IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …

164
IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEUANGAN DALAM PRODUK JASA KEUANGAN DI BANK SYARIAH Laporan Penelitian Kelompok Mendapat Bantuan Dana Penelitian dari BLU-FSH UIN Sunan Gunung Djati Bandung Tahun Anggaran 2017 Oleh: Dr. Deni Kamaludin Yusup, M.Ag Dr. H. Ahmad Hasan Ridwan, M.Ag H. Dadang Husen Sobana, M.Ag FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2017

Transcript of IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …

Page 1: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …

IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

KEUANGAN DALAM PRODUK JASA KEUANGAN DI BANK SYARIAH

Laporan Penelitian Kelompok

Mendapat Bantuan Dana Penelitian dari BLU-FSH

UIN Sunan Gunung Djati Bandung Tahun Anggaran 2017

Oleh Dr Deni Kamaludin Yusup MAg

Dr H Ahmad Hasan Ridwan MAg H Dadang Husen Sobana MAg

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2017

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi asumsi bahwa bank

syariah merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa dimana memiliki fungsi sebagai lembaga keuangan yang mengedarkan uang menciptakan uang menyediakan uang untuk menunjang kegiatan usaha tempat mengamankan uang tempat melakukan investasi dan jasa keuangan lainnya

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengana-lisis implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah hambatan-hambatan dan kendalanya serta solusi dan strateginya bagi pengembangan inivasi produk keuangan di bank syariah

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitis dan pendekatan kualitatif Sumber data primer sekunder dan tersier serta teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode book review dokumentasi dan wawancara Analisis data dilakukan secara deduktif dan induktif

Melalui penelitian ini disimpulkan sebagai berikut (1) implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi mana-jemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah hendaknya dilakukan memenuhi syarat dan rukun akad serta berdasarkan prinsip-prinsip dan asas-asas hukum ekonomi syariah (2) hambatan utama implementasi prinsip-prinsip akad dan system informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah adalah masih terbatasnya modal SDM dan sarana berikut aspek sistem struktur dan kulturnya dan (3) strategi implementasi prinsip-prinsip akad dan system informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah adalah mengembangkan inovasi produk keuangan di bank syariah

PEDOMAN TRANSLITERASI 1 Konsonan

Fonem konsonan Bahasa Arab dalam sistem penelitian Arab dilambangkan dengan huruf Dalam transliterasi ini sebagian sebagian dilambangkan dengan huruf dan sebagian dengan simbol atau tanda sebagian lainnya dengan huruf dan tanda sekaligus

ا ب ت ث ج ح خ

= a

= b

= t

= ts

= j

= h

=

kh

د ذ ر ز س ش ص

= d

=

dz

= r

= z

= s

= sy

= sh

ط

ظ

ع

غ

ف

ق

=

dh

= th

= zh

= bdquo

=

gh

= f

= q

ك ل م ن و ه ي

= k

= l

= m

= n

= w

= h

= y

2 Vokal

Vokal bahasa Arab seperti vokal Bahasa Indonesia terdiri dari tunggal atau moneftong dan vokal rangkap atau diftong

او

= aw اي

= ay او

= au اي

= iy

3 Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf acirc = a panjang icirc = i panjang ucirc = u panjang

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadhirat Allah

SWT yang telah memberikan kemudahan kepada peneliti

sehingga penelitian ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya

Sudah barang tentu selama proses penelitian peneliti menemui

sejumlah hambatan bukan hanya dari segi waktu tetapi yang

paling utama adalah proses pengumpulan data dan sumber-

sumber atau bahan penelitian yang secara spesifik mengkaji

keuangan dan perbankan syariah

Penelitian ini dilatarbelakangi fenomena semakin

kompetitifnya pemasaran produk-produk keuangan bank

syariah di tengah persaingan pangsa pasar keuangan dan

perbankan baik syariah maupun konvensional Penelitian ini

mengambil judul Implementasi Prinsip-Prinsip Akad dan

Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam Praktik Jasa

Keuangan di Bank Syariah

Melalui penelitian dan hasil analisis penelitian ini dapat

diketahui bahwa (1) implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan di bank syariah hendaknya dilakukan memenuhi

syarat dan rukun akad serta berdasarkan prinsip-prinsip dan

asas-asas hukum ekonomi syariah (2) hambatan utama

implementasi prinsip-prinsip akad dan system informasi

manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank

syariah adalah masih terbatasnya modal SDM dan sarana

berikut aspek sistem struktur dan kulturnya dan (3) strategi

implementasi prinsip-prinsip akad dan system informasi

manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank

syariah adalah mengembangkan inovasi produk keuangan di

bank syariah

Pada akhirnya peneliti merasa perlu menyampaikan

ucapan terima kasih kepada Bapak Prof Dr H Mahmud MPd

selaku Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung Bapak Prof

Dr H Ahmad Fathonih MAg selaku Dekan Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan rekan-

rekan dosen serta sahabat-sahabat lainnya yang tidak mungkin

peneliti sebutkan satu persatu dan telah banyak membantu

penyelesaian laporan penelitian ini

Akhirnya peneliti menyadari penelitian ini masih jauh

dari kata sempurna tentu ada beberapa yang perlu perlu

dilengkapi atau disempurnakan Tetapi peneliti berharap hasil

dari penelitian ini bermanfaat khususnya bagi peneliti dan

umumnya bagi yang membacanya

Bandung 10 Desember 2017

Tim Peneliti

DAFTAR ISI

ABSTRAK helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip i PEDOMAN TRANSLITERASI ii KATA PENGANTAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iv DAFTAR ISI helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip vi BAB I PENDAHULUAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1 A Latar Belakang Masalah helliphelliphelliphelliphellip 1

B Identifikasi dan Perumusan Masalah 11

C Pertanyaan Penelitian 12

D Tujuan Penelitian helliphelliphelliphellip 12

E Kegunaan Penelitian 13

F Kajian Penelitian Terdahulu 14

G Kerangka Pemikiran 15

H Langkah-langkah Penelitian 30

BAB II KONSEP DAN TEORI helliphelliphelliphelliphellip 36 A Prinsip-prinsip Akad 36

1 Pengertian Akad 36

2 Landasan Akad 43

3 Prinsip-prinsip Akad 56

4 Etika Akad 62

B Sistem Informasi Manajemen Keu- angan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

70

1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen Keuangan helliphelliphellip

70

2 Unsur-unsur Sistem Informasi Manajemen Keuangan helliphelliphellip

73

3 Urgensi Sistem Informasi Manajemen Keuangan helliphelliphellip

82

4 Instrumen Sistem Informasi Manajemen Keuangan helliphelliphellip

87

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEM-BAHASAN

96

A Implementasi Prinsip-Prinsip Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

96

B Hambatan-hambatan Implementasi Prinsip-Prinsip Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

110

C Solusi dan Strategi Pengembangan Prinsip-Prinsip Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

127

BAB V PENUTUP 148

A Kesimpulan 148

B ekomendasi 149

DAFTAR PUSTAKA 151

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Pendahuluan

Bank merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di

bidang jasa dimana memiliki fungsi sebagai lembaga keuangan

yang mengedarkan uang menciptakan uang menyediakan

uang untuk menunjang kegiatan usaha tempat mengamankan

uang tempat melakukan investasi dan jasa keuangan lainnya1

Dalam praktiknya bank dibagi dalam beberapa jenis Jika

ditinjau dari segi fungsinya bank dikelompokkan menjadi 3

jenis yaitu Bank Sentral Bank Umum dan Bank Perkreditan

Rakyat Sedangkan dilihat dari segi prinsip operasionalnya

bank dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu bank konvensional

dan bank syariah2

Operasional perbankan syariah di Indonesia diatur dalam

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang

kemudian diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 10

Tahun 1998 dan diperbaharui lagi dengan Undang-Undang

Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah Perbankan

syariah memiliki tujuan yang sama dengan bank konvensional

1 Kasmir Dasar-Dasar Perbankan (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2002) 2

2 M Syafei Antnio Bank Syariah Teori dan Praktik (Yogyakarta Dana Bhkati Wakaf 1994) 23

2

yaitu agar lembaga perbankan dapat menghasilkan keuntungan

dengan cara meminjamkan modal menyimpan dana membia-

yai kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai

Prinsip-prinsip ekonomi Islam melarang riba perjudian

dan spekulasi yang disengaja perniagaan atas barang-barang

yang haram dan ketidakjelasan serta manipulatif Dalam rangka

melayani masyarakat setiap bank syariah perlu menyediakan

berbagai macam produk perbankan syariah Produk-produk

yang ditawarkan sudah tentu sangat Islami termasuk dalam

memberikan pelayanan kepada nasabahnya Produk perbankan

syariah di bagi ke dalam 3 bagian yaitu produk penghimpunan

produk penyaluran dan produk jasa3

Saat ini pemanfaatan teknologi informasi begitu sangat

pesat masuk dalam segala aspek pekerjaan yang sebagian

besarnya telah menggunakan perangkat teknologi informasi

bahkan bisa dikatakan telah menjadi suatu kebutuhan primer

bagi setiap perusahaan dalam menjalankan bisnisnya

Oleh karena itu dalam pemanfaatan teknologi infor-

masi ini setiap organisasi bisa mengambil banyak manfaat

mulai dari tingkat efisiensi dan efektivitas kinerja keuangan

perusahaan bank syariah hingga tingkat validitas data yang bisa

dikatakan hampir 99 akurat

3 Editor ldquoPerbankan Syariahrdquo dalam httpidwikipediaorgwiki Perbankan_syariah diakses pada tanggal 9 November 2017

3

Sistem teknologi informasi telah melahirkan berbagai

keunggulan yang begitu kompetitif dalam menciptakan persai-

ngan yang ada di dunia usaha Selain itu juga telah membe-

rikan kontribusi yang cukup besar bagi peningkatan kinerja

organisasi Dengan adanya teknologi informasi ini baik itu

dalam hal meningkatkan kinerja baik secara individual maupun

institusional setiap organisasi perusahaan akan mendapat

kemudahan dalam meningkatkan kinerja keuangan dan kualitas

pelayanan publik yang bersifat individual

Tujuan lainnya yang bersifat global adalah setiap orga-

nisasi perusahaan juga akan mampu meningkatkan pelayanan

kepada publik demi terciptanya kepuasan bagi pengguna

(user) yang pada akhirnya akan meningkatkan tingkat keper-

cayaan (trusted) dan loyalitas (loyality) dari para pengguna

(user) terhadap semua jasa dan layanan yang diberikan suatu

organisasi perusahaan Oleh karena itu setiap organisasi

perusahaan bisnis juga dipastikan akan memanfaatkan sistem

teknologi informasi ini untuk meningkatkan keuntungan

(profit) dalam setiap kegiatan bisnisnya4

Dalam pemanfaatan teknologi informasi ini perlu

ditunjang oleh adanya sumber daya baik itu dari segi insani

4 Lihat dalam G Perdana Putri ldquoPeran Teknologi Informasi didalam

Perusahaanrdquo artikel pada wwwiniputri blogunsacidfiles201005paper-manajemen-dan-tipdf diakses pada tanggal 29 Oktober 2014

4

(human skill character) atau pun dari material (infrastructur

capital) yang mumpuni dan kompeten dalam menjalankan

fungsi optimalisasi penggunaan teknologi ini sehingga dengan

terpenuhinya persyaratan tersebut dengan mudah mengatur dan

menjalankan kinerja operasional dengan baik dan optimal Hal

ini dilakukan untuk tercapainya tujuan organisasi perusahaan

yang menjadi target mendasar untuk meningkatkan profit

pendapatan dan menciptakan kesejahteraan bersama

Oleh karena itu pemanfaatan sistem informasi mana-

jemen keuangan dalam menunjang kualitas pelayanan suatu

fungsi dari organisasi terbagi menjadi 5 elemen fungsi yaitu5

1 Fungsi Operation

2 Fungsi Monitoring and Control

3 Fungsi Planning and Decision

4 Fungsi Communication dan

5 Fungsi Interorganisational

Seluruh peranan teknologi informasi dalam berbagai

lapisan tersebut tidak akan berjalan baik tanpa adanya tata

kelola dan manajemen teknologi informasi yang baik karena

pada dasarnya tujuan pemanfaatan teknologi informasi adalah

untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan Demikian

halnya dalam dunia perbankan yang menjalankan fungsi bisnis

5 I Komang Ariana Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Organisasi (Denpasar Universitas Udayana 2010)

5

transaksi keuangan pemanfaatan teknologi informasi ini begitu

sangat besar karena semua transaksi yang ada harus dikelola

dengan baik dan tertata secara sistem sesuai dengan fungsi

kelima elemen di atas

Oleh karena itu penggunaan dan pemanfaatan teknologi

informasi ini hendaknya benar-benar dikelola dengan baik

sesuai dengan tujuan umum perusahaan dalam upaya mendu-

kung operasional perbankan agar dapat berkinerja optimal baik

dari sisi layanan atau pun kualitas operasional perbankan itu

sendiri

Setelah dilakukannya proses spin off atau terpisah secara

manajemen dari induknya yang dalam hal ini adalah bank

syariah pada tahun 2010 bank syariah melakukan pengelolaan

proses bisnis perbankan secara mandiri walaupun dalam hal

modal masih mendapatkan subsidi dan bersinergi dengan bank

syariah dan PT Banten Global Development namun secara

manajerial proses bisnis dan aturan serta kebijakan ditetapkan

secara mandiri6 Dalam upaya menjalankan bisnisnya bank

syariah tetap mengelola dan melayani nasabah existing yang

telah ada sejak masih menjadi unit layanan syariah Oleh

karena itu data-data nasabah dan transaksi yang ada tetap

dikelola dengan baik

6 Annual Report Bank BJB Syariah (Bandung BJBS 2016)

6

Kondisi yang terjadi setelah spin off dan memiliki core

banking system bank syariah mulai merambah dan mengem-

bangkan layanan lain yang intinya adalah untuk lebih dapat

mengembangkan proses bisnis mempromosikan kepada para

nasabah agar dapat lebih maju dan berkembang disertai dengan

kualitas pelayanan yang lebih baik

Seiring dengan adanya pengembangan-pengembangan

yang dilakukan oleh berbagai unit bisnis dan supporting di

bank syariah perlahan namun pasti peningkatan data transaksi

yang ada semakin berkembang disamping dengan adanya

klasifikasi dan layanan yang diberikan kepada nasabah yang

beragam mulai dari nasabah Mikro Menengah dan Korporasi

yang secara umum memberikan dampak signifikan terhadap

data-data yang tersedia di bank syariah7

Sehubungan dengan banyaknya data transaksi yang

terjadi dibutuhkan suatu tools atau alat bantu yang berfungsi

untuk menopang dan mendukung layanan transaksional kepada

nasabah agar dapat berjalan baik dan maksimal sehingga

loyalitas nasabah dapat senantiasa dipertahankan yang pada

akhirnya akan menunjang pada kelangsungan bisnis di bank

syariah

Sistem informasi manajemen keuangan dapat melibatkan

beberapa unit terkait diantaranya

7 Ibid

7

1 Unit Kerja Divisi Teknologi Informasi

2 Unit Kerja Divisi Operasi CQ MIS dan Accounting

3 Unit Kerja Sumber Daya Insani (SDI)

4 Unit Kerja Jaringan dan Layanan

Keterkaitan proses yang terjadi di unit kerja terkait akan

berjalan bilamana masing-masing unit kerja menjalankan

fungsinya dengan baik dan adanya saling koordinasi yang aktif

dalam menyampaikan data-data yang dibutuhkan dan menjadi

konsumsi perusahaan Pada saat masih menjadi unit layanan

syariah (UUS) kualitas data yang dihasilkan dalam prosesnya

sangat berbeda dengan kondisi setelah sejumlah bank syariah

menjadi Bank Umum Syariah (BUS)

Hal tersebut di atas terlihat dari proses pengolahan data

yang dilakukan dimana pada saat masih menjadi Unit Usaha

Syariah (UUS) jumlah data yang ada tidak terlalu banyak dan

proses pengolahannya pun masih dilakukan secara manual

walaupun praktisnya telah menggunakan perangkat teknologi

PC Computer namun dalam pengolahannya tetap memerlukan

waktu yang cukup lama sehingga laporan pelayanan yang

dihasilkan kepada pihak terkait seperti nasabah menjadi lama

Namun demikian berbeda dengan kondisi sekarang

setelah menjadi Bank Umum Syariah (BUS) di mana seiring

dengan pertumbuhan bisnis bank maka jumlah nasabah pun

8

ikut berkembang dan secara otomatis jumlah data yang ada

juga akan menjadi lebih besar sehingga proses pengolahannya

memerlukan alat bantu yang bisa menopang kegiatan opera-

sional dan layanan kepada nasabah

Walaupun jumlah data yang ada cukup besar namun

dengan adanya tools yang ada seperti penggunaan beberapa

aplikasi dan perangkat berbasis teknologi informasi maka

proses pengolahan data yang dilakukan bisa lebih cepat lagi

sehingga kualitas pelayanan terhadap pihak terkait tidak lagi

terganggu Dengan begitu proses operional bank tetap dapat

dijalankan dengan baik dan maksimal

Kondisi pelayanan yang dikembangkan oleh bank bjb

syariah seiring dengan perkembangannya dalam melayani

nasabah semakin baik seiring dengan diterimanya penghargaan

(reward) dalam hal pelayanan nasabah Hal itu membuktikan

bahwa pelayanan yang optimal menjadi syarat mutlak dan

bagian penting bagi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya

Secara umum informasi keuangan bank syariah dalam

beberapa waktu terakhir mengalami fluktuasi baik itu dari sisi

pembiayaan Dana Pihak Ketiga (DPK) serta profit laba rugi

perusahaan di mana hal tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor

internal dan faktor eksternal Namun seiring dengan pening-

katan laju pertumbuhan ekonomi global dan pertumbuhan

9

jaringan kantor bank syariah di Indonesia yang terus menga-

lami perkembangan dari waktu ke waktu model pelayanan

system informasi keuangan kepada nasabah perlu ditingkatkan

oleh bank syariah

Dengan adanya pertumbuhan yang terjadi maka secara

otomatis kualitas data yang dihasilkan pun akan lebih banyak

oleh karena itu perlu adanya peningkatan kapasitas dalam

pengolahan dan kualitas pelayanan supporting data melalui

penerapan Sistem Informasi Manajemen Keuangan (SIMK) di

bank syariah karena hal itu dapat secara langsung mempe-

ngaruhi terhadap kualitas pelayanan nasabah

Selain itu dengan peningkatan kualitas pelayanan Sistem

Informasi Manajemen Keuangan (SIMK) hendaknya ditunjang

pula dengan penggunaan perangkat teknologi informasi maka

secara otomatis dapat memudahkan pekerjaan bagi unit lain

dalam menunjang pekerjaannya yang secara langsung menjadi

tujuan bisnis perusahaan sehingga kinerja perusahaan dapat

lebih maksimal

Demikian pula dengan kualitas layanan yang baik dan

dibantu dengan penggunaan perangkat teknologi informasi

maka diharapkan kualitas layanan terhadap nasabah baik itu

dari sisi kemudahan bertransaksi serta kemudahan penggunaan

produk yang dimodifikasi dengan tujuan mengefisiensikan

10

serta mengefektifkan pelayanan nasabah dapat lebih meningkat

dan menjadikan nasabah menjadi sangat loyal terhadap bank

syariah Dengan demikian bisnis perusahaan di bank syariah

dapat berjalan dengan baik

Demikian pula dalam ajaran Islam secara universal telah

memberikan pedoman bagi kegiatan ekonomi berupa prinsip-

prinsip dan asas-asas dalam bermuamalah Juhaya S Praja8

menyebutkan terdapat beberapa prinsip hukum ekonomi Islam

antara lain

1 Prinsip la yakun dawlatan bayn al-agniya yakni prinsip

hukum ekonomi yang menghendaki pemerataan dalam

pendistribusian harta kekayaan

2 Prinsip antaradin yakni pemindahan hak kepemilikan atas

harta yang dilakukan secara sukarela

3 Prinsip tabadul al-manafi‟ yakni pemindahan hak atas harta

yang didasarkan kepasa asas manfaat

4 Prinsip takaful al-ijtima‟ yakni pemindahan hak atas harta

yang didasarkan kepada kepentingan solidaritas sosial

5 Prinsip haq al-lah wa hal al-adami yakni hak pengelolaan

harta kekayaan yang didasarkan kepada kepentingan milik

bersama di mana individu maupun kelompok dapat saling

berbagi keuntungan serta diatur dalam suatu mekanisme

ketatanegaraan di bidang kebijakan ekonomi

8 Juhaya S Praja Filsafat Hukum Islam (Bandung UNISBA Press 2000) h 14

11

Mengacu kepada latar belakang masalah di atas obyek

penelitian tentang aplikasi Sistem Informasi Manajemen Keua-

ngan (SIMK) di lembaga keuangan syariah tampaknya belum

banyak dikaji terutama jika dikaji dari perspektif manajemen

keuangan syariah Oleh karena itu peneliti merumuskannya

menjadi sebuah judul penelitian yaitu Implementasi Prinsip-

prinsip Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan

dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

B Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas peneliti

berasumsi bahwa obyek tersebut sangat penting untuk diteliti

disebabkan tiga alasan berikut pertama implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen keuangan yang

diinduksi dari praktik jasa keuangan di bank syariah tampaknya

belum terumuskan secara sistematis baik secara konsepsional

maupun operasional kedua implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen keuangan tampaknya belum

berimplikasi positif kepada tingkat kepercayaan masyarakat

kepada bank syariah dan ketiga implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan di bank

syariah tampaknya belum banyak dikaji secara sistematis dari

segi manajemen keuangan syariah

12

Peneliti merumuskan masalah utama (problem statement)

dalam penelitian ini adalah bagaimana prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan memberikan implikasi

baik secara teoretis maupun praktis terhadap peningkatan

pelayanan jasa keuangan di bank syariah

C Pertanyaan Penelitian

Mengacu kepada identifikasi masalah di atas maka

pertanyaan penelitian yang akan dikaji lebih lanjut adalah

1 Bagaimana implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem

informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa keua-

ngan di bank syariah

2 Apa kendala-kendala dan solusi implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen keuangan

dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

3 Bagaimana solusi dan strategi pengembangan prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen keuangan

dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

D Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis

1 Implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi

manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank

syariah

13

2 Hambatan-hambatan implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan di bank syariah

3 Solusi dan strategi untuk mengembangkan implementasi

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen

keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

E Kegunaan Penelitian

Kegunaan atau signifikansi dari penelitian ini secara

akademik diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan

tentang implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi

manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank

syariah dalam proses pembelajaran pada Fakultas Syari‟ah dan Fakultas Hukum di berbagai perguruan tinggi yakni terumus-

kannya kerangka konsepsional dan operasional implementasi

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

Sedangkan secara praktis hasil dari penelitian ini juga

diharapkan menjadi rujukan atau kerangka acuan bagi praktisi

perbankan syariah dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

jasa keuangan di bank syariah Selain itu diharapkan dapat

meningkatkan motivasi masyarakat untuk menggunakan jasa

layanan keuangan bank syariah

14

F Kajian Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil penelusuran diketahui ada beberapa

penelitian sebelumnya yang relevan antara lain

Penelitian yang dilakukan oleh Johanna Mujiati Studi

Pengaruh Penggunaan Sistem Informasi terhadap Kinerja

Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Sema-

rang Tesis Universitas Diponegoro Semarang 17 Juli 2008

Substansi yang telah dibahas pada penelitian ini adalah tentang

bagaimana menggunakan teknologi informasi di lingkungan

civitas akademika dapat meningkatkan kinerja pegawai pada

Fakultas Ekonomi Diponegoro Semarang

Hotman Panjaitan Pengaruh Sistem Teknologi Informasi

Terhadap Kualitas Layanan dan Citra Perguruan Tinggi

Swasta Tesis Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Jawa

Timur Substansi yang dibahas pada penelitian ini adalah

apakah penggunaan teknologi informasi dalam sistem infor-

masi akademik yang on line berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kualitas layanan perguruan tinggi swasta

Azwir Nasir dan Rianti Oktari Pengaruh Pemanfaatan

Teknologi Informasi dan Pengendalian Intern terhadap

Kinerja Insatansi Pemerintah Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Riau Tahun 1993 Substansi yang

dibahas dalam penelitian ini adalah tentang pentingnya peman-

15

faatan teknologi informasi yang membawa pengaruh signifikan

terhadap kinerja di Instansi pemerintah

Gusti Ayu Putu Ratih Kusuma Dewi Pengaruh Kualitas

Pelayanan terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah PT

BPR di Kabupaten Tabanan Tesis Magister Manajemen di

Universitas Udayana tahun 2014 Substansi yang dibahas

adalah membangun kualitas Pelayanan nasabah yang berbasis

pada kepuasan dan loyalitas nasabah itu sendiri

Melihat dari hasil penelitian yang telah ada sebelumnya

dapat dikatakan bahwa jenis penelitian ini relatif baru baik dari

segi substansi dan teori maupun metodologi keilmuannya

sebab dalam rencana penelitian yang akan di bahas adalah

implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi mana-

jemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

G Kerangka Pemikiran

Adapun kerangka teori yang digunakan sebagai kerangka

berpikir untuk menganalisis penelitian ini yaitu pertama teori

iltizam kedua teori perjanjian bisnis dan ketiga teori sistem

informasi manajemen Menurut hemat penelitian ketiga teori

tersebut memiliki koherensi akademik secara konsepsional dan

operasional serta dapat digunakan untuk menganalisis imple-

mentasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen

keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

16

Teori utama (grand theory) yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teori iltizam yang mengacu kepada Abd

al-Razaq al-Sanhuri Mashadir al-Haqq fi al-Fiqh al-Islamy

(Beirut Dar al-Hana li al-Thiba‟ah wa al-Nasyr 1958) Secara

bahasa iltizam berarti kewajiban Iltizam merupakan suatu

keharusan akibat terjadinya akad yang berimplikasi kepada

lahirnya hak dan kewajiban9 Dalam hukum ekonomi syariah

iltizam mengandung makna keharusan bagi seseorang untuk

mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu untuk

kemaslahatan orang lain Iltizam menurut pengertian hukum

secara umum

ص كل ف ش تزم بت ف ك

Setiap orang yang mukallaf terikat dengan tindakannya10

Pengertian iltizam direduksi dari ketentuan ayat hukum

yang menegaskan keharusan melakukan akad sesuai dengan

ketentuan Allah sebagaimana ditegaskan dalam QS al-Maidah

ayat 1 yang berbunyi

9 Abd al-Razaq al-Sanhuri Mashadir al-Haqq fi al-Fiqh al-Islamy

Dirasah Muqaranah bi al-Fiqh al-Gharbi Jilid I (Beirut Dar al-Hana li al-Thiba‟ah wa al-Nasyr 1958) hlm 130-131

10 Ibid

17

Hai orang-orang yang beriman penuhilah aqad-aqad itu dihalalkan bagimu binatang ternak kecuali yang akan dibacakan kepadamu (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya Misalnya seseorang diharuskan membayar atau meng-

ganti barang yang dirusaknya dapat dikatakan iltizam

disebabkan ia harus dilaksanakan oleh yang meneruskannya

Demikian pula dengan ta‟wild atau tadlmin terhadap suatu

kerugian yang tertimpa atas orang lain baik langsung ataupun

tidak langsung Iltizam merupakan tindakan hukum yang

menjadi sebab bagi dilakukannya suatu kewajiban untuk

memberikan kemaslahatan bagi orang yang dirugikan Maka

nafkah kerabat yang fakir atas kerabat yang kaya dalam batas-

batas tertentu merupakan iltizam atas kerabat yang kaya itu11

Iltizam berlaku untuk siapa saja yang diharuskan baik ia

fakir maupun kaya Bahkan mengganggu orang lain baik

jiwanya maupun anggota tubuhnya ataupun harta dan kehor-

matannya dinamakan juga il tizam yang diwajibkan oleh syara‟

atas setiap mukallaf Iltizam menjadi hak syakshi bagi

11 Peneliti mengutip contoh iltizam dalam Yahya Abdurrahman ldquoAl-

Iltizamrdquo artikel yang dipublikasikan dalam httpfiqh1wordpress com20100515al-iltizam diakses pada tanggal 28 Maret 2017 Lihat pula penjelasan TM Hashbi Ash-Shiddieqy Fiqh Muamalah (Semarang Pustaka Rizki Putra 1997) hlm 58

18

seseorang adalah sebagai taklif dan ahdah atas orang lain

Taklif ini menurut sarjana hukum Barat dinamakan iltizam

Sedangkan hak syakshi dan iltizam dalam anggapan mereka

satu Karena kalau ditinjau dari segi yang menuntut (thalib al-

haqqi atau shahib al-haqqi) dia dinamakan pula hak dan kalau

ditinjau dari segi yang dapat memenuhi dinamakan iltizam

(kewajiban)12

Iltizam adakalanya dipakai untuk kedua belah pihak

seperti iltizam yang terjadi pada akad mu‟awadlah Penjual dan

pembeli masing-masing dinamakan multazim dan multazim

lahu Mahall al-iltizam pada si penjual adalah menyerahkan

barang yang telah berpindah milik itu Mahall al-iltizam

terhadap pembeli itu ialah membayar harga Maksudaya iltizam

bagi si penjual berlaku apabila barang yang telah dijual sudah

di beli oleh sipenjual maka dia wajib menyerahkan barang

tersebut Begitu juga sebaliknya iltizam bagi si pembeli adalah

ketika ia menginginkan suatu barang maka ia harus memba-

yarnya terlebih dahulu agar barang tersebut menjadi haknya

Iltizam dalam hukum ekonomi Islam merupakan bdquoalaqah

maddiyah atau tidak dapat dipaksa yakni berpautan dengan

orang seperti terhadap simadin atau dengan pekerjaan seperti

terhadap orang upahan Namun demikian kalau hanya sebatas

12 Abd al-Aziz Tawfiq Qanun al-Iltizamat wa al-‟uqucircd (Mesir Dar al-Saqafah 1988) hlm 8-9

19

ini saja yang kita katakana tentulah prinsip penyandraan tidak

dapat diterima

Oleh karena itu iltizam yang seperti ini hendaknya

disertai dengan keharusan berkehendak (sulthah syakhsiyah)

untuk pelaksanaannya Jika tidak ada keharusan berkehendak

(sulthah syakhsiyah) maka sangat sulit pelaksanaannya Sebab

si madin umpamanya tidak membayar hutang dia menyem-

bunyikan barang-barangnya atau si buruh umpamanya tidak

mau bekerja walaupun hubungan yang pertama dikatakan

‟alaqah maddiyah namun harus terdapat padanya shulthah

syakhshiyah Adanya shulthah syakhshiyah maka si madin

tidak dapat dipaksa membayar hutang13

Syarat dalam melaksanakan iltizam diperlukan dua pihak

yaitu multazim (orang yang diharuskan untuk memenuhi hak)

dan multazam lahu (seseorang yang harus dipenuhi haknya)

Apakah kedua belah pihak harus tertentu sejak pada permulaan

iltizam ataukah tidak Hal tersebut tidak dipertentangkan

karena multazim harus ada dan tertentu orangnya sejak dari

permulaan iltizam Multazim menjadi orang yang dikenai

kewajiban itu (mukallaf) atau dialah yang dikatakan madin

dalam masalah ini14

13 Abd al-Razaq al-Sanhuri opcit hlm 133-134 14 M Ali Hasin Berbagai Macam Transaksi dalam Islam Fiqh

Muamalat cet pertama (Jakarta PT Raja Grapindo Persada 2003) hlm 44

20

Tidaklah dapat diterima akal kalau simadin tidak ada

hutang bisa terjadi Adapun multazim lahu yakni shahib al-

haqq maka pada asalnya harus sudah ada dan sejak ada

iltizam Akan tetapi setelah kita meneliti hukum-hukum fiqih

satu persatu nyatalah bahwa multazam lahu tidak wajib selalu

ada sejak permulaan iltizam Cukup menentukan multazam

lahu ketika menunaikan iltizam

Dengan demikian pada awal iltizam boleh jadi multazam

lahu masih belum diketahui tetapi dalam waktu menunaikan

iltizam haruslah si multazam lahu ada (diketahui) Umpama-

nya seorang komandan perang dapat mengumumkan kepada

tentara bahwa rampasan perang (salab) akan diberikan kepada

yang menewaskan musuh Karenanya yang menewaskan

musuh berhak mengambil salab walaupun dia tidak mendengar

sendiri pengumuman komandan itu

Para ulama telah membolehkan seseorang mengumum-

kan bahwa siapa mendapatkan kembali barangnya yang telah

hilang akan diberikan upah hal ini dalam Ilmu Fiqih biasa

disebut ji‟alah Oleh karena itu walaupun ucapan yang

dikeluarkan oleh orang yang memiliki barang tidak dihadapkan

kepada orang tertentu namun orang yang menemukan itu dapat

memperoleh upah atas barang temuannya (ajr al-mitsli)

Berdasarkan uraian di atas tentu alangkah lebih baik jika

mengikuti apa yang disyari‟atkan dalam hukum Islam yakni

21

menggunakan istilah multazim atau multazam lahu dan iltizam

dan tidak memakai istilah kreditur atau debitur tersebut Jika

kebanyakan orang cenderung mengikuti pemikiran Barat

dengan mengunakan istilah kreditur atau debitur Meski istilah

tersebut dapat diimplementasikan dalam praktik akad namun

ia terikat dengan perbuatan hukum yang sifatnya‟adabi

Selain itu jika menggunakan istilah kreditur maupun

debitur ia mengandung pengertian bahwa iltizam hanya

mengenai sesuatu yang berkenaan dengan madiyah dan juga

tidak bisa diaplikasikan pada sesuatu yang berkenaan dengan

‟adabiyah Karena tidak ada hutang piutang antara soal

ketaatan istri terhadap suami misalnya

Terlebih lagi jika melihat perkembangan sejarah lafadz

iltizam yang diungkap atau biasa dipakai oleh para fuqaha

tentang iltizam ternyata sudah terlebih dahulu dipakai sebelum

pemikir-pemikir Barat dengan hukum-hukum mereka mengata-

kan iltizam sebagai kreditur dan debitur Dengan demikian

penulis dapat mengatakan bahwa term iltizam lebih baik

dipakai dalam praktik transaksi bisnis syari‟ah daripada istilah-

istilah yang disampaikan oleh para pemikir hukum Barat

tersebut

Selanjutnya teori menengah (middle range theory) yang

digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah teori

perjanjianakad (nazhariyyat al-‟uqucircd) yang mengacu kepada

22

Wahbah al-Zuhaili Al-Fiqh al-Islamiyyah wa Adillatuhu

(Damsyiq Dar al-Fikr 1989)

Menurut Al-Zuhaili15 hak milik atas harta baik individu

maupun kolektif merupakan hak bagi manusia untuk

mengelola dan mengambil manfaat atas harta itu (tasharruf

‟ala al-maal) Pengambilan manfaat dari pengelolaan atas harta

dibenarkan menurut ketentuan syara‟ dengan batas-batas yang

ditentukan oleh Allah dan rasul-Nya Dalam konteks ini

dikenal teori pemindahan hak milik melalui akad atau

perjanjian (nazhariyyat al-‟uqucircd) yang disandarkan pada

ketentuan nash QS 2 116 bahwa dalam setiap perjanjian bisnis

termasuk dalam kategori akan yang direfleksikan sumbernya

(al-Qur‟an dan Sunnah) Kaitannya dengan teori perjanjianakad dalam hukum

perikatan Islam dijelaskan bahwa hakikat akad diartikan

segala sesuatu yang keluar dari seorang manusia dengan

kehendaknya dan syara‟ menetapkan beberapa haknya (kullu

maa yasduru min syakhsin biiradathihi wa yurattaba bdquoalaihi al-syar‟u natabiha huquuqiyyatin) Merujuk kepada pengertian

tersebut akad dibagi dua yakni akad dengan ucapan (aqd al-

15 Wahbah Zuhaili Al-Fiqh al-Islamiyyah wa Adillatuhu (Damsyiq Dar al-Fikr 1989) juz 4 hlm102-103

16 Terjemah ldquoHai orang-orang yang beriman penuhilah aqad-aqad itu dihalalkan bagimu binatang ternak kecuali yang akan dibacakan kepadamu (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nyardquo (QS 5 1)

23

qauli) dan akad dengan perubatan (aqd al-fi‟liy) Oleh karena

itu segala bentuk akad dalam praktik bisnis termasuk di

dalamnya transaksi bisnis dapat dianggap sah sepanjang tidak

bertentangan dengan prinsip-prinsip asas-asas syarat rukun

dan etika bisnis menurut syara‟ Mengacu kepada ketiga teori di atas praktik perjanjian

akad (nazhariyyat al-‟uqucircd) dalam hukum perikatan Islam

hendaknya mempertimbangkan syarat jaliyah dalam berakad

Syarat jaliyah adalah syarat-syarat transaksi akad yang sengaja

disebutkan oleh kedua belah pihak yang sedang melakukan

transaksi sebagai tambahan atas segala ketentuan yangtelah

ditetapkan dalam syari‟at17 Syarat jaliyah yang dibuat dan

disepakati oleh kedua belah pihak yang terkait dalam transaksi

dan akad dilakukan sesuai dengan kemampuan menurut

transaksi akal sehingga mampu dilakukan oleh manusia

Aplikasi syarat jaliyah ke dalam implementasi prinsip

ekonomi Islam di bank syariah ini sangat erat kaitannya dengan

keharusan untuk menerapkan prinsip-prinsip dan asas-asas

muamalah Islam sebagai ajaran yang universal telah membe-

rikan pedoman umum bagi kegiatan ekonomi berupa prinsip-

prinsip dan asas-asas muamalah Mengutip pendapat Juhaya S

17 Juhaya S Praja Filsafat Hukum Islam (Bandung UNISBA

1997) hlm 160-170

24

Praja ia menyebutkan ada beberapa prinsip hukum ekonomi

syariah18 antara lain

1 Prinsip la yakun dawlatan bayn al-agniya yakni prinsip

hukum ekonomi yang menghendaki pemerataan dalam

pendistribusian harta kekayaan

2 Prinsip antaradin yakni pemindahan hak kepemilikan atas

harta yang dilakukan secara sukarela

3 Prinsip tabadul al-manafi‟ yakni pemindahan hak atas harta

yang didasarkan kepasa asas manfaat

4 Prinsip takaful al-ijtima‟ yakni pemindahan hak atas harta

yang didasarkan kepada kepentingan solidaritas sosial

5 Prinsip haq al-lah wa hal al-adami yakni hak pengelolaan

harta kekayaan yang didasarkan kepada kepentingan milik

bersama di mana individu maupun kelompok dapat saling

berbagi keuntungan serta diatur dalam suatu mekanisme

ketatanegaraan di bidang kebijakan ekonomi

Di samping prinsip-prinsip tersebut di atas sebagai

ajaran yang universal sistem ekonomi Islam juga mengatur

berbagai ketentuan umum syariat yang terangkum dalam asas-

asas muamalah Mengutip penjelasan Ahmad Azhar Basyir

asas-asas muamalah dalam hukum ekonomi Islam antara lain19

18 Juhaya S Praja Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Madya

Filsafat Hukum Islam tentang Rekosntruksi Paradigma Ilmu Titik Tolak Pengembangan Ilmu Agama dan Universalitas Hukum Islam pada tanggal 1 April 2000 di IAIN Sunan Gunung Djati Bandung

19 Ahmad Azhar Basyir Refleksi Atas Persoalan Keislaman (Bandung Mizan 1994) hlm 190-191

25

1 Asas kehormatan manusia (QS 17 70)

2 Asas kekeluargaan dan kemanusiaan (QS 49 13)

3 Asas gotong-royong dalam kebaikan (QS 5 2)

4 Asas keadilan kelayakan dan kebaikan (QS 16 90)

5 Asas menarik manfaat dan menghindari madharat (QS 2

282)

6 Asas kebebasan dan kehendak (QS 2 30)

7 Asas kesukarelaan (QS 4 39)

Berdasarkan prinsip-prinsip dan asas-asas tersebut suatu

akad mencakup tiga tahapan yaitu perjanjian persetujuan dan

perikatan Selanjutnya untuk mencapai sahnya suatu akad

hendaknya memenuhi syarat dan rukunnya Di antara syarat-

syarat akad adalah kedua pihak yang berakad hendaknya orang

dewasa dan mampu dibenarkan oleh syara‟ ada manfaat terus berlangsung dan bersambung Sedangkan rukun akad menca-

kup orang yang berakad (bdquoaqid) benda yang menjadi obyek

akad (ma‟qud bdquoalaih) tujuan akad (maudhu‟ al-bdquoaqd) dan

lafafz akad (sighat al-bdquoaqd) Oleh karena itu suatu akad dan

muamalah adalah sah selama tidak ada dalil yang membatalkan

dan mengharamkannyardquo (al-ashl fi al-‟uqucircdi wa al-mu‟amalati al-sihhatu hatta yaquma al-daliilu bdquoala al-buthlan wa al-

tahrim)20

20 Lihat penjelasan Wahbah al-Zuhaily dan Abd Rahman al-Juazairy

tentang akad sebagaimana dikutip oleh Hendi Suhendi Fikih Muamalah (Jakarta Rajawali Press 2004) hlm 42-48

26

Kemudian teori aplikatif (applicative theory) digunakan

teori sistem informasi manajemen keuangan Secara umum

sistem informasi manajemen keuangan merupakan suatu cara

dan metode yang digunakan dengan bertujuan untuk mem-

berikan dukungan berbasis sistem dan data kepada pihak lain

agar dapat merealisasikan tujuan bersama yang akan dicapai

sehingga dapat lebih efektif dan efisien

Dalam prosesnya sistem informasi manajemen keuangan

ini lebih berorientasi kepada penggunaan dan pemanfaatan

teknologi informasi dalam menunjang kegiatannya sehingga

dengan menggunakan pemanfaatan teknologi informasi yang

diharapkan dapat lebih mudah untuk memberikan dukungan

kepada unit atau pihak lain dalam menjalankan operasionalnya

sehingga dapat menghasilkan output positif yang lebih efektif

dan efisien serta berorientasi pada proses pengambilan kepu-

tusan atau kebijakan lainnya yang memang dibutuhkan oleh

pihak perusahaan

Dalam proses sistem informasi manajemen keuangan

tersebut juga terdapat Decision Support System (DSS) yaitu

pemilihan beberapa tindakan alternatif yang ada untuk

mencapai satu atau beberapa tujuan yang akan ditetapkan21

21 Efraim Aronson Jay Turban dan Liang Peng Ting Decision

Support System and Intelegent System (New Jersey Pearson Education Inc 2005) hlm 21

27

Selain itu juga DSS ini merupakan suatu sistem informasi yang

berada di level manajemen dari suatu organisasi yang meng-

kombinasikan data dan model analisis yang canggih atau

peralatan data analisis untuk mendukung pengambilan kepu-

tusan yang semi terstruktur dan tidak terstruktur DSS ini

dirancang untuk membantu dalam proses pengambilan kepu-

tusan organisasional22

Pentingnya dilakukan dalam sistem informasi manajemen

keuangan dewasa ini di dunia perbankan dalam menunjang

operasionalnya dikarenakan semakin kompleknya berbagai

kebutuhan transaksional jumlah ketentuan dan aturan yang

sudah ada di dalam berbagai kebijakan perbankan dalam

pengelolaannya disamping risiko yang cukup besar dan harus

senantiasa dihadapi tetapi disisi lain quality service yang meru-

pakan komponen dasar dalam pemasaran jasa serta inti dari

penjualan suatu produk yang dipasarkan dengan kinerja

terhadap pelayanan nasabah dan harus senantiasa terjaga

dengan baik guna menjaga stabilitas dan eksistensi perusahaan

agar senantiasa memiliki performance yang optimal23

22 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk

Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset2007) hlm 13

23 A Parasuraman VA Zeithamel dan LL Berry A Conceptual Model of Service Quality and Its Implication for Future Reseach dalam Jurnal Ekonomi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Petra yang diakses tanggal 2 Februari 2015 hlm 4

28

Dalam sistem informasi manajemen keuangan salah satu

proses yang dilakukan adalah dengan menganalisis sebuah

sistem yang ada disertai dengan entitas pendukung lainnya

biasanya akan dilakukan terhadap beberapa aspek antara lain

adalah kinerja informasi ekonomi keamanan aplikasi

efisiensi dan pelayanan pelanggan Salah satu proses analisis

yang digunakan dalam supporting data ini menggunakan

metode yang disebut dengan PIECES Analysis (Performance

Information Economy Control Eficiency and Service)24

Sistem informasi manajemen keuangan sangat berguna

bagi pengukuran kinerja keuangan Kinerja Keuangan dapat

didefinisikan sebagai Performing measurement yaitu kuali-

fikasi dan efisiensi perusahaan atau segmen serta keefektifan

dalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi Dengan

demikian pengertian kinerja dapat difenisikan sebagai suatu

usaha formal yang dilaksanakan oleh pihak perusahaan untuk

mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan

yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu

Laporan kinerja keuangan menurut Standar Akuntansi

Keuangan menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan

bagian penting dari proses pelaporan keuangan yang meliputi

24 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk

Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset2007) hlm 19

29

neraca laporan rugi laba laporan perubahan modal (yang

dapat disajikan dengan berbagai cara seperti sebagai laporan

arus kas atau laporan arus dana) catatan dan laporan lainnya

serta materi penjelasaan yang merupakan bagian Integral dari

Laporan Keuangan25

Sedangkan menurut Edy Sukarno26 yang dikutip di dalam

jurnal Fokus Ekonomi ia mengatakan bahwa kinerja keuangan

adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan

suatu kegiatanprogramkebijaksanaan dalam mewujudkan

sasaran tujuan misi dan visi organisasi di mana sebagai hasil

yang telah dicapai atas segala aktivitas yang telah dilakukan

dalam mendayagunakan sumber-sumber yang tersedia dalam

suatu organisasi atau perusahaan

Menurut ulasan Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku

Penyajian Laporan Keuangan Syariah (PSAK 101) Tahun

2013 menyatakan bahwa Laporan kinerja keuangan adalah

catatan laporan keuangan yang berisi informasi tambahan atas

apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan laporan laba

rugi konprehensif laporan perubahan ekuitas laporan arus kas

laporan sumber dan penggunaan zakat dan laporan sumber dan

penggunaan dan kebajikan yang mana dalam catatan ini

25 Ikatan Akuntan Indonesia Standar Akuntansi Keuangan (Jakarta

Salemba 1999) hlm12 26 Lihat Edy Sukarno ldquoKinerja Keuanganrdquo dalam Jurnal Focus

Ekonomi Volume 4 Nomor 1 Bulan Juni 2009 hlm 27-43

30

memberikan rincian dari pos-pos yang disajikan dalam laporan

keuangan dan informasi mengenai pos-pos yang tidak meme-

nuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan27

Munawir dalam Analisa Laporan Keuangan28 menga-

takan bahwa laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari

proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu

perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan

data atau aktivitas perusahaan tersebut

Berdasarkan pengertian di atas tersebut maka penulis

dapat merumuskan bahwa Sistem Informasi Manajemen

Keuangan adalah suatu rangkaian proses yang melibatkan

semua aspek yang pada akhirnya memberikan informasi dan

pelayanan keuangan pada bank syariah dalam menjalankan

aktivitas bisnisnya untuk mencapai keuntungan atau laba

H Langkah-langkah Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan langkah-

langkah penelitian sebagai berikut

1 Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

27 Ikatan Akuntan Indonesia Penyajian Laporan Keuangan Syariah PSAK 101 2013

28 Munawir Analisa Laporan Keuangan (Yogyakarta BPFE1999) hlm

31

jasa keuangan di bank syariah Selain itu jika dilihat dari segi

pengertiannya obyek adalah keseluruhan dari gejala yang

terdapat di sekitar kehidupan manusia Sedangkan dilihat dari

segi sumbernya obyek dalam suatu penelitian kualitatif disebut

sebagai situasi sosial yang di dalamnya terdiri dari tiga elemen

yaitu29

a Tempat

b Pelaku

c Aktivitas

Melihat dari ketiga elemen tersebut saling bersinergi

Akan tetapi obyek penelit ian kualitatif juga tidak semata-mata

bergantung pada situasi sosial dari tiga elemen itu saja

melainkan juga berupa tumbuhan peristiwa alam binatang

kendaraan dan sebagainya Sebaliknya jika dikaitkan dengan

sumbernya maka obyek penelitian bisa dibedakan menjadi dua

bagian yaitu obyek primer dan sekunder

Obyek penelitian yang dikembangkan oleh Husein Umar

dalam Setiawan Santana30 menjelaskan bahwa obyek penelitian

menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi obyek

penelitian dilakukan bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika

dianggap perlu Dengan kata lain obyek penelitian dapat

29 Editor ldquoDefinisi dan Cakupan Obyek Penelitianrdquo artikel dalam

httpwwwinformasi-pendidikancom201308obyek-penelitianhtml diakses pada tanggal 10 Februari 2015

30 Santana Setiawan Menulis Ilmiah Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta Yayasan Obor Indonesia2007) hlm 533

32

difahami karakteristik tertentu yang mempunyai nilai skor atau

ukuran yang berbeda untuk unit atau individu yang berbeda

atau merupakan konsep yang diberi lebih dari satu nilai

Obyek ini dipilih berdasarkan atas pemilahan terhadap

semua obyek yang sejenis namun memiliki kekhususan karena

alasan sebagai berikut pertama implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

jasa keuangan yang diinduksi dari pelayanan keuangan di bank

syariah tampaknya belum terumuskan secara sistematis baik

secara konsepsional maupun operasional kedua implementasi

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah tampaknya

belum berimplikasi positif terhadap tingkat kepercayaan

masyarakat kepada bank syariah dan ketiga implementasi

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah tampaknya

belum banyak dikaji secara sistematis dari segi manajemen

keuangan syariah

2 Metode Penelitian

Istilah metode penelitian terdiri atas dua kata yaitu kata

metode dan kata penelitian Kata metode berasal dari bahasa

Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau menuju suatu

jalan Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan

dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu

33

subjek atau obyek penelitian sebagai upaya untuk menemukan

jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan

termasuk keabsahannya31

Adapun pengertian penelitian adalah suatu proses

pengumpulan data dan analisis data yang dilakukan secara

sistematis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu Pengumpulan

data dan analisis data dilakukan secara ilmiah baik bersifat

kuantitatif maupun kualitatif eksperimental maupun non

eksperimental interaktif maupun non interaktif

Selain itu metode penelitian juga merupakan suatu

teknik atau tata cara mencari memperoleh mengumpulkan

atau mencatat data baik yang berupa data primer maupun data

sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu

karya ilmiah dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang

berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga

akan terdapat suatu kebenaran data yang akan diperoleh

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah menggabungkan metode penelitian kepustakaan dan

empirik (bibliographical and empirical research method) dan

pendekatan kuantitatif Penelitian ini lebih difokuskan untuk

mengetahui dan menganalisis implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

jasa keuangan di bank syariah

31 Lihat Rosady Ruslan Metode Penelitian Public Relations dan

Komunikasi (Jakarta Rajawali Pers 2003) hlm 24

34

3 Jenis Data

Penelitian ini pada dasarnya bersifat kualitatif sesuai

dengan metode yang digunakan yakni metode deskriptif

analitis32 yakni data yang terkumpul berbentuk uraian yang

menggambarkan kondisi obyektif penelitian Metode deskriptif

ini dimaksudkan untuk menganalisis jenis data yang mencakup

konsep dan teori tentang implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan di bank syariah

4 Sumber Data

Sumber data merupakan semua masukan data yang

berguna untuk kepentingan dan kelengkapan dalam proses

analisis data Sumber data diperoleh dari berbagai literatur

yang erat kaitannya dengan obyek penelitian ini Sumber data

pada umumnya dapat dibagi tiga yaitu data primer sekunder

dan tersier

Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh dari

berbagai literatur yang relevan Sumber data sekunder dipero-

leh melalui hasil studi observasi Adapun untuk data tersier

diperoleh dari sumber-sumber lainnya yang relevan untuk

melengkapi dan mendukung kebutuhan sumber data primer dan

sekunder

32 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D (Bandung Alfabeta 2008) hlm 13

35

6 Teknik Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai

sumber yakni sumber data primer sekunder dan tersier

Sumber data primer diperoleh dari hasil studi kepustakaan

(bibliography) Adapun sumber data sekunder diperoleh dari

data empirik yang berkenaan dengan implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam

praktik jasa keuangan di bank syariah Adapun sumber data

tersier diperoleh dari berbagai dokumen yang terkait dengan

obyek penelitian

7 Analisis Data

Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini

yaitu pertama melakukan inventarisasi data terhadap semua

sumber data yang dibutuhkan kedua melakukan klasifikasi

data untuk memilah dan memilih mana saja data yang relevan

ketiga melakukan analisis data secara induktif dan deduktif

dan keempat merumuskan kesimpulan penelitian

36

BAB II

KONSEP DAN TEORI

1 Prinsip-prinsip Akad

a Pengertian Akad

Sistem ekonomi Islam sangat erat kaitannya dengan pem-

bahasan tentang akad (al-bdquoaqd) Akad dalam bahasa Indonesia

disebut kontrak merupakan konsekuensi logis dari hubungan

sosial dalam kehidupan manusia Hubungan ini merupakah

fitrah yang sudah ditakdirkan oleh Allah ketika menciptakan

makhluk yang bernama manusia Oleh karena itu ia meru-

pakan kebutuhan sosial sejak manusia mulai mengenal arti hak

milik Islam sebagai agama yang komprehensif dan universal

telah memberikan aturan yang cukup jelas tentang akad untuk

dapat diimplementasikan dalam setiap masa33

Sedangkan dalam bahasa Arab akad berasal dari kata

aqada - yu‟aqqidu ndash uqudan yang secara bahasa berarti

mengikat mengunci menahan atau membuat suatu perjanjian

Selain itu akad juga diambil dari beberapa istilah dalam bahasa

Arab yang memiliki makna sejenis antara lain34

33 Ikhwan Abidin Basri Teori Akad dalam Fikih Muamalah kutipan

artikel dalam httpwwwfossei4tcomArtikel14htm diakses tanggal 15 November 2017

34 Lihat beberapa pengertian akad dalam hukum ekonomi Islam sebagaimana dijelaskan oleh Hendi Suhendi Fikih Muamalah (Jakarta Raja Grafindo Persada 2002) h 44-46

37

Pertama berasal dari kata ikatan ( ب -yaitu mengum ( ال

pulkan dua ujung tali dan mengikat salah satunya dengan yang

lain saling mengikat sehingga menjadi bersambung yang

kemudian keduanya menjadi sepotong benda

Kedua berasal dari katan sambungan ( عق ) yaitu

sambungan yang memegang kedua ujung itu dan mengikatnya

Ketiga berasal dari kata janji ( الع ) sebagaimana

tercantum dalam QS 3 76 yang berbunyi

(Bukan demikian) sebenarnya siapa yang menepati janji

(yang dibuat)nya dan bertakwa maka sesungguhnya

Allah menyukai orang-orang yang bertakwa35

Keempat berasal dari kata perjanjian ( العق ) sebagai-

mana tercantum dalam QS 5 1 yang berbunyi

Hai orang-orang yang beriman penuhilah aqad-aqad itu dihalalkan bagimu binatang ternak kecuali yang akan dibacakan kepadamu (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya36

35 CD Qur‟an in Word 36 Ibid

38

Nibra Hoesen menjelaskan teori akad dalam hukum

perikatan Islambahwa akad dapat diartikan gabungan atau

penyatuan dari penawaran (ijab) dan penerimaan (qabul) yang

sah sesuai dengan hukum Islam Ijab artinya penawaran dari

pihak pertama sedangkan qabul adalah penerimaan dari pihak

kedua Dengan kata lain yang dimaksud dengan akad menurut

istilah adalah suatu perjanjian serah terima barang antara dua

orang yang dilakukan secara sukarela baik langsung maupun

tidak langsung37

Selain definisi di atas dalam bahasa Arab akad diartikan

pengikatan antara ujung-ujung sesuatu Ikatan di sini tidak

dibedakan apakah ia berbentuk fisik atau kiasan Sedangkan

menurut pengertian istilah akad berarti ikatan antara ijab dan

qabul yang diselenggarakan menurut ketentuan syariah di

mana terjadi konsekuensi hukum atas sesuatu yang karenanya

akad diselenggarakan Pengertian ini bersifat lebih khusus

karena terdapat pengertian akad secara istilah yang lebih luas

dari pengertian ini Namun ketika berbicara mengenai akad

dalam konteks hukum perikatan Islam pada umumnya penger-

tian inilah yang paling luas dipakai oleh kebanyakan fuqaha

37 Nibra Hoesen Pengerrtian Akad dalam Transaksi Syari‟ah

diterjemahkan dari Aplied Shariah in Financial Transaction The Requirement of Shariah in Financial Transactions (Kuala Lumpur INCEIF 2006) yang diakses melalui httpnibrahosenmultiplycom journalitem5 didownload tanggal 15 November 2017

39

Adapun pengertian akad yang bersifat lebih umum

mencakup segala diinginkan (diazamkan) orang untuk

dilakukan baik itu yang muncul karena kehendak sendiri

(iradah munfaridah) seperti wakaf cerai dan sumpah atau yang

memerlukan dua kehendak (iradatain) untuk mewujudkannya

seperti jual beli sewa menyewa perwakilan dan gadai

Berdasarkan pengertian akad yang lebih umum tersebut

muncul sedikit perbedaan dengan akad yang dimengerti oleh

para fuqaha dan hukum-hukum perdata konvensional

Perbedaannya adalah bahwa dalam pengertian yang lebih luas

mencakup kehendak tunggal dapat melazimkan suatu transaksi

sementara menurut undang-undang hukum perdata konven-

sional akad mesti melibatkan dua kehendak Karena itu

wilayah akad dalam pengertian umum jauh lebih luas diban-

dingkan dengan akad dalam pengertian khusus

Mengacu kepada beberapa pengertian dalam teori akad di

atas tampaknya ada beberapa unsur yang termasuk ke dalam

rukun akad ada tiga yaitu38

Pertama sighat yaitu pernyataan ijab dan qabul dari

kedua belah pihak boleh dengan lafad atau ucapan boleh juga

38 Lihat penjelasan Nibra Hosen Briefcase Book Edukasi

Professional Syariah Cara Mudah Memahami Akad-akad Syariah tim penyunting Muhammad Firdaus NH Sofiniah Ghufron Muhammad Aziz Hakim Mukhtar Alshodiq (Kuala Lumpur INCEIF 2006) artikel yang dipublikasikan dalam httpnibrahosenmultiplycomjournalitem5 diakses tanggal 15 November 2017

40

di lakukan dengan tulisan Sighat haruslah selaras antara ijab

dan qabul-nya Apabila satu pihak menawarkan (ijab) benda A

dengan harga seratus rupiah pihak lain harus menerima

(qabul) dengan menyebutkan benda A senilai seratus rupiah

pula bukan benda B yang harganya 150 rupiah Dalam sighat

kedua belah pihak harus jelas menyatakan penawaran nya dan

pihak yang lain harus dengan jelas menerima tawarannya

(transparansi) qabul harus langsung di ucapkan setelah ijab di

ucapkan ijab dan qabul haruslah terkoneksi satu dengan yang

lain tanpa adanya halangan waktu dan tempat Misalnya ijab

ditawarkan hari ini dan dijawab dua hari kemudian itu tidaklah

sah ijab dan qabul juga harus dilakukan di dalam satu ruangan

yang sama oleh kedua belah pihak atau istilahnya harus di

dalam satu majelis yang sama

Kedua bdquoaqidan yaitu pihak-pihak yang akan melakukan

akad kedua belah pihak yang akan melaksanakan akad ini

harus sudah mencapai usia akil-baligh (sesuai hukum yang

berlaku di suatu negara) harus dalam keadaan waras (tidak

gila) atau mempunyai akal yang sehat harus dewasa (rushd)

dan dapat bertanggungjawab dalam bertindak tidak boros dan

dapat dipercaya untuk mengelola masalah keuangan dengan

baik

Ketiga mahal al-bdquoaqd atau obyek-obyek akad yaitu jasa

atau benda-benda yang berharga dan obyek akad tersebut tidak

41

dilarang oleh syari‟at Obyek akad yang dilarang atau

diharamkan oleh syari‟at diantaranya adalah minuman keras

darah bangkai dan daging babi

Kepemilikan dari obyek akad harus sudah berada pada

satu pihak dengan kata lain obyek akad harus ada pada saat

akad dilaksanakan kecuali pada transaksi Salam39 dan

Istisna40 Obyek akad harus sudah di ketahui oleh kedua belah

pihak beratnya harganya spesifikasinya modelnya kualitas-

nya Perlu diperhatikan di sini bahwa dalam hukum Islam

seseorang tidak diperbolehkan untuk menjual sesuatu yang

bukan miliknya Salah satu contohnya adalah menjual burung

burung yang masih terbang di udara atau menjual ikan-ikan

yang masih berenang di lautan lepas karena tidak jelas berapa

jumlahnya dan sulit untuk menentukan harga pastinya yang

dapat berakibat pada adanya unsur ketidakpastian atau gharar

Ketidakpastian atau gharar ini dapat membatalkan akad sama

hal nya dengan riba (interestbunga bank) dan maisyir (judi)

Ketiga unsur tersebut sebaiknya dihindari dalam proses

transaksi yang menggunakan akad syari‟ah

39 Salam adalah suatu perjanjian jual beli atau serah terima barang yang dilakukan tidak langsung di mana si pembeli hanya mengetahui barang berdasarkan sifat dan karakteristiknya

40 Istishna adalah suatu perjanjian pembiyaan di mana salah satu pihak memberikan sejumlah dana untuk membiayai usaha atau proyek dan si peminjam berkewajiban mengembalikannya secara kredit sesuai dengan kesepakatan

42

Sedangkan legalitas dari akad di dalam hukum Islam

terbagi menjadi dua bagian pertama shahih atau sah artinya

semua rukun kontrak beserta semua kondisinya sudah

terpenuhi kedua bathil yaitu apabila salah satu dari rukun

kontrak tidak terpenuhi maka kontrak tersebut menjadi batal

atau tidak sah apalagi jika ada unsur maisyir gharar dan riba

di dalamnya Akad yang efektif di bagi lagi menjadi dua

bagian yaitu pertama lazim yaitu mengikat dan kedua ghair

al-lazim yaitu tidak mengikat Akad lazim adalah akad yang

tidak dapat dibatalkan oleh salah satu pihak tnapa persetujuan

pihak yang lainnya Contohnya adalah perceraian dengan

kompensasi pembayaran properti dari istri yang diberikan

kepada suami Sedang akad ghair al-lazim dapat dibatalkan

oleh salah satu pihak tanpa persetujuan dari pihak yang

lainnya Contohnya dalam transaksi partnership (musyarakah)

agency (wakalah) wasiat (wassiyyah) pinjaman (bdquoariyah) dan

penitipan (wadi‟ah)

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil beberapa

rumusan sebagai berikut pertama hakikat akad adalah suatu

perjanjian serah terima barang antara dua orang yang

memenuhi segala syarat dan rukun akad serta dibenarkan oleh

syari‟at kedua suatu perjanjian atau akad dapat dikatakan sah

apabila telah memenuhi syarat dan rukunnya Sebaliknya suatu

43

perjanjian atau akad dapat dikatakan tidak sah apabila salah

satu syarat dan rukunnya tidak terpenuhi ketiga semua bentuk

perjanjian dibolehkan sepanjang tidak bertentangan dengan

ketentuan syari‟at

b Landasan Akad

Al-Qur‟an dan Hadits Nabi merupakan landasan paling

fundamental bagi umat Islam untuk melakukan akad dan

memiliki harta yang dibenarkan menurut ketentuan syara‟

Bahkan para ulama jumhur sepakat bahwa akad dan pemilikan

harta dalam bermuamalah hukumnya boleh sepanjang tidak ada

dalil yang mengharamkannya

1) Al-Qurrsquoan

Dasar hukum akad dan pemilikan harta dalam muamalah

dibolehkan mengacu kepada QS al-Maidah aayat 2

Hai orang-orang yang beriman penuhilah aqad-aqad itu dihalalkan bagimu binatang ternak kecuali yang akan dibacakan kepadamu (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya41

41 Dalam QS 42 dijelaskan bahwa Aqad (perjanjian) mencakup janji

prasetia hamba kepada Allah dan perjanjian yang dibuat oleh manusia dalam pergaulan sesamanya

44

Akad dapat diaplikasikan salah satunya dalam konteks

jual beli Menurut Sudarsono sebagaimana telah dikutip dari

Imam Taqiyuddin Abu Bakar al-Husaini42 apabila seseorang

menukar sesuatu barang dengan barang yang lainnya dengan

cara tertentu (akad) inilah yang disebut ldquojual belirdquo Hamzah

Ya‟kub43 menjelaskan bahwa dasar hukum dari perniagaan

termasuk juga didalamnya jual beli adalah firman Allah SWT

sebagaimana tercantum dalam QS An-Nisa ayat 29 yang

berbunyi

ن تج أن تك طل ل ك ب الك بي ا أ ك ت ا آ ي ال ي أي

ا حي ع ت ن بك ن ا ك فسك ا أ تقت ك و

Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu Dan janganlah kamu membunuh dirimu sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu Demikian pula ditegaskan dalam surat al-Baqarah ayat

275 yang berbunyi

ن ط الشيط ي يت م ال يق ك ن يق ب ن ال ك ي ي الب م ال يع وح ب وأحل ا ال ثل ال يع ال ا ل ق س ذلك ب ال

42 Imam Taqiyuddin Abu Bakar al-Husaini Kifayat al-Ahyar (Terjemah M Thalib) (Surabaya Bina Ilmu 1997) 156

43 Hamzah Ya‟kub Kode Etik Dagang Menurut Islam (Bandung CV Diponogoro 1993) 72-73

45

عظ ءه ج ف ل ا و ه ف وأ س ف ت ف ب ون ل خ في ب ال ك أصح ول ف ع

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kema-sukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat) sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya lalu terus berhenti (dari mengambil riba) maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah Orang yang mengu-langi (mengambil riba) maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka mereka kekal di dalamnya44 Dalam QS al-Baqarah ayat 283 dijelaskan

ك بع ن أ ض ف ق ن ت ف وا ك سف ول تج ت ع ن ك و و ا الش تكت ب و ت وليتق ا أ ت ي ا ال ي بع ف

آث ق وا ف ي يكت ن ع تع ب

Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis maka hendaklah ada yang dipegang (oleh yang berpiutang) Akan tetapi jika sebagian kamu memper-cayai sebagian yang lain maka hendaklah yang diperca-yai itu menunaikan amanahnya (utangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian Dan barang siapa yang menyembunyikannya maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan45

44 Soenardjo dkk opcit 69 45 Ibid

46

Berdasarkan beberapa ayat di atas dapat disimpulkan

bahwa pada prinsipnya Islam membolehkan akad dan memiliki

harta sepanjang dasar dan tujuan melakukan akad dan pemi-

likan harta tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan syari‟at serta juga ditujukan untuk kebaikkan dan kemaslahatan hidup

manusia di dunia dan akhirat

2) Hadits

Sedangkan dasar hukum berikutnya adalah hadist-hadist

Nabi Muhammad SAW yang berkaitan langsung dengan akad

dan kepemikan harta melalui jual beli Diantaranya adalah

hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban yang berbunyi

ن( البيع عن تراض )رواه ابن حب انمJual beli itu hanya sah bila saling merelakan

Hadits lainnya yang menjadi dasar hukum kebolehan jual

beli adalah berasal dari Ruf‟ah bin Rafi‟ diriwayatkan al-Bazar

dan disahkan oleh hakim yang berbunyi

ل عمل الرجل بيده أن ا يه وس سئل أى الكس أطي ق ى ع لنبى ص) وكل بيع مبرور )رواه رف عه بن رافع وابن م جه وصححه الح ك

Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW telah pernah ditanya tentang usaha apa yang lebih baik Nabi berkata Usaha seseorang dengan tangannya dan jual beli yang mabrur46

46 Ibnu Hajar al-bdquoAsqalani Bulugh al-Maram (Terjemah A Hasan)

(Bandung CV Penerbit Diponegoro 1994) dan Ahmad Azhar Basyir Asas-asas Hukum Muamalat (Yogyakarta UII Pres 2000) 193

47

Berdasarkan beberapa hadits hukum di atas dapat

dirumuskan bahwa pada prinsipnya Islam juga membolehkan

akad dan memiliki harta sepanjang dasar dan tujuan melakukan

akad dan pemilikan harta tersebut dilakukan sesuai dengan

ketentuan syari‟at serta juga ditujukan untuk kebaikkan dan

kemaslahatan hidup manusia di dunia dan akhirat

3) Ijtihad

Selain ayat-ayat al-Qur‟an dan Hadits Nabi yang menjadi

dasar hukum sekaligus dalil bolehnya melakukan akad dan

pemilikan harta dengan cara jual beli adalah ijtihad Ijtihad

berasal dari kata ldquojuhd‟ yang berarti sungguh-sungguh dalam

melaksanakan suatu perbuatan

Istilah ini pada mulanya digunakan dalam bidang juris-

prudensi (fiqh) untuk menyatakan salah satu kaidah yang

ditetapkan oleh para ulama madzhab dan menyusul pemben-

tukkannya Apabila suatu kasus tidak ditemukan penjelasannya

dalam al-Qur‟an dan Sunnah maka ia harus berijtihad dengan

ra‟yu-nya47

Ijtihad dapat dikatakan sebagai rekonstruksi pemikiran

seorang faqih di dalam menyelesaikan kasus-kasus hukum baru

47 Ahmad Hassan Analogical Reasoning in Islamic Jurisprudence

(Islamabad Pakistan Islamic Research Institute 1986) diterjemahkan Munir Qiyas Penalaran Analogis Dalam Hukum Islam (Jakarta Pustaka 2001) 58

48

yang dilakukan melalui penalaran akal secara mendalam

disertai bukti-bukti dan hujjah yang kuat dengan tetap

berpegang kepada sumber yang pokok yakni al-Qur‟an dan

Sunnah Karena ia merupakan rekonstruksi pemikiran akal

maka terdapat dua kecenderungan produk ijtihad yaitu bisa

jadi hasil ijtihad seseorang itu benar tapi bisa juga salah atau

keliru48

Hampir semua ulama madzhab tampaknya sepakat

bahwa kebenaran ijtihad bersifat relatif dan dzanni terkecuali

apabila kebenarannya tidak keluar dari kemauan syari‟at di

dalam nash maka dianggap benar Hal ini menimbulkan

asumsi bahwa munculnya perbedaan pendapat ulama dalam

proses ijtihad untuk menetapkan hukum (istinbacircth al-ahkacircm)

disebabkan tiga hal pertama formulasi kaidah (al-ta‟sicircs) yaitu

ada yang berpegang kepada pemahaman uslub (dalil syara‟)

dan ada pula yang berpegang kepada masalah-masalah cabang

(furu‟) kedua metodologi (manhaj) yaitu rumusan metode

hukum dilakukan secara induktif dan deduktif Hal ini

berimplikasi kepada adanya dua corak kaidah yakni kaidah

ushul dan kaidah fiqh ketiga aspek pemikiran yang

merupakan pijakan mendasar yang dipakai para ulama dalam

48 Kamal Muchtar Ushul Fiqih(Yogyakarta PT Dana Bhakti

Wakaf 1995) 152-155

49

berijtihad Ada yang lebih dominan berpegang kepada nash

teks dan ada yang berpegang kepada ra‟yukonteks49

Implikasi dari ketiga poin di atas maka dalam kajian

pemikiran hukum Islam dikenal dua aliran utama dalam

madzhab hukum Islam yaitu aliran fuqaha yang berpegang

pada nash atau biasa disebut dengan ahl al-hadicirctsmutakallimin

(Imam Syafi‟i dan pengikutnya) dan aliran fuqaha yang lebih berpegang kepada ra‟yuakal dalam merumuskan metode hukumnya dikenal sebagai ahl al-ra‟yu (Imam Hanafi dan

pengikutnya)

Di antara hal-hal yang diperselisihkan oleh para ulama

dan dua aliran besar dalam hukum Islam tentang kedudukan

sumber-sumber hukum Islam adalah pertama masalah hadits

sunnah yang diperdebatkan sisi orisinalitas dan validitasnya

baik dari segi sanad rawi maupun materi (matan) haditsnya

serta tingkat orientasi dan kecenderungan ulama di dalam

memakai hadits sebagai dasar hukum kedua perbedaan

pendapat tentang sumber hukum Islam selain al-Qur‟an dan Sunnah yakni Ijma‟ Qiyas Istihsan Istishab Istishlah

Maslahah al-Mursalah dan sebagainya50

49 Murtadha Muthahari dan M Baqir Ash-Shadr Pengantar Ushul

Fiqh dan Ushul Fiqh Perbandingan terj Satrio Pinandih dan Ahsin Muhammad (Jakarta Pustaka Hidayah 1993) h 44-50

50 Rachmat Syafe‟i Pengantar Ushul Fiqh Perbandingan (Bandung Piara 1994) h 44-47 Lihat pula Abdul Wahhab Khallaf Mashadir al-Tasyri al-Islami fi ma la Nashafihi (Beirut Dar al-Qalam 1970) h 65-69

50

Namun pada intinya ijtihad diakui oleh para ahli hukum

sebagai sumber hukum (dalil aqli) yang paling sering

digunakan mereka ketika merumuskan hukum syara dan

menjelaskan aspek-aspek yang tidak dijelaskan secara rinci di

dalam nash51 Ijtihad ndash yang oleh para ahli hukum modern

seringkali diidentikan dengan Islamic Jurisprudence ndash

membuka ruang yang cukup luas bagi upaya pengembangan

dan penemuan teori-teori hukum baru termasuk teori-teori

hukum yang erat kaitannya dengan akad dan hak milik dalam

hukum perikatan Islam

Dalam konteks filsafat hukum Islam para mujtahid

umumnya melakukan beberapa tahapan dalam merumuskan

hukum-hukum syara‟ secara langsung dari sumbernya yakni al-

Qur‟an dan Sunnah Tahapan yang dimaksud antara lain52

Pertama tanqih al-manaat yaitu mengungkapkan atau

menseleksi sifat-sifat yang berpengaruh pada hukum (al-ta‟yin

wa al-hadfu fi sifat al-hukm) Fungsi mujtahid di sini adalah

menentukan dan membuang sifat-sifat yang berpengaruh pada

hukum di mana setiap mukallaf wajib berijtihad pada tingkat

tanqih disebabkan keberadaan nash masih bersifat universal

51 Ibid 52 Rachmat Syafei Ijtihad fi al-Istinbath wa al-Tathbiq mengutip

penjelasan Ibnu Hazm Al-Ihkam fi Ushul al-Ahkam (Beirut Dar al-Maktabah al-Misriyyah tth)

51

dan abstrak Sehingga perlu dicarikan makna operasionalnya

agar lebih concrete dan applicable

Kedua takhrij al-manaat yaitu menggali hukum-hukum

syara‟ langsung dari sumbernya (al-Qur‟an dan Hadits) baik

yang bersifat pasti (qath‟i) maupun dugaan (dzanni) atau

lafadz hukum yang bersifat implisit maupun eksplisit Tahapan

kedua ini disebut pula ijtihad qiyasi yakni memindahkan

hukum atau menghubungkan furu‟ yang tidak ada nash-nya

dengan furu‟ yang ada nash-nya karena kesamaan illat

hukum53 Pada tahapan kedua ini metode qiyas menjadi sangat

dominan dalam proses penetapan hukum syara‟

Ketiga tahqiq al-manaat yaitu merumuskan pernyataan-

pernyataan yang berupa keputusan-keputusan hukum yang

bersifat pasti (qath‟i) maupun dugaan (dzanni) atas kasus-kasus

hukum yang sedang dikaji berikut implementasinya dalam

pelbagai lapangan hukum Pada tahapan ini setiap produk

hukum hasil ijtihad dapat diimplementasikan sesuai kemauan

nash dan tuntutan realitas sepanjang tidak bertentangan dengan

hakikat dan tujuannya Dalam beberapa kasus ijtihad bebas

yang banyak dilakukan oleh kalangan liberal seringkali

53 Ijma merupakan metode hukum kedua setelah qiyas yang dalam

tulisan ini penulis sebut dengan ijma qiyasi Penulis menguitp penjelasan dari Saidi Abu Habieb Mausuatu al-Ijma terj Ahmad Sahal Mahfudz dan Mustofa Bisri Ensiklopedi Ijma Persepakatan Ulama dalam Hukum Islam (Jakarta Pustaka Firdaus 1997) h 38-39

52

mengabaikan kemauan nash yang tekstual dan terlalu

mengutamakan konteksnya

Perkembangan hukum Islam yang berlaku dalam kehi-

dupan masyarakat di berbagai belahan dunia Islam sesung-

guhnya dapat menjadi bukti bahwa hukum tersebut dipelihara

dan dipatuhi oleh masyarakat Islam Disinyalir sebelumnya

bahwa hukum Islam mengandung tiga elemen yakni pertama

ia merupakan adalah satu sumber hukum yang umum kedua ia

merupakan hukum yang hidup dan berkembang di masyarakat

dan ketiga ia merupakan hukum yang berdiri sendiri dan tidak

diambil dari hukum lain54

Pada kenyataan dewasa ini hukum Islam terbagi ke

dalam berbagai obyek-obyek materi hukum Sebagian meru-

pakan hukum tertulis (dikodifikasikan menjadi undang-

undang) dan sebagian lagi merupakan hukum yang tidak

tertulis tetapi keberadaannya dipatuhi dan berlaku di masya-

rakat Keadaan ini dapat diasumsikan merupakan keistimewaan

dari hukum Islam itu sendiri karena pada sisi tertentu hukum

Islam berdasar kepada nash tapi pada sisi lain hukum Islam

juga membuka diri terhadap faktor di luar nash

Berkenaan dengan hal tersebut perumusan konsep akad

dalam sistem ekonomi Islam yang kini digunakan sebagai teori

54 QS An-Nisa‟ 65

53

hukum ekonomi oleh fuqaha cenderung dipengaruhi beberapa

hal pertama kehadiran para ulama madzhab yang memiliki

persepsi yang berbeda mengenai rumusan norma dan sistem

hukum Islam55 kedua hukum Islam dalam perkembangannya

telah bergeser dari sudut normativitas syari‟ah yang bersifat

umum menjadi fiqh sebagai hukum substantif ketiga perbe-

daan menggunakan metode hukum Islam melahirkan produk

hukum yang berbeda pula56 dan keempat masuknya anasir-

anasir hukum ke dalam wilayah pengkajian hukum Islam

menyebabkan hukum Islam berlaku fleksibel dan rigid57

Berdasarkan pemikiran tersebut maka kesepakan para

ulama (ijma) menjadi salah satu pertimbangan menetapkan

hukum akad dan hak milik dalam hukum perikatan Islam Hal

tersebut dipertegas menurut Sayyid Sabiq58 yang mana para

ulama berpendapat bahwa jual beli dan penekunannya sudah

berlaku (dibenarkan) sejak zaman Rasulullah SAW hingga hari

ini

Oleh karena itu dasar hukum yang digunakan dalam

ijtihad melalui ijma‟ sebagaimana dikemukakan oleh Rachmat

55 Joseph Schact op cit h 3-4 56 Yusuf Musa Tacircricirckh al-Fiqh al-Islacircmiy (Kairo Mesir tt) h 10

Mannabdquo al-Qattan al-Tacircricirckh wa al-Fiqh ficirc al-Islacircm (Mu‟assasah al-Risacirclah tt) h 14

57 Amir Syarifudin Pengertian dan Sumber Hukum Islam dalam Falsafah Hukum Islam (Jakarta Bumi Aksara-Depag RI 1992) h 15

58 Sayyid Sabiq Fikih Sunnah (Terjemahan M Thalib) (Bandung PT Al-Ma‟arif 1987) h 45

54

Syafi‟i59 bahwa seluruh ulama sepakat menentukan jual beli

hukumnya boleh karena manusia tidak dapat memenuhi

kebutuhannya sendiri dan selalu membutuhkan orang lain

demikian untuk memperoleh kebutuhannnya yang dilakukan

melalui tukar menukar barang yang memiliki nilai yang sama

Demikian pula pengertian ijma‟ menurut Ibn Hazm60

berbeda dengan para pendahulunya Jika ijma‟ menurut

kebanyakan para ulama ushul disebut sebagai konsensus ulama

atas hukum yang tidak ada nash-nya dengan ra‟yu mereka atau

dengan mengqiyaskan pada hukum yang telah ada nash-nya

maka ini berbeda dengan ijma‟ menurut Ibn Hazm Menu-

rutnya tak ada ijma kecuali dari teks (nash) Selanjutnya ia

juga menambahkan bahwa tak ada jalan untuk mengetahui

hukum-hukum agama tanpa menggunakan salah satu dari

keempat pokok yang kesemuanya kembali pada nash yang

diketahui kewajibannya dan juga difahami artinya dengan akal

sehat manusia

Selanjutnya sumber kedua dalam ijtihad adalah analogi

(qiyas) Qiyas adalah dasar hukum keempat dalam jual beli

yaitu dianalogikan kepada aktivitas Nabi Muhammad SAW

sejak masa kecil berdagang bersama pamanya yakni Abdul

59 Rachmat Syafe‟i Fikih Muamalah (Bandung Pustaka Setia

2000) h 75 60 Muhammad Ibn Hazm Al-Ihkam fi Ushul al-Ahkam (Beirut dar

al-Fikr tth)

55

Muthalib dan isterinya Siti Khadijah Sedangkan adat atau bdquourf

juga sebagai dasar hukum jual beli yaitu kebiasaan masyarakat

yang tidak bertentangan dengan al-Qur‟an dan al-Sunnah serta

dengan akal sehat dan membawa kepada kemaslahatan umum

Dengan kata lain menurut ijtihad melalui ijma‟ dan qiyas akad dan pemindahan hak milik dibolehkan selama dasar dan tujuan

melakukan akad dan pemilikan harta tersebut dilakukan sesuai

dengan ketentuan syari‟at serta juga ditujukan untuk kebaikan

dan kemaslahatan hidup manusia

Berkenaan dengan uraian di atas dapat dirumuskan

pokok-pokok pikiran sebagai berikut pertama Al-Qur‟an

telah membuktikan kepada seluruh manusia tentang kedudukan

hukum jual beli yang sesuai dengan fitrah manusia sebagai

makhluk sosial kedua Sunnah membuktikan bahwa para Nabi

dan Muhammad SAW adalah pencetus ekonomi melalui

aktivitas bisnis jual beli ketiga para ulama bersepakat bahwa

jual beli merupakan sesuatu yang alamiah sebagai tanda bahwa

manusia tidak dapat hidup individualistik keempat kebiasaan

manusia dalam bisnis jual beli sudah berakar dan sama sekali

tidak menyimpang dari realitas kehidupan duniawi dan

kehendak Allah sepanjang dilakukan dengan sikap saling

merelakan dan tidak mengandung unsur penipuan dan

perjudian

56

Menurut ketentuan al-Qur‟an al-Hadits dan ijtihad para

ulama sebagaimana telah dikemukakan di atas dapat diambil

beberapa rumusan sebagai berikut pertama hukum asal dari

pada akad dan pemilikan harta dengan cara jual beli hukumnya

boleh (mubah) kecuali ada dalil lain yang mengharamkannya

kedua segala bentuk aktivitas akad dan pemilikan harta dalam

perniagaan hendaknya berprinsip kepada sikap saling merela-

kan Ciri utama saling merelakan adalah terpenuhinya rukun

dan syarat jual beli dan ketiga dalam fiqih muamalah diatur

bahwa kepemilikan mutlak atas harta adalah milik Allah

Sehingga akad pemilikan atau pemindahan hak milik atas

harta baik dengan cara jual beli maupun cara-cara lainnya

hukumnya boleh (mubah) sepanjang tidak bertentangan dengan

ketentuan dan batas-batas yang ditentukan oleh Allah dan

Rasul-Nya

c Prinsip-prinsip Akad

Secara substansial prinsip-prinsip akad dan pemindahan

hak milik dalam hukum perikatan Islam erat kaitannya dengan

perkembangan pemikiran tentang hukum ekonomi Islam (fikih

muamalah) Fikih Muamalah diartikan dalam dua makna yakni

sebagai sistem ekonomi Islam dan hukum ekonomi Islam

Untuk makna yang pertama fikih muamalah diartikan sebagai

tata aturan dan mekanisme kerja untuk mengatur setiap usaha

57

ekonomi yang dilakukan oleh individu atau badan hukum

ekonomi Adapun makna yang kedua fikih muamalah dapat

diartikan sebagai ketentuan normatif yang mengatur tentang tata

aturan berekonomi

Berkenaan dengan hal tersebut perkembangan pemikiran

tentang hukum ekonomi Islam yang berlaku dalam masyarakat

muslim sangat dipengaruhi oleh sifat dan karakteristik hukum

Islam itu sendiri61 antara lain

1) Sempurna (Paripurna)

Syari‟at Islam diturunkan dalam bentuk yang umum

Hukum awalnya bersifat tetap sedangkan substansinya berubah

mengikuti illatnya Hukum-hukum yang lebih rinci ditetapkan

dalam kaidah dan pedoman umum sedangkan penjelasan atau

implementasinya diserahkan kepada ahli hukum yang mema-

hami hakikat hukum62

Pedoman-pedoman atau prinsip-prinsip dasar yang

berlaku umum dalam syari‟at Islam mengindikasikan identitas

hukum yang mengunjukkan kesempurnaannya universal dan

teknis serta dapat diterima oleh masyarakat di semua tempat

dan waktu Kesempurnaan hukum Islam dengan sendirinya

61 Fathurrahman Djamil Filsafat Hukum Islam (Jakarta Logos

Wacana Ilmu 1996) 46 62 Anwar Haryono Hukum Islam Keluasan dan Keadilannya

(Jakarta Bulan Bintang 1985) 113 dan Hasbie Ash-Shiddiqie Pengantar Hukum Islam (Jakarta Bulan Bintang 1975) 23-24

58

menempatkan diri sebagai hukum yang tertinggi dan hendak-

nya dapat diaplikasikan oleh komunitas muslim maupun non

muslim karena hukum ini melindungi hak-hak hukum setiap

orang tanpa membedakan latar belakang apapun

2) Elastis (Fleksibel)

Selain bersifat sempurna hukum Islam pun memiliki

fleksbilitas dalam hal aplikasinya Oleh karena itu cakupan

hukum Islam meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang

sifatnya vertikal maupun horizontal Dalam hukum Islam tidak

saja diatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya

(hablumminallah) tetapi juga hubungan manusia dengan

manusia lainnya (hablumminannas) serta lingkungannya

Adapun munculnya perbedaan corak pemahaman hukum

Islam dalam konteks fiqh banyak disebabkan oleh perbedaan

pola pikir ahli hukum (mujtahid) dalam wacana pemikiran dan

penelitian atas obyek-obyek hukum Islam (ijtihad)63 Impli-

kasinya jelas berpengaruh pada perbedaan corak madzhab

hukum yang berlaku dalam masyarakat muslim Hal ini

manjadi bukti bahwa hukum Islam berlalu menyesuaikan diri

dengan situasi kondisi waktu dan tempat64

3) Universal dan Dinamis

Hukum Islam bersifat universal dan dinamis mengan-

dung pengertian bahwa hukum Islam yang dimasukan dalam

63 Ibid 112 64 Hasbie Ash-Shiddiqie Dinamika dan Elastisitas Hukum Islam

(Jakarta Tintamas 1975) 27

59

term fiqh mencakup bagian-bagian atas keseluruhan hukum

dalam term syari‟ah sebagaimana telah disinggung sebelum-

nya identitas hukum Islam yang mengandung dimensi vertikal

dan horizontal dalam semua cakupan hukumnya telah menjadi

ciri universalitas hukum Islam itu sendiri

Adapun dinamika hukum ekonomi Islam dapat diketahui

dari proses perkembangan berlakunya hukum Islam sejak

periode Rasul hingga periode modern dengan segala dimensi-

nya Perkembangan hukum Islam secara sistematis telah

bergeser dari sistem hukum material yang umum dalam nash

kemudian direduksi dalam bentuk transformasi pemikiran

hukum (ijtihad) dan dapat diimplementasikan menjadi berbagai

bentuk pemikiran produk hukum (fiqh) hingga selanjutnya

dikodifikasikan menjadi Qacircnucircn

4) Sistematis

Arti dari pernyataan bahwa hukum Islam bersifat

sistematis adalah hukum Islam itu mencerminkan sejumlah

doktrin hukum yang bertalian satu sama lain secala logis dan

konkrit Hukum ini mencakup seluruh komponen hukum

berupa pokok-pokok ajaran tentang etika moral dan keadilan

serta keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Pencipta Semua

komponen hukum tersebut kemudian terintegrasikan ke dalam

term umum yang disebut syari‟ah65

65 Ibn Qayyim al-Jauziyah bdquoI‟lacircm al-Muwaqqin bdquoan-Rabi al-bdquoAcirclamicircn

Jilid III (Beirut Dacircr al-Fikr tt) 14

60

Sedangkan perwujudan dari sistematisnya hukum Islam

adalah Fiqh Fiqh sebagai produk pemikiran orang Islam

terhadap ajaran Islam sebagaimana digambarkan oleh para ahli

hukum mencakup atas segi-segi secara khusus seperti ibadah

mu‟amalah jinayah siyasah dan sebagainnya Semua jenis pembidangan hukum Islam dalam bidang hukum Islam (fiqh)

adalah suatu refleksi dari bentuk ketaatan orang Islam kepada

ajaran Islam secara totaliter66

Sistematikanya hukum Islam dapat berarti pula saling

berhubungannya atau interaksi setiap bentuk dan unsur-unsur

hukum secara sinergis dan organis Karena hukum Islam

berlaku secara fleksibel dan rigid maka ia menyesuaikan diri

dengan perkembangan dan kebutuhan hidup manusia baik

secara individual maupun kolektif Sehingga secara metodo-

logis akan terbentuk suatu sistem hukum secara piramidal

(hierarki hukum Islam)

5) Ta‟aqquli dan Ta‟abbudi

Ta‟aqquli dan Ta‟abbudi dalam karakteristik hukum

Islam adalah hukum Islam mengandung muatan dimensi

vertikal dan horizontal Hukum Islam bersumber kepada wahyu

yang mengandung muatan teologis menunjukan aturan tentang

hubungan antara manusia dengan Tuhan yang diyakini sebagai

66 Muhammad Muslehudin Kaidah-kaidah Ushulliyah dan

Fiqhiyyah(Jakarta Rajawali Press 1994) 277-278

61

pembuat hukum secara mutlak Konsekuensinya ada keharusan

bagi orang Islam untuk tunduk dan patuh terhadap hukum

Islam

Namun demikian tidak semua hukum Islam itu kaidah

norma hukumnya berbentuk khusus dan jelas malainkan

diperlukan suatu bentuk penafsiran atas segi-segi hukum yang

umum Pada tingkatan metodologi interpretasi atas segi norma

hukum dalam nash kemudian dikonkretkan menjadi produk

hukum (fiqh) yang lebih menyentuh sisi praktis pelaksanaan

hukum Islam

Berkenaan dengan hal tersebut Bustanul Arifin telah

menjelaskan bahwa karakteristik hukum Islam dibagi menjadi

dua macam67 pertama hukum Islam yang lansung ditetapkan

oleh Allah (syari‟at) dan kedua hukum-hukum pokok yang

lahir dari pemikiran manusia (fiqh)

Oleh karena itu maka peneliti dapat merumuskan bahwa

suatu pemahaman yang keliru jika hukum Islam dipahami

hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan (vertikal-

transendental) tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan

manusia lainnya serta dengan lingkungannya (horizontal)

Inilah karakteristik paling unik prinsip akad dalam hukum

ekonomi Islam

67 Ali Yafie Menggagas Fiqh Sosial (Bandung Mizan 1994) 132

62

d Etika Akad

Etika akad dalam sistem ekonomi Islam (muamalat al-

bdquoadabiyah) jelas sangat diperlukan untuk memandu segala

tingkah laku ekonomi di kalangan masyarakt muslim Etika

bisnis Islami (muamalat al-bdquoadabiyah) tersebut selanjutnya

dijadikan sebagai kerangka praktis yang secara fungsional akan

membentuk suatu kesadaran beragama dalam melakukan setiap

kegiatan ekonomi (religiousness economic practical guidance)

Etika ekonomi Islam sebagaimana dirumuskan oleh ahli

ekonomi Islam adalah suatu ilmu yang mempelajari aspek-

aspek kemaslahatan dan kemafsadatan dalam kegiatan ekonomi

dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauhmana

dapat diketahui menurut akal fikiran (rasio) dan bimbingan

wahyu (nash)

Etika ekonomi dipandang sama dengan akhlak karena

keduanya sama-sama membahas tentang kebaikan dan kebu-

rukan pada tingkah laku manusia Sedangkan tujuan etika

Islam menurut kerangka berfikir filsafat adalah untuk

memperoleh suatu kesamaan ide bagi seluruh manusia di setiap

waktu dan tempat tentang ukuran tingkah laku baik dan buruk

sejauhmana dapat dicapai dan diketahui menurut akal fikiran

manusia68

68 Taqiyuddin An-Nabhani Membangun Sistem Ekonomi Alternatif

Perpspektif Islam (Jakarta Risalah Gusti 1996) 52

63

Namun untuk mencapai tujuan tersebut etika ekonomi

Islam mengalami kesulitan karena pandangan masing-masing

golongan di dunia ini berbeda-beda perihal standar normatif

baik dan buruk Masing-masing mempunyai ukuran dan

kriteria yang berbeda-beda pula Sebagai cabang dari filsafat

ajaran etika bertitik tolak dari akal fikiran dan tidak dari ajaran

agama Sedangkan dalam Islam ilmu akhlak dapat difahami

sebagai pengetahuan yang mengajarkan tentang kebaikan dan

keburukan berdasarkan ajaran Islam yang bersumber kepada

akal dan wahyu Atas dasar itu maka etika ekonomi yang

dikehendaki dalam Islam adalah perilaku sosial-ekonomi yang

harus sesuai dengan ketentuan wahyu serta fitrah dan akal

pikiran manusia yang lurus

Di antara nilai-nilai etika ekonomi Islam yang terangkum

dalam ajaran filsafat ekonomi Islam adalah terdapat dua prinsip

pokok sebagai berikut

Pertama Tauhid Prinsip ini mengajarkan kepada semua

manusia tentang bagaimana mengakui keesaan Allah sehingga

terdapat suatu konsekwensi bahwa keyakinan terhadap segala

sesuatu hendaknya berawal dan berakhir hanya kepada Allah

SWT Keyakinan yang demikian dapat mengantar seorang

muslim untuk menyatakan bahwa ldquoSesungguhnya shalatku

ibadahku hidupku dan matiku adalah semata-mata demi

64

Allah Tuhan seru sekalian alamrdquo Prinsip ini kemudian

menghasilkan kesatuan-kesatuan sinergis dan saling terkait

dalam kerangka tauhid Tauhid diumpamakan seperti beredar-

nya planet-planet dalam tata surya yang mengelilingi matahari

Kesatuan-kesatuan dalam ajaran tauhid hendaknya berimpli-

kasi kepada kesatuan manusia dengan tuhan dan kesatuan

manusia dengan manusia serta kesatuan manusia dengan alam

sekitarnya

Kedua prinsip keseimbangan mengajarkan manusia

tentang bagaimana meyakini segala sesuatu yang diciptakan

Allah dalam keadaan seimbang dan serasi Hal ini dapat

dipahami dari ayat al-Qur‟an yang telah menjelaskan bahwa

ldquoEngkau tidak menemukan sedikitpun ketidakseimbangan

dalam ciptaan Yang Maha Pengasih Ulang-ulanglah menga-

mati apakah engkau melihat sedikit ketimpanganrdquo69 Prinsip ini

menuntut manusia bukan saja hidup seimbang serasi dan

selaras dengan dirinya sendiri tetapi juga menuntun manusia

untuk mengimplementasikan ketiga aspek tersebut dalam

kehidupan

Prinsip tauhid ini juga mengantarkan manusia dalam

kegiatan ekonomi untuk meyakini bahwa harta benda yang

berada dalam genggamannya adalah milik Alah SWT Keber-

69 Lihat QS 673

65

hasilan para pengusaha bukan hanya disebabkan oleh hasil

usahanya sendiri tetapi terdapat partsisipasi orang lain Tauhid

yang akan menghasilkan keyakinan pada manusia bagi

kesatuan dunia dan akhirat Tauhid dapat pula mengantarkan

seorang pengusaha untuk tidak mengejar keuntungan materi

semata-mata tetapi juga mendapat keberkahan dan keuntungan

yang lebih kekal (abadi)

Oleh karena itu seorang pengusaha dipandu untuk meng-

hindari segala bentuk eksploitasi terhadap sesama manusia

Dari sini dapat dimengerti mengapa Islam melarang segala

praktek riba dan pencurian tetapi juga penipuan yang

terselubung Bahkan Islam melarang kegiatan bisnis hingga

pada menawarkan barang pada disaat konsumen menerima

tawaran yang sama dari orang lain

Demikian halnya dengan prinsip keseimbangan akan

mengarahkan umat Islam kepada pencegahan segala bentuk

monopoli dan pemusatan kekuatan ekonomi hanya pada satu

tangan atau satu kelompok tertentu saja Atas dasar ini pula al-

Qur‟an menolak dengan sangat tegas daur sempit yang

menjadikan kekayataan hanya berkisar pada orang atau

kelompok tertentu ldquoSupaya harta itu tidak hanya beredar

pada orang-orang kaya saja di antara kamurdquo70

70 QS 59 7

66

Umat Islam dilarang tegas melakukan penimbunan dan

pemborosan71 Ayat ini menjadi dasar bagi pemberian

wewenang kepada penguasa untuk mencabut hak-hak miliki

perusahaan spekulatif yang melakukan penimbunan

penyelundupan dan yang mengambil keuntungan secar

berlebihan karena penimbunan mengakibatkan kenaikan harga

yang tidak semestinya sebagaimana dijelaskan dalam QS 7

31 yang berbunyi

Hai anak Adam pakailah pakaianmu yang indah di setiap

(memasuki) mesjid makan dan minumlah dan janganlah

berlebih-lebihan Sesungguhnya Allah tidak menyukai

orang-orang yang berlebih-lebihan72

Pemborosan dan sikap konsumtif dapat menimbulkan

kelangkaan barang-barang yang dapat menimbulkan ketidak-

seimbangan yang diakibatkan kenaikan harga-harga Dalam

rangka memelihara keseimbangan ekonomi Islam telah mene-

gaskan bahwa pemerintah memiliki fungsi mengontrol harga-

harga yang tidak wajar dan cenderung spekulatif tersebut

yakni dengan berpegang kepada etika ekonomi Islami

71 QS 9 34 72 QS 7 31

67

Untuk memperoleh keberkahan dalam jual beli Islam

telah mengajarkan prinsip-prinsip etika ekonomi Islam sebagai

berikut

1) Jujur dalam takaran dan timbangan Allah berfirman QS al-

Muthafifin 1-2 ldquoCelakalah bagi orang yang curang

Apabila mereka menimbang dari lain (untuk dirinya

dipenuhkan timbangannya) Namun apabila mereka

menimbang (untuk orang lain) dikuranginyardquo

2) Menjual barang yang halal Dalam salah satu hadits Nabi

menyatakan bahwa Allah telah mengharamkan sesuatu

barang maka haram pula harganya (diperjualbelikan)

3) Menjual barang yang baik mutunya Dalam berbagai hadits

Rasulullah melarang menjual buah-buahan hingga jelas

baiknya

4) Jangan menyembunyikan cacat barang Salah satu sumber

hilangnya keberkahan jual beli jika seseorang menjual

barang yang cacat yang disembunyikan cacatnya Ibnu

Umar menurut riwayat Bukhari telah memberitakan bahwa

seorang lelaki menceritakan kepada Nabi bahwa ia tertipu

dalam jual beli Sabda Nabi ldquoApabila engkau berjualbeli

katakanlah tidak ada tipuanrdquo

5) Dilarang bermain sumpah Ada kebiasaan pedagang untuk

meyakinkan pembelinya dengan jalan main sumpah agar

68

dagangannya laris Dalam hal ini Rasulullah SAW memperi-

ngatkan ldquoSumpah itu melariskan dagangan tetapi meng-

hapuskan keberkahanrdquo (HR Bukhari)

6) Longgar dan bermurah hati Sabda Rasulullah ldquoAllah

mengasihi orang yang bermurah hati waktu menjual waktu

membeli dan waktu menagih hutangrdquo (HR Bukhari)

Kemudian dalam hadits lain Abu Hurairah meriwayatkan

bahwa Rasulullah bersabda ldquoada seorang pedagang yang

mempiutangi orang banyak Apabila dilihatnya orang yang

ditagih itu dalam dalam kesempitan dia perintahkan

kepada pembantu-pembantunyardquo Berilah kelonggaran

kepadanya mudah-mudahan Allah memberikan kelapangan

kepada kitardquo Maka Allah pun memberikan kelapangan

kepadanya ldquo (HR Bukhari)

7) Jangan menyaingi kawan Rasulullah telah bersabda

ldquoJanganlah kamu menjual dengan menyaingi dagangan

saudaranyardquo

8) Mencatat hutang piutang Dalam dunia bisnis lazim terjadi

pinjam-meminjam Dalam hubungan ini al-Qur‟an menga-

jarkan pencatatan hutang piutang Gunanya adalah untuk

mengingatkan salah satu pihak yang mungkin suatu waktu

lupa atau khilaf sebagaimana ditegaskan dalam QS al-

Baqarah ayat 282 yang berbunyi ldquoHai orang-orang yang

69

beriman kalau kalian berhutang-piutang dengan janji yang

ditetapkan waktunya hendaklah kalian tuliskan Dan

seorang penulis di antara kalian hendaklah menuliskannya

dengan jujur Janganlah penulis itu enggan menuliskannya

sebagaimana telah diajarkan oleh Allah kepadanyardquo

9) Larangan hukum riba sebagaimana Allah telah berfirman

ldquoAllah menghapuskan riba dan menyempurnakan kebaikan

shadaqah Dan Allah tidak suka kepada orang yang tetap

membangkang dalam bergelimang dosardquo

10) Anjuran berzakat yakni menghitung dan mengeluarkan

zakat atas harta yang dimilikik atau barang dagangan

setiap tahun sebanyak 25 sebagai salah satu cara untuk

membersihkan harta yang diperoleh dari harta yang

dimiliki atau perolehan keuntungan hasil usaha

Berdasarkan uraian di atas dalam konteks etika bisnis

Islam setiap pelaku bisnis (wirausaha) dalam berdagang

hendaknya tidak semata-mata bertujuan mencari keutungan

sebesar-besarnya akan tetapi yang paling penting adalah

mencari keridhaan dan mencapai keberkahan atas rezeki yang

diberikan oleh Allah SWT Hakikat keberkahan usaha itu

adalah kemantapan dari usaha yang dilakukannya dalam

bentuk memperoleh keuntungan yang wajar dan diridhai oleh

Allah SWT

70

2 Sistem Informasi Manajemen Keuangan

a Pengertian Sistem Informasi Manajemen Keuangan

Berikut ini adalah beberapa definisi sistem menurut

beberapa ahli yang kaitannya dengan proses dan fungsi sistem

informasi manajemen keuangan di antaranya73

1) Secara sederhana suatu system dapat diartikan sebagai suatu

kumpulan atau himpunan dari unsur komponen atau

variabel yang terorganisir saling berinteraksi saling bergan-

tung satu sama lain dan terpadu

2) Menurut Gordon B Davis dalam bukunya menyatakan

system bisa berupa abstrak atau fisik74 System yang abstrak

adalah susunan yang teratur dari gagasan-gagasan atau

konsepsi yang saling bergantung Sedangkan sistem yang

bersifat fisik adalah serangkaian unsur yang bekerjasama

untuk mencapai suatu tujuan

3) Norman L Enger dalam bukunya menyatakan suatu system

dapat terdiri dari atas kegiatan-kegiatan yang berhubungan

guna mencapai tujuan-tujuan perusahaan seperti pengen-

dalian inventaris atau penjadwalan produksi

4) Menurut S Prajudi Atmosudirdjo dalam bukunya menya-

takan suatu sistem terdiri atas objek-objek atau unsur-unsur

73 Tata Sutabri Konsep Dasar Informasi (Yogyakarta Andi 2012)

16 74 Chr Jimmy L Gaol Sistem Informasi Manajemen (Jakarta

Grasindo 2010) 7

71

atau komponen-komponen yang berkaitan dan berhubungan

satu sama lain sedemikian rupa sehingga unsur-unsur

tersebut merupakan sebuah kesatuan pemrosesan atau

pengolahan tertentu

5) Menurut Sutarman sistem juga dapat didefinisikan sebagai

kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi

dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses

pencapaian suatu tujuan utama

6) Menurut Hanif Al-Fatta75 sistem dapat didefinisikan

sebagai suatu pendekatan prosedur dan pendekatan kompo-

nen sebagai perangkat elemen yang digabungkan satu

dengan yang lainnya untuk suatu tujuan bersama

Ada dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan

sistem yaitu

1) Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur

mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari

prosedur-prosedur yang saling berhubungan Berkumpul

bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk

meneyelesaikan suatu sasaran tertentu

2) Pendekatan yang lebih menekankan pada elemen atau

komponennya mendefinisikan sistem sebagai suatu kum-

pulan dari elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk

mencapai suatu tujuan tertentu

75 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset 2007) 3

72

Dalam sistem ini terdapat proses yang dilakukan serta

dikembangkan untuk memproses sejumlah data untuk transaksi

bisnis rutin Adapun hal-hal yang bisa dilakukan dalam sistem

ini meliputi76

1) Mengotomasi penanganan data-data aktifitas bisnis dan

transaksi yang bisa dianggap sebagai kejadian diskrit dalam

kehidupan organisasi atau perusahaan

2) Menangkap data dari setiap transaksi

3) Memverifikasi data transaksi untuk diterima atau ditolak

a) Memvalidasi transaksi yang telah diverifikasi

b) Menghasilkan suatu laporan untuk menyediakan rang-

kuman dari setiap transaksi

c) Memungkinkan memindahkan transaksi dari suatu proses

ke proses yang lainnya untuk menangani seluruh asfek

bisnis

Mengacu kepada uraian dijelaskan di atas peneliti dapat

merumuskan bahwa sistem informasi manajemen keuangan

dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari

unsur komponen atau variabel yang terorganisir saling

berinteraksi saling bergantung satu sama lain dan terpadu

untuk mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan sesuai dengan

yang telah ditetapkan dalam manajemen keuangan

76 Ibid

73

b Unsur-unsur Sistem Informasi Manajemen Keuangan

Untuk memahami dan mengembangkan suatu sistem

maka perlu membedakan unsur-unsur dari sistem informasi

manajemen keuangan yang membentuknya antara lain77

1) Batasan (boundary) yaitu penggambaran dari suatu elemen

atau unsur mana yang termasuk di dalam sistem dan mana

yang di luar sistem

2) Lingkungan (environment) yaitu segala sesuatu di luar

sistem lingkungan yang menyediakan asusmi kendala dan

input terhadap suatu sistem

3) Masukan (input) yaitu sumber daya (data bahan baku

material peralatan dan manusia) dari lingkungan yang

dikonsumsi dan dimanipulasi oleh suatu sistem

4) Keluaran (output) yaitu sumber daya atau produk (infor-

masi laporan dokumen tampilan dan lain-lain) yang

disediakan untuk lingkungan sistem oleh kegiatan dalam

suatu sistem

77 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk

Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset 2007) 5

Input

Data

Output

Data

Proses

Gambar 21 Konsep Sistem secara umum

74

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di

atas peneliti dapat merumuskan bahwa karakteristik suatu

sistem mencakup atas adanya kumpulan bagian-bagian baik

manusia atau pun bukan manusia adanya saling berinteraksi

adanya suatu metode tertentu untuk mencapai suatu tujuan

bersama serta adanya manfaat bagi kebutuhan penggunanya

Informasi tanpa adanya data maka informasi tersebut

tidak akan terbentuk Peranan data dalam menghasilkan suatu

informasi yang berkualitas dan akurat sangatlah penting

sehingga informasi tersebut dapat berguna untuk mendukung

pengambilan keputusan dalam menghasilkan output yang

berkualitas bagi perusahaan yang dalam hal ini sebagai peng-

guna (user)

Berdasarkan tipe penelitian maka data dapat dibedakan

menjadi78

1) Data Kuantitatif

Adalah data yang dapat diinput ke dalam skala pengukuran

statistik Fakta dan fenomena dalam data ini tidak dinya-

takan dalam bahasa alami melainkan dalam numerik

Sesuai dengan kriterianya data kuantitatif tersebut bisa

diolahdianalisis memakai teknik perhitungan statistika

matematika

78 Lihat dalam httptulaporanpenelitiancom201412312html

daikses pada tanggal 15 November 2017

75

2) Data Kualitatif

Merupakan data yang dapat mencangkup hamper semua dan

non numeric Data ini dapat menggambarkan kata-kata

untuk menggambarkan fakta dan fenomena yang sedang

diamati atau diteliti Data kualitatif didapat melalui berbagai

jenis cara pengumpulan data seperti analisis dokumen

wawancara diskusi terfokusobservasi yang sudah dituang-

kan ke dalam catatan lapangan transkrip Bentuk lain dari

data kualitatif adalah foto yang didapat melalui pemotretan

rekaman video

Sedangkan berdasarkan dari sumber yang didapat data ini

dapat berupa

1) Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti

sendiri atau dirinya sendiri Ini adalah data yang belum

pernah dikumpulkan sebelumnya baik dengan cara tertentu

atau pada periode waktu tertentu Data primer biasanya

disebut dengan data aslidata baru yang mempunyai sifat up

to date Untuk memperoleh data primer peneliti wajib

mengumpulkannya secara langsung Adapun cara yang bisa

digunakan peneliti untuk mencari sumber data primer yaitu

observasi diskusi terfokus wawancara serta penyebaran

kuisioner

76

2) Data Sekunder

Data seunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang lain

bukan peneliti itu sendiri Data ini biasanya berasal dari

penelitian lain yang dilakukan oleh lembaga-lembaga atau

organisasi seperti BPS dan lain-lain Data sekunder bisa

didapat dari berbagai sumber misalnya biro pusat statistik

yang biasanya disingkat dengan BPS jurnal buku laporan

dan lain sebagainya Pemahaman pada ke 2 jenis data di atas

dibutuhkan sebagai landasan untuk menentukan cara dan

langkah-langkah pengumpulan data penelitian

Menurut waktu pengumpulannya jenis data dapat

dibedakan ke dalam tiga hal berikut

1) Data Time Series

Adalah data yang menggambarkan data sesuatu dari waktu

ke waktu atau periode secara historis contohnya adalah data

perkembangan nilai tukar mata uang dolar terhadap rupiah

pada periode tahun 2013 sampai tahun 2014

2) Data Cross Section

Adalah data yang menunjukan titik waktu tertentu Contoh-

nya adalah data laporan keuangan per 31 Desember 2013

dan lain-lain

3) Data Panel

Adalah data yang berisi gabungan antara data time series

dan data section Contoh data manufaktur dari beberapa

perusahaan diperiode waktu tertentu

77

Selain itu cara perolehan data juga dapat diuraikan

sebabagi berikut

1) Data Observasional

Data observasi adalah data yang ditangkap in situ Data ini

sekali jadi atau tidak bisa diulang diciptakan atau diganti

2) Data Wawancara

Data wawancara adalah data-data yang diperoleh melalui

tanya-jawab antara peneliti dan informan Data ini bisa

divalidasi menggunakan triangulasi

3) Data Eksperimental

Data eksperimental adalah data-data yang dikumpulkan

dalam kondisi yang terkendali di situ atau berbasis labora-

torium dan harus bisa direproduksi

4) Data Simulasi

Data simulasi adalah data hasil dari penggunaan model dan

metadata di mana input lebih penting daripada output

Contoh model iklim model ekonomi model kosmologi dan

lain-lain

5) Data Referensi atau Kanonik

Data Referensi atau kanonik adalah data statis atau koleksi

organik (peer-reviewed) Contohnya menggunakan data

urutan gen yang sudah tersedia struktur kimia data sensus

dan lain-lain

78

6) Data Derivasi atau Kompilasi

Data derivasi atau kompilasi adalah data reproduksi

Contoh kompilasi database yang sudah ada untuk memba-

ngun struktur 3D

Berkenaan dengan hal tersebut dibutuhkan supporting

data sebagai salah satu cara dan metode yang digunakan

dengan bertujuan untuk memberikan dukungan berbasis sistem

dan data kepada pihak lain agar dapat merealisasikan tujuan

bersama yang akan dicapai sehingga dapat lebih efektif dan

efisien

Dalam proses supporting data ini lebih berorientasi

kepada penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi

dalam menunjang kegiatannya sehingga dengan menggunakan

pemanfaatan teknologi informasi diharapkan dapat lebih

mudah untuk memberikan dukungan kepada unit atau pihak

lain dalam menjalankan operasionalnya sehingga dapat

menghasilkan output positif yang lebih efektif dan efisien serta

berorientasi pada proses pengambilan keputusan atau kebijakan

lainnya yang memang dibutuhkan oleh pihak perusahaan79

Dalam proses supporting data tersebut juga terdapat

Decision Support System (DSS) yaitu pemilihan beberapa

79 Efraim Aronson Jay Turban dan Liang Peng Ting Decision

Support System and Intelegent System (New Jersey Pearson Education Inc 2005) 21

79

tindakan alternatif yang ada untuk mencapai satu atau beberapa

tujuan yang akan ditetapkan Selain itu juga DSS ini

merupakan suatu sistem informasi yang berada di level

manajemen dari suatu organisasi yang mengkombinasikan data

dan model analisis yang canggih atau peralatan data analisis

untuk mendukung pengambilan keputusan yang semi

terstruktur dan tidak terstruktur DSS ini dirancang untuk

membantu dalam proses pengambilan keputusan organi-

sasional80

Tujuan dari DSS adalah untuk

1) Membantu manager membuata keputusan dalam meme-

cahkan masalah yang semi terstruktur

2) Mendukung penilaian manajer dalam upaya membuat

keputusan dan bukan mencoba untuk mengganti kebijakan

dan personilnya

3) Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan mager

agar dapat lebih efisien

Adapun jenis-jenis DSS menurut tingkat kerumitannya

dapat dibedakan sebagai berikut

1) Mengambil elemen-elemen informasi

2) Menganalisa semua data file yang berkaitan

80 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk

Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset2007) 13

80

3) Menyiapkan laporan dari berbagai file yang akan dijadikan

resume

4) Memperkirakan dan memprediksi akibat yang muncul dari

hasil keputusan yang akan diambil

5) Mengusulkan keputusan kepada pihak terkait

6) Membuat keputusan final dari kesepakatan yang diambil

Pemanfaatan dalam proses DSS ini harus dilalui melalui

beberapa tahap seperti proses perencanaan analisis pada saat

evaluasi dan pengambilan keputusan secara bertahap dan jika

proses nya semakin mendapat dukungan dari pengembangan

DSS ini maka akan semakin efektif hasil yang didapatkan dari

proses pengambilan keputusan ini

Kemudian dilihat dari berbagai proses manajemen proses

pengambilan keputusan saat ini telah banyak bergantung

kepada DSS yang telah dikembangkan dengan berbagai metode

yang lebih simple sehingga pihak manajemen akan lebih

mudah untuk menentukan arah dan kebijakan yang akan

diambil

Adapun dampak yang akan didapat dari penggunaan

proses DSS ini adalah sebagai berikut

1) Dapat menyelesaikan problem yang sangat kompleks

2) Sistem yang digunakan dapat berinteraksi dengan user

3) Lebih cepat proses yang dihasilkan dan hasil yang didapat

dari pengambilan keputusan ini dapat lebih optimal

81

4) Menghasilkan acuan dan ketentuan standar yang dapat

membantu untuk digunakan oleh manager yang kurang

berpengalaman sehingga pada permasalahan yang berulang

DSS dapat memberi keputusan yang lebih efektif

5) Fasilitas untuk mengambil data dapat memberikan kesem-

patan pada beberapa manager untuk dapat berkomunikasi

dengan baik

6) Meningkatkan produktivitas dan control dari manager

langsung

Dalam supporting data proses yang dilakukan dapat

berupa

1) Dukungan terhadap data itu sendiri dalam artian adanya

proses pengolahan data yang ada sehingga dapat meng-

hasilkan data yang valid dan akurat

2) Sistem yang ada dan dipergunakan untuk melakukan proses

pengolahan data serta membantu user dalam mendapatkan

report yang sesuai dengan yang diharapkan selain itu juga

dalam system itu terdapat software yang berbentuk aplikasi

dan database yang menunjang untuk proses pengolahan data

tersebut

3) Hardware adanya dukungan perangkat yang disediakan

guna menunjang secara infrastruktur agar proses yang

pengolahan data dan menciptakan report yang sesuai dan

82

simple sehingga memudahkan manajemen dalam mengakses

informasi yang dibutuhkan disamping membantu dalam

proses pengambilan keputusan

4) Link Komunikasi dalam proses supporting data adanya link

komunikasi sangat berperan dalam menghasilkan report

informasi maupun proses pengolahan data semakin

compatible dan memadai link komunikasi nya maka

semakin efektif dan efisien proses dan informasi yang

dihasilkan

5) Serta faktor pendukung lainnya yang dapat mempengaruhi

proses supporting data itu sendiri seperti kebijakan dan

regulasi yang ada

c Urgensi Sistem Informasi Manajemen Keuangan

Pentingnya dilakukan proses supporting data dewasa ini

di dunia perbankan dalam menunjang operasionalnya dikare-

nakan semakin kompleknya berbagai kebutuhan transaksional

jumlah ketentuan dan peraturan yang sudah ada di dalam

berbagai kebijakan perbankan dalam pengelolaannya selain

juga risiko yang cukup besar dan harus senantiasa dihadapi

tetapi disisi lain quality service yang merupakan komponen

dasar dalam pemasaran jasa serta inti dari penjualan suatu

produk yang dipasarkan dengan kinerja terhadap pelayanan

83

nasabah dan harus senantiasa terjaga dengan baik guna

menjaga stabilitas dan eksistensi perusahaan agar senantiasa

memiliki performance yang senantiasa optimal81

Salah satu proses yang kini banyak dilakukan dalam

supporting data adalah dengan menganalisis sebuah system

yang ada disertai dengan entitas pendukung lainnya biasanya

akan dilakukan terhadap beberapa aspek antara lain adalah

kinerja informasi ekonomi keamanan aplikasi efisiensi dan

pelayanan pelanggan Sedangkan salah satu proses analisis

yang digunakan dalam supporting data adalah dengan meng-

gunakan metode yang disebut dengan PIECES Analysis

(Performance Information Economy Control Eficiency and

Service)82

Analisis PIECES ini sangat penting untuk dilakukan

sebelum mengembangkan sebuah sistem informasi dan

bertujuan untuk memberikan dukungan terhadap unit-unit

lainnya dalam menunjang kegiatan operasionalnya karena

dalam analisis ini biasanya akan ditemukan beberapa masalah

utama maupun masalah yang bersifat gejala dari masalah

utama tersebut antara lain

81 A Parasuraman VA Zeithamel dan LL Berry A Conceptual Model of Service Quality and Its Implication for Future Reseach dalam Jurnal Ekonomi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Petra yang diakses tanggal 15 November 2017 4

82 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset2007) 19

84

1) Kinerja Sistem (Performance)

Analisis kinerja ditujukankan untuk mengetahui tingkat

kinerja dari sebuah sistem apakah kinerja dari sistem tersebut

telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau sudah

mencapai sasaran yang diinginkan Kinerja dari sebuah sistem

diukur berdasarkan jumlah produksi dan tanggap waktu

Jumlah produksi merupakan jumlah pekerjaan yang bisa

diselesaikan dalam jangka waktu tertentu Sedangkan tanggap

waktu adalah keterlambatan rata-rata antara suatu transaksi

dengan tanggapan yang diberikan kepada transaksi berikutnya

Dalam performance ini juga dapat dipengaruhi oleh jumlah

transaksi yang ada serta kinerja dari perangkat yang digunakan

2) Informasi (Information)

Sebuah sistem informasi yang baik akan menghasilkan

informasi akurat valid relevan dan tepat waktu Akurat berarti

informasi yang dihasilkan terbebas dari kesalahan dan tidak

menyesatkan Valid bahwa informasi yang dihasilkan sesuai

dengan data yang ada tanpa adanya manipulasi sedangkan

relevan berarti informasi tersebut memiliki nilai bagi penggu-

nanya dan tepat waktu berarti informasi harus ada ketika

dibutuhkan dan sangat mudah untuk user dalam mendapatkan

informasi tersebut Keempat kriteria tersebut merupakan syarat

dari sebuah informasi yang baik bagi sebuah perusahaan atau

organisasi yang akan dijadikan sebagai dasar dari pengambilan

keputusan (decision making)

85

3) Ekonomi (Economy)

Motif ekonomi mungkin merupakan salah satu pertim-

bangan dari alasan mengapa diperlukannya penggunaan dan

pengembangan sebuah sistem dalam menunjang proses

kegiatan suatu bisnis Harapan sebuah perusahaan atau orga-

nisasi terhadap sistem yang baru adalah dukungan terhadap

proses operasional dan manajerial perusahaan akan lebih

efisien Sehingga adanya pemborosan waktu dan alat-alat yang

dapat mengakibatkan pembengkakan biaya pada sistem

sebelumnya (sistem lama) dapat dikurangi dengan semaksimal

mungkin khususnya seperti biaya pengadaan kertas dan tinta

4) Pengendalian (Control)

Aktivitas sebuah perusahaan atau organisasi perlu men-

dapat perhatian dan kontrol yang terus menerus agar tidak

terjadi penurunan kinerja dibawah standar yang sudah ditetap-

kan Hal ini untuk mengurangi dan mencegah atau mendeteksi

kesalahan sistem menjaga keamanan data dan kecurangan

yang akan terjadi baik itu karena disebabkan oleh user itu

sendiri (human error) atau yang disebabkan oleh kerusakan

dari system itu sendiri Pengendalian dalam sebuah sistem

sangat diperlukan untuk mengurangi dan mencegah hal-hal

yang dapat merugikan perusahaan atau organisasi itu sendiri

Dengan adanya kontrol maka tugas atau kinerja yang menga-

86

lami kendala dapat diperbaiki disamping untuk memastikan

bahwa proses yang dijalankan telah sesuai dengan prosedur

yang telah ditetapkan

5) Efisiensi (Eficiency)

Efisiensi pada sebuah sistem informasi menyangkut hal

bagaimana menghasilkan output atau informasi sebaik

mungkin dengan input yang diberikan secara sederhana dan

mudah untuk dimengerti sehingga informasi yang dihasilkan

sesuai dengan kebutuhan bagi pihak-pihak yang memerlu-

kannya serta valid dari kualitas datanya Selain itu efisiensi

juga berkaitan dengan bagaimana sebuah sistem tidak mela-

kukan pemrosesan secara berlebih dan usaha yang dikeluarkan

untuk melakukan tugas-tugas yang tidak berlebihan namun

juga dalam kontek efisiensi juga tidak mengurangi nilai dan

kualitas hasil yang diberikan oleh sistem

6) Pelayanan (Service)

Untuk menilai kualitas fungsi output dari sebuah sistem

adalah salah satunya bisa dilihat dari segi pelayanannya Pada

sistem informasi perbankan peningkatan pelayanan terhadap

nasabah merupakan bagian dari tujuan utama diadakannya

pengembangan sistem dari sistem lama ke sistem yang baru

guna menghasilkan kualitas pelayanan yang maksimal Pada

sistem perbankan yang sebelumnya digunakan pelayanan dari

87

segi waktu terhadap nasabah terlihat masih kurang cepat dan

akurat sehingga dapat menjadi salah satu alasan untuk diada-

kannya pengembangan system agar dapat menghasilkan kinerja

pelayanan yang maksimal

d Instrumen Sistem Informasi Manajemen Keuangan

Dalam proses supporting data pelayanan manajemen

tidak hanya berbicara mengenai pengaturan kemampuan tetapi

juga tentang bagaimana melayani secara profesional baik dari

bahasa tubuh pengetahuan dan pengalaman serta kemampuan

mengoptimalisasi fungsi kerja diperusahaan dapat berjalan

dengan baik dan memberikan manfaat bagi user lainnya

Ada beberapa instrumen83 yang biasa digunakan dalam

melakukan proses supporting data dalam sistem informasi

manajemen keuangan menurut Pustaka Infrastruktur Teknologi

Informasi (Information Technology Infrastructure Library)

terdiri dari84

83 Alat yang dipakai untuk me-ngerjakan sesuatu (seperti alat yang

dipakai oleh pekerja teknik alat-alat kedokteran optik dan kimia) perkakas 2 sarana penelitian (berupa seperangkat tes dsb) untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan 3 alat-alat musik (seperti piano biola gitar suling trompet) 4 ki orang yg dipakai sbg alat (diperalat) orang lain (pihak lain) 5 dokumen resmi seperti akta surat obligasi Lihat dalam httpwwwartikatacomarti-330848-instrumenhtml diakses pada 15 November 2017

84 ITIL Service DesignRegistered Community Trade Mark of the office of Governance Commerce US2007 7

88

1) Pelayanan Strategi (Service Strategy)

Yaitu pihak unit terkait yang dalam penelitian hal ini

lebih konsern pada Unit Divisi Teknologi Informasi yang

memberikan dan mengarahkan strategi yang digunakan dalam

memberikan pelayanan (supporting) kepada unit yang membu-

tuhkan dukungan penggunakan teknologi informasi dalam

menunjang kegiatan unit bisnisnya sehingga dapat membe-

rikan output yang baik

2) Pelayanan Desain (Service Design)

Dalam hal ini pula model dan design yang akan diguna-

kan dalam memberikan suatu model atau bentuk system yang

akan dikembangkan atau dibangun harus disesuaikan dengan

kebutuhan yang ada sehingga dapat dimengerti oleh user dalam

mengoptimalkan segala sumber daya yang ada

3) Pelayan Operasi (Service Operation)

Selain model dan strategi arah operasional yang sedang

dijalankan juga hendaknya ditunjang dengan proses monitoring

yang senantiasa ada karena berfungsi sebagai pengawas dalam

menjalankan operasional agar senantiasa sejalan dengan rule

atau aturan yang ada disamping diberikan petunjuk teknis

dalam menjalan fungsi operasional tersebut sehingga mem-

berikan kenyamanan bagi pengguna (user) dalam menjalankan

aktivitasnya

89

4) Ketersediaan Data (Basis Data)

Adanya fasilitas penyimpanan data (database) yang besar

dan dapat menampung data semua kebutuhan user dalam

menjalankan transaksi operasional bisnisnya disamping

memberikan keamanan terhadap data-data transaksi yang ada

5) Perangkat Keras (Hardware)

Adanya perangkat infrastruktur yang memiliki kualitas

memadai dan berbasis teknologi informasi sehingga dapat

menunjang berbagai kegiatan bisnis yang dilakukan serta

memudahkan bagi user dalam memberikan pelayanan kepada

nasabah agar lebih efektif dan efisien

6) Aplikasi Perangkat Lunak (Software)

Adanya ketersediaan aplikasi yang mudah digunakan

(user friendly) sehingga disamping memudahkan user dalam

mengoperasikan aplikasi system yang ada juga menambah

performance bagi perusahaan karena telah menggunakan alat

bantu (tools) berbasis teknologi masa kini yang dapat

menunjang kegiatan bisnis di masa yang akan datang dan

senantiasa update terhadap perkembangan teknologi

7) Jaringan Komunikasi (Link Communication)

Ketersediaan Link komunikasi dengan kualitas baik

dalam menunjang laju transaksi bisnis tidak dapat dipungkiri

karena pada masa era digitalisasi dan globalisasi saat ini

90

jaringan komunikasi yang baik sangat diutamakan dan menjadi

komponen penting dalam dunia digitalisasi yang menunjang

kegiatan bisnis berbasis teknologi

8) Sumber Daya Insani (People)

Adanya operator atau personil yang mengerti dalam

menjalankan aktivitas system yang digunakan produktivitas

personil sangat ditentukan oleh teknologi yang disediakan bagi

personil itu sendiri dalam melaksanakan tugasnyakekinian dan

kecanggihan teknologi yang disediakan bagi karyawan sangat

ditentukan oleh persaingan dan tuntunan konsumen (client)

sehingga sumber daya insani yang memiliki keunggulan dan

kompetitif dapat menjadi asset yang paling berharga bagi

perusahaan85

Kemudian kualitas supporting data dalam industri

layanan khususnya dalam perbankan harus disajikan dalam

bentuk proses penyajian yang optimal dan semenarik namun

simple karena hal tersebut sangat kontras akan keterkaitan

dengan kepuasan yang akan dirasakan oleh client (nasabah)

Menurut Tjiptono dalam Sunyoto86 kualitas mutu dalam jasa

pelayanan merupakan ldquosuatu penyajian produk atau jasa sesuai

85 GM Bounds amp Pace Human Resources Management For Competency Capability In Stahl M amp GM Bounds (Eds) Competing Globally Trough Customer Values (New York Quarum Book 1991)

86 Danang Sunyoto Konsep Dasar Riset Pemasaran dalam Perilaku Konsumen (Yogyakarta CAPS - Center for Academic Publishing Service 2012) 236

91

ukuran yang berlaku di tempat produk tersebut diadakan dan

penyampaiannya setidaknya sama dengan yang diinginkan dan

diharapkan oleh konsumen (client)

Dalam dimensi penentu kualitas supporting data tersebut

menurut Pasuraman dalam Lupiyoadi87 tidak ada bedanya

dengan dimensi pelayanan yang lainnya dan dinyatakan antara

lain

1) Keandalan (Reability)

Kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan yang

sesuai dengan apa yang telah dijanjikan secara akurat dan

terpercaya Dalam artian semua proses supporting data yang

dilakukan harus sesuai dan memiliki nilai validitas yang

tinggi sehingga akurasi data yang diberikan dalam proses

supporting data ini akan benar-benar valid Selain itu juga

sistem harus teruji dari sisi keamanannya sehingga dapat

mengantisipasi dari serangan pengguna yang tidak memiliki

kepentingan

2) Ketanggapan (Responsiveness)

Suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pela-

yanan yang cepat (responsive) dan tepat kepada user

(pengguna) dengan penyampaian informasi yang jelas

Dalam kontek ini layanan yang diberikan harus responsive

87 Rambat Lupiyoadi dan A Hamdani Manajemen Pemasaran Jasa

Cetakan Keempat (Jakarta Salemba Eempat 2008) 182

92

dalam menerima request problem yang ada dan menjelaskan

situasional kronologis serta problem solving yang diberikan

harus dalam bahasa dan informasi yang mudah dimengerti

oleh user sehingga memudahkan bagi user dalam meng-

implementasikan aplikasi tersebut

3) Jaminan (Assurance)

Pengetahuan sopan santun dan kemampuan para pegawai

perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya kepada para

client dan user akan keberadaannya di perusahaan dalam

memberikan layanan yang optimal sehingga memberikan

kepercayaan bagi client untuk menggunakan jasa pelayanan

yang diberikan oleh perusahaan

4) Empati (Empathy)

Yakni memberikan perhatian yang tulus dan bersifat indi-

vidual atau pribadi kepada pihak user sehingga diharapkan

akan dapat terjalin komunikasi dan hubungan emosional

yang baik dengan komunikasi yang non formal diharapkan

dapat lebih memberikan arti pelayanan yang sesungguhnya

sehingga kedekatan emosional dapat di bina dengan baik

dalam konteks personal dan perusahaan sehingga memu-

dahkan dalam berkomunikasi antara kedua belah pihak

5) Bukti Fisik (Tangible)

Kemampuan yang ada pada perusahaan dalam menunjukan

akan keberadaan dan eksistensinya kepada pihak luar

93

sehingga akan menambah rasa percaya diri bagi para

pegawai selain itu juga bagi pihak client akan menum-

buhkan rasa kepercayaan yang besar dan diharapkan dalam

menjalin kerjasama yang baik dalam menjalan tramsaksi

bisnisnya selain itu juga dapat menumbuhkan ketaatan

pada regulator ats kebijakan yang berlaku

Manfaat yang dapat dirasakan baik oleh user dalam

menerima jasa layanan yang diberikan adalah adanya kepuasan

secara emosional serta kenyamanan dalam beraktivitas tanpa

merasa takut dalam melakukan kesalahan Pemanfaatan tekno-

logi informasi dalam suatu organisasi atau perusahaan juga

berkaitan dengan keunggulan kompetitif untuk meningkatkan

kualitas informasi keuangan

Selain itu aspek pengawasan kinerja organisasi atau

perusahaan yang menggunakan perangkat teknologi informasi

baik sebagai alat bantu maupun strategi yang tangguh untuk

mengintegrasikandan mengolah data dengan cepat dan akurat

serta untuk penciptaan produk layanan baru sebagai daya saing

untuk menghadapi kompetisi88

Selain itu implementasi atau pemanfaatan teknologi

informasi memiliki dampak positif yang secara umum adalah

88 Albarda 2006 Strategi Implementasi Pemanfaatan Teknologi

Informasi untuk Tata Kelola Organisasi (wwwrespitorygunadarmaacid 8000Strategi_implementasi_ISIT_untuk tata kelola_organisasi_133pdf ) diakses pada 15 November 2017

94

terjadi efisiensi waktu dan biaya yang secara jangka panjang

akan memberikan keuntungan ekonomis yang sangat tinggi

Oleh karena itu pengoperasian secara optimal juga harus

diperhatikan agar semua perangkat teknologi informasi itu

bersifat multi fungsi sehingga dalam pengembangan selan-

jutnya diupayakan terjadi integrasi perangkat yang dapat

dioptimalkan dalam upaya menghadapi persaingan bisnis

global yang semakin ketat bersaing di masa yang akan datang

Pemanfaatan teknologi informasi akan melibatkan semua

karyawan dalam organisasi yang dioperasikan secara rutin oleh

staf administrasi dan bagian teknologi informasi Karenanya

dibutuhkan para karyawan dengan kualifikasi tertentu baik

bagian teknologi informasi maupun bagian lain perlu dilibatkan

selain untuk memberikan masukan juga untuk mempersiapkan

karyawan dalam menghadapi perubahan Di sisi lain diperlu-

kan pula kesadaran personal lainnya tehadap manfaat sistem

bagi dirinya dan kemudahan penggunaannya secara bertahap

akan memberikan motivasi untuk menigkatkan kemampuan

mereka

Satu hal yang tidak dapat dipungkiri di sini adalah bahwa

dengan adanya proses supporting data ini diharapakan untuk

level manajemen dapat memberikan kemudahan dalam

pengambilan keputusan dalam menunjang proses bisnis yang

95

menjadi tujuan utama perusahaan sehingga diharapkan bisnis

akan berjalan dengan baik

Berdasarkan uraian tersebut dapat peneliti rumuskan

bahwa dengan adanya proses supporting data ini diharapkan

dapat memberikan nilai lebih bagi setiap individu dalam

memaksimalkan potensi yang ada dalam dirinya baik dengan

bantuan dan pemanfaatan teknologi atau pun hanya dengan jasa

pelayanan yang diberikan dimana inti dari hal tersebut adalah

agar memberikan nilai lebih bagi pihak lain

96

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Implementasi Prinsip-Prinsip Akad dan Sistem Infor-

masi Manajemen Keuangan dalam Praktik Jasa

Keuangan di Bank Syariah

Implementasi prinsip-prinsip akad dalam praktik jasa

keuangan hendaknya mengacu kepada aspek-aspek kemasla-

hatan dan kemafsadatan dalam kegiatan ekonomi dengan

memperhatikan amal perbuatan manusia sejauhmana dapat

diketahui menurut akal fikiran (rasio) dan bimbingan wahyu

(nash)

Selain itu etika ekonomi dipandang sama dengan akhlak

karena keduanya sama-sama membahas tentang kebaikan dan

keburukan pada tingkah laku manusia Sedangkan tujuan etika

Islam menurut kerangka berfikir filsafat adalah memperoleh

suatu kesamaan ide bagi seluruh manusia di setiap waktu dan

tempat tentang ukuran tingkah laku baik dan buruk sejauhmana

dapat dicapai dan diketahui menurut akal fikiran manusia89

Namun untuk mencapai tujuan tersebut etika ekonomi

Islam mengalami kesulitan karena pandangan masing-masing

golongan di dunia ini berbeda-beda perihal standar normatif

89 Taqiyuddin An-Nabhani Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Perpspektif Islam (Jakarta Risalah Gusti 1996) 52

97

baik dan buruk Masing-masing mempunyai ukuran dan

kriteria yang berbeda-beda pula

Sebagai cabang dari filsafat ajaran etika bertitik tolak

dari akal fikiran dan tidak dari ajaran agama Sedangkan dalam

Islam ilmu akhlak dapat difahami sebagai pengetahuan yang

mengajarkan tentang kebaikan dan keburukan berdasarkan

ajaran Islam yang bersumber kepada akal dan wahyu Atas

dasar itu maka etika ekonomi yang dikehendaki dalam Islam

adalah perilaku sosial-ekonomi yang sesuai dengan ketentuan

wahyu serta fitrah dan akal pikiran manusia yang lurus

Prinsip akad syariah dan sistem informasi keuangan

dapat diimplementasikan adalah prinsip-prinsip dan azas-azas

muamalah kini dijadikan sebagai prinsip operasional dalam

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik keuangan

syariah di bank syari‟ah bank dinatara prinsip-prinsip tersebut

1 Mudharabah

Sebelum membahas lebih lanjut tentang implementasi

prinsip akad dalam praktek jasa keuangan di lembaga keu-

angan Syari‟ah terlebih dahulu akan lebih jelas apabila

dideskripsikan terlebih dahulu tentang hakikat dari mudha-

rabah itu sendiri Keabsahan mudharabah ini ditetapkan

dalam al-Qur‟an al-Sunnah ijma‟ dan qiyas90

90 Wahbah al-Zuhaily Al-Fiqh al-Islami wa Adilatuh (Beirut Dar

al-bdquoIlm 1984) 837

98

Menurut Wahbah al-Zuhaily (1984 IV836-837) bahwa

yang dimaksud dengan mudharabah adalah pemilik (malik)

menyerahkan harta kepada pekerja (bdquoamil) untuk berniaga pada

harta itu dengan keuntungan diserikatkan di antara keduanya

atas perhitungan tertentu sedangkan bila rugi maka kerugian

itu ditanggung sepenuhnya oleh pemilik harta

Berdasarkan pengertian ini dapat dipahami bahwa dalam

mudharabah ada enam unsur (rukun) yang harus terpenuhi

yakni prinsip rab al-mal (pemilik harta atau modal) bdquoamil

(pekerja atau pengusaha) mal (harta atau modal) bdquoamal (jenis

usaha atau pekerjaan yang dilakukan oleh bdquoamil) dan

pembagian keuntungan

Sebagai contoh aplikasi prinsip mudharabah ini diguna-

kan sebagai salah satu prinsip operasional di bank syariah

Secara operasional prinsip mudharabah di bank syariah dapat

diartikan sebagai perjanjian kesepakatan bersama antara

pemilik modal dan pengusaha dengan ketentuan pihak pemilik

modal menyediakan dana dan pihak pengusaha memutar modal

dengan dasar bagi hasil keuntungan Dalam prinsip ini kedua

belah pihak sama-sama menanggung resiko sesuai dengan

kerugian dan keuntungannya91

91 Yadi Janwari Lembaga-Lembaga Perekonomian Syari‟ah

(Bandung Pustaka Mulia dan Fakultas Syari‟ah IAIN Sunan Gunung Djati 2000) 18-19

99

Prinsip mudharabah ini secara aplikatif diwujudkan

dalam bentuk produk perbankan Produk perbankan yang

menggunakan prinsip mudharabah antara lain Tabungan

Mudharabah Deposito Mudharabah dan Pembiayaan Mudha-

rabah Tabungan Mudharabah adalah dana yang disimpan

nasabah yang akan dikelola bank untuk memperoleh keun-

tungan dengan sistem bagi hasil sesuai dengan kesepakatan

bersama

Dana yang disimpan melalui produk tersebut bisa diambil

sewaktu-waktu oleh nasabah penyimpan Secara teknis variabel

besarnya simpanan diperhitungkan menurut saldo rata-rata Dengan

kata lain tingkat fluktuasi dana tabungan juga ikut menentukan

besar kecilnya laba dan rugi (profit and loss sharing) yang

diperoleh kedua pihak

2 Musyarakah

Musyarakah ini dalam literatur fikih sering disebut pula

dengan syirkah Syirkah secara bahasa berarti ikhtilath atau

khalath (campuran) Sedangkan secara istilah menurut

Wahbah al-Zuhaily berarti seseorang mencampur hartanya

dengan yang lain di mana keduanya tidak bercerai satu sama

lain92 Pengertian ini hampir senada dengan pengertian Sayyid

Sabiq bahwa syirkah adalah prinsip antara dua orang yang

berserikat pada modal dan keuntungan93

92 Wahbah al-Zuhaily op cit 792 93 Sayyid Sabiq Fiqh al-Sunnah (Beirut Dar al-Fikr 1984) 294

100

Dari pengertian itu dapat dipahami bahwa di dalam

prinsip syirkah terdapat beberapa unsur yang harus ada di

antaranya yaitu dua orang yang berserikat (syarikayn) modal

yang diserikatkan (ra‟s al-mal) pekerjaan (bdquoamal) dan keun-

tungan (ribh) Keempat komponen tersebut ada dalam frame

rukun syirkah

Kemudian bagaimana mengimplementasikan syirkah

atau musyarakah ini dalam lembaga ekonomi syari‟ah kontem-

porer Seperti halnya prinsip mudharabah hampir semua

lembaga ekonomi dan keuangan syari‟ah kontemporer meng-

gunakan prinsip musyarakah sebagai salah satu prinsip opera-

sionalnya Salah satunya di bank Islam prinsip musyarakah ini

digunakan sebagai prinsip operasional dengan pengertian

perjanjian kesepakatan bersama antara beberapa pemilik modal

untuk menyertakan modal sahamnya pada satu proyek yang

biasanya berjangka waktu panjang94

Secara riil prinsip musyarakah ini hanya diaplikasikan

dalam produk pengerahan dana masyarakat yakni dalam produk

Pembiayaan Musyarakah sejenis bisnis kerjasama (join venture)

