Inovasi Kurikulum Full

49
BAB II ISI 2.1 Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran Secara sederhana, inovasi dimaknai sebagal pembaruan atau perubahan dengan ditandai oleh adanya hal yang baru. Upaya untuk mencari hal yang baru itu, mungkin disebabkan oleh beberapa hal, antara lain dalam upaya memecahkan masalah yang dihadapi seseorang atau kelompok. Dengan demikian, suatu ide atau temuan yang baru atau perubahan baru tetapi kurang membawa dampak kepada upaya pemecahan masalah, tidak dapat diklasifikasikan sebagai inovasi. Inovasi sebagai suatu ide, gagasan, praktik atau obyek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok orang untuk ditiru dan diadopsi. Inovasi pada dasarnya merupakan hasil pemikiran yang bercirikan hal baru, baik berupa praktik-praktik tertentu, atau berupa produk dari suatu hasil olah-pikir dan olah-teknologi yang diterapkan melalui tahapan tertentu yang diyakini dan dimaksudkan untuk memecahkan persoalan yang timbul dan memperbaiki suatu keadaan menjadi lebih balk. Dalam bidang pendidikan, misalnya, untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi, telah banyak dilontarkan model-model Inovasi dalam berbagai bidang, antara lain: usaha pemerataan pendidikan, peningkatan mutu, peningkatan efisiensi dan efektifitas pendidikan, dan relevansi pendidikan. Kesemuanya dimaksudkan agar difusi Inovasi yang dilakukan bisa 3

Transcript of Inovasi Kurikulum Full

Page 1: Inovasi Kurikulum Full

BAB IIISI

2.1 Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran

Secara sederhana, inovasi dimaknai sebagal pembaruan atau perubahan dengan ditandai

oleh adanya hal yang baru. Upaya untuk mencari hal yang baru itu, mungkin disebabkan oleh

beberapa hal, antara lain dalam upaya memecahkan masalah yang dihadapi seseorang atau

kelompok. Dengan demikian, suatu ide atau temuan yang baru atau perubahan baru tetapi kurang

membawa dampak kepada upaya pemecahan masalah, tidak dapat diklasifikasikan sebagai

inovasi. Inovasi sebagai suatu ide, gagasan, praktik atau obyek/benda yang disadari dan diterima

sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok orang untuk ditiru dan diadopsi.

Inovasi pada dasarnya merupakan hasil pemikiran yang bercirikan hal baru, baik berupa

praktik-praktik tertentu, atau berupa produk dari suatu hasil olah-pikir dan olah-teknologi yang

diterapkan melalui tahapan tertentu yang diyakini dan dimaksudkan untuk memecahkan

persoalan yang timbul dan memperbaiki suatu keadaan menjadi lebih balk. Dalam bidang

pendidikan, misalnya, untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi, telah banyak

dilontarkan model-model Inovasi dalam berbagai bidang, antara lain: usaha pemerataan

pendidikan, peningkatan mutu, peningkatan efisiensi dan efektifitas pendidikan, dan relevansi

pendidikan. Kesemuanya dimaksudkan agar difusi Inovasi yang dilakukan bisa diadopsi dan

dimanfaatkan untuk perbaikan dan pemerahan persoalan pendidikan di Tanah Air.

Beberapa contoh Inovasi, antara lain: program belajar jarak jauh, manajemen berbasis

sekolah, pengajaran kelas rangkap, pembelajaran konstektual (contextual learning), pembelajaran

aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM). Sedangkan, difusi Inovasi dimaknakan

sebagai penyebarluasan dari gagasan Inovasi tersebut melalui suatu proses komunikasi yang

dilakukan dengan menggunakan saluran tertentu dalam suatu rentang waktu tertentu di antara

anggota sistem sosial masyarakat.

Ada keterkaitan erat antara difusi, Inovasi dan komunikasi. Oleh karena difusi adalah

proses komunikasi untuk menyebarluaskan gagasan, ide, karya, dan sebagainya sebagai suatu

produk Inovasi, maka aspek komunikasi menjadi sangat penting dalam menyebarluaskan

3

Page 2: Inovasi Kurikulum Full

gagasan, Ide, ataupun produk tersebut. Sebagal contoh, ide pembelajaran kelas rangkap (multi

grade instruction), dapat dipandang sebagai suatu ide atau gagasan dalam mengatasi keterbatasan

jumlah guru di sekolah. Untuk menyebarluaskan gagasan Itu, maka perlu difusi Inovasi tentang

pembelajaran kelas rangkap di sekolah. Biasanya ada pilot proyek yang dilakukan,

disosialisasikan, dibina, dan kemudian disebarluaskan kepada sekolah lain. Hal inilah yang

disebut difusi inovasi, yaitu penyebarluasan suatu inovasi untuk kemudian diadopsi oleh

kelompok masyarakat tertentu.

Dalam bidang pendidikan, banyak usaha yang dilakukan untuk kegiatan yang sifatnya

pembaruan atau inovasi pendidikan. Inovasi pendidikan tersebut antara lain dalam hal

manajemen pendidikan, metodologi pengajaran, media, sumber belajar, pelatihan guru,

implementasi kurikulum, pembelajaran dan sebagainya. Dalam kajian unsur inovasi, paling tidak

ada empat unsur Inovasi yang akan dibahas yaitu: Inovasi, saluran komunikasi, waktu dan proses

Inovasi, serta sistem sosial.

Satu hal yang tidak diharapkan muncul dalam pikiran-pikiran seseorang untuk melakukan

inovasi yaitu: salah persepsi atau asumsi (a) cenderung berpikir negatif; (b) dihantui oleh

kecemasan dan kegagalan; (c) tidak mau mengambil resiko terlalu dalam; (d) malas; (e) saat mni

berada pada daerah "nyaman dan aman"; (f)cenderung resisten/menolak terhadap setiap

perubahan.

Pada bagian awal akan dibahas tentang pengertian inovasi dan difusi inovasi, dengan

berbagai sudut pandang yang berbeda dengan para ahli. Sedangkan bagian kedua, akan

diperdalam ragam unsur inovasi yang mencakup empat hal utama, yaitu: teknologi inovasi,

Informasi dan ketidakpastian, ciri Inovasi dan konsep reinovasi dalam kajian pendidikan (saluran

komunikasi, dimensi waktu tentang proses keputusan inovasi dan keinovatifan), serta sistem

sosial dalam dimensi inovasi yang mencakup norma sosial dalam difusi Inovasi pendidikan, dan

menganalis dampak atas keputusan pengambilan keputusan inovasi yang dilakukan.

4

Page 3: Inovasi Kurikulum Full

2.2 Hakikat, Unsur dan Ciri Inovasi Pendidikan

a. Hakikat dan Batasan Inovasi

Secara sederhana inovasi adalah perubahan ke arah yang baru, sedangkan difusi adalah

proses penyerapan sesuatu yang baru dengan menekankan pada aspek filterisasi. Dengan

demikian Difusi Inovasi dimaknakan sebagai penyebarluasan dari gagasan inovasi tersebut

melalui suatu proses komunikasi yang dilakukan dengan mengunakan saluran tertentu dalam

suatu rentang waktu tertentu di antara anggota sistem sosial masyarakat.

Jika kita analisa bahwa suatu hasil olah pikir, olah Ide, dan olah teknologi hingga

menghasilkan suatu inovasi tertentu, maka selanjutnya kita perlu memikirkan mengenai batasan

waktu. Khusus dalam dunia pendidikan, seperti dalam kurikulum dan pembelajaran yang setiap

saat selalu ada upaya Inovasi, maka untuk aspek batasan waktu ini, kita dapat menjadikannya

sebagai indikator bahwa hasil inovasi tersebut Justru sudah tidak dikatakan inovasi lagi. Sebagai

ilustrasi, misalnya temuan hasil inovasi yang sudah dipakai orang banyak seperti contohnya dulu

ada kurikulum Sistem Ganda (PSG). Hasil inovasi ini Jika dibicarakan dan dianalisa saat ini

maka sebetulnya sudah tidak bisa lagi bahwa itu adalah kurikulum yang inovasi:

Dengan demikian, aspek batasan waktu ini merupakan suatu indikator penting dalam,

membicarakan suatu hasil inovasi tertentu. Artinya bahwa suatu hasil olah pikir, olah ide, dan

olah teknologi yang menghasilkan sesuatu yang inovatif, maka salah satunya harus memenuhi

syarat batas waktu. Sebagai contoh berapa lama, kapan, dan sudahkan hasil inovasi ini diadopsi

oleh pihak lain yang memerlukannya. Sebagal misal hasil inovasi Dual Modus, yang telah dicoba

dikembangkan oleh Program Studi Kurikulum dan Pembelajaran, sampai saat ini boleh dikatakan

masih baru dalam waktu Implementasinya. Maka Dual Modus, ini bisa dikatakan sebagai suatu

inovasi dalam dunia pembelajaran yang memang masih bisa dikatakan sebagai produk Inovasi

terbaru yang memenuhi indikator batas waktu yang dimaksud.

