IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN...

24
IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA TANJUNGPINANG DALAM PENCEGAHAN BANJIR TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI Oleh HERNITA SYAFITRI NIM. 120565201015 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2017

Transcript of IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN...

Page 1: IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · drainase yang bagus dan mumpuni untuk mengalirkan air dari

IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA

TANJUNGPINANG DALAM PENCEGAHAN BANJIR TAHUN 2015

NASKAH PUBLIKASI

Oleh

HERNITA SYAFITRI

NIM. 120565201015

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2017

Page 2: IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · drainase yang bagus dan mumpuni untuk mengalirkan air dari

2

ABSTRAK

Semakin berkembangnya sebuah daerah maka akan semakin dibutuhkan pengelolaan

drainase yang bagus dan mumpuni untuk mengalirkan air dari dataran yang lebih tinggi ke daerah

penyimpanan air atau pembuangan air sehingga tidak akan mengakibatkan genangan air yang akan

berdampak pada aktivitas masyarakat dalam melakukan aktifitas sehari hari.

Penelitian ini betujuan untuk mengetahui Implementasi Tugas dan Fungsi Dinas Pekerjaan

Umum Kota Tanjungpinang dalam Pencegahan Banjir Tahun 2015. Informan yang digunakan

adalah perwakilan dari Dinas Pekerjaan Umum, Pihak kelurahan dan perwakilan masyarakat,

Teknik analisa penelitian ini mengggunakan teknik analisa deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Hasil dari penelitian ini diantaranya adalah telah diketahuinya faktor faktor yang

mempengaruhi implementasi tugas dan fungsi dinas pekerjaan umum Kota Tanjungpinang dalam

pencegahan banjir Tahun 2015 yaitu kurangnya dana penyelenggaraan dan sumber daya baik itu

sumber daya manusia dan dan sumber daya non manusia seperti peralatan, serta masih seringnya

mendapat keluhan dari masyarakat dan tidak sejalannya kebijakan walikota dengan program

pencegahan banjir, selanjutnya mengenai implementasi Tugas Dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum

Kota Tanjungpinang Dalam Pencegahan Banjir bahwa tugas dan fungsi dari Dinas Pekerjaan

umum telah dijalankan semuanya kecuali pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan

bahwa tidak ada tugas lain yang dibebankan mengenai pencegahan banjir di kota tanjungpinang.

selanjutnya saran saran yang penulis berikan adalah pemerintah lebih fokus dan bergerak cepat

dalam mengurangi efek dampak genangan air baik yang diakibatkan oleh hujan, pasang surut air

laut atau pembuangan air limbah rumah tangga dengan lebih cepat berkoordinasi dengan dinas lain

atau badan lain sehingga dalam menghadapi dan mengelola genangan air yang terjadi di Kota

Tanjungpinang dan lebih memperhatikan kebutuhan yang dibutuhkan oleh Dinas Pekerjaan Umum

seperti penambahan dana operasional, penambahan sumber daya manusia dan peralatan yang

dibutuhkan dalam pelaksanaan pencegahan banjir di Kota Tanjungpinang.

Kata Kunci : Implementasi, Tugas Dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum,Pencegahan

Banjir.

Page 3: IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · drainase yang bagus dan mumpuni untuk mengalirkan air dari

3

ABSTRACT

The sustainable developing of regional will be need morenecessary good and qualified

drainage management, to carry water from the higher slopes to the water storage or water

disposal, so it will not lead to waterlogging which will have an impact on community activities in

performing daily activities.

This study aims to determine the implementation of duties and functions of the Department of

Public Works in Flood Prevention Tanjungpinang in 2015. The informant are representatives from

the Department of Public Works, The villagers and community representatives, the research

analysis techniques use traditional techniques of descriptive analysis with qualitative approach.

The results of this study which are already known factors which will affect the

implementation of the tasks and functions of Tanjungpinang public works department in the

prevention of flooding in 2015, that is the lack of funds the organization and resources of both the

human resources and resources and non-human such as equipment, as well as the still frequent

receive complaints from the public and not compatible policies with flood prevention program, the

future regarding the implementation of duties and functions of Tanjungpinang public Works

Department In Flood prevention that the duties and functions of the Department of public Works

has been run everything except the execution of other duties assigned by the leadership that there

is no other duties imposed on the prevention of flooding in the city of Tanjungpinang. The authors

next suggestion are, government should more focus and move quickly to reduce the effect of

impact puddle whether caused by rain, tidal or disposal of household waste water more quickly

coordinate with other department or other agencies, so as to face and manage puddles that occur

in Tanjungpinang and more attentive to the needs required by the Public Works Department as

additional operational funds, additional human resources and equipment are needed in the

implementation of flood prevention in Tanjungpinang.

Keywords: Implementation,Tasks and Functions of Public Works Department,Flood

Prevention.

Page 4: IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · drainase yang bagus dan mumpuni untuk mengalirkan air dari

4

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semakin berkembangnya sebuah

negara maka akan semakin banyak pula

perkotaan yang menjadi padat dan

menimbulkan permasalahan umum yang

sering terjadi pada kota-kota dengan

kepadatan penduduk tinggi, seperti

pengelolaan sampah, banjir, ruang terbuka

umum, air resapan, hingga populasi manusia

yang bermukim, namun akhir-akhir ini

banjir lah yang menjadi dampak utama dari

semakin lambatnya pengelolaan sebuah kota

secara baik dan berkelanjutan.

Penyebab banjir yang paling sering

diantaranya adalah hujan yang terus-

menerus mengguyur hampir seluruh wilayah

perkotaan dan buruknya sistem drainase

yang ada sehingga banjir sangat mudah

terjadi. Dimana bencana banjir ini terjadi

karena faktor alamiah maupun non-alamiah

(Utomo:2012). Banjir merupakan fenomena

alam yang umum terjadi dikota yang terletak

di tepi pantai, atau berada dibawah paras

laut. Di Indonesia sendiri banjir sering

terjadi dikota yang memiliki dataran rendah

seperti Jakarta bagian utara dan Semarang.

Faktor alamiah yang utama adalah

tingginya curah hujan, sedangkan faktor

alami lainnya adalah erosi, sedimentasi

endapan, kapasitas sungai sungai yang

berlebih, kapasitas drainase yang tidak

memadai, pengaruh air pasang, dan

sebagainya. Contoh faktor non-alamiah

adalah limbah pembuangan sampah dan sisa

industri ke sungai dan parit, penebangan

hutan secara liar, pembangunan kompleks

perumahan atau pembukaan suatu kawasan

diatas lahan dengan tanah yang bersifat

gembur dan memiliki kecenderungan tidak

kuat dan mudah terkikis dapat menyebabkan

erosi yang dapat berakibat pada

pendangkalan aliran sungai disekitar

kawasan tersebut. Akibatnya, debit

pengaliran sungai yang terjadi akan lebih

besar dari pada kapasitas pengaliran air

sungai sehingga terjadilah banjir.

Sebagai salah satu kota di Provinsi

Kepulauan Riau yang kebetulan di tetapkan

menjadi ibukota provinsi, maka banyak

perubahan yang terjadi secara cepat

khususnya perubahan infrastruktur

menanggapi semakin bertambahnya manusia

yang melakukan perjalanan ke kota ini,

maka banyak infrastruktur yang dibuat

dahulunya tidak sesuai lagi dengan

kebutuhan saat ini. Dampak dari semakin

ramainya manusia yang bermigrasi ke

ibukota provinsi maka akan semakin banyak

limbah cair yang dihasilkan, perumahan

yang semakin banyak dibangun, dan

semakin besarnya kebutuhan masyarakat

akan saluran drainase yang bagus dan

berfungsi dengan baik. Ditambah pula

dengan kontur tanah di kota ini banyak yang

berada dibawah paras air laut, maka akan

semakin banyak kemungkinan untuk

terjadinya genangan air akibat tidak

berfungsi secara optimalnya sistem drainase

yang ada.

Ada dua faktor yang menjadi alasan

seringnya drainase di kota Tanjungpinang

sering tidak berfungsi dengan baik, Pertama,

Page 5: IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · drainase yang bagus dan mumpuni untuk mengalirkan air dari

5

faktor alam dan kedua faktor topografi.

Faktor alam karena intensitas curah hujan

ekstrim yang sering terjadi akhir-akhir ini,

ditambah saat bersamaan air laut tengah

pasang. Sehingga air hujan yang merata di

Tanjungpinang tidak bisa mengalir ke laut.

