Indonesia Masa Orde Baru

6
 INDONESIA MASA ORDE BARU  I. LATAR BELAKANG LAHIRNYA ORDE BARU Orde baru merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk memisahkan antara kekuasaan masa Sukarno(Orde Lama) dengan masa Suharto. Sebagai masa yang menandai sebuah masa baru setelah pemberontakan PKI tahun 1965. Orde baru lahir sebagai upaya untuk : 1. Mengoreksi total penyimpangan yang dilakukan pada masa Orde Lama. 2. Penataan kembali seluruh aspek kehidupan rakyat, bangsa, dan negara Indonesia. 3. Melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. 4. Menyusun kembali kekuatan bangsa untuk menumbuhkan stabilitas nasional guna mempercepat proses pembangunan bangsa. Latar belakang lahirnya Orde Baru : 1. Terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965. 2. Keadaan politik dan keamanan negara menjadi kacau karena peristiwa Gerakan 30 September 1965 ditambah adanya konflik di angkatan darat yang sudah  berlangsung lama. 3. Keadaan perekonomian semakin memburuk dimana inflasi mencapai 600% sedangkan upaya pemerintah melakukan devaluasi rupiah dan kenaikan harga  bahan bakar menyebabkan timbulnya keresahan masyarakat. 4. Reaksi keras dan meluas dari masyarakat yang mengutuk peristiwa pembunuhan besar-besaran yang dilakukan oleh PKI. Rakyat melakukan demonstrasi menuntut agar PKI berserta Organisasi Masanya dibubarkan serta tokoh-tokohnya diadili. 5. Kesatuan aksi (KAMI,KAPI, KAPPI,KAS I,dsb) yang ada di masyaraka t  bergabung membentuk Kesatuan Aksi berupa “  Front Pancasila” yang selanjutny a lebih dikenal dengan “Angkatan 66” untuk menghacurkan tokoh  yang terlibat dalam Gerakan 30 September 1965. 6. Kesatuan Aksi “Front Pancasila” pada 10 Januari 1966 di depan gedung DPR- GR mengajuka n tuntutan”TRIT URA”(Tri Tuntutan Ra kyat) yang berisi : Pembubaran PKI berserta Organisasi Massanya Pembersihan Kabinet Dwikora Penurunan Harga-harga barang. 7. Upaya reshuffle kabinet Dwikora pada 21 Februari 1966 dan Pembentukan Kabinet Seratus Menteri tidak juga memuaskan rakyat sebab rakyat menganggap di kabinet tersebut duduk tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965. 8. Wibawa dan kekuasaan presiden Sukarno semakin menurun setelah upaya untuk mengadili tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965 tidak berhasil dilakukan meskipun telah dibentuk Mahkamah Militer Luar Biasa(Mahmilub). 9. Sidang Paripurna kabinet dalam rangka mencari solusi dari masalah yang sedang bergejolak tak juga berhasil. Maka Presiden mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret 1966 (SUPERSEMAR) yang ditujukan bagi Letjen Suharto guna

Transcript of Indonesia Masa Orde Baru

5/11/2018 Indonesia Masa Orde Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/indonesia-masa-orde-baru-55a3591f12034 1/6

INDONESIA MASA ORDE BARU

 I. LATAR BELAKANG LAHIRNYA ORDE BARU

Orde baru merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk memisahkan antara

kekuasaan masa Sukarno(Orde Lama) dengan masa Suharto. Sebagai masa yangmenandai sebuah masa baru setelah pemberontakan PKI tahun 1965.Orde baru lahir sebagai upaya untuk :

1. Mengoreksi total penyimpangan yang dilakukan pada masa Orde Lama.

2. Penataan kembali seluruh aspek kehidupan rakyat, bangsa, dan negaraIndonesia.

3. Melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

4. Menyusun kembali kekuatan bangsa untuk menumbuhkan stabilitas nasionalguna mempercepat proses pembangunan bangsa.Latar belakang lahirnya Orde Baru :1. Terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965.2. Keadaan politik dan keamanan negara menjadi kacau karena peristiwa Gerakan

30 September 1965 ditambah adanya konflik di angkatan darat yang sudah berlangsung lama.

3. Keadaan perekonomian semakin memburuk dimana inflasi mencapai 600%sedangkan upaya pemerintah melakukan devaluasi rupiah dan kenaikan harga bahan bakar menyebabkan timbulnya keresahan masyarakat.

