Inisiasi Menyusu Dini Yang Disingkat Dengan IMD Merupakan Program Yang Sedang Dianjurkan Pemerintah

10
Inisiasi menyusu dini yang disingkat dengan IMD merupakan program yang sedang dianjurkan pemerintah. Karena program IMD dpat menurunkan angka kematian bayi pada umur 28 hari sekitar 22%. Inisiasi menyusu dini telah direkomendasikan oleh sebagai tindakan life saving, tetapi dalam penerapannya IMD itu sendiri belum tersosialisaikan dengan sempurna di beberapa Rumah Sakit. Inisiasi menyusu dini dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi sehingga mengurangi tingkat kematian bayi baru lahir, inisiasi menyusu dini juga meningkatkan ikatan batin ibu dan bayi. ada beberapa faktor penghambat inisiasi menyusu dini sehingga pelaksanaannya tidak dapat diterapkan dengan benar sehingga manfaatnya tidak dapat dirasakan secara optimal. Desain dalam penelitian ini adalah deskriftif yang bertujuan untuk menggambarkan Tindakan Bidan dalam Penerapan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Tahun 2010 Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah Bidan yang melakukan inisiasi menyusu dini di Wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan sebanyak duapuluh orang, pada bulan Januari sampai Mei 2010. Teknik yang dipakai dalam pengambilan sampel adalah total sampling. Instrument yang dipakai dalam penelitian ini yaitu menggunakan lembar observasi yang berisi pertanyaan tentang pelaksanaan inisiasi menyusu dini. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari duapuluh orang responden didapat tindakan bidan cukup yakni sepuluh orang (50%), sedangkan dua orang (10%) responden memiliki tindakan baik. Dan responden yang memilki tindakan kurang yakni delapan orang (40%). Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam peningkatan ilmu pengetahuan dalam bidang kebidanan khususnya pelayanan kebidanan, pendidikan kebidanan dan penelitian berikutnya. Sumber: kti kebidanan faktor-faktor: Tindakan Bidan dalam Penerapan Inisiasi Menyusu Dini http://kti-kebidanan-faktor- faktor.blogspot.com/2011/10/tindakan-bidan-dalam-penerapan- inisiasi.html#ixzz2VmFhVEWZ Follow us: @infoktiskripsi on Twitter | dewi.azahramaharani on Facebook

Transcript of Inisiasi Menyusu Dini Yang Disingkat Dengan IMD Merupakan Program Yang Sedang Dianjurkan Pemerintah

Page 1: Inisiasi Menyusu Dini Yang Disingkat Dengan IMD Merupakan Program Yang Sedang Dianjurkan Pemerintah

Inisiasi menyusu dini yang disingkat dengan IMD merupakan program yang sedang dianjurkan pemerintah. Karena program IMD dpat menurunkan angka kematian bayi pada umur 28 hari sekitar 22%. Inisiasi menyusu dini telah direkomendasikan oleh sebagai tindakan life saving, tetapi dalam penerapannya IMD itu sendiri belum tersosialisaikan dengan sempurna di beberapa Rumah Sakit. Inisiasi menyusu dini dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi sehingga mengurangi tingkat kematian bayi baru lahir, inisiasi menyusu dini juga meningkatkan ikatan batin ibu dan bayi. ada beberapa faktor penghambat inisiasi menyusu dini sehingga pelaksanaannya tidak dapat diterapkan dengan benar sehingga manfaatnya tidak dapat dirasakan secara optimal. Desain dalam penelitian ini adalah deskriftif yang bertujuan untuk menggambarkan Tindakan Bidan dalam Penerapan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Tahun 2010 Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah Bidan yang melakukan inisiasi menyusu dini di Wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan sebanyak duapuluh orang, pada bulan Januari sampai Mei 2010. Teknik yang dipakai dalam pengambilan sampel adalah total sampling. Instrument yang dipakai dalam penelitian ini yaitu menggunakan lembar observasi yang berisi pertanyaan tentang pelaksanaan inisiasi menyusu dini. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari duapuluh orang responden didapat tindakan bidan cukup yakni sepuluh orang (50%), sedangkan dua orang (10%) responden memiliki tindakan baik. Dan responden yang memilki tindakan kurang yakni delapan orang (40%). Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam peningkatan ilmu pengetahuan dalam bidang kebidanan khususnya pelayanan kebidanan, pendidikan kebidanan dan penelitian berikutnya.