Para ahli sebenarya telah banyak melakukan analisa berkenaan dengan hal ikhwal inovasi

dalam bidang pendidikan. Adanya keragaman pemahaman definisi inovasi tersebut adalah

5

Page 4: Inovasi Kurikulum Full

sesuatu yang wajar disesuaikan dengan kajian ataupun fokus yang menjadi pusat perhatiannya.

Everett M. Rogers (1983) menyebut 'Innovation as an Idea, practice, or object that is perceived

as new by an Individual or another unit of adoption' (Inovasi adalah suatu ide, gagasan, praktik

atau obyek/benda yang disadari, dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau

kelompok untuk diadopsi). Dengan demikian, kata kuncl inovasi adalah gagasan, benda atau

proses adopsi yang dilakukan oleh perorangan ataupun kelompok masyarakat terhadap inovasi

yang ditawarkan, termasuk di bidang pendidikan.

Ahli lain, seperti Stephen Robbins (1994) menyebut inovasi sebagai suatu gagasan baru

yang diterapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu produk atau proses, dan jasa. Di

sini, Robbins lebih memfokuskan pada tiga hal utama: (1) gagasan baru, (2) produk dan Jasa, dan

(3) upaya perbaikan. Hal pertama adalah adanya gagasan bare (new ideas) dari suatu olah pikir

dalam mengamati suatu fenomena yang sedang terjadi, termasuk dalam bidang pendidikan.

Gagasan baru IN bisa berupa penemuan (invention) dari suatu gagasan pemikiran, ide, sistem,

sampai pada kemungkinan gagasan yang mengkristal. Hal yang kedua adalah produk dan Jasa,

yaitu hasil langkah lanjutan dari adanya gagasan baru yang ditindak lanjuti dengan berbagai

aktivitas,' kajian, penelitian, dan percobaan sehingga melahirkan konsep yang lebih kongkrit,

dalam bentuk produk dan jasa yang siap dikembangkan dan diimplementasikan, termasuk hasil

Inovasi dalam dunia pendidikan.

Hal yang ketiga adalah usaha sistematis untuk melakukan penyempurnaan dan

melakukan perbaikan (improvement) yang terus-menerus sehingga buah Inovasi itu bisa

dirasakan manfaatnya dan berguna.

b. Inovasi Pendidikan

Telaah Inovasi, termasuk Inovasi pendidikan akan selalu melibatkan sistem Inovasi

(innovation system) yang mengkaji tentang tahapan persiapan dan implementasi inovasi kepada

masyarakat dengan melibatkan berbagai unsur yang satu sama lain saling terkait. Dalam sistem

ini juga dikemukakan bagaimana ide lahir, dikembangkan dan dikomunikasikan, sampai tahap

adopsi, dan penyelarasan inovasi dengan situasi kondisi masyarakat yang_mengadopsinya.

6

Page 5: Inovasi Kurikulum Full

Santoso S. Hamidjojo seperti dikutip Abdulhak (2002) menyatakan bahwa inovasi

pendidikan sebagai suatu perubahan yang baru dan secara kualitatif berbeda dari hal (yang ada)

sebelumnya dan sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan

tertentu, termasuk dalam bidang pendidikan. Inovasi tidak hanya sekedar terjadinya perubahan

dari suatu keadaan kepada keadaan lainnya. Dalam perubahan yang tergolong inovasi, disamping

terjadi yang baru mesti terdapat unsur kesengajaan, unsur kualitas yang lebih balk dari

sebelumnya dan terarah pada peningkatan berbagai kemampuan untuk mencapai tujuan yang

diharapkan.

Inovasi pendidikan pada dasarnya merupakan suatu perubahan ataupun pemikiran

cemerlang di bidang pendidikan yang bercirikan hat bare, atau berupa praktik-praktik

pendidikan tertentu, atau berupa produk dari suatu hasil olah pikir dan olah teknologi yang

diterapkan melalul tahapan tertentu yang diyakini dan dimaksudkan untuk memecahkan

persoalan pendidikan yang timbul dan memperbaiki suatu keadaan pendidikan, atau proses

pendidikan tertentu yang terjadi di masyarakat.

Mattew B. Miles (1973) dalam bukunya 'innovation in Education' menulis tentang

Inovasi sebagal spesies dart jenis perubahan. Menurut Miles, 'innovation is a species of the genus

change', yattu suatu perubahan yang s1fatnya khusus, memiliki nuansa kebaruan, dan disengaja

melalui suatu program yang jelas dan direncanakan terleblh dahulu, serta .dirancang urituk

mencapal tujuan yang diharapkan dart suatu sisters tertentu. Namun demikian, Miles

menyarankan agar inovasi bisa dilaksanakan dengan berhasil, diperlukan adanya strategi atau

alat yang jitu dengan tahapan dan mekanisme advokasi yang benar (a means usually involving

sequence of activities for causing and advocated innovation to become successful) (Miles, 1973:

18).

c. Difusi Inovasi Pendidikan

Secara umum, Difusi Inovasi dimaknakan sebagai penyebarluasan gagasan inovasi

tersebut melalui suatu proses komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan saluran tertentu

dalam suatu rentang waktu tertentu di antara anggota sistem sosial dalam masyarakat.

7

Page 6: Inovasi Kurikulum Full

Everett M. Rogers (1983), menyebut difusi sebagai proses untuk mengkomunikasikan

suatu inovasi kepada anggota suatu sistem sosiai melalui saluran komunikasi tertentu dan

berlangsung sepanjang waktu (diffusion is the process by which an inovadon is communicated

through certain cannels over time among the members of a social system). Sedangkan Difusi

Inovasi dimaknakan sebagai penyebarluasan gagasan inovasi tersebut melalui suatu proses

komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan saluran tertentu dalam suatu rentang waktu

tertentu di antara anggota sistem sosial masyarakat.

Ada keterkaitan erat antara difusi, inovasi, dan komunikasi. Oleh karena difusi adalah

proses komunikasi untuk menyebarluaskan gagasan, ide, karya dan sebagainya, sebagai suatu

produk Inovasi, maka aspek komunikasi menjadi sangat penting dalam menyebarluaskan

gagasan, ide, ataupun produk tersebut. Sebagai contoh, ide pembelajaran kelas rangkap (multi

grade instruction), dapat dipandang sebagal suatu ide atau gagasan dalam mengatasi keterbatasan

jumlah guru di sekolah. Untuk menyebarluaskan gagasan itu, diperlukan difusi inovasi tentang

pembelajaran kelas rangkap di sekolah. Biasanya ada pilot proyek yang dilakukan,

disosialisasikan, dibina, dan kemudian disebarluaskan kepada sekolah lain. Hal inilah yang

disebut difusi inovasi, yaitu penyebaraluasan suatu inovasi untuk kemudian diadopsi oleh

kelompok masyarakat tertentu.

Dalam telaah di atas, ada keterkaitan erat antara difusi, inovasi dan komunikasi, termasuk

difusi pendidikan. Oleh karena difusi pendidikan adalah proses komunikasi untuk

menyebarluaskan gagasan, Ide, karya, dan sebagainya, sebagai suatu produk Inovasi pendidikan,

maka aspek komunikasi menjadi sangat penting dalam menyebarluaskan gagasan, Ide, ataupun

produk di bidang pendidikan tersebut. Dalam konteks difusi inovasi pendidikan, saluran

komunikasi yang digunakan merupakan alur suatu proses penyebarluasan gagasan pendidikan

tersebut.

Komunikasi adalah suatu proses dimana partisipan melakukan tukar menukar informasi

satu sama lain, sehingga menghasilkan saling pengertian.

Dalam konteks ini, kata kunci proses komunikasi adalah diperolehnya saling pengenalann

antar-sesama anggota masyarakat. Komunikasi adalah siapa mengatakan apa, dengan saluran

8

Page 7: Inovasi Kurikulum Full

apa, kepada siapa, dan apa dampak yang diperoleh. Shannon dan Weaver menyebut komunikasi

sebagal: "All procedures by which one mind may affect another" (komunikasi adalah semua

prosedur di mana pemikiran seseorang bisa mempengaruhi yang lain).

Ragam komunikasi, baik komunikasi satu arah, komunikasi dua arah, ataupun

komunikasi multi arah, merupakan proses saling mempengaruhi dan menyampaikan informasi

sehingga pada akhirnya diperoleh saling pengertian. Salah satu ciri komunikasi-komunikasi

tinier atau sering juga disebut sebagai komunikasi satu arah atau "one way communication",

adalah adanya penyandian yang dilakukan pengirim pesan dan interpretasi oleh penerima, serta

antisipasi kemungkinan adanya gangguan (noises) dalam proses komunikasi yang berlangsung.

