IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni...

174
i IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING APUNG (POKDAKAN JAPUNG) DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEKITAR BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO (Studi pada Dinas Peternakan Dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro) SKRIPSI Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sarjana Pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Ellen Yuni Widyawati NIM. 135030101111134 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK MALANG 2017

Transcript of IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni...

Page 1: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

i

IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK

BUDIDAYA IKAN JARING APUNG

(POKDAKAN JAPUNG) DALAM RANGKA

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEKITAR

BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO (Studi pada Dinas Peternakan Dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sarjana

Pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Ellen Yuni Widyawati

NIM. 135030101111134

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK

MALANG

2017

Page 2: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

ii

MOTTO

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri, dan harta

mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berpegang teguh pada

jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (itu telah menjadi) janji yang

benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al-Qur’an. Dan siapakah yang lebih

menepati janjinya (selain) daripada Allah ? Maka bergembiralah dengan jual beli

yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. Al-Taubah:

111)

-Allah Swt-

-TIADA KEMULIAAN TANPA ISLAM -

Page 3: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

iii

Page 4: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

iv

Page 5: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

v

Page 6: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

vi

RINGKASAN

Ellen Yuni Widyawati, 2017, Implementasi Program Kelompok Budidaya

Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan

Masyarakat Sekitar Bantaran Sungai Bengawan Solo, Alfi Haris Wanto, Dr,

M.AP, MMG.

Program Kelompok Budidaya Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG)

merupakan sebuah program yang dibentuk oleh Dinas Peternakan dan Perikanan

dengan masyarakat Sekitar Bantaran Sungai Bengawan Solo. Program ini muncul

karena adanya permasalahan yang dihadapai oleh masyarakat sekitar bantaran

sungai bengawan solo yakni para pekerja penambang pasir dan pembuat batu bata

yang kesulitan untuk bekerja. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

implementasi program serta faktor pendukung dan penghambat program

kelompok budidaya ikan jaring apung ini, sehingga fokus dalam penelitian ini di

dasarkan pada teori Merilee S. Grindle.

Penelitian ini menggunakan konsep implementasi kebijakan atau program.

Kemudian metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis

penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi,

dan studi dokumentasi. Analisa data menggunakan model interaktif, yang terdiri

dari kondensasi data, penyajian data, menarik kesimpulan dan verifikasi.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa dalam Implementasi Program

Kelompok Budidaya Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) telah

melakukan sinergi ke berbagai aktor yakni Dinas Peternakan dan perikanan

dengan Pemerintah Daerah, Kecamatan, Pemerintah Desa, Tokoh Masyarakat dan

Masyarakat Pembudidaya Ikan itu sendiri. Kemudian Dinas Peternakan dan

Perikanan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan melakukan beberapa cara

antara lain; pendampingan, monitoring dan pelatihan guna meningkatkan keahlian

para pembudidaya ikan sehingga bisa mendapatkan hasil yang memuaskan.

Manfaat yang diperoleh dari program ini adalah terciptanya lapangan pekerjaan

baru, meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat dan meningkatnya produksi

dan konsumsi ikan di Kabupaten Bojonegoro. Dalam implementasinya ada

beberapa faktor pendukung yakni adanya dukungan dari berbagai elemen seperti

dinas peternakan dan perikanan, pemerintah daearah, kecamatan, pemerintah desa

dan masyarakat sekitarnya. Kemudian faktor penghambatnya adalah masih

kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang tersedia serta cuaca atau iklim yang

tidak menentu seperti hujan, banjir dan hama.

Saran yang dapat diajukan adalah menambah jumlah Sumber Daya

Manusianya (SDM), membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) yang jelas,

kemudian meningkatkan kembali koordinasi dan evaluasi secara rutin.

Kata Kunci : Implementasi Program, Program POKDAKAN, Masyarakat

Page 7: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

vii

SUMMARY

Ellen Yuni Widyawati, 2017, The Implementation of Fish Floating Net

Cultivation Program (POKDAKAN JAPUNG) in order to Empower the

Society Around Bengawan Solo River Bank, Alfi Haris Wanto, Dr, M.AP,

MMG.

The Fish Floating net Cultivation Group (POKDAKAN JAPUNG) program is

a program established by the Livestock and Fishery Service department with the

society around Bengawan Solo River bank. This program arises due to job

difficulties faced by the people around the Bengawan Solo river bank. Most of

them work as sand miners and brick makers and many of them are unemployed.

The purpose of this research is to determine the implementation of the program

and identify the supporting and inhibiting factors of this fish floating net

cultivation program, so the focus in this research is based on the theory of Merilee

S. Grindle.

This research used the policy or program implementation concept. The method

used in this research is qualitative approaching with descriptive research type. The

data was collected by interview, observation, and documentation study. Data

analysis used was interactive model consisting of data condensation, data

presentation, making conclusion and verification.

The result of this study showed that in the Implementation of Fish Floating net

cultivation Program (POKDAKAN JAPUNG) has done synergy to various actors

like the Department of Animal Husbandry and Fisheries, Local Government,

District, local Government, Community Leaders and the fish cultivators. The

Department of Animal Husbandry and Fisheries did several efforts to achieve the

planned goals those are Assistance, monitoring and training to improve the

expertise of fish farmers to get satisfactory results. This program gave some

benefits as it established new jobs, increase the economic income and increased

the production and consumption of fish in Bojonegoro Regency. There are several

factors that support the implementation, those are the support from various

elements such as livestock and fishery agencies, local government, district, village

government and the society. Then the factors which are inhibiting the program are

lack of available human resources (HR) and unpredictable weather or climate such

as rain, flood and pests.

From this study, we suggest that it’s needed to add more human resource, to

make the Procedure Operational Standard that is used as the guidance, to increase

the coordination and routine evaluation.

Keywords: Implementation program, POKDAKAN program, the society

Page 8: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Skripsi yang berjudul “Implementasi Program Kelompok Budidaya Ikan

Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan

Masyarakat Sekitar Bantaran Sungai Bengawan Solo (Studi di Dinas

Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro)”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh galar Sarjana Administrasi Publik Pada Fakultas Ilmu

Administrasi Universitas Brawijaya Malang.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang

terhormat:

1. Bapak Prof. Bambang Supriono, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu

Administrasi Universitas Brawijaya Malang

2. Bapak Dr. Choirul Shaleh, M.Si selaku kepala Jurusan Fakultas Ilmu

Administrasi Publik Universitas Brawijaya Malang

3. Ibu Dr. Lely Indah Mindarti, M.Si selaku Kepala Prodi Fakultas Ilmu

Administrasi Universitas Brawijaya

4. Bapak Alfi Haris Wanto, Dr, M.AP, MMG selaku ketua komisi

pembimbing saya, terimakasih banyak atas bimbingan yang telah

Page 9: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

ix

diberikan kepada penulis serta rela meluangkan waktu untuk memberi

kontribusi yang maksimal terhadap penulis sampai dengan penulisan

skripsi selesai

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen pengajar yang telah mendidik dan

membekali ilmu selama penulis kuliah di Fakultas Ilmu Administrasi

Publik, serta seluruh karyawan Fakultas Ilmu Administrasi Publik.

6. Seluruh Bapak dan Ibu pegawai Dinas Peternakan dan Perikanan

Kabupaten Bojonegoro yang telah meluangkan waktu dan membantu saya

dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan Skripsi

ini, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat peneliti harapkan.

Semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat memberikan dukungan yang

berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Malang, 17 Juni 2017

(Ellen Yuni W)

Page 10: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

x

DAFTAR ISI

MOTTO .............................................................................................................................. i

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................................... ii

TANDA PENGESAHAN ................................................................................................. iii

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ................................................................. iv

RINGKASAN ................................................................................................................... vi

SUMMARY ..................................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 10

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 10

D. Kontribusi Penelitian .................................................................................. 10

E. Sistematika Pembahasan ............................................................................ 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................... .13

A. Kebijakan Publik ..................................................................................................13

1. Konsep Kebijakan Publik .................................................................................13

2. Tahapan-Tahapan Kebijakan ................................................................. 15

3. Kebijakan Sebagai Program ...................................................................17

4. Implementasi Kebijakan ................................................................................... 19

5. Model-Model Implementasi Kebijakan ............................................................20

B. Administrasi Pembangunan ....................................................................... 29

1. Pengertian Administrasi Pembangunan ...........................................................29

2. Ciri-Ciri Administrasi Pembangunan ...............................................................31

3. Macam-Macam Pembangunan .........................................................................32

C. Pemberdayaan Masyarakat......................................................................... 36

1. Pemberdayaan Masyarakat ...............................................................................36

2. Proses Pemberdayaan Masyarakat ...................................................................39

3. Prinsip Pemberdayaan Masyarakat ..................................................................41

Page 11: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

xi

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 44

A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 44

B. Fokus Penelitian ......................................................................................... 45

C. Lokasi Penelitian dan Situs Penelitian ....................................................... 46

D. Sumber Data ............................................................................................... 47

E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 48

F. Instrumen Penelitian................................................................................... 50

G. Teknik Analisis Data .................................................................................. 51

BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................................... 53

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................................... 53

1.Gambaran Umum Kabupaten Bojonegoro .............................................. 53

a. Sejarah ........................................................................................................... 53

b. Visi dan Misi ................................................................................................. 54

c. Kondisi Geografis dan Topografi .................................................................. 55

d. Demografi ...................................................................................................... 56

e. Penghargaan ................................................................................................... 60

2. Gambaran Umum Dinas Peternakan dan Perikanan .............................. 65

a. Visi dan Misi Organisasi ............................................................................... 65

b. Tujuan dan Sasaran ........................................................................................ 65

c. Tugas Pokok dan Fungsi ................................................................................ 67

d. Susunan Organisasi ....................................................................................... 67

e. Sumber Daya SKPD ...................................................................................... 68

B. Penyajian Data Fokus Penelitian ............................................................... 70

1. Impelementasi Program Kelompok Budidaya Ikan Jaring Apung

(POKDAKAN JAPUNG) Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

. Sekitar Bantaran Sungai Bengawan Solo. ............................................ 70

a. Isi Kebijakan....................................................................................... 70

1. Kepentingan-kepentingan yang Mempengaruhi ........................................ 70

2. Tipe Manfaat .............................................................................................. 81

3. Derajat Perubahan yang Ingin Dicapai ....................................................... 84

4. Letak Pengambilan Keputusan ................................................................... 91

5. Pelaksana Program ..................................................................................... 93

6. Sumber-sumber Daya yang Digunakan ...................................................... 96

b. Lingkungan Kebijakan ........................................................................ 98

1. Kekuasaan, Kepentingan, dan Strategi dari Aktor yang Terlibat ............... 99

2. Karaktaristik Lembagaan dan Rezim yang Berkuasa............................... 103

Page 12: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

xii

3. Tingkat Kepatuhan dan Daya Tanggap ..................................................... 107

2. Faktor Pendukung Dan Penghambat pelaksananaan Program Kelompok

...Budidaya Ikan Jaring Apung dalam Meningkatkan Pendapatan

...Masyarakat Sekitar Bantaran Sungai Bengawan Solo. ........................ 110

a. Faktor Pendukung........................................................................................ 110

b. Faktor Penghambat...................................................................................... 113

C. Analisis Data .............................................................................................. 122

1. Impelementasi Program Kelompok Budidaya Ikan Jaring Apung

....(POKDAKAN JAPUNG) Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

....Sekitar Bantaran Sungai Bengawan Solo ............................................ 122

a. Isi Kebijakan................................................................................... 123

1. Kepentingan yang dipengaruhi............................................................... 123

2. Tipe manfaat........................................................................................... 126

3. Derajat perubahan yang diinginkan ........................................................ 130

4. Letak pengambilan keputusan ................................................................ 134

5. Pelaksana program ................................................................................. 135

6. Sumber-sumber daya yang digunakan ................................................... 137

b. Lingkungan Kebijakan ................................................................... 140

1. Kekuasaan, kepentingan dan strategi aktor yang terlibat ....................... 140

2. Karateristik lembaga dan rezim yang berkuasa ...................................... 142

3. Tingkat kepatuhan dan adanya respon dari pelaksana ........................... 143

2. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Implementasi Program

....Kelompok Budidaya Ikan Jaring Apung dalam Rangka Pemberdayaan

....Masyarakat Sekitar Bantaran Sungai Bengawan Solo ........................ 144

a. faktor Pendukung ........................................................................... 144

b. Faktor Penghambat ........................................................................ 146

BAB V PENUTUP ......................................................................................................... 148

A. Kesimpulan .............................................................................................. 148

B. Saran .......................................................................................................... 154

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 156

LAMPIRAN................................................................................................................... 160

Page 13: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tahapan-tahapan Kebijakan Publik .................................................... 17

Gambar 2. Model implementasi kebijakan publik menurut Van Meter dan Van

Horn .................................................................................................... 23

Gambar 3. Model Implementasi Kebijakan Edward III ........................................ 26

Gambar 4. Model Implementasi Kebijakan Mirelee S. Grindle ........................... 29

Gambar 5. Relasi Antara Pemberdayaan dan Kesejahteraan Masyarakat ............ 38

Gambar 6. Siklus Pemberdayaan .......................................................................... 40

Gambar 7. Komponen Analisis Data Model Interaktif ......................................... 52

Gambar 8. Peta Kabupaten Bojonegoro ................................................................ 55

Gambar 9. Penambangan Pasir di Bantaran Sungai Bengawan Solo ................... 71

Gambar 10. Aktivitas Pembuatan Batu Bata Masyarakat di Bantaran Sungai

Bengawan Solo ................................................................................... 72

Gambar 11. Penyuluhan dan Sosialisasi Dinas Peternakan dan Perikanan

Kabupaten Bojonegoro ....................................................................... 79

Gambar 12. Pemasangan Stimulan Jaring Apung di Bantaran Sungai Bengawan

Solo .................................................................................................. 80

Gambar 13. Jaring Apung yang sudah terpasang sampai saat ini ......................... 80

Gambar 14. Pendampingan Dinas Peternakan dan Perikanan kepada masyarakat

............................................................................................................................. 118

Gambar 15. Kolam permanen untuk budidaya ikan ketika musim hujan ........... 121

Page 14: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kelompok dan perkembangan luas jaring apung yang ditangani ............. 5

Tabel 2. Perkembangan produksi yang dicapai....................................................... 8

Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin tahun 2016 .................... 57

Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun 2016 ..................... 59

Tabel 5. Data Penghargaan yang diterima oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro

Tahun 2016 ............................................................................................. 60

Page 15: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pembuatan Batu Bata di Bantaran Sungai bengawan Solo ............ 160

Lampiran 2. Keramba jaring Apung di Bantaran Sungai Bengawan Solo ......... 160

Lampiran 3. Budidaya Ikan Nila di Keramba Jaring Apung .............................. 161

Lampiran 4. Pemanenan Ikan .............................................................................. 161

Lampiran 5. Pengemasan Ikan yang Dibeli oleh Warga Sekitar ........................ 162

Lampiran 6. Papan Kelompok Keramba Jaring Apung ...................................... 162

Lampiran 7. Foto bersama Ibu Anita dan Bapak Wisnu ..................................... 163

Lampiran 8. Maket Budidaya Ikan Jaring Apung ............................................... 163

Page 16: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak diterapkannya sistem desentralisasi dalam pemerintahan Indonesia,

Kabupaten atau Kota yang ada di Indonesia khususnya di Jawa Timur berubah

menjadi suatu daerah yang otonom. Otonomi daerah menjadi harapan baru kepada

setiap Pemerintah Daerah untuk membawa perubahan yang berarti bagi

masyarakat yakni dengan menyelenggarakan proses pembangunan yang dapat

mendorong pertumbuhan ekonomi guna terciptanya kesejahteraan bagi

masyarakat luas. Oleh karena itu, adanya Otonomi daerah yang dalam

pelaksanaan perencanaan pembangunan dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) berdasarkan asas otonomi dan prinsip

otonomi yang nyata.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah

Daerah, pada pasal 1 ayat (6) dijelaskan bahwa Otonomi Daerah adalah hak,

wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri

urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Otonomi tersebut mulai dari perencanaan,

pelaksanaan, pengawasan, pengendalian, dan evaluasi kecuali kewenangan bidang

politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter, fiskal nasional,

agama, dan kewenangan lain yang ditetapkan peraturan.

Page 17: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

2

Pelaksanaan otonomi daerah, berdasarkan Undang-undang Nomor 23 tahun

2014 tentang Pemerintah Daerah, disebutkan pada pasal 12 ayat (6) bahwa urusan

pemerintahan pilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) meliputi:

a. Kelautan dan perikanan;

b. Pariwisata;

c. Pertanian;

d. Kehutanan;

e. Energi dan sumber daya mineral;

f. Perdagangan

g. Perindustrian; dan

h. Transmigrasi

Dengan diberlakukannya Undang-Undnag tersebut, maka pemerintah dituntut

untuk mampu manata daerahnya dengan sumber daya yang dimiliki. Betapa

besarnya tanggung jawab dan kewajiban pemerintah daerah pada upaya mengatur

dan mengurusi pemerintahanya untuk bersaing dan menjadi yang terbaik diantara

daerah yang lain dengan terwujudnya masyarakat yang sejahtera. Seperti

Pemerintah daerah Kabupaten Bojonegoro sebagai salah satu daerah otonom juga

membutuhkan sebuah inovasi untuk megolah sumber daya yang dimiliki, agar

bisa bersaing dengan daerah lainya dan agar bisa mengurangi masalah yang

dihadapi oleh daerah tersebut. Seperti masalah kemiskinan, pengangguran,

rusaknya alam, dan ekosistem sungai di sekitar bantaran sungai bengawan solo

menjadi hal penting untuk diperhatikan. Seperti yang diketahui bahwa kemiskinan

dan degradasi lingkungan dapat mengarah ke suatu proses kerusakan lingkungan

yang tiada henti. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan akan berakibat

pada rusaknya kelestarian lingkungan. Sebagai contoh adalah penambangan pasir

ilegal.

Page 18: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

3

Kabupaten Bojonegoro adalah salah satu daerah yang dilewati oleh aliran

Sungai Bengawan Solo, Khususnya di beberapa kecamatan yakni kecamatan

Kalitidu dan kecamatan Trucuk. Saat ini di Kecamatan Kalitidu telah dilakukan

pembangunan berupa Bendungan Gerak sejak tahun 2009 yang bertujuan, guna

sebagai penyedia air baku irigasi pertanian. Selain itu juga berguna untuk menjaga

Bengawan Solo dari kerusakan ekosistem yang terjadi akibat penambangan pasir

ilegal.

Khususnya dalam menangani masalah penambangan pasir ilegal ini,

Pemerintah Daerah Kabupaten Bojonegoro mengeluarkan Undang-undang No 32

Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLDH),

yang menetapkan bahwa aktifitas penambangan pasir ilegal merupakan

pelanggaran hukum. Akan tetapi pada faktanya, sebagian besar pekerjaan

masyarakat sekitar bantaran sungai bengawan solo sehari-harinya adalah

menambang pasir dan membuat batu bata. Adanya kebijakan tersebut tentu telah

membuat keresahan masyarakat, yang pada umumnya pendapatan ekonomi

masyarkatnya termasuk pada golongan menengah ke bawah.

Kerusakan Sungai Bengawan Solo menurut Badan Lingkungan Hidup (BLH)

Kabupaten Bojonegoro (2015), “menilai jika kerusakan lingkungan yang terjadi

akibat tambang pasir ilegal di Bantaran Sungai Bengawan Solo yang berada di

Wilayah Bojonegoro semakin parah”.

Permasalahan inilah yang membutuhkan sebuah pemecahan masalah melalui

program atau inovasi dari pemerintah daerah. Sebagaimana paradigma

Page 19: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

4

pembangunan baru dari UNDP (United Nations Development Program), sebagai

salah satu lembaga yang intens mengkajinya. Menurut Suman dan Yustika

(1997:7-8) bahwa UNDP memandang pembangunan saat ini harus memberikan

empati kepada upaya-upaya pemerataan, perbaikan lingkungan, pemberdayaan

masyarakat, prioritas kepada orang miskin, dan memperluas pilihan dan

kesempatan partisipasi masyarakat dalam setiap pengambilan keputusan yang

mempengaruhi kehidupan mereka. Secara sederhana, Pambangunan Manusia

Berkelanjutan (PMB) yang diformulasikan oleh UNDP menekankan pada

pertumbuhan ekonomi tetapi dengan mempertimbangkan aspek penciptaan

lapangan kerja, lingkungan, pemberdayaan dan pemerataan.

Oleh karena itu, pemerintah daerah yakni Dinas Peternakan dan Perikanan

Kabupaten Bojonegoro menciptakan sebuah program Kelompok Budidaya Ikan

Jaring Apung, guna mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi oleh

masyarakat. Inovasi ini merupakan sebuah terobosan baru yang tergolong sebagai

usaha ekonomi produktif, yang diharapkan bisa memberdayakan masyarakat

secara ekonomi sehingga akan berdampak pula pada aspek sosial masyarakat.

Menurut Nuryoso dalam Kurniawati, et al., (2013:11), menyatakan bahwa usaha

ekonomi produktif yang ada atau akan dibentuk pada masing-masing wilayah

diidentifikasi berdasarkan kriteria tertentu, dipilih untuk dikembangkan sebagai

sasaran pembinaan. Pengembangan yang dilakukan melalui pembinaan

manajemen usaha, bantuan modal bergulir dan pemanfaatan teknologi tepat guna.

Kegiatan program Kelompok Budidaya Ikan Jaring Apung ini bertujuan

membuka peluang kerja baru bagi masyarakat di sekitar bantaran sungai

Page 20: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

5

bengawan solo. Program tersebut juga diharapkan bisa membangun pemikiran

masyarakat agar memiliki kepercayaan dan usaha yang optimis bahwa sungai

bengawan solo tidak hanya dimanfaatkan untuk penambangan pasir ilegal dan

pembuatan batu bata, melainkan bisa dimanfaatkan untuk budidaya ikan

dikeramba jaring apung yang akan bisa menambah penghasilan ekonomi dan

dapat dijadikan sebagai pekerjaan yang berkelanjutan. Program ini telah

dijalankan di dua kecamatan, yaitu kecamatan Kalitidu dan Kecamatan Trucuk.

Akan tetapi dari dua kecamatan tersebut berdasarkan informasi yang didapatkan

melalui Dinas Peternakan dan Perikanan, kecamatan yang berkembang dengan

pesat adalah kecamatan Kalitidu. Untuk kecamatan Trucuk aktivitas budidaya

ikannya sangat lambat berkembang.

Program Budidaya ikan tersebut dilakukan dengan cara membentuk sebuah

kelompok yang beranggotakan 10 orang per kelompok. Berikut tabel kelompok

budidaya ikan di keramba jaring apung serta perkembangannya.

Tabel 1. Kelompok dan perkembangan luas jaring apung yang ditangani

No Nama

Kelompok

Alamat

Kelompok

Tahun Awal

(Petak)

Perkembangan

(Petak)

1 Ngringin

Makmur

Ds Ngiringinrejo

Kec Kalitidu

2013 12 16

2 Damai

Sentosa

Ds Pilangsari Kec

Kalitidu

2015 5 5

3 Benz

Makmur

Ds Mojosari

Kec Kalitidu

2015 5 9

4 Karang

Taruna

Ds Mayangrejo

Kec Kalitidu

2015 5 5

5 Karang

Taruna Jaya

Ds Leran

Kec Kalitidu

2015 5 5

6 Barokah

Jaya

Ds Pungpungan

Kac Kalitidu

2015 5 5

7 Keramba Ds Mojo 2015 5 5

Page 21: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

6

Trauna Kec Kalitidu

8 Lancar

Abadi

Ds Mlaten

Kec Kalitidu

2015 5 5

Sumber: Booklet Japung Sivonik Dinas Peternakan dan Perikanan. 2016

Berdasarkan daftar tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa program kelompok

budidaya ikan jaring apung (pokdakan japung) tetap berkelanjutan dengan

ditunjukan semakin bertambahnya jumlah petakan keramba jaring apung di

beberapa kelompok budidaya ikan. Berdasarkan jumlah keramba jaring apung

yang berjumlah 12 petak menjadi 16 petak, dari jumlah keramba jaring apung

yang awalnya 5 petak menjadi 9 petak. Akan tetapi tetap ada beberapa kelompok

yang tetap artinya tidak bertambah jumlah petakan keramba jaring apungnya.

Adapun usaha yang dilakukan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan dalam

upaya pemberdayaan masyarakat, yakni memberikan stimulan berupa kegiatan

budidaya ikan di jaring apung. Program jaring apung ini merupakan program

bantuan hibah berupa sarana dan prasarana antara lain seperti paket jaring apung.

Dinas peternakan dan perikanan juga berinisitaif melakukan pembinaan berupa

penyuluhan dan sosialisasi kepada kelompok perikanan yang dilakukan terus-

menerus secara berkala yakni setiap tiga bulan sekali. Tidak hanya itu, dinas

peternakan dan perikanan melalui petugas teknis atau pendamping lapangan juga

selalu aktif dalam menampung setiap permasalahan yang dialami kelompok

budidaya perikanan, melalui wawancara dan dialog langsung yang dilakukan

kepada kelompok budidaya. Upaya tersebut nantinya bisa meningkatkan

kemampuan para kelompok dalam teknis budidaya ikan. Pendampingan dan

No Nama

Kelompok

Alamat

Kelompok

Tahun Awal

(Petak)

Perkembangan

(petak)

Page 22: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

7

pembinaan tersebut akan terus dioptimalkan dan dikembangkan dengan adanya

kerjasama yang baik dari berbagai pihak.

Penerapan program ini telah dimulai sejak tahun 2013 kemudian pada tahun

2015 mulai di kembangkan menjadi lebih luas. Program tersebut berusaha

merubah budaya (culture) masyarakat sekitar bantaran sungai bengawan solo,

yang pada awalnya masyarakat memiliki kebiasaan menambang pasir dengan

adanya program tersebut masyarakat diajak untuk melakukan aktivitas baru yakni

membuat budidaya ikan dikeramba jaring apung dengan memanfaatkan aliran

sungai bengawan solo. Tidak ada kendala dan penolakan dari warga atau

masyarakat. Justru warga sangat antusias dengan adanya program tersebut karena

melihat semakin terbatasnya sumber daya pasir dan bahan untuk membuat batu

bata yang ada. Adapun Kendala yang dirasakan ialah ketika program ini sudah

berjalan. Salah satu kendala yang dirasakan adalah bencana banjir yang tiba-tiba

datang sehingga masyarakat dan pembina desa harus berfikir dan berupaya

bagaimana agar ikan-ikan yang terkena banjir tidak hilang. Maka saran yang

diberikan oleh pihak pembina ialah membuat petakan-petakan disekitar aliran

bengawan solo.

Melihat kondisi tersebut dapat dikatakan bahwa aktivitas bidudaya ikan di

Jaring Apung ini lebih prospek ketika musim kemarau, hal tersebut disampaikan

oleh salah satu pegawai dinas UPT Minapolitan Dinas Perikanan dan Peternakan

Kabupaten Bojonegoro. Dikarenakan pada saat musim kemarau aliran sungai

cenderung stabil dan ikan bisa terjaga, sehingga panen ikan di musim kemarau

menjadi lebih melimpah. Akan tetapi pada musim hujan kendala yang dirasakan

Page 23: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

8

jauh lebih banyak yakni hilangnya ikan-ikan yang terbawa oleh arus sungai.

Adanya kondisi seperti itu membuat para pembudidaya ikan di sekitar bantaran

sungai berhenti sejenak dan beralih ke penggarapan sawah atau berdagang.

Kemudian akan memulai budidaya lagi ketika musim kemarau sudah datang.

Namun kondisi tersebut tidak terjadi disetiap tempat budidaya ikan. Untuk para

pembudidaya ikan yang dekat dengan Bendungan, meskipun musim hujan warga

tetap melakukan aktivitas budidaya ikan secara rutin. Hal tersebut dikarenakan

tempat budidaya ikan yang cukup dekat dengan bendungan sehingga kondisi air

sungai tetap stabil. Berikut data tabel perkembangan produksi yang telah dicapai

oleh kelompok budidaya ikan jaring apung dari tahun 2013 sampai 2015.

Tabel 2. Perkembangan produksi yang dicapai

No Nama

Kelompok

Produksi/Tahun (Kg)

2013 2014 2015

1 Ngringin

Makmur

4000 4320 3500

2 Damai

Sentosa

- - 870

3 Benz Makmur - - 962

4 Karang Taruna - - 750

5 Karang

Taruna Jaya

- - 850

6 Barokah Jaya - - 700

7 Keramba Taruna - - 1125

8 Lancar Abadi - - 980

Sumber: Booklet Japung Sivonik Dinas Peternakan dan Perikanan. 2016

Berdasarkan tabel yang disajikan di atas dapat dilihat perkembangan hasil

produksi yang dicapai oleh kelompok budidaya ikan di keramba jaring apung per

tahunnya. Pada tahun 2013 dan 2014 yang memiliki produksi hanya kelompok

Page 24: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

9

Ngringin Makmur yang berada di Desa Ngringinrejo Kecamatan Kalitidu. Hal itu

dikarenakan Program Kelompok Budidaya Ikan Jaring Apung (Pokdakan Japung)

dari pemerintah daerah baru pertamakali diterapkan di desa tersebut. Kemudian

pada tahun 2015 dari beberapa desa mulai menyusul penerapan program tersebut.

Selanjutnya pada tahun 2015 dapat dilihat dari beberapa kelompok budidaya ikan

yang memiliki pencapaian produksi tertinggi adalah kelompok budidaya Ngringin

Makmur yang berada di Desa Ngringinrejo.

Program dari pemerintah daerah ini adalah program yang sangat inovatif.

Masyarakat sangat mendukung dan antusias terhadap program ini. Hanya saja

terdapat kondisi yang tidak sama di masing-masing wilayah sehingga

menyebabkan permaslahan tersendiri. Oleh karena itu dari pemaparan latar

belakang di atas, peneliti ingin meneliti tentang implementasi program kreatif

bersama kelompok budidaya ikan jaring apung (pokdakan japung) dalam rangka

pemberdayaan masyarakat sekitar bantaran sungai bengawan solo. Serta apa saja

yang menjadi faktor pendukung dan faktor penghambat yang mempengaruhi

implementasi program tersebut. Atas dasar permasalahan diatas peneliti

melakukan penelitian mengenai program Pemerintah Daerah, dengan judul

“Implementasi Program Kelompok Budidaya Ikan Jaring Apung (POKDAKAN

JAPUNG) Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Bantaran Sungai

Bengawan Solo (Studi pada Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten

Bojonegoro).

Page 25: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

10

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, rumusan masalah yang diambil

adalah:

1. Bagaimanakah implementasi program kelompok budidaya ikan jaring

apung (pokdakan japung) dalam rangka pemberdayaan masyarakat sekitar

bantaran sungai bengawan solo?

2. Apa sajakah faktor pendukung dan faktor penghambat yang

mempengaruhi implementasi program kelompok budidaya ikan jaring

apung (pokdakan japung) dalam rangka pemberdayaan masyarakat sekitar

bantaran sungai bengawan solo?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak di capai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Mengetahui, mendeskripsikan, dan menganalisis implementasi program

kelompok budidaya ikan jaring apung (pokdakan japung).

2. Mengetahui, medeskripsikan dan menganalisis faktor pendukung dan

faktor penghambat yang mempengaruhi implementasi program kelompok

budidaya ikan jaring apung (pokdakan japung).

D. Kontribusi Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Page 26: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

11

1. Kontribusi Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat mendukung dalam pengembangan teori dan

memperbanyak khazanah tentang pemberdayaan masyarakat melalui program

pemerintah daerah.

2. Kontribusi Praktis

Hasil kajian ini sebagai salah satu bahan masukan bagi pihak Pemerintah

Daerah (terutama bagi stakeholders seperti, Dinas Peternakan dan Perikanan)

dalam mengembangkan program Pemerintah Daerah selanjutnya.

E. Sistematika Pembahasan

Pada penulisan skripsi ini sistematika pembahasan yang digunakan adalah

sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang penulisan mengenai program

Pemerintah Daerah yaitu Kelompok Budidaya Ikan Jaring Apung (Pokdakan

Japung). Melalui latar belakang ini muncul rumusan masalah yang nantinya akan

dibahas pada bab IV, terkait dengan implementasi program dan faktor pendukung

serta faktor penghambat. Pendahuluan ini juga terdapat tujuan penelitian,

kontribusi penelitian dan sistematika pembahasan.

Page 27: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

12

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini diuraikan tentang teori-teori yang berkaitan dengan judul dan

permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. Teori-toeri yang dimuat dalam

penelitian ini adalah teori-teori mengenai pembangunan, pemberdayaan, dan

implementasi program.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini dibahas mengenai metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini, meliputi: jenis penelitian, situs penelitian, metode penelitian,

pengumpulan data, instrumen penelitian, dan analisis data yang hasil analisisnya

akan di bahas lebih lanjut dalam bab IV.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

secara garis besar isi dari hasil penelitian dan pembahasan adalah menguraikan

tentang gambaran umum, pembahasan mengenai fokus penelitian, disertai

penyajian data-data yang berhubungan dengan fokus penelitian.

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan dan saran yang

diuraiakan secara garis besar, merupakan temuan pokok yang menjawab tujuan

penelitian. Sedangkan saran merupakan rekomendasi terhadap studi lanjutan dan

kebijakan-kebijakan yang akan datang.

Page 28: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kebijakan Publik

1. Konsep Kebijakan Publik

Kebijakan publik atau sering disebut juga sebagai kebijakan pemerintahan,

merupakan suatu hal yang umum dijumpai dalam kehidupan masyarakat.

Sebagaimana dikemukakan oleh Hamdi (2014: 33) kebijakan publik adalah output

atau hasil dari penyelenggaraan pemerintahan negara, di samping hasil berupa

peraturan perundang-undangan, barang-barang publik, dan pelayanan publik.

Kebijakan (policy) pada umumnya dipahami sebagai keputusan yang diambil

untuk menangani hal-hal tertentu. Sebagaimana dikemukakan oleh Friedrich

dalam Hamdi (2014: 36) yang memandang bahwa kebijakan sebagai suatu

tindakan yang disarankan mengenai perorangan, kelompok atau pemerintahan

dalam suatu lingkungan tertentu yang berisikan hambatan dan kesempatan yang

akan diatasi atau dimanfaatkan melalui kebijakan yang disarankan dalam upaya

mencapai suatu tujuan atau mewujudkan suatu maksud.

Pakar Inggris, W.I. Jenkins (1978: 4) dalam Agustino (2016: 17),

merumuskan kebijakan publik sebagai berikut:

“A set of interrelated decisions taken by a political actor or group of actors

concerning the selection of goals and the means of achieving them within a

specified situation where these decisions should, in principle, be within the power

of these actors to achieve” yang artinya adalah (serangkaian keputusan yang

Page 29: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

14

saling berkaitan yang diambil oleh seorang aktor politik atau sekelompok aktor,

berkenaan dengan tujuan yang telah dipilih beserta cara-cara untuk mencapainya

dalam suatu situasi. Keputusan-keputusan itu pada prinsipnya masih berada dalam

batas-batas kewenangan kekuasaan dari para aktor tersebut).

