IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA -...

184
IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH DI KOTA TANGERANG SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh: Luluk Ardyatmoko 6661072720 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG-BANTEN 2014

Transcript of IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA -...

Page 1: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK

SAMPAH DI KOTA TANGERANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh:

Luluk Ardyatmoko

6661072720

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG-BANTEN

2014

Page 2: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

ABSTRAK

Luluk Ardyatmoko. 6661072720. Implementasi Program Gerakan 1000 Bank

Sampah Di Kota Tangerang. Program Studi Administrasi Negara. Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik. Dosen Pebimbing I: Maulana Yusuf, S.Ip, M.Si., Dosen

Pebimbing II: Titi Stiawati, S. Sos, M.Si.

Kata kunci : Implementasi Kebijakan, Program Gerakan 1000 Bank

Sampah, Pengelolaan sampah

Upaya dalam penanganaan sampah di perkotaan sampai saat ini masih menjadi

masalah yang belum dapat diselesaikan. Pertumbuhan penduduk yang semakin

meningkat mengakibatkan bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat, hal ini

tentu berdampak pada meningkatnya volume sampah yang dihasilkan seperti yang

terjadi di kota tangerang. Timbunan sampah masih banyak ditemui di jalanan, di

saluran air, di sungai dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimana upaya pemerintah kota melalui implementasi program gerakan 1000

bank sampah guna menanggulangi permasalahan sampah di Kota Tangerang.

Penelitian ini menggunakan teori implementasi kebijakan menurut Goerge C.

Edward III yaitu direct and indirect impact on implementation yang terbagi

menjadi empat faktor yang berpengaruh pada implementasi suatu kebijakan,

antara lain; sumber daya, komunikasi, disposisi, dan struktur birokrasi. Penelitian

ini menggunakan metode kualitatif. Data diperoleh melalui teknik wawancara,

observasi, dan studi dokumentasi, serta menggunakan teknik analisis data menurut

Miles dan Huberman. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi dan member

chek. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa implementasi program gerakan 1000

bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

sudah berjalan dengan baik. Sebaliknya pada praktek dilapangan dinilai masih

belum optimal karena dipengaruhi beberapa faktor seperti masih kurangnya

kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah, sarana dan prasarana yang

diberikan masih kurang memadai, serta belum adanya insentif yang diberikan.

Ada beberapa saran yaitu meningkatkan sarana dan prasarana, memberikan

insentif kepada pelaksana program, peran pemerintah juga harus ditingkatkan

dalam sosialisasi dan pembinaan program bank sampah, terutama pada tempat

atau daerah yang belum diterapkan program tersebut. Sehingga, masyarakat

menjadi lebih peduli terhadap pengelolaan sampah dan lingkungan yang hijau,

bersih, dan nyaman.

Page 3: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

ABSTRACT

Luluk Ardyatmoko. 6661072720. Implementation of 1000 Waste Bank Action

Program in Tangerang City. Program study of public administration. Faculty of

Social and Political Science. 1st Advisor: Maulana Yusuf, S.Ip, M.Si., 2

nd Advisor:

Titi Stiawati, S. Sos, M.Si.

Keywords: Policy Implementation, 1000 Waste Bank Action Program, Waste

Management

Effort in waste management in urban areas is still facing unsolved problem.

Increasing of citizen population causes increasing level of consumption. The

impact of this case is increasing of waste volume that happened in Tangerang

City for example. The midden which are can be found on the road, in the

drainase, along the river, etc. This study aims to determine how the city

government’s effort in implementation of 1000 waste bank action program for

handling waste problem in Tangerang City. This study used policy implemention

theory by Goerge C. Edward III which is direct and indirect impact on

implementation that divided into four factors that influence policy

implementation, such as; resources, comunication, disposition and bureaucratic

structure. This study is used qualitative method. Data obtained via personal

interview techniques, observation, and study documentation, and also using data

analysis techniques by Miles and Huberman. The data validity test using

triangulation and member checks. The result of this study indicates that the

implementation of 1000 waste bank action in Tangerang City is done well from

planning and monitoring aspect. Oderwise, the reality on assessed is still not

optimal, because it is influenced by many factors such the less of citizen

awareness of waste management, facilities still inadequate, and incetive are still

not given yet. There are some suggestions such increasing facilities quantity and

quality, giving incetive for the program implementator, government suppose to

improve their role in socializtion action and mentoring waste bank program,

espacially for areas where are not implemented of this program yet. So, the

citizen be more concerned of waste management and green enviroment, clean and

comfortable.

Page 4: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya
Page 5: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya
Page 6: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya
Page 7: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

“Hidup adalah petualangan yang asik, mencari pengetahuan, mengemban

tanggung jawab, cara berbuat baik serta beribadah kepada yang maha kuasa.”

Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, alam, orang tua ku tercinta, adik-adik ku

yang hebat dan kamu.

Page 8: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas

rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada kita semua. Shalawat serta

salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad

SAW, kepada keluarga, sahabat serta tak lupa juga kita yang senantiasa selalu

istiqomah dan ikhlas untuk menjadi umatnya. Serta berkat Rahmat, Karunia dan

Ridho-Nya pula peneliti dapat menyelesaikan Skripsi ini.

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Sosial dengan judul “IMPLEMENTASI PROGRAM

GERAKAN 1000 BANK SAMPAH DI KOTA TANGERANG”. Peneliti

menyadari selama proses menyelesaikan skripsi ini tentunya menerima banyak

bantuan, bimbingan dorongan, dan petunjuk nasihat dari berbagai pihak, sehingga

penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik terutama kedua orangtuaku yang

aku banggakan selalu mendoakan, memotivasi dan memberi dukung secara moril

dan materil agar peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dalam proses pembuatan skripsi ini saya mendapat bimbingan, arahan,

koreksi, dan saran, dari semua pihak, untuk itu dalam kesempatan ini saya

mengucapkan terimakasih kepada :

Page 9: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa;

2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;

3. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;

4. Ibu Mia Dwianna W, M.I.Kom., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;

5. Bapak Gandung Ismanto, S.Sos., M.M., Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;

6. Ibu Rina Yulianti, S.Ip, M.Si., Ketua Program Studi Ilmu Administarsi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;

7. Bapak Anis Fuad, S.Sos, M.Si., Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa;

8. Bapak Maulana Yusuf, S.Ip, M.Si., Dosen Pembimbing I skripsi. Terimakasih

atas semua kebaikan dalam membimbing dan memberi arahan dalam

penyusunan skripsi ini;

9. Ibu Titi Stiawati, S.Sos, M.Si., Dosen Pembimbing II skripsi. Terimakasih

yang sebesar-besarnya atas kebaikan dan kesabaran dalam membimbing, serta

mohon maaf sebesar-besarnya apabila ada sikap dan kesalahan yang kurang

berkenan dan memberi motivasi dalam penyusunan skripsi ini;

Page 10: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

10. Bapak Dr. Suwaib Amiruddin, M.Si., Dosen Pembimbing Akademik. Terima

kasih sebesar-besarnya atas masukan dan menjadi teman diskusi dalam

perkuliahan dan skripsi ini;

11. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Terimakasih

atas ilmu pengetahuan selama perkuliahan;

12. Eva, yang selalu memotivasi dan telah bersedia selalu diganggu waktunya

dalam mengerjakan pembuatan skripsi ini;

13. Adik-adik ku yang hebat, Gamgsar Hertono, Tri Pria Septiadi, dan Ratia Wuri

Ramadhan;

14. Dinas Kebersihan dan Pertamanan bidang bina program, Bapak H. Taufik

Syahzaeni, S.T, M.Si., Ibu Leni Nuraeni, Ibu Astrini Zuniarti dan rekan-rekan

dinas lainnya, yang telah membantu dan memberikan informasi terhadap

pembuatan skripsi ini;

15. Teman-teman terbaikku Harry, Bancut, Iman, Rizki, Ferdian, Reza, Novan,

Ferry, Aboy, Gita, Nova dan yang lainnya yang tidak dapat disebutkan satu

persatu, yang telah membuat cerita dan kenangan manis serta sepenggal

perjalanan kehidupan yang takkan pernah terlupakan;

16. Teman Adm. Negara 2007 dan UNTIRTA yang sukses setelah melakukan

perkuliahan dengan baik;

17. Anak-anak UMC yang telah memberikan kesempatan untuk belajar tentang

organisasi, “Dari Diskusi Bergerak Menuju Perubahan...”

Page 11: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

18. Crew Villa Biru, telah melakukan banyak petualangan dan akan terus

melakukan Petualangan;

19. Diky dan Via telah membantu dalam pembuatan skripsi ini dan

memperbolehkan rumahnya dijadikan tempat untuk membuat skripsi;

20. Semua pihak yang telah membantu peneliti untuk membuat skripsi ini, terima

kasih untuk segalanya.

Selain itu, peneliti menyadari pula banyaknya kekurangan dari apa yang

telah dipaparkan dan dibahas dalam skripsi ini. Maka dari itu peneliti dengan

segala keterbukaan, kerendahan hati, dan juga kelapangan dada bersedia

menerima segala masukan baik itu saran maupun kritik yang dapat membangun

peneliti dalam melangkah dan memutuskan, serta membuat karya lebih baik dan

lebih bermanfaat lagi untuk kemudian hari.

Tangerang, Juli 2014

Peneliti

Page 12: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

DAFTAR ISI

ABSTRAK

ABSTRACT

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR ORISINALITAS

MOTTO

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah .......................................................................................... 16

1.3 Pembatasan Masalah ......................................................................................... 16

1.4 Perumusan Masalah .......................................................................................... 17

1.5 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 17

1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 18

1.7 Sistematika Penelitian ....................................................................................... 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ASUMSI DASAR

2.1 Deskripsi Teori .................................................................................................. 24

2.1.1 Konsep Kebijakan Publik .......................................................................... 24

2.1.1.1 Pengertian Kebijakan ......................................................................... 24

2.1.1.2 Pengertian Publik ............................................................................... 26

2.1.1.3 Pengertian Kebijakan Publik ............................................................. 28

2.1.2 Implementasi Kebijakan ........................................................................... 30

2.1.3 Pendekatan Implementasi Kebijakan Publik ............................................ 32

2.1.4 Model-Model Implementasi Kebijakan Publik ........................................ 34

2.1.5 Faktor Penentu Pelaksanaan Kebijakan ................................................... 44

2.1.6 Pengertian Sampah .................................................................................. 45

2.1.6.1 Karakteristik Sampah ........................................................................ 47

Page 13: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

2.1.6.2 Sumber-Sumber Sampah ................................................................... 49

2.1.6.3 Pengelolaan Sampah Padat ................................................................ 50

2.1.7 Pengertian Kota ........................................................................................ 57

2.2 Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 58

2.3 Kerangka Berpikir Dan Asumsi Dasar ............................................................. 60

2.3.1 Kerangka berpikir ..................................................................................... 60

2.3.2 Asumsi Dasar ........................................................................................... 66

BAB III METODELOGI PENELITIAN

3.1 Metodelogi Penelitian ........................................................................................ 67

3.2 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................. 69

3.3 Instrumen Penelitian .......................................................................................... 70

3.4 Informan Penelitian ........................................................................................... 70

3.5 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ........................................................... 72

3.6 Member Chek ………………………………………………………………….. 80

3.6 Lokasi dan Jadwal Penelitian ............................................................................ 81

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian …………………………………………………. 83

4.1.1. Deskripsi Kota Tangerang ...………………………………………………... 83

4.1.2. Gambaran Umum Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang …… 87

4.2. Informan Penelitian ……………………………………….………………. 111

4.3. Deskripsi Data dan Analisis Data Penelitian ………………………......….. 112

4.4. Pembahasan ...………………………………………………………...…… 133

BAB 5 PENUTUP

5.1. Kesimpulan …………………………………………………………………………... 139

5.2. Saran ………………………………………………………………………………..... 140

DAFTAR PUSTAKA

CURRICULUM VITAE

LAMPIRAN

Page 14: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kota Tangerang adalah kota yang terletak di Provinsi Banten, sebelah

barat DKI Jakarta. Kota yang dijuluki sebagai Kota Industri karena memiliki

lebih dari seribu pabrik. Banyak aktifitas industri pabrik atau manufaktur

berjalan di Kota Tangerang. Dalam kurun beberapa waktu perkembangan

dan pembangunan Kota Tangerang terus meningkat karena Kota Tangerang

merupakan gerbang menuju DKI Jakarta dan Penyangga DKI Jakarta.

Kota Tangerang memiliki fungsi sebagai kota penyangga bagi DKI

Jakarta, maka perkembangan pembangunan Kota Tangerang diperkirakan

berkembang pesat dalam pengembangan perumahan horizontal, perumahan

vertikal, perdagangan dan jasa, industri, pergudangan, juga kawasan

pengembangan bandara, hal ini memberikan konsekuensi terhadap

meningkatnya timbulan dan permasalahan di berbagai sektor khususnya

masalah penumpukan sampah.

Pada saat ini Kota Tangerang memiliki jumlah penduduk sebanyak

2.060.000 jiwa, dan dalam sehari produksi sampah masyarakat Kota

Tangerang berjumlah 6.015 meter kubik. Tingginya jumlah penduduk dan

timbulan sampah tersebut merupakan beban berat bagi Pemerintah Kota

Tangerang, karena volume sampah dipastikan akan terus bertambah seiring

Page 15: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

2

dengan bertambahnya jumlah penduduk. Hal ini dapat dapat menyebabkan

penumpukan sampah di TPA Rawakucing.

Komitmen Pemerintah Kota Tangerag terkait penanganan sampah

antara lain :

a. Menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam

pengelolaan sampah;

b. Memfasilitasi, mengembangkan, dan melaksanakan upaya pengurangan,

penanganan dan pemanfaatan sampah;

c. Melaksanakan pengelolaan sampah dan memfasilitasi penyediaan

prasarana dan sarana pengelolaan sampah

d. Mendorong dan memfasilitasi pengembangan manfaat hasil pengolahan

sampah.

Pengelolaan sampah yang ideal adalah tanggung jawab dari

pemerintah daerah dan masyarakat. Jumlah penduduk terus meningkat,

begitu pula pola konsumsi. Volume sampah pun kian meluap di Tempat

Pembuangan Akhir (TPA). Berdasarkan hal tersebut kegiatan penyusunan

pengelolaan persampahan Kota Tangerang merupakan kegiatan yang

penting bagi pengelolaan sampah Kota Tangerang.

Berdasarkan fakta di lapangan tumpukan sampah di saluran drainase

dan sungai akan beresiko mengakibatkan pendangkalan sungai yang

berujung pada banjir dan rusaknya kualitas air sungai yang masih dijadikan

bahan baku air bersih bagi kebanyakan masyarakat, baik untuk keperluan

Page 16: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

3

rumah tangga atau sebagai bahan baku pembuatan air mineral. Penyebab

umumnya adalah sampah organik, plastik, kaleng-kaleng atau sampah-

sampah yang sulit terurai. Sampah-sampah tersebut perlu mendapatkan

perhatian lebih dalam proses penanganan yang tepat. Sampah yang tidak

ditangani dengan tepat dapat menumpuk menjadi gunungan sampah di TPA

atau dipinggir jalan atau di saluran air.

Berbicara mengenai timbunan sampah perkotaan di suatu negara,

pastinya tidak terlepas dari tiga faktor utama yang mempengaruhinya, yaitu

tingkat konsumsi, tingkat pendapatan, dan kepadatan penduduk di daerah

perkotaan (World Bank 1999: 5). Tingkat konsumsi masyarakat dianggap

sangat mempengaruhi timbunan sampah pada suatu wilayah atau negara.

Pola hidup konsumtif yang digambarkan dalam tingginya tingkat

konsumsi, mendorong orang tidak hanya memenuhi kebutuhan primer,

namun juga mengejar kebutuhan sekunder maupun kebutuhan tersiernya.

Hal ini, pada akhirnya, menambah jenis dan jumlah sampah yang

dihasilkan oleh individu setiap harinya.

Peningkatan sampah dipicu oleh pertumbuhan penduduk. Hampir

setiap negara dan daerah mengalami problema sampah. Tapi di negara-

negara maju yang masyarakatnya telah sadar lingkungan serta didukung

oleh teknologi modern telah berhasil mengatasi sampah. Termasuk sampah

dari sampah rumah tangga hingga limbah-limbah hasil industri.

Page 17: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

4

Saat ini masih banyak masyarakat yang berperilaku buruk tentang

sampah, mereka membuang sampah sembarangan. Perilaku ini tidak

mengenal tingkat pendidikan maupun strata sosial. Di lingkungan

perkantoran, lingkungan perumahan bahkan lingkungan pendidikan masih

banyak dijumpai orang-orang yang membuang sampah sembarangan.

Akibatnya, sampah berserakan dimana-mana. Di selokan, di sungai, di

jalanan, di pasar, di gedung atau dimana saja. Padahal sudah disediakan

tempat untuk membuang sampah, namun masih saja membuang sampah di

sembarang tempat.

Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan dampak

negatif bagi kesehatan lingkungan dan masyarakat serta dapat menurunkan

citra kota. Tidak optimalnya pengelolaan sampah di suatu daerah atau kota

dicirikan dengan banyaknya tumpukan sampah terbuka di pinggir jalan

maupun di lahan kosong, sungai yang dijadikan tempat pembuangan

sampah, pembakaran sampah yang menimbulkan asap dan gas beracun yang

membahayakan kesehatan, serta operasional penimbunan akhir sampah

secara terbuka (open dumping). Sistem open dumping akan mengakibatkan

pencemaran air tanah akibat lindi (limbah cair), meningkatnya populasi

faktor penyakit, dan timbulnya polusi yang merusak lapisan ozon dan

mengakibatkan perubahan iklim yang berdampak pada sektor pertanian,

perikanan, angkutan laut dan kegiatan ekonomi terkait.

Besarnya jumlah penduduk dan keragaman aktivitas di Kota

Tangerang mengakibatkan munculnya persoalan dalam pelayanan

Page 18: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

5

prasarana sampah perkotaan. Diperkirakan hanya sekitar 74,1% sampah di

Kota Tangerang yang dapat terangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA),

yang operasi utamanya adalah pengurugan (landfilling). Banyaknya sampah

yang tidak terangkut kemungkinan besar tidak terdata secara sistematis,

karena biasanya dihitung berdasarkan ritasi truk menuju TPA.

Untuk mengatasi persoalan sampah sebenarnya telah diatur oleh

pemerintah melalui UU Nomor 18 Tahun 2008 dan Peraturan Daerah Kota

Tangerang Nomor 3 Tahun 2009. Di dalamnya berbunyi bahwa pengelolaan

sampah tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja. Masyarakat

dan pelaku usaha sebagai penghasil sampah juga bertanggung jawab

menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Pemerintah melalui

kebijakan tersebut memberi ruang yang cukup banyak bagi Pemerintah

Daerah untuk merencanakan dan mengelola sampah kawasannya. Kendati

kewenangan itu telah didistribusikan, namun tidak serta merta penanganan

sampah menjadi simpel. Kondisi pengelolaan sampah di Kota Tangerang

masih tampak semerawut. Adanya kendala seperti kesulitan TPA (Tempat

Pembuangan Akhir), terbatasnya armada pengangkut, teknologi pengelolaan

sampah yang masih sedikit, kurangnya kesadaran masyarakat untuk

membuang sampah pada tempatnya hingga minimnya pengetahuan Sumber

Daya Manusia (SDM) soal penanganan sampah.

Masyarakat dan pemerintah kurang memperhatikan sampah yang

berserakan dijalan serta sampah-sampah yang dibuang ke badan air atau

Page 19: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

6

sungai. Sampai saat ini paradigma pengelolaan sampah yang digunakan

adalah kumpul, angkut dan buang, dan andalan utama sebuah kota dalam

menyelesaikan masalah sampahnya adalah pemusnahan dengan landfilling

pada sebuah TPA. Namun pengelola kota cenderung kurang memberikan

perhatian yang serius pada TPA tersebut, sehingga muncullah kasus-kasus

kegagalan TPA. Pengelola kota tampaknya beranggapan bahwa TPA yang

dipunyainya dapat menyelesaikan semua persoalan sampah, tanpa harus

memberikan perhatian yang proporsional terhadap sarana tersebut. Padahal

pemikiran tersebut membuat TPA dapat menjadi bom waktu bagi pengelola

kota.

Sistem pengelolaan sampah saat ini hanya terfokus di bagian hilir,

yakni bagaimana cara mengelola sampah. Sedangkan di bagian hulu yang

merupakan aspek paling penting, yaitu manusia yang menghasilkan sampah

seolah-olah dibiarkan oleh pemerintah tanpa law enforcement (penegakan

hukum) dan sanksi tegas. Kepedulian dan kesadaran masyarakat masih

rendah dalam menjaga kebersihan. Situasi ini yang harus dibenahi terlebih

dahulu agar timbul kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan.

Penanganan sampah itu harus dimulai dari manusianya karena sampah

timbul dari manusia. Kalau manusianya bisa dibina dan dibenahi, maka

persoalan sampah tidak sampai krusial. Pemerintah juga harus tegas

memberikan sanksi kepada masyarakat yang melanggar peraturan tentang

kebersihan.

Page 20: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

7

Untuk mengatasi persoalan sampah yang ada di hulu atau di rumah

tangga, Pemerintah Kota Tangerang melakukan program gerakan 1000

Bank Sampah di Kota Tangerang. Hal ini dilandasi oleh Undang-undang

Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, peraturan menteri

negara lingkungan hidup Nomor 13 Tahun 2012 tentang pedoman

pelaksanaan reduce, reuse dan recycle melalui bank sampah, serta kebijakan

Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2009 mengenai pengelolaan sampah di

Kota Tangerang.

Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah merupakan aspek

terpenting dalam manajemen pengelolaan sampah terpadu. Mengatasi

masalah sampah harus dimulai dari rumah tangga di lingkup RT/RW,

Kelurahan dan Kecamatan kemudian berlanjut ke skala yang lebih luas yang

dikenal dengan penyelenggaraan program gerakan 1000 Bank Sampah Kota

Tangerang. Esensi dari program ini adalah peran aktif warga masyarakat

untuk melakukan pemilahan dan pengelolaan sampah. Seperti yang

diketahui, jenis sampah ada yang organik dan ada yang non organik.

Masyarakat harus memilah dulu sebelum membuang sampah ke Tempat

Pembuangan Akhir (TPA). Pemilahan bertujuan untuk memudahkan jika

akan diterapkan teknologi lanjutan di TPA.

Sampah organik sebaiknya diolah sendiri oleh masyarakat menjadi

pupuk kompos. Jika hal ini memberatkan maka sebaiknya ada suatu unit

pengelolaan khusus yang menampung sampah organik untuk diubah

Page 21: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

8

menjadi kompos atau bahkan menjadi suatu energi lain. Sementara sampah

non organik, seperti sampah plastik, kertas, bungkus kemasan atau logam

disalurkan ke tempat penampungan khusus untuk didaur ulang.

Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Tangerang,

Agus Sudrajat (14 Februari 2014) mengatakan program bank sampah

merupakan program untuk mengurangi penumpukan sampah di TPA Rawa

Kucing, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang serta mampu mengurangi

angka pengangguran. "kita mencoba mengurangi timbunan (penumpukan)

sampah dari sumbernya dengan membentuk bank sampah di Tingkat

RT/RW, yang dikelola warga setempat, sehingga tidak perlu dibuang ke

TPA," katanya.

Gerakan 1000 Bank Sampah bertujuan untuk mengoptimalkan upaya

pengurangan penanganan sampah di sumbernya. Bank sampah merupakan

strategi untuk membangun kepedulian masyarakat agar dapat memanfaatkan

ekonomi langsung dari sampah. Jadi, mekanisme Bank Sampah merupakan

penerapan konsep reduce, reuse, recycle (3r) sehingga manfaat langsung

yang dirasakan tidak hanya ekonomi, namun pembangunan lingkungan yang

hijau, bersih, nyaman dan sehat.

Selain itu, Bank Sampah adalah tempat pemilahan dan pengumpulan

sampah yang dapat didaur ulang dan/atau diguna ulang yang memiliki nilai

ekonomi, dengan tujuan sebagai berikut:

Page 22: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

9

1. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam mengelola sampah sejak

dari sumber

2. Menjadikan sampah lebih bermanfaat dan mempunyai nilai ekonomis

dengan pelaksanaan pengurangan, pemakaian kembali dan

pendaurulangan sampah untuk menghasilkan pendapatan.

3. Mengatasi masalah timbulan sampah di zona perumahan, terutama

bagi yang belum terlayani oleh dinas kebersihan dan pertamanan

Mekanisme Bank Sampah meliputi proses pemilahan sampah di

rumah tangga, berdasarkan jenis sampah organik, sampah anorganik dan

sampah b3 (bahan berbahaya dan beracun). Setelah di pilah sampah-sampah

tersebut disetorkan ke bank sampah di dekat rumah-rumah warga. Petugas

dan pengurus Bank Sampah akan melakukan penimbangan sampah-sampah

yang telah dibawa warga ke Bank Sampah dan sampai pada pencatatan.

Pencatatan adalah proses mendata sampah-sampah dan menulis berapa hasil

dari penimbangan sampah yang nantinya akan dimasukan kedalam buku

tabungan bank sampah.

Page 23: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

10

Tabel 1.1

Daftar harga sampah pada bank sampah

Kode Jenis sampah Harga rata-rata rp/kg

1. Plastik botol 2.040

2. Plastik lembaran 600

3. Plastik keras 1.000

4. Kaleng 650

5. Alumunium 10.000

6. Duplek 500

7. Kardus 925

8. Koran 800

9. Kertas 1.125

10. Besi 2.000

Sumber: DKP Kota Tangerang 2012

Proses mekanisme bank sampah DKP Kota Tangerang juga turut

menyediakan prasarana dan sarana untuk melakukan pemilahan sampah.

Prasarana dan saran yang disiapkan DKP Kota Tangerang berupa kotak

Page 24: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

11

pemilahan sampah, buku nasabah, kartu bank sampah, buku kas, alat

timbang, papan petunjuk lokasi bank sampah dan pelatihan mengenai

mekanisme bank sampah.

Berdasarkan pada observasi awal yang peneliti lakukan menemui

beberapa kendala dalam permasalahan bank sampah antara lain.

Permasalahan pertama yang ditemui masih kurangnya kesadaran masyarakat

dalam menangani sampah yang ada di lingkungan. Peneliti masih

menemukan sampah yang berserakan di lingkungan perumahan penduduk.

Ada juga penduduk yang masih buang sampah sembarangan. Di dukung

dengan pendapat Ibu Nanik, seorang mentor bank sampah di wilayah

Sangiang Jaya (28 Maret 2014), masih banyak warga yang belum sadar

lingkungan hijau bersih dan pentingnya menjaga lingkungan dari sampah

yang mereka hasilkan.

Permasalahan kedua ditemukan masih buruknya sarana prasarana

bank sampah dan mekanisme program gerakan 1000 bank sampah dalam

pengelolaan sampah di Kota Tangerang. Dengan di dukung hasil wawancara

dengan Ibu Nanik, seorang mentor Bank Sampah di wilayah Sangiang Jaya

(28 Maret 2014), sering kali Bank Central Sampah Kota Tangerang dalam

mekanisme pengelolaan datangnya telat 3 hari sampai 4 hari ke lokasi Bank

Sampah yang ada di lokasi RT/RW untuk mengambil hasil timbangan

pemilahan sampah warga. Sehingga sampah yang telah di timbang

menumpuk di lokasi. Untuk mengurangi sampah yang menumpuk kami

mendatangi pengepul.

Page 25: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

12

Sedangkan menurut Ewi Pratiwi (24 Maret 2014) yang tinggal di

Cipondoh dekat dengan Kecamatan dan Puskesmas Cipondoh, mengatakan

bahwa kotak pemilahan sampah yang ada di puskesmas diletakan tidak

strategis tidak kelihatan oleh masyarakat karena posisinya ada di samping

Puskesmas dan ketutupan sama pohon.

Permasalahan yang ketiga ditemui, masyarakat masih kurang terlibat

dalam partisipasi pengelolaan bank sampah dalam mengatasi permasalahan

sampah. Menurut pendapat, Mentor Sumardjono di daerah Larangan (25

Maret 2014) masyarakat menengah keatas kurang antusias dalam

mendukung program bank sampah karena mereka sudah merasa

berkecukupan ekonominya dan mengandalkan tukang sampah yang

mengambil sampah. Karena sudah merasa iuran bulanan dan ada angkutan

sampah yang datang mengambil perminggu serta ada tukang sampah yang

ambil perharinya.

Penanganan sampah di hulu pada tahun 2012 realisasi bank sampah

baru berjalan sebanyak 120 lokasi bank sampah. Berikut tabel penyebaran

lokasi bank sampah pada tahun 2012.