Pembiayaan Musyarakah ini berarti pembiayaan sebagian dari

modal usaha yang mana pihak bank dapat dilibatkan dalam

proses manajemennya Sedangkan pembagian keutnungan dalam

94 Yadi Janwari loc cit 19

101

bentuk Pembiayaan Musyarakah ini ditentukan dalam perjanjian

sesuai dengan proporsi masing-masing pihak yakni antara bank

dan nasabah penerima pembiayaan95

3 Murabahah

Murabahah secara bahasa berasal dari lafazh ribh yang

berarti ziyadah (tambahan)96 Sedangkan pengertian mura-

bahah secara istilah telah banyak didefinisikan oleh para

fuqaha Misalnya Hanafiyah mengartikan murabahah dengan

menjual sesuatu yang dimiliki senilai harga barang itu dengan

tambahan ongkos Senada dengan pengertian ini dikemukakan

pula oleh Malikiyah yang mengartikan murabahah dengan

menjual barang sesuai harga pembelian yang disertai dengan

tambahan keuntungan yang diketahui oleh pihak penjual dan

pembeli97

Prinsip murabahah ini diaplikasi di beberapa lembaga

keuangan Syari‟ah sebagai salah satu prinsip atau produk

dalam usaha penyaluran dana kepada masyarakat Di Bank

Islam murabahah ini dipahami sebagai mekanisme operasional

penjualan suatu barang dengan harga pokok ditambah keun-

tungan (mark up) yang disetujui secata bersama antara pihak

bank sebagai penjual dengan nasabah sebagai pembeli yang

95 Ibid 23 96 Al -Yusu‟i op cit 244 97 Abd al-Rahman al-Juzayri loc cit 258

102

pembayarannya dilakukan secara berangsur (kredit) Lebih

tepatnya prinsip murabahah ini di Bank Islam yang dikede-

pankan adalah produk Pembiayaan Murabahah dalam bentuk

leasing syariah

Sebagai lembaga keuangan Syari‟ah non-perbankan

ternyata Baitul Mal wa Tamwil (BMT) pun menggunakan

murabahah sebagai salah satu prinsip dan produknya Makna

dan mekanisme murabahah di BMT tampaknya tidak berbeda

dengan makna dan mekanisme pelaksanaan Bank Islam

4 Wadirsquoah

Wadi‟ah dapat diartikan sesuatu yang diletakan pada

selain pemiliknya agar dipelihara atau dijaga98 Wadi‟ah ini

merupakan nama yang berlawanan antara memberikan harta

untuk dipelihara dengan penerimaan yang merupakan mashdar

dari awda‟a (bdquoida`) yang berarti titipan dan membebaskan

barang yang dititipkan99

Sedangkan pengertian wadi‟ah secara istilah para fuqaha

berbeda dalam redaksi definisi Walaupun begitu makna

substantif dari definisi yang dikemukakan fuqaha itu tidak jauh

berbeda atau bahkan sama Madzhab Hanafi mengartikan

98 Luis Ma‟luf al-Yusu‟i Al-Munjid ficirc al-Lughah wa al-A‟lam

(Beirut Dar al-Masyriq 1988) 893 99 Abd al-Rahman al-Juzayri Kitab al-Fiqh bdquoala al-Madzahib al-

Arba‟ah (Beirut Dar al-Fikr 1996) 210 dan Wahbah al-Zuhaily Al-Fiqh al-Islami wa Adilatuh (Beirut Dar al-Fikr 1983) 37

103

wadi‟ah dengan penguasaan kepada pihak lain untuk menjaga

hartanya baik secara sahrih maupun secara dalalahal

Salah satu bentuk aplikasi wadi‟ah di bank Islam adalah

perjanjian simpan pinjam atau penitipan barang berharga antara

pihak yang mempunyai barang (nasabah) dan pihak yang diberi

kepercayaan (bank)100 Mekanisme operasional wadi‟ah ini

teraplikasi pula di Baitul Mal wa Tamwil (BMT) dalam bentuk

simpanan tanpa keuntungan tetapi dana yang disimpan dapat

diambil kapan saja oleh nasabah

Aplikasi wadi‟ah ini lebih kentara lagi pada prinsip

operasional dan produk Unit Simpan Pinjam Syari‟ah (USPS) Pada lembaga keuangan Syari‟ah ini wadi‟ah ini dijadikan

sebagai prinsip operasional dan produk unggulan Hal ini

seiring dengan tujuan pendiriannya yakni menghimpun dana

masyarakat melalui intermediasi

5 Qardh

Qardh berarti harta yang diberikan muqaridh (pemberi

pinjaman) kepada muqtaridh (penerima pinjaman) untuk

dikembalikan semisalnya sesuai ukurannya101 Dengan kata

lain qardh ini berarti pinjam meminjam barang (dalam penger-

tian luas termasuk mata uang) yang harus dikembalikan sesuai

nilai dari barang yang dipinjam itu

100 Yadi Janwari loc cit 18 101 Sayyid Sabiq op cit 182

104

Dewasa ini prinsip qardh telah diaplikasikan pada

beberapa lembaga keuangan syari‟ah khususnya di Bank Islam

dan Baitul Mal wa Tamwil (BMT) Implementasi prinsip

qardh di kedua lembaga keuangan syari‟ah tersebut memiliki

pemaknaan yang hampir sama Bahkan dengan menggunakan

istilah operasional yang sama pula yakni al-qardh al-hasan

yang berbentuk pinjaman lunak tanpa agunan Ini sebagaimana

dipakai oleh Muh Hassan (peraih hadiah Nobel) yang mene-

rapkan kredit tanpa agunan di Grameen Bank Bangladesh

Di Indonesia operasional prinsip al-qardh al-hasan pada

Bank Islam dan BMT itu mengandung arti bahwa bank atau

BMT memberikan pinjaman lunak kepada nasabah yang

membutuhkan dana khususnya untuk kebutuhan-kebutuhan

yang sifatnya konsumtif Prinsip ini sama dengan pinjaman

lunak di lembaga keuangan keuangan konvensional

6 Rahn

Rahn secara bahasa berarti gadai Sedangkan secara

istilah menurut ulama Jumhur sebagaimana dikutip Sayyid

Sacircbiq rahn berarti suatu akad pinjam-meminjam dengan

menggadaikan suatu harta sebagai barang jaminan dalam

jumlah taksiran tertentu di mana pihak penggadai dapat

menebus barang itu kembali sesuai dengan waktu yang telah

disepakati

105

Saat ini prinsip rahn telah diaplikasikan pada beberapa

lembaga keuangan syari‟ah khususnya di Bank Islam dan

Pegadaian Syari‟ah Implementasi prinsip rahn di kedua

lembaga keuangan syari‟ah dilakukan dalam bentuk produk

gadai barang yang dilakukan secara syari‟ah Sebagai contoh

aplikasi prinsip rahn di Bank Syari‟ah dan Perum Pegadaian

Syari‟ah diaplikasikan dalam bentuk pinjaman dana dalam

jumlah tertentu kepada masyarakat yang membutuhkan

sebagai harga taksiran atas barang atau harta berharga yang

digadaikan Misalnya gadai emas di Bank Jabar syari‟ah

Sebagai ilustrasi perbedaan dan persamaan aplikasi

prinsip akad syariah dalam praktik jasa keuangan di bank

syari‟ah ditampilkan sebagai berikut

No Jenis Akad Bentuk Akad

Manfaat dan Resiko

Penjelasan

1 Mudharabah - Simpanan

- Pinjaman

- Flesksibel

- Ditanggung Bersama

- Ada jaminan

- Ada biaya jasa

Modal hanya dapat diambil pemilik pada waktu yang telah ditentukan

2 Musyarakah - Simpanan

- Pinjaman

- Flesksibel

- Ditanggung Bersama

- Ada jaminan

- Ada biaya jasa

Modal hanya dapat diambil pemilik pada waktu yang telah ditentukan

106

3 Murabahah - Sewa Beli - Jual Beli Kredit

- Pembayaran angsuran - Resiko Ditanggung Bersama - Ada jaminan

Pembeli dapat mengambil manfaat atas barang yang dibeli sampai lunas masa cicilan

4 Wadi‟ah - Simpanan

- Tidak ada bagi hasil - Ditanggung Bersama - Ada biaya jasa

Modal dapat diambil kapan saja oleh pemilik sesuai keinginan

5 Qard - Pinjaman

- Pembayaran angsuran - Resiko Ditanggung Bersama - Jumlah pinjaman umumnya terbatas - Ada biaya jasa

Debitur mengembalikan hutangnya dalam jangka waktu yang disepakati tanpa harus dibebani oleh kewajiban menyediakan barang jaminan (borg)

6 Rahn - Pinjaman - Resiko ditanggung perusahaan - Ada jaminan - Ada biaya jasa

Barang jaminan hanya dapat diambil setelah pemilik mengembalikan uang pinjaman

Sementara itu untuk kepentingan pelayanan yang efektif

dan efisien kepada para pengguna maka digunakan sistem

informasi manajemen keuangan Hal tersebut diperlukan untuk

memudahkan pengguna dalam memanfaatkan setiap pelayanan

jasa keuangan dari bank syariah

107

Berkenaan dengan hal di atas ada yang disebut dengan

unsur-unsur sistem informasi manajemen keuangan dalam

praktik keuangan syariah Unsur-unsur yang terkandung dalam

sistem informasi manajemen keuangan dapat dibedakan antara

konvensional dan syariah Adapun perbedaan unsur tersebut

dapat dibedakan pada tabel sebagai berikut102

Unsur Penilaian Sistem Infor-masi Manajemen Keuangan Konvensional

Unsur Penilaian Sistem Informasi Manajemen Keuangan Syariah

Laporan Posisi Keuangan (neraca) Laporan Posisi Keuangan (neraca)

Laporan Laba Rugi Laporan Laba Rugi

Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas

Laporan perubahan Ekuitas Laporan perubahan Ekuitas

Catatan Laporan Keuangan 1 Laporan Sumber dan Penggunaan dana Zakat

2 Laporan Sumber dan Penggunaan dana Kebajikan

3 Laporan khusus yang mencerminkan kegiatan entitas syariah

4 Catatan Laporan Keuangan

Uraian

1) Laporan Neraca merupakan laporan yang menunjukan posisi

keuangan perusahaan pada saat atau periode waktu tertentu

2) Laporan LabaRugi merupakan kondisi laporan yang

menunjukan hasil dari kegiatan perusahaan pada suatu

periode tertentu

102 Wiroso Akuntansi Transaksi Syariah (Jakarta Ikatan Akuntansi

Indonesia 2010) 34

108

3) Laporan Arus Kas merupakan bagian dari laporan keuangan

suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode

akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar

uang (kas) perusahaan103

4) Laporan perubahan ekuitas adalah laporan keuangan yang

menunjukan perubahan ekuitas selama satu periode

5) Catatan Laporan Keuangan adalah catatan tambahan dan

informasi yang ditambahkan ke akhir laporan keuangan

untuk memberikan tambahan informasi kepada pembaca

dengan informasi lebih lanjut Catatan laporan keuangan ini

membantu menjelaskan perhitungan item tertentu dalam

laporan keuangan serta memberikan penilaian yang lebih

konfrehensif dari kondisi keuangan perusahaan104

6) Laporan dan sumber penggunaan zakat merupakan entitas

syariah yang menyajikan laporan sumber dan penggunaan

dana zakat sebagai komponen utama laporan keuangannya

dimana laporan yang disajikan adalah dana zakat yang

berasal dari wajib zakat dan penggunaan dari dana zakat itu

sendiri105

103 Lihat artikel dalam httpidwikipediaorgwikiLaporan_arus_kas

diakses pada 15 November 2017 104 Ikatan Akuntan Indonesia Standar Akuntansi Keuangan Syariah

2013) 1011 105 Wiroso Akuntansi Transaksi Syariah (Jakarta Ikatan Akuntansi

Indonesia 2010) 66

109

7) Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan meru-

pakan entitas syariah yang menyajikan laporan sumber dan

penggunaan dana kebajikan sebagai komponen utamanya

dari mana sumber dana kebajikan itu berasal dari peneri-

maannya seperti Infak Sedekah Denda dll

8) Laporan yang mencerminkan kegiatan entitas syariah meru-

pakan laporan keuangan yang komponennya mencerminkan

antara lain kegiatan komersial sosial serta kegiatan dan

tanggung jawab khusus entitas syariah106

Adapun laporan khusus yang mencerminkan kegiatan

khusus entitas syariah dimaksud adalah

1) Pada bank syariah dikenal dengan Laporan Perubahan Dana

Investasi Terikat

2) Pada Asuransi syariah dikenal laporan surplus (defisit)

underwriting dana tabarru dan laporan perubahan dana

tabarru

Laporan ini juga merupakan unsur dari laporan keuangan

entitas syariah yang tidak dapat dipisahkan dengan unsur

laporan keuangan lainnya Entitas syariah tertentu memiliki

karakteristik khusus yang tidak dapat disamakan dengan entitas

syariah lain maka dari itu perlu dibuat laporan yang sesuai

dengan karakteristik kegiatan usaha yang dilakukan107

106 Rizal yahya dkk Akuntansi perbankan syariah (Jakarta Salemba

empat 2009) 80 107 Wiroso Akuntansi Transaksi Syariah (Jakarta Ikatan Akuntansi

Indonesia 2010) 42

110

Dengan demikian implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah dapat dilakukan dilakukan pada beragam bentuk

dan produk keuangan Selain itu hal tersebut juga hendaknya

mengacu kepada aspek-aspek kemaslahatan dan kemafsadatan

dalam setiap kegiatan ekonomi dengan mengimplementasikan

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah misalnya

saja dalam laporan keuangan yang terpublikasikan dalam

website bank syariah

B Hambatan-hambatan Implementasi Prinsip-Prinsip

Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan

dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

Sebagai institusi keuangan modern bank syariah tidak

terlepas dari berbagai kelemahan dan kesalahan Salah satunya

adalah kehati-hatian Para nasabah selalu memperhatikan peru-

bahan ekonomi membuat berbagai analisis dan perhitungan

serta mengambil keputusan untuk menggunakan produk jasa

keuangan bank syariah Aktivitas inilah yang membuat

perkembangan bank syariah terus tumbuh tetapi hal tersebut

tidak selalu menguntungkan terutama ketika menimbulkan

depresi yang luar biasa

111

Lembaga keuangan syariah juga mengalami kendala atau

hambatan dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan syariah Menurut hemat peneliti kesulitan paling

utama adalah terletak pada proses pengambilan keputusan dan

bukan pada implementasinya

Oleh karena itu untuk menjelaskan hambatan-hambatan

yang dihadapi dalam implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan syariah peneliti mengutip teori perubahan hukum

dari Lawrence Meir Friedman Setelah era reformasi kekuatan

kelompok status quo cenderung masih mendominasi sistem

politik dan kekuasaan yang sedang berjalan

Keterpurukan hukum di Indonesia sejak masa Orde Baru

hingga sekarang meliputi tiga unsur sistem hukum dan seka-

ligus menjadi hambatan dalam implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

jasa keuangan syariah Lawrence Meir Friedman menjelaskan

sekurang-kurangnya ada 3 (tiga) faktor yang menghambatnya

yaitu struktur (structure) substansi (substance) dan kultur

hukum (legal culture)108

108 Lihat Ahmad Ali Keterpurukan Hukum Di Indonesia (Jakarta

Ghalia Indonesia 2002) 7

112

1 Struktur

Makna yang dimaksud dengan struktur dalam sistem

hukum Indonesia adalah institusi-institusi penegakan hukum

seperti Kepolisian Kejaksaan dan Pengadilan serta hierarki

peradilan dari yang terendah (Pengadilan Negeri Pengadilan

Agama dan lain-lain) hingga yang tertinggi (Mahkamah

Agung) begitu juga aparat penegak hukum yang bekerja pada

institusi-institusi penegakan hukum tersebut Namun yang

menjadi struktur yang dimaksud di sini ada tarik ulur politik

antara Pemerintah dan DPR dalam merumuskan kebijakan bagi

implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi mana-

jemen dalam praktik jasa keuangan di bank syari‟ah

Masalah utama yang terjadi berkenaan dengan struktur

ini adalah belum adanya kemandirian yudisial yang menjamin

resistensi institusi-institusi penegakan hukum terhadap inter-

vensi pihak lain serta rendahnya kualitas moralitas dan

integritas personal aparat penegak hukum sehingga hukum

tidak dapat bekerja secara sistemik dan proporsional sebagai

satu kesatuan dengan pengakuan hak asasi manusia Masalah

yang sama juga terjadi dalam hal menjabarkan kebijakan

pemerintah bagi implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem

informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di bank

syari‟ah

113

2 Substansi

Substansi yang dimaksud di sini adalah aturan norma

dan perilaku nyata manusia yang ada dalam sistem itu atau

produk produk yang dihasilkannya berupa keputusan keputusan

yang mereka keluarkan dan mencakup pula hukum yang hidup

(living law) dan bukan hanya aturan aturan yang ada dalam

kitab undang undang (law books) Dalam konteks ini diperlu-

kan kontribusi pemerintah wakil rakyat dan masyarakat untuk

merumuskan kebijakan implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah dan sekaligus amanat konstitusi dan peraturan

perundang-undangan

Namun demikian yang menjadi masalah dari substansi ini

adalah kuatnya pengaruh positivisme dalam tatanan hukum di

Indonesia yang memandang hukum sebagai sesuatu yang

muncul dari otoritas yang berdaulat ke dalam bentuk undang

undang dan mengabaikan sama sekali hukum di luar itu serta

memandang bahwa prosedur hukum sebagai segala-galanya

dalam penegakan hukum tanpa melihat apakah hal tersebut

dapat mewujudkan keadilan dan kebenaran Oleh karena itu

apabila untuk memuat norma-norma hukum ekonomi syari‟ah

pada tingkat implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem

informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di bank

114

syari‟ah melalui kebijakan amandemen peraturan perundang-

undangan

3 Kultur Hukum

Kultur hukum yaitu suasana pikiran dan kekuatan sosial

yang menentukan bagaimana hukum itu digunakan dihindari

dan disalahgunakan Kultur hukum juga merupakan suatu

ekspresi dari tingkat kesadaran hukum masyarakat yang belum

kondusif bagi bekerjanya sistem hukum berikut pula semua

perangkat peradilan dan penegakan hukum secara proporsional

dan berkeadilan109

Mengacu kepada tiga unsur di atas implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen dalam praktik

jasa keuangan di bank syari‟ah ternyata banyak terhambat

dalam pengambilan keputusan Sehingga menjadi wajar apabila

implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi mana-

jemen dalam praktik jasa keuangan di bank syari‟ah belum

sepenuhnya dipraktikan dalam sistem keuangan di Indonesia

109 Ki Sarina Mangunpranoto sebagaimana dikutip oleh Budi Heru

Susanto berpendapat mengenai kultur hukum dalam konteks budaya jawa bahwa budaya manusia itu terwujud karena perkembangan lingkungan serta norma-norma hidupnya Norma hidup ini terwujud dalam bentuk alam pikiran manusia alam budi tata susila dan seni atau dengan istilah lain budaya manusia sebagai kreasi hidup adalah sesuatu yang kompleks ide gagasan-gagasan nilai-nilai norma-norma peraturan dan sebagainya Budiono Herususanto Simbolisme dalam Budaya Jawa (Yogyakarta PT Hanindita Ghahawidia 2000) h 6-7

115

padahal mayoritas penduduk di Indonesia menganut agama

Islam dan menghendaki penerapan prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah

Untuk mengatasi ketiga kendala atau hambatan di atas

penting bagi peneliti untuk menelaah dilihat dari pendekatan

filsafat hukum Islam bahwa implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan

di bank syari‟ah perlu mempertimbangkan tiga pendekatan

yaitu konstitusional institusional dan kultural110 Ketiganya

dapat diuraikan sebagai berikut

1 Pendekatan Konstitusional

Pendekatan konstitusional transformasi norma-norma

hukum Islam ke dalam peraturan dan perundang-undangan

nasional merupakan produk interaksi antar elite politik (politisi

penegak hukum tokoh masyarakat pakar hukum dan praktisi

hukum) dengan elite kekuasaan (the rulling elite) yakni kala-

ngan politisi dan pejabat negara Sebagai contoh diundang-

kannya UU Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama

dan UU Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan merupakan

110 Teuku Mohammad Radhie ldquoPolitik dan Pembaharuan Hukumrdquo

dalam Prisma No6 tahun II (Jakarta LP3ES 1973) hlm 4 M Yahya Harahap ldquoInformasi Materi Kompilasi Hukum Islam Memposisikan Abetraksi Hukum Islamrdquo dalam Mimbar Hukum No5 Tahun II (Jakarta Al-Hikmah dan Ditbinbapera Islam 1992) hlm 17-21

116

peranan elite Islam cukup dominan di dalam melakukan

pendekatan dengan kalangan elite di tingkat legislatif sehingga

UU Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama dan UU

Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan tersebut dapat

dikodifikasikan111

Adapun prosedur pengambilan keputusan politik di

tingkat legislatif dan eksekutif dalam hal legislasi hukum Islam

(legal drafting) hendaknya mengacu kepada politik hukum

yang dianut oleh badan kekuasaan negara secara kolektif

Suatu undang-undang dapat ditetapkan sebagai suatu peraturan

tertulis yang dikodifikasikan apabila telah melalui proses

politik pada badan kekuasaan negara yaitu legislatif dan

eksekutif serta memenuhi semua persyaratan dan rancangan

perundang-undangan yang layak Misalnya ketika disahkannya

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Anggaran dan

Pendapatan Belanja Negara Tahun 2015

Pendekatan konstitusional legislasi hukum sebagaimana

dikemukakan A Hamid S Attamimi bahwa pemerintah dan

DPR memegang kekuasaan di dalam pembentukan undang-

undang Disebutkan dalam pasal 5 ayat (1) UUD 1945 bahwa

ldquoPresiden memegang kekuasaan membentuk undang-undang

111 Amak FZ Proses Undang-Undang Perkawinan (Bandung al-

Ma‟arif 1976) hlm 35-48

117

dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyatrdquo Sedangkan

dalam penjelasan mengenai pasal 5 ayat (1) UUD 1945 dinya-

takan bahwa ldquokecuali executive power Presiden bersama-

sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat menjalankan legis-

lative power dalam negarardquo112

Berdasarkan pandangan di atas DPR dapat memberi

persetujuan kepada tiap-tiap rancangan undang-undang yang

diajukan oleh pemerintah Hal ini senada dengan penjelasan

pasal 20 ayat (1) UUD 1945 kendati DPR tidak harus selalu

meyatakan setujua terhadap semua rancangan undang-undang

dari pemerintah Keberadaan DPR sesungguhnya harus mem-

berikan suatu consent atau kesepakatan dalam arti menerima

atau menolak Rancangan Undang-Undang (RUU)

Peluang norma-norma hukum Islam untuk dimuat ke

dalam konstitusi sangat terbuka ketika terdapat tuntutan realitas

sosial dan politik yang menghen-daki terwujudnya cita-cita

supremasi hukum Islam (the enforcement of Islamic law)

terjaminnya hak asasi setiap orang serta terjaminnya stabilitas

politik suatu negara Maka konstitusi yang dibuat hendaknya

merupakan norma dasar (groundnorm) yang ditujukan untuk

112 A Hamid S Attamimi ldquoPeranan Keputusan Presiden Republik

Indonesia dalam Penyelenggaraan Pemerintah Negara Suatu Analisis Mengenai Keputusan Presiden yang Berfungsi Pengaturan dalam Kurun Waktu Pelita I-Pelita IVrdquo Disertasi Doktor Universitas Indonesia (Jakarta UI 1990) hlm 120-135

118

menghindarkan berbagai bentuk penyelewengan berlaku untuk

semua pihak dan sekaligus menjadi pedoman hukum untuk

memperoleh hak-hak hukum masyarakat serta kewajiban

mentaati hukum dalam penyelenggaraan negara113

2 Pendekatan Institusional

Selain pendekatan konstitusional transformasi norma-

norma hukum Islam ke dalam sistem hukum Indonesia juga

dapat dilakukan melalui pendekatan institusional Pendekatan

institusional merupakan suatu proses penjabaran norma-norma

hukum yang ada dalam bentuk produk peraturan dan

perundang-undangan menjadi pranata-pranata hukum Islam

Secara sederhananya pendekatan semacam ini dilakukan

dengan cara membentuk institusi-institusi baik pemerintah

maupun masyarakat yang akan memperkuat penegakan hukum

Islam di masyarakat Maka salah satu cara yang dipandang

paling efektif untuk menegakan hukum Islam adalah merepre-

sentasikan tanggungjawab negara dengan membentuk pranata

hukum Islam

Seperti telah peneliti jelaskan pada bab-bab sebelumnya

institusionalisasi hukum Islam dapat difahami dalam dua

pengertian pertama ia merupakan suatu upaya untuk men-

113 Muhammad Husein Na`ini ldquoIslam dan Pemerintahan

Konstitusionalrdquo dalam John L Esposito dan John L Donohue Islam dan Pembaharuan (terj) (Jakarta PT Raja Grafindo 1994) hlm 537-538

119

transformasikan ide-ide dan gagasan-gagasan bagi pemben-

tukan suatu pranata hukum Islam kedua ia merupakan proses

aktualisasi ide-ide atau gagasan-gagasan menjadi institusi atau

pranata hukum Islam termasuk pula kedudukan tugas dan

fungsinya dalam proses penegakan hukum Islam itu sendiri

Kedua pola pemahaman tersebut dapat dijabarkan dalam

konteks politik hukum Islam baik dari sudut pandang ideal

normatif dan realitas

Dalam sudut pandang ideal makna institusionalisasi

hukum Islam mencerminkan mata rantai sejarah pemikiran

hukum Islam dalam studi ilmu hukum yang dimulai dari

pemikiran tentang sumber-sumber prinsip-prinsip asas-asas

dan metode hingga pada tingkat pembentukan peraturan dan

perundang-undangan hukum Islam

Maksud dari institusionalisasi hukum Islam di sini adalah

menyusun berbagai regulasi (peraturan dan undang-undangan)

yang memadai di bidang hukum Islam mulai dari meng-

garansinya ke dalam konstitusi negara hingga membentuk

peraturan turunannya hingga dijabarkan menjadi institusi atau

pranata hukum Islam Hal ini sebagaimana telah dijelaskan

peneliti pada bagian pendekatan konstitusional

Jika dikaitkan dengan implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan

di bank syari‟ah hukum ekonomi Islam sangat akomodatif

120

dalam menyikapi segala perubahan sosial politik dan hukum

masyarakat Hasbi Ash-Shiddiqiey misalnya telah mengatakan

bahwa hukum Islam pada sudut keberlakuannya bersifat

progressif dan dinamis Selain itu berlakunya hukum Islam

harus ditekankan pada aspek-aspek kemaslahatan yang bersifat

umum dan tidak hanya menyangkut kepentingan golongan

Islam semata114

Oleh karena itu di samping hukum Adat dan hukum

Eropa memberikan pengaruh besar dalam arah perkembangan

hukum ekonomi Islam sistem hukum ini telah memberikan

warna tersendiri dalam kontritusi dan ketatanegaraan serta

menjadi nilai-nilai dan norma-norma yang menyatu dengan

tradisi dan politik hukum di Indoensia

Konsep hukum ekonomi Islam yang didasarkan pada

nilai-nilai etika dan moral akan lebih memberi tempat bagi

setiap orang untuk mencapai tujuan hidupnya sesuai dengan

nilai-nilai kebebasan dalam politik hukum itu sendiri Terutama

dalam realitas sosial yang secara kuantitatif mayoritas ber-

penduduk muslim sangat memungkinkan hukum ekonomi

Islam bersinergi memberikan warna di dalam konstitusi

Indonesia

114 Hasbie As-Shiddiqiey Dinamika dan Elastisitas Hukum Islam

(Jakarta Tintamas 1975) hlm 27

121

Sebagai negara yang mayoritas berpenduduk muslim

tentu ajaran-ajaran Islam yang terkandung dalam syari‟at tegas

sekali mengatur pelaksanaan kedua tugas di atas di mana ia

membedakan sistem tirani yang lebih bersifat ekslusif dan

menjalankan pemerintahan serta hukumnya secara sewenang-

wenang dengan sistem pemerintahan konstitusional yang lebih

inklusif menjalankan pemerintahan dan hukum yang dibatasi

oleh suatu prasyarat terjaminnya hak-hak dan kewajiban setiap

anggota masyarakat dalam suatu negara

3 Pendekatan Kultural

Hukum Islam dipandang memiliki masa depan dan akan

besar peranannya dalam masyarakat dan komunitas Islam

karena peran fundamentalnya dalam sosialisasi anak-anak

penghormatan terhadap pranata-pranata dan hubungan-hubu-

ngan sosial serta pembentukan dan pengembangan nilai-nilai

dasar tersebut semua itu diterjemahkan ke dalam perundang-

undangan umum serta kebijakan publik melalui proses politik

yang demokratis

Namun demikian hukum Islam juga tidak akan memiliki

masa depan sebagai sebuah sistem normatif bila dibuat dan

diselenggarakan begitu saja oleh negara sebagai hukum publik

dan kebijakan publik Klaim bisa saja dibuat untuk mengatakan

bahwa suatu kebijakan atau hukum adalah syariah tapi klaim

122

itu akan selalu salah karena hal itu tidak lebih dari sebuah

usaha menggunakan kesucian Islam untuk kepentingan politik

elit penguasa

Seperti tergambarkan pada dataran realitas sosial budaya

dan politik transformasi hukum ekonomi Islam ke dalam

konstitusi dan peraturan perundang-undangan di Indonesia

hendaknya juga mempertimbangkan tradisi sosial budaya

politik hukum dan ekonomi dalam masyarakat Agar penga-

kuan terhadap hukum Islam itu memiliki daya ikat yang kuat

maka hukum Islam hendaknya menjadi bagian dari tradisi dan

budaya dalam masyarakat dan salah satu cara yang dapat

digunakan dalam kondisi Indonesia saat ini adalah pendekatan

kultural

Pendekatan kultural ini dapat dilakukan dengan mening-

katkan pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk meme-

nuhi menegakan dan melindungi hak-hak dan kewajiban

setiap individu sebagai warga negara Terlebih lagi dengan

corak dan keragaman budaya budaya bangsa Indonesia yang

menganut BHINEKA TUNGGAL IKA tentu akan lebih mene-

rima perbedaan sebagai satu kesatuan yang utuh Hal demikian

juga telah sejalan dengan prinsip universal hukum ekonomi

Islam bahwa perbedaan pendapat adalah hikmah (al-ikhtilaf

al-hikmah)

123

Selanjutnya apabila dikaitkan dengan mekanisme pela-

yanan di bank syariah implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah erat kaitannya dengan karakteristik yang khusus

dan melekat dalam sistem informasi manajemen keuangan

dalam praktik jasa keuangan syariah itu sendiri Beberapa

kendala yang sering sering ditemui mencakup atas beberapa

aspek berikut

1) Dapat Dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam

laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat

dipahami oleh pemakai atau user terutama bagi pemegang

keputusan bisnis perusahaan maksudnya yaitu bahwa pemakai

diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang

aktivitas ekonomi dan bisnis akuntansi serta kemauan untuk

mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar namun

demikian informasi kompleks yang seharusnya dimasukan

dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas

dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit

untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu

2) Relevan

Agar bermanfaat bagi publik informasi harus relevan

untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengam-

124

bilan keputusan Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat

mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu

mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu masa kini dan masa

depan menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi dimasa

lalu untuk mendapatkan hasil yang lebih baik di masa yang

akan datang

Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan dimasa

lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi

posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal-hal lain yang

langsung menarik perhatian pemakai seperti pembayaran

deviden dan upah pergerakan harga sekuritas dan kemampuan

entitas syariah untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh

tempo

3) Dapat Dibandingkan

Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan

antar periode masa lalu masa sekarang dan masa yang akan

datang untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi

dan kinerja keuangan Selain itu user juga harus dapat mem-

bandingkan laporan keuangan antar entitas syariah untuk

mengevaluasi posisi keuangan kinerja serta perubahan posisi

keuangan secara relatif

Oleh karena itu pengukuran dan penyajian dampak

keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus

125

dilakukan secara konsisten untuk entitas syariah tersebut antar

periode entitas syariah yang sama untuk entitas syariah yang

berbeda maupun dengan entitas lainnya

4) Penyajian yang Wajar

Laporan keuangan sering dianggap menggambarkan

pandangan yang wajar dari penyajian yang wajar posisi

keuangan kinerja keuangan dan perubahan posisi keuangan

suatu entitas syariah Meskipun kerangka dasar ini tidak

menangani secara langsung konsep tersebut penerapan karak-

teristik kualitatif pokok dan standar umumnya dipahami

sebagai suatu pandangan yang wajar dari penyajian yang wajar

dan satu poin yang penting dalam kontek penyajian yang wajar

adalah tidak adanya proses manipulasi data yang dilakukan

oleh perusahan yang mencerminkan pada integritas perusahaan

itu sendiri

5) Pengakuan Unsur Keuangan

Merupakan pembentukan suatu pos yang memenuhi

definisi unsur serta kriteria pengakuan yang dikemukakan

dalam neraca atau laba rugi115 Pengakuan dilakukan dengan

menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalam

jumlah uang dan mencantumkannya kedalam neraca atau

115 Wiroso Akuntansi Transaksi Syariah (Jakarta Ikatan Akuntansi

Indonesia 2010) 44-48

126

laporan laba rugi dan dapat dilaporkan pada periode waktu

tertentu untuk diketahui oleh pihak yang berkepentingan atas

laporan tersebut selain untuk mengetahui perkembangan laba

rugi perusahaan pada suatu periode tertentu

Oleh karena itu secara normatif implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen dalam praktik

jasa keuangan di bank syari‟ah hendaknya dilandasi juga oleh

dua asas pertama negara tersebut harus disusun dan dibentuk

melalui sebuah konstitusi yang bebas dari segala macam

campur tangan dan pemaksaan kehendak ia harus disusun

lengkap dengan mengemukakan hak-hak dan kewajiban serta

hubungan timbal-balik antar berbagai lapisan dalam masya-

rakat itu sendiri kedua harus terdapat kepercayaan penuh

terhadap unsur pedoman perhitungan dan tanggung jawab

yang sempurna serta adanya kepercayaan yang penuh terhadap

semua yang berkepentingan sesuai kesepakatan

Dengan demikian peneliti dapat merumuskan bahwa

kendala normatif dalam implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah mencakup atas struktur substansi dan kultur

Sedangkan kendala lainnya adalah secara internal mencakup

manajemen informasi yang dilakukan di bank syariah itu

sendiri dan secara eksternal adalah perilaku nasabah

127

C Solusi dan Strategi Pengembangan Prinsip-Prinsip Akad

dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam

Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

Sistem hukum ekonomi syari‟ah merupakan sistem

hukum yang dibangun berdasarkan prinsip-prinsip asas-asas

serta nilai-nilai etika dan moralitas keagamamaan yang ber-

sumber kepada al-Qur‟an al-Sunnah dan Ijtihad Selama

berabad-abad para pemikir hukum Islam telah melakukan

berbagai pengkajian dan penelitian terhadap prinsip-prinsip

dasar sistem hukum ekonomi syari‟ah dari sumbernya agar

dapat dijabarkan dalam kehidupan Sebab sistem hukum

ekonomi syari‟ah lebih dari sekedar ilmu yang dapat dipelajari

tetapi juga dapat dijabarkan dalam supra-struktur dan infra-

struktur hukum ekonomi berdasarkan prinsip keadilan persa-

maan kebebasan tolong-menolong toleransi dan sebagai-

nya116

Dalam perkembangan ekonomi modern sistem hukum

ekonomi syari‟ah telah berkembang pesat seiring dengan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi Sistem hukum ini

dapat diimplementasikan dalam pembentukan instrumen

116 Soroso Imam Zadjuli Kodifikasi Variabel-variabel Dalam

Penelitian Ekonomi Islam makalah dalam ldquoSeminar dan Lokakarya Kurikulum dan Silabus Ekonomi Islamrdquo untuk Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Oktober 1997 hlm 6

128

peraturan perundang-undangan dan pranata-paranata ekonomi

syari‟ah baik bank maupun non-bank Falsafah dasar nilai-nilai

dasar hukum ekonomi syari‟ah menjadi pijakan bagi imple-

mentasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen

dalam praktik jasa keuangan di bank syari‟ah Di saat yang

sama UU Perbankan menjadi regulasi dalam pembangunan

ekonomi syariah di mana masyarakat atau negara tidak dapat

mengabaikan kepentingan untuk menjaga stabilitas ekonomi

negara dan meningkatkan kesejahteraan rakyat

Meskipun ekonomi syari‟ah di Indonesia baru berkem-

bang pesat pada tahun 1992 yang ditandai dengan keberadaan

lembaga perbankan syari‟ah namun bank syari‟ah tersebut

menjadi lembaga keuangan alternatif untuk menghindarkan

masyarakat dari praktek pembungaan uang (riba‟) ketidak-

jelasan (gharar) dan judi (maisyir)

Setelah dikeluarkannya UU Perbankan Nomor 7 Tahun

1992 Jo UU Nomor 10 Tahun 1998 Jo UU Nomor 21 Tahun

2008 eksistensi lembaga keuangan dan perbankan syari‟ah di

Indonesia semakin berkembang terutama karena adanya

komitmen yang kuat untuk menerapkan prinsip bagi hasil

(profit and loss sharing) Sebagai contoh amandemen pasal 6

point m UU Nomor 10 Tahun 1998 menyebutkan bahwa

lembaga keuangan konvesional dapat menyelenggarakan unit

129

pelayanan perbankan syari‟ah yang menggunakan prinsip bagi

hasil (profit and loss sharing) dengan dual banking system

Dalam perkembangan berikutnya dilihat dari segi

praktiknya kegiatan usaha perbankan syari‟ah mengacu kepada

kedua peraturan perundang-undangan perbankan turut

mendorong didirikannya lembaga keuangan syari‟ah lainnya

beoperasi seperti Baitul Mal Wattamwil (BMT) Unit Simpan

Pinjam Syari‟ah (USPS) Pegadaian Syari‟ah Asuransi

Syari‟ah dan sebagainya Keberadaan lembaga-lembaga keua-

ngan syari‟ah tersebut terbukti cukup kokoh menghadapi

terpaan krisis ekonomi dan moneter yang berlangsung sejak

akhir tahun 1997

Kemudian jika dilihat dari segi akuntabilitas dan ketaha-

nannya lembaga keuangan syari‟ah tampaknya lebih tahan dari

krisis dibandingkan dengan lembaga keuangan konvensional

yang sangat rentan dengan pengaruh ekonomi global Sebagai

fakta pada pertengahan tahun 1998 pemerintah melakukan

likuidasi terhadap beberapa lembaga perbankan konvensional

dianggap tidak memiliki rasio kecukupan modal untuk terus

beroperasi Sedangkan lembaga-lembaga perbankan syari‟ah

masih tetap kokoh berdiri dan beroperasi sesuai dengan visi

dan misi yang dimilikinya serta berperan penting dalam

memulihkan stabilitas ekonomi nasional

130

Para pemikir dan praktisi ekonomi syari‟ah di Indonesia

terus berupaya merumuskan kembali falsafah dasar nilai-nilai

hukum ekonomi syari‟ah untuk membuat rumusan baru bagi

pembentukan platform bagi implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan

di bank syari‟ah Akan tetapi platform tersebut terkait dengan

beberapa faktor determinan yang mempengaruhinya dalam

proses pencapaian tujuan pembangunan ekonomi

Berkenaan dengan hal tersebut ada beberapa solusi yang

dapat dilakukan untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen dalam praktik jasa

keuangan di bank syari‟ah antara lain117

1 Sumber Modal (Investible Resources)

Setiap proses pembangunan membutuhkan modal yang

cukup besar sehingga diperlukan mencari sumber-sumber

modal yang digali dari potensi-potensi ekonomi yang

dimiliki Kelayakan modal tidak hanya menjadi kebutuhan

negara-negara maju tetapi juga khususnya negara-negara

yang sedang berkembang di mana Indonesia termasuk ke

dalam kategori negara berkembang tersebut Proses pemba-

ngunan yang berjalan sekarang ini tidak serta merta hanya

mengandalkan semua potensi ekonomi dalam negeri berupa

117 Ibid hlm 6-12

131

pemanfaatan sumber daya alam atau sejenisnya tetapi juga

bergantung kepada kerja sama di bidang ekonomi dengan

negara lain

Secara mikro pembangunan sistem ekonomi Islam di Indo-

nesia dalam bentuk pendirian lembaga-lembaga keuangan

syari‟ah masih relatif mengandalkan potensi modal dalam

negeri (capital domestik) di mana pihak swasta lebih

banyak berperan menanamkan investasi di dalam struktur

dan manajemen lembaga keuangan syari‟ah Hal ini dapat

dilihat pada pendirian sejumlah lembaga keuangan syariah

yang dari segi modal termasuk kebijakan pengelolaannya

dilakukan oleh pihak swasta Kendati pun pemerintah telah

memberikan payung hukum yang kuat tetapi dari segi

kebijakan publik pemerintah masih mengutamakan pemba-

ngunan atas infra-struktur perbankan konvensional

Sedangkan dalam kerangka makro tingkat partisipasi eko-

nomi di pasar global dalam pembangunan ekonomi di

Indonesia juga belum memberi perhatian besar bagi pemba-

ngunan ekonomi Islam Ini jauh berbeda kika dibandingkan

dengan partisipasi kalangan investor asing dalam berinves-

tasi di lembaga keuangan konvensional baik bank maupun

non-bank Bisa jadi ini disebabkan oleh prospektus lembaga

keuangan syari‟ah belum mampu menjadi instrumen pokok

132

pembangunan ekonomi yang banyak dimanfaatkan oleh

masyarakat118

Namun demikian tingkat ketahanan dan stabilitas ekonomi

lembaga keuangan syari‟ah yang mampu bertahan dari

terpaan krisis ekonomi dan moneter telah menarik perhatian

kalangan investor asing untuk membantu percepatan pendi-

rian lembaga-lembaga keuangan syari‟ah di Indonesia

Pinjaman hutang dari luar negeri menjadi pendukung bagi

kelayakan modal yang dikelola oleh lembaga-lembaga

keuangan syari‟ah Pada gilirannya penyusunan UU APBN

berbasis hukum ekonomi syari‟ah mutlak diperlukan dalam

rangka mendorong terjadinya kenaikan angka rasio tingkat

partisipasi masyarakat dalam kegiatan ekonomi karena

adanya dukungan modal usaha

2 Sumber Daya Manusia (Human Resources)

Manusia merupakan subyek (development agent) yang

berperan penting dalam proses pembangunan Sumber daya

manusia (SDM) yang cakap dan mampu jelas diperlukan

untuk mengelola berbagai kegiatan ekonomi secara profe-

sional sebab SDM yang berkualitas merupakan komponen

118 Suroso Imam Zadjuli Kelembagaan Ekonomi Islam Dalam

Perspektif Islam Kajian Kritis Terhadap Kelembagaan Konvensional makalah dalam ldquoSeminar dan Lokakarya Kurikulum dan Silabus Ekonomi Islamrdquo untuk Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Juni 2003 hlm 9-10

133

penting dalam melakukan percepatan pemba-ngunan eko-

nomi SDM dapat menjadi ldquopenggerakrdquo untuk membuat

model perencanaan pengelolaan pengawasan dan penilaian

terhadap berbagai bentuk kegiatan ekonomi menggali dan

memanfaatkan potensi alam mengelola dana membangun

organisasi sosial ekonomi politik dan budaya dalam satu

wadah ldquopembangunanrdquo

Oleh karena itu peningkatan kuantitas dan kualitas SDM

harus dilakukan secara simultan dan organis dengan proses

pembangunan yang sedang berjalan dan hendak dicapai ke

depan Peningkatan kualitas SDM tersebut terkait dengan

dua aspek Pertama keahlian dan profesionalisme (profe-

ssional quality) dan Kedua kualitas moral yang baik

(moral quality) Professional quality mengacu kepada kua-

litas kemampuan keahlian dan etos kerja untuk melakukan

semua tugas dan kewajiban dalam kegiatan ekonomi secara

proporsional Dalam hukum ekonomi syari‟ah professional

quality yang dikehendaki adalah adanya keseimbangan

dalam melakukan tugas sesuai dengan hak dan kewajiban119

Sedangkan moral quality merupakan dimensi moral yang

mengacu kepada etika bisnis Islam yang sesuai dengan

prinsip-prinsip ekonomi dalam al-Qur‟an dan Sunnah

119 Lihat QS 51 2180 amp 188 1690 dan 597

134

Seseorang tidak dibenarkan melakukan kegiatan ekonomi

yang bertentangan dengan nilai-nilai dasar ekonomi yang

dibenarkan menurut hukum syari‟at sebab syari‟at meng-

hendaki keadilan bukan hanya dari segi ekonomi tetapi juga

dari segi hukum120 Pada gilirannya kualitas SDM dibutuh-

kan dalam penyusunan UU APBN berbasis hukum ekonomi

syari‟ah untuk mendukung pembangunan ekonomi hendak-

nya memiliki kemampuan (skill) dan moral yang baik

3 Mental Wirausaha (Entrepreneurship)

Wirausaha (enterpreneurship) merupakan sikap mental yang

hendaknya dimiliki oleh setiap individu untuk membangun

perekonomian bangsa Joseph Schumpeter telah menjelas-

kan bahwa pembangunan ekonomi sangat bergantung

kepada adanya dinamika partisipasi masyarakat untuk

berwirausaha dan mampu melakukan inovasi dalam ber-

bagai kegiatan ekonomi Sebagai agama yang dinamis

Islam telah mengajarkan kepada manusia untuk melakukan

kegiatan wirausaha sebagai salah satu cara untuk mening-

katkan taraf hidup dan kesejahteraan ekonomi masyarakat

Wirausaha (enterpreneurship) dilihat bukan hanya sebagai

ilmu ekonomi (economyc knowledge) tetapi juga meru-

pakan keahlian (business skill) untuk melakukan berbagai

120 Lihat QS 831-3 1690 597 934-35 dan 6141

135

jenis inovasi dalam berbisnis Wirausaha dapat mendorong

bagi terciptanya produk-produk usaha dan jasa yang baru

metode usaha baru penemuan sumber usaha baru peluang

usaha dan peluang kerja yang baru serta pembetukan

organisasi bisnis yang baru pula Sebagai contoh keber-

hasilan pembangunan ekonomi Jepang antara lain didukung

oleh 2 kalangan wirausaha menengah dan 20 wira-

usahawan kecil Jika ini diterapkan dalam proses pemba-

ngunan ekonomi Indonesia maka wirausaha dapat menjadi

instrumen bagi pembangunan ekonomi yang berwawasan

syari‟ah121

Namun demikian perhatian pemerintah Indonesia dalam

pengembangan sektor usaha kecil dan menengah relatif

masih minim Hal ini dapat dilihat dari tingginya tingkat

kesulitas kalangan usaha kecil dan menengah dalam

mempe-roleh modal kredit bantuan usaha dalam kegiatan

bisnis mereka Padahal percepatan proses pembangunan

ekonomi Indonesia tidak akan terwujud jika tidak memprio-

ritaskan kegiatan sektor riil yang pada umumnya dilakukan

oleh kalangan usaha kecil dan menengah Perhatian terhadap

kalangan usaha kecil dan menengah yang dilakukan oleh

lembaga-lembaga keuangan syari‟ah dewasa ini perlu

121 Buchari Alma Kewirausahaan (Bandung Alfabeta 2000) 4-5

136

mendapatkan perhatian dari Pemerintah dan DPR yang

salah satunya pembinaan terhadap kalangan usaha kecil dan

menengah (UKM) yang dimasukan dalam penyusunan UU

APBN berbasis hukum ekonomi syari‟ah

4 Perangkat Teknologi (Technology)

Di samping ketiga faktor di atas teknologi juga merupakan

faktor yang paling determinan dalam mempercepat proses

pembangunan ekonomi Teknologi juga dapat menjadi

perangkat utama yang mendukung pelaksanaan kegiatan

usaha yang cepat tepat efektif dan efisien Dewasa ini

teknologi merupakan perangkat pokok yang menunjang

pelayanan produk dan jasa yang diberikan oleh lembaga-

lembga keuangan syariah karena masyarakat lebih meng-

hendaki kemudahan dan keserbapraktisan memperoleh pela-

yanan yang didukung dengan sarana penunjang yang

memadai122

Dalam sudut pandang hukum ekonomi syari‟ah peman-

faatan perangkat tekonologi informasi bagi manusia sangat

penting untuk melakukan berbagai inovasi bisnis melaku-

kan eksplorasi atas apa-apa yang terdapat pada alam bagi

kebaikan manusia dan sekaligus memberikan proteksi atau

perlindungan atas berbagai penggunaan alat teknologi yang

122 Muhammad opcit 11-12

137

bukan pada tempatnya123 Jika demikian berarti proses alih

teknologi dari negara maju ke negara berkembang dapat

dilihat sebagai bagian dari upaya untuk mempercepat

pertumbuhan ekonomi termasuk teknologi informasi yang

belakangan ini menjamur dalam berbagai kegiatan usaha

dan perbankan dengan sistem on-line

Keempat faktor tersebut merupakan kunci pokok yang

memrlukan perhatian semua pihak bukan hanya unsur masya-

rakat dan kalangan pengusaha swasta nasional tetapi juga

pihak pemerintah yang mampu membuat kebijakan positif bagi

upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional Oleh

karena itu saat ini keberadaan UU Perbankan Syariah masih

dipandang sebagai salah satu instrumen hukum perbankan

untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional Pemerintah

hendaknya memberi keleluasaan bagi pengembangan ekonomi

syari‟ah di segala sektor perekonomian Dengan kata lain tidak

hanya mengeluarkan kebijakan dalam sektor perbankan tetapi

juga sektor kegiatan usaha riil lainnya baik mikro maupun

makro

Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah untuk

mengoptimalkan peran bank syariah dalam pembangunan

ekonomi jelas diperlukan menerapkan standar sistem infor-

123 Lihat QS 4513 36 71 dan 2279

138

masi manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan

syariah Hal ini sangat penting dilakukan agar bank syariah

memiliki daya saing dengan bank konvensional

Sebagai contoh pada saat melakukan proses standarisasi

penilaian kinerja keuangan di bank syariah terlebih dahulu

dilakukan proses analisa dari laporan keuangan di mana dalam

analisa tersebut terdapat informasi yang menggambarkan

laporan keuangan secara rinci Analisa laporan keuangan

merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengevaluasi

posisi keuangan serta hasil kegiatan usaha suatu perusahaan

dimasa lalu dan dimasa sekarang Sesuai dengan standard

akuntansi syariah dalam analisa keuangan ini harus mudah

dimengerti dan inovatif serta bersifat actual dan up date

dengan kondisi riil yang terjadi

Sekurang-kurangnya ada 4 (empat) metode yang dapat

digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan

selama ini antara lain124

1) Metode Rasio Keuangan merupakan alat yang digunakan

untuk menilai kinerja perusahaan yang menekankan operasi

keuangan yaitu

a) Likuiditas Ratio adalah mengukur kemampuan perusa-

haan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau

124 Abdul Halim Mahmud Analisis Laporan keuanganYogyakarta

cetakan Pertama UPP STIE YKPN2003419

139

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

keuangannya pada saat ditagih

b) Leverage Ratio adalah mengukur sejauh mana kemam-

puan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka

panjangnya

c) Probabilitas Ratio adalah mengukur seberapa kemam-

puan perusahaan menghasilkan laba (Profitabilitas)

d) Activity Ratio adalah mengukur sejauh mana efektivitas

penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset

2) Metode Economic Value Added (EVA) digunakan dalam

menilai kinerja perusahaan yang memfokuskan pada

penerapan nilai dan hanya bisa menilai proses dalam

periode 1 tahun dengan kata lain EVA merupakan pengu-

kuran pendapatan sisa (residul income) yang mengurangkan

biaya modal terhadap laba operasi125

3) Metode Balanced Scorecard (BSC) merupakan alat untuk

mengukur kinerja perusahaan dengan cara menyeimbangkan

faktor-faktor keuangan dan non keuangan dari suatu

perusahaan Mempertimbangkan 4 aspek atau prospektif

yakni prospektif keuangan pelanggan proses bisnis internal

dan proses belajar serta berkembang126

125 David S Young and Stephen O‟Byrne EVA and Value Based

Management A Practical Guide to Implementation diterjemahkan oleh Lusy Widjaya (Jakarta Salemba Empat 2001)

126 Robert Kaplan and David Norton Balance Scorecard httpjurnal-sdmblogspotcom diakses tanggal 6 Februari 2015

140

4) Metode Radar merupakan alat untuk menilai kinerja pada

perusahaan yang merupakan modifikasi atau penyem-

purnaan dari metode-metode sebelumnya Rasio Radar

mengelompokkan rasionya menjadi lima kelompok besar

yaitu Rasio Profitabilitas Produktifitas Utilitas Aktiva

Stabilitas dan Rasio Pertumbuhan

Dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan analisis

rasio keuangan merupakan metode analisis keuangan yang

paling banyak digunakan di Indonesia Hasil analisis rasio

keuangan ini dinyatakan dalam suatu rasio yaitu suatu besaran

yang merupakan perbandingan antara nilai suatu rekening

tertentu dalam laporan keuangan dengan nilai rekening yang

lainnya

Kemudian dalam penerapannya analisis rasio keuangan

tersebut tampaknya memiliki beberapa kelemahan sehingga

model analisis ini dikembangkan lebih lanjut menjadi analisis

rasio keuangan yang dimodifikasi untuk memberikan analisis

rasio keuangan klasik dengan variasi yang lain Misalnya

dengan cara membandingkan antar rekening yang ada dalam

laporan keuangan dalam periode waktu yang sama atau

membandingkan antara suatu rekening yang sama dengan

periode waktu yang berbeda Dengan cara seperti ini keung-

gulan dari analisis rasio dapat dilihat berdasarkan besarnya

141

persentase suatu rekening tertentu dengan rekening lainnya

atau melihat perkembangan suatu rekening antar waktu127

Dimensi kriteria penilaian kinerja keuangan dapat dilihat

melalui beberapa dimensi antara lain

1) Kegunaan fungsional (functional utility) bersifat krusial

karena hasil penilaian kinerja keuangan dapat digunakan

untuk melakukan review bagi perusahaan atas aktivitas yang

telah dijalankan dalam periode tertentu maka hasil penilaian

kinerja keuangan tersebut data yang ada harus valid relevan

dan berguna sehingga dapat diterima oleh pihak manajemen

sebagai pihak pengambil keputusan (decission maker)

2) Keabsahan (validity) dapat mengukur apa yang sebenarnya

hendak diukur dari penilaian kinerja keuangan tersebut

sehingga keabsahan dari data hasil kinerja keuangan

tersebut dapat dipertanggung jawabkan baik kepada

shareholder maupun kepada stakeholder

3) Bersifat empiris bukan berdasarkan perasaan semata di

mana informasi kinerja keuangan ini harus betul-betul riil

dan dapat di jelaskan secara konkrit serta dapat dipertang-

gungjawabkan secara hukum akuntansi dan hukum lain

yang berlaku dan membidanginya

127 Warsono Manajemen Keuangan Perusahaan Jilid I Edisi Kedua

Cetakan pertama (Malang UMM Press 2002) 23

142

4) Sensitivitas kerja kriteria ini menunjukan hasil yang relevan

saja yakni kinerja keuangan dan bukan hal-hal lain yang

tidak berhubungan kalau pun ada hanya bersifat pendukung

informasi primer

5) Kelayakan hukum yakni kriteria itu harus sesuai dengan

aturan yang berlaku dimana informasi kinerja laporan

keuangan ini harus betul-betul berada dalam ketentuan

hukum yang membidangi informasi keuangan

Kemudian manfaat yang dirasakan dengan adanya

informasi kinerja keuangan ini adalah untuk memberikan

laporan atau informasi yang berguna untuk pengambilan

keputusan yang ekonomis Selain itu juga menurut Sucipto

dalam Yosie Aniela bahwa dari aspek manajemen dengan

adanya penilaian informasi kinerja keuangan ini berfungsi

untuk128

1) Mengelola organisasi secara efektif dan efisien melalui

pemberian motivasi kepada karyawan secara maksimum

Dalam mengelola perusahaan manajemen juga menetapkan

sasaran yang akan dicapai di masa yang akan datang di

dalam proses yaitu planning (perencanaan) sehingga arah

bisnis perusahaan dapat berjalan dengan sesuai dengan

arahan dan target bisnis yang telah direncanakan

128 Aniela Yoshi Peran Akuntansi Lingkungan Dalam Mening-

katkan Kinerja Lingkungan Dan Kinerja Keuangan Perusahaan Berkala Ilmiah Mahasiswa Akuntansi 11 (2012)

143

2) Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan

dengan karyawan seperti promosi mutasi dan pember-

hentian Penilaian Kinerja ini akan menghasilkan data yang

dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan yang

bersangkutan dengan karyawan yang dinilai berdasarkan

kinerjanya disamping akan membantu dan memotivasi bagi

karyawan untuk dapat bekerja dan memberikan potensi yang

terbaik bagi perusahaan

3) Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan

karyawan serta untuk menyediakan kriteria seleksi dan

evaluasi program pelatihan karyawan Jika manajemen

puncak tidak mengetahui kekuatan dan kelemahan yang

dimilikinya maka akan sulit bagi manajemen untuk meng-

evaluasi dan memilih program pelatihan yang sesuai dengan

kebutuhan karyawan itu sendiri dan bagi karyawan pun akan

menjadi tidak terupdate skill dan kemampuan individunya

sehingga akan sulit bersaing dengan competitor yang memi-

liki bidang yang sama yang pada akhirnya akan melemah-

kan potensi bagi karyawan tersebut

4) Menyediakan feed back (umpan balik) bagi karyawan

mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka

Dalam organisasi perusahaan manajemen akan mendele-

gasikan sebagian wewenangnya kepada pihak manajemen di

144

bawahnya untuk dapat dikerjakan sesuai dengan disposisi

yang diberikan namun disertai dengan resiko yang ada bila

terdapat resiko bisnis yang menyangkut kepentingan bagi

perusahaan

5) Menyediakan suatu dasar untuk memberikan suatu distribusi

reward (penghargaan) bagi karyawan yang berprestasi serta

punishment bagi mereka yang melanggar aturan sehingga

dengan demikian akan Nampak lebih adil bagi semua

karyawan yang terlibat dalam perusahaan

Hasil pengukuran tersebut di atas juga dapat dijadikan

alat evaluasi kinerja manajemen selama ini apakah mereka

telah bekerja secara efektif atau tidak Jika berhasil mencapai

target yang telah ditentukan berarti mereka berhasil mencapai

target yang telah ditentukan pada masa periode tertentu serta

berhasil memimpin dan dipercaya oleh bawahannya Namun

sebaliknya jika gagal atau tidak berhasil dalam pencapainnya

ini akan dijadikan pelajaran bagi manajemen untuk target

dimasa yang akan datang dan merubah strategi bisnis agar

dapat lebih baik lagi di masa yang akan datang

Pengukuran kinerja merupakan salah satu aspek untuk

melihat performing measurement yaitu suatu kualifikasi dan

efisiensi perusahaan atau segmen serta keefektifan dalam peng-

operasian bisnis selama periode akuntansi Dengan demikian

145

pengertian kinerja dapat difenisikan sebagai suatu usaha formal

yang dilaksanakan oleh perusahaan untuk mengevaluasi efisien

dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksa-

nakan pada periode waktu tertentu

Laporan kinerja keuangan menurut Standar Akuntansi

Keuangan menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan

bagian penting dari proses pelaporan keuangan yang meliputi

neraca laporan rugi laba laporan perubahan modal (yang

dapat disajikan dengan berbagai cara seperti sebagai laporan

arus kas atau laporan arus dana) catatan dan laporan lainnya

serta materi penjelasaan yang merupakan bagian Integral dari

Laporan Keuangan129

Sedangkan menurut Edy Sukarno130 yang dikutip di

dalam jurnal Fokus Ekonomi ia mengatakan bahwa kinerja

keuangan adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatanprogramkebijaksanaan dalam

mewujudkan sasaran tujuan misi dan visi organisasi di mana

sebagai hasil yang telah dicapai atas segala aktivitas yang telah

dilakukan dalam mendayagunakan sumber-sumber yang

tersedia dalam suatu organisasi atau perusahaan

129 Ikatan Akuntan Indonesia Standar Akuntansi Keuangan (Jakarta

Salemba 1999) 12 130 Lihat Edy Sukarno ldquoKinerja Keuanganrdquo dalam Jurnal Focus

Ekonomi Volume 4 Nomor 1 Bulan Juni 2009 27-43

146

Menurut ulasan Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku

Penyajian Laporan Keuangan Syariah (PSAK 101) Tahun

2013 menyatakan bahwa Laporan kinerja keuangan adalah

catatan laporan keuangan yang berisi informasi tambahan atas

apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan laporan laba

rugi konprehensif laporan perubahan ekuitas laporan arus kas

laporan sumber dan penggunaan zakat dan laporan sumber dan

penggunaan dan kebajikan di mana dalam catatan ini membe-

rikan rincian dari pos-pos yang telah disajikan dalam laporan

keuangan dan informasi mengenai pos-pos yang tidak meme-

nuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan131

Munawir dalam Analisa Laporan Keuangan132 menga-

takan bahwa laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari

proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu

perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan

data atau aktivitas perusahaan tersebut

Mengacu kepada uraian di atas peneliti dapat meru-

muskan bahwa Sistem Informasi Kinerja Keuangan adalah

suatu rangkaian proses yang melibatkan semua aspek yang

131 Ikatan Akuntan Indonesia Penyajian Laporan Keuangan Syariah

PSAK 101 2013 132 Munawir Analisa Laporan Keuangan (Yogyakarta BPFE

1999)

147

pada akhirnya memberikan informasi dan laporan tentang

prestasi dan kinerja perusahaan dalam menjalankan aktivitas

bisnisnya untuk mencapai keuntungan atau laba Selain itu

dalam kinerja laporan keuangan dalam Islam mempunyai

sasaran-sasaran yang harus disadari dan dipatuhi oleh semua

akuntan keuangan di dalam Islam Ia tidak boleh memasuki

bidang ini jika belum memahami dan adanya kesadaran yang

jelas mengenai makna yang sesungguh dalam sasaran

akuntansi keuangan Pendek kata laporan keuangan hendaknya

disusun dengan menitikberatkan pada aspek kebenaran dan

kejujuran

148

BAB IV

PENUTUP

A Kesimpulan

Mengacu kepada uraian dalam pembahasan dan analisis

maka dapat dirumuskan kesimpulan peelitian sebagai berikut

Pertama implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem

informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di bank

syari‟ah dapat dilakukan dilakukan pada beragam bentuk dan

produk keuangan Selain itu hal tersebut juga hendaknya

mengacu kepada aspek-aspek kemaslahatan dan kemafsadatan

dalam setiap kegiatan ekonomi dengan mengimplementasikan

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah misalnya

saja dalam laporan keuangan yang terpublikasikan dalam

website bank syariah

Kedua kendala normatif dalam implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen dalam praktik

jasa keuangan di bank syari‟ah mencakup atas struktur

substansi dan kultur Sedangkan kendala lainnya adalah secara

internal mencakup manajemen informasi yang dilakukan di

bank syariah itu sendiri dan secara eksternal adalah perilaku

nasabah

149

Ketiga Sistem Informasi Kinerja Keuangan adalah suatu

rangkaian proses yang melibatkan semua aspek yang pada

akhirnya memberikan informasi dan laporan tentang prestasi

dan kinerja perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya

untuk mencapai keuntungan atau laba Selain itu dalam kinerja

laporan keuangan dalam Islam mempunyai sasaran-sasaran

yang harus disadari dan dipatuhi oleh semua akuntan keuangan

di dalam Islam

B Rekomendasi

Mengacu kepada kesimpulan di atas peneliti merumus-

kan rekomendasi penelitian sebagai berikut

Pertama perlu dilakukan kajian akademik lebih lanjut

dan mendalam untuk mengembangankan kontribusi keilmuan

hukum ekonomi Islam bagi implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan di bank syariah Hal tersebut salah satunya dapat

dilakukan melalui peninjauan kurikulum dan pengembangan

model pembelajaran ekonomi pada Fakultas Syari‟ah dan Fakultas Hukum serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di

PTKIN agar terumuskan kerangka konsepsional dan opera-

sional implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi

manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank

syariah

150

Kedua bagi kalangan praktisi perlu mengembangkan

berbagai inovasi dan keahlian untuk mengimplementasikan

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah Hal

demikian juga perlu didukung dengan partisipasi dan dukungan

masyarakat untuk menggunakan produk jasa keuangan di bank

syariah

151

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrasyid Priyatna 2017 Arbitrase Solusi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata dipublikasikan artikel dalam httpidshvoongcomlaw-and-politics1908998-keunggulan-dan-kelemahan-arbitrase yang diakses tanggal 10 April 2017

Abdurrahman Yahya 1997 ldquoAl-Iltizamrdquo artikel yang dipublikasikan dalam httpfiqh1wordpresscom 2010 0515al-iltizam diakses pada tanggal 28 Maret 2017

Adiwarman A Karim 2010 Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan Ed Empat Jakarta PT Rajagrafindo Persada

Amir Machmud Rukmana 2010 Bank Syariah Teori Kebijakan dan Studi Empiris di Indonesia Jakarta Penerbit Erlangga

Andi Soemitra 2010 Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Jakarta Kencana

Anshori Abdul Ghofur 2007 Perbankan Syariah Di Indonesia Gadjah Mada University Press Yogjakarta

Anwar Syamsul 2010 Hukum Perjanjian Syariah Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Antonio M Syafe‟i 2001 Bank Islam Dari Teori ke Praktek Jakarta Gema Insani Press

Annual Reepport PT Bank Jabar Banten Syariah Tahun 2013-2016

Ash-Shiddieqy TM Hashbi 1997 Fiqh Muamalah Semarang Pustaka Rizki Putra

Al-Sanhuri Abd al-Razaq 1958 Mashadir al-Haqq fi al-Fiqh al-Islamy Dirasah Muqaranah bi al-Fiqh al-Gharbi Jilid I Beirut Dar al-Hana li al-Thiba‟ah wa al-Nasyr

152

Arifin Zainul 2009 Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah Jakarta Azkia Publisher

Azwir Yacub 2013 Analisis Pengaruh Kecukupan Modal Efisiensi Likuiditas NPL DAN PPAP Terhadap ROA Bank Semarang UNDIP

Basyir Ahmad Azhar 1994 Refleksi Atas Persoalan Keislaman Bandung Mizan

Burhan Bungin 2006 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta Kencana

Dokumen Rencana Bisnis PT Bank Jabar Banten Syariah Tahun 2014-2016

Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Ed Rev Fatwa No 05DSN-MUIIV2000 tentang Jual Beli Salam

Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Ed Rev Fatwa No 06DSN-MUIIV2000 tentang Jual Beli Istishna‟

Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Ed Rev Fatwa No 07DSN-MUIIV2000 tentang Pembiayaan Mudharabah

Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Ed Rev Fatwa No 08DSN-MUIIV2000 tentang Pembiayaan Musyarakah

Karnaen A Perwataatmadja dan M Syafi‟i Antonio 1992 Apa dan Bagaimana Bank Islam Yogyakarta PT Dana Bhakti Wakaf

K Lewis Marvyn dan Latifa M Algoud 2007 Perbankan Syariah Jakarta Serambi Ilmu Semesta

Kansil CST 2001 Hukum Perusahaan Indonesia (Aspek Hukum dalam EKonomi) Bagian I Jakarta Pradnya Paramita

153

Khan Tariqullah dan Habib Ahmed 2008 Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah Jakarta PT Bumi Aksara

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHP)

Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)

Laporan Neraca Keuangan dan Laporan Laba Rugi PT Bank Jabar Banten Syariah Periode 2010-2016

Luciana Spica Almilia amp Winny Herdiningtyas 2005 Analisis Rasio Camel Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Lembaga Perbankan Perioda 2000 ndash 2002 dalam Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol 7 No 2 Nopember 2005

Mahardian Pandu 2008 Analisis Pengaruh Rasio CAR BOPO NPL NIM dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (StudiKasus Perusahaan Perbankan yang Tercatat di BEJ PeriodeJuni 2002-Juni 2007) Semarang UNDIP

Manan Abdul 2012 Hukum Ekonomi Syariah Dalam Perspektif Kewenangan Peradilan Agama Jakarta Kencana Prenada Media Grup

Mardani 2012 Fiqh Ekonomi Syariah Fiqh Muamalah Jakarta Kencana

Muhammad Idrus 2009 Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif Jakarta Penerbit Erlangga

Mawardi Wisnu 2009 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi kasus pada Bank Umum Dengan Total Asset Kurang dari 1 Trilyun Semarang UNDIP

M Ali Hasin 2003 Berbagai Macam Transaksi dalam Islam Fiqh Muamalat cet Pertama Jakarta PT Raja Grapindo Persada

154

Najmudin 2011 Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syari‟iyyah Modern Yogyakarta Penerbit Andi

Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution (Ed) 2009 Current Issues Lembaga Keuangan Syariah Jakarta Kencana Media Group

Nusantara Ahmad Buyung 2009 Analisis Pengaruh NPF CAR FDR Dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank (Perbandingan Bank Umum Go Publik dan Bank Umum Non Go Publik di Indonesia Periode Tahun 2005-2007 Semarang UNDIP

Peraturan Bank Indoensia Nomor 139PBI2011 Tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 10PBI2008 Tentang Restrukturisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah

Peraturan Bank Indonesia Nomor 99PBI2007 Tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 821PBI2006 Tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah

Prabowo Bagya Agung 2012 Aspek Hukum Pembiayaan Murabahah Pada Perbankan Syariah Yogyakarta UII Press

Praja Juhaya S 1997 Filsafat Hukum Islam Bandung UNISBA Press

Praja Juhaya S 2000 Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Madya Filsafat Hukum Islam tentang Rekosntruksi Paradigma Ilmu Titik Tolak Pengem-bangan Ilmu Agama dan Universalitas Hukum Islam Tanggal 1 April 2000 di IAIN Sunan Gunung Djati Bandung

Prasnanugraha P Pontie 2011 Analisis Pengaruh Rasio-rasio Keuangan Terha-dap Kinerja Bank Umum di Indonesia (Studi Empiris Bank-bank Umum Yang Beroperasi di Indonesia Semarang UNDIP

155

Puspitasari Diana 2008 Analisis CAR NPL PDN NIM BOPO LDR dan Suku Bunga SBI terhadap ROA Studi pada Bank Devisa Indonesia periode 2003-2007 Semarang UNDIP

Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti 2008 Manajemen Perkreditan Bank Umum Teori Masalah Kebijakan dan Aplikasinya Bandung ALFABETA

Robert Tampubolon 2004 Risk Mangement Pendekatan Kualitatif Untuk Bank Komersial Jakarta PT Elex Media Komputindo

Saed Abdullah 1996 Islamic Banking and Interest A Study of the Prohibition of Riba and Its Contemporary Interpre-tation Leiden EJ Brill

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji 2001 Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat) Rajawali Pers Jakarta

Suhendi Hendi 2007 Fiqh Muamalah Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Syafi‟i Antonio Muhammad 2001 Bank Syariah dari Teori ke Praktek Jakarta Gema Insani Press

Sri Nurhayati dan Wasilah 2013 Akuntansi Syariah di Indonesia Jakarta Salemba Empat

Suhendi Hendi 2004 Fikih Muamalah Jakarta Rajawali Press

Tawfiq Abd al-Aziz 1988 Qanun al-Iltizamat wa al-‟Uqucircd Mesir Dar al-Saqafah

Tariqullah Khan dan Habib Ahmed 2008 Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah Ed 1 Cet 1 Jakarta Bumi Aksara

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 Jo Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

156

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah LNRI Tahun 2008 Nomor 94

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama LN RI Tahun 2006 Nomor 22

Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia

Usman Rachmadi 2012 Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia Jakarta Sinar Grafika

Utomo Andri Priyo 2010 Pengaruh Non Performing Finan-cing Terhadap Kinerja Keuangan Bank Berdasarkan Rasio Likuiditas Rasio Solvabilitas Dan Rasio Profita-bilitas Pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Semarang UNDIP

Page 2: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi asumsi bahwa bank

syariah merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa dimana memiliki fungsi sebagai lembaga keuangan yang mengedarkan uang menciptakan uang menyediakan uang untuk menunjang kegiatan usaha tempat mengamankan uang tempat melakukan investasi dan jasa keuangan lainnya

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengana-lisis implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah hambatan-hambatan dan kendalanya serta solusi dan strateginya bagi pengembangan inivasi produk keuangan di bank syariah

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitis dan pendekatan kualitatif Sumber data primer sekunder dan tersier serta teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode book review dokumentasi dan wawancara Analisis data dilakukan secara deduktif dan induktif

Melalui penelitian ini disimpulkan sebagai berikut (1) implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi mana-jemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah hendaknya dilakukan memenuhi syarat dan rukun akad serta berdasarkan prinsip-prinsip dan asas-asas hukum ekonomi syariah (2) hambatan utama implementasi prinsip-prinsip akad dan system informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah adalah masih terbatasnya modal SDM dan sarana berikut aspek sistem struktur dan kulturnya dan (3) strategi implementasi prinsip-prinsip akad dan system informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah adalah mengembangkan inovasi produk keuangan di bank syariah

PEDOMAN TRANSLITERASI 1 Konsonan

Fonem konsonan Bahasa Arab dalam sistem penelitian Arab dilambangkan dengan huruf Dalam transliterasi ini sebagian sebagian dilambangkan dengan huruf dan sebagian dengan simbol atau tanda sebagian lainnya dengan huruf dan tanda sekaligus

ا ب ت ث ج ح خ

= a

= b

= t

= ts

= j

= h

=

kh

د ذ ر ز س ش ص

= d

=

dz

= r

= z

= s

= sy

= sh

ط

ظ

ع

غ

ف

ق

=

dh

= th

= zh

= bdquo

=

gh

= f

= q

ك ل م ن و ه ي

= k

= l

= m

= n

= w

= h

= y

2 Vokal

Vokal bahasa Arab seperti vokal Bahasa Indonesia terdiri dari tunggal atau moneftong dan vokal rangkap atau diftong

او

= aw اي

= ay او

= au اي

= iy

3 Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf acirc = a panjang icirc = i panjang ucirc = u panjang

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadhirat Allah

SWT yang telah memberikan kemudahan kepada peneliti

sehingga penelitian ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya

Sudah barang tentu selama proses penelitian peneliti menemui

sejumlah hambatan bukan hanya dari segi waktu tetapi yang

paling utama adalah proses pengumpulan data dan sumber-

sumber atau bahan penelitian yang secara spesifik mengkaji

keuangan dan perbankan syariah

Penelitian ini dilatarbelakangi fenomena semakin

kompetitifnya pemasaran produk-produk keuangan bank

syariah di tengah persaingan pangsa pasar keuangan dan

perbankan baik syariah maupun konvensional Penelitian ini

mengambil judul Implementasi Prinsip-Prinsip Akad dan

Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam Praktik Jasa

Keuangan di Bank Syariah

Melalui penelitian dan hasil analisis penelitian ini dapat

diketahui bahwa (1) implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan di bank syariah hendaknya dilakukan memenuhi

syarat dan rukun akad serta berdasarkan prinsip-prinsip dan

asas-asas hukum ekonomi syariah (2) hambatan utama

implementasi prinsip-prinsip akad dan system informasi

manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank

syariah adalah masih terbatasnya modal SDM dan sarana

berikut aspek sistem struktur dan kulturnya dan (3) strategi

implementasi prinsip-prinsip akad dan system informasi

manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank

syariah adalah mengembangkan inovasi produk keuangan di

bank syariah

Pada akhirnya peneliti merasa perlu menyampaikan

ucapan terima kasih kepada Bapak Prof Dr H Mahmud MPd

selaku Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung Bapak Prof

Dr H Ahmad Fathonih MAg selaku Dekan Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan rekan-

rekan dosen serta sahabat-sahabat lainnya yang tidak mungkin

peneliti sebutkan satu persatu dan telah banyak membantu

penyelesaian laporan penelitian ini

Akhirnya peneliti menyadari penelitian ini masih jauh

dari kata sempurna tentu ada beberapa yang perlu perlu

dilengkapi atau disempurnakan Tetapi peneliti berharap hasil

dari penelitian ini bermanfaat khususnya bagi peneliti dan

umumnya bagi yang membacanya

Bandung 10 Desember 2017

Tim Peneliti

DAFTAR ISI

ABSTRAK helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip i PEDOMAN TRANSLITERASI ii KATA PENGANTAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iv DAFTAR ISI helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip vi BAB I PENDAHULUAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1 A Latar Belakang Masalah helliphelliphelliphelliphellip 1

B Identifikasi dan Perumusan Masalah 11

C Pertanyaan Penelitian 12

D Tujuan Penelitian helliphelliphelliphellip 12

E Kegunaan Penelitian 13

F Kajian Penelitian Terdahulu 14

G Kerangka Pemikiran 15

H Langkah-langkah Penelitian 30

BAB II KONSEP DAN TEORI helliphelliphelliphelliphellip 36 A Prinsip-prinsip Akad 36

1 Pengertian Akad 36

2 Landasan Akad 43

3 Prinsip-prinsip Akad 56

4 Etika Akad 62

B Sistem Informasi Manajemen Keu- angan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

70

1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen Keuangan helliphelliphellip

70

2 Unsur-unsur Sistem Informasi Manajemen Keuangan helliphelliphellip

73

3 Urgensi Sistem Informasi Manajemen Keuangan helliphelliphellip

82

4 Instrumen Sistem Informasi Manajemen Keuangan helliphelliphellip

87

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEM-BAHASAN

96

A Implementasi Prinsip-Prinsip Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

96

B Hambatan-hambatan Implementasi Prinsip-Prinsip Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

110

C Solusi dan Strategi Pengembangan Prinsip-Prinsip Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

127

BAB V PENUTUP 148

A Kesimpulan 148

B ekomendasi 149

DAFTAR PUSTAKA 151

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Pendahuluan

Bank merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di

bidang jasa dimana memiliki fungsi sebagai lembaga keuangan

yang mengedarkan uang menciptakan uang menyediakan

uang untuk menunjang kegiatan usaha tempat mengamankan

uang tempat melakukan investasi dan jasa keuangan lainnya1

Dalam praktiknya bank dibagi dalam beberapa jenis Jika

ditinjau dari segi fungsinya bank dikelompokkan menjadi 3

jenis yaitu Bank Sentral Bank Umum dan Bank Perkreditan

Rakyat Sedangkan dilihat dari segi prinsip operasionalnya

bank dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu bank konvensional

dan bank syariah2

Operasional perbankan syariah di Indonesia diatur dalam

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang

kemudian diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 10

Tahun 1998 dan diperbaharui lagi dengan Undang-Undang

Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah Perbankan

syariah memiliki tujuan yang sama dengan bank konvensional

1 Kasmir Dasar-Dasar Perbankan (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2002) 2

2 M Syafei Antnio Bank Syariah Teori dan Praktik (Yogyakarta Dana Bhkati Wakaf 1994) 23

2

yaitu agar lembaga perbankan dapat menghasilkan keuntungan

dengan cara meminjamkan modal menyimpan dana membia-

yai kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai

Prinsip-prinsip ekonomi Islam melarang riba perjudian

dan spekulasi yang disengaja perniagaan atas barang-barang

yang haram dan ketidakjelasan serta manipulatif Dalam rangka

melayani masyarakat setiap bank syariah perlu menyediakan

berbagai macam produk perbankan syariah Produk-produk

yang ditawarkan sudah tentu sangat Islami termasuk dalam

memberikan pelayanan kepada nasabahnya Produk perbankan

syariah di bagi ke dalam 3 bagian yaitu produk penghimpunan

produk penyaluran dan produk jasa3

Saat ini pemanfaatan teknologi informasi begitu sangat

pesat masuk dalam segala aspek pekerjaan yang sebagian

besarnya telah menggunakan perangkat teknologi informasi

bahkan bisa dikatakan telah menjadi suatu kebutuhan primer

bagi setiap perusahaan dalam menjalankan bisnisnya

Oleh karena itu dalam pemanfaatan teknologi infor-

masi ini setiap organisasi bisa mengambil banyak manfaat

mulai dari tingkat efisiensi dan efektivitas kinerja keuangan

perusahaan bank syariah hingga tingkat validitas data yang bisa

dikatakan hampir 99 akurat

3 Editor ldquoPerbankan Syariahrdquo dalam httpidwikipediaorgwiki Perbankan_syariah diakses pada tanggal 9 November 2017

3

Sistem teknologi informasi telah melahirkan berbagai

keunggulan yang begitu kompetitif dalam menciptakan persai-

ngan yang ada di dunia usaha Selain itu juga telah membe-

rikan kontribusi yang cukup besar bagi peningkatan kinerja

organisasi Dengan adanya teknologi informasi ini baik itu

dalam hal meningkatkan kinerja baik secara individual maupun

institusional setiap organisasi perusahaan akan mendapat

kemudahan dalam meningkatkan kinerja keuangan dan kualitas

pelayanan publik yang bersifat individual

Tujuan lainnya yang bersifat global adalah setiap orga-

nisasi perusahaan juga akan mampu meningkatkan pelayanan

kepada publik demi terciptanya kepuasan bagi pengguna

(user) yang pada akhirnya akan meningkatkan tingkat keper-

cayaan (trusted) dan loyalitas (loyality) dari para pengguna

(user) terhadap semua jasa dan layanan yang diberikan suatu

organisasi perusahaan Oleh karena itu setiap organisasi

perusahaan bisnis juga dipastikan akan memanfaatkan sistem

teknologi informasi ini untuk meningkatkan keuntungan

(profit) dalam setiap kegiatan bisnisnya4

Dalam pemanfaatan teknologi informasi ini perlu

ditunjang oleh adanya sumber daya baik itu dari segi insani

4 Lihat dalam G Perdana Putri ldquoPeran Teknologi Informasi didalam

Perusahaanrdquo artikel pada wwwiniputri blogunsacidfiles201005paper-manajemen-dan-tipdf diakses pada tanggal 29 Oktober 2014

4

(human skill character) atau pun dari material (infrastructur

capital) yang mumpuni dan kompeten dalam menjalankan

fungsi optimalisasi penggunaan teknologi ini sehingga dengan

terpenuhinya persyaratan tersebut dengan mudah mengatur dan

menjalankan kinerja operasional dengan baik dan optimal Hal

ini dilakukan untuk tercapainya tujuan organisasi perusahaan

yang menjadi target mendasar untuk meningkatkan profit

pendapatan dan menciptakan kesejahteraan bersama

Oleh karena itu pemanfaatan sistem informasi mana-

jemen keuangan dalam menunjang kualitas pelayanan suatu

fungsi dari organisasi terbagi menjadi 5 elemen fungsi yaitu5

1 Fungsi Operation

2 Fungsi Monitoring and Control

3 Fungsi Planning and Decision

4 Fungsi Communication dan

5 Fungsi Interorganisational

Seluruh peranan teknologi informasi dalam berbagai

lapisan tersebut tidak akan berjalan baik tanpa adanya tata

kelola dan manajemen teknologi informasi yang baik karena

pada dasarnya tujuan pemanfaatan teknologi informasi adalah

untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan Demikian

halnya dalam dunia perbankan yang menjalankan fungsi bisnis

5 I Komang Ariana Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Organisasi (Denpasar Universitas Udayana 2010)

5

transaksi keuangan pemanfaatan teknologi informasi ini begitu

sangat besar karena semua transaksi yang ada harus dikelola

dengan baik dan tertata secara sistem sesuai dengan fungsi

kelima elemen di atas

Oleh karena itu penggunaan dan pemanfaatan teknologi

informasi ini hendaknya benar-benar dikelola dengan baik

sesuai dengan tujuan umum perusahaan dalam upaya mendu-

kung operasional perbankan agar dapat berkinerja optimal baik

dari sisi layanan atau pun kualitas operasional perbankan itu

sendiri

Setelah dilakukannya proses spin off atau terpisah secara

manajemen dari induknya yang dalam hal ini adalah bank

syariah pada tahun 2010 bank syariah melakukan pengelolaan

proses bisnis perbankan secara mandiri walaupun dalam hal

modal masih mendapatkan subsidi dan bersinergi dengan bank

syariah dan PT Banten Global Development namun secara

manajerial proses bisnis dan aturan serta kebijakan ditetapkan

secara mandiri6 Dalam upaya menjalankan bisnisnya bank

syariah tetap mengelola dan melayani nasabah existing yang

telah ada sejak masih menjadi unit layanan syariah Oleh

karena itu data-data nasabah dan transaksi yang ada tetap

dikelola dengan baik

6 Annual Report Bank BJB Syariah (Bandung BJBS 2016)

6

Kondisi yang terjadi setelah spin off dan memiliki core

banking system bank syariah mulai merambah dan mengem-

bangkan layanan lain yang intinya adalah untuk lebih dapat

mengembangkan proses bisnis mempromosikan kepada para

nasabah agar dapat lebih maju dan berkembang disertai dengan

kualitas pelayanan yang lebih baik

Seiring dengan adanya pengembangan-pengembangan

yang dilakukan oleh berbagai unit bisnis dan supporting di

bank syariah perlahan namun pasti peningkatan data transaksi

yang ada semakin berkembang disamping dengan adanya

klasifikasi dan layanan yang diberikan kepada nasabah yang

beragam mulai dari nasabah Mikro Menengah dan Korporasi

yang secara umum memberikan dampak signifikan terhadap

data-data yang tersedia di bank syariah7

Sehubungan dengan banyaknya data transaksi yang

terjadi dibutuhkan suatu tools atau alat bantu yang berfungsi

untuk menopang dan mendukung layanan transaksional kepada

nasabah agar dapat berjalan baik dan maksimal sehingga

loyalitas nasabah dapat senantiasa dipertahankan yang pada

akhirnya akan menunjang pada kelangsungan bisnis di bank

syariah

Sistem informasi manajemen keuangan dapat melibatkan

beberapa unit terkait diantaranya

7 Ibid

7

1 Unit Kerja Divisi Teknologi Informasi

2 Unit Kerja Divisi Operasi CQ MIS dan Accounting

3 Unit Kerja Sumber Daya Insani (SDI)

4 Unit Kerja Jaringan dan Layanan

Keterkaitan proses yang terjadi di unit kerja terkait akan

berjalan bilamana masing-masing unit kerja menjalankan

fungsinya dengan baik dan adanya saling koordinasi yang aktif

dalam menyampaikan data-data yang dibutuhkan dan menjadi

konsumsi perusahaan Pada saat masih menjadi unit layanan

syariah (UUS) kualitas data yang dihasilkan dalam prosesnya

sangat berbeda dengan kondisi setelah sejumlah bank syariah

menjadi Bank Umum Syariah (BUS)

Hal tersebut di atas terlihat dari proses pengolahan data

yang dilakukan dimana pada saat masih menjadi Unit Usaha

Syariah (UUS) jumlah data yang ada tidak terlalu banyak dan

proses pengolahannya pun masih dilakukan secara manual

walaupun praktisnya telah menggunakan perangkat teknologi

PC Computer namun dalam pengolahannya tetap memerlukan

waktu yang cukup lama sehingga laporan pelayanan yang

dihasilkan kepada pihak terkait seperti nasabah menjadi lama

Namun demikian berbeda dengan kondisi sekarang

setelah menjadi Bank Umum Syariah (BUS) di mana seiring

dengan pertumbuhan bisnis bank maka jumlah nasabah pun

8

ikut berkembang dan secara otomatis jumlah data yang ada

juga akan menjadi lebih besar sehingga proses pengolahannya

memerlukan alat bantu yang bisa menopang kegiatan opera-

sional dan layanan kepada nasabah

Walaupun jumlah data yang ada cukup besar namun

dengan adanya tools yang ada seperti penggunaan beberapa

aplikasi dan perangkat berbasis teknologi informasi maka

proses pengolahan data yang dilakukan bisa lebih cepat lagi

sehingga kualitas pelayanan terhadap pihak terkait tidak lagi

terganggu Dengan begitu proses operional bank tetap dapat

dijalankan dengan baik dan maksimal

Kondisi pelayanan yang dikembangkan oleh bank bjb

syariah seiring dengan perkembangannya dalam melayani

nasabah semakin baik seiring dengan diterimanya penghargaan

(reward) dalam hal pelayanan nasabah Hal itu membuktikan

bahwa pelayanan yang optimal menjadi syarat mutlak dan

bagian penting bagi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya

Secara umum informasi keuangan bank syariah dalam

beberapa waktu terakhir mengalami fluktuasi baik itu dari sisi

pembiayaan Dana Pihak Ketiga (DPK) serta profit laba rugi

perusahaan di mana hal tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor

internal dan faktor eksternal Namun seiring dengan pening-

katan laju pertumbuhan ekonomi global dan pertumbuhan

9

jaringan kantor bank syariah di Indonesia yang terus menga-

lami perkembangan dari waktu ke waktu model pelayanan

system informasi keuangan kepada nasabah perlu ditingkatkan

oleh bank syariah

Dengan adanya pertumbuhan yang terjadi maka secara

otomatis kualitas data yang dihasilkan pun akan lebih banyak

oleh karena itu perlu adanya peningkatan kapasitas dalam

pengolahan dan kualitas pelayanan supporting data melalui

penerapan Sistem Informasi Manajemen Keuangan (SIMK) di

bank syariah karena hal itu dapat secara langsung mempe-

ngaruhi terhadap kualitas pelayanan nasabah

Selain itu dengan peningkatan kualitas pelayanan Sistem

Informasi Manajemen Keuangan (SIMK) hendaknya ditunjang

pula dengan penggunaan perangkat teknologi informasi maka

secara otomatis dapat memudahkan pekerjaan bagi unit lain

dalam menunjang pekerjaannya yang secara langsung menjadi

tujuan bisnis perusahaan sehingga kinerja perusahaan dapat

lebih maksimal

Demikian pula dengan kualitas layanan yang baik dan

dibantu dengan penggunaan perangkat teknologi informasi

maka diharapkan kualitas layanan terhadap nasabah baik itu

dari sisi kemudahan bertransaksi serta kemudahan penggunaan

produk yang dimodifikasi dengan tujuan mengefisiensikan

10

serta mengefektifkan pelayanan nasabah dapat lebih meningkat

dan menjadikan nasabah menjadi sangat loyal terhadap bank

syariah Dengan demikian bisnis perusahaan di bank syariah

dapat berjalan dengan baik

Demikian pula dalam ajaran Islam secara universal telah

memberikan pedoman bagi kegiatan ekonomi berupa prinsip-

prinsip dan asas-asas dalam bermuamalah Juhaya S Praja8

menyebutkan terdapat beberapa prinsip hukum ekonomi Islam

antara lain

1 Prinsip la yakun dawlatan bayn al-agniya yakni prinsip

hukum ekonomi yang menghendaki pemerataan dalam

pendistribusian harta kekayaan

2 Prinsip antaradin yakni pemindahan hak kepemilikan atas

harta yang dilakukan secara sukarela

3 Prinsip tabadul al-manafi‟ yakni pemindahan hak atas harta

yang didasarkan kepasa asas manfaat

4 Prinsip takaful al-ijtima‟ yakni pemindahan hak atas harta

yang didasarkan kepada kepentingan solidaritas sosial

5 Prinsip haq al-lah wa hal al-adami yakni hak pengelolaan

harta kekayaan yang didasarkan kepada kepentingan milik

bersama di mana individu maupun kelompok dapat saling

berbagi keuntungan serta diatur dalam suatu mekanisme

ketatanegaraan di bidang kebijakan ekonomi

8 Juhaya S Praja Filsafat Hukum Islam (Bandung UNISBA Press 2000) h 14

11

Mengacu kepada latar belakang masalah di atas obyek

penelitian tentang aplikasi Sistem Informasi Manajemen Keua-

ngan (SIMK) di lembaga keuangan syariah tampaknya belum

banyak dikaji terutama jika dikaji dari perspektif manajemen

keuangan syariah Oleh karena itu peneliti merumuskannya

menjadi sebuah judul penelitian yaitu Implementasi Prinsip-

prinsip Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan

dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

B Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas peneliti

berasumsi bahwa obyek tersebut sangat penting untuk diteliti

disebabkan tiga alasan berikut pertama implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen keuangan yang

diinduksi dari praktik jasa keuangan di bank syariah tampaknya

belum terumuskan secara sistematis baik secara konsepsional

maupun operasional kedua implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen keuangan tampaknya belum

berimplikasi positif kepada tingkat kepercayaan masyarakat

kepada bank syariah dan ketiga implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan di bank

syariah tampaknya belum banyak dikaji secara sistematis dari

segi manajemen keuangan syariah

12

Peneliti merumuskan masalah utama (problem statement)

dalam penelitian ini adalah bagaimana prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan memberikan implikasi

baik secara teoretis maupun praktis terhadap peningkatan

pelayanan jasa keuangan di bank syariah

C Pertanyaan Penelitian

Mengacu kepada identifikasi masalah di atas maka

pertanyaan penelitian yang akan dikaji lebih lanjut adalah

1 Bagaimana implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem

informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa keua-

ngan di bank syariah

2 Apa kendala-kendala dan solusi implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen keuangan

dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

3 Bagaimana solusi dan strategi pengembangan prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen keuangan

dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

D Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis

1 Implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi

manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank

syariah

13

2 Hambatan-hambatan implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan di bank syariah

3 Solusi dan strategi untuk mengembangkan implementasi

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen

keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

E Kegunaan Penelitian

Kegunaan atau signifikansi dari penelitian ini secara

akademik diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan

tentang implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi

manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank

syariah dalam proses pembelajaran pada Fakultas Syari‟ah dan Fakultas Hukum di berbagai perguruan tinggi yakni terumus-

kannya kerangka konsepsional dan operasional implementasi

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

Sedangkan secara praktis hasil dari penelitian ini juga

diharapkan menjadi rujukan atau kerangka acuan bagi praktisi

perbankan syariah dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

jasa keuangan di bank syariah Selain itu diharapkan dapat

meningkatkan motivasi masyarakat untuk menggunakan jasa

layanan keuangan bank syariah

14

F Kajian Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil penelusuran diketahui ada beberapa

penelitian sebelumnya yang relevan antara lain

Penelitian yang dilakukan oleh Johanna Mujiati Studi

Pengaruh Penggunaan Sistem Informasi terhadap Kinerja

Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Sema-

rang Tesis Universitas Diponegoro Semarang 17 Juli 2008

Substansi yang telah dibahas pada penelitian ini adalah tentang

bagaimana menggunakan teknologi informasi di lingkungan

civitas akademika dapat meningkatkan kinerja pegawai pada

Fakultas Ekonomi Diponegoro Semarang

Hotman Panjaitan Pengaruh Sistem Teknologi Informasi

Terhadap Kualitas Layanan dan Citra Perguruan Tinggi

Swasta Tesis Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Jawa

Timur Substansi yang dibahas pada penelitian ini adalah

apakah penggunaan teknologi informasi dalam sistem infor-

masi akademik yang on line berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kualitas layanan perguruan tinggi swasta

Azwir Nasir dan Rianti Oktari Pengaruh Pemanfaatan

Teknologi Informasi dan Pengendalian Intern terhadap

Kinerja Insatansi Pemerintah Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Riau Tahun 1993 Substansi yang

dibahas dalam penelitian ini adalah tentang pentingnya peman-

15

faatan teknologi informasi yang membawa pengaruh signifikan

terhadap kinerja di Instansi pemerintah

Gusti Ayu Putu Ratih Kusuma Dewi Pengaruh Kualitas

Pelayanan terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah PT

BPR di Kabupaten Tabanan Tesis Magister Manajemen di

Universitas Udayana tahun 2014 Substansi yang dibahas

adalah membangun kualitas Pelayanan nasabah yang berbasis

pada kepuasan dan loyalitas nasabah itu sendiri

Melihat dari hasil penelitian yang telah ada sebelumnya

dapat dikatakan bahwa jenis penelitian ini relatif baru baik dari

segi substansi dan teori maupun metodologi keilmuannya

sebab dalam rencana penelitian yang akan di bahas adalah

implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi mana-

jemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

G Kerangka Pemikiran

Adapun kerangka teori yang digunakan sebagai kerangka

berpikir untuk menganalisis penelitian ini yaitu pertama teori

iltizam kedua teori perjanjian bisnis dan ketiga teori sistem

informasi manajemen Menurut hemat penelitian ketiga teori

tersebut memiliki koherensi akademik secara konsepsional dan

operasional serta dapat digunakan untuk menganalisis imple-

mentasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen

keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

16

Teori utama (grand theory) yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teori iltizam yang mengacu kepada Abd

al-Razaq al-Sanhuri Mashadir al-Haqq fi al-Fiqh al-Islamy

(Beirut Dar al-Hana li al-Thiba‟ah wa al-Nasyr 1958) Secara

bahasa iltizam berarti kewajiban Iltizam merupakan suatu

keharusan akibat terjadinya akad yang berimplikasi kepada

lahirnya hak dan kewajiban9 Dalam hukum ekonomi syariah

iltizam mengandung makna keharusan bagi seseorang untuk

mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu untuk

kemaslahatan orang lain Iltizam menurut pengertian hukum

secara umum

ص كل ف ش تزم بت ف ك

Setiap orang yang mukallaf terikat dengan tindakannya10

Pengertian iltizam direduksi dari ketentuan ayat hukum

yang menegaskan keharusan melakukan akad sesuai dengan

ketentuan Allah sebagaimana ditegaskan dalam QS al-Maidah

ayat 1 yang berbunyi

9 Abd al-Razaq al-Sanhuri Mashadir al-Haqq fi al-Fiqh al-Islamy

Dirasah Muqaranah bi al-Fiqh al-Gharbi Jilid I (Beirut Dar al-Hana li al-Thiba‟ah wa al-Nasyr 1958) hlm 130-131

10 Ibid

17

Hai orang-orang yang beriman penuhilah aqad-aqad itu dihalalkan bagimu binatang ternak kecuali yang akan dibacakan kepadamu (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya Misalnya seseorang diharuskan membayar atau meng-

ganti barang yang dirusaknya dapat dikatakan iltizam

disebabkan ia harus dilaksanakan oleh yang meneruskannya

Demikian pula dengan ta‟wild atau tadlmin terhadap suatu

kerugian yang tertimpa atas orang lain baik langsung ataupun

tidak langsung Iltizam merupakan tindakan hukum yang

menjadi sebab bagi dilakukannya suatu kewajiban untuk

memberikan kemaslahatan bagi orang yang dirugikan Maka

nafkah kerabat yang fakir atas kerabat yang kaya dalam batas-

batas tertentu merupakan iltizam atas kerabat yang kaya itu11

Iltizam berlaku untuk siapa saja yang diharuskan baik ia

fakir maupun kaya Bahkan mengganggu orang lain baik

jiwanya maupun anggota tubuhnya ataupun harta dan kehor-

matannya dinamakan juga il tizam yang diwajibkan oleh syara‟

atas setiap mukallaf Iltizam menjadi hak syakshi bagi

11 Peneliti mengutip contoh iltizam dalam Yahya Abdurrahman ldquoAl-

Iltizamrdquo artikel yang dipublikasikan dalam httpfiqh1wordpress com20100515al-iltizam diakses pada tanggal 28 Maret 2017 Lihat pula penjelasan TM Hashbi Ash-Shiddieqy Fiqh Muamalah (Semarang Pustaka Rizki Putra 1997) hlm 58

18

seseorang adalah sebagai taklif dan ahdah atas orang lain

Taklif ini menurut sarjana hukum Barat dinamakan iltizam

Sedangkan hak syakshi dan iltizam dalam anggapan mereka

satu Karena kalau ditinjau dari segi yang menuntut (thalib al-

haqqi atau shahib al-haqqi) dia dinamakan pula hak dan kalau

ditinjau dari segi yang dapat memenuhi dinamakan iltizam

(kewajiban)12

Iltizam adakalanya dipakai untuk kedua belah pihak

seperti iltizam yang terjadi pada akad mu‟awadlah Penjual dan

pembeli masing-masing dinamakan multazim dan multazim

lahu Mahall al-iltizam pada si penjual adalah menyerahkan

barang yang telah berpindah milik itu Mahall al-iltizam

terhadap pembeli itu ialah membayar harga Maksudaya iltizam

bagi si penjual berlaku apabila barang yang telah dijual sudah

di beli oleh sipenjual maka dia wajib menyerahkan barang

tersebut Begitu juga sebaliknya iltizam bagi si pembeli adalah

ketika ia menginginkan suatu barang maka ia harus memba-

yarnya terlebih dahulu agar barang tersebut menjadi haknya

Iltizam dalam hukum ekonomi Islam merupakan bdquoalaqah

maddiyah atau tidak dapat dipaksa yakni berpautan dengan

orang seperti terhadap simadin atau dengan pekerjaan seperti

terhadap orang upahan Namun demikian kalau hanya sebatas

12 Abd al-Aziz Tawfiq Qanun al-Iltizamat wa al-‟uqucircd (Mesir Dar al-Saqafah 1988) hlm 8-9

19

ini saja yang kita katakana tentulah prinsip penyandraan tidak

dapat diterima

Oleh karena itu iltizam yang seperti ini hendaknya

disertai dengan keharusan berkehendak (sulthah syakhsiyah)

untuk pelaksanaannya Jika tidak ada keharusan berkehendak

(sulthah syakhsiyah) maka sangat sulit pelaksanaannya Sebab

si madin umpamanya tidak membayar hutang dia menyem-

bunyikan barang-barangnya atau si buruh umpamanya tidak

mau bekerja walaupun hubungan yang pertama dikatakan

‟alaqah maddiyah namun harus terdapat padanya shulthah

syakhshiyah Adanya shulthah syakhshiyah maka si madin

tidak dapat dipaksa membayar hutang13

Syarat dalam melaksanakan iltizam diperlukan dua pihak

yaitu multazim (orang yang diharuskan untuk memenuhi hak)

dan multazam lahu (seseorang yang harus dipenuhi haknya)

Apakah kedua belah pihak harus tertentu sejak pada permulaan

iltizam ataukah tidak Hal tersebut tidak dipertentangkan

karena multazim harus ada dan tertentu orangnya sejak dari

permulaan iltizam Multazim menjadi orang yang dikenai

kewajiban itu (mukallaf) atau dialah yang dikatakan madin

dalam masalah ini14

13 Abd al-Razaq al-Sanhuri opcit hlm 133-134 14 M Ali Hasin Berbagai Macam Transaksi dalam Islam Fiqh

Muamalat cet pertama (Jakarta PT Raja Grapindo Persada 2003) hlm 44

20

Tidaklah dapat diterima akal kalau simadin tidak ada

hutang bisa terjadi Adapun multazim lahu yakni shahib al-

haqq maka pada asalnya harus sudah ada dan sejak ada

iltizam Akan tetapi setelah kita meneliti hukum-hukum fiqih

satu persatu nyatalah bahwa multazam lahu tidak wajib selalu

ada sejak permulaan iltizam Cukup menentukan multazam

lahu ketika menunaikan iltizam

Dengan demikian pada awal iltizam boleh jadi multazam

lahu masih belum diketahui tetapi dalam waktu menunaikan

iltizam haruslah si multazam lahu ada (diketahui) Umpama-

nya seorang komandan perang dapat mengumumkan kepada

tentara bahwa rampasan perang (salab) akan diberikan kepada

yang menewaskan musuh Karenanya yang menewaskan

musuh berhak mengambil salab walaupun dia tidak mendengar

sendiri pengumuman komandan itu

Para ulama telah membolehkan seseorang mengumum-

kan bahwa siapa mendapatkan kembali barangnya yang telah

hilang akan diberikan upah hal ini dalam Ilmu Fiqih biasa

disebut ji‟alah Oleh karena itu walaupun ucapan yang

dikeluarkan oleh orang yang memiliki barang tidak dihadapkan

kepada orang tertentu namun orang yang menemukan itu dapat

memperoleh upah atas barang temuannya (ajr al-mitsli)

Berdasarkan uraian di atas tentu alangkah lebih baik jika

mengikuti apa yang disyari‟atkan dalam hukum Islam yakni

21

menggunakan istilah multazim atau multazam lahu dan iltizam

dan tidak memakai istilah kreditur atau debitur tersebut Jika

kebanyakan orang cenderung mengikuti pemikiran Barat

dengan mengunakan istilah kreditur atau debitur Meski istilah

tersebut dapat diimplementasikan dalam praktik akad namun

ia terikat dengan perbuatan hukum yang sifatnya‟adabi

Selain itu jika menggunakan istilah kreditur maupun

debitur ia mengandung pengertian bahwa iltizam hanya

mengenai sesuatu yang berkenaan dengan madiyah dan juga

tidak bisa diaplikasikan pada sesuatu yang berkenaan dengan

‟adabiyah Karena tidak ada hutang piutang antara soal

ketaatan istri terhadap suami misalnya

Terlebih lagi jika melihat perkembangan sejarah lafadz

iltizam yang diungkap atau biasa dipakai oleh para fuqaha

tentang iltizam ternyata sudah terlebih dahulu dipakai sebelum

pemikir-pemikir Barat dengan hukum-hukum mereka mengata-

kan iltizam sebagai kreditur dan debitur Dengan demikian

penulis dapat mengatakan bahwa term iltizam lebih baik

dipakai dalam praktik transaksi bisnis syari‟ah daripada istilah-

istilah yang disampaikan oleh para pemikir hukum Barat

tersebut

Selanjutnya teori menengah (middle range theory) yang

digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah teori

perjanjianakad (nazhariyyat al-‟uqucircd) yang mengacu kepada

22

Wahbah al-Zuhaili Al-Fiqh al-Islamiyyah wa Adillatuhu

(Damsyiq Dar al-Fikr 1989)

Menurut Al-Zuhaili15 hak milik atas harta baik individu

maupun kolektif merupakan hak bagi manusia untuk

mengelola dan mengambil manfaat atas harta itu (tasharruf

‟ala al-maal) Pengambilan manfaat dari pengelolaan atas harta

dibenarkan menurut ketentuan syara‟ dengan batas-batas yang

ditentukan oleh Allah dan rasul-Nya Dalam konteks ini

dikenal teori pemindahan hak milik melalui akad atau

perjanjian (nazhariyyat al-‟uqucircd) yang disandarkan pada

ketentuan nash QS 2 116 bahwa dalam setiap perjanjian bisnis

termasuk dalam kategori akan yang direfleksikan sumbernya

(al-Qur‟an dan Sunnah) Kaitannya dengan teori perjanjianakad dalam hukum

perikatan Islam dijelaskan bahwa hakikat akad diartikan

segala sesuatu yang keluar dari seorang manusia dengan

kehendaknya dan syara‟ menetapkan beberapa haknya (kullu

maa yasduru min syakhsin biiradathihi wa yurattaba bdquoalaihi al-syar‟u natabiha huquuqiyyatin) Merujuk kepada pengertian

tersebut akad dibagi dua yakni akad dengan ucapan (aqd al-

15 Wahbah Zuhaili Al-Fiqh al-Islamiyyah wa Adillatuhu (Damsyiq Dar al-Fikr 1989) juz 4 hlm102-103

16 Terjemah ldquoHai orang-orang yang beriman penuhilah aqad-aqad itu dihalalkan bagimu binatang ternak kecuali yang akan dibacakan kepadamu (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nyardquo (QS 5 1)

23

qauli) dan akad dengan perubatan (aqd al-fi‟liy) Oleh karena

itu segala bentuk akad dalam praktik bisnis termasuk di

dalamnya transaksi bisnis dapat dianggap sah sepanjang tidak

bertentangan dengan prinsip-prinsip asas-asas syarat rukun

dan etika bisnis menurut syara‟ Mengacu kepada ketiga teori di atas praktik perjanjian

akad (nazhariyyat al-‟uqucircd) dalam hukum perikatan Islam

hendaknya mempertimbangkan syarat jaliyah dalam berakad

Syarat jaliyah adalah syarat-syarat transaksi akad yang sengaja

disebutkan oleh kedua belah pihak yang sedang melakukan

transaksi sebagai tambahan atas segala ketentuan yangtelah

ditetapkan dalam syari‟at17 Syarat jaliyah yang dibuat dan

disepakati oleh kedua belah pihak yang terkait dalam transaksi

dan akad dilakukan sesuai dengan kemampuan menurut

transaksi akal sehingga mampu dilakukan oleh manusia

Aplikasi syarat jaliyah ke dalam implementasi prinsip

ekonomi Islam di bank syariah ini sangat erat kaitannya dengan

keharusan untuk menerapkan prinsip-prinsip dan asas-asas

muamalah Islam sebagai ajaran yang universal telah membe-

rikan pedoman umum bagi kegiatan ekonomi berupa prinsip-

prinsip dan asas-asas muamalah Mengutip pendapat Juhaya S

17 Juhaya S Praja Filsafat Hukum Islam (Bandung UNISBA

1997) hlm 160-170

24

Praja ia menyebutkan ada beberapa prinsip hukum ekonomi

syariah18 antara lain

1 Prinsip la yakun dawlatan bayn al-agniya yakni prinsip

hukum ekonomi yang menghendaki pemerataan dalam

pendistribusian harta kekayaan

2 Prinsip antaradin yakni pemindahan hak kepemilikan atas

harta yang dilakukan secara sukarela

3 Prinsip tabadul al-manafi‟ yakni pemindahan hak atas harta

yang didasarkan kepasa asas manfaat

4 Prinsip takaful al-ijtima‟ yakni pemindahan hak atas harta

yang didasarkan kepada kepentingan solidaritas sosial

5 Prinsip haq al-lah wa hal al-adami yakni hak pengelolaan

harta kekayaan yang didasarkan kepada kepentingan milik

bersama di mana individu maupun kelompok dapat saling

berbagi keuntungan serta diatur dalam suatu mekanisme

ketatanegaraan di bidang kebijakan ekonomi

Di samping prinsip-prinsip tersebut di atas sebagai

ajaran yang universal sistem ekonomi Islam juga mengatur

berbagai ketentuan umum syariat yang terangkum dalam asas-

asas muamalah Mengutip penjelasan Ahmad Azhar Basyir

asas-asas muamalah dalam hukum ekonomi Islam antara lain19

18 Juhaya S Praja Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Madya

Filsafat Hukum Islam tentang Rekosntruksi Paradigma Ilmu Titik Tolak Pengembangan Ilmu Agama dan Universalitas Hukum Islam pada tanggal 1 April 2000 di IAIN Sunan Gunung Djati Bandung

19 Ahmad Azhar Basyir Refleksi Atas Persoalan Keislaman (Bandung Mizan 1994) hlm 190-191

25

1 Asas kehormatan manusia (QS 17 70)

2 Asas kekeluargaan dan kemanusiaan (QS 49 13)

3 Asas gotong-royong dalam kebaikan (QS 5 2)

4 Asas keadilan kelayakan dan kebaikan (QS 16 90)

5 Asas menarik manfaat dan menghindari madharat (QS 2

282)

6 Asas kebebasan dan kehendak (QS 2 30)

7 Asas kesukarelaan (QS 4 39)

Berdasarkan prinsip-prinsip dan asas-asas tersebut suatu

akad mencakup tiga tahapan yaitu perjanjian persetujuan dan

perikatan Selanjutnya untuk mencapai sahnya suatu akad

hendaknya memenuhi syarat dan rukunnya Di antara syarat-

syarat akad adalah kedua pihak yang berakad hendaknya orang

dewasa dan mampu dibenarkan oleh syara‟ ada manfaat terus berlangsung dan bersambung Sedangkan rukun akad menca-

kup orang yang berakad (bdquoaqid) benda yang menjadi obyek

akad (ma‟qud bdquoalaih) tujuan akad (maudhu‟ al-bdquoaqd) dan

lafafz akad (sighat al-bdquoaqd) Oleh karena itu suatu akad dan

muamalah adalah sah selama tidak ada dalil yang membatalkan

dan mengharamkannyardquo (al-ashl fi al-‟uqucircdi wa al-mu‟amalati al-sihhatu hatta yaquma al-daliilu bdquoala al-buthlan wa al-

tahrim)20

20 Lihat penjelasan Wahbah al-Zuhaily dan Abd Rahman al-Juazairy

tentang akad sebagaimana dikutip oleh Hendi Suhendi Fikih Muamalah (Jakarta Rajawali Press 2004) hlm 42-48

26

Kemudian teori aplikatif (applicative theory) digunakan

teori sistem informasi manajemen keuangan Secara umum

sistem informasi manajemen keuangan merupakan suatu cara

dan metode yang digunakan dengan bertujuan untuk mem-

berikan dukungan berbasis sistem dan data kepada pihak lain

agar dapat merealisasikan tujuan bersama yang akan dicapai

sehingga dapat lebih efektif dan efisien

Dalam prosesnya sistem informasi manajemen keuangan

ini lebih berorientasi kepada penggunaan dan pemanfaatan

teknologi informasi dalam menunjang kegiatannya sehingga

dengan menggunakan pemanfaatan teknologi informasi yang

diharapkan dapat lebih mudah untuk memberikan dukungan

kepada unit atau pihak lain dalam menjalankan operasionalnya

sehingga dapat menghasilkan output positif yang lebih efektif

dan efisien serta berorientasi pada proses pengambilan kepu-

tusan atau kebijakan lainnya yang memang dibutuhkan oleh

pihak perusahaan

Dalam proses sistem informasi manajemen keuangan

tersebut juga terdapat Decision Support System (DSS) yaitu

pemilihan beberapa tindakan alternatif yang ada untuk

mencapai satu atau beberapa tujuan yang akan ditetapkan21

21 Efraim Aronson Jay Turban dan Liang Peng Ting Decision

Support System and Intelegent System (New Jersey Pearson Education Inc 2005) hlm 21

27

Selain itu juga DSS ini merupakan suatu sistem informasi yang

berada di level manajemen dari suatu organisasi yang meng-

kombinasikan data dan model analisis yang canggih atau

peralatan data analisis untuk mendukung pengambilan kepu-

tusan yang semi terstruktur dan tidak terstruktur DSS ini

dirancang untuk membantu dalam proses pengambilan kepu-

tusan organisasional22

Pentingnya dilakukan dalam sistem informasi manajemen

keuangan dewasa ini di dunia perbankan dalam menunjang

operasionalnya dikarenakan semakin kompleknya berbagai

kebutuhan transaksional jumlah ketentuan dan aturan yang

sudah ada di dalam berbagai kebijakan perbankan dalam

pengelolaannya disamping risiko yang cukup besar dan harus

senantiasa dihadapi tetapi disisi lain quality service yang meru-

pakan komponen dasar dalam pemasaran jasa serta inti dari

penjualan suatu produk yang dipasarkan dengan kinerja

terhadap pelayanan nasabah dan harus senantiasa terjaga

dengan baik guna menjaga stabilitas dan eksistensi perusahaan

agar senantiasa memiliki performance yang optimal23

22 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk

Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset2007) hlm 13

23 A Parasuraman VA Zeithamel dan LL Berry A Conceptual Model of Service Quality and Its Implication for Future Reseach dalam Jurnal Ekonomi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Petra yang diakses tanggal 2 Februari 2015 hlm 4

28

Dalam sistem informasi manajemen keuangan salah satu

proses yang dilakukan adalah dengan menganalisis sebuah

sistem yang ada disertai dengan entitas pendukung lainnya

biasanya akan dilakukan terhadap beberapa aspek antara lain

adalah kinerja informasi ekonomi keamanan aplikasi

efisiensi dan pelayanan pelanggan Salah satu proses analisis

yang digunakan dalam supporting data ini menggunakan

metode yang disebut dengan PIECES Analysis (Performance

Information Economy Control Eficiency and Service)24

Sistem informasi manajemen keuangan sangat berguna

bagi pengukuran kinerja keuangan Kinerja Keuangan dapat

didefinisikan sebagai Performing measurement yaitu kuali-

fikasi dan efisiensi perusahaan atau segmen serta keefektifan

dalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi Dengan

demikian pengertian kinerja dapat difenisikan sebagai suatu

usaha formal yang dilaksanakan oleh pihak perusahaan untuk

mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan

yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu

Laporan kinerja keuangan menurut Standar Akuntansi

Keuangan menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan

bagian penting dari proses pelaporan keuangan yang meliputi

24 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk

Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset2007) hlm 19

29

neraca laporan rugi laba laporan perubahan modal (yang

dapat disajikan dengan berbagai cara seperti sebagai laporan

arus kas atau laporan arus dana) catatan dan laporan lainnya

serta materi penjelasaan yang merupakan bagian Integral dari

Laporan Keuangan25

Sedangkan menurut Edy Sukarno26 yang dikutip di dalam

jurnal Fokus Ekonomi ia mengatakan bahwa kinerja keuangan

adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan

suatu kegiatanprogramkebijaksanaan dalam mewujudkan

sasaran tujuan misi dan visi organisasi di mana sebagai hasil

yang telah dicapai atas segala aktivitas yang telah dilakukan

dalam mendayagunakan sumber-sumber yang tersedia dalam

suatu organisasi atau perusahaan

Menurut ulasan Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku

Penyajian Laporan Keuangan Syariah (PSAK 101) Tahun

2013 menyatakan bahwa Laporan kinerja keuangan adalah

catatan laporan keuangan yang berisi informasi tambahan atas

apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan laporan laba

rugi konprehensif laporan perubahan ekuitas laporan arus kas

laporan sumber dan penggunaan zakat dan laporan sumber dan

penggunaan dan kebajikan yang mana dalam catatan ini

25 Ikatan Akuntan Indonesia Standar Akuntansi Keuangan (Jakarta

Salemba 1999) hlm12 26 Lihat Edy Sukarno ldquoKinerja Keuanganrdquo dalam Jurnal Focus

Ekonomi Volume 4 Nomor 1 Bulan Juni 2009 hlm 27-43

30

memberikan rincian dari pos-pos yang disajikan dalam laporan

keuangan dan informasi mengenai pos-pos yang tidak meme-

nuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan27

Munawir dalam Analisa Laporan Keuangan28 menga-

takan bahwa laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari

proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu

perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan

data atau aktivitas perusahaan tersebut

Berdasarkan pengertian di atas tersebut maka penulis

dapat merumuskan bahwa Sistem Informasi Manajemen

Keuangan adalah suatu rangkaian proses yang melibatkan

semua aspek yang pada akhirnya memberikan informasi dan

pelayanan keuangan pada bank syariah dalam menjalankan

aktivitas bisnisnya untuk mencapai keuntungan atau laba

H Langkah-langkah Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan langkah-

langkah penelitian sebagai berikut

1 Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

27 Ikatan Akuntan Indonesia Penyajian Laporan Keuangan Syariah PSAK 101 2013

28 Munawir Analisa Laporan Keuangan (Yogyakarta BPFE1999) hlm

31

jasa keuangan di bank syariah Selain itu jika dilihat dari segi

pengertiannya obyek adalah keseluruhan dari gejala yang

terdapat di sekitar kehidupan manusia Sedangkan dilihat dari

segi sumbernya obyek dalam suatu penelitian kualitatif disebut

sebagai situasi sosial yang di dalamnya terdiri dari tiga elemen

yaitu29

a Tempat

b Pelaku

c Aktivitas

Melihat dari ketiga elemen tersebut saling bersinergi

Akan tetapi obyek penelit ian kualitatif juga tidak semata-mata

bergantung pada situasi sosial dari tiga elemen itu saja

melainkan juga berupa tumbuhan peristiwa alam binatang

kendaraan dan sebagainya Sebaliknya jika dikaitkan dengan

sumbernya maka obyek penelitian bisa dibedakan menjadi dua

bagian yaitu obyek primer dan sekunder

Obyek penelitian yang dikembangkan oleh Husein Umar

dalam Setiawan Santana30 menjelaskan bahwa obyek penelitian

menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi obyek

penelitian dilakukan bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika

dianggap perlu Dengan kata lain obyek penelitian dapat

29 Editor ldquoDefinisi dan Cakupan Obyek Penelitianrdquo artikel dalam

httpwwwinformasi-pendidikancom201308obyek-penelitianhtml diakses pada tanggal 10 Februari 2015

30 Santana Setiawan Menulis Ilmiah Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta Yayasan Obor Indonesia2007) hlm 533

32

difahami karakteristik tertentu yang mempunyai nilai skor atau

ukuran yang berbeda untuk unit atau individu yang berbeda

atau merupakan konsep yang diberi lebih dari satu nilai

Obyek ini dipilih berdasarkan atas pemilahan terhadap

semua obyek yang sejenis namun memiliki kekhususan karena

alasan sebagai berikut pertama implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

jasa keuangan yang diinduksi dari pelayanan keuangan di bank

syariah tampaknya belum terumuskan secara sistematis baik

secara konsepsional maupun operasional kedua implementasi

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah tampaknya

belum berimplikasi positif terhadap tingkat kepercayaan

masyarakat kepada bank syariah dan ketiga implementasi

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah tampaknya

belum banyak dikaji secara sistematis dari segi manajemen

keuangan syariah

2 Metode Penelitian

Istilah metode penelitian terdiri atas dua kata yaitu kata

metode dan kata penelitian Kata metode berasal dari bahasa

Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau menuju suatu

jalan Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan

dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu

33

subjek atau obyek penelitian sebagai upaya untuk menemukan

jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan

termasuk keabsahannya31

Adapun pengertian penelitian adalah suatu proses

pengumpulan data dan analisis data yang dilakukan secara

sistematis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu Pengumpulan

data dan analisis data dilakukan secara ilmiah baik bersifat

kuantitatif maupun kualitatif eksperimental maupun non

eksperimental interaktif maupun non interaktif

Selain itu metode penelitian juga merupakan suatu

teknik atau tata cara mencari memperoleh mengumpulkan

atau mencatat data baik yang berupa data primer maupun data

sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu

karya ilmiah dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang

berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga

akan terdapat suatu kebenaran data yang akan diperoleh

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah menggabungkan metode penelitian kepustakaan dan

empirik (bibliographical and empirical research method) dan

pendekatan kuantitatif Penelitian ini lebih difokuskan untuk

mengetahui dan menganalisis implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

jasa keuangan di bank syariah

31 Lihat Rosady Ruslan Metode Penelitian Public Relations dan

Komunikasi (Jakarta Rajawali Pers 2003) hlm 24

34

3 Jenis Data

Penelitian ini pada dasarnya bersifat kualitatif sesuai

dengan metode yang digunakan yakni metode deskriptif

analitis32 yakni data yang terkumpul berbentuk uraian yang

menggambarkan kondisi obyektif penelitian Metode deskriptif

ini dimaksudkan untuk menganalisis jenis data yang mencakup

konsep dan teori tentang implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan di bank syariah

4 Sumber Data

Sumber data merupakan semua masukan data yang

berguna untuk kepentingan dan kelengkapan dalam proses

analisis data Sumber data diperoleh dari berbagai literatur

yang erat kaitannya dengan obyek penelitian ini Sumber data

pada umumnya dapat dibagi tiga yaitu data primer sekunder

dan tersier

Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh dari

berbagai literatur yang relevan Sumber data sekunder dipero-

leh melalui hasil studi observasi Adapun untuk data tersier

diperoleh dari sumber-sumber lainnya yang relevan untuk

melengkapi dan mendukung kebutuhan sumber data primer dan

sekunder

32 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D (Bandung Alfabeta 2008) hlm 13

35

6 Teknik Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai

sumber yakni sumber data primer sekunder dan tersier

Sumber data primer diperoleh dari hasil studi kepustakaan

(bibliography) Adapun sumber data sekunder diperoleh dari

data empirik yang berkenaan dengan implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam

praktik jasa keuangan di bank syariah Adapun sumber data

tersier diperoleh dari berbagai dokumen yang terkait dengan

obyek penelitian

7 Analisis Data

Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini

yaitu pertama melakukan inventarisasi data terhadap semua

sumber data yang dibutuhkan kedua melakukan klasifikasi

data untuk memilah dan memilih mana saja data yang relevan

ketiga melakukan analisis data secara induktif dan deduktif

dan keempat merumuskan kesimpulan penelitian

36

BAB II

KONSEP DAN TEORI

1 Prinsip-prinsip Akad

a Pengertian Akad

Sistem ekonomi Islam sangat erat kaitannya dengan pem-

bahasan tentang akad (al-bdquoaqd) Akad dalam bahasa Indonesia

disebut kontrak merupakan konsekuensi logis dari hubungan

sosial dalam kehidupan manusia Hubungan ini merupakah

fitrah yang sudah ditakdirkan oleh Allah ketika menciptakan

makhluk yang bernama manusia Oleh karena itu ia meru-

pakan kebutuhan sosial sejak manusia mulai mengenal arti hak

milik Islam sebagai agama yang komprehensif dan universal

telah memberikan aturan yang cukup jelas tentang akad untuk

dapat diimplementasikan dalam setiap masa33

Sedangkan dalam bahasa Arab akad berasal dari kata

aqada - yu‟aqqidu ndash uqudan yang secara bahasa berarti

mengikat mengunci menahan atau membuat suatu perjanjian

Selain itu akad juga diambil dari beberapa istilah dalam bahasa

Arab yang memiliki makna sejenis antara lain34

33 Ikhwan Abidin Basri Teori Akad dalam Fikih Muamalah kutipan

artikel dalam httpwwwfossei4tcomArtikel14htm diakses tanggal 15 November 2017

34 Lihat beberapa pengertian akad dalam hukum ekonomi Islam sebagaimana dijelaskan oleh Hendi Suhendi Fikih Muamalah (Jakarta Raja Grafindo Persada 2002) h 44-46

37

Pertama berasal dari kata ikatan ( ب -yaitu mengum ( ال

pulkan dua ujung tali dan mengikat salah satunya dengan yang

lain saling mengikat sehingga menjadi bersambung yang

kemudian keduanya menjadi sepotong benda

Kedua berasal dari katan sambungan ( عق ) yaitu

sambungan yang memegang kedua ujung itu dan mengikatnya

Ketiga berasal dari kata janji ( الع ) sebagaimana

tercantum dalam QS 3 76 yang berbunyi

(Bukan demikian) sebenarnya siapa yang menepati janji

(yang dibuat)nya dan bertakwa maka sesungguhnya

Allah menyukai orang-orang yang bertakwa35

Keempat berasal dari kata perjanjian ( العق ) sebagai-

mana tercantum dalam QS 5 1 yang berbunyi

Hai orang-orang yang beriman penuhilah aqad-aqad itu dihalalkan bagimu binatang ternak kecuali yang akan dibacakan kepadamu (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya36

35 CD Qur‟an in Word 36 Ibid

38

Nibra Hoesen menjelaskan teori akad dalam hukum

perikatan Islambahwa akad dapat diartikan gabungan atau

penyatuan dari penawaran (ijab) dan penerimaan (qabul) yang

sah sesuai dengan hukum Islam Ijab artinya penawaran dari

pihak pertama sedangkan qabul adalah penerimaan dari pihak

kedua Dengan kata lain yang dimaksud dengan akad menurut

istilah adalah suatu perjanjian serah terima barang antara dua

orang yang dilakukan secara sukarela baik langsung maupun

tidak langsung37

Selain definisi di atas dalam bahasa Arab akad diartikan

pengikatan antara ujung-ujung sesuatu Ikatan di sini tidak

dibedakan apakah ia berbentuk fisik atau kiasan Sedangkan

menurut pengertian istilah akad berarti ikatan antara ijab dan

qabul yang diselenggarakan menurut ketentuan syariah di

mana terjadi konsekuensi hukum atas sesuatu yang karenanya

akad diselenggarakan Pengertian ini bersifat lebih khusus

karena terdapat pengertian akad secara istilah yang lebih luas

dari pengertian ini Namun ketika berbicara mengenai akad

dalam konteks hukum perikatan Islam pada umumnya penger-

tian inilah yang paling luas dipakai oleh kebanyakan fuqaha

37 Nibra Hoesen Pengerrtian Akad dalam Transaksi Syari‟ah

diterjemahkan dari Aplied Shariah in Financial Transaction The Requirement of Shariah in Financial Transactions (Kuala Lumpur INCEIF 2006) yang diakses melalui httpnibrahosenmultiplycom journalitem5 didownload tanggal 15 November 2017

39

Adapun pengertian akad yang bersifat lebih umum

mencakup segala diinginkan (diazamkan) orang untuk

dilakukan baik itu yang muncul karena kehendak sendiri

(iradah munfaridah) seperti wakaf cerai dan sumpah atau yang

memerlukan dua kehendak (iradatain) untuk mewujudkannya

seperti jual beli sewa menyewa perwakilan dan gadai

Berdasarkan pengertian akad yang lebih umum tersebut

muncul sedikit perbedaan dengan akad yang dimengerti oleh

para fuqaha dan hukum-hukum perdata konvensional

Perbedaannya adalah bahwa dalam pengertian yang lebih luas

mencakup kehendak tunggal dapat melazimkan suatu transaksi

sementara menurut undang-undang hukum perdata konven-

sional akad mesti melibatkan dua kehendak Karena itu

wilayah akad dalam pengertian umum jauh lebih luas diban-

dingkan dengan akad dalam pengertian khusus

Mengacu kepada beberapa pengertian dalam teori akad di

atas tampaknya ada beberapa unsur yang termasuk ke dalam

rukun akad ada tiga yaitu38

Pertama sighat yaitu pernyataan ijab dan qabul dari

kedua belah pihak boleh dengan lafad atau ucapan boleh juga

38 Lihat penjelasan Nibra Hosen Briefcase Book Edukasi

Professional Syariah Cara Mudah Memahami Akad-akad Syariah tim penyunting Muhammad Firdaus NH Sofiniah Ghufron Muhammad Aziz Hakim Mukhtar Alshodiq (Kuala Lumpur INCEIF 2006) artikel yang dipublikasikan dalam httpnibrahosenmultiplycomjournalitem5 diakses tanggal 15 November 2017

40

di lakukan dengan tulisan Sighat haruslah selaras antara ijab

dan qabul-nya Apabila satu pihak menawarkan (ijab) benda A

dengan harga seratus rupiah pihak lain harus menerima

(qabul) dengan menyebutkan benda A senilai seratus rupiah

pula bukan benda B yang harganya 150 rupiah Dalam sighat

kedua belah pihak harus jelas menyatakan penawaran nya dan

pihak yang lain harus dengan jelas menerima tawarannya

(transparansi) qabul harus langsung di ucapkan setelah ijab di

ucapkan ijab dan qabul haruslah terkoneksi satu dengan yang

lain tanpa adanya halangan waktu dan tempat Misalnya ijab

ditawarkan hari ini dan dijawab dua hari kemudian itu tidaklah

sah ijab dan qabul juga harus dilakukan di dalam satu ruangan

yang sama oleh kedua belah pihak atau istilahnya harus di

dalam satu majelis yang sama

Kedua bdquoaqidan yaitu pihak-pihak yang akan melakukan

akad kedua belah pihak yang akan melaksanakan akad ini

harus sudah mencapai usia akil-baligh (sesuai hukum yang

berlaku di suatu negara) harus dalam keadaan waras (tidak

gila) atau mempunyai akal yang sehat harus dewasa (rushd)

dan dapat bertanggungjawab dalam bertindak tidak boros dan

dapat dipercaya untuk mengelola masalah keuangan dengan

baik

Ketiga mahal al-bdquoaqd atau obyek-obyek akad yaitu jasa

atau benda-benda yang berharga dan obyek akad tersebut tidak

41

dilarang oleh syari‟at Obyek akad yang dilarang atau

diharamkan oleh syari‟at diantaranya adalah minuman keras

darah bangkai dan daging babi

Kepemilikan dari obyek akad harus sudah berada pada

satu pihak dengan kata lain obyek akad harus ada pada saat

akad dilaksanakan kecuali pada transaksi Salam39 dan

Istisna40 Obyek akad harus sudah di ketahui oleh kedua belah

pihak beratnya harganya spesifikasinya modelnya kualitas-

nya Perlu diperhatikan di sini bahwa dalam hukum Islam

seseorang tidak diperbolehkan untuk menjual sesuatu yang

bukan miliknya Salah satu contohnya adalah menjual burung

burung yang masih terbang di udara atau menjual ikan-ikan

yang masih berenang di lautan lepas karena tidak jelas berapa

jumlahnya dan sulit untuk menentukan harga pastinya yang

dapat berakibat pada adanya unsur ketidakpastian atau gharar

Ketidakpastian atau gharar ini dapat membatalkan akad sama

hal nya dengan riba (interestbunga bank) dan maisyir (judi)

Ketiga unsur tersebut sebaiknya dihindari dalam proses

transaksi yang menggunakan akad syari‟ah

39 Salam adalah suatu perjanjian jual beli atau serah terima barang yang dilakukan tidak langsung di mana si pembeli hanya mengetahui barang berdasarkan sifat dan karakteristiknya

40 Istishna adalah suatu perjanjian pembiyaan di mana salah satu pihak memberikan sejumlah dana untuk membiayai usaha atau proyek dan si peminjam berkewajiban mengembalikannya secara kredit sesuai dengan kesepakatan

42

Sedangkan legalitas dari akad di dalam hukum Islam

terbagi menjadi dua bagian pertama shahih atau sah artinya

semua rukun kontrak beserta semua kondisinya sudah

terpenuhi kedua bathil yaitu apabila salah satu dari rukun

kontrak tidak terpenuhi maka kontrak tersebut menjadi batal

atau tidak sah apalagi jika ada unsur maisyir gharar dan riba

di dalamnya Akad yang efektif di bagi lagi menjadi dua

bagian yaitu pertama lazim yaitu mengikat dan kedua ghair

al-lazim yaitu tidak mengikat Akad lazim adalah akad yang

tidak dapat dibatalkan oleh salah satu pihak tnapa persetujuan

pihak yang lainnya Contohnya adalah perceraian dengan

kompensasi pembayaran properti dari istri yang diberikan

kepada suami Sedang akad ghair al-lazim dapat dibatalkan

oleh salah satu pihak tanpa persetujuan dari pihak yang

lainnya Contohnya dalam transaksi partnership (musyarakah)

agency (wakalah) wasiat (wassiyyah) pinjaman (bdquoariyah) dan

penitipan (wadi‟ah)

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil beberapa

rumusan sebagai berikut pertama hakikat akad adalah suatu

perjanjian serah terima barang antara dua orang yang

memenuhi segala syarat dan rukun akad serta dibenarkan oleh

syari‟at kedua suatu perjanjian atau akad dapat dikatakan sah

apabila telah memenuhi syarat dan rukunnya Sebaliknya suatu

43

perjanjian atau akad dapat dikatakan tidak sah apabila salah

satu syarat dan rukunnya tidak terpenuhi ketiga semua bentuk

perjanjian dibolehkan sepanjang tidak bertentangan dengan

ketentuan syari‟at

b Landasan Akad

Al-Qur‟an dan Hadits Nabi merupakan landasan paling

fundamental bagi umat Islam untuk melakukan akad dan

memiliki harta yang dibenarkan menurut ketentuan syara‟

Bahkan para ulama jumhur sepakat bahwa akad dan pemilikan

harta dalam bermuamalah hukumnya boleh sepanjang tidak ada

dalil yang mengharamkannya

1) Al-Qurrsquoan

Dasar hukum akad dan pemilikan harta dalam muamalah

dibolehkan mengacu kepada QS al-Maidah aayat 2

Hai orang-orang yang beriman penuhilah aqad-aqad itu dihalalkan bagimu binatang ternak kecuali yang akan dibacakan kepadamu (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya41

41 Dalam QS 42 dijelaskan bahwa Aqad (perjanjian) mencakup janji

prasetia hamba kepada Allah dan perjanjian yang dibuat oleh manusia dalam pergaulan sesamanya

44

Akad dapat diaplikasikan salah satunya dalam konteks

jual beli Menurut Sudarsono sebagaimana telah dikutip dari

Imam Taqiyuddin Abu Bakar al-Husaini42 apabila seseorang

menukar sesuatu barang dengan barang yang lainnya dengan

cara tertentu (akad) inilah yang disebut ldquojual belirdquo Hamzah

Ya‟kub43 menjelaskan bahwa dasar hukum dari perniagaan

termasuk juga didalamnya jual beli adalah firman Allah SWT

sebagaimana tercantum dalam QS An-Nisa ayat 29 yang

berbunyi

ن تج أن تك طل ل ك ب الك بي ا أ ك ت ا آ ي ال ي أي

ا حي ع ت ن بك ن ا ك فسك ا أ تقت ك و

Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu Dan janganlah kamu membunuh dirimu sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu Demikian pula ditegaskan dalam surat al-Baqarah ayat

275 yang berbunyi

ن ط الشيط ي يت م ال يق ك ن يق ب ن ال ك ي ي الب م ال يع وح ب وأحل ا ال ثل ال يع ال ا ل ق س ذلك ب ال

42 Imam Taqiyuddin Abu Bakar al-Husaini Kifayat al-Ahyar (Terjemah M Thalib) (Surabaya Bina Ilmu 1997) 156

43 Hamzah Ya‟kub Kode Etik Dagang Menurut Islam (Bandung CV Diponogoro 1993) 72-73

45

عظ ءه ج ف ل ا و ه ف وأ س ف ت ف ب ون ل خ في ب ال ك أصح ول ف ع

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kema-sukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat) sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya lalu terus berhenti (dari mengambil riba) maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah Orang yang mengu-langi (mengambil riba) maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka mereka kekal di dalamnya44 Dalam QS al-Baqarah ayat 283 dijelaskan

ك بع ن أ ض ف ق ن ت ف وا ك سف ول تج ت ع ن ك و و ا الش تكت ب و ت وليتق ا أ ت ي ا ال ي بع ف

آث ق وا ف ي يكت ن ع تع ب

Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis maka hendaklah ada yang dipegang (oleh yang berpiutang) Akan tetapi jika sebagian kamu memper-cayai sebagian yang lain maka hendaklah yang diperca-yai itu menunaikan amanahnya (utangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian Dan barang siapa yang menyembunyikannya maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan45

44 Soenardjo dkk opcit 69 45 Ibid

46

Berdasarkan beberapa ayat di atas dapat disimpulkan

bahwa pada prinsipnya Islam membolehkan akad dan memiliki

harta sepanjang dasar dan tujuan melakukan akad dan pemi-

likan harta tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan syari‟at serta juga ditujukan untuk kebaikkan dan kemaslahatan hidup

manusia di dunia dan akhirat

2) Hadits

Sedangkan dasar hukum berikutnya adalah hadist-hadist

Nabi Muhammad SAW yang berkaitan langsung dengan akad

dan kepemikan harta melalui jual beli Diantaranya adalah

hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban yang berbunyi

ن( البيع عن تراض )رواه ابن حب انمJual beli itu hanya sah bila saling merelakan

Hadits lainnya yang menjadi dasar hukum kebolehan jual

beli adalah berasal dari Ruf‟ah bin Rafi‟ diriwayatkan al-Bazar

dan disahkan oleh hakim yang berbunyi

ل عمل الرجل بيده أن ا يه وس سئل أى الكس أطي ق ى ع لنبى ص) وكل بيع مبرور )رواه رف عه بن رافع وابن م جه وصححه الح ك

Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW telah pernah ditanya tentang usaha apa yang lebih baik Nabi berkata Usaha seseorang dengan tangannya dan jual beli yang mabrur46

46 Ibnu Hajar al-bdquoAsqalani Bulugh al-Maram (Terjemah A Hasan)

(Bandung CV Penerbit Diponegoro 1994) dan Ahmad Azhar Basyir Asas-asas Hukum Muamalat (Yogyakarta UII Pres 2000) 193

47

Berdasarkan beberapa hadits hukum di atas dapat

dirumuskan bahwa pada prinsipnya Islam juga membolehkan

akad dan memiliki harta sepanjang dasar dan tujuan melakukan

akad dan pemilikan harta tersebut dilakukan sesuai dengan

ketentuan syari‟at serta juga ditujukan untuk kebaikkan dan

kemaslahatan hidup manusia di dunia dan akhirat

3) Ijtihad

Selain ayat-ayat al-Qur‟an dan Hadits Nabi yang menjadi

dasar hukum sekaligus dalil bolehnya melakukan akad dan

pemilikan harta dengan cara jual beli adalah ijtihad Ijtihad

berasal dari kata ldquojuhd‟ yang berarti sungguh-sungguh dalam

melaksanakan suatu perbuatan

Istilah ini pada mulanya digunakan dalam bidang juris-

prudensi (fiqh) untuk menyatakan salah satu kaidah yang

ditetapkan oleh para ulama madzhab dan menyusul pemben-

tukkannya Apabila suatu kasus tidak ditemukan penjelasannya

dalam al-Qur‟an dan Sunnah maka ia harus berijtihad dengan

ra‟yu-nya47

Ijtihad dapat dikatakan sebagai rekonstruksi pemikiran

seorang faqih di dalam menyelesaikan kasus-kasus hukum baru

47 Ahmad Hassan Analogical Reasoning in Islamic Jurisprudence

(Islamabad Pakistan Islamic Research Institute 1986) diterjemahkan Munir Qiyas Penalaran Analogis Dalam Hukum Islam (Jakarta Pustaka 2001) 58

48

yang dilakukan melalui penalaran akal secara mendalam

disertai bukti-bukti dan hujjah yang kuat dengan tetap

berpegang kepada sumber yang pokok yakni al-Qur‟an dan

Sunnah Karena ia merupakan rekonstruksi pemikiran akal

maka terdapat dua kecenderungan produk ijtihad yaitu bisa

jadi hasil ijtihad seseorang itu benar tapi bisa juga salah atau

keliru48

Hampir semua ulama madzhab tampaknya sepakat

bahwa kebenaran ijtihad bersifat relatif dan dzanni terkecuali

apabila kebenarannya tidak keluar dari kemauan syari‟at di

dalam nash maka dianggap benar Hal ini menimbulkan

asumsi bahwa munculnya perbedaan pendapat ulama dalam

proses ijtihad untuk menetapkan hukum (istinbacircth al-ahkacircm)

disebabkan tiga hal pertama formulasi kaidah (al-ta‟sicircs) yaitu

ada yang berpegang kepada pemahaman uslub (dalil syara‟)

dan ada pula yang berpegang kepada masalah-masalah cabang

(furu‟) kedua metodologi (manhaj) yaitu rumusan metode

hukum dilakukan secara induktif dan deduktif Hal ini

berimplikasi kepada adanya dua corak kaidah yakni kaidah

ushul dan kaidah fiqh ketiga aspek pemikiran yang

merupakan pijakan mendasar yang dipakai para ulama dalam

48 Kamal Muchtar Ushul Fiqih(Yogyakarta PT Dana Bhakti

Wakaf 1995) 152-155

49

berijtihad Ada yang lebih dominan berpegang kepada nash

teks dan ada yang berpegang kepada ra‟yukonteks49

Implikasi dari ketiga poin di atas maka dalam kajian

pemikiran hukum Islam dikenal dua aliran utama dalam

madzhab hukum Islam yaitu aliran fuqaha yang berpegang

pada nash atau biasa disebut dengan ahl al-hadicirctsmutakallimin

(Imam Syafi‟i dan pengikutnya) dan aliran fuqaha yang lebih berpegang kepada ra‟yuakal dalam merumuskan metode hukumnya dikenal sebagai ahl al-ra‟yu (Imam Hanafi dan

pengikutnya)