Faktor kedua, yakni topografi dimana

limpasan permukaan terkumpul di daerah

cekungan dan rendah. Kapasitas saluran

drainase eksisting yang tidak mampu

menampung limpasan air hujan. Sistem

drainase dan gorong-gorong yang buruk.

Selain itu karena adanya pembukaan lahan

di daerah hulu untuk pembangunan

perumahan (Sumber : Dinas Pekerjaan

Umum Kota Tanjungpinang)

Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui bagaimana Implementasi Tugas

dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kota

Tanjungpinang Dalam Pencegahan Banjir

Tahun 2015, dimana diketahui dana yang

digunakan pada tahun 2014 untuk

pencegahan banjir adalah

Rp.85,620,168,845, hal ini juga dilihat dari

data yang diperoleh dari dinas pekerjaan

umum Kota Tanjungpinang dimana data

daerah yang tergenang air masih ada dari

tahun ketahun, penanganan banjir ketika

sebelum, saat terjadinya dan sesudah banjir

terjadi.

Sehingga akan dicari hubungan

pelaksanaan kebijakan yang diambil oleh

pemerintah daerah mengenai pencegahan

banjir ini, mengingat Kota Tanjungpinang

belum mempunyai peraturan daerah yang

mengatur secara khusus mengenai banjir.

Sehingga penelitian ini akan melihat sejauh

mana pemerintah kota Tanjungpinang

melalui dinas Pekerjaan Umum

melaksanakan tugas pemerintahan

khususnya mengenai banjir dan

penanganannya.

Adanya anggaran untuk penanganan

banjir dalam APBD 2016 sebesar Rp400

juta yang akan digunakan oleh Dinas

Pekerjaan Umum sesuai dengan SOTK yang

ada dalam pencegahan bajir yang dilakukan

oleh Seksi Pengelolaan Drainase Perkotaan,

salah satunya adalah dianggap bisa

mengurangi dampak banjir yang mungkin

muncul dikemudian hari. Anggaran ini

hanya untuk melakukan normalisasi atau

mengerukan drainase, sungai dan juga

saluran air yang mengalami pendangkalan.

Saat ini ada 10 titik genangan air yang

terbesar yakni di kawasan Suka Berenang,

New City meliputi Bintan Plaza, Jalan Gatot

Subroto, MT. Haryono Batu 3. Dikawasan

Pasopati yakni di Ganet, Bandara RHF dan

Sukaramai. Perumahan Taman Harapan

Indah Batu 8-9 Bintan Centre, KFC di Jalan

DI Panjaitan, Kawasan Sulaiman Abdullah,

Rawasarai, Pemuda, Pelantar II, Kuantan

meliputi jalan Ahmad Yani, RH Fisabilillah

dan Sukoharjo (sumber : Dinas Pekerjaan

Umum Tanjungpinang).

Selanjutnya penelitian ini dilakukan

pada tahun 2015 adalah dengan alasan selain

dapat memperoleh data yang paling terbaru

sesuai dengan data yang bisa di evaluasi

dikarenakan tahun penggganggaran telah

selesai, tahun 2015 juga adalah menjadi

tahun dengan kondisi alam ekstrim, dimana

tahun 2015 menjadi tahun terpanas dan

Page 6: IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · drainase yang bagus dan mumpuni untuk mengalirkan air dari

6

kondisi el nino terkuat diseluruh dunia (el

nino tahun ini paling buruk dalam sejarah,

nationalgeographic.co.id) sehingga kondisi

ini mempengaruhi curah hujan yang tiba tiba

dengan intensitas tinggi yang juga di

pengaruhi oleh angin monsoon asia dan

permukaan air laut yang meningkat drastis.

Dikarenakan masih banyaknya lokasi

yang selalu terendam banjir atau berpotensi

banjir maka, perlu dilihat seperti apakah

tugas dan fungsi yang telah diterapkan telah

baik dilakukan atau perlu diadakan

perbaikan, khususnya pada tahun 2015.

Maka penulis akam berkeinginan

mengangkat permasalahan yaitu

“Implementasi Tugas dan Fungsi Dinas

Pekerjaan Umum Kota Tanjungpinang

Dalam Pencegahan Banjir Tahun 2015”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang

diatas, maka penulis akan menjabarkan

perumusan masalah yaitu :

1. Bagaimana Implementasi tugas dan

Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kota

Tanjungpinang Dalam Pencegahan

Banjir Tahun 2015 (Studi pada

Peraturan Walikota No 10 Pasal 18

Tahun 2015)?

2. Faktor faktor apa saja yang

mempengaruhi Implementasi tugas dan

fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kota

Tanjungpinang Dalam Pencegahan

Banjir Tahun 2015?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Implementasi Tugas

dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kota

Tanjungpinang dalam Pencegahan Banjir

Tahun 2015.

2. Manfaat Penelitian

a. Penelitian ini diharapkan dapat

memberikan sumbangan pemikiran

dalam rangka pengembangan ilmu

khususnya ilmu pemerintahan, yang

tentunya berkaitan dengan

implementasi kebijakan khususnya

yang berkaitan dengan program

pengendalian banjir.

b. Secara Praktis, penelitian ini

diharapkan dapat memberikan

bahan masukan, khususnya Kota

Tanjungpinang, sebagai kota yang

terus berkembang dalam

pertambahan penduduknya dan

pelayanan masyarakat khususnya

yang berkaitan dengan pengelolaan

sistem drainase dan pencegahan

banjir.

c. Secara Akademis, untuk

memperoleh gelar sarjana pada

jurusan Ilmu Pemerintahan, di

Universitas Maritim Raja Haji

Tanjungpinang.

D. Kerangka Teoritis

Sebagai kerangka dasar dalam

penelitian ini, penulis menggunakan

konsep dan teori yang berhubungan

dengan tema yang penulis ambil

sebagai bahan usulan penelitian ini.

Menurut Meter dan Horn dalam

Subarsono (2006) mengemukakan

Page 7: IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · drainase yang bagus dan mumpuni untuk mengalirkan air dari

7

bahwa terdapat enam variabel yang

mempengaruhi kinerja implementasi,

yakni :

1. Standar dan Sasaran

Kebijakan

2. Sumberdaya

3. Hubungan Antar Organisasi

4. Karakteristik Agen Pelaksana

5. Kondisi Sosial Politik dan

Ekonomi

6. Disposisi Implementor

E. Konsep Operasional

Dalam Konsep Operasional penulis

akan menjabarkan mengenai konsep

operasional yang penulis gunakan

yaitu:

1. Implementasi Tugas Dan Fungsi

Dinas Pekerjaan Umum Kota

Tanjungpinang Dalam

Pencegahan Banjir Tahun 2015

a. Penyelenggaraan Kegiatan

Penataan Pembangunan

Infrastruktur Drainase Primer Dan

Drainase Sekunder Serta Bangunan

Perlengkapan Drainase Tahun

2015.

b. Pelaksanaan Kegiatan Pemeliharaan

Terhadap Bangunan Drainase

Primer Dan Drainase Sekunder

Serta Bangunan Perlengkapan

Drainase Tahun 2015.

c. Penyiapan Bahan Perumusan

Kebijakan Perencanaan

Pengelolaan Drainase Perkotaan,

Drainase Primer Dan Drainase

Sekunder Tahun 2015.

d. Penyiapan Bahan Koordinasi

Perencanaan Pengelolaan

Drainase Perkotaan, Drainase

Primer Dan Drainase Sekunder

Tahun 2015.

e. Penyiapan Sistem Drainase

Perkotaan, Pengendaliaan Dan

Pengaturan Teknis Pembangunan

Serta Rehabilitasi Drainase

Perkotaan, Drainase Primer Dan

Drainase Sekunder Tahun 2015.

f. Pemberian Saran Teknis Kepada

Instansi Perizinan Terkait

Pengamanan Sempadan Drainase

Perkotaan Tahun 2015.

g. Penyiapan Pengawasan Dan

Evaluasi Secara Rutin Terhadap

Kondisi Drainase Primer Dan

Drainase Perkotaan Tahun 2015.

h. Pelaksanaan tugas lain yang

diberikan oleh pimpinan.

2. Faktor Faktor yang

mempengaruhi Implementasi

Tugas Dan Fungsi Dinas

Pekerjaan Umum Kota

Tanjungpinang Dalam

Pencegahan Banjir Tahun 2015

Meter dan Horn dalam

Subarsono (2006) mengemukakan

bahwa terdapat enam variabel yang

mempengaruhi kinerja implementasi,

yakni;

1. Standar dan sasaran kebijakan, di

mana standar dan sasaran

kebijakan harus jelas dan terukur

sehingga dapat direalisir.