Page 26: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

13

Tabel 1.2

Penyebaran lokasi bank sampah pada tahun 2012

No. Lokasi Bank Sampah Jenis

Lokasi

No. Lokasi Bank Sampah Jenis

Lokasi

1 Kecamatan Karawaci Perkantoran 31 Sangiang Jaya Rw. 03 Perumahan

2 Karawaci Baru Rw. 07 Perumahan 32 Sangiang Jaya Rw. 12 Perumahan

3 Kelurahan Margasari Rw. 02 Perkantoran 33 Cimone Jaya Rw. 01 Perumahan

4 SMAN 8 Tangerang Sekolah 34 Pasar Anyar Pasar

5 Karawaci Baru Rw. 03 Perumahan 35 Pasar Malabar Pasar

6 Karawaci Baru Rw. 05 Perumahan 36 Perumahan Cimone Mas Permai 2 Perumahan

7 Karawaci Baru Rw. 06 Perumahan 37 SDN Kunciran 2 & 5 Sekolah

8 SDN Karawaci Baru 2,4,6 Sekolah 38 SMAN 9 Tangerang Sekolah

9 Bugel Rw. 01 Perumahan 39 Kantor Kecamatan Neglasari Perkantoran

10 Bugel Rw. 03 Perumahan 40 Kantor Kecamatan Mekarsari Perkantoran

11 Bugel Rw. 04 Perumahan 41 Perumahan Puri Kartika Rw. 09 Perumahan

12 Bugel Rw. 08 Perumahan 42 Kelurahan Paninggilan Utara Perkantoran

13 Bugel Rw. 07 Perumahan 43 Kelurahan Sudimara Barat Perkantoran

14 Pabuaran Tumpeng Rw. 01 Perumahan 44 Perumahan Griya Ciledug Rw. 16 Perumahan

15 Pabuaran Tumpeng Rw. 04 Perumahan 45 Cikokol Rw. 01 Perumahan

16 Kelurahan Bugel Perkantoran 46 Cikokol Rw. 02 Perumahan

17 Cimone Jaya Rw. 08 Perumahan 47 Cikokol Rw. 03 Perumahan

18 Nusajaya Rw. 06 Perumahan 48 Cikokol Rw. 04 Perumahan

19 Nusajaya Rw. 07 Perumahan 49 Cikokol Rw. 05 Perumahan

20 SMPN 6 Tangerang Sekolah 50 Cikokol Rw. 06 Perumahan

21 Cibodas Baru Rw. 03 Perumahan 51 Cikokol Rw. 07 Perumahan

22 Cibodas Baru Rw. 08 Perumahan 52 Cikokol Rw. 10 Perumahan

23 Kantor Kecamatan Cibodas Perkantoran 53 Cikokol Rw. 11 Perumahan

24 PKM Baja Perkantoran 54 Cikokol Rw. 13 Perumahan

25 Kecamatan Tangerang Perkantoran 55 Cikokol Rw. 14 Perumahan

26 Kantor Kecamatan Pinang Perkantoran 56 Kantor Kelurahan Cikokol Perkantoran

27 Kantor Kelurahan Kunciran Jaya Perkantoran 57 Komplek Polri Batuceper Rw. 07 Perumahan

28 Kantor Kelurahan Pinang Perkantoran 58 Kelurahan Karangsari Perkantoran

29 Sangiang Jaya Rw. 01 Perumahan 59 Kelurahan Poris Gaga Perkantoran

30 Sangiang Jaya Rw. 02 Perumahan 60 PKM Poris Gaga Perkantoran

Page 27: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

14

No. Lokasi Bank Sampah Jenis

Lokasi

No. Lokasi Bank Sampah Jenis

Lokasi

65 Perum P&K Cipondoh Rw. 05 Perumahan 98 Perumahan Keuangan Perumahan

66 PKM Pabuaran Tumpeng Perkantoran 99 SMPN 3 Tangerang Sekolah

67 Kelurahan Pabuaran Tumpeng Perkantoran 100 SMAN 3 Tangerang Sekolah

68 SMAN 4 Tangerang Sekolah 101 Kunciran Indah Rw. 02 Perumahan

69 Perum Taman Permata Perumahan 102 Kunciran Indah Rw. 08 Perumahan

70 Cipondoh Makmur Perumahan 103 Kunciran Indah Rw. 09 Perumahan

71 Perum Poris Indah Perumahan 104 Kunciran Indah Rw. 14 Perumahan

72 Kompleks Garuda Perumahan 105 Perum Taman Asri Cipadu Jaya Perumahan

73 Kecamatan Cipondoh Perkantoran 106 SMPN 16 Tangerang Sekolah

74 Puskesmas Cipondoh Perkantoran 107 SMAN 7 Tangerang Sekolah

75 SDN Cipondoh 1,2,7 Dan 8 Sekolah 108 SMPN 13 Tangerang Sekolah

76 SMAN 10 Tangerang Sekolah 109 Larangan Selatan Rw. 02 Perumahan

77 Kantor Puspem Perkantoran 110 Perumahan Pinang Griya Perumahan

78 PKM Sukasari Perkantoran 111 Perum Buana Permai Perumahan

79 Batu Ceper Rw. 08 Perumahan 112 SDN Paninggilan Sekolah

80 Kecamatan Batu Ceper Perkantoran 113 Kecamatan Larangan Perkantoran

81 Pedurenan Rw. 01 Perumahan 114 Larangan Indah Rw. 10 Perumahan

82 Pedurenan Rw. 02 Perumahan 115 Pkm Ciledug Perkantoran

83 Pedurenan Rw. 03 Perumahan 116 Kantor Kecamatan Ciledug Perkantoran

84 Pedurenan Rw. 04 Perumahan 117 SMAN 5tangerang Sekolah

85 Pedurenan Rw. 05 Perumahan 118 SDN Tangerang 3 & 5 Sekolah

86 Pedurenan Rw. 06 Perumahan 119 Pasar Babakan Pasar

87 Pedurenan Rw. 07 Perumahan 120 Kecamatan Tangerang Perkantoran

88 Pedurenan Rw. 08 Perumahan Sumber: DKP Kota Tangerang

89 Pedurenan Rw. 09 Perumahan

90 Pedurenan Rw. 10 Perumahan

91 Pedurenan Rw. 11 Perumahan

92 Pedurenan Rw. 12 Perumahan

93 Perumahan Pondok Surya Perumahan

94 Kelurahan Karangtengah Perkantoran

95 SDN Karang Tengah 1,2,11 Sekolah

96 Puskesmas Karang Tengah Perkantoran

97 Kecamatan Karang Tengah Perkantoran

Page 28: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

15

Berdasarkan sumber dari data DKP pada tahun 2013 Bank Sampah

yang berdiri bertambah 180 bank sampah dengan anggaran Rp.

1.500.000.000,. Tahun 2014 ada 20 bank sampah, dari tahun 2012 sampai

2014 baru terselenggara Bank Sampah sebanyak 320 bank sampah. Masih

jauh dari angka 1000, yang dimana pemerintah kota menargetkan ada 1000

bank sampah ada di Kota Tangerang.

Menurut pendapat Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (14

Februari 2014) dari semua bank sampah yang telah berdiri hanya beberapa

yang masih berjalan dengan optimal dikarenakan masih sangat sulit

merubah perilaku masyarakat terhadap kesadaran dan partisipasi dalam

menangani sampah.

Berdasarkan permasalahan pengelolaan sampah dan kendala-kendala

yang telah disebutkan diatas, maka peneliti berkeinginan melakukan

penelitian mengenai implementasi program gerakan 1000 Bank Sampah di

Kota Tangerang dalam hal mengatasi masalah sampah di kota tangerang.

Volume sampah yang meningkat perharinya membuat Pemerintah Kota

Tangerang harus terus memberikan perhatian yang serius. Menggalakkan

sosialisasi kepada seluruh elemen masyarakat yang ada di kota tangerang

tentang pentingnya membangun lingkungan yang hijau, bersih, nyaman dan

sehat. Dalam program gerakan 1000 bank sampah dilaksanakan Pemerintah

Kota (Pemkot) Tangerang tentunya sangat membutuhkan partisipasi aktif

Page 29: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

16

serta kesadaran dari masyarakat untuk turut menciptakan kota tangerang

yang hijau, bersih, nyaman dan sehat. Salah satunya adalah meluncurkan

program gerakan 1.000 bank sampah yang tersebar di 13 kecamatan, 104

kelurahan, pasar dan sekolah hingga 2014 mendatang yang dimotori oleh

Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Tangerang.

Berdasarkan paparan permasalahan diatas peneliti tertarik melakukan

penelitian lebih mendalam dan dituangkan kedalam skripsi yang berjudul :

IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH DI

KOTA TANGERANG.

1.2. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam menangani sampah yang

ada di lingkungan.

2. Masih buruknya sarana prasarana bank sampah dalam mekanisme

program 1000 bank sampah dalam pengelolaan sampah di Kota

Tangerang.

3. Kurangnya partisipasi masyarakat terkait pengelolaan bank sampah

dalam mengatasi persoalan sampah di Kota Tangerang.

1.3. Pembatasan Masalah

Peneliti menyadari bahwa perlu ada kajian mengenai kebijakan

Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Sampah di

Page 30: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

17

Kota Tangerang dan program gerakan 1000 bank sampah di Kota

Tangerang.

Dalam hal ini peneliti memfokuskan penelitiannya hanya pada

pelaksanaan implementasi gerakan 1000 bank sampah yang ada di Kota

Tangerang dalam menangani masalah sampah Kota Tangerang termasuk

daerah yang melaksanakan program pengelolaan bank sampah dari

tingkatan RT/RW, perkantoran sampai ke sekolah-sekolah.

1.4. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Implementasi Program

Gerakan 1000 Bank Sampah Di Kota Tangerang?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya

suatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai. Adapun tujuan penelitian

ini secara umum adalah untuk mengetahui dan memahami bagaimana

implementasi Program Gerakan 1000 Bank Sampah di Kota Tangerang

dalam mewujudkan Kota Tangerang yang bersih, asri, hijau, dan sejahtera,

serta secara khusus tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan gerakan 1000 bank sampah

yang dilakukan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang.

2. Untuk mengetahui peranan bank sampah dalam mengelola sampah yang

ada di Kota Tangerang.

Page 31: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

18

3. Untuk mengetahui kendala apa saja yang terjadi dalam mekanisme

pelaksanaan gerakan 1000 bank sampah di Kota Tangerang.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu menambah

pengetahuan bagi penulis dan pembaca tentang konsep pelaksanaan

program gerakan 1000 bank sampah di Kota Tangerang.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan

atau referensi bagi aparat Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota

Tangerang dalam hal pelaksanaan program gerakan 1000 bank sampah

di Kota Tangerang.

3. Secara akademis, penelitian ini sebagai syarat menyelesaikan skripsi

1.7. Sistematika Penulisan

Penulisan proposal penelitian ini tersusun atas sistematika sebagai

berikut:

BAB I Pendahuluan, terdiri dari :

1.1 Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah menggambarkan ruang lingkup penelitian dan

kedudukan permasalahan yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara

Page 32: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

19

deduktif, dari ruang lingkup yang paling umum hingga mendalam ke

masalah yang lebih spesifik, yang relevan dengan judul skripsi.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam hal ini mendeteksi aspek permasalahan yang

muncul dan berkaitan dengan variabel yang akan diteliti. Identifikasi

masalah dapat diajukan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan. Untuk

mengidentifikasi masalah peneliti biasanya melakukan observasi terlebih

dahulu.

1.3 Pembatasan Masalah

Batasan akan lebih mempersempit masalah yang akan diteliti, sehingga

objek penelitian, subjek penelitian, lokus penelitian, hingga periode

penelitian secara jelas termuat.

1.4 Rumusan Masalah

Selanjutnya dibagian rumusan masalah, peneliti mengidentifikasi masalah

secara implisit secara tepat atas aspek yang akan diteliti seperti terpapar

dalam latar belakang masalah dan pembatasan masalah.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian akan mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai

dengan dilaksanakannya penelitian terhadap permasalahan yang sudah

dirumuskan sebelumnya.

Page 33: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

20

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian akan menjelaskan manfaat teoritis dan manfaat praktis

dari diadakannya penelitian ini.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan menjelaskan tentang isi per bab secara singkat dan

jelas dalam melakukan penelitian.

BAB II Tinjauan Pustaka dan Asumsi Dasar Penelitian, terdiri dari :

2.1 Tinjauan Pustaka

Landasan teori mengkaji tentang implementasi program gerakan 1000 bank

sampah di Kota Tangerang, kemudian menyusunnya secara teratur dan rapi

yang digunakan untuk merumuskan dasar penelitian. Dengan mengkaji

berbagai teori dan konsep maka peneliti memiliki konnsep penelitian yang

jelas, sehingga dapat menyusun pertanyaan yang rinci untuk penyelidikan,

serta dapat menemukan hubungan antara variabel yang diteliti. Hasil

penting kajian teori lainnya, peneliti mendapatkan kerangka konseptual.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah kajian penelitian yang pernah dilakukakn oleh

peneliti sebelumnya yang dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah baik

skripsi, tesis, desertasi atau jurnal penelitian.

Page 34: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

21

2.3 Kerangka Berpikir

Sub ini menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai kelanjutan dari

deskipsi teori.

2.4 Asumsi Dasar Penelitian

Asumsi dasar penelitian merupakan jawaban sementara atas permasalahan

yang ada, yang diteliti, dan akan diuji kebenarannya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN, terdiri dari :

3.1 Metode Penelitian

Sub ini menjelaskan metode yang dipergunakan dalam penelitian

Implementasi Program Gerakan 1000 Bank Sampah di Kota Tangerang.

3.2 Instrumen Penelitian

Sub instrumen penelitian menjelaskan mengenai alat yang dipergunakan

dalam melakukan analisis dalam penelitian Implementasi Program Gerakan

1000 Bank Sampah di Kota Tangerang.

3.3 Teknik Penelitian

Sub bab teknik penelitian menjelaskan tentang jenis alat pengumpul data

yang digunakan dalam penelitian Implementasi Program Gerakan 1000

Bank Sampah di Kota Tangerang.

Page 35: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

22

3.4 Informan Penelitian

Dalam sub bab ini menjelaskan informan penelitian yang mana akan

memberikan berbagai macam informasi yang dibutuhkan.

3.5 Teknik Analisis Data

Menjelaskan teknik analisis beserta rasionalisasinya yang sesuai dengan

sifat data yang diteliti.

3.6 Member Chek

3.7 Lokasi dan Jadwal Penelitian

Menjelaskan tentang tempat dan waktu penelitian dilaksanakan.

BAB IV HASIL PENELITIAN, terdiri dari :

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Penjelasan mengenai objek penelitian yang meliputi alokasi penelitian

secara jelas, struktur organisasi dari populasi atau sampel (dalam penelitian

ini menggunakan istilah informan) yang telah ditentukan serta hal lain yang

berhubungan dengan objek penelitian.

4.2 Deskripsi Data

Menjelaskan data penelitian dengan menggunakan teori yang sesuai dengan

kondisi di lapangan.

Page 36: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

23

4.3 Temuan Lapangan

Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan

mempergunakan teknik analisis data kualitalif.

4.4 Pemabahasan

Merupakan pembahasan lebih lanjut dan lebih rinci terhadap hasil

penelitian.

BAB V PENUTUP, terdiri dari :

5.1 Kesimpulan

Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara jelas, singkat dan

juga mudah dipahami. Kesimpulan juga harus sejalan dengan permasalahan

serta asumsi dasar penelitian.

5.2 Saran

Memiliki isi berupa tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap bidang

yang diteliti baik secara teoritis maupun secara praktis. Saran praktis

biasanya lebih operasional sedangkan pada aspek teoritis lebih mengarah

pada pengembangan konsep atau teori.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar referensi yang digunakan dalam penyusunan skripsi.

LAMPIRAN

Berisi mengenai daftar dokumen yang menunjang data penelitian.

Page 37: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

24

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.1. Tinjauan Pustaka

Landasan teori mengkaji tentang implementasi program gerakan 1000

bank sampah di Kota Tangerang, kemudian menyusunnya secara teratur dan

rapi yang digunakan untuk merumuskan dasar penelitian. Dengan mengkaji

berbagai teori dan konsep maka peneliti memiliki konsep penelitian yang

jelas, sehingga dapat menyusun pertanyaan yang rinci untuk penyelidikan,

serta dapat menemukan hubungan antara variabel yang diteliti.Hasil penting

kajian teori lainnya, peneliti mendapatkan kerangka konseptual.

2.1.1. Konsep Kebijakan Publik

2.1.1.1. Pengertian Kebijakan

Makna kebijakan dalam bahasa inggris modern Wicaksono

(2006:53) adalah "a courseof action or plan,a set of political purposes

as opposed to administration" (seperangkat aksi atau rencana yang

mengandung tujuan politik yang berbeda dengan makna administrasi).

Berbeda dengan pandangan Dunn (2003:53) dalam bukunya

Pengantar Analisis Kebijakan Publik, beliau mendefinisikan kata

kebijakan dari asal katanya. Secara etimologis, istilah policy

(kebijakan) berasal dari bahasa Yunani, Sanksekerta dan Latin, akar

Page 38: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

25

kata dalam bahasa Yunani dan Sanksekerta yaitu polis (Negara-Kota)

dan pur (Kota).

Dalam buku Policy Analysis for the Real World yang diterbitkan

tahun 1984 dan telah direvisi pada tahun 1990, Hogwood dan Gunn

menyebutkan sepuluh penggunaan istilah kebijakan dalam pengertian

modern (Wicaksono 2006:53), diantaranya:

a. Sebagai label untuk sebuah bidang aktivitas (as a label for a field

of activity)

Contohnya: statemen umum pemerintah tentang kebijakan

ekonomi, kebijakan industry, atau kebijakan hukum dan ketertiban.

b. Sebagai ekspresi tujuan umum atau aktivitas negara yang

diharapkan (as expression of general purpose or desired state of

affairs)

Contohnya: untuk menciptakan lapangan kerja seluas mungkin atau

pegembangan demokrasi melalui desentralisasi.

c. Sebagai proposal spesifik (as specific proposal)

Contohnya: membatasi pemegang lahan pertanian hingga 10 hektar

atau menggratiskan pendidikan dasar.

d. Sebagai keputusan pemerintah (as decesions of government)

Contohnya: keputusan kebijakan sebagaimana yang diumumkan

Dewan Perwakilan Rakyat atau Presiden.

e. Sebagai otorisasi formal (as formal authorization)

Contohnya: tindakan-tindakan yang diambil oleh parlemen atau

lembaga-lembaga pembuat kebiijakan lainnya.

f. Sebagai sebuah program (as a programe)

Contonya: sebagai ruang aktivitas pemerintah yang sudah

didefinisikan, seperti program reformasi agrarian atau program

peningkatan kesehatan perempuan.

g. Sebagai output (as output)

Contohnya: apa yang secara aktual telah disediakan, seperti

sejumlah lahan yang diredistribusikan dalam program reformasi

agraria dan jumlah penyewa yang terkena dampaknya.

h. Sebagai hasil (as outcome)

Contohnya: apa yang secara aktual tercapai, seperti dampak

terhadap pendapatan petani dan standar hidup dan output

agricultural dari program reformasi agararia.

i. Sebagai teori atau model (as a theory or model)

Contohnya apabila kamu melakukan x maka akan terjadi y,

misalnya apabila kita meningkatkan insentif kepada industri

manufaktur, maka output industri akan berkembang.

Page 39: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

26

j. Sebagai sebuah proses (as a process)

Sebagai sebuah proses yang panjang yang dimulai dengan issues

lalu bergerak melalui tujuan yang sudah di (setting), pengambilan

keputusan untuk implementasi dan evaluasi.

Kebijakan dan politik menjadi istilah yang sama sekali berbeda.

Bahasan serta retorika kebijakan menjadi instrumen utama rasionalitas

publik. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Laswell sebagai berikut:

"The word policy commonly use to designate the most important

choices made either in organized or in private life... policy is free for

many undesirable connotation clustered about the word political,

which is often beleived to imply partisanship or corruption"

(kata "kebijakan" pada umumnya dipakai untuk menunjukan pilihan

terpenting yang diambil baik dalam kehidupan organisasi atau privat...

"kebijakan" bebas dari konotasi yang dicakup dalam kata politis yang

diyakini mengandung makna "keberpihakan" dan "korupsi")

(Wicaksono 2006:57).

Dengan demikian, dari beberapa pengertian kebijakan diatas maka

dapat disimpulkan bahwa kebijakan adalah rangkaian rencana atau konsep

pokok dan asas yang menjadi acuan dalam pelaksanaan suatu aktivitas

dalam rangka pencapaian tujuan yang mengandung unsur politik dicirikan

oleh perilaku yang konsisten dan proses menuju hasil, baik dari yang

membuatnya maupun yang mentaatinya.

2.1.1.2. Pengertian Publik

Dalam istilah sehari-hari di Indonesia, kata publik lebih

dipahami sebagai "negara" atau umum." Hal ini dapat dilihat dalam

menterjemahkan istilah-istilah public goods sebagai barang barang

umum, public transportation sebagai kendaraan umum atau public

administration sebagai administrasi negara.

Page 40: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

27

Dalam bahasa Yunani, istilah public seringkali dipadankan pula

dengan istilah Koinon atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan kata

common yang bermakna hubungan antar individu. Oleh karenanya

public seringkali dikonsepkan sebagai sebuah ruang yang berisi

aktivitas manusia yang dipandang perlu untuk diatur atau diintervensi

oleh pemerintah atau aturan sosial atau setidaknya oleh tindakan

bersama.

W.F. Baber sebagaimana telah dikutip oleh Massey dalam

bukunya Managing Public Sector : A Comparative Analysis of the

United Kingdom and the United State berpendapat bahwa sektor

publik memiliki 10 ciri yang membedakan dengan sektor swasta

(Wicaksono 2006:30), diantaranya adalah:

a. Sektor publik lebih kompleks dan mengemban tugas-tugas yang

lebih ambigu,

b. Sektor publik lebih banyak menghadapi problem dalam

mengimplementasikan keputusan-keputusannya,

c. Sektor publik lebih memanfaatkan lebih banyak orang yang

memiliki motivasi yang sangat beragam,

d. Sektor publik lebih banyak memperhatikan usaha

mempertahankan peluang dan kapasitas,

e. Sektor publik lebih banyak memperhatikan kompensasi atas

kegagalan pasar,

f. Sektor publik lebih banyak melakukan aktivitas yang memiliki

signifikasi simbolik,

g. Sektor publik lebih ketat dalam menjaga standar komitmen dan

legalitas,

h. Sektor publik mempunyai peluang yang lebih besar dalam

merspon isu-isu keadilan dan kejujuran,

i. Sektor publik harus beroperasi demi kepentingan publik, dan

j. Sektor publik harus mempertahankan level dukungan

publikminimal di atas level yang dibutuhkan dalam industri

swasta.

Page 41: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

28

Dengan demikian public merupakan sebuah ruang yang berisi

aktivitas manusia yang kompleks dan memiliki motivasi beragam

dipandang perlu untuk diatur atau diintervensi oleh pemerintah atau

aturan sosial atau setidaknya oleh tindakan bersama.

2.1.1.3. Pengertian Kebijakan Publik

Sebelum menjelaskan tentang implementasi kebijakan publik

terlebih dahulu harus dimengerti apa yang dimaksud dengan kebijakan

publik, dan bagaimana langkah-langkah mengimplementasikannya.

Dari bebagai kepustakaan Internasional disebut sebagai public policy,

yang dipahami oleh Nugroho (2004:3) sebagai

“Suatu aturan yang mengatur kehidupan bersama yang harus

ditaati dan berlaku mengikat seluruh warganya. Setiap

pelanggaran akan diberi sanksi sesuai dengan bobot

pelanggarannya yang dilakukan dan sanksi dijatuhkan didepan

masyarakat oleh lembaga yang mempunyai tugas menjatuhkan

sanksi”.

Aturan atau peraturan tersebut secara sederhana kita pahami

sebagai kebijakan publik, jadi kebijakan publik ini dapat kita artikan

suatu hukum. Akan tetapi tidak hanya sekedar hukum namun kita

harus memahaminya secara utuh dan benar. Ketika suatu isu yang

menyangkut kepentingan bersama dipandang perlu untuk diatur maka

formulasi isu tersebut menjadi kebijakan publik harus dilakukan dan

disusun dan disepakati oleh para pejabat yang berwenang dan ketika

kebijakan publik tersebut ditetapkan menjadi suatu kebijakan publik;

apakah menjadi Undang-Undang, apakah menjadi Peraturan

Pemerintah atau Peraturan Presiden termasuk Peraturan Daerah,

Page 42: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

29

termasuk pula peraturan bupati maka kebijakan publik tersebut

berubah menjadi hukum yang harus ditaati.

Banyak pendapat yang dikemukakan oleh para pakar kebijakan

mengenai pengertian kebijakan publik, dan kesemuanya tidak ada

yang keliru dan saling melengkapi. Dye mengatakan bahwa Public

policy is whats government do, why they do it, and what different it

make (Kebijakan publik adalah segala sesuatu yang dikerjakan

pemerintah, mengapa mereka melakukan dan apa perbedaan yang

dihasilkan) (Wicaksono 2006:64). Dalam bukunya yang lain,

Understanding Public Policy beliau menyebutkan bahwa kebijakan

publik adalah apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan

dan tidak dilakukan.

Laswell salah seorang pakar kebijakan yang telah mendirikan

think-tank awal di Amerika yang dikenal dengan nama

American Policy Commission mendefinisikan Public policy is a

projected program of goals, values and practices (kebijakan

publik sebagai suatu program yang diproyeksikan dengan

tujuan-tujuan tertentu, nilai-nilai tertentu dan praktek-praktek

tertentu) Nugroho(2004:4).

Sedangkan Dunn (2003:44) dalam Pengantar Analisis

Kebijakan Publik Edisi kedua berpendapat bahwa kebijakan

publik adalah pola ketergantungan yang kompleks dari pilihan-

pilihan kolektif yang saling tergantung, termasuk keputusan-

keputusan untuk tidak bertindak, yang dibuat oleh badan atau

kantor pemerintah.

Di sisi lain, kebijakan publik sangat berkait dengan administasi

Negara ketika public actor mengkoordinasi seluruh kegiatan berkaitan

dengan tugas dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat

melalui berbagai kebijakan publik/umum untuk memenuhi kebutuhan

Page 43: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

30

masyarakat dan negara. Untuk itu diperlukan suatu administrasi yang

dikenal dengan “administrasi negara.” Kebutuhan masyarakat tidak

seluruhnya dapat dipenuhi oleh individu atau kelompoknya melainkan

diperlukan keterlibatan pihak lain yang dibentuk oleh masyarakat itu

sendiri. Pihak lain inilah yang kemudian disebut dengan administrasi

negara.

Dengan demikian Kebijakan publik merupakan Suatu aturan

yang mengatur kehidupan bersama yang harus ditaati dan berlaku

mengikat seluruh warganya. Mengkoordinasi tujuan tertentu, nilai-

nilai tertentu berkaitan dengan tugas dalam rangka memenuhi

berbagai kebutuhan masyarakat melalui berbagai kebijakan.

2.1.2. Implementasi Kebijakan

Kajian implementasi merupakan suatu proses merubah gagasan atau

program mengenai tindakan dan bagaimana kemungkinan cara menjalankan

perubahan tersebut. Implementasi kebijakan juga merupakan suatu proses

dalam kebijakan publik yang mengarah pada pelaksanaan dari kebijakan

yang telah dibuat. Dalam praktiknya, implementasi kebijakan merupakan

suatu proses yang begitu kompleks, bahkan tidak jarang bermuatan politis

karena adanya intervensi dari berbagai kepentingan. Eugene

mengungkapkan kerumitan dalam proses implementasi sebagai berikut:

“Adalah cukup untuk membuat sebuah program dan kebijaksanaan

umum yang kelihatannya bagus di atas kertas. Lebih sulit lagi

merumuskannya dalam kata-kata dan slogan-slogan yang

kedengarannya mengenakan bagi telinga para pemimpin dan para

pemilih yang mendegarkannya. Dan lebih sulit lagi untuk

Page 44: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

31

melaksanakannya dalam bentuk yang memuaskan semua orang”

(Agustino 2006:153).

Hakekat dari implementasi merupakan rangkaian kegiatan yang

terencana dan bertahap yang dilakukan oleh instansi pelaksana dengan

didasarkan pada kebijakan yang telah ditetapkan oleh otoritas berwenang.

Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Mazmanian dan Sabatier dalam

bukunya Implementation and Public Policy yang diterbitkan pada tahun

1983 mendefinisikan implementasi kebijakan sebagai:

“Pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk

undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau

keputusan-keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan

peradilan. Lazimnya, keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah

yang akan diatasi, menyebutkan secara tegas tujuan atau sasaran yang

ingin dicapai, dan berbagai cara untuk menstrukturkan atau mengatur

proses implementasinya” (Agustino 2006:153).

Van Meter dan Van Horn mendefinisikan Implementasi Kebijakan

sebagai berikut: “Policyimplementation encompasses those actions by

public and private individuals (and groups) that are directed at the

achievement of goals and objectives set forth in prior policy

decisions.”

(Tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu atau

pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta

yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan

dalam keputusan kebijaksanaan) (Agustino 2006:153).

Sementara Grindle merumuskan definisi yang berbeda dari beberapa

definisi-definisi di atas, beliau memandang implementasi sebagai berikut:

“Pengukuran keberhasilan implementasi dapat dilihat dari prosesnya,

dengan mempertanyakan apakah pelaksanaan program sesuai dengan

yang telah ditentukan yaitu melihat pada action program dari

individual project dan yang kedua apakah tujuan program tersebut

tercapai” (Agustino 2006:153).

Dari definisi-definisi di atas dapat diketahui bahwa implementasi

kebijakan membicarakan (minimal) 4 hal, yaitu:

Page 45: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

32

a. Adanya tujuan atau sasaran kebijakan yang akan dicapai dengan adanya

penerapan kebijakan tersebut;

b. Adanya aktivitas atau kegiatan pencapaian tujuan yang diejawantahkan

dalam proses implementasi;

c. Adanya hasil kegiatan, idealnya adalah tercapainya tujuan dari

kebijakan tersebut.

d. Adanya analisis kembali setelah kebijakan tersebut dilaksanakan

Berdasarkan uraian ini, dapat disimpulkan bahwa implementasi

kebijakan merupakan suatu proses yang dinamis, di mana pelaksana

kebijakan melaksanakan aktivitas atau kegiatan, sehingga pada akhirnya

akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran

kebijakan itu sendiri. Selain itu perlu di ingat, bahwa implementasi

kebijakan merupakan hal yang sangat peting dalam keseluruhan tahapan

kebijakan, karena melalui tahap ini keseluruhan prosedur kebijakan dapat

diketahui dan dipengaruhi tingkat keberhasilan atau tidaknya pencapaian

tujuan kebijakan tersebut.

2.1.3. Pendekatan Implementasi Kebijakan Publik

Dalam sejarah perkembangan studi implementasi kebijkan,

dijelaskan tentang adanya dua pendekatan guna memahami implementasi

kebijakan, yakni: Pendekatan top down dan bottom up. Dalam bahasa Lester

dan Stewart (2008:108) istilah itu dinamakan dengan the command and

control approach (pendekatan kontrol dan komando, yang mirip dengan top

down approach) dan the market approach (pendekatan pasar, yang mirip

dengan bottom up approach). Masing-masing pendekatan mengajukan

model-model kerangka kerja dalam membentuk keterkaitan antara kebijakan

dan hasilnya.

Page 46: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

33

Sedangkan pendekatan top down, misalnya dapat disebut sebagai

pendekatan yang mendominasi awal perkembangan studi implementasi

kebijakan, walaupun hari diantara pengikut pendekatan ini terdapat

perbedaan-perbedaan, sehingga meneruskan pendekatan bottom up, namun

pada dasarnya mereka bertitik-tolak pada asumsi-asumsi yang sama dalam

mengembangkan kerangka analisis tentang studi implementasi.

Dalam pendekatan top down, implementasi kebijakan yang dilakukan

tersentralisir dan dimulai dari aktor tingkat pusat, dan keputusannya pun

diambil dari tingkat pusat. Pendekatan top down bertitik-tolak dari

perspektif bahwa keputusan-keputusan politik (kebijakan) yang telah

ditetapkan oleh pembuat kebijakan harus dilaksanakan oleh administratur-

administratur atau birokrat-birokrat pada level bawahnya. Jadi ini

pendekatan top down adalah sejauhmana tindakan para pelaksana

(administratur dan birokrat) sesuai dengan prosedur serta tujuan yang telah

digariskan oleh para pembuat kebijakan di tingkat pusat.

