INSTANT PERSONAL BRANDING CALON LEGISLATIF MELALUI INSTAGRAM
Transcript of INSTANT PERSONAL BRANDING CALON LEGISLATIF MELALUI INSTAGRAM
Jurnal Komunikasi Global, Volume 8, Nomor 2, 2019
174
INSTANT PERSONAL BRANDING CALON LEGISLATIF
MELALUI INSTAGRAM
Nurhalimah1, Ade Tuti Turistiati2 1Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI
2Universitas Amikom Purwokerto Email: ade.tuti@amikom purwokerto.ac.id
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis personal branding dari M. Yoridho Sinuraya, kandidat legislatif untuk DPRD DKI Jakarta melalui Instagram. Teori dramaturgi Erving Goffman digunakan untuk melihat personal branding melalui panggung depan dan panggung belakang M. Yoridho Sinuraya sebagai kandidat legislatif untuk DPRD DKI Jakarta. Melalui wawancara dan observasi terhadap akun Instagram @sahabatyoridho, diketahui bahwa panggung depan M. Yoridho A. Sinuraya memiliki karakteristik pemuda yang ramah, berpenampilan dan berperilaku religius serta populis (merakyat). Sementara panggung belakang M. Yoridho A. Sinuraya memiliki karakteristik sebagai wirausahawan muda yang kurang berinteraksi dengan orang lain dan berpenampilan semi-formal. Adanya perbedaan antara panggung depan dan panggung belakang membuat M. Yoridho A. Sinuraya membutuhkan upaya ekstra untuk melakukan personal branding yang diklasifikasikan sebagai personal branding yang instan. Kata Kunci: Personal Branding, Dramaturgi, Instagram, Kandidat Legislatif
Abstract
This research aims to analyze the personal branding of M. Yoridho Sinuraya, the legislative candidate for DPRD DKI Jakarta through Instagram. The theory of dramaturgy by Erving Goffman was used to find out personal branding strategy through the employment of the front and backstages of M. Yoridho Sinuraya as a legislative candidate for the Jakarta council (DPRP DKI Jakarta). Based on interviews and observation of Instagram account @sahabatyoridho, it showed that the front stage of M. Yoridho A. Sinuraya had the characteristics of being a friendly, young, pious, and populist man. Meanwhile, the back stage of M. Yoridho A. Sinuraya had characteristics as a young entrepreneur who was lack of interaction with other people and had a semi-formal appearance. The difference between the front and back stages of M. Yoridho A. Sinuraya made him take extra efforts to develop his personal branding, classified as an instant one. Keywords: Personal Branding, Dramaturgy, Instagram, Legislative Candidate
Jurnal Komunikasi Global, Volume 8, Nomor 2, 2019
175
Pendahuluan
Kontestasi pemilihan wakil rakyat tahun 2019 melibatkan berbagai cara untuk
menarik simpati para pemilih, salah satunya melalui media sosial. Aplikasi media sosial
yang digemari dan banyak digunakan oleh masyarakat adalah Instagram. Pengguna
Instagram memanfaatkan Instagram untuk berbagai kepentingan, misalnya untuk sekedar
berbagi cerita/informasi, melakukan transaksi bisnis, dan pencitraan atau personal
branding.
Branding adalah upaya mengikat pikiran publik atau menggiring opini publik.
Untuk melakukan branding, seorang calon legislatif menggunakan konsep buzzing yaitu
pesan politik sebagai bahan pembicaraan positif di kalangan masyarakat serta cara
menggerakkan target khalayak dengan membangun kesadaran mereka sendiri (Wasesa,
2013). Sementara personal branding merupakan cara seseorang untuk memperkenalkan
diri kepada orang lain atau khalayak. Personal branding lebih memfokuskan pada core
competencies, yaitu value atau nilai (Setiawan, 2017). Personal branding dan pencitraan
memiliki banyak persamaan. Perbedaannya terletak pada value dan jangka waktunya
(Setiawan, 2017).
Fenomena banyaknya calon legislatif memanfaatkan Instagram untuk personal
branding dalam membangun citra positif calon legislatif (caleg), menarik perhatian
peneliti untuk menganalisis lebih dalam. Pada era digital, pendekatan politik telah
mengubah cara-cara para caleg dalam menarik perhatian pemilih. Para caleg tidak
melakukan kampanye dengan mengumbar janji-janji kosong. Mereka lebih kreatif,
inovatif dan berusaha memahami permasalahan yang dirasakan masyarakat.
