Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

39
Traktus respiratorius Perkembangan iptek Integrasi ilmu biomedik dengan ilmu klinik Infeksi saluran pernafasan atas Infesksi saluran pernafasan bawah Tuberkulosa Asma

description

bvjg

Transcript of Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

Page 1: Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

Traktus respiratorius

Perkembangan iptek Integrasi ilmu biomedik dengan ilmu klinik Infeksi saluran pernafasan atas Infesksi saluran pernafasan bawah Tuberkulosa Asma

Page 2: Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

Perkembangan IPTEK

Teknik intubasi Teknik resusistasi kardio pulmonal Peralatan ventilasi mekanik Trakeostomi Punksi pleura /Water sealed drainage (WSD) Teknik fisioterapi Teknik inhalasi obat, oksigen dll Spirometri Tindakan endoskopi (laringoskopi/bronkoskopi) Teknik Radiologi (kontrast dan non kontrast)

Page 3: Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

Integrasi klinik - biomedik Anatomi saluran nafas atas/bawah,alveoli

dan pleura ( bedakan antara anak dan dewasa )

Fisiologi pernafasan , peran paru-paru-susunan saraf pusat – darah ( metabolisme ph 02 dan C02 )

Patologi anatomi ( biopsi paru ) Pathologi klinik (cairan pleura, gas darah) Mikrobiologi (sputum bta)

Page 4: Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

Infeksi Saluran Nafas

Atas : nasofaringitis,faringitis, abces retropharynx/peritonsil,tonsilitis, otitis

Bawah : laringitis,trakeitis,bronkitis, bronkiolitis, tuberkulosis

Infeksi mula-mula bagian saluran nafas atas lama-lama bisa kebawah

Infeksi saluran nafas atas juga bisa melibatkan organ ginjal / jantung ( B streptokokkus haemolitikus)

Page 5: Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

Akut nasopharynx = commoncold

Infeksi virus, mudah menular, gejala klinik pada anak berbeda dengan dewasa

Predisposisi : kelelahan , gizi , anemia , kedinginan , umur

Gejala : panas batuk pilek,nyeri, anoreksi

Awas komplikasi infeksi bakteri patogen bisa keatas/kebawah

Terapi : simptomatik, antibiotik ? vaksin ?

Page 6: Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

Tonsilitis/pharyngitis akuta

Virus, B strep hemolitikus/non hem,strep v Panas, sakit telan, serak ,batuk pilek,ulcus kecil,

tonsil membesar merah, kd ada eksudat dd; Difteri pharynx , klinis apa bedanya ? , Ok harus diberi

antitoksin ( ADS ) segera

Masa sakit kurang 5 hari , jumlah lekosit normal-meningkat

Antibiotika : penisilin, eritromisin:, anti septik kumur Komplikasi bisa ke : jantung ( RHD ) , ginjal ( GNA)

proses auto imun ( umur 4 – 5 tahun )

Page 7: Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

Tonsilitis / faringitis kronik

Sering terserang tonsilitis Tonsil : Membesar / tetap kecil , kripta melebar , eksudat

purulent Apusan tonsil terdapat kuman Dicoba dengan antibiotika , jika tidak memuaskan

tonsiloadenoidektomi ( operasi )Kasus : Anak umur 12 th , tonsil membesar, perlu operasi ?

(ingat kurve percepatan pertumbuhan limfoid !)

Page 8: Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

Abces (peritonsiler)

Uni/bilateralpara pharyngeal abcesmediastinitis, sepsis, meningitis

Infeksi streptokokus haem,staphylokokus Gejala : demam, nyeri/sukar menelan, bisa

trismus Insisi abces , antibiotika, antiseptik kumur ,

tonsilektomi (operasi )

Page 9: Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

Retropharyngeal abces

Abcesodem glotis, limfadenitis Demam , sakit telan /sukar menelan, sesak

nafas/stridor ok penonjolan didinding belakang

Ro-foto lateral leher, insisi, antibiotika Indikasi tonsilektomi

peritonsiler abses, retrotonsiler abses, rekuren tonsilitis

Page 10: Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

Komplikasi

Akibat perluasan infeksi saluran pernafasan atas dapat ke jaringan sekitarnya (sinusitis,OMA)

