EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota...

66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA Capacity Evaluation of Kali Boro Surakarta SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun Oleh : RIBUR ARITONANG I 1110038 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Transcript of EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota...

Page 1: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA

Capacity Evaluation of Kali Boro Surakarta

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Disusun Oleh

RIBUR ARITONANG I 1110038

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

vi

ABSTRAK

Ribur Aritonang 2012 Evaluasi Kapasitas Kali Boro Surakarta Skripsi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta

DAS Kali Boro termasuk bagian daerah pengaliran Bengawan Solo yang mempunyai luas 14383 Ha dan panjang Kali Boro adalah 147550 m Curah hujan harian maksimum yang memiliki kecenderungan naik pada 15 (lima belas) Tahun terakhir di DAS Bengawan Solo Hulu banyaknya pemukiman warga yang masuk ke badan sungai dan pengaruh tata guna lahan menyebabkan limpasan air permukaan tinggi dan genangan air di DAS Kali Boro

Penelitian yang dilakukan menggunakan metode Deskriptif Evaluatif dimana objek penelitian ini adalah DAS Kali Boro Penelitian ini untuk mengetahui Kapasitas Kali Boro dengan bantuan software HEC-RAS versi 410 dengan menggunakan debit rancangan yang didapat dari analisis metode Rasional Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi yaitu Tahun 1990 ndash 2011 dari Stasiun Pencatat Hujan Mojolaban Ngemplak dan Grogol Selanjutnya dilakukan evaluasi volume tampung Kali Boro terhadap volume air rencana yang terjadi selama durasi hujan jika pintu air Pucang Sawit di hilir Kali Boro ditutup

Hasil penelitian ini didapatkan debit rancangan dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan 50 Tahun berturut ndash turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820 m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410 jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt Volume tampung Kali Boro pada saat pintu air Pucang Sawit ditutup sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5 10 25 dan 50 Tahun berturut ndash turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3 7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Dari perbandingan volume tersebut Kali Boro tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit ditutup

Kata kunci Sistem Drainase Debit rencana Kapasitas saluran Volume Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

vii

ABSTRACT

Ribur Aritonang 2012 Capacity Evaluation of Kali Boro Surakarta Thesis Civil Engineering Department of Surakarta Sebelas Maret University

Kali Boro Watershed is a flow area of Bengawan Solo it is about 14383 Ha and 147550 meters long The maximum daily rainfall have a tendency up in last 15 (fifteen) years in Bengawan Solo Hulu Watershed many residential areas into the body of the river and the influence of land-use layout causing high surface water runoff and water stagnation in the Kali Boro Watershed

This research uses a descriptive evaluative method and the object of this research is the Kali Boro Watershed This research to find out the capacity of Kali Boro with the help of HEC-RAS software version 410 with design discharge from Rational method analysis Rainfall data used in the analysis of the hydrological is year 1990 ndash 2011 from Mojolaban rainfall station Ngemplak and Grogol Furthermore evaluation of Kali Boro volume capacity againts the plan water volume that occurred during the rainfall duration if Pucang Sawit floodgates in Boro Kali downstream closed

The result of this research gets a discharge plan with 2 5 10 25 50 years of time periods respectively by 5966 m3dt 7195 m3dt 7820 m3dt 8459 m3dt and 8852 m3dt The maximum capacity of Kali Boro from HEC-RAS software version 410 analysis if Pucang Sawit floodgates opened at Q = 10175 m3dt level Capacity volume of Kali Boro at the time Pucang Sawit floodgates closed at 1272060 m3 while the plan water volume for 2 5 10 25 and 50 years of time periods respectively by 5549421 m3 6693087 m3 7274490 m3 7869134 m3 and 8234853 m3 From the comparison of volume Kali Boro are not able to accommodate the entire volume of water during rainfall that occurs if Pucang Sawit floodgates closed

Keywords Drainage System Discharge Planning Channel Capacity Channel Volume

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

LEMBAR PENGESAHAN iii

MOTTO iv

PERSEMBAHAN v

ABSTRAK vi

ABSTRACT vii

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR LAMPIRAN xv

DAFTAR NOTASI xvi

BAB 1 PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalah 1

12 Rumusan Masalah 3

13 Tujuan Penelitian 3

14 Batasan Masalah 3

15 Manfaat Penelitian 4

BAB 2 LANDASAN TEORI

21 Tinjauan Pustaka 5

211 Sistem Drainase 5

22 Landasan Teori 6

221 Umum 6

222 Siklus Hidrologi 7

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

x

223 Presipitasi 7

224 Tata Guna Lahan 10

225 Kondisi Sistem Drainase 10

226 Pengukuran Hujan 10

227 Kualitas Data Hujan 11

228 Analisis Hujan Titik menjadi Hujan Wilayah 11

229 Karakteristik DAS 14

2210 Hujan Rerata Kawasan 15

2211 Analisis Frekuensi 15

2212 Hujan rencana 19

2213 Intensitas Hujan 19

2214 Waktu Konsentrasi 20

2215 Metode Rasional 21

2216 Model Hidraulik Sungai 25

2217 Komponen Aliran dan Persamaan dalam HEC-RAS 26

2218 Persamaan Dasar Dalam HEC-RAS 27

BAB 3 METODE PENELITIAN

31 Jenis Penelitian 29

32 Lokasi Penelitian 29

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro 30

34 Langkah Penelitian 30

341 Pengumpulan Data 30

342 Analisis Data 31

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian 32

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan 33

42 Menghitung Hujan Wilayah 34

421 Poligon Thiessen 34

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

xi

422 Analisis Frekuensi 35

423 Penentuan Pola Distribusi 38

43 Hujan Rancangan 42

44 Debit Rencana 43

441 Intensitas Hujan 43

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional 44

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro 47

451 Penggambaran Geometri Sungai 48

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai 49

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran 50

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) 51

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS 51

46 Volume Tampung Saluran 54

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan 59

52 Saran 60

DAFTAR PUSTAKA 61

LAMPIRAN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

1

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalah

Sistem drainase di wilayah Kota Surakarta pada mulanya dibangun untuk

kepentingan Kraton dan selanjutnya dikembangkan sebagai sistem drainase kota

Jaringan drainase di Surakarta dibedakan menjadi dua bagian yaitu drainase alam

dan darinase kota Drainase alam merupakan sungai - sungai yang melintas di

tengah kota seperti Kali Sumber Kali Pepe dan Kali Anyar yang berfungsi

sebagai penampung pengaliran drainase kota dan air hujan yang diteruskan ke laut

melalui Sungai Bengawan Solo Drainase kota mengalirkan air permukaan baik

berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan dari rumah tangga

(Pemerintah Kota Surakarta 2003)

Topografi di bagian selatan Kota Surakarta relatif datar dengan ketinggian +92 m

dari permukaan laut dengan kemiringan 0 - 3 pada bagian utara ketinggian

+135 m dari permukaan laut dan dengan permukaan berbukit - bukit Kedua

bagian kawasan ini dipisahkan oleh Kali Anyar Berdasarkan kondisi geografis ini

di sebagian wilayah Kota Surakarta bagian selatan terdapat daerah rawan banjir

sehingga setiap tahun selalu mengalami banjir dan genangan ketika intensitas

curah hujan tinggi (Dinas PU Kota Surakarta 2008)

Kota Surakarta dibagi ke dalam 10 (sepuluh) Daerah Aliran Sungai (DAS) atau

jaringan drainase makro yaitu DAS Pepe Hulu Kali anyar Pepe hilir Gajah

Putih Kali Kebo Kali Boro Jurug Pelem Wulung Semanggi dan Kali Wingko

(Dinas PU Kota Surakarta 2008) Keseluruhan drainase makro tersebut mengalir

saluran Drainase Primer dengan panjang 37 Km Drainase Sekunder dengan

panjang 675 Km dan Drainase Tersier dengan panjang 4553 Km Setiap drainase

makro membentuk sistem jaringan yang lebih kecil lagi yang disebut sistem

drainase mikro Pembagian sistem drainase Kota Surakarta dapat dilihat pada

Gambar 11 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

2

Gambar 11 Pembagian Sistem Drainase Kota Surakarta Berdasarkan Daerah

Aliran Sungai (Dinas PU Kota Surakarta 2008)

DAS Kali Boro termasuk bagian daerah pengaliran Bengawan Solo yang

mempunyai luas 14383 Ha dan panjang Kali Boro adalah 147550 meter Pada

DAS Kali Boro terdapat 4 saluran mikro yang bermuara pada Kali Boro yaitu

Saluran Belakang PMI Stasiun Jebres Jalan Gotong Royong dan Saluran Jagalan

Keseluruhan saluran drainase mikro yang bermuara ke Kali Boro tersebut

semuanya perlu dilakukan rehabilitasi saluran dimana saluran belakang PMI

mempunyai tingkat prioritas rehabilitasi tertinggi dengan nilai 278 (Rizqy

Fajar 2011)

DAS Kali Boro sering mengalami genangan air jika intensitas hujan cukup tinggi

dan durasi hujan yang lama Indikasi awal penyebab terjadinya genangan pada

Kali Boro dikarenakan banyaknya pemukiman warga yang masuk ke badan

sungai dan pengaruh tata guna lahan menyebabkan limpasan air permukaan tinggi

di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

3

Dina Nur Febriani (2012) menyatakan bahwa hujan harian maksimum di DAS

Bengawan Solo Hulu mempunyai tingkat kecenderungan naik pada 15 (lima

belas) tahun terakhir DAS Kali Boro termasuk bagian daerah pengaliran

Bengawan Solo sehingga perlu dilakukan suatu kajian yang mendetail tentang

evaluasi kapasitas Kali Boro dalam menampung hujan yang cenderung naik dan

pengaruh tata guna lahan di DAS Kali Boro

12 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1 Berapa debit banjir kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun yang terjadi di DAS

Kali Boro

2 Berapa kapasitas maksimum Kali Boro

3 Apakah Kali Boro mampu menampung banjir kala ulang 2 5 10 25 dan 50

tahun pada saat pintu air Pucang Sawit di Kali Boro harus ditutup dan pompa

tidak dapat dioperasikan

13 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

1 Mengetahui debit banjir kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun yang terjadi di

DAS Kali Boro

2 Mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro

3 Mengetahui volume tampung Kali Boro berada dikala ulang berapa tahun

pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Kali Boro harus ditutup dan pompa tidak

dapat dioperasikan

14 Batasan Masalah

Untuk membatasi ruang lingkup penelitian ini maka diperlukan batasan masalah

yaitu sebagai berikut

1 Analisis dilakukan hanya pada sepanjang Kali Boro tanpa memperhitungkan

dampak backwater Sungai Bengawan Solo

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

4

2 Data hujan yang digunakan tahun 1990 - 2011 di Stasiun Pencatat Hujan

Pabelan Ngemplak Grogol dan Mojolaban

3 Pengolahan Peta DAS menggunakan program Auto CAD

4 Pengolahan Hidrologi menggunakan program Microsoft Excel

5 Program yang digunakan untuk simulasi jaringan adalah program HEC-RAS

versi 410

6 Simulasi dilakukan dengan menggunakan simulasi aliran steady

7 Koefisien Pengaliran (C) DAS Kali Boro menggunakan koefisien pengaliran

Kecamatan Jebres dikarenakan tidak didapatnya data tata guna lahan DAS

Kali Boro DAS Kali Boro merupakan bagian dari Wilayah Kecamatan

Jebres

15 Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan

1 Dapat memberikan informasi atau menambah wacana mengenai analisis banjir

di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Boro Surakarta dan diharapkan dapat

sebagai pedoman untuk instansi terkait dalam mengambil tindakan dalam

mengatasi genangan air yang terjadi di saluran drainase Kali Boro

2 Dapat digunakan sebagai dasar pengoperasian pintu air Pucang Sawit

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

5

BAB 2

LANDASAN TEORI

21 Tinjauan Pustaka

211 Sistem Drainase

Drainase berasal dari bahasa Inggris yaitu drainage yang artinya mengalirkan

menguras membuang atau mengalihkan air Dalam bidang teknik sipil drainase

dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air

baik yang berasal dari hujan rembesan maupun kelebihan air dari suatu kawasan

sehingga fungsi kawasan tidak terganggu

Penelitian yang dilakukan oleh Siswoko (2002) menunjukkan bahwa sumber

terjadinya masalah banjir yang dominan adalah pengaruh kegiatan manusia

(anthropogenic) baik di dataran banjir maupun di DAS Masyarakat pemukim

belum banyak terlibat untuk menjaga DAS sebagai kawasan retensi akibat

keterbatasan pemahaman tentang DAS sebagai zona penyangga (buffer) sistem

tata air (Tunas 2004 dalam Iswahyu 2010)

Rizqi Fajar (2011) dalam penelitiannya di Mikro DAS Kali Boro menyatakan

bahwa ada 4 saluran drainase mikro yang bermuara ke Kali Boro yang kesemua

saluran tersebut perlu dilakukan rehabilitasi dimana Saluran Belakang PMI

memiliki peringkat tertinggi yaitu 0278 atau 278 dan tingkat persentase saluran

lainnya yaitu Saluran Stasiun Jebres 25 Saluran Jl Gotong Royong 249 dan

Saluran Jagalan 223 Pembahasan yang dilakukan sebatas saluran pengumpul

Kali Boro dan data sekunder berupa survey kuisioner warga sekitar daerah aliran

sungai

Puput Chandra K (2011) menyatakan bahwa saluran-saluran pengumpul yang

bermuara ke Kali Anyar mampu menampung debit rancangan untuk intensitas

hujan kala ulang 10 tahun tetapi Permen Pu No 63Prt1993 mengatakan dataran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

6

banjir yang merupakan daerah penguasaan sungai ditetapkan berdasarkan debit

banjir sekurang-kurangnya untuk Perioda Ulang 50 Tahunan tanpa tanggul

Dina Nur Febriani (2012) menyatakan bahwa hujan harian maksimum di DAS

Bengawan Solo Hulu mempunyai tingkat kecenderungan naik pada 15 (lima

belas) tahun terakhir Dengan demikian ada kecenderungan perubahan debit

rencana dalam kapasitas saluran-saluran di sistem jaringan drainase Kota

Surakarta

Mengatasi masalah drainase yang sering menimbulkan banjir di Kota Solo bisa

dengan merevitalisasi saluran dengan mengeruk sedimentasi yang ada di setiap

saluran drainase sehingga daya tampung drainase bisa lebih optimal dengan

demikian maka kemungkinan air meluap ke permukaan sangat kecil (Yusuf

Muttaqien 2011)

22 Landasan Teori

221 Umum

SNI No 1724-1989-F mendefinisikan hidrologi sebagai ilmu yang mempelajari

sistem kejadian air diatas pada permukaan dan didalam tanah Dengan demikian

ada empat macam proses dalam daur hidrologi yang digunakan secara umum dan

berhubungan dengan analisa hidrologi bagi perencanaan bangunan air yaitu

1 Presipitasi

2 Evaporasi

3 Infiltrasi

4 Surface runoff dan subsurface run off

Menurut Suripin (2004 7) drainase mempunyai arti mengalirkan menguras

membuang atau mengalihkan air Secara umum drainase didefinisikan sebagai

serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi danatau membuang

kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan sehingga lahan dapat difungsikan

secara optimal

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

7

kondensasi Presipitasi

Evaporasi air hujan

Aliran air

Evaporasi air danau kolam

Transpirasi

Mata air

Muka air

Danau

Infiltrasi

Aliran air

Aliran air

Evaporasi air sungai

Laut

Sungai

Evaporasi air laut

222 Siklus Hidrologi

Secara keseluruhan jumlah air di planet bumi ini relatif tetap dari masa ke masa

Air di bumi mengalami suatu siklus melalui serangkaian peristiwa yang

berlangsung terus ndash menerus dimana kita tidak tahu kapan dan dari mana

berawalnya dan kapan pula akan berakhir (Suripin 2004) Serangkaian peristiwa

tersebut dinamakan siklus hidrologi (hydrologic cycle)

Gambar 21 Siklus Hidrologi (Suripin 2004)

Dalam kaitannya dengan perencanaan drainase komponen dalam siklus hidrologi

yang terpenting adalah aliran permukaan Oleh karena itu komponen inilah yang

ditangani secara baik untuk menghindari berbagai bencana khususnya banjir

223 Presipitasi

Menurut Suripin (2004) presipitasi adalah istilah umum untuk menyatakan uap

air yang mengkondensasi dan jatuh dari atmosfir ke bumi dalam segala bentuknya

dalam rangkaian siklus hidrologi Jika air yang jatuh berbentuk cair disebut hujan

(rainfall) dan jika berupa padat disebut salju (snow) Menurut Bambang

Triadmojo (2009) presipitasi adalah turunnya air hujan dari atmosfer ke

permukaan bumi yang bisa berupa hujan hujan salju kabut embun dan hujan

es Dalam bagian ini hanya akan dibahas tentang hujan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

8

Menurut Bambang Triadmodjo (2008) berdasarkan proses terjadinya hujan dibagi

menjadi tiga tipe sebagai berikut

1 Hujan Konvektif

Di daerah tropis pada musim kemarau udara yang berada di dekat permukaan

tanah mengalami pemanasan yang intensif Pemanasan tersebut menyebabkan

rapat massa udara berkurang sehingga udara basah naik ke atas dan

mengalami pendinginan sehingga terjadi kondensasi dan hujan Hujan yang

terjadi karena proses ini disebut hujan konvektif yang biasanya bersifat

setempat mempunyai intensitas tinggi dan durasi singkat

2 Hujan siklonik

Jika massa udara panas yang relative ringan bertemu dengan massa udara

dingin yang relative berat maka udara panas tersebut akan bergerak di atas

udara dingin Udara yang bergerak ke atas tersebut mengalami pendinginan

sehingga terjadi kondensasi dan terbentuk awan dan hujan Hujan yang terjadi

disebut hujan siklonik yang mempunyai sifat tidak terlalu lebat dan

berlangsung dalam waktu lebih lama

3 Hujan orografis

Udara lembab yang tertiup angin dan melintasi daerah pegunungan akan naik

dan mengalami pendinginan sehingga terbentuk awan dan hujan Sisi gunung

yang dilalui oleh udara tersebut banyak mendapatkan hujan dan disebut lereng

hujan sedang sisi belakangnya yang dilalui udara kering (uap air telah menjadi

hujan di lereng hujan) disebut lereng bayangan hujan Daerah tersebut tidak

permanen dan dapat berubah tergantung musim (arah angin) Hujan ini terjadi

di daerah pegunungan (hulu DAS) dan merupakan pemasok air tanah danau

bendungan dan sungai

Dari ketiga jenis tipe hujan yang banyak terjadi di Indonesia adalah hujan

konvektif dan orografis Jumlah hujan yang jatuh di permukaan bumi dinyatakan

dalam kedalaman air (biasanya mm) yang dianggap terdistribusi secara merata

pada seluruh daerah tangkapan air Intensitas hujan adalah jumlah curah hujan

dalam suatu satuan waktu yang biasanya dinyatakan dalam mmjam Durasi hujan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

9

adalah waktu yang dihitung dari saat hujan mulai turun sampai berhenti yang

biasanya dinyatakan dalam jam Data hujan durasi pendek jam atau menit dapat

diperoleh dari automatic rainfall recorder

Karakteristik hujan yang perlu ditinjau dalam analisis dan perencanaan hidrologi

meliputi

a Intensitas i adalah laju hujan = tinggi air persatuan waktu misalnya

mmmenit mmjam atau mmhari

b Lama waktu (durasi) t adalah panjang waktu di mana hujan turun dalam

menit atau jam

c Tinggi hujan d adalah jumlah atau kedalaman hujan yang terjadi selama

durasi hujan dan dinyatakan dalam ketebalan air di atas permukaan datar

dalam mm

d Frekuensi adalah frekuensi kejadian dan biasanya dinyatakan dengan kala

ulang (return period) T misalnya sekali dalam 2 tahun

e Luas adalah luas geografis daerah sebaran hujan

Secara kualitatif intensitas curah hujan disebut juga derajat curah hujan

sebagaimana diperlihatkan dalam Tabel 21

Tabel 21 Derajad Curah Hujan dan Intensitas Curah Hujan

Derajad curah Hujan

Intensitas curah Hujan (mmjam) Kondisi

Hujan sangat Lemah lt120 Tanah agak basah atau dibasahi sedikit

Hujan lemah 120 ndash 300 Tanah menjadi basah semuanya tetapi sulit membuat puddle

Hujan normal 300 ndash 1800 Dapat dibuat puddle dan bunyi hujan kedengaran

Hujan deras 180 ndash 600 Air tergenang diseluruh permukaan tanah dan bunyi keras hujan terdengar berasal

dari genangan

Hujan sangat deras gt600 Hujan seperti ditumpahkan sehingga saluran dan drainase meluap

(Sumber Suripin 2004)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

10

224 Tata Guna Lahan

Pengaruh tata guna lahan pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien

aliran permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara

besarnya aliran permukaan dan besarnya curah hujan Angka koefisien aliran

permukaan ini merupakan salah satu indikator untuk menentukan kondisi fisik

suatu DAS Nilai C berkisar antara 0 sampai 1 Pada DAS yang masih baik harga

C mendekati nol dan semakin rusak suatu DAS maka harga C makin mendekati

satu Masalah banjir pada suatu perkotaan juga tidak lepas dari semakin cepat

berkurangnya daerah resapan air dalam hal ini perubahan tata guna lahan

225 Kondisi Sistem Drainase

Banjir menjadi salah satu permasalahan dalam perkotaan terutama dalam kota-

kota besar di Indonesia Jika dirunut ke belakang akar permasalahan banjir di

perkotaan berasal dari pertambahan penduduk yang sangat cepat Pertambahan

penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan prasarana dan sarana

perkotaan yang memadai mengakibatkan pemanfaatan tata guna lahan yang acak-

acakan Banyak terjadi bangunan pemukiman yang berdiri di atas saluran

drainase sehingga saluran drainase tersebut menjadi terganggu dan tidak

berfungsi sebagaimana mestinya

226 Pengukuran Hujan

Dalam analisis diperlukan data hujan yang akurat bukan hanya hujan kumulatif

harian namun juga diperlukan data hujan jam-jaman Hal ini dikarenakan hujan

sangat bervariasi terhadap waktu dan tempat dan setiap perubahannya

berpengaruh terhadap aliran sungai Hujan di suatu daerah dapat diukur di

beberapa titik yang ditetapkan dengan menggunakan alat pencatat hujan baik

berupa alat pencatat hujan manual (ordinary raingauge) maupun berupa alat

pencatat hujan otomatis (automatic raingauge)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

11

227 Kualitas Data Hujan

Kualitas data hujan sangat beragam tergantung pada alat pengelola dan sistem

arsip

1 Kelengkapan Data

Dalam proses pencatatan data hujan terkadang ada data hujan yang hilang

Berdasarkan pengujian yang dilakukan di sejumlah DAS di Pulau Jawa

mengenai data hujan yang hilang jika dilakukan pengisian maka akan

mengacaukan perhitungan lain Hal ini disebabkan karena variabilitas hujan

yang tinggi Oleh sebab itu disarankan untuk tidak melakukan pengisian data

yang hilang (Sri Harto 1993)

2 Kepanggahan

Data yang diperoleh dari alat pencatat bias jadi tidak panggah karena

a Alat pernah rusak

b Alat pernah pindah lokasi

228 Analisis Hujan Titik menjadi Hujan Wilayah

Data hujan yang diperoleh dari alat penakar hujan merupakan hujan titik (point

rainfall) Mengingat hujan sangat bervariasi terhadap tempat (space) maka untuk

kawasan yang luas satu alat penakar hujan belum dapat menggambarkan hujan

wilayah tersebut (Suripin 2004) Dalam hal ini diperlukan hujan kawasan yang

diperoleh dari harga rerata curah hujan beberapa stasiun penakar hujan yang ada

di dalam atau di sekitar kawasan Bambang Triatmodjo (2008) menerangkan

bahwa ada tiga cara yang digunakan dalam menghitung hujan rerata kawasan

yaitu

1 Metode rerata aljabar

Metode ini paling sederhana dibanding metode lain Pengukuran yang

dilakukan di beberapa stasiun dalam waktu yang bersamaan dijumlahkan

kemudian dibagi dengan jumlah stasiun Stasiun hujan yang digunakan dalam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

12

hitungan biasanya adalah yang berada di dalam DAS Metode rerata aljabar

memberikan hasil yang baik apabila

a Stasiun hujan tersebar secara merata di DAS dalam jumlah yang cukup

b Distribusi hujan relatif merata pada seluruh DAS

2 Metode Thiessen

Metode ini diperoleh dengan membuat poligon yang memotong tegak lurus

pada tengah-tengah garis penghubung dua pos penakar hujan Cara ini

berdasarkan rata-rata timbang (weighted average) Masing-masing penakar

mampunyai daerah pengaruh yang dibentuk dengan menggambarkan garis-

garis sumbu tegak lurus terhadap garis penghubung di antara dua buah pos

penakar Contoh Gambar Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar 22

Stasiun Hujan

Garis Penghubung

Garis Bagi

A1

A1 A6

P2

A3

A4A5

P1

P6

A2

P3

P4

P5

Gambar 22 Cara Poligon Thiessen

Misalnya A1 adalah luas daerah pengaruh pos penakar P1 A2 luas daerah

pengaruh pos penakar P2 dan seterusnya Jumlah A1+A2++An = A adalah

jumlah luas seluruh areal yang dicari tinggi curah hujan rata - ratanya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

13

Jika pos penakar 1 menakar tinggi hujan d1 pos penakar 2 menakar d2 dan

pos penakar N menakar dN maka 粸 实故क़粸क़ 十故挠粸挠十故挠粸挠十 十故屁粸屁故क़十故挠嫩故ৰ十⋯故屁

=sum 霹腮聘腮霹屁平妮क़ helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (21)

Jika AiA = pi merupakan persentase luas pada pos I yang jumlahnya untuk

seluruh luas adalah 100 maka 粸 实sum 贵平粸平棺轨实1 (22)

Dengan

A = luas areal (kmsup2) d = tinggi curah hujan rata-rata areal d1 d2 d3 dn = tinggi curah hujan di pos 123N A1 A2 A3 AN = luas daerah pengaruh pos 123N

3 Metode Isohyet

Isohyet adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan ketebalan hujan

yang sama Pada metode isohyet dianggap bahwa hujan pada suatu daerah di

antara dua garis isohyet adalah merata dan sama dengan nilai rerata dari

kedua garis isohyet tersebut Metode isohyet membutuhkan data yang dapat

mendukung disusunnya Isohyet baik dalam hal jumlah stasiun dan kualitas

serta kuantitas data hujan Contoh gambar dapat dilihat pada Gambar 23

Gambar 23 Cara Garis Isohyet

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

14

Dari ketiga cara tersebut dipilih metode Thiessen karena cara pertama dipandang

terlampau kasar hasilnya Adapun cara yang ketiga tidak didukung oleh data yang

tersedia di lapangan

229 Karakteristik DAS

Suripin (2004) menyatakan karakteristik DAS yang berpengaruh besar pada

aliran permukaan meliputi 1) luas dan bentuk DAS 2) topografi dan 3) tata

guna lahan

1 Luas dan bentuk DAS

Laju dan volume permukaan aliran akan bertambah dengan bertambahnya luas

DAS Tetapi apabila aliran permukaan tidak dinyatakan sebagai jumlah total dari

DAS melainkan sebagai laju dan volume persatuan luas besarnya akan berkurang

dengan bertambah luasnya DAS Bentuk DAS mempunyai pengaruh pada pola

aliran dalam sungai Pengaruh bentuk DAS terhadap aliran permukaan dapat

ditunjukkan dengan memperhatikan hidrograf-hidrograf yang terjadi pada dua

buah DAS yang bentukanya berbeda namun mempunyai luas yang sama dan

intensitas hujan yang sama Bentuk DAS memanjang dan sempit cenderung

menghasilkan laju aliran permukaan yang lebih kecil dibandingkan dengan DAS

yang berbentuk melebar atau melingkar

2 Topografi

Tampakan rupa muka bumi atau topografi seperti kemiringan lahan keadaan dan

kerapatan saluran dan bentuk cekungan mempunyai pengaruh pada laju dan

volume aliran permukaan DAS dengan kemiringan curam disertai saluran yang

rapat akan menghasilkan laju dan volume aliran permukaan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan DAS yang landai dengan saluran dan adanya cekungan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

15

3 Tata guna lahan

Pengaruh tata guna lahn pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien aliran

permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara besarnya

aliran permukaan dan besarnya curah hujan

2210 Hujan Rerata Kawasan

Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air

dan rancangan pengendalian adalah curah hujan rerata diseluruh daerah yang

bersangkutan bukan curah hujan pada suatu titik tertentu (Suyono Sosrodarsono

1976)

Dalam penelitian ini hujan wilayah diperhitungkan dengan cara Poligon Thiessen

yang dapat dihitung dengan persamaan berikut 官呻实 क़霹嫂sum 故平官平屁平妮क़ (23)

dengan 官呻 = hujan wilayah (mm) 官平 = hujan masing-masing stasiun pencatat hujan (mm) 故扑 = luas DAS (km2) 故平 = luas masing-masing poligon N = jumlah stasiun pencatat hujan

2211 Analisis Frekuensi

Analisis frekuensi bertujuan untuk mencari hubungan antara besarnya kejadian

ekstrim terhadap frekuensi kejadian dengan menggunakan distribusi probabilitas

kontinyu Ada beberapa bentuk fungsi distribusi kontinyu (teoritis) yang sering

digunakan dalam analisis frekuensi untuk hidrologi yaitu distribusi Normal Log

Normal Gumbel Pearson dan log Pearson Sebelum menganalisis data hujan

dengan salah satu distribusi di atas perlu pendekatan dengan parameter-parameter

statistik untuk menentukan distribusi yang tepat digunakan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

16

Parameter-parameter tersebut meliputi

a) Rata-rata ( X伸 ) = क़坡sum X平坡平能क़ (24)

b) Simpangan baku (S) = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (25)

c) Koefisien variasi (Cv) = 聂涅伸 (26)

d) Koefisien skewness (Cs) = 坡sum 纵涅氢能涅伸邹遣晴腮呛前纵 能क़邹纵 能挠邹聂遣 (27)

e) Koefisien ketajaman (Ck) = 綐 sum纵涅氢能涅伸邹浅纵 能क़邹纵 能挠邹纵 能ৰ邹聂浅 (28)

dengan

n = banyaknya data atau jumlah kejadian Xi = hujan maksimum harian rata-rata (mm)

a Distribusi Normal

Persamaan yang dipakai dalam distribusi normal adalah

p = क़飘 (29)

w = 族ln足क़怒綐卒祖क़ 挠世 纵0 屎贵 屎05邹 (210)

KT = z = w 石 2515517十0802853国十0010328国21十1432788国十0189269国2十0001308国3 (211)

dengan

T = kala ulang p = probabilitas KT = factor frekuensi

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

Sifat-sifat distribusi normal adalah nilai koefisien kemelencengan (skewness)

sama dengan nol (Cs史0) dan nilaikoefisien kurtosis mendekati tiga (Ck史3) Selain

itu terdapat sifat-sifat distrubusi frekuensi kumulatif berikut ini 官纵果石滚邹 = 1587 (212) 官纵果邹 = 50 (213) 官纵果十滚邹 = 8414 (214)

b Distribusi Log Normal

Distribusi log normal digunakan apabila nilai-nilai dari variable random tidak

mengikuti distribusi normal tetapi nilai logaritmanya memenuhi distribusi

normal Sifat-sifat distribusi log normal adalah sebagai berikut

Koefisien kemelencengan Cs = 固剖ৰ + 3Cv (215)

Koefisien kurtosis Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3 (216)

Persamaan yang dipakai dalam Log Normal adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (217)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (218)

z = 仆能仆呻骗色 (219)

y = z Sy + 裹呻 (220)

yT = 裹呻 + KT Sy (221)

p = arc ln y (222)

dengan

y = ln p

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

裹呻 = nilai rerata dari y Sy = standar deviasi z = probabilitas

c Distribusi Gumbel

Persamaan yang dipakai dalam distribusi gumbel adalah

果 = क़坡sum X平坡平能क़ (223)

Sx = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (224)

p = 果石票 票 汝汝呛前嫩仆叁骗叁 管铺 (225)

dengan

KT = faktor frekuensi T = kala ulang

Distribusi gumbel mempunyai sifat

Koefisien kemelencengan Cs = 114

Koefisien kurtosis Ck = 54

d Distribusi Log Pearson III

Distribusi log Pearson III digunakan apabila parameter statistic tidak sesuai

dengan model distribusi yang lain Persamaan yang dipakai adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (226)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (227)

yT = 裹呻 + KT Sy (228)

p = arc log yT (229)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

dengan

YT = nilai logaritmik dari x dengan periode ulang T 裹呻 = nilai rerata dari Sy = standar deviasi dari y KT = faktor frekuensi yang merupakan fungsi dari probabilitas (atau periode

ulang) dan koefisien kemencengan (Csy) yang diberikan pada Lampiran A-3

Untuk memilih distribusi yang sesuai dengan data yang ada perlu dilakukan uji

statistik Pengujian kesesuaian distribusi yang sering dilakukan yaitu uji Smirnov-

Kolmogorov

a Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan data dengan garis teoritis pada

kertas probabilitas Nilai ∆ kritis (∆cr Smirnov Kolmogorov Test) tergantung dari

jumlah data (n) dan derajat kegagalan (α) Nilai ∆ kritis untuk Uji Smirnov

Kolmogorov dapat dilihat pada Lampiran A-2

2212 Hujan rencana

Setelah ditentukan pola distribusi yang sesuai dengan data yang ada dan dipilih

jenis distribusi probabilitas hujan yang cocok sesuai dengan hasil uji statistik

maka hujan rencana dapat dihitung menggunakan persamaan

YT = 裹呻 + KT Sy (230)

dengan

YT = hujan rencana 裹呻 = rerata Sy = standar deviasi KT = koefisien factor frekuensi sesuai agihan terpilih

2213 Intensitas Hujan

Dalam perhitungan Qmaks dengan menggunakan metode rasional diperlukan data

intensitas hujan yaitu tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu Sifat

umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya cenderung

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

makin besar dan makin tinggi periode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya

(Suripin 2004)

Maka intensitas hujan dapat dihitung dengan rumus modified Mononobe yaitu

I = 片綐浅挠恼足挠恼迫卒綐遣 (231)

Dengan

I = intensitas hujan (mmjam) t = lamanya curah hujan (jam) R24 = curah hujan maksimum harian (selama 24 jam) (mm)

Sobriyah (2003) dalam desertasinya menyatakan bahwa hujan efektif pada DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan persentase hujan

sebagaimana dalam Tabel 22 berikut

Tabel 22 Persentase Hujan Jam-jaman pada DAS Bengawan Solo

No Hujan Jam-jaman Persentase

1 Hujan ke-1 3870

2 Hujan ke-2 3230

3 Hujan ke-3 1870

4 Hujan ke-4 1030

(Sumber Sobriyah 2003)

2214 Waktu Konsentrasi

Kirpich (1940) dalam Suripin (2004) mengembangkan rumus dalam

memperkirakan waktu konsentrasi dimana dalam hal ini durasi hujan

diasumsikan sama dengan waktu konsentrasi Rumus waktu konsentrasi tersebut

dapat ditulis sebagai berikut

tc = 足=Ǵ呢铺痞綐क़===铺骗卒=ৰǴĖ (232)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

dengan

tc = waktu konsentrasi (jam) L = panjang saluran utama dari hulu sampai penguras (km) S = kemiringan rata-rata saluran

2215 Metode Rasional

Metode ini adalah untuk menentukan laju aliran permukaan puncak Metode ini

sangat simpel dan mudah penggunaannya namun penggunaannya terbatas untuk

DAS-DAS dengan ukuran kecil yaitu kurang dari 300 ha (Goldman etal 1986

dalam Suripin 2004) sedangkan menurut standar PU digunakan dengan DAS

yang berukuran lt 5000 ha (Lily Montarcih 2010) Persamaan Metode Rasional

dapat ditulis dalam bentuk

Qp = 02778 C I A (233)

dengan

Q = laju aliran permukaan (debit) puncak (m3detik) I = intensitas hujan (mmjam) A = luas DAS (km2) C = koefisien aliran permukaan (0 le C le 1)

Dengan nilai koefisien C disajikan dalam Tabel 23 berikut

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Business Perkotaan 070 ndash 095 Pinggiran 050 ndash 070

Perumahan Rumah tunggal 030 ndash 050 Multiunit terpisah 040 ndash 060 Multiunit tergabung 060 ndash 075 Pekampungan 025 ndash 040 Apartemen 050 ndash 070

Industri Ringan 050 ndash 080 Berat 060 ndash 090

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional (Lanjutan)

(Sumber McGuen 1989 dalam Suripin 2004)

Tabel 23 menggambarkan nilai C untuk penggunaan lahan yang seragam di

mana kondisi ini sangat jarang dijumpai untuk lahan yang relative luas Jika DAS

terdiri dari berbagai macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan

yang berbeda maka C yang dipakai adalah koefisien DAS yang dapat dihitung

dengan persamaan berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前 (234)

dengan

Ai = luas lahan dengan jenis penutup tanah i Ci = Koefisien aliran permukaan jenis penutup tanah i n = jumlah jenis penutup lahan

Metode Rasional pada awalnya hanya menghitung debit puncak tanpa

memberikan informasi debit aliran dari waktu ke waktu Pada perkembangannya

debit puncak yang terjadi pada waktu ke waktu dapat digambarkan dalam grafik

hidrograf rasional (Ponce 1989 dan Wanielista 1990 dalam Sobriyah 2012)

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Perkerasan Aspal dan beton 070 ndash 095 Batu-bata paving 050 ndash 070

Atap 075 ndash 095 Halaman tanah berpasir

Datar 2 005 ndash 010 Rata-rata 2-7 010 ndash 015 Curam 7 025 ndash 035

Halaman kereta api 010 ndash 035 Taman tempat bermain 020 ndash 035 Taman pekuburan 010 ndash 025 Hutan

Datar 0-5 010 ndash 040 Bergelombang 5-10 025 ndash 050 Berbukit 10-30 030 ndash 060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

Dibawah ini terdapat 3 Jenis Hidrograf Rasional berdasarkan hubungan antara

Waktu Konsentrasi (tc) dengan Durasi Hujan (dh) seperti berikut

a Hidrograf rasional dengan tc = dh

Debit puncak (Qp) yang terjadi berada pada puncak hidrograf segitiga

sebagaimana dinyatakan oleh Williams Pogan dan Mitchi (Wanielista 1990

dalam Sobriyah 2012) Hidrograf segitiga ini terjadi apabila waktu konsentrasi

(tc) = durasi hujan (dh) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 24

Gambar 24 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc = dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 24 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp1 tc (235)

V1 = V2 dan tc = dh sehingga persamaan debit puncak (Qp) dapat dituliskan

Qp1 = 02778 C I A (236)

b Hidrograf rasional dengan tc lt dh

Untuk tc lt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium (Singh dan Cruise

dalam Wanielista 1990) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 25

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

Gambar 25 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 25 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp2 dh (237)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp2 = 02778 C I A (238)

Qp2 = Qp1

c Hidrograf rasional dengan tc gt dh

Jika tc gt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium tetapi debit puncaknya

tidak sama dengan debit puncak pada kondisi yang lain (Sobriyah dan

Purwanti1998 dalam Sobriyah 2012) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat

pada Gambar 26

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

Gambar 26 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc gt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 26 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp3 tc (239)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp3 = 02778 (dh tc) C I A (240)

Qp3 lt Qp1

2216 Model Hidraulik Sungai

Analisa hidrolika air banjir di sungai dengan berbagai kala ulang dari debit banjir

rencana Analisa hidrolika akan menghitung seberapa jauh kemampuan saluran

drainase secara struktural terhadap tinggi muka air banjir dan luapan banjir yang

terjadi Perhitungan analisa hidrolika sungai dalam penulisan ini menggunakan

software Hydrologic Engineering Centre-River Analysis System (HEC-RAS) versi

410 yang dikembangkan oleh Hydrologic Engineering Center milik US Army

Corps of Engineers

HEC-RAS adalah system perangkat lunak terpadu dirancang untuk penggunaan

interaktif dalam lingkungan multi-tugas Sistem terdiri dari Graphic User

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

Interface (GUI) komponen terpisah analisa hidrolik penyimpanan data dan

kapabilitas manajemen fasilitas pelaporan dan grafis

Sistem HEC-RAS mempunyai 3 komponen analisa hidrolika satu dimensi untuk

1 Perhitungan profil permukaan air steady flow

2 Simulasi steady flow dan unsteady flow

3 Perhitungan transport sedimen batas yang movable

2217 Komponen Aliran dan Persamaan dalam HEC-RAS

Komponen-komponen aliran dalam HEC-RAS adalah sebagai berikut

1 Aliran Seragam (Steady flow)

Komponen pada model ini digunakan untuk menghitung profil muka air pada

kondisi aliran Seragam (steady) Sistem ini dapat digunakan pada sebuah saluran

jaringan atau sebuah jaringan besar termasuk saluran dan saluran kecil lainnya

Komponen pada steady flow dapat dimodelkan pada kondisi aliran subkritis

superkritis dan system gabungan profil muka air

Dasar perhitungan komputer didasarkan pada solusi satu dimensi energi Energi

yang hilang disebabkan oleh gesekan (persamaan Manning) dan penyempitan dan

pelebaran (koefisien tambahan dari perubahan dalam tinggi kecepatan)

Persamaan Momentum bermanfaat dalam situasi dimana profil muka air

mengalami perubahan tiba-tiba Situasi ini termasuk dengan system perhitungan

aliran gabungan (contoh lompatan air) atau aliran pada jembatan dan perubahan

muka air pada pertemuan saluran (arus di persimpangan)

2 Aliran tidak Seragam (Unsteady flow)

Komponen untuk aliran tidak langgeng dikembangkan untuk perhitungan aliran

subkritis Perhitungan hidrolik untuk cross-section jembatan gorong-gorong dan

struktur hidrolik lainnya yang dikembangkan untuk komponen aliran langgeng

digabung dengan perhitungan aliran tidak langgeng Komponen untuk aliran tidak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

langgeng digunakan untuk model tampungan dan hubungan hidrolik dengan

tampungan

3 Profil muka air pada aliran steady

HECndashRAS dapat melakukan perhitungan profil muka air satu dimensi untuk

aliran steady berubah lambat laun pada saluran alami dan buatan Subkritis

superkritis dan sistem gabungan aliran profil muka air dapat dianalisa

2218 Persamaan Dasar Dalam HEC-RAS

Profil muka air dihitung dari satu potongan melintang ke potongan selanjutnya

dengan menyelesaikan persamaan Energi dengan prosedur iterasi disebut metode

langkah standar (standard step) seperti pada persamaan 241

Persamaan energi ditulis sebagai berikut

ehgV

ZYgV

ZY +++=++22

211

11

222

22

aa (241)

Dengan

Y1 Y2 = kedalaman air di potongan melintang Z1 Z2 = elevasi invert saluran utama V1 V2 = kecepatan rata-rata (debit totalluas aliran total) α1 α2 = koefisien pemberat kecepatan g = kecepatan gravitasi he = kehilangan tinggi energi

Dari persamaaan diatas dapat dilihat dalam bentuk gambar seperti Gambar

Persamaan Energi pada Gambar 27 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

Gambar 27 Garis Persamaan Energi

(Sumber HEC-RAS River Analysis System 2005)

Kehilangan tinggi energi (he) antara dua potongan melintang terdiri dari

kehilangan gesekan dan kehilangan kontraksi atau ekspansi

Persamaan untuk kehilangan tinggi energi bisa dilihat dari persamaan (242)

gV

gV

CSLh fe 22

211

222 aa-+= (242)

Dengan

L = panjang ruas pemberat debit Sf = mewakili kemiringan friksi antara dua bagian C = koefisien kehilangan ekspansi atau kontraksi

Jarak panjang ruas pemberat L dihitung sebagai

robchlob

robrobchchloblob

QQQQLQLQL

L++

++= helliphelliphellip (243)

Dengan

Llob Lch Lrob = panjang ruang potongan melintang ditentukan untuk aliran di tebing kiri saluran utama dan tebing kanan Qlob Qch Qrob = rata-rata aritmetika aliran antara bidang-bidang untuk tebing

kiri saluran utama dan tebing kanan

(Garis Energi)

(Permukaan Air)

(Dasar Saluran)

(Dasar)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

evaluatif Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang dirancang

untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan

(Furchan 2004447) data dianalisis dan dievaluasi untuk memberikan solusi ndash

solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan drainase DAS Kali Boro

32 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ialah sepanjang aliran sungai DAS Kali Boro yang melewati 5

Kelurahan yakni Jebres Jagalan Purwodiningratan Pucang Sawit dan Kampung

Sewu

Gambar 31 Peta Situasi DAS Kali Boro

(Dinas PU Kota Surakarta 2008)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

Kali Boro memiliki 4 Saluran Pengumpul (collector drain) yaitu Saluran Jl

Gotong Royong Saluran Belakang PMI Saluran Stasiun Jebres dan Saluran

Jagalan DAS Kali Boro mempunyai luas 14383 Ha dengan panjang saluran

utama 147550 meter Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan seringnya terjadi

genangan air bila intensitas hujan cukup tinggi

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro

Beberapa foto yang menggambarkan kondisi riil Kali Boro seperti berikut

34 Langkah Penelitian

341 Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan didalam penelitian ini antara lain

1 Data-data Primer berupa Data Geometri Kali Boro (Profil Sungai) yang

diperoleh dari Pengukuran di lapangan

2 Data-data Sekunder berupa Data Curah Hujan yang diperoleh dari Balai

Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air Propinsi Jawa Tengah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

Gambar 32 Potongan Melintang Saluran pada Sta 0+30000 m

Gambar 33 Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

3 Data-data sekunder lainnya diperoleh melalui Studi Pustaka dan

mengumpulkan data atau informasi data sekunder dari berbagai sumber dan

instansi terkait misalnya seperti peta topografi baik secara peta cetak maupun

peta digital peta batas administrasi atau peta wilayah

342 Analisis Data

3421 Analisis Hidrologi

Analisa hidrologi meliputi

1 Analisa Data Curah Hujan yaitu Tahun 1990 ndash 2011 untuk Menghitung Hujan

Rancangan (R24) Intensitas Hujan (I)

2 Dengan memilih Intensitas Hujan (I) dihitung Debit Rencana dengan Metode

Rasional

3 Menghitung Debit Rancangan Maksimum (Qmaks) Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun dengan Metode Rasional

3422 Analisis Hidrolika

Analisis hidrolika saluran dilakukan dengan software HEC-RAS versi 41

( Hydrologic Engineering Center - River Analysis System) dari US Army Corps of

Engineering berdasarkan data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir

rencana yang diperoleh pada metode analisis debit banjir Output analisis

hidrolika ini berupa elevasi muka air banjir untuk setiap debit rencana

Selanjutnya dilakukan evaluasi mengenai kapasitas maksimum saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian

Langkah ndash langkah penelitian ditunjukkan pada bagan alir di Gambar 32

Gambar 34 Bagan Alir Tahap Penelitian

Penyelesaian Masalah 2 sampai langkah ini akan diketahui kapasitas Kali Boro

Selesai

Penyelesaian Masalah 3 sampai langkah ini akan diketahui daya tampung Kali Boro jika pintu ditutup

Analisis Hidrolika Saluran (HEC-RAS versi 410)

Pembahasan dan Kesimpulan

Perhitungan Kapasitas Saluran

Evaluasi Daya Tampung saluran jika pintu air Pucang Sawit di hilir Kali Boro ditutup

Uji Kesesuain Distribusi (Uji Smirnov-Kolmogorov)

Mulai

- Data Curah Hujan - Fungsi Lahan - Geometri Sungai

Penyelesaian Masalah 1 sampai langkah ini akan diketahui debit kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun

Menghitung Hujan Wilayah (polygon Thiessen)

Menganalisa Distribusi Frekuensi Curah Hujan

Analisis Debit Banjir Rancangan (Metode Rasional)

- Distribusi Gumbel - Distribusi Log Pearson III - dll

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan

Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi berasal dari 4 stasiun hujan

yaitu Stasiun Hujan Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

Jumlah data hujan dalam penelitian ini yaitu data hujan 22 tahun dari Tahun 1990

ndash 2011 Data hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 41 berikut

Tabel 41 Data Hujan Tahunan

Tahun Hujan Tahunan (mmtahun) Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 177430 150000 185500 57600 1991 197735 133200 190100 1992 213165 133900 214800 238100 1993 241470 235700 1994 264141 160700 1995 257600 186700 176300 1996 224700 153300 206800 168400 1997 129200 140200 24500 1998 295350 152200 258400 1999 183450 152200 2000 152800 178800 2001 139850 172800 2002 101500 178800 83500 2003 135300 11300 130500 2004 252250 38800 87300 2005 208400 6900 89900 2006 223900 167600 2007 210800 370300 162300 2008 242550 153100 249400 139800 2009 204450 163200 102000 178950 2010 313600 302200 87700 305000 2011 224300 212700 60500 214300

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

Data rusak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

Kemudian dari Tabel 41 diatas dilakukan penggambaran letak posisi stasiun

hujan terhadap DAS Kali Boro untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah

hujan yang dicatat oleh tiap stasiun hujan terhadap DAS Kali Boro

42 Menghitung Hujan Wilayah

421 Poligon Thiessen

Untuk menentukan hujan wilayah digunakan Metode Poligon Thiessen

berdasarkan pengaruh dari 4 (empat) stasiun hujan terhadap luas DAS Kali Boro

yaitu Stasiun hujan Pabelan Stasiun hujan Grogol 67 B Stasiun hujan Mojolaban

128 D dan Stasiun hujan Ngemplak Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar

41 berikut

0 1 2 Km1 Km

Skala 1 25000

N

S

EW

GROGOL 67 B MOJOLABAN 128 D

NGEMPLAK 1

PABELAN

Ket Luas DAS Boro

Gambar 41 Poligon Thiessen dengan 4 (empat) stasiun hujan

Dari Poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dapat dihitung masing-

masing luas wilayah yang dipengaruhi oleh tiap-tiap stasiun hujan dengan

mengeplot pada software AutoCAD 2009 Hasilnya adalah

Ngemplak 1 = 01329 Km2

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 2: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

vi

ABSTRAK

Ribur Aritonang 2012 Evaluasi Kapasitas Kali Boro Surakarta Skripsi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta

DAS Kali Boro termasuk bagian daerah pengaliran Bengawan Solo yang mempunyai luas 14383 Ha dan panjang Kali Boro adalah 147550 m Curah hujan harian maksimum yang memiliki kecenderungan naik pada 15 (lima belas) Tahun terakhir di DAS Bengawan Solo Hulu banyaknya pemukiman warga yang masuk ke badan sungai dan pengaruh tata guna lahan menyebabkan limpasan air permukaan tinggi dan genangan air di DAS Kali Boro

Penelitian yang dilakukan menggunakan metode Deskriptif Evaluatif dimana objek penelitian ini adalah DAS Kali Boro Penelitian ini untuk mengetahui Kapasitas Kali Boro dengan bantuan software HEC-RAS versi 410 dengan menggunakan debit rancangan yang didapat dari analisis metode Rasional Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi yaitu Tahun 1990 ndash 2011 dari Stasiun Pencatat Hujan Mojolaban Ngemplak dan Grogol Selanjutnya dilakukan evaluasi volume tampung Kali Boro terhadap volume air rencana yang terjadi selama durasi hujan jika pintu air Pucang Sawit di hilir Kali Boro ditutup

Hasil penelitian ini didapatkan debit rancangan dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan 50 Tahun berturut ndash turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820 m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410 jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt Volume tampung Kali Boro pada saat pintu air Pucang Sawit ditutup sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5 10 25 dan 50 Tahun berturut ndash turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3 7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Dari perbandingan volume tersebut Kali Boro tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit ditutup

Kata kunci Sistem Drainase Debit rencana Kapasitas saluran Volume Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

vii

ABSTRACT

Ribur Aritonang 2012 Capacity Evaluation of Kali Boro Surakarta Thesis Civil Engineering Department of Surakarta Sebelas Maret University

Kali Boro Watershed is a flow area of Bengawan Solo it is about 14383 Ha and 147550 meters long The maximum daily rainfall have a tendency up in last 15 (fifteen) years in Bengawan Solo Hulu Watershed many residential areas into the body of the river and the influence of land-use layout causing high surface water runoff and water stagnation in the Kali Boro Watershed

This research uses a descriptive evaluative method and the object of this research is the Kali Boro Watershed This research to find out the capacity of Kali Boro with the help of HEC-RAS software version 410 with design discharge from Rational method analysis Rainfall data used in the analysis of the hydrological is year 1990 ndash 2011 from Mojolaban rainfall station Ngemplak and Grogol Furthermore evaluation of Kali Boro volume capacity againts the plan water volume that occurred during the rainfall duration if Pucang Sawit floodgates in Boro Kali downstream closed

The result of this research gets a discharge plan with 2 5 10 25 50 years of time periods respectively by 5966 m3dt 7195 m3dt 7820 m3dt 8459 m3dt and 8852 m3dt The maximum capacity of Kali Boro from HEC-RAS software version 410 analysis if Pucang Sawit floodgates opened at Q = 10175 m3dt level Capacity volume of Kali Boro at the time Pucang Sawit floodgates closed at 1272060 m3 while the plan water volume for 2 5 10 25 and 50 years of time periods respectively by 5549421 m3 6693087 m3 7274490 m3 7869134 m3 and 8234853 m3 From the comparison of volume Kali Boro are not able to accommodate the entire volume of water during rainfall that occurs if Pucang Sawit floodgates closed

Keywords Drainage System Discharge Planning Channel Capacity Channel Volume

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

LEMBAR PENGESAHAN iii

MOTTO iv

PERSEMBAHAN v

ABSTRAK vi

ABSTRACT vii

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR LAMPIRAN xv

DAFTAR NOTASI xvi

BAB 1 PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalah 1

12 Rumusan Masalah 3

13 Tujuan Penelitian 3

14 Batasan Masalah 3

15 Manfaat Penelitian 4

BAB 2 LANDASAN TEORI

21 Tinjauan Pustaka 5

211 Sistem Drainase 5

22 Landasan Teori 6

221 Umum 6

222 Siklus Hidrologi 7

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

x

223 Presipitasi 7

224 Tata Guna Lahan 10

225 Kondisi Sistem Drainase 10

226 Pengukuran Hujan 10

227 Kualitas Data Hujan 11

228 Analisis Hujan Titik menjadi Hujan Wilayah 11

229 Karakteristik DAS 14

2210 Hujan Rerata Kawasan 15

2211 Analisis Frekuensi 15

2212 Hujan rencana 19

2213 Intensitas Hujan 19

2214 Waktu Konsentrasi 20

2215 Metode Rasional 21

2216 Model Hidraulik Sungai 25

2217 Komponen Aliran dan Persamaan dalam HEC-RAS 26

2218 Persamaan Dasar Dalam HEC-RAS 27

BAB 3 METODE PENELITIAN

31 Jenis Penelitian 29

32 Lokasi Penelitian 29

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro 30

34 Langkah Penelitian 30

341 Pengumpulan Data 30

342 Analisis Data 31

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian 32

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan 33

42 Menghitung Hujan Wilayah 34

421 Poligon Thiessen 34

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

xi

422 Analisis Frekuensi 35

423 Penentuan Pola Distribusi 38

43 Hujan Rancangan 42

44 Debit Rencana 43

441 Intensitas Hujan 43

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional 44

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro 47

451 Penggambaran Geometri Sungai 48

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai 49

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran 50

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) 51

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS 51

46 Volume Tampung Saluran 54

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan 59

52 Saran 60

DAFTAR PUSTAKA 61

LAMPIRAN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

1

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalah

Sistem drainase di wilayah Kota Surakarta pada mulanya dibangun untuk

kepentingan Kraton dan selanjutnya dikembangkan sebagai sistem drainase kota

Jaringan drainase di Surakarta dibedakan menjadi dua bagian yaitu drainase alam

dan darinase kota Drainase alam merupakan sungai - sungai yang melintas di

tengah kota seperti Kali Sumber Kali Pepe dan Kali Anyar yang berfungsi

sebagai penampung pengaliran drainase kota dan air hujan yang diteruskan ke laut

melalui Sungai Bengawan Solo Drainase kota mengalirkan air permukaan baik

berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan dari rumah tangga

(Pemerintah Kota Surakarta 2003)

Topografi di bagian selatan Kota Surakarta relatif datar dengan ketinggian +92 m

dari permukaan laut dengan kemiringan 0 - 3 pada bagian utara ketinggian

+135 m dari permukaan laut dan dengan permukaan berbukit - bukit Kedua

bagian kawasan ini dipisahkan oleh Kali Anyar Berdasarkan kondisi geografis ini

di sebagian wilayah Kota Surakarta bagian selatan terdapat daerah rawan banjir

sehingga setiap tahun selalu mengalami banjir dan genangan ketika intensitas

curah hujan tinggi (Dinas PU Kota Surakarta 2008)

Kota Surakarta dibagi ke dalam 10 (sepuluh) Daerah Aliran Sungai (DAS) atau

jaringan drainase makro yaitu DAS Pepe Hulu Kali anyar Pepe hilir Gajah

Putih Kali Kebo Kali Boro Jurug Pelem Wulung Semanggi dan Kali Wingko

(Dinas PU Kota Surakarta 2008) Keseluruhan drainase makro tersebut mengalir

saluran Drainase Primer dengan panjang 37 Km Drainase Sekunder dengan

panjang 675 Km dan Drainase Tersier dengan panjang 4553 Km Setiap drainase

makro membentuk sistem jaringan yang lebih kecil lagi yang disebut sistem

drainase mikro Pembagian sistem drainase Kota Surakarta dapat dilihat pada

Gambar 11 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

2

Gambar 11 Pembagian Sistem Drainase Kota Surakarta Berdasarkan Daerah

Aliran Sungai (Dinas PU Kota Surakarta 2008)

DAS Kali Boro termasuk bagian daerah pengaliran Bengawan Solo yang

mempunyai luas 14383 Ha dan panjang Kali Boro adalah 147550 meter Pada

DAS Kali Boro terdapat 4 saluran mikro yang bermuara pada Kali Boro yaitu

Saluran Belakang PMI Stasiun Jebres Jalan Gotong Royong dan Saluran Jagalan

Keseluruhan saluran drainase mikro yang bermuara ke Kali Boro tersebut

semuanya perlu dilakukan rehabilitasi saluran dimana saluran belakang PMI

mempunyai tingkat prioritas rehabilitasi tertinggi dengan nilai 278 (Rizqy

Fajar 2011)

DAS Kali Boro sering mengalami genangan air jika intensitas hujan cukup tinggi

dan durasi hujan yang lama Indikasi awal penyebab terjadinya genangan pada

Kali Boro dikarenakan banyaknya pemukiman warga yang masuk ke badan

sungai dan pengaruh tata guna lahan menyebabkan limpasan air permukaan tinggi

di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

3

Dina Nur Febriani (2012) menyatakan bahwa hujan harian maksimum di DAS

Bengawan Solo Hulu mempunyai tingkat kecenderungan naik pada 15 (lima

belas) tahun terakhir DAS Kali Boro termasuk bagian daerah pengaliran

Bengawan Solo sehingga perlu dilakukan suatu kajian yang mendetail tentang

evaluasi kapasitas Kali Boro dalam menampung hujan yang cenderung naik dan

pengaruh tata guna lahan di DAS Kali Boro

12 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1 Berapa debit banjir kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun yang terjadi di DAS

Kali Boro

2 Berapa kapasitas maksimum Kali Boro

3 Apakah Kali Boro mampu menampung banjir kala ulang 2 5 10 25 dan 50

tahun pada saat pintu air Pucang Sawit di Kali Boro harus ditutup dan pompa

tidak dapat dioperasikan

13 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

1 Mengetahui debit banjir kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun yang terjadi di

DAS Kali Boro

2 Mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro

3 Mengetahui volume tampung Kali Boro berada dikala ulang berapa tahun

pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Kali Boro harus ditutup dan pompa tidak

dapat dioperasikan

14 Batasan Masalah

Untuk membatasi ruang lingkup penelitian ini maka diperlukan batasan masalah

yaitu sebagai berikut

1 Analisis dilakukan hanya pada sepanjang Kali Boro tanpa memperhitungkan

dampak backwater Sungai Bengawan Solo

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

4

2 Data hujan yang digunakan tahun 1990 - 2011 di Stasiun Pencatat Hujan

Pabelan Ngemplak Grogol dan Mojolaban

3 Pengolahan Peta DAS menggunakan program Auto CAD

4 Pengolahan Hidrologi menggunakan program Microsoft Excel

5 Program yang digunakan untuk simulasi jaringan adalah program HEC-RAS

versi 410

6 Simulasi dilakukan dengan menggunakan simulasi aliran steady

7 Koefisien Pengaliran (C) DAS Kali Boro menggunakan koefisien pengaliran

Kecamatan Jebres dikarenakan tidak didapatnya data tata guna lahan DAS

Kali Boro DAS Kali Boro merupakan bagian dari Wilayah Kecamatan

Jebres

15 Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan

1 Dapat memberikan informasi atau menambah wacana mengenai analisis banjir

di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Boro Surakarta dan diharapkan dapat

sebagai pedoman untuk instansi terkait dalam mengambil tindakan dalam

mengatasi genangan air yang terjadi di saluran drainase Kali Boro

2 Dapat digunakan sebagai dasar pengoperasian pintu air Pucang Sawit

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

5

BAB 2

LANDASAN TEORI

21 Tinjauan Pustaka

211 Sistem Drainase

Drainase berasal dari bahasa Inggris yaitu drainage yang artinya mengalirkan

menguras membuang atau mengalihkan air Dalam bidang teknik sipil drainase

dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air

baik yang berasal dari hujan rembesan maupun kelebihan air dari suatu kawasan

sehingga fungsi kawasan tidak terganggu

Penelitian yang dilakukan oleh Siswoko (2002) menunjukkan bahwa sumber

terjadinya masalah banjir yang dominan adalah pengaruh kegiatan manusia

(anthropogenic) baik di dataran banjir maupun di DAS Masyarakat pemukim

belum banyak terlibat untuk menjaga DAS sebagai kawasan retensi akibat

keterbatasan pemahaman tentang DAS sebagai zona penyangga (buffer) sistem

tata air (Tunas 2004 dalam Iswahyu 2010)

Rizqi Fajar (2011) dalam penelitiannya di Mikro DAS Kali Boro menyatakan

bahwa ada 4 saluran drainase mikro yang bermuara ke Kali Boro yang kesemua

saluran tersebut perlu dilakukan rehabilitasi dimana Saluran Belakang PMI

memiliki peringkat tertinggi yaitu 0278 atau 278 dan tingkat persentase saluran

lainnya yaitu Saluran Stasiun Jebres 25 Saluran Jl Gotong Royong 249 dan

Saluran Jagalan 223 Pembahasan yang dilakukan sebatas saluran pengumpul

Kali Boro dan data sekunder berupa survey kuisioner warga sekitar daerah aliran

sungai

Puput Chandra K (2011) menyatakan bahwa saluran-saluran pengumpul yang

bermuara ke Kali Anyar mampu menampung debit rancangan untuk intensitas

hujan kala ulang 10 tahun tetapi Permen Pu No 63Prt1993 mengatakan dataran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

6

banjir yang merupakan daerah penguasaan sungai ditetapkan berdasarkan debit

banjir sekurang-kurangnya untuk Perioda Ulang 50 Tahunan tanpa tanggul

Dina Nur Febriani (2012) menyatakan bahwa hujan harian maksimum di DAS

Bengawan Solo Hulu mempunyai tingkat kecenderungan naik pada 15 (lima

belas) tahun terakhir Dengan demikian ada kecenderungan perubahan debit

rencana dalam kapasitas saluran-saluran di sistem jaringan drainase Kota

Surakarta

Mengatasi masalah drainase yang sering menimbulkan banjir di Kota Solo bisa

dengan merevitalisasi saluran dengan mengeruk sedimentasi yang ada di setiap

saluran drainase sehingga daya tampung drainase bisa lebih optimal dengan

demikian maka kemungkinan air meluap ke permukaan sangat kecil (Yusuf

Muttaqien 2011)

22 Landasan Teori

221 Umum

SNI No 1724-1989-F mendefinisikan hidrologi sebagai ilmu yang mempelajari

sistem kejadian air diatas pada permukaan dan didalam tanah Dengan demikian

ada empat macam proses dalam daur hidrologi yang digunakan secara umum dan

berhubungan dengan analisa hidrologi bagi perencanaan bangunan air yaitu

1 Presipitasi

2 Evaporasi

3 Infiltrasi

4 Surface runoff dan subsurface run off

Menurut Suripin (2004 7) drainase mempunyai arti mengalirkan menguras

membuang atau mengalihkan air Secara umum drainase didefinisikan sebagai

serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi danatau membuang

kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan sehingga lahan dapat difungsikan

secara optimal

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

7

kondensasi Presipitasi

Evaporasi air hujan

Aliran air

Evaporasi air danau kolam

Transpirasi

Mata air

Muka air

Danau

Infiltrasi

Aliran air

Aliran air

Evaporasi air sungai

Laut

Sungai

Evaporasi air laut

222 Siklus Hidrologi

Secara keseluruhan jumlah air di planet bumi ini relatif tetap dari masa ke masa

Air di bumi mengalami suatu siklus melalui serangkaian peristiwa yang

berlangsung terus ndash menerus dimana kita tidak tahu kapan dan dari mana

berawalnya dan kapan pula akan berakhir (Suripin 2004) Serangkaian peristiwa

tersebut dinamakan siklus hidrologi (hydrologic cycle)

Gambar 21 Siklus Hidrologi (Suripin 2004)

Dalam kaitannya dengan perencanaan drainase komponen dalam siklus hidrologi

yang terpenting adalah aliran permukaan Oleh karena itu komponen inilah yang

ditangani secara baik untuk menghindari berbagai bencana khususnya banjir

223 Presipitasi

Menurut Suripin (2004) presipitasi adalah istilah umum untuk menyatakan uap

air yang mengkondensasi dan jatuh dari atmosfir ke bumi dalam segala bentuknya

dalam rangkaian siklus hidrologi Jika air yang jatuh berbentuk cair disebut hujan

(rainfall) dan jika berupa padat disebut salju (snow) Menurut Bambang

Triadmojo (2009) presipitasi adalah turunnya air hujan dari atmosfer ke

permukaan bumi yang bisa berupa hujan hujan salju kabut embun dan hujan

es Dalam bagian ini hanya akan dibahas tentang hujan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

8

Menurut Bambang Triadmodjo (2008) berdasarkan proses terjadinya hujan dibagi

menjadi tiga tipe sebagai berikut

1 Hujan Konvektif

Di daerah tropis pada musim kemarau udara yang berada di dekat permukaan

tanah mengalami pemanasan yang intensif Pemanasan tersebut menyebabkan

rapat massa udara berkurang sehingga udara basah naik ke atas dan

mengalami pendinginan sehingga terjadi kondensasi dan hujan Hujan yang

terjadi karena proses ini disebut hujan konvektif yang biasanya bersifat

setempat mempunyai intensitas tinggi dan durasi singkat

2 Hujan siklonik

Jika massa udara panas yang relative ringan bertemu dengan massa udara

dingin yang relative berat maka udara panas tersebut akan bergerak di atas

udara dingin Udara yang bergerak ke atas tersebut mengalami pendinginan

sehingga terjadi kondensasi dan terbentuk awan dan hujan Hujan yang terjadi

disebut hujan siklonik yang mempunyai sifat tidak terlalu lebat dan

berlangsung dalam waktu lebih lama

3 Hujan orografis

Udara lembab yang tertiup angin dan melintasi daerah pegunungan akan naik

dan mengalami pendinginan sehingga terbentuk awan dan hujan Sisi gunung

yang dilalui oleh udara tersebut banyak mendapatkan hujan dan disebut lereng

hujan sedang sisi belakangnya yang dilalui udara kering (uap air telah menjadi

hujan di lereng hujan) disebut lereng bayangan hujan Daerah tersebut tidak

permanen dan dapat berubah tergantung musim (arah angin) Hujan ini terjadi

di daerah pegunungan (hulu DAS) dan merupakan pemasok air tanah danau

bendungan dan sungai

Dari ketiga jenis tipe hujan yang banyak terjadi di Indonesia adalah hujan

konvektif dan orografis Jumlah hujan yang jatuh di permukaan bumi dinyatakan

dalam kedalaman air (biasanya mm) yang dianggap terdistribusi secara merata

pada seluruh daerah tangkapan air Intensitas hujan adalah jumlah curah hujan

dalam suatu satuan waktu yang biasanya dinyatakan dalam mmjam Durasi hujan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

9

adalah waktu yang dihitung dari saat hujan mulai turun sampai berhenti yang

biasanya dinyatakan dalam jam Data hujan durasi pendek jam atau menit dapat

diperoleh dari automatic rainfall recorder

Karakteristik hujan yang perlu ditinjau dalam analisis dan perencanaan hidrologi

meliputi

a Intensitas i adalah laju hujan = tinggi air persatuan waktu misalnya

mmmenit mmjam atau mmhari

b Lama waktu (durasi) t adalah panjang waktu di mana hujan turun dalam

menit atau jam

c Tinggi hujan d adalah jumlah atau kedalaman hujan yang terjadi selama

durasi hujan dan dinyatakan dalam ketebalan air di atas permukaan datar

dalam mm

d Frekuensi adalah frekuensi kejadian dan biasanya dinyatakan dengan kala

ulang (return period) T misalnya sekali dalam 2 tahun

e Luas adalah luas geografis daerah sebaran hujan

Secara kualitatif intensitas curah hujan disebut juga derajat curah hujan

sebagaimana diperlihatkan dalam Tabel 21

Tabel 21 Derajad Curah Hujan dan Intensitas Curah Hujan

Derajad curah Hujan

Intensitas curah Hujan (mmjam) Kondisi

Hujan sangat Lemah lt120 Tanah agak basah atau dibasahi sedikit

Hujan lemah 120 ndash 300 Tanah menjadi basah semuanya tetapi sulit membuat puddle

Hujan normal 300 ndash 1800 Dapat dibuat puddle dan bunyi hujan kedengaran

Hujan deras 180 ndash 600 Air tergenang diseluruh permukaan tanah dan bunyi keras hujan terdengar berasal

dari genangan

Hujan sangat deras gt600 Hujan seperti ditumpahkan sehingga saluran dan drainase meluap

(Sumber Suripin 2004)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

10

224 Tata Guna Lahan

Pengaruh tata guna lahan pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien

aliran permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara

besarnya aliran permukaan dan besarnya curah hujan Angka koefisien aliran

permukaan ini merupakan salah satu indikator untuk menentukan kondisi fisik

suatu DAS Nilai C berkisar antara 0 sampai 1 Pada DAS yang masih baik harga

C mendekati nol dan semakin rusak suatu DAS maka harga C makin mendekati

satu Masalah banjir pada suatu perkotaan juga tidak lepas dari semakin cepat

berkurangnya daerah resapan air dalam hal ini perubahan tata guna lahan

225 Kondisi Sistem Drainase

Banjir menjadi salah satu permasalahan dalam perkotaan terutama dalam kota-

kota besar di Indonesia Jika dirunut ke belakang akar permasalahan banjir di

perkotaan berasal dari pertambahan penduduk yang sangat cepat Pertambahan

penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan prasarana dan sarana

perkotaan yang memadai mengakibatkan pemanfaatan tata guna lahan yang acak-

acakan Banyak terjadi bangunan pemukiman yang berdiri di atas saluran

drainase sehingga saluran drainase tersebut menjadi terganggu dan tidak

berfungsi sebagaimana mestinya

226 Pengukuran Hujan

Dalam analisis diperlukan data hujan yang akurat bukan hanya hujan kumulatif

harian namun juga diperlukan data hujan jam-jaman Hal ini dikarenakan hujan

sangat bervariasi terhadap waktu dan tempat dan setiap perubahannya

berpengaruh terhadap aliran sungai Hujan di suatu daerah dapat diukur di

beberapa titik yang ditetapkan dengan menggunakan alat pencatat hujan baik

berupa alat pencatat hujan manual (ordinary raingauge) maupun berupa alat

pencatat hujan otomatis (automatic raingauge)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

11

227 Kualitas Data Hujan

Kualitas data hujan sangat beragam tergantung pada alat pengelola dan sistem

arsip

1 Kelengkapan Data

Dalam proses pencatatan data hujan terkadang ada data hujan yang hilang

Berdasarkan pengujian yang dilakukan di sejumlah DAS di Pulau Jawa

mengenai data hujan yang hilang jika dilakukan pengisian maka akan

mengacaukan perhitungan lain Hal ini disebabkan karena variabilitas hujan

yang tinggi Oleh sebab itu disarankan untuk tidak melakukan pengisian data

yang hilang (Sri Harto 1993)

2 Kepanggahan

Data yang diperoleh dari alat pencatat bias jadi tidak panggah karena

a Alat pernah rusak

b Alat pernah pindah lokasi

228 Analisis Hujan Titik menjadi Hujan Wilayah

Data hujan yang diperoleh dari alat penakar hujan merupakan hujan titik (point

rainfall) Mengingat hujan sangat bervariasi terhadap tempat (space) maka untuk

kawasan yang luas satu alat penakar hujan belum dapat menggambarkan hujan

wilayah tersebut (Suripin 2004) Dalam hal ini diperlukan hujan kawasan yang

diperoleh dari harga rerata curah hujan beberapa stasiun penakar hujan yang ada

di dalam atau di sekitar kawasan Bambang Triatmodjo (2008) menerangkan

bahwa ada tiga cara yang digunakan dalam menghitung hujan rerata kawasan

yaitu

1 Metode rerata aljabar

Metode ini paling sederhana dibanding metode lain Pengukuran yang

dilakukan di beberapa stasiun dalam waktu yang bersamaan dijumlahkan

kemudian dibagi dengan jumlah stasiun Stasiun hujan yang digunakan dalam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

12

hitungan biasanya adalah yang berada di dalam DAS Metode rerata aljabar

memberikan hasil yang baik apabila

a Stasiun hujan tersebar secara merata di DAS dalam jumlah yang cukup

b Distribusi hujan relatif merata pada seluruh DAS

2 Metode Thiessen

Metode ini diperoleh dengan membuat poligon yang memotong tegak lurus

pada tengah-tengah garis penghubung dua pos penakar hujan Cara ini

berdasarkan rata-rata timbang (weighted average) Masing-masing penakar

mampunyai daerah pengaruh yang dibentuk dengan menggambarkan garis-

garis sumbu tegak lurus terhadap garis penghubung di antara dua buah pos

penakar Contoh Gambar Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar 22

Stasiun Hujan

Garis Penghubung

Garis Bagi

A1

A1 A6

P2

A3

A4A5

P1

P6

A2

P3

P4

P5

Gambar 22 Cara Poligon Thiessen

Misalnya A1 adalah luas daerah pengaruh pos penakar P1 A2 luas daerah

pengaruh pos penakar P2 dan seterusnya Jumlah A1+A2++An = A adalah

jumlah luas seluruh areal yang dicari tinggi curah hujan rata - ratanya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

13

Jika pos penakar 1 menakar tinggi hujan d1 pos penakar 2 menakar d2 dan

pos penakar N menakar dN maka 粸 实故क़粸क़ 十故挠粸挠十故挠粸挠十 十故屁粸屁故क़十故挠嫩故ৰ十⋯故屁

=sum 霹腮聘腮霹屁平妮क़ helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (21)

Jika AiA = pi merupakan persentase luas pada pos I yang jumlahnya untuk

seluruh luas adalah 100 maka 粸 实sum 贵平粸平棺轨实1 (22)

Dengan

A = luas areal (kmsup2) d = tinggi curah hujan rata-rata areal d1 d2 d3 dn = tinggi curah hujan di pos 123N A1 A2 A3 AN = luas daerah pengaruh pos 123N

3 Metode Isohyet

Isohyet adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan ketebalan hujan

yang sama Pada metode isohyet dianggap bahwa hujan pada suatu daerah di

antara dua garis isohyet adalah merata dan sama dengan nilai rerata dari

kedua garis isohyet tersebut Metode isohyet membutuhkan data yang dapat

mendukung disusunnya Isohyet baik dalam hal jumlah stasiun dan kualitas

serta kuantitas data hujan Contoh gambar dapat dilihat pada Gambar 23

Gambar 23 Cara Garis Isohyet

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

14

Dari ketiga cara tersebut dipilih metode Thiessen karena cara pertama dipandang

terlampau kasar hasilnya Adapun cara yang ketiga tidak didukung oleh data yang

tersedia di lapangan

229 Karakteristik DAS

Suripin (2004) menyatakan karakteristik DAS yang berpengaruh besar pada

aliran permukaan meliputi 1) luas dan bentuk DAS 2) topografi dan 3) tata

guna lahan

1 Luas dan bentuk DAS

Laju dan volume permukaan aliran akan bertambah dengan bertambahnya luas

DAS Tetapi apabila aliran permukaan tidak dinyatakan sebagai jumlah total dari

DAS melainkan sebagai laju dan volume persatuan luas besarnya akan berkurang

dengan bertambah luasnya DAS Bentuk DAS mempunyai pengaruh pada pola

aliran dalam sungai Pengaruh bentuk DAS terhadap aliran permukaan dapat

ditunjukkan dengan memperhatikan hidrograf-hidrograf yang terjadi pada dua

buah DAS yang bentukanya berbeda namun mempunyai luas yang sama dan

intensitas hujan yang sama Bentuk DAS memanjang dan sempit cenderung

menghasilkan laju aliran permukaan yang lebih kecil dibandingkan dengan DAS

yang berbentuk melebar atau melingkar

2 Topografi

Tampakan rupa muka bumi atau topografi seperti kemiringan lahan keadaan dan

kerapatan saluran dan bentuk cekungan mempunyai pengaruh pada laju dan

volume aliran permukaan DAS dengan kemiringan curam disertai saluran yang

rapat akan menghasilkan laju dan volume aliran permukaan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan DAS yang landai dengan saluran dan adanya cekungan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

15

3 Tata guna lahan

Pengaruh tata guna lahn pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien aliran

permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara besarnya

aliran permukaan dan besarnya curah hujan

2210 Hujan Rerata Kawasan

Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air

dan rancangan pengendalian adalah curah hujan rerata diseluruh daerah yang

bersangkutan bukan curah hujan pada suatu titik tertentu (Suyono Sosrodarsono

1976)

Dalam penelitian ini hujan wilayah diperhitungkan dengan cara Poligon Thiessen

yang dapat dihitung dengan persamaan berikut 官呻实 क़霹嫂sum 故平官平屁平妮क़ (23)

dengan 官呻 = hujan wilayah (mm) 官平 = hujan masing-masing stasiun pencatat hujan (mm) 故扑 = luas DAS (km2) 故平 = luas masing-masing poligon N = jumlah stasiun pencatat hujan

2211 Analisis Frekuensi

Analisis frekuensi bertujuan untuk mencari hubungan antara besarnya kejadian

ekstrim terhadap frekuensi kejadian dengan menggunakan distribusi probabilitas

kontinyu Ada beberapa bentuk fungsi distribusi kontinyu (teoritis) yang sering

digunakan dalam analisis frekuensi untuk hidrologi yaitu distribusi Normal Log

Normal Gumbel Pearson dan log Pearson Sebelum menganalisis data hujan

dengan salah satu distribusi di atas perlu pendekatan dengan parameter-parameter

statistik untuk menentukan distribusi yang tepat digunakan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

16

Parameter-parameter tersebut meliputi

a) Rata-rata ( X伸 ) = क़坡sum X平坡平能क़ (24)

b) Simpangan baku (S) = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (25)

c) Koefisien variasi (Cv) = 聂涅伸 (26)

d) Koefisien skewness (Cs) = 坡sum 纵涅氢能涅伸邹遣晴腮呛前纵 能क़邹纵 能挠邹聂遣 (27)

e) Koefisien ketajaman (Ck) = 綐 sum纵涅氢能涅伸邹浅纵 能क़邹纵 能挠邹纵 能ৰ邹聂浅 (28)

dengan

n = banyaknya data atau jumlah kejadian Xi = hujan maksimum harian rata-rata (mm)

a Distribusi Normal

Persamaan yang dipakai dalam distribusi normal adalah

p = क़飘 (29)

w = 族ln足क़怒綐卒祖क़ 挠世 纵0 屎贵 屎05邹 (210)

KT = z = w 石 2515517十0802853国十0010328国21十1432788国十0189269国2十0001308国3 (211)

dengan

T = kala ulang p = probabilitas KT = factor frekuensi

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

Sifat-sifat distribusi normal adalah nilai koefisien kemelencengan (skewness)

sama dengan nol (Cs史0) dan nilaikoefisien kurtosis mendekati tiga (Ck史3) Selain

itu terdapat sifat-sifat distrubusi frekuensi kumulatif berikut ini 官纵果石滚邹 = 1587 (212) 官纵果邹 = 50 (213) 官纵果十滚邹 = 8414 (214)

b Distribusi Log Normal

Distribusi log normal digunakan apabila nilai-nilai dari variable random tidak

mengikuti distribusi normal tetapi nilai logaritmanya memenuhi distribusi

normal Sifat-sifat distribusi log normal adalah sebagai berikut

Koefisien kemelencengan Cs = 固剖ৰ + 3Cv (215)

Koefisien kurtosis Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3 (216)

Persamaan yang dipakai dalam Log Normal adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (217)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (218)

z = 仆能仆呻骗色 (219)

y = z Sy + 裹呻 (220)

yT = 裹呻 + KT Sy (221)

p = arc ln y (222)

dengan

y = ln p

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

裹呻 = nilai rerata dari y Sy = standar deviasi z = probabilitas

c Distribusi Gumbel

Persamaan yang dipakai dalam distribusi gumbel adalah

果 = क़坡sum X平坡平能क़ (223)

Sx = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (224)

p = 果石票 票 汝汝呛前嫩仆叁骗叁 管铺 (225)

dengan

KT = faktor frekuensi T = kala ulang

Distribusi gumbel mempunyai sifat

Koefisien kemelencengan Cs = 114

Koefisien kurtosis Ck = 54

d Distribusi Log Pearson III

Distribusi log Pearson III digunakan apabila parameter statistic tidak sesuai

dengan model distribusi yang lain Persamaan yang dipakai adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (226)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (227)

yT = 裹呻 + KT Sy (228)

p = arc log yT (229)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

dengan

YT = nilai logaritmik dari x dengan periode ulang T 裹呻 = nilai rerata dari Sy = standar deviasi dari y KT = faktor frekuensi yang merupakan fungsi dari probabilitas (atau periode

ulang) dan koefisien kemencengan (Csy) yang diberikan pada Lampiran A-3

Untuk memilih distribusi yang sesuai dengan data yang ada perlu dilakukan uji

statistik Pengujian kesesuaian distribusi yang sering dilakukan yaitu uji Smirnov-

Kolmogorov

a Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan data dengan garis teoritis pada

kertas probabilitas Nilai ∆ kritis (∆cr Smirnov Kolmogorov Test) tergantung dari

jumlah data (n) dan derajat kegagalan (α) Nilai ∆ kritis untuk Uji Smirnov

Kolmogorov dapat dilihat pada Lampiran A-2

2212 Hujan rencana

Setelah ditentukan pola distribusi yang sesuai dengan data yang ada dan dipilih

jenis distribusi probabilitas hujan yang cocok sesuai dengan hasil uji statistik

maka hujan rencana dapat dihitung menggunakan persamaan

YT = 裹呻 + KT Sy (230)

dengan

YT = hujan rencana 裹呻 = rerata Sy = standar deviasi KT = koefisien factor frekuensi sesuai agihan terpilih

2213 Intensitas Hujan

Dalam perhitungan Qmaks dengan menggunakan metode rasional diperlukan data

intensitas hujan yaitu tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu Sifat

umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya cenderung

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

makin besar dan makin tinggi periode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya

(Suripin 2004)

Maka intensitas hujan dapat dihitung dengan rumus modified Mononobe yaitu

I = 片綐浅挠恼足挠恼迫卒綐遣 (231)

Dengan

I = intensitas hujan (mmjam) t = lamanya curah hujan (jam) R24 = curah hujan maksimum harian (selama 24 jam) (mm)

Sobriyah (2003) dalam desertasinya menyatakan bahwa hujan efektif pada DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan persentase hujan

sebagaimana dalam Tabel 22 berikut

Tabel 22 Persentase Hujan Jam-jaman pada DAS Bengawan Solo

No Hujan Jam-jaman Persentase

1 Hujan ke-1 3870

2 Hujan ke-2 3230

3 Hujan ke-3 1870

4 Hujan ke-4 1030

(Sumber Sobriyah 2003)

2214 Waktu Konsentrasi

Kirpich (1940) dalam Suripin (2004) mengembangkan rumus dalam

memperkirakan waktu konsentrasi dimana dalam hal ini durasi hujan

diasumsikan sama dengan waktu konsentrasi Rumus waktu konsentrasi tersebut

dapat ditulis sebagai berikut

tc = 足=Ǵ呢铺痞綐क़===铺骗卒=ৰǴĖ (232)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

dengan

tc = waktu konsentrasi (jam) L = panjang saluran utama dari hulu sampai penguras (km) S = kemiringan rata-rata saluran

2215 Metode Rasional

Metode ini adalah untuk menentukan laju aliran permukaan puncak Metode ini

sangat simpel dan mudah penggunaannya namun penggunaannya terbatas untuk

DAS-DAS dengan ukuran kecil yaitu kurang dari 300 ha (Goldman etal 1986

dalam Suripin 2004) sedangkan menurut standar PU digunakan dengan DAS

yang berukuran lt 5000 ha (Lily Montarcih 2010) Persamaan Metode Rasional

dapat ditulis dalam bentuk

Qp = 02778 C I A (233)

dengan

Q = laju aliran permukaan (debit) puncak (m3detik) I = intensitas hujan (mmjam) A = luas DAS (km2) C = koefisien aliran permukaan (0 le C le 1)

Dengan nilai koefisien C disajikan dalam Tabel 23 berikut

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Business Perkotaan 070 ndash 095 Pinggiran 050 ndash 070

Perumahan Rumah tunggal 030 ndash 050 Multiunit terpisah 040 ndash 060 Multiunit tergabung 060 ndash 075 Pekampungan 025 ndash 040 Apartemen 050 ndash 070

Industri Ringan 050 ndash 080 Berat 060 ndash 090

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional (Lanjutan)

(Sumber McGuen 1989 dalam Suripin 2004)

Tabel 23 menggambarkan nilai C untuk penggunaan lahan yang seragam di

mana kondisi ini sangat jarang dijumpai untuk lahan yang relative luas Jika DAS

terdiri dari berbagai macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan

yang berbeda maka C yang dipakai adalah koefisien DAS yang dapat dihitung

dengan persamaan berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前 (234)

dengan

Ai = luas lahan dengan jenis penutup tanah i Ci = Koefisien aliran permukaan jenis penutup tanah i n = jumlah jenis penutup lahan

Metode Rasional pada awalnya hanya menghitung debit puncak tanpa

memberikan informasi debit aliran dari waktu ke waktu Pada perkembangannya

debit puncak yang terjadi pada waktu ke waktu dapat digambarkan dalam grafik

hidrograf rasional (Ponce 1989 dan Wanielista 1990 dalam Sobriyah 2012)

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Perkerasan Aspal dan beton 070 ndash 095 Batu-bata paving 050 ndash 070

Atap 075 ndash 095 Halaman tanah berpasir

Datar 2 005 ndash 010 Rata-rata 2-7 010 ndash 015 Curam 7 025 ndash 035

Halaman kereta api 010 ndash 035 Taman tempat bermain 020 ndash 035 Taman pekuburan 010 ndash 025 Hutan

Datar 0-5 010 ndash 040 Bergelombang 5-10 025 ndash 050 Berbukit 10-30 030 ndash 060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

Dibawah ini terdapat 3 Jenis Hidrograf Rasional berdasarkan hubungan antara

Waktu Konsentrasi (tc) dengan Durasi Hujan (dh) seperti berikut

a Hidrograf rasional dengan tc = dh

Debit puncak (Qp) yang terjadi berada pada puncak hidrograf segitiga

sebagaimana dinyatakan oleh Williams Pogan dan Mitchi (Wanielista 1990

dalam Sobriyah 2012) Hidrograf segitiga ini terjadi apabila waktu konsentrasi

(tc) = durasi hujan (dh) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 24

Gambar 24 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc = dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 24 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp1 tc (235)

V1 = V2 dan tc = dh sehingga persamaan debit puncak (Qp) dapat dituliskan

Qp1 = 02778 C I A (236)

b Hidrograf rasional dengan tc lt dh

Untuk tc lt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium (Singh dan Cruise

dalam Wanielista 1990) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 25

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

Gambar 25 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 25 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp2 dh (237)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp2 = 02778 C I A (238)

Qp2 = Qp1

c Hidrograf rasional dengan tc gt dh

Jika tc gt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium tetapi debit puncaknya

tidak sama dengan debit puncak pada kondisi yang lain (Sobriyah dan

Purwanti1998 dalam Sobriyah 2012) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat

pada Gambar 26

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

Gambar 26 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc gt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 26 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp3 tc (239)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp3 = 02778 (dh tc) C I A (240)

Qp3 lt Qp1

2216 Model Hidraulik Sungai

Analisa hidrolika air banjir di sungai dengan berbagai kala ulang dari debit banjir

rencana Analisa hidrolika akan menghitung seberapa jauh kemampuan saluran

drainase secara struktural terhadap tinggi muka air banjir dan luapan banjir yang

terjadi Perhitungan analisa hidrolika sungai dalam penulisan ini menggunakan

software Hydrologic Engineering Centre-River Analysis System (HEC-RAS) versi

410 yang dikembangkan oleh Hydrologic Engineering Center milik US Army

Corps of Engineers

HEC-RAS adalah system perangkat lunak terpadu dirancang untuk penggunaan

interaktif dalam lingkungan multi-tugas Sistem terdiri dari Graphic User

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

Interface (GUI) komponen terpisah analisa hidrolik penyimpanan data dan

kapabilitas manajemen fasilitas pelaporan dan grafis

Sistem HEC-RAS mempunyai 3 komponen analisa hidrolika satu dimensi untuk

1 Perhitungan profil permukaan air steady flow

2 Simulasi steady flow dan unsteady flow

3 Perhitungan transport sedimen batas yang movable

2217 Komponen Aliran dan Persamaan dalam HEC-RAS

Komponen-komponen aliran dalam HEC-RAS adalah sebagai berikut

1 Aliran Seragam (Steady flow)

Komponen pada model ini digunakan untuk menghitung profil muka air pada

kondisi aliran Seragam (steady) Sistem ini dapat digunakan pada sebuah saluran

jaringan atau sebuah jaringan besar termasuk saluran dan saluran kecil lainnya

Komponen pada steady flow dapat dimodelkan pada kondisi aliran subkritis

superkritis dan system gabungan profil muka air

Dasar perhitungan komputer didasarkan pada solusi satu dimensi energi Energi

yang hilang disebabkan oleh gesekan (persamaan Manning) dan penyempitan dan

pelebaran (koefisien tambahan dari perubahan dalam tinggi kecepatan)

Persamaan Momentum bermanfaat dalam situasi dimana profil muka air

mengalami perubahan tiba-tiba Situasi ini termasuk dengan system perhitungan

aliran gabungan (contoh lompatan air) atau aliran pada jembatan dan perubahan

muka air pada pertemuan saluran (arus di persimpangan)

2 Aliran tidak Seragam (Unsteady flow)

Komponen untuk aliran tidak langgeng dikembangkan untuk perhitungan aliran

subkritis Perhitungan hidrolik untuk cross-section jembatan gorong-gorong dan

struktur hidrolik lainnya yang dikembangkan untuk komponen aliran langgeng

digabung dengan perhitungan aliran tidak langgeng Komponen untuk aliran tidak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

langgeng digunakan untuk model tampungan dan hubungan hidrolik dengan

tampungan

3 Profil muka air pada aliran steady

HECndashRAS dapat melakukan perhitungan profil muka air satu dimensi untuk

aliran steady berubah lambat laun pada saluran alami dan buatan Subkritis

superkritis dan sistem gabungan aliran profil muka air dapat dianalisa

2218 Persamaan Dasar Dalam HEC-RAS

Profil muka air dihitung dari satu potongan melintang ke potongan selanjutnya

dengan menyelesaikan persamaan Energi dengan prosedur iterasi disebut metode

langkah standar (standard step) seperti pada persamaan 241

Persamaan energi ditulis sebagai berikut

ehgV

ZYgV

ZY +++=++22

211

11

222

22

aa (241)

Dengan

Y1 Y2 = kedalaman air di potongan melintang Z1 Z2 = elevasi invert saluran utama V1 V2 = kecepatan rata-rata (debit totalluas aliran total) α1 α2 = koefisien pemberat kecepatan g = kecepatan gravitasi he = kehilangan tinggi energi

Dari persamaaan diatas dapat dilihat dalam bentuk gambar seperti Gambar

Persamaan Energi pada Gambar 27 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

Gambar 27 Garis Persamaan Energi

(Sumber HEC-RAS River Analysis System 2005)

Kehilangan tinggi energi (he) antara dua potongan melintang terdiri dari

kehilangan gesekan dan kehilangan kontraksi atau ekspansi

Persamaan untuk kehilangan tinggi energi bisa dilihat dari persamaan (242)

gV

gV

CSLh fe 22

211

222 aa-+= (242)

Dengan

L = panjang ruas pemberat debit Sf = mewakili kemiringan friksi antara dua bagian C = koefisien kehilangan ekspansi atau kontraksi

Jarak panjang ruas pemberat L dihitung sebagai

robchlob

robrobchchloblob

QQQQLQLQL

L++

++= helliphelliphellip (243)

Dengan

Llob Lch Lrob = panjang ruang potongan melintang ditentukan untuk aliran di tebing kiri saluran utama dan tebing kanan Qlob Qch Qrob = rata-rata aritmetika aliran antara bidang-bidang untuk tebing

kiri saluran utama dan tebing kanan

(Garis Energi)

(Permukaan Air)

(Dasar Saluran)

(Dasar)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

evaluatif Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang dirancang

untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan

(Furchan 2004447) data dianalisis dan dievaluasi untuk memberikan solusi ndash

solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan drainase DAS Kali Boro

32 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ialah sepanjang aliran sungai DAS Kali Boro yang melewati 5

Kelurahan yakni Jebres Jagalan Purwodiningratan Pucang Sawit dan Kampung

Sewu

Gambar 31 Peta Situasi DAS Kali Boro

(Dinas PU Kota Surakarta 2008)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

Kali Boro memiliki 4 Saluran Pengumpul (collector drain) yaitu Saluran Jl

Gotong Royong Saluran Belakang PMI Saluran Stasiun Jebres dan Saluran

Jagalan DAS Kali Boro mempunyai luas 14383 Ha dengan panjang saluran

utama 147550 meter Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan seringnya terjadi

genangan air bila intensitas hujan cukup tinggi

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro

Beberapa foto yang menggambarkan kondisi riil Kali Boro seperti berikut

34 Langkah Penelitian

341 Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan didalam penelitian ini antara lain

1 Data-data Primer berupa Data Geometri Kali Boro (Profil Sungai) yang

diperoleh dari Pengukuran di lapangan

2 Data-data Sekunder berupa Data Curah Hujan yang diperoleh dari Balai

Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air Propinsi Jawa Tengah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

Gambar 32 Potongan Melintang Saluran pada Sta 0+30000 m

Gambar 33 Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

3 Data-data sekunder lainnya diperoleh melalui Studi Pustaka dan

mengumpulkan data atau informasi data sekunder dari berbagai sumber dan

instansi terkait misalnya seperti peta topografi baik secara peta cetak maupun

peta digital peta batas administrasi atau peta wilayah

342 Analisis Data

3421 Analisis Hidrologi

Analisa hidrologi meliputi

1 Analisa Data Curah Hujan yaitu Tahun 1990 ndash 2011 untuk Menghitung Hujan

Rancangan (R24) Intensitas Hujan (I)

2 Dengan memilih Intensitas Hujan (I) dihitung Debit Rencana dengan Metode

Rasional

3 Menghitung Debit Rancangan Maksimum (Qmaks) Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun dengan Metode Rasional

3422 Analisis Hidrolika

Analisis hidrolika saluran dilakukan dengan software HEC-RAS versi 41

( Hydrologic Engineering Center - River Analysis System) dari US Army Corps of

Engineering berdasarkan data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir

rencana yang diperoleh pada metode analisis debit banjir Output analisis

hidrolika ini berupa elevasi muka air banjir untuk setiap debit rencana

Selanjutnya dilakukan evaluasi mengenai kapasitas maksimum saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian

Langkah ndash langkah penelitian ditunjukkan pada bagan alir di Gambar 32

Gambar 34 Bagan Alir Tahap Penelitian

Penyelesaian Masalah 2 sampai langkah ini akan diketahui kapasitas Kali Boro

Selesai

Penyelesaian Masalah 3 sampai langkah ini akan diketahui daya tampung Kali Boro jika pintu ditutup

Analisis Hidrolika Saluran (HEC-RAS versi 410)

Pembahasan dan Kesimpulan

Perhitungan Kapasitas Saluran

Evaluasi Daya Tampung saluran jika pintu air Pucang Sawit di hilir Kali Boro ditutup

Uji Kesesuain Distribusi (Uji Smirnov-Kolmogorov)

Mulai

- Data Curah Hujan - Fungsi Lahan - Geometri Sungai

Penyelesaian Masalah 1 sampai langkah ini akan diketahui debit kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun

Menghitung Hujan Wilayah (polygon Thiessen)

Menganalisa Distribusi Frekuensi Curah Hujan

Analisis Debit Banjir Rancangan (Metode Rasional)

- Distribusi Gumbel - Distribusi Log Pearson III - dll

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan

Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi berasal dari 4 stasiun hujan

yaitu Stasiun Hujan Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

Jumlah data hujan dalam penelitian ini yaitu data hujan 22 tahun dari Tahun 1990

ndash 2011 Data hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 41 berikut

Tabel 41 Data Hujan Tahunan

Tahun Hujan Tahunan (mmtahun) Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 177430 150000 185500 57600 1991 197735 133200 190100 1992 213165 133900 214800 238100 1993 241470 235700 1994 264141 160700 1995 257600 186700 176300 1996 224700 153300 206800 168400 1997 129200 140200 24500 1998 295350 152200 258400 1999 183450 152200 2000 152800 178800 2001 139850 172800 2002 101500 178800 83500 2003 135300 11300 130500 2004 252250 38800 87300 2005 208400 6900 89900 2006 223900 167600 2007 210800 370300 162300 2008 242550 153100 249400 139800 2009 204450 163200 102000 178950 2010 313600 302200 87700 305000 2011 224300 212700 60500 214300

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

Data rusak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

Kemudian dari Tabel 41 diatas dilakukan penggambaran letak posisi stasiun

hujan terhadap DAS Kali Boro untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah

hujan yang dicatat oleh tiap stasiun hujan terhadap DAS Kali Boro

42 Menghitung Hujan Wilayah

421 Poligon Thiessen

Untuk menentukan hujan wilayah digunakan Metode Poligon Thiessen

berdasarkan pengaruh dari 4 (empat) stasiun hujan terhadap luas DAS Kali Boro

yaitu Stasiun hujan Pabelan Stasiun hujan Grogol 67 B Stasiun hujan Mojolaban

128 D dan Stasiun hujan Ngemplak Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar

41 berikut

0 1 2 Km1 Km

Skala 1 25000

N

S

EW

GROGOL 67 B MOJOLABAN 128 D

NGEMPLAK 1

PABELAN

Ket Luas DAS Boro

Gambar 41 Poligon Thiessen dengan 4 (empat) stasiun hujan

Dari Poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dapat dihitung masing-

masing luas wilayah yang dipengaruhi oleh tiap-tiap stasiun hujan dengan

mengeplot pada software AutoCAD 2009 Hasilnya adalah

Ngemplak 1 = 01329 Km2

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 3: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

vii

ABSTRACT

Ribur Aritonang 2012 Capacity Evaluation of Kali Boro Surakarta Thesis Civil Engineering Department of Surakarta Sebelas Maret University

Kali Boro Watershed is a flow area of Bengawan Solo it is about 14383 Ha and 147550 meters long The maximum daily rainfall have a tendency up in last 15 (fifteen) years in Bengawan Solo Hulu Watershed many residential areas into the body of the river and the influence of land-use layout causing high surface water runoff and water stagnation in the Kali Boro Watershed

This research uses a descriptive evaluative method and the object of this research is the Kali Boro Watershed This research to find out the capacity of Kali Boro with the help of HEC-RAS software version 410 with design discharge from Rational method analysis Rainfall data used in the analysis of the hydrological is year 1990 ndash 2011 from Mojolaban rainfall station Ngemplak and Grogol Furthermore evaluation of Kali Boro volume capacity againts the plan water volume that occurred during the rainfall duration if Pucang Sawit floodgates in Boro Kali downstream closed

The result of this research gets a discharge plan with 2 5 10 25 50 years of time periods respectively by 5966 m3dt 7195 m3dt 7820 m3dt 8459 m3dt and 8852 m3dt The maximum capacity of Kali Boro from HEC-RAS software version 410 analysis if Pucang Sawit floodgates opened at Q = 10175 m3dt level Capacity volume of Kali Boro at the time Pucang Sawit floodgates closed at 1272060 m3 while the plan water volume for 2 5 10 25 and 50 years of time periods respectively by 5549421 m3 6693087 m3 7274490 m3 7869134 m3 and 8234853 m3 From the comparison of volume Kali Boro are not able to accommodate the entire volume of water during rainfall that occurs if Pucang Sawit floodgates closed

Keywords Drainage System Discharge Planning Channel Capacity Channel Volume

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

LEMBAR PENGESAHAN iii

MOTTO iv

PERSEMBAHAN v

ABSTRAK vi

ABSTRACT vii

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR LAMPIRAN xv

DAFTAR NOTASI xvi

BAB 1 PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalah 1

12 Rumusan Masalah 3

13 Tujuan Penelitian 3

14 Batasan Masalah 3

15 Manfaat Penelitian 4

BAB 2 LANDASAN TEORI

21 Tinjauan Pustaka 5

211 Sistem Drainase 5

22 Landasan Teori 6

221 Umum 6

222 Siklus Hidrologi 7

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

x

223 Presipitasi 7

224 Tata Guna Lahan 10

225 Kondisi Sistem Drainase 10

226 Pengukuran Hujan 10

227 Kualitas Data Hujan 11

228 Analisis Hujan Titik menjadi Hujan Wilayah 11

229 Karakteristik DAS 14

2210 Hujan Rerata Kawasan 15

2211 Analisis Frekuensi 15

2212 Hujan rencana 19

2213 Intensitas Hujan 19

2214 Waktu Konsentrasi 20

2215 Metode Rasional 21

2216 Model Hidraulik Sungai 25

2217 Komponen Aliran dan Persamaan dalam HEC-RAS 26

2218 Persamaan Dasar Dalam HEC-RAS 27

BAB 3 METODE PENELITIAN

31 Jenis Penelitian 29

32 Lokasi Penelitian 29

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro 30

34 Langkah Penelitian 30

341 Pengumpulan Data 30

342 Analisis Data 31

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian 32

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan 33

42 Menghitung Hujan Wilayah 34

421 Poligon Thiessen 34

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

xi

422 Analisis Frekuensi 35

423 Penentuan Pola Distribusi 38

43 Hujan Rancangan 42

44 Debit Rencana 43

441 Intensitas Hujan 43

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional 44

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro 47

451 Penggambaran Geometri Sungai 48

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai 49

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran 50

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) 51

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS 51

46 Volume Tampung Saluran 54

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan 59

52 Saran 60

DAFTAR PUSTAKA 61

LAMPIRAN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

1

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalah

Sistem drainase di wilayah Kota Surakarta pada mulanya dibangun untuk

kepentingan Kraton dan selanjutnya dikembangkan sebagai sistem drainase kota

Jaringan drainase di Surakarta dibedakan menjadi dua bagian yaitu drainase alam

dan darinase kota Drainase alam merupakan sungai - sungai yang melintas di

tengah kota seperti Kali Sumber Kali Pepe dan Kali Anyar yang berfungsi

sebagai penampung pengaliran drainase kota dan air hujan yang diteruskan ke laut

melalui Sungai Bengawan Solo Drainase kota mengalirkan air permukaan baik

berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan dari rumah tangga

(Pemerintah Kota Surakarta 2003)

Topografi di bagian selatan Kota Surakarta relatif datar dengan ketinggian +92 m

dari permukaan laut dengan kemiringan 0 - 3 pada bagian utara ketinggian

+135 m dari permukaan laut dan dengan permukaan berbukit - bukit Kedua

bagian kawasan ini dipisahkan oleh Kali Anyar Berdasarkan kondisi geografis ini

di sebagian wilayah Kota Surakarta bagian selatan terdapat daerah rawan banjir

sehingga setiap tahun selalu mengalami banjir dan genangan ketika intensitas

curah hujan tinggi (Dinas PU Kota Surakarta 2008)

Kota Surakarta dibagi ke dalam 10 (sepuluh) Daerah Aliran Sungai (DAS) atau

jaringan drainase makro yaitu DAS Pepe Hulu Kali anyar Pepe hilir Gajah

Putih Kali Kebo Kali Boro Jurug Pelem Wulung Semanggi dan Kali Wingko

(Dinas PU Kota Surakarta 2008) Keseluruhan drainase makro tersebut mengalir

saluran Drainase Primer dengan panjang 37 Km Drainase Sekunder dengan

panjang 675 Km dan Drainase Tersier dengan panjang 4553 Km Setiap drainase

makro membentuk sistem jaringan yang lebih kecil lagi yang disebut sistem

drainase mikro Pembagian sistem drainase Kota Surakarta dapat dilihat pada

Gambar 11 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

2

Gambar 11 Pembagian Sistem Drainase Kota Surakarta Berdasarkan Daerah

Aliran Sungai (Dinas PU Kota Surakarta 2008)

DAS Kali Boro termasuk bagian daerah pengaliran Bengawan Solo yang

mempunyai luas 14383 Ha dan panjang Kali Boro adalah 147550 meter Pada

DAS Kali Boro terdapat 4 saluran mikro yang bermuara pada Kali Boro yaitu

Saluran Belakang PMI Stasiun Jebres Jalan Gotong Royong dan Saluran Jagalan

Keseluruhan saluran drainase mikro yang bermuara ke Kali Boro tersebut

semuanya perlu dilakukan rehabilitasi saluran dimana saluran belakang PMI

mempunyai tingkat prioritas rehabilitasi tertinggi dengan nilai 278 (Rizqy

Fajar 2011)

DAS Kali Boro sering mengalami genangan air jika intensitas hujan cukup tinggi

dan durasi hujan yang lama Indikasi awal penyebab terjadinya genangan pada

Kali Boro dikarenakan banyaknya pemukiman warga yang masuk ke badan

sungai dan pengaruh tata guna lahan menyebabkan limpasan air permukaan tinggi

di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

3

Dina Nur Febriani (2012) menyatakan bahwa hujan harian maksimum di DAS

Bengawan Solo Hulu mempunyai tingkat kecenderungan naik pada 15 (lima

belas) tahun terakhir DAS Kali Boro termasuk bagian daerah pengaliran

Bengawan Solo sehingga perlu dilakukan suatu kajian yang mendetail tentang

evaluasi kapasitas Kali Boro dalam menampung hujan yang cenderung naik dan

pengaruh tata guna lahan di DAS Kali Boro

12 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1 Berapa debit banjir kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun yang terjadi di DAS

Kali Boro

2 Berapa kapasitas maksimum Kali Boro

3 Apakah Kali Boro mampu menampung banjir kala ulang 2 5 10 25 dan 50

tahun pada saat pintu air Pucang Sawit di Kali Boro harus ditutup dan pompa

tidak dapat dioperasikan

13 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

1 Mengetahui debit banjir kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun yang terjadi di

DAS Kali Boro

2 Mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro

3 Mengetahui volume tampung Kali Boro berada dikala ulang berapa tahun

pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Kali Boro harus ditutup dan pompa tidak

dapat dioperasikan

14 Batasan Masalah

Untuk membatasi ruang lingkup penelitian ini maka diperlukan batasan masalah

yaitu sebagai berikut

1 Analisis dilakukan hanya pada sepanjang Kali Boro tanpa memperhitungkan

dampak backwater Sungai Bengawan Solo

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

4

2 Data hujan yang digunakan tahun 1990 - 2011 di Stasiun Pencatat Hujan

Pabelan Ngemplak Grogol dan Mojolaban

3 Pengolahan Peta DAS menggunakan program Auto CAD

4 Pengolahan Hidrologi menggunakan program Microsoft Excel

5 Program yang digunakan untuk simulasi jaringan adalah program HEC-RAS

versi 410

6 Simulasi dilakukan dengan menggunakan simulasi aliran steady

7 Koefisien Pengaliran (C) DAS Kali Boro menggunakan koefisien pengaliran

Kecamatan Jebres dikarenakan tidak didapatnya data tata guna lahan DAS

Kali Boro DAS Kali Boro merupakan bagian dari Wilayah Kecamatan

Jebres

15 Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan

1 Dapat memberikan informasi atau menambah wacana mengenai analisis banjir

di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Boro Surakarta dan diharapkan dapat

sebagai pedoman untuk instansi terkait dalam mengambil tindakan dalam

mengatasi genangan air yang terjadi di saluran drainase Kali Boro

2 Dapat digunakan sebagai dasar pengoperasian pintu air Pucang Sawit

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

5

BAB 2

LANDASAN TEORI

21 Tinjauan Pustaka

211 Sistem Drainase

Drainase berasal dari bahasa Inggris yaitu drainage yang artinya mengalirkan

menguras membuang atau mengalihkan air Dalam bidang teknik sipil drainase

dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air

baik yang berasal dari hujan rembesan maupun kelebihan air dari suatu kawasan

sehingga fungsi kawasan tidak terganggu

Penelitian yang dilakukan oleh Siswoko (2002) menunjukkan bahwa sumber

terjadinya masalah banjir yang dominan adalah pengaruh kegiatan manusia

(anthropogenic) baik di dataran banjir maupun di DAS Masyarakat pemukim

belum banyak terlibat untuk menjaga DAS sebagai kawasan retensi akibat

keterbatasan pemahaman tentang DAS sebagai zona penyangga (buffer) sistem

tata air (Tunas 2004 dalam Iswahyu 2010)

Rizqi Fajar (2011) dalam penelitiannya di Mikro DAS Kali Boro menyatakan

bahwa ada 4 saluran drainase mikro yang bermuara ke Kali Boro yang kesemua

saluran tersebut perlu dilakukan rehabilitasi dimana Saluran Belakang PMI

memiliki peringkat tertinggi yaitu 0278 atau 278 dan tingkat persentase saluran

lainnya yaitu Saluran Stasiun Jebres 25 Saluran Jl Gotong Royong 249 dan

Saluran Jagalan 223 Pembahasan yang dilakukan sebatas saluran pengumpul

Kali Boro dan data sekunder berupa survey kuisioner warga sekitar daerah aliran

sungai

Puput Chandra K (2011) menyatakan bahwa saluran-saluran pengumpul yang

bermuara ke Kali Anyar mampu menampung debit rancangan untuk intensitas

hujan kala ulang 10 tahun tetapi Permen Pu No 63Prt1993 mengatakan dataran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

6

banjir yang merupakan daerah penguasaan sungai ditetapkan berdasarkan debit

banjir sekurang-kurangnya untuk Perioda Ulang 50 Tahunan tanpa tanggul

Dina Nur Febriani (2012) menyatakan bahwa hujan harian maksimum di DAS

Bengawan Solo Hulu mempunyai tingkat kecenderungan naik pada 15 (lima

belas) tahun terakhir Dengan demikian ada kecenderungan perubahan debit

rencana dalam kapasitas saluran-saluran di sistem jaringan drainase Kota

Surakarta

Mengatasi masalah drainase yang sering menimbulkan banjir di Kota Solo bisa

dengan merevitalisasi saluran dengan mengeruk sedimentasi yang ada di setiap

saluran drainase sehingga daya tampung drainase bisa lebih optimal dengan

demikian maka kemungkinan air meluap ke permukaan sangat kecil (Yusuf

Muttaqien 2011)

22 Landasan Teori

221 Umum

SNI No 1724-1989-F mendefinisikan hidrologi sebagai ilmu yang mempelajari

sistem kejadian air diatas pada permukaan dan didalam tanah Dengan demikian

ada empat macam proses dalam daur hidrologi yang digunakan secara umum dan

berhubungan dengan analisa hidrologi bagi perencanaan bangunan air yaitu

1 Presipitasi

2 Evaporasi

3 Infiltrasi

4 Surface runoff dan subsurface run off

Menurut Suripin (2004 7) drainase mempunyai arti mengalirkan menguras

membuang atau mengalihkan air Secara umum drainase didefinisikan sebagai

serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi danatau membuang

kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan sehingga lahan dapat difungsikan

secara optimal

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

7

kondensasi Presipitasi

Evaporasi air hujan

Aliran air

Evaporasi air danau kolam

Transpirasi

Mata air

Muka air

Danau

Infiltrasi

Aliran air

Aliran air

Evaporasi air sungai

Laut

Sungai

Evaporasi air laut

222 Siklus Hidrologi

Secara keseluruhan jumlah air di planet bumi ini relatif tetap dari masa ke masa

Air di bumi mengalami suatu siklus melalui serangkaian peristiwa yang

berlangsung terus ndash menerus dimana kita tidak tahu kapan dan dari mana

berawalnya dan kapan pula akan berakhir (Suripin 2004) Serangkaian peristiwa

tersebut dinamakan siklus hidrologi (hydrologic cycle)

Gambar 21 Siklus Hidrologi (Suripin 2004)

Dalam kaitannya dengan perencanaan drainase komponen dalam siklus hidrologi

yang terpenting adalah aliran permukaan Oleh karena itu komponen inilah yang

ditangani secara baik untuk menghindari berbagai bencana khususnya banjir

223 Presipitasi

Menurut Suripin (2004) presipitasi adalah istilah umum untuk menyatakan uap

air yang mengkondensasi dan jatuh dari atmosfir ke bumi dalam segala bentuknya

dalam rangkaian siklus hidrologi Jika air yang jatuh berbentuk cair disebut hujan

(rainfall) dan jika berupa padat disebut salju (snow) Menurut Bambang

Triadmojo (2009) presipitasi adalah turunnya air hujan dari atmosfer ke

permukaan bumi yang bisa berupa hujan hujan salju kabut embun dan hujan

es Dalam bagian ini hanya akan dibahas tentang hujan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

8

Menurut Bambang Triadmodjo (2008) berdasarkan proses terjadinya hujan dibagi

menjadi tiga tipe sebagai berikut

1 Hujan Konvektif

Di daerah tropis pada musim kemarau udara yang berada di dekat permukaan

tanah mengalami pemanasan yang intensif Pemanasan tersebut menyebabkan

rapat massa udara berkurang sehingga udara basah naik ke atas dan

mengalami pendinginan sehingga terjadi kondensasi dan hujan Hujan yang

terjadi karena proses ini disebut hujan konvektif yang biasanya bersifat

setempat mempunyai intensitas tinggi dan durasi singkat

2 Hujan siklonik

Jika massa udara panas yang relative ringan bertemu dengan massa udara

dingin yang relative berat maka udara panas tersebut akan bergerak di atas

udara dingin Udara yang bergerak ke atas tersebut mengalami pendinginan

sehingga terjadi kondensasi dan terbentuk awan dan hujan Hujan yang terjadi

disebut hujan siklonik yang mempunyai sifat tidak terlalu lebat dan

berlangsung dalam waktu lebih lama

3 Hujan orografis

Udara lembab yang tertiup angin dan melintasi daerah pegunungan akan naik

dan mengalami pendinginan sehingga terbentuk awan dan hujan Sisi gunung

yang dilalui oleh udara tersebut banyak mendapatkan hujan dan disebut lereng

hujan sedang sisi belakangnya yang dilalui udara kering (uap air telah menjadi

hujan di lereng hujan) disebut lereng bayangan hujan Daerah tersebut tidak

permanen dan dapat berubah tergantung musim (arah angin) Hujan ini terjadi

di daerah pegunungan (hulu DAS) dan merupakan pemasok air tanah danau

bendungan dan sungai

Dari ketiga jenis tipe hujan yang banyak terjadi di Indonesia adalah hujan

konvektif dan orografis Jumlah hujan yang jatuh di permukaan bumi dinyatakan

dalam kedalaman air (biasanya mm) yang dianggap terdistribusi secara merata

pada seluruh daerah tangkapan air Intensitas hujan adalah jumlah curah hujan

dalam suatu satuan waktu yang biasanya dinyatakan dalam mmjam Durasi hujan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

9

adalah waktu yang dihitung dari saat hujan mulai turun sampai berhenti yang

biasanya dinyatakan dalam jam Data hujan durasi pendek jam atau menit dapat

diperoleh dari automatic rainfall recorder

Karakteristik hujan yang perlu ditinjau dalam analisis dan perencanaan hidrologi

meliputi

a Intensitas i adalah laju hujan = tinggi air persatuan waktu misalnya

mmmenit mmjam atau mmhari

b Lama waktu (durasi) t adalah panjang waktu di mana hujan turun dalam

menit atau jam

c Tinggi hujan d adalah jumlah atau kedalaman hujan yang terjadi selama

durasi hujan dan dinyatakan dalam ketebalan air di atas permukaan datar

dalam mm

d Frekuensi adalah frekuensi kejadian dan biasanya dinyatakan dengan kala

ulang (return period) T misalnya sekali dalam 2 tahun

e Luas adalah luas geografis daerah sebaran hujan

Secara kualitatif intensitas curah hujan disebut juga derajat curah hujan

sebagaimana diperlihatkan dalam Tabel 21

Tabel 21 Derajad Curah Hujan dan Intensitas Curah Hujan

Derajad curah Hujan

Intensitas curah Hujan (mmjam) Kondisi

Hujan sangat Lemah lt120 Tanah agak basah atau dibasahi sedikit

Hujan lemah 120 ndash 300 Tanah menjadi basah semuanya tetapi sulit membuat puddle

Hujan normal 300 ndash 1800 Dapat dibuat puddle dan bunyi hujan kedengaran

Hujan deras 180 ndash 600 Air tergenang diseluruh permukaan tanah dan bunyi keras hujan terdengar berasal

dari genangan

Hujan sangat deras gt600 Hujan seperti ditumpahkan sehingga saluran dan drainase meluap

(Sumber Suripin 2004)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

10

224 Tata Guna Lahan

Pengaruh tata guna lahan pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien

aliran permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara

besarnya aliran permukaan dan besarnya curah hujan Angka koefisien aliran

permukaan ini merupakan salah satu indikator untuk menentukan kondisi fisik

suatu DAS Nilai C berkisar antara 0 sampai 1 Pada DAS yang masih baik harga

C mendekati nol dan semakin rusak suatu DAS maka harga C makin mendekati

satu Masalah banjir pada suatu perkotaan juga tidak lepas dari semakin cepat

berkurangnya daerah resapan air dalam hal ini perubahan tata guna lahan

225 Kondisi Sistem Drainase

Banjir menjadi salah satu permasalahan dalam perkotaan terutama dalam kota-

kota besar di Indonesia Jika dirunut ke belakang akar permasalahan banjir di

perkotaan berasal dari pertambahan penduduk yang sangat cepat Pertambahan

penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan prasarana dan sarana

perkotaan yang memadai mengakibatkan pemanfaatan tata guna lahan yang acak-

acakan Banyak terjadi bangunan pemukiman yang berdiri di atas saluran

drainase sehingga saluran drainase tersebut menjadi terganggu dan tidak

berfungsi sebagaimana mestinya

226 Pengukuran Hujan

Dalam analisis diperlukan data hujan yang akurat bukan hanya hujan kumulatif

harian namun juga diperlukan data hujan jam-jaman Hal ini dikarenakan hujan

sangat bervariasi terhadap waktu dan tempat dan setiap perubahannya

berpengaruh terhadap aliran sungai Hujan di suatu daerah dapat diukur di

beberapa titik yang ditetapkan dengan menggunakan alat pencatat hujan baik

berupa alat pencatat hujan manual (ordinary raingauge) maupun berupa alat

pencatat hujan otomatis (automatic raingauge)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

11

227 Kualitas Data Hujan

Kualitas data hujan sangat beragam tergantung pada alat pengelola dan sistem

arsip

1 Kelengkapan Data

Dalam proses pencatatan data hujan terkadang ada data hujan yang hilang

Berdasarkan pengujian yang dilakukan di sejumlah DAS di Pulau Jawa

mengenai data hujan yang hilang jika dilakukan pengisian maka akan

mengacaukan perhitungan lain Hal ini disebabkan karena variabilitas hujan

yang tinggi Oleh sebab itu disarankan untuk tidak melakukan pengisian data

yang hilang (Sri Harto 1993)

2 Kepanggahan

Data yang diperoleh dari alat pencatat bias jadi tidak panggah karena

a Alat pernah rusak

b Alat pernah pindah lokasi

228 Analisis Hujan Titik menjadi Hujan Wilayah

Data hujan yang diperoleh dari alat penakar hujan merupakan hujan titik (point

rainfall) Mengingat hujan sangat bervariasi terhadap tempat (space) maka untuk

kawasan yang luas satu alat penakar hujan belum dapat menggambarkan hujan

wilayah tersebut (Suripin 2004) Dalam hal ini diperlukan hujan kawasan yang

diperoleh dari harga rerata curah hujan beberapa stasiun penakar hujan yang ada

di dalam atau di sekitar kawasan Bambang Triatmodjo (2008) menerangkan

bahwa ada tiga cara yang digunakan dalam menghitung hujan rerata kawasan

yaitu

1 Metode rerata aljabar

Metode ini paling sederhana dibanding metode lain Pengukuran yang

dilakukan di beberapa stasiun dalam waktu yang bersamaan dijumlahkan

kemudian dibagi dengan jumlah stasiun Stasiun hujan yang digunakan dalam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

12

hitungan biasanya adalah yang berada di dalam DAS Metode rerata aljabar

memberikan hasil yang baik apabila

a Stasiun hujan tersebar secara merata di DAS dalam jumlah yang cukup

b Distribusi hujan relatif merata pada seluruh DAS

2 Metode Thiessen

Metode ini diperoleh dengan membuat poligon yang memotong tegak lurus

pada tengah-tengah garis penghubung dua pos penakar hujan Cara ini

berdasarkan rata-rata timbang (weighted average) Masing-masing penakar

mampunyai daerah pengaruh yang dibentuk dengan menggambarkan garis-

garis sumbu tegak lurus terhadap garis penghubung di antara dua buah pos

penakar Contoh Gambar Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar 22

Stasiun Hujan

Garis Penghubung

Garis Bagi

A1

A1 A6

P2

A3

A4A5

P1

P6

A2

P3

P4

P5

Gambar 22 Cara Poligon Thiessen

Misalnya A1 adalah luas daerah pengaruh pos penakar P1 A2 luas daerah

pengaruh pos penakar P2 dan seterusnya Jumlah A1+A2++An = A adalah

jumlah luas seluruh areal yang dicari tinggi curah hujan rata - ratanya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

13

Jika pos penakar 1 menakar tinggi hujan d1 pos penakar 2 menakar d2 dan

pos penakar N menakar dN maka 粸 实故क़粸क़ 十故挠粸挠十故挠粸挠十 十故屁粸屁故क़十故挠嫩故ৰ十⋯故屁

=sum 霹腮聘腮霹屁平妮क़ helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (21)

Jika AiA = pi merupakan persentase luas pada pos I yang jumlahnya untuk

seluruh luas adalah 100 maka 粸 实sum 贵平粸平棺轨实1 (22)

Dengan

A = luas areal (kmsup2) d = tinggi curah hujan rata-rata areal d1 d2 d3 dn = tinggi curah hujan di pos 123N A1 A2 A3 AN = luas daerah pengaruh pos 123N

3 Metode Isohyet

Isohyet adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan ketebalan hujan

yang sama Pada metode isohyet dianggap bahwa hujan pada suatu daerah di

antara dua garis isohyet adalah merata dan sama dengan nilai rerata dari

kedua garis isohyet tersebut Metode isohyet membutuhkan data yang dapat

mendukung disusunnya Isohyet baik dalam hal jumlah stasiun dan kualitas

serta kuantitas data hujan Contoh gambar dapat dilihat pada Gambar 23

Gambar 23 Cara Garis Isohyet

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

14

Dari ketiga cara tersebut dipilih metode Thiessen karena cara pertama dipandang

terlampau kasar hasilnya Adapun cara yang ketiga tidak didukung oleh data yang

tersedia di lapangan

229 Karakteristik DAS

Suripin (2004) menyatakan karakteristik DAS yang berpengaruh besar pada

aliran permukaan meliputi 1) luas dan bentuk DAS 2) topografi dan 3) tata

guna lahan

1 Luas dan bentuk DAS

Laju dan volume permukaan aliran akan bertambah dengan bertambahnya luas

DAS Tetapi apabila aliran permukaan tidak dinyatakan sebagai jumlah total dari

DAS melainkan sebagai laju dan volume persatuan luas besarnya akan berkurang

dengan bertambah luasnya DAS Bentuk DAS mempunyai pengaruh pada pola

aliran dalam sungai Pengaruh bentuk DAS terhadap aliran permukaan dapat

ditunjukkan dengan memperhatikan hidrograf-hidrograf yang terjadi pada dua

buah DAS yang bentukanya berbeda namun mempunyai luas yang sama dan

intensitas hujan yang sama Bentuk DAS memanjang dan sempit cenderung

menghasilkan laju aliran permukaan yang lebih kecil dibandingkan dengan DAS

yang berbentuk melebar atau melingkar

2 Topografi

Tampakan rupa muka bumi atau topografi seperti kemiringan lahan keadaan dan

kerapatan saluran dan bentuk cekungan mempunyai pengaruh pada laju dan

volume aliran permukaan DAS dengan kemiringan curam disertai saluran yang

rapat akan menghasilkan laju dan volume aliran permukaan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan DAS yang landai dengan saluran dan adanya cekungan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

15

3 Tata guna lahan

Pengaruh tata guna lahn pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien aliran

permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara besarnya

aliran permukaan dan besarnya curah hujan

2210 Hujan Rerata Kawasan

Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air

dan rancangan pengendalian adalah curah hujan rerata diseluruh daerah yang

bersangkutan bukan curah hujan pada suatu titik tertentu (Suyono Sosrodarsono

1976)

Dalam penelitian ini hujan wilayah diperhitungkan dengan cara Poligon Thiessen

yang dapat dihitung dengan persamaan berikut 官呻实 क़霹嫂sum 故平官平屁平妮क़ (23)

dengan 官呻 = hujan wilayah (mm) 官平 = hujan masing-masing stasiun pencatat hujan (mm) 故扑 = luas DAS (km2) 故平 = luas masing-masing poligon N = jumlah stasiun pencatat hujan

2211 Analisis Frekuensi

Analisis frekuensi bertujuan untuk mencari hubungan antara besarnya kejadian

ekstrim terhadap frekuensi kejadian dengan menggunakan distribusi probabilitas

kontinyu Ada beberapa bentuk fungsi distribusi kontinyu (teoritis) yang sering

digunakan dalam analisis frekuensi untuk hidrologi yaitu distribusi Normal Log

Normal Gumbel Pearson dan log Pearson Sebelum menganalisis data hujan

dengan salah satu distribusi di atas perlu pendekatan dengan parameter-parameter

statistik untuk menentukan distribusi yang tepat digunakan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

