INDIKASI DAN MANAJEMEN PASIEN DI iNTENSIVE UNIT CARE.docx

8
INDIKASI DAN MANAJEMEN PASIEN DI INTENSIVE UNIT CARE Pasien ICU Tiap ICU harus mempunyai protokol dan prosedur tentang indikasi masuk dan keluar ICU. Kebijaksanaan ini harus disusun oleh tim disiplin multi medis, perawat dan direktus RS. Kebijaksanaan harus selalu ditinjau secara teratur dan kalau perlu diadakan koreksi atau revisi. Pada saat-saat penggunakan yang tinggi dan fasilitas tempat perawatan terbatas, maka dilakukan prioritas. Kriteria masuk ICU harus disusun berdasarkan masalah klinis, harapan untuk pulih kembali dan keuntungan terapi intensif. Dokter perujuk atau pemilik pasien bertanggung jawab untuk meminta perawatan intensif dan segera memindahkan pasien ke ruang perawatan lain jika telah memenuhi kriteria pindah. Pimpinan atau staf medis memutuskan apakah pasien benar-benar memerlukan perawatan intensif atau tidak.Pada kasus-kasus yang menimbulkan konflik untuk menentukan kriteria masuk dan keluar ICU, maka pimpinan atau staf medis ICU menentukan prioritas pasien. Indikasi masuk ICU Yang memerlukan perawatan di ICU adalah pasien dengan krisis atau kegagalan pada: Sistem pernapasan Sistem hemodinamik Sistem syaraf pusat

Transcript of INDIKASI DAN MANAJEMEN PASIEN DI iNTENSIVE UNIT CARE.docx

Page 1: INDIKASI DAN MANAJEMEN PASIEN DI iNTENSIVE UNIT CARE.docx

INDIKASI DAN MANAJEMEN PASIEN DI INTENSIVE UNIT CARE

Pasien ICU

           Tiap ICU harus mempunyai protokol dan prosedur tentang indikasi masuk dan keluar

ICU. Kebijaksanaan ini harus disusun oleh tim disiplin multi medis, perawat  dan direktus RS.

Kebijaksanaan harus selalu ditinjau secara teratur  dan kalau perlu diadakan koreksi atau revisi.

Pada saat-saat penggunakan yang tinggi dan fasilitas tempat perawatan terbatas, maka dilakukan

prioritas. Kriteria masuk ICU  harus disusun berdasarkan masalah klinis, harapan untuk pulih

kembali dan keuntungan terapi intensif. Dokter perujuk atau pemilik pasien bertanggung jawab

untuk meminta perawatan intensif dan segera memindahkan pasien ke ruang perawatan lain jika

telah memenuhi kriteria pindah.  Pimpinan atau staf medis memutuskan apakah pasien benar-

benar memerlukan perawatan intensif atau tidak.Pada kasus-kasus yang menimbulkan konflik

untuk menentukan kriteria masuk dan keluar ICU, maka pimpinan atau staf medis ICU

menentukan prioritas pasien.

Indikasi  masuk ICU

Yang memerlukan perawatan di ICU adalah pasien dengan krisis atau kegagalan pada: 

Sistem pernapasan

Sistem hemodinamik

Sistem syaraf pusat

Sistem endokrin dan metabolik

Overdosis obat, reaksi obat dan keracunan

Sistem pembekuan darah

Infeksi berat (sepsis)

Indikasi pasien masuk ICU dapat dibagi menjadi 3 prioritas, yaitu : 

1. Prioritas I

            Pasien kritis, pasien tidak stabil yang memerlukan tindakan terapi intensif  dan agresif

untuk mengatasinya, seperti bantuan ventilasi, infus obat-obat vasoaktif dan lain-lain. Pada

pasien seperti ini terapi tidak dibatasi ( do everything),Contoh : edema paru, status

convulsivus,septic shock.                                                                

Page 2: INDIKASI DAN MANAJEMEN PASIEN DI iNTENSIVE UNIT CARE.docx

2. Prioritas II

       Pasien golongan ini pada saat masuk tidak dalam keadaan kritis tetapi kondisi klinisnya

membutuhkan pemantauan intensif baik secara invansif maupun  non invasif atau keadaan-

keadaan yang dapat menimbulkan ancaman gangguan pada sistem organ vital. Pada pasien

seperti ini terapi juga tidak dibatasi. Misalnya :

Pasca bedah ekstensif

Pasca henti jantung dalam keadaan stabil.

