Inovasi pendidikan di indonesia

20
INOVASI PENDIDIKAN DI INDONESIA Disusun Oleh: Ady Setiawan (111714043) Atsna Nur Hasanah (111714012) Sri Yuliyanti (111714013) Novika Ekawati N. (111714030) Putri Anugrah Sari (111714040) Novi Arista Nurcahya (111714044) Mata Kuliah: Landasan Kependidikan Dosen: Dr. Sulasminten, M.Pd Universitas Negeri Surabaya (UNESA) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Program Studi Manajemen Pendidikan 2011

description

 

Transcript of Inovasi pendidikan di indonesia

Page 1: Inovasi pendidikan di indonesia

INOVASI PENDIDIKAN DI INDONESIA

Disusun Oleh:

Ady Setiawan (111714043)

Atsna Nur Hasanah (111714012)

Sri Yuliyanti (111714013)

Novika Ekawati N. (111714030)

Putri Anugrah Sari (111714040)

Novi Arista Nurcahya (111714044)

Mata Kuliah:

Landasan Kependidikan

Dosen:

Dr. Sulasminten, M.Pd

Universitas Negeri Surabaya (UNESA)

Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)

Program Studi Manajemen Pendidikan

2011

Page 2: Inovasi pendidikan di indonesia

Kata Pengantar

Segala penghambaan hanya diperuntukkan pada Tuhan Penguasa alam

semesta, atas segala kenikmatan dan kesempatan yang dianugerahkan. Memotivasi

dan mentakdirkan kami untuk menorehkan sebercak tulisan yang terbukukan dalam

jilidan makalah tentang Inovasi Pendidikan di Indonesia.

Pendidikan telah dinobatkan sebagai pilar utama membangun mental

keilmuan generasi bangsa yang tidak hanya sekedar tahu dan pandai akan

keilmuannya, melainkan menjadi generasi yang arif dan berintelektual sehingga

mampu membawa harmoni kelimuan yang hakiki bagi sekalian alam.

Setiap cita-cita yang diinginkan, tidak terkecuali keinginan mulia untuk

menebarkan aroma keilmuan suci tentunya dibutuhkan trik-trik jitu yang dapat

menghantarkan menuju pintu gerbang pengamalan ilmu pengetahuan yang

sempurna. Perubahan dan inovasi dapat dikategorikan dalam salah satu bagian dari

trik-trik yang direncanakan tersebut, mengingat tak ada gading yang tak retak, tak

ada system pendidikan yang sempurna, sehingga sangat dibutuhkan suatu

perubahan up to date yang berani menggebrak peradaban keilmuan Indonesia

menuntun ke arah yang lebih baik.

Sederet alasan inilah yang memotivasi kami untuk menyusun makalah ini

sebagai bahan referensi dalam mencetuskan inovasi pendidikan di Indonesia.

Sekalipun kami sadar terlalu banyak spot-spot kekhilafan dalam penyusunan

makalah singkat untuk memenuhi tugas mata kuliah Landasan Kependidikan ini,

sehingga pintu koreksi takkan pernah tertutup demi tercapainya perbaikan dan

perbaikan. Terima kasih.

Surabaya, 29 November 2011

Penyusun

Page 3: Inovasi pendidikan di indonesia

Daftar Isi

Kata Pengantar

Daftar Isi

Pendahuluan

Pembahasan

A. Konsep Perubahan dan Inovasi

B. Pengertian Inovasi

C. Tujuan Inovasi

D. Siklus Inovasi

E. Masalah-Masalah yang Menuntut Diadakan Inovasi Pendidikan

F. Berbagai Upaya Inovasi Pendidikan di Indonesia

G. Perubahan Dan Pembaharuan Struktur Program

H. Tahap-Tahap Adopsi Inovasi Pendidikan

I. Pengambilan Keputusan Dalam Inovasi Pendidikan

J. Kendala-Kendala dalam Inovasi Pendidikan

K. Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Inovasi untuk Menghindari

Penolakan

Kesimpulan

Page 4: Inovasi pendidikan di indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

Pesatnya perkembangan lingkungan lokal, regional, dan internasional saat ini

berimplikasi terhadap penanganan penyelenggaraan pendidikan pada setiap jenjang

pendidikan yang ada. Berkaitan dengan perkembangan tersebut, kebutuhan untuk

memenuhi tuntutan meningkatkan mutu pendidikan sangat mendesak terutama

dengan ketatnya kompetitif antar bangsa di dunia yang terjadi pada era sekarang.

Sehubungan dengan hal tersebut, paling sedikit ada tiga fokus utama yang perlu

diatasi dalam penyelenggaraan pendidikan nasional, yaitu: (i) upaya peningkatan

mutu pendidikan; (ii) relevansi yang tinggi dalam penyelenggaraan pendidikan, dan

(iii) tata kelola pendidikan yang kuat. Depdiknas menempatkan ketiga hal tersebut

dalam rencana strategis pembangunan pendidikan nasional tahun 2004-2009,

namun disadari bahwa ketiganya tetap mendesak dan relevan dalam

penyelenggaraan pendidikan nasional pada waktu yang akan datang.

Atas dasar itu, Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan (Puslitjaknov)

Balitbang Depdiknas dalam simposium nasional hasil penelitian pendidikan pada

tahun 2009 mengangkat peningkatan mutu pendidikan, relevansi dan penguatan

tata kelola sebagai tema yang akan dipecahkan bersama-sama.