Page 8: IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · drainase yang bagus dan mumpuni untuk mengalirkan air dari

8

2. Sumberdaya, dimana implementasi

kebijakan perlu dukungan

sumberdaya, baik sumber daya

manusia maupun sumber daya non

manusia.

3. Hubungan antar organisasi, yaitu

dalam banyak program,

implementor sebuah program perlu

dukungan dan koordinasi dengan

instansi lain, sehingga diperlukan

koordinasi dan kerja sama antar

instansi bagi keberhasilan suatu

program.

4. Karakteristik agen pelaksana yaitu

mencakup stuktur birokrasi,

norma-norma dan pola-pola

hubungan yang terjadi dalam

birokrasi yang semuanya itu akan

mempengaruhi implementasi suatu

program.

5. Kondisi sosial, politik, dan

ekonomi, Variabel ini mencakup

sumberdaya ekonomi lingkungan

yang dapat mendukung

keberhasilan implementasi

kebijakan, sejauh mana kelompok-

kelompok kepentingan

memberikan dukungan bagi

implementasi kebijakan,

karakteristik para partisipan, yakni

mendukung atau menolak,

bagaimana sifat opini publik yang

ada di lingkungan, serta apakah

elite politik mendukung

implementasi kebijakan.

6. Disposisi implementor yang

mencakup tiga hal yang penting,

yaitu respon implementor terhadap

kebijakan, yang akan

mempengaruhi kemauannya untuk

melaksanakan kebijakan, kognisi

yaitu pemahaman terhadap

kebijakan, intensitas disposisi

implementor, yaitu preferensi nilai

yang dimiliki oleh implementor.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan

penelitian deskriptif kualitatif, dimana

peneliti hanya menguraikan dan

menjelaskan penelitian sesuai dengan

kondisi sebenarnya tanpa

menghubungkan atau mengkaitkan

terhadap unsur-unsur yang lain dalam

penelitian.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota

Tanjungpinang tepatnya di Dinas

Pekerjaan Umum Kota Tanjunginang.

Sebagai lokasi utama penelitian dari

Pelaksanaan Fungsi Dinas Pekerjaan

Umum Kota Tanjungpinang Dalam

Pencegahan Banjir Tahun 2015,

kemudian di Kelurahan Terdampak

seperti di Kelurahan Batu 9, Kampung

Baru, Seijang, Air Raja, Tanjungpinang

Timur, Tanjungpinang Kota dan

Tanjungpinang Barat, kemudian tak

lupa juga perwakilan masyarakat di 7

Kelurahan tersebut dalam hal ini RT

atau RW yg terdampak.

Page 9: IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · drainase yang bagus dan mumpuni untuk mengalirkan air dari

9

3. Sumber Data

a. Data Primer, yaitu data utama yang

diperoleh langsung dari responden

memalui wawancara yang menjadi

sasaran penelitian yaitu data tentang

Implementasi Tugas dan Fungsi

Dinas Pekerjaan Umum Kota

Tanjungpinang dalam Pencegahan

Banjir Tahun 2015.

b. Data Sekunder, yaitu data yang

diperoleh secara tidak langsung,

seperti data-data yang berasal dari

buku-buku, literatur-literatur dan

dokumen-dokumen yang diambil

dari perpustakaan Kota

Tanjungpinang.

4. Informan

Dalam penelitian ini tidak

menggunakan sampel melainkan

Informan. Informan yang akan diteliti

adalah masyarakat yang perumahannya

atau propertinya sering terkena banjir

di wilayah penelitian, peneliti hanya

mengambil informan yang benar benar

merasakan dan terdampak banjir

diwakili oleh RT/RW, informasi

jumlah informan penulis terima dari

Dinas Pekerjaan Umum mengenai

jumlah wilayah terdampak banjir dan

genangan air di kota tanjungpinang

yaitu sebanyak 7 kelurahan, penting

bagi penulis untuk melihat persepsi dan

masukan dari masyarakat tentang

tugas dan fungsi Dinas Pekerjaan

Umum Kota Tanjungpinang. kemudian

perwakilan dari Pemerintah Kota

Tanjungpinang dalam hal ini Dinas

Pekerjaan Umum selaku pemegang

kewajiban dalam penanggulangan

banjir.

5. Teknik dan Alat Pengumpulan

Data

Dalam penelitian ini, untuk

memperoleh data, informasi dan fakta

di lapangan, penulis menggunakan

teknik dan alat pengumpulan data

sebagai berikut :

a. Wawancara / Pedoman

Wawancara

Melakukan wawancara dengan

menggunakan Pedoman

wawancara sebagai alat

pengumpulan datanya kepada

setiap informan yang berperan

langsung terhadap data yang

dikumpulkan.

b. Observasi/ Peneliti

Mengadakan pengamatan

langsung terhadap objek

penelitian baik itu responden

atau sumber-sumber penelitian

yang lainnya dalam hal ini

peneliti melakukan obsevasi

secara langsung terhadap objek

yang sedang diteliti.

c. Dokumentasi / Kamera,

recorder.

Dokumentasi yang digunakan

sebagai penunjang penelitian

penulis, dimana dalam

dokumentasi ini dapat melihat,

mengabadikan gambar dilokasi

Page 10: IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · drainase yang bagus dan mumpuni untuk mengalirkan air dari

10

penelitian, dengan

menggunakan kamera sebagai

alat pengumpulan data

berbentuk gambar dan recorder

untuk mengumpulkan data

dalam bentuk audio, khususnya

ketika melakukan wawancara.

Hasil yang diperoleh berfungsi

sebagai bukti penunjang

terhadap data-data yang telah

didapat namun masih

membutuhkan pembuktian

langsung.

6. Analisis Data

Teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian kualitatif

mencakup transkip hasil wawancara,

reduksi data, analisis, interpretasi data

dan triangulasi. Dari hasil analisis data

yang kemudian dapat ditarik

kesimpulan. berikut ini adalah teknik

analisis data yang digunakan oleh

peneliti:

a. Reduksi Data

Reduksi data bukanlah suatu hal

yang terpisah dari analisis. Reduksi

data diartikan sebagai proses

pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstraksian, dan

transformasi data kasar yang muncul

dari catatan-catatan tertulis di

lapangan. Kegiatan reduksi data

berlangsung terus-menerus, terutama

selama proyek yang berorientasi

kualitatif berlangsung atau selama

pengumpulan data.

b. Triangulasi

Selain menggunakan reduksi

data peneliti juga menggunakan

teknik Triangulasi sebagai teknik

untuk mengecek keabsahan data.

Dimana dalam pengertiannya

triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain

dalam membandingkan hasil

wawancara terhadap objek

penelitian (Moloeng:2004)

c. Menarik Kesimpulan

Kegiatan analisis ketiga adalah

menarik kesimpulan dan

verivikasi. Ketika kegiatan

pengumpullan data dilakukan,

seorang penganalisis kualitatif

mulai mencari arti benda-benda,

mencatat keteraturan, pola-pola,

penjelasan, konfigurasi-konfigurasi

yang mungkin, alur sebab akibat,

dan proposisi. Kesimpulan yang

mula-mulanya belum jelas akan

meningkat menjadi lebih

terperinci.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kebijakan Publik

Kebijakan Publik Lingkup dari studi

kebijakan publik sangat luas karena

mencakup berbagai bidang dan sektor

seperti ekonomi, politik, sosial, budaya,

hukum, dan sebagainya. Disamping itu

dilihat dari hirarkinya kebijakan publik

dapat bersifat nasional, regional maupun

lokal seperti undang-undang, peraturan

Page 11: IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · drainase yang bagus dan mumpuni untuk mengalirkan air dari

11

pemerintah, peraturan presiden, peraturan

menteri, peraturan pemerintah/provinsi,

keputusan Gubernur, peraturan daerah

Kabupaten/Kota, dan keputusan

Bupati/Walikota.

Secara umum istilah kebijakan dan

kebijaksanaan seringkali dipergunakan

secara bergantian. Kedua istilah ini terdapat

benyak kesamaan dan sedikit perbedaan,

sehingga tak ada masalah yang berarti bila

kedua istilah itu dipergunakan secara

bergantian. Pengertian istilah kebijakan dan

kebijaksanaan juga terdapat dalam kamus

besar bahasa Indonesia.Kebijakan :

kepandaian ; kemahiran; kemahiran

Kebijakan berarti :Hal bijaksana;

kepandaian menggunakan akal budinya

(pengalaman dan pengetahuan), Pimpinan

dan cara bertindak (mengenai pemerintah,

perkumpulan dan sebagainya), Kecakapan

bertindak bila menghadapi orang lain (dalam

kesulutan dan sebagainya). (Poerwadarmita,

1994:115)

Istilah kebijaksanaan biasanya

digunakan untuk perbuatan yang baik,

menguntungkan atau positif. Kebijaksaan

berarti Pandai :mahir; selalu menggunakan

akal budinya, Patah lidah; pandai bercakap-

cakap.