Fokus analisis implementasi kebijakan berkisar pada masalah-masalah

pencapaian tujuan formal kebijakan yang telah ditentukan. Hal ini sangat

mungkin terjadi oleh karena street-level-bureaucrats tidak dilibatkan dalam

fomulasi kebijakan. Sehingga intinya mengarah pada sejauhmana tindakan

para pelaksana sesuai dengan prosedur dan tujuan kebijakan yang telah

digariskan para pembuat kebijakan dilevel pusat. Fokus tersebut membawa

konsekuensi pada perhatian terhadap aspek organisasi atau birokrasi sebagai

ukuran efesiensi dan efektifitas pelaksanaan kebijakan.

Page 47: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

34

Dengan demikian implementasi kebijakan adalah proses pengambilan

keputusan yang telah ditetapkan oleh pembuat kebijakan harus dilaksanakan

oleh administratur-administratur atau birokrat-birokrat mengarah pada

prosedur dan tujuan organisasi.

2.1.4. Model-Model Implementasi Kebijakan

Dalam literatur ilmu kebijakan terdapat beberapa model implementasi

kebijakan publik yang lazim dipergunakan. Diantara beberapa model

implementasi kebijakan disumbangkan dari pemikiran George C. Edward III

dengan Direct and Indirect Impact on Implementation, Donald Van Meter

dan Carl Van Horn dengan A Model of The Policy Implementation, Daniel

Mazmanian dan Paul Sabatier dengan A Framework for Policy

Implementation Analysis, dan Merille S. Grindle dengan Implementation as

A Political and Administration Process. Namun, guna pembatasan dalam

penelitian ini maka peneliti memilih untuk menyajikan salah satu teori yang

dianggap relevan dengan materi pembahasan dari objek yang diteliti. Hal ini

bukan berarti bahwa peneliti men-justifikasi teori-teori lain tidak lagi

relevan dalam perkembangan teori implementasi kebijakan publik,

melainkan lebih kepada mengarahkan peneliti agar lebih fokus terhadap

variabel-variabel yang dikaji melalui penelitian ini.

A. Implementasi Kebijakan Model George C. Edward III

Model implementasi kebijakan yang dikembangkan oleh Edward

III disebut dengan Direct and Indirect Impact on Implementation.

Menurut model yang dikembangkan oleh Edward III, ada empat faktor

Page 48: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

35

yang berpengaruh terhadap keberhasilan atau kegagalan

implementasi suatu kebijakan, yaitu faktor sumber daya, birokrasi,

komunikasi, dan disposisi (Agustino 2006:156).

1. Faktor Sumber Daya

Faktor sumber daya mempunyai peranan penting dalam

implementasi kebijakan, karena bagaimanapun jelas dan

konsistennya ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan suatu

kebijakan, jika para personil yang bertanggung jawab

mengimplementasikan kebijakan kurang mempunyai sumber-

sumber untuk melakukan pekerjaan secara efektif, maka

implementasi kebijakan tersebut tidak akan bisa efektif.

Indikator-indikator yang dipergunakan untuk melihat

sejauhmana sumber daya dapat berjalan dengan rapi dan baik

adalah:

(a) Staf; sumberdaya utama dalam implementasi kebijakan

adalah staf / pegawai, atau lebih tepatnya street-level

bureaucrats. Kegagalan yang sering terjadi dalam

implementasi kebijakan salah satunya disebabkan oleh staf /

pegawai yang tidak memadai, mencukupi ataupun tidak

kompeten dibidangnya. Selain itu, cakupan atau luas wilayah

implementasi perlu juga diperhitungkan manakala hendak

menentukan staf pelaksana kebijakan. Misalkan saja

implementasi program gerakan 1000 bank sampah, harus

mempertimbangkan luas lokasi Kota Tangerang, sehingga

dapat ditentukan berapa banyak pegawai yang akan

melaksanakan program bank sampah dalam mengatasi

persoalan sampah.

(b) Informasi; dalam implementasi kebijakan, informasi

mempunyai dua bentuk. Pertama, informasi yang

berhubungan dengan cara melaksanakan kebijakan,

implementor harus mengetahui apa yang harus mereka

lakukan disaat mereka diberi perintah untuk melakukan

tindakan. Kedua, informasi mengenai data kepatuhan dari

para pelaksana terhadap peraturan dan regulasi pemerintah

yang telah ditetapkan, implementor harus mengetahui

apakah orang lain yang terlibat dalam pelaksanaan tersebut

patuh terhadap hukum.

(c) Wewenang; dalam implementasi kewenangan merupakan

otoritas atau legitimasi bagi para pelaksana dalam

melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan secara politik.

Kewenangan harus bersifat formal untuk menghindari

Page 49: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

36

gagalnya proses implementasi karena dipandang oleh publik

implementor tersebut tidak terlegitimasi. Tetapi dalam

konteks yang lain, efektivitas kewenangan dapat menyurut

manakala diselewengkan oleh para pelaksana demi

kepentingannya sendiri maupun demi kepentingan

kelompoknya.

(d) Fasilitas; fasilitas fisik juga merupakan faktor penting

dalam implementasi kebijakan. Implementor mungkin

memiliki staf yang mencukupi, mengerti apa yang harus

dilakukannya dan memiliki wewenang, akan tetapi tanpa

didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai, maka

implementasi kebijakan tidak akan berhasil.

2. Faktor Komunikasi

Komunikasi adalah suatu kegiatan manusia untuk menyampaikan

apa yang menjadi pemikiran dan perasaannya, harapan atau

pengalamannya kepada orang lain. Faktor komunikasi dianggap

sebagai faktor yang amat penting, karena dalam setiap proses

kegiatan yang melibatkan unsur manusia dan sumber daya akan

selalu berurusan dengan permasalahan “Bagaimana hubungan

yang dilakukan”. Implementasi yang efektif baru akan terjadi

apabila para pembuat kebijakan dan implementor mengetahui

apa yang akan mereka kerjakan, dan hal itu hanya dapat

diperoleh melalui komunikasi yang baik,yang juga dari

komunikasi tersebut membentuk kualitas partisipatif masyarakat.

Terdapat tiga indikator yang dapat dipakai dalam mengukur

keberhasilan variabel komunikasi, yaitu:

(a) Transmisi; penyaluran komunikasi yang baik akan dapat

menghasilkan suatu implementasi yang baik pula. Seringkali

komunikasi yang telah melalui beberapa tingkatan birokrasi

menyebabkan terjadinya salah pengertian (miskomunikasi).

(b) Kejelasan; komunikasi yang diterima oleh para pelaksana

kebijakan haruslah jelas, akurat, dan tidak bersifat ambigu,

sehingga dapat dihindari terjadinya perbedaan tujuan yang

hendak dicapai oleh kebijakan seperti yang telah ditetapkan

(tidak tepat sasaran).

(c) Konsistensi; perintah yang diberikan kepada implementor

haruslah konsisten dan jelas. Karena apabila perintah sering

berubah-ubah akan membingungkan pelaksana kebijakan,

sehingga tujuan dari kebijakan tidak akan dapat tercapai.

Page 50: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

37

3. Faktor Disposisi (sikap)

Disposisi ini diartikan sebagai sikap para pelaksana untuk

mengimplementasikan kebijakan. Dalam implementasi kebijakan

menurut Edward III, jika ingin berhasil secara efektif dan

efisien, para implementor tidak hanya harus mengetahui apa

yang harus mereka lakukan dan mempunyai kemampuan untuk

mengimplementasikan kebijakan tersebut, tetapi mereka juga

harus mempunyai kemauan untuk mengimplementasikan

kebijakan tersebut. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan pada

variabel disposisi menurut Edward III antara lain:

a) Pengangkatan birokrat; pemilihan dan pengangkatan

personil pelaksana kebijakan haruslah orang-orang yang

memiliki dedikasi pada kebijakan yang telah ditetapkan,

lebih khusus lagi pada kepentingan warga. Disposisi atau

sikap para implementor yang tidak mau melaksanakan

kebijakan yang telah ditetapkan akan menimbulkan

hambatan-hambatan bagi tercapainya tujuan dari

pengimplementasian kebijakan.

b) Insentif; Edward III menyatakan bahwa salah satu teknik

yang disarankan untuk mengatasi kecenderungan sikap para

pelaksana kebijakan adalah dengan memanipulasi insentif.

Pada umunya, orang bertindak berdasarkan kepentingan

meraka sendiri, maka memanipulasi insentif oleh pembuat

kebijakan dapat mempengaruhi tindakan para pelaksana

kebijakan. Dengan menambah keuntungan atau biaya

tertentu mungkin dapat memotivasi para pelaksana kebijakan

untuk dapat melaksanakan perintah dengan baik. Hal ini

dilakukan dalam upaya memenuhi kepentingan pribadi (self

interest) atau organisasi.

4. Faktor Struktur Birokrasi

Meskipun sumber-sumber untuk mengimplementasikan suatu

kebijakan sudah mencukupi dan para implementor mengetahui

apa dan bagaimana cara melakukannya, serta mereka mempunyai

keinginan untuk melakukannya, implementasi kebijakan bisa jadi

masih belum efektif, karena terdapat ketidakefisienan struktur

birokrasi yang ada. Kebijakan yang begitu kompleks menuntut

adanya kerjasama banyak orang. Birokrasi sebagai pelaksana

sebuah kebijakan harus dapat mendukung kebijakan yang telah

diputuskan secara politik dengan jalan melakukan koordinasi

yang baik.Menurut Edward III terdapat dua karakteristik yang

dapat mendongkrak kinerja struktur birokrasi ke arah yang lebih

Page 51: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

38

baik, yaitu dengan melakukan Standard Operating Prosedures

(SOPs) dan melaksanakan fragmentasi.

(a) Standard Operating Prosedures (SOPs); adalah suatu

kegiatan rutin yang memungkinkan para pegawai atau

pelaksana kebijakan untuk melaksanakan kegiatan-

kegiatannya setiap hari sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan.

(b) Fragmentasi; adalah upaya penyebaran tanggungjawab

kegiatan-kegiatan dan aktivitas-aktivitas pegawai diantara

beberapa unit.

B. Implementasi Kebijakan Model Donald Van Metter dan Carl Van

Horn

Model pendekatan top-down yang dirumuskan oleh Donald

Van Metter dan Carl Van Horn disebut dengan A Model of The

Policy Implementasi. Proses implementasi ini merupakan sebuah

abstraksi atau permormansi suatu implementasi kebijakan yang

pada dasarnya secara sengaja dilakukan untuk meraih kinerja

implementasi kebijakan publik yang tinggi yang berlangsung dalam

hubungan berbagai variabel. Model ini mengandaikan bahwa

implementasi kebijakan berjalan secara linier dari keputusan politik

yang tersedia, pelaksana, dan kinerja kebijakan publik.

Ada enam variabel, menurut Van Metter dan Van Horn yang

mempengaruhi kinerja kebijaka publik tersebut, adalah:

1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan

Kinerja implementasi kebijakan dapat diukur tingkat

keberhasilannya jika-dan-hanya-jika ukuran dan tujuan dari

kebijakan memang realistis dengan sosio-kultur yang mengada

dilevel pelaksana kebijakan.Ketika ukuran kebijakan atau tujuan

kebijakan terlalu ideal (bahkan terlalu utopsi) untuk

dilaksanakan dilevel warga, maka agak sulit merealisasikan

Page 52: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

39

kebijakan publik hingga titik yang dapat dikatakan berhasil.

2. Sumber Daya

Keberhasilan proses implementasi kebijakan sangat tergantung

dari kemampuan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia.

Manusia merupakan sumberdaya yang terpenting dalam

menentukan suatu keberhasilan proses implementasi. Tahap-

tahap tertentu dari keseluruhan proses implementasi menuntut

adanya sumberdaya manusia yang berkualitas sesuai dengan

pekerjaan yang diisyaratkan oleh kebijakan yang telah ditetapkan

secara apolitik. Tetapi ketika kompetensi dan kapabilitas dari

sumber-sumbernya itu nihil, maka kinerja kebijakan publik

sangat sulit untuk diharapkan. Tetapi diluar sumberdaya

manusia, sumber-sumber daya lain yang perlu diperhitungkan

juga, ialah: Sumberdaya finansial dan sumberdaya waktu.

Karena mau tidak mau, ketika sumberdaya manusia yang

kompeten dan kapabel telah tersedia sedangkan kucuran dana

melalui anggaran tidak tersedia, maka memang menjadi

persoalan pelik untuk merealisasikan apa yang hendak dituju

oleh tujuan kebijakan publik. Demikian pula halnya dengan

sumber daya waktu. Saat sumberdaya manusia giat bekerja dan

kucuran dana berjalan dengan baik, tetapi terbentur dengan

persoalan waktu yang terlalu ketat, maka hal ini pun dapat

menjadi penyebab ketidakberhasilan implementasi kebijakan.

Karena ini sumberdaya yang diminta dan dimaksud oleh Van

Metter dan Van Horn adalah ketiga bentuk sumberdaya tersebut.

3. Karakteristik Agen Pelaksana

Pusat perhatian pada agen pelaksana meliputi organisasi formal

dan organisasi informal yang akan terlibat pengimplementasian

kebijakan publik. Hal ini sangat penting karena kinerja

implementasi kebijakan (publik) akan sangat banyak dipengaruhi

oleh ciri-ciri yang tepat serta cocok dengan agen pelaksananya.

Misalnya, implementasi kebijakan publik yang berusaha untuk

merubah perilaku atau tindaklaku manusia secara radikal, maka

agen pelaksana projek itu haruslah berarakteristik keras dan ketat

pada aturan serta sanksi hukum.Sedangkan bila kebijakan publik

itu tidak terlalu merubah perilaku dasar manusia, maka dapat

saja agen pelaksana yang diturunkan tidak sekeras dan tidak

setegas gambaran yang pertama.Selain itu, cakupan atau luas

wilayah implementasi kebijakan perlu juga diperhitungkan

manakala hendak menentukan ageb pelaksana.Semakin luas

cakupan implementasi kebijakan, maka seharusnya semakin

besar pula agen yang dilibatkan.

4. Sikap/Kecenderungan (Disposisi) para Pelaksana

Sikap penerimaan atau penolakan dari (agen) pelaksana akan

sangat banyak mempengaruhi keberhasilan atau tidaknya kinerja

implementasi kebijakan publik. Hal ini sangat mungkin terjadi

Page 53: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

40

oleh karena kebijakan yang dilaksanakan bukanlah hasil

formulasi warga setempat yang mengenal betul persoalan dan

permasalahan yang mereka rasakan. Tetapi kebijakan yang

dilaksanakan bukanlah akan implementor laksanakan adalah

kebijakan “dari atas” (top down) yang sangat mungkin para

pengambil keputusannya tidak pernah mengetahui (bahkan tidak

mampu menyentuh) kebutuhan, keinginan, atau permasalahan

yang warga ingin selesaikan.

5. Komunikasi Antara Organisasi dan Aktivitas Pelaksana

Koordinasi merupakan mekanisme yang ampuh dalam

implementasi kebijakan publik. Semakin baik koordinasi

komunikasi diantara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu

proses implementasi, maka asumsinya kesalahan-kesalahan akan

sangat kecil untuk terjadi. Dan begitu pula sebaliknya.

6. Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik

Hal terakhir yang perlu juga diperhatikan guna menilai kinerja

implementasi publik dalam perspektif yang ditawarkan oleh Van

Metter dan Van Horn adalah, sejauh mana lingkungan eksternal

turut mendorong keberhasilan kebijakan publikyang telah

ditetapkan. Lingkungan sosial, ekonomi, dan politik yang tidak

kondusif dapat menjadi biang keladi dari kegagalan kinerja

implementasi kebijakan.Karena itu, upaya untuk

mengimplementasikan kebijakan harus pula memperhatikan

kekondusifan kondisi lingkungan eksternal.

C. Implementasi Kebijakan Model Daniel Mazmania dan Paul

Sabatier

Model implementasi kebijakan publik yang lain ditawarkan

oleh Daniel Mazmania dan Paul Sabatier. Model implementasi yang

ditawarkan mereka disebut dengan A Framework for Policy

Implementation Analysis. Kedua ahli kebijakan ini berpendapat

bahwa peran penting dar implementasi kebijakan publik adalah

kemampuannya dalam mengidentifikasikan variabel-variabel yang

mempengaruhi tercapainya tujuan-tujuan formal pada keseluhuran

Page 54: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

41

proses implementasi. Variabel-variabel yang dimaksud dapat

diklasifikasikan menjadi tiga kategori besar, yaitu:

1. Mudah atau tidaknya masalah yang akan digarap, meliputi:

a. Kesukaran-kesukaran Teknis.

Tercapai atau tidaknya tujuan suatu kebijakan akan tergantung

pada sejumlah persyaratan teknis, termasuk diantaranya:

kemampuan untuk mengembangkan indikator-indikator

pengukur prestasi kerja yang tidak terlalu mahal serta

pemahaman mengenai prinsip-prinsip hubungan kausual yang

mempengaruhi masalah. Disamping itu tingkat keberhasilan

suatu kebijakan dipengaruhi juga oleh tersedianya atau telah

dikembangkannya teknik-teknik tertentu.

b. Keberagaman Perilaku yang Diatur.

Semakin beragam perilaku yang diatur, maka ansumsinya

semakin beragam pelayanan yang diberikan, sehingga

semakin sulit untuk membuat peraturan yang tegas dan

jelas.Dengan demikian semakin besar kebebasan bertindak

yang harus dikontrol oleh para pejabat dan pelaksana

(administratur atau birokrat) dilapangan.

c. Persentase Totalitas Penduduk yang Tercangkup dalam

Kelompok Sasaran.

Semakin kecil dan semakin jelas kelompok sasaran yang

perilakunya akan diubah (melalui implementasi kebijakan),

maka semakin besar peluang untuk memobilisasikan

dukungan politik terhadap seuah kebijakan dan dengannya

akan lebih terbuka peluang bagi pencapaian tujuan kebijakan.

d. Tingkat dan Ruang Lingkup Perubahan Perilaku yang

Dikehendaki.

Semakin besar jumlah perubahan perilaku yang dikehendaki

oleh kebijakan, maka semakin sukar/sulit para pelaksana

memperoleh implementasi yang berhasil.Artinya ada sejumlah

masalah yang jauh lebih dapat kita kendalikan bila tingkat dan

ruang lngkup perubahan yang dikehendaki tidaklah terlalu

besar.

2. Kemampuan Kebijakan Menstruktur Proses Implementasi Secara

Tepat.Parapembuat kebijakan mendayagunakan wewenang yang

dimilikinya untuk menstruktur proses implementasi secara tepat

melalui beberapa cara:

a. Kecermatan dan kejelasan penjenjangan tujuan-tujuan resmi

yang akan dicapai.

Page 55: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

42

Semakin mampu suatu peraturan memberikan petunjuk-

petunjuk yang cermat dan disusun secara jelas skala

prioritas/urutan kepentingan bagi para pejabat pejabat

pelaksana dan aktor lainnya, maka semakin besar pula

kemungkinan bahwa output kebijakan dari badan-badan

pelaksana akan sejalan dengan petunjuk tersebut.

b. Keterandalan teori kausalitas yang diperlukan.

Memuat suatu teori kausalitas yang menjelaskan bagaimana

kira-kira tujuan usaha pembaharuan yang akan dicapai

melalui implementasi kebijakan.

c. Ketetapan alokasi sumber dana.

Tersedianya dana pada tingkat batas ambang tertentu sangat

diperlukan agar terbuka peluang untuk mencapai tujuan-

tujuan formal.

d. Keterpaduan hirarki di dalam lingkungan dan diantara

lembaga-lembaga atau instansi-instansi pelaksana.

Salah satu ciri penting yang perlu dimiliki oleh peraturan

perundang yang baik ialah kemampuannya untuk

menyatupadukan dinas, badan, dan lembaga dapat

dilaksanakan, maka koordinasi antara instansi yang bertujuan

mempermudah jalannya implementasi kebijakan justru akan

membuyarkan tujuan dari kebijakan yang telah ditetapkan.

e. Aturan-aturan pembuat keputusan dari badan-badan

pelaksana.

Selain dapat memberikan kejelasan dan konsistensi tujuan,

memperkecil jumlah titik-titik veto, dan intensif yang

memadai bagi kepatuhan kelompok sasaran, suatu undang-

undang harus pula dapat mempengaruhi labih lanjut proses

implementasi kebijakan dengan cara menggariskan secara

formal aturan-aturan pembuat keputusan dari badan-badan

pelaksana.

f. Kesepakatan para pejabat terhadap tujuan yang termasuk

dalam undang-undang.

Para pejabat pelaksana memiliki kesepakatan yang

diisyaratkan demi tercapainya tujuan. Hal ini sangat

signifikan halnya, oleh karena, top down policy bukanlah

perkara yang mudah untuk diimplementasikan pada para

pejabat pelaksana di level lokal.

g. Akses formal pihak-pihak luar.

Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi implementasi

kebijakan adalah sejauhmana peluang-peluang yang terbuka

Page 56: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

43

bagi partisipasi para aktor diluar badan pelaksana dapat

mendukung tujuan resmi. Ini maksudnya agar kontrol pada

para pejabat pelaksana yang ditunjuk oleh pemerintah pusat

dapat berjalan sebagaimana mestinya.

3. Variabel-variabel diluar Undang-undang yang Mempengaruhi

Implementasi.

a. Kondisi sosial-ekomoni dan teknologi.

Perbedaan waktu dan perbedaan diantara wilayah-wilayh

hukum pemerintah dalam hal kondisi sosial, ekonomi, dan

teknologi sangat signifikan berpengaruh terhadap upaya

pencapaian tujuan yang digariskan dalam suatu undang-

undang.Karena itu, eskteral faktor juga menjadi hal penting

untuk diperhatikan guna keberhasilan suatu upaya

pengejawantahan suatu kebijakan publik.

b. Dukungan publik.

Hakekat perhatian publik yang bersifat sesaat menimbulkan

kesukaran-kesukaran tertentu, karena untuk mendorong

tingkat keberhasilan suatu implementasi kebijakan sangat

dibutuhkan adanya sentuhan dukungan dari warga. Karena itu,

mekanisme paertisipasi publik sangat penting artinya dalam

proses pelaksanaan kebijakan publik dilapangan.

c. Sikap dan sumber-sumber yang dimiliki kelompok

masyarakat.

Perubahan-perubahan yang hendak dicapai oleh suatu

kebijakan publik akan sangat berhasil apabila di tingkat

masyarakat, warga memiliki sumber-sumber dan sikap-sikap

masyarakat yang kondusif terhadap kebijakan yang

ditawarkan pada mereka. Ada semacam local genius (kearifan

lokal) yang dimiliki oleh warga yang dapat mempengaruhi

keberhasilan atau ketidakberhasilan implementasi kebijakan

publik.Dan, hal tersebut sangat dipengaruhi oleh sikap dan

sumber yang dimiliki oleh warga masyarakat.

d. Kesepakatan dan kemampuan kepemimpinan para pejabat

pelaksana.

Kesepakatan para pejabat instansi merupakan fungsi dari

kemampuan undang-undang untuk melembagakan pengaruhnya pada

badan-badan pelaksana melalui penyeleksian institusi-institusi dan

Page 57: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

44

pejabat-pejabat terasnya. Selain itu pula, kemampuan berinteraksi

antarlembaga dan individu di dalam lembaga untuk menyukseskan

implementasi kebijakan menjadi indikasi penting keberhasilan

kenerja kebijakan publik.

2.1.5. Faktor Penentu Pelaksanaan Kebijakan

Ada beberapa faktor yang menentukan sebuah kebijakan dapat

dilaksanakan dengan baik, antara lain adalah:

a. Respek Anggota Masyarakat Terhadap Otoritas dan Keputusan

Pemerintah;

Dalam filsafat John Locke dikatakan bahwa manusia memiliki

keadaan ilmiah (state of nature) yang besifat positif, pada dasarnya

manusia adalah baik (Agustino 2006:156). Manusia dapat saling

memberi, saling hormat-menghormati dan saling tolong menolong.

Ketika relasi ini berjalan dengan baik, ada sistem sosial yang

menggerakan masyarakat untuk saling menghormati dan

memberikan respek yang baik pada otoritas negara, undang-undang

yang dibuat oleh politisi serta memberikan kepercayaan kepada

pejabat pelaksana kebijakan. Hal ini akan terus berlangsung selama

masyarakat memiliki anggapan yang logis untuk menghormati

persoalan-persoalan itu. Konsekwensinya adalah manusia telah

dididik untuk mematuhi peraturan yang dibuat oleh pemerintah

sebagai sesuatu yang membawa kebaikan bagi kepentingan

bersama.

b. Adanya Kesadaran Untuk Menerima Kebijakan;

Pada kehidupan yang semakin maju ini, dimana segala hal dinilai

secara rasional oleh masyarakat, semakin banyak dijumpai baik

oleh individu, kelompok masyarakat maupun organisasi yang

beranggapan bahwa dalam kehidupan bernegara, kebijakan yang

dikeluarkan oleh pemerintah adalah sesuatu yang diperlukan untuk

menyelesaikan masalah sosial dimasyarakat. Seperti Kebijakan

yang dikeluarkan oleh Pemda DKI Jakarta mengenai pelarangan

merokok di tempat umum, bagi masyarakat rasional hal ini

dianggap perlu, karena berkaitan dengan kebaikan bersama. Namun

demikian, masih saja ada yang tidak mematuhi kebijakan yang telah

dibuat tersebut, karena menurut sebagian masyarakat harus dikaji

ulang lagi.

Page 58: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

45

c. Adanya Sanksi Hukum;

Penerapan sanksi bagi individu maupun kelompok yang tidak

melaksanakan kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah

merupakan cara yang cukup efektif untuk pengimplementasian

kebijakan. Alasannya sederhana, kebanyakan dari masyarakat tidak

mau dan takut menerima sanksi yang berupa denda yang cukup

tinggi maupun berupa kurungan penjara, selain itu mereka tidak

mau dianggap sebagai orang yang telah melangar peraturan.Oleh

karena itu penegakan supremasi hokum yang konsisten adalah

kunci dari keberhasilan dan efektifnya pelaksanaan suatu kebijakan.

d. Adanya Kepentingan Publik;

Masyarakat berkeyakinan bahwa kebijakan yang telah dibuat

melalui proses yang sah dan legitimate,dan memang sesuai dengan

kebutuhan masyarakat. Pada dasarnya kebijakan yang dibuat adalah

sebagai solusi dari permasalahan publik, sehingga mereka mau

menerima kebijakan tersebut, karena berkaitan dengan kepentingan

bersama / publik.

e. Adanya Kepentingan Pribadi;

Seseorang atau kelompok warga akan menerima sebuah kebijakan

dengan senang hati, karena dengan demikian akan mendatangkan

manfaat ataupun keuntungan secara pribadi bagi mereka. Seperti

pembangunan Pelabuhan Internasional Bojonegara (Banten),

mungkin ada kelompok masyarakat setempat maupun nelayan yang

menolak, dengan alasan uang sebagai ganti pembebasan lahan tidak

sebanding dan akan menurunkan pendapatan tangkapan ikan bagi

nelayan setempat karena rusaknya ekosistem laut setempat. Namun,

bagi kalangan pengusaha akan sangat mendukung kebijakan

tersebut, karena dengan demikian akses distribusi produksi ke luar

negeri bagi mereka lebih dekat dan mudah.

2.1.6. Pengertian Sampah

Sampah (waste) memiliki banyak pengertian dalam batasan ilmu

pengetahuan. Namun, pada prinsipnya, pengertian sampah adalah suatu

bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia

maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis.Bentuk sampah bisa

berada dalam setiap fase materi, yaitu padat, cair, dan gas.

Secara sederhana, jenis sampah dapat dibagi berdasarkan sifatnya. Sampah

dipilah menjadi sampah organik dan anorganik.Sampah organik atau

Page 59: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

46

sampah basah ialah sampah yang berasaldari makhluk hidup, seperti

dedaunan dan sampah dapur. Sampah jenis ini sangat mudah

terurai(degradable). Sementara itu, sampah anorganik atau sampah kering

adalah sampah yang tidak dapat terurai (undegradable). Karet, plastik,

kaleng, dan loga merupakan bagian dari sampah kering.

Sampahadalahsisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam

yang berbentuk padat (UU no 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah).

Sampah rumah tangga adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau

proses alam yang berbentuk padat, yang terjadi pada skala rumah tangga.

Pengelolaan sampah rumah tangga adalah kegiatan yang sistematis,

menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan

penanganan sampah rumah tangga (UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang

Pengelolaan Sampah). Berbasis masyarakat adalah pelibatan masyarakat

secara aktif dalam kegiatan pengelolaan sampah, mulai dari

perencanaan,pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi.

Menurut WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak berguna, tidak

dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan

manusia dan tidak terjadi sendirinya. Banyak sampah organik masih

mungkin digunakan kembali/ pendaur-ulangan (reusing), walaupun akhirnya

akan tetap merupakan bahan/ material yang tidak dapat digunakan kembali.

Dalam ilmu lingkungan, sampah sebenarnya hanya sebagian dari benda atau

hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau

harus dibuang, sedemikian rupa sehingga tidak sampai mengganggu

Page 60: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

47

kelangsungan hidup.

Berdasarkan pernyataan diatas perlu adanya kegiatan dalam

penanganan sampah yang bersumber dari sampah rumah tangga

menyumbang angka terbanyak. Sampah-sampah rumah tangga yang sudah

tidak berguna tidak terpakai masih mungkin bisa diolah kembali bila

dikelola dengan sistematis dan aktif dalam pelaksanaannya.

Pada prinsipnya sampah dibagi menjadi sampah padat, sampah cair

dan sampah dalam bentuk gas (fume, smoke). Sampah padat dapat dibagi

menjadi beberapa jenis yaitu :

1. Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya

a. Sampah anorganik misalnya : logam-logam, pecahan gelas, dan plastik

b. Sampah Organik misalnya: sisa makanan, sisa pembungkus dan

sebagainya

2. Berdasarkan dapat tidaknya dibakar

a. Mudah terbakar misalnya : kertas, plastik, kain, kayu

b. Tidak mudah terbakar misalnya : kaleng, besi, gelas

3. Berdasarkan dapat tidaknya membusuk

a. Mudah membusuk misalnya : sisa makanan, potongan daging

b. Sukar membusuk misalnya : plastik, kaleng, kaca

2.1.6.1. Karakteristik Sampah

1. Garbage yaitu jenis sampah yang terdiri dari sisa-sisa potongan

hewan atau sayuran dari hasil pengolahan yang sebagian besar terdiri

Page 61: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

48

dari zat-zat yang mudah membusuk, lembab, dan mengandung

sejumlah air bebas.

2. Rubbish terdiri dari sampah yang dapat terbakar atau yang tidak

dapat terbakar yang berasal dari rumah-rumah, pusat-pusat

perdagangan, kantor-kantor, tapi yang tidak termasuk garbage.

3. Ashes (Abu) yaitu sisa-sisa pembakaran dari zat-zat yang mudah

terbakar baik dirumah, dikantor, industri.

4. “Street Sweeping” (Sampah Jalanan) berasal dari pembersihan jalan

dan trotoar baik dengan tenaga manusia maupun dengan tenaga

mesin yang terdiri dari kertas-kertas, daun-daunan.

