In Vaginas i

download In Vaginas i

of 13

Transcript of In Vaginas i

  • 5/25/2018 In Vaginas i

    1/13

    invaginasi 1

    BAB I

    Pendahuluan

    Invaginasi artinya prolapsus suatu bagian usus ke dalam lumen bagian yang tepat

    berdekatan. Invaginasi atau intususepsi sering ditemukan pada anak dan agak jarang pada orang

    muda dan dewasa. Kebanyakan ditemukan pada kelompok umur 2-12 bulan, dan lebih banyak

    pada anak lelaki. Berdasarkan penelitian ORyan et al, dari kasus intususepsi di RS Santiago

    tahun 2000-2001 ditemukan bahwa insidens invaginasi pada pasien berusia kurang dari 12 bulan

    sebanyak 55 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan untuk usia 0-24 bulan sebanyak 35 per

    100.000 kelahiran hidup. Insidens bervariasi dari 1-4 per 1.000 kelahiran hidup. Laki-laki

    berbanding perempuan 4:1.

    Invaginasi pada anak biasanya idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Paul

    Barbette dari Amsterdam mengenalkan istilah invaginasi pada tahun 1674. Pada tahun 1899,

    Treves mendefinisikannya sebagai prolapsus usus ke dalam lumen yang berdampingan

    dengannya. Seorang ahli bedah asal Inggris, John Hutchinson adalah orang pertama yang berhasil

    melakukan operasi pada kasus invaginasi pada tahun 1873.

    Penelitian Ko melaporkan gejala klinis tersering pada invaginasi adalah muntah (89,5%),

    nyeri perut dan menangis kuat (89,5%), demam (52,6%), bloody stool (26,3%), massa abdomen

    (15,8%), hematemesis (10,5%). Invaginasi dapat mengakibatkan nekrosis iskemik pada bagian

    usus yang masuk dengan komplikasi perforasi dan peritonitis.

  • 5/25/2018 In Vaginas i

    2/13

    invaginasi 2

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    Definisi

    Invaginasi adalah suatu proses dimana segmen intestin masuk ke dalam bagian lumen

    usus yang dapat menyebabkan obstruksi pada saluran cerna. Invaginasi artinya prolapsus

    suatu bagian usus ke dalam lumen bagian yang tepat berdekatan. Bagian usus yang masuk

    disebut intususeptum dan bagian yang menerima intususepturn dinamakan intususipiens.

    Oleh karena itu, invaginasi disebut juga intususepsi.

  • 5/25/2018 In Vaginas i

    3/13

    invaginasi 3

    Epidemiologi

    Insidens penyakit ini tidak diketahui secara pasti, namun kelainan ini umumnya

    ditemukan pada anak-anak di bawah 1 tahun dan frekuensinya menurun dengan bertambahnya

    usia.Umumnya invaginasi ditemukan lebih sering pada anak lakilaki, dengan perbandingan laki

    laki dan perempuan tiga banding dua.

    Insidens pada bulan Maret Juni dan bulan September Oktober meninggi.Hal tersebut

    mungkin berhubungan dengan perubahan musim dimana pada saat tersebut insidens infeksi

    saluran nafas dan gastroenteritis meninggi, sehingga banyak ahli yang menganggap bahwa

    hypermotilitas usus merupakan salah satu faktor penyebab.

    Etiologi

    Sebagian besar etiologi invaginasi pada anak tidak dapat ditentukan atau disebut juga

    invaginasi primer. Faktor presipitasi invaginasi pada anak dapat berupa infeksi virus dan

    pertumbuhan tumor intestinum. Dahulu, beberapa kasus invaginasi berhubungan dengan vaksin

    rotavirus. Rotavirus adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi yang dapat mengakibatkan

    terjadinya diare, vomitus, demam, dan dehidrasi. Pada orang dewasa invaginasi dapat disebabkan

    oleh tumor jinak maupun ganas saluran cerna, parut (adhesive) usus, luka operasi pada usus halus

    dan kolon, IBS (Irritable Bowel Syndrome), dan Hirschsprung.

    Hipertrofi Payers patch di ileum dapat merangsang peristaltik usus sebagai upaya

    mengeluarkan massa tersebut sehingga menyebabkan invaginasi. Invaginasi sering terjadi setelah

    infeksi saluran napas bagian atas dan serangan episodik gastroenteritis yang menyebabkan

    pembesaran jaringan limfoid. Adenovirus ditemukan pada 50% kasus invaginasi. Invaginasi

    idiopatik umumnya terjadi pada anak berusia 6 -36 bulan karena tingkat kerentanannya tinggi

    terhadap virus.