Sumber: kti kebidanan faktor-faktor: Tindakan Bidan dalam Penerapan Inisiasi Menyusu Dini http://kti-kebidanan-faktor-faktor.blogspot.com/2011/10/tindakan-bidan-dalam-penerapan-inisiasi.html#ixzz2VmFhVEWZ Follow us: @infoktiskripsi on Twitter | dewi.azahramaharani on Facebook

Peranan Bidan dalam Keberhasilan Program IMD dan ASI Eksklusif

Apabila kita berbicara mengenai pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan ASI Ekslusif, akan banyak sekali faktor yang berperan -yang mendukung atau menghambat- termasuk di dalamnya adalah ibu yang melahirkan bayinya. Seorang ibu, dalam hal ini adalah 'sasaran' yang akan atau tidak akan melaksanakan program IMD dan ASI Eksklusif tersebut.Berbagai hambatan terhadap pelaksanaan IMD pada ibu melahirkan adalah rendahnya

pengetahuan para ibu mengenai manfaat ASI dan cara menyusui yang benar serta kurangnya

pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari Petugas Kesehatan, disamping berbagai faktor

lainnya (Baskoro, 2008).

Dalam peneilitian tentang peran faktor perilaku dalam IMD (Idris, dkk, 2010) didapati bahwa, pengetahuan ibu mengenai manfaat kolostrum termasuk faktor pendukung pelaksnaan IMD. Akan tetapi komponen pengetahuan yang lain seperti manfaat, frekuensi dan cara menyusui yang benar serta pengetahuan tentang IMD itu sendiri, tidak berperan terhadap praktek inisiasi menyusu dini.  Hal ini terlihat dari respon yang menunjukkan bahwa baik ibu IMD maupun ibu bukan IMD tidak mempunyai pengetahuan tentang inisiasi menyusu dini. Ibu IMD ketika

Page 2: Inisiasi Menyusu Dini Yang Disingkat Dengan IMD Merupakan Program Yang Sedang Dianjurkan Pemerintah

melakukannya untuk pertama kali tidak berdasarkan pada pengetahuannya, melainkan semata-mata karena kepercayaannya kepada petugas penolong persalinan.Jadi, dalam peneilitian di atas menunjukkan bahwa, meskipun tanpa adanya pengetahuan sebelumnya mengenai IMD itu sendiri, seorang responden atau ibu melahirkan akan mau melaksanakan IMD apabila petugas kesehatan -dalam hal ini bidan, menganjurkan untuk melakukan hal tersebut. Dalam hal ini, tingkat kepatuhan terhadap petugas kesehatan merupakan faktor pendukung terlaksananya IMD oleh ibu melahirkan.Meskipun ada banyak faktor lainnya seperti keluarga dan sosial budaya dalam keberhasilan pelaksanaan IMD, tidak dapat dipungkiri bahwa peranan seorang petugas kesehatan, khususnya bidan atau seorang dokter spesialis kandungan yang lebih banyak berkomunikasi langsung dengan ibu selama masa kehamilan dan dilanjutkan saat proses melahirkan, sangat menentukan terlaksananya IMD, Dalam suatu acara Executive Forum Media Indonesia yang bertajuk Pelaksanaan Hukum ASI Eksklusif (2004), Wakil dari Ikatan Bidan Indonesia, Nuraini Majid mengatakan Ikaatan Bidan Indonesia (IBI) telah memiliki 80.000 anggota yang tersebar di 30 provinsi. Memang, katanya, bidan merupakan sosok yang sangat dekat dengan ibu melahirkan. Sehingga harapan tinggi program pemberian ASI eksklusif enam bulan berada di tangan para bidan.Mudah-mudahan komitmen dukungan terhadap pelaksanaan IMD dari bidan dan dokter kandungan di Indonesia dapat terwujud secara merata agar setiap bayi dapat menerima haknya pada saat kelahirannya. Referensi :Muhammad Idris, H. M. Rusli Ngatimin, Muh. Syafar, 2010. Peranan Faktor Perilaku dalam Penerapan IMD di Kota Pare-pare. (dari : http://muhammadidris1970.wordpress/Baca Juga :Tahap-tahap-dalam-inisiasi-menyusui dini (imd)inisiasi-menyusui-dini-imd 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

            Pembangunan generasi yang sehat, cerdas, dan taqwa merupakan tanggung jawab seluruh

komponen masyarakat, baik dari kalangan pejabat tingkat atas sampai pada rakyat jelata, bahkan

dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu ibu. Ibu mempunyai peran dan tanggung jawab

untuk melahirkan generasi yang cerdas dan taqwa sehingga mampu memberi warna bagi negeri

tercinta dan mampu menjadikan tunas-tunas bangsa yang siap dan mampu memimpin bangsa.