16

Parameter-parameter tersebut meliputi

a) Rata-rata ( X伸 ) = क़坡sum X平坡平能क़ (24)

b) Simpangan baku (S) = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (25)

c) Koefisien variasi (Cv) = 聂涅伸 (26)

d) Koefisien skewness (Cs) = 坡sum 纵涅氢能涅伸邹遣晴腮呛前纵 能क़邹纵 能挠邹聂遣 (27)

e) Koefisien ketajaman (Ck) = 綐 sum纵涅氢能涅伸邹浅纵 能क़邹纵 能挠邹纵 能ৰ邹聂浅 (28)

dengan

n = banyaknya data atau jumlah kejadian Xi = hujan maksimum harian rata-rata (mm)

a Distribusi Normal

Persamaan yang dipakai dalam distribusi normal adalah

p = क़飘 (29)

w = 族ln足क़怒綐卒祖क़ 挠世 纵0 屎贵 屎05邹 (210)

KT = z = w 石 2515517十0802853国十0010328国21十1432788国十0189269国2十0001308国3 (211)

dengan

T = kala ulang p = probabilitas KT = factor frekuensi

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

Sifat-sifat distribusi normal adalah nilai koefisien kemelencengan (skewness)

sama dengan nol (Cs史0) dan nilaikoefisien kurtosis mendekati tiga (Ck史3) Selain

itu terdapat sifat-sifat distrubusi frekuensi kumulatif berikut ini 官纵果石滚邹 = 1587 (212) 官纵果邹 = 50 (213) 官纵果十滚邹 = 8414 (214)

b Distribusi Log Normal

Distribusi log normal digunakan apabila nilai-nilai dari variable random tidak

mengikuti distribusi normal tetapi nilai logaritmanya memenuhi distribusi

normal Sifat-sifat distribusi log normal adalah sebagai berikut

Koefisien kemelencengan Cs = 固剖ৰ + 3Cv (215)

Koefisien kurtosis Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3 (216)

Persamaan yang dipakai dalam Log Normal adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (217)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (218)

z = 仆能仆呻骗色 (219)

y = z Sy + 裹呻 (220)

yT = 裹呻 + KT Sy (221)

p = arc ln y (222)

dengan

y = ln p

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

裹呻 = nilai rerata dari y Sy = standar deviasi z = probabilitas

c Distribusi Gumbel

Persamaan yang dipakai dalam distribusi gumbel adalah

果 = क़坡sum X平坡平能क़ (223)

Sx = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (224)

p = 果石票 票 汝汝呛前嫩仆叁骗叁 管铺 (225)

dengan

KT = faktor frekuensi T = kala ulang

Distribusi gumbel mempunyai sifat

Koefisien kemelencengan Cs = 114

Koefisien kurtosis Ck = 54

d Distribusi Log Pearson III

Distribusi log Pearson III digunakan apabila parameter statistic tidak sesuai

dengan model distribusi yang lain Persamaan yang dipakai adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (226)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (227)

yT = 裹呻 + KT Sy (228)

p = arc log yT (229)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

dengan

YT = nilai logaritmik dari x dengan periode ulang T 裹呻 = nilai rerata dari Sy = standar deviasi dari y KT = faktor frekuensi yang merupakan fungsi dari probabilitas (atau periode

ulang) dan koefisien kemencengan (Csy) yang diberikan pada Lampiran A-3

Untuk memilih distribusi yang sesuai dengan data yang ada perlu dilakukan uji

statistik Pengujian kesesuaian distribusi yang sering dilakukan yaitu uji Smirnov-

Kolmogorov

a Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan data dengan garis teoritis pada

kertas probabilitas Nilai ∆ kritis (∆cr Smirnov Kolmogorov Test) tergantung dari

jumlah data (n) dan derajat kegagalan (α) Nilai ∆ kritis untuk Uji Smirnov

Kolmogorov dapat dilihat pada Lampiran A-2

2212 Hujan rencana

Setelah ditentukan pola distribusi yang sesuai dengan data yang ada dan dipilih

jenis distribusi probabilitas hujan yang cocok sesuai dengan hasil uji statistik

maka hujan rencana dapat dihitung menggunakan persamaan

YT = 裹呻 + KT Sy (230)

dengan

YT = hujan rencana 裹呻 = rerata Sy = standar deviasi KT = koefisien factor frekuensi sesuai agihan terpilih

2213 Intensitas Hujan

Dalam perhitungan Qmaks dengan menggunakan metode rasional diperlukan data

intensitas hujan yaitu tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu Sifat

umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya cenderung

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

makin besar dan makin tinggi periode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya

(Suripin 2004)

Maka intensitas hujan dapat dihitung dengan rumus modified Mononobe yaitu

I = 片綐浅挠恼足挠恼迫卒綐遣 (231)

Dengan

I = intensitas hujan (mmjam) t = lamanya curah hujan (jam) R24 = curah hujan maksimum harian (selama 24 jam) (mm)

Sobriyah (2003) dalam desertasinya menyatakan bahwa hujan efektif pada DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan persentase hujan

sebagaimana dalam Tabel 22 berikut

Tabel 22 Persentase Hujan Jam-jaman pada DAS Bengawan Solo

No Hujan Jam-jaman Persentase

1 Hujan ke-1 3870

2 Hujan ke-2 3230

3 Hujan ke-3 1870

4 Hujan ke-4 1030

(Sumber Sobriyah 2003)

2214 Waktu Konsentrasi

Kirpich (1940) dalam Suripin (2004) mengembangkan rumus dalam

memperkirakan waktu konsentrasi dimana dalam hal ini durasi hujan

diasumsikan sama dengan waktu konsentrasi Rumus waktu konsentrasi tersebut

dapat ditulis sebagai berikut

tc = 足=Ǵ呢铺痞綐क़===铺骗卒=ৰǴĖ (232)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

dengan

tc = waktu konsentrasi (jam) L = panjang saluran utama dari hulu sampai penguras (km) S = kemiringan rata-rata saluran

2215 Metode Rasional

Metode ini adalah untuk menentukan laju aliran permukaan puncak Metode ini

sangat simpel dan mudah penggunaannya namun penggunaannya terbatas untuk

DAS-DAS dengan ukuran kecil yaitu kurang dari 300 ha (Goldman etal 1986

dalam Suripin 2004) sedangkan menurut standar PU digunakan dengan DAS

yang berukuran lt 5000 ha (Lily Montarcih 2010) Persamaan Metode Rasional

dapat ditulis dalam bentuk

Qp = 02778 C I A (233)

dengan

Q = laju aliran permukaan (debit) puncak (m3detik) I = intensitas hujan (mmjam) A = luas DAS (km2) C = koefisien aliran permukaan (0 le C le 1)

Dengan nilai koefisien C disajikan dalam Tabel 23 berikut

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Business Perkotaan 070 ndash 095 Pinggiran 050 ndash 070

Perumahan Rumah tunggal 030 ndash 050 Multiunit terpisah 040 ndash 060 Multiunit tergabung 060 ndash 075 Pekampungan 025 ndash 040 Apartemen 050 ndash 070

Industri Ringan 050 ndash 080 Berat 060 ndash 090

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional (Lanjutan)

(Sumber McGuen 1989 dalam Suripin 2004)

Tabel 23 menggambarkan nilai C untuk penggunaan lahan yang seragam di

mana kondisi ini sangat jarang dijumpai untuk lahan yang relative luas Jika DAS

terdiri dari berbagai macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan

yang berbeda maka C yang dipakai adalah koefisien DAS yang dapat dihitung

dengan persamaan berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前 (234)

dengan

Ai = luas lahan dengan jenis penutup tanah i Ci = Koefisien aliran permukaan jenis penutup tanah i n = jumlah jenis penutup lahan

Metode Rasional pada awalnya hanya menghitung debit puncak tanpa

memberikan informasi debit aliran dari waktu ke waktu Pada perkembangannya

debit puncak yang terjadi pada waktu ke waktu dapat digambarkan dalam grafik

hidrograf rasional (Ponce 1989 dan Wanielista 1990 dalam Sobriyah 2012)

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Perkerasan Aspal dan beton 070 ndash 095 Batu-bata paving 050 ndash 070

Atap 075 ndash 095 Halaman tanah berpasir

Datar 2 005 ndash 010 Rata-rata 2-7 010 ndash 015 Curam 7 025 ndash 035

Halaman kereta api 010 ndash 035 Taman tempat bermain 020 ndash 035 Taman pekuburan 010 ndash 025 Hutan

Datar 0-5 010 ndash 040 Bergelombang 5-10 025 ndash 050 Berbukit 10-30 030 ndash 060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

Dibawah ini terdapat 3 Jenis Hidrograf Rasional berdasarkan hubungan antara

Waktu Konsentrasi (tc) dengan Durasi Hujan (dh) seperti berikut

a Hidrograf rasional dengan tc = dh

Debit puncak (Qp) yang terjadi berada pada puncak hidrograf segitiga

sebagaimana dinyatakan oleh Williams Pogan dan Mitchi (Wanielista 1990

dalam Sobriyah 2012) Hidrograf segitiga ini terjadi apabila waktu konsentrasi

(tc) = durasi hujan (dh) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 24

Gambar 24 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc = dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 24 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp1 tc (235)

V1 = V2 dan tc = dh sehingga persamaan debit puncak (Qp) dapat dituliskan

Qp1 = 02778 C I A (236)

b Hidrograf rasional dengan tc lt dh

Untuk tc lt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium (Singh dan Cruise

dalam Wanielista 1990) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 25

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

Gambar 25 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 25 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp2 dh (237)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp2 = 02778 C I A (238)

Qp2 = Qp1

c Hidrograf rasional dengan tc gt dh

Jika tc gt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium tetapi debit puncaknya

tidak sama dengan debit puncak pada kondisi yang lain (Sobriyah dan

Purwanti1998 dalam Sobriyah 2012) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat

pada Gambar 26

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

Gambar 26 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc gt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 26 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp3 tc (239)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp3 = 02778 (dh tc) C I A (240)

Qp3 lt Qp1

2216 Model Hidraulik Sungai

Analisa hidrolika air banjir di sungai dengan berbagai kala ulang dari debit banjir

rencana Analisa hidrolika akan menghitung seberapa jauh kemampuan saluran

drainase secara struktural terhadap tinggi muka air banjir dan luapan banjir yang

terjadi Perhitungan analisa hidrolika sungai dalam penulisan ini menggunakan

software Hydrologic Engineering Centre-River Analysis System (HEC-RAS) versi

410 yang dikembangkan oleh Hydrologic Engineering Center milik US Army

Corps of Engineers

HEC-RAS adalah system perangkat lunak terpadu dirancang untuk penggunaan

interaktif dalam lingkungan multi-tugas Sistem terdiri dari Graphic User

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

Interface (GUI) komponen terpisah analisa hidrolik penyimpanan data dan

kapabilitas manajemen fasilitas pelaporan dan grafis

Sistem HEC-RAS mempunyai 3 komponen analisa hidrolika satu dimensi untuk

1 Perhitungan profil permukaan air steady flow

2 Simulasi steady flow dan unsteady flow

3 Perhitungan transport sedimen batas yang movable

2217 Komponen Aliran dan Persamaan dalam HEC-RAS

Komponen-komponen aliran dalam HEC-RAS adalah sebagai berikut

1 Aliran Seragam (Steady flow)

Komponen pada model ini digunakan untuk menghitung profil muka air pada

kondisi aliran Seragam (steady) Sistem ini dapat digunakan pada sebuah saluran

jaringan atau sebuah jaringan besar termasuk saluran dan saluran kecil lainnya

Komponen pada steady flow dapat dimodelkan pada kondisi aliran subkritis

superkritis dan system gabungan profil muka air

Dasar perhitungan komputer didasarkan pada solusi satu dimensi energi Energi

yang hilang disebabkan oleh gesekan (persamaan Manning) dan penyempitan dan

pelebaran (koefisien tambahan dari perubahan dalam tinggi kecepatan)

Persamaan Momentum bermanfaat dalam situasi dimana profil muka air

mengalami perubahan tiba-tiba Situasi ini termasuk dengan system perhitungan

aliran gabungan (contoh lompatan air) atau aliran pada jembatan dan perubahan

muka air pada pertemuan saluran (arus di persimpangan)

2 Aliran tidak Seragam (Unsteady flow)

Komponen untuk aliran tidak langgeng dikembangkan untuk perhitungan aliran

subkritis Perhitungan hidrolik untuk cross-section jembatan gorong-gorong dan

struktur hidrolik lainnya yang dikembangkan untuk komponen aliran langgeng

digabung dengan perhitungan aliran tidak langgeng Komponen untuk aliran tidak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

langgeng digunakan untuk model tampungan dan hubungan hidrolik dengan

tampungan

3 Profil muka air pada aliran steady

HECndashRAS dapat melakukan perhitungan profil muka air satu dimensi untuk

aliran steady berubah lambat laun pada saluran alami dan buatan Subkritis

superkritis dan sistem gabungan aliran profil muka air dapat dianalisa

2218 Persamaan Dasar Dalam HEC-RAS

Profil muka air dihitung dari satu potongan melintang ke potongan selanjutnya

dengan menyelesaikan persamaan Energi dengan prosedur iterasi disebut metode

langkah standar (standard step) seperti pada persamaan 241

Persamaan energi ditulis sebagai berikut

ehgV

ZYgV

ZY +++=++22

211

11

222

22

aa (241)

Dengan

Y1 Y2 = kedalaman air di potongan melintang Z1 Z2 = elevasi invert saluran utama V1 V2 = kecepatan rata-rata (debit totalluas aliran total) α1 α2 = koefisien pemberat kecepatan g = kecepatan gravitasi he = kehilangan tinggi energi

Dari persamaaan diatas dapat dilihat dalam bentuk gambar seperti Gambar

Persamaan Energi pada Gambar 27 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

Gambar 27 Garis Persamaan Energi

(Sumber HEC-RAS River Analysis System 2005)

Kehilangan tinggi energi (he) antara dua potongan melintang terdiri dari

kehilangan gesekan dan kehilangan kontraksi atau ekspansi

Persamaan untuk kehilangan tinggi energi bisa dilihat dari persamaan (242)

gV

gV

CSLh fe 22

211

222 aa-+= (242)

Dengan

L = panjang ruas pemberat debit Sf = mewakili kemiringan friksi antara dua bagian C = koefisien kehilangan ekspansi atau kontraksi

Jarak panjang ruas pemberat L dihitung sebagai

robchlob

robrobchchloblob

QQQQLQLQL

L++

++= helliphelliphellip (243)

Dengan

Llob Lch Lrob = panjang ruang potongan melintang ditentukan untuk aliran di tebing kiri saluran utama dan tebing kanan Qlob Qch Qrob = rata-rata aritmetika aliran antara bidang-bidang untuk tebing

kiri saluran utama dan tebing kanan

(Garis Energi)

(Permukaan Air)

(Dasar Saluran)

(Dasar)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

evaluatif Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang dirancang

untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan

(Furchan 2004447) data dianalisis dan dievaluasi untuk memberikan solusi ndash

solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan drainase DAS Kali Boro

32 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ialah sepanjang aliran sungai DAS Kali Boro yang melewati 5

Kelurahan yakni Jebres Jagalan Purwodiningratan Pucang Sawit dan Kampung

Sewu

Gambar 31 Peta Situasi DAS Kali Boro

(Dinas PU Kota Surakarta 2008)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

Kali Boro memiliki 4 Saluran Pengumpul (collector drain) yaitu Saluran Jl

Gotong Royong Saluran Belakang PMI Saluran Stasiun Jebres dan Saluran

Jagalan DAS Kali Boro mempunyai luas 14383 Ha dengan panjang saluran

utama 147550 meter Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan seringnya terjadi

genangan air bila intensitas hujan cukup tinggi

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro

Beberapa foto yang menggambarkan kondisi riil Kali Boro seperti berikut

34 Langkah Penelitian

341 Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan didalam penelitian ini antara lain

1 Data-data Primer berupa Data Geometri Kali Boro (Profil Sungai) yang

diperoleh dari Pengukuran di lapangan

2 Data-data Sekunder berupa Data Curah Hujan yang diperoleh dari Balai

Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air Propinsi Jawa Tengah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

Gambar 32 Potongan Melintang Saluran pada Sta 0+30000 m

Gambar 33 Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

3 Data-data sekunder lainnya diperoleh melalui Studi Pustaka dan

mengumpulkan data atau informasi data sekunder dari berbagai sumber dan

instansi terkait misalnya seperti peta topografi baik secara peta cetak maupun

peta digital peta batas administrasi atau peta wilayah

342 Analisis Data

3421 Analisis Hidrologi

Analisa hidrologi meliputi

1 Analisa Data Curah Hujan yaitu Tahun 1990 ndash 2011 untuk Menghitung Hujan

Rancangan (R24) Intensitas Hujan (I)

2 Dengan memilih Intensitas Hujan (I) dihitung Debit Rencana dengan Metode

Rasional

3 Menghitung Debit Rancangan Maksimum (Qmaks) Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun dengan Metode Rasional

3422 Analisis Hidrolika

Analisis hidrolika saluran dilakukan dengan software HEC-RAS versi 41

( Hydrologic Engineering Center - River Analysis System) dari US Army Corps of

Engineering berdasarkan data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir

rencana yang diperoleh pada metode analisis debit banjir Output analisis

hidrolika ini berupa elevasi muka air banjir untuk setiap debit rencana

Selanjutnya dilakukan evaluasi mengenai kapasitas maksimum saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian

Langkah ndash langkah penelitian ditunjukkan pada bagan alir di Gambar 32

Gambar 34 Bagan Alir Tahap Penelitian

Penyelesaian Masalah 2 sampai langkah ini akan diketahui kapasitas Kali Boro

Selesai

Penyelesaian Masalah 3 sampai langkah ini akan diketahui daya tampung Kali Boro jika pintu ditutup

Analisis Hidrolika Saluran (HEC-RAS versi 410)

Pembahasan dan Kesimpulan

Perhitungan Kapasitas Saluran

Evaluasi Daya Tampung saluran jika pintu air Pucang Sawit di hilir Kali Boro ditutup

Uji Kesesuain Distribusi (Uji Smirnov-Kolmogorov)

Mulai

- Data Curah Hujan - Fungsi Lahan - Geometri Sungai

Penyelesaian Masalah 1 sampai langkah ini akan diketahui debit kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun

Menghitung Hujan Wilayah (polygon Thiessen)

Menganalisa Distribusi Frekuensi Curah Hujan

Analisis Debit Banjir Rancangan (Metode Rasional)

- Distribusi Gumbel - Distribusi Log Pearson III - dll

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan

Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi berasal dari 4 stasiun hujan

yaitu Stasiun Hujan Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

Jumlah data hujan dalam penelitian ini yaitu data hujan 22 tahun dari Tahun 1990

ndash 2011 Data hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 41 berikut

Tabel 41 Data Hujan Tahunan

Tahun Hujan Tahunan (mmtahun) Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 177430 150000 185500 57600 1991 197735 133200 190100 1992 213165 133900 214800 238100 1993 241470 235700 1994 264141 160700 1995 257600 186700 176300 1996 224700 153300 206800 168400 1997 129200 140200 24500 1998 295350 152200 258400 1999 183450 152200 2000 152800 178800 2001 139850 172800 2002 101500 178800 83500 2003 135300 11300 130500 2004 252250 38800 87300 2005 208400 6900 89900 2006 223900 167600 2007 210800 370300 162300 2008 242550 153100 249400 139800 2009 204450 163200 102000 178950 2010 313600 302200 87700 305000 2011 224300 212700 60500 214300

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

Data rusak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

Kemudian dari Tabel 41 diatas dilakukan penggambaran letak posisi stasiun

hujan terhadap DAS Kali Boro untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah

hujan yang dicatat oleh tiap stasiun hujan terhadap DAS Kali Boro

42 Menghitung Hujan Wilayah

421 Poligon Thiessen

Untuk menentukan hujan wilayah digunakan Metode Poligon Thiessen

berdasarkan pengaruh dari 4 (empat) stasiun hujan terhadap luas DAS Kali Boro

yaitu Stasiun hujan Pabelan Stasiun hujan Grogol 67 B Stasiun hujan Mojolaban

128 D dan Stasiun hujan Ngemplak Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar

41 berikut

0 1 2 Km1 Km

Skala 1 25000

N

S

EW

GROGOL 67 B MOJOLABAN 128 D

NGEMPLAK 1

PABELAN

Ket Luas DAS Boro

Gambar 41 Poligon Thiessen dengan 4 (empat) stasiun hujan

Dari Poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dapat dihitung masing-

masing luas wilayah yang dipengaruhi oleh tiap-tiap stasiun hujan dengan

mengeplot pada software AutoCAD 2009 Hasilnya adalah

Ngemplak 1 = 01329 Km2

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 4: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

LEMBAR PENGESAHAN iii

MOTTO iv

PERSEMBAHAN v

ABSTRAK vi

ABSTRACT vii

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR LAMPIRAN xv

DAFTAR NOTASI xvi

BAB 1 PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalah 1

12 Rumusan Masalah 3

13 Tujuan Penelitian 3

14 Batasan Masalah 3

15 Manfaat Penelitian 4

BAB 2 LANDASAN TEORI

21 Tinjauan Pustaka 5

211 Sistem Drainase 5

22 Landasan Teori 6

221 Umum 6

222 Siklus Hidrologi 7

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

x

223 Presipitasi 7

224 Tata Guna Lahan 10

225 Kondisi Sistem Drainase 10

226 Pengukuran Hujan 10

227 Kualitas Data Hujan 11

228 Analisis Hujan Titik menjadi Hujan Wilayah 11

229 Karakteristik DAS 14

2210 Hujan Rerata Kawasan 15

2211 Analisis Frekuensi 15

2212 Hujan rencana 19

2213 Intensitas Hujan 19

2214 Waktu Konsentrasi 20

2215 Metode Rasional 21

2216 Model Hidraulik Sungai 25

2217 Komponen Aliran dan Persamaan dalam HEC-RAS 26

2218 Persamaan Dasar Dalam HEC-RAS 27

BAB 3 METODE PENELITIAN

31 Jenis Penelitian 29

32 Lokasi Penelitian 29

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro 30

34 Langkah Penelitian 30

341 Pengumpulan Data 30

342 Analisis Data 31

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian 32

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan 33

42 Menghitung Hujan Wilayah 34

421 Poligon Thiessen 34

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

xi

422 Analisis Frekuensi 35

423 Penentuan Pola Distribusi 38

43 Hujan Rancangan 42

44 Debit Rencana 43

441 Intensitas Hujan 43

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional 44

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro 47

451 Penggambaran Geometri Sungai 48

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai 49

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran 50

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) 51

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS 51

46 Volume Tampung Saluran 54

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan 59

52 Saran 60

DAFTAR PUSTAKA 61

LAMPIRAN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

1

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalah

Sistem drainase di wilayah Kota Surakarta pada mulanya dibangun untuk

kepentingan Kraton dan selanjutnya dikembangkan sebagai sistem drainase kota

Jaringan drainase di Surakarta dibedakan menjadi dua bagian yaitu drainase alam

dan darinase kota Drainase alam merupakan sungai - sungai yang melintas di

tengah kota seperti Kali Sumber Kali Pepe dan Kali Anyar yang berfungsi

sebagai penampung pengaliran drainase kota dan air hujan yang diteruskan ke laut

melalui Sungai Bengawan Solo Drainase kota mengalirkan air permukaan baik

berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan dari rumah tangga

(Pemerintah Kota Surakarta 2003)

Topografi di bagian selatan Kota Surakarta relatif datar dengan ketinggian +92 m

dari permukaan laut dengan kemiringan 0 - 3 pada bagian utara ketinggian

+135 m dari permukaan laut dan dengan permukaan berbukit - bukit Kedua

bagian kawasan ini dipisahkan oleh Kali Anyar Berdasarkan kondisi geografis ini

di sebagian wilayah Kota Surakarta bagian selatan terdapat daerah rawan banjir

sehingga setiap tahun selalu mengalami banjir dan genangan ketika intensitas

curah hujan tinggi (Dinas PU Kota Surakarta 2008)

Kota Surakarta dibagi ke dalam 10 (sepuluh) Daerah Aliran Sungai (DAS) atau

jaringan drainase makro yaitu DAS Pepe Hulu Kali anyar Pepe hilir Gajah

Putih Kali Kebo Kali Boro Jurug Pelem Wulung Semanggi dan Kali Wingko

(Dinas PU Kota Surakarta 2008) Keseluruhan drainase makro tersebut mengalir

saluran Drainase Primer dengan panjang 37 Km Drainase Sekunder dengan

panjang 675 Km dan Drainase Tersier dengan panjang 4553 Km Setiap drainase

makro membentuk sistem jaringan yang lebih kecil lagi yang disebut sistem

drainase mikro Pembagian sistem drainase Kota Surakarta dapat dilihat pada

Gambar 11 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

2

Gambar 11 Pembagian Sistem Drainase Kota Surakarta Berdasarkan Daerah

Aliran Sungai (Dinas PU Kota Surakarta 2008)

DAS Kali Boro termasuk bagian daerah pengaliran Bengawan Solo yang

mempunyai luas 14383 Ha dan panjang Kali Boro adalah 147550 meter Pada

DAS Kali Boro terdapat 4 saluran mikro yang bermuara pada Kali Boro yaitu

Saluran Belakang PMI Stasiun Jebres Jalan Gotong Royong dan Saluran Jagalan

Keseluruhan saluran drainase mikro yang bermuara ke Kali Boro tersebut

semuanya perlu dilakukan rehabilitasi saluran dimana saluran belakang PMI

mempunyai tingkat prioritas rehabilitasi tertinggi dengan nilai 278 (Rizqy

Fajar 2011)

DAS Kali Boro sering mengalami genangan air jika intensitas hujan cukup tinggi

dan durasi hujan yang lama Indikasi awal penyebab terjadinya genangan pada

Kali Boro dikarenakan banyaknya pemukiman warga yang masuk ke badan

sungai dan pengaruh tata guna lahan menyebabkan limpasan air permukaan tinggi

di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

3

Dina Nur Febriani (2012) menyatakan bahwa hujan harian maksimum di DAS

Bengawan Solo Hulu mempunyai tingkat kecenderungan naik pada 15 (lima

belas) tahun terakhir DAS Kali Boro termasuk bagian daerah pengaliran

Bengawan Solo sehingga perlu dilakukan suatu kajian yang mendetail tentang

evaluasi kapasitas Kali Boro dalam menampung hujan yang cenderung naik dan

pengaruh tata guna lahan di DAS Kali Boro

12 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1 Berapa debit banjir kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun yang terjadi di DAS

Kali Boro

2 Berapa kapasitas maksimum Kali Boro

3 Apakah Kali Boro mampu menampung banjir kala ulang 2 5 10 25 dan 50

tahun pada saat pintu air Pucang Sawit di Kali Boro harus ditutup dan pompa

tidak dapat dioperasikan

13 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

1 Mengetahui debit banjir kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun yang terjadi di

DAS Kali Boro

2 Mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro

3 Mengetahui volume tampung Kali Boro berada dikala ulang berapa tahun

pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Kali Boro harus ditutup dan pompa tidak

dapat dioperasikan

14 Batasan Masalah

Untuk membatasi ruang lingkup penelitian ini maka diperlukan batasan masalah

yaitu sebagai berikut

1 Analisis dilakukan hanya pada sepanjang Kali Boro tanpa memperhitungkan

dampak backwater Sungai Bengawan Solo

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

4

2 Data hujan yang digunakan tahun 1990 - 2011 di Stasiun Pencatat Hujan

Pabelan Ngemplak Grogol dan Mojolaban

3 Pengolahan Peta DAS menggunakan program Auto CAD

4 Pengolahan Hidrologi menggunakan program Microsoft Excel

5 Program yang digunakan untuk simulasi jaringan adalah program HEC-RAS

versi 410

6 Simulasi dilakukan dengan menggunakan simulasi aliran steady

7 Koefisien Pengaliran (C) DAS Kali Boro menggunakan koefisien pengaliran

Kecamatan Jebres dikarenakan tidak didapatnya data tata guna lahan DAS

Kali Boro DAS Kali Boro merupakan bagian dari Wilayah Kecamatan

Jebres

15 Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan

1 Dapat memberikan informasi atau menambah wacana mengenai analisis banjir

di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Boro Surakarta dan diharapkan dapat

sebagai pedoman untuk instansi terkait dalam mengambil tindakan dalam

mengatasi genangan air yang terjadi di saluran drainase Kali Boro

2 Dapat digunakan sebagai dasar pengoperasian pintu air Pucang Sawit

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

5

BAB 2

LANDASAN TEORI

21 Tinjauan Pustaka

211 Sistem Drainase

Drainase berasal dari bahasa Inggris yaitu drainage yang artinya mengalirkan

menguras membuang atau mengalihkan air Dalam bidang teknik sipil drainase

dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air

baik yang berasal dari hujan rembesan maupun kelebihan air dari suatu kawasan

sehingga fungsi kawasan tidak terganggu

Penelitian yang dilakukan oleh Siswoko (2002) menunjukkan bahwa sumber

terjadinya masalah banjir yang dominan adalah pengaruh kegiatan manusia

(anthropogenic) baik di dataran banjir maupun di DAS Masyarakat pemukim

belum banyak terlibat untuk menjaga DAS sebagai kawasan retensi akibat

keterbatasan pemahaman tentang DAS sebagai zona penyangga (buffer) sistem

tata air (Tunas 2004 dalam Iswahyu 2010)

Rizqi Fajar (2011) dalam penelitiannya di Mikro DAS Kali Boro menyatakan

bahwa ada 4 saluran drainase mikro yang bermuara ke Kali Boro yang kesemua

saluran tersebut perlu dilakukan rehabilitasi dimana Saluran Belakang PMI

memiliki peringkat tertinggi yaitu 0278 atau 278 dan tingkat persentase saluran

lainnya yaitu Saluran Stasiun Jebres 25 Saluran Jl Gotong Royong 249 dan

Saluran Jagalan 223 Pembahasan yang dilakukan sebatas saluran pengumpul

Kali Boro dan data sekunder berupa survey kuisioner warga sekitar daerah aliran

sungai

Puput Chandra K (2011) menyatakan bahwa saluran-saluran pengumpul yang

bermuara ke Kali Anyar mampu menampung debit rancangan untuk intensitas

hujan kala ulang 10 tahun tetapi Permen Pu No 63Prt1993 mengatakan dataran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

6

banjir yang merupakan daerah penguasaan sungai ditetapkan berdasarkan debit

banjir sekurang-kurangnya untuk Perioda Ulang 50 Tahunan tanpa tanggul

Dina Nur Febriani (2012) menyatakan bahwa hujan harian maksimum di DAS

Bengawan Solo Hulu mempunyai tingkat kecenderungan naik pada 15 (lima

belas) tahun terakhir Dengan demikian ada kecenderungan perubahan debit

rencana dalam kapasitas saluran-saluran di sistem jaringan drainase Kota

Surakarta

Mengatasi masalah drainase yang sering menimbulkan banjir di Kota Solo bisa

dengan merevitalisasi saluran dengan mengeruk sedimentasi yang ada di setiap

saluran drainase sehingga daya tampung drainase bisa lebih optimal dengan

demikian maka kemungkinan air meluap ke permukaan sangat kecil (Yusuf

Muttaqien 2011)

22 Landasan Teori

221 Umum

SNI No 1724-1989-F mendefinisikan hidrologi sebagai ilmu yang mempelajari

sistem kejadian air diatas pada permukaan dan didalam tanah Dengan demikian

ada empat macam proses dalam daur hidrologi yang digunakan secara umum dan

berhubungan dengan analisa hidrologi bagi perencanaan bangunan air yaitu

1 Presipitasi

2 Evaporasi

3 Infiltrasi

4 Surface runoff dan subsurface run off

Menurut Suripin (2004 7) drainase mempunyai arti mengalirkan menguras

membuang atau mengalihkan air Secara umum drainase didefinisikan sebagai

serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi danatau membuang

kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan sehingga lahan dapat difungsikan

secara optimal

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

7

kondensasi Presipitasi

Evaporasi air hujan

Aliran air

Evaporasi air danau kolam

Transpirasi

Mata air

Muka air

Danau

Infiltrasi

Aliran air

Aliran air

Evaporasi air sungai

Laut

Sungai

Evaporasi air laut

222 Siklus Hidrologi

Secara keseluruhan jumlah air di planet bumi ini relatif tetap dari masa ke masa

Air di bumi mengalami suatu siklus melalui serangkaian peristiwa yang

berlangsung terus ndash menerus dimana kita tidak tahu kapan dan dari mana

berawalnya dan kapan pula akan berakhir (Suripin 2004) Serangkaian peristiwa

tersebut dinamakan siklus hidrologi (hydrologic cycle)

Gambar 21 Siklus Hidrologi (Suripin 2004)

Dalam kaitannya dengan perencanaan drainase komponen dalam siklus hidrologi

yang terpenting adalah aliran permukaan Oleh karena itu komponen inilah yang

ditangani secara baik untuk menghindari berbagai bencana khususnya banjir

223 Presipitasi

Menurut Suripin (2004) presipitasi adalah istilah umum untuk menyatakan uap

air yang mengkondensasi dan jatuh dari atmosfir ke bumi dalam segala bentuknya

dalam rangkaian siklus hidrologi Jika air yang jatuh berbentuk cair disebut hujan

(rainfall) dan jika berupa padat disebut salju (snow) Menurut Bambang

Triadmojo (2009) presipitasi adalah turunnya air hujan dari atmosfer ke

permukaan bumi yang bisa berupa hujan hujan salju kabut embun dan hujan

es Dalam bagian ini hanya akan dibahas tentang hujan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

8

Menurut Bambang Triadmodjo (2008) berdasarkan proses terjadinya hujan dibagi

menjadi tiga tipe sebagai berikut

1 Hujan Konvektif

Di daerah tropis pada musim kemarau udara yang berada di dekat permukaan

tanah mengalami pemanasan yang intensif Pemanasan tersebut menyebabkan

rapat massa udara berkurang sehingga udara basah naik ke atas dan

mengalami pendinginan sehingga terjadi kondensasi dan hujan Hujan yang

terjadi karena proses ini disebut hujan konvektif yang biasanya bersifat

setempat mempunyai intensitas tinggi dan durasi singkat

2 Hujan siklonik

Jika massa udara panas yang relative ringan bertemu dengan massa udara

dingin yang relative berat maka udara panas tersebut akan bergerak di atas

udara dingin Udara yang bergerak ke atas tersebut mengalami pendinginan

sehingga terjadi kondensasi dan terbentuk awan dan hujan Hujan yang terjadi

disebut hujan siklonik yang mempunyai sifat tidak terlalu lebat dan

berlangsung dalam waktu lebih lama

3 Hujan orografis

Udara lembab yang tertiup angin dan melintasi daerah pegunungan akan naik

dan mengalami pendinginan sehingga terbentuk awan dan hujan Sisi gunung

yang dilalui oleh udara tersebut banyak mendapatkan hujan dan disebut lereng

hujan sedang sisi belakangnya yang dilalui udara kering (uap air telah menjadi

hujan di lereng hujan) disebut lereng bayangan hujan Daerah tersebut tidak

permanen dan dapat berubah tergantung musim (arah angin) Hujan ini terjadi

di daerah pegunungan (hulu DAS) dan merupakan pemasok air tanah danau

bendungan dan sungai

Dari ketiga jenis tipe hujan yang banyak terjadi di Indonesia adalah hujan

konvektif dan orografis Jumlah hujan yang jatuh di permukaan bumi dinyatakan

dalam kedalaman air (biasanya mm) yang dianggap terdistribusi secara merata

pada seluruh daerah tangkapan air Intensitas hujan adalah jumlah curah hujan

dalam suatu satuan waktu yang biasanya dinyatakan dalam mmjam Durasi hujan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

9

adalah waktu yang dihitung dari saat hujan mulai turun sampai berhenti yang

biasanya dinyatakan dalam jam Data hujan durasi pendek jam atau menit dapat

diperoleh dari automatic rainfall recorder

Karakteristik hujan yang perlu ditinjau dalam analisis dan perencanaan hidrologi

meliputi

a Intensitas i adalah laju hujan = tinggi air persatuan waktu misalnya

mmmenit mmjam atau mmhari

b Lama waktu (durasi) t adalah panjang waktu di mana hujan turun dalam

menit atau jam

c Tinggi hujan d adalah jumlah atau kedalaman hujan yang terjadi selama

durasi hujan dan dinyatakan dalam ketebalan air di atas permukaan datar

dalam mm

d Frekuensi adalah frekuensi kejadian dan biasanya dinyatakan dengan kala

ulang (return period) T misalnya sekali dalam 2 tahun

e Luas adalah luas geografis daerah sebaran hujan

Secara kualitatif intensitas curah hujan disebut juga derajat curah hujan

sebagaimana diperlihatkan dalam Tabel 21

Tabel 21 Derajad Curah Hujan dan Intensitas Curah Hujan

Derajad curah Hujan

Intensitas curah Hujan (mmjam) Kondisi

Hujan sangat Lemah lt120 Tanah agak basah atau dibasahi sedikit

Hujan lemah 120 ndash 300 Tanah menjadi basah semuanya tetapi sulit membuat puddle

Hujan normal 300 ndash 1800 Dapat dibuat puddle dan bunyi hujan kedengaran

Hujan deras 180 ndash 600 Air tergenang diseluruh permukaan tanah dan bunyi keras hujan terdengar berasal

dari genangan

Hujan sangat deras gt600 Hujan seperti ditumpahkan sehingga saluran dan drainase meluap

(Sumber Suripin 2004)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

10

224 Tata Guna Lahan

Pengaruh tata guna lahan pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien

aliran permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara

besarnya aliran permukaan dan besarnya curah hujan Angka koefisien aliran

permukaan ini merupakan salah satu indikator untuk menentukan kondisi fisik

suatu DAS Nilai C berkisar antara 0 sampai 1 Pada DAS yang masih baik harga

C mendekati nol dan semakin rusak suatu DAS maka harga C makin mendekati

satu Masalah banjir pada suatu perkotaan juga tidak lepas dari semakin cepat

berkurangnya daerah resapan air dalam hal ini perubahan tata guna lahan

225 Kondisi Sistem Drainase

Banjir menjadi salah satu permasalahan dalam perkotaan terutama dalam kota-

kota besar di Indonesia Jika dirunut ke belakang akar permasalahan banjir di

perkotaan berasal dari pertambahan penduduk yang sangat cepat Pertambahan

penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan prasarana dan sarana

perkotaan yang memadai mengakibatkan pemanfaatan tata guna lahan yang acak-

acakan Banyak terjadi bangunan pemukiman yang berdiri di atas saluran

drainase sehingga saluran drainase tersebut menjadi terganggu dan tidak

berfungsi sebagaimana mestinya

226 Pengukuran Hujan

Dalam analisis diperlukan data hujan yang akurat bukan hanya hujan kumulatif

harian namun juga diperlukan data hujan jam-jaman Hal ini dikarenakan hujan

sangat bervariasi terhadap waktu dan tempat dan setiap perubahannya

berpengaruh terhadap aliran sungai Hujan di suatu daerah dapat diukur di

beberapa titik yang ditetapkan dengan menggunakan alat pencatat hujan baik

berupa alat pencatat hujan manual (ordinary raingauge) maupun berupa alat

pencatat hujan otomatis (automatic raingauge)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

11

227 Kualitas Data Hujan

Kualitas data hujan sangat beragam tergantung pada alat pengelola dan sistem

arsip

1 Kelengkapan Data

Dalam proses pencatatan data hujan terkadang ada data hujan yang hilang

Berdasarkan pengujian yang dilakukan di sejumlah DAS di Pulau Jawa

mengenai data hujan yang hilang jika dilakukan pengisian maka akan

mengacaukan perhitungan lain Hal ini disebabkan karena variabilitas hujan

yang tinggi Oleh sebab itu disarankan untuk tidak melakukan pengisian data

yang hilang (Sri Harto 1993)

2 Kepanggahan

Data yang diperoleh dari alat pencatat bias jadi tidak panggah karena

a Alat pernah rusak

b Alat pernah pindah lokasi

228 Analisis Hujan Titik menjadi Hujan Wilayah

Data hujan yang diperoleh dari alat penakar hujan merupakan hujan titik (point

rainfall) Mengingat hujan sangat bervariasi terhadap tempat (space) maka untuk

kawasan yang luas satu alat penakar hujan belum dapat menggambarkan hujan

wilayah tersebut (Suripin 2004) Dalam hal ini diperlukan hujan kawasan yang

diperoleh dari harga rerata curah hujan beberapa stasiun penakar hujan yang ada

di dalam atau di sekitar kawasan Bambang Triatmodjo (2008) menerangkan

bahwa ada tiga cara yang digunakan dalam menghitung hujan rerata kawasan

yaitu

1 Metode rerata aljabar

Metode ini paling sederhana dibanding metode lain Pengukuran yang

dilakukan di beberapa stasiun dalam waktu yang bersamaan dijumlahkan

kemudian dibagi dengan jumlah stasiun Stasiun hujan yang digunakan dalam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

12

hitungan biasanya adalah yang berada di dalam DAS Metode rerata aljabar

memberikan hasil yang baik apabila

a Stasiun hujan tersebar secara merata di DAS dalam jumlah yang cukup

b Distribusi hujan relatif merata pada seluruh DAS

2 Metode Thiessen

Metode ini diperoleh dengan membuat poligon yang memotong tegak lurus

pada tengah-tengah garis penghubung dua pos penakar hujan Cara ini

berdasarkan rata-rata timbang (weighted average) Masing-masing penakar

mampunyai daerah pengaruh yang dibentuk dengan menggambarkan garis-

garis sumbu tegak lurus terhadap garis penghubung di antara dua buah pos

penakar Contoh Gambar Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar 22

Stasiun Hujan

Garis Penghubung

Garis Bagi

A1

A1 A6

P2

A3

A4A5

P1

P6

A2

P3

P4

P5

Gambar 22 Cara Poligon Thiessen

Misalnya A1 adalah luas daerah pengaruh pos penakar P1 A2 luas daerah

pengaruh pos penakar P2 dan seterusnya Jumlah A1+A2++An = A adalah

jumlah luas seluruh areal yang dicari tinggi curah hujan rata - ratanya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

13

Jika pos penakar 1 menakar tinggi hujan d1 pos penakar 2 menakar d2 dan

pos penakar N menakar dN maka 粸 实故क़粸क़ 十故挠粸挠十故挠粸挠十 十故屁粸屁故क़十故挠嫩故ৰ十⋯故屁

=sum 霹腮聘腮霹屁平妮क़ helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (21)

Jika AiA = pi merupakan persentase luas pada pos I yang jumlahnya untuk

seluruh luas adalah 100 maka 粸 实sum 贵平粸平棺轨实1 (22)

Dengan

A = luas areal (kmsup2) d = tinggi curah hujan rata-rata areal d1 d2 d3 dn = tinggi curah hujan di pos 123N A1 A2 A3 AN = luas daerah pengaruh pos 123N

3 Metode Isohyet

Isohyet adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan ketebalan hujan

yang sama Pada metode isohyet dianggap bahwa hujan pada suatu daerah di

antara dua garis isohyet adalah merata dan sama dengan nilai rerata dari

kedua garis isohyet tersebut Metode isohyet membutuhkan data yang dapat

mendukung disusunnya Isohyet baik dalam hal jumlah stasiun dan kualitas

serta kuantitas data hujan Contoh gambar dapat dilihat pada Gambar 23

Gambar 23 Cara Garis Isohyet

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

14

Dari ketiga cara tersebut dipilih metode Thiessen karena cara pertama dipandang

terlampau kasar hasilnya Adapun cara yang ketiga tidak didukung oleh data yang

tersedia di lapangan

229 Karakteristik DAS

Suripin (2004) menyatakan karakteristik DAS yang berpengaruh besar pada

aliran permukaan meliputi 1) luas dan bentuk DAS 2) topografi dan 3) tata

guna lahan

1 Luas dan bentuk DAS

Laju dan volume permukaan aliran akan bertambah dengan bertambahnya luas

DAS Tetapi apabila aliran permukaan tidak dinyatakan sebagai jumlah total dari

DAS melainkan sebagai laju dan volume persatuan luas besarnya akan berkurang

dengan bertambah luasnya DAS Bentuk DAS mempunyai pengaruh pada pola

aliran dalam sungai Pengaruh bentuk DAS terhadap aliran permukaan dapat

ditunjukkan dengan memperhatikan hidrograf-hidrograf yang terjadi pada dua

buah DAS yang bentukanya berbeda namun mempunyai luas yang sama dan

intensitas hujan yang sama Bentuk DAS memanjang dan sempit cenderung

menghasilkan laju aliran permukaan yang lebih kecil dibandingkan dengan DAS

yang berbentuk melebar atau melingkar

2 Topografi

Tampakan rupa muka bumi atau topografi seperti kemiringan lahan keadaan dan

kerapatan saluran dan bentuk cekungan mempunyai pengaruh pada laju dan

volume aliran permukaan DAS dengan kemiringan curam disertai saluran yang

rapat akan menghasilkan laju dan volume aliran permukaan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan DAS yang landai dengan saluran dan adanya cekungan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

15

3 Tata guna lahan

Pengaruh tata guna lahn pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien aliran

permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara besarnya

aliran permukaan dan besarnya curah hujan

2210 Hujan Rerata Kawasan

Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air

dan rancangan pengendalian adalah curah hujan rerata diseluruh daerah yang

bersangkutan bukan curah hujan pada suatu titik tertentu (Suyono Sosrodarsono

1976)

Dalam penelitian ini hujan wilayah diperhitungkan dengan cara Poligon Thiessen

yang dapat dihitung dengan persamaan berikut 官呻实 क़霹嫂sum 故平官平屁平妮क़ (23)

dengan 官呻 = hujan wilayah (mm) 官平 = hujan masing-masing stasiun pencatat hujan (mm) 故扑 = luas DAS (km2) 故平 = luas masing-masing poligon N = jumlah stasiun pencatat hujan

2211 Analisis Frekuensi

Analisis frekuensi bertujuan untuk mencari hubungan antara besarnya kejadian

ekstrim terhadap frekuensi kejadian dengan menggunakan distribusi probabilitas

kontinyu Ada beberapa bentuk fungsi distribusi kontinyu (teoritis) yang sering

digunakan dalam analisis frekuensi untuk hidrologi yaitu distribusi Normal Log

Normal Gumbel Pearson dan log Pearson Sebelum menganalisis data hujan

dengan salah satu distribusi di atas perlu pendekatan dengan parameter-parameter

statistik untuk menentukan distribusi yang tepat digunakan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

16

Parameter-parameter tersebut meliputi

a) Rata-rata ( X伸 ) = क़坡sum X平坡平能क़ (24)

b) Simpangan baku (S) = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (25)

c) Koefisien variasi (Cv) = 聂涅伸 (26)

d) Koefisien skewness (Cs) = 坡sum 纵涅氢能涅伸邹遣晴腮呛前纵 能क़邹纵 能挠邹聂遣 (27)

e) Koefisien ketajaman (Ck) = 綐 sum纵涅氢能涅伸邹浅纵 能क़邹纵 能挠邹纵 能ৰ邹聂浅 (28)

dengan

n = banyaknya data atau jumlah kejadian Xi = hujan maksimum harian rata-rata (mm)

a Distribusi Normal

Persamaan yang dipakai dalam distribusi normal adalah

p = क़飘 (29)

w = 族ln足क़怒綐卒祖क़ 挠世 纵0 屎贵 屎05邹 (210)

KT = z = w 石 2515517十0802853国十0010328国21十1432788国十0189269国2十0001308国3 (211)

dengan

T = kala ulang p = probabilitas KT = factor frekuensi

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

Sifat-sifat distribusi normal adalah nilai koefisien kemelencengan (skewness)

sama dengan nol (Cs史0) dan nilaikoefisien kurtosis mendekati tiga (Ck史3) Selain

itu terdapat sifat-sifat distrubusi frekuensi kumulatif berikut ini 官纵果石滚邹 = 1587 (212) 官纵果邹 = 50 (213) 官纵果十滚邹 = 8414 (214)

b Distribusi Log Normal

Distribusi log normal digunakan apabila nilai-nilai dari variable random tidak

mengikuti distribusi normal tetapi nilai logaritmanya memenuhi distribusi

normal Sifat-sifat distribusi log normal adalah sebagai berikut

Koefisien kemelencengan Cs = 固剖ৰ + 3Cv (215)

Koefisien kurtosis Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3 (216)

Persamaan yang dipakai dalam Log Normal adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (217)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (218)

z = 仆能仆呻骗色 (219)

y = z Sy + 裹呻 (220)

yT = 裹呻 + KT Sy (221)

p = arc ln y (222)

dengan

y = ln p

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

裹呻 = nilai rerata dari y Sy = standar deviasi z = probabilitas

c Distribusi Gumbel

Persamaan yang dipakai dalam distribusi gumbel adalah

果 = क़坡sum X平坡平能क़ (223)

Sx = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (224)

p = 果石票 票 汝汝呛前嫩仆叁骗叁 管铺 (225)

dengan

KT = faktor frekuensi T = kala ulang

Distribusi gumbel mempunyai sifat

Koefisien kemelencengan Cs = 114

Koefisien kurtosis Ck = 54

d Distribusi Log Pearson III

Distribusi log Pearson III digunakan apabila parameter statistic tidak sesuai

dengan model distribusi yang lain Persamaan yang dipakai adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (226)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (227)

yT = 裹呻 + KT Sy (228)

p = arc log yT (229)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

dengan

YT = nilai logaritmik dari x dengan periode ulang T 裹呻 = nilai rerata dari Sy = standar deviasi dari y KT = faktor frekuensi yang merupakan fungsi dari probabilitas (atau periode

ulang) dan koefisien kemencengan (Csy) yang diberikan pada Lampiran A-3

Untuk memilih distribusi yang sesuai dengan data yang ada perlu dilakukan uji

statistik Pengujian kesesuaian distribusi yang sering dilakukan yaitu uji Smirnov-

Kolmogorov

a Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan data dengan garis teoritis pada

kertas probabilitas Nilai ∆ kritis (∆cr Smirnov Kolmogorov Test) tergantung dari

jumlah data (n) dan derajat kegagalan (α) Nilai ∆ kritis untuk Uji Smirnov

Kolmogorov dapat dilihat pada Lampiran A-2

2212 Hujan rencana

Setelah ditentukan pola distribusi yang sesuai dengan data yang ada dan dipilih

jenis distribusi probabilitas hujan yang cocok sesuai dengan hasil uji statistik

maka hujan rencana dapat dihitung menggunakan persamaan

YT = 裹呻 + KT Sy (230)

dengan

YT = hujan rencana 裹呻 = rerata Sy = standar deviasi KT = koefisien factor frekuensi sesuai agihan terpilih

2213 Intensitas Hujan

Dalam perhitungan Qmaks dengan menggunakan metode rasional diperlukan data

intensitas hujan yaitu tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu Sifat

umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya cenderung

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

makin besar dan makin tinggi periode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya

(Suripin 2004)

Maka intensitas hujan dapat dihitung dengan rumus modified Mononobe yaitu

I = 片綐浅挠恼足挠恼迫卒綐遣 (231)

Dengan

I = intensitas hujan (mmjam) t = lamanya curah hujan (jam) R24 = curah hujan maksimum harian (selama 24 jam) (mm)

Sobriyah (2003) dalam desertasinya menyatakan bahwa hujan efektif pada DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan persentase hujan

sebagaimana dalam Tabel 22 berikut

Tabel 22 Persentase Hujan Jam-jaman pada DAS Bengawan Solo

No Hujan Jam-jaman Persentase

1 Hujan ke-1 3870

2 Hujan ke-2 3230

3 Hujan ke-3 1870

4 Hujan ke-4 1030

(Sumber Sobriyah 2003)

2214 Waktu Konsentrasi

Kirpich (1940) dalam Suripin (2004) mengembangkan rumus dalam

memperkirakan waktu konsentrasi dimana dalam hal ini durasi hujan

diasumsikan sama dengan waktu konsentrasi Rumus waktu konsentrasi tersebut

dapat ditulis sebagai berikut

tc = 足=Ǵ呢铺痞綐क़===铺骗卒=ৰǴĖ (232)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

dengan

tc = waktu konsentrasi (jam) L = panjang saluran utama dari hulu sampai penguras (km) S = kemiringan rata-rata saluran

2215 Metode Rasional

Metode ini adalah untuk menentukan laju aliran permukaan puncak Metode ini

sangat simpel dan mudah penggunaannya namun penggunaannya terbatas untuk

DAS-DAS dengan ukuran kecil yaitu kurang dari 300 ha (Goldman etal 1986

dalam Suripin 2004) sedangkan menurut standar PU digunakan dengan DAS

yang berukuran lt 5000 ha (Lily Montarcih 2010) Persamaan Metode Rasional

dapat ditulis dalam bentuk

Qp = 02778 C I A (233)

dengan

Q = laju aliran permukaan (debit) puncak (m3detik) I = intensitas hujan (mmjam) A = luas DAS (km2) C = koefisien aliran permukaan (0 le C le 1)

Dengan nilai koefisien C disajikan dalam Tabel 23 berikut

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Business Perkotaan 070 ndash 095 Pinggiran 050 ndash 070

Perumahan Rumah tunggal 030 ndash 050 Multiunit terpisah 040 ndash 060 Multiunit tergabung 060 ndash 075 Pekampungan 025 ndash 040 Apartemen 050 ndash 070

Industri Ringan 050 ndash 080 Berat 060 ndash 090

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional (Lanjutan)

(Sumber McGuen 1989 dalam Suripin 2004)

Tabel 23 menggambarkan nilai C untuk penggunaan lahan yang seragam di

mana kondisi ini sangat jarang dijumpai untuk lahan yang relative luas Jika DAS

terdiri dari berbagai macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan

yang berbeda maka C yang dipakai adalah koefisien DAS yang dapat dihitung

dengan persamaan berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前 (234)

dengan

Ai = luas lahan dengan jenis penutup tanah i Ci = Koefisien aliran permukaan jenis penutup tanah i n = jumlah jenis penutup lahan

Metode Rasional pada awalnya hanya menghitung debit puncak tanpa

memberikan informasi debit aliran dari waktu ke waktu Pada perkembangannya

debit puncak yang terjadi pada waktu ke waktu dapat digambarkan dalam grafik

hidrograf rasional (Ponce 1989 dan Wanielista 1990 dalam Sobriyah 2012)

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Perkerasan Aspal dan beton 070 ndash 095 Batu-bata paving 050 ndash 070

Atap 075 ndash 095 Halaman tanah berpasir

Datar 2 005 ndash 010 Rata-rata 2-7 010 ndash 015 Curam 7 025 ndash 035

Halaman kereta api 010 ndash 035 Taman tempat bermain 020 ndash 035 Taman pekuburan 010 ndash 025 Hutan

Datar 0-5 010 ndash 040 Bergelombang 5-10 025 ndash 050 Berbukit 10-30 030 ndash 060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

Dibawah ini terdapat 3 Jenis Hidrograf Rasional berdasarkan hubungan antara

Waktu Konsentrasi (tc) dengan Durasi Hujan (dh) seperti berikut

a Hidrograf rasional dengan tc = dh

Debit puncak (Qp) yang terjadi berada pada puncak hidrograf segitiga

sebagaimana dinyatakan oleh Williams Pogan dan Mitchi (Wanielista 1990

dalam Sobriyah 2012) Hidrograf segitiga ini terjadi apabila waktu konsentrasi

(tc) = durasi hujan (dh) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 24

Gambar 24 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc = dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 24 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp1 tc (235)

V1 = V2 dan tc = dh sehingga persamaan debit puncak (Qp) dapat dituliskan

Qp1 = 02778 C I A (236)

b Hidrograf rasional dengan tc lt dh

Untuk tc lt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium (Singh dan Cruise

dalam Wanielista 1990) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 25

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

Gambar 25 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 25 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp2 dh (237)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp2 = 02778 C I A (238)

Qp2 = Qp1

c Hidrograf rasional dengan tc gt dh

Jika tc gt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium tetapi debit puncaknya

tidak sama dengan debit puncak pada kondisi yang lain (Sobriyah dan

Purwanti1998 dalam Sobriyah 2012) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat

pada Gambar 26

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

Gambar 26 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc gt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 26 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp3 tc (239)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp3 = 02778 (dh tc) C I A (240)

Qp3 lt Qp1

2216 Model Hidraulik Sungai

Analisa hidrolika air banjir di sungai dengan berbagai kala ulang dari debit banjir

rencana Analisa hidrolika akan menghitung seberapa jauh kemampuan saluran

drainase secara struktural terhadap tinggi muka air banjir dan luapan banjir yang

terjadi Perhitungan analisa hidrolika sungai dalam penulisan ini menggunakan

software Hydrologic Engineering Centre-River Analysis System (HEC-RAS) versi

410 yang dikembangkan oleh Hydrologic Engineering Center milik US Army

Corps of Engineers

HEC-RAS adalah system perangkat lunak terpadu dirancang untuk penggunaan

interaktif dalam lingkungan multi-tugas Sistem terdiri dari Graphic User

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

Interface (GUI) komponen terpisah analisa hidrolik penyimpanan data dan

kapabilitas manajemen fasilitas pelaporan dan grafis

Sistem HEC-RAS mempunyai 3 komponen analisa hidrolika satu dimensi untuk

1 Perhitungan profil permukaan air steady flow

2 Simulasi steady flow dan unsteady flow

3 Perhitungan transport sedimen batas yang movable

2217 Komponen Aliran dan Persamaan dalam HEC-RAS

Komponen-komponen aliran dalam HEC-RAS adalah sebagai berikut

1 Aliran Seragam (Steady flow)

Komponen pada model ini digunakan untuk menghitung profil muka air pada

kondisi aliran Seragam (steady) Sistem ini dapat digunakan pada sebuah saluran

jaringan atau sebuah jaringan besar termasuk saluran dan saluran kecil lainnya

Komponen pada steady flow dapat dimodelkan pada kondisi aliran subkritis

superkritis dan system gabungan profil muka air

Dasar perhitungan komputer didasarkan pada solusi satu dimensi energi Energi

yang hilang disebabkan oleh gesekan (persamaan Manning) dan penyempitan dan

pelebaran (koefisien tambahan dari perubahan dalam tinggi kecepatan)

Persamaan Momentum bermanfaat dalam situasi dimana profil muka air

mengalami perubahan tiba-tiba Situasi ini termasuk dengan system perhitungan

aliran gabungan (contoh lompatan air) atau aliran pada jembatan dan perubahan

muka air pada pertemuan saluran (arus di persimpangan)

2 Aliran tidak Seragam (Unsteady flow)

Komponen untuk aliran tidak langgeng dikembangkan untuk perhitungan aliran

subkritis Perhitungan hidrolik untuk cross-section jembatan gorong-gorong dan

struktur hidrolik lainnya yang dikembangkan untuk komponen aliran langgeng

digabung dengan perhitungan aliran tidak langgeng Komponen untuk aliran tidak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

langgeng digunakan untuk model tampungan dan hubungan hidrolik dengan

tampungan

3 Profil muka air pada aliran steady

HECndashRAS dapat melakukan perhitungan profil muka air satu dimensi untuk

aliran steady berubah lambat laun pada saluran alami dan buatan Subkritis

superkritis dan sistem gabungan aliran profil muka air dapat dianalisa

2218 Persamaan Dasar Dalam HEC-RAS

Profil muka air dihitung dari satu potongan melintang ke potongan selanjutnya

dengan menyelesaikan persamaan Energi dengan prosedur iterasi disebut metode

langkah standar (standard step) seperti pada persamaan 241

Persamaan energi ditulis sebagai berikut

ehgV

ZYgV

ZY +++=++22

211

11

222

22

aa (241)

Dengan

Y1 Y2 = kedalaman air di potongan melintang Z1 Z2 = elevasi invert saluran utama V1 V2 = kecepatan rata-rata (debit totalluas aliran total) α1 α2 = koefisien pemberat kecepatan g = kecepatan gravitasi he = kehilangan tinggi energi

Dari persamaaan diatas dapat dilihat dalam bentuk gambar seperti Gambar

Persamaan Energi pada Gambar 27 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

Gambar 27 Garis Persamaan Energi

(Sumber HEC-RAS River Analysis System 2005)

Kehilangan tinggi energi (he) antara dua potongan melintang terdiri dari

kehilangan gesekan dan kehilangan kontraksi atau ekspansi

Persamaan untuk kehilangan tinggi energi bisa dilihat dari persamaan (242)

gV

gV

CSLh fe 22

211

222 aa-+= (242)

Dengan

L = panjang ruas pemberat debit Sf = mewakili kemiringan friksi antara dua bagian C = koefisien kehilangan ekspansi atau kontraksi

Jarak panjang ruas pemberat L dihitung sebagai

robchlob

robrobchchloblob

QQQQLQLQL

L++

++= helliphelliphellip (243)

Dengan

Llob Lch Lrob = panjang ruang potongan melintang ditentukan untuk aliran di tebing kiri saluran utama dan tebing kanan Qlob Qch Qrob = rata-rata aritmetika aliran antara bidang-bidang untuk tebing

kiri saluran utama dan tebing kanan

(Garis Energi)

(Permukaan Air)

(Dasar Saluran)

(Dasar)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

evaluatif Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang dirancang

untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan

(Furchan 2004447) data dianalisis dan dievaluasi untuk memberikan solusi ndash

solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan drainase DAS Kali Boro

32 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ialah sepanjang aliran sungai DAS Kali Boro yang melewati 5

Kelurahan yakni Jebres Jagalan Purwodiningratan Pucang Sawit dan Kampung

Sewu

Gambar 31 Peta Situasi DAS Kali Boro

(Dinas PU Kota Surakarta 2008)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

Kali Boro memiliki 4 Saluran Pengumpul (collector drain) yaitu Saluran Jl

Gotong Royong Saluran Belakang PMI Saluran Stasiun Jebres dan Saluran

Jagalan DAS Kali Boro mempunyai luas 14383 Ha dengan panjang saluran

utama 147550 meter Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan seringnya terjadi

genangan air bila intensitas hujan cukup tinggi

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro

Beberapa foto yang menggambarkan kondisi riil Kali Boro seperti berikut

34 Langkah Penelitian

341 Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan didalam penelitian ini antara lain

1 Data-data Primer berupa Data Geometri Kali Boro (Profil Sungai) yang

diperoleh dari Pengukuran di lapangan

2 Data-data Sekunder berupa Data Curah Hujan yang diperoleh dari Balai

Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air Propinsi Jawa Tengah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

Gambar 32 Potongan Melintang Saluran pada Sta 0+30000 m

Gambar 33 Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

3 Data-data sekunder lainnya diperoleh melalui Studi Pustaka dan

mengumpulkan data atau informasi data sekunder dari berbagai sumber dan

instansi terkait misalnya seperti peta topografi baik secara peta cetak maupun

peta digital peta batas administrasi atau peta wilayah

342 Analisis Data

3421 Analisis Hidrologi

Analisa hidrologi meliputi

1 Analisa Data Curah Hujan yaitu Tahun 1990 ndash 2011 untuk Menghitung Hujan

Rancangan (R24) Intensitas Hujan (I)

2 Dengan memilih Intensitas Hujan (I) dihitung Debit Rencana dengan Metode

Rasional

3 Menghitung Debit Rancangan Maksimum (Qmaks) Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun dengan Metode Rasional

3422 Analisis Hidrolika

Analisis hidrolika saluran dilakukan dengan software HEC-RAS versi 41

( Hydrologic Engineering Center - River Analysis System) dari US Army Corps of

Engineering berdasarkan data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir

rencana yang diperoleh pada metode analisis debit banjir Output analisis

hidrolika ini berupa elevasi muka air banjir untuk setiap debit rencana

Selanjutnya dilakukan evaluasi mengenai kapasitas maksimum saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian

Langkah ndash langkah penelitian ditunjukkan pada bagan alir di Gambar 32

Gambar 34 Bagan Alir Tahap Penelitian

Penyelesaian Masalah 2 sampai langkah ini akan diketahui kapasitas Kali Boro

Selesai

Penyelesaian Masalah 3 sampai langkah ini akan diketahui daya tampung Kali Boro jika pintu ditutup

Analisis Hidrolika Saluran (HEC-RAS versi 410)

Pembahasan dan Kesimpulan

Perhitungan Kapasitas Saluran

Evaluasi Daya Tampung saluran jika pintu air Pucang Sawit di hilir Kali Boro ditutup

Uji Kesesuain Distribusi (Uji Smirnov-Kolmogorov)

Mulai

- Data Curah Hujan - Fungsi Lahan - Geometri Sungai

Penyelesaian Masalah 1 sampai langkah ini akan diketahui debit kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun

Menghitung Hujan Wilayah (polygon Thiessen)

Menganalisa Distribusi Frekuensi Curah Hujan

Analisis Debit Banjir Rancangan (Metode Rasional)

- Distribusi Gumbel - Distribusi Log Pearson III - dll

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan

Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi berasal dari 4 stasiun hujan

yaitu Stasiun Hujan Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

Jumlah data hujan dalam penelitian ini yaitu data hujan 22 tahun dari Tahun 1990

ndash 2011 Data hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 41 berikut

Tabel 41 Data Hujan Tahunan

Tahun Hujan Tahunan (mmtahun) Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 177430 150000 185500 57600 1991 197735 133200 190100 1992 213165 133900 214800 238100 1993 241470 235700 1994 264141 160700 1995 257600 186700 176300 1996 224700 153300 206800 168400 1997 129200 140200 24500 1998 295350 152200 258400 1999 183450 152200 2000 152800 178800 2001 139850 172800 2002 101500 178800 83500 2003 135300 11300 130500 2004 252250 38800 87300 2005 208400 6900 89900 2006 223900 167600 2007 210800 370300 162300 2008 242550 153100 249400 139800 2009 204450 163200 102000 178950 2010 313600 302200 87700 305000 2011 224300 212700 60500 214300

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

Data rusak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

Kemudian dari Tabel 41 diatas dilakukan penggambaran letak posisi stasiun

hujan terhadap DAS Kali Boro untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah

hujan yang dicatat oleh tiap stasiun hujan terhadap DAS Kali Boro

42 Menghitung Hujan Wilayah

421 Poligon Thiessen

Untuk menentukan hujan wilayah digunakan Metode Poligon Thiessen

berdasarkan pengaruh dari 4 (empat) stasiun hujan terhadap luas DAS Kali Boro

yaitu Stasiun hujan Pabelan Stasiun hujan Grogol 67 B Stasiun hujan Mojolaban

128 D dan Stasiun hujan Ngemplak Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar

41 berikut

0 1 2 Km1 Km

Skala 1 25000

N

S

EW

GROGOL 67 B MOJOLABAN 128 D

NGEMPLAK 1

PABELAN

Ket Luas DAS Boro

Gambar 41 Poligon Thiessen dengan 4 (empat) stasiun hujan

Dari Poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dapat dihitung masing-

masing luas wilayah yang dipengaruhi oleh tiap-tiap stasiun hujan dengan

mengeplot pada software AutoCAD 2009 Hasilnya adalah

Ngemplak 1 = 01329 Km2

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 5: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

x

223 Presipitasi 7

224 Tata Guna Lahan 10

225 Kondisi Sistem Drainase 10

226 Pengukuran Hujan 10

227 Kualitas Data Hujan 11

228 Analisis Hujan Titik menjadi Hujan Wilayah 11

229 Karakteristik DAS 14

2210 Hujan Rerata Kawasan 15

2211 Analisis Frekuensi 15

2212 Hujan rencana 19

2213 Intensitas Hujan 19

2214 Waktu Konsentrasi 20

2215 Metode Rasional 21

2216 Model Hidraulik Sungai 25

2217 Komponen Aliran dan Persamaan dalam HEC-RAS 26

2218 Persamaan Dasar Dalam HEC-RAS 27

BAB 3 METODE PENELITIAN

31 Jenis Penelitian 29

32 Lokasi Penelitian 29

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro 30

34 Langkah Penelitian 30

341 Pengumpulan Data 30

342 Analisis Data 31

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian 32

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan 33

42 Menghitung Hujan Wilayah 34

421 Poligon Thiessen 34

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

xi

422 Analisis Frekuensi 35

423 Penentuan Pola Distribusi 38

43 Hujan Rancangan 42

44 Debit Rencana 43

441 Intensitas Hujan 43

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional 44

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro 47

451 Penggambaran Geometri Sungai 48

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai 49

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran 50

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) 51

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS 51

46 Volume Tampung Saluran 54

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan 59

52 Saran 60

DAFTAR PUSTAKA 61

LAMPIRAN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

1

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalah

Sistem drainase di wilayah Kota Surakarta pada mulanya dibangun untuk

kepentingan Kraton dan selanjutnya dikembangkan sebagai sistem drainase kota

Jaringan drainase di Surakarta dibedakan menjadi dua bagian yaitu drainase alam

dan darinase kota Drainase alam merupakan sungai - sungai yang melintas di

tengah kota seperti Kali Sumber Kali Pepe dan Kali Anyar yang berfungsi

sebagai penampung pengaliran drainase kota dan air hujan yang diteruskan ke laut

melalui Sungai Bengawan Solo Drainase kota mengalirkan air permukaan baik

berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan dari rumah tangga

(Pemerintah Kota Surakarta 2003)

Topografi di bagian selatan Kota Surakarta relatif datar dengan ketinggian +92 m

dari permukaan laut dengan kemiringan 0 - 3 pada bagian utara ketinggian

+135 m dari permukaan laut dan dengan permukaan berbukit - bukit Kedua

bagian kawasan ini dipisahkan oleh Kali Anyar Berdasarkan kondisi geografis ini

di sebagian wilayah Kota Surakarta bagian selatan terdapat daerah rawan banjir

sehingga setiap tahun selalu mengalami banjir dan genangan ketika intensitas

curah hujan tinggi (Dinas PU Kota Surakarta 2008)

Kota Surakarta dibagi ke dalam 10 (sepuluh) Daerah Aliran Sungai (DAS) atau

jaringan drainase makro yaitu DAS Pepe Hulu Kali anyar Pepe hilir Gajah

Putih Kali Kebo Kali Boro Jurug Pelem Wulung Semanggi dan Kali Wingko

(Dinas PU Kota Surakarta 2008) Keseluruhan drainase makro tersebut mengalir

saluran Drainase Primer dengan panjang 37 Km Drainase Sekunder dengan

panjang 675 Km dan Drainase Tersier dengan panjang 4553 Km Setiap drainase

makro membentuk sistem jaringan yang lebih kecil lagi yang disebut sistem

drainase mikro Pembagian sistem drainase Kota Surakarta dapat dilihat pada

Gambar 11 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

2

Gambar 11 Pembagian Sistem Drainase Kota Surakarta Berdasarkan Daerah

Aliran Sungai (Dinas PU Kota Surakarta 2008)

DAS Kali Boro termasuk bagian daerah pengaliran Bengawan Solo yang

mempunyai luas 14383 Ha dan panjang Kali Boro adalah 147550 meter Pada

DAS Kali Boro terdapat 4 saluran mikro yang bermuara pada Kali Boro yaitu

Saluran Belakang PMI Stasiun Jebres Jalan Gotong Royong dan Saluran Jagalan

Keseluruhan saluran drainase mikro yang bermuara ke Kali Boro tersebut

semuanya perlu dilakukan rehabilitasi saluran dimana saluran belakang PMI

mempunyai tingkat prioritas rehabilitasi tertinggi dengan nilai 278 (Rizqy

Fajar 2011)

DAS Kali Boro sering mengalami genangan air jika intensitas hujan cukup tinggi

dan durasi hujan yang lama Indikasi awal penyebab terjadinya genangan pada

Kali Boro dikarenakan banyaknya pemukiman warga yang masuk ke badan

sungai dan pengaruh tata guna lahan menyebabkan limpasan air permukaan tinggi

di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

3

Dina Nur Febriani (2012) menyatakan bahwa hujan harian maksimum di DAS

Bengawan Solo Hulu mempunyai tingkat kecenderungan naik pada 15 (lima

belas) tahun terakhir DAS Kali Boro termasuk bagian daerah pengaliran

Bengawan Solo sehingga perlu dilakukan suatu kajian yang mendetail tentang

evaluasi kapasitas Kali Boro dalam menampung hujan yang cenderung naik dan

pengaruh tata guna lahan di DAS Kali Boro

12 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1 Berapa debit banjir kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun yang terjadi di DAS

Kali Boro

2 Berapa kapasitas maksimum Kali Boro

3 Apakah Kali Boro mampu menampung banjir kala ulang 2 5 10 25 dan 50

tahun pada saat pintu air Pucang Sawit di Kali Boro harus ditutup dan pompa

tidak dapat dioperasikan

13 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

1 Mengetahui debit banjir kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun yang terjadi di

DAS Kali Boro

2 Mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro

3 Mengetahui volume tampung Kali Boro berada dikala ulang berapa tahun

pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Kali Boro harus ditutup dan pompa tidak

dapat dioperasikan

14 Batasan Masalah

Untuk membatasi ruang lingkup penelitian ini maka diperlukan batasan masalah

yaitu sebagai berikut

1 Analisis dilakukan hanya pada sepanjang Kali Boro tanpa memperhitungkan

dampak backwater Sungai Bengawan Solo

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

4

2 Data hujan yang digunakan tahun 1990 - 2011 di Stasiun Pencatat Hujan

Pabelan Ngemplak Grogol dan Mojolaban

3 Pengolahan Peta DAS menggunakan program Auto CAD

4 Pengolahan Hidrologi menggunakan program Microsoft Excel

5 Program yang digunakan untuk simulasi jaringan adalah program HEC-RAS

versi 410

6 Simulasi dilakukan dengan menggunakan simulasi aliran steady

7 Koefisien Pengaliran (C) DAS Kali Boro menggunakan koefisien pengaliran

Kecamatan Jebres dikarenakan tidak didapatnya data tata guna lahan DAS

Kali Boro DAS Kali Boro merupakan bagian dari Wilayah Kecamatan

Jebres

15 Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan

1 Dapat memberikan informasi atau menambah wacana mengenai analisis banjir

di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Boro Surakarta dan diharapkan dapat

sebagai pedoman untuk instansi terkait dalam mengambil tindakan dalam

mengatasi genangan air yang terjadi di saluran drainase Kali Boro

2 Dapat digunakan sebagai dasar pengoperasian pintu air Pucang Sawit

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

5

BAB 2

LANDASAN TEORI

21 Tinjauan Pustaka

211 Sistem Drainase

Drainase berasal dari bahasa Inggris yaitu drainage yang artinya mengalirkan

menguras membuang atau mengalihkan air Dalam bidang teknik sipil drainase

dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air

baik yang berasal dari hujan rembesan maupun kelebihan air dari suatu kawasan

sehingga fungsi kawasan tidak terganggu

Penelitian yang dilakukan oleh Siswoko (2002) menunjukkan bahwa sumber

terjadinya masalah banjir yang dominan adalah pengaruh kegiatan manusia

(anthropogenic) baik di dataran banjir maupun di DAS Masyarakat pemukim

belum banyak terlibat untuk menjaga DAS sebagai kawasan retensi akibat

keterbatasan pemahaman tentang DAS sebagai zona penyangga (buffer) sistem

tata air (Tunas 2004 dalam Iswahyu 2010)

Rizqi Fajar (2011) dalam penelitiannya di Mikro DAS Kali Boro menyatakan

bahwa ada 4 saluran drainase mikro yang bermuara ke Kali Boro yang kesemua

saluran tersebut perlu dilakukan rehabilitasi dimana Saluran Belakang PMI

memiliki peringkat tertinggi yaitu 0278 atau 278 dan tingkat persentase saluran

lainnya yaitu Saluran Stasiun Jebres 25 Saluran Jl Gotong Royong 249 dan

Saluran Jagalan 223 Pembahasan yang dilakukan sebatas saluran pengumpul

Kali Boro dan data sekunder berupa survey kuisioner warga sekitar daerah aliran

sungai

Puput Chandra K (2011) menyatakan bahwa saluran-saluran pengumpul yang

bermuara ke Kali Anyar mampu menampung debit rancangan untuk intensitas

hujan kala ulang 10 tahun tetapi Permen Pu No 63Prt1993 mengatakan dataran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

6

banjir yang merupakan daerah penguasaan sungai ditetapkan berdasarkan debit

banjir sekurang-kurangnya untuk Perioda Ulang 50 Tahunan tanpa tanggul

Dina Nur Febriani (2012) menyatakan bahwa hujan harian maksimum di DAS

Bengawan Solo Hulu mempunyai tingkat kecenderungan naik pada 15 (lima

belas) tahun terakhir Dengan demikian ada kecenderungan perubahan debit

rencana dalam kapasitas saluran-saluran di sistem jaringan drainase Kota

Surakarta

Mengatasi masalah drainase yang sering menimbulkan banjir di Kota Solo bisa

dengan merevitalisasi saluran dengan mengeruk sedimentasi yang ada di setiap

saluran drainase sehingga daya tampung drainase bisa lebih optimal dengan

demikian maka kemungkinan air meluap ke permukaan sangat kecil (Yusuf

Muttaqien 2011)

22 Landasan Teori

221 Umum

SNI No 1724-1989-F mendefinisikan hidrologi sebagai ilmu yang mempelajari

sistem kejadian air diatas pada permukaan dan didalam tanah Dengan demikian

ada empat macam proses dalam daur hidrologi yang digunakan secara umum dan

berhubungan dengan analisa hidrologi bagi perencanaan bangunan air yaitu

1 Presipitasi

2 Evaporasi

3 Infiltrasi

4 Surface runoff dan subsurface run off

Menurut Suripin (2004 7) drainase mempunyai arti mengalirkan menguras

membuang atau mengalihkan air Secara umum drainase didefinisikan sebagai

serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi danatau membuang

kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan sehingga lahan dapat difungsikan

secara optimal

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

7

kondensasi Presipitasi

Evaporasi air hujan

Aliran air

Evaporasi air danau kolam

Transpirasi

Mata air

Muka air

Danau

Infiltrasi

Aliran air

Aliran air

Evaporasi air sungai

Laut

Sungai

Evaporasi air laut

222 Siklus Hidrologi

Secara keseluruhan jumlah air di planet bumi ini relatif tetap dari masa ke masa

Air di bumi mengalami suatu siklus melalui serangkaian peristiwa yang

berlangsung terus ndash menerus dimana kita tidak tahu kapan dan dari mana

berawalnya dan kapan pula akan berakhir (Suripin 2004) Serangkaian peristiwa

tersebut dinamakan siklus hidrologi (hydrologic cycle)

Gambar 21 Siklus Hidrologi (Suripin 2004)

Dalam kaitannya dengan perencanaan drainase komponen dalam siklus hidrologi

yang terpenting adalah aliran permukaan Oleh karena itu komponen inilah yang

ditangani secara baik untuk menghindari berbagai bencana khususnya banjir

223 Presipitasi

Menurut Suripin (2004) presipitasi adalah istilah umum untuk menyatakan uap

air yang mengkondensasi dan jatuh dari atmosfir ke bumi dalam segala bentuknya

dalam rangkaian siklus hidrologi Jika air yang jatuh berbentuk cair disebut hujan

(rainfall) dan jika berupa padat disebut salju (snow) Menurut Bambang

Triadmojo (2009) presipitasi adalah turunnya air hujan dari atmosfer ke

permukaan bumi yang bisa berupa hujan hujan salju kabut embun dan hujan

es Dalam bagian ini hanya akan dibahas tentang hujan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

8

Menurut Bambang Triadmodjo (2008) berdasarkan proses terjadinya hujan dibagi

menjadi tiga tipe sebagai berikut

1 Hujan Konvektif

Di daerah tropis pada musim kemarau udara yang berada di dekat permukaan

tanah mengalami pemanasan yang intensif Pemanasan tersebut menyebabkan

rapat massa udara berkurang sehingga udara basah naik ke atas dan

mengalami pendinginan sehingga terjadi kondensasi dan hujan Hujan yang

terjadi karena proses ini disebut hujan konvektif yang biasanya bersifat

setempat mempunyai intensitas tinggi dan durasi singkat

2 Hujan siklonik

Jika massa udara panas yang relative ringan bertemu dengan massa udara

dingin yang relative berat maka udara panas tersebut akan bergerak di atas

udara dingin Udara yang bergerak ke atas tersebut mengalami pendinginan

sehingga terjadi kondensasi dan terbentuk awan dan hujan Hujan yang terjadi

disebut hujan siklonik yang mempunyai sifat tidak terlalu lebat dan

berlangsung dalam waktu lebih lama

3 Hujan orografis

Udara lembab yang tertiup angin dan melintasi daerah pegunungan akan naik

dan mengalami pendinginan sehingga terbentuk awan dan hujan Sisi gunung

yang dilalui oleh udara tersebut banyak mendapatkan hujan dan disebut lereng

hujan sedang sisi belakangnya yang dilalui udara kering (uap air telah menjadi

hujan di lereng hujan) disebut lereng bayangan hujan Daerah tersebut tidak

permanen dan dapat berubah tergantung musim (arah angin) Hujan ini terjadi

di daerah pegunungan (hulu DAS) dan merupakan pemasok air tanah danau

bendungan dan sungai

Dari ketiga jenis tipe hujan yang banyak terjadi di Indonesia adalah hujan

konvektif dan orografis Jumlah hujan yang jatuh di permukaan bumi dinyatakan

dalam kedalaman air (biasanya mm) yang dianggap terdistribusi secara merata

pada seluruh daerah tangkapan air Intensitas hujan adalah jumlah curah hujan

dalam suatu satuan waktu yang biasanya dinyatakan dalam mmjam Durasi hujan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

9

adalah waktu yang dihitung dari saat hujan mulai turun sampai berhenti yang

biasanya dinyatakan dalam jam Data hujan durasi pendek jam atau menit dapat

diperoleh dari automatic rainfall recorder

Karakteristik hujan yang perlu ditinjau dalam analisis dan perencanaan hidrologi

meliputi

a Intensitas i adalah laju hujan = tinggi air persatuan waktu misalnya

mmmenit mmjam atau mmhari

b Lama waktu (durasi) t adalah panjang waktu di mana hujan turun dalam

menit atau jam

c Tinggi hujan d adalah jumlah atau kedalaman hujan yang terjadi selama

durasi hujan dan dinyatakan dalam ketebalan air di atas permukaan datar

dalam mm

d Frekuensi adalah frekuensi kejadian dan biasanya dinyatakan dengan kala

ulang (return period) T misalnya sekali dalam 2 tahun

e Luas adalah luas geografis daerah sebaran hujan

Secara kualitatif intensitas curah hujan disebut juga derajat curah hujan

sebagaimana diperlihatkan dalam Tabel 21

Tabel 21 Derajad Curah Hujan dan Intensitas Curah Hujan

Derajad curah Hujan

Intensitas curah Hujan (mmjam) Kondisi

Hujan sangat Lemah lt120 Tanah agak basah atau dibasahi sedikit

Hujan lemah 120 ndash 300 Tanah menjadi basah semuanya tetapi sulit membuat puddle

Hujan normal 300 ndash 1800 Dapat dibuat puddle dan bunyi hujan kedengaran

Hujan deras 180 ndash 600 Air tergenang diseluruh permukaan tanah dan bunyi keras hujan terdengar berasal

dari genangan

Hujan sangat deras gt600 Hujan seperti ditumpahkan sehingga saluran dan drainase meluap

(Sumber Suripin 2004)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

10

224 Tata Guna Lahan

Pengaruh tata guna lahan pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien

aliran permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara

besarnya aliran permukaan dan besarnya curah hujan Angka koefisien aliran

permukaan ini merupakan salah satu indikator untuk menentukan kondisi fisik

suatu DAS Nilai C berkisar antara 0 sampai 1 Pada DAS yang masih baik harga

C mendekati nol dan semakin rusak suatu DAS maka harga C makin mendekati

satu Masalah banjir pada suatu perkotaan juga tidak lepas dari semakin cepat

berkurangnya daerah resapan air dalam hal ini perubahan tata guna lahan

225 Kondisi Sistem Drainase

Banjir menjadi salah satu permasalahan dalam perkotaan terutama dalam kota-

kota besar di Indonesia Jika dirunut ke belakang akar permasalahan banjir di

perkotaan berasal dari pertambahan penduduk yang sangat cepat Pertambahan

penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan prasarana dan sarana

perkotaan yang memadai mengakibatkan pemanfaatan tata guna lahan yang acak-

acakan Banyak terjadi bangunan pemukiman yang berdiri di atas saluran

drainase sehingga saluran drainase tersebut menjadi terganggu dan tidak

berfungsi sebagaimana mestinya

226 Pengukuran Hujan

Dalam analisis diperlukan data hujan yang akurat bukan hanya hujan kumulatif

harian namun juga diperlukan data hujan jam-jaman Hal ini dikarenakan hujan

sangat bervariasi terhadap waktu dan tempat dan setiap perubahannya

berpengaruh terhadap aliran sungai Hujan di suatu daerah dapat diukur di

beberapa titik yang ditetapkan dengan menggunakan alat pencatat hujan baik

berupa alat pencatat hujan manual (ordinary raingauge) maupun berupa alat

pencatat hujan otomatis (automatic raingauge)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

11

227 Kualitas Data Hujan

Kualitas data hujan sangat beragam tergantung pada alat pengelola dan sistem

arsip

1 Kelengkapan Data

Dalam proses pencatatan data hujan terkadang ada data hujan yang hilang

Berdasarkan pengujian yang dilakukan di sejumlah DAS di Pulau Jawa

mengenai data hujan yang hilang jika dilakukan pengisian maka akan

mengacaukan perhitungan lain Hal ini disebabkan karena variabilitas hujan

yang tinggi Oleh sebab itu disarankan untuk tidak melakukan pengisian data

yang hilang (Sri Harto 1993)

2 Kepanggahan

Data yang diperoleh dari alat pencatat bias jadi tidak panggah karena

a Alat pernah rusak

b Alat pernah pindah lokasi

228 Analisis Hujan Titik menjadi Hujan Wilayah

Data hujan yang diperoleh dari alat penakar hujan merupakan hujan titik (point

rainfall) Mengingat hujan sangat bervariasi terhadap tempat (space) maka untuk

kawasan yang luas satu alat penakar hujan belum dapat menggambarkan hujan

wilayah tersebut (Suripin 2004) Dalam hal ini diperlukan hujan kawasan yang

diperoleh dari harga rerata curah hujan beberapa stasiun penakar hujan yang ada

di dalam atau di sekitar kawasan Bambang Triatmodjo (2008) menerangkan

bahwa ada tiga cara yang digunakan dalam menghitung hujan rerata kawasan

yaitu

1 Metode rerata aljabar

Metode ini paling sederhana dibanding metode lain Pengukuran yang

dilakukan di beberapa stasiun dalam waktu yang bersamaan dijumlahkan

kemudian dibagi dengan jumlah stasiun Stasiun hujan yang digunakan dalam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

12

hitungan biasanya adalah yang berada di dalam DAS Metode rerata aljabar

memberikan hasil yang baik apabila

a Stasiun hujan tersebar secara merata di DAS dalam jumlah yang cukup

b Distribusi hujan relatif merata pada seluruh DAS

2 Metode Thiessen

Metode ini diperoleh dengan membuat poligon yang memotong tegak lurus

pada tengah-tengah garis penghubung dua pos penakar hujan Cara ini

berdasarkan rata-rata timbang (weighted average) Masing-masing penakar

mampunyai daerah pengaruh yang dibentuk dengan menggambarkan garis-

garis sumbu tegak lurus terhadap garis penghubung di antara dua buah pos

penakar Contoh Gambar Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar 22

Stasiun Hujan

Garis Penghubung

Garis Bagi

A1

A1 A6

P2

A3

A4A5

P1

P6

A2

P3

P4

P5

Gambar 22 Cara Poligon Thiessen

Misalnya A1 adalah luas daerah pengaruh pos penakar P1 A2 luas daerah

pengaruh pos penakar P2 dan seterusnya Jumlah A1+A2++An = A adalah

jumlah luas seluruh areal yang dicari tinggi curah hujan rata - ratanya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

13

Jika pos penakar 1 menakar tinggi hujan d1 pos penakar 2 menakar d2 dan

pos penakar N menakar dN maka 粸 实故क़粸क़ 十故挠粸挠十故挠粸挠十 十故屁粸屁故क़十故挠嫩故ৰ十⋯故屁

=sum 霹腮聘腮霹屁平妮क़ helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (21)

Jika AiA = pi merupakan persentase luas pada pos I yang jumlahnya untuk

seluruh luas adalah 100 maka 粸 实sum 贵平粸平棺轨实1 (22)

Dengan

A = luas areal (kmsup2) d = tinggi curah hujan rata-rata areal d1 d2 d3 dn = tinggi curah hujan di pos 123N A1 A2 A3 AN = luas daerah pengaruh pos 123N

3 Metode Isohyet

Isohyet adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan ketebalan hujan

yang sama Pada metode isohyet dianggap bahwa hujan pada suatu daerah di

antara dua garis isohyet adalah merata dan sama dengan nilai rerata dari

kedua garis isohyet tersebut Metode isohyet membutuhkan data yang dapat

mendukung disusunnya Isohyet baik dalam hal jumlah stasiun dan kualitas

serta kuantitas data hujan Contoh gambar dapat dilihat pada Gambar 23

Gambar 23 Cara Garis Isohyet

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

14

Dari ketiga cara tersebut dipilih metode Thiessen karena cara pertama dipandang

terlampau kasar hasilnya Adapun cara yang ketiga tidak didukung oleh data yang

tersedia di lapangan

229 Karakteristik DAS

Suripin (2004) menyatakan karakteristik DAS yang berpengaruh besar pada

aliran permukaan meliputi 1) luas dan bentuk DAS 2) topografi dan 3) tata

guna lahan

1 Luas dan bentuk DAS

Laju dan volume permukaan aliran akan bertambah dengan bertambahnya luas

DAS Tetapi apabila aliran permukaan tidak dinyatakan sebagai jumlah total dari

DAS melainkan sebagai laju dan volume persatuan luas besarnya akan berkurang

dengan bertambah luasnya DAS Bentuk DAS mempunyai pengaruh pada pola

aliran dalam sungai Pengaruh bentuk DAS terhadap aliran permukaan dapat

ditunjukkan dengan memperhatikan hidrograf-hidrograf yang terjadi pada dua

buah DAS yang bentukanya berbeda namun mempunyai luas yang sama dan

intensitas hujan yang sama Bentuk DAS memanjang dan sempit cenderung

menghasilkan laju aliran permukaan yang lebih kecil dibandingkan dengan DAS

yang berbentuk melebar atau melingkar

2 Topografi

Tampakan rupa muka bumi atau topografi seperti kemiringan lahan keadaan dan

kerapatan saluran dan bentuk cekungan mempunyai pengaruh pada laju dan

volume aliran permukaan DAS dengan kemiringan curam disertai saluran yang

rapat akan menghasilkan laju dan volume aliran permukaan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan DAS yang landai dengan saluran dan adanya cekungan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

15

3 Tata guna lahan

Pengaruh tata guna lahn pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien aliran

permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara besarnya

aliran permukaan dan besarnya curah hujan

2210 Hujan Rerata Kawasan

Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air

dan rancangan pengendalian adalah curah hujan rerata diseluruh daerah yang

bersangkutan bukan curah hujan pada suatu titik tertentu (Suyono Sosrodarsono

1976)

Dalam penelitian ini hujan wilayah diperhitungkan dengan cara Poligon Thiessen

yang dapat dihitung dengan persamaan berikut 官呻实 क़霹嫂sum 故平官平屁平妮क़ (23)

dengan 官呻 = hujan wilayah (mm) 官平 = hujan masing-masing stasiun pencatat hujan (mm) 故扑 = luas DAS (km2) 故平 = luas masing-masing poligon N = jumlah stasiun pencatat hujan

2211 Analisis Frekuensi

Analisis frekuensi bertujuan untuk mencari hubungan antara besarnya kejadian

ekstrim terhadap frekuensi kejadian dengan menggunakan distribusi probabilitas

kontinyu Ada beberapa bentuk fungsi distribusi kontinyu (teoritis) yang sering

digunakan dalam analisis frekuensi untuk hidrologi yaitu distribusi Normal Log

Normal Gumbel Pearson dan log Pearson Sebelum menganalisis data hujan

dengan salah satu distribusi di atas perlu pendekatan dengan parameter-parameter

statistik untuk menentukan distribusi yang tepat digunakan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

16

Parameter-parameter tersebut meliputi

a) Rata-rata ( X伸 ) = क़坡sum X平坡平能क़ (24)

b) Simpangan baku (S) = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (25)

c) Koefisien variasi (Cv) = 聂涅伸 (26)

d) Koefisien skewness (Cs) = 坡sum 纵涅氢能涅伸邹遣晴腮呛前纵 能क़邹纵 能挠邹聂遣 (27)

e) Koefisien ketajaman (Ck) = 綐 sum纵涅氢能涅伸邹浅纵 能क़邹纵 能挠邹纵 能ৰ邹聂浅 (28)

dengan

n = banyaknya data atau jumlah kejadian Xi = hujan maksimum harian rata-rata (mm)

a Distribusi Normal

Persamaan yang dipakai dalam distribusi normal adalah

p = क़飘 (29)

w = 族ln足क़怒綐卒祖क़ 挠世 纵0 屎贵 屎05邹 (210)

KT = z = w 石 2515517十0802853国十0010328国21十1432788国十0189269国2十0001308国3 (211)

dengan

T = kala ulang p = probabilitas KT = factor frekuensi

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

Sifat-sifat distribusi normal adalah nilai koefisien kemelencengan (skewness)

sama dengan nol (Cs史0) dan nilaikoefisien kurtosis mendekati tiga (Ck史3) Selain

itu terdapat sifat-sifat distrubusi frekuensi kumulatif berikut ini 官纵果石滚邹 = 1587 (212) 官纵果邹 = 50 (213) 官纵果十滚邹 = 8414 (214)

b Distribusi Log Normal

Distribusi log normal digunakan apabila nilai-nilai dari variable random tidak

mengikuti distribusi normal tetapi nilai logaritmanya memenuhi distribusi

normal Sifat-sifat distribusi log normal adalah sebagai berikut

Koefisien kemelencengan Cs = 固剖ৰ + 3Cv (215)

Koefisien kurtosis Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3 (216)

Persamaan yang dipakai dalam Log Normal adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (217)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (218)

z = 仆能仆呻骗色 (219)

y = z Sy + 裹呻 (220)

yT = 裹呻 + KT Sy (221)

p = arc ln y (222)

dengan

y = ln p

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

裹呻 = nilai rerata dari y Sy = standar deviasi z = probabilitas

c Distribusi Gumbel

Persamaan yang dipakai dalam distribusi gumbel adalah

果 = क़坡sum X平坡平能क़ (223)

Sx = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (224)

p = 果石票 票 汝汝呛前嫩仆叁骗叁 管铺 (225)

dengan

KT = faktor frekuensi T = kala ulang

Distribusi gumbel mempunyai sifat

Koefisien kemelencengan Cs = 114

Koefisien kurtosis Ck = 54

d Distribusi Log Pearson III

Distribusi log Pearson III digunakan apabila parameter statistic tidak sesuai

dengan model distribusi yang lain Persamaan yang dipakai adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (226)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (227)

yT = 裹呻 + KT Sy (228)

p = arc log yT (229)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

dengan

YT = nilai logaritmik dari x dengan periode ulang T 裹呻 = nilai rerata dari Sy = standar deviasi dari y KT = faktor frekuensi yang merupakan fungsi dari probabilitas (atau periode

ulang) dan koefisien kemencengan (Csy) yang diberikan pada Lampiran A-3

Untuk memilih distribusi yang sesuai dengan data yang ada perlu dilakukan uji

statistik Pengujian kesesuaian distribusi yang sering dilakukan yaitu uji Smirnov-

Kolmogorov

a Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan data dengan garis teoritis pada

kertas probabilitas Nilai ∆ kritis (∆cr Smirnov Kolmogorov Test) tergantung dari

jumlah data (n) dan derajat kegagalan (α) Nilai ∆ kritis untuk Uji Smirnov

Kolmogorov dapat dilihat pada Lampiran A-2

2212 Hujan rencana

Setelah ditentukan pola distribusi yang sesuai dengan data yang ada dan dipilih

jenis distribusi probabilitas hujan yang cocok sesuai dengan hasil uji statistik

maka hujan rencana dapat dihitung menggunakan persamaan

YT = 裹呻 + KT Sy (230)

dengan

YT = hujan rencana 裹呻 = rerata Sy = standar deviasi KT = koefisien factor frekuensi sesuai agihan terpilih

2213 Intensitas Hujan

Dalam perhitungan Qmaks dengan menggunakan metode rasional diperlukan data

intensitas hujan yaitu tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu Sifat

umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya cenderung

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

makin besar dan makin tinggi periode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya

(Suripin 2004)

Maka intensitas hujan dapat dihitung dengan rumus modified Mononobe yaitu

I = 片綐浅挠恼足挠恼迫卒綐遣 (231)

Dengan

I = intensitas hujan (mmjam) t = lamanya curah hujan (jam) R24 = curah hujan maksimum harian (selama 24 jam) (mm)

Sobriyah (2003) dalam desertasinya menyatakan bahwa hujan efektif pada DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan persentase hujan

sebagaimana dalam Tabel 22 berikut

Tabel 22 Persentase Hujan Jam-jaman pada DAS Bengawan Solo

No Hujan Jam-jaman Persentase

1 Hujan ke-1 3870

2 Hujan ke-2 3230

3 Hujan ke-3 1870

4 Hujan ke-4 1030

(Sumber Sobriyah 2003)

2214 Waktu Konsentrasi

Kirpich (1940) dalam Suripin (2004) mengembangkan rumus dalam

memperkirakan waktu konsentrasi dimana dalam hal ini durasi hujan

diasumsikan sama dengan waktu konsentrasi Rumus waktu konsentrasi tersebut

dapat ditulis sebagai berikut

tc = 足=Ǵ呢铺痞綐क़===铺骗卒=ৰǴĖ (232)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

dengan

tc = waktu konsentrasi (jam) L = panjang saluran utama dari hulu sampai penguras (km) S = kemiringan rata-rata saluran

2215 Metode Rasional

Metode ini adalah untuk menentukan laju aliran permukaan puncak Metode ini

sangat simpel dan mudah penggunaannya namun penggunaannya terbatas untuk

DAS-DAS dengan ukuran kecil yaitu kurang dari 300 ha (Goldman etal 1986

dalam Suripin 2004) sedangkan menurut standar PU digunakan dengan DAS

yang berukuran lt 5000 ha (Lily Montarcih 2010) Persamaan Metode Rasional

dapat ditulis dalam bentuk

Qp = 02778 C I A (233)

dengan

Q = laju aliran permukaan (debit) puncak (m3detik) I = intensitas hujan (mmjam) A = luas DAS (km2) C = koefisien aliran permukaan (0 le C le 1)

Dengan nilai koefisien C disajikan dalam Tabel 23 berikut

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Business Perkotaan 070 ndash 095 Pinggiran 050 ndash 070

Perumahan Rumah tunggal 030 ndash 050 Multiunit terpisah 040 ndash 060 Multiunit tergabung 060 ndash 075 Pekampungan 025 ndash 040 Apartemen 050 ndash 070

Industri Ringan 050 ndash 080 Berat 060 ndash 090

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional (Lanjutan)

(Sumber McGuen 1989 dalam Suripin 2004)

Tabel 23 menggambarkan nilai C untuk penggunaan lahan yang seragam di

mana kondisi ini sangat jarang dijumpai untuk lahan yang relative luas Jika DAS

terdiri dari berbagai macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan

yang berbeda maka C yang dipakai adalah koefisien DAS yang dapat dihitung

dengan persamaan berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前 (234)

dengan

Ai = luas lahan dengan jenis penutup tanah i Ci = Koefisien aliran permukaan jenis penutup tanah i n = jumlah jenis penutup lahan

Metode Rasional pada awalnya hanya menghitung debit puncak tanpa

memberikan informasi debit aliran dari waktu ke waktu Pada perkembangannya

debit puncak yang terjadi pada waktu ke waktu dapat digambarkan dalam grafik

hidrograf rasional (Ponce 1989 dan Wanielista 1990 dalam Sobriyah 2012)

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Perkerasan Aspal dan beton 070 ndash 095 Batu-bata paving 050 ndash 070

Atap 075 ndash 095 Halaman tanah berpasir

Datar 2 005 ndash 010 Rata-rata 2-7 010 ndash 015 Curam 7 025 ndash 035

Halaman kereta api 010 ndash 035 Taman tempat bermain 020 ndash 035 Taman pekuburan 010 ndash 025 Hutan

Datar 0-5 010 ndash 040 Bergelombang 5-10 025 ndash 050 Berbukit 10-30 030 ndash 060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

Dibawah ini terdapat 3 Jenis Hidrograf Rasional berdasarkan hubungan antara

Waktu Konsentrasi (tc) dengan Durasi Hujan (dh) seperti berikut

a Hidrograf rasional dengan tc = dh

Debit puncak (Qp) yang terjadi berada pada puncak hidrograf segitiga

sebagaimana dinyatakan oleh Williams Pogan dan Mitchi (Wanielista 1990

dalam Sobriyah 2012) Hidrograf segitiga ini terjadi apabila waktu konsentrasi

(tc) = durasi hujan (dh) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 24

Gambar 24 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc = dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 24 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp1 tc (235)

V1 = V2 dan tc = dh sehingga persamaan debit puncak (Qp) dapat dituliskan

Qp1 = 02778 C I A (236)

b Hidrograf rasional dengan tc lt dh

Untuk tc lt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium (Singh dan Cruise

dalam Wanielista 1990) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 25

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

Gambar 25 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 25 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp2 dh (237)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp2 = 02778 C I A (238)

Qp2 = Qp1

c Hidrograf rasional dengan tc gt dh

Jika tc gt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium tetapi debit puncaknya

tidak sama dengan debit puncak pada kondisi yang lain (Sobriyah dan

Purwanti1998 dalam Sobriyah 2012) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat

pada Gambar 26

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

Gambar 26 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc gt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 26 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp3 tc (239)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp3 = 02778 (dh tc) C I A (240)

Qp3 lt Qp1

2216 Model Hidraulik Sungai

Analisa hidrolika air banjir di sungai dengan berbagai kala ulang dari debit banjir

rencana Analisa hidrolika akan menghitung seberapa jauh kemampuan saluran

drainase secara struktural terhadap tinggi muka air banjir dan luapan banjir yang

terjadi Perhitungan analisa hidrolika sungai dalam penulisan ini menggunakan

software Hydrologic Engineering Centre-River Analysis System (HEC-RAS) versi

410 yang dikembangkan oleh Hydrologic Engineering Center milik US Army

Corps of Engineers

HEC-RAS adalah system perangkat lunak terpadu dirancang untuk penggunaan

interaktif dalam lingkungan multi-tugas Sistem terdiri dari Graphic User

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

Interface (GUI) komponen terpisah analisa hidrolik penyimpanan data dan

kapabilitas manajemen fasilitas pelaporan dan grafis

Sistem HEC-RAS mempunyai 3 komponen analisa hidrolika satu dimensi untuk

1 Perhitungan profil permukaan air steady flow

2 Simulasi steady flow dan unsteady flow

3 Perhitungan transport sedimen batas yang movable

2217 Komponen Aliran dan Persamaan dalam HEC-RAS

Komponen-komponen aliran dalam HEC-RAS adalah sebagai berikut

1 Aliran Seragam (Steady flow)

Komponen pada model ini digunakan untuk menghitung profil muka air pada

kondisi aliran Seragam (steady) Sistem ini dapat digunakan pada sebuah saluran

jaringan atau sebuah jaringan besar termasuk saluran dan saluran kecil lainnya

Komponen pada steady flow dapat dimodelkan pada kondisi aliran subkritis

superkritis dan system gabungan profil muka air

Dasar perhitungan komputer didasarkan pada solusi satu dimensi energi Energi

yang hilang disebabkan oleh gesekan (persamaan Manning) dan penyempitan dan

pelebaran (koefisien tambahan dari perubahan dalam tinggi kecepatan)

Persamaan Momentum bermanfaat dalam situasi dimana profil muka air

mengalami perubahan tiba-tiba Situasi ini termasuk dengan system perhitungan

aliran gabungan (contoh lompatan air) atau aliran pada jembatan dan perubahan

muka air pada pertemuan saluran (arus di persimpangan)

2 Aliran tidak Seragam (Unsteady flow)

Komponen untuk aliran tidak langgeng dikembangkan untuk perhitungan aliran

subkritis Perhitungan hidrolik untuk cross-section jembatan gorong-gorong dan

struktur hidrolik lainnya yang dikembangkan untuk komponen aliran langgeng

digabung dengan perhitungan aliran tidak langgeng Komponen untuk aliran tidak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

langgeng digunakan untuk model tampungan dan hubungan hidrolik dengan

tampungan

3 Profil muka air pada aliran steady

HECndashRAS dapat melakukan perhitungan profil muka air satu dimensi untuk

aliran steady berubah lambat laun pada saluran alami dan buatan Subkritis

superkritis dan sistem gabungan aliran profil muka air dapat dianalisa

2218 Persamaan Dasar Dalam HEC-RAS

Profil muka air dihitung dari satu potongan melintang ke potongan selanjutnya

dengan menyelesaikan persamaan Energi dengan prosedur iterasi disebut metode

langkah standar (standard step) seperti pada persamaan 241

Persamaan energi ditulis sebagai berikut

ehgV

ZYgV

ZY +++=++22

211

11

222

22

aa (241)

Dengan

Y1 Y2 = kedalaman air di potongan melintang Z1 Z2 = elevasi invert saluran utama V1 V2 = kecepatan rata-rata (debit totalluas aliran total) α1 α2 = koefisien pemberat kecepatan g = kecepatan gravitasi he = kehilangan tinggi energi

Dari persamaaan diatas dapat dilihat dalam bentuk gambar seperti Gambar

Persamaan Energi pada Gambar 27 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

Gambar 27 Garis Persamaan Energi

(Sumber HEC-RAS River Analysis System 2005)

Kehilangan tinggi energi (he) antara dua potongan melintang terdiri dari

kehilangan gesekan dan kehilangan kontraksi atau ekspansi

Persamaan untuk kehilangan tinggi energi bisa dilihat dari persamaan (242)

gV

gV

CSLh fe 22

211

222 aa-+= (242)

Dengan

L = panjang ruas pemberat debit Sf = mewakili kemiringan friksi antara dua bagian C = koefisien kehilangan ekspansi atau kontraksi

Jarak panjang ruas pemberat L dihitung sebagai

robchlob

robrobchchloblob

QQQQLQLQL

L++

++= helliphelliphellip (243)

Dengan

Llob Lch Lrob = panjang ruang potongan melintang ditentukan untuk aliran di tebing kiri saluran utama dan tebing kanan Qlob Qch Qrob = rata-rata aritmetika aliran antara bidang-bidang untuk tebing

kiri saluran utama dan tebing kanan

(Garis Energi)

(Permukaan Air)

(Dasar Saluran)

(Dasar)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

evaluatif Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang dirancang

untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan

(Furchan 2004447) data dianalisis dan dievaluasi untuk memberikan solusi ndash

solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan drainase DAS Kali Boro

32 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ialah sepanjang aliran sungai DAS Kali Boro yang melewati 5

Kelurahan yakni Jebres Jagalan Purwodiningratan Pucang Sawit dan Kampung

Sewu

Gambar 31 Peta Situasi DAS Kali Boro

(Dinas PU Kota Surakarta 2008)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

Kali Boro memiliki 4 Saluran Pengumpul (collector drain) yaitu Saluran Jl

Gotong Royong Saluran Belakang PMI Saluran Stasiun Jebres dan Saluran

Jagalan DAS Kali Boro mempunyai luas 14383 Ha dengan panjang saluran

utama 147550 meter Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan seringnya terjadi

genangan air bila intensitas hujan cukup tinggi

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro

Beberapa foto yang menggambarkan kondisi riil Kali Boro seperti berikut

34 Langkah Penelitian

341 Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan didalam penelitian ini antara lain

1 Data-data Primer berupa Data Geometri Kali Boro (Profil Sungai) yang

diperoleh dari Pengukuran di lapangan

2 Data-data Sekunder berupa Data Curah Hujan yang diperoleh dari Balai

Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air Propinsi Jawa Tengah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

Gambar 32 Potongan Melintang Saluran pada Sta 0+30000 m

Gambar 33 Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

3 Data-data sekunder lainnya diperoleh melalui Studi Pustaka dan

mengumpulkan data atau informasi data sekunder dari berbagai sumber dan

instansi terkait misalnya seperti peta topografi baik secara peta cetak maupun

peta digital peta batas administrasi atau peta wilayah

342 Analisis Data

3421 Analisis Hidrologi

Analisa hidrologi meliputi

1 Analisa Data Curah Hujan yaitu Tahun 1990 ndash 2011 untuk Menghitung Hujan

Rancangan (R24) Intensitas Hujan (I)

2 Dengan memilih Intensitas Hujan (I) dihitung Debit Rencana dengan Metode

Rasional

3 Menghitung Debit Rancangan Maksimum (Qmaks) Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun dengan Metode Rasional

3422 Analisis Hidrolika

Analisis hidrolika saluran dilakukan dengan software HEC-RAS versi 41

( Hydrologic Engineering Center - River Analysis System) dari US Army Corps of

Engineering berdasarkan data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir

rencana yang diperoleh pada metode analisis debit banjir Output analisis

hidrolika ini berupa elevasi muka air banjir untuk setiap debit rencana

Selanjutnya dilakukan evaluasi mengenai kapasitas maksimum saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian

Langkah ndash langkah penelitian ditunjukkan pada bagan alir di Gambar 32

Gambar 34 Bagan Alir Tahap Penelitian

Penyelesaian Masalah 2 sampai langkah ini akan diketahui kapasitas Kali Boro

Selesai

Penyelesaian Masalah 3 sampai langkah ini akan diketahui daya tampung Kali Boro jika pintu ditutup

Analisis Hidrolika Saluran (HEC-RAS versi 410)

Pembahasan dan Kesimpulan

Perhitungan Kapasitas Saluran

Evaluasi Daya Tampung saluran jika pintu air Pucang Sawit di hilir Kali Boro ditutup

Uji Kesesuain Distribusi (Uji Smirnov-Kolmogorov)

Mulai

- Data Curah Hujan - Fungsi Lahan - Geometri Sungai

Penyelesaian Masalah 1 sampai langkah ini akan diketahui debit kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun

Menghitung Hujan Wilayah (polygon Thiessen)

Menganalisa Distribusi Frekuensi Curah Hujan

Analisis Debit Banjir Rancangan (Metode Rasional)

- Distribusi Gumbel - Distribusi Log Pearson III - dll

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan

Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi berasal dari 4 stasiun hujan

yaitu Stasiun Hujan Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

Jumlah data hujan dalam penelitian ini yaitu data hujan 22 tahun dari Tahun 1990

ndash 2011 Data hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 41 berikut

Tabel 41 Data Hujan Tahunan

Tahun Hujan Tahunan (mmtahun) Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 177430 150000 185500 57600 1991 197735 133200 190100 1992 213165 133900 214800 238100 1993 241470 235700 1994 264141 160700 1995 257600 186700 176300 1996 224700 153300 206800 168400 1997 129200 140200 24500 1998 295350 152200 258400 1999 183450 152200 2000 152800 178800 2001 139850 172800 2002 101500 178800 83500 2003 135300 11300 130500 2004 252250 38800 87300 2005 208400 6900 89900 2006 223900 167600 2007 210800 370300 162300 2008 242550 153100 249400 139800 2009 204450 163200 102000 178950 2010 313600 302200 87700 305000 2011 224300 212700 60500 214300

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

Data rusak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

Kemudian dari Tabel 41 diatas dilakukan penggambaran letak posisi stasiun

hujan terhadap DAS Kali Boro untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah

hujan yang dicatat oleh tiap stasiun hujan terhadap DAS Kali Boro

42 Menghitung Hujan Wilayah

421 Poligon Thiessen

Untuk menentukan hujan wilayah digunakan Metode Poligon Thiessen

berdasarkan pengaruh dari 4 (empat) stasiun hujan terhadap luas DAS Kali Boro

yaitu Stasiun hujan Pabelan Stasiun hujan Grogol 67 B Stasiun hujan Mojolaban

128 D dan Stasiun hujan Ngemplak Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar

41 berikut

0 1 2 Km1 Km

Skala 1 25000

N

S

EW

GROGOL 67 B MOJOLABAN 128 D

NGEMPLAK 1

PABELAN

Ket Luas DAS Boro

Gambar 41 Poligon Thiessen dengan 4 (empat) stasiun hujan

Dari Poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dapat dihitung masing-

masing luas wilayah yang dipengaruhi oleh tiap-tiap stasiun hujan dengan

mengeplot pada software AutoCAD 2009 Hasilnya adalah

Ngemplak 1 = 01329 Km2

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 6: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

xi

422 Analisis Frekuensi 35

423 Penentuan Pola Distribusi 38

43 Hujan Rancangan 42

44 Debit Rencana 43

441 Intensitas Hujan 43

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional 44

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro 47

451 Penggambaran Geometri Sungai 48

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai 49

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran 50

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) 51

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS 51

46 Volume Tampung Saluran 54

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan 59

52 Saran 60

DAFTAR PUSTAKA 61

LAMPIRAN

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

1

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalah

Sistem drainase di wilayah Kota Surakarta pada mulanya dibangun untuk

kepentingan Kraton dan selanjutnya dikembangkan sebagai sistem drainase kota

Jaringan drainase di Surakarta dibedakan menjadi dua bagian yaitu drainase alam

dan darinase kota Drainase alam merupakan sungai - sungai yang melintas di

tengah kota seperti Kali Sumber Kali Pepe dan Kali Anyar yang berfungsi

sebagai penampung pengaliran drainase kota dan air hujan yang diteruskan ke laut

melalui Sungai Bengawan Solo Drainase kota mengalirkan air permukaan baik

berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan dari rumah tangga

(Pemerintah Kota Surakarta 2003)

Topografi di bagian selatan Kota Surakarta relatif datar dengan ketinggian +92 m

dari permukaan laut dengan kemiringan 0 - 3 pada bagian utara ketinggian

+135 m dari permukaan laut dan dengan permukaan berbukit - bukit Kedua

bagian kawasan ini dipisahkan oleh Kali Anyar Berdasarkan kondisi geografis ini

di sebagian wilayah Kota Surakarta bagian selatan terdapat daerah rawan banjir

sehingga setiap tahun selalu mengalami banjir dan genangan ketika intensitas

curah hujan tinggi (Dinas PU Kota Surakarta 2008)

Kota Surakarta dibagi ke dalam 10 (sepuluh) Daerah Aliran Sungai (DAS) atau

jaringan drainase makro yaitu DAS Pepe Hulu Kali anyar Pepe hilir Gajah

Putih Kali Kebo Kali Boro Jurug Pelem Wulung Semanggi dan Kali Wingko

(Dinas PU Kota Surakarta 2008) Keseluruhan drainase makro tersebut mengalir

saluran Drainase Primer dengan panjang 37 Km Drainase Sekunder dengan

panjang 675 Km dan Drainase Tersier dengan panjang 4553 Km Setiap drainase

makro membentuk sistem jaringan yang lebih kecil lagi yang disebut sistem

drainase mikro Pembagian sistem drainase Kota Surakarta dapat dilihat pada

Gambar 11 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

2

Gambar 11 Pembagian Sistem Drainase Kota Surakarta Berdasarkan Daerah

Aliran Sungai (Dinas PU Kota Surakarta 2008)

DAS Kali Boro termasuk bagian daerah pengaliran Bengawan Solo yang

mempunyai luas 14383 Ha dan panjang Kali Boro adalah 147550 meter Pada

DAS Kali Boro terdapat 4 saluran mikro yang bermuara pada Kali Boro yaitu

Saluran Belakang PMI Stasiun Jebres Jalan Gotong Royong dan Saluran Jagalan

Keseluruhan saluran drainase mikro yang bermuara ke Kali Boro tersebut

semuanya perlu dilakukan rehabilitasi saluran dimana saluran belakang PMI

mempunyai tingkat prioritas rehabilitasi tertinggi dengan nilai 278 (Rizqy

Fajar 2011)

DAS Kali Boro sering mengalami genangan air jika intensitas hujan cukup tinggi

dan durasi hujan yang lama Indikasi awal penyebab terjadinya genangan pada

Kali Boro dikarenakan banyaknya pemukiman warga yang masuk ke badan

sungai dan pengaruh tata guna lahan menyebabkan limpasan air permukaan tinggi

di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

3

Dina Nur Febriani (2012) menyatakan bahwa hujan harian maksimum di DAS

Bengawan Solo Hulu mempunyai tingkat kecenderungan naik pada 15 (lima

belas) tahun terakhir DAS Kali Boro termasuk bagian daerah pengaliran

Bengawan Solo sehingga perlu dilakukan suatu kajian yang mendetail tentang

evaluasi kapasitas Kali Boro dalam menampung hujan yang cenderung naik dan

pengaruh tata guna lahan di DAS Kali Boro

12 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1 Berapa debit banjir kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun yang terjadi di DAS

Kali Boro

2 Berapa kapasitas maksimum Kali Boro

3 Apakah Kali Boro mampu menampung banjir kala ulang 2 5 10 25 dan 50

tahun pada saat pintu air Pucang Sawit di Kali Boro harus ditutup dan pompa

tidak dapat dioperasikan

13 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

1 Mengetahui debit banjir kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun yang terjadi di

DAS Kali Boro

2 Mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro

3 Mengetahui volume tampung Kali Boro berada dikala ulang berapa tahun

pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Kali Boro harus ditutup dan pompa tidak

dapat dioperasikan

14 Batasan Masalah

Untuk membatasi ruang lingkup penelitian ini maka diperlukan batasan masalah

yaitu sebagai berikut

1 Analisis dilakukan hanya pada sepanjang Kali Boro tanpa memperhitungkan

dampak backwater Sungai Bengawan Solo

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

4

2 Data hujan yang digunakan tahun 1990 - 2011 di Stasiun Pencatat Hujan

Pabelan Ngemplak Grogol dan Mojolaban

3 Pengolahan Peta DAS menggunakan program Auto CAD

4 Pengolahan Hidrologi menggunakan program Microsoft Excel

5 Program yang digunakan untuk simulasi jaringan adalah program HEC-RAS

versi 410

6 Simulasi dilakukan dengan menggunakan simulasi aliran steady

7 Koefisien Pengaliran (C) DAS Kali Boro menggunakan koefisien pengaliran

Kecamatan Jebres dikarenakan tidak didapatnya data tata guna lahan DAS

Kali Boro DAS Kali Boro merupakan bagian dari Wilayah Kecamatan

Jebres

15 Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan

1 Dapat memberikan informasi atau menambah wacana mengenai analisis banjir

di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Boro Surakarta dan diharapkan dapat

sebagai pedoman untuk instansi terkait dalam mengambil tindakan dalam

mengatasi genangan air yang terjadi di saluran drainase Kali Boro

2 Dapat digunakan sebagai dasar pengoperasian pintu air Pucang Sawit

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

5

BAB 2

LANDASAN TEORI

21 Tinjauan Pustaka

211 Sistem Drainase

Drainase berasal dari bahasa Inggris yaitu drainage yang artinya mengalirkan

menguras membuang atau mengalihkan air Dalam bidang teknik sipil drainase

dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air

baik yang berasal dari hujan rembesan maupun kelebihan air dari suatu kawasan

sehingga fungsi kawasan tidak terganggu

Penelitian yang dilakukan oleh Siswoko (2002) menunjukkan bahwa sumber

terjadinya masalah banjir yang dominan adalah pengaruh kegiatan manusia

(anthropogenic) baik di dataran banjir maupun di DAS Masyarakat pemukim

belum banyak terlibat untuk menjaga DAS sebagai kawasan retensi akibat

keterbatasan pemahaman tentang DAS sebagai zona penyangga (buffer) sistem

tata air (Tunas 2004 dalam Iswahyu 2010)

Rizqi Fajar (2011) dalam penelitiannya di Mikro DAS Kali Boro menyatakan

bahwa ada 4 saluran drainase mikro yang bermuara ke Kali Boro yang kesemua

saluran tersebut perlu dilakukan rehabilitasi dimana Saluran Belakang PMI

memiliki peringkat tertinggi yaitu 0278 atau 278 dan tingkat persentase saluran

lainnya yaitu Saluran Stasiun Jebres 25 Saluran Jl Gotong Royong 249 dan

Saluran Jagalan 223 Pembahasan yang dilakukan sebatas saluran pengumpul

Kali Boro dan data sekunder berupa survey kuisioner warga sekitar daerah aliran

sungai

Puput Chandra K (2011) menyatakan bahwa saluran-saluran pengumpul yang

bermuara ke Kali Anyar mampu menampung debit rancangan untuk intensitas

hujan kala ulang 10 tahun tetapi Permen Pu No 63Prt1993 mengatakan dataran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

6

banjir yang merupakan daerah penguasaan sungai ditetapkan berdasarkan debit

banjir sekurang-kurangnya untuk Perioda Ulang 50 Tahunan tanpa tanggul

Dina Nur Febriani (2012) menyatakan bahwa hujan harian maksimum di DAS

Bengawan Solo Hulu mempunyai tingkat kecenderungan naik pada 15 (lima

belas) tahun terakhir Dengan demikian ada kecenderungan perubahan debit

rencana dalam kapasitas saluran-saluran di sistem jaringan drainase Kota

Surakarta

Mengatasi masalah drainase yang sering menimbulkan banjir di Kota Solo bisa

dengan merevitalisasi saluran dengan mengeruk sedimentasi yang ada di setiap

saluran drainase sehingga daya tampung drainase bisa lebih optimal dengan

demikian maka kemungkinan air meluap ke permukaan sangat kecil (Yusuf

Muttaqien 2011)

22 Landasan Teori

221 Umum

SNI No 1724-1989-F mendefinisikan hidrologi sebagai ilmu yang mempelajari

sistem kejadian air diatas pada permukaan dan didalam tanah Dengan demikian

ada empat macam proses dalam daur hidrologi yang digunakan secara umum dan

berhubungan dengan analisa hidrologi bagi perencanaan bangunan air yaitu

1 Presipitasi

2 Evaporasi

3 Infiltrasi

4 Surface runoff dan subsurface run off

Menurut Suripin (2004 7) drainase mempunyai arti mengalirkan menguras

membuang atau mengalihkan air Secara umum drainase didefinisikan sebagai

serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi danatau membuang

kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan sehingga lahan dapat difungsikan

secara optimal

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

7

kondensasi Presipitasi

Evaporasi air hujan

Aliran air

Evaporasi air danau kolam

Transpirasi

Mata air

Muka air

Danau

Infiltrasi

Aliran air

Aliran air

Evaporasi air sungai

Laut

Sungai

Evaporasi air laut

222 Siklus Hidrologi

Secara keseluruhan jumlah air di planet bumi ini relatif tetap dari masa ke masa

Air di bumi mengalami suatu siklus melalui serangkaian peristiwa yang

berlangsung terus ndash menerus dimana kita tidak tahu kapan dan dari mana

berawalnya dan kapan pula akan berakhir (Suripin 2004) Serangkaian peristiwa

tersebut dinamakan siklus hidrologi (hydrologic cycle)

Gambar 21 Siklus Hidrologi (Suripin 2004)

Dalam kaitannya dengan perencanaan drainase komponen dalam siklus hidrologi

yang terpenting adalah aliran permukaan Oleh karena itu komponen inilah yang

ditangani secara baik untuk menghindari berbagai bencana khususnya banjir

223 Presipitasi

Menurut Suripin (2004) presipitasi adalah istilah umum untuk menyatakan uap

air yang mengkondensasi dan jatuh dari atmosfir ke bumi dalam segala bentuknya

dalam rangkaian siklus hidrologi Jika air yang jatuh berbentuk cair disebut hujan

(rainfall) dan jika berupa padat disebut salju (snow) Menurut Bambang

Triadmojo (2009) presipitasi adalah turunnya air hujan dari atmosfer ke

permukaan bumi yang bisa berupa hujan hujan salju kabut embun dan hujan

es Dalam bagian ini hanya akan dibahas tentang hujan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

8

Menurut Bambang Triadmodjo (2008) berdasarkan proses terjadinya hujan dibagi

menjadi tiga tipe sebagai berikut

1 Hujan Konvektif

Di daerah tropis pada musim kemarau udara yang berada di dekat permukaan

tanah mengalami pemanasan yang intensif Pemanasan tersebut menyebabkan

rapat massa udara berkurang sehingga udara basah naik ke atas dan

mengalami pendinginan sehingga terjadi kondensasi dan hujan Hujan yang

terjadi karena proses ini disebut hujan konvektif yang biasanya bersifat

setempat mempunyai intensitas tinggi dan durasi singkat

2 Hujan siklonik

Jika massa udara panas yang relative ringan bertemu dengan massa udara

dingin yang relative berat maka udara panas tersebut akan bergerak di atas

udara dingin Udara yang bergerak ke atas tersebut mengalami pendinginan

sehingga terjadi kondensasi dan terbentuk awan dan hujan Hujan yang terjadi

disebut hujan siklonik yang mempunyai sifat tidak terlalu lebat dan

berlangsung dalam waktu lebih lama

3 Hujan orografis

Udara lembab yang tertiup angin dan melintasi daerah pegunungan akan naik

dan mengalami pendinginan sehingga terbentuk awan dan hujan Sisi gunung

yang dilalui oleh udara tersebut banyak mendapatkan hujan dan disebut lereng

hujan sedang sisi belakangnya yang dilalui udara kering (uap air telah menjadi

hujan di lereng hujan) disebut lereng bayangan hujan Daerah tersebut tidak

permanen dan dapat berubah tergantung musim (arah angin) Hujan ini terjadi

di daerah pegunungan (hulu DAS) dan merupakan pemasok air tanah danau

bendungan dan sungai

Dari ketiga jenis tipe hujan yang banyak terjadi di Indonesia adalah hujan

konvektif dan orografis Jumlah hujan yang jatuh di permukaan bumi dinyatakan

dalam kedalaman air (biasanya mm) yang dianggap terdistribusi secara merata

pada seluruh daerah tangkapan air Intensitas hujan adalah jumlah curah hujan

dalam suatu satuan waktu yang biasanya dinyatakan dalam mmjam Durasi hujan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

9

adalah waktu yang dihitung dari saat hujan mulai turun sampai berhenti yang

biasanya dinyatakan dalam jam Data hujan durasi pendek jam atau menit dapat

diperoleh dari automatic rainfall recorder

Karakteristik hujan yang perlu ditinjau dalam analisis dan perencanaan hidrologi

meliputi

a Intensitas i adalah laju hujan = tinggi air persatuan waktu misalnya

mmmenit mmjam atau mmhari

b Lama waktu (durasi) t adalah panjang waktu di mana hujan turun dalam

menit atau jam

c Tinggi hujan d adalah jumlah atau kedalaman hujan yang terjadi selama

durasi hujan dan dinyatakan dalam ketebalan air di atas permukaan datar

dalam mm

d Frekuensi adalah frekuensi kejadian dan biasanya dinyatakan dengan kala

ulang (return period) T misalnya sekali dalam 2 tahun

e Luas adalah luas geografis daerah sebaran hujan

Secara kualitatif intensitas curah hujan disebut juga derajat curah hujan

sebagaimana diperlihatkan dalam Tabel 21

Tabel 21 Derajad Curah Hujan dan Intensitas Curah Hujan

Derajad curah Hujan

Intensitas curah Hujan (mmjam) Kondisi

Hujan sangat Lemah lt120 Tanah agak basah atau dibasahi sedikit

Hujan lemah 120 ndash 300 Tanah menjadi basah semuanya tetapi sulit membuat puddle