Pendapat di atas sejalan dengan pendapat Anderson (1990: 3) dalam

Agustino (2016: 17) mendefinisikan kebijakan publik sebagai: “A purpose course

of action followed by an actor or set of actors in dealing with a problem or matter

of concern”. Yang memiliki arti bahwa serangkaian kegiatan yang memiliki

tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang atau sekelompok aktor

yang berhubungan dengan permasalahan atau sesuatu hal yang diperhatikan.

Selain itu, menurut Achmady, et al., (1994: 16) kebijakan publik adalah tindakan

(politik) apapun yang diambil oleh pemerintah (pada semua level) dalam

menyikapi sesuatu permasalahan yang terjadi dalam konteks atau lingkungan

sistem politiknya.

berdasarkan berbagai pandangan kebijakan publik di atas dapat diambil

kesimpulan bahwa kebijakan publik adalah suatu pola tindakan yang diambil dan

ditetapkan oleh pemerintah dalam merespon suatu isu yang merupakan hubungan

dari pemerintahan itu sendiri dengan lingkungan disekitarnya baik dalam wujud

rencana, program dan kegiatan yang berkaitan dan memengaruhi sebagian besar

warga masyarakat.

Page 30: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

15

2. Tahapan-Tahapan Kebijakan

Membuat atau merumuskan kebijakan publik bukanlah suatu proses yang

mudah dikarenakan melibatkan banyak faktor atau variabel-variabel perlu untuk

dikaji secara mendalam. Oleh karena itu para ahli yang terlibat dalam proses

pengkajian dan pembuatan kebijakan telah membagi proses atau tahap-tahap

dalam penyusunan kebijakan publik. Adapun salah satu ahli yang membahas

tentang tahapan-tahapan kebijakan publik adalah Dunn dalam Winarno dalam

Prawiroharjo (2016: 23-26), tahapan-tahapan atau proses kebijakan publik antara

lain sebagai berikut:

a. Tahap Penyusunan Agenda

Pada tahap penyusunan agenda ini, para pejabat yang terlibat dalam

pembuatan kebijakan publik dipilih dan diangkat dalam rangka

menempatkan masalah pada agenda publik. Sebelum itu, masalah tersebut

dikompetisikan terlebih dahulu untuk dapat masuk kedalam agenda

kebijakan. Hingga pada akhirnya, beberapa masalah masuk ke agenda

kebijakan para pejabat yang memiliki wewenang untuk merumuskan

kebijakan. Pada tahap penyusunan ini, tidak semua masalah akan dijadikan

sebagai fokus melainkan hanya beberapa masalah yang kiranya ditetapkan

menjadi fokus pembahasan. Atau ada masalah yang ditunda dengan waktu

yang lama karena alasan-alasan tertentu.

b. Tahap Formulasi Kebijakan

Pada tahap kedua ini, masalah yang telah masuk ke dalam agenda

kebijakan kemudian akan dibahas oleh para pembuat kebijakan. Masalah-

Page 31: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

16

masalah yang telah masuk tersebut yang kemudian didefinisikan untuk

selanjutnya dicari alternatif pemecahan masalah yang terbaik. Pemecahan

masalah tersebut bisa dari berbagai alternatif pilihan yang telah dibuat.

Dalam tahap ini masing-masing aktor akan berlomba untuk mengusulkan

pemecahan masalah yang terbaik yang nantinya akan dipilih.

c. Tahap Adopsi Kebijakan

Beberapa alternatif pemecahan masalah yang telah dibuat dan yang telah

ditawarkan oleh para aktor pembuat kebijakan. Kemudian salah satu

alternatif solusi yang telah ditawarkan tersebut diadopsi dengan dukungan

dari mayoritas legislatif, konsensus antara direktur lembaga atau putusan

peradilan.

d. Tahap Implementasi Kebijakan

Kebijakan yang telah dipilih dan disepakti hanya akan menjadi dokumen-

dokumen elite jika kebijakan tersebut tidak segera untuk

diimplementasikan. Oleh karena itu keputusan program yang telah

disepakati harus segera untuk diimplementasikan, yaitu dilaksanakan oleh

badan-badan ataupun dinas-dinas administratif ditingkat bawah. Kebijakan

yang telah disepakati, dilaksanakan oleh unit-unit administrator yang

memobilisasikan anggaran dan sumber daya manusia. Akan tetapi pada

tahapan ini ada banyak tantangan dan dukungan. Yakni beberapa

implementasi kebijakan akan mendapat dukungan dari para pelaksana, dan

beberapa yang lain juga mendapat tantangan dari para pelaksana, yang

menunjukkan sikap ketidakcocokan terhadap kebijakan tersebut.

Page 32: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

17

e. Tahap Evaluasi Kebijakan

Pada tahapan ini kebijakan yang telah diimplementasikan atau dilaksanakan

akan dievaluasi dan dikaji ulang. Evaluasi dan pengkajian tersebut

digunakan untuk melihat sejauhmana kebijakan yang telah dibuat dan

disepakati berhasil mencapai tujuan atau dampak yang diinginkan, yaitu

sebagai alat pemecah masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Dengan

demikian untuk mengevaluasi dan menilai keberhasilan sebuah kebijakan

dibutuhkan kriteria-kriteria yang harus disepakati. Serta menjadi dasar

untuk menilai apakah kebijakan tersebut telah membawa dampak

sebagaiman tujuan yang diinginkan. Berikut gambar tahapan-tahapan

kebijakan publik menurut Winarno dalam Prawiroharjo (2016: 26).

Penyusunan Agenda

Formulasi Kebijakan

Adopsi Kebijakan

Implementasi Kebijakan

Evaluasi Kebijakan

Gambar 1.Tahapan-tahapan Kebijakan Publik

Sumber: William Dunn dalam Winarno dalam Prawiroharjo (2016)

3. Kebijakan Sebagai Program

Sebagaimana yang dikemukakan oleh dua orang pakar analisis kebijakan

bangsa Inggris, Brian W. Hogwood dan Lewis A. Gunn dalam Wahab (2014: 16)

Perumusan Masalah

Peramalan

Rekomendasi

Pemantauan

Penilaian

Page 33: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

18

berhasil mengelompokkan ragam istilah kebijakan kedalam sepuluh macam,

antara lain yaitu kebijakan sebagai sebuah program. jika dikaitkan dalam sebuah

implementasi kebijakan, maka program adalah unsur utamannya yang harus ada.

United Nations dalam Tjokroamidjojo (1995: 195) mendefinisikan “programme is

taken to mean form of organized social activity with specific objective, limited in

space and time. It often consist of an interrelated group of projects and usually

limited to one or more an going organizations and activities”. Program diartikan

sebagai bentuk kegiatan sosial yang diselenggarakan dengan tujuan, terbatas pada

ruang dan waktu. Terdiri dari sebuah kelompok yang saling terkait proyek dan

biasanya terbatas pada satu atau lebih suatu organisasi dan kegiatannya sedang

berjalan. Suatu program merupakan suatu kegiatan yang direncanakan dan

terorganisir yang memiliki tujuan tertentu sehingga memiliki pencapaian hasil

yang juga dapat diukur.

Sebagainama yang telah dijelaskan diatas, “suatu program dapat dianggap

baik seringkali mempunyai suatu unsur yang inovatif (pembaharuan), adanya

suatu inisiatif baru, pendekatan eksperimentil dan aplikasi gagasan-gagasan baru”

(Tjokroamidjojo, 1995: 195). Dengan demikian program-program tersebut dapat

dikatakan bersifat pembangunan dan juga dipergunakan sebagai alat untuk

pemecahan masalah.

Suatu program yang baik menurut (Tjokroamidjojo, 1995: 195) harus

memiliki ciir-ciri paling sedikit sebagai berikut:

1. Tujuan dirumuskan secara jelas.

2. Penentuan peralatan yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.

Page 34: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

19

3. Suatu kerangka kebijaksanaan yang konsisten dan / atau proyek-proyek

yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan program-program se-efekitf

mungkin.

4. Pengukuran dengan ongkos-ongkos yang diperkirakan dan keuntungan-

keuntungan yang diharapkan akan dihasilkan program tersebut.

5. Hubungan dengan kegiatan-kegiatan lain dalam usaha pembangunan dan

program pembangunan lainnya.

6. Berbagai upaya di bidang manajemen, termasuk penyediaan tenaga,

pembiayaan dan lain-lain untuk melaksanakan program tersebut.

4. Implementasi Kebijakan

Seiring dengan perkembangan studi implementasi, pengertian tentang

implementasi sendiri mengalami banyak perubahan. Implementasi merupakan

kata terjemahan dari kata “implementation” berasal dari kata kerja ”to implement”.

Oleh karena itu sehubungan dengan kata implementasi itu, Menurut Van Metter

dan Horn sebagaimana yang dikutip oleh Harahap dalam Suryana (2009: 47)

mendefinisikan “implementasi adalah suatu proses interaktif antara suatu

perangkat tujuan dengan tindakan atau bersifat interaktif dengan kegiatan-

kegiatan kebijaksanaan yang mendahuluinya, dengan kata lain implementasi

merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk mengoperasikan sebuah program

dengan pilar-pilar organisasi, interpretasi dan pelaksanaan”.

Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Grindle dalam Fernandez

(2014: 4) bahwa implementasi merupakan proses umum tindakan politik dan

administratif yang dapat diteliti pada tingkat program tertentu. Implementasi juga

Page 35: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

20

merupakan sebuah upaya untuk menciptakan hubungan yang memungkinkan

tujuan dari kebijakan dapat terealisasikan sebagai sebuah hasil dari aktivitas

pemerintahan. Upaya-upaya tersebut di desain untuk dapat mewujudkan hasil

akhir dari tujuan dan sasaran yang telah diperkirakan.

Drucker dalam Eriza dalam Suryana (2009: 48) merumuskan “Implementasi

merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan

yang telah digariskan terlebih dahulu”. Sedangkan menurut George C. Ewards

dalam Suryana (2009: 47) “Implementasi kebijakan adalah salah satu tahap

kebijakan publik, antara pembentukan kebijakan dan konsekuensi-konsekuensi

kebijakan bagi masyarakat yang dipengaruhinya”.

Dari beberapa penjelasan tentang Impementasi yang dikemukakan oleh para

ahli diatas. Dapat disimpulkan bahwa Implementasi Program adalah tindakan-

tindakan yang dilaksanakan oleh individu-individu atau pun kelompok terhadap

suatu objek atau sasaran yang diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya. Implementasi kebijakan publik ini termasuk pada tahap

ketiga dari proses atau tahap-tahap kebijakan publik.

5. Model-Model Implementasi Kebijakan

Di dalam implementasi kebijakan terdapat beberapa model-model

implementasi kebijakan dari beberapa ahli, seperti, Van Metter dan Van Horn,

George Edward III, Merelle S. Grindle. Van Metter dan Van Horn dalam

Susilowati (2011:22). Pada proses implementasi di dalam model ini menjelaskan

bahwa kinerja kebijakan dipengaruhi oleh berbagai variabel yang saling berkaitan,

variabel-variabel tersebut antara lain:

Page 36: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

21

1. Standar dan sasaran kebijakan/ukuran dan tujuan kebijakan.

Kinerja implementasi kebijakan dapat diukur tingkat keberhasilannya dari

ukuran dan tujuan kebijakan yang bersifat realistis dengan sosio-kultur yang

ada di level pelaksana kegiatan. Van Metter dan Van Horn dalam Susilowati

(2011: 22) mengemukakan bahwa untuk mengukur kinerja implementasi

kebijakan tentunya menegaskan standar dan sasaran tertentu yang harus

dicapai oleh para pelaksana kebijakan, kinerja kebijakan pada dasarnya

merupakan penilaian atas tingkat ketercapaian standar dan sasaran tersebut.

Implementasi kebijakan yang berhasil bisa jadi gagal ketika para pelaksana

tidak sepenuhnya menyadari standar dan tujuan kebijakan. Pelaksana

kebijakan mungkin bisa jadi gagal dalam melaksanakan kebijakan

dikarenakan menolak atau tidak mengerti apa yang menjadi tujuan dari suatu

kebijakan.

2. Sumber daya

Keberhasilan implementasi kebijakan sangat tergantung dari kemampuan

memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Manusia merupakan sumber daya

yang terpenting dalam menentukan keberhasilan suatu implementasi

kebijakan. Selain sumber daya manusia, sumber daya finansial dan waktu

menjadi perhitungan penting dalam keberhasilan implementasi kebijakan.

3. Karakteristik organisasi pelaksana

Agen pelaksana terdiri atas organisasi formal dan informal yang akan

terlibat dalam pengimplementasian kebijakan. Hal ini penting karena kinerja

Page 37: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

22

implementasi kebijakan akan sangat dipengaruhi oleh ciri yang tepat serta

cocok dengan para agen pelaksananya.

4. Sikap para pelaksana

Sikap penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana kebijakan sangat

mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan implementasi kebijakan. Hal ini

sangat mungkin terjadi karena kebijakan yang dilaksanakan bukanlah hasil

formulasi warga setempat. Sikap warga setempat dipengaruhi oleh pandangan

terhadap suatu kebijakan dan cara melihat pengaruh kebijakan terhadap

kepentingan-kepentingan organisasinya dan kepentingan-kepentingan

pribadinya.

5. Komunikasi antar organisasi terkait dan kegiatan-kegiatan pelaksana

Agar kebijakan publik bisa dilaksanakan dengan efektif, apa yang menjadi

standar tujuan harus dipahami oleh para individu dan bertanggungjawab atas

pencapaian standar dan tujuan kebijakan, karena standar dan tujuan harus

dikomunikasikan kepada para pelaksana.

6. Lingkungan sosial, ekonomi, dan politik

Hal terakhir yang perlu diperhatikan guna menilai kinerja implementasi

kebijakan adalah sejauh mana lingkungan eksternal turut mendorong

keberhasilan kebijakan publik. Lingkungan sosial, ekonomi, dan politik yang

tidak kondusif dapat menajdi sumber masalah dari kegagalan kinerja

implementasi kebijakan. Oleh karena itu, upaya implementasi kebijakan

mensyaratkan kondisi lingkungan eksternal yang kondusif.

Page 38: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

23

Adapun model implementasi kebijakan publik menurut Van Meter dan Van

Horn dalam Wahab (2014: 166) dapat dijelaskan pada gambar berikut:

Gambar 2. Model implementasi kebijakan publik menurut Van Meter dan

Van Horn

Sumber : Wahab, Solichin Abdul (2014: 166)

Selain pendapat dari Van Meter dan Van Horn tentang implementasi

kebijakan, Edward III memfokuskan perhatiannya pada empat hal yang

berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap implementasi kebijakan,

antara lain: komunikasi, sumber daya, sikap pelaksana, dan struktur birokrasi.

1. Communication (Komunikasi)

Komunikasi merupakan sarana untuk menyebarluaskan informasi, baik

dari atas ke bawah maupun dari bawah ke atas. Untuk menghindari terjadinya

distorsi informasi yang disampaikan atasan ke bawahan, perlu adanya

Komunikasi antar

organisasi dan kegiatan

pelaksanaan

Ukuran dan tujuan

kebijakan

Sumber-sumber

kebijakan

Ciri badan pelaksana

Lingkungan : Ekonomi,

Sosial, dan Politik

Sikap para

pelaksana

Prestasi

Kerja

Page 39: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

24

ketetapan waktu dalam penyampaian informasi, harus jelas informasi yang

disampaikan serta memerlukan ketelitian dan konsisten dalam menyampaikan

informasi. Agar suatu implementasi kebijakan menjadi efektif, maka para

pelaksana kebijakan dalam melaksanakan kebijakannya tersebut harus jelas,

akurat dan konsisten (transmission, clarity dan consistency). Karena jika

informasi tersebut tidak disampaikan dengan jelas dan spesifik, maka

dikhawatirkan akan terjadi kesalah pahaman mengenai apa yang harus

disampaikan.

2. Resourcess (Sumber daya)

Faktor penting yang dapat memperngaruhi efektivitas implementasi

kebijakan salah satunya adalah sumber daya. Edward III dalam Susilowati

(2011: 25) menjelaskan bahwa jika personil-personil yang bertanggungjawab

terhadap implementasi kebijakan tidak memiliki sumber daya yang memadai,

maka kebijakan tidak dapat diimplementasikan secara efektif. Sumber daya

tersebut antara lain adanya staf-staf yang jumlahnya proposional dan

memiliki pengetahuan mengimplementasikan dan memastikan bahwa

kebijakan yang diimplementasikan telah mencapai tujuan dan sasaran.

Selanjutnya sumber daya kedua yang dibutuhkan adalah informasi,

informasi ini terdiri dari dua bentuk yaitu cara melaksanakan kebijakan

tersebut dan data yang diperlukan. Oleh karena itu pelaksanaan implementasi

kebijakan akan efektif ketika implementatornya memahami dan memiliki

informasi mengenai kesesuaian antara peraturan yang ada dengan kegiatan

yang dilaksanakan.

Page 40: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

25

Sumber daya yang ketiga adalah kewenangan (authority). Kewenangan

dibutuhkan agar implementator dapat melaksanakan kebijakan secara efektif,

hal ini menjadi bagian yang krusial ketika implementasi kebijakan melibatkan

berbagai unit pelaksanaan yang berasal dari berbagai organisasi.

Sumber daya selanjutnya adalah prasarana, yang menjadi bagian dari

sumber daya yang sangat penting. Seorang pelaksana kebijakan mungkin

memiliki sumber daya yang cukup, akan tetapi ketika tidak ada dukungan dari

sarana dan prasarana yang memadai, kebijakan yang efektif akan sulit untuk

dicapai.

3. Dispotition of attitude (Sikap pelaksana)

Pemahaman dan kemampuan semata ternyata juga tidak cukup untuk

melakukan suatu kebijakan. Implementator tidak hanya mengetahui apa yang

akan dilakukan tetapi implementator juga harus memiliki kemampuan dalam

melaksanakannya. Disposisi terkait dengan sikap pelaksana kebijakan. Sikap

pelaksana kebijakan dapat menimbulkan hambatan-hambatan nyata terhadap

implementasi kebijakan bila personil yang ada tidak melaksanakan kebijakan-

kebijakan yang diinginkan oleh pejabat-pejabat tinggi.

4. Bureaucratic structure (Struktur birokrasi)

Di dalam birokrasi terdapat dan terbagi beberapa staff yang menyebabkan

dibutuhkannya koordinasi. Dengan demikian dibuthkan hal-hal yang harus

dirincikan dalam Standar Operating Procedure (SOP) yang berfungsi sebagai

pedoman dalam melaksanakan kebijakannya sehingga masing-masing dapat

Page 41: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

26

Bureaucratic

Structure

mengetahui dengan jelas apa yang seharusnya dilaksanakan. Kemudian juga

perlu dilakukan pengawasan (monitoring) yang dilakukan ditingkat bawah.

Hal tersebut juga menjadi bagian terpenting di dalam implementasi kebijakan.

Berikut gambar implementasi kebijakan dari George Edward III

Disposition/

Kecenderungan

Implementation

Resources/

Sumber Daya

Gambar 3. Model Implementasi Kebijakan Edward III

Sumber : George C.Edward III dalam Arwan Syarief, 2012

Berdasarkan apa yang ditulis di latar belakang, inti dari penelitian ini ialah

untuk mengetahui sejauh mana implementasi program ini berjalan serta faktor

pendukung dan penghambatnya. Dengan alasan tersebut teori analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Model Implementasi Kebijakan Milik

Merilee S Grindle dengan indikator-indikatornya, yang berusaha menggambarkan

berhasil dan tidaknya suatu program yang dibuat oleh pemerintah daerah. Merilee

S Grindle dalam Akhmad (2012: 25-26) mengemukakan bahwa implementasi

Communication

Page 42: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

27

dipengaruhi oleh dua variabel besar, pertama (isi kebijakan) pengaruh atau akibat

apa yang dapat terjadi oleh karena isi program itu sendiri terhadap proses

implementasi. Yang kedua (lingkungan implementasi) yang mempunyai kaitan

pengaruh atau hubungan terhadap implementasi. Adapun yang pertama variabel

isi kebijakan mencakup:

1. Interest yaitu pihak yang kepentingannya dipengaruhi. Bahwa kebijakan

yang dibuat membawa dampak terhadap macam kegiatan politik yang di

“stimuli” oleh proses pembuatan kebijakan. Artinya sejauh mana

kepentingan kelompok sasaran dapat dipengaruhi.

2. Type of Benefits yaitu, Jenis manfaat yang diterima oleh target group.

Program untuk menyediakan manfaat kolektif lebih mungkin

diimplementasikan. Serta program yang diberikan untuk memberikan

manfaat yang dapat dibagi habis dan bersifat partikularistik/khusus

mempertajam konflik.

3. Extent of Change Envisioned yaitu, sejauhmana perubahan yang

diinginkan dari sebuah kebijakan. Program jangka panjang, menuntut

perubahan perilaku cenderung mengalami kesulitan implementasinya

4. Site of Decesion Making yaitu, apakah letak sebuah program sudah tepat.

Semakin tersebar implementor (secara geografis, organisasi), maka

semakin sulit tugas implementasi program.

5. Program implementors yaitu, apakah sebuah kebijakan telah

menyebutkan implementornya (pelaksana-pelaksana program) dengan

rinci, mutu pelaksana mempengaruhi keberhasilan dan

Page 43: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

28

6. Resource Comitted yaitu, apakah sebuah program didukung oleh

sumberdaya yang memadai untuk mendukung program.

Sedangkan yang kedua untuk yang variabel lingkungan mencakup:

1. Power, Interestis, and Strategies Of Actor Involved yaitu, seberapa besar

kekuasaan, kepentingan, dan strategi yang dimiliki oleh para aktor yang

terlibat dalam implementasi kebijakan. Keterlibatan pihak-pihak tersebut

ditentukan oleh isi dan bentuk program yang diadministrasikan.

2. Institution and Rezime Characteristics yaitu, Karateristik institusi dan

rezim yang sedang berkuasa, kemampuan atau kekuasaan dari pihak yang

terlibat akan memudahkan penilaian terhadap peluang-peluang untuk

mencapai tujuan kebijakan atau tujuan program.

3. Complience and Responsiveness yaitu, Tingkat kepatuhan (konsistensi)

dan responsivitas (daya tanggap) kelompok sasaran.

Page 44: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

29

Berikut model implementasi kebijakan menurut Merilee S. Grindle

Gambar 4. Model Implementasi Kebijakan Mirelee S. Grindle

Sumber: Merilee S. Grindle dalam Wahab (2011: 161)

A. Administrasi Pembangunan

1. Pengertian Administrasi Pembangunan

Secara umum pengertian administrasi pembangunan pada hakekatnya adalah

suatu proses perubahan yang terus-menerus untuk menuju keadaan yang lebih

baik berdasarkan norma-norma tertentu. Pembangunan menurut para pakar

memiliki berbagai pengertian tentang pembangunan. Beberapa definisi atau

pengertiannya adalah sebagai berikut:

Mengukur

Keberhasilan

Tujuan

Kebijakan

Tujuan

yang

dicapai

Program aksi

dan proyek

yang didesain

dan didanai

Program

yang

dilaksanakan

sesuai

rencana

Implementasi Kebijakan dipengaruhi

oleh:

A. Isi Kebijakan

1) Kepentingan kelompok

sasaran

2) Jenis manfaat yang diperoleh

3) Derajat perubahan yang

diinginkan

4) Letak pengambilan keputusan

5) Pelaksanaan program

6) Sumberdaya yang dilibatkan

B. Lingkungan Implementasi

1) Kekuasaan, kepentingan dan

strategi aktor yang terlibat

2) Karakteristik lembaga dan

penguasa

3) Tingkat Kepatuhan dan Daya

Tanggap

Outcomes:

a. Dampak pada

masyarakat,

individu &

kelompok.

b. Perubahan dan

penerimaan

masyarakat

Page 45: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

30

a. Menurut Siagan (1979: 4), pembangunan adalah suluruh usaha yang

dilakukan oleh suatu masyarakat untuk memperbaiki tata kehidupannya

sebagai suatu bangsa dalam berbagai aspek kehidupan bangsa tersebut

dalam rangka usaha pencapaian tujuan yang telah ditentukan.

b. Menurut Edward W. Weidner dalam Tjokroaminoto (1995: 18),

Development Administration is defined as administrative development and

the administration of development programmes. For the administration of

development, it is necessary that the adminstrative machinery itself should

be improved and developed to enable a well coordinated and multi-

functional approach towards solving national problems on development.

c. Sedangkan menurut Tjokroamidjojo (1995: 18) mengartikan administrasi

pembangunan sebagai proses pengendalian usaha (administrasi) oleh

negara/pemerintah untuk merealisir pertumbuhan yang direncanakan ke arah

suatu keadaan yang dianggap lebih baik dan kemajuan di dalam berbagai

aspek kehidupan bangsa (dalam perumusan yang terdahulu disebutkan:

administrasi [pengendalian usaha] untuk mendorong atau mendukung

perubahan-perubahan suatu masyarakat ke arah keadaan yang lebih baik di

kemudian hari).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembangunan adalah suatu upaya

yang terencana dan terprogram yang dilakukan secara terus-menerus oleh suatu

Negara (state) atau Bangsa guna menciptakan masyarakat yang lebih baik dan

sejahtera. Untuk mencapai taraf kehidupan masyarakat yang baik maka butuh

Page 46: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

31

sebuah proses kegiatan yang dilakukan dalam rangka menciptakan kegiatan

ekonomi yang nantinya mampu meningkatkan aspek sosial masyarakat.

2. Ciri-Ciri Administrasi Pembangunan

Ada beberapa ciri administrasi pembangunan yang penting untuk diketahui

dalam menjalankan sebuah perencanaan pembangunan. Menurut (Tjokroamidjojo,

1995: 9-10) ilmu administrasi pembangunan adalah suatu pendekatan, atau

pemikiran baru daripada ilmu administrasi negara. Adapun ciri-ciri dari

administrasi pembangunan adalah sebagai berikut:

1. Lebih memberikan perhatian terhadap lingkungan masyarakat yang

berbeda-beda, terutama bagi lingkungan masyarakat negara-negara baru

berkembang.

2. Administrasi pembangunan mempunyai peran aktif dan berkepentingan

(committed) terhadap tujuan-tujuan pembangunan, baik dalam perumusan

kebijaksanaannya maupun dalam pelaksanaannya yang efektif. Bahkan

administrasi ikut serta mempengaruhi tujuan-tujuan pembangunan

masyarakat dan menunjang pencapaian tujuan-tujuan sosial, ekonomi dan

lain-lain yang dirumuskan kebijaksanaannya melalui proses politik.

3. Berorientasi kepada usaha-usaha yang mendorong perubahan-perubahan

(inovation) ke arah keadaan yang dianggap lebih baik untuk suatu

masyarakat di masa depan. Artinya adalah berorientasi masa depan.

4. Lebih berorientasi kepada pelaksanaan tugas-tugas pembangunan

(development functions) dari pemerintah. Dalam hal ini adalah kemampuan

untuk merumuskan kebijaksanaan-kebijaksanaan pembangunan dan

Page 47: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

32

pelaksanaannya yang efektif. Administrasi pembangunan lebih bersikap

sebagai “development agent”.

5. Administrasi pembangunan harus mengaitkan diri dengan substansi

perumusan kebijaksanaan dan pelaksanaan tujuan-tujuan pembangunan di

berbagai bidang yaitu ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain. Dengan kata

lain administrasi dari kebijaksanaan dan isi program-program

pembangunan.

6. Dalam administrasi pembangunan administrator dalam aparatur pemerintah

juga bisa merupakan penggerak perubahan (change agents).

7. Lebih berpendekatan lingkungan (ecological approach) dan bersifat

pemecahan masalah (problem solving).

Dari ciri adminstrasi pembagunan yang telah disebutkan diatas, maka dapat

dikatakan bahwa administrasi pembangunan memiliki sebuah orientasi ke arah

perubahan-perubahan yang lebih baik. Termasuk juga mendorong ke arah

perubahan-perubahan yang lebih besar (basic changes) di berbagai bidang

ataupun kegiatan yang saling berkaitan dan akan memberikan hasil akhir yang

didapatkan dari proses pembangunan. Administrasi pembangunan juga sebagai

(initiate changes) yang artinya mampu menjadi perintis perubahan dengan

menciptakan inovasi-inovasi yang membangun.

3. Macam-Macam Pembangunan

Sebagaimana amanat yang telah ditetapkan dalam Uandan-Undang Dasar

1945 bahwa pembangunan di indonesia memiliki tujuan untuk melindungi

segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan

Page 48: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

33

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan

ketertiban dunia. Melihat amanat tersebut, maka pembangunan ini mencakup

upaya peningkatan semua segi kehidupan, baik dari sisi pembangunan ekonomi,

sosial-budaya, fisik maupun sumber daya manusianya. Oleh karena itu ada

beberapa macam pembangunan yang dikemukakan oleh beberapa pakar dan ahli.

Menurut Adi (2008: 50-76) macam-macam pembangunan ada dua, sebagai

berikut:

1. Pembangunan Sosial (Social Development)

Pembangunan merupakan salah satu bagian dari upaya pendekatan dalam

pembangunan itu sendiri. Dalam dunia pekerjaan sosial dan Ilmu

Kesejahteraan Sosial menurut Midgley dalam Adi (2008: 50) istilah

pembangunan sosial mulai populer di awal 1980.an.

Dalam membahas pembangunan sosial ada beberapa pengertian yang

dikemukakan oleh para ahli, salah satunya adalah pengertian yang

dikemukakan oleh Midgley dalam Adi (2008: 51) yang mendefinisikan

pembangunan sosial sebagai: “A process of planned social change designed to

promote the well being of the population as a whole in conjunction with a

dynamic process of economic development.”

Menurut pengertian diatas dapat diartikan bahwa pembangunan sosial

adalah sebagai suatu proses perubahan sosial yang terencana yang dirancang

untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sebagai suatu keutuhan, dimana

pembangunan ini dilakukan untuk saling melengkapi dengan dinamika proses

pembangunan ekonomi. Dari penjelasan definisi diatas Midgley dalam Adi

Page 49: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

34

(2008: 51) mengajukan ada delapan aspek yang penting dan perlu untuk

diperhatikan, antara lain :

a. Proses pembangunan sosial tidak terlepas (dipisahkan secara nyata)

dari pembangunan ekonomi;

b. Pembangunan sosial mempunyai fokus yang interdisipliner yang

diambil dari berbagai jenis ilmu sosial;

c. Dalam konsep pembangunan sosial tergambarnya adanya suatu proses

yang dinamis;

d. Proses perubahan yang terdapat dalam pendekatan pembangunan

sosial pada dasarnya bersifat progresif (progressive in nature);

e. Proses pembangunan sosial adalah interventionist;

f. Tujuan pembangunan sosial diusahakan untuk dicapai melalui

beberapa strategi;

g. Pembangunan sosial lebih memusatkan pada populasi sebagai suatu

kesatuan yang bersifat inklusif dan universalistik

h. Tujuan dari pembangunan sosial adalah pengembangan dan

peningkatan kesejahteraan masyarakat (promotion of social welfare).

2. Pembangunan yang Berpusat pada Manusia (People Centered Development)

Tujuan dari pembangunan sosial menurut pandangan UN-ESCAP dalam

Adi (2008: 66) pada dasarnya adalah development of the well-being of the

people (pembangunan untuk meningkatkan taraf hidup manusia. Dari tujuan

tersebut UN-ESCAP menekankan bahwa pembangunan sosial pada dasarnya

adalah suatu pendekatan pembangunan yang berpusat pada manusia (people

Page 50: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

35

centered development), yaitu sebuah upaya untuk meningkatkan taraf hidup

masyarakat dengan memfokuskan pada pemberdayaan dan pembangunan

manusia itu sendiri.

Penafsiran tentang pembangunan yang berpusat pada manusia (people

centered development) banyak ditafsirkan oleh para ahli. Seperti yang

dikemukakan oleh Korten dalam Adi (2008: 70) yang mencoba

menggambarkan dari people centered development adalah untuk “to enhance

human growth and well-being, equity and sustainability” artinya (untuk

meningkatkan pertumbuhan dan kemakmuran manusia), meningkatkan

keadilan, serta berkesinambungan). Kemudian menurut Korten dalam Adi

(2008: 70) juga menambahkan “The dominant logic of this paradigm is that of

a balanced of human ecology . . .” bahwa “(pemikiran yang mendominasi

paradigma ini adalah pembangunan yang memperhatikan keseimbangan

ekologi manusia . . .)”.

Berdasarkan beberapa penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa

pembangaunan yang berpusat pada manusia (peopel centered development)

lebih memfokuskan pada unsur pertumbuhan dan kemakmuran manusia, akan

tetapi aspek-aspek yang lain seperti aspek ekologis juga tidak diabaikan

melainkan menjadi bagian perhatian dari pendekatan pembangunan ini. Dalam

pendekatan pembangunan people centered development juga memandang

bahwa tidak selayaknya manusia menghabiskan sumber daya alam yang ada

sehingga mengakibatkan rusaknya ekologi lingkungan yang akhirnya akan

berdampak pada keberlangsungan kehidupan manusia.

Page 51: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

36

B. Pemberdayaan Masyarakat

1. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan atau

meningkatkan kapasitas, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya

peningkatan kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraannya, baik secara

individu maupun kelompok. Dalam upaya pemberdayaan masyarakat

membutuhkan keterlibatan yang besar dan serius dari pemerintah daerah serta

berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan dari

berbagai hasil yang dicapai. Kemudian banyak dari kalangan pakar yang telah

berusaha memberikan pengertian tentang pemberdayaan. Adapun berbagai

pengertian tentang pemberdayaan adalah sebagai berikut:

a. Menurut Payne dalam Adi (2008: 77) mengemukakan bahwa suatu

pemberdayaan (empowerment) ditujukan guna: “to help clients gain power

of decision and action over their own lives by reducing the effect of social

or personal blocks to exercising existing power, by increasing capacity and

self-confidence to use power and by transfering power from the

environtment to clients.”

b. Menurut Shardlow dalam Adi (2008: 78) mengemukakan pengertian

pemberdayaan yang pada intinya adalah membahas bagaimana individu,

kelompok, ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka

sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan

keinginan mereka.

Page 52: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

37

c. Menurut Asean Development Bank (ADB) sebagaimana yang dikutip oleh

zubaedi dalam Ardiyanti, et al., (2015: 735) mengungkapkan bahwa pada

umumnya pemberdayaan masyarakat dirancang dan dilaksanakan secara

menyeluruh. Pemberdayaan masyarakat dianggap bersifat komprehensif jika

memiliki beberapa karakteristik, yakni:

a. Berbasis lokal;

b. Berorientasi pada peningkatan kesejahteraan;

c. Berbasis kemitraan;

d. Bersifat holistik; dan

e. Berkelanjutan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan

merupakan upaya untuk membangun agar masyarakat bisa mandiri dan

terberdayakan dengan potensi dan sumberdaya yang ada dan bersifat menyeluruh.

Oleh karena itu konsep pemberdayaan bukan hanya menyangkut permasalahan

ekonomi semata akan tetapi juga harus menyentuh semua aspek seperti aspek

sosial kehidupan masyarakat. Untuk mencapainya maka dibutuhkan partisipasi

dari individu maupun kelompok masyarakat itu sendiri.

