IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

123
IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN UANG PENYELENGGARAAN TUGAS DAN FUNGSI RT DAN RW SEBAGAI KERANGKA KERJA PELAKSANAAN QLUE DI KELURAHAN MERUYA UTARA, JAKARTA BARAT SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Pada Konsentrasi Kebijakan Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Oleh : SYAIFUL RACHMAN NIM. 6661131032 HALAMAN JUDUL JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2018

Transcript of IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

Page 1: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN

2016 TENTANG PEMBERIAN UANG PENYELENGGARAAN

TUGAS DAN FUNGSI RT DAN RW SEBAGAI KERANGKA

KERJA PELAKSANAAN QLUE DI KELURAHAN MERUYA

UTARA, JAKARTA BARAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Ilmu Sosial Pada Konsentrasi Kebijakan Publik Program Studi Ilmu Administrasi

Negara Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Oleh :

SYAIFUL RACHMAN

NIM. 6661131032

HALAMAN JUDUL

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2018

Page 2: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

ii

Page 3: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

iii

Page 4: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

iv

Page 5: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Sesuatu yang belum dikerjakan seringkali tampak mustahil, Kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan

baik.”

(Evelyn Underhill)

“Allah mencintai pekerjaan yang apabila bekerja ia menyelesaikannya dengan baik”.

(HR. Thabrani)

“If opportunity doesn’t come to you, then create it.”

Ku persembahkan karya tulis ku ini untuk orang tuaku,

keluarga dan orang-orang terdekat ku,

yang tidak pernah lelah memberikan dukungan dengan ikhlas

dan penuh kasih sayang.

Page 6: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah puji dan syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT,

atas segala rahmat, hidayah, karunia, kemudahan dan petunjuk-Nya selama ini

sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skirpsi ini. Berkat bantuan dan campur

tangan-Nya peneliti bisa berada pada titik ini. Tak hentinya mengucap syukur

Alhamdulillah, Shalawat serta salam senantiasa peneliti panjatkan kepada

junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Rasa terima kasih juga penulis berikan

kepada orang tua tersayang Baba Omar Farouk dan Mama Farida Djawas yang

telah memberikan segala hal yang bisa mereka berikan dengan sepenuh hati

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Penyusunan Skripsi ini adalah untuk menyelesaikan tugas akhir di Jurusan

Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa guna memperoleh gelar sarjana (S-1) dengan judul

“Implementasi SK Gubernur DKI Nomor 903 Tahun 2016 Tentang

Pemberian Uang Penyelenggaraan Tugas Dan Fungsi RT Dan RW Sebagai

Kerangka Kerja Pelaksanaan Qlue Di Kelurahan Meruya Utara, Jakarta

Barat”.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan banyak pihak sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Untuk

itu peneliti mengucapkan apresiasi dan terima kasih yang sebesar-besarnya

disampaikan kepada :

1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

Page 7: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

vii

2. Dr. Agus Sjafari, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Rahmawati, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Imam Mukhroman, S.Ikom., M.Ikom., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

6. Listyaningsih, S.Sos., M.Si., Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

7. Riswanda, M.A., Ph.D., Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

8. Anis Fuad, S.Sos., M.Si., Pembimbing I Skripsi yang membimbing peneliti

dengan sabar dalam penyusunan Skripsi ini, serta memberikan pemikiran-

pemikiran yang sangat membantu dalam penelitian ini.

9. Titi Stiawati, S.Sos., M.Si., Pembimbing II Skripsi sekaligus dosen

pembimbing akademik yang senantiasa memberikan ilmu, kritik serta

masukan kepada peneliti dan selalu memberikan motivasi-motivasi serta

pemikiran-pemikiran yang sangat membantu dalam penelitian ini.

10. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang

membekali ilmu selama masa perkuliahan.

Page 8: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

viii

11. Pihak Kelurahan Meruya Utara, Kembangan, Kota Administrasi Jakarta

Barat dan Para Ketua RW serta warga yang memberikan informasi data

terkait penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

12. Kakakku Kak Nadiya dan Kak Fikri serta Kembaranku Syarif yang selalu

memberikan motivasi terhadap peneliti.

13. Keponakan tercinta Raffa, Raisya, Azka, Kenzie dan Zaura yang selalu

membuat peneliti semangat.

14. Nadhira Fariza, partnerku yang selalu mendukung, memberi semangat,

perhatian, motivasi dan selalu membantu peneliti dalam menyelesaikan

Skripsi ini.

15. Teman-teman seperjuangan ANE 2013 yang selalu memberi dukungan yang

sangat berharga kepada peneliti.

16. Teman-teman Kost BMS Q32 Putu, Dayat, Bima, Jueng, Rohman, Debak,

Ulum dan Oji Bulet atas motivasi dan canda tawanya bersama peneliti.

Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan Skripsi

ini karena keterbatasan peneliti, maka dari itu kritik dan saran membangun tetap

dinantikan guna perbaikan di masa mendatang. Akhir kata semoga Skripsi ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Serang, Maret 2018

Penulis

Page 9: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

ix

ABSTRAK

SYAIFUL RACHMAN. NIM. 6661131032. Implementasi SK Gubernur DKI

Nomor 903 Tahun 2016 Tentang Pemberian Uang Penyelenggaraan Tugas

dan Fungsi RT dan RW Sebagai Kerangka Kerja Pelaksanaan Qlue di

Kelurahan Meruya Utara. Program Studi ilmu Administrasi Publik.

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. S.Sos., M.Si dan Pembimbing II: Titi

Stiawati, S. Sos., M.Si

Qlue adalah bagian dari Jakarta Smart City, program ini telah resmi setelah di

keluarkan SK Gubernur DKI tahun 2016. Qlue merupakan program yang

mewadahi sarana pengaduan untuk masyarakat berbasis android dan IOS, Qlue

dapat di unduh melalui play store dan app store. Aplikasi ini berguna untuk

menaungi laporan masyarakat mengenai masalah sarana dan prasarana sehari-hari.

Qlue diharapkan menjadi sarana pengaduan masyarkat yang efektif dan efisien.

Masalah-masalah sehari–hari yang biasa di keluhkan masyarakat antara lain

masalah sampah, drainse tersendat, dll. Qlue juga mengikut sertakan RW sebagai

kerangka penyelenggaraanya dan langsung dibawah naungan pihak kelurahan

setempat. Fungsi RW dalam hal ini untuk memaksimalkan laporan Qlue yang

masuk ke pihak kelurahan. Informan penelitian ini adalah pihak kelurahan

Meruya Utara, PPSU Meruya Utara, Warga Meruya Utara, Rukun warga Meruya

Utara. Teori yang digunakan dalam penelitian adalah teori Implementasi (Dimensi

Implementasi: komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi) dari

George C. Edward dengan metode deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan

data dengan melakukan wawancara, observasi non partisipatif dan dokumentasi.

Dalam menguji keabsahan data yaitu dengan menggunakan triangulasi dan

survey. Hasil penelitian bahwa program Qlue di Kelurahan Meruya Utara belum

optimal karena masih kurangnya partisipasi masyarakat untuk menggunakan

program ini sehingga mengharuskan RW setempat untuk mengisi keluhan laporan

secara individu, hal ini juga disebabkan karena kurangnya sosialisasi program

Qlue kepada masyarakat sekitar. Saran dari penelitian ini adalah pihak kelurahan

harus mensosialisikan program Qlue ini kepada masyarakat agar program ini tetap

berjalan dengan adanya pasrtisipasi dari masyarakat untuk terciptanya Kota

Jakarta Barat yang lebih baik lagi kedepannya. Dari masyarakat harus lebih sadar

untuk merawat, tidak merusak sarana dan prasarana umum.

Kata Kunci : Implementasi, Qlue, Jakarta Smart City

Page 10: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

x

ABSTRACT

SYAIFUL RACHMAN. NIM. 6661131032. Implementation of Jakarta

Governor's Decree Number 903 of 2016 Concerning Provision of Money for

the Implementation of Duties and Functions of RT and RW As a Framework

for Implementation of Qlue in Kelurahan Meruya Utara. Study Program of

Public Administration. Faculty of Social and Politic Science. The 1st

Advisor:

Anis Fuad, S.Sos., M.Si and The 2nd

Advisor: Titi Stiawati, S. Sos., M.Si

Qlue is a part of Jakarta Smart City. This program has been officially issued after

the decree of the Governor of DKI in 2016. Qlue is a program that accommodate

the complaint tool for the community based on Android and IOS, Qlue can be

downloaded through play store and app store. This application is useful to

overshadow public reports on the problems of facilities and infrastructures

everyday. Qlue is expected to be an effective and efficient public complaint tools.

Everyday problems that people complain about garbage, drainage, choking and

others. Qlue also involves RW (governs people businesses in a residence) its

organizing framework and directly under the auspices of the kelurahan (governs

people businesses in a village) .The RW function in this case was maximized the

Qlue report that input to the urban village. The informants of this research were

North Meruya Kelurahan (governs people businesses in a village), North Meruya

PPSU, North Meruya Residents, RW (governs people businesses in a residence)

Meruya Utara. The theory was used in this research that the implementation

theory (Implementation Dimension: communication, resources, disposition, and

bureaucratic structures) of George C. Edward with quantitative descriptive

method. The data collecting techinique was conducted interviews, non-pre-

participatory obeservasi and documentation. In testing the validity of data that

was used triangulation and survey. The result of the research of the Qlue program

in Kelurahan Meruya Utara was not optimal because there were still a lack of

community participation to use this program so it requires RW to fill the

individual report complaints, it was also caused by the lack of socialization of

Qlue program to the surrounding community. Suggestions of the research is the

village should socialize this Qlue program to the community so that the program

is still running with the participation of the community for the creation of West

Jakarta City better in the future. From the community must be more aware to

treat not damage public facilities and infrastructures.

Keywords : Implementation, Qlue, Jakarta Smart City

Page 11: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................ vi

ABSTRAK .................................................................................................................. ix

ABSTRACT .................................................................................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1

1.2 Identifikasi dan Batasan Masalah ...................................................................... 9

1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................. 9

1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 9

1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................................... 10

1.6 Sistematika Penulisan ...................................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN ASUMSI

DASAR ........................................................................................................... 14

2.1 Tinjauan Pustaka ............................................................................................... 14

2.1.1 Konsep dan Definisi Kebijakan Publik ...................................................... 14

2.1.2 Konsep dan Definisi Implementasi ............................................................ 15

2.1.3 Konsep dan Definisi Pelayanan Publik ...................................................... 19

2.1.4 Konsep dan Definisi Sistem Informasi ...................................................... 25

2.1.5 Konsep dan Definisi Koordinasi ................................................................ 26

2.1.6 Konsep dan Definisi E-Government .......................................................... 32

2.1.7 Smart City .................................................................................................. 35

2.1.8 Pengertian PPSU ........................................................................................ 39

2.1.9 Pengertian Qlue.......................................................................................... 39

2.2 Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 41

2.3 Kerangka Pemikiran ........................................................................................ 43

2.4 Asumsi Dasar .................................................................................................... 45

Page 12: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

xii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 46

3.1 Pendekatan Metode Penelitian .......................................................................... 46

3.2 Ruang Lingkup .................................................................................................. 48

3.3 Lokasi Penelitian ............................................................................................... 48

3.4 Variabel Penelitian .......................................................................................... 49

3.4.1 Definisi Konsep Implementasi .................................................................. 49

3.5 Instrumen Penelitian .......................................................................................... 49

3.6 Informan Penelitian ........................................................................................... 50

3.7 Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 52

3.8 Teknik Analisis Data ......................................................................................... 54

3.8.1 Triangulasi ................................................................................................. 56

3.9 Jadwal Penelitian ............................................................................................... 57

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 59

4.1 Deskripsi Objek Penelitian .............................................................................. 59

4.1.1 Profil dan Kondisi Geografis DKI Jakarta ................................................ 59

4.1.2 Visi dan Misi Kota Administrasi Jakarta Barat ......................................... 61

4.1.3 Qlue ........................................................................................................... 62

4.1.4 Struktur Organisasi .................................................................................... 64

4.2 Deskripsi dan Analisis Data ............................................................................ 64

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................................... 68

4.3.1 Komunikasi ................................................................................................ 68

4.3.2 Sumber Daya ............................................................................................. 70

4.3.3 Disposisi .................................................................................................... 72

4.3.4 Struktur Organisasi .................................................................................... 75

4.4 Pembahasan ..................................................................................................... 77

4.5 Temuan Lapangan ........................................................................................... 80

BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 82

5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 82

5.2 Saran .................................................................................................................. 83

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 84

LAMPIRAN ............................................................................................................... 86

Page 13: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Informan Penelitian ..................................................................................... 51

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara per Informan ............................................................ 53

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian......................................................................................... 58

Tabel 4.1 Data Informan Kelurahan Meruya Utara .................................................... 64

Tabel 4.2 Jumlah Petugas Operasional Tetap dan Tidak TetapError! Bookmark not defined.

Tabel 4.3 Daftar Peralatan Kerja PPSU ...................... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.4 Temuan Lapangan ....................................... Error! Bookmark not defined.

Page 14: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Efektifitas Program Qlue ........................................................................... 7

Gambar 1.2 Jumlah Laporan Qlue per Kategori ........................................................... 8

Gambar 2.1 Indikator Smart City ................................................................................ 37

Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran .................................................................... 44

Gambar 3.1 Analisis Data ........................................................................................... 55

Gambar 4.1 Jumlah Laporan per Kategori Qlue ......................................................... 62

Gambar 4.2 Statistik Tindak Lanjut Laporan Qlue ..................................................... 63

Page 15: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

xv

DAFTAR LAMPIRAN

SURAT KETERANGAN INFORMAN ..................................................................... 87

MEMBER CHECK ..................................................................................................... 96

Foto dengan Lurah Meruya Utara ........................................................................... 1065

Foto dengan PPSU kelurahan Meruya Utara ............................................................ 107

KEPGUB NO.903 TAHUN 2016 ............................................................................. 108

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................. Error! Bookmark not defined.3

Page 16: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia memang terlampau muda dan dapat dibilang terlambat dalam

menerapkan smart city, sehingga masih jauh dari kata prestasi, apalagi dampak

besar secara langsung yang bisa dirasakan oleh masyarakat. Meski begitu

Pemerintah Provinsi Jakarta tengah berbenah diri dan berupaya menerapkan

pelayanan pemerintahannya, khususnya berupaya menerapkan program Smart

City melalui ruang Jakarta Smart City Lounge, dimana ruang tersebut merupakan

command center yang mengoperasikan segala komponen TIK Smart City. Dari

ruang tersebut staf Smart City melalui aplikasi yang dibuat Tim Jakarta Smart

City Lounge bisa menerima pengaduan warga terkait permasalahan sosial, mulai

dari banjir, kemacetan, sampah, tempat wisata, wilayah rawan kriminalitas dan

sebagainya.

DKI Jakarta merupakan ibukota negara kesatuan Republik Indonesia. DKI

Jakarta berada di bagian barat pulau Jawa. Provinsi DKI Jakarta memiki lima

kota, yaitu Kota Administrasi Jakarta Pusat, Kota Administrasi Jakarta Barat,

Kota Administrasi Jakarta Selatan, Kota Administrasi Jakarta Utara, dan Kota

Administrasi Jakarta Timur, serta satu Kabupaten, yaitu Kabupaten Administrasi

Kepulauan Seribu. Provinsi DKI Jakarta merupakan pusat pendidikan, sosial

budaya, ekonomi, pemerintahan. DKI Jakarta memiliki penduduk yang padat,

bahkan arus urbanisasi menuju DKI Jakarta setiap tahun bertambah. Bisa

dikatakan DKI Jakarta overload dalam masalah kependudukan. Dengan pesatnya

Page 17: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

2

pertumbuhan kependudukan di DKI Jakarta, baik dari aspek kelahiran ataupun

arus urbanisasi membuat DKI Jakarta memiliki permasahan yang rumit dan

kompleks.

Jakarta sebagai Ibukota mengalami lonjakan yang sangat pesat akibat

kebutuhan tenaga kerja kepemerintahan yang hampir semua terpusat di Jakarta.

Dalam waktu 5 tahun penduduknya berlipat lebih dari dua kali. Berbagai kantung

permukiman kelas menengah baru kemudian berkembang, seperti Kebayoran

Baru, Cempaka Putih, Pulo Mas, Tebet, dan Pejompongan. Pusat-pusat

permukiman juga banyak dibangun secara mandiri oleh berbagai kementerian dan

institusi milik negara seperti Perum Perumnas. Laju perkembangan penduduk ini

pernah coba ditekan oleh gubernur Ali Sadikin pada awal tahun 1970 dengan

menyatakan Jakarta sebagai "kota tertutup" bagi pendatang. Kebijakan ini tidak

bisa berjalan dan dilupakan pada masa-masa kepemimpinan gubernur selanjutnya.

Hingga saat ini, Jakarta masih harus bergelut dengan masalah-masalah yang

terjadi akibat kepadatan penduduk, seperti banjir, kemacetan, serta kekurangan

alat transportasi umum yang memadai.

Jakarta merupakan kota dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup

pesat. Saat ini, lebih mayoritas uang negara beredar di Jakarta. Perekonomian

Jakarta terutama ditunjang oleh sektor perdagangan, jasa, properti, industri kreatif,

dan keuangan. Beberapa sentra perdagangan di Jakarta yang menjadi tempat

perputaran uang cukup besar adalah kawasan Tanah Abang dan Glodok. Kedua

kawasan ini masing-masing menjadi pusat perdagangan tekstil serta dengan

sirkulasi ke seluruh Indonesia. Bahkan untuk barang tekstil dari Tanah Abang,

banyak pula yang menjadi komoditi ekspor. Sedangkan untuk sektor keuangan,

Page 18: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

3

yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap perekonomian Jakarta adalah

industri perbankan dan pasar modal.

Jakarta merupakan salah satu destinasi wisata yang cukup baik di Indonesia.

Untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jakarta, pemerintah

mengadakan program "Enjoy Jakarta". Beberapa tempat pariwisata yang terkenal

dan biasa dikunjungi oleh para wisatawan lokal dan mancanegara di antaranya

adalah Taman Mini Indonesia Indah, Pulau Seribu, Kebun Binatang Ragunan, dan

Taman Impian Jaya Ancol (termasuk taman bermain Dunia Fantasi dan Seaworld

Indonesia). Disamping itu Jakarta juga memiliki banyak tempat wisata sejarah,

yakni berupa museum dan tugu.

Di DKI Jakarta, tersedia jaringan jalan raya dan jalan tol yang melayani

seluruh kota, namun perkembangan jumlah mobil dengan jumlah jalan sangatlah

timpang. Menurut data dari Dinas Perhubungan DKI, tercatat 46 kawasan dengan

100 titik simpang rawan macet di Jakarta. Definisi rawan macet adalah arus tidak

stabil, kecepatan rendah serta antrean panjang. Selain oleh warga Jakarta,

kemacetan juga diperparah oleh para pelaju dari kota-kota di sekitar Jakarta

seperti Depok, Bekasi, Tangerang, dan Bogor yang bekerja di Jakarta. Untuk di

dalam kota, kemacetan dapat dilihat di Jalan Sudirman, Jalan Thamrin, Jalan

Rasuna Said, Jalan Satrio, dan Jalan Gatot Subroto. Kemacetan sering terjadi pada

pagi dan sore hari, yakni di saat jam pergi dan pulang kantor karena adanya

peningkatan volume kendaraan bermotor.

Sebagai salah satu kota megapolitan dunia (jabodetabek), Jakarta telah

memiliki infrastruktur penunjang berupa jalan, listrik, telekomunikasi, air bersih,

Page 19: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

4

gas, serat optik, bandara, dan pelabuhan. Selain jalan protokol, jalan ekonomi, dan

jalan lingkungan, Jakarta juga didukung oleh jaringan Jalan Tol Lingkar

Dalam, Jalan Tol Lingkar Luar, Jalan Tol Jagorawi, dan Jalan Tol Ulujami-

Serpong. Pemerintah juga berencana akan membangun Tol Lingkar Luar tahap

kedua yang mengelilingi kota Jakarta dari Bandara Soekarno Hatta-Tangerang-

Serpong-Cinere-Cimanggis-Cibitung-Tanjung Priok.

