IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 …

29
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993 142 IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 PADA LP3I COLLEGE JAKARTA Oleh : Wiwiet Prihatmaji Administrasi Bisnis, Politeknik LP3I Jakarta Gedung sentra Kramat Jl. Kramat Raya No. 7-9 Jakarta Pusat 10450 Telp. 021 31904598 Fax. 021 31904599 Email : [email protected] ABSTRAK Upaya meningkatkan mutu dan pelayanan pendidikan menjadi agenda utama bagi LP3I College Jakarta dalam menghadapi tantangan globalisasi. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 telah digunakan oleh LP3I College sebagai sarana perbaikan proses dalam peningkatan mutu dan pelayanan pendidikan di Lembaga. Dengan diterapkannya Sistem Manajemen Mutu di LP3I College, diharapakan Lembaga akan selalu memberikan pelayanan yang terbaik atau berkualitas, dapat meningkatkan kompentesi, dan mendapatkan pengakuan international sebagai institusi yang berkomitmen terhadap mutu. Kendalan yang dihadapi oleh LP3I College dalam implementasi ISO 9001 berupa Motivasi Karyawan dan Teknis Implementasi disetiap direktorat dan bagian. Peningkatan Motivasi Karyawan dilakukan dengan menjaga komitmen terhadap mutu, sharing dan sosialisasi ISO 9001 disetiap rapat BOD, rapat Executive dan rapat Karyawan. Kendala Teknis Implementasi diatasi denangan sosialisasi yang gencar, evaluasi training, simulasi ISO 9001, dan bimbingan langsung dari Wakil Manajemen. PENDAHULUAN Globalisasi menunai tantangan dalam optimalisasi organisasi, semua pihak dituntut untuk mempersiapkan diri untuk mampu bertahan(survive) dalam mengahadapi kondisi tersebut. Seiring dengan globalisasi ini, standardisasi manajemen telah menjadi isu utama lebih khusus lagi standardisasi tentang sistem manajemen mutu. Salah satu standar sistem manajemen mutu yang telah berkembang di negara maju dan bahkan di negara-negara berkembang adalah ISO 9001. Standar ini merupakan sarana atau alat untuk mencapai tujuan mutu dalam menerapkan Total Quality Control yang diharapkan mampu menjawab perkembangan globalisasi dimana tujuan akhirnya adalah mencapai efektifitas dan efisiensi suatu organisasi. Standar ini merupakan salah satu standar yang diakui secara internasional, yang selanjutnya sudah diadopsi oleh Indonesia menjadi SNI

Transcript of IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 …

Page 1: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 …

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993

142

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU

ISO 9001:2008 PADA LP3I COLLEGE JAKARTA

Oleh :

Wiwiet Prihatmaji

Administrasi Bisnis, Politeknik LP3I Jakarta

Gedung sentra Kramat Jl. Kramat Raya No. 7-9 Jakarta Pusat 10450 Telp. 021 – 31904598 Fax. 021 – 31904599

Email : [email protected]

ABSTRAK

Upaya meningkatkan mutu dan pelayanan pendidikan menjadi agenda utama bagi

LP3I College Jakarta dalam menghadapi tantangan globalisasi. Sistem

Manajemen Mutu ISO 9001 telah digunakan oleh LP3I College sebagai sarana

perbaikan proses dalam peningkatan mutu dan pelayanan pendidikan di Lembaga.

Dengan diterapkannya Sistem Manajemen Mutu di LP3I College, diharapakan

Lembaga akan selalu memberikan pelayanan yang terbaik atau berkualitas, dapat

meningkatkan kompentesi, dan mendapatkan pengakuan international sebagai

institusi yang berkomitmen terhadap mutu. Kendalan yang dihadapi oleh LP3I

College dalam implementasi ISO 9001 berupa Motivasi Karyawan dan Teknis

Implementasi disetiap direktorat dan bagian. Peningkatan Motivasi Karyawan

dilakukan dengan menjaga komitmen terhadap mutu, sharing dan sosialisasi ISO

9001 disetiap rapat BOD, rapat Executive dan rapat Karyawan. Kendala Teknis

Implementasi diatasi denangan sosialisasi yang gencar, evaluasi training, simulasi

ISO 9001, dan bimbingan langsung dari Wakil Manajemen.

PENDAHULUAN

Globalisasi menunai tantangan dalam optimalisasi organisasi, semua pihak

dituntut untuk mempersiapkan diri untuk mampu bertahan(survive) dalam

mengahadapi kondisi tersebut. Seiring dengan globalisasi ini, standardisasi

manajemen telah menjadi isu utama lebih khusus lagi standardisasi tentang sistem

manajemen mutu.

Salah satu standar sistem manajemen mutu yang telah berkembang di

negara maju dan bahkan di negara-negara berkembang adalah ISO 9001. Standar

ini merupakan sarana atau alat untuk mencapai tujuan mutu dalam

menerapkan Total Quality Control yang diharapkan mampu menjawab

perkembangan globalisasi dimana tujuan akhirnya adalah mencapai efektifitas dan

efisiensi suatu organisasi. Standar ini merupakan salah satu standar yang diakui

secara internasional, yang selanjutnya sudah diadopsi oleh Indonesia menjadi SNI

Page 2: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 …

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993

143

ISO 9001:2008.

Sebuah organisasi, yang memiliki kualitas tinggi, selalu berusaha keras

untuk memuaskan para pelanggan mereka. Komitmen manajemen puncak

tidaklah cukup untuk menghadirkan layanan/produk yang berkualitas. Masing-

masing organisasi harus menerapkan manajemen kualitas yang terintegrasi dan

melibatkan setiap personil dalam organisasi tersebut. Pada awalnya, standar ISO

9001 dibentuk sebagai parameter bagi pabrik industri. Kemudian, kebutuhan akan

penerapan manajemen kualitas dalam pelayanan industri, yang mengacu pada

standar ISO 9001, menjadi berkembang, termasuk dalam institusi pendidikan.

Dalam era globalisasi, sertifikasi ISO 9001 adalah pengakuan Internasional

terhadap mutu system manajemen suatu organisasi atau institusi pendidikan. Penerapan ISO 9001 merupakan pembuktian bahwa organisasi siap untuk

menghadapi era globalisasi dan sadar bahwa kualitas sebagai hal yang sangat penting,

meliputi: penerapan, pemeliharaan dan peningkatan yang berkesinambungan. Upaya

meningkatkan mutu dan pelayanan pendidikan menjadi agenda utama bagi

LP3I College Jakarta. LP3I College telah menggunakan Sistem Manajemen

Mutu ISO 9001 sebagai sarana perbaikan proses dalam peningkatan mutu

dan pelayanan pendidikan di Lembaga. Dengan diterapkannya Sistem Manajemen Mutu di LP3I College,

diharapakan Lembaga akan selalu memberikan pelayanan yang terbaik atau

berkualitas, dapat meningkatkan kompentesi, dan mendapatkan pengakuan

international sebagai institusi yang berkomitmen terhadap mutu. Hal inilah yang

menjadi dasar bagi peneliti dalam menyusun penelitian ini dengan judul :

“Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Pada LP3I College

Jakarta”.

Identifikasi Masalah

Suatu Sistem Manajemen Mutu merupakan sekumpulan prosedur

terdokumentasi untuk manajemen sistem yang bertujuan untuk menjamin

kesesuian dari suatu proses dan produk (barang/jasa) terhadap kebutuhan atau

persyaratan tertentu.

Berdasarkan judul tersebut diatas, maka penulis mengidentifikasikan

masalah pada :

1. Bagaimana proses dalam penerapan atau implementasi ISO 9001:2008

di LP3I College Jakarta ?

2. Apa masalah yang dialami LP3I College Jakarta dalam penerapan ISO

9001:2008 ?

3. Bagaimana solusi dari masalah-masalah yang dialami di LP3I College

Jakarta dalam penerapan ISO 9001:2008?

Metodologi penelitian

Dalam pembuatan penelitian ini, penulis membutuhkan data-data yang

berhubungan dengan kajian penulis, yaitu bersumber dari :

1. Studi Lapangan (Field Research)

Page 3: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 …

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993

144

Yaitu penelitian dengan cara mendatangi langsung Lembaga yang

menjadi objek kajian. Teknik pengumpulan datanya, yaitu : wawancara

dan observasi.

2. Studi Pustaka (Library Research)

Yaitu pengumpulan data-data dengan cara mempelajari berbagai bentuk

bahan-bahan tertulis seperti buku-buku penunjang kajian, majalah, Internet,

catatan-catatan maupun referensi lain yang bersifat tertulis.

LANDASAN TEORI

Pengertian Mutu atau Kualitas

Beberapa pakar mutu atau kualitas mendefinisikan dengan beragam

interpretasi. Juran (1962) mendefinisikan “mutu adalah kesesuaian dengan tujuan

atau manfaatnya.”Crosby (1979) “mutu adalah kesesuaian dengan kebutuhan yang

meliputiavailability, delivery, realibility, maintainability, dan cost effectivenes

”Feigenbaum (1991) “mutu merupakan keseluruhan karakteristik produk

dan jasa yang meliputi marketing, engineering, manufacture , dan

maintenance,dalam mana produk dan jasa tersebut dalam pemakaianya akan

sesuai dengankebutuhan dan harapan pelanggan.

Menurut David L. Goetsch dan Stanley B Davis (2000 : 443) menyebutkan

definisi sistem mutu sebagai berikut :

”Sistem mutu terdiri dari semua kebijakan, prosedur, rencana,

sumber daya, proses dan penggambaran dari pertanggungjawaban

serta kewenangan, semua disengaja dengan tujuan untuk mencapai

tingkat mutu dari produk atau jasa yang konsisten dengan kepuasan

pelanggan dan tujuan-tujuan organisasi”.