Melalui konsep ini, komunikasi dimaknai sebagai proses penyampaian pesan dari pengirim pesan

kepada penerima pesan melalui saluran tertentu untuk tujuan tertentu. Komunikasi tinier ini

sangat berpengaruh pada kegiatan sehari-hari, sehingga peristiwa komunikasi itu ditunjukkan

dengan proses penyampaian pesan (transmission of messages) yang berupa bahan oleh pengirim

kepada penerima melalui saluran yang digunakan. Deskripsi di atas, menghubungkan betapa erat

hubungan antara difusi inovasi sebagai proses penyebarluasan ide, dengan proses komunikasi

dimana suatu ide disampaikan kepada pihak lain. Suatu inovasi tak mungkin bisa disebarluaskan

manakala tidak ada saluran komunikasi yang tepat untuk disampaikan kepada masyarakat. Oleh

sebab itu, komponen saluran komunikasi merupakan medium untuk menyebarluaskan

gagasan/ide agar bisa diadopsi oleh masyarakat sebagai adopter.

Dalam kadar tertentu, ada kesan seolah ada persamaan antara pembaharuan dengan

perubahan. Namun tak semua perubahan bisa dikatakan pembaharuan atau Inovasi. Misalnya,

perubahan siang menjadi malam atau dari musim hujan berubah menjadi musim kemarau. Hal

tersebut lebih karena perubahan sebagai fenomena alam atau perubahan yang sifatnya alamiah.

Dengan demikian, suatu perubahan dapat dikatakan sebagai bentuk inovasi apablia perubahan

tersebut dilakukan dengan sengaja, untuk memperbaiki keadaan sebelumnya agar lebih

menguntungkan demi upaya untuk meningkatkan kehidupan yang lebih baik. Hal ini misalnya,

dapat diamati pada perubahan proses dan produk teknologi yang terjadi tak hanya begitu saja

tanpa ada upaya sistematis melalui berbagai kegiatan penelitian dan pengembangan.

9

Page 8: Inovasi Kurikulum Full

Perubahan itu diawali dengan adanya suatu ide, gagasan ataupun praktik untuk

memperbaiki suatu keadaan atau untuk memecahkan masalah yang ada, kemudian melalui

berbagai usaha dan penelitian, dihasilkan suatu produk atau hasil baru yang berbeda dengan

keadaan sebelumnya. Dalam ilmu sosial, juga dikemukakan bahwa terjadinya suatu perubahan

karena buah inovasi yang dilakukan. Misalnya dalam bidang pendidikan, bermula dari sejumlah

masalah yang timbul kemudian dilontarkan suatu ide baru, dikembangkan berbagai usaha

inovatif, dan melalui suatu proses penelitian yang Iebih lanjut hadirlah karya inovatif, baik

berupa gagasan baru, pemikiran, konsep, ide, praktik ataupun produk dalam bidang pendidikan

yang diharapkan bisa memecahkan persoalan yang ada sekaligus juga upaya ke arah perbalkan

dan kemajuan di bidang pendidikan itu sendiri.

Inovasi dalam bidang pendidikan dilakukan sebagai upaya sengaja untuk memperbaiki

suatu keadaan atau kondisi tertentu dalam bidang pendidikan, baik dalam bentuk ide, praktik,

ataupun produk baru untuk meningkatkan kemampuan guna mencapal tujuan pendidikan secara

efektif dan efisien.

d. Ciri Inovasi Pendidikan

Seperti telah dibahas sebelumnya, inovasi termasuk inovasi pendidikan merupakan

pemikiran cemerlang yang bercirikan hal baru, atau berupa praktik-praktik tertentu, atau berupa

produk dari suatu hasil olah-pikir dan olah teknologi yang diterapkan melalui tahapan tertentu,

yang diyakini dan dimaksudkan untuk memecahkan persoalan yang timbul dan memperbaiki

suatu keadaan tertentu, atau proses tertentu yang terjadi di masyarakat. Difusi inovasi pendidikan

sering diartikan sebagai penyebarluasan gagasan inovasi pendidikan tersebut melalui suatu

proses komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan saluran tertentu dalam suatu rentang

waktu tertentu di antara anggota sistem sosial masyarakat. Dengan demikian, difusi inovasi

pendidikan adalah suatu proses untuk mengkomunikasikan suatu inovasi dalam bidang

pendidikan kepada anggota suatu sistem sosial melalui saluran komunikasi tertentu dan

berlangsung sepanjang waktu.

Dalam prosesnya, difusi inovasi pendidikan tak serta merta gampang dilaksanakan.

Persoalannya, seolah ada pemisah antara hal-hal yang diketahui sebagai produk Inovasi, dengan

kemungkinan diadopsi atau tidaknya suatu inovasi di lapangan. Oleh sebab itu, dalam proses

10

Page 9: Inovasi Kurikulum Full

difusi inovasi, dibutuhkan waktu yang cukup lama, bulanan atau bahkan mungkin tahunan, untuk

menjadikan produk inovasi dapat diadopsi oleh seseorang atau kelompok masyarakat. Dalam

kaitannya dengan proses difusi inovasi itu, Rogers (1983) mengemukakan empat ciri penting

yang mempengaruhi difusi inovasi, termasuk inovasi pendidikan, yaitu: 1) esensi inovasi itu

sendiri, 2) saluran komunikasi, 3) waktu dan proses penerimaan, 4) sistem sosial.

1) Esensi Inovasi itu sendiri

Seperti telah dibahas sebelumnya, inovasi termasuk inovasi pendidikan adalah suatu ide,

gagasan, praktik atau obyek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh

seseorang atau kelompok untuk diadopsi. Namun demikian, proses adopsi inovasi ini tak datang

dengan serentak dan tiba-tiba. Dalam kaitannya dengan esensi inovasi, paling tidak ada tiga hal

yang berkaitan erat, yaltu: teknologi, informasi dan pertimbangan ketidakpastian, dan reinovasi.

Dalam kadar tertentu, makna inovasi sering identik dengan teknologi yang digunakan.

Kata "teknologi" diartikan sebagai "a design for Instrumental action that reduces the

uncertainty In the cause effect relationship Involved in achieving In desired outcomes"

(teknologi adalah suatu disain aksi kegiatan yang ditempuh guna mengurangi ketidakpastian

dalam hubungan sebab akibat dari hasil yang ingin dicapai). Sedangkan bentuk teknologi berupa

perangkat keras dan perangkat lunak. Dengan demikian, adanya teknologi, termasuk

pemanfaatan teknologi informasi dalam difusi inovasi antara lain untuk menjawab persoalan

dalam hal mengurangi ketidakpastian masa depan. Sebagal ilustrasi misalnya, ketika sekolah

menggulirkan program desentralisasi sekolah melalui program Manajemen Berbasis Sekolah

(MBS), di sana ada suatu desain instrumen melalui mekanisme Komite Sekolah dan peran

Kepala Sekolah dengan semangat manajemen yang bercirikan keterbukaan (transparancy) dan

pertanggungjawaban (accountability) dalam mengelola sekolah ke arah raihan mutu pendidikan

yang lebih balk.

2) Saluran komunikasi

Pada bagian sebelumnya dikemukakan bahwa komunikasi merupakan suatu proses

dimana partisipan berbagi informasi untuk mencapal pengertian satu sama lain ("Communication

Is a process In which participants create and share Information with one another In order to

11

Page 10: Inovasi Kurikulum Full

reach a mutual understanding...'). Lasswell (1948) menyebut komponen dasar komunikasi

adalah: "Who say what, In what channels, to whom and in with what effects". Komunikasi adalah

sesuatu yang berkaitan dengan "Siapa mengatakan atau mengemukakan apa, dengan saluran

komunikasi apa, kepada siapa, dan dengan dampak apa (hasil yang dicapai)". Sedangkan

Shannon dan Weaver menyebut komunikasi sebagal: "All procedures by which one mind may

affect another". (Komunikasi adalah semua prosedur tentang pikiran seseorang yang dapat

mempengaruhi pihak lain).

Komunikasi tinier sering juga disebut sebagai komunikasi satu arah atau "one way

communication". Salah satu ciri komunikasi ini adalah adanya penyandian yang dilakukan

pengirim pesan dan interpretasi oleh penerima, serta antisipasi kemungkinan adanya gangguan

(noises) dalam proses komunikasi yang berlangsung. Oleh karena difusi adalah proses

komunikasi untuk menyebarluaskan gagasan, ide, karya, dan sebagainya sebagai suatu produk

Inovasi, maka aspek komunikasi menjadi sangat penting dalam menyebarluaskan gagasan, ide,

ataupun produk tersebut. Persoalannya adalah saluran apa yang paling lazim digunakan dalam

difusi inovasi yuang dilakukan.

Pada tahun 1979, Lawrence Kincaid mengembangkan model komunikasi konvergen

(convergence communication models), yang bercirikan adanya beberapa komponen utama, yaitu:

informasi (information), ketidakmenentuan (uncertainty), konvergen (convergence), saling

pengertian (mutual understanding), saling menyetujui (mutual agreement), kegiatan bersama

(collective action), dan hubungan jalinan (network relationship). Ciri utama dari komunikasi

konvergen adalah adanya Informasi, ketidakmenentuan, konvergen, adanya saling pemahaman,

adanya saling persetujuan, kegiatan bersama, dan hubungan jaringan. Menurutnya, komunikasi

dimaknakan sebagai: “A process of convergence in which Information is shared by participants

In order to reach mutual understanding”. (Komunikasi adalah suatu proses konvergen dimana

terjadi pembagian informasi bersama unuk mencapai suatu kesepakatan bersama). Melalui

proses komunikasi tersebut, akan sangat mempengaruhi proses difusi inovasi yang dilakukan.