Akibat abces di faring sumbatan

perlu tindakan bedah /insisi pada abses maupun tonsilektomi pada tonsilitis kronis

Page 11: Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

Deferensial Diagnosa

Rhinitis allergica, Faringitis difteri ! Tanda-tanda infeksi awal dari campak,

pertussis dllPekerjaan rumah :

Kapan pemberian antibiotika dimulai pada kasus ISPA ? ( diskusikan !! , cari di journal ,ok di Indonesia pemberian antibiotika sangat tinggi )

Page 12: Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

Croup( sindrom )

stridor inspiratoar,batuk,suara serak obstruksi karena odema dan spasme Infeksi :

epiglotitis akut, laringitis, difteri laring .laringotrakeitis, laringbronkitis, laringbronkopneumonia

Spasmodik croup Mekanik (benda asing,trauma intubasi ) Allergi (edema angionerotik akut)

Page 13: Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

Epiglotitis akut

Gawat pernafasan ( bahaya ) Hemofilus influenza tipe B Tindakan pertama kali / segera adalah

membuat jalan nafas terbuka ( intubasi endotrakheal )

Antibiotika Kortikosteroid

Page 14: Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

Bronkitis Akut

Dapat karena penjalaran ( nasofaringitis ) atau sistemik ( morbili,tifus )

Virus , bakteri ( infeksi sekunder ) Gejala :panas,batuk dahak (1 – 2 minggu)

ronki basah di paru-paru Predisposisi : alergi , cuaca , polusi , infeksi

kronik Terapi : mukolitik , antibiotika jika ada infeksi

sekunder

Page 15: Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

Bronkitis kronis

BKB ( batuk kronik dan atau berulang ) Batuk 2 minggu berturut-turut atau berulang minimal

3 kali dalam 3 bulan dengan / tidak sesak nafas Penyebab : asma , infeksi ( virus , tbc , pertusis ,

mycoplasma , sinobronkitis dll ) iritasi : asap rokok , polusi udara

Terjadi inflamasi , edema , produksi mukus , brokospasmus ( pada asma )batuk kronis

Terapi : tgt penyebabnya

Page 16: Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

Bronkiolitis akuta

Infeksi virus--edema,mukus--obstruksi bronkiolus—emfisema/atelektase

Pd bayi dan anak kecil kurang 2 tahun ( 6 bln ) didahului infeksi traktus respiratorius bagian atas (suhu normal/sub febril)—batuk,batuk, pilek mengi , retraksi , sesak nafas, bisa berat sampai meninggal ( kapasitas fungsional residual menurun )

Ro foto torak : hiperareasi

Page 17: Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

Terapi : Oksigen Ruangan dng kelembaban tinggi ( tenda ) Cairan dan elektrolit Antibiotika spektrum luas ( jika ada infeksi

sekunder) Steroid ( ? ) Bronkodilator ( kontra indikasi )

Pekerjaan rumah : Bedakan dengan asmabronkiale dan

bronkopneumonia ! ( sering dijumpai di klinik )

Page 18: Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

Pneumonia / Bronkopneumonia

Infeksi (bakteri,virus,jamur,benda asing) Bakteri yg sering :

pneumococus,streptokokus,stapilokokus (gram +), haemofilus influenza kleibsela,psedomonas

Gejala : Didahului infeksi traktus respiratorius atas selama

beberapa hari,suhu cepat naik sesak nafas, batuk mula mula kering lalu produktif,sianosis

Predisposisis : malnutrisi , penyakit menahun , pengobatan antibiotika yang tidak sempurna

Page 19: Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

Sesak nafas , ronki basah halus sp sedang , redup,vesikuler diperkeras, suara bronkial

Ro foto torak : Bercak-2 infiltrat satu / bbrp lobus

( bronkopneumonia ) Konsolidasi satu / beberapa lobus ( pneumonia

lobaris ) Bayi , anak kecil bronkopneumonia Anak besar , dewasa pneumonia

Page 20: Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

Terapi : Oksigen

Antibiotika polifragmasi ( pensilin / ampisilin + kloramfenicol )

Cairan Bicnat ( jika ada asidosis )

Pekerjaan rumah : (sekali lagi bedakan klinis , terapi antara

bronkopneumonia,bronkiolitis dan asma !!)