Page 3: Inisiasi Menyusu Dini Yang Disingkat Dengan IMD Merupakan Program Yang Sedang Dianjurkan Pemerintah

Kapan generasi tersebut akan dilahirkan dan bagaimana harus mempersiapkannya? Hal ini

merupakan pertanyaan yang harus dijawab oleh setiap individu dalam berbagai perannya

(Purwanti, 2004).                       

Menurut WHO, ASI Eksklusif adalah air susu ibu yang diberikan pada enam bulan

pertama bayi baru lahir tanpa adanya makanan pendamping lain. Menurut laporan WHO tahun

2000 hanya 15% bayi di  seluruh dunia diberi ASI Eksklusif selama 4 bulan dan sering kali

pemberian makanan pendamping ASI yang tidak sesuai. Sebanyak 1,5 juta anak meninggal

karena pemberian makanan yang tidak benar (Loebis, 2009).

Pada tahun 2000, survei kesehatan demografi WHO menemukan bahwa pemberian ASI

Eksklusif selama 4 bulan pertama sangat rendah terutama di Afrika Tengah dan Utara, Asia dan

Amerika Latin. Oleh karena itu, WHO menganjurkan agar bayi diberikan ASI Eksklusif selama

6 bulan pertama sebab terbukti bahwa menyusu eksklusif selama 6 bulan menurunkan angka

kematian

Page 4: Inisiasi Menyusu Dini Yang Disingkat Dengan IMD Merupakan Program Yang Sedang Dianjurkan Pemerintah

dan kesakitan pada umumnya menyusu selama 4 bulan (Loebis, 2009).

Menurut penelitian yang dilakukan di Ghana dan di terbitkan dalam jurnal ilmiah

“Pediatrics”, 22% kematian bayi yang baru lahir yaitu kematian bayi yang terjadi dalam satu

bulan pertama dapat dicegah bila bayi disusui oleh ibunya dalam satu jam pertama kelahiran.

Mengacu pada hasil penelitian itu, maka diperkirakan program “Inisiasi Menyusu Dini” dapat

menyelamatkan sekurang-kurangnya 30.000 bayi Indonesia yang meninggal dalam bulan

pertama kelahiran (Dinkes, 2008).

Di Indonesia saat ini tercatat Angka Kematian Bayi (AKB) masih sangat tinggi yaitu 35%

tiap 1.000 kelahiran hidup, itu artinya setiap hari 250 bayi meninggal, dan sekitar 175.000 bayi

meninggal sebelum mencapai usia satu tahun. Melakukan Inisiasi Menyusu Dini dipercaya akan

membantu meningkatkan daya tahan tubuh si bayi terhadap penyakit-penyakit beresiko kematian

tinggi. Misalnya kanker syaraf, leukemia, dan beberapa penyakit lainnya. Tidak hanya itu,

Inisiasi Menyusu Dini juga dinyatakan menekan Angka Kematian Bayi (AKB) baru melahirkan

hingga mencapai 22% . Dengan pemberian ASI dalam satu jam pertama, bayi akan mendapat

zat-zat gizi yang penting dan mereka terlindung dari berbagai penyakit berbahaya pada masa 

yang paling rentan dalam kehidupannya (Dinkes, 2008).

 Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003 hanya ada 4% bayi yang mendapatkan ASI dalam satu jam kelahirannya. Sedemikian pentingnya pemberian ASI secara dini tersebut, Ibu Negara Ani Yudhoyono sampai menghimbau semua petugas kesehatan yang terlibat dalam persalinan, termasuk dokter, bidan dan perawat agar membantu ibu-ibu melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini  segera setelah melahirkan. Kelanjutan dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI), hanya 8% bayi Indonesia yang mendapat ASI Eksklusif selama 6 bulan, sedangkan pemberian susu formula terus meningkat hingga tiga kali lipat dalam kurun waktu lima tahun terakhir (Dinkes, 2008).

Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan UNICEF yang

merekomendasikan Inisiasi Menyusu Dini sebagai tindakan life saving, karena Inisiasi Menyusu

Page 5: Inisiasi Menyusu Dini Yang Disingkat Dengan IMD Merupakan Program Yang Sedang Dianjurkan Pemerintah

Dini dapat menyelamatkan 22% dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan. Menyusui

satu jam pertama kehidupan yang di awali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi dinyatakan

sebagai indikator global. Ini merupakan hal baru bagi Indonesia dan merupakan program

pemerintah, sehingga diharapkan semua tenaga kersehatan di semua tingkatan pelayanan

kesehatan baik swasta, maupun masyarakat dapat mensosialisasikan dan melaksanakan

mendukung suksesnya program tersebut, sehingga diharapkan akan tercapai sumber daya

Indonesia yang berkualitas (Yudhoyono, 2007).

