IMPLEMENTASI STRATEGI PENERAPAN KARTU TANDA...

28
IMPLEMENTASI STRATEGI PENERAPAN KARTU TANDA PENDUDUK ELEKTRONIK (e-KTP) DI KABUPATEN BINTAN TAHUN 2011 (Studi Kasus : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Bintan) ARTIKEL E-JOURNAL Disusun Oleh : A S N E T I NIM : 100565201371 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2014

Transcript of IMPLEMENTASI STRATEGI PENERAPAN KARTU TANDA...

IMPLEMENTASI STRATEGI PENERAPAN KARTU TANDA

PENDUDUK ELEKTRONIK (e-KTP) DI KABUPATEN BINTAN

TAHUN 2011

(Studi Kasus : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Bintan)

ARTIKEL E-JOURNAL

Disusun Oleh :

A S N E T I

NIM : 100565201371

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2014

1

IMPLEMENTASI STRATEGI PENERAPAN KARTU TANDA

PENDUDUK ELEKTRONIK (e-KTP) DI KABUPATEN BINTAN

( Studi Kasus : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Bintan )

A S N E T I

NIM : 100565201371

PEMBIMBING : AFRIZAL, S.IP,M.Si

Dr. OKSEP ADHAYANTO, MH

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi

strategi penerapan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) di Kabupaten

Bintan, dan upaya apa saja yang dilakukan dalam dalam penerapan Kartu Tanda

Penduduk Elektronik (e-KTP) di Kabupaten Bintan. Penelitian ini melihat

implementasi strategi penerapan KTP Elektronik di Kabupaten Bintan melalui

program, anggaran dan prosedur, dimana menggunakan metode kualitatif dan

jenis pengumpulan datanya menggunakan telaah dokumen, wawancara dan

observasi, sedangkan prosedur pengolahan data dan analisis datanya

menggunakan deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian didasarkan pada tindakan riil yang dilakukan oleh Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bintan melalui strategik program

yaitu membentuk struktur organisasi dengan nama pokja Kabupaten dan

Kecamatan, sosialisasi, pelaksana program (SDM), penyediaan sarana dan

prasarana serta mobilisasi penduduk. Kemudian program ini kemudian

diimplementasikan melalui komitmen anggaran 15,13% dari RKA Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bintan.

Dari kegiatan ini telah terealisasi 97,71% dengan berbagai hambatan

diantaranya karena lambatnya distribusi perangkat dari pusat dan hanya satu yang

berfungsi, adanya kerusakan perangkat dan tidak terjangkaunya sebagian

penduduk karena keterlambatan mobile enrollment yang diharapkan mampu

menjadi alternatif pemenuhan target yang ingin dicapai. Dengan demikian

ketidaksiapan pusat menjadi kendala utama, namun harapannya pemerintah

Kabupaten dalam perekrutan pelaksana program juga harus mempertimbangkan

kualifikasi pendidikan yang sesuai karena KTP Elektronik merupakan sistem

informasi yang membutuhkan keterampilan khusus.

Kata Kunci : Implementasi stategi

2

IMPLEMENTATION STRATEGY IMPLEMENTATION OF ELECTRONIC

RESIDENT CARD ( e - KTP ) IN THE DISTRICT BINTAN

(Case Study : Population and Civil Registration Department Bintan )

A S N E T I

NIM : 100565201371

Directer : AFRIZAL, S.IP,M.Si

Dr. OKSEP ADHAYANTO, MH

University Of Maritim Raja Ali Haji

Faculty of Society and Political Science

ABSTRACT This study aims to determine how the implementation of the strategy

implementation Electronic Identity Card ( e-KTP ) in Bintan, and what is being

done in the application of the Electronic Identity Card ( e-KTP ) in Bintan. The

research looked at the implementation of the strategy implementation in Bintan

Electronic ID cards through the program, budgets and procedures, which use

qualitative methods and types of data collection using document review,

interviews and observations, while the data processing procedures and data

analysis using descriptive qualitative.

The results of the study are based on real actions undertaken by the Office

of Population and Civil Registration Bintan through strategic programs that form

the structure of the organization with the name of the working group district and

sub-district, socialization, program implementers ( Human Development

Resources ), the provision of infrastructure and urban sprawl. Then this program

is then implemented through the budget commitment 15.13 % of the Budget

Planning Office of Population and Civil Registration Bintan through the budget

submission strategy changes significantly for the last three months.

Of this activity has been realized 97,71 % with various obstacles such as

the slow pace of the distribution center and the only one that works, the damage

to the device and the inaccessibility of some people because of the delay of mobile

enrollment is expected to be an alternative compliance targets to be achieved.

Thus unpreparedness center is the main constraint, but the government hopes the

district in implementing recruitment programs should also consider the

appropriate educational qualifications as Electronic Identity Card is an

information system that requires special skills.

Keyword : Implementation strategy

3

A. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagaimana yang tertuang di dalam Rencana Strategi (RENSTRA)

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bintan Tahun 2011-

2015 yang salah satu Program dalam Renstra tersebut adalah Penataan

Administrasi Kependudukan dimana di dalamnya terangkum salah satu

kegiatannya adalah Penerapan e-KTP.

Terdapat banyak hal menarik yang terjadi dalam penerapan e-KTP ini

di Kabupaten Bintan, diantaranya adalah terungkap saat adanya hearing

antara pemerintah Kabupaten Bintan dengan DPRD bahwa ketersediaan

listrik di beberapa kecamatan khususnya di wilayah pesisir tidak terjamin,

sehingga mengganggu proses penerapan program pusat tersebut.

