Indikator Tenaga Kerja Sulawesi Tengah 2013
-
Upload
ruslanyunus -
Category
Documents
-
view
15 -
download
0
description
Transcript of Indikator Tenaga Kerja Sulawesi Tengah 2013
-
INDIKATOR TENAGA KERJA
PROVINSI SULAWESI TENGAH
2013
http
://sul
teng
.bps
.go.
id
-
INDIKATOR TENAGA KERJA
PROVINSI SULAWESI TENGAH
2013
B P S P R O V I N S I S U L AW E S I TE N G AH
http
://sul
teng
.bps
.go.
id
-
INDIKATOR TENAGA KERJA PROVINSI SULAWESI TENGAH 2013 ISBN : 979 480 949 7
No. Publikasi : 72000.1309
Katalog BPS : 2302003.72
Ukuran Buku : 21 cm x 28 cm
Jumlah Halaman : vi + 32 halaman
Naskah: Bidang Statistik Sosial Penyunting: Bidang Statistik Sosial Gambar Kulit: Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik Diterbitkan Oleh: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah Dicetak Oleh: Percetakan Rio Palu Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
http
://sul
teng
.bps
.go.
id
-
Indikator Tenaga Kerja Provinsi Sulawesi Tengah 2013
Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah iii
KATA PENGANTAR
Ketenagakerjaan merupakan komponen dan modal dasar
pembangunan. Banyak aspek terkait ketenagakerjaan membutuhkan
perhatian lebih dalam proses pembangunan yang berkesinambungan. Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja merupakan salah satu ukuran yang digunakan
dalam setiap pengambilan kebijakan di bidang ketenagakerjaan.
Data dan analisis ringkas dalam publikasi Indikator Tenaga
Kerja Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2013 ini diharapkan dapat
menjadi bahan evaluasi bagi pengambil kebijakan ketenagakerjaan di Provinsi
Sulawesi Tengah.
Disadari, masih terdapat kekurangan baik dalam hal isi maupun
penyajian. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan demi penyempurnaan publikasi ini. Kepada Tim Penyusun dan
semua pihak yang telah membantu hingga terbitnya publikasi ini, diucapkan
terima kasih. Semoga publikasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima
kasih.
Palu, April 2013
Kepala Badan Pusat Statistik
Provinsi Sulawesi Tengah
Johanes De Britto Priyono, M.Sc Nip. 195909161985011001
http
://sul
teng
.bps
.go.
id
-
Indikator Tenaga Kerja Provinsi Sulawesi Tengah 2013
Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah iv
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ..................................................................................
Daftar Isi ...........................................................................................
Daftar Tabel ......................................................................................
Daftar Gambar ....................................................................................
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .......................................................................
1.2. Tujuan dan Manfaat ...............................................................
1.3. Konsep dan Definisi ...............................................................
1.4. Ruang Lingkup dan Sumber Data ...........................................
1.5. Pengukuran Indikator Ketenagakerjaan ..................................
II. TENAGA KERJA
2.1. Gambaran Umum Kependudukan ............................................
2.2 Karakteristik Ketenagakerjaan .................................................
a. Penduduk Usia Kerja .........................................................
b. Jam Kerja .........................................................................
c. Status Pekerjaan ...............................................................
III. ANGKATAN KERJA
3.1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja .........................................
3.2. Kesempatan Kerja .................................................................
3.3. Pengangguran ......................................................................
3.4. Perbandingan Angkatan Kerja di Pulau Sulawesi .....................
IV. KESIMPULAN ...............................................................................
iii
iv
v
vi
1
3
4
7
8
11
13
13
17
18
23
26
28
30
32
http
://sul
teng
.bps
.go.
id
-
Indikator Tenaga Kerja Provinsi Sulawesi Tengah 2013
Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah v
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Tabel Halaman Tabel 2.1 Penduduk Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin,
Juni 2012 .......................................................................
12 Tabel 2.2
Luas Wilayah, Kepadatan Penduduk, dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kabupaten/Kota, Juni 2012 ...................
13
Tabel 2.3
Penduduk Menurut Kelompok Umur Tertentu, Juni 2012 .... 15
Tabel 2.4
Penduduk Usia Kerja Menurut Aktivitas Utama, Agustus 2012 .....................................................................
16
Tabel 2.5
Persentase Penduduk Yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja Seminggu Yang Lalu, Agustus 2012 ........................
17
Tabel 2.6
Persentase Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha, Agustus 2012 ...............................................
21
Tabel 3.1
Persentase Penduduk Usia Kerja Merurut Aktivitas Utama, Agustus 2012 .................................................................
24
Tabel 3.2 Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin, Agustus 2012 ....... 27 Tabel 3.3
TPAK, TPT dan Persentase Pekerja Tak Penuh Menurut Jenis Kelamin, Agustus 2012 ...........................................
29
Tabel 3.4 Angkatan Kerja Menurut Provinsi di Pulau Sulawesi,
Agustus 2012 ................................................................. 31
Tabel 4.1
Indikator Ketenagakerjaan, Agustus 2012 ........................ 32
http
://sul
teng
.bps
.go.
id
-
Indikator Tenaga Kerja Provinsi Sulawesi Tengah 2013
Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah vi
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Gambar Halaman Gambar 2.1 Piramida Penduduk, Juni 2012 ........................................ 14 Gambar 2.2
Persentase Penduduk Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan, Agustus 2012 ...............................................
20
http
://sul
teng
.bps
.go.
id
-
IInnddiikkaattoorr TTeennaaggaa KKeerrjjaa PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 22001133
BBaaddaann PPuussaatt SSttaattiissttiikk PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap kegiatan ekonomi mempunyai daya serap yang berbeda
terhadap tenaga kerja, baik dalam kualitas maupun kuantitas. Dalam
perencanaan pembangunan, ketenagakerjaan memegang peranan
penting karena tanpa tenaga kerja hampir tidak mungkin program
pembangunan dapat dilaksanakan.
Salah satu kriteria penting untuk mengetahui secara nyata
kemampuan daerah dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya
adalah kemampuan self supporting di segala aspek bidang
pemerintahan dan bagaimana pemerintahan beserta aparatnya dapat
mengoptimalkan semua sumber daya yang ada di daerahnya sendiri.
