni sebuah “peran”

Page 12: INSTANT PERSONAL BRANDING CALON LEGISLATIF MELALUI INSTAGRAM

Jurnal Komunikasi Global, Volume 8, Nomor 2, 2019

185

dalam membangun personal brandingnya. M. Yoridho A. Sinuraya diibaratkan sebagai

aktor di sebuah pementasan, melakoni bagaimana ia dipandang masyarakat. Panggung

depan (front stage) M. Yoridho A. Sinuraya dalam penelitian ini adalah di Instagram. Di

sini “peran” yang dilakoni M. Yoridho A. Sinuraya adalah pemuda dengan berpenampilan

religius dengan baju koko, memakai kain sarung atau celana panjang bahan berwarna

hitam dan kopiah yang dominan terlihat dalam setiap postingan di akun Instagram

@sahabatyoridho.

Panggung belakang (back stage) M. Yoridho yaitu kehidupan sehari-hari di luar

dari kegiatan selama berkampanye. Berkaitan dengan teori dramaturgi, M. Yoridho A.

Sinuraya diibaratkan sudah melepas atribut-atribut yang dipakai saat pementasan. Ia tidak

lagi memerankan lakon seperti bagaimana ia ingin dipandang masyarakat. Karakter

sebenarnya terlihat di panggung belakang (back stage) M. Yoridho A. Sinuraya

bagaimana ia bersikap dan berperilaku dengan anggota keluarga dan orang lain. Pemuda

yang jarang berinteraksi dengan orang “asing” dan lebih sibuk dengan bisnis Travel &

Umrah serta Kedai Kopi.

Gambar 7. Tampilan home pada akun Instagram @sahabatyoridho

Gambar 7 merupakan tampilan home akun Instagram @sahabatyoridho yang

merupakan panggung depan Yoridho. @sahabatyoridho memiliki 200 followers dan 293

following. Awalnya akun Instagram @sahabatyoridho dibentuk untuk personal branding

M. Yoridho A. Sinuraya. Menurut RZ:

Page 13: INSTANT PERSONAL BRANDING CALON LEGISLATIF MELALUI INSTAGRAM

Jurnal Komunikasi Global, Volume 8, Nomor 2, 2019

186

“Seiring berjalannya waktu, ada beberapa yang tidak sesuai rencana diantaranya

jumlah followers dan konten yang kurang sesuai untuk anak muda. Sehingga, pada

akhirnya akun Instagram.” (RZ, Wawancara, 21 Juni 2019)

Personal branding yang dilakukan oleh Yoridho relatif tiba-tiba atau instan.

Personal branding melalui media Instagram dibuat untuk menghadapi kontestasi politik

dalam kurun waktu sekitar 6 bulan.

@sahabatyoridho hanya menjadi salah satu media sosialisasi dan publikasi M.

Yoridho A. Sinuraya. Pendukung M. Yoridho A. Sinuraya sebagian adalah orang tua yang

tidak memiliki Instagram dan cara mengatasinya adalah setiap ada kegiatan dari M.

Yoridho A. Sinuraya tim-tim menyebarluaskan foto atau video hasil dokumentasi ke

grup-grup WhatsApp dan setiap anggota grup tersebut menyebarkan lagi ke grup-grup

yang lain.

RZ mengatakan bahwa:

“Konten di akun Instagram @sahabatyoridho kurang sesuai jika dikategorikan untuk

anak muda.” (RZ, wawancara, 21 Juni 2019)

Konten-konten tersebut lebih dominan ke arah kegiatan yang disukai orang tua

berusia 40-65 tahun. Orang tua menyukai kegiatan yang terdapat unsur keagamaan dan

kegiatan sosial.

Instagram menjadi salah satu media untuk membantu memperkenalkan sosok M.

Yoridho A. Sinuraya kepada publik terutama wilayah Matraman, Pulogadung dan

Cakung. Selain Instagram, ada beberapa media sosial seperti Facebook, dan Youtube.

Kehadiran akun Instagram @sahabatyoridho membantu mendatangkan media-media

online untuk datang meliput kegiatan M. Yoridho A. Sinuraya selama masa kampanye.