Dari pengertian kebijakan publik yang

diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa:

1) Kebijakan publik dibuat oleh

pemerintah yang berupa tindakan-

tindakan pemerintah.

2) Kebijakan publik baik untuk

melakukan atau tidak melakukan

sesuatu itu mempunyai tujuan

tertentu.

3) Kebijakan publik ditujukan untuk

kepentingan masyarakat.

B. Implementasi

Van Meter dan Van Horn (Budi

Winarno, 2002;102) membatasi

implementasi kebijakan sebagai tindakan-

tindakan yang dilakukan individu-individu

(kelompok-kelompok) pemerintah maupun

swasta yang diarahkan untuk mencapai

tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam

keputusan-keputusan sebelumnya.

Dari defenisi diatas dapat diketahui

bahwa implementasi kebijakan terdiri dari

tujuan atau sasaran kebijakan, aktivitas, atau

kegiatan pencapaian tujuan, dari hasil

kegiatan. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa implementasi merupakan suatu

proses yang dinamis, dimana pelaksana

kebijakan melakukan suatu aktivitas atau

kegiatan, sehingga pada akhirnya akan

mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan

tujuan atau sasaran kebijakan itu sendiri.

Keberhasilan suatu implementasi kebijakan

dapat diukur atau dilihat dari proses dan

pencapaian tujuan hasil akhir (output), yaitu

: tercapai atau tidaknya tujuan-tujuan yang

ingin diraih.

Meter dan Horn (Subarsono:2006)

mengemukakan bahwa terdapat enam

variabel yang mempengaruhi kinerja

implementasi, yakni;

a. Standar dan sasaran kebijakan, di

mana standar dan sasaran kebijakan

harus jelas dan terukur sehingga

dapat direalisir

Page 12: IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · drainase yang bagus dan mumpuni untuk mengalirkan air dari

12

b. Sumberdaya, dimana implementasi

kebijakan perlu dukungan

sumberdaya, baik sumber daya

manusia maupun sumber daya non

manusia.

c. Hubungan antar organisasi, yaitu

dalam banyak program, implementor

sebuah program perlu dukungan dan

koordinasi dengan instansi lain,

sehingga diperlukan koordinasi dan

kerja sama antar instansi bagi

keberhasilan suatu program.

d. Karakteristik agen pelaksana yaitu

mencakup stuktur birokrasi, norma-

norma dan pola-pola hubungan yang

terjadi dalam birokrasi yang

semuanya itu akan mempengaruhi

implementasi suatu program.

e. Kondisi sosial, politik, dan ekonomi.

Variable ini mencakup sumberdaya

ekonomi lingkungan yang dapat

mendukung keberhasilan

implementasi kebijakan, sejauh mana

kelompok-kelompok kepentingan

memberikan dukungan bagi

implementasi kebijakan, karakteristik

para partisipan, yakni mendukung

atau menolak, bagaimana sifat opini

publik yang ada di lingkungan, serta

apakah elite politik mendukung

implementasi kebijakan.

f. Disposisi implementor yang

mencakup tiga hal yang penting,

yaitu respon implementor terhadap

kebijakan, yang akan mempengaruhi

kemauannya untuk melaksanakan

kebijakan, kognisi yaitu pemahaman

terhadap kebijakan, intensitas

disposisi implementor, yaitu

preferensi nilai yang dimiliki oleh

implementor.

C. Konsep Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas Pokok dan Fungsi secara

umum merupakan hal-hal yang harus bahkan

wajib dikerjakan oleh seorang anggota

organisasi atau pegawai dalam suatu instansi

secara rutin sesuai dengan kemampuan yang

dimilikinya untuk menyelesaikan program

kerja yang telah dibuat berdasarkan tujuan,

visi dan misi suatu organisasi.

Setiap pegawai seharusnya

melaksanakan kegiatan yang lebih rinci yang

dilaksanakan secara jelas dan dalam setiap

bagian atau unit. Rincian tugas-tugas

tersebut digolongkan kedalam satuan praktis

dan konkrit sesuai dengan kemampuan dan

tuntutan masyarakat.

Tugas Pokok dan fungsi (TUPOKSI)

merupakan suatu kesatuan yang saling

terkait antara Tugas Pokok dan Fungsi.

Dalam Peraturan Perundang-undangan pun

sering disebutkan bahwa suatu organisasi

menyelenggarakan fungsi-fungsi dalam

rangka melaksanakan sebuah tugas pokok.

a. Tugas Pokok

Definisi tugas menurut para ahli,

yaitu Dale Yoder dalam moekijat (1998:9),

“The Term Task is frequently used to

describe one portion or element in a job”

(Tugas digunakan untuk mengembangkan

satu bagian atau satu unsur dalam suatu

jabatan). Definisi lainnya yang menilai

bahwa tugas merupakan suatu kegiatan

spesifik yang dijalankan dalam organisasi

Page 13: IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · drainase yang bagus dan mumpuni untuk mengalirkan air dari

13

yaitu menurut John & Mary Miner dalam

Moekijat (1998:10), menyatakan bahwa

“Tugas adalah kegiatan pekerjaan tertentu

yang dilakukan untuk suatu tujuan khusus”.

b. Fungsi

Pengertian fungsi menurut Kamus

Lengkap Bahasa Indonesia merupakan

kegunaan suatu hal, daya guna serta

pekerjaan yang dilakukan. Adapun menurut

para ahli, definisi fungsi yaitu menurut

Sutarto dalam Nining Haslinda Zainal

(2008:22), yaitu Fungsi adalah rincian tugas

yang sejenis atau erat hubungannya satu

sama lain untuk dilakukan oleh seorang

pegawai tertentu yang masing-masing

berdasarkan sekelompok aktivitas sejenis

menurut sifat atau pelaksanaannya.

Sedangkan pengertian singkat dari definisi

fungsi menurut Moekijat dalam Nining

Haslinda Zainal (2008:22), yaitu fungsi

adalah sebagai suatu aspek khusus dari suatu

tugas tertentu.

D. Pengertian Banjir

Banjir adalah keadaan dimana suatu

daerah tergenang oleh air dalam jumlah

yang begitu besar. Sedangkan banjir

bandang adalah banjir yang datang secara

tiba-tiba yang disebabkan oleh tersumbatnya

sungai maupun karena penggundulan hutan

di sepanjang aliran sungai (Ramli, 2010:

98).

Menurut Peraturan Pemerintah No. 38

tahun 2011, banjir adalah peristiwa

meluapnya air sungai melebihi palung

sungai.

Sedangkan pengertian banjir menurut

Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI

Jakarta, sebagai daerah yang kita ketahui

telah menjadi langganan banjir adalah

keadaan aliran air dan atau elevansi muka air

dalam sungai atau kali atau kanal yang lebih

besar atau lebih tinggi dan normal, genangan

yang timbuk di daerah rendah sebagai akibat

yang ditimbulkannya juga termasuk dalam

pengertian ini.kemudian perlu dilihat

perbedaan kata antara mengatasi dan

pencegahan, Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2007), pencegahan adalah proses,

cara, tindakan mencegah atau tindakan

menahan agar sesuatu tidak terjadi. Dengan

demikian, pencegahan merupakan tindakan.

Pencegahan identik dengan perilaku.

Sedangkan Definisi dari Mengatasi yaitu

menurut kamus ekabahasa resmi Bahasa

Indonesia definisi dari Mengatasi menguasai

keadaan dan sebagainya. Sehingga bisa

dilihat perbedaan pencegahan dan

mengatasi, dimana tugas dan fungsi Dinas

Pekerjaan Umum Kota Tanjungpinang

adalah pencegahan banjir di Tanjungpinang.

III. GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Pemerintahan

Kota Tanjungpinang.

Setelah menjadi kota Administratif

dibawah Kabupaten Kepulauan Riau hingga

tahun 2000, berdasarkan UU Nomor 5

Tahun 2001, pada tanggal 21 Juni 2001,

statusmya menjadi Kota Tanjungpinang.

