INOVASI TEKNOLOGI

TANAMAN PANGAN MENDUKUNG

PENINGKATAN INDEKS PERTANAMAN

Disampaikan pada acara “Workshop Koordinasi Peningkatan Indeks Pertanaman 2020”

Bogor, 10 Maret 2020

Dr. Haris Syahbuddin, DEAKepala Puslitbang Tanaman Pangan

2

01020304

ISU AKTUAL

INOVASI TEKNOLOGI TANAMAN

PANGAN

REMAINING ISSUE

OUTLINE

KUNCI PENINGKATAN HASIL TANAMAN

PANGAN DI LAHAN POTENSIAL

3

01 ISU AKTUAL

LAHAN POTENSIAL INDONESIA

Sumber : Mulyani dan Sarwani, 2013

No6 Prov IP < 1 (ha) 1 < IP < 2 (ha)

1 Provinsi Tanpa Riau

Lampung

Kep. Riau Kep. Riau

Pulau Jawa Pulau Jawa

Kalbar

Kalsel

Kaltara

Sulut

Sulsel

Sulbar

Gorontalo

Maluku

Malut

2 Provinsi Terluas Sultra (40.055 ha) Sulsel (581.067 ha)

3 Provinsi Terendah Bali (32 ha) Babel (3.195 ha)

Total 148.731 ha 3.928.414 ha

SEBARAN IP LAHAN SAWAH IRIGASI

PETA SEBARAN IP PADI LAHAN SAWAH IRIGASI PER KAB

Peta Sebaran IP

Lahan Sawah Irigasi

setiap Provinsi

(Kab/Kota) seluruh

Indonesia sudah

dibuat Balitklimat

pada tahun 2014.

7

8

9

10

02KUNCI PENINGKATAN

HASIL TANAMAN PANGAN

DI LAHAN POTENSIAL

11

UNTUK MENINGKATKAN:

Efisiensi SumberdayaProduktivitas Lahan

ProduksiMeningkatkan Ketersediaan Pangan

Kesejahteraan Petani

Pendekatan LITBANG Tanaman Pangan:

1. Skala Ruang → Penggunaan lahan

2. Skala Waktu → Frekuensi tanam

PERTIMBANGKAN:

1. Ketersediaan air yang cukup untuk komoditas yang diusahakan → Bangunan Air (Embung,

Long storage, Dam parit, sumur dll)

2. Varietas umur genjah dan toleran kekeringan → bisa ditanam di luar musim tanam/MK II

3. Memaksimalkan Pemanfaatan Air → Pergiliran tanaman semusim dengan umur masing-

masing komoditas genjah

4. Pengelolaan lahan yang mampu mempertahankan ketersediaan lengas tanah →

Penggunaan mulsa dan Bahan Organik

5. Strategi adaptasi kekeringan

a. Phenology: Umur genjah untuk menghindari kekeringan pada fase reproduktif

b. Physiology: Sistem perakaran, efisiensi penggunan air

KUNCI PENINGKATAN HASIL TANAMAN PANGAN

DI LAHAN KERING MASAM

NO KENDALA PRODUKSI KUNCI PENINGKATAN PRODUKSI

1 pH tanah rendah (<5,5) Ditingkatkan menjadi 5,5-6,5

2 Kejenuhan Al tin0ggi (>30%) Diturunkan hingga 20-30% (sesuai jenis

tanaman)

3 Ketersediaan hara N, P, K, Ca, Mg

rendah

Pemupukan NPK dan Dolomit

4 Ketersediaan Fe dan Mn tinggi Pengapuran/Dolomit/Kaptan

5 Bahan organik rendah Pupuk organik

6 Populasi bakteri Rhizobium rendah

(kedelai/kacang tanah/kacang hijau)

