Indikasi Koran Skul (Padmanaba)
-
Upload
wahyu-nugroho -
Category
Documents
-
view
249 -
download
10
description
Transcript of Indikasi Koran Skul (Padmanaba)
KESEIMBANGAN KEDUANYA
LIPUTAN
progresif crewjurnalis padmanaba
elihat beberapa
teman yang juga masih men-duduki bangku Sekolah Mene-ngah Atas, semakin meyakinkankami bahwa pendidikan me-mang harus secara lengkap di-milki oleh setiap siswa. Baikpendidikan akademis maupunyang nonakademis. Istilah pen-didikan akademis dan non-akademis sudah pasti diketahuisemua. Justru yang asing dijum-pai adalah prakteknya dalamkehidupan sekolah sehari-hari,tapi tidak di sekolah kami, SMANegeri3Yogyakarta.
Beberapa pihak me-ragukan sekolah kami sebagaisekolah terbaik di daerah Yog-yakarta. Mungkin kesimpulan
semacam itu muncul karenakesan kami yang dinamis danjustru terlibat banyak pada
nonakademis baik sebagaipart isipan maupun pihakpenyelenggara.
Bagi kami itu bukansuatu kemungkinan lagi, me-mang benar adanya bahwa kultursekolah kami sangat di-namis.Yang dimaksudkan de-ngandinamis tersebut adalah setiapsiswa memiliki kesem-patanyang sama untuk menge-mbangkan diri lewat berbagaikegiatan. Ada berbagai ragamekskul dan kegiatannya yangdirancang untuk memaksimal-kan potensi seni, olahraga, sam-pai iptek.
Dari komunitas-komunitas
ekskul itulah kemudian munculber-bagai ide “berbuat banyakuntuk masyarakat luas.” Sebutsaja acara donor darah, pe-ngobatan gratis yang dise-lenggarakan oleh teman-teman
. Lomba men-dongeng, membaca puisi olehProgresif, majalah sekolah.Tabligh Akbar oleh komunitasmuslim. Kompetisi debat bahasainggris. Lomba Baris berbaris.Pentas Seni Komunitas Padma-naba, PSIKOPAD! yang dise-lenggarakan oleh teman-temankomunitas musik SMA Negeri 3,Padmanaba Funbike, dan masihbanyak lagi kegiatan-kegiatanyang memang diakomodir mur-niolehsiswa.
Poin yang ingin kami tekankan
dari wacana di atas adalah man-faat dari kegiatan-kegiatan ter-sebut. Manfaat dari kegiatanyang selama ini oleh banyakpihak dianggap tidak bergunadan dinilai .Bagi kami, justru sebuah pe-ngalaman yang sangat edukatifyang kami dapat. Bagaimana ka-mi dituntut untuk selalu kreatif,mampu bekerja sama dengan o-rang lain, berorganisasi, beraniberpendapat dan menyampai-kannya di depan publik,kepekaan untuk berbagi dan ber-buat untuk masyarakat luas danhal-hal lain yang sifatnyapraktikal yang tidak diajarkanoleh bapak ibu guru di kelas-kelas lah yang kami dapat.Karena tidak adanya pendidikan
secara khusus inilah, peran dandukungan sekolah, bapak ibuguru, juga orang tua siswa sangatpentingsekali.
Sedikit gambaran ini semogabisa membuka pikiran ma-syarakat, pihak sekolah, orangtua, dan siswa sendiri agar se-makin sadar akan nilai pendi-dikan yang mencangkup tidakhanya pendidikan akademis, tapijuga non akademis, danpentingnya keseimbangan diantara keduanya. Agar terciptasiswa siswi yang tidak hanyapintar namun juga cerdas secaraemos i , un tuk memenuhipersaingan di masa yang akandatang.
Mevent-
event
junior rescue clubcuma bikin capek aja
Zahra Zafira
SIS SMA N 3 Yogyakar-
ta ngadain sebuah acara yangberna-ma OSIS GATHERINGAcara ini bertujuan untuk salingngakrabin antarsekolah, menjalinkerjasama antarsekolah, dansebagai sarana ko-munikasi danbertukar pikiran da-lam bikinevent. Acara yang bertema “MariBerkreasi dengan Event Remaja”ini berlangsung tiga hari, tanggal11, 17, dan 18 April 2009 yangberisi Open House oleh Pe-ngurusHarian SMA N 3 Yogyakarta dandilanjutin seminar dan diskusiseluk beluk event.