Dengan kata lain tolak ukur dalam mengukur tingkat kemampuan
daerah dalam melaksanakan pembangunan daerah adalah dengan
memberdayakan semua sumber daya yang ada. Sumber daya disini
dimaksudkan antara lain faktor manusia (SDM), faktor modal, dan faktor
sumber daya alam, serta didukung dengan faktor teknologi yang ada.
Dalam perencanaan pembangunan, tenaga kerja (man-workers)
merupakan komponen pembangunan yang penting di samping sumber
daya alam dan teknologi. Laju pembangunan ekonomi tergantung dari
kualitas dan jumlah dari tenaga kerja dalam mengelola dan
mengoptimalkan sumber daya alam untuk dijadikan suatu output
produksi, yang pada akhirnya menjadi suatu pendapatan ( income) bagi
daerah dan tenaga kerja itu sendiri. Sehubungan dengan hal tersebut
http
://sul
teng
.bps
.go.
id
-
IInnddiikkaattoorr TTeennaaggaa KKeerrjjaa PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 22001133
BBaaddaann PPuussaatt SSttaattiissttiikk PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 2
diperlukan data dan indikator mengenai ketenagakerjaan dalam rangka
mengoptimalkan peran tenaga kerja dalam pembangunan serta sebagai
dasar dalam perencanaan tenaga kerja.
Indikator-indikator tenaga kerja tersebut antara lain mengenai
ketersediaan tenaga kerja, tingkat partisipasi angkatan kerja, angka
pengangguran, tingkat upah, permintaan akan tenaga kerja oleh
perusahaan, dan aspek lainnya yang berhubungan dengan
ketenagakerjaan (misalnya : tingkat pendidikan, pengalaman kerja,
migrasi, dan aspek sosial lainnya yang mendukung ketenagakerjaan).
Besarnya persentase penduduk yang telah bekerja belum
merupakan ukuran dalam menentukan apakah masalah
ketenagakerjaan dapat dikatakan berhasil. Banyak faktor yang
mempengaruhi aspek ketenagakerjaan dalam suatu daerah. Selain
banyaknya penduduk yang terserap dalam kegiatan ekonomi, juga
kualitas dari tenaga kerja tersebut yang tercermin dari tingkat
pendidikan, kesesuaian upah yang diterima oleh setiap pekerja, struktur
umur dari setiap pekerja (yang mempengaruhi pola efektifitas dan
efisiensi dalam melakukan aktivitas kegiatan ekonomi), serta jenis
sektor ekonomi yang paling banyak menyerap tenaga kerja.
Berbagai kebijakan telah, sedang, dan akan ditempuh oleh
pemerintah dalam upaya mengatasi masalah ketenagakerjaan ini.
Semuanya mengarah pada peningkatan kualitas tenaga kerja yang
disertai penciptaan atau perluasan lapangan pekerjaan yang berbasis
pemerataan pembangunan.
http
://sul
teng
.bps
.go.
id
-
IInnddiikkaattoorr TTeennaaggaa KKeerrjjaa PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 22001133
BBaaddaann PPuussaatt SSttaattiissttiikk PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 3
Publikasi Indikator Tenaga Kerja Provinsi Sulawesi Tengah
Tahun 2013 ini memuat beberapa indikator ketenagakerjaan di Provinsi
Sulawesi Tengah pada tahun 2012. Dalam publikasi ini disajikan data
ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Tengah disertai analisis deskriptif
ringkas agar lebih terarah dan pemahamannya lebih jelas.
1.2. Tujuan dan Manfaat
Penyusunan Indikator Tenaga Kerja Provinsi Sulawesi Tengah
Tahun 2013 ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Tengah yang telah
masuk ke dalam angkatan kerja, serta beberapa indikator
ketenagakerjaan lainnya di Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2012.
2. Menganalisis sekilas gambaran ketenagakerjaan berdasarkan data
yang disajikan.
3. Mengetahui pengaruh dari faktor-faktor ketenagakerjaan terhadap
penciptaan lapangan pekerjaan di Provinsi Sulawesi Tengah tahun
2012.
4. Sebagai media evaluasi untuk pengambilan kebijakan
ketenagakerjaan pada masa yang akan datang.
Dari tujuan tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat agar :
1. Memperoleh situasi ketenagakerjaan di Provinsi Sulawesi Tengah.
2. Sebagai bahan pengambilan kebijakan di bidang ketenagakerjaan di
Provinsi Sulawesi Tengah.
http
://sul
teng
.bps
.go.
id
-
IInnddiikkaattoorr TTeennaaggaa KKeerrjjaa PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 22001133
BBaaddaann PPuussaatt SSttaattiissttiikk PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 4
1.3. Konsep dan Definisi
Penduduk dikelompokkan menjadi penduduk usia kerja dan
penduduk bukan usia kerja. Penduduk usia kerja dibedakan atas dua
kelompok, angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Pengukurannya
didasarkan pada periode rujukan (time reference), yaitu kegiatan yang
dilakukan selama seminggu yang lalu sehari sebelum pencacahan.
Angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bekerja dan
pengangguran. Sedangkan bukan angkatan kerja terdiri dari penduduk
yang pada periode rujukan tidak mempunyai/melakukan aktivitas
ekonomi, baik karena sekolah, mengurus rumah tangga atau lainnya
(pensiun, penerima transfer/kiriman, penerima deposito/bunga bank,
jompo atau alasan yang lain).
Yang dimaksud dengan bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan
dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau
keuntungan paling sedikit selama satu jam dalam seminggu yang lalu.