Gunakan inokulan Rhizobium bila

tersedia

7 Jumlah bulan basah 5-6 bulan/tahun Tanam pada akhir musim hujan

KUNCI PENINGKATAN HASIL TANAMAN PANGAN DI LKIK

NO KENDALA PRODUKSI KUNCI PENINGKATAN PRODUKSI

1 Ketersediaan air terbatas, bulan basah

< 3-4 bulan/tahun

Segera tanam setelah curah hujan

cukup

2 Curah hujan hanya cukup untuk satu

musim tanam

Tumpangsari atau tanam sisip

menggunakan varietas berumur

genjah

3 Bahan organik rendah (<1%) Aplikasi pupuk kandang/organik

4 Solum dangkal Pengolahan tanah

5 Ketersediaan P rendah karena terjerap

Ca yang tinggi

Pemupukan P/penggunaan pupuk

hayati pelarut P

6 Ketersediaan K bergantung pada

keseimbangan Ca dan Mg

Pemupukan berimbang

7 Evaporasi tinggi Pengelolaan lengas tanah dengan

mulsa

PENGELOLAAN TANAMAN PADI DI LAHAN POTENSIAL

Pengelolaan Tanaman terpadu

Integrasi padi-ternak

• Peningkatan hasil dan pendapatan

• Peningkatan kesuburan

• Efisiensi air

• Menurunkan limbah

• Peningkatan efisiensi karbon

16

03INOVASI TEKNOLOGI

TANAMAN PANGAN

17

PADI

VARIETAS PADI UMUR GENJAH (MASAK AWAL)

VarietasTahundilepas

Umurmasak(hari)

Potensihasil

(t/ha)

Rata-rata hasil

(t/ha)K*arakteristik

Inpari 13 2010 99 8.0 6.6 Resist. BPH

Inpari 18 2011 102 9.5 6.7 Resist. To BPH, BB

Inpari 19 2011 104 9.5 6.7 Resist. To BPH, BB

Inpari 20 2011 104 8.8 6.4 Resist. To blast

Inpari 42 2016 112 10.6 7.1 BB, BPH

Inpari 43 2016 112 9.0 7.0 BB, BPH

VARIETAS PADI TOLERAN KEKERINGAN

VarietasTahundilepas

Potensi hasil(t/ha)

Rata-rata hasil(t/ha)

Target lingkungan

Inpago 8 2011 8.1 5.2 Drought. Blast

Inpago 9 2012 8.4 5.2 Drought. Blast

Inpago 10 2013 7.3 4.0 Drought. Blast

Inpago 11 2015 6.0 4.0 Drought. Blast

Inpago 12 2017 10.2 6.7 Drought. Blast

Inpari 38 2015 8.2 5.7 Drought. Blast

Inpari 39 2015 8.3 5.9 Drought. Blast

VARIETAS PADI TOLERAN SALINITAS

CHARACTERS INPARI 34 INPARI 35

Yield potential (ton/ha) 8,1 8,3

Yield average (ton/ha) 5,1 5,3

Maturity (days) ± 102 ± 106

Amilose content (%) ± 22,8 ± 24,0

Cooked rice texture Hard Hard

Salinity tolerance Veg. stage

(12 dS/m)

Veg. stage

(12 dS/m)

BPH resistance Biotype 1 Biotype 1

Blast resistance Races 033, 173 Race 033

Bacterial leaf blight resistance Strai-n III Strain III

Inpari 34 Salin Agritan

PENDEKATAN BUDIDAYA PADI MELALUI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU

1. Penggunaan kalender tanam (KATAM)

(http://katam.litbang.pertanian.go.id/)

2. Konservasi air :

– Embung

– Sistem Intermittent

3. Budidaya:

– Gogo rancah

– Walik jerami

– Padi aerobic

4. Pengelolaan hara

5. Pengendalian gulma

PAKET TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI UNTUK PENINGKATAN IP

AGROEKOSISTEM PAKET TEKNOLOGI PRODUKTIVITAS

(TON/HA)

Sawah Irigasi JARWO Super

(Jajar Legowo Super)

9,0-10

Lahan Rawa RAISA

(Rawa Intensif Super Aktual)

4,6-8,2

Tadah Hujan ISABELA

(intensifikasi sebar benih langsung)

7,2

Lahan kering LARGO Super

(Larikan Padi Gogo Super)

9,0-10

Wilayah endemik tungro Jarwo BioTaro 6,0-7,0

Wilayah endemik wereng

coklat

Jarwo Super WBC 6,0-7,0

23

JAGUNG DAN

SORGUM

KARAKTERISTIK VUB

Toleran Kekeringan JH 27

JH 23

JH 45

Toleran Naungan Jhana-1

VUB JAGUNG TOLERAN CEKAMAN ABIOTIK DAN PRODUKTIVITAS TINGGI

KARAKTERISTIK PRODUKTIVITAS

(TON/HA)