Pusat pemerintahan yang semula berada di

pusat Kota Tanjungpinang di pemukiman

padat penduduk kemudian dipindahkan ke

Page 14: IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · drainase yang bagus dan mumpuni untuk mengalirkan air dari

14

Senggarang (bagian utara kota) sebagai

pusat pemerintahan. Hal ini ditujukan untuk

mengimbangi kesenjangan pembangunan

dan kepadatan penduduk yang selama ini

berpusat dikota lama (bagian barat kota)

Wilayah administrasi pemerintah

Kota Tanjungpinang dibagi menjadi 4

kecamatan dan 18 kelurahan. Kecamatan-

kecamatan di Kota Tanjungpinang adalah :

Tanjungpinang Barat, Tanjungpinang Kota,

Bukit Bestari, dan Tanjungpinang Timur.

Secara Geografis sebagian wilayah

Tanjungpinang merupakan dataran rendah

kawasan rawa bakau dan sebagian lain

merupakan perbukitan sehingga lahan kota

sangat bervariasi dan berkontur. Dengan

iklim yang dimiliki kota Tanjungpinang

maupun Pulau Bintan keseluruhan beriklim

tropis dengan temperatur 23 °C – 34 °C.

Tekanan udaranya berkisar antara 1.010,2

mbs dan 1.013,7 mbs. Selain itu terdapat

musim secara resmi memiliki musim

kemarau dan musim penghujan. Tidak ada

perbedaan musim yang mencolol didaerah

ini. Hujan dapat turun sepanjang tahun.

Namun setiap akhir sampai dengan awal

tahun terjadi "Angin Utara" yang sangat

berbahaya dengan gelombang yang sangat

kuat.

B. Dinas Pekerjaan Umum Kota

Tanjungpinang

Pembentukan Dinas PU Kota

Tanjungpinang, sesuai dengan Peraturan

Walikota Tanjungpinang no 10 Tahun 2015

tentang uraian tugas pokok dan fungsi

organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan

Umum.

Dinas Pekerjaan Umum adalah unsur

pelaksana dan penunjang dibidang Pekerjaan

Umum yang mempunyai tugas

melaksanakan sebagian tugas Pemerintahan

dan pembangunan di bidang Pekerjaan

Umum, Permukiman dan Prasarana Wilayah

yang diserahkan (desentralisasi) dan yang

dilimpahkan (dekonsentrasi) kepada Kota

Tanjungpinang, sesuai ketentuan Perundang-

undangan yang berlaku. Pembangunan di

bidang PU, meliputi : Perencanaan

Pengembangan Infrastruktur PU (Subdin

Perencanaan)Pengembangan Sumber Daya

Air (Subdin PSDA) Pengembangan

Prasarana jalan (Subdin Bina Marga) Tata

Ruang dan Permukiman (Subdin Cipta

Karya).

IV. PEMBAHASAN

1. Implementasi Tugas Dan Fungsi

Dinas Pekerjaan Umum Kota

Tanjungpinang Dalam Pencegahan

Banjir Tahun 2015

Penulis memberikan pertanyaaan

mengenai Tugas dan Fungsi dinas Pekerjaan

Umum Kota Tanjungpinang terhadap

pelaksanaan implementasi pencegahan

banjir di Kota Tanjungpinang, dimana

pertanyaan ini dijawab oleh informan utama

yaitu AE Kepala Seksi Pengelolan Drainase

Perkotaan Dinas Pekerjaan Umum di Kota

Tanjungpinang.

a. Penyelenggaraan Kegiatan

Penataan Pembangunan

Infrastruktur Drainase Primer

Page 15: IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · drainase yang bagus dan mumpuni untuk mengalirkan air dari

15

Dan Drainase Sekunder Serta

Bangunan Perlengkapan Drainase

Tahun 2015.

Dalam penyelenggaraan kegiatan

implementasi pencegahan banjir di Kota

Tanjungpinang, maka penyelenggaraan

kegiatan penataan pembangunan

infrastruktur drainase primer dan drainase

sekunder serta penataan bangunan

perlengkapan drainase menjadi sebuah satu

perhatian tersendiri,

Sehingga dapat disimpulkan

bahwa penyelenggaraan kegiatan penataan

pembangunan infrastruktur drainase primer

dan drainase sekunder serta bangunan

perlengkapan drainase tahun 2015 telah

dilakukan oleh dinas pekerjaan umum kota

tanjungpinang khususnya oleh seksi drainase

khusus telah bekerja sama dengan BWS

untuk melakukan pengelolaan drainase.

b. Pelaksanaan Kegiatan

Pemeliharaan Terhadap Bangunan

Drainase Primer Dan Drainase

Sekunder Serta Bangunan

Perlengkapan Drainase Tahun

2015.

Selanjutnya setelah dilakukan

penataan, langkah selanjutnya akan

dilakukan Pemeliharaan Terhadap Bangunan

Drainase Primer Dan Drainase Sekunder

Serta Bangunan Perlengkapan Drainase.

Hal tersebut menunjukkan bahwa dinas

pekerjaan umum telah melakukan

pemeliharaan terhadap bangunan drainase

primer dan drainase sekunder serta

bangunan perlengkapan drainase di Kota

Tanjungpinang.

c. Penyiapan Bahan Perumusan

Kebijakan Perencanaan

Pengelolaan Drainase Perkotaan,

Drainase Primer Dan Drainase

Sekunder Tahun 2015.

Kemudian dalam tugas dan fungsi

dinas pekerjaan umum Kota Tanjungpinang,

perumusan kebijakan perencanaan

pengelolaan drainase perkotaan, drainase

primer dan darinase skunder sangatlah

penting dalam sebuah proses implementasi.

d. Penyiapan Bahan Koordinasi

Perencanaan Pengelolaan Drainase

Perkotaan, Drainase Primer Dan

Drainase Sekunder Tahun 2015.

Selanjutnya dalam tugas dan fungsi

dinas pekerjaan umum khususnya pada seksi

drainase, bahan koordinasi dalam

perencanaan pengelolaan drainase

perkotaan, drainase primer dan drainase

sekunder, menjadi salah satu tugas yang

dilakukan, berikut pernyataan dari AE

Kepala Seksi Pengelolan Drainase Perkotaan

Dinas Pekerjaan Umum di Kota

Tanjungpinang.

Dari hasil wawancara dilapangan

dapat diketahui bahwa dinas pekerjaan

umum melalui seksi drainase dapat

dikatakan telah melakukan Penyiapan Bahan

Koordinasi Perencanaan Pengelolaan

Drainase Perkotaan, Drainase Primer Dan

Drainase Sekunder tahun 2015.

e. Penyiapan Sistem Drainase

Perkotaan, Pengendaliaan Dan

Pengaturan Teknis Pembangunan

Serta Rehabilitasi Drainase

Page 16: IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · drainase yang bagus dan mumpuni untuk mengalirkan air dari

16

Perkotaan, Drainase Primer Dan

Drainase Sekunder Tahun 2015.

Dalam tugas dan fungsi selanjutnya

adalah tentang penyiapan sistem drainase

perkotaan, pengendaliaan dan pengaturan

teknis pembangunan serta rehabilitasi

drainase perkotaan, drainase primer dan

drainase sekunder khususnya pada tahun

2015.

Dari hasil wawancara tersebut telah

dapat dilihat bahwa Dinas Pekerjaan Umum

telah melakukan persiapan sistem sistem

drainase perkotaan, pengendaliaan dan

pengaturan teknis pembangunan serta

rehabilitasi drainase perkotaan, drainase

primer dan drainase sekunder khususnya

tahun 2015.

f. Pemberian Saran Teknis Kepada

Instansi Perizinan Terkait

Pengamanan Sempadan Drainase

Perkotaan Tahun 2015.

Tugas selanjutnya yang dilakukan

oleh dinas pekerjaan umum khususnya seksi

drainase dalam implementasi pencegahan

banjir di kota tanjungpinang adalah

pemberiaan saran teknis kepada instansi

perizinan terkait pengamanan sempadan

drainase perkotaan khususnya tahun 2015.

Setelah mendengarkan hasil

pemaparan wawancara dilapangan, maka

jelaslah bahwa dinas pekerjaan umum telah

melakukan pemberiaan saran teknis kepada

instansi perizinan terkait pengamanan

sempadan drainase perkotaan tahun 2015.

g. Penyiapan Pengawasan Dan

Evaluasi Secara Rutin Terhadap

Kondisi Drainase Primer Dan

Drainase Perkotaan Tahun 2015.

