Insensible Water Loss

8
1. A. Apa itu PWL, IWL, CWL? B. Kenapa diberi oralit 75 ml/kg/3 jam? C. Mengapa diberikan dosis 30 ml/kg/1 jam i.v dan 70 ml /kg/ 5jam i.v pada pemberian II dehidrasi berat? 2. Mengapa alergi susu dapat menyebabkan diare berdarah? Jawaban : 1. A. Apa itu PWL, CWL dan IWL? IWL Insensible water loss merupakan hilangnya cairan melalui proses difusi melalui kulit dan proses evaporasi melalui cairan pernapasan. Kehilangan cairan melalui proses ini tidak dapat dirasakan mekanismenya. Kehilangan cairan melalui kulit yang rata-rata berkisar 350 ml/hari terjadi oleh karena berdifusinya molekul air melalui sel-sel kulit. Berdifusinya cairan melalui kulit dibatasi oleh adanya lapisan epithel bertanduk yang mengandung kolestrol. Pada penderita luka bakar yang luas, lapisan ini mengalami kerusakan, sehingg proses difusi akan meningkat, dan kehilangan cairan akan meningkat jumlahnya, sampai dapat mencapai 3-5 liter/hari. Jumlah cairan yang hilang melalui evaporasi (penguuapan) rata-rata 350ml/hairi. Oleh karena tekanan atmosfir akan berkurang dengan berkurangnya suhu, maka kehilangan cairan akan lebih besar pada suhu yang sangat dingin dan lebih kecil pada suhu yang hangat. Hal ini

description

Interna

Transcript of Insensible Water Loss

Page 1: Insensible Water Loss

1. A. Apa itu PWL, IWL, CWL?

B. Kenapa diberi oralit 75 ml/kg/3 jam?

C. Mengapa diberikan dosis 30 ml/kg/1 jam i.v dan 70 ml /kg/ 5jam i.v pada

pemberian II dehidrasi berat?

2. Mengapa alergi susu dapat menyebabkan diare berdarah?

Jawaban :

1. A. Apa itu PWL, CWL dan IWL?

IWL

Insensible water loss merupakan hilangnya cairan melalui proses difusi melalui

kulit dan proses evaporasi melalui cairan pernapasan. Kehilangan cairan melalui proses

ini tidak dapat dirasakan mekanismenya. Kehilangan cairan melalui kulit yang rata-rata

berkisar 350 ml/hari terjadi oleh karena berdifusinya molekul air melalui sel-sel kulit.

Berdifusinya cairan melalui kulit dibatasi oleh adanya lapisan epithel bertanduk yang

mengandung kolestrol. Pada penderita luka bakar yang luas, lapisan ini mengalami

kerusakan, sehingg proses difusi akan meningkat, dan kehilangan cairan akan meningkat

jumlahnya, sampai dapat mencapai 3-5 liter/hari. Jumlah cairan yang hilang melalui

evaporasi (penguuapan) rata-rata 350ml/hairi. Oleh karena tekanan atmosfir akan

berkurang dengan berkurangnya suhu, maka kehilangan cairan akan lebih besar pada

suhu yang sangat dingin dan lebih kecil pada suhu yang hangat. Hal ini dapat dirasakan

dengan adanya perasaan kering pada saluran nafas pada suhu dingin. Pada suhu yang

sangat panas, kehilangan cairan melalui keringat akan meningkat 1,5 sampai 2 liter/jam,

sehingga dapat menyebabkan berkurangnya cairan tubuh dengan cepat. Pengeluaran

cairan melalui keringat ini berfungsi untuk melepaskan panas dari tubuh

PWL & CWL :

Derajat ringan apabila previus water losses (cairan yang hilang karena muntah)

sebanyak 50 ml per kg BB, Normal water losses (karena urine, penguapan kulit

pernafasan) sebanyak 100 ml / kg BB, dan concomitant water losses (karena diare dan

muntahmuntah terus) sebanyak 25 m1 per kg BB sehingga jika dijumlahkan tubuh

kehilangan cairan sebanyak 175 ml/kg. Derajat sedang apabila previus water losses

Page 2: Insensible Water Loss

sebanyak 75 ml perkg BB, normal water losses sebanyak 100 ml per kg BB dan

concomitant water losses sebanyak 25 ml per kg BB sehingga jika dijumlahkan tubuh

kehilangan cairan sebanyak 200 ml per kg BB. Derajat berat apabila previus water losses

sebanyak 125 ml per kg BB, normal water losses sebanyak 200 ml per kg BB dan

concomitant water losses sebanyak 25 ml per kg BB sehingga jika dijumlahkan tubuh

kehilangan cairan sebanyak 350 ml per kg BB.