Dalam telaah lain, saluran komunikasi dapat diklasifikasikan pada dua hal, yaitu: a) komunikasi

homofil, dan b) komunikasi heterofil.

12

Page 11: Inovasi Kurikulum Full

a) Komunikasi Homofil

Komunikasi homofil adalah proses komunikasi yang dilakukan oleh dua Individu atau

kelompok yang dikategorikan memiliki kesamaan satu sama lain. Lazarsfeld dalam Rogers

(1983) menyebut komunikasi homofil sebagai “human communication In which pairs of

Individuals who Interacts are similar 1n certain attributes, sucks as beliefs, education, social

status, and the like”. Suatu proses komunikasi yang berlangsung antara dua pasangan atau

kelompok individu, dimana keduanya memiliki ciri (atribute) yang sama satu sama lain. Ciri itu

antara lain: kepercayaan, pendidikan, status sosial, dan sejenisnya. Secara umum, komunikasi

homofil ini akan efektif karena kedua individu atau kelompok memiliki kesamaan karakteristik

ataupun latar belakang sosial budaya, yang memudahkan komunikasi bisa dilaksanakan secara

akrab, dari hati ke hati.

Hasil komunikasi ini dapat diperoleh saling pengertian yang mendalam antara keduanya.

Dengan kata lain, suatu komunikasi akan efektif manakala terjadi antara dua kelompok atau

individu yang dikategorikan memiliki kesamaan satu sama lain, atau lazim disebut sebagai

komunikasi homofil. Dalam kaitannya dengan difusi inovasi yang dimaknakan sebagai

penyebarluasan gagasan inovasi tersebut melalui suatu proses komunikasi yang dilakukan

dengan mengunakan saluran tertentu dalam suatu rentang waktu tertentu di antara anggota sistem

sosial masyarakat, maka difusi Inovasi yang dilakukan pada, masyarakat yang homogen atau

bersifat homofil, akan menghasilkan hasil komunikasi yang positif. Artinya, difusi inovasi

melalui komunikasi homofil jauh lebih efektif ketimbang dilakukan dengan komunikasi yang

lain pada masyarakat yang heterogen atau beragam latar belakang budaya ataupun ciri lainnya.

b) Komunikasi Heterofil

Jenis komunikasi lainnya, disebut komunikasi heterofil, yaitu proses komunikasi yang

dilakukan oleh dua orang atau lebih, dimana pengirim pesan dan penerima pesan, memiliki latar

belakang yang berbeda, baik dilihat dari sosial budaya, pendidikan, agama, atau karakteristik

sosial lainnya. Oleh karena proses komunikasi yang dilakukan bersifat heterofil, maka proses

difusi inovasi tak senantiasa berjalan mulus, karena perbedaan latar belakang di atas. Dengan

demikian, difusi sebagai suatu proses untuk mengkomunikasikan suatu inovasi kepada anggota

13

Page 12: Inovasi Kurikulum Full

suatu sistem sosiai melalul saluran komunikasi tertentu, tidak senantiasa berjalan sesuai dengan

harapan.

Banyak gangguan atau distorsi dalam komunikasi, sebagai akibat ditemukan berbagai

kendala sebagai akibat dari adanya keragaman atau perbedaan (heterofil) antara pengirim pesan

dan penerima pesan dalam proses difusi yang berlangsung. Disini tampak bahwa dalam

prosesnya, . difusi Inovasi tidak serta merta gampang dilaksanakan. Persoalannya, seolah ada

pemisah antara dua pihak yang berkomunikasi termasuk hal-hal yang diketahui sebagai produk

inovasi, dengan kemungkinan implementasinya di masyarakat. Oleh sebab itu, dibutuhkan waktu

yang cukup lama, bulanan atau bahkan tahunan, untuk menjadikan difusi inovasi dapat diadopsi

oleh seseorang atau kelompok masyarakat.

2.3 Faktor waktu dan proses pengambilan keputusan

Waktu merupakan hal yang penting dalam proses difusi inovasi. Proses keputusan

Inovasi pada hakekatnya adalah suatu proses yang dilalui individu atau kelompok, mulai dari

pertama kali adanya inovasi, dilanjutkan dengan keputusan sikap terhadap inovasi, penetapan

keputusan untuk menerima atau menolak, Implementasi inovasi, dan konfirmasi atas keputusan

inovasi yang dipilihnya. Berikut adalah tahapan dari model proses keputusan inovasi, yang dapat

dilakukan oleh praktisi pendidikan hingga peserta didik, yaitu

a) Tahap pengetahuan (knowledge)

Tahap ini berlangsung apabila individu/kelompok, membuka diri terhadap adanya suatu

inovasi serta ingin mengetahui bagaimana fungsi dan peran Inovasi tersebut memberi konstribusi

perbaikan di masa mendatang.

b) Tahap bujukan (persuation)

Tahap ini berlangsung manakala individu atau kelompok, mulai membentuk sikap

menyenangi atau bahkan tidak menyenangi terhadap inovasi.

14

Page 13: Inovasi Kurikulum Full

c) Tahap pengambilan keputusan (decision making)

Tahap dimana seseorang atau kelompok melakukan aktifitas yang mengarah kepada

keputusan untuk menerima atau menolak inovasi tersebut.

d) Tahap implementasi (implementation)

Tahap ini berlangsung ketika seseorang atau kelompok menerapkan atau menggunakan

inovasi itu dalam kegiatan organisasinya.

e) Tahap konfirmasi (confirmation)

Tahap dimana seseorang atau kelompok mencari penguatan terhadap keputusan inovasi

yang dilakukannya.

2.4 Sistem Sosial

Sistem sosial merupakan berbagai unit yang saling berhubungan satu sama lain dalam

tatanan masyarakat, dalam mencapai tujuan yang diharapkan (A social system is defined as a set

of interrelated units that are engaged In joint problem solving to accomplish a common goal).

Beberapa hal yang dikelompokkan sebagal bagian atau unit dalam sistem sosial kemasyarakatan,

Antara lain : individu anggota masyarakat, tokoh masyarakat, pemimpin formal, tokoh agama,

kelompok tertentu dalam masyarakat. Kesemuanya secara nyata, baik langsung atau tidak

langsung mempengaruhi dalam proses difusi inovasi yang dilakukan.

a) Struktur Nasional

Seperti telah dijelaskan, sistem sosial yang berupa berbagai komponen

yang saling berhubungan satu sama lain, sangat mempengaruhi proses srtukutur

sosial. Struktur sosial pada dasarnya merupakan penyusunan yang terpola dari

berbagai unit dalam suatu sistem.Adanya struktur sosial, menghasilkan beberapa

keuntungan dalam perkembangan menghadapi dinamika sosial kemasyarakatan.

Pertama, adanya struktur sosial, baik formal ataupun informal, akan memberikan

dorongan stabilitas dan ketaatan akan hukum khususnya dalam konteks sistem

sosial yang ada. Kedua, adanya struktur sosial akan mampu memprediksi

15

Page 14: Inovasi Kurikulum Full

kecenderungan perilaku masyarakat, termasuk dalam kaitannya dengan proses

difusi inovasi yang tengah berlangsung dalam tatanan masyarakat teretentu.

b) Norma Sosial dan Difusi

Norma merupakan hal yang penting dalam proses difusi inovasi. Lebih

jauh dalam kaitannya dengan sistem sosial, norma yang dianut oleh masyarakat

dapat dipandang sebagai pengikat dan pengukuh pola perilaku masyarakat yang

bersangkutan sesuai dengan kaidah sistem sosial yang berlaku.Norm are the

established patterns for the members of a social system.Dalam kadar

tertentu,norma yang dianut juga dapat dipandang sebagai standar dari suatu

tatanan perilaku masyarakat yang dianut. Norma itu sendiri bisa bercirikan

budaya lokal, bernafas keagamaan, ataupun ciri khusus suatu masyarakat tertentu,

yang memberi warna tersendiri terhadap sosial budaya masyarakat yang

bersangkutan.