Bekerja selama satu jam tersebut harus dilakukan berturut-turut dan tidak
terputus. Penghasilan atau keuntungan mencakup upah/gaji/pendapatan
termasuk semua tunjangan dan bonus bagi pekerja/karyawan/pegawai dan
hasil usaha berupa sewa, bunga atau keuntungan, baik berupa uang atau
barang bagi pengusaha. Kegiatan bekerja ini mencakup, baik yang sedang
bekerja maupun yang punya pekerjaan tetapi dalam seminggu yang lalu
sementara tidak aktif bekerja, misal karena cuti, sakit dan sejenisnya.
http
://sul
teng
.bps
.go.
id
-
IInnddiikkaattoorr TTeennaaggaa KKeerrjjaa PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 22001133
BBaaddaann PPuussaatt SSttaattiissttiikk PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 5
Pengangguran meliputi penduduk yang tidak bekerja atau sedang
mencari pekerjaan, atau mempersiapkan suatu usaha, atau merasa tidak
mungkin mendapat pekerjaan (putus asa), atau sudah diterima bekerja, tetapi
belum mulai bekerja. Yang dimaksud mencari pekerjaan adalah upaya yang
dilakukan untuk memperoleh pekerjaan pada suatu periode hunjukan.
Mempersiapkan usaha adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang
dalam rangka mempersiapkan suatu usaha yang baru, yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan/keuntungan atas resiko sendiri, baik dengan atau
tanpa mempekerjakan buruh/karyawan/pegawai dibayar maupun tak dibayar.
Mempersiapkan suatu usaha yang dimaksud adalah apabila tindakannya
nyata seperti mengumpulkan modal atau perlengkapan/alat, mencari
http
://sul
teng
.bps
.go.
id
-
IInnddiikkaattoorr TTeennaaggaa KKeerrjjaa PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 22001133
BBaaddaann PPuussaatt SSttaattiissttiikk PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 6
lokasi/tempat, mengurus surat ijin usaha dan sebagainya, telah/sedang
dilakukan. Merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan (putus asa)
adalah alasan bagi mereka yang berkali-kali mencari pekerjaan tetapi tidak
berhasil mendapatkan pekerjaan sehingga ia merasa tidak mungkin
mendapat pekerjaan yang diinginkan. Atau mereka yang merasa karena
keadaan situasi/kondisi/iklim/musim menyebabkan tidak mungkin
mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Sudah diterima bekerja, tetapi
belum mulai bekerja adalah alasan bagi mereka tidak mencari
pekerjaan/mempersiapkan usaha karena sudah diterima bekerja, tapi pada
saat pencacahan belum mulai bekerja.
Status pekerjaan adalah jenis kedudukan seseorang dalam
pekerjaan.
Status pekerjaan dibedakan atas :
1. Berusaha sendiri tanpa bantuan orang lain, yang termasuk kelompok
ini, misalnya :
Tukang becak yang membawa becaknya sendiri.
Penjual yang menggunakan modal sendiri dan tidak dibantu oleh
tenaga keluarga.
Kuli-kuli di pasar atau stasiun yang tidak mempunyai majikan.
2. Berusaha dengan dibantu oleh anggota rumah tangga, yang
termasuk kelompok ini, misalnya :
Pengusaha warung yang dibantu oleh anggota keluarga.
Penjaja keliling yang dibantu oleh anggota keluarga.
http
://sul
teng
.bps
.go.
id
-
IInnddiikkaattoorr TTeennaaggaa KKeerrjjaa PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 22001133
BBaaddaann PPuussaatt SSttaattiissttiikk PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 7
Petani yang mengusahakan tanah sendiri dengan dibantu oleh
anggota keluarga atau sewaktu-waktu menggunakan buruh tidak
tetap.
3. Buruh tidak tetap, yaitu buruh karyawan yang bekerja pada seorang
majikan dan hanya diupah jika ada pekerjaan.
4. Berusaha dengan dibantu buruh tetap, yaitu pengusaha yang
mempekerjakan buruh tetap yang dibayar tanpa memperhatikan ada
pekerjaan atau tidak.
5. Buruh/karyawan, yaitu seseorang yang bekerja pada orang lain atau
instansi dengan menerima upah
6. Pekerja keluarga, yaitu anggota keluarga yang diikutkan dalam
bekerja tanpa menerima upah.
1.4. Ruang Lingkup dan Sumber Data
Data yang disajikan dalam publikasi ini mencakup wilayah
Provinsi Sulawesi Tengah yang terdiri dari 10 kabupaten dan 1 kota
yaitu Kabupaten Banggai Kepulauan, Kabupaten Banggai, Kabupaten
Morowali, Kabupaten Poso, Kabupaten Donggala, Kabupaten Tolitoli,
Kabupaten Buol, Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Tojo Una-una,
Kabupaten Sigi dan Kota Palu.
Dalam publikasi ini terdiri atas tiga pokok bahasan utama, yaitu
1. Penyediaan tenaga kerja, mencakup gambaran umum
kependudukan dan karakteristik ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi
Tengah.
http
://sul
teng
.bps
.go.
id
-
IInnddiikkaattoorr TTeennaaggaa KKeerrjjaa PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 22001133
BBaaddaann PPuussaatt SSttaattiissttiikk PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 8
2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Provinsi Sulawesi
Tengah, mencakup faktor pendidikan, status pekerjaan,
kesempatan kerja, angka pengangguran, dan faktor sosial lainnya.
3. Analisis penyediaan ketenagakerjaan dengan permintaan tenaga
kerja di pasar kerja.
Ketiga bahasan tersebut akan dianalisis secara ringkas
berdasarkan data yang ada. Data yang digunakan dalam publikasi ini
langsung diolah dari data primer Sakernas 2012.
1.5. Pengukuran Indikator Ketenagakerjaan
Ukuran ketenagakerjaan yang sering digunakan adalah tingkat
partisipasi angkatan kerja dan tingkat pengangguran. Kedua ukuran itu
biasanya diukur menurut umur, tingkat pendidikan, jenis kelamin, dan
perbedaan antar kota/desa.