Beberapa calon legislatif (caleg) yang memanfaatkan aplikasi media sosial
Instagram dalam melakukan personal branding, di antaranya M. Taufik Muntazhar, SE
caleg DPRD dapil Palembang dari Golkar, Muhammad Yunus caleg DPRD dapil Jawa
Tengah VI dari PAN, Aziza Fazira caleg DPRD untuk daerah pemilihan (dapil) Medan
dari partai Gerindra, dan M. Yoridho A. Sinuraya, caleg Partai Berkarya untuk DPRD
DKI Jakarta. Dalam penelitian ini, peneliti fokus terhadap personal branding yang
dilakukan M. Yoridho A. Sinuraya. M. Yoridho A. Sinuraya menggunakan Instagram
@sahabatyoridho sebagai media komunikasi dengan para pengikutnya (followers).
Yoridho mempublikasikan segala aktivitas kampanyenya dalam rangka membangun
Jurnal Komunikasi Global, Volume 8, Nomor 2, 2019
176
personal branding guna mendapatkan citra positif dari masyarakat. Instagram
@sahabatyoridho dikelola oleh seorang administrator (admin).
M. Yoridho A. Sinuraya adalah lulusan sarjana Hubungan Internasional dari
London School of Public Relations, Jakarta. Ia anak pertama dari tiga bersaudara.
Kegiatan sehari-hari diantaranya mengelola bisnis keluarga. Pemuda kelahiran 1994 ini
adalah Direktur Utama PT. Al Kadinan dan PT. Rejang Aman Noor. Yoridho dibesarkan
dari keluarga yang memegang teguh nilai-nilai keagamaan. Sejak tahun 2018 Yoridho
tercatat sebagai salah satu kader Partai Berkarya. Peneliti memilih M. Yoridho A.
Sinuraya sebagai subjek penelitian karena di usianya yang masih muda (25 tahun) berani
mencalonkan diri sebagai calon legislatif untuk daerah Matraman, Pulo Gadung, dan
Cakung. Selain itu, Yoridho pun baru satu tahun berkecimpung dalam dunia politik.
Dengan kata lain, pengalaman Yoridho dalam bidang politik sangat minim.
Penelitian-penelitian tentang personal branding melalui media sosial telah banyak
dilakukan. Penelitian Srisadono (2018) menunjukkan bahwa Ridwan Kamil
(@ridwankamil) merupakan calon Gubernur Jawa Barat yang paling populer
dibandingkan calon-calon lainnya pada saat pilkada. Hal ini terlihat dari sisi jumlah
followers, jumlah Talk dan Top Influencer yang turut membicarakan calon Gubernur
tersebut di media sosial mereka. Ridwan Kamil melakukan personal branding di akun
Twitter-nya dengan waktu relatif cukup lama, sejak beliau menjadi Walikota Bandung.
Penelitian Srisadasono membuktikan bahwa personal branding perlu dibangun dan perlu
kiprah nyata tidak sekedar janji (Srisadono, 2018).
Romadhan (2018) melakukan penelitian untuk mengetahui proses branding
Jokowi melalui video blog youtube Jokowi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
Jokowi berhasil membangun personal branding dengan memiliki brand image sebagai
sosok presiden yang ramah, sederhana, dan dekat dengan rakyat (Romadhan, 2018).
Sementara itu, Franzia meneliti tentang pengaruh foto profil dan cover Facebook dalam
membentuk personal branding mahasiswa dan alumni FSRD Universitas Trisakti. Hasil
penelitian Franzia membuktikan bahwa foto profil dan foto cover membentuk personal
branding. Hasil lainnya adalah terbentuknya pemahaman atas penggunaan elemen-
elemen komunikasi visual yang efektif untuk mendukung pembentukan personal
branding bagi desainer muda Indonesia (Franzia, 2018).
Jurnal Komunikasi Global, Volume 8, Nomor 2, 2019
177
Penelitian Ievansyah dan Sadono menganalisis fenomena transformasi diri duta
pariwisata menjadi seorang selebriti pada kasus Maudy Koesnaedi, Bangpen, dan Shabina
Gianti. Penelitian tersebut dilihat dari proses pengelolaan personal branding melalui
akum Instagram ketiga subjek penelitian. Hasil penelitian Ievansyah dan Sadono
menunjukkan bahwa ketiga subjek penelitian mempunyai konsistensi dalam mengelola
personal branding dan menunjukkan etika yang baik dalam hubungan sosial. Subjek
penelitian pun mampu menjaga batasan privasi mereka dengan publik dan netizen.
Mereka memahami informasi yang boleh dan tidak untuk dibagikan kepada publik.
Mereka memiliki manajemen yang baik, antara mereka dan netizen (Ievansyah & Sadono,
2018).
