INFEKSI HEMODIALISIS

10
INFEKSI HEMODIALISIS Imam Hadi Yuwono Unit Hemodialisis RSUD Kota Semarang A. Pengertian Infeksi Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan berproliferasi dalam tubuh dan menyebabkan sakit (Potter & Perry, 2005). Sedangkan menurut Smeltzer & Brenda (2002) infeksi adalah beberapa penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan organisme patogenik di dalam tubuh. 1. Beberapa penyebab infeksi (Smeltzer & Bare, 2002) adalah a. Bakteri Bakteri adalah penyebab terbanyak terjadinya infeksi. b. Virus Virus berisikan nucleat acid, masuk kedalam tubuh untuk berkembang biak. c. Parasit Parasit hidup di makhluk hidup lain seperti cacing, protozoa dan arthropoda. d. Fungi atau Jamur 2. Rantai Infeksi Proses terjadinya infeksi seperti rantai yang saling terkait antara berbagai faktor dan saling mempengaruhi yaitu agen infeksi, reservoir, portal of exit, cara penularan, portal de entry dan host atau penjamuyang rentan (Potter & Perry, 2005). Agen Infeksi Host Penjamu Reservoir Portal de exit Portal de entry Cara penularan Perry & Potter (2005) 3. Proses Infeksi Infeksi terjadi secara progresif beratnya infeksi pada klien tergantung dari tingkat infeksi, patogenesitas mikroorganisme dan kerentanan penjamu. Secara umum proses infeksi adalah sebagai berikut a. Periode Inkubasi Interval anatara masuknya patogen kedalam tubuh dan munculnya gejala.

description

infeksi hemodialisis

Transcript of INFEKSI HEMODIALISIS

  • INFEKSI HEMODIALISIS

    Imam Hadi YuwonoUnit Hemodialisis RSUD Kota Semarang

    A. Pengertian InfeksiInfeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan berproliferasi dalam tubuh danmenyebabkan sakit (Potter & Perry, 2005). Sedangkan menurut Smeltzer & Brenda(2002) infeksi adalah beberapa penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhanorganisme patogenik di dalam tubuh.1. Beberapa penyebab infeksi (Smeltzer & Bare, 2002) adalah

    a. BakteriBakteri adalah penyebab terbanyak terjadinya infeksi.

    b. VirusVirus berisikan nucleat acid, masuk kedalam tubuh untuk berkembang biak.

    c. ParasitParasit hidup di makhluk hidup lain seperti cacing, protozoa dan arthropoda.

    d. Fungi atau Jamur

    2. Rantai InfeksiProses terjadinya infeksi seperti rantai yang saling terkait antara berbagai faktordan saling mempengaruhi yaitu agen infeksi, reservoir, portal of exit, carapenularan, portal de entry dan host atau penjamuyang rentan (Potter & Perry,2005).

    Agen Infeksi

    Host Penjamu Reservoir

    Portal de exit Portal de entry

    Cara penularanPerry & Potter (2005)

    3. Proses InfeksiInfeksi terjadi secara progresif beratnya infeksi pada klien tergantung dari tingkatinfeksi, patogenesitas mikroorganisme dan kerentanan penjamu. Secara umumproses infeksi adalah sebagai berikuta. Periode Inkubasi

    Interval anatara masuknya patogen kedalam tubuh dan munculnya gejala.

  • b. Tahap prodormalWaktu antara munculnya gejala yang non sepesifik seperti malaise, demamringan dan keletihan menjadi gejala yang spesifik. Pada masa inimikroorganisme berkembang dan bisa menularkan ke orang lain.

    c. Tahap sakitPada tahap ini akan muncul gejala yang spesifik sesuai dengan sakitnya.

    d. Tahap pemulihan

    4. Tanda InfeksiMitchell, Kumar, Fausto, Abbas & Aster (2012) menyebutkan bahwa tanda-tandainfeksi adalaha. Dolor, adalah rasa nyeri, nyeri akan terasa pada jaringan infeksi.b. Kalor, adalah rasa panas, ini terjadi karena aliran darah lebih banyak ke area

    yang mengalami infeksi untuk mengirim lebih banyak antibody dalammemerangi antigen atau penyebab infeksi.

    c. Tumor, padaa area yang mengalami infeksi akan mengalami pembengkakankarena peningkatan permeabilitas sel dan peningkatan aliran darah.

    d. Rubor, adalah kemerahan, karena peningkatan aliran darah ke area tersebut.e. Fungsio Laesa, adalah perubahan fungsi dari jaringan yang mengalami infeksi.

