Indonesia Kehilangan Hutan 6850 km2 per Tahun (2005-2010)

8
Indonesia Kehilangan Hutan 6850 km2 per Tahun (2005-2010)

description

Indonesia Kehilangan Hutan 6850 km2 per Tahun (2005-2010). Berikut ini merupakan jumlah hutan di setiap negara. Kontroversi Penambahan Jumlah Penduduk dan Penambahan Hutan - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Indonesia Kehilangan Hutan 6850 km2 per Tahun (2005-2010)

Page 1: Indonesia Kehilangan Hutan 6850 km2 per Tahun (2005-2010)

Indonesia Kehilangan Hutan 6850 km2 per Tahun (2005-2010)

Page 2: Indonesia Kehilangan Hutan 6850 km2 per Tahun (2005-2010)

Berikut ini merupakan jumlah hutan di setiap negara

Page 3: Indonesia Kehilangan Hutan 6850 km2 per Tahun (2005-2010)

Kontroversi Penambahan Jumlah Penduduk dan Penambahan HutanUntuk kasus di Indonesia, bila kita telaah lebih lanjut, dari 49% hutan yang kita miliki terluas ada di Papua (17% dari luas daratan Indonesia), diikuti berturut-turut oleh Kalimantan (15% dari luas daratan Indonesia), Sumatera (8% dari luas daratan Indonesia), Sulawesi (5% dari luas daratan Indonesia), Maluku dan Maluku Utara (2% dari luas daratan Indonesia), Jawa (2% dari luas daratan Indonesia), serta Bali dan Nusa Tenggara (1% dari luas daratan Indonesia).Jumlah hutan berbanding terbalik dengan jumlah penduduk ?? Perhatikan, kepadatan penduduk di Papua sebesar 4 orang/km2 dan kepadatan penduduk di Jawa 1.029 orang/km2 lalu bandingkan dengan jumlah hutan yang tersdia di Papua dan Jawa. Sekilas … bisa dimaklum minimnya jumlah hutan di pulau Jawa ya … namun sebentar, bila kita lebih membuka hati dan pikiran untuk melihat kondisi negara lain. Ternyata, diantara kepadatan penduduk pun bila pemerintah daerah atau kota dan masyarakatnya mengerti pentingnya arti hutan, hutan pun bisa dipertahankan luasnya bahkan ditambah.Kita lihat negara bagian Bayern, negara bagian di mana München berada. München merupakan kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di Jerman, 4.440 orang per km2. Di Bayern terjadi juga fenomena pembabatan hutan, namun penambahan luas hutan mereka sampai 2011 lebih banyak dari pembabatannya. Penambahan bersihnya bahkan sampai 110 hektar atau setara dengan 153 lapangan bola.Siapakah pemilik hutan di Bayern ?? 58% pemiliknya adalah privat, negara bagian hanya memiliki 30% hutan saja. Menarik ya … hutan tidak melulu harus dimiliki pemerintah supaya utuh, kesadaran para pemilik hutan ditambah juga sistem dan aturan negara yang jelas dan bertanggungjawab mampu menjaga kelangsungan hutan yang ada.Tuh kan …. melihat kondisi di Bayern, ternyata mungkin kan menambah hutan walaupun angka kepadatan penduduk tinggi.

Page 4: Indonesia Kehilangan Hutan 6850 km2 per Tahun (2005-2010)

Wajah Menyedihkan Hutan Indonesia dalam Peta Google Earth

Page 5: Indonesia Kehilangan Hutan 6850 km2 per Tahun (2005-2010)

• Peta resolusi tinggi tentang hilang dan bertambahnya lahan hutan di dunia telah dibuat oleh Google Earth. 

Peta interaktif tersebut tersedia untuk publik dan bisa diperbesar hingga resolusi yang sangat mengagumkan, 30 meter.

Peta Google Earth menyuguhkan perubahan pada tajuk hutan selama 2000 hingga 2012 berdasarkan 650.000 citra yang ditangkap oleh satelit Landsat 7.