Open House diisi oleh per-kenalan OSIS SMA N 3 Yogyakartadan seluk beluk eventnya dilan-jutkan sharing dari beberapa SMA,yaitu SMAN 2, SMAN 5, SMAN 6,SMAN 7, SMAN 9,dan SMAN 11.Keenam sekolah itu menyebutin e-v e n t - e v e n t a p a a j a y a n gdilaksanain, jadwal event, danbebe rapa ham-ba t an , ya i t upendanaan, birokrasi sekolah, danpublikasi.
Hambatan-hambatan tadibakal dibahas pada pertemuan se-lanjutnya. Hari kedua, tanggal 17April, acara seminar dan diskusi di-
isi oleh narasumber dari My ProPro-duction yang sudah ber-pengalaman ngelola event-eventbesar sekaliber nasional. Pesertayang hadir adalah dari SMA N 1,SMA N 2, SMA N 5, SMA N 6,SMA N 7, SMA N 8, SMA N 9, danSMA N 11. Narasumber ngejelasindari awal pembentukan kepanitiaans a m p a i e k s e k u s i h a r i H .Narasumber juga nyebutin empatproses dalam bikin event, yaitupro-posal, mar-keting, produksi,dan eksekusi. Hal yang palingditekanin adalah tujuan acara ituharus jelas dan saling me-nguntungkan antara pihak pembuatdengan pihak spon-sorship.
Hari ke-tiga diisi olehn a r a s u m b e r d a r i D a - m a iProduction yang berdiskusi da-lam bentuk sha-ring masalah yangdi-kemukain di Open House.
“Ya dengan acara ini, kitabisa tau gi-mana cara buat eventyang melatih kepemimpinan dalamsebuah ke-organi-sasian,” menurutIfada Fa-uzia, penggagas OSISGA-THERING.
O
(knrk)
Kandrika Fadhlan P.
OSIS GATHERING&OPEN HOUSE
SCHOOLREVIEW
JUNIOR HIGH SCHOOL EVENT ORGANIZER
Vina Yuliana ( Ketua
Pengobatan Gratis KaryaCintaAnak Bangsa 2008 )Ikut panitia event itu samadengan pembelajaran tentangcara menghadapi orang, selainitu juga bisa mengeratkanpersaudaraan dengan temansatu kepanitiaan.
“..nambah temen..”“..event =belajar..”
“..ga bosensekolah..”
Hari Sudana ( Ketua
Donor Darah Harmoni Cinta2009 )Hmm. Yang pasti bisa nambahtemen. Nah dari temen tersebutlah kita bisa dapet efek lain.Misalnya wawasan jadi tambahluas, tahu banyak karakterorang, dan nambah pede danability dalam public speaking.Nah, jangan lupa datang dievent Donor Darah kita ya! 21Juni 2009 @ SMA N 3 Jogja !
Alvioneta Diass ( Co.
K re a t i f P S I K O PA D ! # 4SUPERNOVA)Enaknya tuh, kita bisa nambahkenalan dan pengalaman. Jugabisa buat kita nggak bosen masekolah. Jadi buat selingan gitusetelah belajar di kelas.Tanggal 23 Mei di Kridosonoada THE S.I.G.I.T dan EfekRumah Kaca di PSIKOPAD!#4,datang ya!!!(NJ)
Membuat dan mengoordinir
sebuah event bisa dibilang udahjadi sampingan bagi pasra siswaSMA pada umumnya. Bahkandibeberapa sekolah, suatu eventbisa menjadi tradisi yangditurunkan dari angkatansebelumnya, contohnya saja diSMA N 3 Yogyakarta. Mau tahugimana asiknya join di sebuahevent? These what they said !
