Inflasi dan Pengangguran (mine)

8
Triyani ( C 301 13 039 ) | @TR_YN Inflasi dan Pengangguran A. Inflasi Inflasi adalah keadaan di mana terjadi kenaikan suatu harga atas barang- barang secara umum dan terus-menerus. Tingkat kenaikan harga baru dapat dikatakan sebagai inflasi bila kenaikan itu meluas dan mempengaruhi kenaikan harga untuk barang yang lain. Hal ini terjadi disebabkan oleh berbagai faktor. Di antaranya, yaitu konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi barang. Kenaikan harga ini diukur dengan menggunakan indeks harga yang merupakan rata-rata harga konsumen atau produsen. Indeks harga adalah rata- rata tertimbang dari sejumlah barang dan jasa. Dalam membuat indeks harga, para ekonom menimbang harga individual dengan memperhatikan arti penting setiap barang secara ekonomis. Indeks harga yang digunakan untuk mengukur inflasi, yaitu indeks harga konsumen (IHK), deflator GNP, dan indeks harga produsen (IHP). 1. Cara Menghitung Tingkat Inflasi Untuk dapat menghitung tingkat inflasi, kita harus mengetahui indeks harga konsumen (IHK) terlebih dahulu. IHK adalah ukuran perubahan harga dari kelompok barang dan jasa yang paling banyak dikonsumsi oleh rumahtangga dalam jangka waktu tertentu. Untuk menghitung IHK digunakan rumus : IHK = harga sekarang/harga pada tahun dasar x 100% Selanjutnya rumus untuk menghitung laju inflasi adalah : Laju Inflasi = IHK periode n IHK tahun sebelumnya

description

 

Transcript of Inflasi dan Pengangguran (mine)

Page 1: Inflasi dan Pengangguran (mine)

Triyani ( C 301 13 039 ) | @TR_YN

Inflasi dan Pengangguran

A. Inflasi

Inflasi adalah keadaan di mana terjadi kenaikan suatu harga atas barang-

barang secara umum dan terus-menerus. Tingkat kenaikan harga baru dapat

dikatakan sebagai inflasi bila kenaikan itu meluas dan mempengaruhi kenaikan

harga untuk barang yang lain.

Hal ini terjadi disebabkan oleh berbagai faktor. Di antaranya, yaitu

konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang

memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya

ketidak lancaran distribusi barang.

Kenaikan harga ini diukur dengan menggunakan indeks harga yang

merupakan rata-rata harga konsumen atau produsen. Indeks harga adalah rata-

rata tertimbang dari sejumlah barang dan jasa. Dalam membuat indeks harga,

para ekonom menimbang harga individual dengan memperhatikan arti penting

setiap barang secara ekonomis. Indeks harga yang digunakan untuk mengukur

inflasi, yaitu indeks harga konsumen (IHK), deflator GNP, dan indeks harga

produsen (IHP).

1. Cara Menghitung Tingkat Inflasi

Untuk dapat menghitung tingkat inflasi, kita harus mengetahui indeks

harga konsumen (IHK) terlebih dahulu. IHK adalah ukuran perubahan harga

dari kelompok barang dan jasa yang paling banyak dikonsumsi oleh

rumahtangga dalam jangka waktu tertentu. Untuk menghitung IHK digunakan

rumus :

IHK = harga sekarang/harga pada tahun dasar x 100%

Selanjutnya rumus untuk menghitung laju inflasi adalah :

Laju Inflasi = IHK periode n – IHK tahun sebelumnya

Page 2: Inflasi dan Pengangguran (mine)

Triyani ( C 301 13 039 ) | @TR_YN

2. Jenis-jenis inflasi

Berdasarkan besar laju inflasi, antara lain:

a. Inflasi ringan atau creeping inflation (di bawah 10% setahun)

Ditandai dengan laju inflasi yang rendah sehingga kenaikkan harga

berjalan secara lambat, dengan persentase yang kecil serta dalam jangka

yang relatif lama.

b. Inflasi sedang (antara 10 – 30% setahun)

Tingkat sedang ini sudah mulai membahayakan kegiatan ekonomi.