Di antara hal-hal yang diperselisihkan oleh para ulama

dan dua aliran besar dalam hukum Islam tentang kedudukan

sumber-sumber hukum Islam adalah pertama masalah hadits

sunnah yang diperdebatkan sisi orisinalitas dan validitasnya

baik dari segi sanad rawi maupun materi (matan) haditsnya

serta tingkat orientasi dan kecenderungan ulama di dalam

memakai hadits sebagai dasar hukum kedua perbedaan

pendapat tentang sumber hukum Islam selain al-Qur‟an dan Sunnah yakni Ijma‟ Qiyas Istihsan Istishab Istishlah

Maslahah al-Mursalah dan sebagainya50

49 Murtadha Muthahari dan M Baqir Ash-Shadr Pengantar Ushul

Fiqh dan Ushul Fiqh Perbandingan terj Satrio Pinandih dan Ahsin Muhammad (Jakarta Pustaka Hidayah 1993) h 44-50

50 Rachmat Syafe‟i Pengantar Ushul Fiqh Perbandingan (Bandung Piara 1994) h 44-47 Lihat pula Abdul Wahhab Khallaf Mashadir al-Tasyri al-Islami fi ma la Nashafihi (Beirut Dar al-Qalam 1970) h 65-69

50

Namun pada intinya ijtihad diakui oleh para ahli hukum

sebagai sumber hukum (dalil aqli) yang paling sering

digunakan mereka ketika merumuskan hukum syara dan

menjelaskan aspek-aspek yang tidak dijelaskan secara rinci di

dalam nash51 Ijtihad ndash yang oleh para ahli hukum modern

seringkali diidentikan dengan Islamic Jurisprudence ndash

membuka ruang yang cukup luas bagi upaya pengembangan

dan penemuan teori-teori hukum baru termasuk teori-teori

hukum yang erat kaitannya dengan akad dan hak milik dalam

hukum perikatan Islam

Dalam konteks filsafat hukum Islam para mujtahid

umumnya melakukan beberapa tahapan dalam merumuskan

hukum-hukum syara‟ secara langsung dari sumbernya yakni al-

Qur‟an dan Sunnah Tahapan yang dimaksud antara lain52

Pertama tanqih al-manaat yaitu mengungkapkan atau

menseleksi sifat-sifat yang berpengaruh pada hukum (al-ta‟yin

wa al-hadfu fi sifat al-hukm) Fungsi mujtahid di sini adalah

menentukan dan membuang sifat-sifat yang berpengaruh pada

hukum di mana setiap mukallaf wajib berijtihad pada tingkat

tanqih disebabkan keberadaan nash masih bersifat universal

51 Ibid 52 Rachmat Syafei Ijtihad fi al-Istinbath wa al-Tathbiq mengutip

penjelasan Ibnu Hazm Al-Ihkam fi Ushul al-Ahkam (Beirut Dar al-Maktabah al-Misriyyah tth)

51

dan abstrak Sehingga perlu dicarikan makna operasionalnya

agar lebih concrete dan applicable

Kedua takhrij al-manaat yaitu menggali hukum-hukum

syara‟ langsung dari sumbernya (al-Qur‟an dan Hadits) baik

yang bersifat pasti (qath‟i) maupun dugaan (dzanni) atau

lafadz hukum yang bersifat implisit maupun eksplisit Tahapan

kedua ini disebut pula ijtihad qiyasi yakni memindahkan

hukum atau menghubungkan furu‟ yang tidak ada nash-nya

dengan furu‟ yang ada nash-nya karena kesamaan illat

hukum53 Pada tahapan kedua ini metode qiyas menjadi sangat

dominan dalam proses penetapan hukum syara‟

Ketiga tahqiq al-manaat yaitu merumuskan pernyataan-

pernyataan yang berupa keputusan-keputusan hukum yang

bersifat pasti (qath‟i) maupun dugaan (dzanni) atas kasus-kasus

hukum yang sedang dikaji berikut implementasinya dalam

pelbagai lapangan hukum Pada tahapan ini setiap produk

hukum hasil ijtihad dapat diimplementasikan sesuai kemauan

nash dan tuntutan realitas sepanjang tidak bertentangan dengan

hakikat dan tujuannya Dalam beberapa kasus ijtihad bebas

yang banyak dilakukan oleh kalangan liberal seringkali

53 Ijma merupakan metode hukum kedua setelah qiyas yang dalam

tulisan ini penulis sebut dengan ijma qiyasi Penulis menguitp penjelasan dari Saidi Abu Habieb Mausuatu al-Ijma terj Ahmad Sahal Mahfudz dan Mustofa Bisri Ensiklopedi Ijma Persepakatan Ulama dalam Hukum Islam (Jakarta Pustaka Firdaus 1997) h 38-39

52

mengabaikan kemauan nash yang tekstual dan terlalu

mengutamakan konteksnya

Perkembangan hukum Islam yang berlaku dalam kehi-

dupan masyarakat di berbagai belahan dunia Islam sesung-

guhnya dapat menjadi bukti bahwa hukum tersebut dipelihara

dan dipatuhi oleh masyarakat Islam Disinyalir sebelumnya

bahwa hukum Islam mengandung tiga elemen yakni pertama

ia merupakan adalah satu sumber hukum yang umum kedua ia

merupakan hukum yang hidup dan berkembang di masyarakat

dan ketiga ia merupakan hukum yang berdiri sendiri dan tidak

diambil dari hukum lain54

Pada kenyataan dewasa ini hukum Islam terbagi ke

dalam berbagai obyek-obyek materi hukum Sebagian meru-

pakan hukum tertulis (dikodifikasikan menjadi undang-

undang) dan sebagian lagi merupakan hukum yang tidak

tertulis tetapi keberadaannya dipatuhi dan berlaku di masya-

rakat Keadaan ini dapat diasumsikan merupakan keistimewaan

dari hukum Islam itu sendiri karena pada sisi tertentu hukum

Islam berdasar kepada nash tapi pada sisi lain hukum Islam

juga membuka diri terhadap faktor di luar nash

Berkenaan dengan hal tersebut perumusan konsep akad

dalam sistem ekonomi Islam yang kini digunakan sebagai teori

54 QS An-Nisa‟ 65

53

hukum ekonomi oleh fuqaha cenderung dipengaruhi beberapa

hal pertama kehadiran para ulama madzhab yang memiliki

persepsi yang berbeda mengenai rumusan norma dan sistem

hukum Islam55 kedua hukum Islam dalam perkembangannya

telah bergeser dari sudut normativitas syari‟ah yang bersifat

umum menjadi fiqh sebagai hukum substantif ketiga perbe-

daan menggunakan metode hukum Islam melahirkan produk

hukum yang berbeda pula56 dan keempat masuknya anasir-

anasir hukum ke dalam wilayah pengkajian hukum Islam

menyebabkan hukum Islam berlaku fleksibel dan rigid57

Berdasarkan pemikiran tersebut maka kesepakan para

ulama (ijma) menjadi salah satu pertimbangan menetapkan

hukum akad dan hak milik dalam hukum perikatan Islam Hal

tersebut dipertegas menurut Sayyid Sabiq58 yang mana para

ulama berpendapat bahwa jual beli dan penekunannya sudah

berlaku (dibenarkan) sejak zaman Rasulullah SAW hingga hari

ini

Oleh karena itu dasar hukum yang digunakan dalam

ijtihad melalui ijma‟ sebagaimana dikemukakan oleh Rachmat

55 Joseph Schact op cit h 3-4 56 Yusuf Musa Tacircricirckh al-Fiqh al-Islacircmiy (Kairo Mesir tt) h 10

Mannabdquo al-Qattan al-Tacircricirckh wa al-Fiqh ficirc al-Islacircm (Mu‟assasah al-Risacirclah tt) h 14

57 Amir Syarifudin Pengertian dan Sumber Hukum Islam dalam Falsafah Hukum Islam (Jakarta Bumi Aksara-Depag RI 1992) h 15

58 Sayyid Sabiq Fikih Sunnah (Terjemahan M Thalib) (Bandung PT Al-Ma‟arif 1987) h 45

54

Syafi‟i59 bahwa seluruh ulama sepakat menentukan jual beli

hukumnya boleh karena manusia tidak dapat memenuhi

kebutuhannya sendiri dan selalu membutuhkan orang lain

demikian untuk memperoleh kebutuhannnya yang dilakukan

melalui tukar menukar barang yang memiliki nilai yang sama

Demikian pula pengertian ijma‟ menurut Ibn Hazm60

berbeda dengan para pendahulunya Jika ijma‟ menurut

kebanyakan para ulama ushul disebut sebagai konsensus ulama

atas hukum yang tidak ada nash-nya dengan ra‟yu mereka atau

dengan mengqiyaskan pada hukum yang telah ada nash-nya

maka ini berbeda dengan ijma‟ menurut Ibn Hazm Menu-

rutnya tak ada ijma kecuali dari teks (nash) Selanjutnya ia

juga menambahkan bahwa tak ada jalan untuk mengetahui

hukum-hukum agama tanpa menggunakan salah satu dari

keempat pokok yang kesemuanya kembali pada nash yang

diketahui kewajibannya dan juga difahami artinya dengan akal

sehat manusia

Selanjutnya sumber kedua dalam ijtihad adalah analogi

(qiyas) Qiyas adalah dasar hukum keempat dalam jual beli

yaitu dianalogikan kepada aktivitas Nabi Muhammad SAW

sejak masa kecil berdagang bersama pamanya yakni Abdul

59 Rachmat Syafe‟i Fikih Muamalah (Bandung Pustaka Setia

2000) h 75 60 Muhammad Ibn Hazm Al-Ihkam fi Ushul al-Ahkam (Beirut dar

al-Fikr tth)

55

Muthalib dan isterinya Siti Khadijah Sedangkan adat atau bdquourf

juga sebagai dasar hukum jual beli yaitu kebiasaan masyarakat

yang tidak bertentangan dengan al-Qur‟an dan al-Sunnah serta

dengan akal sehat dan membawa kepada kemaslahatan umum

Dengan kata lain menurut ijtihad melalui ijma‟ dan qiyas akad dan pemindahan hak milik dibolehkan selama dasar dan tujuan

melakukan akad dan pemilikan harta tersebut dilakukan sesuai

dengan ketentuan syari‟at serta juga ditujukan untuk kebaikan

dan kemaslahatan hidup manusia

Berkenaan dengan uraian di atas dapat dirumuskan

pokok-pokok pikiran sebagai berikut pertama Al-Qur‟an

telah membuktikan kepada seluruh manusia tentang kedudukan

hukum jual beli yang sesuai dengan fitrah manusia sebagai

makhluk sosial kedua Sunnah membuktikan bahwa para Nabi

dan Muhammad SAW adalah pencetus ekonomi melalui

aktivitas bisnis jual beli ketiga para ulama bersepakat bahwa

jual beli merupakan sesuatu yang alamiah sebagai tanda bahwa

manusia tidak dapat hidup individualistik keempat kebiasaan

manusia dalam bisnis jual beli sudah berakar dan sama sekali

tidak menyimpang dari realitas kehidupan duniawi dan

kehendak Allah sepanjang dilakukan dengan sikap saling

merelakan dan tidak mengandung unsur penipuan dan

perjudian

56

Menurut ketentuan al-Qur‟an al-Hadits dan ijtihad para

ulama sebagaimana telah dikemukakan di atas dapat diambil

beberapa rumusan sebagai berikut pertama hukum asal dari

pada akad dan pemilikan harta dengan cara jual beli hukumnya

boleh (mubah) kecuali ada dalil lain yang mengharamkannya

kedua segala bentuk aktivitas akad dan pemilikan harta dalam

perniagaan hendaknya berprinsip kepada sikap saling merela-

kan Ciri utama saling merelakan adalah terpenuhinya rukun

dan syarat jual beli dan ketiga dalam fiqih muamalah diatur

bahwa kepemilikan mutlak atas harta adalah milik Allah

Sehingga akad pemilikan atau pemindahan hak milik atas

harta baik dengan cara jual beli maupun cara-cara lainnya

hukumnya boleh (mubah) sepanjang tidak bertentangan dengan

ketentuan dan batas-batas yang ditentukan oleh Allah dan

Rasul-Nya

c Prinsip-prinsip Akad

Secara substansial prinsip-prinsip akad dan pemindahan

hak milik dalam hukum perikatan Islam erat kaitannya dengan

perkembangan pemikiran tentang hukum ekonomi Islam (fikih

muamalah) Fikih Muamalah diartikan dalam dua makna yakni

sebagai sistem ekonomi Islam dan hukum ekonomi Islam

Untuk makna yang pertama fikih muamalah diartikan sebagai

tata aturan dan mekanisme kerja untuk mengatur setiap usaha

57

ekonomi yang dilakukan oleh individu atau badan hukum

ekonomi Adapun makna yang kedua fikih muamalah dapat

diartikan sebagai ketentuan normatif yang mengatur tentang tata

aturan berekonomi

Berkenaan dengan hal tersebut perkembangan pemikiran

tentang hukum ekonomi Islam yang berlaku dalam masyarakat

muslim sangat dipengaruhi oleh sifat dan karakteristik hukum

Islam itu sendiri61 antara lain

1) Sempurna (Paripurna)

Syari‟at Islam diturunkan dalam bentuk yang umum

Hukum awalnya bersifat tetap sedangkan substansinya berubah

mengikuti illatnya Hukum-hukum yang lebih rinci ditetapkan

dalam kaidah dan pedoman umum sedangkan penjelasan atau

implementasinya diserahkan kepada ahli hukum yang mema-

hami hakikat hukum62

Pedoman-pedoman atau prinsip-prinsip dasar yang

berlaku umum dalam syari‟at Islam mengindikasikan identitas

hukum yang mengunjukkan kesempurnaannya universal dan

teknis serta dapat diterima oleh masyarakat di semua tempat

dan waktu Kesempurnaan hukum Islam dengan sendirinya

61 Fathurrahman Djamil Filsafat Hukum Islam (Jakarta Logos

Wacana Ilmu 1996) 46 62 Anwar Haryono Hukum Islam Keluasan dan Keadilannya

(Jakarta Bulan Bintang 1985) 113 dan Hasbie Ash-Shiddiqie Pengantar Hukum Islam (Jakarta Bulan Bintang 1975) 23-24

58

menempatkan diri sebagai hukum yang tertinggi dan hendak-

nya dapat diaplikasikan oleh komunitas muslim maupun non

muslim karena hukum ini melindungi hak-hak hukum setiap

orang tanpa membedakan latar belakang apapun

2) Elastis (Fleksibel)

Selain bersifat sempurna hukum Islam pun memiliki

fleksbilitas dalam hal aplikasinya Oleh karena itu cakupan

hukum Islam meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang

sifatnya vertikal maupun horizontal Dalam hukum Islam tidak

saja diatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya

(hablumminallah) tetapi juga hubungan manusia dengan

manusia lainnya (hablumminannas) serta lingkungannya

Adapun munculnya perbedaan corak pemahaman hukum

Islam dalam konteks fiqh banyak disebabkan oleh perbedaan

pola pikir ahli hukum (mujtahid) dalam wacana pemikiran dan

penelitian atas obyek-obyek hukum Islam (ijtihad)63 Impli-

kasinya jelas berpengaruh pada perbedaan corak madzhab

hukum yang berlaku dalam masyarakat muslim Hal ini

manjadi bukti bahwa hukum Islam berlalu menyesuaikan diri

dengan situasi kondisi waktu dan tempat64

3) Universal dan Dinamis

Hukum Islam bersifat universal dan dinamis mengan-

dung pengertian bahwa hukum Islam yang dimasukan dalam

63 Ibid 112 64 Hasbie Ash-Shiddiqie Dinamika dan Elastisitas Hukum Islam

(Jakarta Tintamas 1975) 27

59

term fiqh mencakup bagian-bagian atas keseluruhan hukum

dalam term syari‟ah sebagaimana telah disinggung sebelum-

nya identitas hukum Islam yang mengandung dimensi vertikal

dan horizontal dalam semua cakupan hukumnya telah menjadi

ciri universalitas hukum Islam itu sendiri

Adapun dinamika hukum ekonomi Islam dapat diketahui

dari proses perkembangan berlakunya hukum Islam sejak

periode Rasul hingga periode modern dengan segala dimensi-

nya Perkembangan hukum Islam secara sistematis telah

bergeser dari sistem hukum material yang umum dalam nash

kemudian direduksi dalam bentuk transformasi pemikiran

hukum (ijtihad) dan dapat diimplementasikan menjadi berbagai

bentuk pemikiran produk hukum (fiqh) hingga selanjutnya

dikodifikasikan menjadi Qacircnucircn

4) Sistematis

Arti dari pernyataan bahwa hukum Islam bersifat

sistematis adalah hukum Islam itu mencerminkan sejumlah

doktrin hukum yang bertalian satu sama lain secala logis dan

konkrit Hukum ini mencakup seluruh komponen hukum

berupa pokok-pokok ajaran tentang etika moral dan keadilan

serta keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Pencipta Semua

komponen hukum tersebut kemudian terintegrasikan ke dalam

term umum yang disebut syari‟ah65

65 Ibn Qayyim al-Jauziyah bdquoI‟lacircm al-Muwaqqin bdquoan-Rabi al-bdquoAcirclamicircn

Jilid III (Beirut Dacircr al-Fikr tt) 14

60

Sedangkan perwujudan dari sistematisnya hukum Islam

adalah Fiqh Fiqh sebagai produk pemikiran orang Islam

terhadap ajaran Islam sebagaimana digambarkan oleh para ahli

hukum mencakup atas segi-segi secara khusus seperti ibadah

mu‟amalah jinayah siyasah dan sebagainnya Semua jenis pembidangan hukum Islam dalam bidang hukum Islam (fiqh)

adalah suatu refleksi dari bentuk ketaatan orang Islam kepada

ajaran Islam secara totaliter66

Sistematikanya hukum Islam dapat berarti pula saling

berhubungannya atau interaksi setiap bentuk dan unsur-unsur

hukum secara sinergis dan organis Karena hukum Islam

berlaku secara fleksibel dan rigid maka ia menyesuaikan diri

dengan perkembangan dan kebutuhan hidup manusia baik

secara individual maupun kolektif Sehingga secara metodo-

logis akan terbentuk suatu sistem hukum secara piramidal

(hierarki hukum Islam)

5) Ta‟aqquli dan Ta‟abbudi

Ta‟aqquli dan Ta‟abbudi dalam karakteristik hukum

Islam adalah hukum Islam mengandung muatan dimensi

vertikal dan horizontal Hukum Islam bersumber kepada wahyu

yang mengandung muatan teologis menunjukan aturan tentang

hubungan antara manusia dengan Tuhan yang diyakini sebagai

66 Muhammad Muslehudin Kaidah-kaidah Ushulliyah dan

Fiqhiyyah(Jakarta Rajawali Press 1994) 277-278

61

pembuat hukum secara mutlak Konsekuensinya ada keharusan

bagi orang Islam untuk tunduk dan patuh terhadap hukum

Islam

Namun demikian tidak semua hukum Islam itu kaidah

norma hukumnya berbentuk khusus dan jelas malainkan

diperlukan suatu bentuk penafsiran atas segi-segi hukum yang

umum Pada tingkatan metodologi interpretasi atas segi norma

hukum dalam nash kemudian dikonkretkan menjadi produk

hukum (fiqh) yang lebih menyentuh sisi praktis pelaksanaan

hukum Islam

Berkenaan dengan hal tersebut Bustanul Arifin telah

menjelaskan bahwa karakteristik hukum Islam dibagi menjadi

dua macam67 pertama hukum Islam yang lansung ditetapkan

oleh Allah (syari‟at) dan kedua hukum-hukum pokok yang

lahir dari pemikiran manusia (fiqh)

Oleh karena itu maka peneliti dapat merumuskan bahwa

suatu pemahaman yang keliru jika hukum Islam dipahami

hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan (vertikal-

transendental) tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan

manusia lainnya serta dengan lingkungannya (horizontal)

Inilah karakteristik paling unik prinsip akad dalam hukum

ekonomi Islam

67 Ali Yafie Menggagas Fiqh Sosial (Bandung Mizan 1994) 132

62

d Etika Akad

Etika akad dalam sistem ekonomi Islam (muamalat al-

bdquoadabiyah) jelas sangat diperlukan untuk memandu segala

tingkah laku ekonomi di kalangan masyarakt muslim Etika

bisnis Islami (muamalat al-bdquoadabiyah) tersebut selanjutnya

dijadikan sebagai kerangka praktis yang secara fungsional akan

membentuk suatu kesadaran beragama dalam melakukan setiap

kegiatan ekonomi (religiousness economic practical guidance)

Etika ekonomi Islam sebagaimana dirumuskan oleh ahli

ekonomi Islam adalah suatu ilmu yang mempelajari aspek-

aspek kemaslahatan dan kemafsadatan dalam kegiatan ekonomi

dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauhmana

dapat diketahui menurut akal fikiran (rasio) dan bimbingan

wahyu (nash)

Etika ekonomi dipandang sama dengan akhlak karena

keduanya sama-sama membahas tentang kebaikan dan kebu-

rukan pada tingkah laku manusia Sedangkan tujuan etika

Islam menurut kerangka berfikir filsafat adalah untuk

memperoleh suatu kesamaan ide bagi seluruh manusia di setiap

waktu dan tempat tentang ukuran tingkah laku baik dan buruk

sejauhmana dapat dicapai dan diketahui menurut akal fikiran

manusia68

68 Taqiyuddin An-Nabhani Membangun Sistem Ekonomi Alternatif

Perpspektif Islam (Jakarta Risalah Gusti 1996) 52

63

Namun untuk mencapai tujuan tersebut etika ekonomi

Islam mengalami kesulitan karena pandangan masing-masing

golongan di dunia ini berbeda-beda perihal standar normatif

baik dan buruk Masing-masing mempunyai ukuran dan

kriteria yang berbeda-beda pula Sebagai cabang dari filsafat

ajaran etika bertitik tolak dari akal fikiran dan tidak dari ajaran

agama Sedangkan dalam Islam ilmu akhlak dapat difahami

sebagai pengetahuan yang mengajarkan tentang kebaikan dan

keburukan berdasarkan ajaran Islam yang bersumber kepada

akal dan wahyu Atas dasar itu maka etika ekonomi yang

dikehendaki dalam Islam adalah perilaku sosial-ekonomi yang

harus sesuai dengan ketentuan wahyu serta fitrah dan akal

pikiran manusia yang lurus

Di antara nilai-nilai etika ekonomi Islam yang terangkum

dalam ajaran filsafat ekonomi Islam adalah terdapat dua prinsip

pokok sebagai berikut

Pertama Tauhid Prinsip ini mengajarkan kepada semua

manusia tentang bagaimana mengakui keesaan Allah sehingga

terdapat suatu konsekwensi bahwa keyakinan terhadap segala

sesuatu hendaknya berawal dan berakhir hanya kepada Allah

SWT Keyakinan yang demikian dapat mengantar seorang

muslim untuk menyatakan bahwa ldquoSesungguhnya shalatku

ibadahku hidupku dan matiku adalah semata-mata demi

64

Allah Tuhan seru sekalian alamrdquo Prinsip ini kemudian

menghasilkan kesatuan-kesatuan sinergis dan saling terkait

dalam kerangka tauhid Tauhid diumpamakan seperti beredar-

nya planet-planet dalam tata surya yang mengelilingi matahari

Kesatuan-kesatuan dalam ajaran tauhid hendaknya berimpli-

kasi kepada kesatuan manusia dengan tuhan dan kesatuan

manusia dengan manusia serta kesatuan manusia dengan alam

sekitarnya

Kedua prinsip keseimbangan mengajarkan manusia

tentang bagaimana meyakini segala sesuatu yang diciptakan

Allah dalam keadaan seimbang dan serasi Hal ini dapat

dipahami dari ayat al-Qur‟an yang telah menjelaskan bahwa

ldquoEngkau tidak menemukan sedikitpun ketidakseimbangan

dalam ciptaan Yang Maha Pengasih Ulang-ulanglah menga-

mati apakah engkau melihat sedikit ketimpanganrdquo69 Prinsip ini

menuntut manusia bukan saja hidup seimbang serasi dan

selaras dengan dirinya sendiri tetapi juga menuntun manusia

untuk mengimplementasikan ketiga aspek tersebut dalam

kehidupan

Prinsip tauhid ini juga mengantarkan manusia dalam

kegiatan ekonomi untuk meyakini bahwa harta benda yang

berada dalam genggamannya adalah milik Alah SWT Keber-

69 Lihat QS 673

65

hasilan para pengusaha bukan hanya disebabkan oleh hasil

usahanya sendiri tetapi terdapat partsisipasi orang lain Tauhid

yang akan menghasilkan keyakinan pada manusia bagi

kesatuan dunia dan akhirat Tauhid dapat pula mengantarkan

seorang pengusaha untuk tidak mengejar keuntungan materi

semata-mata tetapi juga mendapat keberkahan dan keuntungan

yang lebih kekal (abadi)

Oleh karena itu seorang pengusaha dipandu untuk meng-

hindari segala bentuk eksploitasi terhadap sesama manusia

Dari sini dapat dimengerti mengapa Islam melarang segala

praktek riba dan pencurian tetapi juga penipuan yang

terselubung Bahkan Islam melarang kegiatan bisnis hingga

pada menawarkan barang pada disaat konsumen menerima

tawaran yang sama dari orang lain

Demikian halnya dengan prinsip keseimbangan akan

mengarahkan umat Islam kepada pencegahan segala bentuk

monopoli dan pemusatan kekuatan ekonomi hanya pada satu

tangan atau satu kelompok tertentu saja Atas dasar ini pula al-

Qur‟an menolak dengan sangat tegas daur sempit yang

menjadikan kekayataan hanya berkisar pada orang atau

kelompok tertentu ldquoSupaya harta itu tidak hanya beredar

pada orang-orang kaya saja di antara kamurdquo70

70 QS 59 7

66

Umat Islam dilarang tegas melakukan penimbunan dan

pemborosan71 Ayat ini menjadi dasar bagi pemberian

wewenang kepada penguasa untuk mencabut hak-hak miliki

perusahaan spekulatif yang melakukan penimbunan

penyelundupan dan yang mengambil keuntungan secar

berlebihan karena penimbunan mengakibatkan kenaikan harga

yang tidak semestinya sebagaimana dijelaskan dalam QS 7

31 yang berbunyi

Hai anak Adam pakailah pakaianmu yang indah di setiap

(memasuki) mesjid makan dan minumlah dan janganlah

berlebih-lebihan Sesungguhnya Allah tidak menyukai

orang-orang yang berlebih-lebihan72

Pemborosan dan sikap konsumtif dapat menimbulkan

kelangkaan barang-barang yang dapat menimbulkan ketidak-

seimbangan yang diakibatkan kenaikan harga-harga Dalam

rangka memelihara keseimbangan ekonomi Islam telah mene-

gaskan bahwa pemerintah memiliki fungsi mengontrol harga-

harga yang tidak wajar dan cenderung spekulatif tersebut

yakni dengan berpegang kepada etika ekonomi Islami

71 QS 9 34 72 QS 7 31

67

Untuk memperoleh keberkahan dalam jual beli Islam

telah mengajarkan prinsip-prinsip etika ekonomi Islam sebagai

berikut

1) Jujur dalam takaran dan timbangan Allah berfirman QS al-

Muthafifin 1-2 ldquoCelakalah bagi orang yang curang

Apabila mereka menimbang dari lain (untuk dirinya

dipenuhkan timbangannya) Namun apabila mereka

menimbang (untuk orang lain) dikuranginyardquo

2) Menjual barang yang halal Dalam salah satu hadits Nabi

menyatakan bahwa Allah telah mengharamkan sesuatu

barang maka haram pula harganya (diperjualbelikan)

3) Menjual barang yang baik mutunya Dalam berbagai hadits

Rasulullah melarang menjual buah-buahan hingga jelas

baiknya

4) Jangan menyembunyikan cacat barang Salah satu sumber

hilangnya keberkahan jual beli jika seseorang menjual

barang yang cacat yang disembunyikan cacatnya Ibnu

Umar menurut riwayat Bukhari telah memberitakan bahwa

seorang lelaki menceritakan kepada Nabi bahwa ia tertipu

dalam jual beli Sabda Nabi ldquoApabila engkau berjualbeli

katakanlah tidak ada tipuanrdquo

5) Dilarang bermain sumpah Ada kebiasaan pedagang untuk

meyakinkan pembelinya dengan jalan main sumpah agar

68

dagangannya laris Dalam hal ini Rasulullah SAW memperi-

ngatkan ldquoSumpah itu melariskan dagangan tetapi meng-

hapuskan keberkahanrdquo (HR Bukhari)

6) Longgar dan bermurah hati Sabda Rasulullah ldquoAllah

mengasihi orang yang bermurah hati waktu menjual waktu

membeli dan waktu menagih hutangrdquo (HR Bukhari)

Kemudian dalam hadits lain Abu Hurairah meriwayatkan

bahwa Rasulullah bersabda ldquoada seorang pedagang yang

mempiutangi orang banyak Apabila dilihatnya orang yang

ditagih itu dalam dalam kesempitan dia perintahkan

kepada pembantu-pembantunyardquo Berilah kelonggaran

kepadanya mudah-mudahan Allah memberikan kelapangan

kepada kitardquo Maka Allah pun memberikan kelapangan

kepadanya ldquo (HR Bukhari)

7) Jangan menyaingi kawan Rasulullah telah bersabda

ldquoJanganlah kamu menjual dengan menyaingi dagangan

saudaranyardquo

8) Mencatat hutang piutang Dalam dunia bisnis lazim terjadi

pinjam-meminjam Dalam hubungan ini al-Qur‟an menga-

jarkan pencatatan hutang piutang Gunanya adalah untuk

mengingatkan salah satu pihak yang mungkin suatu waktu

lupa atau khilaf sebagaimana ditegaskan dalam QS al-

Baqarah ayat 282 yang berbunyi ldquoHai orang-orang yang

69

beriman kalau kalian berhutang-piutang dengan janji yang

ditetapkan waktunya hendaklah kalian tuliskan Dan

seorang penulis di antara kalian hendaklah menuliskannya

dengan jujur Janganlah penulis itu enggan menuliskannya

sebagaimana telah diajarkan oleh Allah kepadanyardquo

9) Larangan hukum riba sebagaimana Allah telah berfirman

ldquoAllah menghapuskan riba dan menyempurnakan kebaikan

shadaqah Dan Allah tidak suka kepada orang yang tetap

membangkang dalam bergelimang dosardquo

10) Anjuran berzakat yakni menghitung dan mengeluarkan

zakat atas harta yang dimilikik atau barang dagangan

setiap tahun sebanyak 25 sebagai salah satu cara untuk

membersihkan harta yang diperoleh dari harta yang

dimiliki atau perolehan keuntungan hasil usaha

Berdasarkan uraian di atas dalam konteks etika bisnis

Islam setiap pelaku bisnis (wirausaha) dalam berdagang

hendaknya tidak semata-mata bertujuan mencari keutungan

sebesar-besarnya akan tetapi yang paling penting adalah

mencari keridhaan dan mencapai keberkahan atas rezeki yang

diberikan oleh Allah SWT Hakikat keberkahan usaha itu

adalah kemantapan dari usaha yang dilakukannya dalam

bentuk memperoleh keuntungan yang wajar dan diridhai oleh

Allah SWT

70

2 Sistem Informasi Manajemen Keuangan

a Pengertian Sistem Informasi Manajemen Keuangan

Berikut ini adalah beberapa definisi sistem menurut

beberapa ahli yang kaitannya dengan proses dan fungsi sistem

informasi manajemen keuangan di antaranya73

1) Secara sederhana suatu system dapat diartikan sebagai suatu

kumpulan atau himpunan dari unsur komponen atau

variabel yang terorganisir saling berinteraksi saling bergan-

tung satu sama lain dan terpadu

2) Menurut Gordon B Davis dalam bukunya menyatakan

system bisa berupa abstrak atau fisik74 System yang abstrak

adalah susunan yang teratur dari gagasan-gagasan atau

konsepsi yang saling bergantung Sedangkan sistem yang

bersifat fisik adalah serangkaian unsur yang bekerjasama

untuk mencapai suatu tujuan

3) Norman L Enger dalam bukunya menyatakan suatu system

dapat terdiri dari atas kegiatan-kegiatan yang berhubungan

guna mencapai tujuan-tujuan perusahaan seperti pengen-

dalian inventaris atau penjadwalan produksi

4) Menurut S Prajudi Atmosudirdjo dalam bukunya menya-

takan suatu sistem terdiri atas objek-objek atau unsur-unsur

73 Tata Sutabri Konsep Dasar Informasi (Yogyakarta Andi 2012)

16 74 Chr Jimmy L Gaol Sistem Informasi Manajemen (Jakarta

Grasindo 2010) 7

71

atau komponen-komponen yang berkaitan dan berhubungan

satu sama lain sedemikian rupa sehingga unsur-unsur

tersebut merupakan sebuah kesatuan pemrosesan atau

pengolahan tertentu

5) Menurut Sutarman sistem juga dapat didefinisikan sebagai

kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi

dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses

pencapaian suatu tujuan utama

6) Menurut Hanif Al-Fatta75 sistem dapat didefinisikan

sebagai suatu pendekatan prosedur dan pendekatan kompo-

nen sebagai perangkat elemen yang digabungkan satu

dengan yang lainnya untuk suatu tujuan bersama

Ada dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan

sistem yaitu

1) Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur

mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari

prosedur-prosedur yang saling berhubungan Berkumpul

bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk

meneyelesaikan suatu sasaran tertentu

2) Pendekatan yang lebih menekankan pada elemen atau

komponennya mendefinisikan sistem sebagai suatu kum-

pulan dari elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk

mencapai suatu tujuan tertentu

75 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset 2007) 3

72

Dalam sistem ini terdapat proses yang dilakukan serta

dikembangkan untuk memproses sejumlah data untuk transaksi

bisnis rutin Adapun hal-hal yang bisa dilakukan dalam sistem

ini meliputi76

1) Mengotomasi penanganan data-data aktifitas bisnis dan

transaksi yang bisa dianggap sebagai kejadian diskrit dalam

kehidupan organisasi atau perusahaan

2) Menangkap data dari setiap transaksi

3) Memverifikasi data transaksi untuk diterima atau ditolak

a) Memvalidasi transaksi yang telah diverifikasi

b) Menghasilkan suatu laporan untuk menyediakan rang-

kuman dari setiap transaksi

c) Memungkinkan memindahkan transaksi dari suatu proses

ke proses yang lainnya untuk menangani seluruh asfek

bisnis

Mengacu kepada uraian dijelaskan di atas peneliti dapat

merumuskan bahwa sistem informasi manajemen keuangan

dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari

unsur komponen atau variabel yang terorganisir saling

berinteraksi saling bergantung satu sama lain dan terpadu

untuk mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan sesuai dengan

yang telah ditetapkan dalam manajemen keuangan

76 Ibid

73

b Unsur-unsur Sistem Informasi Manajemen Keuangan

Untuk memahami dan mengembangkan suatu sistem

maka perlu membedakan unsur-unsur dari sistem informasi

manajemen keuangan yang membentuknya antara lain77

1) Batasan (boundary) yaitu penggambaran dari suatu elemen

atau unsur mana yang termasuk di dalam sistem dan mana

yang di luar sistem

2) Lingkungan (environment) yaitu segala sesuatu di luar

sistem lingkungan yang menyediakan asusmi kendala dan

input terhadap suatu sistem

3) Masukan (input) yaitu sumber daya (data bahan baku

material peralatan dan manusia) dari lingkungan yang

dikonsumsi dan dimanipulasi oleh suatu sistem

4) Keluaran (output) yaitu sumber daya atau produk (infor-

masi laporan dokumen tampilan dan lain-lain) yang

disediakan untuk lingkungan sistem oleh kegiatan dalam

suatu sistem

77 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk

Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset 2007) 5

Input

Data

Output

Data

Proses

Gambar 21 Konsep Sistem secara umum

74

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di

atas peneliti dapat merumuskan bahwa karakteristik suatu

sistem mencakup atas adanya kumpulan bagian-bagian baik

manusia atau pun bukan manusia adanya saling berinteraksi

adanya suatu metode tertentu untuk mencapai suatu tujuan

bersama serta adanya manfaat bagi kebutuhan penggunanya

Informasi tanpa adanya data maka informasi tersebut

tidak akan terbentuk Peranan data dalam menghasilkan suatu

informasi yang berkualitas dan akurat sangatlah penting

sehingga informasi tersebut dapat berguna untuk mendukung

pengambilan keputusan dalam menghasilkan output yang

berkualitas bagi perusahaan yang dalam hal ini sebagai peng-

guna (user)

Berdasarkan tipe penelitian maka data dapat dibedakan

menjadi78

1) Data Kuantitatif

Adalah data yang dapat diinput ke dalam skala pengukuran

statistik Fakta dan fenomena dalam data ini tidak dinya-

takan dalam bahasa alami melainkan dalam numerik

Sesuai dengan kriterianya data kuantitatif tersebut bisa

diolahdianalisis memakai teknik perhitungan statistika

matematika

78 Lihat dalam httptulaporanpenelitiancom201412312html

daikses pada tanggal 15 November 2017

75

2) Data Kualitatif

Merupakan data yang dapat mencangkup hamper semua dan

non numeric Data ini dapat menggambarkan kata-kata

untuk menggambarkan fakta dan fenomena yang sedang

diamati atau diteliti Data kualitatif didapat melalui berbagai

jenis cara pengumpulan data seperti analisis dokumen

wawancara diskusi terfokusobservasi yang sudah dituang-

kan ke dalam catatan lapangan transkrip Bentuk lain dari

data kualitatif adalah foto yang didapat melalui pemotretan

rekaman video

Sedangkan berdasarkan dari sumber yang didapat data ini

dapat berupa

1) Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti

sendiri atau dirinya sendiri Ini adalah data yang belum

pernah dikumpulkan sebelumnya baik dengan cara tertentu

atau pada periode waktu tertentu Data primer biasanya

disebut dengan data aslidata baru yang mempunyai sifat up

to date Untuk memperoleh data primer peneliti wajib

mengumpulkannya secara langsung Adapun cara yang bisa

digunakan peneliti untuk mencari sumber data primer yaitu

observasi diskusi terfokus wawancara serta penyebaran

kuisioner

76

2) Data Sekunder

Data seunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang lain

bukan peneliti itu sendiri Data ini biasanya berasal dari

penelitian lain yang dilakukan oleh lembaga-lembaga atau

organisasi seperti BPS dan lain-lain Data sekunder bisa

didapat dari berbagai sumber misalnya biro pusat statistik

yang biasanya disingkat dengan BPS jurnal buku laporan

dan lain sebagainya Pemahaman pada ke 2 jenis data di atas

dibutuhkan sebagai landasan untuk menentukan cara dan

langkah-langkah pengumpulan data penelitian

Menurut waktu pengumpulannya jenis data dapat

dibedakan ke dalam tiga hal berikut

1) Data Time Series

Adalah data yang menggambarkan data sesuatu dari waktu

ke waktu atau periode secara historis contohnya adalah data

perkembangan nilai tukar mata uang dolar terhadap rupiah

pada periode tahun 2013 sampai tahun 2014

2) Data Cross Section

Adalah data yang menunjukan titik waktu tertentu Contoh-

nya adalah data laporan keuangan per 31 Desember 2013

dan lain-lain

3) Data Panel

Adalah data yang berisi gabungan antara data time series

dan data section Contoh data manufaktur dari beberapa

perusahaan diperiode waktu tertentu

77

Selain itu cara perolehan data juga dapat diuraikan

sebabagi berikut

1) Data Observasional

Data observasi adalah data yang ditangkap in situ Data ini

sekali jadi atau tidak bisa diulang diciptakan atau diganti

2) Data Wawancara

Data wawancara adalah data-data yang diperoleh melalui

tanya-jawab antara peneliti dan informan Data ini bisa

divalidasi menggunakan triangulasi

3) Data Eksperimental

Data eksperimental adalah data-data yang dikumpulkan

dalam kondisi yang terkendali di situ atau berbasis labora-

torium dan harus bisa direproduksi

4) Data Simulasi

Data simulasi adalah data hasil dari penggunaan model dan

metadata di mana input lebih penting daripada output

Contoh model iklim model ekonomi model kosmologi dan

lain-lain

5) Data Referensi atau Kanonik

Data Referensi atau kanonik adalah data statis atau koleksi

organik (peer-reviewed) Contohnya menggunakan data

urutan gen yang sudah tersedia struktur kimia data sensus

dan lain-lain

78

6) Data Derivasi atau Kompilasi

Data derivasi atau kompilasi adalah data reproduksi

Contoh kompilasi database yang sudah ada untuk memba-

ngun struktur 3D

Berkenaan dengan hal tersebut dibutuhkan supporting

data sebagai salah satu cara dan metode yang digunakan

dengan bertujuan untuk memberikan dukungan berbasis sistem

dan data kepada pihak lain agar dapat merealisasikan tujuan

bersama yang akan dicapai sehingga dapat lebih efektif dan

efisien

Dalam proses supporting data ini lebih berorientasi

kepada penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi

dalam menunjang kegiatannya sehingga dengan menggunakan

pemanfaatan teknologi informasi diharapkan dapat lebih

mudah untuk memberikan dukungan kepada unit atau pihak

lain dalam menjalankan operasionalnya sehingga dapat

menghasilkan output positif yang lebih efektif dan efisien serta

berorientasi pada proses pengambilan keputusan atau kebijakan

lainnya yang memang dibutuhkan oleh pihak perusahaan79

Dalam proses supporting data tersebut juga terdapat

Decision Support System (DSS) yaitu pemilihan beberapa

79 Efraim Aronson Jay Turban dan Liang Peng Ting Decision

Support System and Intelegent System (New Jersey Pearson Education Inc 2005) 21

79

tindakan alternatif yang ada untuk mencapai satu atau beberapa

tujuan yang akan ditetapkan Selain itu juga DSS ini

merupakan suatu sistem informasi yang berada di level

manajemen dari suatu organisasi yang mengkombinasikan data

dan model analisis yang canggih atau peralatan data analisis

untuk mendukung pengambilan keputusan yang semi

terstruktur dan tidak terstruktur DSS ini dirancang untuk

membantu dalam proses pengambilan keputusan organi-

sasional80

Tujuan dari DSS adalah untuk

1) Membantu manager membuata keputusan dalam meme-

cahkan masalah yang semi terstruktur

2) Mendukung penilaian manajer dalam upaya membuat

keputusan dan bukan mencoba untuk mengganti kebijakan

dan personilnya

3) Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan mager

agar dapat lebih efisien

Adapun jenis-jenis DSS menurut tingkat kerumitannya

dapat dibedakan sebagai berikut

1) Mengambil elemen-elemen informasi

2) Menganalisa semua data file yang berkaitan

80 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk

Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset2007) 13

80

3) Menyiapkan laporan dari berbagai file yang akan dijadikan

resume

4) Memperkirakan dan memprediksi akibat yang muncul dari

hasil keputusan yang akan diambil

5) Mengusulkan keputusan kepada pihak terkait

6) Membuat keputusan final dari kesepakatan yang diambil

Pemanfaatan dalam proses DSS ini harus dilalui melalui

beberapa tahap seperti proses perencanaan analisis pada saat

evaluasi dan pengambilan keputusan secara bertahap dan jika

proses nya semakin mendapat dukungan dari pengembangan

DSS ini maka akan semakin efektif hasil yang didapatkan dari

proses pengambilan keputusan ini

Kemudian dilihat dari berbagai proses manajemen proses

pengambilan keputusan saat ini telah banyak bergantung

kepada DSS yang telah dikembangkan dengan berbagai metode

yang lebih simple sehingga pihak manajemen akan lebih

mudah untuk menentukan arah dan kebijakan yang akan

diambil

Adapun dampak yang akan didapat dari penggunaan

proses DSS ini adalah sebagai berikut

1) Dapat menyelesaikan problem yang sangat kompleks

2) Sistem yang digunakan dapat berinteraksi dengan user

3) Lebih cepat proses yang dihasilkan dan hasil yang didapat

dari pengambilan keputusan ini dapat lebih optimal

81

4) Menghasilkan acuan dan ketentuan standar yang dapat

membantu untuk digunakan oleh manager yang kurang

berpengalaman sehingga pada permasalahan yang berulang

DSS dapat memberi keputusan yang lebih efektif

5) Fasilitas untuk mengambil data dapat memberikan kesem-

patan pada beberapa manager untuk dapat berkomunikasi

dengan baik

6) Meningkatkan produktivitas dan control dari manager

langsung

Dalam supporting data proses yang dilakukan dapat

berupa

1) Dukungan terhadap data itu sendiri dalam artian adanya

proses pengolahan data yang ada sehingga dapat meng-

hasilkan data yang valid dan akurat

2) Sistem yang ada dan dipergunakan untuk melakukan proses

pengolahan data serta membantu user dalam mendapatkan

report yang sesuai dengan yang diharapkan selain itu juga

dalam system itu terdapat software yang berbentuk aplikasi

dan database yang menunjang untuk proses pengolahan data

tersebut

3) Hardware adanya dukungan perangkat yang disediakan

guna menunjang secara infrastruktur agar proses yang

pengolahan data dan menciptakan report yang sesuai dan

82

simple sehingga memudahkan manajemen dalam mengakses

informasi yang dibutuhkan disamping membantu dalam

proses pengambilan keputusan

4) Link Komunikasi dalam proses supporting data adanya link

komunikasi sangat berperan dalam menghasilkan report

informasi maupun proses pengolahan data semakin

compatible dan memadai link komunikasi nya maka

semakin efektif dan efisien proses dan informasi yang

dihasilkan

5) Serta faktor pendukung lainnya yang dapat mempengaruhi

proses supporting data itu sendiri seperti kebijakan dan

regulasi yang ada

c Urgensi Sistem Informasi Manajemen Keuangan

Pentingnya dilakukan proses supporting data dewasa ini

di dunia perbankan dalam menunjang operasionalnya dikare-

nakan semakin kompleknya berbagai kebutuhan transaksional

jumlah ketentuan dan peraturan yang sudah ada di dalam

berbagai kebijakan perbankan dalam pengelolaannya selain

juga risiko yang cukup besar dan harus senantiasa dihadapi

tetapi disisi lain quality service yang merupakan komponen

dasar dalam pemasaran jasa serta inti dari penjualan suatu

produk yang dipasarkan dengan kinerja terhadap pelayanan

83

nasabah dan harus senantiasa terjaga dengan baik guna

menjaga stabilitas dan eksistensi perusahaan agar senantiasa

memiliki performance yang senantiasa optimal81

Salah satu proses yang kini banyak dilakukan dalam

supporting data adalah dengan menganalisis sebuah system

yang ada disertai dengan entitas pendukung lainnya biasanya

akan dilakukan terhadap beberapa aspek antara lain adalah

kinerja informasi ekonomi keamanan aplikasi efisiensi dan

pelayanan pelanggan Sedangkan salah satu proses analisis

yang digunakan dalam supporting data adalah dengan meng-

gunakan metode yang disebut dengan PIECES Analysis

(Performance Information Economy Control Eficiency and

Service)82

Analisis PIECES ini sangat penting untuk dilakukan

sebelum mengembangkan sebuah sistem informasi dan

bertujuan untuk memberikan dukungan terhadap unit-unit

lainnya dalam menunjang kegiatan operasionalnya karena

dalam analisis ini biasanya akan ditemukan beberapa masalah

utama maupun masalah yang bersifat gejala dari masalah

utama tersebut antara lain

81 A Parasuraman VA Zeithamel dan LL Berry A Conceptual Model of Service Quality and Its Implication for Future Reseach dalam Jurnal Ekonomi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Petra yang diakses tanggal 15 November 2017 4

82 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset2007) 19

84

1) Kinerja Sistem (Performance)

Analisis kinerja ditujukankan untuk mengetahui tingkat

kinerja dari sebuah sistem apakah kinerja dari sistem tersebut

telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau sudah

mencapai sasaran yang diinginkan Kinerja dari sebuah sistem

diukur berdasarkan jumlah produksi dan tanggap waktu

Jumlah produksi merupakan jumlah pekerjaan yang bisa

diselesaikan dalam jangka waktu tertentu Sedangkan tanggap

waktu adalah keterlambatan rata-rata antara suatu transaksi

dengan tanggapan yang diberikan kepada transaksi berikutnya

Dalam performance ini juga dapat dipengaruhi oleh jumlah

transaksi yang ada serta kinerja dari perangkat yang digunakan

2) Informasi (Information)

Sebuah sistem informasi yang baik akan menghasilkan

informasi akurat valid relevan dan tepat waktu Akurat berarti

informasi yang dihasilkan terbebas dari kesalahan dan tidak

menyesatkan Valid bahwa informasi yang dihasilkan sesuai

dengan data yang ada tanpa adanya manipulasi sedangkan

relevan berarti informasi tersebut memiliki nilai bagi penggu-

nanya dan tepat waktu berarti informasi harus ada ketika

dibutuhkan dan sangat mudah untuk user dalam mendapatkan

informasi tersebut Keempat kriteria tersebut merupakan syarat

dari sebuah informasi yang baik bagi sebuah perusahaan atau

organisasi yang akan dijadikan sebagai dasar dari pengambilan

keputusan (decision making)

85

3) Ekonomi (Economy)

Motif ekonomi mungkin merupakan salah satu pertim-

bangan dari alasan mengapa diperlukannya penggunaan dan

pengembangan sebuah sistem dalam menunjang proses

kegiatan suatu bisnis Harapan sebuah perusahaan atau orga-

nisasi terhadap sistem yang baru adalah dukungan terhadap

proses operasional dan manajerial perusahaan akan lebih

efisien Sehingga adanya pemborosan waktu dan alat-alat yang

dapat mengakibatkan pembengkakan biaya pada sistem

sebelumnya (sistem lama) dapat dikurangi dengan semaksimal

mungkin khususnya seperti biaya pengadaan kertas dan tinta

4) Pengendalian (Control)

Aktivitas sebuah perusahaan atau organisasi perlu men-

dapat perhatian dan kontrol yang terus menerus agar tidak

terjadi penurunan kinerja dibawah standar yang sudah ditetap-

kan Hal ini untuk mengurangi dan mencegah atau mendeteksi

kesalahan sistem menjaga keamanan data dan kecurangan

yang akan terjadi baik itu karena disebabkan oleh user itu

sendiri (human error) atau yang disebabkan oleh kerusakan

dari system itu sendiri Pengendalian dalam sebuah sistem

sangat diperlukan untuk mengurangi dan mencegah hal-hal

yang dapat merugikan perusahaan atau organisasi itu sendiri

Dengan adanya kontrol maka tugas atau kinerja yang menga-

86

lami kendala dapat diperbaiki disamping untuk memastikan

bahwa proses yang dijalankan telah sesuai dengan prosedur

yang telah ditetapkan

5) Efisiensi (Eficiency)

Efisiensi pada sebuah sistem informasi menyangkut hal

bagaimana menghasilkan output atau informasi sebaik

mungkin dengan input yang diberikan secara sederhana dan

mudah untuk dimengerti sehingga informasi yang dihasilkan

sesuai dengan kebutuhan bagi pihak-pihak yang memerlu-

kannya serta valid dari kualitas datanya Selain itu efisiensi

juga berkaitan dengan bagaimana sebuah sistem tidak mela-

kukan pemrosesan secara berlebih dan usaha yang dikeluarkan

untuk melakukan tugas-tugas yang tidak berlebihan namun

juga dalam kontek efisiensi juga tidak mengurangi nilai dan

kualitas hasil yang diberikan oleh sistem

6) Pelayanan (Service)

Untuk menilai kualitas fungsi output dari sebuah sistem

adalah salah satunya bisa dilihat dari segi pelayanannya Pada

sistem informasi perbankan peningkatan pelayanan terhadap

nasabah merupakan bagian dari tujuan utama diadakannya

pengembangan sistem dari sistem lama ke sistem yang baru

guna menghasilkan kualitas pelayanan yang maksimal Pada

sistem perbankan yang sebelumnya digunakan pelayanan dari

87

segi waktu terhadap nasabah terlihat masih kurang cepat dan

akurat sehingga dapat menjadi salah satu alasan untuk diada-

kannya pengembangan system agar dapat menghasilkan kinerja

pelayanan yang maksimal

d Instrumen Sistem Informasi Manajemen Keuangan

Dalam proses supporting data pelayanan manajemen

tidak hanya berbicara mengenai pengaturan kemampuan tetapi

juga tentang bagaimana melayani secara profesional baik dari

bahasa tubuh pengetahuan dan pengalaman serta kemampuan

mengoptimalisasi fungsi kerja diperusahaan dapat berjalan

dengan baik dan memberikan manfaat bagi user lainnya

Ada beberapa instrumen83 yang biasa digunakan dalam

melakukan proses supporting data dalam sistem informasi

manajemen keuangan menurut Pustaka Infrastruktur Teknologi

Informasi (Information Technology Infrastructure Library)

terdiri dari84

83 Alat yang dipakai untuk me-ngerjakan sesuatu (seperti alat yang

dipakai oleh pekerja teknik alat-alat kedokteran optik dan kimia) perkakas 2 sarana penelitian (berupa seperangkat tes dsb) untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan 3 alat-alat musik (seperti piano biola gitar suling trompet) 4 ki orang yg dipakai sbg alat (diperalat) orang lain (pihak lain) 5 dokumen resmi seperti akta surat obligasi Lihat dalam httpwwwartikatacomarti-330848-instrumenhtml diakses pada 15 November 2017

84 ITIL Service DesignRegistered Community Trade Mark of the office of Governance Commerce US2007 7

88

1) Pelayanan Strategi (Service Strategy)

Yaitu pihak unit terkait yang dalam penelitian hal ini

lebih konsern pada Unit Divisi Teknologi Informasi yang

memberikan dan mengarahkan strategi yang digunakan dalam

memberikan pelayanan (supporting) kepada unit yang membu-

tuhkan dukungan penggunakan teknologi informasi dalam

menunjang kegiatan unit bisnisnya sehingga dapat membe-

rikan output yang baik

2) Pelayanan Desain (Service Design)

Dalam hal ini pula model dan design yang akan diguna-

kan dalam memberikan suatu model atau bentuk system yang

akan dikembangkan atau dibangun harus disesuaikan dengan

kebutuhan yang ada sehingga dapat dimengerti oleh user dalam

mengoptimalkan segala sumber daya yang ada

3) Pelayan Operasi (Service Operation)

Selain model dan strategi arah operasional yang sedang

dijalankan juga hendaknya ditunjang dengan proses monitoring

yang senantiasa ada karena berfungsi sebagai pengawas dalam

menjalankan operasional agar senantiasa sejalan dengan rule

atau aturan yang ada disamping diberikan petunjuk teknis

dalam menjalan fungsi operasional tersebut sehingga mem-

berikan kenyamanan bagi pengguna (user) dalam menjalankan

aktivitasnya

89

4) Ketersediaan Data (Basis Data)

Adanya fasilitas penyimpanan data (database) yang besar

dan dapat menampung data semua kebutuhan user dalam

menjalankan transaksi operasional bisnisnya disamping

memberikan keamanan terhadap data-data transaksi yang ada

5) Perangkat Keras (Hardware)

Adanya perangkat infrastruktur yang memiliki kualitas

memadai dan berbasis teknologi informasi sehingga dapat

menunjang berbagai kegiatan bisnis yang dilakukan serta

memudahkan bagi user dalam memberikan pelayanan kepada

nasabah agar lebih efektif dan efisien

6) Aplikasi Perangkat Lunak (Software)

Adanya ketersediaan aplikasi yang mudah digunakan

(user friendly) sehingga disamping memudahkan user dalam

mengoperasikan aplikasi system yang ada juga menambah

performance bagi perusahaan karena telah menggunakan alat

bantu (tools) berbasis teknologi masa kini yang dapat

menunjang kegiatan bisnis di masa yang akan datang dan

senantiasa update terhadap perkembangan teknologi

7) Jaringan Komunikasi (Link Communication)

Ketersediaan Link komunikasi dengan kualitas baik

dalam menunjang laju transaksi bisnis tidak dapat dipungkiri

karena pada masa era digitalisasi dan globalisasi saat ini

90

jaringan komunikasi yang baik sangat diutamakan dan menjadi

komponen penting dalam dunia digitalisasi yang menunjang

kegiatan bisnis berbasis teknologi

8) Sumber Daya Insani (People)

Adanya operator atau personil yang mengerti dalam

menjalankan aktivitas system yang digunakan produktivitas

personil sangat ditentukan oleh teknologi yang disediakan bagi

personil itu sendiri dalam melaksanakan tugasnyakekinian dan

kecanggihan teknologi yang disediakan bagi karyawan sangat

ditentukan oleh persaingan dan tuntunan konsumen (client)

sehingga sumber daya insani yang memiliki keunggulan dan

kompetitif dapat menjadi asset yang paling berharga bagi

perusahaan85

Kemudian kualitas supporting data dalam industri

layanan khususnya dalam perbankan harus disajikan dalam

bentuk proses penyajian yang optimal dan semenarik namun

simple karena hal tersebut sangat kontras akan keterkaitan

dengan kepuasan yang akan dirasakan oleh client (nasabah)

Menurut Tjiptono dalam Sunyoto86 kualitas mutu dalam jasa

pelayanan merupakan ldquosuatu penyajian produk atau jasa sesuai

85 GM Bounds amp Pace Human Resources Management For Competency Capability In Stahl M amp GM Bounds (Eds) Competing Globally Trough Customer Values (New York Quarum Book 1991)

86 Danang Sunyoto Konsep Dasar Riset Pemasaran dalam Perilaku Konsumen (Yogyakarta CAPS - Center for Academic Publishing Service 2012) 236

91

ukuran yang berlaku di tempat produk tersebut diadakan dan

penyampaiannya setidaknya sama dengan yang diinginkan dan

diharapkan oleh konsumen (client)

Dalam dimensi penentu kualitas supporting data tersebut

menurut Pasuraman dalam Lupiyoadi87 tidak ada bedanya

dengan dimensi pelayanan yang lainnya dan dinyatakan antara

lain

1) Keandalan (Reability)

Kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan yang

sesuai dengan apa yang telah dijanjikan secara akurat dan

terpercaya Dalam artian semua proses supporting data yang

dilakukan harus sesuai dan memiliki nilai validitas yang

tinggi sehingga akurasi data yang diberikan dalam proses

supporting data ini akan benar-benar valid Selain itu juga

sistem harus teruji dari sisi keamanannya sehingga dapat

mengantisipasi dari serangan pengguna yang tidak memiliki

kepentingan

2) Ketanggapan (Responsiveness)

Suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pela-

yanan yang cepat (responsive) dan tepat kepada user

(pengguna) dengan penyampaian informasi yang jelas

Dalam kontek ini layanan yang diberikan harus responsive

87 Rambat Lupiyoadi dan A Hamdani Manajemen Pemasaran Jasa

Cetakan Keempat (Jakarta Salemba Eempat 2008) 182

92

dalam menerima request problem yang ada dan menjelaskan

situasional kronologis serta problem solving yang diberikan

harus dalam bahasa dan informasi yang mudah dimengerti

oleh user sehingga memudahkan bagi user dalam meng-

implementasikan aplikasi tersebut

3) Jaminan (Assurance)

Pengetahuan sopan santun dan kemampuan para pegawai

perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya kepada para

client dan user akan keberadaannya di perusahaan dalam

memberikan layanan yang optimal sehingga memberikan

kepercayaan bagi client untuk menggunakan jasa pelayanan

yang diberikan oleh perusahaan

4) Empati (Empathy)

Yakni memberikan perhatian yang tulus dan bersifat indi-

vidual atau pribadi kepada pihak user sehingga diharapkan

akan dapat terjalin komunikasi dan hubungan emosional

yang baik dengan komunikasi yang non formal diharapkan

dapat lebih memberikan arti pelayanan yang sesungguhnya

sehingga kedekatan emosional dapat di bina dengan baik

dalam konteks personal dan perusahaan sehingga memu-

dahkan dalam berkomunikasi antara kedua belah pihak

5) Bukti Fisik (Tangible)

Kemampuan yang ada pada perusahaan dalam menunjukan

akan keberadaan dan eksistensinya kepada pihak luar

93

sehingga akan menambah rasa percaya diri bagi para

pegawai selain itu juga bagi pihak client akan menum-

buhkan rasa kepercayaan yang besar dan diharapkan dalam

menjalin kerjasama yang baik dalam menjalan tramsaksi

bisnisnya selain itu juga dapat menumbuhkan ketaatan

pada regulator ats kebijakan yang berlaku

Manfaat yang dapat dirasakan baik oleh user dalam

menerima jasa layanan yang diberikan adalah adanya kepuasan

secara emosional serta kenyamanan dalam beraktivitas tanpa

merasa takut dalam melakukan kesalahan Pemanfaatan tekno-

logi informasi dalam suatu organisasi atau perusahaan juga

berkaitan dengan keunggulan kompetitif untuk meningkatkan

kualitas informasi keuangan

Selain itu aspek pengawasan kinerja organisasi atau

perusahaan yang menggunakan perangkat teknologi informasi

baik sebagai alat bantu maupun strategi yang tangguh untuk

mengintegrasikandan mengolah data dengan cepat dan akurat

serta untuk penciptaan produk layanan baru sebagai daya saing

untuk menghadapi kompetisi88

Selain itu implementasi atau pemanfaatan teknologi

informasi memiliki dampak positif yang secara umum adalah

88 Albarda 2006 Strategi Implementasi Pemanfaatan Teknologi

Informasi untuk Tata Kelola Organisasi (wwwrespitorygunadarmaacid 8000Strategi_implementasi_ISIT_untuk tata kelola_organisasi_133pdf ) diakses pada 15 November 2017

94

terjadi efisiensi waktu dan biaya yang secara jangka panjang

akan memberikan keuntungan ekonomis yang sangat tinggi

Oleh karena itu pengoperasian secara optimal juga harus

diperhatikan agar semua perangkat teknologi informasi itu

bersifat multi fungsi sehingga dalam pengembangan selan-

jutnya diupayakan terjadi integrasi perangkat yang dapat

dioptimalkan dalam upaya menghadapi persaingan bisnis

global yang semakin ketat bersaing di masa yang akan datang

Pemanfaatan teknologi informasi akan melibatkan semua

karyawan dalam organisasi yang dioperasikan secara rutin oleh

staf administrasi dan bagian teknologi informasi Karenanya

dibutuhkan para karyawan dengan kualifikasi tertentu baik

bagian teknologi informasi maupun bagian lain perlu dilibatkan

selain untuk memberikan masukan juga untuk mempersiapkan

karyawan dalam menghadapi perubahan Di sisi lain diperlu-

kan pula kesadaran personal lainnya tehadap manfaat sistem

bagi dirinya dan kemudahan penggunaannya secara bertahap

akan memberikan motivasi untuk menigkatkan kemampuan

mereka

Satu hal yang tidak dapat dipungkiri di sini adalah bahwa

dengan adanya proses supporting data ini diharapakan untuk

level manajemen dapat memberikan kemudahan dalam

pengambilan keputusan dalam menunjang proses bisnis yang

95

menjadi tujuan utama perusahaan sehingga diharapkan bisnis

akan berjalan dengan baik

Berdasarkan uraian tersebut dapat peneliti rumuskan

bahwa dengan adanya proses supporting data ini diharapkan

dapat memberikan nilai lebih bagi setiap individu dalam

memaksimalkan potensi yang ada dalam dirinya baik dengan

bantuan dan pemanfaatan teknologi atau pun hanya dengan jasa

pelayanan yang diberikan dimana inti dari hal tersebut adalah

agar memberikan nilai lebih bagi pihak lain

96

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Implementasi Prinsip-Prinsip Akad dan Sistem Infor-

masi Manajemen Keuangan dalam Praktik Jasa

Keuangan di Bank Syariah

Implementasi prinsip-prinsip akad dalam praktik jasa

keuangan hendaknya mengacu kepada aspek-aspek kemasla-

hatan dan kemafsadatan dalam kegiatan ekonomi dengan

memperhatikan amal perbuatan manusia sejauhmana dapat

diketahui menurut akal fikiran (rasio) dan bimbingan wahyu

(nash)

Selain itu etika ekonomi dipandang sama dengan akhlak

karena keduanya sama-sama membahas tentang kebaikan dan

keburukan pada tingkah laku manusia Sedangkan tujuan etika

Islam menurut kerangka berfikir filsafat adalah memperoleh

suatu kesamaan ide bagi seluruh manusia di setiap waktu dan

tempat tentang ukuran tingkah laku baik dan buruk sejauhmana

dapat dicapai dan diketahui menurut akal fikiran manusia89

Namun untuk mencapai tujuan tersebut etika ekonomi

Islam mengalami kesulitan karena pandangan masing-masing

golongan di dunia ini berbeda-beda perihal standar normatif

89 Taqiyuddin An-Nabhani Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Perpspektif Islam (Jakarta Risalah Gusti 1996) 52

97

baik dan buruk Masing-masing mempunyai ukuran dan

kriteria yang berbeda-beda pula

Sebagai cabang dari filsafat ajaran etika bertitik tolak

dari akal fikiran dan tidak dari ajaran agama Sedangkan dalam

Islam ilmu akhlak dapat difahami sebagai pengetahuan yang

mengajarkan tentang kebaikan dan keburukan berdasarkan

ajaran Islam yang bersumber kepada akal dan wahyu Atas

dasar itu maka etika ekonomi yang dikehendaki dalam Islam

adalah perilaku sosial-ekonomi yang sesuai dengan ketentuan

wahyu serta fitrah dan akal pikiran manusia yang lurus

Prinsip akad syariah dan sistem informasi keuangan

dapat diimplementasikan adalah prinsip-prinsip dan azas-azas

muamalah kini dijadikan sebagai prinsip operasional dalam

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik keuangan

syariah di bank syari‟ah bank dinatara prinsip-prinsip tersebut

1 Mudharabah

Sebelum membahas lebih lanjut tentang implementasi

prinsip akad dalam praktek jasa keuangan di lembaga keu-

angan Syari‟ah terlebih dahulu akan lebih jelas apabila

dideskripsikan terlebih dahulu tentang hakikat dari mudha-

rabah itu sendiri Keabsahan mudharabah ini ditetapkan

dalam al-Qur‟an al-Sunnah ijma‟ dan qiyas90

90 Wahbah al-Zuhaily Al-Fiqh al-Islami wa Adilatuh (Beirut Dar

al-bdquoIlm 1984) 837

98

Menurut Wahbah al-Zuhaily (1984 IV836-837) bahwa

yang dimaksud dengan mudharabah adalah pemilik (malik)

menyerahkan harta kepada pekerja (bdquoamil) untuk berniaga pada

harta itu dengan keuntungan diserikatkan di antara keduanya

atas perhitungan tertentu sedangkan bila rugi maka kerugian

itu ditanggung sepenuhnya oleh pemilik harta

Berdasarkan pengertian ini dapat dipahami bahwa dalam

mudharabah ada enam unsur (rukun) yang harus terpenuhi

yakni prinsip rab al-mal (pemilik harta atau modal) bdquoamil

(pekerja atau pengusaha) mal (harta atau modal) bdquoamal (jenis

usaha atau pekerjaan yang dilakukan oleh bdquoamil) dan

pembagian keuntungan

Sebagai contoh aplikasi prinsip mudharabah ini diguna-

kan sebagai salah satu prinsip operasional di bank syariah

Secara operasional prinsip mudharabah di bank syariah dapat

diartikan sebagai perjanjian kesepakatan bersama antara

pemilik modal dan pengusaha dengan ketentuan pihak pemilik

modal menyediakan dana dan pihak pengusaha memutar modal

dengan dasar bagi hasil keuntungan Dalam prinsip ini kedua

belah pihak sama-sama menanggung resiko sesuai dengan

kerugian dan keuntungannya91

91 Yadi Janwari Lembaga-Lembaga Perekonomian Syari‟ah

(Bandung Pustaka Mulia dan Fakultas Syari‟ah IAIN Sunan Gunung Djati 2000) 18-19

99

Prinsip mudharabah ini secara aplikatif diwujudkan

dalam bentuk produk perbankan Produk perbankan yang

menggunakan prinsip mudharabah antara lain Tabungan

Mudharabah Deposito Mudharabah dan Pembiayaan Mudha-

rabah Tabungan Mudharabah adalah dana yang disimpan

nasabah yang akan dikelola bank untuk memperoleh keun-

tungan dengan sistem bagi hasil sesuai dengan kesepakatan

bersama

Dana yang disimpan melalui produk tersebut bisa diambil

sewaktu-waktu oleh nasabah penyimpan Secara teknis variabel

besarnya simpanan diperhitungkan menurut saldo rata-rata Dengan

kata lain tingkat fluktuasi dana tabungan juga ikut menentukan

besar kecilnya laba dan rugi (profit and loss sharing) yang

diperoleh kedua pihak

2 Musyarakah

Musyarakah ini dalam literatur fikih sering disebut pula

dengan syirkah Syirkah secara bahasa berarti ikhtilath atau

khalath (campuran) Sedangkan secara istilah menurut

Wahbah al-Zuhaily berarti seseorang mencampur hartanya

dengan yang lain di mana keduanya tidak bercerai satu sama

lain92 Pengertian ini hampir senada dengan pengertian Sayyid

Sabiq bahwa syirkah adalah prinsip antara dua orang yang

berserikat pada modal dan keuntungan93

92 Wahbah al-Zuhaily op cit 792 93 Sayyid Sabiq Fiqh al-Sunnah (Beirut Dar al-Fikr 1984) 294

100

Dari pengertian itu dapat dipahami bahwa di dalam

prinsip syirkah terdapat beberapa unsur yang harus ada di

antaranya yaitu dua orang yang berserikat (syarikayn) modal

yang diserikatkan (ra‟s al-mal) pekerjaan (bdquoamal) dan keun-

tungan (ribh) Keempat komponen tersebut ada dalam frame

rukun syirkah

Kemudian bagaimana mengimplementasikan syirkah

atau musyarakah ini dalam lembaga ekonomi syari‟ah kontem-

porer Seperti halnya prinsip mudharabah hampir semua

lembaga ekonomi dan keuangan syari‟ah kontemporer meng-

gunakan prinsip musyarakah sebagai salah satu prinsip opera-

sionalnya Salah satunya di bank Islam prinsip musyarakah ini

digunakan sebagai prinsip operasional dengan pengertian

perjanjian kesepakatan bersama antara beberapa pemilik modal

untuk menyertakan modal sahamnya pada satu proyek yang

biasanya berjangka waktu panjang94

Secara riil prinsip musyarakah ini hanya diaplikasikan

dalam produk pengerahan dana masyarakat yakni dalam produk

Pembiayaan Musyarakah sejenis bisnis kerjasama (join venture)

Pembiayaan Musyarakah ini berarti pembiayaan sebagian dari

modal usaha yang mana pihak bank dapat dilibatkan dalam

proses manajemennya Sedangkan pembagian keutnungan dalam

94 Yadi Janwari loc cit 19

101

bentuk Pembiayaan Musyarakah ini ditentukan dalam perjanjian

sesuai dengan proporsi masing-masing pihak yakni antara bank

dan nasabah penerima pembiayaan95

3 Murabahah

Murabahah secara bahasa berasal dari lafazh ribh yang

berarti ziyadah (tambahan)96 Sedangkan pengertian mura-

bahah secara istilah telah banyak didefinisikan oleh para

fuqaha Misalnya Hanafiyah mengartikan murabahah dengan

menjual sesuatu yang dimiliki senilai harga barang itu dengan

tambahan ongkos Senada dengan pengertian ini dikemukakan

pula oleh Malikiyah yang mengartikan murabahah dengan

menjual barang sesuai harga pembelian yang disertai dengan

tambahan keuntungan yang diketahui oleh pihak penjual dan

pembeli97

Prinsip murabahah ini diaplikasi di beberapa lembaga

keuangan Syari‟ah sebagai salah satu prinsip atau produk

dalam usaha penyaluran dana kepada masyarakat Di Bank

Islam murabahah ini dipahami sebagai mekanisme operasional

penjualan suatu barang dengan harga pokok ditambah keun-

tungan (mark up) yang disetujui secata bersama antara pihak

bank sebagai penjual dengan nasabah sebagai pembeli yang

95 Ibid 23 96 Al -Yusu‟i op cit 244 97 Abd al-Rahman al-Juzayri loc cit 258

102

pembayarannya dilakukan secara berangsur (kredit) Lebih

tepatnya prinsip murabahah ini di Bank Islam yang dikede-

pankan adalah produk Pembiayaan Murabahah dalam bentuk

leasing syariah

Sebagai lembaga keuangan Syari‟ah non-perbankan

ternyata Baitul Mal wa Tamwil (BMT) pun menggunakan

murabahah sebagai salah satu prinsip dan produknya Makna

dan mekanisme murabahah di BMT tampaknya tidak berbeda

dengan makna dan mekanisme pelaksanaan Bank Islam

4 Wadirsquoah

Wadi‟ah dapat diartikan sesuatu yang diletakan pada

selain pemiliknya agar dipelihara atau dijaga98 Wadi‟ah ini

merupakan nama yang berlawanan antara memberikan harta

untuk dipelihara dengan penerimaan yang merupakan mashdar

dari awda‟a (bdquoida`) yang berarti titipan dan membebaskan

barang yang dititipkan99

Sedangkan pengertian wadi‟ah secara istilah para fuqaha

berbeda dalam redaksi definisi Walaupun begitu makna

substantif dari definisi yang dikemukakan fuqaha itu tidak jauh

berbeda atau bahkan sama Madzhab Hanafi mengartikan

98 Luis Ma‟luf al-Yusu‟i Al-Munjid ficirc al-Lughah wa al-A‟lam

(Beirut Dar al-Masyriq 1988) 893 99 Abd al-Rahman al-Juzayri Kitab al-Fiqh bdquoala al-Madzahib al-

Arba‟ah (Beirut Dar al-Fikr 1996) 210 dan Wahbah al-Zuhaily Al-Fiqh al-Islami wa Adilatuh (Beirut Dar al-Fikr 1983) 37

103

wadi‟ah dengan penguasaan kepada pihak lain untuk menjaga

hartanya baik secara sahrih maupun secara dalalahal

Salah satu bentuk aplikasi wadi‟ah di bank Islam adalah

perjanjian simpan pinjam atau penitipan barang berharga antara

pihak yang mempunyai barang (nasabah) dan pihak yang diberi

kepercayaan (bank)100 Mekanisme operasional wadi‟ah ini

teraplikasi pula di Baitul Mal wa Tamwil (BMT) dalam bentuk

simpanan tanpa keuntungan tetapi dana yang disimpan dapat

diambil kapan saja oleh nasabah

Aplikasi wadi‟ah ini lebih kentara lagi pada prinsip

operasional dan produk Unit Simpan Pinjam Syari‟ah (USPS) Pada lembaga keuangan Syari‟ah ini wadi‟ah ini dijadikan

sebagai prinsip operasional dan produk unggulan Hal ini

seiring dengan tujuan pendiriannya yakni menghimpun dana

masyarakat melalui intermediasi

5 Qardh

Qardh berarti harta yang diberikan muqaridh (pemberi

pinjaman) kepada muqtaridh (penerima pinjaman) untuk

dikembalikan semisalnya sesuai ukurannya101 Dengan kata

lain qardh ini berarti pinjam meminjam barang (dalam penger-

tian luas termasuk mata uang) yang harus dikembalikan sesuai

nilai dari barang yang dipinjam itu

100 Yadi Janwari loc cit 18 101 Sayyid Sabiq op cit 182

104

Dewasa ini prinsip qardh telah diaplikasikan pada

beberapa lembaga keuangan syari‟ah khususnya di Bank Islam

dan Baitul Mal wa Tamwil (BMT) Implementasi prinsip

qardh di kedua lembaga keuangan syari‟ah tersebut memiliki

pemaknaan yang hampir sama Bahkan dengan menggunakan

istilah operasional yang sama pula yakni al-qardh al-hasan

yang berbentuk pinjaman lunak tanpa agunan Ini sebagaimana

dipakai oleh Muh Hassan (peraih hadiah Nobel) yang mene-

rapkan kredit tanpa agunan di Grameen Bank Bangladesh

Di Indonesia operasional prinsip al-qardh al-hasan pada

Bank Islam dan BMT itu mengandung arti bahwa bank atau

BMT memberikan pinjaman lunak kepada nasabah yang

membutuhkan dana khususnya untuk kebutuhan-kebutuhan

yang sifatnya konsumtif Prinsip ini sama dengan pinjaman

lunak di lembaga keuangan keuangan konvensional

6 Rahn

Rahn secara bahasa berarti gadai Sedangkan secara

istilah menurut ulama Jumhur sebagaimana dikutip Sayyid

Sacircbiq rahn berarti suatu akad pinjam-meminjam dengan

menggadaikan suatu harta sebagai barang jaminan dalam

jumlah taksiran tertentu di mana pihak penggadai dapat

menebus barang itu kembali sesuai dengan waktu yang telah

disepakati

105

Saat ini prinsip rahn telah diaplikasikan pada beberapa

lembaga keuangan syari‟ah khususnya di Bank Islam dan

Pegadaian Syari‟ah Implementasi prinsip rahn di kedua

lembaga keuangan syari‟ah dilakukan dalam bentuk produk

gadai barang yang dilakukan secara syari‟ah Sebagai contoh

aplikasi prinsip rahn di Bank Syari‟ah dan Perum Pegadaian

Syari‟ah diaplikasikan dalam bentuk pinjaman dana dalam

jumlah tertentu kepada masyarakat yang membutuhkan

sebagai harga taksiran atas barang atau harta berharga yang

digadaikan Misalnya gadai emas di Bank Jabar syari‟ah

Sebagai ilustrasi perbedaan dan persamaan aplikasi

prinsip akad syariah dalam praktik jasa keuangan di bank

syari‟ah ditampilkan sebagai berikut

No Jenis Akad Bentuk Akad

Manfaat dan Resiko

Penjelasan

1 Mudharabah - Simpanan

- Pinjaman

- Flesksibel

- Ditanggung Bersama

- Ada jaminan

- Ada biaya jasa

Modal hanya dapat diambil pemilik pada waktu yang telah ditentukan

2 Musyarakah - Simpanan

- Pinjaman

- Flesksibel

- Ditanggung Bersama

- Ada jaminan

- Ada biaya jasa

Modal hanya dapat diambil pemilik pada waktu yang telah ditentukan

106

3 Murabahah - Sewa Beli - Jual Beli Kredit

- Pembayaran angsuran - Resiko Ditanggung Bersama - Ada jaminan

Pembeli dapat mengambil manfaat atas barang yang dibeli sampai lunas masa cicilan

4 Wadi‟ah - Simpanan

- Tidak ada bagi hasil - Ditanggung Bersama - Ada biaya jasa

Modal dapat diambil kapan saja oleh pemilik sesuai keinginan

5 Qard - Pinjaman

- Pembayaran angsuran - Resiko Ditanggung Bersama - Jumlah pinjaman umumnya terbatas - Ada biaya jasa

Debitur mengembalikan hutangnya dalam jangka waktu yang disepakati tanpa harus dibebani oleh kewajiban menyediakan barang jaminan (borg)

6 Rahn - Pinjaman - Resiko ditanggung perusahaan - Ada jaminan - Ada biaya jasa

Barang jaminan hanya dapat diambil setelah pemilik mengembalikan uang pinjaman

Sementara itu untuk kepentingan pelayanan yang efektif

dan efisien kepada para pengguna maka digunakan sistem

informasi manajemen keuangan Hal tersebut diperlukan untuk

memudahkan pengguna dalam memanfaatkan setiap pelayanan

jasa keuangan dari bank syariah

107

Berkenaan dengan hal di atas ada yang disebut dengan

unsur-unsur sistem informasi manajemen keuangan dalam

praktik keuangan syariah Unsur-unsur yang terkandung dalam

sistem informasi manajemen keuangan dapat dibedakan antara

konvensional dan syariah Adapun perbedaan unsur tersebut

dapat dibedakan pada tabel sebagai berikut102

Unsur Penilaian Sistem Infor-masi Manajemen Keuangan Konvensional

Unsur Penilaian Sistem Informasi Manajemen Keuangan Syariah

Laporan Posisi Keuangan (neraca) Laporan Posisi Keuangan (neraca)

Laporan Laba Rugi Laporan Laba Rugi

Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas

Laporan perubahan Ekuitas Laporan perubahan Ekuitas

Catatan Laporan Keuangan 1 Laporan Sumber dan Penggunaan dana Zakat

2 Laporan Sumber dan Penggunaan dana Kebajikan

3 Laporan khusus yang mencerminkan kegiatan entitas syariah

4 Catatan Laporan Keuangan

Uraian

1) Laporan Neraca merupakan laporan yang menunjukan posisi

keuangan perusahaan pada saat atau periode waktu tertentu

2) Laporan LabaRugi merupakan kondisi laporan yang

menunjukan hasil dari kegiatan perusahaan pada suatu

periode tertentu

102 Wiroso Akuntansi Transaksi Syariah (Jakarta Ikatan Akuntansi

Indonesia 2010) 34

108

3) Laporan Arus Kas merupakan bagian dari laporan keuangan

suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode

akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar

uang (kas) perusahaan103

4) Laporan perubahan ekuitas adalah laporan keuangan yang

menunjukan perubahan ekuitas selama satu periode

5) Catatan Laporan Keuangan adalah catatan tambahan dan

informasi yang ditambahkan ke akhir laporan keuangan

untuk memberikan tambahan informasi kepada pembaca

dengan informasi lebih lanjut Catatan laporan keuangan ini

membantu menjelaskan perhitungan item tertentu dalam

laporan keuangan serta memberikan penilaian yang lebih

konfrehensif dari kondisi keuangan perusahaan104

6) Laporan dan sumber penggunaan zakat merupakan entitas

syariah yang menyajikan laporan sumber dan penggunaan

dana zakat sebagai komponen utama laporan keuangannya

dimana laporan yang disajikan adalah dana zakat yang

berasal dari wajib zakat dan penggunaan dari dana zakat itu

sendiri105

103 Lihat artikel dalam httpidwikipediaorgwikiLaporan_arus_kas

diakses pada 15 November 2017 104 Ikatan Akuntan Indonesia Standar Akuntansi Keuangan Syariah

2013) 1011 105 Wiroso Akuntansi Transaksi Syariah (Jakarta Ikatan Akuntansi

Indonesia 2010) 66

109

7) Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan meru-

pakan entitas syariah yang menyajikan laporan sumber dan

penggunaan dana kebajikan sebagai komponen utamanya

dari mana sumber dana kebajikan itu berasal dari peneri-

maannya seperti Infak Sedekah Denda dll

8) Laporan yang mencerminkan kegiatan entitas syariah meru-

pakan laporan keuangan yang komponennya mencerminkan

antara lain kegiatan komersial sosial serta kegiatan dan

tanggung jawab khusus entitas syariah106

Adapun laporan khusus yang mencerminkan kegiatan

khusus entitas syariah dimaksud adalah

1) Pada bank syariah dikenal dengan Laporan Perubahan Dana

Investasi Terikat

2) Pada Asuransi syariah dikenal laporan surplus (defisit)

underwriting dana tabarru dan laporan perubahan dana

tabarru

Laporan ini juga merupakan unsur dari laporan keuangan

entitas syariah yang tidak dapat dipisahkan dengan unsur

laporan keuangan lainnya Entitas syariah tertentu memiliki

karakteristik khusus yang tidak dapat disamakan dengan entitas

syariah lain maka dari itu perlu dibuat laporan yang sesuai

dengan karakteristik kegiatan usaha yang dilakukan107

106 Rizal yahya dkk Akuntansi perbankan syariah (Jakarta Salemba

empat 2009) 80 107 Wiroso Akuntansi Transaksi Syariah (Jakarta Ikatan Akuntansi

Indonesia 2010) 42

110

Dengan demikian implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah dapat dilakukan dilakukan pada beragam bentuk

dan produk keuangan Selain itu hal tersebut juga hendaknya

mengacu kepada aspek-aspek kemaslahatan dan kemafsadatan

dalam setiap kegiatan ekonomi dengan mengimplementasikan

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah misalnya

saja dalam laporan keuangan yang terpublikasikan dalam

website bank syariah

B Hambatan-hambatan Implementasi Prinsip-Prinsip

Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan

dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

Sebagai institusi keuangan modern bank syariah tidak

terlepas dari berbagai kelemahan dan kesalahan Salah satunya

adalah kehati-hatian Para nasabah selalu memperhatikan peru-

bahan ekonomi membuat berbagai analisis dan perhitungan

serta mengambil keputusan untuk menggunakan produk jasa

keuangan bank syariah Aktivitas inilah yang membuat

perkembangan bank syariah terus tumbuh tetapi hal tersebut

tidak selalu menguntungkan terutama ketika menimbulkan

depresi yang luar biasa

111

Lembaga keuangan syariah juga mengalami kendala atau

hambatan dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan syariah Menurut hemat peneliti kesulitan paling

utama adalah terletak pada proses pengambilan keputusan dan

bukan pada implementasinya

Oleh karena itu untuk menjelaskan hambatan-hambatan

yang dihadapi dalam implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan syariah peneliti mengutip teori perubahan hukum

dari Lawrence Meir Friedman Setelah era reformasi kekuatan

kelompok status quo cenderung masih mendominasi sistem

politik dan kekuasaan yang sedang berjalan

Keterpurukan hukum di Indonesia sejak masa Orde Baru

hingga sekarang meliputi tiga unsur sistem hukum dan seka-

ligus menjadi hambatan dalam implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

jasa keuangan syariah Lawrence Meir Friedman menjelaskan

sekurang-kurangnya ada 3 (tiga) faktor yang menghambatnya

yaitu struktur (structure) substansi (substance) dan kultur

hukum (legal culture)108

108 Lihat Ahmad Ali Keterpurukan Hukum Di Indonesia (Jakarta

Ghalia Indonesia 2002) 7

112

1 Struktur

Makna yang dimaksud dengan struktur dalam sistem

hukum Indonesia adalah institusi-institusi penegakan hukum

seperti Kepolisian Kejaksaan dan Pengadilan serta hierarki

peradilan dari yang terendah (Pengadilan Negeri Pengadilan

Agama dan lain-lain) hingga yang tertinggi (Mahkamah

Agung) begitu juga aparat penegak hukum yang bekerja pada

institusi-institusi penegakan hukum tersebut Namun yang

menjadi struktur yang dimaksud di sini ada tarik ulur politik

antara Pemerintah dan DPR dalam merumuskan kebijakan bagi

implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi mana-

jemen dalam praktik jasa keuangan di bank syari‟ah

Masalah utama yang terjadi berkenaan dengan struktur

ini adalah belum adanya kemandirian yudisial yang menjamin

resistensi institusi-institusi penegakan hukum terhadap inter-

vensi pihak lain serta rendahnya kualitas moralitas dan

integritas personal aparat penegak hukum sehingga hukum

tidak dapat bekerja secara sistemik dan proporsional sebagai

satu kesatuan dengan pengakuan hak asasi manusia Masalah

yang sama juga terjadi dalam hal menjabarkan kebijakan

pemerintah bagi implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem

informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di bank

syari‟ah

113

2 Substansi

Substansi yang dimaksud di sini adalah aturan norma

dan perilaku nyata manusia yang ada dalam sistem itu atau

produk produk yang dihasilkannya berupa keputusan keputusan

yang mereka keluarkan dan mencakup pula hukum yang hidup

(living law) dan bukan hanya aturan aturan yang ada dalam

kitab undang undang (law books) Dalam konteks ini diperlu-

kan kontribusi pemerintah wakil rakyat dan masyarakat untuk

merumuskan kebijakan implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah dan sekaligus amanat konstitusi dan peraturan

perundang-undangan

Namun demikian yang menjadi masalah dari substansi ini

adalah kuatnya pengaruh positivisme dalam tatanan hukum di

Indonesia yang memandang hukum sebagai sesuatu yang

muncul dari otoritas yang berdaulat ke dalam bentuk undang

undang dan mengabaikan sama sekali hukum di luar itu serta

memandang bahwa prosedur hukum sebagai segala-galanya

dalam penegakan hukum tanpa melihat apakah hal tersebut

dapat mewujudkan keadilan dan kebenaran Oleh karena itu

apabila untuk memuat norma-norma hukum ekonomi syari‟ah

pada tingkat implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem

informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di bank

114

syari‟ah melalui kebijakan amandemen peraturan perundang-

undangan

3 Kultur Hukum

Kultur hukum yaitu suasana pikiran dan kekuatan sosial

yang menentukan bagaimana hukum itu digunakan dihindari

dan disalahgunakan Kultur hukum juga merupakan suatu

ekspresi dari tingkat kesadaran hukum masyarakat yang belum

kondusif bagi bekerjanya sistem hukum berikut pula semua

perangkat peradilan dan penegakan hukum secara proporsional

dan berkeadilan109

Mengacu kepada tiga unsur di atas implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen dalam praktik

jasa keuangan di bank syari‟ah ternyata banyak terhambat

dalam pengambilan keputusan Sehingga menjadi wajar apabila

implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi mana-

jemen dalam praktik jasa keuangan di bank syari‟ah belum

sepenuhnya dipraktikan dalam sistem keuangan di Indonesia

109 Ki Sarina Mangunpranoto sebagaimana dikutip oleh Budi Heru

Susanto berpendapat mengenai kultur hukum dalam konteks budaya jawa bahwa budaya manusia itu terwujud karena perkembangan lingkungan serta norma-norma hidupnya Norma hidup ini terwujud dalam bentuk alam pikiran manusia alam budi tata susila dan seni atau dengan istilah lain budaya manusia sebagai kreasi hidup adalah sesuatu yang kompleks ide gagasan-gagasan nilai-nilai norma-norma peraturan dan sebagainya Budiono Herususanto Simbolisme dalam Budaya Jawa (Yogyakarta PT Hanindita Ghahawidia 2000) h 6-7

115

padahal mayoritas penduduk di Indonesia menganut agama

Islam dan menghendaki penerapan prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah

Untuk mengatasi ketiga kendala atau hambatan di atas

penting bagi peneliti untuk menelaah dilihat dari pendekatan

filsafat hukum Islam bahwa implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan

di bank syari‟ah perlu mempertimbangkan tiga pendekatan

yaitu konstitusional institusional dan kultural110 Ketiganya

dapat diuraikan sebagai berikut

1 Pendekatan Konstitusional

Pendekatan konstitusional transformasi norma-norma

hukum Islam ke dalam peraturan dan perundang-undangan

nasional merupakan produk interaksi antar elite politik (politisi

penegak hukum tokoh masyarakat pakar hukum dan praktisi

hukum) dengan elite kekuasaan (the rulling elite) yakni kala-

ngan politisi dan pejabat negara Sebagai contoh diundang-

kannya UU Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama

dan UU Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan merupakan

110 Teuku Mohammad Radhie ldquoPolitik dan Pembaharuan Hukumrdquo

dalam Prisma No6 tahun II (Jakarta LP3ES 1973) hlm 4 M Yahya Harahap ldquoInformasi Materi Kompilasi Hukum Islam Memposisikan Abetraksi Hukum Islamrdquo dalam Mimbar Hukum No5 Tahun II (Jakarta Al-Hikmah dan Ditbinbapera Islam 1992) hlm 17-21

116

peranan elite Islam cukup dominan di dalam melakukan

pendekatan dengan kalangan elite di tingkat legislatif sehingga

UU Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama dan UU

Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan tersebut dapat

dikodifikasikan111

Adapun prosedur pengambilan keputusan politik di

tingkat legislatif dan eksekutif dalam hal legislasi hukum Islam

(legal drafting) hendaknya mengacu kepada politik hukum

yang dianut oleh badan kekuasaan negara secara kolektif

Suatu undang-undang dapat ditetapkan sebagai suatu peraturan

tertulis yang dikodifikasikan apabila telah melalui proses

politik pada badan kekuasaan negara yaitu legislatif dan

eksekutif serta memenuhi semua persyaratan dan rancangan

perundang-undangan yang layak Misalnya ketika disahkannya

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Anggaran dan

Pendapatan Belanja Negara Tahun 2015

Pendekatan konstitusional legislasi hukum sebagaimana

dikemukakan A Hamid S Attamimi bahwa pemerintah dan

DPR memegang kekuasaan di dalam pembentukan undang-

undang Disebutkan dalam pasal 5 ayat (1) UUD 1945 bahwa

ldquoPresiden memegang kekuasaan membentuk undang-undang

111 Amak FZ Proses Undang-Undang Perkawinan (Bandung al-

Ma‟arif 1976) hlm 35-48

117

dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyatrdquo Sedangkan

dalam penjelasan mengenai pasal 5 ayat (1) UUD 1945 dinya-

takan bahwa ldquokecuali executive power Presiden bersama-

sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat menjalankan legis-

lative power dalam negarardquo112

Berdasarkan pandangan di atas DPR dapat memberi

persetujuan kepada tiap-tiap rancangan undang-undang yang

diajukan oleh pemerintah Hal ini senada dengan penjelasan

pasal 20 ayat (1) UUD 1945 kendati DPR tidak harus selalu

meyatakan setujua terhadap semua rancangan undang-undang

dari pemerintah Keberadaan DPR sesungguhnya harus mem-

berikan suatu consent atau kesepakatan dalam arti menerima

atau menolak Rancangan Undang-Undang (RUU)

Peluang norma-norma hukum Islam untuk dimuat ke

dalam konstitusi sangat terbuka ketika terdapat tuntutan realitas

sosial dan politik yang menghen-daki terwujudnya cita-cita

supremasi hukum Islam (the enforcement of Islamic law)

terjaminnya hak asasi setiap orang serta terjaminnya stabilitas

politik suatu negara Maka konstitusi yang dibuat hendaknya

merupakan norma dasar (groundnorm) yang ditujukan untuk

112 A Hamid S Attamimi ldquoPeranan Keputusan Presiden Republik

Indonesia dalam Penyelenggaraan Pemerintah Negara Suatu Analisis Mengenai Keputusan Presiden yang Berfungsi Pengaturan dalam Kurun Waktu Pelita I-Pelita IVrdquo Disertasi Doktor Universitas Indonesia (Jakarta UI 1990) hlm 120-135

118

menghindarkan berbagai bentuk penyelewengan berlaku untuk

semua pihak dan sekaligus menjadi pedoman hukum untuk

memperoleh hak-hak hukum masyarakat serta kewajiban

mentaati hukum dalam penyelenggaraan negara113

2 Pendekatan Institusional

Selain pendekatan konstitusional transformasi norma-

norma hukum Islam ke dalam sistem hukum Indonesia juga

dapat dilakukan melalui pendekatan institusional Pendekatan

institusional merupakan suatu proses penjabaran norma-norma

hukum yang ada dalam bentuk produk peraturan dan

perundang-undangan menjadi pranata-pranata hukum Islam

Secara sederhananya pendekatan semacam ini dilakukan

dengan cara membentuk institusi-institusi baik pemerintah

maupun masyarakat yang akan memperkuat penegakan hukum

Islam di masyarakat Maka salah satu cara yang dipandang

paling efektif untuk menegakan hukum Islam adalah merepre-

sentasikan tanggungjawab negara dengan membentuk pranata

hukum Islam

Seperti telah peneliti jelaskan pada bab-bab sebelumnya

institusionalisasi hukum Islam dapat difahami dalam dua

pengertian pertama ia merupakan suatu upaya untuk men-

113 Muhammad Husein Na`ini ldquoIslam dan Pemerintahan

Konstitusionalrdquo dalam John L Esposito dan John L Donohue Islam dan Pembaharuan (terj) (Jakarta PT Raja Grafindo 1994) hlm 537-538

119

transformasikan ide-ide dan gagasan-gagasan bagi pemben-

tukan suatu pranata hukum Islam kedua ia merupakan proses

aktualisasi ide-ide atau gagasan-gagasan menjadi institusi atau

pranata hukum Islam termasuk pula kedudukan tugas dan

fungsinya dalam proses penegakan hukum Islam itu sendiri

Kedua pola pemahaman tersebut dapat dijabarkan dalam

konteks politik hukum Islam baik dari sudut pandang ideal

normatif dan realitas

Dalam sudut pandang ideal makna institusionalisasi

hukum Islam mencerminkan mata rantai sejarah pemikiran

hukum Islam dalam studi ilmu hukum yang dimulai dari

pemikiran tentang sumber-sumber prinsip-prinsip asas-asas

dan metode hingga pada tingkat pembentukan peraturan dan

perundang-undangan hukum Islam

Maksud dari institusionalisasi hukum Islam di sini adalah

menyusun berbagai regulasi (peraturan dan undang-undangan)

yang memadai di bidang hukum Islam mulai dari meng-

garansinya ke dalam konstitusi negara hingga membentuk

peraturan turunannya hingga dijabarkan menjadi institusi atau

pranata hukum Islam Hal ini sebagaimana telah dijelaskan

peneliti pada bagian pendekatan konstitusional

Jika dikaitkan dengan implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan

di bank syari‟ah hukum ekonomi Islam sangat akomodatif

120

dalam menyikapi segala perubahan sosial politik dan hukum

masyarakat Hasbi Ash-Shiddiqiey misalnya telah mengatakan

bahwa hukum Islam pada sudut keberlakuannya bersifat

progressif dan dinamis Selain itu berlakunya hukum Islam

harus ditekankan pada aspek-aspek kemaslahatan yang bersifat

umum dan tidak hanya menyangkut kepentingan golongan

Islam semata114

Oleh karena itu di samping hukum Adat dan hukum

Eropa memberikan pengaruh besar dalam arah perkembangan

hukum ekonomi Islam sistem hukum ini telah memberikan

warna tersendiri dalam kontritusi dan ketatanegaraan serta

menjadi nilai-nilai dan norma-norma yang menyatu dengan

tradisi dan politik hukum di Indoensia

Konsep hukum ekonomi Islam yang didasarkan pada

nilai-nilai etika dan moral akan lebih memberi tempat bagi

setiap orang untuk mencapai tujuan hidupnya sesuai dengan

nilai-nilai kebebasan dalam politik hukum itu sendiri Terutama

dalam realitas sosial yang secara kuantitatif mayoritas ber-

penduduk muslim sangat memungkinkan hukum ekonomi

Islam bersinergi memberikan warna di dalam konstitusi

Indonesia

114 Hasbie As-Shiddiqiey Dinamika dan Elastisitas Hukum Islam

(Jakarta Tintamas 1975) hlm 27

121

Sebagai negara yang mayoritas berpenduduk muslim

tentu ajaran-ajaran Islam yang terkandung dalam syari‟at tegas

sekali mengatur pelaksanaan kedua tugas di atas di mana ia

membedakan sistem tirani yang lebih bersifat ekslusif dan

menjalankan pemerintahan serta hukumnya secara sewenang-

wenang dengan sistem pemerintahan konstitusional yang lebih

inklusif menjalankan pemerintahan dan hukum yang dibatasi

oleh suatu prasyarat terjaminnya hak-hak dan kewajiban setiap

anggota masyarakat dalam suatu negara

3 Pendekatan Kultural

Hukum Islam dipandang memiliki masa depan dan akan

besar peranannya dalam masyarakat dan komunitas Islam

karena peran fundamentalnya dalam sosialisasi anak-anak

penghormatan terhadap pranata-pranata dan hubungan-hubu-

ngan sosial serta pembentukan dan pengembangan nilai-nilai

dasar tersebut semua itu diterjemahkan ke dalam perundang-

undangan umum serta kebijakan publik melalui proses politik

yang demokratis

Namun demikian hukum Islam juga tidak akan memiliki

masa depan sebagai sebuah sistem normatif bila dibuat dan

diselenggarakan begitu saja oleh negara sebagai hukum publik

dan kebijakan publik Klaim bisa saja dibuat untuk mengatakan

bahwa suatu kebijakan atau hukum adalah syariah tapi klaim

122

itu akan selalu salah karena hal itu tidak lebih dari sebuah

usaha menggunakan kesucian Islam untuk kepentingan politik

elit penguasa

Seperti tergambarkan pada dataran realitas sosial budaya

dan politik transformasi hukum ekonomi Islam ke dalam

konstitusi dan peraturan perundang-undangan di Indonesia

hendaknya juga mempertimbangkan tradisi sosial budaya

politik hukum dan ekonomi dalam masyarakat Agar penga-

kuan terhadap hukum Islam itu memiliki daya ikat yang kuat

maka hukum Islam hendaknya menjadi bagian dari tradisi dan

budaya dalam masyarakat dan salah satu cara yang dapat

digunakan dalam kondisi Indonesia saat ini adalah pendekatan

kultural

Pendekatan kultural ini dapat dilakukan dengan mening-

katkan pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk meme-

nuhi menegakan dan melindungi hak-hak dan kewajiban

setiap individu sebagai warga negara Terlebih lagi dengan

corak dan keragaman budaya budaya bangsa Indonesia yang

menganut BHINEKA TUNGGAL IKA tentu akan lebih mene-

rima perbedaan sebagai satu kesatuan yang utuh Hal demikian

juga telah sejalan dengan prinsip universal hukum ekonomi

Islam bahwa perbedaan pendapat adalah hikmah (al-ikhtilaf

al-hikmah)

123

Selanjutnya apabila dikaitkan dengan mekanisme pela-

yanan di bank syariah implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah erat kaitannya dengan karakteristik yang khusus

dan melekat dalam sistem informasi manajemen keuangan

dalam praktik jasa keuangan syariah itu sendiri Beberapa

kendala yang sering sering ditemui mencakup atas beberapa

aspek berikut

1) Dapat Dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam

laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat

dipahami oleh pemakai atau user terutama bagi pemegang

keputusan bisnis perusahaan maksudnya yaitu bahwa pemakai

diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang

aktivitas ekonomi dan bisnis akuntansi serta kemauan untuk

mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar namun

demikian informasi kompleks yang seharusnya dimasukan

dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas

dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit

untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu

2) Relevan

Agar bermanfaat bagi publik informasi harus relevan

untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengam-

124

bilan keputusan Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat

mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu

mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu masa kini dan masa

depan menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi dimasa

lalu untuk mendapatkan hasil yang lebih baik di masa yang

akan datang

Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan dimasa

lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi

posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal-hal lain yang

langsung menarik perhatian pemakai seperti pembayaran

deviden dan upah pergerakan harga sekuritas dan kemampuan

entitas syariah untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh

tempo

3) Dapat Dibandingkan

Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan

antar periode masa lalu masa sekarang dan masa yang akan

datang untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi

dan kinerja keuangan Selain itu user juga harus dapat mem-

bandingkan laporan keuangan antar entitas syariah untuk

mengevaluasi posisi keuangan kinerja serta perubahan posisi

keuangan secara relatif

Oleh karena itu pengukuran dan penyajian dampak

keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus

125

dilakukan secara konsisten untuk entitas syariah tersebut antar

periode entitas syariah yang sama untuk entitas syariah yang

berbeda maupun dengan entitas lainnya

4) Penyajian yang Wajar

Laporan keuangan sering dianggap menggambarkan

pandangan yang wajar dari penyajian yang wajar posisi

keuangan kinerja keuangan dan perubahan posisi keuangan

suatu entitas syariah Meskipun kerangka dasar ini tidak

menangani secara langsung konsep tersebut penerapan karak-

teristik kualitatif pokok dan standar umumnya dipahami

sebagai suatu pandangan yang wajar dari penyajian yang wajar

dan satu poin yang penting dalam kontek penyajian yang wajar

adalah tidak adanya proses manipulasi data yang dilakukan

oleh perusahan yang mencerminkan pada integritas perusahaan

itu sendiri

5) Pengakuan Unsur Keuangan

Merupakan pembentukan suatu pos yang memenuhi

definisi unsur serta kriteria pengakuan yang dikemukakan

dalam neraca atau laba rugi115 Pengakuan dilakukan dengan

menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalam

jumlah uang dan mencantumkannya kedalam neraca atau

115 Wiroso Akuntansi Transaksi Syariah (Jakarta Ikatan Akuntansi

Indonesia 2010) 44-48

126

laporan laba rugi dan dapat dilaporkan pada periode waktu

tertentu untuk diketahui oleh pihak yang berkepentingan atas

laporan tersebut selain untuk mengetahui perkembangan laba

rugi perusahaan pada suatu periode tertentu

Oleh karena itu secara normatif implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen dalam praktik

jasa keuangan di bank syari‟ah hendaknya dilandasi juga oleh

dua asas pertama negara tersebut harus disusun dan dibentuk

melalui sebuah konstitusi yang bebas dari segala macam

campur tangan dan pemaksaan kehendak ia harus disusun

lengkap dengan mengemukakan hak-hak dan kewajiban serta

hubungan timbal-balik antar berbagai lapisan dalam masya-

rakat itu sendiri kedua harus terdapat kepercayaan penuh

terhadap unsur pedoman perhitungan dan tanggung jawab

yang sempurna serta adanya kepercayaan yang penuh terhadap

semua yang berkepentingan sesuai kesepakatan

Dengan demikian peneliti dapat merumuskan bahwa

kendala normatif dalam implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah mencakup atas struktur substansi dan kultur

Sedangkan kendala lainnya adalah secara internal mencakup

manajemen informasi yang dilakukan di bank syariah itu

sendiri dan secara eksternal adalah perilaku nasabah

127

C Solusi dan Strategi Pengembangan Prinsip-Prinsip Akad

dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam

Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

Sistem hukum ekonomi syari‟ah merupakan sistem

hukum yang dibangun berdasarkan prinsip-prinsip asas-asas

serta nilai-nilai etika dan moralitas keagamamaan yang ber-

sumber kepada al-Qur‟an al-Sunnah dan Ijtihad Selama

berabad-abad para pemikir hukum Islam telah melakukan

berbagai pengkajian dan penelitian terhadap prinsip-prinsip

dasar sistem hukum ekonomi syari‟ah dari sumbernya agar

dapat dijabarkan dalam kehidupan Sebab sistem hukum

ekonomi syari‟ah lebih dari sekedar ilmu yang dapat dipelajari

tetapi juga dapat dijabarkan dalam supra-struktur dan infra-

struktur hukum ekonomi berdasarkan prinsip keadilan persa-

maan kebebasan tolong-menolong toleransi dan sebagai-

nya116

Dalam perkembangan ekonomi modern sistem hukum

ekonomi syari‟ah telah berkembang pesat seiring dengan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi Sistem hukum ini

dapat diimplementasikan dalam pembentukan instrumen

116 Soroso Imam Zadjuli Kodifikasi Variabel-variabel Dalam

Penelitian Ekonomi Islam makalah dalam ldquoSeminar dan Lokakarya Kurikulum dan Silabus Ekonomi Islamrdquo untuk Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Oktober 1997 hlm 6

128

peraturan perundang-undangan dan pranata-paranata ekonomi

syari‟ah baik bank maupun non-bank Falsafah dasar nilai-nilai

dasar hukum ekonomi syari‟ah menjadi pijakan bagi imple-

mentasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen

dalam praktik jasa keuangan di bank syari‟ah Di saat yang

sama UU Perbankan menjadi regulasi dalam pembangunan

ekonomi syariah di mana masyarakat atau negara tidak dapat

mengabaikan kepentingan untuk menjaga stabilitas ekonomi

negara dan meningkatkan kesejahteraan rakyat

Meskipun ekonomi syari‟ah di Indonesia baru berkem-

bang pesat pada tahun 1992 yang ditandai dengan keberadaan

lembaga perbankan syari‟ah namun bank syari‟ah tersebut

menjadi lembaga keuangan alternatif untuk menghindarkan

masyarakat dari praktek pembungaan uang (riba‟) ketidak-

jelasan (gharar) dan judi (maisyir)

Setelah dikeluarkannya UU Perbankan Nomor 7 Tahun

1992 Jo UU Nomor 10 Tahun 1998 Jo UU Nomor 21 Tahun

2008 eksistensi lembaga keuangan dan perbankan syari‟ah di

Indonesia semakin berkembang terutama karena adanya

komitmen yang kuat untuk menerapkan prinsip bagi hasil

(profit and loss sharing) Sebagai contoh amandemen pasal 6

point m UU Nomor 10 Tahun 1998 menyebutkan bahwa

lembaga keuangan konvesional dapat menyelenggarakan unit

129

pelayanan perbankan syari‟ah yang menggunakan prinsip bagi

hasil (profit and loss sharing) dengan dual banking system

Dalam perkembangan berikutnya dilihat dari segi

praktiknya kegiatan usaha perbankan syari‟ah mengacu kepada

kedua peraturan perundang-undangan perbankan turut

mendorong didirikannya lembaga keuangan syari‟ah lainnya

beoperasi seperti Baitul Mal Wattamwil (BMT) Unit Simpan

Pinjam Syari‟ah (USPS) Pegadaian Syari‟ah Asuransi

Syari‟ah dan sebagainya Keberadaan lembaga-lembaga keua-

ngan syari‟ah tersebut terbukti cukup kokoh menghadapi

terpaan krisis ekonomi dan moneter yang berlangsung sejak

akhir tahun 1997

Kemudian jika dilihat dari segi akuntabilitas dan ketaha-

nannya lembaga keuangan syari‟ah tampaknya lebih tahan dari

krisis dibandingkan dengan lembaga keuangan konvensional

yang sangat rentan dengan pengaruh ekonomi global Sebagai

fakta pada pertengahan tahun 1998 pemerintah melakukan

likuidasi terhadap beberapa lembaga perbankan konvensional

dianggap tidak memiliki rasio kecukupan modal untuk terus

beroperasi Sedangkan lembaga-lembaga perbankan syari‟ah

masih tetap kokoh berdiri dan beroperasi sesuai dengan visi

dan misi yang dimilikinya serta berperan penting dalam

memulihkan stabilitas ekonomi nasional

130

Para pemikir dan praktisi ekonomi syari‟ah di Indonesia

terus berupaya merumuskan kembali falsafah dasar nilai-nilai

hukum ekonomi syari‟ah untuk membuat rumusan baru bagi

pembentukan platform bagi implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan

di bank syari‟ah Akan tetapi platform tersebut terkait dengan

beberapa faktor determinan yang mempengaruhinya dalam

proses pencapaian tujuan pembangunan ekonomi

Berkenaan dengan hal tersebut ada beberapa solusi yang

dapat dilakukan untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen dalam praktik jasa

keuangan di bank syari‟ah antara lain117

1 Sumber Modal (Investible Resources)

Setiap proses pembangunan membutuhkan modal yang

cukup besar sehingga diperlukan mencari sumber-sumber

modal yang digali dari potensi-potensi ekonomi yang

dimiliki Kelayakan modal tidak hanya menjadi kebutuhan

negara-negara maju tetapi juga khususnya negara-negara

yang sedang berkembang di mana Indonesia termasuk ke

dalam kategori negara berkembang tersebut Proses pemba-

ngunan yang berjalan sekarang ini tidak serta merta hanya

mengandalkan semua potensi ekonomi dalam negeri berupa

117 Ibid hlm 6-12

131

pemanfaatan sumber daya alam atau sejenisnya tetapi juga

bergantung kepada kerja sama di bidang ekonomi dengan

negara lain

Secara mikro pembangunan sistem ekonomi Islam di Indo-

nesia dalam bentuk pendirian lembaga-lembaga keuangan

syari‟ah masih relatif mengandalkan potensi modal dalam

negeri (capital domestik) di mana pihak swasta lebih

banyak berperan menanamkan investasi di dalam struktur

dan manajemen lembaga keuangan syari‟ah Hal ini dapat

dilihat pada pendirian sejumlah lembaga keuangan syariah

yang dari segi modal termasuk kebijakan pengelolaannya

dilakukan oleh pihak swasta Kendati pun pemerintah telah

memberikan payung hukum yang kuat tetapi dari segi

kebijakan publik pemerintah masih mengutamakan pemba-

ngunan atas infra-struktur perbankan konvensional

Sedangkan dalam kerangka makro tingkat partisipasi eko-

nomi di pasar global dalam pembangunan ekonomi di

Indonesia juga belum memberi perhatian besar bagi pemba-

ngunan ekonomi Islam Ini jauh berbeda kika dibandingkan

dengan partisipasi kalangan investor asing dalam berinves-

tasi di lembaga keuangan konvensional baik bank maupun

non-bank Bisa jadi ini disebabkan oleh prospektus lembaga

keuangan syari‟ah belum mampu menjadi instrumen pokok

132

pembangunan ekonomi yang banyak dimanfaatkan oleh

masyarakat118

Namun demikian tingkat ketahanan dan stabilitas ekonomi

lembaga keuangan syari‟ah yang mampu bertahan dari

terpaan krisis ekonomi dan moneter telah menarik perhatian

kalangan investor asing untuk membantu percepatan pendi-

rian lembaga-lembaga keuangan syari‟ah di Indonesia

Pinjaman hutang dari luar negeri menjadi pendukung bagi

kelayakan modal yang dikelola oleh lembaga-lembaga

keuangan syari‟ah Pada gilirannya penyusunan UU APBN

berbasis hukum ekonomi syari‟ah mutlak diperlukan dalam

rangka mendorong terjadinya kenaikan angka rasio tingkat

partisipasi masyarakat dalam kegiatan ekonomi karena

adanya dukungan modal usaha

2 Sumber Daya Manusia (Human Resources)

Manusia merupakan subyek (development agent) yang

berperan penting dalam proses pembangunan Sumber daya

manusia (SDM) yang cakap dan mampu jelas diperlukan

untuk mengelola berbagai kegiatan ekonomi secara profe-

sional sebab SDM yang berkualitas merupakan komponen

118 Suroso Imam Zadjuli Kelembagaan Ekonomi Islam Dalam

Perspektif Islam Kajian Kritis Terhadap Kelembagaan Konvensional makalah dalam ldquoSeminar dan Lokakarya Kurikulum dan Silabus Ekonomi Islamrdquo untuk Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Juni 2003 hlm 9-10

133

penting dalam melakukan percepatan pemba-ngunan eko-

nomi SDM dapat menjadi ldquopenggerakrdquo untuk membuat

model perencanaan pengelolaan pengawasan dan penilaian

terhadap berbagai bentuk kegiatan ekonomi menggali dan

memanfaatkan potensi alam mengelola dana membangun

organisasi sosial ekonomi politik dan budaya dalam satu

wadah ldquopembangunanrdquo

Oleh karena itu peningkatan kuantitas dan kualitas SDM

harus dilakukan secara simultan dan organis dengan proses

pembangunan yang sedang berjalan dan hendak dicapai ke

depan Peningkatan kualitas SDM tersebut terkait dengan

dua aspek Pertama keahlian dan profesionalisme (profe-

ssional quality) dan Kedua kualitas moral yang baik

(moral quality) Professional quality mengacu kepada kua-

litas kemampuan keahlian dan etos kerja untuk melakukan

semua tugas dan kewajiban dalam kegiatan ekonomi secara

proporsional Dalam hukum ekonomi syari‟ah professional

quality yang dikehendaki adalah adanya keseimbangan

dalam melakukan tugas sesuai dengan hak dan kewajiban119

Sedangkan moral quality merupakan dimensi moral yang

mengacu kepada etika bisnis Islam yang sesuai dengan

prinsip-prinsip ekonomi dalam al-Qur‟an dan Sunnah

119 Lihat QS 51 2180 amp 188 1690 dan 597

134

Seseorang tidak dibenarkan melakukan kegiatan ekonomi

yang bertentangan dengan nilai-nilai dasar ekonomi yang

dibenarkan menurut hukum syari‟at sebab syari‟at meng-

hendaki keadilan bukan hanya dari segi ekonomi tetapi juga

dari segi hukum120 Pada gilirannya kualitas SDM dibutuh-

kan dalam penyusunan UU APBN berbasis hukum ekonomi

syari‟ah untuk mendukung pembangunan ekonomi hendak-

nya memiliki kemampuan (skill) dan moral yang baik

3 Mental Wirausaha (Entrepreneurship)

Wirausaha (enterpreneurship) merupakan sikap mental yang

hendaknya dimiliki oleh setiap individu untuk membangun

perekonomian bangsa Joseph Schumpeter telah menjelas-

kan bahwa pembangunan ekonomi sangat bergantung

kepada adanya dinamika partisipasi masyarakat untuk

berwirausaha dan mampu melakukan inovasi dalam ber-

bagai kegiatan ekonomi Sebagai agama yang dinamis

Islam telah mengajarkan kepada manusia untuk melakukan

kegiatan wirausaha sebagai salah satu cara untuk mening-

katkan taraf hidup dan kesejahteraan ekonomi masyarakat

Wirausaha (enterpreneurship) dilihat bukan hanya sebagai

ilmu ekonomi (economyc knowledge) tetapi juga meru-

pakan keahlian (business skill) untuk melakukan berbagai

120 Lihat QS 831-3 1690 597 934-35 dan 6141

135

jenis inovasi dalam berbisnis Wirausaha dapat mendorong

bagi terciptanya produk-produk usaha dan jasa yang baru

metode usaha baru penemuan sumber usaha baru peluang

usaha dan peluang kerja yang baru serta pembetukan

organisasi bisnis yang baru pula Sebagai contoh keber-

hasilan pembangunan ekonomi Jepang antara lain didukung

oleh 2 kalangan wirausaha menengah dan 20 wira-

usahawan kecil Jika ini diterapkan dalam proses pemba-

ngunan ekonomi Indonesia maka wirausaha dapat menjadi

instrumen bagi pembangunan ekonomi yang berwawasan

syari‟ah121

Namun demikian perhatian pemerintah Indonesia dalam

pengembangan sektor usaha kecil dan menengah relatif

masih minim Hal ini dapat dilihat dari tingginya tingkat

kesulitas kalangan usaha kecil dan menengah dalam

mempe-roleh modal kredit bantuan usaha dalam kegiatan

bisnis mereka Padahal percepatan proses pembangunan

ekonomi Indonesia tidak akan terwujud jika tidak memprio-

ritaskan kegiatan sektor riil yang pada umumnya dilakukan

oleh kalangan usaha kecil dan menengah Perhatian terhadap

kalangan usaha kecil dan menengah yang dilakukan oleh

lembaga-lembaga keuangan syari‟ah dewasa ini perlu

121 Buchari Alma Kewirausahaan (Bandung Alfabeta 2000) 4-5

136

mendapatkan perhatian dari Pemerintah dan DPR yang

salah satunya pembinaan terhadap kalangan usaha kecil dan

menengah (UKM) yang dimasukan dalam penyusunan UU

APBN berbasis hukum ekonomi syari‟ah

4 Perangkat Teknologi (Technology)

Di samping ketiga faktor di atas teknologi juga merupakan

faktor yang paling determinan dalam mempercepat proses

pembangunan ekonomi Teknologi juga dapat menjadi

perangkat utama yang mendukung pelaksanaan kegiatan

usaha yang cepat tepat efektif dan efisien Dewasa ini

teknologi merupakan perangkat pokok yang menunjang

pelayanan produk dan jasa yang diberikan oleh lembaga-

lembga keuangan syariah karena masyarakat lebih meng-

hendaki kemudahan dan keserbapraktisan memperoleh pela-

yanan yang didukung dengan sarana penunjang yang

memadai122

Dalam sudut pandang hukum ekonomi syari‟ah peman-

faatan perangkat tekonologi informasi bagi manusia sangat

penting untuk melakukan berbagai inovasi bisnis melaku-

kan eksplorasi atas apa-apa yang terdapat pada alam bagi

kebaikan manusia dan sekaligus memberikan proteksi atau

perlindungan atas berbagai penggunaan alat teknologi yang

122 Muhammad opcit 11-12

137

bukan pada tempatnya123 Jika demikian berarti proses alih

teknologi dari negara maju ke negara berkembang dapat

dilihat sebagai bagian dari upaya untuk mempercepat

pertumbuhan ekonomi termasuk teknologi informasi yang

belakangan ini menjamur dalam berbagai kegiatan usaha

dan perbankan dengan sistem on-line

Keempat faktor tersebut merupakan kunci pokok yang

memrlukan perhatian semua pihak bukan hanya unsur masya-

rakat dan kalangan pengusaha swasta nasional tetapi juga

pihak pemerintah yang mampu membuat kebijakan positif bagi

upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional Oleh

karena itu saat ini keberadaan UU Perbankan Syariah masih

dipandang sebagai salah satu instrumen hukum perbankan

untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional Pemerintah

hendaknya memberi keleluasaan bagi pengembangan ekonomi

syari‟ah di segala sektor perekonomian Dengan kata lain tidak

hanya mengeluarkan kebijakan dalam sektor perbankan tetapi

juga sektor kegiatan usaha riil lainnya baik mikro maupun

makro

Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah untuk

mengoptimalkan peran bank syariah dalam pembangunan

ekonomi jelas diperlukan menerapkan standar sistem infor-

123 Lihat QS 4513 36 71 dan 2279

138

masi manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan

syariah Hal ini sangat penting dilakukan agar bank syariah

memiliki daya saing dengan bank konvensional

Sebagai contoh pada saat melakukan proses standarisasi

penilaian kinerja keuangan di bank syariah terlebih dahulu

dilakukan proses analisa dari laporan keuangan di mana dalam

analisa tersebut terdapat informasi yang menggambarkan

laporan keuangan secara rinci Analisa laporan keuangan

merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengevaluasi

posisi keuangan serta hasil kegiatan usaha suatu perusahaan

dimasa lalu dan dimasa sekarang Sesuai dengan standard

akuntansi syariah dalam analisa keuangan ini harus mudah

dimengerti dan inovatif serta bersifat actual dan up date

dengan kondisi riil yang terjadi

Sekurang-kurangnya ada 4 (empat) metode yang dapat

digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan

selama ini antara lain124

1) Metode Rasio Keuangan merupakan alat yang digunakan

untuk menilai kinerja perusahaan yang menekankan operasi

keuangan yaitu

a) Likuiditas Ratio adalah mengukur kemampuan perusa-

haan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau

124 Abdul Halim Mahmud Analisis Laporan keuanganYogyakarta

cetakan Pertama UPP STIE YKPN2003419

139

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

keuangannya pada saat ditagih

b) Leverage Ratio adalah mengukur sejauh mana kemam-

puan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka

panjangnya

c) Probabilitas Ratio adalah mengukur seberapa kemam-

puan perusahaan menghasilkan laba (Profitabilitas)

d) Activity Ratio adalah mengukur sejauh mana efektivitas

penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset

2) Metode Economic Value Added (EVA) digunakan dalam

menilai kinerja perusahaan yang memfokuskan pada

penerapan nilai dan hanya bisa menilai proses dalam

periode 1 tahun dengan kata lain EVA merupakan pengu-

kuran pendapatan sisa (residul income) yang mengurangkan

biaya modal terhadap laba operasi125

3) Metode Balanced Scorecard (BSC) merupakan alat untuk

mengukur kinerja perusahaan dengan cara menyeimbangkan

faktor-faktor keuangan dan non keuangan dari suatu

perusahaan Mempertimbangkan 4 aspek atau prospektif

yakni prospektif keuangan pelanggan proses bisnis internal

dan proses belajar serta berkembang126

125 David S Young and Stephen O‟Byrne EVA and Value Based

Management A Practical Guide to Implementation diterjemahkan oleh Lusy Widjaya (Jakarta Salemba Empat 2001)

126 Robert Kaplan and David Norton Balance Scorecard httpjurnal-sdmblogspotcom diakses tanggal 6 Februari 2015

140

4) Metode Radar merupakan alat untuk menilai kinerja pada

perusahaan yang merupakan modifikasi atau penyem-

purnaan dari metode-metode sebelumnya Rasio Radar

mengelompokkan rasionya menjadi lima kelompok besar

yaitu Rasio Profitabilitas Produktifitas Utilitas Aktiva

Stabilitas dan Rasio Pertumbuhan

Dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan analisis

rasio keuangan merupakan metode analisis keuangan yang

paling banyak digunakan di Indonesia Hasil analisis rasio

keuangan ini dinyatakan dalam suatu rasio yaitu suatu besaran

yang merupakan perbandingan antara nilai suatu rekening

tertentu dalam laporan keuangan dengan nilai rekening yang

lainnya

Kemudian dalam penerapannya analisis rasio keuangan

tersebut tampaknya memiliki beberapa kelemahan sehingga

model analisis ini dikembangkan lebih lanjut menjadi analisis

rasio keuangan yang dimodifikasi untuk memberikan analisis

rasio keuangan klasik dengan variasi yang lain Misalnya

dengan cara membandingkan antar rekening yang ada dalam

laporan keuangan dalam periode waktu yang sama atau

membandingkan antara suatu rekening yang sama dengan

periode waktu yang berbeda Dengan cara seperti ini keung-

gulan dari analisis rasio dapat dilihat berdasarkan besarnya

141

persentase suatu rekening tertentu dengan rekening lainnya

atau melihat perkembangan suatu rekening antar waktu127

Dimensi kriteria penilaian kinerja keuangan dapat dilihat

melalui beberapa dimensi antara lain

1) Kegunaan fungsional (functional utility) bersifat krusial

karena hasil penilaian kinerja keuangan dapat digunakan

untuk melakukan review bagi perusahaan atas aktivitas yang

telah dijalankan dalam periode tertentu maka hasil penilaian

kinerja keuangan tersebut data yang ada harus valid relevan

dan berguna sehingga dapat diterima oleh pihak manajemen

sebagai pihak pengambil keputusan (decission maker)

2) Keabsahan (validity) dapat mengukur apa yang sebenarnya

hendak diukur dari penilaian kinerja keuangan tersebut

sehingga keabsahan dari data hasil kinerja keuangan

tersebut dapat dipertanggung jawabkan baik kepada

shareholder maupun kepada stakeholder

3) Bersifat empiris bukan berdasarkan perasaan semata di

mana informasi kinerja keuangan ini harus betul-betul riil

dan dapat di jelaskan secara konkrit serta dapat dipertang-

gungjawabkan secara hukum akuntansi dan hukum lain

yang berlaku dan membidanginya

127 Warsono Manajemen Keuangan Perusahaan Jilid I Edisi Kedua

Cetakan pertama (Malang UMM Press 2002) 23

142

4) Sensitivitas kerja kriteria ini menunjukan hasil yang relevan

saja yakni kinerja keuangan dan bukan hal-hal lain yang

tidak berhubungan kalau pun ada hanya bersifat pendukung

informasi primer

5) Kelayakan hukum yakni kriteria itu harus sesuai dengan

aturan yang berlaku dimana informasi kinerja laporan

keuangan ini harus betul-betul berada dalam ketentuan

hukum yang membidangi informasi keuangan

Kemudian manfaat yang dirasakan dengan adanya

informasi kinerja keuangan ini adalah untuk memberikan

laporan atau informasi yang berguna untuk pengambilan

keputusan yang ekonomis Selain itu juga menurut Sucipto

dalam Yosie Aniela bahwa dari aspek manajemen dengan

adanya penilaian informasi kinerja keuangan ini berfungsi

untuk128

1) Mengelola organisasi secara efektif dan efisien melalui

pemberian motivasi kepada karyawan secara maksimum

Dalam mengelola perusahaan manajemen juga menetapkan

sasaran yang akan dicapai di masa yang akan datang di

dalam proses yaitu planning (perencanaan) sehingga arah

bisnis perusahaan dapat berjalan dengan sesuai dengan

arahan dan target bisnis yang telah direncanakan

128 Aniela Yoshi Peran Akuntansi Lingkungan Dalam Mening-

katkan Kinerja Lingkungan Dan Kinerja Keuangan Perusahaan Berkala Ilmiah Mahasiswa Akuntansi 11 (2012)

143

2) Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan

dengan karyawan seperti promosi mutasi dan pember-

hentian Penilaian Kinerja ini akan menghasilkan data yang

dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan yang

bersangkutan dengan karyawan yang dinilai berdasarkan

kinerjanya disamping akan membantu dan memotivasi bagi

karyawan untuk dapat bekerja dan memberikan potensi yang

terbaik bagi perusahaan

3) Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan

karyawan serta untuk menyediakan kriteria seleksi dan

evaluasi program pelatihan karyawan Jika manajemen

puncak tidak mengetahui kekuatan dan kelemahan yang

dimilikinya maka akan sulit bagi manajemen untuk meng-

evaluasi dan memilih program pelatihan yang sesuai dengan

kebutuhan karyawan itu sendiri dan bagi karyawan pun akan

menjadi tidak terupdate skill dan kemampuan individunya

sehingga akan sulit bersaing dengan competitor yang memi-

liki bidang yang sama yang pada akhirnya akan melemah-

kan potensi bagi karyawan tersebut

4) Menyediakan feed back (umpan balik) bagi karyawan

mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka

Dalam organisasi perusahaan manajemen akan mendele-

gasikan sebagian wewenangnya kepada pihak manajemen di

144

bawahnya untuk dapat dikerjakan sesuai dengan disposisi

yang diberikan namun disertai dengan resiko yang ada bila

terdapat resiko bisnis yang menyangkut kepentingan bagi

perusahaan

5) Menyediakan suatu dasar untuk memberikan suatu distribusi

reward (penghargaan) bagi karyawan yang berprestasi serta

punishment bagi mereka yang melanggar aturan sehingga

dengan demikian akan Nampak lebih adil bagi semua

karyawan yang terlibat dalam perusahaan

Hasil pengukuran tersebut di atas juga dapat dijadikan

alat evaluasi kinerja manajemen selama ini apakah mereka

telah bekerja secara efektif atau tidak Jika berhasil mencapai

target yang telah ditentukan berarti mereka berhasil mencapai

target yang telah ditentukan pada masa periode tertentu serta

berhasil memimpin dan dipercaya oleh bawahannya Namun

sebaliknya jika gagal atau tidak berhasil dalam pencapainnya

ini akan dijadikan pelajaran bagi manajemen untuk target

dimasa yang akan datang dan merubah strategi bisnis agar

dapat lebih baik lagi di masa yang akan datang

Pengukuran kinerja merupakan salah satu aspek untuk

melihat performing measurement yaitu suatu kualifikasi dan

efisiensi perusahaan atau segmen serta keefektifan dalam peng-

operasian bisnis selama periode akuntansi Dengan demikian

145

pengertian kinerja dapat difenisikan sebagai suatu usaha formal

yang dilaksanakan oleh perusahaan untuk mengevaluasi efisien

dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksa-

nakan pada periode waktu tertentu

Laporan kinerja keuangan menurut Standar Akuntansi

Keuangan menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan

bagian penting dari proses pelaporan keuangan yang meliputi

neraca laporan rugi laba laporan perubahan modal (yang

dapat disajikan dengan berbagai cara seperti sebagai laporan

arus kas atau laporan arus dana) catatan dan laporan lainnya

serta materi penjelasaan yang merupakan bagian Integral dari

Laporan Keuangan129

Sedangkan menurut Edy Sukarno130 yang dikutip di

dalam jurnal Fokus Ekonomi ia mengatakan bahwa kinerja

keuangan adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatanprogramkebijaksanaan dalam

mewujudkan sasaran tujuan misi dan visi organisasi di mana

sebagai hasil yang telah dicapai atas segala aktivitas yang telah

dilakukan dalam mendayagunakan sumber-sumber yang

tersedia dalam suatu organisasi atau perusahaan

129 Ikatan Akuntan Indonesia Standar Akuntansi Keuangan (Jakarta

Salemba 1999) 12 130 Lihat Edy Sukarno ldquoKinerja Keuanganrdquo dalam Jurnal Focus

Ekonomi Volume 4 Nomor 1 Bulan Juni 2009 27-43

146

Menurut ulasan Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku

Penyajian Laporan Keuangan Syariah (PSAK 101) Tahun

2013 menyatakan bahwa Laporan kinerja keuangan adalah

catatan laporan keuangan yang berisi informasi tambahan atas

apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan laporan laba

rugi konprehensif laporan perubahan ekuitas laporan arus kas

laporan sumber dan penggunaan zakat dan laporan sumber dan

penggunaan dan kebajikan di mana dalam catatan ini membe-

rikan rincian dari pos-pos yang telah disajikan dalam laporan

keuangan dan informasi mengenai pos-pos yang tidak meme-

nuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan131

Munawir dalam Analisa Laporan Keuangan132 menga-

takan bahwa laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari

proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu

perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan

data atau aktivitas perusahaan tersebut

Mengacu kepada uraian di atas peneliti dapat meru-

muskan bahwa Sistem Informasi Kinerja Keuangan adalah

suatu rangkaian proses yang melibatkan semua aspek yang

131 Ikatan Akuntan Indonesia Penyajian Laporan Keuangan Syariah

PSAK 101 2013 132 Munawir Analisa Laporan Keuangan (Yogyakarta BPFE

1999)

147

pada akhirnya memberikan informasi dan laporan tentang

prestasi dan kinerja perusahaan dalam menjalankan aktivitas

bisnisnya untuk mencapai keuntungan atau laba Selain itu

dalam kinerja laporan keuangan dalam Islam mempunyai

sasaran-sasaran yang harus disadari dan dipatuhi oleh semua

akuntan keuangan di dalam Islam Ia tidak boleh memasuki

bidang ini jika belum memahami dan adanya kesadaran yang

jelas mengenai makna yang sesungguh dalam sasaran

akuntansi keuangan Pendek kata laporan keuangan hendaknya

disusun dengan menitikberatkan pada aspek kebenaran dan

kejujuran

148

BAB IV

PENUTUP

A Kesimpulan

Mengacu kepada uraian dalam pembahasan dan analisis

maka dapat dirumuskan kesimpulan peelitian sebagai berikut

Pertama implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem

informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di bank

syari‟ah dapat dilakukan dilakukan pada beragam bentuk dan

produk keuangan Selain itu hal tersebut juga hendaknya

mengacu kepada aspek-aspek kemaslahatan dan kemafsadatan

dalam setiap kegiatan ekonomi dengan mengimplementasikan

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah misalnya

saja dalam laporan keuangan yang terpublikasikan dalam

website bank syariah

Kedua kendala normatif dalam implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen dalam praktik

jasa keuangan di bank syari‟ah mencakup atas struktur

substansi dan kultur Sedangkan kendala lainnya adalah secara

internal mencakup manajemen informasi yang dilakukan di

bank syariah itu sendiri dan secara eksternal adalah perilaku

nasabah

149

Ketiga Sistem Informasi Kinerja Keuangan adalah suatu

rangkaian proses yang melibatkan semua aspek yang pada

akhirnya memberikan informasi dan laporan tentang prestasi

dan kinerja perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya

untuk mencapai keuntungan atau laba Selain itu dalam kinerja

laporan keuangan dalam Islam mempunyai sasaran-sasaran

yang harus disadari dan dipatuhi oleh semua akuntan keuangan

di dalam Islam

B Rekomendasi

Mengacu kepada kesimpulan di atas peneliti merumus-

kan rekomendasi penelitian sebagai berikut

Pertama perlu dilakukan kajian akademik lebih lanjut

dan mendalam untuk mengembangankan kontribusi keilmuan

hukum ekonomi Islam bagi implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan di bank syariah Hal tersebut salah satunya dapat

dilakukan melalui peninjauan kurikulum dan pengembangan

model pembelajaran ekonomi pada Fakultas Syari‟ah dan Fakultas Hukum serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di

PTKIN agar terumuskan kerangka konsepsional dan opera-

sional implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi

manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank

syariah

150

Kedua bagi kalangan praktisi perlu mengembangkan

berbagai inovasi dan keahlian untuk mengimplementasikan

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah Hal

demikian juga perlu didukung dengan partisipasi dan dukungan

masyarakat untuk menggunakan produk jasa keuangan di bank

syariah

151

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrasyid Priyatna 2017 Arbitrase Solusi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata dipublikasikan artikel dalam httpidshvoongcomlaw-and-politics1908998-keunggulan-dan-kelemahan-arbitrase yang diakses tanggal 10 April 2017

Abdurrahman Yahya 1997 ldquoAl-Iltizamrdquo artikel yang dipublikasikan dalam httpfiqh1wordpresscom 2010 0515al-iltizam diakses pada tanggal 28 Maret 2017

Adiwarman A Karim 2010 Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan Ed Empat Jakarta PT Rajagrafindo Persada

Amir Machmud Rukmana 2010 Bank Syariah Teori Kebijakan dan Studi Empiris di Indonesia Jakarta Penerbit Erlangga

Andi Soemitra 2010 Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Jakarta Kencana

Anshori Abdul Ghofur 2007 Perbankan Syariah Di Indonesia Gadjah Mada University Press Yogjakarta

Anwar Syamsul 2010 Hukum Perjanjian Syariah Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Antonio M Syafe‟i 2001 Bank Islam Dari Teori ke Praktek Jakarta Gema Insani Press

Annual Reepport PT Bank Jabar Banten Syariah Tahun 2013-2016

Ash-Shiddieqy TM Hashbi 1997 Fiqh Muamalah Semarang Pustaka Rizki Putra

Al-Sanhuri Abd al-Razaq 1958 Mashadir al-Haqq fi al-Fiqh al-Islamy Dirasah Muqaranah bi al-Fiqh al-Gharbi Jilid I Beirut Dar al-Hana li al-Thiba‟ah wa al-Nasyr

152

Arifin Zainul 2009 Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah Jakarta Azkia Publisher

Azwir Yacub 2013 Analisis Pengaruh Kecukupan Modal Efisiensi Likuiditas NPL DAN PPAP Terhadap ROA Bank Semarang UNDIP

Basyir Ahmad Azhar 1994 Refleksi Atas Persoalan Keislaman Bandung Mizan

Burhan Bungin 2006 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta Kencana

Dokumen Rencana Bisnis PT Bank Jabar Banten Syariah Tahun 2014-2016

Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Ed Rev Fatwa No 05DSN-MUIIV2000 tentang Jual Beli Salam

Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Ed Rev Fatwa No 06DSN-MUIIV2000 tentang Jual Beli Istishna‟

Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Ed Rev Fatwa No 07DSN-MUIIV2000 tentang Pembiayaan Mudharabah

Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Ed Rev Fatwa No 08DSN-MUIIV2000 tentang Pembiayaan Musyarakah

Karnaen A Perwataatmadja dan M Syafi‟i Antonio 1992 Apa dan Bagaimana Bank Islam Yogyakarta PT Dana Bhakti Wakaf

K Lewis Marvyn dan Latifa M Algoud 2007 Perbankan Syariah Jakarta Serambi Ilmu Semesta

Kansil CST 2001 Hukum Perusahaan Indonesia (Aspek Hukum dalam EKonomi) Bagian I Jakarta Pradnya Paramita

153

Khan Tariqullah dan Habib Ahmed 2008 Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah Jakarta PT Bumi Aksara

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHP)

Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)

Laporan Neraca Keuangan dan Laporan Laba Rugi PT Bank Jabar Banten Syariah Periode 2010-2016

Luciana Spica Almilia amp Winny Herdiningtyas 2005 Analisis Rasio Camel Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Lembaga Perbankan Perioda 2000 ndash 2002 dalam Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol 7 No 2 Nopember 2005

Mahardian Pandu 2008 Analisis Pengaruh Rasio CAR BOPO NPL NIM dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (StudiKasus Perusahaan Perbankan yang Tercatat di BEJ PeriodeJuni 2002-Juni 2007) Semarang UNDIP

Manan Abdul 2012 Hukum Ekonomi Syariah Dalam Perspektif Kewenangan Peradilan Agama Jakarta Kencana Prenada Media Grup

Mardani 2012 Fiqh Ekonomi Syariah Fiqh Muamalah Jakarta Kencana

Muhammad Idrus 2009 Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif Jakarta Penerbit Erlangga

Mawardi Wisnu 2009 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi kasus pada Bank Umum Dengan Total Asset Kurang dari 1 Trilyun Semarang UNDIP

M Ali Hasin 2003 Berbagai Macam Transaksi dalam Islam Fiqh Muamalat cet Pertama Jakarta PT Raja Grapindo Persada

154

Najmudin 2011 Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syari‟iyyah Modern Yogyakarta Penerbit Andi

Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution (Ed) 2009 Current Issues Lembaga Keuangan Syariah Jakarta Kencana Media Group

Nusantara Ahmad Buyung 2009 Analisis Pengaruh NPF CAR FDR Dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank (Perbandingan Bank Umum Go Publik dan Bank Umum Non Go Publik di Indonesia Periode Tahun 2005-2007 Semarang UNDIP

Peraturan Bank Indoensia Nomor 139PBI2011 Tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 10PBI2008 Tentang Restrukturisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah

Peraturan Bank Indonesia Nomor 99PBI2007 Tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 821PBI2006 Tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah

Prabowo Bagya Agung 2012 Aspek Hukum Pembiayaan Murabahah Pada Perbankan Syariah Yogyakarta UII Press

Praja Juhaya S 1997 Filsafat Hukum Islam Bandung UNISBA Press

Praja Juhaya S 2000 Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Madya Filsafat Hukum Islam tentang Rekosntruksi Paradigma Ilmu Titik Tolak Pengem-bangan Ilmu Agama dan Universalitas Hukum Islam Tanggal 1 April 2000 di IAIN Sunan Gunung Djati Bandung

Prasnanugraha P Pontie 2011 Analisis Pengaruh Rasio-rasio Keuangan Terha-dap Kinerja Bank Umum di Indonesia (Studi Empiris Bank-bank Umum Yang Beroperasi di Indonesia Semarang UNDIP

155

Puspitasari Diana 2008 Analisis CAR NPL PDN NIM BOPO LDR dan Suku Bunga SBI terhadap ROA Studi pada Bank Devisa Indonesia periode 2003-2007 Semarang UNDIP

Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti 2008 Manajemen Perkreditan Bank Umum Teori Masalah Kebijakan dan Aplikasinya Bandung ALFABETA

Robert Tampubolon 2004 Risk Mangement Pendekatan Kualitatif Untuk Bank Komersial Jakarta PT Elex Media Komputindo

Saed Abdullah 1996 Islamic Banking and Interest A Study of the Prohibition of Riba and Its Contemporary Interpre-tation Leiden EJ Brill

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji 2001 Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat) Rajawali Pers Jakarta

Suhendi Hendi 2007 Fiqh Muamalah Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Syafi‟i Antonio Muhammad 2001 Bank Syariah dari Teori ke Praktek Jakarta Gema Insani Press

Sri Nurhayati dan Wasilah 2013 Akuntansi Syariah di Indonesia Jakarta Salemba Empat

Suhendi Hendi 2004 Fikih Muamalah Jakarta Rajawali Press

Tawfiq Abd al-Aziz 1988 Qanun al-Iltizamat wa al-‟Uqucircd Mesir Dar al-Saqafah

Tariqullah Khan dan Habib Ahmed 2008 Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah Ed 1 Cet 1 Jakarta Bumi Aksara

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 Jo Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

156

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah LNRI Tahun 2008 Nomor 94

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama LN RI Tahun 2006 Nomor 22

Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia

Usman Rachmadi 2012 Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia Jakarta Sinar Grafika

Utomo Andri Priyo 2010 Pengaruh Non Performing Finan-cing Terhadap Kinerja Keuangan Bank Berdasarkan Rasio Likuiditas Rasio Solvabilitas Dan Rasio Profita-bilitas Pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Semarang UNDIP

Page 3: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …

PEDOMAN TRANSLITERASI 1 Konsonan

Fonem konsonan Bahasa Arab dalam sistem penelitian Arab dilambangkan dengan huruf Dalam transliterasi ini sebagian sebagian dilambangkan dengan huruf dan sebagian dengan simbol atau tanda sebagian lainnya dengan huruf dan tanda sekaligus