Dalam pelaksanaan setiap tugas dan

fungsi dinas pekerjaan umum khususnya

seksi drainase dalam implementasi

pengawasan banjir di Kota Tanjungpinang,

penyiapan pengawasan dan evaluasi secara

rutin terhadap kondisi drainase primer dan

drainase perkotaan adalah hal yang

signifikan.

Berdasarkan hasil wawancara,

diketahui bahwa dinas pekerjaan umum

telah melakukanpenyiapan pengawasan dan

evaluasi secara rutin terhadap kondisi

drainase primer dan drainase perkotaan

tahun 2015 dengan melakukan pengawasan

intern dan ekstern terhadap pencegahan

banjir di Tanjungpinang.

h. Pelaksanaan tugas lain yang

diberikan oleh pimpinan.

Tugas lain yang ada di dinas

pekerjaan umum Kota Tanjungpinang

khususnya Seksi Pengelolan Drainase

Perkotaan yaitupelaksanaan tugas lain yang

diberikan oleh pimpinan.

Dari hasil wawancara dilapangan,

diketahui bahwa seksi drainase dinas

pekerjaan umum dalam implementasi

pencegahan banjir di Kota Tanjungpinang

tidak menerima tugas lain yang diberikan

oleh pimpinan selaindaripada TUPOKSI

yang sudah ada.

2. Faktor Faktor yang mempengaruhi

Implementasi Tugas Dan Fungsi

Dinas Pekerjaan Umum Kota

Tanjungpinang Dalam Pencegahan

Banjir Tahun 2015

Page 17: IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · drainase yang bagus dan mumpuni untuk mengalirkan air dari

17

a. Standar dan Sasaran Kebijakan

Dalam pelaksanaan implementasi

dalam pencegahan banjir oleh Dinas

Pekerjaan umum Kota Tanjungpinang di

masyarakat, maka peneliti berkeinginan

mengetahui hasil dari implementasi tersebut

dengan mewawancarai masyarakat sebagai

sasaran, kemudian pihak Kelurahan sebagai

perwakilan pertama pemerintah di lapangan

dan Dinas Pekerjaan Umum Kota

Tanjungpinang sebagai pelaksana,

khususnya pada Bagian Sumber Daya Alam,

Kepala Seksi Pengelolaan Sungai, Rawa dan

Pantai dan Kepala Seksi Pengelolan

Drainase Perkotaan :

1) Standarisasi Operasional

Kebijakan yang digunakan oleh

Dinas Pekerjaan Umum Kota

Tanjungpinang Dalam Pencegahan

Banjir.

Dalam pelaksanaan program program

dalam implementasi kebijakan dalam

pencegahan banjir di Kota

Tanjungpinang, Dinas Pekerjaan Umum

Kota Tanjungpinang hanya mengikuti

TUPOKSI yang ada, namun belum ada

nya peraturan utama sebagai acuan yang

diikuti, namun pada pelaksanaan di

lapangan, pencegahan banjir di Kota

Tanjungpinang, khususnya di masyarakat

dan kelurahan, tidak terdapat acuan

yang dijadikan acuan sebagai standar

dalam melakukan pencegahan banjir.

Berdasarkan hasil wawancara dapat

disimpulkan bahwa pada saat ini belum

ada aturan baku atau standarisasi yang

diterapkan di Kota Tanjungpinang

mengenai pencegahan banjir baik itu di

Dinas Pekerjaan Umum sebagai

pelaksana, Kelurahan sebagai perwakilan

pemerintah di Lapangan dan RT/RW

sebagai perwakilan masyarakat.

2) Sasaran Kebijakan Di Dinas

Pekerjaan Umum Kota

Tanjungpinang Dalam Pencegahan

Banjir.

Sasaran dari implementasi kebijakan

pencegahan banjir yang ada di Kota

Tanjungpinang adalah untuk mengurangi

genangan air dan mencegah munculnya

banjir.

b. Sumber Daya, Dimana

Implementasi Kebijakan Perlu

Dukungan Sumber Daya, Baik

Sumber Daya Manusia Maupun

Sumber Daya Non Manusia.

Dalam melakukan implementasi

kebijakan, maka dibutuhkan sumber daya

baik itu sumber daya manusia maupun

sumber daya non manusia, sehingga pada

poin ini, peneliti ingin mengetahui tentang

sumber daya manusia dan sumber daya non

manusia yang dilibatkan dalam

implementasi kebijakan pencegahan banjir

di Kota Tanjungpinang khususnya pada

penerapan kebijakan di Dinas Pekerjaan

Umum Kota Tanjungpinang.

1) Sumber Daya Manusia Dan

Spesifikasinya Yang Dimiliki Dinas

Pekerjaan Umum Kota

Tanjungpinang Dalam Pencegahan

Banjir Tahun 2015.

Dalam penerapan implementasi

kebijakan pencegahan banjir di Kota

Page 18: IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · drainase yang bagus dan mumpuni untuk mengalirkan air dari

18

Tanjungpinang oleh Dinas Pekerjaan

Umum, ada sumber daya manusia yang

digunakan, beserta dengan spesifikasinya

yang dibutuhkan.

Melihat dalam implementasi

kebijakan yang ada di Dinas Pekerjaan

Umum Kota Tanjungpinang telah ada

menggunakan sumber daya manusia dan

yang memiliki spesifikasi tertentu.

2) Sumber daya non manusia yang

dimiliki oleh Dinas Pekerajaan

Umum Kota Tanjungpinang dalam

pencegahan banjir tahun 2015.

Sesuai dengan pernyataan diatas,

maka dapat diketahui bahwa dinas

Pekerjaan Umum Kota Tanjungpinang

masih membutuhkan sumber daya non

manusia tambahan seperti peralatan

dalam menjalankan kebijakan yang ada.

3) Anggaran Program Pencegahan

Banjir Oleh Dinas Pekerjaan

Umum Tahun 2015.

Dalam wawancara yang telah

dilakukan Sesuai dengan data wawancara

tersebut itu maka ternyata Kota

Tanjungpinang telah mempunyai

anggaran dana khusus untuk

melaksanakan implementasi kebijakan

dalam pencegahan banjir, namun seperti

yang telah diakui sebelumnya bahwa

dana tersebut masih belum mencukupi

untuk melakukan perbaikan atau

pembuatan saluran pembuangan baru

untuk mengantisipasi banjir atau

genangan air yang terjadi.

c. Hubungan Antar Organisasi.

1) Hubungan Koordinasi Antar

Instansi Pemerintah Lainnya

Dengan Dinas Pekerjaan Umum

Kota Tanjungpinang Mengenai

Pencegahan Banjir.

Dalam melakukan pencegahan banjir

sesuai dengan acuan yang telah

ditetapkan, Dinas Pekerjaan Umum telah

berkoordinasi dengan dinas dan instansi

lainnya.

Berdasarkan hasil wawancara Sesuai

dengan pernyataan tersebut dapat

dipahami bahwa dalam menjalankan

implementasi kebijakan pencegahan

banjir di Kota Tanjungpinang, Dinas

Pekerjaan Umum juga bekerja sama

dengan Dinas dan Instansi lainnya.

2) Hubungan Tersebut Dilakukan

Secara Terus Menerus Atau Ada

Pola Tertentu.

Setelah mengetahui adanya hubungan

yang dijalin Dinas Pekerjaan Umum

dengan Dinas dan Instansi lainnya, maka

hubungan itu juga memiliki pola

hubungan, Sehingga pola hubungan yang

terjadi di Dinas Pekerjaan Umum Kota

Tanjungpinang, dengan dinas dan

instansi lainnya dalam implementasi

pencegahan banjir dilakukan dengan

konsisten dan dilakukan secara terus

menerus.

d. Karakteristik Agen Pelaksana.

1) SOTK Dinas Pekerjaan Umum

Kota Tanjungpinang Dalam

Pencegahan Banjir.

Didalam implementasi kebijakan

pencegahan banjir di Kota

Page 19: IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · drainase yang bagus dan mumpuni untuk mengalirkan air dari

19

Tanjungpinang oleh Dinas Pekerjaan

Umum, ada SOTK yang dibentuk khusus

dan yang memang membawahi perihal

penanganan banjir dan pencegahannya,

Dengan pernyataan diatas tersebut

berarti sudah jelas bahwa dalam

pelaksanaan implementasi pencegahan

banjir di Kota Tanjungpinang melalui

Dinas Pekerjaan Umum memiliki SOTK

yang telah ditetapkan melalui SK

walikota.

2) Norma Norma Atau Nilai Nilai

Yang Diterapkan Pada Dinas

Pekerjaan Umum Kota

Tanjungpinang Dalam Pencegahan

Banjir.