Simposium nasional penelitian dan inovasi pendidikan tahun 2009 merupakan

agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Puslitjaknov Balitbang Depdiknas sebagai

wahana dan wadah untuk menjaring informasi hasil penelitian, pengembangan, dan

gagasan inovatif yang bermanfaat dalam memberikan bahan masukan bagi

pengambilan kebijakan tentang pendidikan nasional secara menyeluruh.

Kata inovasi seringkali dikaitkan dengan perubahan, tetapi tidak setiap

perubahan dapat dikategorikan sebagai inovasi. Rogers (1983 : 11) memberikan

batasan yang dimaksud dengan inovasi adalah suatu gagasan, praktek, atau objek

benda yang dipandang baru oleh seseorang atau kelompok adopter lain. Kata "baru"

bersifat sangat relatif, bisa karena seseorang baru mengetahui, atau bisa juga karena

baru mau menerima meskipun sudah lama tahu.

Page 5: Inovasi pendidikan di indonesia

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Perubahan Dan Inovasi

Perubahan pendidikan dapat terjadi karena berkenaan banyak faktor,

diantaranya, apakah perubahan itu berawal dari guru, dari administrator, dan

dari masyarakat yang mendapatkan pelayanan pendidikan? Namun mungkin juga

disebabkan oleh kondisi dan situasi sekolah yang bersangkutan.

Apakah perubahan pendidikan itu / mengapa pendidikan perlu diubah?

Memang perubahan pendidikan itu perlu, namun tidak semua perubahan itu

perlu dan baik. Perubahan pendidikan terjadi karena diawali oleh adanya rasa

ketidakpuasan masyarakat atas hasil pendidikan yang sedang atau telah berjalan.

Tetapi tidak semua rasa ketidakpuasan itu yang menyebabkan terjadinya

perubahan pendidikan. Untuk itu kiranya perlu ditelusuri lebih dalam lagi

tentang konsep perubahan yang telah disiapkan dan dilakukan selama ini.

Di samping guru melakukan kegiatan atau usaha perubahan,juga dituntut

melakukan pembaharuan jika perlu. Hal inilah yang disebut inovasi. Inovasi

dilakukan apabila guru benar benar memiliki keyakinan bahwa pembaharuan itu

memang harus dilakukan dan apakah perlu inovasi pendidikan itu.

B. Pengertian Inovasi

Secara etimologi inovasi berasal dari Kata Latin “innovation” yang berarti

pembaharuan atau perubahan. Kata kerjanya “innovo” yang artinya

memperbaharui dan mengubah. Inovasi ialah suatu perubahan yang baru

menuju kearah perbaikan, yang lain atau berbeda dari yang ada sebelumnya,

yang dilakukan dengan sengaja dan berencana (tidak secara kebetulan.

Istilah perubahan dan pembaharuan ada pebedaan dan persamaanya.

Perbedaannya , kalau pada pembaharuan ada unsur kesengajaan. Persamaannya.

Yakni sama sama memiliki unsur yang baru atau lain dari yang sebelumnya. Kata

“Baru” dapat juga diartikan apa saja yang baru dipahami, diterima, atau

dilaksanakan oleh si penerima inovasi, meskipun bukan baru lagi bagi orang lain.

Nemun, setiap yang baru itu belum tentu baik setiap situasi, kondisi dan tempat.

Ibrahim (1988) mengemukakan bahwa inovasi pendidikan adalah inovasi dalam

bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi,

inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode yang dirasakan atau dimati

sebagai hal yang baru bagi seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik

berupa hasil intervensi (penemuan baru) atau dicovery (baru ditemukan orang),

yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau memecahkan masalah

pendidikan nasional yang menjadi momok seluruh warga pendidikan secara

global.

Page 6: Inovasi pendidikan di indonesia

Inovasi (pembaharuan) terkait dengan invention dan discovery. Invention adalah

suatu penemuan sesuatu yang benar benar baru, artinya hasil kreasi manusia.

Penemuan sesuatu (benda) itu sebelumnya belum pernah ada, kemudian

diadakan dengan bentuk kreasi baru. Discovery adalah suatu penemuan (benda),

yang benda itu sebenarnya telah ada sebelumnya, tetapi semua belum diketahui

orang. Jadi, inovasi adalah usaha menemukan benda yang baru dengan jalan

melakukan kegiatan (usaha) baik invention dan discovery.

C. Tujuan Inovasi

Menurut santoso (1974), tujuan utama inovasi, yakni meningkatkan sumber

sumber tenaga, uang dan sarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi.

Tujuan inovasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi,relevansi, kualitas, dan

efektivitas. Sarana serta jumlah peserta didik sebanyak banyaknya, dengan hasil

pendidikan sebesar besarnya (menurut kriteria kebutuhan peserta didik,

masyarakat, dan pembangunan), dengan jumlah yang sekecil kecilnya.

Kalau di kaji, arah tujuan inovasi pendidikan Indonesia tahap demi tahap, yaitu :

1. Mengejar ketinggalan-ketinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan kemajuan

ilmu dan teknologi sehingga makin lama pendidikan di Indonesia makin

berjalan sejajar dengan kemajuan kemajuan tersebut.

2. Mengembanngkan terselenggaranya pendidikan sekolah maupun luar

sekolahbagi setiap warga negara. Misalnya meningkatkan daya tampung usia

sekolah SD, SLTP, SLTA, dan perguruan tinggi.

Di samping itu, akan di usahakan peningkatan mutu yang dirasakan semakin

menurun dewasa ini. Dengan sistem penyampaian sistem yang baru, diharapkan

peserta didik menjadi manusia yang aktif, kreatif, dan terampil memecahkan

masalahnya sendiri.