4. Reaksi keras dan meluas dari masyarakat yang mengutuk peristiwapembunuhan besar-besaran yang dilakukan oleh PKI. Rakyat melakukandemonstrasi menuntut agar PKI berserta Organisasi Masanya dibubarkan sertatokoh-tokohnya diadili.

5. Kesatuan aksi (KAMI,KAPI,KAPPI,KASI,dsb) yang ada di masyarakat

 bergabung membentuk Kesatuan Aksi berupa “ Front Pancasila” yangselanjutnya lebih dikenal dengan “Angkatan 66” untuk menghacurkan tokoh yang terlibat dalam Gerakan 30 September 1965.

6. Kesatuan Aksi “Front Pancasila” pada 10 Januari 1966 di depan gedung DPR-GR mengajukan tuntutan”TRITURA”(Tri Tuntutan Rakyat) yang berisi :

Pembubaran PKI berserta Organisasi Massanya

Pembersihan Kabinet Dwikora

Penurunan Harga-harga barang.7. Upaya reshuffle kabinet Dwikora pada 21 Februari 1966 dan Pembentukan

Kabinet Seratus Menteri tidak juga memuaskan rakyat sebab rakyat menganggapdi kabinet tersebut duduk tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30September 1965.

8. Wibawa dan kekuasaan presiden Sukarno semakin menurun setelah upayauntuk mengadili tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30September 1965 tidak berhasil dilakukan meskipun telah dibentuk MahkamahMiliter Luar Biasa(Mahmilub).

9. Sidang Paripurna kabinet dalam rangka mencari solusi dari masalah yangsedang bergejolak tak juga berhasil. Maka Presiden mengeluarkan Surat PerintahSebelas Maret 1966 (SUPERSEMAR) yang ditujukan bagi Letjen Suharto guna

5/11/2018 Indonesia Masa Orde Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/indonesia-masa-orde-baru-55a3591f12034 2/6

mengambil langkah yang dianggap perlu untuk mengatasi keadaan negara yangsemakin kacau dan sulit dikendalikan.

 Upaya menuju pemerintahan Orde Baru :

1. Setelah dikelurkan Supersemar maka mulailah dilakukan penataan pada

kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.Penataan dilakukan di dalam lingkungan lembaga tertinggi negara danpemerintahan.

2. Dikeluarkannya Supersemar berdampak semakin besarnya kepercayaan rakyatkepada pemerintah karena Suharto berhasil memulihkan keamanan danmembubarkan PKI.

3. Munculnya konflik dualisme kepemimpinan nasional di Indonesia. Hal inidisebabkan karena saat itu Soekarno masih berkuasa sebagai presiden sementaraSoeharto menjadi pelaksana pemerintahan.

4. Konflik Dualisme inilah yang membawa Suharto mencapai puncak kekuasaannya karena akhirnya Sukarno mengundurkan diri dan menyerahkan

kekuasaan pemerintahan kepada Suharto.5. Pada tanggal 23 Februari 1967, MPRS menyelenggarakan sidang istimewa

untuk mengukuhkan pengunduran diri Presiden Sukarno dan mengangkatSuharto sebagai pejabat Presiden RI. Dengan Tap MPRS No. XXXIII/1967 MPRSmencabut kekuasaan pemerintahan negara dan menarik kembali mandat MPRSdari Presiden Sukarno .

6. 12 Maret 1967 Jendral Suharto dilantik sebagai Pejabat Presiden Republik Indonesia. Peristiwa ini menandai berakhirnya kekuasaan Orde Lama dandimulainya kekuasaan Orde Baru.

7. Pada Sidang Umum bulan Maret 1968 MPRS mengangkat Jendral Suhartosebagai Presiden Republik Indonesia.

II. KEHIDUPAN POLITIK MASA ORDE BARUUpaya untuk melaksanakan Orde Baru :

Melakukan pembaharuan menuju perubahan seluruh tatanan kehidupanmasyarakat berbangsa dan bernegara.