5. “Dead animal” (Bangkai Binatang) yaitu bangkai-bangkai yang mati

karena alam, penyakit atau kecelakaan.

6. Houshold Refuse yaitu sampah yang terdiri dari rubbish, garbage,

ashes yang berasal dari perumahan.

7. Abandonded Vehicles (Bangkai Kendaraan) yaitu bangkai-bangkai

mobil, truk, kereta api.

8. Sampah Industri terdiri dari sampah padat yang berasal dari industri-

industri, pengolahan hasil bumi.

9. Demolition Wastes yaitu sampah yang berasal dari pembongkaran

gedung.

10. Construction Wastes yaitu sampah yang berasal dari sisa

pembangunan, perbaikan dan pembaharuan gedung-gedung.

Page 62: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

49

11. Sewage Solid terdiri dari benda-benda kasar yang umumnya zat

organik hasil saringan pada pintu masuk suatu pusat pengelolahan air

buangan.

12. Sampah khusus yaitu sampah yang memerlukan penanganan khusus

misalnya kaleng-kaleng cat, zat radiokatif

2.1.6.2. Sumber-Sumber Sampah

Sampah yang ada di permukaan bumi ini dapat berasal dari

beberapa sumber berikut :

1. Pemukiman penduduk

Sampah di suatu pemukiman biasanya dihasilkan oleh satu atau

beberapa keluarga yang tinggal dalam suatu bangunan atau asrama

yang terdapat di desa atau di kota. Jenis sampah yang dihasilkan

biasanya sisa makanan dan bahan sisa proses pengolahan makanan

atau sampah basah (garbage), sampah kering (rubbsih), perabotan

rumah tangga, abu atau sisa tumbuhan kebun.

2. Tempat umum dan tempat perdagangan

Tempat umum adalah tempat yang memungkinkan banyak orang

berkumpul dan melakukan kegiatan termasuk juga tempat

perdagangan. Jenis sampah yang dihasilkan dari tempat semacam itu

dapat berupa sisa-sisa makanan (garbage), sampah kering, abu, sisa

bangunan, sampah khusus, dan terkadang sampah berbahaya.

Page 63: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

50

3. Sarana layanan masyarakat milik pemerintah

Sarana layanan masyarakat yang dimaksud disini, antara lain, tempat

hiburan dan umum, jalan umum, tempat parkir, tempat layanan

kesehatan (misalnya rumah sakit dan puskesmas), kompleks militer,

gedung pertemuan, pantai empat berlibur, dan sarana pemerintah lain.

Tempat tersebut biasanya menghasilkan sampah khusus dan sampah

kering.

4. Industri berat dan ringan

Dalam pengertian ini termasuk industri makanan dan minuman,

industri kayu, industri kimia, industri logam dan tempat pengolahan

air kotor dan air minum,dan kegiatan industri lainnya, baik yang

sifatnya distributif atau memproses bahan mentah saja. Sampah yang

dihasilkan dari tempat ini biasanya sampah basah, sampah kering,

sisa-sisa bangunan, sampah khusus dan sampah berbahaya.

5. Pertanian

Sampah dihasilkan dari tanaman dan binatang. Lokasi pertanian

seperti kebun, ladang ataupun sawah menghasilkan sampah berupa

bahan-bahan makanan yang telah membusuk, sampah pertanian,

pupuk, maupun bahan pembasmi serangga tanaman

2.1.6.3. Pengelolaan Sampah Padat

Ada beberapa tahapan di dalam pengelolaan sampah padat yang

baik, diantaranya :

Page 64: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

51

1. Tahap pengumpulan dan penyimpanan di tempat sumber Sampah yang

ada dilokasi sumber (kantor, rumah tangga, hotel dan sebagainya)

ditempatkan dalam tempat penyimpanan sementara, dalam hal ini

tempat sampah. Sampah basah dan sampah kering sebaiknya

dikumpulkan dalam tempat yang terpisah untuk memudahkan

pemusnahannya. Adapun tempat penyimpanan sementara (tempat

sampah) yang digunakan harus memenuhi persyaratan berikut berikut

ini :

a. Konstruksi harus kuat dan tidak mudah bocor

b. Memiliki tutup dan mudah dibuka tanpa mengotori tangan

c. Ukuran sesuai sehingga mudah diangkut oleh satu orang.

Dari tempat penyimpanan ini, sampah dikumpulkan kemudian

dimasukkan ke dalam dipo (rumah sampah). Dipo ini berbentuk bak

besar yang digunakan untuk menampung sampah rumah tangga.

Pengelolaanya dapat diserahkan pada pihak pemerintah. Untuk

membangun suatu dipo, ada bebarapa persyaratan yang harus dipenuhi,

diantaranya :

1. Dibangun di atas permukaan tanah dengan ketinggian bangunan

setinggi kendaraan pengangkut sampah.

2. Memiliki dua pintu, pintu masuk dan pintu untuk mengambil

sampah.

3. Memiliki lubang ventilasi yang tertutup kawat halus untuk

mencegah lalat dan binatang lain masuk ke dalam dipo.

Page 65: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

52

4. Ada kran air untuk membersihkan

5. Tidak menjadi tempat tinggal atau sarang lalat atau tikus.

6. Mudah dijangkau masyarakat

Pengumpulan sampah dapat dilakukan dengan dua metode :

a. Sistem duet : tempat sampah kering dan tempat sampah basah

b. Sistem trio: tempat sampah basah, sampah kering dan tidak mudah

terbakar.

2. Tahap pengangkutan

Dari dipo sampah diangkut ke tempat pembuangan akhir atau

pemusnahan sampah dengan mempergunakan truk pengangkut

sampah yang disediakan oleh Dinas Kebersihan Kota.

3. Tahap pemusnahan

Di dalam tahap pemusnahan sampah ini, terdapat beberapa metode

yang dapat digunakan, antara lain :

a. Sanitary Landfill

Sanitary landfill adalah sistem pemusnahan yang paling baik.

Dalam metode ini, pemusnahan sampah dilakukan dengan cara

menimbun sampah dengan cara menimbun sampah dengan tanah

yang dilakukan selapis demi selapis. Dengan demikian, sampah

tidak berada di ruang terbuka dan tentunya tidak menimbulkan bau

atau menjadi sarang binatang pengerat. Sanitary landfill yang baik

harus memenuhi persyatatan yaitu tersedia tempat yang luas,

tersedia tanah untuk menimbunnya, tersedia alat-alat besar. Semua

Page 66: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

53

jenis sampah diangkut dan dibuang ke suatu tempat yang jauh dari

lokasi pemukiman. Ada 3 metode yang dapat digunakan dalam

menerapkan teknik sanitary landfill ini, yaitu:

1. Metode galian parit (trench method) Sampah dibuang ke dalam

galian parit yang memanjang. Tanah bekas galian digunakan

untuk menutup parit tersebut. Sampah yang ditimbun dan tanah

penutup dipadatkan dan diratakan kembali. Setelah satu parit

terisi penuh, dibuat parit baru di sebelah parit terdahulu.

2. Metode area

Sampah yang dibuang di atas tanah seperti pada tanah rendah,

rawa-rawa, atau pada lereng bukit kemudian ditutup dengan

lapisan tanah yang diperoleh dari tempat tersebut.

3. Metode ramp

Metode ramp merupakan teknik gabungan dari kedua metode di

atas. Prinsipnya adalah penaburan lapisan tanah dilakukan setiap

hari dengan tebal lapisan sekitar 15 cm di atas tumpukan sampah.

Setelah lokasi sanitary landfill yang terdahulu stabil, lokasi

tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sarana jalur hijau

(pertamanan), lapangan olahraga, tempat rekreasi, tempat parkir,

dan sebagainya.

b. Incenaration

Incenaration atau insinerasi merupakan suatu metode pemusnahan

sampah dengan cara membakar sampah secara besar-besaran

Page 67: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

54

dengan menggunakan fasilitas pabrik. Manfaat sistem ini, antara

lain :

1. Volume sampah dapat diperkecil sampai sepertiganya.

2. Tidak memerlukan ruang yang luas.

3. Panas yang dihasilkan dapat dipakai sebagai sumber uap.

4. Pengelolaan dapat dilakukan secara terpusat dengan jadwal jam

kerja yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.

Adapun kerugian yang ditimbulkan akibat penerapan metode ini:

biaya besar, lokalisasi pembuangan pabrik sukar didapat karena

keberatan penduduk. Peralatan yang digunakan dalam insenarasi,

antara lain :

1. Charging apparatus

Charging apparatus adalah tempat penampungan sampah yang

berasal dari kendaraan pengangkut sampah. Di tempat ini

sampah yang terkumpul ditumpuk dan diaduk.

2. Furnace

Furnace atau tungku merupakan alat pembakar yang

dilengkapi dengan jeruji besi yang berguna untuk mengatur

jumlah masuk sampah dan untuk memisahkan abu dengan

sampah yang belum terbakar.Dengan demikian tungku tidak

terlalu penuh.

3. Combustion

Combustion atau tungku pembakar kedua, memiliki nyala api

Page 68: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

55

yang lebih panas dan berfungsi untuk membakar benda-benda

yang tidak terbakar pada tungku pertama.

4. Chimmey atau stalk

Chimmey atau stalk adalah cerobong asap untuk mengalirkan

asap keluar dan mengalirkan udara ke dalam

5. Miscellaneous features

Miscellaneous features adalah tempat penampungan sementara

dari debu yang terbentuk, yang kemudian diambil dan dibuang

c. Composting

Pemusnahan sampah dengan cara proses dekomposisi zat organik

oleh kuman-kuman pembusuk pada kondisi tertentu. Proses ini

menghasilkan bahan berupa kompos atau pupuk hijau. Berikut

tahap-tahap di dalam pembuatan kompos:

1. Pemisahan benda-benda yang tidak dipakai sebagai pupuk

seperti gelas, kaleng, besi dan sebagainya.

2. Penghancuran sampah menjadi partikel-partikel yang lebih kecil

(minimal berukuran 5 cm)

3. Penyampuran sampah dengan memperhatikan kadar karbon dan

nitrogen yang paling baik (C:N=1:30)

4. Penempatan sampah dalam galian tanah yang tidak begitu dalam.

Sampah dibiarkan terbuka agar terjadi proses aerobik.

5. Pembolak-balikan sampah 4-5 kali selama 15-21 hari agar pupuk

dapat terbentuk dengan baik.

Page 69: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

56

d. Hog Feeding

Pemberian sejenis garbage kepada hewan ternak (misalnya: babi).

Perlu diingat bahwa sampah basah harus diolah lebih dahulu

(dimasak atau direbus) untuk mencegah penularan penyakit cacing

dan trichinosis.

e. Discharge to sewers

Sampah dihaluskan kemudian dimasukkan ke dalam sistem

pembuangan air limbah. Metode ini dapat efektif asalkan sistem

pembuangan air limbah memang baik.

f. Dumping

Sampah dibuang atau diletakkan begitu saja di tanah lapangan,

jurang atau tempat sampah.

g. Dumping in water

Sampah dibuang ke dalam air sungai atau laut. Akibatnya, terjadi

pencemaran pada air dan pendangkalan yang dapat menimbulkan

bahaya banjir.

h. Individual Incenaration

Pembakaran sampah secara perorangan ini biasa dilakukan oleh

penduduk terutama di daerah pedesaaan.

i. Recycling

Pengolahan kembali bagian-bagian dari sampah yang masih dapat

dipakai atau di daur ulang.Contoh bagian sampah yang dapat di

daur ulang, antara lain plastik, kaleng, gelas, besi, dan sebagainya.

Page 70: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

57

j. Reduction

Metode ini digunakan dengan cara menghancurkan sampah

(biasanya dari jenis garbage) sampai ke bentuk yang lebih kecil,

kemudian di olah untuk menghasilkan lemak.

k. Salvaging

Pemanfaatan sampah yang dipakai kembali misalnya kertas

bekas.Bahayanya adalah bahwa metode ini dapat menularkan

penyakit.

2.1.7. Pengertian Kota

Pada umumnya kota itu diartikan sebagai suatu permukaan wilayah

dimana terdapat pemusatan (konsentrasi) penduduk dengan berbagai jenis

kegiatan ekonomi, sosial budaya, dan administrasi pemerintahan.

(Adisasmita, 2005:77).

Dalam menggunakan kata kota perlu dicermati karena dalam bahasa

Indonesia, kata kota bisa berarti dua hal yang berbeda. Pertama, kota

dalam pengertian umum sebagai suatu daerah yang terbangun yang

didominasi jenis penggunaan tanah non pertanian dengan jumlah

penduduk dan intensitas penggunaan ruang yang cukup tinggi.

Dibandingkan pedesaan, penggunaan tanah perkotaan mempunyai

intensitas lebih tinggi. Hal ini ditunjukkan dalam hal pemakaian modal

yang besar, jumlah orang yang terlibat lebih banyak, nilai tambah

penggunaan ruang yang dihasilkan lebih besar, dan keterkaitan dengan

penggunaan tanah yang lain lebih erat.

Page 71: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

58

Kedua, kota dalam pengertian administrasi pemerintahan diartikan

secara khusus, yaitu suatu bentuk pemerintah daerah, yang mayoritas

wilayahnya merupakan daerah perkotaan. Wilayah kota secara

administratif tidak selalu semuanya berupa daerah terbangun perkotaan

(urban), tetapi umumnya juga masih mempunyai bagian wilayah yang

berciri pedesaan (rural). Wilayah administratif pemerintahan kota dikelola

oleh pemerintah kota yang bersifat otonom dan kedudukannya sejajar

dengan pemerintah kabupaten. Pemerintahan kota dikepalai oleh walikota,

sedangkan pemerintahan kabupaten dikepalai oleh bupati. (Sadyohutomo,

2008:3)

Fungsi kota sebagai pusat pelayanan (service center) membawa

konsekuensi areal kota akan dipenuhi oleh kegiatan-kegiatan komersial

dan sosial, selain kawasan perumahan dan permukiman. Berkenaan dengan

hal tersebut pembangunan kota harus ditujukan untuk lebih meningk atkan

produktif itas yang selanjutnya akan dapat mendorong sektor

perekonomian. Namun dalam pengembangannya, tentu perlu diperhatikan

ketersediaan sumberdaya, sehingga perlu dicermati efisiensi pemanfaatan

sumberdaya maupun efisiensi pelayanan prasarana dan sarana kota.

Pembangunan perkotaan dilaksanakan dengan mengacu pada

pengembangan investasi yang berwawasan lingkungan, sehingga tidak

membawa dampak negatif terhadap lingkungan dan tidak merusak

kekayaan budaya daerah. Selain itu juga diharapkan untuk sel alu

mengarah kepada terciptanya keadilan yang tercermin pada pemerataan

Page 72: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

59

kemudahan dalam memperoleh penghidupan perkotaan, baik dari segi

prasarana dan sarana maupun dari lapangan pekerjaan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah kajian penelitian yang pernah dilakukan

oleh peneliti sebelumnya yang dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah,

baik Skripsi, Tesis, Desertasi, atau Jurnal Penelitian. Jumlah yang

digunakan minimal 2 (dua).

1. Judul Skripsi Asdriyandi Juliandoni, Pelaksanaan Bank Sampah Dalam

Sistem Pengelolaan Sampah Di Kelurahan Gunung Bahagia

Balikpapan tahun 2013. Universitas Mulawarman. Tujuan untuk

mengetahui peranan Bank Sampah dalam sistem pengelolaan sampah

di kelurahan Gunung Bahagia. Hasil penelitian Pelaksanaan Bank

Sampah di kelurahan Gunung Bahagia Balikpapan dengan

menggunakan sistem pengelolaan sampah belum sesuai dengan Perda

Kota Balikpapan Nomor 10 tahun 2004. Saran yang diberikan ialah

Pemerintah Daerah Kota Balikpapan harus lebih tegas menegakakan

aturan pengelolaan sampah yang sudah ada seperti pemberian sanksi

denda dan kurungan penjara supaya masyarakat lebih sadar akan

kebersihan lingkungan.

2. Judul Tesis Pengelolaan Sampah rumah tangga berbasis masyarakat

studi kasus Kota Jogjakarta milik Faizah. Universitas

Diponogoro.Tahun 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Tujuan

penelitian Memperoleh gambaran dan menginventarisir problematika

Page 73: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

60

pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat yang ada

diKota Jogjakarta. Hasil penelitian,Sistem pengelolaan sampah rumah

tangga berbasis masyrakat dengan prinsip 3R melalui kegiatan

pemilahan sampah merupakan solusi paradigmatik yaitu solusi dari

paradigma cara mengelola sampah. Dari paradigma “membuang

sampah“ yang prakteknya hanya memindahkan sampah menjadi

“mengelola sampah” dalam arti memilah sampah untuk dimanfaatkan

yang pada prakreknya mereduksi secara signifikan timbulan sampah

yang akan di buang. Rekomendasi, Pemerintah bersama pengurus

RT/RW dan pengelola memberikan edukasi kepada masyarakat secara

terencana dan terukur tentang pengelolaan sampah yang benar.

Manfaat pengelolaan sampah menjadi salah satu materi yang ada

dalam setiap kegiatan edukasi kepada masyarakat. Ibu rumah tangga

menjadi ujung tombak dalam edukasi pengelolaan sampah rumah

tangga.

2.3 Kerangka Berpikir dan Asumsi Dasar

2.3.1 Kerangka Berpikir

Penelitian tentang Implementasi Program Gerakan 1000 Bank

Sampah di Kota Tangerang merupakan perwujudan dari kebijakan

Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 3 Tahun 2009 merupakan

peraturan pelaksana dari Undang-Undang No.18 Tahun 2008 tentang

Pengelolaan Sampah sekaligus memperkuat landasan hukum bagi

Page 74: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

61

penyelenggaraan program gerakan 1000 Bank Sampahdi Kota

Tangerang. Menggunakan model implementasi kebijakan yang

diungkapkan oleh George C. Edward III, yaitu model Direct and

Indirect Impact on Implementation. Adapun dalam melakukan

penilaiannya dengan mengacu pada empat faktor yang berpengaruh

terhadap keberhasilan atau kegagalan implementasi suatu

kebijakan, antara lain:

a. Sumber Daya. Indikator yang akan dinilai dari faktor sumber daya

yaitu

1. Staf; sumberdaya utama dalam implementasi kebijakan adalah

staf / pegawai, atau lebih tepatnya street-level bureaucrats.

Kegagalan yang sering terjadi dalam implementasi kebijakan

salah satunya disebabkan oleh staf / pegawai yang tidak

memadai, mencukupi ataupun tidak kompeten dibidangnya.

Selain itu, cakupan atau luas wilayah implementasi perlu

juga diperhitungkan manakala hendak menentukan staf

pelaksana kebijakan. Misalkan saja implementasi program

gerakan 1000 bank sampah, harus mempertimbangkan luas

lokasi Kota Tangerang, sehingga dapat ditentukan berapa

banyak pegawai dan tempat lokasi yang akan melaksanakan

program bank sampah dalam mengatasi persoalan sampah.

2. Informasi; dalam implementasi kebijakan, informasi

mempunyai dua bentuk. Pertama, informasi yang

Page 75: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

62

berhubungan dengan cara melaksanakan kebijakan,

implementor harus mengetahui apa yang harus mereka

lakukan disaat mereka diberi perintah untuk melakukan

tindakan. Kedua, informasi mengenai data kepatuhan dari

para pelaksana terhadap peraturan dan regulasi pemerintah

yang telah ditetapkan, implementor harus mengetahui

apakah orang lain yang terlibat dalam pelaksanaan tersebut

patuh terhadap hukum.

3. Wewenang; dalam implementasi kewenangan merupakan

otoritas atau legitimasi bagi para pelaksana dalam

melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan secara politik.

Kewenangan harus bersifat formal untuk menghindari

gagalnya proses implementasi karena dipandang oleh publik

implementor tersebut tidak terlegitimasi. Tetapi dalam

konteks yang lain, efektivitas kewenangan dapat menyurut

manakala diselewengkan oleh para pelaksana demi

kepentingan sendiri maupun demi kepentingan kelompok.

4. Fasilitas; fasilitas fisik juga merupakan factor penting dalam

implementasi kebijakan. Implementor mungkin memiliki staf

yang mencukupi, mengerti apa yang harus dilakukannya dan

memiliki wewenang, akan tetapi tanpa didukung oleh sarana

dan prasarana yang memadai, maka implementasi kebijakan

tidak akan berhasil.

Page 76: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

63

b. Komunikasi. Indikator yang dianggap penting pada faktor

komunikasi ada tiga jenis, yaitu

1. Transmisi; penyaluran komunikasi yang baik akan dapat

menghasilkan suatu implementasi yang baik pula. Seringkali

komunikasi yang telah melalui beberapa tingkatan birokrasi

menyebabkan terjadinya salah pengertian (miskomunikasi).

2. Kejelasan; komunikasi yang diterima oleh para pelaksana

kebijakan haruslah jelas, akurat, dan tidak bersifat ambigu,

sehingga dapat dihindari terjadinya perbedaan tujuan yang

hendak dicapai oleh kebijakan seperti yang telah ditetapkan

(tidak tepat sasaran).

3. Konsistensi; perintah yang diberikan kepada implementor

haruslah konsisten dan jelas. Karena apabila perintah sering

berubah-ubah akan membingungkan pelaksana kebijakan,

sehingga tujuan dari kebijakan tidak akan dapat tercapai.

c. Disposisi (Sikap). Pada faktor disposisi, indikator yang mendapat

perhatian adalah

1. Pengangkatan birokrat; pemilihan dan pengangkatan

personil pelaksana kebijakan haruslah orang-orang yang

memiliki dedikasi pada kebijakan yang telah ditetapkan,

lebih khusus lagi pada kepentingan warga. Disposisi atau

sikap para implementor yang tidak mau melaksanakan

kebijakan yang telah ditetapkan akan menimbulkan

Page 77: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

64

hambatan-hambatan bagi tercapainya tujuan dari

pengimplementasian kebijakan.

2. Insentif; Pada umunya, orang bertindak berdasarkan

kepentingan meraka sendiri, maka memanipulasi insentif

oleh pembuat kebijakan dapat mempengaruhi tindakan para

pelaksana kebijakan. Dengan menambah keuntungan atau

biaya tertentu mungkin dapat memotivasi para pelaksana

kebijakan untuk dapat melaksanakan perintah dengan baik.

Hal ini dilakukan dalam upaya memenuhi kepentingan

pribadi (self interest) atau organisasi.

d. Struktur Birokrasi. Ada dua karakteristik yang dapat mendongkrak

kinerja struktur birokrasi, antara lain

1. Standard Operating Prosedures (SOPs) adalah suatu kegiatan

rutin yang memungkinkan para pegawai atau pelaksana

kebijakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatannya setiap

hari sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

2. Fragmentasiadalah upaya penyebaran tanggungjawab

kegiatan-kegiatan dan aktivitas-aktivitas pegawai diantara

beberapa unit.

Untuk lebih jelasnya, kerangka berfikir penulis dalam penelitian ini

dapat digambarkan seperti berikut ini: (lihat gambar 2.3.1)

Page 78: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

65

Gambar 2.3.1

Kerangka Berfikir

kebijakan Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 3 Tahun 2009

merupakan peraturan pelaksana dari Undang-Undang No.18 Tahun

2008 tentang Pengelolaan Sampah sekaligus memperkuat landasan

hukum bagi penyelenggaraan program gerakan 1000 Bank Sampah

di Kota Tangerang.

Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota

Tangerang

Permasalahan

1. Kurang kesadaran masyarakat

dalam menangani sampah

2. Masih buruknya prasarana dan

sarana dan mekanisme

3. Kurangnya partisipasi

masyarakat dalam pengelolaan

bank sampah

Implementasi

Model Direct and Indirect Impact on Implementation

(Edward III)

1. Sumber Daya: Staf, Informasi, Wewenang dan fasilitas

2. Komunikasi: Transmisi, Kejelasan dan Konsistensi

3. Disposisi / Sikap: Pengangkatan Birokrat dan Insentif

4. Struktur Birokrasi: Standard Operating Prosedures

(SOPs) dan Fragmentasi.

Implementasi Program Gerakan 1000 Bank

Sampah Di Kota Tangerang

Menjadikan sampah lebih bermanfaat dan mempunyai nilai

ekonomis dengan pelaksanaan pengurangan, pemakaian kembali dan

pendaurulangan sampah untuk menghasilkan pendapatan.

Page 79: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

66

2.3.2 Asumsi Dasar

Berdasarkan pada kerangka pemikiran yang telah dipaparkan

diatas, peneliti telah melakukan observasi awal terhadap objek

penelitian. Maka peneliti berasumsi bahwa penelitian tentang

Implementasi program gerakan 1000 bank sampah di Kota Tangerang

merupakan perwujudan dari kebijakan Peraturan Daerah Kota

Tangerang Nomor 3 Tahun 2009 merupakan peraturan pelaksana dari

Undang-Undang No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

sekaligus memperkuat landasan hukum bagi penyelenggaraan program

gerakan 1000 Bank Sampahdi Kota Tangerang dalam implementasinya

ternyata dapat dikatakan masih belum berjalan dengan baik dan berdaya

guna dalam pelaksanaan pengelolaan bank sampah karena masih

mengalami permasalahan. Kondisi ini kemungkinan disebabkan karena

terjadi inkonsistensi dalam memberikan perhatian kepada bank sampah

dan masyarakat, baik dalam aspek perencanaan, aspek sosialisai

maupun dalam aspek pemantauan (pebimbingan).

Page 80: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

67

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah

berarti kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu

rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu

dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh

penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat

diamati oleh indra manusia. Sistematis berarti proses yang digunakan

dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang

bersifat logis. Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah

melalui pendekatan kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan

berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah

wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan

dokumen resmi lainnya. Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian

kualitatif ini adalah ingin menggambarkan realita empirik di balik

instrumen secara mendalam, rinci dan tuntas.

Metode penelitian ini ada karena terjadi perubahan paradigma

dalam memandang suatu fenomena sosial. Dalam paradigma ini

fenomena sosial dipandang sebagai sesuatu yang kompleks, dinamis

Page 81: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

68

dan penuh makna. Paradigma yang demikian disebut paradigma

positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang

alamiah, dimana peneliti adalah instrument kunci. Teknik pengumpulan

data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat

induktif dan hasil penelitian lebih menekankan makna daripada

generalisasi (Sugiyono, 2012:9).

Oleh karena itu penggunaan pendekatan kualitatif dalam

penelitian ini adalah dengan mencocokkan antara realita empirik

dengan teori yang berlaku dengan menggunakan metode deskriptif.

Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian

deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata

cara yang berlaku dalam masyarakat serta situai-situasi tertentu,

termasuk tentang hubungan-hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap,

pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung

dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Dalam prakteknya tidak

terbatas pada pengumpulan dan penyusunan klasifikasi data saja tetapi

juga menganalisis dan menginterprestasikan tentang arti data tersebut.

Itulah alasan mengapa peneliti mengambil penelitian deskriptif

kualitatif.

Penelitian mengenai Implementasi Program Gerakan 1000 Bank

Sampah di Kota Tangerang merupakan perwujudan dari kebijakan

Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 3 Tahun 2009 merupakan

peraturan pelaksana dari Undang-Undang No.18 Tahun 2008 tentang

Page 82: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

69

Pengelolaan Sampah sekaligus memperkuat landasan hukum bagi

penyelenggaraan program gerakan 1000 Bank Sampahdi Kota

Tangerang, peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan

deskriptif.Dengan demikian melalui penelitian deskriptif kualitatif ini

hanya berusaha untuk menggambarkan permasalahan yang ada dalam

kaitannya dengan kebijakan implementasi program gerakan 1000 bank

sampah di Kota Tangerang, dan kemudian menganalisanya sampai pada

suatu kesimpulan absolut. Dalam penelitian ini peneliti mencoba untuk

mencermati individu atau sebuah unit secara mendalam, tujuannya

adalah untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang

keadaan sekarang dan interaksi suatu unit sosial.

Walaupun demikian, dalam penelitian ini peneliti tidak

menabukan pendekatan kuantitatif, karena tidak dapat dipungkiri data-

data statistika juga akan didapatkan pada penelitian ini, sehingga akan

dihasilkan pembahasan yang lebih komprehensif.

3.2. Ruang Lingkup Penelitian

Peneliti menyadari bahwa perlu ada kajian mengenai kebijakan

Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Sampah di

Kota Tangerang dan program gerakan 1000 bank sampah di Kota

Tangerang.

Dalam hal ini peneliti memfokuskan ruang lingkup penelitiannya

hanya pada pelaksanaan implementasi gerakan 1000 bank sampah yang

ada di Kota Tangerang dalam menangani masalah sampah Kota

Page 83: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

70

Tangerang termasuk daerah yang melaksanakan program pengelolaan

bank sampah dari tingkatan RT/RW, perkantoran sampai ke sekolah-

sekolah.

3.3. Instrumen Penelitian

Penelitian tentang Implementasi Program Gerakan 1000 Bank

Sampah di Kota Tangerang merupakan perwujudan dari kebijakan

Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 3 Tahun 2009 merupakan

peraturan pelaksana dari Undang-Undang No.18 Tahun 2008 tentang

Pengelolaan Sampah sekaligus memperkuat landasan hukum bagi

penyelenggaraan program gerakan 1000 Bank Sampah di Kota Tangerang

yang menjadi instrumen utama penelitian adalah peneliti sendiri. Menurut

irawan, dalam sebuah penelitian kualitatif yang menjadi instrumen

terpenting adalah peneliti sendiri (Prasetya Irawan,2006:17). Sedangkan

menurut Moleong pencari tahu alamiah (peneliti) dalam pengumpulan data

lebih banyak bergantung pada dirinya sebagai alat pengumpul data

(Moleong,2005:19).

3.4. Informan Penelitian

Penelitian mengenai Implementasi Program Gerakan 1000 Bank

Sampah di Kota Tangerang merupakan perwujudan dari kebijakan

Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 3 Tahun 2009 merupakan

peraturan pelaksana dari Undang-Undang No.18 Tahun 2008 tentang

Pengelolaan Sampah sekaligus memperkuat landasan hukum bagi

penyelenggaraan program gerakan 1000 Bank Sampah di Kota Tangerang.

Page 84: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

71

Penentuan informannya menggunakan teknik Purposive (bertujuan), yaitu

merupakan metode penetapan Informan dengan berdasarkan pada kriteria-

kriteria tertentu disesuaikan dengan ini formasi yang dibutuhkan

(Suliyanto,103).

Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.1

Informan dalam Penelitian

No Kategori Informan Kode keterangan

1 Pelaksana:

1. Dinas Kebersihan dan

Pertamanan Kota Tangerang

2. Bank Central Sampah

Kota Tangerang

3. Bank Sampah di Masyarakat

I1-3

I4

I5-9

Key informan

2 1. Masyarakat

2. Sekolah

I10-12

I13-14

Secondary informan

Sumber Peneliti 2014

Page 85: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

72

3.5. Teknik PengumpulandanAnalisis Data

Pendapat Bogdan & Taylor (Furchan,1992: 33), menurutnya:

” Sebagai peneliti kualitatif, tugas anda adalah menembus pengertian akal

sehat (commonsense understanding) tentang kebenaran dan kenyataan.