Selama periode itu, peta mengungkap bahwa Bumi kehilangan hutan sebesar wilayah Mongolia, atau 6 kali luas wilayah Inggris.

Tercatat, total kehilangan lahan hutan di Bumi adalah 2,3 miliar kilometer persegi. Lahan hutan hilang karena pembabatan, api, badai, serta penyakit.

"Ini adalah peta pertama perubahan hutan yang konsisten secara global dan revelan secara lokal," kata Matthews Hansen, pimpinan proyek pengembangan peta, dari University of Maryland.

"Sesuatu yang harus dilakukan selama 15 tahun dengan satu komputer bisa diselesaikan selama beberapa hari dengan komputasi Google Earth Engine," imbuhnya seperti dikutip BBC, Kamis (14/11/2013).

Menurut peta itu, Indonesia punya kenaikan laju deforestasi terbesar di dunia. Jumlah hutan yang hilang antara 2011-2012 hampir 20.000 kilometer persegi.

Wilayah Indonesia yang hutannya banyak hilang adalah Sumatera dan Kalimantan. Hilangnya hutan di Jawa antara 2000-2012 memang tak tampak, tetapi itu karena memang hutan di Jawa sudah banyak berkurang pada periode jauh sebelumnya.

Di sisi lain, tampak bahwa hilangnya hutan mulai tampak di wilayah Sulawesi bagian barat. Daerah Papua memang masih hijau, tetapi ada titik-titik merah yang menunjukkan sudah dimulainya aktivitas membabat hutan.

Selain Indonesia, negara yang tingkat berkurang lahan hutannya tinggi adalah Malaysia, Paraguay, dan Kamboja.

Sementara itu, secara global, Brasil adalah negara yang paling menunjukkan perbaikan.

Secara global, hilangnya hutan hujan tropis meningkat sekitar 2.100 kilometer persegi per tahunnya. 

Peta ini berguna untuk membangun kesadaran publik akan banyaknya perusakan hutan dan konsekuensinya. Peta juga berguna bagi para pegiat konservasi untuk terus memonitor hutan.

Page 6: Indonesia Kehilangan Hutan 6850 km2 per Tahun (2005-2010)

Kenapa Jumlah Pohon di Indonesia Semakin Berkurang?• Penebangan Hutan Di Indonesia Secara Liar dan Ilegal

Indonesia sudah memiliki kondisi alam fisik yang luar biasa semenjak dahulu kala..

Sampai - sampai negara kita pernah dijuluki " Zamrud Khatulistiwa " akan karena hijaunya kepulauan Indonesia dilihat dari luar angkasa.. Negara kita sempat dihormati tinggi sebagai negara penghasil SDA terkaya di dunia dengan minyak buminya, dengan rempah - rempahnya, dan dengan seluruh kekayaan alam lainnya hingga bangsa - bangsa penjajah tertarik untuk menikmati hasil alam kita oleh karena susahnya mereka menghasilkan sumber kekayaan alam tersebut dengan kondisi alam fisik mereka yang relatif dingin dan memiliki 4 musim kebanyakan.

Namun lihat kenyataan yang sudah terjadi sekarang. Hasil kerja keras Persiden Soekarno dan Soeharto yang telah menghijaukan Indonesia sejak dahulu kala ini disalahgunakan oleh Pemerintah Indonesia hanya semata - mata untuk kepentingan negara sesaat saja, padahal dalam kenyataannya banyak terjadi penyelewengan - penyelewengan yang dilakukan baik oleh pihak pemerintah maupun oleh pihak - pihak swasta.

Salah satunya berdampak pada penebangan hutan yang terjadi di negara kita. Penebangan Hutan yang marak terjadi di daerah Sumatera dan Kalimantan ini seringkali berlaku di luar batas sehingga berakibat fatal terhadap SDA yang dimiliki oleh Indonesia sendiri. Penebangan hutan yang liar dan kerapkali illegal ini mengakibatkan Indonesia semakin hari semakin kekurangan oksigen dan pada akhirnya berdampak pada bocornya lapisan ozon tepat di atas negara kita.