Metode analisis yang digunakan pada pengukuran
ketenagakerjaan ini adalah dengan analisis deskriptif. Sebelum analisis
dilakukan penghitungan indikator-indikator formulasi dan penjelasan
sebagai berikut :
a. Rasio Jenis Kelamin
Rasio jenis kelamin (sex ratio) merupakan perbandingan
banyaknya jumlah penduduk laki-laki dari 100 orang penduduk
perempuan. Jika nilai rasio jenis kelamin ini lebih besar dari 100 berarti
terdapat lebih banyak penduduk laki-laki dibanding penduduk
perempuan di wilayah tersebut.
http
://sul
teng
.bps
.go.
id
-
IInnddiikkaattoorr TTeennaaggaa KKeerrjjaa PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 22001133
BBaaddaann PPuussaatt SSttaattiissttiikk PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 9
b. Rasio Beban Tanggungan
Rasio beban tanggungan atau dikenal juga dengan istilah
Dependency Ratio (DR) merupakan persentase antara jumlah
penduduk usia non produktif yaitu usia 0 sampai 14 tahun dan 65 tahun
ke atas per jumlah penduduk usia produktif yaitu usia 15 sampai 64
tahun. Berarti DR menunjukkan banyaknya jumlah penduduk usia tidak
produktif yang harus ditanggung oleh 100 penduduk berusia produktif.
c. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah perbandingan
antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah penduduk usia kerja (15
tahun ke atas). Secara sederhana dapat dikatakan TPAK adalah
banyaknya angkatan kerja dari 100 orang penduduk usia kerja (15 tahun
ke atas).
Rasio jenis kelamin =
x 100
=( ! ") + ( #$ " "%
$ #! "
&
'*, -.// 0*, 1.2 ('-01) =3 45" 63
$ " "%&
)
http
://sul
teng
.bps
.go.
id
-
IInnddiikkaattoorr TTeennaaggaa KKeerrjjaa PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 22001133
BBaaddaann PPuussaatt SSttaattiissttiikk PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 10
d. Tingkat Pengangguran Terbuka Tingkat Pengangguran Terbuka adalah perbandingan antara
jumlah penganggur terhadap jumlah angkatan kerja. Angka ini
diinterpretasikan sebagai jumlah pengangguran (mencari pekerjaan,
mempersiapkan suatu usaha, merasa tidak mungkin mendapatkan
pekerjaan dan sudah diterima kerja tapi belum mulai bekerja) per 100
orang yang masuk dalam kategori angkatan kerja.
e. Tingkat Kesempatan Kerja
Tingkat Kesempatan Kerja merupakan perbandingan antara
jumlah penduduk yang bekerja dengan jumlah angkatan kerja. Semakin
tinggi tingkat kesempatan kerja berarti semakin kurang tingkat
pengangguran, karena 100 dikurangi tingkat kesempatan kerja
merupakan tingkat pengangguran terbuka.
'*, 1/7 1.2 =3 83
45" 63&
'*, -***9. '.:9, = 5555
45" 63&
http
://sul
teng
.bps
.go.
id
-
IInnddiikkaattoorr TTeennaaggaa KKeerrjjaa PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 22001133
BBaaddaann PPuussaatt SSttaattiissttiikk PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 11
II. TENAGA KERJA
2.1. Gambaran Umum Kependudukan
Provinsi Sulawesi Tengah terbagi atas 10 kabupaten dan 1 Kota
yaitu Kabupaten Banggai Kepulauan, Kabupaten Banggai, Kabupaten
Morowali, Kabupaten Poso, Kabupaten Donggala, Kabupaten Tolitoli,
Kabupaten Buol, Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Tojo Una-una,
Kabupaten Sigi dan Kota Palu.
Jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Tengah bulan Juni 2012 hasil
proyeksi penduduk dengan menggunakan metode geometrik, sebesar
2.729.227 jiwa, dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 40 jiwa per
km2. Angka ketergantungan Provinsi Sulawesi Tengah mencapai 58,27
artinya setiap 100 orang penduduk usia produktif di Provinsi Sulawesi
Tengah menanggung sekitar 58 orang penduduk usia non produktif.
Perbandingan jumlah penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan
(rasio jenis kelamin ) di Provinsi Sulawesi Tengah hasil Proyeksi
penduduk 2012 dengan menggunakan metode geometrik sebesar 105
(jumlah penduduk laki-laki 5 persen lebih banyak dibandingkan jumlah
penduduk perempuan). Adapun laju pertumbuhan penduduk Provinsi
Sulawesi Tengah 2011 2012 mencapai 1,71 persen.
Secara demografis, penduduk Provinsi Sulawesi Tengah
tergolong sebagai kelompok penduduk ekspansif, dimana sebagian
besar penduduk Provinsi Sulawesi Tengah berada dalam kelompok usia
http
://sul
teng
.bps
.go.
id
-
IInnddiikkaattoorr TTeennaaggaa KKeerrjjaa PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 22001133
BBaaddaann PPuussaatt SSttaattiissttiikk PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 12
muda (10 44 tahun). Hal ini dapat dijelaskan pada piramida penduduk
(Gambar 2.1), bahwa pada tahun 2012 kelompok umur 10 - 44 tahun
paling banyak jumlah penduduknya.
Tabel 2.1
Penduduk Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin, Juni 2012
Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
(1) (2) (3) (4) Banggai Kepulauan Banggai Morowali Poso Donggala Tolitoli Buol Parigi Moutong Tojo Una-una Sigi Palu
89.544
170.953
111.035
117.667
145.810
111.340
70.681
220.408
72.828
113.359
175.595
87.325
163.608
103.056
108.722
138.303
106.203
66.798
207.951
69.078
106.702
172.261
178.869
334.561
214.091
226.389
284.113
217.543
137.479
428.359
141.906
220.061
347.856
Sulawesi Tengah
1.399.220 1.330.007 2.729.227
Sumber : Proyeksi Penduduk Hasil SP 2010, Menggunakan Metode
Geometrik
http
://sul
teng
.bps
.go.