Hujan normal 300 ndash 1800 Dapat dibuat puddle dan bunyi hujan kedengaran

Hujan deras 180 ndash 600 Air tergenang diseluruh permukaan tanah dan bunyi keras hujan terdengar berasal

dari genangan

Hujan sangat deras gt600 Hujan seperti ditumpahkan sehingga saluran dan drainase meluap

(Sumber Suripin 2004)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

10

224 Tata Guna Lahan

Pengaruh tata guna lahan pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien

aliran permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara

besarnya aliran permukaan dan besarnya curah hujan Angka koefisien aliran

permukaan ini merupakan salah satu indikator untuk menentukan kondisi fisik

suatu DAS Nilai C berkisar antara 0 sampai 1 Pada DAS yang masih baik harga

C mendekati nol dan semakin rusak suatu DAS maka harga C makin mendekati

satu Masalah banjir pada suatu perkotaan juga tidak lepas dari semakin cepat

berkurangnya daerah resapan air dalam hal ini perubahan tata guna lahan

225 Kondisi Sistem Drainase

Banjir menjadi salah satu permasalahan dalam perkotaan terutama dalam kota-

kota besar di Indonesia Jika dirunut ke belakang akar permasalahan banjir di

perkotaan berasal dari pertambahan penduduk yang sangat cepat Pertambahan

penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan prasarana dan sarana

perkotaan yang memadai mengakibatkan pemanfaatan tata guna lahan yang acak-

acakan Banyak terjadi bangunan pemukiman yang berdiri di atas saluran

drainase sehingga saluran drainase tersebut menjadi terganggu dan tidak

berfungsi sebagaimana mestinya

226 Pengukuran Hujan

Dalam analisis diperlukan data hujan yang akurat bukan hanya hujan kumulatif

harian namun juga diperlukan data hujan jam-jaman Hal ini dikarenakan hujan

sangat bervariasi terhadap waktu dan tempat dan setiap perubahannya

berpengaruh terhadap aliran sungai Hujan di suatu daerah dapat diukur di

beberapa titik yang ditetapkan dengan menggunakan alat pencatat hujan baik

berupa alat pencatat hujan manual (ordinary raingauge) maupun berupa alat

pencatat hujan otomatis (automatic raingauge)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

11

227 Kualitas Data Hujan

Kualitas data hujan sangat beragam tergantung pada alat pengelola dan sistem

arsip

1 Kelengkapan Data

Dalam proses pencatatan data hujan terkadang ada data hujan yang hilang

Berdasarkan pengujian yang dilakukan di sejumlah DAS di Pulau Jawa

mengenai data hujan yang hilang jika dilakukan pengisian maka akan

mengacaukan perhitungan lain Hal ini disebabkan karena variabilitas hujan

yang tinggi Oleh sebab itu disarankan untuk tidak melakukan pengisian data

yang hilang (Sri Harto 1993)

2 Kepanggahan

Data yang diperoleh dari alat pencatat bias jadi tidak panggah karena

a Alat pernah rusak

b Alat pernah pindah lokasi

228 Analisis Hujan Titik menjadi Hujan Wilayah

Data hujan yang diperoleh dari alat penakar hujan merupakan hujan titik (point

rainfall) Mengingat hujan sangat bervariasi terhadap tempat (space) maka untuk

kawasan yang luas satu alat penakar hujan belum dapat menggambarkan hujan

wilayah tersebut (Suripin 2004) Dalam hal ini diperlukan hujan kawasan yang

diperoleh dari harga rerata curah hujan beberapa stasiun penakar hujan yang ada

di dalam atau di sekitar kawasan Bambang Triatmodjo (2008) menerangkan

bahwa ada tiga cara yang digunakan dalam menghitung hujan rerata kawasan

yaitu

1 Metode rerata aljabar

Metode ini paling sederhana dibanding metode lain Pengukuran yang

dilakukan di beberapa stasiun dalam waktu yang bersamaan dijumlahkan

kemudian dibagi dengan jumlah stasiun Stasiun hujan yang digunakan dalam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

12

hitungan biasanya adalah yang berada di dalam DAS Metode rerata aljabar

memberikan hasil yang baik apabila

a Stasiun hujan tersebar secara merata di DAS dalam jumlah yang cukup

b Distribusi hujan relatif merata pada seluruh DAS

2 Metode Thiessen

Metode ini diperoleh dengan membuat poligon yang memotong tegak lurus

pada tengah-tengah garis penghubung dua pos penakar hujan Cara ini

berdasarkan rata-rata timbang (weighted average) Masing-masing penakar

mampunyai daerah pengaruh yang dibentuk dengan menggambarkan garis-

garis sumbu tegak lurus terhadap garis penghubung di antara dua buah pos

penakar Contoh Gambar Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar 22

Stasiun Hujan

Garis Penghubung

Garis Bagi

A1

A1 A6

P2

A3

A4A5

P1

P6

A2

P3

P4

P5

Gambar 22 Cara Poligon Thiessen

Misalnya A1 adalah luas daerah pengaruh pos penakar P1 A2 luas daerah

pengaruh pos penakar P2 dan seterusnya Jumlah A1+A2++An = A adalah

jumlah luas seluruh areal yang dicari tinggi curah hujan rata - ratanya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

13

Jika pos penakar 1 menakar tinggi hujan d1 pos penakar 2 menakar d2 dan

pos penakar N menakar dN maka 粸 实故क़粸क़ 十故挠粸挠十故挠粸挠十 十故屁粸屁故क़十故挠嫩故ৰ十⋯故屁

=sum 霹腮聘腮霹屁平妮क़ helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (21)

Jika AiA = pi merupakan persentase luas pada pos I yang jumlahnya untuk

seluruh luas adalah 100 maka 粸 实sum 贵平粸平棺轨实1 (22)

Dengan

A = luas areal (kmsup2) d = tinggi curah hujan rata-rata areal d1 d2 d3 dn = tinggi curah hujan di pos 123N A1 A2 A3 AN = luas daerah pengaruh pos 123N

3 Metode Isohyet

Isohyet adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan ketebalan hujan

yang sama Pada metode isohyet dianggap bahwa hujan pada suatu daerah di

antara dua garis isohyet adalah merata dan sama dengan nilai rerata dari

kedua garis isohyet tersebut Metode isohyet membutuhkan data yang dapat

mendukung disusunnya Isohyet baik dalam hal jumlah stasiun dan kualitas

serta kuantitas data hujan Contoh gambar dapat dilihat pada Gambar 23

Gambar 23 Cara Garis Isohyet

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

14

Dari ketiga cara tersebut dipilih metode Thiessen karena cara pertama dipandang

terlampau kasar hasilnya Adapun cara yang ketiga tidak didukung oleh data yang

tersedia di lapangan

229 Karakteristik DAS

Suripin (2004) menyatakan karakteristik DAS yang berpengaruh besar pada

aliran permukaan meliputi 1) luas dan bentuk DAS 2) topografi dan 3) tata

guna lahan

1 Luas dan bentuk DAS

Laju dan volume permukaan aliran akan bertambah dengan bertambahnya luas

DAS Tetapi apabila aliran permukaan tidak dinyatakan sebagai jumlah total dari

DAS melainkan sebagai laju dan volume persatuan luas besarnya akan berkurang

dengan bertambah luasnya DAS Bentuk DAS mempunyai pengaruh pada pola

aliran dalam sungai Pengaruh bentuk DAS terhadap aliran permukaan dapat

ditunjukkan dengan memperhatikan hidrograf-hidrograf yang terjadi pada dua

buah DAS yang bentukanya berbeda namun mempunyai luas yang sama dan

intensitas hujan yang sama Bentuk DAS memanjang dan sempit cenderung

menghasilkan laju aliran permukaan yang lebih kecil dibandingkan dengan DAS

yang berbentuk melebar atau melingkar

2 Topografi

Tampakan rupa muka bumi atau topografi seperti kemiringan lahan keadaan dan

kerapatan saluran dan bentuk cekungan mempunyai pengaruh pada laju dan

volume aliran permukaan DAS dengan kemiringan curam disertai saluran yang

rapat akan menghasilkan laju dan volume aliran permukaan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan DAS yang landai dengan saluran dan adanya cekungan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

15

3 Tata guna lahan

Pengaruh tata guna lahn pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien aliran

permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara besarnya

aliran permukaan dan besarnya curah hujan

2210 Hujan Rerata Kawasan

Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air

dan rancangan pengendalian adalah curah hujan rerata diseluruh daerah yang

bersangkutan bukan curah hujan pada suatu titik tertentu (Suyono Sosrodarsono

1976)

Dalam penelitian ini hujan wilayah diperhitungkan dengan cara Poligon Thiessen

yang dapat dihitung dengan persamaan berikut 官呻实 क़霹嫂sum 故平官平屁平妮क़ (23)

dengan 官呻 = hujan wilayah (mm) 官平 = hujan masing-masing stasiun pencatat hujan (mm) 故扑 = luas DAS (km2) 故平 = luas masing-masing poligon N = jumlah stasiun pencatat hujan

2211 Analisis Frekuensi

Analisis frekuensi bertujuan untuk mencari hubungan antara besarnya kejadian

ekstrim terhadap frekuensi kejadian dengan menggunakan distribusi probabilitas

kontinyu Ada beberapa bentuk fungsi distribusi kontinyu (teoritis) yang sering

digunakan dalam analisis frekuensi untuk hidrologi yaitu distribusi Normal Log

Normal Gumbel Pearson dan log Pearson Sebelum menganalisis data hujan

dengan salah satu distribusi di atas perlu pendekatan dengan parameter-parameter

statistik untuk menentukan distribusi yang tepat digunakan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

16

Parameter-parameter tersebut meliputi

a) Rata-rata ( X伸 ) = क़坡sum X平坡平能क़ (24)

b) Simpangan baku (S) = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (25)

c) Koefisien variasi (Cv) = 聂涅伸 (26)

d) Koefisien skewness (Cs) = 坡sum 纵涅氢能涅伸邹遣晴腮呛前纵 能क़邹纵 能挠邹聂遣 (27)

e) Koefisien ketajaman (Ck) = 綐 sum纵涅氢能涅伸邹浅纵 能क़邹纵 能挠邹纵 能ৰ邹聂浅 (28)

dengan

n = banyaknya data atau jumlah kejadian Xi = hujan maksimum harian rata-rata (mm)

a Distribusi Normal

Persamaan yang dipakai dalam distribusi normal adalah

p = क़飘 (29)

w = 族ln足क़怒綐卒祖क़ 挠世 纵0 屎贵 屎05邹 (210)

KT = z = w 石 2515517十0802853国十0010328国21十1432788国十0189269国2十0001308国3 (211)

dengan

T = kala ulang p = probabilitas KT = factor frekuensi

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

Sifat-sifat distribusi normal adalah nilai koefisien kemelencengan (skewness)

sama dengan nol (Cs史0) dan nilaikoefisien kurtosis mendekati tiga (Ck史3) Selain

itu terdapat sifat-sifat distrubusi frekuensi kumulatif berikut ini 官纵果石滚邹 = 1587 (212) 官纵果邹 = 50 (213) 官纵果十滚邹 = 8414 (214)

b Distribusi Log Normal

Distribusi log normal digunakan apabila nilai-nilai dari variable random tidak

mengikuti distribusi normal tetapi nilai logaritmanya memenuhi distribusi

normal Sifat-sifat distribusi log normal adalah sebagai berikut

Koefisien kemelencengan Cs = 固剖ৰ + 3Cv (215)

Koefisien kurtosis Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3 (216)

Persamaan yang dipakai dalam Log Normal adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (217)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (218)

z = 仆能仆呻骗色 (219)

y = z Sy + 裹呻 (220)

yT = 裹呻 + KT Sy (221)

p = arc ln y (222)

dengan

y = ln p

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

裹呻 = nilai rerata dari y Sy = standar deviasi z = probabilitas

c Distribusi Gumbel

Persamaan yang dipakai dalam distribusi gumbel adalah

果 = क़坡sum X平坡平能क़ (223)

Sx = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (224)

p = 果石票 票 汝汝呛前嫩仆叁骗叁 管铺 (225)

dengan

KT = faktor frekuensi T = kala ulang

Distribusi gumbel mempunyai sifat

Koefisien kemelencengan Cs = 114

Koefisien kurtosis Ck = 54

d Distribusi Log Pearson III

Distribusi log Pearson III digunakan apabila parameter statistic tidak sesuai

dengan model distribusi yang lain Persamaan yang dipakai adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (226)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (227)

yT = 裹呻 + KT Sy (228)

p = arc log yT (229)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

dengan

YT = nilai logaritmik dari x dengan periode ulang T 裹呻 = nilai rerata dari Sy = standar deviasi dari y KT = faktor frekuensi yang merupakan fungsi dari probabilitas (atau periode

ulang) dan koefisien kemencengan (Csy) yang diberikan pada Lampiran A-3

Untuk memilih distribusi yang sesuai dengan data yang ada perlu dilakukan uji

statistik Pengujian kesesuaian distribusi yang sering dilakukan yaitu uji Smirnov-

Kolmogorov

a Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan data dengan garis teoritis pada

kertas probabilitas Nilai ∆ kritis (∆cr Smirnov Kolmogorov Test) tergantung dari

jumlah data (n) dan derajat kegagalan (α) Nilai ∆ kritis untuk Uji Smirnov

Kolmogorov dapat dilihat pada Lampiran A-2

2212 Hujan rencana

Setelah ditentukan pola distribusi yang sesuai dengan data yang ada dan dipilih

jenis distribusi probabilitas hujan yang cocok sesuai dengan hasil uji statistik

maka hujan rencana dapat dihitung menggunakan persamaan

YT = 裹呻 + KT Sy (230)

dengan

YT = hujan rencana 裹呻 = rerata Sy = standar deviasi KT = koefisien factor frekuensi sesuai agihan terpilih

2213 Intensitas Hujan

Dalam perhitungan Qmaks dengan menggunakan metode rasional diperlukan data

intensitas hujan yaitu tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu Sifat

umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya cenderung

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

makin besar dan makin tinggi periode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya

(Suripin 2004)

Maka intensitas hujan dapat dihitung dengan rumus modified Mononobe yaitu

I = 片綐浅挠恼足挠恼迫卒綐遣 (231)

Dengan

I = intensitas hujan (mmjam) t = lamanya curah hujan (jam) R24 = curah hujan maksimum harian (selama 24 jam) (mm)

Sobriyah (2003) dalam desertasinya menyatakan bahwa hujan efektif pada DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan persentase hujan

sebagaimana dalam Tabel 22 berikut

Tabel 22 Persentase Hujan Jam-jaman pada DAS Bengawan Solo

No Hujan Jam-jaman Persentase

1 Hujan ke-1 3870

2 Hujan ke-2 3230

3 Hujan ke-3 1870

4 Hujan ke-4 1030

(Sumber Sobriyah 2003)

2214 Waktu Konsentrasi

Kirpich (1940) dalam Suripin (2004) mengembangkan rumus dalam

memperkirakan waktu konsentrasi dimana dalam hal ini durasi hujan

diasumsikan sama dengan waktu konsentrasi Rumus waktu konsentrasi tersebut

dapat ditulis sebagai berikut

tc = 足=Ǵ呢铺痞綐क़===铺骗卒=ৰǴĖ (232)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

dengan

tc = waktu konsentrasi (jam) L = panjang saluran utama dari hulu sampai penguras (km) S = kemiringan rata-rata saluran

2215 Metode Rasional

Metode ini adalah untuk menentukan laju aliran permukaan puncak Metode ini

sangat simpel dan mudah penggunaannya namun penggunaannya terbatas untuk

DAS-DAS dengan ukuran kecil yaitu kurang dari 300 ha (Goldman etal 1986

dalam Suripin 2004) sedangkan menurut standar PU digunakan dengan DAS

yang berukuran lt 5000 ha (Lily Montarcih 2010) Persamaan Metode Rasional

dapat ditulis dalam bentuk

Qp = 02778 C I A (233)

dengan

Q = laju aliran permukaan (debit) puncak (m3detik) I = intensitas hujan (mmjam) A = luas DAS (km2) C = koefisien aliran permukaan (0 le C le 1)

Dengan nilai koefisien C disajikan dalam Tabel 23 berikut

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Business Perkotaan 070 ndash 095 Pinggiran 050 ndash 070

Perumahan Rumah tunggal 030 ndash 050 Multiunit terpisah 040 ndash 060 Multiunit tergabung 060 ndash 075 Pekampungan 025 ndash 040 Apartemen 050 ndash 070

Industri Ringan 050 ndash 080 Berat 060 ndash 090

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional (Lanjutan)

(Sumber McGuen 1989 dalam Suripin 2004)

Tabel 23 menggambarkan nilai C untuk penggunaan lahan yang seragam di

mana kondisi ini sangat jarang dijumpai untuk lahan yang relative luas Jika DAS

terdiri dari berbagai macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan

yang berbeda maka C yang dipakai adalah koefisien DAS yang dapat dihitung

dengan persamaan berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前 (234)

dengan

Ai = luas lahan dengan jenis penutup tanah i Ci = Koefisien aliran permukaan jenis penutup tanah i n = jumlah jenis penutup lahan

Metode Rasional pada awalnya hanya menghitung debit puncak tanpa

memberikan informasi debit aliran dari waktu ke waktu Pada perkembangannya

debit puncak yang terjadi pada waktu ke waktu dapat digambarkan dalam grafik

hidrograf rasional (Ponce 1989 dan Wanielista 1990 dalam Sobriyah 2012)

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Perkerasan Aspal dan beton 070 ndash 095 Batu-bata paving 050 ndash 070

Atap 075 ndash 095 Halaman tanah berpasir

Datar 2 005 ndash 010 Rata-rata 2-7 010 ndash 015 Curam 7 025 ndash 035

Halaman kereta api 010 ndash 035 Taman tempat bermain 020 ndash 035 Taman pekuburan 010 ndash 025 Hutan

Datar 0-5 010 ndash 040 Bergelombang 5-10 025 ndash 050 Berbukit 10-30 030 ndash 060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

Dibawah ini terdapat 3 Jenis Hidrograf Rasional berdasarkan hubungan antara

Waktu Konsentrasi (tc) dengan Durasi Hujan (dh) seperti berikut

a Hidrograf rasional dengan tc = dh

Debit puncak (Qp) yang terjadi berada pada puncak hidrograf segitiga

sebagaimana dinyatakan oleh Williams Pogan dan Mitchi (Wanielista 1990

dalam Sobriyah 2012) Hidrograf segitiga ini terjadi apabila waktu konsentrasi

(tc) = durasi hujan (dh) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 24

Gambar 24 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc = dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 24 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp1 tc (235)

V1 = V2 dan tc = dh sehingga persamaan debit puncak (Qp) dapat dituliskan

Qp1 = 02778 C I A (236)

b Hidrograf rasional dengan tc lt dh

Untuk tc lt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium (Singh dan Cruise

dalam Wanielista 1990) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 25

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

Gambar 25 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 25 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp2 dh (237)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp2 = 02778 C I A (238)

Qp2 = Qp1

c Hidrograf rasional dengan tc gt dh

Jika tc gt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium tetapi debit puncaknya

tidak sama dengan debit puncak pada kondisi yang lain (Sobriyah dan

Purwanti1998 dalam Sobriyah 2012) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat

pada Gambar 26

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

Gambar 26 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc gt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 26 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp3 tc (239)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp3 = 02778 (dh tc) C I A (240)

Qp3 lt Qp1

2216 Model Hidraulik Sungai

Analisa hidrolika air banjir di sungai dengan berbagai kala ulang dari debit banjir

rencana Analisa hidrolika akan menghitung seberapa jauh kemampuan saluran

drainase secara struktural terhadap tinggi muka air banjir dan luapan banjir yang

terjadi Perhitungan analisa hidrolika sungai dalam penulisan ini menggunakan

software Hydrologic Engineering Centre-River Analysis System (HEC-RAS) versi

410 yang dikembangkan oleh Hydrologic Engineering Center milik US Army

Corps of Engineers

HEC-RAS adalah system perangkat lunak terpadu dirancang untuk penggunaan

interaktif dalam lingkungan multi-tugas Sistem terdiri dari Graphic User

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

Interface (GUI) komponen terpisah analisa hidrolik penyimpanan data dan

kapabilitas manajemen fasilitas pelaporan dan grafis

Sistem HEC-RAS mempunyai 3 komponen analisa hidrolika satu dimensi untuk

1 Perhitungan profil permukaan air steady flow

2 Simulasi steady flow dan unsteady flow

3 Perhitungan transport sedimen batas yang movable

2217 Komponen Aliran dan Persamaan dalam HEC-RAS

Komponen-komponen aliran dalam HEC-RAS adalah sebagai berikut

1 Aliran Seragam (Steady flow)

Komponen pada model ini digunakan untuk menghitung profil muka air pada

kondisi aliran Seragam (steady) Sistem ini dapat digunakan pada sebuah saluran

jaringan atau sebuah jaringan besar termasuk saluran dan saluran kecil lainnya

Komponen pada steady flow dapat dimodelkan pada kondisi aliran subkritis

superkritis dan system gabungan profil muka air

Dasar perhitungan komputer didasarkan pada solusi satu dimensi energi Energi

yang hilang disebabkan oleh gesekan (persamaan Manning) dan penyempitan dan

pelebaran (koefisien tambahan dari perubahan dalam tinggi kecepatan)

Persamaan Momentum bermanfaat dalam situasi dimana profil muka air

mengalami perubahan tiba-tiba Situasi ini termasuk dengan system perhitungan

aliran gabungan (contoh lompatan air) atau aliran pada jembatan dan perubahan

muka air pada pertemuan saluran (arus di persimpangan)

2 Aliran tidak Seragam (Unsteady flow)

Komponen untuk aliran tidak langgeng dikembangkan untuk perhitungan aliran

subkritis Perhitungan hidrolik untuk cross-section jembatan gorong-gorong dan

struktur hidrolik lainnya yang dikembangkan untuk komponen aliran langgeng

digabung dengan perhitungan aliran tidak langgeng Komponen untuk aliran tidak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

langgeng digunakan untuk model tampungan dan hubungan hidrolik dengan

tampungan

3 Profil muka air pada aliran steady

HECndashRAS dapat melakukan perhitungan profil muka air satu dimensi untuk

aliran steady berubah lambat laun pada saluran alami dan buatan Subkritis

superkritis dan sistem gabungan aliran profil muka air dapat dianalisa

2218 Persamaan Dasar Dalam HEC-RAS

Profil muka air dihitung dari satu potongan melintang ke potongan selanjutnya

dengan menyelesaikan persamaan Energi dengan prosedur iterasi disebut metode

langkah standar (standard step) seperti pada persamaan 241

Persamaan energi ditulis sebagai berikut

ehgV

ZYgV

ZY +++=++22

211

11

222

22

aa (241)

Dengan

Y1 Y2 = kedalaman air di potongan melintang Z1 Z2 = elevasi invert saluran utama V1 V2 = kecepatan rata-rata (debit totalluas aliran total) α1 α2 = koefisien pemberat kecepatan g = kecepatan gravitasi he = kehilangan tinggi energi

Dari persamaaan diatas dapat dilihat dalam bentuk gambar seperti Gambar

Persamaan Energi pada Gambar 27 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

Gambar 27 Garis Persamaan Energi

(Sumber HEC-RAS River Analysis System 2005)

Kehilangan tinggi energi (he) antara dua potongan melintang terdiri dari

kehilangan gesekan dan kehilangan kontraksi atau ekspansi

Persamaan untuk kehilangan tinggi energi bisa dilihat dari persamaan (242)

gV

gV

CSLh fe 22

211

222 aa-+= (242)

Dengan

L = panjang ruas pemberat debit Sf = mewakili kemiringan friksi antara dua bagian C = koefisien kehilangan ekspansi atau kontraksi

Jarak panjang ruas pemberat L dihitung sebagai

robchlob

robrobchchloblob

QQQQLQLQL

L++

++= helliphelliphellip (243)

Dengan

Llob Lch Lrob = panjang ruang potongan melintang ditentukan untuk aliran di tebing kiri saluran utama dan tebing kanan Qlob Qch Qrob = rata-rata aritmetika aliran antara bidang-bidang untuk tebing

kiri saluran utama dan tebing kanan

(Garis Energi)

(Permukaan Air)

(Dasar Saluran)

(Dasar)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

evaluatif Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang dirancang

untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan

(Furchan 2004447) data dianalisis dan dievaluasi untuk memberikan solusi ndash

solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan drainase DAS Kali Boro

32 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ialah sepanjang aliran sungai DAS Kali Boro yang melewati 5

Kelurahan yakni Jebres Jagalan Purwodiningratan Pucang Sawit dan Kampung

Sewu

Gambar 31 Peta Situasi DAS Kali Boro

(Dinas PU Kota Surakarta 2008)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

Kali Boro memiliki 4 Saluran Pengumpul (collector drain) yaitu Saluran Jl

Gotong Royong Saluran Belakang PMI Saluran Stasiun Jebres dan Saluran

Jagalan DAS Kali Boro mempunyai luas 14383 Ha dengan panjang saluran

utama 147550 meter Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan seringnya terjadi

genangan air bila intensitas hujan cukup tinggi

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro

Beberapa foto yang menggambarkan kondisi riil Kali Boro seperti berikut

34 Langkah Penelitian

341 Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan didalam penelitian ini antara lain

1 Data-data Primer berupa Data Geometri Kali Boro (Profil Sungai) yang

diperoleh dari Pengukuran di lapangan

2 Data-data Sekunder berupa Data Curah Hujan yang diperoleh dari Balai

Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air Propinsi Jawa Tengah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

Gambar 32 Potongan Melintang Saluran pada Sta 0+30000 m

Gambar 33 Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

3 Data-data sekunder lainnya diperoleh melalui Studi Pustaka dan

mengumpulkan data atau informasi data sekunder dari berbagai sumber dan

instansi terkait misalnya seperti peta topografi baik secara peta cetak maupun

peta digital peta batas administrasi atau peta wilayah

342 Analisis Data

3421 Analisis Hidrologi

Analisa hidrologi meliputi

1 Analisa Data Curah Hujan yaitu Tahun 1990 ndash 2011 untuk Menghitung Hujan

Rancangan (R24) Intensitas Hujan (I)

2 Dengan memilih Intensitas Hujan (I) dihitung Debit Rencana dengan Metode

Rasional

3 Menghitung Debit Rancangan Maksimum (Qmaks) Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun dengan Metode Rasional

3422 Analisis Hidrolika

Analisis hidrolika saluran dilakukan dengan software HEC-RAS versi 41

( Hydrologic Engineering Center - River Analysis System) dari US Army Corps of

Engineering berdasarkan data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir

rencana yang diperoleh pada metode analisis debit banjir Output analisis

hidrolika ini berupa elevasi muka air banjir untuk setiap debit rencana

Selanjutnya dilakukan evaluasi mengenai kapasitas maksimum saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian

Langkah ndash langkah penelitian ditunjukkan pada bagan alir di Gambar 32

Gambar 34 Bagan Alir Tahap Penelitian

Penyelesaian Masalah 2 sampai langkah ini akan diketahui kapasitas Kali Boro

Selesai

Penyelesaian Masalah 3 sampai langkah ini akan diketahui daya tampung Kali Boro jika pintu ditutup

Analisis Hidrolika Saluran (HEC-RAS versi 410)

Pembahasan dan Kesimpulan

Perhitungan Kapasitas Saluran

Evaluasi Daya Tampung saluran jika pintu air Pucang Sawit di hilir Kali Boro ditutup

Uji Kesesuain Distribusi (Uji Smirnov-Kolmogorov)

Mulai

- Data Curah Hujan - Fungsi Lahan - Geometri Sungai

Penyelesaian Masalah 1 sampai langkah ini akan diketahui debit kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun

Menghitung Hujan Wilayah (polygon Thiessen)

Menganalisa Distribusi Frekuensi Curah Hujan

Analisis Debit Banjir Rancangan (Metode Rasional)

- Distribusi Gumbel - Distribusi Log Pearson III - dll

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan

Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi berasal dari 4 stasiun hujan

yaitu Stasiun Hujan Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

Jumlah data hujan dalam penelitian ini yaitu data hujan 22 tahun dari Tahun 1990

ndash 2011 Data hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 41 berikut

Tabel 41 Data Hujan Tahunan

Tahun Hujan Tahunan (mmtahun) Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 177430 150000 185500 57600 1991 197735 133200 190100 1992 213165 133900 214800 238100 1993 241470 235700 1994 264141 160700 1995 257600 186700 176300 1996 224700 153300 206800 168400 1997 129200 140200 24500 1998 295350 152200 258400 1999 183450 152200 2000 152800 178800 2001 139850 172800 2002 101500 178800 83500 2003 135300 11300 130500 2004 252250 38800 87300 2005 208400 6900 89900 2006 223900 167600 2007 210800 370300 162300 2008 242550 153100 249400 139800 2009 204450 163200 102000 178950 2010 313600 302200 87700 305000 2011 224300 212700 60500 214300

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

Data rusak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

Kemudian dari Tabel 41 diatas dilakukan penggambaran letak posisi stasiun

hujan terhadap DAS Kali Boro untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah

hujan yang dicatat oleh tiap stasiun hujan terhadap DAS Kali Boro

42 Menghitung Hujan Wilayah

421 Poligon Thiessen

Untuk menentukan hujan wilayah digunakan Metode Poligon Thiessen

berdasarkan pengaruh dari 4 (empat) stasiun hujan terhadap luas DAS Kali Boro

yaitu Stasiun hujan Pabelan Stasiun hujan Grogol 67 B Stasiun hujan Mojolaban

128 D dan Stasiun hujan Ngemplak Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar

41 berikut

0 1 2 Km1 Km

Skala 1 25000

N

S

EW

GROGOL 67 B MOJOLABAN 128 D

NGEMPLAK 1

PABELAN

Ket Luas DAS Boro

Gambar 41 Poligon Thiessen dengan 4 (empat) stasiun hujan

Dari Poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dapat dihitung masing-

masing luas wilayah yang dipengaruhi oleh tiap-tiap stasiun hujan dengan

mengeplot pada software AutoCAD 2009 Hasilnya adalah

Ngemplak 1 = 01329 Km2

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 7: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

1

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalah

Sistem drainase di wilayah Kota Surakarta pada mulanya dibangun untuk

kepentingan Kraton dan selanjutnya dikembangkan sebagai sistem drainase kota

Jaringan drainase di Surakarta dibedakan menjadi dua bagian yaitu drainase alam

dan darinase kota Drainase alam merupakan sungai - sungai yang melintas di

tengah kota seperti Kali Sumber Kali Pepe dan Kali Anyar yang berfungsi

sebagai penampung pengaliran drainase kota dan air hujan yang diteruskan ke laut

melalui Sungai Bengawan Solo Drainase kota mengalirkan air permukaan baik

berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan dari rumah tangga

(Pemerintah Kota Surakarta 2003)

Topografi di bagian selatan Kota Surakarta relatif datar dengan ketinggian +92 m

dari permukaan laut dengan kemiringan 0 - 3 pada bagian utara ketinggian

+135 m dari permukaan laut dan dengan permukaan berbukit - bukit Kedua

bagian kawasan ini dipisahkan oleh Kali Anyar Berdasarkan kondisi geografis ini

di sebagian wilayah Kota Surakarta bagian selatan terdapat daerah rawan banjir

sehingga setiap tahun selalu mengalami banjir dan genangan ketika intensitas

curah hujan tinggi (Dinas PU Kota Surakarta 2008)

Kota Surakarta dibagi ke dalam 10 (sepuluh) Daerah Aliran Sungai (DAS) atau

jaringan drainase makro yaitu DAS Pepe Hulu Kali anyar Pepe hilir Gajah

Putih Kali Kebo Kali Boro Jurug Pelem Wulung Semanggi dan Kali Wingko

(Dinas PU Kota Surakarta 2008) Keseluruhan drainase makro tersebut mengalir

saluran Drainase Primer dengan panjang 37 Km Drainase Sekunder dengan

panjang 675 Km dan Drainase Tersier dengan panjang 4553 Km Setiap drainase

makro membentuk sistem jaringan yang lebih kecil lagi yang disebut sistem

drainase mikro Pembagian sistem drainase Kota Surakarta dapat dilihat pada

Gambar 11 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

2

Gambar 11 Pembagian Sistem Drainase Kota Surakarta Berdasarkan Daerah

Aliran Sungai (Dinas PU Kota Surakarta 2008)

DAS Kali Boro termasuk bagian daerah pengaliran Bengawan Solo yang

mempunyai luas 14383 Ha dan panjang Kali Boro adalah 147550 meter Pada

DAS Kali Boro terdapat 4 saluran mikro yang bermuara pada Kali Boro yaitu

Saluran Belakang PMI Stasiun Jebres Jalan Gotong Royong dan Saluran Jagalan

Keseluruhan saluran drainase mikro yang bermuara ke Kali Boro tersebut

semuanya perlu dilakukan rehabilitasi saluran dimana saluran belakang PMI

mempunyai tingkat prioritas rehabilitasi tertinggi dengan nilai 278 (Rizqy

Fajar 2011)

DAS Kali Boro sering mengalami genangan air jika intensitas hujan cukup tinggi

dan durasi hujan yang lama Indikasi awal penyebab terjadinya genangan pada

Kali Boro dikarenakan banyaknya pemukiman warga yang masuk ke badan

sungai dan pengaruh tata guna lahan menyebabkan limpasan air permukaan tinggi

di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

3

Dina Nur Febriani (2012) menyatakan bahwa hujan harian maksimum di DAS

Bengawan Solo Hulu mempunyai tingkat kecenderungan naik pada 15 (lima

belas) tahun terakhir DAS Kali Boro termasuk bagian daerah pengaliran

Bengawan Solo sehingga perlu dilakukan suatu kajian yang mendetail tentang

evaluasi kapasitas Kali Boro dalam menampung hujan yang cenderung naik dan

pengaruh tata guna lahan di DAS Kali Boro

12 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1 Berapa debit banjir kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun yang terjadi di DAS

Kali Boro

2 Berapa kapasitas maksimum Kali Boro

3 Apakah Kali Boro mampu menampung banjir kala ulang 2 5 10 25 dan 50

tahun pada saat pintu air Pucang Sawit di Kali Boro harus ditutup dan pompa

tidak dapat dioperasikan

13 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

1 Mengetahui debit banjir kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun yang terjadi di

DAS Kali Boro

2 Mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro

3 Mengetahui volume tampung Kali Boro berada dikala ulang berapa tahun

pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Kali Boro harus ditutup dan pompa tidak

dapat dioperasikan

14 Batasan Masalah

Untuk membatasi ruang lingkup penelitian ini maka diperlukan batasan masalah

yaitu sebagai berikut

1 Analisis dilakukan hanya pada sepanjang Kali Boro tanpa memperhitungkan

dampak backwater Sungai Bengawan Solo

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

4

2 Data hujan yang digunakan tahun 1990 - 2011 di Stasiun Pencatat Hujan

Pabelan Ngemplak Grogol dan Mojolaban

3 Pengolahan Peta DAS menggunakan program Auto CAD

4 Pengolahan Hidrologi menggunakan program Microsoft Excel

5 Program yang digunakan untuk simulasi jaringan adalah program HEC-RAS

versi 410

6 Simulasi dilakukan dengan menggunakan simulasi aliran steady

7 Koefisien Pengaliran (C) DAS Kali Boro menggunakan koefisien pengaliran

Kecamatan Jebres dikarenakan tidak didapatnya data tata guna lahan DAS

Kali Boro DAS Kali Boro merupakan bagian dari Wilayah Kecamatan

Jebres

15 Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan

1 Dapat memberikan informasi atau menambah wacana mengenai analisis banjir

di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Boro Surakarta dan diharapkan dapat

sebagai pedoman untuk instansi terkait dalam mengambil tindakan dalam

mengatasi genangan air yang terjadi di saluran drainase Kali Boro

2 Dapat digunakan sebagai dasar pengoperasian pintu air Pucang Sawit

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

5

BAB 2

LANDASAN TEORI

21 Tinjauan Pustaka

211 Sistem Drainase

Drainase berasal dari bahasa Inggris yaitu drainage yang artinya mengalirkan

menguras membuang atau mengalihkan air Dalam bidang teknik sipil drainase

dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air

baik yang berasal dari hujan rembesan maupun kelebihan air dari suatu kawasan

sehingga fungsi kawasan tidak terganggu

Penelitian yang dilakukan oleh Siswoko (2002) menunjukkan bahwa sumber

terjadinya masalah banjir yang dominan adalah pengaruh kegiatan manusia

(anthropogenic) baik di dataran banjir maupun di DAS Masyarakat pemukim

belum banyak terlibat untuk menjaga DAS sebagai kawasan retensi akibat

keterbatasan pemahaman tentang DAS sebagai zona penyangga (buffer) sistem

tata air (Tunas 2004 dalam Iswahyu 2010)

Rizqi Fajar (2011) dalam penelitiannya di Mikro DAS Kali Boro menyatakan

bahwa ada 4 saluran drainase mikro yang bermuara ke Kali Boro yang kesemua

saluran tersebut perlu dilakukan rehabilitasi dimana Saluran Belakang PMI

memiliki peringkat tertinggi yaitu 0278 atau 278 dan tingkat persentase saluran

lainnya yaitu Saluran Stasiun Jebres 25 Saluran Jl Gotong Royong 249 dan

Saluran Jagalan 223 Pembahasan yang dilakukan sebatas saluran pengumpul

Kali Boro dan data sekunder berupa survey kuisioner warga sekitar daerah aliran

sungai

Puput Chandra K (2011) menyatakan bahwa saluran-saluran pengumpul yang

bermuara ke Kali Anyar mampu menampung debit rancangan untuk intensitas

hujan kala ulang 10 tahun tetapi Permen Pu No 63Prt1993 mengatakan dataran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

6

banjir yang merupakan daerah penguasaan sungai ditetapkan berdasarkan debit

banjir sekurang-kurangnya untuk Perioda Ulang 50 Tahunan tanpa tanggul

Dina Nur Febriani (2012) menyatakan bahwa hujan harian maksimum di DAS

Bengawan Solo Hulu mempunyai tingkat kecenderungan naik pada 15 (lima

belas) tahun terakhir Dengan demikian ada kecenderungan perubahan debit

rencana dalam kapasitas saluran-saluran di sistem jaringan drainase Kota

Surakarta

Mengatasi masalah drainase yang sering menimbulkan banjir di Kota Solo bisa

dengan merevitalisasi saluran dengan mengeruk sedimentasi yang ada di setiap

saluran drainase sehingga daya tampung drainase bisa lebih optimal dengan

demikian maka kemungkinan air meluap ke permukaan sangat kecil (Yusuf

Muttaqien 2011)

22 Landasan Teori

221 Umum

SNI No 1724-1989-F mendefinisikan hidrologi sebagai ilmu yang mempelajari

sistem kejadian air diatas pada permukaan dan didalam tanah Dengan demikian

ada empat macam proses dalam daur hidrologi yang digunakan secara umum dan

berhubungan dengan analisa hidrologi bagi perencanaan bangunan air yaitu

1 Presipitasi

2 Evaporasi

3 Infiltrasi

4 Surface runoff dan subsurface run off

Menurut Suripin (2004 7) drainase mempunyai arti mengalirkan menguras

membuang atau mengalihkan air Secara umum drainase didefinisikan sebagai

serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi danatau membuang

kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan sehingga lahan dapat difungsikan

secara optimal

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

7

kondensasi Presipitasi

Evaporasi air hujan

Aliran air

Evaporasi air danau kolam

Transpirasi

Mata air

Muka air

Danau

Infiltrasi

Aliran air

Aliran air

Evaporasi air sungai

Laut

Sungai

Evaporasi air laut

222 Siklus Hidrologi

Secara keseluruhan jumlah air di planet bumi ini relatif tetap dari masa ke masa

Air di bumi mengalami suatu siklus melalui serangkaian peristiwa yang

berlangsung terus ndash menerus dimana kita tidak tahu kapan dan dari mana

berawalnya dan kapan pula akan berakhir (Suripin 2004) Serangkaian peristiwa

tersebut dinamakan siklus hidrologi (hydrologic cycle)

Gambar 21 Siklus Hidrologi (Suripin 2004)

Dalam kaitannya dengan perencanaan drainase komponen dalam siklus hidrologi

yang terpenting adalah aliran permukaan Oleh karena itu komponen inilah yang

ditangani secara baik untuk menghindari berbagai bencana khususnya banjir

223 Presipitasi

Menurut Suripin (2004) presipitasi adalah istilah umum untuk menyatakan uap

air yang mengkondensasi dan jatuh dari atmosfir ke bumi dalam segala bentuknya

dalam rangkaian siklus hidrologi Jika air yang jatuh berbentuk cair disebut hujan

(rainfall) dan jika berupa padat disebut salju (snow) Menurut Bambang

Triadmojo (2009) presipitasi adalah turunnya air hujan dari atmosfer ke

permukaan bumi yang bisa berupa hujan hujan salju kabut embun dan hujan

es Dalam bagian ini hanya akan dibahas tentang hujan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

8

Menurut Bambang Triadmodjo (2008) berdasarkan proses terjadinya hujan dibagi

menjadi tiga tipe sebagai berikut

1 Hujan Konvektif

Di daerah tropis pada musim kemarau udara yang berada di dekat permukaan

tanah mengalami pemanasan yang intensif Pemanasan tersebut menyebabkan

rapat massa udara berkurang sehingga udara basah naik ke atas dan

mengalami pendinginan sehingga terjadi kondensasi dan hujan Hujan yang

terjadi karena proses ini disebut hujan konvektif yang biasanya bersifat

setempat mempunyai intensitas tinggi dan durasi singkat

2 Hujan siklonik

Jika massa udara panas yang relative ringan bertemu dengan massa udara

dingin yang relative berat maka udara panas tersebut akan bergerak di atas

udara dingin Udara yang bergerak ke atas tersebut mengalami pendinginan

sehingga terjadi kondensasi dan terbentuk awan dan hujan Hujan yang terjadi

disebut hujan siklonik yang mempunyai sifat tidak terlalu lebat dan

berlangsung dalam waktu lebih lama

3 Hujan orografis

Udara lembab yang tertiup angin dan melintasi daerah pegunungan akan naik

dan mengalami pendinginan sehingga terbentuk awan dan hujan Sisi gunung

yang dilalui oleh udara tersebut banyak mendapatkan hujan dan disebut lereng

hujan sedang sisi belakangnya yang dilalui udara kering (uap air telah menjadi

hujan di lereng hujan) disebut lereng bayangan hujan Daerah tersebut tidak

permanen dan dapat berubah tergantung musim (arah angin) Hujan ini terjadi

di daerah pegunungan (hulu DAS) dan merupakan pemasok air tanah danau

bendungan dan sungai

Dari ketiga jenis tipe hujan yang banyak terjadi di Indonesia adalah hujan

konvektif dan orografis Jumlah hujan yang jatuh di permukaan bumi dinyatakan

dalam kedalaman air (biasanya mm) yang dianggap terdistribusi secara merata

pada seluruh daerah tangkapan air Intensitas hujan adalah jumlah curah hujan

dalam suatu satuan waktu yang biasanya dinyatakan dalam mmjam Durasi hujan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

9

adalah waktu yang dihitung dari saat hujan mulai turun sampai berhenti yang

biasanya dinyatakan dalam jam Data hujan durasi pendek jam atau menit dapat

diperoleh dari automatic rainfall recorder

Karakteristik hujan yang perlu ditinjau dalam analisis dan perencanaan hidrologi

meliputi

a Intensitas i adalah laju hujan = tinggi air persatuan waktu misalnya

mmmenit mmjam atau mmhari

b Lama waktu (durasi) t adalah panjang waktu di mana hujan turun dalam

menit atau jam

c Tinggi hujan d adalah jumlah atau kedalaman hujan yang terjadi selama

durasi hujan dan dinyatakan dalam ketebalan air di atas permukaan datar

dalam mm

d Frekuensi adalah frekuensi kejadian dan biasanya dinyatakan dengan kala

ulang (return period) T misalnya sekali dalam 2 tahun

e Luas adalah luas geografis daerah sebaran hujan

Secara kualitatif intensitas curah hujan disebut juga derajat curah hujan

sebagaimana diperlihatkan dalam Tabel 21

Tabel 21 Derajad Curah Hujan dan Intensitas Curah Hujan

Derajad curah Hujan

Intensitas curah Hujan (mmjam) Kondisi

Hujan sangat Lemah lt120 Tanah agak basah atau dibasahi sedikit

Hujan lemah 120 ndash 300 Tanah menjadi basah semuanya tetapi sulit membuat puddle

Hujan normal 300 ndash 1800 Dapat dibuat puddle dan bunyi hujan kedengaran

Hujan deras 180 ndash 600 Air tergenang diseluruh permukaan tanah dan bunyi keras hujan terdengar berasal

dari genangan

Hujan sangat deras gt600 Hujan seperti ditumpahkan sehingga saluran dan drainase meluap

(Sumber Suripin 2004)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

10

224 Tata Guna Lahan

Pengaruh tata guna lahan pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien

aliran permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara

besarnya aliran permukaan dan besarnya curah hujan Angka koefisien aliran

permukaan ini merupakan salah satu indikator untuk menentukan kondisi fisik

suatu DAS Nilai C berkisar antara 0 sampai 1 Pada DAS yang masih baik harga

C mendekati nol dan semakin rusak suatu DAS maka harga C makin mendekati

satu Masalah banjir pada suatu perkotaan juga tidak lepas dari semakin cepat

berkurangnya daerah resapan air dalam hal ini perubahan tata guna lahan

225 Kondisi Sistem Drainase

Banjir menjadi salah satu permasalahan dalam perkotaan terutama dalam kota-

kota besar di Indonesia Jika dirunut ke belakang akar permasalahan banjir di

perkotaan berasal dari pertambahan penduduk yang sangat cepat Pertambahan

penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan prasarana dan sarana

perkotaan yang memadai mengakibatkan pemanfaatan tata guna lahan yang acak-

acakan Banyak terjadi bangunan pemukiman yang berdiri di atas saluran

drainase sehingga saluran drainase tersebut menjadi terganggu dan tidak

berfungsi sebagaimana mestinya

226 Pengukuran Hujan

Dalam analisis diperlukan data hujan yang akurat bukan hanya hujan kumulatif

harian namun juga diperlukan data hujan jam-jaman Hal ini dikarenakan hujan

sangat bervariasi terhadap waktu dan tempat dan setiap perubahannya

berpengaruh terhadap aliran sungai Hujan di suatu daerah dapat diukur di

beberapa titik yang ditetapkan dengan menggunakan alat pencatat hujan baik

berupa alat pencatat hujan manual (ordinary raingauge) maupun berupa alat

pencatat hujan otomatis (automatic raingauge)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

11

227 Kualitas Data Hujan

Kualitas data hujan sangat beragam tergantung pada alat pengelola dan sistem

arsip

1 Kelengkapan Data

Dalam proses pencatatan data hujan terkadang ada data hujan yang hilang

Berdasarkan pengujian yang dilakukan di sejumlah DAS di Pulau Jawa

mengenai data hujan yang hilang jika dilakukan pengisian maka akan

mengacaukan perhitungan lain Hal ini disebabkan karena variabilitas hujan

yang tinggi Oleh sebab itu disarankan untuk tidak melakukan pengisian data

yang hilang (Sri Harto 1993)

2 Kepanggahan

Data yang diperoleh dari alat pencatat bias jadi tidak panggah karena

a Alat pernah rusak

b Alat pernah pindah lokasi

228 Analisis Hujan Titik menjadi Hujan Wilayah

Data hujan yang diperoleh dari alat penakar hujan merupakan hujan titik (point

rainfall) Mengingat hujan sangat bervariasi terhadap tempat (space) maka untuk

kawasan yang luas satu alat penakar hujan belum dapat menggambarkan hujan

wilayah tersebut (Suripin 2004) Dalam hal ini diperlukan hujan kawasan yang

diperoleh dari harga rerata curah hujan beberapa stasiun penakar hujan yang ada

di dalam atau di sekitar kawasan Bambang Triatmodjo (2008) menerangkan

bahwa ada tiga cara yang digunakan dalam menghitung hujan rerata kawasan

yaitu

1 Metode rerata aljabar

Metode ini paling sederhana dibanding metode lain Pengukuran yang

dilakukan di beberapa stasiun dalam waktu yang bersamaan dijumlahkan

kemudian dibagi dengan jumlah stasiun Stasiun hujan yang digunakan dalam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

12

hitungan biasanya adalah yang berada di dalam DAS Metode rerata aljabar

memberikan hasil yang baik apabila

a Stasiun hujan tersebar secara merata di DAS dalam jumlah yang cukup

b Distribusi hujan relatif merata pada seluruh DAS

2 Metode Thiessen

Metode ini diperoleh dengan membuat poligon yang memotong tegak lurus

pada tengah-tengah garis penghubung dua pos penakar hujan Cara ini

berdasarkan rata-rata timbang (weighted average) Masing-masing penakar

mampunyai daerah pengaruh yang dibentuk dengan menggambarkan garis-

garis sumbu tegak lurus terhadap garis penghubung di antara dua buah pos

penakar Contoh Gambar Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar 22

Stasiun Hujan

Garis Penghubung

Garis Bagi

A1

A1 A6

P2

A3

A4A5

P1

P6

A2

P3

P4

P5

Gambar 22 Cara Poligon Thiessen

Misalnya A1 adalah luas daerah pengaruh pos penakar P1 A2 luas daerah

pengaruh pos penakar P2 dan seterusnya Jumlah A1+A2++An = A adalah

jumlah luas seluruh areal yang dicari tinggi curah hujan rata - ratanya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

13

Jika pos penakar 1 menakar tinggi hujan d1 pos penakar 2 menakar d2 dan

pos penakar N menakar dN maka 粸 实故क़粸क़ 十故挠粸挠十故挠粸挠十 十故屁粸屁故क़十故挠嫩故ৰ十⋯故屁

=sum 霹腮聘腮霹屁平妮क़ helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (21)

Jika AiA = pi merupakan persentase luas pada pos I yang jumlahnya untuk

seluruh luas adalah 100 maka 粸 实sum 贵平粸平棺轨实1 (22)

Dengan

A = luas areal (kmsup2) d = tinggi curah hujan rata-rata areal d1 d2 d3 dn = tinggi curah hujan di pos 123N A1 A2 A3 AN = luas daerah pengaruh pos 123N

3 Metode Isohyet

Isohyet adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan ketebalan hujan

yang sama Pada metode isohyet dianggap bahwa hujan pada suatu daerah di

antara dua garis isohyet adalah merata dan sama dengan nilai rerata dari

kedua garis isohyet tersebut Metode isohyet membutuhkan data yang dapat

mendukung disusunnya Isohyet baik dalam hal jumlah stasiun dan kualitas

serta kuantitas data hujan Contoh gambar dapat dilihat pada Gambar 23

Gambar 23 Cara Garis Isohyet

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

14

Dari ketiga cara tersebut dipilih metode Thiessen karena cara pertama dipandang

terlampau kasar hasilnya Adapun cara yang ketiga tidak didukung oleh data yang

tersedia di lapangan

229 Karakteristik DAS

Suripin (2004) menyatakan karakteristik DAS yang berpengaruh besar pada

aliran permukaan meliputi 1) luas dan bentuk DAS 2) topografi dan 3) tata

guna lahan

1 Luas dan bentuk DAS

Laju dan volume permukaan aliran akan bertambah dengan bertambahnya luas

DAS Tetapi apabila aliran permukaan tidak dinyatakan sebagai jumlah total dari

DAS melainkan sebagai laju dan volume persatuan luas besarnya akan berkurang

dengan bertambah luasnya DAS Bentuk DAS mempunyai pengaruh pada pola

aliran dalam sungai Pengaruh bentuk DAS terhadap aliran permukaan dapat

ditunjukkan dengan memperhatikan hidrograf-hidrograf yang terjadi pada dua

buah DAS yang bentukanya berbeda namun mempunyai luas yang sama dan

intensitas hujan yang sama Bentuk DAS memanjang dan sempit cenderung

menghasilkan laju aliran permukaan yang lebih kecil dibandingkan dengan DAS

yang berbentuk melebar atau melingkar

2 Topografi

Tampakan rupa muka bumi atau topografi seperti kemiringan lahan keadaan dan

kerapatan saluran dan bentuk cekungan mempunyai pengaruh pada laju dan

volume aliran permukaan DAS dengan kemiringan curam disertai saluran yang

rapat akan menghasilkan laju dan volume aliran permukaan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan DAS yang landai dengan saluran dan adanya cekungan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

15

3 Tata guna lahan

Pengaruh tata guna lahn pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien aliran

permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara besarnya

aliran permukaan dan besarnya curah hujan

2210 Hujan Rerata Kawasan

Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air

dan rancangan pengendalian adalah curah hujan rerata diseluruh daerah yang

bersangkutan bukan curah hujan pada suatu titik tertentu (Suyono Sosrodarsono

1976)

Dalam penelitian ini hujan wilayah diperhitungkan dengan cara Poligon Thiessen

yang dapat dihitung dengan persamaan berikut 官呻实 क़霹嫂sum 故平官平屁平妮क़ (23)

dengan 官呻 = hujan wilayah (mm) 官平 = hujan masing-masing stasiun pencatat hujan (mm) 故扑 = luas DAS (km2) 故平 = luas masing-masing poligon N = jumlah stasiun pencatat hujan

2211 Analisis Frekuensi

Analisis frekuensi bertujuan untuk mencari hubungan antara besarnya kejadian

ekstrim terhadap frekuensi kejadian dengan menggunakan distribusi probabilitas

kontinyu Ada beberapa bentuk fungsi distribusi kontinyu (teoritis) yang sering

digunakan dalam analisis frekuensi untuk hidrologi yaitu distribusi Normal Log

Normal Gumbel Pearson dan log Pearson Sebelum menganalisis data hujan

dengan salah satu distribusi di atas perlu pendekatan dengan parameter-parameter

statistik untuk menentukan distribusi yang tepat digunakan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

16

Parameter-parameter tersebut meliputi

a) Rata-rata ( X伸 ) = क़坡sum X平坡平能क़ (24)

b) Simpangan baku (S) = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (25)

c) Koefisien variasi (Cv) = 聂涅伸 (26)

d) Koefisien skewness (Cs) = 坡sum 纵涅氢能涅伸邹遣晴腮呛前纵 能क़邹纵 能挠邹聂遣 (27)

e) Koefisien ketajaman (Ck) = 綐 sum纵涅氢能涅伸邹浅纵 能क़邹纵 能挠邹纵 能ৰ邹聂浅 (28)

dengan

n = banyaknya data atau jumlah kejadian Xi = hujan maksimum harian rata-rata (mm)

a Distribusi Normal

Persamaan yang dipakai dalam distribusi normal adalah

p = क़飘 (29)

w = 族ln足क़怒綐卒祖क़ 挠世 纵0 屎贵 屎05邹 (210)

KT = z = w 石 2515517十0802853国十0010328国21十1432788国十0189269国2十0001308国3 (211)

dengan

T = kala ulang p = probabilitas KT = factor frekuensi

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

Sifat-sifat distribusi normal adalah nilai koefisien kemelencengan (skewness)

sama dengan nol (Cs史0) dan nilaikoefisien kurtosis mendekati tiga (Ck史3) Selain

itu terdapat sifat-sifat distrubusi frekuensi kumulatif berikut ini 官纵果石滚邹 = 1587 (212) 官纵果邹 = 50 (213) 官纵果十滚邹 = 8414 (214)

b Distribusi Log Normal

Distribusi log normal digunakan apabila nilai-nilai dari variable random tidak

mengikuti distribusi normal tetapi nilai logaritmanya memenuhi distribusi

normal Sifat-sifat distribusi log normal adalah sebagai berikut

Koefisien kemelencengan Cs = 固剖ৰ + 3Cv (215)

Koefisien kurtosis Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3 (216)

Persamaan yang dipakai dalam Log Normal adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (217)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (218)

z = 仆能仆呻骗色 (219)

y = z Sy + 裹呻 (220)

yT = 裹呻 + KT Sy (221)

p = arc ln y (222)

dengan

y = ln p

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

裹呻 = nilai rerata dari y Sy = standar deviasi z = probabilitas

c Distribusi Gumbel

Persamaan yang dipakai dalam distribusi gumbel adalah

果 = क़坡sum X平坡平能क़ (223)

Sx = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (224)

p = 果石票 票 汝汝呛前嫩仆叁骗叁 管铺 (225)

dengan

KT = faktor frekuensi T = kala ulang

Distribusi gumbel mempunyai sifat

Koefisien kemelencengan Cs = 114

Koefisien kurtosis Ck = 54

d Distribusi Log Pearson III

Distribusi log Pearson III digunakan apabila parameter statistic tidak sesuai

dengan model distribusi yang lain Persamaan yang dipakai adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (226)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (227)

yT = 裹呻 + KT Sy (228)

p = arc log yT (229)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

dengan

YT = nilai logaritmik dari x dengan periode ulang T 裹呻 = nilai rerata dari Sy = standar deviasi dari y KT = faktor frekuensi yang merupakan fungsi dari probabilitas (atau periode

ulang) dan koefisien kemencengan (Csy) yang diberikan pada Lampiran A-3

Untuk memilih distribusi yang sesuai dengan data yang ada perlu dilakukan uji

statistik Pengujian kesesuaian distribusi yang sering dilakukan yaitu uji Smirnov-

Kolmogorov

a Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan data dengan garis teoritis pada

kertas probabilitas Nilai ∆ kritis (∆cr Smirnov Kolmogorov Test) tergantung dari

jumlah data (n) dan derajat kegagalan (α) Nilai ∆ kritis untuk Uji Smirnov

Kolmogorov dapat dilihat pada Lampiran A-2

2212 Hujan rencana

Setelah ditentukan pola distribusi yang sesuai dengan data yang ada dan dipilih

jenis distribusi probabilitas hujan yang cocok sesuai dengan hasil uji statistik

maka hujan rencana dapat dihitung menggunakan persamaan

YT = 裹呻 + KT Sy (230)

dengan

YT = hujan rencana 裹呻 = rerata Sy = standar deviasi KT = koefisien factor frekuensi sesuai agihan terpilih

2213 Intensitas Hujan

Dalam perhitungan Qmaks dengan menggunakan metode rasional diperlukan data

intensitas hujan yaitu tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu Sifat

umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya cenderung

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

makin besar dan makin tinggi periode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya

(Suripin 2004)

Maka intensitas hujan dapat dihitung dengan rumus modified Mononobe yaitu

I = 片綐浅挠恼足挠恼迫卒綐遣 (231)

Dengan

I = intensitas hujan (mmjam) t = lamanya curah hujan (jam) R24 = curah hujan maksimum harian (selama 24 jam) (mm)

Sobriyah (2003) dalam desertasinya menyatakan bahwa hujan efektif pada DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan persentase hujan

sebagaimana dalam Tabel 22 berikut

Tabel 22 Persentase Hujan Jam-jaman pada DAS Bengawan Solo

No Hujan Jam-jaman Persentase

1 Hujan ke-1 3870

2 Hujan ke-2 3230

3 Hujan ke-3 1870

4 Hujan ke-4 1030

(Sumber Sobriyah 2003)

2214 Waktu Konsentrasi

Kirpich (1940) dalam Suripin (2004) mengembangkan rumus dalam

memperkirakan waktu konsentrasi dimana dalam hal ini durasi hujan

diasumsikan sama dengan waktu konsentrasi Rumus waktu konsentrasi tersebut

dapat ditulis sebagai berikut

tc = 足=Ǵ呢铺痞綐क़===铺骗卒=ৰǴĖ (232)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

dengan

tc = waktu konsentrasi (jam) L = panjang saluran utama dari hulu sampai penguras (km) S = kemiringan rata-rata saluran

2215 Metode Rasional

Metode ini adalah untuk menentukan laju aliran permukaan puncak Metode ini

sangat simpel dan mudah penggunaannya namun penggunaannya terbatas untuk

DAS-DAS dengan ukuran kecil yaitu kurang dari 300 ha (Goldman etal 1986

dalam Suripin 2004) sedangkan menurut standar PU digunakan dengan DAS

yang berukuran lt 5000 ha (Lily Montarcih 2010) Persamaan Metode Rasional

dapat ditulis dalam bentuk

Qp = 02778 C I A (233)

dengan

Q = laju aliran permukaan (debit) puncak (m3detik) I = intensitas hujan (mmjam) A = luas DAS (km2) C = koefisien aliran permukaan (0 le C le 1)

Dengan nilai koefisien C disajikan dalam Tabel 23 berikut

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Business Perkotaan 070 ndash 095 Pinggiran 050 ndash 070

Perumahan Rumah tunggal 030 ndash 050 Multiunit terpisah 040 ndash 060 Multiunit tergabung 060 ndash 075 Pekampungan 025 ndash 040 Apartemen 050 ndash 070

Industri Ringan 050 ndash 080 Berat 060 ndash 090

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional (Lanjutan)

(Sumber McGuen 1989 dalam Suripin 2004)

Tabel 23 menggambarkan nilai C untuk penggunaan lahan yang seragam di

mana kondisi ini sangat jarang dijumpai untuk lahan yang relative luas Jika DAS

terdiri dari berbagai macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan

yang berbeda maka C yang dipakai adalah koefisien DAS yang dapat dihitung

dengan persamaan berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前 (234)

dengan

Ai = luas lahan dengan jenis penutup tanah i Ci = Koefisien aliran permukaan jenis penutup tanah i n = jumlah jenis penutup lahan

Metode Rasional pada awalnya hanya menghitung debit puncak tanpa

memberikan informasi debit aliran dari waktu ke waktu Pada perkembangannya

debit puncak yang terjadi pada waktu ke waktu dapat digambarkan dalam grafik

hidrograf rasional (Ponce 1989 dan Wanielista 1990 dalam Sobriyah 2012)

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Perkerasan Aspal dan beton 070 ndash 095 Batu-bata paving 050 ndash 070

Atap 075 ndash 095 Halaman tanah berpasir

Datar 2 005 ndash 010 Rata-rata 2-7 010 ndash 015 Curam 7 025 ndash 035

Halaman kereta api 010 ndash 035 Taman tempat bermain 020 ndash 035 Taman pekuburan 010 ndash 025 Hutan

Datar 0-5 010 ndash 040 Bergelombang 5-10 025 ndash 050 Berbukit 10-30 030 ndash 060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

Dibawah ini terdapat 3 Jenis Hidrograf Rasional berdasarkan hubungan antara

Waktu Konsentrasi (tc) dengan Durasi Hujan (dh) seperti berikut

a Hidrograf rasional dengan tc = dh

Debit puncak (Qp) yang terjadi berada pada puncak hidrograf segitiga

sebagaimana dinyatakan oleh Williams Pogan dan Mitchi (Wanielista 1990

dalam Sobriyah 2012) Hidrograf segitiga ini terjadi apabila waktu konsentrasi

(tc) = durasi hujan (dh) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 24

Gambar 24 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc = dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 24 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp1 tc (235)

V1 = V2 dan tc = dh sehingga persamaan debit puncak (Qp) dapat dituliskan

Qp1 = 02778 C I A (236)

b Hidrograf rasional dengan tc lt dh

Untuk tc lt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium (Singh dan Cruise

dalam Wanielista 1990) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 25

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

Gambar 25 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 25 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp2 dh (237)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp2 = 02778 C I A (238)

Qp2 = Qp1

c Hidrograf rasional dengan tc gt dh

Jika tc gt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium tetapi debit puncaknya

tidak sama dengan debit puncak pada kondisi yang lain (Sobriyah dan

Purwanti1998 dalam Sobriyah 2012) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat

pada Gambar 26

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

Gambar 26 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc gt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 26 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp3 tc (239)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp3 = 02778 (dh tc) C I A (240)

Qp3 lt Qp1

2216 Model Hidraulik Sungai

Analisa hidrolika air banjir di sungai dengan berbagai kala ulang dari debit banjir

rencana Analisa hidrolika akan menghitung seberapa jauh kemampuan saluran

drainase secara struktural terhadap tinggi muka air banjir dan luapan banjir yang

terjadi Perhitungan analisa hidrolika sungai dalam penulisan ini menggunakan

software Hydrologic Engineering Centre-River Analysis System (HEC-RAS) versi

410 yang dikembangkan oleh Hydrologic Engineering Center milik US Army

Corps of Engineers

HEC-RAS adalah system perangkat lunak terpadu dirancang untuk penggunaan

interaktif dalam lingkungan multi-tugas Sistem terdiri dari Graphic User

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

Interface (GUI) komponen terpisah analisa hidrolik penyimpanan data dan

kapabilitas manajemen fasilitas pelaporan dan grafis

Sistem HEC-RAS mempunyai 3 komponen analisa hidrolika satu dimensi untuk

1 Perhitungan profil permukaan air steady flow

2 Simulasi steady flow dan unsteady flow

3 Perhitungan transport sedimen batas yang movable

2217 Komponen Aliran dan Persamaan dalam HEC-RAS

Komponen-komponen aliran dalam HEC-RAS adalah sebagai berikut

1 Aliran Seragam (Steady flow)

Komponen pada model ini digunakan untuk menghitung profil muka air pada

kondisi aliran Seragam (steady) Sistem ini dapat digunakan pada sebuah saluran

jaringan atau sebuah jaringan besar termasuk saluran dan saluran kecil lainnya

Komponen pada steady flow dapat dimodelkan pada kondisi aliran subkritis

superkritis dan system gabungan profil muka air

Dasar perhitungan komputer didasarkan pada solusi satu dimensi energi Energi

yang hilang disebabkan oleh gesekan (persamaan Manning) dan penyempitan dan

pelebaran (koefisien tambahan dari perubahan dalam tinggi kecepatan)

Persamaan Momentum bermanfaat dalam situasi dimana profil muka air

mengalami perubahan tiba-tiba Situasi ini termasuk dengan system perhitungan

aliran gabungan (contoh lompatan air) atau aliran pada jembatan dan perubahan

muka air pada pertemuan saluran (arus di persimpangan)

2 Aliran tidak Seragam (Unsteady flow)

Komponen untuk aliran tidak langgeng dikembangkan untuk perhitungan aliran

subkritis Perhitungan hidrolik untuk cross-section jembatan gorong-gorong dan

struktur hidrolik lainnya yang dikembangkan untuk komponen aliran langgeng

digabung dengan perhitungan aliran tidak langgeng Komponen untuk aliran tidak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

langgeng digunakan untuk model tampungan dan hubungan hidrolik dengan

tampungan

3 Profil muka air pada aliran steady

HECndashRAS dapat melakukan perhitungan profil muka air satu dimensi untuk

aliran steady berubah lambat laun pada saluran alami dan buatan Subkritis

superkritis dan sistem gabungan aliran profil muka air dapat dianalisa

2218 Persamaan Dasar Dalam HEC-RAS

Profil muka air dihitung dari satu potongan melintang ke potongan selanjutnya

dengan menyelesaikan persamaan Energi dengan prosedur iterasi disebut metode

langkah standar (standard step) seperti pada persamaan 241

Persamaan energi ditulis sebagai berikut

ehgV

ZYgV

ZY +++=++22

211

11

222

22

aa (241)

Dengan

Y1 Y2 = kedalaman air di potongan melintang Z1 Z2 = elevasi invert saluran utama V1 V2 = kecepatan rata-rata (debit totalluas aliran total) α1 α2 = koefisien pemberat kecepatan g = kecepatan gravitasi he = kehilangan tinggi energi

Dari persamaaan diatas dapat dilihat dalam bentuk gambar seperti Gambar

Persamaan Energi pada Gambar 27 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

Gambar 27 Garis Persamaan Energi

(Sumber HEC-RAS River Analysis System 2005)

Kehilangan tinggi energi (he) antara dua potongan melintang terdiri dari

kehilangan gesekan dan kehilangan kontraksi atau ekspansi

Persamaan untuk kehilangan tinggi energi bisa dilihat dari persamaan (242)

gV

gV

CSLh fe 22

211

222 aa-+= (242)

Dengan

L = panjang ruas pemberat debit Sf = mewakili kemiringan friksi antara dua bagian C = koefisien kehilangan ekspansi atau kontraksi

Jarak panjang ruas pemberat L dihitung sebagai

robchlob

robrobchchloblob

QQQQLQLQL

L++

++= helliphelliphellip (243)

Dengan

Llob Lch Lrob = panjang ruang potongan melintang ditentukan untuk aliran di tebing kiri saluran utama dan tebing kanan Qlob Qch Qrob = rata-rata aritmetika aliran antara bidang-bidang untuk tebing

kiri saluran utama dan tebing kanan

(Garis Energi)

(Permukaan Air)

(Dasar Saluran)

(Dasar)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

evaluatif Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang dirancang

untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan

(Furchan 2004447) data dianalisis dan dievaluasi untuk memberikan solusi ndash

solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan drainase DAS Kali Boro

32 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ialah sepanjang aliran sungai DAS Kali Boro yang melewati 5

Kelurahan yakni Jebres Jagalan Purwodiningratan Pucang Sawit dan Kampung

Sewu

Gambar 31 Peta Situasi DAS Kali Boro

(Dinas PU Kota Surakarta 2008)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

Kali Boro memiliki 4 Saluran Pengumpul (collector drain) yaitu Saluran Jl

Gotong Royong Saluran Belakang PMI Saluran Stasiun Jebres dan Saluran

Jagalan DAS Kali Boro mempunyai luas 14383 Ha dengan panjang saluran

utama 147550 meter Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan seringnya terjadi

genangan air bila intensitas hujan cukup tinggi

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro

Beberapa foto yang menggambarkan kondisi riil Kali Boro seperti berikut

34 Langkah Penelitian

341 Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan didalam penelitian ini antara lain

1 Data-data Primer berupa Data Geometri Kali Boro (Profil Sungai) yang

diperoleh dari Pengukuran di lapangan

2 Data-data Sekunder berupa Data Curah Hujan yang diperoleh dari Balai

Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air Propinsi Jawa Tengah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

Gambar 32 Potongan Melintang Saluran pada Sta 0+30000 m

Gambar 33 Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

3 Data-data sekunder lainnya diperoleh melalui Studi Pustaka dan

mengumpulkan data atau informasi data sekunder dari berbagai sumber dan

instansi terkait misalnya seperti peta topografi baik secara peta cetak maupun

peta digital peta batas administrasi atau peta wilayah

342 Analisis Data

3421 Analisis Hidrologi

Analisa hidrologi meliputi

1 Analisa Data Curah Hujan yaitu Tahun 1990 ndash 2011 untuk Menghitung Hujan

Rancangan (R24) Intensitas Hujan (I)

2 Dengan memilih Intensitas Hujan (I) dihitung Debit Rencana dengan Metode

Rasional

3 Menghitung Debit Rancangan Maksimum (Qmaks) Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun dengan Metode Rasional

3422 Analisis Hidrolika

Analisis hidrolika saluran dilakukan dengan software HEC-RAS versi 41

( Hydrologic Engineering Center - River Analysis System) dari US Army Corps of

Engineering berdasarkan data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir

rencana yang diperoleh pada metode analisis debit banjir Output analisis

hidrolika ini berupa elevasi muka air banjir untuk setiap debit rencana

Selanjutnya dilakukan evaluasi mengenai kapasitas maksimum saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian

Langkah ndash langkah penelitian ditunjukkan pada bagan alir di Gambar 32

Gambar 34 Bagan Alir Tahap Penelitian

Penyelesaian Masalah 2 sampai langkah ini akan diketahui kapasitas Kali Boro

Selesai

Penyelesaian Masalah 3 sampai langkah ini akan diketahui daya tampung Kali Boro jika pintu ditutup

Analisis Hidrolika Saluran (HEC-RAS versi 410)

Pembahasan dan Kesimpulan

Perhitungan Kapasitas Saluran

Evaluasi Daya Tampung saluran jika pintu air Pucang Sawit di hilir Kali Boro ditutup

Uji Kesesuain Distribusi (Uji Smirnov-Kolmogorov)

Mulai

- Data Curah Hujan - Fungsi Lahan - Geometri Sungai

Penyelesaian Masalah 1 sampai langkah ini akan diketahui debit kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun

Menghitung Hujan Wilayah (polygon Thiessen)

Menganalisa Distribusi Frekuensi Curah Hujan

Analisis Debit Banjir Rancangan (Metode Rasional)

- Distribusi Gumbel - Distribusi Log Pearson III - dll

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan

Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi berasal dari 4 stasiun hujan

yaitu Stasiun Hujan Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

Jumlah data hujan dalam penelitian ini yaitu data hujan 22 tahun dari Tahun 1990

ndash 2011 Data hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 41 berikut

Tabel 41 Data Hujan Tahunan

Tahun Hujan Tahunan (mmtahun) Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 177430 150000 185500 57600 1991 197735 133200 190100 1992 213165 133900 214800 238100 1993 241470 235700 1994 264141 160700 1995 257600 186700 176300 1996 224700 153300 206800 168400 1997 129200 140200 24500 1998 295350 152200 258400 1999 183450 152200 2000 152800 178800 2001 139850 172800 2002 101500 178800 83500 2003 135300 11300 130500 2004 252250 38800 87300 2005 208400 6900 89900 2006 223900 167600 2007 210800 370300 162300 2008 242550 153100 249400 139800 2009 204450 163200 102000 178950 2010 313600 302200 87700 305000 2011 224300 212700 60500 214300

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

Data rusak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

Kemudian dari Tabel 41 diatas dilakukan penggambaran letak posisi stasiun

hujan terhadap DAS Kali Boro untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah

hujan yang dicatat oleh tiap stasiun hujan terhadap DAS Kali Boro

42 Menghitung Hujan Wilayah

421 Poligon Thiessen

Untuk menentukan hujan wilayah digunakan Metode Poligon Thiessen

berdasarkan pengaruh dari 4 (empat) stasiun hujan terhadap luas DAS Kali Boro

yaitu Stasiun hujan Pabelan Stasiun hujan Grogol 67 B Stasiun hujan Mojolaban

128 D dan Stasiun hujan Ngemplak Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar

41 berikut

0 1 2 Km1 Km

Skala 1 25000

N

S

EW

GROGOL 67 B MOJOLABAN 128 D

NGEMPLAK 1

PABELAN

Ket Luas DAS Boro

Gambar 41 Poligon Thiessen dengan 4 (empat) stasiun hujan

Dari Poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dapat dihitung masing-

masing luas wilayah yang dipengaruhi oleh tiap-tiap stasiun hujan dengan

mengeplot pada software AutoCAD 2009 Hasilnya adalah

Ngemplak 1 = 01329 Km2

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 8: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

2

Gambar 11 Pembagian Sistem Drainase Kota Surakarta Berdasarkan Daerah

Aliran Sungai (Dinas PU Kota Surakarta 2008)

DAS Kali Boro termasuk bagian daerah pengaliran Bengawan Solo yang

mempunyai luas 14383 Ha dan panjang Kali Boro adalah 147550 meter Pada

DAS Kali Boro terdapat 4 saluran mikro yang bermuara pada Kali Boro yaitu

Saluran Belakang PMI Stasiun Jebres Jalan Gotong Royong dan Saluran Jagalan

Keseluruhan saluran drainase mikro yang bermuara ke Kali Boro tersebut

semuanya perlu dilakukan rehabilitasi saluran dimana saluran belakang PMI

mempunyai tingkat prioritas rehabilitasi tertinggi dengan nilai 278 (Rizqy

Fajar 2011)

DAS Kali Boro sering mengalami genangan air jika intensitas hujan cukup tinggi

dan durasi hujan yang lama Indikasi awal penyebab terjadinya genangan pada

Kali Boro dikarenakan banyaknya pemukiman warga yang masuk ke badan

sungai dan pengaruh tata guna lahan menyebabkan limpasan air permukaan tinggi

di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

3

Dina Nur Febriani (2012) menyatakan bahwa hujan harian maksimum di DAS

Bengawan Solo Hulu mempunyai tingkat kecenderungan naik pada 15 (lima

belas) tahun terakhir DAS Kali Boro termasuk bagian daerah pengaliran

Bengawan Solo sehingga perlu dilakukan suatu kajian yang mendetail tentang

evaluasi kapasitas Kali Boro dalam menampung hujan yang cenderung naik dan

pengaruh tata guna lahan di DAS Kali Boro

12 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1 Berapa debit banjir kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun yang terjadi di DAS

Kali Boro

2 Berapa kapasitas maksimum Kali Boro

3 Apakah Kali Boro mampu menampung banjir kala ulang 2 5 10 25 dan 50

tahun pada saat pintu air Pucang Sawit di Kali Boro harus ditutup dan pompa

tidak dapat dioperasikan

13 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

1 Mengetahui debit banjir kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun yang terjadi di

DAS Kali Boro

2 Mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro

3 Mengetahui volume tampung Kali Boro berada dikala ulang berapa tahun

pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Kali Boro harus ditutup dan pompa tidak

dapat dioperasikan

14 Batasan Masalah

Untuk membatasi ruang lingkup penelitian ini maka diperlukan batasan masalah

yaitu sebagai berikut

1 Analisis dilakukan hanya pada sepanjang Kali Boro tanpa memperhitungkan

dampak backwater Sungai Bengawan Solo

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

4

2 Data hujan yang digunakan tahun 1990 - 2011 di Stasiun Pencatat Hujan

Pabelan Ngemplak Grogol dan Mojolaban

3 Pengolahan Peta DAS menggunakan program Auto CAD

4 Pengolahan Hidrologi menggunakan program Microsoft Excel

5 Program yang digunakan untuk simulasi jaringan adalah program HEC-RAS

versi 410

6 Simulasi dilakukan dengan menggunakan simulasi aliran steady

7 Koefisien Pengaliran (C) DAS Kali Boro menggunakan koefisien pengaliran

Kecamatan Jebres dikarenakan tidak didapatnya data tata guna lahan DAS

Kali Boro DAS Kali Boro merupakan bagian dari Wilayah Kecamatan

Jebres

15 Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan

1 Dapat memberikan informasi atau menambah wacana mengenai analisis banjir

di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Boro Surakarta dan diharapkan dapat

sebagai pedoman untuk instansi terkait dalam mengambil tindakan dalam

mengatasi genangan air yang terjadi di saluran drainase Kali Boro

2 Dapat digunakan sebagai dasar pengoperasian pintu air Pucang Sawit

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

5

BAB 2

LANDASAN TEORI

21 Tinjauan Pustaka

211 Sistem Drainase

Drainase berasal dari bahasa Inggris yaitu drainage yang artinya mengalirkan

menguras membuang atau mengalihkan air Dalam bidang teknik sipil drainase

dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air

baik yang berasal dari hujan rembesan maupun kelebihan air dari suatu kawasan

sehingga fungsi kawasan tidak terganggu

Penelitian yang dilakukan oleh Siswoko (2002) menunjukkan bahwa sumber

terjadinya masalah banjir yang dominan adalah pengaruh kegiatan manusia

(anthropogenic) baik di dataran banjir maupun di DAS Masyarakat pemukim

belum banyak terlibat untuk menjaga DAS sebagai kawasan retensi akibat

keterbatasan pemahaman tentang DAS sebagai zona penyangga (buffer) sistem

tata air (Tunas 2004 dalam Iswahyu 2010)

Rizqi Fajar (2011) dalam penelitiannya di Mikro DAS Kali Boro menyatakan

bahwa ada 4 saluran drainase mikro yang bermuara ke Kali Boro yang kesemua

saluran tersebut perlu dilakukan rehabilitasi dimana Saluran Belakang PMI

memiliki peringkat tertinggi yaitu 0278 atau 278 dan tingkat persentase saluran

lainnya yaitu Saluran Stasiun Jebres 25 Saluran Jl Gotong Royong 249 dan

Saluran Jagalan 223 Pembahasan yang dilakukan sebatas saluran pengumpul

Kali Boro dan data sekunder berupa survey kuisioner warga sekitar daerah aliran

sungai

Puput Chandra K (2011) menyatakan bahwa saluran-saluran pengumpul yang

bermuara ke Kali Anyar mampu menampung debit rancangan untuk intensitas

hujan kala ulang 10 tahun tetapi Permen Pu No 63Prt1993 mengatakan dataran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

6

banjir yang merupakan daerah penguasaan sungai ditetapkan berdasarkan debit

banjir sekurang-kurangnya untuk Perioda Ulang 50 Tahunan tanpa tanggul

Dina Nur Febriani (2012) menyatakan bahwa hujan harian maksimum di DAS

Bengawan Solo Hulu mempunyai tingkat kecenderungan naik pada 15 (lima

belas) tahun terakhir Dengan demikian ada kecenderungan perubahan debit

rencana dalam kapasitas saluran-saluran di sistem jaringan drainase Kota

Surakarta

Mengatasi masalah drainase yang sering menimbulkan banjir di Kota Solo bisa

dengan merevitalisasi saluran dengan mengeruk sedimentasi yang ada di setiap

saluran drainase sehingga daya tampung drainase bisa lebih optimal dengan

demikian maka kemungkinan air meluap ke permukaan sangat kecil (Yusuf

Muttaqien 2011)

22 Landasan Teori

221 Umum

SNI No 1724-1989-F mendefinisikan hidrologi sebagai ilmu yang mempelajari

sistem kejadian air diatas pada permukaan dan didalam tanah Dengan demikian

ada empat macam proses dalam daur hidrologi yang digunakan secara umum dan

berhubungan dengan analisa hidrologi bagi perencanaan bangunan air yaitu

1 Presipitasi

2 Evaporasi

3 Infiltrasi

4 Surface runoff dan subsurface run off

Menurut Suripin (2004 7) drainase mempunyai arti mengalirkan menguras

membuang atau mengalihkan air Secara umum drainase didefinisikan sebagai

serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi danatau membuang

kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan sehingga lahan dapat difungsikan

secara optimal

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

7

kondensasi Presipitasi

Evaporasi air hujan

Aliran air

Evaporasi air danau kolam

Transpirasi

Mata air

Muka air

Danau

Infiltrasi

Aliran air

Aliran air

Evaporasi air sungai

Laut

Sungai

Evaporasi air laut

222 Siklus Hidrologi

Secara keseluruhan jumlah air di planet bumi ini relatif tetap dari masa ke masa

Air di bumi mengalami suatu siklus melalui serangkaian peristiwa yang

berlangsung terus ndash menerus dimana kita tidak tahu kapan dan dari mana

berawalnya dan kapan pula akan berakhir (Suripin 2004) Serangkaian peristiwa

tersebut dinamakan siklus hidrologi (hydrologic cycle)

Gambar 21 Siklus Hidrologi (Suripin 2004)

Dalam kaitannya dengan perencanaan drainase komponen dalam siklus hidrologi

yang terpenting adalah aliran permukaan Oleh karena itu komponen inilah yang

ditangani secara baik untuk menghindari berbagai bencana khususnya banjir

223 Presipitasi

Menurut Suripin (2004) presipitasi adalah istilah umum untuk menyatakan uap

air yang mengkondensasi dan jatuh dari atmosfir ke bumi dalam segala bentuknya

dalam rangkaian siklus hidrologi Jika air yang jatuh berbentuk cair disebut hujan

(rainfall) dan jika berupa padat disebut salju (snow) Menurut Bambang

Triadmojo (2009) presipitasi adalah turunnya air hujan dari atmosfer ke

permukaan bumi yang bisa berupa hujan hujan salju kabut embun dan hujan

es Dalam bagian ini hanya akan dibahas tentang hujan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

8

Menurut Bambang Triadmodjo (2008) berdasarkan proses terjadinya hujan dibagi

menjadi tiga tipe sebagai berikut

1 Hujan Konvektif

Di daerah tropis pada musim kemarau udara yang berada di dekat permukaan

tanah mengalami pemanasan yang intensif Pemanasan tersebut menyebabkan

rapat massa udara berkurang sehingga udara basah naik ke atas dan

mengalami pendinginan sehingga terjadi kondensasi dan hujan Hujan yang

terjadi karena proses ini disebut hujan konvektif yang biasanya bersifat

setempat mempunyai intensitas tinggi dan durasi singkat

2 Hujan siklonik

Jika massa udara panas yang relative ringan bertemu dengan massa udara

dingin yang relative berat maka udara panas tersebut akan bergerak di atas

udara dingin Udara yang bergerak ke atas tersebut mengalami pendinginan

sehingga terjadi kondensasi dan terbentuk awan dan hujan Hujan yang terjadi

disebut hujan siklonik yang mempunyai sifat tidak terlalu lebat dan

berlangsung dalam waktu lebih lama

3 Hujan orografis

Udara lembab yang tertiup angin dan melintasi daerah pegunungan akan naik

dan mengalami pendinginan sehingga terbentuk awan dan hujan Sisi gunung

yang dilalui oleh udara tersebut banyak mendapatkan hujan dan disebut lereng

hujan sedang sisi belakangnya yang dilalui udara kering (uap air telah menjadi

hujan di lereng hujan) disebut lereng bayangan hujan Daerah tersebut tidak

permanen dan dapat berubah tergantung musim (arah angin) Hujan ini terjadi

di daerah pegunungan (hulu DAS) dan merupakan pemasok air tanah danau

bendungan dan sungai

Dari ketiga jenis tipe hujan yang banyak terjadi di Indonesia adalah hujan

konvektif dan orografis Jumlah hujan yang jatuh di permukaan bumi dinyatakan

dalam kedalaman air (biasanya mm) yang dianggap terdistribusi secara merata

pada seluruh daerah tangkapan air Intensitas hujan adalah jumlah curah hujan

dalam suatu satuan waktu yang biasanya dinyatakan dalam mmjam Durasi hujan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

9

adalah waktu yang dihitung dari saat hujan mulai turun sampai berhenti yang

biasanya dinyatakan dalam jam Data hujan durasi pendek jam atau menit dapat

diperoleh dari automatic rainfall recorder

Karakteristik hujan yang perlu ditinjau dalam analisis dan perencanaan hidrologi

meliputi

a Intensitas i adalah laju hujan = tinggi air persatuan waktu misalnya

mmmenit mmjam atau mmhari

b Lama waktu (durasi) t adalah panjang waktu di mana hujan turun dalam

menit atau jam

c Tinggi hujan d adalah jumlah atau kedalaman hujan yang terjadi selama

durasi hujan dan dinyatakan dalam ketebalan air di atas permukaan datar

dalam mm

d Frekuensi adalah frekuensi kejadian dan biasanya dinyatakan dengan kala

ulang (return period) T misalnya sekali dalam 2 tahun

e Luas adalah luas geografis daerah sebaran hujan

Secara kualitatif intensitas curah hujan disebut juga derajat curah hujan

sebagaimana diperlihatkan dalam Tabel 21

Tabel 21 Derajad Curah Hujan dan Intensitas Curah Hujan

Derajad curah Hujan

Intensitas curah Hujan (mmjam) Kondisi

Hujan sangat Lemah lt120 Tanah agak basah atau dibasahi sedikit

Hujan lemah 120 ndash 300 Tanah menjadi basah semuanya tetapi sulit membuat puddle

Hujan normal 300 ndash 1800 Dapat dibuat puddle dan bunyi hujan kedengaran

Hujan deras 180 ndash 600 Air tergenang diseluruh permukaan tanah dan bunyi keras hujan terdengar berasal

dari genangan

Hujan sangat deras gt600 Hujan seperti ditumpahkan sehingga saluran dan drainase meluap

(Sumber Suripin 2004)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

10

224 Tata Guna Lahan

Pengaruh tata guna lahan pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien

aliran permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara

besarnya aliran permukaan dan besarnya curah hujan Angka koefisien aliran

permukaan ini merupakan salah satu indikator untuk menentukan kondisi fisik

suatu DAS Nilai C berkisar antara 0 sampai 1 Pada DAS yang masih baik harga

C mendekati nol dan semakin rusak suatu DAS maka harga C makin mendekati

satu Masalah banjir pada suatu perkotaan juga tidak lepas dari semakin cepat

berkurangnya daerah resapan air dalam hal ini perubahan tata guna lahan

225 Kondisi Sistem Drainase

Banjir menjadi salah satu permasalahan dalam perkotaan terutama dalam kota-

kota besar di Indonesia Jika dirunut ke belakang akar permasalahan banjir di

perkotaan berasal dari pertambahan penduduk yang sangat cepat Pertambahan

penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan prasarana dan sarana

perkotaan yang memadai mengakibatkan pemanfaatan tata guna lahan yang acak-

acakan Banyak terjadi bangunan pemukiman yang berdiri di atas saluran

drainase sehingga saluran drainase tersebut menjadi terganggu dan tidak

berfungsi sebagaimana mestinya

226 Pengukuran Hujan

Dalam analisis diperlukan data hujan yang akurat bukan hanya hujan kumulatif

harian namun juga diperlukan data hujan jam-jaman Hal ini dikarenakan hujan

sangat bervariasi terhadap waktu dan tempat dan setiap perubahannya

berpengaruh terhadap aliran sungai Hujan di suatu daerah dapat diukur di

beberapa titik yang ditetapkan dengan menggunakan alat pencatat hujan baik

berupa alat pencatat hujan manual (ordinary raingauge) maupun berupa alat

pencatat hujan otomatis (automatic raingauge)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

11

227 Kualitas Data Hujan

Kualitas data hujan sangat beragam tergantung pada alat pengelola dan sistem

arsip

1 Kelengkapan Data

Dalam proses pencatatan data hujan terkadang ada data hujan yang hilang

Berdasarkan pengujian yang dilakukan di sejumlah DAS di Pulau Jawa

mengenai data hujan yang hilang jika dilakukan pengisian maka akan

mengacaukan perhitungan lain Hal ini disebabkan karena variabilitas hujan

yang tinggi Oleh sebab itu disarankan untuk tidak melakukan pengisian data

yang hilang (Sri Harto 1993)

2 Kepanggahan

Data yang diperoleh dari alat pencatat bias jadi tidak panggah karena

a Alat pernah rusak

b Alat pernah pindah lokasi

228 Analisis Hujan Titik menjadi Hujan Wilayah

Data hujan yang diperoleh dari alat penakar hujan merupakan hujan titik (point

rainfall) Mengingat hujan sangat bervariasi terhadap tempat (space) maka untuk

kawasan yang luas satu alat penakar hujan belum dapat menggambarkan hujan

wilayah tersebut (Suripin 2004) Dalam hal ini diperlukan hujan kawasan yang

diperoleh dari harga rerata curah hujan beberapa stasiun penakar hujan yang ada

di dalam atau di sekitar kawasan Bambang Triatmodjo (2008) menerangkan

bahwa ada tiga cara yang digunakan dalam menghitung hujan rerata kawasan

yaitu

1 Metode rerata aljabar

Metode ini paling sederhana dibanding metode lain Pengukuran yang

dilakukan di beberapa stasiun dalam waktu yang bersamaan dijumlahkan

kemudian dibagi dengan jumlah stasiun Stasiun hujan yang digunakan dalam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

12

hitungan biasanya adalah yang berada di dalam DAS Metode rerata aljabar

memberikan hasil yang baik apabila

a Stasiun hujan tersebar secara merata di DAS dalam jumlah yang cukup

b Distribusi hujan relatif merata pada seluruh DAS

2 Metode Thiessen

Metode ini diperoleh dengan membuat poligon yang memotong tegak lurus

pada tengah-tengah garis penghubung dua pos penakar hujan Cara ini

berdasarkan rata-rata timbang (weighted average) Masing-masing penakar

mampunyai daerah pengaruh yang dibentuk dengan menggambarkan garis-

garis sumbu tegak lurus terhadap garis penghubung di antara dua buah pos

penakar Contoh Gambar Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar 22

Stasiun Hujan

Garis Penghubung

Garis Bagi

A1

A1 A6

P2

A3

A4A5

P1

P6

A2

P3

P4

P5

Gambar 22 Cara Poligon Thiessen

Misalnya A1 adalah luas daerah pengaruh pos penakar P1 A2 luas daerah

pengaruh pos penakar P2 dan seterusnya Jumlah A1+A2++An = A adalah

jumlah luas seluruh areal yang dicari tinggi curah hujan rata - ratanya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

13

Jika pos penakar 1 menakar tinggi hujan d1 pos penakar 2 menakar d2 dan

pos penakar N menakar dN maka 粸 实故क़粸क़ 十故挠粸挠十故挠粸挠十 十故屁粸屁故क़十故挠嫩故ৰ十⋯故屁

=sum 霹腮聘腮霹屁平妮क़ helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (21)

Jika AiA = pi merupakan persentase luas pada pos I yang jumlahnya untuk

seluruh luas adalah 100 maka 粸 实sum 贵平粸平棺轨实1 (22)

Dengan

A = luas areal (kmsup2) d = tinggi curah hujan rata-rata areal d1 d2 d3 dn = tinggi curah hujan di pos 123N A1 A2 A3 AN = luas daerah pengaruh pos 123N

3 Metode Isohyet

Isohyet adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan ketebalan hujan

yang sama Pada metode isohyet dianggap bahwa hujan pada suatu daerah di

antara dua garis isohyet adalah merata dan sama dengan nilai rerata dari

kedua garis isohyet tersebut Metode isohyet membutuhkan data yang dapat

mendukung disusunnya Isohyet baik dalam hal jumlah stasiun dan kualitas

serta kuantitas data hujan Contoh gambar dapat dilihat pada Gambar 23

Gambar 23 Cara Garis Isohyet

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

14

Dari ketiga cara tersebut dipilih metode Thiessen karena cara pertama dipandang

terlampau kasar hasilnya Adapun cara yang ketiga tidak didukung oleh data yang

tersedia di lapangan

229 Karakteristik DAS

Suripin (2004) menyatakan karakteristik DAS yang berpengaruh besar pada

aliran permukaan meliputi 1) luas dan bentuk DAS 2) topografi dan 3) tata

guna lahan

1 Luas dan bentuk DAS

Laju dan volume permukaan aliran akan bertambah dengan bertambahnya luas

DAS Tetapi apabila aliran permukaan tidak dinyatakan sebagai jumlah total dari

DAS melainkan sebagai laju dan volume persatuan luas besarnya akan berkurang

dengan bertambah luasnya DAS Bentuk DAS mempunyai pengaruh pada pola

aliran dalam sungai Pengaruh bentuk DAS terhadap aliran permukaan dapat

ditunjukkan dengan memperhatikan hidrograf-hidrograf yang terjadi pada dua

buah DAS yang bentukanya berbeda namun mempunyai luas yang sama dan

intensitas hujan yang sama Bentuk DAS memanjang dan sempit cenderung

menghasilkan laju aliran permukaan yang lebih kecil dibandingkan dengan DAS

yang berbentuk melebar atau melingkar

2 Topografi

Tampakan rupa muka bumi atau topografi seperti kemiringan lahan keadaan dan

kerapatan saluran dan bentuk cekungan mempunyai pengaruh pada laju dan

volume aliran permukaan DAS dengan kemiringan curam disertai saluran yang

rapat akan menghasilkan laju dan volume aliran permukaan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan DAS yang landai dengan saluran dan adanya cekungan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

15

3 Tata guna lahan

Pengaruh tata guna lahn pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien aliran

permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara besarnya

aliran permukaan dan besarnya curah hujan

2210 Hujan Rerata Kawasan

Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air

dan rancangan pengendalian adalah curah hujan rerata diseluruh daerah yang

bersangkutan bukan curah hujan pada suatu titik tertentu (Suyono Sosrodarsono

1976)

Dalam penelitian ini hujan wilayah diperhitungkan dengan cara Poligon Thiessen

yang dapat dihitung dengan persamaan berikut 官呻实 क़霹嫂sum 故平官平屁平妮क़ (23)

dengan 官呻 = hujan wilayah (mm) 官平 = hujan masing-masing stasiun pencatat hujan (mm) 故扑 = luas DAS (km2) 故平 = luas masing-masing poligon N = jumlah stasiun pencatat hujan

2211 Analisis Frekuensi

Analisis frekuensi bertujuan untuk mencari hubungan antara besarnya kejadian

ekstrim terhadap frekuensi kejadian dengan menggunakan distribusi probabilitas

kontinyu Ada beberapa bentuk fungsi distribusi kontinyu (teoritis) yang sering

digunakan dalam analisis frekuensi untuk hidrologi yaitu distribusi Normal Log

Normal Gumbel Pearson dan log Pearson Sebelum menganalisis data hujan

dengan salah satu distribusi di atas perlu pendekatan dengan parameter-parameter

statistik untuk menentukan distribusi yang tepat digunakan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

16

Parameter-parameter tersebut meliputi

a) Rata-rata ( X伸 ) = क़坡sum X平坡平能क़ (24)

b) Simpangan baku (S) = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (25)

c) Koefisien variasi (Cv) = 聂涅伸 (26)

d) Koefisien skewness (Cs) = 坡sum 纵涅氢能涅伸邹遣晴腮呛前纵 能क़邹纵 能挠邹聂遣 (27)

e) Koefisien ketajaman (Ck) = 綐 sum纵涅氢能涅伸邹浅纵 能क़邹纵 能挠邹纵 能ৰ邹聂浅 (28)

dengan

n = banyaknya data atau jumlah kejadian Xi = hujan maksimum harian rata-rata (mm)

a Distribusi Normal

Persamaan yang dipakai dalam distribusi normal adalah

p = क़飘 (29)

w = 族ln足क़怒綐卒祖क़ 挠世 纵0 屎贵 屎05邹 (210)

KT = z = w 石 2515517十0802853国十0010328国21十1432788国十0189269国2十0001308国3 (211)

dengan

T = kala ulang p = probabilitas KT = factor frekuensi

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

Sifat-sifat distribusi normal adalah nilai koefisien kemelencengan (skewness)

sama dengan nol (Cs史0) dan nilaikoefisien kurtosis mendekati tiga (Ck史3) Selain

itu terdapat sifat-sifat distrubusi frekuensi kumulatif berikut ini 官纵果石滚邹 = 1587 (212) 官纵果邹 = 50 (213) 官纵果十滚邹 = 8414 (214)

b Distribusi Log Normal

Distribusi log normal digunakan apabila nilai-nilai dari variable random tidak

mengikuti distribusi normal tetapi nilai logaritmanya memenuhi distribusi

normal Sifat-sifat distribusi log normal adalah sebagai berikut

Koefisien kemelencengan Cs = 固剖ৰ + 3Cv (215)

Koefisien kurtosis Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3 (216)

Persamaan yang dipakai dalam Log Normal adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (217)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (218)

z = 仆能仆呻骗色 (219)

y = z Sy + 裹呻 (220)

yT = 裹呻 + KT Sy (221)

p = arc ln y (222)

dengan

y = ln p

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

裹呻 = nilai rerata dari y Sy = standar deviasi z = probabilitas

c Distribusi Gumbel

Persamaan yang dipakai dalam distribusi gumbel adalah

果 = क़坡sum X平坡平能क़ (223)

Sx = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (224)

p = 果石票 票 汝汝呛前嫩仆叁骗叁 管铺 (225)

dengan

KT = faktor frekuensi T = kala ulang

Distribusi gumbel mempunyai sifat

Koefisien kemelencengan Cs = 114

Koefisien kurtosis Ck = 54

d Distribusi Log Pearson III

Distribusi log Pearson III digunakan apabila parameter statistic tidak sesuai

dengan model distribusi yang lain Persamaan yang dipakai adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (226)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (227)

yT = 裹呻 + KT Sy (228)

p = arc log yT (229)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

dengan

YT = nilai logaritmik dari x dengan periode ulang T 裹呻 = nilai rerata dari Sy = standar deviasi dari y KT = faktor frekuensi yang merupakan fungsi dari probabilitas (atau periode

ulang) dan koefisien kemencengan (Csy) yang diberikan pada Lampiran A-3

Untuk memilih distribusi yang sesuai dengan data yang ada perlu dilakukan uji

statistik Pengujian kesesuaian distribusi yang sering dilakukan yaitu uji Smirnov-

Kolmogorov

a Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan data dengan garis teoritis pada

kertas probabilitas Nilai ∆ kritis (∆cr Smirnov Kolmogorov Test) tergantung dari

jumlah data (n) dan derajat kegagalan (α) Nilai ∆ kritis untuk Uji Smirnov

Kolmogorov dapat dilihat pada Lampiran A-2

2212 Hujan rencana

Setelah ditentukan pola distribusi yang sesuai dengan data yang ada dan dipilih

jenis distribusi probabilitas hujan yang cocok sesuai dengan hasil uji statistik

maka hujan rencana dapat dihitung menggunakan persamaan

YT = 裹呻 + KT Sy (230)

dengan

YT = hujan rencana 裹呻 = rerata Sy = standar deviasi KT = koefisien factor frekuensi sesuai agihan terpilih

2213 Intensitas Hujan

Dalam perhitungan Qmaks dengan menggunakan metode rasional diperlukan data

intensitas hujan yaitu tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu Sifat

umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya cenderung

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

makin besar dan makin tinggi periode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya

(Suripin 2004)

Maka intensitas hujan dapat dihitung dengan rumus modified Mononobe yaitu

I = 片綐浅挠恼足挠恼迫卒綐遣 (231)

Dengan

I = intensitas hujan (mmjam) t = lamanya curah hujan (jam) R24 = curah hujan maksimum harian (selama 24 jam) (mm)

Sobriyah (2003) dalam desertasinya menyatakan bahwa hujan efektif pada DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan persentase hujan

sebagaimana dalam Tabel 22 berikut

Tabel 22 Persentase Hujan Jam-jaman pada DAS Bengawan Solo

No Hujan Jam-jaman Persentase

1 Hujan ke-1 3870

2 Hujan ke-2 3230

3 Hujan ke-3 1870

4 Hujan ke-4 1030

(Sumber Sobriyah 2003)

2214 Waktu Konsentrasi

Kirpich (1940) dalam Suripin (2004) mengembangkan rumus dalam

memperkirakan waktu konsentrasi dimana dalam hal ini durasi hujan

diasumsikan sama dengan waktu konsentrasi Rumus waktu konsentrasi tersebut

dapat ditulis sebagai berikut

tc = 足=Ǵ呢铺痞綐क़===铺骗卒=ৰǴĖ (232)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

dengan

tc = waktu konsentrasi (jam) L = panjang saluran utama dari hulu sampai penguras (km) S = kemiringan rata-rata saluran

2215 Metode Rasional

Metode ini adalah untuk menentukan laju aliran permukaan puncak Metode ini

sangat simpel dan mudah penggunaannya namun penggunaannya terbatas untuk

DAS-DAS dengan ukuran kecil yaitu kurang dari 300 ha (Goldman etal 1986

dalam Suripin 2004) sedangkan menurut standar PU digunakan dengan DAS

yang berukuran lt 5000 ha (Lily Montarcih 2010) Persamaan Metode Rasional

dapat ditulis dalam bentuk

Qp = 02778 C I A (233)

dengan

Q = laju aliran permukaan (debit) puncak (m3detik) I = intensitas hujan (mmjam) A = luas DAS (km2) C = koefisien aliran permukaan (0 le C le 1)

Dengan nilai koefisien C disajikan dalam Tabel 23 berikut

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Business Perkotaan 070 ndash 095 Pinggiran 050 ndash 070

Perumahan Rumah tunggal 030 ndash 050 Multiunit terpisah 040 ndash 060 Multiunit tergabung 060 ndash 075 Pekampungan 025 ndash 040 Apartemen 050 ndash 070

Industri Ringan 050 ndash 080 Berat 060 ndash 090

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional (Lanjutan)

(Sumber McGuen 1989 dalam Suripin 2004)

Tabel 23 menggambarkan nilai C untuk penggunaan lahan yang seragam di

mana kondisi ini sangat jarang dijumpai untuk lahan yang relative luas Jika DAS

terdiri dari berbagai macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan

yang berbeda maka C yang dipakai adalah koefisien DAS yang dapat dihitung

dengan persamaan berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前 (234)

dengan

Ai = luas lahan dengan jenis penutup tanah i Ci = Koefisien aliran permukaan jenis penutup tanah i n = jumlah jenis penutup lahan

Metode Rasional pada awalnya hanya menghitung debit puncak tanpa

memberikan informasi debit aliran dari waktu ke waktu Pada perkembangannya

debit puncak yang terjadi pada waktu ke waktu dapat digambarkan dalam grafik

hidrograf rasional (Ponce 1989 dan Wanielista 1990 dalam Sobriyah 2012)

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Perkerasan Aspal dan beton 070 ndash 095 Batu-bata paving 050 ndash 070

Atap 075 ndash 095 Halaman tanah berpasir

Datar 2 005 ndash 010 Rata-rata 2-7 010 ndash 015 Curam 7 025 ndash 035

Halaman kereta api 010 ndash 035 Taman tempat bermain 020 ndash 035 Taman pekuburan 010 ndash 025 Hutan

Datar 0-5 010 ndash 040 Bergelombang 5-10 025 ndash 050 Berbukit 10-30 030 ndash 060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

Dibawah ini terdapat 3 Jenis Hidrograf Rasional berdasarkan hubungan antara

Waktu Konsentrasi (tc) dengan Durasi Hujan (dh) seperti berikut

a Hidrograf rasional dengan tc = dh

Debit puncak (Qp) yang terjadi berada pada puncak hidrograf segitiga

sebagaimana dinyatakan oleh Williams Pogan dan Mitchi (Wanielista 1990

dalam Sobriyah 2012) Hidrograf segitiga ini terjadi apabila waktu konsentrasi

(tc) = durasi hujan (dh) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 24

Gambar 24 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc = dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 24 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp1 tc (235)

V1 = V2 dan tc = dh sehingga persamaan debit puncak (Qp) dapat dituliskan

Qp1 = 02778 C I A (236)

b Hidrograf rasional dengan tc lt dh

Untuk tc lt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium (Singh dan Cruise

dalam Wanielista 1990) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 25

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

Gambar 25 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 25 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp2 dh (237)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp2 = 02778 C I A (238)

Qp2 = Qp1

c Hidrograf rasional dengan tc gt dh

Jika tc gt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium tetapi debit puncaknya

tidak sama dengan debit puncak pada kondisi yang lain (Sobriyah dan

Purwanti1998 dalam Sobriyah 2012) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat

pada Gambar 26

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

Gambar 26 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc gt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 26 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp3 tc (239)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp3 = 02778 (dh tc) C I A (240)

Qp3 lt Qp1

2216 Model Hidraulik Sungai

Analisa hidrolika air banjir di sungai dengan berbagai kala ulang dari debit banjir

rencana Analisa hidrolika akan menghitung seberapa jauh kemampuan saluran

drainase secara struktural terhadap tinggi muka air banjir dan luapan banjir yang

terjadi Perhitungan analisa hidrolika sungai dalam penulisan ini menggunakan

software Hydrologic Engineering Centre-River Analysis System (HEC-RAS) versi

410 yang dikembangkan oleh Hydrologic Engineering Center milik US Army

Corps of Engineers

HEC-RAS adalah system perangkat lunak terpadu dirancang untuk penggunaan

interaktif dalam lingkungan multi-tugas Sistem terdiri dari Graphic User

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

Interface (GUI) komponen terpisah analisa hidrolik penyimpanan data dan

kapabilitas manajemen fasilitas pelaporan dan grafis

Sistem HEC-RAS mempunyai 3 komponen analisa hidrolika satu dimensi untuk

1 Perhitungan profil permukaan air steady flow

2 Simulasi steady flow dan unsteady flow

3 Perhitungan transport sedimen batas yang movable

2217 Komponen Aliran dan Persamaan dalam HEC-RAS

Komponen-komponen aliran dalam HEC-RAS adalah sebagai berikut

1 Aliran Seragam (Steady flow)

Komponen pada model ini digunakan untuk menghitung profil muka air pada

kondisi aliran Seragam (steady) Sistem ini dapat digunakan pada sebuah saluran

jaringan atau sebuah jaringan besar termasuk saluran dan saluran kecil lainnya

Komponen pada steady flow dapat dimodelkan pada kondisi aliran subkritis

superkritis dan system gabungan profil muka air

Dasar perhitungan komputer didasarkan pada solusi satu dimensi energi Energi

yang hilang disebabkan oleh gesekan (persamaan Manning) dan penyempitan dan

pelebaran (koefisien tambahan dari perubahan dalam tinggi kecepatan)

Persamaan Momentum bermanfaat dalam situasi dimana profil muka air

mengalami perubahan tiba-tiba Situasi ini termasuk dengan system perhitungan

aliran gabungan (contoh lompatan air) atau aliran pada jembatan dan perubahan

muka air pada pertemuan saluran (arus di persimpangan)

2 Aliran tidak Seragam (Unsteady flow)

Komponen untuk aliran tidak langgeng dikembangkan untuk perhitungan aliran

subkritis Perhitungan hidrolik untuk cross-section jembatan gorong-gorong dan

struktur hidrolik lainnya yang dikembangkan untuk komponen aliran langgeng

digabung dengan perhitungan aliran tidak langgeng Komponen untuk aliran tidak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

langgeng digunakan untuk model tampungan dan hubungan hidrolik dengan

tampungan

3 Profil muka air pada aliran steady

HECndashRAS dapat melakukan perhitungan profil muka air satu dimensi untuk

aliran steady berubah lambat laun pada saluran alami dan buatan Subkritis

superkritis dan sistem gabungan aliran profil muka air dapat dianalisa

2218 Persamaan Dasar Dalam HEC-RAS

Profil muka air dihitung dari satu potongan melintang ke potongan selanjutnya

dengan menyelesaikan persamaan Energi dengan prosedur iterasi disebut metode

langkah standar (standard step) seperti pada persamaan 241

Persamaan energi ditulis sebagai berikut

ehgV

ZYgV

ZY +++=++22

211

11

222

22

aa (241)

Dengan

Y1 Y2 = kedalaman air di potongan melintang Z1 Z2 = elevasi invert saluran utama V1 V2 = kecepatan rata-rata (debit totalluas aliran total) α1 α2 = koefisien pemberat kecepatan g = kecepatan gravitasi he = kehilangan tinggi energi

Dari persamaaan diatas dapat dilihat dalam bentuk gambar seperti Gambar

Persamaan Energi pada Gambar 27 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

Gambar 27 Garis Persamaan Energi

(Sumber HEC-RAS River Analysis System 2005)

Kehilangan tinggi energi (he) antara dua potongan melintang terdiri dari

kehilangan gesekan dan kehilangan kontraksi atau ekspansi

Persamaan untuk kehilangan tinggi energi bisa dilihat dari persamaan (242)

gV

gV

CSLh fe 22

211

222 aa-+= (242)

Dengan

L = panjang ruas pemberat debit Sf = mewakili kemiringan friksi antara dua bagian C = koefisien kehilangan ekspansi atau kontraksi

Jarak panjang ruas pemberat L dihitung sebagai

robchlob

robrobchchloblob

QQQQLQLQL

L++

++= helliphelliphellip (243)

Dengan

Llob Lch Lrob = panjang ruang potongan melintang ditentukan untuk aliran di tebing kiri saluran utama dan tebing kanan Qlob Qch Qrob = rata-rata aritmetika aliran antara bidang-bidang untuk tebing

kiri saluran utama dan tebing kanan

(Garis Energi)

(Permukaan Air)

(Dasar Saluran)

(Dasar)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

evaluatif Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang dirancang

untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan

(Furchan 2004447) data dianalisis dan dievaluasi untuk memberikan solusi ndash

solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan drainase DAS Kali Boro

32 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ialah sepanjang aliran sungai DAS Kali Boro yang melewati 5

Kelurahan yakni Jebres Jagalan Purwodiningratan Pucang Sawit dan Kampung

Sewu

Gambar 31 Peta Situasi DAS Kali Boro

(Dinas PU Kota Surakarta 2008)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

Kali Boro memiliki 4 Saluran Pengumpul (collector drain) yaitu Saluran Jl

Gotong Royong Saluran Belakang PMI Saluran Stasiun Jebres dan Saluran

Jagalan DAS Kali Boro mempunyai luas 14383 Ha dengan panjang saluran

utama 147550 meter Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan seringnya terjadi

genangan air bila intensitas hujan cukup tinggi

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro

Beberapa foto yang menggambarkan kondisi riil Kali Boro seperti berikut

34 Langkah Penelitian

341 Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan didalam penelitian ini antara lain

1 Data-data Primer berupa Data Geometri Kali Boro (Profil Sungai) yang

diperoleh dari Pengukuran di lapangan

2 Data-data Sekunder berupa Data Curah Hujan yang diperoleh dari Balai

Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air Propinsi Jawa Tengah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

Gambar 32 Potongan Melintang Saluran pada Sta 0+30000 m

Gambar 33 Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

3 Data-data sekunder lainnya diperoleh melalui Studi Pustaka dan

mengumpulkan data atau informasi data sekunder dari berbagai sumber dan

instansi terkait misalnya seperti peta topografi baik secara peta cetak maupun

peta digital peta batas administrasi atau peta wilayah

342 Analisis Data

3421 Analisis Hidrologi

Analisa hidrologi meliputi

1 Analisa Data Curah Hujan yaitu Tahun 1990 ndash 2011 untuk Menghitung Hujan

Rancangan (R24) Intensitas Hujan (I)

2 Dengan memilih Intensitas Hujan (I) dihitung Debit Rencana dengan Metode

Rasional

3 Menghitung Debit Rancangan Maksimum (Qmaks) Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun dengan Metode Rasional

3422 Analisis Hidrolika

Analisis hidrolika saluran dilakukan dengan software HEC-RAS versi 41

( Hydrologic Engineering Center - River Analysis System) dari US Army Corps of

Engineering berdasarkan data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir

rencana yang diperoleh pada metode analisis debit banjir Output analisis

hidrolika ini berupa elevasi muka air banjir untuk setiap debit rencana

Selanjutnya dilakukan evaluasi mengenai kapasitas maksimum saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian

Langkah ndash langkah penelitian ditunjukkan pada bagan alir di Gambar 32

Gambar 34 Bagan Alir Tahap Penelitian

Penyelesaian Masalah 2 sampai langkah ini akan diketahui kapasitas Kali Boro

Selesai

Penyelesaian Masalah 3 sampai langkah ini akan diketahui daya tampung Kali Boro jika pintu ditutup

Analisis Hidrolika Saluran (HEC-RAS versi 410)

Pembahasan dan Kesimpulan

Perhitungan Kapasitas Saluran

Evaluasi Daya Tampung saluran jika pintu air Pucang Sawit di hilir Kali Boro ditutup

Uji Kesesuain Distribusi (Uji Smirnov-Kolmogorov)

Mulai

- Data Curah Hujan - Fungsi Lahan - Geometri Sungai

Penyelesaian Masalah 1 sampai langkah ini akan diketahui debit kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun

Menghitung Hujan Wilayah (polygon Thiessen)

Menganalisa Distribusi Frekuensi Curah Hujan

Analisis Debit Banjir Rancangan (Metode Rasional)

- Distribusi Gumbel - Distribusi Log Pearson III - dll

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan

Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi berasal dari 4 stasiun hujan

yaitu Stasiun Hujan Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

Jumlah data hujan dalam penelitian ini yaitu data hujan 22 tahun dari Tahun 1990

ndash 2011 Data hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 41 berikut

Tabel 41 Data Hujan Tahunan

Tahun Hujan Tahunan (mmtahun) Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 177430 150000 185500 57600 1991 197735 133200 190100 1992 213165 133900 214800 238100 1993 241470 235700 1994 264141 160700 1995 257600 186700 176300 1996 224700 153300 206800 168400 1997 129200 140200 24500 1998 295350 152200 258400 1999 183450 152200 2000 152800 178800 2001 139850 172800 2002 101500 178800 83500 2003 135300 11300 130500 2004 252250 38800 87300 2005 208400 6900 89900 2006 223900 167600 2007 210800 370300 162300 2008 242550 153100 249400 139800 2009 204450 163200 102000 178950 2010 313600 302200 87700 305000 2011 224300 212700 60500 214300

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

Data rusak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

Kemudian dari Tabel 41 diatas dilakukan penggambaran letak posisi stasiun

hujan terhadap DAS Kali Boro untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah

hujan yang dicatat oleh tiap stasiun hujan terhadap DAS Kali Boro

42 Menghitung Hujan Wilayah

421 Poligon Thiessen

Untuk menentukan hujan wilayah digunakan Metode Poligon Thiessen

berdasarkan pengaruh dari 4 (empat) stasiun hujan terhadap luas DAS Kali Boro

yaitu Stasiun hujan Pabelan Stasiun hujan Grogol 67 B Stasiun hujan Mojolaban

128 D dan Stasiun hujan Ngemplak Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar

41 berikut

0 1 2 Km1 Km

Skala 1 25000

N

S

EW

GROGOL 67 B MOJOLABAN 128 D

NGEMPLAK 1

PABELAN

Ket Luas DAS Boro

Gambar 41 Poligon Thiessen dengan 4 (empat) stasiun hujan

Dari Poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dapat dihitung masing-

masing luas wilayah yang dipengaruhi oleh tiap-tiap stasiun hujan dengan

mengeplot pada software AutoCAD 2009 Hasilnya adalah

Ngemplak 1 = 01329 Km2

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 9: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

3

Dina Nur Febriani (2012) menyatakan bahwa hujan harian maksimum di DAS

Bengawan Solo Hulu mempunyai tingkat kecenderungan naik pada 15 (lima

belas) tahun terakhir DAS Kali Boro termasuk bagian daerah pengaliran

Bengawan Solo sehingga perlu dilakukan suatu kajian yang mendetail tentang

evaluasi kapasitas Kali Boro dalam menampung hujan yang cenderung naik dan

pengaruh tata guna lahan di DAS Kali Boro

12 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1 Berapa debit banjir kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun yang terjadi di DAS

Kali Boro

2 Berapa kapasitas maksimum Kali Boro

3 Apakah Kali Boro mampu menampung banjir kala ulang 2 5 10 25 dan 50

tahun pada saat pintu air Pucang Sawit di Kali Boro harus ditutup dan pompa

tidak dapat dioperasikan

13 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

1 Mengetahui debit banjir kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun yang terjadi di

DAS Kali Boro

2 Mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro

3 Mengetahui volume tampung Kali Boro berada dikala ulang berapa tahun

pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Kali Boro harus ditutup dan pompa tidak

dapat dioperasikan

14 Batasan Masalah

Untuk membatasi ruang lingkup penelitian ini maka diperlukan batasan masalah

yaitu sebagai berikut

1 Analisis dilakukan hanya pada sepanjang Kali Boro tanpa memperhitungkan

dampak backwater Sungai Bengawan Solo

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

4

2 Data hujan yang digunakan tahun 1990 - 2011 di Stasiun Pencatat Hujan

Pabelan Ngemplak Grogol dan Mojolaban

3 Pengolahan Peta DAS menggunakan program Auto CAD

4 Pengolahan Hidrologi menggunakan program Microsoft Excel

5 Program yang digunakan untuk simulasi jaringan adalah program HEC-RAS

versi 410

6 Simulasi dilakukan dengan menggunakan simulasi aliran steady

7 Koefisien Pengaliran (C) DAS Kali Boro menggunakan koefisien pengaliran

Kecamatan Jebres dikarenakan tidak didapatnya data tata guna lahan DAS

Kali Boro DAS Kali Boro merupakan bagian dari Wilayah Kecamatan

Jebres

15 Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan

1 Dapat memberikan informasi atau menambah wacana mengenai analisis banjir

di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Boro Surakarta dan diharapkan dapat

sebagai pedoman untuk instansi terkait dalam mengambil tindakan dalam

mengatasi genangan air yang terjadi di saluran drainase Kali Boro

2 Dapat digunakan sebagai dasar pengoperasian pintu air Pucang Sawit

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

5

BAB 2

LANDASAN TEORI

21 Tinjauan Pustaka

211 Sistem Drainase

Drainase berasal dari bahasa Inggris yaitu drainage yang artinya mengalirkan

menguras membuang atau mengalihkan air Dalam bidang teknik sipil drainase

dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air

baik yang berasal dari hujan rembesan maupun kelebihan air dari suatu kawasan

sehingga fungsi kawasan tidak terganggu

Penelitian yang dilakukan oleh Siswoko (2002) menunjukkan bahwa sumber

terjadinya masalah banjir yang dominan adalah pengaruh kegiatan manusia

(anthropogenic) baik di dataran banjir maupun di DAS Masyarakat pemukim

belum banyak terlibat untuk menjaga DAS sebagai kawasan retensi akibat

keterbatasan pemahaman tentang DAS sebagai zona penyangga (buffer) sistem

tata air (Tunas 2004 dalam Iswahyu 2010)

Rizqi Fajar (2011) dalam penelitiannya di Mikro DAS Kali Boro menyatakan

bahwa ada 4 saluran drainase mikro yang bermuara ke Kali Boro yang kesemua

saluran tersebut perlu dilakukan rehabilitasi dimana Saluran Belakang PMI

memiliki peringkat tertinggi yaitu 0278 atau 278 dan tingkat persentase saluran

lainnya yaitu Saluran Stasiun Jebres 25 Saluran Jl Gotong Royong 249 dan

Saluran Jagalan 223 Pembahasan yang dilakukan sebatas saluran pengumpul

Kali Boro dan data sekunder berupa survey kuisioner warga sekitar daerah aliran

sungai

Puput Chandra K (2011) menyatakan bahwa saluran-saluran pengumpul yang

bermuara ke Kali Anyar mampu menampung debit rancangan untuk intensitas

hujan kala ulang 10 tahun tetapi Permen Pu No 63Prt1993 mengatakan dataran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

6

banjir yang merupakan daerah penguasaan sungai ditetapkan berdasarkan debit

banjir sekurang-kurangnya untuk Perioda Ulang 50 Tahunan tanpa tanggul

Dina Nur Febriani (2012) menyatakan bahwa hujan harian maksimum di DAS

Bengawan Solo Hulu mempunyai tingkat kecenderungan naik pada 15 (lima

belas) tahun terakhir Dengan demikian ada kecenderungan perubahan debit

rencana dalam kapasitas saluran-saluran di sistem jaringan drainase Kota

Surakarta

Mengatasi masalah drainase yang sering menimbulkan banjir di Kota Solo bisa

dengan merevitalisasi saluran dengan mengeruk sedimentasi yang ada di setiap

saluran drainase sehingga daya tampung drainase bisa lebih optimal dengan

demikian maka kemungkinan air meluap ke permukaan sangat kecil (Yusuf

Muttaqien 2011)

22 Landasan Teori

221 Umum

SNI No 1724-1989-F mendefinisikan hidrologi sebagai ilmu yang mempelajari

sistem kejadian air diatas pada permukaan dan didalam tanah Dengan demikian

ada empat macam proses dalam daur hidrologi yang digunakan secara umum dan

berhubungan dengan analisa hidrologi bagi perencanaan bangunan air yaitu

1 Presipitasi

2 Evaporasi

3 Infiltrasi

4 Surface runoff dan subsurface run off

Menurut Suripin (2004 7) drainase mempunyai arti mengalirkan menguras

membuang atau mengalihkan air Secara umum drainase didefinisikan sebagai

serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi danatau membuang

kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan sehingga lahan dapat difungsikan

secara optimal

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

7

kondensasi Presipitasi

Evaporasi air hujan

Aliran air

Evaporasi air danau kolam

Transpirasi

Mata air

Muka air

Danau

Infiltrasi

Aliran air

Aliran air

Evaporasi air sungai

Laut

Sungai

Evaporasi air laut

222 Siklus Hidrologi

Secara keseluruhan jumlah air di planet bumi ini relatif tetap dari masa ke masa

Air di bumi mengalami suatu siklus melalui serangkaian peristiwa yang

berlangsung terus ndash menerus dimana kita tidak tahu kapan dan dari mana

berawalnya dan kapan pula akan berakhir (Suripin 2004) Serangkaian peristiwa

tersebut dinamakan siklus hidrologi (hydrologic cycle)

Gambar 21 Siklus Hidrologi (Suripin 2004)

Dalam kaitannya dengan perencanaan drainase komponen dalam siklus hidrologi

yang terpenting adalah aliran permukaan Oleh karena itu komponen inilah yang

ditangani secara baik untuk menghindari berbagai bencana khususnya banjir

223 Presipitasi

Menurut Suripin (2004) presipitasi adalah istilah umum untuk menyatakan uap

air yang mengkondensasi dan jatuh dari atmosfir ke bumi dalam segala bentuknya

dalam rangkaian siklus hidrologi Jika air yang jatuh berbentuk cair disebut hujan

(rainfall) dan jika berupa padat disebut salju (snow) Menurut Bambang

Triadmojo (2009) presipitasi adalah turunnya air hujan dari atmosfer ke

permukaan bumi yang bisa berupa hujan hujan salju kabut embun dan hujan

es Dalam bagian ini hanya akan dibahas tentang hujan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

8

Menurut Bambang Triadmodjo (2008) berdasarkan proses terjadinya hujan dibagi

menjadi tiga tipe sebagai berikut

1 Hujan Konvektif

Di daerah tropis pada musim kemarau udara yang berada di dekat permukaan

tanah mengalami pemanasan yang intensif Pemanasan tersebut menyebabkan

rapat massa udara berkurang sehingga udara basah naik ke atas dan

mengalami pendinginan sehingga terjadi kondensasi dan hujan Hujan yang

terjadi karena proses ini disebut hujan konvektif yang biasanya bersifat

setempat mempunyai intensitas tinggi dan durasi singkat

2 Hujan siklonik

Jika massa udara panas yang relative ringan bertemu dengan massa udara

dingin yang relative berat maka udara panas tersebut akan bergerak di atas

udara dingin Udara yang bergerak ke atas tersebut mengalami pendinginan

sehingga terjadi kondensasi dan terbentuk awan dan hujan Hujan yang terjadi

disebut hujan siklonik yang mempunyai sifat tidak terlalu lebat dan

berlangsung dalam waktu lebih lama

3 Hujan orografis

Udara lembab yang tertiup angin dan melintasi daerah pegunungan akan naik

dan mengalami pendinginan sehingga terbentuk awan dan hujan Sisi gunung

yang dilalui oleh udara tersebut banyak mendapatkan hujan dan disebut lereng

hujan sedang sisi belakangnya yang dilalui udara kering (uap air telah menjadi

hujan di lereng hujan) disebut lereng bayangan hujan Daerah tersebut tidak

permanen dan dapat berubah tergantung musim (arah angin) Hujan ini terjadi

di daerah pegunungan (hulu DAS) dan merupakan pemasok air tanah danau

bendungan dan sungai

Dari ketiga jenis tipe hujan yang banyak terjadi di Indonesia adalah hujan

konvektif dan orografis Jumlah hujan yang jatuh di permukaan bumi dinyatakan

dalam kedalaman air (biasanya mm) yang dianggap terdistribusi secara merata

pada seluruh daerah tangkapan air Intensitas hujan adalah jumlah curah hujan

dalam suatu satuan waktu yang biasanya dinyatakan dalam mmjam Durasi hujan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

9

adalah waktu yang dihitung dari saat hujan mulai turun sampai berhenti yang

biasanya dinyatakan dalam jam Data hujan durasi pendek jam atau menit dapat

diperoleh dari automatic rainfall recorder

Karakteristik hujan yang perlu ditinjau dalam analisis dan perencanaan hidrologi

meliputi

a Intensitas i adalah laju hujan = tinggi air persatuan waktu misalnya

mmmenit mmjam atau mmhari

b Lama waktu (durasi) t adalah panjang waktu di mana hujan turun dalam

menit atau jam

c Tinggi hujan d adalah jumlah atau kedalaman hujan yang terjadi selama

durasi hujan dan dinyatakan dalam ketebalan air di atas permukaan datar

dalam mm

d Frekuensi adalah frekuensi kejadian dan biasanya dinyatakan dengan kala

ulang (return period) T misalnya sekali dalam 2 tahun

e Luas adalah luas geografis daerah sebaran hujan

Secara kualitatif intensitas curah hujan disebut juga derajat curah hujan

sebagaimana diperlihatkan dalam Tabel 21

Tabel 21 Derajad Curah Hujan dan Intensitas Curah Hujan

Derajad curah Hujan

Intensitas curah Hujan (mmjam) Kondisi

Hujan sangat Lemah lt120 Tanah agak basah atau dibasahi sedikit

Hujan lemah 120 ndash 300 Tanah menjadi basah semuanya tetapi sulit membuat puddle