Pengertian ISO (International Organization for Standadization)

Berdasarkan situs resmi ISO (www.iso.org), Organisasi Standar

Internasional (ISO) adalah suatu asosiasi global yang beranggota terdiri dari

badan-badan standardisasi nasional yang beranggotakan tidak kurang dari 140

negara. ISO merupakan suatu organisasi di luar pemerintahan (Non-

Government Organization/NGO) yang berdiri sejak tahun 1947. Misi dari ISO

adalah untuk mendukung pengembangan standarisasi dan kegiatan-kegiatan

terkait lainnya dengan harapan untuk membantu perdagangan internasional, dan

juga untuk membantu pengembangan kerjasama secara global di bidang ilmu

pengetahuan, teknologi, dan kegiatan ekonomi. Kegiatan pokok ISO adalah

menghasilkan kesepakatan-kesepakatan internasional yang kemudian

dipublikasikan sebagai standar internasional.

Banyak pihak melihat adanya suatu ketidakcocokan antara nama lengkap

“International Organization for Standardization” dengan kependekannya ‘ISO’,

dimana ‘IOS’ dianggap lebih tepat. Anggapan itu benar bila penetapan nama

Page 4: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 …

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993

145

didasarkan pada kependekannya. Yang sebenarnya, istilah ISO bukan

merupakan kependekan, tapi merupakan nama dari organisasi internasional

tersebut. “ISO” berasal dari Bahasa Latin (Greek) “isos” yang mempunyai arti

“sama” (equal). Awalan kata “iso-“ juga banyak dijumpai misalnya pada kata

“isometric”, “isomer”, “isonomy”, dan sebagainya.

Dari kata “sama” (equal) menjadi “standar” inilah “ISO” dipilih sebagai

nama organisasi yang mudah untuk dipahami. ISO sebagai nama organisasi juga

dalam rangka menghindari penyingkatan kependekannya bila diterjemahkan ke

dalam bahasa lain dari negara anggota, misalnya IOS dalam bahasa Inggris, atau

OIN (Organisation Internationale de Normalisation) dalam bahasa Perancis, atau

OSI (Organisasi Standardisasi Internasional) dalam bahasa Indonesia. Dengan

demikian, apapun bahasa yang digunakan, organisasi ini namanya tetap ISO.

SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008

Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 (SMM)

Sistem Manajemen Mutu adalah prosedur terdokumentasi dan praktek-

praktek standar untuk manajemen sistem, yang bertujuan untuk menjamin

kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang atau jasa) terhadap kebutuhan

atau persyaratan tertentu, dimana kebutuhan atau persyaratan tertentu tersebut

ditentukan atau dispesifikasikan oleh pelanggan dan organisasi.

Sistem Manajemen Mutu merujuk kepada kebijakan organisasi dalam

mengelola proses atau kegiatan, sehingga produk atau jasa yang dihasilkan

dapat memenuhi tujuan yang telah dicanangkan oleh organisasi itu sendiri,

seperti:

1. Memenuhi kualifikasi pelanggan,

2. Memenuhi peraturan perundang-undangan, atau

3. Tercapainya sasaran organisasi.

ISO 9001:2008

ISO 9001 merupakan standar internasional yang mengatur tentang

Sistem Manajemen Mutu (Quality Management System) dimana prinsip

dasarnya adalah “control” terhadap semua aspek yang dapat mempengaruhi

mutu. ISO 9001 dikeluarkan oleh International Organization for Standarization.

ISO 9001 pertama dikeluarkan pada tahun 1987.

ISO 9001 bertujuan untuk menjamin konsistensi organisasi dalam

menghasilkan produk yang bermutu yang dapat memuaskan pelanggannya.

Untuk tujuan tersebut, ISO 9001 berisi persyaratan-persyaratan mengenai

bagaimana organisasi harus mengendalikan berbagai proses yang dapat

mempengaruhi mutu, baik langsung maupun tidak langsung. Persyaratan

tersebut pada dasarnya adalah sandaran dari praktek-praktek bisnis yang sudah

diakui oleh dunia industri efektif dalam upaya penjaminan mutu.

ISO 9001 bersifat umum atau generik. Persyaratan-persyaratan yang ada

Page 5: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 …

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993

146

di dalamnya dapat diaplikasikan oleh berbagai jenis organisasi, besar atau kecil,

manufaktur atau jasa, swasta maupun badan pemerintah. Setiap organisasi dapat

memilih pendekatan dan cara yang paling sesuai bagi organisasinya dalam

menerapkan persyaratan-persyaratan tersebut, sepanjang maksud dan tujuan dari

persyaratan dapat tercapai.

Adapun tulisan 2008 menunjukkan tahun revisi. Maka ISO 9001:2008

adalah Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 hasil revisi tahun 2008. ISO

9001:2008 adalah Standar Sistem Manajemen Mutu yang telah mendapat

pengakuan dari banyak negara di dunia, seperti: semua negara Uni Eropa,

Amerika, Jepang, Australia, ASEAN, dan di lebih 170 negara.

ISO 9001:2008 bukan merupakan standar produk, karena tidak

menyatakan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah produk

(barang atau jasa). ISO 9001:2008 merupakan standar Sistem Manajemen Mutu.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008

adalah prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk manajemen

sistem, yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk

(barang atau jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu, dimana

kebutuhan atau persyaratan tertentu tersebut ditentukan atau dispesifikasikan

oleh pelanggan dan organisasi.

Manfaat yang diperoleh dari penerapan ISO 9001:2008 ini, antara

lain :

1. meningkatkan kepercayaan pelanggan, jaminan kualitas produk dan

proses,

2. meningkatkan produktivitas perusahaan dan “market gain”,

3. meningkatkan motivasi, moral dan kinerja karyawan,

4. sebagai alat analisa kompetitor perusahaan,

5. meningkatkan hubungan saling menguntungkan dengan pemasok,

6. meningkatkan cost efficiency dan keamanan produk,

7. meningkatkan komunikasi internal,

8. meningkatkan image positif perusahaan, sistem terdokumentasi, serta

media untuk pelatihan dan pendidikan.

Gambar 1: Manfaat Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001

Page 6: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 …

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993

147

Prasyarat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008

Standard ISO 9001:2008 didesain untuk semua perusahaan di semua

ukuran dan semua industri, mengandung persyaratan-persyaratan yang sangat

mempengaruhi semua aspek dalam perusahaan. Persyaratan ISO 9001:2008

terdiri dari beberapa bagian sebagai berikut:

Bagian 1: Sistem Manajemen Mutu

Bagian standard ISO 9001:2008 ini menguraikan pentingnya langkah-

langkah untuk menerapkan sistem manajemen mutu :

a. Identifikasi proses (aktual aktivitas) yang diperlukan untuk sistem

manajemen mutu,

b. Menentukan urutan dan interaksi dari proses-proses tersebut,

c. Menentukan metoda proses-proses tersebut untuk dijalankan secara

efektive dan terkendali,

d. Mempersiapkan semua informasi yang tersedia untuk mendukung

operasional dan pemantauan proses-proses tersebut,

e. Melakukan pengkuran, pemantauan dan analisa proses-proses

tersebut, dan menerapkan tindakan yang perlu untuk memperbaiki

proses dan mencapai peningkatan yang berkesinambungan.

Bagian 2: Tanggung Jawab Manajemen

ISO 9001:2008 memberikan penekanan yang besar pada

komitmentmanajemen puncak (President Director) terhadap mutu. Bagian ini

mensyaratkan kebijakan mutu dan sasaran mutu, yang diperkuat dengan

keterlibatan manajemen puncak terhadap persyaratan pelanggan. Bagian ISO 9001

ini juga mensyaratkan manajemen puncak menetapkan tugas dan tanggung jawab

setiap jabatan dan personil dalam organisasi, termasuk penetapan perwakilan

manajemen ISO 9001:2008.

Bagian 3: Manajemen Sumber Daya

Bagian dari ISO 9001:2008 ini menjelaskan persyaratan bagi sebuah

organisasi untuk menentukan dan menyediakan sumber daya (sebagai contoh;

karyawan, peralatan, fasilitas, dll) yang diperlukan untuk menerapkan dan

meningkatkan proses dari Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dan mencapai

kepuasan pelanggan. Bagian ini juga memasukkan persyaratan pelatihan

karyawan, juga saranan fisik dan lingkungan kerja yang kondusif.

Bagian 4: Realisasi Produk

Standard ISO 9001:2008 mendefinisikan realisasi produk sebagai “urutan

proses dan sub proses yang diperlukan untuk membuat produk.” Bagian ini

menggambarkan sebuah produk didesain, diproduksi, diuji, ditangani, dikirim,

dst. Bagian ini juga berlaku bagi penyedia jasa pendidkan. Penekanannya terletak

pada cara organisasi memahami, mengkomunikasikan dan benar-benar memenuhi

persyaratan pelanggan. Bagian ini juga terdiri dari berbagai persyaratan bagi

desain produk dan perencanaan proses, proyek dan jasa.

Bagian 5: Pengukuran, Analisa dan Peningkatan

Bagian terakhir dari standard ISO 9001:2008 adalah diakhiri dengan

menyediakan persyaratan untuk aktivitas pengukuran dan pemantauan, sehingga

Page 7: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 …

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993

148

organisasi dengan segera dapat mengidentifikasi penyimpangan proses atau

aktivitas dan pelurusan kembali kepada jalur yang benar. Kegiatan pengukuran

pemantauan termasuk diantaranya internal audit dan pemantauan persepsi

pelanggan dengan maksud untuk mengetahui kepuasan pelanggan. Pengukuran

dan pemantauan sebagai pijakan bagi organisasi untuk membuat evaluasi, analisa,

dan perbaikan secara kontinu berdasakan fakta bukan perkiraan. Penekanan dalam

bagian ISO 9001 yang krusial ini harus dicermati oleh Management

Representative agar implementasi, dan peningkatan terhadap kinerja Sistem

Manajemen Mutu berjalan dengan efektif dan efisien.