id
-
IInnddiikkaattoorr TTeennaaggaa KKeerrjjaa PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 22001133
BBaaddaann PPuussaatt SSttaattiissttiikk PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 13
Tabel 2.2 Luas Wilayah, Kepadatan Penduduk, dan Rasio Jenis Kelamin
Menurut Kabupaten/Kota, Juni 2012
Kabupaten/Kota Luas Wilayah (km2) Kepadatan Penduduk
Rasio Jenis Kelamin
(1) (2) (3) (4) Banggai Kepulauan 3.214,46 55 103
Banggai 9.672,70 35 104
Morowali 15.490,12 14 108
Poso 8.712,25 26 108
Donggala 5.275,69 54 105
Tolitoli 4.079,77 53 105
Buol 4.043,57 34 106
Parigi Moutong 6.231,85 69 106
Tojo Una-una 5.721,51 25 105
Sigi 5.196,02 42 106
Palu 395,06 881 102
Sulawesi Tengah 68.033,00 40 105
Sumber : Proyeksi Penduduk Hasil SP 2010, Menggunakan Metode
Geometrik
2.2 Karakteristik Ketenagakerjaan
a. Penduduk Usia Kerja
Batasan konsep dari usia kerja di setiap negara berbeda satu
sama lain. Hal ini disebabkan faktor kondisi sosial demografi di setiap
negara. Di Indonesia, batasan usia kerja adalah usia 15 tahun ke atas.
http
://sul
teng
.bps
.go.
id
-
IInnddiikkaattoorr TTeennaaggaa KKeerrjjaa PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 22001133
BBaaddaann PPuussaatt SSttaattiissttiikk PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 14
Pada tahun 2012, jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Tengah
yang masuk dalam usia kerja mencapai 1.827.368 jiwa atau sekitar
66,96 persen dari total jumlah penduduk.
Gambar 2.1 Piramida Penduduk, Juni 2012
Sumber : Proyeksi Penduduk Hasil SP 2010, Menggunakan Metode
Geometrik
175.000 125.000 75.000 25.000
Laki-laki
0 50000 100000 150000
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65-69
70-74
75+
Perempuanhttp
://sul
teng
.bps
.go.
id
-
IInnddiikkaattoorr TTeennaaggaa KKeerrjjaa PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 22001133
BBaaddaann PPuussaatt SSttaattiissttiikk PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 15
Tabel 2.3 Penduduk Menurut Kelompok Umur Tertentu,
Juni 2012
Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
(1) (5) (6) (7)
0 14
15 - 64
65 +
466.692
884.412
48.116
439.792
840.046
50.169
906.484
1.724.458
98.285
Jumlah 1.399.220 1.330.007 2.729.227
Sumber : Proyeksi Penduduk Hasil SP 2010, Menggunakan Metode
Geometrik
Secara empiris, penggunaan usia di atas 15 tahun untuk
penggolongan penduduk usia kerja telah banyak digunakan dalam
publikasi-publikasi lain termasuk dalam pengambilan kebijakan
mengenai aspek ketenagakerjaan.
http
://sul
teng
.bps
.go.
id
-
IInnddiikkaattoorr TTeennaaggaa KKeerrjjaa PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 22001133
BBaaddaann PPuussaatt SSttaattiissttiikk PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 16
Tabel 2.4 Penduduk Menurut Jenis Kegiatan Utama, Agustus 2012
Aktivitas Utama Laki laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
(1) (2) (3) (4) ANGKATAN KERJA
Bekerja Menganggur
773.423
25.651
392.019
21.970
1.165.442
47.621
BUKAN ANGKATAN KERJA
Sekolah Mengurus Rumah Tangga Lainnya
23.928
29.985
82.052
25.605
406.350
46.385
49.533
436.335
128.437
Jumlah 935.039 892.329 1.827.368
Sumber : Sakernas Agustus 2012
Tabel 2.4 menyajikan data jumlah penduduk usia 15 tahun ke
atas Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2012. Berdasarkan Tabel 2.4
terlihat bahwa ternyata jumlah penduduk usia kerja laki-laki jauh lebih
banyak dibandingkan dengan penduduk usia kerja perempuan.
http
://sul
teng
.bps
.go.
id
-
IInnddiikkaattoorr TTeennaaggaa KKeerrjjaa PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 22001133
BBaaddaann PPuussaatt SSttaattiissttiikk PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 17
b. Jam Kerja
Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa penduduk yang
digolongkan bekerja adalah yang sesuai dengan standar jam berlaku
atau upah yang diterimanya. Di Indonesia, batasan jam kerja
berdasarkan ketentuan dari BPS yaitu pekerja yang melakukan aktivitas
utamanya selama 35 jam ke atas dalam satu minggu dan biasanya
disebut bekerja penuh. Sedangkan pekerja yang bekerja kurang dari 35
jam dalam satu minggu disebut bekerja tak penuh. Pekerja tak penuh
sering disebut juga setengah pengangguran.
Tabel 2.5
Persentase Penduduk Yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja Seminggu Yang Lalu, Agustus 2012
Jam Kerja Seminggu Jenis Kelamin
Laki laki Perempuan Laki-laki + Perempuan (1) (2) (3) (4)
0*) 5,76 11,43 7,68
1 34 36,41 48,23 40,41
35+ 57,83 40,34 51,91
Total 100,00 100,00 100,00
Jumlah Pekerja 773.423 392.019 1.165.442
Keterangan : *) Sementara tidak bekerja Sumber : Sakernas Agustus 2012
http
://sul
teng
.bps
.go.
id
-
IInnddiikkaattoorr TTeennaaggaa KKeerrjjaa PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 22001133
BBaaddaann PPuussaatt SSttaattiissttiikk PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 18
Ada 2 alasan kenapa pekerja tak penuh disebut setengah
penganggur, yaitu :
1. Mereka tidak mampu mencari pekerjaan penuh atau pekerjaan
tambahan. Alasan ini dapat dijadikan indikator untuk mengetahui
kesempatan kerja yang perlu diciptakan.
2. Mereka berstatus sekolah, mengurus rumah tangga, atau merasa
tak perlu bekerja penuh.
Berdasarkan jenis kelaminnya, penduduk laki-laki cenderung lebih
dominan bekerja penuh dibandingkan dengan penduduk perempuan.
Alasan ini secara logis mungkin disebabkan oleh banyaknya penduduk
perempuan yang harus mengurus rumah tangganya.