    5. Pertahanan Terhadap Infeksia. Flora Normal

    Secara normal manusia mempunyai pertahanan tubuh alami yaitu berupa floranormla yang ada di kulit, saliva, mukosa oral dan saluran gastrointestinal.Flora normal akan menjaga keseimbangan dalam tubuh agar tetap stabil.Adanya gangguan keseimbangan ini akan mengakibatkan individu rentanterhadap infeksi.

    b. Pertahanan Sistem tubuhTubuh akan mengeluarkan patogen melalui inhalasi, kulit dan saluranpencernaan.

    c. InflamasiProses ini merupakan reaksi protektif vaskuler dengan menghantarkan cairan,produk darah dan nutrien ke jaringan interstial kedaerah cedera. Proses iniakan menetralisir dan dan mengeliminasi patogen atau jaringan mati danmemulai perbaikan jaringan yang mengalami kerusakan. Tanda bila terjadiinflamasi adalah bengkak, kemerahan, panas, nyeri dan hilangnya sebagianfungsi dari jaringan yang mengalami inflamasi.

    d. Sistem ImunSistem kekebalan (immune system) adalah sistem pertahanan manusia sebagaiperlindungan terhadap infeksi dari makromolekul asing atau seranganorganisme, termasuk virus, bakteri, protozoa dan parasit. Sistem kekebalanjuga berperan dalam perlawanan terhadap protein tubuh dan molekul lainseperti yang terjadi pada autoimunitas, dan melawan sel yang teraberasimenjadi tumor. Kemampuan sistem kekebalan untuk membedakan komponen

  • sel tubuh dari komponen patogen asing akan menopang amanat yangdiembannya guna merespon infeksi patogen - baik yang berkembang biak didalam sel tubuh (intraselular) seperti misalnya virus, maupun yangberkembang biak di luar sel tubuh (ekstraselular) - sebelum berkembangmenjadi penyakit. Meskipun demikian, sistem kekebalan mempunyai sisi yangkurang menguntungkan. Pada proses peradangan, penderita dapat merasa tidaknyaman oleh karena efek samping yang dapat ditimbulkan sifat toksiksenyawa organik yang dikeluarkan sepanjang proses perlawanan berlangsung.

    B. Infeksi Selama HemodialisisHemodialisis didefinisikan sebagai pergerakan larutan dan air dari darah pasienmelewati membran semipermiabel (dialyzer) ke dalam dialysate. Dialyzer juga dapatdipergunakan untuk memindahkan sebagian besar volume cairan (Levy, Morgan., &Brown, 2004). Proses hemodialisis yang terjadi didalam membran semipermiabelterbagi menjadi tiga proses yaitu osmosis, difusi dan ultrafiltrasi. Osmosis adalahproses perpindahan zat terlarut dari bagian yang berkonsentrasi rendah kearahkonsentrasi yang lebih tinggi. Difusi adalah proses perpindahan zat terlarut darikonsentrasi tinggi kearah konsentrasi yang rendah. Sedangkan ultrafiltrasi adalahperpindahan cairan karena ada tekanan dalam membran dialyzer yaitu dari tekanantinggi kearah yang lebih rendah (Curtis, Roshto., & Roshto, 2008).

    Proses osmosis, difusi dan ultrafiltrasi terjadi dalam membran semipermiabel yanglazim disebut dialyzer atau ginjal buatan. Dialyzer atau ginjal buatan memiliki duabagian, satu bagian untuk darah dan bagian lain untuk cairan dialisat. Di dalamdializer antara darah dan dialisat tidak bercampur jadi satu tetapi dipisahkan olehmembran atau selaput tipis (National Kidney Foundation / NKF, 2006). Beberapasyarat dialyzer yang baik (Heonich & Ronco, 2008) adalah volume priming atauvolume dialyzer rendah, clereance dialyzer tinggi sehingga bisa menghasilkanclearence urea dan creatin yang tinggi tanpa membuang protein dalam darah,koefesien ultrafiltrasi tinggi dan tidak terjadi tekanan membran yang negatif yangmemungkinkan terjadi back ultrafiltration, tidak mengakibatkan reaksi inflamasi ataualergi saat proses hemodialisa (hemocompatible), murah dan terjangkau, bisa dipakaiulang dan tidak mengandung racun.