Namun demikian, di sisi lain norma suatu sistem juga bisa berperan

sebagai penghalang atau barriers suatu perubahan. Banyak contoh kasus inovasi

yang terganggu atau mengalami daya tolak masyarakat. Misalnya di beberapa

provinsi di India, banyak sapi peliharaan yang dianggap suci sehingga tabu bagi

masyarakat untuk menyebelihnya, padahal masyarakat yang bersangkutan

umumnya rawan gizi dan rawan protein hewani. Inovasi yang dilakukan termasuk

perubahan di bidang pendidikan, direncanakan, dan diorganisasikan sedemikian

rupa sesuai dengan social system yang dianut. Yang dimaksud dengan sistem

sosial dalam pendididkan misalnya lembaga sekolah(dasar,menengah,dan

pendidikan tinggi), masyarakat pendidikan, malahan mungkin menjamah sistem

organisasi yang lebih luas, yang berkaitan langsung dengan layanan pendidikan,

seperti :Dewan Pendidikan di tingkat kabupaten/kota,dewan sekolah,organisasi

profesi guru (PGRI), dan sebagainya. Berikut ini antara lain kegiatan inovasi

pendidikan yang melibatkan sistem sosial tertentu :

16

Page 15: Inovasi Kurikulum Full

a) Batasan pelaksanaan inovasi (boundary maintenance operation), yaitu

suatu sistem soisial dalam garapan pendidikan yang secara nyata membatasi

(melalui in dan out) pelaksanaan suatu perubahan pendidikan yang dilakukan.

Contohnya, pelaksanaan sertifikasi guru yang mempersyartakan batasan

tertentu, program sistem merit bagi guru, pemberian penghargaan bagi guru di

darahj terpencil (gudacil) , dan sebagainya.

b) Ukuran dan kewilayahan (size and territorality), yaitu suatu sistem sosial

yang secara jelas mempersyaratkan kelompok orang ataupun geografis untuk

melaksanakan suatu inovasi yang akan dilakukan. Misalnya, konsolidasi

ataupun pelaksanaan penggabungan sekolah(school merger) di tingkat

kecamatan, dan sebagainya.

c) Kelengkapan fasilitas (physical facilities), yaitu sistem sosial yang

mengaitkan berbagai fasilitas dan teknologi termasuk sumber daya manusia

yang akan terlibat untuk melaksanakn suatu proyek inovasi pendidikan yang

dilakukan. Misalnya, laboratorium bahasa, program circuit close television

(CCTV) yang secara nyata menuntut adanya kelengkapan fasilitas tertentu

dengan segala kualifikasi sumber daya penopangnya.

d) Penggunaan durasi waktu (time use), yaitu sistem sosial yang

mempersyaratkan faktor waktu sebagai ciri dominan suatu inovasi pendidikan.

Misalnya, program kuliah tri smester pertahun,sistem kelas dengan dua

kelompok (double shift program).

e) Tujuan yang ingin dicapai (goals), yaitu suatu sistem sosial yang

mempersyaratkan faktor tujuan sebagai ciri dominan. Sepatutnya, semua

inovasi pendidikan yang dilakukan harus memiliki tujuan yang jelas.

Misalnya, reformasi kurikulum melalui metide pemebelajaran tertentu, seperti

inkuiri, belajar aktif, ataupun pembelajaran kontekstual.

f) Prosedur yang digunakan (procedure), yaitu suatu sistem sosial yang

mengaitkan berbagai prosedur dan teknologi untuk melaksanakan suatu

proyek inovasi pendidikan yang dilakukan. Misalnya, PBM dengan

menggunakan multi media, atau pekerjaan laboratorium dengan sistem atau

prosedur tertentu,pelaksanaan dual progress, dan sebagainya.

17

Page 16: Inovasi Kurikulum Full

g) Definisi peran (role definition) , yaitu suatu sistem sosial yang mengaitkan

berbagai peran sosial, seperti peran guru, peran kepala sekolah sesuai dengan

tugas dan kewenangannya untuk melaksanakan sesuai proyek inovasi.

Misalnya, pelaksanaan team teaching, penggunaan alat bantu mengajar,

pelaksanaan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang

melibatkan guru lain sebagai mitra ataupun pengamat (collaborator).

h) Kondisi normatif (normative beliefs), yaitu sistem sosial yang mengaitkan /

mempersyaratkan perlunya norma dan ciri normatif lainnya untuk

melaksanakan suatu proyek inovasi. Misalnya , kegiatan yang berkaitan

dengan disiplin di sekolah / kelas.

i) Sistem struktur sosial (structure), yaitu sistem sosial yang mengaitkan

berbagai struktur dan hubungan antar manusia dalam organisasi atau sistem

sosial lainnya untuk melaksanakan suatu proyek inovasi. Misalnya,

dibentunya curriculum council, atau struktur organisasi inovasi lainnya seperti

MBS dan Komite Sekolah ataupun peran Dewan Pendidikan di tingkat

kabupaten / kota.

j) Metode sosialisasi (socialization method),yaitu suatu sistem sosial yang

menghubungkan berbagai metode sosialisasi atau prosedur tertentu untuk

melaksanakan suatu proyek inovasi. Misalnya, program Diploma II PGSD

untuk para guru SD yang lulusan SPG, atau program penyetaraan guru MI dan

MTs sesuai dengan tugasnya sebagai guru kelas atau guru mata pelajaran

tertentu.

k) Keterkaitan dengan sistem /instansi lain (linkage with other system), yaitu

suatu kondisi sistem sosial dalam inovasi yang mengaitkan berbagai sistem

lain atau instansi lain dalam implementasi inovasi yang akan dilakukan.

Misalnya, proyek community colleges yang melibatkan berbagai pihak

termasuk LSM dan masyarakat, atau pada program pembangunan rehabilitasi

gedung sekolah dasar dengan melibatkan komite sekolah (school block grant),

dan tidak dilakukan dengan cara tender melalui pihak ketiga.

18

Page 17: Inovasi Kurikulum Full

2.5 Adopsi dan Pelaksanaan Inovasi Pendidikan

Mattew B.Milles menulis bahwa inovasi sebgai spesies dari jenis perubahan yaitu suatu

perubahan yang sifatnya khusus,memiliki nuansa kebaruan, dan disengaja melalui suatu program

yang jelas dan direncanakan terlebih dahulu, serta dirancang untuk mencapai tujuan yang

diharapkan dari suatu sistem tertentu. Menurutnya, ciri-ciri inovasi, termasuk inovasi pendidikan

dalam pendidikan terdiri dari empat hal utama, yaitu :

a. Memiliki kekhasan/khusus, artinya suatu inovasi akan memiliki ciri yang khas dalm arti

ide, program, tatanan, sistem, termasuk kemungkinan hasil yang diharapkan.

b. Memiliki ciri atau unsur kebaruan. Dalam arti, suatu inovasi harus memiliki

karakteristik sebagai buah karya dan buah pokir yang memiliki kadar orisinalitas dan

kebaruan.

c. Program inovasi dilaksanakan melalui program yang terencana. Dalam arti bahwa

suatu inovasi akan dilakukan melalui suatu proses yang tidak tergesa-gesa, namun

kegiatan dipersiapkan secara matang dengan program yang jelas dan direncanakan

terlebih dahulu.

d. Inovasi yang digulirkan memliki tujuan, yaitu bahwa program inovasi yang dilakukan

harus memiliki apa yang ingi n dicapai, termasuk arah dan strategi yang bagaimana untuk

mencapai tujuan tersebut dicapai dari sistem inovasi yang dilakukan.

A.Tahapan Pelaksanaan Inovasi

Ada beberapa tahapan proses keputusan inovasi, yaitu :

1. Tahap Pengetahuan (knowledge), yaitu apabila individu/kelompok,membuka diri

Terhadap adanya suatu inovasi.

2. Tahap bujukan (persuation), yaitu manakala individu atau kelompok, mulai

Membentuk sikap menyenangi atau bahkan tidak menyenangi inovasi.

3. Tahap pengambilan keputusan (dicesion making), yaitu tahap dimana seseorang

Atau kelompok melakukan aktifitas yang mengarah kepada keputusan untuk menolak

atau menerima inovasi.

19

Page 18: Inovasi Kurikulum Full

4. Tahap implementasi (implementation), yaitu ketika seseorang atau kelompok

Menerapkan atau menggunakan inovasi itu

5. Tahap konfirmasi (confirmation), yaitu tahap dimana seseorang atau

kelompokmencari penguatan terhadap inovasi yang dilakukannya.

Organisasi atau tatanan kemasyarakatan yang baik dan stabil akan mengadopsi suatu inovasi

dengan mempertimbangkan syarat-syarat sebagai berikut :

1) Memliki tujuan yang jelas.

2) Memiliki pembagian tugas yang dideskripsikan secara jelas.

3) Memiliki kejelasan struktur otoritas atau kewenangan.

4) Memiliki peraturan dasar dan pengaturan umum.

5) Memiliki pola hubungan informasi yang teruji.

B.Peran Agen Perubahan

Dalam sistem sosial,salah satu komponen penting adalah pemimpin pendapat dan agen

perubahan. Sering peran pemimpin pendapat sangat berpengaruh pada perilaku individu.

Pemimpim pendapat adalah suatu tingkat diamna seorang individu dapat mempengaruhi individu

yang lainnya atau mengatur perilaku individu lainnya secara tidak formal ke arah kondisi yang

diharapkan, sesuai dengan norma yang berlaku. Sedangkan agen perubahan merupakan individu

yang bisa mempengaruhi pengambilan inovasi klien ke arah yang diharapkan para agent

perubahan.