3. Siklus Inovasi

Siklus inovasi berlangsung seperti kurva difusi dimana pada tahap awal,

tumbuh relative lambat, ketika kemudian pelanggan merespon produk tersebut

sebagai sebuah kebutuhan maka pertumbuhan produk meningkat secara

eksponensial. Pertumbuhan produk akan terus meningkat bila dilakukan

inkrenetori maka diakhir kurva pergerakannya akan melambat kembali, dan

bahkan cemderung menurun.

Page 7: Inovasi pendidikan di indonesia

4. Masalah-Masalah Yang Menuntut Diadakan Inovasi Pendidikan

Inovasi dilakukan ketika ditengarai adanya masalah, baik skala mikro terlebih

makro. Beberapa masalah yang menuntut diadakannya inovasi di Indonesia

antara lain:

1. Perkembangan ilmu pengetahuan menghasilkan kemajuan teknologi

yang mempengaruhi kehidupan ekonomi, social, politik, pendidikan , dan

kebuudayaan bangsa Indonesia. System pendidikan yang dimiliki dan

dilaksanakan di Indonesia belum mampu mengikuti dan mengendalikan

kemajuan-kemajuan tersebut sehingga dunia pendidikan belum dapat

menghasilkan tenaga-tenaga pembangunan yang terampil, kreatif, dan

aktif sesuai dengan keinginan dan tuntutan masyarakat.

2. Laju eksploitasi penduduk yang cukup pesat, yang menyebabkan daya

tampung, ruang, dan fasilitas yang sangat tidak seimbang.

3. Melonjaknya aspirasi masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang

lebih baik, sedangkan di pihak lain kesempatan sangat terbatas.

4. Mutu pendidikan yang dirasa makin menurun, yang belum mampu

mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

5. Belum berkembangnya alat organisasi yang efektif, serta belum

tumbuhnya suasana yang subur dalam masyarakat untuk mengadakan

perubahan-perubahan yang dituntut oleh keadaan sekarang dan yang

akan datang.

6. Kurang adanya relevansi antara program pendidikan dan kebutuhan

masyarakat yang sedang membangun.

7. Adanya keterbatasan dana.

Keberhasilan pelaksanaan hasil inovasi pendidikan sangat tergantung pada

kondisi sekolah dalam menerima dan mengasimilasi mentalitas inovasi dari pihak

yang terkait dalam penyebaran, penerapan, dan pelaksanaan hasil dari inovasi

pendidikan.

Perlu kita ingat kembali bahwa Inovasi merupakan suatu gagasan atau

praktek yang diterima sebagai sesuatu yang baru dengan adopsi bagian-bagian

Page 8: Inovasi pendidikan di indonesia

secara potensial. Sedangkan penyebaran hasil dari inovasi tersebut kita kenal

dengan istilah difusi, yaitu suatu proses pengembangan praktek dan gagasan

melalui system social. Oleh karenanya, agar hasil inovasi tersebut dapat tersebar

secara luas, maka pihak yang terkait dengan kurikulum atau pendidikan dapat

memperlancar jalannya proses tersebut.

Ada beberapa aspek yang terkait dalam inovasi pendidikan, yaitu aspek yang

berkaitan dengan program hasil inovasi, pelaksanaannya, serta strategisnya.

Ketiga aspek tersebut akan mewujudkan implementasi hasil inovasi pada

umumnya dan inovasi pendidikan pada khususnya. Dalam pelaksanaannya, ada

tiga macam inovasi pendidikan, yaitu “Top-down Inovation”, “Bottom-up

Inovation” dan “normative re-edukatif”.

Top-down Inovation, inovasi ini sengaja diciptakan oleh atasan sebagai usaha

untuk meningkatkan mutu pendidikan atau pemerataan kesempatan untuk

memperoleh pendidikan, atau sebagai usaha untuk meningkatkan efisiensi, dan

sebagainya. Inovasi yang seperti ini diterapkan pada bawahan dengan cara

mengajak, menganjurkan, bahkan memaksakan apa yang menurut atasan itu

baik bagi kepentingan bawahannya, sedangkan bawahan tidak punya otoritas

untuk menolak pelaksanaannya. Contoh dari inovasi ini adalah inovasi yang

dilakukan oleh Depdiknas, seperti Cara Belajar Siswa Aktif ( CBSA ), Guru

Pamong, Sekolah Persiapan Pembangunan, dll. Dalam pelaksanaannya,

Depdiknas bekerjasama dengan lembaga-lembaga asing seperti British Council,

USAID, dll. Model inovasi yang demikian hanya berjalan baik pada waktu

berstatus proyek saja. Banyak di antaranya mengalami penolakan dari pihak

pelakasana inovasi itu sendiri ( di sekolah ), bahkan juga para pemerhati dan

administrator.

Sementara itu, model kedua adalah bottom-up Inovation. Model ini dilakukan

oleh para guru namun jarang dilakukan di Indonesia karena system pendidikan

yang sentralistis. Strategi ini bersifat empiric rasional. Asumsi dasar dari inovasi

ini adalah bahwa manusia mampu menggunakan pikiran logisnya sehingga

mereka mampu bertindak secara rasional. Di sekolah, para guru menciptakan

strategi atau metode mengajar yang menurutnya sesuai dengan akal sehat,

berkaitan dengan situasi dan kondisi yang bukan berdasarkan pengalaman guru

tersebut. Strategi ini memberi dampak yang lebih baik dari pada model awal.

