Strategi Pemasaran Dan Kontribusinya Dalam Upaya Konservasi di Taman Nasional Karimunjawa
Informasi Taman Nasional Karimunjawa
Click here to load reader
-
Upload
veldhy-pratama-sutedja -
Category
Documents
-
view
12 -
download
1
description
Transcript of Informasi Taman Nasional Karimunjawa
INFORMASI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA
Kawasan Taman Nasional Karimunjawa yang
mempunyai luas kawasan 111.625 hektar
merupakan satu-satunya kawasan pelestarian
alam di propinsi Jawa Tengah yang
mempunyai ekosistem yang unik dan lengkap.
Kawasan Taman Nasional Karimunjawa
merupakan perwakilan lima tipe ekosistem
yaitu ekosistem terumbu karang, padang lamun
dan rumput laut, hutan mangrove, hutan pantai,
serta hutan hujan tropis dataran rendah. Keberadaan ekosistem tersebut sangat penting untuk
menjaga kestabilan sistem hidrologi dan iklim mikro wilayah kepulauan Karimunjawa.
Hilang atau rusaknya salah satu ekosistem yang ada akan menyebabkan ketidakseimbangan
fungsi ekosistem lainnya. Secara ekonomis nilai keberadaan ekosistem-ekosistem di Taman
Nasional Karimunjawa yang berupa ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah, ekosistem
hutan mangrove, hutan pantai, padang lamun dan ekosistem terumbu karang adalah sebesar
Rp 11,2 Milyar per tahun (asumsi 1US$ = Rp 9.000,-). Sedangkan nilai manfaat dari kegiatan
wisata berkisar antara 2,9 M – 21M dengan nilai rata-rata 7,5M per tahun. Manfaat langsung
yang diterima masyarakat Karimunjawa berasal dari usaha perikanan tangkap yang mencapai
Rp 6,421M per tahun. Sedangkan budidaya rumput laut mencapai Rp 13M per tahun.
a. Ekosistem Hutan Hujan Tropis Dataran Rendah
Ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah menempati ketinggian 0-506 m dpl di Pulau
Karimunjawa. Hutan hujan tropis dataran rendah yang ada di Pulau Karimunjawa
merupakan hutan sekunder yang dicirikan dengan keberadaan perintis seperti Medang
Wangi (Crytocarya tementosa) (Nababan et al, 2010). Tumbuhan yang ada merupakan
sisa kebakaran hutan yang terjadi pada tahun 1950-1960an.
Berdasarkan hasil Eksplorasi Flora yang dilakukan oleh LIPI tahun 2003 (Djarwaningsih
et al., 2003) ditemukan 124 spesies dan 5 genus flora di kawasan hutan hujan tropis
dataran rendah Karimunjawa. Jenis pohon yang sering dijumpai adalah Sentul
(Sandoricum koetjape), Ande-ande (Antidesma montanum), Berasan (Gomphia serrata),
Gondorio (Bouea macrophylla). Termasuk di dalamnya keberadaan flora khas
Karimunjawa yaitu Dewadaru (Fragrarea fragrans) dan Kalimosodo (Cordia
subcordata) yang populasinya mulai menurun karena banyak digunakan sebagai bahan
baku industri kerajinan oleh masyarakat. Dewadaru tidak ditemukan dalam kawasan
konservasi kecuali tunggaknya, umumnya tumbuh di luar kawasan yaitu di daerah Alang-
Alang, Ujung Gelam, Nyamplungan, dan Legon Nipah (Farid et al, 2003).