Disamping pentingnya pemberdayaan masyarakat, menurut Prasojo dalam

kurniawati, et al., (2013:11) terdapat beberapa permasalahan yang dapat

mengganggu pengimplementasian pemberdayaan dalam tataran praktis.

Permasalahan tersebut menyangkut ketiadaan konsep yang jelas mengenai apa itu

pemberdayaan masyarakat, batasan masyarakat yang sukses melaksanakan

pemberdayaan, peran masing-masing pemerintah, masyarakat dan swasta,

mekanisme pencapaiannya, dan lain sebagainya.

Page 53: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

38

Selain itu, menurut Nuryoso dalam Kurniawati, et al., (2013: 11), usaha

ekonomi produktif yang ada atau akan dibentuk pada masing-masing wilayah

diidentifikasi berdasarkan kriteria tertentu, dipilih untuk dikembangkan sebagai

sasaran pembinaan. Pengembangan dilakukan melalui pembinaan manajemen

usaha, bantuan modal bergulir dan pemanfaatan teknologi tepat guna.

Gambar 5. Relasi Antara Pemberdayaan dan Kesejahteraan Masyarakat

Sumber : Adi, Isbandi Rukminto, 2008

Berdasarkan gambar diatas menunjukan usaha penyinergian berbagai upaya

pemberdayaan masyarakat antarbidang. Misalnya dalam usaha pemberdayaan

ekonomi yang kemudian juga harus memperhatikan pemberdayaan lingkungan

sehingga tidak terjadi eksploitasi sumber daya alam habis-habisan dan tetap

menjaga keberlangsungan ekologi untuk generasi-generasi yang akan datang.

Kesejahteraan

Masyarakat Pemberdayaan

Politik

Pemberdayaan

Sosial Budaya

Pemberdayaan

Lingkungan

Pemberdayaan

Ekonomi

Pemberdayaan

Kesehatan

Pemberdayaan

Hukum

Pemberdayaan

Spiritual

Page 54: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

39

2. Proses Pemberdayaan Masyarakat

Adanya sebuah pemberdayaan adalah ingin memperkuat posisi masyarakat,

khususnya bagi masyarakat kelompok menengah kebawah yang kurang dalam

berdaya, baik karena kondisi internal (persepsi mereka sendiri) maupun kondisi

eksternal (keadaan yang timpang atau tidak adil).

Bidang-bidang yang terlibat dalam suatu pemberdayaan, keberadaanya dapat

dilihat sebagai suatu program ataupun suatu proses. Menurut Adi (2008:83-84)

mengemukakan bahwa pemberdayaan sebagai program adalah suatu

pemberdayaan yang dilihat dari tahapan-tahapan kegiatan guna mencapai suatu

tujuan, yang biasanya sudah ditentukan jangka waktunya. Sedangkan

pemberdayaan dilihat sebagai suatu proses adalah pemberdayaan yang

berkesinambungan sepanjang hidup seseorang (on going process) sepanjang

komunitas itu masih ingin melakukan perubahan dan perbaikan, dan tidak hanya

terpaku pada suatu program saja.

Hal tersebut juga bisa diterapkan atau terjadi di masyarakat, dimana dalam

suatu masyarakat tersebut proses pemberdayaan tidak akan berakhir dengan

selesainya program tersebut, baik program tersebut dilaksanakan oleh pemerintah

maupun non-pemerintah. Proses pemberdayaan akan tetap berlangsung selama

komunitas itu masih tetap dan terus berusaha melanjutkan pemberdayaan kepada

diri mereka sendiri.

Sebagaimana digambarkan oleh Hogan dalam Adi (2008: 85) proses

pemberdayaan yang berkesinambungan terdiri dari lima tahapan utama, antara

lain:

Page 55: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

40

1. Menghadirkan kembali pengalaman yang memberdayakan dan tidak

memberdayakan (recall depowering/empowering experiences);

2. Mendiskusikan alasan mengapa terjadi pemberdayaan dan

penidakberdayaan (discuss reasons for depowerment/empowerment);

3. Mengidentifikasikan suatu masalah ataupun proyek (identity one problem

or preject);

4. Mengidentifikasikan basis daya yang bermakna untuk melakukan

perubahan (identify useful power bases); dan

5. Mengembangkan rencana-rencana aksi dan mengimplementasikannya

(develop and implement action plans).

Berikut siklus pemberdayaan menurut Hogan dalam Adi (2008: 86)

Gambar 6. Siklus Pemberdayaan

Sumber: Adi, Isbandi Rukminto, 2008

Menghadirkan kembali

pengalaman yang

memberdayakan dan

tidak memberdayakan

Mengembangkan rencana

aksi dan

mengimplementasikan

Mengidentifikasikan

basis daya (kekuatan)

yang bermakna untuk

melakukan perubahan

Mendiskusikan alasan

mengapa terjadi

pemberdayaan dan

penidakberdayaan

Mengidentifikasikan

suatu masalah ataupun

proyek

Page 56: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

41

3. Prinsip Pemberdayaan Masyarakat

Menurut Anwas dalam Azizah (2016) mengidentifikasikan beberapa prinsip

pemberdayaan masyarakat sebagai berikut:

a. Pemberdayaan dilakukan dengan cara yang demokratis dan menghindari

unsur paksaan. Setiap individu memiliki hak yang sama untuk berdaya.

Setiap individu juga memiliki kebutuhan, masalah, bakat, minat dan

potensi yang berbeda. Unsur-unsur pemaksaan melalui berbagai cara perlu

dihindari karena bukan menunjukkan ciri dari pemberdayaan

b. Kegiatan pemberdayaan di dasarkan pada kebutuhan, masalah, dan potensi

klien/sasaran. Hakikatnya, setiap manusia memiliki kebutuhan dan potensi

dalam dirinya. Proses pemberdayaan dimulai dengan menumbuhkan

kesadaran kepada sasaran akan potensi dan kebutuhannya yang dapat

dikembangkan dan diberdayakan untuk mandiri. Proses pemberdayaan

juga dituntut berorientasi kepada kebutuhan dan potensi yang dimiliki

sasaran. Biasanya pada masyarakat pedesaan yang masih tertutup, aspek

kebutuhan, masalah, dan potensi tidak nampak. Agen pemberdayaan perlu

memiliki potensi untuk memahami potensi dan kebutuhan klien/sasaran;

c. Sasaran pemberdayaan adalah sebagai subjek atau pelaku dalam kagiatan

pemberdayaan. Oleh karena itu sasaran manjadi dasar pertimbangan dalam

menentukan tujuan, pendekatan dan bentuk aktivitas pemberdayaan;

d. Pemberdayaan berarti menumbuhkan kembali nilai, budaya, dan kearifan-

kearifan lokal seperti gotong royong, kerjasama, hormat kepada yang lebih

tua , dan kearifan lokal lainya sebagai jati diri masyarakat perlu

Page 57: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

42

ditumbuhkembangkan melalui berbagai bentuk pemberdayaan sebagai

modal sosial dalam pembangunan;

e. Pemberdayaan merupakan sebuah proses yang memerlukan waktu,

sehingga dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Tahap ini

dilakukan secara logis dari sifatnya sederhana menuju komplek;

f. Kegiatan pendampingan atau pembinaan perlu dilakukan secara bijaksana,

bertahap, dan berkesinambungan. Kesabaran dan kehati-hatian dari agen

pemberdayaan perlu dilakukan terutama dalam menghadapi keragaman

karakter, kebiasaan, dan budaya masyarakat yang sudah tertanam lama;

g. Pemberdayaan tidak bisa dilakukan dari salah satu aspek saja, tetepi perlu

dilakukan secara holistik terhadap semua aspek kehidupan yang ada dalam

masyarakat;

h. Pemberdayaan perlu dilakukan terhadap kaum perempuan terutama remaja

dan ibu-ibu muda sebagai potensi besar dalam mendongkrak kualitas

kehidupan keluarga dan pengentasan kemiskinan;

i. Pemberdayaan dilakukan agar masyarakat memiliki kebiasaan untuk terus

belajar sepanjang hayat (lifelonglearning/education). Individu dan

masyarakat perlu dibiasakan belajar menggunakan berbagai sumber yang

tersedia. Sumber belajar tersebut bisa: pesan, orang (termasuk masyarakat

disekitarnya), bahan, alat, teknik, dan juga lingkungan di sekitar tampat

mereka tinggal. Pemberdayaan juga perlu diarahkan untuk menggunakan

prinsip belajar sambil bekerja (learning by doing);

Page 58: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

43

j. Pemberdayaan perlu memperhatikan adanya keragaman budaya. Oleh

karena itu diperlukan berbagai metode dan pendekatan pemberdayaan

yang sesuai dengan kondisi di lapangan;

k. Pemberdayaan diarahkan untuk menggerakkan partisipasi aktif individu

dan masyarakat seluas-luasnya. Partisipasi ini mulai dari tahap

perencanaan, pengembangan, pelaksanaan, evaluasi, termasuk partisipasi

dalam menikmati hasil dari aktivitas pemberdayaan;

l. Klien/sasaran pemberdayaan perlu ditumbuhkan jiwa kewirausahaan

sebagai bekal menuju kemandirian. Jiwa kewirausahaan tersebut mulai

dari; mau berinovasi, berani mengambil resiko terhadap perubahan,

mencari dan memanfaatkan peluang, serta mengembangkan networking

sebagai kemampuan yang diperlukan dalam era globalisasi;

m. Agen pemberdayaan atau petugas yang melaksanakan tugas pemberdayaan

perlu memiliki (kompetensi) yang cukup, dinamis, fleksibel, dalam

bertindak, serta dapat mengikuti perkembangan zaman dan tuntutan

masyarakat. Agen pemberdayaan ini lebih berperan sebagai fasilitator; dan

n. Pemberdayaan perlu melibatkan berbagai pihak yang ada dan terkait dalam

masyarakat, mulai dari unsur pemerintah, tokoh, guru, kader, ulama,

pengusaha, LSM, relawan, dan anggota masyarakat lainnya. Semua pihak

tersebut dilibatkan sesuai peran, potensi, dan kemampuannya.

Page 59: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Berdasarkan pendekatan

kualitatif yang digunakan, penulis menggunakan metode yang biasanya digunakan

yaitu pengamatan, wawancara, dan pemanfaatan dokumen. Metode penelitian

deskriptif digunakan penulis dalam penemuan, pengumpulan analisis, dan

interpretasi data sehingga dapat dikatakan bahwa metode penelitian memiliki

peran yang sangat penting dalam menentukan arah kegiatan sehingga akan

memudahkan peneliti dalam mencapai tujuan.

Pemilihan metode ini didasarkan bahwasanya metode ilmiah yang dianggap

paling tepat untuk menjangkau, mendeskripsikan, dan menggambarkan berbagai

permasalahan dan data yang ada dengan lebih mendalam yang sesuai dengan

masalah dan tujuan penelitian yaitu dalam rangka mengetahui tentang

implementasi program kreatif bersama kelompok budidaya ikan jaring apung

(pokdakan japung). Melalui metode kualitatif, pada tahap awal peneliti melakukan

pengumpulan data yang mendalam sehingga dapat memberikan hipoteses yang

memberikan gambaran dan analisis secara mendalam terkait implementasi

program (Pokdakan Japung).

Page 60: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

45

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian adalah hal-hal yang dijadikan sebagai pusat penelitian dalam

penelitian ini. Menurut Sugiyono (2014: 207) “fokus adalah batasan masalah yang

berisi pokok masalah yang masih bersifat umum”. Berdasarkan uraian tersebut

dapat dipahami bahwa fokus penelitian merupakan pembatasan agar peneliti tidak

terjebak dalam banyaknya data. Sehingga peneliti dapat memilih dan memutuskan

data mana yang diperlukan dan yang tidak diperlukan, agar sesuai dengan

permasalahan dan tujuan penelitian. Adapun fokus dari penelitian ini antara lain:

1. Implementasi program kreatif bersama kelompok budidaya ikan jaring

apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam rangka pemberdayaan masyarakat

sekitar bantaran sungai bengawan solo. Untuk menganalisis bagaimana

proses implementasi kebijakan berlangsung, Merilee S, Grindle dalam

Agustino Leo (2016: 142-145) mengemukakan bahwa implementasi

dipengaruhi oleh dua variabel besar, yakni isi kebijakan dan lingkungan

implementasi.

a. Konten (muatan) Kebijakan

1) Pihak yang kepentingannya dipengaruhi

2) Jenis manfaat yang bisa diperoleh

3) Jangkauan perubahan yang diharapkan

4) Letak pengambilan keputusan

5) Pelaksana-pelaksana program

6) Sumber-sumber yang dapat disediakan

b. Lingkungan Implementasi

Page 61: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

46

1) Kekuasaan, kepentingan dan strategi-strategi dari para aktor yang

terlibat

2) Ciri-ciri kelembagaan dan penguasa

3) Konsistensi dan daya tanggap

a. Faktor pendukung dan faktor penghambat yang mempengaruhi

implementasi program kreatif bersama kelompok budidaya ikan jaring

apung (pokdakan japung) dalam rangka pemberdayaan masyarakat.

a. Faktor pendukung

1) Pemerintah

2) Masyarakat

b. Faktor penghambat

1) Sumber Daya Manusia

2) Iklim

C. Lokasi Penelitian dan Situs Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi dimana peneliti akan melakukan

penelitian terhadap objek yang akan diteliti untuk melihat keadaan yang

sebenarnya. Adapun lokasi penelitian ini berada di Kabupaten Bojonegoro.

Pemilihan lokasi penelitian didasarkan pada fokus penelitian dan juga karena

Kabupaten Bojonegoro merupakan kabupaten yang dilewati oleh aliran sungai

bengawan solo yang berpotensi untuk digunakan sebagai tempat budidaya ikan di

jaring apung.

Hal ini kemudian diperkuat dengan penghargaan yang diperoleh Kabupaten

Bojonegoro sebagai Top 99 Inovasi tahun 2016 yang diberikan oleh Kementrian

Page 62: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

47

PANRB kepada Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro. Adapun

situs penelitian menunjukan dimana tempat peneliti dapat menangkap keadaan

yang sebenarnya dari objek yang diteliti. Sehingga peneliti bisa mendapatkan data

yang akurat. Maka situs penelitian ini adalah:

1. Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro

2. Kelompok budidaya ikan jaring apung (Pokdakan Japung) di Kecamatan

Kalitidu Kabupaten Bojonegoro

D. Sumber Data

Sumber data merupakan, sumber dimana peniliti memperoleh data yang

diperlukan. Menurut Lofland dan Lofland sebagaimana yang dikutip oleh

Moleong (2014: 157), “sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-

kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen, dan lain-

lain.” Sumber data penelitian ini diperoleh dari:

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari

lapangan atau dari sumbernya secara langsung tanpa perantara. Sumber data

primer ini diperoleh dari pihak yang terlibat dalam Program Kelompok Budidaya

Ikan Jaring Apung (Pokdakan Japung) yang dilakukan melalui wawancara,

observasi atau dengan alat bantu lainya adalah sebagai berikut:

a. Bapak Ir. Imam Suprayogi selaku Kepala Bidang Perikanan

b. Ibu Anita Setyarini WP, S.Pi selaku Kepala Seksi Perikanan Budidaya

c. Bapak Wisnu Anggoro, S.Pi selaku Penyuluh Perikanan

d. Bapak Minto selaku Bendahara Kelompok Budidaya Ikan Jaring Apung

Page 63: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

48

e. Bapak Sigit selaku Ketua Kelompok Budidaya Ikan Jaring Apung

f. Bapak Sari selaku Ketua Kelompok Budidaya Ikan Jaring Apung

g. Bapak Sapuan selaku Ketua Kelompok Budidaya Ikan Jaring Apung

h. Bapak Hasan selaku Anggota Kelmpok Budidaya Ikan Jaring Apung

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang bersumber dari data yang tidak asli

memuat informasi atau data tersebut. Dalam penelitian ini diperoleh melalui

dokumen-dokumen, pearturan-peraturan, dan referensi dari Dinas Peternakan Dan

Perikanan Kabupaten Bojonegoro, internet maupun berita online untuk membantu

peneliti melengkapi data penelitian ini terkait program kelompok Budidaya Ikan

Jaring Apung (Pokdakan Japung), data yang diperoleh antara lain :

a. Booklet Jaring Apung (Japung) Sivonik Dinas Peternakan dan Perikanan

Kabupaten Bojonegoro

b. Berkas Visi-Misi Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro

c. Maket Budidaya Ikan Jaring Apung Dinas Peternakan dan Perikanan

Kabupaten Bojonegoro

d. Rekaman dan gambar

E. Teknik Pengumpulan Data

Proses penelitian, memerlukan adanya teknik pengumpulan data yang relevan

dengan objek penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan teknik wawancara, dokumentasi, dan observasi.

1. Wawancara

Page 64: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

49

Wawancara merupakan proses tanya jawab secara langsung dengan

bertatap muka atau tidak bertatap muka yang dilakukan dua orang atau lebih

dengan mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-

keterangan. Tujuan wawancara adalah untuk mengumpulkan informasi yang

diperlukan dalam penelitian, bukan untuk mengubah atau mempengaruhi

pendapat responden. Menurut Sugiyono (2011: 137) “wawancara digunakan

sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi

pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga

apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih

mendalam dan jumlah respondenya sedikit/kecil”. Dalam melakukan

wawancara, peneliti menggunakan teknik wawancara terstruktur. Dimana

nantinya peneliti akan mendapatkan informasi dari tangan pertama (primer).

2. Dokumentasi

Pengumpulan data dengan menggunakan teknik dokumentasi yaitu

pengumpulan data dimana peneliti memahami melalui dokumen-dokumen

tertulis seperti peraturan-peraturan dan referensi dari internet, jurnal-jurnal

ilmiah untuk mendapatkan informasi terkait penelitian.

3. Observasi

Adapun dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan teknik

observasi untuk mengadakan pengamatan terhadap implementasi program

Kreatif Bersama Kelompok Budidaya Ikan Jaring Apung (Pokdakan Japung)

secara langsung dan melihat dari dekat terhadap obyek yang diteliti. Sehingga

Page 65: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

50

peneliti dapat mencatat peristiwa maupun perilaku yang berkaitan dengan

fokus penelitian sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti

dalam kegiatanya agar memperoleh data yang berkualitas sehingga kegiatan

penelitian berjalan dengan mudah dan sistematis. Menurut Sugiyono (2011: 222)

“dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah

peneliti itu sendiri”. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam instrumen penelitian

yang menjadi instrumen penelitianya adalah peneliti itu sendiri. Adapun dalam

melaksanakan penelitian, peneliti menggunakan panca indra guna mengamati dan

mencatat apa-apa fenomena yang terjadi di lapangan. Sedangkan untuk instrumen

penunjangnya adalah:

1. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara merupakan kumpulan atau serangkaian pertanyaan yang

telah dipersiapkan dan hendak diajukan kepada sumber informan untuk

mendapatkan data primer.

2. Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan oleh peneliti untuk mencatat hal-hal yang dilihat,

didengar, dialami serta apa-apa yang dipikirkan pada saat pengumpulan data.

3. Perangkat Penunjang Pedoman Wawancara

Perangkat penunjang yang dapat digunakan adalah seperti kamera dan tape

recorder yang berfungsi sebagai bukti otentik terhadap fenomena-fenomena

yang terjadi di lapangan.

Page 66: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

51

G. Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan sebagaimana yang di kutip oleh Sugiyono (2014: 244)

menyatakan bahwa “Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-

bahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat di informasikan

kepada orang lain. Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis data model interaktif (Miles, Huberman dan Saldana 2014: 14),

dengan prosedur:

1. Kondensasi Data

Adapun dalam tahap ini merupakan tahap merujuk pada proses pemilihan

data, pemusatan perhatian , memilih hal-hal yang pokok dan penyederhanaan

data kasar yang muncul dari catatan tertulis dilapangan seperti transkrip

wawancara, dokumen-dokumen dan materi-materi empiris lainya. Kegiatan

kondensasi data ini merupakan suatu bentuk kegiatan menggolongkan,

mengambil data yang penting dan pokok sehingga dapat ditarik kesimpulan

akhirnya.

2. Penyajian Data

Setelah melakukan kondensasi data langkah berikutnya adalah melakukan

display data. Adapun penyajian data atau display data ditujukan untuk

memudahkan bagi peneliti untuk memahami dengan melihat gambaran

secara keseluruhan apa yang terjadi atau bagian-bagian tertentu dari peneliti,

sehingga peneliti bisa merencanakan arahan kerja yang akan dilakukan

Page 67: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

52

selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. Oleh karena itu dalam

penelitian ini, peneliti akan menyajikan data dalam bentuk kualitatif.

3. Menarik Kesimpulan atau Verifikasi

Di dalam penelitian kualitatif pada tahapan kesimpulan ini dilakukan

penarikan kesimpulan secara terus-menerus sepanjang proses penelitian.

Dalam tahap penarikan kesimpulan tidak langsung sekali jadi, melainkan

merupakan suatu siklus yang interaktif, karena menunjukkan adanya

kesungguhan dan kemauan yang kuat dalam mendapatkan dan memahami

gambaran yang rinci serta pengertian yang mendalam sehingga dapat

menghasilkan suatu kesimpulan yang induktif.

Gambar 7. Komponen Analisis Data Model Interaktif

Sumber: Miles, Huberman, dan Saldana (2014:14)

Conclusions:

drawing/veriying

Data Collection Data

Display

Data

Condensation

Page 68: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

53

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Kabupaten Bojonegoro

a. Sejarah

Kota Bojonegoro adalah kota peradaban yang dilalui sungai terpanjang di Jawa

yakni Bengawan Solo. Di Kabupaten Bojonegoro hingga kini fosil hewan purba

yang mendiami sepanjang sungai Bengawan Solo berlimpah. Kekayaan sumber

daya alam yang dimiliki pun melimpah seperti minyak, jati, tembakau dan lahan

yang subur saat itu. Kekayaan itu diminati oleh negara-negara penjajah waktu itu

yakni Eropa dan Belanda. Akan tetapi, dengan kekayaan yang begitu melimpah

Kabupaten Bojonegoro pada masa lalu masih terjerat kemiskinan. Akibatnya,

hingga 2007 Bojonegoro adalah Kabupaten termiskin nomor 3 di Jawa Timur.

Sumber www.bojonegorokab.go.id

Kabupaten Bojonegoro termasuk wilayah kekuasaan Majapahit, seiring dengan

berdirinya kesultanan Demak pada abad ke-16, Bojonegoro menjadi wilayah

kerajaan Demak. Dengan berkembangnya budaya baru yaitu islam, pengaruh

budaya hindu yang kental di Indonesia termasuk Bojonegoro terdesak dan

terjadilah pergeseran nilai dan tata masyarakat dari nilai lama hindu ke nilai baru

Islam dengan disertai perang dalam upaya merebut kekuasaan Majapahit

(wilwatikta). Peralihan kekuasaan yang disertai pergolakan membawa Bojonegoro

masuk dalam wilayah Kerajaan Pajang (1586), dan kemudian Mataram (1587).

Page 69: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

54

Pada tanggal 20 Oktober 1677, status Jipang yang sebelumnya adalah

kadipaten diubah menjadi Kabupaten dengan Wedana Bupati Mancanegara

Wetan, Mas Tumapel yang juga merangkap sebagai Bupati I yang berkedudukan

di Jipang. Tanggal tersebut hingga sekarang diperingati sebagai hari jadi

Kabupaten Bojonegoro. Tahun 1725, ketika Pakubuwono II (Kasunanan

Surakarta) naik tahta, pusat pemerintahan Kabupaten Jipang dipindahkan dari

Jipang ke Rajekwesi, sekitar 10 Km sebelah selatan Kota Bojonegoro saat ini.

b. Visi dan Misi

Visi Kabupaten Bojonegoro “ Terwujudnya Pondasi Bojonegoro Sebagai

Lumbung Pangan dan Energi Negeri Yang Produktif, Berdaya Saing, Adil,

Bahagia, Sejahtera dan Berkelanjutan”

Misi Kabupaten Bojonegoro sebagai berikut:

1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, seimbang dan

berkelanjutan melalui peningkatan industri pangan dan energi;

2. Mewujudkan masyarakat yang produktif, mandiri dan sejahtera;

3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih melalui

peningkatan pelayanan yang profesional

Page 70: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

55

c. Kondisi Geografis dan Topografi

Gambar 8. Peta Kabupaten Bojonegoro

Sumber : Situs Resmi Pemkab Bojonegoro, 2017

Kabupaten Bojonegoro secara administratif memiliki luas wilayah yaitu

mencapai 230.706 Ha dan secara administratif memiliki batas wilayah yaitu

sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kabupaten Tuban

Sebelah Timur : Kabupaten Lamongan

Sebelah Selatan : Kabupaten Nganjuk, Ngawi dan Jombang

Sebelah Barat : Kabupaten Ngawi dan Blora (Jawa Tengah)

Tahun 2016 wilayah Kabupaten Bojonegoro secara administratif saat ini

terbagi menjadi 28 Kecamatan dengan 419 Desa dan 11 Kelurahan. Lebih jelas

Page 71: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

56

wilayah administrasi Kabupaten Bojonegoro beserta luas wilayah perkecamatan

dapat dilihat pada Tabel 2.1 Luas Wilayah Per Kecamatan di Kabupaten

Bojonegoro dan Gambar Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Bojonegoro.

Wilayah Kabupaten Bojonegoro merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa

Timur yang secara orientasi berada di bagian paling barat wilayah Provinsi Jawa

Timur dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Blora yang merupakan bagian

dari Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis, kabupaten Bojonegoro berada pada

koordinat 6o 59’ sampai 7o 37’ Lintang Selatan dan 112o 25’ sampai 112o 09

Bujur Timur, dengan jarak +110 km dari ibu kota provinsi.

Keadaan topografi Kabupaten Bojonegoro didominasi oleh keadaan tanah yang

berbukit yang berada di sebelah Selatan (Pegunungan Kapur Selatan) dan sebelah

Utara (Pegunungan Kapur Utara) yang mengapit dataran rendah yang berada di

sepanjang aliran Bengawan Solo yang merupakan daerah pertanian yang subur.

Tabel 00.00 lebih jelas kondisi topografi Kabupaten Bojonegoro.

Wilayah Kabupaten Bojonegoro didominasi oleh lahan dengan kemiringan

yang relatif datar. Hal tersebut dapat ditunjukan pada tabel diatas, bahwa 91,26%

wilayah Kabupaten Bojonegoro memiliki kemiringan antara 0-15%. Permukaan

tanah di Kabupaten Bojonegoro rata-rata berada pada ketinggian dari permukaan

laut yang relatif rendah, yaitu berada pada ketinggian antara 25-500 m dari

permukaan laut.

d. Demografi

Populasi Penduduk di Kabupaten Bojonegoro tahun 2016 mencapai 1.453.880

jiwa (453.726) KK dibandingkan Tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar

Page 72: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

57

0,05%. Lebih jelasnya, kondisi kependudukan di Kabupaten Bojonegoro Tahun

2016 disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin tahun 2016

No.

Kecamatan

Jumlah Penduduk

Total Laki-Laki Perempuan

1 Ngraho 26.204 25.656 51.86

2 Tambakrejo 30.339 30.226 60.605

3 Ngambon 6.576 6.542 13.118

4 Ngasem 34.471 33.733 68.204

5 Bubulan 8.273 8.496 16.769

6 Dander 46.513 45.842 92.355

7 Sugihwaras 25.832 25.47 51.302

8 Kedungadem 45.949 45.37 91.319

9 Kepohbaru 37.048 35.763 72.811

10 Baureno 44.603 43.182 87.785

11 Kanor 33.071 32.93 66.001

12 Sumberrejo 38.999 38.844 77.843

13 Balen 35.48 35.197 70.677

14 Kapas 28.921 27.977 56.898

15 Bojonegoro 48.981 49.585 98.566

16 Kalitidu 27.977 27.519 55.496

Page 73: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

58

17 Malo 17.748 17.8 35.548

18 Purwosari 16.856 17.039 33.895

19 Padangan 25.322 25.181 50.503

20 Kasiman 17.434 17.461 34.895

21 Temayang 20.428 20.3 40.728

22 Margomulyo 12.724 13.012 25.736

23 Trucuk 22.491 22.278 44.769

24 Sukosewu 23.987 23.262 47.249

25 Kedewan 7.268 7.356 14.624

26 Gondang 14.1 14.055 28.155

27 Sekar 15.138 15.038 30.176

28 Gayam 18.082 17.911 35.993

Jumlah

730.815

723.065

1.453.880

Sumber : Situs Resmi Pemkab Bojonegoro, 2016

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui tentang persebaran penduduk

maupun kepadatan penduduk di masing-masing wilayah. Jumlah penduduk

terbesar berada di kecamatan Bojonegoro yaitu sebesar 98.566 jiwa, sedangkan

jumlah penduduk paling sedikit yaitu Kecamatan Ngambon dengan jumlah

penduduk sebesar 13.118 jiwa.

Selain itu untuk mengetahui perseberan usia produktif dan non produktif suatu

wilayah, maka dapat dilihat berdasarkan jumlah penduduk menurut kelompok

Page 74: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

59

umur. Untuk mengetahui lebih jelas tentang jumlah penduduk menurut kelompok

umur di Kabupaten Bojonegoro Tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun 2016

Kelompok

Umur

Jenis Kelamin

Jumlah Total Laki-Laki Perempuan

0-4 45.047 42.604 87.651

5-9 47.913 45.630 93.543

10-14 52.009 48.586 100.595

15-19 45.770 43.845 89.615

20-24 37.691 41.739 79.430

25-29 46.220 49.717 95.937

30-34 46.882 49.305 96.187

35-39 48.408 49.347 97.755

40-44 49.099 50.711 99.810

45-49 46.002 46.233 92.235

50-54 40.045 37.634 77.679

55-59 31.470 27.327 58.797

60-64 20.053 21.467 41.520

65-69 15.934 18.533 34.467

70-74 11.201 16.579 27.780

75+ 13.158 20.748 33.906

Tidak 1.463 1.603 3.066

Page 75: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

60

Terjawab

Sumber : Situs Resmi Pemkab Bojonegoro, 2016

Struktur umur penduduk Kabupaten Bojonegoro didominasi oleh usia produktif

(15-64 tahun) yaitu sebesar 828.965 jiwa pada tahun 2016. Hal ini menunjukkan

bahwa 68,51% penduduk Kabupaten Bojonegoro berada dalam usia produktif.

e. Penghargaan

Kabupaten Bojonegoro merupakan salah satu kabupaten yang berada di

provinsi Jawa Timur yang mendapatkan beberapa penghargaan baik nasional

maupun internasional, antara lain sebagai berikut :

Tabel 5. Data Penghargaan yang diterima oleh Pemerintah Kabupaten

Bojonegoro Tahun 2016

No. Nama Organisasi Jenis

Penghargaan

Katerangan

1 Pemkab Bojonegoro Pilot Project

Kementrian PAN

RB

2 Dinas Komunikasi dan

Informatika Bojonegoro

Juara KIM tingkat

Bakorwil

KIM

Sendangpotro

Desa. Sedahkidul,

Purwosari

3 Pemkab Bojonegoro Menjadi wakil

Indonesia dalam

Festival Open

Government

Partnership

(OGP)

Sebagai

narasumber

keterbukaan

Pemerintah di

beberapa Negara

Dunia, di

antaranya Seoul

Page 76: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

61

Korea Selatan,

Washington

Amerika Serikat

dan Paris Perancis

4 Dinas Kebersihan dan

Pertamanan

SIVONIK TOP

99

Inovasi

Pengolahan

Sampah

menggunakan

Mesin Buatan

Sendiri

5 RSUD SOSODORO

DJATIKOESOEMO

SIVONIK TOP

99

Inovasi Pelayanan

Publik Welas

Asih

6 Dinas Peternakan dan

Perikanan

SIVONIK TOP

99

Inovasi

Kelompok

Budidaya Jaring

Apung

7 Pemkab Bojonegoro Penghargaan

Adiwiyata

Mandiri dan

Adiwiyata Kirana

Penghargaan

tersebut diterima

atas keberhasilan

Pemkab

Bojonegoro dan

sejumlah sekolah

di Bojonegoro

yang telah

menciptakan

kondisi

lingkungan yang

bersih

8 Pemkab Bojonegoro Kontes ternak Jenis penghargaan

Page 77: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

62

tingkat Nasional

kategori Kereman

Extremen 2016

ini diberikan pada

pemenang kontes

ternak asal

Sukosewu yang

mengikuti ajang

kontes ternak

tingkat Nasional

9 Badan PPKB Juara Kelompok

KB Pria Tingkat

Nasional

Kelompok KB

Pria Sejahtera

Desa. Ngrandu

Kec.

Kedungadem

10 Pemkab Bojonegoro Meraih Rekor

Muri Senam

Kolosal Budaya

Nusantara yang

dilakukan oleh

Persatuan Wanita

Indonesia

(Perwosi)

Penghargaan ini

di berikan oleh

Muri kepada

Perwosi

Bojonegoro yang

telah menggelar

senam kolosal

budaya dan

rekreasi bersama

7500 peserta

11 Dinas Kominfo Penghargaan

Indonesian

Digital Economy

Award (IDEA)

Penghargaan

IDEA kategori

Rising Star

diterima oleh

Pemkab

Bojonegoro

karena

keberhasilannya

Page 78: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

63

melakukan

terobosan di

bidang IT secara

cepat

12 Pemkab Bojonegoro Masuk dalam tiga

besar PANDI

AWARDS

Website

bojonegorokab

berhasil masuk

nominasi website

Pemerintahan

terbaik tingkat

Nasional

13 Bupati Suyoto TOP IT TELCO

AWARDS 2016

Kategori Top ICT

Leadership

14 Pemkab Bojonegoro TOP IT TELCO

AWARDS 2016

Kategori

Institution Best

Practice-

Implementation

on Regency

Government.

Kategori Top

Digital

Transformation

Readiness

15 Pemkab Bojonegoro PPID AWARDS

Provinsi Jawa

Timur

Kategori sistem

layanan informasi

terbaik

Kabupaten/Kota

se-Jatim Kategori

A.

Kategori meja

Page 79: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

64

layanan terbaik.

Kategori

kepatuhan

melaporkan

layanan informasi

publik Komisi

Pemilihan Umum

(KPU).

Kategori apresiasi

terhadap inisiatif

penggerak

keterbukaan

informasi

Pemerintah Desa.

16 Badan PPKB Penghargaan

Parahita Ekapraya

kategori Madya

Penghargaan ini

di terima atas

komitmen

Pemerintah

Daerah dalam

mewujudkan

kesetaraan

gender.

Sumber : Situs Resmi Pemkab Bojonegoro, 2016

Page 80: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

65

2. Gambaran Umum Dinas Peternakan dan Perikanan

a. Visi dan Misi Organisasi

Visi Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro Tahun 2016-2018

adalah “Terwujudnya Peternakan dan Perikanan Masyarakat Yang Produktif dan

Berdaya Saing”.