Menurut keterangan dari M. Yoridho A. Sinuraya:

“Sempat ada 20 media online yang hadir tanpa diundang dari tim kita, mereka tahu

informasi kita dari Instagram”. (MYA, wawancara, 4 Juli 2019)

Panggung depan (front stage) M. Yoridho A. Sinuraya melalui akun Instagram

@sahabatyoridho seharusnya cukup mendukung panggung belakang (back stage) M.

Yoridho A. Sinuraya. Setting di dalam panggung depan Yoridho berupa perlengkapan

yang dibawa atau dipakai Yoridho saat di depan masyarakat. Misalnya, seorang caleg

diharapkan berpenampilan rapi menggunakan jas, sepatu pantofel, dan dasi. Personal

front di dalam panggung depan M. Yoridho A. Sinuraya berupa komunikasi verbal dan

Page 14: INSTANT PERSONAL BRANDING CALON LEGISLATIF MELALUI INSTAGRAM

Jurnal Komunikasi Global, Volume 8, Nomor 2, 2019

187

bahasa tubuh M. Yoridho A. Sinuraya. Misalnya, berbicara sopan, ramah, dan ekspresi

wajah penuh empati.

Panggung belakang (back stage) M. Yoridho yaitu kehidupan sehari-hari di luar

dari kegiatan selama berkampanye. Berkaitan dengan teori dramaturgi, M. Yoridho A.

Sinuraya diibaratkan sudah melepas atribut-atribut yang dipakai saat pementasan. Ia tidak

lagi memerankan lakon seperti bagaimana ia ingin dipandang masyarakat. Karakter

sebenarnya terlihat di panggung belakang (back stage) M. Yoridho A. Sinuraya

bagaimana ia bersikap dan berperilaku dengan anggota keluarga dan orang lain. Pemuda

yang jarang berinteraksi dengan orang “asing” dan lebih sibuk dengan bisnis Travel &

Umrah serta Kedai Kopi.

Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan peneliti, M. Yoridho

A. Sinuraya sebagai subjek dalam penelitian ini menyadari peran sebagai caleg. Sehingga,

M. Yoridho A. Sinuraya tahu harus bersikap seperti apa di depan masyarakat dan di

belakang masyarakat. Walaupun, ia tergolong masih muda dengan usia 25 tahun untuk

mencalonkan diri sebagai caleg. Semua tim yang terkait dengan pencalonan M. Yoridho

A. Sinuraya sebagai caleg DPRD DKI Jakarta, berusaha memperkuat sosok M. Yoridho

A. Sinuraya sebagai pemuda yang religius dan merakyat. Berbagai kegiatan dilakukan

guna mendukung sosok M. Yoridho A. Sinuraya sebagai pemuda yang religius dan

merakyat di antaranya, rutin menghadiri berbagai pengajian serta sosialisasi kepada

masyarakat untuk menampung aspirasi masyarakat. Selain itu, M. Yoridho A. Sinuraya

mengadakan sembako murah untuk masyarakat sekitar Matraman Jakarta Timur.

Page 15: INSTANT PERSONAL BRANDING CALON LEGISLATIF MELALUI INSTAGRAM

Jurnal Komunikasi Global, Volume 8, Nomor 2, 2019

188

Panggung depan dan panggung belakang Yoridho dapat disimpulkan dalam tabel

berikut:

Tabel 2. Panggung Depan dan Panggung Belakang M. Yoridho A. Sinuraya

Sumber: Hasil Analisis Data

Penutup

Berdasarkan uraian dan analisis yang telah dipaparkan, dapat ditarik simpulan

bahwa panggung depan M. Yoridho A. Sinuraya memiliki karakteristik pemuda yang

ramah, berpenampilan dan berperilaku religius serta merakyat. Hal tersebut terlihat dari

tampilan yang ditunjukkan dalam akun Instragram-nya baik berupa foto, teks, video,

maupun banner. Panggung belakang M. Yoridho A. Sinuraya memiliki karakteristik

sebagai wirausahawan muda yang kurang berinteraksi dengan orang lain dan

berpenampilan semi formal. Yoridho cenderung bersikap santai. Perbedaan antara

panggung depan dan panggung belakang M. Yoridho A. Sinuraya membutuhkan upaya

ekstra baginya untuk melakukan personal branding yang diklasifikasikan sebagai

personal branding yang instan.