Page 21: Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

Pleuritis eksudativa

Cairan di ruang pleura bisa transudat atau eksudat Transudat ok. permiabilitas kapiler naik,tekanan

hidrostatik naik ,tekanan koloid plasma turun Eksudat ok peradangan

kering/plastis/serofibrinosa=tbc purulenta=empyema/pneumonia pneuomococcus

Pekerjaan rumah : Perbedaan tansudat & eksudat ?(laboratoris) Perbadaan eksudat tbc & non tbc ?(klinis/laboratoris)

Page 22: Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

Eksudat TBC : Warna ciran biasanya kuning atau kuning kehijauan

kadang-kadang bercampur sedikit darah Berat jenis dan protein bisanya meningkat Glukosa normal / menurun Jumlah lekosit meningkat terutama limfosit Apusan basil tbc di cairan pleura biasanya negatif

( karena mekanisme disebabkan hanya oleh reaksi hipersensivitas ) , sedang biopsi pleura terdapat tuberkel atau kuman tbc

Page 23: Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

Empyema

Terkumpulnya nanah ( pus dalam rongga pleura , yang dapat setempat ( encapsulated ) atau mengisi seluruh rongga pleura lakukan punksi , WSD = water sealed drainage

Komplikasi dari pneumonia atau bronkopneumonia ok staphylococcus

Tanda-efusi ( klinis ) , Ro foto AP-Lateral Antibiotika polifragmasi sembuh , resolusi

sempurna

Page 24: Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

Pneumothoraks

Terdapatnya udara didlam rongga paru Ok : tbc paru , pneumonia/

bronkopneumonia ,pasien asma dng intubasi / ventilasi

Tanda klinis ; nyeri , batuk , sianosis ,sesak nafas , tekanan

darah turun Paru : hipersonor , timfani, vesiculer lemah Ro foto thoraks : jantung bergeser Terapi : konservatif , punksi , WSD

Page 25: Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

Atelektase

Pengembangan tak sempurna atau kempisnya ( kolaps ) bagian paru yang seharusnya mengandung udara sesak nafas

Sebab : Sumbatan didalam bronkus/ bronkiolus oleh mukus , benda

asing , asma , bronkitis menahun , bronko pneumonia , jaringan granulomateus ( pada tbc )udara terjebak , diserap kolaps paru

Tekanan intrapleural meningkat ( eksudat , udara ) kolaps paru

Surfaktant kurangkolaps alveoli ( pd BBL )

Page 26: Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

Pemeriksaan fisik : redup , vesiculer lemah/ tak terdengar , ketinggalan gerak

Ro foto thorak : atelektase , jantung tertarik ke daerah yang terlibat

Terapi : Oksigen , keluarkan lendir Bronkoskopi ( karena benda asing ) Bronkodilator Kortikosteroid Antibiotika / anti TBC Prognose : baik ( unilateral )

Page 27: Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

Tuberkulosa

Epidemiologi penyakit Sifat bakteri tbc dan perjalanan penyakit Time table “Wallgreen” (?) Tanda-tanda : tuberkulose

(miliair,bronkus,pleuritis,limfadenitis,meningitis,tulang/sendi,abdomen,jantung )

Bagaimana tanda-tanda Primerkomplek tuberkulose /PKTB ?

Program DOTS (Direct,Observed,Tuberkulosa,Strategy)

Page 28: Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

Epidemiologi

Tuberkulin index ( mantoux test ) 1-6th : 23,6% ; 7-14 th : 42 % ; semua umur : 60%

Prevalensi BTA (+) : 0,5-0,8% Radiologi : 3,3% Angka penularan : 1-6th1:8 Bahaya penularan : 7-14th1:10

Page 29: Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

Bakteri tbc

Mycobacterium tuberculosis dan bovis Dapat hidup dan tetap virulen bbrp minggu

dalam keadaan kering Proteinnya menyebabkan nekrosis ,

lemaknya tahan asam (tuberkel ) Penularan : udara , minum susu , kontak kulit

, kongenital

Page 30: Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

Primer TB ( tbc anak )

Mycobacterium tuberculosis dan bovis Dapat :

sembuh sendiri ( resolusi, fibrosis kalsifikasi ) Jarang infeksius komplikasi menjadi tbc sub primer (lihat time table

wallgren) cacat atau meninggal Reinfeksi ( tbc post primer / tbc dewasa )