Misi Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro “Mewujudkan

Peternakan dan Perikanan Masyarakat yang produktif dan berdaya saing melalui

peningkatan mutu pelayanan”

b. Tujuan dan Sasaran

Tujuan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro sebagai

berikut:

1. meningkatkan populasi dan produktifitas ternak

2. Meningkatnya budidaya ikan

Sasaran Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro sebagai

berikut :

1. Meningkatnya ketersediaan bibit ternak unggul.

2. Meningkatnya pakan ternak.

3. Meningkatnya ssentra-sentra produksi peternakan.

4. Meningkatnya sarana dan prasarana peternakan.

5. Meningkatnya pengelolaan pasar hewan.

6. Meningkatnya fungsi Rumah Potong Hewan.

7. Meningkatnya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan hewan.

Page 81: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

66

8. Meningkatnya produk asal hewan yang Aman, Ssehat, Utuh, dan Halal

(ASUH).

9. Meningkatnya pengawasan dan pengendalian penyakit hewan menular.

10. Meningkatnya akses pemasaran.

11. Meningkatnya kawasan pengolahan hasil peternakan.

12. Meningkatnya fasilitasi peternak yang mendapatkan permodalan.

13. Meningkatnya kelompok peternak yang mengikuti pelatihan.

14. Meningkatnya kualitas tenaga penyuluh dan petugas teknis lainnya.

15. Meningkatnya jumlah peternak yang terdaftar dalam kelembagaan di

bidang peternakan.

16. Meningkatnya pengelolaan pasca panen.

17. Meningkatnya masyarakat yang mengetahui pentingnya ikan.

18. Meningkatnya sarana dan prasarana budidaya ikan.

19. Meningkatnya pembudidaya ikan dan nelayan yang menguasai

teknologi perikanan.

20. Meningkatnya kualitas tenaga penyuluh dan tenaga teknis perikanan.

21. Meningkatnya peran kelembagaan pembudidaya ikan.

22. Meningkatnya ketersediaan benih ikan.

23. Meningkatnya ekstensifikasi dan intensifikasi lahan budidaya.

24. Meningkatnya sarana dan prasarana penangkapan ikan.

25. Meningkatnya industri pengolahan hasil perikanan.

26. Meningkatnya kawasan pengolahan hasil produksi hasil peternakan dan

perikanan.

Page 82: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

67

c. Tugas Pokok dan Fungsi

Dinas peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro mempunyai Tugas

Pokok melaksanakan urusan Pemerintah Daerah dan Tugas Pembantauan Bidang

Peternakan dan Perikanan antara lain sebagai berikut :

1. Perumusan kebijakan Teknis di Bidang Peternakan dan Perikanan.

2. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan dan Pelayanan Umum di Bidang

Peternakan dan Perikanan.

3. Pembinaan dan Pelaksanaan Tugas di Bidang Peternakan dan Perikanan.

4. Pelaksanaan Tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

d. Susunan Organisasi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 13 Tahun 2016

tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Bojonegoro serta

Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 71 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Peternakan dan

Perikanan Kabupaten Bojonegoro terdiri dari sebagai berikut :

a. Kepala Dinas

b. Bagian Sekretariat, terdiri dari :

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

2. Sub Bagian Keuangan

3. Sub Bagian Program dan Laporan

c. Bidang Kesehatan Hewan, terdiri dari :

1. Seksi Pengamatan Penyakit Hewan dan Pelayanan Medik Veteriner

Page 83: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

68

2. Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan

3. Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner

d. Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak, terdiri dari :

1. Seksi Kawasan dan Perbibitan Ternak

2. Seksi Pakan dan Teknologi Peternakan

3. Seksi Penyebaran dan Pengembangan Ternak

e. Bidang Agribisnis Peternakan, terdiri dari :

1. Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan

2. Seksi Bina Usaha Peternakan

3. Seksi Kelembagaan dan Peningkatan Sumber Daya Manusia Peternakan

f. Bidang Perikanan

1. Seksi Perikanan Budidaya

2. Seksi Bina Perikanan Tangkap

3. Seksi Sarana dan Prasarana Perikanan

g. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

e. Sumber Daya SKPD

Dinas Peternakan dan Perikanan dalam melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi

tersebut, memiliki sumber daya, sarana dan prasarana sebagai berikut :

1. Sumber Daya Manusia

Jumlah Pegawai Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro pada

tahun 2016 sebanyak 98 Orang dengan perincian berdasarkan Golongan

Pegawai Negeri Sipil : Golongan I sebanyak I orang, Golongan II sebanyak 39

Orang, Golongan III sebanyak 50 Orang dan Golongan IV sebanyak 8 Orang.

Page 84: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

69

Berdasarkan Pendidikan : Pendidikan SD sebanyak 2 Orang, SLTP/Sederajat

sebanyak 2 Orang, SMU/sederajat sebanyak 57 Orang, D3 sebanyak 2 Orang,

SI sebanyak 27 Orang dan S2 sebanyak 8 Orang.

Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro dalam melaksanakan

Tugas sehari-hari, maka terdapat pembagian tugas sebagai berikut :

a. Kantor Dinas : 48 Orang, terdiri dari :

Kepala Dinas : 1 Orang

Sekretaris / Kabid : 5 Orang

Kasi / Kasubag : 14 Orang

Staf : 21 Orang

b. Ka UPTD : 6 Orang

c. Petugas Teknis Peternakan Kecamatan : 28 Orang

d. Petugas Teknis Perikanan Kecamatan : 2 Orang

e. Petugas IB PNS : 15 Orang

f. Petugas IB swadaya : 21 Orang

g. Petugas Keurmaster : 1 Orang

h. Petugas Keamanan dan Sanitasi Lingkungan RPH : 1 Orang

i. Petugas Check Point : 1 Orang

j. Staf BBI : 5 Orang

k. Staf Teknis RPH dan Puskeswan : 1 Orang

l. Petugas IB Kambing/Domba : 3 Orang

m. Penyuluh Perikanan Bantu : 7 Orang

Page 85: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

70

n. Tenaga Harian Lepas Dokter Hewan : 4 Orang

o. Tenaga Harian Lepas Kantor : 4 Orang

p. Tenaga Harian Lepas BBI : 3 Orang

q. Tenaga Honorer Daerah : 2 Orang

B. Penyajian Data Fokus Penelitian

1. Impelementasi Program Kelompok Budidaya Ikan Jaring Apung

(POKDAKAN JAPUNG) Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat Sekitar

Bantaran Sungai Bengawan Solo.

Adapun untuk melihat keberhasilan dan faktor yang mempengaruhi

Implementasi Program Kelompok Budidaya Ikan Jaring Apung (POKDAKAN

JAPUNG) dalam rangka pemberdayaan masyarakat sekitar bantaran sungai

bengawan solo di Kabupaten Bojonegoro, peneliti menganalisis menggunakan

teori Implementasi Model Grindle yang dilihat dari isi kebijakan dan konteks

lingkungan, diantaranya :

A. Isi Kebijakan

1. Kepentingan-kepentingan yang Mempengaruhi

Program kelompok budidaya ikan jaring apung (POKDAKAN JAPUNG)

merupakan salah satu bentuk program kegiatan dari dinas peternakan dan

perikanan yang dibentuk dalam rangka untuk memberdayakan masyarakat di

sekitar bantaran sungai bengawan solo serta sekaligus sebagai upaya untuk

meningkatkan sektor budidaya ikan. Munculnya program ini berawal dari

keresahan dan keluhan yang dialami masyarakat sekitar bantaran sungai

Page 86: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

71

bengawan solo, hal itu dirasakan sejak adanya peraturan larangan dari pemerintah

mengenai aktifitas yang merusak lingkungan yang tertuang dalam Undang-undang

No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Mayoritas masyarakat yang berkerja sebagai penambang pasir dan industri batu

bata disana, kemudian mengadukan keluhan tersebut kepada pemerintah daerah

melalui program dialog publik. Program dialog publik tersebut merupakan sarana

atau fasilitas yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat, dimana di dalam

forum dialog tersebut masyarakat dari bawah berhak untuk menyampaikan

keluhan, hambatan maupun tantangan yang dirasakan ke masing-masing pihak

Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD), yang nantinya akan ditampung dan

akan dicarikan solusi terbaik untuk masyarakat.

Berikut aktivitas penambangan pasir dan pembuatan batu bata yang dilakukan

oleh warga Desa Mojosari Kecamatan kalitidu di Bantaran Sungai Bengawan

Solo:

Gambar 9. Penambangan Pasir di Bantaran Sungai Bengawan Solo

Sumber : Booklet Japung Dinas Peternakan dan Perikanan, 2016

Page 87: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

72

Gambar 10. Aktivitas Pembuatan Batu Bata Masyarakat di Bantaran Sungai

Bengawan Solo

Sumber : Booklet Japung Dinas Peternakan dan Perikanan, 2016

Sebagai aparatur negara yang berdedikasi dan tanggap Dinas Peternakan dan

Perikanan selaku SKPD langsung merespon hal tersebut. Pihak Pemerintah yakni

Dinas Peternakan dan Perikanan, kemudian mendatangi masyarakat yang berada

di sekitar bantaran sungai bengawan solo dan mengajak masyarakat untuk

berdiskusi. Dari diskusi tersebut masyarakat mengkeluhkesahkan pekerjaan apa

yang bisa mereka lakukan untuk menambah pendapatan. Kemudian pihak

pemerintah menawarkan serta mensosialisasikan kepada masyarakat tentang

keramba budidaya ikan jaring apung, dari penawaran tersebut masyarakat sepakat.

Penawaran budidaya ikan jaring apung tersebut muncul dari beberapa

pertimbangan salah satunya, dilihat dari potensi kekayaan sumber daya alam lokal

yang dimiliki. Potensi tersebut berupa bantaran sungai bengawan solo yang sangat

panjang dan airnya sangat melimpah serta ada sepanjang tahun, tempat yang

Page 88: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

73

sangat strategis sehingga mudah dijangkau. Melihat potensi tersebut yang sangat

erat kaitannya antara air dengan ikan. Akhrinya dinas peternakan dan perikanan

memiliki sebuah inisiasi untuk membuat budidaya ikan jaring apung sebagai

upaya pemecahan masalah yang dihadapi oleh masyarakat.

Tidak lama kemudian setelah kesepakatan antara masyarakat dan pemerintah

sudah terbentuk. Pemerintah segera meralisasikan program tersebut dengan

memberikan Demplot (percontohan) mengenai budidaya keramba jaring apung di

desa-desa sekitar bantaran sungai bengawan solo yang memang memiliki kendala

atau kesulitan dalam mencari pekerjaan. Berdasarkan hasil wawancara kepada Ibu

Anita Setyarini WP, S.Pi selaku Kepala Seksi Perikanan Budidaya yang

menjelaskan pemberian demplot (percontohan) kepada masyarakat tentang

budidaya ikan jaring apung, yaitu :

“awalnya program itu dari maysarakat bawah, bahwa dia mengeluhkan disitu

kan penambangan pasir sudah tidak bisa lagi, terus batu bata itu bahan bakunya

juga susah didapat. Akhirnya dia kan pendapatannya jadi turun. Dia mencari

alternatif yang lain apa yang bisa diberdayakan di desa tersebut. Terus akhirnya

kita adakan simtek kesana ngomong-ngomong gimana kalau kita buat jaring

apung. Nah akhirnya dari pemerintah sendiri memberikan demplot

(percontohan) itu mengenai jaring apung di desa-desa yang kesulitan mengenai

pendapatan tadi. Akhirnya dibuatlah keramba jaring apung dengan budidaya

ikan patin. Dan alhamdulillah jaring apung itu berada di sungai bengawan solo

yang didekatnya pembuat batu bata, penambang pasir disiitu. Akhirnya ya

alhamdulillah bisa terlaksana untuk budidaya ikan patin itu dan hasilnya juga

sangat memuaskan. Yang kalau dikolam biasa untuk budidaya patin itu 6 bulan

baru panen, nah ini dikeramba jaring apung yang di bantaran sungai bengawan

solo itu tiga bulan sudah bisa panen dengan hasil sama begitu.”

(Sumber : hasil wawancara kepada Ibu Anita Setyarini Wp S.Pi selaku Kepala

Seksi Perikanan Budidaya di Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten

Bojonegoro, pada tanggal 19 April 2016, pukul 09.15 WIB, bertempat di Dinas

Peternakan dan Perikanan kabupaten Bojonegoro).

Berdasarkan pernyataan di atas, menunjukkan bahwa Dinas Peternakan dan

Perikanan memahami bersedia dan mendukung terwujudnya program Budidaya

Page 89: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

74

Ikan Jaring Apung ini. Terlihat dari tindak lanjut dan respon yang cepat dari pihak

Dinas untuk memberikan solusi kepada masyarakat yang tengah mengalami

kesulitan. Hal tersebut juga turut diungkapkan oleh Bapak Imam selaku Kepala

Bidang Perikanan di Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro

yang mengatakan kepada peneliti bahwa :

“di bagian sekitar bantaran sungai bengawan solo itu kan pertama sebagaian

besar masyarakatnya itu penghasilannya dari menambang pasir secara

tradisional, dengan alat tradisional itu ternyata pada musim banjir alatnya tidak

bisa menjangkau karena pasang terus ditambah lagi dengan adanya bendungan.

nah itu kan sebenarnya barokah ya untuk kita semua. Tapi justru untuk orang

yang pekerjaannya mengambil batu bata dan yang terus mengambil pasir

menjadi hambatan. Terutama untuk pembuat batu bata, kalau batu bata itu kan

bahan bakunya tanah yang ada di pinggir sungai itu. dengan adanya bendungan

itu pada saat musim kemarau, karena dibendung akhirnya air kan naik lebih

tinggi daripada saat banjir. kalau pada saat air tinggi seperti itu mereka sulit

mengambil tanah. Nah setelah itu banyak keluhan dari masyarakat melalui

dialog publik setiap hari jumat itu, nah ada yang menyampaikan ke pak bupati

ada yang ke dinas. Intinya masyarakat itu minta supaya dicarikan bagaiamana

caranya agar mendapatkan penghasilan. Terus kami yang dari perikanan itu

meilhat, ohh dengan adanya air yang melimpah itu otomatis kita bisa budidaya

ikan, nah harapannya kita bisa beri jaring apung itu ya. Nah jaring apung itu

kan kita taruh di situ pada saat musim kemarau karana airnya bersih akhirnya

ada ide itu kemudian muncul program budidaya jaring apung itu.

(Sumber : hasil wawancara kepada Ibu Anita Setyarini selaku Kepala Seksi

Perikanan Budidaya di Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten

Bojonegoro, pada tanggal 19 April 2016, pukul 11.15 WIB, bertempat di Dinas

Peternakan dan Perikanan kabupaten Bojonegoro).

Wawancara di atas juga menunjukkan bahwa ada upaya, tujuan dan sasaran

yang ingin dicapai oleh Dinas Peternakan dan Perikanan sebagai pelayan publik.

Tidak hanya itu, program tersebut juga telah dikaji dengan melakukan diskusi dan

sosialisasi kepada masyarakat. Sehingga dalam membentuk dan menjalankan

program ini juga melibatkan banyak kepentingan yakni dari masyarakat itu sendiri

dan pihak dinas tentunya. Keterlibatan berbagai pihak tersebut tentu memiliki

Page 90: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

75

tujuan dan sasaran dan hasil yang hendak dicapai. Hal tersebut juga dikatakan

oleh Bapak Wisnu selaku Penyuluh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten

Bojonegoro yang mengatakan bahwa :

“yang melatarbelakangi pertama, karena dulu kan masyarakat di bantaran

sungai bengawan solo itu kan penambang pasir dan pembuat batu bata. Terus

semenjak adanya larangan penambangan pasir ilegal akhirnya banyak yang

menganggur. Terus sebenarnya ini tujuan pertamanya tidak kesitu. kita

menjalankan program ini ya sasarannya adalah masyarakat disekitar bantaran

sungai bengawan solo untuk program jaring apungnya. Hanya saja pas waktu

itu bertepatan juga dengan adanya larangan penambangan pasir dan banyak

yang nganggur, sehingga kondisi tersebut tepat dengan program yang sudah

kita inovasikan. Program itu tujuannya adalah untuk pemberdayaan masyarakat

dan selain itu memang kita juga mau meningkatkan produksi perikan melalui

jaring apung.

(Sumber : hasil wawancara kepada Bapak Wisnu selaku Penyuluh di Dinas

Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro, pada tanggal 19 April

2016, pukul 10.15 WIB, bertempat di Dinas Peternakan dan Perikanan

kabupaten Bojonegoro).

Tidak hanya memberikan solusi berupa program budidaya ikan jaring apung

yang dilakukan oleh pihak dinas, akan tetapi juga memiliki visi jangka panjang

yang terlihat yakni sebuah aktivitas pemberdayaan masyarakat yang nantinya bisa

memberikan dampak yang positif kedepannya. Tujuan dan sasaran serta strategi-

srtaegi yang dilakukan oleh pihak dinas Peternakan dan Perikanan juga terlihat

dalam upaya pelaksanaan program tersebut. Hal itu sesuai dengan apa yang telah

menjadi tujuan dan sasarannya.

Sebagaimana yang di tetapkan dalam tujuan dan sasaran jangka menengah

SKPD. Mengacu pada visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu strategis Dinas

Peternakan dan Perikanan Tahun 2013-2018, maka adapun tujuannya adalah :

1. meningkatkan populasi dan produktifitas ternak

2. meningkatnya budidaya ikan.

Page 91: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

76

Kemudian dari tujuan tersebut didukung dengan rincian sasaran yang hendak

dicapai, antara lain :

1. meningkatnya masyarakat yang mengetahui pentingnya ikan

2. meningkatnya sarana dan prasarana budidaya ikan

3. meningkatnya pembudidaya ikan dan nelayan yang menguasai teknologi

perikanan

4. meningkatnya kualitas tenaga penyuluh dan tenaga teknis perikanan

5. meningkatnya peran kelambagaan pembudidaya ikan

6. meningkatnya ketersediaan benih ikan

7. meningkatnya ekstensifikasi dan intensifikasi lahan budidaya

8. meningkatnya sarana dan prasarana penangkapan ikan

9. meningkatnya industri pengolahan hasil perikanan

10. meningkatnya kawasan pengolahan hasil produksi hasil peternakan dan

perikanan.

Berdasarkan wawancara dan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa telah

sejalan antara masyarakat dan pemerintah. Yakni terjadi sebuah kerjasama yang

baik antara masyarakat dan pemerintah sehingga dapat menghasilkan sebuah

rumusan solusi berupa program budidaya ikan jaring apung. Hal tersebut

sebagaimana disampaikan oleh pihak masyarakat yakni Bapak Sigit selaku Ketua

kelompok budidaya ikan jaring apung, bagaimana awal mula diskusi hingga

kemudian sosialisasi itu dilakukan, beliau mengatakan bahwa :

“dikasih surat edaran, nah setelah terbentuk kelompok tani ikan kita disuruh

buat kayak surat, kemudian kita dikasih surat persetujuan kemudian ada

bantuan sekian tapi syaratnya harus ada kelompok tani. Nah akhirnya kita yang

berpotensi-berpotensi menjadi kelompok tani dikumpulkan di balai desa

Page 92: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

77

kemudian dipilih ketuanya siapa bendahara siapa anggotanya siapa. Nah

setelah itu setelah terbentuk kita dikasih surat persetujuan tadi, kita pelajari per

kelompok. Isinya ini ada bantuan ikan sekian, keramba sekian nah kalau setuju

kemudian tanda tangan ketua kelompok sama kepala desa. Nah setelah kita

tanda tangani munculah bantuan itu akhirnya.

(Sumber : hasil wawancara kepada Bapak Sigit Ketua kelompok budidaya ikan

jaring apung, pada tanggal 14 April 2016, pukul 09.00 WIB, bertempat di

rumah Bapak Sigit Desa. Ngringinrejo Kecamatan kalitidu).

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa masyarkat menjadi

pihak yang terlibat dalam kepentingan ini. Oleh karena masyarakat adalah objek

daripada program tersebut. Dapat dilihat pula bahwa suatu kebijakan atau

program tentunya akan banyak melibatkan banyak pihak dan kepentingan. Dalam

hal ini yang memiliki kepetingan adalah Dinas Peternakan dan Perikanan

kemudian juga masyarakat. karena keduanya saling memiliki kepentingan, maka

sangat mudah lingkungan itu untuk dipengaruhi ataupun mempengaruhi.

Kemudian tidak hanya itu, pihak pemerintah desa, kecamatan serta pemerintah

kabupaten juga memiliki peran di dalamnya. Sebagaimana yang di sampaikan

oleh Bapak Wisnu selaku staff pendamping dan penyuluh dinas peternakan dan

perikanan menyampaikan bahwa :

“iya, soalnya ya gini sih mbak kalau kita memiliki program dan kalau tidak

dapat persetujuan dari pemerintah kabupaten otomatis tidak berjalan. Sama kita

mau program ini di tempatkan di lokasi ini tapi kalau pemerintah desa nggak

mendukung otomatis nggak bisa berjalan. Sama kita butuh bagaiamana agar

masyarakat bisa cepat berkembang kita butuh peran tokoh masyarakat yang

bisa menggerakan mereka. Sinergisitasnya kan disitu.

(Sumber : hasil wawancara kepada Bapak Wisnu selaku Penyuluh di Dinas

Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro, pada tanggal 19 April

2016, pukul 10.15 WIB, bertempat di Dinas Peternakan dan Perikanan

kabupaten Bojonegoro).

Dari hasil wawancara di atas terlihat bagaimana upaya yang dilakukan oleh

dinas peternakan dan perikanan untuk membuat program tersebut bisa terwujud

Page 93: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

78

dan berjalan. Kemudian dukungan dari pemerintah desa, pemerintah kabupaten

serta tokoh-tokoh masyarakat ikut saling berperan mendukung program tersebut.

Hal itu tidak terlepas dari kepentingan-kepentingan yang dapat mempengaruhi

dari masing-masing pihak. Hal ini juga dipertegas oleh Bapak Wisnu selaku staff

pendamping dan penyuluh dinas Peternakan dan Perikanan, mayampaikan bahwa:

“kita menawarkan dulu, mau nggak program ini dilakukan di desa ini misalnya

kan gitu. Kan pertama kita harus ijin dulu ke kepala desa, setelah kepala desa

merasa program ini cocok dengan pembangunan yang sudah dicanangkan oleh

desa itu oke. Di awal jadi dia yang mengatur kira-kira masyarakat desa mana

yang memiliki potensi yang bisa di alihkan ke budidaya perikanan.

(Sumber : hasil wawancara kepada Bapak Wisnu selaku Penyuluh di Dinas

Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro, pada tanggal 19 April

2016, pukul 10.15 WIB, bertempat di Dinas Peternakan dan Perikanan

kabupaten Bojonegoro).

Dalam upaya untuk menjalankan program jaring apung ini ternyata

membutuhkan dukungan dari berbagai pihak salah satunya adalah pemerintah

desa sekalu tuan rumah di desa tersebut yang akan ditempati sebagai percontohan

program budidaya ikan jaring apung. Sehingga upaya-upaya yang dibutuhkan

tidak bisa hanya dilakukan oleh satu pihak saja, melainkan membutuhkan dari

masing-masing pihak yang memiliki kedudukan, pengaruh dan kewenangan.

Berikut ini musyawarah atau diskusi, sosialisasi dan penyuluhan yang

dilakukan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro kepada

Masyarakat sekitar Bantaran Sungai Bengawan Solo di Kecamatan Kalitidu,

sebagai berikut :

Page 94: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

79

Gambar 11. Penyuluhan dan Sosialisasi Dinas Peternakan dan Perikanan

Kabupaten Bojonegoro

Sumber : Booklet Japung Dinas Peternakan dan Perikanan, 2016

Setelah melakukan sosialisasi dan terbentuk kelompok, maka paket bantuan

program jaring apung segera di salurkan ke masyarakat dan di pasang di sekitar

bantaran bengawan solo. Berikut gambar Jaring Apung yang telah terpasang di

sekitar bantaran sungai bengawan solo.

Page 95: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

80

Gambar 12. Pemasangan Stimulan Jaring Apung di Bantaran Sungai

Bengawan Solo

Sumber : Booklet Japung Dinas Peternakan dan Perikanan, 2016

Gambar 13. Jaring Apung yang sudah terpasang sampai saat ini

Sumber : Booklet Japung Dinas Peternakan dan Perikanan, 2016

Page 96: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

81

Dari hasil data di atas dapat disimpulkan bahwa Program Kelompok Budidaya

Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) di Kecamatan Kalitidu mendapat

respon yang baik. Masing-masing pihak yakni masyarakat, kepala desa,

kecamatan, pemerintah kabupaten dan dinas Peternakan dan Perikanan saling

mendukung sehingga program ini terwujud dan telah berjalan dengan baik.

2. Tipe Manfaat

Sebagaimana yang disampaikan oleh Grindle di dalam teori implementasi

kebijakan atau program bahwa harus terdapat beberapa jenis manfaat yang dapat

menunjukkan dampak positif. Dalam hal ini sama dengan implementasi program

budidaya ikan jaring apung di lapangan yang di berikan oleh pemerintah daerah

yakni Dinas Peternakan dan Perikanan kepada masyarakat sekitar bantaran sungai

bengawan solo, dapat memberikan manfaat bagi pengentasan kemiskinan dalam

hal ini adalah berkurangnya pengangguran dan meningkatnya pendapatan

masyarakat. Karena dengan adanya program budidaya jaring apung ini bisa

memberikan sebuah lapangan pencaharian sebagai pekerjaan tambahan bagi

masyarakat sekitar bantaran sungai bengawan solo untuk membantu menunjang

kebutuhan sehari-hari.

Program Budidaya ikan Jaring Apung merupakan program bantuan hibah

berbentuk sarana dan prasarana yang diberikan kepada masyarakat bantaran

sungai bengawan solo yang mau untuk menjalankan program. Bantuan program

tersebut diberikan untuk menghasilkan atau memberikan manfaat yang sebesar-

besarnya bagi masyarakat di sekitar bantaran sungai bengawan solo. Hal ini

sebagaimana dikemukakan oleh Ibu Anita Setyarini Wp S,Pi selaku Kepala Seksi

Page 97: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

82

Perikanan Budidaya di Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro

dalam kutipan wawancaranya sebagai berikut :

“tujuannya ya mengentaskan kemiskinan, menambah pendapatan masyarakat

yang tadi itu terkena dampak dari penambangan pasir sama batu bata itu. Jadi

untuk memberikan masyarakat disitu pendapatan yang lain selain dia bercocok

tanam selain membuat batu bata untuk berbudidaya ikan di jaring apung ya

tujuannya itu. Selain itu juga konsumsi ikan juga meningkat, terus dengan

konsumsi ikan meningkat kan berarti masyarakat sudah mengkonsumsi ikan

sesuai dengan standar nasional lah. Standar nasionalnya 36 berapa gitu ya”.

(Sumber : hasil wawancara kepada Ibu Anita Setyarini WP S,Pi selaku

Kepala Seksi Perikanan Budidaya di Dinas Peternakan dan Perikanan

Kabupaten Bojonegoro, pada tanggal 19 April 2016, pukul 11.15 WIB,

bertempat di Dinas Peternakan dan Perikanan kabupaten Bojonegoro).

Dapat dilihat bahwa program tersebut memang sejalan dengan tujuan dan

sasaran yang telah ditetapkan oleh dinas peternakan dan perikanan. Bahwasanya

program tersebut berupaya untuk mewujudkan kesejahtaraan masyarakat,

penanggulangan kemiskinan serta mendukung upaya dinas untuk bisa mencapai

taraf standar nasional dalam tingkat konsumsi ikan di masyarakat. Hal ini

diperkuat dengan penjelasan dari Bapak Wisnu Anggoro selaku Penyuluh di

Dinas Peternakan dan perikanan Kabupaten Bojonegoro adalah sebagai berikut :

“tujuannya ini, meningkatkan perekonomian masyarakat, meningkatkan

pemberdayaan masyarakat disitu bagaimana sih caranya mereka biar ndak

nganggur. Jadi kita motivasi mereka untuk tetap melanjutkan dan mengikuti

program ini biar ada kegiatan. Pada awalnya ada kegiatan dulu nanti kalau

sudah semangat istilahnya kan dicoba mbak (tryal error) kemudian dilihat dulu

kita berikan stimulan terkait jaring apung, ternyata menguntungkan, kemudian

akan tumbuh dari masayarakat sendiri untuk terus berlanjut”. (Sumber : hasil

wawancara kepada Bapak Wisnu Anggoro selaku Penyuluh di Dinas

Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro, pada tanggal 19 April 2016,

pukul 10.15 WIB, bertempat di Dinas Peternakan dan Perikanan kabupaten

Bojonegoro).

Dalam pengimplementasian program ini memang bukan hal yang mudah untuk

dilakukan. Dibutuhkan upaya yang lebih untuk meningkatkan daya guna dan

Page 98: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

83

manfaat dari budidaya ikan jaring apung tersebut. Upaya tersebut adalah

pemberian contoh budidaya ikan jaring apung (stimulan) yang diberikan oleh

dinas peternakan dan perikanan kepada masyarakat. Karena seperti yang telah

dijelaskan bahwa program budidaya ikan jaring apung dilakukan untuk membantu

masyarakat sekitar bantaran sungai bengawan solo yang membutuhkan solusi atas

permasalahan yang ada. Dengan adanya program yang disolusikan oleh dinas

peternakan dan perikanan tentunya juga sangat membantu pemerintah kabupaten

dalam menciptakan pekerjaan baru dimana akhirnya masayarakat bisa memiliki

pekerjaan sehingga pengangguran pun bisa berkurang. Kemudian hal ini juga

kembali dipertegas kembali oleh bapak Wisnu Anggoro penyuluh Dinas

Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro yang menyatakan sebagai

berikut:

“yang merasakan manfaat masyarakat itu sendiri yang pertama, kemudian

pemerintah kota bojonegoro secara umum karena dengan adanya program ini

membantu berkurangnya pengangguran dan untuk dinas perikanan sendiri

karena program yang sudah kita berikan sudah bisa berjalan dengan baik”.

(Sumber : hasil wawancara kepada Bapak Wisnu selaku Penyuluh Dinas

Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro, pada tanggal 19 April

2016, pukul 10.15 WIB, bertempat di Dinas Peternakan dan Perikanan

kabupaten Bojonegoro).

Dari penjelasan dan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa Program

Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung membuktikan manfaat yang dicapai adalah

antara lain sebagai berikut :

a. meningkatnya pendapatan kelompok dari keuntungan budidaya ikan jaring

apung.

b. termanfaatkannya potensi perairan umum di bantaran sungai bengawan solo

c. adanya kenaikan konsumsi ikan di kabupaten Bojonegoro.

Page 99: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

84

d. adanya modal usaha untuk siklus budidaya ikan selanjutnya.

Dari manfaat yang telah didapatkan tersebut harapannya semakin meningkat

dan tetap berkelnjutan sehingga akan semakin memberikan manfaat yang lebih

besar lagi kepada masyarakat lainnya terutama yang berada disekitar bantaran

sungai bengawan solo.

3. Derajat Perubahan yang Ingin Dicapai

Dalam hal ini Grindle menyatakan bahwa setiap kebijakan mempunyai target

yang hendak dan ingin dicapai. Derajat perubahan yang ingin dicapai dalam

implementasi program harus mempunyai usaha skala yang jelas hal ini sama

dengan implementasi program kelompok budidaya ikan jaring apung yang

dilakukan oleh dinas peternakan dan perikanan. Arah perubahan yang diinginkan

adalah dapat membuka peluang kerja baru bagi masyarakat sekitar wilayah

bantaran sungai bengawan solo. Dalam mencapai tujuan tersebut dinas peternakan

dan perikanan kabupaten bojonegoro berinisiasi dengan masyarakat pembuat batu

bata dan penambang pasir dengan cara membuka peluang kerja baru di bidang

perikanan berupa budidaya ikan di jaring apung.

Agar hal tersebut dapat terwujud maka Dinas Peternakan dan Perikanan

Kabupaten Bojonegoro menghimbau masyarakat sekitar bantaran sungai

bengawan solo untuk mengajukan proposal dalam Musrenbangdes (Musyawarah

Rencana Pembangunan Desa), yang selanjutnya akan diteruskan kembali dalam

Musrenbangcam (Musyawarah Rencana Pembangunan Kecamatan). Dari

proposal yang telah diajukan tersebut, kemudian akan ditindaklanjuti oleh

Page 100: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

85

pemerintah daerah. Paket bantuan jaring apung ini merupakan program bantuan

hibah langsung kepada masyarakat.

Untuk mencapai tujuan atau derajat perubahan yang ingin dicapai Dinas

Peternakan dan Perikanan tidak hanya memberikan bantuan hibah berupa paket

jaring apung saja. Akan tetapi Dinas Peternakan dan Perikanan juga berinisiatif

untuk melakukan pembinaan yang lebih sering kepada para pembudidaya ikan

atau kelompok perikanan yang telah terbentuk. Bentuk pembinaannya berupa

penyuluhan dan sosialisasi yang dilakukan secara berkala. Hal tersebut

disampaikan oleh Bapak Wisnu Anggoro selaku penyuluh Dinas Peternakan dan

Perikanan Kabupaten Bojonegoro bahwa :

“di awal kita berikan stimulan berupa paket hibah jaring apung, pakan,

kemudian benih dan juga obat-obatan. Itu di awal kemudia untuk

kelanjutannya kita berikan pembinaan dan pendampingan jadi kita berikan

arahan semisal budidaya yang baik itu kayak apa, kemudian kalau ada kendala

penangannannya seperti apa”. (Sumber : hasil wawancara kepada Bapak

Wisnu selaku Staff Pendamping dan Penyuluh di Dinas Peternakan dan

Perikanan Kabupaten Bojonegoro, pada tanggal 19 April 2016, pukul 10.15

WIB, bertempat di Dinas Peternakan dan Perikanan kabupaten Bojonegoro).

Dari hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa tidak hanya pemberian jaring

apung tapi juga dilakukan pembinaan sampai masyarakat yakni kelompok

budidaya ikan jaring apung yang awalnya tidak mengerti menjadi tahu dan

mengerti cara mengelola ikan. Kondisi ini juga di dukung oleh Bapak Minto

selaku bendahara kelompok budidaya ikan jaring apung bahwa :

“ya saya rasa sudah cukupkan ibaratnya kan dulu belum bisa belum tahu lah

karakter ikan. kan sering didampingi tapi sekarang jarang, paling 1 bulan 3

bulan sekali cuma monitoring lihat-lihat sudah. Mungkin pihak dinas sendiri

yang khusus desa ini ya seneng ada perkembangan dari 5 petak sekarang

menjadi 20.an kan termasuk berhasil”. (Sumber : hasil wawancara Bapak

Minto selaku bendahara kelompok budidaya ikan jaring apung pada tanggal

Page 101: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

86

13-04-2017 di rumah Bapak Minto Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro

pukul 14.30).

Masyarakat pembudidaya ikan jaring apung sudah sangat antusias dan

merasakan perubahan yang dialami. Semangat tersebut terlihat dari keberhasilan

bertambahnya jumlah petak jaring apung yang awalnya hanya 5 petak sekarang

sudah menjadi 20 petak. Tentu hal tersebut tidak langsung jadi begitu saja tapi ada

upaya sungguh-sungguh, kesabaran dan ketekunan dalam menjalankannya

sehingga nantinya akan menuia hasil yang memuaskan.