Subjek Penelitian Panggung Depan Panggung Belakang

M. Yoridho A. Sinuraya,

25 tahun, lulusan S1

London School of Public

Relations, program

Hubungan Internasional

• Caleg DPRD DKI

Jakarta

• Pemuda yang religius

dan merakyat

• Murah senyum dan

ramah

• Berpenampilan

religius dengan baju

koko, memakai kain

sarung atau celana

panjang bahan

berwarna hitam dan

kopiah

• Berperilaku religius

dengan sering datang

pada acara-acara

keagamaan

• Peduli terhadap wong

cilik dengan

mendatangi warga di

gang-gang yang sempit

dan terkesan kumuh

• Pengusaha muda

yang jarang

berinteraksi dengan

orang-orang di

kediaman M.

Yoridho A. Sinuraya

maupun masyarakat

sekitar

• Berpenampilan semi

formal dengan

kemeja dan celana

panjang bahan serta

rambut tertata rapi

saat berpergian

• Berpakaian santai

dengan kaos lengan

pendek dan celana

panjang jeans saat

berada di dalam

kediaman

Page 16: INSTANT PERSONAL BRANDING CALON LEGISLATIF MELALUI INSTAGRAM

Jurnal Komunikasi Global, Volume 8, Nomor 2, 2019

189

Penelitian ini masih dapat dikembangkan atau dieksplorasi lebih luas dengan

metode penelitian yang berbeda, misalnya metode penelitian kuantitatif. Tujuannya untuk

mengukur seberapa besar pengaruh personal branding dalam meningkatkan citra positif

calon legislatif. Saran praktis berdasarkan hasil penelitian ini adalah personal branding

sebaiknya dilakukan tidak instant dalam jarak waktu yang pendek. Namun, perlu dimulai

sejak jauh-jauh hari. Dalam konteks kontestasi pemilihan wakil rakyat, personal branding

harus sedemikian rupa dilakukan dengan memerhatikan adanya kesesuaian antara

karakter individu dengan potensi calon legislatif yang diharapkan masyarakat.

Daftar Pustaka

Fisher, A. (1986). Teori-Teori Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya (Terjemahan).

Franzia, E. (2018). Pengaruh Sinergi Foto Profil Media Jejaring Sosial Artikel. Jurnal

Panggung, 28(1).

Ievansyah, & Sadono, T. (2018). Personal Branding dalam Komunikasi Selebritis (Studi Kasus

Personal Branding Alumni Abang None Jakarta di Media Sosial Instagram). Bricolage,

4(2).

Islamiyah, H., & Rachman, A. (2018). Personal Branding Pejabat Publik di Media Sosial.

Dakwah Dan Komunikasi, 9(1).

Moleong, L. J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Montoya, P., & Vandehey, T. (2008). The Brand Called You: Make Your Business Stand Out in

a Crowded Marketplace. USA: Mc.Grawhill.

Mulyana, D. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Poloma, M. (2004). Sosiologi Kontemporer. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Romadhan, M. I. (2018). Personal Branding Jokowi dalam Mempertahankan Personal Branding

Image melalui Video Blog Youtube. Metacommunication, Journal of Communication

Studies, 3(2).

Setiawan, R. (2017). “Personal Branding” Vs Pencitraan. Retrieved from

https://edukasi.kompas.com/read/2017/02/13/17552151/.personal.branding.vs.pencitraan?p

age=all

Srisadono, W. (2018). Komunikasi Publik Calon Gubernur Provinsi Jawa Barat 2018 dalam

Membangun Personal Branding Menggunakan Twitter. Jurnal Pustaka Komunikasi. E-

ISSN 2614-8498, diakses 25/05/2019. Jurnal Pustaka Komunikasi., 1(2).

Wasesa, S. A. (2013). Political Branding and Public Relations- Saatnya Kampanye Sehat,

Hemat, dan Bermanfaat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Yasundari. (2016). Hubungan Penggunaan Instagram dengan Motivasi Wirausaha Pebisnis

Daring (Online) dalam Meningkatkan Produktivitas. Jurnal Kajian Komunikasi, 4(2).