Menyusun kembali kekuatan bangsa menuju stabilitas nasional gunamempercepat proses pembangunan menuju masyarakat adil dan makmur.

Menetapkan Demokrasi Pancasila guna melaksanakan Pancasila dan UUD1945 secara murni dan konsekuen.

Melaksanakan Pemilu secara teratur serta penataan pada lembaga-lembaga negara.

 Pelaksanaan Orde Baru :

 Awalnya kehidupan demokrasi di Indonesia menunjukkan kemajuan.Perkembangannya, kehidupan demokrasi di Indonesia tidak berbeda

dengan masa Demokrasi Terpimpin.

Untuk menjalankan Demokrasi Pancasila maka Indonesia memutuskanuntuk menganut sistem pemerintahan berdasarkan Trias Politika(dimanaterdapat tiga pemisahan kekuasaan di pemerintahan yaitu Eksekutif,Yudikatif,Legislatif) tetapi itupun tidak diperhatikan/diabaikan.

 

5/11/2018 Indonesia Masa Orde Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/indonesia-masa-orde-baru-55a3591f12034 3/6

 III. KEHIDUPAN EKONOMI MASA ORDE BARU

Pada masa Demokrasi Terpimpin, negara bersama aparat ekonominyamendominasi seluruh kegiatan ekonomi sehingga mematikan potensi dan kreasiunit-unit ekonomi swasta. Sehingga, pada permulaan Orde Baru program

pemerintah berorientasi pada usaha penyelamatan ekonomi nasional terutama pada usaha mengendalikan tingkat inflasi, penyelamatan keuangan negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Tindakan pemerintah ini dilakukan karenaadanya kenaikan harga pada awal tahun 1966 yang menunjukkan tingkat inflasikurang lebih 650 % setahun. Hal itu menjadi penyebab kurang lancarnya programpembangunan yang telah direncanakan pemerintah. Oleh karena itu pemerintahmenempuh cara sebagai berikut.1. Stabilisasi dan Rehabilitasi Ekonomi

Keadaan ekonomi yang kacau sebagai peninggalan masa DemokrasiTerpimpin,pemerintah menempuh cara :

Mengeluarkan Ketetapan MPRS No.XXIII/MPRS/1966 tentang

Pembaruan Kebijakan ekonomi, keuangan dan pembangunan. MPRS mengeluarkan garis program pembangunan, yakni programpenyelamatan, program stabilitas dan rehabilitasi, serta programpembangunan.

Program pemerintah diarahkan pada upaya penyelamatan ekonomi nasionalterutama stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi. Stabilisasi berartimengendalikan inflasi agar harga barang-barang tidak melonjak terus.Sedangkan rehabilitasi adalah perbaikan secara fisik sarana dan prasaranaekonomi. Hakikat dari kebijakan ini adalah pembinaan sistem ekonomi berencana yang menjamin berlangsungnya demokrasi ekonomi ke arahterwujudnya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.Langkah-langkah yang diambil Kabinet AMPERA mengacu pada TapMPRS tersebut adalah sebagai berikut.1) Mendobrak kemacetan ekonomi dan memperbaiki sektor-sektor yang

menyebabkan kemacetan, seperti :

rendahnya penerimaan negara

tinggi dan tidak efisiennya pengeluaran negara

terlalu banyak dan tidak produktifnya ekspansi kredit bank 

terlalu banyak tunggakan hutang luar negeri

penggunaan devisa bagi impor yang sering kurang berorientasipada kebutuhan prasarana.

2) Debirokratisasi untuk memperlancar kegiatan perekonomian.

3) Berorientasi pada kepentingan produsen kecil.Untuk melaksanakan langkah-langkah penyelamatan tersebut makaditempuh cara:

Mengadakan operasi pajak 

Cara pemungutan pajak baru bagi pendapatan perorangan dan kekayaandengan menghitung pajak sendiri dan menghitung pajak orang.

Penghematan pengeluaran pemerintah (pengeluaran konsumtif danrutin), serta menghapuskan subsidi bagi perusahaan negara.