ا ب ت ث ج ح خ

= a

= b

= t

= ts

= j

= h

=

kh

د ذ ر ز س ش ص

= d

=

dz

= r

= z

= s

= sy

= sh

ط

ظ

ع

غ

ف

ق

=

dh

= th

= zh

= bdquo

=

gh

= f

= q

ك ل م ن و ه ي

= k

= l

= m

= n

= w

= h

= y

2 Vokal

Vokal bahasa Arab seperti vokal Bahasa Indonesia terdiri dari tunggal atau moneftong dan vokal rangkap atau diftong

او

= aw اي

= ay او

= au اي

= iy

3 Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf acirc = a panjang icirc = i panjang ucirc = u panjang

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadhirat Allah

SWT yang telah memberikan kemudahan kepada peneliti

sehingga penelitian ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya

Sudah barang tentu selama proses penelitian peneliti menemui

sejumlah hambatan bukan hanya dari segi waktu tetapi yang

paling utama adalah proses pengumpulan data dan sumber-

sumber atau bahan penelitian yang secara spesifik mengkaji

keuangan dan perbankan syariah

Penelitian ini dilatarbelakangi fenomena semakin

kompetitifnya pemasaran produk-produk keuangan bank

syariah di tengah persaingan pangsa pasar keuangan dan

perbankan baik syariah maupun konvensional Penelitian ini

mengambil judul Implementasi Prinsip-Prinsip Akad dan

Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam Praktik Jasa

Keuangan di Bank Syariah

Melalui penelitian dan hasil analisis penelitian ini dapat

diketahui bahwa (1) implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan di bank syariah hendaknya dilakukan memenuhi

syarat dan rukun akad serta berdasarkan prinsip-prinsip dan

asas-asas hukum ekonomi syariah (2) hambatan utama

implementasi prinsip-prinsip akad dan system informasi

manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank

syariah adalah masih terbatasnya modal SDM dan sarana

berikut aspek sistem struktur dan kulturnya dan (3) strategi

implementasi prinsip-prinsip akad dan system informasi

manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank

syariah adalah mengembangkan inovasi produk keuangan di

bank syariah

Pada akhirnya peneliti merasa perlu menyampaikan

ucapan terima kasih kepada Bapak Prof Dr H Mahmud MPd

selaku Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung Bapak Prof

Dr H Ahmad Fathonih MAg selaku Dekan Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan rekan-

rekan dosen serta sahabat-sahabat lainnya yang tidak mungkin

peneliti sebutkan satu persatu dan telah banyak membantu

penyelesaian laporan penelitian ini

Akhirnya peneliti menyadari penelitian ini masih jauh

dari kata sempurna tentu ada beberapa yang perlu perlu

dilengkapi atau disempurnakan Tetapi peneliti berharap hasil

dari penelitian ini bermanfaat khususnya bagi peneliti dan

umumnya bagi yang membacanya

Bandung 10 Desember 2017

Tim Peneliti

DAFTAR ISI

ABSTRAK helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip i PEDOMAN TRANSLITERASI ii KATA PENGANTAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iv DAFTAR ISI helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip vi BAB I PENDAHULUAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1 A Latar Belakang Masalah helliphelliphelliphelliphellip 1

B Identifikasi dan Perumusan Masalah 11

C Pertanyaan Penelitian 12

D Tujuan Penelitian helliphelliphelliphellip 12

E Kegunaan Penelitian 13

F Kajian Penelitian Terdahulu 14

G Kerangka Pemikiran 15

H Langkah-langkah Penelitian 30

BAB II KONSEP DAN TEORI helliphelliphelliphelliphellip 36 A Prinsip-prinsip Akad 36

1 Pengertian Akad 36

2 Landasan Akad 43

3 Prinsip-prinsip Akad 56

4 Etika Akad 62

B Sistem Informasi Manajemen Keu- angan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

70

1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen Keuangan helliphelliphellip

70

2 Unsur-unsur Sistem Informasi Manajemen Keuangan helliphelliphellip

73

3 Urgensi Sistem Informasi Manajemen Keuangan helliphelliphellip

82

4 Instrumen Sistem Informasi Manajemen Keuangan helliphelliphellip

87

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEM-BAHASAN

96

A Implementasi Prinsip-Prinsip Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

96

B Hambatan-hambatan Implementasi Prinsip-Prinsip Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

110

C Solusi dan Strategi Pengembangan Prinsip-Prinsip Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

127

BAB V PENUTUP 148

A Kesimpulan 148

B ekomendasi 149

DAFTAR PUSTAKA 151

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Pendahuluan

Bank merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di

bidang jasa dimana memiliki fungsi sebagai lembaga keuangan

yang mengedarkan uang menciptakan uang menyediakan

uang untuk menunjang kegiatan usaha tempat mengamankan

uang tempat melakukan investasi dan jasa keuangan lainnya1

Dalam praktiknya bank dibagi dalam beberapa jenis Jika

ditinjau dari segi fungsinya bank dikelompokkan menjadi 3

jenis yaitu Bank Sentral Bank Umum dan Bank Perkreditan

Rakyat Sedangkan dilihat dari segi prinsip operasionalnya

bank dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu bank konvensional

dan bank syariah2

Operasional perbankan syariah di Indonesia diatur dalam

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang

kemudian diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 10

Tahun 1998 dan diperbaharui lagi dengan Undang-Undang

Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah Perbankan

syariah memiliki tujuan yang sama dengan bank konvensional

1 Kasmir Dasar-Dasar Perbankan (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2002) 2

2 M Syafei Antnio Bank Syariah Teori dan Praktik (Yogyakarta Dana Bhkati Wakaf 1994) 23

2

yaitu agar lembaga perbankan dapat menghasilkan keuntungan

dengan cara meminjamkan modal menyimpan dana membia-

yai kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai

Prinsip-prinsip ekonomi Islam melarang riba perjudian

dan spekulasi yang disengaja perniagaan atas barang-barang

yang haram dan ketidakjelasan serta manipulatif Dalam rangka

melayani masyarakat setiap bank syariah perlu menyediakan

berbagai macam produk perbankan syariah Produk-produk

yang ditawarkan sudah tentu sangat Islami termasuk dalam

memberikan pelayanan kepada nasabahnya Produk perbankan

syariah di bagi ke dalam 3 bagian yaitu produk penghimpunan

produk penyaluran dan produk jasa3

Saat ini pemanfaatan teknologi informasi begitu sangat

pesat masuk dalam segala aspek pekerjaan yang sebagian

besarnya telah menggunakan perangkat teknologi informasi

bahkan bisa dikatakan telah menjadi suatu kebutuhan primer

bagi setiap perusahaan dalam menjalankan bisnisnya

Oleh karena itu dalam pemanfaatan teknologi infor-

masi ini setiap organisasi bisa mengambil banyak manfaat

mulai dari tingkat efisiensi dan efektivitas kinerja keuangan

perusahaan bank syariah hingga tingkat validitas data yang bisa

dikatakan hampir 99 akurat

3 Editor ldquoPerbankan Syariahrdquo dalam httpidwikipediaorgwiki Perbankan_syariah diakses pada tanggal 9 November 2017

3

Sistem teknologi informasi telah melahirkan berbagai

keunggulan yang begitu kompetitif dalam menciptakan persai-

ngan yang ada di dunia usaha Selain itu juga telah membe-

rikan kontribusi yang cukup besar bagi peningkatan kinerja

organisasi Dengan adanya teknologi informasi ini baik itu

dalam hal meningkatkan kinerja baik secara individual maupun

institusional setiap organisasi perusahaan akan mendapat

kemudahan dalam meningkatkan kinerja keuangan dan kualitas

pelayanan publik yang bersifat individual

Tujuan lainnya yang bersifat global adalah setiap orga-

nisasi perusahaan juga akan mampu meningkatkan pelayanan

kepada publik demi terciptanya kepuasan bagi pengguna

(user) yang pada akhirnya akan meningkatkan tingkat keper-

cayaan (trusted) dan loyalitas (loyality) dari para pengguna

(user) terhadap semua jasa dan layanan yang diberikan suatu

organisasi perusahaan Oleh karena itu setiap organisasi

perusahaan bisnis juga dipastikan akan memanfaatkan sistem

teknologi informasi ini untuk meningkatkan keuntungan

(profit) dalam setiap kegiatan bisnisnya4

Dalam pemanfaatan teknologi informasi ini perlu

ditunjang oleh adanya sumber daya baik itu dari segi insani

4 Lihat dalam G Perdana Putri ldquoPeran Teknologi Informasi didalam

Perusahaanrdquo artikel pada wwwiniputri blogunsacidfiles201005paper-manajemen-dan-tipdf diakses pada tanggal 29 Oktober 2014

4

(human skill character) atau pun dari material (infrastructur

capital) yang mumpuni dan kompeten dalam menjalankan

fungsi optimalisasi penggunaan teknologi ini sehingga dengan

terpenuhinya persyaratan tersebut dengan mudah mengatur dan

menjalankan kinerja operasional dengan baik dan optimal Hal

ini dilakukan untuk tercapainya tujuan organisasi perusahaan

yang menjadi target mendasar untuk meningkatkan profit

pendapatan dan menciptakan kesejahteraan bersama

Oleh karena itu pemanfaatan sistem informasi mana-

jemen keuangan dalam menunjang kualitas pelayanan suatu

fungsi dari organisasi terbagi menjadi 5 elemen fungsi yaitu5

1 Fungsi Operation

2 Fungsi Monitoring and Control

3 Fungsi Planning and Decision

4 Fungsi Communication dan

5 Fungsi Interorganisational

Seluruh peranan teknologi informasi dalam berbagai

lapisan tersebut tidak akan berjalan baik tanpa adanya tata

kelola dan manajemen teknologi informasi yang baik karena

pada dasarnya tujuan pemanfaatan teknologi informasi adalah

untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan Demikian

halnya dalam dunia perbankan yang menjalankan fungsi bisnis

5 I Komang Ariana Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Organisasi (Denpasar Universitas Udayana 2010)

5

transaksi keuangan pemanfaatan teknologi informasi ini begitu

sangat besar karena semua transaksi yang ada harus dikelola

dengan baik dan tertata secara sistem sesuai dengan fungsi

kelima elemen di atas

Oleh karena itu penggunaan dan pemanfaatan teknologi

informasi ini hendaknya benar-benar dikelola dengan baik

sesuai dengan tujuan umum perusahaan dalam upaya mendu-

kung operasional perbankan agar dapat berkinerja optimal baik

dari sisi layanan atau pun kualitas operasional perbankan itu

sendiri

Setelah dilakukannya proses spin off atau terpisah secara

manajemen dari induknya yang dalam hal ini adalah bank

syariah pada tahun 2010 bank syariah melakukan pengelolaan

proses bisnis perbankan secara mandiri walaupun dalam hal

modal masih mendapatkan subsidi dan bersinergi dengan bank

syariah dan PT Banten Global Development namun secara

manajerial proses bisnis dan aturan serta kebijakan ditetapkan

secara mandiri6 Dalam upaya menjalankan bisnisnya bank

syariah tetap mengelola dan melayani nasabah existing yang

telah ada sejak masih menjadi unit layanan syariah Oleh

karena itu data-data nasabah dan transaksi yang ada tetap

dikelola dengan baik

6 Annual Report Bank BJB Syariah (Bandung BJBS 2016)

6

Kondisi yang terjadi setelah spin off dan memiliki core

banking system bank syariah mulai merambah dan mengem-

bangkan layanan lain yang intinya adalah untuk lebih dapat

mengembangkan proses bisnis mempromosikan kepada para

nasabah agar dapat lebih maju dan berkembang disertai dengan

kualitas pelayanan yang lebih baik

Seiring dengan adanya pengembangan-pengembangan

yang dilakukan oleh berbagai unit bisnis dan supporting di

bank syariah perlahan namun pasti peningkatan data transaksi

yang ada semakin berkembang disamping dengan adanya

klasifikasi dan layanan yang diberikan kepada nasabah yang

beragam mulai dari nasabah Mikro Menengah dan Korporasi

yang secara umum memberikan dampak signifikan terhadap

data-data yang tersedia di bank syariah7

Sehubungan dengan banyaknya data transaksi yang

terjadi dibutuhkan suatu tools atau alat bantu yang berfungsi

untuk menopang dan mendukung layanan transaksional kepada

nasabah agar dapat berjalan baik dan maksimal sehingga

loyalitas nasabah dapat senantiasa dipertahankan yang pada

akhirnya akan menunjang pada kelangsungan bisnis di bank

syariah

Sistem informasi manajemen keuangan dapat melibatkan

beberapa unit terkait diantaranya

7 Ibid

7

1 Unit Kerja Divisi Teknologi Informasi

2 Unit Kerja Divisi Operasi CQ MIS dan Accounting

3 Unit Kerja Sumber Daya Insani (SDI)

4 Unit Kerja Jaringan dan Layanan

Keterkaitan proses yang terjadi di unit kerja terkait akan

berjalan bilamana masing-masing unit kerja menjalankan

fungsinya dengan baik dan adanya saling koordinasi yang aktif

dalam menyampaikan data-data yang dibutuhkan dan menjadi

konsumsi perusahaan Pada saat masih menjadi unit layanan

syariah (UUS) kualitas data yang dihasilkan dalam prosesnya

sangat berbeda dengan kondisi setelah sejumlah bank syariah

menjadi Bank Umum Syariah (BUS)

Hal tersebut di atas terlihat dari proses pengolahan data

yang dilakukan dimana pada saat masih menjadi Unit Usaha

Syariah (UUS) jumlah data yang ada tidak terlalu banyak dan

proses pengolahannya pun masih dilakukan secara manual

walaupun praktisnya telah menggunakan perangkat teknologi

PC Computer namun dalam pengolahannya tetap memerlukan

waktu yang cukup lama sehingga laporan pelayanan yang

dihasilkan kepada pihak terkait seperti nasabah menjadi lama

Namun demikian berbeda dengan kondisi sekarang

setelah menjadi Bank Umum Syariah (BUS) di mana seiring

dengan pertumbuhan bisnis bank maka jumlah nasabah pun

8

ikut berkembang dan secara otomatis jumlah data yang ada

juga akan menjadi lebih besar sehingga proses pengolahannya

memerlukan alat bantu yang bisa menopang kegiatan opera-

sional dan layanan kepada nasabah

Walaupun jumlah data yang ada cukup besar namun

dengan adanya tools yang ada seperti penggunaan beberapa

aplikasi dan perangkat berbasis teknologi informasi maka

proses pengolahan data yang dilakukan bisa lebih cepat lagi

sehingga kualitas pelayanan terhadap pihak terkait tidak lagi

terganggu Dengan begitu proses operional bank tetap dapat

dijalankan dengan baik dan maksimal

Kondisi pelayanan yang dikembangkan oleh bank bjb

syariah seiring dengan perkembangannya dalam melayani

nasabah semakin baik seiring dengan diterimanya penghargaan

(reward) dalam hal pelayanan nasabah Hal itu membuktikan

bahwa pelayanan yang optimal menjadi syarat mutlak dan

bagian penting bagi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya

Secara umum informasi keuangan bank syariah dalam

beberapa waktu terakhir mengalami fluktuasi baik itu dari sisi

pembiayaan Dana Pihak Ketiga (DPK) serta profit laba rugi

perusahaan di mana hal tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor

internal dan faktor eksternal Namun seiring dengan pening-

katan laju pertumbuhan ekonomi global dan pertumbuhan

9

jaringan kantor bank syariah di Indonesia yang terus menga-

lami perkembangan dari waktu ke waktu model pelayanan

system informasi keuangan kepada nasabah perlu ditingkatkan

oleh bank syariah

Dengan adanya pertumbuhan yang terjadi maka secara

otomatis kualitas data yang dihasilkan pun akan lebih banyak

oleh karena itu perlu adanya peningkatan kapasitas dalam

pengolahan dan kualitas pelayanan supporting data melalui

penerapan Sistem Informasi Manajemen Keuangan (SIMK) di

bank syariah karena hal itu dapat secara langsung mempe-

ngaruhi terhadap kualitas pelayanan nasabah

Selain itu dengan peningkatan kualitas pelayanan Sistem

Informasi Manajemen Keuangan (SIMK) hendaknya ditunjang

pula dengan penggunaan perangkat teknologi informasi maka

secara otomatis dapat memudahkan pekerjaan bagi unit lain

dalam menunjang pekerjaannya yang secara langsung menjadi

tujuan bisnis perusahaan sehingga kinerja perusahaan dapat

lebih maksimal

Demikian pula dengan kualitas layanan yang baik dan

dibantu dengan penggunaan perangkat teknologi informasi

maka diharapkan kualitas layanan terhadap nasabah baik itu

dari sisi kemudahan bertransaksi serta kemudahan penggunaan

produk yang dimodifikasi dengan tujuan mengefisiensikan

10

serta mengefektifkan pelayanan nasabah dapat lebih meningkat

dan menjadikan nasabah menjadi sangat loyal terhadap bank

syariah Dengan demikian bisnis perusahaan di bank syariah

dapat berjalan dengan baik

Demikian pula dalam ajaran Islam secara universal telah

memberikan pedoman bagi kegiatan ekonomi berupa prinsip-

prinsip dan asas-asas dalam bermuamalah Juhaya S Praja8

menyebutkan terdapat beberapa prinsip hukum ekonomi Islam

antara lain

1 Prinsip la yakun dawlatan bayn al-agniya yakni prinsip

hukum ekonomi yang menghendaki pemerataan dalam

pendistribusian harta kekayaan

2 Prinsip antaradin yakni pemindahan hak kepemilikan atas

harta yang dilakukan secara sukarela

3 Prinsip tabadul al-manafi‟ yakni pemindahan hak atas harta

yang didasarkan kepasa asas manfaat

4 Prinsip takaful al-ijtima‟ yakni pemindahan hak atas harta

yang didasarkan kepada kepentingan solidaritas sosial

5 Prinsip haq al-lah wa hal al-adami yakni hak pengelolaan

harta kekayaan yang didasarkan kepada kepentingan milik

bersama di mana individu maupun kelompok dapat saling

berbagi keuntungan serta diatur dalam suatu mekanisme

ketatanegaraan di bidang kebijakan ekonomi

8 Juhaya S Praja Filsafat Hukum Islam (Bandung UNISBA Press 2000) h 14

11

Mengacu kepada latar belakang masalah di atas obyek

penelitian tentang aplikasi Sistem Informasi Manajemen Keua-

ngan (SIMK) di lembaga keuangan syariah tampaknya belum

banyak dikaji terutama jika dikaji dari perspektif manajemen

keuangan syariah Oleh karena itu peneliti merumuskannya

menjadi sebuah judul penelitian yaitu Implementasi Prinsip-

prinsip Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan

dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

B Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas peneliti

berasumsi bahwa obyek tersebut sangat penting untuk diteliti

disebabkan tiga alasan berikut pertama implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen keuangan yang

diinduksi dari praktik jasa keuangan di bank syariah tampaknya

belum terumuskan secara sistematis baik secara konsepsional

maupun operasional kedua implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen keuangan tampaknya belum

berimplikasi positif kepada tingkat kepercayaan masyarakat

kepada bank syariah dan ketiga implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan di bank

syariah tampaknya belum banyak dikaji secara sistematis dari

segi manajemen keuangan syariah

12

Peneliti merumuskan masalah utama (problem statement)

dalam penelitian ini adalah bagaimana prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan memberikan implikasi

baik secara teoretis maupun praktis terhadap peningkatan

pelayanan jasa keuangan di bank syariah

C Pertanyaan Penelitian

Mengacu kepada identifikasi masalah di atas maka

pertanyaan penelitian yang akan dikaji lebih lanjut adalah

1 Bagaimana implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem

informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa keua-

ngan di bank syariah

2 Apa kendala-kendala dan solusi implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen keuangan

dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

3 Bagaimana solusi dan strategi pengembangan prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen keuangan

dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

D Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis

1 Implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi

manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank

syariah

13

2 Hambatan-hambatan implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan di bank syariah

3 Solusi dan strategi untuk mengembangkan implementasi

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen

keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

E Kegunaan Penelitian

Kegunaan atau signifikansi dari penelitian ini secara

akademik diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan

tentang implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi

manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank

syariah dalam proses pembelajaran pada Fakultas Syari‟ah dan Fakultas Hukum di berbagai perguruan tinggi yakni terumus-

kannya kerangka konsepsional dan operasional implementasi

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

Sedangkan secara praktis hasil dari penelitian ini juga

diharapkan menjadi rujukan atau kerangka acuan bagi praktisi

perbankan syariah dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

jasa keuangan di bank syariah Selain itu diharapkan dapat

meningkatkan motivasi masyarakat untuk menggunakan jasa

layanan keuangan bank syariah

14

F Kajian Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil penelusuran diketahui ada beberapa

penelitian sebelumnya yang relevan antara lain

Penelitian yang dilakukan oleh Johanna Mujiati Studi

Pengaruh Penggunaan Sistem Informasi terhadap Kinerja

Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Sema-

rang Tesis Universitas Diponegoro Semarang 17 Juli 2008

Substansi yang telah dibahas pada penelitian ini adalah tentang

bagaimana menggunakan teknologi informasi di lingkungan

civitas akademika dapat meningkatkan kinerja pegawai pada

Fakultas Ekonomi Diponegoro Semarang

Hotman Panjaitan Pengaruh Sistem Teknologi Informasi

Terhadap Kualitas Layanan dan Citra Perguruan Tinggi

Swasta Tesis Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Jawa

Timur Substansi yang dibahas pada penelitian ini adalah

apakah penggunaan teknologi informasi dalam sistem infor-

masi akademik yang on line berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kualitas layanan perguruan tinggi swasta

Azwir Nasir dan Rianti Oktari Pengaruh Pemanfaatan

Teknologi Informasi dan Pengendalian Intern terhadap

Kinerja Insatansi Pemerintah Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Riau Tahun 1993 Substansi yang

dibahas dalam penelitian ini adalah tentang pentingnya peman-

15

faatan teknologi informasi yang membawa pengaruh signifikan

terhadap kinerja di Instansi pemerintah

Gusti Ayu Putu Ratih Kusuma Dewi Pengaruh Kualitas

Pelayanan terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah PT

BPR di Kabupaten Tabanan Tesis Magister Manajemen di

Universitas Udayana tahun 2014 Substansi yang dibahas

adalah membangun kualitas Pelayanan nasabah yang berbasis

pada kepuasan dan loyalitas nasabah itu sendiri

Melihat dari hasil penelitian yang telah ada sebelumnya

dapat dikatakan bahwa jenis penelitian ini relatif baru baik dari

segi substansi dan teori maupun metodologi keilmuannya

sebab dalam rencana penelitian yang akan di bahas adalah

implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi mana-

jemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

G Kerangka Pemikiran

Adapun kerangka teori yang digunakan sebagai kerangka

berpikir untuk menganalisis penelitian ini yaitu pertama teori

iltizam kedua teori perjanjian bisnis dan ketiga teori sistem

informasi manajemen Menurut hemat penelitian ketiga teori

tersebut memiliki koherensi akademik secara konsepsional dan

operasional serta dapat digunakan untuk menganalisis imple-

mentasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen

keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

16

Teori utama (grand theory) yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teori iltizam yang mengacu kepada Abd

al-Razaq al-Sanhuri Mashadir al-Haqq fi al-Fiqh al-Islamy

(Beirut Dar al-Hana li al-Thiba‟ah wa al-Nasyr 1958) Secara

bahasa iltizam berarti kewajiban Iltizam merupakan suatu

keharusan akibat terjadinya akad yang berimplikasi kepada

lahirnya hak dan kewajiban9 Dalam hukum ekonomi syariah

iltizam mengandung makna keharusan bagi seseorang untuk

mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu untuk

kemaslahatan orang lain Iltizam menurut pengertian hukum

secara umum

ص كل ف ش تزم بت ف ك

Setiap orang yang mukallaf terikat dengan tindakannya10

Pengertian iltizam direduksi dari ketentuan ayat hukum

yang menegaskan keharusan melakukan akad sesuai dengan

ketentuan Allah sebagaimana ditegaskan dalam QS al-Maidah

ayat 1 yang berbunyi

9 Abd al-Razaq al-Sanhuri Mashadir al-Haqq fi al-Fiqh al-Islamy

Dirasah Muqaranah bi al-Fiqh al-Gharbi Jilid I (Beirut Dar al-Hana li al-Thiba‟ah wa al-Nasyr 1958) hlm 130-131

10 Ibid

17

Hai orang-orang yang beriman penuhilah aqad-aqad itu dihalalkan bagimu binatang ternak kecuali yang akan dibacakan kepadamu (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya Misalnya seseorang diharuskan membayar atau meng-

ganti barang yang dirusaknya dapat dikatakan iltizam

disebabkan ia harus dilaksanakan oleh yang meneruskannya

Demikian pula dengan ta‟wild atau tadlmin terhadap suatu

kerugian yang tertimpa atas orang lain baik langsung ataupun

tidak langsung Iltizam merupakan tindakan hukum yang

menjadi sebab bagi dilakukannya suatu kewajiban untuk

memberikan kemaslahatan bagi orang yang dirugikan Maka

nafkah kerabat yang fakir atas kerabat yang kaya dalam batas-

batas tertentu merupakan iltizam atas kerabat yang kaya itu11

Iltizam berlaku untuk siapa saja yang diharuskan baik ia

fakir maupun kaya Bahkan mengganggu orang lain baik

jiwanya maupun anggota tubuhnya ataupun harta dan kehor-

matannya dinamakan juga il tizam yang diwajibkan oleh syara‟

atas setiap mukallaf Iltizam menjadi hak syakshi bagi

11 Peneliti mengutip contoh iltizam dalam Yahya Abdurrahman ldquoAl-

Iltizamrdquo artikel yang dipublikasikan dalam httpfiqh1wordpress com20100515al-iltizam diakses pada tanggal 28 Maret 2017 Lihat pula penjelasan TM Hashbi Ash-Shiddieqy Fiqh Muamalah (Semarang Pustaka Rizki Putra 1997) hlm 58

18

seseorang adalah sebagai taklif dan ahdah atas orang lain

Taklif ini menurut sarjana hukum Barat dinamakan iltizam

Sedangkan hak syakshi dan iltizam dalam anggapan mereka

satu Karena kalau ditinjau dari segi yang menuntut (thalib al-

haqqi atau shahib al-haqqi) dia dinamakan pula hak dan kalau

ditinjau dari segi yang dapat memenuhi dinamakan iltizam

(kewajiban)12

Iltizam adakalanya dipakai untuk kedua belah pihak

seperti iltizam yang terjadi pada akad mu‟awadlah Penjual dan

pembeli masing-masing dinamakan multazim dan multazim

lahu Mahall al-iltizam pada si penjual adalah menyerahkan

barang yang telah berpindah milik itu Mahall al-iltizam

terhadap pembeli itu ialah membayar harga Maksudaya iltizam

bagi si penjual berlaku apabila barang yang telah dijual sudah

di beli oleh sipenjual maka dia wajib menyerahkan barang

tersebut Begitu juga sebaliknya iltizam bagi si pembeli adalah

ketika ia menginginkan suatu barang maka ia harus memba-

yarnya terlebih dahulu agar barang tersebut menjadi haknya

Iltizam dalam hukum ekonomi Islam merupakan bdquoalaqah

maddiyah atau tidak dapat dipaksa yakni berpautan dengan

orang seperti terhadap simadin atau dengan pekerjaan seperti

terhadap orang upahan Namun demikian kalau hanya sebatas

12 Abd al-Aziz Tawfiq Qanun al-Iltizamat wa al-‟uqucircd (Mesir Dar al-Saqafah 1988) hlm 8-9

19

ini saja yang kita katakana tentulah prinsip penyandraan tidak

dapat diterima

Oleh karena itu iltizam yang seperti ini hendaknya

disertai dengan keharusan berkehendak (sulthah syakhsiyah)

untuk pelaksanaannya Jika tidak ada keharusan berkehendak

(sulthah syakhsiyah) maka sangat sulit pelaksanaannya Sebab

si madin umpamanya tidak membayar hutang dia menyem-

bunyikan barang-barangnya atau si buruh umpamanya tidak

mau bekerja walaupun hubungan yang pertama dikatakan

‟alaqah maddiyah namun harus terdapat padanya shulthah

syakhshiyah Adanya shulthah syakhshiyah maka si madin

tidak dapat dipaksa membayar hutang13

Syarat dalam melaksanakan iltizam diperlukan dua pihak

yaitu multazim (orang yang diharuskan untuk memenuhi hak)

dan multazam lahu (seseorang yang harus dipenuhi haknya)

Apakah kedua belah pihak harus tertentu sejak pada permulaan

iltizam ataukah tidak Hal tersebut tidak dipertentangkan

karena multazim harus ada dan tertentu orangnya sejak dari

permulaan iltizam Multazim menjadi orang yang dikenai

kewajiban itu (mukallaf) atau dialah yang dikatakan madin

dalam masalah ini14

13 Abd al-Razaq al-Sanhuri opcit hlm 133-134 14 M Ali Hasin Berbagai Macam Transaksi dalam Islam Fiqh

Muamalat cet pertama (Jakarta PT Raja Grapindo Persada 2003) hlm 44

20

Tidaklah dapat diterima akal kalau simadin tidak ada

hutang bisa terjadi Adapun multazim lahu yakni shahib al-

haqq maka pada asalnya harus sudah ada dan sejak ada

iltizam Akan tetapi setelah kita meneliti hukum-hukum fiqih

satu persatu nyatalah bahwa multazam lahu tidak wajib selalu

ada sejak permulaan iltizam Cukup menentukan multazam

lahu ketika menunaikan iltizam

Dengan demikian pada awal iltizam boleh jadi multazam

lahu masih belum diketahui tetapi dalam waktu menunaikan

iltizam haruslah si multazam lahu ada (diketahui) Umpama-

nya seorang komandan perang dapat mengumumkan kepada

tentara bahwa rampasan perang (salab) akan diberikan kepada

yang menewaskan musuh Karenanya yang menewaskan

musuh berhak mengambil salab walaupun dia tidak mendengar

sendiri pengumuman komandan itu

Para ulama telah membolehkan seseorang mengumum-

kan bahwa siapa mendapatkan kembali barangnya yang telah

hilang akan diberikan upah hal ini dalam Ilmu Fiqih biasa

disebut ji‟alah Oleh karena itu walaupun ucapan yang

dikeluarkan oleh orang yang memiliki barang tidak dihadapkan

kepada orang tertentu namun orang yang menemukan itu dapat

memperoleh upah atas barang temuannya (ajr al-mitsli)

Berdasarkan uraian di atas tentu alangkah lebih baik jika

mengikuti apa yang disyari‟atkan dalam hukum Islam yakni

21

menggunakan istilah multazim atau multazam lahu dan iltizam

dan tidak memakai istilah kreditur atau debitur tersebut Jika

kebanyakan orang cenderung mengikuti pemikiran Barat

dengan mengunakan istilah kreditur atau debitur Meski istilah

tersebut dapat diimplementasikan dalam praktik akad namun

ia terikat dengan perbuatan hukum yang sifatnya‟adabi

Selain itu jika menggunakan istilah kreditur maupun

debitur ia mengandung pengertian bahwa iltizam hanya

mengenai sesuatu yang berkenaan dengan madiyah dan juga

tidak bisa diaplikasikan pada sesuatu yang berkenaan dengan

‟adabiyah Karena tidak ada hutang piutang antara soal

ketaatan istri terhadap suami misalnya

Terlebih lagi jika melihat perkembangan sejarah lafadz

iltizam yang diungkap atau biasa dipakai oleh para fuqaha

tentang iltizam ternyata sudah terlebih dahulu dipakai sebelum

pemikir-pemikir Barat dengan hukum-hukum mereka mengata-

kan iltizam sebagai kreditur dan debitur Dengan demikian

penulis dapat mengatakan bahwa term iltizam lebih baik

dipakai dalam praktik transaksi bisnis syari‟ah daripada istilah-

istilah yang disampaikan oleh para pemikir hukum Barat

tersebut

Selanjutnya teori menengah (middle range theory) yang

digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah teori

perjanjianakad (nazhariyyat al-‟uqucircd) yang mengacu kepada

22

Wahbah al-Zuhaili Al-Fiqh al-Islamiyyah wa Adillatuhu

(Damsyiq Dar al-Fikr 1989)

Menurut Al-Zuhaili15 hak milik atas harta baik individu

maupun kolektif merupakan hak bagi manusia untuk

mengelola dan mengambil manfaat atas harta itu (tasharruf

‟ala al-maal) Pengambilan manfaat dari pengelolaan atas harta

dibenarkan menurut ketentuan syara‟ dengan batas-batas yang

ditentukan oleh Allah dan rasul-Nya Dalam konteks ini

dikenal teori pemindahan hak milik melalui akad atau

perjanjian (nazhariyyat al-‟uqucircd) yang disandarkan pada

ketentuan nash QS 2 116 bahwa dalam setiap perjanjian bisnis

termasuk dalam kategori akan yang direfleksikan sumbernya

(al-Qur‟an dan Sunnah) Kaitannya dengan teori perjanjianakad dalam hukum

perikatan Islam dijelaskan bahwa hakikat akad diartikan

segala sesuatu yang keluar dari seorang manusia dengan

kehendaknya dan syara‟ menetapkan beberapa haknya (kullu

maa yasduru min syakhsin biiradathihi wa yurattaba bdquoalaihi al-syar‟u natabiha huquuqiyyatin) Merujuk kepada pengertian

tersebut akad dibagi dua yakni akad dengan ucapan (aqd al-

15 Wahbah Zuhaili Al-Fiqh al-Islamiyyah wa Adillatuhu (Damsyiq Dar al-Fikr 1989) juz 4 hlm102-103

16 Terjemah ldquoHai orang-orang yang beriman penuhilah aqad-aqad itu dihalalkan bagimu binatang ternak kecuali yang akan dibacakan kepadamu (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nyardquo (QS 5 1)

23

qauli) dan akad dengan perubatan (aqd al-fi‟liy) Oleh karena

itu segala bentuk akad dalam praktik bisnis termasuk di

dalamnya transaksi bisnis dapat dianggap sah sepanjang tidak

bertentangan dengan prinsip-prinsip asas-asas syarat rukun

dan etika bisnis menurut syara‟ Mengacu kepada ketiga teori di atas praktik perjanjian

akad (nazhariyyat al-‟uqucircd) dalam hukum perikatan Islam

hendaknya mempertimbangkan syarat jaliyah dalam berakad

Syarat jaliyah adalah syarat-syarat transaksi akad yang sengaja

disebutkan oleh kedua belah pihak yang sedang melakukan

transaksi sebagai tambahan atas segala ketentuan yangtelah

ditetapkan dalam syari‟at17 Syarat jaliyah yang dibuat dan

disepakati oleh kedua belah pihak yang terkait dalam transaksi

dan akad dilakukan sesuai dengan kemampuan menurut

transaksi akal sehingga mampu dilakukan oleh manusia

Aplikasi syarat jaliyah ke dalam implementasi prinsip

ekonomi Islam di bank syariah ini sangat erat kaitannya dengan

keharusan untuk menerapkan prinsip-prinsip dan asas-asas

muamalah Islam sebagai ajaran yang universal telah membe-

rikan pedoman umum bagi kegiatan ekonomi berupa prinsip-

prinsip dan asas-asas muamalah Mengutip pendapat Juhaya S

17 Juhaya S Praja Filsafat Hukum Islam (Bandung UNISBA

1997) hlm 160-170

24

Praja ia menyebutkan ada beberapa prinsip hukum ekonomi

syariah18 antara lain

1 Prinsip la yakun dawlatan bayn al-agniya yakni prinsip

hukum ekonomi yang menghendaki pemerataan dalam

pendistribusian harta kekayaan

2 Prinsip antaradin yakni pemindahan hak kepemilikan atas

harta yang dilakukan secara sukarela

3 Prinsip tabadul al-manafi‟ yakni pemindahan hak atas harta

yang didasarkan kepasa asas manfaat

4 Prinsip takaful al-ijtima‟ yakni pemindahan hak atas harta

yang didasarkan kepada kepentingan solidaritas sosial

5 Prinsip haq al-lah wa hal al-adami yakni hak pengelolaan

harta kekayaan yang didasarkan kepada kepentingan milik

bersama di mana individu maupun kelompok dapat saling

berbagi keuntungan serta diatur dalam suatu mekanisme

ketatanegaraan di bidang kebijakan ekonomi

Di samping prinsip-prinsip tersebut di atas sebagai

ajaran yang universal sistem ekonomi Islam juga mengatur

berbagai ketentuan umum syariat yang terangkum dalam asas-

asas muamalah Mengutip penjelasan Ahmad Azhar Basyir

asas-asas muamalah dalam hukum ekonomi Islam antara lain19

18 Juhaya S Praja Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Madya

Filsafat Hukum Islam tentang Rekosntruksi Paradigma Ilmu Titik Tolak Pengembangan Ilmu Agama dan Universalitas Hukum Islam pada tanggal 1 April 2000 di IAIN Sunan Gunung Djati Bandung

19 Ahmad Azhar Basyir Refleksi Atas Persoalan Keislaman (Bandung Mizan 1994) hlm 190-191

25

1 Asas kehormatan manusia (QS 17 70)

2 Asas kekeluargaan dan kemanusiaan (QS 49 13)

3 Asas gotong-royong dalam kebaikan (QS 5 2)

4 Asas keadilan kelayakan dan kebaikan (QS 16 90)

5 Asas menarik manfaat dan menghindari madharat (QS 2

282)

6 Asas kebebasan dan kehendak (QS 2 30)

7 Asas kesukarelaan (QS 4 39)

Berdasarkan prinsip-prinsip dan asas-asas tersebut suatu

akad mencakup tiga tahapan yaitu perjanjian persetujuan dan

perikatan Selanjutnya untuk mencapai sahnya suatu akad

hendaknya memenuhi syarat dan rukunnya Di antara syarat-

syarat akad adalah kedua pihak yang berakad hendaknya orang

dewasa dan mampu dibenarkan oleh syara‟ ada manfaat terus berlangsung dan bersambung Sedangkan rukun akad menca-

kup orang yang berakad (bdquoaqid) benda yang menjadi obyek

akad (ma‟qud bdquoalaih) tujuan akad (maudhu‟ al-bdquoaqd) dan

lafafz akad (sighat al-bdquoaqd) Oleh karena itu suatu akad dan

muamalah adalah sah selama tidak ada dalil yang membatalkan

dan mengharamkannyardquo (al-ashl fi al-‟uqucircdi wa al-mu‟amalati al-sihhatu hatta yaquma al-daliilu bdquoala al-buthlan wa al-

tahrim)20

20 Lihat penjelasan Wahbah al-Zuhaily dan Abd Rahman al-Juazairy

tentang akad sebagaimana dikutip oleh Hendi Suhendi Fikih Muamalah (Jakarta Rajawali Press 2004) hlm 42-48

26

Kemudian teori aplikatif (applicative theory) digunakan

teori sistem informasi manajemen keuangan Secara umum

sistem informasi manajemen keuangan merupakan suatu cara

dan metode yang digunakan dengan bertujuan untuk mem-

berikan dukungan berbasis sistem dan data kepada pihak lain

agar dapat merealisasikan tujuan bersama yang akan dicapai

sehingga dapat lebih efektif dan efisien

Dalam prosesnya sistem informasi manajemen keuangan

ini lebih berorientasi kepada penggunaan dan pemanfaatan

teknologi informasi dalam menunjang kegiatannya sehingga

dengan menggunakan pemanfaatan teknologi informasi yang

diharapkan dapat lebih mudah untuk memberikan dukungan

kepada unit atau pihak lain dalam menjalankan operasionalnya

sehingga dapat menghasilkan output positif yang lebih efektif

dan efisien serta berorientasi pada proses pengambilan kepu-

tusan atau kebijakan lainnya yang memang dibutuhkan oleh

pihak perusahaan

Dalam proses sistem informasi manajemen keuangan

tersebut juga terdapat Decision Support System (DSS) yaitu

pemilihan beberapa tindakan alternatif yang ada untuk

mencapai satu atau beberapa tujuan yang akan ditetapkan21

21 Efraim Aronson Jay Turban dan Liang Peng Ting Decision

Support System and Intelegent System (New Jersey Pearson Education Inc 2005) hlm 21

27

Selain itu juga DSS ini merupakan suatu sistem informasi yang

berada di level manajemen dari suatu organisasi yang meng-

kombinasikan data dan model analisis yang canggih atau

peralatan data analisis untuk mendukung pengambilan kepu-

tusan yang semi terstruktur dan tidak terstruktur DSS ini

dirancang untuk membantu dalam proses pengambilan kepu-

tusan organisasional22

Pentingnya dilakukan dalam sistem informasi manajemen

keuangan dewasa ini di dunia perbankan dalam menunjang

operasionalnya dikarenakan semakin kompleknya berbagai

kebutuhan transaksional jumlah ketentuan dan aturan yang

sudah ada di dalam berbagai kebijakan perbankan dalam

pengelolaannya disamping risiko yang cukup besar dan harus

senantiasa dihadapi tetapi disisi lain quality service yang meru-

pakan komponen dasar dalam pemasaran jasa serta inti dari

penjualan suatu produk yang dipasarkan dengan kinerja

terhadap pelayanan nasabah dan harus senantiasa terjaga

dengan baik guna menjaga stabilitas dan eksistensi perusahaan

agar senantiasa memiliki performance yang optimal23

22 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk

Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset2007) hlm 13

23 A Parasuraman VA Zeithamel dan LL Berry A Conceptual Model of Service Quality and Its Implication for Future Reseach dalam Jurnal Ekonomi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Petra yang diakses tanggal 2 Februari 2015 hlm 4

28

Dalam sistem informasi manajemen keuangan salah satu

proses yang dilakukan adalah dengan menganalisis sebuah

sistem yang ada disertai dengan entitas pendukung lainnya

biasanya akan dilakukan terhadap beberapa aspek antara lain

adalah kinerja informasi ekonomi keamanan aplikasi

efisiensi dan pelayanan pelanggan Salah satu proses analisis

yang digunakan dalam supporting data ini menggunakan

metode yang disebut dengan PIECES Analysis (Performance

Information Economy Control Eficiency and Service)24

Sistem informasi manajemen keuangan sangat berguna

bagi pengukuran kinerja keuangan Kinerja Keuangan dapat

didefinisikan sebagai Performing measurement yaitu kuali-

fikasi dan efisiensi perusahaan atau segmen serta keefektifan

dalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi Dengan

demikian pengertian kinerja dapat difenisikan sebagai suatu

usaha formal yang dilaksanakan oleh pihak perusahaan untuk

mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan

yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu

Laporan kinerja keuangan menurut Standar Akuntansi

Keuangan menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan

bagian penting dari proses pelaporan keuangan yang meliputi

24 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk

Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset2007) hlm 19

29

neraca laporan rugi laba laporan perubahan modal (yang

dapat disajikan dengan berbagai cara seperti sebagai laporan

arus kas atau laporan arus dana) catatan dan laporan lainnya

serta materi penjelasaan yang merupakan bagian Integral dari

Laporan Keuangan25

Sedangkan menurut Edy Sukarno26 yang dikutip di dalam

jurnal Fokus Ekonomi ia mengatakan bahwa kinerja keuangan

adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan

suatu kegiatanprogramkebijaksanaan dalam mewujudkan

sasaran tujuan misi dan visi organisasi di mana sebagai hasil

yang telah dicapai atas segala aktivitas yang telah dilakukan

dalam mendayagunakan sumber-sumber yang tersedia dalam

suatu organisasi atau perusahaan

Menurut ulasan Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku

Penyajian Laporan Keuangan Syariah (PSAK 101) Tahun

2013 menyatakan bahwa Laporan kinerja keuangan adalah

catatan laporan keuangan yang berisi informasi tambahan atas

apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan laporan laba

rugi konprehensif laporan perubahan ekuitas laporan arus kas

laporan sumber dan penggunaan zakat dan laporan sumber dan

penggunaan dan kebajikan yang mana dalam catatan ini

25 Ikatan Akuntan Indonesia Standar Akuntansi Keuangan (Jakarta

Salemba 1999) hlm12 26 Lihat Edy Sukarno ldquoKinerja Keuanganrdquo dalam Jurnal Focus

Ekonomi Volume 4 Nomor 1 Bulan Juni 2009 hlm 27-43

30

memberikan rincian dari pos-pos yang disajikan dalam laporan

keuangan dan informasi mengenai pos-pos yang tidak meme-

nuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan27

Munawir dalam Analisa Laporan Keuangan28 menga-

takan bahwa laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari

proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu

perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan

data atau aktivitas perusahaan tersebut

Berdasarkan pengertian di atas tersebut maka penulis

dapat merumuskan bahwa Sistem Informasi Manajemen

Keuangan adalah suatu rangkaian proses yang melibatkan

semua aspek yang pada akhirnya memberikan informasi dan

pelayanan keuangan pada bank syariah dalam menjalankan

aktivitas bisnisnya untuk mencapai keuntungan atau laba

H Langkah-langkah Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan langkah-

langkah penelitian sebagai berikut

1 Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

27 Ikatan Akuntan Indonesia Penyajian Laporan Keuangan Syariah PSAK 101 2013

28 Munawir Analisa Laporan Keuangan (Yogyakarta BPFE1999) hlm

31

jasa keuangan di bank syariah Selain itu jika dilihat dari segi

pengertiannya obyek adalah keseluruhan dari gejala yang

terdapat di sekitar kehidupan manusia Sedangkan dilihat dari

segi sumbernya obyek dalam suatu penelitian kualitatif disebut

sebagai situasi sosial yang di dalamnya terdiri dari tiga elemen

yaitu29

a Tempat

b Pelaku

c Aktivitas

Melihat dari ketiga elemen tersebut saling bersinergi

Akan tetapi obyek penelit ian kualitatif juga tidak semata-mata

bergantung pada situasi sosial dari tiga elemen itu saja

melainkan juga berupa tumbuhan peristiwa alam binatang

kendaraan dan sebagainya Sebaliknya jika dikaitkan dengan

sumbernya maka obyek penelitian bisa dibedakan menjadi dua

bagian yaitu obyek primer dan sekunder

Obyek penelitian yang dikembangkan oleh Husein Umar

dalam Setiawan Santana30 menjelaskan bahwa obyek penelitian

menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi obyek

penelitian dilakukan bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika

dianggap perlu Dengan kata lain obyek penelitian dapat

29 Editor ldquoDefinisi dan Cakupan Obyek Penelitianrdquo artikel dalam

httpwwwinformasi-pendidikancom201308obyek-penelitianhtml diakses pada tanggal 10 Februari 2015

30 Santana Setiawan Menulis Ilmiah Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta Yayasan Obor Indonesia2007) hlm 533

32

difahami karakteristik tertentu yang mempunyai nilai skor atau

ukuran yang berbeda untuk unit atau individu yang berbeda

atau merupakan konsep yang diberi lebih dari satu nilai

Obyek ini dipilih berdasarkan atas pemilahan terhadap

semua obyek yang sejenis namun memiliki kekhususan karena

alasan sebagai berikut pertama implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

jasa keuangan yang diinduksi dari pelayanan keuangan di bank

syariah tampaknya belum terumuskan secara sistematis baik

secara konsepsional maupun operasional kedua implementasi

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah tampaknya

belum berimplikasi positif terhadap tingkat kepercayaan

masyarakat kepada bank syariah dan ketiga implementasi

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah tampaknya

belum banyak dikaji secara sistematis dari segi manajemen

keuangan syariah

2 Metode Penelitian

Istilah metode penelitian terdiri atas dua kata yaitu kata

metode dan kata penelitian Kata metode berasal dari bahasa

Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau menuju suatu

jalan Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan

dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu

33

subjek atau obyek penelitian sebagai upaya untuk menemukan

jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan

termasuk keabsahannya31

Adapun pengertian penelitian adalah suatu proses

pengumpulan data dan analisis data yang dilakukan secara

sistematis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu Pengumpulan

data dan analisis data dilakukan secara ilmiah baik bersifat

kuantitatif maupun kualitatif eksperimental maupun non

eksperimental interaktif maupun non interaktif

Selain itu metode penelitian juga merupakan suatu

teknik atau tata cara mencari memperoleh mengumpulkan

atau mencatat data baik yang berupa data primer maupun data

sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu

karya ilmiah dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang

berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga

akan terdapat suatu kebenaran data yang akan diperoleh

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah menggabungkan metode penelitian kepustakaan dan

empirik (bibliographical and empirical research method) dan

pendekatan kuantitatif Penelitian ini lebih difokuskan untuk

mengetahui dan menganalisis implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

jasa keuangan di bank syariah

31 Lihat Rosady Ruslan Metode Penelitian Public Relations dan

Komunikasi (Jakarta Rajawali Pers 2003) hlm 24

34

3 Jenis Data

Penelitian ini pada dasarnya bersifat kualitatif sesuai

dengan metode yang digunakan yakni metode deskriptif

analitis32 yakni data yang terkumpul berbentuk uraian yang

menggambarkan kondisi obyektif penelitian Metode deskriptif

ini dimaksudkan untuk menganalisis jenis data yang mencakup

konsep dan teori tentang implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan di bank syariah

4 Sumber Data

Sumber data merupakan semua masukan data yang

berguna untuk kepentingan dan kelengkapan dalam proses

analisis data Sumber data diperoleh dari berbagai literatur

yang erat kaitannya dengan obyek penelitian ini Sumber data

pada umumnya dapat dibagi tiga yaitu data primer sekunder

dan tersier

Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh dari

berbagai literatur yang relevan Sumber data sekunder dipero-

leh melalui hasil studi observasi Adapun untuk data tersier

diperoleh dari sumber-sumber lainnya yang relevan untuk

melengkapi dan mendukung kebutuhan sumber data primer dan

sekunder

32 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D (Bandung Alfabeta 2008) hlm 13

35

6 Teknik Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai

sumber yakni sumber data primer sekunder dan tersier

Sumber data primer diperoleh dari hasil studi kepustakaan

(bibliography) Adapun sumber data sekunder diperoleh dari

data empirik yang berkenaan dengan implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam

praktik jasa keuangan di bank syariah Adapun sumber data

tersier diperoleh dari berbagai dokumen yang terkait dengan

obyek penelitian

7 Analisis Data

Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini

yaitu pertama melakukan inventarisasi data terhadap semua

sumber data yang dibutuhkan kedua melakukan klasifikasi

data untuk memilah dan memilih mana saja data yang relevan

ketiga melakukan analisis data secara induktif dan deduktif

dan keempat merumuskan kesimpulan penelitian

36

BAB II

KONSEP DAN TEORI

1 Prinsip-prinsip Akad

a Pengertian Akad

Sistem ekonomi Islam sangat erat kaitannya dengan pem-

bahasan tentang akad (al-bdquoaqd) Akad dalam bahasa Indonesia

disebut kontrak merupakan konsekuensi logis dari hubungan

sosial dalam kehidupan manusia Hubungan ini merupakah

fitrah yang sudah ditakdirkan oleh Allah ketika menciptakan

makhluk yang bernama manusia Oleh karena itu ia meru-

pakan kebutuhan sosial sejak manusia mulai mengenal arti hak

milik Islam sebagai agama yang komprehensif dan universal

telah memberikan aturan yang cukup jelas tentang akad untuk

dapat diimplementasikan dalam setiap masa33

Sedangkan dalam bahasa Arab akad berasal dari kata

aqada - yu‟aqqidu ndash uqudan yang secara bahasa berarti

mengikat mengunci menahan atau membuat suatu perjanjian

Selain itu akad juga diambil dari beberapa istilah dalam bahasa

Arab yang memiliki makna sejenis antara lain34

33 Ikhwan Abidin Basri Teori Akad dalam Fikih Muamalah kutipan

artikel dalam httpwwwfossei4tcomArtikel14htm diakses tanggal 15 November 2017

34 Lihat beberapa pengertian akad dalam hukum ekonomi Islam sebagaimana dijelaskan oleh Hendi Suhendi Fikih Muamalah (Jakarta Raja Grafindo Persada 2002) h 44-46

37

Pertama berasal dari kata ikatan ( ب -yaitu mengum ( ال

pulkan dua ujung tali dan mengikat salah satunya dengan yang

lain saling mengikat sehingga menjadi bersambung yang

kemudian keduanya menjadi sepotong benda

Kedua berasal dari katan sambungan ( عق ) yaitu

sambungan yang memegang kedua ujung itu dan mengikatnya

Ketiga berasal dari kata janji ( الع ) sebagaimana

tercantum dalam QS 3 76 yang berbunyi

(Bukan demikian) sebenarnya siapa yang menepati janji

(yang dibuat)nya dan bertakwa maka sesungguhnya

Allah menyukai orang-orang yang bertakwa35

Keempat berasal dari kata perjanjian ( العق ) sebagai-

mana tercantum dalam QS 5 1 yang berbunyi

Hai orang-orang yang beriman penuhilah aqad-aqad itu dihalalkan bagimu binatang ternak kecuali yang akan dibacakan kepadamu (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya36

35 CD Qur‟an in Word 36 Ibid

38

Nibra Hoesen menjelaskan teori akad dalam hukum

perikatan Islambahwa akad dapat diartikan gabungan atau

penyatuan dari penawaran (ijab) dan penerimaan (qabul) yang

sah sesuai dengan hukum Islam Ijab artinya penawaran dari

pihak pertama sedangkan qabul adalah penerimaan dari pihak

kedua Dengan kata lain yang dimaksud dengan akad menurut

istilah adalah suatu perjanjian serah terima barang antara dua

orang yang dilakukan secara sukarela baik langsung maupun

tidak langsung37

Selain definisi di atas dalam bahasa Arab akad diartikan

pengikatan antara ujung-ujung sesuatu Ikatan di sini tidak

dibedakan apakah ia berbentuk fisik atau kiasan Sedangkan

menurut pengertian istilah akad berarti ikatan antara ijab dan

qabul yang diselenggarakan menurut ketentuan syariah di

mana terjadi konsekuensi hukum atas sesuatu yang karenanya

akad diselenggarakan Pengertian ini bersifat lebih khusus

karena terdapat pengertian akad secara istilah yang lebih luas

dari pengertian ini Namun ketika berbicara mengenai akad

dalam konteks hukum perikatan Islam pada umumnya penger-

tian inilah yang paling luas dipakai oleh kebanyakan fuqaha

37 Nibra Hoesen Pengerrtian Akad dalam Transaksi Syari‟ah

diterjemahkan dari Aplied Shariah in Financial Transaction The Requirement of Shariah in Financial Transactions (Kuala Lumpur INCEIF 2006) yang diakses melalui httpnibrahosenmultiplycom journalitem5 didownload tanggal 15 November 2017

39

Adapun pengertian akad yang bersifat lebih umum

mencakup segala diinginkan (diazamkan) orang untuk

dilakukan baik itu yang muncul karena kehendak sendiri

(iradah munfaridah) seperti wakaf cerai dan sumpah atau yang

memerlukan dua kehendak (iradatain) untuk mewujudkannya

seperti jual beli sewa menyewa perwakilan dan gadai

Berdasarkan pengertian akad yang lebih umum tersebut

muncul sedikit perbedaan dengan akad yang dimengerti oleh

para fuqaha dan hukum-hukum perdata konvensional

Perbedaannya adalah bahwa dalam pengertian yang lebih luas

mencakup kehendak tunggal dapat melazimkan suatu transaksi

sementara menurut undang-undang hukum perdata konven-

sional akad mesti melibatkan dua kehendak Karena itu

wilayah akad dalam pengertian umum jauh lebih luas diban-

dingkan dengan akad dalam pengertian khusus

Mengacu kepada beberapa pengertian dalam teori akad di

atas tampaknya ada beberapa unsur yang termasuk ke dalam

rukun akad ada tiga yaitu38

Pertama sighat yaitu pernyataan ijab dan qabul dari

kedua belah pihak boleh dengan lafad atau ucapan boleh juga

38 Lihat penjelasan Nibra Hosen Briefcase Book Edukasi

Professional Syariah Cara Mudah Memahami Akad-akad Syariah tim penyunting Muhammad Firdaus NH Sofiniah Ghufron Muhammad Aziz Hakim Mukhtar Alshodiq (Kuala Lumpur INCEIF 2006) artikel yang dipublikasikan dalam httpnibrahosenmultiplycomjournalitem5 diakses tanggal 15 November 2017

40

di lakukan dengan tulisan Sighat haruslah selaras antara ijab

dan qabul-nya Apabila satu pihak menawarkan (ijab) benda A

dengan harga seratus rupiah pihak lain harus menerima

(qabul) dengan menyebutkan benda A senilai seratus rupiah

pula bukan benda B yang harganya 150 rupiah Dalam sighat

kedua belah pihak harus jelas menyatakan penawaran nya dan

pihak yang lain harus dengan jelas menerima tawarannya

(transparansi) qabul harus langsung di ucapkan setelah ijab di

ucapkan ijab dan qabul haruslah terkoneksi satu dengan yang

lain tanpa adanya halangan waktu dan tempat Misalnya ijab

ditawarkan hari ini dan dijawab dua hari kemudian itu tidaklah

sah ijab dan qabul juga harus dilakukan di dalam satu ruangan

yang sama oleh kedua belah pihak atau istilahnya harus di

dalam satu majelis yang sama

Kedua bdquoaqidan yaitu pihak-pihak yang akan melakukan

akad kedua belah pihak yang akan melaksanakan akad ini

harus sudah mencapai usia akil-baligh (sesuai hukum yang

berlaku di suatu negara) harus dalam keadaan waras (tidak

gila) atau mempunyai akal yang sehat harus dewasa (rushd)

dan dapat bertanggungjawab dalam bertindak tidak boros dan

dapat dipercaya untuk mengelola masalah keuangan dengan

baik

Ketiga mahal al-bdquoaqd atau obyek-obyek akad yaitu jasa

atau benda-benda yang berharga dan obyek akad tersebut tidak

41

dilarang oleh syari‟at Obyek akad yang dilarang atau

diharamkan oleh syari‟at diantaranya adalah minuman keras

darah bangkai dan daging babi

Kepemilikan dari obyek akad harus sudah berada pada

satu pihak dengan kata lain obyek akad harus ada pada saat

akad dilaksanakan kecuali pada transaksi Salam39 dan

Istisna40 Obyek akad harus sudah di ketahui oleh kedua belah

pihak beratnya harganya spesifikasinya modelnya kualitas-

nya Perlu diperhatikan di sini bahwa dalam hukum Islam

seseorang tidak diperbolehkan untuk menjual sesuatu yang

bukan miliknya Salah satu contohnya adalah menjual burung

burung yang masih terbang di udara atau menjual ikan-ikan

yang masih berenang di lautan lepas karena tidak jelas berapa

jumlahnya dan sulit untuk menentukan harga pastinya yang

dapat berakibat pada adanya unsur ketidakpastian atau gharar

Ketidakpastian atau gharar ini dapat membatalkan akad sama

hal nya dengan riba (interestbunga bank) dan maisyir (judi)

Ketiga unsur tersebut sebaiknya dihindari dalam proses

transaksi yang menggunakan akad syari‟ah

39 Salam adalah suatu perjanjian jual beli atau serah terima barang yang dilakukan tidak langsung di mana si pembeli hanya mengetahui barang berdasarkan sifat dan karakteristiknya

40 Istishna adalah suatu perjanjian pembiyaan di mana salah satu pihak memberikan sejumlah dana untuk membiayai usaha atau proyek dan si peminjam berkewajiban mengembalikannya secara kredit sesuai dengan kesepakatan

42

Sedangkan legalitas dari akad di dalam hukum Islam

terbagi menjadi dua bagian pertama shahih atau sah artinya

semua rukun kontrak beserta semua kondisinya sudah

terpenuhi kedua bathil yaitu apabila salah satu dari rukun

kontrak tidak terpenuhi maka kontrak tersebut menjadi batal

atau tidak sah apalagi jika ada unsur maisyir gharar dan riba

di dalamnya Akad yang efektif di bagi lagi menjadi dua

bagian yaitu pertama lazim yaitu mengikat dan kedua ghair

al-lazim yaitu tidak mengikat Akad lazim adalah akad yang

tidak dapat dibatalkan oleh salah satu pihak tnapa persetujuan

pihak yang lainnya Contohnya adalah perceraian dengan

kompensasi pembayaran properti dari istri yang diberikan

kepada suami Sedang akad ghair al-lazim dapat dibatalkan

oleh salah satu pihak tanpa persetujuan dari pihak yang

lainnya Contohnya dalam transaksi partnership (musyarakah)

agency (wakalah) wasiat (wassiyyah) pinjaman (bdquoariyah) dan

penitipan (wadi‟ah)

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil beberapa

rumusan sebagai berikut pertama hakikat akad adalah suatu

perjanjian serah terima barang antara dua orang yang

memenuhi segala syarat dan rukun akad serta dibenarkan oleh

syari‟at kedua suatu perjanjian atau akad dapat dikatakan sah

apabila telah memenuhi syarat dan rukunnya Sebaliknya suatu

43

perjanjian atau akad dapat dikatakan tidak sah apabila salah

satu syarat dan rukunnya tidak terpenuhi ketiga semua bentuk

perjanjian dibolehkan sepanjang tidak bertentangan dengan

ketentuan syari‟at

b Landasan Akad

Al-Qur‟an dan Hadits Nabi merupakan landasan paling

fundamental bagi umat Islam untuk melakukan akad dan

memiliki harta yang dibenarkan menurut ketentuan syara‟

Bahkan para ulama jumhur sepakat bahwa akad dan pemilikan

harta dalam bermuamalah hukumnya boleh sepanjang tidak ada

dalil yang mengharamkannya

1) Al-Qurrsquoan

Dasar hukum akad dan pemilikan harta dalam muamalah

dibolehkan mengacu kepada QS al-Maidah aayat 2

Hai orang-orang yang beriman penuhilah aqad-aqad itu dihalalkan bagimu binatang ternak kecuali yang akan dibacakan kepadamu (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya41

41 Dalam QS 42 dijelaskan bahwa Aqad (perjanjian) mencakup janji

prasetia hamba kepada Allah dan perjanjian yang dibuat oleh manusia dalam pergaulan sesamanya

44

Akad dapat diaplikasikan salah satunya dalam konteks

jual beli Menurut Sudarsono sebagaimana telah dikutip dari

Imam Taqiyuddin Abu Bakar al-Husaini42 apabila seseorang

menukar sesuatu barang dengan barang yang lainnya dengan

cara tertentu (akad) inilah yang disebut ldquojual belirdquo Hamzah

Ya‟kub43 menjelaskan bahwa dasar hukum dari perniagaan

termasuk juga didalamnya jual beli adalah firman Allah SWT

sebagaimana tercantum dalam QS An-Nisa ayat 29 yang

berbunyi

ن تج أن تك طل ل ك ب الك بي ا أ ك ت ا آ ي ال ي أي

ا حي ع ت ن بك ن ا ك فسك ا أ تقت ك و

Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu Dan janganlah kamu membunuh dirimu sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu Demikian pula ditegaskan dalam surat al-Baqarah ayat

275 yang berbunyi

ن ط الشيط ي يت م ال يق ك ن يق ب ن ال ك ي ي الب م ال يع وح ب وأحل ا ال ثل ال يع ال ا ل ق س ذلك ب ال

42 Imam Taqiyuddin Abu Bakar al-Husaini Kifayat al-Ahyar (Terjemah M Thalib) (Surabaya Bina Ilmu 1997) 156

43 Hamzah Ya‟kub Kode Etik Dagang Menurut Islam (Bandung CV Diponogoro 1993) 72-73

45

عظ ءه ج ف ل ا و ه ف وأ س ف ت ف ب ون ل خ في ب ال ك أصح ول ف ع

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kema-sukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat) sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya lalu terus berhenti (dari mengambil riba) maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah Orang yang mengu-langi (mengambil riba) maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka mereka kekal di dalamnya44 Dalam QS al-Baqarah ayat 283 dijelaskan

ك بع ن أ ض ف ق ن ت ف وا ك سف ول تج ت ع ن ك و و ا الش تكت ب و ت وليتق ا أ ت ي ا ال ي بع ف

آث ق وا ف ي يكت ن ع تع ب

Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis maka hendaklah ada yang dipegang (oleh yang berpiutang) Akan tetapi jika sebagian kamu memper-cayai sebagian yang lain maka hendaklah yang diperca-yai itu menunaikan amanahnya (utangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian Dan barang siapa yang menyembunyikannya maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan45

44 Soenardjo dkk opcit 69 45 Ibid

46

Berdasarkan beberapa ayat di atas dapat disimpulkan

bahwa pada prinsipnya Islam membolehkan akad dan memiliki

harta sepanjang dasar dan tujuan melakukan akad dan pemi-

likan harta tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan syari‟at serta juga ditujukan untuk kebaikkan dan kemaslahatan hidup

manusia di dunia dan akhirat

2) Hadits

Sedangkan dasar hukum berikutnya adalah hadist-hadist

Nabi Muhammad SAW yang berkaitan langsung dengan akad

dan kepemikan harta melalui jual beli Diantaranya adalah

hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban yang berbunyi

ن( البيع عن تراض )رواه ابن حب انمJual beli itu hanya sah bila saling merelakan

Hadits lainnya yang menjadi dasar hukum kebolehan jual

beli adalah berasal dari Ruf‟ah bin Rafi‟ diriwayatkan al-Bazar

dan disahkan oleh hakim yang berbunyi

ل عمل الرجل بيده أن ا يه وس سئل أى الكس أطي ق ى ع لنبى ص) وكل بيع مبرور )رواه رف عه بن رافع وابن م جه وصححه الح ك

Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW telah pernah ditanya tentang usaha apa yang lebih baik Nabi berkata Usaha seseorang dengan tangannya dan jual beli yang mabrur46

46 Ibnu Hajar al-bdquoAsqalani Bulugh al-Maram (Terjemah A Hasan)

(Bandung CV Penerbit Diponegoro 1994) dan Ahmad Azhar Basyir Asas-asas Hukum Muamalat (Yogyakarta UII Pres 2000) 193

47

Berdasarkan beberapa hadits hukum di atas dapat

dirumuskan bahwa pada prinsipnya Islam juga membolehkan

akad dan memiliki harta sepanjang dasar dan tujuan melakukan

akad dan pemilikan harta tersebut dilakukan sesuai dengan

ketentuan syari‟at serta juga ditujukan untuk kebaikkan dan

kemaslahatan hidup manusia di dunia dan akhirat

3) Ijtihad

Selain ayat-ayat al-Qur‟an dan Hadits Nabi yang menjadi

dasar hukum sekaligus dalil bolehnya melakukan akad dan

pemilikan harta dengan cara jual beli adalah ijtihad Ijtihad

berasal dari kata ldquojuhd‟ yang berarti sungguh-sungguh dalam

melaksanakan suatu perbuatan

Istilah ini pada mulanya digunakan dalam bidang juris-

prudensi (fiqh) untuk menyatakan salah satu kaidah yang

ditetapkan oleh para ulama madzhab dan menyusul pemben-

tukkannya Apabila suatu kasus tidak ditemukan penjelasannya

dalam al-Qur‟an dan Sunnah maka ia harus berijtihad dengan

ra‟yu-nya47

Ijtihad dapat dikatakan sebagai rekonstruksi pemikiran

seorang faqih di dalam menyelesaikan kasus-kasus hukum baru

47 Ahmad Hassan Analogical Reasoning in Islamic Jurisprudence

(Islamabad Pakistan Islamic Research Institute 1986) diterjemahkan Munir Qiyas Penalaran Analogis Dalam Hukum Islam (Jakarta Pustaka 2001) 58

48

yang dilakukan melalui penalaran akal secara mendalam

disertai bukti-bukti dan hujjah yang kuat dengan tetap

berpegang kepada sumber yang pokok yakni al-Qur‟an dan

Sunnah Karena ia merupakan rekonstruksi pemikiran akal

maka terdapat dua kecenderungan produk ijtihad yaitu bisa

jadi hasil ijtihad seseorang itu benar tapi bisa juga salah atau

keliru48

Hampir semua ulama madzhab tampaknya sepakat

bahwa kebenaran ijtihad bersifat relatif dan dzanni terkecuali

apabila kebenarannya tidak keluar dari kemauan syari‟at di

dalam nash maka dianggap benar Hal ini menimbulkan

asumsi bahwa munculnya perbedaan pendapat ulama dalam

proses ijtihad untuk menetapkan hukum (istinbacircth al-ahkacircm)

disebabkan tiga hal pertama formulasi kaidah (al-ta‟sicircs) yaitu

ada yang berpegang kepada pemahaman uslub (dalil syara‟)

dan ada pula yang berpegang kepada masalah-masalah cabang

(furu‟) kedua metodologi (manhaj) yaitu rumusan metode

hukum dilakukan secara induktif dan deduktif Hal ini

berimplikasi kepada adanya dua corak kaidah yakni kaidah

ushul dan kaidah fiqh ketiga aspek pemikiran yang

merupakan pijakan mendasar yang dipakai para ulama dalam

48 Kamal Muchtar Ushul Fiqih(Yogyakarta PT Dana Bhakti

Wakaf 1995) 152-155

49

berijtihad Ada yang lebih dominan berpegang kepada nash

teks dan ada yang berpegang kepada ra‟yukonteks49

Implikasi dari ketiga poin di atas maka dalam kajian

pemikiran hukum Islam dikenal dua aliran utama dalam

madzhab hukum Islam yaitu aliran fuqaha yang berpegang

pada nash atau biasa disebut dengan ahl al-hadicirctsmutakallimin

(Imam Syafi‟i dan pengikutnya) dan aliran fuqaha yang lebih berpegang kepada ra‟yuakal dalam merumuskan metode hukumnya dikenal sebagai ahl al-ra‟yu (Imam Hanafi dan

pengikutnya)

Di antara hal-hal yang diperselisihkan oleh para ulama

dan dua aliran besar dalam hukum Islam tentang kedudukan

sumber-sumber hukum Islam adalah pertama masalah hadits

sunnah yang diperdebatkan sisi orisinalitas dan validitasnya

baik dari segi sanad rawi maupun materi (matan) haditsnya

serta tingkat orientasi dan kecenderungan ulama di dalam

memakai hadits sebagai dasar hukum kedua perbedaan

pendapat tentang sumber hukum Islam selain al-Qur‟an dan Sunnah yakni Ijma‟ Qiyas Istihsan Istishab Istishlah

Maslahah al-Mursalah dan sebagainya50

49 Murtadha Muthahari dan M Baqir Ash-Shadr Pengantar Ushul

Fiqh dan Ushul Fiqh Perbandingan terj Satrio Pinandih dan Ahsin Muhammad (Jakarta Pustaka Hidayah 1993) h 44-50

50 Rachmat Syafe‟i Pengantar Ushul Fiqh Perbandingan (Bandung Piara 1994) h 44-47 Lihat pula Abdul Wahhab Khallaf Mashadir al-Tasyri al-Islami fi ma la Nashafihi (Beirut Dar al-Qalam 1970) h 65-69

50

Namun pada intinya ijtihad diakui oleh para ahli hukum

sebagai sumber hukum (dalil aqli) yang paling sering

digunakan mereka ketika merumuskan hukum syara dan

menjelaskan aspek-aspek yang tidak dijelaskan secara rinci di

dalam nash51 Ijtihad ndash yang oleh para ahli hukum modern

seringkali diidentikan dengan Islamic Jurisprudence ndash

membuka ruang yang cukup luas bagi upaya pengembangan

dan penemuan teori-teori hukum baru termasuk teori-teori

hukum yang erat kaitannya dengan akad dan hak milik dalam

hukum perikatan Islam

Dalam konteks filsafat hukum Islam para mujtahid

umumnya melakukan beberapa tahapan dalam merumuskan

hukum-hukum syara‟ secara langsung dari sumbernya yakni al-

Qur‟an dan Sunnah Tahapan yang dimaksud antara lain52

Pertama tanqih al-manaat yaitu mengungkapkan atau

menseleksi sifat-sifat yang berpengaruh pada hukum (al-ta‟yin

wa al-hadfu fi sifat al-hukm) Fungsi mujtahid di sini adalah

menentukan dan membuang sifat-sifat yang berpengaruh pada

hukum di mana setiap mukallaf wajib berijtihad pada tingkat

tanqih disebabkan keberadaan nash masih bersifat universal

51 Ibid 52 Rachmat Syafei Ijtihad fi al-Istinbath wa al-Tathbiq mengutip

penjelasan Ibnu Hazm Al-Ihkam fi Ushul al-Ahkam (Beirut Dar al-Maktabah al-Misriyyah tth)

51

dan abstrak Sehingga perlu dicarikan makna operasionalnya

agar lebih concrete dan applicable

Kedua takhrij al-manaat yaitu menggali hukum-hukum

syara‟ langsung dari sumbernya (al-Qur‟an dan Hadits) baik

yang bersifat pasti (qath‟i) maupun dugaan (dzanni) atau

lafadz hukum yang bersifat implisit maupun eksplisit Tahapan

kedua ini disebut pula ijtihad qiyasi yakni memindahkan

hukum atau menghubungkan furu‟ yang tidak ada nash-nya

dengan furu‟ yang ada nash-nya karena kesamaan illat

hukum53 Pada tahapan kedua ini metode qiyas menjadi sangat

dominan dalam proses penetapan hukum syara‟

Ketiga tahqiq al-manaat yaitu merumuskan pernyataan-

pernyataan yang berupa keputusan-keputusan hukum yang

bersifat pasti (qath‟i) maupun dugaan (dzanni) atas kasus-kasus

hukum yang sedang dikaji berikut implementasinya dalam

pelbagai lapangan hukum Pada tahapan ini setiap produk

hukum hasil ijtihad dapat diimplementasikan sesuai kemauan

nash dan tuntutan realitas sepanjang tidak bertentangan dengan

hakikat dan tujuannya Dalam beberapa kasus ijtihad bebas

yang banyak dilakukan oleh kalangan liberal seringkali

53 Ijma merupakan metode hukum kedua setelah qiyas yang dalam

tulisan ini penulis sebut dengan ijma qiyasi Penulis menguitp penjelasan dari Saidi Abu Habieb Mausuatu al-Ijma terj Ahmad Sahal Mahfudz dan Mustofa Bisri Ensiklopedi Ijma Persepakatan Ulama dalam Hukum Islam (Jakarta Pustaka Firdaus 1997) h 38-39

52

mengabaikan kemauan nash yang tekstual dan terlalu

mengutamakan konteksnya

Perkembangan hukum Islam yang berlaku dalam kehi-

dupan masyarakat di berbagai belahan dunia Islam sesung-

guhnya dapat menjadi bukti bahwa hukum tersebut dipelihara

dan dipatuhi oleh masyarakat Islam Disinyalir sebelumnya

bahwa hukum Islam mengandung tiga elemen yakni pertama

ia merupakan adalah satu sumber hukum yang umum kedua ia

merupakan hukum yang hidup dan berkembang di masyarakat

dan ketiga ia merupakan hukum yang berdiri sendiri dan tidak

diambil dari hukum lain54

Pada kenyataan dewasa ini hukum Islam terbagi ke

dalam berbagai obyek-obyek materi hukum Sebagian meru-

pakan hukum tertulis (dikodifikasikan menjadi undang-

undang) dan sebagian lagi merupakan hukum yang tidak

tertulis tetapi keberadaannya dipatuhi dan berlaku di masya-

rakat Keadaan ini dapat diasumsikan merupakan keistimewaan

dari hukum Islam itu sendiri karena pada sisi tertentu hukum

Islam berdasar kepada nash tapi pada sisi lain hukum Islam

juga membuka diri terhadap faktor di luar nash

Berkenaan dengan hal tersebut perumusan konsep akad

dalam sistem ekonomi Islam yang kini digunakan sebagai teori

54 QS An-Nisa‟ 65

53

hukum ekonomi oleh fuqaha cenderung dipengaruhi beberapa

hal pertama kehadiran para ulama madzhab yang memiliki

persepsi yang berbeda mengenai rumusan norma dan sistem

hukum Islam55 kedua hukum Islam dalam perkembangannya

telah bergeser dari sudut normativitas syari‟ah yang bersifat

umum menjadi fiqh sebagai hukum substantif ketiga perbe-

daan menggunakan metode hukum Islam melahirkan produk

hukum yang berbeda pula56 dan keempat masuknya anasir-

anasir hukum ke dalam wilayah pengkajian hukum Islam

menyebabkan hukum Islam berlaku fleksibel dan rigid57

Berdasarkan pemikiran tersebut maka kesepakan para

ulama (ijma) menjadi salah satu pertimbangan menetapkan

hukum akad dan hak milik dalam hukum perikatan Islam Hal

tersebut dipertegas menurut Sayyid Sabiq58 yang mana para

ulama berpendapat bahwa jual beli dan penekunannya sudah

berlaku (dibenarkan) sejak zaman Rasulullah SAW hingga hari

ini

Oleh karena itu dasar hukum yang digunakan dalam

ijtihad melalui ijma‟ sebagaimana dikemukakan oleh Rachmat

55 Joseph Schact op cit h 3-4 56 Yusuf Musa Tacircricirckh al-Fiqh al-Islacircmiy (Kairo Mesir tt) h 10

Mannabdquo al-Qattan al-Tacircricirckh wa al-Fiqh ficirc al-Islacircm (Mu‟assasah al-Risacirclah tt) h 14

57 Amir Syarifudin Pengertian dan Sumber Hukum Islam dalam Falsafah Hukum Islam (Jakarta Bumi Aksara-Depag RI 1992) h 15

58 Sayyid Sabiq Fikih Sunnah (Terjemahan M Thalib) (Bandung PT Al-Ma‟arif 1987) h 45

54

Syafi‟i59 bahwa seluruh ulama sepakat menentukan jual beli

hukumnya boleh karena manusia tidak dapat memenuhi

kebutuhannya sendiri dan selalu membutuhkan orang lain

demikian untuk memperoleh kebutuhannnya yang dilakukan

melalui tukar menukar barang yang memiliki nilai yang sama

Demikian pula pengertian ijma‟ menurut Ibn Hazm60

berbeda dengan para pendahulunya Jika ijma‟ menurut

kebanyakan para ulama ushul disebut sebagai konsensus ulama

atas hukum yang tidak ada nash-nya dengan ra‟yu mereka atau

dengan mengqiyaskan pada hukum yang telah ada nash-nya

maka ini berbeda dengan ijma‟ menurut Ibn Hazm Menu-

rutnya tak ada ijma kecuali dari teks (nash) Selanjutnya ia

juga menambahkan bahwa tak ada jalan untuk mengetahui

hukum-hukum agama tanpa menggunakan salah satu dari

keempat pokok yang kesemuanya kembali pada nash yang

diketahui kewajibannya dan juga difahami artinya dengan akal

sehat manusia

Selanjutnya sumber kedua dalam ijtihad adalah analogi

(qiyas) Qiyas adalah dasar hukum keempat dalam jual beli

yaitu dianalogikan kepada aktivitas Nabi Muhammad SAW

sejak masa kecil berdagang bersama pamanya yakni Abdul

59 Rachmat Syafe‟i Fikih Muamalah (Bandung Pustaka Setia

2000) h 75 60 Muhammad Ibn Hazm Al-Ihkam fi Ushul al-Ahkam (Beirut dar

al-Fikr tth)

55

Muthalib dan isterinya Siti Khadijah Sedangkan adat atau bdquourf

juga sebagai dasar hukum jual beli yaitu kebiasaan masyarakat

yang tidak bertentangan dengan al-Qur‟an dan al-Sunnah serta

dengan akal sehat dan membawa kepada kemaslahatan umum

Dengan kata lain menurut ijtihad melalui ijma‟ dan qiyas akad dan pemindahan hak milik dibolehkan selama dasar dan tujuan

melakukan akad dan pemilikan harta tersebut dilakukan sesuai

dengan ketentuan syari‟at serta juga ditujukan untuk kebaikan

dan kemaslahatan hidup manusia

Berkenaan dengan uraian di atas dapat dirumuskan

pokok-pokok pikiran sebagai berikut pertama Al-Qur‟an

telah membuktikan kepada seluruh manusia tentang kedudukan

hukum jual beli yang sesuai dengan fitrah manusia sebagai

makhluk sosial kedua Sunnah membuktikan bahwa para Nabi

dan Muhammad SAW adalah pencetus ekonomi melalui

aktivitas bisnis jual beli ketiga para ulama bersepakat bahwa

jual beli merupakan sesuatu yang alamiah sebagai tanda bahwa

manusia tidak dapat hidup individualistik keempat kebiasaan

manusia dalam bisnis jual beli sudah berakar dan sama sekali

tidak menyimpang dari realitas kehidupan duniawi dan

kehendak Allah sepanjang dilakukan dengan sikap saling

merelakan dan tidak mengandung unsur penipuan dan

perjudian

56

Menurut ketentuan al-Qur‟an al-Hadits dan ijtihad para

ulama sebagaimana telah dikemukakan di atas dapat diambil

beberapa rumusan sebagai berikut pertama hukum asal dari

pada akad dan pemilikan harta dengan cara jual beli hukumnya

boleh (mubah) kecuali ada dalil lain yang mengharamkannya

kedua segala bentuk aktivitas akad dan pemilikan harta dalam

perniagaan hendaknya berprinsip kepada sikap saling merela-

kan Ciri utama saling merelakan adalah terpenuhinya rukun

dan syarat jual beli dan ketiga dalam fiqih muamalah diatur

bahwa kepemilikan mutlak atas harta adalah milik Allah

Sehingga akad pemilikan atau pemindahan hak milik atas

harta baik dengan cara jual beli maupun cara-cara lainnya

hukumnya boleh (mubah) sepanjang tidak bertentangan dengan

ketentuan dan batas-batas yang ditentukan oleh Allah dan

Rasul-Nya

c Prinsip-prinsip Akad

Secara substansial prinsip-prinsip akad dan pemindahan

hak milik dalam hukum perikatan Islam erat kaitannya dengan

perkembangan pemikiran tentang hukum ekonomi Islam (fikih

muamalah) Fikih Muamalah diartikan dalam dua makna yakni

sebagai sistem ekonomi Islam dan hukum ekonomi Islam

Untuk makna yang pertama fikih muamalah diartikan sebagai

tata aturan dan mekanisme kerja untuk mengatur setiap usaha

57

ekonomi yang dilakukan oleh individu atau badan hukum

ekonomi Adapun makna yang kedua fikih muamalah dapat

diartikan sebagai ketentuan normatif yang mengatur tentang tata

aturan berekonomi

Berkenaan dengan hal tersebut perkembangan pemikiran

tentang hukum ekonomi Islam yang berlaku dalam masyarakat

muslim sangat dipengaruhi oleh sifat dan karakteristik hukum

Islam itu sendiri61 antara lain

1) Sempurna (Paripurna)

Syari‟at Islam diturunkan dalam bentuk yang umum

Hukum awalnya bersifat tetap sedangkan substansinya berubah

mengikuti illatnya Hukum-hukum yang lebih rinci ditetapkan

dalam kaidah dan pedoman umum sedangkan penjelasan atau

implementasinya diserahkan kepada ahli hukum yang mema-

hami hakikat hukum62

Pedoman-pedoman atau prinsip-prinsip dasar yang

berlaku umum dalam syari‟at Islam mengindikasikan identitas

hukum yang mengunjukkan kesempurnaannya universal dan

teknis serta dapat diterima oleh masyarakat di semua tempat

dan waktu Kesempurnaan hukum Islam dengan sendirinya

61 Fathurrahman Djamil Filsafat Hukum Islam (Jakarta Logos

Wacana Ilmu 1996) 46 62 Anwar Haryono Hukum Islam Keluasan dan Keadilannya

(Jakarta Bulan Bintang 1985) 113 dan Hasbie Ash-Shiddiqie Pengantar Hukum Islam (Jakarta Bulan Bintang 1975) 23-24

58

menempatkan diri sebagai hukum yang tertinggi dan hendak-

nya dapat diaplikasikan oleh komunitas muslim maupun non

muslim karena hukum ini melindungi hak-hak hukum setiap

orang tanpa membedakan latar belakang apapun

2) Elastis (Fleksibel)

Selain bersifat sempurna hukum Islam pun memiliki

fleksbilitas dalam hal aplikasinya Oleh karena itu cakupan

hukum Islam meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang

sifatnya vertikal maupun horizontal Dalam hukum Islam tidak

saja diatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya

(hablumminallah) tetapi juga hubungan manusia dengan

manusia lainnya (hablumminannas) serta lingkungannya

Adapun munculnya perbedaan corak pemahaman hukum

Islam dalam konteks fiqh banyak disebabkan oleh perbedaan

pola pikir ahli hukum (mujtahid) dalam wacana pemikiran dan

penelitian atas obyek-obyek hukum Islam (ijtihad)63 Impli-

kasinya jelas berpengaruh pada perbedaan corak madzhab

hukum yang berlaku dalam masyarakat muslim Hal ini

manjadi bukti bahwa hukum Islam berlalu menyesuaikan diri

dengan situasi kondisi waktu dan tempat64

3) Universal dan Dinamis

Hukum Islam bersifat universal dan dinamis mengan-

dung pengertian bahwa hukum Islam yang dimasukan dalam

63 Ibid 112 64 Hasbie Ash-Shiddiqie Dinamika dan Elastisitas Hukum Islam

(Jakarta Tintamas 1975) 27

59

term fiqh mencakup bagian-bagian atas keseluruhan hukum

dalam term syari‟ah sebagaimana telah disinggung sebelum-

nya identitas hukum Islam yang mengandung dimensi vertikal

dan horizontal dalam semua cakupan hukumnya telah menjadi

ciri universalitas hukum Islam itu sendiri

Adapun dinamika hukum ekonomi Islam dapat diketahui

dari proses perkembangan berlakunya hukum Islam sejak

periode Rasul hingga periode modern dengan segala dimensi-

nya Perkembangan hukum Islam secara sistematis telah

bergeser dari sistem hukum material yang umum dalam nash

kemudian direduksi dalam bentuk transformasi pemikiran

hukum (ijtihad) dan dapat diimplementasikan menjadi berbagai

bentuk pemikiran produk hukum (fiqh) hingga selanjutnya

dikodifikasikan menjadi Qacircnucircn

4) Sistematis

Arti dari pernyataan bahwa hukum Islam bersifat

sistematis adalah hukum Islam itu mencerminkan sejumlah

doktrin hukum yang bertalian satu sama lain secala logis dan

konkrit Hukum ini mencakup seluruh komponen hukum

berupa pokok-pokok ajaran tentang etika moral dan keadilan

serta keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Pencipta Semua

komponen hukum tersebut kemudian terintegrasikan ke dalam

term umum yang disebut syari‟ah65

65 Ibn Qayyim al-Jauziyah bdquoI‟lacircm al-Muwaqqin bdquoan-Rabi al-bdquoAcirclamicircn

Jilid III (Beirut Dacircr al-Fikr tt) 14

60

Sedangkan perwujudan dari sistematisnya hukum Islam

adalah Fiqh Fiqh sebagai produk pemikiran orang Islam

terhadap ajaran Islam sebagaimana digambarkan oleh para ahli

hukum mencakup atas segi-segi secara khusus seperti ibadah

mu‟amalah jinayah siyasah dan sebagainnya Semua jenis pembidangan hukum Islam dalam bidang hukum Islam (fiqh)

adalah suatu refleksi dari bentuk ketaatan orang Islam kepada

ajaran Islam secara totaliter66

Sistematikanya hukum Islam dapat berarti pula saling

berhubungannya atau interaksi setiap bentuk dan unsur-unsur

hukum secara sinergis dan organis Karena hukum Islam

berlaku secara fleksibel dan rigid maka ia menyesuaikan diri

dengan perkembangan dan kebutuhan hidup manusia baik

secara individual maupun kolektif Sehingga secara metodo-

logis akan terbentuk suatu sistem hukum secara piramidal

(hierarki hukum Islam)

5) Ta‟aqquli dan Ta‟abbudi

Ta‟aqquli dan Ta‟abbudi dalam karakteristik hukum

Islam adalah hukum Islam mengandung muatan dimensi

vertikal dan horizontal Hukum Islam bersumber kepada wahyu

yang mengandung muatan teologis menunjukan aturan tentang

hubungan antara manusia dengan Tuhan yang diyakini sebagai

66 Muhammad Muslehudin Kaidah-kaidah Ushulliyah dan

Fiqhiyyah(Jakarta Rajawali Press 1994) 277-278

61

pembuat hukum secara mutlak Konsekuensinya ada keharusan

bagi orang Islam untuk tunduk dan patuh terhadap hukum

Islam

Namun demikian tidak semua hukum Islam itu kaidah

norma hukumnya berbentuk khusus dan jelas malainkan

diperlukan suatu bentuk penafsiran atas segi-segi hukum yang

umum Pada tingkatan metodologi interpretasi atas segi norma

hukum dalam nash kemudian dikonkretkan menjadi produk

hukum (fiqh) yang lebih menyentuh sisi praktis pelaksanaan

hukum Islam

Berkenaan dengan hal tersebut Bustanul Arifin telah

menjelaskan bahwa karakteristik hukum Islam dibagi menjadi

dua macam67 pertama hukum Islam yang lansung ditetapkan

oleh Allah (syari‟at) dan kedua hukum-hukum pokok yang

lahir dari pemikiran manusia (fiqh)

Oleh karena itu maka peneliti dapat merumuskan bahwa

suatu pemahaman yang keliru jika hukum Islam dipahami

hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan (vertikal-

transendental) tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan

manusia lainnya serta dengan lingkungannya (horizontal)

Inilah karakteristik paling unik prinsip akad dalam hukum

ekonomi Islam

67 Ali Yafie Menggagas Fiqh Sosial (Bandung Mizan 1994) 132

62

d Etika Akad

Etika akad dalam sistem ekonomi Islam (muamalat al-

bdquoadabiyah) jelas sangat diperlukan untuk memandu segala

tingkah laku ekonomi di kalangan masyarakt muslim Etika

bisnis Islami (muamalat al-bdquoadabiyah) tersebut selanjutnya

dijadikan sebagai kerangka praktis yang secara fungsional akan

membentuk suatu kesadaran beragama dalam melakukan setiap

kegiatan ekonomi (religiousness economic practical guidance)

Etika ekonomi Islam sebagaimana dirumuskan oleh ahli

ekonomi Islam adalah suatu ilmu yang mempelajari aspek-

aspek kemaslahatan dan kemafsadatan dalam kegiatan ekonomi

dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauhmana

dapat diketahui menurut akal fikiran (rasio) dan bimbingan

wahyu (nash)

Etika ekonomi dipandang sama dengan akhlak karena

keduanya sama-sama membahas tentang kebaikan dan kebu-

rukan pada tingkah laku manusia Sedangkan tujuan etika

Islam menurut kerangka berfikir filsafat adalah untuk

memperoleh suatu kesamaan ide bagi seluruh manusia di setiap

waktu dan tempat tentang ukuran tingkah laku baik dan buruk

sejauhmana dapat dicapai dan diketahui menurut akal fikiran

manusia68

68 Taqiyuddin An-Nabhani Membangun Sistem Ekonomi Alternatif

Perpspektif Islam (Jakarta Risalah Gusti 1996) 52

63

Namun untuk mencapai tujuan tersebut etika ekonomi

Islam mengalami kesulitan karena pandangan masing-masing

golongan di dunia ini berbeda-beda perihal standar normatif

baik dan buruk Masing-masing mempunyai ukuran dan

kriteria yang berbeda-beda pula Sebagai cabang dari filsafat

ajaran etika bertitik tolak dari akal fikiran dan tidak dari ajaran

agama Sedangkan dalam Islam ilmu akhlak dapat difahami

sebagai pengetahuan yang mengajarkan tentang kebaikan dan

keburukan berdasarkan ajaran Islam yang bersumber kepada

akal dan wahyu Atas dasar itu maka etika ekonomi yang

dikehendaki dalam Islam adalah perilaku sosial-ekonomi yang

harus sesuai dengan ketentuan wahyu serta fitrah dan akal

pikiran manusia yang lurus

Di antara nilai-nilai etika ekonomi Islam yang terangkum

dalam ajaran filsafat ekonomi Islam adalah terdapat dua prinsip

pokok sebagai berikut

Pertama Tauhid Prinsip ini mengajarkan kepada semua

manusia tentang bagaimana mengakui keesaan Allah sehingga

terdapat suatu konsekwensi bahwa keyakinan terhadap segala

sesuatu hendaknya berawal dan berakhir hanya kepada Allah

SWT Keyakinan yang demikian dapat mengantar seorang

muslim untuk menyatakan bahwa ldquoSesungguhnya shalatku

ibadahku hidupku dan matiku adalah semata-mata demi

64

Allah Tuhan seru sekalian alamrdquo Prinsip ini kemudian

menghasilkan kesatuan-kesatuan sinergis dan saling terkait

dalam kerangka tauhid Tauhid diumpamakan seperti beredar-

nya planet-planet dalam tata surya yang mengelilingi matahari

Kesatuan-kesatuan dalam ajaran tauhid hendaknya berimpli-

kasi kepada kesatuan manusia dengan tuhan dan kesatuan

manusia dengan manusia serta kesatuan manusia dengan alam

sekitarnya

Kedua prinsip keseimbangan mengajarkan manusia

tentang bagaimana meyakini segala sesuatu yang diciptakan

Allah dalam keadaan seimbang dan serasi Hal ini dapat

dipahami dari ayat al-Qur‟an yang telah menjelaskan bahwa

ldquoEngkau tidak menemukan sedikitpun ketidakseimbangan

dalam ciptaan Yang Maha Pengasih Ulang-ulanglah menga-

mati apakah engkau melihat sedikit ketimpanganrdquo69 Prinsip ini

menuntut manusia bukan saja hidup seimbang serasi dan

selaras dengan dirinya sendiri tetapi juga menuntun manusia

untuk mengimplementasikan ketiga aspek tersebut dalam

kehidupan

Prinsip tauhid ini juga mengantarkan manusia dalam

kegiatan ekonomi untuk meyakini bahwa harta benda yang

berada dalam genggamannya adalah milik Alah SWT Keber-

69 Lihat QS 673

65

hasilan para pengusaha bukan hanya disebabkan oleh hasil

usahanya sendiri tetapi terdapat partsisipasi orang lain Tauhid

yang akan menghasilkan keyakinan pada manusia bagi

kesatuan dunia dan akhirat Tauhid dapat pula mengantarkan

seorang pengusaha untuk tidak mengejar keuntungan materi

semata-mata tetapi juga mendapat keberkahan dan keuntungan

yang lebih kekal (abadi)

Oleh karena itu seorang pengusaha dipandu untuk meng-

hindari segala bentuk eksploitasi terhadap sesama manusia

Dari sini dapat dimengerti mengapa Islam melarang segala

praktek riba dan pencurian tetapi juga penipuan yang

terselubung Bahkan Islam melarang kegiatan bisnis hingga

pada menawarkan barang pada disaat konsumen menerima

tawaran yang sama dari orang lain

Demikian halnya dengan prinsip keseimbangan akan

mengarahkan umat Islam kepada pencegahan segala bentuk

monopoli dan pemusatan kekuatan ekonomi hanya pada satu

tangan atau satu kelompok tertentu saja Atas dasar ini pula al-

Qur‟an menolak dengan sangat tegas daur sempit yang

menjadikan kekayataan hanya berkisar pada orang atau

kelompok tertentu ldquoSupaya harta itu tidak hanya beredar

pada orang-orang kaya saja di antara kamurdquo70

70 QS 59 7

66

Umat Islam dilarang tegas melakukan penimbunan dan

pemborosan71 Ayat ini menjadi dasar bagi pemberian

wewenang kepada penguasa untuk mencabut hak-hak miliki

perusahaan spekulatif yang melakukan penimbunan

penyelundupan dan yang mengambil keuntungan secar

berlebihan karena penimbunan mengakibatkan kenaikan harga

yang tidak semestinya sebagaimana dijelaskan dalam QS 7

31 yang berbunyi

Hai anak Adam pakailah pakaianmu yang indah di setiap

(memasuki) mesjid makan dan minumlah dan janganlah

berlebih-lebihan Sesungguhnya Allah tidak menyukai

orang-orang yang berlebih-lebihan72

Pemborosan dan sikap konsumtif dapat menimbulkan

kelangkaan barang-barang yang dapat menimbulkan ketidak-

seimbangan yang diakibatkan kenaikan harga-harga Dalam

rangka memelihara keseimbangan ekonomi Islam telah mene-

gaskan bahwa pemerintah memiliki fungsi mengontrol harga-

harga yang tidak wajar dan cenderung spekulatif tersebut

yakni dengan berpegang kepada etika ekonomi Islami

71 QS 9 34 72 QS 7 31

67

Untuk memperoleh keberkahan dalam jual beli Islam

telah mengajarkan prinsip-prinsip etika ekonomi Islam sebagai

berikut

1) Jujur dalam takaran dan timbangan Allah berfirman QS al-

Muthafifin 1-2 ldquoCelakalah bagi orang yang curang

Apabila mereka menimbang dari lain (untuk dirinya

dipenuhkan timbangannya) Namun apabila mereka

menimbang (untuk orang lain) dikuranginyardquo

2) Menjual barang yang halal Dalam salah satu hadits Nabi

menyatakan bahwa Allah telah mengharamkan sesuatu

barang maka haram pula harganya (diperjualbelikan)

3) Menjual barang yang baik mutunya Dalam berbagai hadits

Rasulullah melarang menjual buah-buahan hingga jelas

baiknya

4) Jangan menyembunyikan cacat barang Salah satu sumber

hilangnya keberkahan jual beli jika seseorang menjual

barang yang cacat yang disembunyikan cacatnya Ibnu

Umar menurut riwayat Bukhari telah memberitakan bahwa

seorang lelaki menceritakan kepada Nabi bahwa ia tertipu

dalam jual beli Sabda Nabi ldquoApabila engkau berjualbeli

katakanlah tidak ada tipuanrdquo

5) Dilarang bermain sumpah Ada kebiasaan pedagang untuk

meyakinkan pembelinya dengan jalan main sumpah agar

68

dagangannya laris Dalam hal ini Rasulullah SAW memperi-

ngatkan ldquoSumpah itu melariskan dagangan tetapi meng-

hapuskan keberkahanrdquo (HR Bukhari)

6) Longgar dan bermurah hati Sabda Rasulullah ldquoAllah

mengasihi orang yang bermurah hati waktu menjual waktu

membeli dan waktu menagih hutangrdquo (HR Bukhari)

Kemudian dalam hadits lain Abu Hurairah meriwayatkan

bahwa Rasulullah bersabda ldquoada seorang pedagang yang

mempiutangi orang banyak Apabila dilihatnya orang yang

ditagih itu dalam dalam kesempitan dia perintahkan

kepada pembantu-pembantunyardquo Berilah kelonggaran

kepadanya mudah-mudahan Allah memberikan kelapangan

kepada kitardquo Maka Allah pun memberikan kelapangan

kepadanya ldquo (HR Bukhari)

7) Jangan menyaingi kawan Rasulullah telah bersabda

ldquoJanganlah kamu menjual dengan menyaingi dagangan

saudaranyardquo

8) Mencatat hutang piutang Dalam dunia bisnis lazim terjadi

pinjam-meminjam Dalam hubungan ini al-Qur‟an menga-

jarkan pencatatan hutang piutang Gunanya adalah untuk

mengingatkan salah satu pihak yang mungkin suatu waktu

lupa atau khilaf sebagaimana ditegaskan dalam QS al-

Baqarah ayat 282 yang berbunyi ldquoHai orang-orang yang

69

beriman kalau kalian berhutang-piutang dengan janji yang

ditetapkan waktunya hendaklah kalian tuliskan Dan

seorang penulis di antara kalian hendaklah menuliskannya

dengan jujur Janganlah penulis itu enggan menuliskannya

sebagaimana telah diajarkan oleh Allah kepadanyardquo

9) Larangan hukum riba sebagaimana Allah telah berfirman

ldquoAllah menghapuskan riba dan menyempurnakan kebaikan

shadaqah Dan Allah tidak suka kepada orang yang tetap

membangkang dalam bergelimang dosardquo

10) Anjuran berzakat yakni menghitung dan mengeluarkan

zakat atas harta yang dimilikik atau barang dagangan

setiap tahun sebanyak 25 sebagai salah satu cara untuk

membersihkan harta yang diperoleh dari harta yang

dimiliki atau perolehan keuntungan hasil usaha

Berdasarkan uraian di atas dalam konteks etika bisnis

Islam setiap pelaku bisnis (wirausaha) dalam berdagang

hendaknya tidak semata-mata bertujuan mencari keutungan

sebesar-besarnya akan tetapi yang paling penting adalah

mencari keridhaan dan mencapai keberkahan atas rezeki yang

diberikan oleh Allah SWT Hakikat keberkahan usaha itu

adalah kemantapan dari usaha yang dilakukannya dalam

bentuk memperoleh keuntungan yang wajar dan diridhai oleh

Allah SWT

70

2 Sistem Informasi Manajemen Keuangan

a Pengertian Sistem Informasi Manajemen Keuangan

Berikut ini adalah beberapa definisi sistem menurut

beberapa ahli yang kaitannya dengan proses dan fungsi sistem

informasi manajemen keuangan di antaranya73

1) Secara sederhana suatu system dapat diartikan sebagai suatu

kumpulan atau himpunan dari unsur komponen atau

variabel yang terorganisir saling berinteraksi saling bergan-

tung satu sama lain dan terpadu

2) Menurut Gordon B Davis dalam bukunya menyatakan

system bisa berupa abstrak atau fisik74 System yang abstrak

adalah susunan yang teratur dari gagasan-gagasan atau

konsepsi yang saling bergantung Sedangkan sistem yang

bersifat fisik adalah serangkaian unsur yang bekerjasama

untuk mencapai suatu tujuan

3) Norman L Enger dalam bukunya menyatakan suatu system

dapat terdiri dari atas kegiatan-kegiatan yang berhubungan

guna mencapai tujuan-tujuan perusahaan seperti pengen-

dalian inventaris atau penjadwalan produksi

4) Menurut S Prajudi Atmosudirdjo dalam bukunya menya-

takan suatu sistem terdiri atas objek-objek atau unsur-unsur

73 Tata Sutabri Konsep Dasar Informasi (Yogyakarta Andi 2012)

16 74 Chr Jimmy L Gaol Sistem Informasi Manajemen (Jakarta

Grasindo 2010) 7

71

atau komponen-komponen yang berkaitan dan berhubungan

satu sama lain sedemikian rupa sehingga unsur-unsur

tersebut merupakan sebuah kesatuan pemrosesan atau

pengolahan tertentu

5) Menurut Sutarman sistem juga dapat didefinisikan sebagai

kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi

dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses

pencapaian suatu tujuan utama

6) Menurut Hanif Al-Fatta75 sistem dapat didefinisikan

sebagai suatu pendekatan prosedur dan pendekatan kompo-

nen sebagai perangkat elemen yang digabungkan satu

dengan yang lainnya untuk suatu tujuan bersama

Ada dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan

sistem yaitu

1) Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur

mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari

prosedur-prosedur yang saling berhubungan Berkumpul

bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk

meneyelesaikan suatu sasaran tertentu

2) Pendekatan yang lebih menekankan pada elemen atau

komponennya mendefinisikan sistem sebagai suatu kum-

pulan dari elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk

mencapai suatu tujuan tertentu

75 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset 2007) 3

72

Dalam sistem ini terdapat proses yang dilakukan serta

dikembangkan untuk memproses sejumlah data untuk transaksi

bisnis rutin Adapun hal-hal yang bisa dilakukan dalam sistem

ini meliputi76

1) Mengotomasi penanganan data-data aktifitas bisnis dan

transaksi yang bisa dianggap sebagai kejadian diskrit dalam

kehidupan organisasi atau perusahaan

2) Menangkap data dari setiap transaksi

3) Memverifikasi data transaksi untuk diterima atau ditolak

a) Memvalidasi transaksi yang telah diverifikasi

b) Menghasilkan suatu laporan untuk menyediakan rang-

kuman dari setiap transaksi

c) Memungkinkan memindahkan transaksi dari suatu proses

ke proses yang lainnya untuk menangani seluruh asfek

bisnis

Mengacu kepada uraian dijelaskan di atas peneliti dapat

merumuskan bahwa sistem informasi manajemen keuangan

dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari

unsur komponen atau variabel yang terorganisir saling

berinteraksi saling bergantung satu sama lain dan terpadu

untuk mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan sesuai dengan

yang telah ditetapkan dalam manajemen keuangan

76 Ibid

73

b Unsur-unsur Sistem Informasi Manajemen Keuangan

Untuk memahami dan mengembangkan suatu sistem

maka perlu membedakan unsur-unsur dari sistem informasi

manajemen keuangan yang membentuknya antara lain77

1) Batasan (boundary) yaitu penggambaran dari suatu elemen

atau unsur mana yang termasuk di dalam sistem dan mana

yang di luar sistem

2) Lingkungan (environment) yaitu segala sesuatu di luar

sistem lingkungan yang menyediakan asusmi kendala dan

input terhadap suatu sistem

3) Masukan (input) yaitu sumber daya (data bahan baku

material peralatan dan manusia) dari lingkungan yang

dikonsumsi dan dimanipulasi oleh suatu sistem

4) Keluaran (output) yaitu sumber daya atau produk (infor-

masi laporan dokumen tampilan dan lain-lain) yang

disediakan untuk lingkungan sistem oleh kegiatan dalam

suatu sistem

77 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk

Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset 2007) 5

Input

Data

Output

Data

Proses

Gambar 21 Konsep Sistem secara umum

74

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di

atas peneliti dapat merumuskan bahwa karakteristik suatu

sistem mencakup atas adanya kumpulan bagian-bagian baik

manusia atau pun bukan manusia adanya saling berinteraksi

adanya suatu metode tertentu untuk mencapai suatu tujuan

bersama serta adanya manfaat bagi kebutuhan penggunanya

Informasi tanpa adanya data maka informasi tersebut

tidak akan terbentuk Peranan data dalam menghasilkan suatu

informasi yang berkualitas dan akurat sangatlah penting

sehingga informasi tersebut dapat berguna untuk mendukung

pengambilan keputusan dalam menghasilkan output yang

berkualitas bagi perusahaan yang dalam hal ini sebagai peng-

guna (user)

Berdasarkan tipe penelitian maka data dapat dibedakan

menjadi78

1) Data Kuantitatif

Adalah data yang dapat diinput ke dalam skala pengukuran

statistik Fakta dan fenomena dalam data ini tidak dinya-

takan dalam bahasa alami melainkan dalam numerik

Sesuai dengan kriterianya data kuantitatif tersebut bisa

diolahdianalisis memakai teknik perhitungan statistika

matematika

78 Lihat dalam httptulaporanpenelitiancom201412312html

daikses pada tanggal 15 November 2017

75

2) Data Kualitatif

Merupakan data yang dapat mencangkup hamper semua dan

non numeric Data ini dapat menggambarkan kata-kata

untuk menggambarkan fakta dan fenomena yang sedang

diamati atau diteliti Data kualitatif didapat melalui berbagai

jenis cara pengumpulan data seperti analisis dokumen

wawancara diskusi terfokusobservasi yang sudah dituang-

kan ke dalam catatan lapangan transkrip Bentuk lain dari

data kualitatif adalah foto yang didapat melalui pemotretan

rekaman video

Sedangkan berdasarkan dari sumber yang didapat data ini

dapat berupa

1) Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti

sendiri atau dirinya sendiri Ini adalah data yang belum

pernah dikumpulkan sebelumnya baik dengan cara tertentu

atau pada periode waktu tertentu Data primer biasanya

disebut dengan data aslidata baru yang mempunyai sifat up

to date Untuk memperoleh data primer peneliti wajib

mengumpulkannya secara langsung Adapun cara yang bisa

digunakan peneliti untuk mencari sumber data primer yaitu

observasi diskusi terfokus wawancara serta penyebaran

kuisioner

76

2) Data Sekunder

Data seunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang lain

bukan peneliti itu sendiri Data ini biasanya berasal dari

penelitian lain yang dilakukan oleh lembaga-lembaga atau

organisasi seperti BPS dan lain-lain Data sekunder bisa

didapat dari berbagai sumber misalnya biro pusat statistik

yang biasanya disingkat dengan BPS jurnal buku laporan

dan lain sebagainya Pemahaman pada ke 2 jenis data di atas

dibutuhkan sebagai landasan untuk menentukan cara dan

langkah-langkah pengumpulan data penelitian

Menurut waktu pengumpulannya jenis data dapat

dibedakan ke dalam tiga hal berikut

1) Data Time Series

Adalah data yang menggambarkan data sesuatu dari waktu

ke waktu atau periode secara historis contohnya adalah data

perkembangan nilai tukar mata uang dolar terhadap rupiah

pada periode tahun 2013 sampai tahun 2014

2) Data Cross Section

Adalah data yang menunjukan titik waktu tertentu Contoh-

nya adalah data laporan keuangan per 31 Desember 2013

dan lain-lain

3) Data Panel

Adalah data yang berisi gabungan antara data time series

dan data section Contoh data manufaktur dari beberapa

perusahaan diperiode waktu tertentu

77

Selain itu cara perolehan data juga dapat diuraikan

sebabagi berikut

1) Data Observasional

Data observasi adalah data yang ditangkap in situ Data ini

sekali jadi atau tidak bisa diulang diciptakan atau diganti

2) Data Wawancara

Data wawancara adalah data-data yang diperoleh melalui

tanya-jawab antara peneliti dan informan Data ini bisa

divalidasi menggunakan triangulasi

3) Data Eksperimental

Data eksperimental adalah data-data yang dikumpulkan

dalam kondisi yang terkendali di situ atau berbasis labora-

torium dan harus bisa direproduksi

4) Data Simulasi

Data simulasi adalah data hasil dari penggunaan model dan

metadata di mana input lebih penting daripada output

Contoh model iklim model ekonomi model kosmologi dan

lain-lain

5) Data Referensi atau Kanonik

Data Referensi atau kanonik adalah data statis atau koleksi

organik (peer-reviewed) Contohnya menggunakan data

urutan gen yang sudah tersedia struktur kimia data sensus

dan lain-lain

78

6) Data Derivasi atau Kompilasi

Data derivasi atau kompilasi adalah data reproduksi

Contoh kompilasi database yang sudah ada untuk memba-

ngun struktur 3D

Berkenaan dengan hal tersebut dibutuhkan supporting

data sebagai salah satu cara dan metode yang digunakan

dengan bertujuan untuk memberikan dukungan berbasis sistem

dan data kepada pihak lain agar dapat merealisasikan tujuan

bersama yang akan dicapai sehingga dapat lebih efektif dan

efisien

Dalam proses supporting data ini lebih berorientasi

kepada penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi

dalam menunjang kegiatannya sehingga dengan menggunakan

pemanfaatan teknologi informasi diharapkan dapat lebih

mudah untuk memberikan dukungan kepada unit atau pihak

lain dalam menjalankan operasionalnya sehingga dapat

menghasilkan output positif yang lebih efektif dan efisien serta

berorientasi pada proses pengambilan keputusan atau kebijakan

lainnya yang memang dibutuhkan oleh pihak perusahaan79

Dalam proses supporting data tersebut juga terdapat

Decision Support System (DSS) yaitu pemilihan beberapa

79 Efraim Aronson Jay Turban dan Liang Peng Ting Decision

Support System and Intelegent System (New Jersey Pearson Education Inc 2005) 21

79

tindakan alternatif yang ada untuk mencapai satu atau beberapa

tujuan yang akan ditetapkan Selain itu juga DSS ini

merupakan suatu sistem informasi yang berada di level

manajemen dari suatu organisasi yang mengkombinasikan data

dan model analisis yang canggih atau peralatan data analisis

untuk mendukung pengambilan keputusan yang semi

terstruktur dan tidak terstruktur DSS ini dirancang untuk

membantu dalam proses pengambilan keputusan organi-

sasional80

Tujuan dari DSS adalah untuk

1) Membantu manager membuata keputusan dalam meme-

cahkan masalah yang semi terstruktur

2) Mendukung penilaian manajer dalam upaya membuat

keputusan dan bukan mencoba untuk mengganti kebijakan

dan personilnya

3) Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan mager

agar dapat lebih efisien

Adapun jenis-jenis DSS menurut tingkat kerumitannya

dapat dibedakan sebagai berikut

1) Mengambil elemen-elemen informasi

2) Menganalisa semua data file yang berkaitan

80 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk

Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset2007) 13

80

3) Menyiapkan laporan dari berbagai file yang akan dijadikan

resume

4) Memperkirakan dan memprediksi akibat yang muncul dari

hasil keputusan yang akan diambil

5) Mengusulkan keputusan kepada pihak terkait

6) Membuat keputusan final dari kesepakatan yang diambil

Pemanfaatan dalam proses DSS ini harus dilalui melalui

beberapa tahap seperti proses perencanaan analisis pada saat

evaluasi dan pengambilan keputusan secara bertahap dan jika

proses nya semakin mendapat dukungan dari pengembangan

DSS ini maka akan semakin efektif hasil yang didapatkan dari

proses pengambilan keputusan ini

Kemudian dilihat dari berbagai proses manajemen proses

pengambilan keputusan saat ini telah banyak bergantung

kepada DSS yang telah dikembangkan dengan berbagai metode

yang lebih simple sehingga pihak manajemen akan lebih

mudah untuk menentukan arah dan kebijakan yang akan

diambil

Adapun dampak yang akan didapat dari penggunaan

proses DSS ini adalah sebagai berikut

1) Dapat menyelesaikan problem yang sangat kompleks

2) Sistem yang digunakan dapat berinteraksi dengan user

3) Lebih cepat proses yang dihasilkan dan hasil yang didapat

dari pengambilan keputusan ini dapat lebih optimal

81

4) Menghasilkan acuan dan ketentuan standar yang dapat

membantu untuk digunakan oleh manager yang kurang

berpengalaman sehingga pada permasalahan yang berulang

DSS dapat memberi keputusan yang lebih efektif

5) Fasilitas untuk mengambil data dapat memberikan kesem-

patan pada beberapa manager untuk dapat berkomunikasi

dengan baik

6) Meningkatkan produktivitas dan control dari manager

langsung

Dalam supporting data proses yang dilakukan dapat

berupa

1) Dukungan terhadap data itu sendiri dalam artian adanya

proses pengolahan data yang ada sehingga dapat meng-

hasilkan data yang valid dan akurat

2) Sistem yang ada dan dipergunakan untuk melakukan proses

pengolahan data serta membantu user dalam mendapatkan

report yang sesuai dengan yang diharapkan selain itu juga

dalam system itu terdapat software yang berbentuk aplikasi

dan database yang menunjang untuk proses pengolahan data

tersebut

3) Hardware adanya dukungan perangkat yang disediakan

guna menunjang secara infrastruktur agar proses yang

pengolahan data dan menciptakan report yang sesuai dan

82

simple sehingga memudahkan manajemen dalam mengakses

informasi yang dibutuhkan disamping membantu dalam

proses pengambilan keputusan

4) Link Komunikasi dalam proses supporting data adanya link

komunikasi sangat berperan dalam menghasilkan report

informasi maupun proses pengolahan data semakin

compatible dan memadai link komunikasi nya maka

semakin efektif dan efisien proses dan informasi yang

dihasilkan

5) Serta faktor pendukung lainnya yang dapat mempengaruhi

proses supporting data itu sendiri seperti kebijakan dan

regulasi yang ada

c Urgensi Sistem Informasi Manajemen Keuangan

Pentingnya dilakukan proses supporting data dewasa ini

di dunia perbankan dalam menunjang operasionalnya dikare-

nakan semakin kompleknya berbagai kebutuhan transaksional

jumlah ketentuan dan peraturan yang sudah ada di dalam

berbagai kebijakan perbankan dalam pengelolaannya selain

juga risiko yang cukup besar dan harus senantiasa dihadapi

tetapi disisi lain quality service yang merupakan komponen

dasar dalam pemasaran jasa serta inti dari penjualan suatu

produk yang dipasarkan dengan kinerja terhadap pelayanan

83

nasabah dan harus senantiasa terjaga dengan baik guna

menjaga stabilitas dan eksistensi perusahaan agar senantiasa

memiliki performance yang senantiasa optimal81

Salah satu proses yang kini banyak dilakukan dalam

supporting data adalah dengan menganalisis sebuah system

yang ada disertai dengan entitas pendukung lainnya biasanya

akan dilakukan terhadap beberapa aspek antara lain adalah

kinerja informasi ekonomi keamanan aplikasi efisiensi dan

pelayanan pelanggan Sedangkan salah satu proses analisis

yang digunakan dalam supporting data adalah dengan meng-

gunakan metode yang disebut dengan PIECES Analysis

(Performance Information Economy Control Eficiency and

Service)82

Analisis PIECES ini sangat penting untuk dilakukan

sebelum mengembangkan sebuah sistem informasi dan

bertujuan untuk memberikan dukungan terhadap unit-unit

lainnya dalam menunjang kegiatan operasionalnya karena

dalam analisis ini biasanya akan ditemukan beberapa masalah

utama maupun masalah yang bersifat gejala dari masalah

utama tersebut antara lain

81 A Parasuraman VA Zeithamel dan LL Berry A Conceptual Model of Service Quality and Its Implication for Future Reseach dalam Jurnal Ekonomi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Petra yang diakses tanggal 15 November 2017 4

82 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset2007) 19

84

1) Kinerja Sistem (Performance)

Analisis kinerja ditujukankan untuk mengetahui tingkat

kinerja dari sebuah sistem apakah kinerja dari sistem tersebut

telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau sudah

mencapai sasaran yang diinginkan Kinerja dari sebuah sistem

diukur berdasarkan jumlah produksi dan tanggap waktu

Jumlah produksi merupakan jumlah pekerjaan yang bisa

diselesaikan dalam jangka waktu tertentu Sedangkan tanggap

waktu adalah keterlambatan rata-rata antara suatu transaksi

dengan tanggapan yang diberikan kepada transaksi berikutnya

Dalam performance ini juga dapat dipengaruhi oleh jumlah

transaksi yang ada serta kinerja dari perangkat yang digunakan

2) Informasi (Information)

Sebuah sistem informasi yang baik akan menghasilkan

informasi akurat valid relevan dan tepat waktu Akurat berarti

informasi yang dihasilkan terbebas dari kesalahan dan tidak

menyesatkan Valid bahwa informasi yang dihasilkan sesuai

dengan data yang ada tanpa adanya manipulasi sedangkan

relevan berarti informasi tersebut memiliki nilai bagi penggu-

nanya dan tepat waktu berarti informasi harus ada ketika

dibutuhkan dan sangat mudah untuk user dalam mendapatkan

informasi tersebut Keempat kriteria tersebut merupakan syarat

dari sebuah informasi yang baik bagi sebuah perusahaan atau

organisasi yang akan dijadikan sebagai dasar dari pengambilan

keputusan (decision making)

85

3) Ekonomi (Economy)

Motif ekonomi mungkin merupakan salah satu pertim-

bangan dari alasan mengapa diperlukannya penggunaan dan

pengembangan sebuah sistem dalam menunjang proses

kegiatan suatu bisnis Harapan sebuah perusahaan atau orga-

nisasi terhadap sistem yang baru adalah dukungan terhadap

proses operasional dan manajerial perusahaan akan lebih

efisien Sehingga adanya pemborosan waktu dan alat-alat yang

dapat mengakibatkan pembengkakan biaya pada sistem

sebelumnya (sistem lama) dapat dikurangi dengan semaksimal

mungkin khususnya seperti biaya pengadaan kertas dan tinta

4) Pengendalian (Control)

Aktivitas sebuah perusahaan atau organisasi perlu men-

dapat perhatian dan kontrol yang terus menerus agar tidak

terjadi penurunan kinerja dibawah standar yang sudah ditetap-

kan Hal ini untuk mengurangi dan mencegah atau mendeteksi

kesalahan sistem menjaga keamanan data dan kecurangan

yang akan terjadi baik itu karena disebabkan oleh user itu

sendiri (human error) atau yang disebabkan oleh kerusakan

dari system itu sendiri Pengendalian dalam sebuah sistem

sangat diperlukan untuk mengurangi dan mencegah hal-hal

yang dapat merugikan perusahaan atau organisasi itu sendiri

Dengan adanya kontrol maka tugas atau kinerja yang menga-

86

lami kendala dapat diperbaiki disamping untuk memastikan

bahwa proses yang dijalankan telah sesuai dengan prosedur

yang telah ditetapkan

5) Efisiensi (Eficiency)

Efisiensi pada sebuah sistem informasi menyangkut hal

bagaimana menghasilkan output atau informasi sebaik

mungkin dengan input yang diberikan secara sederhana dan

mudah untuk dimengerti sehingga informasi yang dihasilkan

sesuai dengan kebutuhan bagi pihak-pihak yang memerlu-

kannya serta valid dari kualitas datanya Selain itu efisiensi

juga berkaitan dengan bagaimana sebuah sistem tidak mela-

kukan pemrosesan secara berlebih dan usaha yang dikeluarkan

untuk melakukan tugas-tugas yang tidak berlebihan namun

juga dalam kontek efisiensi juga tidak mengurangi nilai dan

kualitas hasil yang diberikan oleh sistem

6) Pelayanan (Service)

Untuk menilai kualitas fungsi output dari sebuah sistem

adalah salah satunya bisa dilihat dari segi pelayanannya Pada

sistem informasi perbankan peningkatan pelayanan terhadap

nasabah merupakan bagian dari tujuan utama diadakannya

pengembangan sistem dari sistem lama ke sistem yang baru

guna menghasilkan kualitas pelayanan yang maksimal Pada

sistem perbankan yang sebelumnya digunakan pelayanan dari

87

segi waktu terhadap nasabah terlihat masih kurang cepat dan

akurat sehingga dapat menjadi salah satu alasan untuk diada-

kannya pengembangan system agar dapat menghasilkan kinerja

pelayanan yang maksimal

d Instrumen Sistem Informasi Manajemen Keuangan

Dalam proses supporting data pelayanan manajemen

tidak hanya berbicara mengenai pengaturan kemampuan tetapi

juga tentang bagaimana melayani secara profesional baik dari

bahasa tubuh pengetahuan dan pengalaman serta kemampuan

mengoptimalisasi fungsi kerja diperusahaan dapat berjalan

dengan baik dan memberikan manfaat bagi user lainnya

Ada beberapa instrumen83 yang biasa digunakan dalam

melakukan proses supporting data dalam sistem informasi

manajemen keuangan menurut Pustaka Infrastruktur Teknologi

Informasi (Information Technology Infrastructure Library)

terdiri dari84

83 Alat yang dipakai untuk me-ngerjakan sesuatu (seperti alat yang

dipakai oleh pekerja teknik alat-alat kedokteran optik dan kimia) perkakas 2 sarana penelitian (berupa seperangkat tes dsb) untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan 3 alat-alat musik (seperti piano biola gitar suling trompet) 4 ki orang yg dipakai sbg alat (diperalat) orang lain (pihak lain) 5 dokumen resmi seperti akta surat obligasi Lihat dalam httpwwwartikatacomarti-330848-instrumenhtml diakses pada 15 November 2017

84 ITIL Service DesignRegistered Community Trade Mark of the office of Governance Commerce US2007 7

88

1) Pelayanan Strategi (Service Strategy)

Yaitu pihak unit terkait yang dalam penelitian hal ini

lebih konsern pada Unit Divisi Teknologi Informasi yang

memberikan dan mengarahkan strategi yang digunakan dalam

memberikan pelayanan (supporting) kepada unit yang membu-

tuhkan dukungan penggunakan teknologi informasi dalam

menunjang kegiatan unit bisnisnya sehingga dapat membe-

rikan output yang baik

2) Pelayanan Desain (Service Design)

Dalam hal ini pula model dan design yang akan diguna-

kan dalam memberikan suatu model atau bentuk system yang

akan dikembangkan atau dibangun harus disesuaikan dengan

kebutuhan yang ada sehingga dapat dimengerti oleh user dalam

mengoptimalkan segala sumber daya yang ada

3) Pelayan Operasi (Service Operation)

Selain model dan strategi arah operasional yang sedang

dijalankan juga hendaknya ditunjang dengan proses monitoring

yang senantiasa ada karena berfungsi sebagai pengawas dalam

menjalankan operasional agar senantiasa sejalan dengan rule

atau aturan yang ada disamping diberikan petunjuk teknis

dalam menjalan fungsi operasional tersebut sehingga mem-

berikan kenyamanan bagi pengguna (user) dalam menjalankan

aktivitasnya

89

4) Ketersediaan Data (Basis Data)

Adanya fasilitas penyimpanan data (database) yang besar

dan dapat menampung data semua kebutuhan user dalam

menjalankan transaksi operasional bisnisnya disamping

memberikan keamanan terhadap data-data transaksi yang ada

5) Perangkat Keras (Hardware)

Adanya perangkat infrastruktur yang memiliki kualitas

memadai dan berbasis teknologi informasi sehingga dapat

menunjang berbagai kegiatan bisnis yang dilakukan serta

memudahkan bagi user dalam memberikan pelayanan kepada

nasabah agar lebih efektif dan efisien

6) Aplikasi Perangkat Lunak (Software)

Adanya ketersediaan aplikasi yang mudah digunakan

(user friendly) sehingga disamping memudahkan user dalam

mengoperasikan aplikasi system yang ada juga menambah

performance bagi perusahaan karena telah menggunakan alat

bantu (tools) berbasis teknologi masa kini yang dapat

menunjang kegiatan bisnis di masa yang akan datang dan

senantiasa update terhadap perkembangan teknologi

7) Jaringan Komunikasi (Link Communication)

Ketersediaan Link komunikasi dengan kualitas baik

dalam menunjang laju transaksi bisnis tidak dapat dipungkiri

karena pada masa era digitalisasi dan globalisasi saat ini

90

jaringan komunikasi yang baik sangat diutamakan dan menjadi

komponen penting dalam dunia digitalisasi yang menunjang

kegiatan bisnis berbasis teknologi

8) Sumber Daya Insani (People)

Adanya operator atau personil yang mengerti dalam

menjalankan aktivitas system yang digunakan produktivitas

personil sangat ditentukan oleh teknologi yang disediakan bagi

personil itu sendiri dalam melaksanakan tugasnyakekinian dan

kecanggihan teknologi yang disediakan bagi karyawan sangat

ditentukan oleh persaingan dan tuntunan konsumen (client)

sehingga sumber daya insani yang memiliki keunggulan dan

kompetitif dapat menjadi asset yang paling berharga bagi

perusahaan85

Kemudian kualitas supporting data dalam industri

layanan khususnya dalam perbankan harus disajikan dalam

bentuk proses penyajian yang optimal dan semenarik namun

simple karena hal tersebut sangat kontras akan keterkaitan

dengan kepuasan yang akan dirasakan oleh client (nasabah)

Menurut Tjiptono dalam Sunyoto86 kualitas mutu dalam jasa

pelayanan merupakan ldquosuatu penyajian produk atau jasa sesuai

85 GM Bounds amp Pace Human Resources Management For Competency Capability In Stahl M amp GM Bounds (Eds) Competing Globally Trough Customer Values (New York Quarum Book 1991)

86 Danang Sunyoto Konsep Dasar Riset Pemasaran dalam Perilaku Konsumen (Yogyakarta CAPS - Center for Academic Publishing Service 2012) 236

91

ukuran yang berlaku di tempat produk tersebut diadakan dan

penyampaiannya setidaknya sama dengan yang diinginkan dan

diharapkan oleh konsumen (client)

Dalam dimensi penentu kualitas supporting data tersebut

menurut Pasuraman dalam Lupiyoadi87 tidak ada bedanya

dengan dimensi pelayanan yang lainnya dan dinyatakan antara

lain

1) Keandalan (Reability)

Kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan yang

sesuai dengan apa yang telah dijanjikan secara akurat dan

terpercaya Dalam artian semua proses supporting data yang

dilakukan harus sesuai dan memiliki nilai validitas yang

tinggi sehingga akurasi data yang diberikan dalam proses

supporting data ini akan benar-benar valid Selain itu juga

sistem harus teruji dari sisi keamanannya sehingga dapat

mengantisipasi dari serangan pengguna yang tidak memiliki

kepentingan

2) Ketanggapan (Responsiveness)

Suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pela-

yanan yang cepat (responsive) dan tepat kepada user

(pengguna) dengan penyampaian informasi yang jelas

Dalam kontek ini layanan yang diberikan harus responsive

87 Rambat Lupiyoadi dan A Hamdani Manajemen Pemasaran Jasa

Cetakan Keempat (Jakarta Salemba Eempat 2008) 182

92

dalam menerima request problem yang ada dan menjelaskan

situasional kronologis serta problem solving yang diberikan

harus dalam bahasa dan informasi yang mudah dimengerti

oleh user sehingga memudahkan bagi user dalam meng-

implementasikan aplikasi tersebut

3) Jaminan (Assurance)

Pengetahuan sopan santun dan kemampuan para pegawai

perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya kepada para

client dan user akan keberadaannya di perusahaan dalam

memberikan layanan yang optimal sehingga memberikan

kepercayaan bagi client untuk menggunakan jasa pelayanan

yang diberikan oleh perusahaan

4) Empati (Empathy)

Yakni memberikan perhatian yang tulus dan bersifat indi-

vidual atau pribadi kepada pihak user sehingga diharapkan

akan dapat terjalin komunikasi dan hubungan emosional

yang baik dengan komunikasi yang non formal diharapkan

dapat lebih memberikan arti pelayanan yang sesungguhnya

sehingga kedekatan emosional dapat di bina dengan baik

dalam konteks personal dan perusahaan sehingga memu-

dahkan dalam berkomunikasi antara kedua belah pihak

5) Bukti Fisik (Tangible)

Kemampuan yang ada pada perusahaan dalam menunjukan

akan keberadaan dan eksistensinya kepada pihak luar

93

sehingga akan menambah rasa percaya diri bagi para

pegawai selain itu juga bagi pihak client akan menum-

buhkan rasa kepercayaan yang besar dan diharapkan dalam

menjalin kerjasama yang baik dalam menjalan tramsaksi

bisnisnya selain itu juga dapat menumbuhkan ketaatan

pada regulator ats kebijakan yang berlaku

Manfaat yang dapat dirasakan baik oleh user dalam

menerima jasa layanan yang diberikan adalah adanya kepuasan

secara emosional serta kenyamanan dalam beraktivitas tanpa

merasa takut dalam melakukan kesalahan Pemanfaatan tekno-

logi informasi dalam suatu organisasi atau perusahaan juga

berkaitan dengan keunggulan kompetitif untuk meningkatkan

kualitas informasi keuangan

Selain itu aspek pengawasan kinerja organisasi atau

perusahaan yang menggunakan perangkat teknologi informasi

baik sebagai alat bantu maupun strategi yang tangguh untuk

mengintegrasikandan mengolah data dengan cepat dan akurat

serta untuk penciptaan produk layanan baru sebagai daya saing

untuk menghadapi kompetisi88

Selain itu implementasi atau pemanfaatan teknologi

informasi memiliki dampak positif yang secara umum adalah

88 Albarda 2006 Strategi Implementasi Pemanfaatan Teknologi

Informasi untuk Tata Kelola Organisasi (wwwrespitorygunadarmaacid 8000Strategi_implementasi_ISIT_untuk tata kelola_organisasi_133pdf ) diakses pada 15 November 2017

94

terjadi efisiensi waktu dan biaya yang secara jangka panjang

akan memberikan keuntungan ekonomis yang sangat tinggi

Oleh karena itu pengoperasian secara optimal juga harus

diperhatikan agar semua perangkat teknologi informasi itu

bersifat multi fungsi sehingga dalam pengembangan selan-

jutnya diupayakan terjadi integrasi perangkat yang dapat

dioptimalkan dalam upaya menghadapi persaingan bisnis

global yang semakin ketat bersaing di masa yang akan datang

Pemanfaatan teknologi informasi akan melibatkan semua

karyawan dalam organisasi yang dioperasikan secara rutin oleh

staf administrasi dan bagian teknologi informasi Karenanya

dibutuhkan para karyawan dengan kualifikasi tertentu baik

bagian teknologi informasi maupun bagian lain perlu dilibatkan

selain untuk memberikan masukan juga untuk mempersiapkan

karyawan dalam menghadapi perubahan Di sisi lain diperlu-

kan pula kesadaran personal lainnya tehadap manfaat sistem

bagi dirinya dan kemudahan penggunaannya secara bertahap

akan memberikan motivasi untuk menigkatkan kemampuan

mereka

Satu hal yang tidak dapat dipungkiri di sini adalah bahwa

dengan adanya proses supporting data ini diharapakan untuk

level manajemen dapat memberikan kemudahan dalam

pengambilan keputusan dalam menunjang proses bisnis yang

95

menjadi tujuan utama perusahaan sehingga diharapkan bisnis

akan berjalan dengan baik

Berdasarkan uraian tersebut dapat peneliti rumuskan

bahwa dengan adanya proses supporting data ini diharapkan

dapat memberikan nilai lebih bagi setiap individu dalam

memaksimalkan potensi yang ada dalam dirinya baik dengan

bantuan dan pemanfaatan teknologi atau pun hanya dengan jasa

pelayanan yang diberikan dimana inti dari hal tersebut adalah

agar memberikan nilai lebih bagi pihak lain

96

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Implementasi Prinsip-Prinsip Akad dan Sistem Infor-

masi Manajemen Keuangan dalam Praktik Jasa

Keuangan di Bank Syariah

Implementasi prinsip-prinsip akad dalam praktik jasa

keuangan hendaknya mengacu kepada aspek-aspek kemasla-

hatan dan kemafsadatan dalam kegiatan ekonomi dengan

memperhatikan amal perbuatan manusia sejauhmana dapat

diketahui menurut akal fikiran (rasio) dan bimbingan wahyu

(nash)

Selain itu etika ekonomi dipandang sama dengan akhlak

karena keduanya sama-sama membahas tentang kebaikan dan

keburukan pada tingkah laku manusia Sedangkan tujuan etika

Islam menurut kerangka berfikir filsafat adalah memperoleh

suatu kesamaan ide bagi seluruh manusia di setiap waktu dan

tempat tentang ukuran tingkah laku baik dan buruk sejauhmana

dapat dicapai dan diketahui menurut akal fikiran manusia89

Namun untuk mencapai tujuan tersebut etika ekonomi

Islam mengalami kesulitan karena pandangan masing-masing

golongan di dunia ini berbeda-beda perihal standar normatif

89 Taqiyuddin An-Nabhani Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Perpspektif Islam (Jakarta Risalah Gusti 1996) 52

97

baik dan buruk Masing-masing mempunyai ukuran dan

kriteria yang berbeda-beda pula

Sebagai cabang dari filsafat ajaran etika bertitik tolak

dari akal fikiran dan tidak dari ajaran agama Sedangkan dalam

Islam ilmu akhlak dapat difahami sebagai pengetahuan yang

mengajarkan tentang kebaikan dan keburukan berdasarkan

ajaran Islam yang bersumber kepada akal dan wahyu Atas

dasar itu maka etika ekonomi yang dikehendaki dalam Islam

adalah perilaku sosial-ekonomi yang sesuai dengan ketentuan

wahyu serta fitrah dan akal pikiran manusia yang lurus

Prinsip akad syariah dan sistem informasi keuangan

dapat diimplementasikan adalah prinsip-prinsip dan azas-azas

muamalah kini dijadikan sebagai prinsip operasional dalam

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik keuangan

syariah di bank syari‟ah bank dinatara prinsip-prinsip tersebut

1 Mudharabah

Sebelum membahas lebih lanjut tentang implementasi

prinsip akad dalam praktek jasa keuangan di lembaga keu-

angan Syari‟ah terlebih dahulu akan lebih jelas apabila

dideskripsikan terlebih dahulu tentang hakikat dari mudha-

rabah itu sendiri Keabsahan mudharabah ini ditetapkan

dalam al-Qur‟an al-Sunnah ijma‟ dan qiyas90

90 Wahbah al-Zuhaily Al-Fiqh al-Islami wa Adilatuh (Beirut Dar

al-bdquoIlm 1984) 837

98

Menurut Wahbah al-Zuhaily (1984 IV836-837) bahwa

yang dimaksud dengan mudharabah adalah pemilik (malik)

menyerahkan harta kepada pekerja (bdquoamil) untuk berniaga pada

harta itu dengan keuntungan diserikatkan di antara keduanya

atas perhitungan tertentu sedangkan bila rugi maka kerugian

itu ditanggung sepenuhnya oleh pemilik harta

Berdasarkan pengertian ini dapat dipahami bahwa dalam

mudharabah ada enam unsur (rukun) yang harus terpenuhi

yakni prinsip rab al-mal (pemilik harta atau modal) bdquoamil

(pekerja atau pengusaha) mal (harta atau modal) bdquoamal (jenis

usaha atau pekerjaan yang dilakukan oleh bdquoamil) dan

pembagian keuntungan

Sebagai contoh aplikasi prinsip mudharabah ini diguna-

kan sebagai salah satu prinsip operasional di bank syariah

Secara operasional prinsip mudharabah di bank syariah dapat

diartikan sebagai perjanjian kesepakatan bersama antara

pemilik modal dan pengusaha dengan ketentuan pihak pemilik

modal menyediakan dana dan pihak pengusaha memutar modal

dengan dasar bagi hasil keuntungan Dalam prinsip ini kedua

belah pihak sama-sama menanggung resiko sesuai dengan

kerugian dan keuntungannya91

91 Yadi Janwari Lembaga-Lembaga Perekonomian Syari‟ah

(Bandung Pustaka Mulia dan Fakultas Syari‟ah IAIN Sunan Gunung Djati 2000) 18-19

99

Prinsip mudharabah ini secara aplikatif diwujudkan

dalam bentuk produk perbankan Produk perbankan yang

menggunakan prinsip mudharabah antara lain Tabungan

Mudharabah Deposito Mudharabah dan Pembiayaan Mudha-

rabah Tabungan Mudharabah adalah dana yang disimpan

nasabah yang akan dikelola bank untuk memperoleh keun-

tungan dengan sistem bagi hasil sesuai dengan kesepakatan

bersama

Dana yang disimpan melalui produk tersebut bisa diambil

sewaktu-waktu oleh nasabah penyimpan Secara teknis variabel

besarnya simpanan diperhitungkan menurut saldo rata-rata Dengan

kata lain tingkat fluktuasi dana tabungan juga ikut menentukan

besar kecilnya laba dan rugi (profit and loss sharing) yang

diperoleh kedua pihak

2 Musyarakah

Musyarakah ini dalam literatur fikih sering disebut pula

dengan syirkah Syirkah secara bahasa berarti ikhtilath atau

khalath (campuran) Sedangkan secara istilah menurut

Wahbah al-Zuhaily berarti seseorang mencampur hartanya

dengan yang lain di mana keduanya tidak bercerai satu sama

lain92 Pengertian ini hampir senada dengan pengertian Sayyid

Sabiq bahwa syirkah adalah prinsip antara dua orang yang

berserikat pada modal dan keuntungan93

92 Wahbah al-Zuhaily op cit 792 93 Sayyid Sabiq Fiqh al-Sunnah (Beirut Dar al-Fikr 1984) 294

100

Dari pengertian itu dapat dipahami bahwa di dalam

prinsip syirkah terdapat beberapa unsur yang harus ada di

antaranya yaitu dua orang yang berserikat (syarikayn) modal

yang diserikatkan (ra‟s al-mal) pekerjaan (bdquoamal) dan keun-

tungan (ribh) Keempat komponen tersebut ada dalam frame

rukun syirkah

Kemudian bagaimana mengimplementasikan syirkah

atau musyarakah ini dalam lembaga ekonomi syari‟ah kontem-

porer Seperti halnya prinsip mudharabah hampir semua

lembaga ekonomi dan keuangan syari‟ah kontemporer meng-

gunakan prinsip musyarakah sebagai salah satu prinsip opera-

sionalnya Salah satunya di bank Islam prinsip musyarakah ini

digunakan sebagai prinsip operasional dengan pengertian

perjanjian kesepakatan bersama antara beberapa pemilik modal

untuk menyertakan modal sahamnya pada satu proyek yang

biasanya berjangka waktu panjang94

Secara riil prinsip musyarakah ini hanya diaplikasikan

dalam produk pengerahan dana masyarakat yakni dalam produk

Pembiayaan Musyarakah sejenis bisnis kerjasama (join venture)

Pembiayaan Musyarakah ini berarti pembiayaan sebagian dari

modal usaha yang mana pihak bank dapat dilibatkan dalam

proses manajemennya Sedangkan pembagian keutnungan dalam

94 Yadi Janwari loc cit 19

101

bentuk Pembiayaan Musyarakah ini ditentukan dalam perjanjian

sesuai dengan proporsi masing-masing pihak yakni antara bank

dan nasabah penerima pembiayaan95

3 Murabahah

Murabahah secara bahasa berasal dari lafazh ribh yang

berarti ziyadah (tambahan)96 Sedangkan pengertian mura-

bahah secara istilah telah banyak didefinisikan oleh para

fuqaha Misalnya Hanafiyah mengartikan murabahah dengan

menjual sesuatu yang dimiliki senilai harga barang itu dengan

tambahan ongkos Senada dengan pengertian ini dikemukakan

pula oleh Malikiyah yang mengartikan murabahah dengan

menjual barang sesuai harga pembelian yang disertai dengan

tambahan keuntungan yang diketahui oleh pihak penjual dan

pembeli97

Prinsip murabahah ini diaplikasi di beberapa lembaga

keuangan Syari‟ah sebagai salah satu prinsip atau produk

dalam usaha penyaluran dana kepada masyarakat Di Bank

Islam murabahah ini dipahami sebagai mekanisme operasional

penjualan suatu barang dengan harga pokok ditambah keun-

tungan (mark up) yang disetujui secata bersama antara pihak

bank sebagai penjual dengan nasabah sebagai pembeli yang

95 Ibid 23 96 Al -Yusu‟i op cit 244 97 Abd al-Rahman al-Juzayri loc cit 258

102

pembayarannya dilakukan secara berangsur (kredit) Lebih

tepatnya prinsip murabahah ini di Bank Islam yang dikede-

pankan adalah produk Pembiayaan Murabahah dalam bentuk

leasing syariah

Sebagai lembaga keuangan Syari‟ah non-perbankan

ternyata Baitul Mal wa Tamwil (BMT) pun menggunakan

murabahah sebagai salah satu prinsip dan produknya Makna

dan mekanisme murabahah di BMT tampaknya tidak berbeda

dengan makna dan mekanisme pelaksanaan Bank Islam

4 Wadirsquoah

Wadi‟ah dapat diartikan sesuatu yang diletakan pada

selain pemiliknya agar dipelihara atau dijaga98 Wadi‟ah ini

merupakan nama yang berlawanan antara memberikan harta

untuk dipelihara dengan penerimaan yang merupakan mashdar

dari awda‟a (bdquoida`) yang berarti titipan dan membebaskan

barang yang dititipkan99

Sedangkan pengertian wadi‟ah secara istilah para fuqaha

berbeda dalam redaksi definisi Walaupun begitu makna

substantif dari definisi yang dikemukakan fuqaha itu tidak jauh

berbeda atau bahkan sama Madzhab Hanafi mengartikan

98 Luis Ma‟luf al-Yusu‟i Al-Munjid ficirc al-Lughah wa al-A‟lam

(Beirut Dar al-Masyriq 1988) 893 99 Abd al-Rahman al-Juzayri Kitab al-Fiqh bdquoala al-Madzahib al-