C.Percepatan Adopsi Inovasi

Tingkata percepatan adopsi suatu hasil Inovasi akan sangat bergantung pada beberapa

faktor . Derajat Adopsi tersebut sangat bergantung pada karakteristik atau ciri dari inovasi itu

sendiri. Karakteristik inovasi, yang sangat mempengaruhi derajat adopsi tersebut akan sangat

bergantung pada :

20

Page 19: Inovasi Kurikulum Full

1) Adanya keuntungan relatif, artinya sampai sejauh mana suatu inovasi yang

diperkenalkan memberi manfaat dan keuntungan bagi perorangan atau masyarakat yang

mengadopsinya.

2) Memiliki kekompakan dan kesapahaman, artinya sampau sejauhmana suatu inovasi

bisa se3jalan dan kompak sengan sistem nilai yang ada, ataupun sejalan dengan

pengalaman masa lalu masyarakat yang akan mengadopsinya.

3) Memiliki derajat kompleksitas, artinya sampai sejauhmana derajat kompleksitas,

kesukaran, dan kerumitan suatu produk inovasi dieasakan oleh masyrakat.

4) Dapat dicobakan, artinya sampai sejauhmana suatu inovasi dapat diujicobakan

keandalan dan manfaatnya.

5) Dapat diamati, yaitu sampai sejauhmana suatu hasil inovasi dapat diamati.

D.Penemuan Kembali

Secara sederhana, re-invetion adalah penemuan kembali, setelah melalui proses

modofokasi.Dalam bidang pendidikan, prose penemuan kembali ini lazim dilakukan karena

dalam inovasi pendididkan yang dilaksanakan. Misalnya, pada tahun 1980-an dalam upaya

penigkatan mutu pendidikan dasar di Indonesia diujicobakan pendekatan pembelajaran melelui

Sistem Pembinaan Cara Belajar Siswa Aktif. Pada tahun 2000, melalui program peningkatan

mutu pendidikamn dasar digulirkan Pembelajarn Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan

sebgaai bentuk perubahan, penyesuain, dan modifikasi yang menghasilkan re-invention dari

CBSA.

Dalam perjalanan dan proses difusi inovasi ini, tak sedikitpun memunculkan

penyimpangan, dalam arti proses inovasi tersebut ditolak ataupun tak dilanjutkan. Dengan

adanya kajian komparatif ini, yaitu kajian inovasi yang berhasil dan tidak berhasil dengan

sejumlah alasan yang melatarbelakangi, secara nyata hal tersebut akan mengurangi bias pro-

inovasi. Persepsi masyarakat terhadap inovasi juga beragam, termasuk juga karena latar belakang

situasi, maslaah yang dihadapi, ataupun kebutuhsn individu dan kelompok.

Suatu ilustrasi misalnya, salah satu alasan mengapa terjadi penemuan kembali, karena

adanya motivasi yang kuat dari adopter yang berkeinginan menjadi pelaku dan bukan sekedar

pelaksan dari suatu ide baru. Para adopter itu berkeyakinan, bahwa mereka lebih memahami dan

21

Page 20: Inovasi Kurikulum Full

mengetahui kondisi lokal ketimbang para agen pembaharu yang datang. Dalam konteks inilah,

penemuan kembali merupakan hal yang penting, diamna inovasi dirubah dasn disesuaikan

dengan situasi setemapat.

Miller (1973) menyebutkan bahwa inovasi, khususnya inovasi pendidikan di AS, kendati

mengundikasikan perkembangan yang relatif lamban, namun semua pihak sudah menyadari

betapa pentingnya inovasi, termasuk inovasi di bidang pendidikan dalam memberikan kontribusi

kepada kemajuan bangsa. Ragam inovasi dan perubahan pendidikan telah dilakukan pada kurun

waktu tersebut. Berbagai strategi dan implementasi perubahan pendidikan telah dilakukan.

Malah dalam kadar tertentu menjadi isu polemik, manipulasi, dan teknologi, serta menjadi isu

prestige based di balik kesuksesan dari perubahan pendidikan tersebut.

2.6 Kontribusi Dalam Pendidikan

Organisasi atau tatanan kemasyarakatan yang baik dan stabil akan mengadopsi suatu

inovasi dengan mempertimbangkan syarat-syarat sebagai berikut :

I. Memiliki tujuan yang jelas

II. Memiliki kejelasan struktur otoritas atau kewenangan

III. Memiliki peraturan dasar dan peraturan umum

IV. Memiliki pola hubungan yang baik

V. Memiliki pembagian tugas yang jelas

Dalam kaitan inovasi pendidikan di Indonesia, telah banyak dilakukan berbagai inovasi

pendidikan dalam skala luas dengan biaya yang cukup besa, atau pun skala kecil dengan biaya

yang sederhana dan dilakukan pada kelompok yang terbatas. Namun demikian, dalam adopsi

inovasi, paling tidak ada lima perbedaan individu atau kelompok yang harus di perhatikan.

Lima perbedaan individu atau kelompok dalam inovasi :

a) Para pembaharu atau pioner /perintis (Inovator).

Kelompok yang paling cepat mengadopsi inovasi, tergolong proaktif dalam ide-ide baru

yang relvan, serta aktif dalam menerapkan metode baru terhadap lingkungan sosialnya.

22

Page 21: Inovasi Kurikulum Full

b) Para Adopter awal (early adopter).

Kelompok yang cepat mengikuti innovator, kelompok yang rasional dalm melihat

perubahan yang lebih baik.

c) Kelompok mayoritas awal (early majority).

Kelompok yang mau meniru apabila hal tersebut telah benar-benar berhasil. Kelompok

yang tidak mau mengambil resiko dan cenderung mengadopsinya secara masal.

d) Kelompok mayoritas akhir (late majority).

Kelompok yang ragu-ragu dalam perubahan baru. Kelompok yang cenderung skeptic,

walau akhirnya mereka mau menerima inovasi baru pada akhir periode.

e) Kelompok adopter akhir (late adopters).

Kelompok yang sangat skeptic dan senantiasa resisten terhadap perubahan. Kelompok

yang sangat tradisional dalam berpikir dan cenderung menolak dan melawan dalam

perubahan.

Pembaharuan pendidikan mempunyai kecenderungan mengemban misi untuk

memecahkan permasalahan yang dihadapi, khususnya da;a, bidang pendidikan. Permasalahan

tersebut anatara lain :

i. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan,

ii. Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan

iii. Efektifitas dan efesiensi pendidikan

Menurut Sanotoso S. Hamidjojo, 1974 mengungkapkan tentang tiga kencenderunagn

kontribusi dan misi difusi inovasi, khususnya dalam bidang pendidikan, yaitu

1) Difusi inovasi pendidikan cenderung mengembangkan dimensi demokratis.

2) Inovasi pendidikan mengemban misi yang condong bergerak dari konsepsi

pendidikan yang berat sebelah dalam peningkatan kemampuan pribadi di antara

pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Menuju pada pengembangan pola dan isi,

dalam rangka pengembangan seluruh potensi manusia secara menyeluruh dan

utuh.

23

Page 22: Inovasi Kurikulum Full

3) Pendidikan mengemban misi yang cenderung bergerak dari konsepsi pendidikan

yang bersifat individual perorangan, menuju kea rah konsepsi pendidikan yang

lebih kooperatif. Dari konsepsi penddidikan yang boros menuju konsepsi

pendidikan yang efektif, efisien, dan relevan dengan kebutuhan pembangunan.

Pada dasarnya pembaharuan pendidikan tertuju pada upaya mengadakan perubahan kea

rah yang lebih baik dalam arti meningkatkan pemerataan kesempatan pendidikan, meningkatkan

pemerataan pelayanan pendidikaa, meningkatkan mutu, proses dan hasil pendidikan,

meningkatkan efesensi dan efektifitas penyelenggaraan pendidikan, peningkatan kesesuaian

proses dan hasil pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan kebutuhan pembangunan serta

meningkatkan kesadaran dan kegemaran masyarakat untuk senantiasa belajar sepanjang hayat.

Tahapan dalam mengadopsi inovasi, termasuk dalam inovasi pendidikan, yaitu

I. Design, tahap perencanaan dan perancangan.

II. Awareness-interest, tahap komunikasi untuk penyadaran terhadap masyarakat untuk

dapat mengadopsi inovasi yang ditawarkan.

III. Evaluation, tahap melakukan kajian atau evaluasi terhadap kemungkinan pro kontra.

IV. Trial, tahap ujicoba atas produk inovasi tersebut, untuk melihat sejauhmana kemungkina

di tolak atau diterima inovasi tersebut.

Diamati dari sifatnya, kategori inovasi bias diamati dari karakteristik perubahan yang

sedikit-sedikit atau sebagian komponen, sampai kepada perubahan atau inovasi yang drastic dan

perubahan yang menyeluruh atau total terhadap semua komponen yang ada dalam system yang

ada. Dalam kaitanya dengan kontribusi inovasi pendidikan, Huberman seperti dikutip Ishak

Abdulhak (2000) membagi sifat perubahan inovasi ke dalam enam kelompok, yaitu :

a) Penggantian (substitution), inovasi dalam penggantian jenis sekolahm penggantian

bentuk perabot, alat-alat atau system ujian yang lama diganti dengan yang baru.

b) Perubahan (alternation), merubah tugas guru yang tadinya hanya bertugas mengajar,

juga harus bertugas menjadi guru pembimbing. Perubahan yang bersifat sebagian

komponen dari sekian banyak komponen yang masih dapat dipertahankan dalam system

lama.