Berbagai jenis fauna menghuni kawasan hutan hujan tropis dataran rendah ini. Jenis fauna
darat yang umum dijumpai adalah Rusa (Cervus timorensis), Monyet Ekor Panjang
(Macaca fascicularis karimondjawae), kalong besar (Pteropus vampyrus), tikus pohon
ekor polos (Niviventer cremoniventer), landak (Hystrik javanica), musang rase (Vivericula
indica). Mogea et al, (2003) menyebutkan terdapat 16 jenis reptilia dan 2 jenis amphibia
di Taman Nasional Karimunjawa, diantara reptil terdapat jenis Ular Edor (Calloselasma
rhodostoma). Lebih lanjut Mogea et al (2003) menyatakan bahwa di Karimunjawa
ditemukan 23 jenis kupu dari 8 famili. Jenis-
jenis kupu endemik adalah Euploea crameri
karimondjawaensis, Euploea sylvester
karimondjawaensis dan Idea leuconoee
karimondjawae. Ditemukan sebanyak 8 jenis
Capung sedangkan pada jenis Belalang
dijumpai 6 jenis. Selain itu ditemukan 54
spesies burung yang tergabung dalam 27
famili, 16 jenis diantaranya merupakan spesies
yang dilindungi Undang-Undang. Berbagai jenis burung khas yang dapat dijumpai di
Karimunjawa adalah Pergam Ketanjar (Ducula rosaceae), Trocokan (Picnonotus govier
var.karimunjawa) dan Betet Karimunjawa (Psitacula alexandri var.karimunjawa). selain
itu ditemukan pula sekitar 22 spesies burung air migran yang melintasi kawasan Taman
Nasional Karimunjawa.
b. Ekosistem Hutan Pantai
Beberapa karakteristik tipe ekosistem ini adalah hidup pada daerah kering tepi pantai,
tidak terpengaruh iklim, tanah berbatu dan berpasir serta terletak diatas pasang tertinggi
(Nababan et al, 2010). Vegetasi hutan pantai dicirikan oleh adanya Baringtonia speciosa,
Ketapang (Terminalia cattapa), Cemara Laut (Casuarina equisetifolia), Kelapa (Cocos
nucifera), Jati Pasir (Scaerota frustescens), Pandan (Pandanus tectonus), Setigi (Pemphis
acidula) dan Waru Laut (Hibiscus tiliaceus).
c. Ekosistem Mangrove
Taman Nasional karimunjawa mempunyai ekosistem mangrove yang relative masih asli
dan tersebar hampir di seluruh kepulauan Karimunjawa dengan luasan yang berbeda-beda
(Anonim, 2008). Berdasarkan hasil Kegiatan Inventarisasi Penyebaran Mangrove di
Taman Nasional Karimunjawa tahun 2002 (Sunyoto et al, 2003) ditemukan 44 spesies
mangrove yang termasuk dalam 25 famili. Dalam kawasan pelestarian ditemukan 25
spesies mangrove sejati dari 13 famili dan 18 spesies mangrove ikutan dari 7 famili.
Sedang di luar kawasan ditemukan 5 spesies mangrove ikutan dari 5 famili berbeda. Pada
tingkat tiang dan pohon hutan mangrove di kawasan Pulau Karimunjawa dan Kemujan
didominasi jenis Exoccaria agallocha sedang jenis yang penyebarannya paling luas adalah
Rhizopora stylosa.
d. Ekosistem Padang Lamun dan Rumput Laut
Padang lamun tersebar di seluruh perairan Taman Nasional Karimunjawa sampai
kedalaman 25 meter. Struktur komunitas padang lamun Pulau Karimunjawa tersusun atas
9 spesies yaitu Enhalus acoroides, Halophila ovalis, Thalassia hemprichi, Cymodocea
rotundata, Halodule uninervis, Halodule pinifolia, Halophila minor, Syringodium
isoetilium, Thalassodensron ciliatum (Nababan et al, 2010). Tabel 2 menyajikan
penutupan dan jenis yang ada di tiap wilayah dalam kawasan TN Karimunjawa.
Sedangkan untuk makroalga, sampai saat ini penelitian menunjukkan bahwa terdapat 19
jenis makroalga di lokasi penelitian dengan jumlah terbesar adalah Chlorophyta
(Wahyuningtyas, 2000).