WHAT THEY
SAID
Nicola Jade
inspirasi : salah satu adegan di film laskar pelangi
i n d i k a s i p a d m a n a b a
doc:www. kaskus.com
ninda|rais|ilma|nieko|dhimas|bayu|diass|nadia|zahra|boni|mirna|ika|liris|ruvi|ajeng|siska|jade|christida|yuyun|anin|astri|kania|aga|puri|danya|indri|asti|putri|ibti|dhian|bella|cindy|yudi|dhyanaIBU GURU MUSLIMAH
TERJERAT DALAM MIMPI INDONESIA KINI
Sepuluh anak miskinkampung di Pulau Belitongberjuang dalam novel LAKARPELANGI.
Ika Hapsari
Novel yang menggugahperasaan sekaligus jenaka init e l a h m e n j a d i f e n o m e n atersendiri di Nusantara. Cerita initak pernah dibahasdiberbagai me-dia dan film layarlebarnya masih mengundangantrian panjang. Tak hanyacerita, jika kita membacanya,tapi juga tokoh-tokohnya yangakan membekas di hati. N.A.Muslimah Hafsari Ha-mid binti
K.A. Abdul Hamid adalah salahsatunya.
Diceritakan sebagai ibu gurumuda yang rela mengajar disebuah SD Muhammadiyah yangsudah re-yot dan nyaris ditutup diBelitong, sosok Ibu Muslimah inimemberi arti tentang apa itu guru.Dalam Bab 3 novel Andrea Hirata,disebutkan bahwa kata 'guru'berasal dari India yangberarti orang yang tak hanyamentransfer sebuah pe-lajaran,tapi juga yang secara pri-badimenjadi sahabat dan pembimbingspiritual bagi mu-ridnya. Bu Mus,
dan juga Pak Har-fan,m e n j a d i c o n t o hs e m p u r n a u n t u kungkapan itu. Takhanya menjadi so-sok yang pantasmenyandang ar t iguru sebenarnya,namun kesediaanuntuk rela mengajaranak-anak miskindan hanya mendapatgaji Rp 1.300,00 – Rp3.000,00 per bulan.Itu pun masih harusdia tambah denganmenerima jahitansampai malah hari.
Saat waktumulai berjalan maju,banyak hal berubahdan hal baru terjadi.Para pembaca LaskarPelangi mungkin
banyak yang tergelitik hatinya;tergelitik karena memban-dingkan dunia sekolah moderndengan cerita Andrea Hirata.Banyak sekolah sekarang takubahnya menjadi tempat yangmungkin sudah jauh berbeda dariinti cerita Laskar Pelangi, juga ka-rena cerita persahabatan danharapan di dalamnya. Mungkintak hanya tergelitik karena itu, tapijuga karena membayangkanapakah gu-ru seperti Ibu Musmas ih bena r-be -na r pe r luditeladani sekarang ini.
Guru adalah pahlawan tan-
pa tanda jasa, dan mereka adalahjuga tumpuan dari masa depankita. Sosok Ibu Muslimah yangmenarik dan menenangkan inimenjadi suatu
alternatif impian bagi Indonesia,khususnya bagi yang sadar akanmasalah pendidikan ini. Namun,harus kita sadari bahwa pe-ngorbanan seorang guru tidakha-nya mutlak terletak padaseberapa jauh jalan dan medanyang harus dia tempuh, ataujumlah murid yang hanyaseberapa. Sosok ke-tulusanseorang guru terletak darikeikhlasan guru tersebut me-ngajar para siswanya. Dalam hi-ruk pikuk dunia, tak adasalahnya jika kita. berhenti danbernafas dari cerita Andrea, danmemi-mpikan sosok gurusekaliber Bu Muslimah.
overrated
li-ngua
“Seperti guru-guru kami,filicium memberi nafaskehidupan bagi ribuanorganisme dan menjadi
tonggak pentingmata rantai ekosistem.”
Fransiska Mutiara
limpiade. Hmm...
Apa sih yang biasanya lang-sung muncul di benak kita se-telah mendengar kata itu? Soal-soal sulit, belajar dan belajar,seram, atau mimpi buruk kah?Dan pandangan apa yang bia-sanya muncul ketika melihatanak-anak jenjang SMA yangtergabung dalam tim olim-piade? Kacamata, kutu buku,pintar, , atau cupukah?