Strategi yang ketiga adalah normative re-edukatif, yaitu suatu strategi inovasi

yang didasarkan pada pemikiran para ahli pendidikan seperti Sigmund Freud,

John Dewey, dan beberapa ahli lainnya. Strategi ini menekankan pada bagaimana

klien memahami permasalahan pembaharuan seperti perubahan sikap, skill, dan

nilai-nilai yang berhubungan dengan manusia.

Inovasi sebagai suatu ide, gagasan, praktek, atau benda/objek yang disadari

dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang untuk diadopsi. Oleh

sebab itu, inovasi pada dasarnya merupakan pemikiran cemerlang yang

Page 9: Inovasi pendidikan di indonesia

bercirikan hal baru ataupun berupa praktek tertentu atau berupa produk dari

hasil olah pikir dan olah teknologi yang diterapkan melalui tahapan tertentu yang

diyakini dan dimaksudkan untuk memecahkan suatu persoalan yang timbul dan

memperbaiki suatu keadaan tertentuyang terjadi di masyarakat.

5. Berbagai Upaya Inovasi Pendidikan Di Indonesia

Untuk mengatasi kemelut pendidikan di Indonesia yang sedang mengepul

kian waktu, dibutuhkan berbagai macam upaya dan inovasi ampuh. Seperti yang

telah diledakkan misalnya PPSP, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, kurikulum

1994, kurikulum 2004, kurikulum 2006 (KTSP), Proyek Pamong, SMP terbuka,

SMU Terbuka, Universitas Terbuka, Modul, PSPTK dan seterusnya yang terus

digalakkan untuk menjawab tantangan waktu. Berikut akan kita kupas secara

garis besar beberapa upaya inovasi pendidkan Indonesia.

1. Proyek Perintis Sekolah Pembangunan

Untuk mensukseskan misi ini, pemerintah merangkul beberapa IKIP di

Indonesia sebagai partner kerja. Pada awalnya, proyek ini dimaksudkan untuk

mencoba bentuk system persekolahan yang komprehensif dengan label Sekolah

Pembanngunan. Selain itu, target utama proyek ini pun telah termaktub dalam

SK Mendikbud No. 0172 tahun 1974, yang intinya:

a. Adanya integrasi antara sekolah dan masyarakat serta pembangunan,

b. Penghasil pendidik yang handal,

c. Penghasil manusia yang etika baik pada sesame dan alam semesta,

d. Sekolah menyelenggarakan pendidikan menyenangkan,

e. Sekolah menciptakan keseimbangan antara fisik, emosional dan spiritual,

f. Sekolah menyumbangkan bagi pertahanan Nasional serta aktif dalam

pembangunan masyarakat

Modul telah dijadikan sebagai suatu system penyampaian dalam PPSP ini

oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan (BP3K), dengan alas an

model berpotensi untuk:

a. Memecahkan masalah pemerataan pendidikan,

b. Meningkatkan mutu pendidikan,

c. Meningkatkan relevansi pendidikan, dan

d. Meningkatkan efisiensi penggunaan waktu dan fasilitas.

Modul dalam hal ini menjadi suatu unit kecil program penyampaian yang

dapat dipelajari oleh Peserta Didik.

2. Kurikulum 1975

Tujuan utama digulirkannya kurikulum ini tidaklah lain untuk meningkatkan

mutu pendidikan nasional. Peningkatan mutu tentulah sangat memiliki koherensi

Page 10: Inovasi pendidikan di indonesia

dengan metode pembelajaran sehingga mampu menetaskan hasil peserta didik

yang efisien dan fungsional. Baik dalam penguasaan materi pembelajaran secara

umum maupun wujud pengimplementasian dalam kehidupan sehari-hari.

Ciri-ciri khusus dari kurikulum yang mulai dilaksanakan pada tahun ajaran

1976 ini, antara lain:

a. Menganut pendekatan yang berorientasi pada tujuan,

b. Menganut pendekatan integrative,

c. Pendidikan moral pancasila tidak hanya pada pelajaran Moral Pancasila,

namun juga diselipkan dalam bidang pengetahuan social lainnya,

d. Penekanan efisiensi dn efektivitas penggunaan daya, guna dan waktu,

e. Mengharuskan guru untuk menggunakan PPSI (Prosedur Pengembangan

Sistem Instruksional)

f. Pengorganisasian mata pelajaran lebih disingkronkan,

g. Pendekatan metode pengajaran pada situasi KBM, dan

h. System evaluasi.

Kemudian, pada kurikulum ini terdapat pula beberapa prinsip yang digunakan

untuk mencapai tingkat efisiensi dan efektifitas pembelajaran, diantaranya:

a) Fleksibelitas program,

b) Efisiensi dan efektifitas,

c) Berorientasi pada tujuan,

d) Kontinuitas, dan

e) Pendidikan seumur hidup.

3. Proyek Pamong

Proyek ini bertujuan untuk menemukan alternative system penyampaian

dasar yang efektid, ekonomis dan merata. Karena dalam proyek ini siswa dapat

belajar mandiri tanpa harus dibimbing seorang guru, namun dengan tutor-tutor

lain dari orang tua maupun masyarakat.

Kata “Pamong” sendiri merupakan singkatan dari Pendidikan Anak oleh

Masyarakat, Orang Tua dan Guru. Proyek ini telah diujicobakan di tingkat dasar

pada Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Proyek ini memiliki beberapa tujuan khusus, antara lain:

1) Membantu anak yang tidak tuntas dalam pendidikan sekolah, atau siswa

yang di drop out,

2) Membantu keluesan waktu dan tempat belajar (di alam terbuka),

3) Pengurangan tenaga guru, dan

4) Pemerataan belajar dengan biaya minimum dan penampungan pesdik yang

cukup efisien.