    Pada sekitar 5-10% penderita, dapat dikenali hal-hal pendorong untuk terjadinya

    intususepsi, seperti appendiks terbalik, divertikulum Meckel, polip usus, duplikasi atau

    limfosarkoma. Intususepsi juga dapat terjadi pada penderita kistik fibrosis yang mengalami

    dehidrasi.

  • 5/25/2018 In Vaginas i

    4/13

    invaginasi 4

    Patofisiologi

    Invaginasi sekunder biasanya terjadi karena adanya lesi patologis atau iritan pada dinding

    usus yang dapat menghambat gerakan peristaltic normal serta menjadi lokus minoris untuk

    terjadinya invaginasi.Invaginasi dideskripsikan sebagai prolaps internal usus proksimal dalam

    lekukan mesenterika dalam lumen usus distal. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya obstruksi

    pada pasase isi usus dan menurunkan aliran darah ke bagian usus yang mengalami invaginasi

    tersebut. Akhirnya dapat mengakibatkan obstruksi usus dan peradangan mulai dari penebalan

    dinding usus hingga iskemia dinding usus.

    Mesenterium usus proksimal tertarik ke dalam usus distal, terjepit, dan menyebabkan

    obstruksi aliran vena dan edema dinding usus yang akan menyebabkan keluarnya feses berwarna

    kemerahan akibat darah bercampur mucus (red currant stool). Jika reduksi intususepsi tidak

    dilakukan, terjadi insufisiensi arteri yang akan menyebabkan iskemik dan nekrosis dinding usus

    yang akan menyebabkan pendarahan, perforasi, dan peritonitis. Perjalanan penyakit yang terus

    berlanjut dapat semakin memburuk hingga menyebabkan sepsis.

    Klasifikasi

    Lokasi pada saluran cerna yang sering terjadi invaginasi merupakan lokasi segmen yang

    bebas bergerak dalan retroperitoneal atau segemen yang mengalami adhesive. Invaginasi

    diklasifikasikan menjadi 4 kategori berdasarkan lokasi terjadinya:

    1. Entero-enterika : usus halus masuk ke dalam usus halus

    2. Colo-kolika: kolon masuk ke dalam kolon

    3. Ileo-colica: ileum terminal yang masuk ke dalam kolon asendens

    4. Ileosekal: ileum terminal masuk ke dalam sekum di mana lokus minorisnya adalah katup

    ileosekal.

    Invaginasi umumnya berupa intususepsi ileosekal yang masuk naik ke kolon asendens dan

    mungkin terus sampai keluar dari rektum

  • 5/25/2018 In Vaginas i

    5/13

    invaginasi 5

    Gejala Klinis

    Gejala yang timbul cenderung bersifat tiba-tiba, karena anak biasanya dalam keadaan gizi

    yang baik, lalu secara tiba-tiba menangis kesakitan sehingga bayi akan cenderung menarik lutut

    ke arah perut yang berlangsung beberapa menit. Serangan nyeri tersebut kemudian berulang

    dengan jarak 10 sampai 20 menit. Serangan juga diikuti dengan muntah, lalu diluar serangan

    penderita akan terlihat lemas dan tertidur, namun terbangun kembali saat serangan datang.

    Pada awalnya saat belum terjadi gangguan pasase usus secara total feses yang terlihat masih

    dalam batas normal, namunsaat terjadi gangguan total feses mulai bercampur darah segar dan

    lendir, yang lama kelamaan tinggal darah segar dan lendir.

    Pada pemeriksaan abdomen yang biasa ditemukan adalah adanya suatu massa berbentuk

    seperti sosis yang membentang dari daerah hipokondrium kanan dan membentang sepanjang

    colon transversum yang dapat teraba saat pasien dalam keadaan tenang. Pada kuadran kanan

    bawah biasanya terdapat daerah yang kosong dan cekung yang biasa disebut dances sign, dan

    jika invaginasi terus berjalan sampai melewati colon desendens dan sigmoid dapat teraba massa

    yang prolaps pada daerah anus.

    Pembuluh darah mesenterium yang terjepit mengakibatkan gangguan vonous return dan

    mengakibatkan terjadinya kongesti. Akibat dari kongesti vena yang dapat terlihat jelas adalah

    adanya peradarahan rektum.Jika cedera pada pembuluh darah sudah besar perdarahan biasanya

    berwarna merah kehitaman dan disertai dengan lendir yang biasa disebut sebagai red currant

    jelly. Perdarahan yang masih relatif sedikit biasanya dapat ditemukan pada saat melakukan

    rectal touche.