    Proses hemodialisis memerlukan komponen utama agar proses bisa berjalan dengansempurna yaitu mesin dialisis, dialyzer, dialysate, blood line dan fistula needles.Ketersediaan akses yang baik merupakan syarat mutlak dilakukan tindakan dialisis.American Journal of Kidney Diseases (AJKD) merekomendasikan bahwa pasien PGKstadium 4 dan 5 sudah harus dipasang akses vaskuler untuk persiapan tindakanhemodialisis yang berupa kateter subklavia atau Arteriovenous shunt (AJKD, 2006).Pembuatan akses vaskuler untuk proses hemodialisis bertujuan untuk mendapatkanaliran darah yang optimal agar proses hemodialisis bisa berjalan dengan baik (Reddy& Cheung, 2009). Akses vaskuler yang disarankan adalah AV Shunt atau cimino,double lumen dan arteriovenosa grafts (AVG) (NKF DOQI, 2006). AV Shunt

  • merupakan akses vaskuler yang paling aman saat ini. Akan tetapi bila saat insersitidak menggunakan tehnik yang benar akan mengakibatkan kerusakan.

    Komponen hemodialisis dan akses vaskuler bila tidak dikelola dengan tepat bisamenjadikan sebagai sumber atau penyebab masuknya mikroorganisme atau zatpatogen yang bisa menyebabkan infeksi (Daugirdas,.et.al, 2007; Loho & Pusparini2000). Sehingga prosedur yang tepat saat menyiapkan mesin, menyiapkan komponenhemodialisis dan akses vaskular mutlak harus benar dan tepat karena pasien PGKsangat rentan terkena infeksi. Menurut Association for professionals in infectioncontrol and epidemiology (APIC) pasien PGK dengan hemodialisis sangat rentanterhadap perkembangan infeksi kesehatan terkait karena beberapa faktor termasukpaparan perangkat invasif, imunosupresi, komorbiditas pasien, kurangnya hambatanfisik antara pasien dalam lingkungan hemodialisis rawat jalan, dan sering kontakdengan petugas layanan kesehatan dalam prosedur dan perawatan.(APIC, 2010).

    Infeksi yang terjadi pada pasien hemodialisis dapat berasal dari sumber air yangdipakai, sistem pengolahan air pada pusat dialisis, sistem distribusi air, cairan dialisat,serta mesin dialisis. Komplikasi tersering kontaminasi cairan dialisis adalah reaksipirogenik dan sepsis yang disebabkan bakteri gram negatif. Selain itu, infeksi dapatjuga terjadi oleh mikroorganisme yang ditularkan melalui darah seperti virus hepatitisB (HBV), human immunodeficiency virus (HIV), dan lain-lain. Infeksi merupakanpenyebab utama meningkatnya angka kesakitan dan angka kematian pada pasienhemodialisis. Penyebab tingginya infeksi pada pasien Penyakit Ginjal Kronis (PGK)adalah menurunnya sistem imun, adanya penyebab sekunder (diabetes, penyakitjantung, dan lain-lain) yang pada akhirnya memperberat resiko infeksi (Loho &Pusparini, 2000)

    Disisi lain menurut Sukandar (2006) febris selama atau sesudah hemodialisis mungkinberhubungan dengan reaksi pirogen dari prosedur hemodialisis atau infeksimikroorganisme (bakteri, parasit, virus atau keganasan. Penyebab febris pasien PGKdengan hemodialisis adalah TB paru, keganasan saluran cerna, Reaktivitas SLE,endokarditis bakterial akut, devertikulosis, infeksi akses vaskuler, trombosisis padaAV shunt perikarditis, effusi pleura, ISK dan infeksi penyakit ginjal polikistik.

    Infeksi pada pasien hemodialisis bisa diakibatkan karena1. Prosedur pemasangan dan insersi skses vaskuler hemodialisis

    Minga, Flanagan & Allon (2001) melaporkan bahwa terjadi 8,2/100 pemasanganAV graff setiap tahunnya dan mempengaruhi kadar albumin menjadi rendah (