Penutupan dan jenis lamun di dalam kawasan TN Karimunjawa
Wilayah Penutupan (%)
Jenis
Karimunjawa 9-83,33 Enhalus acoroides, Halophila ovalis, Thalassia hemprichi, Cymodocea rotundata, C. serrulata, Halodule uninervis, Halodule pinifolia, Syringodium isoetifilium, Thalassodensron ciliatum
Kemujan 5,6-70 Enhalus acoroides, Halophila ovalis, Thalassia hemprichi, Cymodocea rotundata, C. serrulata, Halodule uninervis, Halodule pinifolia, Halophila minor, Syringodium isoetilium
Parang 1-65 Enhalus acoroides, Halophila ovalis, Thalassia hemprichi, Cymodocea rotundata, C. serrulata, Halodule uninervis,
e.Ekosistem Terumbu Karang
Ekosistem terumbu karang terdiri dari 3 tipe terumbu, yaitu
terumbu karang pantai (fringing reef), penghalang (barrier
reef) dan beberapa taka (patch reef). Ekosistem terumbu
karang di Kepulauan Karimunjawa terdiri atas 64 genera
karang yang termasuk dalam 14 famili ordo scleractinian dan 3
ordo non sceractinian (Nababan et al, 2010). Sedangkan jenis
yang mendominasi ekosistem ini adalah genera Acropora dan
Porites. Lebih lanjut dinyatakan bahwa sampai dengan tahun
2009, persentase penutupan terumbu karang berkisar antara 7-69% dengan rata rata
penutupan adalah 54,50%. Persentase penutupan terumbu karang di kawasan Taman
Nasional Karimunjawa menunjukkan kenaikan persentase penutupan yang
menggembirakan dari tahun 2004 yang berada pada kisaran 40%.
Karakteristik ikan karang di Karimunjawa cukup unik. Keanekaragaman ikan karang
yang ditemukan di Karimunjawa merupakan kondisi peralihan antara jenis-jenis ikan
karang yang sering ditemukan di perairan Kepulauan Seribu dan di perairan Bali
(Marnane et al , 2003). Sampai dengan tahun 2006, secara total jumlah spesies ikan
karang yang ditemukan selama survey di seluruh perairan Karimunjawa adalah 353
spesies yang termasuk dalam 117 genus dan 43 famili. Keanekaragaman ini tergolong
relatif tinggi jika dibandingkan daerah lain di perairan Pulau Jawa. Secara keseluruhan
keseragaman spesies ikan karang bervariasi dari rendah di Tanjung Gelam hingga baik di
sisi timur Pulau Sintok.
Lebih lanjut dinyatakan bahwa ditemukan 5 spesies kima di dalam kawasan Taman
Nasional Karimunjawa yaitu T.derasa, T.crocea, T.maxima, T.squamosa, dan Hipopus
hipopus, dengan kelimpahan terbanyak ditemukan di Pulau Kembar dan kelimpahan
terendah di Pulau Cemara Besar. Spesies yang sedikit dijumpai adalah Hipopus hipopus.
Saat ini dideteksi terjadi penurunan signifikan populasi kima yang ada dalam kawasan
TN Karimunjawa.
Di kepulauan Karimunjawa ditemukan 2 spesies penyu yaitu penyu Hijau (Chelonia
mydas) dan Penyu Sisik (Eretmochelys imbricate). Sumaryati et al (2003) menyatakan
bahwa terdapat 12 pulau dalam kawasan Taman Nasional Karimunjawa yang merupakan
lokasi pendaratan dan peneluran penyu. Diantara pulau-pulau tersebut, Pulau Sintok
merupakan tempat bertelur penyu yang paling potensial (2003). Sebagai tindak lanjut
sejak tahun 2005, Balai TN Karimunjawa telah mengembangkan tempat penetasan semi
alami yang berlokasi di Pulau Menjangan Besar. Sampai saat ini sebanyak 5.887 butir
telur telah berhasil ditetaskan. Namun demikian populasi penyu yang ada tetap
mendapatkan tekanan yang berasal dari eksploitasi telur dan daging oleh manusia dan
degradasi habitat penyu.