Penelitian yang dilakukan oleh Islamiyah dan Rachman menganalisis citra yang
ingin ditujukkan oleh subjek penelitian Nasrudin Azis. Peneliti menganalisis dua akun
media sosial subjek penelitian yaitu Facebook dan Instagram. Kuantitatif analisis isi
deskriptif digunakan dalam penelitian ini dengan rumus Holsty intercoder-intracoder.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa personal branding yang dibentuk Nasrudin Azis
dalam akun Facebook adalah spesialisasi: behaviour, mission, lifestyle, product, service,
kepemimpinan, kepribadian, perbedaan, visiability dan keteguhan. Personal branding
yang dibentuk di akun Instagram adalah spesialisasi: ability, lifestyle, product dan service,
kepribadian, perbedaan, visiability, kesatuan, keteguhan dan goodwill. Hasil perhitungan
persamaan paling tinggi dari tiga tabel penilaian pengkoding personal branding di akun
Facebook Nasrudin Azis adalah spesialisasi, sedangkan personal branding yang paling
dominan di akun Instagram Nasrudin Azis adalah perbedaan (Islamiyah & Rachman,
2018).
Penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan bahwa media sosial seperti Twitter,
Youtube, Facebook, dan Instagram berperan dalam membentuk atau membangun
personal branding. Teori-teori yang digunakan berbeda tergantung dari aspek apa peneliti
menganalisis subjek penelitian.
Montoya berpendapat bahwa personal branding adalah “proses menciptakan
identitas yang berhubungan dengan persepsi, emosi, dan perasaan tertentu terhadap
identitas tersebut” (Montoya & Vandehey, 2008). Montoya menambahkan bahwa
seseorang yang hendak membentuk personal branding perlu memiliki nama baik yang
positif dan bermanfaat bagi orang lain. Nama baik yang positif akan mempermudah orang
Jurnal Komunikasi Global, Volume 8, Nomor 2, 2019
178
lain mengenalnya sebagai pribadi yang baik dan bermanfaat bagi orang lain. Secara
singkat personal branding merupakan strategi yang disusun guna memberikan ciri khas
individu atau perusahaan di mata publik. Personal branding tidak dapat dipisahkan dari
citra.
Instagram merupakan salah satu aplikasi media sosial. Pengguna Instagram dapat
mengambil foto, menerapkan filter digital, serta membagikannya ke berbagai layanan
jejaring sosial termasuk pemilik Instagram sendiri. Selain itu, pengguna Instagram dapat
mengunggah foto dan video yang dapat dimaknai berbeda-beda oleh setiap orang
tergantung persepsi masing-masing. Foto dan video menampilkan simbol-simbol tersirat
maupun tersurat (Yasundari, 2016).
Foto, video, dan narasi yang menyertainya merupakan media bagi pengguna untuk
menampilkan panggung depan mereka. Pengguna Instagram memainkan berbagai
macam peran di dalam kehidupan sehari-hari sesuai yang dengan lingkungan sosial di
mana seseorang berada.
Goffman (1959, dalam Fisher, 1986) menggambarkan bahwa individu tidak
sekedar mengambil peran orang lain, melainkan bergantung pada orang lain untuk
melengkapi citra diri tersebut. Selanjutnya diri menurut Goffman (1959, dalam Fisher,
1986) bersifat temporer dalam arti diri tersebut berjangka pendek, bermain peran karena
selalu dituntut oleh peran-peran sosial yang berlainan interaksinya. Di sini manusia
memainkan berbagai peran dan mengasumsikan identitas yang relevan dengan peran-
peran ini (Mulyana, 2013).
Menurut Goffman (1959, dalam Fisher, 1986), individu yang ditempatkan dalam
sebuah situasi sosial terdapat pada suatu penampilan (performance) sementara orang-
orang yang terlibat di dalamnya disebut sebagai pengamat atau partisipan. Para aktor
adalah mereka yang melakukan tindakan-tindakan atau penampilan rutin (routine)
(Poloma, 2004). Selanjutnya Goffman (1959, dalam Fisher, 1986) menyatakan ada dua
bidang penampilan yang perlu dibedakan, yaitu panggung depan (front stage) dan
panggung belakang (back stage). Panggung depan adalah bagian penampilan individu
yang diatur sedemikian rupa oleh individu sesuai dengan kebutuhan. Di dalamnya
terdapat setting dan personal front yang dibagi menjadi penampilan (appearance) dan
gaya (manner). Penyajian diri dalam panggung depan menonjolkan “peran” dan “watak”
Jurnal Komunikasi Global, Volume 8, Nomor 2, 2019
179
PERSONAL BRANDING
Instagram M. Yoridho Sinuraya
DRAMATURGI
(Poloma, 2004) CITRA DIRI
Yang muda Yang Berkarya
sebagai suatu diri yang dimanipulasikan. Perilaku yang bukan untuk umum berada “di
belakang layar dan berbeda dari yang disajukan di depan masyarakat (Fisher, 1986).