    Setelah terjadi sumbatan total terdapat tanda-tanda obstruksi seperti perut kembung

    dengan gambaran peristaltik yang jelas, serta muntah yang berwarna kehijauan.Dari pemeriksaan

    rectal touche didapatkan tonus sphincter yang melemah, dan saat jari ditarik keluar terdapat darah

    yang bercampur dengan lendir.

  • 5/25/2018 In Vaginas i

    6/13

    invaginasi 6

    Diagnosis

    Anamnesis memberikan gambaran yang cukup mencurigakan bila bayi yang sehat

    mendapat serangan nyeri perut. Anak tampak gelisah dan tidak dapat ditenangkan sedangkan di

    antara serangan biasanya anak tidur tenang karena sudah capai sekali. Serangan klasik terdiri atas

    nyeri perut, gelisah sewaktu serangan kolik, biasanya keluar lendir campur darah ( red current

    jelly stool) per anal, yang berasal dari intususepsi yang tertekan, terbendung atau mungkin sudah

    mengalami strangulasi. Anak biasanya muntah sewaktu serangan dan pada pemeriksaan perut

    dapat diraba massa yang biasanya memanjang dengan batas yang jelas seperti sosis. Massa teraba

    di kuadran kanan atas dengan tidak ditemukannya sensasi kekosongan di kuadran kanan bawah

    karena masuknya sekum pada kolon ascenden (dances sign).

    Bila invaginasi disebut strangulasi harus diingat kemungkinan terjadinya peritonitis

    setelah perforasi. Invaginasi yang masuk jauh dapat ditemukan pada pemeriksaan colok dubur.

    Ujung invaginatum teraba seperti portio uterus pada pemeriksaan vagina sehingga disebut sebagai

    pseudoportio atau porsio semu.

    Invaginatum yang keluar lewat rectum jarang ditemukan; keadaan tersebut harus

    dibedakan dengan prolapsus mukosa rectum. Pada invaginasi didapatkan invaginatum bebas dari

    dinding anus, sedangkan prolapsus berhubungan secara sirkuler dengan dinding anus.

    Pada inspeksi sukar sekali membedakan prolapsus rectum dari invaginasi.Diagnosis dapat

    ditegakkan dengan pemeriksaan jari sekitar penonjolan untuk menentukan ada tidaknya celah

    terbuka. Diagnosis invaginasi dapat diduga atas pemeriksaan fisik, dan dipastikan dengan

    pemeriksaan rontgen dengan pemberian enema barium.

    Pemeriksaan foto polos abdomen, dijumpai tanda obstruksi dan massa di kuadran tertentu

    dari abdomen menunjukkan dugaan kuat suatu invaginasi. USG membantu menegakkan

    diagnosis invaginasi dengan gambaran target sign pada potongan melintang invaginasi dan

    pseudo kidney sign pada potongan longitudinal invaginasi. Foto dengan pemberian barium

    enema dilakukan jika pasien ditemukan dalam kondisi stabil, digunakan sebagai diagnostik

    ataupun terapeutik. Sumbatan oleh invaginatum biasanya tampak jelas pada foto.

    Invaginasi pada orang muda atau orang dewasa jarang sekali idiopatik. Umumnya ujung

    invaginatum pada orang dewasa merupakan polip atau tumor lain di usus halus. Invaginasi juga

    disebabkan oleh pencetus seperti divertikulum Meckel yang terbalik masuk lumen usus, duplikasi

    usus, kelainan vaskuler, atau limfoma. Gejalanya berupa gejala dan tanda obstruksi usus, tetapi

    tergantung dari letak ujung invaginasi.

  • 5/25/2018 In Vaginas i

    7/13

    invaginasi 7

    Pemeriksaan Penunjang

    Pemeriksaan Laboratorium

    Pada pemeriksaan darah rutin ditemukan peningkatan jumlah lekosit atau lekositosis>

    10.000/mm3.

    Pemeriksaan Radiologi

    Ada beberapa pemeriksaan radiologi yang dapat digunakan sebagai acuan diagnostik, antara lain:

    1. Foto polos abdomen

    Pada foto polos abdomen didapatkan distribusi udara di dalam usus yang tidak merata,

    usus cenderung terdesak ke kiri atas, dan dalam keadaan lanjut terlihat gambaran obstruksi

    ususpada posisi tegak dan lateral dekubitus berupa gambaran air fluid level, serta dapat terlihat

    free air jika sudah terjadi perforasi.