Disamping itu, menurut Hasfi Handra, S.ST (Sekretaris Kecamatan

Bintan Timur), kendala yang saat ini kecamatan hadapi adalah bahwa alat

yang didistribusikan oleh pemerintah pusat sudah 2 (dua) berfungsi, akan

tetapi perekaman yang dilakukan masih bersifat offline, dan kendala lainnya

dikarenakan populasi wajib KTP yang ada di Kecamatan Bintan Timur

sekitar 28.949 jiwa, sementara ketersediaan alat rekam e-KTP hanya 2 (dua)

alat, kami terpaksa meminjam 2 (dua) alat lagi dari 2 Kecamatan yang lain

yakni Kecamatan Mantang dan Bintan Pesisir untuk melakukan upaya

pencapaian target yang telah ditetapkan dari pusat sampai 31 Desember 2011.

Bahkan dibeberapa Kecamatan telah diberlakukan pelayanan seminggu

penuh, namun diperkirakan pencapaian target 100% untuk akhir Desember

4

2011 masih terkendala. Hal ini dibuktikan dengan data sebagaimana dalam

tabel I.1 berikut ini :

Tabel I.1

Jumlah Penduduk, Jumlah Wajib KTP dan Realisasi serta Prosentase

KTP Elektronik Kabupaten Bintan

No. Nama Kecamatan Jumlah

Penduduk

Jumlah

Penduduk

Wajib KTP

Realisasi

Perekaman

e-KTP

%

1 Gunung Kijang 11.712 7.717 6.685 86,63

2 Bintan Timur 42.650 28.949 23.468 81,07

3 Bintan Utara 23.324 15.618 12.392 79,34

4 Teluk Bintan 10.191 7.019 6.333 90,23

5 Tambelan 5.309 3.444 2.771 80,46

6 Teluk Sebong 16.089 10.700 8.824 82,47

7 Toapaya 10.932 7.632 6.163 80,75

8 Mantang 4.039 2.624 2.497 95,16

9 Bintan Pesisir 8.342 5.373 4.546 84,61

10 Seri Kuala Lobam 17.657 12.033 8.588 71,37

Total 150.254 101.109 82.260 97,71

Sumber : Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Bintan (15 Desember 2011)

Sebagai bahan perbandingan yang penulis lakukan, ditemukan bahwa

Pemerintah Kota Tanjungpinang dalam hal ini Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang dalam penerapan e-KTP pada tahun

2011 sebagaimana yang dikemukakan oleh salah satu staf Kecamatan

Tanjungpinang Kota bahwa hasil perekaman pada tahun 2011 hanya

mencapai + 50 s/d 60% saja dibandingkan dengan Kabupaten Bintan yang

mencapai angka persentase perekaman 97,71%.

Dan ketika Kabupaten Bintan mampu mencapai angka sebagaimana

tabel tersebut di atas, menurut peneliti sebuah apresiasi patut diberikan

kepada stakeholder yang bekerjasama dengan baik, karena peneliti

5

menganggap capaian tersebut cukup baik dengan jangka waktu kurang lebih

tiga bulan.

Berangkat dari permasalahan-permasalahan tersebut di atas, penulis

akhirnya tertarik untuk mengambil judul “IMPLEMENTASI STRATEGI

PENERAPAN KARTU TANDA PENDUDUK ELEKTRONIK (e–KTP)

DI KABUPATEN BINTAN TAHUN 2011 (Studi Kasus : Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bintan)”.

B. Perumusan Permasalahan

”Bagaimana Implementasi Strategi Penerapan Kartu Tanda

Penduduk Elektronik (e-KTP) Di Kabupaten Bintan Tahun 2011?”

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui implementasi strategi

penerapan KTP elektronik (e-KTP) di Kabupaten Bintan tahun 2011.

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan akademik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan

mengenai implementasi strategi dalam pemerintahan melalui sistem

teknologi informasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah termasuk

dalam mencapai tujuan yang diinginkan (efektif).

b. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbang saran

terhadap pemerintah Kabupaten Bintan dalam rangka implementasi

6

strategi penerapan KTP elektronik untuk melayani masyarakat dibidang

kependudukan.

D. Konsep Teori

1. Implementasi Strategi

a. Elemen Manajemen Strategi

b. Implementasi Strategi

1) Program

2) Anggaran

3) Prosedur

2. Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP)

E. Konsep Operasional

1. Program

Program sesungguhnya berisi antara lain :

a. Struktur organisasi (susunan personalia),

b. Pelaksana Program/staf,

c. Sumber daya (sarana prasarana).

2. Anggaran

Berkaitan dengan penerapan e-KTP, bahwa tahap implementasi

antara lain :

a. Anggaran yang tersedia

b. Pengaturan anggaran

3. Prosedur

Prosedur dijadikan sebagai alat untuk memastikan :

7

a. Konsistensi sistem

b. Mekanisme kerja suatu organisasi

c. Tata kerjanya

F. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan

pendekatan yang bersifat Deskriptif.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Kantor Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Bintan.

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi menurut Iskandar (2013:69) merupakan seluruh

subyek penelitian.

b. Sampel

Adapun yang menjadi sampel sebagaimana Tabel I.2 berikut :

Tabel I.2

Jumlah Populasi dan Sampel

No Karakteristik

Responden

Populasi

(orang)

Sampel

(orang)

1

2

3

4

5

Kabid. Kependudukan

Kasi Data

Camat

Kasi Pelayanan

Staf Kecamatan

1

1

10

10

20

1

1

3

3

6

Jumlah 42 14

8

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data ini, penulis akan melakukannya dengan

terlebih dahulu mengambil data dari :

a. Opini-opini publik

b. Mencari data dari laporan-laporan atau pembahasan layanan melalui

media elektronik (website) ataupun melalui media massa

c. Melakukan wawancara.