f. Potensi perikanan
Jenis kegiatan perikanan di Kepulauan Karimunjawa adalah perikanan tangkap dan
perikanan budidaya. Jenis tangkapan ikan antara lain Tenggiri (Scomberomorus sp.),
Tongkol (Euthinnus sp.), Manyung (Netuma
thalassina), Bentong (Selar boops), Sulir
(Atule mate), Badong (Carangoides sp,
Caranx sp.), Tunulan (Sphyraena sp.),
Banyar (Rastrelliger sp.), Todak
(Tylosurus sp.), Teri (Hypoatherina sp.),
Cumi (Loligo spp.), Sotong (Sephia sp.),
Kepiting, Lobster dan ikan-ikan karang
seperti Kerapu (Epinephelus sp.), Sunu (Plectropomus sp.), Baronang (Siganus sp.),
Tambak (Lethrinus sp.), Kakap (Lutjanus sp.). Sedangkan Kegiatan perikanan budidaya
berupa budidaya rumput laut dan budidaya ikan kerapu seperti kerapu macan
(Epinephelus polyphekadion) dan kerapu bebek (Cromileptes altivelis).
Berdasarkan Yulianto et al. (2009), alat tangkap yang digunakan oleh nelayan di
Kepulauan Karimunjawa antara lain pancing (handline), jaring (net), bubu (trap), tonda
(troll line), branjang (lift net), panah (speargun), tombak. Alat tangkap lain yang
digunakan oleh nelayan adalah rewet/tedo, rentak, cimplung/serokan cumi dan
krukup/serokan ikan. Alat tangkap yang dominan digunakan oleh nelayan Kepulauan
Karimunjawa adalah pancing (handline). Dari 100% hasil tangkapan nelayan, rata-rata
sebanyak 93% untuk dijual dan 7% untuk dikonsumsi.
g. Potensi pariwisata
Taman Nasional Karimunjawa memiliki beberapa potensi wisata diantaranya atraksi
alam darat, atraksi alam perairan, atraksi budaya dan fasilitas penunjang. Prinsip dalam
pengembangan pariwisata alam di Karimunjawa harus mencakup beberapa hal yaitu
konservasi, pendidikan dan penelitian, partisipasi masyarakat, ekonomi dan rekreasi.
Musim berkunjung terbaik adalah pada bulan April sampai dengan bulan November
setiap tahunnya. Dari hasil identifikasi obyek wisata di Karimunjawa terdapat beberapa
kegiatan wisata meliputi :
1. Atraksi Alam di Darat
Di kawasan daratan artaksi yang dapat dilakukan antara lain berupa kegiatan hiking,
trackingdancamping. Aktivitas camping dapat dilakukan di beberapa pulau di Taman
Nasional Karimunjawa antara lain di Pulau Karimunjawa yaitu di Camping Ground
Legon Lele. Areal ini juga telah dilengkapi dengan arboretum seluas 1 hektar yang
mendukung aktivitas pendidikan. Hiking dapat dilakukan pada jalur Bukit Bendera,
Bukit Tengkorak, Bukit Maming dan jalur darat mangrove di Terusan. Kegiatan
tracking atau penelusuran hutan mangrove dapat dilakukan di Trekking Mangrove
Taman Nasional Karimunjawa yang ada di Pulau Kemujan yang mempunyai panjang
sekitar 1377 meter. Selain itu kegiatan yang dapat dilakukan oleh wisatawan adalah
berjemur. Aktivitas ini dapat dilakukan di sebelah barat Pulau Menjangan Besar dan
Menjangan Kecil. Atraksi Alam di Perairan
Kegiatan alam yang dapat dilakukan di perairan adalah kegiatan pengamatan terumbu
karang menggunakan perahu kaca/perahu nelayan, berenang, snorkeling dan diving.