Apa yang kelihatannya keliru atau tidak konsisten menurut perspektif dan

logika anda, mungkin menurut subyek anda tidak demikian. Dan, kendati

anda tidak harussependapat dengan pandangan subyek terhadap dunia ini,

anda harus dapat mengetahui, menerima dan menyajikan pandangan

mereka itu sebaimana mestinya” (Moleong,2005:19).

Jenis data yang dikumpulkan merupakan data primer dan data

sekunder. Sebagai data primer dalam penelitian ini berupa kata-kata dan

tindakan orang-orang yang diamati dari hasil wawancara dan observasi

berperan serta. Sedangkan data-data sekunder yang didapatkan berupa

dokumen tertulis, gambar dan foto-foto. Adapun alat-alat tambahan yang

digunakan dalam pengumpulan datanya terdiri dari; panduan wawancara,

alat perekam (tape recorder), buku catatan dan kamera digital.

Teknik pengumpulan data yang digunakan merupakan kombinasi

dari beberapa teknik, yaitu :

a. Wawancara.

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewancara (interviewer) dan yang

diwawancarai (interviewee). Wawancara dalam penelitian kualitatif

bersifat mendalam (indepth interview). Adapun jenis wawancara yang

digunakan adalah wawancara tak terstruktur. Jika dalam wawancara

terstrukur, pewancaraannya menetapkan sendiri masalah dan

Page 86: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

73

pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Maka wawancara tak

terstruktur sangat berbeda dalam hal waktu bertanya dan memberikan

respon, yaitu cara ini lebih bebas iramanya. Pertanyaan biasanya tidak

disusun terlebih dahulu, tetapi disesuaikan dengan keadaan dan ciri

yang unik dari informan, pelaksanaan tanya jawab mengalir seperti

dalam percakapan sehari-hari.

Adapun kisi-kisi wawancara tak terstruktur pada penelitian ini

disusun bukan berupa daftar pertanyaan, akan tetapi hanya berupa poin-

poin pokok yang akan ditanyakan pada informan dan dikembangkan

pada saat wawancara berlangsung. Hal ini dimaksudkan agar proses

wawancara berlangsung secara alami dan mendalam seperti yang

diharapkan dalam penelitian kualitatif. Berikut pedoman wawancara

implementasi program 1000 bank sampah di Kota Tangerang.

Page 87: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

74

Table 3.2

Pedoman wawancara

Dimensi Kisi-kisi Wawancara Informan

Sumber Daya:

a. Staf

b. Informasi

c. Wewenang

d. Fasilitas

1. Menurut anda apa tujuan

dilaksanakannya Program

gerakan 1000 bank sampah

tersebut?

2. Bagaimana proses penunjukan

para pelaksana program gerakan

1000 bank sampah di Kota

Tangerang?

3. Bagaimana kesiapan para

pelaksana Program gerakan 1000

bank sampah baik teknis maupun

non teknis?

4. Apakah alasan Pemerintah Kota

Tangerang melaksanakan

program 1000 bank sampah?

5. Apakah staf DKP Kota Tangerang

ikut serta dalam pelaksanaan

gerakan 1000 bank sampah?

6. Bagaimana komitmen DKP Kota

Tangerang dalam pelaksanaan

gerakan 1000 bank sampah?

7. Bagaimana proses pembuatan

bank sampah? adakah kriteria

yang ditentukan untuk menjadi

bank sampah?

8. Apakah kendala/hambatan dalam

pelaksanaan program gerakan

1000 bank sampah?

9. Apa saja upaya pemerintah Kota

Tangerang untuk menangani

kendala/hambatan dalam

pelaksanaan program gerakan

1000 bank sampah tersebut?

10. Bagaimana Prosedural

operasional atau mekanisme

program bank sampah?

11. Bagaimana cara pemerintah Kota

Tangerang memberikan informasi

kepada masyarakat tentang

program gerakan 1000 bank

1. Kepala

Bidang Bina

Program

Dinas

Kebersihan

dan

Pertamanan

2. Staf Bina

Program Dina

Kebersihan

dan

Pertamanan

3. Bank Central

Sampah

4. Bank Sampah

5. Masyarakat

6. Sekolah

Komunikasi:

a. Transmisi

b. Kejelasan

c. Konsistensi

Disposisi/Sikap

a. Pengangkatan

Birokrasi/Organisasi

b. Insenteif

Struktur Birokrasi

a. Standard Operating

Prosedures (SOPs)

b. Fragmentasi

Page 88: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

75

Sumber Peneliti 2014

b. Observasi

Observasi atau yang lebih umum dikenal dengan pengamatan

menurut Moleong adalah kegiatan untuk mengoptimalkan kemampuan

peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tidak sadar,

kebiasaan dan sebagainya (Moleong,2005:126). Dalam penelitian ini,

sampah?

12. Apakah komunikasi yang

dilakukan pemerintah Kota

Tangerang dengan masyarakat

sudah berjalan dengan baik?

13. Sejauh ini sudah berapa kali

pemerintah Kota Tangerang

melakukan sosialisasi kepada

masyarakat?

14. Bagaimana koordinasi yang

dilakukan Pemerintah Kota

Tangerang agar program gerakan

1000 bank sampah tersebut dapat

berjalan sesuai tujuan?

15. Apa saja yang telah berhasil

dicapai oleh dalam pelaksanaan

gerakan 1000 bank sampah?

Apakah sesuai dengan target yang

telah ditentukan?

16. Bagaimana mekanisme

pemberian insentif untuk para

pelaksana progam gerakan 1000

bank sampah?

17. Apakah fasilitas yang didapatkan

sudah cukup untuk melaksanakan

program gerakan 1000 bank

sampah tersebut?

18. Adakah fasilitas tambahan yang

diberikan DKP Kota Tangerang

jika mengalami kendala?

19. Apa harapan anda dalam

penerapan program gerakan 1000

bank sampah?

Page 89: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

76

teknik observasi/pengamatan yang digunakan adalah observasi

berperanserta (observation participant).

Ada beberapa alasan mengapa dalam penelitian ini memanfaatkan

teknik observasi/pengamatan, seperti yang dikemukakan oleh Guba &

Lincoln diantaranya;

Pertama, teknik ini didasarkan pada pengalaman secara langsung.

Kedua, memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian

mencatat perilaku dan kejadian sebagimana yang terjadi pada

keadaan sebenarnya. Ketiga, memungkinkan peneliti mencatat

peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan

proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari

data. Keempat, sering terjadi ada keraguan pada peneliti, jangan-

jangan pada data yang didapatnya ada yang bias. Kelima,

memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang

rumit, karena harus memperhatikan beberapa tingkah laku yang

kompleks sekaligus. Keenam, dalam kasus-kasus tertentu dimana

teknik komunikasi lainnya tidak dimungkinkan, pengamatan dapat

menjadi alat yang sangat bermanfaat (Moleong,2005:126).

c. Studi Dokumentasi

Dokumen merupakan salah satu sumber data sekunder yang

diperlukan dalam sebuah penelitian. Menurut Guba & Lincoln dokumen

adalah setiap bahan tertulis ataupun film, gambar dan foto-foto yang

dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik

(Moleong,2005:126). Selanjutnya studi dokumentasi dapat diartikan

sebagai teknik pengumpulan data melalui bahan-bahan tertulis yang

diterbitkan oleh lembaga-lembaga yang menjadi obyek penelitian, baik

berupa prosedur, peraturan-peraturan, gambar, laporan hasil pekerjaan

serta berupa foto ataupun dokumen elektronik (rekaman).

Page 90: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

77

Adapun untuk pengujian keabsahan datanya, pada penelitian ini

dilakukan dengan satu cara, yaitu triangulasi. Triangulasi dalam pengujian

kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber

dengan berbagai cara, dan berbagai waktu (Sugiyono,2005:252). Terdapat

tiga jenis triangulasi, yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan

triangulasi waktu. Namun dalam penelitian ini hanya menggunakan

triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Triangulasi sumber dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh dari lapangan melalui

beberapa sumber. Sedangkan triangulasi teknik dilakukan dengan cara

mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

Pengecekan dilakukan dengan mengunakan teknik wawancara, observasi

dan dokumentasi.

Menurut Bogdan & Biklen analisis data kualitatif adalah:

”Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang

dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,

menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain”

(Moleong,2005:248).

Dalam penelitian deskriptif kualitatif, kegiatan analisis data dimulai

sejak peneliti melakukan kegiatan pra-lapangan sampai dengan selesainya

penelitian. Analisis data dilakukan secara terus-menerus tanpa henti

sampai data tersebut bersifat jenuh. Dalam prosesnya, analisis data dalam

penelitian ini menggunakan model interaktif yang telah dikembangkan

oleh Miles & Huberman, yaitu selama proses pengumpulan data dilakukan

Page 91: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

78

tiga kegiatan penting, diantaranya; reduksi data (data reduction), penyajian

data (data display) dan verifikasi (verification). Pada prosesnya peneliti

akan melakukan kegiatan berulang-ulang secara terus-menerus. Ketiga hal

utama itu tersebut merupakan sesuatu yang jalin-menjalin pada saat

sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data. Ketiga kegiatan di atas

dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Selama proses pengumpulan data dari berbagai sumber,

tentunya akan sangat banyak data yang didapatkan oleh peneliti.

Semakin lama peneliti berada di lapangan, maka data yang didapatkan

akan semakin kompleks dan rumit, sehingga apabila tidak segera

diolah akan dapat menyulitkan peneliti, oleh karena itu proses analisis

data pada tahap ini juga harus dilakukan. Untuk memperjelas data

yang didapatkan dan mempermudah peneliti dalam pengumpulan data

selanjutnya, maka dilakukan reduksi data.

Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan,

pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan

transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan yang muncul

di lapangan (Miles&Huberman,1992:16). Reduksi data berlangsung

selama proses pengumpulan data masih berlangsung. Pada tahap ini

juga akan berlangsung kegiatan pengkodean, meringkas dan membuat

partisi (bagian-bagian). Proses transformasi ini berlanjut terus sampai

laporan akhir penelitian tersusun lengkap.

Page 92: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

79

b. Penyajian Data ( Data Dispay)

Langkah penting selanjutnya dalam kegiatan analisis data

kualitatif adalah penyajian data. Secara sederhana penyajian data

dapat diartikan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan (Miles&Huberman,1992:16).

Dalam sebuah penelitian kualitatif penyajian data dapat

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategori, flowchart dan sejenisnya. Namun pada peneltian ini,

penyajian data yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah

bentuk teks narasi, hal ini seperti yang dikatakan oleh Miles &

Huberman, ”the most frequent form display data for qualitative

research data ini the past has been narrative text” (yang paling sering

digunakan untuk penyajian data kualitatif pada masa yang lalu adalah

bentuk teks naratif) (Miles&Huberman,1992:16). Selain itu penyajian

data dalam bentuk bagan dan jejaring juga dilakukan pada penelitian

ini. Penyajian data bertujuan agar peneliti dapat memahami apa yang

terjadi dan merencanakan tindakan selanjutnya yang akan dilakukan.

c. Verifikasi / Penarikan Kesimpulan (Verification)

Langkah ketiga dalam tahapan analisis interkatif menurut Miles &

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dari

permulaan pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti dari

hubungan-hubungan, mencatat keteraturan, pola-pola dan menarik

Page 93: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

80

kesimpulan. Asumsi dasar dan kesimpulan awal yang dikemukakan

dimuka masih bersifat sementara, dan akan terus berubah selama

proses pengumpulan data masih terus berlangsung. Akan tetapi,

apabila kesimpulan tersebut didukung oleh bukti-bukti (data) yang

valid dan konsisten yang peneliti temukan di lapangan, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel

(Sugiyono,2005:252).

3.6. Member Chek

Member chek adalah proses pengechekan data yang kita peroleh

kepada pemberi data. Tujuannya untuk mengetahui seberapa jauh data yang

kita peroleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data (prastowo,

2011:272). Jika data yang kita ketemukan itu disepakati oleh para pemberi

data berarti data tersebut valid sehingga semakin kredibel (dapat dipercaya).

Namun sebaliknya, jika pemberi data tidak menyepakati, kita harus

mengubah temuannya dan menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh

pemberi data. Pada penelitian ini, member chek dilakukan dengan cara

peneliti mencatat temuan lapangan yang diperoleh saat penelitian

berlangsung, kemudian meminta informan tersebut untuk memeriksa

kembali apa yang sudah peneliti catat agar dapat disepakati untuk

dipublikasikan. Setelah disepakati, peneliti meminta kepada informan

tersebut untuk menandatangani hasil catatan lapangan supaya lebih autentik.

Langkah tersebut juga dapat menjadi bukti bahwa peneliti telah melakukan

member chek.

Page 94: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

81

3.7. Lokasi dan Jadwal Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan disekitar wilayah Kota Tangerang.

Ada beberapa alasan yang diasumsikan peneliti sangat kompetebel untuk

mengangkat persoalan tentang Implementasi Program Gerakan 1000 Bank

Sampah Kota Tangerang tersebut, karena merupakan program baru yang

diputuskan pada tahun 2012 dan banyak permasalah baru yang ditimbulkan

dari kebijakan tersebut yang pada akhirnya membuat pelaksanaan program

bank sampah dirasakan belum maksimal. Penelitian ini dilakukan oleh

peneliti yang berlangsung selama sepuluh bulan, dimulai pada bulan

Oktober hingga bulan Juli dengan time table sebagai berikut:

Page 95: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

82

Table 3.3

JADWAL PENELITIAN

Kegiatan 2013/2014

Okt

2013

Nov

2013

Des

2013

Januari

2014

Februari

2104

Maret

2014

April

2014

Mei

2014

Juni

2014

Juli

2014

Agust

2014

Pengajuan judul

Observasi awal

Proses

Penyusunan

proposal

Seminar

proposal

Wawancara dan

Penelitian

Analisis data

dan Penyusunan

bab IV-V

Sidang Skripsi

Revisi dan

Penyerahan

Skripsi

Sumber: Peneliti 2014

Page 96: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

83

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1. Deskripsi Kota Tangerang

Kota Tangerang terbentuk pada tanggal 28 Februari 1993

berdasarkan Undang-Undang No. 2 Tahun 1993, secara geografis terletak

pada 106’36 – 106’42 Bujur Timur (BT) dan 6’6 - 6 Lintang Selatan

(LS), dengan luas wilayah 183,78 Km2 (termasuk luas Bandara

Soekarno-Hatta sebesar 19,69 km2). Secara administrasi Kota Tangerang

terdiri dari 13 Kecamatan dan 104 Kelurahan (Gambar 4.1).

Kota Tangerang berada pada ketinggian 10 - 30 meter di atas

permukaan laut (dpl), dengan bagian utara memiliki rata-rata ketinggian

10 meter dpl seperti Kecamatan Neglasari, Kecamatan Batuceper, dan

Gambar 4.1 Geografis Kota Tangerang

Jakarta

Page 97: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

84

Kecamatan Benda. Sedangkan bagian Selatan memiliki ketinggian 30

meter dpl seperti Kecamatan Ciledug dan Kecamatan Larangan. Adapun

batas Kota Tangerang adalah sebagai berikut:

Sebelah utara : Kecamatan Teluknaga dan Kecamatan Sepatan

Kabupaten Tangerang.

Sebelah selatan : Kecamatan Curug, Kecamatan Serpong dan

Kecamatan Pondok Aren Kabupaten Tangerang.

Sebelah timur : DKI Jakarta.

Sebelah Barat : Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang.

Memperhatikan posisi geografis, maka Kota Tangerang memiliki

letak yang sangat strategis karena berada di antara DKI Jakarta, Kota

Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang. Sesuai dengan Instruksi

Presiden Nomor 13 Tahun 1976 tentang Pengembangan Jabotabek

(Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi), Kota Tangerang merupakan salah

satu daerah penyangga Ibukota Negara DKI Jakarta(Perpres No. 54 tahun

2008 tentang Penataan Ruang Jabodetabek).

Posisi yang strategis tersebut menjadikan perkembangan Kota

Tangerang berjalan dengan pesat. Pada satu sisi, menjadi daerah

limpahan dari berbagai kegiatan di Kota Jakarta, di sisi lainnya Kota

Tangerang menjadi daerah kolektor pengembangan wilayah Kabupaten

Tangerang sebagai daerah dengan sumber daya alam yang produktif.

Pesatnya perkembangan Kota Tangerang, didukung pula dari tersedianya

sistem jaringan transportasi terpadu dengan wilayah Jabodetabek, serta

Page 98: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

85

aksesibilitas dan konektivitas berskala nasional dan internasional yang

baik sebagaimana tercermin dari keberadaan Bandara International

Soekarno-Hatta, Pelabuhan International Tanjung Priok, serta Pelabuhan

Bojonegara sebagai gerbang maupun outlet nasional. Kedudukan

geostrategis Kota Tangerang tersebut telah mendorong

bertumbuhkembangnya aktivitas industri, perdagangan dan jasa yang

merupakan basis perekonomian Kota Tangerang saat ini.

Kepadatan penduduk Kota Tangerang cenderung mengalami

peningkatan selama periode tahun 2000 hingga 2007. Pada tahun 2007,

total jumlah penduduk mencapai 1.575.140 jiwa, dengan komposisi

790.404 jiwa (50,18%) penduduk laki-laki dan 784.736 jiwa (49,82%)

perempuan. Selama kurun waktu 2000-2007, rata-rata laju pertumbuhan

penduduk mencapai 2,62% per tahun. Capaian rata-rata laju pertumbuhan

penduduk tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan capaian

Provinsi Banten 2,20%, DKI Jakarta 1,20%, maupun Nasional 1,30%

pada periode yang sama. Pertambahan jumlah penduduk ini dapat

disebabkan karena beberapa hal seperti natalitas (kelahiran) dan migrasi

(perpindahan) dari luar wilayah Kota Tangerang ke dalam wilayah Kota

Tangerang.

Page 99: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

86

Selama periode2002-2007, pertumbuhan penduduk Kota

Tangerang, ditandai oleh rata-rata kelahiran bayi hidup sebesar 29.428

jiwa per tahun, rata-rata kematian 778 jiwa per tahun, rata-rata migrasi

masuk 16.300 jiwa per tahun, serta rata-rata migrasi keluar 230 jiwa per

tahun. Dari kondisi diatas menunjukkan, bahwa tingkat kelahiran

merupakan faktor utama yang mendorong tingginya laju pertumbuhan

penduduk di Kota Tangerang, disusul oleh faktor migrasi masuk.

Terkait dengan pertumbuhan penduduk, maka pada tahun 2007,

Kecamatan Larangan dengan luas wilayah 9,40 Km2, merupakan

kecamatan dengan kepadatan penduduk terbesar, mencapai 14.902

jiwa/km2. Sedangkan kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar

terdapat di Kecamatan Karawaci yaitu 171.966 jiwa. Namun kepadatan

di Kecamatan Karawaci masih lebih rendah apabila dibandingkan

Sumber : Kota Tangerang Dalam Angka Tahun 2007

1.3

25

.85

4

1.3

54

.65

7 1.4

16

.84

0

1.4

62

.72

6

1.4

88

.66

6

1.5

37

.24

4

1.5

47

.13

8

1.5

75

.14

0

3,49

2,17

4,59

3,24

1,77

3,26

0,64

1,81

1.200.000

1.250.000

1.300.000

1.350.000

1.400.000

1.450.000

1.500.000

1.550.000

1.600.000

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

(Jiw

a)

-

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

4,00

4,50

5,00

(Per

sen)

Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk

Gambar 4.3 Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Tangerang Tahun 2000-2007

Page 100: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

87

dengan Kecamatan Larangan. Kepadatan penduduk di setiap kecamatan

dapat dilihat pada gambar 4.4 berikut

4.1.2. Gambaran Umum Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota

Tangerang

A. VISI DAN MISI

Dinas Kebersihan dan Pertamanan merupakan salah satu unsur

pelaksana Pemerintah Kota Tangerang yang memiliki kewenangan dalam

mengelola kebersihan dan keindahan Kota Tangerang menuju Kota

Tangerang yang ber-akhlaqul karimah.

Benda

Neglasari

Batuceper

Pinang

CipondohTangerangKarawaci

Periuk

Jatiuwung

Karangtengah

LaranganCiledug

Cibodas

Keterangan :

5001-7500

7501-10000

10001-12500

12501-15000

Benda

Neglasari

Batuceper

Pinang

CipondohTangerangKarawaci

Periuk

Jatiuwung

Karangtengah

LaranganCiledug

Cibodas

Keterangan :

5001-7500

7501-10000

10001-12500

12501-15000

Sumber : Bappeda Kota

Tangerang

Gambar 4.4

Kepadatan Penduduk per Kecamatan Kota Tangerang Tahun 2007

Page 101: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

88

Visi Dinas Kebersihan dan Pertamanan yaitu,

" Menjadikan Kota Tangerang yang Bersih, Indah, Hijau dan

Nyaman menuju terbangunnya Peradaban Baru yang berlandaskan

Akhlaqul Karimah "

Adapun penafsiran dari masing pernyataan visi ini adalah Kata

"menjadikan"mengandung pengertian membuat sesuatu yang lebih baik

dari yang sebelumnya. Terkait dengan hal itu, maka kata menjadikan disini

lebih mempunyai arti untuk membuat Kota Tangerang yang lebih bersih,

lebih indah, lebih hijau dan lebih nyaman sebagai bagian dari proses

pembangunan peradaban baru yang berlandaskan Akhlaqul Karimah.

Pengertian Kota Tangerang, merupakan batasan wilayah pelayanan

Kebersihan dan Pertamanan yang menjadi lingkup batasan wilayah

layanan.

Untuk mendukung visi tersebut, Dinas Kebersihan dan Pertamanan

Kota Tangerang menjabarkannya ke dalam misi. Misi merupakan

pernyataan yang menetapkan tujuan organisasi dan sasaran yang ingin

dicapai, adapun misi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang

sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur dan pelayanan

publik;

Page 102: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

89

2. Mendorong terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan

(Sustainable Development);

3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan pelayanan kebersihan dan

pertamanan;

4. Meningkatkan pelayanan Kebersihan dan Pertamanan yang bersinergi

dengan partisipasi aktif masyarakat;

5. Meningkatkan daya guna sampah sebagai sumberdaya yang bernilai

ekonomi.

B. TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang adalah

sebagai berikut:

1. Meningkatkan penyedianaan dan pelayanan infrastruktur untuk

meningkatkan kualitas pemukiman dan perkotaan;

2. Meningkatkan kualitas pembangunan yang menjamin keberlanjutan

daya dukung lingkungan;

3. Mendayagunakan data dan informasi dalam pembangunan daerah;

4. Meningkatnya kapasitas sumber daya pengelolaan pelayanan

kebersihan dan pertamanan;

5. Meningkatnya pelayanan pertamanan;

6. Meningkatnya pelayanan kebersihan;

7. Meningkatnya pemanfaatan sampah untuk menjadi kompos dan

komoditas daur ulang;

Page 103: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

90

8. Terciptanya pasar bagi bahan yang berpotensi untuk mengambil dari

sampah.

Adapun sasarannya adalah sebagai berikut:

1. Tersedianya perumahan dan pelayanan dasar perkotaan yang layak

dan terjangkau;

2. Meningkatnya kualitas dan daya dukung lingkungan;

3. Mewujudkan sarana dan prasarana kerja aparatur yang memadai;

4. Mewujudkan ketersediaan data pembangunan daerah yang baik dan

mutakhir;

5. Meningkatnya kapasitas sumber daya manusia;

6. Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana;

7. Meningkatnya efisiensi dan efektifitas sistem pelayanan kebersihan

dan pertamanan;

8. Meningkatnya cakupan pelayanan persampahan;

9. Meningkatnya kualitas dan kuantitas RTH (Ruang Terbuka Hijau);

10. Meningkatnya cakupan pelayanan penerangan jalanan umum.

Landasan hukum Rencana Kerja Dinas Kebersihan dan Pertamanan

Kota Tangerang adalah :

1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1993 tentang Pembentukan

Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1993 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3518);

Page 104: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

91

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4421);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4437),sebagaimana telah beberapa kali diubah,terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2006 tentang Tata Ruang;

6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang pengelolaan

Keuangan Daerah;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman

Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah

Page 105: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

92

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 junto 59

Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

12. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Urusan Pemerintahan

Kota Tangerang (Lembaran Daerah Kota Tangerang Tahun 2008

Nomor 1);

13. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Daerah Kota Tangerang (Lembaran Daerah Kota

Tangerang Tahun 2008 Nomor 2);

14. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan

Susunan Organisasi Dinas Daerah;

15. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2009 tantang Pengelolaan Sampah;

16. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas

Peraturan Daerah No. 1Tahun2009tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah Kota Tangerang Tahun 2009-2013;

17. Peraturan Daerah Nomor Tahun 2011 tentang APBD Tahun Anggaran

2012;

18. Peraturan Walikota Tangerang Nomor 10.A Tahun 2007 tentang Sistem

dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah;

19. Peraturan Walikota Tangerang Nomor 11 Tahun 2008, tentang Petunjuk

Teknis dan Pelaksanaan Penyusunan Dokumen Perencanaan

Pembangunan Daerah;

Page 106: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

93

20. Peraturan Walikota Tangerang Nomor 33 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota

Tangerang;

21. Peraturan Walikota Tangerang Nomor 13 Tahun 2009 tentang

Penanganan Sampah;

22. Peraturan Walikota Tangerang Nomor 42 Tahun 2011 tentang

Penjabaran APBD Kota Tangerang TA 2012.

C. TUGAS POKOK,FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS SERTA

STRUKTUR ORGANISASI

Tugas pokok Dinas Kebersihan dan Pertamanan sebagaimana tertulis

pada paragraf 11 pasal 14 ayat 1 Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 5

Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah

adalah melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah di bidang

kebersihan pertamanan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

Selanjutnya, sebagaimana tercantum pada paragraf 11 pasal 14 ayat 2

Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 5 Tahun 2008 tentang

Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah, Dinas Kebersihan dan

Pertamanan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

menyelenggarakan fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis urusan kebersihan dan pertamanan;

b. penyelenggaraan pengendalian dan operasional kebersihan, pertamanan

dan energi listrik;

Page 107: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

94

c. pelaksanaan tugas teknis pembangunan, pemeliharaan pertamanan;

d. pelaksanaan tugas teknis pengendalian, pemeliharaan kebersihan;

e. pelaksanaan pengangkutan, penataan TPA, pengolahan dan

pemberdayaan sampah;

f. pelaksanaan pengendalian dan penataan ruang reklame, dekorasi taman

kota, kelistrikan dan penerangan jalan umum;

g. pelaksanaan regulasi dan pelayanan perijinan reklame;

h. pelaksanaan teknis administratif meliputi administrasi umum,

kepegawaian, keuangan, sarana prasarana, dan administrasi

perlengkapan;

i. pengoordinasian lintas sektor;

j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas

pokok dan fungsinya.

Susunan Organisasi Dinas Dinas Kebersihan dan Pertamanan

menguraikantugas pokoksebagai berikut :

1. Kepala Dinas : Memiliki tugas pokok untuk memimpin, mengatur,

mengkoordinasikan dan mengendalikan seluruh kegiatan penyelenggaraan

tugas dan fungsi dinas dalam lingkup urusan kebersihan dan pertamanan

sesuai dengan visi, misi dan program walikota.Untuk mendukung tugas

pokok tersebut,Kepala Dinas memiliki fungsi :

a) Merumuskan kebijakan teknis penyelenggaraan tugas dan fungsi

dinas;

Page 108: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

95

b) Menyelenggaraan penyusunan usulan rencana kerja dan anggaran

tahunan dinas;

c) Merumuskan kebijakan strategis serta penjabaran dan pelaksanaan

kebijakan teknis dalam lingkup urusan kebersihan dan pertamanan;

d) Menyelenggarakan pelayanan teknis administrasi bagi semua

perangkat daerah dan masyarakat dalam lingkup urusan kebersihan

dan pertamanan;

e) Menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan kemampuan

berprestasi para pegawai di lingkungan dinas;

f) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan rencana kerja serta

penggunaan anggaran tahunan dinas.

2. Sekretariat, membawahkan :

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

b. Sub Bagian Keuangan;

c. Sub Bagian Perencanaan.

Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris yang mempunyai tugas

pokok membantu Kepala Dinas dalam pengkoordinasianpelaksanaan

kebijakan penyelenggaraan tugas dan fungsi dinas serta menyelenggarakan

kegiatan di bidang administrasi umum, keuangan, kepegawaian dan

perencanaan. Dalam rangka menjalankan tugas pokok ini, sekretaris memiliki

fungsi :

a) Melakukan penyusunan usulan rencana kerja dan anggaran tahunan

sekretariat;

Page 109: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

96

b) Melakukan penyelenggaraan penyusunan usulan program, rencana kerja

dan anggaran tahunan dinas;

c) Melakukan penyelenggaraan administrasi umum, administrasi

kepegawaian, dan administrasi keuangan;

d) Melakukan pengawasan terhadap para kepala sub bagian yang

dibawahkannya.

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala

Sub Bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan

fungsi sekretariat di bidang administrasi umum dan administrasi

kepegawaian. Dalam rangka menjalankan tugas pokok ini, Kepala Sub

Bagian Umum dan Kepegawaian memiliki fungsi :

a) Melakukan penyusunan usulan rencana kerja dan anggaran tahunan Sub

Bagian Umum dan Kepegawaian;

b) Melaksanakan urusan-urusan ketatausahaan, kearsipan, kepegawaian,

kerumahtanggaan serta perlengkapan perkantoran;

c) Melaksanakan pelayanan administrasi umum kepada seluruh unit kerja di

lingkungan Dinas;

d) Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai yang

membantunya;

e) Melaksanakan pelaporan kegiatan yang dilakukan sub bagian umum dan

kepegawaian.

Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang

mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Sekretariat

Page 110: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

97

di Bidang Administrasi Keuangan. Dalam rangka melaksanakan tugas pokok

tersebut, Kepala Sub Bagian Keuangan memiliki fungsi :

a) Melakukan penyusunan usulan rencana kerja dan anggaran tahunanSub

Bagian Keuangan;

b) Melakukan Penyusunan anggaran tahunan dinas beserta perubahan dan

perhitungannya;

c) Melaksanakan kegiatan di bidang administrasi keungan dinas;

d) Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai yang

membantunya;

e) Melaksanakan pelaporan kegiatan yang dilakukan sub bagian keuangan.

