FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK
Imunisasi Campak Atha
Click here to load reader
-
Upload
atha-samansa-momot-lagu -
Category
Documents
-
view
216 -
download
1
description
Transcript of Imunisasi Campak Atha
Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke
dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu.3 Sedangkan
yang dimaksud dengan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti
yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan (misalnya vaksin BCG, DPT, dan campak) dan
melalui mulut (misalnya vaksin polio). Imunisasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan
kesehatan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga kelak ia terpapar antigen yang
serupa tidak pernah terjadi penyakit. Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak
karena sistem kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentan terhadap
serangan penyakit berbahaya. Tujuan memberikan imunisasi adalah untuk meningkatkan kekebalan
anak terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat
mengurangi kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Manfaat Imunisasi
Imunisasi bermanfaat untuk mencegah epidemi pada generasi yang akan datang. Cakupan imunisasi
yang rendah pada generasi sekarang dapat menyebabkan penyakit semakin meluas pada generasi
yang akan datang, bahkan dapat menyebabkan epidemi. Sebaliknya jika cakupan imunisasi tinggi,
penyakit akan dapat dihilangkan atau dieradikasi. Hal ini sudah dibuktikan dengan tereradikasinya
penyakit cacar.
Macam-macam Imunisasi
a. Imunisasi Wajib
1. Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin)
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat sebab
terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan
imunisasi BCG. TBC yang berat contohnya adalah TBC pada selaput otak, TBC milier pada seluruh
lapangan paru, atau TBC tulang. Vaksin BCG merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC
yang telah dilemahkan. Frekuensi pemberian imunisasi BCG adalah satu kali dan waktu pemberian
imunisasi BCG pada umur 0-11 bulan. Imunisasi BCG diberikan melalui intradermal. Efek samping
pemberian imunisasi BCG adalah terjadinya ulkus pada daerah suntikan, limfadenitis, regionalis, dan
reaksi panas.
Imunisasi Hepatitis B
Imunisasi hepatitis B merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
hepatitis. Kandungan vaksin ini adalah HbsAg dalam bentuk cair. Frekuensi pemberian imunisasi
hepatitis adalah sebanyak 3 kali dan penguatnya dapat diberikan pada usia 6 tahun. Waktu pemberian
imunisasi hepatitis B pada umur 0-11 bulan. Imunisasi hepatitis B diberikan melalui intramuskular.
Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)
Imunisasi DPT merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit difteri,
pertusis, dan tetanus. Vaksin DPT ini merupakan vaksin yang mengandung racun kuman difteri yang
telah dihilangkan sifat racunnya, namun masih dapat merangsang pembentukan zat anti (toksoid).
Frekuensi pemberian imunisasi DPT adalah 3 kali. Pemberian pertama zat anti terbentuk masih
sangat sedikit (tahap pengenalan) terhadap vaksin dan mengaktifkan organ-organ tubuh membuat zat
anti. Pada pemberian kedua dan ketiga terbentuk zat anti yang cukup. Waktu pemberian imunisasi
DPT antara umur 2-11 bulan dengan interval 4 minggu. Imunisasi DPT diberikan melalui
intramuskular. Pemberian DPT dapat berefek samping ringan ataupun berat. Efek ringan misalnya
terjadi pembengkakan, nyeri pada tempat penyuntikan, dan demam. Efek berat misalnya terjadi
menangis hebat, kesakitan kurang lebih empat jam, kesadaran menurun, terjadi kejang, ensefalopati,
dan syok.
Imunisasi Polio
Imunisasi polio merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak. Kandungan vaksin ini adalah virus
yang dilemahkan. Frekuensi pemberian imunisasi polio adalah empat kali. Waktu pemberian
imunisasi polio pada umur 0-11 buln dengan interval pemberian empat minggu. Cara pemberian
imunisasi polio melalui oral.
Imunisasi Campak
Imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah penyakit campak pada
anak karena termasuk penyakit menular. Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan.
Frekuensi pemberian imunisasi campak adalah satu kali pada umur 9-11 bulan. Cara pemberian
imunisasi campak ini diberikan melalui subkutan. Imunisasi ini mempunyai efek samping seperti
terjadinya ruam pada tempat suntikan dan panas. Angka kejadian campak juga sangat tinggi dalam
memengaruhi angka kesakitan dan kematian anak.5
Imunisasi Yang Dianjurkan
1. Imunisasi MMR (Measles, Mumps, Rubella)
Imunisasi ini berguna untuk mencegah penyakit MMR. Measles adalah penyakit campak, Mumps
dikenal sebagai gondongan yaitu infeksi virus yang menyebabkan rasa sakit karena peradangan pada
kelenjar ludah, dengan komplikasi gangguan saraf dan radang selaput otak/meningitis. Sedangkan
rubella (campak Jerman) adalah penyakit infeksi virus yang menimbulkan kemerahan pada kulit
disertai demam, dan jika wanita hamil terinfeksi, maka dapat menyebabkan kelainan pada bayi yang
dikandungnya.
Imunisasi HIB (Hemophilus Influenza tipe B) s
Imunisasi ini sangat bermanfaat untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Hemophilus
Influenza tipe B yang sangat berbahaya karena bisa mengakibatkan penyakit radang selaput
otak/meningitis, infeksi paru-paru, dan infeksi organ tubuh lainnya. Penyakit ini sering mengenai
anak dibawah usia 2 tahun.
