Inkonsistensi Paradigma Otonomi Daerah Di Indonesia Dilema Desentralisasi Dan Sentralisasi

12
INKONSISTENSI PARADIGMA OTONOMI DAERAH DI INDONESIA : DILEMA SENTRALISASI ATAU DESENTRALISASI Wasisto Raharjo Jati Jurnal Konstitusi, Volume 9, Nomor 4, Desember 2012 REVIEW JURNAL KELOMPOK VI

description

Tugas Politik dan Pemerintahan

Transcript of Inkonsistensi Paradigma Otonomi Daerah Di Indonesia Dilema Desentralisasi Dan Sentralisasi

  • INKONSISTENSI PARADIGMA OTONOMIDAERAH DI INDONESIA : DILEMA

    SENTRALISASI ATAU DESENTRALISASI

    Wasisto Raharjo Jati

    Jurnal Konstitusi, Volume 9, Nomor 4, Desember 2012

    REVIEW JURNAL

    KELOMPOK VI

  • Abstrak

    Menganalisis trajektori kebijakanotonomi daerah di Indonesia

    Dilema antara desentralisasi atau sentralisasi sebagai paradigmamendasar dalam kebijakan otonomi daerah

    Pertama

    Otonomi daerah justru mendirikan rezim oligarki, primordialisme,maupun politik klientelisme

    Kedua

    Keywords

    Otonomi Daerah, Sentralisasi, dan Desentralisasi

  • LATAR BELAKANG MASALAH

    proses implementasi kebijakan desentralisasiberupa otonomi daerah dan pemekaranwilayah di Indonesia selalu berubah-ubahsebagai sebuah pola 'zigzag' antaradesentralisasi dan sentralisasi

    Kolonialisme Republik

  • Makna hakiki otonomi dalam otonomi daerah

    Otonomi : hak untuk mengatur sendiri kepentingan internaldaerah atau organisasi nya menurut hukum sendiri. otonommerupakan pemerintahan sendiri.Otonom dalam konsep federalisme : bentuk independensikewenangan daerah dari segala bentuk internvensi daripemerintah pusat. hal ini menjadikan otonomi dalam federalismememiliki berbagai ekluisifitas tersendiri menyangkut wewenangeksekutif,legislatif maupun yudikatif tersendiri yang berbeda antarpemerintah lokal lainnya.Pemberian hak otonomi di anggap sebagi jalan tengah untukmenghindari potensi konflik vertikal dan horizontal sehinggamenggangu stabilitas politik negara. Seperti muncul gerakan prokemerdekan oleh prov. Riau, papua dan aceh.

  • Trajektori penerapan otonomi daerah di indonesiaOtonomi daerah mendorong daerah untuk bersikap efektif danefisien dalam pelayanan publik dan kepala daerahnya akan lebihpeka dengan kondisi masyarakat yang sesungguhnya.Akar filosofis dari kebijakan desentralisasi otonomidaerah diindonesia paska kemerdekan 1945. konstiusi pasal 18 ayat 1 ;pemerintahan indonesia sebagai negara kesatuanmengedepankan spek desentrlissi sebagai bentuk kesepakatanbangsaPilihan menerapkan desentralisasi yang produknya adalahotonomi daerah tertuang dalam pasal 18 UUD 1945 dan pasal 18ayat 5 .

  • Berbagai hal melingkupi desain paradigma otonomi daerahdalam UU pemerintah daerah awal yakni UU 1/1945 salahsatunya adalah pilihan untuk desentralisasi ataukah pluralisasiDua asas paradigma relasi pusat dan daerah berkembangmenjadi proses tarik ulur kepentingan pusat dan daerah dalampenyusunan UU pemerintah daerah paska kemerdekaan.

    ........lanjutan

  • Sistem pemerintahan dalam UU 1/1945

    1. Pemerintah di susun atas susunan bertingkatdimana pemerinth pusat dapat mengintervensipemerintah yang berada di bawahnya2. Semangat penyelenggaraan pemerintah daerahmasih bernuansa kolonialisme, dengan masihmenempatkan pejabat feodalisme belanda , sptwedana.3. Terdapat pola rangkap jabatan yakni kepaladaerah menjabat sebagai pejabat eksekutifsekaligus pejabat legislatif dengn menjbat sebagiketua dprd

  • Posisi dilematis dalam penentuan paradigmaotonomi daerah dan pemekaran wilayah sendirimewarnai penyusunan UU 22/1948. Kembali lagipada polemik sosial politiknegara yang sedangmengalami masa transisi dari negara kesatuanmenjadi negara federasi. Oleh karena ituparadigma otonomi daerah yang berkembangdalam dua tingkatan antar negara kesatuandengan negara federasi. Aroma paradigma sentralisasi daerah olehpemerintah pusat dalam otonomi daerah kianmenguat dengan terbitnya UU18/1965 sebagaipengganti uu 1/1957

    ........lanjutan

  • Akumulasi dari pradigma sentralisasi dalampenataan otonomi daerah memuncak pada masaorde baru 1967. Penyelenggaraan UU pemda sendiridi atur dalam UU 5 1974 yang mengatur pokok-pokok pemerintah daerah. Adapun prinsip otonomidaerah yang di gunakan dalam UU ini adalahotonomi nyata dn bertangung jawab yang artinya,pemberian otonomi kepada daerah berdasarkanfaktor perhitungan dan tindakan yang menjamindaerah bersangkutan secara nyata mampumengurus daerahnya sendiri.

    ........lanjutan

  • Sesuai dengan uu 5/1974 dasar sistem relasi pusatdan daerah dalam otonomi derah berdasarkan tigaprinsip :1. Desentralisasi2. Dekonsentrasi3. Tugas perbantuan

    ........lanjutan

  • Paradigma otonomi daerah pasca reformasi

    UU 22/1999 mengakomodasi berbagi permasalahanpasca otoritarian dengan menitik beratkan pada 4 hal :1. Sharing of power2. Sharing of revenue3. Empowering lokalitas4. Pengakuan dan penghormatan pust terhadapidentitas kelokalan .

    Berdasarkan UU 22/1999 dikembangkan 3 modelparadigma besar desentralisasi ekonomi daerah :a. Desentralisasi politikb. Desentralisasi administratifc. Desentralisasi fiskal

  • Kesimpulan1. Kebijakan desentralisasi otonomi derah yang

    masih setengah hati, hal ini d tujukan dengan polazigzag antar sentralisasi dan desentralisasi dalammenyusun paradigma otonomi daerah.

    2. Praktek yang terjadi dilapangan otonomi derahjustru melahirkan rezim oligarkis berbasisnepotisme, politik klientalisme, semangat neoprimordalisme, serta kolusi dan korupsi yang kianterdesentralisasi merata di daerah, hal ini dikarenakan adanya kontestasi kepentingan antraelite pusat dan daerah sehingga tujuansebenarnya otonomi daerah untukmensejahterakan masyarakat kian jauh dariharapan.