Derajat dehidrasi pada anak usia 2 - 5 tahun

Derajat ringan apabila previus water losses sebanyak 30 ml per kg BB normal

water losses sebanyak 80 ml per kg BB dan concomitant water losses sebanyak 25 ml per

kg BB sehingga jika dijumlahkan tubuh kehilangan cairan sebanyak 135 ml per kg BB.

Derajat sedang apabila previus water losses sebanyak 50 ml per kg BB, normal water

losses sebanyak 80 ml per kg BB dan concomitant water losses sebanyak 25 ml per kg

BB sehingga jika dijumlahkan tubuh kelebihan cairan sebanyak 155 ml per kg BB.

Derajat berat apabila previus water losses sebanyak 80 ml per kg BB, normal water

losses sebanyak 80 ml per kg BB dariconcomitant water losses sebanyak 25 m1 per kg

BB sehingga jika dijumlahkan tubuk kehilangan cairan sebanyak 105 ml per kg BB.

B. Kenapa diberi oralit 75 ml/kg/3 jam?

Karena berdasarkan Whaley and Wong (1997), Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O

Asnil 1998), Suharyono, Aswitha, Halimun (1998) dan Bagian Ilmu Kesehatan anak FK

UI (1988), menyatakan bahwa jumlah cairan yang hilang menurut derajat dehidrasi pada

anak di bawah 2 tahun adalah sebagai berikut :

Derajat Dehidrasi PWL NWL CWL Jumlah

Ringan

Sedang

Berat

50

75

125

100

100

100

25

25

25

175

200

250

Page 3: Insensible Water Loss

Keterangan :

PWL : Previous Water loss (ml/kg BB)

NWL : Normal Water losses (ml/kg BB)

CWL : Concomitant Water losses (ml/kg BB)

Jadi agar kebutuhan cairan sama dengan cairan yang keluar maka dosis oralit

yang diberikan idealnya adalah 75mg/kgBB serta juga untuk memenuhi kebutuhan cairan

perhari yang dibutukan oleh tubuh manusia seperti yang tertera dalam table berikut :

Umur Berat Badan Total/24 jam

Kebutuhan

Cairan/Kg BB/24

jam

3 hari

10 hari

3 bulan

6bulan

9 bulan

1 tahun

2 tahun

4 tahun

6 tahun

10 tahun

14 tahun

18 tahun

3.0

3.2

5.4

7.3

8.6

9.5

11.8

16.2

20.0

28.7

45.0

54.0

250-300

400-500

750-850

950-1100

1100-1250

1150-1300

1350-1500

1600-1800

1800-2000

2000-2500

2000-2700

2200-2700

80-100

125-150

140-160

130-155

125-165

120-135

115-125

100-1100

90-100

70-85

50-60

40-50

Page 4: Insensible Water Loss

C. Mengapa diberikan 30 ml/kg/1 jam i.v dan 70 ml /kg/ 5jam i.v pada pemberian

II dehidrasi berat

Karena Cairan Ringer laktat adalah cairan infus yang sifatnya isotonis, dimana

jenis cairan infus isotonis osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum

(bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah.dan

tidak mempengaruhi konsentrasi elektrolit darah, cairan Ringer laktat mengandung

konsentrasi natrium yang tepat serta cukup laktat yang akan dimetabolisme menjadi

bikarbonat,

Pemberian terapi cairan dapat dilakukan secara oral atau intravena Pemberian secara oral

dapat dilakukan untuk dehidrasi ringan sampai sedang dapat menggunakan pipa

nasogastrik, walaupun pada dehidrasi ringan dan sedang. Bila diare profus dengan

pengeluaran air tinja yang banyak (100 ml/kgBB/hari ) atau muntah hebat (severe

vomiting) sehingga penderita tak dapat minum sama sekali, atau kembung yang sangat

hebat (violent meteorism) sehingga upaya rehidrasi oral tetap akan terjadi defisit maka

dapat dilakukan rehidrasi intravena walaupun sebenarnya rehidrasi intravena dilakukan

hanya untuk dehidrasi berat dengan gangguan sirkulasi, AAP merekomendasikan cairan

rehidrasi oral (ORS) untuk rehidrasi dengan kadar natrium berkisar antara 75-90 mEq/L

dan untuk pencegahan dan pemeliharaan dengan natrium antara 40-60mEq/L,  pemberian

oral sesuai dengan defisit yang terjadi namun jika gagal dapat diberikan secara intravena

sebanyak : 75 ml/kg bb/3jam. Pemberian cairan oral dapat dilakukan setelah anak dapat

minum sebanyak 5ml/kgbb/jam. Biasanya dapat dilakukan setelah 3-4 jam pada bayi dan

1-2 jam pada anak . Penggantian cairan bila masih ada diare atau muntah dapat diberikan

sebanyak 10ml/kgbb setiap diare atau muntah, Hasil penelitian ini meyarankan cairan

rehidrasi oral menjadi terapi pertama pada anak diare di bawah 3 tahun dengan dehidrasi

sedang

Page 5: Insensible Water Loss

2.Alergi susu

Ketika antigen makanan dicerna, makanan diproses dalam usus dimana terdapat

banyak mekanisme fisik yang kompleks (lendir, asam, sel epitel dan asam) dan proteksi

imunologis. Hilangnya pelindung seperti keadaan netralisasi pH lambung dapat membuat

alergi. Serupa seperti pada bayi dimana pelindung-pelindung usus (aktivitas enzim dan

produksi IgA) masih belum matang sehingga meningkatkan prevalensi alergi makanan

pada masa bayi.

Antigen presenting cells (APC), khususnya sel epitel usus dan sel dendritik, dan

sel T memiliki peran utama pada daya tahan oral melalui ekspresi IL-10 dan IL-4. Bakteri

komensal usus juga mempengaruhi respon imun mukosa. Daya tahan dibentuk dalam 24

jam pertama setelah lahir dan memproduksi molekul imunomudulator yang memiliki efek

bermanfaat dalam pembentukan imun respon. Studi saat ini telah menunjukan bahwa

ketidakseimbangan komposisi dari bakteri mikrobiota menjadi faktor utama terjadinya

alergi, asma atau inflammatory bowel disease.

Alergi yang dimediasi IgE dimulai dari sensitisasi. Alergen dicerna,

diinternalisasi dan diekspresikan pada permukaan APC. APC berinteraksi dengan limfosit

T dan menghasilkan transformasi dari limfosit B menjadi sel sekretori antibodi. Setelah

dibentuk dan dilepaskan ke sirkulasi, IgE mengikat, melalui bagian Fc, ke reseptor sel

mast yang memiliki afinitas yang tinggi, meninggalkan reseptor spesifik alergen mereka

yang ada untuk berinteraksi dengan alergen di masa depan suatu saat nanti.

Proses alergi yang dibentuk tanpa dimediasi oleh IgE kurang begitu dimengerti

namun fase pengenalan antigen awal kemungkinan adalah sama, dan merangsang reaksi

inflamasi utama melalui mediasi sel T dan eosinofil, meliputi aktivasi sitokin-sitokin

yang berbeda seperti IL-5.

Hubungan yang terbentuk dari sejumlah sel mast/antibodi IgE yang berikatan

dengan basophil yang cukup oleh alergen merangsang proses intra-seluler, hal ini

menyebabkan degranulasi sel, dengan pelepasan histamin dan mediator peradangan

lainnya.

Page 6: Insensible Water Loss

Di samping melepaskan bahan-bahan mediator, reaksi imunologik yang terjadi

dapat pula menyebabkan kerusakan (peradangan) pada mukosa usus yang disebut dengan

proktitis, enterokolitis dengan gejala diare yang dapat bercampur darah.