Atraksi wisata ini didukung oleh keindahan gugusan terumbu karang yang menyebar
di beberapa pulau di kawasan Taman Nasional Karimunjawa hingga kedalam 20 m.
Beberapa lokasi yang umum digunakan sebagai daerah wisata bahari adalah perairan
Pulau Menjangan Kecil, Cemara Besar, Pulau Tengah. Selain itu kawasan Taman
Nasional Karimunjawa masih menyimpan potensi keberadaan kapal tenggelam
INDONOR yang berumur lebih dari 50 tahun sehingga memungkinkan untuk atraksi
diving dan petualangan bawah laut.
2. Kegiatan Budaya
Masyarakat Karimunjawa yang terdiri atas beberapa suku mempunyai kebudayaan
yang unik dan menarik. Atraksi budaya di Kepulauan Karimunjawa terbagi kedalam 3
jenis, yaitu :
a. Kesenianrakyat, sepertiReogBarongandanPencaksilat.
b. Acaratradisional, meliputi :
i. Perkawinansukubugis, yang dimulaidenganacaramapuce-puce, masuro,
madupa, mappaenrebelanjadanpestaanggaukeng. Upacara peluncuran
perahu, yaitu acara syukuran telah selesainya pembuatan perahu hari
dengan cara mendorong perahu kepinggir pantai kemudian dilepas sampai
perahu berhenti dengan sendirinya.
ii. Makam Sunan Nyamplungan: merupakan objek wisata religi yang ada di
Karimunjawa tepatnya di Dukuh Nyamplungan. Sunan Nyamplungan
dipercaya sebagai orang pertama yang mendiami kepulauan Karimunjawa
dan juga murid Sunan Kudus.
iii. Sumur wali di Pulau Parang merupakan sumur yang disucikan. Apabila
mendapati air dalam sumur tersebut dan bisa mengambilnya, dipercaya
akan membawa keberuntungan bagi yang mengambilnya.
c. RumahAdat
Keanekaragaman suku yang mendiami Kepulauan Karimunjawa dapat
dimanfaatkan sebagai atraksi wisata budaya. Rumah adat suku bugis dapat
dijumpai di Dukuh Batu Lawang dan Dukuh Telaga. Suku Buton banyak
mendiami P. Nyamuk, suku Madura mendiami Dukuh Telaga, Pulau Kemujan
dan Dukuh Karimun, Pulau Karimunjawa.
Akses menuju kawasan TN Karimunjawa dapat ditempuh melalui perjalanan laut dan
perjalanan udara. Sedangkan transportasi antar pulau Transportasi darat di Pulau
Karimunjawa dan Pulau Kemujan dapat dilakukan dengan menyewa kendaraan roda dua atau
roda empat milik masyarakat. Ada pula kendaraan becak yang melayani rute pelabuhan
menuju kota kecamatan, namun umumnya hanya beroperasi pada waktu keberangkatan dan
kedatangan kapal Muria saja.
1. Perjalanan menuju Pulau Karimunjawa dapat dilakukan menggunakan KM.Muria, Kapal
Motor Cepat Kartini I, Kapal Cepat Ekspress Bahari
a. KM Muria berangkat dari Pelabuhan Kartini Jepara dilayani oleh 2 kali seminggu
dengan jadwal :
- Jepara ke Karimunjawa : setiap hari Rabu dan Sabtu
- Karimunjawa ke Jepara : setiap hari Senin dan Kamis
Perjalanan dapat ditempuh selama 6 jam. Penyeberangan dapat juga dilakukan
sewaktu-waktu dengan kapal nelayan, namun membutuhkan waktu yang lebih lama.
Tarif sewa kapal tergantung kesepakatan dengan pemilik kapal.
b. Pada bulan April 2004 diluncurkan KMC. KARTINI I yang melayani rute perjalanan
Semarang-Jepara-Karimunjawa, dengan waktu tempuh yang lebih singkat yaitu
sekitar 4 jam dari Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang.