Page 7: Indonesia Kehilangan Hutan 6850 km2 per Tahun (2005-2010)

• Berdasarkan data yang di kutip dari internet,1. Indonesia memiliki total luas hutan sekitar 126,8 Juta Hektar Dari sabang sampai marauke. Luas 126,8 Juta hektar ini diperkirakan untuk menampung kehidupan seluruh Warga Indonesia yang berjumlah 46 juta orang. Namun, akibat penebangan hutan yang liar, hampir 2 juta hektar hutan setiap tahunnya atau seluas pulau bali. Penebangan hutan ini sebenarnya bisa dicegah jika ada kemauan dari rakyat Indonesia sendiri untuk mau berubah, namun pada kenyataannya Kerusakan hutan kita dipicu oleh tingginya permintaan pasar dunia terhadap kayu, meluasnya konversi hutan menjadi perkebunan sawit, korupsi dan tidak ada pengakuan terhadap hak rakyat dalam pengelolaan hutan. Sehingga anugrah luar biasa yang telah diberikan terhadap Negara Indonesia ini semakin lama semakin habis dipakai untuk kebutuhan ekonomi dunia.

2. Pada tahun 2006, terjadi 59 kali bencana banjir dan longsor yang memakan korban jiwa 1.250 orang, merusak 36 ribu rumah dan menggagalkan panen di 136 ribu hektar lahan pertanian. WALHI mencatat kerugian langsung dan tak langsung yang ditimbulkan dari banjir dan longsor rata-rata sebesar Rp. 20,57 triliun setiap tahunnya, atau setara dengan 2,94% dari APBN 2006.

3. Keuntungan jeda penebangan [moratorium logging]:• Menahan laju kehancuran hutan tropis di Indonesia;• Dapat memonitor dan penyergapan penebangan liar;• Kesempatan menata industri kehutanan;• Mengatur hak tenurial sumber daya hutan;• Meningkatkan hasil sumber daya hutan non-kayu;• Mengkoreksi distorsi pasar kayu domestik;• Restrukturisasi dan rasionalisasi industri olah kayu• Mengkoreksi over kapasitas industri• Memaksa industri meningkatkan efisiensi pemakaian bahan baku dan membangun hutan-hutan tanamannya.Kerugian bila jeda penebangan [moratorium logging] tidak dilakukan:• Tidak dapat memonitor kegiatan penebangan haram secara efektif;• Distorsi pasar tidak dapat diperbaiki dan pemborosan kayu bulat akan terus terjadi;• Tidak ada paksaan bagi industri meningkatkan efisiensi, menunda pembangunan hutan-hutan tanaman dan terus semakin jauh menghancurkan hutan alam;• Defisit industri kehutanan sebesar US$ 2,5 milyar per tahun dari penebangan liar tidak bisa dihentikan;• Hutan di Sumatra akan habis paling lama dalam 5 tahun, dan hutan Kalimantan akan habis paling dalam waktu 10 tahun;• Kehilangan devisa sebesar US$ 7 milyar dan ratusan ribu pekerja kehilangan pekerjaannya.

Page 8: Indonesia Kehilangan Hutan 6850 km2 per Tahun (2005-2010)

• Menurut WWF, penebangan kayu ilegal di Indonesia dimotori oleh beberapa faktor: Kapasitas perusahaan pemotongan kayu di Indonesia dan Malaysia yang berlebihan. Keduanya memiliki fasilitas untuk mengolah kayu dalam jumlah besar walau produksi kayu sendiri telah menurun sejak masa-masa tenang di tahun 1990an. WWF melaporkan bahwa kedua negara tersebut memiliki kemampuan untuk mengolah 58,2 juta meter kubik kayu setiap tahunnya, sedangkan produksi hutan secara legal hanya mampu mensuplai sekitar 25,4 juta meter kubik. Sisa kapasitasnya digunakan oleh kayu yang ditebang secara ilegal.