Hujan normal 300 ndash 1800 Dapat dibuat puddle dan bunyi hujan kedengaran

Hujan deras 180 ndash 600 Air tergenang diseluruh permukaan tanah dan bunyi keras hujan terdengar berasal

dari genangan

Hujan sangat deras gt600 Hujan seperti ditumpahkan sehingga saluran dan drainase meluap

(Sumber Suripin 2004)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

10

224 Tata Guna Lahan

Pengaruh tata guna lahan pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien

aliran permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara

besarnya aliran permukaan dan besarnya curah hujan Angka koefisien aliran

permukaan ini merupakan salah satu indikator untuk menentukan kondisi fisik

suatu DAS Nilai C berkisar antara 0 sampai 1 Pada DAS yang masih baik harga

C mendekati nol dan semakin rusak suatu DAS maka harga C makin mendekati

satu Masalah banjir pada suatu perkotaan juga tidak lepas dari semakin cepat

berkurangnya daerah resapan air dalam hal ini perubahan tata guna lahan

225 Kondisi Sistem Drainase

Banjir menjadi salah satu permasalahan dalam perkotaan terutama dalam kota-

kota besar di Indonesia Jika dirunut ke belakang akar permasalahan banjir di

perkotaan berasal dari pertambahan penduduk yang sangat cepat Pertambahan

penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan prasarana dan sarana

perkotaan yang memadai mengakibatkan pemanfaatan tata guna lahan yang acak-

acakan Banyak terjadi bangunan pemukiman yang berdiri di atas saluran

drainase sehingga saluran drainase tersebut menjadi terganggu dan tidak

berfungsi sebagaimana mestinya

226 Pengukuran Hujan

Dalam analisis diperlukan data hujan yang akurat bukan hanya hujan kumulatif

harian namun juga diperlukan data hujan jam-jaman Hal ini dikarenakan hujan

sangat bervariasi terhadap waktu dan tempat dan setiap perubahannya

berpengaruh terhadap aliran sungai Hujan di suatu daerah dapat diukur di

beberapa titik yang ditetapkan dengan menggunakan alat pencatat hujan baik

berupa alat pencatat hujan manual (ordinary raingauge) maupun berupa alat

pencatat hujan otomatis (automatic raingauge)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

11

227 Kualitas Data Hujan

Kualitas data hujan sangat beragam tergantung pada alat pengelola dan sistem

arsip

1 Kelengkapan Data

Dalam proses pencatatan data hujan terkadang ada data hujan yang hilang

Berdasarkan pengujian yang dilakukan di sejumlah DAS di Pulau Jawa

mengenai data hujan yang hilang jika dilakukan pengisian maka akan

mengacaukan perhitungan lain Hal ini disebabkan karena variabilitas hujan

yang tinggi Oleh sebab itu disarankan untuk tidak melakukan pengisian data

yang hilang (Sri Harto 1993)

2 Kepanggahan

Data yang diperoleh dari alat pencatat bias jadi tidak panggah karena

a Alat pernah rusak

b Alat pernah pindah lokasi

228 Analisis Hujan Titik menjadi Hujan Wilayah

Data hujan yang diperoleh dari alat penakar hujan merupakan hujan titik (point

rainfall) Mengingat hujan sangat bervariasi terhadap tempat (space) maka untuk

kawasan yang luas satu alat penakar hujan belum dapat menggambarkan hujan

wilayah tersebut (Suripin 2004) Dalam hal ini diperlukan hujan kawasan yang

diperoleh dari harga rerata curah hujan beberapa stasiun penakar hujan yang ada

di dalam atau di sekitar kawasan Bambang Triatmodjo (2008) menerangkan

bahwa ada tiga cara yang digunakan dalam menghitung hujan rerata kawasan

yaitu

1 Metode rerata aljabar

Metode ini paling sederhana dibanding metode lain Pengukuran yang

dilakukan di beberapa stasiun dalam waktu yang bersamaan dijumlahkan

kemudian dibagi dengan jumlah stasiun Stasiun hujan yang digunakan dalam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

12

hitungan biasanya adalah yang berada di dalam DAS Metode rerata aljabar

memberikan hasil yang baik apabila

a Stasiun hujan tersebar secara merata di DAS dalam jumlah yang cukup

b Distribusi hujan relatif merata pada seluruh DAS

2 Metode Thiessen

Metode ini diperoleh dengan membuat poligon yang memotong tegak lurus

pada tengah-tengah garis penghubung dua pos penakar hujan Cara ini

berdasarkan rata-rata timbang (weighted average) Masing-masing penakar

mampunyai daerah pengaruh yang dibentuk dengan menggambarkan garis-

garis sumbu tegak lurus terhadap garis penghubung di antara dua buah pos

penakar Contoh Gambar Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar 22

Stasiun Hujan

Garis Penghubung

Garis Bagi

A1

A1 A6

P2

A3

A4A5

P1

P6

A2

P3

P4

P5

Gambar 22 Cara Poligon Thiessen

Misalnya A1 adalah luas daerah pengaruh pos penakar P1 A2 luas daerah

pengaruh pos penakar P2 dan seterusnya Jumlah A1+A2++An = A adalah

jumlah luas seluruh areal yang dicari tinggi curah hujan rata - ratanya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

13

Jika pos penakar 1 menakar tinggi hujan d1 pos penakar 2 menakar d2 dan

pos penakar N menakar dN maka 粸 实故क़粸क़ 十故挠粸挠十故挠粸挠十 十故屁粸屁故क़十故挠嫩故ৰ十⋯故屁

=sum 霹腮聘腮霹屁平妮क़ helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (21)

Jika AiA = pi merupakan persentase luas pada pos I yang jumlahnya untuk

seluruh luas adalah 100 maka 粸 实sum 贵平粸平棺轨实1 (22)

Dengan

A = luas areal (kmsup2) d = tinggi curah hujan rata-rata areal d1 d2 d3 dn = tinggi curah hujan di pos 123N A1 A2 A3 AN = luas daerah pengaruh pos 123N

3 Metode Isohyet

Isohyet adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan ketebalan hujan

yang sama Pada metode isohyet dianggap bahwa hujan pada suatu daerah di

antara dua garis isohyet adalah merata dan sama dengan nilai rerata dari

kedua garis isohyet tersebut Metode isohyet membutuhkan data yang dapat

mendukung disusunnya Isohyet baik dalam hal jumlah stasiun dan kualitas

serta kuantitas data hujan Contoh gambar dapat dilihat pada Gambar 23

Gambar 23 Cara Garis Isohyet

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

14

Dari ketiga cara tersebut dipilih metode Thiessen karena cara pertama dipandang

terlampau kasar hasilnya Adapun cara yang ketiga tidak didukung oleh data yang

tersedia di lapangan

229 Karakteristik DAS

Suripin (2004) menyatakan karakteristik DAS yang berpengaruh besar pada

aliran permukaan meliputi 1) luas dan bentuk DAS 2) topografi dan 3) tata

guna lahan

1 Luas dan bentuk DAS

Laju dan volume permukaan aliran akan bertambah dengan bertambahnya luas

DAS Tetapi apabila aliran permukaan tidak dinyatakan sebagai jumlah total dari

DAS melainkan sebagai laju dan volume persatuan luas besarnya akan berkurang

dengan bertambah luasnya DAS Bentuk DAS mempunyai pengaruh pada pola

aliran dalam sungai Pengaruh bentuk DAS terhadap aliran permukaan dapat

ditunjukkan dengan memperhatikan hidrograf-hidrograf yang terjadi pada dua

buah DAS yang bentukanya berbeda namun mempunyai luas yang sama dan

intensitas hujan yang sama Bentuk DAS memanjang dan sempit cenderung

menghasilkan laju aliran permukaan yang lebih kecil dibandingkan dengan DAS

yang berbentuk melebar atau melingkar

2 Topografi

Tampakan rupa muka bumi atau topografi seperti kemiringan lahan keadaan dan

kerapatan saluran dan bentuk cekungan mempunyai pengaruh pada laju dan

volume aliran permukaan DAS dengan kemiringan curam disertai saluran yang

rapat akan menghasilkan laju dan volume aliran permukaan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan DAS yang landai dengan saluran dan adanya cekungan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

15

3 Tata guna lahan

Pengaruh tata guna lahn pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien aliran

permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara besarnya

aliran permukaan dan besarnya curah hujan

2210 Hujan Rerata Kawasan

Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air

dan rancangan pengendalian adalah curah hujan rerata diseluruh daerah yang

bersangkutan bukan curah hujan pada suatu titik tertentu (Suyono Sosrodarsono

1976)

Dalam penelitian ini hujan wilayah diperhitungkan dengan cara Poligon Thiessen

yang dapat dihitung dengan persamaan berikut 官呻实 क़霹嫂sum 故平官平屁平妮क़ (23)

dengan 官呻 = hujan wilayah (mm) 官平 = hujan masing-masing stasiun pencatat hujan (mm) 故扑 = luas DAS (km2) 故平 = luas masing-masing poligon N = jumlah stasiun pencatat hujan

2211 Analisis Frekuensi

Analisis frekuensi bertujuan untuk mencari hubungan antara besarnya kejadian

ekstrim terhadap frekuensi kejadian dengan menggunakan distribusi probabilitas

kontinyu Ada beberapa bentuk fungsi distribusi kontinyu (teoritis) yang sering

digunakan dalam analisis frekuensi untuk hidrologi yaitu distribusi Normal Log

Normal Gumbel Pearson dan log Pearson Sebelum menganalisis data hujan

dengan salah satu distribusi di atas perlu pendekatan dengan parameter-parameter

statistik untuk menentukan distribusi yang tepat digunakan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

16

Parameter-parameter tersebut meliputi

a) Rata-rata ( X伸 ) = क़坡sum X平坡平能क़ (24)

b) Simpangan baku (S) = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (25)

c) Koefisien variasi (Cv) = 聂涅伸 (26)

d) Koefisien skewness (Cs) = 坡sum 纵涅氢能涅伸邹遣晴腮呛前纵 能क़邹纵 能挠邹聂遣 (27)

e) Koefisien ketajaman (Ck) = 綐 sum纵涅氢能涅伸邹浅纵 能क़邹纵 能挠邹纵 能ৰ邹聂浅 (28)

dengan

n = banyaknya data atau jumlah kejadian Xi = hujan maksimum harian rata-rata (mm)

a Distribusi Normal

Persamaan yang dipakai dalam distribusi normal adalah

p = क़飘 (29)

w = 族ln足क़怒綐卒祖क़ 挠世 纵0 屎贵 屎05邹 (210)

KT = z = w 石 2515517十0802853国十0010328国21十1432788国十0189269国2十0001308国3 (211)

dengan

T = kala ulang p = probabilitas KT = factor frekuensi

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

Sifat-sifat distribusi normal adalah nilai koefisien kemelencengan (skewness)

sama dengan nol (Cs史0) dan nilaikoefisien kurtosis mendekati tiga (Ck史3) Selain

itu terdapat sifat-sifat distrubusi frekuensi kumulatif berikut ini 官纵果石滚邹 = 1587 (212) 官纵果邹 = 50 (213) 官纵果十滚邹 = 8414 (214)

b Distribusi Log Normal

Distribusi log normal digunakan apabila nilai-nilai dari variable random tidak

mengikuti distribusi normal tetapi nilai logaritmanya memenuhi distribusi

normal Sifat-sifat distribusi log normal adalah sebagai berikut

Koefisien kemelencengan Cs = 固剖ৰ + 3Cv (215)

Koefisien kurtosis Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3 (216)

Persamaan yang dipakai dalam Log Normal adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (217)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (218)

z = 仆能仆呻骗色 (219)

y = z Sy + 裹呻 (220)

yT = 裹呻 + KT Sy (221)

p = arc ln y (222)

dengan

y = ln p

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

裹呻 = nilai rerata dari y Sy = standar deviasi z = probabilitas

c Distribusi Gumbel

Persamaan yang dipakai dalam distribusi gumbel adalah

果 = क़坡sum X平坡平能क़ (223)

Sx = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (224)

p = 果石票 票 汝汝呛前嫩仆叁骗叁 管铺 (225)

dengan

KT = faktor frekuensi T = kala ulang

Distribusi gumbel mempunyai sifat

Koefisien kemelencengan Cs = 114

Koefisien kurtosis Ck = 54

d Distribusi Log Pearson III

Distribusi log Pearson III digunakan apabila parameter statistic tidak sesuai

dengan model distribusi yang lain Persamaan yang dipakai adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (226)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (227)

yT = 裹呻 + KT Sy (228)

p = arc log yT (229)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

dengan

YT = nilai logaritmik dari x dengan periode ulang T 裹呻 = nilai rerata dari Sy = standar deviasi dari y KT = faktor frekuensi yang merupakan fungsi dari probabilitas (atau periode

ulang) dan koefisien kemencengan (Csy) yang diberikan pada Lampiran A-3

Untuk memilih distribusi yang sesuai dengan data yang ada perlu dilakukan uji

statistik Pengujian kesesuaian distribusi yang sering dilakukan yaitu uji Smirnov-

Kolmogorov

a Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan data dengan garis teoritis pada

kertas probabilitas Nilai ∆ kritis (∆cr Smirnov Kolmogorov Test) tergantung dari

jumlah data (n) dan derajat kegagalan (α) Nilai ∆ kritis untuk Uji Smirnov

Kolmogorov dapat dilihat pada Lampiran A-2

2212 Hujan rencana

Setelah ditentukan pola distribusi yang sesuai dengan data yang ada dan dipilih

jenis distribusi probabilitas hujan yang cocok sesuai dengan hasil uji statistik

maka hujan rencana dapat dihitung menggunakan persamaan

YT = 裹呻 + KT Sy (230)

dengan

YT = hujan rencana 裹呻 = rerata Sy = standar deviasi KT = koefisien factor frekuensi sesuai agihan terpilih

2213 Intensitas Hujan

Dalam perhitungan Qmaks dengan menggunakan metode rasional diperlukan data

intensitas hujan yaitu tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu Sifat

umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya cenderung

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

makin besar dan makin tinggi periode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya

(Suripin 2004)

Maka intensitas hujan dapat dihitung dengan rumus modified Mononobe yaitu

I = 片綐浅挠恼足挠恼迫卒綐遣 (231)

Dengan

I = intensitas hujan (mmjam) t = lamanya curah hujan (jam) R24 = curah hujan maksimum harian (selama 24 jam) (mm)

Sobriyah (2003) dalam desertasinya menyatakan bahwa hujan efektif pada DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan persentase hujan

sebagaimana dalam Tabel 22 berikut

Tabel 22 Persentase Hujan Jam-jaman pada DAS Bengawan Solo

No Hujan Jam-jaman Persentase

1 Hujan ke-1 3870

2 Hujan ke-2 3230

3 Hujan ke-3 1870

4 Hujan ke-4 1030

(Sumber Sobriyah 2003)

2214 Waktu Konsentrasi

Kirpich (1940) dalam Suripin (2004) mengembangkan rumus dalam

memperkirakan waktu konsentrasi dimana dalam hal ini durasi hujan

diasumsikan sama dengan waktu konsentrasi Rumus waktu konsentrasi tersebut

dapat ditulis sebagai berikut

tc = 足=Ǵ呢铺痞綐क़===铺骗卒=ৰǴĖ (232)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

dengan

tc = waktu konsentrasi (jam) L = panjang saluran utama dari hulu sampai penguras (km) S = kemiringan rata-rata saluran

2215 Metode Rasional

Metode ini adalah untuk menentukan laju aliran permukaan puncak Metode ini

sangat simpel dan mudah penggunaannya namun penggunaannya terbatas untuk

DAS-DAS dengan ukuran kecil yaitu kurang dari 300 ha (Goldman etal 1986

dalam Suripin 2004) sedangkan menurut standar PU digunakan dengan DAS

yang berukuran lt 5000 ha (Lily Montarcih 2010) Persamaan Metode Rasional

dapat ditulis dalam bentuk

Qp = 02778 C I A (233)

dengan

Q = laju aliran permukaan (debit) puncak (m3detik) I = intensitas hujan (mmjam) A = luas DAS (km2) C = koefisien aliran permukaan (0 le C le 1)

Dengan nilai koefisien C disajikan dalam Tabel 23 berikut

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Business Perkotaan 070 ndash 095 Pinggiran 050 ndash 070

Perumahan Rumah tunggal 030 ndash 050 Multiunit terpisah 040 ndash 060 Multiunit tergabung 060 ndash 075 Pekampungan 025 ndash 040 Apartemen 050 ndash 070

Industri Ringan 050 ndash 080 Berat 060 ndash 090

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional (Lanjutan)

(Sumber McGuen 1989 dalam Suripin 2004)

Tabel 23 menggambarkan nilai C untuk penggunaan lahan yang seragam di

mana kondisi ini sangat jarang dijumpai untuk lahan yang relative luas Jika DAS

terdiri dari berbagai macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan

yang berbeda maka C yang dipakai adalah koefisien DAS yang dapat dihitung

dengan persamaan berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前 (234)

dengan

Ai = luas lahan dengan jenis penutup tanah i Ci = Koefisien aliran permukaan jenis penutup tanah i n = jumlah jenis penutup lahan

Metode Rasional pada awalnya hanya menghitung debit puncak tanpa

memberikan informasi debit aliran dari waktu ke waktu Pada perkembangannya

debit puncak yang terjadi pada waktu ke waktu dapat digambarkan dalam grafik

hidrograf rasional (Ponce 1989 dan Wanielista 1990 dalam Sobriyah 2012)

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Perkerasan Aspal dan beton 070 ndash 095 Batu-bata paving 050 ndash 070

Atap 075 ndash 095 Halaman tanah berpasir

Datar 2 005 ndash 010 Rata-rata 2-7 010 ndash 015 Curam 7 025 ndash 035

Halaman kereta api 010 ndash 035 Taman tempat bermain 020 ndash 035 Taman pekuburan 010 ndash 025 Hutan

Datar 0-5 010 ndash 040 Bergelombang 5-10 025 ndash 050 Berbukit 10-30 030 ndash 060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

Dibawah ini terdapat 3 Jenis Hidrograf Rasional berdasarkan hubungan antara

Waktu Konsentrasi (tc) dengan Durasi Hujan (dh) seperti berikut

a Hidrograf rasional dengan tc = dh

Debit puncak (Qp) yang terjadi berada pada puncak hidrograf segitiga

sebagaimana dinyatakan oleh Williams Pogan dan Mitchi (Wanielista 1990

dalam Sobriyah 2012) Hidrograf segitiga ini terjadi apabila waktu konsentrasi

(tc) = durasi hujan (dh) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 24

Gambar 24 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc = dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 24 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp1 tc (235)

V1 = V2 dan tc = dh sehingga persamaan debit puncak (Qp) dapat dituliskan

Qp1 = 02778 C I A (236)

b Hidrograf rasional dengan tc lt dh

Untuk tc lt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium (Singh dan Cruise

dalam Wanielista 1990) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 25

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

Gambar 25 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 25 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp2 dh (237)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp2 = 02778 C I A (238)

Qp2 = Qp1

c Hidrograf rasional dengan tc gt dh

Jika tc gt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium tetapi debit puncaknya

tidak sama dengan debit puncak pada kondisi yang lain (Sobriyah dan

Purwanti1998 dalam Sobriyah 2012) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat

pada Gambar 26

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

Gambar 26 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc gt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 26 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp3 tc (239)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp3 = 02778 (dh tc) C I A (240)

Qp3 lt Qp1

2216 Model Hidraulik Sungai

Analisa hidrolika air banjir di sungai dengan berbagai kala ulang dari debit banjir

rencana Analisa hidrolika akan menghitung seberapa jauh kemampuan saluran

drainase secara struktural terhadap tinggi muka air banjir dan luapan banjir yang

terjadi Perhitungan analisa hidrolika sungai dalam penulisan ini menggunakan

software Hydrologic Engineering Centre-River Analysis System (HEC-RAS) versi

410 yang dikembangkan oleh Hydrologic Engineering Center milik US Army

Corps of Engineers

HEC-RAS adalah system perangkat lunak terpadu dirancang untuk penggunaan

interaktif dalam lingkungan multi-tugas Sistem terdiri dari Graphic User

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

Interface (GUI) komponen terpisah analisa hidrolik penyimpanan data dan

kapabilitas manajemen fasilitas pelaporan dan grafis

Sistem HEC-RAS mempunyai 3 komponen analisa hidrolika satu dimensi untuk

1 Perhitungan profil permukaan air steady flow

2 Simulasi steady flow dan unsteady flow

3 Perhitungan transport sedimen batas yang movable

2217 Komponen Aliran dan Persamaan dalam HEC-RAS

Komponen-komponen aliran dalam HEC-RAS adalah sebagai berikut

1 Aliran Seragam (Steady flow)

Komponen pada model ini digunakan untuk menghitung profil muka air pada

kondisi aliran Seragam (steady) Sistem ini dapat digunakan pada sebuah saluran

jaringan atau sebuah jaringan besar termasuk saluran dan saluran kecil lainnya

Komponen pada steady flow dapat dimodelkan pada kondisi aliran subkritis

superkritis dan system gabungan profil muka air

Dasar perhitungan komputer didasarkan pada solusi satu dimensi energi Energi

yang hilang disebabkan oleh gesekan (persamaan Manning) dan penyempitan dan

pelebaran (koefisien tambahan dari perubahan dalam tinggi kecepatan)

Persamaan Momentum bermanfaat dalam situasi dimana profil muka air

mengalami perubahan tiba-tiba Situasi ini termasuk dengan system perhitungan

aliran gabungan (contoh lompatan air) atau aliran pada jembatan dan perubahan

muka air pada pertemuan saluran (arus di persimpangan)

2 Aliran tidak Seragam (Unsteady flow)

Komponen untuk aliran tidak langgeng dikembangkan untuk perhitungan aliran

subkritis Perhitungan hidrolik untuk cross-section jembatan gorong-gorong dan

struktur hidrolik lainnya yang dikembangkan untuk komponen aliran langgeng

digabung dengan perhitungan aliran tidak langgeng Komponen untuk aliran tidak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

langgeng digunakan untuk model tampungan dan hubungan hidrolik dengan

tampungan

3 Profil muka air pada aliran steady

HECndashRAS dapat melakukan perhitungan profil muka air satu dimensi untuk

aliran steady berubah lambat laun pada saluran alami dan buatan Subkritis

superkritis dan sistem gabungan aliran profil muka air dapat dianalisa

2218 Persamaan Dasar Dalam HEC-RAS

Profil muka air dihitung dari satu potongan melintang ke potongan selanjutnya

dengan menyelesaikan persamaan Energi dengan prosedur iterasi disebut metode

langkah standar (standard step) seperti pada persamaan 241

Persamaan energi ditulis sebagai berikut

ehgV

ZYgV

ZY +++=++22

211

11

222

22

aa (241)

Dengan

Y1 Y2 = kedalaman air di potongan melintang Z1 Z2 = elevasi invert saluran utama V1 V2 = kecepatan rata-rata (debit totalluas aliran total) α1 α2 = koefisien pemberat kecepatan g = kecepatan gravitasi he = kehilangan tinggi energi

Dari persamaaan diatas dapat dilihat dalam bentuk gambar seperti Gambar

Persamaan Energi pada Gambar 27 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

Gambar 27 Garis Persamaan Energi

(Sumber HEC-RAS River Analysis System 2005)

Kehilangan tinggi energi (he) antara dua potongan melintang terdiri dari

kehilangan gesekan dan kehilangan kontraksi atau ekspansi

Persamaan untuk kehilangan tinggi energi bisa dilihat dari persamaan (242)

gV

gV

CSLh fe 22

211

222 aa-+= (242)

Dengan

L = panjang ruas pemberat debit Sf = mewakili kemiringan friksi antara dua bagian C = koefisien kehilangan ekspansi atau kontraksi

Jarak panjang ruas pemberat L dihitung sebagai

robchlob

robrobchchloblob

QQQQLQLQL

L++

++= helliphelliphellip (243)

Dengan

Llob Lch Lrob = panjang ruang potongan melintang ditentukan untuk aliran di tebing kiri saluran utama dan tebing kanan Qlob Qch Qrob = rata-rata aritmetika aliran antara bidang-bidang untuk tebing

kiri saluran utama dan tebing kanan

(Garis Energi)

(Permukaan Air)

(Dasar Saluran)

(Dasar)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

evaluatif Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang dirancang

untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan

(Furchan 2004447) data dianalisis dan dievaluasi untuk memberikan solusi ndash

solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan drainase DAS Kali Boro

32 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ialah sepanjang aliran sungai DAS Kali Boro yang melewati 5

Kelurahan yakni Jebres Jagalan Purwodiningratan Pucang Sawit dan Kampung

Sewu

Gambar 31 Peta Situasi DAS Kali Boro

(Dinas PU Kota Surakarta 2008)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

Kali Boro memiliki 4 Saluran Pengumpul (collector drain) yaitu Saluran Jl

Gotong Royong Saluran Belakang PMI Saluran Stasiun Jebres dan Saluran

Jagalan DAS Kali Boro mempunyai luas 14383 Ha dengan panjang saluran

utama 147550 meter Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan seringnya terjadi

genangan air bila intensitas hujan cukup tinggi

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro

Beberapa foto yang menggambarkan kondisi riil Kali Boro seperti berikut

34 Langkah Penelitian

341 Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan didalam penelitian ini antara lain

1 Data-data Primer berupa Data Geometri Kali Boro (Profil Sungai) yang

diperoleh dari Pengukuran di lapangan

2 Data-data Sekunder berupa Data Curah Hujan yang diperoleh dari Balai

Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air Propinsi Jawa Tengah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

Gambar 32 Potongan Melintang Saluran pada Sta 0+30000 m

Gambar 33 Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

3 Data-data sekunder lainnya diperoleh melalui Studi Pustaka dan

mengumpulkan data atau informasi data sekunder dari berbagai sumber dan

instansi terkait misalnya seperti peta topografi baik secara peta cetak maupun

peta digital peta batas administrasi atau peta wilayah

342 Analisis Data

3421 Analisis Hidrologi

Analisa hidrologi meliputi

1 Analisa Data Curah Hujan yaitu Tahun 1990 ndash 2011 untuk Menghitung Hujan

Rancangan (R24) Intensitas Hujan (I)

2 Dengan memilih Intensitas Hujan (I) dihitung Debit Rencana dengan Metode

Rasional

3 Menghitung Debit Rancangan Maksimum (Qmaks) Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun dengan Metode Rasional

3422 Analisis Hidrolika

Analisis hidrolika saluran dilakukan dengan software HEC-RAS versi 41

( Hydrologic Engineering Center - River Analysis System) dari US Army Corps of

Engineering berdasarkan data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir

rencana yang diperoleh pada metode analisis debit banjir Output analisis

hidrolika ini berupa elevasi muka air banjir untuk setiap debit rencana

Selanjutnya dilakukan evaluasi mengenai kapasitas maksimum saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian

Langkah ndash langkah penelitian ditunjukkan pada bagan alir di Gambar 32

Gambar 34 Bagan Alir Tahap Penelitian

Penyelesaian Masalah 2 sampai langkah ini akan diketahui kapasitas Kali Boro

Selesai

Penyelesaian Masalah 3 sampai langkah ini akan diketahui daya tampung Kali Boro jika pintu ditutup

Analisis Hidrolika Saluran (HEC-RAS versi 410)

Pembahasan dan Kesimpulan

Perhitungan Kapasitas Saluran

Evaluasi Daya Tampung saluran jika pintu air Pucang Sawit di hilir Kali Boro ditutup

Uji Kesesuain Distribusi (Uji Smirnov-Kolmogorov)

Mulai

- Data Curah Hujan - Fungsi Lahan - Geometri Sungai

Penyelesaian Masalah 1 sampai langkah ini akan diketahui debit kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun

Menghitung Hujan Wilayah (polygon Thiessen)

Menganalisa Distribusi Frekuensi Curah Hujan

Analisis Debit Banjir Rancangan (Metode Rasional)

- Distribusi Gumbel - Distribusi Log Pearson III - dll

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan

Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi berasal dari 4 stasiun hujan

yaitu Stasiun Hujan Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

Jumlah data hujan dalam penelitian ini yaitu data hujan 22 tahun dari Tahun 1990

ndash 2011 Data hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 41 berikut

Tabel 41 Data Hujan Tahunan

Tahun Hujan Tahunan (mmtahun) Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 177430 150000 185500 57600 1991 197735 133200 190100 1992 213165 133900 214800 238100 1993 241470 235700 1994 264141 160700 1995 257600 186700 176300 1996 224700 153300 206800 168400 1997 129200 140200 24500 1998 295350 152200 258400 1999 183450 152200 2000 152800 178800 2001 139850 172800 2002 101500 178800 83500 2003 135300 11300 130500 2004 252250 38800 87300 2005 208400 6900 89900 2006 223900 167600 2007 210800 370300 162300 2008 242550 153100 249400 139800 2009 204450 163200 102000 178950 2010 313600 302200 87700 305000 2011 224300 212700 60500 214300

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

Data rusak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

Kemudian dari Tabel 41 diatas dilakukan penggambaran letak posisi stasiun

hujan terhadap DAS Kali Boro untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah

hujan yang dicatat oleh tiap stasiun hujan terhadap DAS Kali Boro

42 Menghitung Hujan Wilayah

421 Poligon Thiessen

Untuk menentukan hujan wilayah digunakan Metode Poligon Thiessen

berdasarkan pengaruh dari 4 (empat) stasiun hujan terhadap luas DAS Kali Boro

yaitu Stasiun hujan Pabelan Stasiun hujan Grogol 67 B Stasiun hujan Mojolaban

128 D dan Stasiun hujan Ngemplak Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar

41 berikut

0 1 2 Km1 Km

Skala 1 25000

N

S

EW

GROGOL 67 B MOJOLABAN 128 D

NGEMPLAK 1

PABELAN

Ket Luas DAS Boro

Gambar 41 Poligon Thiessen dengan 4 (empat) stasiun hujan

Dari Poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dapat dihitung masing-

masing luas wilayah yang dipengaruhi oleh tiap-tiap stasiun hujan dengan

mengeplot pada software AutoCAD 2009 Hasilnya adalah

Ngemplak 1 = 01329 Km2

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 10: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

4

2 Data hujan yang digunakan tahun 1990 - 2011 di Stasiun Pencatat Hujan

Pabelan Ngemplak Grogol dan Mojolaban

3 Pengolahan Peta DAS menggunakan program Auto CAD

4 Pengolahan Hidrologi menggunakan program Microsoft Excel

5 Program yang digunakan untuk simulasi jaringan adalah program HEC-RAS

versi 410

6 Simulasi dilakukan dengan menggunakan simulasi aliran steady

7 Koefisien Pengaliran (C) DAS Kali Boro menggunakan koefisien pengaliran

Kecamatan Jebres dikarenakan tidak didapatnya data tata guna lahan DAS

Kali Boro DAS Kali Boro merupakan bagian dari Wilayah Kecamatan

Jebres

15 Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan

1 Dapat memberikan informasi atau menambah wacana mengenai analisis banjir

di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Boro Surakarta dan diharapkan dapat

sebagai pedoman untuk instansi terkait dalam mengambil tindakan dalam

mengatasi genangan air yang terjadi di saluran drainase Kali Boro

2 Dapat digunakan sebagai dasar pengoperasian pintu air Pucang Sawit

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

5

BAB 2

LANDASAN TEORI

21 Tinjauan Pustaka

211 Sistem Drainase

Drainase berasal dari bahasa Inggris yaitu drainage yang artinya mengalirkan

menguras membuang atau mengalihkan air Dalam bidang teknik sipil drainase

dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air

baik yang berasal dari hujan rembesan maupun kelebihan air dari suatu kawasan

sehingga fungsi kawasan tidak terganggu

Penelitian yang dilakukan oleh Siswoko (2002) menunjukkan bahwa sumber

terjadinya masalah banjir yang dominan adalah pengaruh kegiatan manusia

(anthropogenic) baik di dataran banjir maupun di DAS Masyarakat pemukim

belum banyak terlibat untuk menjaga DAS sebagai kawasan retensi akibat

keterbatasan pemahaman tentang DAS sebagai zona penyangga (buffer) sistem

tata air (Tunas 2004 dalam Iswahyu 2010)

Rizqi Fajar (2011) dalam penelitiannya di Mikro DAS Kali Boro menyatakan

bahwa ada 4 saluran drainase mikro yang bermuara ke Kali Boro yang kesemua

saluran tersebut perlu dilakukan rehabilitasi dimana Saluran Belakang PMI

memiliki peringkat tertinggi yaitu 0278 atau 278 dan tingkat persentase saluran

lainnya yaitu Saluran Stasiun Jebres 25 Saluran Jl Gotong Royong 249 dan

Saluran Jagalan 223 Pembahasan yang dilakukan sebatas saluran pengumpul

Kali Boro dan data sekunder berupa survey kuisioner warga sekitar daerah aliran

sungai

Puput Chandra K (2011) menyatakan bahwa saluran-saluran pengumpul yang

bermuara ke Kali Anyar mampu menampung debit rancangan untuk intensitas

hujan kala ulang 10 tahun tetapi Permen Pu No 63Prt1993 mengatakan dataran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

6

banjir yang merupakan daerah penguasaan sungai ditetapkan berdasarkan debit

banjir sekurang-kurangnya untuk Perioda Ulang 50 Tahunan tanpa tanggul

Dina Nur Febriani (2012) menyatakan bahwa hujan harian maksimum di DAS

Bengawan Solo Hulu mempunyai tingkat kecenderungan naik pada 15 (lima

belas) tahun terakhir Dengan demikian ada kecenderungan perubahan debit

rencana dalam kapasitas saluran-saluran di sistem jaringan drainase Kota

Surakarta

Mengatasi masalah drainase yang sering menimbulkan banjir di Kota Solo bisa

dengan merevitalisasi saluran dengan mengeruk sedimentasi yang ada di setiap

saluran drainase sehingga daya tampung drainase bisa lebih optimal dengan

demikian maka kemungkinan air meluap ke permukaan sangat kecil (Yusuf

Muttaqien 2011)

22 Landasan Teori

221 Umum

SNI No 1724-1989-F mendefinisikan hidrologi sebagai ilmu yang mempelajari

sistem kejadian air diatas pada permukaan dan didalam tanah Dengan demikian

ada empat macam proses dalam daur hidrologi yang digunakan secara umum dan

berhubungan dengan analisa hidrologi bagi perencanaan bangunan air yaitu

1 Presipitasi

2 Evaporasi

3 Infiltrasi

4 Surface runoff dan subsurface run off

Menurut Suripin (2004 7) drainase mempunyai arti mengalirkan menguras

membuang atau mengalihkan air Secara umum drainase didefinisikan sebagai

serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi danatau membuang

kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan sehingga lahan dapat difungsikan

secara optimal

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

7

kondensasi Presipitasi

Evaporasi air hujan

Aliran air

Evaporasi air danau kolam

Transpirasi

Mata air

Muka air

Danau

Infiltrasi

Aliran air

Aliran air

Evaporasi air sungai

Laut

Sungai

Evaporasi air laut

222 Siklus Hidrologi

Secara keseluruhan jumlah air di planet bumi ini relatif tetap dari masa ke masa

Air di bumi mengalami suatu siklus melalui serangkaian peristiwa yang

berlangsung terus ndash menerus dimana kita tidak tahu kapan dan dari mana

berawalnya dan kapan pula akan berakhir (Suripin 2004) Serangkaian peristiwa

tersebut dinamakan siklus hidrologi (hydrologic cycle)

Gambar 21 Siklus Hidrologi (Suripin 2004)

Dalam kaitannya dengan perencanaan drainase komponen dalam siklus hidrologi

yang terpenting adalah aliran permukaan Oleh karena itu komponen inilah yang

ditangani secara baik untuk menghindari berbagai bencana khususnya banjir

223 Presipitasi

Menurut Suripin (2004) presipitasi adalah istilah umum untuk menyatakan uap

air yang mengkondensasi dan jatuh dari atmosfir ke bumi dalam segala bentuknya

dalam rangkaian siklus hidrologi Jika air yang jatuh berbentuk cair disebut hujan

(rainfall) dan jika berupa padat disebut salju (snow) Menurut Bambang

Triadmojo (2009) presipitasi adalah turunnya air hujan dari atmosfer ke

permukaan bumi yang bisa berupa hujan hujan salju kabut embun dan hujan

es Dalam bagian ini hanya akan dibahas tentang hujan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

8

Menurut Bambang Triadmodjo (2008) berdasarkan proses terjadinya hujan dibagi

menjadi tiga tipe sebagai berikut

1 Hujan Konvektif

Di daerah tropis pada musim kemarau udara yang berada di dekat permukaan

tanah mengalami pemanasan yang intensif Pemanasan tersebut menyebabkan

rapat massa udara berkurang sehingga udara basah naik ke atas dan

mengalami pendinginan sehingga terjadi kondensasi dan hujan Hujan yang

terjadi karena proses ini disebut hujan konvektif yang biasanya bersifat

setempat mempunyai intensitas tinggi dan durasi singkat

2 Hujan siklonik

Jika massa udara panas yang relative ringan bertemu dengan massa udara

dingin yang relative berat maka udara panas tersebut akan bergerak di atas

udara dingin Udara yang bergerak ke atas tersebut mengalami pendinginan

sehingga terjadi kondensasi dan terbentuk awan dan hujan Hujan yang terjadi

disebut hujan siklonik yang mempunyai sifat tidak terlalu lebat dan

berlangsung dalam waktu lebih lama

3 Hujan orografis

Udara lembab yang tertiup angin dan melintasi daerah pegunungan akan naik

dan mengalami pendinginan sehingga terbentuk awan dan hujan Sisi gunung

yang dilalui oleh udara tersebut banyak mendapatkan hujan dan disebut lereng

hujan sedang sisi belakangnya yang dilalui udara kering (uap air telah menjadi

hujan di lereng hujan) disebut lereng bayangan hujan Daerah tersebut tidak

permanen dan dapat berubah tergantung musim (arah angin) Hujan ini terjadi

di daerah pegunungan (hulu DAS) dan merupakan pemasok air tanah danau

bendungan dan sungai

Dari ketiga jenis tipe hujan yang banyak terjadi di Indonesia adalah hujan

konvektif dan orografis Jumlah hujan yang jatuh di permukaan bumi dinyatakan

dalam kedalaman air (biasanya mm) yang dianggap terdistribusi secara merata

pada seluruh daerah tangkapan air Intensitas hujan adalah jumlah curah hujan

dalam suatu satuan waktu yang biasanya dinyatakan dalam mmjam Durasi hujan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

9

adalah waktu yang dihitung dari saat hujan mulai turun sampai berhenti yang

biasanya dinyatakan dalam jam Data hujan durasi pendek jam atau menit dapat

diperoleh dari automatic rainfall recorder

Karakteristik hujan yang perlu ditinjau dalam analisis dan perencanaan hidrologi

meliputi

a Intensitas i adalah laju hujan = tinggi air persatuan waktu misalnya

mmmenit mmjam atau mmhari

b Lama waktu (durasi) t adalah panjang waktu di mana hujan turun dalam

menit atau jam

c Tinggi hujan d adalah jumlah atau kedalaman hujan yang terjadi selama

durasi hujan dan dinyatakan dalam ketebalan air di atas permukaan datar

dalam mm

d Frekuensi adalah frekuensi kejadian dan biasanya dinyatakan dengan kala

ulang (return period) T misalnya sekali dalam 2 tahun

e Luas adalah luas geografis daerah sebaran hujan

Secara kualitatif intensitas curah hujan disebut juga derajat curah hujan

sebagaimana diperlihatkan dalam Tabel 21

Tabel 21 Derajad Curah Hujan dan Intensitas Curah Hujan

Derajad curah Hujan

Intensitas curah Hujan (mmjam) Kondisi

Hujan sangat Lemah lt120 Tanah agak basah atau dibasahi sedikit

Hujan lemah 120 ndash 300 Tanah menjadi basah semuanya tetapi sulit membuat puddle

Hujan normal 300 ndash 1800 Dapat dibuat puddle dan bunyi hujan kedengaran

Hujan deras 180 ndash 600 Air tergenang diseluruh permukaan tanah dan bunyi keras hujan terdengar berasal

dari genangan

Hujan sangat deras gt600 Hujan seperti ditumpahkan sehingga saluran dan drainase meluap

(Sumber Suripin 2004)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

10

224 Tata Guna Lahan

Pengaruh tata guna lahan pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien

aliran permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara

besarnya aliran permukaan dan besarnya curah hujan Angka koefisien aliran

permukaan ini merupakan salah satu indikator untuk menentukan kondisi fisik

suatu DAS Nilai C berkisar antara 0 sampai 1 Pada DAS yang masih baik harga

C mendekati nol dan semakin rusak suatu DAS maka harga C makin mendekati

satu Masalah banjir pada suatu perkotaan juga tidak lepas dari semakin cepat

berkurangnya daerah resapan air dalam hal ini perubahan tata guna lahan

225 Kondisi Sistem Drainase

Banjir menjadi salah satu permasalahan dalam perkotaan terutama dalam kota-

kota besar di Indonesia Jika dirunut ke belakang akar permasalahan banjir di

perkotaan berasal dari pertambahan penduduk yang sangat cepat Pertambahan

penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan prasarana dan sarana

perkotaan yang memadai mengakibatkan pemanfaatan tata guna lahan yang acak-

acakan Banyak terjadi bangunan pemukiman yang berdiri di atas saluran

drainase sehingga saluran drainase tersebut menjadi terganggu dan tidak

berfungsi sebagaimana mestinya

226 Pengukuran Hujan

Dalam analisis diperlukan data hujan yang akurat bukan hanya hujan kumulatif

harian namun juga diperlukan data hujan jam-jaman Hal ini dikarenakan hujan

sangat bervariasi terhadap waktu dan tempat dan setiap perubahannya

berpengaruh terhadap aliran sungai Hujan di suatu daerah dapat diukur di

beberapa titik yang ditetapkan dengan menggunakan alat pencatat hujan baik

berupa alat pencatat hujan manual (ordinary raingauge) maupun berupa alat

pencatat hujan otomatis (automatic raingauge)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

11

227 Kualitas Data Hujan

Kualitas data hujan sangat beragam tergantung pada alat pengelola dan sistem

arsip

1 Kelengkapan Data

Dalam proses pencatatan data hujan terkadang ada data hujan yang hilang

Berdasarkan pengujian yang dilakukan di sejumlah DAS di Pulau Jawa

mengenai data hujan yang hilang jika dilakukan pengisian maka akan

mengacaukan perhitungan lain Hal ini disebabkan karena variabilitas hujan

yang tinggi Oleh sebab itu disarankan untuk tidak melakukan pengisian data

yang hilang (Sri Harto 1993)

2 Kepanggahan

Data yang diperoleh dari alat pencatat bias jadi tidak panggah karena

a Alat pernah rusak

b Alat pernah pindah lokasi

228 Analisis Hujan Titik menjadi Hujan Wilayah

Data hujan yang diperoleh dari alat penakar hujan merupakan hujan titik (point

rainfall) Mengingat hujan sangat bervariasi terhadap tempat (space) maka untuk

kawasan yang luas satu alat penakar hujan belum dapat menggambarkan hujan

wilayah tersebut (Suripin 2004) Dalam hal ini diperlukan hujan kawasan yang

diperoleh dari harga rerata curah hujan beberapa stasiun penakar hujan yang ada

di dalam atau di sekitar kawasan Bambang Triatmodjo (2008) menerangkan

bahwa ada tiga cara yang digunakan dalam menghitung hujan rerata kawasan

yaitu

1 Metode rerata aljabar

Metode ini paling sederhana dibanding metode lain Pengukuran yang

dilakukan di beberapa stasiun dalam waktu yang bersamaan dijumlahkan

kemudian dibagi dengan jumlah stasiun Stasiun hujan yang digunakan dalam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

12

hitungan biasanya adalah yang berada di dalam DAS Metode rerata aljabar

memberikan hasil yang baik apabila

a Stasiun hujan tersebar secara merata di DAS dalam jumlah yang cukup

b Distribusi hujan relatif merata pada seluruh DAS

2 Metode Thiessen

Metode ini diperoleh dengan membuat poligon yang memotong tegak lurus

pada tengah-tengah garis penghubung dua pos penakar hujan Cara ini

berdasarkan rata-rata timbang (weighted average) Masing-masing penakar

mampunyai daerah pengaruh yang dibentuk dengan menggambarkan garis-

garis sumbu tegak lurus terhadap garis penghubung di antara dua buah pos

penakar Contoh Gambar Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar 22

Stasiun Hujan

Garis Penghubung

Garis Bagi

A1

A1 A6

P2

A3

A4A5

P1

P6

A2

P3

P4

P5

Gambar 22 Cara Poligon Thiessen

Misalnya A1 adalah luas daerah pengaruh pos penakar P1 A2 luas daerah

pengaruh pos penakar P2 dan seterusnya Jumlah A1+A2++An = A adalah

jumlah luas seluruh areal yang dicari tinggi curah hujan rata - ratanya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

13

Jika pos penakar 1 menakar tinggi hujan d1 pos penakar 2 menakar d2 dan

pos penakar N menakar dN maka 粸 实故क़粸क़ 十故挠粸挠十故挠粸挠十 十故屁粸屁故क़十故挠嫩故ৰ十⋯故屁

=sum 霹腮聘腮霹屁平妮क़ helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (21)

Jika AiA = pi merupakan persentase luas pada pos I yang jumlahnya untuk

seluruh luas adalah 100 maka 粸 实sum 贵平粸平棺轨实1 (22)

Dengan

A = luas areal (kmsup2) d = tinggi curah hujan rata-rata areal d1 d2 d3 dn = tinggi curah hujan di pos 123N A1 A2 A3 AN = luas daerah pengaruh pos 123N

3 Metode Isohyet

Isohyet adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan ketebalan hujan

yang sama Pada metode isohyet dianggap bahwa hujan pada suatu daerah di

antara dua garis isohyet adalah merata dan sama dengan nilai rerata dari

kedua garis isohyet tersebut Metode isohyet membutuhkan data yang dapat

mendukung disusunnya Isohyet baik dalam hal jumlah stasiun dan kualitas

serta kuantitas data hujan Contoh gambar dapat dilihat pada Gambar 23

Gambar 23 Cara Garis Isohyet

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

14

Dari ketiga cara tersebut dipilih metode Thiessen karena cara pertama dipandang

terlampau kasar hasilnya Adapun cara yang ketiga tidak didukung oleh data yang

tersedia di lapangan

229 Karakteristik DAS

Suripin (2004) menyatakan karakteristik DAS yang berpengaruh besar pada

aliran permukaan meliputi 1) luas dan bentuk DAS 2) topografi dan 3) tata

guna lahan

1 Luas dan bentuk DAS

Laju dan volume permukaan aliran akan bertambah dengan bertambahnya luas

DAS Tetapi apabila aliran permukaan tidak dinyatakan sebagai jumlah total dari

DAS melainkan sebagai laju dan volume persatuan luas besarnya akan berkurang

dengan bertambah luasnya DAS Bentuk DAS mempunyai pengaruh pada pola

aliran dalam sungai Pengaruh bentuk DAS terhadap aliran permukaan dapat

ditunjukkan dengan memperhatikan hidrograf-hidrograf yang terjadi pada dua

buah DAS yang bentukanya berbeda namun mempunyai luas yang sama dan

intensitas hujan yang sama Bentuk DAS memanjang dan sempit cenderung

menghasilkan laju aliran permukaan yang lebih kecil dibandingkan dengan DAS

yang berbentuk melebar atau melingkar

2 Topografi

Tampakan rupa muka bumi atau topografi seperti kemiringan lahan keadaan dan

kerapatan saluran dan bentuk cekungan mempunyai pengaruh pada laju dan

volume aliran permukaan DAS dengan kemiringan curam disertai saluran yang

rapat akan menghasilkan laju dan volume aliran permukaan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan DAS yang landai dengan saluran dan adanya cekungan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

15

3 Tata guna lahan

Pengaruh tata guna lahn pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien aliran

permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara besarnya

aliran permukaan dan besarnya curah hujan

2210 Hujan Rerata Kawasan

Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air

dan rancangan pengendalian adalah curah hujan rerata diseluruh daerah yang

bersangkutan bukan curah hujan pada suatu titik tertentu (Suyono Sosrodarsono

1976)

Dalam penelitian ini hujan wilayah diperhitungkan dengan cara Poligon Thiessen

yang dapat dihitung dengan persamaan berikut 官呻实 क़霹嫂sum 故平官平屁平妮क़ (23)

dengan 官呻 = hujan wilayah (mm) 官平 = hujan masing-masing stasiun pencatat hujan (mm) 故扑 = luas DAS (km2) 故平 = luas masing-masing poligon N = jumlah stasiun pencatat hujan

2211 Analisis Frekuensi

Analisis frekuensi bertujuan untuk mencari hubungan antara besarnya kejadian

ekstrim terhadap frekuensi kejadian dengan menggunakan distribusi probabilitas

kontinyu Ada beberapa bentuk fungsi distribusi kontinyu (teoritis) yang sering

digunakan dalam analisis frekuensi untuk hidrologi yaitu distribusi Normal Log

Normal Gumbel Pearson dan log Pearson Sebelum menganalisis data hujan

dengan salah satu distribusi di atas perlu pendekatan dengan parameter-parameter

statistik untuk menentukan distribusi yang tepat digunakan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

16

Parameter-parameter tersebut meliputi

a) Rata-rata ( X伸 ) = क़坡sum X平坡平能क़ (24)

b) Simpangan baku (S) = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (25)

c) Koefisien variasi (Cv) = 聂涅伸 (26)

d) Koefisien skewness (Cs) = 坡sum 纵涅氢能涅伸邹遣晴腮呛前纵 能क़邹纵 能挠邹聂遣 (27)

e) Koefisien ketajaman (Ck) = 綐 sum纵涅氢能涅伸邹浅纵 能क़邹纵 能挠邹纵 能ৰ邹聂浅 (28)

dengan

n = banyaknya data atau jumlah kejadian Xi = hujan maksimum harian rata-rata (mm)

a Distribusi Normal

Persamaan yang dipakai dalam distribusi normal adalah

p = क़飘 (29)

w = 族ln足क़怒綐卒祖क़ 挠世 纵0 屎贵 屎05邹 (210)

KT = z = w 石 2515517十0802853国十0010328国21十1432788国十0189269国2十0001308国3 (211)

dengan

T = kala ulang p = probabilitas KT = factor frekuensi

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

Sifat-sifat distribusi normal adalah nilai koefisien kemelencengan (skewness)

sama dengan nol (Cs史0) dan nilaikoefisien kurtosis mendekati tiga (Ck史3) Selain

itu terdapat sifat-sifat distrubusi frekuensi kumulatif berikut ini 官纵果石滚邹 = 1587 (212) 官纵果邹 = 50 (213) 官纵果十滚邹 = 8414 (214)

b Distribusi Log Normal

Distribusi log normal digunakan apabila nilai-nilai dari variable random tidak

mengikuti distribusi normal tetapi nilai logaritmanya memenuhi distribusi

normal Sifat-sifat distribusi log normal adalah sebagai berikut

Koefisien kemelencengan Cs = 固剖ৰ + 3Cv (215)

Koefisien kurtosis Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3 (216)

Persamaan yang dipakai dalam Log Normal adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (217)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (218)

z = 仆能仆呻骗色 (219)

y = z Sy + 裹呻 (220)

yT = 裹呻 + KT Sy (221)

p = arc ln y (222)

dengan

y = ln p

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

裹呻 = nilai rerata dari y Sy = standar deviasi z = probabilitas

c Distribusi Gumbel

Persamaan yang dipakai dalam distribusi gumbel adalah

果 = क़坡sum X平坡平能क़ (223)

Sx = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (224)

p = 果石票 票 汝汝呛前嫩仆叁骗叁 管铺 (225)

dengan

KT = faktor frekuensi T = kala ulang

Distribusi gumbel mempunyai sifat

Koefisien kemelencengan Cs = 114

Koefisien kurtosis Ck = 54

d Distribusi Log Pearson III

Distribusi log Pearson III digunakan apabila parameter statistic tidak sesuai

dengan model distribusi yang lain Persamaan yang dipakai adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (226)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (227)

yT = 裹呻 + KT Sy (228)

p = arc log yT (229)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

dengan

YT = nilai logaritmik dari x dengan periode ulang T 裹呻 = nilai rerata dari Sy = standar deviasi dari y KT = faktor frekuensi yang merupakan fungsi dari probabilitas (atau periode

ulang) dan koefisien kemencengan (Csy) yang diberikan pada Lampiran A-3

Untuk memilih distribusi yang sesuai dengan data yang ada perlu dilakukan uji

statistik Pengujian kesesuaian distribusi yang sering dilakukan yaitu uji Smirnov-

Kolmogorov

a Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan data dengan garis teoritis pada

kertas probabilitas Nilai ∆ kritis (∆cr Smirnov Kolmogorov Test) tergantung dari

jumlah data (n) dan derajat kegagalan (α) Nilai ∆ kritis untuk Uji Smirnov

Kolmogorov dapat dilihat pada Lampiran A-2

2212 Hujan rencana

Setelah ditentukan pola distribusi yang sesuai dengan data yang ada dan dipilih

jenis distribusi probabilitas hujan yang cocok sesuai dengan hasil uji statistik

maka hujan rencana dapat dihitung menggunakan persamaan

YT = 裹呻 + KT Sy (230)

dengan

YT = hujan rencana 裹呻 = rerata Sy = standar deviasi KT = koefisien factor frekuensi sesuai agihan terpilih

2213 Intensitas Hujan

Dalam perhitungan Qmaks dengan menggunakan metode rasional diperlukan data

intensitas hujan yaitu tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu Sifat

umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya cenderung

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

makin besar dan makin tinggi periode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya

(Suripin 2004)

Maka intensitas hujan dapat dihitung dengan rumus modified Mononobe yaitu

I = 片綐浅挠恼足挠恼迫卒綐遣 (231)

Dengan

I = intensitas hujan (mmjam) t = lamanya curah hujan (jam) R24 = curah hujan maksimum harian (selama 24 jam) (mm)

Sobriyah (2003) dalam desertasinya menyatakan bahwa hujan efektif pada DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan persentase hujan

sebagaimana dalam Tabel 22 berikut

Tabel 22 Persentase Hujan Jam-jaman pada DAS Bengawan Solo

No Hujan Jam-jaman Persentase

1 Hujan ke-1 3870

2 Hujan ke-2 3230

3 Hujan ke-3 1870

4 Hujan ke-4 1030

(Sumber Sobriyah 2003)

2214 Waktu Konsentrasi

Kirpich (1940) dalam Suripin (2004) mengembangkan rumus dalam

memperkirakan waktu konsentrasi dimana dalam hal ini durasi hujan

diasumsikan sama dengan waktu konsentrasi Rumus waktu konsentrasi tersebut

dapat ditulis sebagai berikut

tc = 足=Ǵ呢铺痞綐क़===铺骗卒=ৰǴĖ (232)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

dengan

tc = waktu konsentrasi (jam) L = panjang saluran utama dari hulu sampai penguras (km) S = kemiringan rata-rata saluran

2215 Metode Rasional

Metode ini adalah untuk menentukan laju aliran permukaan puncak Metode ini

sangat simpel dan mudah penggunaannya namun penggunaannya terbatas untuk

DAS-DAS dengan ukuran kecil yaitu kurang dari 300 ha (Goldman etal 1986

dalam Suripin 2004) sedangkan menurut standar PU digunakan dengan DAS

yang berukuran lt 5000 ha (Lily Montarcih 2010) Persamaan Metode Rasional

dapat ditulis dalam bentuk

Qp = 02778 C I A (233)

dengan

Q = laju aliran permukaan (debit) puncak (m3detik) I = intensitas hujan (mmjam) A = luas DAS (km2) C = koefisien aliran permukaan (0 le C le 1)

Dengan nilai koefisien C disajikan dalam Tabel 23 berikut

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Business Perkotaan 070 ndash 095 Pinggiran 050 ndash 070

Perumahan Rumah tunggal 030 ndash 050 Multiunit terpisah 040 ndash 060 Multiunit tergabung 060 ndash 075 Pekampungan 025 ndash 040 Apartemen 050 ndash 070

Industri Ringan 050 ndash 080 Berat 060 ndash 090

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional (Lanjutan)

(Sumber McGuen 1989 dalam Suripin 2004)

Tabel 23 menggambarkan nilai C untuk penggunaan lahan yang seragam di

mana kondisi ini sangat jarang dijumpai untuk lahan yang relative luas Jika DAS

terdiri dari berbagai macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan

yang berbeda maka C yang dipakai adalah koefisien DAS yang dapat dihitung

dengan persamaan berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前 (234)

dengan

Ai = luas lahan dengan jenis penutup tanah i Ci = Koefisien aliran permukaan jenis penutup tanah i n = jumlah jenis penutup lahan

Metode Rasional pada awalnya hanya menghitung debit puncak tanpa

memberikan informasi debit aliran dari waktu ke waktu Pada perkembangannya

debit puncak yang terjadi pada waktu ke waktu dapat digambarkan dalam grafik

hidrograf rasional (Ponce 1989 dan Wanielista 1990 dalam Sobriyah 2012)

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Perkerasan Aspal dan beton 070 ndash 095 Batu-bata paving 050 ndash 070

Atap 075 ndash 095 Halaman tanah berpasir

Datar 2 005 ndash 010 Rata-rata 2-7 010 ndash 015 Curam 7 025 ndash 035

Halaman kereta api 010 ndash 035 Taman tempat bermain 020 ndash 035 Taman pekuburan 010 ndash 025 Hutan

Datar 0-5 010 ndash 040 Bergelombang 5-10 025 ndash 050 Berbukit 10-30 030 ndash 060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

Dibawah ini terdapat 3 Jenis Hidrograf Rasional berdasarkan hubungan antara

Waktu Konsentrasi (tc) dengan Durasi Hujan (dh) seperti berikut

a Hidrograf rasional dengan tc = dh

Debit puncak (Qp) yang terjadi berada pada puncak hidrograf segitiga

sebagaimana dinyatakan oleh Williams Pogan dan Mitchi (Wanielista 1990

dalam Sobriyah 2012) Hidrograf segitiga ini terjadi apabila waktu konsentrasi

(tc) = durasi hujan (dh) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 24

Gambar 24 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc = dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 24 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp1 tc (235)

V1 = V2 dan tc = dh sehingga persamaan debit puncak (Qp) dapat dituliskan

Qp1 = 02778 C I A (236)

b Hidrograf rasional dengan tc lt dh

Untuk tc lt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium (Singh dan Cruise

dalam Wanielista 1990) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 25

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

Gambar 25 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 25 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp2 dh (237)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp2 = 02778 C I A (238)

Qp2 = Qp1

c Hidrograf rasional dengan tc gt dh

Jika tc gt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium tetapi debit puncaknya

tidak sama dengan debit puncak pada kondisi yang lain (Sobriyah dan

Purwanti1998 dalam Sobriyah 2012) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat

pada Gambar 26

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

Gambar 26 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc gt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 26 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp3 tc (239)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp3 = 02778 (dh tc) C I A (240)

Qp3 lt Qp1

2216 Model Hidraulik Sungai

Analisa hidrolika air banjir di sungai dengan berbagai kala ulang dari debit banjir

rencana Analisa hidrolika akan menghitung seberapa jauh kemampuan saluran

drainase secara struktural terhadap tinggi muka air banjir dan luapan banjir yang

terjadi Perhitungan analisa hidrolika sungai dalam penulisan ini menggunakan

software Hydrologic Engineering Centre-River Analysis System (HEC-RAS) versi

410 yang dikembangkan oleh Hydrologic Engineering Center milik US Army

Corps of Engineers

HEC-RAS adalah system perangkat lunak terpadu dirancang untuk penggunaan

interaktif dalam lingkungan multi-tugas Sistem terdiri dari Graphic User

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

Interface (GUI) komponen terpisah analisa hidrolik penyimpanan data dan

kapabilitas manajemen fasilitas pelaporan dan grafis

Sistem HEC-RAS mempunyai 3 komponen analisa hidrolika satu dimensi untuk

1 Perhitungan profil permukaan air steady flow

2 Simulasi steady flow dan unsteady flow

3 Perhitungan transport sedimen batas yang movable

2217 Komponen Aliran dan Persamaan dalam HEC-RAS

Komponen-komponen aliran dalam HEC-RAS adalah sebagai berikut

1 Aliran Seragam (Steady flow)

Komponen pada model ini digunakan untuk menghitung profil muka air pada

kondisi aliran Seragam (steady) Sistem ini dapat digunakan pada sebuah saluran

jaringan atau sebuah jaringan besar termasuk saluran dan saluran kecil lainnya

Komponen pada steady flow dapat dimodelkan pada kondisi aliran subkritis

superkritis dan system gabungan profil muka air

Dasar perhitungan komputer didasarkan pada solusi satu dimensi energi Energi

yang hilang disebabkan oleh gesekan (persamaan Manning) dan penyempitan dan

pelebaran (koefisien tambahan dari perubahan dalam tinggi kecepatan)

Persamaan Momentum bermanfaat dalam situasi dimana profil muka air

mengalami perubahan tiba-tiba Situasi ini termasuk dengan system perhitungan

aliran gabungan (contoh lompatan air) atau aliran pada jembatan dan perubahan

muka air pada pertemuan saluran (arus di persimpangan)

2 Aliran tidak Seragam (Unsteady flow)

Komponen untuk aliran tidak langgeng dikembangkan untuk perhitungan aliran

subkritis Perhitungan hidrolik untuk cross-section jembatan gorong-gorong dan

struktur hidrolik lainnya yang dikembangkan untuk komponen aliran langgeng

digabung dengan perhitungan aliran tidak langgeng Komponen untuk aliran tidak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

langgeng digunakan untuk model tampungan dan hubungan hidrolik dengan

tampungan

3 Profil muka air pada aliran steady

HECndashRAS dapat melakukan perhitungan profil muka air satu dimensi untuk

aliran steady berubah lambat laun pada saluran alami dan buatan Subkritis

superkritis dan sistem gabungan aliran profil muka air dapat dianalisa

2218 Persamaan Dasar Dalam HEC-RAS

Profil muka air dihitung dari satu potongan melintang ke potongan selanjutnya

dengan menyelesaikan persamaan Energi dengan prosedur iterasi disebut metode

langkah standar (standard step) seperti pada persamaan 241

Persamaan energi ditulis sebagai berikut

ehgV

ZYgV

ZY +++=++22

211

11

222

22

aa (241)

Dengan

Y1 Y2 = kedalaman air di potongan melintang Z1 Z2 = elevasi invert saluran utama V1 V2 = kecepatan rata-rata (debit totalluas aliran total) α1 α2 = koefisien pemberat kecepatan g = kecepatan gravitasi he = kehilangan tinggi energi

Dari persamaaan diatas dapat dilihat dalam bentuk gambar seperti Gambar

Persamaan Energi pada Gambar 27 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

Gambar 27 Garis Persamaan Energi

(Sumber HEC-RAS River Analysis System 2005)

Kehilangan tinggi energi (he) antara dua potongan melintang terdiri dari

kehilangan gesekan dan kehilangan kontraksi atau ekspansi

Persamaan untuk kehilangan tinggi energi bisa dilihat dari persamaan (242)

gV

gV

CSLh fe 22

211

222 aa-+= (242)

Dengan

L = panjang ruas pemberat debit Sf = mewakili kemiringan friksi antara dua bagian C = koefisien kehilangan ekspansi atau kontraksi

Jarak panjang ruas pemberat L dihitung sebagai

robchlob

robrobchchloblob

QQQQLQLQL

L++

++= helliphelliphellip (243)

Dengan

Llob Lch Lrob = panjang ruang potongan melintang ditentukan untuk aliran di tebing kiri saluran utama dan tebing kanan Qlob Qch Qrob = rata-rata aritmetika aliran antara bidang-bidang untuk tebing

kiri saluran utama dan tebing kanan

(Garis Energi)

(Permukaan Air)

(Dasar Saluran)

(Dasar)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

evaluatif Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang dirancang

untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan

(Furchan 2004447) data dianalisis dan dievaluasi untuk memberikan solusi ndash

solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan drainase DAS Kali Boro

32 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ialah sepanjang aliran sungai DAS Kali Boro yang melewati 5

Kelurahan yakni Jebres Jagalan Purwodiningratan Pucang Sawit dan Kampung

Sewu

Gambar 31 Peta Situasi DAS Kali Boro

(Dinas PU Kota Surakarta 2008)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

Kali Boro memiliki 4 Saluran Pengumpul (collector drain) yaitu Saluran Jl

Gotong Royong Saluran Belakang PMI Saluran Stasiun Jebres dan Saluran

Jagalan DAS Kali Boro mempunyai luas 14383 Ha dengan panjang saluran

utama 147550 meter Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan seringnya terjadi

genangan air bila intensitas hujan cukup tinggi

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro

Beberapa foto yang menggambarkan kondisi riil Kali Boro seperti berikut

34 Langkah Penelitian

341 Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan didalam penelitian ini antara lain

1 Data-data Primer berupa Data Geometri Kali Boro (Profil Sungai) yang

diperoleh dari Pengukuran di lapangan

2 Data-data Sekunder berupa Data Curah Hujan yang diperoleh dari Balai

Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air Propinsi Jawa Tengah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

Gambar 32 Potongan Melintang Saluran pada Sta 0+30000 m

Gambar 33 Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

3 Data-data sekunder lainnya diperoleh melalui Studi Pustaka dan

mengumpulkan data atau informasi data sekunder dari berbagai sumber dan

instansi terkait misalnya seperti peta topografi baik secara peta cetak maupun

peta digital peta batas administrasi atau peta wilayah

342 Analisis Data

3421 Analisis Hidrologi

Analisa hidrologi meliputi

1 Analisa Data Curah Hujan yaitu Tahun 1990 ndash 2011 untuk Menghitung Hujan

Rancangan (R24) Intensitas Hujan (I)

2 Dengan memilih Intensitas Hujan (I) dihitung Debit Rencana dengan Metode

Rasional

3 Menghitung Debit Rancangan Maksimum (Qmaks) Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun dengan Metode Rasional

3422 Analisis Hidrolika

Analisis hidrolika saluran dilakukan dengan software HEC-RAS versi 41

( Hydrologic Engineering Center - River Analysis System) dari US Army Corps of

Engineering berdasarkan data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir

rencana yang diperoleh pada metode analisis debit banjir Output analisis

hidrolika ini berupa elevasi muka air banjir untuk setiap debit rencana

Selanjutnya dilakukan evaluasi mengenai kapasitas maksimum saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian

Langkah ndash langkah penelitian ditunjukkan pada bagan alir di Gambar 32

Gambar 34 Bagan Alir Tahap Penelitian

Penyelesaian Masalah 2 sampai langkah ini akan diketahui kapasitas Kali Boro

Selesai

Penyelesaian Masalah 3 sampai langkah ini akan diketahui daya tampung Kali Boro jika pintu ditutup

Analisis Hidrolika Saluran (HEC-RAS versi 410)

Pembahasan dan Kesimpulan

Perhitungan Kapasitas Saluran

Evaluasi Daya Tampung saluran jika pintu air Pucang Sawit di hilir Kali Boro ditutup

Uji Kesesuain Distribusi (Uji Smirnov-Kolmogorov)

Mulai

- Data Curah Hujan - Fungsi Lahan - Geometri Sungai

Penyelesaian Masalah 1 sampai langkah ini akan diketahui debit kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun

Menghitung Hujan Wilayah (polygon Thiessen)

Menganalisa Distribusi Frekuensi Curah Hujan

Analisis Debit Banjir Rancangan (Metode Rasional)

- Distribusi Gumbel - Distribusi Log Pearson III - dll

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan

Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi berasal dari 4 stasiun hujan

yaitu Stasiun Hujan Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

Jumlah data hujan dalam penelitian ini yaitu data hujan 22 tahun dari Tahun 1990

ndash 2011 Data hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 41 berikut

Tabel 41 Data Hujan Tahunan

Tahun Hujan Tahunan (mmtahun) Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 177430 150000 185500 57600 1991 197735 133200 190100 1992 213165 133900 214800 238100 1993 241470 235700 1994 264141 160700 1995 257600 186700 176300 1996 224700 153300 206800 168400 1997 129200 140200 24500 1998 295350 152200 258400 1999 183450 152200 2000 152800 178800 2001 139850 172800 2002 101500 178800 83500 2003 135300 11300 130500 2004 252250 38800 87300 2005 208400 6900 89900 2006 223900 167600 2007 210800 370300 162300 2008 242550 153100 249400 139800 2009 204450 163200 102000 178950 2010 313600 302200 87700 305000 2011 224300 212700 60500 214300

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

Data rusak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

Kemudian dari Tabel 41 diatas dilakukan penggambaran letak posisi stasiun

hujan terhadap DAS Kali Boro untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah

hujan yang dicatat oleh tiap stasiun hujan terhadap DAS Kali Boro

42 Menghitung Hujan Wilayah

421 Poligon Thiessen

Untuk menentukan hujan wilayah digunakan Metode Poligon Thiessen

berdasarkan pengaruh dari 4 (empat) stasiun hujan terhadap luas DAS Kali Boro

yaitu Stasiun hujan Pabelan Stasiun hujan Grogol 67 B Stasiun hujan Mojolaban

128 D dan Stasiun hujan Ngemplak Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar

41 berikut

0 1 2 Km1 Km

Skala 1 25000

N

S

EW

GROGOL 67 B MOJOLABAN 128 D

NGEMPLAK 1

PABELAN

Ket Luas DAS Boro

Gambar 41 Poligon Thiessen dengan 4 (empat) stasiun hujan

Dari Poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dapat dihitung masing-

masing luas wilayah yang dipengaruhi oleh tiap-tiap stasiun hujan dengan

mengeplot pada software AutoCAD 2009 Hasilnya adalah

Ngemplak 1 = 01329 Km2

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 11: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

5

BAB 2

LANDASAN TEORI

21 Tinjauan Pustaka

211 Sistem Drainase

Drainase berasal dari bahasa Inggris yaitu drainage yang artinya mengalirkan

menguras membuang atau mengalihkan air Dalam bidang teknik sipil drainase

dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air

baik yang berasal dari hujan rembesan maupun kelebihan air dari suatu kawasan

sehingga fungsi kawasan tidak terganggu

Penelitian yang dilakukan oleh Siswoko (2002) menunjukkan bahwa sumber

terjadinya masalah banjir yang dominan adalah pengaruh kegiatan manusia

(anthropogenic) baik di dataran banjir maupun di DAS Masyarakat pemukim

belum banyak terlibat untuk menjaga DAS sebagai kawasan retensi akibat

keterbatasan pemahaman tentang DAS sebagai zona penyangga (buffer) sistem

tata air (Tunas 2004 dalam Iswahyu 2010)

Rizqi Fajar (2011) dalam penelitiannya di Mikro DAS Kali Boro menyatakan

bahwa ada 4 saluran drainase mikro yang bermuara ke Kali Boro yang kesemua

saluran tersebut perlu dilakukan rehabilitasi dimana Saluran Belakang PMI

memiliki peringkat tertinggi yaitu 0278 atau 278 dan tingkat persentase saluran

lainnya yaitu Saluran Stasiun Jebres 25 Saluran Jl Gotong Royong 249 dan

Saluran Jagalan 223 Pembahasan yang dilakukan sebatas saluran pengumpul

Kali Boro dan data sekunder berupa survey kuisioner warga sekitar daerah aliran

sungai

Puput Chandra K (2011) menyatakan bahwa saluran-saluran pengumpul yang

bermuara ke Kali Anyar mampu menampung debit rancangan untuk intensitas

hujan kala ulang 10 tahun tetapi Permen Pu No 63Prt1993 mengatakan dataran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

6

banjir yang merupakan daerah penguasaan sungai ditetapkan berdasarkan debit

banjir sekurang-kurangnya untuk Perioda Ulang 50 Tahunan tanpa tanggul

Dina Nur Febriani (2012) menyatakan bahwa hujan harian maksimum di DAS

Bengawan Solo Hulu mempunyai tingkat kecenderungan naik pada 15 (lima

belas) tahun terakhir Dengan demikian ada kecenderungan perubahan debit

rencana dalam kapasitas saluran-saluran di sistem jaringan drainase Kota

Surakarta

Mengatasi masalah drainase yang sering menimbulkan banjir di Kota Solo bisa

dengan merevitalisasi saluran dengan mengeruk sedimentasi yang ada di setiap

saluran drainase sehingga daya tampung drainase bisa lebih optimal dengan

demikian maka kemungkinan air meluap ke permukaan sangat kecil (Yusuf

Muttaqien 2011)

22 Landasan Teori

221 Umum

SNI No 1724-1989-F mendefinisikan hidrologi sebagai ilmu yang mempelajari

sistem kejadian air diatas pada permukaan dan didalam tanah Dengan demikian

ada empat macam proses dalam daur hidrologi yang digunakan secara umum dan

berhubungan dengan analisa hidrologi bagi perencanaan bangunan air yaitu

1 Presipitasi

2 Evaporasi

3 Infiltrasi

4 Surface runoff dan subsurface run off

Menurut Suripin (2004 7) drainase mempunyai arti mengalirkan menguras

membuang atau mengalihkan air Secara umum drainase didefinisikan sebagai

serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi danatau membuang

kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan sehingga lahan dapat difungsikan

secara optimal

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

7

kondensasi Presipitasi

Evaporasi air hujan

Aliran air

Evaporasi air danau kolam

Transpirasi

Mata air

Muka air

Danau

Infiltrasi

Aliran air

Aliran air

Evaporasi air sungai

Laut

Sungai

Evaporasi air laut

222 Siklus Hidrologi

Secara keseluruhan jumlah air di planet bumi ini relatif tetap dari masa ke masa

Air di bumi mengalami suatu siklus melalui serangkaian peristiwa yang

berlangsung terus ndash menerus dimana kita tidak tahu kapan dan dari mana

berawalnya dan kapan pula akan berakhir (Suripin 2004) Serangkaian peristiwa

tersebut dinamakan siklus hidrologi (hydrologic cycle)

Gambar 21 Siklus Hidrologi (Suripin 2004)

Dalam kaitannya dengan perencanaan drainase komponen dalam siklus hidrologi

yang terpenting adalah aliran permukaan Oleh karena itu komponen inilah yang

ditangani secara baik untuk menghindari berbagai bencana khususnya banjir

223 Presipitasi

Menurut Suripin (2004) presipitasi adalah istilah umum untuk menyatakan uap

air yang mengkondensasi dan jatuh dari atmosfir ke bumi dalam segala bentuknya

dalam rangkaian siklus hidrologi Jika air yang jatuh berbentuk cair disebut hujan

(rainfall) dan jika berupa padat disebut salju (snow) Menurut Bambang

Triadmojo (2009) presipitasi adalah turunnya air hujan dari atmosfer ke

permukaan bumi yang bisa berupa hujan hujan salju kabut embun dan hujan

es Dalam bagian ini hanya akan dibahas tentang hujan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

8

Menurut Bambang Triadmodjo (2008) berdasarkan proses terjadinya hujan dibagi

menjadi tiga tipe sebagai berikut

1 Hujan Konvektif

Di daerah tropis pada musim kemarau udara yang berada di dekat permukaan

tanah mengalami pemanasan yang intensif Pemanasan tersebut menyebabkan

rapat massa udara berkurang sehingga udara basah naik ke atas dan

mengalami pendinginan sehingga terjadi kondensasi dan hujan Hujan yang

terjadi karena proses ini disebut hujan konvektif yang biasanya bersifat

setempat mempunyai intensitas tinggi dan durasi singkat

2 Hujan siklonik

Jika massa udara panas yang relative ringan bertemu dengan massa udara

dingin yang relative berat maka udara panas tersebut akan bergerak di atas

udara dingin Udara yang bergerak ke atas tersebut mengalami pendinginan

sehingga terjadi kondensasi dan terbentuk awan dan hujan Hujan yang terjadi

disebut hujan siklonik yang mempunyai sifat tidak terlalu lebat dan

berlangsung dalam waktu lebih lama

3 Hujan orografis

Udara lembab yang tertiup angin dan melintasi daerah pegunungan akan naik

dan mengalami pendinginan sehingga terbentuk awan dan hujan Sisi gunung

yang dilalui oleh udara tersebut banyak mendapatkan hujan dan disebut lereng

hujan sedang sisi belakangnya yang dilalui udara kering (uap air telah menjadi

hujan di lereng hujan) disebut lereng bayangan hujan Daerah tersebut tidak

permanen dan dapat berubah tergantung musim (arah angin) Hujan ini terjadi

di daerah pegunungan (hulu DAS) dan merupakan pemasok air tanah danau

bendungan dan sungai

Dari ketiga jenis tipe hujan yang banyak terjadi di Indonesia adalah hujan

konvektif dan orografis Jumlah hujan yang jatuh di permukaan bumi dinyatakan

dalam kedalaman air (biasanya mm) yang dianggap terdistribusi secara merata

pada seluruh daerah tangkapan air Intensitas hujan adalah jumlah curah hujan

dalam suatu satuan waktu yang biasanya dinyatakan dalam mmjam Durasi hujan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

9

adalah waktu yang dihitung dari saat hujan mulai turun sampai berhenti yang

biasanya dinyatakan dalam jam Data hujan durasi pendek jam atau menit dapat

diperoleh dari automatic rainfall recorder

Karakteristik hujan yang perlu ditinjau dalam analisis dan perencanaan hidrologi

meliputi

a Intensitas i adalah laju hujan = tinggi air persatuan waktu misalnya

mmmenit mmjam atau mmhari

b Lama waktu (durasi) t adalah panjang waktu di mana hujan turun dalam

menit atau jam

c Tinggi hujan d adalah jumlah atau kedalaman hujan yang terjadi selama

durasi hujan dan dinyatakan dalam ketebalan air di atas permukaan datar

dalam mm

d Frekuensi adalah frekuensi kejadian dan biasanya dinyatakan dengan kala

ulang (return period) T misalnya sekali dalam 2 tahun

e Luas adalah luas geografis daerah sebaran hujan

Secara kualitatif intensitas curah hujan disebut juga derajat curah hujan

sebagaimana diperlihatkan dalam Tabel 21

Tabel 21 Derajad Curah Hujan dan Intensitas Curah Hujan

Derajad curah Hujan

Intensitas curah Hujan (mmjam) Kondisi

Hujan sangat Lemah lt120 Tanah agak basah atau dibasahi sedikit

Hujan lemah 120 ndash 300 Tanah menjadi basah semuanya tetapi sulit membuat puddle

Hujan normal 300 ndash 1800 Dapat dibuat puddle dan bunyi hujan kedengaran

Hujan deras 180 ndash 600 Air tergenang diseluruh permukaan tanah dan bunyi keras hujan terdengar berasal

dari genangan

Hujan sangat deras gt600 Hujan seperti ditumpahkan sehingga saluran dan drainase meluap

(Sumber Suripin 2004)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

10

224 Tata Guna Lahan

Pengaruh tata guna lahan pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien

aliran permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara

besarnya aliran permukaan dan besarnya curah hujan Angka koefisien aliran

permukaan ini merupakan salah satu indikator untuk menentukan kondisi fisik

suatu DAS Nilai C berkisar antara 0 sampai 1 Pada DAS yang masih baik harga

C mendekati nol dan semakin rusak suatu DAS maka harga C makin mendekati

satu Masalah banjir pada suatu perkotaan juga tidak lepas dari semakin cepat

berkurangnya daerah resapan air dalam hal ini perubahan tata guna lahan

225 Kondisi Sistem Drainase

Banjir menjadi salah satu permasalahan dalam perkotaan terutama dalam kota-

kota besar di Indonesia Jika dirunut ke belakang akar permasalahan banjir di

perkotaan berasal dari pertambahan penduduk yang sangat cepat Pertambahan

penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan prasarana dan sarana

perkotaan yang memadai mengakibatkan pemanfaatan tata guna lahan yang acak-

acakan Banyak terjadi bangunan pemukiman yang berdiri di atas saluran

drainase sehingga saluran drainase tersebut menjadi terganggu dan tidak

berfungsi sebagaimana mestinya

226 Pengukuran Hujan

Dalam analisis diperlukan data hujan yang akurat bukan hanya hujan kumulatif

harian namun juga diperlukan data hujan jam-jaman Hal ini dikarenakan hujan

sangat bervariasi terhadap waktu dan tempat dan setiap perubahannya

berpengaruh terhadap aliran sungai Hujan di suatu daerah dapat diukur di

beberapa titik yang ditetapkan dengan menggunakan alat pencatat hujan baik

berupa alat pencatat hujan manual (ordinary raingauge) maupun berupa alat

pencatat hujan otomatis (automatic raingauge)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

11

227 Kualitas Data Hujan

Kualitas data hujan sangat beragam tergantung pada alat pengelola dan sistem

arsip

1 Kelengkapan Data

Dalam proses pencatatan data hujan terkadang ada data hujan yang hilang

Berdasarkan pengujian yang dilakukan di sejumlah DAS di Pulau Jawa

mengenai data hujan yang hilang jika dilakukan pengisian maka akan

mengacaukan perhitungan lain Hal ini disebabkan karena variabilitas hujan

yang tinggi Oleh sebab itu disarankan untuk tidak melakukan pengisian data

yang hilang (Sri Harto 1993)

2 Kepanggahan

Data yang diperoleh dari alat pencatat bias jadi tidak panggah karena

a Alat pernah rusak

b Alat pernah pindah lokasi

228 Analisis Hujan Titik menjadi Hujan Wilayah

Data hujan yang diperoleh dari alat penakar hujan merupakan hujan titik (point

rainfall) Mengingat hujan sangat bervariasi terhadap tempat (space) maka untuk

kawasan yang luas satu alat penakar hujan belum dapat menggambarkan hujan

wilayah tersebut (Suripin 2004) Dalam hal ini diperlukan hujan kawasan yang

diperoleh dari harga rerata curah hujan beberapa stasiun penakar hujan yang ada

di dalam atau di sekitar kawasan Bambang Triatmodjo (2008) menerangkan

bahwa ada tiga cara yang digunakan dalam menghitung hujan rerata kawasan

yaitu

1 Metode rerata aljabar

Metode ini paling sederhana dibanding metode lain Pengukuran yang

dilakukan di beberapa stasiun dalam waktu yang bersamaan dijumlahkan

kemudian dibagi dengan jumlah stasiun Stasiun hujan yang digunakan dalam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

12

hitungan biasanya adalah yang berada di dalam DAS Metode rerata aljabar

memberikan hasil yang baik apabila

a Stasiun hujan tersebar secara merata di DAS dalam jumlah yang cukup

b Distribusi hujan relatif merata pada seluruh DAS

2 Metode Thiessen

Metode ini diperoleh dengan membuat poligon yang memotong tegak lurus

pada tengah-tengah garis penghubung dua pos penakar hujan Cara ini

berdasarkan rata-rata timbang (weighted average) Masing-masing penakar

mampunyai daerah pengaruh yang dibentuk dengan menggambarkan garis-

garis sumbu tegak lurus terhadap garis penghubung di antara dua buah pos

penakar Contoh Gambar Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar 22

Stasiun Hujan

Garis Penghubung

Garis Bagi

A1

A1 A6

P2

A3

A4A5

P1

P6

A2

P3

P4

P5

Gambar 22 Cara Poligon Thiessen

Misalnya A1 adalah luas daerah pengaruh pos penakar P1 A2 luas daerah

pengaruh pos penakar P2 dan seterusnya Jumlah A1+A2++An = A adalah

jumlah luas seluruh areal yang dicari tinggi curah hujan rata - ratanya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

13

Jika pos penakar 1 menakar tinggi hujan d1 pos penakar 2 menakar d2 dan

pos penakar N menakar dN maka 粸 实故क़粸क़ 十故挠粸挠十故挠粸挠十 十故屁粸屁故क़十故挠嫩故ৰ十⋯故屁

=sum 霹腮聘腮霹屁平妮क़ helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (21)

Jika AiA = pi merupakan persentase luas pada pos I yang jumlahnya untuk

seluruh luas adalah 100 maka 粸 实sum 贵平粸平棺轨实1 (22)

Dengan

A = luas areal (kmsup2) d = tinggi curah hujan rata-rata areal d1 d2 d3 dn = tinggi curah hujan di pos 123N A1 A2 A3 AN = luas daerah pengaruh pos 123N

3 Metode Isohyet

Isohyet adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan ketebalan hujan

yang sama Pada metode isohyet dianggap bahwa hujan pada suatu daerah di

antara dua garis isohyet adalah merata dan sama dengan nilai rerata dari

kedua garis isohyet tersebut Metode isohyet membutuhkan data yang dapat

mendukung disusunnya Isohyet baik dalam hal jumlah stasiun dan kualitas

serta kuantitas data hujan Contoh gambar dapat dilihat pada Gambar 23

Gambar 23 Cara Garis Isohyet

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

14

Dari ketiga cara tersebut dipilih metode Thiessen karena cara pertama dipandang

terlampau kasar hasilnya Adapun cara yang ketiga tidak didukung oleh data yang

tersedia di lapangan

229 Karakteristik DAS

Suripin (2004) menyatakan karakteristik DAS yang berpengaruh besar pada

aliran permukaan meliputi 1) luas dan bentuk DAS 2) topografi dan 3) tata

guna lahan

1 Luas dan bentuk DAS

Laju dan volume permukaan aliran akan bertambah dengan bertambahnya luas

DAS Tetapi apabila aliran permukaan tidak dinyatakan sebagai jumlah total dari

DAS melainkan sebagai laju dan volume persatuan luas besarnya akan berkurang

dengan bertambah luasnya DAS Bentuk DAS mempunyai pengaruh pada pola

aliran dalam sungai Pengaruh bentuk DAS terhadap aliran permukaan dapat

ditunjukkan dengan memperhatikan hidrograf-hidrograf yang terjadi pada dua

buah DAS yang bentukanya berbeda namun mempunyai luas yang sama dan

intensitas hujan yang sama Bentuk DAS memanjang dan sempit cenderung

menghasilkan laju aliran permukaan yang lebih kecil dibandingkan dengan DAS

yang berbentuk melebar atau melingkar

2 Topografi

Tampakan rupa muka bumi atau topografi seperti kemiringan lahan keadaan dan

kerapatan saluran dan bentuk cekungan mempunyai pengaruh pada laju dan

volume aliran permukaan DAS dengan kemiringan curam disertai saluran yang

rapat akan menghasilkan laju dan volume aliran permukaan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan DAS yang landai dengan saluran dan adanya cekungan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

15

3 Tata guna lahan

Pengaruh tata guna lahn pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien aliran

permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara besarnya

aliran permukaan dan besarnya curah hujan

2210 Hujan Rerata Kawasan

Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air

dan rancangan pengendalian adalah curah hujan rerata diseluruh daerah yang

bersangkutan bukan curah hujan pada suatu titik tertentu (Suyono Sosrodarsono

1976)

Dalam penelitian ini hujan wilayah diperhitungkan dengan cara Poligon Thiessen

yang dapat dihitung dengan persamaan berikut 官呻实 क़霹嫂sum 故平官平屁平妮क़ (23)

dengan 官呻 = hujan wilayah (mm) 官平 = hujan masing-masing stasiun pencatat hujan (mm) 故扑 = luas DAS (km2) 故平 = luas masing-masing poligon N = jumlah stasiun pencatat hujan

2211 Analisis Frekuensi

Analisis frekuensi bertujuan untuk mencari hubungan antara besarnya kejadian

ekstrim terhadap frekuensi kejadian dengan menggunakan distribusi probabilitas

kontinyu Ada beberapa bentuk fungsi distribusi kontinyu (teoritis) yang sering

digunakan dalam analisis frekuensi untuk hidrologi yaitu distribusi Normal Log

Normal Gumbel Pearson dan log Pearson Sebelum menganalisis data hujan

dengan salah satu distribusi di atas perlu pendekatan dengan parameter-parameter

statistik untuk menentukan distribusi yang tepat digunakan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

16

Parameter-parameter tersebut meliputi

a) Rata-rata ( X伸 ) = क़坡sum X平坡平能क़ (24)

b) Simpangan baku (S) = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (25)

c) Koefisien variasi (Cv) = 聂涅伸 (26)

d) Koefisien skewness (Cs) = 坡sum 纵涅氢能涅伸邹遣晴腮呛前纵 能क़邹纵 能挠邹聂遣 (27)

e) Koefisien ketajaman (Ck) = 綐 sum纵涅氢能涅伸邹浅纵 能क़邹纵 能挠邹纵 能ৰ邹聂浅 (28)

dengan

n = banyaknya data atau jumlah kejadian Xi = hujan maksimum harian rata-rata (mm)

a Distribusi Normal

Persamaan yang dipakai dalam distribusi normal adalah

p = क़飘 (29)

w = 族ln足क़怒綐卒祖क़ 挠世 纵0 屎贵 屎05邹 (210)

KT = z = w 石 2515517十0802853国十0010328国21十1432788国十0189269国2十0001308国3 (211)

dengan

T = kala ulang p = probabilitas KT = factor frekuensi

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

Sifat-sifat distribusi normal adalah nilai koefisien kemelencengan (skewness)

sama dengan nol (Cs史0) dan nilaikoefisien kurtosis mendekati tiga (Ck史3) Selain

itu terdapat sifat-sifat distrubusi frekuensi kumulatif berikut ini 官纵果石滚邹 = 1587 (212) 官纵果邹 = 50 (213) 官纵果十滚邹 = 8414 (214)

b Distribusi Log Normal

Distribusi log normal digunakan apabila nilai-nilai dari variable random tidak

mengikuti distribusi normal tetapi nilai logaritmanya memenuhi distribusi

normal Sifat-sifat distribusi log normal adalah sebagai berikut

Koefisien kemelencengan Cs = 固剖ৰ + 3Cv (215)

Koefisien kurtosis Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3 (216)

Persamaan yang dipakai dalam Log Normal adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (217)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (218)

z = 仆能仆呻骗色 (219)

y = z Sy + 裹呻 (220)

yT = 裹呻 + KT Sy (221)

p = arc ln y (222)

dengan

y = ln p

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

裹呻 = nilai rerata dari y Sy = standar deviasi z = probabilitas

c Distribusi Gumbel

Persamaan yang dipakai dalam distribusi gumbel adalah

果 = क़坡sum X平坡平能क़ (223)

Sx = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (224)

p = 果石票 票 汝汝呛前嫩仆叁骗叁 管铺 (225)

dengan

KT = faktor frekuensi T = kala ulang

Distribusi gumbel mempunyai sifat

Koefisien kemelencengan Cs = 114

Koefisien kurtosis Ck = 54

d Distribusi Log Pearson III

Distribusi log Pearson III digunakan apabila parameter statistic tidak sesuai

dengan model distribusi yang lain Persamaan yang dipakai adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (226)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (227)

yT = 裹呻 + KT Sy (228)

p = arc log yT (229)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

dengan

YT = nilai logaritmik dari x dengan periode ulang T 裹呻 = nilai rerata dari Sy = standar deviasi dari y KT = faktor frekuensi yang merupakan fungsi dari probabilitas (atau periode

ulang) dan koefisien kemencengan (Csy) yang diberikan pada Lampiran A-3

Untuk memilih distribusi yang sesuai dengan data yang ada perlu dilakukan uji

statistik Pengujian kesesuaian distribusi yang sering dilakukan yaitu uji Smirnov-

Kolmogorov

a Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan data dengan garis teoritis pada

kertas probabilitas Nilai ∆ kritis (∆cr Smirnov Kolmogorov Test) tergantung dari

jumlah data (n) dan derajat kegagalan (α) Nilai ∆ kritis untuk Uji Smirnov

Kolmogorov dapat dilihat pada Lampiran A-2

2212 Hujan rencana

Setelah ditentukan pola distribusi yang sesuai dengan data yang ada dan dipilih

jenis distribusi probabilitas hujan yang cocok sesuai dengan hasil uji statistik

maka hujan rencana dapat dihitung menggunakan persamaan

YT = 裹呻 + KT Sy (230)

dengan

YT = hujan rencana 裹呻 = rerata Sy = standar deviasi KT = koefisien factor frekuensi sesuai agihan terpilih

2213 Intensitas Hujan

Dalam perhitungan Qmaks dengan menggunakan metode rasional diperlukan data

intensitas hujan yaitu tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu Sifat

umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya cenderung

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

makin besar dan makin tinggi periode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya

(Suripin 2004)

Maka intensitas hujan dapat dihitung dengan rumus modified Mononobe yaitu

I = 片綐浅挠恼足挠恼迫卒綐遣 (231)

Dengan

I = intensitas hujan (mmjam) t = lamanya curah hujan (jam) R24 = curah hujan maksimum harian (selama 24 jam) (mm)

Sobriyah (2003) dalam desertasinya menyatakan bahwa hujan efektif pada DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan persentase hujan

sebagaimana dalam Tabel 22 berikut

Tabel 22 Persentase Hujan Jam-jaman pada DAS Bengawan Solo

No Hujan Jam-jaman Persentase

1 Hujan ke-1 3870

2 Hujan ke-2 3230

3 Hujan ke-3 1870

4 Hujan ke-4 1030

(Sumber Sobriyah 2003)

2214 Waktu Konsentrasi

Kirpich (1940) dalam Suripin (2004) mengembangkan rumus dalam

memperkirakan waktu konsentrasi dimana dalam hal ini durasi hujan

diasumsikan sama dengan waktu konsentrasi Rumus waktu konsentrasi tersebut

dapat ditulis sebagai berikut

tc = 足=Ǵ呢铺痞綐क़===铺骗卒=ৰǴĖ (232)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

dengan

tc = waktu konsentrasi (jam) L = panjang saluran utama dari hulu sampai penguras (km) S = kemiringan rata-rata saluran

2215 Metode Rasional

Metode ini adalah untuk menentukan laju aliran permukaan puncak Metode ini

sangat simpel dan mudah penggunaannya namun penggunaannya terbatas untuk

DAS-DAS dengan ukuran kecil yaitu kurang dari 300 ha (Goldman etal 1986

dalam Suripin 2004) sedangkan menurut standar PU digunakan dengan DAS

yang berukuran lt 5000 ha (Lily Montarcih 2010) Persamaan Metode Rasional

dapat ditulis dalam bentuk

Qp = 02778 C I A (233)

dengan

Q = laju aliran permukaan (debit) puncak (m3detik) I = intensitas hujan (mmjam) A = luas DAS (km2) C = koefisien aliran permukaan (0 le C le 1)

Dengan nilai koefisien C disajikan dalam Tabel 23 berikut

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Business Perkotaan 070 ndash 095 Pinggiran 050 ndash 070

Perumahan Rumah tunggal 030 ndash 050 Multiunit terpisah 040 ndash 060 Multiunit tergabung 060 ndash 075 Pekampungan 025 ndash 040 Apartemen 050 ndash 070

Industri Ringan 050 ndash 080 Berat 060 ndash 090

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional (Lanjutan)

(Sumber McGuen 1989 dalam Suripin 2004)

Tabel 23 menggambarkan nilai C untuk penggunaan lahan yang seragam di

mana kondisi ini sangat jarang dijumpai untuk lahan yang relative luas Jika DAS

terdiri dari berbagai macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan

yang berbeda maka C yang dipakai adalah koefisien DAS yang dapat dihitung

dengan persamaan berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前 (234)

dengan

Ai = luas lahan dengan jenis penutup tanah i Ci = Koefisien aliran permukaan jenis penutup tanah i n = jumlah jenis penutup lahan

Metode Rasional pada awalnya hanya menghitung debit puncak tanpa

memberikan informasi debit aliran dari waktu ke waktu Pada perkembangannya

debit puncak yang terjadi pada waktu ke waktu dapat digambarkan dalam grafik

hidrograf rasional (Ponce 1989 dan Wanielista 1990 dalam Sobriyah 2012)

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Perkerasan Aspal dan beton 070 ndash 095 Batu-bata paving 050 ndash 070

Atap 075 ndash 095 Halaman tanah berpasir

Datar 2 005 ndash 010 Rata-rata 2-7 010 ndash 015 Curam 7 025 ndash 035

Halaman kereta api 010 ndash 035 Taman tempat bermain 020 ndash 035 Taman pekuburan 010 ndash 025 Hutan

Datar 0-5 010 ndash 040 Bergelombang 5-10 025 ndash 050 Berbukit 10-30 030 ndash 060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

Dibawah ini terdapat 3 Jenis Hidrograf Rasional berdasarkan hubungan antara

Waktu Konsentrasi (tc) dengan Durasi Hujan (dh) seperti berikut

a Hidrograf rasional dengan tc = dh

Debit puncak (Qp) yang terjadi berada pada puncak hidrograf segitiga

sebagaimana dinyatakan oleh Williams Pogan dan Mitchi (Wanielista 1990

dalam Sobriyah 2012) Hidrograf segitiga ini terjadi apabila waktu konsentrasi

(tc) = durasi hujan (dh) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 24

Gambar 24 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc = dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 24 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp1 tc (235)

V1 = V2 dan tc = dh sehingga persamaan debit puncak (Qp) dapat dituliskan

Qp1 = 02778 C I A (236)

b Hidrograf rasional dengan tc lt dh

Untuk tc lt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium (Singh dan Cruise

dalam Wanielista 1990) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 25

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

Gambar 25 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 25 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp2 dh (237)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp2 = 02778 C I A (238)

Qp2 = Qp1

c Hidrograf rasional dengan tc gt dh

Jika tc gt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium tetapi debit puncaknya

tidak sama dengan debit puncak pada kondisi yang lain (Sobriyah dan

Purwanti1998 dalam Sobriyah 2012) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat

pada Gambar 26

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

Gambar 26 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc gt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 26 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp3 tc (239)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp3 = 02778 (dh tc) C I A (240)

Qp3 lt Qp1

2216 Model Hidraulik Sungai

Analisa hidrolika air banjir di sungai dengan berbagai kala ulang dari debit banjir

rencana Analisa hidrolika akan menghitung seberapa jauh kemampuan saluran

drainase secara struktural terhadap tinggi muka air banjir dan luapan banjir yang

terjadi Perhitungan analisa hidrolika sungai dalam penulisan ini menggunakan

software Hydrologic Engineering Centre-River Analysis System (HEC-RAS) versi

410 yang dikembangkan oleh Hydrologic Engineering Center milik US Army

Corps of Engineers

HEC-RAS adalah system perangkat lunak terpadu dirancang untuk penggunaan

interaktif dalam lingkungan multi-tugas Sistem terdiri dari Graphic User

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

Interface (GUI) komponen terpisah analisa hidrolik penyimpanan data dan

kapabilitas manajemen fasilitas pelaporan dan grafis

Sistem HEC-RAS mempunyai 3 komponen analisa hidrolika satu dimensi untuk

1 Perhitungan profil permukaan air steady flow

2 Simulasi steady flow dan unsteady flow

3 Perhitungan transport sedimen batas yang movable

2217 Komponen Aliran dan Persamaan dalam HEC-RAS

Komponen-komponen aliran dalam HEC-RAS adalah sebagai berikut

1 Aliran Seragam (Steady flow)

Komponen pada model ini digunakan untuk menghitung profil muka air pada

kondisi aliran Seragam (steady) Sistem ini dapat digunakan pada sebuah saluran

jaringan atau sebuah jaringan besar termasuk saluran dan saluran kecil lainnya

Komponen pada steady flow dapat dimodelkan pada kondisi aliran subkritis

superkritis dan system gabungan profil muka air

Dasar perhitungan komputer didasarkan pada solusi satu dimensi energi Energi

yang hilang disebabkan oleh gesekan (persamaan Manning) dan penyempitan dan

pelebaran (koefisien tambahan dari perubahan dalam tinggi kecepatan)

Persamaan Momentum bermanfaat dalam situasi dimana profil muka air

mengalami perubahan tiba-tiba Situasi ini termasuk dengan system perhitungan

aliran gabungan (contoh lompatan air) atau aliran pada jembatan dan perubahan

muka air pada pertemuan saluran (arus di persimpangan)

2 Aliran tidak Seragam (Unsteady flow)

Komponen untuk aliran tidak langgeng dikembangkan untuk perhitungan aliran

subkritis Perhitungan hidrolik untuk cross-section jembatan gorong-gorong dan

struktur hidrolik lainnya yang dikembangkan untuk komponen aliran langgeng

digabung dengan perhitungan aliran tidak langgeng Komponen untuk aliran tidak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

langgeng digunakan untuk model tampungan dan hubungan hidrolik dengan

tampungan

3 Profil muka air pada aliran steady

HECndashRAS dapat melakukan perhitungan profil muka air satu dimensi untuk

aliran steady berubah lambat laun pada saluran alami dan buatan Subkritis

superkritis dan sistem gabungan aliran profil muka air dapat dianalisa

2218 Persamaan Dasar Dalam HEC-RAS

Profil muka air dihitung dari satu potongan melintang ke potongan selanjutnya

dengan menyelesaikan persamaan Energi dengan prosedur iterasi disebut metode

langkah standar (standard step) seperti pada persamaan 241

Persamaan energi ditulis sebagai berikut

ehgV

ZYgV

ZY +++=++22

211

11

222

22

aa (241)

Dengan

Y1 Y2 = kedalaman air di potongan melintang Z1 Z2 = elevasi invert saluran utama V1 V2 = kecepatan rata-rata (debit totalluas aliran total) α1 α2 = koefisien pemberat kecepatan g = kecepatan gravitasi he = kehilangan tinggi energi

Dari persamaaan diatas dapat dilihat dalam bentuk gambar seperti Gambar

Persamaan Energi pada Gambar 27 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

Gambar 27 Garis Persamaan Energi

(Sumber HEC-RAS River Analysis System 2005)

Kehilangan tinggi energi (he) antara dua potongan melintang terdiri dari

kehilangan gesekan dan kehilangan kontraksi atau ekspansi

Persamaan untuk kehilangan tinggi energi bisa dilihat dari persamaan (242)

gV

gV

CSLh fe 22

211

222 aa-+= (242)

Dengan

L = panjang ruas pemberat debit Sf = mewakili kemiringan friksi antara dua bagian C = koefisien kehilangan ekspansi atau kontraksi

Jarak panjang ruas pemberat L dihitung sebagai

robchlob

robrobchchloblob

QQQQLQLQL

L++

++= helliphelliphellip (243)

Dengan

Llob Lch Lrob = panjang ruang potongan melintang ditentukan untuk aliran di tebing kiri saluran utama dan tebing kanan Qlob Qch Qrob = rata-rata aritmetika aliran antara bidang-bidang untuk tebing

kiri saluran utama dan tebing kanan

(Garis Energi)

(Permukaan Air)

(Dasar Saluran)

(Dasar)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

evaluatif Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang dirancang

untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan

(Furchan 2004447) data dianalisis dan dievaluasi untuk memberikan solusi ndash

solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan drainase DAS Kali Boro

32 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ialah sepanjang aliran sungai DAS Kali Boro yang melewati 5

Kelurahan yakni Jebres Jagalan Purwodiningratan Pucang Sawit dan Kampung

Sewu

Gambar 31 Peta Situasi DAS Kali Boro

(Dinas PU Kota Surakarta 2008)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

Kali Boro memiliki 4 Saluran Pengumpul (collector drain) yaitu Saluran Jl

Gotong Royong Saluran Belakang PMI Saluran Stasiun Jebres dan Saluran

Jagalan DAS Kali Boro mempunyai luas 14383 Ha dengan panjang saluran

utama 147550 meter Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan seringnya terjadi

genangan air bila intensitas hujan cukup tinggi

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro

Beberapa foto yang menggambarkan kondisi riil Kali Boro seperti berikut

34 Langkah Penelitian

341 Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan didalam penelitian ini antara lain

1 Data-data Primer berupa Data Geometri Kali Boro (Profil Sungai) yang

diperoleh dari Pengukuran di lapangan

2 Data-data Sekunder berupa Data Curah Hujan yang diperoleh dari Balai

Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air Propinsi Jawa Tengah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

Gambar 32 Potongan Melintang Saluran pada Sta 0+30000 m

Gambar 33 Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

3 Data-data sekunder lainnya diperoleh melalui Studi Pustaka dan

mengumpulkan data atau informasi data sekunder dari berbagai sumber dan

instansi terkait misalnya seperti peta topografi baik secara peta cetak maupun

peta digital peta batas administrasi atau peta wilayah

342 Analisis Data

3421 Analisis Hidrologi

Analisa hidrologi meliputi

1 Analisa Data Curah Hujan yaitu Tahun 1990 ndash 2011 untuk Menghitung Hujan

Rancangan (R24) Intensitas Hujan (I)

2 Dengan memilih Intensitas Hujan (I) dihitung Debit Rencana dengan Metode

Rasional

3 Menghitung Debit Rancangan Maksimum (Qmaks) Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun dengan Metode Rasional

3422 Analisis Hidrolika

Analisis hidrolika saluran dilakukan dengan software HEC-RAS versi 41

( Hydrologic Engineering Center - River Analysis System) dari US Army Corps of

Engineering berdasarkan data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir

rencana yang diperoleh pada metode analisis debit banjir Output analisis

hidrolika ini berupa elevasi muka air banjir untuk setiap debit rencana

Selanjutnya dilakukan evaluasi mengenai kapasitas maksimum saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian

Langkah ndash langkah penelitian ditunjukkan pada bagan alir di Gambar 32

Gambar 34 Bagan Alir Tahap Penelitian

Penyelesaian Masalah 2 sampai langkah ini akan diketahui kapasitas Kali Boro

Selesai

Penyelesaian Masalah 3 sampai langkah ini akan diketahui daya tampung Kali Boro jika pintu ditutup

Analisis Hidrolika Saluran (HEC-RAS versi 410)

Pembahasan dan Kesimpulan

Perhitungan Kapasitas Saluran

Evaluasi Daya Tampung saluran jika pintu air Pucang Sawit di hilir Kali Boro ditutup

Uji Kesesuain Distribusi (Uji Smirnov-Kolmogorov)

Mulai

- Data Curah Hujan - Fungsi Lahan - Geometri Sungai

Penyelesaian Masalah 1 sampai langkah ini akan diketahui debit kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun

Menghitung Hujan Wilayah (polygon Thiessen)

Menganalisa Distribusi Frekuensi Curah Hujan

Analisis Debit Banjir Rancangan (Metode Rasional)

- Distribusi Gumbel - Distribusi Log Pearson III - dll

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan

Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi berasal dari 4 stasiun hujan

yaitu Stasiun Hujan Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

Jumlah data hujan dalam penelitian ini yaitu data hujan 22 tahun dari Tahun 1990

ndash 2011 Data hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 41 berikut

Tabel 41 Data Hujan Tahunan

Tahun Hujan Tahunan (mmtahun) Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 177430 150000 185500 57600 1991 197735 133200 190100 1992 213165 133900 214800 238100 1993 241470 235700 1994 264141 160700 1995 257600 186700 176300 1996 224700 153300 206800 168400 1997 129200 140200 24500 1998 295350 152200 258400 1999 183450 152200 2000 152800 178800 2001 139850 172800 2002 101500 178800 83500 2003 135300 11300 130500 2004 252250 38800 87300 2005 208400 6900 89900 2006 223900 167600 2007 210800 370300 162300 2008 242550 153100 249400 139800 2009 204450 163200 102000 178950 2010 313600 302200 87700 305000 2011 224300 212700 60500 214300

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

Data rusak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

Kemudian dari Tabel 41 diatas dilakukan penggambaran letak posisi stasiun

hujan terhadap DAS Kali Boro untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah

hujan yang dicatat oleh tiap stasiun hujan terhadap DAS Kali Boro

42 Menghitung Hujan Wilayah

421 Poligon Thiessen

Untuk menentukan hujan wilayah digunakan Metode Poligon Thiessen

berdasarkan pengaruh dari 4 (empat) stasiun hujan terhadap luas DAS Kali Boro

yaitu Stasiun hujan Pabelan Stasiun hujan Grogol 67 B Stasiun hujan Mojolaban

128 D dan Stasiun hujan Ngemplak Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar

41 berikut

0 1 2 Km1 Km

Skala 1 25000

N

S

EW

GROGOL 67 B MOJOLABAN 128 D

NGEMPLAK 1

PABELAN

Ket Luas DAS Boro

Gambar 41 Poligon Thiessen dengan 4 (empat) stasiun hujan

Dari Poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dapat dihitung masing-

masing luas wilayah yang dipengaruhi oleh tiap-tiap stasiun hujan dengan

mengeplot pada software AutoCAD 2009 Hasilnya adalah

Ngemplak 1 = 01329 Km2

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 12: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

6

banjir yang merupakan daerah penguasaan sungai ditetapkan berdasarkan debit

banjir sekurang-kurangnya untuk Perioda Ulang 50 Tahunan tanpa tanggul

Dina Nur Febriani (2012) menyatakan bahwa hujan harian maksimum di DAS

Bengawan Solo Hulu mempunyai tingkat kecenderungan naik pada 15 (lima

belas) tahun terakhir Dengan demikian ada kecenderungan perubahan debit

rencana dalam kapasitas saluran-saluran di sistem jaringan drainase Kota

Surakarta

Mengatasi masalah drainase yang sering menimbulkan banjir di Kota Solo bisa

dengan merevitalisasi saluran dengan mengeruk sedimentasi yang ada di setiap

saluran drainase sehingga daya tampung drainase bisa lebih optimal dengan

demikian maka kemungkinan air meluap ke permukaan sangat kecil (Yusuf

Muttaqien 2011)

22 Landasan Teori

221 Umum

SNI No 1724-1989-F mendefinisikan hidrologi sebagai ilmu yang mempelajari

sistem kejadian air diatas pada permukaan dan didalam tanah Dengan demikian

ada empat macam proses dalam daur hidrologi yang digunakan secara umum dan

berhubungan dengan analisa hidrologi bagi perencanaan bangunan air yaitu

1 Presipitasi

2 Evaporasi

3 Infiltrasi

4 Surface runoff dan subsurface run off

Menurut Suripin (2004 7) drainase mempunyai arti mengalirkan menguras

membuang atau mengalihkan air Secara umum drainase didefinisikan sebagai

serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi danatau membuang

kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan sehingga lahan dapat difungsikan

secara optimal

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

7

kondensasi Presipitasi

Evaporasi air hujan

Aliran air

Evaporasi air danau kolam

Transpirasi

Mata air

Muka air

Danau

Infiltrasi

Aliran air

Aliran air

Evaporasi air sungai

Laut

Sungai

Evaporasi air laut

222 Siklus Hidrologi

Secara keseluruhan jumlah air di planet bumi ini relatif tetap dari masa ke masa

Air di bumi mengalami suatu siklus melalui serangkaian peristiwa yang

berlangsung terus ndash menerus dimana kita tidak tahu kapan dan dari mana

berawalnya dan kapan pula akan berakhir (Suripin 2004) Serangkaian peristiwa

tersebut dinamakan siklus hidrologi (hydrologic cycle)

Gambar 21 Siklus Hidrologi (Suripin 2004)

Dalam kaitannya dengan perencanaan drainase komponen dalam siklus hidrologi

yang terpenting adalah aliran permukaan Oleh karena itu komponen inilah yang

ditangani secara baik untuk menghindari berbagai bencana khususnya banjir

223 Presipitasi

Menurut Suripin (2004) presipitasi adalah istilah umum untuk menyatakan uap

air yang mengkondensasi dan jatuh dari atmosfir ke bumi dalam segala bentuknya

dalam rangkaian siklus hidrologi Jika air yang jatuh berbentuk cair disebut hujan

(rainfall) dan jika berupa padat disebut salju (snow) Menurut Bambang

Triadmojo (2009) presipitasi adalah turunnya air hujan dari atmosfer ke

permukaan bumi yang bisa berupa hujan hujan salju kabut embun dan hujan

es Dalam bagian ini hanya akan dibahas tentang hujan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

8

Menurut Bambang Triadmodjo (2008) berdasarkan proses terjadinya hujan dibagi

menjadi tiga tipe sebagai berikut

1 Hujan Konvektif

Di daerah tropis pada musim kemarau udara yang berada di dekat permukaan

tanah mengalami pemanasan yang intensif Pemanasan tersebut menyebabkan

rapat massa udara berkurang sehingga udara basah naik ke atas dan

mengalami pendinginan sehingga terjadi kondensasi dan hujan Hujan yang

terjadi karena proses ini disebut hujan konvektif yang biasanya bersifat

setempat mempunyai intensitas tinggi dan durasi singkat

2 Hujan siklonik

Jika massa udara panas yang relative ringan bertemu dengan massa udara

dingin yang relative berat maka udara panas tersebut akan bergerak di atas

udara dingin Udara yang bergerak ke atas tersebut mengalami pendinginan

sehingga terjadi kondensasi dan terbentuk awan dan hujan Hujan yang terjadi

disebut hujan siklonik yang mempunyai sifat tidak terlalu lebat dan

berlangsung dalam waktu lebih lama

3 Hujan orografis

Udara lembab yang tertiup angin dan melintasi daerah pegunungan akan naik

dan mengalami pendinginan sehingga terbentuk awan dan hujan Sisi gunung

yang dilalui oleh udara tersebut banyak mendapatkan hujan dan disebut lereng

hujan sedang sisi belakangnya yang dilalui udara kering (uap air telah menjadi

hujan di lereng hujan) disebut lereng bayangan hujan Daerah tersebut tidak

permanen dan dapat berubah tergantung musim (arah angin) Hujan ini terjadi

di daerah pegunungan (hulu DAS) dan merupakan pemasok air tanah danau

bendungan dan sungai

Dari ketiga jenis tipe hujan yang banyak terjadi di Indonesia adalah hujan

konvektif dan orografis Jumlah hujan yang jatuh di permukaan bumi dinyatakan

dalam kedalaman air (biasanya mm) yang dianggap terdistribusi secara merata

pada seluruh daerah tangkapan air Intensitas hujan adalah jumlah curah hujan

dalam suatu satuan waktu yang biasanya dinyatakan dalam mmjam Durasi hujan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

9

adalah waktu yang dihitung dari saat hujan mulai turun sampai berhenti yang

biasanya dinyatakan dalam jam Data hujan durasi pendek jam atau menit dapat

diperoleh dari automatic rainfall recorder

Karakteristik hujan yang perlu ditinjau dalam analisis dan perencanaan hidrologi

meliputi

a Intensitas i adalah laju hujan = tinggi air persatuan waktu misalnya

mmmenit mmjam atau mmhari

b Lama waktu (durasi) t adalah panjang waktu di mana hujan turun dalam

menit atau jam

c Tinggi hujan d adalah jumlah atau kedalaman hujan yang terjadi selama

durasi hujan dan dinyatakan dalam ketebalan air di atas permukaan datar

dalam mm

d Frekuensi adalah frekuensi kejadian dan biasanya dinyatakan dengan kala

ulang (return period) T misalnya sekali dalam 2 tahun

e Luas adalah luas geografis daerah sebaran hujan

Secara kualitatif intensitas curah hujan disebut juga derajat curah hujan

sebagaimana diperlihatkan dalam Tabel 21

Tabel 21 Derajad Curah Hujan dan Intensitas Curah Hujan

Derajad curah Hujan

Intensitas curah Hujan (mmjam) Kondisi

Hujan sangat Lemah lt120 Tanah agak basah atau dibasahi sedikit

Hujan lemah 120 ndash 300 Tanah menjadi basah semuanya tetapi sulit membuat puddle

Hujan normal 300 ndash 1800 Dapat dibuat puddle dan bunyi hujan kedengaran

Hujan deras 180 ndash 600 Air tergenang diseluruh permukaan tanah dan bunyi keras hujan terdengar berasal

dari genangan

Hujan sangat deras gt600 Hujan seperti ditumpahkan sehingga saluran dan drainase meluap

(Sumber Suripin 2004)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

10

224 Tata Guna Lahan

Pengaruh tata guna lahan pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien

aliran permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara

besarnya aliran permukaan dan besarnya curah hujan Angka koefisien aliran

permukaan ini merupakan salah satu indikator untuk menentukan kondisi fisik

suatu DAS Nilai C berkisar antara 0 sampai 1 Pada DAS yang masih baik harga

C mendekati nol dan semakin rusak suatu DAS maka harga C makin mendekati

satu Masalah banjir pada suatu perkotaan juga tidak lepas dari semakin cepat

berkurangnya daerah resapan air dalam hal ini perubahan tata guna lahan

225 Kondisi Sistem Drainase

Banjir menjadi salah satu permasalahan dalam perkotaan terutama dalam kota-

kota besar di Indonesia Jika dirunut ke belakang akar permasalahan banjir di

perkotaan berasal dari pertambahan penduduk yang sangat cepat Pertambahan

penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan prasarana dan sarana

perkotaan yang memadai mengakibatkan pemanfaatan tata guna lahan yang acak-

acakan Banyak terjadi bangunan pemukiman yang berdiri di atas saluran

drainase sehingga saluran drainase tersebut menjadi terganggu dan tidak

berfungsi sebagaimana mestinya

226 Pengukuran Hujan

Dalam analisis diperlukan data hujan yang akurat bukan hanya hujan kumulatif

harian namun juga diperlukan data hujan jam-jaman Hal ini dikarenakan hujan

sangat bervariasi terhadap waktu dan tempat dan setiap perubahannya

berpengaruh terhadap aliran sungai Hujan di suatu daerah dapat diukur di

beberapa titik yang ditetapkan dengan menggunakan alat pencatat hujan baik

berupa alat pencatat hujan manual (ordinary raingauge) maupun berupa alat

pencatat hujan otomatis (automatic raingauge)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

11

227 Kualitas Data Hujan

Kualitas data hujan sangat beragam tergantung pada alat pengelola dan sistem

arsip

1 Kelengkapan Data

Dalam proses pencatatan data hujan terkadang ada data hujan yang hilang

Berdasarkan pengujian yang dilakukan di sejumlah DAS di Pulau Jawa

mengenai data hujan yang hilang jika dilakukan pengisian maka akan

mengacaukan perhitungan lain Hal ini disebabkan karena variabilitas hujan

yang tinggi Oleh sebab itu disarankan untuk tidak melakukan pengisian data

yang hilang (Sri Harto 1993)

2 Kepanggahan

Data yang diperoleh dari alat pencatat bias jadi tidak panggah karena

a Alat pernah rusak

b Alat pernah pindah lokasi

228 Analisis Hujan Titik menjadi Hujan Wilayah

Data hujan yang diperoleh dari alat penakar hujan merupakan hujan titik (point

rainfall) Mengingat hujan sangat bervariasi terhadap tempat (space) maka untuk

kawasan yang luas satu alat penakar hujan belum dapat menggambarkan hujan

wilayah tersebut (Suripin 2004) Dalam hal ini diperlukan hujan kawasan yang

diperoleh dari harga rerata curah hujan beberapa stasiun penakar hujan yang ada

di dalam atau di sekitar kawasan Bambang Triatmodjo (2008) menerangkan

bahwa ada tiga cara yang digunakan dalam menghitung hujan rerata kawasan

yaitu

1 Metode rerata aljabar

Metode ini paling sederhana dibanding metode lain Pengukuran yang

dilakukan di beberapa stasiun dalam waktu yang bersamaan dijumlahkan

kemudian dibagi dengan jumlah stasiun Stasiun hujan yang digunakan dalam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

12

hitungan biasanya adalah yang berada di dalam DAS Metode rerata aljabar

memberikan hasil yang baik apabila

a Stasiun hujan tersebar secara merata di DAS dalam jumlah yang cukup

b Distribusi hujan relatif merata pada seluruh DAS

2 Metode Thiessen

Metode ini diperoleh dengan membuat poligon yang memotong tegak lurus

pada tengah-tengah garis penghubung dua pos penakar hujan Cara ini

berdasarkan rata-rata timbang (weighted average) Masing-masing penakar

mampunyai daerah pengaruh yang dibentuk dengan menggambarkan garis-

garis sumbu tegak lurus terhadap garis penghubung di antara dua buah pos

penakar Contoh Gambar Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar 22

Stasiun Hujan

Garis Penghubung

Garis Bagi

A1

A1 A6

P2

A3

A4A5

P1

P6

A2

P3

P4

P5

Gambar 22 Cara Poligon Thiessen

Misalnya A1 adalah luas daerah pengaruh pos penakar P1 A2 luas daerah

pengaruh pos penakar P2 dan seterusnya Jumlah A1+A2++An = A adalah

jumlah luas seluruh areal yang dicari tinggi curah hujan rata - ratanya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

13

Jika pos penakar 1 menakar tinggi hujan d1 pos penakar 2 menakar d2 dan

pos penakar N menakar dN maka 粸 实故क़粸क़ 十故挠粸挠十故挠粸挠十 十故屁粸屁故क़十故挠嫩故ৰ十⋯故屁

=sum 霹腮聘腮霹屁平妮क़ helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (21)

Jika AiA = pi merupakan persentase luas pada pos I yang jumlahnya untuk

seluruh luas adalah 100 maka 粸 实sum 贵平粸平棺轨实1 (22)

Dengan

A = luas areal (kmsup2) d = tinggi curah hujan rata-rata areal d1 d2 d3 dn = tinggi curah hujan di pos 123N A1 A2 A3 AN = luas daerah pengaruh pos 123N

3 Metode Isohyet

Isohyet adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan ketebalan hujan

yang sama Pada metode isohyet dianggap bahwa hujan pada suatu daerah di

antara dua garis isohyet adalah merata dan sama dengan nilai rerata dari

kedua garis isohyet tersebut Metode isohyet membutuhkan data yang dapat

mendukung disusunnya Isohyet baik dalam hal jumlah stasiun dan kualitas

serta kuantitas data hujan Contoh gambar dapat dilihat pada Gambar 23

Gambar 23 Cara Garis Isohyet

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

14

Dari ketiga cara tersebut dipilih metode Thiessen karena cara pertama dipandang

terlampau kasar hasilnya Adapun cara yang ketiga tidak didukung oleh data yang

tersedia di lapangan

229 Karakteristik DAS

Suripin (2004) menyatakan karakteristik DAS yang berpengaruh besar pada

aliran permukaan meliputi 1) luas dan bentuk DAS 2) topografi dan 3) tata

guna lahan

1 Luas dan bentuk DAS

Laju dan volume permukaan aliran akan bertambah dengan bertambahnya luas

DAS Tetapi apabila aliran permukaan tidak dinyatakan sebagai jumlah total dari

DAS melainkan sebagai laju dan volume persatuan luas besarnya akan berkurang

dengan bertambah luasnya DAS Bentuk DAS mempunyai pengaruh pada pola

aliran dalam sungai Pengaruh bentuk DAS terhadap aliran permukaan dapat

ditunjukkan dengan memperhatikan hidrograf-hidrograf yang terjadi pada dua

buah DAS yang bentukanya berbeda namun mempunyai luas yang sama dan

intensitas hujan yang sama Bentuk DAS memanjang dan sempit cenderung

menghasilkan laju aliran permukaan yang lebih kecil dibandingkan dengan DAS

yang berbentuk melebar atau melingkar

2 Topografi

Tampakan rupa muka bumi atau topografi seperti kemiringan lahan keadaan dan

kerapatan saluran dan bentuk cekungan mempunyai pengaruh pada laju dan

volume aliran permukaan DAS dengan kemiringan curam disertai saluran yang

rapat akan menghasilkan laju dan volume aliran permukaan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan DAS yang landai dengan saluran dan adanya cekungan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

15

3 Tata guna lahan

Pengaruh tata guna lahn pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien aliran

permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara besarnya

aliran permukaan dan besarnya curah hujan

2210 Hujan Rerata Kawasan

Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air

dan rancangan pengendalian adalah curah hujan rerata diseluruh daerah yang

bersangkutan bukan curah hujan pada suatu titik tertentu (Suyono Sosrodarsono

1976)

Dalam penelitian ini hujan wilayah diperhitungkan dengan cara Poligon Thiessen

yang dapat dihitung dengan persamaan berikut 官呻实 क़霹嫂sum 故平官平屁平妮क़ (23)

dengan 官呻 = hujan wilayah (mm) 官平 = hujan masing-masing stasiun pencatat hujan (mm) 故扑 = luas DAS (km2) 故平 = luas masing-masing poligon N = jumlah stasiun pencatat hujan

2211 Analisis Frekuensi

Analisis frekuensi bertujuan untuk mencari hubungan antara besarnya kejadian

ekstrim terhadap frekuensi kejadian dengan menggunakan distribusi probabilitas

kontinyu Ada beberapa bentuk fungsi distribusi kontinyu (teoritis) yang sering

digunakan dalam analisis frekuensi untuk hidrologi yaitu distribusi Normal Log

Normal Gumbel Pearson dan log Pearson Sebelum menganalisis data hujan

dengan salah satu distribusi di atas perlu pendekatan dengan parameter-parameter

statistik untuk menentukan distribusi yang tepat digunakan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

16

Parameter-parameter tersebut meliputi

a) Rata-rata ( X伸 ) = क़坡sum X平坡平能क़ (24)

b) Simpangan baku (S) = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (25)

c) Koefisien variasi (Cv) = 聂涅伸 (26)

d) Koefisien skewness (Cs) = 坡sum 纵涅氢能涅伸邹遣晴腮呛前纵 能क़邹纵 能挠邹聂遣 (27)

e) Koefisien ketajaman (Ck) = 綐 sum纵涅氢能涅伸邹浅纵 能क़邹纵 能挠邹纵 能ৰ邹聂浅 (28)

dengan

n = banyaknya data atau jumlah kejadian Xi = hujan maksimum harian rata-rata (mm)

a Distribusi Normal

Persamaan yang dipakai dalam distribusi normal adalah

p = क़飘 (29)

w = 族ln足क़怒綐卒祖क़ 挠世 纵0 屎贵 屎05邹 (210)

KT = z = w 石 2515517十0802853国十0010328国21十1432788国十0189269国2十0001308国3 (211)

dengan

T = kala ulang p = probabilitas KT = factor frekuensi

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

Sifat-sifat distribusi normal adalah nilai koefisien kemelencengan (skewness)

sama dengan nol (Cs史0) dan nilaikoefisien kurtosis mendekati tiga (Ck史3) Selain

itu terdapat sifat-sifat distrubusi frekuensi kumulatif berikut ini 官纵果石滚邹 = 1587 (212) 官纵果邹 = 50 (213) 官纵果十滚邹 = 8414 (214)

b Distribusi Log Normal

Distribusi log normal digunakan apabila nilai-nilai dari variable random tidak

mengikuti distribusi normal tetapi nilai logaritmanya memenuhi distribusi

normal Sifat-sifat distribusi log normal adalah sebagai berikut

Koefisien kemelencengan Cs = 固剖ৰ + 3Cv (215)

Koefisien kurtosis Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3 (216)

Persamaan yang dipakai dalam Log Normal adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (217)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (218)

z = 仆能仆呻骗色 (219)

y = z Sy + 裹呻 (220)

yT = 裹呻 + KT Sy (221)

p = arc ln y (222)

dengan

y = ln p

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

裹呻 = nilai rerata dari y Sy = standar deviasi z = probabilitas

c Distribusi Gumbel

Persamaan yang dipakai dalam distribusi gumbel adalah

果 = क़坡sum X平坡平能क़ (223)

