infusa sirih

download infusa sirih

of 6

Transcript of infusa sirih

  • 7/25/2019 infusa sirih

    1/6

    SEDIAAN INFUSA DARI DAUN SIRIH (Piper is Betle Fol ium)

    - Daun sirih sering digunakan untuk mengobati sariawan dan keputihan, bahkan sering digunakan untuk

    obat kumur atau antiseptik Lindawaty (1997), yang menyebutkan bahwa daun sirih segar mengandung

    senyawa fenolik, dimana diketahui senyawa fenolik memiliki sifat antimikroba.

    - Daun sirih dibuat dalam sediaan infusa karena bahan aktif dalam sirih sendiri mudah terekstraksi dalam

    pelarut polar seperti air. Dan hanya dengan pelarut polar sederhana seperti air senyawa aktif tersebutsudah dapat memberikan aktivitas yang cukup baik serta pelarut yang digunakan tidak toksik dan

    diterima oleh semua kalangan.

    - Kandungan kimia Daun sirih mengandung minyak atsiri dengan kadar berkisar antara 0,13-0,33% ( v/v).

    Terdiri dari kavibetol, katekol, kadinen, karvakrol, kariofilen, kavikol, 1.8 sineol, estragol, eugenol,

    metil eugenol, pirokatekin, terpenil asetat, sesquiterpen, triterpen, dan terpenoid.

    BAB III. METODE

    3.1 Pembuatan Infusa

    3.1.1 Alat dan Bahan

    Bahan :

    1. Daun Sirih

    2. Aquades

    Alat :

    Panci Infusa, Alat pemotong (Gunting),

    Labu ukur, Kain Flanel, Batang pengaduk,

    Timbangan analitik, Autoclave, Corong,

    Penangas air , Termometer

    3.1.2 Cara Kerja Pembuatan Infusa daun sirih dibuat dengan kadar 10%

    Potong kecil-kecil

    Masukkan ke dalam panci infus

    Panaskan panci infus diatas WB 15 menit

    (90C)

    Serkai infusa ke dalam botol dengan kain flanel & corong gelas

    Ambil beberapa lembar daun sirih

    Ditimbang 10 gram simplisia

    Tambahkan 100 ml air.

    Angkat panci infus & diamkan hingga suhu mendekati suhu

    kamar

    Tambahkan air masak ke dalam serkaian hingga

    volume infusa 100 ml

  • 7/25/2019 infusa sirih

    2/6

    3.2 Identifikasi golongan senyawa aktif dilakukan dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

    Penotolan : menotolkan 10 l infusa

    Fase Gerak : kloroform : methanol (90:10)

    Fase Diam : silica gel 60 F254

    Deteksi : mengamati pada UV 254 nm

    Warna noda : gelap (meredam sinar UV). Pada profil terdapat 4 noda, dengan Rf 0,20 ; 0,52

    ; 0,82

    KLT

    Cara Pembuatan Eluen

    Lempeng KLT disiapkan harus bersih dan kering

    Sampel ditotolkan pada lempeng 10l dekok

    Disapkan eluen

    Kloroform : methanol (90:10) dimasukkan dalam

    chamber dan langsung menututpnya

    Dipastikan chamber jenuh

    Lempeng KLT dimasukkan dalam chamber dengan

    pinset

    Ditunggu eluasi, lempeng sampai garis batas

    Ambil lempeng dan dikeringkan dengan drier dalam

    lemari asam

    Lempeng diamati dibawah sinar UV 254 nm,

    Dihitung nilai Rf-nya

    Dipipet kloroform sebanyak 9mL dan methanol

    1mL dilarutkan dalam erlenmeyer

    Dituangkan ke dalam chamber yang berii kertas

    saring

  • 7/25/2019 infusa sirih

    3/6

    3.3 Evaluasi Sediaan

    3.3.1 Uji Organoleptis

    Infus daun sirih berupa cairan berwarna hitam, rasa sedikit pedas dan pahit dengan bau spesifik, bila

    didiamkan akan berbentuk sedikit endapan coklat.

    3.3.2 Pembuatan larutan uji Diameter zona hambat dan HKM

    Larutan infus terlebih dahulu dipekatkan dengan cara diuapkan diatas penangas air dengan suhu tidak

    lebih dari 50C, hingga diperoleh larutan infus dengan konsentrasi 1250 mg/ml dihitung dari berat simplisia

    awal, kemudian disterilkan pada 121C selama 15 menit. Diameter zona hambatan infus daun sirih 250

    mg/ml adalah 10,43 mm, 500 mg/ml adalah 12,33 mm, dan 100 mg/ml adalah 16,80 mm terhadap jamur

    Candida albicans.