Untuk pengadaan air bersih, saat ini Jakarta dilayani oleh dua perusahaan,

yakni PT. Aetra Air Jakarta untuk wilayah sebelah timur Sungai Ciliwung, dan

PT. PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA) untuk wilayah sebelah barat Sungai

Ciliwung. Pada tahun 2015, kedua perusahaan ini mampu menyuplai air bersih

kepada penduduk Jakarta, khususnya Jakarta Pusat.

Pemda Provinsi DKI Jakarta mengupayakan ruang terbuka hijau (RTH)

sebagai paru-paru kota jakarta, antara lain berada di kawasan Menteng dan

Kebayoran Baru yang asri dan bersih. Selain Menteng dan Kebayoran Baru,

banyak wilayah lain di Jakarta yang sudah bersih dan teratur. Permukiman ini

biasanya dikembangkan oleh pengembang swasta, dan menjadi tempat tinggal

masyarakat kelas menengah. Pondok Indah, Kelapa Gading, Pulo Mas, dan

Cempaka Putih, adalah beberapa wilayah permukiman yang bersih dan teratur.

Namun di beberapa wilayah lain Jakarta, masih tampak permukiman kumuh yang

belum teratur. Permukiman kumuh ini berupa perkampungan dengan tingkat

kepadatan penduduk cukup tinggi, serta banyaknya rumah yang dibangun secara

berhimpitan di dalam gang-gang sempit. Beberapa wilayah di Jakarta yang

memiliki kepadatan penduduk cukup tinggi antara lain, Tanjung Priok, Johar

Baru, Pademangan, Sawah Besar, Cengkareng dan Tambora.

Page 20: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

5

Jakarta Smart City memiliki 6 indikator yaitu Smart Governance

(pemerintahan transparan, informatif dan responsif), Smart Economy

(menumbuhkan produktivitas dengan kewirausahaan dan semangat inovasi),

Smart People (peningkatan kualitas SDM dan fasilitas hidup layak), Smart

Mobility (penyediaan sistem transportasi dan infrastruktur), Smart Environment

(manajemen sumber daya alam yang ramah lingkungan), dan Smart Living

(mewujudkan kota sehat dan layak huni).

Manfaat Jakarta Smart City diharapkan dapat dimaksimalkan oleh masyarakat

Meruya Utara karena adanya beberapa permasalahan yang dirasakan oleh

masyarakat disana seperti adanya pungli yang dilakukan beberapa oknum karena

adanya perbaikan jalan, banjir di daerah perkamungan maupun perumahan dan

adanya tindak kriminal pencurian kendaraan bermotor.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada Program Jakarta Smart City baru saja

meluncurkan Qlue yang ada di smartphone berbasis android, yakni aplikasi

yang memungkinkan warga melaporkan keluhannya kepada aparat

pemerintah. Qlue merupakan aplikasi sejenis sosial media yang memiliki sarana

penyampaian aspirasi pengaduan real time. Lewat Qlue, warga dapat melaporkan

semua kejadian, seperti macet, banjir, jalan rusak, penumpukan sampah, ataupun

ketersediaan tempat tidur di rumah sakit. Selain itu, Pemprov DKI Jakarta

meluncurkan aplikasi qlue guna merespon laporan masyarakat untuk

memperbaiki kota Jakarta.

Aplikasi Qlue itu sendiri diluncurkan sejalan dengan program Jakarta Smart

City. Program ini bertujuan mewujudkan Jakarta yang modern dan inovatif yang

Page 21: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

6

mampu mengelola sumber daya kotanya yang efektif dan efisien dengan

mengoptimalkan teknologi. Untuk itu, dikeluarkan SK Gubernur DKI No. 903

Tahun 2016 tentang Pemberian Uang Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi

RT dan RW (SK Gubernur No. 903/1016) sebagai kerangka kerja

pelaksanaan Qlue.

Laporan disampaikan tidak hanya dalam bentuk tulisan, tetapi juga foto.

Laporan dari masyarakat kemudian dipetakan secara digital dan terintegrasi

dengan laman smartcity.jakarta.go.id. Seluruh aparat Pemprov DKI diwajibkan

untuk menginstal aplikasi ini di smartphone mereka masing-masing, terutama

aparat yang bertanggung jawab terhadap wilayah permukiman, yakni lurah dan

camat.

Komitmen Pemerintah Propinsi DKI Jakarta untuk menindaklanjuti

setiap laporan tidak main-main, karena kinerja pegawai terlihat jelas lewat layar

yang dipantau setiap saat. Dengan demikian, hadirnya aplikasi mobile berbasis

media sosial pelaporan, Qlue, di tengah-tengah sibuknya warga Jakarta,

kini memberikan ruang yang pasti untuk segera mengadukan

permasalahan atau kejadian yang ditemukan penggunanya. Warga yang

kerap protes ini dan itu terhadap lingkungan sekitarnya, dapat melaporkan

permasalahannya melalui platform digital ini, yang akan diteruskan kepada

pihak yang berwenang. Komitmen Pemerintah Propinsi DKI Jakarta untuk

menciptakan Jakarta lebih baik lagi melalui qlue, berarti menunjukkan

bahwa Pemprov DKI Jakarta telah mengikuti trend aplikasi e-government. E-

government digunakan sebagai bentuk inovasi pemerintah daerah dalam

memperbaiki pelayanan publik. Hal ini tentunya sejalan dengan apa yang

Page 22: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

7

dilakukan oleh negara-negara maju untuk menjamin perbaikan pemerintahan

secara keseluruhan.

Dengan adanya aplikasi ini diharapkan masyarakat akan melaporkan masalah-

masalah yang ada di sekitar wilayah tempat tinggal mereka dan direspon dengan

cepat oleh pihak Jakarta Smart City. Adapun permasalahan dalam melaksanakan

program Jakarta Smart City, yaitu:

1. Kurangnya efektifitas program Qlue dalam menanggapi dan menindaklanjuti

laporan masyarakat. Dalam menindaklanjuti pengaduan-pengaduan

masyarakat mengenai masalah-masalah sosial, infrastruktur dan pelayanan

umum seperti jalan rusak, sampah, dll, PPSU masih membutuhkan waktu

yang lama yaitu 2-3 hari.

Gambar 1.1 Efektifitas Program Qlue

Sumber: smartcity.jakarta.go.id

Page 23: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

8

2. Kurangnya sosialiasi di lingkungan masyarakat Kelurahan Meruya Utara

tentang adanya program Jakarta Smart City. Kurangnya sosialisasi program

Jakarta Smart City (Qlue) yaitu dari awal program ini dibuat tidak ada

sosialisasi langsung dari kelurahan ke masyarakat, contoh lainnya tidak ada

baliho, pamphlet atau pengumuman di madding kelurahan mengenai program

ini, bahkan ketua RW di tempat saya pun tidak mengerti tentang program

Jakarta Smart City (Qlue), maka dari itu masyarakat masih banyak yang

belum mengetahui tentang program ini. Hal ini menyebabkan masyarakat

kurang memahami cara penggunan aplikasi Qlue.

3. Kurangnya partisipasi dari masyarakat dalam menggunakan Qlue untuk

melaporkan keluhan-keluhan di lingkungan sekitar.

Gambar 1.2 Jumlah Laporan Qlue per Kategori

sumber: smartcity.jakarta.go.id

Page 24: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

9

1.2 Identifikasi dan Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi permasalahan-

permasalahan ada di lokasi penelitian yaitu, dari hasil studi pendahuluan peneliti

mengindentifikasikan masalah-masalah diantaranya:

1. Kurangnya efektifitas program Qlue dalam menanggapi dan menindaklanjuti

laporan masyarakat.

2. Kurangnya sosialiasi di lingkungan masyarakat Kelurahan Meruya Utara

tentang adanya program Qlue.

3. Kurangnya partisipasi dari masyarakat dalam menggunakan Qlue untuk

melaporkan keluhan-keluhan di lingkungan sekitar.

Berdasarkan identifikasi masalah maka penelitian ini hanya akan membatasi

permasalahan pada pengelolaan program Qlue di kelurahan Meruya Utara

(lingkup RW ke Lurah).

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah:

Bagaimana implementasi SK Gubernur DKI Nomor 903 Tahun 2016 tentang

pemberian uang penyelenggaraan tugas dan fungsi RT dan RW sebagai kerangka

kerja pelaksanaan Qlue di kelurahan Meruya Utara?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis

implementasi SK Gubernur DKI Nomor 903 Tahun 2016 tentang pemberian uang

Page 25: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

10

penyelenggaraan tugas dan fungsi RT dan RW sebagai kerangka kerja

pelaksanaan Qlue di kelurahan Meruya Utara.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini antara lain:

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

perkembangan pengelolaan program Jakarta Smart City di Kelurahan

Meruya Utara.

2. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat di jadikan masukan ataupun

evaluasi bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta khusunya Pemerintah Kota

Jakarta Barat terutama di Kelurahan Meruya Utara.

1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan proposal penelitian ini tersusun atas sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai:

1.1 Latar belakang masalah, menggambarkan ruang lingkup dan kedudukan

masalah yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara deduktif, dari

lingkup yang paling umum hingga menuklik ke masalah yang paling

spesifik, yang relevan dengan judul skripsi.

1.2 Identifikasi masalah dan batasan masalah, identifikasi adalah

mengidentifikasi dikaitkan dengan tema/topik/judul dan fenomena yang

akan diteliti, penelitian atau dengan masalah atau variabel yang akan

diteliti, pembatasan masalah lebih difokuskan pada masalah-masalah yang

Page 26: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

11

akan diajukan dalam rumusan masalah yang akan diteliti, pembatasan

masalah diajukan dalam bentuk-bentuk pertanyaan atau pernyataan.

1.3 Rumusan masalah, mendefinisikan permasalahan yang telah ditetapkan

dalam bentuk definisi konsep dan definisi operasional.

1.4 Tujuan penelitian, mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai

dengan dilaksanakannya penelitian, terhadap masalah yang akan telah

dirumuskan. Isi dan rumusan tujuan penelitian sejalan dengan isi dan

rumusan penelitian.

1.5 Manfaat penelitian, menjelaskan manfaat teoritis dan praktis temuan

penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN ASUMSI

DASAR

Pada bab ini dijelaskan mengenai:

2.1 Tinjauan Pustaka, mencakup konsep dan definisi dari kebijakan publik,

implementasi kebijakan, pelayanan publik, sistem informasi, e-

Government dan Smart City.

2.2 Penelitian Terdahulu, menggambarkan penelitian tentang tema yang sama

mengenai Smart City dari beberapa penelitian-penelitian sebelumnya.

2.3 Kerangka Pemikiran, menjelaskan mengenai alur konsep pemecah masalah

yang sudah diidentifikasi dan dirumuskan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Page 27: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

12

Pada bab ini dijelaskan mengenai:

3.1 Metode Penelitian, menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif.

3.2 Fokus Penelitian, menjelaskan fokus penelitian ini yaitu menegenai

implementasi Jakarta Smart City (Qlue) di Kelurahan Meruya Utara,

Kecamatan Kembangan, Kota Administrasi Jakarta Barat.

3.3 Lokasi Penelitian, menjelaskan lokasi penelitian yang diambil yaitu di

wilayah Kelurahan Meruya Utara.

3.4 Instrumen Penelitian, menjelaskan instrumen penelitian yaitu peneliti

sendiri yang berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan

sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data dan membuat

kesimpulan atas temuannya.

3.5 Informan Penelitian, mendefinisikan pemilihan informan yang sesuai untuk

penelitian ini.

3.6 Teknik Pengumpulan Data, mendeskripsikan atau cara yang dilakukan

untuk mengumpulkan data, seperti wawancara, angket, dll.

.3.7 Teknik Analisis Data, mendeskripdikan cara yang digunakan dalam

mengolah data menjadi informasi agar mudah dipahami.

3.8 Triangulasi, merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuata diluar data sebagai pembanding terhadap data itu.

Page 28: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

13

3.9 Jadwal Penelitian, jadwal yang dibutuhkan peneliti untuk melaksanakan

penelitian ini sampai selesai.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini di paparkan mengenai; Deskripsi Obyek Penelitian, Deskripsi

Data, Informan Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini peneliti menjelaskan mengenai; kesimpulan dari hasil penelitian

yang telah dilakukan, kemudian memberikan saran-saran yang bersifat konstruktif

pada instansi-instansi yang terkait dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 29: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN ASUMSI DASAR

2.1 Tinjauan Pustaka

Mengkaji berbagai teori dan konsep-konsep yang relevan dengan

permasalahan dan variable penelitian, kemudian menyusunnya secara teratur dan

rapi yang digunakan untuk merumuskan hipotesis. Dengan mengkaji berbagai

teori dan konsep-konsep maka kita akan memiliki konsep penelitian yang jelas,

dapat menyusun pertanyaan yang rinci untuk penyelidikan, serta dapat

menemukan hubungan antar variable yang diteliti. Hasil penting lainnya dari

kajian teori adalah didapatkan kerangka konseptual menurut peneliti, yang di

dalamnya tergambar konstruk dari variable yang akan diukur, selain itu dari kajian

teori akan diturunkan dalam bentuk kisi-kisi instrument.

Deskripsi teori hanya mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi dengan merujuk ke sumber aslinya. Untuk meningkatkan kualitas kajian

teori, pembahasan perlu dikaitkan dengan hasil-hasil penelitian terdahulu yang

relevan sebagai acuan penelitian yang akan dilakukan.

2.1.1 Konsep dan Definisi Kebijakan Publik

2.1.1.1 Pengertian Kebijakan

Carl J Federick sebagaimana dikutip Leo Agustino (2008:7)

mendefinisikan kebijakan sebagai serangkaian tindakan/kegiatan yang

diusulkan seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu

lingkungan tertentu dimana terdapat hambatan-hambatan (kesulitan-

kesulitan) dan kesempatan-kesempatan terhadap pelaksanaan usulan

kebijaksanaan tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu.

Pendapat ini juga menunjukan bahwa ide kebijakan melibatkan perilaku

yang memiliki maksud dan tujuan merupakan bagian yang penting dari

Page 30: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

15

definisi kebijakan, karena bagaimanapun kebijakan harus menunjukan

apa yang sesungguhnya dikerjakan daripada apa yang diusulkan dalam

beberapa kegiatan pada suatu masalah.

Menurut Solichin Abdul Wahab (2008: 40-50):

istilah kebijakan sendiri masih terjadi silang pendapat dan merupakan

ajang perdebatan para ahli. Maka untuk memahami istilah kebijakan,

ada beberapa pedoman seperti, (a) Kebijakan harus dibedakan dari

keputusan, (b) Kebijakan biasanya mempunyai hasil akhir yang akan

dicapai, (c) Kebijakan muncul dari suatu proses yang berlangsung

sepanjang waktu, (d) Kebijakan meliputi hubungan-hubungan yang

bersifat antar organisasi dan yang bersifat intra organisasi, (e)

Kebijakan itu dirumuskan atau didefinisikan secara subyektif.

2.1.1.2 Kebijakan Publik

Robert Eyestone sebagaimana dikutip Leo Agustino (2008:6):

mendefinisikan kebijakan publik sebagai “hubungan antara unit

pemerintah dengan lingkungannya”. Banyak pihak beranggapan bahwa

definisi tersebut masih terlalu luas untuk dipahami, karena apa yang

dimaksud dengan kebijakan publik dapat mencakup banyak hal.

2.1.2 Konsep dan Definisi Implementasi

Pendapat Claves yang dikutip dalan Abdul Wahab (2008:187):

secara tegas menyebutkan bahwa implementasi itu mencakup “proses

bergerak menuju tujuan kebijakan dengan cara langkah administrative dan

politik”. Keberhasilan atau kegagalan implementasi sebagai demikian dapat

dievaluasi dari sudut kemampuannya secara nyata dalam meneruskan atau

mengoperasionalkan program-program yang telah dirancang sebelumnya.

Menurut Van Veter dan Van Horn dalam Abdul Wahab (2008:65),

implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-

individu/pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta

yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam

keputusan kebijakan.

Menurut Mazmanian dan Sebastiar dalam Abdul Wahab (2008:68),

implementasi adalah pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam

bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau

keputusan-keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan peradilan.

Page 31: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

16

Berdasarkan pendapat Edward III (1980: 10),

yang mengatakan bahwa pelaksanaan implementasi dapat berhasil dengan

baik harus didukung empat faktor, yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi

pelaksana dan struktur birokrasi, maka definisi konseptual variabel penelitian

Implementasi Kebijakan adalah pelaksanaan kebijakan yang mencakup

penyelenggaraan komunikasi, dukungan sumber daya, struktur birokrasi,

disposisi pelaksana.

Model implementasi kebijakan menurut pandangan Edwards III

(1980:10), dipengaruhi empat variabel, yakni; (1) komunikasi, (2)

sumberdaya, (3) disposisi dan kemudian (4) struktur birokrasi. Keempat

variabel tersebut juga saling berhubungan satu sama lain.

1) Komunikasi

Implemetasi kebijakan publik agar dapat mencapai keberhasilan,

mensyaratkan agar implementor mengetahui apa yang harus dilakukan secara

jelas. Apa yang menjadi tujuan dan sasaran kebijakan harus diinformasikan

kepada kelompok sasaran (target group) sehingga akan mengurangi distorsi

implementasi. Apabila penyampaian tujuan dan sasaran suatu kebijakan tidak

jelas, tidak memberikan pemahaman atau bahkan tujuan dan sasaran

kebijakan tidak diketahui sama sekali oleh kelompok sasaran, maka

kemungkinan akan terjadi suatu penolakan atau resistensi dari kelompok

sasaran yang bersangkutan.

Oleh karena itu diperlukan adanya tiga hal, yaitu; (1) penyaluran

(transmisi) yang baik akan menghasilkan implementasi yang baik pula

(kejelasan); (2) adanya kejelasan yang diterima oleh pelaksana kebijakan

sehingga tidak membingungkan dalam pelaksanaan kebijakan, dan (3) adanya

konsistensi yang diberikan dalam pelaksanaan kebijakan. Jika yang

Page 32: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

17

dikomunikasikan berubah-ubah akan membingungkan dalam pelaksanaan

kebijakan yang bersangkutan.

2) Sumber Daya

Dalam implementasi kebijakan harus ditunjang oleh sumberdaya baik

sumberdaya manusia, materi dan metoda. Sasaran, tujuan dan isi kebijakan

walaupun sudah dikomunikasikan secara jelas dan konsisten, tetapi apabila

implementor kekurangan sumberdaya untuk melaksanakan, implementasi

tidak akan berjalan efektif dan efisien. Tanpa sumberdaya, kebijakan hanya

tinggal di kertas menjadi dokumen saja tidak diwujudkan untuk memberikan

pemecahan masalah yang ada di masyarakat dan upaya memberikan pelayan

pada masyarakat. Selanjutnya Wahab (2010), menjelaskan bahwa

sumberdaya tersebut dapat berwujud sumberdaya manusia, yakni kompetensi

implementor dan sumberdaya finansial.

3) Disposisi

Suatu disposisi dalam implementasi dan karakteristik, sikap yang dimiliki

oleh implementor kebijakan, seperti komitmen, kejujuran, komunikatif,

cerdik dan sifat demokratis. Implementor baik harus memiliki disposisi yang

baik, maka dia akan dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa

yang diinginkan dan ditetapkan oleh pembuat kebijakan. Implementasi

kebijakan apabila memiliki sikap atau perspektif yang berbeda dengan

pembuat kebijakan, maka proses implementasinya menjadi tidak efektif dan

efisien. Wahab (2010), menjelaskan bahwa disposisi adalah watak dan

karakteristik yang dimiliki oleh implementor, seperti komitmen, kejujuran,

sifat demokratis. Apabila implementor memiliki disposisi yang baik, maka

Page 33: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

18

dia akan menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh

pembuat kebijakan.

4) Struktur Birokrasi

Organisasi, menyediakan peta sederhana untuk menunjukkan secara umum

kegiatan-kegiatannya dan jarak dari puncak menunjukkan status relatifnya.

