• Informasi asimetris adalah adanya kesenjangan informasi yang dimiliki oleh penyedia pelayanan kesehatan dengan pengguna pelayanan kesehatan.

• Dengan adanya informasi yang dimiliki konsumen dan produsen tidak jauh berbeda seperti pada pelayanan kesehatan. Sedangkan dalam penjualan obat hanya dokter dan apoteker yang tahu informasi tentang obat sedangkan pasien hampir tidak mengerti apa-apa. Pasien tidak tahu apa isi zat aktif suatu obat, pasien tidak tahu bagaimana mekanisme zat aktif bekerja, pasien tidak tahu berapa dosis yang dibutuhkan, dan pasien juga tidak tahu berapa persis harga yang sesuai.

• Menurut kode etik, seorang apoteker dalam melakukan praktik kefarmasian harus mengutamakan kepentingan masyarakat. menghormati hak asasi pasien dan melindungi makhluk hidup insani.

• Namun, ditemui di lingkungan masyarakat biaya obat yang mahal serta peresepan obat yang jauh lebih banyak daripada yang seharusnya.

• Obat generic sangat murah sementara obat bermerek (branded) sangat mahal. Ini disebabkan oleh informasi asimetris. Konsumen obat (dalam hal ini pasien) tidak punya penegtahuan yang cukup untuk memilih.

• Adanya keluhan pasien menerima obat tak berkualitas kurang tepat karena lebih kepada faktor kebiasaan saja. Biasanya pasien menerima tawaran memakan obat generik atau obat paten. [Mohamad Dani Pratomo (IAI),2014]

• Ada dua hal yang dapat melindungi konsumen yaitu:– peraturan dari pemerintah. Contohnya Amerika

pelayanan kesehatan telah diatur oleh pemerintahnya sendiri untuk menghindari adanya kerugian pada konsumen.

– mekanisme pasar mengharuskan adanya informasi yang seimbang/sempurna. Namun, dalam pelayanan kesehatan mekanisme pasar tidak berfungsi oleh karena itu diperlukan adanya kegiatan yang bersifat edukasi, managerial dan regulasi yang kuat untuk mengatur perdagangan obat dan pelayanan kesehatan

Solusi

• Apoteker harus menjelaskan efek obat tersebut. khasiatnya bagaimana, dan lain-lain.

• Dibutuhkan kompetensi apoteker dalam memberikan pelayanan kefarmasian dan manajemen suplai obat yang efektif dan efisien serta meningkatkan kuantitas apoteker