24

Page 23: Inovasi Kurikulum Full

c) Penambahan (addition), inovasi yang besifat penambahan tidak ada penggantian atau

perubahan. Kalaupun ada yang berubah, maka perubahan tersebut hanya dalam lingkup

komponen dalam system yang masih dipertahankan.

d) Penyusunan kembali (restructuring). Upaya penyusunan kembali bebagai kmponen

yang telah ada dalam system dengan maksud agar mampu menyesuaikan diri dengan

tuntutan dan kebutuhan.

e) Penghapusan (elimination). Upaya perubahan dengan cara menghilangkan aspek-aspek

tertentu dalam pendidikan atau pengurangan komponen-komponen tertentu dalam

pendidikan atau penghapusan pola atau cara-cara lama.

f) Penguatan (reinforcement). Upaya peningkatan untuk memperkokoh atau memantapkan

kemampuan atau pola dan cara-cara yang sebelumnya terasa lemah.

Proses adopsi inovasi bias juga tehambat oleh berbagai factor. Ada tiga hambatan utama,

yang berpotensi timbul dalam setiap adopsi inovasi :

1) Mental block barriers, hambatan yang lebih disebabkan oleh sikap mental, seperti :

o Salah persepsi atau asumsi

o Cenderung berfikir negative

o Dihantui oleh kecemasan dan kegagalan

o Tidak mau mengambil resiko terlalu dalam

o Malas

o Saat ini berada pada daerah “nyaman dan aman”

o Cenderung resisten/menolak terhdap perubahan

2) Hambatan yang sifatnya culture block (hambatan budaya). Hal ini dilatarbelakangi

oleh:

o Adat yang sudah mengakar dan mentradisi

o Taat terhadap tradisi setempat

o Ada perasaan berdosa bila berubah

3) Hambatan social block (hambatan sosial)

o Perbedaan suku dan agama atau ras

o Perbedaan sosial dan ekonomi

25

Page 24: Inovasi Kurikulum Full

o Nasionalisme sempit

o Arogansi primodial

o Fanatisme daerah yang kurang terkontrol

2.7. Berbagai Hasil Inovasi Kurikulum

Perubahan-perubahan dan pergantian-pergantian kurikulum sejak tahun 60-an hingga

tahun 2007 yang lalu telah banyak dirasakan, perubahan ini merupakan hasil berpikir dan

merupakan produktivitas bagaimana inovasi dalam penyesuaina dalam kurikulum yang selalu

dituntut oleh masyarakat dapat dilakukan. Alasan kenapa perubahan itu terjadi, salah satunya

adalah hasil evaluasi kurikulum.

Inovasi kurikulum sebetulnya terjadi dan dilakukan pada setiap jenjang dan satuan

pendidikan bahkan untuk tingkat inovasi satuan pembelajaran sangat banyak inovasi yang

dilakukan. Berikut adalah hasil inovasi berikut ini:

a. KTSP

b. KBK

c. Kurikulum 2007

d. Broad Based Curruculum

e. Kurikulum Sistem Ganda (PSG)

f. Kurikulum Muatan Lokal

Selain nama-nama kurikulum hasil inovasi di atas sebetulnya masih banyak produk-produk

dari inovasi kurikulum ini yang secara internal dalam institusi akademik, maupun praktis dapat

kita temui dilapangan.

2.8 Beberapa Hasil Inovasi Pembelajaran

Sampai saat ini beberapa temuan baru yang merupakan hasil dari inovasi pembelajaran

sudah sangat banyak, diantaranya adalah yang disebut dengan Brain Based Learning, LCBT,

ICARE dan pembelajaran berbasi komputer dengan bentuk-bentuk model tutorialm simulasi,

games, dan Biological Communication Based Learning.

26

Page 25: Inovasi Kurikulum Full

1) Model Pembelajaran Brain Based Learning.

Model Pembelajaran ini merupakan model supplement terhadap model pembelajaran

yang menggunakan landasan Psikologi perkembangan, psikologi pembelajaran, dan teori-

teori belajar.

2) Model Pembelajaran LCBT

Model Pembelajaran Lateral Computer Base Tutorial, pada dasarnya menerapkan prinsip

model latihan dan tutorial dengan melalui penerapan berpikir lateral atau loncatan

berpikir yang mendukung kemampuan visual dalam memahami pembelajaran dari layar

computer.

3) Model Pembelajaran ICARE

Sesuai dengan namanya, “ICARE” pembelajaran ini merupakan singkatan dari l5 kata

yaitu: (1) introduction (pengenalan), (2) connect (menghubungkan), (3) Apply (menerapkan), (4)

Reflect (merefleksikan), dan (5) Extend (memperluas dan evaluasi).

Tahapan Sistem Model Pembelajaran ICARE

1.Tahapan pertama: introduction (pengenalan)

Pada tahap ini ada dua hal penting. Yaitu pertama menginformasikan rumusan

tujuan (Objective) yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan pembelajaran. Kedua,

menginformasikan bagaimana bahan yang akan disajikan sesuai dengan bahan secara

keseluruhan (context). Oada tahap pengenalan ini sangat penting sebagai langkah awal

keberhasilan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

2.Tahap Kedua: Connect (menghubungkan)

Pada tahap ini menghubungkan inforn\masi dan pengetahuan yang telah dimiliki

siswa dengan informasi yang akan disajikan atau informasi baru.

27

Page 26: Inovasi Kurikulum Full

Siswa dapat memahami informasi baru yang diberikan secara lebih bermakna dan

dapat di cerna secara lebih mudah

3.Tahap Ketiga: (3) Apply (menerapkan)

Pada tahap ini pembelajaran dilakukan secara interaktif dan mengaplikasikan

bahan yang diajarkan dengan persoalan nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Biasanya kegiatan ini dilakukan melalui proses belajar aktif dan melaluii serangkaian

praktik.

4.Tahap Keempat: Reflect (merefleksikan)

Yaitu bagaimana membantu siswa mengorganisasikan pikiran dan pemahaman

bahan yang telah dicapainya dengan memberi kesempatan untuk memperluas informasi

yang telah diperoleh.

5.Tahap Kelima: Extend (memperluas dan evaluasi).

Ada dua kegiatan utama dalam tahap akhir ini. Pertama guru melakukan

serangkaian pengalaman belajar tamnahan yang bisa memperkaya pengetahuan yang telah

dicapai siswa. Kedua, sebagai bentuk kegiatan evaluasi, yaitu sampai sejauhmana para

siswa dapat menguasai bahan yang telah diajarkan oleh guru.

4) Model Pembelajara “ICARE” dalam mata pelajaran TIK

Dalam dokumen KTSP (Depdiknas 2006), mata pelajaran Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK) perli dikenalkan, dipraktikan dan dikuasai peserta didik sedini mungkin agar

mereka memiliki bekal untuk menyesuaikan diri dalam kehidupan global yang ditandai dengan

perubahan yang sangat cepat.

28

Page 27: Inovasi Kurikulum Full

Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ini diajarkan sebagai salah satu

mata pelajaran Keterampilan yang pelaksanaannya dapat dilakukan secara terpisah atau bersama-

sama dengan mata pelajaran keterampilan lainnya. Alokasi waktu pembelajarannya secara

keseluruhan untuk jenjang SMP/MTs adalah 72 jam pelajaran untuk elama 3 tahun, atau ekivalen

dengan 2 jam pelajaran per minggu untuk waktu ! tahun jika mata pelajaran ini dibelajarkan

secara terpisah dan mandiri.

1. Model untuk jenjang Sekolah Dasar

Model pembelajaran jenjang pendidikan dasar yang menonjolkan aspek

kreativitas melalui model simulasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi ini

sangat penting terutama untuk melatih kemampuan menyeimbangkan proses kerja otak

kiri dan kanan secara seimbang.

Menurut Nurhalim Shahib bahwa kecerdasan otak kiri yang mengandalkan logika

memang sangat penting dalam kehidupan manusia,tetapin tanpa disertai dengan

kecerdasan otak kanan,orang tidak akan inovatif dan kreatif karena kreativitas dan daya

cipta merupakan fungsi otak kanan.

Jadi kedua proses kerja belahan otak yang walaupun bagian spesifik hanya

occipital yang bekerja akan tetapi hal itu harus tetap dilakukan mengingat kreativitas

cukup kompleks dan membutuhkan upaya-upaya kerjasama dari seluruh proses kerja otak

sehingga diharapkan cepat menumbuhkan daya imajinasi anak.Dengan demikian bahwa

dengan memperhatikan tingkat perkembangan siswa baik pada aspek

inteligensi,fisik,emosi,minat dan kondisi dalam diri peserta didik itu sendiri maka bagian

temporal,frontal,pariental akan dibantu oleh occipital.Hasilnya dalam bentuk

pembelajaran yang lengkap dan dialami oleh siswa jenjang Sekolah Dasar bukan hanya

pada tataran belahan otak saja juga diharapkan mampu menembus perasaan dengan

demikian akan senang jika diajak belajar.