Arba‟ah (Beirut Dar al-Fikr 1996) 210 dan Wahbah al-Zuhaily Al-Fiqh al-Islami wa Adilatuh (Beirut Dar al-Fikr 1983) 37

103

wadi‟ah dengan penguasaan kepada pihak lain untuk menjaga

hartanya baik secara sahrih maupun secara dalalahal

Salah satu bentuk aplikasi wadi‟ah di bank Islam adalah

perjanjian simpan pinjam atau penitipan barang berharga antara

pihak yang mempunyai barang (nasabah) dan pihak yang diberi

kepercayaan (bank)100 Mekanisme operasional wadi‟ah ini

teraplikasi pula di Baitul Mal wa Tamwil (BMT) dalam bentuk

simpanan tanpa keuntungan tetapi dana yang disimpan dapat

diambil kapan saja oleh nasabah

Aplikasi wadi‟ah ini lebih kentara lagi pada prinsip

operasional dan produk Unit Simpan Pinjam Syari‟ah (USPS) Pada lembaga keuangan Syari‟ah ini wadi‟ah ini dijadikan

sebagai prinsip operasional dan produk unggulan Hal ini

seiring dengan tujuan pendiriannya yakni menghimpun dana

masyarakat melalui intermediasi

5 Qardh

Qardh berarti harta yang diberikan muqaridh (pemberi

pinjaman) kepada muqtaridh (penerima pinjaman) untuk

dikembalikan semisalnya sesuai ukurannya101 Dengan kata

lain qardh ini berarti pinjam meminjam barang (dalam penger-

tian luas termasuk mata uang) yang harus dikembalikan sesuai

nilai dari barang yang dipinjam itu

100 Yadi Janwari loc cit 18 101 Sayyid Sabiq op cit 182

104

Dewasa ini prinsip qardh telah diaplikasikan pada

beberapa lembaga keuangan syari‟ah khususnya di Bank Islam

dan Baitul Mal wa Tamwil (BMT) Implementasi prinsip

qardh di kedua lembaga keuangan syari‟ah tersebut memiliki

pemaknaan yang hampir sama Bahkan dengan menggunakan

istilah operasional yang sama pula yakni al-qardh al-hasan

yang berbentuk pinjaman lunak tanpa agunan Ini sebagaimana

dipakai oleh Muh Hassan (peraih hadiah Nobel) yang mene-

rapkan kredit tanpa agunan di Grameen Bank Bangladesh

Di Indonesia operasional prinsip al-qardh al-hasan pada

Bank Islam dan BMT itu mengandung arti bahwa bank atau

BMT memberikan pinjaman lunak kepada nasabah yang

membutuhkan dana khususnya untuk kebutuhan-kebutuhan

yang sifatnya konsumtif Prinsip ini sama dengan pinjaman

lunak di lembaga keuangan keuangan konvensional

6 Rahn

Rahn secara bahasa berarti gadai Sedangkan secara

istilah menurut ulama Jumhur sebagaimana dikutip Sayyid

Sacircbiq rahn berarti suatu akad pinjam-meminjam dengan

menggadaikan suatu harta sebagai barang jaminan dalam

jumlah taksiran tertentu di mana pihak penggadai dapat

menebus barang itu kembali sesuai dengan waktu yang telah

disepakati

105

Saat ini prinsip rahn telah diaplikasikan pada beberapa

lembaga keuangan syari‟ah khususnya di Bank Islam dan

Pegadaian Syari‟ah Implementasi prinsip rahn di kedua

lembaga keuangan syari‟ah dilakukan dalam bentuk produk

gadai barang yang dilakukan secara syari‟ah Sebagai contoh

aplikasi prinsip rahn di Bank Syari‟ah dan Perum Pegadaian

Syari‟ah diaplikasikan dalam bentuk pinjaman dana dalam

jumlah tertentu kepada masyarakat yang membutuhkan

sebagai harga taksiran atas barang atau harta berharga yang

digadaikan Misalnya gadai emas di Bank Jabar syari‟ah

Sebagai ilustrasi perbedaan dan persamaan aplikasi

prinsip akad syariah dalam praktik jasa keuangan di bank

syari‟ah ditampilkan sebagai berikut

No Jenis Akad Bentuk Akad

Manfaat dan Resiko

Penjelasan

1 Mudharabah - Simpanan

- Pinjaman

- Flesksibel

- Ditanggung Bersama

- Ada jaminan

- Ada biaya jasa

Modal hanya dapat diambil pemilik pada waktu yang telah ditentukan

2 Musyarakah - Simpanan

- Pinjaman

- Flesksibel

- Ditanggung Bersama

- Ada jaminan

- Ada biaya jasa

Modal hanya dapat diambil pemilik pada waktu yang telah ditentukan

106

3 Murabahah - Sewa Beli - Jual Beli Kredit

- Pembayaran angsuran - Resiko Ditanggung Bersama - Ada jaminan

Pembeli dapat mengambil manfaat atas barang yang dibeli sampai lunas masa cicilan

4 Wadi‟ah - Simpanan

- Tidak ada bagi hasil - Ditanggung Bersama - Ada biaya jasa

Modal dapat diambil kapan saja oleh pemilik sesuai keinginan

5 Qard - Pinjaman

- Pembayaran angsuran - Resiko Ditanggung Bersama - Jumlah pinjaman umumnya terbatas - Ada biaya jasa

Debitur mengembalikan hutangnya dalam jangka waktu yang disepakati tanpa harus dibebani oleh kewajiban menyediakan barang jaminan (borg)

6 Rahn - Pinjaman - Resiko ditanggung perusahaan - Ada jaminan - Ada biaya jasa

Barang jaminan hanya dapat diambil setelah pemilik mengembalikan uang pinjaman

Sementara itu untuk kepentingan pelayanan yang efektif

dan efisien kepada para pengguna maka digunakan sistem

informasi manajemen keuangan Hal tersebut diperlukan untuk

memudahkan pengguna dalam memanfaatkan setiap pelayanan

jasa keuangan dari bank syariah

107

Berkenaan dengan hal di atas ada yang disebut dengan

unsur-unsur sistem informasi manajemen keuangan dalam

praktik keuangan syariah Unsur-unsur yang terkandung dalam

sistem informasi manajemen keuangan dapat dibedakan antara

konvensional dan syariah Adapun perbedaan unsur tersebut

dapat dibedakan pada tabel sebagai berikut102

Unsur Penilaian Sistem Infor-masi Manajemen Keuangan Konvensional

Unsur Penilaian Sistem Informasi Manajemen Keuangan Syariah

Laporan Posisi Keuangan (neraca) Laporan Posisi Keuangan (neraca)

Laporan Laba Rugi Laporan Laba Rugi

Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas

Laporan perubahan Ekuitas Laporan perubahan Ekuitas

Catatan Laporan Keuangan 1 Laporan Sumber dan Penggunaan dana Zakat

2 Laporan Sumber dan Penggunaan dana Kebajikan

3 Laporan khusus yang mencerminkan kegiatan entitas syariah

4 Catatan Laporan Keuangan

Uraian

1) Laporan Neraca merupakan laporan yang menunjukan posisi

keuangan perusahaan pada saat atau periode waktu tertentu

2) Laporan LabaRugi merupakan kondisi laporan yang

menunjukan hasil dari kegiatan perusahaan pada suatu

periode tertentu

102 Wiroso Akuntansi Transaksi Syariah (Jakarta Ikatan Akuntansi

Indonesia 2010) 34

108

3) Laporan Arus Kas merupakan bagian dari laporan keuangan

suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode

akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar

uang (kas) perusahaan103

4) Laporan perubahan ekuitas adalah laporan keuangan yang

menunjukan perubahan ekuitas selama satu periode

5) Catatan Laporan Keuangan adalah catatan tambahan dan

informasi yang ditambahkan ke akhir laporan keuangan

untuk memberikan tambahan informasi kepada pembaca

dengan informasi lebih lanjut Catatan laporan keuangan ini

membantu menjelaskan perhitungan item tertentu dalam

laporan keuangan serta memberikan penilaian yang lebih

konfrehensif dari kondisi keuangan perusahaan104

6) Laporan dan sumber penggunaan zakat merupakan entitas

syariah yang menyajikan laporan sumber dan penggunaan

dana zakat sebagai komponen utama laporan keuangannya

dimana laporan yang disajikan adalah dana zakat yang

berasal dari wajib zakat dan penggunaan dari dana zakat itu

sendiri105

103 Lihat artikel dalam httpidwikipediaorgwikiLaporan_arus_kas

diakses pada 15 November 2017 104 Ikatan Akuntan Indonesia Standar Akuntansi Keuangan Syariah

2013) 1011 105 Wiroso Akuntansi Transaksi Syariah (Jakarta Ikatan Akuntansi

Indonesia 2010) 66

109

7) Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan meru-

pakan entitas syariah yang menyajikan laporan sumber dan

penggunaan dana kebajikan sebagai komponen utamanya

dari mana sumber dana kebajikan itu berasal dari peneri-

maannya seperti Infak Sedekah Denda dll

8) Laporan yang mencerminkan kegiatan entitas syariah meru-

pakan laporan keuangan yang komponennya mencerminkan

antara lain kegiatan komersial sosial serta kegiatan dan

tanggung jawab khusus entitas syariah106

Adapun laporan khusus yang mencerminkan kegiatan

khusus entitas syariah dimaksud adalah

1) Pada bank syariah dikenal dengan Laporan Perubahan Dana

Investasi Terikat

2) Pada Asuransi syariah dikenal laporan surplus (defisit)

underwriting dana tabarru dan laporan perubahan dana

tabarru

Laporan ini juga merupakan unsur dari laporan keuangan

entitas syariah yang tidak dapat dipisahkan dengan unsur

laporan keuangan lainnya Entitas syariah tertentu memiliki

karakteristik khusus yang tidak dapat disamakan dengan entitas

syariah lain maka dari itu perlu dibuat laporan yang sesuai

dengan karakteristik kegiatan usaha yang dilakukan107

106 Rizal yahya dkk Akuntansi perbankan syariah (Jakarta Salemba

empat 2009) 80 107 Wiroso Akuntansi Transaksi Syariah (Jakarta Ikatan Akuntansi

Indonesia 2010) 42

110

Dengan demikian implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah dapat dilakukan dilakukan pada beragam bentuk

dan produk keuangan Selain itu hal tersebut juga hendaknya

mengacu kepada aspek-aspek kemaslahatan dan kemafsadatan

dalam setiap kegiatan ekonomi dengan mengimplementasikan

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah misalnya

saja dalam laporan keuangan yang terpublikasikan dalam

website bank syariah

B Hambatan-hambatan Implementasi Prinsip-Prinsip

Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan

dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

Sebagai institusi keuangan modern bank syariah tidak

terlepas dari berbagai kelemahan dan kesalahan Salah satunya

adalah kehati-hatian Para nasabah selalu memperhatikan peru-

bahan ekonomi membuat berbagai analisis dan perhitungan

serta mengambil keputusan untuk menggunakan produk jasa

keuangan bank syariah Aktivitas inilah yang membuat

perkembangan bank syariah terus tumbuh tetapi hal tersebut

tidak selalu menguntungkan terutama ketika menimbulkan

depresi yang luar biasa

111

Lembaga keuangan syariah juga mengalami kendala atau

hambatan dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan syariah Menurut hemat peneliti kesulitan paling

utama adalah terletak pada proses pengambilan keputusan dan

bukan pada implementasinya

Oleh karena itu untuk menjelaskan hambatan-hambatan

yang dihadapi dalam implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan syariah peneliti mengutip teori perubahan hukum

dari Lawrence Meir Friedman Setelah era reformasi kekuatan

kelompok status quo cenderung masih mendominasi sistem

politik dan kekuasaan yang sedang berjalan

Keterpurukan hukum di Indonesia sejak masa Orde Baru

hingga sekarang meliputi tiga unsur sistem hukum dan seka-

ligus menjadi hambatan dalam implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

jasa keuangan syariah Lawrence Meir Friedman menjelaskan

sekurang-kurangnya ada 3 (tiga) faktor yang menghambatnya

yaitu struktur (structure) substansi (substance) dan kultur

hukum (legal culture)108

108 Lihat Ahmad Ali Keterpurukan Hukum Di Indonesia (Jakarta

Ghalia Indonesia 2002) 7

112

1 Struktur

Makna yang dimaksud dengan struktur dalam sistem

hukum Indonesia adalah institusi-institusi penegakan hukum

seperti Kepolisian Kejaksaan dan Pengadilan serta hierarki

peradilan dari yang terendah (Pengadilan Negeri Pengadilan

Agama dan lain-lain) hingga yang tertinggi (Mahkamah

Agung) begitu juga aparat penegak hukum yang bekerja pada

institusi-institusi penegakan hukum tersebut Namun yang

menjadi struktur yang dimaksud di sini ada tarik ulur politik

antara Pemerintah dan DPR dalam merumuskan kebijakan bagi

implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi mana-

jemen dalam praktik jasa keuangan di bank syari‟ah

Masalah utama yang terjadi berkenaan dengan struktur

ini adalah belum adanya kemandirian yudisial yang menjamin

resistensi institusi-institusi penegakan hukum terhadap inter-

vensi pihak lain serta rendahnya kualitas moralitas dan

integritas personal aparat penegak hukum sehingga hukum

tidak dapat bekerja secara sistemik dan proporsional sebagai

satu kesatuan dengan pengakuan hak asasi manusia Masalah

yang sama juga terjadi dalam hal menjabarkan kebijakan

pemerintah bagi implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem

informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di bank

syari‟ah

113

2 Substansi

Substansi yang dimaksud di sini adalah aturan norma

dan perilaku nyata manusia yang ada dalam sistem itu atau

produk produk yang dihasilkannya berupa keputusan keputusan

yang mereka keluarkan dan mencakup pula hukum yang hidup

(living law) dan bukan hanya aturan aturan yang ada dalam

kitab undang undang (law books) Dalam konteks ini diperlu-

kan kontribusi pemerintah wakil rakyat dan masyarakat untuk

merumuskan kebijakan implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah dan sekaligus amanat konstitusi dan peraturan

perundang-undangan

Namun demikian yang menjadi masalah dari substansi ini

adalah kuatnya pengaruh positivisme dalam tatanan hukum di

Indonesia yang memandang hukum sebagai sesuatu yang

muncul dari otoritas yang berdaulat ke dalam bentuk undang

undang dan mengabaikan sama sekali hukum di luar itu serta

memandang bahwa prosedur hukum sebagai segala-galanya

dalam penegakan hukum tanpa melihat apakah hal tersebut

dapat mewujudkan keadilan dan kebenaran Oleh karena itu

apabila untuk memuat norma-norma hukum ekonomi syari‟ah

pada tingkat implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem

informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di bank

114

syari‟ah melalui kebijakan amandemen peraturan perundang-

undangan

3 Kultur Hukum

Kultur hukum yaitu suasana pikiran dan kekuatan sosial

yang menentukan bagaimana hukum itu digunakan dihindari

dan disalahgunakan Kultur hukum juga merupakan suatu

ekspresi dari tingkat kesadaran hukum masyarakat yang belum

kondusif bagi bekerjanya sistem hukum berikut pula semua

perangkat peradilan dan penegakan hukum secara proporsional

dan berkeadilan109

Mengacu kepada tiga unsur di atas implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen dalam praktik

jasa keuangan di bank syari‟ah ternyata banyak terhambat

dalam pengambilan keputusan Sehingga menjadi wajar apabila

implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi mana-

jemen dalam praktik jasa keuangan di bank syari‟ah belum

sepenuhnya dipraktikan dalam sistem keuangan di Indonesia

109 Ki Sarina Mangunpranoto sebagaimana dikutip oleh Budi Heru

Susanto berpendapat mengenai kultur hukum dalam konteks budaya jawa bahwa budaya manusia itu terwujud karena perkembangan lingkungan serta norma-norma hidupnya Norma hidup ini terwujud dalam bentuk alam pikiran manusia alam budi tata susila dan seni atau dengan istilah lain budaya manusia sebagai kreasi hidup adalah sesuatu yang kompleks ide gagasan-gagasan nilai-nilai norma-norma peraturan dan sebagainya Budiono Herususanto Simbolisme dalam Budaya Jawa (Yogyakarta PT Hanindita Ghahawidia 2000) h 6-7

115

padahal mayoritas penduduk di Indonesia menganut agama

Islam dan menghendaki penerapan prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah

Untuk mengatasi ketiga kendala atau hambatan di atas

penting bagi peneliti untuk menelaah dilihat dari pendekatan

filsafat hukum Islam bahwa implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan

di bank syari‟ah perlu mempertimbangkan tiga pendekatan

yaitu konstitusional institusional dan kultural110 Ketiganya

dapat diuraikan sebagai berikut

1 Pendekatan Konstitusional

Pendekatan konstitusional transformasi norma-norma

hukum Islam ke dalam peraturan dan perundang-undangan

nasional merupakan produk interaksi antar elite politik (politisi

penegak hukum tokoh masyarakat pakar hukum dan praktisi

hukum) dengan elite kekuasaan (the rulling elite) yakni kala-

ngan politisi dan pejabat negara Sebagai contoh diundang-

kannya UU Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama

dan UU Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan merupakan

110 Teuku Mohammad Radhie ldquoPolitik dan Pembaharuan Hukumrdquo

dalam Prisma No6 tahun II (Jakarta LP3ES 1973) hlm 4 M Yahya Harahap ldquoInformasi Materi Kompilasi Hukum Islam Memposisikan Abetraksi Hukum Islamrdquo dalam Mimbar Hukum No5 Tahun II (Jakarta Al-Hikmah dan Ditbinbapera Islam 1992) hlm 17-21

116

peranan elite Islam cukup dominan di dalam melakukan

pendekatan dengan kalangan elite di tingkat legislatif sehingga

UU Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama dan UU

Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan tersebut dapat

dikodifikasikan111

Adapun prosedur pengambilan keputusan politik di

tingkat legislatif dan eksekutif dalam hal legislasi hukum Islam

(legal drafting) hendaknya mengacu kepada politik hukum

yang dianut oleh badan kekuasaan negara secara kolektif

Suatu undang-undang dapat ditetapkan sebagai suatu peraturan

tertulis yang dikodifikasikan apabila telah melalui proses

politik pada badan kekuasaan negara yaitu legislatif dan

eksekutif serta memenuhi semua persyaratan dan rancangan

perundang-undangan yang layak Misalnya ketika disahkannya

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Anggaran dan

Pendapatan Belanja Negara Tahun 2015

Pendekatan konstitusional legislasi hukum sebagaimana

dikemukakan A Hamid S Attamimi bahwa pemerintah dan

DPR memegang kekuasaan di dalam pembentukan undang-

undang Disebutkan dalam pasal 5 ayat (1) UUD 1945 bahwa

ldquoPresiden memegang kekuasaan membentuk undang-undang

111 Amak FZ Proses Undang-Undang Perkawinan (Bandung al-

Ma‟arif 1976) hlm 35-48

117

dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyatrdquo Sedangkan

dalam penjelasan mengenai pasal 5 ayat (1) UUD 1945 dinya-

takan bahwa ldquokecuali executive power Presiden bersama-

sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat menjalankan legis-

lative power dalam negarardquo112

Berdasarkan pandangan di atas DPR dapat memberi

persetujuan kepada tiap-tiap rancangan undang-undang yang

diajukan oleh pemerintah Hal ini senada dengan penjelasan

pasal 20 ayat (1) UUD 1945 kendati DPR tidak harus selalu

meyatakan setujua terhadap semua rancangan undang-undang

dari pemerintah Keberadaan DPR sesungguhnya harus mem-

berikan suatu consent atau kesepakatan dalam arti menerima

atau menolak Rancangan Undang-Undang (RUU)

Peluang norma-norma hukum Islam untuk dimuat ke

dalam konstitusi sangat terbuka ketika terdapat tuntutan realitas

sosial dan politik yang menghen-daki terwujudnya cita-cita

supremasi hukum Islam (the enforcement of Islamic law)

terjaminnya hak asasi setiap orang serta terjaminnya stabilitas

politik suatu negara Maka konstitusi yang dibuat hendaknya

merupakan norma dasar (groundnorm) yang ditujukan untuk

112 A Hamid S Attamimi ldquoPeranan Keputusan Presiden Republik

Indonesia dalam Penyelenggaraan Pemerintah Negara Suatu Analisis Mengenai Keputusan Presiden yang Berfungsi Pengaturan dalam Kurun Waktu Pelita I-Pelita IVrdquo Disertasi Doktor Universitas Indonesia (Jakarta UI 1990) hlm 120-135

118

menghindarkan berbagai bentuk penyelewengan berlaku untuk

semua pihak dan sekaligus menjadi pedoman hukum untuk

memperoleh hak-hak hukum masyarakat serta kewajiban

mentaati hukum dalam penyelenggaraan negara113

2 Pendekatan Institusional

Selain pendekatan konstitusional transformasi norma-

norma hukum Islam ke dalam sistem hukum Indonesia juga

dapat dilakukan melalui pendekatan institusional Pendekatan

institusional merupakan suatu proses penjabaran norma-norma

hukum yang ada dalam bentuk produk peraturan dan

perundang-undangan menjadi pranata-pranata hukum Islam

Secara sederhananya pendekatan semacam ini dilakukan

dengan cara membentuk institusi-institusi baik pemerintah

maupun masyarakat yang akan memperkuat penegakan hukum

Islam di masyarakat Maka salah satu cara yang dipandang

paling efektif untuk menegakan hukum Islam adalah merepre-

sentasikan tanggungjawab negara dengan membentuk pranata

hukum Islam

Seperti telah peneliti jelaskan pada bab-bab sebelumnya

institusionalisasi hukum Islam dapat difahami dalam dua

pengertian pertama ia merupakan suatu upaya untuk men-

113 Muhammad Husein Na`ini ldquoIslam dan Pemerintahan

Konstitusionalrdquo dalam John L Esposito dan John L Donohue Islam dan Pembaharuan (terj) (Jakarta PT Raja Grafindo 1994) hlm 537-538

119

transformasikan ide-ide dan gagasan-gagasan bagi pemben-

tukan suatu pranata hukum Islam kedua ia merupakan proses

aktualisasi ide-ide atau gagasan-gagasan menjadi institusi atau

pranata hukum Islam termasuk pula kedudukan tugas dan

fungsinya dalam proses penegakan hukum Islam itu sendiri

Kedua pola pemahaman tersebut dapat dijabarkan dalam

konteks politik hukum Islam baik dari sudut pandang ideal

normatif dan realitas

Dalam sudut pandang ideal makna institusionalisasi

hukum Islam mencerminkan mata rantai sejarah pemikiran

hukum Islam dalam studi ilmu hukum yang dimulai dari

pemikiran tentang sumber-sumber prinsip-prinsip asas-asas

dan metode hingga pada tingkat pembentukan peraturan dan

perundang-undangan hukum Islam

Maksud dari institusionalisasi hukum Islam di sini adalah

menyusun berbagai regulasi (peraturan dan undang-undangan)

yang memadai di bidang hukum Islam mulai dari meng-

garansinya ke dalam konstitusi negara hingga membentuk

peraturan turunannya hingga dijabarkan menjadi institusi atau

pranata hukum Islam Hal ini sebagaimana telah dijelaskan

peneliti pada bagian pendekatan konstitusional

Jika dikaitkan dengan implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan

di bank syari‟ah hukum ekonomi Islam sangat akomodatif

120

dalam menyikapi segala perubahan sosial politik dan hukum

masyarakat Hasbi Ash-Shiddiqiey misalnya telah mengatakan

bahwa hukum Islam pada sudut keberlakuannya bersifat

progressif dan dinamis Selain itu berlakunya hukum Islam

harus ditekankan pada aspek-aspek kemaslahatan yang bersifat

umum dan tidak hanya menyangkut kepentingan golongan

Islam semata114

Oleh karena itu di samping hukum Adat dan hukum

Eropa memberikan pengaruh besar dalam arah perkembangan

hukum ekonomi Islam sistem hukum ini telah memberikan

warna tersendiri dalam kontritusi dan ketatanegaraan serta

menjadi nilai-nilai dan norma-norma yang menyatu dengan

tradisi dan politik hukum di Indoensia

Konsep hukum ekonomi Islam yang didasarkan pada

nilai-nilai etika dan moral akan lebih memberi tempat bagi

setiap orang untuk mencapai tujuan hidupnya sesuai dengan

nilai-nilai kebebasan dalam politik hukum itu sendiri Terutama

dalam realitas sosial yang secara kuantitatif mayoritas ber-

penduduk muslim sangat memungkinkan hukum ekonomi

Islam bersinergi memberikan warna di dalam konstitusi

Indonesia

114 Hasbie As-Shiddiqiey Dinamika dan Elastisitas Hukum Islam

(Jakarta Tintamas 1975) hlm 27

121

Sebagai negara yang mayoritas berpenduduk muslim

tentu ajaran-ajaran Islam yang terkandung dalam syari‟at tegas

sekali mengatur pelaksanaan kedua tugas di atas di mana ia

membedakan sistem tirani yang lebih bersifat ekslusif dan

menjalankan pemerintahan serta hukumnya secara sewenang-

wenang dengan sistem pemerintahan konstitusional yang lebih

inklusif menjalankan pemerintahan dan hukum yang dibatasi

oleh suatu prasyarat terjaminnya hak-hak dan kewajiban setiap

anggota masyarakat dalam suatu negara

3 Pendekatan Kultural

Hukum Islam dipandang memiliki masa depan dan akan

besar peranannya dalam masyarakat dan komunitas Islam

karena peran fundamentalnya dalam sosialisasi anak-anak

penghormatan terhadap pranata-pranata dan hubungan-hubu-

ngan sosial serta pembentukan dan pengembangan nilai-nilai

dasar tersebut semua itu diterjemahkan ke dalam perundang-

undangan umum serta kebijakan publik melalui proses politik

yang demokratis

Namun demikian hukum Islam juga tidak akan memiliki

masa depan sebagai sebuah sistem normatif bila dibuat dan

diselenggarakan begitu saja oleh negara sebagai hukum publik

dan kebijakan publik Klaim bisa saja dibuat untuk mengatakan

bahwa suatu kebijakan atau hukum adalah syariah tapi klaim

122

itu akan selalu salah karena hal itu tidak lebih dari sebuah

usaha menggunakan kesucian Islam untuk kepentingan politik

elit penguasa

Seperti tergambarkan pada dataran realitas sosial budaya

dan politik transformasi hukum ekonomi Islam ke dalam

konstitusi dan peraturan perundang-undangan di Indonesia

hendaknya juga mempertimbangkan tradisi sosial budaya

politik hukum dan ekonomi dalam masyarakat Agar penga-

kuan terhadap hukum Islam itu memiliki daya ikat yang kuat

maka hukum Islam hendaknya menjadi bagian dari tradisi dan

budaya dalam masyarakat dan salah satu cara yang dapat

digunakan dalam kondisi Indonesia saat ini adalah pendekatan

kultural

Pendekatan kultural ini dapat dilakukan dengan mening-

katkan pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk meme-

nuhi menegakan dan melindungi hak-hak dan kewajiban

setiap individu sebagai warga negara Terlebih lagi dengan

corak dan keragaman budaya budaya bangsa Indonesia yang

menganut BHINEKA TUNGGAL IKA tentu akan lebih mene-

rima perbedaan sebagai satu kesatuan yang utuh Hal demikian

juga telah sejalan dengan prinsip universal hukum ekonomi

Islam bahwa perbedaan pendapat adalah hikmah (al-ikhtilaf

al-hikmah)

123

Selanjutnya apabila dikaitkan dengan mekanisme pela-

yanan di bank syariah implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah erat kaitannya dengan karakteristik yang khusus

dan melekat dalam sistem informasi manajemen keuangan

dalam praktik jasa keuangan syariah itu sendiri Beberapa

kendala yang sering sering ditemui mencakup atas beberapa

aspek berikut

1) Dapat Dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam

laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat

dipahami oleh pemakai atau user terutama bagi pemegang

keputusan bisnis perusahaan maksudnya yaitu bahwa pemakai

diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang

aktivitas ekonomi dan bisnis akuntansi serta kemauan untuk

mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar namun

demikian informasi kompleks yang seharusnya dimasukan

dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas

dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit

untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu

2) Relevan

Agar bermanfaat bagi publik informasi harus relevan

untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengam-

124

bilan keputusan Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat

mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu

mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu masa kini dan masa

depan menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi dimasa

lalu untuk mendapatkan hasil yang lebih baik di masa yang

akan datang

Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan dimasa

lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi

posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal-hal lain yang

langsung menarik perhatian pemakai seperti pembayaran

deviden dan upah pergerakan harga sekuritas dan kemampuan

entitas syariah untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh

tempo

3) Dapat Dibandingkan

Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan

antar periode masa lalu masa sekarang dan masa yang akan

datang untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi

dan kinerja keuangan Selain itu user juga harus dapat mem-

bandingkan laporan keuangan antar entitas syariah untuk

mengevaluasi posisi keuangan kinerja serta perubahan posisi

keuangan secara relatif

Oleh karena itu pengukuran dan penyajian dampak

keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus

125

dilakukan secara konsisten untuk entitas syariah tersebut antar

periode entitas syariah yang sama untuk entitas syariah yang

berbeda maupun dengan entitas lainnya

4) Penyajian yang Wajar

Laporan keuangan sering dianggap menggambarkan

pandangan yang wajar dari penyajian yang wajar posisi

keuangan kinerja keuangan dan perubahan posisi keuangan

suatu entitas syariah Meskipun kerangka dasar ini tidak

menangani secara langsung konsep tersebut penerapan karak-

teristik kualitatif pokok dan standar umumnya dipahami

sebagai suatu pandangan yang wajar dari penyajian yang wajar

dan satu poin yang penting dalam kontek penyajian yang wajar

adalah tidak adanya proses manipulasi data yang dilakukan

oleh perusahan yang mencerminkan pada integritas perusahaan

itu sendiri

5) Pengakuan Unsur Keuangan

Merupakan pembentukan suatu pos yang memenuhi

definisi unsur serta kriteria pengakuan yang dikemukakan

dalam neraca atau laba rugi115 Pengakuan dilakukan dengan

menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalam

jumlah uang dan mencantumkannya kedalam neraca atau

115 Wiroso Akuntansi Transaksi Syariah (Jakarta Ikatan Akuntansi

Indonesia 2010) 44-48

126

laporan laba rugi dan dapat dilaporkan pada periode waktu

tertentu untuk diketahui oleh pihak yang berkepentingan atas

laporan tersebut selain untuk mengetahui perkembangan laba

rugi perusahaan pada suatu periode tertentu

Oleh karena itu secara normatif implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen dalam praktik

jasa keuangan di bank syari‟ah hendaknya dilandasi juga oleh

dua asas pertama negara tersebut harus disusun dan dibentuk

melalui sebuah konstitusi yang bebas dari segala macam

campur tangan dan pemaksaan kehendak ia harus disusun

lengkap dengan mengemukakan hak-hak dan kewajiban serta

hubungan timbal-balik antar berbagai lapisan dalam masya-

rakat itu sendiri kedua harus terdapat kepercayaan penuh

terhadap unsur pedoman perhitungan dan tanggung jawab

yang sempurna serta adanya kepercayaan yang penuh terhadap

semua yang berkepentingan sesuai kesepakatan

Dengan demikian peneliti dapat merumuskan bahwa

kendala normatif dalam implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah mencakup atas struktur substansi dan kultur

Sedangkan kendala lainnya adalah secara internal mencakup

manajemen informasi yang dilakukan di bank syariah itu

sendiri dan secara eksternal adalah perilaku nasabah

127

C Solusi dan Strategi Pengembangan Prinsip-Prinsip Akad

dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam

Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

Sistem hukum ekonomi syari‟ah merupakan sistem

hukum yang dibangun berdasarkan prinsip-prinsip asas-asas

serta nilai-nilai etika dan moralitas keagamamaan yang ber-

sumber kepada al-Qur‟an al-Sunnah dan Ijtihad Selama

berabad-abad para pemikir hukum Islam telah melakukan

berbagai pengkajian dan penelitian terhadap prinsip-prinsip

dasar sistem hukum ekonomi syari‟ah dari sumbernya agar

dapat dijabarkan dalam kehidupan Sebab sistem hukum

ekonomi syari‟ah lebih dari sekedar ilmu yang dapat dipelajari

tetapi juga dapat dijabarkan dalam supra-struktur dan infra-

struktur hukum ekonomi berdasarkan prinsip keadilan persa-

maan kebebasan tolong-menolong toleransi dan sebagai-

nya116

Dalam perkembangan ekonomi modern sistem hukum

ekonomi syari‟ah telah berkembang pesat seiring dengan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi Sistem hukum ini

dapat diimplementasikan dalam pembentukan instrumen

116 Soroso Imam Zadjuli Kodifikasi Variabel-variabel Dalam

Penelitian Ekonomi Islam makalah dalam ldquoSeminar dan Lokakarya Kurikulum dan Silabus Ekonomi Islamrdquo untuk Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Oktober 1997 hlm 6

128

peraturan perundang-undangan dan pranata-paranata ekonomi

syari‟ah baik bank maupun non-bank Falsafah dasar nilai-nilai

dasar hukum ekonomi syari‟ah menjadi pijakan bagi imple-

mentasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen

dalam praktik jasa keuangan di bank syari‟ah Di saat yang

sama UU Perbankan menjadi regulasi dalam pembangunan

ekonomi syariah di mana masyarakat atau negara tidak dapat

mengabaikan kepentingan untuk menjaga stabilitas ekonomi

negara dan meningkatkan kesejahteraan rakyat

Meskipun ekonomi syari‟ah di Indonesia baru berkem-

bang pesat pada tahun 1992 yang ditandai dengan keberadaan

lembaga perbankan syari‟ah namun bank syari‟ah tersebut

menjadi lembaga keuangan alternatif untuk menghindarkan

masyarakat dari praktek pembungaan uang (riba‟) ketidak-

jelasan (gharar) dan judi (maisyir)

Setelah dikeluarkannya UU Perbankan Nomor 7 Tahun

1992 Jo UU Nomor 10 Tahun 1998 Jo UU Nomor 21 Tahun

2008 eksistensi lembaga keuangan dan perbankan syari‟ah di

Indonesia semakin berkembang terutama karena adanya

komitmen yang kuat untuk menerapkan prinsip bagi hasil

(profit and loss sharing) Sebagai contoh amandemen pasal 6

point m UU Nomor 10 Tahun 1998 menyebutkan bahwa

lembaga keuangan konvesional dapat menyelenggarakan unit

129

pelayanan perbankan syari‟ah yang menggunakan prinsip bagi

hasil (profit and loss sharing) dengan dual banking system

Dalam perkembangan berikutnya dilihat dari segi

praktiknya kegiatan usaha perbankan syari‟ah mengacu kepada

kedua peraturan perundang-undangan perbankan turut

mendorong didirikannya lembaga keuangan syari‟ah lainnya

beoperasi seperti Baitul Mal Wattamwil (BMT) Unit Simpan

Pinjam Syari‟ah (USPS) Pegadaian Syari‟ah Asuransi

Syari‟ah dan sebagainya Keberadaan lembaga-lembaga keua-

ngan syari‟ah tersebut terbukti cukup kokoh menghadapi

terpaan krisis ekonomi dan moneter yang berlangsung sejak

akhir tahun 1997

Kemudian jika dilihat dari segi akuntabilitas dan ketaha-

nannya lembaga keuangan syari‟ah tampaknya lebih tahan dari

krisis dibandingkan dengan lembaga keuangan konvensional

yang sangat rentan dengan pengaruh ekonomi global Sebagai

fakta pada pertengahan tahun 1998 pemerintah melakukan

likuidasi terhadap beberapa lembaga perbankan konvensional

dianggap tidak memiliki rasio kecukupan modal untuk terus

beroperasi Sedangkan lembaga-lembaga perbankan syari‟ah

masih tetap kokoh berdiri dan beroperasi sesuai dengan visi

dan misi yang dimilikinya serta berperan penting dalam

memulihkan stabilitas ekonomi nasional

130

Para pemikir dan praktisi ekonomi syari‟ah di Indonesia

terus berupaya merumuskan kembali falsafah dasar nilai-nilai

hukum ekonomi syari‟ah untuk membuat rumusan baru bagi

pembentukan platform bagi implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan

di bank syari‟ah Akan tetapi platform tersebut terkait dengan

beberapa faktor determinan yang mempengaruhinya dalam

proses pencapaian tujuan pembangunan ekonomi

Berkenaan dengan hal tersebut ada beberapa solusi yang

dapat dilakukan untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen dalam praktik jasa

keuangan di bank syari‟ah antara lain117

1 Sumber Modal (Investible Resources)

Setiap proses pembangunan membutuhkan modal yang

cukup besar sehingga diperlukan mencari sumber-sumber

modal yang digali dari potensi-potensi ekonomi yang

dimiliki Kelayakan modal tidak hanya menjadi kebutuhan

negara-negara maju tetapi juga khususnya negara-negara

yang sedang berkembang di mana Indonesia termasuk ke

dalam kategori negara berkembang tersebut Proses pemba-

ngunan yang berjalan sekarang ini tidak serta merta hanya

mengandalkan semua potensi ekonomi dalam negeri berupa

117 Ibid hlm 6-12

131

pemanfaatan sumber daya alam atau sejenisnya tetapi juga

bergantung kepada kerja sama di bidang ekonomi dengan

negara lain

Secara mikro pembangunan sistem ekonomi Islam di Indo-

nesia dalam bentuk pendirian lembaga-lembaga keuangan

syari‟ah masih relatif mengandalkan potensi modal dalam

negeri (capital domestik) di mana pihak swasta lebih

banyak berperan menanamkan investasi di dalam struktur

dan manajemen lembaga keuangan syari‟ah Hal ini dapat

dilihat pada pendirian sejumlah lembaga keuangan syariah

yang dari segi modal termasuk kebijakan pengelolaannya

dilakukan oleh pihak swasta Kendati pun pemerintah telah

memberikan payung hukum yang kuat tetapi dari segi

kebijakan publik pemerintah masih mengutamakan pemba-

ngunan atas infra-struktur perbankan konvensional

Sedangkan dalam kerangka makro tingkat partisipasi eko-

nomi di pasar global dalam pembangunan ekonomi di

Indonesia juga belum memberi perhatian besar bagi pemba-

ngunan ekonomi Islam Ini jauh berbeda kika dibandingkan

dengan partisipasi kalangan investor asing dalam berinves-

tasi di lembaga keuangan konvensional baik bank maupun

non-bank Bisa jadi ini disebabkan oleh prospektus lembaga

keuangan syari‟ah belum mampu menjadi instrumen pokok

132

pembangunan ekonomi yang banyak dimanfaatkan oleh

masyarakat118

Namun demikian tingkat ketahanan dan stabilitas ekonomi

lembaga keuangan syari‟ah yang mampu bertahan dari

terpaan krisis ekonomi dan moneter telah menarik perhatian

kalangan investor asing untuk membantu percepatan pendi-

rian lembaga-lembaga keuangan syari‟ah di Indonesia

Pinjaman hutang dari luar negeri menjadi pendukung bagi

kelayakan modal yang dikelola oleh lembaga-lembaga

keuangan syari‟ah Pada gilirannya penyusunan UU APBN

berbasis hukum ekonomi syari‟ah mutlak diperlukan dalam

rangka mendorong terjadinya kenaikan angka rasio tingkat

partisipasi masyarakat dalam kegiatan ekonomi karena

adanya dukungan modal usaha

2 Sumber Daya Manusia (Human Resources)

Manusia merupakan subyek (development agent) yang

berperan penting dalam proses pembangunan Sumber daya

manusia (SDM) yang cakap dan mampu jelas diperlukan

untuk mengelola berbagai kegiatan ekonomi secara profe-

sional sebab SDM yang berkualitas merupakan komponen

118 Suroso Imam Zadjuli Kelembagaan Ekonomi Islam Dalam

Perspektif Islam Kajian Kritis Terhadap Kelembagaan Konvensional makalah dalam ldquoSeminar dan Lokakarya Kurikulum dan Silabus Ekonomi Islamrdquo untuk Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Juni 2003 hlm 9-10

133

penting dalam melakukan percepatan pemba-ngunan eko-

nomi SDM dapat menjadi ldquopenggerakrdquo untuk membuat

model perencanaan pengelolaan pengawasan dan penilaian

terhadap berbagai bentuk kegiatan ekonomi menggali dan

memanfaatkan potensi alam mengelola dana membangun

organisasi sosial ekonomi politik dan budaya dalam satu

wadah ldquopembangunanrdquo

Oleh karena itu peningkatan kuantitas dan kualitas SDM

harus dilakukan secara simultan dan organis dengan proses

pembangunan yang sedang berjalan dan hendak dicapai ke

depan Peningkatan kualitas SDM tersebut terkait dengan

dua aspek Pertama keahlian dan profesionalisme (profe-

ssional quality) dan Kedua kualitas moral yang baik

(moral quality) Professional quality mengacu kepada kua-

litas kemampuan keahlian dan etos kerja untuk melakukan

semua tugas dan kewajiban dalam kegiatan ekonomi secara

proporsional Dalam hukum ekonomi syari‟ah professional

quality yang dikehendaki adalah adanya keseimbangan

dalam melakukan tugas sesuai dengan hak dan kewajiban119

Sedangkan moral quality merupakan dimensi moral yang

mengacu kepada etika bisnis Islam yang sesuai dengan

prinsip-prinsip ekonomi dalam al-Qur‟an dan Sunnah

119 Lihat QS 51 2180 amp 188 1690 dan 597

134

Seseorang tidak dibenarkan melakukan kegiatan ekonomi

yang bertentangan dengan nilai-nilai dasar ekonomi yang

dibenarkan menurut hukum syari‟at sebab syari‟at meng-

hendaki keadilan bukan hanya dari segi ekonomi tetapi juga

dari segi hukum120 Pada gilirannya kualitas SDM dibutuh-

kan dalam penyusunan UU APBN berbasis hukum ekonomi

syari‟ah untuk mendukung pembangunan ekonomi hendak-

nya memiliki kemampuan (skill) dan moral yang baik

3 Mental Wirausaha (Entrepreneurship)

Wirausaha (enterpreneurship) merupakan sikap mental yang

hendaknya dimiliki oleh setiap individu untuk membangun

perekonomian bangsa Joseph Schumpeter telah menjelas-

kan bahwa pembangunan ekonomi sangat bergantung

kepada adanya dinamika partisipasi masyarakat untuk

berwirausaha dan mampu melakukan inovasi dalam ber-

bagai kegiatan ekonomi Sebagai agama yang dinamis

Islam telah mengajarkan kepada manusia untuk melakukan

kegiatan wirausaha sebagai salah satu cara untuk mening-

katkan taraf hidup dan kesejahteraan ekonomi masyarakat

Wirausaha (enterpreneurship) dilihat bukan hanya sebagai

ilmu ekonomi (economyc knowledge) tetapi juga meru-

pakan keahlian (business skill) untuk melakukan berbagai

120 Lihat QS 831-3 1690 597 934-35 dan 6141

135

jenis inovasi dalam berbisnis Wirausaha dapat mendorong

bagi terciptanya produk-produk usaha dan jasa yang baru

metode usaha baru penemuan sumber usaha baru peluang

usaha dan peluang kerja yang baru serta pembetukan

organisasi bisnis yang baru pula Sebagai contoh keber-

hasilan pembangunan ekonomi Jepang antara lain didukung

oleh 2 kalangan wirausaha menengah dan 20 wira-

usahawan kecil Jika ini diterapkan dalam proses pemba-

ngunan ekonomi Indonesia maka wirausaha dapat menjadi

instrumen bagi pembangunan ekonomi yang berwawasan

syari‟ah121

Namun demikian perhatian pemerintah Indonesia dalam

pengembangan sektor usaha kecil dan menengah relatif

masih minim Hal ini dapat dilihat dari tingginya tingkat

kesulitas kalangan usaha kecil dan menengah dalam

mempe-roleh modal kredit bantuan usaha dalam kegiatan

bisnis mereka Padahal percepatan proses pembangunan

ekonomi Indonesia tidak akan terwujud jika tidak memprio-

ritaskan kegiatan sektor riil yang pada umumnya dilakukan

oleh kalangan usaha kecil dan menengah Perhatian terhadap

kalangan usaha kecil dan menengah yang dilakukan oleh

lembaga-lembaga keuangan syari‟ah dewasa ini perlu

121 Buchari Alma Kewirausahaan (Bandung Alfabeta 2000) 4-5

136

mendapatkan perhatian dari Pemerintah dan DPR yang

salah satunya pembinaan terhadap kalangan usaha kecil dan

menengah (UKM) yang dimasukan dalam penyusunan UU

APBN berbasis hukum ekonomi syari‟ah

4 Perangkat Teknologi (Technology)

Di samping ketiga faktor di atas teknologi juga merupakan

faktor yang paling determinan dalam mempercepat proses

pembangunan ekonomi Teknologi juga dapat menjadi

perangkat utama yang mendukung pelaksanaan kegiatan

usaha yang cepat tepat efektif dan efisien Dewasa ini

teknologi merupakan perangkat pokok yang menunjang

pelayanan produk dan jasa yang diberikan oleh lembaga-

lembga keuangan syariah karena masyarakat lebih meng-

hendaki kemudahan dan keserbapraktisan memperoleh pela-

yanan yang didukung dengan sarana penunjang yang

memadai122

Dalam sudut pandang hukum ekonomi syari‟ah peman-

faatan perangkat tekonologi informasi bagi manusia sangat

penting untuk melakukan berbagai inovasi bisnis melaku-

kan eksplorasi atas apa-apa yang terdapat pada alam bagi

kebaikan manusia dan sekaligus memberikan proteksi atau

perlindungan atas berbagai penggunaan alat teknologi yang

122 Muhammad opcit 11-12

137

bukan pada tempatnya123 Jika demikian berarti proses alih

teknologi dari negara maju ke negara berkembang dapat

dilihat sebagai bagian dari upaya untuk mempercepat

pertumbuhan ekonomi termasuk teknologi informasi yang

belakangan ini menjamur dalam berbagai kegiatan usaha

dan perbankan dengan sistem on-line

Keempat faktor tersebut merupakan kunci pokok yang

memrlukan perhatian semua pihak bukan hanya unsur masya-

rakat dan kalangan pengusaha swasta nasional tetapi juga

pihak pemerintah yang mampu membuat kebijakan positif bagi

upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional Oleh

karena itu saat ini keberadaan UU Perbankan Syariah masih

dipandang sebagai salah satu instrumen hukum perbankan

untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional Pemerintah

hendaknya memberi keleluasaan bagi pengembangan ekonomi

syari‟ah di segala sektor perekonomian Dengan kata lain tidak

hanya mengeluarkan kebijakan dalam sektor perbankan tetapi

juga sektor kegiatan usaha riil lainnya baik mikro maupun

makro

Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah untuk

mengoptimalkan peran bank syariah dalam pembangunan

ekonomi jelas diperlukan menerapkan standar sistem infor-

123 Lihat QS 4513 36 71 dan 2279

138

masi manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan

syariah Hal ini sangat penting dilakukan agar bank syariah

memiliki daya saing dengan bank konvensional

Sebagai contoh pada saat melakukan proses standarisasi

penilaian kinerja keuangan di bank syariah terlebih dahulu

dilakukan proses analisa dari laporan keuangan di mana dalam

analisa tersebut terdapat informasi yang menggambarkan

laporan keuangan secara rinci Analisa laporan keuangan

merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengevaluasi

posisi keuangan serta hasil kegiatan usaha suatu perusahaan

dimasa lalu dan dimasa sekarang Sesuai dengan standard

akuntansi syariah dalam analisa keuangan ini harus mudah

dimengerti dan inovatif serta bersifat actual dan up date

dengan kondisi riil yang terjadi

Sekurang-kurangnya ada 4 (empat) metode yang dapat

digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan

selama ini antara lain124

1) Metode Rasio Keuangan merupakan alat yang digunakan

untuk menilai kinerja perusahaan yang menekankan operasi

keuangan yaitu

a) Likuiditas Ratio adalah mengukur kemampuan perusa-

haan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau

124 Abdul Halim Mahmud Analisis Laporan keuanganYogyakarta

cetakan Pertama UPP STIE YKPN2003419

139

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

keuangannya pada saat ditagih

b) Leverage Ratio adalah mengukur sejauh mana kemam-

puan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka

panjangnya

c) Probabilitas Ratio adalah mengukur seberapa kemam-

puan perusahaan menghasilkan laba (Profitabilitas)

d) Activity Ratio adalah mengukur sejauh mana efektivitas

penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset

2) Metode Economic Value Added (EVA) digunakan dalam

menilai kinerja perusahaan yang memfokuskan pada

penerapan nilai dan hanya bisa menilai proses dalam

periode 1 tahun dengan kata lain EVA merupakan pengu-

kuran pendapatan sisa (residul income) yang mengurangkan

biaya modal terhadap laba operasi125

3) Metode Balanced Scorecard (BSC) merupakan alat untuk

mengukur kinerja perusahaan dengan cara menyeimbangkan

faktor-faktor keuangan dan non keuangan dari suatu

perusahaan Mempertimbangkan 4 aspek atau prospektif

yakni prospektif keuangan pelanggan proses bisnis internal

dan proses belajar serta berkembang126

125 David S Young and Stephen O‟Byrne EVA and Value Based

Management A Practical Guide to Implementation diterjemahkan oleh Lusy Widjaya (Jakarta Salemba Empat 2001)

126 Robert Kaplan and David Norton Balance Scorecard httpjurnal-sdmblogspotcom diakses tanggal 6 Februari 2015

140

4) Metode Radar merupakan alat untuk menilai kinerja pada

perusahaan yang merupakan modifikasi atau penyem-

purnaan dari metode-metode sebelumnya Rasio Radar

mengelompokkan rasionya menjadi lima kelompok besar

yaitu Rasio Profitabilitas Produktifitas Utilitas Aktiva

Stabilitas dan Rasio Pertumbuhan

Dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan analisis

rasio keuangan merupakan metode analisis keuangan yang

paling banyak digunakan di Indonesia Hasil analisis rasio

keuangan ini dinyatakan dalam suatu rasio yaitu suatu besaran

yang merupakan perbandingan antara nilai suatu rekening

tertentu dalam laporan keuangan dengan nilai rekening yang

lainnya

Kemudian dalam penerapannya analisis rasio keuangan

tersebut tampaknya memiliki beberapa kelemahan sehingga

model analisis ini dikembangkan lebih lanjut menjadi analisis

rasio keuangan yang dimodifikasi untuk memberikan analisis

rasio keuangan klasik dengan variasi yang lain Misalnya

dengan cara membandingkan antar rekening yang ada dalam

laporan keuangan dalam periode waktu yang sama atau

membandingkan antara suatu rekening yang sama dengan

periode waktu yang berbeda Dengan cara seperti ini keung-

gulan dari analisis rasio dapat dilihat berdasarkan besarnya

141

persentase suatu rekening tertentu dengan rekening lainnya

atau melihat perkembangan suatu rekening antar waktu127

Dimensi kriteria penilaian kinerja keuangan dapat dilihat

melalui beberapa dimensi antara lain

1) Kegunaan fungsional (functional utility) bersifat krusial

karena hasil penilaian kinerja keuangan dapat digunakan

untuk melakukan review bagi perusahaan atas aktivitas yang

telah dijalankan dalam periode tertentu maka hasil penilaian

kinerja keuangan tersebut data yang ada harus valid relevan

dan berguna sehingga dapat diterima oleh pihak manajemen

sebagai pihak pengambil keputusan (decission maker)

2) Keabsahan (validity) dapat mengukur apa yang sebenarnya

hendak diukur dari penilaian kinerja keuangan tersebut

sehingga keabsahan dari data hasil kinerja keuangan

tersebut dapat dipertanggung jawabkan baik kepada

shareholder maupun kepada stakeholder

3) Bersifat empiris bukan berdasarkan perasaan semata di

mana informasi kinerja keuangan ini harus betul-betul riil

dan dapat di jelaskan secara konkrit serta dapat dipertang-

gungjawabkan secara hukum akuntansi dan hukum lain

yang berlaku dan membidanginya

127 Warsono Manajemen Keuangan Perusahaan Jilid I Edisi Kedua

Cetakan pertama (Malang UMM Press 2002) 23

142

4) Sensitivitas kerja kriteria ini menunjukan hasil yang relevan

saja yakni kinerja keuangan dan bukan hal-hal lain yang

tidak berhubungan kalau pun ada hanya bersifat pendukung

informasi primer

5) Kelayakan hukum yakni kriteria itu harus sesuai dengan

aturan yang berlaku dimana informasi kinerja laporan

keuangan ini harus betul-betul berada dalam ketentuan

hukum yang membidangi informasi keuangan

Kemudian manfaat yang dirasakan dengan adanya

informasi kinerja keuangan ini adalah untuk memberikan

laporan atau informasi yang berguna untuk pengambilan

keputusan yang ekonomis Selain itu juga menurut Sucipto

dalam Yosie Aniela bahwa dari aspek manajemen dengan

adanya penilaian informasi kinerja keuangan ini berfungsi

untuk128

1) Mengelola organisasi secara efektif dan efisien melalui

pemberian motivasi kepada karyawan secara maksimum

Dalam mengelola perusahaan manajemen juga menetapkan

sasaran yang akan dicapai di masa yang akan datang di

dalam proses yaitu planning (perencanaan) sehingga arah

bisnis perusahaan dapat berjalan dengan sesuai dengan

arahan dan target bisnis yang telah direncanakan

128 Aniela Yoshi Peran Akuntansi Lingkungan Dalam Mening-

katkan Kinerja Lingkungan Dan Kinerja Keuangan Perusahaan Berkala Ilmiah Mahasiswa Akuntansi 11 (2012)

143

2) Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan

dengan karyawan seperti promosi mutasi dan pember-

hentian Penilaian Kinerja ini akan menghasilkan data yang

dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan yang

bersangkutan dengan karyawan yang dinilai berdasarkan

kinerjanya disamping akan membantu dan memotivasi bagi

karyawan untuk dapat bekerja dan memberikan potensi yang

terbaik bagi perusahaan

3) Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan

karyawan serta untuk menyediakan kriteria seleksi dan

evaluasi program pelatihan karyawan Jika manajemen

puncak tidak mengetahui kekuatan dan kelemahan yang

dimilikinya maka akan sulit bagi manajemen untuk meng-

evaluasi dan memilih program pelatihan yang sesuai dengan

kebutuhan karyawan itu sendiri dan bagi karyawan pun akan

menjadi tidak terupdate skill dan kemampuan individunya

sehingga akan sulit bersaing dengan competitor yang memi-

liki bidang yang sama yang pada akhirnya akan melemah-

kan potensi bagi karyawan tersebut

4) Menyediakan feed back (umpan balik) bagi karyawan

mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka

Dalam organisasi perusahaan manajemen akan mendele-

gasikan sebagian wewenangnya kepada pihak manajemen di

144

bawahnya untuk dapat dikerjakan sesuai dengan disposisi

yang diberikan namun disertai dengan resiko yang ada bila

terdapat resiko bisnis yang menyangkut kepentingan bagi

perusahaan

5) Menyediakan suatu dasar untuk memberikan suatu distribusi

reward (penghargaan) bagi karyawan yang berprestasi serta

punishment bagi mereka yang melanggar aturan sehingga

dengan demikian akan Nampak lebih adil bagi semua

karyawan yang terlibat dalam perusahaan

Hasil pengukuran tersebut di atas juga dapat dijadikan

alat evaluasi kinerja manajemen selama ini apakah mereka

telah bekerja secara efektif atau tidak Jika berhasil mencapai

target yang telah ditentukan berarti mereka berhasil mencapai

target yang telah ditentukan pada masa periode tertentu serta

berhasil memimpin dan dipercaya oleh bawahannya Namun

sebaliknya jika gagal atau tidak berhasil dalam pencapainnya

ini akan dijadikan pelajaran bagi manajemen untuk target

dimasa yang akan datang dan merubah strategi bisnis agar

dapat lebih baik lagi di masa yang akan datang

Pengukuran kinerja merupakan salah satu aspek untuk

melihat performing measurement yaitu suatu kualifikasi dan

efisiensi perusahaan atau segmen serta keefektifan dalam peng-

operasian bisnis selama periode akuntansi Dengan demikian

145

pengertian kinerja dapat difenisikan sebagai suatu usaha formal

yang dilaksanakan oleh perusahaan untuk mengevaluasi efisien

dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksa-

nakan pada periode waktu tertentu

Laporan kinerja keuangan menurut Standar Akuntansi

Keuangan menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan

bagian penting dari proses pelaporan keuangan yang meliputi

neraca laporan rugi laba laporan perubahan modal (yang

dapat disajikan dengan berbagai cara seperti sebagai laporan

arus kas atau laporan arus dana) catatan dan laporan lainnya

serta materi penjelasaan yang merupakan bagian Integral dari

Laporan Keuangan129

Sedangkan menurut Edy Sukarno130 yang dikutip di

dalam jurnal Fokus Ekonomi ia mengatakan bahwa kinerja

keuangan adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatanprogramkebijaksanaan dalam

mewujudkan sasaran tujuan misi dan visi organisasi di mana

sebagai hasil yang telah dicapai atas segala aktivitas yang telah

dilakukan dalam mendayagunakan sumber-sumber yang

tersedia dalam suatu organisasi atau perusahaan

129 Ikatan Akuntan Indonesia Standar Akuntansi Keuangan (Jakarta

Salemba 1999) 12 130 Lihat Edy Sukarno ldquoKinerja Keuanganrdquo dalam Jurnal Focus

Ekonomi Volume 4 Nomor 1 Bulan Juni 2009 27-43

146

Menurut ulasan Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku

Penyajian Laporan Keuangan Syariah (PSAK 101) Tahun

2013 menyatakan bahwa Laporan kinerja keuangan adalah

catatan laporan keuangan yang berisi informasi tambahan atas

apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan laporan laba

rugi konprehensif laporan perubahan ekuitas laporan arus kas

laporan sumber dan penggunaan zakat dan laporan sumber dan

penggunaan dan kebajikan di mana dalam catatan ini membe-

rikan rincian dari pos-pos yang telah disajikan dalam laporan

keuangan dan informasi mengenai pos-pos yang tidak meme-

nuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan131

Munawir dalam Analisa Laporan Keuangan132 menga-

takan bahwa laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari

proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu

perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan

data atau aktivitas perusahaan tersebut

Mengacu kepada uraian di atas peneliti dapat meru-

muskan bahwa Sistem Informasi Kinerja Keuangan adalah

suatu rangkaian proses yang melibatkan semua aspek yang

131 Ikatan Akuntan Indonesia Penyajian Laporan Keuangan Syariah

PSAK 101 2013 132 Munawir Analisa Laporan Keuangan (Yogyakarta BPFE

1999)

147

pada akhirnya memberikan informasi dan laporan tentang

prestasi dan kinerja perusahaan dalam menjalankan aktivitas

bisnisnya untuk mencapai keuntungan atau laba Selain itu

dalam kinerja laporan keuangan dalam Islam mempunyai

sasaran-sasaran yang harus disadari dan dipatuhi oleh semua

akuntan keuangan di dalam Islam Ia tidak boleh memasuki

bidang ini jika belum memahami dan adanya kesadaran yang

jelas mengenai makna yang sesungguh dalam sasaran

akuntansi keuangan Pendek kata laporan keuangan hendaknya

disusun dengan menitikberatkan pada aspek kebenaran dan

kejujuran

148

BAB IV

PENUTUP

A Kesimpulan

Mengacu kepada uraian dalam pembahasan dan analisis

maka dapat dirumuskan kesimpulan peelitian sebagai berikut

Pertama implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem

informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di bank

syari‟ah dapat dilakukan dilakukan pada beragam bentuk dan

produk keuangan Selain itu hal tersebut juga hendaknya

mengacu kepada aspek-aspek kemaslahatan dan kemafsadatan

dalam setiap kegiatan ekonomi dengan mengimplementasikan

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah misalnya

saja dalam laporan keuangan yang terpublikasikan dalam

website bank syariah

Kedua kendala normatif dalam implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen dalam praktik

jasa keuangan di bank syari‟ah mencakup atas struktur

substansi dan kultur Sedangkan kendala lainnya adalah secara

internal mencakup manajemen informasi yang dilakukan di

bank syariah itu sendiri dan secara eksternal adalah perilaku

nasabah

149

Ketiga Sistem Informasi Kinerja Keuangan adalah suatu

rangkaian proses yang melibatkan semua aspek yang pada

akhirnya memberikan informasi dan laporan tentang prestasi

dan kinerja perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya

untuk mencapai keuntungan atau laba Selain itu dalam kinerja

laporan keuangan dalam Islam mempunyai sasaran-sasaran

yang harus disadari dan dipatuhi oleh semua akuntan keuangan

di dalam Islam

B Rekomendasi

Mengacu kepada kesimpulan di atas peneliti merumus-

kan rekomendasi penelitian sebagai berikut

Pertama perlu dilakukan kajian akademik lebih lanjut

dan mendalam untuk mengembangankan kontribusi keilmuan

hukum ekonomi Islam bagi implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan di bank syariah Hal tersebut salah satunya dapat

dilakukan melalui peninjauan kurikulum dan pengembangan

model pembelajaran ekonomi pada Fakultas Syari‟ah dan Fakultas Hukum serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di

PTKIN agar terumuskan kerangka konsepsional dan opera-

sional implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi

manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank

syariah

150

Kedua bagi kalangan praktisi perlu mengembangkan

berbagai inovasi dan keahlian untuk mengimplementasikan

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah Hal

demikian juga perlu didukung dengan partisipasi dan dukungan

masyarakat untuk menggunakan produk jasa keuangan di bank

syariah

151

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrasyid Priyatna 2017 Arbitrase Solusi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata dipublikasikan artikel dalam httpidshvoongcomlaw-and-politics1908998-keunggulan-dan-kelemahan-arbitrase yang diakses tanggal 10 April 2017

Abdurrahman Yahya 1997 ldquoAl-Iltizamrdquo artikel yang dipublikasikan dalam httpfiqh1wordpresscom 2010 0515al-iltizam diakses pada tanggal 28 Maret 2017

Adiwarman A Karim 2010 Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan Ed Empat Jakarta PT Rajagrafindo Persada

Amir Machmud Rukmana 2010 Bank Syariah Teori Kebijakan dan Studi Empiris di Indonesia Jakarta Penerbit Erlangga

Andi Soemitra 2010 Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Jakarta Kencana

Anshori Abdul Ghofur 2007 Perbankan Syariah Di Indonesia Gadjah Mada University Press Yogjakarta

Anwar Syamsul 2010 Hukum Perjanjian Syariah Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Antonio M Syafe‟i 2001 Bank Islam Dari Teori ke Praktek Jakarta Gema Insani Press

Annual Reepport PT Bank Jabar Banten Syariah Tahun 2013-2016

Ash-Shiddieqy TM Hashbi 1997 Fiqh Muamalah Semarang Pustaka Rizki Putra

Al-Sanhuri Abd al-Razaq 1958 Mashadir al-Haqq fi al-Fiqh al-Islamy Dirasah Muqaranah bi al-Fiqh al-Gharbi Jilid I Beirut Dar al-Hana li al-Thiba‟ah wa al-Nasyr

152

Arifin Zainul 2009 Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah Jakarta Azkia Publisher

Azwir Yacub 2013 Analisis Pengaruh Kecukupan Modal Efisiensi Likuiditas NPL DAN PPAP Terhadap ROA Bank Semarang UNDIP

Basyir Ahmad Azhar 1994 Refleksi Atas Persoalan Keislaman Bandung Mizan

Burhan Bungin 2006 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta Kencana

Dokumen Rencana Bisnis PT Bank Jabar Banten Syariah Tahun 2014-2016

Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Ed Rev Fatwa No 05DSN-MUIIV2000 tentang Jual Beli Salam

Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Ed Rev Fatwa No 06DSN-MUIIV2000 tentang Jual Beli Istishna‟

Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Ed Rev Fatwa No 07DSN-MUIIV2000 tentang Pembiayaan Mudharabah

Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Ed Rev Fatwa No 08DSN-MUIIV2000 tentang Pembiayaan Musyarakah

Karnaen A Perwataatmadja dan M Syafi‟i Antonio 1992 Apa dan Bagaimana Bank Islam Yogyakarta PT Dana Bhakti Wakaf

K Lewis Marvyn dan Latifa M Algoud 2007 Perbankan Syariah Jakarta Serambi Ilmu Semesta

Kansil CST 2001 Hukum Perusahaan Indonesia (Aspek Hukum dalam EKonomi) Bagian I Jakarta Pradnya Paramita

153

Khan Tariqullah dan Habib Ahmed 2008 Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah Jakarta PT Bumi Aksara

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHP)

Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)

Laporan Neraca Keuangan dan Laporan Laba Rugi PT Bank Jabar Banten Syariah Periode 2010-2016

Luciana Spica Almilia amp Winny Herdiningtyas 2005 Analisis Rasio Camel Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Lembaga Perbankan Perioda 2000 ndash 2002 dalam Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol 7 No 2 Nopember 2005

Mahardian Pandu 2008 Analisis Pengaruh Rasio CAR BOPO NPL NIM dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (StudiKasus Perusahaan Perbankan yang Tercatat di BEJ PeriodeJuni 2002-Juni 2007) Semarang UNDIP

Manan Abdul 2012 Hukum Ekonomi Syariah Dalam Perspektif Kewenangan Peradilan Agama Jakarta Kencana Prenada Media Grup

Mardani 2012 Fiqh Ekonomi Syariah Fiqh Muamalah Jakarta Kencana

Muhammad Idrus 2009 Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif Jakarta Penerbit Erlangga

Mawardi Wisnu 2009 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi kasus pada Bank Umum Dengan Total Asset Kurang dari 1 Trilyun Semarang UNDIP

M Ali Hasin 2003 Berbagai Macam Transaksi dalam Islam Fiqh Muamalat cet Pertama Jakarta PT Raja Grapindo Persada

154

Najmudin 2011 Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syari‟iyyah Modern Yogyakarta Penerbit Andi

Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution (Ed) 2009 Current Issues Lembaga Keuangan Syariah Jakarta Kencana Media Group

Nusantara Ahmad Buyung 2009 Analisis Pengaruh NPF CAR FDR Dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank (Perbandingan Bank Umum Go Publik dan Bank Umum Non Go Publik di Indonesia Periode Tahun 2005-2007 Semarang UNDIP

Peraturan Bank Indoensia Nomor 139PBI2011 Tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 10PBI2008 Tentang Restrukturisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah

Peraturan Bank Indonesia Nomor 99PBI2007 Tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 821PBI2006 Tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah

Prabowo Bagya Agung 2012 Aspek Hukum Pembiayaan Murabahah Pada Perbankan Syariah Yogyakarta UII Press

Praja Juhaya S 1997 Filsafat Hukum Islam Bandung UNISBA Press

Praja Juhaya S 2000 Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Madya Filsafat Hukum Islam tentang Rekosntruksi Paradigma Ilmu Titik Tolak Pengem-bangan Ilmu Agama dan Universalitas Hukum Islam Tanggal 1 April 2000 di IAIN Sunan Gunung Djati Bandung

Prasnanugraha P Pontie 2011 Analisis Pengaruh Rasio-rasio Keuangan Terha-dap Kinerja Bank Umum di Indonesia (Studi Empiris Bank-bank Umum Yang Beroperasi di Indonesia Semarang UNDIP

155

Puspitasari Diana 2008 Analisis CAR NPL PDN NIM BOPO LDR dan Suku Bunga SBI terhadap ROA Studi pada Bank Devisa Indonesia periode 2003-2007 Semarang UNDIP

Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti 2008 Manajemen Perkreditan Bank Umum Teori Masalah Kebijakan dan Aplikasinya Bandung ALFABETA

Robert Tampubolon 2004 Risk Mangement Pendekatan Kualitatif Untuk Bank Komersial Jakarta PT Elex Media Komputindo

Saed Abdullah 1996 Islamic Banking and Interest A Study of the Prohibition of Riba and Its Contemporary Interpre-tation Leiden EJ Brill

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji 2001 Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat) Rajawali Pers Jakarta

Suhendi Hendi 2007 Fiqh Muamalah Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Syafi‟i Antonio Muhammad 2001 Bank Syariah dari Teori ke Praktek Jakarta Gema Insani Press

Sri Nurhayati dan Wasilah 2013 Akuntansi Syariah di Indonesia Jakarta Salemba Empat

Suhendi Hendi 2004 Fikih Muamalah Jakarta Rajawali Press

Tawfiq Abd al-Aziz 1988 Qanun al-Iltizamat wa al-‟Uqucircd Mesir Dar al-Saqafah

Tariqullah Khan dan Habib Ahmed 2008 Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah Ed 1 Cet 1 Jakarta Bumi Aksara

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 Jo Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

156

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah LNRI Tahun 2008 Nomor 94

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama LN RI Tahun 2006 Nomor 22

Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia

Usman Rachmadi 2012 Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia Jakarta Sinar Grafika

Utomo Andri Priyo 2010 Pengaruh Non Performing Finan-cing Terhadap Kinerja Keuangan Bank Berdasarkan Rasio Likuiditas Rasio Solvabilitas Dan Rasio Profita-bilitas Pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Semarang UNDIP

Page 4: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …

3 Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf acirc = a panjang icirc = i panjang ucirc = u panjang

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadhirat Allah

SWT yang telah memberikan kemudahan kepada peneliti

sehingga penelitian ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya

Sudah barang tentu selama proses penelitian peneliti menemui

sejumlah hambatan bukan hanya dari segi waktu tetapi yang

paling utama adalah proses pengumpulan data dan sumber-

sumber atau bahan penelitian yang secara spesifik mengkaji

keuangan dan perbankan syariah

Penelitian ini dilatarbelakangi fenomena semakin

kompetitifnya pemasaran produk-produk keuangan bank

syariah di tengah persaingan pangsa pasar keuangan dan

perbankan baik syariah maupun konvensional Penelitian ini

mengambil judul Implementasi Prinsip-Prinsip Akad dan

Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam Praktik Jasa

Keuangan di Bank Syariah

Melalui penelitian dan hasil analisis penelitian ini dapat

diketahui bahwa (1) implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan di bank syariah hendaknya dilakukan memenuhi

syarat dan rukun akad serta berdasarkan prinsip-prinsip dan

asas-asas hukum ekonomi syariah (2) hambatan utama

implementasi prinsip-prinsip akad dan system informasi

manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank

syariah adalah masih terbatasnya modal SDM dan sarana

berikut aspek sistem struktur dan kulturnya dan (3) strategi

implementasi prinsip-prinsip akad dan system informasi

manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank

syariah adalah mengembangkan inovasi produk keuangan di

bank syariah

Pada akhirnya peneliti merasa perlu menyampaikan

ucapan terima kasih kepada Bapak Prof Dr H Mahmud MPd

selaku Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung Bapak Prof

Dr H Ahmad Fathonih MAg selaku Dekan Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan rekan-

rekan dosen serta sahabat-sahabat lainnya yang tidak mungkin

peneliti sebutkan satu persatu dan telah banyak membantu

penyelesaian laporan penelitian ini

Akhirnya peneliti menyadari penelitian ini masih jauh

dari kata sempurna tentu ada beberapa yang perlu perlu

dilengkapi atau disempurnakan Tetapi peneliti berharap hasil

dari penelitian ini bermanfaat khususnya bagi peneliti dan

umumnya bagi yang membacanya

Bandung 10 Desember 2017

Tim Peneliti

DAFTAR ISI

ABSTRAK helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip i PEDOMAN TRANSLITERASI ii KATA PENGANTAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iv DAFTAR ISI helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip vi BAB I PENDAHULUAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1 A Latar Belakang Masalah helliphelliphelliphelliphellip 1

B Identifikasi dan Perumusan Masalah 11

C Pertanyaan Penelitian 12

D Tujuan Penelitian helliphelliphelliphellip 12

E Kegunaan Penelitian 13

F Kajian Penelitian Terdahulu 14

G Kerangka Pemikiran 15

H Langkah-langkah Penelitian 30

BAB II KONSEP DAN TEORI helliphelliphelliphelliphellip 36 A Prinsip-prinsip Akad 36

1 Pengertian Akad 36

2 Landasan Akad 43

3 Prinsip-prinsip Akad 56

4 Etika Akad 62

B Sistem Informasi Manajemen Keu- angan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

70

1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen Keuangan helliphelliphellip

70

2 Unsur-unsur Sistem Informasi Manajemen Keuangan helliphelliphellip

73

3 Urgensi Sistem Informasi Manajemen Keuangan helliphelliphellip

82

4 Instrumen Sistem Informasi Manajemen Keuangan helliphelliphellip

87

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEM-BAHASAN

96

A Implementasi Prinsip-Prinsip Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

96

B Hambatan-hambatan Implementasi Prinsip-Prinsip Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

110

C Solusi dan Strategi Pengembangan Prinsip-Prinsip Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

127

BAB V PENUTUP 148

A Kesimpulan 148

B ekomendasi 149

DAFTAR PUSTAKA 151

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Pendahuluan

Bank merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di

bidang jasa dimana memiliki fungsi sebagai lembaga keuangan

yang mengedarkan uang menciptakan uang menyediakan

uang untuk menunjang kegiatan usaha tempat mengamankan

uang tempat melakukan investasi dan jasa keuangan lainnya1

Dalam praktiknya bank dibagi dalam beberapa jenis Jika

ditinjau dari segi fungsinya bank dikelompokkan menjadi 3

jenis yaitu Bank Sentral Bank Umum dan Bank Perkreditan

Rakyat Sedangkan dilihat dari segi prinsip operasionalnya

bank dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu bank konvensional

dan bank syariah2

Operasional perbankan syariah di Indonesia diatur dalam

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang

kemudian diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 10

Tahun 1998 dan diperbaharui lagi dengan Undang-Undang

Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah Perbankan

syariah memiliki tujuan yang sama dengan bank konvensional

1 Kasmir Dasar-Dasar Perbankan (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2002) 2

2 M Syafei Antnio Bank Syariah Teori dan Praktik (Yogyakarta Dana Bhkati Wakaf 1994) 23

2

yaitu agar lembaga perbankan dapat menghasilkan keuntungan

dengan cara meminjamkan modal menyimpan dana membia-

yai kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai

Prinsip-prinsip ekonomi Islam melarang riba perjudian

dan spekulasi yang disengaja perniagaan atas barang-barang

yang haram dan ketidakjelasan serta manipulatif Dalam rangka

melayani masyarakat setiap bank syariah perlu menyediakan

berbagai macam produk perbankan syariah Produk-produk

yang ditawarkan sudah tentu sangat Islami termasuk dalam

memberikan pelayanan kepada nasabahnya Produk perbankan

syariah di bagi ke dalam 3 bagian yaitu produk penghimpunan

produk penyaluran dan produk jasa3

Saat ini pemanfaatan teknologi informasi begitu sangat

pesat masuk dalam segala aspek pekerjaan yang sebagian

besarnya telah menggunakan perangkat teknologi informasi

bahkan bisa dikatakan telah menjadi suatu kebutuhan primer

bagi setiap perusahaan dalam menjalankan bisnisnya

Oleh karena itu dalam pemanfaatan teknologi infor-

masi ini setiap organisasi bisa mengambil banyak manfaat

mulai dari tingkat efisiensi dan efektivitas kinerja keuangan

perusahaan bank syariah hingga tingkat validitas data yang bisa

dikatakan hampir 99 akurat

3 Editor ldquoPerbankan Syariahrdquo dalam httpidwikipediaorgwiki Perbankan_syariah diakses pada tanggal 9 November 2017

3

Sistem teknologi informasi telah melahirkan berbagai

keunggulan yang begitu kompetitif dalam menciptakan persai-

ngan yang ada di dunia usaha Selain itu juga telah membe-

rikan kontribusi yang cukup besar bagi peningkatan kinerja

organisasi Dengan adanya teknologi informasi ini baik itu

dalam hal meningkatkan kinerja baik secara individual maupun

institusional setiap organisasi perusahaan akan mendapat

kemudahan dalam meningkatkan kinerja keuangan dan kualitas

pelayanan publik yang bersifat individual

Tujuan lainnya yang bersifat global adalah setiap orga-

nisasi perusahaan juga akan mampu meningkatkan pelayanan

kepada publik demi terciptanya kepuasan bagi pengguna

(user) yang pada akhirnya akan meningkatkan tingkat keper-

cayaan (trusted) dan loyalitas (loyality) dari para pengguna

(user) terhadap semua jasa dan layanan yang diberikan suatu

organisasi perusahaan Oleh karena itu setiap organisasi

perusahaan bisnis juga dipastikan akan memanfaatkan sistem

teknologi informasi ini untuk meningkatkan keuntungan

(profit) dalam setiap kegiatan bisnisnya4

Dalam pemanfaatan teknologi informasi ini perlu

ditunjang oleh adanya sumber daya baik itu dari segi insani

4 Lihat dalam G Perdana Putri ldquoPeran Teknologi Informasi didalam

Perusahaanrdquo artikel pada wwwiniputri blogunsacidfiles201005paper-manajemen-dan-tipdf diakses pada tanggal 29 Oktober 2014

4

(human skill character) atau pun dari material (infrastructur

capital) yang mumpuni dan kompeten dalam menjalankan

fungsi optimalisasi penggunaan teknologi ini sehingga dengan

terpenuhinya persyaratan tersebut dengan mudah mengatur dan

menjalankan kinerja operasional dengan baik dan optimal Hal

ini dilakukan untuk tercapainya tujuan organisasi perusahaan

yang menjadi target mendasar untuk meningkatkan profit

pendapatan dan menciptakan kesejahteraan bersama

Oleh karena itu pemanfaatan sistem informasi mana-

jemen keuangan dalam menunjang kualitas pelayanan suatu

fungsi dari organisasi terbagi menjadi 5 elemen fungsi yaitu5

1 Fungsi Operation

2 Fungsi Monitoring and Control

3 Fungsi Planning and Decision

4 Fungsi Communication dan

5 Fungsi Interorganisational

Seluruh peranan teknologi informasi dalam berbagai

lapisan tersebut tidak akan berjalan baik tanpa adanya tata

kelola dan manajemen teknologi informasi yang baik karena

pada dasarnya tujuan pemanfaatan teknologi informasi adalah

untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan Demikian

halnya dalam dunia perbankan yang menjalankan fungsi bisnis

5 I Komang Ariana Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Organisasi (Denpasar Universitas Udayana 2010)

5

transaksi keuangan pemanfaatan teknologi informasi ini begitu

sangat besar karena semua transaksi yang ada harus dikelola

dengan baik dan tertata secara sistem sesuai dengan fungsi

kelima elemen di atas

Oleh karena itu penggunaan dan pemanfaatan teknologi

informasi ini hendaknya benar-benar dikelola dengan baik

sesuai dengan tujuan umum perusahaan dalam upaya mendu-

kung operasional perbankan agar dapat berkinerja optimal baik

dari sisi layanan atau pun kualitas operasional perbankan itu

sendiri

Setelah dilakukannya proses spin off atau terpisah secara

manajemen dari induknya yang dalam hal ini adalah bank

syariah pada tahun 2010 bank syariah melakukan pengelolaan

proses bisnis perbankan secara mandiri walaupun dalam hal

modal masih mendapatkan subsidi dan bersinergi dengan bank

syariah dan PT Banten Global Development namun secara

manajerial proses bisnis dan aturan serta kebijakan ditetapkan

secara mandiri6 Dalam upaya menjalankan bisnisnya bank

syariah tetap mengelola dan melayani nasabah existing yang

telah ada sejak masih menjadi unit layanan syariah Oleh

karena itu data-data nasabah dan transaksi yang ada tetap

dikelola dengan baik

6 Annual Report Bank BJB Syariah (Bandung BJBS 2016)

6

Kondisi yang terjadi setelah spin off dan memiliki core

banking system bank syariah mulai merambah dan mengem-

bangkan layanan lain yang intinya adalah untuk lebih dapat

mengembangkan proses bisnis mempromosikan kepada para

nasabah agar dapat lebih maju dan berkembang disertai dengan

kualitas pelayanan yang lebih baik

Seiring dengan adanya pengembangan-pengembangan

yang dilakukan oleh berbagai unit bisnis dan supporting di

bank syariah perlahan namun pasti peningkatan data transaksi

yang ada semakin berkembang disamping dengan adanya

klasifikasi dan layanan yang diberikan kepada nasabah yang

beragam mulai dari nasabah Mikro Menengah dan Korporasi

yang secara umum memberikan dampak signifikan terhadap

data-data yang tersedia di bank syariah7

Sehubungan dengan banyaknya data transaksi yang

terjadi dibutuhkan suatu tools atau alat bantu yang berfungsi

untuk menopang dan mendukung layanan transaksional kepada

nasabah agar dapat berjalan baik dan maksimal sehingga

loyalitas nasabah dapat senantiasa dipertahankan yang pada

akhirnya akan menunjang pada kelangsungan bisnis di bank

syariah

Sistem informasi manajemen keuangan dapat melibatkan

beberapa unit terkait diantaranya

7 Ibid

7

1 Unit Kerja Divisi Teknologi Informasi

2 Unit Kerja Divisi Operasi CQ MIS dan Accounting

3 Unit Kerja Sumber Daya Insani (SDI)

4 Unit Kerja Jaringan dan Layanan

Keterkaitan proses yang terjadi di unit kerja terkait akan

berjalan bilamana masing-masing unit kerja menjalankan

fungsinya dengan baik dan adanya saling koordinasi yang aktif

dalam menyampaikan data-data yang dibutuhkan dan menjadi

konsumsi perusahaan Pada saat masih menjadi unit layanan

syariah (UUS) kualitas data yang dihasilkan dalam prosesnya

sangat berbeda dengan kondisi setelah sejumlah bank syariah

menjadi Bank Umum Syariah (BUS)

Hal tersebut di atas terlihat dari proses pengolahan data

yang dilakukan dimana pada saat masih menjadi Unit Usaha

Syariah (UUS) jumlah data yang ada tidak terlalu banyak dan

proses pengolahannya pun masih dilakukan secara manual

walaupun praktisnya telah menggunakan perangkat teknologi

PC Computer namun dalam pengolahannya tetap memerlukan

waktu yang cukup lama sehingga laporan pelayanan yang

dihasilkan kepada pihak terkait seperti nasabah menjadi lama

Namun demikian berbeda dengan kondisi sekarang

setelah menjadi Bank Umum Syariah (BUS) di mana seiring

dengan pertumbuhan bisnis bank maka jumlah nasabah pun

8

ikut berkembang dan secara otomatis jumlah data yang ada

juga akan menjadi lebih besar sehingga proses pengolahannya

memerlukan alat bantu yang bisa menopang kegiatan opera-

sional dan layanan kepada nasabah

Walaupun jumlah data yang ada cukup besar namun

dengan adanya tools yang ada seperti penggunaan beberapa

aplikasi dan perangkat berbasis teknologi informasi maka

proses pengolahan data yang dilakukan bisa lebih cepat lagi

sehingga kualitas pelayanan terhadap pihak terkait tidak lagi

terganggu Dengan begitu proses operional bank tetap dapat

dijalankan dengan baik dan maksimal

Kondisi pelayanan yang dikembangkan oleh bank bjb

syariah seiring dengan perkembangannya dalam melayani

nasabah semakin baik seiring dengan diterimanya penghargaan

(reward) dalam hal pelayanan nasabah Hal itu membuktikan

bahwa pelayanan yang optimal menjadi syarat mutlak dan

bagian penting bagi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya

Secara umum informasi keuangan bank syariah dalam

beberapa waktu terakhir mengalami fluktuasi baik itu dari sisi

pembiayaan Dana Pihak Ketiga (DPK) serta profit laba rugi

perusahaan di mana hal tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor

internal dan faktor eksternal Namun seiring dengan pening-

katan laju pertumbuhan ekonomi global dan pertumbuhan

9

jaringan kantor bank syariah di Indonesia yang terus menga-

lami perkembangan dari waktu ke waktu model pelayanan

system informasi keuangan kepada nasabah perlu ditingkatkan

oleh bank syariah

Dengan adanya pertumbuhan yang terjadi maka secara

otomatis kualitas data yang dihasilkan pun akan lebih banyak

oleh karena itu perlu adanya peningkatan kapasitas dalam

pengolahan dan kualitas pelayanan supporting data melalui

penerapan Sistem Informasi Manajemen Keuangan (SIMK) di

bank syariah karena hal itu dapat secara langsung mempe-

ngaruhi terhadap kualitas pelayanan nasabah

Selain itu dengan peningkatan kualitas pelayanan Sistem

Informasi Manajemen Keuangan (SIMK) hendaknya ditunjang

pula dengan penggunaan perangkat teknologi informasi maka

secara otomatis dapat memudahkan pekerjaan bagi unit lain

dalam menunjang pekerjaannya yang secara langsung menjadi

tujuan bisnis perusahaan sehingga kinerja perusahaan dapat

lebih maksimal

Demikian pula dengan kualitas layanan yang baik dan

dibantu dengan penggunaan perangkat teknologi informasi

maka diharapkan kualitas layanan terhadap nasabah baik itu

dari sisi kemudahan bertransaksi serta kemudahan penggunaan

produk yang dimodifikasi dengan tujuan mengefisiensikan

10

serta mengefektifkan pelayanan nasabah dapat lebih meningkat

dan menjadikan nasabah menjadi sangat loyal terhadap bank

syariah Dengan demikian bisnis perusahaan di bank syariah

dapat berjalan dengan baik

Demikian pula dalam ajaran Islam secara universal telah

memberikan pedoman bagi kegiatan ekonomi berupa prinsip-

prinsip dan asas-asas dalam bermuamalah Juhaya S Praja8

menyebutkan terdapat beberapa prinsip hukum ekonomi Islam

antara lain

1 Prinsip la yakun dawlatan bayn al-agniya yakni prinsip

hukum ekonomi yang menghendaki pemerataan dalam

pendistribusian harta kekayaan

2 Prinsip antaradin yakni pemindahan hak kepemilikan atas

harta yang dilakukan secara sukarela

3 Prinsip tabadul al-manafi‟ yakni pemindahan hak atas harta

yang didasarkan kepasa asas manfaat

4 Prinsip takaful al-ijtima‟ yakni pemindahan hak atas harta

yang didasarkan kepada kepentingan solidaritas sosial

5 Prinsip haq al-lah wa hal al-adami yakni hak pengelolaan

harta kekayaan yang didasarkan kepada kepentingan milik

bersama di mana individu maupun kelompok dapat saling

berbagi keuntungan serta diatur dalam suatu mekanisme

ketatanegaraan di bidang kebijakan ekonomi

8 Juhaya S Praja Filsafat Hukum Islam (Bandung UNISBA Press 2000) h 14

11

Mengacu kepada latar belakang masalah di atas obyek

penelitian tentang aplikasi Sistem Informasi Manajemen Keua-

ngan (SIMK) di lembaga keuangan syariah tampaknya belum

banyak dikaji terutama jika dikaji dari perspektif manajemen

keuangan syariah Oleh karena itu peneliti merumuskannya

menjadi sebuah judul penelitian yaitu Implementasi Prinsip-

prinsip Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan

dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

B Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas peneliti

berasumsi bahwa obyek tersebut sangat penting untuk diteliti

disebabkan tiga alasan berikut pertama implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen keuangan yang

diinduksi dari praktik jasa keuangan di bank syariah tampaknya

belum terumuskan secara sistematis baik secara konsepsional

maupun operasional kedua implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen keuangan tampaknya belum

berimplikasi positif kepada tingkat kepercayaan masyarakat

kepada bank syariah dan ketiga implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan di bank

syariah tampaknya belum banyak dikaji secara sistematis dari

segi manajemen keuangan syariah

12

Peneliti merumuskan masalah utama (problem statement)

dalam penelitian ini adalah bagaimana prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan memberikan implikasi

baik secara teoretis maupun praktis terhadap peningkatan

pelayanan jasa keuangan di bank syariah

C Pertanyaan Penelitian

Mengacu kepada identifikasi masalah di atas maka

pertanyaan penelitian yang akan dikaji lebih lanjut adalah

1 Bagaimana implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem

informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa keua-

ngan di bank syariah

2 Apa kendala-kendala dan solusi implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen keuangan

dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

3 Bagaimana solusi dan strategi pengembangan prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen keuangan

dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

D Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis

1 Implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi

manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank

syariah

13

2 Hambatan-hambatan implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan di bank syariah

3 Solusi dan strategi untuk mengembangkan implementasi

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen

keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

E Kegunaan Penelitian

Kegunaan atau signifikansi dari penelitian ini secara

akademik diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan

tentang implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi

manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank

syariah dalam proses pembelajaran pada Fakultas Syari‟ah dan Fakultas Hukum di berbagai perguruan tinggi yakni terumus-

kannya kerangka konsepsional dan operasional implementasi

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

Sedangkan secara praktis hasil dari penelitian ini juga

diharapkan menjadi rujukan atau kerangka acuan bagi praktisi

perbankan syariah dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

jasa keuangan di bank syariah Selain itu diharapkan dapat

meningkatkan motivasi masyarakat untuk menggunakan jasa

layanan keuangan bank syariah

14

F Kajian Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil penelusuran diketahui ada beberapa

penelitian sebelumnya yang relevan antara lain

Penelitian yang dilakukan oleh Johanna Mujiati Studi

Pengaruh Penggunaan Sistem Informasi terhadap Kinerja

Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Sema-

rang Tesis Universitas Diponegoro Semarang 17 Juli 2008

Substansi yang telah dibahas pada penelitian ini adalah tentang

bagaimana menggunakan teknologi informasi di lingkungan

civitas akademika dapat meningkatkan kinerja pegawai pada

Fakultas Ekonomi Diponegoro Semarang

Hotman Panjaitan Pengaruh Sistem Teknologi Informasi

Terhadap Kualitas Layanan dan Citra Perguruan Tinggi

Swasta Tesis Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Jawa

Timur Substansi yang dibahas pada penelitian ini adalah

apakah penggunaan teknologi informasi dalam sistem infor-

masi akademik yang on line berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kualitas layanan perguruan tinggi swasta

Azwir Nasir dan Rianti Oktari Pengaruh Pemanfaatan

Teknologi Informasi dan Pengendalian Intern terhadap

Kinerja Insatansi Pemerintah Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Riau Tahun 1993 Substansi yang

dibahas dalam penelitian ini adalah tentang pentingnya peman-

15

faatan teknologi informasi yang membawa pengaruh signifikan

terhadap kinerja di Instansi pemerintah

Gusti Ayu Putu Ratih Kusuma Dewi Pengaruh Kualitas

Pelayanan terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah PT

BPR di Kabupaten Tabanan Tesis Magister Manajemen di

Universitas Udayana tahun 2014 Substansi yang dibahas

adalah membangun kualitas Pelayanan nasabah yang berbasis

pada kepuasan dan loyalitas nasabah itu sendiri

Melihat dari hasil penelitian yang telah ada sebelumnya

dapat dikatakan bahwa jenis penelitian ini relatif baru baik dari

segi substansi dan teori maupun metodologi keilmuannya

sebab dalam rencana penelitian yang akan di bahas adalah

implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi mana-

jemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

G Kerangka Pemikiran

Adapun kerangka teori yang digunakan sebagai kerangka

berpikir untuk menganalisis penelitian ini yaitu pertama teori

iltizam kedua teori perjanjian bisnis dan ketiga teori sistem

informasi manajemen Menurut hemat penelitian ketiga teori

tersebut memiliki koherensi akademik secara konsepsional dan

operasional serta dapat digunakan untuk menganalisis imple-

mentasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen

keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

16

Teori utama (grand theory) yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teori iltizam yang mengacu kepada Abd

al-Razaq al-Sanhuri Mashadir al-Haqq fi al-Fiqh al-Islamy

(Beirut Dar al-Hana li al-Thiba‟ah wa al-Nasyr 1958) Secara

bahasa iltizam berarti kewajiban Iltizam merupakan suatu

keharusan akibat terjadinya akad yang berimplikasi kepada

lahirnya hak dan kewajiban9 Dalam hukum ekonomi syariah

iltizam mengandung makna keharusan bagi seseorang untuk

mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu untuk

kemaslahatan orang lain Iltizam menurut pengertian hukum

secara umum

ص كل ف ش تزم بت ف ك

Setiap orang yang mukallaf terikat dengan tindakannya10

Pengertian iltizam direduksi dari ketentuan ayat hukum

yang menegaskan keharusan melakukan akad sesuai dengan

ketentuan Allah sebagaimana ditegaskan dalam QS al-Maidah

ayat 1 yang berbunyi

9 Abd al-Razaq al-Sanhuri Mashadir al-Haqq fi al-Fiqh al-Islamy

Dirasah Muqaranah bi al-Fiqh al-Gharbi Jilid I (Beirut Dar al-Hana li al-Thiba‟ah wa al-Nasyr 1958) hlm 130-131

10 Ibid

17

Hai orang-orang yang beriman penuhilah aqad-aqad itu dihalalkan bagimu binatang ternak kecuali yang akan dibacakan kepadamu (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya Misalnya seseorang diharuskan membayar atau meng-

ganti barang yang dirusaknya dapat dikatakan iltizam

disebabkan ia harus dilaksanakan oleh yang meneruskannya

Demikian pula dengan ta‟wild atau tadlmin terhadap suatu

kerugian yang tertimpa atas orang lain baik langsung ataupun

tidak langsung Iltizam merupakan tindakan hukum yang

menjadi sebab bagi dilakukannya suatu kewajiban untuk

memberikan kemaslahatan bagi orang yang dirugikan Maka

nafkah kerabat yang fakir atas kerabat yang kaya dalam batas-

batas tertentu merupakan iltizam atas kerabat yang kaya itu11

Iltizam berlaku untuk siapa saja yang diharuskan baik ia

fakir maupun kaya Bahkan mengganggu orang lain baik

jiwanya maupun anggota tubuhnya ataupun harta dan kehor-

matannya dinamakan juga il tizam yang diwajibkan oleh syara‟

atas setiap mukallaf Iltizam menjadi hak syakshi bagi

11 Peneliti mengutip contoh iltizam dalam Yahya Abdurrahman ldquoAl-

Iltizamrdquo artikel yang dipublikasikan dalam httpfiqh1wordpress com20100515al-iltizam diakses pada tanggal 28 Maret 2017 Lihat pula penjelasan TM Hashbi Ash-Shiddieqy Fiqh Muamalah (Semarang Pustaka Rizki Putra 1997) hlm 58

18

seseorang adalah sebagai taklif dan ahdah atas orang lain

Taklif ini menurut sarjana hukum Barat dinamakan iltizam

Sedangkan hak syakshi dan iltizam dalam anggapan mereka

satu Karena kalau ditinjau dari segi yang menuntut (thalib al-

haqqi atau shahib al-haqqi) dia dinamakan pula hak dan kalau

ditinjau dari segi yang dapat memenuhi dinamakan iltizam

(kewajiban)12

Iltizam adakalanya dipakai untuk kedua belah pihak

seperti iltizam yang terjadi pada akad mu‟awadlah Penjual dan

pembeli masing-masing dinamakan multazim dan multazim

lahu Mahall al-iltizam pada si penjual adalah menyerahkan

barang yang telah berpindah milik itu Mahall al-iltizam

terhadap pembeli itu ialah membayar harga Maksudaya iltizam

bagi si penjual berlaku apabila barang yang telah dijual sudah

di beli oleh sipenjual maka dia wajib menyerahkan barang

tersebut Begitu juga sebaliknya iltizam bagi si pembeli adalah

ketika ia menginginkan suatu barang maka ia harus memba-

yarnya terlebih dahulu agar barang tersebut menjadi haknya

Iltizam dalam hukum ekonomi Islam merupakan bdquoalaqah

maddiyah atau tidak dapat dipaksa yakni berpautan dengan

orang seperti terhadap simadin atau dengan pekerjaan seperti

terhadap orang upahan Namun demikian kalau hanya sebatas

12 Abd al-Aziz Tawfiq Qanun al-Iltizamat wa al-‟uqucircd (Mesir Dar al-Saqafah 1988) hlm 8-9

19

ini saja yang kita katakana tentulah prinsip penyandraan tidak

dapat diterima

Oleh karena itu iltizam yang seperti ini hendaknya

disertai dengan keharusan berkehendak (sulthah syakhsiyah)

untuk pelaksanaannya Jika tidak ada keharusan berkehendak

(sulthah syakhsiyah) maka sangat sulit pelaksanaannya Sebab

si madin umpamanya tidak membayar hutang dia menyem-

bunyikan barang-barangnya atau si buruh umpamanya tidak

mau bekerja walaupun hubungan yang pertama dikatakan

‟alaqah maddiyah namun harus terdapat padanya shulthah

syakhshiyah Adanya shulthah syakhshiyah maka si madin

tidak dapat dipaksa membayar hutang13

Syarat dalam melaksanakan iltizam diperlukan dua pihak

yaitu multazim (orang yang diharuskan untuk memenuhi hak)

dan multazam lahu (seseorang yang harus dipenuhi haknya)

Apakah kedua belah pihak harus tertentu sejak pada permulaan

iltizam ataukah tidak Hal tersebut tidak dipertentangkan

karena multazim harus ada dan tertentu orangnya sejak dari

permulaan iltizam Multazim menjadi orang yang dikenai

kewajiban itu (mukallaf) atau dialah yang dikatakan madin

dalam masalah ini14

13 Abd al-Razaq al-Sanhuri opcit hlm 133-134 14 M Ali Hasin Berbagai Macam Transaksi dalam Islam Fiqh

Muamalat cet pertama (Jakarta PT Raja Grapindo Persada 2003) hlm 44

20

Tidaklah dapat diterima akal kalau simadin tidak ada

hutang bisa terjadi Adapun multazim lahu yakni shahib al-

haqq maka pada asalnya harus sudah ada dan sejak ada

iltizam Akan tetapi setelah kita meneliti hukum-hukum fiqih

satu persatu nyatalah bahwa multazam lahu tidak wajib selalu

ada sejak permulaan iltizam Cukup menentukan multazam

lahu ketika menunaikan iltizam

Dengan demikian pada awal iltizam boleh jadi multazam

lahu masih belum diketahui tetapi dalam waktu menunaikan

iltizam haruslah si multazam lahu ada (diketahui) Umpama-

nya seorang komandan perang dapat mengumumkan kepada

tentara bahwa rampasan perang (salab) akan diberikan kepada

yang menewaskan musuh Karenanya yang menewaskan

musuh berhak mengambil salab walaupun dia tidak mendengar

sendiri pengumuman komandan itu

Para ulama telah membolehkan seseorang mengumum-

kan bahwa siapa mendapatkan kembali barangnya yang telah

hilang akan diberikan upah hal ini dalam Ilmu Fiqih biasa

disebut ji‟alah Oleh karena itu walaupun ucapan yang

dikeluarkan oleh orang yang memiliki barang tidak dihadapkan

kepada orang tertentu namun orang yang menemukan itu dapat

memperoleh upah atas barang temuannya (ajr al-mitsli)

Berdasarkan uraian di atas tentu alangkah lebih baik jika

mengikuti apa yang disyari‟atkan dalam hukum Islam yakni

21

menggunakan istilah multazim atau multazam lahu dan iltizam

dan tidak memakai istilah kreditur atau debitur tersebut Jika

kebanyakan orang cenderung mengikuti pemikiran Barat

dengan mengunakan istilah kreditur atau debitur Meski istilah

tersebut dapat diimplementasikan dalam praktik akad namun

ia terikat dengan perbuatan hukum yang sifatnya‟adabi

Selain itu jika menggunakan istilah kreditur maupun

debitur ia mengandung pengertian bahwa iltizam hanya

mengenai sesuatu yang berkenaan dengan madiyah dan juga

tidak bisa diaplikasikan pada sesuatu yang berkenaan dengan

‟adabiyah Karena tidak ada hutang piutang antara soal

ketaatan istri terhadap suami misalnya

Terlebih lagi jika melihat perkembangan sejarah lafadz

iltizam yang diungkap atau biasa dipakai oleh para fuqaha

tentang iltizam ternyata sudah terlebih dahulu dipakai sebelum

pemikir-pemikir Barat dengan hukum-hukum mereka mengata-

kan iltizam sebagai kreditur dan debitur Dengan demikian

penulis dapat mengatakan bahwa term iltizam lebih baik

dipakai dalam praktik transaksi bisnis syari‟ah daripada istilah-

istilah yang disampaikan oleh para pemikir hukum Barat

tersebut

Selanjutnya teori menengah (middle range theory) yang

digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah teori

perjanjianakad (nazhariyyat al-‟uqucircd) yang mengacu kepada

22

Wahbah al-Zuhaili Al-Fiqh al-Islamiyyah wa Adillatuhu

(Damsyiq Dar al-Fikr 1989)

Menurut Al-Zuhaili15 hak milik atas harta baik individu

maupun kolektif merupakan hak bagi manusia untuk

mengelola dan mengambil manfaat atas harta itu (tasharruf

‟ala al-maal) Pengambilan manfaat dari pengelolaan atas harta

dibenarkan menurut ketentuan syara‟ dengan batas-batas yang

ditentukan oleh Allah dan rasul-Nya Dalam konteks ini

dikenal teori pemindahan hak milik melalui akad atau

perjanjian (nazhariyyat al-‟uqucircd) yang disandarkan pada

ketentuan nash QS 2 116 bahwa dalam setiap perjanjian bisnis

termasuk dalam kategori akan yang direfleksikan sumbernya

(al-Qur‟an dan Sunnah) Kaitannya dengan teori perjanjianakad dalam hukum

perikatan Islam dijelaskan bahwa hakikat akad diartikan

segala sesuatu yang keluar dari seorang manusia dengan

kehendaknya dan syara‟ menetapkan beberapa haknya (kullu

maa yasduru min syakhsin biiradathihi wa yurattaba bdquoalaihi al-syar‟u natabiha huquuqiyyatin) Merujuk kepada pengertian

tersebut akad dibagi dua yakni akad dengan ucapan (aqd al-

15 Wahbah Zuhaili Al-Fiqh al-Islamiyyah wa Adillatuhu (Damsyiq Dar al-Fikr 1989) juz 4 hlm102-103

16 Terjemah ldquoHai orang-orang yang beriman penuhilah aqad-aqad itu dihalalkan bagimu binatang ternak kecuali yang akan dibacakan kepadamu (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nyardquo (QS 5 1)

23

qauli) dan akad dengan perubatan (aqd al-fi‟liy) Oleh karena

itu segala bentuk akad dalam praktik bisnis termasuk di

dalamnya transaksi bisnis dapat dianggap sah sepanjang tidak

bertentangan dengan prinsip-prinsip asas-asas syarat rukun

dan etika bisnis menurut syara‟ Mengacu kepada ketiga teori di atas praktik perjanjian

akad (nazhariyyat al-‟uqucircd) dalam hukum perikatan Islam

hendaknya mempertimbangkan syarat jaliyah dalam berakad

Syarat jaliyah adalah syarat-syarat transaksi akad yang sengaja

disebutkan oleh kedua belah pihak yang sedang melakukan

transaksi sebagai tambahan atas segala ketentuan yangtelah

ditetapkan dalam syari‟at17 Syarat jaliyah yang dibuat dan

disepakati oleh kedua belah pihak yang terkait dalam transaksi

dan akad dilakukan sesuai dengan kemampuan menurut

transaksi akal sehingga mampu dilakukan oleh manusia

Aplikasi syarat jaliyah ke dalam implementasi prinsip

ekonomi Islam di bank syariah ini sangat erat kaitannya dengan

keharusan untuk menerapkan prinsip-prinsip dan asas-asas

muamalah Islam sebagai ajaran yang universal telah membe-

rikan pedoman umum bagi kegiatan ekonomi berupa prinsip-

prinsip dan asas-asas muamalah Mengutip pendapat Juhaya S

17 Juhaya S Praja Filsafat Hukum Islam (Bandung UNISBA

1997) hlm 160-170

24

Praja ia menyebutkan ada beberapa prinsip hukum ekonomi

syariah18 antara lain

1 Prinsip la yakun dawlatan bayn al-agniya yakni prinsip

hukum ekonomi yang menghendaki pemerataan dalam

pendistribusian harta kekayaan

2 Prinsip antaradin yakni pemindahan hak kepemilikan atas

harta yang dilakukan secara sukarela

3 Prinsip tabadul al-manafi‟ yakni pemindahan hak atas harta

yang didasarkan kepasa asas manfaat

4 Prinsip takaful al-ijtima‟ yakni pemindahan hak atas harta

yang didasarkan kepada kepentingan solidaritas sosial

5 Prinsip haq al-lah wa hal al-adami yakni hak pengelolaan

harta kekayaan yang didasarkan kepada kepentingan milik

bersama di mana individu maupun kelompok dapat saling

berbagi keuntungan serta diatur dalam suatu mekanisme

ketatanegaraan di bidang kebijakan ekonomi

Di samping prinsip-prinsip tersebut di atas sebagai

ajaran yang universal sistem ekonomi Islam juga mengatur

berbagai ketentuan umum syariat yang terangkum dalam asas-

asas muamalah Mengutip penjelasan Ahmad Azhar Basyir

asas-asas muamalah dalam hukum ekonomi Islam antara lain19

18 Juhaya S Praja Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Madya

Filsafat Hukum Islam tentang Rekosntruksi Paradigma Ilmu Titik Tolak Pengembangan Ilmu Agama dan Universalitas Hukum Islam pada tanggal 1 April 2000 di IAIN Sunan Gunung Djati Bandung

19 Ahmad Azhar Basyir Refleksi Atas Persoalan Keislaman (Bandung Mizan 1994) hlm 190-191

25

1 Asas kehormatan manusia (QS 17 70)

2 Asas kekeluargaan dan kemanusiaan (QS 49 13)

3 Asas gotong-royong dalam kebaikan (QS 5 2)

4 Asas keadilan kelayakan dan kebaikan (QS 16 90)

5 Asas menarik manfaat dan menghindari madharat (QS 2

282)

6 Asas kebebasan dan kehendak (QS 2 30)

7 Asas kesukarelaan (QS 4 39)

Berdasarkan prinsip-prinsip dan asas-asas tersebut suatu

akad mencakup tiga tahapan yaitu perjanjian persetujuan dan

perikatan Selanjutnya untuk mencapai sahnya suatu akad

hendaknya memenuhi syarat dan rukunnya Di antara syarat-

syarat akad adalah kedua pihak yang berakad hendaknya orang

dewasa dan mampu dibenarkan oleh syara‟ ada manfaat terus berlangsung dan bersambung Sedangkan rukun akad menca-

kup orang yang berakad (bdquoaqid) benda yang menjadi obyek

akad (ma‟qud bdquoalaih) tujuan akad (maudhu‟ al-bdquoaqd) dan

lafafz akad (sighat al-bdquoaqd) Oleh karena itu suatu akad dan

muamalah adalah sah selama tidak ada dalil yang membatalkan

dan mengharamkannyardquo (al-ashl fi al-‟uqucircdi wa al-mu‟amalati al-sihhatu hatta yaquma al-daliilu bdquoala al-buthlan wa al-

tahrim)20

20 Lihat penjelasan Wahbah al-Zuhaily dan Abd Rahman al-Juazairy

tentang akad sebagaimana dikutip oleh Hendi Suhendi Fikih Muamalah (Jakarta Rajawali Press 2004) hlm 42-48

26

Kemudian teori aplikatif (applicative theory) digunakan

teori sistem informasi manajemen keuangan Secara umum

sistem informasi manajemen keuangan merupakan suatu cara

dan metode yang digunakan dengan bertujuan untuk mem-

berikan dukungan berbasis sistem dan data kepada pihak lain

agar dapat merealisasikan tujuan bersama yang akan dicapai

sehingga dapat lebih efektif dan efisien

Dalam prosesnya sistem informasi manajemen keuangan

ini lebih berorientasi kepada penggunaan dan pemanfaatan

teknologi informasi dalam menunjang kegiatannya sehingga

dengan menggunakan pemanfaatan teknologi informasi yang

diharapkan dapat lebih mudah untuk memberikan dukungan

kepada unit atau pihak lain dalam menjalankan operasionalnya

sehingga dapat menghasilkan output positif yang lebih efektif

dan efisien serta berorientasi pada proses pengambilan kepu-

tusan atau kebijakan lainnya yang memang dibutuhkan oleh

pihak perusahaan

Dalam proses sistem informasi manajemen keuangan

tersebut juga terdapat Decision Support System (DSS) yaitu

pemilihan beberapa tindakan alternatif yang ada untuk

mencapai satu atau beberapa tujuan yang akan ditetapkan21

21 Efraim Aronson Jay Turban dan Liang Peng Ting Decision

Support System and Intelegent System (New Jersey Pearson Education Inc 2005) hlm 21

27

Selain itu juga DSS ini merupakan suatu sistem informasi yang

berada di level manajemen dari suatu organisasi yang meng-

kombinasikan data dan model analisis yang canggih atau

peralatan data analisis untuk mendukung pengambilan kepu-

tusan yang semi terstruktur dan tidak terstruktur DSS ini

dirancang untuk membantu dalam proses pengambilan kepu-

tusan organisasional22

Pentingnya dilakukan dalam sistem informasi manajemen

keuangan dewasa ini di dunia perbankan dalam menunjang

operasionalnya dikarenakan semakin kompleknya berbagai

kebutuhan transaksional jumlah ketentuan dan aturan yang

sudah ada di dalam berbagai kebijakan perbankan dalam

pengelolaannya disamping risiko yang cukup besar dan harus

senantiasa dihadapi tetapi disisi lain quality service yang meru-

pakan komponen dasar dalam pemasaran jasa serta inti dari

penjualan suatu produk yang dipasarkan dengan kinerja

terhadap pelayanan nasabah dan harus senantiasa terjaga

dengan baik guna menjaga stabilitas dan eksistensi perusahaan

agar senantiasa memiliki performance yang optimal23

22 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk

Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset2007) hlm 13

23 A Parasuraman VA Zeithamel dan LL Berry A Conceptual Model of Service Quality and Its Implication for Future Reseach dalam Jurnal Ekonomi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Petra yang diakses tanggal 2 Februari 2015 hlm 4

28

Dalam sistem informasi manajemen keuangan salah satu

proses yang dilakukan adalah dengan menganalisis sebuah

sistem yang ada disertai dengan entitas pendukung lainnya

biasanya akan dilakukan terhadap beberapa aspek antara lain

adalah kinerja informasi ekonomi keamanan aplikasi

efisiensi dan pelayanan pelanggan Salah satu proses analisis

yang digunakan dalam supporting data ini menggunakan

metode yang disebut dengan PIECES Analysis (Performance

Information Economy Control Eficiency and Service)24

Sistem informasi manajemen keuangan sangat berguna

bagi pengukuran kinerja keuangan Kinerja Keuangan dapat

didefinisikan sebagai Performing measurement yaitu kuali-

fikasi dan efisiensi perusahaan atau segmen serta keefektifan

dalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi Dengan

demikian pengertian kinerja dapat difenisikan sebagai suatu

usaha formal yang dilaksanakan oleh pihak perusahaan untuk

mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan

yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu

Laporan kinerja keuangan menurut Standar Akuntansi

Keuangan menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan

bagian penting dari proses pelaporan keuangan yang meliputi

24 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk

Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset2007) hlm 19

29

neraca laporan rugi laba laporan perubahan modal (yang

dapat disajikan dengan berbagai cara seperti sebagai laporan

arus kas atau laporan arus dana) catatan dan laporan lainnya

serta materi penjelasaan yang merupakan bagian Integral dari

Laporan Keuangan25

Sedangkan menurut Edy Sukarno26 yang dikutip di dalam

jurnal Fokus Ekonomi ia mengatakan bahwa kinerja keuangan

adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan

suatu kegiatanprogramkebijaksanaan dalam mewujudkan

sasaran tujuan misi dan visi organisasi di mana sebagai hasil

yang telah dicapai atas segala aktivitas yang telah dilakukan

dalam mendayagunakan sumber-sumber yang tersedia dalam

suatu organisasi atau perusahaan

Menurut ulasan Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku

Penyajian Laporan Keuangan Syariah (PSAK 101) Tahun

2013 menyatakan bahwa Laporan kinerja keuangan adalah

catatan laporan keuangan yang berisi informasi tambahan atas

apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan laporan laba

rugi konprehensif laporan perubahan ekuitas laporan arus kas

laporan sumber dan penggunaan zakat dan laporan sumber dan

penggunaan dan kebajikan yang mana dalam catatan ini

25 Ikatan Akuntan Indonesia Standar Akuntansi Keuangan (Jakarta

Salemba 1999) hlm12 26 Lihat Edy Sukarno ldquoKinerja Keuanganrdquo dalam Jurnal Focus

Ekonomi Volume 4 Nomor 1 Bulan Juni 2009 hlm 27-43

30

memberikan rincian dari pos-pos yang disajikan dalam laporan

keuangan dan informasi mengenai pos-pos yang tidak meme-

nuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan27

Munawir dalam Analisa Laporan Keuangan28 menga-

takan bahwa laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari

proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu

perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan

data atau aktivitas perusahaan tersebut

Berdasarkan pengertian di atas tersebut maka penulis

dapat merumuskan bahwa Sistem Informasi Manajemen

Keuangan adalah suatu rangkaian proses yang melibatkan

semua aspek yang pada akhirnya memberikan informasi dan

pelayanan keuangan pada bank syariah dalam menjalankan

aktivitas bisnisnya untuk mencapai keuntungan atau laba

H Langkah-langkah Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan langkah-

langkah penelitian sebagai berikut

1 Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

27 Ikatan Akuntan Indonesia Penyajian Laporan Keuangan Syariah PSAK 101 2013

28 Munawir Analisa Laporan Keuangan (Yogyakarta BPFE1999) hlm

31

jasa keuangan di bank syariah Selain itu jika dilihat dari segi

pengertiannya obyek adalah keseluruhan dari gejala yang

terdapat di sekitar kehidupan manusia Sedangkan dilihat dari

segi sumbernya obyek dalam suatu penelitian kualitatif disebut

sebagai situasi sosial yang di dalamnya terdiri dari tiga elemen

yaitu29

a Tempat

b Pelaku

c Aktivitas

Melihat dari ketiga elemen tersebut saling bersinergi

Akan tetapi obyek penelit ian kualitatif juga tidak semata-mata

bergantung pada situasi sosial dari tiga elemen itu saja

melainkan juga berupa tumbuhan peristiwa alam binatang

kendaraan dan sebagainya Sebaliknya jika dikaitkan dengan

sumbernya maka obyek penelitian bisa dibedakan menjadi dua

bagian yaitu obyek primer dan sekunder

Obyek penelitian yang dikembangkan oleh Husein Umar

dalam Setiawan Santana30 menjelaskan bahwa obyek penelitian

menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi obyek

penelitian dilakukan bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika

dianggap perlu Dengan kata lain obyek penelitian dapat

29 Editor ldquoDefinisi dan Cakupan Obyek Penelitianrdquo artikel dalam

httpwwwinformasi-pendidikancom201308obyek-penelitianhtml diakses pada tanggal 10 Februari 2015

30 Santana Setiawan Menulis Ilmiah Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta Yayasan Obor Indonesia2007) hlm 533

32

difahami karakteristik tertentu yang mempunyai nilai skor atau

ukuran yang berbeda untuk unit atau individu yang berbeda

atau merupakan konsep yang diberi lebih dari satu nilai

Obyek ini dipilih berdasarkan atas pemilahan terhadap

semua obyek yang sejenis namun memiliki kekhususan karena

alasan sebagai berikut pertama implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

jasa keuangan yang diinduksi dari pelayanan keuangan di bank

syariah tampaknya belum terumuskan secara sistematis baik

secara konsepsional maupun operasional kedua implementasi

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah tampaknya

belum berimplikasi positif terhadap tingkat kepercayaan

masyarakat kepada bank syariah dan ketiga implementasi

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah tampaknya

belum banyak dikaji secara sistematis dari segi manajemen

keuangan syariah

2 Metode Penelitian

Istilah metode penelitian terdiri atas dua kata yaitu kata

metode dan kata penelitian Kata metode berasal dari bahasa

Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau menuju suatu

jalan Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan

dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu

33

subjek atau obyek penelitian sebagai upaya untuk menemukan

jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan

termasuk keabsahannya31

Adapun pengertian penelitian adalah suatu proses

pengumpulan data dan analisis data yang dilakukan secara

sistematis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu Pengumpulan

data dan analisis data dilakukan secara ilmiah baik bersifat

kuantitatif maupun kualitatif eksperimental maupun non

eksperimental interaktif maupun non interaktif

Selain itu metode penelitian juga merupakan suatu

teknik atau tata cara mencari memperoleh mengumpulkan

atau mencatat data baik yang berupa data primer maupun data

sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu

karya ilmiah dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang

berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga

akan terdapat suatu kebenaran data yang akan diperoleh

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah menggabungkan metode penelitian kepustakaan dan

empirik (bibliographical and empirical research method) dan

pendekatan kuantitatif Penelitian ini lebih difokuskan untuk

mengetahui dan menganalisis implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

jasa keuangan di bank syariah

31 Lihat Rosady Ruslan Metode Penelitian Public Relations dan

Komunikasi (Jakarta Rajawali Pers 2003) hlm 24

34

3 Jenis Data

Penelitian ini pada dasarnya bersifat kualitatif sesuai

dengan metode yang digunakan yakni metode deskriptif

analitis32 yakni data yang terkumpul berbentuk uraian yang

menggambarkan kondisi obyektif penelitian Metode deskriptif

ini dimaksudkan untuk menganalisis jenis data yang mencakup

konsep dan teori tentang implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan di bank syariah

4 Sumber Data

Sumber data merupakan semua masukan data yang

berguna untuk kepentingan dan kelengkapan dalam proses

analisis data Sumber data diperoleh dari berbagai literatur

yang erat kaitannya dengan obyek penelitian ini Sumber data

pada umumnya dapat dibagi tiga yaitu data primer sekunder

dan tersier

Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh dari

berbagai literatur yang relevan Sumber data sekunder dipero-

leh melalui hasil studi observasi Adapun untuk data tersier

diperoleh dari sumber-sumber lainnya yang relevan untuk

melengkapi dan mendukung kebutuhan sumber data primer dan

sekunder

32 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D (Bandung Alfabeta 2008) hlm 13

35

6 Teknik Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai

sumber yakni sumber data primer sekunder dan tersier

Sumber data primer diperoleh dari hasil studi kepustakaan

(bibliography) Adapun sumber data sekunder diperoleh dari

data empirik yang berkenaan dengan implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam

praktik jasa keuangan di bank syariah Adapun sumber data

tersier diperoleh dari berbagai dokumen yang terkait dengan

obyek penelitian

7 Analisis Data

Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini

yaitu pertama melakukan inventarisasi data terhadap semua

sumber data yang dibutuhkan kedua melakukan klasifikasi

data untuk memilah dan memilih mana saja data yang relevan

ketiga melakukan analisis data secara induktif dan deduktif

dan keempat merumuskan kesimpulan penelitian

36

BAB II

KONSEP DAN TEORI

1 Prinsip-prinsip Akad

a Pengertian Akad

Sistem ekonomi Islam sangat erat kaitannya dengan pem-

bahasan tentang akad (al-bdquoaqd) Akad dalam bahasa Indonesia

disebut kontrak merupakan konsekuensi logis dari hubungan

sosial dalam kehidupan manusia Hubungan ini merupakah

fitrah yang sudah ditakdirkan oleh Allah ketika menciptakan

makhluk yang bernama manusia Oleh karena itu ia meru-

pakan kebutuhan sosial sejak manusia mulai mengenal arti hak

milik Islam sebagai agama yang komprehensif dan universal

telah memberikan aturan yang cukup jelas tentang akad untuk

dapat diimplementasikan dalam setiap masa33

Sedangkan dalam bahasa Arab akad berasal dari kata

aqada - yu‟aqqidu ndash uqudan yang secara bahasa berarti

mengikat mengunci menahan atau membuat suatu perjanjian

Selain itu akad juga diambil dari beberapa istilah dalam bahasa

Arab yang memiliki makna sejenis antara lain34

33 Ikhwan Abidin Basri Teori Akad dalam Fikih Muamalah kutipan

artikel dalam httpwwwfossei4tcomArtikel14htm diakses tanggal 15 November 2017

34 Lihat beberapa pengertian akad dalam hukum ekonomi Islam sebagaimana dijelaskan oleh Hendi Suhendi Fikih Muamalah (Jakarta Raja Grafindo Persada 2002) h 44-46

37

Pertama berasal dari kata ikatan ( ب -yaitu mengum ( ال

pulkan dua ujung tali dan mengikat salah satunya dengan yang

lain saling mengikat sehingga menjadi bersambung yang

kemudian keduanya menjadi sepotong benda

Kedua berasal dari katan sambungan ( عق ) yaitu

sambungan yang memegang kedua ujung itu dan mengikatnya

Ketiga berasal dari kata janji ( الع ) sebagaimana

tercantum dalam QS 3 76 yang berbunyi

(Bukan demikian) sebenarnya siapa yang menepati janji

(yang dibuat)nya dan bertakwa maka sesungguhnya

Allah menyukai orang-orang yang bertakwa35

Keempat berasal dari kata perjanjian ( العق ) sebagai-

mana tercantum dalam QS 5 1 yang berbunyi

Hai orang-orang yang beriman penuhilah aqad-aqad itu dihalalkan bagimu binatang ternak kecuali yang akan dibacakan kepadamu (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya36

35 CD Qur‟an in Word 36 Ibid

38

Nibra Hoesen menjelaskan teori akad dalam hukum

perikatan Islambahwa akad dapat diartikan gabungan atau

penyatuan dari penawaran (ijab) dan penerimaan (qabul) yang

sah sesuai dengan hukum Islam Ijab artinya penawaran dari

pihak pertama sedangkan qabul adalah penerimaan dari pihak

kedua Dengan kata lain yang dimaksud dengan akad menurut

istilah adalah suatu perjanjian serah terima barang antara dua

orang yang dilakukan secara sukarela baik langsung maupun

tidak langsung37

Selain definisi di atas dalam bahasa Arab akad diartikan

pengikatan antara ujung-ujung sesuatu Ikatan di sini tidak

dibedakan apakah ia berbentuk fisik atau kiasan Sedangkan

menurut pengertian istilah akad berarti ikatan antara ijab dan

qabul yang diselenggarakan menurut ketentuan syariah di

mana terjadi konsekuensi hukum atas sesuatu yang karenanya

akad diselenggarakan Pengertian ini bersifat lebih khusus

karena terdapat pengertian akad secara istilah yang lebih luas

dari pengertian ini Namun ketika berbicara mengenai akad

dalam konteks hukum perikatan Islam pada umumnya penger-

tian inilah yang paling luas dipakai oleh kebanyakan fuqaha

37 Nibra Hoesen Pengerrtian Akad dalam Transaksi Syari‟ah

diterjemahkan dari Aplied Shariah in Financial Transaction The Requirement of Shariah in Financial Transactions (Kuala Lumpur INCEIF 2006) yang diakses melalui httpnibrahosenmultiplycom journalitem5 didownload tanggal 15 November 2017

39

Adapun pengertian akad yang bersifat lebih umum

mencakup segala diinginkan (diazamkan) orang untuk

dilakukan baik itu yang muncul karena kehendak sendiri

(iradah munfaridah) seperti wakaf cerai dan sumpah atau yang

memerlukan dua kehendak (iradatain) untuk mewujudkannya

seperti jual beli sewa menyewa perwakilan dan gadai

Berdasarkan pengertian akad yang lebih umum tersebut

muncul sedikit perbedaan dengan akad yang dimengerti oleh

para fuqaha dan hukum-hukum perdata konvensional

Perbedaannya adalah bahwa dalam pengertian yang lebih luas

mencakup kehendak tunggal dapat melazimkan suatu transaksi

sementara menurut undang-undang hukum perdata konven-

sional akad mesti melibatkan dua kehendak Karena itu

wilayah akad dalam pengertian umum jauh lebih luas diban-

dingkan dengan akad dalam pengertian khusus

Mengacu kepada beberapa pengertian dalam teori akad di

atas tampaknya ada beberapa unsur yang termasuk ke dalam

rukun akad ada tiga yaitu38

Pertama sighat yaitu pernyataan ijab dan qabul dari

kedua belah pihak boleh dengan lafad atau ucapan boleh juga

38 Lihat penjelasan Nibra Hosen Briefcase Book Edukasi

Professional Syariah Cara Mudah Memahami Akad-akad Syariah tim penyunting Muhammad Firdaus NH Sofiniah Ghufron Muhammad Aziz Hakim Mukhtar Alshodiq (Kuala Lumpur INCEIF 2006) artikel yang dipublikasikan dalam httpnibrahosenmultiplycomjournalitem5 diakses tanggal 15 November 2017

40

di lakukan dengan tulisan Sighat haruslah selaras antara ijab

dan qabul-nya Apabila satu pihak menawarkan (ijab) benda A

dengan harga seratus rupiah pihak lain harus menerima

(qabul) dengan menyebutkan benda A senilai seratus rupiah

pula bukan benda B yang harganya 150 rupiah Dalam sighat

kedua belah pihak harus jelas menyatakan penawaran nya dan

pihak yang lain harus dengan jelas menerima tawarannya

(transparansi) qabul harus langsung di ucapkan setelah ijab di

ucapkan ijab dan qabul haruslah terkoneksi satu dengan yang

lain tanpa adanya halangan waktu dan tempat Misalnya ijab

ditawarkan hari ini dan dijawab dua hari kemudian itu tidaklah

sah ijab dan qabul juga harus dilakukan di dalam satu ruangan

yang sama oleh kedua belah pihak atau istilahnya harus di

dalam satu majelis yang sama

Kedua bdquoaqidan yaitu pihak-pihak yang akan melakukan

akad kedua belah pihak yang akan melaksanakan akad ini

harus sudah mencapai usia akil-baligh (sesuai hukum yang

berlaku di suatu negara) harus dalam keadaan waras (tidak

gila) atau mempunyai akal yang sehat harus dewasa (rushd)

dan dapat bertanggungjawab dalam bertindak tidak boros dan

dapat dipercaya untuk mengelola masalah keuangan dengan

baik

Ketiga mahal al-bdquoaqd atau obyek-obyek akad yaitu jasa

atau benda-benda yang berharga dan obyek akad tersebut tidak

41

dilarang oleh syari‟at Obyek akad yang dilarang atau

diharamkan oleh syari‟at diantaranya adalah minuman keras

darah bangkai dan daging babi

Kepemilikan dari obyek akad harus sudah berada pada

satu pihak dengan kata lain obyek akad harus ada pada saat

akad dilaksanakan kecuali pada transaksi Salam39 dan

Istisna40 Obyek akad harus sudah di ketahui oleh kedua belah

pihak beratnya harganya spesifikasinya modelnya kualitas-

nya Perlu diperhatikan di sini bahwa dalam hukum Islam

seseorang tidak diperbolehkan untuk menjual sesuatu yang

bukan miliknya Salah satu contohnya adalah menjual burung

burung yang masih terbang di udara atau menjual ikan-ikan

yang masih berenang di lautan lepas karena tidak jelas berapa

jumlahnya dan sulit untuk menentukan harga pastinya yang

dapat berakibat pada adanya unsur ketidakpastian atau gharar

Ketidakpastian atau gharar ini dapat membatalkan akad sama

hal nya dengan riba (interestbunga bank) dan maisyir (judi)

Ketiga unsur tersebut sebaiknya dihindari dalam proses

transaksi yang menggunakan akad syari‟ah

39 Salam adalah suatu perjanjian jual beli atau serah terima barang yang dilakukan tidak langsung di mana si pembeli hanya mengetahui barang berdasarkan sifat dan karakteristiknya

40 Istishna adalah suatu perjanjian pembiyaan di mana salah satu pihak memberikan sejumlah dana untuk membiayai usaha atau proyek dan si peminjam berkewajiban mengembalikannya secara kredit sesuai dengan kesepakatan

42

Sedangkan legalitas dari akad di dalam hukum Islam

terbagi menjadi dua bagian pertama shahih atau sah artinya

semua rukun kontrak beserta semua kondisinya sudah

terpenuhi kedua bathil yaitu apabila salah satu dari rukun

kontrak tidak terpenuhi maka kontrak tersebut menjadi batal

atau tidak sah apalagi jika ada unsur maisyir gharar dan riba

di dalamnya Akad yang efektif di bagi lagi menjadi dua

bagian yaitu pertama lazim yaitu mengikat dan kedua ghair

al-lazim yaitu tidak mengikat Akad lazim adalah akad yang

tidak dapat dibatalkan oleh salah satu pihak tnapa persetujuan

pihak yang lainnya Contohnya adalah perceraian dengan

kompensasi pembayaran properti dari istri yang diberikan

kepada suami Sedang akad ghair al-lazim dapat dibatalkan

oleh salah satu pihak tanpa persetujuan dari pihak yang

lainnya Contohnya dalam transaksi partnership (musyarakah)

agency (wakalah) wasiat (wassiyyah) pinjaman (bdquoariyah) dan

penitipan (wadi‟ah)

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil beberapa

rumusan sebagai berikut pertama hakikat akad adalah suatu

perjanjian serah terima barang antara dua orang yang

memenuhi segala syarat dan rukun akad serta dibenarkan oleh

syari‟at kedua suatu perjanjian atau akad dapat dikatakan sah

apabila telah memenuhi syarat dan rukunnya Sebaliknya suatu

43

perjanjian atau akad dapat dikatakan tidak sah apabila salah

satu syarat dan rukunnya tidak terpenuhi ketiga semua bentuk

perjanjian dibolehkan sepanjang tidak bertentangan dengan

ketentuan syari‟at

b Landasan Akad

Al-Qur‟an dan Hadits Nabi merupakan landasan paling

fundamental bagi umat Islam untuk melakukan akad dan

memiliki harta yang dibenarkan menurut ketentuan syara‟

Bahkan para ulama jumhur sepakat bahwa akad dan pemilikan

harta dalam bermuamalah hukumnya boleh sepanjang tidak ada

dalil yang mengharamkannya

1) Al-Qurrsquoan

Dasar hukum akad dan pemilikan harta dalam muamalah

dibolehkan mengacu kepada QS al-Maidah aayat 2

Hai orang-orang yang beriman penuhilah aqad-aqad itu dihalalkan bagimu binatang ternak kecuali yang akan dibacakan kepadamu (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya41

41 Dalam QS 42 dijelaskan bahwa Aqad (perjanjian) mencakup janji

prasetia hamba kepada Allah dan perjanjian yang dibuat oleh manusia dalam pergaulan sesamanya

44

Akad dapat diaplikasikan salah satunya dalam konteks

jual beli Menurut Sudarsono sebagaimana telah dikutip dari

Imam Taqiyuddin Abu Bakar al-Husaini42 apabila seseorang

menukar sesuatu barang dengan barang yang lainnya dengan

cara tertentu (akad) inilah yang disebut ldquojual belirdquo Hamzah

Ya‟kub43 menjelaskan bahwa dasar hukum dari perniagaan

termasuk juga didalamnya jual beli adalah firman Allah SWT

sebagaimana tercantum dalam QS An-Nisa ayat 29 yang

berbunyi

ن تج أن تك طل ل ك ب الك بي ا أ ك ت ا آ ي ال ي أي

ا حي ع ت ن بك ن ا ك فسك ا أ تقت ك و

Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu Dan janganlah kamu membunuh dirimu sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu Demikian pula ditegaskan dalam surat al-Baqarah ayat

275 yang berbunyi

ن ط الشيط ي يت م ال يق ك ن يق ب ن ال ك ي ي الب م ال يع وح ب وأحل ا ال ثل ال يع ال ا ل ق س ذلك ب ال

42 Imam Taqiyuddin Abu Bakar al-Husaini Kifayat al-Ahyar (Terjemah M Thalib) (Surabaya Bina Ilmu 1997) 156

43 Hamzah Ya‟kub Kode Etik Dagang Menurut Islam (Bandung CV Diponogoro 1993) 72-73

45

عظ ءه ج ف ل ا و ه ف وأ س ف ت ف ب ون ل خ في ب ال ك أصح ول ف ع

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kema-sukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat) sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya lalu terus berhenti (dari mengambil riba) maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah Orang yang mengu-langi (mengambil riba) maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka mereka kekal di dalamnya44 Dalam QS al-Baqarah ayat 283 dijelaskan

ك بع ن أ ض ف ق ن ت ف وا ك سف ول تج ت ع ن ك و و ا الش تكت ب و ت وليتق ا أ ت ي ا ال ي بع ف

آث ق وا ف ي يكت ن ع تع ب

Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis maka hendaklah ada yang dipegang (oleh yang berpiutang) Akan tetapi jika sebagian kamu memper-cayai sebagian yang lain maka hendaklah yang diperca-yai itu menunaikan amanahnya (utangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian Dan barang siapa yang menyembunyikannya maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan45

44 Soenardjo dkk opcit 69 45 Ibid

46

Berdasarkan beberapa ayat di atas dapat disimpulkan

bahwa pada prinsipnya Islam membolehkan akad dan memiliki

harta sepanjang dasar dan tujuan melakukan akad dan pemi-

likan harta tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan syari‟at serta juga ditujukan untuk kebaikkan dan kemaslahatan hidup

manusia di dunia dan akhirat

2) Hadits

Sedangkan dasar hukum berikutnya adalah hadist-hadist

Nabi Muhammad SAW yang berkaitan langsung dengan akad

dan kepemikan harta melalui jual beli Diantaranya adalah

hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban yang berbunyi

ن( البيع عن تراض )رواه ابن حب انمJual beli itu hanya sah bila saling merelakan

Hadits lainnya yang menjadi dasar hukum kebolehan jual

beli adalah berasal dari Ruf‟ah bin Rafi‟ diriwayatkan al-Bazar

dan disahkan oleh hakim yang berbunyi

ل عمل الرجل بيده أن ا يه وس سئل أى الكس أطي ق ى ع لنبى ص) وكل بيع مبرور )رواه رف عه بن رافع وابن م جه وصححه الح ك

Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW telah pernah ditanya tentang usaha apa yang lebih baik Nabi berkata Usaha seseorang dengan tangannya dan jual beli yang mabrur46

46 Ibnu Hajar al-bdquoAsqalani Bulugh al-Maram (Terjemah A Hasan)

(Bandung CV Penerbit Diponegoro 1994) dan Ahmad Azhar Basyir Asas-asas Hukum Muamalat (Yogyakarta UII Pres 2000) 193

47

Berdasarkan beberapa hadits hukum di atas dapat

dirumuskan bahwa pada prinsipnya Islam juga membolehkan

akad dan memiliki harta sepanjang dasar dan tujuan melakukan

akad dan pemilikan harta tersebut dilakukan sesuai dengan

ketentuan syari‟at serta juga ditujukan untuk kebaikkan dan

kemaslahatan hidup manusia di dunia dan akhirat

3) Ijtihad

Selain ayat-ayat al-Qur‟an dan Hadits Nabi yang menjadi

dasar hukum sekaligus dalil bolehnya melakukan akad dan

pemilikan harta dengan cara jual beli adalah ijtihad Ijtihad

berasal dari kata ldquojuhd‟ yang berarti sungguh-sungguh dalam

melaksanakan suatu perbuatan

Istilah ini pada mulanya digunakan dalam bidang juris-

prudensi (fiqh) untuk menyatakan salah satu kaidah yang

ditetapkan oleh para ulama madzhab dan menyusul pemben-

tukkannya Apabila suatu kasus tidak ditemukan penjelasannya

dalam al-Qur‟an dan Sunnah maka ia harus berijtihad dengan

ra‟yu-nya47

Ijtihad dapat dikatakan sebagai rekonstruksi pemikiran

seorang faqih di dalam menyelesaikan kasus-kasus hukum baru

47 Ahmad Hassan Analogical Reasoning in Islamic Jurisprudence

(Islamabad Pakistan Islamic Research Institute 1986) diterjemahkan Munir Qiyas Penalaran Analogis Dalam Hukum Islam (Jakarta Pustaka 2001) 58

48

yang dilakukan melalui penalaran akal secara mendalam

disertai bukti-bukti dan hujjah yang kuat dengan tetap

berpegang kepada sumber yang pokok yakni al-Qur‟an dan

Sunnah Karena ia merupakan rekonstruksi pemikiran akal

maka terdapat dua kecenderungan produk ijtihad yaitu bisa

jadi hasil ijtihad seseorang itu benar tapi bisa juga salah atau

keliru48

Hampir semua ulama madzhab tampaknya sepakat

bahwa kebenaran ijtihad bersifat relatif dan dzanni terkecuali

apabila kebenarannya tidak keluar dari kemauan syari‟at di

dalam nash maka dianggap benar Hal ini menimbulkan

asumsi bahwa munculnya perbedaan pendapat ulama dalam

proses ijtihad untuk menetapkan hukum (istinbacircth al-ahkacircm)

disebabkan tiga hal pertama formulasi kaidah (al-ta‟sicircs) yaitu

ada yang berpegang kepada pemahaman uslub (dalil syara‟)

dan ada pula yang berpegang kepada masalah-masalah cabang

(furu‟) kedua metodologi (manhaj) yaitu rumusan metode

hukum dilakukan secara induktif dan deduktif Hal ini

berimplikasi kepada adanya dua corak kaidah yakni kaidah

ushul dan kaidah fiqh ketiga aspek pemikiran yang

merupakan pijakan mendasar yang dipakai para ulama dalam

48 Kamal Muchtar Ushul Fiqih(Yogyakarta PT Dana Bhakti

Wakaf 1995) 152-155

49

berijtihad Ada yang lebih dominan berpegang kepada nash

teks dan ada yang berpegang kepada ra‟yukonteks49

Implikasi dari ketiga poin di atas maka dalam kajian

pemikiran hukum Islam dikenal dua aliran utama dalam

madzhab hukum Islam yaitu aliran fuqaha yang berpegang

pada nash atau biasa disebut dengan ahl al-hadicirctsmutakallimin

(Imam Syafi‟i dan pengikutnya) dan aliran fuqaha yang lebih berpegang kepada ra‟yuakal dalam merumuskan metode hukumnya dikenal sebagai ahl al-ra‟yu (Imam Hanafi dan

pengikutnya)

Di antara hal-hal yang diperselisihkan oleh para ulama

dan dua aliran besar dalam hukum Islam tentang kedudukan

sumber-sumber hukum Islam adalah pertama masalah hadits

sunnah yang diperdebatkan sisi orisinalitas dan validitasnya

baik dari segi sanad rawi maupun materi (matan) haditsnya

serta tingkat orientasi dan kecenderungan ulama di dalam

memakai hadits sebagai dasar hukum kedua perbedaan

pendapat tentang sumber hukum Islam selain al-Qur‟an dan Sunnah yakni Ijma‟ Qiyas Istihsan Istishab Istishlah

Maslahah al-Mursalah dan sebagainya50

49 Murtadha Muthahari dan M Baqir Ash-Shadr Pengantar Ushul

Fiqh dan Ushul Fiqh Perbandingan terj Satrio Pinandih dan Ahsin Muhammad (Jakarta Pustaka Hidayah 1993) h 44-50

50 Rachmat Syafe‟i Pengantar Ushul Fiqh Perbandingan (Bandung Piara 1994) h 44-47 Lihat pula Abdul Wahhab Khallaf Mashadir al-Tasyri al-Islami fi ma la Nashafihi (Beirut Dar al-Qalam 1970) h 65-69

50

Namun pada intinya ijtihad diakui oleh para ahli hukum

sebagai sumber hukum (dalil aqli) yang paling sering

digunakan mereka ketika merumuskan hukum syara dan

menjelaskan aspek-aspek yang tidak dijelaskan secara rinci di

dalam nash51 Ijtihad ndash yang oleh para ahli hukum modern

seringkali diidentikan dengan Islamic Jurisprudence ndash

membuka ruang yang cukup luas bagi upaya pengembangan

dan penemuan teori-teori hukum baru termasuk teori-teori

hukum yang erat kaitannya dengan akad dan hak milik dalam

hukum perikatan Islam

Dalam konteks filsafat hukum Islam para mujtahid

umumnya melakukan beberapa tahapan dalam merumuskan

hukum-hukum syara‟ secara langsung dari sumbernya yakni al-

Qur‟an dan Sunnah Tahapan yang dimaksud antara lain52

Pertama tanqih al-manaat yaitu mengungkapkan atau

menseleksi sifat-sifat yang berpengaruh pada hukum (al-ta‟yin

wa al-hadfu fi sifat al-hukm) Fungsi mujtahid di sini adalah

menentukan dan membuang sifat-sifat yang berpengaruh pada

hukum di mana setiap mukallaf wajib berijtihad pada tingkat

tanqih disebabkan keberadaan nash masih bersifat universal

51 Ibid 52 Rachmat Syafei Ijtihad fi al-Istinbath wa al-Tathbiq mengutip

penjelasan Ibnu Hazm Al-Ihkam fi Ushul al-Ahkam (Beirut Dar al-Maktabah al-Misriyyah tth)

51

dan abstrak Sehingga perlu dicarikan makna operasionalnya

agar lebih concrete dan applicable

Kedua takhrij al-manaat yaitu menggali hukum-hukum

syara‟ langsung dari sumbernya (al-Qur‟an dan Hadits) baik

yang bersifat pasti (qath‟i) maupun dugaan (dzanni) atau

lafadz hukum yang bersifat implisit maupun eksplisit Tahapan

kedua ini disebut pula ijtihad qiyasi yakni memindahkan

hukum atau menghubungkan furu‟ yang tidak ada nash-nya

dengan furu‟ yang ada nash-nya karena kesamaan illat

hukum53 Pada tahapan kedua ini metode qiyas menjadi sangat

dominan dalam proses penetapan hukum syara‟

Ketiga tahqiq al-manaat yaitu merumuskan pernyataan-

pernyataan yang berupa keputusan-keputusan hukum yang

bersifat pasti (qath‟i) maupun dugaan (dzanni) atas kasus-kasus

hukum yang sedang dikaji berikut implementasinya dalam

pelbagai lapangan hukum Pada tahapan ini setiap produk

hukum hasil ijtihad dapat diimplementasikan sesuai kemauan

nash dan tuntutan realitas sepanjang tidak bertentangan dengan

hakikat dan tujuannya Dalam beberapa kasus ijtihad bebas

yang banyak dilakukan oleh kalangan liberal seringkali

53 Ijma merupakan metode hukum kedua setelah qiyas yang dalam

tulisan ini penulis sebut dengan ijma qiyasi Penulis menguitp penjelasan dari Saidi Abu Habieb Mausuatu al-Ijma terj Ahmad Sahal Mahfudz dan Mustofa Bisri Ensiklopedi Ijma Persepakatan Ulama dalam Hukum Islam (Jakarta Pustaka Firdaus 1997) h 38-39