Panggung depan mempunyai daerah di belakang layar. Pengidentifikasian daerah
belakang ini tergantung pada khalayak. Kegiatan di belakang panggung jarang dilakukan
sendirian. Goffman (1959, dalam Fisher, 1986) menggunakan istilah team sebagai
“Sejumlah individu yang bekerja sama mementaskan suatu routine”. Dalam konteks
penelitian ini, individu yang bekerja di belakang layar adalah admin pengelola Instagram
@sahabatyoridho. Agar “pertunjukkan” berjalan sebagaimana yang diinginkan
maka team akan melakukan tindakan-tindakan yang bersifat protektif yakni dengan
membuat naskah. Baik si pelaku maupun para penonton yakin bahwa daerah belakang
tersebut tidak mudah dimasuki. Demi kepentingan “social establishment” maka si pelaku
harus bertindak sedemikian rupa sehingga pertunjukkan tersebut berjalan mulus.
Perspektif dramaturgis melihat “Self” sebagai produk yang ditentukan oleh situasi sosial
(Poloma, 2004).
Panggung belakang merupakan daerah alami individu di mana mereka bersikap
dan berperilaku sesuai dengan karakternya. Panggung depan dan panggung belakang
individu pada umumnya berbeda. Demikian pula panggung depan dan panggung
belakang calon legislatif yang melakukan personal branding di hadapan publik secara
langsung maupun melalui media termasuk media sosial seperti Instagram.
Gambar 1. Model Konseptual Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti tertarik
menganalisis personal branding M. Yoridho Sinuraya, kandidat legislatif untuk DPRD
DKI Jakarta melalui Instagram. Peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif dan teori Dramaturgi dari Erving Goffman sebagai
Panggung
Depan
Panggung
Belakang
Jurnal Komunikasi Global, Volume 8, Nomor 2, 2019
180
pengungkap visual yang dihadirkan Yoridho melalui Instagram. Tujuan penelitian ini
untuk memahami bagaimana panggung depan dan panggung belakang M. Yoridho
Sinurya sebagai kandidat legislatif untuk DPRD DKI Jakarta
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Pendekatan kualitatif menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi
tertentu (dalam konteks tertentu). Pendekatan kualitatif, lebih lanjut, mementingkan pada
proses dibandingkan dengan hasil akhir. Oleh karena itu, urutan kegiatan dapat berubah-
ubah tergantung pada kondisi dan banyaknya gejala-gejala yang ditemukan (Moleong,
2011). Fokus penelitian ini adalah personal branding yang ditampilkan pada Instagram
calon legislatif DPRD DKI Jakarta, M. Yoridho A. Sinuraya dalam membangun citra
positif sebagai identitas Partai Berkarya.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2018-Juni 2019, dimulai dengan
observasi terhadap objek penelitian, yaitu akun Instagram M. Yoridho A. Sinuraya
@sahabatyoridho. Akun Instagram tersebut terdiri dari foto, teks, video mengenai M.
Yoridho. Sinuraya. Subjek penelitian adalah M. Yoridho A. Sinuraya, yang juga sebagai
informan penelitian. Selain itu, informan penelitian adalah admin akun Instagram M.
Yoridho A. Sinuraya, ketua tim sukses M. Yoridho A. Sinuraya, dan tiga orang informan
pendukung. Total jumlah informan berjumlah enam orang.
Tabel 1. Profil Informan
No Nama Keterangan
1 MYA Calon Legislatif
2 BR Ketua Tim Sukses
3 RZ Admin @sahabatyoridho
4 AB Tetangga (masyarakat yang mengenal MYA
5 SY Tetangga (masyarakat yang mengenal MYA
6 DH Tetangga (masyarakat yang mengenal MYA
Hasil dan Pembahasan
Subjek penelitian ini adalah individu bukan badan atau perusahaan. Penelitian ini
meneliti tentang calon legislatif (caleg) DPRD DKI Jakarta yang bernama M. Yoridho A.
Sinuraya. Yoridho menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SDN 09 Pagi Kenari Jakarta
Jurnal Komunikasi Global, Volume 8, Nomor 2, 2019
181
pada tahun 2000-2006, SMP Muhammadiyah 03 Kramat Jakarta pada tahun 2006-2009,
SMA 22 Matraman Jakarta pada tahun 2009-2012, dan S1 London School of Public
Relations (STIKOM LSPR) jurusan Hubungan Internasional pada tahun 2014-2018.
