INDONESIA - kebudayaan.kemdikbud.go.id fileGelombang Budaya dan Peradaban Global Meminggirkan Budaya...

38
1

Transcript of INDONESIA - kebudayaan.kemdikbud.go.id fileGelombang Budaya dan Peradaban Global Meminggirkan Budaya...

1

2

INDONESIA DALAM PARADIGMA BARU KEHIDUPAN DUNIA GLOBAL

20 Negara Ekonomi Terbesar di 2030

Arus Bebas Barang

Arus Bebas Jasa

Arus Bebas Investasi

Arus Modal yang Lebih Bebas

Arus Bebas Tenaga Kerja Kompeten

Integrasi 12 Sektor Prioritas

SINGLE MARKET AND PRODUCTION BASE

Keamanan pangan

Memojokkan & Meminggirkan

4 Lahirnya “Budaya Hibriditas”

DAMPAK PARADIGMA ASEAN & GLOBALISASI

Sistem Budaya

Bahasa

Sistem Sosial

kebudayaan

- Globalisasi „The Third

Wave‟

- Gelombang Teknologi

Informasi

- Electronic Hegemoni

- Television Hegemony

- Merebaknya Jejaring

Facebook

- Menjamurnya Beragam

Situs

- Cyber Culture Generation

BUDAYA

DAERAH

BUDAYA

NASIONAL

NILAI-NILAI

SPIRITUAL

KEARIFAN

LOKAL

GLOBAL

2020

± 165 Negara

ASEAN

2015

10 Negara

Gelombang Budaya dan Peradaban Global Meminggirkan

Budaya Lokal yang akan Berdampak pada :

1. Identitas budaya menjadi kabur akibat proses interaksi budaya

2. Bangsa Indonesia tercerabut dari akar budayanya

3. Banyak generasi muda yang tidak lagi memiliki rumah

budaya

4. Erosi Budaya Spiritual

5. Kearifan lokal tergusur

6. Erosi Budi Pekerti dan karakter bangsa.

7. Nilai-Nilai (simbol) Adat, Tradisi dan Budaya Asli Semakin

Dilupakan

8. Kehilangan Jati Diri

9. Komunitas Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang

Maha Esa masih termarginal

10. Yang masih memprihatinkan……falsafah Pancasila akan

digusur oleh secuil masyarakat dengan mengabaikan

keramatnya nilai-nilai yang terkandung di dalamnya 5

Pemahaman dan Toleransi dalam

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa sbb :

1. NKRI adalah negara yang berdasarkan atas Ketuhanan

Yang Maha Esa.

2. Negara memberikan jaminan kebebasan kepada warga

negara untuk memeluk salah satu agama atau

kepercayaan sesuai dengan keyakinan masing-masing.

3. Kita tidak boleh memaksakan seseorang untuk memeluk

agama kita atau memaksa seseorang pindah dari satu

agama ke agama yang lain.

4. Dalam hal ibadah negara memberikan jaminan seluas-

luasnya kepada semua umat beragama dan penganut

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk

melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan

keyakinan masing-masing.

6

Ketuhanan Yang Maha Esa

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa jelas adalah

sublimasi dari berbagai sistem kepercayaan

Ketuhanan yang dianut di Nusantara ini baik

dari agama-agama besar pendatang maupun

sistem kepercayaan yang tersebar dalam

satuan-satuan etnik warga Indonesia yang

berada diseluruh Nusantara.

7

8

KONSTITUSI NEGARA : • UUD 1945 Pasal 29 Ayat 2 ;

Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk

memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat

menurut agamanya dan kepercayaannya itu

• Ketetapan MPR RI No. IV/MPR/1973 – 22 Maret 1973

yang dikukuhkan kembali oleh,

• Ketetapan MPR RI No. IV/MPR/1978 tentang Garis-garis

Besar Haluan Negara;

Pengakuan Aliran Kebatinan dan Kepercayaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa Tetapi Bukan Merupakan Agama.

• Keputusan Presiden No. 27 tahun 1978 tentang

Pembentukan Direktorat “Pembinaan Penghayat

Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa”

9

LANDASAN YURIDIS

1. UUD No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan

Sebagaimana diubah dengan UU No. 24 Tahun 2013 tentang

Perubahan Atas UU No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi

Kependudukan.

2. Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan

UU No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan

3. Peraturan Presiden No. 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan

Tatacara Pendaftaran dan Pencatatan Sipil

4. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri

Kebudayaan dan Pariwisata No. 43 Tahun 2009 dan No. 41

Tahun 2013 tentang Pedoman Pelayanan kepada Penghayat

Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 77 Tahun

2013 tentang Pedoman Pembinaan Lembaga Kepercayaan

Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Lembaga Adat

10

KONGRES NASIONAL

Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

Komunitas Adat dan Tradisi pada Tanggal 25 – 28

September 2012 di Surabaya.

Diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal

Kebudayaan, Direktorat Pembinaan Kepercayaan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi,

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

MAJELIS LUHUR KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

INDONESIA

- Keputusan : Hasil Konggres Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Komunitas Adat dan Tradisi di Surabaya Tanggal 25 November 2012

- Akta Notaris : No. 01 Tanggal 08 September 2014

(Notaris Indah Setyaningsih)

- Keputusan : Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU-00554.60.10.2014 tentang Pengesahan Pendirian Badan Hukum Perkumpulan Majelis Luhur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa

11

12

Kelembagaan Penghayat Kepercayaan

Terhadap Tuhan Yang Maha Esa;

Badan Kongres Kebatinan Indonesia (BKKI) tahun 1955 kemudian menjadi,

Sekretariat kerjasama Kepercayaan kebatinan, kerohanian, kejiwaan (SKK) tahun 1970.

Ketetapan MPR tahun 1973 Aliran Kepercayaan menjadi “Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa”.

Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Melalui Musyawarah Nasional III tahun 1979 SKK diubah menjadi Humpunan Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (HPK).

Badan Kerjasama Organisasi Kepercayaan (BKOK). Forum Komunitas Penghayat Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa. Majelis Luhur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa (disyahkan

tahun 2014)

13

PERMASALAHAN

1. PERMASALAHAN INTERNAL

• Tidak adanya regenerasi dalam organisasi

kepercayaan.

• Minimnya pembinaan yang dilakukan oleh

pengurus/sesepuh organisasi kepercayaan

terhadap anggotanya.

• Manajemen organisasi kepercayaan

umumnya belum tertata dengan baik.

• Kurangnya pengenalan nilai-nilai ajaran

kepercayaan terhadap Tuhan YME kepada

masyarakat luas.

14

2. PERMASALAHAN EKSTERNAL

• Pemenuhan hak-hak sipil Penghayat Kepercayaan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa belum dilayani

dengan optimal.

• Sebagian besar petugas pada instansi yang

melayani Penghayat Kepercayaan belum

memahami peraturan yang ada.

• Seringnya pergantian pejabat yang menangani

kebudayaan.

• Sebagian besar masyarakat Indonesia belum

memahami dan bertoleransi dengan keberadaan

penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa.

(Direktorat Pembinaan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi)

15

3. PERMASALAHAN UMUM

• Kurangnya kebersamaan dalam pemahaman

berorganisasi diantara penghayat.

• Masih adanya eksklusifisme diantara penghayat.

• Masih ada perbedaan diatara penghayat dalam

cara pandang hubungan antar agama, penghayat

dan peraturan negara tentang perlunya

kemajemukan.

• Masih minimnya penggalian dan pengembangan

serta pengkajian nilai-nilai luhur spiritual.

• Kurangnya Image Building/ pencitraan

Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

sehingga ada stigmatisasi masyarakat.

Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

16

Mandiri - Memayu Hayu Pribadi

Pamong - Memayu Hayu Sesama

Panutan - Memayu Hayu Bawana

Nilai-Nilai Spiritual

(Luhur)

Memenuhi Tatanan Masyarakat Pancasila (Nilai: Dasar, Instrumental, Praksis)

Budi Luhur

Logika, Etika

Estetika,

Hati Nurani

Adat, Budaya, Kearifan lokal

Mempunyai

Akar Spiritual

Membuahkan

Mengandung

Membangun

Kepribadian/

Karakter

Sesuai

Capaian

Kedewasaan Spiritual

dalam

Manunggaling

Kawula Gusti

Memenuhi Sila Pertama Pancasila : “Ketuhanan Yang Maha Esa”