Sx = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (224)

p = 果石票 票 汝汝呛前嫩仆叁骗叁 管铺 (225)

dengan

KT = faktor frekuensi T = kala ulang

Distribusi gumbel mempunyai sifat

Koefisien kemelencengan Cs = 114

Koefisien kurtosis Ck = 54

d Distribusi Log Pearson III

Distribusi log Pearson III digunakan apabila parameter statistic tidak sesuai

dengan model distribusi yang lain Persamaan yang dipakai adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (226)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (227)

yT = 裹呻 + KT Sy (228)

p = arc log yT (229)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

dengan

YT = nilai logaritmik dari x dengan periode ulang T 裹呻 = nilai rerata dari Sy = standar deviasi dari y KT = faktor frekuensi yang merupakan fungsi dari probabilitas (atau periode

ulang) dan koefisien kemencengan (Csy) yang diberikan pada Lampiran A-3

Untuk memilih distribusi yang sesuai dengan data yang ada perlu dilakukan uji

statistik Pengujian kesesuaian distribusi yang sering dilakukan yaitu uji Smirnov-

Kolmogorov

a Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan data dengan garis teoritis pada

kertas probabilitas Nilai ∆ kritis (∆cr Smirnov Kolmogorov Test) tergantung dari

jumlah data (n) dan derajat kegagalan (α) Nilai ∆ kritis untuk Uji Smirnov

Kolmogorov dapat dilihat pada Lampiran A-2

2212 Hujan rencana

Setelah ditentukan pola distribusi yang sesuai dengan data yang ada dan dipilih

jenis distribusi probabilitas hujan yang cocok sesuai dengan hasil uji statistik

maka hujan rencana dapat dihitung menggunakan persamaan

YT = 裹呻 + KT Sy (230)

dengan

YT = hujan rencana 裹呻 = rerata Sy = standar deviasi KT = koefisien factor frekuensi sesuai agihan terpilih

2213 Intensitas Hujan

Dalam perhitungan Qmaks dengan menggunakan metode rasional diperlukan data

intensitas hujan yaitu tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu Sifat

umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya cenderung

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

makin besar dan makin tinggi periode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya

(Suripin 2004)

Maka intensitas hujan dapat dihitung dengan rumus modified Mononobe yaitu

I = 片綐浅挠恼足挠恼迫卒綐遣 (231)

Dengan

I = intensitas hujan (mmjam) t = lamanya curah hujan (jam) R24 = curah hujan maksimum harian (selama 24 jam) (mm)

Sobriyah (2003) dalam desertasinya menyatakan bahwa hujan efektif pada DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan persentase hujan

sebagaimana dalam Tabel 22 berikut

Tabel 22 Persentase Hujan Jam-jaman pada DAS Bengawan Solo

No Hujan Jam-jaman Persentase

1 Hujan ke-1 3870

2 Hujan ke-2 3230

3 Hujan ke-3 1870

4 Hujan ke-4 1030

(Sumber Sobriyah 2003)

2214 Waktu Konsentrasi

Kirpich (1940) dalam Suripin (2004) mengembangkan rumus dalam

memperkirakan waktu konsentrasi dimana dalam hal ini durasi hujan

diasumsikan sama dengan waktu konsentrasi Rumus waktu konsentrasi tersebut

dapat ditulis sebagai berikut

tc = 足=Ǵ呢铺痞綐क़===铺骗卒=ৰǴĖ (232)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

dengan

tc = waktu konsentrasi (jam) L = panjang saluran utama dari hulu sampai penguras (km) S = kemiringan rata-rata saluran

2215 Metode Rasional

Metode ini adalah untuk menentukan laju aliran permukaan puncak Metode ini

sangat simpel dan mudah penggunaannya namun penggunaannya terbatas untuk

DAS-DAS dengan ukuran kecil yaitu kurang dari 300 ha (Goldman etal 1986

dalam Suripin 2004) sedangkan menurut standar PU digunakan dengan DAS

yang berukuran lt 5000 ha (Lily Montarcih 2010) Persamaan Metode Rasional

dapat ditulis dalam bentuk

Qp = 02778 C I A (233)

dengan

Q = laju aliran permukaan (debit) puncak (m3detik) I = intensitas hujan (mmjam) A = luas DAS (km2) C = koefisien aliran permukaan (0 le C le 1)

Dengan nilai koefisien C disajikan dalam Tabel 23 berikut

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Business Perkotaan 070 ndash 095 Pinggiran 050 ndash 070

Perumahan Rumah tunggal 030 ndash 050 Multiunit terpisah 040 ndash 060 Multiunit tergabung 060 ndash 075 Pekampungan 025 ndash 040 Apartemen 050 ndash 070

Industri Ringan 050 ndash 080 Berat 060 ndash 090

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional (Lanjutan)

(Sumber McGuen 1989 dalam Suripin 2004)

Tabel 23 menggambarkan nilai C untuk penggunaan lahan yang seragam di

mana kondisi ini sangat jarang dijumpai untuk lahan yang relative luas Jika DAS

terdiri dari berbagai macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan

yang berbeda maka C yang dipakai adalah koefisien DAS yang dapat dihitung

dengan persamaan berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前 (234)

dengan

Ai = luas lahan dengan jenis penutup tanah i Ci = Koefisien aliran permukaan jenis penutup tanah i n = jumlah jenis penutup lahan

Metode Rasional pada awalnya hanya menghitung debit puncak tanpa

memberikan informasi debit aliran dari waktu ke waktu Pada perkembangannya

debit puncak yang terjadi pada waktu ke waktu dapat digambarkan dalam grafik

hidrograf rasional (Ponce 1989 dan Wanielista 1990 dalam Sobriyah 2012)

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Perkerasan Aspal dan beton 070 ndash 095 Batu-bata paving 050 ndash 070

Atap 075 ndash 095 Halaman tanah berpasir

Datar 2 005 ndash 010 Rata-rata 2-7 010 ndash 015 Curam 7 025 ndash 035

Halaman kereta api 010 ndash 035 Taman tempat bermain 020 ndash 035 Taman pekuburan 010 ndash 025 Hutan

Datar 0-5 010 ndash 040 Bergelombang 5-10 025 ndash 050 Berbukit 10-30 030 ndash 060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

Dibawah ini terdapat 3 Jenis Hidrograf Rasional berdasarkan hubungan antara

Waktu Konsentrasi (tc) dengan Durasi Hujan (dh) seperti berikut

a Hidrograf rasional dengan tc = dh

Debit puncak (Qp) yang terjadi berada pada puncak hidrograf segitiga

sebagaimana dinyatakan oleh Williams Pogan dan Mitchi (Wanielista 1990

dalam Sobriyah 2012) Hidrograf segitiga ini terjadi apabila waktu konsentrasi

(tc) = durasi hujan (dh) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 24

Gambar 24 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc = dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 24 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp1 tc (235)

V1 = V2 dan tc = dh sehingga persamaan debit puncak (Qp) dapat dituliskan

Qp1 = 02778 C I A (236)

b Hidrograf rasional dengan tc lt dh

Untuk tc lt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium (Singh dan Cruise

dalam Wanielista 1990) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 25

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

Gambar 25 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 25 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp2 dh (237)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp2 = 02778 C I A (238)

Qp2 = Qp1

c Hidrograf rasional dengan tc gt dh

Jika tc gt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium tetapi debit puncaknya

tidak sama dengan debit puncak pada kondisi yang lain (Sobriyah dan

Purwanti1998 dalam Sobriyah 2012) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat

pada Gambar 26

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

Gambar 26 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc gt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 26 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp3 tc (239)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp3 = 02778 (dh tc) C I A (240)

Qp3 lt Qp1

2216 Model Hidraulik Sungai

Analisa hidrolika air banjir di sungai dengan berbagai kala ulang dari debit banjir

rencana Analisa hidrolika akan menghitung seberapa jauh kemampuan saluran

drainase secara struktural terhadap tinggi muka air banjir dan luapan banjir yang

terjadi Perhitungan analisa hidrolika sungai dalam penulisan ini menggunakan

software Hydrologic Engineering Centre-River Analysis System (HEC-RAS) versi

410 yang dikembangkan oleh Hydrologic Engineering Center milik US Army

Corps of Engineers

HEC-RAS adalah system perangkat lunak terpadu dirancang untuk penggunaan

interaktif dalam lingkungan multi-tugas Sistem terdiri dari Graphic User

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

Interface (GUI) komponen terpisah analisa hidrolik penyimpanan data dan

kapabilitas manajemen fasilitas pelaporan dan grafis

Sistem HEC-RAS mempunyai 3 komponen analisa hidrolika satu dimensi untuk

1 Perhitungan profil permukaan air steady flow

2 Simulasi steady flow dan unsteady flow

3 Perhitungan transport sedimen batas yang movable

2217 Komponen Aliran dan Persamaan dalam HEC-RAS

Komponen-komponen aliran dalam HEC-RAS adalah sebagai berikut

1 Aliran Seragam (Steady flow)

Komponen pada model ini digunakan untuk menghitung profil muka air pada

kondisi aliran Seragam (steady) Sistem ini dapat digunakan pada sebuah saluran

jaringan atau sebuah jaringan besar termasuk saluran dan saluran kecil lainnya

Komponen pada steady flow dapat dimodelkan pada kondisi aliran subkritis

superkritis dan system gabungan profil muka air

Dasar perhitungan komputer didasarkan pada solusi satu dimensi energi Energi

yang hilang disebabkan oleh gesekan (persamaan Manning) dan penyempitan dan

pelebaran (koefisien tambahan dari perubahan dalam tinggi kecepatan)

Persamaan Momentum bermanfaat dalam situasi dimana profil muka air

mengalami perubahan tiba-tiba Situasi ini termasuk dengan system perhitungan

aliran gabungan (contoh lompatan air) atau aliran pada jembatan dan perubahan

muka air pada pertemuan saluran (arus di persimpangan)

2 Aliran tidak Seragam (Unsteady flow)

Komponen untuk aliran tidak langgeng dikembangkan untuk perhitungan aliran

subkritis Perhitungan hidrolik untuk cross-section jembatan gorong-gorong dan

struktur hidrolik lainnya yang dikembangkan untuk komponen aliran langgeng

digabung dengan perhitungan aliran tidak langgeng Komponen untuk aliran tidak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

langgeng digunakan untuk model tampungan dan hubungan hidrolik dengan

tampungan

3 Profil muka air pada aliran steady

HECndashRAS dapat melakukan perhitungan profil muka air satu dimensi untuk

aliran steady berubah lambat laun pada saluran alami dan buatan Subkritis

superkritis dan sistem gabungan aliran profil muka air dapat dianalisa

2218 Persamaan Dasar Dalam HEC-RAS

Profil muka air dihitung dari satu potongan melintang ke potongan selanjutnya

dengan menyelesaikan persamaan Energi dengan prosedur iterasi disebut metode

langkah standar (standard step) seperti pada persamaan 241

Persamaan energi ditulis sebagai berikut

ehgV

ZYgV

ZY +++=++22

211

11

222

22

aa (241)

Dengan

Y1 Y2 = kedalaman air di potongan melintang Z1 Z2 = elevasi invert saluran utama V1 V2 = kecepatan rata-rata (debit totalluas aliran total) α1 α2 = koefisien pemberat kecepatan g = kecepatan gravitasi he = kehilangan tinggi energi

Dari persamaaan diatas dapat dilihat dalam bentuk gambar seperti Gambar

Persamaan Energi pada Gambar 27 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

Gambar 27 Garis Persamaan Energi

(Sumber HEC-RAS River Analysis System 2005)

Kehilangan tinggi energi (he) antara dua potongan melintang terdiri dari

kehilangan gesekan dan kehilangan kontraksi atau ekspansi

Persamaan untuk kehilangan tinggi energi bisa dilihat dari persamaan (242)

gV

gV

CSLh fe 22

211

222 aa-+= (242)

Dengan

L = panjang ruas pemberat debit Sf = mewakili kemiringan friksi antara dua bagian C = koefisien kehilangan ekspansi atau kontraksi

Jarak panjang ruas pemberat L dihitung sebagai

robchlob

robrobchchloblob

QQQQLQLQL

L++

++= helliphelliphellip (243)

Dengan

Llob Lch Lrob = panjang ruang potongan melintang ditentukan untuk aliran di tebing kiri saluran utama dan tebing kanan Qlob Qch Qrob = rata-rata aritmetika aliran antara bidang-bidang untuk tebing

kiri saluran utama dan tebing kanan

(Garis Energi)

(Permukaan Air)

(Dasar Saluran)

(Dasar)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

evaluatif Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang dirancang

untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan

(Furchan 2004447) data dianalisis dan dievaluasi untuk memberikan solusi ndash

solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan drainase DAS Kali Boro

32 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ialah sepanjang aliran sungai DAS Kali Boro yang melewati 5

Kelurahan yakni Jebres Jagalan Purwodiningratan Pucang Sawit dan Kampung

Sewu

Gambar 31 Peta Situasi DAS Kali Boro

(Dinas PU Kota Surakarta 2008)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

Kali Boro memiliki 4 Saluran Pengumpul (collector drain) yaitu Saluran Jl

Gotong Royong Saluran Belakang PMI Saluran Stasiun Jebres dan Saluran

Jagalan DAS Kali Boro mempunyai luas 14383 Ha dengan panjang saluran

utama 147550 meter Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan seringnya terjadi

genangan air bila intensitas hujan cukup tinggi

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro

Beberapa foto yang menggambarkan kondisi riil Kali Boro seperti berikut

34 Langkah Penelitian

341 Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan didalam penelitian ini antara lain

1 Data-data Primer berupa Data Geometri Kali Boro (Profil Sungai) yang

diperoleh dari Pengukuran di lapangan

2 Data-data Sekunder berupa Data Curah Hujan yang diperoleh dari Balai

Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air Propinsi Jawa Tengah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

Gambar 32 Potongan Melintang Saluran pada Sta 0+30000 m

Gambar 33 Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

3 Data-data sekunder lainnya diperoleh melalui Studi Pustaka dan

mengumpulkan data atau informasi data sekunder dari berbagai sumber dan

instansi terkait misalnya seperti peta topografi baik secara peta cetak maupun

peta digital peta batas administrasi atau peta wilayah

342 Analisis Data

3421 Analisis Hidrologi

Analisa hidrologi meliputi

1 Analisa Data Curah Hujan yaitu Tahun 1990 ndash 2011 untuk Menghitung Hujan

Rancangan (R24) Intensitas Hujan (I)

2 Dengan memilih Intensitas Hujan (I) dihitung Debit Rencana dengan Metode

Rasional

3 Menghitung Debit Rancangan Maksimum (Qmaks) Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun dengan Metode Rasional

3422 Analisis Hidrolika

Analisis hidrolika saluran dilakukan dengan software HEC-RAS versi 41

( Hydrologic Engineering Center - River Analysis System) dari US Army Corps of

Engineering berdasarkan data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir

rencana yang diperoleh pada metode analisis debit banjir Output analisis

hidrolika ini berupa elevasi muka air banjir untuk setiap debit rencana

Selanjutnya dilakukan evaluasi mengenai kapasitas maksimum saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian

Langkah ndash langkah penelitian ditunjukkan pada bagan alir di Gambar 32

Gambar 34 Bagan Alir Tahap Penelitian

Penyelesaian Masalah 2 sampai langkah ini akan diketahui kapasitas Kali Boro

Selesai

Penyelesaian Masalah 3 sampai langkah ini akan diketahui daya tampung Kali Boro jika pintu ditutup

Analisis Hidrolika Saluran (HEC-RAS versi 410)

Pembahasan dan Kesimpulan

Perhitungan Kapasitas Saluran

Evaluasi Daya Tampung saluran jika pintu air Pucang Sawit di hilir Kali Boro ditutup

Uji Kesesuain Distribusi (Uji Smirnov-Kolmogorov)

Mulai

- Data Curah Hujan - Fungsi Lahan - Geometri Sungai

Penyelesaian Masalah 1 sampai langkah ini akan diketahui debit kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun

Menghitung Hujan Wilayah (polygon Thiessen)

Menganalisa Distribusi Frekuensi Curah Hujan

Analisis Debit Banjir Rancangan (Metode Rasional)

- Distribusi Gumbel - Distribusi Log Pearson III - dll

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan

Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi berasal dari 4 stasiun hujan

yaitu Stasiun Hujan Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

Jumlah data hujan dalam penelitian ini yaitu data hujan 22 tahun dari Tahun 1990

ndash 2011 Data hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 41 berikut

Tabel 41 Data Hujan Tahunan

Tahun Hujan Tahunan (mmtahun) Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 177430 150000 185500 57600 1991 197735 133200 190100 1992 213165 133900 214800 238100 1993 241470 235700 1994 264141 160700 1995 257600 186700 176300 1996 224700 153300 206800 168400 1997 129200 140200 24500 1998 295350 152200 258400 1999 183450 152200 2000 152800 178800 2001 139850 172800 2002 101500 178800 83500 2003 135300 11300 130500 2004 252250 38800 87300 2005 208400 6900 89900 2006 223900 167600 2007 210800 370300 162300 2008 242550 153100 249400 139800 2009 204450 163200 102000 178950 2010 313600 302200 87700 305000 2011 224300 212700 60500 214300

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

Data rusak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

Kemudian dari Tabel 41 diatas dilakukan penggambaran letak posisi stasiun

hujan terhadap DAS Kali Boro untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah

hujan yang dicatat oleh tiap stasiun hujan terhadap DAS Kali Boro

42 Menghitung Hujan Wilayah

421 Poligon Thiessen

Untuk menentukan hujan wilayah digunakan Metode Poligon Thiessen

berdasarkan pengaruh dari 4 (empat) stasiun hujan terhadap luas DAS Kali Boro

yaitu Stasiun hujan Pabelan Stasiun hujan Grogol 67 B Stasiun hujan Mojolaban

128 D dan Stasiun hujan Ngemplak Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar

41 berikut

0 1 2 Km1 Km

Skala 1 25000

N

S

EW

GROGOL 67 B MOJOLABAN 128 D

NGEMPLAK 1

PABELAN

Ket Luas DAS Boro

Gambar 41 Poligon Thiessen dengan 4 (empat) stasiun hujan

Dari Poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dapat dihitung masing-

masing luas wilayah yang dipengaruhi oleh tiap-tiap stasiun hujan dengan

mengeplot pada software AutoCAD 2009 Hasilnya adalah

Ngemplak 1 = 01329 Km2

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 13: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

7

kondensasi Presipitasi

Evaporasi air hujan

Aliran air

Evaporasi air danau kolam

Transpirasi

Mata air

Muka air

Danau

Infiltrasi

Aliran air

Aliran air

Evaporasi air sungai

Laut

Sungai

Evaporasi air laut

222 Siklus Hidrologi

Secara keseluruhan jumlah air di planet bumi ini relatif tetap dari masa ke masa

Air di bumi mengalami suatu siklus melalui serangkaian peristiwa yang

berlangsung terus ndash menerus dimana kita tidak tahu kapan dan dari mana

berawalnya dan kapan pula akan berakhir (Suripin 2004) Serangkaian peristiwa

tersebut dinamakan siklus hidrologi (hydrologic cycle)

Gambar 21 Siklus Hidrologi (Suripin 2004)

Dalam kaitannya dengan perencanaan drainase komponen dalam siklus hidrologi

yang terpenting adalah aliran permukaan Oleh karena itu komponen inilah yang

ditangani secara baik untuk menghindari berbagai bencana khususnya banjir

223 Presipitasi

Menurut Suripin (2004) presipitasi adalah istilah umum untuk menyatakan uap

air yang mengkondensasi dan jatuh dari atmosfir ke bumi dalam segala bentuknya

dalam rangkaian siklus hidrologi Jika air yang jatuh berbentuk cair disebut hujan

(rainfall) dan jika berupa padat disebut salju (snow) Menurut Bambang

Triadmojo (2009) presipitasi adalah turunnya air hujan dari atmosfer ke

permukaan bumi yang bisa berupa hujan hujan salju kabut embun dan hujan

es Dalam bagian ini hanya akan dibahas tentang hujan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

8

Menurut Bambang Triadmodjo (2008) berdasarkan proses terjadinya hujan dibagi

menjadi tiga tipe sebagai berikut

1 Hujan Konvektif

Di daerah tropis pada musim kemarau udara yang berada di dekat permukaan

tanah mengalami pemanasan yang intensif Pemanasan tersebut menyebabkan

rapat massa udara berkurang sehingga udara basah naik ke atas dan

mengalami pendinginan sehingga terjadi kondensasi dan hujan Hujan yang

terjadi karena proses ini disebut hujan konvektif yang biasanya bersifat

setempat mempunyai intensitas tinggi dan durasi singkat

2 Hujan siklonik

Jika massa udara panas yang relative ringan bertemu dengan massa udara

dingin yang relative berat maka udara panas tersebut akan bergerak di atas

udara dingin Udara yang bergerak ke atas tersebut mengalami pendinginan

sehingga terjadi kondensasi dan terbentuk awan dan hujan Hujan yang terjadi

disebut hujan siklonik yang mempunyai sifat tidak terlalu lebat dan

berlangsung dalam waktu lebih lama

3 Hujan orografis

Udara lembab yang tertiup angin dan melintasi daerah pegunungan akan naik

dan mengalami pendinginan sehingga terbentuk awan dan hujan Sisi gunung

yang dilalui oleh udara tersebut banyak mendapatkan hujan dan disebut lereng

hujan sedang sisi belakangnya yang dilalui udara kering (uap air telah menjadi

hujan di lereng hujan) disebut lereng bayangan hujan Daerah tersebut tidak

permanen dan dapat berubah tergantung musim (arah angin) Hujan ini terjadi

di daerah pegunungan (hulu DAS) dan merupakan pemasok air tanah danau

bendungan dan sungai

Dari ketiga jenis tipe hujan yang banyak terjadi di Indonesia adalah hujan

konvektif dan orografis Jumlah hujan yang jatuh di permukaan bumi dinyatakan

dalam kedalaman air (biasanya mm) yang dianggap terdistribusi secara merata

pada seluruh daerah tangkapan air Intensitas hujan adalah jumlah curah hujan

dalam suatu satuan waktu yang biasanya dinyatakan dalam mmjam Durasi hujan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

9

adalah waktu yang dihitung dari saat hujan mulai turun sampai berhenti yang

biasanya dinyatakan dalam jam Data hujan durasi pendek jam atau menit dapat

diperoleh dari automatic rainfall recorder

Karakteristik hujan yang perlu ditinjau dalam analisis dan perencanaan hidrologi

meliputi

a Intensitas i adalah laju hujan = tinggi air persatuan waktu misalnya

mmmenit mmjam atau mmhari

b Lama waktu (durasi) t adalah panjang waktu di mana hujan turun dalam

menit atau jam

c Tinggi hujan d adalah jumlah atau kedalaman hujan yang terjadi selama

durasi hujan dan dinyatakan dalam ketebalan air di atas permukaan datar

dalam mm

d Frekuensi adalah frekuensi kejadian dan biasanya dinyatakan dengan kala

ulang (return period) T misalnya sekali dalam 2 tahun

e Luas adalah luas geografis daerah sebaran hujan

Secara kualitatif intensitas curah hujan disebut juga derajat curah hujan

sebagaimana diperlihatkan dalam Tabel 21

Tabel 21 Derajad Curah Hujan dan Intensitas Curah Hujan

Derajad curah Hujan

Intensitas curah Hujan (mmjam) Kondisi

Hujan sangat Lemah lt120 Tanah agak basah atau dibasahi sedikit

Hujan lemah 120 ndash 300 Tanah menjadi basah semuanya tetapi sulit membuat puddle

Hujan normal 300 ndash 1800 Dapat dibuat puddle dan bunyi hujan kedengaran

Hujan deras 180 ndash 600 Air tergenang diseluruh permukaan tanah dan bunyi keras hujan terdengar berasal

dari genangan

Hujan sangat deras gt600 Hujan seperti ditumpahkan sehingga saluran dan drainase meluap

(Sumber Suripin 2004)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

10

224 Tata Guna Lahan

Pengaruh tata guna lahan pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien

aliran permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara

besarnya aliran permukaan dan besarnya curah hujan Angka koefisien aliran

permukaan ini merupakan salah satu indikator untuk menentukan kondisi fisik

suatu DAS Nilai C berkisar antara 0 sampai 1 Pada DAS yang masih baik harga

C mendekati nol dan semakin rusak suatu DAS maka harga C makin mendekati

satu Masalah banjir pada suatu perkotaan juga tidak lepas dari semakin cepat

berkurangnya daerah resapan air dalam hal ini perubahan tata guna lahan

225 Kondisi Sistem Drainase

Banjir menjadi salah satu permasalahan dalam perkotaan terutama dalam kota-

kota besar di Indonesia Jika dirunut ke belakang akar permasalahan banjir di

perkotaan berasal dari pertambahan penduduk yang sangat cepat Pertambahan

penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan prasarana dan sarana

perkotaan yang memadai mengakibatkan pemanfaatan tata guna lahan yang acak-

acakan Banyak terjadi bangunan pemukiman yang berdiri di atas saluran

drainase sehingga saluran drainase tersebut menjadi terganggu dan tidak

berfungsi sebagaimana mestinya

226 Pengukuran Hujan

Dalam analisis diperlukan data hujan yang akurat bukan hanya hujan kumulatif

harian namun juga diperlukan data hujan jam-jaman Hal ini dikarenakan hujan

sangat bervariasi terhadap waktu dan tempat dan setiap perubahannya

berpengaruh terhadap aliran sungai Hujan di suatu daerah dapat diukur di

beberapa titik yang ditetapkan dengan menggunakan alat pencatat hujan baik

berupa alat pencatat hujan manual (ordinary raingauge) maupun berupa alat

pencatat hujan otomatis (automatic raingauge)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

11

227 Kualitas Data Hujan

Kualitas data hujan sangat beragam tergantung pada alat pengelola dan sistem

arsip

1 Kelengkapan Data

Dalam proses pencatatan data hujan terkadang ada data hujan yang hilang

Berdasarkan pengujian yang dilakukan di sejumlah DAS di Pulau Jawa

mengenai data hujan yang hilang jika dilakukan pengisian maka akan

mengacaukan perhitungan lain Hal ini disebabkan karena variabilitas hujan

yang tinggi Oleh sebab itu disarankan untuk tidak melakukan pengisian data

yang hilang (Sri Harto 1993)

2 Kepanggahan

Data yang diperoleh dari alat pencatat bias jadi tidak panggah karena

a Alat pernah rusak

b Alat pernah pindah lokasi

228 Analisis Hujan Titik menjadi Hujan Wilayah

Data hujan yang diperoleh dari alat penakar hujan merupakan hujan titik (point

rainfall) Mengingat hujan sangat bervariasi terhadap tempat (space) maka untuk

kawasan yang luas satu alat penakar hujan belum dapat menggambarkan hujan

wilayah tersebut (Suripin 2004) Dalam hal ini diperlukan hujan kawasan yang

diperoleh dari harga rerata curah hujan beberapa stasiun penakar hujan yang ada

di dalam atau di sekitar kawasan Bambang Triatmodjo (2008) menerangkan

bahwa ada tiga cara yang digunakan dalam menghitung hujan rerata kawasan

yaitu

1 Metode rerata aljabar

Metode ini paling sederhana dibanding metode lain Pengukuran yang

dilakukan di beberapa stasiun dalam waktu yang bersamaan dijumlahkan

kemudian dibagi dengan jumlah stasiun Stasiun hujan yang digunakan dalam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

12

hitungan biasanya adalah yang berada di dalam DAS Metode rerata aljabar

memberikan hasil yang baik apabila

a Stasiun hujan tersebar secara merata di DAS dalam jumlah yang cukup

b Distribusi hujan relatif merata pada seluruh DAS

2 Metode Thiessen

Metode ini diperoleh dengan membuat poligon yang memotong tegak lurus

pada tengah-tengah garis penghubung dua pos penakar hujan Cara ini

berdasarkan rata-rata timbang (weighted average) Masing-masing penakar

mampunyai daerah pengaruh yang dibentuk dengan menggambarkan garis-

garis sumbu tegak lurus terhadap garis penghubung di antara dua buah pos

penakar Contoh Gambar Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar 22

Stasiun Hujan

Garis Penghubung

Garis Bagi

A1

A1 A6

P2

A3

A4A5

P1

P6

A2

P3

P4

P5

Gambar 22 Cara Poligon Thiessen

Misalnya A1 adalah luas daerah pengaruh pos penakar P1 A2 luas daerah

pengaruh pos penakar P2 dan seterusnya Jumlah A1+A2++An = A adalah

jumlah luas seluruh areal yang dicari tinggi curah hujan rata - ratanya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

13

Jika pos penakar 1 menakar tinggi hujan d1 pos penakar 2 menakar d2 dan

pos penakar N menakar dN maka 粸 实故क़粸क़ 十故挠粸挠十故挠粸挠十 十故屁粸屁故क़十故挠嫩故ৰ十⋯故屁

=sum 霹腮聘腮霹屁平妮क़ helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (21)

Jika AiA = pi merupakan persentase luas pada pos I yang jumlahnya untuk

seluruh luas adalah 100 maka 粸 实sum 贵平粸平棺轨实1 (22)

Dengan

A = luas areal (kmsup2) d = tinggi curah hujan rata-rata areal d1 d2 d3 dn = tinggi curah hujan di pos 123N A1 A2 A3 AN = luas daerah pengaruh pos 123N

3 Metode Isohyet

Isohyet adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan ketebalan hujan

yang sama Pada metode isohyet dianggap bahwa hujan pada suatu daerah di

antara dua garis isohyet adalah merata dan sama dengan nilai rerata dari

kedua garis isohyet tersebut Metode isohyet membutuhkan data yang dapat

mendukung disusunnya Isohyet baik dalam hal jumlah stasiun dan kualitas

serta kuantitas data hujan Contoh gambar dapat dilihat pada Gambar 23

Gambar 23 Cara Garis Isohyet

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

14

Dari ketiga cara tersebut dipilih metode Thiessen karena cara pertama dipandang

terlampau kasar hasilnya Adapun cara yang ketiga tidak didukung oleh data yang

tersedia di lapangan

229 Karakteristik DAS

Suripin (2004) menyatakan karakteristik DAS yang berpengaruh besar pada

aliran permukaan meliputi 1) luas dan bentuk DAS 2) topografi dan 3) tata

guna lahan

1 Luas dan bentuk DAS

Laju dan volume permukaan aliran akan bertambah dengan bertambahnya luas

DAS Tetapi apabila aliran permukaan tidak dinyatakan sebagai jumlah total dari

DAS melainkan sebagai laju dan volume persatuan luas besarnya akan berkurang

dengan bertambah luasnya DAS Bentuk DAS mempunyai pengaruh pada pola

aliran dalam sungai Pengaruh bentuk DAS terhadap aliran permukaan dapat

ditunjukkan dengan memperhatikan hidrograf-hidrograf yang terjadi pada dua

buah DAS yang bentukanya berbeda namun mempunyai luas yang sama dan

intensitas hujan yang sama Bentuk DAS memanjang dan sempit cenderung

menghasilkan laju aliran permukaan yang lebih kecil dibandingkan dengan DAS

yang berbentuk melebar atau melingkar

2 Topografi

Tampakan rupa muka bumi atau topografi seperti kemiringan lahan keadaan dan

kerapatan saluran dan bentuk cekungan mempunyai pengaruh pada laju dan

volume aliran permukaan DAS dengan kemiringan curam disertai saluran yang

rapat akan menghasilkan laju dan volume aliran permukaan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan DAS yang landai dengan saluran dan adanya cekungan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

15

3 Tata guna lahan

Pengaruh tata guna lahn pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien aliran

permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara besarnya

aliran permukaan dan besarnya curah hujan

2210 Hujan Rerata Kawasan

Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air

dan rancangan pengendalian adalah curah hujan rerata diseluruh daerah yang

bersangkutan bukan curah hujan pada suatu titik tertentu (Suyono Sosrodarsono

1976)

Dalam penelitian ini hujan wilayah diperhitungkan dengan cara Poligon Thiessen

yang dapat dihitung dengan persamaan berikut 官呻实 क़霹嫂sum 故平官平屁平妮क़ (23)

dengan 官呻 = hujan wilayah (mm) 官平 = hujan masing-masing stasiun pencatat hujan (mm) 故扑 = luas DAS (km2) 故平 = luas masing-masing poligon N = jumlah stasiun pencatat hujan

2211 Analisis Frekuensi

Analisis frekuensi bertujuan untuk mencari hubungan antara besarnya kejadian

ekstrim terhadap frekuensi kejadian dengan menggunakan distribusi probabilitas

kontinyu Ada beberapa bentuk fungsi distribusi kontinyu (teoritis) yang sering

digunakan dalam analisis frekuensi untuk hidrologi yaitu distribusi Normal Log

Normal Gumbel Pearson dan log Pearson Sebelum menganalisis data hujan

dengan salah satu distribusi di atas perlu pendekatan dengan parameter-parameter

statistik untuk menentukan distribusi yang tepat digunakan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

16

Parameter-parameter tersebut meliputi

a) Rata-rata ( X伸 ) = क़坡sum X平坡平能क़ (24)

b) Simpangan baku (S) = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (25)

c) Koefisien variasi (Cv) = 聂涅伸 (26)

d) Koefisien skewness (Cs) = 坡sum 纵涅氢能涅伸邹遣晴腮呛前纵 能क़邹纵 能挠邹聂遣 (27)

e) Koefisien ketajaman (Ck) = 綐 sum纵涅氢能涅伸邹浅纵 能क़邹纵 能挠邹纵 能ৰ邹聂浅 (28)

dengan

n = banyaknya data atau jumlah kejadian Xi = hujan maksimum harian rata-rata (mm)

a Distribusi Normal

Persamaan yang dipakai dalam distribusi normal adalah

p = क़飘 (29)

w = 族ln足क़怒綐卒祖क़ 挠世 纵0 屎贵 屎05邹 (210)

KT = z = w 石 2515517十0802853国十0010328国21十1432788国十0189269国2十0001308国3 (211)

dengan

T = kala ulang p = probabilitas KT = factor frekuensi

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

Sifat-sifat distribusi normal adalah nilai koefisien kemelencengan (skewness)

sama dengan nol (Cs史0) dan nilaikoefisien kurtosis mendekati tiga (Ck史3) Selain

itu terdapat sifat-sifat distrubusi frekuensi kumulatif berikut ini 官纵果石滚邹 = 1587 (212) 官纵果邹 = 50 (213) 官纵果十滚邹 = 8414 (214)

b Distribusi Log Normal

Distribusi log normal digunakan apabila nilai-nilai dari variable random tidak

mengikuti distribusi normal tetapi nilai logaritmanya memenuhi distribusi

normal Sifat-sifat distribusi log normal adalah sebagai berikut

Koefisien kemelencengan Cs = 固剖ৰ + 3Cv (215)

Koefisien kurtosis Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3 (216)

Persamaan yang dipakai dalam Log Normal adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (217)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (218)

z = 仆能仆呻骗色 (219)

y = z Sy + 裹呻 (220)

yT = 裹呻 + KT Sy (221)

p = arc ln y (222)

dengan

y = ln p

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

裹呻 = nilai rerata dari y Sy = standar deviasi z = probabilitas

c Distribusi Gumbel

Persamaan yang dipakai dalam distribusi gumbel adalah

果 = क़坡sum X平坡平能क़ (223)

Sx = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (224)

p = 果石票 票 汝汝呛前嫩仆叁骗叁 管铺 (225)

dengan

KT = faktor frekuensi T = kala ulang

Distribusi gumbel mempunyai sifat

Koefisien kemelencengan Cs = 114

Koefisien kurtosis Ck = 54

d Distribusi Log Pearson III

Distribusi log Pearson III digunakan apabila parameter statistic tidak sesuai

dengan model distribusi yang lain Persamaan yang dipakai adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (226)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (227)

yT = 裹呻 + KT Sy (228)

p = arc log yT (229)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

dengan

YT = nilai logaritmik dari x dengan periode ulang T 裹呻 = nilai rerata dari Sy = standar deviasi dari y KT = faktor frekuensi yang merupakan fungsi dari probabilitas (atau periode

ulang) dan koefisien kemencengan (Csy) yang diberikan pada Lampiran A-3

Untuk memilih distribusi yang sesuai dengan data yang ada perlu dilakukan uji

statistik Pengujian kesesuaian distribusi yang sering dilakukan yaitu uji Smirnov-

Kolmogorov

a Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan data dengan garis teoritis pada

kertas probabilitas Nilai ∆ kritis (∆cr Smirnov Kolmogorov Test) tergantung dari

jumlah data (n) dan derajat kegagalan (α) Nilai ∆ kritis untuk Uji Smirnov

Kolmogorov dapat dilihat pada Lampiran A-2

2212 Hujan rencana

Setelah ditentukan pola distribusi yang sesuai dengan data yang ada dan dipilih

jenis distribusi probabilitas hujan yang cocok sesuai dengan hasil uji statistik

maka hujan rencana dapat dihitung menggunakan persamaan

YT = 裹呻 + KT Sy (230)

dengan

YT = hujan rencana 裹呻 = rerata Sy = standar deviasi KT = koefisien factor frekuensi sesuai agihan terpilih

2213 Intensitas Hujan

Dalam perhitungan Qmaks dengan menggunakan metode rasional diperlukan data

intensitas hujan yaitu tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu Sifat

umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya cenderung

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

makin besar dan makin tinggi periode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya

(Suripin 2004)

Maka intensitas hujan dapat dihitung dengan rumus modified Mononobe yaitu

I = 片綐浅挠恼足挠恼迫卒綐遣 (231)

Dengan

I = intensitas hujan (mmjam) t = lamanya curah hujan (jam) R24 = curah hujan maksimum harian (selama 24 jam) (mm)

Sobriyah (2003) dalam desertasinya menyatakan bahwa hujan efektif pada DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan persentase hujan

sebagaimana dalam Tabel 22 berikut

Tabel 22 Persentase Hujan Jam-jaman pada DAS Bengawan Solo

No Hujan Jam-jaman Persentase

1 Hujan ke-1 3870

2 Hujan ke-2 3230

3 Hujan ke-3 1870

4 Hujan ke-4 1030

(Sumber Sobriyah 2003)

2214 Waktu Konsentrasi

Kirpich (1940) dalam Suripin (2004) mengembangkan rumus dalam

memperkirakan waktu konsentrasi dimana dalam hal ini durasi hujan

diasumsikan sama dengan waktu konsentrasi Rumus waktu konsentrasi tersebut

dapat ditulis sebagai berikut

tc = 足=Ǵ呢铺痞綐क़===铺骗卒=ৰǴĖ (232)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

dengan

tc = waktu konsentrasi (jam) L = panjang saluran utama dari hulu sampai penguras (km) S = kemiringan rata-rata saluran

2215 Metode Rasional

Metode ini adalah untuk menentukan laju aliran permukaan puncak Metode ini

sangat simpel dan mudah penggunaannya namun penggunaannya terbatas untuk

DAS-DAS dengan ukuran kecil yaitu kurang dari 300 ha (Goldman etal 1986

dalam Suripin 2004) sedangkan menurut standar PU digunakan dengan DAS

yang berukuran lt 5000 ha (Lily Montarcih 2010) Persamaan Metode Rasional

dapat ditulis dalam bentuk

Qp = 02778 C I A (233)

dengan

Q = laju aliran permukaan (debit) puncak (m3detik) I = intensitas hujan (mmjam) A = luas DAS (km2) C = koefisien aliran permukaan (0 le C le 1)

Dengan nilai koefisien C disajikan dalam Tabel 23 berikut

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Business Perkotaan 070 ndash 095 Pinggiran 050 ndash 070

Perumahan Rumah tunggal 030 ndash 050 Multiunit terpisah 040 ndash 060 Multiunit tergabung 060 ndash 075 Pekampungan 025 ndash 040 Apartemen 050 ndash 070

Industri Ringan 050 ndash 080 Berat 060 ndash 090

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional (Lanjutan)

(Sumber McGuen 1989 dalam Suripin 2004)

Tabel 23 menggambarkan nilai C untuk penggunaan lahan yang seragam di

mana kondisi ini sangat jarang dijumpai untuk lahan yang relative luas Jika DAS

terdiri dari berbagai macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan

yang berbeda maka C yang dipakai adalah koefisien DAS yang dapat dihitung

dengan persamaan berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前 (234)

dengan

Ai = luas lahan dengan jenis penutup tanah i Ci = Koefisien aliran permukaan jenis penutup tanah i n = jumlah jenis penutup lahan

Metode Rasional pada awalnya hanya menghitung debit puncak tanpa

memberikan informasi debit aliran dari waktu ke waktu Pada perkembangannya

debit puncak yang terjadi pada waktu ke waktu dapat digambarkan dalam grafik

hidrograf rasional (Ponce 1989 dan Wanielista 1990 dalam Sobriyah 2012)

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Perkerasan Aspal dan beton 070 ndash 095 Batu-bata paving 050 ndash 070

Atap 075 ndash 095 Halaman tanah berpasir

Datar 2 005 ndash 010 Rata-rata 2-7 010 ndash 015 Curam 7 025 ndash 035

Halaman kereta api 010 ndash 035 Taman tempat bermain 020 ndash 035 Taman pekuburan 010 ndash 025 Hutan

Datar 0-5 010 ndash 040 Bergelombang 5-10 025 ndash 050 Berbukit 10-30 030 ndash 060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

Dibawah ini terdapat 3 Jenis Hidrograf Rasional berdasarkan hubungan antara

Waktu Konsentrasi (tc) dengan Durasi Hujan (dh) seperti berikut

a Hidrograf rasional dengan tc = dh

Debit puncak (Qp) yang terjadi berada pada puncak hidrograf segitiga

sebagaimana dinyatakan oleh Williams Pogan dan Mitchi (Wanielista 1990

dalam Sobriyah 2012) Hidrograf segitiga ini terjadi apabila waktu konsentrasi

(tc) = durasi hujan (dh) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 24

Gambar 24 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc = dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 24 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp1 tc (235)

V1 = V2 dan tc = dh sehingga persamaan debit puncak (Qp) dapat dituliskan

Qp1 = 02778 C I A (236)

b Hidrograf rasional dengan tc lt dh

Untuk tc lt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium (Singh dan Cruise

dalam Wanielista 1990) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 25

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

Gambar 25 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 25 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp2 dh (237)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp2 = 02778 C I A (238)

Qp2 = Qp1

c Hidrograf rasional dengan tc gt dh

Jika tc gt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium tetapi debit puncaknya

tidak sama dengan debit puncak pada kondisi yang lain (Sobriyah dan

Purwanti1998 dalam Sobriyah 2012) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat

pada Gambar 26

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

Gambar 26 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc gt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 26 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp3 tc (239)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp3 = 02778 (dh tc) C I A (240)

Qp3 lt Qp1

2216 Model Hidraulik Sungai

Analisa hidrolika air banjir di sungai dengan berbagai kala ulang dari debit banjir

rencana Analisa hidrolika akan menghitung seberapa jauh kemampuan saluran

drainase secara struktural terhadap tinggi muka air banjir dan luapan banjir yang

terjadi Perhitungan analisa hidrolika sungai dalam penulisan ini menggunakan

software Hydrologic Engineering Centre-River Analysis System (HEC-RAS) versi

410 yang dikembangkan oleh Hydrologic Engineering Center milik US Army

Corps of Engineers

HEC-RAS adalah system perangkat lunak terpadu dirancang untuk penggunaan

interaktif dalam lingkungan multi-tugas Sistem terdiri dari Graphic User

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

Interface (GUI) komponen terpisah analisa hidrolik penyimpanan data dan

kapabilitas manajemen fasilitas pelaporan dan grafis

Sistem HEC-RAS mempunyai 3 komponen analisa hidrolika satu dimensi untuk

1 Perhitungan profil permukaan air steady flow

2 Simulasi steady flow dan unsteady flow

3 Perhitungan transport sedimen batas yang movable

2217 Komponen Aliran dan Persamaan dalam HEC-RAS

Komponen-komponen aliran dalam HEC-RAS adalah sebagai berikut

1 Aliran Seragam (Steady flow)

Komponen pada model ini digunakan untuk menghitung profil muka air pada

kondisi aliran Seragam (steady) Sistem ini dapat digunakan pada sebuah saluran

jaringan atau sebuah jaringan besar termasuk saluran dan saluran kecil lainnya

Komponen pada steady flow dapat dimodelkan pada kondisi aliran subkritis

superkritis dan system gabungan profil muka air

Dasar perhitungan komputer didasarkan pada solusi satu dimensi energi Energi

yang hilang disebabkan oleh gesekan (persamaan Manning) dan penyempitan dan

pelebaran (koefisien tambahan dari perubahan dalam tinggi kecepatan)

Persamaan Momentum bermanfaat dalam situasi dimana profil muka air

mengalami perubahan tiba-tiba Situasi ini termasuk dengan system perhitungan

aliran gabungan (contoh lompatan air) atau aliran pada jembatan dan perubahan

muka air pada pertemuan saluran (arus di persimpangan)

2 Aliran tidak Seragam (Unsteady flow)

Komponen untuk aliran tidak langgeng dikembangkan untuk perhitungan aliran

subkritis Perhitungan hidrolik untuk cross-section jembatan gorong-gorong dan

struktur hidrolik lainnya yang dikembangkan untuk komponen aliran langgeng

digabung dengan perhitungan aliran tidak langgeng Komponen untuk aliran tidak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

langgeng digunakan untuk model tampungan dan hubungan hidrolik dengan

tampungan

3 Profil muka air pada aliran steady

HECndashRAS dapat melakukan perhitungan profil muka air satu dimensi untuk

aliran steady berubah lambat laun pada saluran alami dan buatan Subkritis

superkritis dan sistem gabungan aliran profil muka air dapat dianalisa

2218 Persamaan Dasar Dalam HEC-RAS

Profil muka air dihitung dari satu potongan melintang ke potongan selanjutnya

dengan menyelesaikan persamaan Energi dengan prosedur iterasi disebut metode

langkah standar (standard step) seperti pada persamaan 241

Persamaan energi ditulis sebagai berikut

ehgV

ZYgV

ZY +++=++22

211

11

222

22

aa (241)

Dengan

Y1 Y2 = kedalaman air di potongan melintang Z1 Z2 = elevasi invert saluran utama V1 V2 = kecepatan rata-rata (debit totalluas aliran total) α1 α2 = koefisien pemberat kecepatan g = kecepatan gravitasi he = kehilangan tinggi energi

Dari persamaaan diatas dapat dilihat dalam bentuk gambar seperti Gambar

Persamaan Energi pada Gambar 27 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

Gambar 27 Garis Persamaan Energi

(Sumber HEC-RAS River Analysis System 2005)

Kehilangan tinggi energi (he) antara dua potongan melintang terdiri dari

kehilangan gesekan dan kehilangan kontraksi atau ekspansi

Persamaan untuk kehilangan tinggi energi bisa dilihat dari persamaan (242)

gV

gV

CSLh fe 22

211

222 aa-+= (242)

Dengan

L = panjang ruas pemberat debit Sf = mewakili kemiringan friksi antara dua bagian C = koefisien kehilangan ekspansi atau kontraksi

Jarak panjang ruas pemberat L dihitung sebagai

robchlob

robrobchchloblob

QQQQLQLQL

L++

++= helliphelliphellip (243)

Dengan

Llob Lch Lrob = panjang ruang potongan melintang ditentukan untuk aliran di tebing kiri saluran utama dan tebing kanan Qlob Qch Qrob = rata-rata aritmetika aliran antara bidang-bidang untuk tebing

kiri saluran utama dan tebing kanan

(Garis Energi)

(Permukaan Air)

(Dasar Saluran)

(Dasar)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

evaluatif Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang dirancang

untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan

(Furchan 2004447) data dianalisis dan dievaluasi untuk memberikan solusi ndash

solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan drainase DAS Kali Boro

32 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ialah sepanjang aliran sungai DAS Kali Boro yang melewati 5

Kelurahan yakni Jebres Jagalan Purwodiningratan Pucang Sawit dan Kampung

Sewu

Gambar 31 Peta Situasi DAS Kali Boro

(Dinas PU Kota Surakarta 2008)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

Kali Boro memiliki 4 Saluran Pengumpul (collector drain) yaitu Saluran Jl

Gotong Royong Saluran Belakang PMI Saluran Stasiun Jebres dan Saluran

Jagalan DAS Kali Boro mempunyai luas 14383 Ha dengan panjang saluran

utama 147550 meter Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan seringnya terjadi

genangan air bila intensitas hujan cukup tinggi

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro

Beberapa foto yang menggambarkan kondisi riil Kali Boro seperti berikut

34 Langkah Penelitian

341 Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan didalam penelitian ini antara lain

1 Data-data Primer berupa Data Geometri Kali Boro (Profil Sungai) yang

diperoleh dari Pengukuran di lapangan

2 Data-data Sekunder berupa Data Curah Hujan yang diperoleh dari Balai

Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air Propinsi Jawa Tengah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

Gambar 32 Potongan Melintang Saluran pada Sta 0+30000 m

Gambar 33 Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

3 Data-data sekunder lainnya diperoleh melalui Studi Pustaka dan

mengumpulkan data atau informasi data sekunder dari berbagai sumber dan

instansi terkait misalnya seperti peta topografi baik secara peta cetak maupun

peta digital peta batas administrasi atau peta wilayah

342 Analisis Data

3421 Analisis Hidrologi

Analisa hidrologi meliputi

1 Analisa Data Curah Hujan yaitu Tahun 1990 ndash 2011 untuk Menghitung Hujan

Rancangan (R24) Intensitas Hujan (I)

2 Dengan memilih Intensitas Hujan (I) dihitung Debit Rencana dengan Metode

Rasional

3 Menghitung Debit Rancangan Maksimum (Qmaks) Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun dengan Metode Rasional

3422 Analisis Hidrolika

Analisis hidrolika saluran dilakukan dengan software HEC-RAS versi 41

( Hydrologic Engineering Center - River Analysis System) dari US Army Corps of

Engineering berdasarkan data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir

rencana yang diperoleh pada metode analisis debit banjir Output analisis

hidrolika ini berupa elevasi muka air banjir untuk setiap debit rencana

Selanjutnya dilakukan evaluasi mengenai kapasitas maksimum saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian

Langkah ndash langkah penelitian ditunjukkan pada bagan alir di Gambar 32

Gambar 34 Bagan Alir Tahap Penelitian

Penyelesaian Masalah 2 sampai langkah ini akan diketahui kapasitas Kali Boro

Selesai

Penyelesaian Masalah 3 sampai langkah ini akan diketahui daya tampung Kali Boro jika pintu ditutup

Analisis Hidrolika Saluran (HEC-RAS versi 410)

Pembahasan dan Kesimpulan

Perhitungan Kapasitas Saluran

Evaluasi Daya Tampung saluran jika pintu air Pucang Sawit di hilir Kali Boro ditutup

Uji Kesesuain Distribusi (Uji Smirnov-Kolmogorov)

Mulai

- Data Curah Hujan - Fungsi Lahan - Geometri Sungai

Penyelesaian Masalah 1 sampai langkah ini akan diketahui debit kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun

Menghitung Hujan Wilayah (polygon Thiessen)

Menganalisa Distribusi Frekuensi Curah Hujan

Analisis Debit Banjir Rancangan (Metode Rasional)

- Distribusi Gumbel - Distribusi Log Pearson III - dll

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan

Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi berasal dari 4 stasiun hujan

yaitu Stasiun Hujan Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

Jumlah data hujan dalam penelitian ini yaitu data hujan 22 tahun dari Tahun 1990

ndash 2011 Data hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 41 berikut

Tabel 41 Data Hujan Tahunan

Tahun Hujan Tahunan (mmtahun) Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 177430 150000 185500 57600 1991 197735 133200 190100 1992 213165 133900 214800 238100 1993 241470 235700 1994 264141 160700 1995 257600 186700 176300 1996 224700 153300 206800 168400 1997 129200 140200 24500 1998 295350 152200 258400 1999 183450 152200 2000 152800 178800 2001 139850 172800 2002 101500 178800 83500 2003 135300 11300 130500 2004 252250 38800 87300 2005 208400 6900 89900 2006 223900 167600 2007 210800 370300 162300 2008 242550 153100 249400 139800 2009 204450 163200 102000 178950 2010 313600 302200 87700 305000 2011 224300 212700 60500 214300

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

Data rusak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

Kemudian dari Tabel 41 diatas dilakukan penggambaran letak posisi stasiun

hujan terhadap DAS Kali Boro untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah

hujan yang dicatat oleh tiap stasiun hujan terhadap DAS Kali Boro

42 Menghitung Hujan Wilayah

421 Poligon Thiessen

Untuk menentukan hujan wilayah digunakan Metode Poligon Thiessen

berdasarkan pengaruh dari 4 (empat) stasiun hujan terhadap luas DAS Kali Boro

yaitu Stasiun hujan Pabelan Stasiun hujan Grogol 67 B Stasiun hujan Mojolaban

128 D dan Stasiun hujan Ngemplak Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar

41 berikut

0 1 2 Km1 Km

Skala 1 25000

N

S

EW

GROGOL 67 B MOJOLABAN 128 D

NGEMPLAK 1

PABELAN

Ket Luas DAS Boro

Gambar 41 Poligon Thiessen dengan 4 (empat) stasiun hujan

Dari Poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dapat dihitung masing-

masing luas wilayah yang dipengaruhi oleh tiap-tiap stasiun hujan dengan

mengeplot pada software AutoCAD 2009 Hasilnya adalah

Ngemplak 1 = 01329 Km2

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 14: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

8

Menurut Bambang Triadmodjo (2008) berdasarkan proses terjadinya hujan dibagi

menjadi tiga tipe sebagai berikut

1 Hujan Konvektif

Di daerah tropis pada musim kemarau udara yang berada di dekat permukaan

tanah mengalami pemanasan yang intensif Pemanasan tersebut menyebabkan

rapat massa udara berkurang sehingga udara basah naik ke atas dan

mengalami pendinginan sehingga terjadi kondensasi dan hujan Hujan yang

terjadi karena proses ini disebut hujan konvektif yang biasanya bersifat

setempat mempunyai intensitas tinggi dan durasi singkat

2 Hujan siklonik

Jika massa udara panas yang relative ringan bertemu dengan massa udara

dingin yang relative berat maka udara panas tersebut akan bergerak di atas

udara dingin Udara yang bergerak ke atas tersebut mengalami pendinginan

sehingga terjadi kondensasi dan terbentuk awan dan hujan Hujan yang terjadi

disebut hujan siklonik yang mempunyai sifat tidak terlalu lebat dan

berlangsung dalam waktu lebih lama

3 Hujan orografis

Udara lembab yang tertiup angin dan melintasi daerah pegunungan akan naik

dan mengalami pendinginan sehingga terbentuk awan dan hujan Sisi gunung

yang dilalui oleh udara tersebut banyak mendapatkan hujan dan disebut lereng

hujan sedang sisi belakangnya yang dilalui udara kering (uap air telah menjadi

hujan di lereng hujan) disebut lereng bayangan hujan Daerah tersebut tidak

permanen dan dapat berubah tergantung musim (arah angin) Hujan ini terjadi

di daerah pegunungan (hulu DAS) dan merupakan pemasok air tanah danau

bendungan dan sungai

Dari ketiga jenis tipe hujan yang banyak terjadi di Indonesia adalah hujan

konvektif dan orografis Jumlah hujan yang jatuh di permukaan bumi dinyatakan

dalam kedalaman air (biasanya mm) yang dianggap terdistribusi secara merata

pada seluruh daerah tangkapan air Intensitas hujan adalah jumlah curah hujan

dalam suatu satuan waktu yang biasanya dinyatakan dalam mmjam Durasi hujan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

9

adalah waktu yang dihitung dari saat hujan mulai turun sampai berhenti yang

biasanya dinyatakan dalam jam Data hujan durasi pendek jam atau menit dapat

diperoleh dari automatic rainfall recorder

Karakteristik hujan yang perlu ditinjau dalam analisis dan perencanaan hidrologi

meliputi

a Intensitas i adalah laju hujan = tinggi air persatuan waktu misalnya

mmmenit mmjam atau mmhari

b Lama waktu (durasi) t adalah panjang waktu di mana hujan turun dalam

menit atau jam

c Tinggi hujan d adalah jumlah atau kedalaman hujan yang terjadi selama

durasi hujan dan dinyatakan dalam ketebalan air di atas permukaan datar

dalam mm

d Frekuensi adalah frekuensi kejadian dan biasanya dinyatakan dengan kala

ulang (return period) T misalnya sekali dalam 2 tahun

e Luas adalah luas geografis daerah sebaran hujan

Secara kualitatif intensitas curah hujan disebut juga derajat curah hujan

sebagaimana diperlihatkan dalam Tabel 21

Tabel 21 Derajad Curah Hujan dan Intensitas Curah Hujan

Derajad curah Hujan

Intensitas curah Hujan (mmjam) Kondisi

Hujan sangat Lemah lt120 Tanah agak basah atau dibasahi sedikit

Hujan lemah 120 ndash 300 Tanah menjadi basah semuanya tetapi sulit membuat puddle

Hujan normal 300 ndash 1800 Dapat dibuat puddle dan bunyi hujan kedengaran

Hujan deras 180 ndash 600 Air tergenang diseluruh permukaan tanah dan bunyi keras hujan terdengar berasal

dari genangan

Hujan sangat deras gt600 Hujan seperti ditumpahkan sehingga saluran dan drainase meluap

(Sumber Suripin 2004)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

10

224 Tata Guna Lahan

Pengaruh tata guna lahan pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien

aliran permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara

besarnya aliran permukaan dan besarnya curah hujan Angka koefisien aliran

permukaan ini merupakan salah satu indikator untuk menentukan kondisi fisik

suatu DAS Nilai C berkisar antara 0 sampai 1 Pada DAS yang masih baik harga

C mendekati nol dan semakin rusak suatu DAS maka harga C makin mendekati

satu Masalah banjir pada suatu perkotaan juga tidak lepas dari semakin cepat

berkurangnya daerah resapan air dalam hal ini perubahan tata guna lahan

225 Kondisi Sistem Drainase

Banjir menjadi salah satu permasalahan dalam perkotaan terutama dalam kota-

kota besar di Indonesia Jika dirunut ke belakang akar permasalahan banjir di

perkotaan berasal dari pertambahan penduduk yang sangat cepat Pertambahan

penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan prasarana dan sarana

perkotaan yang memadai mengakibatkan pemanfaatan tata guna lahan yang acak-

acakan Banyak terjadi bangunan pemukiman yang berdiri di atas saluran

drainase sehingga saluran drainase tersebut menjadi terganggu dan tidak

berfungsi sebagaimana mestinya

226 Pengukuran Hujan

Dalam analisis diperlukan data hujan yang akurat bukan hanya hujan kumulatif

harian namun juga diperlukan data hujan jam-jaman Hal ini dikarenakan hujan

sangat bervariasi terhadap waktu dan tempat dan setiap perubahannya

berpengaruh terhadap aliran sungai Hujan di suatu daerah dapat diukur di

beberapa titik yang ditetapkan dengan menggunakan alat pencatat hujan baik

berupa alat pencatat hujan manual (ordinary raingauge) maupun berupa alat

pencatat hujan otomatis (automatic raingauge)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

11

227 Kualitas Data Hujan

Kualitas data hujan sangat beragam tergantung pada alat pengelola dan sistem

arsip

1 Kelengkapan Data

Dalam proses pencatatan data hujan terkadang ada data hujan yang hilang

Berdasarkan pengujian yang dilakukan di sejumlah DAS di Pulau Jawa

mengenai data hujan yang hilang jika dilakukan pengisian maka akan

mengacaukan perhitungan lain Hal ini disebabkan karena variabilitas hujan

yang tinggi Oleh sebab itu disarankan untuk tidak melakukan pengisian data

yang hilang (Sri Harto 1993)

2 Kepanggahan

Data yang diperoleh dari alat pencatat bias jadi tidak panggah karena

a Alat pernah rusak

b Alat pernah pindah lokasi

228 Analisis Hujan Titik menjadi Hujan Wilayah

Data hujan yang diperoleh dari alat penakar hujan merupakan hujan titik (point

rainfall) Mengingat hujan sangat bervariasi terhadap tempat (space) maka untuk

kawasan yang luas satu alat penakar hujan belum dapat menggambarkan hujan

wilayah tersebut (Suripin 2004) Dalam hal ini diperlukan hujan kawasan yang

diperoleh dari harga rerata curah hujan beberapa stasiun penakar hujan yang ada

di dalam atau di sekitar kawasan Bambang Triatmodjo (2008) menerangkan

bahwa ada tiga cara yang digunakan dalam menghitung hujan rerata kawasan

yaitu

1 Metode rerata aljabar

Metode ini paling sederhana dibanding metode lain Pengukuran yang

dilakukan di beberapa stasiun dalam waktu yang bersamaan dijumlahkan

kemudian dibagi dengan jumlah stasiun Stasiun hujan yang digunakan dalam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

12

hitungan biasanya adalah yang berada di dalam DAS Metode rerata aljabar

memberikan hasil yang baik apabila

a Stasiun hujan tersebar secara merata di DAS dalam jumlah yang cukup

b Distribusi hujan relatif merata pada seluruh DAS

2 Metode Thiessen

Metode ini diperoleh dengan membuat poligon yang memotong tegak lurus

pada tengah-tengah garis penghubung dua pos penakar hujan Cara ini

berdasarkan rata-rata timbang (weighted average) Masing-masing penakar

mampunyai daerah pengaruh yang dibentuk dengan menggambarkan garis-

garis sumbu tegak lurus terhadap garis penghubung di antara dua buah pos

penakar Contoh Gambar Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar 22

Stasiun Hujan

Garis Penghubung

Garis Bagi

A1

A1 A6

P2

A3

A4A5

P1

P6

A2

P3

P4

P5

Gambar 22 Cara Poligon Thiessen

Misalnya A1 adalah luas daerah pengaruh pos penakar P1 A2 luas daerah

pengaruh pos penakar P2 dan seterusnya Jumlah A1+A2++An = A adalah

jumlah luas seluruh areal yang dicari tinggi curah hujan rata - ratanya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

13

Jika pos penakar 1 menakar tinggi hujan d1 pos penakar 2 menakar d2 dan

pos penakar N menakar dN maka 粸 实故क़粸क़ 十故挠粸挠十故挠粸挠十 十故屁粸屁故क़十故挠嫩故ৰ十⋯故屁

=sum 霹腮聘腮霹屁平妮क़ helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (21)

Jika AiA = pi merupakan persentase luas pada pos I yang jumlahnya untuk

seluruh luas adalah 100 maka 粸 实sum 贵平粸平棺轨实1 (22)

Dengan

A = luas areal (kmsup2) d = tinggi curah hujan rata-rata areal d1 d2 d3 dn = tinggi curah hujan di pos 123N A1 A2 A3 AN = luas daerah pengaruh pos 123N

3 Metode Isohyet

Isohyet adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan ketebalan hujan

yang sama Pada metode isohyet dianggap bahwa hujan pada suatu daerah di

antara dua garis isohyet adalah merata dan sama dengan nilai rerata dari

kedua garis isohyet tersebut Metode isohyet membutuhkan data yang dapat

mendukung disusunnya Isohyet baik dalam hal jumlah stasiun dan kualitas

serta kuantitas data hujan Contoh gambar dapat dilihat pada Gambar 23

Gambar 23 Cara Garis Isohyet

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

14

Dari ketiga cara tersebut dipilih metode Thiessen karena cara pertama dipandang

terlampau kasar hasilnya Adapun cara yang ketiga tidak didukung oleh data yang

tersedia di lapangan

229 Karakteristik DAS

Suripin (2004) menyatakan karakteristik DAS yang berpengaruh besar pada

aliran permukaan meliputi 1) luas dan bentuk DAS 2) topografi dan 3) tata

guna lahan

1 Luas dan bentuk DAS

Laju dan volume permukaan aliran akan bertambah dengan bertambahnya luas

DAS Tetapi apabila aliran permukaan tidak dinyatakan sebagai jumlah total dari

DAS melainkan sebagai laju dan volume persatuan luas besarnya akan berkurang

dengan bertambah luasnya DAS Bentuk DAS mempunyai pengaruh pada pola

aliran dalam sungai Pengaruh bentuk DAS terhadap aliran permukaan dapat

ditunjukkan dengan memperhatikan hidrograf-hidrograf yang terjadi pada dua

buah DAS yang bentukanya berbeda namun mempunyai luas yang sama dan

intensitas hujan yang sama Bentuk DAS memanjang dan sempit cenderung

menghasilkan laju aliran permukaan yang lebih kecil dibandingkan dengan DAS

yang berbentuk melebar atau melingkar

2 Topografi

Tampakan rupa muka bumi atau topografi seperti kemiringan lahan keadaan dan

kerapatan saluran dan bentuk cekungan mempunyai pengaruh pada laju dan

volume aliran permukaan DAS dengan kemiringan curam disertai saluran yang

rapat akan menghasilkan laju dan volume aliran permukaan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan DAS yang landai dengan saluran dan adanya cekungan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

15

3 Tata guna lahan

Pengaruh tata guna lahn pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien aliran

permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara besarnya

aliran permukaan dan besarnya curah hujan

2210 Hujan Rerata Kawasan

Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air

dan rancangan pengendalian adalah curah hujan rerata diseluruh daerah yang

bersangkutan bukan curah hujan pada suatu titik tertentu (Suyono Sosrodarsono

1976)

Dalam penelitian ini hujan wilayah diperhitungkan dengan cara Poligon Thiessen

yang dapat dihitung dengan persamaan berikut 官呻实 क़霹嫂sum 故平官平屁平妮क़ (23)

dengan 官呻 = hujan wilayah (mm) 官平 = hujan masing-masing stasiun pencatat hujan (mm) 故扑 = luas DAS (km2) 故平 = luas masing-masing poligon N = jumlah stasiun pencatat hujan

2211 Analisis Frekuensi

Analisis frekuensi bertujuan untuk mencari hubungan antara besarnya kejadian

ekstrim terhadap frekuensi kejadian dengan menggunakan distribusi probabilitas

kontinyu Ada beberapa bentuk fungsi distribusi kontinyu (teoritis) yang sering

digunakan dalam analisis frekuensi untuk hidrologi yaitu distribusi Normal Log

Normal Gumbel Pearson dan log Pearson Sebelum menganalisis data hujan

dengan salah satu distribusi di atas perlu pendekatan dengan parameter-parameter

statistik untuk menentukan distribusi yang tepat digunakan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

16

Parameter-parameter tersebut meliputi

a) Rata-rata ( X伸 ) = क़坡sum X平坡平能क़ (24)

b) Simpangan baku (S) = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (25)

c) Koefisien variasi (Cv) = 聂涅伸 (26)

d) Koefisien skewness (Cs) = 坡sum 纵涅氢能涅伸邹遣晴腮呛前纵 能क़邹纵 能挠邹聂遣 (27)

e) Koefisien ketajaman (Ck) = 綐 sum纵涅氢能涅伸邹浅纵 能क़邹纵 能挠邹纵 能ৰ邹聂浅 (28)

dengan

n = banyaknya data atau jumlah kejadian Xi = hujan maksimum harian rata-rata (mm)

a Distribusi Normal

Persamaan yang dipakai dalam distribusi normal adalah

p = क़飘 (29)

w = 族ln足क़怒綐卒祖क़ 挠世 纵0 屎贵 屎05邹 (210)

KT = z = w 石 2515517十0802853国十0010328国21十1432788国十0189269国2十0001308国3 (211)

dengan

T = kala ulang p = probabilitas KT = factor frekuensi

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

Sifat-sifat distribusi normal adalah nilai koefisien kemelencengan (skewness)

sama dengan nol (Cs史0) dan nilaikoefisien kurtosis mendekati tiga (Ck史3) Selain

itu terdapat sifat-sifat distrubusi frekuensi kumulatif berikut ini 官纵果石滚邹 = 1587 (212) 官纵果邹 = 50 (213) 官纵果十滚邹 = 8414 (214)

b Distribusi Log Normal

Distribusi log normal digunakan apabila nilai-nilai dari variable random tidak

mengikuti distribusi normal tetapi nilai logaritmanya memenuhi distribusi

normal Sifat-sifat distribusi log normal adalah sebagai berikut

Koefisien kemelencengan Cs = 固剖ৰ + 3Cv (215)

Koefisien kurtosis Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3 (216)

Persamaan yang dipakai dalam Log Normal adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (217)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (218)

z = 仆能仆呻骗色 (219)

y = z Sy + 裹呻 (220)

yT = 裹呻 + KT Sy (221)

p = arc ln y (222)

dengan

y = ln p

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

裹呻 = nilai rerata dari y Sy = standar deviasi z = probabilitas

c Distribusi Gumbel

Persamaan yang dipakai dalam distribusi gumbel adalah

果 = क़坡sum X平坡平能क़ (223)

Sx = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (224)

p = 果石票 票 汝汝呛前嫩仆叁骗叁 管铺 (225)

dengan

KT = faktor frekuensi T = kala ulang

Distribusi gumbel mempunyai sifat

Koefisien kemelencengan Cs = 114

Koefisien kurtosis Ck = 54

d Distribusi Log Pearson III

Distribusi log Pearson III digunakan apabila parameter statistic tidak sesuai

dengan model distribusi yang lain Persamaan yang dipakai adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (226)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (227)

yT = 裹呻 + KT Sy (228)

p = arc log yT (229)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

dengan

YT = nilai logaritmik dari x dengan periode ulang T 裹呻 = nilai rerata dari Sy = standar deviasi dari y KT = faktor frekuensi yang merupakan fungsi dari probabilitas (atau periode

ulang) dan koefisien kemencengan (Csy) yang diberikan pada Lampiran A-3

Untuk memilih distribusi yang sesuai dengan data yang ada perlu dilakukan uji

statistik Pengujian kesesuaian distribusi yang sering dilakukan yaitu uji Smirnov-

Kolmogorov

a Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan data dengan garis teoritis pada

kertas probabilitas Nilai ∆ kritis (∆cr Smirnov Kolmogorov Test) tergantung dari

jumlah data (n) dan derajat kegagalan (α) Nilai ∆ kritis untuk Uji Smirnov

Kolmogorov dapat dilihat pada Lampiran A-2

2212 Hujan rencana

Setelah ditentukan pola distribusi yang sesuai dengan data yang ada dan dipilih

jenis distribusi probabilitas hujan yang cocok sesuai dengan hasil uji statistik

maka hujan rencana dapat dihitung menggunakan persamaan

YT = 裹呻 + KT Sy (230)

dengan

YT = hujan rencana 裹呻 = rerata Sy = standar deviasi KT = koefisien factor frekuensi sesuai agihan terpilih

2213 Intensitas Hujan

Dalam perhitungan Qmaks dengan menggunakan metode rasional diperlukan data

intensitas hujan yaitu tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu Sifat

umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya cenderung

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

makin besar dan makin tinggi periode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya

(Suripin 2004)

Maka intensitas hujan dapat dihitung dengan rumus modified Mononobe yaitu

I = 片綐浅挠恼足挠恼迫卒綐遣 (231)

Dengan

I = intensitas hujan (mmjam) t = lamanya curah hujan (jam) R24 = curah hujan maksimum harian (selama 24 jam) (mm)

Sobriyah (2003) dalam desertasinya menyatakan bahwa hujan efektif pada DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan persentase hujan

sebagaimana dalam Tabel 22 berikut

Tabel 22 Persentase Hujan Jam-jaman pada DAS Bengawan Solo

No Hujan Jam-jaman Persentase

1 Hujan ke-1 3870

2 Hujan ke-2 3230

3 Hujan ke-3 1870

4 Hujan ke-4 1030

(Sumber Sobriyah 2003)

2214 Waktu Konsentrasi

Kirpich (1940) dalam Suripin (2004) mengembangkan rumus dalam

memperkirakan waktu konsentrasi dimana dalam hal ini durasi hujan

diasumsikan sama dengan waktu konsentrasi Rumus waktu konsentrasi tersebut

dapat ditulis sebagai berikut

tc = 足=Ǵ呢铺痞綐क़===铺骗卒=ৰǴĖ (232)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

dengan

tc = waktu konsentrasi (jam) L = panjang saluran utama dari hulu sampai penguras (km) S = kemiringan rata-rata saluran

2215 Metode Rasional

Metode ini adalah untuk menentukan laju aliran permukaan puncak Metode ini

sangat simpel dan mudah penggunaannya namun penggunaannya terbatas untuk

DAS-DAS dengan ukuran kecil yaitu kurang dari 300 ha (Goldman etal 1986

dalam Suripin 2004) sedangkan menurut standar PU digunakan dengan DAS

yang berukuran lt 5000 ha (Lily Montarcih 2010) Persamaan Metode Rasional

dapat ditulis dalam bentuk

Qp = 02778 C I A (233)

dengan

Q = laju aliran permukaan (debit) puncak (m3detik) I = intensitas hujan (mmjam) A = luas DAS (km2) C = koefisien aliran permukaan (0 le C le 1)

Dengan nilai koefisien C disajikan dalam Tabel 23 berikut

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Business Perkotaan 070 ndash 095 Pinggiran 050 ndash 070

Perumahan Rumah tunggal 030 ndash 050 Multiunit terpisah 040 ndash 060 Multiunit tergabung 060 ndash 075 Pekampungan 025 ndash 040 Apartemen 050 ndash 070

Industri Ringan 050 ndash 080 Berat 060 ndash 090

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional (Lanjutan)

(Sumber McGuen 1989 dalam Suripin 2004)

Tabel 23 menggambarkan nilai C untuk penggunaan lahan yang seragam di

mana kondisi ini sangat jarang dijumpai untuk lahan yang relative luas Jika DAS

terdiri dari berbagai macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan

yang berbeda maka C yang dipakai adalah koefisien DAS yang dapat dihitung

dengan persamaan berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前 (234)

dengan

Ai = luas lahan dengan jenis penutup tanah i Ci = Koefisien aliran permukaan jenis penutup tanah i n = jumlah jenis penutup lahan

Metode Rasional pada awalnya hanya menghitung debit puncak tanpa

memberikan informasi debit aliran dari waktu ke waktu Pada perkembangannya

debit puncak yang terjadi pada waktu ke waktu dapat digambarkan dalam grafik

hidrograf rasional (Ponce 1989 dan Wanielista 1990 dalam Sobriyah 2012)

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Perkerasan Aspal dan beton 070 ndash 095 Batu-bata paving 050 ndash 070

Atap 075 ndash 095 Halaman tanah berpasir

Datar 2 005 ndash 010 Rata-rata 2-7 010 ndash 015 Curam 7 025 ndash 035

Halaman kereta api 010 ndash 035 Taman tempat bermain 020 ndash 035 Taman pekuburan 010 ndash 025 Hutan

Datar 0-5 010 ndash 040 Bergelombang 5-10 025 ndash 050 Berbukit 10-30 030 ndash 060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

Dibawah ini terdapat 3 Jenis Hidrograf Rasional berdasarkan hubungan antara

Waktu Konsentrasi (tc) dengan Durasi Hujan (dh) seperti berikut

a Hidrograf rasional dengan tc = dh

Debit puncak (Qp) yang terjadi berada pada puncak hidrograf segitiga

sebagaimana dinyatakan oleh Williams Pogan dan Mitchi (Wanielista 1990

dalam Sobriyah 2012) Hidrograf segitiga ini terjadi apabila waktu konsentrasi

(tc) = durasi hujan (dh) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 24

Gambar 24 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc = dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 24 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp1 tc (235)

V1 = V2 dan tc = dh sehingga persamaan debit puncak (Qp) dapat dituliskan

Qp1 = 02778 C I A (236)

b Hidrograf rasional dengan tc lt dh

Untuk tc lt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium (Singh dan Cruise

dalam Wanielista 1990) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 25

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

Gambar 25 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 25 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp2 dh (237)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp2 = 02778 C I A (238)

Qp2 = Qp1

c Hidrograf rasional dengan tc gt dh

Jika tc gt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium tetapi debit puncaknya

tidak sama dengan debit puncak pada kondisi yang lain (Sobriyah dan

Purwanti1998 dalam Sobriyah 2012) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat

pada Gambar 26

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

Gambar 26 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc gt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 26 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp3 tc (239)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp3 = 02778 (dh tc) C I A (240)

Qp3 lt Qp1

2216 Model Hidraulik Sungai

Analisa hidrolika air banjir di sungai dengan berbagai kala ulang dari debit banjir

rencana Analisa hidrolika akan menghitung seberapa jauh kemampuan saluran

drainase secara struktural terhadap tinggi muka air banjir dan luapan banjir yang

terjadi Perhitungan analisa hidrolika sungai dalam penulisan ini menggunakan

software Hydrologic Engineering Centre-River Analysis System (HEC-RAS) versi

410 yang dikembangkan oleh Hydrologic Engineering Center milik US Army

Corps of Engineers

HEC-RAS adalah system perangkat lunak terpadu dirancang untuk penggunaan

interaktif dalam lingkungan multi-tugas Sistem terdiri dari Graphic User

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

Interface (GUI) komponen terpisah analisa hidrolik penyimpanan data dan

kapabilitas manajemen fasilitas pelaporan dan grafis

Sistem HEC-RAS mempunyai 3 komponen analisa hidrolika satu dimensi untuk

1 Perhitungan profil permukaan air steady flow

2 Simulasi steady flow dan unsteady flow

3 Perhitungan transport sedimen batas yang movable

2217 Komponen Aliran dan Persamaan dalam HEC-RAS

Komponen-komponen aliran dalam HEC-RAS adalah sebagai berikut

1 Aliran Seragam (Steady flow)

Komponen pada model ini digunakan untuk menghitung profil muka air pada

kondisi aliran Seragam (steady) Sistem ini dapat digunakan pada sebuah saluran

jaringan atau sebuah jaringan besar termasuk saluran dan saluran kecil lainnya

Komponen pada steady flow dapat dimodelkan pada kondisi aliran subkritis

superkritis dan system gabungan profil muka air

Dasar perhitungan komputer didasarkan pada solusi satu dimensi energi Energi

yang hilang disebabkan oleh gesekan (persamaan Manning) dan penyempitan dan

pelebaran (koefisien tambahan dari perubahan dalam tinggi kecepatan)

Persamaan Momentum bermanfaat dalam situasi dimana profil muka air

mengalami perubahan tiba-tiba Situasi ini termasuk dengan system perhitungan

aliran gabungan (contoh lompatan air) atau aliran pada jembatan dan perubahan

muka air pada pertemuan saluran (arus di persimpangan)

2 Aliran tidak Seragam (Unsteady flow)

Komponen untuk aliran tidak langgeng dikembangkan untuk perhitungan aliran

subkritis Perhitungan hidrolik untuk cross-section jembatan gorong-gorong dan

struktur hidrolik lainnya yang dikembangkan untuk komponen aliran langgeng

digabung dengan perhitungan aliran tidak langgeng Komponen untuk aliran tidak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

langgeng digunakan untuk model tampungan dan hubungan hidrolik dengan

tampungan

3 Profil muka air pada aliran steady

HECndashRAS dapat melakukan perhitungan profil muka air satu dimensi untuk

aliran steady berubah lambat laun pada saluran alami dan buatan Subkritis

superkritis dan sistem gabungan aliran profil muka air dapat dianalisa

2218 Persamaan Dasar Dalam HEC-RAS

Profil muka air dihitung dari satu potongan melintang ke potongan selanjutnya

dengan menyelesaikan persamaan Energi dengan prosedur iterasi disebut metode

langkah standar (standard step) seperti pada persamaan 241

Persamaan energi ditulis sebagai berikut

ehgV

ZYgV

ZY +++=++22

211

11

222

22

aa (241)

Dengan

Y1 Y2 = kedalaman air di potongan melintang Z1 Z2 = elevasi invert saluran utama V1 V2 = kecepatan rata-rata (debit totalluas aliran total) α1 α2 = koefisien pemberat kecepatan g = kecepatan gravitasi he = kehilangan tinggi energi

Dari persamaaan diatas dapat dilihat dalam bentuk gambar seperti Gambar

Persamaan Energi pada Gambar 27 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

Gambar 27 Garis Persamaan Energi

(Sumber HEC-RAS River Analysis System 2005)

Kehilangan tinggi energi (he) antara dua potongan melintang terdiri dari

kehilangan gesekan dan kehilangan kontraksi atau ekspansi

Persamaan untuk kehilangan tinggi energi bisa dilihat dari persamaan (242)

gV

gV

CSLh fe 22

211

222 aa-+= (242)

Dengan

L = panjang ruas pemberat debit Sf = mewakili kemiringan friksi antara dua bagian C = koefisien kehilangan ekspansi atau kontraksi

Jarak panjang ruas pemberat L dihitung sebagai

robchlob

robrobchchloblob

QQQQLQLQL

L++

++= helliphelliphellip (243)

Dengan

Llob Lch Lrob = panjang ruang potongan melintang ditentukan untuk aliran di tebing kiri saluran utama dan tebing kanan Qlob Qch Qrob = rata-rata aritmetika aliran antara bidang-bidang untuk tebing

kiri saluran utama dan tebing kanan

(Garis Energi)

(Permukaan Air)

(Dasar Saluran)

(Dasar)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

evaluatif Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang dirancang

untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan

(Furchan 2004447) data dianalisis dan dievaluasi untuk memberikan solusi ndash

solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan drainase DAS Kali Boro

32 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ialah sepanjang aliran sungai DAS Kali Boro yang melewati 5

Kelurahan yakni Jebres Jagalan Purwodiningratan Pucang Sawit dan Kampung

Sewu

Gambar 31 Peta Situasi DAS Kali Boro

(Dinas PU Kota Surakarta 2008)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

Kali Boro memiliki 4 Saluran Pengumpul (collector drain) yaitu Saluran Jl

Gotong Royong Saluran Belakang PMI Saluran Stasiun Jebres dan Saluran

Jagalan DAS Kali Boro mempunyai luas 14383 Ha dengan panjang saluran

utama 147550 meter Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan seringnya terjadi

genangan air bila intensitas hujan cukup tinggi

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro

Beberapa foto yang menggambarkan kondisi riil Kali Boro seperti berikut

34 Langkah Penelitian

341 Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan didalam penelitian ini antara lain

1 Data-data Primer berupa Data Geometri Kali Boro (Profil Sungai) yang

diperoleh dari Pengukuran di lapangan

2 Data-data Sekunder berupa Data Curah Hujan yang diperoleh dari Balai

Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air Propinsi Jawa Tengah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

Gambar 32 Potongan Melintang Saluran pada Sta 0+30000 m

Gambar 33 Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

3 Data-data sekunder lainnya diperoleh melalui Studi Pustaka dan

mengumpulkan data atau informasi data sekunder dari berbagai sumber dan

instansi terkait misalnya seperti peta topografi baik secara peta cetak maupun

peta digital peta batas administrasi atau peta wilayah

342 Analisis Data

3421 Analisis Hidrologi

Analisa hidrologi meliputi

1 Analisa Data Curah Hujan yaitu Tahun 1990 ndash 2011 untuk Menghitung Hujan

Rancangan (R24) Intensitas Hujan (I)

2 Dengan memilih Intensitas Hujan (I) dihitung Debit Rencana dengan Metode

Rasional

3 Menghitung Debit Rancangan Maksimum (Qmaks) Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun dengan Metode Rasional

3422 Analisis Hidrolika

Analisis hidrolika saluran dilakukan dengan software HEC-RAS versi 41

( Hydrologic Engineering Center - River Analysis System) dari US Army Corps of

Engineering berdasarkan data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir

rencana yang diperoleh pada metode analisis debit banjir Output analisis

hidrolika ini berupa elevasi muka air banjir untuk setiap debit rencana

Selanjutnya dilakukan evaluasi mengenai kapasitas maksimum saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian

Langkah ndash langkah penelitian ditunjukkan pada bagan alir di Gambar 32

Gambar 34 Bagan Alir Tahap Penelitian

Penyelesaian Masalah 2 sampai langkah ini akan diketahui kapasitas Kali Boro

Selesai

Penyelesaian Masalah 3 sampai langkah ini akan diketahui daya tampung Kali Boro jika pintu ditutup

Analisis Hidrolika Saluran (HEC-RAS versi 410)

Pembahasan dan Kesimpulan

Perhitungan Kapasitas Saluran

Evaluasi Daya Tampung saluran jika pintu air Pucang Sawit di hilir Kali Boro ditutup

Uji Kesesuain Distribusi (Uji Smirnov-Kolmogorov)

Mulai

- Data Curah Hujan - Fungsi Lahan - Geometri Sungai

Penyelesaian Masalah 1 sampai langkah ini akan diketahui debit kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun

Menghitung Hujan Wilayah (polygon Thiessen)

Menganalisa Distribusi Frekuensi Curah Hujan

Analisis Debit Banjir Rancangan (Metode Rasional)

- Distribusi Gumbel - Distribusi Log Pearson III - dll

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan

Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi berasal dari 4 stasiun hujan

yaitu Stasiun Hujan Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

Jumlah data hujan dalam penelitian ini yaitu data hujan 22 tahun dari Tahun 1990

ndash 2011 Data hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 41 berikut

Tabel 41 Data Hujan Tahunan

Tahun Hujan Tahunan (mmtahun) Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 177430 150000 185500 57600 1991 197735 133200 190100 1992 213165 133900 214800 238100 1993 241470 235700 1994 264141 160700 1995 257600 186700 176300 1996 224700 153300 206800 168400 1997 129200 140200 24500 1998 295350 152200 258400 1999 183450 152200 2000 152800 178800 2001 139850 172800 2002 101500 178800 83500 2003 135300 11300 130500 2004 252250 38800 87300 2005 208400 6900 89900 2006 223900 167600 2007 210800 370300 162300 2008 242550 153100 249400 139800 2009 204450 163200 102000 178950 2010 313600 302200 87700 305000 2011 224300 212700 60500 214300

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

Data rusak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

Kemudian dari Tabel 41 diatas dilakukan penggambaran letak posisi stasiun

hujan terhadap DAS Kali Boro untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah

hujan yang dicatat oleh tiap stasiun hujan terhadap DAS Kali Boro

42 Menghitung Hujan Wilayah

421 Poligon Thiessen

Untuk menentukan hujan wilayah digunakan Metode Poligon Thiessen

berdasarkan pengaruh dari 4 (empat) stasiun hujan terhadap luas DAS Kali Boro

yaitu Stasiun hujan Pabelan Stasiun hujan Grogol 67 B Stasiun hujan Mojolaban

128 D dan Stasiun hujan Ngemplak Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar

41 berikut

0 1 2 Km1 Km

Skala 1 25000

N

S

EW

GROGOL 67 B MOJOLABAN 128 D

NGEMPLAK 1

PABELAN

Ket Luas DAS Boro

Gambar 41 Poligon Thiessen dengan 4 (empat) stasiun hujan

Dari Poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dapat dihitung masing-

masing luas wilayah yang dipengaruhi oleh tiap-tiap stasiun hujan dengan

mengeplot pada software AutoCAD 2009 Hasilnya adalah

Ngemplak 1 = 01329 Km2

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 15: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

9

adalah waktu yang dihitung dari saat hujan mulai turun sampai berhenti yang

biasanya dinyatakan dalam jam Data hujan durasi pendek jam atau menit dapat

diperoleh dari automatic rainfall recorder

Karakteristik hujan yang perlu ditinjau dalam analisis dan perencanaan hidrologi

meliputi

a Intensitas i adalah laju hujan = tinggi air persatuan waktu misalnya

mmmenit mmjam atau mmhari

b Lama waktu (durasi) t adalah panjang waktu di mana hujan turun dalam

menit atau jam

c Tinggi hujan d adalah jumlah atau kedalaman hujan yang terjadi selama

durasi hujan dan dinyatakan dalam ketebalan air di atas permukaan datar

dalam mm

d Frekuensi adalah frekuensi kejadian dan biasanya dinyatakan dengan kala

ulang (return period) T misalnya sekali dalam 2 tahun

e Luas adalah luas geografis daerah sebaran hujan

Secara kualitatif intensitas curah hujan disebut juga derajat curah hujan

sebagaimana diperlihatkan dalam Tabel 21

Tabel 21 Derajad Curah Hujan dan Intensitas Curah Hujan

Derajad curah Hujan

Intensitas curah Hujan (mmjam) Kondisi

Hujan sangat Lemah lt120 Tanah agak basah atau dibasahi sedikit

Hujan lemah 120 ndash 300 Tanah menjadi basah semuanya tetapi sulit membuat puddle

Hujan normal 300 ndash 1800 Dapat dibuat puddle dan bunyi hujan kedengaran

Hujan deras 180 ndash 600 Air tergenang diseluruh permukaan tanah dan bunyi keras hujan terdengar berasal

dari genangan

Hujan sangat deras gt600 Hujan seperti ditumpahkan sehingga saluran dan drainase meluap

(Sumber Suripin 2004)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

10

224 Tata Guna Lahan

Pengaruh tata guna lahan pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien

aliran permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara

besarnya aliran permukaan dan besarnya curah hujan Angka koefisien aliran

permukaan ini merupakan salah satu indikator untuk menentukan kondisi fisik

suatu DAS Nilai C berkisar antara 0 sampai 1 Pada DAS yang masih baik harga

C mendekati nol dan semakin rusak suatu DAS maka harga C makin mendekati

satu Masalah banjir pada suatu perkotaan juga tidak lepas dari semakin cepat

berkurangnya daerah resapan air dalam hal ini perubahan tata guna lahan

225 Kondisi Sistem Drainase

Banjir menjadi salah satu permasalahan dalam perkotaan terutama dalam kota-

kota besar di Indonesia Jika dirunut ke belakang akar permasalahan banjir di

perkotaan berasal dari pertambahan penduduk yang sangat cepat Pertambahan

penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan prasarana dan sarana

perkotaan yang memadai mengakibatkan pemanfaatan tata guna lahan yang acak-

acakan Banyak terjadi bangunan pemukiman yang berdiri di atas saluran

drainase sehingga saluran drainase tersebut menjadi terganggu dan tidak

berfungsi sebagaimana mestinya

226 Pengukuran Hujan

Dalam analisis diperlukan data hujan yang akurat bukan hanya hujan kumulatif

harian namun juga diperlukan data hujan jam-jaman Hal ini dikarenakan hujan

sangat bervariasi terhadap waktu dan tempat dan setiap perubahannya

berpengaruh terhadap aliran sungai Hujan di suatu daerah dapat diukur di

beberapa titik yang ditetapkan dengan menggunakan alat pencatat hujan baik

berupa alat pencatat hujan manual (ordinary raingauge) maupun berupa alat

pencatat hujan otomatis (automatic raingauge)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

11

227 Kualitas Data Hujan

Kualitas data hujan sangat beragam tergantung pada alat pengelola dan sistem

arsip

1 Kelengkapan Data

Dalam proses pencatatan data hujan terkadang ada data hujan yang hilang

Berdasarkan pengujian yang dilakukan di sejumlah DAS di Pulau Jawa

mengenai data hujan yang hilang jika dilakukan pengisian maka akan

mengacaukan perhitungan lain Hal ini disebabkan karena variabilitas hujan

yang tinggi Oleh sebab itu disarankan untuk tidak melakukan pengisian data

yang hilang (Sri Harto 1993)

2 Kepanggahan

Data yang diperoleh dari alat pencatat bias jadi tidak panggah karena

a Alat pernah rusak

b Alat pernah pindah lokasi

228 Analisis Hujan Titik menjadi Hujan Wilayah

Data hujan yang diperoleh dari alat penakar hujan merupakan hujan titik (point

rainfall) Mengingat hujan sangat bervariasi terhadap tempat (space) maka untuk

kawasan yang luas satu alat penakar hujan belum dapat menggambarkan hujan

wilayah tersebut (Suripin 2004) Dalam hal ini diperlukan hujan kawasan yang

diperoleh dari harga rerata curah hujan beberapa stasiun penakar hujan yang ada

di dalam atau di sekitar kawasan Bambang Triatmodjo (2008) menerangkan

bahwa ada tiga cara yang digunakan dalam menghitung hujan rerata kawasan

yaitu

1 Metode rerata aljabar

Metode ini paling sederhana dibanding metode lain Pengukuran yang

dilakukan di beberapa stasiun dalam waktu yang bersamaan dijumlahkan

kemudian dibagi dengan jumlah stasiun Stasiun hujan yang digunakan dalam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

12

hitungan biasanya adalah yang berada di dalam DAS Metode rerata aljabar

memberikan hasil yang baik apabila

a Stasiun hujan tersebar secara merata di DAS dalam jumlah yang cukup

b Distribusi hujan relatif merata pada seluruh DAS

2 Metode Thiessen

Metode ini diperoleh dengan membuat poligon yang memotong tegak lurus

pada tengah-tengah garis penghubung dua pos penakar hujan Cara ini

berdasarkan rata-rata timbang (weighted average) Masing-masing penakar

mampunyai daerah pengaruh yang dibentuk dengan menggambarkan garis-

garis sumbu tegak lurus terhadap garis penghubung di antara dua buah pos

penakar Contoh Gambar Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar 22

Stasiun Hujan

Garis Penghubung

Garis Bagi

A1

A1 A6

P2

A3

A4A5

P1

P6

A2

P3

P4

P5

Gambar 22 Cara Poligon Thiessen

Misalnya A1 adalah luas daerah pengaruh pos penakar P1 A2 luas daerah

pengaruh pos penakar P2 dan seterusnya Jumlah A1+A2++An = A adalah

jumlah luas seluruh areal yang dicari tinggi curah hujan rata - ratanya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

13

Jika pos penakar 1 menakar tinggi hujan d1 pos penakar 2 menakar d2 dan

pos penakar N menakar dN maka 粸 实故क़粸क़ 十故挠粸挠十故挠粸挠十 十故屁粸屁故क़十故挠嫩故ৰ十⋯故屁

=sum 霹腮聘腮霹屁平妮क़ helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (21)

Jika AiA = pi merupakan persentase luas pada pos I yang jumlahnya untuk

seluruh luas adalah 100 maka 粸 实sum 贵平粸平棺轨实1 (22)

Dengan

A = luas areal (kmsup2) d = tinggi curah hujan rata-rata areal d1 d2 d3 dn = tinggi curah hujan di pos 123N A1 A2 A3 AN = luas daerah pengaruh pos 123N

3 Metode Isohyet

Isohyet adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan ketebalan hujan

yang sama Pada metode isohyet dianggap bahwa hujan pada suatu daerah di

antara dua garis isohyet adalah merata dan sama dengan nilai rerata dari

kedua garis isohyet tersebut Metode isohyet membutuhkan data yang dapat

mendukung disusunnya Isohyet baik dalam hal jumlah stasiun dan kualitas

serta kuantitas data hujan Contoh gambar dapat dilihat pada Gambar 23

Gambar 23 Cara Garis Isohyet

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

14

Dari ketiga cara tersebut dipilih metode Thiessen karena cara pertama dipandang

terlampau kasar hasilnya Adapun cara yang ketiga tidak didukung oleh data yang

tersedia di lapangan

229 Karakteristik DAS

Suripin (2004) menyatakan karakteristik DAS yang berpengaruh besar pada

aliran permukaan meliputi 1) luas dan bentuk DAS 2) topografi dan 3) tata

guna lahan

1 Luas dan bentuk DAS

Laju dan volume permukaan aliran akan bertambah dengan bertambahnya luas

DAS Tetapi apabila aliran permukaan tidak dinyatakan sebagai jumlah total dari

DAS melainkan sebagai laju dan volume persatuan luas besarnya akan berkurang

dengan bertambah luasnya DAS Bentuk DAS mempunyai pengaruh pada pola

aliran dalam sungai Pengaruh bentuk DAS terhadap aliran permukaan dapat

ditunjukkan dengan memperhatikan hidrograf-hidrograf yang terjadi pada dua

buah DAS yang bentukanya berbeda namun mempunyai luas yang sama dan

intensitas hujan yang sama Bentuk DAS memanjang dan sempit cenderung

menghasilkan laju aliran permukaan yang lebih kecil dibandingkan dengan DAS

yang berbentuk melebar atau melingkar

2 Topografi

Tampakan rupa muka bumi atau topografi seperti kemiringan lahan keadaan dan

kerapatan saluran dan bentuk cekungan mempunyai pengaruh pada laju dan

volume aliran permukaan DAS dengan kemiringan curam disertai saluran yang

rapat akan menghasilkan laju dan volume aliran permukaan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan DAS yang landai dengan saluran dan adanya cekungan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

15

3 Tata guna lahan

Pengaruh tata guna lahn pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien aliran

permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara besarnya

aliran permukaan dan besarnya curah hujan

2210 Hujan Rerata Kawasan

Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air

dan rancangan pengendalian adalah curah hujan rerata diseluruh daerah yang

bersangkutan bukan curah hujan pada suatu titik tertentu (Suyono Sosrodarsono

1976)

Dalam penelitian ini hujan wilayah diperhitungkan dengan cara Poligon Thiessen

yang dapat dihitung dengan persamaan berikut 官呻实 क़霹嫂sum 故平官平屁平妮क़ (23)

dengan 官呻 = hujan wilayah (mm) 官平 = hujan masing-masing stasiun pencatat hujan (mm) 故扑 = luas DAS (km2) 故平 = luas masing-masing poligon N = jumlah stasiun pencatat hujan

2211 Analisis Frekuensi

Analisis frekuensi bertujuan untuk mencari hubungan antara besarnya kejadian

ekstrim terhadap frekuensi kejadian dengan menggunakan distribusi probabilitas

kontinyu Ada beberapa bentuk fungsi distribusi kontinyu (teoritis) yang sering

digunakan dalam analisis frekuensi untuk hidrologi yaitu distribusi Normal Log

Normal Gumbel Pearson dan log Pearson Sebelum menganalisis data hujan

dengan salah satu distribusi di atas perlu pendekatan dengan parameter-parameter

statistik untuk menentukan distribusi yang tepat digunakan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

16

Parameter-parameter tersebut meliputi

a) Rata-rata ( X伸 ) = क़坡sum X平坡平能क़ (24)

b) Simpangan baku (S) = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (25)

c) Koefisien variasi (Cv) = 聂涅伸 (26)

d) Koefisien skewness (Cs) = 坡sum 纵涅氢能涅伸邹遣晴腮呛前纵 能क़邹纵 能挠邹聂遣 (27)

e) Koefisien ketajaman (Ck) = 綐 sum纵涅氢能涅伸邹浅纵 能क़邹纵 能挠邹纵 能ৰ邹聂浅 (28)

dengan

n = banyaknya data atau jumlah kejadian Xi = hujan maksimum harian rata-rata (mm)

a Distribusi Normal

Persamaan yang dipakai dalam distribusi normal adalah

p = क़飘 (29)

w = 族ln足क़怒綐卒祖क़ 挠世 纵0 屎贵 屎05邹 (210)

KT = z = w 石 2515517十0802853国十0010328国21十1432788国十0189269国2十0001308国3 (211)

dengan

T = kala ulang p = probabilitas KT = factor frekuensi

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

Sifat-sifat distribusi normal adalah nilai koefisien kemelencengan (skewness)

sama dengan nol (Cs史0) dan nilaikoefisien kurtosis mendekati tiga (Ck史3) Selain

itu terdapat sifat-sifat distrubusi frekuensi kumulatif berikut ini 官纵果石滚邹 = 1587 (212) 官纵果邹 = 50 (213) 官纵果十滚邹 = 8414 (214)

b Distribusi Log Normal

Distribusi log normal digunakan apabila nilai-nilai dari variable random tidak

mengikuti distribusi normal tetapi nilai logaritmanya memenuhi distribusi

normal Sifat-sifat distribusi log normal adalah sebagai berikut

Koefisien kemelencengan Cs = 固剖ৰ + 3Cv (215)

Koefisien kurtosis Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3 (216)

Persamaan yang dipakai dalam Log Normal adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (217)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (218)

z = 仆能仆呻骗色 (219)

y = z Sy + 裹呻 (220)

yT = 裹呻 + KT Sy (221)

p = arc ln y (222)

dengan

y = ln p

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

裹呻 = nilai rerata dari y Sy = standar deviasi z = probabilitas

c Distribusi Gumbel

Persamaan yang dipakai dalam distribusi gumbel adalah

果 = क़坡sum X平坡平能क़ (223)

Sx = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (224)

p = 果石票 票 汝汝呛前嫩仆叁骗叁 管铺 (225)

dengan

KT = faktor frekuensi T = kala ulang

Distribusi gumbel mempunyai sifat

Koefisien kemelencengan Cs = 114

Koefisien kurtosis Ck = 54

d Distribusi Log Pearson III

Distribusi log Pearson III digunakan apabila parameter statistic tidak sesuai

dengan model distribusi yang lain Persamaan yang dipakai adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (226)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (227)

yT = 裹呻 + KT Sy (228)

p = arc log yT (229)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

dengan

YT = nilai logaritmik dari x dengan periode ulang T 裹呻 = nilai rerata dari Sy = standar deviasi dari y KT = faktor frekuensi yang merupakan fungsi dari probabilitas (atau periode

ulang) dan koefisien kemencengan (Csy) yang diberikan pada Lampiran A-3

Untuk memilih distribusi yang sesuai dengan data yang ada perlu dilakukan uji

statistik Pengujian kesesuaian distribusi yang sering dilakukan yaitu uji Smirnov-

Kolmogorov

a Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan data dengan garis teoritis pada

kertas probabilitas Nilai ∆ kritis (∆cr Smirnov Kolmogorov Test) tergantung dari

jumlah data (n) dan derajat kegagalan (α) Nilai ∆ kritis untuk Uji Smirnov

Kolmogorov dapat dilihat pada Lampiran A-2

2212 Hujan rencana

Setelah ditentukan pola distribusi yang sesuai dengan data yang ada dan dipilih

jenis distribusi probabilitas hujan yang cocok sesuai dengan hasil uji statistik

maka hujan rencana dapat dihitung menggunakan persamaan

YT = 裹呻 + KT Sy (230)

dengan

YT = hujan rencana 裹呻 = rerata Sy = standar deviasi KT = koefisien factor frekuensi sesuai agihan terpilih

2213 Intensitas Hujan

Dalam perhitungan Qmaks dengan menggunakan metode rasional diperlukan data

intensitas hujan yaitu tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu Sifat

umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya cenderung

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

makin besar dan makin tinggi periode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya

(Suripin 2004)

Maka intensitas hujan dapat dihitung dengan rumus modified Mononobe yaitu

I = 片綐浅挠恼足挠恼迫卒綐遣 (231)

Dengan

I = intensitas hujan (mmjam) t = lamanya curah hujan (jam) R24 = curah hujan maksimum harian (selama 24 jam) (mm)

Sobriyah (2003) dalam desertasinya menyatakan bahwa hujan efektif pada DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan persentase hujan

sebagaimana dalam Tabel 22 berikut

Tabel 22 Persentase Hujan Jam-jaman pada DAS Bengawan Solo

No Hujan Jam-jaman Persentase

1 Hujan ke-1 3870

2 Hujan ke-2 3230

3 Hujan ke-3 1870

4 Hujan ke-4 1030

(Sumber Sobriyah 2003)

2214 Waktu Konsentrasi

Kirpich (1940) dalam Suripin (2004) mengembangkan rumus dalam

memperkirakan waktu konsentrasi dimana dalam hal ini durasi hujan

diasumsikan sama dengan waktu konsentrasi Rumus waktu konsentrasi tersebut

dapat ditulis sebagai berikut

tc = 足=Ǵ呢铺痞綐क़===铺骗卒=ৰǴĖ (232)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

dengan

tc = waktu konsentrasi (jam) L = panjang saluran utama dari hulu sampai penguras (km) S = kemiringan rata-rata saluran

2215 Metode Rasional

Metode ini adalah untuk menentukan laju aliran permukaan puncak Metode ini

sangat simpel dan mudah penggunaannya namun penggunaannya terbatas untuk

DAS-DAS dengan ukuran kecil yaitu kurang dari 300 ha (Goldman etal 1986

dalam Suripin 2004) sedangkan menurut standar PU digunakan dengan DAS

yang berukuran lt 5000 ha (Lily Montarcih 2010) Persamaan Metode Rasional

dapat ditulis dalam bentuk

Qp = 02778 C I A (233)

dengan

Q = laju aliran permukaan (debit) puncak (m3detik) I = intensitas hujan (mmjam) A = luas DAS (km2) C = koefisien aliran permukaan (0 le C le 1)

Dengan nilai koefisien C disajikan dalam Tabel 23 berikut

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Business Perkotaan 070 ndash 095 Pinggiran 050 ndash 070

Perumahan Rumah tunggal 030 ndash 050 Multiunit terpisah 040 ndash 060 Multiunit tergabung 060 ndash 075 Pekampungan 025 ndash 040 Apartemen 050 ndash 070

Industri Ringan 050 ndash 080 Berat 060 ndash 090

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional (Lanjutan)

(Sumber McGuen 1989 dalam Suripin 2004)

Tabel 23 menggambarkan nilai C untuk penggunaan lahan yang seragam di

mana kondisi ini sangat jarang dijumpai untuk lahan yang relative luas Jika DAS

terdiri dari berbagai macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan

yang berbeda maka C yang dipakai adalah koefisien DAS yang dapat dihitung

dengan persamaan berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前 (234)

dengan

Ai = luas lahan dengan jenis penutup tanah i Ci = Koefisien aliran permukaan jenis penutup tanah i n = jumlah jenis penutup lahan

Metode Rasional pada awalnya hanya menghitung debit puncak tanpa

memberikan informasi debit aliran dari waktu ke waktu Pada perkembangannya

debit puncak yang terjadi pada waktu ke waktu dapat digambarkan dalam grafik

hidrograf rasional (Ponce 1989 dan Wanielista 1990 dalam Sobriyah 2012)

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Perkerasan Aspal dan beton 070 ndash 095 Batu-bata paving 050 ndash 070

Atap 075 ndash 095 Halaman tanah berpasir

Datar 2 005 ndash 010 Rata-rata 2-7 010 ndash 015 Curam 7 025 ndash 035

Halaman kereta api 010 ndash 035 Taman tempat bermain 020 ndash 035 Taman pekuburan 010 ndash 025 Hutan

Datar 0-5 010 ndash 040 Bergelombang 5-10 025 ndash 050 Berbukit 10-30 030 ndash 060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

Dibawah ini terdapat 3 Jenis Hidrograf Rasional berdasarkan hubungan antara

Waktu Konsentrasi (tc) dengan Durasi Hujan (dh) seperti berikut

a Hidrograf rasional dengan tc = dh

Debit puncak (Qp) yang terjadi berada pada puncak hidrograf segitiga

sebagaimana dinyatakan oleh Williams Pogan dan Mitchi (Wanielista 1990

dalam Sobriyah 2012) Hidrograf segitiga ini terjadi apabila waktu konsentrasi

(tc) = durasi hujan (dh) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 24

Gambar 24 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc = dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 24 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp1 tc (235)

V1 = V2 dan tc = dh sehingga persamaan debit puncak (Qp) dapat dituliskan

Qp1 = 02778 C I A (236)

b Hidrograf rasional dengan tc lt dh

Untuk tc lt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium (Singh dan Cruise

dalam Wanielista 1990) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 25

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

Gambar 25 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 25 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp2 dh (237)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp2 = 02778 C I A (238)

Qp2 = Qp1

c Hidrograf rasional dengan tc gt dh

Jika tc gt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium tetapi debit puncaknya

tidak sama dengan debit puncak pada kondisi yang lain (Sobriyah dan

Purwanti1998 dalam Sobriyah 2012) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat

pada Gambar 26

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

Gambar 26 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc gt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 26 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp3 tc (239)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp3 = 02778 (dh tc) C I A (240)

Qp3 lt Qp1

2216 Model Hidraulik Sungai

Analisa hidrolika air banjir di sungai dengan berbagai kala ulang dari debit banjir

rencana Analisa hidrolika akan menghitung seberapa jauh kemampuan saluran

drainase secara struktural terhadap tinggi muka air banjir dan luapan banjir yang

terjadi Perhitungan analisa hidrolika sungai dalam penulisan ini menggunakan

software Hydrologic Engineering Centre-River Analysis System (HEC-RAS) versi

410 yang dikembangkan oleh Hydrologic Engineering Center milik US Army

Corps of Engineers

HEC-RAS adalah system perangkat lunak terpadu dirancang untuk penggunaan

interaktif dalam lingkungan multi-tugas Sistem terdiri dari Graphic User

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

Interface (GUI) komponen terpisah analisa hidrolik penyimpanan data dan

kapabilitas manajemen fasilitas pelaporan dan grafis

Sistem HEC-RAS mempunyai 3 komponen analisa hidrolika satu dimensi untuk

1 Perhitungan profil permukaan air steady flow

2 Simulasi steady flow dan unsteady flow

3 Perhitungan transport sedimen batas yang movable

2217 Komponen Aliran dan Persamaan dalam HEC-RAS

Komponen-komponen aliran dalam HEC-RAS adalah sebagai berikut

1 Aliran Seragam (Steady flow)

Komponen pada model ini digunakan untuk menghitung profil muka air pada

kondisi aliran Seragam (steady) Sistem ini dapat digunakan pada sebuah saluran

jaringan atau sebuah jaringan besar termasuk saluran dan saluran kecil lainnya

Komponen pada steady flow dapat dimodelkan pada kondisi aliran subkritis

superkritis dan system gabungan profil muka air

Dasar perhitungan komputer didasarkan pada solusi satu dimensi energi Energi

yang hilang disebabkan oleh gesekan (persamaan Manning) dan penyempitan dan

pelebaran (koefisien tambahan dari perubahan dalam tinggi kecepatan)

Persamaan Momentum bermanfaat dalam situasi dimana profil muka air

mengalami perubahan tiba-tiba Situasi ini termasuk dengan system perhitungan

aliran gabungan (contoh lompatan air) atau aliran pada jembatan dan perubahan

muka air pada pertemuan saluran (arus di persimpangan)

2 Aliran tidak Seragam (Unsteady flow)

Komponen untuk aliran tidak langgeng dikembangkan untuk perhitungan aliran

subkritis Perhitungan hidrolik untuk cross-section jembatan gorong-gorong dan

struktur hidrolik lainnya yang dikembangkan untuk komponen aliran langgeng

digabung dengan perhitungan aliran tidak langgeng Komponen untuk aliran tidak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

langgeng digunakan untuk model tampungan dan hubungan hidrolik dengan

tampungan

3 Profil muka air pada aliran steady

HECndashRAS dapat melakukan perhitungan profil muka air satu dimensi untuk

aliran steady berubah lambat laun pada saluran alami dan buatan Subkritis

superkritis dan sistem gabungan aliran profil muka air dapat dianalisa

2218 Persamaan Dasar Dalam HEC-RAS

Profil muka air dihitung dari satu potongan melintang ke potongan selanjutnya

dengan menyelesaikan persamaan Energi dengan prosedur iterasi disebut metode

langkah standar (standard step) seperti pada persamaan 241

Persamaan energi ditulis sebagai berikut

ehgV

ZYgV

ZY +++=++22

211

11

222

22

aa (241)

Dengan

Y1 Y2 = kedalaman air di potongan melintang Z1 Z2 = elevasi invert saluran utama V1 V2 = kecepatan rata-rata (debit totalluas aliran total) α1 α2 = koefisien pemberat kecepatan g = kecepatan gravitasi he = kehilangan tinggi energi

Dari persamaaan diatas dapat dilihat dalam bentuk gambar seperti Gambar

Persamaan Energi pada Gambar 27 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

Gambar 27 Garis Persamaan Energi

(Sumber HEC-RAS River Analysis System 2005)

Kehilangan tinggi energi (he) antara dua potongan melintang terdiri dari

kehilangan gesekan dan kehilangan kontraksi atau ekspansi

Persamaan untuk kehilangan tinggi energi bisa dilihat dari persamaan (242)

gV

gV

CSLh fe 22

211

222 aa-+= (242)

Dengan

L = panjang ruas pemberat debit Sf = mewakili kemiringan friksi antara dua bagian C = koefisien kehilangan ekspansi atau kontraksi

Jarak panjang ruas pemberat L dihitung sebagai

robchlob

robrobchchloblob

QQQQLQLQL

L++

++= helliphelliphellip (243)

Dengan

Llob Lch Lrob = panjang ruang potongan melintang ditentukan untuk aliran di tebing kiri saluran utama dan tebing kanan Qlob Qch Qrob = rata-rata aritmetika aliran antara bidang-bidang untuk tebing

kiri saluran utama dan tebing kanan

(Garis Energi)

(Permukaan Air)

(Dasar Saluran)

(Dasar)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

evaluatif Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang dirancang

untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan

(Furchan 2004447) data dianalisis dan dievaluasi untuk memberikan solusi ndash

solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan drainase DAS Kali Boro

32 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ialah sepanjang aliran sungai DAS Kali Boro yang melewati 5

Kelurahan yakni Jebres Jagalan Purwodiningratan Pucang Sawit dan Kampung

Sewu

Gambar 31 Peta Situasi DAS Kali Boro

(Dinas PU Kota Surakarta 2008)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

Kali Boro memiliki 4 Saluran Pengumpul (collector drain) yaitu Saluran Jl

Gotong Royong Saluran Belakang PMI Saluran Stasiun Jebres dan Saluran

Jagalan DAS Kali Boro mempunyai luas 14383 Ha dengan panjang saluran

utama 147550 meter Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan seringnya terjadi

genangan air bila intensitas hujan cukup tinggi

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro

Beberapa foto yang menggambarkan kondisi riil Kali Boro seperti berikut

34 Langkah Penelitian

341 Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan didalam penelitian ini antara lain

1 Data-data Primer berupa Data Geometri Kali Boro (Profil Sungai) yang

diperoleh dari Pengukuran di lapangan

2 Data-data Sekunder berupa Data Curah Hujan yang diperoleh dari Balai

Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air Propinsi Jawa Tengah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

Gambar 32 Potongan Melintang Saluran pada Sta 0+30000 m

Gambar 33 Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

3 Data-data sekunder lainnya diperoleh melalui Studi Pustaka dan

mengumpulkan data atau informasi data sekunder dari berbagai sumber dan

instansi terkait misalnya seperti peta topografi baik secara peta cetak maupun

peta digital peta batas administrasi atau peta wilayah

342 Analisis Data

3421 Analisis Hidrologi

Analisa hidrologi meliputi

1 Analisa Data Curah Hujan yaitu Tahun 1990 ndash 2011 untuk Menghitung Hujan

Rancangan (R24) Intensitas Hujan (I)

2 Dengan memilih Intensitas Hujan (I) dihitung Debit Rencana dengan Metode

Rasional

3 Menghitung Debit Rancangan Maksimum (Qmaks) Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun dengan Metode Rasional

3422 Analisis Hidrolika

Analisis hidrolika saluran dilakukan dengan software HEC-RAS versi 41

( Hydrologic Engineering Center - River Analysis System) dari US Army Corps of

Engineering berdasarkan data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir

rencana yang diperoleh pada metode analisis debit banjir Output analisis

hidrolika ini berupa elevasi muka air banjir untuk setiap debit rencana

Selanjutnya dilakukan evaluasi mengenai kapasitas maksimum saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian

Langkah ndash langkah penelitian ditunjukkan pada bagan alir di Gambar 32

Gambar 34 Bagan Alir Tahap Penelitian

Penyelesaian Masalah 2 sampai langkah ini akan diketahui kapasitas Kali Boro

Selesai

Penyelesaian Masalah 3 sampai langkah ini akan diketahui daya tampung Kali Boro jika pintu ditutup

Analisis Hidrolika Saluran (HEC-RAS versi 410)

Pembahasan dan Kesimpulan

Perhitungan Kapasitas Saluran

Evaluasi Daya Tampung saluran jika pintu air Pucang Sawit di hilir Kali Boro ditutup

Uji Kesesuain Distribusi (Uji Smirnov-Kolmogorov)

Mulai

- Data Curah Hujan - Fungsi Lahan - Geometri Sungai

Penyelesaian Masalah 1 sampai langkah ini akan diketahui debit kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun

Menghitung Hujan Wilayah (polygon Thiessen)

Menganalisa Distribusi Frekuensi Curah Hujan

Analisis Debit Banjir Rancangan (Metode Rasional)

- Distribusi Gumbel - Distribusi Log Pearson III - dll

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan

Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi berasal dari 4 stasiun hujan

yaitu Stasiun Hujan Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

Jumlah data hujan dalam penelitian ini yaitu data hujan 22 tahun dari Tahun 1990

ndash 2011 Data hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 41 berikut

Tabel 41 Data Hujan Tahunan

Tahun Hujan Tahunan (mmtahun) Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 177430 150000 185500 57600 1991 197735 133200 190100 1992 213165 133900 214800 238100 1993 241470 235700 1994 264141 160700 1995 257600 186700 176300 1996 224700 153300 206800 168400 1997 129200 140200 24500 1998 295350 152200 258400 1999 183450 152200 2000 152800 178800 2001 139850 172800 2002 101500 178800 83500 2003 135300 11300 130500 2004 252250 38800 87300 2005 208400 6900 89900 2006 223900 167600 2007 210800 370300 162300 2008 242550 153100 249400 139800 2009 204450 163200 102000 178950 2010 313600 302200 87700 305000 2011 224300 212700 60500 214300

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

Data rusak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

Kemudian dari Tabel 41 diatas dilakukan penggambaran letak posisi stasiun

hujan terhadap DAS Kali Boro untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah

hujan yang dicatat oleh tiap stasiun hujan terhadap DAS Kali Boro

42 Menghitung Hujan Wilayah

421 Poligon Thiessen

Untuk menentukan hujan wilayah digunakan Metode Poligon Thiessen

berdasarkan pengaruh dari 4 (empat) stasiun hujan terhadap luas DAS Kali Boro

yaitu Stasiun hujan Pabelan Stasiun hujan Grogol 67 B Stasiun hujan Mojolaban

128 D dan Stasiun hujan Ngemplak Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar

41 berikut

0 1 2 Km1 Km

Skala 1 25000

N

S

EW

GROGOL 67 B MOJOLABAN 128 D

NGEMPLAK 1

PABELAN

Ket Luas DAS Boro

Gambar 41 Poligon Thiessen dengan 4 (empat) stasiun hujan

Dari Poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dapat dihitung masing-

masing luas wilayah yang dipengaruhi oleh tiap-tiap stasiun hujan dengan

mengeplot pada software AutoCAD 2009 Hasilnya adalah

Ngemplak 1 = 01329 Km2

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 16: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

10

224 Tata Guna Lahan

Pengaruh tata guna lahan pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien

aliran permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara

besarnya aliran permukaan dan besarnya curah hujan Angka koefisien aliran

permukaan ini merupakan salah satu indikator untuk menentukan kondisi fisik

suatu DAS Nilai C berkisar antara 0 sampai 1 Pada DAS yang masih baik harga

C mendekati nol dan semakin rusak suatu DAS maka harga C makin mendekati

satu Masalah banjir pada suatu perkotaan juga tidak lepas dari semakin cepat

berkurangnya daerah resapan air dalam hal ini perubahan tata guna lahan

225 Kondisi Sistem Drainase

Banjir menjadi salah satu permasalahan dalam perkotaan terutama dalam kota-

kota besar di Indonesia Jika dirunut ke belakang akar permasalahan banjir di

perkotaan berasal dari pertambahan penduduk yang sangat cepat Pertambahan

penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan prasarana dan sarana

perkotaan yang memadai mengakibatkan pemanfaatan tata guna lahan yang acak-

acakan Banyak terjadi bangunan pemukiman yang berdiri di atas saluran

drainase sehingga saluran drainase tersebut menjadi terganggu dan tidak

berfungsi sebagaimana mestinya

226 Pengukuran Hujan

Dalam analisis diperlukan data hujan yang akurat bukan hanya hujan kumulatif

harian namun juga diperlukan data hujan jam-jaman Hal ini dikarenakan hujan

sangat bervariasi terhadap waktu dan tempat dan setiap perubahannya

berpengaruh terhadap aliran sungai Hujan di suatu daerah dapat diukur di

beberapa titik yang ditetapkan dengan menggunakan alat pencatat hujan baik

berupa alat pencatat hujan manual (ordinary raingauge) maupun berupa alat

pencatat hujan otomatis (automatic raingauge)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

11

227 Kualitas Data Hujan

Kualitas data hujan sangat beragam tergantung pada alat pengelola dan sistem

arsip

1 Kelengkapan Data

Dalam proses pencatatan data hujan terkadang ada data hujan yang hilang

Berdasarkan pengujian yang dilakukan di sejumlah DAS di Pulau Jawa

mengenai data hujan yang hilang jika dilakukan pengisian maka akan

mengacaukan perhitungan lain Hal ini disebabkan karena variabilitas hujan

yang tinggi Oleh sebab itu disarankan untuk tidak melakukan pengisian data

yang hilang (Sri Harto 1993)

2 Kepanggahan

Data yang diperoleh dari alat pencatat bias jadi tidak panggah karena

a Alat pernah rusak

b Alat pernah pindah lokasi

228 Analisis Hujan Titik menjadi Hujan Wilayah

Data hujan yang diperoleh dari alat penakar hujan merupakan hujan titik (point

rainfall) Mengingat hujan sangat bervariasi terhadap tempat (space) maka untuk

kawasan yang luas satu alat penakar hujan belum dapat menggambarkan hujan

wilayah tersebut (Suripin 2004) Dalam hal ini diperlukan hujan kawasan yang

diperoleh dari harga rerata curah hujan beberapa stasiun penakar hujan yang ada

di dalam atau di sekitar kawasan Bambang Triatmodjo (2008) menerangkan

bahwa ada tiga cara yang digunakan dalam menghitung hujan rerata kawasan

yaitu

1 Metode rerata aljabar

Metode ini paling sederhana dibanding metode lain Pengukuran yang

dilakukan di beberapa stasiun dalam waktu yang bersamaan dijumlahkan

kemudian dibagi dengan jumlah stasiun Stasiun hujan yang digunakan dalam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

12

hitungan biasanya adalah yang berada di dalam DAS Metode rerata aljabar

memberikan hasil yang baik apabila

a Stasiun hujan tersebar secara merata di DAS dalam jumlah yang cukup

b Distribusi hujan relatif merata pada seluruh DAS

2 Metode Thiessen

Metode ini diperoleh dengan membuat poligon yang memotong tegak lurus

pada tengah-tengah garis penghubung dua pos penakar hujan Cara ini

berdasarkan rata-rata timbang (weighted average) Masing-masing penakar

mampunyai daerah pengaruh yang dibentuk dengan menggambarkan garis-

garis sumbu tegak lurus terhadap garis penghubung di antara dua buah pos

penakar Contoh Gambar Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar 22

Stasiun Hujan

Garis Penghubung

Garis Bagi

A1

A1 A6

P2

A3

A4A5

P1

P6

A2

P3

P4

P5

Gambar 22 Cara Poligon Thiessen

Misalnya A1 adalah luas daerah pengaruh pos penakar P1 A2 luas daerah

pengaruh pos penakar P2 dan seterusnya Jumlah A1+A2++An = A adalah

jumlah luas seluruh areal yang dicari tinggi curah hujan rata - ratanya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

13

Jika pos penakar 1 menakar tinggi hujan d1 pos penakar 2 menakar d2 dan

pos penakar N menakar dN maka 粸 实故क़粸क़ 十故挠粸挠十故挠粸挠十 十故屁粸屁故क़十故挠嫩故ৰ十⋯故屁

=sum 霹腮聘腮霹屁平妮क़ helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (21)

Jika AiA = pi merupakan persentase luas pada pos I yang jumlahnya untuk

seluruh luas adalah 100 maka 粸 实sum 贵平粸平棺轨实1 (22)

Dengan

A = luas areal (kmsup2) d = tinggi curah hujan rata-rata areal d1 d2 d3 dn = tinggi curah hujan di pos 123N A1 A2 A3 AN = luas daerah pengaruh pos 123N

3 Metode Isohyet

Isohyet adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan ketebalan hujan

yang sama Pada metode isohyet dianggap bahwa hujan pada suatu daerah di

antara dua garis isohyet adalah merata dan sama dengan nilai rerata dari

kedua garis isohyet tersebut Metode isohyet membutuhkan data yang dapat

mendukung disusunnya Isohyet baik dalam hal jumlah stasiun dan kualitas

serta kuantitas data hujan Contoh gambar dapat dilihat pada Gambar 23

Gambar 23 Cara Garis Isohyet

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

14

Dari ketiga cara tersebut dipilih metode Thiessen karena cara pertama dipandang

terlampau kasar hasilnya Adapun cara yang ketiga tidak didukung oleh data yang

tersedia di lapangan

229 Karakteristik DAS

Suripin (2004) menyatakan karakteristik DAS yang berpengaruh besar pada

aliran permukaan meliputi 1) luas dan bentuk DAS 2) topografi dan 3) tata

guna lahan

1 Luas dan bentuk DAS

Laju dan volume permukaan aliran akan bertambah dengan bertambahnya luas

DAS Tetapi apabila aliran permukaan tidak dinyatakan sebagai jumlah total dari

DAS melainkan sebagai laju dan volume persatuan luas besarnya akan berkurang

dengan bertambah luasnya DAS Bentuk DAS mempunyai pengaruh pada pola

aliran dalam sungai Pengaruh bentuk DAS terhadap aliran permukaan dapat

ditunjukkan dengan memperhatikan hidrograf-hidrograf yang terjadi pada dua

buah DAS yang bentukanya berbeda namun mempunyai luas yang sama dan

intensitas hujan yang sama Bentuk DAS memanjang dan sempit cenderung

menghasilkan laju aliran permukaan yang lebih kecil dibandingkan dengan DAS

yang berbentuk melebar atau melingkar

2 Topografi

Tampakan rupa muka bumi atau topografi seperti kemiringan lahan keadaan dan

kerapatan saluran dan bentuk cekungan mempunyai pengaruh pada laju dan

volume aliran permukaan DAS dengan kemiringan curam disertai saluran yang

rapat akan menghasilkan laju dan volume aliran permukaan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan DAS yang landai dengan saluran dan adanya cekungan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

15

3 Tata guna lahan

Pengaruh tata guna lahn pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien aliran

permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara besarnya

aliran permukaan dan besarnya curah hujan

2210 Hujan Rerata Kawasan

Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air

dan rancangan pengendalian adalah curah hujan rerata diseluruh daerah yang

bersangkutan bukan curah hujan pada suatu titik tertentu (Suyono Sosrodarsono

1976)

Dalam penelitian ini hujan wilayah diperhitungkan dengan cara Poligon Thiessen

yang dapat dihitung dengan persamaan berikut 官呻实 क़霹嫂sum 故平官平屁平妮क़ (23)

dengan 官呻 = hujan wilayah (mm) 官平 = hujan masing-masing stasiun pencatat hujan (mm) 故扑 = luas DAS (km2) 故平 = luas masing-masing poligon N = jumlah stasiun pencatat hujan

2211 Analisis Frekuensi

Analisis frekuensi bertujuan untuk mencari hubungan antara besarnya kejadian

ekstrim terhadap frekuensi kejadian dengan menggunakan distribusi probabilitas

kontinyu Ada beberapa bentuk fungsi distribusi kontinyu (teoritis) yang sering

digunakan dalam analisis frekuensi untuk hidrologi yaitu distribusi Normal Log

Normal Gumbel Pearson dan log Pearson Sebelum menganalisis data hujan

dengan salah satu distribusi di atas perlu pendekatan dengan parameter-parameter

statistik untuk menentukan distribusi yang tepat digunakan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