Yoridho pernah tinggal di luar negeri saat mengikuti program Jerman Studkoll Kthen
pada tahun 2013-2014.
Yoridho meningkatkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan
mengikuti pelatihan bahasa Inggris di NYU Singapura dari tahun 2013-2014. Ia pernah
menerima penghargaan sebagai penyelam yang ditandai dengan pin penyelamatan Scuba
dari Angkatan Laut Indonesia pada tahun 2013-2014. Yoridho memiliki cita-cita menjadi
seorang pemimpin dan hobi diving, swimming dan snorkeling.
Di bawah ini merupakan beberapa tampilan Instagram akun @sahabatyoridho:
Gambar 2. Tampilan Ucapan Selamat Tahun Baru 2019
Gambar 2 memberi kesan bahwa M. Yoridho A. Sinuraya adalah pemuda yang
dapat dipercaya sebagai salah satu harapan baik di tahun 2019. Tampilan dengan pakaian
formal jas dan dasi mengesankan Yoridho sebagai seorang professional, dewasa, dan siap
menjado calon legislatif DPRD DKI Jakarta. Kalimat yang disusun sebagai narasi ucapan
selamat tahun baru mencerminkan semangat perbaikan tanpa menyalahkan orang lain.
Jurnal Komunikasi Global, Volume 8, Nomor 2, 2019
182
Gambar 3. Kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Jatinegara
Gambar 3 memberikan kesan bahwa M. Yoridho A. Sinuraya adalah pemuda yang
aktif dalam kegiatan keagamaan. Selain itu, gambar tersebut memberi kesan Yoridho
mampu berbicara di depan umum dengan menyampaikan sambutan di depan warga
Jatinegara. Warga Jatinegara yang menghadiri peringatan Nabi Muhammad SAW lebih
dominan bapak-bapak. Kopiah yang dikenakan dapat dipersepsikan sebagai simbol
agama Islam, kesolehan, dan kesamaan dengan mayoritas hadirin yang juga mengenakan
tutup kepala.
Gambar 4. Kegiatan Sosialisasi dengan Warga Matraman
Gambar 4 memberi kesan bahwa M. Yoridho A. Sinuraya sebagai caleg yang
peduli wong cilik. Ia rela datang ke rumah-rumah warga untuk kegiatan sosialisasi
walaupun rumah-rumah warga tersebut berada di gang yang sempit dan terkesan kumuh.
Jurnal Komunikasi Global, Volume 8, Nomor 2, 2019
183
Gambar 5. Kegiatan bersama Organisasi Masyarakat
Gambar 5 memberikan kesan bahwa M. Yoridho A. Sinuraya adalah pemuda yang
aktif di dalam organisasi masyarakat dan berperan nyata dalam membangun desa.
Pemuda yang tidak hanya pandai berbicara tetapi, lebih aktif dalam tindakan yang nyata.
Gambar 6. Kegiatan Jalan Sehat
Gambar 6 menunjukkan kesan bahwa sebagai calon legislatif tidak bisa
dipisahkan dari kesan anak muda yang aktif di dalam kegiatan olahraga. Dilihat dalam
gambar tersebut, M. Yoridho A. Sinuraya menyelenggarakan jalan sehat. Jumlah peserta
relative banyak 2.200 orang. Ini memberi kesan bahwa peserta jalan sehat secara tidak
langsung adalah para pendukung Yoridho.
Jurnal Komunikasi Global, Volume 8, Nomor 2, 2019
184
Berdasarkan observasi dan wawancara, Yoridho menyadari perannya sebagai
calon legislatif. Yoridho paham harus bersikap dan berperilaku seperti apa di depan
masyarakat. Semua tim yang terkait dengan pencalonan M. Yoridho A. Sinuraya sebagai
caleg DPRD DKI Jakarta, berusaha memperkuat sosok M. Yoridho A. Sinuraya sebagai
pemuda yang relijius, merakyat, dan berkarya nyata. Berbagai kegiatan dilakukan guna
mendukung personal branding sosok Yoridho tersebut. Upaya yang dilakukan, misalnya
Yoridho menghadiri berbagai pengajian serta sosialisasi kepada masyarakat untuk
menampung aspirasi masyarakat. Selain itu, Yoridho mengadakan penjualan sembako
murah untuk masyarakat sekitar Matraman Jakarta Timur.