Pluralisme dalam Bhineka Tunggal Ika

Membangun Nilai

17

Keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa

Pengakuan dan kesanggupan manembah Kepada-Nya

Membangun dan membina diri dalam nilai-nilai spiritual

kearah Kesucian, Moral, dan Budi Luhur

Mewujudkan persaudaraan antara sesama umat atas

dasar Cinta Kasih

Memenuhi kuajiban kemanusiaan dalam berbangsa dan

bernegara

Mempunyai Integritas, tidak fanatik, selalu menambah

pengetahuan pengalaman lahir batin dalam masyarakat

yang plural

Karakter Penghayat

“Nasionalis Religius”

1. Kualitas Spiritual

“Sesuai Sila Pertama Ketuhanan YME”

2. Kualitas Intelektual

“Perkembangan Peradaban dalam Pendidikan”

3. Kualitas Sosial

“Kearifan Lokal, Kearifan Nusantara”

4. Kualitas Berbangsa dan Bernegara

“Wawasan Kebangsaan”

dalam Pendidikan Budi Luhur Nusantara Harus Memenuhi :

Menjadi Manusia Seutuhnya dalam “Memayu Hayuning Bawana” 18

(Hertoto Basuki)

Peran Penghayat

Membangun Kualitas Manusia Indonesia

BUDAYA NASIONAL

PENDIDIKAN NASIONAL

POTENSI NASIONAL

Penghayat

Ketuhanan YME GLOBALISASI

• Kesadaran Utuh • Mesu Budi

• Penghayatan Pancasila • Aplikasi Spiritual-Sosial • Kepribadian Indonesia

(Budi Luhur)

• Memayu Hayu Diri (Wasesa)

• Memayu Hayu Sesama (Hamisesa)

• Memayu Hayu Bawana (Wicaksono)

PENDIDIKAN BUDI PEKERTI

NASIONAL / INTERNASIONAL

INTERAKSI AKAR BUDAYA KEARIFAN LOKAL

Peran Penghayat Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Manfaat Pembangunan Karakter Bangsa

PONDASI WATAK KEINDONESIAAN

Menjadi Manusia yang Berkualitas/ Kompeten

Pembangunan Budi Pekerti Pendidikan budi pekerti lengkapnya budi pekerti

kemanusiaan yang luhur, tidak akan berhasil baik tanpa mengenali nilai – nilai budaya dan kearifan

lokal dalam keteladanan keIndonesiaan.

20

Anies Baswedan : Tribune 28-10-2014

“Pembentukan Karater Merujuk pada Nilai – Nilai Budaya”

MANFAAT BUDI PEKERTI

Membangun karakter anak bangsa

“Reaktualisasi kearifan – kearifan lokal“

Mengeliminer pengaruh budaya global

Membangun “Nasionalisme Indonesia Baru”.

“Mempunyai semangat kebangsaan dalam persaingan antar negara”

Mempertahankan jati diri bangsa

“Membangun nilai – nilai luhur keIndonesiaan”

21

22

Sumber : http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditkt/2016/08/15/permendikbud-no-27-tahun-2016-tentang-layanan-pendidikan-kepercayaan-terhadap-tuhan-yme-pada-satuan-pendidikan/

UU SISDIKNAS BAB II

PASAL 4 :

1. Mecerdaskan Kehidupan Bangsa

2. MengembangKan Manusia indonesia Seutuhnya

a. Beriman dan Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa

b. Berbudi Pekerti Luhur

c. Memiliki Pengetahuan dan Keterampilan

d. Kesehatan Jasmani dan rohani

e. Kepribadian yang mantap dan mandiri

F. Rasa Tanggung jawab Kemasyarakatan dan kebangsaan

PENDIDIKAN BUDI PEKERTI LUHUR PENGHAYAT

KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN

1. KEYAKINAN ADANYA TUHAN YANG MAHA ESA.

2. MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA YANG BERMORAL DAN BERBUDI PEKERTI LUHUR SESUAI DENGAN NILAI SPIRITUAL DAN KEARIFAN LOKAL.