Dalam penelitian Kualitatif, terdapat beberapa teknik pengumpulan

data yang digunakan, yaitu :

a. Observasi

b. Telaah Dokumen

c. Wawancara

5. Alat Pengumpulan Data

a. Alat Pengumpulan Data, diantaranya adalah :

1. Data sekunder dari kantor yang bersangkutan

2. Gambar lokasi penelitian (meliputi susunan organisasi)

3. Catatan-catatan lapangan.

4. Dokumentasi.

b. Mengklasifikasikan berbagai gejala dan fator-faktor serta kondisi

yang ada.

c. Mengolah data berdasarkan keterkaitan antara komponen yang ada.

9

d. Mendeskripsikan secara keseluruhan dari hasil wawancara, telaahan

dokumen dan berbagai opini masyarakat serta pedoman dari

berbagai literatur dan buku yang ada.

e. Selanjutnya memaknai hasil deskripsi data sehingga jawaban

terhadap pertanyaan penelitian bisa terungkap.

B. TINJUAN PUSTAKA

1. Implementasi Strategi

a. Elemen Manajemen Strategi

b. Implementasi Strategi

1) Program

2) Anggaran

3) Prosedur

2. Manajemen Strategik

3. Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP)

4. E-Government

5. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)

C. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Bintan

1. Letak geografis.

Kabupaten Bintan terletak antara 20 00 Lintang Utara, 10 20

Lintang Selatan dan 1040 - 1080 00 Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten

Bintan keseluruhan berjumlah 59.852.15 Km2, sebahagian besar

wilayahnya merupakan perairan yaitu dengan luas 57. 906.32 Km2 (96%)

10

sedangkan daratan hanya berjumlah 1.946.3 Km2 secara porsentase hanya

berjumlah (4%).

2. Keadaan Pegawai

a. Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel III.1

Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pada Dinas

Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bintan

No. Tingkat

Pendidikan

Frekwensi

(Orang)

1. SD 0

2. SLTP 1

3. SLTA 17

4. DIPLOMA III 5

5. SARJANA (S1) 9

6. SARJANA (S2) 0

Jumlah 32

Sumber Data : Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Bintan, 2011

b. Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan

Tabel III. 2

Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan Pada Dinas

Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bintan

No. Golongan Jenis Kelamin Jumlah

(Orang) Laki-Laki Perempuan

1.

2.

3.

4.

I

II

III

IV

1

5

9

4

0

4

9

0

1

9

18

4

Jumlah 19 13 32

Sumber Data : Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Bintan, 2011

c. Jumlah Pegawai Berdasarkan Masa Kerja

Tabel III.3

Jumlah Pegawai Berdasarkan Masa Kerja Pada Dinas

Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bintan

11

No. Masa Kerja Frekwensi

(Orang)

1. 0 Tahun s/d 4 Tahun 6

2. 5 Tahun s/d 9 Tahun 4

3. 10 Tahun s/d 14 Tahun 4

4. > 15 Tahun 18

Jumlah 32

Sumber data: Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Bintan, 2011

B. Gambaran Umum Bidang Kependudukan Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Bintan

1. Bidang Kependudukan

Bidang Kependudukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Bintan terdiri dari :

Seksi Data Kependudukan

Seksi Mobilitas

Seksi Kualitas

12

2. Struktur Organisasi

D. IMPLEMENTASI STRATEGI PENERAPAN KARTU TANDA

PENDUDUK ELEKTRONIK (e-KTP) DI KABUPATEN BINTAN

TAHUN 2011

(Studi Kasus : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Bintan)

A. Analisa Implementasi Strategi Penerapan Kartu Tanda Penduduk

Elektronik (e-KTP) di Kabupaten Bintan Tahun 2011

Kepala

Fungsional Sekretaris

Sub Bag

Penyus Prog

Sub Bag

Umum

Bidang

Kependudukan

Bidang

Pencatatan Sipil

Bidang Pengawasan &

Pengendalian

Seksi Data

Kependudukan

Seksi

Mobilitas

Seksi

Kualitas

Seksi

Pendaftaran

Seksi

Pencatatan Sipil

Seksi

Penyuluhan

Seksi

Pengendalian

Seksi

Pengawasan

13

1. Implementasi Strategi Dari Segi Program

a. Pembentukan Struktur Organisasi dalam bentuk Kelompok Kerja

Ketika dikonfirmasikan kepada Kepala Bidang

Kependudukan Bambang Sugianto, AMP dikemukakan bahwa :

“Walaupun dalam petunjuk dari pusat susunan pokja terdiri dari

banyak pihak terkait, termasuk sekda, tata pemerintahan setda

Kabupaten, dinas perhubungan, Satpol PP dan unsur lainnya,

namun untuk efesiensi, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Bintan merampingkan tanpa mengurangi efektifitas

yang dimungkinkan dapat menghambat pelaksanaan penerapan

e-KTP ini, sehingga kelompok kerja tersebut dianggap mampu

mengakomodir keadaan (wawancara tanggal 14 Maret 2014)”.

b. Sosialisasi

Menurut Bapak Bambang Sugianto, AMP (Kabid

Kependudukan), bahwa :

“Sosialisasi penerapan e-KTP dalam bentuk tatap muka yaitu

dimulai dari sosialisasi Kabupaten sampai ke tiap kecamatan

diseluruh Kabupaten Bintan, dengan mengundang tokoh agama,

tokoh masyarakat, berbagai organisasi aktif didaerah, lembaga

sosial dan penduduk lainnya untuk datang ditempat yang telah

disediakan kemudian menjelaskan adanya program penerapan

KTP Elektronik di Kabupaten Bintan. Sehingga sosialisasi ini

berlangsung di sepuluh tempat, yakni di sepuluh Kecamatan

yang ada di Kabupaten Bintan”. (wawancara tanggal 08 April

2014)