5/11/2018 Indonesia Masa Orde Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/indonesia-masa-orde-baru-55a3591f12034 4/6

Membatasi kredit bank dan menghapuskan kredit impor.

Sistem Pemerintahan Negara Indonesia semenjak 1945 

Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga suatu kestabilan negara itu.

 Namun di beberapa negara sering terjadi tindakan separatisme karena sistem pemerintahan yang

dianggap memberatkan rakyat ataupun merugikan rakyat. Sistem pemerintahan mempunyai

fondasi yang kuat dimana tidak bisa diubah dan menjadi statis. Jika suatu pemerintahanmempunya sistem pemerintahan yang statis, absolut maka hal itu akan berlangsung selama-

lamanya hingga adanya desakan kaum minoritas untuk memprotes hal tersebut.

Secara luas berarti sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan masyarakat, menjaga tingkahlaku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga kekuatan

 politik, pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga menjadi sistem pemerintahan yang kontinu

dan demokrasi dimana seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam pembangunan sistem

 pemerintahan tersebut.Secara sempit, sistem pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk menjalankan roda

 pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam waktu relatif lama dan mencegah adanya

 perilaku reaksioner maupun radikal dari rakyatnya itu sendiriPerkembangan ketatanegaraan Indonesia dapat dibagi menkadi beberapa periode, sejak masa

Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 sampai sekarang. Walaupun sebenarnya tonggak 

ketatanegaraan Indonesia telah ada jauh sebelum proklamasi.

4. Sistem Pemerintahan Periode 1959-1966 (Orde Lama)

Lama periode : 5 Juli 1959 – 22 Februari 1966

Bentuk Negara : KesatuanBentuk Pemerintahan : Republik Sistem Pemerintahan : Presidensial

Konstitusi : UUD 1945

Presiden & Wapres : Ir.Soekarno & Mohammad Hatta

Karena situasi politik pada Sidang Konstituante 1959 dimana banyak saling tarik ulur 

kepentingan partai politik sehingga gagal menghasilkan UUD baru, maka pada tanggal 5 Juli

1959, Presiden Sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang salah satu isinya memberlakukankembali UUD 1945 sebagai undang-undang dasar, menggantikan Undang-Undang Dasar 

Sementara 1950 yang berlaku pada waktu itu.

Pada masa ini, terdapat berbagai penyimpangan UUD 1945, diantaranya:• Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR dan MA serta Wakil Ketua DPA

menjadi Menteri Negara

• MPRS menetapkan Soekarno sebagai presiden seumur hidup

• Pemberontakan Partai Komunis Indonesia melalui Gerakan 30 September Partai KomunisIndonesia

5. Sistem Pemerintahan Periode 1966-1998 (Orde Baru)

5/11/2018 Indonesia Masa Orde Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/indonesia-masa-orde-baru-55a3591f12034 5/6

Lama periode : 22 Februari 1966 – 21 Mei 1998

Bentuk Negara : Kesatuan

Bentuk Pemerintahan : Republik Sistem Pemerintahan : Presidensial

Konstitusi : UUD 1945

Presiden & Wapres : Soeharto (22 Februari 1966 – 27 Maret 1968)Soeharto (27 Maret 1968 – 24 Maret 1973)

Soeharto & Adam Malik (24 Maret 1973 – 23 Maret 1978)

Soeharto & Hamengkubuwono IX(23 Maret 1978 –11 Maret 1983)

Soeharto & Try Sutrisno (11 Maret 1983 – 11 Maret 1988)

Soeharto & Umar Wirahadikusumah

(11 Maret 1988 – 11 Maret 1993)Soeharto & Soedharmono (11 Maret 1993 – 10 Maret 1998)

Soeharto & BJ Habiebie (10 Maret 1998

 – 21 Mei 1998)

Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyatakan akan menjalankan UUD 1945 dan

Pancasila secara murni dan konsekuen. Namun pelaksanaannya ternyata menyimpang dariPancasila dan UUD 1945 yang murni,terutama pelanggaran pasal 23 (hutang

Konglomerat/private debt dijadikan beban rakyat Indonesia/public debt) dan 33 UUD 1945 yang

memberi kekuasaan pada fihak swasta untuk menghancur hutan dan sumberalam kita.