16

Parameter-parameter tersebut meliputi

a) Rata-rata ( X伸 ) = क़坡sum X平坡平能क़ (24)

b) Simpangan baku (S) = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (25)

c) Koefisien variasi (Cv) = 聂涅伸 (26)

d) Koefisien skewness (Cs) = 坡sum 纵涅氢能涅伸邹遣晴腮呛前纵 能क़邹纵 能挠邹聂遣 (27)

e) Koefisien ketajaman (Ck) = 綐 sum纵涅氢能涅伸邹浅纵 能क़邹纵 能挠邹纵 能ৰ邹聂浅 (28)

dengan

n = banyaknya data atau jumlah kejadian Xi = hujan maksimum harian rata-rata (mm)

a Distribusi Normal

Persamaan yang dipakai dalam distribusi normal adalah

p = क़飘 (29)

w = 族ln足क़怒綐卒祖क़ 挠世 纵0 屎贵 屎05邹 (210)

KT = z = w 石 2515517十0802853国十0010328国21十1432788国十0189269国2十0001308国3 (211)

dengan

T = kala ulang p = probabilitas KT = factor frekuensi

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

Sifat-sifat distribusi normal adalah nilai koefisien kemelencengan (skewness)

sama dengan nol (Cs史0) dan nilaikoefisien kurtosis mendekati tiga (Ck史3) Selain

itu terdapat sifat-sifat distrubusi frekuensi kumulatif berikut ini 官纵果石滚邹 = 1587 (212) 官纵果邹 = 50 (213) 官纵果十滚邹 = 8414 (214)

b Distribusi Log Normal

Distribusi log normal digunakan apabila nilai-nilai dari variable random tidak

mengikuti distribusi normal tetapi nilai logaritmanya memenuhi distribusi

normal Sifat-sifat distribusi log normal adalah sebagai berikut

Koefisien kemelencengan Cs = 固剖ৰ + 3Cv (215)

Koefisien kurtosis Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3 (216)

Persamaan yang dipakai dalam Log Normal adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (217)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (218)

z = 仆能仆呻骗色 (219)

y = z Sy + 裹呻 (220)

yT = 裹呻 + KT Sy (221)

p = arc ln y (222)

dengan

y = ln p

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

裹呻 = nilai rerata dari y Sy = standar deviasi z = probabilitas

c Distribusi Gumbel

Persamaan yang dipakai dalam distribusi gumbel adalah

果 = क़坡sum X平坡平能क़ (223)

Sx = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (224)

p = 果石票 票 汝汝呛前嫩仆叁骗叁 管铺 (225)

dengan

KT = faktor frekuensi T = kala ulang

Distribusi gumbel mempunyai sifat

Koefisien kemelencengan Cs = 114

Koefisien kurtosis Ck = 54

d Distribusi Log Pearson III

Distribusi log Pearson III digunakan apabila parameter statistic tidak sesuai

dengan model distribusi yang lain Persamaan yang dipakai adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (226)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (227)

yT = 裹呻 + KT Sy (228)

p = arc log yT (229)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

dengan

YT = nilai logaritmik dari x dengan periode ulang T 裹呻 = nilai rerata dari Sy = standar deviasi dari y KT = faktor frekuensi yang merupakan fungsi dari probabilitas (atau periode

ulang) dan koefisien kemencengan (Csy) yang diberikan pada Lampiran A-3

Untuk memilih distribusi yang sesuai dengan data yang ada perlu dilakukan uji

statistik Pengujian kesesuaian distribusi yang sering dilakukan yaitu uji Smirnov-

Kolmogorov

a Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan data dengan garis teoritis pada

kertas probabilitas Nilai ∆ kritis (∆cr Smirnov Kolmogorov Test) tergantung dari

jumlah data (n) dan derajat kegagalan (α) Nilai ∆ kritis untuk Uji Smirnov

Kolmogorov dapat dilihat pada Lampiran A-2

2212 Hujan rencana

Setelah ditentukan pola distribusi yang sesuai dengan data yang ada dan dipilih

jenis distribusi probabilitas hujan yang cocok sesuai dengan hasil uji statistik

maka hujan rencana dapat dihitung menggunakan persamaan

YT = 裹呻 + KT Sy (230)

dengan

YT = hujan rencana 裹呻 = rerata Sy = standar deviasi KT = koefisien factor frekuensi sesuai agihan terpilih

2213 Intensitas Hujan

Dalam perhitungan Qmaks dengan menggunakan metode rasional diperlukan data

intensitas hujan yaitu tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu Sifat

umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya cenderung

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

makin besar dan makin tinggi periode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya

(Suripin 2004)

Maka intensitas hujan dapat dihitung dengan rumus modified Mononobe yaitu

I = 片綐浅挠恼足挠恼迫卒綐遣 (231)

Dengan

I = intensitas hujan (mmjam) t = lamanya curah hujan (jam) R24 = curah hujan maksimum harian (selama 24 jam) (mm)

Sobriyah (2003) dalam desertasinya menyatakan bahwa hujan efektif pada DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan persentase hujan

sebagaimana dalam Tabel 22 berikut

Tabel 22 Persentase Hujan Jam-jaman pada DAS Bengawan Solo

No Hujan Jam-jaman Persentase

1 Hujan ke-1 3870

2 Hujan ke-2 3230

3 Hujan ke-3 1870

4 Hujan ke-4 1030

(Sumber Sobriyah 2003)

2214 Waktu Konsentrasi

Kirpich (1940) dalam Suripin (2004) mengembangkan rumus dalam

memperkirakan waktu konsentrasi dimana dalam hal ini durasi hujan

diasumsikan sama dengan waktu konsentrasi Rumus waktu konsentrasi tersebut

dapat ditulis sebagai berikut

tc = 足=Ǵ呢铺痞綐क़===铺骗卒=ৰǴĖ (232)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

dengan

tc = waktu konsentrasi (jam) L = panjang saluran utama dari hulu sampai penguras (km) S = kemiringan rata-rata saluran

2215 Metode Rasional

Metode ini adalah untuk menentukan laju aliran permukaan puncak Metode ini

sangat simpel dan mudah penggunaannya namun penggunaannya terbatas untuk

DAS-DAS dengan ukuran kecil yaitu kurang dari 300 ha (Goldman etal 1986

dalam Suripin 2004) sedangkan menurut standar PU digunakan dengan DAS

yang berukuran lt 5000 ha (Lily Montarcih 2010) Persamaan Metode Rasional

dapat ditulis dalam bentuk

Qp = 02778 C I A (233)

dengan

Q = laju aliran permukaan (debit) puncak (m3detik) I = intensitas hujan (mmjam) A = luas DAS (km2) C = koefisien aliran permukaan (0 le C le 1)

Dengan nilai koefisien C disajikan dalam Tabel 23 berikut

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Business Perkotaan 070 ndash 095 Pinggiran 050 ndash 070

Perumahan Rumah tunggal 030 ndash 050 Multiunit terpisah 040 ndash 060 Multiunit tergabung 060 ndash 075 Pekampungan 025 ndash 040 Apartemen 050 ndash 070

Industri Ringan 050 ndash 080 Berat 060 ndash 090

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional (Lanjutan)

(Sumber McGuen 1989 dalam Suripin 2004)

Tabel 23 menggambarkan nilai C untuk penggunaan lahan yang seragam di

mana kondisi ini sangat jarang dijumpai untuk lahan yang relative luas Jika DAS

terdiri dari berbagai macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan

yang berbeda maka C yang dipakai adalah koefisien DAS yang dapat dihitung

dengan persamaan berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前 (234)

dengan

Ai = luas lahan dengan jenis penutup tanah i Ci = Koefisien aliran permukaan jenis penutup tanah i n = jumlah jenis penutup lahan

Metode Rasional pada awalnya hanya menghitung debit puncak tanpa

memberikan informasi debit aliran dari waktu ke waktu Pada perkembangannya

debit puncak yang terjadi pada waktu ke waktu dapat digambarkan dalam grafik

hidrograf rasional (Ponce 1989 dan Wanielista 1990 dalam Sobriyah 2012)

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Perkerasan Aspal dan beton 070 ndash 095 Batu-bata paving 050 ndash 070

Atap 075 ndash 095 Halaman tanah berpasir

Datar 2 005 ndash 010 Rata-rata 2-7 010 ndash 015 Curam 7 025 ndash 035

Halaman kereta api 010 ndash 035 Taman tempat bermain 020 ndash 035 Taman pekuburan 010 ndash 025 Hutan

Datar 0-5 010 ndash 040 Bergelombang 5-10 025 ndash 050 Berbukit 10-30 030 ndash 060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

Dibawah ini terdapat 3 Jenis Hidrograf Rasional berdasarkan hubungan antara

Waktu Konsentrasi (tc) dengan Durasi Hujan (dh) seperti berikut

a Hidrograf rasional dengan tc = dh

Debit puncak (Qp) yang terjadi berada pada puncak hidrograf segitiga

sebagaimana dinyatakan oleh Williams Pogan dan Mitchi (Wanielista 1990

dalam Sobriyah 2012) Hidrograf segitiga ini terjadi apabila waktu konsentrasi

(tc) = durasi hujan (dh) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 24

Gambar 24 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc = dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 24 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp1 tc (235)

V1 = V2 dan tc = dh sehingga persamaan debit puncak (Qp) dapat dituliskan

Qp1 = 02778 C I A (236)

b Hidrograf rasional dengan tc lt dh

Untuk tc lt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium (Singh dan Cruise

dalam Wanielista 1990) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 25

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

Gambar 25 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 25 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp2 dh (237)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp2 = 02778 C I A (238)

Qp2 = Qp1

c Hidrograf rasional dengan tc gt dh

Jika tc gt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium tetapi debit puncaknya

tidak sama dengan debit puncak pada kondisi yang lain (Sobriyah dan

Purwanti1998 dalam Sobriyah 2012) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat

pada Gambar 26

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

Gambar 26 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc gt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 26 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp3 tc (239)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp3 = 02778 (dh tc) C I A (240)

Qp3 lt Qp1

2216 Model Hidraulik Sungai

Analisa hidrolika air banjir di sungai dengan berbagai kala ulang dari debit banjir

rencana Analisa hidrolika akan menghitung seberapa jauh kemampuan saluran

drainase secara struktural terhadap tinggi muka air banjir dan luapan banjir yang

terjadi Perhitungan analisa hidrolika sungai dalam penulisan ini menggunakan

software Hydrologic Engineering Centre-River Analysis System (HEC-RAS) versi

410 yang dikembangkan oleh Hydrologic Engineering Center milik US Army

Corps of Engineers

HEC-RAS adalah system perangkat lunak terpadu dirancang untuk penggunaan

interaktif dalam lingkungan multi-tugas Sistem terdiri dari Graphic User

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

Interface (GUI) komponen terpisah analisa hidrolik penyimpanan data dan

kapabilitas manajemen fasilitas pelaporan dan grafis

Sistem HEC-RAS mempunyai 3 komponen analisa hidrolika satu dimensi untuk

1 Perhitungan profil permukaan air steady flow

2 Simulasi steady flow dan unsteady flow

3 Perhitungan transport sedimen batas yang movable

2217 Komponen Aliran dan Persamaan dalam HEC-RAS

Komponen-komponen aliran dalam HEC-RAS adalah sebagai berikut

1 Aliran Seragam (Steady flow)

Komponen pada model ini digunakan untuk menghitung profil muka air pada

kondisi aliran Seragam (steady) Sistem ini dapat digunakan pada sebuah saluran

jaringan atau sebuah jaringan besar termasuk saluran dan saluran kecil lainnya

Komponen pada steady flow dapat dimodelkan pada kondisi aliran subkritis

superkritis dan system gabungan profil muka air

Dasar perhitungan komputer didasarkan pada solusi satu dimensi energi Energi

yang hilang disebabkan oleh gesekan (persamaan Manning) dan penyempitan dan

pelebaran (koefisien tambahan dari perubahan dalam tinggi kecepatan)

Persamaan Momentum bermanfaat dalam situasi dimana profil muka air

mengalami perubahan tiba-tiba Situasi ini termasuk dengan system perhitungan

aliran gabungan (contoh lompatan air) atau aliran pada jembatan dan perubahan

muka air pada pertemuan saluran (arus di persimpangan)

2 Aliran tidak Seragam (Unsteady flow)

Komponen untuk aliran tidak langgeng dikembangkan untuk perhitungan aliran

subkritis Perhitungan hidrolik untuk cross-section jembatan gorong-gorong dan

struktur hidrolik lainnya yang dikembangkan untuk komponen aliran langgeng

digabung dengan perhitungan aliran tidak langgeng Komponen untuk aliran tidak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

langgeng digunakan untuk model tampungan dan hubungan hidrolik dengan

tampungan

3 Profil muka air pada aliran steady

HECndashRAS dapat melakukan perhitungan profil muka air satu dimensi untuk

aliran steady berubah lambat laun pada saluran alami dan buatan Subkritis

superkritis dan sistem gabungan aliran profil muka air dapat dianalisa

2218 Persamaan Dasar Dalam HEC-RAS

Profil muka air dihitung dari satu potongan melintang ke potongan selanjutnya

dengan menyelesaikan persamaan Energi dengan prosedur iterasi disebut metode

langkah standar (standard step) seperti pada persamaan 241

Persamaan energi ditulis sebagai berikut

ehgV

ZYgV

ZY +++=++22

211

11

222

22

aa (241)

Dengan

Y1 Y2 = kedalaman air di potongan melintang Z1 Z2 = elevasi invert saluran utama V1 V2 = kecepatan rata-rata (debit totalluas aliran total) α1 α2 = koefisien pemberat kecepatan g = kecepatan gravitasi he = kehilangan tinggi energi

Dari persamaaan diatas dapat dilihat dalam bentuk gambar seperti Gambar

Persamaan Energi pada Gambar 27 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

Gambar 27 Garis Persamaan Energi

(Sumber HEC-RAS River Analysis System 2005)

Kehilangan tinggi energi (he) antara dua potongan melintang terdiri dari

kehilangan gesekan dan kehilangan kontraksi atau ekspansi

Persamaan untuk kehilangan tinggi energi bisa dilihat dari persamaan (242)

gV

gV

CSLh fe 22

211

222 aa-+= (242)

Dengan

L = panjang ruas pemberat debit Sf = mewakili kemiringan friksi antara dua bagian C = koefisien kehilangan ekspansi atau kontraksi

Jarak panjang ruas pemberat L dihitung sebagai

robchlob

robrobchchloblob

QQQQLQLQL

L++

++= helliphelliphellip (243)

Dengan

Llob Lch Lrob = panjang ruang potongan melintang ditentukan untuk aliran di tebing kiri saluran utama dan tebing kanan Qlob Qch Qrob = rata-rata aritmetika aliran antara bidang-bidang untuk tebing

kiri saluran utama dan tebing kanan

(Garis Energi)

(Permukaan Air)

(Dasar Saluran)

(Dasar)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

evaluatif Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang dirancang

untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan

(Furchan 2004447) data dianalisis dan dievaluasi untuk memberikan solusi ndash

solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan drainase DAS Kali Boro

32 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ialah sepanjang aliran sungai DAS Kali Boro yang melewati 5

Kelurahan yakni Jebres Jagalan Purwodiningratan Pucang Sawit dan Kampung

Sewu

Gambar 31 Peta Situasi DAS Kali Boro

(Dinas PU Kota Surakarta 2008)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

Kali Boro memiliki 4 Saluran Pengumpul (collector drain) yaitu Saluran Jl

Gotong Royong Saluran Belakang PMI Saluran Stasiun Jebres dan Saluran

Jagalan DAS Kali Boro mempunyai luas 14383 Ha dengan panjang saluran

utama 147550 meter Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan seringnya terjadi

genangan air bila intensitas hujan cukup tinggi

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro

Beberapa foto yang menggambarkan kondisi riil Kali Boro seperti berikut

34 Langkah Penelitian

341 Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan didalam penelitian ini antara lain

1 Data-data Primer berupa Data Geometri Kali Boro (Profil Sungai) yang

diperoleh dari Pengukuran di lapangan

2 Data-data Sekunder berupa Data Curah Hujan yang diperoleh dari Balai

Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air Propinsi Jawa Tengah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

Gambar 32 Potongan Melintang Saluran pada Sta 0+30000 m

Gambar 33 Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

3 Data-data sekunder lainnya diperoleh melalui Studi Pustaka dan

mengumpulkan data atau informasi data sekunder dari berbagai sumber dan

instansi terkait misalnya seperti peta topografi baik secara peta cetak maupun

peta digital peta batas administrasi atau peta wilayah

342 Analisis Data

3421 Analisis Hidrologi

Analisa hidrologi meliputi

1 Analisa Data Curah Hujan yaitu Tahun 1990 ndash 2011 untuk Menghitung Hujan

Rancangan (R24) Intensitas Hujan (I)

2 Dengan memilih Intensitas Hujan (I) dihitung Debit Rencana dengan Metode

Rasional

3 Menghitung Debit Rancangan Maksimum (Qmaks) Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun dengan Metode Rasional

3422 Analisis Hidrolika

Analisis hidrolika saluran dilakukan dengan software HEC-RAS versi 41

( Hydrologic Engineering Center - River Analysis System) dari US Army Corps of

Engineering berdasarkan data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir

rencana yang diperoleh pada metode analisis debit banjir Output analisis

hidrolika ini berupa elevasi muka air banjir untuk setiap debit rencana

Selanjutnya dilakukan evaluasi mengenai kapasitas maksimum saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian

Langkah ndash langkah penelitian ditunjukkan pada bagan alir di Gambar 32

Gambar 34 Bagan Alir Tahap Penelitian

Penyelesaian Masalah 2 sampai langkah ini akan diketahui kapasitas Kali Boro

Selesai

Penyelesaian Masalah 3 sampai langkah ini akan diketahui daya tampung Kali Boro jika pintu ditutup

Analisis Hidrolika Saluran (HEC-RAS versi 410)

Pembahasan dan Kesimpulan

Perhitungan Kapasitas Saluran

Evaluasi Daya Tampung saluran jika pintu air Pucang Sawit di hilir Kali Boro ditutup

Uji Kesesuain Distribusi (Uji Smirnov-Kolmogorov)

Mulai

- Data Curah Hujan - Fungsi Lahan - Geometri Sungai

Penyelesaian Masalah 1 sampai langkah ini akan diketahui debit kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun

Menghitung Hujan Wilayah (polygon Thiessen)

Menganalisa Distribusi Frekuensi Curah Hujan

Analisis Debit Banjir Rancangan (Metode Rasional)

- Distribusi Gumbel - Distribusi Log Pearson III - dll

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan

Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi berasal dari 4 stasiun hujan

yaitu Stasiun Hujan Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

Jumlah data hujan dalam penelitian ini yaitu data hujan 22 tahun dari Tahun 1990

ndash 2011 Data hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 41 berikut

Tabel 41 Data Hujan Tahunan

Tahun Hujan Tahunan (mmtahun) Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 177430 150000 185500 57600 1991 197735 133200 190100 1992 213165 133900 214800 238100 1993 241470 235700 1994 264141 160700 1995 257600 186700 176300 1996 224700 153300 206800 168400 1997 129200 140200 24500 1998 295350 152200 258400 1999 183450 152200 2000 152800 178800 2001 139850 172800 2002 101500 178800 83500 2003 135300 11300 130500 2004 252250 38800 87300 2005 208400 6900 89900 2006 223900 167600 2007 210800 370300 162300 2008 242550 153100 249400 139800 2009 204450 163200 102000 178950 2010 313600 302200 87700 305000 2011 224300 212700 60500 214300

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

Data rusak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

Kemudian dari Tabel 41 diatas dilakukan penggambaran letak posisi stasiun

hujan terhadap DAS Kali Boro untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah

hujan yang dicatat oleh tiap stasiun hujan terhadap DAS Kali Boro

42 Menghitung Hujan Wilayah

421 Poligon Thiessen

Untuk menentukan hujan wilayah digunakan Metode Poligon Thiessen

berdasarkan pengaruh dari 4 (empat) stasiun hujan terhadap luas DAS Kali Boro

yaitu Stasiun hujan Pabelan Stasiun hujan Grogol 67 B Stasiun hujan Mojolaban

128 D dan Stasiun hujan Ngemplak Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar

41 berikut

0 1 2 Km1 Km

Skala 1 25000

N

S

EW

GROGOL 67 B MOJOLABAN 128 D

NGEMPLAK 1

PABELAN

Ket Luas DAS Boro

Gambar 41 Poligon Thiessen dengan 4 (empat) stasiun hujan

Dari Poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dapat dihitung masing-

masing luas wilayah yang dipengaruhi oleh tiap-tiap stasiun hujan dengan

mengeplot pada software AutoCAD 2009 Hasilnya adalah

Ngemplak 1 = 01329 Km2

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 17: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

11

227 Kualitas Data Hujan

Kualitas data hujan sangat beragam tergantung pada alat pengelola dan sistem

arsip

1 Kelengkapan Data

Dalam proses pencatatan data hujan terkadang ada data hujan yang hilang

Berdasarkan pengujian yang dilakukan di sejumlah DAS di Pulau Jawa

mengenai data hujan yang hilang jika dilakukan pengisian maka akan

mengacaukan perhitungan lain Hal ini disebabkan karena variabilitas hujan

yang tinggi Oleh sebab itu disarankan untuk tidak melakukan pengisian data

yang hilang (Sri Harto 1993)

2 Kepanggahan

Data yang diperoleh dari alat pencatat bias jadi tidak panggah karena

a Alat pernah rusak

b Alat pernah pindah lokasi

228 Analisis Hujan Titik menjadi Hujan Wilayah

Data hujan yang diperoleh dari alat penakar hujan merupakan hujan titik (point

rainfall) Mengingat hujan sangat bervariasi terhadap tempat (space) maka untuk

kawasan yang luas satu alat penakar hujan belum dapat menggambarkan hujan

wilayah tersebut (Suripin 2004) Dalam hal ini diperlukan hujan kawasan yang

diperoleh dari harga rerata curah hujan beberapa stasiun penakar hujan yang ada

di dalam atau di sekitar kawasan Bambang Triatmodjo (2008) menerangkan

bahwa ada tiga cara yang digunakan dalam menghitung hujan rerata kawasan

yaitu

1 Metode rerata aljabar

Metode ini paling sederhana dibanding metode lain Pengukuran yang

dilakukan di beberapa stasiun dalam waktu yang bersamaan dijumlahkan

kemudian dibagi dengan jumlah stasiun Stasiun hujan yang digunakan dalam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

12

hitungan biasanya adalah yang berada di dalam DAS Metode rerata aljabar

memberikan hasil yang baik apabila

a Stasiun hujan tersebar secara merata di DAS dalam jumlah yang cukup

b Distribusi hujan relatif merata pada seluruh DAS

2 Metode Thiessen

Metode ini diperoleh dengan membuat poligon yang memotong tegak lurus

pada tengah-tengah garis penghubung dua pos penakar hujan Cara ini

berdasarkan rata-rata timbang (weighted average) Masing-masing penakar

mampunyai daerah pengaruh yang dibentuk dengan menggambarkan garis-

garis sumbu tegak lurus terhadap garis penghubung di antara dua buah pos

penakar Contoh Gambar Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar 22

Stasiun Hujan

Garis Penghubung

Garis Bagi

A1

A1 A6

P2

A3

A4A5

P1

P6

A2

P3

P4

P5

Gambar 22 Cara Poligon Thiessen

Misalnya A1 adalah luas daerah pengaruh pos penakar P1 A2 luas daerah

pengaruh pos penakar P2 dan seterusnya Jumlah A1+A2++An = A adalah

jumlah luas seluruh areal yang dicari tinggi curah hujan rata - ratanya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

13

Jika pos penakar 1 menakar tinggi hujan d1 pos penakar 2 menakar d2 dan

pos penakar N menakar dN maka 粸 实故क़粸क़ 十故挠粸挠十故挠粸挠十 十故屁粸屁故क़十故挠嫩故ৰ十⋯故屁

=sum 霹腮聘腮霹屁平妮क़ helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (21)

Jika AiA = pi merupakan persentase luas pada pos I yang jumlahnya untuk

seluruh luas adalah 100 maka 粸 实sum 贵平粸平棺轨实1 (22)

Dengan

A = luas areal (kmsup2) d = tinggi curah hujan rata-rata areal d1 d2 d3 dn = tinggi curah hujan di pos 123N A1 A2 A3 AN = luas daerah pengaruh pos 123N

3 Metode Isohyet

Isohyet adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan ketebalan hujan

yang sama Pada metode isohyet dianggap bahwa hujan pada suatu daerah di

antara dua garis isohyet adalah merata dan sama dengan nilai rerata dari

kedua garis isohyet tersebut Metode isohyet membutuhkan data yang dapat

mendukung disusunnya Isohyet baik dalam hal jumlah stasiun dan kualitas

serta kuantitas data hujan Contoh gambar dapat dilihat pada Gambar 23

Gambar 23 Cara Garis Isohyet

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

14

Dari ketiga cara tersebut dipilih metode Thiessen karena cara pertama dipandang

terlampau kasar hasilnya Adapun cara yang ketiga tidak didukung oleh data yang

tersedia di lapangan

229 Karakteristik DAS

Suripin (2004) menyatakan karakteristik DAS yang berpengaruh besar pada

aliran permukaan meliputi 1) luas dan bentuk DAS 2) topografi dan 3) tata

guna lahan

1 Luas dan bentuk DAS

Laju dan volume permukaan aliran akan bertambah dengan bertambahnya luas

DAS Tetapi apabila aliran permukaan tidak dinyatakan sebagai jumlah total dari

DAS melainkan sebagai laju dan volume persatuan luas besarnya akan berkurang

dengan bertambah luasnya DAS Bentuk DAS mempunyai pengaruh pada pola

aliran dalam sungai Pengaruh bentuk DAS terhadap aliran permukaan dapat

ditunjukkan dengan memperhatikan hidrograf-hidrograf yang terjadi pada dua

buah DAS yang bentukanya berbeda namun mempunyai luas yang sama dan

intensitas hujan yang sama Bentuk DAS memanjang dan sempit cenderung

menghasilkan laju aliran permukaan yang lebih kecil dibandingkan dengan DAS

yang berbentuk melebar atau melingkar

2 Topografi

Tampakan rupa muka bumi atau topografi seperti kemiringan lahan keadaan dan

kerapatan saluran dan bentuk cekungan mempunyai pengaruh pada laju dan

volume aliran permukaan DAS dengan kemiringan curam disertai saluran yang

rapat akan menghasilkan laju dan volume aliran permukaan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan DAS yang landai dengan saluran dan adanya cekungan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

15

3 Tata guna lahan

Pengaruh tata guna lahn pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien aliran

permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara besarnya

aliran permukaan dan besarnya curah hujan

2210 Hujan Rerata Kawasan

Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air

dan rancangan pengendalian adalah curah hujan rerata diseluruh daerah yang

bersangkutan bukan curah hujan pada suatu titik tertentu (Suyono Sosrodarsono

1976)

Dalam penelitian ini hujan wilayah diperhitungkan dengan cara Poligon Thiessen

yang dapat dihitung dengan persamaan berikut 官呻实 क़霹嫂sum 故平官平屁平妮क़ (23)

dengan 官呻 = hujan wilayah (mm) 官平 = hujan masing-masing stasiun pencatat hujan (mm) 故扑 = luas DAS (km2) 故平 = luas masing-masing poligon N = jumlah stasiun pencatat hujan

2211 Analisis Frekuensi

Analisis frekuensi bertujuan untuk mencari hubungan antara besarnya kejadian

ekstrim terhadap frekuensi kejadian dengan menggunakan distribusi probabilitas

kontinyu Ada beberapa bentuk fungsi distribusi kontinyu (teoritis) yang sering

digunakan dalam analisis frekuensi untuk hidrologi yaitu distribusi Normal Log

Normal Gumbel Pearson dan log Pearson Sebelum menganalisis data hujan

dengan salah satu distribusi di atas perlu pendekatan dengan parameter-parameter

statistik untuk menentukan distribusi yang tepat digunakan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

16

Parameter-parameter tersebut meliputi

a) Rata-rata ( X伸 ) = क़坡sum X平坡平能क़ (24)

b) Simpangan baku (S) = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (25)

c) Koefisien variasi (Cv) = 聂涅伸 (26)

d) Koefisien skewness (Cs) = 坡sum 纵涅氢能涅伸邹遣晴腮呛前纵 能क़邹纵 能挠邹聂遣 (27)

e) Koefisien ketajaman (Ck) = 綐 sum纵涅氢能涅伸邹浅纵 能क़邹纵 能挠邹纵 能ৰ邹聂浅 (28)

dengan

n = banyaknya data atau jumlah kejadian Xi = hujan maksimum harian rata-rata (mm)

a Distribusi Normal

Persamaan yang dipakai dalam distribusi normal adalah

p = क़飘 (29)

w = 族ln足क़怒綐卒祖क़ 挠世 纵0 屎贵 屎05邹 (210)

KT = z = w 石 2515517十0802853国十0010328国21十1432788国十0189269国2十0001308国3 (211)

dengan

T = kala ulang p = probabilitas KT = factor frekuensi

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

Sifat-sifat distribusi normal adalah nilai koefisien kemelencengan (skewness)

sama dengan nol (Cs史0) dan nilaikoefisien kurtosis mendekati tiga (Ck史3) Selain

itu terdapat sifat-sifat distrubusi frekuensi kumulatif berikut ini 官纵果石滚邹 = 1587 (212) 官纵果邹 = 50 (213) 官纵果十滚邹 = 8414 (214)

b Distribusi Log Normal

Distribusi log normal digunakan apabila nilai-nilai dari variable random tidak

mengikuti distribusi normal tetapi nilai logaritmanya memenuhi distribusi

normal Sifat-sifat distribusi log normal adalah sebagai berikut

Koefisien kemelencengan Cs = 固剖ৰ + 3Cv (215)

Koefisien kurtosis Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3 (216)

Persamaan yang dipakai dalam Log Normal adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (217)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (218)

z = 仆能仆呻骗色 (219)

y = z Sy + 裹呻 (220)

yT = 裹呻 + KT Sy (221)

p = arc ln y (222)

dengan

y = ln p

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

裹呻 = nilai rerata dari y Sy = standar deviasi z = probabilitas

c Distribusi Gumbel

Persamaan yang dipakai dalam distribusi gumbel adalah

果 = क़坡sum X平坡平能क़ (223)

Sx = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (224)

p = 果石票 票 汝汝呛前嫩仆叁骗叁 管铺 (225)

dengan

KT = faktor frekuensi T = kala ulang

Distribusi gumbel mempunyai sifat

Koefisien kemelencengan Cs = 114

Koefisien kurtosis Ck = 54

d Distribusi Log Pearson III

Distribusi log Pearson III digunakan apabila parameter statistic tidak sesuai

dengan model distribusi yang lain Persamaan yang dipakai adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (226)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (227)

yT = 裹呻 + KT Sy (228)

p = arc log yT (229)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

dengan

YT = nilai logaritmik dari x dengan periode ulang T 裹呻 = nilai rerata dari Sy = standar deviasi dari y KT = faktor frekuensi yang merupakan fungsi dari probabilitas (atau periode

ulang) dan koefisien kemencengan (Csy) yang diberikan pada Lampiran A-3

Untuk memilih distribusi yang sesuai dengan data yang ada perlu dilakukan uji

statistik Pengujian kesesuaian distribusi yang sering dilakukan yaitu uji Smirnov-

Kolmogorov

a Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan data dengan garis teoritis pada

kertas probabilitas Nilai ∆ kritis (∆cr Smirnov Kolmogorov Test) tergantung dari

jumlah data (n) dan derajat kegagalan (α) Nilai ∆ kritis untuk Uji Smirnov

Kolmogorov dapat dilihat pada Lampiran A-2

2212 Hujan rencana

Setelah ditentukan pola distribusi yang sesuai dengan data yang ada dan dipilih

jenis distribusi probabilitas hujan yang cocok sesuai dengan hasil uji statistik

maka hujan rencana dapat dihitung menggunakan persamaan

YT = 裹呻 + KT Sy (230)

dengan

YT = hujan rencana 裹呻 = rerata Sy = standar deviasi KT = koefisien factor frekuensi sesuai agihan terpilih

2213 Intensitas Hujan

Dalam perhitungan Qmaks dengan menggunakan metode rasional diperlukan data

intensitas hujan yaitu tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu Sifat

umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya cenderung

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

makin besar dan makin tinggi periode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya

(Suripin 2004)

Maka intensitas hujan dapat dihitung dengan rumus modified Mononobe yaitu

I = 片綐浅挠恼足挠恼迫卒綐遣 (231)

Dengan

I = intensitas hujan (mmjam) t = lamanya curah hujan (jam) R24 = curah hujan maksimum harian (selama 24 jam) (mm)

Sobriyah (2003) dalam desertasinya menyatakan bahwa hujan efektif pada DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan persentase hujan

sebagaimana dalam Tabel 22 berikut

Tabel 22 Persentase Hujan Jam-jaman pada DAS Bengawan Solo

No Hujan Jam-jaman Persentase

1 Hujan ke-1 3870

2 Hujan ke-2 3230

3 Hujan ke-3 1870

4 Hujan ke-4 1030

(Sumber Sobriyah 2003)

2214 Waktu Konsentrasi

Kirpich (1940) dalam Suripin (2004) mengembangkan rumus dalam

memperkirakan waktu konsentrasi dimana dalam hal ini durasi hujan

diasumsikan sama dengan waktu konsentrasi Rumus waktu konsentrasi tersebut

dapat ditulis sebagai berikut

tc = 足=Ǵ呢铺痞綐क़===铺骗卒=ৰǴĖ (232)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

dengan

tc = waktu konsentrasi (jam) L = panjang saluran utama dari hulu sampai penguras (km) S = kemiringan rata-rata saluran

2215 Metode Rasional

Metode ini adalah untuk menentukan laju aliran permukaan puncak Metode ini

sangat simpel dan mudah penggunaannya namun penggunaannya terbatas untuk

DAS-DAS dengan ukuran kecil yaitu kurang dari 300 ha (Goldman etal 1986

dalam Suripin 2004) sedangkan menurut standar PU digunakan dengan DAS

yang berukuran lt 5000 ha (Lily Montarcih 2010) Persamaan Metode Rasional

dapat ditulis dalam bentuk

Qp = 02778 C I A (233)

dengan

Q = laju aliran permukaan (debit) puncak (m3detik) I = intensitas hujan (mmjam) A = luas DAS (km2) C = koefisien aliran permukaan (0 le C le 1)

Dengan nilai koefisien C disajikan dalam Tabel 23 berikut

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Business Perkotaan 070 ndash 095 Pinggiran 050 ndash 070

Perumahan Rumah tunggal 030 ndash 050 Multiunit terpisah 040 ndash 060 Multiunit tergabung 060 ndash 075 Pekampungan 025 ndash 040 Apartemen 050 ndash 070

Industri Ringan 050 ndash 080 Berat 060 ndash 090

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional (Lanjutan)

(Sumber McGuen 1989 dalam Suripin 2004)

Tabel 23 menggambarkan nilai C untuk penggunaan lahan yang seragam di

mana kondisi ini sangat jarang dijumpai untuk lahan yang relative luas Jika DAS

terdiri dari berbagai macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan

yang berbeda maka C yang dipakai adalah koefisien DAS yang dapat dihitung

dengan persamaan berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前 (234)

dengan

Ai = luas lahan dengan jenis penutup tanah i Ci = Koefisien aliran permukaan jenis penutup tanah i n = jumlah jenis penutup lahan

Metode Rasional pada awalnya hanya menghitung debit puncak tanpa

memberikan informasi debit aliran dari waktu ke waktu Pada perkembangannya

debit puncak yang terjadi pada waktu ke waktu dapat digambarkan dalam grafik

hidrograf rasional (Ponce 1989 dan Wanielista 1990 dalam Sobriyah 2012)

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Perkerasan Aspal dan beton 070 ndash 095 Batu-bata paving 050 ndash 070

Atap 075 ndash 095 Halaman tanah berpasir

Datar 2 005 ndash 010 Rata-rata 2-7 010 ndash 015 Curam 7 025 ndash 035

Halaman kereta api 010 ndash 035 Taman tempat bermain 020 ndash 035 Taman pekuburan 010 ndash 025 Hutan

Datar 0-5 010 ndash 040 Bergelombang 5-10 025 ndash 050 Berbukit 10-30 030 ndash 060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

Dibawah ini terdapat 3 Jenis Hidrograf Rasional berdasarkan hubungan antara

Waktu Konsentrasi (tc) dengan Durasi Hujan (dh) seperti berikut

a Hidrograf rasional dengan tc = dh

Debit puncak (Qp) yang terjadi berada pada puncak hidrograf segitiga

sebagaimana dinyatakan oleh Williams Pogan dan Mitchi (Wanielista 1990

dalam Sobriyah 2012) Hidrograf segitiga ini terjadi apabila waktu konsentrasi

(tc) = durasi hujan (dh) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 24

Gambar 24 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc = dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 24 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp1 tc (235)

V1 = V2 dan tc = dh sehingga persamaan debit puncak (Qp) dapat dituliskan

Qp1 = 02778 C I A (236)

b Hidrograf rasional dengan tc lt dh

Untuk tc lt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium (Singh dan Cruise

dalam Wanielista 1990) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 25

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

Gambar 25 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 25 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp2 dh (237)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp2 = 02778 C I A (238)

Qp2 = Qp1

c Hidrograf rasional dengan tc gt dh

Jika tc gt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium tetapi debit puncaknya

tidak sama dengan debit puncak pada kondisi yang lain (Sobriyah dan

Purwanti1998 dalam Sobriyah 2012) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat

pada Gambar 26

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

Gambar 26 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc gt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 26 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp3 tc (239)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp3 = 02778 (dh tc) C I A (240)

Qp3 lt Qp1

2216 Model Hidraulik Sungai

Analisa hidrolika air banjir di sungai dengan berbagai kala ulang dari debit banjir

rencana Analisa hidrolika akan menghitung seberapa jauh kemampuan saluran

drainase secara struktural terhadap tinggi muka air banjir dan luapan banjir yang

terjadi Perhitungan analisa hidrolika sungai dalam penulisan ini menggunakan

software Hydrologic Engineering Centre-River Analysis System (HEC-RAS) versi

410 yang dikembangkan oleh Hydrologic Engineering Center milik US Army

Corps of Engineers

HEC-RAS adalah system perangkat lunak terpadu dirancang untuk penggunaan

interaktif dalam lingkungan multi-tugas Sistem terdiri dari Graphic User

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

Interface (GUI) komponen terpisah analisa hidrolik penyimpanan data dan

kapabilitas manajemen fasilitas pelaporan dan grafis

Sistem HEC-RAS mempunyai 3 komponen analisa hidrolika satu dimensi untuk

1 Perhitungan profil permukaan air steady flow

2 Simulasi steady flow dan unsteady flow

3 Perhitungan transport sedimen batas yang movable

2217 Komponen Aliran dan Persamaan dalam HEC-RAS

Komponen-komponen aliran dalam HEC-RAS adalah sebagai berikut

1 Aliran Seragam (Steady flow)

Komponen pada model ini digunakan untuk menghitung profil muka air pada

kondisi aliran Seragam (steady) Sistem ini dapat digunakan pada sebuah saluran

jaringan atau sebuah jaringan besar termasuk saluran dan saluran kecil lainnya

Komponen pada steady flow dapat dimodelkan pada kondisi aliran subkritis

superkritis dan system gabungan profil muka air

Dasar perhitungan komputer didasarkan pada solusi satu dimensi energi Energi

yang hilang disebabkan oleh gesekan (persamaan Manning) dan penyempitan dan

pelebaran (koefisien tambahan dari perubahan dalam tinggi kecepatan)

Persamaan Momentum bermanfaat dalam situasi dimana profil muka air

mengalami perubahan tiba-tiba Situasi ini termasuk dengan system perhitungan

aliran gabungan (contoh lompatan air) atau aliran pada jembatan dan perubahan

muka air pada pertemuan saluran (arus di persimpangan)

2 Aliran tidak Seragam (Unsteady flow)

Komponen untuk aliran tidak langgeng dikembangkan untuk perhitungan aliran

subkritis Perhitungan hidrolik untuk cross-section jembatan gorong-gorong dan

struktur hidrolik lainnya yang dikembangkan untuk komponen aliran langgeng

digabung dengan perhitungan aliran tidak langgeng Komponen untuk aliran tidak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

langgeng digunakan untuk model tampungan dan hubungan hidrolik dengan

tampungan

3 Profil muka air pada aliran steady

HECndashRAS dapat melakukan perhitungan profil muka air satu dimensi untuk

aliran steady berubah lambat laun pada saluran alami dan buatan Subkritis

superkritis dan sistem gabungan aliran profil muka air dapat dianalisa

2218 Persamaan Dasar Dalam HEC-RAS

Profil muka air dihitung dari satu potongan melintang ke potongan selanjutnya

dengan menyelesaikan persamaan Energi dengan prosedur iterasi disebut metode

langkah standar (standard step) seperti pada persamaan 241

Persamaan energi ditulis sebagai berikut

ehgV

ZYgV

ZY +++=++22

211

11

222

22

aa (241)

Dengan

Y1 Y2 = kedalaman air di potongan melintang Z1 Z2 = elevasi invert saluran utama V1 V2 = kecepatan rata-rata (debit totalluas aliran total) α1 α2 = koefisien pemberat kecepatan g = kecepatan gravitasi he = kehilangan tinggi energi

Dari persamaaan diatas dapat dilihat dalam bentuk gambar seperti Gambar

Persamaan Energi pada Gambar 27 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

Gambar 27 Garis Persamaan Energi

(Sumber HEC-RAS River Analysis System 2005)

Kehilangan tinggi energi (he) antara dua potongan melintang terdiri dari

kehilangan gesekan dan kehilangan kontraksi atau ekspansi

Persamaan untuk kehilangan tinggi energi bisa dilihat dari persamaan (242)

gV

gV

CSLh fe 22

211

222 aa-+= (242)

Dengan

L = panjang ruas pemberat debit Sf = mewakili kemiringan friksi antara dua bagian C = koefisien kehilangan ekspansi atau kontraksi

Jarak panjang ruas pemberat L dihitung sebagai

robchlob

robrobchchloblob

QQQQLQLQL

L++

++= helliphelliphellip (243)

Dengan

Llob Lch Lrob = panjang ruang potongan melintang ditentukan untuk aliran di tebing kiri saluran utama dan tebing kanan Qlob Qch Qrob = rata-rata aritmetika aliran antara bidang-bidang untuk tebing

kiri saluran utama dan tebing kanan

(Garis Energi)

(Permukaan Air)

(Dasar Saluran)

(Dasar)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

evaluatif Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang dirancang

untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan

(Furchan 2004447) data dianalisis dan dievaluasi untuk memberikan solusi ndash

solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan drainase DAS Kali Boro

32 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ialah sepanjang aliran sungai DAS Kali Boro yang melewati 5

Kelurahan yakni Jebres Jagalan Purwodiningratan Pucang Sawit dan Kampung

Sewu

Gambar 31 Peta Situasi DAS Kali Boro

(Dinas PU Kota Surakarta 2008)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

Kali Boro memiliki 4 Saluran Pengumpul (collector drain) yaitu Saluran Jl

Gotong Royong Saluran Belakang PMI Saluran Stasiun Jebres dan Saluran

Jagalan DAS Kali Boro mempunyai luas 14383 Ha dengan panjang saluran

utama 147550 meter Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan seringnya terjadi

genangan air bila intensitas hujan cukup tinggi

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro

Beberapa foto yang menggambarkan kondisi riil Kali Boro seperti berikut

34 Langkah Penelitian

341 Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan didalam penelitian ini antara lain

1 Data-data Primer berupa Data Geometri Kali Boro (Profil Sungai) yang

diperoleh dari Pengukuran di lapangan

2 Data-data Sekunder berupa Data Curah Hujan yang diperoleh dari Balai

Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air Propinsi Jawa Tengah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

Gambar 32 Potongan Melintang Saluran pada Sta 0+30000 m

Gambar 33 Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

3 Data-data sekunder lainnya diperoleh melalui Studi Pustaka dan

mengumpulkan data atau informasi data sekunder dari berbagai sumber dan

instansi terkait misalnya seperti peta topografi baik secara peta cetak maupun

peta digital peta batas administrasi atau peta wilayah

342 Analisis Data

3421 Analisis Hidrologi

Analisa hidrologi meliputi

1 Analisa Data Curah Hujan yaitu Tahun 1990 ndash 2011 untuk Menghitung Hujan

Rancangan (R24) Intensitas Hujan (I)

2 Dengan memilih Intensitas Hujan (I) dihitung Debit Rencana dengan Metode

Rasional

3 Menghitung Debit Rancangan Maksimum (Qmaks) Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun dengan Metode Rasional

3422 Analisis Hidrolika

Analisis hidrolika saluran dilakukan dengan software HEC-RAS versi 41

( Hydrologic Engineering Center - River Analysis System) dari US Army Corps of

Engineering berdasarkan data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir

rencana yang diperoleh pada metode analisis debit banjir Output analisis

hidrolika ini berupa elevasi muka air banjir untuk setiap debit rencana

Selanjutnya dilakukan evaluasi mengenai kapasitas maksimum saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian

Langkah ndash langkah penelitian ditunjukkan pada bagan alir di Gambar 32

Gambar 34 Bagan Alir Tahap Penelitian

Penyelesaian Masalah 2 sampai langkah ini akan diketahui kapasitas Kali Boro

Selesai

Penyelesaian Masalah 3 sampai langkah ini akan diketahui daya tampung Kali Boro jika pintu ditutup

Analisis Hidrolika Saluran (HEC-RAS versi 410)

Pembahasan dan Kesimpulan

Perhitungan Kapasitas Saluran

Evaluasi Daya Tampung saluran jika pintu air Pucang Sawit di hilir Kali Boro ditutup

Uji Kesesuain Distribusi (Uji Smirnov-Kolmogorov)

Mulai

- Data Curah Hujan - Fungsi Lahan - Geometri Sungai

Penyelesaian Masalah 1 sampai langkah ini akan diketahui debit kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun

Menghitung Hujan Wilayah (polygon Thiessen)

Menganalisa Distribusi Frekuensi Curah Hujan

Analisis Debit Banjir Rancangan (Metode Rasional)

- Distribusi Gumbel - Distribusi Log Pearson III - dll

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan

Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi berasal dari 4 stasiun hujan

yaitu Stasiun Hujan Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

Jumlah data hujan dalam penelitian ini yaitu data hujan 22 tahun dari Tahun 1990

ndash 2011 Data hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 41 berikut

Tabel 41 Data Hujan Tahunan

Tahun Hujan Tahunan (mmtahun) Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 177430 150000 185500 57600 1991 197735 133200 190100 1992 213165 133900 214800 238100 1993 241470 235700 1994 264141 160700 1995 257600 186700 176300 1996 224700 153300 206800 168400 1997 129200 140200 24500 1998 295350 152200 258400 1999 183450 152200 2000 152800 178800 2001 139850 172800 2002 101500 178800 83500 2003 135300 11300 130500 2004 252250 38800 87300 2005 208400 6900 89900 2006 223900 167600 2007 210800 370300 162300 2008 242550 153100 249400 139800 2009 204450 163200 102000 178950 2010 313600 302200 87700 305000 2011 224300 212700 60500 214300

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

Data rusak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

Kemudian dari Tabel 41 diatas dilakukan penggambaran letak posisi stasiun

hujan terhadap DAS Kali Boro untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah

hujan yang dicatat oleh tiap stasiun hujan terhadap DAS Kali Boro

42 Menghitung Hujan Wilayah

421 Poligon Thiessen

Untuk menentukan hujan wilayah digunakan Metode Poligon Thiessen

berdasarkan pengaruh dari 4 (empat) stasiun hujan terhadap luas DAS Kali Boro

yaitu Stasiun hujan Pabelan Stasiun hujan Grogol 67 B Stasiun hujan Mojolaban

128 D dan Stasiun hujan Ngemplak Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar

41 berikut

0 1 2 Km1 Km

Skala 1 25000

N

S

EW

GROGOL 67 B MOJOLABAN 128 D

NGEMPLAK 1

PABELAN

Ket Luas DAS Boro

Gambar 41 Poligon Thiessen dengan 4 (empat) stasiun hujan

Dari Poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dapat dihitung masing-

masing luas wilayah yang dipengaruhi oleh tiap-tiap stasiun hujan dengan

mengeplot pada software AutoCAD 2009 Hasilnya adalah

Ngemplak 1 = 01329 Km2

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 18: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

12

hitungan biasanya adalah yang berada di dalam DAS Metode rerata aljabar

memberikan hasil yang baik apabila

a Stasiun hujan tersebar secara merata di DAS dalam jumlah yang cukup

b Distribusi hujan relatif merata pada seluruh DAS

2 Metode Thiessen

Metode ini diperoleh dengan membuat poligon yang memotong tegak lurus

pada tengah-tengah garis penghubung dua pos penakar hujan Cara ini

berdasarkan rata-rata timbang (weighted average) Masing-masing penakar

mampunyai daerah pengaruh yang dibentuk dengan menggambarkan garis-

garis sumbu tegak lurus terhadap garis penghubung di antara dua buah pos

penakar Contoh Gambar Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar 22

Stasiun Hujan

Garis Penghubung

Garis Bagi

A1

A1 A6

P2

A3

A4A5

P1

P6

A2

P3

P4

P5

Gambar 22 Cara Poligon Thiessen

Misalnya A1 adalah luas daerah pengaruh pos penakar P1 A2 luas daerah

pengaruh pos penakar P2 dan seterusnya Jumlah A1+A2++An = A adalah

jumlah luas seluruh areal yang dicari tinggi curah hujan rata - ratanya

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

13

Jika pos penakar 1 menakar tinggi hujan d1 pos penakar 2 menakar d2 dan

pos penakar N menakar dN maka 粸 实故क़粸क़ 十故挠粸挠十故挠粸挠十 十故屁粸屁故क़十故挠嫩故ৰ十⋯故屁

=sum 霹腮聘腮霹屁平妮क़ helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (21)

Jika AiA = pi merupakan persentase luas pada pos I yang jumlahnya untuk

seluruh luas adalah 100 maka 粸 实sum 贵平粸平棺轨实1 (22)

Dengan

A = luas areal (kmsup2) d = tinggi curah hujan rata-rata areal d1 d2 d3 dn = tinggi curah hujan di pos 123N A1 A2 A3 AN = luas daerah pengaruh pos 123N

3 Metode Isohyet

Isohyet adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan ketebalan hujan

yang sama Pada metode isohyet dianggap bahwa hujan pada suatu daerah di

antara dua garis isohyet adalah merata dan sama dengan nilai rerata dari

kedua garis isohyet tersebut Metode isohyet membutuhkan data yang dapat

mendukung disusunnya Isohyet baik dalam hal jumlah stasiun dan kualitas

serta kuantitas data hujan Contoh gambar dapat dilihat pada Gambar 23

Gambar 23 Cara Garis Isohyet

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

14

Dari ketiga cara tersebut dipilih metode Thiessen karena cara pertama dipandang

terlampau kasar hasilnya Adapun cara yang ketiga tidak didukung oleh data yang

tersedia di lapangan

229 Karakteristik DAS

Suripin (2004) menyatakan karakteristik DAS yang berpengaruh besar pada

aliran permukaan meliputi 1) luas dan bentuk DAS 2) topografi dan 3) tata

guna lahan

1 Luas dan bentuk DAS

Laju dan volume permukaan aliran akan bertambah dengan bertambahnya luas

DAS Tetapi apabila aliran permukaan tidak dinyatakan sebagai jumlah total dari

DAS melainkan sebagai laju dan volume persatuan luas besarnya akan berkurang

dengan bertambah luasnya DAS Bentuk DAS mempunyai pengaruh pada pola

aliran dalam sungai Pengaruh bentuk DAS terhadap aliran permukaan dapat

ditunjukkan dengan memperhatikan hidrograf-hidrograf yang terjadi pada dua

buah DAS yang bentukanya berbeda namun mempunyai luas yang sama dan

intensitas hujan yang sama Bentuk DAS memanjang dan sempit cenderung

menghasilkan laju aliran permukaan yang lebih kecil dibandingkan dengan DAS

yang berbentuk melebar atau melingkar

2 Topografi

Tampakan rupa muka bumi atau topografi seperti kemiringan lahan keadaan dan

kerapatan saluran dan bentuk cekungan mempunyai pengaruh pada laju dan

volume aliran permukaan DAS dengan kemiringan curam disertai saluran yang

rapat akan menghasilkan laju dan volume aliran permukaan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan DAS yang landai dengan saluran dan adanya cekungan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

15

3 Tata guna lahan

Pengaruh tata guna lahn pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien aliran

permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara besarnya

aliran permukaan dan besarnya curah hujan

2210 Hujan Rerata Kawasan

Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air

dan rancangan pengendalian adalah curah hujan rerata diseluruh daerah yang

bersangkutan bukan curah hujan pada suatu titik tertentu (Suyono Sosrodarsono

1976)

Dalam penelitian ini hujan wilayah diperhitungkan dengan cara Poligon Thiessen

yang dapat dihitung dengan persamaan berikut 官呻实 क़霹嫂sum 故平官平屁平妮क़ (23)

dengan 官呻 = hujan wilayah (mm) 官平 = hujan masing-masing stasiun pencatat hujan (mm) 故扑 = luas DAS (km2) 故平 = luas masing-masing poligon N = jumlah stasiun pencatat hujan

2211 Analisis Frekuensi

Analisis frekuensi bertujuan untuk mencari hubungan antara besarnya kejadian

ekstrim terhadap frekuensi kejadian dengan menggunakan distribusi probabilitas

kontinyu Ada beberapa bentuk fungsi distribusi kontinyu (teoritis) yang sering

digunakan dalam analisis frekuensi untuk hidrologi yaitu distribusi Normal Log

Normal Gumbel Pearson dan log Pearson Sebelum menganalisis data hujan

dengan salah satu distribusi di atas perlu pendekatan dengan parameter-parameter

statistik untuk menentukan distribusi yang tepat digunakan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

16

Parameter-parameter tersebut meliputi

a) Rata-rata ( X伸 ) = क़坡sum X平坡平能क़ (24)

b) Simpangan baku (S) = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (25)

c) Koefisien variasi (Cv) = 聂涅伸 (26)

d) Koefisien skewness (Cs) = 坡sum 纵涅氢能涅伸邹遣晴腮呛前纵 能क़邹纵 能挠邹聂遣 (27)

e) Koefisien ketajaman (Ck) = 綐 sum纵涅氢能涅伸邹浅纵 能क़邹纵 能挠邹纵 能ৰ邹聂浅 (28)

dengan

n = banyaknya data atau jumlah kejadian Xi = hujan maksimum harian rata-rata (mm)

a Distribusi Normal

Persamaan yang dipakai dalam distribusi normal adalah

p = क़飘 (29)

w = 族ln足क़怒綐卒祖क़ 挠世 纵0 屎贵 屎05邹 (210)

KT = z = w 石 2515517十0802853国十0010328国21十1432788国十0189269国2十0001308国3 (211)

dengan

T = kala ulang p = probabilitas KT = factor frekuensi

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

Sifat-sifat distribusi normal adalah nilai koefisien kemelencengan (skewness)

sama dengan nol (Cs史0) dan nilaikoefisien kurtosis mendekati tiga (Ck史3) Selain

itu terdapat sifat-sifat distrubusi frekuensi kumulatif berikut ini 官纵果石滚邹 = 1587 (212) 官纵果邹 = 50 (213) 官纵果十滚邹 = 8414 (214)

b Distribusi Log Normal

Distribusi log normal digunakan apabila nilai-nilai dari variable random tidak

mengikuti distribusi normal tetapi nilai logaritmanya memenuhi distribusi

normal Sifat-sifat distribusi log normal adalah sebagai berikut

Koefisien kemelencengan Cs = 固剖ৰ + 3Cv (215)

Koefisien kurtosis Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3 (216)

Persamaan yang dipakai dalam Log Normal adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (217)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (218)

z = 仆能仆呻骗色 (219)

y = z Sy + 裹呻 (220)

yT = 裹呻 + KT Sy (221)

p = arc ln y (222)

dengan

y = ln p

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

裹呻 = nilai rerata dari y Sy = standar deviasi z = probabilitas

c Distribusi Gumbel

Persamaan yang dipakai dalam distribusi gumbel adalah

果 = क़坡sum X平坡平能क़ (223)

Sx = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (224)

p = 果石票 票 汝汝呛前嫩仆叁骗叁 管铺 (225)

dengan

KT = faktor frekuensi T = kala ulang

Distribusi gumbel mempunyai sifat

Koefisien kemelencengan Cs = 114

Koefisien kurtosis Ck = 54

d Distribusi Log Pearson III

Distribusi log Pearson III digunakan apabila parameter statistic tidak sesuai

dengan model distribusi yang lain Persamaan yang dipakai adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (226)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (227)

yT = 裹呻 + KT Sy (228)

p = arc log yT (229)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

dengan

YT = nilai logaritmik dari x dengan periode ulang T 裹呻 = nilai rerata dari Sy = standar deviasi dari y KT = faktor frekuensi yang merupakan fungsi dari probabilitas (atau periode

ulang) dan koefisien kemencengan (Csy) yang diberikan pada Lampiran A-3

Untuk memilih distribusi yang sesuai dengan data yang ada perlu dilakukan uji

statistik Pengujian kesesuaian distribusi yang sering dilakukan yaitu uji Smirnov-

Kolmogorov

a Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan data dengan garis teoritis pada

kertas probabilitas Nilai ∆ kritis (∆cr Smirnov Kolmogorov Test) tergantung dari

jumlah data (n) dan derajat kegagalan (α) Nilai ∆ kritis untuk Uji Smirnov

Kolmogorov dapat dilihat pada Lampiran A-2

2212 Hujan rencana

Setelah ditentukan pola distribusi yang sesuai dengan data yang ada dan dipilih

jenis distribusi probabilitas hujan yang cocok sesuai dengan hasil uji statistik

maka hujan rencana dapat dihitung menggunakan persamaan

YT = 裹呻 + KT Sy (230)

dengan

YT = hujan rencana 裹呻 = rerata Sy = standar deviasi KT = koefisien factor frekuensi sesuai agihan terpilih

2213 Intensitas Hujan

Dalam perhitungan Qmaks dengan menggunakan metode rasional diperlukan data

intensitas hujan yaitu tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu Sifat

umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya cenderung

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

makin besar dan makin tinggi periode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya

(Suripin 2004)

Maka intensitas hujan dapat dihitung dengan rumus modified Mononobe yaitu

I = 片綐浅挠恼足挠恼迫卒綐遣 (231)

Dengan

I = intensitas hujan (mmjam) t = lamanya curah hujan (jam) R24 = curah hujan maksimum harian (selama 24 jam) (mm)

Sobriyah (2003) dalam desertasinya menyatakan bahwa hujan efektif pada DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan persentase hujan

sebagaimana dalam Tabel 22 berikut

Tabel 22 Persentase Hujan Jam-jaman pada DAS Bengawan Solo

No Hujan Jam-jaman Persentase

1 Hujan ke-1 3870

2 Hujan ke-2 3230

3 Hujan ke-3 1870

4 Hujan ke-4 1030

(Sumber Sobriyah 2003)

2214 Waktu Konsentrasi

Kirpich (1940) dalam Suripin (2004) mengembangkan rumus dalam

memperkirakan waktu konsentrasi dimana dalam hal ini durasi hujan

diasumsikan sama dengan waktu konsentrasi Rumus waktu konsentrasi tersebut

dapat ditulis sebagai berikut

tc = 足=Ǵ呢铺痞綐क़===铺骗卒=ৰǴĖ (232)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

dengan

tc = waktu konsentrasi (jam) L = panjang saluran utama dari hulu sampai penguras (km) S = kemiringan rata-rata saluran

2215 Metode Rasional

Metode ini adalah untuk menentukan laju aliran permukaan puncak Metode ini

sangat simpel dan mudah penggunaannya namun penggunaannya terbatas untuk

DAS-DAS dengan ukuran kecil yaitu kurang dari 300 ha (Goldman etal 1986

dalam Suripin 2004) sedangkan menurut standar PU digunakan dengan DAS

yang berukuran lt 5000 ha (Lily Montarcih 2010) Persamaan Metode Rasional

dapat ditulis dalam bentuk

Qp = 02778 C I A (233)

dengan

Q = laju aliran permukaan (debit) puncak (m3detik) I = intensitas hujan (mmjam) A = luas DAS (km2) C = koefisien aliran permukaan (0 le C le 1)

Dengan nilai koefisien C disajikan dalam Tabel 23 berikut

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Business Perkotaan 070 ndash 095 Pinggiran 050 ndash 070

Perumahan Rumah tunggal 030 ndash 050 Multiunit terpisah 040 ndash 060 Multiunit tergabung 060 ndash 075 Pekampungan 025 ndash 040 Apartemen 050 ndash 070

Industri Ringan 050 ndash 080 Berat 060 ndash 090

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional (Lanjutan)

(Sumber McGuen 1989 dalam Suripin 2004)

Tabel 23 menggambarkan nilai C untuk penggunaan lahan yang seragam di

mana kondisi ini sangat jarang dijumpai untuk lahan yang relative luas Jika DAS

terdiri dari berbagai macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan

yang berbeda maka C yang dipakai adalah koefisien DAS yang dapat dihitung

dengan persamaan berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前 (234)

dengan

Ai = luas lahan dengan jenis penutup tanah i Ci = Koefisien aliran permukaan jenis penutup tanah i n = jumlah jenis penutup lahan

Metode Rasional pada awalnya hanya menghitung debit puncak tanpa

memberikan informasi debit aliran dari waktu ke waktu Pada perkembangannya

debit puncak yang terjadi pada waktu ke waktu dapat digambarkan dalam grafik

hidrograf rasional (Ponce 1989 dan Wanielista 1990 dalam Sobriyah 2012)

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Perkerasan Aspal dan beton 070 ndash 095 Batu-bata paving 050 ndash 070

Atap 075 ndash 095 Halaman tanah berpasir

Datar 2 005 ndash 010 Rata-rata 2-7 010 ndash 015 Curam 7 025 ndash 035

Halaman kereta api 010 ndash 035 Taman tempat bermain 020 ndash 035 Taman pekuburan 010 ndash 025 Hutan

Datar 0-5 010 ndash 040 Bergelombang 5-10 025 ndash 050 Berbukit 10-30 030 ndash 060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

Dibawah ini terdapat 3 Jenis Hidrograf Rasional berdasarkan hubungan antara

Waktu Konsentrasi (tc) dengan Durasi Hujan (dh) seperti berikut

a Hidrograf rasional dengan tc = dh

Debit puncak (Qp) yang terjadi berada pada puncak hidrograf segitiga

sebagaimana dinyatakan oleh Williams Pogan dan Mitchi (Wanielista 1990

dalam Sobriyah 2012) Hidrograf segitiga ini terjadi apabila waktu konsentrasi

(tc) = durasi hujan (dh) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 24

Gambar 24 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc = dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 24 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp1 tc (235)

V1 = V2 dan tc = dh sehingga persamaan debit puncak (Qp) dapat dituliskan

Qp1 = 02778 C I A (236)

b Hidrograf rasional dengan tc lt dh

Untuk tc lt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium (Singh dan Cruise

dalam Wanielista 1990) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 25

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

Gambar 25 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 25 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp2 dh (237)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp2 = 02778 C I A (238)

Qp2 = Qp1

c Hidrograf rasional dengan tc gt dh

Jika tc gt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium tetapi debit puncaknya

tidak sama dengan debit puncak pada kondisi yang lain (Sobriyah dan

Purwanti1998 dalam Sobriyah 2012) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat

pada Gambar 26

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

Gambar 26 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc gt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 26 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp3 tc (239)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp3 = 02778 (dh tc) C I A (240)

Qp3 lt Qp1

2216 Model Hidraulik Sungai

Analisa hidrolika air banjir di sungai dengan berbagai kala ulang dari debit banjir

rencana Analisa hidrolika akan menghitung seberapa jauh kemampuan saluran

drainase secara struktural terhadap tinggi muka air banjir dan luapan banjir yang

terjadi Perhitungan analisa hidrolika sungai dalam penulisan ini menggunakan

software Hydrologic Engineering Centre-River Analysis System (HEC-RAS) versi

410 yang dikembangkan oleh Hydrologic Engineering Center milik US Army

Corps of Engineers

HEC-RAS adalah system perangkat lunak terpadu dirancang untuk penggunaan

interaktif dalam lingkungan multi-tugas Sistem terdiri dari Graphic User

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

Interface (GUI) komponen terpisah analisa hidrolik penyimpanan data dan

kapabilitas manajemen fasilitas pelaporan dan grafis

Sistem HEC-RAS mempunyai 3 komponen analisa hidrolika satu dimensi untuk

1 Perhitungan profil permukaan air steady flow

2 Simulasi steady flow dan unsteady flow

3 Perhitungan transport sedimen batas yang movable

2217 Komponen Aliran dan Persamaan dalam HEC-RAS

Komponen-komponen aliran dalam HEC-RAS adalah sebagai berikut

1 Aliran Seragam (Steady flow)

Komponen pada model ini digunakan untuk menghitung profil muka air pada

kondisi aliran Seragam (steady) Sistem ini dapat digunakan pada sebuah saluran

jaringan atau sebuah jaringan besar termasuk saluran dan saluran kecil lainnya

Komponen pada steady flow dapat dimodelkan pada kondisi aliran subkritis

superkritis dan system gabungan profil muka air

Dasar perhitungan komputer didasarkan pada solusi satu dimensi energi Energi

yang hilang disebabkan oleh gesekan (persamaan Manning) dan penyempitan dan

pelebaran (koefisien tambahan dari perubahan dalam tinggi kecepatan)

Persamaan Momentum bermanfaat dalam situasi dimana profil muka air

mengalami perubahan tiba-tiba Situasi ini termasuk dengan system perhitungan

aliran gabungan (contoh lompatan air) atau aliran pada jembatan dan perubahan

muka air pada pertemuan saluran (arus di persimpangan)

2 Aliran tidak Seragam (Unsteady flow)

Komponen untuk aliran tidak langgeng dikembangkan untuk perhitungan aliran

subkritis Perhitungan hidrolik untuk cross-section jembatan gorong-gorong dan

struktur hidrolik lainnya yang dikembangkan untuk komponen aliran langgeng

digabung dengan perhitungan aliran tidak langgeng Komponen untuk aliran tidak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

langgeng digunakan untuk model tampungan dan hubungan hidrolik dengan

tampungan

3 Profil muka air pada aliran steady

HECndashRAS dapat melakukan perhitungan profil muka air satu dimensi untuk

aliran steady berubah lambat laun pada saluran alami dan buatan Subkritis

superkritis dan sistem gabungan aliran profil muka air dapat dianalisa

2218 Persamaan Dasar Dalam HEC-RAS

Profil muka air dihitung dari satu potongan melintang ke potongan selanjutnya

dengan menyelesaikan persamaan Energi dengan prosedur iterasi disebut metode

langkah standar (standard step) seperti pada persamaan 241

Persamaan energi ditulis sebagai berikut

ehgV

ZYgV

ZY +++=++22

211

11

222

22

aa (241)

Dengan

Y1 Y2 = kedalaman air di potongan melintang Z1 Z2 = elevasi invert saluran utama V1 V2 = kecepatan rata-rata (debit totalluas aliran total) α1 α2 = koefisien pemberat kecepatan g = kecepatan gravitasi he = kehilangan tinggi energi

Dari persamaaan diatas dapat dilihat dalam bentuk gambar seperti Gambar

Persamaan Energi pada Gambar 27 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

Gambar 27 Garis Persamaan Energi

(Sumber HEC-RAS River Analysis System 2005)

Kehilangan tinggi energi (he) antara dua potongan melintang terdiri dari

kehilangan gesekan dan kehilangan kontraksi atau ekspansi

Persamaan untuk kehilangan tinggi energi bisa dilihat dari persamaan (242)

gV

gV

CSLh fe 22

211

222 aa-+= (242)

Dengan

L = panjang ruas pemberat debit Sf = mewakili kemiringan friksi antara dua bagian C = koefisien kehilangan ekspansi atau kontraksi

Jarak panjang ruas pemberat L dihitung sebagai

robchlob

robrobchchloblob

QQQQLQLQL

L++

++= helliphelliphellip (243)

Dengan

Llob Lch Lrob = panjang ruang potongan melintang ditentukan untuk aliran di tebing kiri saluran utama dan tebing kanan Qlob Qch Qrob = rata-rata aritmetika aliran antara bidang-bidang untuk tebing

kiri saluran utama dan tebing kanan

(Garis Energi)

(Permukaan Air)

(Dasar Saluran)

(Dasar)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

evaluatif Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang dirancang

untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan

(Furchan 2004447) data dianalisis dan dievaluasi untuk memberikan solusi ndash

solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan drainase DAS Kali Boro

32 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ialah sepanjang aliran sungai DAS Kali Boro yang melewati 5

Kelurahan yakni Jebres Jagalan Purwodiningratan Pucang Sawit dan Kampung

Sewu

Gambar 31 Peta Situasi DAS Kali Boro

(Dinas PU Kota Surakarta 2008)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

Kali Boro memiliki 4 Saluran Pengumpul (collector drain) yaitu Saluran Jl

Gotong Royong Saluran Belakang PMI Saluran Stasiun Jebres dan Saluran

Jagalan DAS Kali Boro mempunyai luas 14383 Ha dengan panjang saluran

utama 147550 meter Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan seringnya terjadi

genangan air bila intensitas hujan cukup tinggi

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro

Beberapa foto yang menggambarkan kondisi riil Kali Boro seperti berikut

34 Langkah Penelitian

341 Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan didalam penelitian ini antara lain

1 Data-data Primer berupa Data Geometri Kali Boro (Profil Sungai) yang

diperoleh dari Pengukuran di lapangan

2 Data-data Sekunder berupa Data Curah Hujan yang diperoleh dari Balai

Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air Propinsi Jawa Tengah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

Gambar 32 Potongan Melintang Saluran pada Sta 0+30000 m

Gambar 33 Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

3 Data-data sekunder lainnya diperoleh melalui Studi Pustaka dan

mengumpulkan data atau informasi data sekunder dari berbagai sumber dan

instansi terkait misalnya seperti peta topografi baik secara peta cetak maupun

peta digital peta batas administrasi atau peta wilayah

342 Analisis Data

3421 Analisis Hidrologi

Analisa hidrologi meliputi

1 Analisa Data Curah Hujan yaitu Tahun 1990 ndash 2011 untuk Menghitung Hujan

Rancangan (R24) Intensitas Hujan (I)

2 Dengan memilih Intensitas Hujan (I) dihitung Debit Rencana dengan Metode

Rasional

3 Menghitung Debit Rancangan Maksimum (Qmaks) Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun dengan Metode Rasional

3422 Analisis Hidrolika

Analisis hidrolika saluran dilakukan dengan software HEC-RAS versi 41

( Hydrologic Engineering Center - River Analysis System) dari US Army Corps of

Engineering berdasarkan data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir

rencana yang diperoleh pada metode analisis debit banjir Output analisis

hidrolika ini berupa elevasi muka air banjir untuk setiap debit rencana

Selanjutnya dilakukan evaluasi mengenai kapasitas maksimum saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian

Langkah ndash langkah penelitian ditunjukkan pada bagan alir di Gambar 32

Gambar 34 Bagan Alir Tahap Penelitian

Penyelesaian Masalah 2 sampai langkah ini akan diketahui kapasitas Kali Boro

Selesai

Penyelesaian Masalah 3 sampai langkah ini akan diketahui daya tampung Kali Boro jika pintu ditutup

Analisis Hidrolika Saluran (HEC-RAS versi 410)

Pembahasan dan Kesimpulan

Perhitungan Kapasitas Saluran

Evaluasi Daya Tampung saluran jika pintu air Pucang Sawit di hilir Kali Boro ditutup

Uji Kesesuain Distribusi (Uji Smirnov-Kolmogorov)

Mulai

- Data Curah Hujan - Fungsi Lahan - Geometri Sungai

Penyelesaian Masalah 1 sampai langkah ini akan diketahui debit kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun

Menghitung Hujan Wilayah (polygon Thiessen)

Menganalisa Distribusi Frekuensi Curah Hujan

Analisis Debit Banjir Rancangan (Metode Rasional)

- Distribusi Gumbel - Distribusi Log Pearson III - dll

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan

Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi berasal dari 4 stasiun hujan

yaitu Stasiun Hujan Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

Jumlah data hujan dalam penelitian ini yaitu data hujan 22 tahun dari Tahun 1990

ndash 2011 Data hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 41 berikut

Tabel 41 Data Hujan Tahunan

Tahun Hujan Tahunan (mmtahun) Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 177430 150000 185500 57600 1991 197735 133200 190100 1992 213165 133900 214800 238100 1993 241470 235700 1994 264141 160700 1995 257600 186700 176300 1996 224700 153300 206800 168400 1997 129200 140200 24500 1998 295350 152200 258400 1999 183450 152200 2000 152800 178800 2001 139850 172800 2002 101500 178800 83500 2003 135300 11300 130500 2004 252250 38800 87300 2005 208400 6900 89900 2006 223900 167600 2007 210800 370300 162300 2008 242550 153100 249400 139800 2009 204450 163200 102000 178950 2010 313600 302200 87700 305000 2011 224300 212700 60500 214300

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

Data rusak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

Kemudian dari Tabel 41 diatas dilakukan penggambaran letak posisi stasiun

hujan terhadap DAS Kali Boro untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah

hujan yang dicatat oleh tiap stasiun hujan terhadap DAS Kali Boro

42 Menghitung Hujan Wilayah

421 Poligon Thiessen

Untuk menentukan hujan wilayah digunakan Metode Poligon Thiessen

berdasarkan pengaruh dari 4 (empat) stasiun hujan terhadap luas DAS Kali Boro

yaitu Stasiun hujan Pabelan Stasiun hujan Grogol 67 B Stasiun hujan Mojolaban

128 D dan Stasiun hujan Ngemplak Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar

41 berikut

0 1 2 Km1 Km

Skala 1 25000

N

S

EW

GROGOL 67 B MOJOLABAN 128 D

NGEMPLAK 1

PABELAN

Ket Luas DAS Boro

Gambar 41 Poligon Thiessen dengan 4 (empat) stasiun hujan

Dari Poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dapat dihitung masing-

masing luas wilayah yang dipengaruhi oleh tiap-tiap stasiun hujan dengan

mengeplot pada software AutoCAD 2009 Hasilnya adalah

Ngemplak 1 = 01329 Km2

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 19: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

13

Jika pos penakar 1 menakar tinggi hujan d1 pos penakar 2 menakar d2 dan

pos penakar N menakar dN maka 粸 实故क़粸क़ 十故挠粸挠十故挠粸挠十 十故屁粸屁故क़十故挠嫩故ৰ十⋯故屁

=sum 霹腮聘腮霹屁平妮क़ helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (21)

Jika AiA = pi merupakan persentase luas pada pos I yang jumlahnya untuk

seluruh luas adalah 100 maka 粸 实sum 贵平粸平棺轨实1 (22)

Dengan

A = luas areal (kmsup2) d = tinggi curah hujan rata-rata areal d1 d2 d3 dn = tinggi curah hujan di pos 123N A1 A2 A3 AN = luas daerah pengaruh pos 123N

3 Metode Isohyet

Isohyet adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan ketebalan hujan

yang sama Pada metode isohyet dianggap bahwa hujan pada suatu daerah di

antara dua garis isohyet adalah merata dan sama dengan nilai rerata dari

kedua garis isohyet tersebut Metode isohyet membutuhkan data yang dapat

mendukung disusunnya Isohyet baik dalam hal jumlah stasiun dan kualitas

serta kuantitas data hujan Contoh gambar dapat dilihat pada Gambar 23

Gambar 23 Cara Garis Isohyet

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

14

Dari ketiga cara tersebut dipilih metode Thiessen karena cara pertama dipandang

terlampau kasar hasilnya Adapun cara yang ketiga tidak didukung oleh data yang

tersedia di lapangan

229 Karakteristik DAS

Suripin (2004) menyatakan karakteristik DAS yang berpengaruh besar pada

aliran permukaan meliputi 1) luas dan bentuk DAS 2) topografi dan 3) tata

guna lahan

1 Luas dan bentuk DAS

Laju dan volume permukaan aliran akan bertambah dengan bertambahnya luas

DAS Tetapi apabila aliran permukaan tidak dinyatakan sebagai jumlah total dari

DAS melainkan sebagai laju dan volume persatuan luas besarnya akan berkurang

dengan bertambah luasnya DAS Bentuk DAS mempunyai pengaruh pada pola

aliran dalam sungai Pengaruh bentuk DAS terhadap aliran permukaan dapat

ditunjukkan dengan memperhatikan hidrograf-hidrograf yang terjadi pada dua

buah DAS yang bentukanya berbeda namun mempunyai luas yang sama dan

intensitas hujan yang sama Bentuk DAS memanjang dan sempit cenderung

menghasilkan laju aliran permukaan yang lebih kecil dibandingkan dengan DAS

yang berbentuk melebar atau melingkar

2 Topografi

Tampakan rupa muka bumi atau topografi seperti kemiringan lahan keadaan dan

kerapatan saluran dan bentuk cekungan mempunyai pengaruh pada laju dan

volume aliran permukaan DAS dengan kemiringan curam disertai saluran yang

rapat akan menghasilkan laju dan volume aliran permukaan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan DAS yang landai dengan saluran dan adanya cekungan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

15

3 Tata guna lahan

Pengaruh tata guna lahn pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien aliran

permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara besarnya

aliran permukaan dan besarnya curah hujan

2210 Hujan Rerata Kawasan

Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air

dan rancangan pengendalian adalah curah hujan rerata diseluruh daerah yang

bersangkutan bukan curah hujan pada suatu titik tertentu (Suyono Sosrodarsono

1976)

Dalam penelitian ini hujan wilayah diperhitungkan dengan cara Poligon Thiessen

yang dapat dihitung dengan persamaan berikut 官呻实 क़霹嫂sum 故平官平屁平妮क़ (23)

dengan 官呻 = hujan wilayah (mm) 官平 = hujan masing-masing stasiun pencatat hujan (mm) 故扑 = luas DAS (km2) 故平 = luas masing-masing poligon N = jumlah stasiun pencatat hujan

2211 Analisis Frekuensi

Analisis frekuensi bertujuan untuk mencari hubungan antara besarnya kejadian

ekstrim terhadap frekuensi kejadian dengan menggunakan distribusi probabilitas

kontinyu Ada beberapa bentuk fungsi distribusi kontinyu (teoritis) yang sering

digunakan dalam analisis frekuensi untuk hidrologi yaitu distribusi Normal Log

Normal Gumbel Pearson dan log Pearson Sebelum menganalisis data hujan

dengan salah satu distribusi di atas perlu pendekatan dengan parameter-parameter

statistik untuk menentukan distribusi yang tepat digunakan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

16

Parameter-parameter tersebut meliputi

a) Rata-rata ( X伸 ) = क़坡sum X平坡平能क़ (24)

b) Simpangan baku (S) = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (25)

c) Koefisien variasi (Cv) = 聂涅伸 (26)

d) Koefisien skewness (Cs) = 坡sum 纵涅氢能涅伸邹遣晴腮呛前纵 能क़邹纵 能挠邹聂遣 (27)

e) Koefisien ketajaman (Ck) = 綐 sum纵涅氢能涅伸邹浅纵 能क़邹纵 能挠邹纵 能ৰ邹聂浅 (28)

dengan

n = banyaknya data atau jumlah kejadian Xi = hujan maksimum harian rata-rata (mm)

a Distribusi Normal

Persamaan yang dipakai dalam distribusi normal adalah

p = क़飘 (29)

w = 族ln足क़怒綐卒祖क़ 挠世 纵0 屎贵 屎05邹 (210)

KT = z = w 石 2515517十0802853国十0010328国21十1432788国十0189269国2十0001308国3 (211)

dengan

T = kala ulang p = probabilitas KT = factor frekuensi

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

Sifat-sifat distribusi normal adalah nilai koefisien kemelencengan (skewness)

sama dengan nol (Cs史0) dan nilaikoefisien kurtosis mendekati tiga (Ck史3) Selain

itu terdapat sifat-sifat distrubusi frekuensi kumulatif berikut ini 官纵果石滚邹 = 1587 (212) 官纵果邹 = 50 (213) 官纵果十滚邹 = 8414 (214)

b Distribusi Log Normal

Distribusi log normal digunakan apabila nilai-nilai dari variable random tidak

mengikuti distribusi normal tetapi nilai logaritmanya memenuhi distribusi

normal Sifat-sifat distribusi log normal adalah sebagai berikut

Koefisien kemelencengan Cs = 固剖ৰ + 3Cv (215)

Koefisien kurtosis Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3 (216)

Persamaan yang dipakai dalam Log Normal adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (217)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (218)

z = 仆能仆呻骗色 (219)

y = z Sy + 裹呻 (220)

yT = 裹呻 + KT Sy (221)

p = arc ln y (222)

dengan

y = ln p

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

裹呻 = nilai rerata dari y Sy = standar deviasi z = probabilitas

c Distribusi Gumbel

Persamaan yang dipakai dalam distribusi gumbel adalah

果 = क़坡sum X平坡平能क़ (223)

Sx = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (224)

p = 果石票 票 汝汝呛前嫩仆叁骗叁 管铺 (225)

dengan

KT = faktor frekuensi T = kala ulang

Distribusi gumbel mempunyai sifat

Koefisien kemelencengan Cs = 114

Koefisien kurtosis Ck = 54

d Distribusi Log Pearson III

Distribusi log Pearson III digunakan apabila parameter statistic tidak sesuai

dengan model distribusi yang lain Persamaan yang dipakai adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (226)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (227)

yT = 裹呻 + KT Sy (228)

p = arc log yT (229)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

dengan

YT = nilai logaritmik dari x dengan periode ulang T 裹呻 = nilai rerata dari Sy = standar deviasi dari y KT = faktor frekuensi yang merupakan fungsi dari probabilitas (atau periode

ulang) dan koefisien kemencengan (Csy) yang diberikan pada Lampiran A-3

Untuk memilih distribusi yang sesuai dengan data yang ada perlu dilakukan uji

statistik Pengujian kesesuaian distribusi yang sering dilakukan yaitu uji Smirnov-

Kolmogorov

a Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan data dengan garis teoritis pada

kertas probabilitas Nilai ∆ kritis (∆cr Smirnov Kolmogorov Test) tergantung dari

jumlah data (n) dan derajat kegagalan (α) Nilai ∆ kritis untuk Uji Smirnov

Kolmogorov dapat dilihat pada Lampiran A-2

2212 Hujan rencana

Setelah ditentukan pola distribusi yang sesuai dengan data yang ada dan dipilih

jenis distribusi probabilitas hujan yang cocok sesuai dengan hasil uji statistik

maka hujan rencana dapat dihitung menggunakan persamaan

YT = 裹呻 + KT Sy (230)

dengan

YT = hujan rencana 裹呻 = rerata Sy = standar deviasi KT = koefisien factor frekuensi sesuai agihan terpilih

2213 Intensitas Hujan

Dalam perhitungan Qmaks dengan menggunakan metode rasional diperlukan data

intensitas hujan yaitu tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu Sifat

umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya cenderung

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

makin besar dan makin tinggi periode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya

(Suripin 2004)

Maka intensitas hujan dapat dihitung dengan rumus modified Mononobe yaitu

I = 片綐浅挠恼足挠恼迫卒綐遣 (231)

Dengan

I = intensitas hujan (mmjam) t = lamanya curah hujan (jam) R24 = curah hujan maksimum harian (selama 24 jam) (mm)

Sobriyah (2003) dalam desertasinya menyatakan bahwa hujan efektif pada DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan persentase hujan

sebagaimana dalam Tabel 22 berikut

Tabel 22 Persentase Hujan Jam-jaman pada DAS Bengawan Solo

No Hujan Jam-jaman Persentase

1 Hujan ke-1 3870

2 Hujan ke-2 3230

3 Hujan ke-3 1870

4 Hujan ke-4 1030

(Sumber Sobriyah 2003)

2214 Waktu Konsentrasi

Kirpich (1940) dalam Suripin (2004) mengembangkan rumus dalam

memperkirakan waktu konsentrasi dimana dalam hal ini durasi hujan

diasumsikan sama dengan waktu konsentrasi Rumus waktu konsentrasi tersebut

dapat ditulis sebagai berikut

tc = 足=Ǵ呢铺痞綐क़===铺骗卒=ৰǴĖ (232)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

dengan

tc = waktu konsentrasi (jam) L = panjang saluran utama dari hulu sampai penguras (km) S = kemiringan rata-rata saluran

2215 Metode Rasional

Metode ini adalah untuk menentukan laju aliran permukaan puncak Metode ini

sangat simpel dan mudah penggunaannya namun penggunaannya terbatas untuk

DAS-DAS dengan ukuran kecil yaitu kurang dari 300 ha (Goldman etal 1986

dalam Suripin 2004) sedangkan menurut standar PU digunakan dengan DAS

yang berukuran lt 5000 ha (Lily Montarcih 2010) Persamaan Metode Rasional

dapat ditulis dalam bentuk

Qp = 02778 C I A (233)

dengan

Q = laju aliran permukaan (debit) puncak (m3detik) I = intensitas hujan (mmjam) A = luas DAS (km2) C = koefisien aliran permukaan (0 le C le 1)

Dengan nilai koefisien C disajikan dalam Tabel 23 berikut

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Business Perkotaan 070 ndash 095 Pinggiran 050 ndash 070

Perumahan Rumah tunggal 030 ndash 050 Multiunit terpisah 040 ndash 060 Multiunit tergabung 060 ndash 075 Pekampungan 025 ndash 040 Apartemen 050 ndash 070

Industri Ringan 050 ndash 080 Berat 060 ndash 090

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional (Lanjutan)

(Sumber McGuen 1989 dalam Suripin 2004)

Tabel 23 menggambarkan nilai C untuk penggunaan lahan yang seragam di

mana kondisi ini sangat jarang dijumpai untuk lahan yang relative luas Jika DAS

terdiri dari berbagai macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan

yang berbeda maka C yang dipakai adalah koefisien DAS yang dapat dihitung

dengan persamaan berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前 (234)

dengan

Ai = luas lahan dengan jenis penutup tanah i Ci = Koefisien aliran permukaan jenis penutup tanah i n = jumlah jenis penutup lahan

Metode Rasional pada awalnya hanya menghitung debit puncak tanpa

memberikan informasi debit aliran dari waktu ke waktu Pada perkembangannya

debit puncak yang terjadi pada waktu ke waktu dapat digambarkan dalam grafik

hidrograf rasional (Ponce 1989 dan Wanielista 1990 dalam Sobriyah 2012)

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Perkerasan Aspal dan beton 070 ndash 095 Batu-bata paving 050 ndash 070

Atap 075 ndash 095 Halaman tanah berpasir

Datar 2 005 ndash 010 Rata-rata 2-7 010 ndash 015 Curam 7 025 ndash 035

Halaman kereta api 010 ndash 035 Taman tempat bermain 020 ndash 035 Taman pekuburan 010 ndash 025 Hutan

Datar 0-5 010 ndash 040 Bergelombang 5-10 025 ndash 050 Berbukit 10-30 030 ndash 060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

Dibawah ini terdapat 3 Jenis Hidrograf Rasional berdasarkan hubungan antara

Waktu Konsentrasi (tc) dengan Durasi Hujan (dh) seperti berikut

a Hidrograf rasional dengan tc = dh

Debit puncak (Qp) yang terjadi berada pada puncak hidrograf segitiga

sebagaimana dinyatakan oleh Williams Pogan dan Mitchi (Wanielista 1990

dalam Sobriyah 2012) Hidrograf segitiga ini terjadi apabila waktu konsentrasi

(tc) = durasi hujan (dh) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 24

Gambar 24 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc = dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 24 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp1 tc (235)

V1 = V2 dan tc = dh sehingga persamaan debit puncak (Qp) dapat dituliskan

Qp1 = 02778 C I A (236)

b Hidrograf rasional dengan tc lt dh

Untuk tc lt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium (Singh dan Cruise

dalam Wanielista 1990) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 25

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

Gambar 25 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 25 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp2 dh (237)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp2 = 02778 C I A (238)

Qp2 = Qp1

c Hidrograf rasional dengan tc gt dh

Jika tc gt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium tetapi debit puncaknya

tidak sama dengan debit puncak pada kondisi yang lain (Sobriyah dan

Purwanti1998 dalam Sobriyah 2012) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat

pada Gambar 26

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

Gambar 26 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc gt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 26 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp3 tc (239)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp3 = 02778 (dh tc) C I A (240)

Qp3 lt Qp1

2216 Model Hidraulik Sungai

Analisa hidrolika air banjir di sungai dengan berbagai kala ulang dari debit banjir

rencana Analisa hidrolika akan menghitung seberapa jauh kemampuan saluran

drainase secara struktural terhadap tinggi muka air banjir dan luapan banjir yang

terjadi Perhitungan analisa hidrolika sungai dalam penulisan ini menggunakan

software Hydrologic Engineering Centre-River Analysis System (HEC-RAS) versi

410 yang dikembangkan oleh Hydrologic Engineering Center milik US Army

Corps of Engineers

HEC-RAS adalah system perangkat lunak terpadu dirancang untuk penggunaan

interaktif dalam lingkungan multi-tugas Sistem terdiri dari Graphic User

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

Interface (GUI) komponen terpisah analisa hidrolik penyimpanan data dan

kapabilitas manajemen fasilitas pelaporan dan grafis

Sistem HEC-RAS mempunyai 3 komponen analisa hidrolika satu dimensi untuk

1 Perhitungan profil permukaan air steady flow

2 Simulasi steady flow dan unsteady flow

3 Perhitungan transport sedimen batas yang movable

2217 Komponen Aliran dan Persamaan dalam HEC-RAS

Komponen-komponen aliran dalam HEC-RAS adalah sebagai berikut

1 Aliran Seragam (Steady flow)

Komponen pada model ini digunakan untuk menghitung profil muka air pada

kondisi aliran Seragam (steady) Sistem ini dapat digunakan pada sebuah saluran

jaringan atau sebuah jaringan besar termasuk saluran dan saluran kecil lainnya

Komponen pada steady flow dapat dimodelkan pada kondisi aliran subkritis

superkritis dan system gabungan profil muka air

Dasar perhitungan komputer didasarkan pada solusi satu dimensi energi Energi

yang hilang disebabkan oleh gesekan (persamaan Manning) dan penyempitan dan

pelebaran (koefisien tambahan dari perubahan dalam tinggi kecepatan)

Persamaan Momentum bermanfaat dalam situasi dimana profil muka air

mengalami perubahan tiba-tiba Situasi ini termasuk dengan system perhitungan

aliran gabungan (contoh lompatan air) atau aliran pada jembatan dan perubahan

muka air pada pertemuan saluran (arus di persimpangan)

2 Aliran tidak Seragam (Unsteady flow)

Komponen untuk aliran tidak langgeng dikembangkan untuk perhitungan aliran

subkritis Perhitungan hidrolik untuk cross-section jembatan gorong-gorong dan

struktur hidrolik lainnya yang dikembangkan untuk komponen aliran langgeng

digabung dengan perhitungan aliran tidak langgeng Komponen untuk aliran tidak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

langgeng digunakan untuk model tampungan dan hubungan hidrolik dengan

tampungan

3 Profil muka air pada aliran steady

HECndashRAS dapat melakukan perhitungan profil muka air satu dimensi untuk

aliran steady berubah lambat laun pada saluran alami dan buatan Subkritis

superkritis dan sistem gabungan aliran profil muka air dapat dianalisa

2218 Persamaan Dasar Dalam HEC-RAS

Profil muka air dihitung dari satu potongan melintang ke potongan selanjutnya

dengan menyelesaikan persamaan Energi dengan prosedur iterasi disebut metode

langkah standar (standard step) seperti pada persamaan 241

Persamaan energi ditulis sebagai berikut

ehgV

ZYgV

ZY +++=++22

211

11

222

22

aa (241)

Dengan

Y1 Y2 = kedalaman air di potongan melintang Z1 Z2 = elevasi invert saluran utama V1 V2 = kecepatan rata-rata (debit totalluas aliran total) α1 α2 = koefisien pemberat kecepatan g = kecepatan gravitasi he = kehilangan tinggi energi

Dari persamaaan diatas dapat dilihat dalam bentuk gambar seperti Gambar

Persamaan Energi pada Gambar 27 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

Gambar 27 Garis Persamaan Energi

(Sumber HEC-RAS River Analysis System 2005)

Kehilangan tinggi energi (he) antara dua potongan melintang terdiri dari

kehilangan gesekan dan kehilangan kontraksi atau ekspansi

Persamaan untuk kehilangan tinggi energi bisa dilihat dari persamaan (242)

gV

gV

CSLh fe 22

211

222 aa-+= (242)

Dengan

L = panjang ruas pemberat debit Sf = mewakili kemiringan friksi antara dua bagian C = koefisien kehilangan ekspansi atau kontraksi

Jarak panjang ruas pemberat L dihitung sebagai

robchlob

robrobchchloblob

QQQQLQLQL

L++

++= helliphelliphellip (243)

Dengan

Llob Lch Lrob = panjang ruang potongan melintang ditentukan untuk aliran di tebing kiri saluran utama dan tebing kanan Qlob Qch Qrob = rata-rata aritmetika aliran antara bidang-bidang untuk tebing

kiri saluran utama dan tebing kanan

(Garis Energi)

(Permukaan Air)

(Dasar Saluran)

(Dasar)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

evaluatif Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang dirancang

untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan

(Furchan 2004447) data dianalisis dan dievaluasi untuk memberikan solusi ndash

solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan drainase DAS Kali Boro

32 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ialah sepanjang aliran sungai DAS Kali Boro yang melewati 5

Kelurahan yakni Jebres Jagalan Purwodiningratan Pucang Sawit dan Kampung

Sewu

Gambar 31 Peta Situasi DAS Kali Boro

(Dinas PU Kota Surakarta 2008)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

Kali Boro memiliki 4 Saluran Pengumpul (collector drain) yaitu Saluran Jl

Gotong Royong Saluran Belakang PMI Saluran Stasiun Jebres dan Saluran

Jagalan DAS Kali Boro mempunyai luas 14383 Ha dengan panjang saluran

utama 147550 meter Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan seringnya terjadi

genangan air bila intensitas hujan cukup tinggi

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro

Beberapa foto yang menggambarkan kondisi riil Kali Boro seperti berikut

34 Langkah Penelitian

341 Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan didalam penelitian ini antara lain

1 Data-data Primer berupa Data Geometri Kali Boro (Profil Sungai) yang

diperoleh dari Pengukuran di lapangan

2 Data-data Sekunder berupa Data Curah Hujan yang diperoleh dari Balai

Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air Propinsi Jawa Tengah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

Gambar 32 Potongan Melintang Saluran pada Sta 0+30000 m

Gambar 33 Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

3 Data-data sekunder lainnya diperoleh melalui Studi Pustaka dan

mengumpulkan data atau informasi data sekunder dari berbagai sumber dan

instansi terkait misalnya seperti peta topografi baik secara peta cetak maupun

peta digital peta batas administrasi atau peta wilayah

342 Analisis Data

3421 Analisis Hidrologi

Analisa hidrologi meliputi

1 Analisa Data Curah Hujan yaitu Tahun 1990 ndash 2011 untuk Menghitung Hujan

Rancangan (R24) Intensitas Hujan (I)

2 Dengan memilih Intensitas Hujan (I) dihitung Debit Rencana dengan Metode

Rasional

3 Menghitung Debit Rancangan Maksimum (Qmaks) Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun dengan Metode Rasional

3422 Analisis Hidrolika

Analisis hidrolika saluran dilakukan dengan software HEC-RAS versi 41

( Hydrologic Engineering Center - River Analysis System) dari US Army Corps of

Engineering berdasarkan data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir

rencana yang diperoleh pada metode analisis debit banjir Output analisis

hidrolika ini berupa elevasi muka air banjir untuk setiap debit rencana

Selanjutnya dilakukan evaluasi mengenai kapasitas maksimum saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian

Langkah ndash langkah penelitian ditunjukkan pada bagan alir di Gambar 32

Gambar 34 Bagan Alir Tahap Penelitian

Penyelesaian Masalah 2 sampai langkah ini akan diketahui kapasitas Kali Boro

Selesai

Penyelesaian Masalah 3 sampai langkah ini akan diketahui daya tampung Kali Boro jika pintu ditutup

Analisis Hidrolika Saluran (HEC-RAS versi 410)

Pembahasan dan Kesimpulan

Perhitungan Kapasitas Saluran

Evaluasi Daya Tampung saluran jika pintu air Pucang Sawit di hilir Kali Boro ditutup

Uji Kesesuain Distribusi (Uji Smirnov-Kolmogorov)

Mulai

- Data Curah Hujan - Fungsi Lahan - Geometri Sungai

Penyelesaian Masalah 1 sampai langkah ini akan diketahui debit kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun

Menghitung Hujan Wilayah (polygon Thiessen)

Menganalisa Distribusi Frekuensi Curah Hujan

Analisis Debit Banjir Rancangan (Metode Rasional)

- Distribusi Gumbel - Distribusi Log Pearson III - dll

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan

Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi berasal dari 4 stasiun hujan

yaitu Stasiun Hujan Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

Jumlah data hujan dalam penelitian ini yaitu data hujan 22 tahun dari Tahun 1990

ndash 2011 Data hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 41 berikut

Tabel 41 Data Hujan Tahunan

Tahun Hujan Tahunan (mmtahun) Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 177430 150000 185500 57600 1991 197735 133200 190100 1992 213165 133900 214800 238100 1993 241470 235700 1994 264141 160700 1995 257600 186700 176300 1996 224700 153300 206800 168400 1997 129200 140200 24500 1998 295350 152200 258400 1999 183450 152200 2000 152800 178800 2001 139850 172800 2002 101500 178800 83500 2003 135300 11300 130500 2004 252250 38800 87300 2005 208400 6900 89900 2006 223900 167600 2007 210800 370300 162300 2008 242550 153100 249400 139800 2009 204450 163200 102000 178950 2010 313600 302200 87700 305000 2011 224300 212700 60500 214300

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

Data rusak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

Kemudian dari Tabel 41 diatas dilakukan penggambaran letak posisi stasiun

hujan terhadap DAS Kali Boro untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah

hujan yang dicatat oleh tiap stasiun hujan terhadap DAS Kali Boro

42 Menghitung Hujan Wilayah

421 Poligon Thiessen

Untuk menentukan hujan wilayah digunakan Metode Poligon Thiessen

berdasarkan pengaruh dari 4 (empat) stasiun hujan terhadap luas DAS Kali Boro

yaitu Stasiun hujan Pabelan Stasiun hujan Grogol 67 B Stasiun hujan Mojolaban

128 D dan Stasiun hujan Ngemplak Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar

41 berikut

0 1 2 Km1 Km

Skala 1 25000

N

S

EW

GROGOL 67 B MOJOLABAN 128 D

NGEMPLAK 1

PABELAN

Ket Luas DAS Boro

Gambar 41 Poligon Thiessen dengan 4 (empat) stasiun hujan

Dari Poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dapat dihitung masing-

masing luas wilayah yang dipengaruhi oleh tiap-tiap stasiun hujan dengan

mengeplot pada software AutoCAD 2009 Hasilnya adalah

Ngemplak 1 = 01329 Km2

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 20: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

14

Dari ketiga cara tersebut dipilih metode Thiessen karena cara pertama dipandang

terlampau kasar hasilnya Adapun cara yang ketiga tidak didukung oleh data yang

tersedia di lapangan

229 Karakteristik DAS

Suripin (2004) menyatakan karakteristik DAS yang berpengaruh besar pada

aliran permukaan meliputi 1) luas dan bentuk DAS 2) topografi dan 3) tata

guna lahan

1 Luas dan bentuk DAS

Laju dan volume permukaan aliran akan bertambah dengan bertambahnya luas

DAS Tetapi apabila aliran permukaan tidak dinyatakan sebagai jumlah total dari

DAS melainkan sebagai laju dan volume persatuan luas besarnya akan berkurang

dengan bertambah luasnya DAS Bentuk DAS mempunyai pengaruh pada pola

aliran dalam sungai Pengaruh bentuk DAS terhadap aliran permukaan dapat

ditunjukkan dengan memperhatikan hidrograf-hidrograf yang terjadi pada dua

buah DAS yang bentukanya berbeda namun mempunyai luas yang sama dan

intensitas hujan yang sama Bentuk DAS memanjang dan sempit cenderung

menghasilkan laju aliran permukaan yang lebih kecil dibandingkan dengan DAS

yang berbentuk melebar atau melingkar

2 Topografi

Tampakan rupa muka bumi atau topografi seperti kemiringan lahan keadaan dan

kerapatan saluran dan bentuk cekungan mempunyai pengaruh pada laju dan

volume aliran permukaan DAS dengan kemiringan curam disertai saluran yang

rapat akan menghasilkan laju dan volume aliran permukaan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan DAS yang landai dengan saluran dan adanya cekungan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

15

3 Tata guna lahan

Pengaruh tata guna lahn pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien aliran

permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara besarnya

aliran permukaan dan besarnya curah hujan

2210 Hujan Rerata Kawasan

Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air

dan rancangan pengendalian adalah curah hujan rerata diseluruh daerah yang

bersangkutan bukan curah hujan pada suatu titik tertentu (Suyono Sosrodarsono

1976)

Dalam penelitian ini hujan wilayah diperhitungkan dengan cara Poligon Thiessen

yang dapat dihitung dengan persamaan berikut 官呻实 क़霹嫂sum 故平官平屁平妮क़ (23)

dengan 官呻 = hujan wilayah (mm) 官平 = hujan masing-masing stasiun pencatat hujan (mm) 故扑 = luas DAS (km2) 故平 = luas masing-masing poligon N = jumlah stasiun pencatat hujan

2211 Analisis Frekuensi

Analisis frekuensi bertujuan untuk mencari hubungan antara besarnya kejadian

ekstrim terhadap frekuensi kejadian dengan menggunakan distribusi probabilitas

kontinyu Ada beberapa bentuk fungsi distribusi kontinyu (teoritis) yang sering

digunakan dalam analisis frekuensi untuk hidrologi yaitu distribusi Normal Log

Normal Gumbel Pearson dan log Pearson Sebelum menganalisis data hujan

dengan salah satu distribusi di atas perlu pendekatan dengan parameter-parameter

statistik untuk menentukan distribusi yang tepat digunakan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

16

Parameter-parameter tersebut meliputi

a) Rata-rata ( X伸 ) = क़坡sum X平坡平能क़ (24)

b) Simpangan baku (S) = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (25)

c) Koefisien variasi (Cv) = 聂涅伸 (26)

d) Koefisien skewness (Cs) = 坡sum 纵涅氢能涅伸邹遣晴腮呛前纵 能क़邹纵 能挠邹聂遣 (27)

e) Koefisien ketajaman (Ck) = 綐 sum纵涅氢能涅伸邹浅纵 能क़邹纵 能挠邹纵 能ৰ邹聂浅 (28)

dengan

n = banyaknya data atau jumlah kejadian Xi = hujan maksimum harian rata-rata (mm)

a Distribusi Normal

Persamaan yang dipakai dalam distribusi normal adalah

p = क़飘 (29)

w = 族ln足क़怒綐卒祖क़ 挠世 纵0 屎贵 屎05邹 (210)

KT = z = w 石 2515517十0802853国十0010328国21十1432788国十0189269国2十0001308国3 (211)

dengan

T = kala ulang p = probabilitas KT = factor frekuensi

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

Sifat-sifat distribusi normal adalah nilai koefisien kemelencengan (skewness)

sama dengan nol (Cs史0) dan nilaikoefisien kurtosis mendekati tiga (Ck史3) Selain

itu terdapat sifat-sifat distrubusi frekuensi kumulatif berikut ini 官纵果石滚邹 = 1587 (212) 官纵果邹 = 50 (213) 官纵果十滚邹 = 8414 (214)

b Distribusi Log Normal

Distribusi log normal digunakan apabila nilai-nilai dari variable random tidak

mengikuti distribusi normal tetapi nilai logaritmanya memenuhi distribusi

normal Sifat-sifat distribusi log normal adalah sebagai berikut

Koefisien kemelencengan Cs = 固剖ৰ + 3Cv (215)

Koefisien kurtosis Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3 (216)

Persamaan yang dipakai dalam Log Normal adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (217)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (218)

z = 仆能仆呻骗色 (219)

y = z Sy + 裹呻 (220)

yT = 裹呻 + KT Sy (221)

p = arc ln y (222)

dengan

y = ln p

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

裹呻 = nilai rerata dari y Sy = standar deviasi z = probabilitas

c Distribusi Gumbel

Persamaan yang dipakai dalam distribusi gumbel adalah

果 = क़坡sum X平坡平能क़ (223)

Sx = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (224)

p = 果石票 票 汝汝呛前嫩仆叁骗叁 管铺 (225)

dengan

KT = faktor frekuensi T = kala ulang

Distribusi gumbel mempunyai sifat

Koefisien kemelencengan Cs = 114

Koefisien kurtosis Ck = 54

d Distribusi Log Pearson III

Distribusi log Pearson III digunakan apabila parameter statistic tidak sesuai

dengan model distribusi yang lain Persamaan yang dipakai adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (226)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (227)

yT = 裹呻 + KT Sy (228)

p = arc log yT (229)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

dengan

YT = nilai logaritmik dari x dengan periode ulang T 裹呻 = nilai rerata dari Sy = standar deviasi dari y KT = faktor frekuensi yang merupakan fungsi dari probabilitas (atau periode

ulang) dan koefisien kemencengan (Csy) yang diberikan pada Lampiran A-3

Untuk memilih distribusi yang sesuai dengan data yang ada perlu dilakukan uji

statistik Pengujian kesesuaian distribusi yang sering dilakukan yaitu uji Smirnov-

Kolmogorov

a Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan data dengan garis teoritis pada

kertas probabilitas Nilai ∆ kritis (∆cr Smirnov Kolmogorov Test) tergantung dari

jumlah data (n) dan derajat kegagalan (α) Nilai ∆ kritis untuk Uji Smirnov

Kolmogorov dapat dilihat pada Lampiran A-2

2212 Hujan rencana

Setelah ditentukan pola distribusi yang sesuai dengan data yang ada dan dipilih

jenis distribusi probabilitas hujan yang cocok sesuai dengan hasil uji statistik

maka hujan rencana dapat dihitung menggunakan persamaan

YT = 裹呻 + KT Sy (230)

dengan

YT = hujan rencana 裹呻 = rerata Sy = standar deviasi KT = koefisien factor frekuensi sesuai agihan terpilih

2213 Intensitas Hujan

Dalam perhitungan Qmaks dengan menggunakan metode rasional diperlukan data

intensitas hujan yaitu tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu Sifat

umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya cenderung

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

makin besar dan makin tinggi periode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya

(Suripin 2004)

Maka intensitas hujan dapat dihitung dengan rumus modified Mononobe yaitu

I = 片綐浅挠恼足挠恼迫卒綐遣 (231)

Dengan

I = intensitas hujan (mmjam) t = lamanya curah hujan (jam) R24 = curah hujan maksimum harian (selama 24 jam) (mm)

Sobriyah (2003) dalam desertasinya menyatakan bahwa hujan efektif pada DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan persentase hujan

sebagaimana dalam Tabel 22 berikut

Tabel 22 Persentase Hujan Jam-jaman pada DAS Bengawan Solo

No Hujan Jam-jaman Persentase

1 Hujan ke-1 3870

2 Hujan ke-2 3230

3 Hujan ke-3 1870

4 Hujan ke-4 1030

(Sumber Sobriyah 2003)

2214 Waktu Konsentrasi

Kirpich (1940) dalam Suripin (2004) mengembangkan rumus dalam

memperkirakan waktu konsentrasi dimana dalam hal ini durasi hujan

diasumsikan sama dengan waktu konsentrasi Rumus waktu konsentrasi tersebut

dapat ditulis sebagai berikut

tc = 足=Ǵ呢铺痞綐क़===铺骗卒=ৰǴĖ (232)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

dengan

tc = waktu konsentrasi (jam) L = panjang saluran utama dari hulu sampai penguras (km) S = kemiringan rata-rata saluran

2215 Metode Rasional

Metode ini adalah untuk menentukan laju aliran permukaan puncak Metode ini

sangat simpel dan mudah penggunaannya namun penggunaannya terbatas untuk

DAS-DAS dengan ukuran kecil yaitu kurang dari 300 ha (Goldman etal 1986

dalam Suripin 2004) sedangkan menurut standar PU digunakan dengan DAS

yang berukuran lt 5000 ha (Lily Montarcih 2010) Persamaan Metode Rasional

dapat ditulis dalam bentuk

Qp = 02778 C I A (233)

dengan

Q = laju aliran permukaan (debit) puncak (m3detik) I = intensitas hujan (mmjam) A = luas DAS (km2) C = koefisien aliran permukaan (0 le C le 1)

Dengan nilai koefisien C disajikan dalam Tabel 23 berikut

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Business Perkotaan 070 ndash 095 Pinggiran 050 ndash 070

Perumahan Rumah tunggal 030 ndash 050 Multiunit terpisah 040 ndash 060 Multiunit tergabung 060 ndash 075 Pekampungan 025 ndash 040 Apartemen 050 ndash 070

Industri Ringan 050 ndash 080 Berat 060 ndash 090

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional (Lanjutan)

(Sumber McGuen 1989 dalam Suripin 2004)

Tabel 23 menggambarkan nilai C untuk penggunaan lahan yang seragam di

mana kondisi ini sangat jarang dijumpai untuk lahan yang relative luas Jika DAS

terdiri dari berbagai macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan

yang berbeda maka C yang dipakai adalah koefisien DAS yang dapat dihitung

dengan persamaan berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前 (234)

dengan

Ai = luas lahan dengan jenis penutup tanah i Ci = Koefisien aliran permukaan jenis penutup tanah i n = jumlah jenis penutup lahan

Metode Rasional pada awalnya hanya menghitung debit puncak tanpa

memberikan informasi debit aliran dari waktu ke waktu Pada perkembangannya

debit puncak yang terjadi pada waktu ke waktu dapat digambarkan dalam grafik

hidrograf rasional (Ponce 1989 dan Wanielista 1990 dalam Sobriyah 2012)

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Perkerasan Aspal dan beton 070 ndash 095 Batu-bata paving 050 ndash 070

Atap 075 ndash 095 Halaman tanah berpasir

Datar 2 005 ndash 010 Rata-rata 2-7 010 ndash 015 Curam 7 025 ndash 035

Halaman kereta api 010 ndash 035 Taman tempat bermain 020 ndash 035 Taman pekuburan 010 ndash 025 Hutan

Datar 0-5 010 ndash 040 Bergelombang 5-10 025 ndash 050 Berbukit 10-30 030 ndash 060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

Dibawah ini terdapat 3 Jenis Hidrograf Rasional berdasarkan hubungan antara

Waktu Konsentrasi (tc) dengan Durasi Hujan (dh) seperti berikut

a Hidrograf rasional dengan tc = dh

Debit puncak (Qp) yang terjadi berada pada puncak hidrograf segitiga

sebagaimana dinyatakan oleh Williams Pogan dan Mitchi (Wanielista 1990

dalam Sobriyah 2012) Hidrograf segitiga ini terjadi apabila waktu konsentrasi

(tc) = durasi hujan (dh) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 24

Gambar 24 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc = dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 24 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp1 tc (235)

V1 = V2 dan tc = dh sehingga persamaan debit puncak (Qp) dapat dituliskan

Qp1 = 02778 C I A (236)

b Hidrograf rasional dengan tc lt dh

Untuk tc lt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium (Singh dan Cruise

dalam Wanielista 1990) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 25

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

Gambar 25 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 25 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp2 dh (237)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp2 = 02778 C I A (238)

Qp2 = Qp1

c Hidrograf rasional dengan tc gt dh

Jika tc gt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium tetapi debit puncaknya

tidak sama dengan debit puncak pada kondisi yang lain (Sobriyah dan

Purwanti1998 dalam Sobriyah 2012) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat

pada Gambar 26

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

Gambar 26 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc gt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 26 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp3 tc (239)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp3 = 02778 (dh tc) C I A (240)

Qp3 lt Qp1

2216 Model Hidraulik Sungai

Analisa hidrolika air banjir di sungai dengan berbagai kala ulang dari debit banjir

rencana Analisa hidrolika akan menghitung seberapa jauh kemampuan saluran

drainase secara struktural terhadap tinggi muka air banjir dan luapan banjir yang

terjadi Perhitungan analisa hidrolika sungai dalam penulisan ini menggunakan

software Hydrologic Engineering Centre-River Analysis System (HEC-RAS) versi

410 yang dikembangkan oleh Hydrologic Engineering Center milik US Army

Corps of Engineers

HEC-RAS adalah system perangkat lunak terpadu dirancang untuk penggunaan

interaktif dalam lingkungan multi-tugas Sistem terdiri dari Graphic User

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

Interface (GUI) komponen terpisah analisa hidrolik penyimpanan data dan

kapabilitas manajemen fasilitas pelaporan dan grafis

Sistem HEC-RAS mempunyai 3 komponen analisa hidrolika satu dimensi untuk

1 Perhitungan profil permukaan air steady flow

2 Simulasi steady flow dan unsteady flow

3 Perhitungan transport sedimen batas yang movable

2217 Komponen Aliran dan Persamaan dalam HEC-RAS

Komponen-komponen aliran dalam HEC-RAS adalah sebagai berikut

1 Aliran Seragam (Steady flow)

Komponen pada model ini digunakan untuk menghitung profil muka air pada

kondisi aliran Seragam (steady) Sistem ini dapat digunakan pada sebuah saluran

jaringan atau sebuah jaringan besar termasuk saluran dan saluran kecil lainnya

Komponen pada steady flow dapat dimodelkan pada kondisi aliran subkritis

superkritis dan system gabungan profil muka air

Dasar perhitungan komputer didasarkan pada solusi satu dimensi energi Energi

yang hilang disebabkan oleh gesekan (persamaan Manning) dan penyempitan dan

pelebaran (koefisien tambahan dari perubahan dalam tinggi kecepatan)

Persamaan Momentum bermanfaat dalam situasi dimana profil muka air

mengalami perubahan tiba-tiba Situasi ini termasuk dengan system perhitungan

aliran gabungan (contoh lompatan air) atau aliran pada jembatan dan perubahan

muka air pada pertemuan saluran (arus di persimpangan)

2 Aliran tidak Seragam (Unsteady flow)

Komponen untuk aliran tidak langgeng dikembangkan untuk perhitungan aliran

subkritis Perhitungan hidrolik untuk cross-section jembatan gorong-gorong dan

struktur hidrolik lainnya yang dikembangkan untuk komponen aliran langgeng

digabung dengan perhitungan aliran tidak langgeng Komponen untuk aliran tidak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

langgeng digunakan untuk model tampungan dan hubungan hidrolik dengan

tampungan

3 Profil muka air pada aliran steady

HECndashRAS dapat melakukan perhitungan profil muka air satu dimensi untuk

aliran steady berubah lambat laun pada saluran alami dan buatan Subkritis

superkritis dan sistem gabungan aliran profil muka air dapat dianalisa

2218 Persamaan Dasar Dalam HEC-RAS

Profil muka air dihitung dari satu potongan melintang ke potongan selanjutnya

dengan menyelesaikan persamaan Energi dengan prosedur iterasi disebut metode

langkah standar (standard step) seperti pada persamaan 241

Persamaan energi ditulis sebagai berikut

ehgV

ZYgV

ZY +++=++22

211

11

222

22

aa (241)

Dengan

Y1 Y2 = kedalaman air di potongan melintang Z1 Z2 = elevasi invert saluran utama V1 V2 = kecepatan rata-rata (debit totalluas aliran total) α1 α2 = koefisien pemberat kecepatan g = kecepatan gravitasi he = kehilangan tinggi energi

Dari persamaaan diatas dapat dilihat dalam bentuk gambar seperti Gambar

Persamaan Energi pada Gambar 27 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

Gambar 27 Garis Persamaan Energi

(Sumber HEC-RAS River Analysis System 2005)

Kehilangan tinggi energi (he) antara dua potongan melintang terdiri dari

kehilangan gesekan dan kehilangan kontraksi atau ekspansi

Persamaan untuk kehilangan tinggi energi bisa dilihat dari persamaan (242)

gV

gV

CSLh fe 22

211

222 aa-+= (242)

Dengan

L = panjang ruas pemberat debit Sf = mewakili kemiringan friksi antara dua bagian C = koefisien kehilangan ekspansi atau kontraksi

Jarak panjang ruas pemberat L dihitung sebagai

robchlob

robrobchchloblob

QQQQLQLQL

L++

++= helliphelliphellip (243)

Dengan

Llob Lch Lrob = panjang ruang potongan melintang ditentukan untuk aliran di tebing kiri saluran utama dan tebing kanan Qlob Qch Qrob = rata-rata aritmetika aliran antara bidang-bidang untuk tebing

kiri saluran utama dan tebing kanan

(Garis Energi)

(Permukaan Air)

(Dasar Saluran)

(Dasar)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

evaluatif Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang dirancang

untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan

(Furchan 2004447) data dianalisis dan dievaluasi untuk memberikan solusi ndash

solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan drainase DAS Kali Boro

32 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ialah sepanjang aliran sungai DAS Kali Boro yang melewati 5

Kelurahan yakni Jebres Jagalan Purwodiningratan Pucang Sawit dan Kampung

Sewu

Gambar 31 Peta Situasi DAS Kali Boro

(Dinas PU Kota Surakarta 2008)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

Kali Boro memiliki 4 Saluran Pengumpul (collector drain) yaitu Saluran Jl

Gotong Royong Saluran Belakang PMI Saluran Stasiun Jebres dan Saluran

Jagalan DAS Kali Boro mempunyai luas 14383 Ha dengan panjang saluran

utama 147550 meter Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan seringnya terjadi

genangan air bila intensitas hujan cukup tinggi

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro

Beberapa foto yang menggambarkan kondisi riil Kali Boro seperti berikut

34 Langkah Penelitian

341 Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan didalam penelitian ini antara lain

1 Data-data Primer berupa Data Geometri Kali Boro (Profil Sungai) yang

diperoleh dari Pengukuran di lapangan

2 Data-data Sekunder berupa Data Curah Hujan yang diperoleh dari Balai

Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air Propinsi Jawa Tengah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

Gambar 32 Potongan Melintang Saluran pada Sta 0+30000 m

Gambar 33 Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

3 Data-data sekunder lainnya diperoleh melalui Studi Pustaka dan

mengumpulkan data atau informasi data sekunder dari berbagai sumber dan

instansi terkait misalnya seperti peta topografi baik secara peta cetak maupun

peta digital peta batas administrasi atau peta wilayah

342 Analisis Data

3421 Analisis Hidrologi

Analisa hidrologi meliputi

1 Analisa Data Curah Hujan yaitu Tahun 1990 ndash 2011 untuk Menghitung Hujan

Rancangan (R24) Intensitas Hujan (I)

2 Dengan memilih Intensitas Hujan (I) dihitung Debit Rencana dengan Metode

Rasional

3 Menghitung Debit Rancangan Maksimum (Qmaks) Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun dengan Metode Rasional

3422 Analisis Hidrolika

Analisis hidrolika saluran dilakukan dengan software HEC-RAS versi 41

( Hydrologic Engineering Center - River Analysis System) dari US Army Corps of

Engineering berdasarkan data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir

rencana yang diperoleh pada metode analisis debit banjir Output analisis

hidrolika ini berupa elevasi muka air banjir untuk setiap debit rencana

Selanjutnya dilakukan evaluasi mengenai kapasitas maksimum saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian

Langkah ndash langkah penelitian ditunjukkan pada bagan alir di Gambar 32

Gambar 34 Bagan Alir Tahap Penelitian

Penyelesaian Masalah 2 sampai langkah ini akan diketahui kapasitas Kali Boro

Selesai

Penyelesaian Masalah 3 sampai langkah ini akan diketahui daya tampung Kali Boro jika pintu ditutup

Analisis Hidrolika Saluran (HEC-RAS versi 410)

Pembahasan dan Kesimpulan

Perhitungan Kapasitas Saluran

Evaluasi Daya Tampung saluran jika pintu air Pucang Sawit di hilir Kali Boro ditutup

Uji Kesesuain Distribusi (Uji Smirnov-Kolmogorov)

Mulai

- Data Curah Hujan - Fungsi Lahan - Geometri Sungai

Penyelesaian Masalah 1 sampai langkah ini akan diketahui debit kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun

Menghitung Hujan Wilayah (polygon Thiessen)

Menganalisa Distribusi Frekuensi Curah Hujan

Analisis Debit Banjir Rancangan (Metode Rasional)

- Distribusi Gumbel - Distribusi Log Pearson III - dll

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan

Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi berasal dari 4 stasiun hujan

yaitu Stasiun Hujan Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

Jumlah data hujan dalam penelitian ini yaitu data hujan 22 tahun dari Tahun 1990

ndash 2011 Data hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 41 berikut

Tabel 41 Data Hujan Tahunan

Tahun Hujan Tahunan (mmtahun) Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 177430 150000 185500 57600 1991 197735 133200 190100 1992 213165 133900 214800 238100 1993 241470 235700 1994 264141 160700 1995 257600 186700 176300 1996 224700 153300 206800 168400 1997 129200 140200 24500 1998 295350 152200 258400 1999 183450 152200 2000 152800 178800 2001 139850 172800 2002 101500 178800 83500 2003 135300 11300 130500 2004 252250 38800 87300 2005 208400 6900 89900 2006 223900 167600 2007 210800 370300 162300 2008 242550 153100 249400 139800 2009 204450 163200 102000 178950 2010 313600 302200 87700 305000 2011 224300 212700 60500 214300

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

Data rusak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

Kemudian dari Tabel 41 diatas dilakukan penggambaran letak posisi stasiun

hujan terhadap DAS Kali Boro untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah

hujan yang dicatat oleh tiap stasiun hujan terhadap DAS Kali Boro

42 Menghitung Hujan Wilayah

421 Poligon Thiessen

Untuk menentukan hujan wilayah digunakan Metode Poligon Thiessen

berdasarkan pengaruh dari 4 (empat) stasiun hujan terhadap luas DAS Kali Boro

yaitu Stasiun hujan Pabelan Stasiun hujan Grogol 67 B Stasiun hujan Mojolaban

128 D dan Stasiun hujan Ngemplak Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar

41 berikut

0 1 2 Km1 Km

Skala 1 25000

N

S

EW

GROGOL 67 B MOJOLABAN 128 D

NGEMPLAK 1

PABELAN

Ket Luas DAS Boro

Gambar 41 Poligon Thiessen dengan 4 (empat) stasiun hujan

Dari Poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dapat dihitung masing-

masing luas wilayah yang dipengaruhi oleh tiap-tiap stasiun hujan dengan

mengeplot pada software AutoCAD 2009 Hasilnya adalah

Ngemplak 1 = 01329 Km2

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 21: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

15

3 Tata guna lahan

Pengaruh tata guna lahn pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien aliran

permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara besarnya

aliran permukaan dan besarnya curah hujan

2210 Hujan Rerata Kawasan

Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air

dan rancangan pengendalian adalah curah hujan rerata diseluruh daerah yang

bersangkutan bukan curah hujan pada suatu titik tertentu (Suyono Sosrodarsono

1976)

Dalam penelitian ini hujan wilayah diperhitungkan dengan cara Poligon Thiessen

yang dapat dihitung dengan persamaan berikut 官呻实 क़霹嫂sum 故平官平屁平妮क़ (23)

dengan 官呻 = hujan wilayah (mm) 官平 = hujan masing-masing stasiun pencatat hujan (mm) 故扑 = luas DAS (km2) 故平 = luas masing-masing poligon N = jumlah stasiun pencatat hujan

2211 Analisis Frekuensi

Analisis frekuensi bertujuan untuk mencari hubungan antara besarnya kejadian

ekstrim terhadap frekuensi kejadian dengan menggunakan distribusi probabilitas

kontinyu Ada beberapa bentuk fungsi distribusi kontinyu (teoritis) yang sering

digunakan dalam analisis frekuensi untuk hidrologi yaitu distribusi Normal Log

Normal Gumbel Pearson dan log Pearson Sebelum menganalisis data hujan

dengan salah satu distribusi di atas perlu pendekatan dengan parameter-parameter

statistik untuk menentukan distribusi yang tepat digunakan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

16

Parameter-parameter tersebut meliputi

a) Rata-rata ( X伸 ) = क़坡sum X平坡平能क़ (24)

b) Simpangan baku (S) = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (25)

c) Koefisien variasi (Cv) = 聂涅伸 (26)

d) Koefisien skewness (Cs) = 坡sum 纵涅氢能涅伸邹遣晴腮呛前纵 能क़邹纵 能挠邹聂遣 (27)

e) Koefisien ketajaman (Ck) = 綐 sum纵涅氢能涅伸邹浅纵 能क़邹纵 能挠邹纵 能ৰ邹聂浅 (28)

dengan

n = banyaknya data atau jumlah kejadian Xi = hujan maksimum harian rata-rata (mm)

a Distribusi Normal

Persamaan yang dipakai dalam distribusi normal adalah

p = क़飘 (29)

w = 族ln足क़怒綐卒祖क़ 挠世 纵0 屎贵 屎05邹 (210)

KT = z = w 石 2515517十0802853国十0010328国21十1432788国十0189269国2十0001308国3 (211)

dengan

T = kala ulang p = probabilitas KT = factor frekuensi

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

Sifat-sifat distribusi normal adalah nilai koefisien kemelencengan (skewness)

sama dengan nol (Cs史0) dan nilaikoefisien kurtosis mendekati tiga (Ck史3) Selain

itu terdapat sifat-sifat distrubusi frekuensi kumulatif berikut ini 官纵果石滚邹 = 1587 (212) 官纵果邹 = 50 (213) 官纵果十滚邹 = 8414 (214)

b Distribusi Log Normal

Distribusi log normal digunakan apabila nilai-nilai dari variable random tidak

mengikuti distribusi normal tetapi nilai logaritmanya memenuhi distribusi

normal Sifat-sifat distribusi log normal adalah sebagai berikut

Koefisien kemelencengan Cs = 固剖ৰ + 3Cv (215)

Koefisien kurtosis Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3 (216)

Persamaan yang dipakai dalam Log Normal adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (217)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (218)

z = 仆能仆呻骗色 (219)

y = z Sy + 裹呻 (220)

yT = 裹呻 + KT Sy (221)

p = arc ln y (222)

dengan

y = ln p

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

裹呻 = nilai rerata dari y Sy = standar deviasi z = probabilitas

c Distribusi Gumbel

Persamaan yang dipakai dalam distribusi gumbel adalah

果 = क़坡sum X平坡平能क़ (223)

Sx = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (224)

p = 果石票 票 汝汝呛前嫩仆叁骗叁 管铺 (225)

dengan

KT = faktor frekuensi T = kala ulang

Distribusi gumbel mempunyai sifat

Koefisien kemelencengan Cs = 114

Koefisien kurtosis Ck = 54

d Distribusi Log Pearson III

Distribusi log Pearson III digunakan apabila parameter statistic tidak sesuai

dengan model distribusi yang lain Persamaan yang dipakai adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (226)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (227)

yT = 裹呻 + KT Sy (228)

p = arc log yT (229)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

dengan

YT = nilai logaritmik dari x dengan periode ulang T 裹呻 = nilai rerata dari Sy = standar deviasi dari y KT = faktor frekuensi yang merupakan fungsi dari probabilitas (atau periode

ulang) dan koefisien kemencengan (Csy) yang diberikan pada Lampiran A-3

Untuk memilih distribusi yang sesuai dengan data yang ada perlu dilakukan uji

statistik Pengujian kesesuaian distribusi yang sering dilakukan yaitu uji Smirnov-