3. MEMBANGUN KARAKTER BANGSA YANG PANCASILAIS DALAM BUDAYA ETIKA MORAL KEINDONESIAAN.

PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN DAN

KETERAMPILAN

1. Bidang Ilmu Dasar

2. Bidang Kesehatan

3. Bidang Sosial

4. Bidang Teknik

5. Teknologi Terapan

KEDUDUKAN PENDIDIKAN BUDI PEKERTI LUHUR PENGHAYAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

DALAM SISDIKNAS

23 “Membangun Manusia Penghayat (PKT) Yang Kompeten Menyongsong Tahun 2030”

PERMENDIKBUD NO. 27 TAHUN 2016 ;

• Pasal 1 ayat 6 :

Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, pamong belajar, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

• Pasal 2 ayat 2 :

Muatan Pendidikan Kepercayaan wajib memiliki Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, buku teks pelajaran, dan Pendidik.

• Pasal 2 ayat 3 :

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun oleh Majelis Luhur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan diajukan kepada Kementerian untuk ditetapkan.

24

HARUS MEMENUHI

Pelestarian Budaya

• Konservasi

• Pengembangan

Aktor Pokok (Membutuhkan Komunitas Adat, Tradisi, Kearifan Lokal,

Penghayat (PKT) dan Budaya Asli)

(yang kompeten)

“Membangun Kompetensi SDM Kebudayaan ”

(Kacung Marijan)

Kompetensi terdiri dari spesifikasi

pengetahuan, keterampilan dan sikap

serta penerapannya dalam tingkat

kehidupan bermasyarakat pada standar

unjuk laku budi luhur dalam logika,

estetika dan etika yang dibutuhkan oleh

masyarakat secara umum.

26

Kompetensi Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

27

DIMENSI DESKRIPSI

TASK SKILL

Keterampilan melaksankaan

Tugas dengan Sikap Budi Luhur

Mampu berfungsi sebagai manusia seutuhnya dan secara diri

pribadi kearah kesucian, moral dan budi luhur secara rutin

TASK MANAJEMEN SKILL

Keterampilan manejerial Mampu mewujudkan persaudaraan antar sesama atas dasar

cinta kasih, mengatur diri sendiri dan kebersamaan kelompok

CONTIGENCY MANAJEMEN SKILL

Keterampilan dalam memberikan

solusi untuk keharmonisan sosial

Mampu mengatasi masalah dengan persuasif dalam perbedaan

pendapat,

JOB ROLE ENVERONMENTAL SKILL

Keterampilan sebagai

pemenuhan tanggung jawab

kemanusiaan

Mampu memenuhi kewajiban Kemanusiaan dengan tanggung

jawab dalam lingkungan dan masyarakat. Taat pada pranata

sosial dan selalu menjaga harmonisasi dengan masyarakat

lingkungannya

PANUTAN/AHLI

Mampu mencapai pencerahan batin dan mampu mentransfer

kedewasaan spiritual kepada sesama dalam persaudaraan

Dimensi Kompetensi dan Deskripsi Tenaga

Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

28

JENJANG KUALIFIKASI DESKRIPSI

1. AHLI PRATAMA 1. Enlightenment Pencerahan/

Pepadang.

2. Logika - Etika – Estetika.

1. Sadar hidup dalam pikir, membangun rasa

berserah diri kepada Tuhan YME.

2. Mawas pandum hidupnya sendiri.

3. Mengendapkan Hawa Nafsu Lahir Batin.

2. AHLI MUDA

(Mandiri)

1. Nggayuh Kasantikan.

2. Wisesa.

1. Sadar hidup dalam Cahaya Budi/Pencerahan

Batin.

2. Mawas pandum hidup dengan memfungsikan

Budi.

3. Merasakan dan menangkap getaran BUDI.

3. AHLI MADYA

(Pamong/Pemimpin)

1. Mangasah Mingising Budi -

Lantiping Panggraito.

2. Hamisesa.

1. Mawas pandum hidup kebersamaan.

2. Sadar hidup dalam hati nurani.

3. Cipta, rasa dan karsa yang terbimbing dalam

dayanya Budi/Pencerahan Batin.

4. AHLI

(Panutan/Narasumber)

1. Nyadong Lumunturing

Wahyu Jatmiko.

2. Wicaksana.

1. Sadar hidup dalam Mesu Budi Hanya

Manembah kepada Tuhan YME.

2. Mawas pandum hidup yang menjabar dalam

tugas atas kehendak Tuhan YME.

3. Merasakan Pephadang (pencerahan batin)

dari Tuhan YME dalam tuntunan-Nya.