Gambar 2: Siklus Sistem Manajemen Mutu

Delapan Prinsip Sistem Manajemen Mutu

Delapan prinsip Sistem Manajemen Mutu merupakan rujukan bagi

manajemen senior sebagai kerangka kerja (framework) dalam mengarahkan

organisasi menuju peningkatan kinerja yang berkesinambungan, dan harus

dikontrol, sehingga Sistem Manajemen Mutu dapat diterapkan dengan efektif

dan efisien dalam memajukan organisasi. Prinsip-prinsip tersebut berasal dari

pengalaman dan pengetahuan kolektif dari pakar internasional yang

berpartisipasi dalam ISO Technical Committee ISO / TC 176, Manajemen Mutu

dan Jaminan Mutu, yang bertanggung jawab untuk mengembangkan dan

memelihara standar ISO 9000. Delapan (8) Prinsip Manajemen Mutu ISO yang

dimaksud adalah:

1. Fokus Pelanggan

Organisasi sangat bergantung kepada kebutuhan (needs) dan

harapan (expectations) pelanggan, karenanya, organisasi hendaknya

mampu memahami kebutuhan pelanggan saat ini dan masa

mendatang, dan menjadi keharusan untuk memenuhi prasyarat

pelanggan, bahkan berusaha keras untuk memenuhi harapan

Page 8: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 …

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993

149

pelanggan.

Manfaat Utama:

a. Meningkatakan pendapatan (revenue) dan pangsa pasar (market

share) yang diperoleh melalui flexibilitas dan cepat tanggap

terhadap peluang pasar.

b. Meningkatkan efektivitas dalam penggunaan sumber daya

organisasi untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.

c. Peningkatan loyalitas pelanggan yang mengarah kepada bisnis

berulang (repeat business) atau merekomendasikan bisnis.

2. Kepemimpinan

Pemimpin harus meletakkan kesamaan tujuan dan arah

organisasi, pemimpin puncak perlu menyusun visi perusahaan

dengan jelas dan dilengkapi dengan sasaran dan tujuan yang

konsisten dan didukung pula dengan perencanaan taktis dan strategis.

Manfaat Utama:

a. Karyawan akan memahami dan termotivasi terhadap tujuan dan

sasaran organisasi.

b. Aktivitas organisasi akan dievaluasi, disesuaikan selaras dengan

tujuan dan sasaran organisasi.

c. Memperkecil miskomunikasi antara fungsi organisasi.

3. Keterlibatan seluruh Karyawan

Karyawan di semua tingkat organisasi merupakan intisari sebuah

organisasi, dan keterlibatan penuh dari seluruh karyawan

memungkinkan mereka untuk digunakan bagi kemanfaatan

organisasi.

Manfaat Utama:

a. Sebagai asas motivasi, komitmen, dan peran Karyawan.

b. Menciptakan inovasi dan kreativitas dalam memajukan tujuan

organisasi.

c. Karyawan bertanggungjawab terhadap kewajibannya.

d. Karyawan bersemangat untuk berpartisipasi dan berkontribusi

demi continual improvement.

4. Pendekatan Proses

Pendekatan proses ialah suatu pendekatan untuk perencanaan,

pengendalian, dan peningkatan proses-proses utama dalam

perusahaan (trilogi proses mutu) dengan menekankan pada keinginan

pelanggan daripada keinginan fungsional. Orientasi proses ini

memerlukan perubahan yang cukup signifikan, karena banyak

manajemen yang lebih berorientasi pada produk daripada proses.

Manfaat Utama:

a. Mengurangi biaya dan waktu melalui penggunaan sumber daya

yang efektif.

b. Peningkatan, konsistensi, dan hasil yang dapat diprediksi.

Page 9: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 …

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993

150

c. Fokus dan memprioritaskan peluang untuk maju.

5. Pendekatan Sistem Manajemen

Mengidentifikasi, memahami, dan mengelola (to manage) proses

yang saling berkaitan sebagai suatu sistem yang memberikan

kontribusi terhadap efektifitas dan efisiensi organisasi dalam

mencapai tujuannya.

Manfaat Utama:

a. Integrasi dan penyelarasan proses-proses yang akan memberikan

pencapaian terbaik terhadap hasil yang diinginkan.

b. Kemampuan untuk memfokuskan usaha pada proses kunci.

c. Memberikan kepercayaan/jaminan kepada pihak yang

berkepentingan akan konsistensi, efektifitas, dan efisiensi

organisasi.

6. Perbaikan Berkesinambungan

Peningkatan secara terus menerus dari keseluruhan kinerja

organisasi yang menjadi sasaran tetap organisasi.

Manfaat Utama:

a. Kinerja bertambah baik melalui peningkatan kemampuan

organisasi.

b. Keselarasan akan aktivitas yang bertambah baik pada semua

tingkat untuk suatu maksud strategis organisasi.

c. Fleksibilitas untuk bereaksi dengan cepat dalam menangkap

peluang.

7. Pendekatan Faktual untuk Pengambilan Keputusan

Keputusan yang efektif didasarkan pada analisis data dan

informasi yang faktual. Tidak ada data (bukti implementasi) sama

dengan tidak dilaksanakannya sistem ISO 9001:2008.

Manfaat Utama:

a. Menghasilkan keputusan yang mengikat semua pihak.

b. Peningkatan kemampuan yang menggambarkan efektivitas

keputusan-keputusan yang diambil berdasarkan data dan

informasi yang faktual.

c. Meningkatkan kemampuan dalam mereview keputusan,

menjawab tantangan, merubah sasaran dan kebijakan.

8. Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Pemasok

Organisasi dan pemasok saling ketergantungan satu dengan

lainnya, dan memiliki hubungan yang saling menguntungkan dalam

rangka meningkatkan kemampuan keduanya untuk menciptakan nilai

lebih.

Manfaat utama:

a. Peningkatan kemampuan untuk menciptakan nilai lebih bagi

kedua belah pihak.

Page 10: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 …

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993

151

b. Fleksibilitas dan respon yang cepat terhadap perubahan tuntutan

pasar atau kebutuhan dan harapan pelanggan.

c. Optimalisasi biaya dan sumber daya.

Siklus Plan-Do-Check-Act (PDCA)

ISO 9000 Series merekomendasikan adopsi pendekatan proses ketika

mengembangkan, menerapkan, dan meningkatkan efektivitas suatu Sistem

Manajemen Mutu untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memenuhi

persyaratan pelanggan. Agar sebuah perusahaan dapat berfungsi dengan efektif,

perusahaan harus dapat mengidentifikasi dan mengelola sejumlah kegiatan yang

saling berhubungan. Keuntungan dari pendekatan proses adalah kontrol

yang terus menerus yang diberikannya terhadap hubungan antara proses

individual dalam sistem proses, dan juga terhadap kombinasi dan interaksinya.

Klausul delapan (8) persyaratan ISO 9001:2008 menyatakan

bahwa “Perusahaan harus menetapkan rencana-rencana dan

menerapkan proses-proses pemantauan, pengukuran dan analisis dalam

rangka perbaikan dan peningkatan sistem manajemen mutu

secara berkesinambungan untuk menjaga kesesuaian produk dan

proses terhadap persyaratan-persyaratan yang ditetapkan,

termasuk persyaratan pelanggan dan perundang-undangan yang berlaku.”

Peningkatan mutu merupakan aktivitas teknik dan manajemen, dengan

cara mengukur karakteristik mutu dari produk dan/atau proses, kemudian

membandingkan hasil pengukuran itu dengan spesifikasi produk yang

diinginkan pelanggan, serta mengambil tindakan peningkatan yang tepat apabila

ditemukan ketidaksesuaian di antara kinerja standar dan aktual. Dengan cara ini,

peningkatan mutu merupakan kegiatan berkesinambungan.

Standar sistem manajemen merupakan contoh model, sebagai formula

buah karya para ahli seni manajemen internasional dalam mengemas dan

mengoperasikan suatu Sistem Manajemen. Dasar operasional dari Sistem

Manajemen Mutu Standar ISO adalah Siklus Plan - Do - Check - Act (PDCA).

Plan – menetapkan tujuan dan membuat rencana (menganalisis situasi

organisasi, membentuk keseluruhan tujuan, dan membuat skala prioritas

mengenai target jangka pendek dan jangka panjang, dan mengembangkan

rencana untuk mencapai tujuan dan target tersebut).

Do – mengimplementasikan rencana kerja (melaksanakan apa yang

direncanakan).

Check – mengukur/memantau seberapa jauh hasil actual yang dicapai

sesuai dengan sasaran yang direncanakan.

Act – memperbaiki dan mengembangkan rencana kerja, dan

konsekuen melaksanakan rencana kerja tersebut (melakukan koreksi dan belajar

dari kesalahan yang lalu untuk mengembangkan rencana kerja ke depan guna

mencapai hasil yang lebih baik di masa mendatang).

Page 11: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 …

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993

152

Gambar 3 : Siklus Plan-Do-Check-Act (PDCA)

Perencanaan Implementasi ISO 9001:2008

Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di Perguruan

Tinggi perlu direncanakan dengan baik karena kegiatan ini merupakan suatu

investasi yang sangat besar baik dari sisi pendanaan maupun dari sisi waktu.

Rencana yang baik adalah kunci kesuksesan pelaksanaan. Rencana merupakan

jembatan penghubung masa kini dan masa depan atau posisi saat ini dengan posisi

yang akan datang yang diharapkan. Melalui perencanaan, manajemen

mengkoordinasikan strategi-strategi dan upaya-upaya, mempersiapkan perubahan

dan mengelola perkembangan agar memudahkan dan memperlancar implementasi

dari Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Perencanaan yang baik merupakan

seni membuat hal yang sulit menjadi sederhana sehingga memudahkan untuk

mewujudkan segala sesuatunya menjadi mungkin dilaksanakan, mungkin

diwujudkan dan mungkin dicapai.