    3.3.3 Penentuan Kadar Hambat Minimal (KHM)

    Pertama-tama dilakukan pengenceran kelipatan dua dari masing-masing larutan infus mulai dari konsentrasi

    250 mg/ml;125 mg/ml masing-masing dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 4 ml agar Sabouroud

    Dextrose yang masih cair dihomogenkan, dan dibiarkan sampai membeku. Selanjutnya diinokulasi dengan

    inokulum jamur sebanyak 1 sengkelit dan diinkubasi selama 3 hari pada suhu kamar. Dibuat 3 macam

    kontrol, kontrol A adalah kontrol media agar Sabouroud dextrose, kontrol B adalah kontrol larutan infus

    yaitu 3 ml agar Sabouroud dextrose ditambah 1 ml infus tanpa inokulum jamur, kontrol C terdiri dari 4 ml

    Sabouroud dextrose agar diinokulasi dengan inokulum jamur, tanpa larutan infus. Dari percobaan yang

    pernah dilakukan (Soemiati, Atiek) didapatkan Kadar Hambat Minimal (KHM) infus daun sirih sebesar

    62,5 mg/ml terhadap jamur Candida albicans.

    HASIL PENGAMATAN

    4.1 Evaluasi Sediaan

    Uji Organoleptis

    Bentuk : Larutan

    Warna : Kuning kecoklatan, bening (seperti teh)

    Bau : Aromatik

    Rasa : Agak pahit, getir

    Uji Ph

    PH : 5

    Ditunggu hingga jenuh

  • 7/25/2019 infusa sirih

    4/6

    1.2Hasil KLT-Densitometri

    4 cm

    10cm

    Masing-masing kelompok melakukan 3x replikasi penotolan.

    Jarak eluen = 8 cm

    Rf1=3,8

    8 = 0,475

    Rf2=3,8

    8 = 0,475

    Rf3=4

    8 = 0,5

    Rf teoritis = 0,52 ; 0,2 ; 0,82 Rf sampel mendekati 0,52 (0,5)

    BAB V

    PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

    5.1 Pembahasan

    Pada praktikum ini dilakukan pembuatan sediaan cair infusa daun sirih ( Piperis Betle Fulium). Infusa daun

    sirih ini dibuat dengan kadar 10 %. Caranya yaitu diambil beberapa lembar daun sirih yang bersih kemudian

    dipotong kecil-kecil dengan menggunakan gunting. Pemotongan daun sirih ini tidak terlalu kecil atau tipis

    karena minyak atsiri yang ada dalam daun sirih akan rusak apabila pemotongan terlalu tipis. Selanjutnya

    dilakukan penimbangan sebanyak 10 gram dan dimasukkan ke dalam panci infus. Kemudian diukur air

    sebanyak 100 ml dan dimasukkan ke dalam panci infus di atas penangas air (water bath) hingga suhu cairan

    mencapai 90oC. Setelah suhu mencapai 90oC, dilakukan pemanasan selama 15 menit. Pada waktu ini,

    diharapkan semua kandungan minyak atsiri dalam daun sirih akan larut ke dalam cairan. Selanjutnya panciinfus diangkat dan didiamkan hingga suhu cairan mendekati suhu kamar. Dilakukan kalibrasi botol 100 ml.

    Infus diserkai ke dalam botol yang telah dikalibrasi dengan bantuan kain flanel dan corong gelas. Penyerkaian

    infusa daun sirih ini dilakukan ketika dingin agar minyak atsiri tidak menguap. Untuk mencapai volume 100

    B1 B2 B3

  • 7/25/2019 infusa sirih

    5/6

    ml, maka ditambahkan air masak ke dalam serkaian hingga didapat volume infusa akhir sebanyak 100 ml.

    Penambahan air masak dilakukan ke dalam serkaian, tidak langsung ditambahkan pada botol untuk mengambil

    kandungan minyak atsiri yang masih tersisa di dalam serkaian.

    Evaluasi yang dilakukan pada sediaan infusa yang telah dibuat yaitu uji organoleptis dan uji pH. Uji

    organoleptis yang dilakukan yaitu meliputi uji bentuk, warna, rasa dan bau. Uji pH dilakukan dengan

    menggunakan pH meter. Dari hasil evaluasi didapatkan hasil sebagai berikut:

    Uji Organoleptis

    Bentuk : Larutan

    Warna : Kuning kecoklatan, bening (seperti teh)

    Bau : Aromatik

    Rasa : Agak pahit, getir dan agak pedas

    Bau yang ditimbulkan aromatis ( aroma yang khas), hal ini karena dalam infusa yang dibuat

    mengandung minyak atsiri terutama fenol yang memiliki bau khas. Warna kuning kecoklatan, rasa yang pahit,

    getir dan pedas karena kandungan minyak atsiri pula yang terdiri atas campuran fenol(terutama kavibetol dan

    kavikol) dan terpene dari daun sirih yang ada pada infusa tersebut. Karena senyawa yang ada di dalam daun

    sirih terutama minyak atsiri larut dalam air sehingga didapatkan bentuk larutan. Tidak ada endapan yang

    ditimbulkan.