52

mengabaikan kemauan nash yang tekstual dan terlalu

mengutamakan konteksnya

Perkembangan hukum Islam yang berlaku dalam kehi-

dupan masyarakat di berbagai belahan dunia Islam sesung-

guhnya dapat menjadi bukti bahwa hukum tersebut dipelihara

dan dipatuhi oleh masyarakat Islam Disinyalir sebelumnya

bahwa hukum Islam mengandung tiga elemen yakni pertama

ia merupakan adalah satu sumber hukum yang umum kedua ia

merupakan hukum yang hidup dan berkembang di masyarakat

dan ketiga ia merupakan hukum yang berdiri sendiri dan tidak

diambil dari hukum lain54

Pada kenyataan dewasa ini hukum Islam terbagi ke

dalam berbagai obyek-obyek materi hukum Sebagian meru-

pakan hukum tertulis (dikodifikasikan menjadi undang-

undang) dan sebagian lagi merupakan hukum yang tidak

tertulis tetapi keberadaannya dipatuhi dan berlaku di masya-

rakat Keadaan ini dapat diasumsikan merupakan keistimewaan

dari hukum Islam itu sendiri karena pada sisi tertentu hukum

Islam berdasar kepada nash tapi pada sisi lain hukum Islam

juga membuka diri terhadap faktor di luar nash

Berkenaan dengan hal tersebut perumusan konsep akad

dalam sistem ekonomi Islam yang kini digunakan sebagai teori

54 QS An-Nisa‟ 65

53

hukum ekonomi oleh fuqaha cenderung dipengaruhi beberapa

hal pertama kehadiran para ulama madzhab yang memiliki

persepsi yang berbeda mengenai rumusan norma dan sistem

hukum Islam55 kedua hukum Islam dalam perkembangannya

telah bergeser dari sudut normativitas syari‟ah yang bersifat

umum menjadi fiqh sebagai hukum substantif ketiga perbe-

daan menggunakan metode hukum Islam melahirkan produk

hukum yang berbeda pula56 dan keempat masuknya anasir-

anasir hukum ke dalam wilayah pengkajian hukum Islam

menyebabkan hukum Islam berlaku fleksibel dan rigid57

Berdasarkan pemikiran tersebut maka kesepakan para

ulama (ijma) menjadi salah satu pertimbangan menetapkan

hukum akad dan hak milik dalam hukum perikatan Islam Hal

tersebut dipertegas menurut Sayyid Sabiq58 yang mana para

ulama berpendapat bahwa jual beli dan penekunannya sudah

berlaku (dibenarkan) sejak zaman Rasulullah SAW hingga hari

ini

Oleh karena itu dasar hukum yang digunakan dalam

ijtihad melalui ijma‟ sebagaimana dikemukakan oleh Rachmat

55 Joseph Schact op cit h 3-4 56 Yusuf Musa Tacircricirckh al-Fiqh al-Islacircmiy (Kairo Mesir tt) h 10

Mannabdquo al-Qattan al-Tacircricirckh wa al-Fiqh ficirc al-Islacircm (Mu‟assasah al-Risacirclah tt) h 14

57 Amir Syarifudin Pengertian dan Sumber Hukum Islam dalam Falsafah Hukum Islam (Jakarta Bumi Aksara-Depag RI 1992) h 15

58 Sayyid Sabiq Fikih Sunnah (Terjemahan M Thalib) (Bandung PT Al-Ma‟arif 1987) h 45

54

Syafi‟i59 bahwa seluruh ulama sepakat menentukan jual beli

hukumnya boleh karena manusia tidak dapat memenuhi

kebutuhannya sendiri dan selalu membutuhkan orang lain

demikian untuk memperoleh kebutuhannnya yang dilakukan

melalui tukar menukar barang yang memiliki nilai yang sama

Demikian pula pengertian ijma‟ menurut Ibn Hazm60

berbeda dengan para pendahulunya Jika ijma‟ menurut

kebanyakan para ulama ushul disebut sebagai konsensus ulama

atas hukum yang tidak ada nash-nya dengan ra‟yu mereka atau

dengan mengqiyaskan pada hukum yang telah ada nash-nya

maka ini berbeda dengan ijma‟ menurut Ibn Hazm Menu-

rutnya tak ada ijma kecuali dari teks (nash) Selanjutnya ia

juga menambahkan bahwa tak ada jalan untuk mengetahui

hukum-hukum agama tanpa menggunakan salah satu dari

keempat pokok yang kesemuanya kembali pada nash yang

diketahui kewajibannya dan juga difahami artinya dengan akal

sehat manusia

Selanjutnya sumber kedua dalam ijtihad adalah analogi

(qiyas) Qiyas adalah dasar hukum keempat dalam jual beli

yaitu dianalogikan kepada aktivitas Nabi Muhammad SAW

sejak masa kecil berdagang bersama pamanya yakni Abdul

59 Rachmat Syafe‟i Fikih Muamalah (Bandung Pustaka Setia

2000) h 75 60 Muhammad Ibn Hazm Al-Ihkam fi Ushul al-Ahkam (Beirut dar

al-Fikr tth)

55

Muthalib dan isterinya Siti Khadijah Sedangkan adat atau bdquourf

juga sebagai dasar hukum jual beli yaitu kebiasaan masyarakat

yang tidak bertentangan dengan al-Qur‟an dan al-Sunnah serta

dengan akal sehat dan membawa kepada kemaslahatan umum

Dengan kata lain menurut ijtihad melalui ijma‟ dan qiyas akad dan pemindahan hak milik dibolehkan selama dasar dan tujuan

melakukan akad dan pemilikan harta tersebut dilakukan sesuai

dengan ketentuan syari‟at serta juga ditujukan untuk kebaikan

dan kemaslahatan hidup manusia

Berkenaan dengan uraian di atas dapat dirumuskan

pokok-pokok pikiran sebagai berikut pertama Al-Qur‟an

telah membuktikan kepada seluruh manusia tentang kedudukan

hukum jual beli yang sesuai dengan fitrah manusia sebagai

makhluk sosial kedua Sunnah membuktikan bahwa para Nabi

dan Muhammad SAW adalah pencetus ekonomi melalui

aktivitas bisnis jual beli ketiga para ulama bersepakat bahwa

jual beli merupakan sesuatu yang alamiah sebagai tanda bahwa

manusia tidak dapat hidup individualistik keempat kebiasaan

manusia dalam bisnis jual beli sudah berakar dan sama sekali

tidak menyimpang dari realitas kehidupan duniawi dan

kehendak Allah sepanjang dilakukan dengan sikap saling

merelakan dan tidak mengandung unsur penipuan dan

perjudian

56

Menurut ketentuan al-Qur‟an al-Hadits dan ijtihad para

ulama sebagaimana telah dikemukakan di atas dapat diambil

beberapa rumusan sebagai berikut pertama hukum asal dari

pada akad dan pemilikan harta dengan cara jual beli hukumnya

boleh (mubah) kecuali ada dalil lain yang mengharamkannya

kedua segala bentuk aktivitas akad dan pemilikan harta dalam

perniagaan hendaknya berprinsip kepada sikap saling merela-

kan Ciri utama saling merelakan adalah terpenuhinya rukun

dan syarat jual beli dan ketiga dalam fiqih muamalah diatur

bahwa kepemilikan mutlak atas harta adalah milik Allah

Sehingga akad pemilikan atau pemindahan hak milik atas

harta baik dengan cara jual beli maupun cara-cara lainnya

hukumnya boleh (mubah) sepanjang tidak bertentangan dengan

ketentuan dan batas-batas yang ditentukan oleh Allah dan

Rasul-Nya

c Prinsip-prinsip Akad

Secara substansial prinsip-prinsip akad dan pemindahan

hak milik dalam hukum perikatan Islam erat kaitannya dengan

perkembangan pemikiran tentang hukum ekonomi Islam (fikih

muamalah) Fikih Muamalah diartikan dalam dua makna yakni

sebagai sistem ekonomi Islam dan hukum ekonomi Islam

Untuk makna yang pertama fikih muamalah diartikan sebagai

tata aturan dan mekanisme kerja untuk mengatur setiap usaha

57

ekonomi yang dilakukan oleh individu atau badan hukum

ekonomi Adapun makna yang kedua fikih muamalah dapat

diartikan sebagai ketentuan normatif yang mengatur tentang tata

aturan berekonomi

Berkenaan dengan hal tersebut perkembangan pemikiran

tentang hukum ekonomi Islam yang berlaku dalam masyarakat

muslim sangat dipengaruhi oleh sifat dan karakteristik hukum

Islam itu sendiri61 antara lain

1) Sempurna (Paripurna)

Syari‟at Islam diturunkan dalam bentuk yang umum

Hukum awalnya bersifat tetap sedangkan substansinya berubah

mengikuti illatnya Hukum-hukum yang lebih rinci ditetapkan

dalam kaidah dan pedoman umum sedangkan penjelasan atau

implementasinya diserahkan kepada ahli hukum yang mema-

hami hakikat hukum62

Pedoman-pedoman atau prinsip-prinsip dasar yang

berlaku umum dalam syari‟at Islam mengindikasikan identitas

hukum yang mengunjukkan kesempurnaannya universal dan

teknis serta dapat diterima oleh masyarakat di semua tempat

dan waktu Kesempurnaan hukum Islam dengan sendirinya

61 Fathurrahman Djamil Filsafat Hukum Islam (Jakarta Logos

Wacana Ilmu 1996) 46 62 Anwar Haryono Hukum Islam Keluasan dan Keadilannya

(Jakarta Bulan Bintang 1985) 113 dan Hasbie Ash-Shiddiqie Pengantar Hukum Islam (Jakarta Bulan Bintang 1975) 23-24

58

menempatkan diri sebagai hukum yang tertinggi dan hendak-

nya dapat diaplikasikan oleh komunitas muslim maupun non

muslim karena hukum ini melindungi hak-hak hukum setiap

orang tanpa membedakan latar belakang apapun

2) Elastis (Fleksibel)

Selain bersifat sempurna hukum Islam pun memiliki

fleksbilitas dalam hal aplikasinya Oleh karena itu cakupan

hukum Islam meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang

sifatnya vertikal maupun horizontal Dalam hukum Islam tidak

saja diatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya

(hablumminallah) tetapi juga hubungan manusia dengan

manusia lainnya (hablumminannas) serta lingkungannya

Adapun munculnya perbedaan corak pemahaman hukum

Islam dalam konteks fiqh banyak disebabkan oleh perbedaan

pola pikir ahli hukum (mujtahid) dalam wacana pemikiran dan

penelitian atas obyek-obyek hukum Islam (ijtihad)63 Impli-

kasinya jelas berpengaruh pada perbedaan corak madzhab

hukum yang berlaku dalam masyarakat muslim Hal ini

manjadi bukti bahwa hukum Islam berlalu menyesuaikan diri

dengan situasi kondisi waktu dan tempat64

3) Universal dan Dinamis

Hukum Islam bersifat universal dan dinamis mengan-

dung pengertian bahwa hukum Islam yang dimasukan dalam

63 Ibid 112 64 Hasbie Ash-Shiddiqie Dinamika dan Elastisitas Hukum Islam

(Jakarta Tintamas 1975) 27

59

term fiqh mencakup bagian-bagian atas keseluruhan hukum

dalam term syari‟ah sebagaimana telah disinggung sebelum-

nya identitas hukum Islam yang mengandung dimensi vertikal

dan horizontal dalam semua cakupan hukumnya telah menjadi

ciri universalitas hukum Islam itu sendiri

Adapun dinamika hukum ekonomi Islam dapat diketahui

dari proses perkembangan berlakunya hukum Islam sejak

periode Rasul hingga periode modern dengan segala dimensi-

nya Perkembangan hukum Islam secara sistematis telah

bergeser dari sistem hukum material yang umum dalam nash

kemudian direduksi dalam bentuk transformasi pemikiran

hukum (ijtihad) dan dapat diimplementasikan menjadi berbagai

bentuk pemikiran produk hukum (fiqh) hingga selanjutnya

dikodifikasikan menjadi Qacircnucircn

4) Sistematis

Arti dari pernyataan bahwa hukum Islam bersifat

sistematis adalah hukum Islam itu mencerminkan sejumlah

doktrin hukum yang bertalian satu sama lain secala logis dan

konkrit Hukum ini mencakup seluruh komponen hukum

berupa pokok-pokok ajaran tentang etika moral dan keadilan

serta keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Pencipta Semua

komponen hukum tersebut kemudian terintegrasikan ke dalam

term umum yang disebut syari‟ah65

65 Ibn Qayyim al-Jauziyah bdquoI‟lacircm al-Muwaqqin bdquoan-Rabi al-bdquoAcirclamicircn

Jilid III (Beirut Dacircr al-Fikr tt) 14

60

Sedangkan perwujudan dari sistematisnya hukum Islam

adalah Fiqh Fiqh sebagai produk pemikiran orang Islam

terhadap ajaran Islam sebagaimana digambarkan oleh para ahli

hukum mencakup atas segi-segi secara khusus seperti ibadah

mu‟amalah jinayah siyasah dan sebagainnya Semua jenis pembidangan hukum Islam dalam bidang hukum Islam (fiqh)

adalah suatu refleksi dari bentuk ketaatan orang Islam kepada

ajaran Islam secara totaliter66

Sistematikanya hukum Islam dapat berarti pula saling

berhubungannya atau interaksi setiap bentuk dan unsur-unsur

hukum secara sinergis dan organis Karena hukum Islam

berlaku secara fleksibel dan rigid maka ia menyesuaikan diri

dengan perkembangan dan kebutuhan hidup manusia baik

secara individual maupun kolektif Sehingga secara metodo-

logis akan terbentuk suatu sistem hukum secara piramidal

(hierarki hukum Islam)

5) Ta‟aqquli dan Ta‟abbudi

Ta‟aqquli dan Ta‟abbudi dalam karakteristik hukum

Islam adalah hukum Islam mengandung muatan dimensi

vertikal dan horizontal Hukum Islam bersumber kepada wahyu

yang mengandung muatan teologis menunjukan aturan tentang

hubungan antara manusia dengan Tuhan yang diyakini sebagai

66 Muhammad Muslehudin Kaidah-kaidah Ushulliyah dan

Fiqhiyyah(Jakarta Rajawali Press 1994) 277-278

61

pembuat hukum secara mutlak Konsekuensinya ada keharusan

bagi orang Islam untuk tunduk dan patuh terhadap hukum

Islam

Namun demikian tidak semua hukum Islam itu kaidah

norma hukumnya berbentuk khusus dan jelas malainkan

diperlukan suatu bentuk penafsiran atas segi-segi hukum yang

umum Pada tingkatan metodologi interpretasi atas segi norma

hukum dalam nash kemudian dikonkretkan menjadi produk

hukum (fiqh) yang lebih menyentuh sisi praktis pelaksanaan

hukum Islam

Berkenaan dengan hal tersebut Bustanul Arifin telah

menjelaskan bahwa karakteristik hukum Islam dibagi menjadi

dua macam67 pertama hukum Islam yang lansung ditetapkan

oleh Allah (syari‟at) dan kedua hukum-hukum pokok yang

lahir dari pemikiran manusia (fiqh)

Oleh karena itu maka peneliti dapat merumuskan bahwa

suatu pemahaman yang keliru jika hukum Islam dipahami

hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan (vertikal-

transendental) tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan

manusia lainnya serta dengan lingkungannya (horizontal)

Inilah karakteristik paling unik prinsip akad dalam hukum

ekonomi Islam

67 Ali Yafie Menggagas Fiqh Sosial (Bandung Mizan 1994) 132

62

d Etika Akad

Etika akad dalam sistem ekonomi Islam (muamalat al-

bdquoadabiyah) jelas sangat diperlukan untuk memandu segala

tingkah laku ekonomi di kalangan masyarakt muslim Etika

bisnis Islami (muamalat al-bdquoadabiyah) tersebut selanjutnya

dijadikan sebagai kerangka praktis yang secara fungsional akan

membentuk suatu kesadaran beragama dalam melakukan setiap

kegiatan ekonomi (religiousness economic practical guidance)

Etika ekonomi Islam sebagaimana dirumuskan oleh ahli

ekonomi Islam adalah suatu ilmu yang mempelajari aspek-

aspek kemaslahatan dan kemafsadatan dalam kegiatan ekonomi

dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauhmana

dapat diketahui menurut akal fikiran (rasio) dan bimbingan

wahyu (nash)

Etika ekonomi dipandang sama dengan akhlak karena

keduanya sama-sama membahas tentang kebaikan dan kebu-

rukan pada tingkah laku manusia Sedangkan tujuan etika

Islam menurut kerangka berfikir filsafat adalah untuk

memperoleh suatu kesamaan ide bagi seluruh manusia di setiap

waktu dan tempat tentang ukuran tingkah laku baik dan buruk

sejauhmana dapat dicapai dan diketahui menurut akal fikiran

manusia68

68 Taqiyuddin An-Nabhani Membangun Sistem Ekonomi Alternatif

Perpspektif Islam (Jakarta Risalah Gusti 1996) 52

63

Namun untuk mencapai tujuan tersebut etika ekonomi

Islam mengalami kesulitan karena pandangan masing-masing

golongan di dunia ini berbeda-beda perihal standar normatif

baik dan buruk Masing-masing mempunyai ukuran dan

kriteria yang berbeda-beda pula Sebagai cabang dari filsafat

ajaran etika bertitik tolak dari akal fikiran dan tidak dari ajaran

agama Sedangkan dalam Islam ilmu akhlak dapat difahami

sebagai pengetahuan yang mengajarkan tentang kebaikan dan

keburukan berdasarkan ajaran Islam yang bersumber kepada

akal dan wahyu Atas dasar itu maka etika ekonomi yang

dikehendaki dalam Islam adalah perilaku sosial-ekonomi yang

harus sesuai dengan ketentuan wahyu serta fitrah dan akal

pikiran manusia yang lurus

Di antara nilai-nilai etika ekonomi Islam yang terangkum

dalam ajaran filsafat ekonomi Islam adalah terdapat dua prinsip

pokok sebagai berikut

Pertama Tauhid Prinsip ini mengajarkan kepada semua

manusia tentang bagaimana mengakui keesaan Allah sehingga

terdapat suatu konsekwensi bahwa keyakinan terhadap segala

sesuatu hendaknya berawal dan berakhir hanya kepada Allah

SWT Keyakinan yang demikian dapat mengantar seorang

muslim untuk menyatakan bahwa ldquoSesungguhnya shalatku

ibadahku hidupku dan matiku adalah semata-mata demi

64

Allah Tuhan seru sekalian alamrdquo Prinsip ini kemudian

menghasilkan kesatuan-kesatuan sinergis dan saling terkait

dalam kerangka tauhid Tauhid diumpamakan seperti beredar-

nya planet-planet dalam tata surya yang mengelilingi matahari

Kesatuan-kesatuan dalam ajaran tauhid hendaknya berimpli-

kasi kepada kesatuan manusia dengan tuhan dan kesatuan

manusia dengan manusia serta kesatuan manusia dengan alam

sekitarnya

Kedua prinsip keseimbangan mengajarkan manusia

tentang bagaimana meyakini segala sesuatu yang diciptakan

Allah dalam keadaan seimbang dan serasi Hal ini dapat

dipahami dari ayat al-Qur‟an yang telah menjelaskan bahwa

ldquoEngkau tidak menemukan sedikitpun ketidakseimbangan

dalam ciptaan Yang Maha Pengasih Ulang-ulanglah menga-

mati apakah engkau melihat sedikit ketimpanganrdquo69 Prinsip ini

menuntut manusia bukan saja hidup seimbang serasi dan

selaras dengan dirinya sendiri tetapi juga menuntun manusia

untuk mengimplementasikan ketiga aspek tersebut dalam

kehidupan

Prinsip tauhid ini juga mengantarkan manusia dalam

kegiatan ekonomi untuk meyakini bahwa harta benda yang

berada dalam genggamannya adalah milik Alah SWT Keber-

69 Lihat QS 673

65

hasilan para pengusaha bukan hanya disebabkan oleh hasil

usahanya sendiri tetapi terdapat partsisipasi orang lain Tauhid

yang akan menghasilkan keyakinan pada manusia bagi

kesatuan dunia dan akhirat Tauhid dapat pula mengantarkan

seorang pengusaha untuk tidak mengejar keuntungan materi

semata-mata tetapi juga mendapat keberkahan dan keuntungan

yang lebih kekal (abadi)

Oleh karena itu seorang pengusaha dipandu untuk meng-

hindari segala bentuk eksploitasi terhadap sesama manusia

Dari sini dapat dimengerti mengapa Islam melarang segala

praktek riba dan pencurian tetapi juga penipuan yang

terselubung Bahkan Islam melarang kegiatan bisnis hingga

pada menawarkan barang pada disaat konsumen menerima

tawaran yang sama dari orang lain

Demikian halnya dengan prinsip keseimbangan akan

mengarahkan umat Islam kepada pencegahan segala bentuk

monopoli dan pemusatan kekuatan ekonomi hanya pada satu

tangan atau satu kelompok tertentu saja Atas dasar ini pula al-

Qur‟an menolak dengan sangat tegas daur sempit yang

menjadikan kekayataan hanya berkisar pada orang atau

kelompok tertentu ldquoSupaya harta itu tidak hanya beredar

pada orang-orang kaya saja di antara kamurdquo70

70 QS 59 7

66

Umat Islam dilarang tegas melakukan penimbunan dan

pemborosan71 Ayat ini menjadi dasar bagi pemberian

wewenang kepada penguasa untuk mencabut hak-hak miliki

perusahaan spekulatif yang melakukan penimbunan

penyelundupan dan yang mengambil keuntungan secar

berlebihan karena penimbunan mengakibatkan kenaikan harga

yang tidak semestinya sebagaimana dijelaskan dalam QS 7

31 yang berbunyi

Hai anak Adam pakailah pakaianmu yang indah di setiap

(memasuki) mesjid makan dan minumlah dan janganlah

berlebih-lebihan Sesungguhnya Allah tidak menyukai

orang-orang yang berlebih-lebihan72

Pemborosan dan sikap konsumtif dapat menimbulkan

kelangkaan barang-barang yang dapat menimbulkan ketidak-

seimbangan yang diakibatkan kenaikan harga-harga Dalam

rangka memelihara keseimbangan ekonomi Islam telah mene-

gaskan bahwa pemerintah memiliki fungsi mengontrol harga-

harga yang tidak wajar dan cenderung spekulatif tersebut

yakni dengan berpegang kepada etika ekonomi Islami

71 QS 9 34 72 QS 7 31

67

Untuk memperoleh keberkahan dalam jual beli Islam

telah mengajarkan prinsip-prinsip etika ekonomi Islam sebagai

berikut

1) Jujur dalam takaran dan timbangan Allah berfirman QS al-

Muthafifin 1-2 ldquoCelakalah bagi orang yang curang

Apabila mereka menimbang dari lain (untuk dirinya

dipenuhkan timbangannya) Namun apabila mereka

menimbang (untuk orang lain) dikuranginyardquo

2) Menjual barang yang halal Dalam salah satu hadits Nabi

menyatakan bahwa Allah telah mengharamkan sesuatu

barang maka haram pula harganya (diperjualbelikan)

3) Menjual barang yang baik mutunya Dalam berbagai hadits

Rasulullah melarang menjual buah-buahan hingga jelas

baiknya

4) Jangan menyembunyikan cacat barang Salah satu sumber

hilangnya keberkahan jual beli jika seseorang menjual

barang yang cacat yang disembunyikan cacatnya Ibnu

Umar menurut riwayat Bukhari telah memberitakan bahwa

seorang lelaki menceritakan kepada Nabi bahwa ia tertipu

dalam jual beli Sabda Nabi ldquoApabila engkau berjualbeli

katakanlah tidak ada tipuanrdquo

5) Dilarang bermain sumpah Ada kebiasaan pedagang untuk

meyakinkan pembelinya dengan jalan main sumpah agar

68

dagangannya laris Dalam hal ini Rasulullah SAW memperi-

ngatkan ldquoSumpah itu melariskan dagangan tetapi meng-

hapuskan keberkahanrdquo (HR Bukhari)

6) Longgar dan bermurah hati Sabda Rasulullah ldquoAllah

mengasihi orang yang bermurah hati waktu menjual waktu

membeli dan waktu menagih hutangrdquo (HR Bukhari)

Kemudian dalam hadits lain Abu Hurairah meriwayatkan

bahwa Rasulullah bersabda ldquoada seorang pedagang yang

mempiutangi orang banyak Apabila dilihatnya orang yang

ditagih itu dalam dalam kesempitan dia perintahkan

kepada pembantu-pembantunyardquo Berilah kelonggaran

kepadanya mudah-mudahan Allah memberikan kelapangan

kepada kitardquo Maka Allah pun memberikan kelapangan

kepadanya ldquo (HR Bukhari)

7) Jangan menyaingi kawan Rasulullah telah bersabda

ldquoJanganlah kamu menjual dengan menyaingi dagangan

saudaranyardquo

8) Mencatat hutang piutang Dalam dunia bisnis lazim terjadi

pinjam-meminjam Dalam hubungan ini al-Qur‟an menga-

jarkan pencatatan hutang piutang Gunanya adalah untuk

mengingatkan salah satu pihak yang mungkin suatu waktu

lupa atau khilaf sebagaimana ditegaskan dalam QS al-

Baqarah ayat 282 yang berbunyi ldquoHai orang-orang yang

69

beriman kalau kalian berhutang-piutang dengan janji yang

ditetapkan waktunya hendaklah kalian tuliskan Dan

seorang penulis di antara kalian hendaklah menuliskannya

dengan jujur Janganlah penulis itu enggan menuliskannya

sebagaimana telah diajarkan oleh Allah kepadanyardquo

9) Larangan hukum riba sebagaimana Allah telah berfirman

ldquoAllah menghapuskan riba dan menyempurnakan kebaikan

shadaqah Dan Allah tidak suka kepada orang yang tetap

membangkang dalam bergelimang dosardquo

10) Anjuran berzakat yakni menghitung dan mengeluarkan

zakat atas harta yang dimilikik atau barang dagangan

setiap tahun sebanyak 25 sebagai salah satu cara untuk

membersihkan harta yang diperoleh dari harta yang

dimiliki atau perolehan keuntungan hasil usaha

Berdasarkan uraian di atas dalam konteks etika bisnis

Islam setiap pelaku bisnis (wirausaha) dalam berdagang

hendaknya tidak semata-mata bertujuan mencari keutungan

sebesar-besarnya akan tetapi yang paling penting adalah

mencari keridhaan dan mencapai keberkahan atas rezeki yang

diberikan oleh Allah SWT Hakikat keberkahan usaha itu

adalah kemantapan dari usaha yang dilakukannya dalam

bentuk memperoleh keuntungan yang wajar dan diridhai oleh

Allah SWT

70

2 Sistem Informasi Manajemen Keuangan

a Pengertian Sistem Informasi Manajemen Keuangan

Berikut ini adalah beberapa definisi sistem menurut

beberapa ahli yang kaitannya dengan proses dan fungsi sistem

informasi manajemen keuangan di antaranya73

1) Secara sederhana suatu system dapat diartikan sebagai suatu

kumpulan atau himpunan dari unsur komponen atau

variabel yang terorganisir saling berinteraksi saling bergan-

tung satu sama lain dan terpadu

2) Menurut Gordon B Davis dalam bukunya menyatakan

system bisa berupa abstrak atau fisik74 System yang abstrak

adalah susunan yang teratur dari gagasan-gagasan atau

konsepsi yang saling bergantung Sedangkan sistem yang

bersifat fisik adalah serangkaian unsur yang bekerjasama

untuk mencapai suatu tujuan

3) Norman L Enger dalam bukunya menyatakan suatu system

dapat terdiri dari atas kegiatan-kegiatan yang berhubungan

guna mencapai tujuan-tujuan perusahaan seperti pengen-

dalian inventaris atau penjadwalan produksi

4) Menurut S Prajudi Atmosudirdjo dalam bukunya menya-

takan suatu sistem terdiri atas objek-objek atau unsur-unsur

73 Tata Sutabri Konsep Dasar Informasi (Yogyakarta Andi 2012)

16 74 Chr Jimmy L Gaol Sistem Informasi Manajemen (Jakarta

Grasindo 2010) 7

71

atau komponen-komponen yang berkaitan dan berhubungan

satu sama lain sedemikian rupa sehingga unsur-unsur

tersebut merupakan sebuah kesatuan pemrosesan atau

pengolahan tertentu

5) Menurut Sutarman sistem juga dapat didefinisikan sebagai

kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi

dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses

pencapaian suatu tujuan utama

6) Menurut Hanif Al-Fatta75 sistem dapat didefinisikan

sebagai suatu pendekatan prosedur dan pendekatan kompo-

nen sebagai perangkat elemen yang digabungkan satu

dengan yang lainnya untuk suatu tujuan bersama

Ada dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan

sistem yaitu

1) Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur

mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari

prosedur-prosedur yang saling berhubungan Berkumpul

bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk

meneyelesaikan suatu sasaran tertentu

2) Pendekatan yang lebih menekankan pada elemen atau

komponennya mendefinisikan sistem sebagai suatu kum-

pulan dari elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk

mencapai suatu tujuan tertentu

75 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset 2007) 3

72

Dalam sistem ini terdapat proses yang dilakukan serta

dikembangkan untuk memproses sejumlah data untuk transaksi

bisnis rutin Adapun hal-hal yang bisa dilakukan dalam sistem

ini meliputi76

1) Mengotomasi penanganan data-data aktifitas bisnis dan

transaksi yang bisa dianggap sebagai kejadian diskrit dalam

kehidupan organisasi atau perusahaan

2) Menangkap data dari setiap transaksi

3) Memverifikasi data transaksi untuk diterima atau ditolak

a) Memvalidasi transaksi yang telah diverifikasi

b) Menghasilkan suatu laporan untuk menyediakan rang-

kuman dari setiap transaksi

c) Memungkinkan memindahkan transaksi dari suatu proses

ke proses yang lainnya untuk menangani seluruh asfek

bisnis

Mengacu kepada uraian dijelaskan di atas peneliti dapat

merumuskan bahwa sistem informasi manajemen keuangan

dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari

unsur komponen atau variabel yang terorganisir saling

berinteraksi saling bergantung satu sama lain dan terpadu

untuk mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan sesuai dengan

yang telah ditetapkan dalam manajemen keuangan

76 Ibid

73

b Unsur-unsur Sistem Informasi Manajemen Keuangan

Untuk memahami dan mengembangkan suatu sistem

maka perlu membedakan unsur-unsur dari sistem informasi

manajemen keuangan yang membentuknya antara lain77

1) Batasan (boundary) yaitu penggambaran dari suatu elemen

atau unsur mana yang termasuk di dalam sistem dan mana

yang di luar sistem

2) Lingkungan (environment) yaitu segala sesuatu di luar

sistem lingkungan yang menyediakan asusmi kendala dan

input terhadap suatu sistem

3) Masukan (input) yaitu sumber daya (data bahan baku

material peralatan dan manusia) dari lingkungan yang

dikonsumsi dan dimanipulasi oleh suatu sistem

4) Keluaran (output) yaitu sumber daya atau produk (infor-

masi laporan dokumen tampilan dan lain-lain) yang

disediakan untuk lingkungan sistem oleh kegiatan dalam

suatu sistem

77 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk

Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset 2007) 5

Input

Data

Output

Data

Proses

Gambar 21 Konsep Sistem secara umum

74

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di

atas peneliti dapat merumuskan bahwa karakteristik suatu

sistem mencakup atas adanya kumpulan bagian-bagian baik

manusia atau pun bukan manusia adanya saling berinteraksi

adanya suatu metode tertentu untuk mencapai suatu tujuan

bersama serta adanya manfaat bagi kebutuhan penggunanya

Informasi tanpa adanya data maka informasi tersebut

tidak akan terbentuk Peranan data dalam menghasilkan suatu

informasi yang berkualitas dan akurat sangatlah penting

sehingga informasi tersebut dapat berguna untuk mendukung

pengambilan keputusan dalam menghasilkan output yang

berkualitas bagi perusahaan yang dalam hal ini sebagai peng-

guna (user)

Berdasarkan tipe penelitian maka data dapat dibedakan

menjadi78

1) Data Kuantitatif

Adalah data yang dapat diinput ke dalam skala pengukuran

statistik Fakta dan fenomena dalam data ini tidak dinya-

takan dalam bahasa alami melainkan dalam numerik

Sesuai dengan kriterianya data kuantitatif tersebut bisa

diolahdianalisis memakai teknik perhitungan statistika

matematika

78 Lihat dalam httptulaporanpenelitiancom201412312html

daikses pada tanggal 15 November 2017

75

2) Data Kualitatif

Merupakan data yang dapat mencangkup hamper semua dan

non numeric Data ini dapat menggambarkan kata-kata

untuk menggambarkan fakta dan fenomena yang sedang

diamati atau diteliti Data kualitatif didapat melalui berbagai

jenis cara pengumpulan data seperti analisis dokumen

wawancara diskusi terfokusobservasi yang sudah dituang-

kan ke dalam catatan lapangan transkrip Bentuk lain dari

data kualitatif adalah foto yang didapat melalui pemotretan

rekaman video

Sedangkan berdasarkan dari sumber yang didapat data ini

dapat berupa

1) Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti

sendiri atau dirinya sendiri Ini adalah data yang belum

pernah dikumpulkan sebelumnya baik dengan cara tertentu

atau pada periode waktu tertentu Data primer biasanya

disebut dengan data aslidata baru yang mempunyai sifat up

to date Untuk memperoleh data primer peneliti wajib

mengumpulkannya secara langsung Adapun cara yang bisa

digunakan peneliti untuk mencari sumber data primer yaitu

observasi diskusi terfokus wawancara serta penyebaran

kuisioner

76

2) Data Sekunder

Data seunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang lain

bukan peneliti itu sendiri Data ini biasanya berasal dari

penelitian lain yang dilakukan oleh lembaga-lembaga atau

organisasi seperti BPS dan lain-lain Data sekunder bisa

didapat dari berbagai sumber misalnya biro pusat statistik

yang biasanya disingkat dengan BPS jurnal buku laporan

dan lain sebagainya Pemahaman pada ke 2 jenis data di atas

dibutuhkan sebagai landasan untuk menentukan cara dan

langkah-langkah pengumpulan data penelitian

Menurut waktu pengumpulannya jenis data dapat

dibedakan ke dalam tiga hal berikut

1) Data Time Series

Adalah data yang menggambarkan data sesuatu dari waktu

ke waktu atau periode secara historis contohnya adalah data

perkembangan nilai tukar mata uang dolar terhadap rupiah

pada periode tahun 2013 sampai tahun 2014

2) Data Cross Section

Adalah data yang menunjukan titik waktu tertentu Contoh-

nya adalah data laporan keuangan per 31 Desember 2013

dan lain-lain

3) Data Panel

Adalah data yang berisi gabungan antara data time series

dan data section Contoh data manufaktur dari beberapa

perusahaan diperiode waktu tertentu

77

Selain itu cara perolehan data juga dapat diuraikan

sebabagi berikut

1) Data Observasional

Data observasi adalah data yang ditangkap in situ Data ini

sekali jadi atau tidak bisa diulang diciptakan atau diganti

2) Data Wawancara

Data wawancara adalah data-data yang diperoleh melalui

tanya-jawab antara peneliti dan informan Data ini bisa

divalidasi menggunakan triangulasi

3) Data Eksperimental

Data eksperimental adalah data-data yang dikumpulkan

dalam kondisi yang terkendali di situ atau berbasis labora-

torium dan harus bisa direproduksi

4) Data Simulasi

Data simulasi adalah data hasil dari penggunaan model dan

metadata di mana input lebih penting daripada output

Contoh model iklim model ekonomi model kosmologi dan

lain-lain

5) Data Referensi atau Kanonik

Data Referensi atau kanonik adalah data statis atau koleksi

organik (peer-reviewed) Contohnya menggunakan data

urutan gen yang sudah tersedia struktur kimia data sensus

dan lain-lain

78

6) Data Derivasi atau Kompilasi

Data derivasi atau kompilasi adalah data reproduksi

Contoh kompilasi database yang sudah ada untuk memba-

ngun struktur 3D

Berkenaan dengan hal tersebut dibutuhkan supporting

data sebagai salah satu cara dan metode yang digunakan

dengan bertujuan untuk memberikan dukungan berbasis sistem

dan data kepada pihak lain agar dapat merealisasikan tujuan

bersama yang akan dicapai sehingga dapat lebih efektif dan

efisien

Dalam proses supporting data ini lebih berorientasi

kepada penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi

dalam menunjang kegiatannya sehingga dengan menggunakan

pemanfaatan teknologi informasi diharapkan dapat lebih

mudah untuk memberikan dukungan kepada unit atau pihak

lain dalam menjalankan operasionalnya sehingga dapat

menghasilkan output positif yang lebih efektif dan efisien serta

berorientasi pada proses pengambilan keputusan atau kebijakan

lainnya yang memang dibutuhkan oleh pihak perusahaan79

Dalam proses supporting data tersebut juga terdapat

Decision Support System (DSS) yaitu pemilihan beberapa

79 Efraim Aronson Jay Turban dan Liang Peng Ting Decision

Support System and Intelegent System (New Jersey Pearson Education Inc 2005) 21

79

tindakan alternatif yang ada untuk mencapai satu atau beberapa

tujuan yang akan ditetapkan Selain itu juga DSS ini

merupakan suatu sistem informasi yang berada di level

manajemen dari suatu organisasi yang mengkombinasikan data

dan model analisis yang canggih atau peralatan data analisis

untuk mendukung pengambilan keputusan yang semi

terstruktur dan tidak terstruktur DSS ini dirancang untuk

membantu dalam proses pengambilan keputusan organi-

sasional80

Tujuan dari DSS adalah untuk

1) Membantu manager membuata keputusan dalam meme-

cahkan masalah yang semi terstruktur

2) Mendukung penilaian manajer dalam upaya membuat

keputusan dan bukan mencoba untuk mengganti kebijakan

dan personilnya

3) Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan mager

agar dapat lebih efisien

Adapun jenis-jenis DSS menurut tingkat kerumitannya

dapat dibedakan sebagai berikut

1) Mengambil elemen-elemen informasi

2) Menganalisa semua data file yang berkaitan

80 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk

Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset2007) 13

80

3) Menyiapkan laporan dari berbagai file yang akan dijadikan

resume

4) Memperkirakan dan memprediksi akibat yang muncul dari

hasil keputusan yang akan diambil

5) Mengusulkan keputusan kepada pihak terkait

6) Membuat keputusan final dari kesepakatan yang diambil

Pemanfaatan dalam proses DSS ini harus dilalui melalui

beberapa tahap seperti proses perencanaan analisis pada saat

evaluasi dan pengambilan keputusan secara bertahap dan jika

proses nya semakin mendapat dukungan dari pengembangan

DSS ini maka akan semakin efektif hasil yang didapatkan dari

proses pengambilan keputusan ini

Kemudian dilihat dari berbagai proses manajemen proses

pengambilan keputusan saat ini telah banyak bergantung

kepada DSS yang telah dikembangkan dengan berbagai metode

yang lebih simple sehingga pihak manajemen akan lebih

mudah untuk menentukan arah dan kebijakan yang akan

diambil

Adapun dampak yang akan didapat dari penggunaan

proses DSS ini adalah sebagai berikut

1) Dapat menyelesaikan problem yang sangat kompleks

2) Sistem yang digunakan dapat berinteraksi dengan user

3) Lebih cepat proses yang dihasilkan dan hasil yang didapat

dari pengambilan keputusan ini dapat lebih optimal

81

4) Menghasilkan acuan dan ketentuan standar yang dapat

membantu untuk digunakan oleh manager yang kurang

berpengalaman sehingga pada permasalahan yang berulang

DSS dapat memberi keputusan yang lebih efektif

5) Fasilitas untuk mengambil data dapat memberikan kesem-

patan pada beberapa manager untuk dapat berkomunikasi

dengan baik

6) Meningkatkan produktivitas dan control dari manager

langsung

Dalam supporting data proses yang dilakukan dapat

berupa

1) Dukungan terhadap data itu sendiri dalam artian adanya

proses pengolahan data yang ada sehingga dapat meng-

hasilkan data yang valid dan akurat

2) Sistem yang ada dan dipergunakan untuk melakukan proses

pengolahan data serta membantu user dalam mendapatkan

report yang sesuai dengan yang diharapkan selain itu juga

dalam system itu terdapat software yang berbentuk aplikasi

dan database yang menunjang untuk proses pengolahan data

tersebut

3) Hardware adanya dukungan perangkat yang disediakan

guna menunjang secara infrastruktur agar proses yang

pengolahan data dan menciptakan report yang sesuai dan

82

simple sehingga memudahkan manajemen dalam mengakses

informasi yang dibutuhkan disamping membantu dalam

proses pengambilan keputusan

4) Link Komunikasi dalam proses supporting data adanya link

komunikasi sangat berperan dalam menghasilkan report

informasi maupun proses pengolahan data semakin

compatible dan memadai link komunikasi nya maka

semakin efektif dan efisien proses dan informasi yang

dihasilkan

5) Serta faktor pendukung lainnya yang dapat mempengaruhi

proses supporting data itu sendiri seperti kebijakan dan

regulasi yang ada

c Urgensi Sistem Informasi Manajemen Keuangan

Pentingnya dilakukan proses supporting data dewasa ini

di dunia perbankan dalam menunjang operasionalnya dikare-

nakan semakin kompleknya berbagai kebutuhan transaksional

jumlah ketentuan dan peraturan yang sudah ada di dalam

berbagai kebijakan perbankan dalam pengelolaannya selain

juga risiko yang cukup besar dan harus senantiasa dihadapi

tetapi disisi lain quality service yang merupakan komponen

dasar dalam pemasaran jasa serta inti dari penjualan suatu

produk yang dipasarkan dengan kinerja terhadap pelayanan

83

nasabah dan harus senantiasa terjaga dengan baik guna

menjaga stabilitas dan eksistensi perusahaan agar senantiasa

memiliki performance yang senantiasa optimal81

Salah satu proses yang kini banyak dilakukan dalam

supporting data adalah dengan menganalisis sebuah system

yang ada disertai dengan entitas pendukung lainnya biasanya

akan dilakukan terhadap beberapa aspek antara lain adalah

kinerja informasi ekonomi keamanan aplikasi efisiensi dan

pelayanan pelanggan Sedangkan salah satu proses analisis

yang digunakan dalam supporting data adalah dengan meng-

gunakan metode yang disebut dengan PIECES Analysis

(Performance Information Economy Control Eficiency and

Service)82

Analisis PIECES ini sangat penting untuk dilakukan

sebelum mengembangkan sebuah sistem informasi dan

bertujuan untuk memberikan dukungan terhadap unit-unit

lainnya dalam menunjang kegiatan operasionalnya karena

dalam analisis ini biasanya akan ditemukan beberapa masalah

utama maupun masalah yang bersifat gejala dari masalah

utama tersebut antara lain

81 A Parasuraman VA Zeithamel dan LL Berry A Conceptual Model of Service Quality and Its Implication for Future Reseach dalam Jurnal Ekonomi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Petra yang diakses tanggal 15 November 2017 4

82 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset2007) 19

84

1) Kinerja Sistem (Performance)

Analisis kinerja ditujukankan untuk mengetahui tingkat

kinerja dari sebuah sistem apakah kinerja dari sistem tersebut

telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau sudah

mencapai sasaran yang diinginkan Kinerja dari sebuah sistem

diukur berdasarkan jumlah produksi dan tanggap waktu

Jumlah produksi merupakan jumlah pekerjaan yang bisa

diselesaikan dalam jangka waktu tertentu Sedangkan tanggap

waktu adalah keterlambatan rata-rata antara suatu transaksi

dengan tanggapan yang diberikan kepada transaksi berikutnya

Dalam performance ini juga dapat dipengaruhi oleh jumlah

transaksi yang ada serta kinerja dari perangkat yang digunakan

2) Informasi (Information)

Sebuah sistem informasi yang baik akan menghasilkan

informasi akurat valid relevan dan tepat waktu Akurat berarti

informasi yang dihasilkan terbebas dari kesalahan dan tidak

menyesatkan Valid bahwa informasi yang dihasilkan sesuai

dengan data yang ada tanpa adanya manipulasi sedangkan

relevan berarti informasi tersebut memiliki nilai bagi penggu-

nanya dan tepat waktu berarti informasi harus ada ketika

dibutuhkan dan sangat mudah untuk user dalam mendapatkan

informasi tersebut Keempat kriteria tersebut merupakan syarat

dari sebuah informasi yang baik bagi sebuah perusahaan atau

organisasi yang akan dijadikan sebagai dasar dari pengambilan

keputusan (decision making)

85

3) Ekonomi (Economy)

Motif ekonomi mungkin merupakan salah satu pertim-

bangan dari alasan mengapa diperlukannya penggunaan dan

pengembangan sebuah sistem dalam menunjang proses

kegiatan suatu bisnis Harapan sebuah perusahaan atau orga-

nisasi terhadap sistem yang baru adalah dukungan terhadap

proses operasional dan manajerial perusahaan akan lebih

efisien Sehingga adanya pemborosan waktu dan alat-alat yang

dapat mengakibatkan pembengkakan biaya pada sistem

sebelumnya (sistem lama) dapat dikurangi dengan semaksimal

mungkin khususnya seperti biaya pengadaan kertas dan tinta

4) Pengendalian (Control)

Aktivitas sebuah perusahaan atau organisasi perlu men-

dapat perhatian dan kontrol yang terus menerus agar tidak

terjadi penurunan kinerja dibawah standar yang sudah ditetap-

kan Hal ini untuk mengurangi dan mencegah atau mendeteksi

kesalahan sistem menjaga keamanan data dan kecurangan

yang akan terjadi baik itu karena disebabkan oleh user itu

sendiri (human error) atau yang disebabkan oleh kerusakan

dari system itu sendiri Pengendalian dalam sebuah sistem

sangat diperlukan untuk mengurangi dan mencegah hal-hal

yang dapat merugikan perusahaan atau organisasi itu sendiri

Dengan adanya kontrol maka tugas atau kinerja yang menga-

86

lami kendala dapat diperbaiki disamping untuk memastikan

bahwa proses yang dijalankan telah sesuai dengan prosedur

yang telah ditetapkan

5) Efisiensi (Eficiency)

Efisiensi pada sebuah sistem informasi menyangkut hal

bagaimana menghasilkan output atau informasi sebaik

mungkin dengan input yang diberikan secara sederhana dan

mudah untuk dimengerti sehingga informasi yang dihasilkan

sesuai dengan kebutuhan bagi pihak-pihak yang memerlu-

kannya serta valid dari kualitas datanya Selain itu efisiensi

juga berkaitan dengan bagaimana sebuah sistem tidak mela-

kukan pemrosesan secara berlebih dan usaha yang dikeluarkan

untuk melakukan tugas-tugas yang tidak berlebihan namun

juga dalam kontek efisiensi juga tidak mengurangi nilai dan

kualitas hasil yang diberikan oleh sistem

6) Pelayanan (Service)

Untuk menilai kualitas fungsi output dari sebuah sistem

adalah salah satunya bisa dilihat dari segi pelayanannya Pada

sistem informasi perbankan peningkatan pelayanan terhadap

nasabah merupakan bagian dari tujuan utama diadakannya

pengembangan sistem dari sistem lama ke sistem yang baru

guna menghasilkan kualitas pelayanan yang maksimal Pada

sistem perbankan yang sebelumnya digunakan pelayanan dari

87

segi waktu terhadap nasabah terlihat masih kurang cepat dan

akurat sehingga dapat menjadi salah satu alasan untuk diada-

kannya pengembangan system agar dapat menghasilkan kinerja

pelayanan yang maksimal

d Instrumen Sistem Informasi Manajemen Keuangan

Dalam proses supporting data pelayanan manajemen

tidak hanya berbicara mengenai pengaturan kemampuan tetapi

juga tentang bagaimana melayani secara profesional baik dari

bahasa tubuh pengetahuan dan pengalaman serta kemampuan

mengoptimalisasi fungsi kerja diperusahaan dapat berjalan

dengan baik dan memberikan manfaat bagi user lainnya

Ada beberapa instrumen83 yang biasa digunakan dalam

melakukan proses supporting data dalam sistem informasi

manajemen keuangan menurut Pustaka Infrastruktur Teknologi

Informasi (Information Technology Infrastructure Library)

terdiri dari84

83 Alat yang dipakai untuk me-ngerjakan sesuatu (seperti alat yang

dipakai oleh pekerja teknik alat-alat kedokteran optik dan kimia) perkakas 2 sarana penelitian (berupa seperangkat tes dsb) untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan 3 alat-alat musik (seperti piano biola gitar suling trompet) 4 ki orang yg dipakai sbg alat (diperalat) orang lain (pihak lain) 5 dokumen resmi seperti akta surat obligasi Lihat dalam httpwwwartikatacomarti-330848-instrumenhtml diakses pada 15 November 2017

84 ITIL Service DesignRegistered Community Trade Mark of the office of Governance Commerce US2007 7

88

1) Pelayanan Strategi (Service Strategy)

Yaitu pihak unit terkait yang dalam penelitian hal ini

lebih konsern pada Unit Divisi Teknologi Informasi yang

memberikan dan mengarahkan strategi yang digunakan dalam

memberikan pelayanan (supporting) kepada unit yang membu-

tuhkan dukungan penggunakan teknologi informasi dalam

menunjang kegiatan unit bisnisnya sehingga dapat membe-

rikan output yang baik

2) Pelayanan Desain (Service Design)

Dalam hal ini pula model dan design yang akan diguna-

kan dalam memberikan suatu model atau bentuk system yang

akan dikembangkan atau dibangun harus disesuaikan dengan

kebutuhan yang ada sehingga dapat dimengerti oleh user dalam

mengoptimalkan segala sumber daya yang ada

3) Pelayan Operasi (Service Operation)

Selain model dan strategi arah operasional yang sedang

dijalankan juga hendaknya ditunjang dengan proses monitoring

yang senantiasa ada karena berfungsi sebagai pengawas dalam

menjalankan operasional agar senantiasa sejalan dengan rule

atau aturan yang ada disamping diberikan petunjuk teknis

dalam menjalan fungsi operasional tersebut sehingga mem-

berikan kenyamanan bagi pengguna (user) dalam menjalankan

aktivitasnya

89

4) Ketersediaan Data (Basis Data)

Adanya fasilitas penyimpanan data (database) yang besar

dan dapat menampung data semua kebutuhan user dalam

menjalankan transaksi operasional bisnisnya disamping

memberikan keamanan terhadap data-data transaksi yang ada

5) Perangkat Keras (Hardware)

Adanya perangkat infrastruktur yang memiliki kualitas

memadai dan berbasis teknologi informasi sehingga dapat

menunjang berbagai kegiatan bisnis yang dilakukan serta

memudahkan bagi user dalam memberikan pelayanan kepada

nasabah agar lebih efektif dan efisien

6) Aplikasi Perangkat Lunak (Software)

Adanya ketersediaan aplikasi yang mudah digunakan

(user friendly) sehingga disamping memudahkan user dalam

mengoperasikan aplikasi system yang ada juga menambah

performance bagi perusahaan karena telah menggunakan alat

bantu (tools) berbasis teknologi masa kini yang dapat

menunjang kegiatan bisnis di masa yang akan datang dan

senantiasa update terhadap perkembangan teknologi

7) Jaringan Komunikasi (Link Communication)

Ketersediaan Link komunikasi dengan kualitas baik

dalam menunjang laju transaksi bisnis tidak dapat dipungkiri

karena pada masa era digitalisasi dan globalisasi saat ini

90

jaringan komunikasi yang baik sangat diutamakan dan menjadi

komponen penting dalam dunia digitalisasi yang menunjang

kegiatan bisnis berbasis teknologi

8) Sumber Daya Insani (People)

Adanya operator atau personil yang mengerti dalam

menjalankan aktivitas system yang digunakan produktivitas

personil sangat ditentukan oleh teknologi yang disediakan bagi

personil itu sendiri dalam melaksanakan tugasnyakekinian dan

kecanggihan teknologi yang disediakan bagi karyawan sangat

ditentukan oleh persaingan dan tuntunan konsumen (client)

sehingga sumber daya insani yang memiliki keunggulan dan

kompetitif dapat menjadi asset yang paling berharga bagi

perusahaan85

Kemudian kualitas supporting data dalam industri

layanan khususnya dalam perbankan harus disajikan dalam

bentuk proses penyajian yang optimal dan semenarik namun

simple karena hal tersebut sangat kontras akan keterkaitan

dengan kepuasan yang akan dirasakan oleh client (nasabah)

Menurut Tjiptono dalam Sunyoto86 kualitas mutu dalam jasa

pelayanan merupakan ldquosuatu penyajian produk atau jasa sesuai

85 GM Bounds amp Pace Human Resources Management For Competency Capability In Stahl M amp GM Bounds (Eds) Competing Globally Trough Customer Values (New York Quarum Book 1991)

86 Danang Sunyoto Konsep Dasar Riset Pemasaran dalam Perilaku Konsumen (Yogyakarta CAPS - Center for Academic Publishing Service 2012) 236

91

ukuran yang berlaku di tempat produk tersebut diadakan dan

penyampaiannya setidaknya sama dengan yang diinginkan dan

diharapkan oleh konsumen (client)

Dalam dimensi penentu kualitas supporting data tersebut

menurut Pasuraman dalam Lupiyoadi87 tidak ada bedanya

dengan dimensi pelayanan yang lainnya dan dinyatakan antara

lain

1) Keandalan (Reability)

Kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan yang

sesuai dengan apa yang telah dijanjikan secara akurat dan

terpercaya Dalam artian semua proses supporting data yang

dilakukan harus sesuai dan memiliki nilai validitas yang

tinggi sehingga akurasi data yang diberikan dalam proses

supporting data ini akan benar-benar valid Selain itu juga

sistem harus teruji dari sisi keamanannya sehingga dapat

mengantisipasi dari serangan pengguna yang tidak memiliki

kepentingan

2) Ketanggapan (Responsiveness)

Suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pela-

yanan yang cepat (responsive) dan tepat kepada user

(pengguna) dengan penyampaian informasi yang jelas

Dalam kontek ini layanan yang diberikan harus responsive

87 Rambat Lupiyoadi dan A Hamdani Manajemen Pemasaran Jasa

Cetakan Keempat (Jakarta Salemba Eempat 2008) 182

92

dalam menerima request problem yang ada dan menjelaskan

situasional kronologis serta problem solving yang diberikan

harus dalam bahasa dan informasi yang mudah dimengerti

oleh user sehingga memudahkan bagi user dalam meng-

implementasikan aplikasi tersebut

3) Jaminan (Assurance)

Pengetahuan sopan santun dan kemampuan para pegawai

perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya kepada para

client dan user akan keberadaannya di perusahaan dalam

memberikan layanan yang optimal sehingga memberikan

kepercayaan bagi client untuk menggunakan jasa pelayanan

yang diberikan oleh perusahaan

4) Empati (Empathy)

Yakni memberikan perhatian yang tulus dan bersifat indi-

vidual atau pribadi kepada pihak user sehingga diharapkan

akan dapat terjalin komunikasi dan hubungan emosional

yang baik dengan komunikasi yang non formal diharapkan

dapat lebih memberikan arti pelayanan yang sesungguhnya

sehingga kedekatan emosional dapat di bina dengan baik

dalam konteks personal dan perusahaan sehingga memu-

dahkan dalam berkomunikasi antara kedua belah pihak

5) Bukti Fisik (Tangible)

Kemampuan yang ada pada perusahaan dalam menunjukan

akan keberadaan dan eksistensinya kepada pihak luar

93

sehingga akan menambah rasa percaya diri bagi para

pegawai selain itu juga bagi pihak client akan menum-

buhkan rasa kepercayaan yang besar dan diharapkan dalam

menjalin kerjasama yang baik dalam menjalan tramsaksi

bisnisnya selain itu juga dapat menumbuhkan ketaatan

pada regulator ats kebijakan yang berlaku

Manfaat yang dapat dirasakan baik oleh user dalam

menerima jasa layanan yang diberikan adalah adanya kepuasan

secara emosional serta kenyamanan dalam beraktivitas tanpa

merasa takut dalam melakukan kesalahan Pemanfaatan tekno-

logi informasi dalam suatu organisasi atau perusahaan juga

berkaitan dengan keunggulan kompetitif untuk meningkatkan

kualitas informasi keuangan

Selain itu aspek pengawasan kinerja organisasi atau

perusahaan yang menggunakan perangkat teknologi informasi

baik sebagai alat bantu maupun strategi yang tangguh untuk

mengintegrasikandan mengolah data dengan cepat dan akurat

serta untuk penciptaan produk layanan baru sebagai daya saing

untuk menghadapi kompetisi88

Selain itu implementasi atau pemanfaatan teknologi

informasi memiliki dampak positif yang secara umum adalah

88 Albarda 2006 Strategi Implementasi Pemanfaatan Teknologi

Informasi untuk Tata Kelola Organisasi (wwwrespitorygunadarmaacid 8000Strategi_implementasi_ISIT_untuk tata kelola_organisasi_133pdf ) diakses pada 15 November 2017

94

terjadi efisiensi waktu dan biaya yang secara jangka panjang

akan memberikan keuntungan ekonomis yang sangat tinggi

Oleh karena itu pengoperasian secara optimal juga harus

diperhatikan agar semua perangkat teknologi informasi itu

bersifat multi fungsi sehingga dalam pengembangan selan-

jutnya diupayakan terjadi integrasi perangkat yang dapat

dioptimalkan dalam upaya menghadapi persaingan bisnis

global yang semakin ketat bersaing di masa yang akan datang

Pemanfaatan teknologi informasi akan melibatkan semua

karyawan dalam organisasi yang dioperasikan secara rutin oleh

staf administrasi dan bagian teknologi informasi Karenanya

dibutuhkan para karyawan dengan kualifikasi tertentu baik

bagian teknologi informasi maupun bagian lain perlu dilibatkan

selain untuk memberikan masukan juga untuk mempersiapkan

karyawan dalam menghadapi perubahan Di sisi lain diperlu-

kan pula kesadaran personal lainnya tehadap manfaat sistem

bagi dirinya dan kemudahan penggunaannya secara bertahap

akan memberikan motivasi untuk menigkatkan kemampuan

mereka

Satu hal yang tidak dapat dipungkiri di sini adalah bahwa

dengan adanya proses supporting data ini diharapakan untuk

level manajemen dapat memberikan kemudahan dalam

pengambilan keputusan dalam menunjang proses bisnis yang

95

menjadi tujuan utama perusahaan sehingga diharapkan bisnis

akan berjalan dengan baik

Berdasarkan uraian tersebut dapat peneliti rumuskan

bahwa dengan adanya proses supporting data ini diharapkan

dapat memberikan nilai lebih bagi setiap individu dalam

memaksimalkan potensi yang ada dalam dirinya baik dengan

bantuan dan pemanfaatan teknologi atau pun hanya dengan jasa

pelayanan yang diberikan dimana inti dari hal tersebut adalah

agar memberikan nilai lebih bagi pihak lain

96

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Implementasi Prinsip-Prinsip Akad dan Sistem Infor-

masi Manajemen Keuangan dalam Praktik Jasa

Keuangan di Bank Syariah

Implementasi prinsip-prinsip akad dalam praktik jasa

keuangan hendaknya mengacu kepada aspek-aspek kemasla-

hatan dan kemafsadatan dalam kegiatan ekonomi dengan

memperhatikan amal perbuatan manusia sejauhmana dapat

diketahui menurut akal fikiran (rasio) dan bimbingan wahyu

(nash)

Selain itu etika ekonomi dipandang sama dengan akhlak

karena keduanya sama-sama membahas tentang kebaikan dan

keburukan pada tingkah laku manusia Sedangkan tujuan etika

Islam menurut kerangka berfikir filsafat adalah memperoleh

suatu kesamaan ide bagi seluruh manusia di setiap waktu dan

tempat tentang ukuran tingkah laku baik dan buruk sejauhmana

dapat dicapai dan diketahui menurut akal fikiran manusia89

Namun untuk mencapai tujuan tersebut etika ekonomi

Islam mengalami kesulitan karena pandangan masing-masing

golongan di dunia ini berbeda-beda perihal standar normatif

89 Taqiyuddin An-Nabhani Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Perpspektif Islam (Jakarta Risalah Gusti 1996) 52

97

baik dan buruk Masing-masing mempunyai ukuran dan

kriteria yang berbeda-beda pula

Sebagai cabang dari filsafat ajaran etika bertitik tolak

dari akal fikiran dan tidak dari ajaran agama Sedangkan dalam

Islam ilmu akhlak dapat difahami sebagai pengetahuan yang

mengajarkan tentang kebaikan dan keburukan berdasarkan

ajaran Islam yang bersumber kepada akal dan wahyu Atas

dasar itu maka etika ekonomi yang dikehendaki dalam Islam

adalah perilaku sosial-ekonomi yang sesuai dengan ketentuan

wahyu serta fitrah dan akal pikiran manusia yang lurus

Prinsip akad syariah dan sistem informasi keuangan

dapat diimplementasikan adalah prinsip-prinsip dan azas-azas

muamalah kini dijadikan sebagai prinsip operasional dalam

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik keuangan

syariah di bank syari‟ah bank dinatara prinsip-prinsip tersebut

1 Mudharabah

Sebelum membahas lebih lanjut tentang implementasi

prinsip akad dalam praktek jasa keuangan di lembaga keu-

angan Syari‟ah terlebih dahulu akan lebih jelas apabila

dideskripsikan terlebih dahulu tentang hakikat dari mudha-

rabah itu sendiri Keabsahan mudharabah ini ditetapkan

dalam al-Qur‟an al-Sunnah ijma‟ dan qiyas90

90 Wahbah al-Zuhaily Al-Fiqh al-Islami wa Adilatuh (Beirut Dar

al-bdquoIlm 1984) 837

98

Menurut Wahbah al-Zuhaily (1984 IV836-837) bahwa

yang dimaksud dengan mudharabah adalah pemilik (malik)

menyerahkan harta kepada pekerja (bdquoamil) untuk berniaga pada

harta itu dengan keuntungan diserikatkan di antara keduanya

atas perhitungan tertentu sedangkan bila rugi maka kerugian

itu ditanggung sepenuhnya oleh pemilik harta

Berdasarkan pengertian ini dapat dipahami bahwa dalam

mudharabah ada enam unsur (rukun) yang harus terpenuhi

yakni prinsip rab al-mal (pemilik harta atau modal) bdquoamil

(pekerja atau pengusaha) mal (harta atau modal) bdquoamal (jenis

usaha atau pekerjaan yang dilakukan oleh bdquoamil) dan

pembagian keuntungan

Sebagai contoh aplikasi prinsip mudharabah ini diguna-

kan sebagai salah satu prinsip operasional di bank syariah

Secara operasional prinsip mudharabah di bank syariah dapat

diartikan sebagai perjanjian kesepakatan bersama antara

pemilik modal dan pengusaha dengan ketentuan pihak pemilik

modal menyediakan dana dan pihak pengusaha memutar modal

dengan dasar bagi hasil keuntungan Dalam prinsip ini kedua

belah pihak sama-sama menanggung resiko sesuai dengan

kerugian dan keuntungannya91

91 Yadi Janwari Lembaga-Lembaga Perekonomian Syari‟ah

(Bandung Pustaka Mulia dan Fakultas Syari‟ah IAIN Sunan Gunung Djati 2000) 18-19

99

Prinsip mudharabah ini secara aplikatif diwujudkan

dalam bentuk produk perbankan Produk perbankan yang

menggunakan prinsip mudharabah antara lain Tabungan

Mudharabah Deposito Mudharabah dan Pembiayaan Mudha-

rabah Tabungan Mudharabah adalah dana yang disimpan

nasabah yang akan dikelola bank untuk memperoleh keun-

tungan dengan sistem bagi hasil sesuai dengan kesepakatan

bersama

Dana yang disimpan melalui produk tersebut bisa diambil

sewaktu-waktu oleh nasabah penyimpan Secara teknis variabel

besarnya simpanan diperhitungkan menurut saldo rata-rata Dengan

kata lain tingkat fluktuasi dana tabungan juga ikut menentukan

besar kecilnya laba dan rugi (profit and loss sharing) yang

diperoleh kedua pihak

2 Musyarakah

Musyarakah ini dalam literatur fikih sering disebut pula

dengan syirkah Syirkah secara bahasa berarti ikhtilath atau

khalath (campuran) Sedangkan secara istilah menurut

Wahbah al-Zuhaily berarti seseorang mencampur hartanya

dengan yang lain di mana keduanya tidak bercerai satu sama

lain92 Pengertian ini hampir senada dengan pengertian Sayyid

Sabiq bahwa syirkah adalah prinsip antara dua orang yang

berserikat pada modal dan keuntungan93

92 Wahbah al-Zuhaily op cit 792 93 Sayyid Sabiq Fiqh al-Sunnah (Beirut Dar al-Fikr 1984) 294

100

Dari pengertian itu dapat dipahami bahwa di dalam

prinsip syirkah terdapat beberapa unsur yang harus ada di

antaranya yaitu dua orang yang berserikat (syarikayn) modal

yang diserikatkan (ra‟s al-mal) pekerjaan (bdquoamal) dan keun-

tungan (ribh) Keempat komponen tersebut ada dalam frame

rukun syirkah

Kemudian bagaimana mengimplementasikan syirkah

atau musyarakah ini dalam lembaga ekonomi syari‟ah kontem-

porer Seperti halnya prinsip mudharabah hampir semua

lembaga ekonomi dan keuangan syari‟ah kontemporer meng-

gunakan prinsip musyarakah sebagai salah satu prinsip opera-

sionalnya Salah satunya di bank Islam prinsip musyarakah ini

digunakan sebagai prinsip operasional dengan pengertian

perjanjian kesepakatan bersama antara beberapa pemilik modal

untuk menyertakan modal sahamnya pada satu proyek yang

biasanya berjangka waktu panjang94

Secara riil prinsip musyarakah ini hanya diaplikasikan

dalam produk pengerahan dana masyarakat yakni dalam produk

Pembiayaan Musyarakah sejenis bisnis kerjasama (join venture)

Pembiayaan Musyarakah ini berarti pembiayaan sebagian dari

modal usaha yang mana pihak bank dapat dilibatkan dalam

proses manajemennya Sedangkan pembagian keutnungan dalam

94 Yadi Janwari loc cit 19

101

bentuk Pembiayaan Musyarakah ini ditentukan dalam perjanjian

sesuai dengan proporsi masing-masing pihak yakni antara bank

dan nasabah penerima pembiayaan95

3 Murabahah

Murabahah secara bahasa berasal dari lafazh ribh yang

berarti ziyadah (tambahan)96 Sedangkan pengertian mura-

bahah secara istilah telah banyak didefinisikan oleh para

fuqaha Misalnya Hanafiyah mengartikan murabahah dengan

menjual sesuatu yang dimiliki senilai harga barang itu dengan

tambahan ongkos Senada dengan pengertian ini dikemukakan

pula oleh Malikiyah yang mengartikan murabahah dengan

menjual barang sesuai harga pembelian yang disertai dengan

tambahan keuntungan yang diketahui oleh pihak penjual dan

pembeli97

Prinsip murabahah ini diaplikasi di beberapa lembaga

keuangan Syari‟ah sebagai salah satu prinsip atau produk

dalam usaha penyaluran dana kepada masyarakat Di Bank

Islam murabahah ini dipahami sebagai mekanisme operasional

penjualan suatu barang dengan harga pokok ditambah keun-

tungan (mark up) yang disetujui secata bersama antara pihak

bank sebagai penjual dengan nasabah sebagai pembeli yang

95 Ibid 23 96 Al -Yusu‟i op cit 244 97 Abd al-Rahman al-Juzayri loc cit 258

102

pembayarannya dilakukan secara berangsur (kredit) Lebih

tepatnya prinsip murabahah ini di Bank Islam yang dikede-

pankan adalah produk Pembiayaan Murabahah dalam bentuk

leasing syariah

Sebagai lembaga keuangan Syari‟ah non-perbankan

ternyata Baitul Mal wa Tamwil (BMT) pun menggunakan

murabahah sebagai salah satu prinsip dan produknya Makna

dan mekanisme murabahah di BMT tampaknya tidak berbeda

dengan makna dan mekanisme pelaksanaan Bank Islam

4 Wadirsquoah

Wadi‟ah dapat diartikan sesuatu yang diletakan pada

selain pemiliknya agar dipelihara atau dijaga98 Wadi‟ah ini

merupakan nama yang berlawanan antara memberikan harta

untuk dipelihara dengan penerimaan yang merupakan mashdar

dari awda‟a (bdquoida`) yang berarti titipan dan membebaskan

barang yang dititipkan99

Sedangkan pengertian wadi‟ah secara istilah para fuqaha

berbeda dalam redaksi definisi Walaupun begitu makna

substantif dari definisi yang dikemukakan fuqaha itu tidak jauh

berbeda atau bahkan sama Madzhab Hanafi mengartikan

98 Luis Ma‟luf al-Yusu‟i Al-Munjid ficirc al-Lughah wa al-A‟lam

(Beirut Dar al-Masyriq 1988) 893 99 Abd al-Rahman al-Juzayri Kitab al-Fiqh bdquoala al-Madzahib al-

Arba‟ah (Beirut Dar al-Fikr 1996) 210 dan Wahbah al-Zuhaily Al-Fiqh al-Islami wa Adilatuh (Beirut Dar al-Fikr 1983) 37

103

wadi‟ah dengan penguasaan kepada pihak lain untuk menjaga

hartanya baik secara sahrih maupun secara dalalahal

Salah satu bentuk aplikasi wadi‟ah di bank Islam adalah

perjanjian simpan pinjam atau penitipan barang berharga antara

pihak yang mempunyai barang (nasabah) dan pihak yang diberi

kepercayaan (bank)100 Mekanisme operasional wadi‟ah ini

teraplikasi pula di Baitul Mal wa Tamwil (BMT) dalam bentuk

simpanan tanpa keuntungan tetapi dana yang disimpan dapat

diambil kapan saja oleh nasabah

Aplikasi wadi‟ah ini lebih kentara lagi pada prinsip

operasional dan produk Unit Simpan Pinjam Syari‟ah (USPS) Pada lembaga keuangan Syari‟ah ini wadi‟ah ini dijadikan

sebagai prinsip operasional dan produk unggulan Hal ini

seiring dengan tujuan pendiriannya yakni menghimpun dana

masyarakat melalui intermediasi

5 Qardh

Qardh berarti harta yang diberikan muqaridh (pemberi

pinjaman) kepada muqtaridh (penerima pinjaman) untuk

dikembalikan semisalnya sesuai ukurannya101 Dengan kata

lain qardh ini berarti pinjam meminjam barang (dalam penger-

tian luas termasuk mata uang) yang harus dikembalikan sesuai

nilai dari barang yang dipinjam itu

100 Yadi Janwari loc cit 18 101 Sayyid Sabiq op cit 182

104

Dewasa ini prinsip qardh telah diaplikasikan pada

beberapa lembaga keuangan syari‟ah khususnya di Bank Islam

dan Baitul Mal wa Tamwil (BMT) Implementasi prinsip

qardh di kedua lembaga keuangan syari‟ah tersebut memiliki

pemaknaan yang hampir sama Bahkan dengan menggunakan

istilah operasional yang sama pula yakni al-qardh al-hasan

yang berbentuk pinjaman lunak tanpa agunan Ini sebagaimana

dipakai oleh Muh Hassan (peraih hadiah Nobel) yang mene-

rapkan kredit tanpa agunan di Grameen Bank Bangladesh

Di Indonesia operasional prinsip al-qardh al-hasan pada

Bank Islam dan BMT itu mengandung arti bahwa bank atau

BMT memberikan pinjaman lunak kepada nasabah yang

membutuhkan dana khususnya untuk kebutuhan-kebutuhan

yang sifatnya konsumtif Prinsip ini sama dengan pinjaman

lunak di lembaga keuangan keuangan konvensional

6 Rahn

Rahn secara bahasa berarti gadai Sedangkan secara

istilah menurut ulama Jumhur sebagaimana dikutip Sayyid

Sacircbiq rahn berarti suatu akad pinjam-meminjam dengan

menggadaikan suatu harta sebagai barang jaminan dalam

jumlah taksiran tertentu di mana pihak penggadai dapat

menebus barang itu kembali sesuai dengan waktu yang telah

disepakati

105

Saat ini prinsip rahn telah diaplikasikan pada beberapa

lembaga keuangan syari‟ah khususnya di Bank Islam dan

Pegadaian Syari‟ah Implementasi prinsip rahn di kedua

lembaga keuangan syari‟ah dilakukan dalam bentuk produk

gadai barang yang dilakukan secara syari‟ah Sebagai contoh

aplikasi prinsip rahn di Bank Syari‟ah dan Perum Pegadaian

Syari‟ah diaplikasikan dalam bentuk pinjaman dana dalam

jumlah tertentu kepada masyarakat yang membutuhkan

sebagai harga taksiran atas barang atau harta berharga yang

digadaikan Misalnya gadai emas di Bank Jabar syari‟ah

Sebagai ilustrasi perbedaan dan persamaan aplikasi

prinsip akad syariah dalam praktik jasa keuangan di bank

syari‟ah ditampilkan sebagai berikut

No Jenis Akad Bentuk Akad

Manfaat dan Resiko

Penjelasan

1 Mudharabah - Simpanan

- Pinjaman

- Flesksibel

- Ditanggung Bersama

- Ada jaminan

- Ada biaya jasa

Modal hanya dapat diambil pemilik pada waktu yang telah ditentukan

2 Musyarakah - Simpanan

- Pinjaman

- Flesksibel

- Ditanggung Bersama

- Ada jaminan

- Ada biaya jasa

Modal hanya dapat diambil pemilik pada waktu yang telah ditentukan

106

3 Murabahah - Sewa Beli - Jual Beli Kredit

- Pembayaran angsuran - Resiko Ditanggung Bersama - Ada jaminan

Pembeli dapat mengambil manfaat atas barang yang dibeli sampai lunas masa cicilan

4 Wadi‟ah - Simpanan

- Tidak ada bagi hasil - Ditanggung Bersama - Ada biaya jasa

Modal dapat diambil kapan saja oleh pemilik sesuai keinginan

5 Qard - Pinjaman

- Pembayaran angsuran - Resiko Ditanggung Bersama - Jumlah pinjaman umumnya terbatas - Ada biaya jasa

Debitur mengembalikan hutangnya dalam jangka waktu yang disepakati tanpa harus dibebani oleh kewajiban menyediakan barang jaminan (borg)

6 Rahn - Pinjaman - Resiko ditanggung perusahaan - Ada jaminan - Ada biaya jasa

Barang jaminan hanya dapat diambil setelah pemilik mengembalikan uang pinjaman

Sementara itu untuk kepentingan pelayanan yang efektif

dan efisien kepada para pengguna maka digunakan sistem

informasi manajemen keuangan Hal tersebut diperlukan untuk

memudahkan pengguna dalam memanfaatkan setiap pelayanan

jasa keuangan dari bank syariah

107

Berkenaan dengan hal di atas ada yang disebut dengan

unsur-unsur sistem informasi manajemen keuangan dalam

praktik keuangan syariah Unsur-unsur yang terkandung dalam

sistem informasi manajemen keuangan dapat dibedakan antara

konvensional dan syariah Adapun perbedaan unsur tersebut

dapat dibedakan pada tabel sebagai berikut102

Unsur Penilaian Sistem Infor-masi Manajemen Keuangan Konvensional

Unsur Penilaian Sistem Informasi Manajemen Keuangan Syariah

Laporan Posisi Keuangan (neraca) Laporan Posisi Keuangan (neraca)

Laporan Laba Rugi Laporan Laba Rugi

Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas

Laporan perubahan Ekuitas Laporan perubahan Ekuitas

Catatan Laporan Keuangan 1 Laporan Sumber dan Penggunaan dana Zakat

2 Laporan Sumber dan Penggunaan dana Kebajikan

3 Laporan khusus yang mencerminkan kegiatan entitas syariah

4 Catatan Laporan Keuangan

Uraian

1) Laporan Neraca merupakan laporan yang menunjukan posisi

keuangan perusahaan pada saat atau periode waktu tertentu

2) Laporan LabaRugi merupakan kondisi laporan yang

menunjukan hasil dari kegiatan perusahaan pada suatu

periode tertentu

102 Wiroso Akuntansi Transaksi Syariah (Jakarta Ikatan Akuntansi

Indonesia 2010) 34

108

3) Laporan Arus Kas merupakan bagian dari laporan keuangan

suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode

akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar

uang (kas) perusahaan103

4) Laporan perubahan ekuitas adalah laporan keuangan yang

menunjukan perubahan ekuitas selama satu periode

5) Catatan Laporan Keuangan adalah catatan tambahan dan

informasi yang ditambahkan ke akhir laporan keuangan

untuk memberikan tambahan informasi kepada pembaca

dengan informasi lebih lanjut Catatan laporan keuangan ini

membantu menjelaskan perhitungan item tertentu dalam

laporan keuangan serta memberikan penilaian yang lebih

konfrehensif dari kondisi keuangan perusahaan104

6) Laporan dan sumber penggunaan zakat merupakan entitas

syariah yang menyajikan laporan sumber dan penggunaan

dana zakat sebagai komponen utama laporan keuangannya

dimana laporan yang disajikan adalah dana zakat yang

berasal dari wajib zakat dan penggunaan dari dana zakat itu

sendiri105

103 Lihat artikel dalam httpidwikipediaorgwikiLaporan_arus_kas

diakses pada 15 November 2017 104 Ikatan Akuntan Indonesia Standar Akuntansi Keuangan Syariah

2013) 1011 105 Wiroso Akuntansi Transaksi Syariah (Jakarta Ikatan Akuntansi

Indonesia 2010) 66

109

7) Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan meru-

pakan entitas syariah yang menyajikan laporan sumber dan

penggunaan dana kebajikan sebagai komponen utamanya

dari mana sumber dana kebajikan itu berasal dari peneri-

maannya seperti Infak Sedekah Denda dll

8) Laporan yang mencerminkan kegiatan entitas syariah meru-

pakan laporan keuangan yang komponennya mencerminkan

antara lain kegiatan komersial sosial serta kegiatan dan

tanggung jawab khusus entitas syariah106

Adapun laporan khusus yang mencerminkan kegiatan

khusus entitas syariah dimaksud adalah

1) Pada bank syariah dikenal dengan Laporan Perubahan Dana

Investasi Terikat

2) Pada Asuransi syariah dikenal laporan surplus (defisit)

underwriting dana tabarru dan laporan perubahan dana

tabarru

Laporan ini juga merupakan unsur dari laporan keuangan

entitas syariah yang tidak dapat dipisahkan dengan unsur

laporan keuangan lainnya Entitas syariah tertentu memiliki

karakteristik khusus yang tidak dapat disamakan dengan entitas

syariah lain maka dari itu perlu dibuat laporan yang sesuai

dengan karakteristik kegiatan usaha yang dilakukan107

106 Rizal yahya dkk Akuntansi perbankan syariah (Jakarta Salemba

empat 2009) 80 107 Wiroso Akuntansi Transaksi Syariah (Jakarta Ikatan Akuntansi

Indonesia 2010) 42

110

Dengan demikian implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah dapat dilakukan dilakukan pada beragam bentuk

dan produk keuangan Selain itu hal tersebut juga hendaknya

mengacu kepada aspek-aspek kemaslahatan dan kemafsadatan

dalam setiap kegiatan ekonomi dengan mengimplementasikan

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah misalnya

saja dalam laporan keuangan yang terpublikasikan dalam

website bank syariah

B Hambatan-hambatan Implementasi Prinsip-Prinsip

Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan

dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

Sebagai institusi keuangan modern bank syariah tidak

terlepas dari berbagai kelemahan dan kesalahan Salah satunya

adalah kehati-hatian Para nasabah selalu memperhatikan peru-

bahan ekonomi membuat berbagai analisis dan perhitungan

serta mengambil keputusan untuk menggunakan produk jasa

keuangan bank syariah Aktivitas inilah yang membuat

perkembangan bank syariah terus tumbuh tetapi hal tersebut

tidak selalu menguntungkan terutama ketika menimbulkan

depresi yang luar biasa

111

Lembaga keuangan syariah juga mengalami kendala atau

hambatan dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan syariah Menurut hemat peneliti kesulitan paling

utama adalah terletak pada proses pengambilan keputusan dan

bukan pada implementasinya

Oleh karena itu untuk menjelaskan hambatan-hambatan

yang dihadapi dalam implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan syariah peneliti mengutip teori perubahan hukum

dari Lawrence Meir Friedman Setelah era reformasi kekuatan

kelompok status quo cenderung masih mendominasi sistem

politik dan kekuasaan yang sedang berjalan

Keterpurukan hukum di Indonesia sejak masa Orde Baru

hingga sekarang meliputi tiga unsur sistem hukum dan seka-

ligus menjadi hambatan dalam implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

jasa keuangan syariah Lawrence Meir Friedman menjelaskan

sekurang-kurangnya ada 3 (tiga) faktor yang menghambatnya

yaitu struktur (structure) substansi (substance) dan kultur

hukum (legal culture)108

108 Lihat Ahmad Ali Keterpurukan Hukum Di Indonesia (Jakarta

Ghalia Indonesia 2002) 7

112

1 Struktur

Makna yang dimaksud dengan struktur dalam sistem

hukum Indonesia adalah institusi-institusi penegakan hukum

seperti Kepolisian Kejaksaan dan Pengadilan serta hierarki

peradilan dari yang terendah (Pengadilan Negeri Pengadilan

Agama dan lain-lain) hingga yang tertinggi (Mahkamah

Agung) begitu juga aparat penegak hukum yang bekerja pada

institusi-institusi penegakan hukum tersebut Namun yang

menjadi struktur yang dimaksud di sini ada tarik ulur politik

antara Pemerintah dan DPR dalam merumuskan kebijakan bagi

implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi mana-

jemen dalam praktik jasa keuangan di bank syari‟ah

Masalah utama yang terjadi berkenaan dengan struktur

ini adalah belum adanya kemandirian yudisial yang menjamin

resistensi institusi-institusi penegakan hukum terhadap inter-

vensi pihak lain serta rendahnya kualitas moralitas dan

integritas personal aparat penegak hukum sehingga hukum

tidak dapat bekerja secara sistemik dan proporsional sebagai

satu kesatuan dengan pengakuan hak asasi manusia Masalah

yang sama juga terjadi dalam hal menjabarkan kebijakan

pemerintah bagi implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem

informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di bank

syari‟ah

113

2 Substansi

Substansi yang dimaksud di sini adalah aturan norma

dan perilaku nyata manusia yang ada dalam sistem itu atau

produk produk yang dihasilkannya berupa keputusan keputusan

yang mereka keluarkan dan mencakup pula hukum yang hidup

(living law) dan bukan hanya aturan aturan yang ada dalam

kitab undang undang (law books) Dalam konteks ini diperlu-

kan kontribusi pemerintah wakil rakyat dan masyarakat untuk

merumuskan kebijakan implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah dan sekaligus amanat konstitusi dan peraturan

perundang-undangan

Namun demikian yang menjadi masalah dari substansi ini

adalah kuatnya pengaruh positivisme dalam tatanan hukum di

Indonesia yang memandang hukum sebagai sesuatu yang

muncul dari otoritas yang berdaulat ke dalam bentuk undang

undang dan mengabaikan sama sekali hukum di luar itu serta

memandang bahwa prosedur hukum sebagai segala-galanya

dalam penegakan hukum tanpa melihat apakah hal tersebut

dapat mewujudkan keadilan dan kebenaran Oleh karena itu

apabila untuk memuat norma-norma hukum ekonomi syari‟ah

pada tingkat implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem

informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di bank

114

syari‟ah melalui kebijakan amandemen peraturan perundang-

undangan

3 Kultur Hukum

Kultur hukum yaitu suasana pikiran dan kekuatan sosial

yang menentukan bagaimana hukum itu digunakan dihindari

dan disalahgunakan Kultur hukum juga merupakan suatu

ekspresi dari tingkat kesadaran hukum masyarakat yang belum

kondusif bagi bekerjanya sistem hukum berikut pula semua

perangkat peradilan dan penegakan hukum secara proporsional

dan berkeadilan109

Mengacu kepada tiga unsur di atas implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen dalam praktik

jasa keuangan di bank syari‟ah ternyata banyak terhambat

dalam pengambilan keputusan Sehingga menjadi wajar apabila

implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi mana-

jemen dalam praktik jasa keuangan di bank syari‟ah belum

sepenuhnya dipraktikan dalam sistem keuangan di Indonesia

109 Ki Sarina Mangunpranoto sebagaimana dikutip oleh Budi Heru

Susanto berpendapat mengenai kultur hukum dalam konteks budaya jawa bahwa budaya manusia itu terwujud karena perkembangan lingkungan serta norma-norma hidupnya Norma hidup ini terwujud dalam bentuk alam pikiran manusia alam budi tata susila dan seni atau dengan istilah lain budaya manusia sebagai kreasi hidup adalah sesuatu yang kompleks ide gagasan-gagasan nilai-nilai norma-norma peraturan dan sebagainya Budiono Herususanto Simbolisme dalam Budaya Jawa (Yogyakarta PT Hanindita Ghahawidia 2000) h 6-7

115

padahal mayoritas penduduk di Indonesia menganut agama

Islam dan menghendaki penerapan prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah

Untuk mengatasi ketiga kendala atau hambatan di atas

penting bagi peneliti untuk menelaah dilihat dari pendekatan

filsafat hukum Islam bahwa implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan

di bank syari‟ah perlu mempertimbangkan tiga pendekatan

yaitu konstitusional institusional dan kultural110 Ketiganya

dapat diuraikan sebagai berikut

1 Pendekatan Konstitusional

Pendekatan konstitusional transformasi norma-norma

hukum Islam ke dalam peraturan dan perundang-undangan

nasional merupakan produk interaksi antar elite politik (politisi

penegak hukum tokoh masyarakat pakar hukum dan praktisi

hukum) dengan elite kekuasaan (the rulling elite) yakni kala-

ngan politisi dan pejabat negara Sebagai contoh diundang-

kannya UU Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama

dan UU Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan merupakan

110 Teuku Mohammad Radhie ldquoPolitik dan Pembaharuan Hukumrdquo

dalam Prisma No6 tahun II (Jakarta LP3ES 1973) hlm 4 M Yahya Harahap ldquoInformasi Materi Kompilasi Hukum Islam Memposisikan Abetraksi Hukum Islamrdquo dalam Mimbar Hukum No5 Tahun II (Jakarta Al-Hikmah dan Ditbinbapera Islam 1992) hlm 17-21

116

peranan elite Islam cukup dominan di dalam melakukan

pendekatan dengan kalangan elite di tingkat legislatif sehingga

UU Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama dan UU

Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan tersebut dapat

dikodifikasikan111

Adapun prosedur pengambilan keputusan politik di

tingkat legislatif dan eksekutif dalam hal legislasi hukum Islam

(legal drafting) hendaknya mengacu kepada politik hukum

yang dianut oleh badan kekuasaan negara secara kolektif

Suatu undang-undang dapat ditetapkan sebagai suatu peraturan

tertulis yang dikodifikasikan apabila telah melalui proses

politik pada badan kekuasaan negara yaitu legislatif dan

eksekutif serta memenuhi semua persyaratan dan rancangan

perundang-undangan yang layak Misalnya ketika disahkannya

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Anggaran dan

Pendapatan Belanja Negara Tahun 2015

Pendekatan konstitusional legislasi hukum sebagaimana

dikemukakan A Hamid S Attamimi bahwa pemerintah dan

DPR memegang kekuasaan di dalam pembentukan undang-

undang Disebutkan dalam pasal 5 ayat (1) UUD 1945 bahwa

ldquoPresiden memegang kekuasaan membentuk undang-undang

111 Amak FZ Proses Undang-Undang Perkawinan (Bandung al-

Ma‟arif 1976) hlm 35-48

117

dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyatrdquo Sedangkan

dalam penjelasan mengenai pasal 5 ayat (1) UUD 1945 dinya-

takan bahwa ldquokecuali executive power Presiden bersama-

sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat menjalankan legis-

lative power dalam negarardquo112

Berdasarkan pandangan di atas DPR dapat memberi

persetujuan kepada tiap-tiap rancangan undang-undang yang

diajukan oleh pemerintah Hal ini senada dengan penjelasan

pasal 20 ayat (1) UUD 1945 kendati DPR tidak harus selalu

meyatakan setujua terhadap semua rancangan undang-undang

dari pemerintah Keberadaan DPR sesungguhnya harus mem-

berikan suatu consent atau kesepakatan dalam arti menerima

atau menolak Rancangan Undang-Undang (RUU)

Peluang norma-norma hukum Islam untuk dimuat ke

dalam konstitusi sangat terbuka ketika terdapat tuntutan realitas

sosial dan politik yang menghen-daki terwujudnya cita-cita

supremasi hukum Islam (the enforcement of Islamic law)

terjaminnya hak asasi setiap orang serta terjaminnya stabilitas

politik suatu negara Maka konstitusi yang dibuat hendaknya

merupakan norma dasar (groundnorm) yang ditujukan untuk

112 A Hamid S Attamimi ldquoPeranan Keputusan Presiden Republik

Indonesia dalam Penyelenggaraan Pemerintah Negara Suatu Analisis Mengenai Keputusan Presiden yang Berfungsi Pengaturan dalam Kurun Waktu Pelita I-Pelita IVrdquo Disertasi Doktor Universitas Indonesia (Jakarta UI 1990) hlm 120-135

118

menghindarkan berbagai bentuk penyelewengan berlaku untuk

semua pihak dan sekaligus menjadi pedoman hukum untuk

memperoleh hak-hak hukum masyarakat serta kewajiban

mentaati hukum dalam penyelenggaraan negara113

2 Pendekatan Institusional

Selain pendekatan konstitusional transformasi norma-

norma hukum Islam ke dalam sistem hukum Indonesia juga

dapat dilakukan melalui pendekatan institusional Pendekatan

institusional merupakan suatu proses penjabaran norma-norma

hukum yang ada dalam bentuk produk peraturan dan

perundang-undangan menjadi pranata-pranata hukum Islam

Secara sederhananya pendekatan semacam ini dilakukan

dengan cara membentuk institusi-institusi baik pemerintah

maupun masyarakat yang akan memperkuat penegakan hukum

Islam di masyarakat Maka salah satu cara yang dipandang

paling efektif untuk menegakan hukum Islam adalah merepre-

sentasikan tanggungjawab negara dengan membentuk pranata

hukum Islam

Seperti telah peneliti jelaskan pada bab-bab sebelumnya

institusionalisasi hukum Islam dapat difahami dalam dua

pengertian pertama ia merupakan suatu upaya untuk men-

113 Muhammad Husein Na`ini ldquoIslam dan Pemerintahan

Konstitusionalrdquo dalam John L Esposito dan John L Donohue Islam dan Pembaharuan (terj) (Jakarta PT Raja Grafindo 1994) hlm 537-538

119

transformasikan ide-ide dan gagasan-gagasan bagi pemben-

tukan suatu pranata hukum Islam kedua ia merupakan proses

aktualisasi ide-ide atau gagasan-gagasan menjadi institusi atau

pranata hukum Islam termasuk pula kedudukan tugas dan

fungsinya dalam proses penegakan hukum Islam itu sendiri

Kedua pola pemahaman tersebut dapat dijabarkan dalam

konteks politik hukum Islam baik dari sudut pandang ideal

normatif dan realitas

Dalam sudut pandang ideal makna institusionalisasi

hukum Islam mencerminkan mata rantai sejarah pemikiran

hukum Islam dalam studi ilmu hukum yang dimulai dari

pemikiran tentang sumber-sumber prinsip-prinsip asas-asas

dan metode hingga pada tingkat pembentukan peraturan dan

perundang-undangan hukum Islam

Maksud dari institusionalisasi hukum Islam di sini adalah

menyusun berbagai regulasi (peraturan dan undang-undangan)

yang memadai di bidang hukum Islam mulai dari meng-

garansinya ke dalam konstitusi negara hingga membentuk

peraturan turunannya hingga dijabarkan menjadi institusi atau

pranata hukum Islam Hal ini sebagaimana telah dijelaskan

peneliti pada bagian pendekatan konstitusional

Jika dikaitkan dengan implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan

di bank syari‟ah hukum ekonomi Islam sangat akomodatif

120

dalam menyikapi segala perubahan sosial politik dan hukum

masyarakat Hasbi Ash-Shiddiqiey misalnya telah mengatakan

bahwa hukum Islam pada sudut keberlakuannya bersifat

progressif dan dinamis Selain itu berlakunya hukum Islam

harus ditekankan pada aspek-aspek kemaslahatan yang bersifat

umum dan tidak hanya menyangkut kepentingan golongan

Islam semata114

Oleh karena itu di samping hukum Adat dan hukum

Eropa memberikan pengaruh besar dalam arah perkembangan

hukum ekonomi Islam sistem hukum ini telah memberikan

warna tersendiri dalam kontritusi dan ketatanegaraan serta

menjadi nilai-nilai dan norma-norma yang menyatu dengan

tradisi dan politik hukum di Indoensia

Konsep hukum ekonomi Islam yang didasarkan pada

nilai-nilai etika dan moral akan lebih memberi tempat bagi

setiap orang untuk mencapai tujuan hidupnya sesuai dengan

nilai-nilai kebebasan dalam politik hukum itu sendiri Terutama

dalam realitas sosial yang secara kuantitatif mayoritas ber-

penduduk muslim sangat memungkinkan hukum ekonomi

Islam bersinergi memberikan warna di dalam konstitusi

Indonesia

114 Hasbie As-Shiddiqiey Dinamika dan Elastisitas Hukum Islam

(Jakarta Tintamas 1975) hlm 27

121

Sebagai negara yang mayoritas berpenduduk muslim

tentu ajaran-ajaran Islam yang terkandung dalam syari‟at tegas

sekali mengatur pelaksanaan kedua tugas di atas di mana ia

membedakan sistem tirani yang lebih bersifat ekslusif dan

menjalankan pemerintahan serta hukumnya secara sewenang-

wenang dengan sistem pemerintahan konstitusional yang lebih

inklusif menjalankan pemerintahan dan hukum yang dibatasi

oleh suatu prasyarat terjaminnya hak-hak dan kewajiban setiap

anggota masyarakat dalam suatu negara

3 Pendekatan Kultural

Hukum Islam dipandang memiliki masa depan dan akan

besar peranannya dalam masyarakat dan komunitas Islam

karena peran fundamentalnya dalam sosialisasi anak-anak

penghormatan terhadap pranata-pranata dan hubungan-hubu-

ngan sosial serta pembentukan dan pengembangan nilai-nilai

dasar tersebut semua itu diterjemahkan ke dalam perundang-

undangan umum serta kebijakan publik melalui proses politik

yang demokratis

Namun demikian hukum Islam juga tidak akan memiliki

masa depan sebagai sebuah sistem normatif bila dibuat dan

diselenggarakan begitu saja oleh negara sebagai hukum publik

dan kebijakan publik Klaim bisa saja dibuat untuk mengatakan

bahwa suatu kebijakan atau hukum adalah syariah tapi klaim

122

itu akan selalu salah karena hal itu tidak lebih dari sebuah

usaha menggunakan kesucian Islam untuk kepentingan politik

elit penguasa

Seperti tergambarkan pada dataran realitas sosial budaya

dan politik transformasi hukum ekonomi Islam ke dalam

konstitusi dan peraturan perundang-undangan di Indonesia

hendaknya juga mempertimbangkan tradisi sosial budaya

politik hukum dan ekonomi dalam masyarakat Agar penga-

kuan terhadap hukum Islam itu memiliki daya ikat yang kuat

maka hukum Islam hendaknya menjadi bagian dari tradisi dan

budaya dalam masyarakat dan salah satu cara yang dapat

digunakan dalam kondisi Indonesia saat ini adalah pendekatan

kultural

Pendekatan kultural ini dapat dilakukan dengan mening-

katkan pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk meme-

nuhi menegakan dan melindungi hak-hak dan kewajiban

setiap individu sebagai warga negara Terlebih lagi dengan

corak dan keragaman budaya budaya bangsa Indonesia yang

menganut BHINEKA TUNGGAL IKA tentu akan lebih mene-

rima perbedaan sebagai satu kesatuan yang utuh Hal demikian

juga telah sejalan dengan prinsip universal hukum ekonomi

Islam bahwa perbedaan pendapat adalah hikmah (al-ikhtilaf

al-hikmah)

123

Selanjutnya apabila dikaitkan dengan mekanisme pela-

yanan di bank syariah implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah erat kaitannya dengan karakteristik yang khusus

dan melekat dalam sistem informasi manajemen keuangan

dalam praktik jasa keuangan syariah itu sendiri Beberapa

kendala yang sering sering ditemui mencakup atas beberapa

aspek berikut

1) Dapat Dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam

laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat

dipahami oleh pemakai atau user terutama bagi pemegang

keputusan bisnis perusahaan maksudnya yaitu bahwa pemakai

diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang

aktivitas ekonomi dan bisnis akuntansi serta kemauan untuk

mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar namun

demikian informasi kompleks yang seharusnya dimasukan

dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas

dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit

untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu

2) Relevan

Agar bermanfaat bagi publik informasi harus relevan

untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengam-

124

bilan keputusan Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat

mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu

mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu masa kini dan masa

depan menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi dimasa

lalu untuk mendapatkan hasil yang lebih baik di masa yang

akan datang

Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan dimasa

lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi

posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal-hal lain yang

langsung menarik perhatian pemakai seperti pembayaran

deviden dan upah pergerakan harga sekuritas dan kemampuan

entitas syariah untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh

tempo

3) Dapat Dibandingkan

Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan

antar periode masa lalu masa sekarang dan masa yang akan

datang untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi

dan kinerja keuangan Selain itu user juga harus dapat mem-

bandingkan laporan keuangan antar entitas syariah untuk

mengevaluasi posisi keuangan kinerja serta perubahan posisi

keuangan secara relatif

Oleh karena itu pengukuran dan penyajian dampak

keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus

125

dilakukan secara konsisten untuk entitas syariah tersebut antar

periode entitas syariah yang sama untuk entitas syariah yang

berbeda maupun dengan entitas lainnya

4) Penyajian yang Wajar

Laporan keuangan sering dianggap menggambarkan

pandangan yang wajar dari penyajian yang wajar posisi

keuangan kinerja keuangan dan perubahan posisi keuangan

suatu entitas syariah Meskipun kerangka dasar ini tidak

menangani secara langsung konsep tersebut penerapan karak-

teristik kualitatif pokok dan standar umumnya dipahami

sebagai suatu pandangan yang wajar dari penyajian yang wajar

dan satu poin yang penting dalam kontek penyajian yang wajar

adalah tidak adanya proses manipulasi data yang dilakukan

oleh perusahan yang mencerminkan pada integritas perusahaan

itu sendiri

5) Pengakuan Unsur Keuangan

Merupakan pembentukan suatu pos yang memenuhi

definisi unsur serta kriteria pengakuan yang dikemukakan

dalam neraca atau laba rugi115 Pengakuan dilakukan dengan

menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalam

jumlah uang dan mencantumkannya kedalam neraca atau

115 Wiroso Akuntansi Transaksi Syariah (Jakarta Ikatan Akuntansi

Indonesia 2010) 44-48

126

laporan laba rugi dan dapat dilaporkan pada periode waktu

tertentu untuk diketahui oleh pihak yang berkepentingan atas

laporan tersebut selain untuk mengetahui perkembangan laba

rugi perusahaan pada suatu periode tertentu

Oleh karena itu secara normatif implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen dalam praktik

jasa keuangan di bank syari‟ah hendaknya dilandasi juga oleh

dua asas pertama negara tersebut harus disusun dan dibentuk

melalui sebuah konstitusi yang bebas dari segala macam

campur tangan dan pemaksaan kehendak ia harus disusun

lengkap dengan mengemukakan hak-hak dan kewajiban serta

hubungan timbal-balik antar berbagai lapisan dalam masya-

rakat itu sendiri kedua harus terdapat kepercayaan penuh

terhadap unsur pedoman perhitungan dan tanggung jawab

yang sempurna serta adanya kepercayaan yang penuh terhadap

semua yang berkepentingan sesuai kesepakatan

Dengan demikian peneliti dapat merumuskan bahwa

kendala normatif dalam implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah mencakup atas struktur substansi dan kultur

Sedangkan kendala lainnya adalah secara internal mencakup

manajemen informasi yang dilakukan di bank syariah itu

sendiri dan secara eksternal adalah perilaku nasabah

127

C Solusi dan Strategi Pengembangan Prinsip-Prinsip Akad

dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam

Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

Sistem hukum ekonomi syari‟ah merupakan sistem

hukum yang dibangun berdasarkan prinsip-prinsip asas-asas

serta nilai-nilai etika dan moralitas keagamamaan yang ber-

sumber kepada al-Qur‟an al-Sunnah dan Ijtihad Selama

berabad-abad para pemikir hukum Islam telah melakukan

berbagai pengkajian dan penelitian terhadap prinsip-prinsip

dasar sistem hukum ekonomi syari‟ah dari sumbernya agar

dapat dijabarkan dalam kehidupan Sebab sistem hukum

ekonomi syari‟ah lebih dari sekedar ilmu yang dapat dipelajari

tetapi juga dapat dijabarkan dalam supra-struktur dan infra-

struktur hukum ekonomi berdasarkan prinsip keadilan persa-

maan kebebasan tolong-menolong toleransi dan sebagai-

nya116

Dalam perkembangan ekonomi modern sistem hukum

ekonomi syari‟ah telah berkembang pesat seiring dengan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi Sistem hukum ini

dapat diimplementasikan dalam pembentukan instrumen

116 Soroso Imam Zadjuli Kodifikasi Variabel-variabel Dalam

Penelitian Ekonomi Islam makalah dalam ldquoSeminar dan Lokakarya Kurikulum dan Silabus Ekonomi Islamrdquo untuk Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Oktober 1997 hlm 6

128

peraturan perundang-undangan dan pranata-paranata ekonomi

syari‟ah baik bank maupun non-bank Falsafah dasar nilai-nilai

dasar hukum ekonomi syari‟ah menjadi pijakan bagi imple-

mentasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen

dalam praktik jasa keuangan di bank syari‟ah Di saat yang

sama UU Perbankan menjadi regulasi dalam pembangunan

ekonomi syariah di mana masyarakat atau negara tidak dapat

mengabaikan kepentingan untuk menjaga stabilitas ekonomi

negara dan meningkatkan kesejahteraan rakyat

Meskipun ekonomi syari‟ah di Indonesia baru berkem-

bang pesat pada tahun 1992 yang ditandai dengan keberadaan

lembaga perbankan syari‟ah namun bank syari‟ah tersebut

menjadi lembaga keuangan alternatif untuk menghindarkan

masyarakat dari praktek pembungaan uang (riba‟) ketidak-

jelasan (gharar) dan judi (maisyir)

Setelah dikeluarkannya UU Perbankan Nomor 7 Tahun

1992 Jo UU Nomor 10 Tahun 1998 Jo UU Nomor 21 Tahun

2008 eksistensi lembaga keuangan dan perbankan syari‟ah di

Indonesia semakin berkembang terutama karena adanya

komitmen yang kuat untuk menerapkan prinsip bagi hasil

(profit and loss sharing) Sebagai contoh amandemen pasal 6

point m UU Nomor 10 Tahun 1998 menyebutkan bahwa

lembaga keuangan konvesional dapat menyelenggarakan unit

129

pelayanan perbankan syari‟ah yang menggunakan prinsip bagi

hasil (profit and loss sharing) dengan dual banking system

Dalam perkembangan berikutnya dilihat dari segi

praktiknya kegiatan usaha perbankan syari‟ah mengacu kepada

kedua peraturan perundang-undangan perbankan turut

mendorong didirikannya lembaga keuangan syari‟ah lainnya

beoperasi seperti Baitul Mal Wattamwil (BMT) Unit Simpan

Pinjam Syari‟ah (USPS) Pegadaian Syari‟ah Asuransi

Syari‟ah dan sebagainya Keberadaan lembaga-lembaga keua-

ngan syari‟ah tersebut terbukti cukup kokoh menghadapi

terpaan krisis ekonomi dan moneter yang berlangsung sejak

akhir tahun 1997

Kemudian jika dilihat dari segi akuntabilitas dan ketaha-

nannya lembaga keuangan syari‟ah tampaknya lebih tahan dari

krisis dibandingkan dengan lembaga keuangan konvensional

yang sangat rentan dengan pengaruh ekonomi global Sebagai

fakta pada pertengahan tahun 1998 pemerintah melakukan

likuidasi terhadap beberapa lembaga perbankan konvensional

dianggap tidak memiliki rasio kecukupan modal untuk terus

beroperasi Sedangkan lembaga-lembaga perbankan syari‟ah

masih tetap kokoh berdiri dan beroperasi sesuai dengan visi

dan misi yang dimilikinya serta berperan penting dalam

memulihkan stabilitas ekonomi nasional

130

Para pemikir dan praktisi ekonomi syari‟ah di Indonesia

terus berupaya merumuskan kembali falsafah dasar nilai-nilai

hukum ekonomi syari‟ah untuk membuat rumusan baru bagi

pembentukan platform bagi implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan

di bank syari‟ah Akan tetapi platform tersebut terkait dengan

beberapa faktor determinan yang mempengaruhinya dalam

proses pencapaian tujuan pembangunan ekonomi

Berkenaan dengan hal tersebut ada beberapa solusi yang

dapat dilakukan untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen dalam praktik jasa

keuangan di bank syari‟ah antara lain117

1 Sumber Modal (Investible Resources)

Setiap proses pembangunan membutuhkan modal yang

cukup besar sehingga diperlukan mencari sumber-sumber

modal yang digali dari potensi-potensi ekonomi yang

dimiliki Kelayakan modal tidak hanya menjadi kebutuhan

negara-negara maju tetapi juga khususnya negara-negara

yang sedang berkembang di mana Indonesia termasuk ke

dalam kategori negara berkembang tersebut Proses pemba-

ngunan yang berjalan sekarang ini tidak serta merta hanya

mengandalkan semua potensi ekonomi dalam negeri berupa

117 Ibid hlm 6-12

131

pemanfaatan sumber daya alam atau sejenisnya tetapi juga

bergantung kepada kerja sama di bidang ekonomi dengan

negara lain

Secara mikro pembangunan sistem ekonomi Islam di Indo-

nesia dalam bentuk pendirian lembaga-lembaga keuangan

syari‟ah masih relatif mengandalkan potensi modal dalam

negeri (capital domestik) di mana pihak swasta lebih

banyak berperan menanamkan investasi di dalam struktur

dan manajemen lembaga keuangan syari‟ah Hal ini dapat

dilihat pada pendirian sejumlah lembaga keuangan syariah

yang dari segi modal termasuk kebijakan pengelolaannya

dilakukan oleh pihak swasta Kendati pun pemerintah telah

memberikan payung hukum yang kuat tetapi dari segi

kebijakan publik pemerintah masih mengutamakan pemba-

ngunan atas infra-struktur perbankan konvensional

Sedangkan dalam kerangka makro tingkat partisipasi eko-

nomi di pasar global dalam pembangunan ekonomi di

Indonesia juga belum memberi perhatian besar bagi pemba-

ngunan ekonomi Islam Ini jauh berbeda kika dibandingkan

dengan partisipasi kalangan investor asing dalam berinves-

tasi di lembaga keuangan konvensional baik bank maupun

non-bank Bisa jadi ini disebabkan oleh prospektus lembaga

keuangan syari‟ah belum mampu menjadi instrumen pokok

132

pembangunan ekonomi yang banyak dimanfaatkan oleh

masyarakat118

Namun demikian tingkat ketahanan dan stabilitas ekonomi

lembaga keuangan syari‟ah yang mampu bertahan dari

terpaan krisis ekonomi dan moneter telah menarik perhatian

kalangan investor asing untuk membantu percepatan pendi-

rian lembaga-lembaga keuangan syari‟ah di Indonesia

Pinjaman hutang dari luar negeri menjadi pendukung bagi

kelayakan modal yang dikelola oleh lembaga-lembaga

keuangan syari‟ah Pada gilirannya penyusunan UU APBN

berbasis hukum ekonomi syari‟ah mutlak diperlukan dalam

rangka mendorong terjadinya kenaikan angka rasio tingkat

partisipasi masyarakat dalam kegiatan ekonomi karena

adanya dukungan modal usaha

2 Sumber Daya Manusia (Human Resources)

Manusia merupakan subyek (development agent) yang

berperan penting dalam proses pembangunan Sumber daya

manusia (SDM) yang cakap dan mampu jelas diperlukan

untuk mengelola berbagai kegiatan ekonomi secara profe-

sional sebab SDM yang berkualitas merupakan komponen

118 Suroso Imam Zadjuli Kelembagaan Ekonomi Islam Dalam

Perspektif Islam Kajian Kritis Terhadap Kelembagaan Konvensional makalah dalam ldquoSeminar dan Lokakarya Kurikulum dan Silabus Ekonomi Islamrdquo untuk Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Juni 2003 hlm 9-10

133

penting dalam melakukan percepatan pemba-ngunan eko-

nomi SDM dapat menjadi ldquopenggerakrdquo untuk membuat

model perencanaan pengelolaan pengawasan dan penilaian

terhadap berbagai bentuk kegiatan ekonomi menggali dan

memanfaatkan potensi alam mengelola dana membangun

organisasi sosial ekonomi politik dan budaya dalam satu

wadah ldquopembangunanrdquo

Oleh karena itu peningkatan kuantitas dan kualitas SDM

harus dilakukan secara simultan dan organis dengan proses

pembangunan yang sedang berjalan dan hendak dicapai ke

depan Peningkatan kualitas SDM tersebut terkait dengan

dua aspek Pertama keahlian dan profesionalisme (profe-

ssional quality) dan Kedua kualitas moral yang baik

(moral quality) Professional quality mengacu kepada kua-

litas kemampuan keahlian dan etos kerja untuk melakukan

semua tugas dan kewajiban dalam kegiatan ekonomi secara

proporsional Dalam hukum ekonomi syari‟ah professional

quality yang dikehendaki adalah adanya keseimbangan

dalam melakukan tugas sesuai dengan hak dan kewajiban119

Sedangkan moral quality merupakan dimensi moral yang

mengacu kepada etika bisnis Islam yang sesuai dengan

prinsip-prinsip ekonomi dalam al-Qur‟an dan Sunnah

119 Lihat QS 51 2180 amp 188 1690 dan 597

134

Seseorang tidak dibenarkan melakukan kegiatan ekonomi

yang bertentangan dengan nilai-nilai dasar ekonomi yang

dibenarkan menurut hukum syari‟at sebab syari‟at meng-

hendaki keadilan bukan hanya dari segi ekonomi tetapi juga

dari segi hukum120 Pada gilirannya kualitas SDM dibutuh-

kan dalam penyusunan UU APBN berbasis hukum ekonomi

syari‟ah untuk mendukung pembangunan ekonomi hendak-

nya memiliki kemampuan (skill) dan moral yang baik

3 Mental Wirausaha (Entrepreneurship)

Wirausaha (enterpreneurship) merupakan sikap mental yang

hendaknya dimiliki oleh setiap individu untuk membangun

perekonomian bangsa Joseph Schumpeter telah menjelas-

kan bahwa pembangunan ekonomi sangat bergantung

kepada adanya dinamika partisipasi masyarakat untuk

berwirausaha dan mampu melakukan inovasi dalam ber-

bagai kegiatan ekonomi Sebagai agama yang dinamis

Islam telah mengajarkan kepada manusia untuk melakukan

kegiatan wirausaha sebagai salah satu cara untuk mening-

katkan taraf hidup dan kesejahteraan ekonomi masyarakat

Wirausaha (enterpreneurship) dilihat bukan hanya sebagai

ilmu ekonomi (economyc knowledge) tetapi juga meru-

pakan keahlian (business skill) untuk melakukan berbagai

120 Lihat QS 831-3 1690 597 934-35 dan 6141

135

jenis inovasi dalam berbisnis Wirausaha dapat mendorong

bagi terciptanya produk-produk usaha dan jasa yang baru

metode usaha baru penemuan sumber usaha baru peluang

usaha dan peluang kerja yang baru serta pembetukan

organisasi bisnis yang baru pula Sebagai contoh keber-

hasilan pembangunan ekonomi Jepang antara lain didukung

oleh 2 kalangan wirausaha menengah dan 20 wira-

usahawan kecil Jika ini diterapkan dalam proses pemba-

ngunan ekonomi Indonesia maka wirausaha dapat menjadi

instrumen bagi pembangunan ekonomi yang berwawasan

syari‟ah121

Namun demikian perhatian pemerintah Indonesia dalam

pengembangan sektor usaha kecil dan menengah relatif

masih minim Hal ini dapat dilihat dari tingginya tingkat

kesulitas kalangan usaha kecil dan menengah dalam

mempe-roleh modal kredit bantuan usaha dalam kegiatan

bisnis mereka Padahal percepatan proses pembangunan

ekonomi Indonesia tidak akan terwujud jika tidak memprio-

ritaskan kegiatan sektor riil yang pada umumnya dilakukan

oleh kalangan usaha kecil dan menengah Perhatian terhadap

kalangan usaha kecil dan menengah yang dilakukan oleh

lembaga-lembaga keuangan syari‟ah dewasa ini perlu

121 Buchari Alma Kewirausahaan (Bandung Alfabeta 2000) 4-5

136

mendapatkan perhatian dari Pemerintah dan DPR yang

salah satunya pembinaan terhadap kalangan usaha kecil dan

menengah (UKM) yang dimasukan dalam penyusunan UU

APBN berbasis hukum ekonomi syari‟ah

4 Perangkat Teknologi (Technology)

Di samping ketiga faktor di atas teknologi juga merupakan

faktor yang paling determinan dalam mempercepat proses

pembangunan ekonomi Teknologi juga dapat menjadi

perangkat utama yang mendukung pelaksanaan kegiatan

usaha yang cepat tepat efektif dan efisien Dewasa ini

teknologi merupakan perangkat pokok yang menunjang

pelayanan produk dan jasa yang diberikan oleh lembaga-

lembga keuangan syariah karena masyarakat lebih meng-

hendaki kemudahan dan keserbapraktisan memperoleh pela-

yanan yang didukung dengan sarana penunjang yang

memadai122

Dalam sudut pandang hukum ekonomi syari‟ah peman-

faatan perangkat tekonologi informasi bagi manusia sangat

penting untuk melakukan berbagai inovasi bisnis melaku-

kan eksplorasi atas apa-apa yang terdapat pada alam bagi

kebaikan manusia dan sekaligus memberikan proteksi atau

perlindungan atas berbagai penggunaan alat teknologi yang

122 Muhammad opcit 11-12

137

bukan pada tempatnya123 Jika demikian berarti proses alih

teknologi dari negara maju ke negara berkembang dapat

dilihat sebagai bagian dari upaya untuk mempercepat

pertumbuhan ekonomi termasuk teknologi informasi yang

belakangan ini menjamur dalam berbagai kegiatan usaha

dan perbankan dengan sistem on-line

Keempat faktor tersebut merupakan kunci pokok yang

memrlukan perhatian semua pihak bukan hanya unsur masya-

rakat dan kalangan pengusaha swasta nasional tetapi juga

pihak pemerintah yang mampu membuat kebijakan positif bagi

upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional Oleh

karena itu saat ini keberadaan UU Perbankan Syariah masih

dipandang sebagai salah satu instrumen hukum perbankan

untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional Pemerintah

hendaknya memberi keleluasaan bagi pengembangan ekonomi

syari‟ah di segala sektor perekonomian Dengan kata lain tidak

hanya mengeluarkan kebijakan dalam sektor perbankan tetapi

juga sektor kegiatan usaha riil lainnya baik mikro maupun

makro

Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah untuk

mengoptimalkan peran bank syariah dalam pembangunan

ekonomi jelas diperlukan menerapkan standar sistem infor-

123 Lihat QS 4513 36 71 dan 2279

138

masi manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan

syariah Hal ini sangat penting dilakukan agar bank syariah

memiliki daya saing dengan bank konvensional

Sebagai contoh pada saat melakukan proses standarisasi

penilaian kinerja keuangan di bank syariah terlebih dahulu

dilakukan proses analisa dari laporan keuangan di mana dalam

analisa tersebut terdapat informasi yang menggambarkan

laporan keuangan secara rinci Analisa laporan keuangan

merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengevaluasi

posisi keuangan serta hasil kegiatan usaha suatu perusahaan

dimasa lalu dan dimasa sekarang Sesuai dengan standard

akuntansi syariah dalam analisa keuangan ini harus mudah

dimengerti dan inovatif serta bersifat actual dan up date

dengan kondisi riil yang terjadi

Sekurang-kurangnya ada 4 (empat) metode yang dapat

digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan

selama ini antara lain124

1) Metode Rasio Keuangan merupakan alat yang digunakan

untuk menilai kinerja perusahaan yang menekankan operasi

keuangan yaitu

a) Likuiditas Ratio adalah mengukur kemampuan perusa-

haan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau

124 Abdul Halim Mahmud Analisis Laporan keuanganYogyakarta

cetakan Pertama UPP STIE YKPN2003419

139

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

keuangannya pada saat ditagih

b) Leverage Ratio adalah mengukur sejauh mana kemam-

puan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka

panjangnya

c) Probabilitas Ratio adalah mengukur seberapa kemam-

puan perusahaan menghasilkan laba (Profitabilitas)

d) Activity Ratio adalah mengukur sejauh mana efektivitas

penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset

2) Metode Economic Value Added (EVA) digunakan dalam

menilai kinerja perusahaan yang memfokuskan pada

penerapan nilai dan hanya bisa menilai proses dalam

periode 1 tahun dengan kata lain EVA merupakan pengu-

kuran pendapatan sisa (residul income) yang mengurangkan

biaya modal terhadap laba operasi125

3) Metode Balanced Scorecard (BSC) merupakan alat untuk

mengukur kinerja perusahaan dengan cara menyeimbangkan

faktor-faktor keuangan dan non keuangan dari suatu

perusahaan Mempertimbangkan 4 aspek atau prospektif

yakni prospektif keuangan pelanggan proses bisnis internal

dan proses belajar serta berkembang126

125 David S Young and Stephen O‟Byrne EVA and Value Based

Management A Practical Guide to Implementation diterjemahkan oleh Lusy Widjaya (Jakarta Salemba Empat 2001)

126 Robert Kaplan and David Norton Balance Scorecard httpjurnal-sdmblogspotcom diakses tanggal 6 Februari 2015

140

4) Metode Radar merupakan alat untuk menilai kinerja pada

perusahaan yang merupakan modifikasi atau penyem-

purnaan dari metode-metode sebelumnya Rasio Radar

mengelompokkan rasionya menjadi lima kelompok besar

yaitu Rasio Profitabilitas Produktifitas Utilitas Aktiva

Stabilitas dan Rasio Pertumbuhan

Dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan analisis

rasio keuangan merupakan metode analisis keuangan yang

paling banyak digunakan di Indonesia Hasil analisis rasio

keuangan ini dinyatakan dalam suatu rasio yaitu suatu besaran

yang merupakan perbandingan antara nilai suatu rekening

tertentu dalam laporan keuangan dengan nilai rekening yang

lainnya

Kemudian dalam penerapannya analisis rasio keuangan

tersebut tampaknya memiliki beberapa kelemahan sehingga

model analisis ini dikembangkan lebih lanjut menjadi analisis

rasio keuangan yang dimodifikasi untuk memberikan analisis

rasio keuangan klasik dengan variasi yang lain Misalnya

dengan cara membandingkan antar rekening yang ada dalam

laporan keuangan dalam periode waktu yang sama atau

membandingkan antara suatu rekening yang sama dengan

periode waktu yang berbeda Dengan cara seperti ini keung-

gulan dari analisis rasio dapat dilihat berdasarkan besarnya

141

persentase suatu rekening tertentu dengan rekening lainnya

atau melihat perkembangan suatu rekening antar waktu127

Dimensi kriteria penilaian kinerja keuangan dapat dilihat

melalui beberapa dimensi antara lain

1) Kegunaan fungsional (functional utility) bersifat krusial

karena hasil penilaian kinerja keuangan dapat digunakan

untuk melakukan review bagi perusahaan atas aktivitas yang

telah dijalankan dalam periode tertentu maka hasil penilaian

kinerja keuangan tersebut data yang ada harus valid relevan

dan berguna sehingga dapat diterima oleh pihak manajemen

sebagai pihak pengambil keputusan (decission maker)

2) Keabsahan (validity) dapat mengukur apa yang sebenarnya

hendak diukur dari penilaian kinerja keuangan tersebut

sehingga keabsahan dari data hasil kinerja keuangan

tersebut dapat dipertanggung jawabkan baik kepada

shareholder maupun kepada stakeholder

3) Bersifat empiris bukan berdasarkan perasaan semata di

mana informasi kinerja keuangan ini harus betul-betul riil

dan dapat di jelaskan secara konkrit serta dapat dipertang-

gungjawabkan secara hukum akuntansi dan hukum lain

yang berlaku dan membidanginya

127 Warsono Manajemen Keuangan Perusahaan Jilid I Edisi Kedua

Cetakan pertama (Malang UMM Press 2002) 23

142

4) Sensitivitas kerja kriteria ini menunjukan hasil yang relevan

saja yakni kinerja keuangan dan bukan hal-hal lain yang

tidak berhubungan kalau pun ada hanya bersifat pendukung

informasi primer

5) Kelayakan hukum yakni kriteria itu harus sesuai dengan

aturan yang berlaku dimana informasi kinerja laporan

keuangan ini harus betul-betul berada dalam ketentuan

hukum yang membidangi informasi keuangan

Kemudian manfaat yang dirasakan dengan adanya

informasi kinerja keuangan ini adalah untuk memberikan

laporan atau informasi yang berguna untuk pengambilan

keputusan yang ekonomis Selain itu juga menurut Sucipto

dalam Yosie Aniela bahwa dari aspek manajemen dengan

adanya penilaian informasi kinerja keuangan ini berfungsi

untuk128

1) Mengelola organisasi secara efektif dan efisien melalui

pemberian motivasi kepada karyawan secara maksimum

Dalam mengelola perusahaan manajemen juga menetapkan

sasaran yang akan dicapai di masa yang akan datang di

dalam proses yaitu planning (perencanaan) sehingga arah

bisnis perusahaan dapat berjalan dengan sesuai dengan

arahan dan target bisnis yang telah direncanakan

128 Aniela Yoshi Peran Akuntansi Lingkungan Dalam Mening-

katkan Kinerja Lingkungan Dan Kinerja Keuangan Perusahaan Berkala Ilmiah Mahasiswa Akuntansi 11 (2012)

143

2) Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan

dengan karyawan seperti promosi mutasi dan pember-

hentian Penilaian Kinerja ini akan menghasilkan data yang

dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan yang

bersangkutan dengan karyawan yang dinilai berdasarkan

kinerjanya disamping akan membantu dan memotivasi bagi

karyawan untuk dapat bekerja dan memberikan potensi yang

terbaik bagi perusahaan

3) Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan

karyawan serta untuk menyediakan kriteria seleksi dan

evaluasi program pelatihan karyawan Jika manajemen

puncak tidak mengetahui kekuatan dan kelemahan yang

dimilikinya maka akan sulit bagi manajemen untuk meng-

evaluasi dan memilih program pelatihan yang sesuai dengan

kebutuhan karyawan itu sendiri dan bagi karyawan pun akan

menjadi tidak terupdate skill dan kemampuan individunya

sehingga akan sulit bersaing dengan competitor yang memi-

liki bidang yang sama yang pada akhirnya akan melemah-

kan potensi bagi karyawan tersebut

4) Menyediakan feed back (umpan balik) bagi karyawan

mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka

Dalam organisasi perusahaan manajemen akan mendele-

gasikan sebagian wewenangnya kepada pihak manajemen di

144

bawahnya untuk dapat dikerjakan sesuai dengan disposisi

yang diberikan namun disertai dengan resiko yang ada bila

terdapat resiko bisnis yang menyangkut kepentingan bagi

perusahaan

5) Menyediakan suatu dasar untuk memberikan suatu distribusi

reward (penghargaan) bagi karyawan yang berprestasi serta

punishment bagi mereka yang melanggar aturan sehingga

dengan demikian akan Nampak lebih adil bagi semua

karyawan yang terlibat dalam perusahaan

Hasil pengukuran tersebut di atas juga dapat dijadikan

alat evaluasi kinerja manajemen selama ini apakah mereka

telah bekerja secara efektif atau tidak Jika berhasil mencapai

target yang telah ditentukan berarti mereka berhasil mencapai

target yang telah ditentukan pada masa periode tertentu serta

berhasil memimpin dan dipercaya oleh bawahannya Namun

sebaliknya jika gagal atau tidak berhasil dalam pencapainnya

ini akan dijadikan pelajaran bagi manajemen untuk target

dimasa yang akan datang dan merubah strategi bisnis agar

dapat lebih baik lagi di masa yang akan datang

Pengukuran kinerja merupakan salah satu aspek untuk

melihat performing measurement yaitu suatu kualifikasi dan

efisiensi perusahaan atau segmen serta keefektifan dalam peng-

operasian bisnis selama periode akuntansi Dengan demikian

145

pengertian kinerja dapat difenisikan sebagai suatu usaha formal

yang dilaksanakan oleh perusahaan untuk mengevaluasi efisien

dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksa-

nakan pada periode waktu tertentu

Laporan kinerja keuangan menurut Standar Akuntansi

Keuangan menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan

bagian penting dari proses pelaporan keuangan yang meliputi

neraca laporan rugi laba laporan perubahan modal (yang

dapat disajikan dengan berbagai cara seperti sebagai laporan

arus kas atau laporan arus dana) catatan dan laporan lainnya

serta materi penjelasaan yang merupakan bagian Integral dari

Laporan Keuangan129

Sedangkan menurut Edy Sukarno130 yang dikutip di

dalam jurnal Fokus Ekonomi ia mengatakan bahwa kinerja

keuangan adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatanprogramkebijaksanaan dalam

mewujudkan sasaran tujuan misi dan visi organisasi di mana

sebagai hasil yang telah dicapai atas segala aktivitas yang telah

dilakukan dalam mendayagunakan sumber-sumber yang

tersedia dalam suatu organisasi atau perusahaan

129 Ikatan Akuntan Indonesia Standar Akuntansi Keuangan (Jakarta

Salemba 1999) 12 130 Lihat Edy Sukarno ldquoKinerja Keuanganrdquo dalam Jurnal Focus

Ekonomi Volume 4 Nomor 1 Bulan Juni 2009 27-43

146

Menurut ulasan Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku

Penyajian Laporan Keuangan Syariah (PSAK 101) Tahun

2013 menyatakan bahwa Laporan kinerja keuangan adalah

catatan laporan keuangan yang berisi informasi tambahan atas

apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan laporan laba

rugi konprehensif laporan perubahan ekuitas laporan arus kas

laporan sumber dan penggunaan zakat dan laporan sumber dan

penggunaan dan kebajikan di mana dalam catatan ini membe-

rikan rincian dari pos-pos yang telah disajikan dalam laporan

keuangan dan informasi mengenai pos-pos yang tidak meme-

nuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan131

Munawir dalam Analisa Laporan Keuangan132 menga-

takan bahwa laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari

proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu

perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan

data atau aktivitas perusahaan tersebut

Mengacu kepada uraian di atas peneliti dapat meru-

muskan bahwa Sistem Informasi Kinerja Keuangan adalah

suatu rangkaian proses yang melibatkan semua aspek yang

131 Ikatan Akuntan Indonesia Penyajian Laporan Keuangan Syariah

PSAK 101 2013 132 Munawir Analisa Laporan Keuangan (Yogyakarta BPFE

1999)

147

pada akhirnya memberikan informasi dan laporan tentang

prestasi dan kinerja perusahaan dalam menjalankan aktivitas

bisnisnya untuk mencapai keuntungan atau laba Selain itu

dalam kinerja laporan keuangan dalam Islam mempunyai

sasaran-sasaran yang harus disadari dan dipatuhi oleh semua

akuntan keuangan di dalam Islam Ia tidak boleh memasuki

bidang ini jika belum memahami dan adanya kesadaran yang

jelas mengenai makna yang sesungguh dalam sasaran

akuntansi keuangan Pendek kata laporan keuangan hendaknya

disusun dengan menitikberatkan pada aspek kebenaran dan

kejujuran

148

BAB IV

PENUTUP

A Kesimpulan

Mengacu kepada uraian dalam pembahasan dan analisis

maka dapat dirumuskan kesimpulan peelitian sebagai berikut

Pertama implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem

informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di bank

syari‟ah dapat dilakukan dilakukan pada beragam bentuk dan

produk keuangan Selain itu hal tersebut juga hendaknya

mengacu kepada aspek-aspek kemaslahatan dan kemafsadatan

dalam setiap kegiatan ekonomi dengan mengimplementasikan

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah misalnya

saja dalam laporan keuangan yang terpublikasikan dalam

website bank syariah

Kedua kendala normatif dalam implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen dalam praktik

jasa keuangan di bank syari‟ah mencakup atas struktur

substansi dan kultur Sedangkan kendala lainnya adalah secara

internal mencakup manajemen informasi yang dilakukan di

bank syariah itu sendiri dan secara eksternal adalah perilaku

nasabah

149

Ketiga Sistem Informasi Kinerja Keuangan adalah suatu

rangkaian proses yang melibatkan semua aspek yang pada

akhirnya memberikan informasi dan laporan tentang prestasi

dan kinerja perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya

untuk mencapai keuntungan atau laba Selain itu dalam kinerja

laporan keuangan dalam Islam mempunyai sasaran-sasaran

yang harus disadari dan dipatuhi oleh semua akuntan keuangan

di dalam Islam

B Rekomendasi

Mengacu kepada kesimpulan di atas peneliti merumus-

kan rekomendasi penelitian sebagai berikut

Pertama perlu dilakukan kajian akademik lebih lanjut

dan mendalam untuk mengembangankan kontribusi keilmuan

hukum ekonomi Islam bagi implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan di bank syariah Hal tersebut salah satunya dapat

dilakukan melalui peninjauan kurikulum dan pengembangan

model pembelajaran ekonomi pada Fakultas Syari‟ah dan Fakultas Hukum serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di

PTKIN agar terumuskan kerangka konsepsional dan opera-

sional implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi

manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank

syariah

150

Kedua bagi kalangan praktisi perlu mengembangkan

berbagai inovasi dan keahlian untuk mengimplementasikan

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah Hal

demikian juga perlu didukung dengan partisipasi dan dukungan

masyarakat untuk menggunakan produk jasa keuangan di bank

syariah

151

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrasyid Priyatna 2017 Arbitrase Solusi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata dipublikasikan artikel dalam httpidshvoongcomlaw-and-politics1908998-keunggulan-dan-kelemahan-arbitrase yang diakses tanggal 10 April 2017

Abdurrahman Yahya 1997 ldquoAl-Iltizamrdquo artikel yang dipublikasikan dalam httpfiqh1wordpresscom 2010 0515al-iltizam diakses pada tanggal 28 Maret 2017

Adiwarman A Karim 2010 Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan Ed Empat Jakarta PT Rajagrafindo Persada

Amir Machmud Rukmana 2010 Bank Syariah Teori Kebijakan dan Studi Empiris di Indonesia Jakarta Penerbit Erlangga

Andi Soemitra 2010 Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Jakarta Kencana

Anshori Abdul Ghofur 2007 Perbankan Syariah Di Indonesia Gadjah Mada University Press Yogjakarta

Anwar Syamsul 2010 Hukum Perjanjian Syariah Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Antonio M Syafe‟i 2001 Bank Islam Dari Teori ke Praktek Jakarta Gema Insani Press

Annual Reepport PT Bank Jabar Banten Syariah Tahun 2013-2016

Ash-Shiddieqy TM Hashbi 1997 Fiqh Muamalah Semarang Pustaka Rizki Putra

Al-Sanhuri Abd al-Razaq 1958 Mashadir al-Haqq fi al-Fiqh al-Islamy Dirasah Muqaranah bi al-Fiqh al-Gharbi Jilid I Beirut Dar al-Hana li al-Thiba‟ah wa al-Nasyr

152

Arifin Zainul 2009 Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah Jakarta Azkia Publisher

Azwir Yacub 2013 Analisis Pengaruh Kecukupan Modal Efisiensi Likuiditas NPL DAN PPAP Terhadap ROA Bank Semarang UNDIP

Basyir Ahmad Azhar 1994 Refleksi Atas Persoalan Keislaman Bandung Mizan

Burhan Bungin 2006 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta Kencana

Dokumen Rencana Bisnis PT Bank Jabar Banten Syariah Tahun 2014-2016

Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Ed Rev Fatwa No 05DSN-MUIIV2000 tentang Jual Beli Salam

Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Ed Rev Fatwa No 06DSN-MUIIV2000 tentang Jual Beli Istishna‟

Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Ed Rev Fatwa No 07DSN-MUIIV2000 tentang Pembiayaan Mudharabah

Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Ed Rev Fatwa No 08DSN-MUIIV2000 tentang Pembiayaan Musyarakah

Karnaen A Perwataatmadja dan M Syafi‟i Antonio 1992 Apa dan Bagaimana Bank Islam Yogyakarta PT Dana Bhakti Wakaf

K Lewis Marvyn dan Latifa M Algoud 2007 Perbankan Syariah Jakarta Serambi Ilmu Semesta

Kansil CST 2001 Hukum Perusahaan Indonesia (Aspek Hukum dalam EKonomi) Bagian I Jakarta Pradnya Paramita

153

Khan Tariqullah dan Habib Ahmed 2008 Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah Jakarta PT Bumi Aksara

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHP)

Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)

Laporan Neraca Keuangan dan Laporan Laba Rugi PT Bank Jabar Banten Syariah Periode 2010-2016

Luciana Spica Almilia amp Winny Herdiningtyas 2005 Analisis Rasio Camel Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Lembaga Perbankan Perioda 2000 ndash 2002 dalam Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol 7 No 2 Nopember 2005

Mahardian Pandu 2008 Analisis Pengaruh Rasio CAR BOPO NPL NIM dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (StudiKasus Perusahaan Perbankan yang Tercatat di BEJ PeriodeJuni 2002-Juni 2007) Semarang UNDIP

Manan Abdul 2012 Hukum Ekonomi Syariah Dalam Perspektif Kewenangan Peradilan Agama Jakarta Kencana Prenada Media Grup

Mardani 2012 Fiqh Ekonomi Syariah Fiqh Muamalah Jakarta Kencana

Muhammad Idrus 2009 Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif Jakarta Penerbit Erlangga

Mawardi Wisnu 2009 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi kasus pada Bank Umum Dengan Total Asset Kurang dari 1 Trilyun Semarang UNDIP

M Ali Hasin 2003 Berbagai Macam Transaksi dalam Islam Fiqh Muamalat cet Pertama Jakarta PT Raja Grapindo Persada

154

Najmudin 2011 Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syari‟iyyah Modern Yogyakarta Penerbit Andi

Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution (Ed) 2009 Current Issues Lembaga Keuangan Syariah Jakarta Kencana Media Group

Nusantara Ahmad Buyung 2009 Analisis Pengaruh NPF CAR FDR Dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank (Perbandingan Bank Umum Go Publik dan Bank Umum Non Go Publik di Indonesia Periode Tahun 2005-2007 Semarang UNDIP

Peraturan Bank Indoensia Nomor 139PBI2011 Tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 10PBI2008 Tentang Restrukturisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah

Peraturan Bank Indonesia Nomor 99PBI2007 Tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 821PBI2006 Tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah

Prabowo Bagya Agung 2012 Aspek Hukum Pembiayaan Murabahah Pada Perbankan Syariah Yogyakarta UII Press

Praja Juhaya S 1997 Filsafat Hukum Islam Bandung UNISBA Press

Praja Juhaya S 2000 Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Madya Filsafat Hukum Islam tentang Rekosntruksi Paradigma Ilmu Titik Tolak Pengem-bangan Ilmu Agama dan Universalitas Hukum Islam Tanggal 1 April 2000 di IAIN Sunan Gunung Djati Bandung

Prasnanugraha P Pontie 2011 Analisis Pengaruh Rasio-rasio Keuangan Terha-dap Kinerja Bank Umum di Indonesia (Studi Empiris Bank-bank Umum Yang Beroperasi di Indonesia Semarang UNDIP

155

Puspitasari Diana 2008 Analisis CAR NPL PDN NIM BOPO LDR dan Suku Bunga SBI terhadap ROA Studi pada Bank Devisa Indonesia periode 2003-2007 Semarang UNDIP

Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti 2008 Manajemen Perkreditan Bank Umum Teori Masalah Kebijakan dan Aplikasinya Bandung ALFABETA

Robert Tampubolon 2004 Risk Mangement Pendekatan Kualitatif Untuk Bank Komersial Jakarta PT Elex Media Komputindo

Saed Abdullah 1996 Islamic Banking and Interest A Study of the Prohibition of Riba and Its Contemporary Interpre-tation Leiden EJ Brill

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji 2001 Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat) Rajawali Pers Jakarta

Suhendi Hendi 2007 Fiqh Muamalah Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Syafi‟i Antonio Muhammad 2001 Bank Syariah dari Teori ke Praktek Jakarta Gema Insani Press

Sri Nurhayati dan Wasilah 2013 Akuntansi Syariah di Indonesia Jakarta Salemba Empat

Suhendi Hendi 2004 Fikih Muamalah Jakarta Rajawali Press

Tawfiq Abd al-Aziz 1988 Qanun al-Iltizamat wa al-‟Uqucircd Mesir Dar al-Saqafah

Tariqullah Khan dan Habib Ahmed 2008 Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah Ed 1 Cet 1 Jakarta Bumi Aksara

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 Jo Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

156

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah LNRI Tahun 2008 Nomor 94

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama LN RI Tahun 2006 Nomor 22

Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia

Usman Rachmadi 2012 Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia Jakarta Sinar Grafika

Utomo Andri Priyo 2010 Pengaruh Non Performing Finan-cing Terhadap Kinerja Keuangan Bank Berdasarkan Rasio Likuiditas Rasio Solvabilitas Dan Rasio Profita-bilitas Pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Semarang UNDIP

Page 5: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadhirat Allah

SWT yang telah memberikan kemudahan kepada peneliti

sehingga penelitian ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya

Sudah barang tentu selama proses penelitian peneliti menemui

sejumlah hambatan bukan hanya dari segi waktu tetapi yang

paling utama adalah proses pengumpulan data dan sumber-

sumber atau bahan penelitian yang secara spesifik mengkaji

keuangan dan perbankan syariah

Penelitian ini dilatarbelakangi fenomena semakin

kompetitifnya pemasaran produk-produk keuangan bank

syariah di tengah persaingan pangsa pasar keuangan dan

perbankan baik syariah maupun konvensional Penelitian ini

mengambil judul Implementasi Prinsip-Prinsip Akad dan

Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam Praktik Jasa

Keuangan di Bank Syariah

Melalui penelitian dan hasil analisis penelitian ini dapat

diketahui bahwa (1) implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan di bank syariah hendaknya dilakukan memenuhi

syarat dan rukun akad serta berdasarkan prinsip-prinsip dan

asas-asas hukum ekonomi syariah (2) hambatan utama

implementasi prinsip-prinsip akad dan system informasi

manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank

syariah adalah masih terbatasnya modal SDM dan sarana

berikut aspek sistem struktur dan kulturnya dan (3) strategi

implementasi prinsip-prinsip akad dan system informasi

manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank

syariah adalah mengembangkan inovasi produk keuangan di

bank syariah

Pada akhirnya peneliti merasa perlu menyampaikan

ucapan terima kasih kepada Bapak Prof Dr H Mahmud MPd

selaku Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung Bapak Prof

Dr H Ahmad Fathonih MAg selaku Dekan Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan rekan-

rekan dosen serta sahabat-sahabat lainnya yang tidak mungkin

peneliti sebutkan satu persatu dan telah banyak membantu

penyelesaian laporan penelitian ini

Akhirnya peneliti menyadari penelitian ini masih jauh

dari kata sempurna tentu ada beberapa yang perlu perlu

dilengkapi atau disempurnakan Tetapi peneliti berharap hasil

dari penelitian ini bermanfaat khususnya bagi peneliti dan

umumnya bagi yang membacanya

Bandung 10 Desember 2017

Tim Peneliti

DAFTAR ISI

ABSTRAK helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip i PEDOMAN TRANSLITERASI ii KATA PENGANTAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iv DAFTAR ISI helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip vi BAB I PENDAHULUAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1 A Latar Belakang Masalah helliphelliphelliphelliphellip 1

B Identifikasi dan Perumusan Masalah 11

C Pertanyaan Penelitian 12

D Tujuan Penelitian helliphelliphelliphellip 12

E Kegunaan Penelitian 13

F Kajian Penelitian Terdahulu 14

G Kerangka Pemikiran 15

H Langkah-langkah Penelitian 30

BAB II KONSEP DAN TEORI helliphelliphelliphelliphellip 36 A Prinsip-prinsip Akad 36

1 Pengertian Akad 36

2 Landasan Akad 43

3 Prinsip-prinsip Akad 56

4 Etika Akad 62

B Sistem Informasi Manajemen Keu- angan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

70

1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen Keuangan helliphelliphellip

70

2 Unsur-unsur Sistem Informasi Manajemen Keuangan helliphelliphellip

73

3 Urgensi Sistem Informasi Manajemen Keuangan helliphelliphellip

82

4 Instrumen Sistem Informasi Manajemen Keuangan helliphelliphellip

87

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEM-BAHASAN

96

A Implementasi Prinsip-Prinsip Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

96

B Hambatan-hambatan Implementasi Prinsip-Prinsip Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

110

C Solusi dan Strategi Pengembangan Prinsip-Prinsip Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