Langkah-langkah perencanaan implementasi ISO adalah sebagai berikut :

1. Membangun komitmen manajemen

Komitmen manajemen merupakan hal sangat penting dan utama

dalam membangun Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Karena

PLAN

DOCHECK

ACT

Customer

Satisfaction

PLA

N

DO

CHECK

ACT INVESTIGATE

CLARIFY OBJECTIVES

IDENTIFY POSSIBLE CAUSES

BENCHMARK BEST PRACTICE

IDENTIFY TEAM ROLES

IMPLEMENT QUICK FIX

EVALUATE & VALIDATE

PILOT STUDY SOLUTION

TO VERIFY DATA

COUNTERMEASURE

TRAINING

COMMUNICATION

CORRECT &

STANDARDISE

REVIEW FEEDBACK &

MAKE CORRECTIONS

STANDARDISE DO,

CHECK, ACT

ENLIGHTEN &

IMPLEMENT

CARRY OUT TRIALS TO

PROVE CAUSES

ANALYSE DATA TOUNDERSTAND HOW

PROBLEM OCCURS

IDENTIFY POSSIBLE

SOLUTIONS

Page 12: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 …

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993

153

mereka yang bertanggungjawab dan harus merencanakan strategi

bisnis, kebijakan, sasaran dan ukurannya, serta mereka harus

meninjaunya pula. Komitmen manajemen ditetapkan sebelum

melangkah lebih jauh dalam rencana menerapkan Sistem Manajemen

Mutu ISO 9001:2008 pada Perguruan Tinggi. Tanpa komitmen yang

jelas dan tegas maka kecil kemungkinan pelaksanaan dan penerapan

Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 akan berjalan dan tercapai

baik sesuai dengan yang direncanakan oleh Perguruan Tinggi.

Komitmen adalah power yang utama untuk menggerakkan mesin

manajemen dalam menerapkan Sistem Manajemen Mutu. Tanpa

komitmen dari manajemen puncak/rektor Perguruan Tinggi yang

didukung oleh seluruh warga Perguruan Tinggi maka Sistem

Manajemen Mutu tidak dapat dilaksanakan secara maksimal.

Komitmen manajemen terhadap mutu dapat ditunjukkan sejak awal

melalui penandatanganan pernyataan kebijakan mutu Perguruan

Tinggi, dan berikutnya diikuti oleh sikap dan perilaku manajemen

yang konsisten dalam menerapkan prosedur-prosedur kerja.

Manajemen puncak harus memberi bukti komitmennya pada

penyusunan dan implementasi Sistem Manajemen Mutu serta

perbaikan berkesinambungan dan keefektifannya dengan cara

melakukan hal-hal seperti berikut :

a. Mengkomunikasikan kepada seluruh karyawan tentang pentingnya

pemenuhan dan pelaksanaan persyaratan pelanggan dan

peraturan perundang-undangan.

b. Menetapkan kebijakan mutu Perguruan Tinggi serta

menjalankannya.

c. Memastikan penetapan sasaran mutu yang dijalankan secara

konsisten.

d. Melakukan tinjauan manajemen secara berkala.

e. Memastikan ketersediaan sumber daya.

2. Penunjukkan Wakil Manajemen (Quality Management

Representative/QMR)

Keberhasilan penerapan ISO 9001:2008 di Perguruan Tinggi

bergantung pada beberapa aspek, salah satunya penunjukkan Wakil

Manajemen yang tepat bagi Perguruan Tinggi. Persyaratan ISO

9001:2008 yang menyinggung pengangkatan Wakil Manajemen

tercantum dalam klausul 5.5.2 Wakil Manajemen dan menyatakan :

“Pimpinan perusahaan harus menunjuk atau mengangkat seseorang

yang berasal dari jajaran manajemen dan bertugas (diluar

pekerjaannya sehari-hari) mengelola dan menjamin pelaksaaan ISO

9001:2008 berjalan efektif. Management Representative harus

melaporkan kepada pimpinan perusahaan kinerja sistem 9001:2008 di

perusahaan, termasuk langkah-langkah perbaikan yang diperlukan”

Bukti komitmen yang besar dari pimpinan puncak dan jajaran

manajemen untuk benar-benar menerapkan Sistem Manajemen Mutu

Page 13: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 …

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993

154

ISO 9001:2008 pada Perguruan Tinggi dibuktikan dengan menugaskan

atau mengangkat secara resmi seorang Wakil Manajemen

(Management Representative). Peranan dari Wakil Manajemen adalah

menjamin bahwa Sistem Manajemen Mutu yang didokumentasikan

secara teknik benar dan sesuai dengan persyaratan standar dari Sistem

Manajemen Mutu yang telah ditetapkan.

Wakil Manajemen harus melapor kepada Pimpinan Perguruan

Tinggi agar menjamin bahwa persyaratan-persyaratan standar dari

Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 itu tidak dilanggar oleh

fungsi-fungsi yang lain. Penunjukkan seorang Wakil Manajemen

haruslah orang yang tepat, jangan sampai menunjuk seorang Wakil

Manajemen tanpa mempertimbangkan kemampuan kepemimpinannya

serta pemahamannya tentang sistem yang berlaku pada Perguruan

Tinggi. Sebaiknya Wakil Manajemen adalah personil yang

mempunyai akses komunikasi langsung dengan kepala Perguruan

Tinggi. Dengan demikian pelaksanaan tugas Wakil Manajemen tidak

mengalami hambatan sehingga target dan sasarannya tercapai. Wakil

Manajemen itu dapat ditunjuk dari pejabat wakil rektor atau pembantu

rektor, pembantu direktur, wakil direktur sekolah tinggi pada

Perguruan Tinggi.

Pembentukan Tim ISO 9001

Setelah menugaskan atau mengangkat secara resmi seorang Wakil

Manajemen maka tahap selanjutnya mempersiapkan penerapan Sistem

Manajemen Mutu dengan pembentukan tim ISO 9001. Hal tersebut

penting dilakukan karena Sistem Manajemen Mutu merupakan suatu

sistem manajemen mutu yang penerapannya adalah tanggung jawab

semua pihak seperti Rektor Perguruan Tinggi hingga level yang paling

bawah dalam struktur organisasi Perguruan Tinggi tersebut.

Pembentukan Tim ISO 9001 yang terdiri dari:

a. Seorang Wakil Manajemen yang bertugas untuk mengelola,

memantau, mengevaluasi dan mengkoordinasikan Sistem

Manajemen Mutu di lapangan untuk meningkatkan operasi dan

perbaikan yang efektif dan efisien.

b. Seorang panel audit yang bertugas mengkoordinasi

pelaksanaan Audit Mutu Internal Perguruan Tinggi.

c. Seorang pusat pengendali dokumen, yang bertugas

mengendalikan seluruh dokumen mutu Perguruan Tinggi

dalam menerapkan Sistem Manajemen Mutu mulai dari

mendistribusikan, menyimpan, memelihara, menarik dokumen,

menghancurkan dan memastikan bahwa dokumen mutu yang

beredar adalah dokumen terkini dan paling mutakhir.

d. Personil wakil dari tiap-tiap unit kerja yang bertugas membuat

dan membangun Sistem Manajemen Mutu di lingkungan

bagiannya serta dapat dilibatkan sebagai calon auditor internal

Page 14: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 …

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993

155

yang akan mengaudit kondisi penerapan Sistem Manajemen

Mutu di internal Perguruan Tinggi.

3. Gap Assessment

Wakil Manajemen dan Team ISO 9001 melakukan analisa

terhadap ketersediaan Dokumen dan Rekaman yang dimiliki oleh

Lembaga saat belum tersertifikasi ISO 9001, dan membandingkan

dengan Dokumen dan Rekaman yang menjadi Persyaratan Sistem

Manajemen Mutu ISO 9001.

Dari hasil Gap Analysis tersebut dibuat Rencana Kerja atau Schedule

Pembangunan dan Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001

yang diawali dengan Komitmen Top Manajemen dan di akhiri dengan

penyerahan Sertfifikasi ISO 9001 oleh Badan Sertifikasi ISO 9001.

4. Awareness Training: Pelatihan Pemahaman Sistem Manajemen Mutu

bagi Manajemen dan Karyawan

Pelatihan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 ini bertujuan untuk

memberikan kesadaran mutu bagi Pimpinan Perguruan Tinggi dan

memberikan pemahaman persyaratan kepada Tim ISO. Pelatihan itu

antara lain meliputi pelatihan kesadaran mutu (quality awareness) bagi

Direksi dan Tim ISO 9001 sehingga dapat memberikan pemahaman

mengenai :

a. Sejarah Sistem Manajemen Mutu.

b. Pemahaman komitmen manajemen, pemahaman pelaksanaan

manajemen review, kebijakan mutu, sasaran mutu, perencanaan

Sistem Manajemen Mutu dan kriteria, tanggung jawab dari Wakil

Manajemen.

c. Penjelasan 8 (delapan) prinsip manajemen mutu yakni fokus

pelanggan, kepemimpinan, keterlibatan orang-orang, pendekatan

proses, pendekatan sistem terhadap manajemen, peningkatan

berkelanjutan, pendekatan faktual dalam mengambil keputusan,

dan hubungan pemasok yang saling menguntungkan.

d. Manfaat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 bagi Perguruan

Tinggi.

e. Pengertian umum klausul-klausul yang terdapat dalam Sistem

Manajemen Mutu ISO 9001:2008.

f. Faktor-faktor penyebab kegagalan dalam penerapan Sistem

Manajemen Mutu ISO 9001:2008.

g. Penjelasan mengenai sertifikasi Sistem Manajemen Mutu.

h. Metoda dan teknik pemeliharaan Sistem Manajemen Mutu.

i. Metoda evaluasi peningkatan penerapan Sistem Manajemen Mutu.