29

Interaksi belahan otak melalui Frontal,Temporal,Pariental,da

n Occipital

Kreativitas berdasarkan Interaksi Dimensi dalam Meta Kecerdasan

Page 28: Inovasi Kurikulum Full

Gambar 11.2 Model Pembelajaran jenjang Sekolah Dasar dengan Pembelajaran Berbasis

Teknologi Informasi dan Komunikasi Melalui Pemberdayaan Otak Peserta Didik

(Sumber :Deni Darmawan,2005).

Jika dikaitkan dengan adanya kelompok mata pelajaran eksak dan social,maka desain

pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi ini pada dasarnya sama dalam arti

mengikuti prosedur dan latar belakang desain yang sama,walaupun dari temuan penelitian

menunjukan bahwa model-model pembelajaran untuk kelompok eksak ternyata memiliki

pengaruh yang lebih tinggi dari pada kelompok social terhadap akselerasi pembelajaran yang

dikontrol oleh biologi komunikasi otak kanan dan otak kiri.

30

Model Pembelajaran Untuk SD

Adaptasi,Modalitas dan Fleksibilitas Kognitif

Imajinasi,Daya Cipta dan Permainan

Prosedur Desain Insrtuctional Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi :

Need assessment Instructional Promt (Identitas,Petunjuk) Menu Utama (Tujuan,Materi,Evaluasi) Alurr pembelajaran Stimulasi-Respon terkondisi Refleksi

Page 29: Inovasi Kurikulum Full

2. Model untuk Jenjang Sekolah Menengah Pertama

31

Interaksi belahan otak melalui Frontal,Temporal,Pariental,da

n Occipital

Kreativitas berdasarkan Interaksi Dimensi dalam Meta Kecerdasan diperluas dengan pemaknaan ganjaran dari relaksasi untuk Berpikir Lateral

Model Pembelajaran Untuk SMP

Adaptasi,Modalitas dan Fleksibilitas Kognitif yang berkembang dalam kecepatan Koordinasi Kinestedik secara reflek

Integrasi prinsip Tutoril,Permainan dan Simulasi

Prosedur Desain Insrtuctional Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi :

Need assessment Instructional Promt (Identitas,Petunjuk) Menu Utama (Tujuan,Materi,Evaluasi) Alurr pembelajaran Stimulasi-Respon terkondisi Refleksi

Page 30: Inovasi Kurikulum Full

Gambar 11.3 Model Pembelajaran jenjang Sekolah Dasar dengan Pembelajaran Berbasis

Teknologi Informasi dan Komunikasi Melalui Pemberdayaan Otak Peserta Didik (Hasil

Riset,2005)

3. Model untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Model pembelajaran untuk jenjang SMU ditujukan untuk memunculkan sebuah

kecepatan dan kreativitas belajar yang lebih mandiri terutama dengan mengandalkan

kekuatan memori dan imajinasi baik itu imajinasi yang asal dari kecerdasan visual dalam

bentuk sajian visual animasi,imajinasi berdasarkan kecerdasan audio dalam bentuk sajian

background suara dan jenis music yang dikemas.

Khusus untuk penumbuhan kekuatan kerja memori berdasarkan image-image

yang didesain dalam model pembelajaran menetapkan sebagai suatu yang sangat

dominan dalam kecepatan belajar.Dalam hal ini minimal peserta didik takjub,terstimulir

dan muncul rasa ingin tahu bahkan ingin membuatnya sendiri.Demikian juga dengan

pembelajaran yang sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik jenjang SMA yaitu

bentk MMI yang mencoba menggabungkan pola-pola pengembangan memori menuju

terwujudnya kreativitas individu masing-masing dengan memberdayakan kemampuan

imajinasi dan berpikir abstrak (otak kanan)yang tentunya dikontrol oleh logika (otak kiri).

Dapat disimpulkan bahwa model yang cocok untuk jenjang SMA ini adalah

model tutorial,simulasi dan permainan yang di desain dalam bentuk MMI,dimana

desainnya tidak lagi menyekat antara model tutorial,model permainan dan model

simulasi.Jadi melalui sajian model ini masalah akserelasi siswa yang mengalami

gangguan dengan pola berpikir tertentu bisa di bantu dengan sajian-sajian yang

menjembatani kelanjutan kebiasaan ia berpikir apakah itu berpikirnya logic,global,atau

keduanya.Berikut adalah visualisasi model pemikiran tentang model pembelajaran

berbasis teknologi informasi dan komunikasi berdasarkan biologi komunikasi.

32

Page 31: Inovasi Kurikulum Full

33

Interaksi belahan otak melalui Frontal,Temporal,Pariental,da

n Occipital

Abstraksi,dan Perasaan

Adaptasi,Modalitas dan Fleksibilitas Kognitif yang berkembang dalam kecepatan Koordinasi Kinestedik secara reflek

Analogi Berpikir

Model Pembelajaran Untuk SMA

Multi Media Interaktif (MMI)

Prosedur Desain Insrtuctional Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi :

Need assessment Instructional Promt (Identitas,Petunjuk) Menu Utama (Tujuan,Materi,Evaluasi) Alurr pembelajaran Stimulasi-Respon terkondisi Refleksi

Kreativitas berdasarkan Interaksi Dimensi dalam Meta Kecerdasan diperluas dengan pemaknaan ganjaran dari relaksasi untuk Berpikir Lateral

Page 32: Inovasi Kurikulum Full

Gambar 11.4 Model Pembelajaran jenjang Sekolah Dasar dengan Pembelajaran Berbasis

Teknologi Informasi dan Komunikasi Melalui Pemberdayaan Otak Peserta Didik

(Sumber : Deni Darmawan,2005)

4. Model untuk Jenjang Pendidikan Tinggi

Model pembelajaran pada jenjang Pendidikan Tinggi di antaranya harus tertuju

kepada system kolaboratif model yaitu mencakup system latihan,tutorial,simulasi dan

Permainan.Model ini diharapkan mampu menstimulir kemampuan logika yang sifatnya

advance organizer of knowledge baik kelompok social maupun eksak.

Model untuk jenjang Pendidikan Tinggi ini juga harus sudah mampu menyentuh

aspek intuisi tentang apa yang dilihat (visual)dengan demikian kecepatan belajar akan

lebih terbantu terutama yang akhirnya memberikan keyakinan terhadap sesuatu langkah-

langkah pembuktian tentang hal-hal yang baru dipelajari.

34

Kreativitas berdasarkan Interaksi Dimensi dalam Meta Kecerdasan diperluas dengan pemaknaan ganjaran dari relaksasi untuk Berpikir Lateral

Kemandirian dalam Belajar dan Advance

Organizer

Abstraksi,dan Perasaan

Interaksi belahan otak melalui Frontal,Temporal,Pariental,dan Occipital

Mapping Concept

Model Pembelajaran Untuk PT

Adaptasi,Modalitas dan Fleksibilitas Kognitif yang berkembang dalam Koordinasi Kinestetik

Kolaborasi Model dengan Problem Based Learning

Page 33: Inovasi Kurikulum Full

Gambar 11.5 Model Pembelajaran jenjang Sekolah Dasar dengan Pembelajaran Berbasis

Teknologi Informasi dan Komunikasi Melalui Pemberdayaan Otak Peserta Didik (Sumber : Deni

Darmawan,2005)

5. Syarat dan Langkah Melakukan Inovasi

Setelah anda mempelajari konsep dan teori mulai dari hakikat,hingga cirri,dan

hasil dari sebuah inivasi,maka berikut ini anda diharapkan mampu melakukan suatu

tahapan atau langkah dalam melakukan inovasi.Sebagai conto jika akan melakukan

inovasi dalam bidang kurikulum minimal harus memahami kurikulum tersebut mulai dari

konsep hingga pengembangan kurikulum.Demikian juga halnya dengan materi tentang

pembelajaran,maka harus memahami mulai dari definisi,prinsip hingga evaluasi dan

pengembangan pembelajaran

Jika hal tersebut di atas sudah peroleh,selanjutnya langkah dalam melakukan inovasi

dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Tahap pengetahuan (knowledge)

2) Tahap bujukan (persuation)

3) Tahap pengambilan keputusan (decision making)

4) Tahap implementasi (implementation)

5) Tahap konfirmasi (confirmation)

Kelima langkah ini dalam implementasinya dapat dilaksanakan secara fleksibel sesuai

dengan kondisi awal mana yang lebih cepat muncul kepermukaan.

35

Prosedur Desain Insrtuctional Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi :

Need assessment Instructional Promt (Identitas,Petunjuk) Menu Utama (Tujuan,Materi,Evaluasi) Alurr pembelajaran Stimulasi-Respon terkondisi Refleksi

Page 34: Inovasi Kurikulum Full

36