Disamping sosialisasi secara tatap muka, dari pantauan peneliti

dan hasil wawancara dengan Kasi Data Penduduk Budiana, S.Sos

dikatakan bahwa :

“Sosialisasi penerapan e-KTP disebarkan pula melalui berbagai

media diantaranya, media elektronik melalui suara radio RRI

Tanjungpinang, Baliho dan Spanduk diberbagai tempat strategis,

yang ditempelkan diberbagai tempat. Hal ini dilakukan dalam

rangka memaksimalkan penerapan KTP Elektronik sebagai

kebijakan kependudukan, agar masyarakat ikut andil dan

14

antusias dan paham serta mau untuk mendatangi tempat

pelayanan e-KTP karena melihat langsung ajakan tersebut dan

tidak hanya mendengar dari mulut ke mulut”. (wawancara

tanggal 08 April 2014)

c) Pembentukan Pelaksana Program (Sumber Daya Manusia)

Adapun tugas dan fungsi masing-masing petugas tersebut

adalah :

1) Operator

2) Tenaga Pendukung Pelayanan

3) Petugas Supervisi Teknis

Adapun proses perekrutan ketiga unsur petugas di atas menurut

Kabid Kependudukan Bambang Sugianto, AMP :

“Di serahkan kepada para Camat untuk menunjuknya, dimana

dalam hal ini adalah para staf Kecamatan sendiri dengan kriteria

sebagaimana tersebut di atas. Camat kemudian menyurati Dinas

Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bintan mengenai

nama-nama yang bersangkutan, selanjutnya dibuat Surat

Keputusan Bupati. Maka secara personalit setiap petugas, Dinas

Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bintan

menyerahkan wewenang kepada Camat untuk

merekomendasikan”. (wawancara tanggal 14 Maret 2014).

d) Penyediaan Sarana dan Prasarana

1. Perangkat yang Disediakan Pemerintah Pusat

2. Perangkat yang Disediakan Pemerintah Kabupaten Bintan

Menurut Kabid Kependudukan “Bambang Sugianto, AMP

:

“sebenarnya target kita dapat mencapai hingga akhir tahun

seandainya alat yang ada, keduanya berfungsi dan tidak

mengalami kerusakan. Disebutkannya, di Kecamatan Bintan

Utara misalnya sudah alat yang tersedia dari pusat hanya 2, di

Kecamatan Bintan Timur target yang paling diharapkan

15

mencapai 100% menjadi lambat juga karena hanya 2 alat

akhirnya meminjam alat dari Kecamatan Mantang dan Bintan

Pesisir (wawancara tanggal 18 Maret 2014)

Sebelum peneliti kembali dari Kabupaten Bintan (10 Mei

2014), mobile enrollment bantuan dari pusat telah terdistribusi di

Kabupaten Bintan, dan ketika peneliti menanyakan hal ini kepada

bapak Bambang Sugianto, AMP, beliau menjelaskan :

“Pengadaan mobile enrollment telah kita rencanakan untuk

setiap kecamatan. Sejak bulan Oktober 2011 telah dipesan

bahkan telah ke gudangnya untuk menjemput, namun menurut

penyelia, aplikasinya belum siap. Karena itu optimisme

mampu mencapai target sepertinya harus tergadai dulu.

Sekalipun demikian, jika dibandingkan dengan beberapa

Kabupaten/Kota di Kepulauan Riau, capaian target Kabupaten

Bintan termasuk bagus (wawancara tanggal 10 April 2014)

e) Mobilisasi Penduduk Wajib KTP Elektronik

Sebagaimana dinyatakan oleh Lurah Kijang Kota Hasan,

S.Sos, bahwa :

“Dalam rangka penerapan KTP Elektronik massal 2011, pihak

Kelurahan hanya kebagian koordinasi mobilisasi penduduk dan

penyampaian surat panggilan wajib KTP Elektronik. Sehingga

staf kelurahan memanfaatkan moment ini untuk mendata

keakuratan data penduduk yang masih tinggal aktif di Kelurahan,

dan yang sudah meninggalkan tempat tanpa pemberitahuan

sebelumnya (wawancara tanggal 15 Maret 2014)

Ketika peneliti mengkonfirmasi hal ini, Kabid Kependudukan

“Bambang Sugianto, AMP menyatakan bahwa :

“Setiap Kecamatan dalam memobilisasi penduduk berbeda-beda

penanganannya. Tergantung Kecamatan itu apakah daerahnya

membutuhkan mobilisasi massal atau tidak dan bagaimana akses

penduduk menuju tempat layanan. Masalahnya banyak

Kecamatan di Kabupaten Bintan seperti Kecamatan Mantang,

Bintan Pesisir, Tambelan dan Teluk Sebong yang penduduknya

berada diperkampungan dan terpencil, maka pihak Kecamatan

16

wajib untuk memberikan akses transportasi darat dan laut untuk

mengangkut penduduk ke tempat pelayanan KTP Elektronik.

Karena itu dalam pemenuhan kebutuhan itu, kami telah

koordinasi dengan Camat dalam pemenuhan anggarannya.