5. System Development: Menyusun Dokumen Sistem Manajemen Mutu

Dokumen adalah dasar penerapan Sistem Manajemen Mutu,

dokumen harus tertulis dengan jelas dan dapat dimengerti dengan

mudah oleh setiap orang yang memerlukannya. Tanpa adanya

Page 15: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 …

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993

156

dokumen yang teratur dan rapih, penerapan Sistem Manajemen Mutu

tidak dapat dilaksanakan dengan baik dan tidak dapat dijamin

konsistensinya. Untuk keperluan pembuatan analisis untuk perbaikan

berkelanjutan (continual improvement) memerlukan dokumentasi

Sistem Manajemen Mutu yang lengkap dan tersusun dengan baik

sesuai dengan kebutuhan perbaikan proses kerja di Perguruan Tinggi.

Susunan dokumen Sistem Manajemen Mutu menganut aturan

hirarki, di mana masing-masing dokumen harus ditetapkan tingkatnya

sesuai tingkatan-tingkatan yang diperlukan pada kegiatan Perguruan

Tinggi. Dokumen yang lebih rendah levelnya mengandung penjelasan

klausul-klausul dokumen yang lebih tinggi dan isinya tidak boleh

bertentangan. Penyusunan dokumen sistem mutu dilakukan oleh Tim

ISO 9001 dengan dibantu oleh masing-masing personil inti dari bagian

terkait, meliputi:

a. Manual Mutu, adalah dokumen Sistem Manajemen Mutu yang

menggambarkan kegiatan bisnis Perguruan Tinggi secara umum

dalam penerapannya memenuhi persyaratan Sistem Manajemen

Mutu, termasuk kebijakan mutu dan sasaran mutu yang telah

ditetapkan oleh Kepala Perguruan Tinggi.

b. Prosedur, adalah dokumen Sistem Manajemen Mutu yang

menjelaskan langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan dalam

suatu proses tertentu yang terkait dengan penerapan Sistem

Manajemen Mutu Perguruan Tinggi. Prosedur Sistem Manajemen

Mutu merupakan penjabaran yang lebih jelas terhadap pemenuhan

persyaratan Sistem Manajemen Mutu yang terkait dengan fungsi-

fungsi kegiatan bisnis Perguruan Tinggi.

c. Instruksi Kerja, adalah dokumen Sistem Manajemen Mutu yang

sifatnya untuk memberikan petunjuk pada pengoperasian suatu

proses kerja yang harus dilakukan oleh 1 (satu) orang atau satu unit

yang terlibat atau yang fungsi tugasnya dapat mempengaruhi

kegiatan Sistem Manajemen Mutu di Perguruan Tinggi. Instruksi

Kerja pada umumnya dibuat untuk menghindari atau mengurangi

potensi kesalahan terhadap suatu pekerjaan.

d. Rekaman, adalah bukti kerja (evidence) yang merupakan bagian

dari dokumen Sistem Manajemen Mutu. Rekaman ini berupa arsip

surat menyurat, formulir-formulir isian, daftar periksa, hasil uji

coba dan test, buku laporan dan lain sebagainya, yang harus diatur

dan dikendalikan secara tersendiri.

Dokumen sistem mutu harus diterapkan oleh semua jajaran

Perguruan Tinggi yang terkait secara konsisten. Penyelenggaraan

dokumentasi Sistem Manajemen Mutu Perguruan Tinggi agar efektif

memenuhi persyaratan Sistem Manajemen Mutu, dan diatur sesuai

hirarki dokumentasi Sistem Manajemen Mutu.

Page 16: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 …

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993

157

6. Penerapan Sistem Manajemen Mutu:

a. Sosialisasi Dokumen Sistem Manajemen Mutu

Suatu strategi yang harus dikembangkan dalam penerapan Sistem

Manajemen Mutu adalah untuk mengetahui cara pencapaian kebijakan

dengan menentukan sasaran yang hendak dicapai untuk menerapkan

Sistem Manajemen Mutu secara sempurna. Strategi meliputi suatu

program yang dijadwalkan untuk mengidentifikasi sumber daya yang

diperlukan, tanggung-jawab dan wewenang personil, cara meninjau

ulang poin-poin, prioritas dan sistem pelaporan. Untuk itu harus

menyediakan suatu kerangka kemajuan yang berkelanjutan.

Dengan begitu Wakil Manajemen dapat mempertimbangkan

pengembangan proyek dan kebijakan yang dapat dilakukan di area lain

pada waktu-waktu selanjutnya. Implementasi penuh dan perekaman

semua aktivitas dalam sistem perlu direncanakan. Manajemen harus

menentukan level keterlibatan para personil dalam operasi sehari-hari

mulai dari tahapan penerapan sistem hingga penentuan jumlah personil

manajemen yang harus didelegasikan. Juga ditentukan ukuran

perguruan tinggi, lokasi, kompleksitas dan sifat proses yang digunakan

akan memiliki suatu pengaruh terhadap pengambilan keputusan.

Setiap Perguruan Tinggi harus mengembangkan sebuah rencana

yang menggambarkan komitmen terhadap waktu yang dibutuhkan

untuk mencapai sasaran. Mengembangkan sebuah rencana

implementasi sesuai isi dokumen Sistem Manajemen Mutu yang telah

disusun dalam organisasi pada level yang relevan. Rencana harus

disosialisasikan ke seluruh organisasi (klausul 5.5.3), dan harus

diperbaharui. Wakil Manajemen harus menentukan kemajuan apakah

hasilnya sesuai dengan rencana, yang dilakukan sedikitnya dua minggu

sekali. Dan status pembaharuan harus dikomunikasikan dalam

organisasi.

Sistem Manajemen Mutu terdiri dari suatu kerangka sebagai

pedoman Perguruan Tinggi untuk mengendalikan aktivitas bisnis

dengan suatu penekanan pada pengukuran pencegahan dan

peningkatan aktivitas yang bisa berpengaruh. Pada kinerja Perguruan

Tinggi untuk implementasi Sistem Manajemen Mutu yang efektif,

Direksi Perguruan Tinggi perlu menyediakan bukti komitmen

manajemen pada setiap proses. Pada umumnya ini melibatkan

pendekatan yang tertib mulai dari tinjauan ulang penerbitan dokumen

Perguruan Tinggi, pengembangan suatu kebijakan mutu, pencapaian

sasaran hasil, rencana, strategi dan proses pekerjaan. Juga untuk

memastikan ketersediaan sumber daya untuk mencapai implementasi

penuh. Direksi harus mengkomunikasikan pentingnya memenuhi

pelanggan seperti pelaksanaan aturan dan persyaratan sesuai dengan

undang-undang serta melakukan tinjauan ulang kinerja manajemen.

Direksi harus memastikan bahwa Perguruan Tinggi mempunyai

sumber daya yang cukup untuk mencapai komitmennya. Direksi

juga terlibat dalam melakukan tinjauan ulang dan peningkatan

Page 17: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 …

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993

158

Sistem Manajemen Mutu untuk meningkatkan kinerja. Klausul

6.2.2 memerlukan kemampuan yang diperlukan bagi setiap personil

yang terkait dengan Sistem Manajemen Mutu Perguruan Tinggi.

Persyaratan kemampuan personil ditinjau ulang untuk memastikan

apakah penempatannya tepat dan sesuai.

b. Teknis Penerapan Sistem Manajemen Mutu

Dokumen Sistem Manajemen Mutu yang sah dan telah

disosialisasikan ke seluruh bagian dan lingkup Perguruan Tinggi harus

diterapkan oleh segenap personil yang terlibat secara konsisten dan

benar. Hal itu dilakukan untuk membuktikan bahwa Sistem

Manajemen Mutu telah diterapkan oleh Perguruan Tinggi. Jika

penerapannya masih menemui kendala maka dokumentasi tersebut

dapat dilakukan revisi dan penyempurnaan sesuai kebutuhan. Hal

tersebut diatur dalam prosedur pengendalian dokumen, yang antara

lain berisi penetapan pengendalian yang diperlukan untuk :

1. Menyetujui kecukupan dokumen sebelum diterbitkan.

2. Meninjau dan memutakhirkan seperlunya serta menyetujui

ulang dokumen.

3. Memastikan perubahan dan status revisi terbaru sesuai tujuan

dokumen.

4. Memastikan versi yang relevan dengan dokumen yang berlaku

telah tersedia di tempat pemakaian.

5. Memastikan dokumen selalu dapat dibaca dan mudah dikenali.

6. Memastikan bahwa dokumen yang berasal dari luar mudah

dikenali dan pendistribusian dapat dikendalikan.

7. Mencegah pemakaian dokumen yang kadaluarsa dan tidak

disengaja lengkap dengan penjelasan identifikasi sesuai

dokumen tersebut, apabila disimpan untuk tujuan tertentu.

c. Pengendalian Dokumen dan Rekaman

Perguruan Tinggi yang telah menetapkan prosedur pengendalian

dokumen dan rekaman yang harus dapat dipelihara terkait dengan

Sistem Manajemen Mutu Perguruan Tinggi. Tujuannya untuk

memberikan bukti kesesuaian persyaratan dan beroperasinya Sistem

Manajemen Mutu secara efektif. Dokumen dan rekaman harus mudah

dibaca, siap ditunjukkan dan mudah untuk diambil. Prosedur

pengendalian rekaman juga berisi tentang identifikasi, penyimpanan,

perlindungan, pengambilan, masa simpan dan penghancuran rekaman.