Berbagai cara – cara telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk melawan penebangan hutan secara liar, namun semua itu tidaklah efektif untuk membendung kebutuhan kayu dari Negara – Negara di luar Indonesia. Usaha untuk menghilangkan penebangan ilegal melalui larangan ekspor dan aturan lain belum bisa dikatakan berhasil. Di tahun 2006, Amerika Serikat menawari Indonesia 1 juta USD untuk menghapuskan penebangan gelap, sesuatu yang sedikit melihat bahwa keempat pemerintah Propinsi Kalimantan secara kolektif merugi lebih dari 1 juta USD dari pendapatan pajak per hari akibat penebangan ilegal.

Berdasarkan fakta – fakta yang sudah saya paparkan di atas, saya rasa tidaklah heran negara kita tidak dapat terlepas dari bencana banjir di berbagai wilayah di Indonesia. Semakin banyaknya penebangan hutan liar, maka akar – akar pepohonan yang memiliki fungsi utama untuk menahan air – air hujan yang deras tentu saja akan terhambat dan akan tentu saja sangat berpotensi menimbulkan banjir di wilayah – wilayah yang lebih mementingkan perumahan industri daripada pepohonan alami.

Seharusnya pengelolaan SDA pepohonan yang baik adalah menyeimbangkan antara kebutuhan ekonomi dengan SDA alam alami. Memang, kita hidup membutuhkan perumahan dan kayu untuk furnitur rumah, namun kita juga harus menyediakan tempat dimanapun untuk ditanami oleh pepohonan yang alami dan asri agar siklus udara yang hadir dalam hidup kitapun alami dan tidak tercemar oleh banyaknya polusi dari kendaraan – kendaraan pribadi milik kita. Membuang sampah pun tidaklah sembarangan, karena dapat merusak ekosistem sekitar dan menggangu habitat. Sebisa mungkin kita perlu mendaur ulang sampah – sampah yang bisa didaur ulang dan pengurangan penggunaan barang – barang yang habisa pakai dan juga kita wajib menanam minimal 1 pohon sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap pepohonan dunia karena jika 1 orang saja menanam pohon di daerah sekitarnya, maka jika satu dunia menanam 1 pohon tentu saja dunia kita akan menjadi dunia yang lebih hijau Indonesia memang adalah negara yang sangat kaya raya Sumber Daya Alamnya. Akan tetapi pemanfaatan Sumber Daya itu sendiri sangatlah kurang dan sangat jauh jika melihat negara-negara berkembang lainnya.Apakah karena Indonesia sangat bergantung pada penggunaan Sumber Daya Alamnya sehingga terlena dengan luasnya alam di Indonesia?!Tanpa disadari tindakan eksploitasi hutan, pengeboran minyak, penambangan sumber daya alam lainnya yang ada di Indonesia perlahan-lahan akan habis. Hal itu tidak dapat dipungkiri karena hal tersebut sudah terjadi sejak zaman pemerintahan Orde Baru yang memberikan pintu terbuka bagi Penanam Modal Asing yang telah melirik bagaimana banyaknya Sumber Daya Alam di Indonesia ini.

Hutan yang dulu begitu sangat di banggakan, dan juga kalimat syair "Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman" mungkin kini semakin miris jika kita harus membuka mata dan melihat bagaimana kenyataan yang ada. Bahkan ketika saya melihat Hutan Soeharto yang ada di Balikpapan-Kalimantan Timur, hutan yang menghiasi di pinggir jalan itu hanyalah yang ada di pinggir jalan. Akan tetapi jika melihat lebih dalam lagi betapa kagetnya bahwa banyak sekali pohon-pohon yang di tebangi. Belum lagi jika melihat keadaan hutan yang ada di Papua, pasir-pasir hasil dari penambangan emas harus di buang secara bebas di sebuah lahan yang terbuka dimana di dalamnya masih banyak pohon-pohon yang tumbuh dengan baik disana.