4. SMP Terbuka

Page 11: Inovasi pendidikan di indonesia

Merupakan suatu gebrakan system penyampaian pelajaran yang lebih sering

didominankan pada pengajaran luar gedung atau di alam terbuka. Beberapa hal

yang melatarbelakangi ditimbulkannya inovasi ini, antara lain: (1) minimnya

fasilitas dan tempat pengajaran, (2) minimnya jumlah guru, (3) pemerataan

pendidikan, dan (4) penanggulangan siswa yang belum mampu sekolah di SMP

Negeri. Selain itu, dinilai penting kami paparkan ciri-ciri umum dari kegiatan SMP

Terbuka ini, diantaranya:

a) Terbuka bagi siswa tanpa pembatasan usia dan tanpa persyaratan akademis

yang ketat,

b) Terbuka dalam pemilihan program study,

c) Terbuka dalam proses KBM, tidak harus di dalam gedung,

d) Terbuka dalam waktu masuk-keluar dari suatu sekolah, dan

e) Terbuka dalam pengelolaan sekolah.

5. Pembaharuan Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan

a. Rasional Pembaruan

Pembaruan ini berlandaskan pada pilar REPELITA III untuk mengembangkan

System Pendidikan Tenaga Kependidikan (SPTK), yang berlandaskan pada

Kebijaksanaan Dasar Pengembangan Pendidikan Tinggi (KDPPT) dan dikukuhkan

dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0140/U/1975 dan

Kerangka Pengembangan Pendidikan Tinggi tahun 1976.

b. Tujuan dan Sasaran Pembaruan

Tujuan utama ditargetkan untuk menunjang pembangunan bangsa

khususnya dan peningkatan kualitas hidup manusia pada umumnya. Kemudian,

sasaran yang dibidik antara lain:

a) Pengadaan tenaga kerja kependidikan dalan jumlah dan kualifikasi yang

tepat, dan

b) Pengembangan dan pembaruan ilmu pendidikan agar mampu menjawab

tantangan zaman yang semakin kompleks .

c. Perencanaan dan Pengembangan Terpadu

Misi ini sangatlah ditentukan pada tingkat persatuan dan loyalitas seluruh

aspek dan kubu-kubu pendidikan yang memang semua bertanggungjwab atas

pembaharuan yang akan diledakkan. Pihak sekolah memasukkan data-data yang

perlu diisi pihak pemerintah, baik kuota siswa, kualifikasi guru, ataupun mata

pelajaran yang dibutuhkan, sebagai pertimbangan pihak-pihak yang berwenang

memutuskan kurikulum pendidikan. Begitu pula sebaliknya, pemerintah pusat

mengsosialisasikan segala kebijakan agar secara bersamaan berjalan dengan satu

tujuan pasti, tepat dan mampu menjawab persoalan zaman.

Page 12: Inovasi pendidikan di indonesia

d. Manajemen Berbasis Sekolah (School Base Management)

Salah satu penentu pembaharuan yang terakhir ialah tentang manajemen

sekolah itu sendiri. Bank Dunia dalam hal ini bersolidaritas dengan mengutarakan

beberapa titik kekurangan secara umum yang menjadi momok kemajuan

pendidikan Indonesia, diantaranya:

A. System organisasi yang bersifat komleks di lingkungan Sekolah Dasar,

B. Pada tingkat SLTP, manajemen terlalu sentralistik,

C. Manajemen sekolah terkotak-kotak, dan

D. Proses pendidikan di sekolah yang dinilai terlalu kaku dan kurang fleksibel.

Dalam pelaksanaan pembaruan system Manajemen Berbasis Sekolah

dibutuhkan system Otonomi sekolah yang lebih memberi keleluasaan

mdanajemen sekolah dengan tidak mengesampingkan tujuan umum yang ingin

dicapai, selain itu factor yang tidak kalah penting yakni tingkat kesiapan seluruh

pelaku dalam menerima dan melaksakan system baru tersebut, siap yang

diwujudkan dengan ketulusan segala pihak baik pemerintah, pendidik, sekolah

maupun orang tua. Kemudian, dalam pelaksanaan MBS ini terdapat beberapa

factor yang perlu dipeshatikan, antara lain:

a) Kewajiban sekolah,

b) Kebijakan dan prioritas sekolah,

c) Peranan orang tua dan masyarakat,

d) Peranan profesionalisme dan manajerial, dan

e) Pengembangan profesi.

E. Perubahan Dan Pembaharuan Struktur Program

Secara historis, kronologi persekolahan di Indonesia dapat dibedakan

menjadi tiga periodisasi waktu, yakni Masa Pemerintah Hidia Belanda, Masa

Pemerintahan Jepang dan Masa Pemerintahan Indonesia Merdeka.

a) Masa Pemerintahan Hindia Belanda

Persekolahan di masa ini deselenggarakan berdasarkan kelas social,

status serta golongan warga Negara. Penggolongan tersebut meliputi

golongan bangsawan, pemimpin adat, pemuka agama dan rakyat biasa.

Penggolongan pembelajaran disesuaikan dengan penggolangan status

masyarakat diatas.

1) Sekolah rendah bagi anak-anak golongan bumi putra, dengan bahasa

pengantar bahasa daerah, yakni Sekolah Bumi Putra Kelas Dua dengan

masa pendidikan lima tahun.