Garis-garis antara berbagai posisi-posisi itu dibingkai untuk menunjukkan

interaksi formal yang diterapkan. Kebanyakan peta organisasi bersifat hirarki

yang menentukan hubungan antara atasan dan bawahan dan hubungan secara

diagonal langsung organisasi melalui lima hal harus tergambar, yaitu; (1)

jenjang hirarki jabatan-jabatan manajerial yang jelas sehingga terlihat “Siapa

yang bertanggungjawab kepada siapa?”; (2) pelembagaan berbagai jenis

kegiatan oprasional sehingga nyata jawaban terhadap pertanyaan “Siapa yang

melakukan apa?”; (3) Berbagai saluran komunikasi yang terdapat dalam

organisasi sebagai jawaban terhadap pertanyaan “Siapa yang berhubungan

dengan siapa dan untuk kepentingan apa?”; (4) jaringan informasi yang dapat

digunakan untuk berbagai kepentingan, baik yang sifatnya institusional

maupun individual; (5) hubungan antara satu satuan kerja dengan berbagai

satuan kerja yang lain.

Dalam implementasi kebijakan, struktur organisasi mempunyai peranan

yang penting. Salah satu dari aspek struktur organisasi adalah adanya

prosedur operasi yang standar (standard operating procedures/SOP). Fungsi

dari SOP menjadi pedoman bagi setiap implementor dalam bertindak.

Struktur organisasi yang terlalu panjang akan cenderung melemahkan

pengawasan dan menimbulkan red-tape, yakni birokrasi yang rumit dan

Page 34: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

19

kompleks. Hal demikian pada gilirannya menyebabkan aktivitas organisasi

tidak fleksibel.

2.1.2.1 Konsep Implementasi Kebijakan

Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah

kebijakan dapat mencapai tujuannya. Tidak lebih dan tidak kurang. Untuk

meingimplementasikan kebijakan publik, ada dua pilihan langkah yang ada,

yaitu langsung mengimplementasikan dalam bentuk program atau melalui

formulasi kebijakan derivat atau turunan dari kebijakan publik tersebut.

Rangkaian implementasi kebijakan dapat diamati dengan jelas yaitu dimulai

dari program, ke proyek dan ke kegiatan. Model tersebut mengadaptasi

mekanisme yang lazim dalam manajemen, khususnya manajemen sektor

publik. Kebijakan diturunkan berupa program-program yang kemudian

diturunkan menjadi proyek-proyek, dan akhirnya berwujud pada kegiatan-

kegiatan, baik yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat maupun

kerjasama pemerintah dengan masyarakat.

2.1.3 Konsep dan Definisi Pelayanan Publik

Dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan

Publik, ditegaskan dalam Pasal 1 butir 1:

“Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka

pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau

pelayanan administratif yang dielenggarakan oleh penyelenggara pelayanan

publik”.

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor. 63 Tahun

2003 mendefenisikan pelayanan publik sebagai:

Page 35: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

20

”Segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di

Pusat, di Daerah dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan

Usaha Miliki Daerah dalam bentuk barang dan atau jasa, baik dalam rangka

upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan

ketentuan peraturan perundangundangan”.

Mengikuti defenisi tersebut di atas, pelayanan publik atau pelayanan

umum dapat didefinisikan sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum

yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah, dan

lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha Milik

Daerah (BUMD) dalam bentuk barang dan jasa baik dalam rangka upaya

pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan

ketentuan perundang -undangan.

Hakekat Pelayanan Publik antara lain :

a. Meningkatkan mutu dan produktivitas pelaksanaan tugas dan

fungsi pemerintah di bidang pelayanan publik.

b. Mendorong upaya mengefektifkan system dan tata laksana

pelayanan, sehingga pelayanan publik dapat diselenggarakan lebih

berdaya guna dan berhasil guna.

c. Mendorong tumbuhnya kreativitas, prakasa, dan peran serta

masyarakat dalam derap langkah pembangunan serta dalam upaya

meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.

Pada dasarnya pembangunan nasional suatu bangsa dilaksanakan oleh

masyarakat bersama pemerintah, masyarakat adalah pelaku utama

pembangunan, sedangkan pemerintah berkewajiban untuk mengarahkan,

membina serta menciptakan suasana kondusif yang menunjang kegiatan

rakyatnya. Kegiatan masyarakat dan pemerintah tersebut harus saling

Page 36: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

21

mengisi, saling menunjang, dan saling melengkapi dalam suatu kesatuan

langkah menuju tercapainya suatu tujuan pembangunan nasional suatu

bangsa.

Menurut Erick S. Holle, (2011:21-30):

Pemberian pelayanan umum oleh aparatur pemerintah kepada

masyarakat adalah merupakan perwujudan dari fungsi aparat negara, agar

terciptanya suatu keseragaman pola dan langkah pelayanan umum oleh

aparatur pemerintah perlu adanya suatu landasan yang bersifat umum dalam

bentuk pedoman tata laksana pelayanan umum.

2.1.3.1 Standar Pelayanan Publik

Menurut keputusan MENPAN Nomor 63 tahun 2004, standar

pelayanan sekurang-kurangnya meliputi :

a. Prosedur pelayanan yang dibekukan bagi pemberi dan penerima

pelayanan termasuk pengaduan.

b. Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan

permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk

pengaduan.

c. Biaya pelayanan termasuk rincian yang ditetapkan dalam proses

pemberian pelayanan.

d. Produk pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang

telah ditetapkan.

e. Sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh

penyelenggaraan pelayanan publik.

Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan

tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan

perillaku yang dibutuhkan.

Page 37: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

22

2.1.3.2 Prinsip Pelayanan Publik

Di dalam keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2003 tentang

Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik disebutkan bahwa

penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi beberapa prinsip sebagai

berikut :

a. Kesederhanaan

Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan

mudah dilaksanakan.

b. Kejelasan

Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik, unit

kerja/pejabat yang berwenang dalam memberikan pelayanan seperti

keluhan , persoalan, sengketa, dalam pelaksanaan pelayanan publik.

Serta rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran.

c. Kepastian waktu

Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu

yang telah ditentukan.

d. Akurasi

Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat, dan sah.

e. Keamanan

Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan

kepastian hukum.

f. Tanggung jawab

Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang

ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan

Page 38: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

23

penyelesaian keluhan/ persoalan dalam pelaksanaan pelayanan

publik.

g. Kelengkapan sarana dan prasarana

Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja, dan

pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana

teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika).

h. Kemudahan akses

Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah

dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi

telekomunikasi dan informatika.

i. Kedisiplinan, kesopanan, dan keramahan

Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin , sopan, dan santun,

ramah, serta memberikan pelayanan dengan ikhlas.

j. Kenyamanan

Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu

yang nyaman , bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta

dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan seperti parkir,

toilet, tempat ibadah,dan lain lain.

Di dalam pasal 34 Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009

disebutkan bahwa pelaksana dalam menyelenggarakan pelayanan

publik harus berperilaku sebagai berikut :

a. Adil dan tidak diskriminatif ;

b. Cermat;

Page 39: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

24

c. Santun dan ramah;

d. Tegas, andal, dan tidak memberikan putusan yang berlarut-larut;

e. Profesional;

f. Tidak mempersulit;

g. Patuh pada perintah atasan yang sah dan wajar;

h. Menjunjung tinggi nilai-nilai akuntabilitas dan integritas institusi

penyelenggara;

i. Tidak membocorkan informasi atau dokumen yang wajib

dirahasiakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

j. Terbuka dan mengambil langkah yang tepat untuk menghindari

benturan kepentingan;

k. Tidak menyalahgunakan sarana dan prasarana serta fasilitas

pelayanan publik;

l. Tidak memberikan informasi yang salah atau menyesatkan dalam

menanggapi permintaan informasi serta proaktif dalam memenuhi

kepentingan masyarakat;

m. Tidak menyalahgunakan informasi, jabatan, dan/atau kewenangan

yang dimiliki;

n. Sesuai dengan kepantasan, dan

o. Tidak menyimpang dari prosedur.

2.1.3.3 Asas-Asas Pelayanan Publik

Pelayanan Publik memiliki standar operasional yang ditujukan

agar penyelenggaraan berjalan dengan baik yang mengacu pada pasal 4

Page 40: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

25

dalam undang-undang Nomor 25 taghun 2009 antara lain, Transparansi,

Profesional, Akuntabilitas, Partisipatif, Efisien dan tepat waktu.

Untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi

pengguna jasa, penyelenggara pelayanan harus memenuhi asas-asas

pelayanan sebagai berikut (keputusan MENPAN nomor 63 tahun

2004): (a) Transparansi, (b) Akuntabilitas, (c) Kondisional, (d)

Partisipatif, (e) Kesamaan hak, (f) Keseimbangan Hak dan Kewajiban.

2.1.4 Konsep dan Definisi Sistem Informasi

Kata sistem didefinisikan sebagai kumpulan elemen-elemen yang

berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu sedangkan kata informasi itu

sendiri didefinisikan sebagai data yang diolah menjadi bentuk yang lebih

berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.

Setelah mengetahui definisi awal kata-kata yang menyusun, kita bisa

mengetahui definisi dari kata “Sistem Informasi” itu sendiri. Sistem Informasi

didefinisikan oleh Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis sebagai berikut

“Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang

mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung

operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari dari suatu organisasi

dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang

diperlukan”.

Menurut Kent (2008:200):

Sistem informasi (Information System) adalah sekumpulan komponen yang

saling berhubungan, mengumpulkan atau mendapatkan, memproses,

menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan

keputusan dan pengawasan dalam suatu organisasi serta membantu manajer

dalam mengambil keputusan.

Page 41: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

26

Sistem Informasi (SI) adalah kombinasi dari teknologi informasi dan

aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi

dan manajemen (Wikipedia).

Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-

transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu

produk atau pelayanan mereka. Suatu sistem informasi pada dasarnya

terbentuk melalui suatu kelompok kegiatan operasional yang tetap yaitu

mengumpulkan data, mengelompokkan data, menghitung data, menganalisa

data dan meyajikan laporan.

2.1.5 Konsep dan Definisi Koordinasi

Hasibuan (2006:85) berpendapat bahwa :

“Koordinasi adalah kegiatan mengarahkan, mengintegrasikan, dan

mengkoordinasikan unsur-unsur manajemen dan pekerjaan-pekerjaan para

bawahan dalam mencapai tujuan organisasi”.

Koordinasi adalah proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-

kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah (departemen-departemen atau

bidang-bidang fungsional) pada suatu organisasi untuk mencapai tujuan

secara efisien dan efektif (Handoko 2003 : 195).

Menurut G.R Terry dalam Hasibuan (2006 : 85) berpendapat bahwa,

Koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan

jumlah dan waktu yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk

menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang

telah ditentukan.

Menurut E. F. L. Brech dalam bukunya, The Principle and Practice of

Management yang dikutip Handayaningrat (2002:54),

Koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakkan tim dengan memberikan

lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok kepada masing-masing dan menjaga

agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya di antara

para anggota itu sendiri.

Page 42: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

27

Sedangkan menurut G. R. Terry dalam bukunya, Principle of

Management yang dikutip Handayaningrat (2002:55):

Koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron atau teratur untuk menyediakan

jumlah dan waktu yang tepat dan mengarahkan pelaksanaan untuk

menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang

telah ditentukan. Menurut tinjauan manajemen, koordinasi menurut Terry

meliputi :

1. Jumlah usaha baik secara kuantitatif, maupun secara kualitatif

2. Waktu yang tepat dari usaha-usaha tersebut

3. Directing atau penentuan arah usaha-usaha tersebut

Berdasarkan defenisi di atas maka dapat disebutkan bahwa koordinasi

memiliki syarat-syarat yakni :

1. Sense of Cooperation, perasaan untuk saling bekerja sama, dilihat per

bagian.

2. Rivalry, dalam organisasi besar, sering diadakan persaingan antar bagian,

agar saling berlomba.

3. Team Spirit, satu sama lain per bagian harus saling menghargai.

4. Esprit de Corps, bagian yang saling menghargai akan makin

bersemangat.

Selanjutnya koordinasi memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

1. Koordinasi adalah dinamis, bukan statis.

2. Koordinasi menekankan pandangan menyeluruh oleh seorang manajer

dalam kerangka mencapai sasaran.

3. Koordinasi hanya meninjau suatu pekerjaan secara keseluruhan.

Berdasarkan pengertian di atas jelaslah bahwa koordinasi adalah tindakan seorang

pimpinan untuk mengusahakan terjadinya keselarasan, antara tugas dan pekerjaan

Page 43: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

28

yang dilakukan oleh seseorang atau bagian yang satu dengan bagian yang lain.

Dengan koordinasi ini diartikan sebagai suatu usaha ke arah keselarasan kerja

antara anggota organisasi sehingga tidak terjadi kesimpang siuran, tumpang

tindih. Hal ini berarti pekerjaan akan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

2.1.5.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Koordinasi

Hasibuan (2006:88), berpendapat bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi koordinasi sebagai berikut:

a. Kesatuan Tindakan

Pada hakekatnya koordinasi memerlukan kesadaran setiap anggota

organisasi atau satuan organisasi untuk saling menyesuaikan diri atau

tugasnya dengan anggota atau satuan organisasi lainnya agar anggota atau

satuan organisasi tersebut tidak berjalan sendiri-sendiri. Oleh sebab itu

konsep kesatuan tindakan adalah inti dari pada koordinasi. Kesatuan dari pada

usaha, berarti bahwa pemimpin harus mengatur sedemikian rupa usaha-usaha

dari pada tiap kegiatan individu sehingga terdapat adanya keserasian di dalam

mencapai hasil. Kesatuan tindakan ini adalah merupakan suatu kewajiban dari

pimpinan untuk memperoleh suatu koordinasi yang baik dengan mengatur

jadwal waktu dimaksudkan bahwa kesatuan usaha itu dapat berjalan sesuai

dengan waktu yang telah direncanakan.

b. Komunikasi

Komunikasi tidak dapat dipisahkan dari koordinasi, karena komunikasi,

sejumlah unit dalam organisasi akan dapat dikoordinasikan berdasarkan

rentang dimana sebagian besar ditentukan oleh adanya komunikasi.

Komunikasi merupakan salah satu dari sekian banyak kebutuhan manusia

Page 44: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

29

dalam menjalani hidup dan kehidupannya. “Perkataan komunikasi berasal

dari perkataan communicare, yaitu yang dalam bahasa latin mempunyai arti

berpartisipasi ataupun memberitahukan”.

Dari pengertian komunikasi sebagaimana disebut di atas terlihat bahwa

komunikasi itu mengandung arti komunikasi yang bertujuan merubah tingkah

laku manusia. Karena sesuai dengan pengertian dari ilmu komunikasi, yaitu

suatu upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas azas-azas, dan

atas dasar azas-azas tersebut disampaikan informasi serta dibentuk pendapat

dan sikap. Maka komunikasi tersebut merupakan suatu hal perubahan suatu

sikap dan pendapat akibat informasi yang disampaikan oleh seseorang kepada

orang lain. Sehingga dari uraian tersebut terlihat fungsi komunikasi sebagai

berikut :

1. Mengumpulkan dan menyebarkan informasi mengenai kejadian dalam

suatu lingkungan.

2. Menginterpretasikan terhadap informasi mengenai lingkungan

3. Kegiatan mengkomunikasikan informasi, nilai dan norma sosial dari

generasi yang satu ke generasi yang lain.

Maka dari itu komunikasi itu merupakan suatu upaya yang dilakukan

oleh seseorang untuk merubah sikap dan perilaku orang lain dengan melalui

informasi atau pendapat atau pesan atau idea yang disampaikannya kepada

orang tersebut.

c. Pembagian Kerja

Dengan pembagian kerja ini diharapkan dapat berfungsi dalam usaha

mewujudkan tujuan suatu organisasi. Pembagian kerja adalah perincian tugas

Page 45: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

30

dan pekerjaan agar setiap individu dalam organisasi bertanggung jawab untuk

melaksanakan sekumpulan kegiatan yang terbatas.

Jadi pembagian kerja pekerjaan menyebabkan kenaikan efektifitas

secara dramatis, karena tidak seorangpun secara fisik mampu melaksanakan

keseluruhan aktifitas dalam tugas–tugas yang paling rumit dan tidak

seorangpun juga memiliki semua keterampilan yang diperlukan untuk

melaksanakan berbagai tugas. Oleh karena itu perlu diadakan pemilahan

bagian–bagian tugas dan membagi baginya kepada sejumlah orang.

Pembagian pekerjaan yang dispesialisasikan seperti itu memungkinkan orang

mempelajari keterampilan dan menjadi ahli pada fungsi pekerjaan tertentu.

d. Disiplin

Pada setiap organisasi yang kompleks, setiap bagian harus bekerja

secara terkoordinasi, agar masing-masing dapat menghasilkan hasil yang

diharapkan. Koordinasi adalah usaha penyesuaian bagian-bagian yang

berbeda-beda agar kegiatan dari pada bagian-bagian itu selesai pada

waktunya, sehingga masing-masing dapat memberikan sumbangan usahanya

secara maksimal agar diperoleh hasil secara keseluruhan, untuk itu diperlukan

disiplin.

Rivai (2005:444) menyatakan pengertian disiplin kerja adalah suatu alat

yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar

mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya

untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua

peraturan organisasi dan norma-norma sosial yang berlaku”. Jadi jelasnya

bahwa disiplin menyangkut pada suatu sikap dan tingkah laku, apakah itu

Page 46: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

31

perorangan atau kelompok yang untuk tunduk dan patuh terhadap peraturan

suatu organisasi. Dengan demikiam disiplin itu sangat penting artinya dalam

proses pencapaian tujuan, ini merupakan suatu syarat yang sangat

menentukan dalam pencapaian tujuan yang dimaksud.

2.1.5.2 Tujuan Koordinasi

Apabila dalam organisasi dilakukan koordinasi secara efektif maka ada

beberapa manfaat yang didapatkan. Handoko (2003:197) berpendapat bahwa

adapun manfaat koordinasi antara lain:

a. Dengan koordinasi dapat dihindarkan perasaan terlepas satu sama lain,

antara satuan-satuan organisasi atau antara pejabat yang ada dalam

organisasi.

b. Menghindari suatu pendapat atau perasaan bahwa satuan organisasi atau

pejabat merupakan yang paling penting.

c. Menghindari kemungkinan timbulnya pertentangan antara bagian dalam

organisasi.

d. Menghindari terjadinya kekosongan pekerjaan terhadap suatu aktifitas

dalam organisasi.

e. Menimbulkan kesadaran diantara para pegawai untuk saling membantu.

Hasibuan (2006:86) berpendapat bahwa koordinasi penting dalam suatu

organisasi, yakni:

a. Untuk mencegah terjadinya kekacauan, percecokan, dan kekembaran

atau kekosongan pekerjaan.

b. Agar orang-orang dan pekerjaannya diselaraskan serta diarahkan untuk

pencapaian tujuan perusahaan.

Page 47: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

32

c. Agar sarana dan prasarana dimanfaatkan untuk mencapai tujuan.

d. Supaya semua unsur manajemen dan pekerjaan masing-masing individu

pegawai harus membantu tercapainya tujuan organisasi.

e. Supaya semua tugas, kegiatan, dan pekerjaan terintegrasi kepada

sasaran yang diinginkan.

Jadi koordinasi sangat penting dalam mengarahkan para bawahan untuk

mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang direncanakan perusahaan.

2.1.6 Konsep dan Definisi E-Government

Dalam sebuah masyarakat dan ekonomi yang semakin digerakkan oleh

inovasi teknologi, birokrasi di negara-negara sedang berkembang harus

berhadapan dengan proses tuntutan yang baru yaitu efisiensi, produktivitas,

akses rakyat terhadap informasi yang ada dalam birokrasi serta tuntutan

kepastian dan rasa aman dan rasa nyaman (convenience). Dalam proses

negara yang menuju demokrasi selalu terdapat tuntutan dan kepastian dan

bahkan kebutuhan akan hak-hak “masyarakat yang diperintah” harus

diletakkan seiring dengan tujuan-tujuan pembangunan.