Sedangkan jika dilihat dari kelompok jam kerjanya, penduduk
bekerja yang mempunyai jam kerja 35 jam ke atas (pekerja penuh)
adalah paling banyak dibandingkan yang sementara tidak bekerja dan
pekerja tak penuh yaitu sebesar 51,91 persen. Dapat disimpulkan
secara umum bahwa pekerja di Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun
2012 paling banyak digolongkan bekerja penuh.
c. Status Pekerjaan
Berbicara tentang status pekerjaan yang diterima oleh pekerja
tidak lepas dari tingkat pendidikan pekerja tersebut. Pada umumnya,
semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka status pekerjaannya
lebih tinggi dibanding yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Status
pekerjaan yang dimaksudkan disini adalah kegiatan utama si pekerja,
http
://sul
teng
.bps
.go.
id
-
IInnddiikkaattoorr TTeennaaggaa KKeerrjjaa PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 22001133
BBaaddaann PPuussaatt SSttaattiissttiikk PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 19
antara lain apakah si pekerja menjadi pegawai dari suatu perusahaan,
apakah bekerja sendiri atau wirausahawan, atau pekerja yang dibantu
oleh orang lain dalam menjalankan pekerjaannya sehari-hari.
Gambar 2.2 menjelaskan tentang penduduk yang bekerja menurut
status pekerjaannya. Terlihat bahwa penduduk laki-laki yang bekerja
terbanyak adalah buruh/karyawan/pegawai sebesar 28,94 persen; dan
yang terkecil adalah pekerja bebas non pertanian (5,49 persen).
Sedangkan untuk perempuan, pekerja terbanyak adalah pekerja
keluarga sebesar 36,72 persen, dan terkecil adalah pekerja bebas non
pertanian sebesar 1,22 persen.
http
://sul
teng
.bps
.go.
id
-
IInnddiikkaattoorr TTeennaaggaa KKeerrjjaa PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 22001133
BBaaddaann PPuussaatt SSttaattiissttiikk PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 20
Gambar 2.2 Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan,
Agustus 2012
Sumber : Sakernas Agustus 2012
20,41
24,60
6,17
28,21
5,55
5,49
9,56
15,42
11,80
1,55
30,39
2,90
1,22
36.72
18,74
20,29
4,61
28,94
4,66
4,06
18,70
Berusaha sendiri
Berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidakdibayar
Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar
Buruh/Karyawan/Pegawai
Pekerja bebas pertanian
Pekerja bebas non pertanian
Pekerja tak dibayar/pekerja keluarga
Laki-laki + Perempuan Perempuan Laki-laki
http
://sul
teng
.bps
.go.
id
-
IInnddiikkaattoorr TTeennaaggaa KKeerrjjaa PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 22001133
BBaaddaann PPuussaatt SSttaattiissttiikk PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 21
Tabel 2.6 Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha,
Agustus 2012
Lapangan Usaha Laki laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
(1) (3) (4) (5)
Pertanian, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 54,24 41,29 49,88
Pertambangan dan Penggalian 3,58 0,76 2,63
Industri Pengolahan 5,28 5,46 5,34
Listrik, Gas dan Air 0,39 0,01 0,27
Bangunan 7,96 0,38 5,41
Perdagangan Besar,Eceran, Rumah Makan dan Hotel
8,81 25,81 14,53
Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi 4,73 0,65 3,36
Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah dan Jasa Perusahaan
1,68 1,58 1,64
Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 13,33 24,05 16,94
Total 100,00 100,00 100,00
Jumlah Pekerja 773.423 392.019 1.165.442
Sumber : Sakernas Agustus 2012
Dilihat berdasarkan sektor ekonomi atau lapangan usaha,
penduduk yang bekerja (usia 15 tahun ke atas) pada sektor pertanian,
http
://sul
teng
.bps
.go.
id
-
IInnddiikkaattoorr TTeennaaggaa KKeerrjjaa PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 22001133
BBaaddaann PPuussaatt SSttaattiissttiikk PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 22
kehutanan, perburuan dan perikanan adalah yang paling tinggi yaitu
sebesar 49,88 persen, diikuti sektor jasa sebesar 16,94 persen dan
sektor perdagangan besar, eceran, rumah makan dan hotel sebesar
14,53 persen. Sedangkan di luar 3 sektor tersebut persentasenya
sangat rendah yaitu di bawah 10 persen.
http
://sul
teng
.bps
.go.
id
-
IInnddiikkaattoorr TTeennaaggaa KKeerrjjaa PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 22001133
BBaaddaann PPuussaatt SSttaattiissttiikk PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 23
III. ANGKATAN KERJA
3.1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan
perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah penduduk
usia kerja. Pendekatan ini didasarkan bahwa tidak semua penduduk
usia kerja melakukan aktivitas utamanya dengan bekerja atau sedang
mencari pekerjaan. Sebagian bersekolah, mengurus rumah tangga, atau
sementara tidak bekerja. Semakin besar TPAK, maka semakin besar
persentase jumlah angkatan kerja terhadap jumlah penduduk usia kerja,
dan sebaliknya. Faktor-faktor yang mempengaruhi TPAK antara lain ;
jumlah penduduk yang bersekolah, jumlah penduduk yang mengurus
rumah tangga, struktur umur, dan tingkat pendidikan.
Pada tahun 2012, jumlah penduduk usia kerja Provinsi Sulawesi
Tengah sebesar 1.827.368 jiwa atau 66,96 persen dari total jumlah
penduduk Provinsi Sulawesi Tengah. Dari angka jumlah penduduk usia
kerja tersebut diketahui tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK)
Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2012 sebesar 66,38.
Angka tersebut menunjukan bahwa tingkat partisipasi dari
angkatan kerja Provinsi Sulawesi Tengah tergolong cukup tinggi. Artinya
dari 100 orang penduduk berusia 15 tahun ke atas, sekitar 66 orang
termasuk dalam kelompok angkatan kerja.
http
://sul
teng
.bps
.go.
