Indera Umum (1)
-
Upload
arief-nurul-kurniawan -
Category
Documents
-
view
54 -
download
11
Transcript of Indera Umum (1)
INDERA UMUM
Dr. Lasma Nurhayati
• Klasifikasi reseptor :
- nociceptors : nyeri
- thermoceptors : temperatur
- mechanoceptors : tekanan
- chemoceptors : komponen kimiawi
NOCICEPTION
- umumnya : superficial
sedikit : deep tissue / visceral organ
- free nerve endings with large receptive field, sehingga
sukar untuk menentukan asal nyeri tersebut.
- transmisi ke CNS melalui 2 tipe serat saraf :
- mielinated tipe A cepat
sifat nyerinya : * tajam, terlokalisasi
- unmielinated tipe C/ dorsal root fibers : lambat
sifat nyerinya : * tumpul, diffuse, sensasi yang tidak
menyenangkan.
Martini, 525 ( fig 17-1A )
- neurotransmitter yang dilepaskan dalam proses nyeri adalah substansi P
DEEP PAIN- susah terlokalisasi / diffuse- Menyebabkan mual dan sering disertai dengan keringat
dingin dan perubahan tekanan darah.
NYERI OTOT- timbul apabila aliran darah ke otot tersumbat/terhambat
iskemia jaringan substansi P tertimbun nyeri- apabila aliran darah sudah baik substansi P akan
dimetabolisme nyeri akan hilang.
Contoh : angina pektoris
VISCERAL PAIN
- diffuse, sensasi yang tidak menyenangkan, diikuti dengan gejala mual dan autonomic symtons.
- Serat aferent mencapai CNS melalui jalur simpatis dan parasimpatis
- Reseptor visceral pain sensitif terhadap regangan / distention
- Colic nyeri timbul akibat kontraksi dilated intentine diatas organ yang tersumbat/obstruksi.
- Menimbulkan “refleks contraction” dari otot yang berada di dekatnya kaku otot ( pada dind. Abdomen) terjadi apabila proses inflamasi melibatkan peritoneum.
kaku otot tersebut bertujuan untuk melindungi bagian yang terinfeksi dari trauma.
REFERRED PAIN
- iritasi dari viscus nyeri yang letaknya jauh dari viscus tersebut.
- Untuk nyeri dalam
- Dermatomal rule nyeri berasal dari perkembangan segmen embrionik / dermatom yang sama.
Contoh : selama perkembangan embrionik, diafragma
berpindah dari regio leher ke posisi dewasa
( antara dada dan abdomen ) dengan diikuti oleh
N. phrenicus.
N. phrenicus memasuki spinal cord pada segmen C2 – C4 segmen yang sama dimana serat aferent dari bahu.
- dapat timbul pada midline
Contoh : operasi abdomen nyeri bisa dirasakan pada bekas
operasinya ( surgical scars )
Morfin menghilangkan nyeri ( + efek euphoria )
menghambat pelepasan substansi P
Plasebo mampu menghilangkan nyeri dapat meng-
hasilkan opioid endogen
Akupunktur ( pada lokasi yang jauh dari nyeri ) meng-
Hasilkan endorfins
Akupunktur pada tempat yang nyeri sama fungsinya seperti mengusap bagian yang nyeri tersebut.
• THERMORECEPTION- letak : di bawah kulit, otot rangka, hati- umumnya reseptor untuk suhu dingin lebih banyak 3 – 4 X lipat daripada reseptor untuk suhu hangat.- free nerve endings- merupakan phasic reseptor ( sangat aktif ketika terjadi perubahan suhu, tetapi cepat beradaptasi untuk suhu yang stabil. Contoh : masuk ke ruangan ber-AC
MECHANORECEPTION- terbagi atas 3 bagian :
1. Tactile receptors : sentuhan, tekanan, vibration2. Baroreceptors : perubahan tekanan pada dinding p.d , sal.
cerna, tr. Urinarius.3. Propioceptors : posisi dari otot dan tendon
TACTILE RESEPTORS- sentuhan + tekanan ringan memberikan informasi
yang tepat tentang lokasi, ukuran, ketajaman, tekstur dan perubahannya karena memiliki receptor fields yang kecil/sempit.
- Sentuhan + tekanan kasar memberikan sedikit informasi tentang lokasi stimulus.
- Fig 17-4 ( Martini, 529 )
a. free nerve endings sentuhan + tekanan
b. root hair plexus perubahan + gerakan yang menge-
nai permukaan tubuh.
c. Merkel’s discs + Meissner’s corpuscles sentuhan
dan tekanan ringan.
d. Pacinian corpuscles tekanan + vibration
respons : phasic
letak : jari, payudara, genitalia ext, fascia
( superficial + deep ), mesentericus,
dinding bladder.
e. Ruffini corpuscles
• Table 17-1 ( Martini 530 )
• Test yang penting untuk mengevaluasi sensitivitas tactile receptors : TWO POINT DISCRIMINATION TEST.
• Anestesi : total loss of sensation• Hypesthesia : reduction in sensitivity• Paresthesia : abnormal sensation• Stereonogsis: kemampuan untuk mengenal benda
tanpa melihat benda tersebut.
• BARORECEPTORS
- memonitor perubahan tekanan
- reseptor : free nerve endings
- lokasi : dinding p.d , tr. Respiratorius, digestivus, uri-
narius.
Fig 17-5 ( Martini, 531 )
• PROPIOCEPTORS
- memonitor posisi joints, tegangan tendon dan ligamen,
kontraksi otot.
CHEMORECEPTION- berespon hanya terhadap zat yang larut dalam air dan
lemak.
Contoh : rasa dan bau
- lokasi chemosensory pathway : medula oblongata
• Fig 17-6 ( Martini, 532 )
• PENCIUMAN ( OLFACTION )- letak : septum nasalis- organ penciuman terdiri atas kelenjar mukosa dan epi- tel olfactory- Epitel olfactory terdiri atas supporting cells dan resep- tor olfaktori ( sensitif terhadap zat kimia yang larut dalam mukus ).- axon dari olfactory epithelium olfactory bulbs ( serebrum ) olfactory tract ( N I ) olfactory cortex, hipothalamus, lymbic system ( tanpa melalui talamus )- jumlah total dari reseptor olfaktorius berkurang bersamaan dengan faktor penuaan.
• Fig 17-7 ( Martini, 533 )
• RASA ( GUSTATION )
- memberikan informasi yang dibutuhkan apakah suatu
benda dapat ditelan / tidak.
- reseptornya tersebar pada permukaan lidan, pharinx,
dan larinx terletak pada taste bud.
Fig 17-8 ( martini, 535 )
- mekanisme : zat terlarut kontak dengan “taste
hairs” mengakibatkan terjadinya perubahan trans-
membran potensial afferent fiber
- 4 primary taste sensations
- potensial ambang pada setiap reseptor berbeda-beda,
lebih cepat berespons terhadap rasa yang tidak menye-
nangkan.
- taste buds dimonitor oleh N. VII, IX,X medula thalamus primary sensory cortex.
- berubah dengan bertambahnya usia, jumlah reseptor
mulai berkurang sejak umur 50 tahun.