Secara umum diketahui bahwa diluar lingkungan birokrasi, secara

historis, inovasi-inovasi teknologi telah menghasilkan kualitas kehidupan

yang meningkat dengan kata lain kalau mau maju ya harus ada inovasi. Bagi

seorang pemimpin pemerintahan yang baik, pelayanan yang baik adalah visi

yang ingin selalu diciptakannya dalam menjamin perbaikan pemerintahan

secara keseluruhan, dan dalam perkembangannya yang sekarang e-

government berhasil menjadi alternative yang umum diterapkan di negara

sedang berkembang dalam reformasi pemerintahannya. Dengan demikian,

Page 48: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

33

dari sisi akademis aplikasi e-government dalam pemerintahan serta hasil yang

telah dicapai oleh beberapa Negara maju mengesankan bahwa Negara yang

ingin memperbaiki pelayanan publiknya, sedikit atau banyak ia harus berani

berinovasi dalam manajemen pelayanan dan peningkatan mutu pelayanan

publiknya. Dengan kata lain tidak ada pelayanan yang baik tanpa e-

government.

Merujuk pada penjelasan diatas, maka e-government adalah aplikasi

teknologi informasi dan komunikasi dalam dan dengan pihak luar

diharapkan meningkatkan performance pemerintahan dan memenuhi

ekspektasi masyarakat akan peningkatan kualitas pemerintahan. Selain itu,

terbukti bahwa semakin maju suatu negara maka semakin tinggi tingkat

aplikasi e-government.

Menurut Janet Caldow (2001:52) mendefinisikan E-Government

bukanlah sebuah perubahan secara fundamental yang berjangka pendek pada

pemerintahan dan kepemerintahan dan bukan pula sebagai awal dari

permulaan era industriliasi. Artinya adalah bahwa e-government merupakan

sebuah modernisasi pemanfaatan teknologi yang secara garis bukan sebuah

perubahan yang sangat mendasar didalam sebuah tata pemerintahan yang

dipastikan akan berjalan dalam jangka panjang dan bukan pula membuktikan

bahwa ini merupakan awal dari sebuah proses pertumbuhan dan perubahan

sosial.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Information and

communication Technology, ICT) telah membawa pengaruh yang besar

terutama bagi organisasi pemerintahan. Perkembangan teknologi informasi

Page 49: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

34

ini telah memaksa organisasi pemerintah untuk melakukan transformasi

besar-besaran agar selalu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

Perubahan tersebut tidak hanya dalam produk layanan, tetapi juga pada

struktur dan manajemen organisasi.

Di Negara-negara maju, e-gov merupakan hasil transformasi

mekanisme interaksi birokrasi dengan masyarakat yang menjadi lebih

bersahabat. Demikian halnya di Negara berkembang, banyak pengambil

kebijakan yakin bahwa pemerintahan yang bersih, berwibawa, dan transparan

dapat diwujudkan melalui e-government.

Secara konseptual, konsep dasar dari e-Government sebenarnya adalah

bagaimana memberikan pelayanan melalui elektronik (e-service), seperti

melalui internet, jaringan telepon seluler dan komputer, serta multimedia.

Melalui pengembangan e-Gov ini, maka sejalan dengan itu dilakukan pula

penataan system manajemen informasi dan proses pelayanan publik dan

mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.

Adapun ruang lingkup dari e-Gov ini adalah mencakup interaksi antara

pemerintah dan masyarakat (G2Cgovernment to citizens), pemerintah dan

perusahaan bisnis (G2B-government to business enterprises) dan hubungan

antar pemerintah (G2G-inter-agency relationship).

Dan pemerintah pun dalam Inpres No.3 Tahun 2003 tentang kebijakan

dan strategi nasional pengembangan e-government menjelaskan bahwa

pengembangan e-government merupakan upaya untuk mengembangkan

penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis elektronik, dalam rangka

meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien. Melalui

Page 50: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

35

pengembangan e-government dilakukan penataan sistem manajemen dan

proses kerja dilingkungan pemerintah dengan mengoptimasikan pemanfaatan

teknologi informasi. Inpres ini menginstruksikan agar tiapinstansi pemerintah

melakukan perumusan strategi/action plan untuk lingkungan instansinya

masing-masing.

Tiga karakteristik utama e-Government, yaitu: (1) merupakan suatu

mekanisme interaksi baru antara pemerintah dan masyarakat dan kalangan

lain yang berkepent ingan (stakeholders); (2) melibatkan penggunaan

teknologi informasi (terutama internet dan jaringan seluler); (3) memperbaiki

mutu (kualitas) pelayanan publik. Meskipun demikian dalam kenyataannya

tidak ada standar baku dalam pengembangan e-Government (Erick S. Holle,

2011:21-30).

2.1.7 Smart City

Smart city adalah konsep perencanaan kota dengan memanfaatkan

perkembangan teknologi yang akan membuat hidup yang lebih mudah dan

sehat dengan tingkat efisiensi dan efektifitas yang tinggi. Beberapa para ahli

menganggap konsep kota dengan smart city dapat memenuhi kebutuhan akan

kemudahan hidup dan kesehatan, walaupun pada kenyataannya konsep smart

city masih dalam perdebatan oleh para ahli dan belum ada definisi dan konsep

umum yang bias diterapkan di semua kota di dunia. Konsep smart city masih

bergantung pada kota dan pengembang masing-masing. Beberapa para ahli

mencoba mendifenisikansmart city dengan defenisi masing-masing

berdasarkan bidang keilmuan masing-masing.

Page 51: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

36

Smart city merupakan kota dengan investasi modal manusia dan sosial,

dengan transportasi (tradisonal) dan infrastruktur komunikasi modern serta

pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan kualitas hidup yg tinggi,

dengan manajemen SDA yang bijaksana melalui tata pemerintahan yang

partisipatif. (Giffinger (2010) dalam Muliarto, 2015:3).

Kota cerdas atau smart city, pada umumnya didasarkan pada 3 hal,

pertama faktor manusia, kota dengan manusia-manusia yang kreatif dalam

pekerjaan, jejaring pengetahuan, lingkungan yang bebas dari criminal. Kedua

faktor teknologi, kota yang berbasis teknologi komunikasi dan informasi.

Terakhir faktor kelembagaan, masyarakat kota (pemerintah, kalangan bisnis

dan penduduk) yang memahami teknologi informasi dan membuat keputusan

berdasarkan pada teknologi informasi. (Ahmad Nurman dalam Manajemen

Perkotaan).

Smart City didefinisikan juga sebagai kota yang mampu menggunakan

SDM, modal sosial, dan infrastruktur telekomunikasi modern untuk

mewujudkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan kualitas kehidupan

yang tinggi, dengan manajemen sumber daya yang bijaksana melalui

pemerintahan berbasis partisipasi masyarakat (Caragliu, Bo, & Nijkmp,

2009:65-82).

Smart City merupakan hasil dari pengembangan pengetahuan yang

intensif dan strategi kreatif dalam peningkatan kualitas sosial-ekonomi,

ekologi, daya kompetitif kota. Kemunculan Smart City merupakan hasil dari

gabungan modal sumber daya manusia (contohnya angkatan kerja terdidik),

modal infrastruktur (contohnya fasilitas komunikasi yang berteknologi

tinggi), modal social (contohnya jaringan komunitas yang terbuka) dan modal

entrepreuneurial (contohnya aktifitas bisnis kreatif). Pemerintahan yang kuat

dan dapat dipercaya disertai dengan orang-orang yang kreatif dan berpikiran

terbuka akan meningkatkan produktifitas lokal dan mempercepat

pertumbuhan ekonomi suatu kota. (Caragliu, Bo, & Nijkmp, 2009:65-82).

Page 52: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

37

2.1.7.1 Indikator Smart City

Berdasarkan Indikator Smart City oleh (Hendro Muliarto,

2015:7) bahwa indikator Smart City berbasis pada smart people yang

merupakan landasan atau dasar untuk sebuah kota yang cerdas, kota

yang cerdas haruslah memiliki modal berupa sumber daya manusia

yang cerdas, dan ditopang oleh kebijakan dan infrastruktur dari

mobility, governance, economy dan environment yang juga cerdas

sehingga menghasilkan kualitas hidup yang cerdas seperti yang

diinginkan.

Gambar 2.1 Indikator Smart City

Smart City Memiliki 6 karakteristik yang harus dimiliki sebuah

kota untuk menjadi smart city yaitu :

1. Smart Economy, Sebuah kota dapat dikatakan smart city apabila

kota tersebut dapat menjadi tempat berlangsungnya kegiatan

ekonomi yang berkelanjutan. Produktivitas yang tinggi dan

semangat berinovasi yang tinggi untuk mewujudkan smart city.

SMART CITY

Smart Living

Smart People

Smart

Mobility

Smart

Governance

Smart

Economy

Smart

Environment

Page 53: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

38

2. Smart Mobility, Smart city selalu berkaitan dengan kemajuan

teknologi. Salah satu kriteria smart city adalah adanya ketersediaan

infrastruktur ICT dan sistem transportasi yang aman serta inovatif.

3. Smart Environmen, Smart city tidak hanya mengutamakan

kemajuan teknologi. Sebuah kota yang pintar adalah kota yang

dapat menyelaraskan kemajuan teknologi tanpa merusak

lingkungan. Salah satu ciri dari smart city adalah tingkat polusi

yang rendah.

4. Smart People, Smart city tidak hanya dapat diwujudkan secara fisik

saja. Namun, masyarakat yang tinggal di dalam kota tersebut harus

mendukung konsep ini. Untuk mewujudkan konsep ini, masyarakat

dituntut untuk ikut berpartisipasi dalam kepentingan publik,

menjaga pluralitas etnik maupun sosial, serta memiliki pemikiran

yang open minded.

5. Smart Living, Kesehatan dan pendidikan menjadi salah satu faktor

majunya sebuah kota. Oleh karena itu, ketersediaan fasilitas

kesehatan dan pendidikan menjadi salah satu syarat untuk

mewujudkan smart city.

6. Smart Governance, Pemerintahan juga memegang peranan penting

untuk mewujudkan konsep smart city. Transparansi dan

keterbukaan menjadi kunci pemerintahan yang mengusung smart

city. Selain itu, akses pelayanan publik juga harus sesuai dengan

kebutuhan masyarakatnya dan tidak menyulitkan masyarakat.

Page 54: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

39

2.1.8 Pengertian PPSU

PPSU (Pekerja Penanganan Sarana dan Prasarana Umum) yang pertama kali

dicetuskan oleh gubernur DKI Jakarta (Basuki Tjahaya Purnama) yang didasari

oleh peraturan gubernur No. 169 tahun 2015. PPSU atau yang lebih dikenal

dengan pasukan oranye adalah perangkat kelurahan yang befungsi

mengoptimalkan pelayanan terhadap masyarakat yang bergerak langsung dari

instruksi lurah atau berkoordinasi langsung dengan aplikasi Qlue. Tugas PPSU

dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Penanganan prasarana (perbaikan trotoar, jalan berlubang serta lampu

jalan).

2. Penanganan prasarana dan sarana saluran (memperbaiki saluran air

tersumbat dan infrastruktur ringan saluran air).

3. Penanganan prasarana taman yang bertugas (menangani pohon tumbang,

membersihkan rumput semak dan mengganti pot-pot yang rusak).

PPSU bergerak langsung dari instruksi lurah atau aplikasi smart city Qlue

yang diadukan oleh RW ataupun warga dimasing-masing wilayah kelurahan tanpa

ada kaitan dengan dinas pekerjaan umum dan dinas kebersihan.

2.1.9 Pengertian Qlue

Qlue adalah singkatan dari keluhan. Q nya lebih kepada quality. Jadi, Qlue

adalah keluhan yang berkualitas. Qlue adalah aplikasi yang dibuat untuk

menjadi jembatan antara warga dan pemerintah yang bertujuan untuk

membangun Jakarta agar lebih baik lagi. Dengan aplikasi ini kita bisa bebas

untuk menyampaikan keluhan tentang apa yang tidak wajar pada kota Jakarta.

Page 55: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

40

Qlue adalah aplikasi berbasiskan media sosial yang memberikan kemudahan

pengguna smartphone (HP) melaporkan keberatan, keluhan atau aduan tentang

sampah, banjir, parkir liar, kemacetan lalu lintas, pedagang kaki lima, kerusakan

jalan-jalan, gorong-gorong rusak, dan lain-lain dengan jalan menggugah file teks

atau foto. Laporan itu langsung masuk ke smartcity.jakarta.go.id. dan segera

disebarluaskan kepada petugas harian yang terhubung ke kelurahan-kelurahan

DKI Jakarta untuk ditindaklanjuti. Melalui cara kerja demikian, pemerintah DKI

dapat memonitor apakah laporan itu ditindaklanjuti atau tidak oleh instansi yang

berwenang di pemerintahan DKI. Hal ini, karena semua telah terekam di Qlue,

sehingga kebuntuan penyelesaian laporan warga DKI dapat segera diselesaikan

dengan memotong pelaporan yang terpasung oleh mata rantai birokrasi yang lama

dan bertele-tele menjadi cepat, sederhana, mudah dan murah dengan kemudahan

teknologinya.

Aplikasi Qlue itu sendiri diluncurkan sejalan dengan program Jakarta Smart

City. Program ini bertujuan mewujudkan Jakarta yang modern dan inovatif yang

mampu mengelola sumber daya kotanya yang efektif dan efisien dengan

mengoptimalkan teknologi. Untuk itu, dikeluarkan SK Gubernur DKI No. 903

Tahun 2016 tentang Pemberian Uang Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi

RT dan RW (SK Gubernur No. 903/1016) sebagai kerangka kerja

pelaksanaan Qlue. Di SK Gubernur No. 903/2016 telah diatur kewajiban para

Ketua RT dan Ketua RW membuat laporan tentang perkembangan kejadian,

kondisi yang terakhir, atau kegiatan lain di wilayahnya maksimal tiga laporan

setiap harinya. Setiap laporan akan dihargai Rp 10.000, sehingga insentif yang

dapat diterima oleh Ketua RT adalah Rp 975.000 dan ditambah uang operasional

Page 56: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

41

tetap Rp 75.000 per bulan. Untuk RW, setiap nilai laporan dihargai Rp 12.500,

sehingga intensif yang diterima adalah Rp 1.125.000 tiap bulannya plus dengan

ditambah uang operasional tetap Rp 75.000 per bulannya. Sebuah kewajiban

dengan tanggung-jawab yang berkorelasi dengan renumerasi.

Cara Menggunakan Aplikasi Qlue: 1) Pilih icon plus pada aplikasi

Qlue yang letaknyadibawah tengah layar; 2) Akan ada 3 pilihan. Pilih salah satu

untuk siapa keluhan akan ditujukan, untuk pemerintah, swasta, atau hanya

sekedar untuk berdiskusi.Jika keluhan yang ingin kamu sampaikan itu tidak

ada hubungannya dengan pihak perusahaan maka pilih lapor ke pemerintah saja.

Lapor ke swasta hanya digunakan jika kejadian atau keluhan yang ingin

kamu sampaikan itu bersangkutan dengan sebuah perusahaan.Pilih buat forum

untuk mendiskusikan masalah yang mungkin perlu pendapat untuk

menyelesaikannya; 3) Ambil foto sebagai bukti tentang keluhan yang ingin

kamu sampaikan.4) Pilih topik yang bersangkutan tentang keluhan yang ingin

kamu laporkan; 5) Beri judul dan penjelasan yang lengkap tentang kejadian

atau masalah dari keluhan yang ingin kamu laporkan, dan 6) Upload

lalu tunggu untuk ditindaklanjuti, jika keluhan kamu benar-benar berkualitas

pasti akan segera ditindaklanjuti oleh pemerintah. Warna merah adalah masih

menunggu, Warna kuning berarti sedang dalam proses dan Warna hijau

tandanya telah selesai menangani keluhan yang kamu laporkan.Berikut contoh

dari aplikasi Qlue.

2.2 Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini, dicantumkan hasil

penelitian terdahulu yang pernah peneliti baca sebelumnya yang tentunya sejenis

Page 57: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

42

dengan penelitian ini. Penelitian ini bertujuan membantu peneliti menemukan

sumber-sumber pemecahan masalah penelitian ini walau lokus dan masalahnya

tidak sama persis.

Penelitian yang dilakukan Andi Zulkifli Daido, Universitas Hasanudin

pada tahun 2015 dengan judul ”Analisis Program Smart City di Kota Makasar”

dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif yang bertujuan memberikan

gambaran secara jelas tentang respon pemerintah dalam melakukan pelayanan

menggunakan e-Government di Kota Makassar mendapatkan hasil bahwa

pelayanan publik dengan sistem elektronik di Kecamatan Panakukkang yang

ditunjuk sebagai Pilot Project belum berjalan. Hal ini diakibatkan oleh minimnya

sumberdaya manusia dan anggaran yang tersedia untuk implementasi dari

program ini. Selain itu, keterbatasan infrastruktur seperti komputer yang hanya

ada satu unit per kelurahan, tidak adanya jaringan internet dan minimnya

sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah kota Makassar kepada pemerintah di

tingkat kelurahan turut menjadi penghambat dari implementasi program ini

sehingga aparat ditingkat kelurahan tidak mampu untuk mensosialisasikan

program Smart City kepada masyarakat. Padahal jika pelayanan publik secara

elektronik berhasil dilaksanakan, maka pelayanan publik di tingkat kelurahan

akan menjadi efektif dan efisien.

Dalam penelitian ini membahas mengenai penerapan pelayanan pengaduan

dengan memanfaatkan sistem informasi Qlue di smartphone di DKI Jakarta

penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang dalam hal ini

membahas mengenai seberapa efektif pelayanan pengaduan dengan

memanfaatkan sistem informasi Qlue di smartphone di DKI Jakarta. Yang

Page 58: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

43

membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian

mengenai penanganan pengaduan lebih menfokuskan sarana yang digunakan

pemerintah Kota Jakarta dalam penanganan pengaduan yaitu menggunakan sarana

Qlue di smartphone. Penelitian ini akan menjadi penelitian pertama kalinya yang

membahas mengenai sarana Qlue dalam penanganan pengaduan kota Jakarta di

Fisip Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang berjudul Implementasi SK

Gubernur DKI Jakarta Nomor 903 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Tugas

dan Fungsi RT dan RW sebagai Kerangka Kerja Pelaksanaan Qlue di Kelurahan

Meruya Utara, Jakarta Barat, yang membahas tetang implementasi Qlue.

2.3 Kerangka Pemikiran

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai hal yang

penting jadi dengan demikian maka kerangka berpikir adalah sebuah pemahaman

yang melandasi pemahaman-pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang

paling mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk

proses dari keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan.

Kerangka berfikir menggambarkan alur pemikiran peneliti sebagai kelanjutan

dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada pembaca, maka

berdasarkan judul penelitian tersebut kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah

bagaimana implementasi Jakarta Smart City (Qlue) di kelurahan Meruya Utara.

Dapat digambarkan kerangka berfikir dari permasalahan yang ada diatas sebagai

berikut :

Page 59: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

44

Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran

Permasalahan :

Kurangnya efektifitas program Qlue dalam menanggapi dan menindaklanjuti

laporan masyarakat.

Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat Kelurahan Meruya Utara tentang adanya

program Qlue.

Kurangnya partisipasi masyarakat dalam menggunakan Qlue untuk melaporkan

keluhan-keluhan di lingkungan sekitar.

Terwujudnya program Jakarta Smart City (Qlue) di Kelurahan Meruya Utara, Jakarta Barat

dalam menampung pengaduan masyarakat dengan cepat dan tanggap.

Implementasi Jakarta Smart City (Qlue) di Kelurahan Meruya Utara,

Jakarta Barat

Proses :

Teori yang Dipakai :

1. Implementasi (George C. Edward)

Dimensi implementasi: komunikasi,

sumber daya, disposisi dan struktur

birokrasi.

Page 60: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

45

2.4 Asumsi Dasar

Berdasarkan pada kerangka pemikiran diatas, peneliti telah melakukan

observasi awal terhadap objek penelitian. Maka peneliti berasumsi bahwa

penelitian tentang Implementasi Jakarta Smart City (Qlue) di Kelurahan Meruya

Utara tidak berjalan dengan semestinya untuk mengatasi masalah pengaduan

masyarakat berbasis aplikasi di smartphone hasilnya kurang maksimal.

Hal ini dapat dilihat dari permasalahan yang telah dipaparkan pada latar

belakang masalah, permasalahan tersebut pun dikaji dengan cara membandingkan

permasalahan tersebut dengan teori yang digunakan. Guna mengetahui apakah

masalah yang muncul benar-benar sebagai masalah yang bertentangan secara

prosedural teori, kemudian setelah diketahui masalahnya peneliti mencoba

mengkaji kembali masalah tersebut untuk kemudian dicarikan solusi yang tepat

untuk menghilangkan masalah tersebut.