Rekaman-rekaman yang menjadi alat untuk menunjukkan operasi yang

efektif, wajib dibuat, guna pelaksanaan peraturan badan sertifikasi dan

perbaikan pelanggan jika diperlukan.

7. Pelatihan Audit Mutu Internal

Pelatihan Audit Mutu Internal ditujukan bagi Tim Audit Mutu

Internal yang merupakan personil yang telah dilatih mengenai

Page 18: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 …

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993

159

pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Pelatihan

bertujuan untuk dapat memberikan pemahaman mengenai :

a. Penjelasan Audit Mutu Internal yang sesuai dengan Sistem

Manajemen Mutu ISO 9001:2008.

b. Cara dan metode melakukan Audit Mutu Internal.

c. Pendelegasian tugas dan tanggung jawab koordinator tim audit dan

auditor.

d. Cara menyusun jadwal audit, rencana audit dan pembuatan check-

list audit.

e. Cara melakukan pelaporan Audit Mutu Internal.

f. Simulasi pelaksanaan Audit Mutu Internal.

8. Audit Mutu Internal Sistem Manajemen Mutu

Audit mutu internal merupakan salah satu persyaratan yang harus

dipenuhi oleh Perguruan Tinggi untuk meninjau kesesuaian dan

efektifitas penerapan Sistem Manajemen Mutu. Direksi hendaknya

memastikan penetapan proses audit internal yang efektif dan efisien

untuk mengakses kekuatan dan kelemahan Sistem Manajemen Mutu.

Proses Audit Mutu Internal berfungsi sebagai alat manajemen untuk

asesmen mandiri dari proses atau kegiatan manapun yang ditunjuk

dalam Sistem Manajemen Mutu. Proses Audit Mutu Internal dengan

menyediakan perangkat untuk memperoleh bukti objektif bahwa

persyaratan yang ada telah dipenuhi, karena Audit Mutu Internal

menilai keefektifan dan efisiensi Perguruan Tinggi.

Penting bagi Perguruan Tinggi untuk memastikan dilakukannya

tindakan perbaikan sesuai tanggapan hasil Audit Mutu Internal.

Perencanaan Audit Mutu Internal hendaknya fleksibel agar

memungkinkan perubahan penekanan berdasarkan temuan dan bukti

objektif selama audit. Masukan yang relevan dari bidang yang diaudit,

dan dari pihak lain yang berkepentingan, hendaknya dipertimbangkan

dalam pengembangan rencana Audit Mutu Internal.

Program Audit Mutu Internal harus direncanakan dengan

mempertimbangkan status serta pentingnya proses dan area yang

diaudit, termasuk hasil audit sebelumnya. Kriteria, lingkup, frekuensi

dan metode audit harus ditetapkan. Pemilihan auditor dan

pelaksanaan audit harus memastikan keobjektifan dan

ketidakberpihakan proses audit. Auditor tidak boleh mengaudit

pekerjaan mereka sendiri. Tanggung jawab dan persyaratan untuk

perencanaan pelaksanaan audit, pelaporan hasil dan pemeliharaan

rekaman harus ditetapkan dalam prosedur yang terdokumentasi.

a. Pelaksanaan Audit Mutu Internal

Sebelum melakukan Audit Mutu Internal dipastikan bahwa seluruh

dokumen sistem mutu telah dibuat dan diterapkan. Pelaksanaan

Audit Mutu Internal dilakukan berdasarkan jadwal dan rencana

audit yang dibuat sebelumnya. Setelah melakukan Audit Mutu

Internal, Tim Audit harus membuat laporan hasil auditnya itu

Page 19: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 …

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993

160

sebagai bahan kontrol penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO

9001:2008 di Perguruan Tinggi yang disampaikan kepada Wakil

Manajemen untuk dilaporkan kepada Direksi.

b. Tindakan Koreksi Audit Internal

Setelah selesai melaksanakan Audit Mutu Internal, Kepala

Perguruan Tinggi bersama-sama Tim Audit Mutu Internal dan

Wakil Manajemen akan melakukan kajian terhadap hasil

pelaksanaan Audit Mutu Internal. Tujuannya untuk melakukan

perencanaan tindakan perbaikan terhadap hasil temuan audit dan

menentukan tindakan-tindakan yang efektif dan efisien dalam

menyelesaikan temuan Audit Mutu Internal masing-masing bagian.

9. Tinjauan Manajemen

Perguruan Tinggi harus melakukan tinjauan manajemen untuk

memastikan pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu berjalan dengan

efektif. Hal-hal yang menjadikan masukan dalam pelaksanaan tinjauan

manajemen ini adalah seperti berikut :

a. Hasil audit.

b. Feed back dari pelanggan.

c. Kinerja dari proses dan produk.

d. Status tindakan koreksi dan pencegahan.

e. Tindak lanjut dari tinjauan manajemen sebelumnya.

f. Perubahan-perubahan terencana yang dapat berakibat terhadap

Sistem Manajemen Mutu.

g. Rekomendasi untuk perbaikan.

Dalam pelaksanaan tinjauan manajemen harus diputuskan perbaikan

terhadap efektifitas pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu dan proses-proses,

perbaikan Perguruan Tinggi yang diberikan kepada pelanggan serta

kebutuhan sumber daya yang diperlukan.

10. Audit Sertifikasi

Audit sertifikasi oleh Badan Sertifikasi ISO 9001 dapat

diselenggarakan jika organisasi telah memenuhi persyaratan

dokumentasi dan sedang menjalankan proses Sistem Manajemen

Mutu, yaitu:

1. Persyaratan Dokumentasi:

a. Memiliki Manual Mutu Sistem Manajemen Mutu ISO

9001, yang mencakup Komitment Manajemen, Sasaran

Mutu, dan Pemenuhan Klausul (Persyaratan) Sistem

Manajemen Mutu.

b. Memiliki Prosedur Wajib, yaitu: Prosedur Pengendalian

Dokumen, Pengendalian Rekaman, Pengendalian Produk

Page 20: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 …

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993

161

Tidak Sesuai, Tindakan Koreksi, Tindakan Pencegahan,

dan Tanggung Jawab Manajemen.

2. Persyaratan Proses:

a. Telah menjalankan Training Proses Sistem Manajemen

Mutu, dan Audit Mutu Internal.

b. Pelaksanaan Audit Mutu Internal minimal satu kali dalam

satu tahun.

c. Perbaikan dan “closing” hasil temuan audit mutu internal.

d. Pelaksanaan “Review Management” minimal satu kali

dalam satu tahun.

Gambar 4: Tahapan Proses Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001

PEMBAHASAN

Proses Implementasi ISO 9001 di LP3I College Jakarta dengan tahapan sebagai

berikut:

1. Membangun komitmen manajemen terhadap mutu:

a. Komitmen terhadap mutu:

Direksi LP3I College menetapkan bahwa organisasi akan selalu

berusaha untuk dapat:

a. Memenuhi harapan pelanggan dalam hal mutu pendidikan yang

memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan memenuhi

persyaratan serta harapan pelanggan.

b. Melakukan perbaikan mutu pendidikan secara terus menerus

dengan menerapkan dan meningkatkan keefektifan sistim

manajemen mutu ISO 9001:2008, menetapkan serta mengontrol

sasaran mutu guna menjadi Lembaga Pendidikan terkemuka di

dalam negeri yang berstandard Internasional.

QMR & ISO

Team

Management

Commitment

Gap

Assessment

QMR & ISO

Team

Awareness

Training

System

Development

System

Implementation

Internal Audit

Training

Internal Quality

Audit

Findings

Corrective

Actions

Management

Review

Certification

AuditCertificate

Step

By Whom

What

1 2 3 4 5 6

78910

Top

Management

Top

Management

QMR & ISO

Team

QMR & ISO

Team

All

Employees

Training ProviderInternal AuditorTop

Management

Certification

Body

Page 21: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 …

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993

162

c. Meningkatkan kinerja karyawan dan kesadaran akan pentingnya

memenuhi kepuasan pelanggan, sehingga mampu berpartisipasi

secara optimal dalam memberikan kontribusinya untuk kemajuan

perusahaan.

Merupakan kewajiban seluruh jajaran perusahaan dari pimpinan

hingga pelaksana untuk memahami, melaksanakan dan

mengembangkan secara konsisten kebijakan mutu ini pada lingkup

kerja masing-masing guna mencapai sasaran mutu yang telah

dicanangkan.

b. Sasaran Mutu

Sesuai dengan Visi dan Misi perusahaan, LP3I College menetapkan

sasaran mutu yang tercantum dalam Sasaran Mutu dan Action Plan

setiap Direktorat. Sasaran ini merupakan landasan penetapan target-

target yang harus dicapai oleh bagian-bagian yang relevan dalam

perusahaan.

a. Tujuan Mutu

Pengembangan dan penerapan Sistem Manajemen Mutu di

LP3I College bertujuan untuk :

a. Terciptanya standard dan peningkatan mutu proses

pengelolaan perusahaan yang efisien, efektif dan

konsisten.

b. Terpenuhinya kepuasan dan harapan stakeholder

(pelanggan, mitra kerja, pemerintah, masyarakat dan

karyawan).

c. Peningkatan mutu pengelolaan jasa / produk pendidikan,

pelayanan, kinerja dan kemampuan daya saing

perusahaan.

b. Sasaran Mutu

Sasaran mutu LP3I College mencakup tiga topik:

a. Target minimum DO mahasiswa.

b. Jumlah registrasi mahasiswa.

c. Persentase alumni tersalurkan magang dan kerja.

Unjuk kerja (quality performance) LP3I College yang

menyangkut sasaran mutu, direview secara rutin dalam

Tinjauan Manajemen Mutu.

c. Penunjukkan Wakil Manajemen (Management Representative)

a. President Director LP3I College menunjuk Wakil

Manajemen (Management Representative) dengan kriteria:

b. Telah berpengalaman minimal 3 tahun sebagai

Management Representative di Organisasi sebelumnya.

c. Telah berpengalaman minimal 3 tahun menduduki Jabatan

Manager.