Ada norma norma atau nilai yang ada

dalam pelaksanaan implementasi tugas

dan fungsi dinas pekerjaan umum Kota

Tanjungpinang.

Maka dengan itu dapat diketahui

bahwa norma norma yang masih

dipegang oleh masyarakat dan pelaksana

implementasi pencegahan banjir dalam

hal ini dinas pekerjaan umum Kota

Tanjungpinang adalah gotong royong

untuk saling membatu ketika

diketemukan permasalahan dilapangan.

3) Pola Pola Hubungan Yang

Diterapkan Pada Dinas Pekerjaan

Umum Kota Tanjungpinang

Dalam Pencegahan Banjir.

Dalam melakukan hubungan dengan

instansi lainnya dalam pencegahan banjir

di Kota Tanjungpinang, apakah ada pola

pola tertentu yang terbentuk.

Maka sesuai dengan hasil wawancara

yang diutarakan oleh DD selaku Kepala

Seksi Pengelolaan Sungai, Pantai, dan

Rawa Dinas PUmengatakan tidak ada

pola pola yang terjadi dalam koordinasi

dengan instansi lain, Kemudian pihak

Kelurahan serta perwakilan RT yang

tidak mengetahui pola hubungan

koordinasi dalam dinas pekerjaan umum

tanjungpinang tersebut.

e. Kondisi Sosial, Politik, Dan

Ekonomi.

1) Pengaruh Kondisi Sosial Seperti

Lingkungan Masyarakat Dalam

Pelaksaanaan Tugas Dan Fungsi

Dinas Pekerjaan Umum Kota

Tanjungpinang.

Dalam menjalankan sebuah

implementasi kebijakan, sudah bisa

dipastikan adanya pengaruh kondisi

sosial yang turut serta didalamnya,

apakah itu dalam bentuk pengaruh dari

lingkungan masyarakat atau hal lainnya.

berikut pernyataan mengenai pengaruh

kondisi sosial yang terjadi dalam

implementasi tugas dan fungsi dinas

pekerjaan umum kota tanjungpinang

dalam pencegahan banjir.

Jadi pelaksanaaan implementasi

pencegahan banjir melalui dinas

pekerjaan umum Kota Tanjungpinang

juga mendapat pengaruh dari lingkungan

masyarakat sekitar.

2) Pengaruh Dari Aspek Politik

Seperti Campur Tangan Dari Elit

Politik Dalam Pencegahan Banjir

Page 20: IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · drainase yang bagus dan mumpuni untuk mengalirkan air dari

20

Yang Dilakukan Oleh Dinas

Pekerjaan Umum Kota

Tanjungpinang.

Pengaruh lain yang kemungkinan

mempengaruhi pelaksanaaan

implementasi pencegahan banjir di Kota

Tanjungpinang adalah aspek politik,

dimana kebijakan adalah produk akhir

dari proses politik yang terjadi.

Sesuai dengan pernyataan oleh

informan tersebut, jelaslah bahwa

pelaksanaan kebijakan pencegahan banjir di

Kota Tanjungpinang juga dapat pengaruh

dari politik yang terjadi.

3) Pengaruh Dari Faktor Ekonomi

Seperti Inflasi Dalam Pencegahan

Banjir Yang Dilakukan Dinas

Pekerjaan Umum Tanjungpinang.

Faktor ekonomi juga menjadi salah

satu faktor yang menjadi pertanyaan

apakah mempengaruhi implementasi

kebijakan pencegahan banjir oleh Dinas

Pekerjaan Umum,

Sesuai dengan pernyataan tersebut,

maka dapat di pahami bahwa setiap

pelaksanaan kebijakan termasuk dalam

implementasi kebijakan pencegahan

banjir di Kota Tanjungpinang melalui

Dinas Pekerjaan Umum juga terpengaruh

dari faktor ekonomi.

f. Disposisi Implementor

1) Respon implementator terhadap

implementasi perencanaan

pencegahan banjir di Kota

Tanjungpinang.

Dalam Pelaksanaan sebuah

kebijakan, terutama yang melibatkan

banyak instansi dan dinas dan

masyarakat,maka respon implementator

terhadap implementasi sebuah program,

bisa mempengaruhi hasil dari

implementasi ini sendiri.

Sehingga bisa disimpulkan bahwa

disposisi yang dilakukan adalah

menunggu respon kelurahan dan

masyarakat yang memiliki permasalahan

dengan banjir ke Dinas Pekerjaan Umum

dan model yang digunakan adalah model

respon umum yang digunakan oleh

perangkat pemerintahan pada umumnya.

2) Pemahaman Terhadap Kebijakan

Oleh Para Pelaksana Pada

Program Pencegahan Banjir Di

Kota Tanjungpinang.

Begitu pula dari setiap pelaksanaan

program implementasi kebijakan, para

pelaksana harus paham akan kebijakan

yang dilakukan, sehingga keinginan

masyarakat dapat dilaksanakan dengan

baik.

Setelah melihat hasil wawancara

tersebut maka dapat disimpulkan, pihak

dinas pekerjaan umum, khususnya dalam

implementasi pencegahan banjir, telah

mengupayakan cara cara tertentu agar

implementator seperti Kelurahan dan

RT/RW termasuk dinas juga memahami

kebijakan yang diambil.

3) Preferansi Nilai Yang Dimiliki

Oleh Implementator Dalam

Pelaksanaan Implementasi

Pencegahan Banjir Oleh Dinas

Pekerjaan Umum Di Kota

Tanjungpinang.

Page 21: IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · drainase yang bagus dan mumpuni untuk mengalirkan air dari

21

Didalam pelaksanaan implementasi

pencegahan banjir di kota

tanjungpinang.preferansi nilai yang

dimiliki oleh implementator dalam

pelaksanaan implementasi pencegahan

banjir oleh Dinas Pekerjaan Umum Di

Kota Tanjungpinang adalah

mendahulukan kepentingan masyarakat.

Setelah mendengar penjelasan

mengenai preferensi nilai yang

diutamakan oleh setiap implentator

adalah mengedepankan kepentingan

umum.

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka

peneliti merumuskan hasil kesimpulan

Implementasi Tugas Dan Fungsi Dinas

Pekerjaan Umum Kota Tanjungpinang

Dalam Pencegahan Banjir Tahun 2015,yaitu:

1. Implementasi Tugas dan Fungsi Dinas

Pekerjaan Umum Kota Tanjungpinang

dalam pencegahan banjir Tahun 2015

telah diimplementasikan dengan melihat

indikator yaitu:

a. Telah terlaksananya penyelenggaraan

kegiatan penataan dan kegiatan

pemeliharaan pembangunan

infrastruktur drainase primer dan

drainase sekunder serta bangunan

perlengkapan drainase.

b. Telah dilakukan persiapan bahan

perumusan kebijakan perencanaan

pengelolaan drainase perkotaan

drainase primer dan drainase

sekunder.

c. Telah dilakukan persiapan bahan

koordinasi perencanaan pengelolaan

drainase perkotaan drainase primer

dan drainase sekunder.

d. Telah dilakukan persiapan sistem

drainase perkotaan, pengendaliaan

dan pengaturan teknis pembangunan

serta rehabilitasi drainase perkotaan.

e. Telah dilakukan pemberian saran

teknis kepada instansi perizinan

terkait pengamanan sempadan

drainase perkotaan,

f. Persiapan pengawasan dan evaluasi

secara rutin terhadap kondisi drainase

primer dan drainase perkotaan namun

tidak adanya pelaksanaan tugas lain

yang diberikan oleh pimpinan.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi

Implementasi Tugas dan Fungsi Dinas

Pekerjaan Umum Kota Tanjungpinang

dalam pencegahan banjir diantaranya

adalah:

a. Kurangnya personil dan peralatan

pendukung yang dibutuhkan ketika

terjadinya banjir.

b. Kemudian kurangnya anggaran

dalam menjalankan kebijakan

pencegahan banjir yang ada

c. Serta masih seringnya dinas

pekerjaan umum kota Tanjungpinang

mendapat kesulitan dalam

pelaksanaan dilapangan yang rata

rata penyebabnya adalah tidak bisa

bekerja samanya masyarakat seperti

menggunakan badan drainase untuk

keperluan lain, membuang sampah

pada selokan, dan tidak bekerja sama

Page 22: IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · drainase yang bagus dan mumpuni untuk mengalirkan air dari

22

antar masyarakat khususnya dalam

pencegahan banjir.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang

didapatkan peneliti di lapangan, maka

peneliti akan memberikan masukan atau

saran yang dapat dijadikan bahan

pertimbangan kepada pihak Dinas Pekerjaan

Umum Kota Tanjungpinang. Adapun saran-

saran tersebut sebagai berikut

1. Saran penulis sehubungan dengan

pelaksanaan implementasi tugas dan

fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kota

Tanjungpinang dalam pencegahan

banjir adalah pemerintah lebih fokus

dan bergerak cepat dalam mengurangi

efek dampak genangan air baik yang

diakibatkan oleh hujan, pasang surut

air laut atau pembuangan air limbah

rumah tangga, seperti dengan lebih

cepat berkoordinasi dengan dinas lain

atau badan lain sehingga dalam

menghadapi dan mengelola genangan

air yang terjadi di Kota Tanjungpinang.