2) Sekolah rendah untuk anak-anak keturunan eropa dan keturunan Timur

Asing, atau anak golongan bumi putra terkemuka, menggunkan bahsa

Page 13: Inovasi pendidikan di indonesia

Belanda sebagai bahasa pengantar. Sekolah yang dikenal dengan Sekolah

Rendah Eropa dengan masa pendidikan tujuh tahun.

3) Sekolah kejuruan untuk anak-anak golongan Bumi Putra, menggunakan

bahsa daerah sebagai bahasa pengantar dengan masa pendidikan 3-4

tahun. Siswa yang diterima merupakan alumnus Sekolah Bumi Putra Kelas

Dua.

b) Masa Pemerintahan Jepang

Pada masa ini, system persekolahan lebih disederhanakan dengan

menghapus system penggolongan status dari segala struktur social, sehingga

kesempatan belajar makin terbuka bagi semua golongan social rakyat Indonesia.

Pada masa ini pula, Sekolah Rendah brganti nama dengan Sekolah Rakyat (SR)

yang berlangsung hingga tahun 1964. Pendidikan dasar (Sekolah Rakyat),

Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi merupakan jenjang pendidikan

yang dilaksanakan pada masa ini.

c) Masa Pemerintahan Indonesia Merdeka

Diawal kemerdekaan SR masih tetap dijalankan hingga tahun 1964, yang

kemudian diganti kembali menjadi Sekolah Dasar (SD). Perubahan nama ini

kemudian diikuti dengan perubahan kurikulum untuk segala jenjang pendidikan,

yang dikenal dengan Kurikulum Pancawardana.

Sejak Indonesia merdeka hingga saat ini telah terjadi beberapa kali

perubahan dan pembaharuan kurikulum. Hal ini bertujuan untuk selalu up to

date sesuai tantangan dan tuntutan zaman. Beberapa contoh pembaharuan

kurikulum Sekolah Dasar anatara lain:

a) Tahun 1952, program pendidikan ini dikenal dengan Rencana Peladjaran

Terurai. Sesuai namanya, program ini menguraikan bahan pengajaran pada

setiap bulan dari waktu pembelajaran tersebut.

b) Tahun 1964, program Panca wardana yang meliputi perkembangan moral,

perkembangan intelegensi, perkembangan emosional, perkembngan jasmani

dan perkembangan keteranpilan.

c) Tahun 1968, program pendidikan ini dibagi menjadi berbagai kelompok, baik

kelompok pembinaan jiwa pancasila, pembinaan pengetahuan, maupun

pembinaan kecakapan khusus.

d) Tahun 1975, mata pelajaran lebih dikenal dengan sebutan bidang study

dengan berbagai macam mata pelajaran yang diajarkan.

e) Dll.

Kemudian, kurikulum yang sedang kita anut sekarang dan akan datang,

hingga saat ini masih bertumpu pada inti dari amanat yang termuat dalam

Page 14: Inovasi pendidikan di indonesia

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003, sebagai

pedoman penyusunan Kurikulum Pendidikan Nasioanal.

Selain pembaharuan kurikulum, langkah yang dibutuhkan selanjutnya adalah

difusi, tentang bagaimana hasil pembaharuan tersebut dapat terpublikasi

sehingga dapat difahami dan dijalankan oleh seluruh elemen pendidikan nasional

guna membantu dalam mempercepat pencapaian target bersama.

Dalam faktanya, proses difusi ini tidak selamanya berjalan mulus sesuai

rencana, masih saja ditemukan kejanggalan dan halangan yang menghambat

proses tersebut. berdasar atas hasil penelitian yang dikutip oleh Ibrahim (1989)

disimpulkan, bahwa beberapa factor penghambat difusi inovasi sebagai berikut:

a) Hambatan geografis, seperti jauhnya jarak, lambatnya transportasi, daerah

yang terisolasi, dsb.

b) Hambatan sejarah, berupa beberapa peraturan colonial dan tradisi yang

bertentangan dengan inovasi dan perjuangan kemerdekaan.

c) Hambatan ekonomi, tentang pendanaan pemerintah yang belum memadai,

d) Hambatan prosedur, tentang berbagai factor yang berkaitan dengan teknik

administrasi dalam pelaksanaan inovasi.

e) Hambatan personal, mencakup tentang minimnya dukungan dari responden

dan konsumen inovasi tersebut.

f) Hambatan social budaya, tentang adanya pertentangan ideology tentang

pembaharuan, perbedaan nilai budaya, dll.

Dapat disimpulkan bahwa sederet rintangan di atas perlu dipertimbangkan

dan difikirkan solusi yang tepat untuk penyempurnaan proses inovasi pendidikan,

sehingga inovasi ini dapat mencapai target yang diinginkan. Pada dasarnya, sikap

utama yang dibutuhkan untuk mendukung proses difusi inovasi ini adalah sikap

antusias, sikap inovatif, responsive dan adaktif dari segala pihak, khususnya

pemakai program ini.

F. Tahap-Tahap Adopsi Inovasi Pendidikan

Inovasi merupakan suatu usaha pembaharuan terhadap sesuatu yang belum

atau telah ada ke arah yang lebih baik. Hasil kegiatan inovasi tersebut akan diadopsi

atau diterapkan dalam rangka pemecahan suatu masalah yang timbul. Misalnya,

apabila pada waktu kurikulum sekolah tidak lagi memiliki nilai relevansi terhadap

kebutuhan m asyarakat,maka perlu diadakan pembaharuan terhadap beberapa

komponen kurikulum yang bersangkutan.