Perlu diingat bahwa laju inflasi ini secara nyata dapat dilihat garak

kenaikan harganya. Bahkan kenaikan upah masyarakat cendrung lebih

kecil bila dibandingkan dengan kenaikan harga.

c. Inflasi berat (antara 30 – 100% setahun)

Kenaikan harga sudah sulit dikendalikan. Hal ini diperburuk lagi

oleh pelaku-palaku ekonomi yang memanfaatkan keadaan untuk

melakukan spekulasi.

d. Inflasi liar atau hyperinflation ( di atas 100% setahun)

Inflasi ini terjadi bila setiap saat harga-harga terus berubah dan

meningkat sehingga orang-orang tidak dapat menahan uang lebih lama

disebabkan nilai uang terus merosot.

Berdasarkan sebabnya, inflasi dibedakan menjadi:

a. Demand pull inflation, yaitu inflasi yang timbul karena permintaan

masyarakat akan berbagai barang yang kuat.

b. Cost push inflation, yaitu inflasi yang timbul karena kenaikan biaya

produksi.

Berdasarkan asal terjadinya, inflasi dikelompokkan menjadi:

a. Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation), yakni inflasi

yang timbul karena terjadi defisit anggaran belanja yang dibiayai oleh

pemerintah dengan pencetakan uang baru, karena berbagai sebab.

b. Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation), yakni inflasi yang

timbul karena kenaikan harga-harga (yaitu, inflasi) di luar negeri atau di

Page 3: Inflasi dan Pengangguran (mine)

Triyani ( C 301 13 039 ) | @TR_YN

negara-negara langganan berdagang kita. Kenaikan harga barang-barang

yang kita impor mengakibatkan:

1) Secara langsung indeks biaya hidup naik karena sebagian dari barang-

barang yang tercakup di dalamnya merupakan barang impor.

2) Akan menaikkan indeks harga. Karena berbagai barang ada yang

terbuat dari bahan mentah atau mesin-mesin impor (cost inflation)

yang tentunya memiliki harga jual tinggi pada saat terjadi inflasi.

3) Secara tidak langsung menimbulkan kenaikan harga di dalam negeri

karena kemungkinan kenaikan harga barang-barang impor

mengakibatkan kenaikan pengeluaran pemerintah/swasta yang

berusaha mengimbangi kenaikan harga impor tersebut (demand

inflation).

3. Dampak Inflasi

Dampak Negatif

1) Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan harga

untuk memperbesar keuntungan dengan cara mempermainkan harga

di pasaran.

2) Distribusi barang relatif tidak adil karena adanya penumpukan dan

konsentrasi produk pada daerah yang masyarakatnya dekat dengan

sumber produksi dan yang masyarakatnya memiliki banyak uang.

3) Bila harga secara umum naik terus-menerus, maka masyarakat

cenderung untuk menarik tabungan guna membeli dan menumpuk

barang sehingga banyak bank di rush. Akibatnya, bank kekurangan

dana dan bisa membuat bank itu tutup (bangkrut).

4) Jurang antara kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin nyata

yang mengarah pada sentimen dan kecemburuan ekonomi yang dapat

berakhir pada penjarahan dan perampasan.

5) Inflasi berkepanjangan juga dapat membuat produsen banyak yang

bangkrut karena produknya relatif akan semakin mahal sehingga tidak

ada yang mampu membeli.

Page 4: Inflasi dan Pengangguran (mine)

Triyani ( C 301 13 039 ) | @TR_YN

Dampak Positif

1) Masyarakat akan semakin selektif dalam mengkonsumsi, sehingga

produksi akan diusahakan seefisien mungkin dan konsumtifme dapat

ditekan.

2) Inflasi yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industri kecil dalam

negeri.

3) Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat

akan tergerak untuk melakukan kegiatan produksi dengan cara

mendirikan atau membuka usaha.

4. Cara Mencegah Inflasi

a. Kebijakan Moneter

Sasaran kebijakan moneter dicapai melalui pengaturan jumlah

uang beredar. Bank Sentral dapat mengatur uang giral melalui peralatan

moneter yaitu :

1) Pelaksanaan Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) di

mana pengendalian jumlah uang beredar dilakukan oleh Bank Sentral

dengan cara menjual atau membeli surat-surat berharga. Untuk

meningkatkan jumlah uang beredar, Bank Sentral menjual surat-surat

berharga. Sedangkan untuk menurunkan jumlah uang beredar, Bank

Sentral membeli surat-surat berharga;

2) Penetapan Tingkat Diskonto (Discount Rate Policy) yang merupakan

tingkat bunga yang ditetapkan Bank Sentral sebagai pinjaman yang

diberikan kepada Bank Umum;