Pasca bedah jantung dan pasca bedah dengan penyakit jantung.

3. Prioritas III

Pasien dalam keadaan kritis dengan harapan kecil untuk penyembuhannya. Pasien kelompok

ini memerlukan terapi intensif terbatas untuk mengatasi krisis penyakit, tetapi tidak dilakukan

terapi invasif seperti intubasi dan resusitasi (do something).Misalnya : pasien dengan metastase

keganasan, penyakit jantung dan paru terminal dengan komplikasi akut.  

Pasien-pasien tesebut dibawah ini tidak memerlukan perawatan di ICU :

Pasien mati batang otak (MBO), kecuali donor organ.

Pasien koma dengan keadaan vegetatif yang permanen.

Pasien dalam stadium akhir (end-stage) dari suatu penyakit.  

Pasien yang menolak pemberian terapi bantuan hidup.. 

Indikasi keluar ICU

Pasien prioritas I dipindahkan keluar ICU jika tidak membutuhkan lagi terapi yang

intensif atau terapi mengalami kegagalan sehingga prognosis buruk dan terdapat sedikit

kemungkinan untuk pulih kembali. Pasien prioritas II dipindahkan keluar ICU jika hasil

pemantauan intensif menunjukkan bahwa terapi intensif dan monitoring khusus tidak diperlukan

lagi atau apabila terdapat pasien prioritas I yang memerlukan perawatan. Pasien prioritas III

dipindahkan jika terapi intensif tidak dibutuhkan lagi, dan dapat dipindahkan lebih awal jika

diketahui kemungkinan untuk pulih kembali sangat kecil atau keuntungan terapi sangat sedikit.

            Pasien-pasien yang tidak banyak memperoleh keuntungan terapi intensif, antara lain : 

    Pasien tua dengan kegagalan 3 sistem organ yang tidak memberi respon dalam 72 jam

setelah terapi  intensif.

Page 3: INDIKASI DAN MANAJEMEN PASIEN DI iNTENSIVE UNIT CARE.docx

    Pasien mati batang otak atau koma non traumatik yang menyebabkan keadaan

vegetatif menetap.

    Pasien penyakit paru menahun stadium lanjut, penyakit jantung terminal, atau

metastase luas dari keganasan yang tidak respon terhadap terapi intensif dan tidak

terdapat terapi lain.

Semua pasien tersebut diatas sebaiknya dirawat di unit intermediate care.

PERLENGKAPAN RUANGAN ICU

Perlengkapan Medik 

   Sumber oksigen berupa tabung/silinder atau titik oksigen sentral yang dilengkapi

dengan   katup penurunan tekanan ( regulator ) dan flow meter.

  Alat pelembab.humidifikasi oksigen, pipa karet/plastik yang dilengkapi dengan kanula 

nasal dan sungkup muka.

   Alat penghisap  lendir  portable  atau  titik  sentral ,   pipa  karet  penghubung,  botol     

penampung dan kateter hisap.

   Alat resusitasi terdiri dari kantong sungkup muka ( misalnya Ambu Bag/ Air

Viva, Laerdal dll), laryngoskop dengan blade berbagai ukuran, pipa jalan napas oro

atau nasopharinx dan pipa Endotracheal berbagai ukuran , Cunam Magill, pembuka

mulut (Ferguson mouth gag), penghubung pipa (tube connector) dan stilet.

    Stetoskop,tensimeter dan termometer.

  Alat-alat monitoring, hendaknya dapat memperlihatkan wave form dan angka

dari Elektrokardiogram (ECG), tekanan darah, nadi dan saturasi. Pada keadaan tertentu

juga diperlukan pemantauan tekanan arteri, tekanan jantung dan tekanan intra kranial

cara  invasif, tekanan CO2 ekspirasi dll.

    Alat infus terdiri  dari  set infus,  kateter vena,  jarum suntik berbagai ukuran,

kapas antiseptik, plester, pembalut, gunting.

    Defibrilator

    Ventilator

    Syringe pump, infus pump

    Kereta dorong (trolley / crash cart) yang dapat memuat alat-alat diatas

   Tempat tidur pasien.