Kolmogorov

a Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan data dengan garis teoritis pada

kertas probabilitas Nilai ∆ kritis (∆cr Smirnov Kolmogorov Test) tergantung dari

jumlah data (n) dan derajat kegagalan (α) Nilai ∆ kritis untuk Uji Smirnov

Kolmogorov dapat dilihat pada Lampiran A-2

2212 Hujan rencana

Setelah ditentukan pola distribusi yang sesuai dengan data yang ada dan dipilih

jenis distribusi probabilitas hujan yang cocok sesuai dengan hasil uji statistik

maka hujan rencana dapat dihitung menggunakan persamaan

YT = 裹呻 + KT Sy (230)

dengan

YT = hujan rencana 裹呻 = rerata Sy = standar deviasi KT = koefisien factor frekuensi sesuai agihan terpilih

2213 Intensitas Hujan

Dalam perhitungan Qmaks dengan menggunakan metode rasional diperlukan data

intensitas hujan yaitu tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu Sifat

umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya cenderung

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

makin besar dan makin tinggi periode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya

(Suripin 2004)

Maka intensitas hujan dapat dihitung dengan rumus modified Mononobe yaitu

I = 片綐浅挠恼足挠恼迫卒綐遣 (231)

Dengan

I = intensitas hujan (mmjam) t = lamanya curah hujan (jam) R24 = curah hujan maksimum harian (selama 24 jam) (mm)

Sobriyah (2003) dalam desertasinya menyatakan bahwa hujan efektif pada DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan persentase hujan

sebagaimana dalam Tabel 22 berikut

Tabel 22 Persentase Hujan Jam-jaman pada DAS Bengawan Solo

No Hujan Jam-jaman Persentase

1 Hujan ke-1 3870

2 Hujan ke-2 3230

3 Hujan ke-3 1870

4 Hujan ke-4 1030

(Sumber Sobriyah 2003)

2214 Waktu Konsentrasi

Kirpich (1940) dalam Suripin (2004) mengembangkan rumus dalam

memperkirakan waktu konsentrasi dimana dalam hal ini durasi hujan

diasumsikan sama dengan waktu konsentrasi Rumus waktu konsentrasi tersebut

dapat ditulis sebagai berikut

tc = 足=Ǵ呢铺痞綐क़===铺骗卒=ৰǴĖ (232)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

dengan

tc = waktu konsentrasi (jam) L = panjang saluran utama dari hulu sampai penguras (km) S = kemiringan rata-rata saluran

2215 Metode Rasional

Metode ini adalah untuk menentukan laju aliran permukaan puncak Metode ini

sangat simpel dan mudah penggunaannya namun penggunaannya terbatas untuk

DAS-DAS dengan ukuran kecil yaitu kurang dari 300 ha (Goldman etal 1986

dalam Suripin 2004) sedangkan menurut standar PU digunakan dengan DAS

yang berukuran lt 5000 ha (Lily Montarcih 2010) Persamaan Metode Rasional

dapat ditulis dalam bentuk

Qp = 02778 C I A (233)

dengan

Q = laju aliran permukaan (debit) puncak (m3detik) I = intensitas hujan (mmjam) A = luas DAS (km2) C = koefisien aliran permukaan (0 le C le 1)

Dengan nilai koefisien C disajikan dalam Tabel 23 berikut

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Business Perkotaan 070 ndash 095 Pinggiran 050 ndash 070

Perumahan Rumah tunggal 030 ndash 050 Multiunit terpisah 040 ndash 060 Multiunit tergabung 060 ndash 075 Pekampungan 025 ndash 040 Apartemen 050 ndash 070

Industri Ringan 050 ndash 080 Berat 060 ndash 090

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional (Lanjutan)

(Sumber McGuen 1989 dalam Suripin 2004)

Tabel 23 menggambarkan nilai C untuk penggunaan lahan yang seragam di

mana kondisi ini sangat jarang dijumpai untuk lahan yang relative luas Jika DAS

terdiri dari berbagai macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan

yang berbeda maka C yang dipakai adalah koefisien DAS yang dapat dihitung

dengan persamaan berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前 (234)

dengan

Ai = luas lahan dengan jenis penutup tanah i Ci = Koefisien aliran permukaan jenis penutup tanah i n = jumlah jenis penutup lahan

Metode Rasional pada awalnya hanya menghitung debit puncak tanpa

memberikan informasi debit aliran dari waktu ke waktu Pada perkembangannya

debit puncak yang terjadi pada waktu ke waktu dapat digambarkan dalam grafik

hidrograf rasional (Ponce 1989 dan Wanielista 1990 dalam Sobriyah 2012)

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Perkerasan Aspal dan beton 070 ndash 095 Batu-bata paving 050 ndash 070

Atap 075 ndash 095 Halaman tanah berpasir

Datar 2 005 ndash 010 Rata-rata 2-7 010 ndash 015 Curam 7 025 ndash 035

Halaman kereta api 010 ndash 035 Taman tempat bermain 020 ndash 035 Taman pekuburan 010 ndash 025 Hutan

Datar 0-5 010 ndash 040 Bergelombang 5-10 025 ndash 050 Berbukit 10-30 030 ndash 060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

Dibawah ini terdapat 3 Jenis Hidrograf Rasional berdasarkan hubungan antara

Waktu Konsentrasi (tc) dengan Durasi Hujan (dh) seperti berikut

a Hidrograf rasional dengan tc = dh

Debit puncak (Qp) yang terjadi berada pada puncak hidrograf segitiga

sebagaimana dinyatakan oleh Williams Pogan dan Mitchi (Wanielista 1990

dalam Sobriyah 2012) Hidrograf segitiga ini terjadi apabila waktu konsentrasi

(tc) = durasi hujan (dh) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 24

Gambar 24 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc = dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 24 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp1 tc (235)

V1 = V2 dan tc = dh sehingga persamaan debit puncak (Qp) dapat dituliskan

Qp1 = 02778 C I A (236)

b Hidrograf rasional dengan tc lt dh

Untuk tc lt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium (Singh dan Cruise

dalam Wanielista 1990) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 25

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

Gambar 25 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 25 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp2 dh (237)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp2 = 02778 C I A (238)

Qp2 = Qp1

c Hidrograf rasional dengan tc gt dh

Jika tc gt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium tetapi debit puncaknya

tidak sama dengan debit puncak pada kondisi yang lain (Sobriyah dan

Purwanti1998 dalam Sobriyah 2012) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat

pada Gambar 26

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

Gambar 26 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc gt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 26 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp3 tc (239)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp3 = 02778 (dh tc) C I A (240)

Qp3 lt Qp1

2216 Model Hidraulik Sungai

Analisa hidrolika air banjir di sungai dengan berbagai kala ulang dari debit banjir

rencana Analisa hidrolika akan menghitung seberapa jauh kemampuan saluran

drainase secara struktural terhadap tinggi muka air banjir dan luapan banjir yang

terjadi Perhitungan analisa hidrolika sungai dalam penulisan ini menggunakan

software Hydrologic Engineering Centre-River Analysis System (HEC-RAS) versi

410 yang dikembangkan oleh Hydrologic Engineering Center milik US Army

Corps of Engineers

HEC-RAS adalah system perangkat lunak terpadu dirancang untuk penggunaan

interaktif dalam lingkungan multi-tugas Sistem terdiri dari Graphic User

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

Interface (GUI) komponen terpisah analisa hidrolik penyimpanan data dan

kapabilitas manajemen fasilitas pelaporan dan grafis

Sistem HEC-RAS mempunyai 3 komponen analisa hidrolika satu dimensi untuk

1 Perhitungan profil permukaan air steady flow

2 Simulasi steady flow dan unsteady flow

3 Perhitungan transport sedimen batas yang movable

2217 Komponen Aliran dan Persamaan dalam HEC-RAS

Komponen-komponen aliran dalam HEC-RAS adalah sebagai berikut

1 Aliran Seragam (Steady flow)

Komponen pada model ini digunakan untuk menghitung profil muka air pada

kondisi aliran Seragam (steady) Sistem ini dapat digunakan pada sebuah saluran

jaringan atau sebuah jaringan besar termasuk saluran dan saluran kecil lainnya

Komponen pada steady flow dapat dimodelkan pada kondisi aliran subkritis

superkritis dan system gabungan profil muka air

Dasar perhitungan komputer didasarkan pada solusi satu dimensi energi Energi

yang hilang disebabkan oleh gesekan (persamaan Manning) dan penyempitan dan

pelebaran (koefisien tambahan dari perubahan dalam tinggi kecepatan)

Persamaan Momentum bermanfaat dalam situasi dimana profil muka air

mengalami perubahan tiba-tiba Situasi ini termasuk dengan system perhitungan

aliran gabungan (contoh lompatan air) atau aliran pada jembatan dan perubahan

muka air pada pertemuan saluran (arus di persimpangan)

2 Aliran tidak Seragam (Unsteady flow)

Komponen untuk aliran tidak langgeng dikembangkan untuk perhitungan aliran

subkritis Perhitungan hidrolik untuk cross-section jembatan gorong-gorong dan

struktur hidrolik lainnya yang dikembangkan untuk komponen aliran langgeng

digabung dengan perhitungan aliran tidak langgeng Komponen untuk aliran tidak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

langgeng digunakan untuk model tampungan dan hubungan hidrolik dengan

tampungan

3 Profil muka air pada aliran steady

HECndashRAS dapat melakukan perhitungan profil muka air satu dimensi untuk

aliran steady berubah lambat laun pada saluran alami dan buatan Subkritis

superkritis dan sistem gabungan aliran profil muka air dapat dianalisa

2218 Persamaan Dasar Dalam HEC-RAS

Profil muka air dihitung dari satu potongan melintang ke potongan selanjutnya

dengan menyelesaikan persamaan Energi dengan prosedur iterasi disebut metode

langkah standar (standard step) seperti pada persamaan 241

Persamaan energi ditulis sebagai berikut

ehgV

ZYgV

ZY +++=++22

211

11

222

22

aa (241)

Dengan

Y1 Y2 = kedalaman air di potongan melintang Z1 Z2 = elevasi invert saluran utama V1 V2 = kecepatan rata-rata (debit totalluas aliran total) α1 α2 = koefisien pemberat kecepatan g = kecepatan gravitasi he = kehilangan tinggi energi

Dari persamaaan diatas dapat dilihat dalam bentuk gambar seperti Gambar

Persamaan Energi pada Gambar 27 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

Gambar 27 Garis Persamaan Energi

(Sumber HEC-RAS River Analysis System 2005)

Kehilangan tinggi energi (he) antara dua potongan melintang terdiri dari

kehilangan gesekan dan kehilangan kontraksi atau ekspansi

Persamaan untuk kehilangan tinggi energi bisa dilihat dari persamaan (242)

gV

gV

CSLh fe 22

211

222 aa-+= (242)

Dengan

L = panjang ruas pemberat debit Sf = mewakili kemiringan friksi antara dua bagian C = koefisien kehilangan ekspansi atau kontraksi

Jarak panjang ruas pemberat L dihitung sebagai

robchlob

robrobchchloblob

QQQQLQLQL

L++

++= helliphelliphellip (243)

Dengan

Llob Lch Lrob = panjang ruang potongan melintang ditentukan untuk aliran di tebing kiri saluran utama dan tebing kanan Qlob Qch Qrob = rata-rata aritmetika aliran antara bidang-bidang untuk tebing

kiri saluran utama dan tebing kanan

(Garis Energi)

(Permukaan Air)

(Dasar Saluran)

(Dasar)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

evaluatif Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang dirancang

untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan

(Furchan 2004447) data dianalisis dan dievaluasi untuk memberikan solusi ndash

solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan drainase DAS Kali Boro

32 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ialah sepanjang aliran sungai DAS Kali Boro yang melewati 5

Kelurahan yakni Jebres Jagalan Purwodiningratan Pucang Sawit dan Kampung

Sewu

Gambar 31 Peta Situasi DAS Kali Boro

(Dinas PU Kota Surakarta 2008)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

Kali Boro memiliki 4 Saluran Pengumpul (collector drain) yaitu Saluran Jl

Gotong Royong Saluran Belakang PMI Saluran Stasiun Jebres dan Saluran

Jagalan DAS Kali Boro mempunyai luas 14383 Ha dengan panjang saluran

utama 147550 meter Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan seringnya terjadi

genangan air bila intensitas hujan cukup tinggi

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro

Beberapa foto yang menggambarkan kondisi riil Kali Boro seperti berikut

34 Langkah Penelitian

341 Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan didalam penelitian ini antara lain

1 Data-data Primer berupa Data Geometri Kali Boro (Profil Sungai) yang

diperoleh dari Pengukuran di lapangan

2 Data-data Sekunder berupa Data Curah Hujan yang diperoleh dari Balai

Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air Propinsi Jawa Tengah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

Gambar 32 Potongan Melintang Saluran pada Sta 0+30000 m

Gambar 33 Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

3 Data-data sekunder lainnya diperoleh melalui Studi Pustaka dan

mengumpulkan data atau informasi data sekunder dari berbagai sumber dan

instansi terkait misalnya seperti peta topografi baik secara peta cetak maupun

peta digital peta batas administrasi atau peta wilayah

342 Analisis Data

3421 Analisis Hidrologi

Analisa hidrologi meliputi

1 Analisa Data Curah Hujan yaitu Tahun 1990 ndash 2011 untuk Menghitung Hujan

Rancangan (R24) Intensitas Hujan (I)

2 Dengan memilih Intensitas Hujan (I) dihitung Debit Rencana dengan Metode

Rasional

3 Menghitung Debit Rancangan Maksimum (Qmaks) Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun dengan Metode Rasional

3422 Analisis Hidrolika

Analisis hidrolika saluran dilakukan dengan software HEC-RAS versi 41

( Hydrologic Engineering Center - River Analysis System) dari US Army Corps of

Engineering berdasarkan data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir

rencana yang diperoleh pada metode analisis debit banjir Output analisis

hidrolika ini berupa elevasi muka air banjir untuk setiap debit rencana

Selanjutnya dilakukan evaluasi mengenai kapasitas maksimum saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian

Langkah ndash langkah penelitian ditunjukkan pada bagan alir di Gambar 32

Gambar 34 Bagan Alir Tahap Penelitian

Penyelesaian Masalah 2 sampai langkah ini akan diketahui kapasitas Kali Boro

Selesai

Penyelesaian Masalah 3 sampai langkah ini akan diketahui daya tampung Kali Boro jika pintu ditutup

Analisis Hidrolika Saluran (HEC-RAS versi 410)

Pembahasan dan Kesimpulan

Perhitungan Kapasitas Saluran

Evaluasi Daya Tampung saluran jika pintu air Pucang Sawit di hilir Kali Boro ditutup

Uji Kesesuain Distribusi (Uji Smirnov-Kolmogorov)

Mulai

- Data Curah Hujan - Fungsi Lahan - Geometri Sungai

Penyelesaian Masalah 1 sampai langkah ini akan diketahui debit kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun

Menghitung Hujan Wilayah (polygon Thiessen)

Menganalisa Distribusi Frekuensi Curah Hujan

Analisis Debit Banjir Rancangan (Metode Rasional)

- Distribusi Gumbel - Distribusi Log Pearson III - dll

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan

Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi berasal dari 4 stasiun hujan

yaitu Stasiun Hujan Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

Jumlah data hujan dalam penelitian ini yaitu data hujan 22 tahun dari Tahun 1990

ndash 2011 Data hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 41 berikut

Tabel 41 Data Hujan Tahunan

Tahun Hujan Tahunan (mmtahun) Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 177430 150000 185500 57600 1991 197735 133200 190100 1992 213165 133900 214800 238100 1993 241470 235700 1994 264141 160700 1995 257600 186700 176300 1996 224700 153300 206800 168400 1997 129200 140200 24500 1998 295350 152200 258400 1999 183450 152200 2000 152800 178800 2001 139850 172800 2002 101500 178800 83500 2003 135300 11300 130500 2004 252250 38800 87300 2005 208400 6900 89900 2006 223900 167600 2007 210800 370300 162300 2008 242550 153100 249400 139800 2009 204450 163200 102000 178950 2010 313600 302200 87700 305000 2011 224300 212700 60500 214300

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

Data rusak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

Kemudian dari Tabel 41 diatas dilakukan penggambaran letak posisi stasiun

hujan terhadap DAS Kali Boro untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah

hujan yang dicatat oleh tiap stasiun hujan terhadap DAS Kali Boro

42 Menghitung Hujan Wilayah

421 Poligon Thiessen

Untuk menentukan hujan wilayah digunakan Metode Poligon Thiessen

berdasarkan pengaruh dari 4 (empat) stasiun hujan terhadap luas DAS Kali Boro

yaitu Stasiun hujan Pabelan Stasiun hujan Grogol 67 B Stasiun hujan Mojolaban

128 D dan Stasiun hujan Ngemplak Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar

41 berikut

0 1 2 Km1 Km

Skala 1 25000

N

S

EW

GROGOL 67 B MOJOLABAN 128 D

NGEMPLAK 1

PABELAN

Ket Luas DAS Boro

Gambar 41 Poligon Thiessen dengan 4 (empat) stasiun hujan

Dari Poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dapat dihitung masing-

masing luas wilayah yang dipengaruhi oleh tiap-tiap stasiun hujan dengan

mengeplot pada software AutoCAD 2009 Hasilnya adalah

Ngemplak 1 = 01329 Km2

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 22: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

16

Parameter-parameter tersebut meliputi

a) Rata-rata ( X伸 ) = क़坡sum X平坡平能क़ (24)

b) Simpangan baku (S) = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (25)

c) Koefisien variasi (Cv) = 聂涅伸 (26)

d) Koefisien skewness (Cs) = 坡sum 纵涅氢能涅伸邹遣晴腮呛前纵 能क़邹纵 能挠邹聂遣 (27)

e) Koefisien ketajaman (Ck) = 綐 sum纵涅氢能涅伸邹浅纵 能क़邹纵 能挠邹纵 能ৰ邹聂浅 (28)

dengan

n = banyaknya data atau jumlah kejadian Xi = hujan maksimum harian rata-rata (mm)

a Distribusi Normal

Persamaan yang dipakai dalam distribusi normal adalah

p = क़飘 (29)

w = 族ln足क़怒綐卒祖क़ 挠世 纵0 屎贵 屎05邹 (210)

KT = z = w 石 2515517十0802853国十0010328国21十1432788国十0189269国2十0001308国3 (211)

dengan

T = kala ulang p = probabilitas KT = factor frekuensi

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

Sifat-sifat distribusi normal adalah nilai koefisien kemelencengan (skewness)

sama dengan nol (Cs史0) dan nilaikoefisien kurtosis mendekati tiga (Ck史3) Selain

itu terdapat sifat-sifat distrubusi frekuensi kumulatif berikut ini 官纵果石滚邹 = 1587 (212) 官纵果邹 = 50 (213) 官纵果十滚邹 = 8414 (214)

b Distribusi Log Normal

Distribusi log normal digunakan apabila nilai-nilai dari variable random tidak

mengikuti distribusi normal tetapi nilai logaritmanya memenuhi distribusi

normal Sifat-sifat distribusi log normal adalah sebagai berikut

Koefisien kemelencengan Cs = 固剖ৰ + 3Cv (215)

Koefisien kurtosis Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3 (216)

Persamaan yang dipakai dalam Log Normal adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (217)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (218)

z = 仆能仆呻骗色 (219)

y = z Sy + 裹呻 (220)

yT = 裹呻 + KT Sy (221)

p = arc ln y (222)

dengan

y = ln p

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

裹呻 = nilai rerata dari y Sy = standar deviasi z = probabilitas

c Distribusi Gumbel

Persamaan yang dipakai dalam distribusi gumbel adalah

果 = क़坡sum X平坡平能क़ (223)

Sx = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (224)

p = 果石票 票 汝汝呛前嫩仆叁骗叁 管铺 (225)

dengan

KT = faktor frekuensi T = kala ulang

Distribusi gumbel mempunyai sifat

Koefisien kemelencengan Cs = 114

Koefisien kurtosis Ck = 54

d Distribusi Log Pearson III

Distribusi log Pearson III digunakan apabila parameter statistic tidak sesuai

dengan model distribusi yang lain Persamaan yang dipakai adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (226)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (227)

yT = 裹呻 + KT Sy (228)

p = arc log yT (229)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

dengan

YT = nilai logaritmik dari x dengan periode ulang T 裹呻 = nilai rerata dari Sy = standar deviasi dari y KT = faktor frekuensi yang merupakan fungsi dari probabilitas (atau periode

ulang) dan koefisien kemencengan (Csy) yang diberikan pada Lampiran A-3

Untuk memilih distribusi yang sesuai dengan data yang ada perlu dilakukan uji

statistik Pengujian kesesuaian distribusi yang sering dilakukan yaitu uji Smirnov-

Kolmogorov

a Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan data dengan garis teoritis pada

kertas probabilitas Nilai ∆ kritis (∆cr Smirnov Kolmogorov Test) tergantung dari

jumlah data (n) dan derajat kegagalan (α) Nilai ∆ kritis untuk Uji Smirnov

Kolmogorov dapat dilihat pada Lampiran A-2

2212 Hujan rencana

Setelah ditentukan pola distribusi yang sesuai dengan data yang ada dan dipilih

jenis distribusi probabilitas hujan yang cocok sesuai dengan hasil uji statistik

maka hujan rencana dapat dihitung menggunakan persamaan

YT = 裹呻 + KT Sy (230)

dengan

YT = hujan rencana 裹呻 = rerata Sy = standar deviasi KT = koefisien factor frekuensi sesuai agihan terpilih

2213 Intensitas Hujan

Dalam perhitungan Qmaks dengan menggunakan metode rasional diperlukan data

intensitas hujan yaitu tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu Sifat

umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya cenderung

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

makin besar dan makin tinggi periode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya

(Suripin 2004)

Maka intensitas hujan dapat dihitung dengan rumus modified Mononobe yaitu

I = 片綐浅挠恼足挠恼迫卒綐遣 (231)

Dengan

I = intensitas hujan (mmjam) t = lamanya curah hujan (jam) R24 = curah hujan maksimum harian (selama 24 jam) (mm)

Sobriyah (2003) dalam desertasinya menyatakan bahwa hujan efektif pada DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan persentase hujan

sebagaimana dalam Tabel 22 berikut

Tabel 22 Persentase Hujan Jam-jaman pada DAS Bengawan Solo

No Hujan Jam-jaman Persentase

1 Hujan ke-1 3870

2 Hujan ke-2 3230

3 Hujan ke-3 1870

4 Hujan ke-4 1030

(Sumber Sobriyah 2003)

2214 Waktu Konsentrasi

Kirpich (1940) dalam Suripin (2004) mengembangkan rumus dalam

memperkirakan waktu konsentrasi dimana dalam hal ini durasi hujan

diasumsikan sama dengan waktu konsentrasi Rumus waktu konsentrasi tersebut

dapat ditulis sebagai berikut

tc = 足=Ǵ呢铺痞綐क़===铺骗卒=ৰǴĖ (232)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

dengan

tc = waktu konsentrasi (jam) L = panjang saluran utama dari hulu sampai penguras (km) S = kemiringan rata-rata saluran

2215 Metode Rasional

Metode ini adalah untuk menentukan laju aliran permukaan puncak Metode ini

sangat simpel dan mudah penggunaannya namun penggunaannya terbatas untuk

DAS-DAS dengan ukuran kecil yaitu kurang dari 300 ha (Goldman etal 1986

dalam Suripin 2004) sedangkan menurut standar PU digunakan dengan DAS

yang berukuran lt 5000 ha (Lily Montarcih 2010) Persamaan Metode Rasional

dapat ditulis dalam bentuk

Qp = 02778 C I A (233)

dengan

Q = laju aliran permukaan (debit) puncak (m3detik) I = intensitas hujan (mmjam) A = luas DAS (km2) C = koefisien aliran permukaan (0 le C le 1)

Dengan nilai koefisien C disajikan dalam Tabel 23 berikut

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Business Perkotaan 070 ndash 095 Pinggiran 050 ndash 070

Perumahan Rumah tunggal 030 ndash 050 Multiunit terpisah 040 ndash 060 Multiunit tergabung 060 ndash 075 Pekampungan 025 ndash 040 Apartemen 050 ndash 070

Industri Ringan 050 ndash 080 Berat 060 ndash 090

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional (Lanjutan)

(Sumber McGuen 1989 dalam Suripin 2004)

Tabel 23 menggambarkan nilai C untuk penggunaan lahan yang seragam di

mana kondisi ini sangat jarang dijumpai untuk lahan yang relative luas Jika DAS

terdiri dari berbagai macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan

yang berbeda maka C yang dipakai adalah koefisien DAS yang dapat dihitung

dengan persamaan berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前 (234)

dengan

Ai = luas lahan dengan jenis penutup tanah i Ci = Koefisien aliran permukaan jenis penutup tanah i n = jumlah jenis penutup lahan

Metode Rasional pada awalnya hanya menghitung debit puncak tanpa

memberikan informasi debit aliran dari waktu ke waktu Pada perkembangannya

debit puncak yang terjadi pada waktu ke waktu dapat digambarkan dalam grafik

hidrograf rasional (Ponce 1989 dan Wanielista 1990 dalam Sobriyah 2012)

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Perkerasan Aspal dan beton 070 ndash 095 Batu-bata paving 050 ndash 070

Atap 075 ndash 095 Halaman tanah berpasir

Datar 2 005 ndash 010 Rata-rata 2-7 010 ndash 015 Curam 7 025 ndash 035

Halaman kereta api 010 ndash 035 Taman tempat bermain 020 ndash 035 Taman pekuburan 010 ndash 025 Hutan

Datar 0-5 010 ndash 040 Bergelombang 5-10 025 ndash 050 Berbukit 10-30 030 ndash 060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

Dibawah ini terdapat 3 Jenis Hidrograf Rasional berdasarkan hubungan antara

Waktu Konsentrasi (tc) dengan Durasi Hujan (dh) seperti berikut

a Hidrograf rasional dengan tc = dh

Debit puncak (Qp) yang terjadi berada pada puncak hidrograf segitiga

sebagaimana dinyatakan oleh Williams Pogan dan Mitchi (Wanielista 1990

dalam Sobriyah 2012) Hidrograf segitiga ini terjadi apabila waktu konsentrasi

(tc) = durasi hujan (dh) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 24

Gambar 24 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc = dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 24 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp1 tc (235)

V1 = V2 dan tc = dh sehingga persamaan debit puncak (Qp) dapat dituliskan

Qp1 = 02778 C I A (236)

b Hidrograf rasional dengan tc lt dh

Untuk tc lt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium (Singh dan Cruise

dalam Wanielista 1990) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 25

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

Gambar 25 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 25 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp2 dh (237)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp2 = 02778 C I A (238)

Qp2 = Qp1

c Hidrograf rasional dengan tc gt dh

Jika tc gt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium tetapi debit puncaknya

tidak sama dengan debit puncak pada kondisi yang lain (Sobriyah dan

Purwanti1998 dalam Sobriyah 2012) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat

pada Gambar 26

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

Gambar 26 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc gt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 26 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp3 tc (239)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp3 = 02778 (dh tc) C I A (240)

Qp3 lt Qp1

2216 Model Hidraulik Sungai

Analisa hidrolika air banjir di sungai dengan berbagai kala ulang dari debit banjir

rencana Analisa hidrolika akan menghitung seberapa jauh kemampuan saluran

drainase secara struktural terhadap tinggi muka air banjir dan luapan banjir yang

terjadi Perhitungan analisa hidrolika sungai dalam penulisan ini menggunakan

software Hydrologic Engineering Centre-River Analysis System (HEC-RAS) versi

410 yang dikembangkan oleh Hydrologic Engineering Center milik US Army

Corps of Engineers

HEC-RAS adalah system perangkat lunak terpadu dirancang untuk penggunaan

interaktif dalam lingkungan multi-tugas Sistem terdiri dari Graphic User

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

Interface (GUI) komponen terpisah analisa hidrolik penyimpanan data dan

kapabilitas manajemen fasilitas pelaporan dan grafis

Sistem HEC-RAS mempunyai 3 komponen analisa hidrolika satu dimensi untuk

1 Perhitungan profil permukaan air steady flow

2 Simulasi steady flow dan unsteady flow

3 Perhitungan transport sedimen batas yang movable

2217 Komponen Aliran dan Persamaan dalam HEC-RAS

Komponen-komponen aliran dalam HEC-RAS adalah sebagai berikut

1 Aliran Seragam (Steady flow)

Komponen pada model ini digunakan untuk menghitung profil muka air pada

kondisi aliran Seragam (steady) Sistem ini dapat digunakan pada sebuah saluran

jaringan atau sebuah jaringan besar termasuk saluran dan saluran kecil lainnya

Komponen pada steady flow dapat dimodelkan pada kondisi aliran subkritis

superkritis dan system gabungan profil muka air

Dasar perhitungan komputer didasarkan pada solusi satu dimensi energi Energi

yang hilang disebabkan oleh gesekan (persamaan Manning) dan penyempitan dan

pelebaran (koefisien tambahan dari perubahan dalam tinggi kecepatan)

Persamaan Momentum bermanfaat dalam situasi dimana profil muka air

mengalami perubahan tiba-tiba Situasi ini termasuk dengan system perhitungan

aliran gabungan (contoh lompatan air) atau aliran pada jembatan dan perubahan

muka air pada pertemuan saluran (arus di persimpangan)

2 Aliran tidak Seragam (Unsteady flow)

Komponen untuk aliran tidak langgeng dikembangkan untuk perhitungan aliran

subkritis Perhitungan hidrolik untuk cross-section jembatan gorong-gorong dan

struktur hidrolik lainnya yang dikembangkan untuk komponen aliran langgeng

digabung dengan perhitungan aliran tidak langgeng Komponen untuk aliran tidak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

langgeng digunakan untuk model tampungan dan hubungan hidrolik dengan

tampungan

3 Profil muka air pada aliran steady

HECndashRAS dapat melakukan perhitungan profil muka air satu dimensi untuk

aliran steady berubah lambat laun pada saluran alami dan buatan Subkritis

superkritis dan sistem gabungan aliran profil muka air dapat dianalisa

2218 Persamaan Dasar Dalam HEC-RAS

Profil muka air dihitung dari satu potongan melintang ke potongan selanjutnya

dengan menyelesaikan persamaan Energi dengan prosedur iterasi disebut metode

langkah standar (standard step) seperti pada persamaan 241

Persamaan energi ditulis sebagai berikut

ehgV

ZYgV

ZY +++=++22

211

11

222

22

aa (241)

Dengan

Y1 Y2 = kedalaman air di potongan melintang Z1 Z2 = elevasi invert saluran utama V1 V2 = kecepatan rata-rata (debit totalluas aliran total) α1 α2 = koefisien pemberat kecepatan g = kecepatan gravitasi he = kehilangan tinggi energi

Dari persamaaan diatas dapat dilihat dalam bentuk gambar seperti Gambar

Persamaan Energi pada Gambar 27 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

Gambar 27 Garis Persamaan Energi

(Sumber HEC-RAS River Analysis System 2005)

Kehilangan tinggi energi (he) antara dua potongan melintang terdiri dari

kehilangan gesekan dan kehilangan kontraksi atau ekspansi

Persamaan untuk kehilangan tinggi energi bisa dilihat dari persamaan (242)

gV

gV

CSLh fe 22

211

222 aa-+= (242)

Dengan

L = panjang ruas pemberat debit Sf = mewakili kemiringan friksi antara dua bagian C = koefisien kehilangan ekspansi atau kontraksi

Jarak panjang ruas pemberat L dihitung sebagai

robchlob

robrobchchloblob

QQQQLQLQL

L++

++= helliphelliphellip (243)

Dengan

Llob Lch Lrob = panjang ruang potongan melintang ditentukan untuk aliran di tebing kiri saluran utama dan tebing kanan Qlob Qch Qrob = rata-rata aritmetika aliran antara bidang-bidang untuk tebing

kiri saluran utama dan tebing kanan

(Garis Energi)

(Permukaan Air)

(Dasar Saluran)

(Dasar)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

evaluatif Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang dirancang

untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan

(Furchan 2004447) data dianalisis dan dievaluasi untuk memberikan solusi ndash

solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan drainase DAS Kali Boro

32 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ialah sepanjang aliran sungai DAS Kali Boro yang melewati 5

Kelurahan yakni Jebres Jagalan Purwodiningratan Pucang Sawit dan Kampung

Sewu

Gambar 31 Peta Situasi DAS Kali Boro

(Dinas PU Kota Surakarta 2008)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

Kali Boro memiliki 4 Saluran Pengumpul (collector drain) yaitu Saluran Jl

Gotong Royong Saluran Belakang PMI Saluran Stasiun Jebres dan Saluran

Jagalan DAS Kali Boro mempunyai luas 14383 Ha dengan panjang saluran

utama 147550 meter Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan seringnya terjadi

genangan air bila intensitas hujan cukup tinggi

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro

Beberapa foto yang menggambarkan kondisi riil Kali Boro seperti berikut

34 Langkah Penelitian

341 Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan didalam penelitian ini antara lain

1 Data-data Primer berupa Data Geometri Kali Boro (Profil Sungai) yang

diperoleh dari Pengukuran di lapangan

2 Data-data Sekunder berupa Data Curah Hujan yang diperoleh dari Balai

Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air Propinsi Jawa Tengah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

Gambar 32 Potongan Melintang Saluran pada Sta 0+30000 m

Gambar 33 Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

3 Data-data sekunder lainnya diperoleh melalui Studi Pustaka dan

mengumpulkan data atau informasi data sekunder dari berbagai sumber dan

instansi terkait misalnya seperti peta topografi baik secara peta cetak maupun

peta digital peta batas administrasi atau peta wilayah

342 Analisis Data

3421 Analisis Hidrologi

Analisa hidrologi meliputi

1 Analisa Data Curah Hujan yaitu Tahun 1990 ndash 2011 untuk Menghitung Hujan

Rancangan (R24) Intensitas Hujan (I)

2 Dengan memilih Intensitas Hujan (I) dihitung Debit Rencana dengan Metode

Rasional

3 Menghitung Debit Rancangan Maksimum (Qmaks) Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun dengan Metode Rasional

3422 Analisis Hidrolika

Analisis hidrolika saluran dilakukan dengan software HEC-RAS versi 41

( Hydrologic Engineering Center - River Analysis System) dari US Army Corps of

Engineering berdasarkan data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir

rencana yang diperoleh pada metode analisis debit banjir Output analisis

hidrolika ini berupa elevasi muka air banjir untuk setiap debit rencana

Selanjutnya dilakukan evaluasi mengenai kapasitas maksimum saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian

Langkah ndash langkah penelitian ditunjukkan pada bagan alir di Gambar 32

Gambar 34 Bagan Alir Tahap Penelitian

Penyelesaian Masalah 2 sampai langkah ini akan diketahui kapasitas Kali Boro

Selesai

Penyelesaian Masalah 3 sampai langkah ini akan diketahui daya tampung Kali Boro jika pintu ditutup

Analisis Hidrolika Saluran (HEC-RAS versi 410)

Pembahasan dan Kesimpulan

Perhitungan Kapasitas Saluran

Evaluasi Daya Tampung saluran jika pintu air Pucang Sawit di hilir Kali Boro ditutup

Uji Kesesuain Distribusi (Uji Smirnov-Kolmogorov)

Mulai

- Data Curah Hujan - Fungsi Lahan - Geometri Sungai

Penyelesaian Masalah 1 sampai langkah ini akan diketahui debit kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun

Menghitung Hujan Wilayah (polygon Thiessen)

Menganalisa Distribusi Frekuensi Curah Hujan

Analisis Debit Banjir Rancangan (Metode Rasional)

- Distribusi Gumbel - Distribusi Log Pearson III - dll

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan

Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi berasal dari 4 stasiun hujan

yaitu Stasiun Hujan Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

Jumlah data hujan dalam penelitian ini yaitu data hujan 22 tahun dari Tahun 1990

ndash 2011 Data hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 41 berikut

Tabel 41 Data Hujan Tahunan

Tahun Hujan Tahunan (mmtahun) Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 177430 150000 185500 57600 1991 197735 133200 190100 1992 213165 133900 214800 238100 1993 241470 235700 1994 264141 160700 1995 257600 186700 176300 1996 224700 153300 206800 168400 1997 129200 140200 24500 1998 295350 152200 258400 1999 183450 152200 2000 152800 178800 2001 139850 172800 2002 101500 178800 83500 2003 135300 11300 130500 2004 252250 38800 87300 2005 208400 6900 89900 2006 223900 167600 2007 210800 370300 162300 2008 242550 153100 249400 139800 2009 204450 163200 102000 178950 2010 313600 302200 87700 305000 2011 224300 212700 60500 214300

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

Data rusak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

Kemudian dari Tabel 41 diatas dilakukan penggambaran letak posisi stasiun

hujan terhadap DAS Kali Boro untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah

hujan yang dicatat oleh tiap stasiun hujan terhadap DAS Kali Boro

42 Menghitung Hujan Wilayah

421 Poligon Thiessen

Untuk menentukan hujan wilayah digunakan Metode Poligon Thiessen

berdasarkan pengaruh dari 4 (empat) stasiun hujan terhadap luas DAS Kali Boro

yaitu Stasiun hujan Pabelan Stasiun hujan Grogol 67 B Stasiun hujan Mojolaban

128 D dan Stasiun hujan Ngemplak Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar

41 berikut

0 1 2 Km1 Km

Skala 1 25000

N

S

EW

GROGOL 67 B MOJOLABAN 128 D

NGEMPLAK 1

PABELAN

Ket Luas DAS Boro

Gambar 41 Poligon Thiessen dengan 4 (empat) stasiun hujan

Dari Poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dapat dihitung masing-

masing luas wilayah yang dipengaruhi oleh tiap-tiap stasiun hujan dengan

mengeplot pada software AutoCAD 2009 Hasilnya adalah

Ngemplak 1 = 01329 Km2

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 23: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

17

Sifat-sifat distribusi normal adalah nilai koefisien kemelencengan (skewness)

sama dengan nol (Cs史0) dan nilaikoefisien kurtosis mendekati tiga (Ck史3) Selain

itu terdapat sifat-sifat distrubusi frekuensi kumulatif berikut ini 官纵果石滚邹 = 1587 (212) 官纵果邹 = 50 (213) 官纵果十滚邹 = 8414 (214)

b Distribusi Log Normal

Distribusi log normal digunakan apabila nilai-nilai dari variable random tidak

mengikuti distribusi normal tetapi nilai logaritmanya memenuhi distribusi

normal Sifat-sifat distribusi log normal adalah sebagai berikut

Koefisien kemelencengan Cs = 固剖ৰ + 3Cv (215)

Koefisien kurtosis Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3 (216)

Persamaan yang dipakai dalam Log Normal adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (217)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (218)

z = 仆能仆呻骗色 (219)

y = z Sy + 裹呻 (220)

yT = 裹呻 + KT Sy (221)

p = arc ln y (222)

dengan

y = ln p

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

裹呻 = nilai rerata dari y Sy = standar deviasi z = probabilitas

c Distribusi Gumbel

Persamaan yang dipakai dalam distribusi gumbel adalah

果 = क़坡sum X平坡平能क़ (223)

Sx = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (224)

p = 果石票 票 汝汝呛前嫩仆叁骗叁 管铺 (225)

dengan

KT = faktor frekuensi T = kala ulang

Distribusi gumbel mempunyai sifat

Koefisien kemelencengan Cs = 114

Koefisien kurtosis Ck = 54

d Distribusi Log Pearson III

Distribusi log Pearson III digunakan apabila parameter statistic tidak sesuai

dengan model distribusi yang lain Persamaan yang dipakai adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (226)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (227)

yT = 裹呻 + KT Sy (228)

p = arc log yT (229)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

dengan

YT = nilai logaritmik dari x dengan periode ulang T 裹呻 = nilai rerata dari Sy = standar deviasi dari y KT = faktor frekuensi yang merupakan fungsi dari probabilitas (atau periode

ulang) dan koefisien kemencengan (Csy) yang diberikan pada Lampiran A-3

Untuk memilih distribusi yang sesuai dengan data yang ada perlu dilakukan uji

statistik Pengujian kesesuaian distribusi yang sering dilakukan yaitu uji Smirnov-

Kolmogorov

a Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan data dengan garis teoritis pada

kertas probabilitas Nilai ∆ kritis (∆cr Smirnov Kolmogorov Test) tergantung dari

jumlah data (n) dan derajat kegagalan (α) Nilai ∆ kritis untuk Uji Smirnov

Kolmogorov dapat dilihat pada Lampiran A-2

2212 Hujan rencana

Setelah ditentukan pola distribusi yang sesuai dengan data yang ada dan dipilih

jenis distribusi probabilitas hujan yang cocok sesuai dengan hasil uji statistik

maka hujan rencana dapat dihitung menggunakan persamaan

YT = 裹呻 + KT Sy (230)

dengan

YT = hujan rencana 裹呻 = rerata Sy = standar deviasi KT = koefisien factor frekuensi sesuai agihan terpilih

2213 Intensitas Hujan

Dalam perhitungan Qmaks dengan menggunakan metode rasional diperlukan data

intensitas hujan yaitu tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu Sifat

umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya cenderung

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

makin besar dan makin tinggi periode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya

(Suripin 2004)

Maka intensitas hujan dapat dihitung dengan rumus modified Mononobe yaitu

I = 片綐浅挠恼足挠恼迫卒綐遣 (231)

Dengan

I = intensitas hujan (mmjam) t = lamanya curah hujan (jam) R24 = curah hujan maksimum harian (selama 24 jam) (mm)

Sobriyah (2003) dalam desertasinya menyatakan bahwa hujan efektif pada DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan persentase hujan

sebagaimana dalam Tabel 22 berikut

Tabel 22 Persentase Hujan Jam-jaman pada DAS Bengawan Solo

No Hujan Jam-jaman Persentase

1 Hujan ke-1 3870

2 Hujan ke-2 3230

3 Hujan ke-3 1870

4 Hujan ke-4 1030

(Sumber Sobriyah 2003)

2214 Waktu Konsentrasi

Kirpich (1940) dalam Suripin (2004) mengembangkan rumus dalam

memperkirakan waktu konsentrasi dimana dalam hal ini durasi hujan

diasumsikan sama dengan waktu konsentrasi Rumus waktu konsentrasi tersebut

dapat ditulis sebagai berikut

tc = 足=Ǵ呢铺痞綐क़===铺骗卒=ৰǴĖ (232)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

dengan

tc = waktu konsentrasi (jam) L = panjang saluran utama dari hulu sampai penguras (km) S = kemiringan rata-rata saluran

2215 Metode Rasional

Metode ini adalah untuk menentukan laju aliran permukaan puncak Metode ini

sangat simpel dan mudah penggunaannya namun penggunaannya terbatas untuk

DAS-DAS dengan ukuran kecil yaitu kurang dari 300 ha (Goldman etal 1986

dalam Suripin 2004) sedangkan menurut standar PU digunakan dengan DAS

yang berukuran lt 5000 ha (Lily Montarcih 2010) Persamaan Metode Rasional

dapat ditulis dalam bentuk

Qp = 02778 C I A (233)

dengan

Q = laju aliran permukaan (debit) puncak (m3detik) I = intensitas hujan (mmjam) A = luas DAS (km2) C = koefisien aliran permukaan (0 le C le 1)

Dengan nilai koefisien C disajikan dalam Tabel 23 berikut

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Business Perkotaan 070 ndash 095 Pinggiran 050 ndash 070

Perumahan Rumah tunggal 030 ndash 050 Multiunit terpisah 040 ndash 060 Multiunit tergabung 060 ndash 075 Pekampungan 025 ndash 040 Apartemen 050 ndash 070

Industri Ringan 050 ndash 080 Berat 060 ndash 090

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional (Lanjutan)

(Sumber McGuen 1989 dalam Suripin 2004)

Tabel 23 menggambarkan nilai C untuk penggunaan lahan yang seragam di

mana kondisi ini sangat jarang dijumpai untuk lahan yang relative luas Jika DAS

terdiri dari berbagai macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan

yang berbeda maka C yang dipakai adalah koefisien DAS yang dapat dihitung

dengan persamaan berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前 (234)

dengan

Ai = luas lahan dengan jenis penutup tanah i Ci = Koefisien aliran permukaan jenis penutup tanah i n = jumlah jenis penutup lahan

Metode Rasional pada awalnya hanya menghitung debit puncak tanpa

memberikan informasi debit aliran dari waktu ke waktu Pada perkembangannya

debit puncak yang terjadi pada waktu ke waktu dapat digambarkan dalam grafik

hidrograf rasional (Ponce 1989 dan Wanielista 1990 dalam Sobriyah 2012)

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Perkerasan Aspal dan beton 070 ndash 095 Batu-bata paving 050 ndash 070

Atap 075 ndash 095 Halaman tanah berpasir

Datar 2 005 ndash 010 Rata-rata 2-7 010 ndash 015 Curam 7 025 ndash 035

Halaman kereta api 010 ndash 035 Taman tempat bermain 020 ndash 035 Taman pekuburan 010 ndash 025 Hutan

Datar 0-5 010 ndash 040 Bergelombang 5-10 025 ndash 050 Berbukit 10-30 030 ndash 060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

Dibawah ini terdapat 3 Jenis Hidrograf Rasional berdasarkan hubungan antara

Waktu Konsentrasi (tc) dengan Durasi Hujan (dh) seperti berikut

a Hidrograf rasional dengan tc = dh

Debit puncak (Qp) yang terjadi berada pada puncak hidrograf segitiga

sebagaimana dinyatakan oleh Williams Pogan dan Mitchi (Wanielista 1990

dalam Sobriyah 2012) Hidrograf segitiga ini terjadi apabila waktu konsentrasi

(tc) = durasi hujan (dh) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 24

Gambar 24 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc = dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 24 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp1 tc (235)

V1 = V2 dan tc = dh sehingga persamaan debit puncak (Qp) dapat dituliskan

Qp1 = 02778 C I A (236)

b Hidrograf rasional dengan tc lt dh

Untuk tc lt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium (Singh dan Cruise

dalam Wanielista 1990) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 25

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

Gambar 25 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 25 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp2 dh (237)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp2 = 02778 C I A (238)

Qp2 = Qp1

c Hidrograf rasional dengan tc gt dh

Jika tc gt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium tetapi debit puncaknya

tidak sama dengan debit puncak pada kondisi yang lain (Sobriyah dan

Purwanti1998 dalam Sobriyah 2012) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat

pada Gambar 26

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

Gambar 26 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc gt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 26 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp3 tc (239)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp3 = 02778 (dh tc) C I A (240)

Qp3 lt Qp1

2216 Model Hidraulik Sungai

Analisa hidrolika air banjir di sungai dengan berbagai kala ulang dari debit banjir

rencana Analisa hidrolika akan menghitung seberapa jauh kemampuan saluran

drainase secara struktural terhadap tinggi muka air banjir dan luapan banjir yang

terjadi Perhitungan analisa hidrolika sungai dalam penulisan ini menggunakan

software Hydrologic Engineering Centre-River Analysis System (HEC-RAS) versi

410 yang dikembangkan oleh Hydrologic Engineering Center milik US Army

Corps of Engineers

HEC-RAS adalah system perangkat lunak terpadu dirancang untuk penggunaan

interaktif dalam lingkungan multi-tugas Sistem terdiri dari Graphic User

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

Interface (GUI) komponen terpisah analisa hidrolik penyimpanan data dan

kapabilitas manajemen fasilitas pelaporan dan grafis

Sistem HEC-RAS mempunyai 3 komponen analisa hidrolika satu dimensi untuk

1 Perhitungan profil permukaan air steady flow

2 Simulasi steady flow dan unsteady flow

3 Perhitungan transport sedimen batas yang movable

2217 Komponen Aliran dan Persamaan dalam HEC-RAS

Komponen-komponen aliran dalam HEC-RAS adalah sebagai berikut

1 Aliran Seragam (Steady flow)

Komponen pada model ini digunakan untuk menghitung profil muka air pada

kondisi aliran Seragam (steady) Sistem ini dapat digunakan pada sebuah saluran

jaringan atau sebuah jaringan besar termasuk saluran dan saluran kecil lainnya

Komponen pada steady flow dapat dimodelkan pada kondisi aliran subkritis

superkritis dan system gabungan profil muka air

Dasar perhitungan komputer didasarkan pada solusi satu dimensi energi Energi

yang hilang disebabkan oleh gesekan (persamaan Manning) dan penyempitan dan

pelebaran (koefisien tambahan dari perubahan dalam tinggi kecepatan)

Persamaan Momentum bermanfaat dalam situasi dimana profil muka air

mengalami perubahan tiba-tiba Situasi ini termasuk dengan system perhitungan

aliran gabungan (contoh lompatan air) atau aliran pada jembatan dan perubahan

muka air pada pertemuan saluran (arus di persimpangan)

2 Aliran tidak Seragam (Unsteady flow)

Komponen untuk aliran tidak langgeng dikembangkan untuk perhitungan aliran

subkritis Perhitungan hidrolik untuk cross-section jembatan gorong-gorong dan

struktur hidrolik lainnya yang dikembangkan untuk komponen aliran langgeng

digabung dengan perhitungan aliran tidak langgeng Komponen untuk aliran tidak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

langgeng digunakan untuk model tampungan dan hubungan hidrolik dengan

tampungan

3 Profil muka air pada aliran steady

HECndashRAS dapat melakukan perhitungan profil muka air satu dimensi untuk

aliran steady berubah lambat laun pada saluran alami dan buatan Subkritis

superkritis dan sistem gabungan aliran profil muka air dapat dianalisa

2218 Persamaan Dasar Dalam HEC-RAS

Profil muka air dihitung dari satu potongan melintang ke potongan selanjutnya

dengan menyelesaikan persamaan Energi dengan prosedur iterasi disebut metode

langkah standar (standard step) seperti pada persamaan 241

Persamaan energi ditulis sebagai berikut

ehgV

ZYgV

ZY +++=++22

211

11

222

22

aa (241)

Dengan

Y1 Y2 = kedalaman air di potongan melintang Z1 Z2 = elevasi invert saluran utama V1 V2 = kecepatan rata-rata (debit totalluas aliran total) α1 α2 = koefisien pemberat kecepatan g = kecepatan gravitasi he = kehilangan tinggi energi

Dari persamaaan diatas dapat dilihat dalam bentuk gambar seperti Gambar

Persamaan Energi pada Gambar 27 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

Gambar 27 Garis Persamaan Energi

(Sumber HEC-RAS River Analysis System 2005)

Kehilangan tinggi energi (he) antara dua potongan melintang terdiri dari

kehilangan gesekan dan kehilangan kontraksi atau ekspansi

Persamaan untuk kehilangan tinggi energi bisa dilihat dari persamaan (242)

gV

gV

CSLh fe 22

211

222 aa-+= (242)

Dengan

L = panjang ruas pemberat debit Sf = mewakili kemiringan friksi antara dua bagian C = koefisien kehilangan ekspansi atau kontraksi

Jarak panjang ruas pemberat L dihitung sebagai

robchlob

robrobchchloblob

QQQQLQLQL

L++

++= helliphelliphellip (243)

Dengan

Llob Lch Lrob = panjang ruang potongan melintang ditentukan untuk aliran di tebing kiri saluran utama dan tebing kanan Qlob Qch Qrob = rata-rata aritmetika aliran antara bidang-bidang untuk tebing

kiri saluran utama dan tebing kanan

(Garis Energi)

(Permukaan Air)

(Dasar Saluran)

(Dasar)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

evaluatif Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang dirancang

untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan

(Furchan 2004447) data dianalisis dan dievaluasi untuk memberikan solusi ndash

solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan drainase DAS Kali Boro

32 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ialah sepanjang aliran sungai DAS Kali Boro yang melewati 5

Kelurahan yakni Jebres Jagalan Purwodiningratan Pucang Sawit dan Kampung

Sewu

Gambar 31 Peta Situasi DAS Kali Boro

(Dinas PU Kota Surakarta 2008)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

Kali Boro memiliki 4 Saluran Pengumpul (collector drain) yaitu Saluran Jl

Gotong Royong Saluran Belakang PMI Saluran Stasiun Jebres dan Saluran

Jagalan DAS Kali Boro mempunyai luas 14383 Ha dengan panjang saluran

utama 147550 meter Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan seringnya terjadi

genangan air bila intensitas hujan cukup tinggi

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro

Beberapa foto yang menggambarkan kondisi riil Kali Boro seperti berikut

34 Langkah Penelitian

341 Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan didalam penelitian ini antara lain

1 Data-data Primer berupa Data Geometri Kali Boro (Profil Sungai) yang

diperoleh dari Pengukuran di lapangan

2 Data-data Sekunder berupa Data Curah Hujan yang diperoleh dari Balai

Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air Propinsi Jawa Tengah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

Gambar 32 Potongan Melintang Saluran pada Sta 0+30000 m

Gambar 33 Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

3 Data-data sekunder lainnya diperoleh melalui Studi Pustaka dan

mengumpulkan data atau informasi data sekunder dari berbagai sumber dan

instansi terkait misalnya seperti peta topografi baik secara peta cetak maupun

peta digital peta batas administrasi atau peta wilayah

342 Analisis Data

3421 Analisis Hidrologi

Analisa hidrologi meliputi

1 Analisa Data Curah Hujan yaitu Tahun 1990 ndash 2011 untuk Menghitung Hujan

Rancangan (R24) Intensitas Hujan (I)

2 Dengan memilih Intensitas Hujan (I) dihitung Debit Rencana dengan Metode

Rasional

3 Menghitung Debit Rancangan Maksimum (Qmaks) Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun dengan Metode Rasional

3422 Analisis Hidrolika

Analisis hidrolika saluran dilakukan dengan software HEC-RAS versi 41

( Hydrologic Engineering Center - River Analysis System) dari US Army Corps of

Engineering berdasarkan data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir

rencana yang diperoleh pada metode analisis debit banjir Output analisis

hidrolika ini berupa elevasi muka air banjir untuk setiap debit rencana

Selanjutnya dilakukan evaluasi mengenai kapasitas maksimum saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian

Langkah ndash langkah penelitian ditunjukkan pada bagan alir di Gambar 32

Gambar 34 Bagan Alir Tahap Penelitian

Penyelesaian Masalah 2 sampai langkah ini akan diketahui kapasitas Kali Boro

Selesai

Penyelesaian Masalah 3 sampai langkah ini akan diketahui daya tampung Kali Boro jika pintu ditutup

Analisis Hidrolika Saluran (HEC-RAS versi 410)

Pembahasan dan Kesimpulan

Perhitungan Kapasitas Saluran

Evaluasi Daya Tampung saluran jika pintu air Pucang Sawit di hilir Kali Boro ditutup

Uji Kesesuain Distribusi (Uji Smirnov-Kolmogorov)

Mulai

- Data Curah Hujan - Fungsi Lahan - Geometri Sungai

Penyelesaian Masalah 1 sampai langkah ini akan diketahui debit kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun

Menghitung Hujan Wilayah (polygon Thiessen)

Menganalisa Distribusi Frekuensi Curah Hujan

Analisis Debit Banjir Rancangan (Metode Rasional)

- Distribusi Gumbel - Distribusi Log Pearson III - dll

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan

Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi berasal dari 4 stasiun hujan

yaitu Stasiun Hujan Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

Jumlah data hujan dalam penelitian ini yaitu data hujan 22 tahun dari Tahun 1990

ndash 2011 Data hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 41 berikut

Tabel 41 Data Hujan Tahunan

Tahun Hujan Tahunan (mmtahun) Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 177430 150000 185500 57600 1991 197735 133200 190100 1992 213165 133900 214800 238100 1993 241470 235700 1994 264141 160700 1995 257600 186700 176300 1996 224700 153300 206800 168400 1997 129200 140200 24500 1998 295350 152200 258400 1999 183450 152200 2000 152800 178800 2001 139850 172800 2002 101500 178800 83500 2003 135300 11300 130500 2004 252250 38800 87300 2005 208400 6900 89900 2006 223900 167600 2007 210800 370300 162300 2008 242550 153100 249400 139800 2009 204450 163200 102000 178950 2010 313600 302200 87700 305000 2011 224300 212700 60500 214300

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

Data rusak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

Kemudian dari Tabel 41 diatas dilakukan penggambaran letak posisi stasiun

hujan terhadap DAS Kali Boro untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah

hujan yang dicatat oleh tiap stasiun hujan terhadap DAS Kali Boro

42 Menghitung Hujan Wilayah

421 Poligon Thiessen

Untuk menentukan hujan wilayah digunakan Metode Poligon Thiessen

berdasarkan pengaruh dari 4 (empat) stasiun hujan terhadap luas DAS Kali Boro

yaitu Stasiun hujan Pabelan Stasiun hujan Grogol 67 B Stasiun hujan Mojolaban

128 D dan Stasiun hujan Ngemplak Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar

41 berikut

0 1 2 Km1 Km

Skala 1 25000

N

S

EW

GROGOL 67 B MOJOLABAN 128 D

NGEMPLAK 1

PABELAN

Ket Luas DAS Boro

Gambar 41 Poligon Thiessen dengan 4 (empat) stasiun hujan

Dari Poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dapat dihitung masing-

masing luas wilayah yang dipengaruhi oleh tiap-tiap stasiun hujan dengan

mengeplot pada software AutoCAD 2009 Hasilnya adalah

Ngemplak 1 = 01329 Km2

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 24: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

18

裹呻 = nilai rerata dari y Sy = standar deviasi z = probabilitas

c Distribusi Gumbel

Persamaan yang dipakai dalam distribusi gumbel adalah

果 = क़坡sum X平坡平能क़ (223)

Sx = 瞬sum 纵涅腮能涅伸邹綐叁腮呛前坡能क़ (224)

p = 果石票 票 汝汝呛前嫩仆叁骗叁 管铺 (225)

dengan

KT = faktor frekuensi T = kala ulang

Distribusi gumbel mempunyai sifat

Koefisien kemelencengan Cs = 114

Koefisien kurtosis Ck = 54

d Distribusi Log Pearson III

Distribusi log Pearson III digunakan apabila parameter statistic tidak sesuai

dengan model distribusi yang lain Persamaan yang dipakai adalah

Rata-rata 裹黔伸 = क़坡sum y平坡平能क़ (226)

Simpangan baku Sy = 瞬 क़坡能क़sum 纵裹平石裹呻邹挠坡平妮क़ (227)

yT = 裹呻 + KT Sy (228)

p = arc log yT (229)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

dengan

YT = nilai logaritmik dari x dengan periode ulang T 裹呻 = nilai rerata dari Sy = standar deviasi dari y KT = faktor frekuensi yang merupakan fungsi dari probabilitas (atau periode

ulang) dan koefisien kemencengan (Csy) yang diberikan pada Lampiran A-3

Untuk memilih distribusi yang sesuai dengan data yang ada perlu dilakukan uji

statistik Pengujian kesesuaian distribusi yang sering dilakukan yaitu uji Smirnov-

Kolmogorov

a Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan data dengan garis teoritis pada

kertas probabilitas Nilai ∆ kritis (∆cr Smirnov Kolmogorov Test) tergantung dari

jumlah data (n) dan derajat kegagalan (α) Nilai ∆ kritis untuk Uji Smirnov

Kolmogorov dapat dilihat pada Lampiran A-2

2212 Hujan rencana

Setelah ditentukan pola distribusi yang sesuai dengan data yang ada dan dipilih

jenis distribusi probabilitas hujan yang cocok sesuai dengan hasil uji statistik

maka hujan rencana dapat dihitung menggunakan persamaan

YT = 裹呻 + KT Sy (230)

dengan

YT = hujan rencana 裹呻 = rerata Sy = standar deviasi KT = koefisien factor frekuensi sesuai agihan terpilih

2213 Intensitas Hujan

Dalam perhitungan Qmaks dengan menggunakan metode rasional diperlukan data

intensitas hujan yaitu tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu Sifat

umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya cenderung

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

makin besar dan makin tinggi periode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya

(Suripin 2004)

Maka intensitas hujan dapat dihitung dengan rumus modified Mononobe yaitu

I = 片綐浅挠恼足挠恼迫卒綐遣 (231)

Dengan

I = intensitas hujan (mmjam) t = lamanya curah hujan (jam) R24 = curah hujan maksimum harian (selama 24 jam) (mm)

Sobriyah (2003) dalam desertasinya menyatakan bahwa hujan efektif pada DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan persentase hujan

sebagaimana dalam Tabel 22 berikut

Tabel 22 Persentase Hujan Jam-jaman pada DAS Bengawan Solo

No Hujan Jam-jaman Persentase

1 Hujan ke-1 3870

2 Hujan ke-2 3230

3 Hujan ke-3 1870

4 Hujan ke-4 1030

(Sumber Sobriyah 2003)

2214 Waktu Konsentrasi

Kirpich (1940) dalam Suripin (2004) mengembangkan rumus dalam

memperkirakan waktu konsentrasi dimana dalam hal ini durasi hujan

diasumsikan sama dengan waktu konsentrasi Rumus waktu konsentrasi tersebut

dapat ditulis sebagai berikut

tc = 足=Ǵ呢铺痞綐क़===铺骗卒=ৰǴĖ (232)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

dengan

tc = waktu konsentrasi (jam) L = panjang saluran utama dari hulu sampai penguras (km) S = kemiringan rata-rata saluran

2215 Metode Rasional

Metode ini adalah untuk menentukan laju aliran permukaan puncak Metode ini

sangat simpel dan mudah penggunaannya namun penggunaannya terbatas untuk

DAS-DAS dengan ukuran kecil yaitu kurang dari 300 ha (Goldman etal 1986

dalam Suripin 2004) sedangkan menurut standar PU digunakan dengan DAS

yang berukuran lt 5000 ha (Lily Montarcih 2010) Persamaan Metode Rasional

dapat ditulis dalam bentuk

Qp = 02778 C I A (233)

dengan

Q = laju aliran permukaan (debit) puncak (m3detik) I = intensitas hujan (mmjam) A = luas DAS (km2) C = koefisien aliran permukaan (0 le C le 1)

Dengan nilai koefisien C disajikan dalam Tabel 23 berikut

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Business Perkotaan 070 ndash 095 Pinggiran 050 ndash 070

Perumahan Rumah tunggal 030 ndash 050 Multiunit terpisah 040 ndash 060 Multiunit tergabung 060 ndash 075 Pekampungan 025 ndash 040 Apartemen 050 ndash 070

Industri Ringan 050 ndash 080 Berat 060 ndash 090

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional (Lanjutan)

(Sumber McGuen 1989 dalam Suripin 2004)

Tabel 23 menggambarkan nilai C untuk penggunaan lahan yang seragam di

mana kondisi ini sangat jarang dijumpai untuk lahan yang relative luas Jika DAS

terdiri dari berbagai macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan

yang berbeda maka C yang dipakai adalah koefisien DAS yang dapat dihitung

dengan persamaan berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前 (234)

dengan

Ai = luas lahan dengan jenis penutup tanah i Ci = Koefisien aliran permukaan jenis penutup tanah i n = jumlah jenis penutup lahan

Metode Rasional pada awalnya hanya menghitung debit puncak tanpa

memberikan informasi debit aliran dari waktu ke waktu Pada perkembangannya

debit puncak yang terjadi pada waktu ke waktu dapat digambarkan dalam grafik

hidrograf rasional (Ponce 1989 dan Wanielista 1990 dalam Sobriyah 2012)

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Perkerasan Aspal dan beton 070 ndash 095 Batu-bata paving 050 ndash 070

Atap 075 ndash 095 Halaman tanah berpasir

Datar 2 005 ndash 010 Rata-rata 2-7 010 ndash 015 Curam 7 025 ndash 035

Halaman kereta api 010 ndash 035 Taman tempat bermain 020 ndash 035 Taman pekuburan 010 ndash 025 Hutan

Datar 0-5 010 ndash 040 Bergelombang 5-10 025 ndash 050 Berbukit 10-30 030 ndash 060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

Dibawah ini terdapat 3 Jenis Hidrograf Rasional berdasarkan hubungan antara

Waktu Konsentrasi (tc) dengan Durasi Hujan (dh) seperti berikut

a Hidrograf rasional dengan tc = dh

Debit puncak (Qp) yang terjadi berada pada puncak hidrograf segitiga

sebagaimana dinyatakan oleh Williams Pogan dan Mitchi (Wanielista 1990

dalam Sobriyah 2012) Hidrograf segitiga ini terjadi apabila waktu konsentrasi

(tc) = durasi hujan (dh) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 24

Gambar 24 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc = dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 24 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp1 tc (235)

V1 = V2 dan tc = dh sehingga persamaan debit puncak (Qp) dapat dituliskan

Qp1 = 02778 C I A (236)

b Hidrograf rasional dengan tc lt dh

Untuk tc lt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium (Singh dan Cruise

dalam Wanielista 1990) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 25

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

Gambar 25 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 25 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp2 dh (237)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp2 = 02778 C I A (238)

Qp2 = Qp1

c Hidrograf rasional dengan tc gt dh

Jika tc gt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium tetapi debit puncaknya

tidak sama dengan debit puncak pada kondisi yang lain (Sobriyah dan

Purwanti1998 dalam Sobriyah 2012) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat

pada Gambar 26

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

Gambar 26 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc gt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 26 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp3 tc (239)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp3 = 02778 (dh tc) C I A (240)

Qp3 lt Qp1

2216 Model Hidraulik Sungai

Analisa hidrolika air banjir di sungai dengan berbagai kala ulang dari debit banjir

rencana Analisa hidrolika akan menghitung seberapa jauh kemampuan saluran

drainase secara struktural terhadap tinggi muka air banjir dan luapan banjir yang

terjadi Perhitungan analisa hidrolika sungai dalam penulisan ini menggunakan

software Hydrologic Engineering Centre-River Analysis System (HEC-RAS) versi

410 yang dikembangkan oleh Hydrologic Engineering Center milik US Army

Corps of Engineers

HEC-RAS adalah system perangkat lunak terpadu dirancang untuk penggunaan

interaktif dalam lingkungan multi-tugas Sistem terdiri dari Graphic User

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

Interface (GUI) komponen terpisah analisa hidrolik penyimpanan data dan

kapabilitas manajemen fasilitas pelaporan dan grafis

Sistem HEC-RAS mempunyai 3 komponen analisa hidrolika satu dimensi untuk

1 Perhitungan profil permukaan air steady flow

2 Simulasi steady flow dan unsteady flow

3 Perhitungan transport sedimen batas yang movable

2217 Komponen Aliran dan Persamaan dalam HEC-RAS

Komponen-komponen aliran dalam HEC-RAS adalah sebagai berikut

1 Aliran Seragam (Steady flow)

Komponen pada model ini digunakan untuk menghitung profil muka air pada

kondisi aliran Seragam (steady) Sistem ini dapat digunakan pada sebuah saluran

jaringan atau sebuah jaringan besar termasuk saluran dan saluran kecil lainnya

Komponen pada steady flow dapat dimodelkan pada kondisi aliran subkritis

superkritis dan system gabungan profil muka air

Dasar perhitungan komputer didasarkan pada solusi satu dimensi energi Energi

yang hilang disebabkan oleh gesekan (persamaan Manning) dan penyempitan dan

pelebaran (koefisien tambahan dari perubahan dalam tinggi kecepatan)

Persamaan Momentum bermanfaat dalam situasi dimana profil muka air

mengalami perubahan tiba-tiba Situasi ini termasuk dengan system perhitungan

aliran gabungan (contoh lompatan air) atau aliran pada jembatan dan perubahan

muka air pada pertemuan saluran (arus di persimpangan)

2 Aliran tidak Seragam (Unsteady flow)

Komponen untuk aliran tidak langgeng dikembangkan untuk perhitungan aliran

subkritis Perhitungan hidrolik untuk cross-section jembatan gorong-gorong dan

struktur hidrolik lainnya yang dikembangkan untuk komponen aliran langgeng

digabung dengan perhitungan aliran tidak langgeng Komponen untuk aliran tidak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

langgeng digunakan untuk model tampungan dan hubungan hidrolik dengan

tampungan

3 Profil muka air pada aliran steady

HECndashRAS dapat melakukan perhitungan profil muka air satu dimensi untuk

aliran steady berubah lambat laun pada saluran alami dan buatan Subkritis

superkritis dan sistem gabungan aliran profil muka air dapat dianalisa

2218 Persamaan Dasar Dalam HEC-RAS

Profil muka air dihitung dari satu potongan melintang ke potongan selanjutnya

dengan menyelesaikan persamaan Energi dengan prosedur iterasi disebut metode

langkah standar (standard step) seperti pada persamaan 241

Persamaan energi ditulis sebagai berikut

ehgV

ZYgV

ZY +++=++22

211

11

222

22

aa (241)

Dengan

Y1 Y2 = kedalaman air di potongan melintang Z1 Z2 = elevasi invert saluran utama V1 V2 = kecepatan rata-rata (debit totalluas aliran total) α1 α2 = koefisien pemberat kecepatan g = kecepatan gravitasi he = kehilangan tinggi energi

Dari persamaaan diatas dapat dilihat dalam bentuk gambar seperti Gambar

Persamaan Energi pada Gambar 27 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

Gambar 27 Garis Persamaan Energi

(Sumber HEC-RAS River Analysis System 2005)

Kehilangan tinggi energi (he) antara dua potongan melintang terdiri dari

kehilangan gesekan dan kehilangan kontraksi atau ekspansi

Persamaan untuk kehilangan tinggi energi bisa dilihat dari persamaan (242)

gV

gV

CSLh fe 22

211

222 aa-+= (242)

Dengan

L = panjang ruas pemberat debit Sf = mewakili kemiringan friksi antara dua bagian C = koefisien kehilangan ekspansi atau kontraksi

Jarak panjang ruas pemberat L dihitung sebagai

robchlob

robrobchchloblob

QQQQLQLQL

L++

++= helliphelliphellip (243)

Dengan

Llob Lch Lrob = panjang ruang potongan melintang ditentukan untuk aliran di tebing kiri saluran utama dan tebing kanan Qlob Qch Qrob = rata-rata aritmetika aliran antara bidang-bidang untuk tebing

kiri saluran utama dan tebing kanan

(Garis Energi)

(Permukaan Air)

(Dasar Saluran)

(Dasar)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

evaluatif Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang dirancang

untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan

(Furchan 2004447) data dianalisis dan dievaluasi untuk memberikan solusi ndash

solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan drainase DAS Kali Boro

32 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ialah sepanjang aliran sungai DAS Kali Boro yang melewati 5

Kelurahan yakni Jebres Jagalan Purwodiningratan Pucang Sawit dan Kampung

Sewu

Gambar 31 Peta Situasi DAS Kali Boro

(Dinas PU Kota Surakarta 2008)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

Kali Boro memiliki 4 Saluran Pengumpul (collector drain) yaitu Saluran Jl

Gotong Royong Saluran Belakang PMI Saluran Stasiun Jebres dan Saluran

Jagalan DAS Kali Boro mempunyai luas 14383 Ha dengan panjang saluran

utama 147550 meter Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan seringnya terjadi

genangan air bila intensitas hujan cukup tinggi

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro

Beberapa foto yang menggambarkan kondisi riil Kali Boro seperti berikut

34 Langkah Penelitian

341 Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan didalam penelitian ini antara lain

1 Data-data Primer berupa Data Geometri Kali Boro (Profil Sungai) yang

diperoleh dari Pengukuran di lapangan

2 Data-data Sekunder berupa Data Curah Hujan yang diperoleh dari Balai

Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air Propinsi Jawa Tengah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

Gambar 32 Potongan Melintang Saluran pada Sta 0+30000 m

Gambar 33 Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

3 Data-data sekunder lainnya diperoleh melalui Studi Pustaka dan

mengumpulkan data atau informasi data sekunder dari berbagai sumber dan

instansi terkait misalnya seperti peta topografi baik secara peta cetak maupun

peta digital peta batas administrasi atau peta wilayah

342 Analisis Data

3421 Analisis Hidrologi

Analisa hidrologi meliputi

1 Analisa Data Curah Hujan yaitu Tahun 1990 ndash 2011 untuk Menghitung Hujan

Rancangan (R24) Intensitas Hujan (I)

2 Dengan memilih Intensitas Hujan (I) dihitung Debit Rencana dengan Metode

Rasional

3 Menghitung Debit Rancangan Maksimum (Qmaks) Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun dengan Metode Rasional

3422 Analisis Hidrolika

Analisis hidrolika saluran dilakukan dengan software HEC-RAS versi 41

( Hydrologic Engineering Center - River Analysis System) dari US Army Corps of

Engineering berdasarkan data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir

rencana yang diperoleh pada metode analisis debit banjir Output analisis

hidrolika ini berupa elevasi muka air banjir untuk setiap debit rencana

Selanjutnya dilakukan evaluasi mengenai kapasitas maksimum saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian

Langkah ndash langkah penelitian ditunjukkan pada bagan alir di Gambar 32

Gambar 34 Bagan Alir Tahap Penelitian

Penyelesaian Masalah 2 sampai langkah ini akan diketahui kapasitas Kali Boro

Selesai

Penyelesaian Masalah 3 sampai langkah ini akan diketahui daya tampung Kali Boro jika pintu ditutup

Analisis Hidrolika Saluran (HEC-RAS versi 410)

Pembahasan dan Kesimpulan

Perhitungan Kapasitas Saluran

Evaluasi Daya Tampung saluran jika pintu air Pucang Sawit di hilir Kali Boro ditutup

Uji Kesesuain Distribusi (Uji Smirnov-Kolmogorov)

Mulai

- Data Curah Hujan - Fungsi Lahan - Geometri Sungai

Penyelesaian Masalah 1 sampai langkah ini akan diketahui debit kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun

Menghitung Hujan Wilayah (polygon Thiessen)

Menganalisa Distribusi Frekuensi Curah Hujan

Analisis Debit Banjir Rancangan (Metode Rasional)

- Distribusi Gumbel - Distribusi Log Pearson III - dll

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan

Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi berasal dari 4 stasiun hujan

yaitu Stasiun Hujan Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

Jumlah data hujan dalam penelitian ini yaitu data hujan 22 tahun dari Tahun 1990

ndash 2011 Data hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 41 berikut

Tabel 41 Data Hujan Tahunan

Tahun Hujan Tahunan (mmtahun) Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 177430 150000 185500 57600 1991 197735 133200 190100 1992 213165 133900 214800 238100 1993 241470 235700 1994 264141 160700 1995 257600 186700 176300 1996 224700 153300 206800 168400 1997 129200 140200 24500 1998 295350 152200 258400 1999 183450 152200 2000 152800 178800 2001 139850 172800 2002 101500 178800 83500 2003 135300 11300 130500 2004 252250 38800 87300 2005 208400 6900 89900 2006 223900 167600 2007 210800 370300 162300 2008 242550 153100 249400 139800 2009 204450 163200 102000 178950 2010 313600 302200 87700 305000 2011 224300 212700 60500 214300

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

Data rusak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

Kemudian dari Tabel 41 diatas dilakukan penggambaran letak posisi stasiun

hujan terhadap DAS Kali Boro untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah

hujan yang dicatat oleh tiap stasiun hujan terhadap DAS Kali Boro

42 Menghitung Hujan Wilayah

421 Poligon Thiessen

Untuk menentukan hujan wilayah digunakan Metode Poligon Thiessen

berdasarkan pengaruh dari 4 (empat) stasiun hujan terhadap luas DAS Kali Boro

yaitu Stasiun hujan Pabelan Stasiun hujan Grogol 67 B Stasiun hujan Mojolaban

128 D dan Stasiun hujan Ngemplak Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar

41 berikut

0 1 2 Km1 Km

Skala 1 25000

N

S

EW

GROGOL 67 B MOJOLABAN 128 D

NGEMPLAK 1

PABELAN

Ket Luas DAS Boro

Gambar 41 Poligon Thiessen dengan 4 (empat) stasiun hujan

Dari Poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dapat dihitung masing-

masing luas wilayah yang dipengaruhi oleh tiap-tiap stasiun hujan dengan

mengeplot pada software AutoCAD 2009 Hasilnya adalah

Ngemplak 1 = 01329 Km2

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 25: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

19

dengan

YT = nilai logaritmik dari x dengan periode ulang T 裹呻 = nilai rerata dari Sy = standar deviasi dari y KT = faktor frekuensi yang merupakan fungsi dari probabilitas (atau periode

ulang) dan koefisien kemencengan (Csy) yang diberikan pada Lampiran A-3

Untuk memilih distribusi yang sesuai dengan data yang ada perlu dilakukan uji

statistik Pengujian kesesuaian distribusi yang sering dilakukan yaitu uji Smirnov-

Kolmogorov

a Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan data dengan garis teoritis pada

kertas probabilitas Nilai ∆ kritis (∆cr Smirnov Kolmogorov Test) tergantung dari

jumlah data (n) dan derajat kegagalan (α) Nilai ∆ kritis untuk Uji Smirnov

Kolmogorov dapat dilihat pada Lampiran A-2

2212 Hujan rencana

Setelah ditentukan pola distribusi yang sesuai dengan data yang ada dan dipilih

jenis distribusi probabilitas hujan yang cocok sesuai dengan hasil uji statistik

maka hujan rencana dapat dihitung menggunakan persamaan

YT = 裹呻 + KT Sy (230)

dengan

YT = hujan rencana 裹呻 = rerata Sy = standar deviasi KT = koefisien factor frekuensi sesuai agihan terpilih

2213 Intensitas Hujan

Dalam perhitungan Qmaks dengan menggunakan metode rasional diperlukan data

intensitas hujan yaitu tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu Sifat

umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya cenderung

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

makin besar dan makin tinggi periode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya

(Suripin 2004)

Maka intensitas hujan dapat dihitung dengan rumus modified Mononobe yaitu

I = 片綐浅挠恼足挠恼迫卒綐遣 (231)

Dengan

I = intensitas hujan (mmjam) t = lamanya curah hujan (jam) R24 = curah hujan maksimum harian (selama 24 jam) (mm)

Sobriyah (2003) dalam desertasinya menyatakan bahwa hujan efektif pada DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan persentase hujan

sebagaimana dalam Tabel 22 berikut

Tabel 22 Persentase Hujan Jam-jaman pada DAS Bengawan Solo

No Hujan Jam-jaman Persentase

1 Hujan ke-1 3870

2 Hujan ke-2 3230

3 Hujan ke-3 1870

4 Hujan ke-4 1030

(Sumber Sobriyah 2003)

2214 Waktu Konsentrasi

Kirpich (1940) dalam Suripin (2004) mengembangkan rumus dalam

memperkirakan waktu konsentrasi dimana dalam hal ini durasi hujan

diasumsikan sama dengan waktu konsentrasi Rumus waktu konsentrasi tersebut

dapat ditulis sebagai berikut

tc = 足=Ǵ呢铺痞綐क़===铺骗卒=ৰǴĖ (232)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

dengan

tc = waktu konsentrasi (jam) L = panjang saluran utama dari hulu sampai penguras (km) S = kemiringan rata-rata saluran

2215 Metode Rasional

Metode ini adalah untuk menentukan laju aliran permukaan puncak Metode ini

sangat simpel dan mudah penggunaannya namun penggunaannya terbatas untuk

DAS-DAS dengan ukuran kecil yaitu kurang dari 300 ha (Goldman etal 1986

dalam Suripin 2004) sedangkan menurut standar PU digunakan dengan DAS

yang berukuran lt 5000 ha (Lily Montarcih 2010) Persamaan Metode Rasional

dapat ditulis dalam bentuk

Qp = 02778 C I A (233)

dengan

Q = laju aliran permukaan (debit) puncak (m3detik) I = intensitas hujan (mmjam) A = luas DAS (km2) C = koefisien aliran permukaan (0 le C le 1)

Dengan nilai koefisien C disajikan dalam Tabel 23 berikut

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Business Perkotaan 070 ndash 095 Pinggiran 050 ndash 070

Perumahan Rumah tunggal 030 ndash 050 Multiunit terpisah 040 ndash 060 Multiunit tergabung 060 ndash 075 Pekampungan 025 ndash 040 Apartemen 050 ndash 070

Industri Ringan 050 ndash 080 Berat 060 ndash 090

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional (Lanjutan)

(Sumber McGuen 1989 dalam Suripin 2004)

Tabel 23 menggambarkan nilai C untuk penggunaan lahan yang seragam di

mana kondisi ini sangat jarang dijumpai untuk lahan yang relative luas Jika DAS

terdiri dari berbagai macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan

yang berbeda maka C yang dipakai adalah koefisien DAS yang dapat dihitung

dengan persamaan berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前 (234)

dengan

Ai = luas lahan dengan jenis penutup tanah i Ci = Koefisien aliran permukaan jenis penutup tanah i n = jumlah jenis penutup lahan

Metode Rasional pada awalnya hanya menghitung debit puncak tanpa

memberikan informasi debit aliran dari waktu ke waktu Pada perkembangannya

debit puncak yang terjadi pada waktu ke waktu dapat digambarkan dalam grafik

hidrograf rasional (Ponce 1989 dan Wanielista 1990 dalam Sobriyah 2012)

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Perkerasan Aspal dan beton 070 ndash 095 Batu-bata paving 050 ndash 070

Atap 075 ndash 095 Halaman tanah berpasir

Datar 2 005 ndash 010 Rata-rata 2-7 010 ndash 015 Curam 7 025 ndash 035

Halaman kereta api 010 ndash 035 Taman tempat bermain 020 ndash 035 Taman pekuburan 010 ndash 025 Hutan

Datar 0-5 010 ndash 040 Bergelombang 5-10 025 ndash 050 Berbukit 10-30 030 ndash 060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

Dibawah ini terdapat 3 Jenis Hidrograf Rasional berdasarkan hubungan antara

Waktu Konsentrasi (tc) dengan Durasi Hujan (dh) seperti berikut

a Hidrograf rasional dengan tc = dh

Debit puncak (Qp) yang terjadi berada pada puncak hidrograf segitiga

sebagaimana dinyatakan oleh Williams Pogan dan Mitchi (Wanielista 1990

dalam Sobriyah 2012) Hidrograf segitiga ini terjadi apabila waktu konsentrasi

(tc) = durasi hujan (dh) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 24

Gambar 24 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc = dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 24 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp1 tc (235)

V1 = V2 dan tc = dh sehingga persamaan debit puncak (Qp) dapat dituliskan

Qp1 = 02778 C I A (236)

b Hidrograf rasional dengan tc lt dh

Untuk tc lt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium (Singh dan Cruise

dalam Wanielista 1990) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 25

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

Gambar 25 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 25 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp2 dh (237)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp2 = 02778 C I A (238)

Qp2 = Qp1

c Hidrograf rasional dengan tc gt dh

Jika tc gt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium tetapi debit puncaknya

tidak sama dengan debit puncak pada kondisi yang lain (Sobriyah dan

Purwanti1998 dalam Sobriyah 2012) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat

pada Gambar 26

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

Gambar 26 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc gt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 26 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp3 tc (239)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp3 = 02778 (dh tc) C I A (240)

Qp3 lt Qp1

2216 Model Hidraulik Sungai

Analisa hidrolika air banjir di sungai dengan berbagai kala ulang dari debit banjir

rencana Analisa hidrolika akan menghitung seberapa jauh kemampuan saluran

drainase secara struktural terhadap tinggi muka air banjir dan luapan banjir yang

terjadi Perhitungan analisa hidrolika sungai dalam penulisan ini menggunakan

software Hydrologic Engineering Centre-River Analysis System (HEC-RAS) versi

410 yang dikembangkan oleh Hydrologic Engineering Center milik US Army

Corps of Engineers

HEC-RAS adalah system perangkat lunak terpadu dirancang untuk penggunaan

interaktif dalam lingkungan multi-tugas Sistem terdiri dari Graphic User

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

Interface (GUI) komponen terpisah analisa hidrolik penyimpanan data dan

kapabilitas manajemen fasilitas pelaporan dan grafis

Sistem HEC-RAS mempunyai 3 komponen analisa hidrolika satu dimensi untuk

1 Perhitungan profil permukaan air steady flow

2 Simulasi steady flow dan unsteady flow

3 Perhitungan transport sedimen batas yang movable

2217 Komponen Aliran dan Persamaan dalam HEC-RAS

Komponen-komponen aliran dalam HEC-RAS adalah sebagai berikut

1 Aliran Seragam (Steady flow)

Komponen pada model ini digunakan untuk menghitung profil muka air pada

kondisi aliran Seragam (steady) Sistem ini dapat digunakan pada sebuah saluran

jaringan atau sebuah jaringan besar termasuk saluran dan saluran kecil lainnya

Komponen pada steady flow dapat dimodelkan pada kondisi aliran subkritis

superkritis dan system gabungan profil muka air

Dasar perhitungan komputer didasarkan pada solusi satu dimensi energi Energi

yang hilang disebabkan oleh gesekan (persamaan Manning) dan penyempitan dan

pelebaran (koefisien tambahan dari perubahan dalam tinggi kecepatan)

Persamaan Momentum bermanfaat dalam situasi dimana profil muka air

mengalami perubahan tiba-tiba Situasi ini termasuk dengan system perhitungan

aliran gabungan (contoh lompatan air) atau aliran pada jembatan dan perubahan

muka air pada pertemuan saluran (arus di persimpangan)

2 Aliran tidak Seragam (Unsteady flow)

Komponen untuk aliran tidak langgeng dikembangkan untuk perhitungan aliran

subkritis Perhitungan hidrolik untuk cross-section jembatan gorong-gorong dan

struktur hidrolik lainnya yang dikembangkan untuk komponen aliran langgeng

digabung dengan perhitungan aliran tidak langgeng Komponen untuk aliran tidak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

langgeng digunakan untuk model tampungan dan hubungan hidrolik dengan

tampungan

3 Profil muka air pada aliran steady

HECndashRAS dapat melakukan perhitungan profil muka air satu dimensi untuk

aliran steady berubah lambat laun pada saluran alami dan buatan Subkritis

superkritis dan sistem gabungan aliran profil muka air dapat dianalisa

2218 Persamaan Dasar Dalam HEC-RAS

Profil muka air dihitung dari satu potongan melintang ke potongan selanjutnya

dengan menyelesaikan persamaan Energi dengan prosedur iterasi disebut metode

langkah standar (standard step) seperti pada persamaan 241

Persamaan energi ditulis sebagai berikut

ehgV

ZYgV

ZY +++=++22

211

11

222

22

aa (241)

Dengan

Y1 Y2 = kedalaman air di potongan melintang Z1 Z2 = elevasi invert saluran utama V1 V2 = kecepatan rata-rata (debit totalluas aliran total) α1 α2 = koefisien pemberat kecepatan g = kecepatan gravitasi he = kehilangan tinggi energi

Dari persamaaan diatas dapat dilihat dalam bentuk gambar seperti Gambar

Persamaan Energi pada Gambar 27 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

Gambar 27 Garis Persamaan Energi

(Sumber HEC-RAS River Analysis System 2005)

Kehilangan tinggi energi (he) antara dua potongan melintang terdiri dari

kehilangan gesekan dan kehilangan kontraksi atau ekspansi

Persamaan untuk kehilangan tinggi energi bisa dilihat dari persamaan (242)

gV

gV

CSLh fe 22

211

222 aa-+= (242)

Dengan

L = panjang ruas pemberat debit Sf = mewakili kemiringan friksi antara dua bagian C = koefisien kehilangan ekspansi atau kontraksi

Jarak panjang ruas pemberat L dihitung sebagai

robchlob

robrobchchloblob

QQQQLQLQL

L++

++= helliphelliphellip (243)

Dengan

Llob Lch Lrob = panjang ruang potongan melintang ditentukan untuk aliran di tebing kiri saluran utama dan tebing kanan Qlob Qch Qrob = rata-rata aritmetika aliran antara bidang-bidang untuk tebing

kiri saluran utama dan tebing kanan

(Garis Energi)

(Permukaan Air)

(Dasar Saluran)

(Dasar)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

evaluatif Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang dirancang

untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan

(Furchan 2004447) data dianalisis dan dievaluasi untuk memberikan solusi ndash

solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan drainase DAS Kali Boro

32 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ialah sepanjang aliran sungai DAS Kali Boro yang melewati 5

Kelurahan yakni Jebres Jagalan Purwodiningratan Pucang Sawit dan Kampung

Sewu

Gambar 31 Peta Situasi DAS Kali Boro

(Dinas PU Kota Surakarta 2008)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

Kali Boro memiliki 4 Saluran Pengumpul (collector drain) yaitu Saluran Jl

Gotong Royong Saluran Belakang PMI Saluran Stasiun Jebres dan Saluran

Jagalan DAS Kali Boro mempunyai luas 14383 Ha dengan panjang saluran

utama 147550 meter Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan seringnya terjadi

genangan air bila intensitas hujan cukup tinggi

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro

Beberapa foto yang menggambarkan kondisi riil Kali Boro seperti berikut

34 Langkah Penelitian

341 Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan didalam penelitian ini antara lain

1 Data-data Primer berupa Data Geometri Kali Boro (Profil Sungai) yang

diperoleh dari Pengukuran di lapangan

2 Data-data Sekunder berupa Data Curah Hujan yang diperoleh dari Balai

Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air Propinsi Jawa Tengah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

Gambar 32 Potongan Melintang Saluran pada Sta 0+30000 m

Gambar 33 Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

3 Data-data sekunder lainnya diperoleh melalui Studi Pustaka dan

mengumpulkan data atau informasi data sekunder dari berbagai sumber dan

instansi terkait misalnya seperti peta topografi baik secara peta cetak maupun

peta digital peta batas administrasi atau peta wilayah

342 Analisis Data

3421 Analisis Hidrologi

Analisa hidrologi meliputi

1 Analisa Data Curah Hujan yaitu Tahun 1990 ndash 2011 untuk Menghitung Hujan

Rancangan (R24) Intensitas Hujan (I)

2 Dengan memilih Intensitas Hujan (I) dihitung Debit Rencana dengan Metode

Rasional

3 Menghitung Debit Rancangan Maksimum (Qmaks) Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun dengan Metode Rasional

3422 Analisis Hidrolika

Analisis hidrolika saluran dilakukan dengan software HEC-RAS versi 41

( Hydrologic Engineering Center - River Analysis System) dari US Army Corps of

Engineering berdasarkan data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir

rencana yang diperoleh pada metode analisis debit banjir Output analisis

hidrolika ini berupa elevasi muka air banjir untuk setiap debit rencana

Selanjutnya dilakukan evaluasi mengenai kapasitas maksimum saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian

Langkah ndash langkah penelitian ditunjukkan pada bagan alir di Gambar 32

Gambar 34 Bagan Alir Tahap Penelitian

Penyelesaian Masalah 2 sampai langkah ini akan diketahui kapasitas Kali Boro

Selesai

Penyelesaian Masalah 3 sampai langkah ini akan diketahui daya tampung Kali Boro jika pintu ditutup

Analisis Hidrolika Saluran (HEC-RAS versi 410)

Pembahasan dan Kesimpulan

Perhitungan Kapasitas Saluran

Evaluasi Daya Tampung saluran jika pintu air Pucang Sawit di hilir Kali Boro ditutup

Uji Kesesuain Distribusi (Uji Smirnov-Kolmogorov)

Mulai

- Data Curah Hujan - Fungsi Lahan - Geometri Sungai

Penyelesaian Masalah 1 sampai langkah ini akan diketahui debit kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun

Menghitung Hujan Wilayah (polygon Thiessen)

Menganalisa Distribusi Frekuensi Curah Hujan

Analisis Debit Banjir Rancangan (Metode Rasional)

- Distribusi Gumbel - Distribusi Log Pearson III - dll

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan

Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi berasal dari 4 stasiun hujan

yaitu Stasiun Hujan Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

Jumlah data hujan dalam penelitian ini yaitu data hujan 22 tahun dari Tahun 1990

ndash 2011 Data hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 41 berikut

Tabel 41 Data Hujan Tahunan

Tahun Hujan Tahunan (mmtahun) Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 177430 150000 185500 57600 1991 197735 133200 190100 1992 213165 133900 214800 238100 1993 241470 235700 1994 264141 160700 1995 257600 186700 176300 1996 224700 153300 206800 168400 1997 129200 140200 24500 1998 295350 152200 258400 1999 183450 152200 2000 152800 178800 2001 139850 172800 2002 101500 178800 83500 2003 135300 11300 130500 2004 252250 38800 87300 2005 208400 6900 89900 2006 223900 167600 2007 210800 370300 162300 2008 242550 153100 249400 139800 2009 204450 163200 102000 178950 2010 313600 302200 87700 305000 2011 224300 212700 60500 214300

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

Data rusak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

Kemudian dari Tabel 41 diatas dilakukan penggambaran letak posisi stasiun

hujan terhadap DAS Kali Boro untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah

hujan yang dicatat oleh tiap stasiun hujan terhadap DAS Kali Boro

42 Menghitung Hujan Wilayah

421 Poligon Thiessen

Untuk menentukan hujan wilayah digunakan Metode Poligon Thiessen

berdasarkan pengaruh dari 4 (empat) stasiun hujan terhadap luas DAS Kali Boro

yaitu Stasiun hujan Pabelan Stasiun hujan Grogol 67 B Stasiun hujan Mojolaban

128 D dan Stasiun hujan Ngemplak Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar

41 berikut

0 1 2 Km1 Km

Skala 1 25000

N

S

EW

GROGOL 67 B MOJOLABAN 128 D

NGEMPLAK 1

PABELAN

Ket Luas DAS Boro

Gambar 41 Poligon Thiessen dengan 4 (empat) stasiun hujan

Dari Poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dapat dihitung masing-

masing luas wilayah yang dipengaruhi oleh tiap-tiap stasiun hujan dengan

mengeplot pada software AutoCAD 2009 Hasilnya adalah

Ngemplak 1 = 01329 Km2

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 26: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

20

makin besar dan makin tinggi periode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya

(Suripin 2004)

Maka intensitas hujan dapat dihitung dengan rumus modified Mononobe yaitu

I = 片綐浅挠恼足挠恼迫卒綐遣 (231)

Dengan

I = intensitas hujan (mmjam) t = lamanya curah hujan (jam) R24 = curah hujan maksimum harian (selama 24 jam) (mm)

Sobriyah (2003) dalam desertasinya menyatakan bahwa hujan efektif pada DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan persentase hujan

sebagaimana dalam Tabel 22 berikut

Tabel 22 Persentase Hujan Jam-jaman pada DAS Bengawan Solo

No Hujan Jam-jaman Persentase

1 Hujan ke-1 3870

2 Hujan ke-2 3230

3 Hujan ke-3 1870

4 Hujan ke-4 1030

(Sumber Sobriyah 2003)

2214 Waktu Konsentrasi

Kirpich (1940) dalam Suripin (2004) mengembangkan rumus dalam

memperkirakan waktu konsentrasi dimana dalam hal ini durasi hujan

diasumsikan sama dengan waktu konsentrasi Rumus waktu konsentrasi tersebut

dapat ditulis sebagai berikut

tc = 足=Ǵ呢铺痞綐क़===铺骗卒=ৰǴĖ (232)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

dengan

tc = waktu konsentrasi (jam) L = panjang saluran utama dari hulu sampai penguras (km) S = kemiringan rata-rata saluran

2215 Metode Rasional

Metode ini adalah untuk menentukan laju aliran permukaan puncak Metode ini

sangat simpel dan mudah penggunaannya namun penggunaannya terbatas untuk

DAS-DAS dengan ukuran kecil yaitu kurang dari 300 ha (Goldman etal 1986

dalam Suripin 2004) sedangkan menurut standar PU digunakan dengan DAS

yang berukuran lt 5000 ha (Lily Montarcih 2010) Persamaan Metode Rasional

dapat ditulis dalam bentuk

Qp = 02778 C I A (233)

dengan

Q = laju aliran permukaan (debit) puncak (m3detik) I = intensitas hujan (mmjam) A = luas DAS (km2) C = koefisien aliran permukaan (0 le C le 1)

Dengan nilai koefisien C disajikan dalam Tabel 23 berikut

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Business Perkotaan 070 ndash 095 Pinggiran 050 ndash 070

Perumahan Rumah tunggal 030 ndash 050 Multiunit terpisah 040 ndash 060 Multiunit tergabung 060 ndash 075 Pekampungan 025 ndash 040 Apartemen 050 ndash 070

Industri Ringan 050 ndash 080 Berat 060 ndash 090

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional (Lanjutan)

(Sumber McGuen 1989 dalam Suripin 2004)

Tabel 23 menggambarkan nilai C untuk penggunaan lahan yang seragam di

mana kondisi ini sangat jarang dijumpai untuk lahan yang relative luas Jika DAS

terdiri dari berbagai macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan

yang berbeda maka C yang dipakai adalah koefisien DAS yang dapat dihitung

dengan persamaan berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前 (234)

dengan

Ai = luas lahan dengan jenis penutup tanah i Ci = Koefisien aliran permukaan jenis penutup tanah i n = jumlah jenis penutup lahan

Metode Rasional pada awalnya hanya menghitung debit puncak tanpa

memberikan informasi debit aliran dari waktu ke waktu Pada perkembangannya

debit puncak yang terjadi pada waktu ke waktu dapat digambarkan dalam grafik

hidrograf rasional (Ponce 1989 dan Wanielista 1990 dalam Sobriyah 2012)

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Perkerasan Aspal dan beton 070 ndash 095 Batu-bata paving 050 ndash 070

Atap 075 ndash 095 Halaman tanah berpasir

Datar 2 005 ndash 010 Rata-rata 2-7 010 ndash 015 Curam 7 025 ndash 035

Halaman kereta api 010 ndash 035 Taman tempat bermain 020 ndash 035 Taman pekuburan 010 ndash 025 Hutan

Datar 0-5 010 ndash 040 Bergelombang 5-10 025 ndash 050 Berbukit 10-30 030 ndash 060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

Dibawah ini terdapat 3 Jenis Hidrograf Rasional berdasarkan hubungan antara

Waktu Konsentrasi (tc) dengan Durasi Hujan (dh) seperti berikut

a Hidrograf rasional dengan tc = dh

Debit puncak (Qp) yang terjadi berada pada puncak hidrograf segitiga

sebagaimana dinyatakan oleh Williams Pogan dan Mitchi (Wanielista 1990

dalam Sobriyah 2012) Hidrograf segitiga ini terjadi apabila waktu konsentrasi

(tc) = durasi hujan (dh) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 24

Gambar 24 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc = dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 24 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp1 tc (235)

V1 = V2 dan tc = dh sehingga persamaan debit puncak (Qp) dapat dituliskan

Qp1 = 02778 C I A (236)

b Hidrograf rasional dengan tc lt dh

Untuk tc lt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium (Singh dan Cruise

dalam Wanielista 1990) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 25

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

Gambar 25 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 25 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp2 dh (237)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp2 = 02778 C I A (238)

Qp2 = Qp1

c Hidrograf rasional dengan tc gt dh

Jika tc gt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium tetapi debit puncaknya

tidak sama dengan debit puncak pada kondisi yang lain (Sobriyah dan

Purwanti1998 dalam Sobriyah 2012) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat

pada Gambar 26

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

Gambar 26 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc gt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 26 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp3 tc (239)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp3 = 02778 (dh tc) C I A (240)

Qp3 lt Qp1

2216 Model Hidraulik Sungai

Analisa hidrolika air banjir di sungai dengan berbagai kala ulang dari debit banjir

rencana Analisa hidrolika akan menghitung seberapa jauh kemampuan saluran

drainase secara struktural terhadap tinggi muka air banjir dan luapan banjir yang

terjadi Perhitungan analisa hidrolika sungai dalam penulisan ini menggunakan

software Hydrologic Engineering Centre-River Analysis System (HEC-RAS) versi

410 yang dikembangkan oleh Hydrologic Engineering Center milik US Army

Corps of Engineers

HEC-RAS adalah system perangkat lunak terpadu dirancang untuk penggunaan

interaktif dalam lingkungan multi-tugas Sistem terdiri dari Graphic User

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

Interface (GUI) komponen terpisah analisa hidrolik penyimpanan data dan

kapabilitas manajemen fasilitas pelaporan dan grafis

Sistem HEC-RAS mempunyai 3 komponen analisa hidrolika satu dimensi untuk

1 Perhitungan profil permukaan air steady flow

2 Simulasi steady flow dan unsteady flow

3 Perhitungan transport sedimen batas yang movable

2217 Komponen Aliran dan Persamaan dalam HEC-RAS

Komponen-komponen aliran dalam HEC-RAS adalah sebagai berikut

1 Aliran Seragam (Steady flow)

Komponen pada model ini digunakan untuk menghitung profil muka air pada

kondisi aliran Seragam (steady) Sistem ini dapat digunakan pada sebuah saluran

jaringan atau sebuah jaringan besar termasuk saluran dan saluran kecil lainnya

Komponen pada steady flow dapat dimodelkan pada kondisi aliran subkritis

superkritis dan system gabungan profil muka air

Dasar perhitungan komputer didasarkan pada solusi satu dimensi energi Energi

yang hilang disebabkan oleh gesekan (persamaan Manning) dan penyempitan dan

pelebaran (koefisien tambahan dari perubahan dalam tinggi kecepatan)

Persamaan Momentum bermanfaat dalam situasi dimana profil muka air

mengalami perubahan tiba-tiba Situasi ini termasuk dengan system perhitungan

aliran gabungan (contoh lompatan air) atau aliran pada jembatan dan perubahan

muka air pada pertemuan saluran (arus di persimpangan)

2 Aliran tidak Seragam (Unsteady flow)

Komponen untuk aliran tidak langgeng dikembangkan untuk perhitungan aliran

subkritis Perhitungan hidrolik untuk cross-section jembatan gorong-gorong dan

struktur hidrolik lainnya yang dikembangkan untuk komponen aliran langgeng

digabung dengan perhitungan aliran tidak langgeng Komponen untuk aliran tidak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

langgeng digunakan untuk model tampungan dan hubungan hidrolik dengan

tampungan

3 Profil muka air pada aliran steady

HECndashRAS dapat melakukan perhitungan profil muka air satu dimensi untuk

aliran steady berubah lambat laun pada saluran alami dan buatan Subkritis

superkritis dan sistem gabungan aliran profil muka air dapat dianalisa

2218 Persamaan Dasar Dalam HEC-RAS

Profil muka air dihitung dari satu potongan melintang ke potongan selanjutnya

dengan menyelesaikan persamaan Energi dengan prosedur iterasi disebut metode

langkah standar (standard step) seperti pada persamaan 241

Persamaan energi ditulis sebagai berikut

ehgV

ZYgV

ZY +++=++22

211

11

222

22

aa (241)

Dengan

Y1 Y2 = kedalaman air di potongan melintang Z1 Z2 = elevasi invert saluran utama V1 V2 = kecepatan rata-rata (debit totalluas aliran total) α1 α2 = koefisien pemberat kecepatan g = kecepatan gravitasi he = kehilangan tinggi energi

Dari persamaaan diatas dapat dilihat dalam bentuk gambar seperti Gambar

Persamaan Energi pada Gambar 27 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

Gambar 27 Garis Persamaan Energi

(Sumber HEC-RAS River Analysis System 2005)

Kehilangan tinggi energi (he) antara dua potongan melintang terdiri dari

kehilangan gesekan dan kehilangan kontraksi atau ekspansi

Persamaan untuk kehilangan tinggi energi bisa dilihat dari persamaan (242)

gV

gV

CSLh fe 22

211

222 aa-+= (242)

Dengan

L = panjang ruas pemberat debit Sf = mewakili kemiringan friksi antara dua bagian C = koefisien kehilangan ekspansi atau kontraksi

Jarak panjang ruas pemberat L dihitung sebagai

robchlob

robrobchchloblob

QQQQLQLQL

L++

++= helliphelliphellip (243)

Dengan

Llob Lch Lrob = panjang ruang potongan melintang ditentukan untuk aliran di tebing kiri saluran utama dan tebing kanan Qlob Qch Qrob = rata-rata aritmetika aliran antara bidang-bidang untuk tebing

kiri saluran utama dan tebing kanan

(Garis Energi)

(Permukaan Air)

(Dasar Saluran)

(Dasar)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

evaluatif Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang dirancang

untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan

(Furchan 2004447) data dianalisis dan dievaluasi untuk memberikan solusi ndash

solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan drainase DAS Kali Boro

32 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ialah sepanjang aliran sungai DAS Kali Boro yang melewati 5

Kelurahan yakni Jebres Jagalan Purwodiningratan Pucang Sawit dan Kampung

Sewu

Gambar 31 Peta Situasi DAS Kali Boro

(Dinas PU Kota Surakarta 2008)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

Kali Boro memiliki 4 Saluran Pengumpul (collector drain) yaitu Saluran Jl

Gotong Royong Saluran Belakang PMI Saluran Stasiun Jebres dan Saluran

Jagalan DAS Kali Boro mempunyai luas 14383 Ha dengan panjang saluran

utama 147550 meter Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan seringnya terjadi

genangan air bila intensitas hujan cukup tinggi

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro

Beberapa foto yang menggambarkan kondisi riil Kali Boro seperti berikut

34 Langkah Penelitian

341 Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan didalam penelitian ini antara lain

1 Data-data Primer berupa Data Geometri Kali Boro (Profil Sungai) yang

diperoleh dari Pengukuran di lapangan

2 Data-data Sekunder berupa Data Curah Hujan yang diperoleh dari Balai

Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air Propinsi Jawa Tengah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

Gambar 32 Potongan Melintang Saluran pada Sta 0+30000 m

Gambar 33 Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

3 Data-data sekunder lainnya diperoleh melalui Studi Pustaka dan

mengumpulkan data atau informasi data sekunder dari berbagai sumber dan

instansi terkait misalnya seperti peta topografi baik secara peta cetak maupun

peta digital peta batas administrasi atau peta wilayah

342 Analisis Data

3421 Analisis Hidrologi

Analisa hidrologi meliputi

1 Analisa Data Curah Hujan yaitu Tahun 1990 ndash 2011 untuk Menghitung Hujan

Rancangan (R24) Intensitas Hujan (I)

2 Dengan memilih Intensitas Hujan (I) dihitung Debit Rencana dengan Metode

Rasional

3 Menghitung Debit Rancangan Maksimum (Qmaks) Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun dengan Metode Rasional

3422 Analisis Hidrolika

Analisis hidrolika saluran dilakukan dengan software HEC-RAS versi 41

( Hydrologic Engineering Center - River Analysis System) dari US Army Corps of

Engineering berdasarkan data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir

rencana yang diperoleh pada metode analisis debit banjir Output analisis

hidrolika ini berupa elevasi muka air banjir untuk setiap debit rencana

Selanjutnya dilakukan evaluasi mengenai kapasitas maksimum saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian

Langkah ndash langkah penelitian ditunjukkan pada bagan alir di Gambar 32

Gambar 34 Bagan Alir Tahap Penelitian

Penyelesaian Masalah 2 sampai langkah ini akan diketahui kapasitas Kali Boro

Selesai

Penyelesaian Masalah 3 sampai langkah ini akan diketahui daya tampung Kali Boro jika pintu ditutup

Analisis Hidrolika Saluran (HEC-RAS versi 410)

Pembahasan dan Kesimpulan

Perhitungan Kapasitas Saluran

Evaluasi Daya Tampung saluran jika pintu air Pucang Sawit di hilir Kali Boro ditutup

Uji Kesesuain Distribusi (Uji Smirnov-Kolmogorov)

Mulai

- Data Curah Hujan - Fungsi Lahan - Geometri Sungai

Penyelesaian Masalah 1 sampai langkah ini akan diketahui debit kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun

Menghitung Hujan Wilayah (polygon Thiessen)

Menganalisa Distribusi Frekuensi Curah Hujan

Analisis Debit Banjir Rancangan (Metode Rasional)

- Distribusi Gumbel - Distribusi Log Pearson III - dll

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan

Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi berasal dari 4 stasiun hujan

yaitu Stasiun Hujan Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

Jumlah data hujan dalam penelitian ini yaitu data hujan 22 tahun dari Tahun 1990

ndash 2011 Data hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 41 berikut

Tabel 41 Data Hujan Tahunan

Tahun Hujan Tahunan (mmtahun) Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 177430 150000 185500 57600 1991 197735 133200 190100 1992 213165 133900 214800 238100 1993 241470 235700 1994 264141 160700 1995 257600 186700 176300 1996 224700 153300 206800 168400 1997 129200 140200 24500 1998 295350 152200 258400 1999 183450 152200 2000 152800 178800 2001 139850 172800 2002 101500 178800 83500 2003 135300 11300 130500 2004 252250 38800 87300 2005 208400 6900 89900 2006 223900 167600 2007 210800 370300 162300 2008 242550 153100 249400 139800 2009 204450 163200 102000 178950 2010 313600 302200 87700 305000 2011 224300 212700 60500 214300

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

Data rusak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

Kemudian dari Tabel 41 diatas dilakukan penggambaran letak posisi stasiun

hujan terhadap DAS Kali Boro untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah

hujan yang dicatat oleh tiap stasiun hujan terhadap DAS Kali Boro

42 Menghitung Hujan Wilayah

421 Poligon Thiessen

Untuk menentukan hujan wilayah digunakan Metode Poligon Thiessen

berdasarkan pengaruh dari 4 (empat) stasiun hujan terhadap luas DAS Kali Boro

yaitu Stasiun hujan Pabelan Stasiun hujan Grogol 67 B Stasiun hujan Mojolaban

128 D dan Stasiun hujan Ngemplak Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar

41 berikut

0 1 2 Km1 Km

Skala 1 25000

N

S

EW

GROGOL 67 B MOJOLABAN 128 D

NGEMPLAK 1

PABELAN

Ket Luas DAS Boro

Gambar 41 Poligon Thiessen dengan 4 (empat) stasiun hujan

Dari Poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dapat dihitung masing-

masing luas wilayah yang dipengaruhi oleh tiap-tiap stasiun hujan dengan

mengeplot pada software AutoCAD 2009 Hasilnya adalah

Ngemplak 1 = 01329 Km2

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 27: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

21

dengan

tc = waktu konsentrasi (jam) L = panjang saluran utama dari hulu sampai penguras (km) S = kemiringan rata-rata saluran

2215 Metode Rasional

Metode ini adalah untuk menentukan laju aliran permukaan puncak Metode ini

sangat simpel dan mudah penggunaannya namun penggunaannya terbatas untuk

DAS-DAS dengan ukuran kecil yaitu kurang dari 300 ha (Goldman etal 1986

dalam Suripin 2004) sedangkan menurut standar PU digunakan dengan DAS

yang berukuran lt 5000 ha (Lily Montarcih 2010) Persamaan Metode Rasional

dapat ditulis dalam bentuk

Qp = 02778 C I A (233)

dengan

Q = laju aliran permukaan (debit) puncak (m3detik) I = intensitas hujan (mmjam) A = luas DAS (km2) C = koefisien aliran permukaan (0 le C le 1)

Dengan nilai koefisien C disajikan dalam Tabel 23 berikut

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Business Perkotaan 070 ndash 095 Pinggiran 050 ndash 070

Perumahan Rumah tunggal 030 ndash 050 Multiunit terpisah 040 ndash 060 Multiunit tergabung 060 ndash 075 Pekampungan 025 ndash 040 Apartemen 050 ndash 070

Industri Ringan 050 ndash 080 Berat 060 ndash 090

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional (Lanjutan)

(Sumber McGuen 1989 dalam Suripin 2004)

Tabel 23 menggambarkan nilai C untuk penggunaan lahan yang seragam di

mana kondisi ini sangat jarang dijumpai untuk lahan yang relative luas Jika DAS

terdiri dari berbagai macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan

yang berbeda maka C yang dipakai adalah koefisien DAS yang dapat dihitung

dengan persamaan berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前 (234)

dengan

Ai = luas lahan dengan jenis penutup tanah i Ci = Koefisien aliran permukaan jenis penutup tanah i n = jumlah jenis penutup lahan

Metode Rasional pada awalnya hanya menghitung debit puncak tanpa

memberikan informasi debit aliran dari waktu ke waktu Pada perkembangannya

debit puncak yang terjadi pada waktu ke waktu dapat digambarkan dalam grafik

hidrograf rasional (Ponce 1989 dan Wanielista 1990 dalam Sobriyah 2012)

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Perkerasan Aspal dan beton 070 ndash 095 Batu-bata paving 050 ndash 070

Atap 075 ndash 095 Halaman tanah berpasir

Datar 2 005 ndash 010 Rata-rata 2-7 010 ndash 015 Curam 7 025 ndash 035

Halaman kereta api 010 ndash 035 Taman tempat bermain 020 ndash 035 Taman pekuburan 010 ndash 025 Hutan

Datar 0-5 010 ndash 040 Bergelombang 5-10 025 ndash 050 Berbukit 10-30 030 ndash 060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

Dibawah ini terdapat 3 Jenis Hidrograf Rasional berdasarkan hubungan antara

Waktu Konsentrasi (tc) dengan Durasi Hujan (dh) seperti berikut

a Hidrograf rasional dengan tc = dh

Debit puncak (Qp) yang terjadi berada pada puncak hidrograf segitiga

sebagaimana dinyatakan oleh Williams Pogan dan Mitchi (Wanielista 1990

dalam Sobriyah 2012) Hidrograf segitiga ini terjadi apabila waktu konsentrasi

(tc) = durasi hujan (dh) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 24

Gambar 24 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc = dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 24 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp1 tc (235)

V1 = V2 dan tc = dh sehingga persamaan debit puncak (Qp) dapat dituliskan

Qp1 = 02778 C I A (236)

b Hidrograf rasional dengan tc lt dh

Untuk tc lt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium (Singh dan Cruise

dalam Wanielista 1990) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 25

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

Gambar 25 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 25 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp2 dh (237)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp2 = 02778 C I A (238)

Qp2 = Qp1

c Hidrograf rasional dengan tc gt dh

Jika tc gt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium tetapi debit puncaknya

tidak sama dengan debit puncak pada kondisi yang lain (Sobriyah dan

Purwanti1998 dalam Sobriyah 2012) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat

pada Gambar 26

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

Gambar 26 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc gt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 26 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp3 tc (239)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp3 = 02778 (dh tc) C I A (240)

Qp3 lt Qp1

2216 Model Hidraulik Sungai

Analisa hidrolika air banjir di sungai dengan berbagai kala ulang dari debit banjir

rencana Analisa hidrolika akan menghitung seberapa jauh kemampuan saluran

drainase secara struktural terhadap tinggi muka air banjir dan luapan banjir yang

terjadi Perhitungan analisa hidrolika sungai dalam penulisan ini menggunakan

software Hydrologic Engineering Centre-River Analysis System (HEC-RAS) versi

410 yang dikembangkan oleh Hydrologic Engineering Center milik US Army

Corps of Engineers

HEC-RAS adalah system perangkat lunak terpadu dirancang untuk penggunaan

interaktif dalam lingkungan multi-tugas Sistem terdiri dari Graphic User

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

Interface (GUI) komponen terpisah analisa hidrolik penyimpanan data dan

kapabilitas manajemen fasilitas pelaporan dan grafis

Sistem HEC-RAS mempunyai 3 komponen analisa hidrolika satu dimensi untuk

1 Perhitungan profil permukaan air steady flow

2 Simulasi steady flow dan unsteady flow

3 Perhitungan transport sedimen batas yang movable

2217 Komponen Aliran dan Persamaan dalam HEC-RAS

Komponen-komponen aliran dalam HEC-RAS adalah sebagai berikut

1 Aliran Seragam (Steady flow)

Komponen pada model ini digunakan untuk menghitung profil muka air pada

kondisi aliran Seragam (steady) Sistem ini dapat digunakan pada sebuah saluran

jaringan atau sebuah jaringan besar termasuk saluran dan saluran kecil lainnya

Komponen pada steady flow dapat dimodelkan pada kondisi aliran subkritis

superkritis dan system gabungan profil muka air

Dasar perhitungan komputer didasarkan pada solusi satu dimensi energi Energi

yang hilang disebabkan oleh gesekan (persamaan Manning) dan penyempitan dan

pelebaran (koefisien tambahan dari perubahan dalam tinggi kecepatan)

Persamaan Momentum bermanfaat dalam situasi dimana profil muka air

mengalami perubahan tiba-tiba Situasi ini termasuk dengan system perhitungan

aliran gabungan (contoh lompatan air) atau aliran pada jembatan dan perubahan

muka air pada pertemuan saluran (arus di persimpangan)

2 Aliran tidak Seragam (Unsteady flow)

Komponen untuk aliran tidak langgeng dikembangkan untuk perhitungan aliran

subkritis Perhitungan hidrolik untuk cross-section jembatan gorong-gorong dan

struktur hidrolik lainnya yang dikembangkan untuk komponen aliran langgeng

digabung dengan perhitungan aliran tidak langgeng Komponen untuk aliran tidak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

langgeng digunakan untuk model tampungan dan hubungan hidrolik dengan

tampungan

3 Profil muka air pada aliran steady

HECndashRAS dapat melakukan perhitungan profil muka air satu dimensi untuk

aliran steady berubah lambat laun pada saluran alami dan buatan Subkritis

superkritis dan sistem gabungan aliran profil muka air dapat dianalisa

2218 Persamaan Dasar Dalam HEC-RAS

Profil muka air dihitung dari satu potongan melintang ke potongan selanjutnya

dengan menyelesaikan persamaan Energi dengan prosedur iterasi disebut metode

langkah standar (standard step) seperti pada persamaan 241

Persamaan energi ditulis sebagai berikut

ehgV

ZYgV

ZY +++=++22

211

11

222

22

aa (241)

Dengan

Y1 Y2 = kedalaman air di potongan melintang Z1 Z2 = elevasi invert saluran utama V1 V2 = kecepatan rata-rata (debit totalluas aliran total) α1 α2 = koefisien pemberat kecepatan g = kecepatan gravitasi he = kehilangan tinggi energi

Dari persamaaan diatas dapat dilihat dalam bentuk gambar seperti Gambar

Persamaan Energi pada Gambar 27 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

Gambar 27 Garis Persamaan Energi

(Sumber HEC-RAS River Analysis System 2005)

Kehilangan tinggi energi (he) antara dua potongan melintang terdiri dari

kehilangan gesekan dan kehilangan kontraksi atau ekspansi

Persamaan untuk kehilangan tinggi energi bisa dilihat dari persamaan (242)

gV

gV

CSLh fe 22

211

222 aa-+= (242)

Dengan

L = panjang ruas pemberat debit Sf = mewakili kemiringan friksi antara dua bagian C = koefisien kehilangan ekspansi atau kontraksi

Jarak panjang ruas pemberat L dihitung sebagai

robchlob

robrobchchloblob

QQQQLQLQL

L++

++= helliphelliphellip (243)

Dengan

Llob Lch Lrob = panjang ruang potongan melintang ditentukan untuk aliran di tebing kiri saluran utama dan tebing kanan Qlob Qch Qrob = rata-rata aritmetika aliran antara bidang-bidang untuk tebing

kiri saluran utama dan tebing kanan

(Garis Energi)

(Permukaan Air)

(Dasar Saluran)

(Dasar)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

evaluatif Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang dirancang

untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan

(Furchan 2004447) data dianalisis dan dievaluasi untuk memberikan solusi ndash

solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan drainase DAS Kali Boro

32 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ialah sepanjang aliran sungai DAS Kali Boro yang melewati 5

Kelurahan yakni Jebres Jagalan Purwodiningratan Pucang Sawit dan Kampung

Sewu

Gambar 31 Peta Situasi DAS Kali Boro

(Dinas PU Kota Surakarta 2008)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

Kali Boro memiliki 4 Saluran Pengumpul (collector drain) yaitu Saluran Jl

Gotong Royong Saluran Belakang PMI Saluran Stasiun Jebres dan Saluran

Jagalan DAS Kali Boro mempunyai luas 14383 Ha dengan panjang saluran

utama 147550 meter Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan seringnya terjadi

genangan air bila intensitas hujan cukup tinggi

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro

Beberapa foto yang menggambarkan kondisi riil Kali Boro seperti berikut

34 Langkah Penelitian

341 Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan didalam penelitian ini antara lain

1 Data-data Primer berupa Data Geometri Kali Boro (Profil Sungai) yang

diperoleh dari Pengukuran di lapangan

2 Data-data Sekunder berupa Data Curah Hujan yang diperoleh dari Balai

Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air Propinsi Jawa Tengah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

Gambar 32 Potongan Melintang Saluran pada Sta 0+30000 m

Gambar 33 Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

3 Data-data sekunder lainnya diperoleh melalui Studi Pustaka dan

mengumpulkan data atau informasi data sekunder dari berbagai sumber dan

instansi terkait misalnya seperti peta topografi baik secara peta cetak maupun

peta digital peta batas administrasi atau peta wilayah

342 Analisis Data

3421 Analisis Hidrologi

Analisa hidrologi meliputi

1 Analisa Data Curah Hujan yaitu Tahun 1990 ndash 2011 untuk Menghitung Hujan

Rancangan (R24) Intensitas Hujan (I)

2 Dengan memilih Intensitas Hujan (I) dihitung Debit Rencana dengan Metode

Rasional

3 Menghitung Debit Rancangan Maksimum (Qmaks) Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun dengan Metode Rasional

3422 Analisis Hidrolika

Analisis hidrolika saluran dilakukan dengan software HEC-RAS versi 41

( Hydrologic Engineering Center - River Analysis System) dari US Army Corps of

Engineering berdasarkan data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir

rencana yang diperoleh pada metode analisis debit banjir Output analisis

hidrolika ini berupa elevasi muka air banjir untuk setiap debit rencana

Selanjutnya dilakukan evaluasi mengenai kapasitas maksimum saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian

Langkah ndash langkah penelitian ditunjukkan pada bagan alir di Gambar 32

Gambar 34 Bagan Alir Tahap Penelitian

Penyelesaian Masalah 2 sampai langkah ini akan diketahui kapasitas Kali Boro

Selesai

Penyelesaian Masalah 3 sampai langkah ini akan diketahui daya tampung Kali Boro jika pintu ditutup

Analisis Hidrolika Saluran (HEC-RAS versi 410)

Pembahasan dan Kesimpulan

Perhitungan Kapasitas Saluran

Evaluasi Daya Tampung saluran jika pintu air Pucang Sawit di hilir Kali Boro ditutup

Uji Kesesuain Distribusi (Uji Smirnov-Kolmogorov)

Mulai

- Data Curah Hujan - Fungsi Lahan - Geometri Sungai

Penyelesaian Masalah 1 sampai langkah ini akan diketahui debit kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun

Menghitung Hujan Wilayah (polygon Thiessen)

Menganalisa Distribusi Frekuensi Curah Hujan

Analisis Debit Banjir Rancangan (Metode Rasional)

- Distribusi Gumbel - Distribusi Log Pearson III - dll

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan

Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi berasal dari 4 stasiun hujan

yaitu Stasiun Hujan Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

Jumlah data hujan dalam penelitian ini yaitu data hujan 22 tahun dari Tahun 1990

ndash 2011 Data hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 41 berikut

Tabel 41 Data Hujan Tahunan

Tahun Hujan Tahunan (mmtahun) Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 177430 150000 185500 57600 1991 197735 133200 190100 1992 213165 133900 214800 238100 1993 241470 235700 1994 264141 160700 1995 257600 186700 176300 1996 224700 153300 206800 168400 1997 129200 140200 24500 1998 295350 152200 258400 1999 183450 152200 2000 152800 178800 2001 139850 172800 2002 101500 178800 83500 2003 135300 11300 130500 2004 252250 38800 87300 2005 208400 6900 89900 2006 223900 167600 2007 210800 370300 162300 2008 242550 153100 249400 139800 2009 204450 163200 102000 178950 2010 313600 302200 87700 305000 2011 224300 212700 60500 214300

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

Data rusak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

Kemudian dari Tabel 41 diatas dilakukan penggambaran letak posisi stasiun

hujan terhadap DAS Kali Boro untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah

hujan yang dicatat oleh tiap stasiun hujan terhadap DAS Kali Boro

42 Menghitung Hujan Wilayah

421 Poligon Thiessen

Untuk menentukan hujan wilayah digunakan Metode Poligon Thiessen

berdasarkan pengaruh dari 4 (empat) stasiun hujan terhadap luas DAS Kali Boro

yaitu Stasiun hujan Pabelan Stasiun hujan Grogol 67 B Stasiun hujan Mojolaban

128 D dan Stasiun hujan Ngemplak Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar

41 berikut

0 1 2 Km1 Km

Skala 1 25000

N

S

EW

GROGOL 67 B MOJOLABAN 128 D

NGEMPLAK 1

PABELAN

Ket Luas DAS Boro

Gambar 41 Poligon Thiessen dengan 4 (empat) stasiun hujan

Dari Poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dapat dihitung masing-

masing luas wilayah yang dipengaruhi oleh tiap-tiap stasiun hujan dengan

mengeplot pada software AutoCAD 2009 Hasilnya adalah

Ngemplak 1 = 01329 Km2

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 28: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

22

Tabel 23 Nilai Koefisien C untuk Metode Rasional (Lanjutan)

(Sumber McGuen 1989 dalam Suripin 2004)

Tabel 23 menggambarkan nilai C untuk penggunaan lahan yang seragam di

mana kondisi ini sangat jarang dijumpai untuk lahan yang relative luas Jika DAS

terdiri dari berbagai macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan

yang berbeda maka C yang dipakai adalah koefisien DAS yang dapat dihitung

dengan persamaan berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前 (234)

dengan

Ai = luas lahan dengan jenis penutup tanah i Ci = Koefisien aliran permukaan jenis penutup tanah i n = jumlah jenis penutup lahan

Metode Rasional pada awalnya hanya menghitung debit puncak tanpa

memberikan informasi debit aliran dari waktu ke waktu Pada perkembangannya

debit puncak yang terjadi pada waktu ke waktu dapat digambarkan dalam grafik

hidrograf rasional (Ponce 1989 dan Wanielista 1990 dalam Sobriyah 2012)

Deskripsi lahan karakter permukaan Koefisien aliran C

Perkerasan Aspal dan beton 070 ndash 095 Batu-bata paving 050 ndash 070

Atap 075 ndash 095 Halaman tanah berpasir

Datar 2 005 ndash 010 Rata-rata 2-7 010 ndash 015 Curam 7 025 ndash 035

Halaman kereta api 010 ndash 035 Taman tempat bermain 020 ndash 035 Taman pekuburan 010 ndash 025 Hutan

Datar 0-5 010 ndash 040 Bergelombang 5-10 025 ndash 050 Berbukit 10-30 030 ndash 060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

Dibawah ini terdapat 3 Jenis Hidrograf Rasional berdasarkan hubungan antara

Waktu Konsentrasi (tc) dengan Durasi Hujan (dh) seperti berikut

a Hidrograf rasional dengan tc = dh

Debit puncak (Qp) yang terjadi berada pada puncak hidrograf segitiga

sebagaimana dinyatakan oleh Williams Pogan dan Mitchi (Wanielista 1990

dalam Sobriyah 2012) Hidrograf segitiga ini terjadi apabila waktu konsentrasi

(tc) = durasi hujan (dh) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 24

Gambar 24 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc = dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 24 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp1 tc (235)

V1 = V2 dan tc = dh sehingga persamaan debit puncak (Qp) dapat dituliskan

Qp1 = 02778 C I A (236)

b Hidrograf rasional dengan tc lt dh

Untuk tc lt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium (Singh dan Cruise

dalam Wanielista 1990) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 25

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

Gambar 25 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 25 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp2 dh (237)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp2 = 02778 C I A (238)

Qp2 = Qp1

c Hidrograf rasional dengan tc gt dh

Jika tc gt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium tetapi debit puncaknya

tidak sama dengan debit puncak pada kondisi yang lain (Sobriyah dan

Purwanti1998 dalam Sobriyah 2012) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat

pada Gambar 26

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

Gambar 26 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc gt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 26 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp3 tc (239)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp3 = 02778 (dh tc) C I A (240)