Upaya yang dilakukan oleh dinas peternakan dan perikanan tidak hanya sampai

disitu. Dinas peternakan dan perikanan melalui petugas teknis dan pendamping

lapangan juga selalu aktif dalam menampung setiap permasalahan yang dialami

oleh masyarakat. Penampungan keluhan masalah yang dialami oleh masing-

masing kelompok budidaya ikan jaring apung bisa disampaikan kepada petugas

teknis lapangan dan penyuluh melalui tatap muka secara langsung maupun lewat

alat komunikasi seperti handphone. Hal tersebut disampaikan oleh Bapak Sigit

selaku ketua kelompok budidaya ikan jaring apung bahwa :

“ya itu pertama itu kita nggak ada keluhan masalahe, lha yang keluhannya

yang ini tapi dinas perikanan belum ada, mungkin kitanya belum

menyampaikan masalahnya belum laporan gitu lo, mungkin kalau laporan

pihaknya kesini. Ditelepon juga bisa kalau laporan”.(Sumber : hasil

wawancara kepada Bapak Sigit ketua kelompok budidaya ikan jaring apung,

pada tanggal 14 April 2016, pukul 09.00 WIB, bertempat di rumah Bapak Sigit

Desa. Ngringinrejo Kecamatan Kalitidu).

Kemudia hal tersebut juga didukung oleh Bapak Minto selaku bendahara

kelompok budidaya ikan keramba jaring apung menyatakan bahwa :

“iya aktif, waktu pertama itu kan mati 500 ekor saya pergi ke dinas terus 2

minggu diganti itu kan termasuk aktif kan. Terus saya lapor itu kan mungkin

pak wisnu 2 atau 3 hari kesini, dulu kan pak wisnu sekarang kan pak wisnu

pindah”.(Sumber : hasil wawancara Bapak Minto selaku bendahara kelompok

Page 102: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

87

budidaya ikan jarring apung pada tanggal 13-04-2017 di rumah Bapak Minto

Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro pukul 14.30).

Dari hasil wawancara di atas dapat dipahami bahwa pihak dinas peternakan dan

perikanan sangat terbuka lebar dalam menampung aspirasi dan keluhan kelompok

budidaya ikan jaring apung. Kendalanya hanya saja kadang para pembudidaya ini

tidak langsung atau begerak cepat ketika terjadi kendala atau kesulitan. Sehingga

respon dan penanganannya pun jadi lambat dan berdampak pada kehidupan ikan

di jaring apung. Hal ini juga dipertegas oleh Bapak Wisnu Anggoro selaku

Penyuluh Dinas Peternakan dan Perikanan bahwa :

“kalau normalnya ya satu pekan sekali, tapi meskipun begitu kan mereka punya

nomer kontaknya kita selalu open atau terbuka kalau semisalnya ada masalah di

para pembudidaya ini kita persilakan untuk calling kita. Kalau ada masalah

silakan di ungkapkan nanti kita akan berikan solusi sesuai dengan kemampuan

kita. Kalaupun kita nggak bisa datang ke lokasi kita bisa berikan arahan lewat

telepon.Jadi kalau soal kunjungan kita memang tidak bisa datang setiap minggu

tapi kita bisa gunakan jalur komunikasi langsung”.(Sumber : hasil wawancara

kepada Bapak Wisnu Anggoro selaku Penyuluh Dinas Peternakan dan Perikanan

Kabupaten Bojonegoro, pada tanggal 19 April 2016, pukul 10.15 WIB, bertempat

di Dinas Peternakan dan Perikanan kabupaten Bojonegoro).

Pihak dinas peternakan dan perikanan pun siap menjadi penampung berbagai

kendala terkait budidaya perikanan yang di hadapi oleh masyarakat. Dinas

peternakan dan perikanan mencoba selalu hadir di tengah-tengah masyarakat

sebagai pelayan publik yang siap ketika dibutuhkan. Oleh karenanya masyarakat

sesungguhnya memiliki peluang yang besar untuk mengembangkan bakat dan

minatnya pada budidaya ikan jaring apung. Akan tetapi sebagaimana fakta di

lapangan yang terlihat adalah masyarakat pembudidaya ikan belum bisa

memanfaatkan peluang itu dengan baik. Sehingga ketika ada kendala cenderung di

Page 103: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

88

diamkan dan tidak segera untuk bertanya hingga akhirnya bingung dengan kondisi

budidaya ikan yang mengalami kendala.

Kondisi masyarakat sekitar bantaran sungai bengawan solo sebelum adanya

program budidaya ikan jaring apung sebagai berikut :

a. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai teknis budidaya ikan.

b. Masyarakat kurang kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan potensi yang

ada di sekitar lokasi bantaran sungai bengawan solo.

c. Kurangnya rasa optimisme pada masyarakat bahwa usaha di bidang

perikanan bisa dijadikan usaha pokok.

Seperti itulah kondisi masyarakat dahulu sebelum adanya program ini, namun

setelah program ini disetujui dan disepakati kemudian dijalankan ada beberapa

perubahan yang dihasilkan dari implementasi program budidaya ikan jaring apung

tersebut, antara lain :

a. Pengetahuan masyarakat mengenai budidaya ikan meningkat. Hal ini

terlihat dari meningkatnya hasil panen yang di dapatkan.

b. Dengan inovasi ini, sungai bengawan solo yang sebelumnya hanya

dimanfaatkan untuk penambangan pasir kini justru menjadi salah satu

penopang kebutuhan hidup masyarakat dengan cara memanfaatkan

perairan tersebut sebagai tempat usaha budidaya ikan di Jaring Apung.

c. Masyarakat mulai optimis bahwa usaha dibidang perikanan ternyata bisa

diandalkan sebagai salah satu usaha yang bisa dijadikan untuk penopang

kebutuhan hidup. Hal ini terlihat dari usaha masyarakat yang tidak

Page 104: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

89

berhenti untuk melakukan kegiatan budidaya ikan secara

berkesinambungan.

Berdasarkan derajat perubahan yang terjadi di masyarakat sekitar bantaran

sungai bengawan solo di atas dapat dipahami bahwa terjadi sebuah perubahan

ditengah-tengah masyarakat. Awalnya masyarakat yang hanya menambag pasir

dan membuat batu bata sekarang bisa melakukan usaha lain yang tidak beresiko

terlalu berat yakni berbudidaya ikan jaring apung. Perubahan masyarakat yang

terjadi tentunya tidak instan begitu saja melainkan membutuhkan proses yang

cukup lama, dikarenakan masyarakat belum pernah melalukan budidaya ikan

jaring apung sebelumnya. Sehingga membutuhkan waktu untuk senantiasa belajar

dengan situasi dan kondisi yang ada untuk bisa berubah menjadi yang lebih baik

lagi serta untuk bisa memiliki sumber pendapatan atau pekerjaan yang lebih aman

dan bisa dijadikan pekerjaan pokok nantinya. Apa yang telah dijelaskan diatas

didukung oleh pernyataan Ibu Anita Setyarini WP, S, Pi selaku Kepala Sekis

Perikanan Budidaya bahwa :

“perubahan masyarakat itu ya dulu kan masyarakat gini untuk masalah

perikanan tu ogah-ogahan nggak begitu peduli lah, sekarang setelah adanya

jaring apung mereka pengen membuat jaring apung sendiri. Kayak

dipilangsari nambah-nambah-nambah gitu kan. Jadi dampaknya ada

peningkatan masyarakat mengenai pengetahuan budidaya ikan. Nggak semua

orang kan ngerti atau tahu biarpun dia hidup di sepanjang aliran sungai

bengawan solo gak ngerti carannya melihara ikan teknik-tekniknya ndak tau

dia yang penting tau ikan di bengawan diambil gitu. Nah dari sini kan ada

peningkatan pengetahuannya kan bertambah mengenai teknologi perikanan

teknis-teknisnya untuk budidaya ikan.” (Sumber : hasil wawancara kepada

Ibu Anita Setyarini WP S,Pi selaku Kepala Seksi Perikanan Budidaya di

Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro, pada tanggal 19

April 2016, pukul 11.15 WIB, bertempat di Dinas Peternakan dan Perikanan

kabupaten Bojonegoro).

Page 105: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

90

Kemudian didukung kembali oleh pak Minto selaku Bendahara kelompok

budidaya ikan jaring apung yang menyatakan bahwa :

“Akhir-akhir ini kan masyarakat semakin mendukung beda dengan yang awal

kalau sekarang ini banyak yang mendukung. Terutama kan banyak yang tanya,

sharing gimana caranya mengelola ikan itu, Cuma saya sendiri kan belum hafal

karakter semua ikan, saya kan mengikuti pelatihan Cuma lele sama patin, yang

teknik bikin obat itu belum bisa kalau teknis bikin pakan tambahan itu bisa.

Dari beberapa hasil wawancara diatas dapat dikatakan bahwa sudah mulai

muncul keoptimisan dari masyarakat terhadap budidaya ikan jaring apung.

Kemudian sudah mulai banyak pula masyarakat yang mencoba bertanya-tanya

bagaimana caranya berbudidaya ikan jaring apung. Sehingga dari siini dapat

dilihat ketika masyarakat sekitar bantaran sungai bengawan solo sudah banyak

yang ingin tahu tentang bagaimana caranya berbudidaya ikan, maka secara

otomatis produksi ikan dan konsumsi ikan di kabupaten bojonegoro semakin

meningkat. Berdasarkan hal tersebut bapak Minto selakau Bendahara dan

Pembudidaya Ikan Jaring Apung menyampaikan bahwa :

“yang saya harapkan ya banyak orang mengikuti saya, mengikuti budidaya

ikan ini jangan mengandalkan pekerjaan itu-itu aja, misalkan bertani, bertani

aja kan ya kurang, misalkan coba budidaya ikan lah supaya bisa menambah

perekonomian membantu keluarga. Ibarate hasil tani buat simpanan nanti kan

hasilnya ikan dikelola sambil buat makan mbak. Harapan saya berkembang.

Masalahnya kan mungkin 20/30 tahun lagi sudah maju teknologinya. Sekarang

kan di desa” sudah ada yang budidaya ikan potong itu kan termasuk industri,

ayam potong, sapi potong. Saya juga dikasih saran sama saudara saya ojo

ngandalno tani kurang. (Sumber : hasil wawancara Bapak Minto selaku

bendahara kelompok budidaya ikan jarring apung Kecamatan Kalitidu pada

tanggal 13-04-2017 pukul 14.30di rumah Bapak Minto Kecamatan Kalitidu

Kabupaten Bojonegoro).

Kemudian bapak minto juga menambahkan pernayataannya bahwa :

“banyak, tapi kebanyakan terpal, ada yang pakai keramba jaring apung tapi

hanya satu dua orang aja yang bukan kelompok. Tapi yang terpal itu banyak og

mbak ada kalau 20 orang, bahkan kemarin yang pakai terpal juga diliput trans 7

Page 106: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

91

punyanya pak samudi itu kan juga teman saya karena juga termotivasi dari

keramba apung ini. (Sumber : hasil wawancara Bapak Minto selaku bendahara

kelompok budidaya ikan jarring apung Kecamatan Kalitidu pada tanggal 13-

04-2017 pukul 14.30di rumah Bapak Minto Kecamatan Kalitidu Kabupaten

Bojonegoro).

Dari penjelasan diatas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa, sejak

dilaksanakannya program kelompok budidaya ikan jaring apung masyarakat

cukup banyak merasakan manfaat dan perubahan yang terjadi. Masyarakat sekitar

sungai bengawan solo sudah mulai optimis dengan usaha budidaya ikan jaring

apung tersebut. Hal itu ditunjukan dengan adanya penambahan jumlah petak ikan

jaring apung, kemudian bertambahnya produksi ikan, dan semakin bertambahnya

warga sekitar yang memulai bisnis budidaya ikan ini dengan menggunakan terpal.

Hal tersebut dikarenakan biaya untuk membuat kolam jaring apung cukup

membutuhkan biaya yang tinggi, sehingga masyarakat sekitar mencoba dengan

menggunakan terpal untuk budidaya ikan.

4. Letak Pengambilan Keputusan

Dalam hal ini, Grindle menyatakan bahwa letak pengambilan keputusan dalam

suatu kebijakan memegang peranan penting dalam pelaksanaan suatu kebijakan.

Oleh karena itu pada bagian ini harus dijelaskan di mana letak pengambilan

keputusan dari suatu kebijakan yang akan diimplementasikan haruslah jelas yakni

antara pembuat dan pengimplementasi program atau kebijakan. Seperti halnya

implementasi program Kelompok Budidaya Ikan Jaring Apung yang mana

program tersebut dibuat oleh Dinas Peternakan dan Perikanan beserta pihak yang

lainnya yang terkait seperti perangkat kecamatan, perangkat desa dan petugas

teknis kecamatan beserta masyarakat sekitra bantaran Sungai Bengawan Solo.

Page 107: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

92

Sedangkan pengimplementasiannya dilakukan oleh Dinas Peternakan dan

Perikanan selaku lembaga teknis pemerintah dan beserta masyarakat kelompok

budidaya ikan jaring apung yang menjalankan program tersebut. Sehingga dalam

kasus penelitian ini, letak pengambilan keputusan sudah terlihat jelas antara

pembuat dan pengimplementasi kebijakan atau program.

Proses pertanggungjawaban program Budidaya Ikan Jaring Apung ini ialah

melalui Dinas Peternakan dan Perikanan secara langsung. Pertanggungjawaban

tersebut dengan cara melakukan sistem evaluasi ke lapangan dan monitoring yang

dilakukan dengan cara memberikan tenaga pendamping di wilayah kecamatan.

Kemudian dari hasil monitoring tersebut pendamping wilayah akan

menyampaikan kepada Dinas Peternakan dan Perikanan untuk di evaluasi dan

diberikan pemecahan masalah yang solutif. Secara penuh, pertanggungjawaban

tersebut disampaikan kepada pihak Dinas Peternakan dan Perikanan selaku

pembuat dan Pelaksana Program serta sebagai pihak penyedia kebutuhan atas

program tersebut.

Pada letak pengambilan keputusan ini tentunya memiliki sebuah harapan

bahwa program ini kedepannya akan berjalan dengan lancar dan sesuai harapan.

Untuk mengetahui apakah program POKDAKAN tersebut sudah sesuai harapan

maka sejatinya sudah sesuai akan tetapi dengan beberapa catatan. Hal tersebut

sebagaimana disampaikan oleh Bapak Wisnu Anggoro selaku Penyuluh Dinas

Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro bahwa :

“ya gini tiap bulan itu kita minta data dari pembudidaya itu, sejauh mana

budidaya itu bisa berlanjut, nah indikatornya dari mana dari hasil panen mereka.

Jadi setiap bulan kita selalu pantau mungkin tiap siklus ya misalkan 4 sampai 6

bulan itu kan tiap siklus seberapa jauh peningkatan maupun dari produksi ikan.

Page 108: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

93

Jadi kalau dari kita strateginya ya laporan dari mereka”. (Sumber : hasil

wawancara kepada Bapak Wisnu Anggoro selaku Penyuluh di Dinas

Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro, pada tanggal 19 April 2016,

pukul 10.15 WIB, bertempat di Dinas Peternakan dan Perikanan kabupaten

Bojonegoro).

Kemudian Ibu Anita Setyarini WP, S.Pi selaku Kepala Seksi Budidaya

Perikanan menyatakan bahwa:

“kalau penanggungjawab ini kita serahkan ke masyarakat, jadi masyarakat

memberikan laporan ke kita untuk masalah produksinya dari hasil budidaya

itu. laporan, ya kadang via telvon kadang datang kesini langsung kadang

penyuluh kesana nanyakan”. (Sumber : hasil wawancara kepada Ibu Anita

Setyarini WP S,Pi selaku Kepala Seksi Perikanan Budidaya di Dinas

Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro, pada tanggal 19 April

2016, pukul 11.15 WIB, bertempat di Dinas Peternakan dan Perikanan

kabupaten Bojonegoro).

Dari hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa Dinas Peternakan

dan perikanan Kebupaten Bojonegoro mempunyai kewenangan dalam

penyelenggaraan kegiatan Program Kelompok Budidaya Ikan Jaring Apung.

Kemudian masyarakat juga memiliki kewenangan dalam pelaksanaan program ini

yakni berhak melaporkan hasil produksi ikan, menyampaikan kendala dan ikut

memberikan evaluasi kepada pihak Dinas Peternakan dan Perikanan untuk

ditindaklanjuti kedepannya. Semua itu dilakukan dengan usaha yang sungguh-

sungguh oleh pihak masyarakat dan Pemerintah terutama Dinas Peternakan dan

Perikanan untuk mencapai hasil yang maksimal.

5. Pelaksana Program

Dalam hal ini, Grindle menyatakan bahwa dalam menjalankan suatu kebijakan

atau program harus didukung dengan adanya pelaksana kebijakan atau program

yang kompeten dan kapabel demi keberhasilan suatu kebijakan. Dan, ini harus

Page 109: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

94

sudah terdata atau terpapar dengan baik pada bagian ini. Sebagaimana dengan

implementasi program kelompok budidaya ikan jaring apung. Dinas Peternakan

dan Perikanan selaku pelaksana teknis telah berusaha untuk memberikan yang

terbaik untuk berjalannya program ini. Secara umum pelaksana program dalam

impelementasi ini sudah berjalan dengan baik. Menurut Ibu Anita Setyarini Wp

S.Pi selaku Kepala Seksi Perikanan budidaya di Dinas Peternakan dan Perikanan

Kabupaten Bojonegoro dalam kutipan wawancaranya sebagai berikut :

“paling utama kan kepala dinas, bidang perikanan meliput kabid perikanan

terus kebetulan yang inovator kemarin kan saya sama mas wisnu. Jadi kan

penyuluhnya dulu mas wisnu, kalau saya di seksi budidayanya praktek

budidaya. Terus pihak di lapangan sama desa itu. (Sumber : hasil wawancara

kepada Ibu Anita Setyarini WP S,Pi selaku Kepala Seksi Perikanan Budidaya di

Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro, pada tanggal 19 April

2016, pukul 11.15 WIB, bertempat di Dinas Peternakan dan Perikanan kabupaten

Bojonegoro).

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan merupakan pelaksana utama dalam hal

ini, kemudian Ketua Bidang Perikanan dan inovator lainya yaitu Kepala Seksi

Perikanan Budidaya dan Penyuluh dinas peternakan dan perikanan kabupaten

bojonegoro. Masing-masing memiliki tugas dan fungsi dalam implementasi

program ini. tidak hanya itu pihak lapangan juga ikut serta dalam pelaksanaan

program ini seperti penyuluh berserta masyarakat dan pemerintah desa.

Sebagai pemerintah yang baik harus memiliki daya tanggap yang tinggi dan

pelayanan yang prima. Dalam implementasi program ini para aktor pelaksana

yang telibat tidak hanya pihak Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten

Bojonegoro,akan tetapi masyarakat selaku objek program ini juga ikut terlibat.

Sehingga dalam impelementasi program POKDAKAN ini sudah seharusnya antar

pelaksana memiliki hubungan yang harmonis dan sinergis. Hal ini sebagaimana

Page 110: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

95

yang disampaikan oleh bapak Wisnu Anggoro selaku Penyuluh Dinas Peternakan

dan Perikanan bahwa :

“ada dari pemerintah kabupaten bupati itu sendiri, kemudian pemerintah

kecamatan yakni pak camat itu sendiri, kemudian pemerintah desa, perangkat

desa. Dan juga peran tokoh – tokoh agama, tokoh-tokoh yang terpandang di

desa tersebut, dan tentunya dinas peternakan dan perikanan itu sendiri dan yang

paling khusus masyarakat itu sendiri selaku pelaksana”. (Sumber : hasil

wawancara kepada Bapak Wisnu Anggoro selaku Penyuluh di Dinas Peternakan dan

Perikanan Kabupaten Bojonegoro, pada tanggal 19 April 2016, pukul 10.15 WIB,

bertempat di Dinas Peternakan dan Perikanan kabupaten Bojonegoro).

Dari penjelasan di atas menunjukan bahwa ada beberapa bagian yang masing-

masing berperan dan memiliki pengaruh satu sama lain. sehingga peran masing-

masing inilah yang harus dioptimalkan untuk saling melengkapi dan mendukung

dalam implementasi program POKDAKAN ini. Hal ini juga diperkuat kembali

oleh Bapak Wisnu Anggoro selaku penyuluh Dinas Peternakan dan Perikanan

Kabupaten Bojonegoro bahwa:

“iya, soalnya ya gini sih mbak kalau kita memiliki program dan kalau tidak

dapat persetujuan dari pemerintah kabupaten otomatis tidak berjalan. Sama kita

mau program ini di tempatkan di lokasi ini tapi kalau pemerintah desa nggak

mendukung otomatis nggak bisa berjalan.Sama kita butuh bagaiamana agar

masyarakat bisa cepat berkembang kita butuh peran tokoh masyarakat yang bisa

menggerakan mereka.Sinergisitasnya kan disitu”. (Sumber : hasil wawancara

kepada Bapak Wisnu Anggoro selaku Penyuluh di Dinas Peternakan dan

Perikanan Kabupaten Bojonegoro, pada tanggal 19 April 2016, pukul 10.15

WIB, bertempat di Dinas Peternakan dan Perikanan kabupaten Bojonegoro).

Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa, aktor pelaksana disini

meliputi seluruh elemen yang terlibat dalam pembuatan program hingga

pelaksanaanya. Sehingga dalam hal ini aktor pelaksananya tidak hanya meliputi

pihak Dinas Peternakan dan Perikanan saja, akan tetapi juga meliputi pihak-pihak

yang berwenang lainnya seperti Pemerintah Desa, tokoh masyarakat dan

masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu struktur aktor pelaksanaan di dalam

Page 111: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

96

implementasi program POKDAKAN ini cukup luas dan masing-masing

melakukan apa yang sudah menjajdi tanggungjawabnya.

6. Sumber-sumber Daya yang Digunakan

Dalam hal ini, Grindle manyatakan bahwa dalam menjalankan kebijakan atau

program harus didukung oleh sumber daya yang mendukung agar pelaksanaanya

berjalan dengan baik. Seperti halnya implementasi program POKDAKAN yang

tentunya sangat memperhatikan aspek kualitas sumberdaya yang digunakan dalam

implementasi kebijakan atau program tersebut, terutama sumber daya manusia

(SDM).

Implementasi suatu program tentunya membutuhkan sumber daya manusia

yang memadai. Oleh karena itu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan

persyaratan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Sebuah implementasi jika ingin

berjalan dengan baik maka harus ada SDM yang baik. Pelaksana program

POKDAKAN ini harus memiliki kompetensi di dalamnya terutama pada budidaya

ikannya. Mengenai hal ini, Bapak Wisnu Anggoro selaku Penyuluh Dinas

Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro mengemukakan bahwa :

“kalau untuk sumber daya manusianya sebenarnya mereka siap karena itu tadi

kita milih orang yang mau kita berikan hibah itu kan juga nggak sembarangan,

kita koordinasi dulu dengan kepala desa kita juga survei dulu lokasinya juga

layak apa enggak”. (Sumber : hasil wawancara kepada Bapak Wisnu Anggoro

selaku Penyuluh di Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro,

pada tanggal 19 April 2016, pukul 10.15 WIB, bertempat di Dinas Peternakan

dan Perikanan kabupaten Bojonegoro).

Kemudian dipertegas oleh Ibu Anita Setyarini WP, S.Pi selaku Kepala Seksi

Perikanan Budidaya Dinas Peternakan dan Perikanan bahwa :

Page 112: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

97

“kalau dari SDM nya alhamdulillah masyarakat yang kita kasih bantuan itu

sudah antusias untuk tetep budidaya ikan japung itu ya. Terus untuk sarana-

prasarana untuk kelanjutannya diminta masyarakat untuk mandiri menambah

misalnya jaring apung itu secara mandiri”. (Sumber : hasil wawancara kepada

Ibu Anita Setyarini WP S,Pi selaku Kepala Seksi Perikanan Budidaya di

Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro, pada tanggal 19

April 2016, pukul 11.15 WIB, bertempat di Dinas Peternakan dan Perikanan

kabupaten Bojonegoro).

Dari wawancaa di atas dapat dijelaskan bahwa, pihak dinas peternakan dan

perikanan dalam memilih sumbedaya manusia tidak sembarang begitu saja.

Masyarakat yang terpilih adalah masyarakat yang memang memiliki kemauan,

keinginan, serta semangat atau motivasi yang tinggi. Kemudian masyarakat

tersebut terpilih juga melalui kepala desa. Kepala desa tersebut memilih

masyarakat berdasarkan pengetahuan sebelumnya dan fakta yang telah diindera

sabagai pemerintah desa yang secara pasti mengetahui karakter masing-masing

masyarakat desa setempat. Sehingga pemilihan sumber daya manusia sebagai

pelaksana tersebut memang melalui seleksi yang tidak asal-asalan.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam implementasi program

POKDAKAN secara profesional memang membutuhkan tenaga yang terampil,

kemudian menguasai masalah-masalah yang berhubungan dengan budidaya ikan

keramba jaring apung seperti : manajemen budidaya ikan yang meliputi

(pemilihan lokasi, penggunaan keramba jaring apung terhadap daya dukung

perairan waduk atau sungai, manajemen pakan, pemilihan jenis ikan, pola dan

perijinan usaha). Melihat potensi alam indonesia yang masih sangat banyak dan

bagus untuk dimanfaatkan termasuk potensi alam sumber daya perairan.

Ditambah dengan adanya teknologi budidaya keramba jaring apung sudah mulai

Page 113: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

98

dikenal di kalangan masyarakat indonesia. Oleh kerana itu menjadi potensi yang

besar jikan teknologi keramba jaring apung ini dikembangkan dan didukung

dengan sumber daya manusia yang memadai yang kemudian bisa menjadi peluang

usaha ekonomi produktif bagi masyarakat.

Potensi sungai bengawan solo yang begitu panjang sampai saat ini masih

dianggap sebagai milik bersama (common property) dan bersifat terbuka (open

access), sehingga perkembangan budidaya ikan jaring apung berpotensi untuk

dikembangkan. Oleh karena itu menjadi hal penting kiranya untuk diperhatikan

bahwa potensi yang telah ada yakni bantaran sungai bengawan solo tersebut untuk

serius dikembangkan. Kemudian mendukungnya dengan sumber daya manusia

yang bermutu yang dibutuhkan sebagai pelaksana. Untuk memperoleh sumber

daya manusia yang seperti itu dibutuhkan pemilihan dan seleksi yang didasarkan

pada kualitas, kapabilitas, dan semangat yakni kemauan untuk menjalankan

program budidaya ikan jaring apung tersebut.

B. Lingkungan Kebijakan

Disamping isi kebijakan yang menjadi faktor menentukan hasil implementasi

sebuah kebijakan atau program, lingkungan kebijakan atau program juga

merupakan aspek penting yang ikut menentukan keberhasilan implementasi

kebijakan atau program tersebut. Sebagaimana isi kebijakan atau program

seringnya menjadi faktor krusial karena dampak nyata maupun potensialnya akan

berpengaruh pada lingkungan masyarakat. Oleh karena itu setiap kebijakan atau

program perlu mempertibangkan lingkungan (context) dimana program atau

kebijakan tersebut dijalankan.

Page 114: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

99

1. Kekuasaan, Kepentingan-kepentingan, dan Strategi dari Aktor yang

Terlibat

Penting untuk memahami kekuatan atau kekuasaan, kepentingan, serta strategi

yang digunakan oleh para aktor yang terlibat guna memperlancar jalannya

pelaksanaan suatu implementasi kebijakan atau program. Hal tersebut perlu untuk

diperhitungkan dengan pertimbangan yang matang, karena jika tidak dengan

pertimbangan yang matang besar kemungkinan program yang hendak

diimplementasikan akan jauh dari harapan.

Beberapa fenomena yang muncul dalam implementasi program budidaya ikan

jaring apung ini tidak terlalu banyak. Fenomena tersebut secara langsung tidak

sampai mempengaruhi tujuan dan sasaran implementasi program POKDAKAN

ini. Tidak adanya orang-orang yang secara kuat mempengaruhi implementasi

program ini dikarenakan, terbentuknya program ini tidak lain adalah adanya

kesepakatan antara masyarakat itu sendiri dengan pemerintah daerah yakni dinas

peternakan dan perikanan. Kemudian tempat yang akan digunakan untuk

implementasi program tersebut adalah tempat terbuka dan masih kepemilikan

umum yakni bantaran sungai bengawan solo. Sehingga secara peraturan

perundang-undangan pun tidak melanggar dan secara kemasyarakatan pun sah-sah

saja. Jadi secara umum implementasi program POKDAKAN ini tidak

memunculkan kerugian bagi pihak siapapun. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh

Ibu Anita Setyarini WP, S.Pi selaku Kepala Seksi Perikanan Budidaya bahwa :

“dirugikan kita kerugiannya tu gini, kan tergantung dengan musim berarti

kerugiannya ya pas musim banjir gitu jadi air keruh terus mereka nggak bisa

budidaya gitu lo, kalau menurut saya sementara itu. Saya kira kalau pihak-

pihak yang dirugikan dalam masalah ini kok nggak ada ya”. (Sumber : hasil

Page 115: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

100

wawancara kepada Ibu Anita Setyarini WP S,Pi selaku Kepala Seksi

Perikanan Budidaya di Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten

Bojonegoro, pada tanggal 19 April 2016, pukul 11.15 WIB, bertempat di Dinas

Peternakan dan Perikanan kabupaten Bojonegoro).

Dari pernyataan di atas maka dapat dijelaskan bahwa telah dikatakan dengan

jelas tidak ada pihak yang dirugikan dengan adannya implementasi program ini.

Kerugian yang dirasakan lebih kepada alam yakni cuaca atau musim yang tidak

menentu sehingga mempengaruhi berjalannya budidaya ikan keramba jaring

apung. Hal ini juga dipertegas oleh Bapak Wisnu Anggoro selaku Penyuluh Dinas

Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro bahwa :

“saya kira ndak ada ya yang dirugikan dalam program ini, karena program ini

sendiri bisa menumbuhkan jiwa wiraswasta dan juga meningkatkan mata

pencaharian baru”. (Sumber : hasil wawancara kepada Bapak Wisnu Anggoro

selaku Penyuluh di Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro,

pada tanggal 19 April 2016, pukul 10.15 WIB, bertempat di Dinas Peternakan

dan Perikanan kabupaten Bojonegoro).

Berdasarkan pernyataan di atas dapat dipahami bahwa sejatinya tidak ada pihak

yang dirugikan, justru program tersebut memberikan dampak positif bagi

masyarakat sekitar bantaran sungai bengawan solo. Dampak positif tersebut ialah

yang awalnya masyarakat hanya bekerja sebagai petani, penambang pasir dan

pembuat batu bata kini masyarakat lebih bisa menumbuhkan jiwa

kewirausaahannya dengan adanya budidaya ikan jaring apung.

Bapak Minto selaku Bendahara kelompok budidaya ikan jaring apung juga

menyatakan hal yang sama bahwa :

“ya alhamdulillah ndak ada, kan yang pertama ini tanah punya sendiri terus

yang sebelahnya lagi punya saudara”. (Sumber : hasil wawancara Bapak Minto

selaku bendahara kelompok budidaya ikan jarring apung Kecamatan Kalitidu

pada tanggal 13-04-2017 pukul 14.30di rumah Bapak Minto Kecamatan

Kalitidu Kabupaten Bojonegoro).

Page 116: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

101

Sebagaimana yang disampaikan oleh pak minto selaku masyarakat selaku

pembudidaya ikan jaring apung mengatakan bahwa tidak ada selama ini pihak

yang dirugikan dalam impelementasi program budidaya ikan jaring apung ini.

Justru dengan adanya program ini semakin banyak masyarakat lain yang ikut

membangun usaha berbudidaya ikan ini termasuk saudaranya atau kerabatnya

bapak minto. Hal tersebut menunjukan bahwa budidaya ikan jaring apung

memiliki daya tarik yang cukup besar bagi masyarakat sekitar bantaran sungai

bengawan solo.

Fenomana yang muncul sebagaimana yang ditemukan dilapangan adalah

adanya kecemburuan sosial yang terjadi di masyarakat terhadap kelompok

budidaya ikan yang lain. kemudian adanya provokasi dari masyarakat yang

berasumsi kepada pembudidaya ikan bahwa program tersebut tidak berhasil atau

sukses. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh bapak Minto selaku bendahara

kelompok budidaya ikan jaring apung bahwa :

“Kalau di awal 2015 itu masih utuh terlibat semua kelompoknya, berhubung

banyak provokasi istilahnya gimana ya supaya ikan ini nggak jadi. Sering

banyaklah provokasi, ada yang nggak bakal sukses itu saya terima mbak, saya

juga yakin itu nggak bakalan sukses tapi ternyata benar soalnya yang ngelola

sendiri aja kan nggak optimis gitu.

Berdasarkan apa yang disampaikan diatas dapat dipahami bahwa, gesekan yang

muncul kemudian mempengaruhi tujuan dan sasaran adalah masyarakat yang

berada di lokasi itu sendiri. Ternyata kecemburuan sosial dan provokasi pesimis

oleh masyarakat sekitar menjadi hambatan di awal bagi kelompok budidaya ikan

jaring apung. bermula dari itu akhirnya ada beberapa kelompok yang berkurang

Page 117: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

102

jumlah anggotanya dikaranakan terpengaruh oleh isu yang dimunculkan yakni

budidaya ikan tersebut tidak akan berhasil.

Prasangka yang mulai dimunculkan oleh pihak-pihak yang tidak suka menjadi

faktor kelompok budidaya ikan tidak optimis dengan usaha budidaya ikan jaring

apung yang sedang dijalankan. Hal tersebut secara nyata mempengaruhi kerja dan

harapan kelompok pembudidaya bahwa usahanya tidak akan berhasil. Kemudian

karena diawal sudah muncul persepsi bahwa usaha budidaya ikan tersebut akan

gagal dan tidak akan berhasil, maka hasil yang diperoleh pun sesuai dengan

perasangka para pembudidaya ikan. Akan tetapi hal tersebut tidak menjadikan

orang-orang yang memiliki komitmen dan semangat tinggi untuk menyerah begitu

saja. Di awal boleh gagal akan tetapi beberapa kelompok pembudidaya memiliki

ambisi yang kuat bahwa usaha budidaya ikan jaring apung ini menjanjikan dan

pasti akan berhasil. Sesuai dengan prediksi dan harapan budidaya ikan tersebut

berhasil dan masih berlanjut sampai saat ini. Hal ini sebagaimana diungkapkan

oleh Bapak Minto selaku bendahara kelompok budidaya ikan jaring apung bahwa:

“yang saya harapkan ya banyak orang mengikuti saya, mengikuti budidaya

ikan ini jangan mengandalkan pekerjaan itu-itu aja. misalkan bertani, bertani

aja kan ya kurang, misalkan coba budidaya ikan lah supaya bisa menambah

perekonomian membantu keluarga. Ibarate hasil tani buat simpanan nanti kan

hasilnya ikan dikelola sambil buat makan mbak. Harapan saya berkembang.

Masalahnya kan mungkin 20/30 tahun lagi sudah maju teknologinya. Sekarang

kan di desa-desa sudah ada yang budidaya ikan potong itu kan termasuk

industri, ayam potong, sapi potong. Saya juga dikasih saran sama saudara saya

ojo ngandalno tani kurang”. (Sumber : hasil wawancara Bapak Minto selaku

bendahara kelompok budidaya ikan jarring apung Kecamatan Kalitidu pada

tanggal 13-04-2017 pukul 14.30di rumah Bapak Minto Kecamatan Kalitidu

Kabupaten Bojonegoro).