Setelah masalah tersebut mendapatkan solusi diharapkan dapat

memaksimalkan Program Jakarta Smart City khususnya Qlue tersebut untuk

mengatasi masalah pengaduan masyarakat di Kelurahan Meruya Utara,

Kembangan Jakarta Barat. Tentunya program Jakarta Smart City yang diharapkan

sesuai dengan aturan dan teori.

Page 61: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

46

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Metode Penelitian

Penelitian yang baik harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab, agar apa

yang menjadi hasilnya merupakan hasil yang maksimal. Tujuan penelitian ada

tiga macam yaitu bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan. Penemuan

berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang betul-betul baru

yang sebelumnya belum pernah diketahui. Pembuktian berarti data yang diperoleh

itu digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau

pengetahuan tertentu dan pengembangan berarti memperdalam dan memperluas

pengetahuan yang telah ada.

Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan penulis adalah melalui

pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif, artinya data yang dikumpulkan

bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah

wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Sehingga yang menjadi tujuan

dari penelitian kualitatif ini adalah ingin menggambarkan realita empirik dibalik

fenomena secara mendalam, rinci, dan tuntas. Oleh karena itu penggunaan

pendekatan kualitatif dalam penelitian ini dengan mencocokkan antara realita

empirik dengan teori yang berlaku dengan menggunakan metode deskriptif.

Metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat,

penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata

cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu termasuk

hubungan-hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta

Page 62: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

47

proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu

fenomena.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasi lapangan, dan wawancara mendalam. Observasi lapangan ini dilakukan

guna mengetahui informasi-informasi, isu-isu aktual nilai-nilai, pola tingkah laku,

dan perilaku sosial politik dari para informan penelitian. Setelah itu, kemudian

ditentukan informan mana saja yang layak untuk diteliti dengan memperhatikan

juga kesediaan mereka untuk bekerjasama dan memberikan data yang akurat.

Teknik kedua yakni wawancara mendalam (indepth interview) dengan

informan utama. Pengumpulan data melalui wawancara mendalam ini dilakukan

karena peneliti meyakini bahwa melalui wawancara mendalam suatu pandangan,

perilaku, dan pola kultural dapat diketahui. Pengumpulan data ini, dilakukan

dengan melalui alat perekam. Oleh karena itu, isu-isu penelitian yang terungkap

dalam penelitian ini digunakan sebagai data primer. Adapun data sekunder yang

dijadikan data pendukung yakni berupa data agregat, buku-buku, majalah, dan

jurnal yang terkait dengan masalah politik bahasa dan resistensi masyarakat yang

relevan dengan fokus penelitian.

Moleong mengungkapkan bahwa dalam pelaksanaan penelitian terdapat

empat tahapan, yaitu :

1. Tahap Sebelum Kelapangan

Meliputi kegiatan penentuan fokus penelitian, penyesuaian paradigma dengan

teori, penjajakkan alat peneliti, mencakup observasi lapangan, permohonan

terhadap subjek yang diteliti, konsultasi fokus penelitian, penyusunan usulan

penelitian.

Page 63: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

48

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Meliputi mengumpulkan bahan-bahan yang berkaitan dengan fokus

penelitian.

3. Tahap Analisis Data

Meliputi analisis data baik yang diperoleh melalui observasi, dokumen,

maupun wawancara mendalam dengan dilakukannya penafsiran data sesuai

dengan konteks permasalahan yang diteliti, selanjutnya mengecek keabsahan

data dengan cara mengecek sumber data yang didapat dari metode perolehan

data sehingga data benar-benar valid sebagai dasar dan bahan untuk

memberian makna data yang merupakan proses penentuan dalam memahami

konteks penelitian yang sedang diteliti.

4. Tahap Penulisan Laporan

Meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian kegiatan

pengumpulan data sampai pemberian makna data. Setelah itu melakukan

konsultasi hasil penelitian dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan

perbaikan saran-saran demi kesempurnaan penelitian.

3.2 Ruang Lingkup

Berdasarkan masalah yang peneliti temukan selama di lapangan bahwa yang

menjadi fokus penelitian adalah implementasi Jakarta Smart City (Qlue) di

kelurahan Meruya Utara, berfokus pada tindak lanjut pengaduan masyarakat ke

RW setempat.

3.3 Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di wilayah kelurahan Meruya Utara

yang berada di kecamatan Kembangan kota administasi Jakarta Barat. Alasan

Page 64: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

49

peneliti mengambil fokus di kelurahan Meruya Utara karena di lokasi tersebut

sering terjadi permasalahan dalam menindaklanjuti pengaduan masyarakat

dengan sarana system informasi Jakarta Smart City (Qlue).

3.4 Variabel Penelitian

Adapun permasalahan dalam melaksanakan program Jakarta Smart City,

yaitu: Kurangnya efektifitas program Jakarta Smart City dalam menanggapi dan

menindaklanjuti laporan masyarakat. Qlue kurang merespon pengaduan-

pengaduan masyarakat mengenai masalah-masalah sosial, infrastruktur dan

pelayanan umum seperti jalan rusak, sampah, dll. Lalu kurangnya sosialiasi di

lingkungan masyarakat Kelurahan Meruya Utara tentang adanya program Jakarta

Smart City. Kurangnya sosialisasi program Jakarta Smart City (Qlue) yaitu dari

awal program ini dibuat tidak ada sosialisasi langsung dari kelurahan ke

masyarakat.

3.4.1 Definisi Konsep Implementasi

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan yaitu tentang penerapan

pelayanan publik yang mengacu pada e-government dengan menggunakan

aplikasi sarana pengaduan masyarakat khususnya di wilayah DKI Jakarta. Sarana

pengaduan ini berbasis ios dan android yang bisa diunduh menggunakan

smartphone yang langsung terhubung dengan pihak PPSU (Pekerja Penanganan

Sarana dan Prasarana Umum) setempat atau pihak kelurahan.

3.5 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi instrument penelitian adalah peneliti

sendiri. Peneliti sebagai human instrument berfungsi menetapkan fokus penelitian,

Page 65: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

50

memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai

kualitas data dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2009:306)

Menurut Irawan, dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrument

terpenting adalah peneliti sendiri. Peneliti sebagai instrument penelitian memiliki

ciri tersendiri, seperti yang disebutkan Nasution dalam Sugiyono (2005: 61-62),

yaitu:

1. Peneltiti sebagai alat peka dan dapat beraksi terhadap segala stimulus dari

lingkungan yang diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian.

2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek

keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.

3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu test/angket yang

dapat menangkap keseluruhan situasi kecuali manusia.

4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami

dengan pengetahuan semata.

5. Peneliti sebagai instrument dapat segera menganalisis data yang diperoleh

dan dapat menafsirkannya.

6. Manusia sebagai instrument dapat mengambil kesimpulan berdasarkan

data yang dikumpulkan dan digunakan dengan segera untuk penelitian.

Manusia sebagai instrument, respon yang aneh dan menyimpang dapat diberi

perhatian bahkan yang bertentangan digunakan untuk meningkatkan kepercayaan

dengan tingkat pemahaman yang diteliti.

3.6 Informan Penelitian

Pada penentuan informan dalam penelitian kualitatif adalah bagaimana

informan kunci (key informan) di dapat dalam situasi yang sesuai dengan fokus

Page 66: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

51

penelitian. Sedangkan pemilihan informan kedua (secondary informan) berfungsi

sebagai cara alternatif bagi peneliti yang tidak dapat menentukan partisipasi

secara langsung.

Teknik pengumpulan informan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

deskriptif kualitatif, maka dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan

data interview yaitu memilih informan yang dianggap layak dan representatif

dalam memberikan informasi dan fakta. Berikut informan yang menurut peneliti

layak sesuai judul yang peneliti ambil yaitu implementasi program Jakarta smart

city (Qlue) dikelurahan Meruya Selatan dan Meruya Utara, sebagai berikut :

Tabel 3.1 Informan Penelitian

No Informan Kode Informan Keterangan

1.

Lurah Meruya Utara I1 Key Informan

2. RW se-kelurahan Meruya Utara

yang Memahami Sistematika

Qlue

a. RW Meruya Utara

b. RW Meruya Utara

c. RW Meruya Utara

d. RW Meruya Utara

I2

I2.1

I2.2

I2.3

I2.4

Secondary

Informan

3. Pekerja Penanganan Sarana dan

Prasarana Umum (PPSU)

a. PPSU Meruya Utara

b. PPSU Meruya Utara

c. PPSU Meruya Utara

d. PPSU Meruya Utara

I3

I3.1

I3.2

I3.3

I3.4

Secondary

Informan

4. Masyarakat di Kelurahan

Meruya Utara yang Memahami

Sistematika Qlue

a. Masyarakat 1

b. Masyarakat 2

c. Masyarakat 3

d. Masyarakat 4

I4

I4.1

I4.2

I4.3

I4.4

Secondary

Informan

(Sumber: Peneliti, 2017)

Page 67: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

52

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada kondisi yang alamiah,

sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi

berperan serta dan wawancara mendalam. (Sugiono, 2008:319)

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang didapat secara langsung dari sumber-

sumber pertama baik dari individu maupun dari kelompok, sedangkan data

sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau data primer yang

telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer

ataupun pihak lain.

Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai setting, berbagai

sumber dan berbagai cara (Sugiyono, 2012: 224). Teknik pengumpulan data kali

ini yang digunakan adalah:

1. Wawancara

Menurut Moleong (2006:186) Wawancara adalah percakapan dengan

maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu Wawancara dapat dilakukan

melalui tahap tatap muka maupun dengan telepon. Wawancara dalam

penelitian kualitatif bersifat mendalam. Data ini di dapat dengan cara

melaksanakan wawancara secara mendalam serta terarah mengenai fokus

penelitian ini dari narasumber atau informan yang diakui kevaliditasannya.

Pedoman wawancara yang dibuat oleh peneliti disusun berdasarkan teori

dari Luther Gulick dalam Handoko (2003:11) yaitu meliputi perencanaan,

Page 68: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

53

pengorganisasian, penyusunan pegawai, pembinaan kerja, pengkoordinasian,

pelaporan dan anggaran. Adapun indikator-indikator yang akan ditanyakan

kepada informan merupakan pengembangan dari teori tersebut, tujuannya

tentu saja untuk memperoleh data yang dibutuhkan di dalam penelitian. Hal

ini bertujuan agar proses wawancara dapat berjalan secara mendalam antar

peneliti dengan informan sehingga wawancara bisa bergulir dan data yang di

dapat sesuai dengan yang dibutuhkan.

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara per Informan

No. Informan Pertanyaan

1. a. Lurah Meruya Utara 1. Bagaimana pelaksanaan sarana pengaduan

masyarakat (Qlue) di kelurahan Meruya Selatan

dan Meruya Utara?

2. Apakah dari pihak kelurahan mengadakan

pelatihan yang intensif untuk para ketua RW

mengenai program Qlue?

2. a. RW Meruya Utara 1. Mengapa ketua RW harus berperan aktif dalam

memenuhi laporan ke pihak kelurahan?

2. Apakah ada penyuluhan dari pihak RW

mengenai program Qlue kepada masyarakat?

3. a. PPSU Meruya Utara 1. Bgaimana pembagian kerja dalam satu regu

PPSU di satu kelurahan dalam menanggapi laporan

masyarakat melalu Qlue?

4. a. Masyarakat Meruya Utara 1. Apakah manfaat dari Qlue sudah dapat

dirasakan?

2. Menurut anda, cukup mudahkah pengoperasian

aplikasi Qlue di smartphone?

Sumber: Peneliti (2017)

2. Observasi

Observasi atau yang lebih dikenal dengan pengamatan menurut Moleong

(2006:126) adalah kegiatan untuk mengoptimalkan kemampuan peneliti dari

segi motif, kepercayaan, perilaku tidak sadar dan lain sebagainya. Tujuan

observasi untuk penelitian adalah untuk mengamati tingkah laku manusia

sebagai peristiwa aktual, yang memungkinkan kita memandang tingkah laku

Page 69: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

54

sebagai proses dan untuk menyajikan kembali gambaran-gambaran

kehidupan sosial, kemudian dapat diperoleh cara-cara lain.

3. Studi Dokumentasi

Studi yang digunakan untuk mencari data memperoleh data sekunder

berupa peraturan perundang-undangan, laporan-laporan berupa foto ataupun

dokumen elektronik (rekaman) catatan serta dokumen dokumen yang relevan

dengan masalah yang diteliti.

4. Studi Kepustakaan

Teknik pengumpulan data dengan cara memperoleh atau mengumpulkan

data dari berbagai referensi. Dalam penelitian ini kepustakaan meliputi studi

literatur dimana data yang diperoleh dari studi kepustakaan dengan membaca

buku, surat kabar, laporan serta situs internet yang berhubungan dengan

penelitian yang dilakukan.

3.8 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif kegiatan analisis data dimulai sejak peneliti

melakukan kegiatan pra-lapangan sampai dengan penelitian selesai. Dalam

prosesnya, analisis data dalam penelitian ini menggunakan model interaktif yang

telah dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono

(2009:246), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif

dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,

sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction,

data display, dan conclusion drawing/verification. Berikut gambar teknik analisis

data menurut Miles dan Hiberman:

Page 70: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

55

Gambar 3.1 Analisis Data

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pada prosesnya peneliti akan

melakukan kegiatan berulang secara terus menerus. Ketiga hal tersebut

merupakan sesuatu yang saling berkaitan dan mendukung pada saat sebelum,

selama, dan sesudah pengumpulan data. Ketiga hal itu dapat diuraikan sebagai

berikut:

a. Reduksi Data

Selama proses pengumpulan data dari berbagai sumber, tentunya akan

sangat banyak data yang didapatkan oleh peneliti. Semakin lama peneliti

berada di lapangan, maka data yang didapatkan akan semakin kompleks dan

rumit, sehingga apabila tidak segera diolah akan dapat menyulitkan peneliti.

Oleh karena itu, proses analisis data pada tahap ini juga harus dilakukan.Untuk

memperjelas data yang didapatkan dan mempermudah peneliti dalam

pengumpulan data selanjutnya, maka dilakukan reduksi data. Reduksi data

dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pegabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari

catatan-catatan yang ada di lapangan. Reduksi data berlangsung selama proses

pengumpulan data masih berlangsung. Pada tahap ini juga akan berlangsung

Pengumpulan Data Penyajian Data

Verifikasi

Reduksi Data

Page 71: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

56

kegiatan pengkodean, meringkas, dan membuat partisi. Proses informasi ini

berlanjut terus sampai laporan penelitian tersusun lengkap.

b. Penyajian Data

Langkah penting selanjutnya adalah penyajian data. Secara sederhana

penyajian data dapat diartikan sebagai sekumpulan informasi yang tersusun

yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan.Dalam sebuah penelitian kualitatif penyajian data dapat dilakukan

dalam bentuk uraian singkat.Bagan, flowchart dan sejenisnya. Penyajian data

bertujuan agar peneliti dapat memahami apa yang terjadi dan merencanakan

tindakan selanjutnya yang akan dilakukan.

c. Verifikasi

Tahap akhir dalam analisis interaktif adalah verifikasi data.Dari awal

pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti hubungan-hubungan, mencatat

keteraturan, pola-pola, dan menarik kesimpulan. Kesimpulan yang

dikemukakan diawal masih bersifat sementara, dan akan terus berubah selama

proses pengumpulan data masih terus berlangsung. Akan tetapi, apabila

kesimpulan tersebut didukung oleh data yang valid dan konsisten yang peneliti

temukan di lapangan, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan

kesimpulan yang kredibel.

3.8.1 Triangulasi

Moleong (2006:330) menjelaskan bahwa triangulasi merupakan teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu

untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Adapun

Page 72: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

57

pada penelitian ini menggunakan triangulasi data (sumber) dan triangulasi metode

(teknik) sebagai berikut:

1. Triangulasi data (sumber)

Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil

wawancara, hasil observasi, atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu

subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda.

2. Triangulasi metode (teknik)

Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode

wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan

wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancara

dilakukan.

3.9 Jadwal Penelitian

Penelitian ini direncanakan pada bulan Oktober 2016 sampai dengan bulan

Agustus 2017, sebagaimana digambarkan dalam table berikut:

Page 73: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

58

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian

No

Nama

Kegiatan

Waktu Penelitian

2016 2017 2018

Des Jan Feb-

Mei

Juni Juli Agt Sep-

Des

Jan-

Mar

Apr Mei Juni Agt

1. Pengajuan

Judul

2. Observasi

Awal

3. Penyusunan

Proposal

BAB I,II &

III

4. Bimbingan

&

Perbaikan

BAB I,II &

III

5. Seminar

Proposal

Skripsi

6. Revisi

Proposal

Skripsi

7. Wawancara

&

Observasi

Lapangan

8. Penyusunan

Hasil

wawancara

9. Bimbingan

&

Perbaikan

BAB IV &

V

10 Sidang

Skripsi

11 Revisi

Skripsi

Page 74: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

59

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Deskripsi objek penelitian ini akan menjelaskan tentang objek penelitian yang

meliputi lokasi penelitian yang diteliti dan memberikan gambaran umum

Kelurahan Meruya Utara. Hal tersebut akan dijelaskan di bawah ini:

4.1.1 Profil dan Kondisi Geografis DKI Jakarta

Secara astronomis Provinsi DKI Jakarta terletak antara 612 Lintang Selatan

dan 10648 Bujur Timur. Kota Jakarta merupakan dataran rendah dengan

ketinggian rata-rata +7 meter diatas permukaan laut. Luas wilayah Provinsi DKI

Jakarta, berdasarkan SK Gubernur Nomor 171 tahun 2007, adalah berupa daratan

seluas 662,33 km2 dan berupa lautan seluas 6.977,5 km2 . Wilayah DKI memiliki

tidak kurang dari 110 buah pulau yang tersebar di Kepulauan Seribu, dan sekitar

27 buah sungai/saluran/kanal yang digunakan sebagai sumber air minum, usaha

perikanan dan usaha perkotaan. Berdasarkan posisi geografisnya, Provinsi DKI

Jakarta memiliki batasbatas: di sebelah utara membentang pantai dari Barat

sampai ke Timur sepanjang 35 km yang menjadi tempat bermuaranya 9 buah

sungai dan 2 buah kanal, yang berbatasan dengan Laut Jawa, sementara di sebelah

selatan dan timur berbatasan dengan wilayah Provinsi Jawa Barat, sebelah barat

dengan Provinsi Banten.

Sesuai dengan Undang-Undang No. 5 tahun 1974, tentang pokok-pokok

pemerintahan di Daerah, ditetapkan Jakarta sebagai Ibukota Negara RI yang

merupakan salah satu dari 26 Daerah Otonomi Tingkat I (Provinsi) di Indonesia.

Page 75: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

60

Provinsi DKI Jakarta sebagai ibukota negara, memiliki status istimewa dan

diberikan otonomi khusus berdasarkan UU Nomor 29 Tahun 2007. Dengan

menyandang status khusus, seluruh kebijakan mengenai pemerintahan maupun

anggaran.

Dalam struktur wilayah administrasi, Jakarta mengalami pemekaran wilayah

pada tahun 2001 dari 5 kotamadya menjadi 1 kabupaten administrasi dan 5 kota

administrasi. Secara jumlah wilayah administrasi dibawahnya juga mengalami

pemekaran yang semula 43 kecamatan menjadi 44 kecamatan, dan dari 265

kelurahan menjadi 267 kelurahan. Berdasarkan UU No 24 Tahun 2007, yang

mengatur kekhususan DKI Jakarta sebagai daerah otonom dan ibukota negara.

Salah satu pasalnya mengatur Pemprov DKI dipimpin gubernur dan wakil

gubernur yang dipilih secara langsung melalui pemilihan kepala daerah, untuk

masa berlaku 5 tahun.

4.1.1.1 Profil Kota Administrasi Jakarta Barat

Kota Administrasi Jakarta Barat adalah salah satu dari 5 kota

administrasi di Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Pusat Pemerintahannya berada

di Kembangan Jakarta Barat secara administratif terbagi menjadi 8 kecamatan dan

56 kelurahan. Luas wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat 127,11 Km2, dengan

total populasi 2.260.341 jiwa pada tahun 2011 dan kepadatan 17.782,56 jiwa/km2.