VUB

Jagung untuk

Pakan

13,5

11,4

10,1

11,2

NASA 29

HJ 21, HJ 22

JH 27, JH 36

BIMA 19, Bima 20

(semua hibrida)

Jagung untuk

Pangan

7,9

6,0

7,5

6,0

Srikandi Kuning,

Srikandi Putih,

Srikandi Ungu,

Pulut

JENIS TANAMAN PRODUKTIVITAS

(TON/HA)

VUB

Sorgum 3,0 Super 1, Super 2,

Suri 3 Agritan, Suri 4 Agritan,

Kawali,

Numbu

Gandum 5,4 Guri 1, Guri 2, Guri 3, Guri 4,

Guri 5, Guri 6,

Selayar,

Nias,

Dewata

VUB SEREALIA LAIN

26

Sorgum SUPER-2

Potensi etanol 4.190 l/ha

Potensi Biomas 39,30 t/ha

Potensi Hasil Biji 6,33 t/ha

Umur 115-120 hari

Sorgum SUPER-1

Potensi etanol 4.220 l/ha

Potensi Biomas 38,70 t/h

Potensi Hasil Biji 5,75 t/h

Umur 105-110 hari

KERAGAAN VARIETAS SORGUM

KERAGAAN VARIETAS SHORGUM

VARIETAS NUMBUUmur : 105 – 110 hst

Tinggi Tanaman : 204,8 cm

Bobot 1000 biji : 28,0 gram

Potensi hasil : 5,7 t/h

Potensi Produksi : 2.851 ltr/ha Etanol

Kadar Gula (Brix) : 13,5 %

Numbu

VARIETAS KAWALI

Umur : 100 – 110 hst

Tinggi Tanaman : 135 cm

Bobot 1000 biji : 30 gram

Potensi hasil : 4-5 t/h

Kadar Protein : 8,81 %

Kadar Lemak : 1,97 %

Kadar KH : 87,87%

Kawali

TAMPILAN SORGUM

DI FLORES TIMUR, NTT. TANPA PUPUK

KARAKTERISTIK PAKET TEKNOLOGI PRODUKTIVITAS

(TON/HA)

Toleran kekeringan JARING 10,0

Toleran kemasaman JASAM 8,0

Lahan Sawah Irigasi JASRI > 10

PAKET TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG

30

KEDELAI DAN

AKABI LAINNYA

VARIETAS KEDELAI SPESIFIK AGROEKOLOGI

NOLAHAN KERING NON

MASAM

LAHAN KERING

MASAM

LAHAN KERING IKLIM

KERING

1 Dering 1 Demas 1 Dering 1

2 Dering 2 Demas 2 Dering 2

3 Dering 3 Demas 3 Dering 3

4 Anjasmoro Anjasmoro Anjasmoro

5 Argomulyo Argomulyo

6 Burangrang Burangrang

7 Dega 1

DERING 1• Potensi hasil 2,8 t/ha• Umur panen 81 hari• Biji sedang (10,7 g/100 biji)• Toleran kekeringan pada

fase reproduktif

POTENSI HASIL KEDELAI TOLERAN KEKERINGAN

Rata-rata hasil : 2,49 t/haPotensi hasil : 3,32 t/haUmur masak : 76 hariSize biji besar : (13,9 g/100 biji)

Dering 2 Dering 3

Rata-rata hasil : 2,42 t/haPotensi hasil : 2,99 t/haUmur masak : 70 hariSize biji besar : (14,8 g/100 biji)

Toleran Lahan Masam

Hasil : 2,51 t/haUmur masak : 84 hariUkuran Biji sedang : 13 g/100 biji

VARIETAS KEDELAI TOLERAN LAHAN KERING MASAM

Demas 2

Potensi Hasil : 3,27 t/haUmur masak : 77 hariUkuran Biji besar : 14,99/100 biji

Demas 3

Potensi Hasil : 2,88 t/haUmur masak : 76 hariUkuran Biji sedang : 14,40 g/100 biji