127

BAB V PENUTUP 148

A Kesimpulan 148

B ekomendasi 149

DAFTAR PUSTAKA 151

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Pendahuluan

Bank merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di

bidang jasa dimana memiliki fungsi sebagai lembaga keuangan

yang mengedarkan uang menciptakan uang menyediakan

uang untuk menunjang kegiatan usaha tempat mengamankan

uang tempat melakukan investasi dan jasa keuangan lainnya1

Dalam praktiknya bank dibagi dalam beberapa jenis Jika

ditinjau dari segi fungsinya bank dikelompokkan menjadi 3

jenis yaitu Bank Sentral Bank Umum dan Bank Perkreditan

Rakyat Sedangkan dilihat dari segi prinsip operasionalnya

bank dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu bank konvensional

dan bank syariah2

Operasional perbankan syariah di Indonesia diatur dalam

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang

kemudian diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 10

Tahun 1998 dan diperbaharui lagi dengan Undang-Undang

Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah Perbankan

syariah memiliki tujuan yang sama dengan bank konvensional

1 Kasmir Dasar-Dasar Perbankan (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2002) 2

2 M Syafei Antnio Bank Syariah Teori dan Praktik (Yogyakarta Dana Bhkati Wakaf 1994) 23

2

yaitu agar lembaga perbankan dapat menghasilkan keuntungan

dengan cara meminjamkan modal menyimpan dana membia-

yai kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai

Prinsip-prinsip ekonomi Islam melarang riba perjudian

dan spekulasi yang disengaja perniagaan atas barang-barang

yang haram dan ketidakjelasan serta manipulatif Dalam rangka

melayani masyarakat setiap bank syariah perlu menyediakan

berbagai macam produk perbankan syariah Produk-produk

yang ditawarkan sudah tentu sangat Islami termasuk dalam

memberikan pelayanan kepada nasabahnya Produk perbankan

syariah di bagi ke dalam 3 bagian yaitu produk penghimpunan

produk penyaluran dan produk jasa3

Saat ini pemanfaatan teknologi informasi begitu sangat

pesat masuk dalam segala aspek pekerjaan yang sebagian

besarnya telah menggunakan perangkat teknologi informasi

bahkan bisa dikatakan telah menjadi suatu kebutuhan primer

bagi setiap perusahaan dalam menjalankan bisnisnya

Oleh karena itu dalam pemanfaatan teknologi infor-

masi ini setiap organisasi bisa mengambil banyak manfaat

mulai dari tingkat efisiensi dan efektivitas kinerja keuangan

perusahaan bank syariah hingga tingkat validitas data yang bisa

dikatakan hampir 99 akurat

3 Editor ldquoPerbankan Syariahrdquo dalam httpidwikipediaorgwiki Perbankan_syariah diakses pada tanggal 9 November 2017

3

Sistem teknologi informasi telah melahirkan berbagai

keunggulan yang begitu kompetitif dalam menciptakan persai-

ngan yang ada di dunia usaha Selain itu juga telah membe-

rikan kontribusi yang cukup besar bagi peningkatan kinerja

organisasi Dengan adanya teknologi informasi ini baik itu

dalam hal meningkatkan kinerja baik secara individual maupun

institusional setiap organisasi perusahaan akan mendapat

kemudahan dalam meningkatkan kinerja keuangan dan kualitas

pelayanan publik yang bersifat individual

Tujuan lainnya yang bersifat global adalah setiap orga-

nisasi perusahaan juga akan mampu meningkatkan pelayanan

kepada publik demi terciptanya kepuasan bagi pengguna

(user) yang pada akhirnya akan meningkatkan tingkat keper-

cayaan (trusted) dan loyalitas (loyality) dari para pengguna

(user) terhadap semua jasa dan layanan yang diberikan suatu

organisasi perusahaan Oleh karena itu setiap organisasi

perusahaan bisnis juga dipastikan akan memanfaatkan sistem

teknologi informasi ini untuk meningkatkan keuntungan

(profit) dalam setiap kegiatan bisnisnya4

Dalam pemanfaatan teknologi informasi ini perlu

ditunjang oleh adanya sumber daya baik itu dari segi insani

4 Lihat dalam G Perdana Putri ldquoPeran Teknologi Informasi didalam

Perusahaanrdquo artikel pada wwwiniputri blogunsacidfiles201005paper-manajemen-dan-tipdf diakses pada tanggal 29 Oktober 2014

4

(human skill character) atau pun dari material (infrastructur

capital) yang mumpuni dan kompeten dalam menjalankan

fungsi optimalisasi penggunaan teknologi ini sehingga dengan

terpenuhinya persyaratan tersebut dengan mudah mengatur dan

menjalankan kinerja operasional dengan baik dan optimal Hal

ini dilakukan untuk tercapainya tujuan organisasi perusahaan

yang menjadi target mendasar untuk meningkatkan profit

pendapatan dan menciptakan kesejahteraan bersama

Oleh karena itu pemanfaatan sistem informasi mana-

jemen keuangan dalam menunjang kualitas pelayanan suatu

fungsi dari organisasi terbagi menjadi 5 elemen fungsi yaitu5

1 Fungsi Operation

2 Fungsi Monitoring and Control

3 Fungsi Planning and Decision

4 Fungsi Communication dan

5 Fungsi Interorganisational

Seluruh peranan teknologi informasi dalam berbagai

lapisan tersebut tidak akan berjalan baik tanpa adanya tata

kelola dan manajemen teknologi informasi yang baik karena

pada dasarnya tujuan pemanfaatan teknologi informasi adalah

untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan Demikian

halnya dalam dunia perbankan yang menjalankan fungsi bisnis

5 I Komang Ariana Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Organisasi (Denpasar Universitas Udayana 2010)

5

transaksi keuangan pemanfaatan teknologi informasi ini begitu

sangat besar karena semua transaksi yang ada harus dikelola

dengan baik dan tertata secara sistem sesuai dengan fungsi

kelima elemen di atas

Oleh karena itu penggunaan dan pemanfaatan teknologi

informasi ini hendaknya benar-benar dikelola dengan baik

sesuai dengan tujuan umum perusahaan dalam upaya mendu-

kung operasional perbankan agar dapat berkinerja optimal baik

dari sisi layanan atau pun kualitas operasional perbankan itu

sendiri

Setelah dilakukannya proses spin off atau terpisah secara

manajemen dari induknya yang dalam hal ini adalah bank

syariah pada tahun 2010 bank syariah melakukan pengelolaan

proses bisnis perbankan secara mandiri walaupun dalam hal

modal masih mendapatkan subsidi dan bersinergi dengan bank

syariah dan PT Banten Global Development namun secara

manajerial proses bisnis dan aturan serta kebijakan ditetapkan

secara mandiri6 Dalam upaya menjalankan bisnisnya bank

syariah tetap mengelola dan melayani nasabah existing yang

telah ada sejak masih menjadi unit layanan syariah Oleh

karena itu data-data nasabah dan transaksi yang ada tetap

dikelola dengan baik

6 Annual Report Bank BJB Syariah (Bandung BJBS 2016)

6

Kondisi yang terjadi setelah spin off dan memiliki core

banking system bank syariah mulai merambah dan mengem-

bangkan layanan lain yang intinya adalah untuk lebih dapat

mengembangkan proses bisnis mempromosikan kepada para

nasabah agar dapat lebih maju dan berkembang disertai dengan

kualitas pelayanan yang lebih baik

Seiring dengan adanya pengembangan-pengembangan

yang dilakukan oleh berbagai unit bisnis dan supporting di

bank syariah perlahan namun pasti peningkatan data transaksi

yang ada semakin berkembang disamping dengan adanya

klasifikasi dan layanan yang diberikan kepada nasabah yang

beragam mulai dari nasabah Mikro Menengah dan Korporasi

yang secara umum memberikan dampak signifikan terhadap

data-data yang tersedia di bank syariah7

Sehubungan dengan banyaknya data transaksi yang

terjadi dibutuhkan suatu tools atau alat bantu yang berfungsi

untuk menopang dan mendukung layanan transaksional kepada

nasabah agar dapat berjalan baik dan maksimal sehingga

loyalitas nasabah dapat senantiasa dipertahankan yang pada

akhirnya akan menunjang pada kelangsungan bisnis di bank

syariah

Sistem informasi manajemen keuangan dapat melibatkan

beberapa unit terkait diantaranya

7 Ibid

7

1 Unit Kerja Divisi Teknologi Informasi

2 Unit Kerja Divisi Operasi CQ MIS dan Accounting

3 Unit Kerja Sumber Daya Insani (SDI)

4 Unit Kerja Jaringan dan Layanan

Keterkaitan proses yang terjadi di unit kerja terkait akan

berjalan bilamana masing-masing unit kerja menjalankan

fungsinya dengan baik dan adanya saling koordinasi yang aktif

dalam menyampaikan data-data yang dibutuhkan dan menjadi

konsumsi perusahaan Pada saat masih menjadi unit layanan

syariah (UUS) kualitas data yang dihasilkan dalam prosesnya

sangat berbeda dengan kondisi setelah sejumlah bank syariah

menjadi Bank Umum Syariah (BUS)

Hal tersebut di atas terlihat dari proses pengolahan data

yang dilakukan dimana pada saat masih menjadi Unit Usaha

Syariah (UUS) jumlah data yang ada tidak terlalu banyak dan

proses pengolahannya pun masih dilakukan secara manual

walaupun praktisnya telah menggunakan perangkat teknologi

PC Computer namun dalam pengolahannya tetap memerlukan

waktu yang cukup lama sehingga laporan pelayanan yang

dihasilkan kepada pihak terkait seperti nasabah menjadi lama

Namun demikian berbeda dengan kondisi sekarang

setelah menjadi Bank Umum Syariah (BUS) di mana seiring

dengan pertumbuhan bisnis bank maka jumlah nasabah pun

8

ikut berkembang dan secara otomatis jumlah data yang ada

juga akan menjadi lebih besar sehingga proses pengolahannya

memerlukan alat bantu yang bisa menopang kegiatan opera-

sional dan layanan kepada nasabah

Walaupun jumlah data yang ada cukup besar namun

dengan adanya tools yang ada seperti penggunaan beberapa

aplikasi dan perangkat berbasis teknologi informasi maka

proses pengolahan data yang dilakukan bisa lebih cepat lagi

sehingga kualitas pelayanan terhadap pihak terkait tidak lagi

terganggu Dengan begitu proses operional bank tetap dapat

dijalankan dengan baik dan maksimal

Kondisi pelayanan yang dikembangkan oleh bank bjb

syariah seiring dengan perkembangannya dalam melayani

nasabah semakin baik seiring dengan diterimanya penghargaan

(reward) dalam hal pelayanan nasabah Hal itu membuktikan

bahwa pelayanan yang optimal menjadi syarat mutlak dan

bagian penting bagi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya

Secara umum informasi keuangan bank syariah dalam

beberapa waktu terakhir mengalami fluktuasi baik itu dari sisi

pembiayaan Dana Pihak Ketiga (DPK) serta profit laba rugi

perusahaan di mana hal tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor

internal dan faktor eksternal Namun seiring dengan pening-

katan laju pertumbuhan ekonomi global dan pertumbuhan

9

jaringan kantor bank syariah di Indonesia yang terus menga-

lami perkembangan dari waktu ke waktu model pelayanan

system informasi keuangan kepada nasabah perlu ditingkatkan

oleh bank syariah

Dengan adanya pertumbuhan yang terjadi maka secara

otomatis kualitas data yang dihasilkan pun akan lebih banyak

oleh karena itu perlu adanya peningkatan kapasitas dalam

pengolahan dan kualitas pelayanan supporting data melalui

penerapan Sistem Informasi Manajemen Keuangan (SIMK) di

bank syariah karena hal itu dapat secara langsung mempe-

ngaruhi terhadap kualitas pelayanan nasabah

Selain itu dengan peningkatan kualitas pelayanan Sistem

Informasi Manajemen Keuangan (SIMK) hendaknya ditunjang

pula dengan penggunaan perangkat teknologi informasi maka

secara otomatis dapat memudahkan pekerjaan bagi unit lain

dalam menunjang pekerjaannya yang secara langsung menjadi

tujuan bisnis perusahaan sehingga kinerja perusahaan dapat

lebih maksimal

Demikian pula dengan kualitas layanan yang baik dan

dibantu dengan penggunaan perangkat teknologi informasi

maka diharapkan kualitas layanan terhadap nasabah baik itu

dari sisi kemudahan bertransaksi serta kemudahan penggunaan

produk yang dimodifikasi dengan tujuan mengefisiensikan

10

serta mengefektifkan pelayanan nasabah dapat lebih meningkat

dan menjadikan nasabah menjadi sangat loyal terhadap bank

syariah Dengan demikian bisnis perusahaan di bank syariah

dapat berjalan dengan baik

Demikian pula dalam ajaran Islam secara universal telah

memberikan pedoman bagi kegiatan ekonomi berupa prinsip-

prinsip dan asas-asas dalam bermuamalah Juhaya S Praja8

menyebutkan terdapat beberapa prinsip hukum ekonomi Islam

antara lain

1 Prinsip la yakun dawlatan bayn al-agniya yakni prinsip

hukum ekonomi yang menghendaki pemerataan dalam

pendistribusian harta kekayaan

2 Prinsip antaradin yakni pemindahan hak kepemilikan atas

harta yang dilakukan secara sukarela

3 Prinsip tabadul al-manafi‟ yakni pemindahan hak atas harta

yang didasarkan kepasa asas manfaat

4 Prinsip takaful al-ijtima‟ yakni pemindahan hak atas harta

yang didasarkan kepada kepentingan solidaritas sosial

5 Prinsip haq al-lah wa hal al-adami yakni hak pengelolaan

harta kekayaan yang didasarkan kepada kepentingan milik

bersama di mana individu maupun kelompok dapat saling

berbagi keuntungan serta diatur dalam suatu mekanisme

ketatanegaraan di bidang kebijakan ekonomi

8 Juhaya S Praja Filsafat Hukum Islam (Bandung UNISBA Press 2000) h 14

11

Mengacu kepada latar belakang masalah di atas obyek

penelitian tentang aplikasi Sistem Informasi Manajemen Keua-

ngan (SIMK) di lembaga keuangan syariah tampaknya belum

banyak dikaji terutama jika dikaji dari perspektif manajemen

keuangan syariah Oleh karena itu peneliti merumuskannya

menjadi sebuah judul penelitian yaitu Implementasi Prinsip-

prinsip Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan

dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

B Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas peneliti

berasumsi bahwa obyek tersebut sangat penting untuk diteliti

disebabkan tiga alasan berikut pertama implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen keuangan yang

diinduksi dari praktik jasa keuangan di bank syariah tampaknya

belum terumuskan secara sistematis baik secara konsepsional

maupun operasional kedua implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen keuangan tampaknya belum

berimplikasi positif kepada tingkat kepercayaan masyarakat

kepada bank syariah dan ketiga implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan di bank

syariah tampaknya belum banyak dikaji secara sistematis dari

segi manajemen keuangan syariah

12

Peneliti merumuskan masalah utama (problem statement)

dalam penelitian ini adalah bagaimana prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan memberikan implikasi

baik secara teoretis maupun praktis terhadap peningkatan

pelayanan jasa keuangan di bank syariah

C Pertanyaan Penelitian

Mengacu kepada identifikasi masalah di atas maka

pertanyaan penelitian yang akan dikaji lebih lanjut adalah

1 Bagaimana implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem

informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa keua-

ngan di bank syariah

2 Apa kendala-kendala dan solusi implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen keuangan

dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

3 Bagaimana solusi dan strategi pengembangan prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen keuangan

dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

D Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis

1 Implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi

manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank

syariah

13

2 Hambatan-hambatan implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan di bank syariah

3 Solusi dan strategi untuk mengembangkan implementasi

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen

keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

E Kegunaan Penelitian

Kegunaan atau signifikansi dari penelitian ini secara

akademik diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan

tentang implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi

manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank

syariah dalam proses pembelajaran pada Fakultas Syari‟ah dan Fakultas Hukum di berbagai perguruan tinggi yakni terumus-

kannya kerangka konsepsional dan operasional implementasi

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

Sedangkan secara praktis hasil dari penelitian ini juga

diharapkan menjadi rujukan atau kerangka acuan bagi praktisi

perbankan syariah dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

jasa keuangan di bank syariah Selain itu diharapkan dapat

meningkatkan motivasi masyarakat untuk menggunakan jasa

layanan keuangan bank syariah

14

F Kajian Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil penelusuran diketahui ada beberapa

penelitian sebelumnya yang relevan antara lain

Penelitian yang dilakukan oleh Johanna Mujiati Studi

Pengaruh Penggunaan Sistem Informasi terhadap Kinerja

Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Sema-

rang Tesis Universitas Diponegoro Semarang 17 Juli 2008

Substansi yang telah dibahas pada penelitian ini adalah tentang

bagaimana menggunakan teknologi informasi di lingkungan

civitas akademika dapat meningkatkan kinerja pegawai pada

Fakultas Ekonomi Diponegoro Semarang

Hotman Panjaitan Pengaruh Sistem Teknologi Informasi

Terhadap Kualitas Layanan dan Citra Perguruan Tinggi

Swasta Tesis Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Jawa

Timur Substansi yang dibahas pada penelitian ini adalah

apakah penggunaan teknologi informasi dalam sistem infor-

masi akademik yang on line berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kualitas layanan perguruan tinggi swasta

Azwir Nasir dan Rianti Oktari Pengaruh Pemanfaatan

Teknologi Informasi dan Pengendalian Intern terhadap

Kinerja Insatansi Pemerintah Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Riau Tahun 1993 Substansi yang

dibahas dalam penelitian ini adalah tentang pentingnya peman-

15

faatan teknologi informasi yang membawa pengaruh signifikan

terhadap kinerja di Instansi pemerintah

Gusti Ayu Putu Ratih Kusuma Dewi Pengaruh Kualitas

Pelayanan terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah PT

BPR di Kabupaten Tabanan Tesis Magister Manajemen di

Universitas Udayana tahun 2014 Substansi yang dibahas

adalah membangun kualitas Pelayanan nasabah yang berbasis

pada kepuasan dan loyalitas nasabah itu sendiri

Melihat dari hasil penelitian yang telah ada sebelumnya

dapat dikatakan bahwa jenis penelitian ini relatif baru baik dari

segi substansi dan teori maupun metodologi keilmuannya

sebab dalam rencana penelitian yang akan di bahas adalah

implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi mana-

jemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

G Kerangka Pemikiran

Adapun kerangka teori yang digunakan sebagai kerangka

berpikir untuk menganalisis penelitian ini yaitu pertama teori

iltizam kedua teori perjanjian bisnis dan ketiga teori sistem

informasi manajemen Menurut hemat penelitian ketiga teori

tersebut memiliki koherensi akademik secara konsepsional dan

operasional serta dapat digunakan untuk menganalisis imple-

mentasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen

keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

16

Teori utama (grand theory) yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teori iltizam yang mengacu kepada Abd

al-Razaq al-Sanhuri Mashadir al-Haqq fi al-Fiqh al-Islamy

(Beirut Dar al-Hana li al-Thiba‟ah wa al-Nasyr 1958) Secara

bahasa iltizam berarti kewajiban Iltizam merupakan suatu

keharusan akibat terjadinya akad yang berimplikasi kepada

lahirnya hak dan kewajiban9 Dalam hukum ekonomi syariah

iltizam mengandung makna keharusan bagi seseorang untuk

mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu untuk

kemaslahatan orang lain Iltizam menurut pengertian hukum

secara umum

ص كل ف ش تزم بت ف ك

Setiap orang yang mukallaf terikat dengan tindakannya10

Pengertian iltizam direduksi dari ketentuan ayat hukum

yang menegaskan keharusan melakukan akad sesuai dengan

ketentuan Allah sebagaimana ditegaskan dalam QS al-Maidah

ayat 1 yang berbunyi

9 Abd al-Razaq al-Sanhuri Mashadir al-Haqq fi al-Fiqh al-Islamy

Dirasah Muqaranah bi al-Fiqh al-Gharbi Jilid I (Beirut Dar al-Hana li al-Thiba‟ah wa al-Nasyr 1958) hlm 130-131

10 Ibid

17

Hai orang-orang yang beriman penuhilah aqad-aqad itu dihalalkan bagimu binatang ternak kecuali yang akan dibacakan kepadamu (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya Misalnya seseorang diharuskan membayar atau meng-

ganti barang yang dirusaknya dapat dikatakan iltizam

disebabkan ia harus dilaksanakan oleh yang meneruskannya

Demikian pula dengan ta‟wild atau tadlmin terhadap suatu

kerugian yang tertimpa atas orang lain baik langsung ataupun

tidak langsung Iltizam merupakan tindakan hukum yang

menjadi sebab bagi dilakukannya suatu kewajiban untuk

memberikan kemaslahatan bagi orang yang dirugikan Maka

nafkah kerabat yang fakir atas kerabat yang kaya dalam batas-

batas tertentu merupakan iltizam atas kerabat yang kaya itu11

Iltizam berlaku untuk siapa saja yang diharuskan baik ia

fakir maupun kaya Bahkan mengganggu orang lain baik

jiwanya maupun anggota tubuhnya ataupun harta dan kehor-

matannya dinamakan juga il tizam yang diwajibkan oleh syara‟

atas setiap mukallaf Iltizam menjadi hak syakshi bagi

11 Peneliti mengutip contoh iltizam dalam Yahya Abdurrahman ldquoAl-

Iltizamrdquo artikel yang dipublikasikan dalam httpfiqh1wordpress com20100515al-iltizam diakses pada tanggal 28 Maret 2017 Lihat pula penjelasan TM Hashbi Ash-Shiddieqy Fiqh Muamalah (Semarang Pustaka Rizki Putra 1997) hlm 58

18

seseorang adalah sebagai taklif dan ahdah atas orang lain

Taklif ini menurut sarjana hukum Barat dinamakan iltizam

Sedangkan hak syakshi dan iltizam dalam anggapan mereka

satu Karena kalau ditinjau dari segi yang menuntut (thalib al-

haqqi atau shahib al-haqqi) dia dinamakan pula hak dan kalau

ditinjau dari segi yang dapat memenuhi dinamakan iltizam

(kewajiban)12

Iltizam adakalanya dipakai untuk kedua belah pihak

seperti iltizam yang terjadi pada akad mu‟awadlah Penjual dan

pembeli masing-masing dinamakan multazim dan multazim

lahu Mahall al-iltizam pada si penjual adalah menyerahkan

barang yang telah berpindah milik itu Mahall al-iltizam

terhadap pembeli itu ialah membayar harga Maksudaya iltizam

bagi si penjual berlaku apabila barang yang telah dijual sudah

di beli oleh sipenjual maka dia wajib menyerahkan barang

tersebut Begitu juga sebaliknya iltizam bagi si pembeli adalah

ketika ia menginginkan suatu barang maka ia harus memba-

yarnya terlebih dahulu agar barang tersebut menjadi haknya

Iltizam dalam hukum ekonomi Islam merupakan bdquoalaqah

maddiyah atau tidak dapat dipaksa yakni berpautan dengan

orang seperti terhadap simadin atau dengan pekerjaan seperti

terhadap orang upahan Namun demikian kalau hanya sebatas

12 Abd al-Aziz Tawfiq Qanun al-Iltizamat wa al-‟uqucircd (Mesir Dar al-Saqafah 1988) hlm 8-9

19

ini saja yang kita katakana tentulah prinsip penyandraan tidak

dapat diterima

Oleh karena itu iltizam yang seperti ini hendaknya

disertai dengan keharusan berkehendak (sulthah syakhsiyah)

untuk pelaksanaannya Jika tidak ada keharusan berkehendak

(sulthah syakhsiyah) maka sangat sulit pelaksanaannya Sebab

si madin umpamanya tidak membayar hutang dia menyem-

bunyikan barang-barangnya atau si buruh umpamanya tidak

mau bekerja walaupun hubungan yang pertama dikatakan

‟alaqah maddiyah namun harus terdapat padanya shulthah

syakhshiyah Adanya shulthah syakhshiyah maka si madin

tidak dapat dipaksa membayar hutang13

Syarat dalam melaksanakan iltizam diperlukan dua pihak

yaitu multazim (orang yang diharuskan untuk memenuhi hak)

dan multazam lahu (seseorang yang harus dipenuhi haknya)

Apakah kedua belah pihak harus tertentu sejak pada permulaan

iltizam ataukah tidak Hal tersebut tidak dipertentangkan

karena multazim harus ada dan tertentu orangnya sejak dari

permulaan iltizam Multazim menjadi orang yang dikenai

kewajiban itu (mukallaf) atau dialah yang dikatakan madin

dalam masalah ini14

13 Abd al-Razaq al-Sanhuri opcit hlm 133-134 14 M Ali Hasin Berbagai Macam Transaksi dalam Islam Fiqh

Muamalat cet pertama (Jakarta PT Raja Grapindo Persada 2003) hlm 44

20

Tidaklah dapat diterima akal kalau simadin tidak ada

hutang bisa terjadi Adapun multazim lahu yakni shahib al-

haqq maka pada asalnya harus sudah ada dan sejak ada

iltizam Akan tetapi setelah kita meneliti hukum-hukum fiqih

satu persatu nyatalah bahwa multazam lahu tidak wajib selalu

ada sejak permulaan iltizam Cukup menentukan multazam

lahu ketika menunaikan iltizam

Dengan demikian pada awal iltizam boleh jadi multazam

lahu masih belum diketahui tetapi dalam waktu menunaikan

iltizam haruslah si multazam lahu ada (diketahui) Umpama-

nya seorang komandan perang dapat mengumumkan kepada

tentara bahwa rampasan perang (salab) akan diberikan kepada

yang menewaskan musuh Karenanya yang menewaskan

musuh berhak mengambil salab walaupun dia tidak mendengar

sendiri pengumuman komandan itu

Para ulama telah membolehkan seseorang mengumum-

kan bahwa siapa mendapatkan kembali barangnya yang telah

hilang akan diberikan upah hal ini dalam Ilmu Fiqih biasa

disebut ji‟alah Oleh karena itu walaupun ucapan yang

dikeluarkan oleh orang yang memiliki barang tidak dihadapkan

kepada orang tertentu namun orang yang menemukan itu dapat

memperoleh upah atas barang temuannya (ajr al-mitsli)

Berdasarkan uraian di atas tentu alangkah lebih baik jika

mengikuti apa yang disyari‟atkan dalam hukum Islam yakni

21

menggunakan istilah multazim atau multazam lahu dan iltizam

dan tidak memakai istilah kreditur atau debitur tersebut Jika

kebanyakan orang cenderung mengikuti pemikiran Barat

dengan mengunakan istilah kreditur atau debitur Meski istilah

tersebut dapat diimplementasikan dalam praktik akad namun

ia terikat dengan perbuatan hukum yang sifatnya‟adabi

Selain itu jika menggunakan istilah kreditur maupun

debitur ia mengandung pengertian bahwa iltizam hanya

mengenai sesuatu yang berkenaan dengan madiyah dan juga

tidak bisa diaplikasikan pada sesuatu yang berkenaan dengan

‟adabiyah Karena tidak ada hutang piutang antara soal

ketaatan istri terhadap suami misalnya

Terlebih lagi jika melihat perkembangan sejarah lafadz

iltizam yang diungkap atau biasa dipakai oleh para fuqaha

tentang iltizam ternyata sudah terlebih dahulu dipakai sebelum

pemikir-pemikir Barat dengan hukum-hukum mereka mengata-

kan iltizam sebagai kreditur dan debitur Dengan demikian

penulis dapat mengatakan bahwa term iltizam lebih baik

dipakai dalam praktik transaksi bisnis syari‟ah daripada istilah-

istilah yang disampaikan oleh para pemikir hukum Barat

tersebut

Selanjutnya teori menengah (middle range theory) yang

digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah teori

perjanjianakad (nazhariyyat al-‟uqucircd) yang mengacu kepada

22

Wahbah al-Zuhaili Al-Fiqh al-Islamiyyah wa Adillatuhu

(Damsyiq Dar al-Fikr 1989)

Menurut Al-Zuhaili15 hak milik atas harta baik individu

maupun kolektif merupakan hak bagi manusia untuk

mengelola dan mengambil manfaat atas harta itu (tasharruf

‟ala al-maal) Pengambilan manfaat dari pengelolaan atas harta

dibenarkan menurut ketentuan syara‟ dengan batas-batas yang

ditentukan oleh Allah dan rasul-Nya Dalam konteks ini

dikenal teori pemindahan hak milik melalui akad atau

perjanjian (nazhariyyat al-‟uqucircd) yang disandarkan pada

ketentuan nash QS 2 116 bahwa dalam setiap perjanjian bisnis

termasuk dalam kategori akan yang direfleksikan sumbernya

(al-Qur‟an dan Sunnah) Kaitannya dengan teori perjanjianakad dalam hukum

perikatan Islam dijelaskan bahwa hakikat akad diartikan

segala sesuatu yang keluar dari seorang manusia dengan

kehendaknya dan syara‟ menetapkan beberapa haknya (kullu

maa yasduru min syakhsin biiradathihi wa yurattaba bdquoalaihi al-syar‟u natabiha huquuqiyyatin) Merujuk kepada pengertian

tersebut akad dibagi dua yakni akad dengan ucapan (aqd al-

15 Wahbah Zuhaili Al-Fiqh al-Islamiyyah wa Adillatuhu (Damsyiq Dar al-Fikr 1989) juz 4 hlm102-103

16 Terjemah ldquoHai orang-orang yang beriman penuhilah aqad-aqad itu dihalalkan bagimu binatang ternak kecuali yang akan dibacakan kepadamu (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nyardquo (QS 5 1)

23

qauli) dan akad dengan perubatan (aqd al-fi‟liy) Oleh karena

itu segala bentuk akad dalam praktik bisnis termasuk di

dalamnya transaksi bisnis dapat dianggap sah sepanjang tidak

bertentangan dengan prinsip-prinsip asas-asas syarat rukun

dan etika bisnis menurut syara‟ Mengacu kepada ketiga teori di atas praktik perjanjian

akad (nazhariyyat al-‟uqucircd) dalam hukum perikatan Islam

hendaknya mempertimbangkan syarat jaliyah dalam berakad

Syarat jaliyah adalah syarat-syarat transaksi akad yang sengaja

disebutkan oleh kedua belah pihak yang sedang melakukan

transaksi sebagai tambahan atas segala ketentuan yangtelah

ditetapkan dalam syari‟at17 Syarat jaliyah yang dibuat dan

disepakati oleh kedua belah pihak yang terkait dalam transaksi

dan akad dilakukan sesuai dengan kemampuan menurut

transaksi akal sehingga mampu dilakukan oleh manusia

Aplikasi syarat jaliyah ke dalam implementasi prinsip

ekonomi Islam di bank syariah ini sangat erat kaitannya dengan

keharusan untuk menerapkan prinsip-prinsip dan asas-asas

muamalah Islam sebagai ajaran yang universal telah membe-

rikan pedoman umum bagi kegiatan ekonomi berupa prinsip-

prinsip dan asas-asas muamalah Mengutip pendapat Juhaya S

17 Juhaya S Praja Filsafat Hukum Islam (Bandung UNISBA

1997) hlm 160-170

24

Praja ia menyebutkan ada beberapa prinsip hukum ekonomi

syariah18 antara lain

1 Prinsip la yakun dawlatan bayn al-agniya yakni prinsip

hukum ekonomi yang menghendaki pemerataan dalam

pendistribusian harta kekayaan

2 Prinsip antaradin yakni pemindahan hak kepemilikan atas

harta yang dilakukan secara sukarela

3 Prinsip tabadul al-manafi‟ yakni pemindahan hak atas harta

yang didasarkan kepasa asas manfaat

4 Prinsip takaful al-ijtima‟ yakni pemindahan hak atas harta

yang didasarkan kepada kepentingan solidaritas sosial

5 Prinsip haq al-lah wa hal al-adami yakni hak pengelolaan

harta kekayaan yang didasarkan kepada kepentingan milik

bersama di mana individu maupun kelompok dapat saling

berbagi keuntungan serta diatur dalam suatu mekanisme

ketatanegaraan di bidang kebijakan ekonomi

Di samping prinsip-prinsip tersebut di atas sebagai

ajaran yang universal sistem ekonomi Islam juga mengatur

berbagai ketentuan umum syariat yang terangkum dalam asas-

asas muamalah Mengutip penjelasan Ahmad Azhar Basyir

asas-asas muamalah dalam hukum ekonomi Islam antara lain19

18 Juhaya S Praja Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Madya

Filsafat Hukum Islam tentang Rekosntruksi Paradigma Ilmu Titik Tolak Pengembangan Ilmu Agama dan Universalitas Hukum Islam pada tanggal 1 April 2000 di IAIN Sunan Gunung Djati Bandung

19 Ahmad Azhar Basyir Refleksi Atas Persoalan Keislaman (Bandung Mizan 1994) hlm 190-191

25

1 Asas kehormatan manusia (QS 17 70)

2 Asas kekeluargaan dan kemanusiaan (QS 49 13)

3 Asas gotong-royong dalam kebaikan (QS 5 2)

4 Asas keadilan kelayakan dan kebaikan (QS 16 90)

5 Asas menarik manfaat dan menghindari madharat (QS 2

282)

6 Asas kebebasan dan kehendak (QS 2 30)

7 Asas kesukarelaan (QS 4 39)

Berdasarkan prinsip-prinsip dan asas-asas tersebut suatu

akad mencakup tiga tahapan yaitu perjanjian persetujuan dan

perikatan Selanjutnya untuk mencapai sahnya suatu akad

hendaknya memenuhi syarat dan rukunnya Di antara syarat-

syarat akad adalah kedua pihak yang berakad hendaknya orang

dewasa dan mampu dibenarkan oleh syara‟ ada manfaat terus berlangsung dan bersambung Sedangkan rukun akad menca-

kup orang yang berakad (bdquoaqid) benda yang menjadi obyek

akad (ma‟qud bdquoalaih) tujuan akad (maudhu‟ al-bdquoaqd) dan

lafafz akad (sighat al-bdquoaqd) Oleh karena itu suatu akad dan

muamalah adalah sah selama tidak ada dalil yang membatalkan

dan mengharamkannyardquo (al-ashl fi al-‟uqucircdi wa al-mu‟amalati al-sihhatu hatta yaquma al-daliilu bdquoala al-buthlan wa al-

tahrim)20

20 Lihat penjelasan Wahbah al-Zuhaily dan Abd Rahman al-Juazairy

tentang akad sebagaimana dikutip oleh Hendi Suhendi Fikih Muamalah (Jakarta Rajawali Press 2004) hlm 42-48

26

Kemudian teori aplikatif (applicative theory) digunakan

teori sistem informasi manajemen keuangan Secara umum

sistem informasi manajemen keuangan merupakan suatu cara

dan metode yang digunakan dengan bertujuan untuk mem-

berikan dukungan berbasis sistem dan data kepada pihak lain

agar dapat merealisasikan tujuan bersama yang akan dicapai

sehingga dapat lebih efektif dan efisien

Dalam prosesnya sistem informasi manajemen keuangan

ini lebih berorientasi kepada penggunaan dan pemanfaatan

teknologi informasi dalam menunjang kegiatannya sehingga

dengan menggunakan pemanfaatan teknologi informasi yang

diharapkan dapat lebih mudah untuk memberikan dukungan

kepada unit atau pihak lain dalam menjalankan operasionalnya

sehingga dapat menghasilkan output positif yang lebih efektif

dan efisien serta berorientasi pada proses pengambilan kepu-

tusan atau kebijakan lainnya yang memang dibutuhkan oleh

pihak perusahaan

Dalam proses sistem informasi manajemen keuangan

tersebut juga terdapat Decision Support System (DSS) yaitu

pemilihan beberapa tindakan alternatif yang ada untuk

mencapai satu atau beberapa tujuan yang akan ditetapkan21

21 Efraim Aronson Jay Turban dan Liang Peng Ting Decision

Support System and Intelegent System (New Jersey Pearson Education Inc 2005) hlm 21

27

Selain itu juga DSS ini merupakan suatu sistem informasi yang

berada di level manajemen dari suatu organisasi yang meng-

kombinasikan data dan model analisis yang canggih atau

peralatan data analisis untuk mendukung pengambilan kepu-

tusan yang semi terstruktur dan tidak terstruktur DSS ini

dirancang untuk membantu dalam proses pengambilan kepu-

tusan organisasional22

Pentingnya dilakukan dalam sistem informasi manajemen

keuangan dewasa ini di dunia perbankan dalam menunjang

operasionalnya dikarenakan semakin kompleknya berbagai

kebutuhan transaksional jumlah ketentuan dan aturan yang

sudah ada di dalam berbagai kebijakan perbankan dalam

pengelolaannya disamping risiko yang cukup besar dan harus

senantiasa dihadapi tetapi disisi lain quality service yang meru-

pakan komponen dasar dalam pemasaran jasa serta inti dari

penjualan suatu produk yang dipasarkan dengan kinerja

terhadap pelayanan nasabah dan harus senantiasa terjaga

dengan baik guna menjaga stabilitas dan eksistensi perusahaan

agar senantiasa memiliki performance yang optimal23

22 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk

Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset2007) hlm 13

23 A Parasuraman VA Zeithamel dan LL Berry A Conceptual Model of Service Quality and Its Implication for Future Reseach dalam Jurnal Ekonomi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Petra yang diakses tanggal 2 Februari 2015 hlm 4

28

Dalam sistem informasi manajemen keuangan salah satu

proses yang dilakukan adalah dengan menganalisis sebuah

sistem yang ada disertai dengan entitas pendukung lainnya

biasanya akan dilakukan terhadap beberapa aspek antara lain

adalah kinerja informasi ekonomi keamanan aplikasi

efisiensi dan pelayanan pelanggan Salah satu proses analisis

yang digunakan dalam supporting data ini menggunakan

metode yang disebut dengan PIECES Analysis (Performance

Information Economy Control Eficiency and Service)24

Sistem informasi manajemen keuangan sangat berguna

bagi pengukuran kinerja keuangan Kinerja Keuangan dapat

didefinisikan sebagai Performing measurement yaitu kuali-

fikasi dan efisiensi perusahaan atau segmen serta keefektifan

dalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi Dengan

demikian pengertian kinerja dapat difenisikan sebagai suatu

usaha formal yang dilaksanakan oleh pihak perusahaan untuk

mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan

yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu

Laporan kinerja keuangan menurut Standar Akuntansi

Keuangan menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan

bagian penting dari proses pelaporan keuangan yang meliputi

24 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk

Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset2007) hlm 19

29

neraca laporan rugi laba laporan perubahan modal (yang

dapat disajikan dengan berbagai cara seperti sebagai laporan

arus kas atau laporan arus dana) catatan dan laporan lainnya

serta materi penjelasaan yang merupakan bagian Integral dari

Laporan Keuangan25

Sedangkan menurut Edy Sukarno26 yang dikutip di dalam

jurnal Fokus Ekonomi ia mengatakan bahwa kinerja keuangan

adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan

suatu kegiatanprogramkebijaksanaan dalam mewujudkan

sasaran tujuan misi dan visi organisasi di mana sebagai hasil

yang telah dicapai atas segala aktivitas yang telah dilakukan

dalam mendayagunakan sumber-sumber yang tersedia dalam

suatu organisasi atau perusahaan

Menurut ulasan Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku

Penyajian Laporan Keuangan Syariah (PSAK 101) Tahun

2013 menyatakan bahwa Laporan kinerja keuangan adalah

catatan laporan keuangan yang berisi informasi tambahan atas

apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan laporan laba

rugi konprehensif laporan perubahan ekuitas laporan arus kas

laporan sumber dan penggunaan zakat dan laporan sumber dan

penggunaan dan kebajikan yang mana dalam catatan ini

25 Ikatan Akuntan Indonesia Standar Akuntansi Keuangan (Jakarta

Salemba 1999) hlm12 26 Lihat Edy Sukarno ldquoKinerja Keuanganrdquo dalam Jurnal Focus

Ekonomi Volume 4 Nomor 1 Bulan Juni 2009 hlm 27-43

30

memberikan rincian dari pos-pos yang disajikan dalam laporan

keuangan dan informasi mengenai pos-pos yang tidak meme-

nuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan27

Munawir dalam Analisa Laporan Keuangan28 menga-

takan bahwa laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari

proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu

perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan

data atau aktivitas perusahaan tersebut

Berdasarkan pengertian di atas tersebut maka penulis

dapat merumuskan bahwa Sistem Informasi Manajemen

Keuangan adalah suatu rangkaian proses yang melibatkan

semua aspek yang pada akhirnya memberikan informasi dan

pelayanan keuangan pada bank syariah dalam menjalankan

aktivitas bisnisnya untuk mencapai keuntungan atau laba

H Langkah-langkah Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan langkah-

langkah penelitian sebagai berikut

1 Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

27 Ikatan Akuntan Indonesia Penyajian Laporan Keuangan Syariah PSAK 101 2013

28 Munawir Analisa Laporan Keuangan (Yogyakarta BPFE1999) hlm

31

jasa keuangan di bank syariah Selain itu jika dilihat dari segi

pengertiannya obyek adalah keseluruhan dari gejala yang

terdapat di sekitar kehidupan manusia Sedangkan dilihat dari

segi sumbernya obyek dalam suatu penelitian kualitatif disebut

sebagai situasi sosial yang di dalamnya terdiri dari tiga elemen

yaitu29

a Tempat

b Pelaku

c Aktivitas

Melihat dari ketiga elemen tersebut saling bersinergi

Akan tetapi obyek penelit ian kualitatif juga tidak semata-mata

bergantung pada situasi sosial dari tiga elemen itu saja

melainkan juga berupa tumbuhan peristiwa alam binatang

kendaraan dan sebagainya Sebaliknya jika dikaitkan dengan

sumbernya maka obyek penelitian bisa dibedakan menjadi dua

bagian yaitu obyek primer dan sekunder

Obyek penelitian yang dikembangkan oleh Husein Umar

dalam Setiawan Santana30 menjelaskan bahwa obyek penelitian

menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi obyek

penelitian dilakukan bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika

dianggap perlu Dengan kata lain obyek penelitian dapat

29 Editor ldquoDefinisi dan Cakupan Obyek Penelitianrdquo artikel dalam

httpwwwinformasi-pendidikancom201308obyek-penelitianhtml diakses pada tanggal 10 Februari 2015

30 Santana Setiawan Menulis Ilmiah Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta Yayasan Obor Indonesia2007) hlm 533

32

difahami karakteristik tertentu yang mempunyai nilai skor atau

ukuran yang berbeda untuk unit atau individu yang berbeda

atau merupakan konsep yang diberi lebih dari satu nilai

Obyek ini dipilih berdasarkan atas pemilahan terhadap

semua obyek yang sejenis namun memiliki kekhususan karena

alasan sebagai berikut pertama implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

jasa keuangan yang diinduksi dari pelayanan keuangan di bank

syariah tampaknya belum terumuskan secara sistematis baik

secara konsepsional maupun operasional kedua implementasi

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah tampaknya

belum berimplikasi positif terhadap tingkat kepercayaan

masyarakat kepada bank syariah dan ketiga implementasi

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah tampaknya

belum banyak dikaji secara sistematis dari segi manajemen

keuangan syariah

2 Metode Penelitian

Istilah metode penelitian terdiri atas dua kata yaitu kata

metode dan kata penelitian Kata metode berasal dari bahasa

Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau menuju suatu

jalan Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan

dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu

33

subjek atau obyek penelitian sebagai upaya untuk menemukan

jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan

termasuk keabsahannya31

Adapun pengertian penelitian adalah suatu proses

pengumpulan data dan analisis data yang dilakukan secara

sistematis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu Pengumpulan

data dan analisis data dilakukan secara ilmiah baik bersifat

kuantitatif maupun kualitatif eksperimental maupun non

eksperimental interaktif maupun non interaktif

Selain itu metode penelitian juga merupakan suatu

teknik atau tata cara mencari memperoleh mengumpulkan

atau mencatat data baik yang berupa data primer maupun data

sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu

karya ilmiah dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang

berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga

akan terdapat suatu kebenaran data yang akan diperoleh

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah menggabungkan metode penelitian kepustakaan dan

empirik (bibliographical and empirical research method) dan

pendekatan kuantitatif Penelitian ini lebih difokuskan untuk

mengetahui dan menganalisis implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

jasa keuangan di bank syariah

31 Lihat Rosady Ruslan Metode Penelitian Public Relations dan

Komunikasi (Jakarta Rajawali Pers 2003) hlm 24

34

3 Jenis Data

Penelitian ini pada dasarnya bersifat kualitatif sesuai

dengan metode yang digunakan yakni metode deskriptif

analitis32 yakni data yang terkumpul berbentuk uraian yang

menggambarkan kondisi obyektif penelitian Metode deskriptif

ini dimaksudkan untuk menganalisis jenis data yang mencakup

konsep dan teori tentang implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan di bank syariah

4 Sumber Data

Sumber data merupakan semua masukan data yang

berguna untuk kepentingan dan kelengkapan dalam proses

analisis data Sumber data diperoleh dari berbagai literatur

yang erat kaitannya dengan obyek penelitian ini Sumber data

pada umumnya dapat dibagi tiga yaitu data primer sekunder

dan tersier

Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh dari

berbagai literatur yang relevan Sumber data sekunder dipero-

leh melalui hasil studi observasi Adapun untuk data tersier

diperoleh dari sumber-sumber lainnya yang relevan untuk

melengkapi dan mendukung kebutuhan sumber data primer dan

sekunder

32 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D (Bandung Alfabeta 2008) hlm 13

35

6 Teknik Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai

sumber yakni sumber data primer sekunder dan tersier

Sumber data primer diperoleh dari hasil studi kepustakaan

(bibliography) Adapun sumber data sekunder diperoleh dari

data empirik yang berkenaan dengan implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam

praktik jasa keuangan di bank syariah Adapun sumber data

tersier diperoleh dari berbagai dokumen yang terkait dengan

obyek penelitian

7 Analisis Data

Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini

yaitu pertama melakukan inventarisasi data terhadap semua

sumber data yang dibutuhkan kedua melakukan klasifikasi

data untuk memilah dan memilih mana saja data yang relevan

ketiga melakukan analisis data secara induktif dan deduktif

dan keempat merumuskan kesimpulan penelitian

36

BAB II

KONSEP DAN TEORI

1 Prinsip-prinsip Akad

a Pengertian Akad

Sistem ekonomi Islam sangat erat kaitannya dengan pem-

bahasan tentang akad (al-bdquoaqd) Akad dalam bahasa Indonesia

disebut kontrak merupakan konsekuensi logis dari hubungan

sosial dalam kehidupan manusia Hubungan ini merupakah

fitrah yang sudah ditakdirkan oleh Allah ketika menciptakan

makhluk yang bernama manusia Oleh karena itu ia meru-

pakan kebutuhan sosial sejak manusia mulai mengenal arti hak

milik Islam sebagai agama yang komprehensif dan universal

telah memberikan aturan yang cukup jelas tentang akad untuk

dapat diimplementasikan dalam setiap masa33

Sedangkan dalam bahasa Arab akad berasal dari kata

aqada - yu‟aqqidu ndash uqudan yang secara bahasa berarti

mengikat mengunci menahan atau membuat suatu perjanjian

Selain itu akad juga diambil dari beberapa istilah dalam bahasa

Arab yang memiliki makna sejenis antara lain34

33 Ikhwan Abidin Basri Teori Akad dalam Fikih Muamalah kutipan

artikel dalam httpwwwfossei4tcomArtikel14htm diakses tanggal 15 November 2017

34 Lihat beberapa pengertian akad dalam hukum ekonomi Islam sebagaimana dijelaskan oleh Hendi Suhendi Fikih Muamalah (Jakarta Raja Grafindo Persada 2002) h 44-46

37

Pertama berasal dari kata ikatan ( ب -yaitu mengum ( ال

pulkan dua ujung tali dan mengikat salah satunya dengan yang

lain saling mengikat sehingga menjadi bersambung yang

kemudian keduanya menjadi sepotong benda

Kedua berasal dari katan sambungan ( عق ) yaitu

sambungan yang memegang kedua ujung itu dan mengikatnya

Ketiga berasal dari kata janji ( الع ) sebagaimana

tercantum dalam QS 3 76 yang berbunyi

(Bukan demikian) sebenarnya siapa yang menepati janji

(yang dibuat)nya dan bertakwa maka sesungguhnya

Allah menyukai orang-orang yang bertakwa35

Keempat berasal dari kata perjanjian ( العق ) sebagai-

mana tercantum dalam QS 5 1 yang berbunyi

Hai orang-orang yang beriman penuhilah aqad-aqad itu dihalalkan bagimu binatang ternak kecuali yang akan dibacakan kepadamu (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya36

35 CD Qur‟an in Word 36 Ibid

38

Nibra Hoesen menjelaskan teori akad dalam hukum

perikatan Islambahwa akad dapat diartikan gabungan atau

penyatuan dari penawaran (ijab) dan penerimaan (qabul) yang

sah sesuai dengan hukum Islam Ijab artinya penawaran dari

pihak pertama sedangkan qabul adalah penerimaan dari pihak

kedua Dengan kata lain yang dimaksud dengan akad menurut

istilah adalah suatu perjanjian serah terima barang antara dua

orang yang dilakukan secara sukarela baik langsung maupun

tidak langsung37

Selain definisi di atas dalam bahasa Arab akad diartikan

pengikatan antara ujung-ujung sesuatu Ikatan di sini tidak

dibedakan apakah ia berbentuk fisik atau kiasan Sedangkan

menurut pengertian istilah akad berarti ikatan antara ijab dan

qabul yang diselenggarakan menurut ketentuan syariah di

mana terjadi konsekuensi hukum atas sesuatu yang karenanya

akad diselenggarakan Pengertian ini bersifat lebih khusus

karena terdapat pengertian akad secara istilah yang lebih luas

dari pengertian ini Namun ketika berbicara mengenai akad

dalam konteks hukum perikatan Islam pada umumnya penger-

tian inilah yang paling luas dipakai oleh kebanyakan fuqaha

37 Nibra Hoesen Pengerrtian Akad dalam Transaksi Syari‟ah

diterjemahkan dari Aplied Shariah in Financial Transaction The Requirement of Shariah in Financial Transactions (Kuala Lumpur INCEIF 2006) yang diakses melalui httpnibrahosenmultiplycom journalitem5 didownload tanggal 15 November 2017

39

Adapun pengertian akad yang bersifat lebih umum

mencakup segala diinginkan (diazamkan) orang untuk

dilakukan baik itu yang muncul karena kehendak sendiri

(iradah munfaridah) seperti wakaf cerai dan sumpah atau yang

memerlukan dua kehendak (iradatain) untuk mewujudkannya

seperti jual beli sewa menyewa perwakilan dan gadai

Berdasarkan pengertian akad yang lebih umum tersebut

muncul sedikit perbedaan dengan akad yang dimengerti oleh

para fuqaha dan hukum-hukum perdata konvensional

Perbedaannya adalah bahwa dalam pengertian yang lebih luas

mencakup kehendak tunggal dapat melazimkan suatu transaksi

sementara menurut undang-undang hukum perdata konven-

sional akad mesti melibatkan dua kehendak Karena itu

wilayah akad dalam pengertian umum jauh lebih luas diban-

dingkan dengan akad dalam pengertian khusus

Mengacu kepada beberapa pengertian dalam teori akad di

atas tampaknya ada beberapa unsur yang termasuk ke dalam

rukun akad ada tiga yaitu38

Pertama sighat yaitu pernyataan ijab dan qabul dari

kedua belah pihak boleh dengan lafad atau ucapan boleh juga

38 Lihat penjelasan Nibra Hosen Briefcase Book Edukasi

Professional Syariah Cara Mudah Memahami Akad-akad Syariah tim penyunting Muhammad Firdaus NH Sofiniah Ghufron Muhammad Aziz Hakim Mukhtar Alshodiq (Kuala Lumpur INCEIF 2006) artikel yang dipublikasikan dalam httpnibrahosenmultiplycomjournalitem5 diakses tanggal 15 November 2017

40

di lakukan dengan tulisan Sighat haruslah selaras antara ijab

dan qabul-nya Apabila satu pihak menawarkan (ijab) benda A

dengan harga seratus rupiah pihak lain harus menerima

(qabul) dengan menyebutkan benda A senilai seratus rupiah

pula bukan benda B yang harganya 150 rupiah Dalam sighat

kedua belah pihak harus jelas menyatakan penawaran nya dan

pihak yang lain harus dengan jelas menerima tawarannya

(transparansi) qabul harus langsung di ucapkan setelah ijab di

ucapkan ijab dan qabul haruslah terkoneksi satu dengan yang

lain tanpa adanya halangan waktu dan tempat Misalnya ijab

ditawarkan hari ini dan dijawab dua hari kemudian itu tidaklah

sah ijab dan qabul juga harus dilakukan di dalam satu ruangan

yang sama oleh kedua belah pihak atau istilahnya harus di

dalam satu majelis yang sama

Kedua bdquoaqidan yaitu pihak-pihak yang akan melakukan

akad kedua belah pihak yang akan melaksanakan akad ini

harus sudah mencapai usia akil-baligh (sesuai hukum yang

berlaku di suatu negara) harus dalam keadaan waras (tidak

gila) atau mempunyai akal yang sehat harus dewasa (rushd)

dan dapat bertanggungjawab dalam bertindak tidak boros dan

dapat dipercaya untuk mengelola masalah keuangan dengan

baik

Ketiga mahal al-bdquoaqd atau obyek-obyek akad yaitu jasa

atau benda-benda yang berharga dan obyek akad tersebut tidak

41

dilarang oleh syari‟at Obyek akad yang dilarang atau

diharamkan oleh syari‟at diantaranya adalah minuman keras

darah bangkai dan daging babi

Kepemilikan dari obyek akad harus sudah berada pada

satu pihak dengan kata lain obyek akad harus ada pada saat

akad dilaksanakan kecuali pada transaksi Salam39 dan

Istisna40 Obyek akad harus sudah di ketahui oleh kedua belah

pihak beratnya harganya spesifikasinya modelnya kualitas-

nya Perlu diperhatikan di sini bahwa dalam hukum Islam

seseorang tidak diperbolehkan untuk menjual sesuatu yang

bukan miliknya Salah satu contohnya adalah menjual burung

burung yang masih terbang di udara atau menjual ikan-ikan

yang masih berenang di lautan lepas karena tidak jelas berapa

jumlahnya dan sulit untuk menentukan harga pastinya yang

dapat berakibat pada adanya unsur ketidakpastian atau gharar

Ketidakpastian atau gharar ini dapat membatalkan akad sama

hal nya dengan riba (interestbunga bank) dan maisyir (judi)

Ketiga unsur tersebut sebaiknya dihindari dalam proses

transaksi yang menggunakan akad syari‟ah

39 Salam adalah suatu perjanjian jual beli atau serah terima barang yang dilakukan tidak langsung di mana si pembeli hanya mengetahui barang berdasarkan sifat dan karakteristiknya

40 Istishna adalah suatu perjanjian pembiyaan di mana salah satu pihak memberikan sejumlah dana untuk membiayai usaha atau proyek dan si peminjam berkewajiban mengembalikannya secara kredit sesuai dengan kesepakatan

42

Sedangkan legalitas dari akad di dalam hukum Islam

terbagi menjadi dua bagian pertama shahih atau sah artinya

semua rukun kontrak beserta semua kondisinya sudah

terpenuhi kedua bathil yaitu apabila salah satu dari rukun

kontrak tidak terpenuhi maka kontrak tersebut menjadi batal

atau tidak sah apalagi jika ada unsur maisyir gharar dan riba

di dalamnya Akad yang efektif di bagi lagi menjadi dua

bagian yaitu pertama lazim yaitu mengikat dan kedua ghair

al-lazim yaitu tidak mengikat Akad lazim adalah akad yang

tidak dapat dibatalkan oleh salah satu pihak tnapa persetujuan

pihak yang lainnya Contohnya adalah perceraian dengan

kompensasi pembayaran properti dari istri yang diberikan

kepada suami Sedang akad ghair al-lazim dapat dibatalkan

oleh salah satu pihak tanpa persetujuan dari pihak yang

lainnya Contohnya dalam transaksi partnership (musyarakah)

agency (wakalah) wasiat (wassiyyah) pinjaman (bdquoariyah) dan

penitipan (wadi‟ah)

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil beberapa

rumusan sebagai berikut pertama hakikat akad adalah suatu

perjanjian serah terima barang antara dua orang yang

memenuhi segala syarat dan rukun akad serta dibenarkan oleh

syari‟at kedua suatu perjanjian atau akad dapat dikatakan sah

apabila telah memenuhi syarat dan rukunnya Sebaliknya suatu

43

perjanjian atau akad dapat dikatakan tidak sah apabila salah

satu syarat dan rukunnya tidak terpenuhi ketiga semua bentuk

perjanjian dibolehkan sepanjang tidak bertentangan dengan

ketentuan syari‟at

b Landasan Akad

Al-Qur‟an dan Hadits Nabi merupakan landasan paling

fundamental bagi umat Islam untuk melakukan akad dan

memiliki harta yang dibenarkan menurut ketentuan syara‟

Bahkan para ulama jumhur sepakat bahwa akad dan pemilikan

harta dalam bermuamalah hukumnya boleh sepanjang tidak ada

dalil yang mengharamkannya

1) Al-Qurrsquoan

Dasar hukum akad dan pemilikan harta dalam muamalah

dibolehkan mengacu kepada QS al-Maidah aayat 2

Hai orang-orang yang beriman penuhilah aqad-aqad itu dihalalkan bagimu binatang ternak kecuali yang akan dibacakan kepadamu (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya41

41 Dalam QS 42 dijelaskan bahwa Aqad (perjanjian) mencakup janji

prasetia hamba kepada Allah dan perjanjian yang dibuat oleh manusia dalam pergaulan sesamanya

44

Akad dapat diaplikasikan salah satunya dalam konteks

jual beli Menurut Sudarsono sebagaimana telah dikutip dari

Imam Taqiyuddin Abu Bakar al-Husaini42 apabila seseorang

menukar sesuatu barang dengan barang yang lainnya dengan

cara tertentu (akad) inilah yang disebut ldquojual belirdquo Hamzah

Ya‟kub43 menjelaskan bahwa dasar hukum dari perniagaan

termasuk juga didalamnya jual beli adalah firman Allah SWT

sebagaimana tercantum dalam QS An-Nisa ayat 29 yang

berbunyi

ن تج أن تك طل ل ك ب الك بي ا أ ك ت ا آ ي ال ي أي

ا حي ع ت ن بك ن ا ك فسك ا أ تقت ك و

Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu Dan janganlah kamu membunuh dirimu sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu Demikian pula ditegaskan dalam surat al-Baqarah ayat

275 yang berbunyi

ن ط الشيط ي يت م ال يق ك ن يق ب ن ال ك ي ي الب م ال يع وح ب وأحل ا ال ثل ال يع ال ا ل ق س ذلك ب ال

42 Imam Taqiyuddin Abu Bakar al-Husaini Kifayat al-Ahyar (Terjemah M Thalib) (Surabaya Bina Ilmu 1997) 156

43 Hamzah Ya‟kub Kode Etik Dagang Menurut Islam (Bandung CV Diponogoro 1993) 72-73

45

عظ ءه ج ف ل ا و ه ف وأ س ف ت ف ب ون ل خ في ب ال ك أصح ول ف ع

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kema-sukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat) sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya lalu terus berhenti (dari mengambil riba) maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah Orang yang mengu-langi (mengambil riba) maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka mereka kekal di dalamnya44 Dalam QS al-Baqarah ayat 283 dijelaskan

ك بع ن أ ض ف ق ن ت ف وا ك سف ول تج ت ع ن ك و و ا الش تكت ب و ت وليتق ا أ ت ي ا ال ي بع ف

آث ق وا ف ي يكت ن ع تع ب

Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis maka hendaklah ada yang dipegang (oleh yang berpiutang) Akan tetapi jika sebagian kamu memper-cayai sebagian yang lain maka hendaklah yang diperca-yai itu menunaikan amanahnya (utangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian Dan barang siapa yang menyembunyikannya maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan45

44 Soenardjo dkk opcit 69 45 Ibid

46

Berdasarkan beberapa ayat di atas dapat disimpulkan

bahwa pada prinsipnya Islam membolehkan akad dan memiliki

harta sepanjang dasar dan tujuan melakukan akad dan pemi-

likan harta tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan syari‟at serta juga ditujukan untuk kebaikkan dan kemaslahatan hidup

manusia di dunia dan akhirat

2) Hadits

Sedangkan dasar hukum berikutnya adalah hadist-hadist

Nabi Muhammad SAW yang berkaitan langsung dengan akad

dan kepemikan harta melalui jual beli Diantaranya adalah

hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban yang berbunyi

ن( البيع عن تراض )رواه ابن حب انمJual beli itu hanya sah bila saling merelakan

Hadits lainnya yang menjadi dasar hukum kebolehan jual

beli adalah berasal dari Ruf‟ah bin Rafi‟ diriwayatkan al-Bazar

dan disahkan oleh hakim yang berbunyi

ل عمل الرجل بيده أن ا يه وس سئل أى الكس أطي ق ى ع لنبى ص) وكل بيع مبرور )رواه رف عه بن رافع وابن م جه وصححه الح ك

Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW telah pernah ditanya tentang usaha apa yang lebih baik Nabi berkata Usaha seseorang dengan tangannya dan jual beli yang mabrur46

46 Ibnu Hajar al-bdquoAsqalani Bulugh al-Maram (Terjemah A Hasan)

(Bandung CV Penerbit Diponegoro 1994) dan Ahmad Azhar Basyir Asas-asas Hukum Muamalat (Yogyakarta UII Pres 2000) 193

47

Berdasarkan beberapa hadits hukum di atas dapat

dirumuskan bahwa pada prinsipnya Islam juga membolehkan

akad dan memiliki harta sepanjang dasar dan tujuan melakukan

akad dan pemilikan harta tersebut dilakukan sesuai dengan

ketentuan syari‟at serta juga ditujukan untuk kebaikkan dan

kemaslahatan hidup manusia di dunia dan akhirat

3) Ijtihad

Selain ayat-ayat al-Qur‟an dan Hadits Nabi yang menjadi

dasar hukum sekaligus dalil bolehnya melakukan akad dan

pemilikan harta dengan cara jual beli adalah ijtihad Ijtihad

berasal dari kata ldquojuhd‟ yang berarti sungguh-sungguh dalam

melaksanakan suatu perbuatan

Istilah ini pada mulanya digunakan dalam bidang juris-

prudensi (fiqh) untuk menyatakan salah satu kaidah yang

ditetapkan oleh para ulama madzhab dan menyusul pemben-

tukkannya Apabila suatu kasus tidak ditemukan penjelasannya

dalam al-Qur‟an dan Sunnah maka ia harus berijtihad dengan

ra‟yu-nya47

Ijtihad dapat dikatakan sebagai rekonstruksi pemikiran

seorang faqih di dalam menyelesaikan kasus-kasus hukum baru

47 Ahmad Hassan Analogical Reasoning in Islamic Jurisprudence

(Islamabad Pakistan Islamic Research Institute 1986) diterjemahkan Munir Qiyas Penalaran Analogis Dalam Hukum Islam (Jakarta Pustaka 2001) 58

48

yang dilakukan melalui penalaran akal secara mendalam

disertai bukti-bukti dan hujjah yang kuat dengan tetap

berpegang kepada sumber yang pokok yakni al-Qur‟an dan

Sunnah Karena ia merupakan rekonstruksi pemikiran akal

maka terdapat dua kecenderungan produk ijtihad yaitu bisa

jadi hasil ijtihad seseorang itu benar tapi bisa juga salah atau

keliru48

Hampir semua ulama madzhab tampaknya sepakat

bahwa kebenaran ijtihad bersifat relatif dan dzanni terkecuali

apabila kebenarannya tidak keluar dari kemauan syari‟at di

dalam nash maka dianggap benar Hal ini menimbulkan

asumsi bahwa munculnya perbedaan pendapat ulama dalam

proses ijtihad untuk menetapkan hukum (istinbacircth al-ahkacircm)

disebabkan tiga hal pertama formulasi kaidah (al-ta‟sicircs) yaitu

ada yang berpegang kepada pemahaman uslub (dalil syara‟)

dan ada pula yang berpegang kepada masalah-masalah cabang

(furu‟) kedua metodologi (manhaj) yaitu rumusan metode

hukum dilakukan secara induktif dan deduktif Hal ini

berimplikasi kepada adanya dua corak kaidah yakni kaidah

ushul dan kaidah fiqh ketiga aspek pemikiran yang

merupakan pijakan mendasar yang dipakai para ulama dalam

48 Kamal Muchtar Ushul Fiqih(Yogyakarta PT Dana Bhakti

Wakaf 1995) 152-155

49

berijtihad Ada yang lebih dominan berpegang kepada nash

teks dan ada yang berpegang kepada ra‟yukonteks49

Implikasi dari ketiga poin di atas maka dalam kajian

pemikiran hukum Islam dikenal dua aliran utama dalam

madzhab hukum Islam yaitu aliran fuqaha yang berpegang

pada nash atau biasa disebut dengan ahl al-hadicirctsmutakallimin

(Imam Syafi‟i dan pengikutnya) dan aliran fuqaha yang lebih berpegang kepada ra‟yuakal dalam merumuskan metode hukumnya dikenal sebagai ahl al-ra‟yu (Imam Hanafi dan

pengikutnya)

Di antara hal-hal yang diperselisihkan oleh para ulama

dan dua aliran besar dalam hukum Islam tentang kedudukan

sumber-sumber hukum Islam adalah pertama masalah hadits

sunnah yang diperdebatkan sisi orisinalitas dan validitasnya

baik dari segi sanad rawi maupun materi (matan) haditsnya

serta tingkat orientasi dan kecenderungan ulama di dalam

memakai hadits sebagai dasar hukum kedua perbedaan

pendapat tentang sumber hukum Islam selain al-Qur‟an dan Sunnah yakni Ijma‟ Qiyas Istihsan Istishab Istishlah

Maslahah al-Mursalah dan sebagainya50

49 Murtadha Muthahari dan M Baqir Ash-Shadr Pengantar Ushul

Fiqh dan Ushul Fiqh Perbandingan terj Satrio Pinandih dan Ahsin Muhammad (Jakarta Pustaka Hidayah 1993) h 44-50

50 Rachmat Syafe‟i Pengantar Ushul Fiqh Perbandingan (Bandung Piara 1994) h 44-47 Lihat pula Abdul Wahhab Khallaf Mashadir al-Tasyri al-Islami fi ma la Nashafihi (Beirut Dar al-Qalam 1970) h 65-69

50

Namun pada intinya ijtihad diakui oleh para ahli hukum

sebagai sumber hukum (dalil aqli) yang paling sering

digunakan mereka ketika merumuskan hukum syara dan

menjelaskan aspek-aspek yang tidak dijelaskan secara rinci di

dalam nash51 Ijtihad ndash yang oleh para ahli hukum modern

seringkali diidentikan dengan Islamic Jurisprudence ndash

membuka ruang yang cukup luas bagi upaya pengembangan

dan penemuan teori-teori hukum baru termasuk teori-teori

hukum yang erat kaitannya dengan akad dan hak milik dalam

hukum perikatan Islam

Dalam konteks filsafat hukum Islam para mujtahid

umumnya melakukan beberapa tahapan dalam merumuskan

hukum-hukum syara‟ secara langsung dari sumbernya yakni al-

Qur‟an dan Sunnah Tahapan yang dimaksud antara lain52

Pertama tanqih al-manaat yaitu mengungkapkan atau

menseleksi sifat-sifat yang berpengaruh pada hukum (al-ta‟yin

wa al-hadfu fi sifat al-hukm) Fungsi mujtahid di sini adalah

menentukan dan membuang sifat-sifat yang berpengaruh pada

hukum di mana setiap mukallaf wajib berijtihad pada tingkat

tanqih disebabkan keberadaan nash masih bersifat universal

51 Ibid 52 Rachmat Syafei Ijtihad fi al-Istinbath wa al-Tathbiq mengutip

penjelasan Ibnu Hazm Al-Ihkam fi Ushul al-Ahkam (Beirut Dar al-Maktabah al-Misriyyah tth)

51

dan abstrak Sehingga perlu dicarikan makna operasionalnya

agar lebih concrete dan applicable

Kedua takhrij al-manaat yaitu menggali hukum-hukum

syara‟ langsung dari sumbernya (al-Qur‟an dan Hadits) baik

yang bersifat pasti (qath‟i) maupun dugaan (dzanni) atau

lafadz hukum yang bersifat implisit maupun eksplisit Tahapan

kedua ini disebut pula ijtihad qiyasi yakni memindahkan

hukum atau menghubungkan furu‟ yang tidak ada nash-nya

dengan furu‟ yang ada nash-nya karena kesamaan illat

hukum53 Pada tahapan kedua ini metode qiyas menjadi sangat

dominan dalam proses penetapan hukum syara‟

Ketiga tahqiq al-manaat yaitu merumuskan pernyataan-

pernyataan yang berupa keputusan-keputusan hukum yang

bersifat pasti (qath‟i) maupun dugaan (dzanni) atas kasus-kasus

hukum yang sedang dikaji berikut implementasinya dalam

pelbagai lapangan hukum Pada tahapan ini setiap produk

hukum hasil ijtihad dapat diimplementasikan sesuai kemauan

nash dan tuntutan realitas sepanjang tidak bertentangan dengan

hakikat dan tujuannya Dalam beberapa kasus ijtihad bebas

yang banyak dilakukan oleh kalangan liberal seringkali

53 Ijma merupakan metode hukum kedua setelah qiyas yang dalam

tulisan ini penulis sebut dengan ijma qiyasi Penulis menguitp penjelasan dari Saidi Abu Habieb Mausuatu al-Ijma terj Ahmad Sahal Mahfudz dan Mustofa Bisri Ensiklopedi Ijma Persepakatan Ulama dalam Hukum Islam (Jakarta Pustaka Firdaus 1997) h 38-39

52

mengabaikan kemauan nash yang tekstual dan terlalu

mengutamakan konteksnya

Perkembangan hukum Islam yang berlaku dalam kehi-

dupan masyarakat di berbagai belahan dunia Islam sesung-

guhnya dapat menjadi bukti bahwa hukum tersebut dipelihara

dan dipatuhi oleh masyarakat Islam Disinyalir sebelumnya

bahwa hukum Islam mengandung tiga elemen yakni pertama

ia merupakan adalah satu sumber hukum yang umum kedua ia

merupakan hukum yang hidup dan berkembang di masyarakat

dan ketiga ia merupakan hukum yang berdiri sendiri dan tidak

diambil dari hukum lain54

Pada kenyataan dewasa ini hukum Islam terbagi ke

dalam berbagai obyek-obyek materi hukum Sebagian meru-

pakan hukum tertulis (dikodifikasikan menjadi undang-

undang) dan sebagian lagi merupakan hukum yang tidak

tertulis tetapi keberadaannya dipatuhi dan berlaku di masya-

rakat Keadaan ini dapat diasumsikan merupakan keistimewaan

dari hukum Islam itu sendiri karena pada sisi tertentu hukum

Islam berdasar kepada nash tapi pada sisi lain hukum Islam

juga membuka diri terhadap faktor di luar nash

Berkenaan dengan hal tersebut perumusan konsep akad

dalam sistem ekonomi Islam yang kini digunakan sebagai teori

54 QS An-Nisa‟ 65

53

hukum ekonomi oleh fuqaha cenderung dipengaruhi beberapa

hal pertama kehadiran para ulama madzhab yang memiliki

persepsi yang berbeda mengenai rumusan norma dan sistem

hukum Islam55 kedua hukum Islam dalam perkembangannya

telah bergeser dari sudut normativitas syari‟ah yang bersifat

umum menjadi fiqh sebagai hukum substantif ketiga perbe-

daan menggunakan metode hukum Islam melahirkan produk

hukum yang berbeda pula56 dan keempat masuknya anasir-

anasir hukum ke dalam wilayah pengkajian hukum Islam

menyebabkan hukum Islam berlaku fleksibel dan rigid57

Berdasarkan pemikiran tersebut maka kesepakan para

ulama (ijma) menjadi salah satu pertimbangan menetapkan

hukum akad dan hak milik dalam hukum perikatan Islam Hal

tersebut dipertegas menurut Sayyid Sabiq58 yang mana para

ulama berpendapat bahwa jual beli dan penekunannya sudah

berlaku (dibenarkan) sejak zaman Rasulullah SAW hingga hari

ini

Oleh karena itu dasar hukum yang digunakan dalam

ijtihad melalui ijma‟ sebagaimana dikemukakan oleh Rachmat

55 Joseph Schact op cit h 3-4 56 Yusuf Musa Tacircricirckh al-Fiqh al-Islacircmiy (Kairo Mesir tt) h 10

Mannabdquo al-Qattan al-Tacircricirckh wa al-Fiqh ficirc al-Islacircm (Mu‟assasah al-Risacirclah tt) h 14

57 Amir Syarifudin Pengertian dan Sumber Hukum Islam dalam Falsafah Hukum Islam (Jakarta Bumi Aksara-Depag RI 1992) h 15

58 Sayyid Sabiq Fikih Sunnah (Terjemahan M Thalib) (Bandung PT Al-Ma‟arif 1987) h 45

54

Syafi‟i59 bahwa seluruh ulama sepakat menentukan jual beli

hukumnya boleh karena manusia tidak dapat memenuhi

kebutuhannya sendiri dan selalu membutuhkan orang lain

demikian untuk memperoleh kebutuhannnya yang dilakukan

melalui tukar menukar barang yang memiliki nilai yang sama

Demikian pula pengertian ijma‟ menurut Ibn Hazm60

berbeda dengan para pendahulunya Jika ijma‟ menurut

kebanyakan para ulama ushul disebut sebagai konsensus ulama

atas hukum yang tidak ada nash-nya dengan ra‟yu mereka atau

dengan mengqiyaskan pada hukum yang telah ada nash-nya

maka ini berbeda dengan ijma‟ menurut Ibn Hazm Menu-

rutnya tak ada ijma kecuali dari teks (nash) Selanjutnya ia

juga menambahkan bahwa tak ada jalan untuk mengetahui

hukum-hukum agama tanpa menggunakan salah satu dari

keempat pokok yang kesemuanya kembali pada nash yang

diketahui kewajibannya dan juga difahami artinya dengan akal

sehat manusia

Selanjutnya sumber kedua dalam ijtihad adalah analogi

(qiyas) Qiyas adalah dasar hukum keempat dalam jual beli

yaitu dianalogikan kepada aktivitas Nabi Muhammad SAW

sejak masa kecil berdagang bersama pamanya yakni Abdul

59 Rachmat Syafe‟i Fikih Muamalah (Bandung Pustaka Setia

2000) h 75 60 Muhammad Ibn Hazm Al-Ihkam fi Ushul al-Ahkam (Beirut dar

al-Fikr tth)

55

Muthalib dan isterinya Siti Khadijah Sedangkan adat atau bdquourf

juga sebagai dasar hukum jual beli yaitu kebiasaan masyarakat

yang tidak bertentangan dengan al-Qur‟an dan al-Sunnah serta

dengan akal sehat dan membawa kepada kemaslahatan umum

Dengan kata lain menurut ijtihad melalui ijma‟ dan qiyas akad dan pemindahan hak milik dibolehkan selama dasar dan tujuan

melakukan akad dan pemilikan harta tersebut dilakukan sesuai

dengan ketentuan syari‟at serta juga ditujukan untuk kebaikan

dan kemaslahatan hidup manusia

Berkenaan dengan uraian di atas dapat dirumuskan

pokok-pokok pikiran sebagai berikut pertama Al-Qur‟an

telah membuktikan kepada seluruh manusia tentang kedudukan

hukum jual beli yang sesuai dengan fitrah manusia sebagai

makhluk sosial kedua Sunnah membuktikan bahwa para Nabi

dan Muhammad SAW adalah pencetus ekonomi melalui

aktivitas bisnis jual beli ketiga para ulama bersepakat bahwa

jual beli merupakan sesuatu yang alamiah sebagai tanda bahwa

manusia tidak dapat hidup individualistik keempat kebiasaan

manusia dalam bisnis jual beli sudah berakar dan sama sekali

tidak menyimpang dari realitas kehidupan duniawi dan

kehendak Allah sepanjang dilakukan dengan sikap saling

merelakan dan tidak mengandung unsur penipuan dan

perjudian

56

Menurut ketentuan al-Qur‟an al-Hadits dan ijtihad para

ulama sebagaimana telah dikemukakan di atas dapat diambil

beberapa rumusan sebagai berikut pertama hukum asal dari

pada akad dan pemilikan harta dengan cara jual beli hukumnya

boleh (mubah) kecuali ada dalil lain yang mengharamkannya

kedua segala bentuk aktivitas akad dan pemilikan harta dalam

perniagaan hendaknya berprinsip kepada sikap saling merela-

kan Ciri utama saling merelakan adalah terpenuhinya rukun

dan syarat jual beli dan ketiga dalam fiqih muamalah diatur

bahwa kepemilikan mutlak atas harta adalah milik Allah

Sehingga akad pemilikan atau pemindahan hak milik atas

harta baik dengan cara jual beli maupun cara-cara lainnya

hukumnya boleh (mubah) sepanjang tidak bertentangan dengan

ketentuan dan batas-batas yang ditentukan oleh Allah dan

Rasul-Nya

c Prinsip-prinsip Akad

Secara substansial prinsip-prinsip akad dan pemindahan

hak milik dalam hukum perikatan Islam erat kaitannya dengan

perkembangan pemikiran tentang hukum ekonomi Islam (fikih

muamalah) Fikih Muamalah diartikan dalam dua makna yakni

sebagai sistem ekonomi Islam dan hukum ekonomi Islam

Untuk makna yang pertama fikih muamalah diartikan sebagai

tata aturan dan mekanisme kerja untuk mengatur setiap usaha

57

ekonomi yang dilakukan oleh individu atau badan hukum

ekonomi Adapun makna yang kedua fikih muamalah dapat

diartikan sebagai ketentuan normatif yang mengatur tentang tata

aturan berekonomi

Berkenaan dengan hal tersebut perkembangan pemikiran

tentang hukum ekonomi Islam yang berlaku dalam masyarakat

muslim sangat dipengaruhi oleh sifat dan karakteristik hukum

Islam itu sendiri61 antara lain

1) Sempurna (Paripurna)

Syari‟at Islam diturunkan dalam bentuk yang umum

Hukum awalnya bersifat tetap sedangkan substansinya berubah

mengikuti illatnya Hukum-hukum yang lebih rinci ditetapkan

dalam kaidah dan pedoman umum sedangkan penjelasan atau

implementasinya diserahkan kepada ahli hukum yang mema-

hami hakikat hukum62

Pedoman-pedoman atau prinsip-prinsip dasar yang

berlaku umum dalam syari‟at Islam mengindikasikan identitas

hukum yang mengunjukkan kesempurnaannya universal dan

teknis serta dapat diterima oleh masyarakat di semua tempat

dan waktu Kesempurnaan hukum Islam dengan sendirinya

61 Fathurrahman Djamil Filsafat Hukum Islam (Jakarta Logos

Wacana Ilmu 1996) 46 62 Anwar Haryono Hukum Islam Keluasan dan Keadilannya

(Jakarta Bulan Bintang 1985) 113 dan Hasbie Ash-Shiddiqie Pengantar Hukum Islam (Jakarta Bulan Bintang 1975) 23-24

58

menempatkan diri sebagai hukum yang tertinggi dan hendak-

nya dapat diaplikasikan oleh komunitas muslim maupun non

muslim karena hukum ini melindungi hak-hak hukum setiap

orang tanpa membedakan latar belakang apapun

2) Elastis (Fleksibel)

Selain bersifat sempurna hukum Islam pun memiliki

fleksbilitas dalam hal aplikasinya Oleh karena itu cakupan

hukum Islam meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang

sifatnya vertikal maupun horizontal Dalam hukum Islam tidak

saja diatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya

(hablumminallah) tetapi juga hubungan manusia dengan

manusia lainnya (hablumminannas) serta lingkungannya

Adapun munculnya perbedaan corak pemahaman hukum

Islam dalam konteks fiqh banyak disebabkan oleh perbedaan

pola pikir ahli hukum (mujtahid) dalam wacana pemikiran dan

penelitian atas obyek-obyek hukum Islam (ijtihad)63 Impli-

kasinya jelas berpengaruh pada perbedaan corak madzhab

hukum yang berlaku dalam masyarakat muslim Hal ini

manjadi bukti bahwa hukum Islam berlalu menyesuaikan diri

dengan situasi kondisi waktu dan tempat64

3) Universal dan Dinamis

Hukum Islam bersifat universal dan dinamis mengan-

dung pengertian bahwa hukum Islam yang dimasukan dalam

63 Ibid 112 64 Hasbie Ash-Shiddiqie Dinamika dan Elastisitas Hukum Islam

(Jakarta Tintamas 1975) 27

59

term fiqh mencakup bagian-bagian atas keseluruhan hukum

dalam term syari‟ah sebagaimana telah disinggung sebelum-

nya identitas hukum Islam yang mengandung dimensi vertikal

dan horizontal dalam semua cakupan hukumnya telah menjadi

ciri universalitas hukum Islam itu sendiri

Adapun dinamika hukum ekonomi Islam dapat diketahui

dari proses perkembangan berlakunya hukum Islam sejak

periode Rasul hingga periode modern dengan segala dimensi-

nya Perkembangan hukum Islam secara sistematis telah

bergeser dari sistem hukum material yang umum dalam nash

kemudian direduksi dalam bentuk transformasi pemikiran

hukum (ijtihad) dan dapat diimplementasikan menjadi berbagai

bentuk pemikiran produk hukum (fiqh) hingga selanjutnya

dikodifikasikan menjadi Qacircnucircn

4) Sistematis

Arti dari pernyataan bahwa hukum Islam bersifat

sistematis adalah hukum Islam itu mencerminkan sejumlah

doktrin hukum yang bertalian satu sama lain secala logis dan

konkrit Hukum ini mencakup seluruh komponen hukum

berupa pokok-pokok ajaran tentang etika moral dan keadilan

serta keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Pencipta Semua

komponen hukum tersebut kemudian terintegrasikan ke dalam

term umum yang disebut syari‟ah65

65 Ibn Qayyim al-Jauziyah bdquoI‟lacircm al-Muwaqqin bdquoan-Rabi al-bdquoAcirclamicircn

Jilid III (Beirut Dacircr al-Fikr tt) 14

60

Sedangkan perwujudan dari sistematisnya hukum Islam

adalah Fiqh Fiqh sebagai produk pemikiran orang Islam

terhadap ajaran Islam sebagaimana digambarkan oleh para ahli

hukum mencakup atas segi-segi secara khusus seperti ibadah

mu‟amalah jinayah siyasah dan sebagainnya Semua jenis pembidangan hukum Islam dalam bidang hukum Islam (fiqh)

adalah suatu refleksi dari bentuk ketaatan orang Islam kepada

ajaran Islam secara totaliter66

Sistematikanya hukum Islam dapat berarti pula saling

berhubungannya atau interaksi setiap bentuk dan unsur-unsur

hukum secara sinergis dan organis Karena hukum Islam

berlaku secara fleksibel dan rigid maka ia menyesuaikan diri

dengan perkembangan dan kebutuhan hidup manusia baik

secara individual maupun kolektif Sehingga secara metodo-

logis akan terbentuk suatu sistem hukum secara piramidal

(hierarki hukum Islam)

5) Ta‟aqquli dan Ta‟abbudi

Ta‟aqquli dan Ta‟abbudi dalam karakteristik hukum

Islam adalah hukum Islam mengandung muatan dimensi

vertikal dan horizontal Hukum Islam bersumber kepada wahyu

yang mengandung muatan teologis menunjukan aturan tentang

hubungan antara manusia dengan Tuhan yang diyakini sebagai

66 Muhammad Muslehudin Kaidah-kaidah Ushulliyah dan

Fiqhiyyah(Jakarta Rajawali Press 1994) 277-278

61

pembuat hukum secara mutlak Konsekuensinya ada keharusan

bagi orang Islam untuk tunduk dan patuh terhadap hukum

Islam

Namun demikian tidak semua hukum Islam itu kaidah

norma hukumnya berbentuk khusus dan jelas malainkan

diperlukan suatu bentuk penafsiran atas segi-segi hukum yang

umum Pada tingkatan metodologi interpretasi atas segi norma

hukum dalam nash kemudian dikonkretkan menjadi produk

hukum (fiqh) yang lebih menyentuh sisi praktis pelaksanaan

hukum Islam

Berkenaan dengan hal tersebut Bustanul Arifin telah

menjelaskan bahwa karakteristik hukum Islam dibagi menjadi

dua macam67 pertama hukum Islam yang lansung ditetapkan

oleh Allah (syari‟at) dan kedua hukum-hukum pokok yang

lahir dari pemikiran manusia (fiqh)

Oleh karena itu maka peneliti dapat merumuskan bahwa

suatu pemahaman yang keliru jika hukum Islam dipahami

hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan (vertikal-

transendental) tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan

manusia lainnya serta dengan lingkungannya (horizontal)

Inilah karakteristik paling unik prinsip akad dalam hukum

ekonomi Islam

67 Ali Yafie Menggagas Fiqh Sosial (Bandung Mizan 1994) 132

62

d Etika Akad

Etika akad dalam sistem ekonomi Islam (muamalat al-

bdquoadabiyah) jelas sangat diperlukan untuk memandu segala

tingkah laku ekonomi di kalangan masyarakt muslim Etika

bisnis Islami (muamalat al-bdquoadabiyah) tersebut selanjutnya

dijadikan sebagai kerangka praktis yang secara fungsional akan

membentuk suatu kesadaran beragama dalam melakukan setiap

kegiatan ekonomi (religiousness economic practical guidance)

Etika ekonomi Islam sebagaimana dirumuskan oleh ahli

ekonomi Islam adalah suatu ilmu yang mempelajari aspek-

aspek kemaslahatan dan kemafsadatan dalam kegiatan ekonomi

dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauhmana

dapat diketahui menurut akal fikiran (rasio) dan bimbingan

wahyu (nash)

Etika ekonomi dipandang sama dengan akhlak karena

keduanya sama-sama membahas tentang kebaikan dan kebu-

rukan pada tingkah laku manusia Sedangkan tujuan etika

Islam menurut kerangka berfikir filsafat adalah untuk

memperoleh suatu kesamaan ide bagi seluruh manusia di setiap

waktu dan tempat tentang ukuran tingkah laku baik dan buruk

sejauhmana dapat dicapai dan diketahui menurut akal fikiran

manusia68

68 Taqiyuddin An-Nabhani Membangun Sistem Ekonomi Alternatif

Perpspektif Islam (Jakarta Risalah Gusti 1996) 52

63

Namun untuk mencapai tujuan tersebut etika ekonomi

Islam mengalami kesulitan karena pandangan masing-masing

golongan di dunia ini berbeda-beda perihal standar normatif

baik dan buruk Masing-masing mempunyai ukuran dan

kriteria yang berbeda-beda pula Sebagai cabang dari filsafat

ajaran etika bertitik tolak dari akal fikiran dan tidak dari ajaran

agama Sedangkan dalam Islam ilmu akhlak dapat difahami

sebagai pengetahuan yang mengajarkan tentang kebaikan dan

keburukan berdasarkan ajaran Islam yang bersumber kepada

akal dan wahyu Atas dasar itu maka etika ekonomi yang

dikehendaki dalam Islam adalah perilaku sosial-ekonomi yang

harus sesuai dengan ketentuan wahyu serta fitrah dan akal

pikiran manusia yang lurus

Di antara nilai-nilai etika ekonomi Islam yang terangkum

dalam ajaran filsafat ekonomi Islam adalah terdapat dua prinsip

pokok sebagai berikut

Pertama Tauhid Prinsip ini mengajarkan kepada semua

manusia tentang bagaimana mengakui keesaan Allah sehingga

terdapat suatu konsekwensi bahwa keyakinan terhadap segala

sesuatu hendaknya berawal dan berakhir hanya kepada Allah

SWT Keyakinan yang demikian dapat mengantar seorang

muslim untuk menyatakan bahwa ldquoSesungguhnya shalatku

ibadahku hidupku dan matiku adalah semata-mata demi

64

Allah Tuhan seru sekalian alamrdquo Prinsip ini kemudian

menghasilkan kesatuan-kesatuan sinergis dan saling terkait

dalam kerangka tauhid Tauhid diumpamakan seperti beredar-

nya planet-planet dalam tata surya yang mengelilingi matahari

Kesatuan-kesatuan dalam ajaran tauhid hendaknya berimpli-

kasi kepada kesatuan manusia dengan tuhan dan kesatuan

manusia dengan manusia serta kesatuan manusia dengan alam

sekitarnya

Kedua prinsip keseimbangan mengajarkan manusia

tentang bagaimana meyakini segala sesuatu yang diciptakan

Allah dalam keadaan seimbang dan serasi Hal ini dapat

dipahami dari ayat al-Qur‟an yang telah menjelaskan bahwa

ldquoEngkau tidak menemukan sedikitpun ketidakseimbangan

dalam ciptaan Yang Maha Pengasih Ulang-ulanglah menga-

mati apakah engkau melihat sedikit ketimpanganrdquo69 Prinsip ini

menuntut manusia bukan saja hidup seimbang serasi dan

selaras dengan dirinya sendiri tetapi juga menuntun manusia

untuk mengimplementasikan ketiga aspek tersebut dalam

kehidupan

Prinsip tauhid ini juga mengantarkan manusia dalam

kegiatan ekonomi untuk meyakini bahwa harta benda yang

berada dalam genggamannya adalah milik Alah SWT Keber-

69 Lihat QS 673

65

hasilan para pengusaha bukan hanya disebabkan oleh hasil

usahanya sendiri tetapi terdapat partsisipasi orang lain Tauhid

yang akan menghasilkan keyakinan pada manusia bagi

kesatuan dunia dan akhirat Tauhid dapat pula mengantarkan

seorang pengusaha untuk tidak mengejar keuntungan materi

semata-mata tetapi juga mendapat keberkahan dan keuntungan

yang lebih kekal (abadi)

Oleh karena itu seorang pengusaha dipandu untuk meng-

hindari segala bentuk eksploitasi terhadap sesama manusia

Dari sini dapat dimengerti mengapa Islam melarang segala

praktek riba dan pencurian tetapi juga penipuan yang

terselubung Bahkan Islam melarang kegiatan bisnis hingga

pada menawarkan barang pada disaat konsumen menerima

tawaran yang sama dari orang lain

Demikian halnya dengan prinsip keseimbangan akan

mengarahkan umat Islam kepada pencegahan segala bentuk

monopoli dan pemusatan kekuatan ekonomi hanya pada satu

tangan atau satu kelompok tertentu saja Atas dasar ini pula al-

Qur‟an menolak dengan sangat tegas daur sempit yang

menjadikan kekayataan hanya berkisar pada orang atau

kelompok tertentu ldquoSupaya harta itu tidak hanya beredar

pada orang-orang kaya saja di antara kamurdquo70

70 QS 59 7

66

Umat Islam dilarang tegas melakukan penimbunan dan

pemborosan71 Ayat ini menjadi dasar bagi pemberian

wewenang kepada penguasa untuk mencabut hak-hak miliki

perusahaan spekulatif yang melakukan penimbunan

penyelundupan dan yang mengambil keuntungan secar

berlebihan karena penimbunan mengakibatkan kenaikan harga

yang tidak semestinya sebagaimana dijelaskan dalam QS 7

31 yang berbunyi

Hai anak Adam pakailah pakaianmu yang indah di setiap

(memasuki) mesjid makan dan minumlah dan janganlah

berlebih-lebihan Sesungguhnya Allah tidak menyukai

orang-orang yang berlebih-lebihan72

Pemborosan dan sikap konsumtif dapat menimbulkan

kelangkaan barang-barang yang dapat menimbulkan ketidak-

seimbangan yang diakibatkan kenaikan harga-harga Dalam

rangka memelihara keseimbangan ekonomi Islam telah mene-

gaskan bahwa pemerintah memiliki fungsi mengontrol harga-

harga yang tidak wajar dan cenderung spekulatif tersebut

yakni dengan berpegang kepada etika ekonomi Islami

71 QS 9 34 72 QS 7 31

67

Untuk memperoleh keberkahan dalam jual beli Islam

telah mengajarkan prinsip-prinsip etika ekonomi Islam sebagai

berikut

1) Jujur dalam takaran dan timbangan Allah berfirman QS al-

Muthafifin 1-2 ldquoCelakalah bagi orang yang curang

Apabila mereka menimbang dari lain (untuk dirinya

dipenuhkan timbangannya) Namun apabila mereka

menimbang (untuk orang lain) dikuranginyardquo

2) Menjual barang yang halal Dalam salah satu hadits Nabi

menyatakan bahwa Allah telah mengharamkan sesuatu

barang maka haram pula harganya (diperjualbelikan)

3) Menjual barang yang baik mutunya Dalam berbagai hadits

Rasulullah melarang menjual buah-buahan hingga jelas

baiknya

4) Jangan menyembunyikan cacat barang Salah satu sumber

hilangnya keberkahan jual beli jika seseorang menjual

barang yang cacat yang disembunyikan cacatnya Ibnu

Umar menurut riwayat Bukhari telah memberitakan bahwa

seorang lelaki menceritakan kepada Nabi bahwa ia tertipu

dalam jual beli Sabda Nabi ldquoApabila engkau berjualbeli

katakanlah tidak ada tipuanrdquo

5) Dilarang bermain sumpah Ada kebiasaan pedagang untuk

meyakinkan pembelinya dengan jalan main sumpah agar

68

dagangannya laris Dalam hal ini Rasulullah SAW memperi-

ngatkan ldquoSumpah itu melariskan dagangan tetapi meng-

hapuskan keberkahanrdquo (HR Bukhari)

6) Longgar dan bermurah hati Sabda Rasulullah ldquoAllah

mengasihi orang yang bermurah hati waktu menjual waktu

membeli dan waktu menagih hutangrdquo (HR Bukhari)

Kemudian dalam hadits lain Abu Hurairah meriwayatkan

bahwa Rasulullah bersabda ldquoada seorang pedagang yang

mempiutangi orang banyak Apabila dilihatnya orang yang

ditagih itu dalam dalam kesempitan dia perintahkan

kepada pembantu-pembantunyardquo Berilah kelonggaran

kepadanya mudah-mudahan Allah memberikan kelapangan

kepada kitardquo Maka Allah pun memberikan kelapangan

kepadanya ldquo (HR Bukhari)

7) Jangan menyaingi kawan Rasulullah telah bersabda

ldquoJanganlah kamu menjual dengan menyaingi dagangan

saudaranyardquo

8) Mencatat hutang piutang Dalam dunia bisnis lazim terjadi

pinjam-meminjam Dalam hubungan ini al-Qur‟an menga-

jarkan pencatatan hutang piutang Gunanya adalah untuk

mengingatkan salah satu pihak yang mungkin suatu waktu

lupa atau khilaf sebagaimana ditegaskan dalam QS al-

Baqarah ayat 282 yang berbunyi ldquoHai orang-orang yang

69

beriman kalau kalian berhutang-piutang dengan janji yang

ditetapkan waktunya hendaklah kalian tuliskan Dan

seorang penulis di antara kalian hendaklah menuliskannya

dengan jujur Janganlah penulis itu enggan menuliskannya

sebagaimana telah diajarkan oleh Allah kepadanyardquo

9) Larangan hukum riba sebagaimana Allah telah berfirman

ldquoAllah menghapuskan riba dan menyempurnakan kebaikan

shadaqah Dan Allah tidak suka kepada orang yang tetap

membangkang dalam bergelimang dosardquo

10) Anjuran berzakat yakni menghitung dan mengeluarkan

zakat atas harta yang dimilikik atau barang dagangan

setiap tahun sebanyak 25 sebagai salah satu cara untuk

membersihkan harta yang diperoleh dari harta yang

dimiliki atau perolehan keuntungan hasil usaha

Berdasarkan uraian di atas dalam konteks etika bisnis

Islam setiap pelaku bisnis (wirausaha) dalam berdagang

hendaknya tidak semata-mata bertujuan mencari keutungan

sebesar-besarnya akan tetapi yang paling penting adalah

mencari keridhaan dan mencapai keberkahan atas rezeki yang

diberikan oleh Allah SWT Hakikat keberkahan usaha itu

adalah kemantapan dari usaha yang dilakukannya dalam

bentuk memperoleh keuntungan yang wajar dan diridhai oleh

Allah SWT

70

2 Sistem Informasi Manajemen Keuangan

a Pengertian Sistem Informasi Manajemen Keuangan

Berikut ini adalah beberapa definisi sistem menurut

beberapa ahli yang kaitannya dengan proses dan fungsi sistem

informasi manajemen keuangan di antaranya73

1) Secara sederhana suatu system dapat diartikan sebagai suatu

kumpulan atau himpunan dari unsur komponen atau

variabel yang terorganisir saling berinteraksi saling bergan-

tung satu sama lain dan terpadu

2) Menurut Gordon B Davis dalam bukunya menyatakan

system bisa berupa abstrak atau fisik74 System yang abstrak

adalah susunan yang teratur dari gagasan-gagasan atau

konsepsi yang saling bergantung Sedangkan sistem yang

bersifat fisik adalah serangkaian unsur yang bekerjasama

untuk mencapai suatu tujuan

3) Norman L Enger dalam bukunya menyatakan suatu system

dapat terdiri dari atas kegiatan-kegiatan yang berhubungan

guna mencapai tujuan-tujuan perusahaan seperti pengen-

dalian inventaris atau penjadwalan produksi

4) Menurut S Prajudi Atmosudirdjo dalam bukunya menya-

takan suatu sistem terdiri atas objek-objek atau unsur-unsur

73 Tata Sutabri Konsep Dasar Informasi (Yogyakarta Andi 2012)

16 74 Chr Jimmy L Gaol Sistem Informasi Manajemen (Jakarta

Grasindo 2010) 7

71

atau komponen-komponen yang berkaitan dan berhubungan

satu sama lain sedemikian rupa sehingga unsur-unsur

tersebut merupakan sebuah kesatuan pemrosesan atau

pengolahan tertentu

5) Menurut Sutarman sistem juga dapat didefinisikan sebagai

kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi

dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses

pencapaian suatu tujuan utama

6) Menurut Hanif Al-Fatta75 sistem dapat didefinisikan

sebagai suatu pendekatan prosedur dan pendekatan kompo-

nen sebagai perangkat elemen yang digabungkan satu

dengan yang lainnya untuk suatu tujuan bersama

Ada dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan

sistem yaitu

1) Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur

mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari

prosedur-prosedur yang saling berhubungan Berkumpul

bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk

meneyelesaikan suatu sasaran tertentu

2) Pendekatan yang lebih menekankan pada elemen atau

komponennya mendefinisikan sistem sebagai suatu kum-

pulan dari elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk

mencapai suatu tujuan tertentu

75 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset 2007) 3

72

Dalam sistem ini terdapat proses yang dilakukan serta

dikembangkan untuk memproses sejumlah data untuk transaksi

bisnis rutin Adapun hal-hal yang bisa dilakukan dalam sistem

ini meliputi76

1) Mengotomasi penanganan data-data aktifitas bisnis dan

transaksi yang bisa dianggap sebagai kejadian diskrit dalam

kehidupan organisasi atau perusahaan

2) Menangkap data dari setiap transaksi

3) Memverifikasi data transaksi untuk diterima atau ditolak

a) Memvalidasi transaksi yang telah diverifikasi

b) Menghasilkan suatu laporan untuk menyediakan rang-

kuman dari setiap transaksi

c) Memungkinkan memindahkan transaksi dari suatu proses

ke proses yang lainnya untuk menangani seluruh asfek

bisnis

Mengacu kepada uraian dijelaskan di atas peneliti dapat

merumuskan bahwa sistem informasi manajemen keuangan

dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari

unsur komponen atau variabel yang terorganisir saling

berinteraksi saling bergantung satu sama lain dan terpadu

untuk mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan sesuai dengan

yang telah ditetapkan dalam manajemen keuangan

76 Ibid

73

b Unsur-unsur Sistem Informasi Manajemen Keuangan

Untuk memahami dan mengembangkan suatu sistem

maka perlu membedakan unsur-unsur dari sistem informasi

manajemen keuangan yang membentuknya antara lain77

1) Batasan (boundary) yaitu penggambaran dari suatu elemen

atau unsur mana yang termasuk di dalam sistem dan mana

yang di luar sistem

2) Lingkungan (environment) yaitu segala sesuatu di luar

sistem lingkungan yang menyediakan asusmi kendala dan

input terhadap suatu sistem

3) Masukan (input) yaitu sumber daya (data bahan baku

material peralatan dan manusia) dari lingkungan yang

dikonsumsi dan dimanipulasi oleh suatu sistem

4) Keluaran (output) yaitu sumber daya atau produk (infor-

masi laporan dokumen tampilan dan lain-lain) yang

disediakan untuk lingkungan sistem oleh kegiatan dalam

suatu sistem

77 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk

Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset 2007) 5

Input

Data

Output

Data

Proses

Gambar 21 Konsep Sistem secara umum

74

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di

atas peneliti dapat merumuskan bahwa karakteristik suatu

sistem mencakup atas adanya kumpulan bagian-bagian baik

manusia atau pun bukan manusia adanya saling berinteraksi

adanya suatu metode tertentu untuk mencapai suatu tujuan

bersama serta adanya manfaat bagi kebutuhan penggunanya

Informasi tanpa adanya data maka informasi tersebut

tidak akan terbentuk Peranan data dalam menghasilkan suatu

informasi yang berkualitas dan akurat sangatlah penting

sehingga informasi tersebut dapat berguna untuk mendukung

pengambilan keputusan dalam menghasilkan output yang

berkualitas bagi perusahaan yang dalam hal ini sebagai peng-

guna (user)

Berdasarkan tipe penelitian maka data dapat dibedakan

menjadi78

1) Data Kuantitatif

Adalah data yang dapat diinput ke dalam skala pengukuran

statistik Fakta dan fenomena dalam data ini tidak dinya-

takan dalam bahasa alami melainkan dalam numerik

Sesuai dengan kriterianya data kuantitatif tersebut bisa

diolahdianalisis memakai teknik perhitungan statistika

matematika

78 Lihat dalam httptulaporanpenelitiancom201412312html

daikses pada tanggal 15 November 2017

75

2) Data Kualitatif

Merupakan data yang dapat mencangkup hamper semua dan

non numeric Data ini dapat menggambarkan kata-kata

untuk menggambarkan fakta dan fenomena yang sedang

diamati atau diteliti Data kualitatif didapat melalui berbagai

jenis cara pengumpulan data seperti analisis dokumen

wawancara diskusi terfokusobservasi yang sudah dituang-

kan ke dalam catatan lapangan transkrip Bentuk lain dari

data kualitatif adalah foto yang didapat melalui pemotretan

rekaman video

Sedangkan berdasarkan dari sumber yang didapat data ini

dapat berupa

1) Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti

sendiri atau dirinya sendiri Ini adalah data yang belum

pernah dikumpulkan sebelumnya baik dengan cara tertentu

atau pada periode waktu tertentu Data primer biasanya

disebut dengan data aslidata baru yang mempunyai sifat up

to date Untuk memperoleh data primer peneliti wajib

mengumpulkannya secara langsung Adapun cara yang bisa

digunakan peneliti untuk mencari sumber data primer yaitu

observasi diskusi terfokus wawancara serta penyebaran

kuisioner

76

2) Data Sekunder

Data seunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang lain

bukan peneliti itu sendiri Data ini biasanya berasal dari

penelitian lain yang dilakukan oleh lembaga-lembaga atau

organisasi seperti BPS dan lain-lain Data sekunder bisa

didapat dari berbagai sumber misalnya biro pusat statistik

yang biasanya disingkat dengan BPS jurnal buku laporan

dan lain sebagainya Pemahaman pada ke 2 jenis data di atas

dibutuhkan sebagai landasan untuk menentukan cara dan

langkah-langkah pengumpulan data penelitian

Menurut waktu pengumpulannya jenis data dapat

dibedakan ke dalam tiga hal berikut

1) Data Time Series

Adalah data yang menggambarkan data sesuatu dari waktu

ke waktu atau periode secara historis contohnya adalah data

perkembangan nilai tukar mata uang dolar terhadap rupiah

pada periode tahun 2013 sampai tahun 2014

2) Data Cross Section

Adalah data yang menunjukan titik waktu tertentu Contoh-

nya adalah data laporan keuangan per 31 Desember 2013

dan lain-lain

3) Data Panel

Adalah data yang berisi gabungan antara data time series

dan data section Contoh data manufaktur dari beberapa

perusahaan diperiode waktu tertentu

77

Selain itu cara perolehan data juga dapat diuraikan

sebabagi berikut

1) Data Observasional

Data observasi adalah data yang ditangkap in situ Data ini

sekali jadi atau tidak bisa diulang diciptakan atau diganti

2) Data Wawancara

Data wawancara adalah data-data yang diperoleh melalui

tanya-jawab antara peneliti dan informan Data ini bisa

divalidasi menggunakan triangulasi

3) Data Eksperimental

Data eksperimental adalah data-data yang dikumpulkan

dalam kondisi yang terkendali di situ atau berbasis labora-

torium dan harus bisa direproduksi

4) Data Simulasi

Data simulasi adalah data hasil dari penggunaan model dan

metadata di mana input lebih penting daripada output

Contoh model iklim model ekonomi model kosmologi dan

lain-lain

5) Data Referensi atau Kanonik

Data Referensi atau kanonik adalah data statis atau koleksi

organik (peer-reviewed) Contohnya menggunakan data

urutan gen yang sudah tersedia struktur kimia data sensus

dan lain-lain

78

6) Data Derivasi atau Kompilasi

Data derivasi atau kompilasi adalah data reproduksi

Contoh kompilasi database yang sudah ada untuk memba-

ngun struktur 3D

Berkenaan dengan hal tersebut dibutuhkan supporting

data sebagai salah satu cara dan metode yang digunakan

dengan bertujuan untuk memberikan dukungan berbasis sistem

dan data kepada pihak lain agar dapat merealisasikan tujuan

bersama yang akan dicapai sehingga dapat lebih efektif dan

efisien

Dalam proses supporting data ini lebih berorientasi

kepada penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi

dalam menunjang kegiatannya sehingga dengan menggunakan

pemanfaatan teknologi informasi diharapkan dapat lebih

mudah untuk memberikan dukungan kepada unit atau pihak

lain dalam menjalankan operasionalnya sehingga dapat

menghasilkan output positif yang lebih efektif dan efisien serta

berorientasi pada proses pengambilan keputusan atau kebijakan

lainnya yang memang dibutuhkan oleh pihak perusahaan79

Dalam proses supporting data tersebut juga terdapat

Decision Support System (DSS) yaitu pemilihan beberapa

79 Efraim Aronson Jay Turban dan Liang Peng Ting Decision

Support System and Intelegent System (New Jersey Pearson Education Inc 2005) 21

79

tindakan alternatif yang ada untuk mencapai satu atau beberapa

tujuan yang akan ditetapkan Selain itu juga DSS ini

merupakan suatu sistem informasi yang berada di level

manajemen dari suatu organisasi yang mengkombinasikan data

dan model analisis yang canggih atau peralatan data analisis

untuk mendukung pengambilan keputusan yang semi

terstruktur dan tidak terstruktur DSS ini dirancang untuk

membantu dalam proses pengambilan keputusan organi-

sasional80

Tujuan dari DSS adalah untuk

1) Membantu manager membuata keputusan dalam meme-

cahkan masalah yang semi terstruktur

2) Mendukung penilaian manajer dalam upaya membuat

keputusan dan bukan mencoba untuk mengganti kebijakan

dan personilnya

3) Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan mager

agar dapat lebih efisien

Adapun jenis-jenis DSS menurut tingkat kerumitannya

dapat dibedakan sebagai berikut

1) Mengambil elemen-elemen informasi

2) Menganalisa semua data file yang berkaitan

80 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk

Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset2007) 13

80

3) Menyiapkan laporan dari berbagai file yang akan dijadikan

resume

4) Memperkirakan dan memprediksi akibat yang muncul dari

hasil keputusan yang akan diambil

5) Mengusulkan keputusan kepada pihak terkait

6) Membuat keputusan final dari kesepakatan yang diambil

Pemanfaatan dalam proses DSS ini harus dilalui melalui

beberapa tahap seperti proses perencanaan analisis pada saat

evaluasi dan pengambilan keputusan secara bertahap dan jika

proses nya semakin mendapat dukungan dari pengembangan

DSS ini maka akan semakin efektif hasil yang didapatkan dari

proses pengambilan keputusan ini

Kemudian dilihat dari berbagai proses manajemen proses

pengambilan keputusan saat ini telah banyak bergantung

kepada DSS yang telah dikembangkan dengan berbagai metode

yang lebih simple sehingga pihak manajemen akan lebih

mudah untuk menentukan arah dan kebijakan yang akan

diambil

Adapun dampak yang akan didapat dari penggunaan

proses DSS ini adalah sebagai berikut

1) Dapat menyelesaikan problem yang sangat kompleks

2) Sistem yang digunakan dapat berinteraksi dengan user

3) Lebih cepat proses yang dihasilkan dan hasil yang didapat

dari pengambilan keputusan ini dapat lebih optimal

81

4) Menghasilkan acuan dan ketentuan standar yang dapat

membantu untuk digunakan oleh manager yang kurang

berpengalaman sehingga pada permasalahan yang berulang

DSS dapat memberi keputusan yang lebih efektif

5) Fasilitas untuk mengambil data dapat memberikan kesem-

patan pada beberapa manager untuk dapat berkomunikasi

dengan baik

6) Meningkatkan produktivitas dan control dari manager

langsung

Dalam supporting data proses yang dilakukan dapat

berupa

1) Dukungan terhadap data itu sendiri dalam artian adanya

proses pengolahan data yang ada sehingga dapat meng-

hasilkan data yang valid dan akurat

2) Sistem yang ada dan dipergunakan untuk melakukan proses

pengolahan data serta membantu user dalam mendapatkan

report yang sesuai dengan yang diharapkan selain itu juga

dalam system itu terdapat software yang berbentuk aplikasi

dan database yang menunjang untuk proses pengolahan data

tersebut

3) Hardware adanya dukungan perangkat yang disediakan

guna menunjang secara infrastruktur agar proses yang

pengolahan data dan menciptakan report yang sesuai dan

82

simple sehingga memudahkan manajemen dalam mengakses

informasi yang dibutuhkan disamping membantu dalam

proses pengambilan keputusan

4) Link Komunikasi dalam proses supporting data adanya link

komunikasi sangat berperan dalam menghasilkan report

informasi maupun proses pengolahan data semakin

compatible dan memadai link komunikasi nya maka

semakin efektif dan efisien proses dan informasi yang

dihasilkan

5) Serta faktor pendukung lainnya yang dapat mempengaruhi

proses supporting data itu sendiri seperti kebijakan dan

regulasi yang ada

c Urgensi Sistem Informasi Manajemen Keuangan

Pentingnya dilakukan proses supporting data dewasa ini

di dunia perbankan dalam menunjang operasionalnya dikare-

nakan semakin kompleknya berbagai kebutuhan transaksional

jumlah ketentuan dan peraturan yang sudah ada di dalam

berbagai kebijakan perbankan dalam pengelolaannya selain

juga risiko yang cukup besar dan harus senantiasa dihadapi

tetapi disisi lain quality service yang merupakan komponen

dasar dalam pemasaran jasa serta inti dari penjualan suatu

produk yang dipasarkan dengan kinerja terhadap pelayanan

83

nasabah dan harus senantiasa terjaga dengan baik guna

menjaga stabilitas dan eksistensi perusahaan agar senantiasa

memiliki performance yang senantiasa optimal81

Salah satu proses yang kini banyak dilakukan dalam

supporting data adalah dengan menganalisis sebuah system

yang ada disertai dengan entitas pendukung lainnya biasanya

akan dilakukan terhadap beberapa aspek antara lain adalah

kinerja informasi ekonomi keamanan aplikasi efisiensi dan

pelayanan pelanggan Sedangkan salah satu proses analisis

yang digunakan dalam supporting data adalah dengan meng-

gunakan metode yang disebut dengan PIECES Analysis

(Performance Information Economy Control Eficiency and

Service)82

Analisis PIECES ini sangat penting untuk dilakukan

sebelum mengembangkan sebuah sistem informasi dan

bertujuan untuk memberikan dukungan terhadap unit-unit

lainnya dalam menunjang kegiatan operasionalnya karena

dalam analisis ini biasanya akan ditemukan beberapa masalah

utama maupun masalah yang bersifat gejala dari masalah

utama tersebut antara lain

81 A Parasuraman VA Zeithamel dan LL Berry A Conceptual Model of Service Quality and Its Implication for Future Reseach dalam Jurnal Ekonomi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Petra yang diakses tanggal 15 November 2017 4

82 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset2007) 19

84

1) Kinerja Sistem (Performance)

Analisis kinerja ditujukankan untuk mengetahui tingkat

kinerja dari sebuah sistem apakah kinerja dari sistem tersebut

telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau sudah

mencapai sasaran yang diinginkan Kinerja dari sebuah sistem

diukur berdasarkan jumlah produksi dan tanggap waktu

Jumlah produksi merupakan jumlah pekerjaan yang bisa

diselesaikan dalam jangka waktu tertentu Sedangkan tanggap

waktu adalah keterlambatan rata-rata antara suatu transaksi

dengan tanggapan yang diberikan kepada transaksi berikutnya

Dalam performance ini juga dapat dipengaruhi oleh jumlah

transaksi yang ada serta kinerja dari perangkat yang digunakan

2) Informasi (Information)

Sebuah sistem informasi yang baik akan menghasilkan

informasi akurat valid relevan dan tepat waktu Akurat berarti

informasi yang dihasilkan terbebas dari kesalahan dan tidak

menyesatkan Valid bahwa informasi yang dihasilkan sesuai

dengan data yang ada tanpa adanya manipulasi sedangkan

relevan berarti informasi tersebut memiliki nilai bagi penggu-

nanya dan tepat waktu berarti informasi harus ada ketika

dibutuhkan dan sangat mudah untuk user dalam mendapatkan

informasi tersebut Keempat kriteria tersebut merupakan syarat

dari sebuah informasi yang baik bagi sebuah perusahaan atau

organisasi yang akan dijadikan sebagai dasar dari pengambilan

keputusan (decision making)

85

3) Ekonomi (Economy)

Motif ekonomi mungkin merupakan salah satu pertim-

bangan dari alasan mengapa diperlukannya penggunaan dan

pengembangan sebuah sistem dalam menunjang proses

kegiatan suatu bisnis Harapan sebuah perusahaan atau orga-

nisasi terhadap sistem yang baru adalah dukungan terhadap

proses operasional dan manajerial perusahaan akan lebih

efisien Sehingga adanya pemborosan waktu dan alat-alat yang

dapat mengakibatkan pembengkakan biaya pada sistem

sebelumnya (sistem lama) dapat dikurangi dengan semaksimal

mungkin khususnya seperti biaya pengadaan kertas dan tinta

4) Pengendalian (Control)

Aktivitas sebuah perusahaan atau organisasi perlu men-

dapat perhatian dan kontrol yang terus menerus agar tidak

terjadi penurunan kinerja dibawah standar yang sudah ditetap-

kan Hal ini untuk mengurangi dan mencegah atau mendeteksi

kesalahan sistem menjaga keamanan data dan kecurangan

yang akan terjadi baik itu karena disebabkan oleh user itu

sendiri (human error) atau yang disebabkan oleh kerusakan

dari system itu sendiri Pengendalian dalam sebuah sistem

sangat diperlukan untuk mengurangi dan mencegah hal-hal

yang dapat merugikan perusahaan atau organisasi itu sendiri

Dengan adanya kontrol maka tugas atau kinerja yang menga-

86

lami kendala dapat diperbaiki disamping untuk memastikan

bahwa proses yang dijalankan telah sesuai dengan prosedur

yang telah ditetapkan

5) Efisiensi (Eficiency)

Efisiensi pada sebuah sistem informasi menyangkut hal

bagaimana menghasilkan output atau informasi sebaik

mungkin dengan input yang diberikan secara sederhana dan

mudah untuk dimengerti sehingga informasi yang dihasilkan

sesuai dengan kebutuhan bagi pihak-pihak yang memerlu-

kannya serta valid dari kualitas datanya Selain itu efisiensi

juga berkaitan dengan bagaimana sebuah sistem tidak mela-

kukan pemrosesan secara berlebih dan usaha yang dikeluarkan

untuk melakukan tugas-tugas yang tidak berlebihan namun

juga dalam kontek efisiensi juga tidak mengurangi nilai dan

kualitas hasil yang diberikan oleh sistem

6) Pelayanan (Service)

Untuk menilai kualitas fungsi output dari sebuah sistem

adalah salah satunya bisa dilihat dari segi pelayanannya Pada

sistem informasi perbankan peningkatan pelayanan terhadap

nasabah merupakan bagian dari tujuan utama diadakannya

pengembangan sistem dari sistem lama ke sistem yang baru

guna menghasilkan kualitas pelayanan yang maksimal Pada

sistem perbankan yang sebelumnya digunakan pelayanan dari

87

segi waktu terhadap nasabah terlihat masih kurang cepat dan

akurat sehingga dapat menjadi salah satu alasan untuk diada-

kannya pengembangan system agar dapat menghasilkan kinerja

pelayanan yang maksimal

d Instrumen Sistem Informasi Manajemen Keuangan

Dalam proses supporting data pelayanan manajemen

tidak hanya berbicara mengenai pengaturan kemampuan tetapi

juga tentang bagaimana melayani secara profesional baik dari

bahasa tubuh pengetahuan dan pengalaman serta kemampuan

mengoptimalisasi fungsi kerja diperusahaan dapat berjalan

dengan baik dan memberikan manfaat bagi user lainnya

Ada beberapa instrumen83 yang biasa digunakan dalam

melakukan proses supporting data dalam sistem informasi

manajemen keuangan menurut Pustaka Infrastruktur Teknologi

Informasi (Information Technology Infrastructure Library)

terdiri dari84

83 Alat yang dipakai untuk me-ngerjakan sesuatu (seperti alat yang

dipakai oleh pekerja teknik alat-alat kedokteran optik dan kimia) perkakas 2 sarana penelitian (berupa seperangkat tes dsb) untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan 3 alat-alat musik (seperti piano biola gitar suling trompet) 4 ki orang yg dipakai sbg alat (diperalat) orang lain (pihak lain) 5 dokumen resmi seperti akta surat obligasi Lihat dalam httpwwwartikatacomarti-330848-instrumenhtml diakses pada 15 November 2017

84 ITIL Service DesignRegistered Community Trade Mark of the office of Governance Commerce US2007 7

88

1) Pelayanan Strategi (Service Strategy)

Yaitu pihak unit terkait yang dalam penelitian hal ini

lebih konsern pada Unit Divisi Teknologi Informasi yang

memberikan dan mengarahkan strategi yang digunakan dalam

memberikan pelayanan (supporting) kepada unit yang membu-

tuhkan dukungan penggunakan teknologi informasi dalam

menunjang kegiatan unit bisnisnya sehingga dapat membe-

rikan output yang baik

2) Pelayanan Desain (Service Design)

Dalam hal ini pula model dan design yang akan diguna-

kan dalam memberikan suatu model atau bentuk system yang

akan dikembangkan atau dibangun harus disesuaikan dengan

kebutuhan yang ada sehingga dapat dimengerti oleh user dalam

mengoptimalkan segala sumber daya yang ada

3) Pelayan Operasi (Service Operation)

Selain model dan strategi arah operasional yang sedang

dijalankan juga hendaknya ditunjang dengan proses monitoring

yang senantiasa ada karena berfungsi sebagai pengawas dalam

menjalankan operasional agar senantiasa sejalan dengan rule

atau aturan yang ada disamping diberikan petunjuk teknis

dalam menjalan fungsi operasional tersebut sehingga mem-

berikan kenyamanan bagi pengguna (user) dalam menjalankan

aktivitasnya

89

4) Ketersediaan Data (Basis Data)

Adanya fasilitas penyimpanan data (database) yang besar

dan dapat menampung data semua kebutuhan user dalam

menjalankan transaksi operasional bisnisnya disamping

memberikan keamanan terhadap data-data transaksi yang ada

5) Perangkat Keras (Hardware)

Adanya perangkat infrastruktur yang memiliki kualitas

memadai dan berbasis teknologi informasi sehingga dapat

menunjang berbagai kegiatan bisnis yang dilakukan serta

memudahkan bagi user dalam memberikan pelayanan kepada

nasabah agar lebih efektif dan efisien

6) Aplikasi Perangkat Lunak (Software)

Adanya ketersediaan aplikasi yang mudah digunakan

(user friendly) sehingga disamping memudahkan user dalam

mengoperasikan aplikasi system yang ada juga menambah

performance bagi perusahaan karena telah menggunakan alat

bantu (tools) berbasis teknologi masa kini yang dapat

menunjang kegiatan bisnis di masa yang akan datang dan

senantiasa update terhadap perkembangan teknologi

7) Jaringan Komunikasi (Link Communication)

Ketersediaan Link komunikasi dengan kualitas baik

dalam menunjang laju transaksi bisnis tidak dapat dipungkiri

karena pada masa era digitalisasi dan globalisasi saat ini

90

jaringan komunikasi yang baik sangat diutamakan dan menjadi

komponen penting dalam dunia digitalisasi yang menunjang

kegiatan bisnis berbasis teknologi

8) Sumber Daya Insani (People)

Adanya operator atau personil yang mengerti dalam

menjalankan aktivitas system yang digunakan produktivitas

personil sangat ditentukan oleh teknologi yang disediakan bagi

personil itu sendiri dalam melaksanakan tugasnyakekinian dan

kecanggihan teknologi yang disediakan bagi karyawan sangat

ditentukan oleh persaingan dan tuntunan konsumen (client)

sehingga sumber daya insani yang memiliki keunggulan dan

kompetitif dapat menjadi asset yang paling berharga bagi

perusahaan85

Kemudian kualitas supporting data dalam industri

layanan khususnya dalam perbankan harus disajikan dalam

bentuk proses penyajian yang optimal dan semenarik namun

simple karena hal tersebut sangat kontras akan keterkaitan

dengan kepuasan yang akan dirasakan oleh client (nasabah)

Menurut Tjiptono dalam Sunyoto86 kualitas mutu dalam jasa

pelayanan merupakan ldquosuatu penyajian produk atau jasa sesuai

85 GM Bounds amp Pace Human Resources Management For Competency Capability In Stahl M amp GM Bounds (Eds) Competing Globally Trough Customer Values (New York Quarum Book 1991)

86 Danang Sunyoto Konsep Dasar Riset Pemasaran dalam Perilaku Konsumen (Yogyakarta CAPS - Center for Academic Publishing Service 2012) 236

91

ukuran yang berlaku di tempat produk tersebut diadakan dan

penyampaiannya setidaknya sama dengan yang diinginkan dan

diharapkan oleh konsumen (client)

Dalam dimensi penentu kualitas supporting data tersebut

menurut Pasuraman dalam Lupiyoadi87 tidak ada bedanya

dengan dimensi pelayanan yang lainnya dan dinyatakan antara

lain

1) Keandalan (Reability)

Kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan yang

sesuai dengan apa yang telah dijanjikan secara akurat dan

terpercaya Dalam artian semua proses supporting data yang

dilakukan harus sesuai dan memiliki nilai validitas yang

tinggi sehingga akurasi data yang diberikan dalam proses

supporting data ini akan benar-benar valid Selain itu juga

sistem harus teruji dari sisi keamanannya sehingga dapat

mengantisipasi dari serangan pengguna yang tidak memiliki

kepentingan

2) Ketanggapan (Responsiveness)

Suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pela-

yanan yang cepat (responsive) dan tepat kepada user

(pengguna) dengan penyampaian informasi yang jelas

Dalam kontek ini layanan yang diberikan harus responsive

87 Rambat Lupiyoadi dan A Hamdani Manajemen Pemasaran Jasa

Cetakan Keempat (Jakarta Salemba Eempat 2008) 182

92

dalam menerima request problem yang ada dan menjelaskan

situasional kronologis serta problem solving yang diberikan

harus dalam bahasa dan informasi yang mudah dimengerti

oleh user sehingga memudahkan bagi user dalam meng-

implementasikan aplikasi tersebut

3) Jaminan (Assurance)

Pengetahuan sopan santun dan kemampuan para pegawai

perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya kepada para

client dan user akan keberadaannya di perusahaan dalam

memberikan layanan yang optimal sehingga memberikan

kepercayaan bagi client untuk menggunakan jasa pelayanan

yang diberikan oleh perusahaan

4) Empati (Empathy)

Yakni memberikan perhatian yang tulus dan bersifat indi-

vidual atau pribadi kepada pihak user sehingga diharapkan

akan dapat terjalin komunikasi dan hubungan emosional

yang baik dengan komunikasi yang non formal diharapkan

dapat lebih memberikan arti pelayanan yang sesungguhnya

sehingga kedekatan emosional dapat di bina dengan baik

dalam konteks personal dan perusahaan sehingga memu-

dahkan dalam berkomunikasi antara kedua belah pihak

5) Bukti Fisik (Tangible)

Kemampuan yang ada pada perusahaan dalam menunjukan

akan keberadaan dan eksistensinya kepada pihak luar

93

sehingga akan menambah rasa percaya diri bagi para

pegawai selain itu juga bagi pihak client akan menum-

buhkan rasa kepercayaan yang besar dan diharapkan dalam

menjalin kerjasama yang baik dalam menjalan tramsaksi

bisnisnya selain itu juga dapat menumbuhkan ketaatan

pada regulator ats kebijakan yang berlaku

Manfaat yang dapat dirasakan baik oleh user dalam

menerima jasa layanan yang diberikan adalah adanya kepuasan

secara emosional serta kenyamanan dalam beraktivitas tanpa

merasa takut dalam melakukan kesalahan Pemanfaatan tekno-

logi informasi dalam suatu organisasi atau perusahaan juga

berkaitan dengan keunggulan kompetitif untuk meningkatkan

kualitas informasi keuangan

Selain itu aspek pengawasan kinerja organisasi atau

perusahaan yang menggunakan perangkat teknologi informasi

baik sebagai alat bantu maupun strategi yang tangguh untuk

mengintegrasikandan mengolah data dengan cepat dan akurat

serta untuk penciptaan produk layanan baru sebagai daya saing

untuk menghadapi kompetisi88

Selain itu implementasi atau pemanfaatan teknologi

informasi memiliki dampak positif yang secara umum adalah

88 Albarda 2006 Strategi Implementasi Pemanfaatan Teknologi

Informasi untuk Tata Kelola Organisasi (wwwrespitorygunadarmaacid 8000Strategi_implementasi_ISIT_untuk tata kelola_organisasi_133pdf ) diakses pada 15 November 2017

94

terjadi efisiensi waktu dan biaya yang secara jangka panjang

akan memberikan keuntungan ekonomis yang sangat tinggi

Oleh karena itu pengoperasian secara optimal juga harus

diperhatikan agar semua perangkat teknologi informasi itu

bersifat multi fungsi sehingga dalam pengembangan selan-

jutnya diupayakan terjadi integrasi perangkat yang dapat

dioptimalkan dalam upaya menghadapi persaingan bisnis

global yang semakin ketat bersaing di masa yang akan datang

Pemanfaatan teknologi informasi akan melibatkan semua

karyawan dalam organisasi yang dioperasikan secara rutin oleh

staf administrasi dan bagian teknologi informasi Karenanya

dibutuhkan para karyawan dengan kualifikasi tertentu baik

bagian teknologi informasi maupun bagian lain perlu dilibatkan

selain untuk memberikan masukan juga untuk mempersiapkan

karyawan dalam menghadapi perubahan Di sisi lain diperlu-

kan pula kesadaran personal lainnya tehadap manfaat sistem

bagi dirinya dan kemudahan penggunaannya secara bertahap

akan memberikan motivasi untuk menigkatkan kemampuan

mereka

Satu hal yang tidak dapat dipungkiri di sini adalah bahwa

dengan adanya proses supporting data ini diharapakan untuk

level manajemen dapat memberikan kemudahan dalam

pengambilan keputusan dalam menunjang proses bisnis yang

95

menjadi tujuan utama perusahaan sehingga diharapkan bisnis

akan berjalan dengan baik

Berdasarkan uraian tersebut dapat peneliti rumuskan

bahwa dengan adanya proses supporting data ini diharapkan

dapat memberikan nilai lebih bagi setiap individu dalam

memaksimalkan potensi yang ada dalam dirinya baik dengan

bantuan dan pemanfaatan teknologi atau pun hanya dengan jasa

pelayanan yang diberikan dimana inti dari hal tersebut adalah

agar memberikan nilai lebih bagi pihak lain

96

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Implementasi Prinsip-Prinsip Akad dan Sistem Infor-

masi Manajemen Keuangan dalam Praktik Jasa

Keuangan di Bank Syariah

Implementasi prinsip-prinsip akad dalam praktik jasa

keuangan hendaknya mengacu kepada aspek-aspek kemasla-

hatan dan kemafsadatan dalam kegiatan ekonomi dengan

memperhatikan amal perbuatan manusia sejauhmana dapat

diketahui menurut akal fikiran (rasio) dan bimbingan wahyu

(nash)

Selain itu etika ekonomi dipandang sama dengan akhlak

karena keduanya sama-sama membahas tentang kebaikan dan

keburukan pada tingkah laku manusia Sedangkan tujuan etika

Islam menurut kerangka berfikir filsafat adalah memperoleh

suatu kesamaan ide bagi seluruh manusia di setiap waktu dan

tempat tentang ukuran tingkah laku baik dan buruk sejauhmana

dapat dicapai dan diketahui menurut akal fikiran manusia89

Namun untuk mencapai tujuan tersebut etika ekonomi

Islam mengalami kesulitan karena pandangan masing-masing

golongan di dunia ini berbeda-beda perihal standar normatif

89 Taqiyuddin An-Nabhani Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Perpspektif Islam (Jakarta Risalah Gusti 1996) 52

97

baik dan buruk Masing-masing mempunyai ukuran dan

kriteria yang berbeda-beda pula

Sebagai cabang dari filsafat ajaran etika bertitik tolak

dari akal fikiran dan tidak dari ajaran agama Sedangkan dalam

Islam ilmu akhlak dapat difahami sebagai pengetahuan yang

mengajarkan tentang kebaikan dan keburukan berdasarkan

ajaran Islam yang bersumber kepada akal dan wahyu Atas

dasar itu maka etika ekonomi yang dikehendaki dalam Islam

adalah perilaku sosial-ekonomi yang sesuai dengan ketentuan

wahyu serta fitrah dan akal pikiran manusia yang lurus

Prinsip akad syariah dan sistem informasi keuangan

dapat diimplementasikan adalah prinsip-prinsip dan azas-azas

muamalah kini dijadikan sebagai prinsip operasional dalam

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik keuangan

syariah di bank syari‟ah bank dinatara prinsip-prinsip tersebut

1 Mudharabah

Sebelum membahas lebih lanjut tentang implementasi

prinsip akad dalam praktek jasa keuangan di lembaga keu-

angan Syari‟ah terlebih dahulu akan lebih jelas apabila

dideskripsikan terlebih dahulu tentang hakikat dari mudha-

rabah itu sendiri Keabsahan mudharabah ini ditetapkan

dalam al-Qur‟an al-Sunnah ijma‟ dan qiyas90

90 Wahbah al-Zuhaily Al-Fiqh al-Islami wa Adilatuh (Beirut Dar

al-bdquoIlm 1984) 837

98

Menurut Wahbah al-Zuhaily (1984 IV836-837) bahwa

yang dimaksud dengan mudharabah adalah pemilik (malik)

menyerahkan harta kepada pekerja (bdquoamil) untuk berniaga pada

harta itu dengan keuntungan diserikatkan di antara keduanya

atas perhitungan tertentu sedangkan bila rugi maka kerugian

itu ditanggung sepenuhnya oleh pemilik harta

Berdasarkan pengertian ini dapat dipahami bahwa dalam

mudharabah ada enam unsur (rukun) yang harus terpenuhi

yakni prinsip rab al-mal (pemilik harta atau modal) bdquoamil

(pekerja atau pengusaha) mal (harta atau modal) bdquoamal (jenis

usaha atau pekerjaan yang dilakukan oleh bdquoamil) dan

pembagian keuntungan

Sebagai contoh aplikasi prinsip mudharabah ini diguna-

kan sebagai salah satu prinsip operasional di bank syariah

Secara operasional prinsip mudharabah di bank syariah dapat

diartikan sebagai perjanjian kesepakatan bersama antara

pemilik modal dan pengusaha dengan ketentuan pihak pemilik

modal menyediakan dana dan pihak pengusaha memutar modal

dengan dasar bagi hasil keuntungan Dalam prinsip ini kedua

belah pihak sama-sama menanggung resiko sesuai dengan

kerugian dan keuntungannya91

91 Yadi Janwari Lembaga-Lembaga Perekonomian Syari‟ah

(Bandung Pustaka Mulia dan Fakultas Syari‟ah IAIN Sunan Gunung Djati 2000) 18-19

99

Prinsip mudharabah ini secara aplikatif diwujudkan

dalam bentuk produk perbankan Produk perbankan yang

menggunakan prinsip mudharabah antara lain Tabungan

Mudharabah Deposito Mudharabah dan Pembiayaan Mudha-

rabah Tabungan Mudharabah adalah dana yang disimpan

nasabah yang akan dikelola bank untuk memperoleh keun-

tungan dengan sistem bagi hasil sesuai dengan kesepakatan

bersama

Dana yang disimpan melalui produk tersebut bisa diambil

sewaktu-waktu oleh nasabah penyimpan Secara teknis variabel

besarnya simpanan diperhitungkan menurut saldo rata-rata Dengan

kata lain tingkat fluktuasi dana tabungan juga ikut menentukan

besar kecilnya laba dan rugi (profit and loss sharing) yang

diperoleh kedua pihak

2 Musyarakah

Musyarakah ini dalam literatur fikih sering disebut pula

dengan syirkah Syirkah secara bahasa berarti ikhtilath atau

khalath (campuran) Sedangkan secara istilah menurut

Wahbah al-Zuhaily berarti seseorang mencampur hartanya

dengan yang lain di mana keduanya tidak bercerai satu sama

lain92 Pengertian ini hampir senada dengan pengertian Sayyid

Sabiq bahwa syirkah adalah prinsip antara dua orang yang

berserikat pada modal dan keuntungan93

92 Wahbah al-Zuhaily op cit 792 93 Sayyid Sabiq Fiqh al-Sunnah (Beirut Dar al-Fikr 1984) 294

100

Dari pengertian itu dapat dipahami bahwa di dalam

prinsip syirkah terdapat beberapa unsur yang harus ada di

antaranya yaitu dua orang yang berserikat (syarikayn) modal

yang diserikatkan (ra‟s al-mal) pekerjaan (bdquoamal) dan keun-

tungan (ribh) Keempat komponen tersebut ada dalam frame

rukun syirkah

Kemudian bagaimana mengimplementasikan syirkah

atau musyarakah ini dalam lembaga ekonomi syari‟ah kontem-

porer Seperti halnya prinsip mudharabah hampir semua

lembaga ekonomi dan keuangan syari‟ah kontemporer meng-

gunakan prinsip musyarakah sebagai salah satu prinsip opera-

sionalnya Salah satunya di bank Islam prinsip musyarakah ini

digunakan sebagai prinsip operasional dengan pengertian

perjanjian kesepakatan bersama antara beberapa pemilik modal

untuk menyertakan modal sahamnya pada satu proyek yang

biasanya berjangka waktu panjang94

Secara riil prinsip musyarakah ini hanya diaplikasikan

dalam produk pengerahan dana masyarakat yakni dalam produk

Pembiayaan Musyarakah sejenis bisnis kerjasama (join venture)

Pembiayaan Musyarakah ini berarti pembiayaan sebagian dari

modal usaha yang mana pihak bank dapat dilibatkan dalam

proses manajemennya Sedangkan pembagian keutnungan dalam

94 Yadi Janwari loc cit 19

101

bentuk Pembiayaan Musyarakah ini ditentukan dalam perjanjian

sesuai dengan proporsi masing-masing pihak yakni antara bank

dan nasabah penerima pembiayaan95

3 Murabahah

Murabahah secara bahasa berasal dari lafazh ribh yang

berarti ziyadah (tambahan)96 Sedangkan pengertian mura-

bahah secara istilah telah banyak didefinisikan oleh para

fuqaha Misalnya Hanafiyah mengartikan murabahah dengan

menjual sesuatu yang dimiliki senilai harga barang itu dengan

tambahan ongkos Senada dengan pengertian ini dikemukakan

pula oleh Malikiyah yang mengartikan murabahah dengan

menjual barang sesuai harga pembelian yang disertai dengan

tambahan keuntungan yang diketahui oleh pihak penjual dan

pembeli97

Prinsip murabahah ini diaplikasi di beberapa lembaga

keuangan Syari‟ah sebagai salah satu prinsip atau produk

dalam usaha penyaluran dana kepada masyarakat Di Bank

Islam murabahah ini dipahami sebagai mekanisme operasional

penjualan suatu barang dengan harga pokok ditambah keun-

tungan (mark up) yang disetujui secata bersama antara pihak

bank sebagai penjual dengan nasabah sebagai pembeli yang

95 Ibid 23 96 Al -Yusu‟i op cit 244 97 Abd al-Rahman al-Juzayri loc cit 258

102

pembayarannya dilakukan secara berangsur (kredit) Lebih

tepatnya prinsip murabahah ini di Bank Islam yang dikede-

pankan adalah produk Pembiayaan Murabahah dalam bentuk

leasing syariah

Sebagai lembaga keuangan Syari‟ah non-perbankan

ternyata Baitul Mal wa Tamwil (BMT) pun menggunakan

murabahah sebagai salah satu prinsip dan produknya Makna

dan mekanisme murabahah di BMT tampaknya tidak berbeda

dengan makna dan mekanisme pelaksanaan Bank Islam

4 Wadirsquoah

Wadi‟ah dapat diartikan sesuatu yang diletakan pada

selain pemiliknya agar dipelihara atau dijaga98 Wadi‟ah ini

merupakan nama yang berlawanan antara memberikan harta

untuk dipelihara dengan penerimaan yang merupakan mashdar

dari awda‟a (bdquoida`) yang berarti titipan dan membebaskan

barang yang dititipkan99

Sedangkan pengertian wadi‟ah secara istilah para fuqaha

berbeda dalam redaksi definisi Walaupun begitu makna

substantif dari definisi yang dikemukakan fuqaha itu tidak jauh

berbeda atau bahkan sama Madzhab Hanafi mengartikan

98 Luis Ma‟luf al-Yusu‟i Al-Munjid ficirc al-Lughah wa al-A‟lam

(Beirut Dar al-Masyriq 1988) 893 99 Abd al-Rahman al-Juzayri Kitab al-Fiqh bdquoala al-Madzahib al-

Arba‟ah (Beirut Dar al-Fikr 1996) 210 dan Wahbah al-Zuhaily Al-Fiqh al-Islami wa Adilatuh (Beirut Dar al-Fikr 1983) 37

103

wadi‟ah dengan penguasaan kepada pihak lain untuk menjaga

hartanya baik secara sahrih maupun secara dalalahal

Salah satu bentuk aplikasi wadi‟ah di bank Islam adalah

perjanjian simpan pinjam atau penitipan barang berharga antara

pihak yang mempunyai barang (nasabah) dan pihak yang diberi

kepercayaan (bank)100 Mekanisme operasional wadi‟ah ini

teraplikasi pula di Baitul Mal wa Tamwil (BMT) dalam bentuk

simpanan tanpa keuntungan tetapi dana yang disimpan dapat

diambil kapan saja oleh nasabah

Aplikasi wadi‟ah ini lebih kentara lagi pada prinsip

operasional dan produk Unit Simpan Pinjam Syari‟ah (USPS) Pada lembaga keuangan Syari‟ah ini wadi‟ah ini dijadikan

sebagai prinsip operasional dan produk unggulan Hal ini

seiring dengan tujuan pendiriannya yakni menghimpun dana

masyarakat melalui intermediasi

5 Qardh

Qardh berarti harta yang diberikan muqaridh (pemberi

pinjaman) kepada muqtaridh (penerima pinjaman) untuk

dikembalikan semisalnya sesuai ukurannya101 Dengan kata

lain qardh ini berarti pinjam meminjam barang (dalam penger-

tian luas termasuk mata uang) yang harus dikembalikan sesuai

nilai dari barang yang dipinjam itu

100 Yadi Janwari loc cit 18 101 Sayyid Sabiq op cit 182

104

Dewasa ini prinsip qardh telah diaplikasikan pada

beberapa lembaga keuangan syari‟ah khususnya di Bank Islam

dan Baitul Mal wa Tamwil (BMT) Implementasi prinsip

qardh di kedua lembaga keuangan syari‟ah tersebut memiliki

pemaknaan yang hampir sama Bahkan dengan menggunakan

istilah operasional yang sama pula yakni al-qardh al-hasan

yang berbentuk pinjaman lunak tanpa agunan Ini sebagaimana

dipakai oleh Muh Hassan (peraih hadiah Nobel) yang mene-

rapkan kredit tanpa agunan di Grameen Bank Bangladesh

Di Indonesia operasional prinsip al-qardh al-hasan pada

Bank Islam dan BMT itu mengandung arti bahwa bank atau

BMT memberikan pinjaman lunak kepada nasabah yang

membutuhkan dana khususnya untuk kebutuhan-kebutuhan

yang sifatnya konsumtif Prinsip ini sama dengan pinjaman

lunak di lembaga keuangan keuangan konvensional

6 Rahn

Rahn secara bahasa berarti gadai Sedangkan secara

istilah menurut ulama Jumhur sebagaimana dikutip Sayyid

Sacircbiq rahn berarti suatu akad pinjam-meminjam dengan

menggadaikan suatu harta sebagai barang jaminan dalam

jumlah taksiran tertentu di mana pihak penggadai dapat

menebus barang itu kembali sesuai dengan waktu yang telah

disepakati

105

Saat ini prinsip rahn telah diaplikasikan pada beberapa

lembaga keuangan syari‟ah khususnya di Bank Islam dan

Pegadaian Syari‟ah Implementasi prinsip rahn di kedua

lembaga keuangan syari‟ah dilakukan dalam bentuk produk

gadai barang yang dilakukan secara syari‟ah Sebagai contoh

aplikasi prinsip rahn di Bank Syari‟ah dan Perum Pegadaian

Syari‟ah diaplikasikan dalam bentuk pinjaman dana dalam

jumlah tertentu kepada masyarakat yang membutuhkan

sebagai harga taksiran atas barang atau harta berharga yang

digadaikan Misalnya gadai emas di Bank Jabar syari‟ah

Sebagai ilustrasi perbedaan dan persamaan aplikasi

prinsip akad syariah dalam praktik jasa keuangan di bank

syari‟ah ditampilkan sebagai berikut

No Jenis Akad Bentuk Akad

Manfaat dan Resiko

Penjelasan

1 Mudharabah - Simpanan

- Pinjaman

- Flesksibel

- Ditanggung Bersama

- Ada jaminan

- Ada biaya jasa

Modal hanya dapat diambil pemilik pada waktu yang telah ditentukan

2 Musyarakah - Simpanan

- Pinjaman

- Flesksibel

- Ditanggung Bersama

- Ada jaminan

- Ada biaya jasa

Modal hanya dapat diambil pemilik pada waktu yang telah ditentukan

106

3 Murabahah - Sewa Beli - Jual Beli Kredit

- Pembayaran angsuran - Resiko Ditanggung Bersama - Ada jaminan

Pembeli dapat mengambil manfaat atas barang yang dibeli sampai lunas masa cicilan

4 Wadi‟ah - Simpanan

- Tidak ada bagi hasil - Ditanggung Bersama - Ada biaya jasa

Modal dapat diambil kapan saja oleh pemilik sesuai keinginan

5 Qard - Pinjaman

- Pembayaran angsuran - Resiko Ditanggung Bersama - Jumlah pinjaman umumnya terbatas - Ada biaya jasa