 Dr. Utami Roesli, Sp.A, MBA, IBCLC, yang merupakan pelopor Inisiasi Menyusu Dini, menekankan betapa pentingnya seorang ibu melakukan Inisiasi Menyusu Dini demi mengoptimalkan tumbuh kembang anak serta menurunkan angka kematian bayi dan balita. Meskipun Indonesia tertinggal jauh dari negara-negara luar, terutama Skandinavia yang sudah melancarkan program tersebut pada tahun 1987, namun pada tahun 2006 ini mulai dipromosikan dengan gencar  di Indonesia oleh Dr. Utami. Di Indonesia sudah ada Rumah Sakit yang menerapkan Inisiasi Menyusu Dini yaitu RS. St. Carolus Jakarta (Detik.com, 2010).  

Air Susu Ibu merupakan makanan paling cocok bagi bayi untuk memenuhi kebutuhan

gizi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit. Untuk bayi hingga usia

6 bulan, ASI sudah mencukupi kebutuhan karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan antibodi

yang tidak dimiliki susu formula (Rusmawati, 2008).

Komponen dalam ASI sangat spesifik, disiapkan untuk memenuhi kebutuhan dan

perkembangan bayi. ASI mengandung antibodi (zat kekebalan tubuh) yang merupakan

perlindungan alami bagi bayi baru lahir (Kompas, 2000). 

            Dalam Inisiasi Menyusu Dini, bidan seharusnya memberikan pendidikan kesehatan

kepada ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini, membicarakan dengan keluarga bagaimana

pelaksanaannya, serta  membahas keuntungan ASI dan mendukung ibu untuk menyusui.

Page 6: Inisiasi Menyusu Dini Yang Disingkat Dengan IMD Merupakan Program Yang Sedang Dianjurkan Pemerintah

            Pada saat dilakukan survei di ruang V RSUD Dr. Pirngadi Medan, peneliti langsung

melihat dan mewawancarai bidan di ruang tersebut dan hasilnya bahwa bayi yang baru lahir

tidak segera disusukan, tetapi setelah dikeringkan langsung di bawa ke ruangan bayi.

            Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul

”Gambaran Pengetahuan Bidan Tentang Inisiasi Menyusu Dini di RSUD Dr. Pirngadi Medan

Tahun 2010”.

   1.2. Perumusan Masalah

            Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini

adalah  “Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Bidan Tentang Inisiasi Menyusu Dini di Rumah

Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010”.

      1.3. Tujuan Penelitian

1.      Untuk mengetahui gambaran pengetahuan bidan praktek swasta tentang Inisiasi Menyusui Dini

di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010.

2.      Untuk mengetahui gambaran pengetahuan bidan tentang Inisiasi Menyusui Dini berdasarkan

umur di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan Tahun  2010.

3.      Untuk mengetahui gambaran pengetahuan bidan tentang Inisiasi Menyusui Dini berdasarkan

pendidikan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010.

4.      Untuk mengetahui gambaran pengetahuan bidan tentang Inisiasi  Menyusui Dini berdasarkan

pelatihan yang pernah di ikuti di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan   Tahun 2010.

1.4. Manfaat Penelitian 1.      Sebagai masukan bagi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan untuk mensosialisasikan

program Inisiasi Menyusu Dini dalam pertolongan persalinan oleh bidan.

Page 7: Inisiasi Menyusu Dini Yang Disingkat Dengan IMD Merupakan Program Yang Sedang Dianjurkan Pemerintah

2.      Menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan peneliti tentang penulisan karya ilmiah dan

mengembangkan ilmu pengetahuan yang di dapat di bangku kuliah tentang praktek kebidanan

dalam pertolongan persalinan dengan  Inisiasi Menyusu Dini.

3.      Sebagai sumber bacaan di instansi/perpustakaan Akademi Kebidanan  ........................ Medan

dan sebagai bahan acuan untuk peneliti selanjutnya.

4.      Sebagai masukan kepada bidan di ruang V RSUD Dr. Pirngadi Medan agar lebih meningkatkan

program Inisiasi Menyusu Dini dalam pertolongan persalinan.

5.      Sebagai salah satu syarat kelulusan untuk menjadi Ahli Madya Kebidanan.