Indra J

4
TUJUAN PEMBERIAN KORTIKOSTEROID PADA PASIEN PPOK Pemberian kortikosteroid pada suatu serangan akut baik pada asma m PPOK memberikan perbaikan penakit ang nata! Steroid dapat diberikan intra"ena se#ama beberapa $ari% di#an&utkan dengan prednison ora# '( mg se#ama )*+ $ari% kemudian diturunkan berta$ap se#ama +*,( $ari! Pemberian dosis tinggi kurang dar $ari dapat di$entikan tanpa turun berta$ap! Pada penderita dengan $ipereakti"itas bronkus pemberian kortikosteroid in$a menun&ukkan perbaikan -ungsi parudari ge&a#a penakit! Pemberian kortikosteroid &angka #ama memper#ambat progresi"itas penakit Kortikosteroid $ana diberikan pada penderita dengan u&i steroid po steroid positi- ada#a$ bi#a dengan pemberian steroid ora# se#ama ,(*,) $ari atau se#ama ' minggu sampai . bu#an menun&ukkan perbaikan ge&a#a k#inis atau -ungsi p PEMERIKSAAN /ISIK 0OR PU1MONA1E KRONIK Inspeksi 2 diameter dinding dada ang membesar% sianosis Pa#pasi 2 edema tungkai% peningkatan "ena &ugu#aris ang menandakan ter&adi gaga# &antung kanan! Perkusi 2 pada paru bisa terdengar $ipersonor pada PPOK% pada keadaan ang berat bisa menebabkan asites! Ausku#tasi 2pada paru ditemukan wheezing dan r$onki% bisa &uga ditemukan bising sisto#ik di paru akibat turbu#ensi a#iran pada rekana#isasi pembu#u$ dara$ chronic thromboembolic pulmonary hypertension ! Sp#it pada buni &antung II% dapat ditemukan pada ta$ap a3a#% namun pada ta$ap #an&ut dapat te systolic ejection murmur ang terdengar #ebi$ keras di area pu#mona#! Buni &antung III dan I4 &uga terdengar serta mumur sisto#ik dari regurgitasi pu

Transcript of Indra J

Indra Jaya Purnama

TUJUAN PEMBERIAN KORTIKOSTEROID PADA PASIEN PPOKPemberian kortikosteroid pada suatu serangan akut baik pada asma maupun PPOK memberikan perbaikan penyakit yang nyata. Steroid dapat diberikan intravena selama beberapa hari, dilanjutkan dengan prednison oral 60 mg selama 4-7 hari, kemudian diturunkan bertahap selama 7-10 hari. Pemberian dosis tinggi kurang dari 7 hari dapat dihentikan tanpa turun bertahap.

Pada penderita dengan hipereaktivitas bronkus pemberian kortikosteroid inhalasi menunjukkan perbaikan fungsiparu dari gejala penyakit. Pemberian kortikosteroid jangka lama memperlambat progresivitas penyakitKortikosteroid hanya diberikan pada penderita dengan uji steroid positif. Uji steroid positif adalah bila dengan pemberian steroid oral selama 10-14 hari atau inhalasi selama 6 minggu sampai 3 bulan menunjukkan perbaikan gejala klinis atau fungsi paru.

PEMERIKSAAN FISIK COR PULMONALE KRONIK Inspeksi : diameter dinding dada yang membesar, sianosis

Palpasi : edema tungkai, peningkatan vena jugularis yang menandakan terjadinya gagal jantung kanan.

Perkusi : pada paru bisa terdengar hipersonor pada PPOK, pada keadaan yang berat bisa menyebabkan asites.

Auskultasi :pada paru ditemukan wheezing dan rhonki, bisa juga ditemukan bising sistolik di paru akibat turbulensi aliran pada rekanalisasi pembuluh darah pada chronic thromboembolic pulmonary hypertension. Split pada bunyi jantung II, dapat ditemukan pada tahap awal, namun pada tahap lanjut dapat terdengar systolic ejection murmur yang terdengar lebih keras di area pulmonal. Bunyi jantung III dan IV juga terdengar serta mumur sistolik dari regurgitasi pulmonal.