Pada masa Orde Baru, UUD 1945 juga menjadi konstitusi yang sangat "sakral", diantara melaluisejumlah peraturan:

• Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa MPR berketetapan untuk 

mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan melakukan perubahan terhadapnya• Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum yang antara lain menyatakan

 bahwa bila MPR berkehendak mengubah UUD 1945, terlebih dahulu harus minta pendapatrakyat melalui referendum.• Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang merupakan pelaksanaan TAP

MPR Nomor IV/MPR/1983.

6. Sistem Pemerintahan Periode 1998 - sekarang

Lama periode : 21 Mei 1998 - sekarang

Bentuk Negara : Kesatuan

Bentuk Pemerintahan : Republik Sistem Pemerintahan : Presidensial

Konstitusi : UUD 1945

Presiden & Wapres : B.J Habiebie (21 Mei 1998 – 20 Oktober 1999)Abdurrahman Wahid & Megawati Soekarnoputri

(20 Oktober 1999 – 23 Juli 2001)

Megawati Soekarnoputri & Hamzah Haz(23 Juli 2001 – 20 Oktober 2004)

Susilo Bambang Yudhoyono & Muhammad Jusuf Kalla

(20 Oktober 2004 – 20 Oktober 2009)

Susilo Bambang Yudhoyono & Boediono

5/11/2018 Indonesia Masa Orde Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/indonesia-masa-orde-baru-55a3591f12034 6/6

(20 Oktober 2009 – 2014)

Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan (amandemen) terhadapUUD 1945. Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945 antara lain karena pada masa Orde

Baru, kekuasaan tertinggi di tangan MPR (dan pada kenyataannya bukan di tangan rakyat),

kekuasaan yang sangat besar pada Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu "luwes" (sehinggadapat menimbulkan multitafsir), serta kenyataan rumusan UUD 1945 tentang semangat

 penyelenggara negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi.

Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar seperti tatanannegara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan negara

hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa.

Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan diantaranya tidak mengubah Pembukaan UUD 1945,

tetap mempertahankan susunan kenegaraan (staat structuur) kesatuan atau selanjutnya lebihdikenal sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta mempertegas sistem

 pemerintahan presidensiil.

Diposkan oleh malghi di

Jejak Sejarah Soeharto (1966-1998).. (Belalang yang serakah berhenti

mengunyah..) 

Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia. Orde

Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno. Orde Baruhadir dengan semangat "koreksi total" atas penyimpangan yang dilakukan Orde Lama Soekarno.

Orde Baru berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi

Indonesia berkembang pesat meski hal ini dibarengi praktek korupsi yang merajalela di negaraini. Selain itu, kesenjangan antara rakyat yang kaya dan miskin juga semakin melebar.

Masa Jabatan Presiden Soeharto

Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan 5 tahun sebagai presiden,dan dia kemudian dilantik kembali secara berturut-turut pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988,

1993, dan 1998.

Politik 

Presiden Soeharto memulai "Orde Baru" dalam dunia politik Indonesia dan secara dramatismengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang ditempuh Soekarno pada akhir 

masa jabatannya.

Salah satu kebijakan pertama yang dilakukannya adalah mendaftarkan Indonesia menjadianggota PBB lagi. Indonesia pada tanggal 19 September 1966 mengumumkan bahwa Indonesia

"bermaksud untuk melanjutkan kerjasama dengan PBB dan melanjutkan partisipasi dalam

kegiatan-kegiatan PBB", dan menjadi anggota PBB kembali pada tanggal 28 September 1966,

tepat 16 tahun setelah Indonesia diterima pertama kalinya.Pada tahap awal, Soeharto menarik garis yang sangat tegas. Orde Lama atau Orde Baru.

Pengucilan politik - di Eropa Timur sering disebut lustrasi - dilakukan terhadap orang-orang

yang terkait dengan Partai Komunis Indonesia. Sanksi kriminal dilakukan dengan menggelar Mahkamah Militer Luar Biasa untuk mengadili pihak yang dikonstruksikan Soeharto sebagai

 pemberontak. Pengadilan digelar dan sebagian dari mereka yang terlibat "dibuang" ke Pulau

Buru.