Batas wilayah kota Administrasi Jakarta Barat :

Utara : Kota Administrasi Jakarta Utara

Selatan : Kota Administrasi Jakarta Selatan

Barat : Provinsi Banten (Kota tangerang)

Timur : Kota Aministrasi Jakarta Pusat

Page 76: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

61

4.1.1.2 Profil Wilayah Kelurahan Meruya Utara

Kelurahan Meruya Utara, Kembangan memiliki kode pos 11620. Sering

disebut juga dengan Meruya Ilir. Kelurahan ini terletak di kecamatan Kembangan,

Jakarta Barat. Kelurahan ini memiliki penduduk sebesar 27977 jiwa, 125 RT, 11

RW dan luas 4,76 km2. Kelurahan ini berbatasan dengan Kembangan Selatan di

sebelah utara, Karang Tengah di sebelah barat, Kebon Jeruk di sebelah timur dan

Srengseng dan Meruya Selatan di sebelah selatan.

4.1.2 Visi dan Misi Kota Administrasi Jakarta Barat

4.1.2.1 Visi

Terwujudnya Kota Administrasi Jakarta Barat sebagai kota Jasa yang nyaman

dan Sejahtera.

4.1.2.2 Misi

1. Membangun Tata Pemerintahan yang baik guna terwujudnya sebagai

sebagai kota jasa dan wisata budaya dan bersejarah.

2. Meningkatkan Kualitas lingkungan perkotaan yang berkelanjutan.

3. Memberdayakan Masyarakat dgn mengembangkan nilai, norma serta

pranata sosial.

4. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Masyarakat.

4.1.2.3 Tujuan

1. Meningkatkan Profesional Aparatur.

2. Meningkatkan Kualitas Lingkungan Permukiman.

3. Meningkatkan Kapasitas Lembaga Sosial Kemasyarakatan serta mendorong

partisipasi Masyarakat.

4. Mewujudkan Pelayanan Prima yang menyentuh kehidupan seluruh lapisan

Masyarakat

Page 77: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

62

4.1.3 Qlue

Gambar 4.1 Jumlah Laporan per Kategori Qlue

Sumber: smartcity.jakarta.go.id

Dengan tagline #BeraniBerubah, Qlue menggantikan kanal komunikasi

masyarakat yang sebelumnya telah berjalan, di antaranya telepon, surel, telepon

pengaduan, hingga pemanfaatan platform media sosial seperti Facebook. Saat ini

Qlue memilikin sekitar 500.000 pengguna aktif dengan 3.000 laporan per harinya.

Menurut data laporan yang masuk melalui aplikasi Qlue, ada 5 (lima) kategori

utama yang banyak menjadi laporan warga selama periode 1 Januari hingga 30

Mei 2016. Kelima kategori tersebut meliputi pelanggaran, sampah, parker liar,

fasilitas umum dan kemacetan.

Page 78: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

63

Gambar 4.2 Statistik Tindak Lanjut Laporan Qlue

Sumber: smartcity.jakarta.go.id

Page 79: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

64

Berdasarkan data tindak lanjut Qlue dapat dilihat bahwa angka tindak lanjut

laporan pengaduan masyarakat meningkat 1% terhitung dari tanggal 18 Februari

hingga 4 Maret 2018. Permasalahan yang paling banyak dilaporkan oleh

masyarakat yaitu masalah sampah, iklan liar dan parkir liar. Berdasarkan angka

tersebut dapat disimpulkan bahwa program Qlue ini telah berjalan sebagaimana

tujuan yang diharapkan.

4.1.4 Struktur Organisasi

Nama-nama dibawah ini adalah Struktur Organisasi dari populasi didalam

penelitian ini yang diambil di Kelurahan Meruya Utara:

Tabel 4.1 Data Informan Kelurahan Meruya Utara

Nama Kode

Informan Satuan/Unit Kerja Jabatan

Pangestu Aji

Swandhanu I

Kantor Kelurahan Meruya Utara

Kecamatan Kembangan Lurah

H. Simun I2.1 Rw. 02 Kelurahan Meruya Utara

Kecamatan Kembangan Ketua RW

Naang Majid I2.2 Rw. 08 Kelurahan Meruya Utara

Kecamatan Kembangan Ketua RW

Abdul Jaelani I3.1 Kantor Kelurahan Meruya Utara

Kecamatan Kembangan Ketua PPSU

Rahmat Muharam I3.2 Kantor Kelurahan Meruya Utara

Kecamatan Kembangan

Anggota

PPSU

Nur Aeni I3.3 Kantor Kelurahan Meruya Utara

Kecamatan Kembangan

Anggota

PPSU

H. Mursan I4.1 Warga Kelurahan Meruya Utara

Kecamatan Kembangan

Tokoh

Masyarakat

Suratmi Sudibjo I4.2 Warga Kelurahan Meruya Utara

Kecamatan Kembangan Warga

Temi Irwanto I4.3 Warga Kelurahan Meruya Utara

Kecamatan Kembangan Warga

4.2 Deskripsi dan Analisis Data

Deskripsi data merupakan penjelasan mengenai data yang didapat dari hasil

penelitian. Data ini didapat dari hasil penelitian dengan menggunakan teknik

analisa data kualitatif. Dalam penelitian ini, mengenai Implementasi Qlue di

lingkungan Kelurahan Meruya Utara dan Meruya Selatan.

Page 80: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

65

Selanjutnya karena penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, maka

dalam proses menganalisis datanya pun peneliti melakukan analisa secara

bersamaan. Seperti yang telah dipaparkan dalam bab 3 sebelumnya, bahwa dalam

prosesnya analisa dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik analisis

data menurut Miles and Huberman (2009:16), yaitu selama penelitian dilakukan

dengan menggunakan 4 tahap penting, diantaranya : pengumpulan data (data

collection) yaitu proses memasuki lingkungan penelitian dan melakukan

pengumpulan data penelitian. Ini merupakan tahap awal yang harus dilakukan

oleh peneliti agar peneliti dapat memperoleh informasi mengenai masalah-

masalah yang terjadi di lapangan. Reduksi data merupakan suatu proses

pemilihan, merangkum, memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema dan

polanya. Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan reduksi data, peneliti

memberikan kode pada aspek tertentu, yaitu :

1. Kode Q untuk menunjukan kode pertanyaan

2. Kode Q1, Q2, Q3 dan seterusnya untuk menunjukan urutan pertanyaan

3. Kode I untuk menunjukan informan

4. Kode I1 menunjukkan daftar informan dari Lurah Meruya Utara.

5. Kode I2.1, I2.2 menunjukkan daftar informan dari RW di wilayah Kelurahan

Meruya Utara.

6. Kode I3.1, I3.2, I3.3 menunjukkan daftar informan dari PPSU di wilayah

Kelurahan Meruya Utara.

7. Kode I4.1, I4.2, I4.3 menunjukkan daftar informan dari masyarakat di sekitar

wilayah Kelurahan Meruya Utara.

Page 81: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

66

Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data,

penyajian data di sini merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Selanjutnya peneliti akan melakukan analisis terhadap implementasi Qlue di

kelurahan Meruya Utara. Analisa yang dilakukan dalam penelitian ini

menggunakan konsep dimensi implementasi, anatara lain :

1. Dimensi Komunikasi

Komunikasi yang bersinergi harus dibangun dengan baik antara pihak

kelurahan dan masyarakat di wilayah kelurahan Meruya Utara.

2. Dimensi Sumber Daya

Partisipasi masyarakat yang baik, respon dan penangan yang cepat dan

tepat dari pihak PPSU (kelurahan terkait).

3. Dimensi Disposisi

Sikap atau karakterisitik yang dimiliki oleh implementor (pemerintah dan

masyarakat) seperti komitmen, kejujuran agar program ini bisa berjalan

dengan lancar dan efisien.

4. Dimensi Struktur Birokrasi

Pembagian kerja dalam menangani laporan masyarakat mengenai sarana

dan prasarana umum di wilayah kelurahan Meruya Utara.

Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data,

penyajian data di sini merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Analisis

data kualitatif yang terakhir menurut Miles dan Huberman (2009 :16) adalah

penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Page 82: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

67

4.2.1 Skema Penggunaan Qlue

Berikut adalah cara pengoperasoan aplikasi Qlue melalui smartphone :

1. Pilih icon plus pada aplikasi Qlue yang letaknya dibawah tengah layar.

2. Akan ada 2 pilihan. Pilih salah satu untuk siapa keluhan akan ditujukan,

untuk pemerintah, atau hanya sekedar untuk berdiskusi.

Jika keluhan yang ingin kamu sampaikan itu tidak ada hubungannya

dengan pihak perusahaan maka pilih lapor ke pemerintah saja.

Pilih buat forum untuk mendiskusikan masalah yang mungkin perlu

pendapat untuk menyelesaikannya.

3. Ambil foto sebagai bukti tentang keluhan yang ingin kamu sampaikan.

4. Pilih topik yang bersangkutan tentang keluhan yang ingin kamu laporkan.

5. Beri judul dan penjelasan yang lengkap tentang kejadian atau masalah dari

keluhan yang ingin kamu laporkan.

6. Upload. Dan tunggu untuk ditindaklanjuti, jika keluhan kamu benar-benar

berkualitas pasti akan segera ditindaklanjuti oleh pemerintah. Warna merah

adalah masih menunggu, Warna kuning berarti sedang dalam proses dan

Warna hijau tandanya telah selesai menangani keluhan yang kamu laporkan.

4.2.2 Jumlah Petugas Operasional dan Peralatan Kerja Petugas

Tabel 4.2 Jumlah Petugas Operasional Tetap dan Tidak Tetap

Petugas PPSU dan PHL di Kelurahan Meruya Utara

PPSU (Orang) PHL (Orang)

60 23

Total (Orang)

83

Sumber: Peneliti

Page 83: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

68

Tabel 4.3 Daftar Peralatan Kerja PPSU

Peralatan Kerja PPSU Nama Barang Jumlah (Buah)

Mobil Toyota Hilux Pick Up 3

Gerobak Motor 7

Gerobak Sampah 13

Pompa Yanmar 4

Seragam -

Alat Kebersihan -

Walki Talki Motorola 11 Sumber : Peneliti

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian

Dalam pembahasan ini peneliti menggunakan dimensi implementasi (George

C. Edward, dalam Abdul Wahab 2008;65).

4.3.1 Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang atau beberapa orang,

kelompok, organisasi dan masyarakat menggunakan informasi agar dapat

terhubung dengan lingkungannya dan orang lain. Komunikasi dilakukan secara

lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apa yang

menjadi tujuan dan sasaran kebijakan harus diinformasikan kepada kelompok

sasaran (target group) sehingga akan mengurangi distorsi implementasi. Apabila

penyampaian tujuan dan sasaran suatu kebijakan tidak jelas, tidak memberikan

pemahaman atau bahkan tujuan dan sasaran kebijakan tidak diketahui sama sekali

oleh kelompok sasaran, maka kemungkinan akan terjadi suatu penolakan atau

resistensi dari kelompok sasaran yang bersangkutan.

Berikut yang diungkapkan oleh I4.1 tentang pengetahuan masyarakat sekitar

kepada masyarakat mengenai adanya program Qlue :

”Iya tahu dari anak saya, waktu itu pernah coba untuk pakai aplikasinya.”

Page 84: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

69

Dan juga yang disampaikan oleh I4.3 sebagai masyarakat sekitar mengenai hal

serupa:

“Tidak, saya tidak tahu tentang adanya Qlue.”

Dari hasil wawancara diatas dengan I4.1 dan I4.3 ternyata masyarakat kurang

mengetahui tentang program pemerintah DKI Jakarta yang berbasis aplikasi di

smartphone ini karena kurangnya sosialisasi ataupun penyuluhan ke lingkungan

masyarakatnya dan hanya sebagian dari masyarakat yang mengetahui keberadaan

Qlue.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh I1 sebagai berikut :

“Kami mengadakan penyuluhan untuk para ketua RW mengenai adanya

program Qlue yang bertujuan untuk kelancaran dari program tersebut, tetapi

tidak ada pelatihan, hanya sekedar penyuluhan ke setiap rukun warga.”

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa

komunikasi mengenai program Qlue dari Lurah kepada para ketua RW di

lingkungan Kelurahan Meruya Utara bisa berjalan lancar meskipun hanya ada

penyuluhan dari pihak Kelurahan ke ketua RW. Masyarakat DKI Jakarta

sebelumnya sudah cukup mengetahui tentang adanya konsep Jakarta Smart City.

Sebagaimana berikut ini yang diungkapkan oleh I2.1 tentang penyuluhan

kepada masyarakat mengenai Qlue :

“Penyuluhan langsung sih tidak ada, saya Cuma kasih tau dari mulut ke mulut

aja.”

Hal serupa juga diungkapkan oleh I2.2 tentang penyuluhan dari Ketua RW

kepada masyarakat :

“Saya sempat mengadakan penyuluhan terhadap warga akan tetapi tidak

menyeluruh.”

Page 85: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

70

Dari hasil wawancara dengan I2.1 dan I2.2 mengenai komunikasi antara ketua

RW dan masyarakat mengenai adanya program Qlue dinilai kurang. Padahal

komunikasi tentang program Qlue ini tidak sebatas antara kelurahan dengan ketua

RW tetapi butuh partisipasi masyarakat karena tujuan dari program Qlue adalah

melayani masyarakat dalam menangani pengaduan-pengaduan yang masuk

tentang sarana dan prasarana umum. Seharusnya diakan penyuluhan ke rumah-

rumah warga agar masyarakat lebih bisa ikut berpartisipasi.

4.3.2 Sumber Daya

Sumber daya adalah suatu potensi yang dimiliki oleh materi atau unsur lain

dalam kehidupan dimana ia dapat mensejahterakan manusia. Sumber daya tidak

selalu bersifat fisik tetapi juga non fisik. Dalam implementasi kebijakan harus

ditunjang oleh sumberdaya baik sumberdaya manusia, materi dan metoda. Tanpa

sumberdaya, kebijakan hanya tinggal di kertas menjadi dokumen saja tidak

diwujudkan untuk memberikan pemecahan masalah yang ada di masyarakat dan

upaya memberikan pelayanan pada masyarakat.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh I3.1 mengenai pembagian tugas kerja dalam

satu regu PPSU :

“Kita sih sudah ada pekerjaan rutin seperti menyapu jalanan, bersih-bersih

saluran air lalu bersih-bersih sampah di jalanan. Tapi kalau ada laporan dari

Qlue, baru kita turun ke lokasi sesuai dengan siapa yang wilayah tugasnya

paling dekat sama lokasi laporan yang masuk.”

Hal senada juga diungkapkan oleh I3.3 mengenai pembagian tugas dalam

menindaklanjuti laporan masyarakat :

Page 86: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

71

“Tidak ada pembagian kerja yang jelas, saya cuma ikut instruksi dari ketua

regu.”

Dari hasil wawancara dengan I3.1 dan I3.3 mengenai pembagian tugas kerja

dalam menindaklanjuti laporan masyarakat melalui Qlue, pembagian tugas dalam

satu regu PPSU tidak ada, hanya diberikan instruksi dari ketua regu PPSU

masing-masing. Untuk menindaklanjuti pengaduan masyarakat melalu aplikasi

Qlue itu tergantung dari adanya pengaduan atau tidak, jikalau ada pengaduan

masyarakat, kami akan diberitahukan oleh pihak kelurahan untuk segera

menindaklanjuti dengan waktu yang sudah ditetapkan.

Kemudian pengaduan-pengaduan dari masyarakat yang ditangani oleh PPSU

selama seminggu dijelaskan oleh I3.1 selaku ketua regu PPSU sekitar:

“Dalam seminggu itu, paling ada 4 keluhan yang kita tangani sampai tuntas,

soalnya satu keluhan harus diproses dulu supaya bisa ditindaklanjuti sama tim

PPSU setempat yang diberi batas waktu 2 hari kerja.”

Hal serupa juga disampaikan oleh I3.3 sebagai anggota regu PPSU setempat

mengenai pengaduan-pengaduan yang ditangani selama seminggu:

“Paling banyak itu 3 sampai 4 pengaduan ya dalam seminggu yang bisa kami

tindak lanjut. Itu juga kalau proses dan penyelesaiannya tidak memakan waktu

banyak.”

Dari hasil wawancara diatas dengan I3.1 dan I3.3 mengenai banyaknya

pengaduan dari masyarakat melalui aplikasi Qlue yang dapat ditindaklanjuti

dalam seminggu oleh PPSU yaitu tiga hingga empat keluhan selama satu minggu

setelah diproses dan diberi tugas oleh pihak kelurahan dan ketua RW setempat

dengan batas estimasi pengerjaan dua hari kerja. Hal tersebut juga tergantung

pada sulit atau tidaknya pengaduan dari masyarakat sehingga tidak memakan

Page 87: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

72

waktu yang cukup banyak dan bisa mengerjakan pengaduan masyarakat yang

lainnya.

Kemudian mengenai pengoperasian aplikasi Qlue di smartphone di

ungkapkan oleh I4.2 sebagai masyarakat sekitar Kelurahan Meruya Utara :

“Kalau saya rasa sih nggak sulit yah, soalnya masyarakat sekarang sudah

terbiasa pake aplikasi di smartphone.”

Hal serupa juga diungkapkan oleh I4.1 selaku tokoh masyarakat sekitar

Kelurahan Meruya Selatan tentang pengoperasian aplikasi Qlue :

“Untuk orang seusia saya, ini tidak cukup mudah karna beberapa kali saya

minta diajarin sama anak saya.”

Dari hasil wawancara di atas dengan I4.1 dan I4.2 mengenai pengoperasian

aplikasi Qlue di smartphone dapat disimpulkan bahwa pengoperasian aplikasi

Qlue untuk sebagian masyarakat dianggap cukup mudah digunakan tetapi untuk

sebagian masyarakat yang lain yang usianya tergolong lebih tua atau paruh baya

mengatakan aplikasi ini sulit dioperasikan dikarenakan faktor usia sehingga agak

sulit untuk memahami teknologi-teknologi baru dan juga faktor kurangnya

penyuluhan kepada lapisan masyarakat tentang Qlue dan cara pengoperasian

aplikasinya.

4.3.3 Disposisi

Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementor,

seperti komitmen, kejujuran, sifat demokratis. Implementor baik harus memiliki

disposisi yang baik, maka dia akan dapat menjalankan kebijakan dengan baik

seperti apa yang diinginkan dan ditetapkan oleh pembuat kebijakan. Disposisi

Page 88: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

73

disini lebih kepada bagaimana pengetahuan masyarakat mengenai Qlue,

pelaksanaan program Qlue, peran aktif ketua RW setempat dan manfaat dari

program ini.

Pengetahuan masyarakat tentang adanya program Qlue disampaikan oleh I4.1 :

”Iya tahu dari anak saya, waktu itu pernah coba untuk pakai aplikasinya.”

Dan juga yang disampaikan oleh I4.4 sebagai masyarakat sekitar mengenai hal

serupa:

“Tidak, saya tidak tahu tentang adanya Qlue.”

Dari hasil wawancara diatas dengan I4.1 dan I4.4 ternyata masyarakat jujur

mengenai kurang mengetahui tentang program pemerintah DKI Jakarta yang

berbasis aplikasi di smartphone ini karena kurangnya sosialisasi ataupun

penyuluhan ke lingkungan masyarakatnya dan hanya sebagian dari masyarakat

yang mengetahui keberadaan Qlue, tetapi Qlue tetap berjalan karena hanya

sebagian masyarakat sekitar yang tidak mengetahui. Qlue juga akan tetap berjalan

karena pihak kelurahan mengharuskan para ketua RW yang ada dilingkungan

Kelurahan Meruya Utara ikut serta berperan aktif dalam menjalankan program ini

demi terwujudnya kota Jakarta yang lebih baik.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh I1 selaku Lurah Meruya Utara mengenai

elaksanaan program Qlue:

“Qlue di wilayah kelurahan Meruya Utara sejauh ini sudah berjalan cukup

baik, pengaduan-pengaduan dari masyarakat pun kami respon dan diproses

dengan waktu 2x24 jam.”