Menurut BR (ketua tim sukses Yoridho):
“Dilihat dari keseluruhan postingan akun Instagram @sahabatyoridho adalah pemuda
yang dekat dengan rakyat, merakyat dan agamis pemimpin tidak selalu orang tua yang
agamis tapi anak muda juga bisa.” (BR, wawancara, 18 Juni 2019)
Pernyataan ini sesuai dengan observasi yang selama ini peneliti lakukan pada akun
Instagram @sahabatyoridho. Dari foto dan video yang diposting, kegiatan Yoridho lebih
banyak untuk melakukan sosialisasi program, blusukan, dan menghadiri berbagai
pengajian.
BR menambahkan:
“Proses personal banding M. Yoridho A. Sinuraya dimulai dari time management M.
Yoridho A. Sinuraya yang dihandle oleh BR sebagai ketua tim sukses. Time management
berupa kapan M. Yoridho A. Sinuraya melakukan kampanye, bertemu partai, ke Komisi
Pemilihan Umum (KPU) dan lain sebagainya.” (BR, wawancara, 18 Juni 2019)
Setiap ada kegiatan yang dilakukan Yoridho seperti kampanye, blusukan,
sosialisasi kertas suara, dan pengajian selalu didokumentasikan berupa foto atau video.
Selanjutnya RZ (admin) memposting ke akun Instagram @sahabatyoridho disertai
keterangan pada setiap foto atau video yang mendukung (caption)
Berdasarkan beberapa referensi penelitian terdahulu yang dilakukan beberapa
peneliti dan berkaitan dengan teori dramaturgi yang peneliti gunakan dalam penelitian,
dinyatakan bahwa keberhasilan sebuah personal branding ditentukan dari pemahaman
objek penelitian mengenai batasan-batasan privasi yang dimiliki dengan publik.
Teori dramaturgi yang digunakan dalam penelitian ini, membahas panggung
depan (front stage) dan panggung belakang (back stage) berkaitan dengan “peran” di
mana objek penelitian ini yaitu M. Yoridhnyao A. Sinuraya melakoni sebuah “peran”
Jurnal Komunikasi Global, Volume 8, Nomor 2, 2019
185
dalam membangun personal brandingnya. M. Yoridho A. Sinuraya diibaratkan sebagai
aktor di sebuah pementasan, melakoni bagaimana ia dipandang masyarakat. Panggung
depan (front stage) M. Yoridho A. Sinuraya dalam penelitian ini adalah di Instagram. Di
sini “peran” yang dilakoni M. Yoridho A. Sinuraya adalah pemuda dengan berpenampilan
religius dengan baju koko, memakai kain sarung atau celana panjang bahan berwarna
hitam dan kopiah yang dominan terlihat dalam setiap postingan di akun Instagram
@sahabatyoridho.
Panggung belakang (back stage) M. Yoridho yaitu kehidupan sehari-hari di luar
dari kegiatan selama berkampanye. Berkaitan dengan teori dramaturgi, M. Yoridho A.
Sinuraya diibaratkan sudah melepas atribut-atribut yang dipakai saat pementasan. Ia tidak
lagi memerankan lakon seperti bagaimana ia ingin dipandang masyarakat. Karakter
sebenarnya terlihat di panggung belakang (back stage) M. Yoridho A. Sinuraya
bagaimana ia bersikap dan berperilaku dengan anggota keluarga dan orang lain. Pemuda
yang jarang berinteraksi dengan orang “asing” dan lebih sibuk dengan bisnis Travel &
Umrah serta Kedai Kopi.
Gambar 7. Tampilan home pada akun Instagram @sahabatyoridho
Gambar 7 merupakan tampilan home akun Instagram @sahabatyoridho yang
merupakan panggung depan Yoridho. @sahabatyoridho memiliki 200 followers dan 293
following. Awalnya akun Instagram @sahabatyoridho dibentuk untuk personal branding
M. Yoridho A. Sinuraya. Menurut RZ:
Jurnal Komunikasi Global, Volume 8, Nomor 2, 2019
186
“Seiring berjalannya waktu, ada beberapa yang tidak sesuai rencana diantaranya
jumlah followers dan konten yang kurang sesuai untuk anak muda. Sehingga, pada
akhirnya akun Instagram.” (RZ, Wawancara, 21 Juni 2019)
Personal branding yang dilakukan oleh Yoridho relatif tiba-tiba atau instan.
Personal branding melalui media Instagram dibuat untuk menghadapi kontestasi politik
dalam kurun waktu sekitar 6 bulan.
@sahabatyoridho hanya menjadi salah satu media sosialisasi dan publikasi M.
Yoridho A. Sinuraya. Pendukung M. Yoridho A. Sinuraya sebagian adalah orang tua yang
tidak memiliki Instagram dan cara mengatasinya adalah setiap ada kegiatan dari M.