Sub Bagian Perencanaan dipimpin oleh seorang kepala Sub Bagian

Perencanaan yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan

fungsi Sekretariat di bidang perencanaan. Dalam rangka melaksanakan tugas

pokoknya tersebut, Kepala Sub Bagian Perencanaan memiliki fungsi :

a) Melakukan Penyusunan usulan rencana kerja dan anggaran tahunan Sub

Bagian Perencanaan;

b) Melakukan penyusunan usulan program dan rencana kerja tahunan dinas;

c) Melakukan pelaksanaan kegiatan di bidang administrasi perencanaan;

d) Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai yang

membantunya;

e) Melakukan pelaporan kegiatan pada Sub Bidang Perencanaan.

3. Bidang Bina Program membawahkan :

a. Seksi Pembinaan dan Pengawasan;

Page 111: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

98

b. Seksi Pendataan dan Peningkatan Kapasitas.

Bidang Bina Program dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang

mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengatur dan

mengendalikan kegiatan penyelenggaraan sebagian tugas

Dinasdalamlingkuppembinaan,perencanaanteknisdanpengendalianataspelaksa

naanprogrampeningkatanpartisipasimasyarakatdalamupaya-

upayapenanggulangan masalah sampah serta peningkatan kapasitas Dinas

dalam mengangkut, memusnahkan, dan memanfaatkan nilai guna sampah.

Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok tersebut, Kepala Bidang Bina

Program memiliki fungsi :

a) Menyelenggarakan penyusunan usulan rencana kerja dan anggaran

tahunan Bidang Bina Program;

b) Menyelenggarakan pengawasan atas pelaksanaan ketentuan-ketentuan

peraturan daerah, peraturan walikota dan keputusan walikota yang

berkaitan dengan peningkatan partisipasi dan pemasyarakatan budaya

bersih di daerah;

c) Melakukan perencanaan teknis penyuluhan dan pembinaan dalam rangka

meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya-upaya penanggulangan

masalah sampah dan memasyarakatkan budaya bersih di daerah;

d) Menyelenggarakan penyusunan konsep dan pengembangan sistem

pengumpulan, pengangkutan, pemusnahan dan pemanfaatan nilai guna

sampah;

Page 112: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

99

e) Menyelenggarakan penyusunan rencana teknis pengadaan serta

pengembangan prasarana dan sarana pengangkutan, pemusnahan dan

pemanfaatan nilai guna sampah;

f) Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap para kepala seksi yang

dibawahkannya;

g) Melakukan pelaporan kegiatan pada Bidang Bina Program.

Seksi Pembinaan dan Pengawasan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi

yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian

tugas Bidang Bina Program yang berkenaan dengan pembinaan serta

pengawasan atas pelaksanaan program peningkatan partisipasi masyarakat

dalam upaya-upaya penanggulangan masalah sampah. Untuk

menyelenggarakan tugas pokok ini, Kepala Seksi Pembinaan dan

Pengawasan memiliki fungsi :

a) Melakukan perumusan usulan kerja dan anggaran tahunan pada Seksi

Pembinaan dan Pengawasan;

b) Melakukan penyusunan program dan pelaksanaan penyuluhan dan

pembinaan dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dalam

upaya-upaya penanggulangan masalah sampah, memasyarakatkan budaya

bersih dan pengurangan sampah di daerah;

c) Melakukan pengawasan atas pelakasanaan ketentuan-ketentuan Peraturan

Daerah, Peraturan Walikota dan Keputusan Walikota yang berkaitan

dengan peningkatan partisipasi masyarakat dalam upaya-upaya

Page 113: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

100

penanggulangan masalah sampah dan pemasyarakat budaya bersih di

daerah;

d) Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai yang

membantunya;

e) Melakukan pelaporan kegiatan pada Seksi Pembinaan dan Pengawasan.

Seksi Pendataan dan Peningkatan Kapasitas dipimpin oleh seorang

Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur

pelaksanaan sebagian tugas Bidang Bina Program yang berkenaan dengan

pelaksanaan program peningkatan kapasitas dinas dalam menampung,

mengangkut, memusnahkan dan memanfaatkan nilai guna sampah.

Dalam rangka menjalankan tugas pokoknya, Kepala Seksi Pendataan dan

Peningkatan Kapasitas mempunyai fungsi:

a) Melakukan perumusan usulan rencana kerja dan anggaran tahunan Seksi

Pendataan dan Peningkatan Kapasitas;

b) Melakukan pendataan atas kapasitas penampungan, pengangkutan,

pemusnahan dan pemanfaatan nilai guna sampah oleh Dinas, serta

pemanfaatan nilai guna sampah oleh masyarakat;

c) Melakukan penyusunan rencana teknis pengadaan serta pengembangan

prasarana dan sarana penampungan, pengangkutan, pemusnahan dan

pemfaatan nilai guna sampah;

d) Melakukan penyusunan konsep dan pengembangan sistem pemilihan,

penampungan, pengumpulan, pengangkutan, pemusnahan dan

pemanfaatan nilai guna sampah;

Page 114: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

101

e) Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai yang

membantunya

f) Melakukan pelaporan kegiatan yang dilakukan oleh Seksi Pendataan dan

Peningkatan Kapasitas.

4. Bidang Kebersihan, membawahkan :

a. Seksi Pengangkutan Sampah;

b. Seksi Penampungan dan Pemusnahan Sampah;

c. Seksi Pengelolaan dan Pemberdayaan Sampah.

Bidang kebersihan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang

mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengatur dan

mengendalikan kegiatan penyelenggaraan sebagian tugas dinas dalam lingkup

pelaksanaan penampungan, pengangkutan, pemusnahan dan pemanfaatan

nilai guna sampah. Terkait tugas pokok tersebut Kepala

Bidang Kebersihan memiliki fungsi :

a) Melakukan penyusunan usulan rencana kerja dan anggaran tahunan

Bidang Kebersihan;

b) Melakukan penyelenggaraan koordinasi dalam pengumpulan dan

penampungan sampah di tempat Pembuangan Sampah Sementara;

c) Melakukan penyelenggaraan pengangkutan sampah dari Tempat

Pembuangan Sementara ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir;

d) Melakukan penyelenggaraan pemberian pelayanan angkutan sampah dari

tempat-tempat tertentu yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah dan

Keputusan Walikota;

Page 115: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

102

e) Menyelenggarakan penampungan, pemusnahan dan pemanfaatan nilai

guna sampah pada Tempat Pembuangan Sampah Akhir;

f) Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap para Kepala Seksi yang

dibawahkannya;

g) Melakukan pelaporan kegiatan di bidang Kebersihan.

Seksi Pengangkutan Sampah dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang

mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian

tugas BidangKebersihan yang berkenaan dengan pelaksanaan pengangkutan

sampah dari Tempat Pembuangan Sampah Sementara ke Tempat

Pembuangan Akhir serta pemberian pelayanan angkutan sampah dari tempat-

tempat tertentu yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah, Peraturan

Walikota dan Keputusan Walikota.Dalam rangka menjalankan tugas

pokoknya, Kepala Seksi Pengangkutan Sampah memiliki fungsi :

a) Melakukan perumusan usulan rencana kerja dan anggaran tahunan Seksi

Pengangkutan Sampah;

b) Melaksanakan pengangkutan sampah dari Tempat Pembuangan Sampah

Sementara dan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu ke Tempat

Pembuangan Sampah Akhir;

c) Melaksanakan penyusunan serta pengaturan jadwal pelayanan angkutan

sampah dan route kendaraan pengangkutan sampah Dinas;

d) Pelaksanaan pemberian pelayanan angkutan sampah dari tempat-tempat

tertentu yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah, Peraturan Walikota

dan Keputusan Walikota;

Page 116: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

103

e) Pelaksanaan pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai yang

membantunya;

f) Melaksanakan pelaporan kegiatan yang dilakukan oleh Seksi

Pengangkutan Sampah.

Seksi Penampungan dan Pemusnahan Sampah dipimpin oleh seorang

Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur

pelaksanaan sebagian tugas Bidang Kebersihan yang berkenaan dengan

pelaksanaan penampungan dan pemusnahan sampah di Tempat Pembuangan

Sampah Akhir. Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya, Seksi

Penampungan dan Pemusnahan Sampah mempunyai fungsi:

a) Melakukan perumusan rencana kerja dan anggaran tahunan Seksi

Penampungan dan Pemusnahan Sampah;

b) Melaksanakan koordinasi dalam pengumpulan dan penampungan sampah

pada Tempat Pembuangan Sampah Sementara;

c) Melaksanakan pengaturan, pengawasan dan pengendalian kegiatan

penampungan dan pemusnahan sampah pada Tempat Pembuangan

Sampah Akhir;

d) Melaksanakan pengelolaan Tempat Pembuangan Sampah Sementara dan

Tempat Pembuangan Sampah Akhir;

e) Melaksanakan pengawasan dan pembinaan terhadap pegawai yang

membantunya;

f) Melakukan pelaporan atas kegiatan yang dilakukan oleh Seksi

Penampungan dan Pemusnahan Sampah.

Page 117: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

104

Seksi Pengelolaan dan Pemberdayaan Sampah dipimpin oleh seorang

Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur

pelaksanaan sebagian tugas Bidang Kebersihan yang berkenaan dengan

pelaksanaan, pembinaan dan penyuluhan dalam rangka pemanfaatan nilai

guna sampah. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Kepala Seksi

Pengelolaan dan Pemberdayaan Sampah mempunyai fungsi :

a) Melakukan perumusan usulan rencana kerja dan anggaran tahunan Seksi

Pengelolaan dan Pemberdayaan Sampah;

b) Melaksanakan pengelolaan sampah dalam rangka memanfaatkan nilai

guna sampah pada Tempat Pembuangan Sampah Akhir;

c) Melaksanakan promosi produk-produk pemanfaatan nilai guna sampah;

d) Melaksanakan pembinaan kepada masyarakat dan dunia usaha dalam

rangka pemanfaatan nilai guna sampah;

e) Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai yang

membantunya;

f) Melaksanakan pengadaan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu;

g) Melakukan pelaporan terkait kegiatan yang dilakukan oleh Seksi

Pengelolaan dan Pemberdayaan Sampah.

5. Bidang Pertamanan, membawahkan :

a. Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Taman;

b. Seksi Reklame dan Dekorasi kota;

c. Seksi Sarana Prasarana Taman dan Penerangan Jalan Umum.

Page 118: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

105

Bidang Pertamanan di pimpin oleh seorang Kepala Bidang yang

mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengatur dan

mengendalikan kegiatan penyelenggaraan sebagian tugas dinas dalam lingkup

pertamanan. Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya, Kepala Bidang

Pertamanan memiliki fungsi :

a) Melakukan penyusunan usulan kerja dan anggaran tahunan Bidang

Pertamanan;

b) Melakukan penyelenggaraan pembangunan taman dan hutan kota serta

dekorasi kota;

c) Melakukan penyelenggaraan pemeliharaan taman dan hutan kota serta

dekorasi kota;

d) Melakukan penyelenggaraan pembangunan instalasi penerangan jalan

umum serta sarana prasarana penerangan taman dan hutan kota;

e) Melakukan penyelenggaraan pemeliharaan dan perbaikan instalasi

penerangan jalan umum serta sarana prasarana penerangan taman dan

hutan kota;

f) Melakukan penyelenggaraan pengawasan, pembinaan dan pengendalian di

bidang reklame;

g) Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap para Kepala Seksi yang

dibawahkannya;

h) Melaksanakan pelaporan terkait kegiatan yang dilakukan Bidang

Pertamanan.

Page 119: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

106

Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Taman dipimpin oleh seorang

Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur

pelaksanaan sebagian tugas Bidang Pertamanan yang berkenaan dengan

pembangunan serta pemeliharaan taman dan hutan kota. Dalam rangka

melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Seksi Pembangunan dan

Pemeliharaan Taman memiliki fungsi :

a) Melakukan perumusan usulan rencana kerja dan anggaran tahunan Seksi

Pembangunan dan Pemeliharaan Taman;

b) Melaksanakan perencanaan serta pembangunan taman dan hutan kota;

c) Melaksanakan pemeliharaan taman dan hutan kota;

d) Melaksanakan pemantauan, pengawasan, dan pengendalian dalam rangka

pelestarian taman dan hutan kota;

e) Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai yang

membantunya;

f) Melakukan pelaporan terkait pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh

Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Taman.

Seksi Reklame dan Dekorasi kota dipimpin oleh seorang Kepala Seksi

yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian

tugas Bidang Pertamanan yang berkenaan dengan pengawasan, pembinaan,

dan pengendalian di bidang reklame serta pembangunan dan pemeliharaan

dekorasi kota. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Kepala Seksi

Reklame dan Dekorasi kota mempunyai fungsi:

Page 120: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

107

a) Melakukan perumusan usulan rencana kerja dan anggaran tahunan Seksi

Reklame dan Dekorasi kota;

b) Melaksanakan pengaturan lokasi pemasangan serta penempatan reklame;

c) Melaksanakan pengawasan, pembinaan dan pengendalian substansi

reklame;

d) Melaksanakan perencanaan serta pembangunan dekorasi kota;

e) Melaksanakan pemeliharaan dekorasi kota;

f) Melaksanakan pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai yang

membantunya;

g) Melaksanakan pelaporan atas kegiatan yang dilakukan oleh Seksi Reklame

dan Dekorasi.

Seksi Sarana Prasarana Taman dan Penerangan Jalan Umum dipimpin

oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan

mengatur pelaksanaan sebagian tugas Bidang Pertamanan yang berkenaan

dengan pengawasan, pembinaan, dan pengendalian di bidang sarana

prasarana taman dan penerangan jalan umum. Untuk menyelenggarakan tugas

pokok tersebut, Kepala Seksi Sarana Prasarana Taman dan Penerangan Jalan

Umum mempunyai fungsi :

a) Melakukan perumusan usulan rencana kerja dan anggaran tahunan Seksi

Sarana Prasarana Taman dan Penerangan Jalan Umum;

b) Melaksanakan pembangunan instalasi penerangan jalan umum;

c) Melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan instalasi penerangan jalan

umum;

Page 121: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

108

d) Melaksanakan pembangunan sarana prasarana penerangan taman dan

hutan kota;

e) Melaksanakan pemeliharaan serta perbaikan sarana prasarana penerangan

taman dan hutan kota;

f) Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai yang

membantunya;

g) Melakukan pelaporan atas kegiatan yang dilakukan Seksi sarana prasarana

Taman dan Penerangan Jalan Umum.

6. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perlengkapan dan Perbekalan;

Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perlengkapan dan Perbekalan

dipimpin oleh seorang Kepala UPTD yang mempunyai tugas pokok

memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Dinas yang berkenaan

dengan pemeliharaan armada pengangkut sampah dan alat berat serta

penyelenggaraan pengelolaan perlengkapan dan perbekalan petugas

operasional lapangan. Untuk melaksanakan tugas pokoknya, Kepala UPTD

Perlengkapan dan Perbekalan memiliki fungsi:

a) Melakukan pengusulan rencana kerja dan anggaran tahunan UPTD

Perlengkapan dan Perbekalan;

b) Melaksanakan pengadaan armada pengangkut sampah, alat berat,

perlengkapan dan perbekalan;

c) Melaksanakan pemeliharaan armada pengangkut sampah, alat berat,

perlengkapan dan perbekalan;

d) Melaksanakan pengaturan penggunaan perlengkapan dan perbekalan;

Page 122: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

109

e) Melaksanakan pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai UPTD

Perlengkapan dan Perbekalan;

f) Melakukan pelaporan atas kegiatan yang dilakukan UPTD Perlengkapan

dan Perbekalan.

Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan tugas Kepala UPTD, dibentuk

pula Sekretaris UPTD yang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang

mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan kegiatan

ketatausahaan di lingkungan UPTD Perlengkapan dan Perbekalan. Untuk

menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Sekretaris mempunyai fungsi :

a) Melakukan penyusunan konsep usulan rencana kerja dan anggaran

tahunan UPTD Perlengkapan dan Perbekalan;

b) Melaksanakan kegiatan ketatausahaan;

c) Melakukan pelaporan atas kegiatan yang dilakukan.

Page 123: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

110

Struktur Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang

Sumber DKP Kota Tangerang

Sub Bag

Perencanaan

Sub Bag

Keuangan

Sub Bag

Kepegawaian

Sekertaris

Kepala Dinas Kebersihan dan

Pertamanan

Seksi Pengangkutan

Sampah

Bidang kebersihan

Seksi pendataan dan

peningkatan kapasitas

Seksi Pembinaan dan

Pengawasan

Bidang Bina

Program

Seksi Reklame &

Dekorasi

Seksi Pembangunan

dan Pemeliharaan

Taman

Bidang Pertamanan

Seksi Penampungan

dan Pemusnahan

Sampah

UPTD Perlengkapan dan

Perbekalan

Seksi Pengelolaan

& Pemberdayaan

Sampah Seksi Sarana Prasarana

Taman dan PJU

Page 124: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

111

4.2. Informan Penelitian

Informan penelitian merupakan sumber data yang digunakan pada

penelitian.Penentuan informan dalam penelitian ini dilihat berdarkan peran

dan fungsi informan tersebut dalam Implementasi Program Gerakan 1000

Bank Sampah di Kota Tangerang.Informan dikelompokkan menjadi dua

bagian yaitu informan pelaksana dan pembuat kebijakan serta informan yang

terkena dampak dari kebijakan peraturan daerah tersebut. Adapun informan

penelitian dalam penelitian ini berjumlah 15 (lima belas) orang. Yang

diantaranya adalah:

Tabel 4.1

Daftar Nama Informan

No Kode

Informan Nama Jabatan/Pekerjaan

Keterangan

1

I1 H. Taufik

Syahzaeni S.T.,

M.Si.

KaBidBina Program

Key Informan

2 I2 LeniNuraeni Staf Bina Program Key Informan

3 I3 Astrini Zuniarti Staf Bina Program Key Informan

4 I4 Cecep BCS Key Informan

5 I5 Nanik Thowilah Bank Sampah Key Informan

6 I6 Endah Suratno Bank Sampah Key Informan

7 I7 Marliyani Bank Sampah Key Informan

8 I8 Sumardjono Bank Sampah Key Informan

9 I9 M. Nuh Bank Sampah Key Informan

10 I10 Ewinan Pratiwi Masyarakat Secondary Informan

11 I11 Abdul Rahim Masyarakat Secondary Informan

12 I12 Yasin Masyarakat Secondary Informan

13 I13 Romli Sekolah Secondary Informan

14 I14 Nurlaela Sekolah Secondary Informan

Sumber Peneliti 2014

Page 125: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

112

4.3. Deskripsi Data dan Analisis Data Penelitian

Deskripsi data merupakan penjelasan mengenai data yang telah

didapatkan dari hasil penelitian di lapangan.Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan teori Implementasi Kebijakan Publik Model Goerge C. Edward

III terdapat empat variabel yang sangat menentukan keberhasilan

pelaksanaan suatu kebijakan, yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi, dan

struktur birokrasi. Teori ini digunakan untuk mengetahui sejauhmana

implementasi program gerakan 1000 bank sampah di Kota Tangerang

mencapai target.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif.Penelitian ini dilaksanakan dalam menggali data dan

informasi tentang topik dan isu-isu yang ditujukan untuk mencocokan antara

realita empirik dengan teori yang digunakan pada penelitian.Metode

penelitian kualitatif juga dilakukan secara empiris dan sistematis agar data

yang diperoleh dapat diinterprestasikan. Data lain juga diperoleh melalui

dokumentasi dan observasi langsung di lapangan. Pada penelitian ini juga

peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang digunakan

untuk mendapatkan pengetahuan yang cukup dalam menganalisis dan

menginterprestasikan data yang diperoleh.

Page 126: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

113

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

diantaranya adalah observasi, wawancara, dan studi kepustakaan sebagai

tambahan informasi.Dari pengumpulan data ini didapatkan data yang dapat

menggambarkan kondisi yang sebenarnya terjadi di lapangan. Pada sub bab

ini juga peneliti akan mendeskripsikan data-data yang telah didapatkan

peneliti dari ketiga teknik pengumpulan data yang telah peneliti lakukan.

Seperti yang dikemukakan pada bab sebelumnya, analisis data pada

penelitian ini menggunakan model interaktif yang dikembangkan oleh Miles

& Huberman, yaitu selama proses pengumpulan data dilakukan tiga kegiatan

penting yang diantaranya; reduksi data (data reduction), penyajian data (data

display), dan verifikasi data (conclusion drawing/verifying).Kegiatan pertama

yang dilakukan adalah mereduksi data (data reduction), yaitu merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal yang penting, dicari

tema dan polanya.

Langkah selanjutnya adalah melakukan penyajian data (data display).

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat atau teks naratif, bagan, matriks, hubungan antar kategori,

network, flowchart dan sejenisnya. Namun pada penelitian ini, peneliti

menyajikan data dalam bentuk teks narasi. Langkah ketiga adalah penarikan

kesimpulan (verification) setelah data bersifat jenuh, artinya telah ada

pengulangan informasi, maka kesimpulan tersebut dapat dijadikan jawaban

atas masalah penelitian.

Page 127: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

114

Selanjutnya, peneliti akan melakukan analisis terhadap faktor-faktor

yang terjadi dalampelaksanaanprogram gerakan 1000 bank sampah di Kota

Tangerang. Analisa yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan teori Implementasi Kebijakan Publik Model Goerge C.

Edward III terdapat empat variabel yang sangat menentukan keberhasilan

pelaksanaan suatu kebijakan, yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi, dan

struktur birokrasi.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana penerapan atau

pelaksanaan Program gerakan 1000 bank sampah di Kota Tangerang dalam

mencapai target. Pelaksanaan merupakan bagian dari suatu proses kebijakan

sebelum dilakukan suatu evaluasi kebijakan. Dalam penelitian ini peneliti

ingin mengetahui sejauhmanaimplementasi kebijakan yang buat pemerintah

dalam mencapai tujuan.

Umumnya, implementasi merupakan suatu hal mengenai kebijakan

yang mengarah pada suatu proses pelaksanaan dari hasil kebijakan.

Implementasi kebijakan dalam prakteknya adalah suatu proses pelaksanaan

yang rumit bahkan tidak jarang bermuatan politis dan adanya tekanan dari

berbagai kepentingan. Implementasi kebijakan biasanya berbentuk undang-

undang, perintah atau keputusan-keputusan yang buat oleh suatu lembaga

pemerintah untuk mengidentifikasikan suatu masalah di masyarakat untuk

diatasi.

Page 128: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

115

1. Sumber daya

a. Staf

Pada setiap pelakasanaan kebijakan membutuhkan staf.Program

gerakan 1000 bank sampah di Kota Tangerang yang melaksanakan adalah

staf Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Staf yang di tunjuk adalah orang-

orang yang paham, ahli dan kompeten dalam permasalahan sampah yang

ada di perkotaan. Staf memiliki peran yang penting dalam implementasi

kebijakan karena staf yang akan turun langsung ke para pelaksanaan dalam

menjalankannya.

Peneliti melakukan wawancara terhadap salah satu staf Dinas

Kebersihan dan Pertamanan yaitu Ibu Leni, berikut menurut pernyataan

beliau:

“Dinas Kebersihan dan Pertamanan memiliki peran penting dalam

pengelolaan sampah yang ada di Kota Tangerang semakin hari

semakin menggunung di TPA Rawa Kucing perlu adanya program

untuk mengurangi sampah di rawa kucing yaitu bank sampah,

dalam proses menjalakannya tanggung jawab dari bidang bina

program Dinas Kebersihan dan Pertamanan.” (16 Juni 2014 Jam

10.00 WIB di kantor DKP Tangerang)

Namun seperti apa kesiapan para staf Dinas Kebersihan dan

Pertamanan Kota Tangerang, berikut pernyataan Ibu Leni:

“Kesiapan dari kami melakukan perencanaan materi program bank

sampah dan kami melakuan pendalaman materi agar kami pun

paham ketika turun ke masyarakat tentang prosedural bank

sampah.”(16 Juni 2014 Pukul 10.00 WIB di kantor DKP

Tangerang)

Page 129: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

116

Berdasarkan penyataan hasil wawancara di atas menerangkan

bahwa Staf Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang memiliki

peran penting dalam pengelolaan sampah di Kota Tangerang. Salah

satunya dalam pengelolaan sampah yaitu bank sampah. Proses

implementasi bank sampah berada di bawah perencanaan bidang bina

program Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Bidang bina program

melakukan persiapan materi program bank sampah dan proses pelaksanaan

bank sampah di Kota Tangerang.

Staf harus memiliki kesiapan dan pemahaman yang baik dalam

program bank sampah. Staf akan turun langsung ke masyarakat untuk

menjelaskan dan mengajak masyarakat untuk sadar lingkungan dan

mengetahui program bank sampah.

b. Informasi

Setiap kebijakan perlu adanya sebuah informasi yang sampaikan

kepada masyarakat.Informasi implementasi program gerakan 1000 bank

sampah di Kota Tangerang disampaikan melalui tulisan maupun

verbal.Dengan adanya informasi program gerakan 1000 bank sampah

dapat menambah pengetahuan atau mempengaruhi seseorang dalam

menangani permasalahan sampah.

Peneliti mewawancari Bapak H. Taufik Syahzaeni S.T., M.Si.,

M.Sc. Kepala bidang bina program Dinas Kebersihan dan Pertamanan

bagaimana informasi implementasi program gerakan 1000 bank sampah di

Kota Tangerang disampaikan, berikut pernyataan:

Page 130: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

117

“Dalam kebijakan yang telah dibuat tindakan selanjutnya yaitu

memberikan informasi. Apabila tidak ada informasi yang

disampaikan maka kebijakan itu tidak akan berjalan dengan baik.

Program gerakan 1000 bank sampah diinformasikan melalui koran

“kota benteng”, talk show radio, forum-forum, spanduk dan baligo.

Karena dengan adanya informasi tersebut kita memberi tahu

masyarakat bahwa ada program bank sampah di Kota

Tangerang.Serta mengajak masyarakat untuk sadar lingkungan.”

(19 Juni 2014 Pukul 09.10 WIB di kantor DKP Tangerang)

Berdasarkan pernyataan hasil wawancara di atas program gerakan

1000 bank sampah telah diinformasikan melalui koran “kota benteng”, talk

show radio, forum-forum, spanduk dan baligo. Informasi yang diberikan

agar masyarakat mengerti dan sadar akan lingkungan tentang

permasalahan sampah.

Sedang menurut Ibu Endah Suratno selaku pengurus Bank Sampah

di Komplek POLRI Batu Ceper, menyatakan sebagai berikut:

“Kami mendapatkan informasi dari forum kompos kota, di sana

kami diberi tau bahwa ada program bank sampah dari pemerintah.”

(17 Juni 2014 Pukul11.15 WIB di Komp. POLRI Batu Ceper)

Bahwa berdasarkan wawancara di atas dapat dijelaskan oleh salah

satu pelaksana program bank sampah informasi yang didapat tentang

program bank sampah dari forum KOMPOS (Komunikasi Pengelola

Sampah) kota.

c. Wewenang

Implementasi program gerakan 1000 bank sampah memiliki

kewenangan bagi para pelaksana dalam menjalankan kebijakan.

kewenangan untuk melaksanakan program bank sampah terlegitimasi atau

Page 131: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

118

yang memiliki otoritas adalah Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Guna

menyelesaikan permasalahan sampah yang semakin hari semakin

menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) serta memperpanjang

usia penggunaan TPA.

Pelaksanaan program bank sampah merupakan perwujudan

dariUndang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah,

Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2009 tantang Pengelolaan Sampah,

Peraturan Walikota Tangerang Nomor 13 Tahun 2009 tentang Penanganan

Sampah. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara kepada Kepala

Bidang Bina Program adalah Bapak H. Taufik Syahzaeni S.T., M.Si.,

M.Sc. Beliau mengatakan:

”Kewenangan yang telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 18

Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, Peraturan Daerah

Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Sampah, Peraturan

Walikota Tangerang Nomor 13 Tahun 2009 tentang Penanganan

Sampah Dinas Kebersihan dan Pertamanan memiliki peran

tanggung jawab terhadap permasalahan sampah yang ada. Dinas

Kebersihan dan Pertamanan bertanggung jawab atas kebersihan

dan kenyamanan Kota Tangerang.Langkah-langkah yang

dilakukan untuk menyelesaikan sampah yaitu dengan bank

sampah.Sampah dapat dikelola akan menghasilkan nilai ekonomi

dan dapat bermanfaat.” (19 Juni 2014 Pukul 09.10 WIB di Kantor

DKP Tangerang)

Hal ini dipaparkan pula oleh staf bina program Ibu Astrini, yaitu:

“Dalam menjalankan tugas kedinasan DKP berpatokan kepada

Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2008 tentang pembentukan

susunan organisasi dinas daerah pasal 14. Sedangkan untuk

mengelola sampah di Kota Tangerang kami mempunyai landasan

aturan yaitu Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2009 tentang

Pengelolaan Sampah, Peraturan Walikota Tangerang Nomor 13

Tahun 2009 tentang Penanganan Sampah.” (18 Juni 2014 Pukul

09.00 WIB di Kantor DKP Tangerang)

Page 132: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

119

Berdasarkan wawancara di atas menerangkan bahwa di Undang-

undang sudah mengatur soal penanganan dan pengelolaan sampah

dilegitimasikan kepada Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Maka dari itu,

diharapkan dengan adanya program bank sampah bisa menjadi salah satu

solusi dari permasalahan yang selama ini dirasakan oleh masyarakat dan

Pemerintah Kota Tangerang.

d. Fasilitas

Fasilitas merupakan suatu sarana prasarana untuk memperlancar

dan mempermudah proses pelaksanaan program gerakan 1000 bank

sampah. Fasilitas disediakan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan

dalam menunjang penyelenggaran yang ada di masyarakat tepat

sasaran.Fasilitas dalam pelaksanaan program gerakan 1000 bank sampah

telah diberikanoleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang,

berikut pernyataan Ibu Astrini staf bidang bina program:

“Kami mempersiapkan materi yang akan disampaikan kepada

masyarakat dalam menjalankan bank sampah serta menyediakan

sarana prasarana penunjang untuk bank sampah seperti modul,

buku tabungan, buku catatan, timbangan dan kotak pemilah

sampah.” (18 Juni 2014 Pukul 09.00 WIB di Kantor DKP

Tangerang)

Berdasarkan pernyataan wawancara di atas Dinas telah

menyediakan sarana prasarana penunjang bank sampah seperti modul,

buku tabungan, buku catatan, timbangan dan kotak pemilah sampah. Hal

ini diperkuat dengan penelitian lapangan, telah ada fasilitas yang diberikan

Page 133: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

120

pemerintah. Namun masih ada temuan kekurangan fasilitas yang terjadi

dilapangan. Berdasarkan wawancara dengan mentor dan pengurus bank

sampah, yaitu:

“Dengan berjalannya program bank sampah serta adanya antusias

dari masyarakat di sini ada penambahan nasabah. Kami masih

kekurangan buku tabungan bank sampah dan butuh tambahan buku

laporan kas bank sampah.” (menurut Ibu Endah Suratno 17 Juni

2014 Pukul11.15 WIB di Komp. POLRI Batu Ceper

2. Komunikasi

a. Transmisi

Transmisi merupakan penerusan informasi dari pembuat

kebijakan kepada masyarakat agar kebijakan dapat berjalan sesuai

dengan tujuan dan sasaran. Transmisi memperhatikan saluran yang

dipakai untuk mengirim informasi, serta memastikan bahwa informasi

sampai secara akurat. Transmisi bagaimana suatu kebijakan dapat

ditransformasikan dari pemerintah kepada masyarakat dan salah satu

konsep yang penting dalam mengimplementasi program gerakan 1000

bank sampah di Kota Tangerang.