Page 4: INDIKASI DAN MANAJEMEN PASIEN DI iNTENSIVE UNIT CARE.docx

Perlengkapan Non Medis

    Layanan sentral Oksigen, listrik dan udara terkompresi.

Saklar kontrol dan monitoring  (tekanan oksigen, udara terkompresi, vakum  ,listrik ) harus

terletak 

di dekat unit sehingga dapat dioperasikan oleh staf pada kasus-kasus darurat. Alat ini harus ditandai/ 

dengan warna berbeda sehingga dapat diketahui tipe kegunaannya.. Vakum ,oksigen, dan tekanan 

udara terkompresi seluruhnya harus dimonitor dari pusat dengan sistem alarm visual dan audibel. 

Sambungan di dinding sebaiknya tidak setinggi kepala untuk menghindari  cedera pada wajah atau 

kepala bila tak tersambung dengan benar dan dibuat lewat jalur terpisah. Cadangan listrik 

(generator) dibuat sirkuit terpisah untuk pencahayaan darurat, komputer, ventilator dan alat-alat  

lainnya. Perlu disediakan pompa kompresor (cadangan) yang sewaktu-waktu dapat dipakai sebagai 

pengganti suplai.                        

        Kebutuhan air

Dua bak cuci tangan yang cukup dalam dan lebar untuk mencegah cipratan air dan dilengkapi

dengan 

kran yang dapat dijalankan dengan siku atau kaki sebaiknya tersedia di tiap area perawatan pasien 

(dekat pintu) untuk meminimalkan penularan infeksi. Tersedia fasilitas pengering tangan berupa 

handuk kertas sekali pakai atau pengering elektrik (hindari pemakaian handuk standart) dan fasilitas 

disinfeksi tangan .

            Komunikasi

Dibuat sedemikian rupa sehingga komunikasi berlangsung dengan mudah dan cepat dalam unit

dan sistem rumah sakit. Sebaiknya ada satu telepon darurat yang dapat dipakai keluar dengan

bebas. Untuk kamar isolasi sebaiknya tersedia tersendiri. 

       Alarm pemanggil/darurat

Untuk tiap tempat tidur tersedia satu tombol alarm.  Bila diaktifkan alarm akan berbunyi di

ruang pusat perawat, ruang santai staf dan kamar jaga dokter. 

       Sterilisasi

Harus dirumuskan metode sterilisasi alat-alat yang dapat dipakai ulang..Sterilisasi dilakukan di

unit sterilisasi sentral setelah melalui proses dekontaminasi,kecuali alat-alat tertentu yang

dilakukan di ICU misalnya alat endoskopi, set bedah minor.

Page 5: INDIKASI DAN MANAJEMEN PASIEN DI iNTENSIVE UNIT CARE.docx

        Pemetaan

Gambar peta (skala 1 : 100) hendaknya ditaruh di tempat yang mudah dilihat yang           

memperlihatkan bagian sbb: 

         - seluruh bagian ruangan

         - pintu masuk, pintu darurat, rute darurat

         - Panel kontrol untuk gas,listrik, vakum dan udara terkompresi.

         - alat pemadam kebakaran

         - area khusus yang berbahaya

       Pengaman kebakaran

Jarang terjadi kebakaran di ICU. Kendati demikian kita tetap harus merencanakan untuk 

melakukan pencegahan dan cara untuk menanganinya bila terjadi kebakaran. Tiap anggota staf

harus terbiasa dengan rencana ini dan perlu dilakukan latihan tiap tahun. Penderita yang dalam

kondisi kritis tak hanya rentan sekali terhadap api tetapi juga   gangguan terhadap terapi

penyokong kehidupannya. Prinsip dasar pengamanan kebakaran adalah pencegahan kebakaran,

membatasi kebakaran, menyelamatkan jiwa dan mengurangi kerusakan material.  Perlu

disediakan pintu darurat dan rute alternatif untuk menyelamatkan diri disamping ruang yang

aman untuk memindahkan pasien, ruangan yang dilengkapi dengan fasilitas pemberian oksigen,

udara terkompresi dan listrik (misalnya ruang pasca operasi, bagian gawat darurat).