Page 89: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

74

Dari hasil wawancara dengan I1 mengenai pelaksanaan program Qlue di

Kelurahan Meruya Utara sudah berjalan baik, partisipasi dari masyarakat sekitar

pun sudah bagus, sudah mulai menggunakan aplikasi Qlue ini sebagaimana

mestinya dan pengaduan tersebut sudah cukup direspon dengan baik oleh pihak

kelurahan dengan batas waktu yang telah ditentukan oleh kebijakan yang telah

dibuat di masing-masing kelurahan.

Kemudian ketua RW dituntut untuk berperan aktif dalam melaporkan

pengaduan dari masyarakat ke pihak kelurahan seperti yang diungkapkan oleh I2.2

sebagai berikut :

“Karena sudah jadi kewajiban semua ketua RW yang ada di Jakarta.”

Lalu ditambahkan dengan ungkapan dari I2.1 mengenai hal serupa yaitu

sebagai berikut :

“Adanya target dari kelurahan untuk menggunakan Qlue minimal 1 kali

dalam sehari, hal ini untuk memastikan bahwa program Qlue berjalan dengan

benar.”

Dari hasil wawancara dengan I2.1 dan I2.2 mengenai peran aktif para ketua RW

dalam memenuhi laporan dari masyarakat kepada pihak kelurahan itu adalah salah

satu kewajiban sebagai ketua RW setempat maupun yang ada di DKI Jakarta

dalam melancarkan pelaksanaan program Qlue yang ada di masing-masing

kelurahan.

Kemudian tentang manfaat yang sudah dirasakan dengan adanya program

Qlue diungkapkan oleh I4.1 sebagai masyarakat sekitar :

Page 90: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

75

“Alhamdulilah, kalo buat masalah-masalah sampah sih udah kerasa

manfaatnya soalnya penanganannya cepat.”

Lalu hal senada juga disampaikan oleh I4.2 sebagai berikut :

“Untuk beberapa permasalahan kecil terkait dengan kebersihan sudah dapat di

rasakan manfaatnya, Cuma ada beberapa juga yang belum saya rasakan

manfaatnya.”

Dari hasil wawancara di atas dengan I4.1 dan I4.2 mengenai manfaat yang

sudah dirasakan oleh masyarakat dengan adanya program Qlue bahwa sudah

terasa manfaat dari program tersebut walaupun ada beberapa hal yang belum

terasa manfaatnya, tetapi penanganan dan respon mengenai pengaduannya cukup

cepat dan tanggap. Kemungkinan beberapa hal yang belum terasa manfaat dari

program Qlue ini dikarenakan dari pengaduan dari masyarakat yang kurang jelas

sehingga menyulitkan PPSU untuk menindaklanjuti pengaduan tersebut.

4.3.4 Struktur Organisasi

Dalam implementasi kebijakan, struktur organisasi mempunyai peranan yang

penting. Salah satu dari aspek struktur organisasi adalah adanya prosedur operasi

yang standar (standard operating procedures/SOP). Fungsi dari SOP menjadi

pedoman bagi setiap implementor dalam bertindak. Struktur organisasi yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah komunikasi maupun instruksi antara pihak

kelurahan, ketua RW dan masyarakat dalam menjalankan program Qlue serta

bagaimana pembagian tugas yang diberikan kepada PPSU untuk menindaklanjuti

pengaduan masyarakat.

Berikut ungkapan yang dituturkan I1 tentang pelatihan kepada ketua RW

mengenai program Qlue :

Page 91: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

76

“Kami mengadakan penyuluhan untuk para ketua RW mengenai adanya

program Qlue yang bertujuan untuk kelancaran dari program tersebut, tetapi

tidak ada pelatihan, hanya sekedar penyuluhan ke setiap rukun warga.”

Dari hasil wawancara di atas dengan I1 mengenai pelatihan kepada ketua RW

mengenai program Qlue ternyata kelurahan Meruya Utara dan Meruya Selatan

hanya memberi penyuluhan seputar program Qlue kepada para Ketua RW yang

berada di lingkungan setempat. Selebihnya tidak ada pelatihan dan para ketua RW

mempelajari sendiri aplikasi Qlue tersebut agar bisa menjalankan tugas yang

diberikan.

Kemudian tentang adanya penyuluhan dari RW ke masyarakat tentang adanya

program Qlue di ungkapkan oleh I2.1 sebagai berikut :

“Saya cuma ngasih tau masyarakat tentang adanya program Qlue di masjid

atau mushola setelah Shalat berjamaah atau setelah pengajian.”

Hal senada juga disampaikan oleh I2.2 :

“Saya sempat mengadakan penyuluhan terhadap warga akan tetapi tidak

menyeluruh.”

Dari hasil wawancara di atas dengan I2.1 dan I2.2 mengenai adanya penyuluhan

dari RW ke masyarakat tentang adanya program Qlue ternyata memang diadakan

penyuluhan di lingkungan RW setempat walaupun tidak seluruh lapisan

masyarakat tetapi masyarakat sekitar kebanyakan sudah mengetahui tentang

adanya program Qlue ini.

Kemudian pembagian tugas kerja disampaikan oleh I3.1 ketua regu PPSU di

sekitar wilayah kelurahan Meruya Utara:

Page 92: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

77

“Kita sih sudah ada pekerjaan rutin seperti menyapu jalanan, bersih-bersih

saluran air lalu bersih-bersih sampah di jalanan. Tapi kalau ada laporan dari

Qlue, baru kita turun ke lokasi sesuai dengan siapa yang wilayah tugasnya

paling dekat sama lokasi laporan yang masuk.”

Hal senada juga diungkapkan oleh I3.2 mengenai pembagian tugas dalam

menindaklanjuti laporan masyarakat :

“Tentang pembagian tugas, tanpa adanya laporan dari masyarakat PPSU

sudah memiliki perkerjaan rutin setiap harinya. Seperti menyapu jalan,

pembersihan saluran air dan juga pembersihan rumput liar yang ada di

sepanjang jalan.”

Dari hasil wawancara di atas dengan I3.1 dan I3.2 mengenai pembagian tugas

dalam menindaklanjuti laporan masyarakat yaitu laporan pengaduan warga akan

langsung ditanggapi oleh pihak kelurahan melalui PPSU dan PPSU yang akan

menindaklanjuti pengaduan dari masyarakat berdasarkan instruksi dari pihak

kelurahan. Apabila tingkat partisipasi masyarakat rendah maka RW yang berperan

untuk memenuhi laporan harian.

4.4 Pembahasan

Pelayanan publik saat ini menjadi bagian kebutuhan setiap masyarakat. Setiap

birokrasi publik perlu berupaya untuk memberikankualitas pelayanan yang terbaik

kepada masyarakat pengguna layanan.

Pelayanan publik pemerintah dalam hal ini yaitu pelayanan publik berbasis

elektronik di kelurahan Meruya Utara, saat ini dirasakan semakin perlu untuk

dibenahi dan ditingkatkan, terlebih dalam era seperti ini.

Upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik yang lebih baik

merupakan suatu keharusan yang harus segera dilakukan untuk menciptakan

pelayanan lebih efisien, efektif dan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi

Page 93: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

78

masyarakat. Implementasi dari pelayanan publik dapat dilihat dari beberapa

dimensi, yaitu:

1. Dimensi Komunikasi

Peneliti melihat dari aspek dimensi komunikasi bahwa pihak kelurahan

setempat (Kelurahan Meruya Utara) tidak memberikan penyuluhan maupun

sosialisasi yang intensif mengenai adanya program pengaduan keluhan

masyarakat berbasis elektronik (Qlue) kepada para ketua RW setempat dan

masyarakat sekitar. Penyuluhan langsung tidak ada tetapi hanya ada di tiap

papan informasi kelurahan dan informasi mengenai Qlue dapat dilihat melalui

situs Jakarta.go.id (pada awal peluncurannya tahun 2014).

Pihak ketua RW setempat juga tidak diharuskan dan tidak melakukan

sosialisasi mengenai program Qlue kepada masyarakat, hanya saja ada

beberapa ketua RW yang memberi informasi dari mulut ke mulut mengenai

program Qlue ini. Sehingga masyarakat sebagian kurang memahami Qlue.

Padahal komunikasi sangat penting untuk merealisasikan tujuan yang dibuat

oleh pemerintah agar memudahkan masyarakat dalam berpartisipasi

membangun DKI Jakarta yang lebih baik.

2. Dimensi Sumber Daya

Peneliti melihat dari aspek sumber daya bahwa sumber daya (kelurahan,

RW dan masyarakat sekitar yang berada di lingkungan kelurahan Meruya

Utara) sudah cukup baik dan cukup partisipatif dalam menjalankan program

Qlue.

Page 94: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

79

Lurah Meruya Utara sebagai implementor yang memproses pengaduan

dari masyarakat dan begitu juga pasukan oranye (PPSU) yang sudah sangat

baik dalam menjalankan tugasnya setiap hari. Hanya saja keinginan

masyarakat dalam partisipasi menggunakan program Qlue masih kurang

sehingga mewajibkan para ketua RW berperan aktif menjalankan aplikasi ini

dengan minimal 3 laporan per hari, dimana tiap laporannya menambah

insentif para ketua RW.

Dalam seminggu, PPSU bisa menangani laporan dari masyarakat paling

banyak 4 laporan, itu bisa dikatakan program Qlue sudah berjalan dengan

baik. Meski begitu tanpa adanya laporan dari masyarakat melalui aplikasi

Qlue, PPSU pun juga sudah mempunyai tugas pokok harian (menyapu jalan,

megambil sampah dan pembersihan saluran air).

3. Dimensi Disposisi

Peneliti melihat dari aspek disposisi implementor yang terkait dalam hal

ini. Disposisi yang dimaksud adalah karakteristik dari semua yang terkait dan

saling berhubungan mulai dari pihak kelurahan, pihak rukun warga, pihak

PPSU kelurahan dan masyarakat di wilayahnya. Dari pihak kelurahan, rukun

warga dan PPSU menunjukan karakteristik yang komitmen untuk melayani

secara baik demi kelancaran program Qlue dan melaksanakan masing-masing

tugas yang diberikan dengan tanggung jawab serta efisien.

Sementara dari pihak masyarkat menunjukan karakteristik jujur dan apatis

dalam berpatisipasi dalam program ini dikarenakan sebagian masyarakat

kurang mengetahui apa itu Qlue dan tujuannya. Kejujuran dari masyarakat ini

yang seharusnya dari pihak kelurahan maupun RW setempat melakukan

Page 95: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

80

sosialisasi yang menyeluruh ke lapisan masyarakat agar program ini bisa

berjalan dengan efektif sesuai dengan tujuannya.

4. Dimensi Struktur Organisasi

Peneliti melihat dari aspek dimensi struktur organisasi bahwa dalam

program pengaduan masyarakat berbasis elektronik (Qlue) struktur

organisasinya adalah laporan pengaduan warga akan langsung diproses oleh

pihak kelurahan selanjutnya baru dilimpahkan kepada PPSU untuk

ditindaklanjuti dengan estimasi waktu yang diberikan untuk menyelesaikan

laporan dari masyarakat tersebut paling lama yaitu 2 hari kerja sehingga

pengaduan-pengaduan masyarakat yang lain melalui Qlue bisa ditangani

dengan cepat dan efisien.

Karena tingkat partisipasi masyarakat masih rendah maka ketua RW juga

diharuskan untuk ikut berperan aktif memenuhi laporan harian minimal 3

laporan per hari. Laporan cukup ditanggapi dengan cepat dan tanggap oleh

pihak kelurahan dan ditindaklanjuti oleh PPSU setempat.

4.5 Temuan Lapangan

Tabel 4.4 Temuan Lapangan

No. Dimensi Temuan

1. Komunikasi a. Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat

b. Kurangnya penyuluhan kepada RW

Yang dimaksudkan adalah tidak adanya sosialisasi yang intensif dari

lingkup kelurahan ke RW dan RW ke masyarakat, hanya ada sedikit

informasi mengenai Qlue di website pemerintah DKI (Jakarta.go.id)

2. Sumber

Daya

a. Tidak ada pembagian kerja yang jelas di PPSU

Yang dimaksudkan adalah pihak PPSU memiliki tugas rutin dalam

memelihara sarana dan prasrana di kelurahan mereka bertugas, hanya

saja tugas mengenai laporan pengaduan Qlue tidak bersifat rutin, bila

ada penanganannya ditargetkan 2x24 jam.

Page 96: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

81

Lanjutan Tabel 4.4

3. Disposisi a. Karakteristik masyarakat jujur dan cenderung apatis

Yang dimaksudkan adalah karakteristik masyarakat cenderung jujur

dalam melaporkan kejadian sebenarnya yang ada di wilayah mereka

hanya saja sebagian besar masyarakat cenderung apatis dalam

menggunakan Qlue.

4. Struktur

Organisasi

a. Pihak RW harus berperan aktif memenuhi laporan masyarakat

minimal 3 laporan dalam sehari.

Yang dimaksudkan adalah RW harus berperan aktif dalam memenuhi

laporan minimal 3 dalam sehari dengan alasan karena mayoritas

warga tidak berpartisipasi dalam melaporkan keluhan di wilayah

mereka. Tiga laporan dalam sehari , pihak RW diberikan intensif

sebesar Rp 12.500/laporan.

Sumber: Peneliti

Page 97: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

82

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Qlue adalah aplikasi berbasiskan media sosial yang memberikan kemudahan

pengguna smartphone (HP) melaporkan keberatan, keluhan atau aduan tentang

sampah, banjir, parkir liar, kemacetan lalu lintas, pedagang kaki lima, kerusakan

jalan-jalan, gorong-gorong rusak, dan lain-lain dengan jalan menggugah file teks

atau foto. Laporan itu langsung masuk ke smartcity.jakarta.go.id. dan segera

disebarluaskan kepada petugas harian yang terhubung ke kelurahan-kelurahan

DKI Jakarta untuk ditindaklanjuti. Melalui cara kerja demikian, pemerintah DKI

dapat memonitor apakah laporan itu ditindaklanjuti atau tidak oleh instansi yang

berwenang di pemerintahan DKI. Hal ini, karena semua telah terekam di Qlue,

sehingga kebuntuan penyelesaian laporan warga DKI dapat segera diselesaikan

dengan memotong pelaporan yang terpasung oleh mata rantai birokrasi yang lama

dan bertele-tele menjadi cepat, sederhana, mudah dan murah dengan kemudahan

teknologinya.

PPSU (Pekerja Penanganan Sarana dan Prasarana Umum) atau yang lebih

dikenal dengan pasukan oranye adalah perangkat kelurahan yang befungsi

mengoptimalkan pelayanan terhadap masyarakat yang bergerak langsung dari

instruksi lurah atau berkoordinasi langsung dengan aplikasi Qlue.

1. Program Qlue bertujuan mewadahi keluhan-keluhan masyarakat mengenai

sarana dan prasarana umum melalui perangkat android dan ios. Namun

sayangnya kurangnya sosialisasi dari pihak kelurahan kepada masyarakat

Page 98: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

83

mengenai adanya program ini membuat tingkat partisipasi masyarakat

rendah dan mengharuskan RW berperan aktif untuk menjalankan program

ini.

2. PPSU yang sering disebut juga pasukan oranye adalah perangkat

kelurahan yang memiliki tugas pokok dalam mengakomodasi

pemeliharaan sarana dan prasarana umum. Selain itu PPSU juga bertugas

mengakomodasi keluhan-keluhan masyarakat dalam Qlue yang masuk dari

kelurahan setempat.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka saran yang dapat

peneliti rekomendasikan, yaitu:

1. Pihak kelurahan harus mensosialisasikan program Qlue kepada RW dan

mengharuskan RW melanjutkan sosialisasinya kepada warga-warga

setempat agar masyarakat semakin tahu tentang adannya program ini dan

bisa ikut partisipasi. Hal ini agar semua masyarakat dapat merasakan

manfaat dari program Qlue ini dan mewujudkan kota Jakarta yang lebih

baik lagi kedepannya.

2. Program ini harus tetap diawasi oleh pemerintah Provinsi DKI Jakarta agar

berjalan sebagaimana mestinya dan agar manfaatnya bias dirasakan oleh

masyarakat Jakarta sendiri. Dari pihak masyarakat juga harus ditanamkan

kesadaran diri untuk tidak melalukan hal-hal yang bisa merusak sarana dan

prasarana umum yang ada agar tidak merugikan masyarakat yang lain, dan

bila perlu diberi sanksi atas tindakan masyarakat itu sendiri yang kurang

disiplin menjaga fasilitas yang disediakan.

Page 99: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

84

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abdul Wahab, Solichin. 2008. Analisis Kebijaksaan Dari Formulasi Ke

Implementasi Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi Aksara.

Agustino, Leo. 2008. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.

Caldow, Janet. 2001. Intitute for Electronic Government. UK : IBM Corporation.

Caragliu. A, C. Del Bo, and P. Nijkamp, “Smart cities in Europe”, Journal of

Urban Technology, vol. 18(2), pp. 65-82, 2011.

Giffinger. R, C. Fertner, H. Kramar, R. Kalasek, N. Pichler-Milanovic, and E.

Meijers. 2007. “Smart Cities - Ranking of European medium-sized cities”,

Vienna University of Technology.

Holle, Erick S. 2011. Pelayanan Publik Melalui Electronic Government : Upaya

Meminimalisir Praktek Maladministrasi Dalam Meningkatan Public

Service. Jurnal Sasi Vol.17 No.3 Bulan Juli-September 2011.

Jogiyanto. 2005. Analisis & Desain. Andi. Yogyakarta

Kiymaz, Halili and baker, H. Kent., 2008, “Short–Term Performance, Industry

Effects, and Motives: Evidence from Large M&As,” Quarterly Journal Of

Finance and Accounting, 47(2): 17.

Dokumen

Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia.

Nomor 63 Tahun 2003.

Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

Sumber Lain

Muliarto, Hendro. 2015. Konsep Smart City Smart Mobility. Bandung: Institut

Teknologi Bandung.

Purnowati, Wiwin dan Ismini. 2014. Konsep Smart City dan Pengembangan

Pariwisata di Kota Malang. Malang: Universitas Widyagama.

Daido, Andi Zulkifli. 2015. Analisis Program Smart City di Kota Makasar.

Skripsi. Makasar: FISIP Universitas Hasanudin.

Page 100: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

85

Nurcahyani, Siti Mutia. 2015. Penerapan E-Government Kelurahan di Kantor

Kelurahan Karampuang Kecamatan Panakkukang Kota Makasar. Skripsi.

Makasar: FISIP Universitas Hasanudin.

smartcity.jakarta.go.id (diakses pada tanggal 7 Agustus 2017 pukul 20.04)

http://mihok.my.id/analisis-strategi-implementasi-qlue-pemda-dki/ (diakses pada

tanggal 10 Desember 2017 pukul 19.20)

Page 101: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

86

LAMPIRAN

Page 102: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

87

SURAT KETERANGAN INFORMAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Pangestu Aji Swandhanu

Pekerjaan/Jabatan : Lurah Meruya Utara

Usia : 50 tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Menyatakan benar bahwa dilaksanakan wawancara untuk kepentingan penelitian

Mata Kuliah SKRIPSI yang dilakukan oleh nama sebagaimana tersebut di bawah

ini :

Nama : Syaiful Rachman

Pekerjaan/Jabatan : Mahasiswa

Fakultas/Jurusan : FISIP /Administrasi Publik

NIM : 6661131032

Dan saya tidak keberatan apabila mana yang dalam penelitian ini dicantumkan

guna keperluan keabsahan dalam penelitian ini.

Demikianlah semoga data ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya untuk

bahan penelitian.

Jakarta, 15 Januari 2018

Pangestu Adji Swandhanu

Page 103: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

88

SURAT KETERANGAN INFORMAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : H. Simun

Pekerjaan/Jabatan : Ketua RW 02

Usia : 65 tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Menyatakan benar bahwa dilaksanakan wawancara untuk kepentingan penelitian

Mata Kuliah SKRIPSI yang dilakukan oleh nama sebagaimana tersebut di bawah

ini :

Nama : Syaiful Rachman

Pekerjaan/Jabatan : Mahasiswa

Fakultas/Jurusan : FISIP /Administrasi Publik

NIM : 6661131032

Dan saya tidak keberatan apabila mana yang dalam penelitian ini dicantumkan

guna keperluan keabsahan dalam penelitian ini.