Page 118: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

103

Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa, ada potensi yang besar yakni

masyarakat yang masih memiliki kemauan dan semangat yang besar untuk tetap

optimis menjalankan program budidaya ikan jaring apung ini. Upaya untuk tetap

optimis para kelompok budidaya ikan tersebut harus diapresiasi, sebabnya

meskipun ada tantangan seperti provokasi dan berkurangnya jumlah kelompok

tidak menjadikan semangatnya menurun bahkan semakin maju dan membuktikan

bahwa program ini pasti berhasil.

Keberhasilan tersebut tidak diperoleh begitu saja, melainkan atas dukungan

dari beberapa pihak seperti dinas peternakan dan perikanan yang aktif dalam

memonitoring, menampung segala keluhan dan kendala yang dihadapi. Tidak

hanya itu pihak pemerintah desa dan para tokoh masyarakat juga berperan dalam

memberikan motivasi agar tetap bertahan dan melanjutkan program tersebut dan

tidak pantang mundur. Dalam implementasi sebuah program pasti akan ada yang

pro dan kontra akan tetapi itu tidak menjadikan hambatan jika sejatinya program

tersebut membawa manfaat dan tidak merugikan pihak manapun. Oleh karena itu

untuk mencapai tujuan dan sasaran agar program ini berhasil mebutuhkan

kerjasama dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait.

2. Karaktaristik Lembagaan dan Rezim yang Berkuasa

Dalam hal ini, menurut Grindle bahwa lingkungan di mana suatu kebijakan

atau program tersebut dilaksanakan juga berpengaruh terhadap keberhasilannya.

Maka pada implementasi sebuah kebijakan atau program harus diketahui dengan

jelas karateristik suatu lembaga yang akan turut mempengaruhi suatu kebijakan.

Dinas peternakan dan perikanan dalam hal ini memiliki kewenangan untuk

Page 119: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

104

melaksanakan dan bertanggungjawab atas terlaksananya program POKDAKAN

ini.

Program POKDAKAN ini merupakan suatu program yang muncul dari

kesepakatan antara pemerintah daerah termasuk satuan unit kerja daerah,

kemudan pemerintah desa dan masyarakat itu sendiri. Sehingga implementasi

program kelompok budidaya ikan jaring apung ini memiliki peluang besar untuk

diterima ditengah-tengah masyarakat. Dalam hal ini sebagaimana disampaikan

oleh Ibu Anita Setyarini WP, S.Pi selaku Kepala seksi perikanan budidaya Dinas

Perikanan dan Peternakan bahwa :

“banyak, kadang kan orang nggak sama ya ada yang semangat ada yang masa

bodoh gitu terserah yang penting saya ikut program pemerintah, ada ya itu

masalahnya. Jadi kemauan masyarakat kita harus sosialisasi terus-menerus

kepada masyarakat sekitar situ untuk tetep budidaya ikan dijaring apung.

Masalahnya kan kadang masyarakat ogah-ogahaan juga gitu kan kadang seperti

itu. Tapi alhamdulillah disini banyak yang respon positif dan banyak yang

antusias karena memang ya bisa menggantikan pendapatan dia”. (Sumber :

hasil wawancara kepada Ibu Anita Setyarini WP S,Pi selaku Kepala Seksi

Perikanan Budidaya di Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten

Bojonegoro, pada tanggal 19 April 2016, pukul 11.15 WIB, bertempat di Dinas

Peternakan dan Perikanan kabupaten Bojonegoro).

Kemudian hal ini dipertegas oleh bapak Wisnu Anggoro selaku penyuluh Dinas

Peternakan dan Perikanan menyatakan :

“sangat baik respon diawal sangat baik, yang nmnya orang dapat bantuan gratis

kan mungkin yaya aja, Cuma kan lebih ke itu bgmn cara mereka nnti

menjalankan program itu agar bisa berlanjut dan lebih berkembang. Untu

responya sendiri cukup baik”. (Sumber : hasil wawancara kepada Bapak Wisnu

Anggoro selaku Penyuluh di Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten

Bojonegoro, pada tanggal 19 April 2016, pukul 10.15 WIB, bertempat di Dinas

Peternakan dan Perikanan kabupaten Bojonegoro).

Dari hasil wawancara di atas dapat dipahami bahwa karakteristik lingkungan

implementasi program budidaya ikan jaring apung ini cukup baik. Masyarakat

Page 120: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

105

menerima program ini dengan sambutan yang positif, karena program tersebut

dapat menggantikan pekerjaan dan tambahan pendapatan untuk biaya kehidupan

sehari-hari. Dalam hal ini juga didukung oleh pernyataan Bapak Minto selaku

bendahara kelompok budidaya ikan jaring apung bahwa :

“ya banyak e mbak, ya pertama tadi mendukung perekonomian, kedua saya kan

bisa tenang fokus pekerjaan ini, yang ketiga ya alhamdulillah bisa

menyekolahkan anak-anak”. (Sumber : hasil wawancara Bapak Minto selaku

bendahara kelompok budidaya ikan jarring apung Kecamatan Kalitidu pada

tanggal 13-04-2017 pukul 14.30di rumah Bapak Minto Kecamatan Kalitidu

Kabupaten Bojonegoro).

kemudian didukung juga dengan pernyatan Bapak Sigit selaku ketua kelompok

budidaya ikan jaring apung bahwa :

“nah itu tergantung individu juga, kalau menurut saya manfaat bagi saya

sendiri sebagai ketua kelompok perikanan itu saya bisa minimal punya

pengalaman pernah punya keramba, jadi saya tau positifnya apa, negatifnya

apa, kendalanya apa, keuntungannya juga apa. Kalau untuk pribadi saya sendiri

niat belajar itu ada manfaatnya seperti itu, tapi saya juga ndak tau yang Cuma

ikut-ikutan saya nggak tau”. (Sumber : hasil wawancara kepada Bapak Sigit

Ketua kelompok budidaya ikan jaring apung, pada tanggal 14 April 2016,

pukul 09.00 WIB, bertempat di rumah Bapak Sigit Desa. Ngringinrejo

Kecamatan kalitidu).

Dari pernyataan di atas dapat dijelaskan bahwa masyarakat selaku kelompok

budidaya ikan jaring apung sangat merasakan manfaatnya baik untuk individu

maupun untuk kelompok itu sendiri. Akan tetapi tidak semua orang bisa

merasakan manfaat tersebut sebelum menerima dan memandang bahwa program

tersebut bermanfaat dan membawa dampak positif kedepannya. Karena

sebagaimana yang telah diketahui bahwa di awal masyarakat sekitar bengawan

solo tidak memilki pengetahuan tentang cara-cara berbudidaya ikan di keramba

jaring apung. Sehingga adanya program ini tentu memberikan pengalaman dan

manfaat yang besar bagi mansyarakat yang berbudidaya ikan keramba jaring

Page 121: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

106

apung dengan sungguh-sungguh dan tekun. Kemudian di dukung pula oleh

pernyataan bapak Minto selaku Bendahara budidaya ikan jaring apung yang

menyampaikan bahwa :

“Akhir-akhir ini kan masyarakat semakin mendukung beda dengan yang awal

kalau sekarang ini banyak yang mendukung. Terutama kan banyak yang tanya,

sharing gimana caranya mengelola ikan itu. Cuma saya sendiri kan belum hafal

karakter semua ikan, saya kan mengikuti pelatihan Cuma lele sama patin, yang

teknik bikin obat itu belum bisa kalau teknis bikin pakan tambahan itu bisa”.

(Sumber : hasil wawancara Bapak Minto selaku bendahara kelompok

budidaya ikan jarring apung Kecamatan Kalitidu pada tanggal 13-04-2017

pukul 14.30di rumah Bapak Minto Kecamatan Kalitidu Kabupaten

Bojonegoro).

Program budidaya ikan jaring apung ini mendapatkan respon yang baik dari

masyarakat, bahkan seiring berjalannya program ini banyak masyarakat yang

memiliki keinginan untuk berbudidaya ikan. Hal ini juga dipertegas oleh

pernyataan bapak Sapuan selaku ketua kelompok budidaya ikan jaring apung

bahwa :

“harapan kedepan ya mudah-mudahan bisa berlanjut, bisa sukses, bisa untuk

kesibukan kerja setiap hari, untuk mencukup kebutuhan hidup setiap hari. Yang

jelas bantuan itu bukan tiap orang dan tetep dinilai dari pihak sana yang perlu

dibantu itu mana, yakni khususnya yang pinggir untuk bengawan solo”.

(Sumber : hasil wawancara Bapak Sapuan selaku ketua kelompok budidaya

ikan jaring apung, pada tanggal 20 April 2016, pukul 11.15 di rumah Bapak

Sapuan Desa Mlaten Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro).

Dari hasil wawancara yang telah di paparkan diatas dapat di simpulkan bahwa

karakteristik lembaga dan lingkungan yang diterapkan implementasi program

budidaya ikan jaring apung mendapatkan respon yang baik dari kalangan

masyarakat kelompok budidaya ikan jaring apung maupun masyarakat secara

umum. Kemudian juga mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah terutama

Dinas Peternakan dan Perikanan. Implementasi program ini tidak memiliki

Page 122: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

107

kerjasama antara dinas yang lainnya, sehingga murni bahwa program ini adalah

dari masyarakat dan dinas peternakan dan perikanan selaku pelayan dan fasilitator

bagi masyarakat.

3. Tingkat Kepatuhan dan Daya Tanggap

Dalam hal ini, menurut Grindle tingkat kepatuhan dan daya tanggap merupakan

suatu hal yang penting dalam proses implementasi suatu kebijakan atau program.

Oleh karena itu, harus diketahui dengan jelas sejauhmana kepatuhan dan daya

tanggap dari pelaksana dalam menanggapi suatu kebijakan atau program.

Masalah kepatuhan dan daya tanggap berkaitan dengan tanggapan dan respon

subyek dari kebijakan atau program yakni dinas peternakan dan perikanan

kabupaten Bojonegoro, yang telah menyelenggarakan pertemuan dengan

masyarakat sekitar bantaran sungai bengawan solo kemudian pemerintah desa dan

jajarannya untuk mencari solusi atas permasalahan yang dirasakan dan

mensepakati solusi yang telah ditetapkan untuk dijalankan bersama-sama. Dalam

hal ini elemen kepatuhan menjadi salah satu komponen penting yang

mempengaruhi upaya pencapaian tujuan dari sebuah kebijakan atau program.

Dalam hal ini Bapak Wisnu Anggoro selaku penyuluh Dinas Peternakan dan

Perikanan Kabupaten Bojonegoro menyatakan bahwa :

“ada yang manut ada yang enggak juga mbk, kalau yang manut itu mereka

bener-bener yang sudah niat, bener-bener sudah merasakan keuntungan dari

sektor perikanan budidaya ikan itu. Yang seperti saya bilang tadi 40% orang

itu berminat yang berlanjut nah itu yang kita bisa bener” bina ya itu. Kemudian

ada juga yang tidak berlanjut bahkan berhenti sama sekali nah itu ada orang-

orang yang kebanyakan mereka hanya merasakan panen satu kalai tapi akhirnya

kena banjir kayak gitu, lha itu kan akhirnya menurunkan niat mereka. selain itu

ternyata ada juga di sektor lain misalkan pekerjaan lain yang sekiranya secara

instan maksudnya ndak usah menunggu ber bulan-bulan mereka sudah bisa

Page 123: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

108

dapat gitu”. (Sumber : hasil wawancara kepada Bapak Wisnu Anggoro selaku

Penyuluh di Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro, pada

tanggal 19 April 2016, pukul 10.15 WIB, bertempat di Dinas Peternakan dan

Perikanan kabupaten Bojonegoro).

Dari hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa masyarakat kelompok

budidaya ikan sekitar bantaran solo rata-rata memiliki tingkat kepatuhan yang

cukup. Meskipun memang ada sebagian kelompok yang kurang patuh terhadap

apa yang telah diinstruksikan oleh pihak dinas peternakan dan perikanan. karena

Kebutuhan ekonomi yang mendesak terkadang memang membuat masyarakat

tidak sabar dalam menjalankan usaha sehingga lebih memilih untuk mencari

pekerjaan lain. Disamping itu mereka tetap berbudidaya ikan akan tetapi

pengelolaannya pun akhirnya menjadi kurang optimal. Hal ini dipertegas kembali

oleh Bapak Wisnu Anggoro selaku Penyuluh Dinas Peternakan dan Perikanan

bahwa :

“ya ada yang ngikuti ada yang enggak, mereka yang bener-bener jadi bisa kita

lihat ya dari program jaring apung ini yang sudah berkembang itu mereka

bersemangat disitu. Kita berikan pengarahan ya mereka jalankan karena mereka

sudah fokus dan sudah merasa mereka mendapat untung dari program itu. Nah

tapi bagi mereka yang terhambat program ini budidayanya memang lebih karena

mereka trauma pernah mengalami kegagalan karena kena banjir itu. Kemudian

karena mereka juga ada pekerjaan lain yang menggiurkan. Ya ada yang patuh

ada yang endak ya tergantung dari individu mereka masing-masing”. (Sumber :

hasil wawancara kepada Bapak Wisnu Anggoro selaku Penyuluh di Dinas

Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro, pada tanggal 19 April 2016,

pukul 10.15 WIB, bertempat di Dinas Peternakan dan Perikanan kabupaten

Bojonegoro).

Dari pernyataan di atas lebih mendukung kembali kondisi yang ada bahwa

pada dasarnya dalam implementasi program POKDAKAN ini secara rata-rata

telah mengikuti arahan dan bimbingan yang telah diberikan. Akan tetapi juga ada

sebagian dari masyarakat kelompok budidaya ikan tersebut yang tidak mengikuti

Page 124: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

109

arahan sehingga dalam proses bimbingan pun menjadi terhambat dan usaha

budidaya ikan menjadi berhenti sementara. Berbeda halnya dengan masyarakat

kelompok budidaya ikan yang berusaha fokus dan mengikuti arahan serta

bimbingan, kelompok tersebut lebih teratur dan mendapatkan hasil panen ikan

yang cukup banyak dan menguntungkan. Dalam hal serupa juga dipertegas oleh

Ibu Anita Setyarini WP, S.Pi selaku Kepala seksi budidaya perikanan bahwa :

“kalau rata” masyarakatnya yang di daerah itu ya anu mengikuti arahan dari

dinas gitu, biasanya mengikuti seminar juga. (Sumber : hasil wawancara

kepada Ibu Anita Setyarini WP S,Pi selaku Kepala Seksi Perikanan Budidaya

di Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro, pada tanggal 19

April 2016, pukul 11.15 WIB, bertempat di Dinas Peternakan dan Perikanan

kabupaten Bojonegoro).

Kemudian dari Bapak Minto selaku bendahara kelompok budidaya ikan jaring

apung sendiri menyampaikan bahwa :

“dari dinas perikanan, harusnya kan kalau setiap hari rabu ada pelatihan setiap

minggu, tapi saya jarang ikut, kemarin 2 minggu yang lalu ikut apa bikin

mengelola hasil panen misalnya dibikin pentol, pelatihannya terakhir di dinas

perikanan di aulanya”. (Sumber : hasil wawancara Bapak Minto selaku

bendahara kelompok budidaya ikan jarring apung Kecamatan Kalitidu pada

tanggal 13-04-2017 pukul 14.30 di rumah Bapak Minto Desa Pilangsari

Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro).

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa arahan dan bimbingan

yang diberikan oleh dinas peternakan dan perikanan sudah berjalan dengan

sungguh-sungguh. Dinas perikanan memberika arahan tidak hanya di lapangan,

akan tetapi juga melalui arahan dan bimbingan formal yang bertujuan untuk lebih

meningkatkan bakat masyarakat dalam bidang budidaya ikan jaring apung. Akan

tetapi kembali lagi bahwa tidak semua masyarakat kelompok budidaya ikan jaring

Page 125: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

110

apung mengikuti semua arahan dan bimbingan yang diberikan oleh dinas

peternakan dan perikanan.

2. Faktor Pendukung Dan Penghambat pelaksananaan Program Kelompok

Budidaya Ikan Jaring Apung dalam Meningkatkan Pendapatan

Masyarakat Sekitar Bantaran Sungai Bengawan Solo.

Dalam implementasi kebijakan atau program tentu memiliki faktor pendukung

sehingga bisa berjalan dengan baik. Karena sebuah program kurang bisa

maksimal atau bahkan tidak berjalan jika tidak ada faktor pendukungnya. Tidak

hanya itu dalam sebuah implementasi pasti juga akan ada hambatan dan tantangan

yang muncul. Oleh karena itu dukungan dan hambatan ini harus diketahui

sehingga bisa menjadi nilai positif yang dapat mengembangkan program ini.

Berikut yang menjadi faktor pendukung dan penghambat implementasi program

kelompok budidaya ikan jarring apung dalam rangka pemberdayaan masyarakat

sekitar bantaran sungai bengawan solo.

a. Faktor Pendukung

1. Pemerintah

Program kelompok budidaya ikan jaring apung merupakan program yang saat

ini masih dijalankan di Kecamatan kalitidu. Dalam pelaksanaan kegiatan Program

kelompok Budidaya Ikan Jaring Apung ini tentu sangat membutuhkan meterial

dukungan dari berbagai pihak dan berbagai hal yang dibutuhkan, maksudnya

disini adalah semua pihak yang berkaitan dengan program kelompok Budidaya

Ikan Jaring Apung ini (PKDAKAN JAPUNG). Menurut Bapak Wisnu Anggoro

selaku penyuluh Dinas Peternakan dan Perikanan menyampaikan bahwa :

Page 126: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

111

“ada dua ya, yang pertama dari segi finansial anggaran yang mendorong

terlaksananya program ini dari anggaran dulu, karena dari dinas sudah

menyusun anggaran yang akan kita alokasikan ke program ini. Itu yang

terutama. Yang kedua tindak lanjut dan dukungan dari pemerintah kabupaten,

pemerintah desa dan masyarakat itu sendiri. Kemudian yang ketiga mungkin

semangat dan minat dari masyarakat untuk mampu melanjutkan. (Sumber :

hasil wawancara kepada Bapak Wisnu Anggoro selaku Penyuluh di Dinas

Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro, pada tanggal 19 April 2016,

pukul 10.15 WIB, bertempat di Dinas Peternakan dan Perikanan kabupaten

Bojonegoro).

Menguatkan keterangan penyuluh Dinas Peternakan dan Perikanan, Kepala

Seksi Perikanan Budidaya menyampaikan bahwa :

“pendukungnya itu antara lain kita ada penyuluh tenaga pendamping itu. Terus

adanya wilayah yang bisa untuk budidaya jaring apung itu juga, terus adanya

dukungan masyarakat sekitar yang bisa bekrjasama saling koordinasi untuk

menjalankan program jaring apung itu. Jadi dari kecamatan juga mendukung. (Sumber : hasil wawancara kepada Ibu Anita Setyarini WP S,Pi selaku Kepala Seksi

Perikanan Budidaya di Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro,

pada tanggal 19 April 2016, pukul 11.15 WIB, bertempat di Dinas Peternakan dan

Perikanan kabupaten Bojonegoro).

Pernyataan di atas mengungkapkan bahwa ada faktor pendukung seperti

finansial atau anggaran yang telah tersedia untuk implementasi program ini.

Kemudian dukungan dari beberapa pihak yakni pemerintah kabupaten,

pemerintah desa dan masyarakat itu sendiri. Dinas Peternakan dan Perikanan

selaku penyedia dan pelaksana program ini juga memberikan dukungan berupa

tersedianya tenaga penyuluh yang siap mendampingi para pembudidaya ikan

jaring apung nantinya. Kemudian dalam hal ini dinas peternakan dan perikanan

menjalin koordinasi dengan berbagai pihak pada program ini. Mengingat bahwa

koordinasi merupakan hal terpenting yang jika koordinas ini tidak berjalan dengan

baik maka bisa menjadi faktor penghambat, dan sebaliknya jika koordinasi antar

pihak berjalan dengan baik maka dapat menjadi salah satu faktor pendukung

dalam implementasi program ini.

Page 127: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

112

Menguatkan pernyataan di atas Bapak Wisnu selaku penyuluh Dinas

Peternakan dan Perikanan menyampaikan bahwa :

“mau nggak program ini dilakukan di desa ini misalnya kan gitu. Kan pertama

kita harus ijin dulu ke kepala desa, setelah kepala desa merasa program ini

cocok dengan pembangunan yang sudah dicanangkan oleh desa itu okey. Di

awal jadi dia yang mengatur kira-kira masyarakat desa mana yang memiliki

potensi yang bisa di alihkan ke budidaya perikanan.” (Sumber : hasil wawancara

kepada Bapak Wisnu Anggoro selaku Penyuluh di Dinas Peternakan dan Perikanan

Kabupaten Bojonegoro, pada tanggal 19 April 2016, pukul 10.15 WIB, bertempat di

Dinas Peternakan dan Perikanan kabupaten Bojonegoro).

Pernyataan di atas mengungkapkan bahwa pemerintah desa selaku pihak yang

berwenag juga ikut terlibat sebagai faktor pendukung dalam implementasi

program kelompok budidaya ikan jaring apung ini. Karena pemerintah desa

merupakan induk dari masyarakat itu sendiri, sehingga keputusan yang diambil

oleh pemerintah desa sangat menentukan berjalan atau tidaknya program ini.

2. Masyarakat

Masyarakat merupakan faktor penggerak untuk mengimplementasikan program

ini, dalam hal ini artinya masyarakat menjadi bagian dari faktor pendukung. Tidak

hanya peran dari masyarakat tapi juga motivasi yang ada ditengah-tengah

masyarakat untuk menjalankan program ini. Menurut Bapak Minto Hadi selaku

Bendahara Kelompok Budidaya Ikan jaring Apung menyampaikan bahwa :

“belum pernah, awal sampai sekarang belum pernah berhenti bersambung

bersambung, terus rencana saya ini kan ada yang panen ada yang tebar

sehingga estafet. Terus pakannya nggak terlalu berat mbak, kalau tebar sekali

banyak itu kan pakannya berat, kalau sehari habis satu karung itu kan mahal

keberatan. Kalau bertahap kan seharinya Cuma 6 kg-7 kg kalau sudah besar

nanti untuk semua jenis ikan”. (Sumber : hasil wawancara Bapak Minto selaku

bendahara kelompok budidaya ikan jarring apung Kecamatan Kalitidu pada

tanggal 13-04-2017 pukul 14.30 di rumah Bapak Minto Desa Pilangsari

Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro).

Page 128: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

113

Menguatkan pernyataan di atas Bapak Sapuan selaku Ketua Kelompok

Budidaya Ikan Jaring Apung menyampaikan bahwa :

“harapan kedepan ya mudah-mudahan bisa berlanjut, bisa sukses, bisa untuk

kesibukan kerja setiap hari, untuk mencukupi kebutuhan hidup setiap hari.

Yang jelas bantuan itu bukan tiap orang dan tetep dinilai dari pihak sana yang

perlu dibantu itu mana, yakni khususnya yang pinggir untuk bengawan solo.

(Sumber: hasil wawancara Bapak Sapuan selaku ketua kelompok budidaya

ikan jaring apung, pada tanggal 20 April 2016, pukul 11.15 di rumah Bapak

Sapuan Desa Mlaten Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro).

Pernyataan di atas menggambarkan bahwa semangat dan minat dari masyarakat

setempat yang telah berbudidaya ikan sangat terlihat antusias. bahkan keinginan

untuk tetap berlanjut dan selalu ada atau tersedia ikannya setiap hari menjadi

harapan bagi para pembudidaya ikan. Semangat masyarakat yang seperti ini

sangat dibutuhkan untuk bisa menjadi contoh dan panutan bagi masyarakat yang

lainnya sehingga program ini bisa ditularkan kepada masyarakat yang lain.

Kemudian juga menggambarkan bahwa masyarakat budidaya ikan jaring apung

memiliki harapan yang besar atas program budidaya ikan jaring apung ini.

dikarenakan tidak semuanya mendapatkan bantuan hibah ini, akan tetapi memang

orang-orang yang sudah diseleksi yakni yang memiliki semangat, minat dan

kesungguhan untuk melaksanakan program budidaya ikan di keramba jaring

apung ini sehingga harapannya program ini bisa berjalan secara baik dan

berkelanjutan.

b. Faktor Penghambat

1. Sumber Daya Manusia

Tersedianya sumber daya manusia yang memadai dan mencukupi adalah hal

yang sangat penting di dalam sebuah implementasi program terutama dalam

Page 129: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

114

mempercepat dan mendukung atas keberhasilan program ini, akan tetapi justru

sebaliknya apabila sumberdaya manusianya kurang memadai dan tidak

mencukupi nantinya bisa menjadi penghambat bagi keberhasilan berjalannya

program ini. Untuk program Kelompok Budidaya Ikan jarring Apung

(POKDAKAN JAPUNG), ketersediaan sumber daya manusianya dirasa sangat

kurang sehingga menjadi menghambat. Jumlah pendamping Program Budidaya

Ikan Jaring Apung di Kecamatan Kalitidu hanya 1 orang jadi tidak sebanding

dengan peserta Kelompok Budidaya Ikan Jaring Apung yang berjumlah 8

kelompok dan per kelompoknya beranggotakan 10 orang. Banyaknya dan luasnya

wilayah yang harus ditangani menjadi hamabatan tersendiri bagi pendamping dan

penyuluh yang berangkutan. Hal ini di utarakan oleh Bapak Wisnu Anggoro

selaku Penyuluh Dinas Peternakan dan Perikanan bahwa :

“nggak mesti kadang bisa 2 minggu sekali, 3 minggu sekali karena kita satu

punyuluh itu 3 kecamatan kalau jaring apung kan dikalitidu sementara

pembinaan kita kan nggak Cuma di kalitidu aja. Jadi semisal kita ada agenda

ke wilayah sana kita mampir ke jaring apung kita berikan pembinaan disana

gitu. Jadi lebih ke ini sih karena wilayah binaan kita luas nggak Cuma disitu

aja, nah akhirnya kita nggak bisa memberikan pembinaan setiap seminggu

sekali itu nggak bisa kita harus bagi dengan wilayah yang lain juga.” (Sumber :

hasil wawancara kepada Bapak Wisnu selaku Penyuluh Dinas Peternakan dan

Perikanan Kabupaten Bojonegoro, pada tanggal 19 April 2016, pukul 10.15

WIB, bertempat di Dinas Peternakan dan Perikanan kabupaten Bojonegoro).

Berdasarkan hasil wawancara di atas, maka dapat dipahami bahwa

ketersediaan jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) dalam hal ini, jumlah

pendampingnya masih sangat kurang sekali sehingga menjadi salah satu faktor

penghambat implementasi program Kelompok Budidaya Ikan jarring Apung

(POKDAKAN JAPUNG) dalam Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Bantaran

Sungai Bengawan Solo. Jumlah kelompok budidaya ikan jaring apung di

Page 130: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

115

Kecamatan Kalitidu cukup banyak, yakni berjumlah 10 kelompok. kemudian

masih ada 3 (tiga) kecamatan lainnya yang juga harus dibina. Berarti bisa

disimpulkan bahwa 1 (satu) orang penyuluh atau pendamping memiliki

tanggungjawab untuk membina 4 kecamatan. Melihat kondisi tersebut tentu bukan

suatu hal yang normal dan hal seperti ini tidak bisa dibairkan belarut begitu saja

harus ditangani dengan segera agar permasalahan ini tidak menjadi penghambat

secara terus-menerus. Karena ketersediaan sumber daya manusia ini merupakan

aspek terpenting dalam mengahasilkan hasil (ouput) yang hendak dicapai. Jika

tidak segera untuk ditangani maka akan sangat mempengaruhi tingkat

keberhasilan suatu program dalam arti akan sulit sekali untuk mencapai hasil yang

baik. Hal ini dipertegas oleh Ibu Anita Setyarini WP, S.Pi selaku Kepala Seksi

Perikanan Budidaya Dinas Peternakan dan Perikanan bahwa :

“Sebenarnya kita kekurangan tenaga penyuluh itu sampai kita merekrut tenaga

harian lepas kayak gitu, tapi tetep kita teknisnya tenaga perikanan lulusan dari

perikanan. Kita kekurangan sekali dari 28 kecamatan aja Cuma 10 kan

tenaganya jadi kurang sekali kalau pemerintah ndak merekrut. Ada ini tenaga

dari pusat kayak penyuluh bantu dari KKP di tempatkan di bojonegoro. Yang

lain tenaga harian lepas, jadi kita merekrut dengan memasukan dia di kegiatan

perikanan”. (Sumber : hasil wawancara kepada Ibu Anita Setyarini selaku

Kepala Seksi Perikanan Budidaya di Dinas Peternakan dan Perikanan

Kabupaten Bojonegoro, pada tanggal 19 April 2016, pukul 11.15 WIB,

bertempat di Dinas Peternakan dan Perikanan kabupaten Bojonegoro).

Kemudian dalam waktu yang sama pula ditambahkan kembali oleh Bapak

Wisnu Anggoro bahwa:

“kendala yang sering saya rasakan menumbuhkan motivasi dari masyarakat,

jadi kadang masyarakat itu kalau sudah terlanjur dia budidaya kemudian rugi

dia berhenti. Nah mungkin menumbuhkan motivasinya itu yang susah, kalau

seperti itu tetep harus ada dorongan dari pemerintah desa”. (Sumber : hasil

wawancara kepada Ibu Anita Setyarini selaku Kepala Seksi Perikanan

Budidaya di Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro, pada

Page 131: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

116

tanggal 19 April 2016, pukul 11.15 WIB, bertempat di Dinas Peternakan dan

Perikanan kabupaten Bojonegoro).

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa ketersediaan Sumber

Daya Manusia sangat menghambat implementasi program ini. Oleh karena

ketersediaan tenaga pendamping atau penyuluh yang masih sangat minim sekali

bahkan tidak seimbang. Hal tersebut tentu akan mempengaruhi masyaraat atau

kelompok budidaya ikan jarring apung itu sendiri yaitu adanya penurunan tingkat

motivasi masyarakat ketika mengalami suatu hambatan atau kegagalan. Adanya

kondisi yang demikian di tengah-tengah kelompok budidaya ikan jaring apung

tentunya sangat membutuhkan tenaga penyuluh dan pendamping untuk

memberikan motivasi dan arahan yang tepat secara berkala agar masalah atau

hambatan yang dihadapi bisa segera terselesaikan.Oleh karena itu mengharuskan

dinas Peternakan dan Perikanan mencari alternatif lain untuk menunjang

tersedianya sumberdaya manusia yang memadai dan mencukupi dengan cara

merekrut tenaga kerja harian lepas. Hal tersebut penting untuk dilakukan dan

dipertahankan guna memperoleh hasil yang maksimal dengan cara dan usaha yang

konsisten dan sungguh-sungguh. Jika tidak dilakukan usaha yang lebih maka akan

bisa mempengaruhi kinerja dan hasil para kelompok budidaya ikan.

Upaya yang dilakukan oleh pihak dinas peternakan dan perikanan tidak sia-sia

begitu saja ada hasil yang diperoleh meskipun ada beberapa kendala seperti

minimnya tenaga penyuluh atu pendamping akan tetapi hal tersebut tidak menjadi

hambatan. Sebagaimana yang hasil wawancara yang disampaikan oleh Bapak

Minto selaku bendahara kelompok budidaya ikan jarring apung menyatakan

bahwa :

Page 132: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

117

“ya saya rasa sudah cukup, kan ibaratnya kan dulu belum bisa belum tahu lah

karakter ikan, kan sering didampingi sekarang jarang, paling 1 bulan 3 bulan

sekali Cuma monitoring lihat-lihat sudah. Mungkin pihak dinas sendiri yang

khusus desa ini ya seneng ada perkembangan, dari 5 petak sekarang menjadi 20

(dua puluh) kan termasuk berhasil”. (Sumber : hasil wawancara Bapak Minto

selaku bendahara kelompok budidaya ikan jarring apung kecamatan kalitidu

pada tanggal 13-04-2017 di rumah bapak minto kecamatan kalitidu kabupaten

Bojonegoro pukul 14.30).

Dalam hal sama pernyataan terebut juga didukung oleh Bapak Sigit selaku

ketua kelompok budidaya ikan jaring apung yang berpendapat bahwa :

“SDMnya ya dari dinas perikanan sebenarnya sudah bagus, tapi kalau SDMnya

yang mengelola itu sangat amat kurang”. (Sumber : hasil wawancara kepada

Bapak Sigit Ketua kelompok budidaya ikan jaring apung, pada tanggal 14

April 2016, pukul 09.00 WIB, bertempat di rumah Bapak Sigit Desa.

Ngringinrejo Kecamatan kalitidu).

Dari hasil wawancara di atas, maka dapat dipahami bahwa keberadaan

pendamping atau penyuluh dinas peternakan dan perikanan dalam implementasi

program kelompok budidaya ikan jaring apung cukup dirasakan keaktifannya

dalam terjun mendampingi masyarakat. Meskipun disisi lain sebagaimana yang

diketahui minimnya SDM (sumber daya manusia) yang dimiliki oleh pihak dinas

peternakan dan perikanan menjadi salah satu hambatan, akan tetapi hal tersebut

tidak menjadikan dinas peternakan dan perikanan menyerah begitu saja. Ada

banyak upaya yang dilakukan untuk bisa memberikan yang terbaik bagi

masyarakat kelompok budidaya ikan jaring apung untuk memperoleh hasil yang

memuaskan.

Berikut gambar pendampingan yang dilakukan oleh pihak dinas peternakan dan

perikanan kepada kelompok budidaya perikanan :

Page 133: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

118

Gambar 14. Pendampingan Dinas Peternakan dan Perikanan kepada

masyarakat

Sumber : Booklet Japung Dinas Peternakan dan Perikanan, 2016

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa ada upaya yang terus

dilakukan oleh dinas peternakan dan perikanan untuk membimbing masyarakat

kelompok budidaya ikan jaring apung untuk tetap konsisten dan terus semangat

dalam menjalankan program tersebut. Hal tersebut menjadi tugas yang cukup

berat bagi pihak dinas peternakan dan perikanan untuk mendampingi dari awal

hingga masyarakat bisa secara mandiri mengelola ikan agar mendapatkan hasil

yang memuaskan sebagaimana yang diharapkan. Beban berat tersebut seperti

tetap menjaga komitmen dan motivasi masyarakat yang terkadang masih naik-

turun. Upaya yang dilakukan selain melakukan pendampingan adalah

memberikan terus semangat dan motivasi kepada kelompok budidaya perikanan

untuk terus berlanjut.