    2. Barium enema

    Barium enema selain dapat berfungsi sebagai alat diagnostic juga dapat berfungsi sebagai

    terapi.Sebagai alat diagnostic barium enema berfungsi jika gejala klinik yang terlihat sedikit

    meragukan. Dengan kontras gambaran yang akan terlihat berupa gambaran coiled spring

    appearance

  • 5/25/2018 In Vaginas i

    8/13

    invaginasi 8

    .

    Ultrasonografi (USG)

    Tanda invaginasi yang dapat terlihat pada USG berupa target lesion atau bisa juga disebut

    doughnut sign.

  • 5/25/2018 In Vaginas i

    9/13

    invaginasi 9

    Penatalaksanaan

    Penatalaksanaan invaginasi secara umum mencakup beberapa hal penting sebagai berikut:

    1. Resusitasi cairan dan elektrolit

    2. Dekompresi maksudnya menghilangkan peregangan usus dan muntah dengan selang

    nasogastrik, pemberian antibiotik

    3. Reposisi

    Reduksi Hidrostatik

    Metode ini dengan cara memasukkan barium melalui anus menggunakan kateter

    dengan tekanan tertentu dengan diikuti oleh X-ray. Mula-mula tampak bayangan barium

    bergerak berbentuk cupping pada tempat invaginasi, dengan tekanan hidrostatik sebesar

    sampai 1 meter air, barium didorong ke arah proksimal. Tekanan hidrostatik tidak boleh

    melewati 1 meter air agar tidak terjadi perforasi selain itu tidak boleh dilakukan penekanan

    manual di perut sewaktu dilakukan reposisis hidrostatik.

    Pengobatan dianggap berhasil bila barium sudah mencapai ileum terminalis, serta

    pada saat itu, pasase usus kembali normal, norit yang diberikan akan keluar melalui dubur.

    Seiring dengan pemeriksaan zat kontras kembali dapat terlihat coiled spring appearance.

    Gambaran tersebut disebabkan oleh sisa-sisa barium pada haustra sepanjang bekas tempat

    invaginasi. Pada saat sekarang ini barium enema yang digunakan untuk prosedur diagnostic,

    kurang lebih 75% berhasil mereduksi invaginasi. Pemberian sedikit sedative yang cukup

    sebelum prosedur enema sangat banyak membantu berhasilnya reduksi hidrostatik ini.

  • 5/25/2018 In Vaginas i

    10/13

    invaginasi 10

    Indikasi:

    1. Tidak terdapat gejala & tanda rangsangan peritoneum

    2. Tidak toksik juga tidak terdapat obstruksi tinggi

    3. Tidak dehidrasi

    4. Gejala invaginasi kurang dari 48 jam

    Kontra indikasi:

    1. Distensi abdomen yang berlebihan

    2. Invaginasi rekuren

    3. Gejala invaginasi lebih dari 48 jam

    4. Peritonitis

    5. Perforasi

    Keuntungan reposisi hidrostatik

    1. Kemungkinan terjadinya perforasi lebih sedikit

    2. Lama perawatan lebih pendek, karena tidak bersifat traumatic

    Kerugian reposisi hidrostatik itu sendiri adalah cukup banyaknya kasus invagianasi berulang,

    karena tidak dilakukan reseksi.

    Reduksi Manual dan Reseksi Usus

    Indikasi reduksi manual adalah pada pasien dengan keadaan tidak stabil, didapatkan

    peningkatan suhu serta angka lekosit, mengalami gejala berkepanjangan atau ditemukan penyakit

    sudah lanjut yang ditandai dengan distensi abdomen, feces berdarah, gangguan sistem usus yang

    berat sampai timbul shock atau peritonitis.

    Pasien segera dipersiapkan untuk suatu operasi Laparotomi dengan incisi transversal

    interspina Jika ditemukan kelainan telah mengalami nekrose, reduksi tidak perlu dikerjakan dan

    reseksi segera dilakukan

  • 5/25/2018 In Vaginas i

    11/13

    invaginasi 11

    Diagnosa Banding

    1. Gastroenteritis

    Anak dengan gastroenteritis cenderung sulit dibedakan dengan innvaginasi. Perlu diperhatikan

    perubahan pola penyakit, karakter rasa sakit, karakteristik muntah, dan jenis perdarahan untuk

    membedakannya.