id
-
IInnddiikkaattoorr TTeennaaggaa KKeerrjjaa PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 22001133
BBaaddaann PPuussaatt SSttaattiissttiikk PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 24
Tabel 3.1 Persentase Penduduk Usia Kerja Menurut Aktivitas Utama,
Agustus 2012
Aktivitas Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan (1) (2) (3) (4)
Angkatan Kerja 85,46 46,39 66,38
- Bekerja 82,72 43,93 63,78
- Menganggur 2,74 2,46 2,60
Bukan Angkatan Kerja 14,54 53,61 33,62
- Sekolah 2,55 2,87 2,71
- Mengurus RT 3,21 45,54 23,88
- Lainnya 8,78 5,20 7,03
Angkatan Kerja + Bukan Angkatan Kerja
100,00 100,00 100,00
TPAK TPT TKK
85,46 3,21
96,79
46,39 5,31
94,69
66,38 3,93
96,07 Sumber : Sakernas Agustus 2012
Dilihat berdasarkan jenis kelamin, penduduk usia kerja laki-laki
yang termasuk angkatan kerja sebesar 85,46 persen sedangkan untuk
perempuan sebesar 46,39 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa pada
kelompok penduduk laki-laki berusia 15 tahun ke atas sebagian besar
masuk dalam angkatan kerja dan pencari nafkah utama di keluarga.
http
://sul
teng
.bps
.go.
id
-
http
://sul
teng
.bps
.go.
id
-
IInnddiikkaattoorr TTeennaaggaa KKeerrjjaa PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 22001133
BBaaddaann PPuussaatt SSttaattiissttiikk PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 26
kondisi ekonomi rumah tangga, alokasi waktu yang digunakan untuk
aktivitas, dan upah yang berlaku di pasar kerja.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan
TPAK sebesar 66,38 pada tahun 2012 mencerminkan bahwa partisipasi
dalam angkatan kerja serta banyaknya tenaga kerja yang tersedia di
pasar kerja Provinsi Sulawesi Tengah cukup tinggi. Dari angka tersebut
mencerminkan pula bahwa hampir sebagian besar penduduk usia kerja
Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2012 telah mendapatkan pekerjaan.
Penduduk usia kerja yang tergolong bukan angkatan kerja
tercatat sebesar 33,62 persen, terdiri dari bersekolah sebesar 2,71
persen, mengurus rumah tangga sebesar 23,88 persen dan lainnya
sebesar 7,03 persen. Indikasi ini menunjukkan bahwa sebagian besar
penduduk usia kerja yang tergolong bukan angkatan kerja adalah
mengurus rumah tangga, dan kebanyakan adalah perempuan.
3.2. Kesempatan Kerja
Angka kesempatan kerja didapat dari jumlah penduduk yang telah
dan sedang/masih bekerja. Karena angka penduduk yang bekerja
merupakan kompenen angkatan kerja, maka hubungan kesempatan
kerja dengan TPAK perlu dianalisis lebih lanjut.
Pada tahun 2012, jumlah penduduk yang bekerja di Provinsi
Sulawesi Tengah mencapai 1.165.442 jiwa atau 63,78 persen dari
jumlah penduduk usia kerja, dengan rincian pekerja laki-laki sebanyak
773.423 jiwa dan pekerja perempuan sebesar 392.019 jiwa.
http
://sul
teng
.bps
.go.
id
-
IInnddiikkaattoorr TTeennaaggaa KKeerrjjaa PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 22001133
BBaaddaann PPuussaatt SSttaattiissttiikk PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 27
Dari jumlah penduduk yang bekerja tersebut jika dibandingkan
dengan jumlah angkatan kerja, maka didapatkan tingkat kesempatan
kerja sebesar 96,07 persen. Artinya jumlah tenaga kerja yang ada di
Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2012 terserap di lapangan pekerjaan
sebesar 96,07 persen. Angka ini dapat dikatakan cukup tinggi.
Tabel 3.2 Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin, Agustus 2012
Jenis
Kelamin
Bekerja Menganggur
(1) (2) (3)
Laki-laki
Perempuan
Total
773.423
392.019
1.165.442
25.651
21.970
47.621
Sumber : Sakernas Agustus 2012
Dilihat berdasarkan jenis kelamin, angka kesempatan kerja bagi
penduduk laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk
perempuan. Hal ini dapat dimaklumi, karena pada umumnya penduduk
laki-laki berperan sebagai pemenuh kebutuhan bagi rumah tangga.
http
://sul
teng
.bps
.go.
id
-
IInnddiikkaattoorr TTeennaaggaa KKeerrjjaa PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 22001133
BBaaddaann PPuussaatt SSttaattiissttiikk PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 28
3.3. Pengangguran
Berbicara tentang tingkat partisipasi kerja tidak lepas dari
penduduk yang tidak bekerja. Angka pengangguran sering menjadi
ukuran keberhasilan pembangunan di bidang ketenagakerjaan suatu
daerah. Pengangguran merupakan persoalan yang dilematis, dimana
pemerintah atau instansi yang mengurus ketenagakerjaan sebenarnya
mampu mengurangi atau menekan angka pengangguran.
Berdasarkan teori ekonomi, jika perekonomian berada dibawah
full employment, maka pendapatan nasional dapat ditingkatkan melalui
peningkatan pengeluaran pemerintah, atau dengan menurunkan pajak.
Dapat diambil kesimpulan, bahwa usaha untuk menekan pengangguran
mengakibatkan terjadinya peningkatan biaya pengeluaran pemerintah
atau menurunkan pajak yang diterima oleh pemerintah. Hal inilah yang
menyebabkan di setiap negara maju mempunyai kewajiban untuk
menyediakan tunjangan bagi para penganggur.
Bagi negara yang masih berkembang, pengangguran merupakan
persoalan yang sangat kompleks untuk diselesaikan. Pengangguran
pada prinsipnya mengandung arti hilangnya output dan kesengsaraan
bagi orang yang tidak bekerja dan merupakan suatu bentuk pemborosan
sumber daya ekonomi.
Situasi pengangguran di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan
Tabel 3.2 sebesar 47.621 orang. Dilihat berdasarkan jenis kelamin,
penduduk laki-laki yang menganggur lebih banyak dibanding penduduk
http
://sul
teng
.bps
.go.
id
-
IInnddiikkaattoorr TTeennaaggaa KKeerrjjaa PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 22001133
BBaaddaann PPuussaatt SSttaattiissttiikk PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 29
perempuan yaitu sebesar 25.651 orang laki-laki dan 21.970 orang
perempuan.