2. Iklim

Page 134: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

119

Program budidaya ikan jaring apung merupakan sebuah program yang

aktivitasnya berbudidaya ikan dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada

yakni perairan bantaran sungai bengawan solo. Dalam berbudidaya ikan

masyarakat bergantung kepada alam sehingga akan menjadi kendala atau

hambatan tersendiri karena alaminya sebuah alam tidak bisa diprediksikan kapan

akan turun hujan, kapan akan banjir dan sebagainya. Hal ini juga disampaikan

oleh Bapak Wisnu Anggoro selaku penyuluh Dinas Peternakan dan Perikanan

Kabupaten Bojonegoro bahwa :

“kalau dampak negatif saya kira ndak ada, Cuma mungkin lebih ke misalkan

banjir kalau pas itu kan nggak bisa jalan terus kan harus. Kalau pas banjir harus

menarik jaring apungnya, jadi kalau pas musim hujan apalagi pas pasang itu

kita himbau masyarakat untuk menarik jaring apung dulu dan memindahkan

sementara di kolam darat.Untuk negatifnya sendiri ya itu tadi”. (Sumber : hasil

wawancara kepada Bapak Wisnu Anggoro selaku Penyuluh Dinas Peternakan

dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro, pada tanggal 19 April 2016, pukul

10.15 WIB, bertempat di Dinas Peternakan dan Perikanan kabupaten

Bojonegoro).

Kemudian hal sama juga disampaikan oleh Ibu Anita selaku Kepala Seksi

Perikanan Budidaya bahwa :

“kayaknya sih belum, kita umpamakan sudah 60-70 % lah ya kita nggak

muluk”. Masalahnya kita terkendalanya paling utama karena banjir itu. Kalau

sudah banjir itu ikan airnya kan keruh jadi ikan itu banyak yang mati, karena

keruh berpasir ingsannya itu kan kena lumpur yang disitu. Kendala kita yang

paling utama itu. Kalau yang dicekungan kan nggak masalah, nah yang

dibantaran itu permasalahannya di sungai bengawan solo. Kalau yang di

pilangsari kan ndak masalah kalau misalkan banjir gitu kan nggak begitu

bermasalah”. (Sumber : hasil wawancara kepada Ibu Anita Setyarini selaku

Kepala Seksi Perikanan Budidaya di Dinas Peternakan dan Perikanan

Kabupaten Bojonegoro, pada tanggal 19 April 2016, pukul 11.15 WIB,

bertempat di Dinas Peternakan dan Perikanan kabupaten Bojonegoro).

Dari hasil wawancara di atas dapat dipahami bahwa kendala paling utama

adalah banjir, sebagaimana yang diketahui bahwa curah hujan yang turun jika

Page 135: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

120

terlalu deras dapat mengakibatkan banjir. Ketika banjir datang maka banyak ikan-

ikan yang mati dikarenakan airnya keruh. Disisi lain, banjir sendiri tidak bisa

diprediksikan kapan akan terjadi, oleh karena itu untuk mencegah rusaknya

keramba ikan jaring apung akibat terkena arus banjir. Maka pihak dinas

peternakan dan perikanan dapat memberikan sebuah solusi agar masyarakat tidak

mengalami kerugian yang besar. Hal tersebut disampaikan kembali oleh Ibu Anita

Setyarini selaku Kepala Seksi Perikanan Budidaya bahwa :

“kelemahannya ya itu kita tergantung dari alam, jadi kalau misalkan musim

banjir ya tidak bisa kita laksanakan untuk budidayanya itu. Mangkanya kita

siasati untuk musim penghujan itu budidayanya di kolam permanen jadi

dipindahkan di kolam permanen, kalau musim kemarau karena airnya juga

masih tetep ada dan airnya itu bening kan kita alihkan ke budidaya di jaring

apung. Jadi jaring apung itu juga bisa diangkat ditarik dilepas, kita memang

membuat secara teknis bagaimana caranya kalau semisal banjir itu bisa segera

diatasi teknis dari jaring apungnya itu”.(Sumber : hasil wawancara kepada

Ibu Anita Setyarini selaku Kepala Seksi Perikanan Budidaya di Dinas

Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro, pada tanggal 19 April

2016, pukul 11.15 WIB, bertempat di Dinas Peternakan dan Perikanan

kabupaten Bojonegoro).

Berikut contoh kolam permanen yang digunakan untuk mengantisipasi ikan di

jaring apung ketika musim hujan tiba :

Page 136: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

121

Gambar 15. Kolam permanen untuk budidaya ikan ketika musim hujan

Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2017

Dari hasil wawancara dan data gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa

faktor penghambat lainnya yang dihadapai oleh masyarakat serta dinas peternakan

dan perikanan dalam implementasi program kelompok budidaya ikan jaring apung

ini adalah banjir yakni iklim cuaca yang saat ini sulit di prediksikan. Oleh sebab

itu faktor penghambat ini telah dipahami oleh masyarakat dan pihak dinas

sehingga ada sebuah inisiatif yang di lakukan yakni mengangkat keramba ikan

jaring apung yang awalnya di bantaran sungai bengawan solo kemudian di

pindahkan sementara di kolam permanen atau terpal sampai musim hujan atau

banjir selesai.

Selain faktor cuaca atau banjir ternyata ada faktor lain juga yang cukup

menghambat dalam implementasi program kelompok budidaya ikan jaring apung

ini yaitu hama. Faktor hama ini menjadi keluhan tersendiri bagi pembudidaya ikan

Page 137: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

122

jaring apung. Hal tersebut disampaikan oleh Bapak Minto selaku Bendahara

Kelompok Budidaya Perikanan bahwa :

“pertama ya harga pakan mahal, kedua hama, terus cuaca, kan kalau cuaca

buruk ikan sakit akhirnya kan mati, terus ada lagi hama kayak biawak, burung

kalau masih kecil, kalau sudah besar biawak setiap hujan pasti ada yang masuk.

Mangkanya kan kalau musim hujan itu kadang saya semalam di keramba

takutnya kan dimasuki biawak”. (Sumber : hasil wawancara Bapak Minto

selaku Bendahara kelompok budidaya ikan jarring apung Kecamatan Kalitidu

pada tanggal 13-04-2017 di rumah Bapak Minto Kecamatan Kalitidu

Kabupaten Bojonegoro pukul 14.30).

Dari hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa pak Minto sebagai

pembudidaya ikan memang mengeluhkan adanya faktor hama yang cukup sering

menyerang ikan-ikan yang ada di keramba jaring apung, apalagi hama tersebut

banyak muncul ketika musim hujan tiba. Oleh karena itu hambatan ini menjadi

tugas penting untuk diselesaikan agar menjamin keberhasilan budidaya ikan jaring

apung itu sendiri. Melihat kondisi tersebut pak minto melakukan upaya untuk

menjaga ikan-ikan dikeramba jaring apung pada malam hari agar tidak di

habiskan oleh hama ketika musim hujan. Itulah beberapa hambatan yang dialami

ketika berbudidaya ikan di keramba jaring apung.

C. Analisis Data

1. Impelementasi Program Kelompok Budidaya Ikan Jaring Apung

(POKDAKAN JAPUNG) Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat Sekitar

Bantaran Sungai Bengawan Solo

Sebagaimana yang sudah dipahami bahwa kebijakan publik merupakan hasil

dari interaksi antara aktor pembuat kebijakan atau program yang muncul

berdasarkan fenomena yang terlihat dan harus dicarikan solusinya. Dalam hal ini

Page 138: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

123

kebijakan publik ataukah suatu program harus menyertakan partisipasi masyarakat

guna menghasilkan keputusan yang terbaik. Karena sebagaimana yang diketahui

bahwa sebuah masalah publik haruslah dicarikan solusi untuk diselesaikan. Hal

ini dapat dilihat pada Program Budidaya Ikan Jaring Apung (POKDAKAN

JAPUNG) yang berusaha mensolusikan sebuah masalah ditengah-tengah

masyarakat. sebuah program yang muncul dari interaksi antara masyarakat dengan

Dinas Peternakan dan Perikanan. Program tersebut merupakan langkah awal yang

telah disepakati oleh pihak-pihak yang bersangkutan untuk merespon atau

mensolusikan masalah yang ditemukan ditengah-tengah masyarakat.

Berdasarkan bentuk implementasi Program Budidaya Ikan Jaring Apung

(POKDAKAN JAPUNG) adapun ukuran keberhasilannya dan faktor yang

memperngaruhi implementasi program tersebut dilihat berdasarkan teori dari

Grindle S. Merilee terdiri dari dua bagian yaitu isi kebijakan (Content of Policy)

dan lingkungan kebijakan (Context of Policy) sebagai berikut :

1. Isi Kebijakan

a. Kepentingan yang dipengaruhi

Suatu program akan menjadi sulit diimplementasikan ketika di dalamnya

mengandung banyak kepentingan. Dalam hal ini kepentingan yang

memperngaruhi implementasi program kelompok budidaya ikan jaring apung

(POKDAKAN JAPUNG) yaitu masyarakat sekitar bantaran sungai bengawan

solo kemudian Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro. Dalam

program tersebut diatur masalah terkait pemnafaatan perairan sungai bengawan

solo yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat untuk berbudidaya ikan di keramba

Page 139: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

124

jaring apung. pertama solusi pemanfaatan perairan sungai bengawan solo untuk

budidaya ikan jaring apung adalah karena adanya permasalahan yang ada di

tengah-tengah masyarakat. Permasalahan tersebut adalah sulitnya masyarakat

sekitar bantaran sungai bengawan solo untuk melakukan penambangan pasir

karena adanya kebijakan pelarangan menambang pasir secara ilegal menurut

Undang-Undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Pengelolaan

Lingkungan Hidup.

Adanya kebijakan tersebut bertujuan untuk melindungi ekosistem sungai

bengawan solo agar tidak rusak akibat penambangan ilegal tersebut.

Permasalahans selanjutnya adalah sulitnya masyarakat sekitar sungai bengawan

solo untuk membuat batu bata dikarenakan bahan baku untuk membuat batu bata

semakin sulit dicari. Sulitnya mendapatkan bahan untuk membuat batu bata

karena adanya bangunan bendungan gerak yang ketika musim kemarau membuat

air dipinggiran sungai bengawan solo tetap naik. Hal itulah yang menjadikan

masyarakat sekitar sungai bengawan solo sulit untuk melakukan pekerjaan.

Seperti yang dipahami bahwa masyarakat sekitar sungai bengawan solo mayoritas

masyarakatnya adalah pekerja penambang pasir dan pembuat batu-bata.

Menurut Korten dalam Adi (2008: 70) menyatakan bahwa pembangunan

yang bepusat pada manusia adalah untuk meningkatkan pertumbuhan dan

kemakmuran manusia, kemudian harus memperhatikan keseimbangan ekologis

artinya tidak selayaknya menghabiskan sumber daya alam yang ada sehingga

mengakibatkan rusaknya ekologi lingkungan yang akhirnya akan berdampak pada

keberlangsungan kehidupan manusia. Melihat hal tersebut memang sulit

Page 140: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

125

permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat sekitar bantaran sungai bengawan

solo. Dikarenakan pekerjaan yang dilakukan setiap hari mendapat hambatan dan

dampaknya terhadap menurunnya pendapatan ekonomi masyarakat. Pendapatan

ekonomi adalah hal penting (hajat hidup) manusia untuk bertahan hidup.

Kegelisahan yang dirasakan oleh masyarakat mulai tinggi sehingga mengharuskan

untuk mencari sebuah solusi agar permasalahan tersebut tidak berlarut-larut.

Berawal dari adanya fasilitas yang diberikan oleh Pemerintah Daerah

Bojonegoro yakni dialog publik (Dialogue Public) sangat membantu masyarakat.

Dalam forum dialog publik tersebut dilksanakan setiap jumat yang dihadiri oleh

masyarakat kalangan bawah, di forum itu masyarakat berhak untuk

menyampaikan permasalahan yang dihadapi. Peluang itu kemudian dimanfaatkan

oleh masyarakat untuk mengadukan kondisi yang dialami untuk segera dicarikan

sebuah solusi.

Kemudian Pemerintah Daerah melalui pelaksana teknisnya yakni Dinas

Peternakan dan Perikanan merespon permasalahan tersebut. Dari sinilah akhirnya

Dinas Peternakan dan Perikanan berinteraksi dengan masyarakat untuk mencari

sebuah solusi yang tepat. Akhirnya dari diskusi tersebut didapatlah solusi yang

tepat yakni Budidaya Ikan Jaring Apung yang memanfaatkan wilayah perairan

sungai bantaran sungai bengawan solo.

Solusi tersebut disepakti oleh pihak masyarakat dan pihak Dinas Peternakan

dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro. Sehingga dari sini dapat diketahui bahwa

kedua pihak memiliki masing-masing kepentingan. Pertama masyarakat memiliki

kepentingan untuk bagaimana agar pendapatan ekonomi tetap berjalan. kedua,

Page 141: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

126

Dinas Peternakan dan Perikanan memiliki kepentingan yakni sebagai aparatur

negara sudah menjadi kewajiban untuk memberikan pelayanan kepada

masyarakat, kemudian memiliki kepentingan bagaimana agar produksi ikan di

Kabupaten Bojonegoro meningkat, karena dengan meningkatnya produksi ikan

dengan waktu yang bersamaan konsumsi masyarakat terhadap ikan juga

meningkat.

Program budidaya ikan jaring apung ini secara jelas tidak mempengaruhi

pihak lain. karena secara umum program ini merupakan sebuah solusi inovatif

yang bisa bermanfaat dan memberdayakan masyarakat. Sejauh ini sebagaimana

yang ada di lapangan tidak ditemukan adanya penolakan dari masyarakat atas

program ini. Kondisi yang ada adalah masyarakat bekerjasama dengan baik

dengan pihak Dinas Peternakan dan Perikanan dalam menjalankan program ini.

Dan kedepanya program kelompok budidaya ikan jaring apung bisa berlanjut

seterusnya dan bisa menjadi percontohan.

b. Tipe manfaat

Sebuah kebijakan atau program yang jelas tentunya akan memberikan

manfaat yang nyata bukan hanya simbolis semata kepada pelaksana program.

Sebuah program biasanya memiliki tujuan (goal) dan juga hasil (output) baik itu

negatif maupun positif. Hal ini tentu berkaitan dengan respon yang diberikan oleh

objek dari kebijakan atau program tersebut. Begitu pula halnya dengan

implementasi program kelompok budidaya ikan jaring apung (POKDAKAN

JAPUNG). Tantangan dan manfaat tersebut ada dua jenis yakni hasil

implementasi program yang bersifat positif dan negatif.

Page 142: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

127

Tujuan Dinas Peternakan dan Perikanan memberikan solusi inovatif adalah

untuk mensolusikan permasalahan yang ada ditengah-tengah masyarakat antara

lain:

1. Memanfaatkan budidaya perairan

Sumber Daya Alam yakni perairan sungai bengawan solo yang melimpah

menjadi potensi masyarakat disekitarnya untuk dimanfaatkan. Masyarakat

sangat senang sekali karena sangat efektif dan efisien, hal tersebut dilihat dari

air yang terus mengalir sehingga tidak membutuhkan tenaga untuk mengganti

air setiap pekannya, kemudian ikan-ikan yang dibudidaya lebih cepat besar

dikarenakan bakteri atu plangton yang sangat banyak di dasar sungai

sehingga bisa menjadi makanan bagi ikan-ikan.

2. Meningkatnya konsumsi dan produksi ikan

Luasnya lahan pertanian menjadikan mayoritas masyarakatnya bekerja

sebagai petani sehingga hasil produk yang paling menonjol adalah komoditas

pertanian. Akan tetapi sebagaimana yang ditemukan di lapangan, dengan

adanya budidaya ikan jaring apung ini secara bertahap bisa meningkatkan

konsumsi dan produksi ikan di Kabupaten Bojonegoro. Para pembeli ikan

budidaya jaring apung ini tidak hanya dari masyarakat sekitar, akan tetapi

dari berbagai kecamatan seperti kecamatan Malo, Kecamatan Dander dan

Kecamatan Kalitidu.

3. Melatih masyarakat sekitar bantaran sungai bengawan solo untuk

berbudidaya ikan di jaring apung.

Page 143: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

128

Pengetahuan masyarakat dahulu dalam mencari ikan hanya menggunakan

perahu dan menangkapnya dengan jaring. Setelah adanya program kelompok

budidaya ikan jaring apung ini, masyarakat lebih lebih terlatih secara

pengetahuan dan keterampilan. Jika menangkap ikan menggunakan perahu

dan jaring hanya mendapatkan hasil yang sedikit dan tidak pasti, saat ini

dengan adanya budidaya ini masyarakat bisa menghasilkan dengan jumlah

yang banyak dan pasti.

4. Membantu pemerintah daerah dalam meciptakan peluang kerja baru dan

meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat.

Budidaya ikan jaring apung ini merupakan inovasi alternatif baru di

Kabupaten Bojonegoro yang saat ini dijadikan pekerjaan baru oleh

masyarakat yang ada disekitar bantaran sungai bengawan solo dan saat ini

juga sudah banyak yang mereplikasikanya. Banyaknya masyarakat yang

mereplikasi budidaya ikan ini menunjukan bahwa banyak masyarakat yang

tertarik dalam berbudidaya ikan, meskipun hanya dengan menggunakan terpal

atau kolam permanen. Sebagaiman data yang diperoleh bahwa pekrjaan

budidaya ikan ini dapat meningkatkan pendapatan perekonomian masyarakat

sebagai berikut:

Budidaya Ikan di Jaring Apung

Benih Ikan Patin = 600 x @ Rp. 800,- = Rp. 480.00,-

Pakan = 4 sak x @ Rp. 273.000 = Rp 1.092.000

Hasil Panen = 205 kg x @ Rp.14.000,- = Rp. 2.870.000,-

Keuntungan = Rp. 2.870.000,- - Rp. 1.092.000,- = Rp. 1.778.000

Keuntungan Jaring Apung 5 Petak = 5 x @ Rp. 1.778.000,- = Rp.

8.890.000

Page 144: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

129

Pembuatan Batu Bata

Setiap satu orang pembuat/industri batu bata :

1 kali produksi = 500 biji batu bata

1 kali proses pembakaran memuat 15.000 biji batu bata

1 kali proses pembakaran membutuhkan 30 kali produksi

Harga jual per 1000 biji batu bata = Rp. 470.000,-

Pendapatan per 1 kali proses pembakaran = Rp. 7.050.000,-

Sumber : Booklet Japung Sivonik, 2016

Ternyata budidaya ikan jaring apung memang memberikan manfaat bagi

masyarakat. Sejalan dengan upaya Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten

Bojonegoro dalam melakukan inovasi program POKDAKAN ini memang

ditujukan untuk kebaikan dan keamanan bagi masyarakat sekitar bantaran sungai

bengawan solo. Oleh karena itu untuk menjaga agar manfaat yang telah diperoleh

dalam program ini tetap bisa berjalan dengan efektif dan efisien, maka senantiasa

dibutuhkan kerjasama antara Dinas Peternakan dan Perikanan sebagai pembuat

program dengan pihak-pihak yang menjadi sasaran program ini.

Menurut Shardlow dalam Adi ( 2008: 78) mengemukakan pengertian

pemberdayaan yang pada intinya adalah membahas bagaimana individu,

kelompok, ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan

mengusahakan membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka. Oleh

karena itu sejalan dengan pendapat tersebut bahwa Program budidaya ikan jaring

apung (POKDAKAN JAPUNG) ini harus disinergikan dengan pihak pemerintah

desa, tokoh masyarakat dan pelaksana program yakni masyarakat kelompok

budidaya ikan jaring apung yang menjadi sasaran program ini agar bisa

memanfaatkan semaksimal mungkin sumber daya yang telah tersedia sehingga

Page 145: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

130

bisa berjalan secara berkesinambungan. Manfaat program budidaya ikan jaring

apung ini telah tercapai namun dengan beberapa kendala dan tantangan yang

muncul antara lain adalah sikap masyarakat sekitar secara umum yang

memprovokasi bahwa program ini akan gagal dan tidak berhasil, kemudian

tantangan lainnya adalah motivasi masyarakat yang masih belum kuat

dikarenakan belum pernah melakukan budidaya ikan jaring apung sebelumnya,

dan cuaca atau iklim juga menjadi tantang terberat bagi program ini dalam

melakukan budidaya ikan jaring apung.

Pembudidaya ikan jaring apung mengeluhkan hal tersebut kepada Dinas

Peternakan dan Perikanan. Kemudian pihak Dinas Peternakan dan Perikanan

melakukan cara-cara agar program ini tetap dijalankan oleh masyarakat. Cara-cara

yang dilakukan adalah monitoring yaitu melakukan kunjungan ke lokasi budidaya

secara langsung setiap satu pekan sekali, kemudian berkoordinasi dengan

pemerintah desa untuk memastikan apakah program tersebut berjalan dengan

baik. Selanjutnya adalah pendampingan yaitu dilakukan dengan cara memberikan

pelatihan bagaimana cara mengembangkan budidaya ikan jaring apung, melatih

menggunakan teknologi yang ada, dan bagaimana cara memasarkan ikan yang

baik. Hal tersebut merupakan cara yang dilakukan untuk teteap menjaga para

pembudidaya ikan jaring apung ini.

c. Derajat perubahan yang diinginkan

Tipe manfaat sangat berkaitan dengan derajat perubahan yang diharapkan dari

suatu kebijakan atau program. Sebuah program jika memiliki tuntuan yang tidak

terlalu tinggi terhadap perubahan kondisi yang signifikan akan lebih mudah untuk

Page 146: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

131

diimplementasikan. Disamping itu program yang drencanakan untuk mencapai

tujuan-tujuan jangka pendek, yang secara nyata memberikan dampak keuntungan

langsung terhadap kelompok sasaran juga lebih sedikit resiko kesulitan yang

ditemui.

Menurut Adi (2008: 83-84) mengemukakan bahwa pemberdayaan sebagai

program adalah suatu pemberdayaan yang dilihat dari tahapan-tahapan kegiatan

guna mencapai suatu tujuan yang biasanya sudah ditentukan jangka waktunya.

Sedangkan pemberdayaan dilihat sebagai suatu proses adalah pemberdayaan yang

bersinambungan sepanjang hidup seseorang (on going process) sepanjang

manusia itu masih ingin melakukan perubahan dan perbaikan. Mencermati dalam

hal ini program kelompok budidaya ikan jaring apung (POKDAKAN JAPUNG)

sebagai sebuah upaya Dinas Peternakan dan Perikanan dalam menciptakan sebuah

inovasi berbudidaya ikan di keramba jaring apung, untuk memanfaatkan budidaya

perairan sebagai salah satu sumber daya alam yang melimpah agar tercipta sebuah

lapangan peker;jaan yang baru bagi masyarakat sekitar bantaran sungai bengawan

solo. Sebagai salah bentuk pemberdayaan masyatakat agar para pembuat batu bata

dan penambang pasir di wilayah itu bisa memiliki pekerjaan yang bisa

meningkatkan pendapatan ekonomi, dengan memanfaatkan sumberdaya fasilitas

yang telah disediakan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan berupa bantuan hibah

paket jaring apung.

Perubahan yang diharapkan dari program ini adalah

1. Bertambahnya pengetahuan msyarakat terhadap budidaya ikan

Page 147: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

132

Adanya budidaya ikan jaring apung ini telah menambah pengetahuan

masyarakat sekitar bantaran sungai bengawan solo. Yang awalnya mereka

tidak tahu bagaimana cara berbudidaya ikan saat ini menjadi tahu. Kemudian

yang awalnya mereka tidak tahu bagaimana cara membuat pakan dan

mengatasi ikan-ikan yang terkena penyakit saat ini juga semakin bertambah

pengetahuannya. Sehingga benar jika bahwa program budidaya ikan jaring

apung ini memiliki capaian perubahan yang terjadi ditengah-tengah

masyarakat.

2. Memunculkan inovasi kreatif dari masyarakat

Adanya masalah yang muncul ditengah-tengah masyarakat ternyata bisa

meningkatkan daya berfikir masyarakat. Dengan muculnya program budidaya

ikan jaring apung inovasi masyarakat menjadi meningkat. Seperti saat ini

para pembudidaya tidak hanya menjual ikan segar hasil budidaya, akan tetapi

masyarakat sudah mulai berinovasi untuk melakukan inovasi pengolahn ikan

hasil budidaya misalnya, membuat produk pentol dari bahan dasar ikan dan

produk ikan krispi.

3. Memanfaatkan potensi perairan sungai bengawan solo

Bantaran sungai bengawan solo yang masih dianggap sebagai milik

bersama (common property) dan bersifat terbuka (open accsess) setiap

harinya hanya digunakan untuk aktivitas pembuatan batu bata, menambang

pasir dan mencari ikan. Saat ini bantaran sungai bengawan solo bisa

digunakan untuk berbudidaya ikan di jaring apung. Budidaya ikan jaring

apung ini dilakukan di sepanjang aliran sungai bengawan solo

Page 148: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

133

4. Menumbuhkan keyakinan (optimis) di kalangan masyarakat bahwa

budidaya ikan bisa dijadikan sebagai salah satu pekerjaan yang bisa

dijadikan sebagai penopang kebutuhan hidup

Kebiasaan masyarakat sekitar sungai bengawan solo adalah membuat batu

bata, menambang pasir dan menangkap ikan secara tradisional. Dengan

adanya program ini kepercayaan masyarakat terhadap budidaya ikan menjadi

meningkat. Proses budidaya yang mereka lakukan ternyata memberikan hasil

yang banyak sehingga rasa optimis masyarakat terhadap usaha budidaya ikan

jaring apung ini pun semakin meningkat. Hal tersebut dibuktikan dengan

semakin meningkat atau bertambahnya jumlah petak jaring apung dan

masyarakat sekitar yang juga mencontoh budidaya ikan jaring apung ini.

Harapan tersebut menjadi suatu sambutan yang baik bagi masyarakat

bantaran sungai bengawan solo. Munculnya program ini menjadikan masyarakat

memilki pekerjaan baru yang bisa dilakukan. Program ini bisa diberikan kepada

orang-orang yang memang dari awal memiliki kemauan dan semangat yang tinggi

untuk berbudidaya ikan, jadi program ini tidak diberikan kepada orang-orang

yang ternyata tidak memiliki kemauan dan semangat yang tinggi. Karena secara

umum orang-orang yang mempunyai semangat dan kemauan yang tinggi lebih

cenderung telaten, siap berjuang dan menanggung resiko.

Kelemahan yang ditemui di lapangan ketika program ini dijalankan oleh

kelompok pembudidaya adalah budidaya jaring apung ini tidak bisa digunakan

sepanjang waktu, adakalanya bisa digunakan di bantaran sungai bengawan solo

dan adakalanya tidak bisa digunakan di bantaran sungai bengawan solo. Hal ini

Page 149: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

134

tergantung pada situasi dan kondisi, yakni apakah musim hujan atau musim

kemarau. Jika musim hujan datang maka budidaya ikan tidak bisa dilakukan di

keramba jaring apuang karena bisa berpotensi banjir dan akibatnya ikan akan

banyak yang mati. Akan tetapi jika musim kemarau budidaya ikan lebih bagus

ditempatkan di bantaran sungai.

d. Letak pengambilan keputusan

Isi sebuah program dapat menunjukkan posisi pengambilan keputusan, pada

bidang tertentu biasanya suatu program ditentukan oleh beberapa unit yang

terkait. Semakin sedikit unit yang terlibat dalam pengambilan keputusan atas

suatu program maupun kebijakan maka akan semakin mudah dalam

impelementasinya. Demikian pula dengan program kelompok budidaya ikan

jaring apung ini, yang menentukan keputusan program ini adalah dinas peternakan

dan perikanan, pemerintah kabupaten, pemerintah desa, kecamatan dan

masyarakat sekitar bantaran sungaui bengawan solo.

Nuryoso dalam Kuriniawati, et al., (2013: 11) menyatakan bahwa usaha

ekonomi produktif yang ada atau akan dibentuk pada masing-masing wilayah

diidentifikasi berdasarkan kriteria tertentu, dipilih untuk dikembangkan sebagai

sasaran pembinaan. Sesuai dengan program kelompok budidaya perikanan jaring

apung yakni merupakan program yang sejatinya memberikan peluang usaha baru

dan manfaat bagi masyarakat. Dinas Peternakan dan Perikanan sebagai

penanggungjawab atas program ini tentu memahami dan mengerti keadaan

masyarakat yang menjadi sasaran. Pemerintah desa sebagai pihak yang berwenang

atas desa tersebut juga lebih mengerti tentang keadaan dan kondisi

Page 150: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

135

masyarakatnya, kemudian kecamatan sebagai pemegang wilayah memilki analisis

wilayah yang memang berpotensi untuk diterapkan program tersebut, dan yang

terakhir pemerintah kabupaten sebagai penyelenggaran negara sangat memiliki

peran besar sebagai pihak yang memastikan kesejahteraan masyarakatnya.

Menurut Anderson dalam Agustino Leo (2016: 17-18) mendefiniskan bahwa

kebijakan publik sebagai serangkaian kegiatan yang mempunyai tujuan tertentu

yang kemudian diikuti dan dilaksanakan oleh seorang atau sekelompok aktor yang

berhubungan dengan permasalahan atau sesuatu hal yang menjadi perhatian.

Kemudian lebih lanjut lagi menurut Anderson dalam Agustini Leo (2016: 18)

mendefinisikan secara lebih luas lagi bahwa kebijakan merupakan keputusan yang

diambil oleh beberapa aktor, selanjutnya kebijakan juga seringkali merupakan

hasil dari diskusi panjang para aktor yang melibat peran stakeholders.

Dari penjelasan diatas sudah jelas bahwa munculnya sebuah kebijakan atau

program memang merupakan hasil dari diskusi para aktor yakni dinas peternakan

dan perikanan yang kemudian memunculkan sebuah solusi atas permasalahan

yang muncul atau sedang menjadi perhatian. Oleh karena itu program ini adalah

suatu alternatif solusi yang diberikan untuk mengatasi sebuah permasalahan yang

ada, sehingga secara fakta di lapangan terlihat bahwa program ini sangat

bermanfaat dan memiliki potensi yang besar.

e. Pelaksana program

proses implementasi sebuah program tidak hanya menyangkut

penanggungjawab yang melaksanakan program dan menimbulkan ketaatan pada

diri kelompok sasaran, akan tetapi juga menyangkut kekuatan-kekuatan yang ada

Page 151: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

136

disekitar yakni pemerintah desa, tokoh masyarakat yang dapat mempengaruhi

pihak yang terlibat sehingga dapat berpengaruh kepada tujuan program tersebut.

Pelaksana program kelompok budidaya perikanan jaring apung

(POKDAKAN JAPUNG) berkaitan erat dengan implementor yang terlibat secara

langsung, yakni Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro.

Berdasarkan permasalahan yang ditemui di lapangan yakni adanya

ketidakseimbangan pada tenaga pendamping program. Akan tetapi dengan adanya

hambatan tersebut pihak Dinas Peternakan dan Perikanan mengupayakan agar

pendampingan program kelompok budidaya ikan jaring apung ini tetap berjalan

secara berkelanjutan. Begitu pula dengan masyarakat, meskipun saat ini pihak

dinas jarang lagi melakukan pendampingan artinya tidak sering seperti dulu lagi,

namun masyarakat pembudidaya ikan jaring apung secara sungguh-sungguh

menjalankan program tersebut. Hal ini terlihat ketika di lapangan ada suatu

kendala yang terjadi pada budidaya ikan, para pembudidaya ini secara aktif

langsung menghubungi pihak dinas via-handphone dengan seperti itu meskipun

dinas peternakan dan perikanan tidak mendampingi secara rutin tetapi tetap bisa

melakukan komunikasi dan penyuluhan lanjut atas masalah yang sedang dihadapi.

Menurut Hogan dalam Adi (2008: 85) proses pemberdayaan yang

berkesinambungan terdiri dari lima tahapan antara lain : 1) menghadirkan kembali

pengalaman yang tidak memberdayakan dan tidak memberdayakan (recall

depowering/empowering experiences); 2) mendiskusikan alasan mengapa terjadi

pemberdayaan dan penidakberdayaan (discuss reasons for

depowerment/empowerment); 3) mengidentifikasikan suatu masalah ataupun

Page 152: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

137

proyek (identity one problem or project); 4) mengidentifikasikan basis daya yang

bermakna untuk melakukan perubahan (identify useful power bases); 5)

mengembangkan rencana-rencana aksi dan mengimplementasikannya (develop

and implement action plans). Sejalan dengan pendapat tersebut dalam upaya

untuk teteap menjaga hubungan antara dinas peternakan dan perikanan dengan

para masyarakat pembudidaya ikan jaring apung, agar program yang dijalankan

sesuai dengan target, maka dilakukan beberapa strategi oleh para aktor pelaksana

ini diantaranya yakni koordinasi informal, kemudian pertemuan antara para

pembudidaya ikan jaring apung dengan Dinas Peternakan dan Perikanan untuk

mengevaluasi hasil produksi ikan. Hal ini mencoba menunjukkan agar hambatan,

kendala maupun keberhasilan sebuah program dapat diketahui, diselesaikan dan

dikerjakan bersama. Hal tersebut menjadi mudah dijalankan karena sebelumnya

sudah dilakukan sosialisasi mengenai program tersebut, yakni telah melalui

beberapa pihak mulai dari pemerintah desa, kecamatan, kemudian dinas

peternakan dan perikanan dan selanjutnya pemerintah daerah kabupaten

bojonegoro.

f. Sumber-sumber daya yang digunakan

Sumber daya sangat dibutuhkan untuk menjalankan program kelompok

budidaya ikan jaring apung ini (POKDAKAN JAPUNG), karena sumber daya

merupakan salah satu kunci kesuksesan suatu program maupun kebijakan di suatu

daerah. Sebuah implementasi program meskipun telah dikomunikasikan dengan

baik dan jelas, akan tetapi jika di lapangan sumber daya untuk mendukung

Page 153: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

138

pelaksanaan program tersebut tidak mendukung maka implementasi program akan

kurang efektif dan efisien. Sumber daya disini antara lain:

1. Sumber Daya Manusia

Sumber daya yang tersedia dari pihak Dinas Peternakan dan Perikanan

belum memadai, dikarenakan masih kurangnya sumber daya manusia yang

bertugas untuk melakukan monitoring dan pendampingan. Kemudian sumber

daya manusia dari pihak masyarakat pembudidaya juga masih kurang

memadai dikarenakan masih minimnya pengetahuan mereka diawal tentang

cara-cara berbudidaya ikan. Adanya ketidakoptimalan sumber daya manusia

ini mengakibatkan kurang optimal dalam menjalan program budidaya ikan

jaring apung. misalkan ketika ada banyak ikan yang mati masyarakat masih

bingung bagaimana cara pengobatannya. Akan tetapi saat ini yang terlihat

dilapangan ada beberapa kelompok yang sudah meningkat pengetahuannya

terkait budidaya ikan dan ada juga yang masih sangat kurang pengetahuannya

tentang budidaya ikan.

2. Sarana dan Prasarana

Proses budidaya ikan jaring apung telah memiliki sarana dan prasarana

yang sudah memadai. Hal ini sebagaimana yang ada di lapangan bahwa setiap

kelompok telah mendapatkan teknologi budidaya keramba jaring apung

sebanyak 5 petak, kemudian benih ikan dan pakan ikan. Masing-masing

kelompok diberikan jumlah yang sama, dengan jumlah yang sama akan tetapi

hasil dari masing-masing kelompok tidak sama. Hal itu dikarenakan tingkat

keaktifan dari masing-masing kelompok berbeda-beda. Ada kelompok yang

Page 154: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

139

bersemangat dari awal sampai akhir dan ada kelompok yang hanya semangat

di awal dan di tengah-tengah saja.