Demikian juga misalnya ada penduduk yang kebetulan ke kota

kecamatan mengurus sesuatu hal dan ingin merekam administrasi

kependudukannya tanpa membawa surat panggilan, telah kami

perintahkan agar dilayani sepanjang yang bersangkutan membawa

KTP lama ataupun KK-nya (wawancara tanggal 20 Maret 2014)

2. Implementasi Strategi dari Segi Anggaran

Pemerintah Kabupaten Bintan menurut Kabid Kependudukan

Bambang Sugianto, AMP; bahwa :

“Pemerintah daerah dalam hal ini Bapak Bupati dan Bapak Wakil

Bupati sangat antusias menanyakan kendala yang dihadapi Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam penerapan KTP

Elektronik, dan beliau tidak sungkan menanyakan ketersediaan

anggaran yang harus disiapkan untuk mengantisipasi kesuksesan

program ini. Namun beliau berpesan bahwa diharapkan seefisien

mungkin karena optimalisasi tidak selalu dilihat dari besarnya

anggaran, namun bagaimana komitmen semua yang menjalankan

program ini untuk bekerjasama dengan baik, apalagi anggaran yang

disediakan hampir secara keseluruhan dianggarkan dalam APBD

Perubahan 2011 (wawancara tanggal 14 Maret 2014)

Adapun anggaran yang disediakan oleh pemerintah melalui Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bintan, dijabarkan

peneliti berdasarkan program yang telah disebutkan di atas, yaitu

Tabel IV.4

Anggaran Pengaturan dan Pembentukan Struktur Organisasi

Dalam Bentuk Kelompok Kerja

No. Uraian Jumlah Anggaran

(Rp)

1. Honorarium

Tim Pokja Kabupaten :

- Penanggung Jawab

- Ketua

- Sekretaris

- Anggota (15 orang)

Tim Pokja Kecamatan :

27.525.000,-

169.650.000,-

17

- Ketua

- Sekretaris

- Anggota (287 orang)

Total : 197.175.000,-

Seratus Sembilan Puluh Tujuh Juta Seratus Tujuh Puluh Lima Ribu

Rupiah

Sumber : Hasil olahan data sekunder RKAP SKPD Dinas Kependudukan

Dan Pencatatan Sipil Kab. Bintan.2011

Tabel IV.5

Anggaran Sosialisasi

No. Uraian Jumlah Anggaran

(Rp)

1. Sosialisasi Tatap Muka

Tingkat Kabupaten :

Tingkat Kecamatan :

Kecamatan Gunung Kijang

Kecamatan Bintan Timur

Kecamatan Bintan Utara

Kecamatan Teluk Bintan

Kecamatan Tambelan

Kecamatan Teluk Sebong

Kecamatan Toapaya

Kecamatan Mantang

Kecamatan Bintan Pesisir

Kecamatan Seri Kuala Lobam

12.145.000,-

9.000.000,-

12.500.000,-

12.500.000,-

9.000.000,-

13.000.000,-

12.500.000,-

13.000.000,-

11.000.000,-

11.000.000,-

12.500.000,-

2. Sosialisasi Melalui Media Elektronik :

Radio Republik Indonesia Tanjungpinang

20.000.000,-

3. Stiker 1000 lembar 5.000.000,-

4. Leaflet 1000 lembar 5.000.000,-

5. Baliho 5.000.000,-

Total : 163.145.000,-

Seratus Enam Puluh Tiga Juta Seratus Empat Puluh Lima Ribu Rupiah

Sumber : Hasil Olahan dari RKA dan RKAP SKPD Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Kab. Bintan. 2011

Tabel IV.6

Anggaran Pelaksanan Program (Sumber Daya Manusia)

No. Uraian Jumlah

Anggaran (Rp)

1. Honorarium

- Operator

- Pelaksana Teknis

- Tenaga Pendukung

Total 256 orang

115.200.000,-

2. Penyimpanan, verifikasi data, foto, dan sidik

jari

. 60.272.000,-

18

Total : 175.472.000,-

Seratus Tujuh Puluh Lima Juta Empat Ratus Tujuh Puluh Dua Ribu

Rupiah

Sumber : Hasil Olahan dari RKAP SKPD Dinas Kependudukan Dan

Pencatatan Sipil Kab. Bintan. 2011

Tabel IV.7

Anggaran Penyediaan Sarana Dan Prasarana

No. Uraian Jumlah

Anggaran (Rp)

Mobile Enrollment

- Kecamatan Gunung Kijang

- Kecamatan Bintan Timur

- Kecamatan Bintan Utara

- Kecamatan Teluk Bintan

- Kecamatan Tambelan

- Kecamatan Teluk Sebong

- Kecamatan Toapaya

- Kecamatan Mantang

- Kecamatan Bintan Pesisir

- Kecamatan Seri Kuala Lobam

41.350.500,-

41.350.500,-

41.350.500,-

41.350.500,-

41.350.500,-

41.350.500,-

41.350.500,-

41.350.500,-

41.350.500,-

41.350.500,-

41.350.500,-

Total : 330.804.000,-

Tiga Ratus Tiga Puluh Juta Delapan Ratus Empat Ribu Rupiah

Sumber : Hasil Olahan Sekunder dari RKAP SKPD Dinas Kependudukan

Dan Pencatatan Sipil Kab. Bintan.2011

Tabel IV.8

Anggaran Door Prize

No. Uraian Jumlah

Anggaran (Rp)

- Kecamatan Gunung Kijang

- Kecamatan Bintan Timur

- Kecamatan Bintan Utara

- Kecamatan Teluk Bintan

- Kecamatan Tambelan

- Kecamatan Teluk Sebong

- Kecamatan Toapaya

- Kecamatan Mantang

- Kecamatan Bintan Pesisir

- Kecamatan Seri Kuala Lobam

1.500.000,-

2.500.000,-

2.000.000,-

1.300.000,-

1.200.000,-

2.250.000,-

1.200.000,-

800.000,-

900.000,-

1.5000.000,-

Total : 15.150.000,-

Lima Belas Juta Seratus Lima Puluh Ribu Rupiah

Sumber : Hasil Olahan Sekunder dari RKAP SKPD Dinas Kependudukan

Dan Pencatatan Sipil Kab. Bintan.2011

19

Menurut Kabid Kependudukan “Bambang Sugianto, AMP :