Tentu saja,hal ini sangat dipengaruhi oleh upaya sistematis dalam melakukan

usaha inovasi. Salah satu acuan dalam mengadakan inovasi termuat dalam The

Page 15: Inovasi pendidikan di indonesia

Austin Project,yang didalamnya berisi tahap-tahap dalam pelaksanaan usaha inovasi,

yaitu:

1. Eksplorasi.

Di sini di perhatikan kesadaran umum tentang inovasi dan dipelajari lebih

banyak tentang inovasi. Pengadopsian yang potensial mempertimbangkan

aspek-aspek inovatif sesungguhnya.

Dengan suatu cara khusus yang tidak egoistic mengenai efek dan

perlengkapan yang akan di gunakan. Kebutuhan dan kepentingan informasi

berupa gambaran mengenai perasaan yang tidak menyatakan

pendapat/pandangan umum yang hanya sepintas-lalu melainkan berupa

penilalian yang berdasar dan penanganan secara personal yang minimal.

2. Antisipasi

Antisipasi berupa gambaran secara belum menentu tentang peranan yang

dimainkan oleh pemakai secara individual dan harapan yang diberikan

kepadanya berupa analisis tentang peranannya dalam hubungan dengan

struktur pengajaran,organisasi pembuat keputusan keputusan dan

pertimbangan kekuatan konflik dengan mengabaikan susunan dan komitmen

personal yang memiliki financial dan kedudukan.

3. Penanganan (Management).

Penanganan adalah ekspresi tentang proses penggunaan inovasi dan

penggunaan sumber maupun informasi yang paling baik.

4. Adaptasi (Penyesuaian)

Adaptasi adalah upaya eksplorasi penyesuaian dari inovasi terhadap klien di

dalam lingkungannya yang berpengaruh secara langsung.

5. Kerjasama (Collaboration)

Kerjasama memiliki titik sentral pada peningkatan pengaruh pada klien

melalui kerja sama dengan orang lain yng berkepentingan dalam

pemanfaatan inovasi.

6. Perhitungan (Extrapolation)

Petunjuk mengenai pemakaian ekstrapolasi tentang keuntungan yang lebih

universal dari inovasi meliputi kemungkinan tentang perubahan umum atau

penempatan kembali yang disertai suatu alternatif yang lebih

kuat.(Oliver,1977).

Langkah –langkah adopsi inovasi tersebut di atas hendaknya dilakukan secara berurutan tujuannya agar hasil inovasi tersebut sesuai dengan tuntutan yang di rencanakan. Keberhasilan kegiatan kegiatan inovasi sangat dipengaruhi oleh kemampuan “agen perubahan (the change agent)” dalam melakukan difusi. Kedudukan agen pembaharu (helper) dalam proses inovasi dan difusinya (hasil inovasi)”menurut Havellock yang dikutip oleh oliver (1977) dikatakan, bahwa ada empat cara dasar dalam kaitannya dengan fungsi agen pembaharu,yaitu:

Page 16: Inovasi pendidikan di indonesia

1. Sebagai katalisator (a catalyst) 2. Sebagai pemberi pemecahan ( a solution giver) 3. Sebagai pembantu dalam proses (a procees helper),dan 4. Sebagai pengububg sumber (a source linker)

G. Pengambilan Keputusan Dalam Inovasi Pendidikan

Penerimaan atau penolakan hasil inovasi tergantung pada keputusan yang

diambil, apalagi jika keputusan tersebut berkaitan dengan pelaksanaan program

organisasi atau juga dalam melaksanakan kurikulum.Pengambilan keputusan dalam

inovasi (kurikulum) dapat berupa keputusan menerima bahkan menolak hasil inovasi

tersebut: memilih salah satu dari berbagai alternative inovasi tersebut: memutuskan

metode apa yang tepat untuk menerapkan hasil hasil inovasi dan sebagainya.

Ilmu pendidikan terrnasuk ilmu pengetahuan yang empiris, rohani,

normative,yang diangkat dari pengalaman pendidikan,kemudian disusun secara

teoritis untuk digunakan secara praktis. Sebagai ilmu yang berdiri sendiri, ilmu

pendidikan,termasuk ilmu yang baru berkembang padahal secara praktis, pendidikan

telah dimulai sejak manusia itu ada.

Untuk menjelaskan jika sistem nilai menjadi norma bagi pendidikan, di bawah ini

ada beberapa uraian, yaitu:

1. Mengapa yunani kuno sangat kuat mementingkan tujuan pendidikan, yaitu

pembentukan warga Negara yang kuat. Orang yunani mempunyai

pandangan, bahwa manusia dilihat sebagai makhluk bermain (humo hudens).

Jadi yang utama adalah pendidikan jasmani,karena di dalam tubuh yang

sehat terdapat jiwa yang sehat (mensana incorpose sano).

2. Pada bad ke-i7,sampai 19 di Eropa Barat tampak pengaruh Rasionalisme yang

sangat kuat. Eropa Barat mempunyai pandangan tentang manusia sebagai

berikut: manusia adalah makhluk berpikir (omo sapiens). Akal sebagai

pangkal tolak. Orang sangat menjunjung tinggi akal, baik akal teoritis maupun

akal praktis. Dengan akal manusia menghasilkan pengetahuan.

3. Di Amerika berkenalan dengan John Dewey dengan filsafat pragmatisme dari

Etika Utilitarianisme beserta dengan ilmu jawa Behaviorisme.

Normanya terletak pada.”Bahwa kebenaran itu terletak pada kenyataan yang

praktis” Apa yang berguna diri itu adalah benar. Segala yang sesuai dengan

praktek itulah yang benar pula.