Imusisasi Pneumokokus (PCV)
Imunisasi Pneumokokus (Pneumococcal Conjugate Vaccine/PCV) ditujukan untuk mencegah
penyakit yang disebabkan oleh kuman pneumokokus. Penyakit ini paling sering menyerang anak-
anak dibawah usia 2 tahun. Penyakit ini dapat menyebabkan radang selaput otak, pneumonia (infeksi
paru-paru), bakterimia (infeksi dalam darah), dan infeksi telinga tengah. Imunisasi ini sering juga
dikenal sebagai imunisasi IPD (Invasive Pneumoccocal Disease)
Imunisasi Influenza
Berguna untuk mencegah penyakit influenza. Imunisasi ini aman diberikan untuk bayi diatas 6 bulan.
Virus influenza selalu berubah setiap tahunnya sehingga dianjurkan untuk diberikan setiap tahun.
Imunisasi Varisela
Imunisasi varisela adalah vaksin untuk mencegah penyakit cacar air. Suntikan diberikan satu kali dan
dapat diberikan pada umur berapa saja, tapi kebanyakan dokter memberikannya pada saat setelah
anak berumur 2 tahun. Imunisasi ini dapat memberikan kekebalan pada anak seumur hidup,
walaupun anak dapat terinfeksi, biasanya penyakitnya ringan saja
Vaksin Campak
Imunisasi campak adalah vaksin hidup yang dilemahkan dari galur hidup dengan antigen tunggal
yang dibiakkan dalam embrio ayam. Pada tahun 1963, telah dibuat dua jenis vaksin campak, yaitu:8
a. Vaksin yang berasal dari virus campak yang hidup dan dilemahkan (tipe Edmonston B).
b. Vaksin yang berasal dari virus campak yang dimatikan artinya virus campak yang berada dalam
larutan formalin yang dicampur dengan garam aluminium.
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) adalah semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam
masa satu bulan setelah imunisasi, yang diduga ada hubungannya dengan pemberian imunisasi.2
Penyebab kejadian ikutan pasca imunisasi terbagi atas empat macam, yaitu kesalahan
program/teknik pelaksanaan imunisasi, induksi vaksin, faktor kebetulan, dan penyebab tidak
diketahui.20
Kesalahan Program/Teknik Pelaksanaan (Programmatic Errors) Sebagian besar kasus KIPI berhubungan dengan masalah program dan teknik pelaksanaan imunisasi
yang meliputi kesalahan program penyimpanan, pengelolaan dan tata laksana pemberian vaksin.
Reaksi Suntikan Semua gejala klinis yang terjadi akibat trauma tusuk jarum suntik baik langsung maupun tidak
langsung dan harus dicacat sebagai reaksi KIPI. Reaksi suntikan langsung misalnya nyeri sakit,
bengkak dan kemerahan pada tempat suntikan, sedangkan reaksi suntikan tidak langsung misalnya
rasa takut, mual dan pusing.
Induksi Vaksin (Reaksi Vaksin) Gejala KIPI yang disebabkan induksi vaksin umumnya sudah dapat diprediksi terlebih dahulu karena
merupakan reaksi simpang vaksin dan secara klinis biasanya ringan. Walaupun demikian dapat saja
terjadi gejala klinis hebat seperti reaksi anaflatik sistemik dengan resiko kematian.
Faktor Kebetulan (koinsiden) Kejadian yang timbul ini terjadi secara kebetulan saja setelah imunisasi. Indikator faktor kebetulan
ditandai dengan ditemukannya kejadian yang sama di saat bersamaan pada kelompok populasi
setempat dengan karakteristik serupa tetapi tidak mendapat imunisasi.
Penyebab Tidak Diketahui Bila kejadian atau masalah yang dilaporkan belum dapat dikelompokkan ke dalam salah satu
penyebab maka untuk sementara dimasukkan ke dalam kelompok ini sambil menunggu informasi
lebih lanjut.
Gejala klinis KIPI dapat dibagi menjadi dua gejala lokal dan sistemik. Gejala lokal seperti nyeri,
kemerahan, nodelle/pembengkakan dan indurasi pada lokasi suntikan. Gejala sistemik antara lain
panas, gejala gangguan pencernaan, lemas, rewel, dan menangis yang berkepanjangan.21
Dosis dan Cara Pemberian Imunisasi Campak9
Dosis dan cara pemberian imunisasi campak adalah: a. Dosis baku minimal untuk pemberian vaksin campak yang dilemahkan adalah 1000 TCID50 atau sebanyak 0,5 ml.
b. Untuk vaksin hidup, pemberian dengan 20 TCID50 mungkin sudah dapat memberikan hasil yang baik.
c. Pemberian diberikan pada umur 9 bulan, secara subkutan walaupun demikian dapat diberikan secara intramuskular
d.Daya proteksi vaksin campak diukur dengan berbagai macam cara. Salah satu indikator pengaruh vaksin terhadap proteksi adalah penurunan angka kejadian kasus campak sesudah pelaksanaan program imunisasi. Imunisasi campak diberikan lagi pada saat masuk sekolah SD.