”Kami memang menganggarkan door prize agar partisipasi

masyarakat dalam perekaman ini dapat mencapai target yang telah

ditetapkan oleh pusat. Adapun pelaksanaan pemberian dorr prize ini

sepenuhnya kami serahkan kepada masing-masing kecamatan untuk

membuat semacam nomor undian setelah masyarakat tersebut

melakukan perekaman yang mana nomor undian ini diletakkan di

pintu keluar ruang perekama e-KTP yang diberikan oleh petugas

kepada masyarakat.” (wawancara tanggal 10 April 2014)

Secara umum peneliti berpendapat, bahwa anggaran yang

disediakan oleh pemerintah Kabupaten Bintan dalam rangka penerapan

KTP Elektronik cukup signifikan, karena jika dilihat dari anggaran Dinas

Kependudukan Dan Pencatatan Sipil diluar gaji PNS sebesar

Rp. 5.728.425.000 maka prosentase yang pergunakan untuk penerapan

KTP Elektronik dari Rp. 866.596.000,- adalah 15,13%, sehingga peneliti

berasumsi bahwa pemerintah Kabupaten Bintan berkomitmen

mensukseskan penerapan KTP Elektronik ini. Apalagi anggaran ini,

secara keseluruhan dianggarkan untuk tiga bulan terakhir saja.

3. Implementasi Strategi dari segi Prosedur

Implementasinya secara strategis dipusatkan pelayanan

perekamannya di Kecamatan dengan proses/proseduralnya sebagaimana

langkah-langkah berikut ini :

a. Penyampaian surat panggilan dengan jadwal dan waktu tertentu.

b. Beberapa Desa/Kelurahan mengumpulkan warganya untuk diangkut

ke tempat pelayanan dengan kendaraan yang difasilitasi pemerintah

Kecamatan.

c. Penduduk mendaftar dan menyerahkan surat panggilan kepada

petugas, petugas mencocokkan dengan daftar penduduk dan

selanjutnya memberi tanda lingkaran pada nama yang sesuai surat

panggilan serta memberi nomor antrian.

20

d. Petugas menyerahkan surat panggilan kepada operator untuk

verifikasi biodata penduduk, kemudian memanggil sesuai dengan

nomor antrian hingga 10 orang untuk duduk diruang tunggu yang

telah disediakan. Jika ada masyarakat yang belum datang, dapat

diganti dengan nomor antrian berikutnya.

e. Operator kemudian memulai proses dgn terlebih dahulu

memverifikasi nama dan biodata, menanyakan cacat/tidak. Jika

normal dan sesuai, operator kemudian mengambil foto Penduduk

dengan backround merah jika tahun kelahiran ganjil dan background

biru jika tahun kelahiran genap. Jika cacat maka difoto dgn

memperlihatkan kecacatannya. (angkat tangan yg cacat).

f. Operator kemudian mempersilahkan penduduk untuk tanda tangan,

dan jika yang bersangkutan tidak bisa tanda tangan, operator dapat

memandu penduduk dengan membubuhkan garis datar dari kiri

kekanan pada signature Pad.

g. Selanjutnya perekaman sidik jari dengan urutan : 4 tangan kanan

(telunjuk,tengah, manis dan kelingking) secara bersamaan, 4 tangan

kiri, kemudian jempol kanan dan jempol kiri bersamaan. Jika cacat

tanpa tangan tidak perlu, atau sebahagian saja Kemudian perekaman

iris mata. Operator mengarahkan penduduk agar benar-benar

mengkondisikan kornea mata terlihat secara keseluruhan, operator

merekam iris mata penduduk dengan jarak kurang lebih 5 cm.

h. Operator melakukan verifikasi kembali dengan cara merekam sidik

jari telunjuk kanan dan telunjuk kiri.

i. Operator kemudian meminta pengesahan dengan cara membubuhkan

kembali tanda tangan secara elektronik sebagai bukti persetujuan

kebenaran data yang bersangkutan.

j. Operator kemudian melakukan pengiriman data dan menyimpannya

dalam database Kecamatan, kemudian dikirim ke Dinas

Kependudukan Dan Pencatatan Sipil, data kemudian diterima oleh

Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil selanjutnya akan diprint

out.

Dengan realisasi sebesar 15,13%, dalam waktu 2 bulan lebih,

peneliti berasumsi antusiasme masyarakat dan komitmen pemerintah dan

aparatur sesungguhnya sangat siap baik dari sisi sumber daya

manusianya maupun dari sisi anggaran. Sepakat dengan Kasi Data

Kependudukan menyatakan, kesiapan itu sebenarnya telah ada sejak

bulan Mei 2011, dimana menurut Budiana, S.Sos, bahwa sejak sosialisasi

kita sudah merancang program dan anggarannya, sehingga pada saat

21

penggodokan APBDP kita mampu meyakinkan DPRD agar memberikan

ruang untuk Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil dapat

mensukseskan penerapan KTP Elektronik ini. Sekalipun realisasinya

belum mencapai target, namun kami akan berupaya keras untuk tidak

menyia-nyiakan waktu yang sisa sedikit ini untuk melayani masyarakat.

Sekalipun misalnya untuk tahun 2012 masyarakat harus membayar dalam

rangka penerbitan KTP Elektronik, tapi tidak tertutup kemungkinan akan

kami berikan konpensasi. Saat ini kami lagi merancang Peraturan Daerah

(Perda) untuk KTP Elektronik, dan mudah-mudahan tidak memberatkan

masyarakat.