Pandangan ini sangat berpengaruh dalam psikologi dan menghasilkan metode-

metode mendidik dengan cara men-drill dan latihan yang pada akhirnya

menghasilkan manusia sebagai mesin yang berdasarkan respon terhadap stimulus..

Dengan demikian ilmu pendidikan diarahkan kepada perbuatan mendidik yang

bertujuan. dan tujuan itu ditentukan oleh nilai yang dijunjung tinggi oleh seseorang.

Page 17: Inovasi pendidikan di indonesia

Sedangkan nilai itu sendiri merupakan ukuran yang bersifat normative, maka dapat

kita tegaskan bahwa ilmu pendidikan adalah ilmu yang bersifat normative.

Dalam rangka pelaksanaan inovasi guru dituntut untuk memiliki sikap terbuka

pada peka terhadap pembaharuan, berperan sebagai agen pembaharuan dan dapat

berperan sebagai adopter, sebagai adopter, guru bisa tergolong pada

innovator,pelopor,pengikut awal,pengikut akhir,atau kolot (laggard).

H. Kendala-Kendala Dalam Inovasi Pendidikan

Dalam inovasi pendidikan ada kendala-kendala yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha inovasi pendidikan seperti inovasi kurikulum antara lain ialah:

1. Perkiraan yang tidak tepat terhadap inovasi 2. Konflik dan motivasi yang kurang sehat 3. Lemahnya berbagai faktor penunjang sehingga mengakibatkan tidak

berkembangnya inovasi yang dihasilkan 4. Keuangan atau financial yang tidak terpenuhi 5. Penolakan dari sekelompok tertentu atas hasil inovasi 6. Kurang adanya hubungan sosial dan publikasi(subandiyah 1992

:81) Untuk menghindari masalah-masalah tersebut di atas dan agar mau berubah

terutama dalam sikap dan perilaku terhadap suatu perubahan pendidikan yang sedang dan akan dikembangkan,sehingga perubahan dan pembaharuan itu diharapkan dapat berhasil dengan baik, maka guru, administrator, orang tua siswa dan masyarakat umumnya harus dilibatkan.

I. Faktor-Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Inovasi Untuk Menghindari

Penolakan

Penolakan(resistance) itu adalah melawan sesuatu atau seseorang untuk tidak berubah atau diubah dan tidak mau menerima hal tersebut.Ada beberapa hal mengapa inovasi sering ditolak atau tidak dapat diterima oleh para pelaksana inovasi di lapangan atau di sekolah ialah sebagai berikut:

a. Sekolah atau guru tidak terlibat dalam proses perencanaan,penciptaan,dan bahkan pelaksanaan inovasi tersebut,sehingga inovasi tersebut dianggap oleh guru atau sekolah bukan miliknya,dan merupakan kepunyaan orang lain yang tidak perlu dilaksanakan,karena tidak sesuai keinginan atau kondisi sekolah mereka.

b. Guru ingin mempertahankan sistem atau metode yang mereka lakukan saat

sekarang.Disamping itu,sistem yang mereka miliki dianggap oleh mereka

memberikan rasa aman atau kepuasan serta sudah baik sesuai dengan pikiran

mereka.

c. Inovasi yang baru dibuat oleh orang lain,terutama dari pusat belum

sepenuhnya melihat kebutuhan dan kondisi yang dialami oleh guru dan

siswa.

Page 18: Inovasi pendidikan di indonesia

d. Inovasi yang diperkenalkan dan dilaksanakan berasal dari pusat merupakan

kecenderungan sebuah proyek dimana segala sesuatunya ditentukan oleh

pencipta inovasi dari pusat.inovasi terhenti bila proyek itu selesai atau

keuangan itu sudah tidak ada lagi.maka dari itu,pihak sekolah hanya terpaksa

melakukan perubahan sesuai dengan kehendaknya inovator di pusat dan

tidak punya wewenang untuk merubahnya.

e. Kekuatan dan kekuasaan pusatsangat besar sehingga dapat menekan sekolah

atau pun guru melaksanakan keinginan pusat,yang belum tentu sesuai

dengan kemauan mereka dan situasi sekolah mereka.

Page 19: Inovasi pendidikan di indonesia

BAB III

KESIMPULAN

Pembaharuan (inovasi) diperlukan bukan saja dalam bidang teknologi, tetap ijuga

di segala bidang termasuk bidang pendidikan.pembaruan pendidikan diterapkan

didalam berbagai jenjang pendidikan juga dalam setiap komponen system

pendidikan.

Sebagai pendidik, kita harus mengetahui dan dapat menerapkan inovasi-inovasi

agar dapat mengembangkan proses pembelajaran yang kondusif sehingga dapat

diperoleh hasil yang maksimal yang merupakan harapan seluruh elemen pendidikan.

Kemajuan suatu lembaga pendidikan sangat berpengaruh pada outputnya sehingga

akan muncul pengakuan yang rill dari siswa, orang tua dan masyarakat. Namun

sekolah/ lembaga pendidikan tidak akan meraih suatu pengakuan rill apabila warga

sekolah tidak melakukan suatu inovasi di dalamnya dengan latar belakang kekuatan,

kelemahan tantangan dan hambatan yang ada.

Page 20: Inovasi pendidikan di indonesia

Daftar Pustaka

Roesminingsih, MV. Prof. DR. M.Pd. dan Hadi Susarno Lamijan, Drs. M.Pd., 2004,

Teori dan Praktek Pendidikan, LPPIP FIP UNESA: Surabaya