Tabel 3.3
TPAK, TPT dan Persentase Pekerja Tak Penuh Menurut Jenis Kelamin, Agustus 2012
Uraian Laki laki Perempuan Laki-laki + Perempuan (1) (2) (3) (4)
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 88,46 46,39 66,38
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 3,21 5,31 3,93
Pekerja Tak Penuh
- Setengah Penganggur
- Paruh Waktu
35,68
13,58
22,10
47,19
13,78
33,41
39,55
13,65
25,90
Sumber : Sakernas Agustus 2012
Jika jumlah penduduk yang menganggur dihitung berdasarkan
jumlah keseluruhan angkatan kerja, maka akan didapat tingkat
pengangguran riil. Pada Tabel 3.3, dijelaskan tingkat pengangguran riil
di Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2012. Secara riil, tingkat
pengangguran terbuka Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2012 sebesar
3,93 persen, dan pekerja tak penuh sebesar 39,55 persen.
Penduduk yang sedang atau masih bekerja tapi jam kerjanya
dibawah 35 jam seminggu maka dikelompokkan sebagai pekerja tak
http
://sul
teng
.bps
.go.
id
-
IInnddiikkaattoorr TTeennaaggaa KKeerrjjaa PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 22001133
BBaaddaann PPuussaatt SSttaattiissttiikk PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 30
penuh, sedangkan pengangguran terbuka adalah penduduk yang tidak
bekerja sama sekali.
Tingginya angka pekerja tak penuh sebesar 39,55 persen dari
total pekerja mengindikasikan bahwa banyak pekerja yang bekerja
dibawah 35 jam kerja atau dengan kata lain kurang dimanfaatkan
secara optimal terhadap alokasi waktu dari penduduk yang bekerja
tersebut.
3.4. Perbandingan Angkatan Kerja di Pulau Sulawesi
Jika dilihat perbandingan jumlah angkatan kerja antar provinsi di
Pulau Sulawesi, maka Provinsi Sulawesi Tengah berada di peringkat
kedua yaitu sebesar 1.213.063 jiwa, setelah Provinsi Sulawesi Selatan
sebesar 3.560.891 jiwa. Jumlah angkatan kerja yang paling sedikit
adalah Provinsi Gorontalo sebesar 466.073 jiwa.
Gambaran yang sama terlihat pada data jumlah penduduk yang
bekerja dimana Provinsi Sulawesi Tengah berada di peringkat kedua
sebesar 1.165.442 jiwa, setelah Provinsi Sulawesi Selatan sebesar
3.351.908 jiwa, dan yang paling sedikit Provinsi Gorontalo sebesar
445.729 jiwa.
Jumlah penganggur di Provinsi Sulawesi Tengah berada di
peringkat ketiga sebesar 47.621 jiwa, setelah Provinsi Sulawesi Selatan
yang mempunyai jumlah penganggur terbesar yaitu 208.983 jiwa, diikuti
Provinsi Sulawesi Utara sebesar 80.836 jiwa. Sedangkan Provinsi
Sulawesi Barat merupakan wilayah yang mempunyai jumlah
penganggur paling sedikit yakni sebesar 11.979 jiwa.
http
://sul
teng
.bps
.go.
id
-
IInnddiikkaattoorr TTeennaaggaa KKeerrjjaa PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 22001133
BBaaddaann PPuussaatt SSttaattiissttiikk PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 31
Tabel 3.4 Angkatan Kerja Menurut Provinsi di Pulau Sulawesi, Agustus 2012
Provinsi Bekerja Penganggur Angkatan
Kerja TPT TPAK
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Sulawesi Utara 957.292 80.836 1.038.128 7,79 61,93
Sulawesi Tengah 1.165.442 47.621 1.213.063 3,93 66,38
Sulawesi Selatan 3.351.908 208.983 3.560.891 5,87 62,82
Sulawesi Tenggara 975.879 41.078 1.016.957 4,04 67,35
Gorontalo 445.729 20.344 466.073 4,36 63,08
Sulawesi Barat 548.783 11.979 560.762 2,14 71,73 Sumber : Sakernas Agustus 2012
Jika dilihat dari indikator ketenagakerjaan lainnya maka Tabel 3.4
menjelaskan bahwa tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Provinsi
Sulawesi Tengah sebesar 3,93 persen atau peringkat kedua terendah.
Provinsi Sulawesi Utara merupakan wilayah di Pulau Sulawesi yang
memiliki TPT tertinggi sebesar 7,79 persen diikuti Provinsi Sulawesi
Selatan sebesar 5,87 persen.
Jika dilihat besarnya penawaran tenaga kerja di Pulau Sulawesi,
Provinsi Sulawesi Tengah berada di peringkat ketiga dengan TPAK
sebesar 66,38 persen, setelah Provinsi Sulawesi Barat sebesar 71,73
dan Sulawesi Tenggara 67,35 persen, sedangkan TPAK terendah terjadi
di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 61,93 persen.
http
://sul
teng
.bps
.go.
id
-
IInnddiikkaattoorr TTeennaaggaa KKeerrjjaa PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 22001133
BBaaddaann PPuussaatt SSttaattiissttiikk PPrroovviinnssii SSuullaawweessii TTeennggaahh 32
IV. KESIMPULAN
Analisis deskriptif ringkas tentang penyediaan tenaga kerja
berdasarkan jumlah penduduk, jumlah tenaga kerja dan angkatan kerja,
jam kerja, dan struktur umur telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya.
Berikut disajikan beberapa indikator penting ketenagakerjaan
Provinsi Sulawesi Tengah Agustus 2012 yang merupakan ringkasan dari
Bab-bab sebelumnya.
Tabel 4.1 Indikator Ketenagakerjaan, Agustus 2012
Indikator Jumlah
(1) (2)
Penduduk Laki - laki Perempuan Total
Penduduk Usia 15+ Tahun
Angkatan Kerja
Bekerja Menganggur
Bukan Angkatan Kerja
Sekolah Mengurus Rumah Tangga Lainnya TPAK TPT TKK
1.399.220 1.330.007 2.729.227
1.827.368
1.165.442
47.621
49.533 436.335 128.437
66,38
3,93 96,07
Sumber : Sakernas Agustus 2012
http
://sul
teng
.bps
.go.
id
-
http
://sul
teng
.bps
.go.
id