4. Hambatan dan Kendala yang di hadapi dalam Penerapan KTP

Elektronik (e-KTP) di Kabupaten Bintan Tahun 2011

a. Waktu yang diberikan pusat sangat singkat, kemudian tidak disertai

dengan pendistribusian alat yang maksimal.

b. Mobilisasi penduduk di beberapa Kecamatan sangat sulit, seperti di

Kecamatan Mantang, Bintan Pesisir dan Tambelan, membutuhkan

biaya yang sangat mahal.

c. Kondisi geografis Kabupaten Bintan tidak memungkinkan untuk

membuat kebijakan yang sifatnya menyatukan satu pelayanan.

d. Kehidupan masyarakat kita di Kecamatan terpencil sarat dengan

ketidaktahuan dan ketidaksadaran akan pentingnya administrasi

kependudukan.

22

E. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan pada Bab terdahulu, maka

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Implementasi Strategi dari segi Program yang dilakukan oleh pemerintah

Kabupaten Bintan dalam penerapan KTP Elektronik (e-KTP) adalah :

pembentukan struktur organisasi dalam bentuk kelompok kerja yang

terdiri atas pokja Kabupaten dan Pokja Kecamatan, Sosialisasi, Pelaksana

Program (Sumber Daya Manusia), penyediaan sarana dan prasarana serta

mobilitas penduduk. Kelima program ini merupakan tanggungjawab

teknis Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bintan yang

dibebankan khusus kepada Bidang Kependudukan. Secara umum

program ini terlaksana dengan baik, mendapat apresiasi dari masyarakat,

komitmen dari aparatur yang tinggi walau dengan perangkat yang minim.

Kesederhanaan juga terlihat dalam penyusunan pokja, perekrutan sumber

daya manusia, dimana Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Bintan meminimalisir banyak pihak tanpa mengurangi

pencapaian tujuan. Sehingga tepatlah kiranya jika dikatakan bahwa

program merepresentasikan penggunaan sumber daya terbaik yang paling

mungkin digunakan, memperhatikan prioritas dan dampaknya jelas,

seimbang, sederhana dan dipastikan dapat dilakukan dengan tindakan

yang riil.

23

2. Implementasi strategi dari segi anggaran, pemerintah Kabupaten Bintan

telah berupaya menyiapkan seluruh anggaran yang dibebankan kepada

daerah sesuai dengan juklak dan juknis dari pusat melalui RKA

Perubahan dengan jumlah yang signifikan, yaitu sebesar

Rp. 866.596.000,- atau sekitar 15,13% dari anggaran satu tahun Dinas

Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bintan, yang mana

anggarannya untuk tiga bulan (Oktober, Nopember, Desember).

Dampaknya aparatur bekerja dengan giat, masyarakat antusias dengan

fasilitas yang disediakan. Sehingga disimpulkan bahwa pemerintah

Kabupaten Bintan berkomitmen mensukseskan program ini. Dari

kenyataan ini maka tidak salah jika dinyatakan bahwa anggaran

merupakan bentuk nyata komitmen organisasi dalam

mengimplementasikan program yang telah diformulasikan sebelumnya.

3. Implementasi strategi dari segi prosedur penerapan KTP Elektronik di

Kabupaten Bintan dimulai dari Kelurahan/Desa dalam bentuk mobilisasi

dan penyampaian surat undangan, kemudian ke Kecamatan mendaftarkan

diri untuk perekaman penduduk, melakukan antrian pemanggilan nama,

kemudian verifikasi data, pengambilan foto, tanda tangan, sidik jari, iris

mata, kemudian verifikasi sidik jari telunjuk selanjutnya tanda tangan

untuk pernyataan atas kebenaran data yang bersangkutan. Selanjutnya

menunggu proses pencetakan KTP Elektronik. Untuk regular KTP

Elektronik, pencetakannya akan dilakukan oleh pihak Dinas

Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bintan. Tahapan dalam

24

prosedur ini secara teknis menurut peneliti telah dilakukan dengan baik

oleh aparatur, dapat diterima dan dipahami oleh masyarakat sehingga

pola penerapan KTP Elektronik ini berdampak pada mindset penduduk

akan manajemen perubahan yang dilakukan oleh pemerintah. Masyarakat

pada akhirnya mengerti tujuan dilakukannya kebijakan itu, sehingga

standarisasi yang diberlakukan tidak menimbulkan pertanyaan. Dengan

demikian prosedur pada dasarnya merupakan proses kerja yang

sistematis dan teratur, menetapkan hubungan timbal balik antara satuan

kerja sekaligus menggambarkan tujuan penerapan KTP Elektronik itu

dilaksanakan, sehingga paradigma governance atau hubungan antara

pemerintah dan masyarakat dapat berjalan dengan baik. Dan ini

dampaknya terlihat pada pencapaian target yang cukup baik dengan

realisasi 97,71% dalam jangka waktu kurang lebih 3 bulan.

B. Saran

Agar penerapan KTP Elektronik di Kabupaten Bintan dapat berjalan

lebih optimal dan efisien, disarankan :

1. Program yang akan dilaksanakan mempertimbangkan sumberdaya dan

karakteristik daerah, sehingga pada saat perumusan strategi pemakaian

sumberdaya tidak berlebihan ataupun sebaliknya menghilangkan

sumberdaya yang semestinya ada. Hal ini akan berpengaruh pada saat

pengimplementasian strategi, akibatnya orang yang berkompeten ikut

melakukan intervensi tidak punya kapasitas. Karena itu jumlah anggota

dalam setiap program disesuaikan dengan kebutuhan. Kemudian program

25

yang direncanakan hendaknya selalu dikoordinasikan dengan pihak pusat

ataupun SKPD terkait agar sinkronisasi dan kebutuhan semua pihak

dapat terakomodir. Dalam hal ini terjadi ketika penyediaan perangkat dan

sarana prasarana saling memaksakan keinginan.