TEKNOLOGI BUDIDAYA KEDELAI PENINGKATAN IP

NO TEKNOLOGI MONO KULTURTUMPANGSARI

DENGAN JAGUNG

TUMPANGSARI

DENGAN UBIKAYU

1 Waktu tanam Saat kelembaban tanah

sudah cukup

Saat kelembaban tanah

sudah cukup

Saat kelembaban tanah

sudah cukup

2 Cara tanam Tugal/alat tanam Tugal/alat tanam Tugal/alat tanam

3 Jarak tanam (30-40) cm x (15-20) cm,

2-3 biji/lubang

Jagung :

Baris ganda (40x20) cm

x 200 cm, satu

biji/lubang

Kedelai : 30 x 15 cm,

2-3 bij/lubang

Ubikayu :

Baris ganda (50x40) cm

x 200 cm

Kedelai : 30 x 15 cm,

2-3 biji/lubang

4 Lahan belum/jarang

ditanami kedelai

Benih kedelai dicampur

dengan Rhizobium 40

gram/10 kg benih

Benih kedelai dicampur

dengan Rhizobium

40 gram/10 kg benih

B*enih kedelai dicampur

dengan Rhizobium 40

gram/10 kg benih

5 Tutup lubang tanam Pupuk kandang/organik,

1,0-1,5 t/ha

Pupuk kandang/organik,

1,0-1,5 t/ha

P*upuk

kandang/organik,

1,0-1,5 t/ha

PAKET TEKNOLOGI BUDIDAYA KEDELAI PADA

BERBAGAI AGROEKOSISTEM

KARAKTERISTIK PAKET TEKNOLOGI PRODUKTIVITAS

(TON/HA)

Di bawah naungan BUDENA 2,0

Lahan sawah BUDESA 2,1

Tumpang sari BUDESARI 1,5

Tanpa pestisida sintetik BUDENOPI 2,1

Lahan sawah tadah hujan BIODETAS 2,7

Lahan pasang surut KEPAS 2,3

JENIS AKABI PRODUKTIVITAS

(TON/HA)

VUB

Kacang Hijau 1,8 Vima 1, Vima 2, Vima 3, Vima 4, Vima 5

Kacang Tanah 2,3 Hypoma 1, Hypoma 2, Takar 1, Takar 2

Ubi Kayu 42,2 Litbang UK-2, UK 1 Agritan

Ubi Jalar 25,8 Antin 1, Antin 2, Antin 3, Beta 3

VARIETAS UNGGUL BARU AKABI LAINYA

38

04REMAINING ISSUE

1. Setiap Agroekosistem dapat ditingkatkan IP nya,

2. Intervensi teknologi pada wil senjang hasil tinggi

3. Biaya yang tidak sedikit dan teknologi yang

mumpuni →Smart Agriculture

4. Respon pasar terhadap produk yang dihasilkan

5. Double Track: Now we must think about food

crop for industry (Puslitbangtan is starting now)

SMART GREEN HOUSE of ELITE AGRO FARM at AL AIN ABU DHABI

OPEN FIELD of ELITE AGRO FARM at AL AIN ABU DHABI

Terima Kasih

No Pulau APL KHK HP Total (ha)

1 Sumatera 536.656 104.293 659.533 1.300.482

2 Jawa 46.336 0 202.187 248.523

3 Bali+NT 1.574 0 0 1.574

4 Kalimantan 329.867 227.902 1.297.841 1.855.610

5 Sulawesi 25.768 14.238 0 40.006

6 Maluku 0 39.609 0 39.609

7 Papua 11.017 304.344 671.459 986.820

Indonesia 951.218 690.386 2.831.020 4.472.624

Sumber : Mulyani et al , 2017. APL = Area Penggunaan Lain, KHK = Kawasan Hutan Konversi, HP = Hutan Produksi

Lahan kering masam tersedia untuk pengembangan tanaman pangan di Indonesia (ha)

Sumber : Mulyani et al , 2017. APL = Area Penggunaan Lain, KHK = Kawasan Hutan Konversi, HP = Hutan Produksi

Lahan kering iklim kering tersedia untuk pengembangan tanaman pangan di Indonesia (ha)

No Pulau APL KHK HP Total1 Sumatera 24.972 34.045 58.322 117.3392 Jawa 8.759 0 3.163 11.9223 Bali+NTT 257.802 10.724 30.423 298.9494 Kalimantan 0 0 0 05 Sulawesi 61.064 42.871 0 103.9356 Maluku 0 0 0 07 Papua 9.742 163.572 437.245 610.559

Indonesia 362.339 251.212 529.153 1.142.704