Yoridho A. Sinuraya tim-tim menyebarluaskan foto atau video hasil dokumentasi ke
grup-grup WhatsApp dan setiap anggota grup tersebut menyebarkan lagi ke grup-grup
yang lain.
RZ mengatakan bahwa:
“Konten di akun Instagram @sahabatyoridho kurang sesuai jika dikategorikan untuk
anak muda.” (RZ, wawancara, 21 Juni 2019)
Konten-konten tersebut lebih dominan ke arah kegiatan yang disukai orang tua
berusia 40-65 tahun. Orang tua menyukai kegiatan yang terdapat unsur keagamaan dan
kegiatan sosial.
Instagram menjadi salah satu media untuk membantu memperkenalkan sosok M.
Yoridho A. Sinuraya kepada publik terutama wilayah Matraman, Pulogadung dan
Cakung. Selain Instagram, ada beberapa media sosial seperti Facebook, dan Youtube.
Kehadiran akun Instagram @sahabatyoridho membantu mendatangkan media-media
online untuk datang meliput kegiatan M. Yoridho A. Sinuraya selama masa kampanye.
Menurut keterangan dari M. Yoridho A. Sinuraya:
“Sempat ada 20 media online yang hadir tanpa diundang dari tim kita, mereka tahu
informasi kita dari Instagram”. (MYA, wawancara, 4 Juli 2019)
Panggung depan (front stage) M. Yoridho A. Sinuraya melalui akun Instagram
@sahabatyoridho seharusnya cukup mendukung panggung belakang (back stage) M.
Yoridho A. Sinuraya. Setting di dalam panggung depan Yoridho berupa perlengkapan
yang dibawa atau dipakai Yoridho saat di depan masyarakat. Misalnya, seorang caleg
diharapkan berpenampilan rapi menggunakan jas, sepatu pantofel, dan dasi. Personal
front di dalam panggung depan M. Yoridho A. Sinuraya berupa komunikasi verbal dan
Jurnal Komunikasi Global, Volume 8, Nomor 2, 2019
187
bahasa tubuh M. Yoridho A. Sinuraya. Misalnya, berbicara sopan, ramah, dan ekspresi
wajah penuh empati.
Panggung belakang (back stage) M. Yoridho yaitu kehidupan sehari-hari di luar
dari kegiatan selama berkampanye. Berkaitan dengan teori dramaturgi, M. Yoridho A.
Sinuraya diibaratkan sudah melepas atribut-atribut yang dipakai saat pementasan. Ia tidak
lagi memerankan lakon seperti bagaimana ia ingin dipandang masyarakat. Karakter
sebenarnya terlihat di panggung belakang (back stage) M. Yoridho A. Sinuraya
bagaimana ia bersikap dan berperilaku dengan anggota keluarga dan orang lain. Pemuda
yang jarang berinteraksi dengan orang “asing” dan lebih sibuk dengan bisnis Travel &
Umrah serta Kedai Kopi.
Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan peneliti, M. Yoridho
A. Sinuraya sebagai subjek dalam penelitian ini menyadari peran sebagai caleg. Sehingga,
M. Yoridho A. Sinuraya tahu harus bersikap seperti apa di depan masyarakat dan di
belakang masyarakat. Walaupun, ia tergolong masih muda dengan usia 25 tahun untuk
mencalonkan diri sebagai caleg. Semua tim yang terkait dengan pencalonan M. Yoridho
A. Sinuraya sebagai caleg DPRD DKI Jakarta, berusaha memperkuat sosok M. Yoridho
A. Sinuraya sebagai pemuda yang religius dan merakyat. Berbagai kegiatan dilakukan
guna mendukung sosok M. Yoridho A. Sinuraya sebagai pemuda yang religius dan
merakyat di antaranya, rutin menghadiri berbagai pengajian serta sosialisasi kepada
masyarakat untuk menampung aspirasi masyarakat. Selain itu, M. Yoridho A. Sinuraya
mengadakan sembako murah untuk masyarakat sekitar Matraman Jakarta Timur.