5. AHLI SENIOR Tresno Sih

Jenjang, Kualifikasi, dan Deskripsi Kompetensi Tenaga

Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

DIMENSI KEDEWASAAN SPIRITUAL (DALAM NILAI-NILAI LUHUR)

Martabat

sujud Pemahaman

Spiritual

Kedewasaan

Emosional

1. TASK SKILL

Mampu berfungsi sebagai

manusia seutuhnya dan selalu

membina diri pribadi kearah

kesucian, moral dan budi luhur

2. TASK MANAJEMEN SKILL

Mampu mewujudkan

persaudaraan antar

sesama atas dasar cinta

kasih

3. CONTIGENCY MANAJEMEN SKILL

Mampu mengatasi masalah

dengan persuasif dalam

perbedaan pendapat

4. JOB ROLE ENVERONMENTAL

Mampu memenuhi kewajiban Kemanusiaan

dengan tanggung jawab dalam lingkungan

dan masyarakat

• Kedewasaan Spiritual dalam

Sistem Kesadaran

• Penghayat yang Mumpuni

MEMAYU HAYUNING BAWANA

SA

NG

KA

N P

AR

AN

ING

DU

MA

DI

KE

CE

RD

AS

AN

SP

IRIT

UA

L

Wasesa

Hamisesa

Wicaksana

Manajemen Manunggaling Kawulo Gusti

CAPAIAN KARAKTER BUDAYA SPIRITUAL 1

3

2

X

Y

XY

Hertoto Basuki

5. TRANSFER SKILL

PANUTAN/AHLI

Mampu mencapai pencerahan batin

dan mampu mentransfer kedewasaan

spiritual kepada sesama dalam persaudaraan

Kompetensi

Penghayat

MARTABAT SUJUD (Meditasi)

KEDEWASAAN EMOSIONAL

PEMAHAMAN SPIRITUAL

DENGAN KESADARAN UTUH Mesu Budi untuk dapat : A. Mengendapkan Hawa Nafsu

Lahir Batin B. Merasakan dan menangkap

getaran BUDI/ Pencerahan batin

C. Cipta, rasa dan karsa yang terbimbing dalam dayanya Budi/ Pencerahan batin

D. Merasakan Pephadang (pencerahan batin) dari Tuhan YME dalam tuntunan-Nya

MENGENDALIKAN DIRI DENGAN :

A. Mawas pandum hidupnya sendiri B. Mawas pandum hidup dengan

memfungsikan Budi/ Pencerahan batin C. Mawas pandum hidup kebersamaan D. Mawas pandum hidup yang menjabar dalam

tugas atas kehendak Tuhan YME

MANUSIA UTUH DENGAN: A. Sadar hidup dalam pikir, membangun rasa berserah

diri kepada Tuhan YME B. Sadar hidup dalam Cahaya Budi/ Pencerahan Batin C. Sadar hidup dalam hati nurani D. Sadar hidup dalam Mesu Budi Hanya Manembah

kepada Tuhan YME

K

EC

ER

DA

SA

N S

PIR

ITU

AL

Enlightenment Pencerahan / Pepadang Logika - Etika - Estetika

Tuhan Yang Maha Esa Tresno Sih

M a

r t

a b

a t

S

p i

r i

t u

a l

L

aku

Huk

um

-

Ilm

u

Nggayuh Kasantikan Wisesa

Mangasah Mingising Budi-Lantiping Panggraito Hamisesa

MANEMBAH Nyadong Lumunturing Wahyu Jatmiko

Wicaksana

30

CD+

CD

BC

A B

A

AB

+AB

A A

Capaian Tresno Sih, tanpa di dorong rasa pamrih dalam

wening pada iklim manunggal

Tinarbuko 3 Juli 2013 Hertoto Basuki [email protected]

AHLI SENIOR

PEMULA

1

2

3

4

5

AHLI PRATAMA

AHLI MUDA

AHLI MADYA

AHLI

Mandiri

Pamong/Pemimpin

Panutan/Narasumber

Magang

Integritas Kesetiaan

Meneladani

Mengubah

Membangun Nilai

Melayani

MEMBANGUN CITRA &

KARAKTER KEINDONESIAAN

Integritas, Meneladani, Mengubah, Melayani, “Membangun Nilai”

Pencitraan & Karakter

31

Pawongan gondo arum, Lambaran ulat manis kang mantesi, Aruming wicara kang mranani,

Sinepuh laku utomo”

Membangun Nilai - Nilai Hidup Masa Kini

• Wujud perilaku budaya spiritual diajarkan sejak dalam keluarga dan menjadi karakter Pribadi – Masyarakat – Bangsa.