2. Anggaran KTP Elektronik harus dipastikan dapat terserap maksimal

dengan memperjelas barang yang ada dan anggaran yang telah

disediakan. Ketika anggaran tersedia, barang belum dipastikan ada, tentu

akan mengalami kendala saat pencairannya, begitupun prediksi anggaran

juga harus dipertimbangkan maksimal agar fluktuasi harga (dollar) bisa

ditolerir. Akibatnya penyerapan anggaran tidak tercapai, sehingga

berpengaruh pada optimalisasi program.

3. Prosedur yang dilakukan sekalipun telah baik, namun sebaiknya

ditempat-tempat pelayanan membuat skema prosedur pelayanan KTP

Elektronik, sehingga masyarakat semakin memahami dan mengerti

tatacara yang akan dilaluinya. Kemudian ditempat-tempat pelayanan

sebaiknya ada petugas khusus untuk mengarahkan antrian sehingga

masyarakat yang dilayani tidak saling menunggu sehingga efektifitas dan

efisiensi waktu dalam pelayanan dapat lebih oftimal, dengan demikian

dapat menambah jumlah target pelayanan.

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU - BUKU

Amin Wijaya Tunggal., 2010 Manajemen Strategik, Jakarta. Harvarindo Azhari dan Idham, 2002, Good Governance dan Otonomi Daerah, UGM

Yogjakarta Bungin, Burhan., 2008. Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik dan Ilmu Sosial lainnya, Jakarta, Kencana Cahyana Ahmadjayadi, 2004. Sistem Informasi Kepemerintahan Abad 21, Jakarta

Kominfo Crown Dirgantoro,. 2004,. Manajemen Stratejik., Jakarta., Grasindo Falih Suaedi, 2010., E-Government sebagai Sarana Revitalisasi Birokrasi.,

Yogyakarta Graha Ilmu. Fitri Kurniawan dan Muliawan., 2008. Manajemen Strategik dalam Organisasi.

Yogyakarta, MedPress Hasibuan, M. 2005, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, Jakarta Bumi

Aksara Hunger dan Wheelen, 2003. Manajemen Strategis., Yogyakarta,. Penerbit Andi Iwan Purwanto, 2008. Manajemen Strategi. Bandung, CV. Yrama Widya Karhi Nisjar dan Winardi, 1997., Manajemen Strategik. Bandung. Mandar Maju Nawawi, 2003. Manajemen Startegik Organisasi Non Frofit Bidang

pemerintahan, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press. Nugroho, Riant. 2003. Kebijakan Publik: Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi.

Jakarta: PT. Alexmedia Competindo. Rangkuti, 2001, Analisis SWOT Tehnik Membedah Kasus Bisnis : Reorientasi

Konsep Perencanaan Strategi untuk Menghadapi Abad 21. Yogyakarta, Pustaka Pelajar

Riyadi, Bratakusumah, D.S, 2004. Perencanaan Pembangunan Daerah, Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama

Salusu, 2004. Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan Organisasi Non Profit, Jakarta. PT. Grasindo

Setiawan H.P., dan Zulkieflimansyah., 2007. Manajemen Strategi (Buku Seri Manajemen)., Jakarta, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Silih Agung Wesasa, 2005, Strategi Publik Relations., Jakarta, Gramedia Pustaka Utama

Sukanto R., 2003., Manajemen Strategi. Yogyakarta, BPFE

Tjiptoherijanto, Kelembagaan Kependudukan Era Otonomi Daerah, Jurnal Administrasi Negara, 2005.

Wahab, Solichin A. 1991. Analisis Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan, Bumi Aksara Jakarta.

Wibawa, Samodra. 1994. Kebijakan Publik, Intermedia Jakarta. Widodo, Improvisasi Manajemen Strategis Sektor Publik, Jurnal Administrasi

Negara-volume iii\vol.iii, no.1, 2000. Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik: Teori dan Proses. Yogyakarta: Media

Pressindo. ................................, 2011. Pedoman Teknik Penulisan Usulan Penelitian dan

Skripsi serta Ujian Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UMRAH Tanjungpinang.

B. INTERNET PT.Unisystem Utama, Penerapan Teknologi Tepat Guna mendukung Pelayanan

Administrasi Kependudukan (www.unigov.unisystem.co.id) diakses 14 September 2011

Slamet Mulyo, Jurnal “Enkripsi RC4 sebagai Security pada Database Aplikasi SIAK. www.mercubuana.ac.id diakses 14 September 2011

PT. Telematika, SIMDUK, www.telematika.co.id diakses 14 September 2011 CV. Artha Mitra Pratama, Sintap (Sistem Informasi Satu Atap) www.ampmulti.com diakses 14 September 2011 Kemendagri (2011) Kartu Tanda Pendudukan Elektronik (e-KTP)

http://www.ektp.com, diakses tanggal 15 September 2011 Wikipedia http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen Strategi/ diakses,

22 Oktober 2011 C. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN UU No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2007 Tentang

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan

Inpres Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Governmet

Keputusan Menteri Komunikasi dan Informasi No. 57 Tahun 2003 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan, Edisi kelima Tahun 2007 Rnstra Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bintan Tahun 2011 Prosedur Standar Operasional Penerepan Kartu Tanda Penduduk Elektronik

Tahun 2011. Kementerian Dalam Negeri RI-Direktorat Kependudukan Dan Pencatatan Sipil

Jakarta, 2011