Indonesia-CyberWar

19
k a c KESIAPAN INDONESIA MENGHADAPI PERANG CYBER ( CYBER WAR )

Transcript of Indonesia-CyberWar

ka

c

KESIAPAN INDONESIAM E N G H A D A P I

PERANG CYBER ( CYBER WAR )

ka

c

1. Pokok Bahasan

a. Perkembangan Ancaman Perang Siber : kondisi, kecenderungan, & dampak.

b. Kesiapan Pemerintah & masyarakat menghadapi Ancaman Perang Cyber

c. Kebijakan dan strategi menghadapi Ancaman Perang Cyber

d. Masalah, kendala, & solusi dalam mengatasi Ancaman Perang Cyber.

2. Maksud

o Mendapatkan pemahaman yang utuh (holistic) terkait Perang Cyber & kesiapan menghadapinya

3. Tujuan

o Bahan masukan dan pertimbangan kepada Presiden

ka

c

ka

c

KATA KUNCI:

“ tindakan perang, dukungan operasi militer, teknologi computer/informasi, kegiatan menggangu/merusak ”

https://ccdcoe.org/cyber-definitions.html

1

ka

c

KATA KUNCI:

war fighting discipline, integrates instruments of military power,

offensive & defensive

“ tindakan perang, dukungan operasi militer, teknologi computer/informasi,

kegiatan menggangu/merusak ”

2

KATA KUNCI:

clearly defining, difficult to draw, distinction, guide to response

“ definisi (yang) jelas, sulit menggambarkan, pembedaan, pedoman reaksi”

ka

c

3

https://en.wikipedia.org/wiki/Cyberwarfare#Controversy_over_terms

ka

c

Words have consequences. “War” entails specific risks and responsibilities and should not be

entered into lightly. The Constitution lays out requirements for engaging in war, and the United

States is a signatory to treaties that impose legal restrictions on conducting warfare, such as

distinguishing between combatants and non-combatants and military and non-military targets. And

once a nation engages in an act of war, it invites retaliation, regardless of its motives. As of now, we

have no workable definition of what constitutes cyberwar, and more often than not we lack the ability

to accurately distinguish it from act of online vandalism.

Semua definisi tersebut di atas terdominasi oleh pemikiran perang dalam arti

sempit yakni penggunaan kekuasaan (power) secara militer untuk merusak sistem

komunikasi dan komputer musuh.

Padahal, yang selama ini ada dalam pemikiran umum adalah lingkup perang

dalam arti luas (multi dimensi dan multi sektor), yaitu Ketahanan Nasional dan

atau Keamanan Nasional dalam menghadapi serangan dan kerentanan yang

mengganggu kehidupan berbangsa dan bernegara (salah satunya melalui cyber).

How can we be at cyberwar if we don't know what it is? By William Jackson (www.gcn.gov)

ka

c

Dalam kurun 10 tahun terakhir,

peningkatan pengguna internet di

Indonesia melebihi rata-rata pengguna

internet dunia sejak 2009 Sejak awal tahun 2013, Indonesia adalah negara terbesar ke-2 sebagai sumber serangan cyber dunia. Bahkan pada

Q2-2013, Indonesia adalah terbesar ke-1 sebagai asal serangan cyber dunia dan negara dengan resiko cyber tertinggi.

ka

c

Berdasarkan data monitoring serangan cyber

yang terjadi di Kemenko Polhukam cq. DK2ICN

Terjadi kecenderungan peningkatan serangan cyber

yang signifikan bahkan cenderung mengkhawatirkan

(peningkatan hampir 60% serangan setiap bulannya)

24 Jam Terakhir

1 Bulan Terakhir

Serangan Cyber Perdetik Kejadian (Real Time)

ka

c

Salah satu tipe serangan cyber yang dapat

menggangu stabilitas nasional, sering tidak

dilakukan dalam bentuk serangan cyber

secara langsung terhadap instalasi system

atau perangkat computer

ka

c

ka

c

ka

c

ka

c

ka

c

ka

c

ka

c

ka

c

1. Mengacu pada NATO, Perang Siber (Cyber War) belum terdefinisi secara baku dalam konvensi

internasional. Oleh karena itu, ancaman (threat) Perang Siber tidak dapat dilepaskan dari kerangka umum

Keamanan Siber (Cyber Security) yang mencakup multi dimensi dan multi sector (ITU), yaitu Cyber Law

Inforcement, Cyber Defence, Cyber Crisis Management & Cyber Critical Infrastructure Protection, Cyber

Intelligent & Cyber Contra Intelligent, serta Cyber Government & Cyber Diplomacy.

2. Kesiapan Pemerintahan Indonesia dan masyarakat dalam menghadapi ancaman Perang Siber

sesungguhnya masih sangat terpisah-pisah (fragmented) akibat pembedaan yang kurang tepat dan kurang

tegas terhadap paradigma dan konsep Pertahanan dan Ketahanan bangsa yang utuh dan komprehensif.

3. Kebijakan dan strategi menghadapi ancaman Perang Siber seharusnya dapat meletakkan suatu organisasi

/ badan sebagai sentra koordinasi dan pengendalian terhadap keterbatasan dan kekosongan kewenangan

sesuai peraturan perundang-undangan.

4. Jika terjadi ketidakoptimalan kewenangan ataupun kekosongan kewenangan maka organisasi / badan

tersebut berwenang untuk mengisi kewenangan dan melakukan pengendalian demi keselamatan

kehidupan berbangsa dan bernegara.

ka

c