    2. Enterocolitis

    Pada enterocolitis terdapat feses yang bercampur darah disertai kram abdomen, namun hal ini

    dapat dibedakan dari invaginasi karena sakit cenderung lebih jarang, disertai diare, dan tetap

    adanya rasa sakit diantara nyeri.

    3. Diverticulum Meckel

    Perbedaan invaginasi dan diverticulum Meckel terdapat pada rasa sakit yang biasanya tidak

    dirasakan penderita diverticulum Meckel

    4. Henoch-Schnlein purpura

    Terkadang terdapat gejala perdarahan pada pasien Henoch-Schnlein purpura, namun yang dapat

    membedakannya adalah ditemukannya purpura pada penderita Henoch-Schnlein purpura

    5. Prolapsus Recti

    Perbedaan prolapsus recti dan invaginasi dapat diketahui dengan melakukan colok dubur, dimana

    pada prolapsus recti didapati adanya hubungan antara mukosa dan kulit perianal sedangkan pada

    invaginasi didapati adanya celah.

    Prognosis

    Intususepsi pada bayi yang tidak ditangani akan selalu berakibat fatal. Angka

    rekurensi pasca reduksi intususepsi dengan enema barium adalah sekitar 10% dan dengan

    reduksi bedah sekitar 2-5%; tidak pernah terjadi setelah dilakukan reseksi bedah. Mortalitas

    sangat rendah jika penanganan dilakukan dalam 24 jam pertama dan meningkat dengan cepat

    setelah waktu tersebut, terutama setelah hari kedua.

  • 5/25/2018 In Vaginas i

    12/13

    invaginasi 12

    BAB III

    Kesimpulan

    Invaginasi ialah suatu keadaan dimana segmenproksimal dari usus masuk ke dalam

    segmen usus berikutnya dengan membawa serta mesenterium yang berhubungan. Invaginasi atau

    intususepsi merupakan salah satu penyebab terbanyak obstruksi usus pada bayi dan anak

    kecil.Penyebab invaginasi sebagian besar tidak diketahui.

    Invaginasi paling sering mengenai daerah ileosaekal dan jarang terjadi pada orang dewasa

    dibandingkan anak-anak.Lokasi terjadinya invaginasi dapat pada entero-enterika, kolo-kolika,

    ileokolika, ileosekal. Invaginasi dapat menyebabkan obstruksi usus sehingga jika tidak ditangani

    dengan segera dan tepat akan menimbulkan komplikasi lebih lanjut berupa perforasi sehingga

    terjadi peritonitis.

    Penatalaksanaan dapat berupa perbaikan kondisi umum berupa resusitasi cairan dan

    elektrolit serta dekompresi, kemudian dilakukan reposisi. Reposisi hidrostatik yang dapat

    dikerjakan sekaligus sewaktu diagnosis ditegakkan ataupun reposisi pneumostatik. Jika reposisi

    konservatif gagal, reposisi operatif dapat dilakukan. Intususepsi pada bayi yang tidak ditangani

    akan selalu berakibat fatal. Angka mortalitas semakin meningkat jika penanganannya semakin

    lambat.

  • 5/25/2018 In Vaginas i

    13/13

    invaginasi 13

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Anderson DM, et al. Kamus kedokteran Dorland. 29th ed. Jakarta: EGC; 2002.

    2. Sjamsuhidajat R, Jong WD, editors. Buku ajar ilmu bedah. 2nd ed. Jakarta: EGC; 2004.

    3. Miguel OR, Yalda L, Alfredo P, Teresa VM. Two year review of intestinal intussusception in

    six large public hospitals of Santiago, Chile. Pediatric Infectious Disease Journal. 2003;22:717-

    21.

    4. Willye R. Intususepsi. In: Behrman RE, Kliegman R, Arvin AM, editors. Nelson ilmu

    kesehatan anak. 15th ed. Jakarta: EGC; 2000.

    5. Ignacio RC, Fallat ME. Intussusception. In: Holcomb GW, Murphy JP, editors. Ashcrafts

    pediatric surgery. 5th ed. Philadephia: Saunders Elsevier; 2010.

    6. Ko SF, Lee TY, Ng SH, Wan YL, Chen MC, Tiao MM, et al. Small bowel intussusceptions in

    symptomatic pediatric patients: experiences with 19 surgically proven cases. World Journal of

    Surgery. 2002;26(4):438-43.