Program gerakan 1000 bank sampah di Kota Tangerang

dilandasi aturan hukum yaitu Peraturan Walikota Tangerang Nomor

13 Tahun 2009 tentang Penanganan Sampah,Peraturan Daerah Nomor

3 Tahun 2009 tantang Pengelolaan Sampahdan Undang-Undang

Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

Page 134: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

121

Berikut merupakan pernyataan dari staf Bidang Bina Program

Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang yaitu Ibu Leni

Nuraeni, beliau menyatakan:

“Program gerakan 1000 bank sampah diinformasikan melalui

media surat kabar dan kelompok kerja di masyarakat pokja

forum kompos tangerang hijau dan kader-kader pkk (Pembinaan

Kesejahteraan Keluarga).” (16 Juni 2014 Pukul 10.00 WIB di

Kantor DKP Tangerang)

Berdasarkan wawancara di atas menerangkan bahwa program

gerakan 1000 bank sampah diinformasikan melalui media surat kabar

dan kelompok kerja di masyarakat serta forum kompos tangerang

hijau dan kader-kader PKK.

Hasil wawancara dengan Ibu Astrini selaku staf Bina program

mengatakan sebagai berikut:

“Penyampaian informasi tentang program pengelolaan bank

sampah kami lakukan dengan cara sosialisasi kepada masyarakat

melalui forum-forum yang ada di Kota Tangerang, misalnya

lewat kader ibu PKK, forum kompos maupun datang ke

kelurahan.” (18 Juni 2014 Pukul 09.00 WIB di Kantor DKP

Tangerang)

Berdasarkan pernyataan hasil wawancara di atas menjelaskan

Dinas Kebersihan dan Pertamanan telah melakukan sosialisasi dalam

penyampaian informasi mengenai program pengelolaan bank sampah.

Sosialisasi melalui forum-forum misalnya kader-kader PKK, forum

kompos tangerang hijau maupun datang ke kelurahan.

Page 135: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

122

b. Kejelasan

Melaksanakan suatu kebijakan harus ada kejelasan. Kejelasan

komunikasi yang diberikan oleh pembuat kebijakan kepada para

pelaksana haruslah jelas, akurat dan tidak ambigu. Para pelaksana

dijelaskan latar belakang kebijakan itu lahir dan untuk menyelesaikan

permalasahan seperti apa sehingga para pelaksana dapat terlibat

langsung dalam implementasinya. Apabila kejelasan informasi yang

disampaikan berjalan dengan baik maka pelaksanaan suatu kebijakan

akan mencapai suatu tujuan dan sasaran.

Implementasi program gerakan 1000 bank sampah di Kota

Tangerang seperti apa kejelasan penyampaian informasinya berikut

penuturan dari Ibu Leni:

“Proses informasi berjalan dengan jelas dan baik. Kami

melakukan komunikasi sosialisasi serta koordinasi kepada bank

sampah masyarakat karena kami ingin mengetahui sejauh mana

perkembangan bank-bank sampah tersebut.” (16 Juni 2014

Pukul 10.00 WIB di Kantor DKP Tangerang)

Kejelasan proses informasi sudah berjalan dengan baik.

Kejelasan informasi telah dilakukan oleh DKP Kota Tangerang karena

untuk mengetahui perkembangan bank-bank sampah tersebut.

Hal ini senada dikatakan Bapak Cecep selaku pengurus Bank

Central Sampah, beliau mengatakan:

“Informasi dari pemerintah sudah dilakukan dengan baik. Ibu-

ibu dan bapak-bapak telah melakukan sosialisasi dan

Page 136: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

123

koordinasi pelaksanaan bank sampah.” (15 Juni 2014 Pukul

14.15 WIB di BCS TPA Rawa Kucing)

Berdasarakan hasil wawacara di atas menjelaskan pemerintah

kota sudah melakukan agenda sosialisasi dan koordinasi pada

pelaksanaan program bank sampah, yang kemudian ditinjau langsung

oleh peneliti kepada bank sampah dan masyarakat. Berdasarkan

penelitian di lapangan dijelaskan oleh Bapak Yasin, yaitu:

“Dinas Kebersihan dan Pertamanan sudah sering melakukan

sosialisai terkait pengelolaan sampah. Di setiap sosialisasi

masyarakat untuk ikut berpartisipasi. Kami sebagai

masyarakat juga mendukung setiap program yang baik.

Namun, kami sudah melakukan tahap pengelolaan sampah

yang disampaikan oleh pemerintah, pemerintah masih lambat

tindakannya. Ada sampah yang masih belum diangkut setelah

kami melakukan pengumpulan sampah.” (18 Juni 2014 Pukul

14.45 WIB di Karang Tengah)

Berdasarkan wawancara di atas menjelaskan pemerintah

melakukan sosialisasi terhadap pengelolaan sampah dengan baik.

masyarakat pun ikut hadir dalam acara sosialisasi dan masyarakat pun

mengikuti apa yang telah dianjurkan pemerintah untuk mengelola

sampah bersama. Namun pemerintah masih lambat dalam tindakan

berikutnya. Tindakan yang lambat dalam mengambil sampah yang

telah terkumpul di bank sampah.

c. Konsistensi

konsistensi merupakan ketetapan dan kemantapan informasi

kebijakan dalam setiap pelaksanaannya. Implementasi program

gerakan 1000 bank sampah di Kota tangerang butuh konsistensi dalam

Page 137: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

124

penerapannya, karena apabila berubah-ubah membuat bingung

pelaksana kebijakan dan sasaran tidak akan tercapai.

Konsistensi erat kaitan terhadap kegiatan yang dilakukan secara

berkala dan terus menerus. Pada program gerakan 1000 bank sampah

di Kota Tangerang pemerintah menargetkan ada seribu bank sampah

dalam kurun waktu lima tahun.

Hal ini diungkapkan oleh Ibu Astrini staf bina program DKP

Kota Tangerang, beliau mengatakan:

“Gerakan program bank sampah telah dilakukan dari tahun 2012

dan akan terus berjalan selama lima tahun. Kita terus berupaya

melakukan optimalisasi peningkatan bank sampah dari tahun ke

tahun. Turun langsung ke masyarakat melakukan sosialisasi,

pengarahan dan pembimbingan. Setiap bulannya kami ada

koordinasi laporan bank sampah”. (18 Juni 2014 Pukul 09.00

WIB di Kantor DKP Tangerang)

Dalam hal ini juga diungkapkan Ibu Marliyani Sekertaris Bank

Sampah Komp. POLRI Batu Ceper, beliau mengatakan:

“Pemerintah suka mengadakan pertemuan bulanan untuk

membahas koordinasi laporan bulanan bank sampah, terkadang

kalau lagi ada di forum kompos atau forum ibu-ibu PKK suka

menanyakan perkembangan bank sampah”. (17 Juni 2014

Pukul12.15 WIB di Komp. POLRI Batu Ceper)

Sedangkan menurut Bapak M. Nuh Mentor Bank Sampah di

daerah Cipondoh, beliau mengatakan :

“DKP melakukan pelatihan dan penyuluhan kepada mentor-

mentor tentang bank sampah setelah itu mentor-mentor yang

telah mengikuti pelatihan bersama DKP melakukan sosialisasi

tentang bank sampah. Namun setelah berjalan lebih dari enam

Page 138: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

125

bulan lebih tidak ada tindak lanjut perhatian lagi dari DKP”. (15

Juni 2014 Pukul 10.35 WIB di Perumahan Poris Indah)

Program gerakan bank sampah di mulai dari tahun 2012 dan

akan terus berlangsung sampai lima tahun ke depan. Dalam kurun

lima waktu ke depan dengan target sudah ada 1000 bank sampah di

Kota Tangerang. Pemerintah masih terus mengoptimalkan gerakan

program bank sampah dalam melakukan sosialisasi dan pembinaan

dari tahun ke tahun. Pemerintah pun melakukan upaya koordinasi

laporan bank sampah setiap bulannya.

3. Disposisi

a. Pengangkatan birokrat/organisasi

Implementasi program gerakan 1000 bank sampah di Kota

Tangerang Dinas Kebersihan dan Pertamanan dibantu Bank Central

Sampah dan para mentor bank sampah. Bank Central Sampah (BCS)

merupakan tempat melakukan penimbangan dan penukaran sampah

menjadi uang. Sampah yang telah terkumpul di bank sampah

masyarakat lalu di bawa oleh Bank Central Sampah dan ditukar

dengan uang. Mentor bank sampah adalah orang yang bertugas untuk

membimbing bank sampah di masyarakat, biasanya mentor

merangkap menjadi Ketua bank sampah di masyarakat.

Peneliti melakukan wawancara kepada Bapak M. Nuh selaku

Mentor Bank Sampah, berikut pernyataannya:

Page 139: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

126

“Menjadi mentor bank sampah berawal dari keikutsertaan saya

pada forum kompos kota kemudian saya di undang pada acara

pelatihan bank sampah. Setelah mengikuti pelatihan tersebut

saya di tunjuk menjadi mentor di wilayah sekitar Cipondoh ini.”

(15 Juni 2014 Pukul 10.35 WIB di Perumahan Poris Indah)

Hal senada juga dikatakan oleh Ibu Nanik Mentor bank sampah,

beliau mengatakan:

“Saya menjadi mentor bank sampah saat ikut pelatihan yang

diadakan oleh DKP. Sebelumnya, saya sering ikut acara dari pak

wali. Saya mengikuti segala kegiatan, seperti pelatihan bank

sampah di manasaya di undang dalam pelatihan tersebut dan

kemudian ditunjuk menjadi mentor di Sangiang Jaya.” (21 Juni

2014 Pukul 13.30 WIB di Kelurahan Sangiang Jaya)

Berdasarkan penelitian hasil wawancara di atas bahwa mentor-

mentor bank sampah diberikan pelatihan tentang bank sampah,

kemudian mentor-mentor tersebut memegang wilayah untuk

menjalankan program gerakan bank sampah. Selain dari pelatihan

penyuluhan, peneliti juga menemukan untuk membentuk bank sampah

ada cara lain menurut Bapak H. Taufik Syahzaeni, S.T, M.Si., yaitu:

“Dalam membentuk bank sampah tidak hanya dari undang calon

mentor atau pengurus untuk mengikuti pelatihan dan penyuluhan.

Ada cara lain untuk membentuk bank sampah yaitu dengan cara

membuat proposal ke Dinas Kebersihan daan Pertamanan yang

nantinya kami konfirmasi dan dilaksanakan pembinaan untuk bank

sampah” (19 Juni 2014 Pukul 09.10 WIB di Kantor DKP

Tangerang)

b. Insentif

Pelaksanaan kebijakan diperlukan suatu insentif untuk para

implementor sebagai stimulus pelaksanaan kebijakan agar mencapai

sasaran. Program gerakan 1000 bank sampah di Kota Tangerang akan

Page 140: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

127

menemukan kendala apabila tidak ada stimulus dari pemerintah yang

dapat menggerakan kesadaran masyarakat. Pemerintah dapat

memberikan insentif berupa materi. Selain itu, pemerintah juga

memberikan dukungan perhatian berupa penghargaan prestasi, sehingga

masyarakat dapat termotivasi dalam mencapai sasaran.

Sejauh penelitian lapangan yang dilakukan, peneliti belum

melihat pemberian insentif yang dilakukan pemerintah. Ini diperkuat

dengan penelitian lapangan pernyataan dari Ibu Nanik, selaku pengurus

bank sampah di wilayah Sangiang Jaya, seperti berikut:

“Pemerintah masih kurang memberikan insentif pada saat proses

penimbangan, tidak ada logistik yang diberikan. Padahal kan

kita pengurus harus berpanas-panasan, keringetan dan

nungguinyang pada datang bisa sambil makan dan minum tapi

ini belum diberikan.” (21 Juni 2014 Pukul 13.30 WIB di

Kelurahan Sangiang Jaya)

Berdasarkan hasil wawancara di atas menyatakan pemerintah

masih kurang memberikan insentif. Belum adanya insentif berupa dana

operasional untuk para pelaksana. Padahal para pengurus bank sampah

harus melakukan mekanisme bank sampah sambil panas-panasan dan

keringetan tapi tidak ada logistik makan dan minum.

Page 141: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

128

4. Struktur birokrasi

a. Standard Operating Prosedures (SOPs)

Standard Operating Prosedures (SOPs) merupakan bentuk

sistem kerja yang teratur dan sistematis, yang dapat menggambarkan

tujuan program yang dilaksankan sesuai dengan kebijakan. Bank

adalah sebuah lembaga yang umumnya didirikan untuk menerima

simpanan uang dan meminjamkan uang kepada masyarakat. Namun

belakangan bank menjadi tempat yang berhubungan penyimpanan

uang berubah menjadi hal lain. Bank sudah menjadi tempat

penyimpanan sampah, namanya bank sampah.Bank sampah

merupakan salah satu alternatif dalam pengelolaan sampah yang ada

di lingkungan.Sampah yang dianggap sesuatu yang tidak berguna dan

sudah tidak punya nilai yang sudah dibuang atau terbuang dari

aktifitas manusia.Sampah yang dikelola dengan baik dari hulu (rumah

tangga) sampai hilir dapat berharga, dapat mengurangi pencemaran

lingkungan, dan dapat mengurangi sumber masalah penyakit.

Bank Sampahadalah tempat penerimaan dan penyimpanan

sampah, tempat pemilahan dan pengumpulan sampah yang dapat

didaur ulang dan/atau diguna ulang yang memiliki nilai ekonomi,

dengan tujuan sebagai berikut:

1. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam mengelola sampah

sejak dari sumber;

Page 142: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

129

2. Menjadikan sampah lebih bermanfaat dan mempunyai nilai

ekonomis dengan pelaksanaan pengurangan, pemakaian kembali

dan pendaurulangan sampah untuk menghasilkan pendapatan;

3. Mengatasi masalah timbulan sampah di zona perumahan,

terutama bagi yang belum terlayani oleh dinas kebersihan dan

pertamanan.

SOPs (Standard Operating Prosedures) atau Mekanisme yang

dilaksanakan dalam proses program bank sampah di Kota Tangerang

yaitu proses pemilahan, penyetoran atau pengumpulan ke bank

sampah, penimbangan dan pencatatan. Proses pemilahan adalah

kegiatan pemilahan sampah yang ada di hulu atau di sumbernya

berdasarkan jenis dan karakteristik sampah. Menurut Bapak M. Nuh

selaku mentor bank sampah di daerah cipondoh, mengatakan:

“Proses pemilahan sampah dilakukan di rumah warga.Sampah

yang ada di rumah di pilih-pilih dahulu. Sampah yang bekas

masak dimasukan ke keranjang sampah, sampah botol plastik

dan kaleng dimasukan kedalam karung.” (15 Juni 2014 Pukul

10.35 WIB di Perumahan Poris Indah)

Penyetoran atau pengumpulan sampah ke bank sampah adalah

proses yang dilakukan setelah pemilahan sampah yang ada di rumah

kemudian di setor ke bank sampah. Sampah yang telah disetorkan

kemudian di timbang.Sampah yang timbang berdasarkan jenisnya

kemudian dicatat dalam buku tabungan bank sampah.Jadwal

penimbangan bank sampah dilakukan pada hari sabtu dan minggu.

Page 143: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

130

SOPs dalam proses pelaksanaan program gerakan 1000 bank

sampah menjadi suatu pedoman para implementor untuk kegiatan-

kegiatan bank sampah.Menurut pendapat dari bapak Cecep selaku

Bank Central Sampah (BCS) Kota Tangerang, mengatakan:

“Dengan adanya suatu standar cara operasional, kegiatan bank

sampah dapat terarah. Dari proses rumah tangga, pemilahan,

penimbangan, pengambilan sampah, dan pada akhirnya nanti

ada suatu laporan hasil yang tercatat.” (15 Juni 2014 Pukul

14.15 WIB di BCS TPA Rawa Kucing)

Hal ini ditambahkan oleh Ibu Endah bank sampah di Komplek

POLRI Batu Ceper, beliau menjelaskan:

“Panduan operasional itu perlu buat kita-kita karena nanti juga

dapat membantu kerja kita di lapangan serta dapat menjelaskan

kepada nasabah yang belum mengerti. Masyarakat yang ikut

bank sampah kita sebut nasabah. Prosedurnya pemilahan

sampah lalu ditimbang dan disetor kepada BCS untuk penukaran

sampah menjadi uang.” (17 Juni 2014 Pukul 11.15 WIB di

Komplek POLRI Batu Ceper)

Menurut hasil wawancara diatas bahwa Standard Operating

Prosedures(SOPs) dalam operasional program gerakan bank sampah

diperlukan agar kegiatan-kegiatan yang dilakukan terarah dari mulai

proses awal di rumah tangga melakukan pemilahan sampah

penimbangan penukaran sampah menjadi uang dan sampai akhirnya

ada sebuah catatat laporan akhir.

Page 144: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

131

Gambar Mekanisme bank sampah

b. Fragmentasi

Fragmentasi merupakan pembagian tanggung jawab tugas

program gerakan 1000 bank sampah dalam memobilisasi bank

sampah. Dengan adanya fragmentasi, tugas tidak menumpuk pada satu

bagian saja,tetapi yang bagian lain juga terlibat menyuksesi program

gerakan 1000 bank sampah. Pemerintah Kota melalui Dinas

Kebersihan dan Pertamanan membagi peran dan tanggung jawab

kepada bank central sampah, mentor dan bank sampah di masyarakat

Pemilahan sampah

di rumah

Penyetoran ke bank

sampah

Penimbangan Pencatatan

Sumber: DKP Kota Tangerang

Page 145: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

132

dalam implementasi program gerakan 1000 bank sampah di Kota

Tangerang.

Peneliti melakukan wawancara mengenai fragmentasi program

gerakan 1000 bank sampah kepada staf bidang bina program yaitu

Ibu Leni, beliau mengatakan:

“akan terasa sulit bila ini hanya menjadi tumpuan tanggung

jawab pemerintah, kami rasa semua pihak harus terlibat dengan

begitu masalah sampah dapat teratasi. Kami dalam pelaksanaan

dibantu oleh mentor yang ditunjuk dari kader-kader dan BCS

Kota Tangerang”. (16 Juni 2014 Pukul 10.00 WIB di Kantor

DKP Tangerang)

Adapun pembagian peran dan tanggung jawab dalam program

bank sampah, sebagai berikut:

1. Dinas Kebersihan dan Pertamanan sebagai institusi yang membuat

perencanaan dalam melaksanakan program bank sampah serta

melakukan komunikasi dan pembinaan kepada para implementor.

2. Bank Central Sampah sebagai lembaga yang ditunjuk oleh dinas

kebersihan dan pertamanan dalam hal tempat penampungan

sampah, tempat penukaran sampah menjadi uang serta memberi

laporan kepada Dinas Kebersihan dan Pertamanan.

3. Bank Sampah di tingkatan masyarakat merupakan tempat

penampungan sampah sementara sebelum sampah-sampah tersebut

di ambil oleh Bank Central Sampah.

4. Mentor dan pengurus Bank Sampah adalah orang yang telah

diberikan pelatihan dan penyuluhan untuk menjalankan serta

Page 146: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

133

membina bank sampah yang ada di tingkatan masyarakat.

Mayoritas terdiri dari kader-kader PKK, Forum Komunitas

Pengelola Sampah (Forum KOMPOS) serta pengurus RT/RW.

4.4. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, peneliti mendapat gambaran

umum tentang implementasi program gerakan 1000 bank sampah di Kota

Tangerang dari penerapan atau pelaksanaan Undang-Undang Nomor 18

Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun

2009 tantang Pengelolaan Sampah, Peraturan Walikota Tangerang Nomor 13

Tahun 2009 tentang Penanganan Sampah. Gambaran tersebut didapat dari

hasil observasi di lapangan, wawancara terhadap informan-informan yang

memiliki keterkaitan dengan permasalahan informasi mengenai pelaksanaan

pengelolaan program bank sampah seperti Kepala Bidang Bina Program

Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Staf Bina program Dinas Kebersihan dan

Pertamanan, Bank Central Sampah, Bank Sampah serta masyarakat. Selain

itu juga gambaran mengenai hasil dari penelitian ini juga didapat dari

dokumen-dokumen yang berhasil didapat oleh peneliti.

Penelitian ini termasuk dalam kategori Implementasi kebijakan yang

berkenaan hasil dari suatu kebijakan dalam mengatasi permasalahan tentang

sampah di Kota Tangerang.Implementasi kebijakan membahas persoalan

pelaksanaan sumber daya, komunikasi, disposisi dan struktur birokrasidalam

Page 147: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

134

program gerakan 1000 bank sampah di Kota Tangerang. Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan model implementasi kebijakan yang diungkapkan oleh

George C. Edward III, yaitu model direct and indirect impact on

implementation.

1. Proses implementasi program bank sampah

a. Pelaksanaan bank sampah

Pengelolaan sampah diselenggarakan dengan asas tanggung jawab, asas

berkelanjutan, asas manfaat, asas keadilan, asas kesadaran, asas

kebersamaan, asas keselamatan dan asas nilai ekonomi. Pengelolaan sampah

bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas

lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Sampah yang

diatur dalam peraturan daerah ini adalah sampah rumah tangga dan sampah

sejenis sampah rumah tangga.

Sampah sejenis sampah rumah tangga berasal dari perumahan, kawasan

komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas

umum dan/atau fasilitas lainnya. Pengelolaan sampah dilaksanakan melalui

tahapan pengurangan dan penanganan sampah.

Pengelolaan sampah dilaksanakan melalui tahapan pengurangan dan

penanganan sampah Pengurangan sampah meliputi kegiatan :

a. pembatasan timbulan sampah;

b. pendauran ulang sampah; dan/atau

c. pemanfaatan kembali sampah.

Page 148: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

135

Pemerintah daerah wajib melakukan kegiatan sebagai berikut :

a. menetapkan target pengurangan sampah secara bertahap dalam jangka

waktu tertentu;

b. memfasilitasi penerapan teknologi yang ramah lingkungan;

c. memfasilitasi penerapan label produk yang ramah lingkungan;

d. memfasilitasi kegiatan mengguna ulang dan mendaur ulang; dan

e. memfasilitasi pemasaran produk-produk daur ulang.

Berdasarkan dengan undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang

pengelolaan sampah, peraturan menteri negara lingkungan hidup Nomor

13 Tahun 2012 tentang pedoman pelaksanaan reduce, reuse dan recycle

melalui bank sampah, serta kebijakan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun

2009 mengenai pengelolaan sampah di Kota Tangerang. Pemerintah Kota

memiliki kewajiban untuk menyelesaikan permasalahan yang ada salah

satunya, masalah sampah. Dalam menyelesaikan masalah sampah

pemerintah membuat salah satu solusi yaitu melaksanakan program

gerakan 1000 bank sampah di Kota Tangerang.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan alasan pelaksanaan

program gerakan 1000 bank sampah di Kota Tangerang dipaparkan oleh

Kabid Bina Program Dinas Kebersihan dan Pertamanan, sebagai berikut:

“Dibentuknya program gerakan bank sampah berasal dari semakin

menumpuknya sampah yang ada di TPA Rawa kucing yang makin

menggunung serta untuk memperpanjang usia pemakaian TPA Rawa

kucing. Bank sampah juga sebagai salah satu pengelolaan sampah

Page 149: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

136

pada sumbernya, karena masih ada masyarakat yang membuang

sampah sembarangan, membuang sampah di saluran air, sungai dan

lain-lain. Dengan adanya bank sampah masyarakat mulai sadar akan

lingkungan.” (Menurut Bapak H. Taufik Syahzaeni, S.T, M.Si., 19

Juni 2014 Pukul 09.10 WIB di Kantor DKP Tangerang)

Hal ini pun diungkapkan oleh staf bina program, yaitu:

“alasan adanya program bank sampah untuk menangani masalah

sampah di masyarakat yang menumpuk, sampah di TPA sudah makin

banyak dan memperpanjang usia TPA. Bank sampah terinspirasi dari

masyarakat yang ada di daerah Kunciran, yang sudah terbentuk dari

lembaga swadaya masyarakat.” (menurut Ibu Leni 16 Juni 2014

Pukul 10.00 WIB di Kantor DKP Tangerang)

Pada pelaksanaan program bank sampah di Kota Tangerang

dibutuhkan staf untuk melaksanakannya. Program bank sampah

terlegitimasi kepada Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Staf yang

menaungi dan menjalankan program bank sampah dari bidang bina

program. Dinas Kebersihan dan Pertamanan melakukan persiapan dari

cara pelaksanaan, perencanaan sampai persiapan staf. Staf dibekali dengan

pendalaman materi dan pelatihan sebelum turun ke lapangan.

Pada pelakasanaan di lapangan keikutsertaan staf memiliki peran

penting guna membina dan memberikan pengarahan tentang bank sampah.

Keikutsertaan staf di lapangan dipaparkan oleh Bapak cecep selaku

pengurus BCS TPA Rawa Kucing, sebagai berikut:

“staf ikut serta pada program bank sampah di lapangan dalam

memantau bank sampah dan para implementor.” (15 Juni 2014 Pukul

14.15 WIB di BCS TPA Rawa Kucing)

Page 150: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

137

Hal ini senada juga dengan pernyataan dari Ibu Astrini, mengatakan:

“staf ikut serta dalam membantu kesulitan yang ada di bank sampah.

kami pun harus ikut serta memberi contoh agar masyarakat pun sadar

akan lingkungan yang bersih, hijau, dan nyaman” (18 Juni 2014 Pukul

09.00 WIB di Kantor DKP Tangerang)

Keikutsertaan staf pada program bank sampah juga terkait pemberian

informasi dan komunikasi kepada para implementor. Informasi yang telah

disampaikan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan sudah baik.

pemerintah memberikan informasi melalui surat kabar “kota benteng”,

talkshow di radio yang berada di Tangerang, spanduk atau baligo serta

lewat forum Komunitas Pengelola Sampah (KOMPOS).

Namun masih ada kurang terjadi pada bank sampah, kekurangan yang

terjadi pada fasilitas yang ada yaitu buku tabungan nasabah. Nasabah yang

bertambah di daerah Batu ceper, tidak ada buku bank sampahnya.

Walaupun nasabah di daerah sangiang mengalami pengurangan dari 65

nasabah menjadi 30 nasabah dikarenakan nasabah ada yang kurang

menerima adanya pemotongan 15 persen untuk pengurus bank sampah

dalam melakukan opersional bank sampah. Para nasabah yang terdiri dari

masyarakat di nilai belum mengerti dalam pelaksanaan program bank

sampah. Ini dipaparkan oleh Ibu Nanik Thowilah pengurus bank sampah,

sebagai berikut;

“masalah yang terjadi nasabah yang tadinya antusias bertambah

menjadi 65 nasabah berkurang menjadi 30. Karena ada pemotongan

15 persen untuk oprasional pengurus. Seharusnya masyarakat melihat

pengurus butuh dana untuk kegiatan. Kita kekurangan insentif dari

pemerintah.” (21 Juni 2014 Pukul 13.30 WIB di Kelurahan Sangiang

Jaya)

Page 151: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

138

b. Tujuan Bank Sampah

Tujuan implementasi program gerakan 1000 bank sampah di Kota

Tangerang, yaitu meningkatkan peran serta masyarakat dalam mengelola

sampah sejak dari sumber, menjadikan sampah lebih bermanfaat dan

mempunyai nilai ekonomis dengan pelaksanaan pengurangan, pemakaian

kembali dan pendaurulangan sampah untuk menghasilkan pendapatan.

Mengatasi masalah timbulan sampah di zona perumahan, terutama bagi

yang belum terlayani oleh dinas kebersihan dan pertamanan. Hal ini

diperkuat oleh staf dinas kebersihan dan pertamanan mengenai tujuan dari

bank sampah, sebagai berikut:

“meningkatkan peran serta masyarakat dalam mengelola sampah sejak

dari sumber, menjadikan sampah lebih bermanfaat dan mempunyai

nilai ekonomis dengan pelaksanaan pengurangan, pemakaian kembali

dan pendaurulangan sampah untuk menghasilkan pendapatan.

Mengatasi masalah timbulan sampah di zona perumahan, terutama

bagi yang belum terlayani.” (menurut Ibu Leni 16 Juni 2014 Pukul

10.00 WIB di Kantor DKP Tangerang)

Namun dalam mencapai tujuan implementasi program gerakan 1000

bank sampah dibutuhkan komitmen oleh pemerintah. Berdasarkan hasil

wawancara dengan pengurus Bank central sampah di lapangan, sebagai

berikut:

“pemerintah sudah memiliki upaya dan komitmen dalam menangani

masalah sampah yang di Kota Tangerang. Dengan melakukan salah

satunya bank sampah. Perlu di apresiasi adanya program bank

sampah. Namun masih perlu peningkatan pada daerah yang belum

mengetahui dan mendapatkan sosialisasi program bank sampah”

(menurut Bapak Cecep 15 Juni 2014 Pukul 14.15 WIB di BCS TPA

Rawa Kucing)

Page 152: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan-rumusan masalah yang digunakan dalam

penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan penting dari penelitian ini yaitu

bahwa pada dasarnya implementasi program gerakan 1000 bank sampah di

Kota Tangerang memiliki manfaat bagi kehidupan masyarakat dan

lingkungan.

Sesuai dengan rumusan masalah utama dalam penelitian ini yang

menggunakan model implementasi kebijakan yang diungkapkan oleh George

C. Edward III, yaitu model direct and indirect impact on implementation.

Implementasi program gerakan 1000 bank sampah masih kurang berjalan

dengan baik dalam pelaksanaannya, ini terlihat dari pelaksanaan di lapangan

terdapat kekurangan yang di alami pemerintah, yaitu:

1. Belum adanya insentif yang diberikan;

2. Sarana dan prasarana atau fasilitas masih kurang memadai;

3. Masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan

sampah;

4. Berkurangnya nasabah bank sampah di suatu lokasi;

5. Kurangnya pembinaan pada bank sampah serta masyarakat;

6. Tidak adanya teguran terhadap bank sampah yang tidak berjalan.

Page 153: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian seperti

yang telah dijelaskan diatas. Maka, peneliti dapat memberikan saran-saran

kepada Pemerintah Kota Tangerang khususnya kepada Dinas Kebersihan dan

Pertamanan agar dimasa yang akan datang dapat menjalankan program bank

sampah tersebut seperti tujuan awal pembuatan kebijakan tersebut. Adapun

saran-saran yang dapat diberikan oleh peneliti antara lain adalah:

1. Harus melakukan pendataan dan pengchekan ulang kepada bank sampah

yang ada di Kota Tangerang;

2. Pemerintah Kota hendaknya melakukan perbaikan untuk mengatasi

permasalahan program bank sampah dengan cara melakukan evaluasi

secara berkala antara dinas dengan bank sampah di tingkatan masyarakat

sehingga permasalahan yang ada segera dapat diselesaikan;

3. Pemerintah hendaknya memberikan insentif kepada para implementor;

4. Pemerintah perlu adanya peningkatan dalam sosialisasi dan pembinaan

pada masyarakat;

5. Pada pelaksanaan program dalam hal sarana dan prasarana perlu di

tingkatkan.