Jurnal Komunikasi Global, Volume 8, Nomor 2, 2019
188
Panggung depan dan panggung belakang Yoridho dapat disimpulkan dalam tabel
berikut:
Tabel 2. Panggung Depan dan Panggung Belakang M. Yoridho A. Sinuraya
Sumber: Hasil Analisis Data
Penutup
Berdasarkan uraian dan analisis yang telah dipaparkan, dapat ditarik simpulan
bahwa panggung depan M. Yoridho A. Sinuraya memiliki karakteristik pemuda yang
ramah, berpenampilan dan berperilaku religius serta merakyat. Hal tersebut terlihat dari
tampilan yang ditunjukkan dalam akun Instragram-nya baik berupa foto, teks, video,
maupun banner. Panggung belakang M. Yoridho A. Sinuraya memiliki karakteristik
sebagai wirausahawan muda yang kurang berinteraksi dengan orang lain dan
berpenampilan semi formal. Yoridho cenderung bersikap santai. Perbedaan antara
panggung depan dan panggung belakang M. Yoridho A. Sinuraya membutuhkan upaya
ekstra baginya untuk melakukan personal branding yang diklasifikasikan sebagai
personal branding yang instan.
Subjek Penelitian Panggung Depan Panggung Belakang
M. Yoridho A. Sinuraya,
25 tahun, lulusan S1
London School of Public
Relations, program
Hubungan Internasional
• Caleg DPRD DKI
Jakarta
• Pemuda yang religius
dan merakyat
• Murah senyum dan
ramah
• Berpenampilan
religius dengan baju
koko, memakai kain
sarung atau celana
panjang bahan
berwarna hitam dan
kopiah
• Berperilaku religius
dengan sering datang
pada acara-acara
keagamaan
• Peduli terhadap wong
cilik dengan
mendatangi warga di
gang-gang yang sempit
dan terkesan kumuh
• Pengusaha muda
yang jarang
berinteraksi dengan
orang-orang di
kediaman M.
Yoridho A. Sinuraya
maupun masyarakat
sekitar
• Berpenampilan semi
formal dengan
kemeja dan celana
panjang bahan serta
rambut tertata rapi
saat berpergian
• Berpakaian santai
dengan kaos lengan
pendek dan celana
panjang jeans saat
berada di dalam
kediaman
Jurnal Komunikasi Global, Volume 8, Nomor 2, 2019
189
Penelitian ini masih dapat dikembangkan atau dieksplorasi lebih luas dengan
metode penelitian yang berbeda, misalnya metode penelitian kuantitatif. Tujuannya untuk
mengukur seberapa besar pengaruh personal branding dalam meningkatkan citra positif
calon legislatif. Saran praktis berdasarkan hasil penelitian ini adalah personal branding
sebaiknya dilakukan tidak instant dalam jarak waktu yang pendek. Namun, perlu dimulai
sejak jauh-jauh hari. Dalam konteks kontestasi pemilihan wakil rakyat, personal branding
harus sedemikian rupa dilakukan dengan memerhatikan adanya kesesuaian antara
karakter individu dengan potensi calon legislatif yang diharapkan masyarakat.
Daftar Pustaka
Fisher, A. (1986). Teori-Teori Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya (Terjemahan).
Franzia, E. (2018). Pengaruh Sinergi Foto Profil Media Jejaring Sosial Artikel. Jurnal
Panggung, 28(1).
Ievansyah, & Sadono, T. (2018). Personal Branding dalam Komunikasi Selebritis (Studi Kasus
Personal Branding Alumni Abang None Jakarta di Media Sosial Instagram). Bricolage,
4(2).
Islamiyah, H., & Rachman, A. (2018). Personal Branding Pejabat Publik di Media Sosial.
Dakwah Dan Komunikasi, 9(1).
Moleong, L. J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Montoya, P., & Vandehey, T. (2008). The Brand Called You: Make Your Business Stand Out in
a Crowded Marketplace. USA: Mc.Grawhill.
Mulyana, D. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Poloma, M. (2004). Sosiologi Kontemporer. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Romadhan, M. I. (2018). Personal Branding Jokowi dalam Mempertahankan Personal Branding
Image melalui Video Blog Youtube. Metacommunication, Journal of Communication
Studies, 3(2).
Setiawan, R. (2017). “Personal Branding” Vs Pencitraan. Retrieved from
https://edukasi.kompas.com/read/2017/02/13/17552151/.personal.branding.vs.pencitraan?p
age=all
Srisadono, W. (2018). Komunikasi Publik Calon Gubernur Provinsi Jawa Barat 2018 dalam
Membangun Personal Branding Menggunakan Twitter. Jurnal Pustaka Komunikasi. E-
ISSN 2614-8498, diakses 25/05/2019. Jurnal Pustaka Komunikasi., 1(2).
Wasesa, S. A. (2013). Political Branding and Public Relations- Saatnya Kampanye Sehat,
Hemat, dan Bermanfaat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Yasundari. (2016). Hubungan Penggunaan Instagram dengan Motivasi Wirausaha Pebisnis
Daring (Online) dalam Meningkatkan Produktivitas. Jurnal Kajian Komunikasi, 4(2).