3) Penetapan Rasio Cadangan Wajib Minimum (Reserve Requirement)

yaitu proporsi cadangan minimum yang harus dipegang Bank umum

atas simpanan masyarakat yang dimiliki. Untuk menekan laju inflasi

cadangan minimum ini dinaikkan sehingga jumlah uang menjadi lebih

kecil.

b. Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran

pemerintah serta perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi

Page 5: Inflasi dan Pengangguran (mine)

Triyani ( C 301 13 039 ) | @TR_YN

permintaan total dan dengan demikian akan mempengaruhi harga. Inflasi

dapat dicegah melalui penurunan permintaan total. Kebijakan fiskal yang

berupa pengurangan pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan

dapat mengurangi permintaan total, sehingga inflasi dapat ditekan.

c. Kebijakan yang Berkaitan dengan Output

Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah

output ini dapat dicapai misalnya dengan kebijaksanaan penurunan bea

masuk sehingga impor cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah

barang dalam negeri cenderung menurunkan harga.

d. Kebijakan Penentuan Harga dan Indexing

Ini dilakukan dengan penentuan harga, serta didasarkan pada

indeks harga tertentu untuk gaji ataupun upah (gaji/upah secara riil tetap).

Kalau indeks harga naik, gaji atau upah juga dinaikkan.

B. Pengangguran

Pengangguran atau tunakarya adalah istilah untuk orang yang tidak

bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, atau seseorang yang sedang

berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya

disebabkan karena tingginya angkatan kerja yang tidak diimbangi dengan jumlah

lowongan kerja sehingga sebagian angkatan kerja tidak mendapat pekerjaan.

Selain itu, adanya pengangguran juga disebabkan kurangnya keterampilan yang

dimiliki oleh pencari kerja. Persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan oleh dunia

kerja, tidak dapat dipenuhi oleh pencari kerja.

Cara menghitung tingkat pengangguran:

Jumlah Yang Menganggur

————————————– x 100%

Jumlah Angkatan Kerja

Page 6: Inflasi dan Pengangguran (mine)

Triyani ( C 301 13 039 ) | @TR_YN

1. Jenis-jenis Pengangguran

a. Jenis Pengangguran Berdasarkan Lama Waktu Kerja

1) Pengangguran Terbuka (open unemployment)

Yang termasuk jenis kategori ini adalah tenaga kerja yang

benar-benar tidak memiliki pekerjaan (sama sekali tidak bekerja).

Pengangguran ini terjadi karena tidak adanya lapangan kerja atau

karena ketidaksesuaian lapangan kerja dengan latar belakang

pendidikan dan keahlian tenaga kerja.

2) Setengah Menganggur (under unemployment)

Yang termasuk jenis kategori ini adalah tenaga kerja yang

bekerja, tetapi bila diukur dari sudut jam kerja, pendapatan,

produktivitas, dan jenis pekerjaan tidaklah optimal.

3) Pengangguran Terselubung (disguised unemployment)

Yang termasuk jenis kategori ini adalah tenaga kerja yang

bekerja tapi tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan atau

keahliannya. Misalnya, seorang lulusan S1 pertanian bekerja sebagai

tenaga pembukuan.

b. Jenis Pengangguran Berdasarkan Penyebab Terjadinya

1) Pengangguran Konjungtur

Pengangguran konjungtur adalah pengangguran akibat

menurunnya kegiatan ekonomi. Misalnya, ketika perekonomian sedang

mengalami kemunduran, perusahaan akan mengurangi kapasitas

produksi yang secara langsung berpengaruh terhadap penggunaan

tenaga kerja yang dipakai.

2) Pengangguran Struktural (Structural Unemployment)

Yang dikatakan pengangguran struktural adalah pengangguran

yang terjadi akibat perubahan struktur atau komposisi perekonomian.

Misalnya, peralihan perekonomian dari struktur agraris ke industri.

3) Pengangguran Friksional (Dictional Unemployment)

Pengangguran ini bersifat sementara. Biasanya terjadi karena

adanya kesenjangan antara pencari kerja dengan kesempatan

(lowongan) kerja yang ada. Misalnya, pencari kerja sulit mendapatkan

Page 7: Inflasi dan Pengangguran (mine)

Triyani ( C 301 13 039 ) | @TR_YN

akses informasi tentang lowongan pekerjaan sehingga dia tidak dapat

pekerjaan yang diinginkannya.