• Kepribadian panutan yang meneladani, melayani, membangun integritas dalam berbangsa dan bernegara.

• Kebersamaan sosial tercermin dalam kemajemukan dan sikap Gotong Royong.

• Kepribadian Penghayat tercermin dalam praktek Budi Pekerti yang senantiasa mengedepankan tepa selira dan mengisi kekurangan dalam lingkungannya, membangun karakter masyarakat Pancasila yang berbudi luhur.

• Membangun Nilai – nilai Luhur KeIndonesiaan dalam Jati Diri menyongsong Nasionalisme Indonesia Baru (Karakter KeIndonesiaan dalam Globalisasi) 32

33

Strategi Percepatan Pengelolaan Pendidikan

Budi Luhur (PKT)

Membangun Kompetensi SDM (PKT) ;

Sudah menjadi tuntutan kenyamanan dan keamanan

masyarakat bahwa masyarakat dan anak bangsa terutama

harus mendapat informasi dan pelayanan yang profesional

termasuk ajaran (PKT) harus disampaikan oleh pemuka

yang kompeten dan bertanggung jawab dalam

pembangunan masyarakat Religius, Spiritual dan

Pancasilais.

Pembinaan Calon Pendidik (PKT) ;

Penyuluh-Pendidik (PKT) harus memenuhi ketentuan yang

berlaku sesuai PERMENDIKBUD No. 27 Tahun 2016

Sebagai kontributor pendidikan budi luhur bangsa dalam membangun Nation &

Charakter Building sudah seharusnya menjadi kuwajiban bersama seluruh stakeholder

untuk melakukan percepatan dalam menyiapkan segala sesuatunya, diantaranya :

34

Strategi Percepatan Pengelolaan Pendidikan

Budi Luhur (PKT)

Sosialisasi Perkembangan Eksistensi ;

Hendaknya setiap perkembangan hak-hak sipil (PKT)

dapat disampaikan keseluruh stakeholder demi

kelancaran hubungan masyarakat (PKT) dengan SKPD

setempat

Image Building ;

Menjadi keharusan warga (PKT) dalam kelembagaan

merubah performance dan menunjukkan manfaat

keberadaannya sebagai kontributor dalam membangun

jati diri dan karakter bangsa Indonesia dengan

pendidikan yang bertujuan memayu hayu bawana,

yang dikemas dengan bagus sehingga masyarakat

menerima dan tertarik terlibat dalam pembangunan

karakter yang tergali dari kearifan lokalnya sendiri.

35

Strategi Percepatan Pengelolaan Pendidikan

Budi Luhur (PKT)

Capacity Building Organisasi (PKT) ;

Dari pengamatan yang panjang perlu diakui SDM masyarakat

Penghayat masih tergolong rendah, untuk itu dibutuhkan

kesamaan pemahaman tanggung jawab kepada warga

masing-masing masyarakat lingkungan dan pemerintah

terutama dalam Perundangan yang berlaku dan pelaksanaan

pendidikan anak bangsa Indonesia yang tolok ukurnya

adalah berkontribusi meningkatkan kedamaian dan

kesejahteraan warga masyarakat, bangsa dan negara.

Pembinaan melalui SKPD Kab/Kota ;

Pembinaan masyarakat PKT sangat perlu Pedoman dari

pusat dan daerah untuk kebijakan di daerah, karena

informasi data dan pembinaan masyarakat di daerah masing-

masing lebih mudah.

36

Strategi Percepatan Pengelolaan Pendidikan

Budi Luhur (PKT)

Mendorong Terbentuknya Seluruh Cabang MLKI ;

Dengan terbitnya PERMENDIKBUD No. 27

Tahun 2016, dipandang perlu dan mendesak

adanya cabang MLKI untuk membantu SKPD

dalam pelaksanaan pendidikan Budi Luhur

Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

terutama di daerah keluarga (PKT), Adat dan

Tradisi.

Marilah

1. Mempertahankan

kedaulatan di bidang

politik

2. Kemandirian di

bidang ekonomi

3. Berkepribadian

bangsa dalam

kebudayaan

JANGAN LELAH

MENCINTAI INDONESIA

dengan Budi Luhur

Rahayu