- Semarang ke Karimunjawa : setiap hari Senin dan Sabtu
- Karimunjawa ke Semarang : setiap hari Minggu dan Selasa
c. Kapal Cepat Ekspress Bahari mulai beroperasi pada bulan Maret 2012 dengan waktu
tempuh sekitar 2 jam perjalanan. Kapal ini melayani rute Jepara-Karimunjawa setiap
hari Senin, Selasa, Jumat, Sabtu dan Minggu sedangkan rute Karimunjawa-Semarang
dilayani pada hari Senin, Rabu, Sabtu dan Minggu.
d. Sampai saat ini belum ada kapal yang melayani transportasi antar pulau. Saat ini
transportasi antar pulau masih dilayani oleh kapal nelayan milik penduduk.
2. Transportasi Udara
Transportasi udara dapat ditempuh dari Bandara Ahmad Yani Semarang menuju Bandara
Dewadaru di Pulau Kemujan. Saat ini penerbangan dikelola oleh tour operator yang ada
yaitu Kura-Kura Aviation.
Dari 22 pulau yang berada di sekitar kawasan Taman Nasional Karimunjawa, hanya 4 pulau
yang dihuni penduduk yaitu Pulau Karimunjawa, Pulau Kemujan, Pulau Parang dan Pulau
Nyamuk. Berdasarkan sensus penduduk di Kecamatan Karimunjawa tahun 2010, di sekitar
kawasan Taman Nasional Karimunjawa terdapat sebanyak 8.733 jiwa penduduk.Umumnya
penduduk Kepulauan Karimunjawa bekerja sebagai pencari ikan, mencari kerang (gleaning),
budidaya, berjualan hasil laut, pertanian, perkebunan tanaman keras (karet, kopi, kelapa),
pegawai (negeri /swasta) dan pekerjaan lain yaitu buruh bangunan, pertukangan, operator
wisata (Yulianto et al, 2009). Sebagian besar masyarakat menggantungkan diri pada sumber
daya alam yang ada di sekelilingnya. lebih lanjut dijelaskan bahwa alat tangkap yang
umumnya digunakan nelayan Karimunjawa adalah pancing tangan, jaring air dangkal, jaring
air dalam, tombak, speargun/panah, bubu, branjang bahkan masih ada yang menggunakan
murami (Yulianto et al, 2009). Umumnya selain menangkap ikan masyarakat Karimunjawa
juga mempunyai usaha sampingan melakukan budidaya rumput laut dengan jenis Euchema
cottoni.
Data Kependudukan Kecamatan Karimunjawa
Desa Sensus 2010 Seks Rasio
L P L+P 1990 2000 2010 Karimunjawa 2222 2200 4422 107,38 102,80 101,00 Kemujan 1374 1356 2736 105,25 103,41 101,33 Parang 804 777 1581 98,78 93,41 103,47 Total 4400 4333 8733 105,16 101,39 101,55
Sumber BPS Tahun 2010
Kantor Balai Taman Nasional Karimunjawa
Jl. Sinar Waluyo Raya No.248 Semarang 50723
Telp/Fax.(024)76738248 email:[email protected]
Website:http:\\tnkarimunjawa.dephut.go.id
• Ditunjuk SK Menteri Kehutanan No.123/Kpts-II/1986 tanggal 9 April 1986 seluas 111.625 sebagai Cagar Alam Laut
• Ditetapkan SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan No.78/Kpts-II/1999 tanggal 22 Februari 1999 tentang Perubahan Fungsi Kawasan CA Karimunjawa dan perairan di sekitarnya menjadi taman nasional dengan nama Taman Nasional Karimunjawa
• Letak Kabupaten Jepara Propinsi Jawa Tengah • Temperatur Udara 30-32C • Ketinggian/Topografi 0-506m dpl
Letak geografis 5°40’00” - 5°58’5 0” LS dan 110°