Page 31: Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

Didalam Paru

Tbc anak Fokus primer di paru-2 ( dekat pleura ) = Ghon

kel getah bening regional ( keduanya disebut = kompleks primer )

Pada Tbc dewasacavitas Kelenjar mengalami kalsifikasi Menekan bronkus atelektase Pecah penyebaran bronkogenbronkitis ,

bronkopneumonia tbc

Page 32: Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

Time table wallgren ( diluar Paru )

Mycobact TbcParu (PKTB)3 bulan 6 bulan 1-5 th reinfeksi

hematogen bronkogen hematogen

Tbc milier Pleuritis Tulang Tb post primer

Meningitis Bronkitis (=dewasa)

limfadenitis Tbc sub primer

Page 33: Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

Diagnose primer TBC

Klinis sulit diketahui, panas nglemeng 1-2 mg, anoreksia , BB turun, keringat malam,kd batuk-pilek Pembesaran kel limfe regional kontak tb (+), Pemeriksaan fisik paru : normal ( ronkhi - ) BTA lambung bisa positif ( tertelan ) Tidak infeksius ( sputum BTA - )

Page 34: Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

Mantoux test

Reaksi hipersensivitas terhadap tuberkuloprotein ( uji tuberkulin )

0,1 ml PPD 2 TU atau 5 TU intrakutan dilihat 48 – 72 jam :

0 – 4 mm : negatif 5 – 9 mm : meragukan /infeksi mikobakterium atipik Lebih 10 mm : positif Negatif sementara pd : malnutrisi , tbc berat,

morbili,variela, Difteri, pertusis, tifus , pemberian kortikosteroid yg lama

Page 35: Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

Rontgen Paru

Ro PKTB : pembesaran lnn hilus ( khas ), bisa terlihat

bayangan parenkhim bervariasi , lesi segmental , kalsifikasi ( tidak ada kavitas )

Pembesaran kel paratrakeal Penyebaran milier Penyebaran bronkogen Atelektase Pleuritis dengan efusi

Page 36: Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

BCG test , PA , Serologis

Dilihat setelah 7 hari penyuntikan , berupa reaksi lokal ( indurasi )

Baik terhadap anak yang anergi terhadap tuberkulin ( mis malnutrisi )

PA pada kelenjar getah bening terlihat tuberkel dan BTA

Serologis : titer PAP TB

Page 37: Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

Tanda-tanda di tempat lain

Tbc milier ro foto : gambaran miliar , ada hepatosplenomegali !

Tbc bronkhus mekanikatelektase,bronkiektasi,emifis

perforasibronkopneumonia,pneumonia

Pleuritis tbc : efusi serosa (bedakan dng pleuritis eksudativa )

Limfadenitis tbc lnn.cervicalis membesar Meningtis tbc:kesadaran,kejang,lumpuh Tbc tulang/sendi (spondilitis,coxi-genusitis)

Page 38: Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

DOTS Direct observed tuberkulosa strategiPMO( pengawas minum obat

Terapi : rifampisin ( 10- 15 mg /kg BB/hr ) + INH ( 10 – 20 mg/kg BB/hr ) selama 6 bulan dengan atau tanpa pyrazinamide

Jika tidak ada tanda klinis , tuberkulin positif , cukup 3 bulan Kortikosteroid diberikan pada meningitis tbc, pleuritis , tbc milier

( jangan pd anak kurang 6 bulan ) , bronkhogen ,atelektase , tbc berat

Untuk penderitan remaja INH + B6 10 mg setiap INH 100 mg ( mencegah neuritis perifer )

Efek INH : terutama pada hati Dosis tunggal

Page 39: Infeksi Saluran Nafas ( Kuliah )

Pencegahan

Vaksinasi BCG Kemoprofilaksis : INH 10 mg / kg BB / hr , 1 th Primer : anak dengan kontak tb ; Sekunder :

Anak kurang 5 tahun uji tuberkulin positif tanpa kelainan radiologis

Anak dng uji tuberkulin positif , tanpa kelainan radiologis yang mendpt kortikosteroid lama, morbili , pertusis , masa akli balik

Konversi uji tuberkulin negatif menjadi posyif dalam 12 bulan terakhir