Kayaknya pandangan-pan-dangan seperti itu nggak pantasmelekat pada anak-anak yangtergabung Olimpiade. Duh, harigini masih ada anggapan bahwaanak olimpiade seperti itu? Dahnggak jaman kalee!
Ajeng, salah satu siswaSMA mengatakan, “Masa SMAitu, masa paling indah buat hangout bareng ma temen, nonton dibioskop, jajan sana sini. Kalau
masalah Olimpiade, pelajaran dikelas aja susah ngikutin.Apalagiharus ditinggal pembinaan tiaphari. Hehehe…”
“Menurutku anak olim itunggak cupu. Mereka malah lebih
daripada kita. Cumacapnya aja yang cupu. Tapi akunggak tau kenapa bisa kaya gini.Dari dulu kesannya emang gitusih.” kata Nina, salah seorangsiswa SMA di Jogja yang jugamengungkapkan tanggapannya
mengenai olimpiade.Ya, memang, olimpiade
agaknya terkesan sangat dekatdengan keharusan untukbertatap muka de-ngan buku-buku nan tebal demi menjadi se-orang jawara. Padahal biasanyahal semacam itu dijauhi olehanak SMA yang sedang me-nikmati indahnya puber ke arahpendewasaan.
Tetapi tak dapat di-sangkalpula jika banyak diantara teman-teman ki-ta yang memiliholimpi-ade sebagai kesenangantersendiri . “Olim itu bu-kanbeban. Tetapi se-buah tantangan.Lagi-pula walau aku harusmempersiapkan diri ikut olim,aku juga masih bisa ikutanseneng-seneng bareng temen-temen kok,” ungkap Nindi, sa-lah satu siswa SMA N 3Yogyakarta yang aktif ikut da-lam ajang olim-piade sejak SMP.
Jangan salah sangka juga.Ajang olimpiade tidak selaluharus duduk di bangku berjam-jam untuk mengerjakan soal-soal. Contohnya Olimpiade O-lahraga. Siswa yang jago ber-olahraga kini bisa mengikuti oli-mpiade yang cocok dengan bi-dangnya. Berikut ini ungkapandari Alfedo, salah satu siswaSMA 3 yang mengikuti Oli-mimpiade Olahraga, yang kinit e l a h d i t e r i m a s e b a g a imahasiswa di UGM, “Ikut o-limpiade olahraga itu banyakmanfaatnya, selain tubuh kita
tetap sehat, poin yang kitadapat ka lau jadi juaraolimpiade juga bisa kitamanfaatkan jika lulus SMAnanti. Kan sekarang cukup ba-nyak perguruan tinggi yangmenawarkan ujian masukmelalui penulusuran bakat o-lahraga dan seni atau is-tilahnya PBOS.”
Nah, coba sekarang kitalihat kembali. Tak sedikit lhoter-nyata anak-anak olimpiadeyang eksis di berbagai orga-nisasi di sekolah. Contohnyasaja, Rio, siswa SMA N 3 Yog-yakarta. Selain berhasil me-nyabet medali emas kejuaraanolimpiade kebumian tingkatnasional, dia juga sangat aktifdi OSIS Padmanaba. Dan taktanggung-tanggung, dia adalahketua I dari organisasi tertinggidi sekolah tersebut.
kini olimpiade bukanhanya wadah bagi orang-orangyang kuper dan pintar saja. Jikaada kemauan, bahkan siswayang eksis dalam organisasi se-kolah pun juga bisa kok me-ngikuti olimpiade. Jangan ka-rena gengsi semata, keinginanuntuk join di ajang seperti inijadi terkurung. Tepislahanggapan-anggapan seperti itudan buktikan bahwa kita bisa.
O
nerd
update
So,
Raisatun Nisa S.Gardyas B. Adninda
OLIMPIADE?masihkah BERANGGOTAKAN ANAK ‘CUPU’
LAPORAN
OPINI
RADAR JOGJA Jumat Pon 15 Mei 200924