    Uji pH

    PH : 5

    pH yang didapat yaitu 5 dimana pH asam ini dikarenakan adanya kandungan senyawa fenol yang merupakan

    asam. Air memiliki pH netral yaitu 7, sedangkan fenol memiliki pH 4,5. Sehingga ketika senyawa fenol larut

    dalam air akan menimbulkan pH asam. Dalam literatur juga disebutkan bahwa semakin banyak daun sirih yang

    digunakan maka akan semakin asam pH yang didapatkan karena akan semakin banyak senyawa fenol yang ada

    pada infusa yang terbentuk.

    Setelah infusa selesai dibuat, kemudian dilakukan berbagai evaluasi sediaan salah satunya membuat

    profil kromatografi KLT dengan bantuan Densitometer. Sampel berupa Infusa sirih ditotolkan sebesar 10l

    pada lempeng KLT dan standar piperin sebesar 2l. adapun kondisi analisis yang digunakan dalam analisis ini

    adalah :

    Fase diam : silica gel F254

    Fase gerak : kloroform : methanol (90:10)

    Deteksi : diamati pada UV 254 nm

    Pada lempeng KLT dilakukan penotolan sampel dan standar dengan jumlah yang berbeda dimana pada

    sampel sebanyak 10l dan replikasi 3 kali. Penotolan 3 kali dikarenakan untuk memastikan senyawa apa saja

    yang terkandung dalam sediaan infusa.

    Analisis kualitatif dilakukan dengan KLT-densitometer. Larutan sampel sebanyak 10L ditotolkan padalempeng KLT dengan kondisi seperti pada penentuan pola/profil kromatogram. Dari hasil KLT, diamati warna

    noda dan dihitung Rf secara manual. Analisis kualitatif ini dilakukan dengan membandingkan antara Rf sampel

  • 7/25/2019 infusa sirih

    6/6

    dan Rf pada teoritis. Tidak menggunakan standar karena sediaan infusa tidak dihidrolisis, kami hanya

    memastikan sesuai dengan teoritis atau tidak. Masing-masing kelompok melakukan 3x replikasi penotolan.

    Jarak eluen = 8 cm

    Rf1=3,8

    8 = 0,475

    Rf2=3,8

    8 = 0,475

    Rf3=4

    8 = 0,5

    Karena Rf standar hanya ada pada teoritis yang menyatakan adanya senyawa fenol yaitu 0,52; 0,2 ; 0,82 maka

    sampel diatas kemungkinan mengandung senyawa fenol karena mendekati teoritis yaitu 0,475; 0,475; 0,5.

    Dari hasil kromatografi lapis tipis yang telah dilakukan, terlihat bahwa pada infusa daun sirih terdapat

    senyawa fenol. Dari hasil pustaka banyak menyebutkan bahwa infusa daun sirih mengandung fenol. Dalam

    Materia Medika disebutkan bahwa zat yang memiliki khasiat dalam daun sirih adalah minyak Atsiri yang

    mengandung fenol dan turunannya. Senyawa seperti hidroksi kavikol, kavibetol, estragol, eugenol,

    metileugenol, karvakrol, terpinen, sesquiterpen, fenilpropen dan tannin juga ada pada sirih (Anonim,1978).

    Aktivitas dari fenol sendiri adalah antisariawan, antiseptik, adstringen, dan anti batuk. Daun sirih banyak

    digunakan untuk antiseptic .

    Sediaan infusa hanya bertahan tidak lebih dari 24 jam sehingga penggunaannya harus sesegera mungkin

    setelah sediaan jadi. Dengan demikian penggunaannya biasanya langsung diminum atau digunakan untuk

    berkumur (untuk sariawan) (Prasetya, 2009).

    5.2 Kesimpulan

    Infusa yang kami hasilkan dari percobaan saat dilakukan evaluasi memberikan hasil:

    Uji Organoleptis

    Bentuk : Larutan

    Warna : Kuning kecoklatan, bening (seperti teh)

    Bau : Aromatik

    Rasa : Agak pahit, getir dan agak pedas

    Uji pH

    PH : 5

    KLT

    Masing-masing kelompok melakukan 3x replikasi penotolan.

    Jarak eluen = 8 cm

    Rf1=3,8

    8 = 0,475

    Rf2=3,8

    8 = 0,475

    Rf3=4

    8 = 0,5

    Sampel dinyatakan mengandung senyawa sesuai dengan teoritis yaitu 0,52 mengandung fenol.