Qp3 lt Qp1

2216 Model Hidraulik Sungai

Analisa hidrolika air banjir di sungai dengan berbagai kala ulang dari debit banjir

rencana Analisa hidrolika akan menghitung seberapa jauh kemampuan saluran

drainase secara struktural terhadap tinggi muka air banjir dan luapan banjir yang

terjadi Perhitungan analisa hidrolika sungai dalam penulisan ini menggunakan

software Hydrologic Engineering Centre-River Analysis System (HEC-RAS) versi

410 yang dikembangkan oleh Hydrologic Engineering Center milik US Army

Corps of Engineers

HEC-RAS adalah system perangkat lunak terpadu dirancang untuk penggunaan

interaktif dalam lingkungan multi-tugas Sistem terdiri dari Graphic User

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

Interface (GUI) komponen terpisah analisa hidrolik penyimpanan data dan

kapabilitas manajemen fasilitas pelaporan dan grafis

Sistem HEC-RAS mempunyai 3 komponen analisa hidrolika satu dimensi untuk

1 Perhitungan profil permukaan air steady flow

2 Simulasi steady flow dan unsteady flow

3 Perhitungan transport sedimen batas yang movable

2217 Komponen Aliran dan Persamaan dalam HEC-RAS

Komponen-komponen aliran dalam HEC-RAS adalah sebagai berikut

1 Aliran Seragam (Steady flow)

Komponen pada model ini digunakan untuk menghitung profil muka air pada

kondisi aliran Seragam (steady) Sistem ini dapat digunakan pada sebuah saluran

jaringan atau sebuah jaringan besar termasuk saluran dan saluran kecil lainnya

Komponen pada steady flow dapat dimodelkan pada kondisi aliran subkritis

superkritis dan system gabungan profil muka air

Dasar perhitungan komputer didasarkan pada solusi satu dimensi energi Energi

yang hilang disebabkan oleh gesekan (persamaan Manning) dan penyempitan dan

pelebaran (koefisien tambahan dari perubahan dalam tinggi kecepatan)

Persamaan Momentum bermanfaat dalam situasi dimana profil muka air

mengalami perubahan tiba-tiba Situasi ini termasuk dengan system perhitungan

aliran gabungan (contoh lompatan air) atau aliran pada jembatan dan perubahan

muka air pada pertemuan saluran (arus di persimpangan)

2 Aliran tidak Seragam (Unsteady flow)

Komponen untuk aliran tidak langgeng dikembangkan untuk perhitungan aliran

subkritis Perhitungan hidrolik untuk cross-section jembatan gorong-gorong dan

struktur hidrolik lainnya yang dikembangkan untuk komponen aliran langgeng

digabung dengan perhitungan aliran tidak langgeng Komponen untuk aliran tidak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

langgeng digunakan untuk model tampungan dan hubungan hidrolik dengan

tampungan

3 Profil muka air pada aliran steady

HECndashRAS dapat melakukan perhitungan profil muka air satu dimensi untuk

aliran steady berubah lambat laun pada saluran alami dan buatan Subkritis

superkritis dan sistem gabungan aliran profil muka air dapat dianalisa

2218 Persamaan Dasar Dalam HEC-RAS

Profil muka air dihitung dari satu potongan melintang ke potongan selanjutnya

dengan menyelesaikan persamaan Energi dengan prosedur iterasi disebut metode

langkah standar (standard step) seperti pada persamaan 241

Persamaan energi ditulis sebagai berikut

ehgV

ZYgV

ZY +++=++22

211

11

222

22

aa (241)

Dengan

Y1 Y2 = kedalaman air di potongan melintang Z1 Z2 = elevasi invert saluran utama V1 V2 = kecepatan rata-rata (debit totalluas aliran total) α1 α2 = koefisien pemberat kecepatan g = kecepatan gravitasi he = kehilangan tinggi energi

Dari persamaaan diatas dapat dilihat dalam bentuk gambar seperti Gambar

Persamaan Energi pada Gambar 27 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

Gambar 27 Garis Persamaan Energi

(Sumber HEC-RAS River Analysis System 2005)

Kehilangan tinggi energi (he) antara dua potongan melintang terdiri dari

kehilangan gesekan dan kehilangan kontraksi atau ekspansi

Persamaan untuk kehilangan tinggi energi bisa dilihat dari persamaan (242)

gV

gV

CSLh fe 22

211

222 aa-+= (242)

Dengan

L = panjang ruas pemberat debit Sf = mewakili kemiringan friksi antara dua bagian C = koefisien kehilangan ekspansi atau kontraksi

Jarak panjang ruas pemberat L dihitung sebagai

robchlob

robrobchchloblob

QQQQLQLQL

L++

++= helliphelliphellip (243)

Dengan

Llob Lch Lrob = panjang ruang potongan melintang ditentukan untuk aliran di tebing kiri saluran utama dan tebing kanan Qlob Qch Qrob = rata-rata aritmetika aliran antara bidang-bidang untuk tebing

kiri saluran utama dan tebing kanan

(Garis Energi)

(Permukaan Air)

(Dasar Saluran)

(Dasar)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

evaluatif Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang dirancang

untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan

(Furchan 2004447) data dianalisis dan dievaluasi untuk memberikan solusi ndash

solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan drainase DAS Kali Boro

32 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ialah sepanjang aliran sungai DAS Kali Boro yang melewati 5

Kelurahan yakni Jebres Jagalan Purwodiningratan Pucang Sawit dan Kampung

Sewu

Gambar 31 Peta Situasi DAS Kali Boro

(Dinas PU Kota Surakarta 2008)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

Kali Boro memiliki 4 Saluran Pengumpul (collector drain) yaitu Saluran Jl

Gotong Royong Saluran Belakang PMI Saluran Stasiun Jebres dan Saluran

Jagalan DAS Kali Boro mempunyai luas 14383 Ha dengan panjang saluran

utama 147550 meter Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan seringnya terjadi

genangan air bila intensitas hujan cukup tinggi

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro

Beberapa foto yang menggambarkan kondisi riil Kali Boro seperti berikut

34 Langkah Penelitian

341 Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan didalam penelitian ini antara lain

1 Data-data Primer berupa Data Geometri Kali Boro (Profil Sungai) yang

diperoleh dari Pengukuran di lapangan

2 Data-data Sekunder berupa Data Curah Hujan yang diperoleh dari Balai

Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air Propinsi Jawa Tengah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

Gambar 32 Potongan Melintang Saluran pada Sta 0+30000 m

Gambar 33 Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

3 Data-data sekunder lainnya diperoleh melalui Studi Pustaka dan

mengumpulkan data atau informasi data sekunder dari berbagai sumber dan

instansi terkait misalnya seperti peta topografi baik secara peta cetak maupun

peta digital peta batas administrasi atau peta wilayah

342 Analisis Data

3421 Analisis Hidrologi

Analisa hidrologi meliputi

1 Analisa Data Curah Hujan yaitu Tahun 1990 ndash 2011 untuk Menghitung Hujan

Rancangan (R24) Intensitas Hujan (I)

2 Dengan memilih Intensitas Hujan (I) dihitung Debit Rencana dengan Metode

Rasional

3 Menghitung Debit Rancangan Maksimum (Qmaks) Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun dengan Metode Rasional

3422 Analisis Hidrolika

Analisis hidrolika saluran dilakukan dengan software HEC-RAS versi 41

( Hydrologic Engineering Center - River Analysis System) dari US Army Corps of

Engineering berdasarkan data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir

rencana yang diperoleh pada metode analisis debit banjir Output analisis

hidrolika ini berupa elevasi muka air banjir untuk setiap debit rencana

Selanjutnya dilakukan evaluasi mengenai kapasitas maksimum saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian

Langkah ndash langkah penelitian ditunjukkan pada bagan alir di Gambar 32

Gambar 34 Bagan Alir Tahap Penelitian

Penyelesaian Masalah 2 sampai langkah ini akan diketahui kapasitas Kali Boro

Selesai

Penyelesaian Masalah 3 sampai langkah ini akan diketahui daya tampung Kali Boro jika pintu ditutup

Analisis Hidrolika Saluran (HEC-RAS versi 410)

Pembahasan dan Kesimpulan

Perhitungan Kapasitas Saluran

Evaluasi Daya Tampung saluran jika pintu air Pucang Sawit di hilir Kali Boro ditutup

Uji Kesesuain Distribusi (Uji Smirnov-Kolmogorov)

Mulai

- Data Curah Hujan - Fungsi Lahan - Geometri Sungai

Penyelesaian Masalah 1 sampai langkah ini akan diketahui debit kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun

Menghitung Hujan Wilayah (polygon Thiessen)

Menganalisa Distribusi Frekuensi Curah Hujan

Analisis Debit Banjir Rancangan (Metode Rasional)

- Distribusi Gumbel - Distribusi Log Pearson III - dll

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan

Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi berasal dari 4 stasiun hujan

yaitu Stasiun Hujan Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

Jumlah data hujan dalam penelitian ini yaitu data hujan 22 tahun dari Tahun 1990

ndash 2011 Data hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 41 berikut

Tabel 41 Data Hujan Tahunan

Tahun Hujan Tahunan (mmtahun) Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 177430 150000 185500 57600 1991 197735 133200 190100 1992 213165 133900 214800 238100 1993 241470 235700 1994 264141 160700 1995 257600 186700 176300 1996 224700 153300 206800 168400 1997 129200 140200 24500 1998 295350 152200 258400 1999 183450 152200 2000 152800 178800 2001 139850 172800 2002 101500 178800 83500 2003 135300 11300 130500 2004 252250 38800 87300 2005 208400 6900 89900 2006 223900 167600 2007 210800 370300 162300 2008 242550 153100 249400 139800 2009 204450 163200 102000 178950 2010 313600 302200 87700 305000 2011 224300 212700 60500 214300

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

Data rusak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

Kemudian dari Tabel 41 diatas dilakukan penggambaran letak posisi stasiun

hujan terhadap DAS Kali Boro untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah

hujan yang dicatat oleh tiap stasiun hujan terhadap DAS Kali Boro

42 Menghitung Hujan Wilayah

421 Poligon Thiessen

Untuk menentukan hujan wilayah digunakan Metode Poligon Thiessen

berdasarkan pengaruh dari 4 (empat) stasiun hujan terhadap luas DAS Kali Boro

yaitu Stasiun hujan Pabelan Stasiun hujan Grogol 67 B Stasiun hujan Mojolaban

128 D dan Stasiun hujan Ngemplak Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar

41 berikut

0 1 2 Km1 Km

Skala 1 25000

N

S

EW

GROGOL 67 B MOJOLABAN 128 D

NGEMPLAK 1

PABELAN

Ket Luas DAS Boro

Gambar 41 Poligon Thiessen dengan 4 (empat) stasiun hujan

Dari Poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dapat dihitung masing-

masing luas wilayah yang dipengaruhi oleh tiap-tiap stasiun hujan dengan

mengeplot pada software AutoCAD 2009 Hasilnya adalah

Ngemplak 1 = 01329 Km2

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 29: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

23

Dibawah ini terdapat 3 Jenis Hidrograf Rasional berdasarkan hubungan antara

Waktu Konsentrasi (tc) dengan Durasi Hujan (dh) seperti berikut

a Hidrograf rasional dengan tc = dh

Debit puncak (Qp) yang terjadi berada pada puncak hidrograf segitiga

sebagaimana dinyatakan oleh Williams Pogan dan Mitchi (Wanielista 1990

dalam Sobriyah 2012) Hidrograf segitiga ini terjadi apabila waktu konsentrasi

(tc) = durasi hujan (dh) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 24

Gambar 24 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc = dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 24 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp1 tc (235)

V1 = V2 dan tc = dh sehingga persamaan debit puncak (Qp) dapat dituliskan

Qp1 = 02778 C I A (236)

b Hidrograf rasional dengan tc lt dh

Untuk tc lt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium (Singh dan Cruise

dalam Wanielista 1990) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat pada Gambar 25

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

Gambar 25 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 25 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp2 dh (237)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp2 = 02778 C I A (238)

Qp2 = Qp1

c Hidrograf rasional dengan tc gt dh

Jika tc gt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium tetapi debit puncaknya

tidak sama dengan debit puncak pada kondisi yang lain (Sobriyah dan

Purwanti1998 dalam Sobriyah 2012) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat

pada Gambar 26

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

Gambar 26 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc gt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 26 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp3 tc (239)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp3 = 02778 (dh tc) C I A (240)

Qp3 lt Qp1

2216 Model Hidraulik Sungai

Analisa hidrolika air banjir di sungai dengan berbagai kala ulang dari debit banjir

rencana Analisa hidrolika akan menghitung seberapa jauh kemampuan saluran

drainase secara struktural terhadap tinggi muka air banjir dan luapan banjir yang

terjadi Perhitungan analisa hidrolika sungai dalam penulisan ini menggunakan

software Hydrologic Engineering Centre-River Analysis System (HEC-RAS) versi

410 yang dikembangkan oleh Hydrologic Engineering Center milik US Army

Corps of Engineers

HEC-RAS adalah system perangkat lunak terpadu dirancang untuk penggunaan

interaktif dalam lingkungan multi-tugas Sistem terdiri dari Graphic User

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

Interface (GUI) komponen terpisah analisa hidrolik penyimpanan data dan

kapabilitas manajemen fasilitas pelaporan dan grafis

Sistem HEC-RAS mempunyai 3 komponen analisa hidrolika satu dimensi untuk

1 Perhitungan profil permukaan air steady flow

2 Simulasi steady flow dan unsteady flow

3 Perhitungan transport sedimen batas yang movable

2217 Komponen Aliran dan Persamaan dalam HEC-RAS

Komponen-komponen aliran dalam HEC-RAS adalah sebagai berikut

1 Aliran Seragam (Steady flow)

Komponen pada model ini digunakan untuk menghitung profil muka air pada

kondisi aliran Seragam (steady) Sistem ini dapat digunakan pada sebuah saluran

jaringan atau sebuah jaringan besar termasuk saluran dan saluran kecil lainnya

Komponen pada steady flow dapat dimodelkan pada kondisi aliran subkritis

superkritis dan system gabungan profil muka air

Dasar perhitungan komputer didasarkan pada solusi satu dimensi energi Energi

yang hilang disebabkan oleh gesekan (persamaan Manning) dan penyempitan dan

pelebaran (koefisien tambahan dari perubahan dalam tinggi kecepatan)

Persamaan Momentum bermanfaat dalam situasi dimana profil muka air

mengalami perubahan tiba-tiba Situasi ini termasuk dengan system perhitungan

aliran gabungan (contoh lompatan air) atau aliran pada jembatan dan perubahan

muka air pada pertemuan saluran (arus di persimpangan)

2 Aliran tidak Seragam (Unsteady flow)

Komponen untuk aliran tidak langgeng dikembangkan untuk perhitungan aliran

subkritis Perhitungan hidrolik untuk cross-section jembatan gorong-gorong dan

struktur hidrolik lainnya yang dikembangkan untuk komponen aliran langgeng

digabung dengan perhitungan aliran tidak langgeng Komponen untuk aliran tidak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

langgeng digunakan untuk model tampungan dan hubungan hidrolik dengan

tampungan

3 Profil muka air pada aliran steady

HECndashRAS dapat melakukan perhitungan profil muka air satu dimensi untuk

aliran steady berubah lambat laun pada saluran alami dan buatan Subkritis

superkritis dan sistem gabungan aliran profil muka air dapat dianalisa

2218 Persamaan Dasar Dalam HEC-RAS

Profil muka air dihitung dari satu potongan melintang ke potongan selanjutnya

dengan menyelesaikan persamaan Energi dengan prosedur iterasi disebut metode

langkah standar (standard step) seperti pada persamaan 241

Persamaan energi ditulis sebagai berikut

ehgV

ZYgV

ZY +++=++22

211

11

222

22

aa (241)

Dengan

Y1 Y2 = kedalaman air di potongan melintang Z1 Z2 = elevasi invert saluran utama V1 V2 = kecepatan rata-rata (debit totalluas aliran total) α1 α2 = koefisien pemberat kecepatan g = kecepatan gravitasi he = kehilangan tinggi energi

Dari persamaaan diatas dapat dilihat dalam bentuk gambar seperti Gambar

Persamaan Energi pada Gambar 27 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

Gambar 27 Garis Persamaan Energi

(Sumber HEC-RAS River Analysis System 2005)

Kehilangan tinggi energi (he) antara dua potongan melintang terdiri dari

kehilangan gesekan dan kehilangan kontraksi atau ekspansi

Persamaan untuk kehilangan tinggi energi bisa dilihat dari persamaan (242)

gV

gV

CSLh fe 22

211

222 aa-+= (242)

Dengan

L = panjang ruas pemberat debit Sf = mewakili kemiringan friksi antara dua bagian C = koefisien kehilangan ekspansi atau kontraksi

Jarak panjang ruas pemberat L dihitung sebagai

robchlob

robrobchchloblob

QQQQLQLQL

L++

++= helliphelliphellip (243)

Dengan

Llob Lch Lrob = panjang ruang potongan melintang ditentukan untuk aliran di tebing kiri saluran utama dan tebing kanan Qlob Qch Qrob = rata-rata aritmetika aliran antara bidang-bidang untuk tebing

kiri saluran utama dan tebing kanan

(Garis Energi)

(Permukaan Air)

(Dasar Saluran)

(Dasar)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

evaluatif Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang dirancang

untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan

(Furchan 2004447) data dianalisis dan dievaluasi untuk memberikan solusi ndash

solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan drainase DAS Kali Boro

32 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ialah sepanjang aliran sungai DAS Kali Boro yang melewati 5

Kelurahan yakni Jebres Jagalan Purwodiningratan Pucang Sawit dan Kampung

Sewu

Gambar 31 Peta Situasi DAS Kali Boro

(Dinas PU Kota Surakarta 2008)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

Kali Boro memiliki 4 Saluran Pengumpul (collector drain) yaitu Saluran Jl

Gotong Royong Saluran Belakang PMI Saluran Stasiun Jebres dan Saluran

Jagalan DAS Kali Boro mempunyai luas 14383 Ha dengan panjang saluran

utama 147550 meter Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan seringnya terjadi

genangan air bila intensitas hujan cukup tinggi

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro

Beberapa foto yang menggambarkan kondisi riil Kali Boro seperti berikut

34 Langkah Penelitian

341 Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan didalam penelitian ini antara lain

1 Data-data Primer berupa Data Geometri Kali Boro (Profil Sungai) yang

diperoleh dari Pengukuran di lapangan

2 Data-data Sekunder berupa Data Curah Hujan yang diperoleh dari Balai

Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air Propinsi Jawa Tengah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

Gambar 32 Potongan Melintang Saluran pada Sta 0+30000 m

Gambar 33 Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

3 Data-data sekunder lainnya diperoleh melalui Studi Pustaka dan

mengumpulkan data atau informasi data sekunder dari berbagai sumber dan

instansi terkait misalnya seperti peta topografi baik secara peta cetak maupun

peta digital peta batas administrasi atau peta wilayah

342 Analisis Data

3421 Analisis Hidrologi

Analisa hidrologi meliputi

1 Analisa Data Curah Hujan yaitu Tahun 1990 ndash 2011 untuk Menghitung Hujan

Rancangan (R24) Intensitas Hujan (I)

2 Dengan memilih Intensitas Hujan (I) dihitung Debit Rencana dengan Metode

Rasional

3 Menghitung Debit Rancangan Maksimum (Qmaks) Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun dengan Metode Rasional

3422 Analisis Hidrolika

Analisis hidrolika saluran dilakukan dengan software HEC-RAS versi 41

( Hydrologic Engineering Center - River Analysis System) dari US Army Corps of

Engineering berdasarkan data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir

rencana yang diperoleh pada metode analisis debit banjir Output analisis

hidrolika ini berupa elevasi muka air banjir untuk setiap debit rencana

Selanjutnya dilakukan evaluasi mengenai kapasitas maksimum saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian

Langkah ndash langkah penelitian ditunjukkan pada bagan alir di Gambar 32

Gambar 34 Bagan Alir Tahap Penelitian

Penyelesaian Masalah 2 sampai langkah ini akan diketahui kapasitas Kali Boro

Selesai

Penyelesaian Masalah 3 sampai langkah ini akan diketahui daya tampung Kali Boro jika pintu ditutup

Analisis Hidrolika Saluran (HEC-RAS versi 410)

Pembahasan dan Kesimpulan

Perhitungan Kapasitas Saluran

Evaluasi Daya Tampung saluran jika pintu air Pucang Sawit di hilir Kali Boro ditutup

Uji Kesesuain Distribusi (Uji Smirnov-Kolmogorov)

Mulai

- Data Curah Hujan - Fungsi Lahan - Geometri Sungai

Penyelesaian Masalah 1 sampai langkah ini akan diketahui debit kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun

Menghitung Hujan Wilayah (polygon Thiessen)

Menganalisa Distribusi Frekuensi Curah Hujan

Analisis Debit Banjir Rancangan (Metode Rasional)

- Distribusi Gumbel - Distribusi Log Pearson III - dll

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan

Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi berasal dari 4 stasiun hujan

yaitu Stasiun Hujan Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

Jumlah data hujan dalam penelitian ini yaitu data hujan 22 tahun dari Tahun 1990

ndash 2011 Data hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 41 berikut

Tabel 41 Data Hujan Tahunan

Tahun Hujan Tahunan (mmtahun) Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 177430 150000 185500 57600 1991 197735 133200 190100 1992 213165 133900 214800 238100 1993 241470 235700 1994 264141 160700 1995 257600 186700 176300 1996 224700 153300 206800 168400 1997 129200 140200 24500 1998 295350 152200 258400 1999 183450 152200 2000 152800 178800 2001 139850 172800 2002 101500 178800 83500 2003 135300 11300 130500 2004 252250 38800 87300 2005 208400 6900 89900 2006 223900 167600 2007 210800 370300 162300 2008 242550 153100 249400 139800 2009 204450 163200 102000 178950 2010 313600 302200 87700 305000 2011 224300 212700 60500 214300

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

Data rusak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

Kemudian dari Tabel 41 diatas dilakukan penggambaran letak posisi stasiun

hujan terhadap DAS Kali Boro untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah

hujan yang dicatat oleh tiap stasiun hujan terhadap DAS Kali Boro

42 Menghitung Hujan Wilayah

421 Poligon Thiessen

Untuk menentukan hujan wilayah digunakan Metode Poligon Thiessen

berdasarkan pengaruh dari 4 (empat) stasiun hujan terhadap luas DAS Kali Boro

yaitu Stasiun hujan Pabelan Stasiun hujan Grogol 67 B Stasiun hujan Mojolaban

128 D dan Stasiun hujan Ngemplak Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar

41 berikut

0 1 2 Km1 Km

Skala 1 25000

N

S

EW

GROGOL 67 B MOJOLABAN 128 D

NGEMPLAK 1

PABELAN

Ket Luas DAS Boro

Gambar 41 Poligon Thiessen dengan 4 (empat) stasiun hujan

Dari Poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dapat dihitung masing-

masing luas wilayah yang dipengaruhi oleh tiap-tiap stasiun hujan dengan

mengeplot pada software AutoCAD 2009 Hasilnya adalah

Ngemplak 1 = 01329 Km2

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 30: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

24

Gambar 25 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 25 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp2 dh (237)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp2 = 02778 C I A (238)

Qp2 = Qp1

c Hidrograf rasional dengan tc gt dh

Jika tc gt dh maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium tetapi debit puncaknya

tidak sama dengan debit puncak pada kondisi yang lain (Sobriyah dan

Purwanti1998 dalam Sobriyah 2012) Contoh gambar hidrograf dapat dilihat

pada Gambar 26

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

Gambar 26 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc gt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 26 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp3 tc (239)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp3 = 02778 (dh tc) C I A (240)

Qp3 lt Qp1

2216 Model Hidraulik Sungai

Analisa hidrolika air banjir di sungai dengan berbagai kala ulang dari debit banjir

rencana Analisa hidrolika akan menghitung seberapa jauh kemampuan saluran

drainase secara struktural terhadap tinggi muka air banjir dan luapan banjir yang

terjadi Perhitungan analisa hidrolika sungai dalam penulisan ini menggunakan

software Hydrologic Engineering Centre-River Analysis System (HEC-RAS) versi

410 yang dikembangkan oleh Hydrologic Engineering Center milik US Army

Corps of Engineers

HEC-RAS adalah system perangkat lunak terpadu dirancang untuk penggunaan

interaktif dalam lingkungan multi-tugas Sistem terdiri dari Graphic User

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

Interface (GUI) komponen terpisah analisa hidrolik penyimpanan data dan

kapabilitas manajemen fasilitas pelaporan dan grafis

Sistem HEC-RAS mempunyai 3 komponen analisa hidrolika satu dimensi untuk

1 Perhitungan profil permukaan air steady flow

2 Simulasi steady flow dan unsteady flow

3 Perhitungan transport sedimen batas yang movable

2217 Komponen Aliran dan Persamaan dalam HEC-RAS

Komponen-komponen aliran dalam HEC-RAS adalah sebagai berikut

1 Aliran Seragam (Steady flow)

Komponen pada model ini digunakan untuk menghitung profil muka air pada

kondisi aliran Seragam (steady) Sistem ini dapat digunakan pada sebuah saluran

jaringan atau sebuah jaringan besar termasuk saluran dan saluran kecil lainnya

Komponen pada steady flow dapat dimodelkan pada kondisi aliran subkritis

superkritis dan system gabungan profil muka air

Dasar perhitungan komputer didasarkan pada solusi satu dimensi energi Energi

yang hilang disebabkan oleh gesekan (persamaan Manning) dan penyempitan dan

pelebaran (koefisien tambahan dari perubahan dalam tinggi kecepatan)

Persamaan Momentum bermanfaat dalam situasi dimana profil muka air

mengalami perubahan tiba-tiba Situasi ini termasuk dengan system perhitungan

aliran gabungan (contoh lompatan air) atau aliran pada jembatan dan perubahan

muka air pada pertemuan saluran (arus di persimpangan)

2 Aliran tidak Seragam (Unsteady flow)

Komponen untuk aliran tidak langgeng dikembangkan untuk perhitungan aliran

subkritis Perhitungan hidrolik untuk cross-section jembatan gorong-gorong dan

struktur hidrolik lainnya yang dikembangkan untuk komponen aliran langgeng

digabung dengan perhitungan aliran tidak langgeng Komponen untuk aliran tidak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

langgeng digunakan untuk model tampungan dan hubungan hidrolik dengan

tampungan

3 Profil muka air pada aliran steady

HECndashRAS dapat melakukan perhitungan profil muka air satu dimensi untuk

aliran steady berubah lambat laun pada saluran alami dan buatan Subkritis

superkritis dan sistem gabungan aliran profil muka air dapat dianalisa

2218 Persamaan Dasar Dalam HEC-RAS

Profil muka air dihitung dari satu potongan melintang ke potongan selanjutnya

dengan menyelesaikan persamaan Energi dengan prosedur iterasi disebut metode

langkah standar (standard step) seperti pada persamaan 241

Persamaan energi ditulis sebagai berikut

ehgV

ZYgV

ZY +++=++22

211

11

222

22

aa (241)

Dengan

Y1 Y2 = kedalaman air di potongan melintang Z1 Z2 = elevasi invert saluran utama V1 V2 = kecepatan rata-rata (debit totalluas aliran total) α1 α2 = koefisien pemberat kecepatan g = kecepatan gravitasi he = kehilangan tinggi energi

Dari persamaaan diatas dapat dilihat dalam bentuk gambar seperti Gambar

Persamaan Energi pada Gambar 27 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

Gambar 27 Garis Persamaan Energi

(Sumber HEC-RAS River Analysis System 2005)

Kehilangan tinggi energi (he) antara dua potongan melintang terdiri dari

kehilangan gesekan dan kehilangan kontraksi atau ekspansi

Persamaan untuk kehilangan tinggi energi bisa dilihat dari persamaan (242)

gV

gV

CSLh fe 22

211

222 aa-+= (242)

Dengan

L = panjang ruas pemberat debit Sf = mewakili kemiringan friksi antara dua bagian C = koefisien kehilangan ekspansi atau kontraksi

Jarak panjang ruas pemberat L dihitung sebagai

robchlob

robrobchchloblob

QQQQLQLQL

L++

++= helliphelliphellip (243)

Dengan

Llob Lch Lrob = panjang ruang potongan melintang ditentukan untuk aliran di tebing kiri saluran utama dan tebing kanan Qlob Qch Qrob = rata-rata aritmetika aliran antara bidang-bidang untuk tebing

kiri saluran utama dan tebing kanan

(Garis Energi)

(Permukaan Air)

(Dasar Saluran)

(Dasar)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

evaluatif Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang dirancang

untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan

(Furchan 2004447) data dianalisis dan dievaluasi untuk memberikan solusi ndash

solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan drainase DAS Kali Boro

32 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ialah sepanjang aliran sungai DAS Kali Boro yang melewati 5

Kelurahan yakni Jebres Jagalan Purwodiningratan Pucang Sawit dan Kampung

Sewu

Gambar 31 Peta Situasi DAS Kali Boro

(Dinas PU Kota Surakarta 2008)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

Kali Boro memiliki 4 Saluran Pengumpul (collector drain) yaitu Saluran Jl

Gotong Royong Saluran Belakang PMI Saluran Stasiun Jebres dan Saluran

Jagalan DAS Kali Boro mempunyai luas 14383 Ha dengan panjang saluran

utama 147550 meter Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan seringnya terjadi

genangan air bila intensitas hujan cukup tinggi

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro

Beberapa foto yang menggambarkan kondisi riil Kali Boro seperti berikut

34 Langkah Penelitian

341 Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan didalam penelitian ini antara lain

1 Data-data Primer berupa Data Geometri Kali Boro (Profil Sungai) yang

diperoleh dari Pengukuran di lapangan

2 Data-data Sekunder berupa Data Curah Hujan yang diperoleh dari Balai

Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air Propinsi Jawa Tengah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

Gambar 32 Potongan Melintang Saluran pada Sta 0+30000 m

Gambar 33 Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

3 Data-data sekunder lainnya diperoleh melalui Studi Pustaka dan

mengumpulkan data atau informasi data sekunder dari berbagai sumber dan

instansi terkait misalnya seperti peta topografi baik secara peta cetak maupun

peta digital peta batas administrasi atau peta wilayah

342 Analisis Data

3421 Analisis Hidrologi

Analisa hidrologi meliputi

1 Analisa Data Curah Hujan yaitu Tahun 1990 ndash 2011 untuk Menghitung Hujan

Rancangan (R24) Intensitas Hujan (I)

2 Dengan memilih Intensitas Hujan (I) dihitung Debit Rencana dengan Metode

Rasional

3 Menghitung Debit Rancangan Maksimum (Qmaks) Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun dengan Metode Rasional

3422 Analisis Hidrolika

Analisis hidrolika saluran dilakukan dengan software HEC-RAS versi 41

( Hydrologic Engineering Center - River Analysis System) dari US Army Corps of

Engineering berdasarkan data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir

rencana yang diperoleh pada metode analisis debit banjir Output analisis

hidrolika ini berupa elevasi muka air banjir untuk setiap debit rencana

Selanjutnya dilakukan evaluasi mengenai kapasitas maksimum saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian

Langkah ndash langkah penelitian ditunjukkan pada bagan alir di Gambar 32

Gambar 34 Bagan Alir Tahap Penelitian

Penyelesaian Masalah 2 sampai langkah ini akan diketahui kapasitas Kali Boro

Selesai

Penyelesaian Masalah 3 sampai langkah ini akan diketahui daya tampung Kali Boro jika pintu ditutup

Analisis Hidrolika Saluran (HEC-RAS versi 410)

Pembahasan dan Kesimpulan

Perhitungan Kapasitas Saluran

Evaluasi Daya Tampung saluran jika pintu air Pucang Sawit di hilir Kali Boro ditutup

Uji Kesesuain Distribusi (Uji Smirnov-Kolmogorov)

Mulai

- Data Curah Hujan - Fungsi Lahan - Geometri Sungai

Penyelesaian Masalah 1 sampai langkah ini akan diketahui debit kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun

Menghitung Hujan Wilayah (polygon Thiessen)

Menganalisa Distribusi Frekuensi Curah Hujan

Analisis Debit Banjir Rancangan (Metode Rasional)

- Distribusi Gumbel - Distribusi Log Pearson III - dll

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan

Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi berasal dari 4 stasiun hujan

yaitu Stasiun Hujan Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

Jumlah data hujan dalam penelitian ini yaitu data hujan 22 tahun dari Tahun 1990

ndash 2011 Data hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 41 berikut

Tabel 41 Data Hujan Tahunan

Tahun Hujan Tahunan (mmtahun) Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 177430 150000 185500 57600 1991 197735 133200 190100 1992 213165 133900 214800 238100 1993 241470 235700 1994 264141 160700 1995 257600 186700 176300 1996 224700 153300 206800 168400 1997 129200 140200 24500 1998 295350 152200 258400 1999 183450 152200 2000 152800 178800 2001 139850 172800 2002 101500 178800 83500 2003 135300 11300 130500 2004 252250 38800 87300 2005 208400 6900 89900 2006 223900 167600 2007 210800 370300 162300 2008 242550 153100 249400 139800 2009 204450 163200 102000 178950 2010 313600 302200 87700 305000 2011 224300 212700 60500 214300

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

Data rusak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

Kemudian dari Tabel 41 diatas dilakukan penggambaran letak posisi stasiun

hujan terhadap DAS Kali Boro untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah

hujan yang dicatat oleh tiap stasiun hujan terhadap DAS Kali Boro

42 Menghitung Hujan Wilayah

421 Poligon Thiessen

Untuk menentukan hujan wilayah digunakan Metode Poligon Thiessen

berdasarkan pengaruh dari 4 (empat) stasiun hujan terhadap luas DAS Kali Boro

yaitu Stasiun hujan Pabelan Stasiun hujan Grogol 67 B Stasiun hujan Mojolaban

128 D dan Stasiun hujan Ngemplak Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar

41 berikut

0 1 2 Km1 Km

Skala 1 25000

N

S

EW

GROGOL 67 B MOJOLABAN 128 D

NGEMPLAK 1

PABELAN

Ket Luas DAS Boro

Gambar 41 Poligon Thiessen dengan 4 (empat) stasiun hujan

Dari Poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dapat dihitung masing-

masing luas wilayah yang dipengaruhi oleh tiap-tiap stasiun hujan dengan

mengeplot pada software AutoCAD 2009 Hasilnya adalah

Ngemplak 1 = 01329 Km2

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 31: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

25

Gambar 26 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc gt dh (Sobriyah 2012)

Dari Gambar 26 diatas dapat dituliskan dalam bentuk

V1 = C I dh A

V2 = Qp3 tc (239)

V1 = V2 sehingga persamaan debit puncak (Qp2) dapat dituliskan

Qp3 = 02778 (dh tc) C I A (240)

Qp3 lt Qp1

2216 Model Hidraulik Sungai

Analisa hidrolika air banjir di sungai dengan berbagai kala ulang dari debit banjir

rencana Analisa hidrolika akan menghitung seberapa jauh kemampuan saluran

drainase secara struktural terhadap tinggi muka air banjir dan luapan banjir yang

terjadi Perhitungan analisa hidrolika sungai dalam penulisan ini menggunakan

software Hydrologic Engineering Centre-River Analysis System (HEC-RAS) versi

410 yang dikembangkan oleh Hydrologic Engineering Center milik US Army

Corps of Engineers

HEC-RAS adalah system perangkat lunak terpadu dirancang untuk penggunaan

interaktif dalam lingkungan multi-tugas Sistem terdiri dari Graphic User

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

Interface (GUI) komponen terpisah analisa hidrolik penyimpanan data dan

kapabilitas manajemen fasilitas pelaporan dan grafis

Sistem HEC-RAS mempunyai 3 komponen analisa hidrolika satu dimensi untuk

1 Perhitungan profil permukaan air steady flow

2 Simulasi steady flow dan unsteady flow

3 Perhitungan transport sedimen batas yang movable

2217 Komponen Aliran dan Persamaan dalam HEC-RAS

Komponen-komponen aliran dalam HEC-RAS adalah sebagai berikut

1 Aliran Seragam (Steady flow)

Komponen pada model ini digunakan untuk menghitung profil muka air pada

kondisi aliran Seragam (steady) Sistem ini dapat digunakan pada sebuah saluran

jaringan atau sebuah jaringan besar termasuk saluran dan saluran kecil lainnya

Komponen pada steady flow dapat dimodelkan pada kondisi aliran subkritis

superkritis dan system gabungan profil muka air

Dasar perhitungan komputer didasarkan pada solusi satu dimensi energi Energi

yang hilang disebabkan oleh gesekan (persamaan Manning) dan penyempitan dan

pelebaran (koefisien tambahan dari perubahan dalam tinggi kecepatan)

Persamaan Momentum bermanfaat dalam situasi dimana profil muka air

mengalami perubahan tiba-tiba Situasi ini termasuk dengan system perhitungan

aliran gabungan (contoh lompatan air) atau aliran pada jembatan dan perubahan

muka air pada pertemuan saluran (arus di persimpangan)

2 Aliran tidak Seragam (Unsteady flow)

Komponen untuk aliran tidak langgeng dikembangkan untuk perhitungan aliran

subkritis Perhitungan hidrolik untuk cross-section jembatan gorong-gorong dan

struktur hidrolik lainnya yang dikembangkan untuk komponen aliran langgeng

digabung dengan perhitungan aliran tidak langgeng Komponen untuk aliran tidak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

langgeng digunakan untuk model tampungan dan hubungan hidrolik dengan

tampungan

3 Profil muka air pada aliran steady

HECndashRAS dapat melakukan perhitungan profil muka air satu dimensi untuk

aliran steady berubah lambat laun pada saluran alami dan buatan Subkritis

superkritis dan sistem gabungan aliran profil muka air dapat dianalisa

2218 Persamaan Dasar Dalam HEC-RAS

Profil muka air dihitung dari satu potongan melintang ke potongan selanjutnya

dengan menyelesaikan persamaan Energi dengan prosedur iterasi disebut metode

langkah standar (standard step) seperti pada persamaan 241

Persamaan energi ditulis sebagai berikut

ehgV

ZYgV

ZY +++=++22

211

11

222

22

aa (241)

Dengan

Y1 Y2 = kedalaman air di potongan melintang Z1 Z2 = elevasi invert saluran utama V1 V2 = kecepatan rata-rata (debit totalluas aliran total) α1 α2 = koefisien pemberat kecepatan g = kecepatan gravitasi he = kehilangan tinggi energi

Dari persamaaan diatas dapat dilihat dalam bentuk gambar seperti Gambar

Persamaan Energi pada Gambar 27 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

Gambar 27 Garis Persamaan Energi

(Sumber HEC-RAS River Analysis System 2005)

Kehilangan tinggi energi (he) antara dua potongan melintang terdiri dari

kehilangan gesekan dan kehilangan kontraksi atau ekspansi

Persamaan untuk kehilangan tinggi energi bisa dilihat dari persamaan (242)

gV

gV

CSLh fe 22

211

222 aa-+= (242)

Dengan

L = panjang ruas pemberat debit Sf = mewakili kemiringan friksi antara dua bagian C = koefisien kehilangan ekspansi atau kontraksi

Jarak panjang ruas pemberat L dihitung sebagai

robchlob

robrobchchloblob

QQQQLQLQL

L++

++= helliphelliphellip (243)

Dengan

Llob Lch Lrob = panjang ruang potongan melintang ditentukan untuk aliran di tebing kiri saluran utama dan tebing kanan Qlob Qch Qrob = rata-rata aritmetika aliran antara bidang-bidang untuk tebing

kiri saluran utama dan tebing kanan

(Garis Energi)

(Permukaan Air)

(Dasar Saluran)

(Dasar)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

evaluatif Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang dirancang

untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan

(Furchan 2004447) data dianalisis dan dievaluasi untuk memberikan solusi ndash

solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan drainase DAS Kali Boro

32 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ialah sepanjang aliran sungai DAS Kali Boro yang melewati 5

Kelurahan yakni Jebres Jagalan Purwodiningratan Pucang Sawit dan Kampung

Sewu

Gambar 31 Peta Situasi DAS Kali Boro

(Dinas PU Kota Surakarta 2008)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

Kali Boro memiliki 4 Saluran Pengumpul (collector drain) yaitu Saluran Jl

Gotong Royong Saluran Belakang PMI Saluran Stasiun Jebres dan Saluran

Jagalan DAS Kali Boro mempunyai luas 14383 Ha dengan panjang saluran

utama 147550 meter Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan seringnya terjadi

genangan air bila intensitas hujan cukup tinggi

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro

Beberapa foto yang menggambarkan kondisi riil Kali Boro seperti berikut

34 Langkah Penelitian

341 Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan didalam penelitian ini antara lain

1 Data-data Primer berupa Data Geometri Kali Boro (Profil Sungai) yang

diperoleh dari Pengukuran di lapangan

2 Data-data Sekunder berupa Data Curah Hujan yang diperoleh dari Balai

Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air Propinsi Jawa Tengah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

Gambar 32 Potongan Melintang Saluran pada Sta 0+30000 m

Gambar 33 Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

3 Data-data sekunder lainnya diperoleh melalui Studi Pustaka dan

mengumpulkan data atau informasi data sekunder dari berbagai sumber dan

instansi terkait misalnya seperti peta topografi baik secara peta cetak maupun

peta digital peta batas administrasi atau peta wilayah

342 Analisis Data

3421 Analisis Hidrologi

Analisa hidrologi meliputi

1 Analisa Data Curah Hujan yaitu Tahun 1990 ndash 2011 untuk Menghitung Hujan

Rancangan (R24) Intensitas Hujan (I)

2 Dengan memilih Intensitas Hujan (I) dihitung Debit Rencana dengan Metode

Rasional

3 Menghitung Debit Rancangan Maksimum (Qmaks) Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun dengan Metode Rasional

3422 Analisis Hidrolika

Analisis hidrolika saluran dilakukan dengan software HEC-RAS versi 41

( Hydrologic Engineering Center - River Analysis System) dari US Army Corps of

Engineering berdasarkan data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir

rencana yang diperoleh pada metode analisis debit banjir Output analisis

hidrolika ini berupa elevasi muka air banjir untuk setiap debit rencana

Selanjutnya dilakukan evaluasi mengenai kapasitas maksimum saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian

Langkah ndash langkah penelitian ditunjukkan pada bagan alir di Gambar 32

Gambar 34 Bagan Alir Tahap Penelitian

Penyelesaian Masalah 2 sampai langkah ini akan diketahui kapasitas Kali Boro

Selesai

Penyelesaian Masalah 3 sampai langkah ini akan diketahui daya tampung Kali Boro jika pintu ditutup

Analisis Hidrolika Saluran (HEC-RAS versi 410)

Pembahasan dan Kesimpulan

Perhitungan Kapasitas Saluran

Evaluasi Daya Tampung saluran jika pintu air Pucang Sawit di hilir Kali Boro ditutup

Uji Kesesuain Distribusi (Uji Smirnov-Kolmogorov)

Mulai

- Data Curah Hujan - Fungsi Lahan - Geometri Sungai

Penyelesaian Masalah 1 sampai langkah ini akan diketahui debit kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun

Menghitung Hujan Wilayah (polygon Thiessen)

Menganalisa Distribusi Frekuensi Curah Hujan

Analisis Debit Banjir Rancangan (Metode Rasional)

- Distribusi Gumbel - Distribusi Log Pearson III - dll

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan

Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi berasal dari 4 stasiun hujan

yaitu Stasiun Hujan Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

Jumlah data hujan dalam penelitian ini yaitu data hujan 22 tahun dari Tahun 1990

ndash 2011 Data hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 41 berikut

Tabel 41 Data Hujan Tahunan

Tahun Hujan Tahunan (mmtahun) Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 177430 150000 185500 57600 1991 197735 133200 190100 1992 213165 133900 214800 238100 1993 241470 235700 1994 264141 160700 1995 257600 186700 176300 1996 224700 153300 206800 168400 1997 129200 140200 24500 1998 295350 152200 258400 1999 183450 152200 2000 152800 178800 2001 139850 172800 2002 101500 178800 83500 2003 135300 11300 130500 2004 252250 38800 87300 2005 208400 6900 89900 2006 223900 167600 2007 210800 370300 162300 2008 242550 153100 249400 139800 2009 204450 163200 102000 178950 2010 313600 302200 87700 305000 2011 224300 212700 60500 214300

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

Data rusak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

Kemudian dari Tabel 41 diatas dilakukan penggambaran letak posisi stasiun

hujan terhadap DAS Kali Boro untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah

hujan yang dicatat oleh tiap stasiun hujan terhadap DAS Kali Boro

42 Menghitung Hujan Wilayah

421 Poligon Thiessen

Untuk menentukan hujan wilayah digunakan Metode Poligon Thiessen

berdasarkan pengaruh dari 4 (empat) stasiun hujan terhadap luas DAS Kali Boro

yaitu Stasiun hujan Pabelan Stasiun hujan Grogol 67 B Stasiun hujan Mojolaban

128 D dan Stasiun hujan Ngemplak Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar

41 berikut

0 1 2 Km1 Km

Skala 1 25000

N

S

EW

GROGOL 67 B MOJOLABAN 128 D

NGEMPLAK 1

PABELAN

Ket Luas DAS Boro

Gambar 41 Poligon Thiessen dengan 4 (empat) stasiun hujan

Dari Poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dapat dihitung masing-

masing luas wilayah yang dipengaruhi oleh tiap-tiap stasiun hujan dengan

mengeplot pada software AutoCAD 2009 Hasilnya adalah

Ngemplak 1 = 01329 Km2

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 32: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

26

Interface (GUI) komponen terpisah analisa hidrolik penyimpanan data dan

kapabilitas manajemen fasilitas pelaporan dan grafis

Sistem HEC-RAS mempunyai 3 komponen analisa hidrolika satu dimensi untuk

1 Perhitungan profil permukaan air steady flow

2 Simulasi steady flow dan unsteady flow

3 Perhitungan transport sedimen batas yang movable

2217 Komponen Aliran dan Persamaan dalam HEC-RAS

Komponen-komponen aliran dalam HEC-RAS adalah sebagai berikut

1 Aliran Seragam (Steady flow)

Komponen pada model ini digunakan untuk menghitung profil muka air pada

kondisi aliran Seragam (steady) Sistem ini dapat digunakan pada sebuah saluran

jaringan atau sebuah jaringan besar termasuk saluran dan saluran kecil lainnya

Komponen pada steady flow dapat dimodelkan pada kondisi aliran subkritis

superkritis dan system gabungan profil muka air

Dasar perhitungan komputer didasarkan pada solusi satu dimensi energi Energi

yang hilang disebabkan oleh gesekan (persamaan Manning) dan penyempitan dan

pelebaran (koefisien tambahan dari perubahan dalam tinggi kecepatan)

Persamaan Momentum bermanfaat dalam situasi dimana profil muka air

mengalami perubahan tiba-tiba Situasi ini termasuk dengan system perhitungan

aliran gabungan (contoh lompatan air) atau aliran pada jembatan dan perubahan

muka air pada pertemuan saluran (arus di persimpangan)

2 Aliran tidak Seragam (Unsteady flow)

Komponen untuk aliran tidak langgeng dikembangkan untuk perhitungan aliran

subkritis Perhitungan hidrolik untuk cross-section jembatan gorong-gorong dan

struktur hidrolik lainnya yang dikembangkan untuk komponen aliran langgeng

digabung dengan perhitungan aliran tidak langgeng Komponen untuk aliran tidak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

langgeng digunakan untuk model tampungan dan hubungan hidrolik dengan

tampungan

3 Profil muka air pada aliran steady

HECndashRAS dapat melakukan perhitungan profil muka air satu dimensi untuk

aliran steady berubah lambat laun pada saluran alami dan buatan Subkritis

superkritis dan sistem gabungan aliran profil muka air dapat dianalisa

2218 Persamaan Dasar Dalam HEC-RAS

Profil muka air dihitung dari satu potongan melintang ke potongan selanjutnya

dengan menyelesaikan persamaan Energi dengan prosedur iterasi disebut metode

langkah standar (standard step) seperti pada persamaan 241

Persamaan energi ditulis sebagai berikut

ehgV

ZYgV

ZY +++=++22

211

11

222

22

aa (241)

Dengan

Y1 Y2 = kedalaman air di potongan melintang Z1 Z2 = elevasi invert saluran utama V1 V2 = kecepatan rata-rata (debit totalluas aliran total) α1 α2 = koefisien pemberat kecepatan g = kecepatan gravitasi he = kehilangan tinggi energi

Dari persamaaan diatas dapat dilihat dalam bentuk gambar seperti Gambar

Persamaan Energi pada Gambar 27 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

Gambar 27 Garis Persamaan Energi

(Sumber HEC-RAS River Analysis System 2005)

Kehilangan tinggi energi (he) antara dua potongan melintang terdiri dari

kehilangan gesekan dan kehilangan kontraksi atau ekspansi

Persamaan untuk kehilangan tinggi energi bisa dilihat dari persamaan (242)

gV

gV

CSLh fe 22

211

222 aa-+= (242)

Dengan

L = panjang ruas pemberat debit Sf = mewakili kemiringan friksi antara dua bagian C = koefisien kehilangan ekspansi atau kontraksi

Jarak panjang ruas pemberat L dihitung sebagai

robchlob

robrobchchloblob

QQQQLQLQL

L++

++= helliphelliphellip (243)

Dengan

Llob Lch Lrob = panjang ruang potongan melintang ditentukan untuk aliran di tebing kiri saluran utama dan tebing kanan Qlob Qch Qrob = rata-rata aritmetika aliran antara bidang-bidang untuk tebing

kiri saluran utama dan tebing kanan

(Garis Energi)

(Permukaan Air)

(Dasar Saluran)

(Dasar)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

evaluatif Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang dirancang

untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan

(Furchan 2004447) data dianalisis dan dievaluasi untuk memberikan solusi ndash

solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan drainase DAS Kali Boro

32 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ialah sepanjang aliran sungai DAS Kali Boro yang melewati 5

Kelurahan yakni Jebres Jagalan Purwodiningratan Pucang Sawit dan Kampung

Sewu

Gambar 31 Peta Situasi DAS Kali Boro

(Dinas PU Kota Surakarta 2008)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

Kali Boro memiliki 4 Saluran Pengumpul (collector drain) yaitu Saluran Jl

Gotong Royong Saluran Belakang PMI Saluran Stasiun Jebres dan Saluran

Jagalan DAS Kali Boro mempunyai luas 14383 Ha dengan panjang saluran

utama 147550 meter Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan seringnya terjadi

genangan air bila intensitas hujan cukup tinggi

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro

Beberapa foto yang menggambarkan kondisi riil Kali Boro seperti berikut

34 Langkah Penelitian

341 Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan didalam penelitian ini antara lain

1 Data-data Primer berupa Data Geometri Kali Boro (Profil Sungai) yang

diperoleh dari Pengukuran di lapangan

2 Data-data Sekunder berupa Data Curah Hujan yang diperoleh dari Balai

Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air Propinsi Jawa Tengah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

Gambar 32 Potongan Melintang Saluran pada Sta 0+30000 m

Gambar 33 Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

3 Data-data sekunder lainnya diperoleh melalui Studi Pustaka dan

mengumpulkan data atau informasi data sekunder dari berbagai sumber dan

instansi terkait misalnya seperti peta topografi baik secara peta cetak maupun

peta digital peta batas administrasi atau peta wilayah

342 Analisis Data

3421 Analisis Hidrologi

Analisa hidrologi meliputi

1 Analisa Data Curah Hujan yaitu Tahun 1990 ndash 2011 untuk Menghitung Hujan

Rancangan (R24) Intensitas Hujan (I)

2 Dengan memilih Intensitas Hujan (I) dihitung Debit Rencana dengan Metode

Rasional

3 Menghitung Debit Rancangan Maksimum (Qmaks) Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun dengan Metode Rasional

3422 Analisis Hidrolika

Analisis hidrolika saluran dilakukan dengan software HEC-RAS versi 41

( Hydrologic Engineering Center - River Analysis System) dari US Army Corps of

Engineering berdasarkan data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir

rencana yang diperoleh pada metode analisis debit banjir Output analisis

hidrolika ini berupa elevasi muka air banjir untuk setiap debit rencana

Selanjutnya dilakukan evaluasi mengenai kapasitas maksimum saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian

Langkah ndash langkah penelitian ditunjukkan pada bagan alir di Gambar 32

Gambar 34 Bagan Alir Tahap Penelitian

Penyelesaian Masalah 2 sampai langkah ini akan diketahui kapasitas Kali Boro

Selesai

Penyelesaian Masalah 3 sampai langkah ini akan diketahui daya tampung Kali Boro jika pintu ditutup

Analisis Hidrolika Saluran (HEC-RAS versi 410)

Pembahasan dan Kesimpulan

Perhitungan Kapasitas Saluran

Evaluasi Daya Tampung saluran jika pintu air Pucang Sawit di hilir Kali Boro ditutup

Uji Kesesuain Distribusi (Uji Smirnov-Kolmogorov)

Mulai

- Data Curah Hujan - Fungsi Lahan - Geometri Sungai

Penyelesaian Masalah 1 sampai langkah ini akan diketahui debit kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun

Menghitung Hujan Wilayah (polygon Thiessen)

Menganalisa Distribusi Frekuensi Curah Hujan

Analisis Debit Banjir Rancangan (Metode Rasional)

- Distribusi Gumbel - Distribusi Log Pearson III - dll

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan

Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi berasal dari 4 stasiun hujan

yaitu Stasiun Hujan Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

Jumlah data hujan dalam penelitian ini yaitu data hujan 22 tahun dari Tahun 1990

ndash 2011 Data hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 41 berikut

Tabel 41 Data Hujan Tahunan

Tahun Hujan Tahunan (mmtahun) Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 177430 150000 185500 57600 1991 197735 133200 190100 1992 213165 133900 214800 238100 1993 241470 235700 1994 264141 160700 1995 257600 186700 176300 1996 224700 153300 206800 168400 1997 129200 140200 24500 1998 295350 152200 258400 1999 183450 152200 2000 152800 178800 2001 139850 172800 2002 101500 178800 83500 2003 135300 11300 130500 2004 252250 38800 87300 2005 208400 6900 89900 2006 223900 167600 2007 210800 370300 162300 2008 242550 153100 249400 139800 2009 204450 163200 102000 178950 2010 313600 302200 87700 305000 2011 224300 212700 60500 214300

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

Data rusak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

Kemudian dari Tabel 41 diatas dilakukan penggambaran letak posisi stasiun

hujan terhadap DAS Kali Boro untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah

hujan yang dicatat oleh tiap stasiun hujan terhadap DAS Kali Boro

42 Menghitung Hujan Wilayah

421 Poligon Thiessen

Untuk menentukan hujan wilayah digunakan Metode Poligon Thiessen

berdasarkan pengaruh dari 4 (empat) stasiun hujan terhadap luas DAS Kali Boro

yaitu Stasiun hujan Pabelan Stasiun hujan Grogol 67 B Stasiun hujan Mojolaban

128 D dan Stasiun hujan Ngemplak Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar

41 berikut

0 1 2 Km1 Km

Skala 1 25000

N

S

EW

GROGOL 67 B MOJOLABAN 128 D

NGEMPLAK 1

PABELAN

Ket Luas DAS Boro

Gambar 41 Poligon Thiessen dengan 4 (empat) stasiun hujan

Dari Poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dapat dihitung masing-

masing luas wilayah yang dipengaruhi oleh tiap-tiap stasiun hujan dengan

mengeplot pada software AutoCAD 2009 Hasilnya adalah

Ngemplak 1 = 01329 Km2

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 33: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

27

langgeng digunakan untuk model tampungan dan hubungan hidrolik dengan

tampungan

3 Profil muka air pada aliran steady

HECndashRAS dapat melakukan perhitungan profil muka air satu dimensi untuk

aliran steady berubah lambat laun pada saluran alami dan buatan Subkritis

superkritis dan sistem gabungan aliran profil muka air dapat dianalisa

2218 Persamaan Dasar Dalam HEC-RAS

Profil muka air dihitung dari satu potongan melintang ke potongan selanjutnya

dengan menyelesaikan persamaan Energi dengan prosedur iterasi disebut metode

langkah standar (standard step) seperti pada persamaan 241

Persamaan energi ditulis sebagai berikut

ehgV

ZYgV

ZY +++=++22

211

11

222

22

aa (241)

Dengan

Y1 Y2 = kedalaman air di potongan melintang Z1 Z2 = elevasi invert saluran utama V1 V2 = kecepatan rata-rata (debit totalluas aliran total) α1 α2 = koefisien pemberat kecepatan g = kecepatan gravitasi he = kehilangan tinggi energi

Dari persamaaan diatas dapat dilihat dalam bentuk gambar seperti Gambar

Persamaan Energi pada Gambar 27 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

Gambar 27 Garis Persamaan Energi

(Sumber HEC-RAS River Analysis System 2005)

Kehilangan tinggi energi (he) antara dua potongan melintang terdiri dari

kehilangan gesekan dan kehilangan kontraksi atau ekspansi

Persamaan untuk kehilangan tinggi energi bisa dilihat dari persamaan (242)

gV

gV

CSLh fe 22

211

222 aa-+= (242)

Dengan

L = panjang ruas pemberat debit Sf = mewakili kemiringan friksi antara dua bagian C = koefisien kehilangan ekspansi atau kontraksi

Jarak panjang ruas pemberat L dihitung sebagai

robchlob

robrobchchloblob

QQQQLQLQL

L++

++= helliphelliphellip (243)

Dengan

Llob Lch Lrob = panjang ruang potongan melintang ditentukan untuk aliran di tebing kiri saluran utama dan tebing kanan Qlob Qch Qrob = rata-rata aritmetika aliran antara bidang-bidang untuk tebing

kiri saluran utama dan tebing kanan

(Garis Energi)

(Permukaan Air)

(Dasar Saluran)

(Dasar)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

evaluatif Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang dirancang

untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan

(Furchan 2004447) data dianalisis dan dievaluasi untuk memberikan solusi ndash

solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan drainase DAS Kali Boro

32 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ialah sepanjang aliran sungai DAS Kali Boro yang melewati 5

Kelurahan yakni Jebres Jagalan Purwodiningratan Pucang Sawit dan Kampung

Sewu

Gambar 31 Peta Situasi DAS Kali Boro

(Dinas PU Kota Surakarta 2008)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

Kali Boro memiliki 4 Saluran Pengumpul (collector drain) yaitu Saluran Jl

Gotong Royong Saluran Belakang PMI Saluran Stasiun Jebres dan Saluran

Jagalan DAS Kali Boro mempunyai luas 14383 Ha dengan panjang saluran

utama 147550 meter Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan seringnya terjadi

genangan air bila intensitas hujan cukup tinggi

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro

Beberapa foto yang menggambarkan kondisi riil Kali Boro seperti berikut

34 Langkah Penelitian

341 Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan didalam penelitian ini antara lain

1 Data-data Primer berupa Data Geometri Kali Boro (Profil Sungai) yang

diperoleh dari Pengukuran di lapangan

2 Data-data Sekunder berupa Data Curah Hujan yang diperoleh dari Balai

Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air Propinsi Jawa Tengah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

Gambar 32 Potongan Melintang Saluran pada Sta 0+30000 m

Gambar 33 Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

3 Data-data sekunder lainnya diperoleh melalui Studi Pustaka dan

mengumpulkan data atau informasi data sekunder dari berbagai sumber dan

instansi terkait misalnya seperti peta topografi baik secara peta cetak maupun

peta digital peta batas administrasi atau peta wilayah

342 Analisis Data

3421 Analisis Hidrologi

Analisa hidrologi meliputi

1 Analisa Data Curah Hujan yaitu Tahun 1990 ndash 2011 untuk Menghitung Hujan

Rancangan (R24) Intensitas Hujan (I)

2 Dengan memilih Intensitas Hujan (I) dihitung Debit Rencana dengan Metode

Rasional

3 Menghitung Debit Rancangan Maksimum (Qmaks) Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun dengan Metode Rasional

3422 Analisis Hidrolika

Analisis hidrolika saluran dilakukan dengan software HEC-RAS versi 41

( Hydrologic Engineering Center - River Analysis System) dari US Army Corps of

Engineering berdasarkan data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir

rencana yang diperoleh pada metode analisis debit banjir Output analisis

hidrolika ini berupa elevasi muka air banjir untuk setiap debit rencana

Selanjutnya dilakukan evaluasi mengenai kapasitas maksimum saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian

Langkah ndash langkah penelitian ditunjukkan pada bagan alir di Gambar 32

Gambar 34 Bagan Alir Tahap Penelitian

Penyelesaian Masalah 2 sampai langkah ini akan diketahui kapasitas Kali Boro

Selesai

Penyelesaian Masalah 3 sampai langkah ini akan diketahui daya tampung Kali Boro jika pintu ditutup

Analisis Hidrolika Saluran (HEC-RAS versi 410)

Pembahasan dan Kesimpulan

Perhitungan Kapasitas Saluran

Evaluasi Daya Tampung saluran jika pintu air Pucang Sawit di hilir Kali Boro ditutup

Uji Kesesuain Distribusi (Uji Smirnov-Kolmogorov)

Mulai

- Data Curah Hujan - Fungsi Lahan - Geometri Sungai

Penyelesaian Masalah 1 sampai langkah ini akan diketahui debit kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun

Menghitung Hujan Wilayah (polygon Thiessen)

Menganalisa Distribusi Frekuensi Curah Hujan

Analisis Debit Banjir Rancangan (Metode Rasional)

- Distribusi Gumbel - Distribusi Log Pearson III - dll

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan

Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi berasal dari 4 stasiun hujan

yaitu Stasiun Hujan Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

Jumlah data hujan dalam penelitian ini yaitu data hujan 22 tahun dari Tahun 1990

ndash 2011 Data hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 41 berikut

Tabel 41 Data Hujan Tahunan

Tahun Hujan Tahunan (mmtahun) Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 177430 150000 185500 57600 1991 197735 133200 190100 1992 213165 133900 214800 238100 1993 241470 235700 1994 264141 160700 1995 257600 186700 176300 1996 224700 153300 206800 168400 1997 129200 140200 24500 1998 295350 152200 258400 1999 183450 152200 2000 152800 178800 2001 139850 172800 2002 101500 178800 83500 2003 135300 11300 130500 2004 252250 38800 87300 2005 208400 6900 89900 2006 223900 167600 2007 210800 370300 162300 2008 242550 153100 249400 139800 2009 204450 163200 102000 178950 2010 313600 302200 87700 305000 2011 224300 212700 60500 214300

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

Data rusak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

Kemudian dari Tabel 41 diatas dilakukan penggambaran letak posisi stasiun

hujan terhadap DAS Kali Boro untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah

hujan yang dicatat oleh tiap stasiun hujan terhadap DAS Kali Boro

42 Menghitung Hujan Wilayah

421 Poligon Thiessen

Untuk menentukan hujan wilayah digunakan Metode Poligon Thiessen

berdasarkan pengaruh dari 4 (empat) stasiun hujan terhadap luas DAS Kali Boro

yaitu Stasiun hujan Pabelan Stasiun hujan Grogol 67 B Stasiun hujan Mojolaban

128 D dan Stasiun hujan Ngemplak Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar

41 berikut

0 1 2 Km1 Km

Skala 1 25000

N

S

EW

GROGOL 67 B MOJOLABAN 128 D

NGEMPLAK 1

PABELAN

Ket Luas DAS Boro

Gambar 41 Poligon Thiessen dengan 4 (empat) stasiun hujan

Dari Poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dapat dihitung masing-

masing luas wilayah yang dipengaruhi oleh tiap-tiap stasiun hujan dengan

mengeplot pada software AutoCAD 2009 Hasilnya adalah

Ngemplak 1 = 01329 Km2

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 34: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

28

Gambar 27 Garis Persamaan Energi

(Sumber HEC-RAS River Analysis System 2005)

Kehilangan tinggi energi (he) antara dua potongan melintang terdiri dari

kehilangan gesekan dan kehilangan kontraksi atau ekspansi

Persamaan untuk kehilangan tinggi energi bisa dilihat dari persamaan (242)

gV

gV

CSLh fe 22

211

222 aa-+= (242)

Dengan

L = panjang ruas pemberat debit Sf = mewakili kemiringan friksi antara dua bagian C = koefisien kehilangan ekspansi atau kontraksi

Jarak panjang ruas pemberat L dihitung sebagai

robchlob

robrobchchloblob

QQQQLQLQL

L++

++= helliphelliphellip (243)

Dengan

Llob Lch Lrob = panjang ruang potongan melintang ditentukan untuk aliran di tebing kiri saluran utama dan tebing kanan Qlob Qch Qrob = rata-rata aritmetika aliran antara bidang-bidang untuk tebing

kiri saluran utama dan tebing kanan

(Garis Energi)

(Permukaan Air)

(Dasar Saluran)

(Dasar)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

evaluatif Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang dirancang

untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan

(Furchan 2004447) data dianalisis dan dievaluasi untuk memberikan solusi ndash

solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan drainase DAS Kali Boro

32 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ialah sepanjang aliran sungai DAS Kali Boro yang melewati 5

Kelurahan yakni Jebres Jagalan Purwodiningratan Pucang Sawit dan Kampung

Sewu

Gambar 31 Peta Situasi DAS Kali Boro

(Dinas PU Kota Surakarta 2008)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

Kali Boro memiliki 4 Saluran Pengumpul (collector drain) yaitu Saluran Jl

Gotong Royong Saluran Belakang PMI Saluran Stasiun Jebres dan Saluran

Jagalan DAS Kali Boro mempunyai luas 14383 Ha dengan panjang saluran

utama 147550 meter Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan seringnya terjadi

genangan air bila intensitas hujan cukup tinggi

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro

Beberapa foto yang menggambarkan kondisi riil Kali Boro seperti berikut

34 Langkah Penelitian

341 Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan didalam penelitian ini antara lain

1 Data-data Primer berupa Data Geometri Kali Boro (Profil Sungai) yang

diperoleh dari Pengukuran di lapangan

2 Data-data Sekunder berupa Data Curah Hujan yang diperoleh dari Balai

Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air Propinsi Jawa Tengah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

Gambar 32 Potongan Melintang Saluran pada Sta 0+30000 m

Gambar 33 Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

3 Data-data sekunder lainnya diperoleh melalui Studi Pustaka dan

mengumpulkan data atau informasi data sekunder dari berbagai sumber dan

instansi terkait misalnya seperti peta topografi baik secara peta cetak maupun

peta digital peta batas administrasi atau peta wilayah

342 Analisis Data

3421 Analisis Hidrologi

Analisa hidrologi meliputi

1 Analisa Data Curah Hujan yaitu Tahun 1990 ndash 2011 untuk Menghitung Hujan

Rancangan (R24) Intensitas Hujan (I)

2 Dengan memilih Intensitas Hujan (I) dihitung Debit Rencana dengan Metode

Rasional

3 Menghitung Debit Rancangan Maksimum (Qmaks) Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun dengan Metode Rasional

3422 Analisis Hidrolika

Analisis hidrolika saluran dilakukan dengan software HEC-RAS versi 41

( Hydrologic Engineering Center - River Analysis System) dari US Army Corps of

Engineering berdasarkan data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir

rencana yang diperoleh pada metode analisis debit banjir Output analisis

hidrolika ini berupa elevasi muka air banjir untuk setiap debit rencana

Selanjutnya dilakukan evaluasi mengenai kapasitas maksimum saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian

Langkah ndash langkah penelitian ditunjukkan pada bagan alir di Gambar 32

Gambar 34 Bagan Alir Tahap Penelitian

Penyelesaian Masalah 2 sampai langkah ini akan diketahui kapasitas Kali Boro

Selesai

Penyelesaian Masalah 3 sampai langkah ini akan diketahui daya tampung Kali Boro jika pintu ditutup

Analisis Hidrolika Saluran (HEC-RAS versi 410)

Pembahasan dan Kesimpulan

Perhitungan Kapasitas Saluran

Evaluasi Daya Tampung saluran jika pintu air Pucang Sawit di hilir Kali Boro ditutup

Uji Kesesuain Distribusi (Uji Smirnov-Kolmogorov)

Mulai

- Data Curah Hujan - Fungsi Lahan - Geometri Sungai

Penyelesaian Masalah 1 sampai langkah ini akan diketahui debit kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun

Menghitung Hujan Wilayah (polygon Thiessen)

Menganalisa Distribusi Frekuensi Curah Hujan

Analisis Debit Banjir Rancangan (Metode Rasional)

- Distribusi Gumbel - Distribusi Log Pearson III - dll

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan

Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi berasal dari 4 stasiun hujan

yaitu Stasiun Hujan Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

Jumlah data hujan dalam penelitian ini yaitu data hujan 22 tahun dari Tahun 1990

ndash 2011 Data hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 41 berikut

Tabel 41 Data Hujan Tahunan

Tahun Hujan Tahunan (mmtahun) Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 177430 150000 185500 57600 1991 197735 133200 190100 1992 213165 133900 214800 238100 1993 241470 235700 1994 264141 160700 1995 257600 186700 176300 1996 224700 153300 206800 168400 1997 129200 140200 24500 1998 295350 152200 258400 1999 183450 152200 2000 152800 178800 2001 139850 172800 2002 101500 178800 83500 2003 135300 11300 130500 2004 252250 38800 87300 2005 208400 6900 89900 2006 223900 167600 2007 210800 370300 162300 2008 242550 153100 249400 139800 2009 204450 163200 102000 178950 2010 313600 302200 87700 305000 2011 224300 212700 60500 214300

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

Data rusak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

Kemudian dari Tabel 41 diatas dilakukan penggambaran letak posisi stasiun

hujan terhadap DAS Kali Boro untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah

hujan yang dicatat oleh tiap stasiun hujan terhadap DAS Kali Boro

42 Menghitung Hujan Wilayah

421 Poligon Thiessen

Untuk menentukan hujan wilayah digunakan Metode Poligon Thiessen

berdasarkan pengaruh dari 4 (empat) stasiun hujan terhadap luas DAS Kali Boro

yaitu Stasiun hujan Pabelan Stasiun hujan Grogol 67 B Stasiun hujan Mojolaban

128 D dan Stasiun hujan Ngemplak Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar

41 berikut

0 1 2 Km1 Km

Skala 1 25000

N

S

EW

GROGOL 67 B MOJOLABAN 128 D

NGEMPLAK 1

PABELAN

Ket Luas DAS Boro

Gambar 41 Poligon Thiessen dengan 4 (empat) stasiun hujan

Dari Poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dapat dihitung masing-

masing luas wilayah yang dipengaruhi oleh tiap-tiap stasiun hujan dengan

mengeplot pada software AutoCAD 2009 Hasilnya adalah

Ngemplak 1 = 01329 Km2

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 35: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

evaluatif Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang dirancang

untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan

(Furchan 2004447) data dianalisis dan dievaluasi untuk memberikan solusi ndash

solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan drainase DAS Kali Boro

32 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ialah sepanjang aliran sungai DAS Kali Boro yang melewati 5

Kelurahan yakni Jebres Jagalan Purwodiningratan Pucang Sawit dan Kampung

Sewu

Gambar 31 Peta Situasi DAS Kali Boro

(Dinas PU Kota Surakarta 2008)

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

Kali Boro memiliki 4 Saluran Pengumpul (collector drain) yaitu Saluran Jl

Gotong Royong Saluran Belakang PMI Saluran Stasiun Jebres dan Saluran

Jagalan DAS Kali Boro mempunyai luas 14383 Ha dengan panjang saluran

utama 147550 meter Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan seringnya terjadi

genangan air bila intensitas hujan cukup tinggi

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro

Beberapa foto yang menggambarkan kondisi riil Kali Boro seperti berikut

34 Langkah Penelitian

341 Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan didalam penelitian ini antara lain

1 Data-data Primer berupa Data Geometri Kali Boro (Profil Sungai) yang

diperoleh dari Pengukuran di lapangan

2 Data-data Sekunder berupa Data Curah Hujan yang diperoleh dari Balai

Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air Propinsi Jawa Tengah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

Gambar 32 Potongan Melintang Saluran pada Sta 0+30000 m

Gambar 33 Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

3 Data-data sekunder lainnya diperoleh melalui Studi Pustaka dan

mengumpulkan data atau informasi data sekunder dari berbagai sumber dan

instansi terkait misalnya seperti peta topografi baik secara peta cetak maupun

peta digital peta batas administrasi atau peta wilayah

342 Analisis Data

3421 Analisis Hidrologi

Analisa hidrologi meliputi

1 Analisa Data Curah Hujan yaitu Tahun 1990 ndash 2011 untuk Menghitung Hujan

Rancangan (R24) Intensitas Hujan (I)

2 Dengan memilih Intensitas Hujan (I) dihitung Debit Rencana dengan Metode

Rasional

3 Menghitung Debit Rancangan Maksimum (Qmaks) Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun dengan Metode Rasional

3422 Analisis Hidrolika

Analisis hidrolika saluran dilakukan dengan software HEC-RAS versi 41

( Hydrologic Engineering Center - River Analysis System) dari US Army Corps of

Engineering berdasarkan data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir

rencana yang diperoleh pada metode analisis debit banjir Output analisis

hidrolika ini berupa elevasi muka air banjir untuk setiap debit rencana

Selanjutnya dilakukan evaluasi mengenai kapasitas maksimum saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian

Langkah ndash langkah penelitian ditunjukkan pada bagan alir di Gambar 32

Gambar 34 Bagan Alir Tahap Penelitian

Penyelesaian Masalah 2 sampai langkah ini akan diketahui kapasitas Kali Boro

Selesai

Penyelesaian Masalah 3 sampai langkah ini akan diketahui daya tampung Kali Boro jika pintu ditutup

Analisis Hidrolika Saluran (HEC-RAS versi 410)

Pembahasan dan Kesimpulan

Perhitungan Kapasitas Saluran

Evaluasi Daya Tampung saluran jika pintu air Pucang Sawit di hilir Kali Boro ditutup

Uji Kesesuain Distribusi (Uji Smirnov-Kolmogorov)

Mulai

- Data Curah Hujan - Fungsi Lahan - Geometri Sungai

Penyelesaian Masalah 1 sampai langkah ini akan diketahui debit kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun

Menghitung Hujan Wilayah (polygon Thiessen)

Menganalisa Distribusi Frekuensi Curah Hujan

Analisis Debit Banjir Rancangan (Metode Rasional)

- Distribusi Gumbel - Distribusi Log Pearson III - dll

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan

Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi berasal dari 4 stasiun hujan

yaitu Stasiun Hujan Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

Jumlah data hujan dalam penelitian ini yaitu data hujan 22 tahun dari Tahun 1990

ndash 2011 Data hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 41 berikut

Tabel 41 Data Hujan Tahunan

Tahun Hujan Tahunan (mmtahun) Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 177430 150000 185500 57600 1991 197735 133200 190100 1992 213165 133900 214800 238100 1993 241470 235700 1994 264141 160700 1995 257600 186700 176300 1996 224700 153300 206800 168400 1997 129200 140200 24500 1998 295350 152200 258400 1999 183450 152200 2000 152800 178800 2001 139850 172800 2002 101500 178800 83500 2003 135300 11300 130500 2004 252250 38800 87300 2005 208400 6900 89900 2006 223900 167600 2007 210800 370300 162300 2008 242550 153100 249400 139800 2009 204450 163200 102000 178950 2010 313600 302200 87700 305000 2011 224300 212700 60500 214300

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

Data rusak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

Kemudian dari Tabel 41 diatas dilakukan penggambaran letak posisi stasiun

hujan terhadap DAS Kali Boro untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah

hujan yang dicatat oleh tiap stasiun hujan terhadap DAS Kali Boro

42 Menghitung Hujan Wilayah

421 Poligon Thiessen

Untuk menentukan hujan wilayah digunakan Metode Poligon Thiessen

berdasarkan pengaruh dari 4 (empat) stasiun hujan terhadap luas DAS Kali Boro

yaitu Stasiun hujan Pabelan Stasiun hujan Grogol 67 B Stasiun hujan Mojolaban

128 D dan Stasiun hujan Ngemplak Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar

41 berikut

0 1 2 Km1 Km

Skala 1 25000

N

S

EW

GROGOL 67 B MOJOLABAN 128 D

NGEMPLAK 1

PABELAN

Ket Luas DAS Boro

Gambar 41 Poligon Thiessen dengan 4 (empat) stasiun hujan

Dari Poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dapat dihitung masing-

masing luas wilayah yang dipengaruhi oleh tiap-tiap stasiun hujan dengan

mengeplot pada software AutoCAD 2009 Hasilnya adalah

Ngemplak 1 = 01329 Km2

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 36: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

30

Kali Boro memiliki 4 Saluran Pengumpul (collector drain) yaitu Saluran Jl

Gotong Royong Saluran Belakang PMI Saluran Stasiun Jebres dan Saluran

Jagalan DAS Kali Boro mempunyai luas 14383 Ha dengan panjang saluran

utama 147550 meter Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan seringnya terjadi

genangan air bila intensitas hujan cukup tinggi

33 Foto Kondisi Riil Kali Boro

Beberapa foto yang menggambarkan kondisi riil Kali Boro seperti berikut

34 Langkah Penelitian

341 Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan didalam penelitian ini antara lain

1 Data-data Primer berupa Data Geometri Kali Boro (Profil Sungai) yang

diperoleh dari Pengukuran di lapangan

2 Data-data Sekunder berupa Data Curah Hujan yang diperoleh dari Balai

Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air Propinsi Jawa Tengah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

Gambar 32 Potongan Melintang Saluran pada Sta 0+30000 m

Gambar 33 Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

3 Data-data sekunder lainnya diperoleh melalui Studi Pustaka dan

mengumpulkan data atau informasi data sekunder dari berbagai sumber dan

instansi terkait misalnya seperti peta topografi baik secara peta cetak maupun

peta digital peta batas administrasi atau peta wilayah

342 Analisis Data

3421 Analisis Hidrologi

Analisa hidrologi meliputi

1 Analisa Data Curah Hujan yaitu Tahun 1990 ndash 2011 untuk Menghitung Hujan

Rancangan (R24) Intensitas Hujan (I)

2 Dengan memilih Intensitas Hujan (I) dihitung Debit Rencana dengan Metode

Rasional

3 Menghitung Debit Rancangan Maksimum (Qmaks) Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun dengan Metode Rasional

3422 Analisis Hidrolika

Analisis hidrolika saluran dilakukan dengan software HEC-RAS versi 41

( Hydrologic Engineering Center - River Analysis System) dari US Army Corps of

Engineering berdasarkan data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir

rencana yang diperoleh pada metode analisis debit banjir Output analisis

hidrolika ini berupa elevasi muka air banjir untuk setiap debit rencana

Selanjutnya dilakukan evaluasi mengenai kapasitas maksimum saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian

Langkah ndash langkah penelitian ditunjukkan pada bagan alir di Gambar 32

Gambar 34 Bagan Alir Tahap Penelitian

Penyelesaian Masalah 2 sampai langkah ini akan diketahui kapasitas Kali Boro

Selesai

Penyelesaian Masalah 3 sampai langkah ini akan diketahui daya tampung Kali Boro jika pintu ditutup

Analisis Hidrolika Saluran (HEC-RAS versi 410)

Pembahasan dan Kesimpulan

Perhitungan Kapasitas Saluran

Evaluasi Daya Tampung saluran jika pintu air Pucang Sawit di hilir Kali Boro ditutup

Uji Kesesuain Distribusi (Uji Smirnov-Kolmogorov)

Mulai

- Data Curah Hujan - Fungsi Lahan - Geometri Sungai

Penyelesaian Masalah 1 sampai langkah ini akan diketahui debit kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun

Menghitung Hujan Wilayah (polygon Thiessen)

Menganalisa Distribusi Frekuensi Curah Hujan

Analisis Debit Banjir Rancangan (Metode Rasional)

- Distribusi Gumbel - Distribusi Log Pearson III - dll

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan

Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi berasal dari 4 stasiun hujan

yaitu Stasiun Hujan Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

Jumlah data hujan dalam penelitian ini yaitu data hujan 22 tahun dari Tahun 1990

ndash 2011 Data hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 41 berikut

Tabel 41 Data Hujan Tahunan

Tahun Hujan Tahunan (mmtahun) Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 177430 150000 185500 57600 1991 197735 133200 190100 1992 213165 133900 214800 238100 1993 241470 235700 1994 264141 160700 1995 257600 186700 176300 1996 224700 153300 206800 168400 1997 129200 140200 24500 1998 295350 152200 258400 1999 183450 152200 2000 152800 178800 2001 139850 172800 2002 101500 178800 83500 2003 135300 11300 130500 2004 252250 38800 87300 2005 208400 6900 89900 2006 223900 167600 2007 210800 370300 162300 2008 242550 153100 249400 139800 2009 204450 163200 102000 178950 2010 313600 302200 87700 305000 2011 224300 212700 60500 214300

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

Data rusak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

Kemudian dari Tabel 41 diatas dilakukan penggambaran letak posisi stasiun

hujan terhadap DAS Kali Boro untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah

hujan yang dicatat oleh tiap stasiun hujan terhadap DAS Kali Boro

42 Menghitung Hujan Wilayah

421 Poligon Thiessen

Untuk menentukan hujan wilayah digunakan Metode Poligon Thiessen

berdasarkan pengaruh dari 4 (empat) stasiun hujan terhadap luas DAS Kali Boro

yaitu Stasiun hujan Pabelan Stasiun hujan Grogol 67 B Stasiun hujan Mojolaban

128 D dan Stasiun hujan Ngemplak Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar

41 berikut

0 1 2 Km1 Km

Skala 1 25000

N

S

EW

GROGOL 67 B MOJOLABAN 128 D

NGEMPLAK 1

PABELAN

Ket Luas DAS Boro

Gambar 41 Poligon Thiessen dengan 4 (empat) stasiun hujan

Dari Poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dapat dihitung masing-

masing luas wilayah yang dipengaruhi oleh tiap-tiap stasiun hujan dengan

mengeplot pada software AutoCAD 2009 Hasilnya adalah

Ngemplak 1 = 01329 Km2

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 37: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

31

3 Data-data sekunder lainnya diperoleh melalui Studi Pustaka dan

mengumpulkan data atau informasi data sekunder dari berbagai sumber dan

instansi terkait misalnya seperti peta topografi baik secara peta cetak maupun

peta digital peta batas administrasi atau peta wilayah

342 Analisis Data

3421 Analisis Hidrologi

Analisa hidrologi meliputi

1 Analisa Data Curah Hujan yaitu Tahun 1990 ndash 2011 untuk Menghitung Hujan

Rancangan (R24) Intensitas Hujan (I)

2 Dengan memilih Intensitas Hujan (I) dihitung Debit Rencana dengan Metode

Rasional

3 Menghitung Debit Rancangan Maksimum (Qmaks) Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun dengan Metode Rasional

3422 Analisis Hidrolika

Analisis hidrolika saluran dilakukan dengan software HEC-RAS versi 41

( Hydrologic Engineering Center - River Analysis System) dari US Army Corps of

Engineering berdasarkan data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir

rencana yang diperoleh pada metode analisis debit banjir Output analisis

hidrolika ini berupa elevasi muka air banjir untuk setiap debit rencana

Selanjutnya dilakukan evaluasi mengenai kapasitas maksimum saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian

Langkah ndash langkah penelitian ditunjukkan pada bagan alir di Gambar 32

Gambar 34 Bagan Alir Tahap Penelitian

Penyelesaian Masalah 2 sampai langkah ini akan diketahui kapasitas Kali Boro

Selesai

Penyelesaian Masalah 3 sampai langkah ini akan diketahui daya tampung Kali Boro jika pintu ditutup

Analisis Hidrolika Saluran (HEC-RAS versi 410)

Pembahasan dan Kesimpulan

Perhitungan Kapasitas Saluran

Evaluasi Daya Tampung saluran jika pintu air Pucang Sawit di hilir Kali Boro ditutup

Uji Kesesuain Distribusi (Uji Smirnov-Kolmogorov)

Mulai

- Data Curah Hujan - Fungsi Lahan - Geometri Sungai

Penyelesaian Masalah 1 sampai langkah ini akan diketahui debit kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun

Menghitung Hujan Wilayah (polygon Thiessen)

Menganalisa Distribusi Frekuensi Curah Hujan

Analisis Debit Banjir Rancangan (Metode Rasional)

- Distribusi Gumbel - Distribusi Log Pearson III - dll

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan

Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi berasal dari 4 stasiun hujan

yaitu Stasiun Hujan Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

Jumlah data hujan dalam penelitian ini yaitu data hujan 22 tahun dari Tahun 1990

ndash 2011 Data hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 41 berikut

Tabel 41 Data Hujan Tahunan

Tahun Hujan Tahunan (mmtahun) Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 177430 150000 185500 57600 1991 197735 133200 190100 1992 213165 133900 214800 238100 1993 241470 235700 1994 264141 160700 1995 257600 186700 176300 1996 224700 153300 206800 168400 1997 129200 140200 24500 1998 295350 152200 258400 1999 183450 152200 2000 152800 178800 2001 139850 172800 2002 101500 178800 83500 2003 135300 11300 130500 2004 252250 38800 87300 2005 208400 6900 89900 2006 223900 167600 2007 210800 370300 162300 2008 242550 153100 249400 139800 2009 204450 163200 102000 178950 2010 313600 302200 87700 305000 2011 224300 212700 60500 214300

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

Data rusak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

Kemudian dari Tabel 41 diatas dilakukan penggambaran letak posisi stasiun

hujan terhadap DAS Kali Boro untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah

hujan yang dicatat oleh tiap stasiun hujan terhadap DAS Kali Boro

42 Menghitung Hujan Wilayah

421 Poligon Thiessen

Untuk menentukan hujan wilayah digunakan Metode Poligon Thiessen

berdasarkan pengaruh dari 4 (empat) stasiun hujan terhadap luas DAS Kali Boro

yaitu Stasiun hujan Pabelan Stasiun hujan Grogol 67 B Stasiun hujan Mojolaban

128 D dan Stasiun hujan Ngemplak Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar

41 berikut

0 1 2 Km1 Km

Skala 1 25000

N

S

EW

GROGOL 67 B MOJOLABAN 128 D

NGEMPLAK 1

PABELAN

Ket Luas DAS Boro

Gambar 41 Poligon Thiessen dengan 4 (empat) stasiun hujan

Dari Poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dapat dihitung masing-

masing luas wilayah yang dipengaruhi oleh tiap-tiap stasiun hujan dengan

mengeplot pada software AutoCAD 2009 Hasilnya adalah

Ngemplak 1 = 01329 Km2

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 38: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

32

35 Bagan Alir Tahapan Penelitian

Langkah ndash langkah penelitian ditunjukkan pada bagan alir di Gambar 32

Gambar 34 Bagan Alir Tahap Penelitian

Penyelesaian Masalah 2 sampai langkah ini akan diketahui kapasitas Kali Boro

Selesai

Penyelesaian Masalah 3 sampai langkah ini akan diketahui daya tampung Kali Boro jika pintu ditutup

Analisis Hidrolika Saluran (HEC-RAS versi 410)

Pembahasan dan Kesimpulan

Perhitungan Kapasitas Saluran

Evaluasi Daya Tampung saluran jika pintu air Pucang Sawit di hilir Kali Boro ditutup

Uji Kesesuain Distribusi (Uji Smirnov-Kolmogorov)

Mulai

- Data Curah Hujan - Fungsi Lahan - Geometri Sungai

Penyelesaian Masalah 1 sampai langkah ini akan diketahui debit kala ulang 2 5 10 25 dan 50 tahun

Menghitung Hujan Wilayah (polygon Thiessen)

Menganalisa Distribusi Frekuensi Curah Hujan

Analisis Debit Banjir Rancangan (Metode Rasional)

- Distribusi Gumbel - Distribusi Log Pearson III - dll

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan

Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi berasal dari 4 stasiun hujan

yaitu Stasiun Hujan Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

Jumlah data hujan dalam penelitian ini yaitu data hujan 22 tahun dari Tahun 1990

ndash 2011 Data hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 41 berikut

Tabel 41 Data Hujan Tahunan

Tahun Hujan Tahunan (mmtahun) Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 177430 150000 185500 57600 1991 197735 133200 190100 1992 213165 133900 214800 238100 1993 241470 235700 1994 264141 160700 1995 257600 186700 176300 1996 224700 153300 206800 168400 1997 129200 140200 24500 1998 295350 152200 258400 1999 183450 152200 2000 152800 178800 2001 139850 172800 2002 101500 178800 83500 2003 135300 11300 130500 2004 252250 38800 87300 2005 208400 6900 89900 2006 223900 167600 2007 210800 370300 162300 2008 242550 153100 249400 139800 2009 204450 163200 102000 178950 2010 313600 302200 87700 305000 2011 224300 212700 60500 214300

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

Data rusak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

Kemudian dari Tabel 41 diatas dilakukan penggambaran letak posisi stasiun

hujan terhadap DAS Kali Boro untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah

hujan yang dicatat oleh tiap stasiun hujan terhadap DAS Kali Boro

42 Menghitung Hujan Wilayah

421 Poligon Thiessen

Untuk menentukan hujan wilayah digunakan Metode Poligon Thiessen

berdasarkan pengaruh dari 4 (empat) stasiun hujan terhadap luas DAS Kali Boro

yaitu Stasiun hujan Pabelan Stasiun hujan Grogol 67 B Stasiun hujan Mojolaban

128 D dan Stasiun hujan Ngemplak Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar

41 berikut

0 1 2 Km1 Km

Skala 1 25000

N

S

EW

GROGOL 67 B MOJOLABAN 128 D

NGEMPLAK 1

PABELAN

Ket Luas DAS Boro

Gambar 41 Poligon Thiessen dengan 4 (empat) stasiun hujan

Dari Poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dapat dihitung masing-

masing luas wilayah yang dipengaruhi oleh tiap-tiap stasiun hujan dengan

mengeplot pada software AutoCAD 2009 Hasilnya adalah

Ngemplak 1 = 01329 Km2

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 39: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

33

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

41 Data Hujan

Data hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi berasal dari 4 stasiun hujan

yaitu Stasiun Hujan Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

Jumlah data hujan dalam penelitian ini yaitu data hujan 22 tahun dari Tahun 1990

ndash 2011 Data hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 41 berikut

Tabel 41 Data Hujan Tahunan

Tahun Hujan Tahunan (mmtahun) Pabelan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 177430 150000 185500 57600 1991 197735 133200 190100 1992 213165 133900 214800 238100 1993 241470 235700 1994 264141 160700 1995 257600 186700 176300 1996 224700 153300 206800 168400 1997 129200 140200 24500 1998 295350 152200 258400 1999 183450 152200 2000 152800 178800 2001 139850 172800 2002 101500 178800 83500 2003 135300 11300 130500 2004 252250 38800 87300 2005 208400 6900 89900 2006 223900 167600 2007 210800 370300 162300 2008 242550 153100 249400 139800 2009 204450 163200 102000 178950 2010 313600 302200 87700 305000 2011 224300 212700 60500 214300

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

Data rusak

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

Kemudian dari Tabel 41 diatas dilakukan penggambaran letak posisi stasiun

hujan terhadap DAS Kali Boro untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah

hujan yang dicatat oleh tiap stasiun hujan terhadap DAS Kali Boro

42 Menghitung Hujan Wilayah

421 Poligon Thiessen

Untuk menentukan hujan wilayah digunakan Metode Poligon Thiessen

berdasarkan pengaruh dari 4 (empat) stasiun hujan terhadap luas DAS Kali Boro

yaitu Stasiun hujan Pabelan Stasiun hujan Grogol 67 B Stasiun hujan Mojolaban

128 D dan Stasiun hujan Ngemplak Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar

41 berikut

0 1 2 Km1 Km

Skala 1 25000

N

S

EW

GROGOL 67 B MOJOLABAN 128 D

NGEMPLAK 1

PABELAN

Ket Luas DAS Boro

Gambar 41 Poligon Thiessen dengan 4 (empat) stasiun hujan

Dari Poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dapat dihitung masing-

masing luas wilayah yang dipengaruhi oleh tiap-tiap stasiun hujan dengan

mengeplot pada software AutoCAD 2009 Hasilnya adalah

Ngemplak 1 = 01329 Km2

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 40: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

34

Kemudian dari Tabel 41 diatas dilakukan penggambaran letak posisi stasiun

hujan terhadap DAS Kali Boro untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah

hujan yang dicatat oleh tiap stasiun hujan terhadap DAS Kali Boro

42 Menghitung Hujan Wilayah

421 Poligon Thiessen

Untuk menentukan hujan wilayah digunakan Metode Poligon Thiessen

berdasarkan pengaruh dari 4 (empat) stasiun hujan terhadap luas DAS Kali Boro

yaitu Stasiun hujan Pabelan Stasiun hujan Grogol 67 B Stasiun hujan Mojolaban

128 D dan Stasiun hujan Ngemplak Poligon Thiessen dapat dilihat pada Gambar

41 berikut

0 1 2 Km1 Km

Skala 1 25000

N

S

EW

GROGOL 67 B MOJOLABAN 128 D

NGEMPLAK 1

PABELAN

Ket Luas DAS Boro

Gambar 41 Poligon Thiessen dengan 4 (empat) stasiun hujan

Dari Poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dapat dihitung masing-

masing luas wilayah yang dipengaruhi oleh tiap-tiap stasiun hujan dengan

mengeplot pada software AutoCAD 2009 Hasilnya adalah

Ngemplak 1 = 01329 Km2

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 41: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

35

Grogol 67-B = 00561 Km2

Mojolaban 128-D = 12493 Km2

PBS Pabelan = 0 Km2 (data hujan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro)

Dari luasan Poligon Thiessen diatas didapatkan nilai persentase koefisien

Thiessen seperti pada Tabel 42 berikut

Tabel 42 Persentase Luasan Poligon Thiessen

Stasiun Hujan Luas (Km2) Koef Thiessen Pabelan 0 0 Grogol 67 B 00561 0039 Mojolaban 128 D 12493 0869 Ngemplak 1 01329 0092 Total 14383 1

Dari Tabel 42 diatas dapat dilihat bahwa curah hujan yang dicatat pada Stasiun

Hujan Pabelan tidak mempengaruhi DAS Kali Boro sehingga data hujan yang

dipakai dalam analisa frekuensi yaitu data hujan yang dicatat pada Stasiun Hujan

Grogol 67 B Mojolaban 128 D dan Ngemplak 1

422 Analisis Frekuensi

Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar debit hujan yang

terjadi di DAS Kali Boro berdasarkan data curah hujan yang ada selama 22 tahun

dari data curah hujan di 3 stasiun hujan Data-data dari ketiga stasiun yang

mempengaruhi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan nilai curah hujan

maksimum tahunan seperti pada Tabel 43

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1990 6100 8600 9100 1991 6700 14600 1992 8400 9800 14200 1993 8000 1994 8000 1995 9100 14300 1996 9900 9900 10300

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 42: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

36

Tabel 43 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Masing-masing Stasiun Hujan (Lanjutan)

Tahun Stasiun Hujan Grogol 67 B Mojolaban 128 D Ngemplak 1

1997 8900 7500 1998 10900 10200 1999 8300 2000 9300 2001 7400 2002 8600 7100 2003 5300 9900 2004 6700 7400 2005 3100 5800 2006 7300 2007 7800 5500 2008 7200 6700 11400 2009 8800 5600 14200 2010 10900 3100 29000 2011 9500 3900 7800

Sumber Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo

Keterangan

= Data Rusak

Dari Tabel 43 diatas bahwa data yang dicatat oleh ketiga stasiun hujan tidak

lengkap dari Tahun 1990 hingga Tahun 2011 sehingga perhitungan hujan wilayah

berbeda ditiap tahunnya tergantung dari ketersediaan data Perhitungan hujan

wilayah untuk data hujan lengkap diketiga stasiun hujan menggunakan Poligon

Thiessen jika hanya ada 2 (dua) data hujan menggunakan cara rerata aljabar dan

jika hanya terdapat 1 (satu) data hujan dari ketiga stasiun hujan maka data hujan

tersebut diasumsikan mewakili hujan wilayah yang terjadi di DAS Kali Boro

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 43: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

37

Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah tahunan maksimum cara

Poligon Thiessen Tahun 1990 dengan menggunakan Persamaan 23 sebagai

berikut

拠呻实 1故扑素 故平 拠平屁平妮A

= 纵33 ᇠA铺ᇠA邹嫩纵A䣨4内9铺Ǵᇠ邹嫩纵3A9䣨内铺内A邹A49Ǵ9

= 8549 mm

Untuk hasil perhitungan yang lain disajikan dalam Tabel 44 berikut

Tabel 44 Hujan Harian Maksimum Tahunan Wilayah

No Tahun Hujan Harian Maksimum Wilayah ( mm)

1 1990 8549 2 1991 10650 3 1992 10152 4 1993 8000 5 1994 8000 6 1995 11700 7 1996 9937 8 1997 8200 9 1998 10550 10 1999 8300 11 2000 9300 12 2001 7400 13 2002 7850 14 2003 7600 15 2004 7050 16 2005 4450 17 2006 7300 18 2007 6650 19 2008 7154 20 2009 6519 21 2010 5797 22 2011 4479

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 44: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

38

Dari hasil perhitungan yang diperoleh kemudian menghitung parameter statistik

untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan data yang ada dengan

menggunakan Persamaan 24 sampai dengan Persamaan 28 Perhitungan

parameter statistik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A-1 Resume hasil

perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 45 berikut

Tabel 45 Parameter Statistik Analisis Frekuensi

Parameter Nilai

Rata-rata 嬸呻 7981

Standar deviasi S 1880

Koef Varian Cv 024

Koef Skewness Cs 002

Koef Kurtosis Ck 322

423 Penentuan Pola Distribusi

Untuk distribusi normal disyaratkan bahwa kemungkinan variat yang berada

antara 纵嬸呻石滚邹 dan 纵嬸呻十滚邹 adalah 6827 dan yang berada antara 纵嬸呻石2滚邹 dan 纵嬸呻十2滚邹 adalah 9544

Nilai 纵嬸呻石滚邹 = 6101

Nilai 纵嬸呻十滚邹 = 9861

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 6101 adalah 3 buah

sedangkan yang lebih besar dari 9861 sebanyak 5 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能ᇠ䣨䣨 x 100 = 6364 识 6827

Nilai 纵嬸呻石2滚邹 = 4221

Nilai 纵嬸呻十2滚邹 = 11741

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 45: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

39

Dari Tabel 44 didapat jumlah data yang lebih kecil dari 4221 adalah 0 buah

sedangkan yang lebih besar dari 11741 sebanyak 0 buah sehingga

Banyaknya variat = 䣨䣨能3䣨䣨 x 100 = 100

Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data dilakukan dengan

mencocokkan parameter statistik dengan syarat masing-masing jenis distribusi

Tabel 46 Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi

No Distribusi Persyaratan Hasil

Hitungan Keterangan

1 Normal 纵果拾滚邹 = 6827 纵果拾2滚邹 = 9544

Cs 史0

Ck史3

6364

100

002

322

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv = 017

Ck = Cv8+6Cv

6+15Cv4+16Cv

2+3

= 305

-066

388

Tidak

Tidak

3 Pearson III Cs gt 0

Ck =15 Cs2 + 3 = 300

002

322

Ya

Tidak

4 Gumbel Cs = 114

Ck = 54

002

322

Tidak

Tidak

5 Log Pearson III Selain dari nilai diatas Ya

Dari Tabel 46 diatas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang

sesuai untuk distribusi normal log normal dan Gumbel Hasil di atas

menunjukkan data yang ada mengikuti distribusi log Pearson III Namun untuk

lebih meyakinkan dilakukan uji kecocokan dengan uji Smirnov-Kolmogorov

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 46: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

40

4231 Uji Smirnov-Kolmogorov

Pengujian dilakukan dengan mengurutkan data kedalaman hujan dari terkecil ke

terbesar sehingga didapatkan peluang empiris (Pe) Kemudian dicari Log

kedalaman hujan contoh perhitungan Tahun 2005

Log 4450 = 1648

Mencari nilai G dengan Persamaan

G = (Log X - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)Sy

= (1648 ndash 18897) 01089 = - 2215

Dari nilai G = - 2215 dan koefisien skewness Cs = - 06639 maka dengan interpolasi pada Tabel Distribusi Log Pearson III didapat nilai Pr = 0966

Menghitung nilai Pt(X) dengan Persamaan

P(X) = 1 - Pr

= 1 ndash 0966

= 0034

Menghitung selisih Pe dan Pt dengan Persamaan

∆maks = [Pe ndash Pt]

= [0043 ndash 0034]

= 0010

Hasil perhitungan data yang lain disajikan pada Tabel 47 berikut

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X) 2005 44500 1648 -2215 1 0043 0966 0034 0010 2011 44788 1651 -2190 2 0087 0965 0035 0052 2010 57974 1763 -1161 3 0130 0868 0132 0001 2009 65195 1814 -0693 4 0174 0767 0233 0060 2007 66500 1823 -0614 5 0217 0740 0260 0042

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 47: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

41

Tabel 47 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov (Lanjutan)

Tahun X Log X G m Pe (X) Pr Px (X) Δ

PX (X) - Pe (X)

2004 70500 1848 -0381 6 0261 0663 0337 0076 2008 71538 1855 -0323 7 0304 0644 0356 0052 2006 73000 1863 -0242 8 0348 0617 0383 0035 2001 74000 1869 -0188 9 0391 0599 0401 0010 2003 76000 1881 -0081 10 0435 0563 0437 0002 2002 78500 1895 0048 11 0478 0521 0479 0001 1993 80000 1903 0123 12 0522 0495 0505 0016 1994 80000 1903 0123 13 0565 0495 0505 0060 1997 82000 1914 0222 14 0609 0455 0545 0064 1999 83000 1919 0270 15 0652 0436 0564 0088 1990 85487 1932 0388 16 0696 0388 0612 0084 2000 93000 1968 0724 17 0739 0254 0746 0007 1996 99370 1997 0988 18 0783 0161 0839 0057 1992 101520 2007 1073 19 0826 0135 0865 0039 1998 105500 2023 1226 20 0870 0093 0907 0038 1991 106500 2027 1264 21 0913 0086 0914 0001 1995 117000 2068 1639 22 0957 0025 0975 0019

Rerata Log X 18897 Δ Maks 00879

Standar Deviasi 01089

Uji kecocokan menggunakan derajat kepercayaan 5 yang artinya hasil dari

perhitungan tidak diterima atau diterima dengan kepercayaan 95 Dari nilai

banyaknya sampel data (N) = 22 dan nilai derajat kepercayaan (α) = 005 dengan

menggunakan Tabel Nilai Kritik Do untuk uji Smirnov-Kolmogorov yang terdapat

pada Lampiran A-2 didapat nilai Do = 02844 Dapat dilihat nilai ∆maks = 00879 lt

Do = 02844 sehingga hasil perhitungan distribusi Log Pearson III dapat diterima

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 48: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

42

43 Hujan Rancangan

Berdasarkan hasil uji distribusi distribusi terbaik yaitu distribusi Log Pearson III

Hujan maksimum harian rata-rata yang diperoleh kemudian diurutkan dari yang

terkecil ke yang terbesar Dengan menggunakan Persamaan 226 dan Persamaan

227 didapat hasil berikut

Tabel 48 Nilai ndash nilai pada Persamaan Distribusi Log Pearson III

No Tahun Xi (mm) Log Xi (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻) (Log Xi - ⊰o龟嬸呻呻呻呻呻呻呻呻)2

1 2005 4450 1648 -0241 0058 2 2011 4479 1651 -0239 0057 3 2010 5797 1763 -0126 0016 4 2009 6519 1814 -0075 0006 5 2007 6650 1823 -0067 0004 6 2004 7050 1848 -0041 0002 7 2008 7154 1855 -0035 0001 8 2006 7300 1863 -0026 0001 9 2001 7400 1869 -0020 0000 10 2003 7600 1881 -0009 0000 11 2002 7850 1895 0005 0000 12 1993 8000 1903 0013 0000 13 1994 8000 1903 0013 0000 14 1997 8200 1914 0024 0001 15 1999 8300 1919 0029 0001 16 1990 8549 1932 0042 0002 17 2000 9300 1968 0079 0006 18 1996 9937 1997 0108 0012 19 1992 10152 2007 0117 0014 20 1998 10550 2023 0134 0018 21 1991 10650 2027 0138 0019 22 1995 11700 2068 0179 0032 Jumlah 415728 -0450 0249 rata-rata 18897 Sy 01089 Cs -06639

Kemudian dihitung hujan rencana dengan menggunakan Persamaan 229 dan

Tabel Nilai K Distribusi Log Pearson III untuk mencari KT yang terdapat pada

Lampiran A-3 (Bambang Triatmodjo 2009) Hasil perhitungan disajikan pada

Tabel 49 berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 49: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

43

Tabel 49 Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III

T 裹呻 KT Sy YT R24 (mm)

2 18897 01099 01089 19016 79733 5 18897 08570 01089 19830 96165 10 18897 11891 01089 20192 104519 20 18897 14502 01089 20476 111592 25 18897 15024 01089 20533 113063 50 18897 16835 01089 20730 118317

100 18897 18327 01089 20893 122826

44 Debit Rencana

441 Intensitas Hujan

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan yang terjadi di DAS

Bengawan Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam maka dengan menggunakan

Persamaan 231 dan Tabel 49 dengan t = 4 jam contoh perhitungan Intensitas

Hujan dengan Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

I2 = 片潜浅䣨4 足䣨4迫卒潜遣

= 0内099䣨4 足䣨44卒潜遣

= 10970 mmjam = 3047 x 10-6 mdt

Hasil perhitungan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada Tabel 410 berikut

Tabel 410 Intensitas Hujan dalam Berbagai Kala Ulang

T R24

(mm) 观䣨42i 收2i棍寿䣨9

I (mmjam)

I (mdt)

2 79733 3322 3302 10970 3047 x 10-06 5 96165 4007 3302 13230 3675 x 10-06 10 104519 4355 3302 14380 3994 x 10-06 20 111592 4650 3302 15353 4265 x 10-06 25 113063 4711 3302 15555 4321 x 10-06 50 118317 4930 3302 16278 4522 x 10-06 100 122826 5118 3302 16898 4694 x 10-06

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 50: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

44

442 Debit Rencana dengan Metode Rasional

Kondisi tata guna lahan Kecamatan Jebres Surakarta meliputi pemukiman jasa

perusahaan industri tanah kosong tegalan sawah kuburan lapangan olah raga

dan taman yang terlihat pada Tabel 411 berikut

Tabel 411 Data Tata Guna Lahan Kecamatan Jebres Surakarta

No Tata Guna Lahan Luas A (Ha)

1 pemukiman 71182 2 jasa 14916 3 perusahaan 4542 4 industri 2739 5 tanah kosong 4569 6 tegalan 8346 7 sawah 1933 8 kuburan 3105 9 lap Olahraga 916 10 taman 885

11 lain-lain 12685 Total 125818

(Sumber Diskominfo Surakarta 2012)

Dari Tabel 411 terlihat bahwa Kecamatan Jebres Surakarta terdiri dari berbagai

macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan tanah yang berbeda

maka nilai C dapat dihitung dengan Persamaan 234 dan Tabel 23 seperti berikut

CDAS = sum 披腮霹腮叁腮腔前sum 拟腮晴腮腔前

= 纵0AAǴ䣨铺3 邹嫩纵A4内Aᇠ铺3Ǵ邹嫩纵4 4䣨铺3Ǵ邹嫩纵䣨09内铺3ᇠ 邹嫩纵4 ᇠ内铺39邹A䣨 ǴAǴ 十

纵Ǵ94ᇠ铺3A 邹嫩纵A内99铺3䣨 邹嫩纵9A3 铺3A 邹A䣨 ǴAǴ 十

纵内Aᇠ铺39 邹嫩纵ǴǴ 铺3䣨Ǵ邹嫩纵A䣨ᇠǴ 铺39邹A䣨 ǴAǴ

= 0484

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 51: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

45

Menghitung debit rancangan pada Kali Boro dengan menggunakan Tabel 410

dan Persamaan 233 contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Q2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 10970 x 143830

= 2121 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 412 berikut

Tabel 412 Debit Rencana dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala

Ulang Cgab Intensitas hujan

(mmjam) Luas A

(Ha) Debit Q (m3dt)

1 2 0484 10970 143830 2121 2 5 0484 13230 143830 2558 3 10 0484 14380 143830 2780 4 20 0484 15353 143830 2968 5 25 0484 15555 143830 3007 6 50 0484 16278 143830 3147 7 100 0484 16898 143830 3267

4421 Hidrograf Rasional dengan Pola Distribusi Hujan Jam-jaman

Untuk lebih mengetahui kondisi riil debit yang terjadi pada DAS Kali Boro

dilakukan perhitungan dengan pendekatan Metode Distribusi hujan jam-jaman

Menurut Sobriyah (2003) mengatakan bahwa hujan efektif pada DAS Bengawan

Solo diasumsikan terjadi selama 4 jam dengan distribusi hujam jam ke-1 sebesar

3870 (Tabel 22) maka distribusi hujan yang terjadi pada jam ke-1 dengan

Kala Ulang 2 Tahun sebagai berikut

Rjam ke-1 = 3870 x R24

= 3870 x 79733

= 30857 mmjam

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 52: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

46

Hasil perhitungan distribusi hujan untuk Kala Ulang yang lain disajikan pada

Tabel 413 berikut

Tabel 413 Distribusi Hujan Jam ndash jaman dengan Berbagai Kala Ulang

T 1 2 3 4 R

(mm) 3870 3230 1870 1030 2 30857 25754 14910 8213 79733 5 37216 31061 17983 9905 96165 10 40449 33760 19545 10765 104519 20 43186 36044 20868 11494 111592 25 43755 36519 21143 11645 113063 50 45789 38216 22125 12187 118317

100 47534 39673 22969 12651 122826

Kemudian dihitung waktu konsentrasi (tc) dengan Persamaan 232 hasil

perhitungan tc dengan L = 14755 km dan S = 0005 sebagai berikut

tc = 足3Ǵ0铺痞潜A333铺骗卒39Ǵ

= 足3Ǵ0铺A40 潜A333铺333 卒39Ǵ

= 069 jam lt durasi hujan (dh) = 4 jam

Hidrograf aliran yang terjadi seperti gambar dibawah ini

d1 2 3 4t

069

h

c

I(mm jam ) dhtc lt

( jam )

Gambar 42 Hidrograf Aliran Tipikal dengan tc lt dh

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 53: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

47

Dari Gambar 42 dan Persamaan 238 maka debit puncak (Qp) yang terjadi sama

dengan debit pada waktu konsentrasinya contoh perhitungan untuk Kala Ulang 2

Tahun seperti berikut

Qp 2Tahun = 0002778 C I A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Resume hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 414 berikut

Tabel 414 Debit Puncak dengan Berbagai Kala Ulang

No Kala Ulang

Cgab Intensitas hujan (mmjam)

Luas A (Ha)

Debit Qp (m3dt)

1 2 0484 30857 143830 5966 2 5 0484 37216 143830 7195 3 10 0484 40449 143830 7820 4 20 0484 43186 143830 8349 5 25 0484 43755 143830 8459 6 50 0484 45789 143830 8852 7 100 0484 47534 143830 9190

Hasil perhitungan pada Tabel 414 lebih besar jika dibandingkan Tabel 412

sehingga dipilih hasil perhitungan pada Tabel 414 dalam analisis program HEC-

RAS versi 410 dengan pertimbangan tingkat keamanan lebih tinggi

45 Menghitung Kapasitas Kali Boro

Dalam proses perhitungan kapasitas saluran dibantu dengan program HEC-RAS

versi 410 Penggunaan program ini untuk analisis hidrolika sungai berdasarkan

data geometri sungai dan inflow berupa debit banjir rencana yang diperoleh pada

metode rasional yaitu pada Tabel 414 Output analisis hidrolika ini berupa elevasi

muka air banjir untuk setiap debit rencana Langkah ndash langkah yang dilakukan

dalam penggunaan program HEC-RAS versi 410 adalah sebagai berikut

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 54: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

48

451 Penggambaran Geometri Sungai

Ruas sungai yang di analisis dengan HEC-RAS versi 410 adalah 31 potongan

melintang (cross section) Penggambaran Penampang-penampang ini dimulai dari

bagian paling hilir sungai (sta 1+47550) yang dinamakan dengan sta 1 lalu

dilanjutkan berurutan hingga sta 31 (bagian paling hulu dari sungai atau titik 0 m

Gambar layar Skematik Kali Boro dapat di lihat pada Gambar 43

Gambar 43 Layar Skematisasi Kali Boro

Setelah skematisasi sungai selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan

interpretasi dengan memasukkan data penampang melintang sungai untuk tiap-

tiap station koefisien manning dan jarak antar stasiun Gambar layar potongan

melintang saluran dapat dilihat pada Gambar 44

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 55: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

49

Gambar 44 Layar Potongan Melintang Sta 1+47550 (Hilir Sungai)

Penggambaran Skematisasi dan potongan melintang sungai adalah bagian dalam

penggambaran geometri sungai dalam program HEC-RAS Data masukan

penampang melintang lainnya dapat dilihat pada Lampiran A-4 Selanjutnya

memasukkan nilai debit banjir rencana yang terdapat pada Tabel 414

452 Memasukkan Data Aliran (flow) Sungai

Data Aliran sungai yang dianalisis dalam program HEC-RAS versi 410

menggunakan aliran Steady dengan debit Kala Ulang 2 510 25 dan 50 Tahun

seperti yang terdapat pada Tabel 414 Gambar layar input debit saluran dapat

dilihat pada Gambar 45

Gambar 45 Layar Input Debit Banjir Rencana Saluran

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 56: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

50

Kemudian dari Gambar 45 diatas langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai

syarat batas aliran baik di hulu maupun dihilir saluran

453 Memasukkan Nilai Syarat Batas Aliran

Dalam hitungan aliran permanen (steady flow) ini syarat batas aliran dihulu

adalah debit dan elevasi muka air di batas hilir Elevasi muka air yang digunakan

yaitu dengan mencari ketinggian air dari besarnya debit yang terjadi Elevasi

muka air yang digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 415 dibawah ini

Tabel 415 Nilai Syarat Batas di Hilir Saluran

T Trial h normal

(m)

B (m) m Slope Koef

Manning P hit (m)

A hit (m2)

R hit (m)

V hit (mdt)

Q hit (m3dt)

Q terjadi (m3dt)

2 0799 70 0229 00035 0025 8772 5741 0654 1039 5967 5967 5 0885 70 0229 00035 0025 8962 6373 0711 1129 7197 7197 10 0926 70 0229 00035 0025 9053 6677 0738 1171 7822 7822 25 0967 70 0229 00035 0025 9143 6979 0763 1212 8462 8462 50 0991 70 0229 00035 0025 9197 7161 0779 1237 8855 8855

Kemudian dari Tabel 415 diatas nilai ketinggian air normal (Kolom 2)

dimasukkan kedalam data nilai syarat batas di bagian hilir saluran Gambar layar

input Syarat Batas Aliran dapat dilihat pada Gambar 46

Gambar 46 Layar Input Nilai Syarat Batas

Setelah semua langkah diatas dilakukan yaitu penggambaran geometri

memasukkan nilai koefisien manning dan nilai data aliran permanen (Steady flow)

serta syarat batas aliran Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan

hitungan profil aliran permanen

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 57: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

51

454 Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow)

Hitungan Profil Aliran Permanen (Steady flow) adalah suatu analisis saluran yang

terdapat pada program HEC-RAS versi 410 yang mana program akan

menganalisis tampang-tampang pada geometri sungai dengan nilai masukan debit

dan koefisien manning dengan menekan tombol ldquoComputerdquo pada program HEC-

RAS versi 410 Gambar layar hitungan aliran permanen (Steady flow) dapat

dilihat pada Gambar 47

Gambar 47 Layar Hitungan Aliran Permanen (Steady Flow)

455 Interpretasi Hasil Hitungan HEC-RAS

HEC-RAS dapat menampilkan hasil hitungan baik dalam bentuk grafik maupun

Tabel Dibawah ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik baik tampang

memanjang sungai maupun tampang melintang hasil analisis hitungan aliran

permanen (steady flow) Gambar profil muka air hasil hitungan dapat dilihat pada

Gambar 48

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 58: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

52

Gambar 48 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air di sepanjang alur untuk Q 2 Tahun dengan

debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 49 dibawah ini

Gambar 49 Profil Muka Air di Sepanjang Alur dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari Gambar 49 diatas kita dapat melihat bagaimana kapasitas dari tampang

memanjang saluran Kali Boro untuk debit (Q) dengan Kala Ulang 2 5 10 25 dan

50 Tahun Hasil analisis HEC-RAS pada profil tampang melintang saluran dapat

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kali Boro Long Section

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 160094

96

98

100

102

104

106

108

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Ali ran Steady 10262012

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

EG PF 2

WS PF 50

WS PF 25

WS PF 10

WS PF 5

WS PF 2

Ground

LOB

ROB

Kal i Boro Long Section

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 59: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

53

dilihat pada Gambar 410 dan tampang melintang saluran lainnya dapat dilihat

pada Lampiran A-5

Gambar 410 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 Tahun

Dan perbandingan profil muka air pada tampang melintang sta 0+303926 untuk

Q 2 Tahun dengan debit lainnya dapat dilihat pada Gambar 411 dibawah ini

Gambar 411 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun

Dari beberapa gambar diatas hasil analisis program HEC-RAS versi 410 dengan

debit Q 2 5 10 25 dan 50 Tahun masih dapat ditampung sepenuhnya oleh

kondisi geometri saluran Kali Boro Tetapi pada sta 0+15386 m sampai

0+322540 m profil muka air sudah masuk garis kritis dimana tinggi jagaan

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 2

WS PF 2

Ground

Bank Sta

023

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Profil Aliran Steady 10262012

Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

L egen d

EG PF 50

EG PF 25

EG PF 10

EG PF 5

W S PF 50

W S PF 25

EG PF 2

W S PF 10

W S PF 5

W S PF 2

Gr oun d

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 60: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

54

normal sebesar 06 m sudah terlampaui walau limpasan air tidak terjadi Tinggi

jagaan yang tersedia pada saluran dapat dilihat pada Lampiran A-6

Untuk mengetahui kapasitas maksimum Kali Boro perlu dilakukan trial debit

banjir untuk mendapatkan elevasi air yang terjadi berada tepat pada elevasi salah

satu tampang saluran Debit banjir yang dicoba dalam analisis HEC-RAS yaitu

10175 m3dt dan interpretasi hasil pada tampang melintang Sta 0+303926 dapat

dilihat pada Gambar 412 dibawah ini

Gambar 412 Profil Muka Air pada Tampang Melintang Sta 0+303926 dengan Q = 10175 m3dt

Dari Gambar 412 diatas dapat dilihat bahwa elevasi saluran dan elevasi muka air

berada di ketinggian +102779 m maka kapasitas maksimum Kali Boro jika Pintu

Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

46 Volume Tampung Saluran

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kali Boro mampu menampung debit banjir

rencana Namun demikian hal tersebut hanya berlaku jika air Kali Boro dapat

mengalir ke Sungai Bengawan Solo secara gravitasi Pada saat muka air Sungai

Bengawan Solo tinggi air dari Saluran Kali Boro tidak dapat keluar karena pintu

banjir Pucang Sawit di hilir Kali Boro harus ditutup Perlu dianalisis apakah

saluran mampu menampung air selama hujan terjadi jika pada saat tersebut pompa

tidak dapat dioperasikan Volume air yang ada di saluran Kali Boro selama durasi

hujan (dh) jika pintu air Pucang Sawit ditutup untuk mencegah backwater dari

00 05 10 15 20 25 301005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

Saluran Drainase Kali Boro Plan Hitungan Kapasitas Maksimum 10262012 Cross Sec Sta 0+303926

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF Trial Q

WS PF Trial Q

Ground

Bank Sta

023

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 61: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

55

Sungai Bengawan Solo pada berbagai debit Kala Ulang yang terjadi dapat

dihitung dengan hidrograf pada Gambar 42 dan Tabel 414 seperti berikut

d1 2 3 4t

069

h

c

Q(m3detik)

dhtc lt

Qp1 Qp2

Qp3

Qp4

Volume

( jam )

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 413 Volume Air Selama Durasi Hujan (dh)

Dari Gambar 413 dan Persamaan 238 dapat dihitung debit tiap interval waktu

hujan contoh perhitungan debit untuk jam ke-1 pada Kala Ulang 2 Tahun seperti

berikut

Qp1 (2 Tahun) = 0002778 C I1 A

= 0002778 x 0484 x 30857 x 143830

= 5966 m3dt

Untuk perhitungan debit pada interval waktu dan Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan pada Tabel 416 dibawah ini

Tabel 416 Debit Puncak tiap interval waktu hujan Berbagai Kala Ulang

No T Cgab I1 I2 I3 I4 Luas A

(Ha) Qp1

(m3dt) Qp2

(m3dt) Qp3

(m3dt) Qp4

(m3dt) 3870 3230 1870 1030

1 2 0484 30857 25754 14910 8213 143830 5966 4979 2883 1588 2 5 0484 37216 31061 17983 9905 143830 7195 6005 3477 1915 3 10 0484 40449 33760 19545 10765 143830 7820 6527 3779 2081 4 25 0484 43755 36519 21143 11645 143830 8459 7060 4088 2251 5 50 0484 45789 38216 22125 12187 143830 8852 7388 4278 2356

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 62: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

56

Kemudian dari Gambar 413 dan Tabel 416 diatas dapat dihitung volume air

selama durasi hujan dengan Persamaan 237 contoh perhitungan volume air untuk

Kala Ulang 2 Tahun seperti berikut

V2 Tahun = Qp dh

= ( Luas 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 )

(dalam hitungan luas tiap bagian menggunakan alat bantu AutoCAD)

= ( 20527 + 18603 + 37659 + 15526 + 27051 + 08989 + 15382 +

04951 + 05463 ) x 3600

= 154151 x 3600

= 5549421 m3

Untuk perhitungan volume air pada Kali Boro pada Kala Ulang (T) lainnya

ditunjukkan dalam Tabel 417

Tabel 417 Volume Air pada Kali Boro Berbagai Kala Ulang (T)

No T Luas Hidrograf (V) Vtotal

(m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 20527 18603 37659 15526 27051 08989 15382 04951 05463 5549421 2 5 24757 22437 45420 18726 32626 10841 18552 05971 06589 6693087 3 10 26908 24385 49365 20353 35460 11783 20163 06490 07161 7274490 4 25 29107 26379 53401 22016 38358 12746 21812 07021 07747 7869134 5 50 30460 27605 55883 23040 40141 13339 22825 07347 08107 8234853

Sedangkan volume air yang dapat ditampung Kali Boro yaitu volume air yang

tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dengan cara menarik garis

horizontal pada elevasi atas saluran paling hilir ke hulu saluran Gambar volume

air yang tertampung pada saluran dapat di lihat pada Gambar 414 dibawah ini

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 63: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

57

Gambar 414 Volume Air Tertampung jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup

Dari Gambar 414 diatas dapat dilihat bahwa air yang tertampung di Kali Boro

yaitu pada Sta 0+59419 hingga Sta 0+147550 Potongan Melintang tiap

tampang yang terendam air dapat dilihat pada Lampiran A-7 Volume total air

yang tertampung ditunjukkan dalam Tabel 418 dibawah ini

Tabel 418 Volume air yang dapat ditampung Kali Boro

No Tampang melintang

Jarak Tampang (m)

Luas Tampang Air (m2)

Luas Tampang Air rerata (m2)

Volume Air Tertampung (m3)

1 Sta 0+00000 59419

000 000

000

2 Sta 0+59419 6008

000 0070 423

3 Sta 0+65427 2283

0141 0738 1685

4 Sta 0+67710 7882

1335 3350 26406

5 Sta 0+75592 9746

5365 6947 67708

6 Sta 0+85338 3672

8530 8455 31045

7 Sta 0+89010 255

8380 8627 21998

8 Sta 0+91560 2402

8874 11531 27696

9 Sta 0+93962 3324

14188 12422 41290

10 Sta 0+97286 7467

10656 13147 98166

11 Sta 1+04753 7275

15637 16153 117511

12 Sta 1+12028 7985

16668 17312 138235

13 Sta 1+20013 10847

17956 19971 216623

14 Sta 1+30860 92444

21986 21964 203048

15 Sta 1+40104 31886

21943 31856 101575

16 Sta 1+43293 4257

41768 41967 178652

17 Sta 1+47550 42165

Panjang Saluran (m) 147550 Total Volume tampung (m3) 1272060

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 64: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

58

Kapasitas tampung Kali Boro dapat dilihat dari perbandingan Tabel 417 dengan

Tabel 418 Perbandingan Kapasitas Volume Tampung Saluran dengan Volume

Air yang terjadi tiap Kala Ulang dapat dilihat pada Tabel 419

Tabel 419 Perbandingan Kapasitas Volume Saluran dengan Volume Air Berbagai Kala Ulang

Dari Tabel 419 diatas dapat diketahui bahwa saluran tidak mampu menampung

keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi jika pintu air Pucang Sawit di

hilir Kali Boro ditutup dan pompa tidak dapat dioperasikan Jika pompa dapat

dioperasikan perlu analisis lanjutan bagaimana pengoperasian pompa dan Pintu

Air Pucang Sawit yang tersedia pada berbagai variasi kejadian hujan untuk

menghindari genangan air

No Kala

Ulang Durasi

hujan (dh) Volume

Saluran (m3) Volume Air rencana (m3)

Keterangan

1 2 4 1272060 5549421 Saluran tidak mampu

2 5 4 1272060 6693087 Saluran tidak mampu

3 10 4 1272060 7274490 Saluran tidak mampu

4 25 4 1272060 7869134 Saluran tidak mampu

5 50 4 1272060 8234853 Saluran tidak mampu

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 65: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

59

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan antara lain

1 Debit banjir rancangan yang terjadi pada DAS Kali Boro untuk kala ulang 2

5 10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5966 m3dt 7195 m3dt 7820

m3dt 8459 m3dt dan 8852 m3dt

2 Kapasitas maksimum Kali Boro hasil analisis program HEC-RAS versi 410

jika Pintu Air Pucang Sawit dibuka berada pada debit Q = 10175 m3dt

3 Volume tampung Kali Boro pada saat Pintu Air Pucang Sawit di Hilir Kali

Boro harus ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat dioperasikan

sebesar 1272060 m3 sedangkan Volume air rencana untuk Kala Ulang 2 5

10 25 dan 50 Tahun berturut-turut sebesar 5549421 m3 6693087 m3

7274490 m3 7869134 m3 dan 8234853 m3 Oleh karena itu Kali Boro

tidak mampu menampung keseluruhan volume air selama hujan yang terjadi

jika Pintu Air Pucang Sawit ditutup dan Pompa Air Pucang Sawit tidak dapat

dioperasikan

52 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai

berikut

1 Diharapkan kepada Instansi terkait untuk menambahkan beberapa stasiun

hujan didalam Kota Surakarta agar data hujan lebih representatif

2 Analisa kapasitas Kali Boro dapat dilakukan dengan program software lain

sebagai pembanding hasil penelitian

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air

Page 66: EVALUASI KAPASITAS KALI BORO SURAKARTA/Evaluasi... · melalui Sungai Bengawan Solo. Drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan

perpustakaanunsacid digilibunsacid

commit to user

60

3 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengoperasian pintu

air Pucang Sawit dan pompa yang tersedia pada Kali Boro dalam

mengantisipasi berbagai variasi kejadian hujan untuk menghindari genangan

air