Page 22: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 …

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993

163

d. Dapat berkomunikasi dalam Bahasa Inggris.

e. Minimal memiliki gelar S1.

f. Tanggungjawab Wakil Manajemen meliputi :

a. Bertanggungjawab dalam mempersiapkan,

membangun, dan memelihara Sistem Manajemen

Mutu ISO 9001:2008 di LP3I College

b. Memonitor dan melakukan perbaikan

berkesinambungan terhadap kinerja Lembaga dalam

memenuhi Prasyarat Sistem Manajemen Mutu ISO

9001:2008.

c. Sosialisasi pentingnya ISO di LP3I College kepada

seluruh Direksi, Executive, Head of dan Staf.

d. Menganalisa Sasaran Mutu (Goal Setting/Action

Plan) yang dibuat oleh masing-masing Direksi agar

sesuai dengan Sistem Manajemen Mutu.

e. Audit Internal ke seluruh Direktorat dan Department

sesuai dengan schedule yang telah disepakati.

f. Mendelegasikan tugas kepada Staf ISO, Internal

Auditor dan Koordinator ISO untuk memantau dan

melakukan kontrol terhadap Implementasi ISO

9001:2008 di setiap Direktorat dan Department di

LP3I College.

g. Melakukan Tinjauan Manajemen dengan Direksi dan

Head of Department untuk melakukan perbaikan dari

hasil temuan Audit External.

h. Memberikan saran perbaikan kepada Manajemen

Lembaga untuk perbaikan kinerja yang terus menerus

(continual improvement) yang sesuai dengan syarat

Sistem Manajemen Mutu.

i. Menindaklanjuti NCR (Non Conformance Report)

agar kesalahan yang sama tidak terulang kembali dan

dijalankannya tindakan perbaikan sehingga continual

improvement di Lembaga dapat berjalan secara

efektif.

j. Melaporkan kinerja SMM (Sistem Manajemen Mutu)

yang telah dilakukan di Direktorat dan Departmen

kepada President Director.

k. Kontrol pemenuhan prasyarat Sistem Manajemen

Mutu untuk memastikan bahwa organisasi memenuhi

prasyarat sebagaimana yang ditentukan oleh ISO 9001

: 2008 secara konsisten, dan melakukan perbaikan

secara berkesinambungan

l. Lulus audit sertifikasi oleh TUV Rheinland

International, dan mendapatkan Sertifikat ISO

9001:2008 degan scope applikasi: Jasa pendidikan

Berbasis Kurikulum Link & Match dan Penempatan

Page 23: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 …

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993

164

Kerja (“Service of Education Based on Link & Match

Curriculum and Job Placement”).

m. Mempersiapkan proses Surveillance, Audit Exteral

Perpanjangan Sertifikasi ISO 9001:2008 Tahun

Berikutnya dari Badan Sertifikasi.

n. Memastikan terbentuknya kesadaran akan pemenuhan

terhadap kepuasan pelanggan di seluruh jajaran

organisasi

o. Penghubung dengan pihak External dalam masalah

yang berkaitan dengan Sistem Manajemen Mutu.

p. Menyusun Buku Panduan QMS (Quality Management

System) sebagai panduan bagi LP3I College dalam

membangun dan menerapkan ISO 9001:2008.

q. Menyusun buku pintar Teknis Implementasi Sistem

Manajemen Mutu di Cabang.

d. Pembentukan Team ISO 9001

Team ISO 9001 terdiri dari satu orang Executive dari

setiap Direktorat, dan satu Kepala Bagian yang mewakili

bagian terkait. Team Auditor Internal dipilih dari hasil

nilai Test Auditor Internal dengan perolehan nilai minimal

B.

e. Gap Assessment

Hasil dari Gap Analysis adalah Schedule Pembangunan

dan Imlementasi ISO 9001 di LP3I College yang dimotori

oleh Team ISO 9001. Secara garis besar Schedule

Pembangunan dan Implementasi ISO 9001 di LP3I

College tercantum dalam Tabel berikut:

f. Pelatihan Pemahaman Sistem Manajemen Mutu bagi

Manajemen dan Karyawan

Pelatihan pemahaman terhadap Sistem Manajemen Mutu

dibagi dalam tahapan:

a. Awareness (kepedulian) terhadap ISO 9001 yang

disampaikan oleh PT. TUV Rheinland International.

b. In House Training pemahaman terhadap Sistem

Manajemen Mutu oleh PT. Panca Buana Solusindo.

c. In House Training – Workshop Audit Internal Mutu

oleh PT. Andalan Mutu Dunia.

g. Menyusun Dokumen Sistem Manajemen Mutu

Wakil Manajemen yang telah berpengalaman membangun

dan menerapkan Sistem Manajemen Mutu, menyusun draft

Manual Sistem Manajemen Mutu. Draft tersebut

didistribusikan ke seluruh Direktorat serta Bagian untuk

diperkaya kandungannya sesuai dengan spesifik di

Direktorat atau Bidangnya.

Page 24: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 …

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993

165

h. Implementasi Sistem Manajemen Mutu:

a. Sosialisasi Dokumen Sistem Manajemen Mutu

Draft Manual Sistem Manajemen Mutu hasil dari

penambahan “content” masing-masing direktorat atau

bagian diverifikasi oleh Wakil Manajemen, dan

ditetapkan oleh Direktur Utama sebagai Dokumen

Sistem Manajemen Mutu LP3I College.

Dokumen Manual Sistem Manajemen Mutu yang telah

diverifikasi oleh President Director LP3I College

didistribusikan ke seluruh direktorat dan bagian sebagai

acuan. Dalam rapat mingguan, bulanan dan triwulan

dievaluasi progress pemenuhan persyaratan Sistem

Manajemen Mutu di setiap direktorat/bagian.

b. Proses Penerapan Sistem Manajemen Mutu

LP3I College menjalankan Sistem Manajemen Mutu

ISO 9001 dimulai sejak tanggal ditetapkan Manual

Mutu oleh President Director LP3I College.

Dalam rapat mingguan, bulanan dan triwulan dievaluasi

proses penerapan Sistem Manajemen Mutu di setiap

direktorat/bagian yang mencakup kendala, menganalisa

penyebab kendala, dan solusi penyelesaikan kendala

yang terjadi.

c. Pengendalian Dokumen dan Rekaman

Setiap Dokumen dana Rekaman di identifikasi, dan

dikendalikan. Kaidah pembuatan Dokumen tercantum

dalam identifikasi dokumen QP-QMR-00-01 yaitu

tentang Prosedur Pembuatan Dokumen, QP-QMR-00-

01 tentang Prosedur Pengendalian Dokumen, dan QP-

QMR-00-01 tentang Prosedur Pengendalian Rekaman.

i. Pelatihan Audit Mutu Internal

Pelatihan Audit Mutu Internal telah dilaksanakan oleh PT

Andalan Mutu Dunia secara teoritis dan praktek simulasi

audit mutu internal.

a. Pelaksanaan Audit Mutu Internal

Pelaksanaa Audit Mutu Internal mengacu kepada

identifikasi dokumen QP-QMR-00-04 tentang Prosedur

Audit Mutu Internal.

b. Tindakan Koreksi Audit Internal

Temuan Ketidaksesuain Proses atau Hasil Proses oleh

Auditor Mutu Internal, dikoreksi oleh Auditee setelah

dirunut Akar Penyebab Masalahnya (root cause

problem), dan langsung dibuatkan Langkah

Penanggulangannya (Correction Action). Tindakan

Koreksi tersebut dilaksanakan sesuai dengan dokumen

QP-QMR-00-06 yaitu Prosedur Tindakan Koreksi dan

Pencegahan.

Page 25: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 …

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993

166

j. Tinjauan Manajemen

Tinjauan Manajemen atau Management Review dibahas

dalam Rapat Triwulan dengan agenda rapat berupa:

a. Hasil audit mutu secara internal atau oleh Badan

Sertifikasi External, audit Satuan Pengawas Internal,

dan Audit Keuangan External.

b. Feed back dari pelanggan yang meliputi siswa, dan

mitra kerja.

c. Kinerja dari proses dan produk. Evaluasi progress, dan

pencapaian sasaran mutu. Evaluasi terhadap setiap

program studi yang dibuka, mulai dari proses

marketing, proses belajar mengajar, hingga penyaluran

bekerja

d. Status tindakan koreksi dan pencegahan dari temuan

aktivitas audit, keluhan pelanggan, proses yang tidak

sesuai, atau hasil yang menyimpang. Ketidaksesuain

tersebut diperbaiki dan disempurnakan oleh bidang

terkait, dan dikontrol proses perbaikannya oleh Wakil

Manajemen.

e. Tindak lanjut dari tinjauan manajemen sebelumnya

dengan cara memantau keputusan teknis, atau kuantitas

pencapaian sasaran mutu yang masih berjalan.

f. Perubahan-perubahan terencana yang dapat berakibat

terhadap Sistem Manajemen Mutu, berupa keputusan

strategis seperti perubahan Struktur Organisasi,

perubahan sasaran mutu, dan komitmen terhadap

kebijakan mutu.

g. Rekomendasi untuk perbaikan berdasarkan evaluasi

kinerja triwulan atau kinerja tahun lalu, keluhan

pelanggan, proses tidak sesuai, temuan hasil audit

dengan tujuan efektivitas, optimalisasi, dan

peningkatan yang berkesinambungan (continous

improvement).

k. Audit Sertifikasi External dari Badan Sertifikasi ISO 9001

Menjalin komunikasi dengan beberapa Badan Sertifikasi

Internasional dan Lokal. Melakukan seleksi terhadap Badan

Sertifikasi tersebut, menentukan pilihan terhadap Badan

Sertifikasi, dan membuat MOU untuk jasa sertifikasi ISO

9001 secara independent.