Page 154: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Adisasmita, Rahardjo. 2005. Pembangunan EkonomiPerkotaan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Agustino, Leo. 2008. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung: CV Alfabeta

Dunn, William N.2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press

Irawan, Prasetya. 2006. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial.Jakarta:

Pradnya Paramita

Moleong, Lexy J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif, edisi revisi. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Nugroho, Riant. 2004. Kebijakan Publik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Sadyohutomo, Mulyono. 2003. Manajemen Kota Dan Wilaya. Jakarta: Bumi Aksara

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

________. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Tachjan. 2006. Implementasi Kebijakan Publik. Bandung: Asosiasi Ilmu Politik Indonesia

(AIPI)

Wicaksono, Kristian W. 2006. Administrasi dan Birokrasi Pemerintah. Yogyakarta: Graha

Ilmu

Dokumen :

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2012

Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 3 Tahun 2009

Sumber Lain:

Data & dokumen dari Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kota Tangerang

www.tangerangkota.co.id

e-prints.undip.ac.id/17313/1/faizah

e-journal.fhunmul.ac.id/index.php/beraja/article/view/68

Page 155: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

CURRICULUM VITAE

DATA PERSONAL

NAMA : Luluk Ardyatmoko

TEMPAT, TANGGAL LAHIR : Tangerang, 03 Oktober 1989

JENIS KELAMIN : Laki-laki

STATUS : Belum menikah

AGAMA : Islam

ALAMAT : Jl. Bahagia 1 Blok C4/12, Pondok Makmur, Kec.

Periuk Kota Tangerang kode pos: 15132

NO HP : 081283881219

EMAIL : [email protected]

PENDIDIKAN

1. TK Cut Nyak Dien Th.1994 – 1995

2. SDN 20 Tangerang Th. 1995 – 2001

3. SLTPN 1 Tangerang Th. 2001 – 2004

4. SMAN 6 Tangerang Th. 2004 – 2007

5. ADM. NEGARA Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Th. 2007 – 2014

PENGALAMAN ORGANISASI

1. Wakil Sekbid 7 OSIS SMAN 6 Tangerang Periode 2005-2006

2. Wakil ketua II Dewan Perwakilan Mahasiswa ( DPM ) Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik UNTIRTA Periode 2007-2008

3. Koordinator DEPKOMINFO Himpunan Mahasiswa Administrasi Negara UNTIRTA

Periode 2009

4. Koordinator Kajian dan strategi Untirta Movement Community ( UMC ) periode

2009-2010

5. Menteri Sosial dan Politik BEM UNTIRTA Periode 2011

6. HIMA KOSGORO BIDANG KESRA 2012-2014

PENGALAMAN KERJA

1. WIDTECH INDONESIA/SGI Oktober-Februari Th 2012-2013

2. NOTARIS ANITA ROHMAH, SH., M.Kn. Juli-Maret Th 2013-2014

Page 156: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

LAMPIRAN

Page 157: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

CATATAN LAPANGAN

A. Observasi awal dilaksanakan pada akhir bulan Oktober dan bulan November tahun

2013 ke Kantor Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang dan Lokasi

penelitian yaitu lokasi bank sampah di Kota Tangerang. Kedatangan peneliti ke

tempat-tempat tersebut tidak lain untuk observasi awal dalam penyusunan proposal

penelitian. Data-data yang didapatkan yaitu data-data yang memiliki keterkaitan

dengan permasalahan yang telah dipaparkan oleh peneliti dalam penyusunan latar

belakang permasalahan. Data-data yang diperoleh merupakan data yang bersumber

dari keterangan Dinas Kebersihan dan pertamanan, Undang-undang Nomor 18

Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, peraturan menteri negara lingkungan

hidup Nomor 13 Tahun 2012 tentang pedoman pelaksanaan reduce, reuse dan

recycle melalui bank sampah, serta kebijakan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun

2009 mengenai pengelolaan sampah.

B. Selanjutnya setelah beberapa kali mengumpulkan dan mencari data lapangan sampai

dengan tersusunnya proposal penelitian. Kemudian peneliti kembali ke lapangan

untuk pencarian data selanjutnya serta memperbaiki serta melengkapi data-data yang

dianggap masih kurang yaitu melalui observasi dan wawancara. Peneliti mendatangi

Kantor Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang. Disana peneliti bertemiu

dengan Kepala Bidang Bina Program dan Staf Bina Program. Peneliti menanyakan

berbagai hal tentang kegiatan dan program yang dilakukan Dinas dalam rangka

melaksanakan program gerakan 1000 bank sampah di Kota Tangerang. Informan

selanjutnya yang peneliti Tanya adalah beberapa bank sampah di Kota Tangerang.

Peneliti menanyakan tentang pelaksanaan program gerakan 1000 bank sampah yang

berjalan di masyarakat.

1. Catatan Lapangan

Nama : H. Taufik Syahzaeni, S.T., M.Si.

Jenis Kelamin : / P

Pekerjaan / Jabatan : Kabid Bina Program

Tempat : Kantor Dinas Kebersihan dan Pertamanan

Waktu : 19 Juni 2014

Pukul : 09.10 WIB

2. Catatan Lapangan

Nama : Leni Nuraeni

Jenis Kelamin : L /

Pekerjaan : Staf Bina Program

L

P

Page 158: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

Tempat : Kantor Dinas Kebersihan dan Pertamanan

Waktu : 16 Juni 2014

Pukul : 10.00 WIB

3. Catatan Lapangan

Nama : Astrini Zuniarti

Jenis Kelamin : L /

Pekerjaan : Staf Bina Program

Tempat : Kantor Dinas Kebersihan dan Pertamanan

Waktu : 18 Juni 2014

Pukul : 09.00 WIB

Hasil wawancara dengan Kepala Bidang dan Staf Bina Program Dinas Kebersihan dan

Pertamanan Kota Tangerang, peneliti mendapatkan apa yang menjadi tujuan dari

wawancara tersebut, yaitu mengenai kegiatan atau program apa saja yang telah

dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang dalam

melaksanakan program gerakan 1000 bank sampah Kota Tangerang. Peneliti juga

mendapatkan informasi sudah sejauh mana program bank sampah berjalan dan

hambatan yang terjadi saat di lapangan.

4. Catatan Lapangan

Nama : Cecep

Jenis Kelamin : / P

Pekerjaan : Penguru Bank Central Sampah (BCS)

Tempat : BCS TPA Rawa Kucing

Waktu : 15 Juni 2014

Pukul : 14.25 WIB

P

L

Page 159: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

5. Catatan Lapangan

Nama : Nanik Thowilah

Jenis Kelamin : L /

Pekerjaan : Mentor dan Ketua Bank Sampah

Tempat : Sangiang Jaya

Waktu : 21 Juni 2014

Pukul : 13.30 WIB

6. Catatan Lapangan

Nama : Endah Suratno

Jenis Kelamin : L /

Pekerjaan : Mentor dan Ketua Bank Sampah

Tempat : Komplek POLRI Batu Ceper

Waktu : 17 Juni 2014

Pukul : 11.15 WIB

7. Catatan Lapangan

Nama : Marliyani

Jenis Kelamin : L /

Pekerjaan : Sekertaris Bank Sampah

Tempat : Komplek POLRI Batu Ceper

Waktu : 17 Juni 2014

Pukul : 12.15 WIB

P

P

P

Page 160: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

8. Catatan Lapangan

Nama : Sumardjono

Jenis Kelamin : / P

Pekerjaan : Mentor dan Pengurus Bank Sampah

Tempat : Larangan

Waktu : 20 Juni 2014

Pukul : 15.00 WIB

9. Catatan Lapangan

Nama : M. Nuh

Jenis Kelamin : / P

Pekerjaan : Mentor dan Pengurus Bank Sampah

Tempat : Perumahan Poris Indah

Waktu : 15 Juni 2014

Pukul : 10.35 WIB

Hasil dari wawancara dengan Bank Central Sampah dan Mentor juga merangkap

pengurus Bank Sampah, peneliti mendapatkan data dan informasi mengenai proses

pelaksanaan bank sampah di masyarakat. Mereka memiliki peran dan tanggung jawab

mengajak masyarakat untuk ikut berpatisipasi dalam program bank sampah serta menjaga

lingkungan yang bersih, sehat, hijau dan nyaman. Peneliti juga mendapatkan informasi

bagaimana koordinasi dan sosialisasi yang dilakukan dalam program bank sampah.

Pembinaan dan pemantau juga perlu dilakukan terhadap perkembangan bank sampah.

10. Catatan Lapangan

Nama : Ewinan Pratiwi

Jenis Kelamin : L /

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Tempat : Perumahan Alam Indah

Waktu : 21 Juni 2014

Pukul : 10.05 WIB

L

L

P

Page 161: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

11. Catatan Lapangan

Nama : Abdul Rahim

Jenis Kelamin : / P

Pekerjaan : Wiraswata

Tempat : Perumahan Barata

Waktu : 18 Juni 2014

Pukul : 13.00 WIB

12. Catatan Lapangan

Nama : Yasin

Jenis Kelamin : / P

Pekerjaan : Pensiunan

Tempat : Karang Tengah

Waktu : 18 Juni 2014

Pukul : 14.45 WIB

Hasil

13. Catatan Lapangan

Nama : Romli

Pengamatan / Wawancara : / P

Pekerjaan : SDN 1 Cipondoh

Tempat : Cipondoh

Waktu : 20 Juni 2014

Pukul : 08.00 WIB

L

L

L

Page 162: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

14. Catatan Lapangan

Nama : Nurlaela

Pengamatan / Wawancara : L /

Pekerjaan : Guru SMAN 10 Tangerang

Tempat : Cipondoh

Waktu : 20 Juni 2014

Pukul : 10.00 WIB

Hasil wawancara dengan Masyarakat dan Sekolah di Kota Tangerang peneliti

mendapatkan tambahan informasi dari program gerakan 1000 bank sampah. Masyarakat

dan sekolah umumnya merasa senang dengan adanya bank sampah. Masyarakat bisa

mendapatkan tambahan ekonomi walau tidak terlalu besar. Sekolah merasa program bank

sampah ini merupakan program yang baik untuk mengajak siswa-siswa menjaga

lingkungan dari sampah.

P

Page 163: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

JADWAL PENELITIAN

No Tanggal Waktu

(WIB)

Tempat

Kegiatan/ Hasil

Temuan

Keterangan

1. 22/10/13 09.00 Dinas

Kebersihan

dan

Pertamanan

Kota

Tangerang

Surat izin penelitian Ijin Penelitian

2 24/03/14 10.30 Puskesmas

Cipondoh

Observasi lapangan

awal terkait program

bank sampah di Kota

Tangerang dengan Ibu

Ewinan Pratiwi

Mencari

informasi

lapangan

3 25/03/14 10.00 Larangan Observasi lapangan

awal terkait program

bank sampah di Kota

Tangerang dengan

bapak Sumardjono

Mencari

informasi

lapangan

4 28/03/14 16.00 Sangiang

Jaya

Observasi Lapangan

awal terkait program

bank sampah di Kota

Tangerang dengan Ibu

Nanik Thowilah

Mencari

informasi

lapangan

5 30/03/14 09.00 Cipondoh Observasi Lapangan

awal terkait program

bank sampah di Kota

Tangerang M.Nuh

Mencari

informasi

lapangan

6. 15/06/14 14.15 BCS TPA

Rawa

Kucing

Wawancara dengan Bank

Cental Sampah Bapak

Cecep

Wawancara

Penelitian

7 16/06/14 10.00 Dinas

Kebersihan

dan

Pertamanan

Kota

Tangerang

Wawancara dengan Staf

Bina Program Ibu Leni

Nuraeni

Wawancara

Penelitian

Page 164: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

8. 17/06/14 08.35 Komplek

POLRI

Batu Ceper

Sosialisasi Dinas

Kebersihan dan

Pertamanan Kota

Tangerang

Partisipasi

9. 17/06/14 11.15 Komplek

POLRI

Batu Ceper

Wawancara dengan

pengurus bank sampah

Ibu Endah Suratno

Wawancara

Penelitian

10. 17/06/14 12.15 Komplek

POLRI

Batu Ceper

Wawancara dengan

pengurus bank sampah

Ibu Marliyani

Wawancara

Penelitian

11. 18/06/14 09.00 Dinas

Kebersihan

dan

Pertamanan

Kota

Tangerang

Wawancara staf bina

program Ibu Astrini

Zuniarti

Wawancara

Penelitian

12 18/06/14 10.35 Kelurahan

Karang

Tengah

Sosialisasi Dinas

Kebersihan dan

Pertamanan Kota

Tangerang

Partisipasi

13 18/06/14 13.00 Perumahan

BARATA

Wawancara masyarakat

dengan Bapak Abdul

Rahim

Wawancara

penelitian

14 18/06/14 14.45 Karang

Tengah

Wawancara masyarakat

dengan Mang Yasin

Wawancara

penelitian

15. 19/06/14 09.10 Dinas

Kebersihan

dan

Pertamanan

Kota

Tangerang

Wawancara Kepala

Bidang bina program

Bapak H. Taufik Syah

Zaeni S.T., M.Si.

Wawancara

Penelitian

16. 20/06/14 08.00 SDN 1

Cipondoh

Wawancara Sekolah

dengan Bapak Romli

Wawancara

Penelitian

17. 20/06/14 10.00

SMAN 10

Tangerang

Wawancara Sekolah

dengan Ibu Nurlaela

Wawancara

Penelitian

18. 20/06/14 15.00 Larangan Wawancara mentor dan

pengurus bank sampah

dengan Bapak

Sumardjono

Wawancara

Penelitian

19. 21/06/14 10.05

Perumahan

Alam Indah

Wawancara masyarakat

dengan Ibu Ewinan

Pratiwi

Wawancara

Penelitian

Page 165: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

20. 21/06/14 13.30 Sangiang

Jaya

Wawancara dengan

mentor dan pengurus

bank sampah

Wawancara

penelitian

INFORMAN DALAM PENELITIAN

No Kode

Informan Nama Jabatan/Pekerjaan

Keterangan

1

I1 H. Taufik

Syahzaeni S.T.,

M.Si.

KaBidBina Program

Key Informan

2 I2 LeniNuraeni Staf Bina Program Key Informan

3 I3 Astrid Zuniarti Staf Bina Program Key Informan

4 I4 Cecep BCS Key Informan

5 I5 Nanik Bank Sampah Key Informan

6 I6 Endah Suratno Bank Sampah Key Informan

7 I7 Marliyani Bank Sampah Key Informan

8 I8 Sumardjono Bank Sampah Key Informan

9 I9 M. Nuh Bank Sampah Key Informan

10 I10 Ewinan Pratiwi Masyarakat Secondary Informan

11 I11 Abdul Rahim Masyarakat Secondary Informan

12 I12 Yasin Masyarakat Secondary Informan

13 I13 Romli Sekolah Secondary Informan

14 I14 Nurlaela Sekolah Secondary Informan

Sumber Peneliti 2014

Page 166: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

PEDOMAN WAWANCARA

Dimensi Kisi-kisi Wawancara Informan

Sumber Daya:

a. Staf

b. Informasi

c. Wewenang

d. Fasilitas

1. Menurut anda apa tujuan

dilaksanakannya Program

gerakan 1000 bank sampah

tersebut?

2. Bagaimana proses penunjukan

para pelaksana program gerakan

1000 bank sampah di Kota

Tangerang?

3. Bagaimana kesiapan para

pelaksana Program gerakan 1000

bank sampah baik teknis maupun

non teknis?

4. Apakah alasan Pemerintah Kota

Tangerang melaksanakan

program 1000 bank sampah?

5. Apakah staf DKP Kota

Tangerang ikut serta dalam

pelaksanaan gerakan 1000 bank

sampah?

6. Bagaimana komitmen DKP Kota

Tangerang dalam pelaksanaan

gerakan 1000 bank sampah?

7. Bagaimana proses pembuatan

bank sampah? adakah kriteria

yang ditentukan untuk menjadi

bank sampah?

8. Apakah kendala/hambatan dalam

pelaksanaan program gerakan

1000 bank sampah?

9. Apa saja upaya pemerintah Kota

Tangerang untuk menangani

kendala/hambatan dalam

pelaksanaan program gerakan

1000 bank sampah tersebut?

10. Bagaimana prosedural

operasional atau mekanisme

program bank sampah?

11. Bagaimana cara pemerintah Kota

Tangerang memberikan informasi

kepada masyarakat tentang

program gerakan 1000 bank

sampah?

1. Kepala

Bidang Bina

Program

Dinas

Kebersihan

dan

Pertamanan

2. Staf Bina

Program Dina

Kebersihan

dan

Pertamanan

3. Bank Central

Sampah

4. Bank Sampah

5. Masyarakat

6. Sekolah

Komunikasi:

a. Transmisi

b. Kejelasan

c. Konsistensi

Disposisi/Sikap

a. Pengangkatan

Birokrasi/Organisasi

b. Insenteif

Struktur Birokrasi

a. Standard Operating

Prosedures (SOPs)

b. Fragmentasi

Page 167: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

Sumber Peneliti 2014

12. Apakah komunikasi yang

dilakukan pemerintah Kota

Tangerang dengan masyarakat

sudah berjalan dengan baik?

13. Sejauh ini sudah berapa kali

pemerintah Kota Tangerang

melakukan sosialisasi kepada

masyarakat?

14. Bagaimana koordinasi yang

dilakukan Pemerintah Kota

Tangerang agar program gerakan

1000 bank sampah tersebut dapat

berjalan sesuai tujuan?

15. Apa saja yang telah berhasil

dicapai oleh dalam pelaksanaan

gerakan 1000 bank sampah?

Apakah sesuai dengan target yang

telah ditentukan?

16. Bagaimana mekanisme

pemberian insentif untuk para

pelaksana progam gerakan 1000

bank sampah?

17. Apakah fasilitas yang didapatkan

sudah cukup untuk melaksanakan

program gerakan 1000 bank

sampah tersebut?

18. Adakah fasilitas tambahan yang

diberikan DKP Kota Tangerang

jika mengalami kendala?

19. Apa harapan anda dalam

penerapan program gerakan 1000

bank sampah?

Page 168: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

TRANSKIP WAWANCARA SEBELUM REDUKSI

1. Sumber Daya

a. Staf

Informan Bagaimana kesiapan para pelaksana Program gerakan 1000

bank sampah baik teknis maupun non teknis?

I2 “Kesiapan dari kami melakukan perencanaan materi program

bank sampah dan kami melakuan pendalaman materi agar kami

pun paham ketika turun ke masyarakat tentang prosedural bank

sampah”

Informan Apakah staf DKP Kota Tangerang ikut serta dalam

pelaksanaan gerakan 1000 bank sampah?

I4 “staf ikut serta pada program bank sampah di lapangan dalam

memantau bank sampah dan para implementor.”

I3 “staf ikut serta dalam membantu kesulitan yang ada di bank

sampah. kami pun harus ikut serta memberi contoh agar

masyarakat pun sadar akan lingkungan yang bersih, hijau, dan

nyaman”

Informan Bagaimana komitmen DKP Kota Tangerang dalam

pelaksanaan gerakan 1000 bank sampah?

I4 “pemerintah sudah memiliki upaya dan komitmen dalam

menangani masalah sampah yang di Kota Tangerang. Dengan

melakukan salah satunya bank sampah. Perlu di apresiasi adanya

program bank sampah. Namun masih perlu peningkatan pada

daerah yang belum mengetahui dan mendapatkan sosialisasi

program bank sampah”

Page 169: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

b. Informasi

c. Wewenang

Informan Bagaimana wewenang dalam program 1000 bank sampah?

I1

”Kewenangan yang telah diatur dalam undang-undang Dinas

Kebersihan dan Pertamanan memiliki peran tanggung jawab

terhadap permasalahan sampah yang ada. Dinas Kebersihan dan

Pertamanan bertanggung jawab atas kebersihan dan kenyamanan

Kota Tangerang. Langkah-langkah yang dilakukan untuk

menyelesaikan sampah yaitu dengan bank sampah. Sampah

dapat dikelola akan menghasilkan nilai ekonomi dan dapat

bermanfaat”

I3

“Dalam menjalankan tugas kedinasan DKP berpatokan kepada

Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2008 tentang pembentukan

susunan organisasi dinas daerah pasal 14. Sedangkan untuk

mengelola sampah di Kota Tangerang kami mempunyai

landasan aturan yaitu Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2009

tentang Pengelolaan Sampah, Peraturan Walikota Tangerang

Nomor 13 Tahun 2009 tentang Penanganan Sampah.”

Informan Bagaimana cara pemerintah Kota Tangerang memberikan

informasi kepada masyarakat tentang program gerakan 1000

bank sampah?

I1

“Dalam kebijakan yang telah dibuat tindakan selanjutnya yaitu

memberikan informasi. Apabila tidak ada informasi yang

disampaikan maka kebijakan itu tidak akan berjalan dengan baik.

Program gerakan 1000 bank sampah diinformasikan melalui koran

“kota benteng”, talk show radio, forum-forum, spanduk dan baligo.

Karena dengan adanya informasi tersebut kita memberi tau

masyarakat bahwa ada program bank sampah di Kota Tangerang.

Serta mengajak masyarakat untuk sadar lingkungan”

I6 “Kami mendapatkan informasi dari forum kompos kota, di sana kami

diberi tau bahwa ada program bank sampah dari pemerintah”

Page 170: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

d. Fasilitas

Informan Apakah fasilitas yang didapatkan sudah cukup untuk

melaksanakan program gerakan 1000 bank sampah tersebut?

I3 “Kami mempersiapkan materi yang akan disampaikan kepada

masyarakat dalam menjalankan bank sampah serta menyediakan

sarana prasarana penunjang untuk bank sampah seperti modul,

buku tabungan, buku catatan, timbangan dan kotak pemilah

sampah.”

I5 “Dengan berjalannya program bank sampah serta adanya antusias

dari masyarakat di sini ada penambahan nasabah. Kami masih

kekurangan buku tabungan bank sampah dan butuh tambahan

buku laporan kas bank sampah.”

2. Komunikasi

a. Transmisi

b. Kejelasan

Informan Bagaimana cara pemerintah Kota Tangerang memberikan

informasi kepada masyarakat tentang program gerakan 1000

bank sampah?

I2 “Program gerakan 1000 bank sampah diinformasikan melalui media

surat kabar dan kelompok kerja di masyarakat pokja kompos

tangerang hijau dan kader-kader pkk”

I3 “Penyampaian informasi tentang program pengelolaan bank sampah

kami lakukan dengan cara sosialisasi kepada masyarakat melalui

forum-forum yang ada di Kota Tangerang, misalnya lewat kader ibu

PKK, forum kompos maupun datang ke kelurahan”

Informan Apakah komunikasi yang dilakukan pemerintah Kota Tangerang

dengan masyarakat sudah berjalan dengan baik dan jelas?

I2

“Proses informasi berjalan dengan jelas dan baik. Kami melakukan

komunikasi sosialisasi serta koordinasi kepada bank sampah

masyarakat karena kami ingin mengetahui sejauh mana

perkembangan bank-bank sampah tersebut”

I4

“Informasi dari pemerintah sudah dilakukan dengan baik. Ibu-ibu dan

bapak-bapak telah melakukan sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan

bank sampah”

Page 171: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

c. Konsistensi

3. Disposisi

a. Pengangkatan birokrasi/organisasi

Informan Bagaimana proses penunjukan para pelaksana program gerakan

1000 bank sampah di Kota Tangerang?

I9

“Menjadi mentor bank sampah berawal dari keikutsertaan saya pada

forum kompos kota kemudian saya di undang pada acara pelatihan bank

sampah. Setelah mengikuti pelatihan tersebut saya di tunjuk menjadi

mentor di wilayah sekitar Cipondoh ini”

I5

“Saya menjadi mentor bank sampah saat ikut pelatihan yang diberikan

oleh DKP. Sebelum saya sering ikut acara dari pak wali. Ada acara apa

saja ikutin sama seperti pelatihan bank sampah yang saya di undang

pelatihan dan di tunjuk menjadi mentor di Sangiang Jaya”

Informan Bagaimana koordinasi yang dilakukan Pemerintah Kota

Tangerang agar program gerakan 1000 bank sampah tersebut

dapat berjalan sesuai tujuan?

I3

“Gerakan program bank sampah telah dilakukan dari tahun 2012 dan

akan terus berjalan selama lima tahun. Kita terus berupaya

melakukan optimalisasi peningkatan bank sampah dari tahun ke

tahun. Turun langsung ke masyarakat melakukan sosialisasi,

pengarahan dan pembimbingan. Setiap bulannya kami ada koordinasi

laporan bank sampah”

I7

“Pemerintah suka mengadakan pertemuan bulanan untuk membahas

koordinasi laporan bulanan bank sampah, terkadang kalau lagi ada di

forum kompos atau forum ibu-ibu PKK suka menanyakan

perkembangan bank sampah”

Page 172: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

b. Insentif

4. Struktur Birokrasi

a. Standard operating prosedures (SOPs)

Informan Bagaimana mekanisme pemberian insentif untuk para pelaksana

progam gerakan 1000 bank sampah?

I5

“Masih kurang memberikan insentif pada saat proses penimbangan tidak

ada logistik yang diberikan. Padahal kan kita pengurus harus panas-

panasan, keringetan dan nungguin yang pada datang bisa sambil makan

minum tapi ini belum diberikan”

Informan Bagaimana prosedural operasional atau mekanisme program bank

sampah?

I9 “Proses pemilahan sampah dilakukan di rumah warga.Sampah yang ada

di rumah di pilih-pilih dahulu. Sampah yang bekas masak dimasukan ke

keranjang sampah, sampah botol plastik dan kaleng dimasukan kedalam

karung.”

I4

“Dengan adanya suatu standar cara operasional kegiatan bank sampah

bisa terarah. Dari proses rumah tangga pemilahan penimbangan

pengambilan sampah dan pada akhirnya nanti ada suatu laporan hasil

yang tercatat”

I6

“Panduan operasional itu perlu buat kita-kita karena nanti juga dapat

membantu kerja kita di lapangan serta dapat menjelaskan kepada

nasabah yang belum mengerti. Masyarakat yang ikut bank sampah kita

sebut nasabah. Prosedurnya pemilahan sampah lalu di timbang dan

setor kepada BCS untuk penukaran sampah dengan uang”

Page 173: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

Informan Menurut anda apa tujuan dilaksanakannya Program gerakan 1000

bank sampah tersebut?

I2 “meningkatkan peran serta masyarakat dalam mengelola sampah sejak

dari sumber, menjadikan sampah lebih bermanfaat dan mempunyai nilai

ekonomis dengan pelaksanaan pengurangan, pemakaian kembali dan

pendaurulangan sampah untuk menghasilkan pendapatan. Mengatasi

masalah timbulan sampah di zona perumahan, terutama bagi yang belum

terlayani.”

b. Fragmentasi

Informan Bagaimana proses penunjukan para pelaksana program

gerakan 1000 bank sampah di Kota Tangerang?

I2

“akan terasa sulit bila ini hanya menjadi tumpuan tanggung

jawab pemerintah, kami rasa semua pihak harus terlibat

dengan begitu masalah sampah dapat teratasi. Kami dalam

pelaksanaan dibantu oleh mentor yang ditunjuk dari kader-

kader dan BCS Kota Tangerang”

Page 174: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

Buku Stok Barang Bank Sampah Buku Tabungan Bank Sampah

Buku Surat Jalan Bank Sampah Buku Kas Bank Sampah

Page 175: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya
Page 176: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya
Page 177: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya
Page 178: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya
Page 179: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya
Page 180: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya
Page 181: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya
Page 182: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya
Page 183: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

Pedoman Wawancara

Program Gerakan 1000 Bank Sampah Di Kota Tangerang

1. Menurut anda apa tujuan dilaksanakannya Program gerakan 1000 bank sampah

tersebut?

2. Bagaimana proses penunjukan para pelaksana program gerakan 1000 bank sampah di

Kota Tangerang?

3. Bagaimana kesiapan para pelaksana Program gerakan 1000 bank sampah baik teknis

maupun non teknis?

4. Apakah alasan Pemerintah Kota Tangerang melaksanakan program 1000 bank

sampah?

5. Bagaimana wewenang dalam program 1000 bank sampah?

6. Apakah staf DKP Kota Tangerang ikut serta dalam pelaksanaan gerakan 1000 bank

sampah?

7. Bagaimana komitmen DKP Kota Tangerang dalam pelaksanaan gerakan 1000 bank

sampah?

8. Bagaimana proses pembuatan bank sampah? adakah kriteria yang ditentukan untuk

menjadi bank sampah?

9. Apakah kendala/hambatan dalam pelaksanaan program gerakan 1000 bank sampah?

10. Bagaimana prosedural operasional atau mekanisme program bank sampah?

11. Bagaimana cara pemerintah Kota Tangerang memberikan informasi kepada

masyarakat tentang program gerakan 1000 bank sampah?

12. Apakah komunikasi yang dilakukan pemerintah Kota Tangerang dengan masyarakat

sudah berjalan dengan baik dan jelas?

Page 184: IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH …repository.fisip-untirta.ac.id/618/1/SKRIPSI LA - Copy.pdf · bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya

13. Sejauh ini sudah berapa kali pemerintah Kota Tangerang melakukan sosialisasi

kepada masyarakat?

14. Bagaimana koordinasi yang dilakukan Pemerintah Kota Tangerang agar program

gerakan 1000 bank sampah tersebut dapat berjalan sesuai tujuan?

15. Apa saja yang telah berhasil dicapai oleh dalam pelaksanaan gerakan 1000 bank

sampah? Apakah sesuai dengan target yang telah ditentukan?

16. Bagaimana mekanisme pemberian insentif untuk para pelaksana progam gerakan

1000 bank sampah?

17. Apakah fasilitas yang didapatkan sudah cukup untuk melaksanakan program gerakan

1000 bank sampah tersebut?

18. Adakah fasilitas tambahan yang diberikan DKP Kota Tangerang jika mengalami

kendala?

19. Apa harapan anda dalam penerapan program gerakan 1000 bank sampah?