4) Pengangguran Musiman (Seasonal Unemployment)

Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi

akibat pergantian musim. Misalnya, di sektor pertanian, setelah panen

sampai musim tanam, petani tidak ada pekerjaan. Dalam hal ini, maka

petani tersebut dapat dikatakan sebagai pengangguran musiman.

2. Akibat-akibat yang Ditimbulkan Adanya Pengangguran

Pengangguran menyebabkan masyarakat tidak memaksimumkan tingkat

kemakmuran yang mungkin dicapainya

Pengangguran menyebabkan pendapatan pajak pemerintah berkurang

Pengangguran tidak menggalakan pertumbuhan ekonomi.

Pengangguran menyebabkan kehilangan mata pencaharian dan

pendapatan

Pengangguran dapat menyebabkan hilangnya keterampilan

Pengangguran dapat menyebabkan ketidakstabilan sosial dan politik

C. Hubungan antara Inflasi dengan Pengangguran

Setiap negara ingin mencapai tahap kegiatan ekonomi pada tingkat

penggunaan tenaga kerja penuh tanpa inflasi. Dalam praktiknya, hal ini sulit

dilakukan. Para ahli ekonomi menyadari bahwa hubungan antara tingkat inflasi

dengan tingkat pengangguran adalah berbanding terbalik, artinya semakin

tinggi tingkat pengangguran maka tingkat inflasi akan semakin rendah dan

sebaliknya. Semakin rendah tingkat pengangguran maka inflasi akan

semakin tinggi. Teori inflasi ini dicetuskan oleh A.W. Phillips. Hal ini

diperolehnya dari hasil pengolahan data empirik perekonomian Inggris untuk

periode 1861-1957.

Hubungan antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran dapat

digambarkan ke dalam kurva yang dinamakan kurva Phillips. Di mana sumbu

tegak mewakili tingkat inflasi sedangkan sumbu datar mewakili tingkat

Page 8: Inflasi dan Pengangguran (mine)

Triyani ( C 301 13 039 ) | @TR_YN

pengangguran. Bentuk kurva yang terjadi adalah melandai dari kiri atas ke kanan

bawah.

Secara teori, jika semakin tinggi angka penggangguran maka semakin

rendah inflasi yang terjadi. Karena, tingginya angka penggangguran itu berarti

masyarakat banyak yang tidak memiliki pekerjaan sehingga daya belinya pun

kurang dan mengakibatkan harga–harga barang pun menurun karena rendahnya

permintaan dari konsumen. Begitu juga sebaliknya, jika semakin rendah angka

penggangguran maka semakin tinggi inflasi.

Secara teori amat jelas apabila pengangguran mencapai 0 % maka tingkat

inflasi juga akan tinggi tak terkendali. Dengan demikian tingkat inflasi harus

dikendalikan oleh pemerintah sampai pada tingkat tertentu yang tetap

mendorong produksi barang barang, tapi juga dapat terbeli oleh sebagian besar

konsumen. Sebagai risikonya, apabila pemerintah menetapkan tingkat inflasi

tersebut di atas, maka akan ada tingkat pengangguran pada tingkat tertentu.

Tingkat inflasi merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan pemerintah

dalam pembangunan ekonomi. Secara umum tingkat inflasi yang dapat diterima

untuk setiap negara adalah pada level antara 2% sampai dengan 4 %.

Dengan demikian secara teori menurut kurva di atas, maka setiap negara

pasti ada tingkat pengangguran atau sejumlah orang yang tidak dapat terserap

dalam kesempatan kerja yang tersedia. Orang-orang yang demikian inilah yang

sering disebut dengan penganggur alamiah. Mereka menganggur bukannya tak

mau bekerja, tapi yang pertama adalah kemampuan sumber sumber produksi

untuk menyerapnya terbatas. Sedang yang kedua adalah sebagai dampak

kebijaksanaan pemerintah untuk mempertahankan tingkat inflasi pada level

tertentu.

Karena tingkat pengangguran pada level tertentu ini merupakan tolok ukur

keberhasilan pemerintah dalam bidang ekonomi, maka pemerintah setiap negara

berusaha untuk mencapainya, yaitu dengan berusaha menambah kemampuan

kapasitas produksi.