Menentukan waktu audit sertifikasi, mempersiapkan

persyaratan audit sertifikasi baik secara dokumentasi

maupun skill personal setiap karyawan, menjalankan audit

dokumentasi oleh Badan Sertifikasi, dan menjalankan audit

proses terhadap sistem manajemen mutu di LP3I College

oleh Badan Sertifikasi. Selanjutnya adalah pemberian

Sertifikat ISO 9001 oleh Badan Sertifikasi dengan Scope

Page 26: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 …

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993

167

Pendidikan (37), lulus audit sertifikasi oleh TUV Rheinland

International, dan mendapatkan Sertifikat ISO 9001:2008

degan scope applikasi: Jasa pendidikan Berbasis Kurikulum

Link & Match dan Penempatan Kerja (“Service of

Education Based on Link & Match Curriculum and Job

Placement”).

Masalah-Masalah yang dihadapi dalam implementasi ISO 9001 di LP3I

College

Masalah-masalah yang menghambat dalam Implementasi ISO 9001 :2008

LP3I College, diantaranya :

1. Kurangnya kehadiran Board of Director pada saat training

memberikan dampak kurangnya pemahaman mengenai Sistem

Manajemen Mutu terhadap Direktorat terkait.

2. Kurangnya motivasi karyawan ketika diadakannya Pelatihan atau

Training SMM (Sistem Manajemen Mutu) ISO 9001 :2008,

diantaranya :

a. Tidak datang tepat waktu pada saat training dimulai.

b. Tidak ada minat ketika ada training ISO 9001 :2008 yang

diselenggarakan oleh PT. Panca Buana Solusindo dikarenakan

penyampaian materi yang membuat peserta tidak

semangat/bosan.

c. Sedikit peserta yang aktif pada saat sesi tanya jawab.

3. Direktorat tidak siap ketika diminta data-data yang akan menunjang

perbaikan ISO 9001 di bagiannya, disebabkan oleh :

a. Keterlambatan data Monitoring Sasaran Mutu dikarenakan harus

menunggu laporan bulanan dari cabang-cabang LP3I se-

Indonesia.

b. Dokumen Internal, External dan Rekaman yang ter-update

belum bisa diberikan ketika data tersebut dibutuhkan karena

harus mengecek data ke masing-masing bagian di setiap

direktorat.

c. Harus menyesuaikan data yang ada di soft copy dan hard copy

dengan dokumen yang menjadi acuan di setiap direktorat.

4. Tidak konsisten dalam penetapan waktu Internal Audit, diantaranya :

a. Re-schedule jadwal yang telah disepakati ketika rapat Internal

Auditor.

b. Ketidakhadiran seluruh karyawan dari Divisi terkait ketika akan

Internal Audit.

c. Ketidaksiapan karyawan untuk di audit pada saat hari H.

Page 27: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 …

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993

168

Solusi-solusi yang dilakukan dalam menghadapi Masalah Implementasi ISO

9001 :2008 di LP3I College

Solusi bagi masalah yang dihadapi dalam Implementasi Sistem

Manajemen Mutu adalah :

1. Diadakan training khusus Board of Director perihal Prinsip dan

Prasyarat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 :2008

2. Meningkatkan motivasi karyawan terhadap Implemetasi ISO 9001:

a. Melakukan Evaluasi terhadap Trainer Sistem Manjemen Mutu,

dan mengganti Presenter dari PT Panca Buana Solusindo

digantikan oleh PT Andalan Mutu Dunia.

b. Melakukan kontrol secara berkala terhadap teknis penerapan ISO

9001 di setiap direktorat dan bagian, misalnya sistem filling,

maintenance gedung, dan House Keeping.

c. Melakukan sharing tentang manfaat ISO 9001 bagi organisasi dan

karyawan, dan solusi terhadap kendala implementasi di setiap

Rapat Manajemen dan Rapat Karyawan, seperti Rapat Mingguan

Board of Directors di hari Senin, Rapat Minguan Executives

Officer di hari Selasa, dan Pertemuan Mingguan Sharing seluruh

jajaran karyawan di hari Jum’at.

d. Meningkatkan sosialisasi Implementasi ISO 9001, misalnya

Pemasangan Tag Line ISO 9001, Pemasangan Logo ISO 9001 di

Tools Marketing.

3. Perbaikan sistem manajemen, khususnya manajemen filling, dan

reporting:

a. Wakil Manajemen dan Staff secara berkala dan intensif

mendatangi PIC/Executive/Head of Department setiap ada

masalah/kasus yang menjadi kendala Implementasi ISO 9001.

b. Sistem pelaporan Cabang ke Pusat diperbaiki dengan

diterbitkan beberapa Instruksi Kerja, seperti Instruksi Kerja

Pelaporan Cabang ke Pusat, Instruksi Kerja Pelaporan

Keuangan Cabang ke Pusat, dan Instruksi Kerja Penagihan

Piutang Cabang.

c. Penyusunan Prosedur Pembuatan Dokumen, dan Pengendalian

terhadap setiap Dokumen dan Rekaman, baik Hard Copy

maupun Soft Copy. Sistem Filling merujuk kepada Prosedur

Pembuatan dan Pengendalian Dokumen/Rekaman.

d. Kontrol secara berkala terhadap progres implementasi

4. Melakukan perbaikan terhadap proses audit internal dengan cara:

a. Re-schedule audit mutu internal sehingga tercapai kesepakatan

mengenai waktu pelaksanaan Internal Audit, kesiapan auditor dan

auditee.

b. Mengingatkan auditor dan auditee minimal tiga hari sebelum hari

H.

Page 28: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 …

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993

169

c. Melakukan re-check terhadap berkas yang diperlukan auditor, dan

ruang kerja auditee.

Kesimpulan

Menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 di Direktorat

Program LP3I Jakarta bukanlah sesuatu hal yang mudah dilakukan dalam sekejap,

namun merupakan hasil usaha semua pihak yang ada dalam suatu organisasi,

antara lain : President Director, Board of Directors, Executive Officers, Head of

Departments, Staff dan Operators.

Dalam proses implementasi ISO 9001 Wakil Manajemen mempunyai

tanggungjawab dan peranan yang besar dalam menerapkan Implementasi Sistem

Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Manajemen puncak LP3I College telah

mengambil keputusan strategis terhadap penerapan Sistem Manajemen Mutu di

organisasi, maka komitmen terhadap implementasi Sistem Manajemen Mutu

menjadi komitmen seluruh jajaran karyawan.

Kendalan yang dihadapi oleh LP3I College dalam implementasi ISO 9001

berupa Motivasi Karyawan dan Teknis Implementasi disetiap direktorat dan

bagian. Peningkatan Motivasi Karyawan dilakukan dengan menjaga komitmen

terhadap mutu, sharing dan sosialisasi ISO 9001 disetiap rapat BOD, rapat

Executive dan rapat Karyawan. Kendala Teknis Implementasi diatasi dengan

evaluasi training, simulasi ISO 9001, kunjungan langsung Wakil Manajemen ke

direktorat atau bagian untuk memberikan contoh dan perbaikan terhadap

masalahnya.

Saran

Dari hasil penelitian tersebut, maka penulis mencoba untuk memberikan saran

atau masukan yang dapat bermanfaat bagi organisasi dalam menerapkan Sistem

Manajemen Mutu ISO 9001:2008, sebagai berikut :

1. Hendaknya implementasi ISO 9001 dijadikan sebagai sarana untuk

perbaikan secara berkesinambungan di setiap organisasi, mengacu

kepada klausul Improvement, dan Continous Improvement yang

tercantum dalam Persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008

(Kalusul 8.5 dan 8.5.1).

2. Tujuan Sertifikasi ISO 9001 hendaknya tidak hanya untuk mendapatkan

Sertifikat ISO 9001, tetapi lebih mengutamakan implementasi ISO 9001

di seluruh direktorat dan bagian organisasi.

3. Dalam rangka meningkatkan kinerja setiap cabang LP3I di seluruh

Indonesia, hendaknya ISO 9001 diusahakan untuk dapat diterapkan

dibeberapa cabang, dimulai dari cabag-cabang milik.

4. Penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk melihat hubungan antara

penerapan ISO 9001 dengan aspek lain, misalnya kinerja organisasi,

pelayanan terhadap pelanggan, kepuasan pelanggan, dan profit

organisasi.

Page 29: IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 …

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 3 NO. 1 Mei 2014 / ISSN 2252-9993

170

DAFTAR PUSTAKA

Johny Todd, Kaplan University Press, Houston, 2011, Philosophical Dimensions

of Quality

Joseph M. Juran, “Juran’s Quality Handbook 5th Edition”, Mc Graw Hill, New

York, 1998

Sallis, Edward, Total Quality Management in Education 3rd Edition, Kogan Page

Ltd,London, 2002

Johny Todd, Kaplan University Press, Houston, 2011, Philosophical Dimensions

of Quality

Panduan Audit Sistem Manajemen Mutu BSN, versi Indonesia terjemahan dari

QMS (Quality Management System) ISO 9001:2008 berbahasa Inggris

www.iso.org download:

ISO Central Secretariat, Swiss, 2012, Quality Management Principles

ISO Central Secretariat, Swiss, 2008, “The ISO Survey 2007”

ISO Central Secretariat, Swiss, 2009, Selection and uses of teh ISO 9000 family of

standards

ISO Central Secretariat, Swiss, 2008, Quality Management Systems – Requirements

ISO 9001:2008

ISO Central Secretariat, Swiss, 2009, Today’s state of the art global solution for

CEO’s