Demikianlah semoga data ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya untuk

bahan penelitian.

Jakarta, 15 Januari 2018

H. Simun

Page 104: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

89

SURAT KETERANGAN INFORMAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Naang Majid

Pekerjaan/Jabatan : Ketua RW 08

Usia : 46 tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Menyatakan benar bahwa dilaksanakan wawancara untuk kepentingan penelitian

Mata Kuliah SKRIPSI yang dilakukan oleh nama sebagaimana tersebut di bawah

ini :

Nama : Syaiful Rachman

Pekerjaan/Jabatan : Mahasiswa

Fakultas/Jurusan : FISIP /Administrasi Publik

NIM : 6661131032

Dan saya tidak keberatan apabila mana yang dalam penelitian ini dicantumkan

guna keperluan keabsahan dalam penelitian ini.

Demikianlah semoga data ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya untuk

bahan penelitian.

Jakarta, 15 Januari 2018

Naang Majid

Page 105: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

90

SURAT KETERANGAN INFORMAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Abdul Jaelani

Pekerjaan/Jabatan : Ketua Regu PPSU Meruya Utara

Usia : 41 tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Menyatakan benar bahwa dilaksanakan wawancara untuk kepentingan penelitian

Mata Kuliah SKRIPSI yang dilakukan oleh nama sebagaimana tersebut di bawah

ini :

Nama : Syaiful Rachman

Pekerjaan/Jabatan : Mahasiswa

Fakultas/Jurusan : FISIP /Administrasi Publik

NIM : 6661131032

Dan saya tidak keberatan apabila mana yang dalam penelitian ini dicantumkan

guna keperluan keabsahan dalam penelitian ini.

Demikianlah semoga data ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya untuk

bahan penelitian.

Jakarta, 15 Januari 2018

Abdul Jaelani

Page 106: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

91

SURAT KETERANGAN INFORMAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Rahmat Muharam

Pekerjaan/Jabatan : Anggota PPSU Meruya Utara

Usia : 26 tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Menyatakan benar bahwa dilaksanakan wawancara untuk kepentingan penelitian

Mata Kuliah SKRIPSI yang dilakukan oleh nama sebagaimana tersebut di bawah

ini :

Nama : Syaiful Rachman

Pekerjaan/Jabatan : Mahasiswa

Fakultas/Jurusan : FISIP /Administrasi Publik

NIM : 6661131032

Dan saya tidak keberatan apabila mana yang dalam penelitian ini dicantumkan

guna keperluan keabsahan dalam penelitian ini.

Demikianlah semoga data ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya untuk

bahan penelitian.

Jakarta, 15 Januari 2018

Rahmat Muharam

Page 107: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

92

SURAT KETERANGAN INFORMAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nur Aeni

Pekerjaan/Jabatan : Anggota PPSU

Usia : 36 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Menyatakan benar bahwa dilaksanakan wawancara untuk kepentingan penelitian

Mata Kuliah SKRIPSI yang dilakukan oleh nama sebagaimana tersebut di bawah

ini :

Nama : Syaiful Rachman

Pekerjaan/Jabatan : Mahasiswa

Fakultas/Jurusan : FISIP /Administrasi Publik

NIM : 6661131032

Dan saya tidak keberatan apabila mana yang dalam penelitian ini dicantumkan

guna keperluan keabsahan dalam penelitian ini.

Demikianlah semoga data ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya untuk

bahan penelitian.

Jakarta, 15 Januari 2018

Nur Aeni

Page 108: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

93

SURAT KETERANGAN INFORMAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : H. Mursan

Pekerjaan/Jabatan : Tokoh Masyarakat

Usia : 74 tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Menyatakan benar bahwa dilaksanakan wawancara untuk kepentingan penelitian

Mata Kuliah SKRIPSI yang dilakukan oleh nama sebagaimana tersebut di bawah

ini :

Nama : Syaiful Rachman

Pekerjaan/Jabatan : Mahasiswa

Fakultas/Jurusan : FISIP /Administrasi Publik

NIM : 6661131032

Dan saya tidak keberatan apabila mana yang dalam penelitian ini dicantumkan

guna keperluan keabsahan dalam penelitian ini.

Demikianlah semoga data ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya untuk

bahan penelitian.

Jakarta, 15 Januari 2018

H. Mursan

Page 109: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

94

SURAT KETERANGAN INFORMAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Suratmi Sudibjo

Pekerjaan/Jabatan : Ibu Rumah Tangga

Usia : 50 tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Menyatakan benar bahwa dilaksanakan wawancara untuk kepentingan penelitian

Mata Kuliah SKRIPSI yang dilakukan oleh nama sebagaimana tersebut di bawah

ini :

Nama : Syaiful Rachman

Pekerjaan/Jabatan : Mahasiswa

Fakultas/Jurusan : FISIP /Administrasi Publik

NIM : 6661131032

Dan saya tidak keberatan apabila mana yang dalam penelitian ini dicantumkan

guna keperluan keabsahan dalam penelitian ini.

Demikianlah semoga data ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya untuk

bahan penelitian.

Jakarta, 15 Januari 2018

Suratmi Sudibjo

Page 110: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

95

SURAT KETERANGAN INFORMAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Temi Irwanto

Pekerjaan/Jabatan : Freelance

Usia : 28 tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Menyatakan benar bahwa dilaksanakan wawancara untuk kepentingan penelitian

Mata Kuliah SKRIPSI yang dilakukan oleh nama sebagaimana tersebut di bawah

ini :

Nama : Syaiful Rachman

Pekerjaan/Jabatan : Mahasiswa

Fakultas/Jurusan : FISIP /Administrasi Publik

NIM : 6661131032

Dan saya tidak keberatan apabila mana yang dalam penelitian ini dicantumkan

guna keperluan keabsahan dalam penelitian ini.

Demikianlah semoga data ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya untuk

bahan penelitian.

Jakarta, 15 Januari 2018

Temi Irwanto

Page 111: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

96

MEMBER CHECK

Nama : Pangestu Aji Swandhanu

Jabatan : Lurah Meruya Utara

Waktu wawancara : 15 November 2018

Lokasi wawancara : di Wilayah Kelurahan Meruya Utara

Hasil wawancara :

Qlue di wilayah kelurahan Meruya Utara sejauh ini sudah berjalan cukup

baik, pengaduan-pengaduan dari masyarakat pun kami respon dan diproses

dengan waktu 2x24 jam.

Dari hasil wawancara dengan Lurah Meruya Utara mengenai pelaksanaan

program Qlue di Kelurahan Meruya Utara sudah berjalan baik, partisipasi dari

masyarakat sekitar pun sudah bagus, sudah mulai menggunakan aplikasi Qlue ini

sebagaimana mestinya dan pengaduan tersebut sudah cukup direspon dengan baik

oleh pihak kelurahan dengan batas waktu yang telah ditentukan oleh kebijakan

yang telah dibuat di masing-masing kelurahan.

Kami mengadakan penyuluhan untuk para ketua RW mengenai adanya

program Qlue yang bertujuan untuk kelancaran dari program tersebut, tetapi

tidak ada pelatihan, hanya sekedar penyuluhan ke setiap rukun warga.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Lurah Meruya Utara maka dapat

disimpulkan bahwa komunikasi mengenai program Qlue dari Lurah kepada para

ketua RW di lingkungan Kelurahan Meruya Utara bisa berjalan lancar meskipun

hanya ada penyuluhan dari pihak Kelurahan ke ketua RW. Masyarakat DKI

Jakarta sebelumnya sudah cukup mengetahui tentang adanya konsep Jakarta

Smart City.

Mengetahui,

Informan Peneliti

Pangestu Aji Swandhanu

Page 112: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

97

MEMBER CHECK

Nama : H. Simun

Jabatan : Ketua RW 02

Waktu wawancara : 7 November 2017

Lokasi wawancara : Rumah Ketua RW 02

Hasil wawancara :

Penyuluhan langsung sih tidak ada, saya Cuma kasih tau dari mulut ke mulut aja.

Komunikasi antara ketua RW dan masyarakat mengenai adanya program Qlue

dinilai kurang. Padahal komunikasi tentang program Qlue ini tidak sebatas antara

kelurahan dengan ketua RW tetapi butuh partisipasi masyarakat karena tujuan dari

program Qlue adalah melayani masyarakat dalam menangani pengaduan-

pengaduan yang masuk tentang sarana dan prasarana umum. Seharusnya diakan

penyuluhan ke rumah-rumah warga agar masyarakat lebih bisa ikut berpartisipasi.

Adanya target dari kelurahan untuk menggunakan Qlue minimal 1 kali dalam

sehari, hal ini untuk memastikan bahwa program Qlue berjalan dengan benar.

Saya cuma ngasih tau masyarakat tentang adanya program Qlue di masjid atau

mushola setelah Shalat berjamaah atau setelah pengajian.

Mengenai peran aktif para ketua RW dalam memenuhi laporan dari

masyarakat kepada pihak kelurahan itu adalah salah satu kewajiban sebagai ketua

RW setempat maupun yang ada di DKI Jakarta dalam melancarkan pelaksanaan

program Qlue yang ada di masing-masing kelurahan.

Mengetahui,

Informan Peneliti

H. Simun

Page 113: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

98

MEMBER CHECK

Nama : Naang Majid

Jabatan : Ketua RW 08

Waktu wawancara : 7 November 2017

Lokasi wawancara : Rumah Ketua RW 08

Hasil wawancara :

Saya sempat mengadakan penyuluhan terhadap warga akan tetapi tidak

menyeluruh.

Mengenai komunikasi antara ketua RW dan masyarakat mengenai adanya

program Qlue dinilai kurang. Padahal komunikasi tentang program Qlue ini tidak

sebatas antara kelurahan dengan ketua RW tetapi butuh partisipasi masyarakat

karena tujuan dari program Qlue adalah melayani masyarakat dalam menangani

pengaduan-pengaduan yang masuk tentang sarana dan prasarana umum.

Penyuluhan dari RW ke masyarakat tentang adanya program Qlue ternyata

memang diadakan di lingkungan RW setempat walaupun tidak seluruh lapisan

masyarakat tetapi masyarakat sekitar kebanyakan sudah mengetahui tentang

adanya program Qlue ini. Seharusnya diakan penyuluhan ke rumah-rumah warga

agar masyarakat lebih bisa ikut berpartisipasi.

Karena sudah jadi kewajiban semua ketua RW yang ada di Jakarta.

Mengenai peran aktif para ketua RW dalam memenuhi laporan dari

masyarakat kepada pihak kelurahan itu adalah salah satu kewajiban sebagai ketua

RW setempat maupun yang ada di DKI Jakarta dalam melancarkan pelaksanaan

program Qlue yang ada di masing-masing kelurahan.

Mengetahui,

Informan Peneliti

Naang Majid

Page 114: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

99

MEMBER CHECK

Nama : Abdul Jaelani

Jabatan : Ketua Regu PPSU Meruya Utara

Waktu wawancara : 8 November 2017

Lokasi wawancara : Wilayah Meruya Utara

Hasil wawancara :

Kita sih sudah ada pekerjaan rutin seperti menyapu jalanan, bersih-bersih

saluran air lalu bersih-bersih sampah di jalanan. Tapi kalau ada laporan dari

Qlue, baru kita turun ke lokasi sesuai dengan siapa yang wilayah tugasnya paling

dekat sama lokasi laporan yang masuk.

Mengenai pembagian tugas dalam menindaklanjuti laporan masyarakat yaitu

laporan pengaduan warga akan langsung ditanggapi oleh pihak kelurahan melalui

PPSU dan PPSU yang akan menindaklanjuti pengaduan dari masyarakat

berdasarkan instruksi dari pihak kelurahan. Apabila tingkat partisipasi masyarakat

rendah maka RW yang berperan untuk memenuhi laporan harian.

Dalam seminggu itu, paling ada 4 keluhan yang kita tangani sampai tuntas,

soalnya satu keluhan harus diproses dulu supaya bisa ditindaklanjuti sama tim

PPSU setempat yang diberi batas waktu 2 hari kerja.

Mengenai banyaknya pengaduan dari masyarakat melalui aplikasi Qlue yang

dapat ditindaklanjuti dalam seminggu oleh PPSU yaitu tiga hingga empat keluhan

selama satu minggu setelah diproses dan diberi tugas oleh pihak kelurahan dan

ketua RW setempat dengan batas estimasi pengerjaan dua hari kerja. Hal tersebut

juga tergantung pada sulit atau tidaknya pengaduan dari masyarakat sehingga

tidak memakan waktu yang cukup banyak dan bisa mengerjakan pengaduan

masyarakat yang lainnya.

Mengetahui,

Informan Peneliti

Abdul Jaelani

Page 115: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

100

MEMBER CHECK

Nama : Rahmat Muharam

Jabatan : Anggota PPSU Meruya Utara

Waktu wawancara : 8 November 2017

Lokasi wawancara : Wilayah Meruya Utara

Hasil wawancara :

Tentang pembagian tugas, tanpa adanya laporan dari masyarakat PPSU sudah

memiliki perkerjaan rutin setiap harinya. Seperti menyapu jalan, pembersihan

saluran air dan juga pembersihan rumput liar yang ada di sepanjang jalan.

Mengenai pembagian tugas dalam menindaklanjuti laporan masyarakat yaitu

laporan pengaduan warga akan langsung ditanggapi oleh pihak kelurahan melalui

PPSU dan PPSU yang akan menindaklanjuti pengaduan dari masyarakat

berdasarkan instruksi dari pihak kelurahan. Apabila tingkat partisipasi masyarakat

rendah maka RW yang berperan untuk memenuhi laporan harian.

Mengetahui,

Informan Peneliti

Rahmat Muharam

Page 116: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

101

MEMBER CHECK

Nama : Nur Aeni

Jabatan : Anggota PPSU Meruya Utara

Waktu wawancara : 8 November 2017

Lokasi wawancara : Wilayah Meruya Utara

Hasil wawancara :

Tidak ada pembagian kerja yang jelas, saya cuma ikut instruksi dari ketua regu.

Mengenai pembagian tugas kerja dalam menindaklanjuti laporan masyarakat

melalui Qlue, pembagian tugas dalam satu regu PPSU tidak ada, hanya diberikan

instruksi dari ketua regu PPSU masing-masing. Untuk menindaklanjuti pengaduan

masyarakat melalu aplikasi Qlue itu tergantung dari adanya pengaduan atau tidak,

jikalau ada pengaduan masyarakat, kami akan diberitahukan oleh pihak kelurahan

untuk segera menindaklanjuti dengan waktu yang sudah ditetapkan.

Paling banyak itu 3 sampai 4 pengaduan ya dalam seminggu yang bisa kami

tindak lanjut. Itu juga kalau proses dan penyelesaiannya tidak memakan waktu

banyak.

Mengenai banyaknya pengaduan dari masyarakat melalui aplikasi Qlue yang

dapat ditindaklanjuti dalam seminggu oleh PPSU yaitu tiga hingga empat keluhan

selama satu minggu setelah diproses dan diberi tugas oleh pihak kelurahan dan

ketua RW setempat dengan batas estimasi pengerjaan dua hari kerja. Hal tersebut

juga tergantung pada sulit atau tidaknya pengaduan dari masyarakat sehingga

tidak memakan waktu yang cukup banyak dan bisa mengerjakan pengaduan

masyarakat yang lainnya.

Mengetahui,

Informan Peneliti

Nur Aeni

Page 117: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

102

MEMBER CHECK

Nama : H. Mursan

Jabatan : Tokoh Masyarakat (Warga Meuya Utara)

Waktu wawancara : 9 November 2017

Lokasi wawancara : Rumah

Hasil wawancara :

Iya tahu dari anak saya, waktu itu pernah coba untuk pakai aplikasinya.

Mengenai komunikasi ternyata masyarakat kurang mengetahui tentang

program pemerintah DKI Jakarta yang berbasis aplikasi di smartphone ini karena

kurangnya sosialisasi ataupun penyuluhan ke lingkungan masyarakatnya dan

hanya sebagian dari masyarakat yang mengetahui keberadaan Qlue, tetapi Qlue

tetap berjalan karena hanya sebagian masyarakat sekitar yang tidak mengetahui.

Qlue juga akan tetap berjalan karena pihak kelurahan mengharuskan para ketua

RW yang ada dilingkungan Kelurahan Meruya Utara ikut serta berperan aktif

dalam menjalankan program ini demi terwujudnya kota Jakarta yang lebih baik.

Untuk orang seusia saya, ini tidak cukup mudah karna beberapa kali saya minta

diajarin sama anak saya.

Mengenai pengoperasian aplikasi Qlue di smartphone dapat disimpulkan

bahwa pengoperasian aplikasi Qlue untuk sebagian masyarakat menganggap

aplikasi Qlue cukup mudah digunakan tetapi untuk sebagian masyarakat yang lain

yang usianya tergolong lebih tua atau paruh baya mengatakan aplikasi ini sulit

dioperasikan.

Alhamdulilah, kalo buat masalah-masalah sampah sih udah kerasa manfaatnya

soalnya penanganannya cepat.

Mengenai manfaat yang sudah dirasakan oleh masyarakat dengan adanya

program Qlue bahwa sudah terasa manfaat dari program tersebut walaupun ada

beberapa hal yang belum terasa manfaatnya, tetapi penanganan dan respon

mengenai pengaduannya cukup cepat dan tanggap. Kemungkinan beberapa hal

yang belum terasa manfaat dari program Qlue ini dikarenakan dari pengaduan dari

masyarakat yang kurang jelas sehingga menyulitkan PPSU untuk menindaklanjuti

pengaduan tersebut.

Page 118: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

103

Mengetahui,

Informan Peneliti

H. Mursan

Page 119: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

104

MEMBER CHECK

Nama : Suratmi Sudibjo

Jabatan : Ibu Rumah Tangga

Waktu wawancara : 9 November 2017

Lokasi wawancara : Rumah

Hasil wawancara :

Kalau saya rasa sih nggak sulit yah, soalnya masyarakat sekarang sudah terbiasa

pake aplikasi di smartphone.

Mengenai pengoperasian aplikasi Qlue di smartphone dapat disimpulkan

bahwa pengoperasian aplikasi Qlue untuk sebagian masyarakat menganggap

aplikasi Qlue cukup mudah digunakan tetapi untuk sebagian masyarakat yang lain

yang usianya tergolong lebih tua atau paruh baya mengatakan aplikasi ini sulit

dioperasikan.

Untuk beberapa permasalahan kecil terkait dengan kebersihan sudah dapat di

rasakan manfaatnya, Cuma ada beberapa juga yang belum saya rasakan

manfaatnya.

Mengenai manfaat yang sudah dirasakan oleh masyarakat dengan adanya

program Qlue bahwa sudah terasa manfaat dari program tersebut walaupun ada

beberapa hal yang belum terasa manfaatnya, tetapi penanganan dan respon

mengenai pengaduannya cukup cepat dan tanggap. Kemungkinan beberapa hal

yang belum terasa manfaat dari program Qlue ini dikarenakan dari pengaduan dari

masyarakat yang kurang jelas sehingga menyulitkan PPSU untuk menindaklanjuti

pengaduan tersebut.

Mengetahui,

Informan Peneliti

Suratmi Sudibjo

Page 120: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

105

MEMBER CHECK

Nama : Temi Irwanto

Jabatan : Freelance

Waktu wawancara : 9 November 2017

Lokasi wawancara : Rumah

Hasil wawancara :

Tidak, saya tidak tahu tentang adanya Qlue.

Mengenai komunikasi ternyata masyarakat kurang mengetahui tentang

program pemerintah DKI Jakarta yang berbasis aplikasi di smartphone ini karena

kurangnya sosialisasi ataupun penyuluhan ke lingkungan masyarakatnya dan

hanya sebagian dari masyarakat yang mengetahui keberadaan Qlue.

Mengetahui,

Informan Peneliti

Temi Irwanto

Page 121: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

106

Foto dengan Lurah Meruya Utara

Page 122: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

107

Foto dengan PPSU kelurahan Meruya Utara

Page 123: IMPLEMENTASI SK GUBERNUR DKI NOMOR 903 TAHUN 2016 …

108

KEPGUB NO.903 TAHUN 2016