Kemudian pemerintah juga lebih

memperhatikan kebutuhan yang

dibutuhkan oleh Dinas Pekerjaan

Umum seperti penambahan dana

operasional, penambahan sumber daya

manusia yang dibutuhkan khususnya

yang berkaitan langsung dengan

kegiatan dilapangan dan peralatan yang

dibutuhkan seperti alat berat dan

pompa air dalam pelaksanaan

pencegahan banjir di Kota

Tanjungpinang.

2. Kemudian terhadap masyarakat Kota

Tanjungpinang pada umumnya untuk

dapat membantu secara swakelola

dalam pengelolaan drainase yang ada

di daerah nya masing masing, seperti

tetap memberihkan sampah yang ada di

dalam selokan dan tidak membuang

sampah atau benda benda yang dapat

mengakibatkan aliran air pembungan

menjadi terhambat,kemudian apabila

ada kerusakan yang dapat

mengakibatkan genangan air dapat

diantisipasi dengan cepat, dengan cara

berkoordinasi dengan pihak kelurahan

masing masing sehingga bisa

diteruskan untuk ditangani oleh Dinas

Pekerjaan Umum Kota Tanjungpinang.

DAFTAR PUSTAKA

Buku-buku

Agustino, Leo. 2008. Dasar-Dasar

Kebijakan Publik. Alfabeta : Jakarta.

Andi Gadjong, Agustian. 2007. Pemerintah

Dalam Kajian Politik Dan Hukum.

Ghalia Indonesia : Ciawi Bogor.

Bungin, Burhan. 2005. Penelitian Kualitatif.

Kencana. Jakarta.

Burhan, M. 2007. Komunikasi, Ekonomi,

Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial

Lainnya. Kencana Prenada Media Group

: Jakarta

Darmawan, edi. M.Eng. 2007. Peranan

Ruang Publik dalam Perancangan Kota

(Urban Design) oleh semarang 1

September 2007. Badan Penerbit

Universitas Dipenogoro, Semarang.

Page 23: IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · drainase yang bagus dan mumpuni untuk mengalirkan air dari

23

Daud silalahi,M. 2001. Hukum Lingkungan

Hidup: dalam sistem penegakan Hukum

Lingkungan Indonesia,edisi Revisi.

Alumni, Bandung.

Kodoatie, Robert J. Dkk. 2002. Banjir,

Beberapa Penyebab Dan Metode

Pengendaliannya Dalam Perspektif

Lingkungan. Pustaka Pelajar,

Yogyakarta.

Labolo, Muhadam.2010.Memahami Ilmu

Pemerintahan,Suatu Kajian, Teori,

Konsep, dan Pengembangannya, PT

Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Maryono A. 2005. Eko-Hidraulika

Pembangunan Sungai, Edisi Kedua.

Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Mulyatiningsih, Endang. 2011. Riset

Terapan Bidang Pendidikan & Teknik.

UNY Press. Yogyakarta.

Nawawi, Hadari, 2011. Metode Penelitian

Bidang Sosial, Gajah Mada University

Press: Jogjakarta

Ndraha, Taliziduhu. 2003. Kybernology

(Ilmu Pemerintahan Baru) Jilid I.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Nugroho, Riant. 2003. Reinventing

Pembangunan. Gramedia. Jakarta.

Nurcholis, Hanif.2005. Teori dan Praktik

Pemerintahan dan Otonomi Daerah, PT

Grasindo. Jakarta.

Nur, Sunadi, 2006. Metode Penelitian Suatu

Pendekatan Proposal, Bumi Aksara :

Jakarta.

Poewardaminta, W.I.S. 1984.Kamus Umum

Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai

Pustaka.

Ramli, Soehatman. 2010. Pedoman Praktis

Manajemen Berencana, Dian Rakyat.

Jakarta.

Rasyid, Muhammad Ryaas, 2002, Makna

Pemerintahan Tinjauan Dari Segi etika

dan Kepemimpinan, Pt Mutiara Sumber

Widya, Jakarta.

Setiawan, Guntur. (2004). Implementasi

Dalam Birokrasi Pembangunan.

Bandung:Remaja Rosdakarya Offset.

Soewargono.1996. Jatidiri Ilmu

Pemerintahan, IIP Press.

Solichin, Wahab Abdul. 2004. Analisis

Kebijakan Dari Formulasi ke

Implementasi Kebijakan Negara. Jakarta.

Subarsono, AG. 2005. Analisis Kebijakan

Publik, Konsep, Teori, dan Aplikasi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sunarno, Siswanto. 2008.Hukum

Pemerintahan Daerah Di Indonesia.

Sinar Grafika Offset : Jakarta.

Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan

yang Berkelanjutan. Yogyakarta: Andi

Offset.

Supardi. 2006. Metodologi Penelitian,

Yayasan Cendana Press : Jakarta.

Sutopo. 2006. Metode Penelitian Kualitatif,

UNS Press : Surakarta.

Sugiyono, Dr. Prof. 2008. Metode Penelitian

Administrasi Cetakan ke-16. Alpabetha.

Bandung.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian

Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Taliziduhu Ndraha. 2011. Kybernology Ilmu

Pemerintahan Baru. Jakarta: RinekaCipta

Page 24: IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · drainase yang bagus dan mumpuni untuk mengalirkan air dari

24

Usman, Nurdin. (2002). Konteks

Implementasi Berbasis Kurikulum.

Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.

Widarta, I. 2005. Cara Mudah Memahami

UU No. 32 Tahun 2004 Tentang

Pemerintah Daerah. Pondok Edukasi

Puri Seon Asri Blok D23 Panggung

Harjo Sewon : Bantul

Winarno, Budi. 2002. Teori dan Proses

Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media

Pressindo.

Jurnal Ilmiah

Suryana, Siti Erna Latifi; 2009;

Implementasi Kebijakan Tentang

Pengujian Kendaraan Bermotor di

Kabupaten Tamiang, Tesis; Program

Magister Studi Pembangunan, sekolah

Pasca Sarjana Universitas Sumatra

Utara.

Sutopo Purwo Nugroho; 2002; Evaluasi dan

Analisis Curah Hujan Sebagai Faktor

Penyebab Bencana Banjir Jakarta;

Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi

Cuaca, Vol.3, No 2.2002,91-97.

Yudha Bhakti Persada, Aloysius Rengga,

Maesaroh; 2010; Implementasi Program

Pengendalian Banjir Sub Komponen C

Di Kota Semarang ( Program Perbaikan

Sistem Drainase Kali Semarang);

Jurusan Administrasi Publik Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas

Diponegoro.

James. K. Boyce; 1990; Birth Of A

Megaproject: Political Economy Of

Flood Controlin Bangladesh;

Environmental Management Vol. 14, No

4, pp.419-428; Springer-verlag New

York Inc.

Neil S. Grigg, Leslie H. Botham, Leonard

Rice, W.J.Shoemaker, and L.Scoot

Tucker; 1976; Urban Drainage and

Flood Control Profect Economic: Legal

and Financial Aspects; Hidrology

Papers; Colorado State University.

Colorado.

Peraturan dan Undang Undang

Undang Undang Dasar 1945 Republik

Indonesia

Undang Undang Nomor 24 Tahun 2004

Tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (SPN)

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

No 38 Tahun 2011 Tentang Sungai

Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008

Tentang Penyelenggaraan

Penanggulangan Bencana.

Peraturan Pemerintah Kota Tanjungpinang

Nomor 3 Tahun 2012 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Kota

Tanjungpinang.

Peraturan Walikota Tanjungpinang No 10

tahun 2015 tentang satuan organisasi

tugas dan kerja dinas pekerjaan umum

kota Tanjungpinang.

SOTK Dinas Pekerjaan Umum Kota

Tanjungpinang