PEMERIKSAAN FISIK PANCOAST TUMORPada pemeriksaan fisik Pancoast tumor didapatkan jari tangan berbentuk tabuh, bentuk dinding thorax berubah, dan trachea mengalami deviasi. Kadang-kadang tumor di daerah perifer meluas pada dinding thorax dan muncul berupa penonjolan. Pembesaran kelenjar getah bening di leher dan axilla merupakan manifesasi metastasis carcinoma paru dna dalam keadaan tertentu merupakan kunci untuk diagnostik tumor. Adanya suara nafas nyaring mirip asma bronchial merupakan salah satu gejala. Pada stadium lanjut, muncul gejala klinik lebih berat: suara parah, syndrome Homer, syndrome vena cava, syndroam Pancoast dan gejala neurologik.

INDIKASI RAWAT INAP HEPATITIS A

Penderita yang perlu dirawat bila:

Bilirubin total > 8 gr%

Bilirubin total 2 minggu, muntah berat, intake tidak masuk, hiperpireksia, atau HBsAg (+).

KOMPLIKASI HEPATITIS A

Hepatitis A dapat menyebabkan hepatitis fulminan walaupun jarang, yang ditandai oleh kegagalan hati akut yang terkait dengan nekrosis masif dan submasif sel hati. Angka kematian jenis ini tinggi. Komplikasi akibat Hepatitits A hampir tidak ada kecuali pada para lansia atau seseorang yang memang sudah mengidap penyakit hati kronis atau sirosis.

PERBEDAAN CHOLESTASIS INTRAHEPATAL DAN EXTRAHEPATAL

Cholestasis dapat disebabkan obstruksi di dalam hepar (intrahepatic) atau di luar hepar (extrahepatic). Obstruksi dapat disebabkan oleh garam empedu, bilirubin dan lipids yang diakumulasikan dalam pembuluh darah.

Cholestasis intrahepatic dapat disebabkan oleh hepatitis yang menyebabkan ketidakmampuan tubuh untuk mengeliminasi empedu. Selain itu dapat disebabkan inflamasi, batu, tumor, kelainan congenital duktus biliaris. Kerusakan parenkim hati mengakibatkan retensi dan regurgitasi. Jadi akan terlihat bilirubin terkonjugasi dan bilirubin tidak terkonjugasi dalam serum. Sehingga terdapat ikterik.

Cholestasis extrahepatic dapat disebabkan oleh obat-obatan. Dapat juga disebabkan karena komplikasi dari operasi, batu, trauma berat, infeksi yang merusak jaringan atau intravena. Keadaan ini tidak dapat mengakibatkan hiperbilirubinemia karena di kompensasi oleh hepar. Karena terjadi gangguan aliran empedu dapat mengakibatkan peninggian bilirubin terkonjugasi dalam darah.

REFERENSI

1. Noer Syaifullah. Ilmu Penyakit Dalam, Edisi ke-3, Jilid I, FKUI, Jakarta, 1998; 251-70.

2. http://dokmud.wordpress.com/2009/10/25/hepatitis-virus/3. http://lucyl07.student.ipb.ac.id/2010/10/18/9/4. http://www.docstoc.com/docs/71900368/BAB-I American Liver Foundation. 1425 Pompton Ave., Cedar Grove, NJ 07009. (800) 223-0179. http://www.liverfoundation.org.

5. National Organization for Rare Disorders. P.O. Box 8923, New Fairfield, CT 06812-8923. (800) 999-6673. http://www.rarediseases.org.

6. http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/Cholestasis,+intrahepatic7. PPOK Pedoman Praktis Diagnosis dan Penatalaksanaan Di Indonesia. 2004. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). hal 11

8. http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/10PenatalaksanaanPenyakitParuObstruksi114.pdf/10PenatalaksanaanPenyakitParuObstruksi114.html