3. Finansial

Segi finansial dalam implementasi program kelompok budidaya ikan

jaring apung ini juga sudah mendukung, karena anggaran adalah faktor utama

yang menjadikan program ini terwujud. Anggaran yang telah di rencanakan

oleh Dinas Peternakan dan Perikanan disetujui oleh Pemerintah Daerah

kemudian turun dan di belanjakan untuk kebutuhan keramba jaring apung,

setelah pengadaan kebutuhan selesai maka langsung disalurkan kepada para

kelompok pembudidaya.

Menurut Anwas dalam Azizah (2016) dalam mengidentifikasi prinsip

pemberdayaan salah satunya yakni pemberdayaan dilakukan agar masyarakat

memiliki kebiasaan untuk terus belajar sepanjang hayat (life long

lerning/education). Individu dan masyarakat perlu dibiasakan belajar

menggunakan berbagai sumber yang tersedia. Sumber tersedia tersebut bisa:

pesan, orang (termasuk masyarakat disekitarnya), bahan, alat, teknik, dan juga

lingkungan di sekitar tempat mereka tinggal. Pemberdayaan juga perlu diarahkan

untuk menggunakan prinsip belajar sambil bekerja (learning bu doing).

Mengingat hal tersebut Implementasi program kelompok budidaya ikan jaring

apung (POKDAKAN JAPUNG) di dukung oleh sumber daya yang dimiliki atau

yang telah diberikan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro

berupa sarana dan prasarana, finansial, pendamping dan penyuluh lapangan yang

telah disediakan dan diberikan untuk melakukan budidaya ikan jaring apung di

Page 155: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

140

bantaran sungai bengawan solo. Tersedianya sumber daya tersebut merupakan

sebuah dukungan untuk menjalankan program yang telah disepakati bersama.

2. Lingkungan Kebijakan

a. Kekuasaan, kepentingan dan strategi aktor yang terlibat

Beberapa fonomena yang muncul yang berkaitan langsung dengan

lingkungan kebijakan tidak begitu banyak yang secara langsung juga tidak begitu

besar pengaruhnya terhadap tujuan dan sasaran atas program ini. Fenomena yang

muncul itu adalah pengaruh dari masyarakat secara umum kepada para

pembudidaya ikan jaring apung yang kemudian memprovokasi bahwa program

budidaya ikan tersebut tidak akan berhasil atau gagal. Adanya provokasi oleh

masyarakat sekitar agar beralih dan tidak melakukan budidaya ikan jaring apung

karena dirasa ada pekerjaan lain yang lebih menjanjikan dibandingkan dengan

berbudidaya ikan. Adanya provokasi tersebut mempengaruhi terhadap kegagalan

masyarakat meskipun mereka tidak meninggalkan budidaya ikan jaring apung.

kegagalan tersebut adalah:

1. Hasil panen yang menurun

2. Menurunnya semangat para pembudidaya

3. Menurunnya sikap optimis para pembudidaya

4. Anggota kelompok yang sering tidak lengkap

Secara umum kendalanya lebih kepada sosial dan kemasyarakatan, karena

seperti yang ada di lapangan bahwa masyarakat itu memang memiliki

kecenderungan masing-masing. Melihat hal tersebut Dinas Peternakan dan

Page 156: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

141

Perikanan melakukan pendampingan dalam satu pekan sekali. Pendampingan

tersbut adalah :

1. Memberikan suntikan semangat atau motivasi

2. Menanyakan kondisi budidaya ikan

3. Mengevaluasi budidaya ikan

4. Memberikan solusi atas masalah yang dihadapi

Dinas Peternakan dan Perikanan memiliki kepentingan agar program yang

telah dibiayai ini tetap berjalan secara berkelanjutan, pemerintah desa sebagai

pihak yang berwenang di desa tersebut juga memiliki harapan dan tujuan agar

pembangunan yang telah direncanakan di desa tersebut bisa berhasil dan bisa

menjadi percontohan bagi desa disekitarnya, kemudian para tokoh masyarakat

juga memiliki hak dan kewajiban untuk memberikan nasehat-nasehat agar bisa

memotivasi para pembudidaya ikan agar teteap bekerja untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya, sedangkan para pembudidaya ikan juga memiliki

kepentingan agar program budidaya ikan ini bisa berjalan secara lancar dan

bermanfaat untuk kehidupan perekonomiannya. Para pembudidaya ini juga

memiliki keyakinan yang kuat bahwa keberhasilan yang didapatkan tidak semata-

mata atas apa yang selama ini diperjuangkan, akan tetapi keberhasilan ini juga

tidak lepas dari faktor keuntungan seseorang dalam roda kehidupan.. Oleh karena

itu untuk mencapai tujuan dan sasaran agar program ini berhasil maka

membutuhkan kerjasama dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait untuk

senantiasa memberikan nilai positif dan rasa optimis terhadap masyarakat.

Page 157: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

142

b. Karateristik lembaga dan rezim yang berkuasa

Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro memberikan

wewenang yang luas kepada para pembudidaya ikan jaring apung terhadap

implementasi program ini. Pemerintah kabupaten yang mengetahui permasalahan

masyarakat melalui dialog publik yang telah diselenggarakan, kemudian

menyampaikan kepada Dinas Peternakan dan Perikanan sebagai pelaksana teknis

daerah. Selanjutnya Dinas Peternakan dan Perikanan mengamanahkan kepada

Bidang Perikanan untuk ditindaklanjuti, setelah itu diturunkan lagi ke devisi

perikanan budidaya yang khusus menangani masalah budidaya ikan ini.

Apabila dilihat dari pendekatan bottom up menurut Agustino (2016: 145)

bahwa memandang implementasi program ini merupakan sebuah keputusan yang

tidak tersentral. Program ini merupakan salah satu keputusan-keputusan yang

ditetapkan dilevel warga atau masyarakat yang merasakan sendiri persoalan dan

permasalahan yang sedang dialami. Jadi karateristik dalam program ini modelnya

ialah suatu keputusan yang diambil dari tingkat warga, sehingga warga lebih

memahami kondisi mereka dan didukung oleh pemerintah untuk menganalisis

kebijakan atau program apa yang sekiranya cocok dan dengan sumber daya yang

tersedia di sekitar wilayahnya dikaitkan dengan sosial-budaya yang ada di sekitar

wilayah, agar kebijakan atau program tersebut bisa diterima dengan baik.

Terlihat dengan jelas bagaimana bentuk karakteristik lembaga atau rezim

yang ada, bahwa antara pemerintah daerah, dinas peternakan dan perikanan

kemudian dengan masyarakat sama-sama memiliki tanggungjawab bersama untuk

mensukseskan program ini. Jadi karakteristik lembaga menjadi salah satu penentu

Page 158: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

143

keberhasilan implementasi sebuah program, sehingga harus terbentuk jalinan atau

koordinasi yang baik antar pihak dalam implementasi program.

c. Tingkat kepatuhan dan adanya respon dari pelaksana

Tingkat kepatuhan dan daya tanggap merupakan suatu hal yang penting

dalam implementasi kebijakan atau program. Masalah kepatuhan dan daya

tanggap berakitan dengan tanggapan dan respon subjek dari program tersebut,

yaitu masyarakat pembudidaya ikan jaring apung yang telah melakukan

kesepakatan dengan dinas peternakan dan perikanan, melalui sosialisasi dan

penyuluhan yang kemudian dihadiri oleh masyarakat sekitar sungai bengawan

solo sehingga terbentuk sebuah kelompok. Sikap kepatuhan terhadap kesepakatan

yang telah terbentuk secara umum diikuti dan dijalankan oleh para pembudidaya

ikan, meskipun ada beberapa kelompok yang tidak mematuhi disebabkan

rusaknya keramba jaring apung yang terkena banjir.

Masyarakat pembudidaya ikan melihat aturan ini sudah baik, di awal sama-

sama diberikan bantuan berupa hibah paket jaring apung kepada setiap kelompok.

Kemudian masing-masing kelompok ini harus bisa menjadikan budidaya ikan itu

berlanjut dan bertambah jumlah petaknya. Dari kondisi di lapangan ternyata tidak

semua kelompok berhasil sebagaimana yang diinginkan oleh dinas peternakan dan

perikanan. Akan tetapi hal itu tidak menjadikan para pembudidaya ikan ini

berprotes kepada dinas peternakan dan perikanan, karena diawal telah dijelaskan

bahwa program bantuan hibah paket jaring apung ini harus bisa berlanjut sampai

seterusnya. Akan tetapi dalam perjalanannya memang tidak bisa 100% (seratus

persen) berhasil, ada kendala dan hambatan yang dihadapi oleh masing-masing

Page 159: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

144

kelompok pembudidaya yang membuat mereka tidak melaksanakannya antara

lain:

1. Jaring apung yang terbawa arus banjir

2. Semangat kelompok yang menurun

3. Cuaca yang tidak menentu dan

4. Hama

Diperlukannya kepatuhan pada implementasi program adalah untuk menjaga

ketertiban dan kelancaran budidaya ikan jaring apung bagi masyarakat sekitar

bantaran sungai bengawan solo. Hal ini dilakukan sebagai upaya penunjang

keberhasilan para pembudidaya dalam mengelola ikan. Selain itu kesepakatan

diawal antara masyarakat dengan dinas peternakan dan perikanan adalah sebagai

upaya untuk memanfaatkan kembali potensi sumber daya yang ada untuk

memberikan kesejahteraan dan kemakmuran.

2. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Implementasi Program

Kelompok Budidaya Ikan Jaring Apung dalam Rangka Pemberdayaan

Masyarakat Sekitar Bantaran Sungai Bengawan Solo

a. Faktor Pendukung

1. Pemerintah

Dalam sebuah implementasi program yang bertujuan untuk melanjutkan

pembangunan pada sebuah daerah, maka pemerintah daerah adalah salah satu

pihak yang pertamakali harus memberikan dukungannya. Dukungan tersebut bisa

berupa persetujuan kemudian anggaran yang di setujui untuk pembiayaan

implementasi program ini. Oleh karena itu sebagaimana informasi yang

Page 160: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

145

didapatkan bahwa pemerintah daerah telah memberikan dukungan terhadap

program ini sehingga bisa berjalan dengan baik dari awal hingga saat ini.

Dukungan ini diberikan sebagai bentuk tanggungjawab dari pemerintah daerah

atas pembangunan di daerah tersebut.

Dinas Peternakan dan Perikanan sebagai pelaksana teknis daerah Kabupaten

Bojongoro telah memberikan dukungannya terhadap implementasi program

kelompok budidaya ikan jaring apung (POKDAKAN JAPUNG) ini. Disisi lain

dinas peternakan dan perikanan juga memberikan dukungannya dengan berbagai

macam cara antara lain: pendampingan, penyuluhan, sosialisasi, dan evaluasi

bersama-sama dengan pembudidaya ikan. Kemudia setiap panen dinas peternakan

dan perikanan juga melakukan rekap hasil produksi ikan sehingga terlihat setiap

kali penen apakah ada peningkatan atau justru menurun.

Kemudian dalam aplikasi lapangan meskipun pihak kecamatan tidak begitu

berperan secara aktif dalam budidaya ikan ini, akan tetapi dukungannya sangat

dibutuhkan dalam implementasi program ini. Secara umum pihak kecamatan

memberi dukungannya dengan analisa yang tepat dalam memilih lokasi untuk

berbudidaya ikan sehingga implementasi program ini bisa berjalan dengan baik

dan lancar.

Pemerintah desa sebagai penanggungjawab masyarakat di desa tersebut juga

telah melakukan dukungannya untuk mensepakati diterapkannya budidaya ikan

jaring apung bagi masyarakat sekitar. Tanpa ada dukungan dan persetujuan oleh

pemerintah desa program ini juga tidak akan terwujud. Oleh karena itu pemerintah

desa juga menjadi salah satu faktor pendukung atas program ini

Page 161: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

146

2. Masyarakat

Di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat tentu peran tokoh sangat

dibutuhkan, biasanya para tokoh ini hadir dan berperan dalam hal menasehati dan

mengarahkan serta memberikan motivasi dan juga dukungan bagi warga sekitar.

Oleh karena itu pada implementasi program kelompok budidaya ikan jaring apung

(POKDAKAN JAPUNG) ini juga sangat membutuhkan dukungan dari tokoh

masyarakat. Dalam hal ini tokoh masyarakat telah memberikan dukungannya

terhadap program ini.

Faktor pendukung dalam implementasi program ini yang tidak kalah penting

adalah masyarakat pembudidaya ikan itu sendiri. Suatu program tidak akan

berjalan jika pelaksana programnya tidak menjalankannya. Sehingga dalam hal ini

pembudidaya menjadi faktor terpenting dalam implementasi program budidaya

ikan jaring apung (POKDAKAN JAPUNG) ini.

b. Faktor Penghambat

1. Sumber Daya Manusa

Tersedianya sumber daya manusia yang memadai adalah salah satu unsur

pokok yang akan menunjang keberhasilan implementasi program ini.

Sebagaimana yang ada di dalam program ini ternyata masih ditemukan adanya

kekurangan sumber daya manusia. Akibat dari kurangnya sumber daya manusia

ini, program pendampingan kelompok budidaya ikan jaring apung menjadi kurang

optimal. Hal tersebut juga dirasakan oleh pihak dinas peternakan dan perikanan

bahwa kurangnya sumber daya manusia masih menjadi hal yang penting untuk

dipersiapkan kedepannya.

Page 162: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

147

Hal itu disadari oleh pihak dinas, kemudian dengan adanya kondisi kurangnya

sumber daya manusia, dinas peternakan dan perikana tetap melakukan berbagai

usaha seperti komunikasi yang tetap terjalin antara pihak yang terkait seperti

kepala desa dan juga pembudidaya ikan itu sendiri. Komunikasi tersebut

digunakan untuk melakukan pendampingan dan monitoring serta evaluasi secara

tidak langsung ketika tidak bisa hadir di lapangan.

2. Iklim

Faktor selanjutnya yang menjadi kendala atau hambatan dari awal

implementasi program budidaya ikan jaring apung ini adalah adanya iklim atau

cuaca saat ini yang tidak menentu. Secara kegunaan memang budidaya ikan jaring

apung ini lebih tepatnya berada di sungai bengawan solo, akan tetapi jaring apung

ini juga memiliki kelemahan antara lain: tidak bisa digunakan ketika musim hujan

atau ketika banjir, hal ini bisa mengancam ikan-ikan yang dikelola. Jika terjadi

banjir atau musim hujan yang berturut-turut air dibantaran sungai bengawan solo

akan menjadi keruh sehingga akan banyak ikan yang mati, kemudian juga bisa

berakibat terseretnya keramba jaring apung oleh arus banjir yang deras. Hal ini

tentu harus diperkirakan lagi dengan matang. Oleh karena itu dinas peternakan

memberikan solusi atau inisiasi kepada para pembudidaya ikan agar ketika musim

hujan atau banjir tiba mengangkat keramba jaring apungnya dari sungai bengawan

solo dan memindahkannya di kolam terpal atau permanen yang telah dibuat.

Page 163: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

148

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kesimpulan dalam penelitian ini

sebagai berikut:

1. Implementasi Program Kelompok Budidaya Ikan Jaring Apung (POKDAKAN

JAPUNG) Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Bantaran Sungai

Bengawan solo, dalam melihat keberhasilan program tersebut menurut teori

Grindle terdapat beberapa kebijakan antara lain:

A. Isi Kebijakan

1. Kepentingan-kepentingan yang mempengaruhi

Kepentingan – kepentingan yang mempengaruhi dalam implementasi program

ini adalah Dinas Peternakan dan Perikanan selaku pelaksana teknis pemerintah

daerah, kemudian masyarakat sekitar bantaran sungai bengawan solo yang

merasakan hambatan dan permasalahan yang ada, selanjutnya pemerintah desa

sebagai pemilik kewenangan atas desa tersebut untuk bisa memajukan dan

mengembangkan desanya, kemudian kecamatan sebagai pemiliki kewenangan

tingkat wilayah yang berhak mengidentifikasi kemudian menentukan wilayah

mana yang sekiranya cocok untuk diterapkan program tersebut dan yang terakhir

adalah pemerintah daerah kabupaten bojonegoro sebagai penyelenggara urusan

negara untuk memastikan bahwa daerahnya berkembang dan maju secara

ekonomi, politik dan budaya.

Page 164: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

149

2. Tipe Manfaat

Tipe manfaat dalam program kelompok budidaya ikan jaring apung

(POKDAKAN JAPUNG) memiliki beberapa manfaat yang di timbulkan. Antara

lain : para kelompok budidaya ikan akhirnya bisa memiliki pengalaman atau

pengetahuan tentang budidaya ikan, kemudian menumbuhkan jiwa kewirausahaan

masyarakat, meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat, meningkatkan

produksi dan konsumsi ikan di kabupaten bojonegoro dan bagi pihak dinas sendiri

bisa memiliki pengalaman terkait implementasi budidaya ikan di jaring apung.

manfaat ini ada yang sudah tercapai dan ada yang belum tercapai, hal itu

dikarenakan tantangan yang muncul yaitu banjir, motivasi yang kurang, dan

adanya pekerjaan yang lebih menjanjikan. Program ini secara konsep dan hasil

memiliki manfaat yang banyak dan dapat dilihat secara nyata di tengah-tengah

masyarakat, akan tetapi dari pihak masyarakat tidak semuanya menunjukkan hal

tersebut sehingga yang bisa merasakan manfaat ini hanya beberapa kelompok

saja.

3. Derajat Perubahan yang Ingin Dicapai

Derajat perubahan yang ingin dicapai pada program kelompok budidaya ikan

jaring apung ini antara lain: termanfaatkannya budidaya perairan bantaran sungai

bengawan solo, semakin meningkatkan kepercayaan dan keoptimisan masyarakat

terhadap usaha budidaya ikan, bisa dijadikan sebagai pekerjaan baru bagi para

penambang pasir dan pembuat batu bata, mata pencaharian baru tercipta disana

sehingga masyarakat juga bisa memiliki pekerjaan baru dibidang budidaya ikan.

Page 165: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

150

Perubahan yang diharapkan ini sudah mulai terlihat dilapangan meskipun belum

100% (seratus persen) terwujud.

4. Letak Pengambilan Keputusan

Letak pengambilan keputusan pada program kelompok budidaya ikan jaring

apung ini adalah terletak pada pemerintah kabupaten kepala Dinas Peternakan dan

Perikanan kemudian ke kecamatan dan Pemerintah desa dan selanjutnya ke

masyarakat. Masing-masing saling berkontribusi dalam pengambilan keputusan

atau kesepakatan program ini. kebijakan atau program yang dibuat adalah hasil

diskusi dari para aktor yang kemudian memunculkan sebuah solusi sebagai

pemecahan masalah yang ada. Dalam hal ini pengambilan keputusannya sudah

baik yakni lebih bersifat buttom-up yang melibatkan banyak pihak termasuk

masyarakat.

5. Pelaksana Program

Pelaksana program dalam implementasi program kelompok budidaya ikan

jaring apung (POKDAKAN JAPUNG) yakni masyarakat sekitar bantaran sungai

bengawan solo yang berada di kecamatan kalitidu dan dinas peternakan dan

perikanan itu sendiri. Masyarakat para pembudidaya ikan jaring apung belum

secara sepenuhnya melakukan aktivitas budidaya secara sungguh-sungguh. Dapat

dikatakan bahwa masih sebagian kecil masyarakat yang benar-benar serius dalam

menjalankan program ini. namun dari pihak dinas peternakan dan perikanan sudah

cukup aktif dalam menjalankan dan memonitoring berjalannya program ini.

Page 166: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

151

6. Sumber – sumber Daya yang Digunakan

Sumber-sumber daya yang digunakan untuk implementasi program kelompok

budidaya ikan jaring apung meliputi sumber daya manusia, finansial, dan sarana-

prasarana. Sumber daya tersebut, masing-masing sudah disediakan, adapun yang

masih kurang optimal di lapangan adalah sumber daya manusia dan finansial yang

masih sangat terbatas sehingga berpengaruh terhadap implementasi program ini.

B. Lingkungan Kebijakan

1. Kekuasaan, Kepentinga-kepentingan, dan Strategi dari Aktor yang Terlibat

Kekuasaan, Kepentinga-kepentingan, dan Strategi dari Aktor yang Terlibat

dalam implementasi program kelompok budidaya ikan jaring apung

(POKDAKAN JAPUNG) sudah cukup baik. Dinas peternakan dan perikanan

telah memberikan kekuasaan yang luas kepada pembudidaya ikan jaring apung

untuk melakukan pelaporan dan evaluasi dari kegiatan yang dilakukan kepada

dinas peternakan dan perikanan. Kemudian masing-masing aktor memiliki

kepentingan yang sama yakni untuk menyelesaikan sebuah permasalahan yang

sedang dihadapi yakni dengan melakukan budidaya ikan di jaring apung. strategi

yang digunakan sudah cukup baik yakni melakukan monitoring dan

pendampingan oleh dinas peternakan dan perikanan kepada para pembudidaya

ikan jaring apung secara berkala. Akan tetapi strategi tersebut belum sepenuhnya

berjalan secara optimal.

Page 167: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

152

2. Karakteristik Lembaga, dan Rezim yang Berkuasa

Karakteristik lembaga dan rezim yang berkuasa di Kabupaten Bojonegoro

saling bekerja dengan sinergis. pemerintah daerah yakni kabupaten bojonegoro

sebagai penyelenggara negara yang melakukan pembangunan untuk menjamin

kesejahteraan masyarakatnya telah mensetujui program tersebut. Dinas peternakan

dan perikanan sebagai pelaksana teknis yang menjalankan dan memastikan

kondisi di lapangan sudah berupaya memberikan solusi yang terbaik bagi

masyarakat sekitar bantaran sungai bengawan solo atas permasalahan yang

dihadapi akan tetapi masih ada beberapa hal yang belum sepenuhnya di lakukan

yaitu evaluasi hasil dari program tersebut. Pihak kecamatan sebagai pemilik

wilayah yang telah memberi anilisa yang baik terkait tempat yang cocok untuk

berbudidaya ikan jaring apung ini. Pemerintah desa sebagai kepala dan pengurus

desa tersebut juga telah berperan dalam pembangunan desanya untuk memajukan

dan mensejahterakan masyarakatnya sesuai dengan pembangunan yang telah

dicanangkan. Kemudian terkahir masyarakat pembudidaya ikan yang telah

berkomitmen dan bersemangat untuk berbudidaya ikan jaring apung, meskipun

sebelumnya tidak memiliki keahlian dalam berbudidaya ikan. Akan tetapi ada

ketidakseriusan masyarakat di tengah-tengah perjalanan program ini dikarenakan

gagal usaha di awal.

3. Tingkat Kepatuhan dan Daya Tanggap dari pelaksana

Tingkat kepatuhan dan daya tanggap dari pelaksana program kelompok

budidaya ikan jaring apung ini sudah cukup baik akan tetapi masih tetap harus

sering-sering dimonitoring agar berjalan dan memenuhi target dan harapan. Para

Page 168: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

153

pembudidaya ikan secara umum sudah mematuhi peraturan yang ada, mulai dari

awal sosialisasi kemudian penyuluhan, terbentuknya kelompok, kemudian

persetujuan atas program tersebut telah dijalankan dengan baik hingga saat ini.

Meskipun disisi lain tidak semuanya mematuhi, ada beberapa kelompok yang

akhirnya berhenti berbudidaya ikan jaring apung dikarenakan keramba yang rusak

dan adanya pekerjaan lain yang lebih menggiurkan yang kemudian menurunkan

semangat dan komitmennya.

A. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Program Kelompok

Budidaya Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) Dalam Rangka

Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Bantaran Sungai Bengawan solo

Dalam Implementasi Program Kelompok

1. Faktor pendukung

Faktor pendukung dalam implementasi program kelompok budidaya ikan

jaring apung ini meliputi Pemerintah daerah sebagai penyelenggara pembangunan

daerah, Dinas Peternakan dan Perikanan sebagai pelaksana teknis dalam

membantu pembangunan di daerah tersebut, pihak kecamatan sebagai penentu

atau pemilih wilayah yang tepat untuk pelaksanaan program ini. Kemudian juga

ada Pemerintah Desa yang memberikan ijin dan mensepakati diterapkannya

program ini di desa tersebut sesuai dengan target pembangunan desanya, para

tokoh masyarakat yang juga memiliki peran ditengah-tengah masyarakat untuk

mendukung dan memotivasi bekerja. Dan yang terkahir adalah para pelaksana

budidaya ikan jaring apung ini yang mau dan berkomitmen untuk

mengimplementasikan program budidaya ikan keramba jaring apung

Page 169: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

154

(POKDAKAN JAPUNG) ini agar berjalan sesuai dengan tujuan dan sasaran. Dari

masing-masing aktor tersebut sudah berperan dengan baik, akan tetapi perlu

menjalin hubungan dan koordinasi yang lebih sering agar semakin mendukung

dan mendorong masyarakat untuk tumbuh dan semakin berkembang usahanya.

2. Faktor penghambat

Faktor penghambat dalam implementasi program kelompok budidaya ikan

jaring apung (POKDAKAN JAPUNG) adalah sumber daya manusia dari pihak

dinas yang masih kurang mendukung dan sumber daya manusia dari pihak

masyarakatnya yang juga masih sangat rendah sehingga berpengaruh terhadap

kualitas budidaya ikan. Selanjutnya yang menjadi faktor penghambat adalah iklim

atau cuaca yang ada disekitar sungai bengawan solo, yaitu hujan yang tidak

menentu dan banjir yang tiba-tiba. Hal ini menjadi hambatan yang cukup besar

bagi para pembudidaya ikan, oleh karena itu dibuatlah solusi untuk mengangkat

keramba jaring apung ke kolam terpal atau kolam permanen ketika musim hujan

dan banjir datang.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan didapatkan saran dalam penelitian sebagai

berikut:

1. Dari Dinas Peternakan dan Perikanan perlu untuk meningkatkan daya

tanggap (Responsiveness) terhadap kendala dan hambatan yang di alami

para pembudidaya ikan agar kerugian yang dialami tidak terlalu besar. Hal

tersebut dapat dilakukan dengan cara meningkatkan komunikasi antar

masyarakat yakni para pembudidaya.

Page 170: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

155

2. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan unsur terpenting dalam

pelaksanaan program, oleh karena itu sangat penting untuk ditingkatkan

dan dioptimalkan lagi guna menunjang proses budidaya ikan keramba

jaring apung agar bisa berjalan lebih baik.

3. Meningkatkan lagi peran koordinasi dan komunikasi antar Dinas

Peternakan dan Perikanan denga masyarakat pembudidaya ikan dan pihak

yang terkait secara berkelanjutan agar bisa diketahui lebih lanjut masalah

dan hambatan yang muncul sehingga solusi yang ada bisa diberikan dengan

cepat.

4. Diperlukan pembinaan dan pendampingan yang lebih intensif lagi kepada

para pembudidaya ikan jaring apung agar keahlian yang didapatkan lebih

terasah dengan baik, dan harapannya bisa berpengaruh besar pada budidaya

ikan keramba jaring apung ini.

5. Dibutuhkan bantuan lebih lanjut antara lain sarana dan prasarana, finansial

secara bertahap untuk lebih menunjang para pembudidaya yang mengalami

kerugian, agar usaha budidaya ikan jaring apung bisa tetap berjalan pada

masing-masing kelompok.

6. Dibutuhkan Standar Operasiaonal Prosedur (SOP) untuk memanajemen

kegiatan implementasi program ini agar tetap sesuai dengan batasan-

batasan dan hasil yang ingin dicapai.

Page 171: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

156

DAFTAR PUSTAKA

Addarma. 2015. Kerusakan Bengawan Solo Sudah Parah. Diakses pada Tanggal

25 November 2016 dari

http://beritajatim.com/politik_pemerintahan/248983/blh_bojonegoro_:_ker

usakan_bengawan_solo_sudah_parah.html

Achmady, et al,. 1994. Kebijakan Publik & Pembangunan. Malang: IKIP

MALANG

Adi, Isbandi Rukiminto. 2008. Intervensi Komunitas Pembangunan Masyarakat

Sebagi Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: PT Rajagrafindo

Persada.

Agustine, dkk. 2014. Pengembangan Sektor Kelautan dan Perikanan untuk

Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (Studi Kasus di Dinas Kelautan

dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi). Jurnal Administrasi Publik (JAP),

Vol.2, No.2. Hal. 276-280.

Agustino, Leo. 2016. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung: ALFABETA, cv.

Akhmadz. 2012. Bab II Tinjauan Pustaka. Diakses pada tanggal 29 Desember

dari http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1750/BAB

II.docx?sequence=5.

Ardiyanti, Linda, et, al. 2015. Strategi Pemberdayaan Program Bordir Melalui

Kegiatan Ekonomi Kreatif (Studi Pada Asosiasi Pengusaha Bordir

Kelurahan Pogar Kecamatan Bangil dan Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Pasuruan). Jurnal Administrasi Publik (JAP),

Vol.3, No.5, Hal.733-738. Diakses pada Tanggal 20 Desember 2016 dari

http://administrasipublik.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jap/article/view

/852/373

Azizah, nur. 2016. Aktualisasi dan Partisipasi Perempuan Dalam Usaha

Kesejahteraan Melalui Program Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga

(PKK). Diakses pada Tanggal 22 dari

http://nurazizahaziz.web.unej.ac.id/2016/01/28/aktualisasi-dan-partisipasi-

perempuan-dalam-usaha-kesejahteraan-melalui-program-pembinaan-

kesejahteraan-keluarga-pkk/.

Page 172: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

157

Booklet-Japund Sivonik. 2016. Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten

Bojonegoro

Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro. 2016. Sivonik

(Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik) Disnakan Tahun 2016 Kreatif

Bersama Pokdakan Japung. Diakses pada Tanggal 25 November 2016 dari

http://disnakkan2.bojonegorokab.go.id/index.php/berita/baca/16.

Fernandez, Heru. 2014. Model Kebijakan Merilee S.Grindle. diakses pada tanggal

29 Desember 2016 dari http://www.slideshare.net/herufernandez3/model-

kebijakan-merille-sgrindle.

Hamdi, Muchlis. 2014. Kebijakan Publik: Proses, Analisis, dan Partisipasi.

Bogor: Ghalia Indonesia.

Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis. 2009. Diakses pada tanggal

21 Desember 2016 dari

https://media.unpad.ac.id/thesis/170720/2009/170720090503_2_2827.pdf.

Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. 2016.

Kementrian PANRB Tetapkan Top 99 Inovasi pelayanan Publik 2016.

Diakses pada Tanggal 25 November 2016 dari

http://www.menpan.go.id/berita-terkini/4516-kementerian-panrb-tetapkan-

top-99-inovasi-pelayanan-publik-2016.

Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. 2016.Top

99 Inovasi PelayananPublik Indonesia 2016. Diakses pada tanggal 01

Desember 2016 dari

http://sinovik.menpan.go.id/uploads/unduhan/Buku_TOP_99_Dua_Bahasa

_2016.pdf.

Kurniawati, Dwi Pratiwi, et, al. 2013. Pemberdayaan Masyarakat Di Bidang

Usaha Ekonomi (Studi pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota

Mojokerto). Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol.1, No.4, Hal.9-14.

Diakses pada tanggal 03 Desember 2016 dari

http://administrasipublik.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jap/article/view

/129.

Miles M.B, Huberman, A.M. & Saldana, J. 2014 “Qualitative Data Analysis:A

Methods Sourcebook Third Edition”.

Page 173: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

158

Moleong, Lexi J.2014. Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung:PT Remaja

Rosdakarya.

Pemerintah Kabupaten Bojonegoro. 2017. Profil Daerah Kabupaten Bojonegoro.

Diakses pada tanggal 27 Maret 2017 dari www.bojonegorokab.go.id

Puji Lestari. 2015. Inovasi Pemerintah Daerah Melalui Surveilans Epidemiologi

Terpadu Berbasis Masyarakat (Sutera Emas). Skripsi. Malang. Fakultas

Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.

Purwanto, erwan agus & Sulistyastuti, Dyah ratih. 2012. Implementasi Kebijakan

Publik: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta: Gava Media.

Sondang P. Siagan, 1979. Administrasi Pembangunan: Konsep, Dimensi dan

Strateginya. Jakarta: PT Gunung Agung.

Sondang P. Siagan. 1984. Proses Pengelolaan Pembangunan Nasional. Jakarta:

PT Gunung Agung.

Sugiana, Puji Meilita. 2012. Implementasi Kebijakan Penanggulangan

Kemiskinan Melalui Program Pemberdayaan Ekonomi Kelompok Usaha

Bersama (KUBE) Di Jakarta Selatan. Tesis. Jakarta. Fakultas Ilmu Sosial

dan Politik Program Studi Administrasi Kebijakan Publik Universitas

Indonesia. Diakses Pada Tanggal 21 Desember 2016 dari

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317298-T31556

Implementasi%20kebijakan.pdf.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:

Cv Alfabeta.

Solichin Abdul. Wahab. 2014. ANALISIS KEBIJAKAN: Dari Formulasi ke

Penyusunan Model-Model Implementasi Kebijakan Publik. Jakarta: PT

Bumi Aksara.

Solichin Abdul. Wahab. 2014. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Malang:

UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang

Suman, Agus, dan Yustika, Ahmad Erani. 1997. Perspektif Baru Pembangunan

Indonesia: Catatan Kritis Terhadap Isu-isu Aktual. Malang: PT Dinar

Wijaya-Brawijaya University Press.

Page 174: IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN JARING …repository.ub.ac.id/6038/1/Ellen Yuni Widyawati.pdf · Ikan Jaring Apung (POKDAKAN JAPUNG) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

159

Sumodiningrat, Gunawan. (1999). Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring

Pengamanan Sosial. Yogyakarta: Ghalia Indonesia.

Suryana, Siti Erna Latifa. 2009. Implementasi Kebijakan Tentang Pengujian

Kendaraan Bermotor di Kabupaten Aceh Tamiang. Tesis. Medan. Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan. Diakses pada tanggal 21

Desember 2016 dari

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7146/1/09E01880.pdf.

Susilowati, Yuli. 2011. Implementasi Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan Di Kelurahan Roa Malaka

Kecamatan Tambora Jakarta Barat. Skripsi. Depok. Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Administrasi Universitas Indonesia.

Diakses Pada Tanggal 21 Desember 2016 dari

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303735-S Yuli%20Susilowati.pdf

Syarief, Arwan. 2012. Analisis Implementasi Kebijakan Sekolah Bertaraf

Internasional Di SMP Negeri 5 dan SMP Negeri 3 Bandung. Tesis. Depok.

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Diakses pada

tanggal 12 Januari 2017 dari http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20300415-

T30430 - Analisis implementasi.pdf

Tjokroamidjojo, Bintoro. 1995. Pengantar Administrasi Pembangunan. Jakarta:

PT Pustaka LP3ES Indonesia.

Undang-Undang No.23 Tahun 204 tentang Pemerintah Daerah

Undang-Undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup.

Windiarti. 2015. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pada Kelompok

Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Mino Tirtorejo Di Desa Tunjungrejo

Kecamatan Yosowilangun Kabupaten Lumajang. Ejournal.unesa.ac.id.

Wulandari. 2015. Budidaya Ikan di Waduk dengan Sistem Keramba Jaring Apung

(KJA) yang Berkelanjutan. Diakses pada tanggal 02 November 2016 dari

http://pusluh.kkp.go.id/arsip/c/1959/?category_id=2.