Debitur mengembalikan hutangnya dalam jangka waktu yang disepakati tanpa harus dibebani oleh kewajiban menyediakan barang jaminan (borg)

6 Rahn - Pinjaman - Resiko ditanggung perusahaan - Ada jaminan - Ada biaya jasa

Barang jaminan hanya dapat diambil setelah pemilik mengembalikan uang pinjaman

Sementara itu untuk kepentingan pelayanan yang efektif

dan efisien kepada para pengguna maka digunakan sistem

informasi manajemen keuangan Hal tersebut diperlukan untuk

memudahkan pengguna dalam memanfaatkan setiap pelayanan

jasa keuangan dari bank syariah

107

Berkenaan dengan hal di atas ada yang disebut dengan

unsur-unsur sistem informasi manajemen keuangan dalam

praktik keuangan syariah Unsur-unsur yang terkandung dalam

sistem informasi manajemen keuangan dapat dibedakan antara

konvensional dan syariah Adapun perbedaan unsur tersebut

dapat dibedakan pada tabel sebagai berikut102

Unsur Penilaian Sistem Infor-masi Manajemen Keuangan Konvensional

Unsur Penilaian Sistem Informasi Manajemen Keuangan Syariah

Laporan Posisi Keuangan (neraca) Laporan Posisi Keuangan (neraca)

Laporan Laba Rugi Laporan Laba Rugi

Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas

Laporan perubahan Ekuitas Laporan perubahan Ekuitas

Catatan Laporan Keuangan 1 Laporan Sumber dan Penggunaan dana Zakat

2 Laporan Sumber dan Penggunaan dana Kebajikan

3 Laporan khusus yang mencerminkan kegiatan entitas syariah

4 Catatan Laporan Keuangan

Uraian

1) Laporan Neraca merupakan laporan yang menunjukan posisi

keuangan perusahaan pada saat atau periode waktu tertentu

2) Laporan LabaRugi merupakan kondisi laporan yang

menunjukan hasil dari kegiatan perusahaan pada suatu

periode tertentu

102 Wiroso Akuntansi Transaksi Syariah (Jakarta Ikatan Akuntansi

Indonesia 2010) 34

108

3) Laporan Arus Kas merupakan bagian dari laporan keuangan

suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode

akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar

uang (kas) perusahaan103

4) Laporan perubahan ekuitas adalah laporan keuangan yang

menunjukan perubahan ekuitas selama satu periode

5) Catatan Laporan Keuangan adalah catatan tambahan dan

informasi yang ditambahkan ke akhir laporan keuangan

untuk memberikan tambahan informasi kepada pembaca

dengan informasi lebih lanjut Catatan laporan keuangan ini

membantu menjelaskan perhitungan item tertentu dalam

laporan keuangan serta memberikan penilaian yang lebih

konfrehensif dari kondisi keuangan perusahaan104

6) Laporan dan sumber penggunaan zakat merupakan entitas

syariah yang menyajikan laporan sumber dan penggunaan

dana zakat sebagai komponen utama laporan keuangannya

dimana laporan yang disajikan adalah dana zakat yang

berasal dari wajib zakat dan penggunaan dari dana zakat itu

sendiri105

103 Lihat artikel dalam httpidwikipediaorgwikiLaporan_arus_kas

diakses pada 15 November 2017 104 Ikatan Akuntan Indonesia Standar Akuntansi Keuangan Syariah

2013) 1011 105 Wiroso Akuntansi Transaksi Syariah (Jakarta Ikatan Akuntansi

Indonesia 2010) 66

109

7) Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan meru-

pakan entitas syariah yang menyajikan laporan sumber dan

penggunaan dana kebajikan sebagai komponen utamanya

dari mana sumber dana kebajikan itu berasal dari peneri-

maannya seperti Infak Sedekah Denda dll

8) Laporan yang mencerminkan kegiatan entitas syariah meru-

pakan laporan keuangan yang komponennya mencerminkan

antara lain kegiatan komersial sosial serta kegiatan dan

tanggung jawab khusus entitas syariah106

Adapun laporan khusus yang mencerminkan kegiatan

khusus entitas syariah dimaksud adalah

1) Pada bank syariah dikenal dengan Laporan Perubahan Dana

Investasi Terikat

2) Pada Asuransi syariah dikenal laporan surplus (defisit)

underwriting dana tabarru dan laporan perubahan dana

tabarru

Laporan ini juga merupakan unsur dari laporan keuangan

entitas syariah yang tidak dapat dipisahkan dengan unsur

laporan keuangan lainnya Entitas syariah tertentu memiliki

karakteristik khusus yang tidak dapat disamakan dengan entitas

syariah lain maka dari itu perlu dibuat laporan yang sesuai

dengan karakteristik kegiatan usaha yang dilakukan107

106 Rizal yahya dkk Akuntansi perbankan syariah (Jakarta Salemba

empat 2009) 80 107 Wiroso Akuntansi Transaksi Syariah (Jakarta Ikatan Akuntansi

Indonesia 2010) 42

110

Dengan demikian implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah dapat dilakukan dilakukan pada beragam bentuk

dan produk keuangan Selain itu hal tersebut juga hendaknya

mengacu kepada aspek-aspek kemaslahatan dan kemafsadatan

dalam setiap kegiatan ekonomi dengan mengimplementasikan

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah misalnya

saja dalam laporan keuangan yang terpublikasikan dalam

website bank syariah

B Hambatan-hambatan Implementasi Prinsip-Prinsip

Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan

dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

Sebagai institusi keuangan modern bank syariah tidak

terlepas dari berbagai kelemahan dan kesalahan Salah satunya

adalah kehati-hatian Para nasabah selalu memperhatikan peru-

bahan ekonomi membuat berbagai analisis dan perhitungan

serta mengambil keputusan untuk menggunakan produk jasa

keuangan bank syariah Aktivitas inilah yang membuat

perkembangan bank syariah terus tumbuh tetapi hal tersebut

tidak selalu menguntungkan terutama ketika menimbulkan

depresi yang luar biasa

111

Lembaga keuangan syariah juga mengalami kendala atau

hambatan dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan syariah Menurut hemat peneliti kesulitan paling

utama adalah terletak pada proses pengambilan keputusan dan

bukan pada implementasinya

Oleh karena itu untuk menjelaskan hambatan-hambatan

yang dihadapi dalam implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan syariah peneliti mengutip teori perubahan hukum

dari Lawrence Meir Friedman Setelah era reformasi kekuatan

kelompok status quo cenderung masih mendominasi sistem

politik dan kekuasaan yang sedang berjalan

Keterpurukan hukum di Indonesia sejak masa Orde Baru

hingga sekarang meliputi tiga unsur sistem hukum dan seka-

ligus menjadi hambatan dalam implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

jasa keuangan syariah Lawrence Meir Friedman menjelaskan

sekurang-kurangnya ada 3 (tiga) faktor yang menghambatnya

yaitu struktur (structure) substansi (substance) dan kultur

hukum (legal culture)108

108 Lihat Ahmad Ali Keterpurukan Hukum Di Indonesia (Jakarta

Ghalia Indonesia 2002) 7

112

1 Struktur

Makna yang dimaksud dengan struktur dalam sistem

hukum Indonesia adalah institusi-institusi penegakan hukum

seperti Kepolisian Kejaksaan dan Pengadilan serta hierarki

peradilan dari yang terendah (Pengadilan Negeri Pengadilan

Agama dan lain-lain) hingga yang tertinggi (Mahkamah

Agung) begitu juga aparat penegak hukum yang bekerja pada

institusi-institusi penegakan hukum tersebut Namun yang

menjadi struktur yang dimaksud di sini ada tarik ulur politik

antara Pemerintah dan DPR dalam merumuskan kebijakan bagi

implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi mana-

jemen dalam praktik jasa keuangan di bank syari‟ah

Masalah utama yang terjadi berkenaan dengan struktur

ini adalah belum adanya kemandirian yudisial yang menjamin

resistensi institusi-institusi penegakan hukum terhadap inter-

vensi pihak lain serta rendahnya kualitas moralitas dan

integritas personal aparat penegak hukum sehingga hukum

tidak dapat bekerja secara sistemik dan proporsional sebagai

satu kesatuan dengan pengakuan hak asasi manusia Masalah

yang sama juga terjadi dalam hal menjabarkan kebijakan

pemerintah bagi implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem

informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di bank

syari‟ah

113

2 Substansi

Substansi yang dimaksud di sini adalah aturan norma

dan perilaku nyata manusia yang ada dalam sistem itu atau

produk produk yang dihasilkannya berupa keputusan keputusan

yang mereka keluarkan dan mencakup pula hukum yang hidup

(living law) dan bukan hanya aturan aturan yang ada dalam

kitab undang undang (law books) Dalam konteks ini diperlu-

kan kontribusi pemerintah wakil rakyat dan masyarakat untuk

merumuskan kebijakan implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah dan sekaligus amanat konstitusi dan peraturan

perundang-undangan

Namun demikian yang menjadi masalah dari substansi ini

adalah kuatnya pengaruh positivisme dalam tatanan hukum di

Indonesia yang memandang hukum sebagai sesuatu yang

muncul dari otoritas yang berdaulat ke dalam bentuk undang

undang dan mengabaikan sama sekali hukum di luar itu serta

memandang bahwa prosedur hukum sebagai segala-galanya

dalam penegakan hukum tanpa melihat apakah hal tersebut

dapat mewujudkan keadilan dan kebenaran Oleh karena itu

apabila untuk memuat norma-norma hukum ekonomi syari‟ah

pada tingkat implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem

informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di bank

114

syari‟ah melalui kebijakan amandemen peraturan perundang-

undangan

3 Kultur Hukum

Kultur hukum yaitu suasana pikiran dan kekuatan sosial

yang menentukan bagaimana hukum itu digunakan dihindari

dan disalahgunakan Kultur hukum juga merupakan suatu

ekspresi dari tingkat kesadaran hukum masyarakat yang belum

kondusif bagi bekerjanya sistem hukum berikut pula semua

perangkat peradilan dan penegakan hukum secara proporsional

dan berkeadilan109

Mengacu kepada tiga unsur di atas implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen dalam praktik

jasa keuangan di bank syari‟ah ternyata banyak terhambat

dalam pengambilan keputusan Sehingga menjadi wajar apabila

implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi mana-

jemen dalam praktik jasa keuangan di bank syari‟ah belum

sepenuhnya dipraktikan dalam sistem keuangan di Indonesia

109 Ki Sarina Mangunpranoto sebagaimana dikutip oleh Budi Heru

Susanto berpendapat mengenai kultur hukum dalam konteks budaya jawa bahwa budaya manusia itu terwujud karena perkembangan lingkungan serta norma-norma hidupnya Norma hidup ini terwujud dalam bentuk alam pikiran manusia alam budi tata susila dan seni atau dengan istilah lain budaya manusia sebagai kreasi hidup adalah sesuatu yang kompleks ide gagasan-gagasan nilai-nilai norma-norma peraturan dan sebagainya Budiono Herususanto Simbolisme dalam Budaya Jawa (Yogyakarta PT Hanindita Ghahawidia 2000) h 6-7

115

padahal mayoritas penduduk di Indonesia menganut agama

Islam dan menghendaki penerapan prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah

Untuk mengatasi ketiga kendala atau hambatan di atas

penting bagi peneliti untuk menelaah dilihat dari pendekatan

filsafat hukum Islam bahwa implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan

di bank syari‟ah perlu mempertimbangkan tiga pendekatan

yaitu konstitusional institusional dan kultural110 Ketiganya

dapat diuraikan sebagai berikut

1 Pendekatan Konstitusional

Pendekatan konstitusional transformasi norma-norma

hukum Islam ke dalam peraturan dan perundang-undangan

nasional merupakan produk interaksi antar elite politik (politisi

penegak hukum tokoh masyarakat pakar hukum dan praktisi

hukum) dengan elite kekuasaan (the rulling elite) yakni kala-

ngan politisi dan pejabat negara Sebagai contoh diundang-

kannya UU Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama

dan UU Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan merupakan

110 Teuku Mohammad Radhie ldquoPolitik dan Pembaharuan Hukumrdquo

dalam Prisma No6 tahun II (Jakarta LP3ES 1973) hlm 4 M Yahya Harahap ldquoInformasi Materi Kompilasi Hukum Islam Memposisikan Abetraksi Hukum Islamrdquo dalam Mimbar Hukum No5 Tahun II (Jakarta Al-Hikmah dan Ditbinbapera Islam 1992) hlm 17-21

116

peranan elite Islam cukup dominan di dalam melakukan

pendekatan dengan kalangan elite di tingkat legislatif sehingga

UU Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama dan UU

Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan tersebut dapat

dikodifikasikan111

Adapun prosedur pengambilan keputusan politik di

tingkat legislatif dan eksekutif dalam hal legislasi hukum Islam

(legal drafting) hendaknya mengacu kepada politik hukum

yang dianut oleh badan kekuasaan negara secara kolektif

Suatu undang-undang dapat ditetapkan sebagai suatu peraturan

tertulis yang dikodifikasikan apabila telah melalui proses

politik pada badan kekuasaan negara yaitu legislatif dan

eksekutif serta memenuhi semua persyaratan dan rancangan

perundang-undangan yang layak Misalnya ketika disahkannya

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Anggaran dan

Pendapatan Belanja Negara Tahun 2015

Pendekatan konstitusional legislasi hukum sebagaimana

dikemukakan A Hamid S Attamimi bahwa pemerintah dan

DPR memegang kekuasaan di dalam pembentukan undang-

undang Disebutkan dalam pasal 5 ayat (1) UUD 1945 bahwa

ldquoPresiden memegang kekuasaan membentuk undang-undang

111 Amak FZ Proses Undang-Undang Perkawinan (Bandung al-

Ma‟arif 1976) hlm 35-48

117

dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyatrdquo Sedangkan

dalam penjelasan mengenai pasal 5 ayat (1) UUD 1945 dinya-

takan bahwa ldquokecuali executive power Presiden bersama-

sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat menjalankan legis-

lative power dalam negarardquo112

Berdasarkan pandangan di atas DPR dapat memberi

persetujuan kepada tiap-tiap rancangan undang-undang yang

diajukan oleh pemerintah Hal ini senada dengan penjelasan

pasal 20 ayat (1) UUD 1945 kendati DPR tidak harus selalu

meyatakan setujua terhadap semua rancangan undang-undang

dari pemerintah Keberadaan DPR sesungguhnya harus mem-

berikan suatu consent atau kesepakatan dalam arti menerima

atau menolak Rancangan Undang-Undang (RUU)

Peluang norma-norma hukum Islam untuk dimuat ke

dalam konstitusi sangat terbuka ketika terdapat tuntutan realitas

sosial dan politik yang menghen-daki terwujudnya cita-cita

supremasi hukum Islam (the enforcement of Islamic law)

terjaminnya hak asasi setiap orang serta terjaminnya stabilitas

politik suatu negara Maka konstitusi yang dibuat hendaknya

merupakan norma dasar (groundnorm) yang ditujukan untuk

112 A Hamid S Attamimi ldquoPeranan Keputusan Presiden Republik

Indonesia dalam Penyelenggaraan Pemerintah Negara Suatu Analisis Mengenai Keputusan Presiden yang Berfungsi Pengaturan dalam Kurun Waktu Pelita I-Pelita IVrdquo Disertasi Doktor Universitas Indonesia (Jakarta UI 1990) hlm 120-135

118

menghindarkan berbagai bentuk penyelewengan berlaku untuk

semua pihak dan sekaligus menjadi pedoman hukum untuk

memperoleh hak-hak hukum masyarakat serta kewajiban

mentaati hukum dalam penyelenggaraan negara113

2 Pendekatan Institusional

Selain pendekatan konstitusional transformasi norma-

norma hukum Islam ke dalam sistem hukum Indonesia juga

dapat dilakukan melalui pendekatan institusional Pendekatan

institusional merupakan suatu proses penjabaran norma-norma

hukum yang ada dalam bentuk produk peraturan dan

perundang-undangan menjadi pranata-pranata hukum Islam

Secara sederhananya pendekatan semacam ini dilakukan

dengan cara membentuk institusi-institusi baik pemerintah

maupun masyarakat yang akan memperkuat penegakan hukum

Islam di masyarakat Maka salah satu cara yang dipandang

paling efektif untuk menegakan hukum Islam adalah merepre-

sentasikan tanggungjawab negara dengan membentuk pranata

hukum Islam

Seperti telah peneliti jelaskan pada bab-bab sebelumnya

institusionalisasi hukum Islam dapat difahami dalam dua

pengertian pertama ia merupakan suatu upaya untuk men-

113 Muhammad Husein Na`ini ldquoIslam dan Pemerintahan

Konstitusionalrdquo dalam John L Esposito dan John L Donohue Islam dan Pembaharuan (terj) (Jakarta PT Raja Grafindo 1994) hlm 537-538

119

transformasikan ide-ide dan gagasan-gagasan bagi pemben-

tukan suatu pranata hukum Islam kedua ia merupakan proses

aktualisasi ide-ide atau gagasan-gagasan menjadi institusi atau

pranata hukum Islam termasuk pula kedudukan tugas dan

fungsinya dalam proses penegakan hukum Islam itu sendiri

Kedua pola pemahaman tersebut dapat dijabarkan dalam

konteks politik hukum Islam baik dari sudut pandang ideal

normatif dan realitas

Dalam sudut pandang ideal makna institusionalisasi

hukum Islam mencerminkan mata rantai sejarah pemikiran

hukum Islam dalam studi ilmu hukum yang dimulai dari

pemikiran tentang sumber-sumber prinsip-prinsip asas-asas

dan metode hingga pada tingkat pembentukan peraturan dan

perundang-undangan hukum Islam

Maksud dari institusionalisasi hukum Islam di sini adalah

menyusun berbagai regulasi (peraturan dan undang-undangan)

yang memadai di bidang hukum Islam mulai dari meng-

garansinya ke dalam konstitusi negara hingga membentuk

peraturan turunannya hingga dijabarkan menjadi institusi atau

pranata hukum Islam Hal ini sebagaimana telah dijelaskan

peneliti pada bagian pendekatan konstitusional

Jika dikaitkan dengan implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan

di bank syari‟ah hukum ekonomi Islam sangat akomodatif

120

dalam menyikapi segala perubahan sosial politik dan hukum

masyarakat Hasbi Ash-Shiddiqiey misalnya telah mengatakan

bahwa hukum Islam pada sudut keberlakuannya bersifat

progressif dan dinamis Selain itu berlakunya hukum Islam

harus ditekankan pada aspek-aspek kemaslahatan yang bersifat

umum dan tidak hanya menyangkut kepentingan golongan

Islam semata114

Oleh karena itu di samping hukum Adat dan hukum

Eropa memberikan pengaruh besar dalam arah perkembangan

hukum ekonomi Islam sistem hukum ini telah memberikan

warna tersendiri dalam kontritusi dan ketatanegaraan serta

menjadi nilai-nilai dan norma-norma yang menyatu dengan

tradisi dan politik hukum di Indoensia

Konsep hukum ekonomi Islam yang didasarkan pada

nilai-nilai etika dan moral akan lebih memberi tempat bagi

setiap orang untuk mencapai tujuan hidupnya sesuai dengan

nilai-nilai kebebasan dalam politik hukum itu sendiri Terutama

dalam realitas sosial yang secara kuantitatif mayoritas ber-

penduduk muslim sangat memungkinkan hukum ekonomi

Islam bersinergi memberikan warna di dalam konstitusi

Indonesia

114 Hasbie As-Shiddiqiey Dinamika dan Elastisitas Hukum Islam

(Jakarta Tintamas 1975) hlm 27

121

Sebagai negara yang mayoritas berpenduduk muslim

tentu ajaran-ajaran Islam yang terkandung dalam syari‟at tegas

sekali mengatur pelaksanaan kedua tugas di atas di mana ia

membedakan sistem tirani yang lebih bersifat ekslusif dan

menjalankan pemerintahan serta hukumnya secara sewenang-

wenang dengan sistem pemerintahan konstitusional yang lebih

inklusif menjalankan pemerintahan dan hukum yang dibatasi

oleh suatu prasyarat terjaminnya hak-hak dan kewajiban setiap

anggota masyarakat dalam suatu negara

3 Pendekatan Kultural

Hukum Islam dipandang memiliki masa depan dan akan

besar peranannya dalam masyarakat dan komunitas Islam

karena peran fundamentalnya dalam sosialisasi anak-anak

penghormatan terhadap pranata-pranata dan hubungan-hubu-

ngan sosial serta pembentukan dan pengembangan nilai-nilai

dasar tersebut semua itu diterjemahkan ke dalam perundang-

undangan umum serta kebijakan publik melalui proses politik

yang demokratis

Namun demikian hukum Islam juga tidak akan memiliki

masa depan sebagai sebuah sistem normatif bila dibuat dan

diselenggarakan begitu saja oleh negara sebagai hukum publik

dan kebijakan publik Klaim bisa saja dibuat untuk mengatakan

bahwa suatu kebijakan atau hukum adalah syariah tapi klaim

122

itu akan selalu salah karena hal itu tidak lebih dari sebuah

usaha menggunakan kesucian Islam untuk kepentingan politik

elit penguasa

Seperti tergambarkan pada dataran realitas sosial budaya

dan politik transformasi hukum ekonomi Islam ke dalam

konstitusi dan peraturan perundang-undangan di Indonesia

hendaknya juga mempertimbangkan tradisi sosial budaya

politik hukum dan ekonomi dalam masyarakat Agar penga-

kuan terhadap hukum Islam itu memiliki daya ikat yang kuat

maka hukum Islam hendaknya menjadi bagian dari tradisi dan

budaya dalam masyarakat dan salah satu cara yang dapat

digunakan dalam kondisi Indonesia saat ini adalah pendekatan

kultural

Pendekatan kultural ini dapat dilakukan dengan mening-

katkan pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk meme-

nuhi menegakan dan melindungi hak-hak dan kewajiban

setiap individu sebagai warga negara Terlebih lagi dengan

corak dan keragaman budaya budaya bangsa Indonesia yang

menganut BHINEKA TUNGGAL IKA tentu akan lebih mene-

rima perbedaan sebagai satu kesatuan yang utuh Hal demikian

juga telah sejalan dengan prinsip universal hukum ekonomi

Islam bahwa perbedaan pendapat adalah hikmah (al-ikhtilaf

al-hikmah)

123

Selanjutnya apabila dikaitkan dengan mekanisme pela-

yanan di bank syariah implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah erat kaitannya dengan karakteristik yang khusus

dan melekat dalam sistem informasi manajemen keuangan

dalam praktik jasa keuangan syariah itu sendiri Beberapa

kendala yang sering sering ditemui mencakup atas beberapa

aspek berikut

1) Dapat Dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam

laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat

dipahami oleh pemakai atau user terutama bagi pemegang

keputusan bisnis perusahaan maksudnya yaitu bahwa pemakai

diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang

aktivitas ekonomi dan bisnis akuntansi serta kemauan untuk

mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar namun

demikian informasi kompleks yang seharusnya dimasukan

dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas

dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit

untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu

2) Relevan

Agar bermanfaat bagi publik informasi harus relevan

untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengam-

124

bilan keputusan Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat

mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu

mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu masa kini dan masa

depan menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi dimasa

lalu untuk mendapatkan hasil yang lebih baik di masa yang

akan datang

Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan dimasa

lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi

posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal-hal lain yang

langsung menarik perhatian pemakai seperti pembayaran

deviden dan upah pergerakan harga sekuritas dan kemampuan

entitas syariah untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh

tempo

3) Dapat Dibandingkan

Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan

antar periode masa lalu masa sekarang dan masa yang akan

datang untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi

dan kinerja keuangan Selain itu user juga harus dapat mem-

bandingkan laporan keuangan antar entitas syariah untuk

mengevaluasi posisi keuangan kinerja serta perubahan posisi

keuangan secara relatif

Oleh karena itu pengukuran dan penyajian dampak

keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus

125

dilakukan secara konsisten untuk entitas syariah tersebut antar

periode entitas syariah yang sama untuk entitas syariah yang

berbeda maupun dengan entitas lainnya

4) Penyajian yang Wajar

Laporan keuangan sering dianggap menggambarkan

pandangan yang wajar dari penyajian yang wajar posisi

keuangan kinerja keuangan dan perubahan posisi keuangan

suatu entitas syariah Meskipun kerangka dasar ini tidak

menangani secara langsung konsep tersebut penerapan karak-

teristik kualitatif pokok dan standar umumnya dipahami

sebagai suatu pandangan yang wajar dari penyajian yang wajar

dan satu poin yang penting dalam kontek penyajian yang wajar

adalah tidak adanya proses manipulasi data yang dilakukan

oleh perusahan yang mencerminkan pada integritas perusahaan

itu sendiri

5) Pengakuan Unsur Keuangan

Merupakan pembentukan suatu pos yang memenuhi

definisi unsur serta kriteria pengakuan yang dikemukakan

dalam neraca atau laba rugi115 Pengakuan dilakukan dengan

menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalam

jumlah uang dan mencantumkannya kedalam neraca atau

115 Wiroso Akuntansi Transaksi Syariah (Jakarta Ikatan Akuntansi

Indonesia 2010) 44-48

126

laporan laba rugi dan dapat dilaporkan pada periode waktu

tertentu untuk diketahui oleh pihak yang berkepentingan atas

laporan tersebut selain untuk mengetahui perkembangan laba

rugi perusahaan pada suatu periode tertentu

Oleh karena itu secara normatif implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen dalam praktik

jasa keuangan di bank syari‟ah hendaknya dilandasi juga oleh

dua asas pertama negara tersebut harus disusun dan dibentuk

melalui sebuah konstitusi yang bebas dari segala macam

campur tangan dan pemaksaan kehendak ia harus disusun

lengkap dengan mengemukakan hak-hak dan kewajiban serta

hubungan timbal-balik antar berbagai lapisan dalam masya-

rakat itu sendiri kedua harus terdapat kepercayaan penuh

terhadap unsur pedoman perhitungan dan tanggung jawab

yang sempurna serta adanya kepercayaan yang penuh terhadap

semua yang berkepentingan sesuai kesepakatan

Dengan demikian peneliti dapat merumuskan bahwa

kendala normatif dalam implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah mencakup atas struktur substansi dan kultur

Sedangkan kendala lainnya adalah secara internal mencakup

manajemen informasi yang dilakukan di bank syariah itu

sendiri dan secara eksternal adalah perilaku nasabah

127

C Solusi dan Strategi Pengembangan Prinsip-Prinsip Akad

dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam

Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

Sistem hukum ekonomi syari‟ah merupakan sistem

hukum yang dibangun berdasarkan prinsip-prinsip asas-asas

serta nilai-nilai etika dan moralitas keagamamaan yang ber-

sumber kepada al-Qur‟an al-Sunnah dan Ijtihad Selama

berabad-abad para pemikir hukum Islam telah melakukan

berbagai pengkajian dan penelitian terhadap prinsip-prinsip

dasar sistem hukum ekonomi syari‟ah dari sumbernya agar

dapat dijabarkan dalam kehidupan Sebab sistem hukum

ekonomi syari‟ah lebih dari sekedar ilmu yang dapat dipelajari

tetapi juga dapat dijabarkan dalam supra-struktur dan infra-

struktur hukum ekonomi berdasarkan prinsip keadilan persa-

maan kebebasan tolong-menolong toleransi dan sebagai-

nya116

Dalam perkembangan ekonomi modern sistem hukum

ekonomi syari‟ah telah berkembang pesat seiring dengan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi Sistem hukum ini

dapat diimplementasikan dalam pembentukan instrumen

116 Soroso Imam Zadjuli Kodifikasi Variabel-variabel Dalam

Penelitian Ekonomi Islam makalah dalam ldquoSeminar dan Lokakarya Kurikulum dan Silabus Ekonomi Islamrdquo untuk Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Oktober 1997 hlm 6

128

peraturan perundang-undangan dan pranata-paranata ekonomi

syari‟ah baik bank maupun non-bank Falsafah dasar nilai-nilai

dasar hukum ekonomi syari‟ah menjadi pijakan bagi imple-

mentasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen

dalam praktik jasa keuangan di bank syari‟ah Di saat yang

sama UU Perbankan menjadi regulasi dalam pembangunan

ekonomi syariah di mana masyarakat atau negara tidak dapat

mengabaikan kepentingan untuk menjaga stabilitas ekonomi

negara dan meningkatkan kesejahteraan rakyat

Meskipun ekonomi syari‟ah di Indonesia baru berkem-

bang pesat pada tahun 1992 yang ditandai dengan keberadaan

lembaga perbankan syari‟ah namun bank syari‟ah tersebut

menjadi lembaga keuangan alternatif untuk menghindarkan

masyarakat dari praktek pembungaan uang (riba‟) ketidak-

jelasan (gharar) dan judi (maisyir)

Setelah dikeluarkannya UU Perbankan Nomor 7 Tahun

1992 Jo UU Nomor 10 Tahun 1998 Jo UU Nomor 21 Tahun

2008 eksistensi lembaga keuangan dan perbankan syari‟ah di

Indonesia semakin berkembang terutama karena adanya

komitmen yang kuat untuk menerapkan prinsip bagi hasil

(profit and loss sharing) Sebagai contoh amandemen pasal 6

point m UU Nomor 10 Tahun 1998 menyebutkan bahwa

lembaga keuangan konvesional dapat menyelenggarakan unit

129

pelayanan perbankan syari‟ah yang menggunakan prinsip bagi

hasil (profit and loss sharing) dengan dual banking system

Dalam perkembangan berikutnya dilihat dari segi

praktiknya kegiatan usaha perbankan syari‟ah mengacu kepada

kedua peraturan perundang-undangan perbankan turut

mendorong didirikannya lembaga keuangan syari‟ah lainnya

beoperasi seperti Baitul Mal Wattamwil (BMT) Unit Simpan

Pinjam Syari‟ah (USPS) Pegadaian Syari‟ah Asuransi

Syari‟ah dan sebagainya Keberadaan lembaga-lembaga keua-

ngan syari‟ah tersebut terbukti cukup kokoh menghadapi

terpaan krisis ekonomi dan moneter yang berlangsung sejak

akhir tahun 1997

Kemudian jika dilihat dari segi akuntabilitas dan ketaha-

nannya lembaga keuangan syari‟ah tampaknya lebih tahan dari

krisis dibandingkan dengan lembaga keuangan konvensional

yang sangat rentan dengan pengaruh ekonomi global Sebagai

fakta pada pertengahan tahun 1998 pemerintah melakukan

likuidasi terhadap beberapa lembaga perbankan konvensional

dianggap tidak memiliki rasio kecukupan modal untuk terus

beroperasi Sedangkan lembaga-lembaga perbankan syari‟ah

masih tetap kokoh berdiri dan beroperasi sesuai dengan visi

dan misi yang dimilikinya serta berperan penting dalam

memulihkan stabilitas ekonomi nasional

130

Para pemikir dan praktisi ekonomi syari‟ah di Indonesia

terus berupaya merumuskan kembali falsafah dasar nilai-nilai

hukum ekonomi syari‟ah untuk membuat rumusan baru bagi

pembentukan platform bagi implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan

di bank syari‟ah Akan tetapi platform tersebut terkait dengan

beberapa faktor determinan yang mempengaruhinya dalam

proses pencapaian tujuan pembangunan ekonomi

Berkenaan dengan hal tersebut ada beberapa solusi yang

dapat dilakukan untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen dalam praktik jasa

keuangan di bank syari‟ah antara lain117

1 Sumber Modal (Investible Resources)

Setiap proses pembangunan membutuhkan modal yang

cukup besar sehingga diperlukan mencari sumber-sumber

modal yang digali dari potensi-potensi ekonomi yang

dimiliki Kelayakan modal tidak hanya menjadi kebutuhan

negara-negara maju tetapi juga khususnya negara-negara

yang sedang berkembang di mana Indonesia termasuk ke

dalam kategori negara berkembang tersebut Proses pemba-

ngunan yang berjalan sekarang ini tidak serta merta hanya

mengandalkan semua potensi ekonomi dalam negeri berupa

117 Ibid hlm 6-12

131

pemanfaatan sumber daya alam atau sejenisnya tetapi juga

bergantung kepada kerja sama di bidang ekonomi dengan

negara lain

Secara mikro pembangunan sistem ekonomi Islam di Indo-

nesia dalam bentuk pendirian lembaga-lembaga keuangan

syari‟ah masih relatif mengandalkan potensi modal dalam

negeri (capital domestik) di mana pihak swasta lebih

banyak berperan menanamkan investasi di dalam struktur

dan manajemen lembaga keuangan syari‟ah Hal ini dapat

dilihat pada pendirian sejumlah lembaga keuangan syariah

yang dari segi modal termasuk kebijakan pengelolaannya

dilakukan oleh pihak swasta Kendati pun pemerintah telah

memberikan payung hukum yang kuat tetapi dari segi

kebijakan publik pemerintah masih mengutamakan pemba-

ngunan atas infra-struktur perbankan konvensional

Sedangkan dalam kerangka makro tingkat partisipasi eko-

nomi di pasar global dalam pembangunan ekonomi di

Indonesia juga belum memberi perhatian besar bagi pemba-

ngunan ekonomi Islam Ini jauh berbeda kika dibandingkan

dengan partisipasi kalangan investor asing dalam berinves-

tasi di lembaga keuangan konvensional baik bank maupun

non-bank Bisa jadi ini disebabkan oleh prospektus lembaga

keuangan syari‟ah belum mampu menjadi instrumen pokok

132

pembangunan ekonomi yang banyak dimanfaatkan oleh

masyarakat118

Namun demikian tingkat ketahanan dan stabilitas ekonomi

lembaga keuangan syari‟ah yang mampu bertahan dari

terpaan krisis ekonomi dan moneter telah menarik perhatian

kalangan investor asing untuk membantu percepatan pendi-

rian lembaga-lembaga keuangan syari‟ah di Indonesia

Pinjaman hutang dari luar negeri menjadi pendukung bagi

kelayakan modal yang dikelola oleh lembaga-lembaga

keuangan syari‟ah Pada gilirannya penyusunan UU APBN

berbasis hukum ekonomi syari‟ah mutlak diperlukan dalam

rangka mendorong terjadinya kenaikan angka rasio tingkat

partisipasi masyarakat dalam kegiatan ekonomi karena

adanya dukungan modal usaha

2 Sumber Daya Manusia (Human Resources)

Manusia merupakan subyek (development agent) yang

berperan penting dalam proses pembangunan Sumber daya

manusia (SDM) yang cakap dan mampu jelas diperlukan

untuk mengelola berbagai kegiatan ekonomi secara profe-

sional sebab SDM yang berkualitas merupakan komponen

118 Suroso Imam Zadjuli Kelembagaan Ekonomi Islam Dalam

Perspektif Islam Kajian Kritis Terhadap Kelembagaan Konvensional makalah dalam ldquoSeminar dan Lokakarya Kurikulum dan Silabus Ekonomi Islamrdquo untuk Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Juni 2003 hlm 9-10

133

penting dalam melakukan percepatan pemba-ngunan eko-

nomi SDM dapat menjadi ldquopenggerakrdquo untuk membuat

model perencanaan pengelolaan pengawasan dan penilaian

terhadap berbagai bentuk kegiatan ekonomi menggali dan

memanfaatkan potensi alam mengelola dana membangun

organisasi sosial ekonomi politik dan budaya dalam satu

wadah ldquopembangunanrdquo

Oleh karena itu peningkatan kuantitas dan kualitas SDM

harus dilakukan secara simultan dan organis dengan proses

pembangunan yang sedang berjalan dan hendak dicapai ke

depan Peningkatan kualitas SDM tersebut terkait dengan

dua aspek Pertama keahlian dan profesionalisme (profe-

ssional quality) dan Kedua kualitas moral yang baik

(moral quality) Professional quality mengacu kepada kua-

litas kemampuan keahlian dan etos kerja untuk melakukan

semua tugas dan kewajiban dalam kegiatan ekonomi secara

proporsional Dalam hukum ekonomi syari‟ah professional

quality yang dikehendaki adalah adanya keseimbangan

dalam melakukan tugas sesuai dengan hak dan kewajiban119

Sedangkan moral quality merupakan dimensi moral yang

mengacu kepada etika bisnis Islam yang sesuai dengan

prinsip-prinsip ekonomi dalam al-Qur‟an dan Sunnah

119 Lihat QS 51 2180 amp 188 1690 dan 597

134

Seseorang tidak dibenarkan melakukan kegiatan ekonomi

yang bertentangan dengan nilai-nilai dasar ekonomi yang

dibenarkan menurut hukum syari‟at sebab syari‟at meng-

hendaki keadilan bukan hanya dari segi ekonomi tetapi juga

dari segi hukum120 Pada gilirannya kualitas SDM dibutuh-

kan dalam penyusunan UU APBN berbasis hukum ekonomi

syari‟ah untuk mendukung pembangunan ekonomi hendak-

nya memiliki kemampuan (skill) dan moral yang baik

3 Mental Wirausaha (Entrepreneurship)

Wirausaha (enterpreneurship) merupakan sikap mental yang

hendaknya dimiliki oleh setiap individu untuk membangun

perekonomian bangsa Joseph Schumpeter telah menjelas-

kan bahwa pembangunan ekonomi sangat bergantung

kepada adanya dinamika partisipasi masyarakat untuk

berwirausaha dan mampu melakukan inovasi dalam ber-

bagai kegiatan ekonomi Sebagai agama yang dinamis

Islam telah mengajarkan kepada manusia untuk melakukan

kegiatan wirausaha sebagai salah satu cara untuk mening-

katkan taraf hidup dan kesejahteraan ekonomi masyarakat

Wirausaha (enterpreneurship) dilihat bukan hanya sebagai

ilmu ekonomi (economyc knowledge) tetapi juga meru-

pakan keahlian (business skill) untuk melakukan berbagai

120 Lihat QS 831-3 1690 597 934-35 dan 6141

135

jenis inovasi dalam berbisnis Wirausaha dapat mendorong

bagi terciptanya produk-produk usaha dan jasa yang baru

metode usaha baru penemuan sumber usaha baru peluang

usaha dan peluang kerja yang baru serta pembetukan

organisasi bisnis yang baru pula Sebagai contoh keber-

hasilan pembangunan ekonomi Jepang antara lain didukung

oleh 2 kalangan wirausaha menengah dan 20 wira-

usahawan kecil Jika ini diterapkan dalam proses pemba-

ngunan ekonomi Indonesia maka wirausaha dapat menjadi

instrumen bagi pembangunan ekonomi yang berwawasan

syari‟ah121

Namun demikian perhatian pemerintah Indonesia dalam

pengembangan sektor usaha kecil dan menengah relatif

masih minim Hal ini dapat dilihat dari tingginya tingkat

kesulitas kalangan usaha kecil dan menengah dalam

mempe-roleh modal kredit bantuan usaha dalam kegiatan

bisnis mereka Padahal percepatan proses pembangunan

ekonomi Indonesia tidak akan terwujud jika tidak memprio-

ritaskan kegiatan sektor riil yang pada umumnya dilakukan

oleh kalangan usaha kecil dan menengah Perhatian terhadap

kalangan usaha kecil dan menengah yang dilakukan oleh

lembaga-lembaga keuangan syari‟ah dewasa ini perlu

121 Buchari Alma Kewirausahaan (Bandung Alfabeta 2000) 4-5

136

mendapatkan perhatian dari Pemerintah dan DPR yang

salah satunya pembinaan terhadap kalangan usaha kecil dan

menengah (UKM) yang dimasukan dalam penyusunan UU

APBN berbasis hukum ekonomi syari‟ah

4 Perangkat Teknologi (Technology)

Di samping ketiga faktor di atas teknologi juga merupakan

faktor yang paling determinan dalam mempercepat proses

pembangunan ekonomi Teknologi juga dapat menjadi

perangkat utama yang mendukung pelaksanaan kegiatan

usaha yang cepat tepat efektif dan efisien Dewasa ini

teknologi merupakan perangkat pokok yang menunjang

pelayanan produk dan jasa yang diberikan oleh lembaga-

lembga keuangan syariah karena masyarakat lebih meng-

hendaki kemudahan dan keserbapraktisan memperoleh pela-

yanan yang didukung dengan sarana penunjang yang

memadai122

Dalam sudut pandang hukum ekonomi syari‟ah peman-

faatan perangkat tekonologi informasi bagi manusia sangat

penting untuk melakukan berbagai inovasi bisnis melaku-

kan eksplorasi atas apa-apa yang terdapat pada alam bagi

kebaikan manusia dan sekaligus memberikan proteksi atau

perlindungan atas berbagai penggunaan alat teknologi yang

122 Muhammad opcit 11-12

137

bukan pada tempatnya123 Jika demikian berarti proses alih

teknologi dari negara maju ke negara berkembang dapat

dilihat sebagai bagian dari upaya untuk mempercepat

pertumbuhan ekonomi termasuk teknologi informasi yang

belakangan ini menjamur dalam berbagai kegiatan usaha

dan perbankan dengan sistem on-line

Keempat faktor tersebut merupakan kunci pokok yang

memrlukan perhatian semua pihak bukan hanya unsur masya-

rakat dan kalangan pengusaha swasta nasional tetapi juga

pihak pemerintah yang mampu membuat kebijakan positif bagi

upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional Oleh

karena itu saat ini keberadaan UU Perbankan Syariah masih

dipandang sebagai salah satu instrumen hukum perbankan

untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional Pemerintah

hendaknya memberi keleluasaan bagi pengembangan ekonomi

syari‟ah di segala sektor perekonomian Dengan kata lain tidak

hanya mengeluarkan kebijakan dalam sektor perbankan tetapi

juga sektor kegiatan usaha riil lainnya baik mikro maupun

makro

Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah untuk

mengoptimalkan peran bank syariah dalam pembangunan

ekonomi jelas diperlukan menerapkan standar sistem infor-

123 Lihat QS 4513 36 71 dan 2279

138

masi manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan

syariah Hal ini sangat penting dilakukan agar bank syariah

memiliki daya saing dengan bank konvensional

Sebagai contoh pada saat melakukan proses standarisasi

penilaian kinerja keuangan di bank syariah terlebih dahulu

dilakukan proses analisa dari laporan keuangan di mana dalam

analisa tersebut terdapat informasi yang menggambarkan

laporan keuangan secara rinci Analisa laporan keuangan

merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengevaluasi

posisi keuangan serta hasil kegiatan usaha suatu perusahaan

dimasa lalu dan dimasa sekarang Sesuai dengan standard

akuntansi syariah dalam analisa keuangan ini harus mudah

dimengerti dan inovatif serta bersifat actual dan up date

dengan kondisi riil yang terjadi

Sekurang-kurangnya ada 4 (empat) metode yang dapat

digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan

selama ini antara lain124

1) Metode Rasio Keuangan merupakan alat yang digunakan

untuk menilai kinerja perusahaan yang menekankan operasi

keuangan yaitu

a) Likuiditas Ratio adalah mengukur kemampuan perusa-

haan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau

124 Abdul Halim Mahmud Analisis Laporan keuanganYogyakarta

cetakan Pertama UPP STIE YKPN2003419

139

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

keuangannya pada saat ditagih

b) Leverage Ratio adalah mengukur sejauh mana kemam-

puan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka

panjangnya

c) Probabilitas Ratio adalah mengukur seberapa kemam-

puan perusahaan menghasilkan laba (Profitabilitas)

d) Activity Ratio adalah mengukur sejauh mana efektivitas

penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset

2) Metode Economic Value Added (EVA) digunakan dalam

menilai kinerja perusahaan yang memfokuskan pada

penerapan nilai dan hanya bisa menilai proses dalam

periode 1 tahun dengan kata lain EVA merupakan pengu-

kuran pendapatan sisa (residul income) yang mengurangkan

biaya modal terhadap laba operasi125

3) Metode Balanced Scorecard (BSC) merupakan alat untuk

mengukur kinerja perusahaan dengan cara menyeimbangkan

faktor-faktor keuangan dan non keuangan dari suatu

perusahaan Mempertimbangkan 4 aspek atau prospektif

yakni prospektif keuangan pelanggan proses bisnis internal

dan proses belajar serta berkembang126

125 David S Young and Stephen O‟Byrne EVA and Value Based

Management A Practical Guide to Implementation diterjemahkan oleh Lusy Widjaya (Jakarta Salemba Empat 2001)

126 Robert Kaplan and David Norton Balance Scorecard httpjurnal-sdmblogspotcom diakses tanggal 6 Februari 2015

140

4) Metode Radar merupakan alat untuk menilai kinerja pada

perusahaan yang merupakan modifikasi atau penyem-

purnaan dari metode-metode sebelumnya Rasio Radar

mengelompokkan rasionya menjadi lima kelompok besar

yaitu Rasio Profitabilitas Produktifitas Utilitas Aktiva

Stabilitas dan Rasio Pertumbuhan

Dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan analisis

rasio keuangan merupakan metode analisis keuangan yang

paling banyak digunakan di Indonesia Hasil analisis rasio

keuangan ini dinyatakan dalam suatu rasio yaitu suatu besaran

yang merupakan perbandingan antara nilai suatu rekening

tertentu dalam laporan keuangan dengan nilai rekening yang

lainnya

Kemudian dalam penerapannya analisis rasio keuangan

tersebut tampaknya memiliki beberapa kelemahan sehingga

model analisis ini dikembangkan lebih lanjut menjadi analisis

rasio keuangan yang dimodifikasi untuk memberikan analisis

rasio keuangan klasik dengan variasi yang lain Misalnya

dengan cara membandingkan antar rekening yang ada dalam

laporan keuangan dalam periode waktu yang sama atau

membandingkan antara suatu rekening yang sama dengan

periode waktu yang berbeda Dengan cara seperti ini keung-

gulan dari analisis rasio dapat dilihat berdasarkan besarnya

141

persentase suatu rekening tertentu dengan rekening lainnya

atau melihat perkembangan suatu rekening antar waktu127

Dimensi kriteria penilaian kinerja keuangan dapat dilihat

melalui beberapa dimensi antara lain

1) Kegunaan fungsional (functional utility) bersifat krusial

karena hasil penilaian kinerja keuangan dapat digunakan

untuk melakukan review bagi perusahaan atas aktivitas yang

telah dijalankan dalam periode tertentu maka hasil penilaian

kinerja keuangan tersebut data yang ada harus valid relevan

dan berguna sehingga dapat diterima oleh pihak manajemen

sebagai pihak pengambil keputusan (decission maker)

2) Keabsahan (validity) dapat mengukur apa yang sebenarnya

hendak diukur dari penilaian kinerja keuangan tersebut

sehingga keabsahan dari data hasil kinerja keuangan

tersebut dapat dipertanggung jawabkan baik kepada

shareholder maupun kepada stakeholder

3) Bersifat empiris bukan berdasarkan perasaan semata di

mana informasi kinerja keuangan ini harus betul-betul riil

dan dapat di jelaskan secara konkrit serta dapat dipertang-

gungjawabkan secara hukum akuntansi dan hukum lain

yang berlaku dan membidanginya

127 Warsono Manajemen Keuangan Perusahaan Jilid I Edisi Kedua

Cetakan pertama (Malang UMM Press 2002) 23

142

4) Sensitivitas kerja kriteria ini menunjukan hasil yang relevan

saja yakni kinerja keuangan dan bukan hal-hal lain yang

tidak berhubungan kalau pun ada hanya bersifat pendukung

informasi primer

5) Kelayakan hukum yakni kriteria itu harus sesuai dengan

aturan yang berlaku dimana informasi kinerja laporan

keuangan ini harus betul-betul berada dalam ketentuan

hukum yang membidangi informasi keuangan

Kemudian manfaat yang dirasakan dengan adanya

informasi kinerja keuangan ini adalah untuk memberikan

laporan atau informasi yang berguna untuk pengambilan

keputusan yang ekonomis Selain itu juga menurut Sucipto

dalam Yosie Aniela bahwa dari aspek manajemen dengan

adanya penilaian informasi kinerja keuangan ini berfungsi

untuk128

1) Mengelola organisasi secara efektif dan efisien melalui

pemberian motivasi kepada karyawan secara maksimum

Dalam mengelola perusahaan manajemen juga menetapkan

sasaran yang akan dicapai di masa yang akan datang di

dalam proses yaitu planning (perencanaan) sehingga arah

bisnis perusahaan dapat berjalan dengan sesuai dengan

arahan dan target bisnis yang telah direncanakan

128 Aniela Yoshi Peran Akuntansi Lingkungan Dalam Mening-

katkan Kinerja Lingkungan Dan Kinerja Keuangan Perusahaan Berkala Ilmiah Mahasiswa Akuntansi 11 (2012)

143

2) Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan

dengan karyawan seperti promosi mutasi dan pember-

hentian Penilaian Kinerja ini akan menghasilkan data yang

dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan yang

bersangkutan dengan karyawan yang dinilai berdasarkan

kinerjanya disamping akan membantu dan memotivasi bagi

karyawan untuk dapat bekerja dan memberikan potensi yang

terbaik bagi perusahaan

3) Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan

karyawan serta untuk menyediakan kriteria seleksi dan

evaluasi program pelatihan karyawan Jika manajemen

puncak tidak mengetahui kekuatan dan kelemahan yang

dimilikinya maka akan sulit bagi manajemen untuk meng-

evaluasi dan memilih program pelatihan yang sesuai dengan

kebutuhan karyawan itu sendiri dan bagi karyawan pun akan

menjadi tidak terupdate skill dan kemampuan individunya

sehingga akan sulit bersaing dengan competitor yang memi-

liki bidang yang sama yang pada akhirnya akan melemah-

kan potensi bagi karyawan tersebut

4) Menyediakan feed back (umpan balik) bagi karyawan

mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka

Dalam organisasi perusahaan manajemen akan mendele-

gasikan sebagian wewenangnya kepada pihak manajemen di

144

bawahnya untuk dapat dikerjakan sesuai dengan disposisi

yang diberikan namun disertai dengan resiko yang ada bila

terdapat resiko bisnis yang menyangkut kepentingan bagi

perusahaan

5) Menyediakan suatu dasar untuk memberikan suatu distribusi

reward (penghargaan) bagi karyawan yang berprestasi serta

punishment bagi mereka yang melanggar aturan sehingga

dengan demikian akan Nampak lebih adil bagi semua

karyawan yang terlibat dalam perusahaan

Hasil pengukuran tersebut di atas juga dapat dijadikan

alat evaluasi kinerja manajemen selama ini apakah mereka

telah bekerja secara efektif atau tidak Jika berhasil mencapai

target yang telah ditentukan berarti mereka berhasil mencapai

target yang telah ditentukan pada masa periode tertentu serta

berhasil memimpin dan dipercaya oleh bawahannya Namun

sebaliknya jika gagal atau tidak berhasil dalam pencapainnya

ini akan dijadikan pelajaran bagi manajemen untuk target

dimasa yang akan datang dan merubah strategi bisnis agar

dapat lebih baik lagi di masa yang akan datang

Pengukuran kinerja merupakan salah satu aspek untuk

melihat performing measurement yaitu suatu kualifikasi dan

efisiensi perusahaan atau segmen serta keefektifan dalam peng-

operasian bisnis selama periode akuntansi Dengan demikian

145

pengertian kinerja dapat difenisikan sebagai suatu usaha formal

yang dilaksanakan oleh perusahaan untuk mengevaluasi efisien

dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksa-

nakan pada periode waktu tertentu

Laporan kinerja keuangan menurut Standar Akuntansi

Keuangan menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan

bagian penting dari proses pelaporan keuangan yang meliputi

neraca laporan rugi laba laporan perubahan modal (yang

dapat disajikan dengan berbagai cara seperti sebagai laporan

arus kas atau laporan arus dana) catatan dan laporan lainnya

serta materi penjelasaan yang merupakan bagian Integral dari

Laporan Keuangan129

Sedangkan menurut Edy Sukarno130 yang dikutip di

dalam jurnal Fokus Ekonomi ia mengatakan bahwa kinerja

keuangan adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatanprogramkebijaksanaan dalam

mewujudkan sasaran tujuan misi dan visi organisasi di mana

sebagai hasil yang telah dicapai atas segala aktivitas yang telah

dilakukan dalam mendayagunakan sumber-sumber yang

tersedia dalam suatu organisasi atau perusahaan

129 Ikatan Akuntan Indonesia Standar Akuntansi Keuangan (Jakarta

Salemba 1999) 12 130 Lihat Edy Sukarno ldquoKinerja Keuanganrdquo dalam Jurnal Focus

Ekonomi Volume 4 Nomor 1 Bulan Juni 2009 27-43

146

Menurut ulasan Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku

Penyajian Laporan Keuangan Syariah (PSAK 101) Tahun

2013 menyatakan bahwa Laporan kinerja keuangan adalah

catatan laporan keuangan yang berisi informasi tambahan atas

apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan laporan laba

rugi konprehensif laporan perubahan ekuitas laporan arus kas

laporan sumber dan penggunaan zakat dan laporan sumber dan

penggunaan dan kebajikan di mana dalam catatan ini membe-

rikan rincian dari pos-pos yang telah disajikan dalam laporan

keuangan dan informasi mengenai pos-pos yang tidak meme-

nuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan131

Munawir dalam Analisa Laporan Keuangan132 menga-

takan bahwa laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari

proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu

perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan

data atau aktivitas perusahaan tersebut

Mengacu kepada uraian di atas peneliti dapat meru-

muskan bahwa Sistem Informasi Kinerja Keuangan adalah

suatu rangkaian proses yang melibatkan semua aspek yang

131 Ikatan Akuntan Indonesia Penyajian Laporan Keuangan Syariah

PSAK 101 2013 132 Munawir Analisa Laporan Keuangan (Yogyakarta BPFE

1999)

147

pada akhirnya memberikan informasi dan laporan tentang

prestasi dan kinerja perusahaan dalam menjalankan aktivitas

bisnisnya untuk mencapai keuntungan atau laba Selain itu

dalam kinerja laporan keuangan dalam Islam mempunyai

sasaran-sasaran yang harus disadari dan dipatuhi oleh semua

akuntan keuangan di dalam Islam Ia tidak boleh memasuki

bidang ini jika belum memahami dan adanya kesadaran yang

jelas mengenai makna yang sesungguh dalam sasaran

akuntansi keuangan Pendek kata laporan keuangan hendaknya

disusun dengan menitikberatkan pada aspek kebenaran dan

kejujuran

148

BAB IV

PENUTUP

A Kesimpulan

Mengacu kepada uraian dalam pembahasan dan analisis

maka dapat dirumuskan kesimpulan peelitian sebagai berikut

Pertama implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem

informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di bank

syari‟ah dapat dilakukan dilakukan pada beragam bentuk dan

produk keuangan Selain itu hal tersebut juga hendaknya

mengacu kepada aspek-aspek kemaslahatan dan kemafsadatan

dalam setiap kegiatan ekonomi dengan mengimplementasikan

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah misalnya

saja dalam laporan keuangan yang terpublikasikan dalam

website bank syariah

Kedua kendala normatif dalam implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen dalam praktik

jasa keuangan di bank syari‟ah mencakup atas struktur

substansi dan kultur Sedangkan kendala lainnya adalah secara

internal mencakup manajemen informasi yang dilakukan di

bank syariah itu sendiri dan secara eksternal adalah perilaku

nasabah

149

Ketiga Sistem Informasi Kinerja Keuangan adalah suatu

rangkaian proses yang melibatkan semua aspek yang pada

akhirnya memberikan informasi dan laporan tentang prestasi

dan kinerja perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya

untuk mencapai keuntungan atau laba Selain itu dalam kinerja

laporan keuangan dalam Islam mempunyai sasaran-sasaran

yang harus disadari dan dipatuhi oleh semua akuntan keuangan

di dalam Islam

B Rekomendasi

Mengacu kepada kesimpulan di atas peneliti merumus-

kan rekomendasi penelitian sebagai berikut

Pertama perlu dilakukan kajian akademik lebih lanjut

dan mendalam untuk mengembangankan kontribusi keilmuan

hukum ekonomi Islam bagi implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan di bank syariah Hal tersebut salah satunya dapat

dilakukan melalui peninjauan kurikulum dan pengembangan

model pembelajaran ekonomi pada Fakultas Syari‟ah dan Fakultas Hukum serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di

PTKIN agar terumuskan kerangka konsepsional dan opera-

sional implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi

manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank

syariah

150

Kedua bagi kalangan praktisi perlu mengembangkan

berbagai inovasi dan keahlian untuk mengimplementasikan

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah Hal

demikian juga perlu didukung dengan partisipasi dan dukungan

masyarakat untuk menggunakan produk jasa keuangan di bank

syariah

151

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrasyid Priyatna 2017 Arbitrase Solusi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata dipublikasikan artikel dalam httpidshvoongcomlaw-and-politics1908998-keunggulan-dan-kelemahan-arbitrase yang diakses tanggal 10 April 2017

Abdurrahman Yahya 1997 ldquoAl-Iltizamrdquo artikel yang dipublikasikan dalam httpfiqh1wordpresscom 2010 0515al-iltizam diakses pada tanggal 28 Maret 2017

Adiwarman A Karim 2010 Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan Ed Empat Jakarta PT Rajagrafindo Persada

Amir Machmud Rukmana 2010 Bank Syariah Teori Kebijakan dan Studi Empiris di Indonesia Jakarta Penerbit Erlangga

Andi Soemitra 2010 Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Jakarta Kencana

Anshori Abdul Ghofur 2007 Perbankan Syariah Di Indonesia Gadjah Mada University Press Yogjakarta

Anwar Syamsul 2010 Hukum Perjanjian Syariah Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Antonio M Syafe‟i 2001 Bank Islam Dari Teori ke Praktek Jakarta Gema Insani Press

Annual Reepport PT Bank Jabar Banten Syariah Tahun 2013-2016

Ash-Shiddieqy TM Hashbi 1997 Fiqh Muamalah Semarang Pustaka Rizki Putra

Al-Sanhuri Abd al-Razaq 1958 Mashadir al-Haqq fi al-Fiqh al-Islamy Dirasah Muqaranah bi al-Fiqh al-Gharbi Jilid I Beirut Dar al-Hana li al-Thiba‟ah wa al-Nasyr

152

Arifin Zainul 2009 Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah Jakarta Azkia Publisher

Azwir Yacub 2013 Analisis Pengaruh Kecukupan Modal Efisiensi Likuiditas NPL DAN PPAP Terhadap ROA Bank Semarang UNDIP

Basyir Ahmad Azhar 1994 Refleksi Atas Persoalan Keislaman Bandung Mizan

Burhan Bungin 2006 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta Kencana

Dokumen Rencana Bisnis PT Bank Jabar Banten Syariah Tahun 2014-2016

Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Ed Rev Fatwa No 05DSN-MUIIV2000 tentang Jual Beli Salam

Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Ed Rev Fatwa No 06DSN-MUIIV2000 tentang Jual Beli Istishna‟

Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Ed Rev Fatwa No 07DSN-MUIIV2000 tentang Pembiayaan Mudharabah

Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Ed Rev Fatwa No 08DSN-MUIIV2000 tentang Pembiayaan Musyarakah

Karnaen A Perwataatmadja dan M Syafi‟i Antonio 1992 Apa dan Bagaimana Bank Islam Yogyakarta PT Dana Bhakti Wakaf

K Lewis Marvyn dan Latifa M Algoud 2007 Perbankan Syariah Jakarta Serambi Ilmu Semesta

Kansil CST 2001 Hukum Perusahaan Indonesia (Aspek Hukum dalam EKonomi) Bagian I Jakarta Pradnya Paramita

153

Khan Tariqullah dan Habib Ahmed 2008 Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah Jakarta PT Bumi Aksara

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHP)

Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)

Laporan Neraca Keuangan dan Laporan Laba Rugi PT Bank Jabar Banten Syariah Periode 2010-2016

Luciana Spica Almilia amp Winny Herdiningtyas 2005 Analisis Rasio Camel Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Lembaga Perbankan Perioda 2000 ndash 2002 dalam Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol 7 No 2 Nopember 2005

Mahardian Pandu 2008 Analisis Pengaruh Rasio CAR BOPO NPL NIM dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (StudiKasus Perusahaan Perbankan yang Tercatat di BEJ PeriodeJuni 2002-Juni 2007) Semarang UNDIP

Manan Abdul 2012 Hukum Ekonomi Syariah Dalam Perspektif Kewenangan Peradilan Agama Jakarta Kencana Prenada Media Grup

Mardani 2012 Fiqh Ekonomi Syariah Fiqh Muamalah Jakarta Kencana

Muhammad Idrus 2009 Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif Jakarta Penerbit Erlangga

Mawardi Wisnu 2009 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi kasus pada Bank Umum Dengan Total Asset Kurang dari 1 Trilyun Semarang UNDIP

M Ali Hasin 2003 Berbagai Macam Transaksi dalam Islam Fiqh Muamalat cet Pertama Jakarta PT Raja Grapindo Persada

154

Najmudin 2011 Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syari‟iyyah Modern Yogyakarta Penerbit Andi

Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution (Ed) 2009 Current Issues Lembaga Keuangan Syariah Jakarta Kencana Media Group

Nusantara Ahmad Buyung 2009 Analisis Pengaruh NPF CAR FDR Dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank (Perbandingan Bank Umum Go Publik dan Bank Umum Non Go Publik di Indonesia Periode Tahun 2005-2007 Semarang UNDIP

Peraturan Bank Indoensia Nomor 139PBI2011 Tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 10PBI2008 Tentang Restrukturisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah

Peraturan Bank Indonesia Nomor 99PBI2007 Tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 821PBI2006 Tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah

Prabowo Bagya Agung 2012 Aspek Hukum Pembiayaan Murabahah Pada Perbankan Syariah Yogyakarta UII Press

Praja Juhaya S 1997 Filsafat Hukum Islam Bandung UNISBA Press

Praja Juhaya S 2000 Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Madya Filsafat Hukum Islam tentang Rekosntruksi Paradigma Ilmu Titik Tolak Pengem-bangan Ilmu Agama dan Universalitas Hukum Islam Tanggal 1 April 2000 di IAIN Sunan Gunung Djati Bandung

Prasnanugraha P Pontie 2011 Analisis Pengaruh Rasio-rasio Keuangan Terha-dap Kinerja Bank Umum di Indonesia (Studi Empiris Bank-bank Umum Yang Beroperasi di Indonesia Semarang UNDIP

155

Puspitasari Diana 2008 Analisis CAR NPL PDN NIM BOPO LDR dan Suku Bunga SBI terhadap ROA Studi pada Bank Devisa Indonesia periode 2003-2007 Semarang UNDIP

Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti 2008 Manajemen Perkreditan Bank Umum Teori Masalah Kebijakan dan Aplikasinya Bandung ALFABETA

Robert Tampubolon 2004 Risk Mangement Pendekatan Kualitatif Untuk Bank Komersial Jakarta PT Elex Media Komputindo

Saed Abdullah 1996 Islamic Banking and Interest A Study of the Prohibition of Riba and Its Contemporary Interpre-tation Leiden EJ Brill

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji 2001 Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat) Rajawali Pers Jakarta

Suhendi Hendi 2007 Fiqh Muamalah Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Syafi‟i Antonio Muhammad 2001 Bank Syariah dari Teori ke Praktek Jakarta Gema Insani Press

Sri Nurhayati dan Wasilah 2013 Akuntansi Syariah di Indonesia Jakarta Salemba Empat

Suhendi Hendi 2004 Fikih Muamalah Jakarta Rajawali Press

Tawfiq Abd al-Aziz 1988 Qanun al-Iltizamat wa al-‟Uqucircd Mesir Dar al-Saqafah

Tariqullah Khan dan Habib Ahmed 2008 Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah Ed 1 Cet 1 Jakarta Bumi Aksara

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 Jo Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

156

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah LNRI Tahun 2008 Nomor 94

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama LN RI Tahun 2006 Nomor 22

Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia

Usman Rachmadi 2012 Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia Jakarta Sinar Grafika

Utomo Andri Priyo 2010 Pengaruh Non Performing Finan-cing Terhadap Kinerja Keuangan Bank Berdasarkan Rasio Likuiditas Rasio Solvabilitas Dan Rasio Profita-bilitas Pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Semarang UNDIP

Page 6: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …

manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank

syariah adalah masih terbatasnya modal SDM dan sarana

berikut aspek sistem struktur dan kulturnya dan (3) strategi

implementasi prinsip-prinsip akad dan system informasi

manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank

syariah adalah mengembangkan inovasi produk keuangan di

bank syariah

Pada akhirnya peneliti merasa perlu menyampaikan

ucapan terima kasih kepada Bapak Prof Dr H Mahmud MPd

selaku Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung Bapak Prof

Dr H Ahmad Fathonih MAg selaku Dekan Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan rekan-

rekan dosen serta sahabat-sahabat lainnya yang tidak mungkin

peneliti sebutkan satu persatu dan telah banyak membantu

penyelesaian laporan penelitian ini

Akhirnya peneliti menyadari penelitian ini masih jauh

dari kata sempurna tentu ada beberapa yang perlu perlu

dilengkapi atau disempurnakan Tetapi peneliti berharap hasil

dari penelitian ini bermanfaat khususnya bagi peneliti dan

umumnya bagi yang membacanya

Bandung 10 Desember 2017

Tim Peneliti

DAFTAR ISI

ABSTRAK helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip i PEDOMAN TRANSLITERASI ii KATA PENGANTAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iv DAFTAR ISI helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip vi BAB I PENDAHULUAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1 A Latar Belakang Masalah helliphelliphelliphelliphellip 1

B Identifikasi dan Perumusan Masalah 11

C Pertanyaan Penelitian 12

D Tujuan Penelitian helliphelliphelliphellip 12

E Kegunaan Penelitian 13

F Kajian Penelitian Terdahulu 14

G Kerangka Pemikiran 15

H Langkah-langkah Penelitian 30

BAB II KONSEP DAN TEORI helliphelliphelliphelliphellip 36 A Prinsip-prinsip Akad 36

1 Pengertian Akad 36

2 Landasan Akad 43

3 Prinsip-prinsip Akad 56

4 Etika Akad 62

B Sistem Informasi Manajemen Keu- angan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

70

1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen Keuangan helliphelliphellip

70

2 Unsur-unsur Sistem Informasi Manajemen Keuangan helliphelliphellip

73

3 Urgensi Sistem Informasi Manajemen Keuangan helliphelliphellip

82

4 Instrumen Sistem Informasi Manajemen Keuangan helliphelliphellip

87

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEM-BAHASAN

96

A Implementasi Prinsip-Prinsip Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

96

B Hambatan-hambatan Implementasi Prinsip-Prinsip Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

110

C Solusi dan Strategi Pengembangan Prinsip-Prinsip Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

127

BAB V PENUTUP 148

A Kesimpulan 148

B ekomendasi 149

DAFTAR PUSTAKA 151

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Pendahuluan

Bank merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di

bidang jasa dimana memiliki fungsi sebagai lembaga keuangan

yang mengedarkan uang menciptakan uang menyediakan

uang untuk menunjang kegiatan usaha tempat mengamankan

uang tempat melakukan investasi dan jasa keuangan lainnya1

Dalam praktiknya bank dibagi dalam beberapa jenis Jika

ditinjau dari segi fungsinya bank dikelompokkan menjadi 3

jenis yaitu Bank Sentral Bank Umum dan Bank Perkreditan

Rakyat Sedangkan dilihat dari segi prinsip operasionalnya

bank dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu bank konvensional

dan bank syariah2

Operasional perbankan syariah di Indonesia diatur dalam

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang

kemudian diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 10

Tahun 1998 dan diperbaharui lagi dengan Undang-Undang

Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah Perbankan

syariah memiliki tujuan yang sama dengan bank konvensional

1 Kasmir Dasar-Dasar Perbankan (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2002) 2

2 M Syafei Antnio Bank Syariah Teori dan Praktik (Yogyakarta Dana Bhkati Wakaf 1994) 23

2

yaitu agar lembaga perbankan dapat menghasilkan keuntungan

dengan cara meminjamkan modal menyimpan dana membia-

yai kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai

Prinsip-prinsip ekonomi Islam melarang riba perjudian

dan spekulasi yang disengaja perniagaan atas barang-barang

yang haram dan ketidakjelasan serta manipulatif Dalam rangka

melayani masyarakat setiap bank syariah perlu menyediakan

berbagai macam produk perbankan syariah Produk-produk

yang ditawarkan sudah tentu sangat Islami termasuk dalam

memberikan pelayanan kepada nasabahnya Produk perbankan

syariah di bagi ke dalam 3 bagian yaitu produk penghimpunan

produk penyaluran dan produk jasa3

Saat ini pemanfaatan teknologi informasi begitu sangat

pesat masuk dalam segala aspek pekerjaan yang sebagian

besarnya telah menggunakan perangkat teknologi informasi

bahkan bisa dikatakan telah menjadi suatu kebutuhan primer

bagi setiap perusahaan dalam menjalankan bisnisnya

Oleh karena itu dalam pemanfaatan teknologi infor-

masi ini setiap organisasi bisa mengambil banyak manfaat

mulai dari tingkat efisiensi dan efektivitas kinerja keuangan

perusahaan bank syariah hingga tingkat validitas data yang bisa

dikatakan hampir 99 akurat

3 Editor ldquoPerbankan Syariahrdquo dalam httpidwikipediaorgwiki Perbankan_syariah diakses pada tanggal 9 November 2017

3

Sistem teknologi informasi telah melahirkan berbagai

keunggulan yang begitu kompetitif dalam menciptakan persai-

ngan yang ada di dunia usaha Selain itu juga telah membe-

rikan kontribusi yang cukup besar bagi peningkatan kinerja

organisasi Dengan adanya teknologi informasi ini baik itu

dalam hal meningkatkan kinerja baik secara individual maupun

institusional setiap organisasi perusahaan akan mendapat

kemudahan dalam meningkatkan kinerja keuangan dan kualitas

pelayanan publik yang bersifat individual

Tujuan lainnya yang bersifat global adalah setiap orga-

nisasi perusahaan juga akan mampu meningkatkan pelayanan

kepada publik demi terciptanya kepuasan bagi pengguna

(user) yang pada akhirnya akan meningkatkan tingkat keper-

cayaan (trusted) dan loyalitas (loyality) dari para pengguna

(user) terhadap semua jasa dan layanan yang diberikan suatu

organisasi perusahaan Oleh karena itu setiap organisasi

perusahaan bisnis juga dipastikan akan memanfaatkan sistem

teknologi informasi ini untuk meningkatkan keuntungan

(profit) dalam setiap kegiatan bisnisnya4

Dalam pemanfaatan teknologi informasi ini perlu

ditunjang oleh adanya sumber daya baik itu dari segi insani

4 Lihat dalam G Perdana Putri ldquoPeran Teknologi Informasi didalam

Perusahaanrdquo artikel pada wwwiniputri blogunsacidfiles201005paper-manajemen-dan-tipdf diakses pada tanggal 29 Oktober 2014

4

(human skill character) atau pun dari material (infrastructur

capital) yang mumpuni dan kompeten dalam menjalankan

fungsi optimalisasi penggunaan teknologi ini sehingga dengan

terpenuhinya persyaratan tersebut dengan mudah mengatur dan

menjalankan kinerja operasional dengan baik dan optimal Hal

ini dilakukan untuk tercapainya tujuan organisasi perusahaan

yang menjadi target mendasar untuk meningkatkan profit

pendapatan dan menciptakan kesejahteraan bersama

Oleh karena itu pemanfaatan sistem informasi mana-

jemen keuangan dalam menunjang kualitas pelayanan suatu

fungsi dari organisasi terbagi menjadi 5 elemen fungsi yaitu5

1 Fungsi Operation

2 Fungsi Monitoring and Control

3 Fungsi Planning and Decision

4 Fungsi Communication dan

5 Fungsi Interorganisational

Seluruh peranan teknologi informasi dalam berbagai

lapisan tersebut tidak akan berjalan baik tanpa adanya tata

kelola dan manajemen teknologi informasi yang baik karena

pada dasarnya tujuan pemanfaatan teknologi informasi adalah

untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan Demikian

halnya dalam dunia perbankan yang menjalankan fungsi bisnis

5 I Komang Ariana Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Organisasi (Denpasar Universitas Udayana 2010)

5

transaksi keuangan pemanfaatan teknologi informasi ini begitu

sangat besar karena semua transaksi yang ada harus dikelola

dengan baik dan tertata secara sistem sesuai dengan fungsi

kelima elemen di atas

Oleh karena itu penggunaan dan pemanfaatan teknologi

informasi ini hendaknya benar-benar dikelola dengan baik

sesuai dengan tujuan umum perusahaan dalam upaya mendu-

kung operasional perbankan agar dapat berkinerja optimal baik

dari sisi layanan atau pun kualitas operasional perbankan itu

sendiri

Setelah dilakukannya proses spin off atau terpisah secara

manajemen dari induknya yang dalam hal ini adalah bank

syariah pada tahun 2010 bank syariah melakukan pengelolaan

proses bisnis perbankan secara mandiri walaupun dalam hal

modal masih mendapatkan subsidi dan bersinergi dengan bank

syariah dan PT Banten Global Development namun secara

manajerial proses bisnis dan aturan serta kebijakan ditetapkan

secara mandiri6 Dalam upaya menjalankan bisnisnya bank

syariah tetap mengelola dan melayani nasabah existing yang

telah ada sejak masih menjadi unit layanan syariah Oleh

karena itu data-data nasabah dan transaksi yang ada tetap

dikelola dengan baik

6 Annual Report Bank BJB Syariah (Bandung BJBS 2016)

6

Kondisi yang terjadi setelah spin off dan memiliki core

banking system bank syariah mulai merambah dan mengem-

bangkan layanan lain yang intinya adalah untuk lebih dapat

mengembangkan proses bisnis mempromosikan kepada para

nasabah agar dapat lebih maju dan berkembang disertai dengan

kualitas pelayanan yang lebih baik

Seiring dengan adanya pengembangan-pengembangan

yang dilakukan oleh berbagai unit bisnis dan supporting di

bank syariah perlahan namun pasti peningkatan data transaksi

yang ada semakin berkembang disamping dengan adanya

klasifikasi dan layanan yang diberikan kepada nasabah yang

beragam mulai dari nasabah Mikro Menengah dan Korporasi

yang secara umum memberikan dampak signifikan terhadap

data-data yang tersedia di bank syariah7

Sehubungan dengan banyaknya data transaksi yang

terjadi dibutuhkan suatu tools atau alat bantu yang berfungsi

untuk menopang dan mendukung layanan transaksional kepada

nasabah agar dapat berjalan baik dan maksimal sehingga

loyalitas nasabah dapat senantiasa dipertahankan yang pada

akhirnya akan menunjang pada kelangsungan bisnis di bank

syariah

Sistem informasi manajemen keuangan dapat melibatkan

beberapa unit terkait diantaranya

7 Ibid

7

1 Unit Kerja Divisi Teknologi Informasi

2 Unit Kerja Divisi Operasi CQ MIS dan Accounting

3 Unit Kerja Sumber Daya Insani (SDI)

4 Unit Kerja Jaringan dan Layanan

Keterkaitan proses yang terjadi di unit kerja terkait akan

berjalan bilamana masing-masing unit kerja menjalankan

fungsinya dengan baik dan adanya saling koordinasi yang aktif

dalam menyampaikan data-data yang dibutuhkan dan menjadi

konsumsi perusahaan Pada saat masih menjadi unit layanan

syariah (UUS) kualitas data yang dihasilkan dalam prosesnya

sangat berbeda dengan kondisi setelah sejumlah bank syariah

menjadi Bank Umum Syariah (BUS)

Hal tersebut di atas terlihat dari proses pengolahan data

yang dilakukan dimana pada saat masih menjadi Unit Usaha

Syariah (UUS) jumlah data yang ada tidak terlalu banyak dan

proses pengolahannya pun masih dilakukan secara manual

walaupun praktisnya telah menggunakan perangkat teknologi

PC Computer namun dalam pengolahannya tetap memerlukan

waktu yang cukup lama sehingga laporan pelayanan yang

dihasilkan kepada pihak terkait seperti nasabah menjadi lama

Namun demikian berbeda dengan kondisi sekarang

setelah menjadi Bank Umum Syariah (BUS) di mana seiring

dengan pertumbuhan bisnis bank maka jumlah nasabah pun

8

ikut berkembang dan secara otomatis jumlah data yang ada

juga akan menjadi lebih besar sehingga proses pengolahannya

memerlukan alat bantu yang bisa menopang kegiatan opera-

sional dan layanan kepada nasabah

Walaupun jumlah data yang ada cukup besar namun

dengan adanya tools yang ada seperti penggunaan beberapa

aplikasi dan perangkat berbasis teknologi informasi maka

proses pengolahan data yang dilakukan bisa lebih cepat lagi

sehingga kualitas pelayanan terhadap pihak terkait tidak lagi

terganggu Dengan begitu proses operional bank tetap dapat

dijalankan dengan baik dan maksimal

Kondisi pelayanan yang dikembangkan oleh bank bjb

syariah seiring dengan perkembangannya dalam melayani

nasabah semakin baik seiring dengan diterimanya penghargaan

(reward) dalam hal pelayanan nasabah Hal itu membuktikan

bahwa pelayanan yang optimal menjadi syarat mutlak dan

bagian penting bagi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya

Secara umum informasi keuangan bank syariah dalam

beberapa waktu terakhir mengalami fluktuasi baik itu dari sisi

pembiayaan Dana Pihak Ketiga (DPK) serta profit laba rugi

perusahaan di mana hal tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor

internal dan faktor eksternal Namun seiring dengan pening-

katan laju pertumbuhan ekonomi global dan pertumbuhan

9

jaringan kantor bank syariah di Indonesia yang terus menga-

lami perkembangan dari waktu ke waktu model pelayanan

system informasi keuangan kepada nasabah perlu ditingkatkan

oleh bank syariah

Dengan adanya pertumbuhan yang terjadi maka secara

otomatis kualitas data yang dihasilkan pun akan lebih banyak

oleh karena itu perlu adanya peningkatan kapasitas dalam

pengolahan dan kualitas pelayanan supporting data melalui

penerapan Sistem Informasi Manajemen Keuangan (SIMK) di

bank syariah karena hal itu dapat secara langsung mempe-

ngaruhi terhadap kualitas pelayanan nasabah

Selain itu dengan peningkatan kualitas pelayanan Sistem

Informasi Manajemen Keuangan (SIMK) hendaknya ditunjang

pula dengan penggunaan perangkat teknologi informasi maka

secara otomatis dapat memudahkan pekerjaan bagi unit lain

dalam menunjang pekerjaannya yang secara langsung menjadi

tujuan bisnis perusahaan sehingga kinerja perusahaan dapat

lebih maksimal

Demikian pula dengan kualitas layanan yang baik dan

dibantu dengan penggunaan perangkat teknologi informasi

maka diharapkan kualitas layanan terhadap nasabah baik itu

dari sisi kemudahan bertransaksi serta kemudahan penggunaan

produk yang dimodifikasi dengan tujuan mengefisiensikan

10

serta mengefektifkan pelayanan nasabah dapat lebih meningkat

dan menjadikan nasabah menjadi sangat loyal terhadap bank

syariah Dengan demikian bisnis perusahaan di bank syariah

dapat berjalan dengan baik

Demikian pula dalam ajaran Islam secara universal telah

memberikan pedoman bagi kegiatan ekonomi berupa prinsip-

prinsip dan asas-asas dalam bermuamalah Juhaya S Praja8

menyebutkan terdapat beberapa prinsip hukum ekonomi Islam

antara lain

1 Prinsip la yakun dawlatan bayn al-agniya yakni prinsip

hukum ekonomi yang menghendaki pemerataan dalam

pendistribusian harta kekayaan

2 Prinsip antaradin yakni pemindahan hak kepemilikan atas

harta yang dilakukan secara sukarela

3 Prinsip tabadul al-manafi‟ yakni pemindahan hak atas harta

yang didasarkan kepasa asas manfaat

4 Prinsip takaful al-ijtima‟ yakni pemindahan hak atas harta

yang didasarkan kepada kepentingan solidaritas sosial

5 Prinsip haq al-lah wa hal al-adami yakni hak pengelolaan

harta kekayaan yang didasarkan kepada kepentingan milik

bersama di mana individu maupun kelompok dapat saling

berbagi keuntungan serta diatur dalam suatu mekanisme

ketatanegaraan di bidang kebijakan ekonomi

8 Juhaya S Praja Filsafat Hukum Islam (Bandung UNISBA Press 2000) h 14

11

Mengacu kepada latar belakang masalah di atas obyek

penelitian tentang aplikasi Sistem Informasi Manajemen Keua-

ngan (SIMK) di lembaga keuangan syariah tampaknya belum

banyak dikaji terutama jika dikaji dari perspektif manajemen

keuangan syariah Oleh karena itu peneliti merumuskannya

menjadi sebuah judul penelitian yaitu Implementasi Prinsip-

prinsip Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan

dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

B Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas peneliti

berasumsi bahwa obyek tersebut sangat penting untuk diteliti

disebabkan tiga alasan berikut pertama implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen keuangan yang

diinduksi dari praktik jasa keuangan di bank syariah tampaknya

belum terumuskan secara sistematis baik secara konsepsional

maupun operasional kedua implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen keuangan tampaknya belum

berimplikasi positif kepada tingkat kepercayaan masyarakat

kepada bank syariah dan ketiga implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan di bank

syariah tampaknya belum banyak dikaji secara sistematis dari

segi manajemen keuangan syariah

12

Peneliti merumuskan masalah utama (problem statement)

dalam penelitian ini adalah bagaimana prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan memberikan implikasi

baik secara teoretis maupun praktis terhadap peningkatan

pelayanan jasa keuangan di bank syariah

C Pertanyaan Penelitian

Mengacu kepada identifikasi masalah di atas maka

pertanyaan penelitian yang akan dikaji lebih lanjut adalah

1 Bagaimana implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem

informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa keua-

ngan di bank syariah

2 Apa kendala-kendala dan solusi implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen keuangan

dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

3 Bagaimana solusi dan strategi pengembangan prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen keuangan

dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

D Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis

1 Implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi

manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank

syariah

13

2 Hambatan-hambatan implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan di bank syariah

3 Solusi dan strategi untuk mengembangkan implementasi

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen

keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

E Kegunaan Penelitian

Kegunaan atau signifikansi dari penelitian ini secara

akademik diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan

tentang implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi

manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank

syariah dalam proses pembelajaran pada Fakultas Syari‟ah dan Fakultas Hukum di berbagai perguruan tinggi yakni terumus-

kannya kerangka konsepsional dan operasional implementasi

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

Sedangkan secara praktis hasil dari penelitian ini juga

diharapkan menjadi rujukan atau kerangka acuan bagi praktisi

perbankan syariah dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

jasa keuangan di bank syariah Selain itu diharapkan dapat

meningkatkan motivasi masyarakat untuk menggunakan jasa

layanan keuangan bank syariah

14

F Kajian Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil penelusuran diketahui ada beberapa

penelitian sebelumnya yang relevan antara lain

Penelitian yang dilakukan oleh Johanna Mujiati Studi

Pengaruh Penggunaan Sistem Informasi terhadap Kinerja

Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Sema-

rang Tesis Universitas Diponegoro Semarang 17 Juli 2008

Substansi yang telah dibahas pada penelitian ini adalah tentang

bagaimana menggunakan teknologi informasi di lingkungan

civitas akademika dapat meningkatkan kinerja pegawai pada

Fakultas Ekonomi Diponegoro Semarang

Hotman Panjaitan Pengaruh Sistem Teknologi Informasi

Terhadap Kualitas Layanan dan Citra Perguruan Tinggi

Swasta Tesis Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Jawa

Timur Substansi yang dibahas pada penelitian ini adalah

apakah penggunaan teknologi informasi dalam sistem infor-

masi akademik yang on line berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kualitas layanan perguruan tinggi swasta

Azwir Nasir dan Rianti Oktari Pengaruh Pemanfaatan

Teknologi Informasi dan Pengendalian Intern terhadap

Kinerja Insatansi Pemerintah Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Riau Tahun 1993 Substansi yang

dibahas dalam penelitian ini adalah tentang pentingnya peman-

15

faatan teknologi informasi yang membawa pengaruh signifikan

terhadap kinerja di Instansi pemerintah

Gusti Ayu Putu Ratih Kusuma Dewi Pengaruh Kualitas

Pelayanan terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah PT

BPR di Kabupaten Tabanan Tesis Magister Manajemen di

Universitas Udayana tahun 2014 Substansi yang dibahas

adalah membangun kualitas Pelayanan nasabah yang berbasis

pada kepuasan dan loyalitas nasabah itu sendiri

Melihat dari hasil penelitian yang telah ada sebelumnya

dapat dikatakan bahwa jenis penelitian ini relatif baru baik dari

segi substansi dan teori maupun metodologi keilmuannya

sebab dalam rencana penelitian yang akan di bahas adalah

implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi mana-

jemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

G Kerangka Pemikiran

Adapun kerangka teori yang digunakan sebagai kerangka

berpikir untuk menganalisis penelitian ini yaitu pertama teori

iltizam kedua teori perjanjian bisnis dan ketiga teori sistem

informasi manajemen Menurut hemat penelitian ketiga teori

tersebut memiliki koherensi akademik secara konsepsional dan

operasional serta dapat digunakan untuk menganalisis imple-

mentasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen

keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

16

Teori utama (grand theory) yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teori iltizam yang mengacu kepada Abd

al-Razaq al-Sanhuri Mashadir al-Haqq fi al-Fiqh al-Islamy

(Beirut Dar al-Hana li al-Thiba‟ah wa al-Nasyr 1958) Secara

bahasa iltizam berarti kewajiban Iltizam merupakan suatu

keharusan akibat terjadinya akad yang berimplikasi kepada

lahirnya hak dan kewajiban9 Dalam hukum ekonomi syariah

iltizam mengandung makna keharusan bagi seseorang untuk

mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu untuk

kemaslahatan orang lain Iltizam menurut pengertian hukum

secara umum

ص كل ف ش تزم بت ف ك

Setiap orang yang mukallaf terikat dengan tindakannya10

Pengertian iltizam direduksi dari ketentuan ayat hukum

yang menegaskan keharusan melakukan akad sesuai dengan

ketentuan Allah sebagaimana ditegaskan dalam QS al-Maidah

ayat 1 yang berbunyi

9 Abd al-Razaq al-Sanhuri Mashadir al-Haqq fi al-Fiqh al-Islamy

Dirasah Muqaranah bi al-Fiqh al-Gharbi Jilid I (Beirut Dar al-Hana li al-Thiba‟ah wa al-Nasyr 1958) hlm 130-131

10 Ibid

17

Hai orang-orang yang beriman penuhilah aqad-aqad itu dihalalkan bagimu binatang ternak kecuali yang akan dibacakan kepadamu (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya Misalnya seseorang diharuskan membayar atau meng-

ganti barang yang dirusaknya dapat dikatakan iltizam

disebabkan ia harus dilaksanakan oleh yang meneruskannya

Demikian pula dengan ta‟wild atau tadlmin terhadap suatu

kerugian yang tertimpa atas orang lain baik langsung ataupun

tidak langsung Iltizam merupakan tindakan hukum yang

menjadi sebab bagi dilakukannya suatu kewajiban untuk

memberikan kemaslahatan bagi orang yang dirugikan Maka

nafkah kerabat yang fakir atas kerabat yang kaya dalam batas-

batas tertentu merupakan iltizam atas kerabat yang kaya itu11

Iltizam berlaku untuk siapa saja yang diharuskan baik ia

fakir maupun kaya Bahkan mengganggu orang lain baik

jiwanya maupun anggota tubuhnya ataupun harta dan kehor-

matannya dinamakan juga il tizam yang diwajibkan oleh syara‟

atas setiap mukallaf Iltizam menjadi hak syakshi bagi

11 Peneliti mengutip contoh iltizam dalam Yahya Abdurrahman ldquoAl-

Iltizamrdquo artikel yang dipublikasikan dalam httpfiqh1wordpress com20100515al-iltizam diakses pada tanggal 28 Maret 2017 Lihat pula penjelasan TM Hashbi Ash-Shiddieqy Fiqh Muamalah (Semarang Pustaka Rizki Putra 1997) hlm 58

18

seseorang adalah sebagai taklif dan ahdah atas orang lain

Taklif ini menurut sarjana hukum Barat dinamakan iltizam

Sedangkan hak syakshi dan iltizam dalam anggapan mereka

satu Karena kalau ditinjau dari segi yang menuntut (thalib al-

haqqi atau shahib al-haqqi) dia dinamakan pula hak dan kalau

ditinjau dari segi yang dapat memenuhi dinamakan iltizam

(kewajiban)12

Iltizam adakalanya dipakai untuk kedua belah pihak

seperti iltizam yang terjadi pada akad mu‟awadlah Penjual dan

pembeli masing-masing dinamakan multazim dan multazim

lahu Mahall al-iltizam pada si penjual adalah menyerahkan

barang yang telah berpindah milik itu Mahall al-iltizam

terhadap pembeli itu ialah membayar harga Maksudaya iltizam

bagi si penjual berlaku apabila barang yang telah dijual sudah

di beli oleh sipenjual maka dia wajib menyerahkan barang

tersebut Begitu juga sebaliknya iltizam bagi si pembeli adalah

ketika ia menginginkan suatu barang maka ia harus memba-

yarnya terlebih dahulu agar barang tersebut menjadi haknya

Iltizam dalam hukum ekonomi Islam merupakan bdquoalaqah

maddiyah atau tidak dapat dipaksa yakni berpautan dengan

orang seperti terhadap simadin atau dengan pekerjaan seperti

terhadap orang upahan Namun demikian kalau hanya sebatas

12 Abd al-Aziz Tawfiq Qanun al-Iltizamat wa al-‟uqucircd (Mesir Dar al-Saqafah 1988) hlm 8-9

19

ini saja yang kita katakana tentulah prinsip penyandraan tidak

dapat diterima

Oleh karena itu iltizam yang seperti ini hendaknya

disertai dengan keharusan berkehendak (sulthah syakhsiyah)

untuk pelaksanaannya Jika tidak ada keharusan berkehendak

(sulthah syakhsiyah) maka sangat sulit pelaksanaannya Sebab

si madin umpamanya tidak membayar hutang dia menyem-

bunyikan barang-barangnya atau si buruh umpamanya tidak

mau bekerja walaupun hubungan yang pertama dikatakan

‟alaqah maddiyah namun harus terdapat padanya shulthah

syakhshiyah Adanya shulthah syakhshiyah maka si madin

tidak dapat dipaksa membayar hutang13

Syarat dalam melaksanakan iltizam diperlukan dua pihak

yaitu multazim (orang yang diharuskan untuk memenuhi hak)

dan multazam lahu (seseorang yang harus dipenuhi haknya)

Apakah kedua belah pihak harus tertentu sejak pada permulaan

iltizam ataukah tidak Hal tersebut tidak dipertentangkan

karena multazim harus ada dan tertentu orangnya sejak dari

permulaan iltizam Multazim menjadi orang yang dikenai

kewajiban itu (mukallaf) atau dialah yang dikatakan madin

dalam masalah ini14

13 Abd al-Razaq al-Sanhuri opcit hlm 133-134 14 M Ali Hasin Berbagai Macam Transaksi dalam Islam Fiqh

Muamalat cet pertama (Jakarta PT Raja Grapindo Persada 2003) hlm 44

20

Tidaklah dapat diterima akal kalau simadin tidak ada

hutang bisa terjadi Adapun multazim lahu yakni shahib al-

haqq maka pada asalnya harus sudah ada dan sejak ada

iltizam Akan tetapi setelah kita meneliti hukum-hukum fiqih

satu persatu nyatalah bahwa multazam lahu tidak wajib selalu

ada sejak permulaan iltizam Cukup menentukan multazam

lahu ketika menunaikan iltizam

Dengan demikian pada awal iltizam boleh jadi multazam

lahu masih belum diketahui tetapi dalam waktu menunaikan

iltizam haruslah si multazam lahu ada (diketahui) Umpama-

nya seorang komandan perang dapat mengumumkan kepada

tentara bahwa rampasan perang (salab) akan diberikan kepada

yang menewaskan musuh Karenanya yang menewaskan

musuh berhak mengambil salab walaupun dia tidak mendengar

sendiri pengumuman komandan itu

Para ulama telah membolehkan seseorang mengumum-

kan bahwa siapa mendapatkan kembali barangnya yang telah

hilang akan diberikan upah hal ini dalam Ilmu Fiqih biasa

disebut ji‟alah Oleh karena itu walaupun ucapan yang

dikeluarkan oleh orang yang memiliki barang tidak dihadapkan

kepada orang tertentu namun orang yang menemukan itu dapat

memperoleh upah atas barang temuannya (ajr al-mitsli)

Berdasarkan uraian di atas tentu alangkah lebih baik jika

mengikuti apa yang disyari‟atkan dalam hukum Islam yakni

21

menggunakan istilah multazim atau multazam lahu dan iltizam

dan tidak memakai istilah kreditur atau debitur tersebut Jika

kebanyakan orang cenderung mengikuti pemikiran Barat

dengan mengunakan istilah kreditur atau debitur Meski istilah

tersebut dapat diimplementasikan dalam praktik akad namun

ia terikat dengan perbuatan hukum yang sifatnya‟adabi

Selain itu jika menggunakan istilah kreditur maupun

debitur ia mengandung pengertian bahwa iltizam hanya

mengenai sesuatu yang berkenaan dengan madiyah dan juga

tidak bisa diaplikasikan pada sesuatu yang berkenaan dengan

‟adabiyah Karena tidak ada hutang piutang antara soal

ketaatan istri terhadap suami misalnya

Terlebih lagi jika melihat perkembangan sejarah lafadz

iltizam yang diungkap atau biasa dipakai oleh para fuqaha

tentang iltizam ternyata sudah terlebih dahulu dipakai sebelum

pemikir-pemikir Barat dengan hukum-hukum mereka mengata-

kan iltizam sebagai kreditur dan debitur Dengan demikian

penulis dapat mengatakan bahwa term iltizam lebih baik

dipakai dalam praktik transaksi bisnis syari‟ah daripada istilah-

istilah yang disampaikan oleh para pemikir hukum Barat

tersebut

Selanjutnya teori menengah (middle range theory) yang

digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah teori

perjanjianakad (nazhariyyat al-‟uqucircd) yang mengacu kepada

22

Wahbah al-Zuhaili Al-Fiqh al-Islamiyyah wa Adillatuhu

(Damsyiq Dar al-Fikr 1989)

Menurut Al-Zuhaili15 hak milik atas harta baik individu

maupun kolektif merupakan hak bagi manusia untuk

mengelola dan mengambil manfaat atas harta itu (tasharruf

‟ala al-maal) Pengambilan manfaat dari pengelolaan atas harta

dibenarkan menurut ketentuan syara‟ dengan batas-batas yang

ditentukan oleh Allah dan rasul-Nya Dalam konteks ini

dikenal teori pemindahan hak milik melalui akad atau

perjanjian (nazhariyyat al-‟uqucircd) yang disandarkan pada

ketentuan nash QS 2 116 bahwa dalam setiap perjanjian bisnis

termasuk dalam kategori akan yang direfleksikan sumbernya

(al-Qur‟an dan Sunnah) Kaitannya dengan teori perjanjianakad dalam hukum

perikatan Islam dijelaskan bahwa hakikat akad diartikan

segala sesuatu yang keluar dari seorang manusia dengan

kehendaknya dan syara‟ menetapkan beberapa haknya (kullu

maa yasduru min syakhsin biiradathihi wa yurattaba bdquoalaihi al-syar‟u natabiha huquuqiyyatin) Merujuk kepada pengertian

tersebut akad dibagi dua yakni akad dengan ucapan (aqd al-

15 Wahbah Zuhaili Al-Fiqh al-Islamiyyah wa Adillatuhu (Damsyiq Dar al-Fikr 1989) juz 4 hlm102-103

16 Terjemah ldquoHai orang-orang yang beriman penuhilah aqad-aqad itu dihalalkan bagimu binatang ternak kecuali yang akan dibacakan kepadamu (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nyardquo (QS 5 1)

23

qauli) dan akad dengan perubatan (aqd al-fi‟liy) Oleh karena

itu segala bentuk akad dalam praktik bisnis termasuk di

dalamnya transaksi bisnis dapat dianggap sah sepanjang tidak

bertentangan dengan prinsip-prinsip asas-asas syarat rukun

dan etika bisnis menurut syara‟ Mengacu kepada ketiga teori di atas praktik perjanjian

akad (nazhariyyat al-‟uqucircd) dalam hukum perikatan Islam

hendaknya mempertimbangkan syarat jaliyah dalam berakad

Syarat jaliyah adalah syarat-syarat transaksi akad yang sengaja

disebutkan oleh kedua belah pihak yang sedang melakukan

transaksi sebagai tambahan atas segala ketentuan yangtelah

ditetapkan dalam syari‟at17 Syarat jaliyah yang dibuat dan

disepakati oleh kedua belah pihak yang terkait dalam transaksi

dan akad dilakukan sesuai dengan kemampuan menurut

transaksi akal sehingga mampu dilakukan oleh manusia

Aplikasi syarat jaliyah ke dalam implementasi prinsip

ekonomi Islam di bank syariah ini sangat erat kaitannya dengan

keharusan untuk menerapkan prinsip-prinsip dan asas-asas

muamalah Islam sebagai ajaran yang universal telah membe-

rikan pedoman umum bagi kegiatan ekonomi berupa prinsip-

prinsip dan asas-asas muamalah Mengutip pendapat Juhaya S

17 Juhaya S Praja Filsafat Hukum Islam (Bandung UNISBA

1997) hlm 160-170

24

Praja ia menyebutkan ada beberapa prinsip hukum ekonomi

syariah18 antara lain

1 Prinsip la yakun dawlatan bayn al-agniya yakni prinsip

hukum ekonomi yang menghendaki pemerataan dalam

pendistribusian harta kekayaan

2 Prinsip antaradin yakni pemindahan hak kepemilikan atas

harta yang dilakukan secara sukarela

3 Prinsip tabadul al-manafi‟ yakni pemindahan hak atas harta

yang didasarkan kepasa asas manfaat

4 Prinsip takaful al-ijtima‟ yakni pemindahan hak atas harta

yang didasarkan kepada kepentingan solidaritas sosial

5 Prinsip haq al-lah wa hal al-adami yakni hak pengelolaan

harta kekayaan yang didasarkan kepada kepentingan milik

bersama di mana individu maupun kelompok dapat saling

berbagi keuntungan serta diatur dalam suatu mekanisme

ketatanegaraan di bidang kebijakan ekonomi

Di samping prinsip-prinsip tersebut di atas sebagai

ajaran yang universal sistem ekonomi Islam juga mengatur

berbagai ketentuan umum syariat yang terangkum dalam asas-

asas muamalah Mengutip penjelasan Ahmad Azhar Basyir

asas-asas muamalah dalam hukum ekonomi Islam antara lain19

18 Juhaya S Praja Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Madya

Filsafat Hukum Islam tentang Rekosntruksi Paradigma Ilmu Titik Tolak Pengembangan Ilmu Agama dan Universalitas Hukum Islam pada tanggal 1 April 2000 di IAIN Sunan Gunung Djati Bandung

19 Ahmad Azhar Basyir Refleksi Atas Persoalan Keislaman (Bandung Mizan 1994) hlm 190-191

25

1 Asas kehormatan manusia (QS 17 70)

2 Asas kekeluargaan dan kemanusiaan (QS 49 13)

3 Asas gotong-royong dalam kebaikan (QS 5 2)

4 Asas keadilan kelayakan dan kebaikan (QS 16 90)

5 Asas menarik manfaat dan menghindari madharat (QS 2

282)

6 Asas kebebasan dan kehendak (QS 2 30)

7 Asas kesukarelaan (QS 4 39)

Berdasarkan prinsip-prinsip dan asas-asas tersebut suatu

akad mencakup tiga tahapan yaitu perjanjian persetujuan dan

perikatan Selanjutnya untuk mencapai sahnya suatu akad

hendaknya memenuhi syarat dan rukunnya Di antara syarat-

syarat akad adalah kedua pihak yang berakad hendaknya orang

dewasa dan mampu dibenarkan oleh syara‟ ada manfaat terus berlangsung dan bersambung Sedangkan rukun akad menca-

kup orang yang berakad (bdquoaqid) benda yang menjadi obyek

akad (ma‟qud bdquoalaih) tujuan akad (maudhu‟ al-bdquoaqd) dan

lafafz akad (sighat al-bdquoaqd) Oleh karena itu suatu akad dan

muamalah adalah sah selama tidak ada dalil yang membatalkan

dan mengharamkannyardquo (al-ashl fi al-‟uqucircdi wa al-mu‟amalati al-sihhatu hatta yaquma al-daliilu bdquoala al-buthlan wa al-

tahrim)20

20 Lihat penjelasan Wahbah al-Zuhaily dan Abd Rahman al-Juazairy

tentang akad sebagaimana dikutip oleh Hendi Suhendi Fikih Muamalah (Jakarta Rajawali Press 2004) hlm 42-48

26

Kemudian teori aplikatif (applicative theory) digunakan

teori sistem informasi manajemen keuangan Secara umum

sistem informasi manajemen keuangan merupakan suatu cara

dan metode yang digunakan dengan bertujuan untuk mem-

berikan dukungan berbasis sistem dan data kepada pihak lain

agar dapat merealisasikan tujuan bersama yang akan dicapai

sehingga dapat lebih efektif dan efisien

Dalam prosesnya sistem informasi manajemen keuangan

ini lebih berorientasi kepada penggunaan dan pemanfaatan

teknologi informasi dalam menunjang kegiatannya sehingga

dengan menggunakan pemanfaatan teknologi informasi yang

diharapkan dapat lebih mudah untuk memberikan dukungan

kepada unit atau pihak lain dalam menjalankan operasionalnya

sehingga dapat menghasilkan output positif yang lebih efektif

dan efisien serta berorientasi pada proses pengambilan kepu-

tusan atau kebijakan lainnya yang memang dibutuhkan oleh

pihak perusahaan

Dalam proses sistem informasi manajemen keuangan

tersebut juga terdapat Decision Support System (DSS) yaitu

pemilihan beberapa tindakan alternatif yang ada untuk

mencapai satu atau beberapa tujuan yang akan ditetapkan21

21 Efraim Aronson Jay Turban dan Liang Peng Ting Decision

Support System and Intelegent System (New Jersey Pearson Education Inc 2005) hlm 21

27

Selain itu juga DSS ini merupakan suatu sistem informasi yang

berada di level manajemen dari suatu organisasi yang meng-

kombinasikan data dan model analisis yang canggih atau

peralatan data analisis untuk mendukung pengambilan kepu-

tusan yang semi terstruktur dan tidak terstruktur DSS ini

dirancang untuk membantu dalam proses pengambilan kepu-

tusan organisasional22

Pentingnya dilakukan dalam sistem informasi manajemen

keuangan dewasa ini di dunia perbankan dalam menunjang

operasionalnya dikarenakan semakin kompleknya berbagai

kebutuhan transaksional jumlah ketentuan dan aturan yang

sudah ada di dalam berbagai kebijakan perbankan dalam

pengelolaannya disamping risiko yang cukup besar dan harus

senantiasa dihadapi tetapi disisi lain quality service yang meru-

pakan komponen dasar dalam pemasaran jasa serta inti dari

penjualan suatu produk yang dipasarkan dengan kinerja

terhadap pelayanan nasabah dan harus senantiasa terjaga

dengan baik guna menjaga stabilitas dan eksistensi perusahaan

agar senantiasa memiliki performance yang optimal23

22 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk

Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset2007) hlm 13

23 A Parasuraman VA Zeithamel dan LL Berry A Conceptual Model of Service Quality and Its Implication for Future Reseach dalam Jurnal Ekonomi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Petra yang diakses tanggal 2 Februari 2015 hlm 4

28

Dalam sistem informasi manajemen keuangan salah satu

proses yang dilakukan adalah dengan menganalisis sebuah

sistem yang ada disertai dengan entitas pendukung lainnya

biasanya akan dilakukan terhadap beberapa aspek antara lain

adalah kinerja informasi ekonomi keamanan aplikasi

efisiensi dan pelayanan pelanggan Salah satu proses analisis

yang digunakan dalam supporting data ini menggunakan

metode yang disebut dengan PIECES Analysis (Performance

Information Economy Control Eficiency and Service)24

Sistem informasi manajemen keuangan sangat berguna

bagi pengukuran kinerja keuangan Kinerja Keuangan dapat

didefinisikan sebagai Performing measurement yaitu kuali-

fikasi dan efisiensi perusahaan atau segmen serta keefektifan

dalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi Dengan

demikian pengertian kinerja dapat difenisikan sebagai suatu

usaha formal yang dilaksanakan oleh pihak perusahaan untuk

mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan

yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu

Laporan kinerja keuangan menurut Standar Akuntansi

Keuangan menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan

bagian penting dari proses pelaporan keuangan yang meliputi

24 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk

Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset2007) hlm 19

29

neraca laporan rugi laba laporan perubahan modal (yang

dapat disajikan dengan berbagai cara seperti sebagai laporan

arus kas atau laporan arus dana) catatan dan laporan lainnya

serta materi penjelasaan yang merupakan bagian Integral dari

Laporan Keuangan25

Sedangkan menurut Edy Sukarno26 yang dikutip di dalam

jurnal Fokus Ekonomi ia mengatakan bahwa kinerja keuangan

adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan

suatu kegiatanprogramkebijaksanaan dalam mewujudkan

sasaran tujuan misi dan visi organisasi di mana sebagai hasil

yang telah dicapai atas segala aktivitas yang telah dilakukan

dalam mendayagunakan sumber-sumber yang tersedia dalam

suatu organisasi atau perusahaan

Menurut ulasan Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku

Penyajian Laporan Keuangan Syariah (PSAK 101) Tahun

2013 menyatakan bahwa Laporan kinerja keuangan adalah

catatan laporan keuangan yang berisi informasi tambahan atas

apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan laporan laba

rugi konprehensif laporan perubahan ekuitas laporan arus kas

laporan sumber dan penggunaan zakat dan laporan sumber dan

penggunaan dan kebajikan yang mana dalam catatan ini

25 Ikatan Akuntan Indonesia Standar Akuntansi Keuangan (Jakarta

Salemba 1999) hlm12 26 Lihat Edy Sukarno ldquoKinerja Keuanganrdquo dalam Jurnal Focus

Ekonomi Volume 4 Nomor 1 Bulan Juni 2009 hlm 27-43

30

memberikan rincian dari pos-pos yang disajikan dalam laporan

keuangan dan informasi mengenai pos-pos yang tidak meme-

nuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan27

Munawir dalam Analisa Laporan Keuangan28 menga-

takan bahwa laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari

proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu

perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan

data atau aktivitas perusahaan tersebut

Berdasarkan pengertian di atas tersebut maka penulis

dapat merumuskan bahwa Sistem Informasi Manajemen

Keuangan adalah suatu rangkaian proses yang melibatkan

semua aspek yang pada akhirnya memberikan informasi dan

pelayanan keuangan pada bank syariah dalam menjalankan

aktivitas bisnisnya untuk mencapai keuntungan atau laba

H Langkah-langkah Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan langkah-

langkah penelitian sebagai berikut

1 Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

27 Ikatan Akuntan Indonesia Penyajian Laporan Keuangan Syariah PSAK 101 2013

28 Munawir Analisa Laporan Keuangan (Yogyakarta BPFE1999) hlm

31

jasa keuangan di bank syariah Selain itu jika dilihat dari segi

pengertiannya obyek adalah keseluruhan dari gejala yang

terdapat di sekitar kehidupan manusia Sedangkan dilihat dari

segi sumbernya obyek dalam suatu penelitian kualitatif disebut

sebagai situasi sosial yang di dalamnya terdiri dari tiga elemen

yaitu29

a Tempat

b Pelaku

c Aktivitas

Melihat dari ketiga elemen tersebut saling bersinergi

Akan tetapi obyek penelit ian kualitatif juga tidak semata-mata

bergantung pada situasi sosial dari tiga elemen itu saja

melainkan juga berupa tumbuhan peristiwa alam binatang

kendaraan dan sebagainya Sebaliknya jika dikaitkan dengan

sumbernya maka obyek penelitian bisa dibedakan menjadi dua

bagian yaitu obyek primer dan sekunder

Obyek penelitian yang dikembangkan oleh Husein Umar

dalam Setiawan Santana30 menjelaskan bahwa obyek penelitian

menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi obyek

penelitian dilakukan bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika

dianggap perlu Dengan kata lain obyek penelitian dapat

29 Editor ldquoDefinisi dan Cakupan Obyek Penelitianrdquo artikel dalam

httpwwwinformasi-pendidikancom201308obyek-penelitianhtml diakses pada tanggal 10 Februari 2015

30 Santana Setiawan Menulis Ilmiah Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta Yayasan Obor Indonesia2007) hlm 533

32

difahami karakteristik tertentu yang mempunyai nilai skor atau

ukuran yang berbeda untuk unit atau individu yang berbeda

atau merupakan konsep yang diberi lebih dari satu nilai

Obyek ini dipilih berdasarkan atas pemilahan terhadap

semua obyek yang sejenis namun memiliki kekhususan karena

alasan sebagai berikut pertama implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

jasa keuangan yang diinduksi dari pelayanan keuangan di bank

syariah tampaknya belum terumuskan secara sistematis baik

secara konsepsional maupun operasional kedua implementasi

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah tampaknya

belum berimplikasi positif terhadap tingkat kepercayaan

masyarakat kepada bank syariah dan ketiga implementasi

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah tampaknya

belum banyak dikaji secara sistematis dari segi manajemen

keuangan syariah

2 Metode Penelitian

Istilah metode penelitian terdiri atas dua kata yaitu kata

metode dan kata penelitian Kata metode berasal dari bahasa

Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau menuju suatu

jalan Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan

dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu

33

subjek atau obyek penelitian sebagai upaya untuk menemukan

jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan

termasuk keabsahannya31

Adapun pengertian penelitian adalah suatu proses

pengumpulan data dan analisis data yang dilakukan secara

sistematis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu Pengumpulan

data dan analisis data dilakukan secara ilmiah baik bersifat

kuantitatif maupun kualitatif eksperimental maupun non

eksperimental interaktif maupun non interaktif

Selain itu metode penelitian juga merupakan suatu

teknik atau tata cara mencari memperoleh mengumpulkan

atau mencatat data baik yang berupa data primer maupun data

sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu

karya ilmiah dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang

berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga

akan terdapat suatu kebenaran data yang akan diperoleh

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah menggabungkan metode penelitian kepustakaan dan

empirik (bibliographical and empirical research method) dan

pendekatan kuantitatif Penelitian ini lebih difokuskan untuk

mengetahui dan menganalisis implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

jasa keuangan di bank syariah

31 Lihat Rosady Ruslan Metode Penelitian Public Relations dan

Komunikasi (Jakarta Rajawali Pers 2003) hlm 24

34

3 Jenis Data

Penelitian ini pada dasarnya bersifat kualitatif sesuai

dengan metode yang digunakan yakni metode deskriptif

analitis32 yakni data yang terkumpul berbentuk uraian yang

menggambarkan kondisi obyektif penelitian Metode deskriptif

ini dimaksudkan untuk menganalisis jenis data yang mencakup

konsep dan teori tentang implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan di bank syariah

4 Sumber Data

Sumber data merupakan semua masukan data yang

berguna untuk kepentingan dan kelengkapan dalam proses

analisis data Sumber data diperoleh dari berbagai literatur

yang erat kaitannya dengan obyek penelitian ini Sumber data

pada umumnya dapat dibagi tiga yaitu data primer sekunder

dan tersier

Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh dari

berbagai literatur yang relevan Sumber data sekunder dipero-

leh melalui hasil studi observasi Adapun untuk data tersier

diperoleh dari sumber-sumber lainnya yang relevan untuk

melengkapi dan mendukung kebutuhan sumber data primer dan

sekunder

32 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D (Bandung Alfabeta 2008) hlm 13

35

6 Teknik Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai

sumber yakni sumber data primer sekunder dan tersier

Sumber data primer diperoleh dari hasil studi kepustakaan

(bibliography) Adapun sumber data sekunder diperoleh dari

data empirik yang berkenaan dengan implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam

praktik jasa keuangan di bank syariah Adapun sumber data

tersier diperoleh dari berbagai dokumen yang terkait dengan

obyek penelitian

7 Analisis Data

Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini

yaitu pertama melakukan inventarisasi data terhadap semua

sumber data yang dibutuhkan kedua melakukan klasifikasi

data untuk memilah dan memilih mana saja data yang relevan

ketiga melakukan analisis data secara induktif dan deduktif

dan keempat merumuskan kesimpulan penelitian

36

BAB II

KONSEP DAN TEORI

1 Prinsip-prinsip Akad

a Pengertian Akad

Sistem ekonomi Islam sangat erat kaitannya dengan pem-

bahasan tentang akad (al-bdquoaqd) Akad dalam bahasa Indonesia

disebut kontrak merupakan konsekuensi logis dari hubungan

sosial dalam kehidupan manusia Hubungan ini merupakah

fitrah yang sudah ditakdirkan oleh Allah ketika menciptakan

makhluk yang bernama manusia Oleh karena itu ia meru-

pakan kebutuhan sosial sejak manusia mulai mengenal arti hak

milik Islam sebagai agama yang komprehensif dan universal

telah memberikan aturan yang cukup jelas tentang akad untuk

dapat diimplementasikan dalam setiap masa33

Sedangkan dalam bahasa Arab akad berasal dari kata

aqada - yu‟aqqidu ndash uqudan yang secara bahasa berarti

mengikat mengunci menahan atau membuat suatu perjanjian

Selain itu akad juga diambil dari beberapa istilah dalam bahasa

Arab yang memiliki makna sejenis antara lain34

33 Ikhwan Abidin Basri Teori Akad dalam Fikih Muamalah kutipan

artikel dalam httpwwwfossei4tcomArtikel14htm diakses tanggal 15 November 2017

34 Lihat beberapa pengertian akad dalam hukum ekonomi Islam sebagaimana dijelaskan oleh Hendi Suhendi Fikih Muamalah (Jakarta Raja Grafindo Persada 2002) h 44-46

37

Pertama berasal dari kata ikatan ( ب -yaitu mengum ( ال

pulkan dua ujung tali dan mengikat salah satunya dengan yang

lain saling mengikat sehingga menjadi bersambung yang

kemudian keduanya menjadi sepotong benda

Kedua berasal dari katan sambungan ( عق ) yaitu

sambungan yang memegang kedua ujung itu dan mengikatnya

Ketiga berasal dari kata janji ( الع ) sebagaimana

tercantum dalam QS 3 76 yang berbunyi

(Bukan demikian) sebenarnya siapa yang menepati janji

(yang dibuat)nya dan bertakwa maka sesungguhnya

Allah menyukai orang-orang yang bertakwa35

Keempat berasal dari kata perjanjian ( العق ) sebagai-

mana tercantum dalam QS 5 1 yang berbunyi

Hai orang-orang yang beriman penuhilah aqad-aqad itu dihalalkan bagimu binatang ternak kecuali yang akan dibacakan kepadamu (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya36

35 CD Qur‟an in Word 36 Ibid

38

Nibra Hoesen menjelaskan teori akad dalam hukum

perikatan Islambahwa akad dapat diartikan gabungan atau

penyatuan dari penawaran (ijab) dan penerimaan (qabul) yang

sah sesuai dengan hukum Islam Ijab artinya penawaran dari

pihak pertama sedangkan qabul adalah penerimaan dari pihak

kedua Dengan kata lain yang dimaksud dengan akad menurut

istilah adalah suatu perjanjian serah terima barang antara dua

orang yang dilakukan secara sukarela baik langsung maupun

tidak langsung37

Selain definisi di atas dalam bahasa Arab akad diartikan

pengikatan antara ujung-ujung sesuatu Ikatan di sini tidak

dibedakan apakah ia berbentuk fisik atau kiasan Sedangkan

menurut pengertian istilah akad berarti ikatan antara ijab dan

qabul yang diselenggarakan menurut ketentuan syariah di

mana terjadi konsekuensi hukum atas sesuatu yang karenanya

akad diselenggarakan Pengertian ini bersifat lebih khusus

karena terdapat pengertian akad secara istilah yang lebih luas

dari pengertian ini Namun ketika berbicara mengenai akad

dalam konteks hukum perikatan Islam pada umumnya penger-

tian inilah yang paling luas dipakai oleh kebanyakan fuqaha

37 Nibra Hoesen Pengerrtian Akad dalam Transaksi Syari‟ah

diterjemahkan dari Aplied Shariah in Financial Transaction The Requirement of Shariah in Financial Transactions (Kuala Lumpur INCEIF 2006) yang diakses melalui httpnibrahosenmultiplycom journalitem5 didownload tanggal 15 November 2017

39

Adapun pengertian akad yang bersifat lebih umum

mencakup segala diinginkan (diazamkan) orang untuk

dilakukan baik itu yang muncul karena kehendak sendiri

(iradah munfaridah) seperti wakaf cerai dan sumpah atau yang

memerlukan dua kehendak (iradatain) untuk mewujudkannya

seperti jual beli sewa menyewa perwakilan dan gadai

Berdasarkan pengertian akad yang lebih umum tersebut

muncul sedikit perbedaan dengan akad yang dimengerti oleh

para fuqaha dan hukum-hukum perdata konvensional

Perbedaannya adalah bahwa dalam pengertian yang lebih luas

mencakup kehendak tunggal dapat melazimkan suatu transaksi

sementara menurut undang-undang hukum perdata konven-

sional akad mesti melibatkan dua kehendak Karena itu

wilayah akad dalam pengertian umum jauh lebih luas diban-

dingkan dengan akad dalam pengertian khusus

Mengacu kepada beberapa pengertian dalam teori akad di

atas tampaknya ada beberapa unsur yang termasuk ke dalam

rukun akad ada tiga yaitu38

Pertama sighat yaitu pernyataan ijab dan qabul dari

kedua belah pihak boleh dengan lafad atau ucapan boleh juga

38 Lihat penjelasan Nibra Hosen Briefcase Book Edukasi

Professional Syariah Cara Mudah Memahami Akad-akad Syariah tim penyunting Muhammad Firdaus NH Sofiniah Ghufron Muhammad Aziz Hakim Mukhtar Alshodiq (Kuala Lumpur INCEIF 2006) artikel yang dipublikasikan dalam httpnibrahosenmultiplycomjournalitem5 diakses tanggal 15 November 2017

40

di lakukan dengan tulisan Sighat haruslah selaras antara ijab

dan qabul-nya Apabila satu pihak menawarkan (ijab) benda A

dengan harga seratus rupiah pihak lain harus menerima

(qabul) dengan menyebutkan benda A senilai seratus rupiah

pula bukan benda B yang harganya 150 rupiah Dalam sighat

kedua belah pihak harus jelas menyatakan penawaran nya dan

pihak yang lain harus dengan jelas menerima tawarannya

(transparansi) qabul harus langsung di ucapkan setelah ijab di

ucapkan ijab dan qabul haruslah terkoneksi satu dengan yang

lain tanpa adanya halangan waktu dan tempat Misalnya ijab

ditawarkan hari ini dan dijawab dua hari kemudian itu tidaklah

sah ijab dan qabul juga harus dilakukan di dalam satu ruangan

yang sama oleh kedua belah pihak atau istilahnya harus di

dalam satu majelis yang sama

Kedua bdquoaqidan yaitu pihak-pihak yang akan melakukan

akad kedua belah pihak yang akan melaksanakan akad ini

harus sudah mencapai usia akil-baligh (sesuai hukum yang

berlaku di suatu negara) harus dalam keadaan waras (tidak

gila) atau mempunyai akal yang sehat harus dewasa (rushd)

dan dapat bertanggungjawab dalam bertindak tidak boros dan

dapat dipercaya untuk mengelola masalah keuangan dengan

baik

Ketiga mahal al-bdquoaqd atau obyek-obyek akad yaitu jasa

atau benda-benda yang berharga dan obyek akad tersebut tidak

41

dilarang oleh syari‟at Obyek akad yang dilarang atau

diharamkan oleh syari‟at diantaranya adalah minuman keras

darah bangkai dan daging babi

Kepemilikan dari obyek akad harus sudah berada pada

satu pihak dengan kata lain obyek akad harus ada pada saat

akad dilaksanakan kecuali pada transaksi Salam39 dan

Istisna40 Obyek akad harus sudah di ketahui oleh kedua belah

pihak beratnya harganya spesifikasinya modelnya kualitas-

nya Perlu diperhatikan di sini bahwa dalam hukum Islam

seseorang tidak diperbolehkan untuk menjual sesuatu yang

bukan miliknya Salah satu contohnya adalah menjual burung

burung yang masih terbang di udara atau menjual ikan-ikan

yang masih berenang di lautan lepas karena tidak jelas berapa

jumlahnya dan sulit untuk menentukan harga pastinya yang

dapat berakibat pada adanya unsur ketidakpastian atau gharar

Ketidakpastian atau gharar ini dapat membatalkan akad sama

hal nya dengan riba (interestbunga bank) dan maisyir (judi)

Ketiga unsur tersebut sebaiknya dihindari dalam proses

transaksi yang menggunakan akad syari‟ah

39 Salam adalah suatu perjanjian jual beli atau serah terima barang yang dilakukan tidak langsung di mana si pembeli hanya mengetahui barang berdasarkan sifat dan karakteristiknya

40 Istishna adalah suatu perjanjian pembiyaan di mana salah satu pihak memberikan sejumlah dana untuk membiayai usaha atau proyek dan si peminjam berkewajiban mengembalikannya secara kredit sesuai dengan kesepakatan

42

Sedangkan legalitas dari akad di dalam hukum Islam

terbagi menjadi dua bagian pertama shahih atau sah artinya

semua rukun kontrak beserta semua kondisinya sudah

terpenuhi kedua bathil yaitu apabila salah satu dari rukun

kontrak tidak terpenuhi maka kontrak tersebut menjadi batal

atau tidak sah apalagi jika ada unsur maisyir gharar dan riba

di dalamnya Akad yang efektif di bagi lagi menjadi dua

bagian yaitu pertama lazim yaitu mengikat dan kedua ghair

al-lazim yaitu tidak mengikat Akad lazim adalah akad yang

tidak dapat dibatalkan oleh salah satu pihak tnapa persetujuan

pihak yang lainnya Contohnya adalah perceraian dengan

kompensasi pembayaran properti dari istri yang diberikan

kepada suami Sedang akad ghair al-lazim dapat dibatalkan

oleh salah satu pihak tanpa persetujuan dari pihak yang

lainnya Contohnya dalam transaksi partnership (musyarakah)

agency (wakalah) wasiat (wassiyyah) pinjaman (bdquoariyah) dan

penitipan (wadi‟ah)

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil beberapa

rumusan sebagai berikut pertama hakikat akad adalah suatu

perjanjian serah terima barang antara dua orang yang

memenuhi segala syarat dan rukun akad serta dibenarkan oleh

syari‟at kedua suatu perjanjian atau akad dapat dikatakan sah

apabila telah memenuhi syarat dan rukunnya Sebaliknya suatu

43

perjanjian atau akad dapat dikatakan tidak sah apabila salah

satu syarat dan rukunnya tidak terpenuhi ketiga semua bentuk

perjanjian dibolehkan sepanjang tidak bertentangan dengan

ketentuan syari‟at

b Landasan Akad

Al-Qur‟an dan Hadits Nabi merupakan landasan paling

fundamental bagi umat Islam untuk melakukan akad dan

memiliki harta yang dibenarkan menurut ketentuan syara‟

Bahkan para ulama jumhur sepakat bahwa akad dan pemilikan

harta dalam bermuamalah hukumnya boleh sepanjang tidak ada

dalil yang mengharamkannya

1) Al-Qurrsquoan

Dasar hukum akad dan pemilikan harta dalam muamalah

dibolehkan mengacu kepada QS al-Maidah aayat 2

Hai orang-orang yang beriman penuhilah aqad-aqad itu dihalalkan bagimu binatang ternak kecuali yang akan dibacakan kepadamu (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya41

41 Dalam QS 42 dijelaskan bahwa Aqad (perjanjian) mencakup janji

prasetia hamba kepada Allah dan perjanjian yang dibuat oleh manusia dalam pergaulan sesamanya

44

Akad dapat diaplikasikan salah satunya dalam konteks

jual beli Menurut Sudarsono sebagaimana telah dikutip dari

Imam Taqiyuddin Abu Bakar al-Husaini42 apabila seseorang

menukar sesuatu barang dengan barang yang lainnya dengan

cara tertentu (akad) inilah yang disebut ldquojual belirdquo Hamzah

Ya‟kub43 menjelaskan bahwa dasar hukum dari perniagaan

termasuk juga didalamnya jual beli adalah firman Allah SWT

sebagaimana tercantum dalam QS An-Nisa ayat 29 yang

berbunyi

ن تج أن تك طل ل ك ب الك بي ا أ ك ت ا آ ي ال ي أي

ا حي ع ت ن بك ن ا ك فسك ا أ تقت ك و

Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu Dan janganlah kamu membunuh dirimu sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu Demikian pula ditegaskan dalam surat al-Baqarah ayat

275 yang berbunyi

ن ط الشيط ي يت م ال يق ك ن يق ب ن ال ك ي ي الب م ال يع وح ب وأحل ا ال ثل ال يع ال ا ل ق س ذلك ب ال

42 Imam Taqiyuddin Abu Bakar al-Husaini Kifayat al-Ahyar (Terjemah M Thalib) (Surabaya Bina Ilmu 1997) 156

43 Hamzah Ya‟kub Kode Etik Dagang Menurut Islam (Bandung CV Diponogoro 1993) 72-73

45

عظ ءه ج ف ل ا و ه ف وأ س ف ت ف ب ون ل خ في ب ال ك أصح ول ف ع

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kema-sukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat) sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya lalu terus berhenti (dari mengambil riba) maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah Orang yang mengu-langi (mengambil riba) maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka mereka kekal di dalamnya44 Dalam QS al-Baqarah ayat 283 dijelaskan

ك بع ن أ ض ف ق ن ت ف وا ك سف ول تج ت ع ن ك و و ا الش تكت ب و ت وليتق ا أ ت ي ا ال ي بع ف

آث ق وا ف ي يكت ن ع تع ب

Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis maka hendaklah ada yang dipegang (oleh yang berpiutang) Akan tetapi jika sebagian kamu memper-cayai sebagian yang lain maka hendaklah yang diperca-yai itu menunaikan amanahnya (utangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian Dan barang siapa yang menyembunyikannya maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan45

44 Soenardjo dkk opcit 69 45 Ibid

46

Berdasarkan beberapa ayat di atas dapat disimpulkan

bahwa pada prinsipnya Islam membolehkan akad dan memiliki

harta sepanjang dasar dan tujuan melakukan akad dan pemi-

likan harta tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan syari‟at serta juga ditujukan untuk kebaikkan dan kemaslahatan hidup

manusia di dunia dan akhirat

2) Hadits

Sedangkan dasar hukum berikutnya adalah hadist-hadist

Nabi Muhammad SAW yang berkaitan langsung dengan akad

dan kepemikan harta melalui jual beli Diantaranya adalah

hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban yang berbunyi

ن( البيع عن تراض )رواه ابن حب انمJual beli itu hanya sah bila saling merelakan

Hadits lainnya yang menjadi dasar hukum kebolehan jual

beli adalah berasal dari Ruf‟ah bin Rafi‟ diriwayatkan al-Bazar

dan disahkan oleh hakim yang berbunyi

ل عمل الرجل بيده أن ا يه وس سئل أى الكس أطي ق ى ع لنبى ص) وكل بيع مبرور )رواه رف عه بن رافع وابن م جه وصححه الح ك

Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW telah pernah ditanya tentang usaha apa yang lebih baik Nabi berkata Usaha seseorang dengan tangannya dan jual beli yang mabrur46

46 Ibnu Hajar al-bdquoAsqalani Bulugh al-Maram (Terjemah A Hasan)

(Bandung CV Penerbit Diponegoro 1994) dan Ahmad Azhar Basyir Asas-asas Hukum Muamalat (Yogyakarta UII Pres 2000) 193

47

Berdasarkan beberapa hadits hukum di atas dapat

dirumuskan bahwa pada prinsipnya Islam juga membolehkan

akad dan memiliki harta sepanjang dasar dan tujuan melakukan

akad dan pemilikan harta tersebut dilakukan sesuai dengan

ketentuan syari‟at serta juga ditujukan untuk kebaikkan dan

kemaslahatan hidup manusia di dunia dan akhirat

3) Ijtihad

Selain ayat-ayat al-Qur‟an dan Hadits Nabi yang menjadi

dasar hukum sekaligus dalil bolehnya melakukan akad dan

pemilikan harta dengan cara jual beli adalah ijtihad Ijtihad

berasal dari kata ldquojuhd‟ yang berarti sungguh-sungguh dalam

melaksanakan suatu perbuatan

Istilah ini pada mulanya digunakan dalam bidang juris-

prudensi (fiqh) untuk menyatakan salah satu kaidah yang

ditetapkan oleh para ulama madzhab dan menyusul pemben-

tukkannya Apabila suatu kasus tidak ditemukan penjelasannya

dalam al-Qur‟an dan Sunnah maka ia harus berijtihad dengan

ra‟yu-nya47

Ijtihad dapat dikatakan sebagai rekonstruksi pemikiran

seorang faqih di dalam menyelesaikan kasus-kasus hukum baru

47 Ahmad Hassan Analogical Reasoning in Islamic Jurisprudence

(Islamabad Pakistan Islamic Research Institute 1986) diterjemahkan Munir Qiyas Penalaran Analogis Dalam Hukum Islam (Jakarta Pustaka 2001) 58

48

yang dilakukan melalui penalaran akal secara mendalam

disertai bukti-bukti dan hujjah yang kuat dengan tetap

berpegang kepada sumber yang pokok yakni al-Qur‟an dan

Sunnah Karena ia merupakan rekonstruksi pemikiran akal

maka terdapat dua kecenderungan produk ijtihad yaitu bisa

jadi hasil ijtihad seseorang itu benar tapi bisa juga salah atau

keliru48

Hampir semua ulama madzhab tampaknya sepakat

bahwa kebenaran ijtihad bersifat relatif dan dzanni terkecuali

apabila kebenarannya tidak keluar dari kemauan syari‟at di

dalam nash maka dianggap benar Hal ini menimbulkan

asumsi bahwa munculnya perbedaan pendapat ulama dalam

proses ijtihad untuk menetapkan hukum (istinbacircth al-ahkacircm)

disebabkan tiga hal pertama formulasi kaidah (al-ta‟sicircs) yaitu

ada yang berpegang kepada pemahaman uslub (dalil syara‟)

dan ada pula yang berpegang kepada masalah-masalah cabang

(furu‟) kedua metodologi (manhaj) yaitu rumusan metode

hukum dilakukan secara induktif dan deduktif Hal ini

berimplikasi kepada adanya dua corak kaidah yakni kaidah

ushul dan kaidah fiqh ketiga aspek pemikiran yang

merupakan pijakan mendasar yang dipakai para ulama dalam

48 Kamal Muchtar Ushul Fiqih(Yogyakarta PT Dana Bhakti

Wakaf 1995) 152-155

49

berijtihad Ada yang lebih dominan berpegang kepada nash

teks dan ada yang berpegang kepada ra‟yukonteks49

Implikasi dari ketiga poin di atas maka dalam kajian

pemikiran hukum Islam dikenal dua aliran utama dalam

madzhab hukum Islam yaitu aliran fuqaha yang berpegang

pada nash atau biasa disebut dengan ahl al-hadicirctsmutakallimin

(Imam Syafi‟i dan pengikutnya) dan aliran fuqaha yang lebih berpegang kepada ra‟yuakal dalam merumuskan metode hukumnya dikenal sebagai ahl al-ra‟yu (Imam Hanafi dan

pengikutnya)

Di antara hal-hal yang diperselisihkan oleh para ulama

dan dua aliran besar dalam hukum Islam tentang kedudukan

sumber-sumber hukum Islam adalah pertama masalah hadits

sunnah yang diperdebatkan sisi orisinalitas dan validitasnya

baik dari segi sanad rawi maupun materi (matan) haditsnya

serta tingkat orientasi dan kecenderungan ulama di dalam

memakai hadits sebagai dasar hukum kedua perbedaan

pendapat tentang sumber hukum Islam selain al-Qur‟an dan Sunnah yakni Ijma‟ Qiyas Istihsan Istishab Istishlah

Maslahah al-Mursalah dan sebagainya50

49 Murtadha Muthahari dan M Baqir Ash-Shadr Pengantar Ushul

Fiqh dan Ushul Fiqh Perbandingan terj Satrio Pinandih dan Ahsin Muhammad (Jakarta Pustaka Hidayah 1993) h 44-50

50 Rachmat Syafe‟i Pengantar Ushul Fiqh Perbandingan (Bandung Piara 1994) h 44-47 Lihat pula Abdul Wahhab Khallaf Mashadir al-Tasyri al-Islami fi ma la Nashafihi (Beirut Dar al-Qalam 1970) h 65-69

50

Namun pada intinya ijtihad diakui oleh para ahli hukum

sebagai sumber hukum (dalil aqli) yang paling sering

digunakan mereka ketika merumuskan hukum syara dan

menjelaskan aspek-aspek yang tidak dijelaskan secara rinci di

dalam nash51 Ijtihad ndash yang oleh para ahli hukum modern

seringkali diidentikan dengan Islamic Jurisprudence ndash

membuka ruang yang cukup luas bagi upaya pengembangan

dan penemuan teori-teori hukum baru termasuk teori-teori

hukum yang erat kaitannya dengan akad dan hak milik dalam

hukum perikatan Islam

Dalam konteks filsafat hukum Islam para mujtahid

umumnya melakukan beberapa tahapan dalam merumuskan

hukum-hukum syara‟ secara langsung dari sumbernya yakni al-

Qur‟an dan Sunnah Tahapan yang dimaksud antara lain52

Pertama tanqih al-manaat yaitu mengungkapkan atau

menseleksi sifat-sifat yang berpengaruh pada hukum (al-ta‟yin

wa al-hadfu fi sifat al-hukm) Fungsi mujtahid di sini adalah

menentukan dan membuang sifat-sifat yang berpengaruh pada

hukum di mana setiap mukallaf wajib berijtihad pada tingkat

tanqih disebabkan keberadaan nash masih bersifat universal

51 Ibid 52 Rachmat Syafei Ijtihad fi al-Istinbath wa al-Tathbiq mengutip

penjelasan Ibnu Hazm Al-Ihkam fi Ushul al-Ahkam (Beirut Dar al-Maktabah al-Misriyyah tth)

51

dan abstrak Sehingga perlu dicarikan makna operasionalnya

agar lebih concrete dan applicable

Kedua takhrij al-manaat yaitu menggali hukum-hukum

syara‟ langsung dari sumbernya (al-Qur‟an dan Hadits) baik

yang bersifat pasti (qath‟i) maupun dugaan (dzanni) atau

lafadz hukum yang bersifat implisit maupun eksplisit Tahapan

kedua ini disebut pula ijtihad qiyasi yakni memindahkan

hukum atau menghubungkan furu‟ yang tidak ada nash-nya

dengan furu‟ yang ada nash-nya karena kesamaan illat

hukum53 Pada tahapan kedua ini metode qiyas menjadi sangat

dominan dalam proses penetapan hukum syara‟

Ketiga tahqiq al-manaat yaitu merumuskan pernyataan-

pernyataan yang berupa keputusan-keputusan hukum yang

bersifat pasti (qath‟i) maupun dugaan (dzanni) atas kasus-kasus

hukum yang sedang dikaji berikut implementasinya dalam

pelbagai lapangan hukum Pada tahapan ini setiap produk

hukum hasil ijtihad dapat diimplementasikan sesuai kemauan

nash dan tuntutan realitas sepanjang tidak bertentangan dengan

hakikat dan tujuannya Dalam beberapa kasus ijtihad bebas

yang banyak dilakukan oleh kalangan liberal seringkali

53 Ijma merupakan metode hukum kedua setelah qiyas yang dalam

tulisan ini penulis sebut dengan ijma qiyasi Penulis menguitp penjelasan dari Saidi Abu Habieb Mausuatu al-Ijma terj Ahmad Sahal Mahfudz dan Mustofa Bisri Ensiklopedi Ijma Persepakatan Ulama dalam Hukum Islam (Jakarta Pustaka Firdaus 1997) h 38-39

52

mengabaikan kemauan nash yang tekstual dan terlalu

mengutamakan konteksnya

Perkembangan hukum Islam yang berlaku dalam kehi-

dupan masyarakat di berbagai belahan dunia Islam sesung-

guhnya dapat menjadi bukti bahwa hukum tersebut dipelihara

dan dipatuhi oleh masyarakat Islam Disinyalir sebelumnya

bahwa hukum Islam mengandung tiga elemen yakni pertama

ia merupakan adalah satu sumber hukum yang umum kedua ia

merupakan hukum yang hidup dan berkembang di masyarakat

dan ketiga ia merupakan hukum yang berdiri sendiri dan tidak

diambil dari hukum lain54

Pada kenyataan dewasa ini hukum Islam terbagi ke

dalam berbagai obyek-obyek materi hukum Sebagian meru-

pakan hukum tertulis (dikodifikasikan menjadi undang-

undang) dan sebagian lagi merupakan hukum yang tidak

tertulis tetapi keberadaannya dipatuhi dan berlaku di masya-

rakat Keadaan ini dapat diasumsikan merupakan keistimewaan

dari hukum Islam itu sendiri karena pada sisi tertentu hukum

Islam berdasar kepada nash tapi pada sisi lain hukum Islam

juga membuka diri terhadap faktor di luar nash

Berkenaan dengan hal tersebut perumusan konsep akad

dalam sistem ekonomi Islam yang kini digunakan sebagai teori

54 QS An-Nisa‟ 65

53

hukum ekonomi oleh fuqaha cenderung dipengaruhi beberapa

hal pertama kehadiran para ulama madzhab yang memiliki

persepsi yang berbeda mengenai rumusan norma dan sistem

hukum Islam55 kedua hukum Islam dalam perkembangannya

telah bergeser dari sudut normativitas syari‟ah yang bersifat

umum menjadi fiqh sebagai hukum substantif ketiga perbe-

daan menggunakan metode hukum Islam melahirkan produk

hukum yang berbeda pula56 dan keempat masuknya anasir-

anasir hukum ke dalam wilayah pengkajian hukum Islam

menyebabkan hukum Islam berlaku fleksibel dan rigid57

Berdasarkan pemikiran tersebut maka kesepakan para

ulama (ijma) menjadi salah satu pertimbangan menetapkan

hukum akad dan hak milik dalam hukum perikatan Islam Hal

tersebut dipertegas menurut Sayyid Sabiq58 yang mana para

ulama berpendapat bahwa jual beli dan penekunannya sudah

berlaku (dibenarkan) sejak zaman Rasulullah SAW hingga hari

ini

Oleh karena itu dasar hukum yang digunakan dalam

ijtihad melalui ijma‟ sebagaimana dikemukakan oleh Rachmat

55 Joseph Schact op cit h 3-4 56 Yusuf Musa Tacircricirckh al-Fiqh al-Islacircmiy (Kairo Mesir tt) h 10

Mannabdquo al-Qattan al-Tacircricirckh wa al-Fiqh ficirc al-Islacircm (Mu‟assasah al-Risacirclah tt) h 14

57 Amir Syarifudin Pengertian dan Sumber Hukum Islam dalam Falsafah Hukum Islam (Jakarta Bumi Aksara-Depag RI 1992) h 15

58 Sayyid Sabiq Fikih Sunnah (Terjemahan M Thalib) (Bandung PT Al-Ma‟arif 1987) h 45

54

Syafi‟i59 bahwa seluruh ulama sepakat menentukan jual beli

hukumnya boleh karena manusia tidak dapat memenuhi

kebutuhannya sendiri dan selalu membutuhkan orang lain

demikian untuk memperoleh kebutuhannnya yang dilakukan

melalui tukar menukar barang yang memiliki nilai yang sama

Demikian pula pengertian ijma‟ menurut Ibn Hazm60

berbeda dengan para pendahulunya Jika ijma‟ menurut

kebanyakan para ulama ushul disebut sebagai konsensus ulama

atas hukum yang tidak ada nash-nya dengan ra‟yu mereka atau

dengan mengqiyaskan pada hukum yang telah ada nash-nya

maka ini berbeda dengan ijma‟ menurut Ibn Hazm Menu-

rutnya tak ada ijma kecuali dari teks (nash) Selanjutnya ia

juga menambahkan bahwa tak ada jalan untuk mengetahui

hukum-hukum agama tanpa menggunakan salah satu dari

keempat pokok yang kesemuanya kembali pada nash yang

diketahui kewajibannya dan juga difahami artinya dengan akal

sehat manusia

Selanjutnya sumber kedua dalam ijtihad adalah analogi

(qiyas) Qiyas adalah dasar hukum keempat dalam jual beli

yaitu dianalogikan kepada aktivitas Nabi Muhammad SAW

sejak masa kecil berdagang bersama pamanya yakni Abdul

59 Rachmat Syafe‟i Fikih Muamalah (Bandung Pustaka Setia

2000) h 75 60 Muhammad Ibn Hazm Al-Ihkam fi Ushul al-Ahkam (Beirut dar

al-Fikr tth)

55

Muthalib dan isterinya Siti Khadijah Sedangkan adat atau bdquourf

juga sebagai dasar hukum jual beli yaitu kebiasaan masyarakat

yang tidak bertentangan dengan al-Qur‟an dan al-Sunnah serta

dengan akal sehat dan membawa kepada kemaslahatan umum

Dengan kata lain menurut ijtihad melalui ijma‟ dan qiyas akad dan pemindahan hak milik dibolehkan selama dasar dan tujuan

melakukan akad dan pemilikan harta tersebut dilakukan sesuai

dengan ketentuan syari‟at serta juga ditujukan untuk kebaikan

dan kemaslahatan hidup manusia

Berkenaan dengan uraian di atas dapat dirumuskan

pokok-pokok pikiran sebagai berikut pertama Al-Qur‟an

telah membuktikan kepada seluruh manusia tentang kedudukan

hukum jual beli yang sesuai dengan fitrah manusia sebagai

makhluk sosial kedua Sunnah membuktikan bahwa para Nabi

dan Muhammad SAW adalah pencetus ekonomi melalui

aktivitas bisnis jual beli ketiga para ulama bersepakat bahwa

jual beli merupakan sesuatu yang alamiah sebagai tanda bahwa

manusia tidak dapat hidup individualistik keempat kebiasaan

manusia dalam bisnis jual beli sudah berakar dan sama sekali

tidak menyimpang dari realitas kehidupan duniawi dan

kehendak Allah sepanjang dilakukan dengan sikap saling

merelakan dan tidak mengandung unsur penipuan dan

perjudian

56

Menurut ketentuan al-Qur‟an al-Hadits dan ijtihad para

ulama sebagaimana telah dikemukakan di atas dapat diambil

beberapa rumusan sebagai berikut pertama hukum asal dari

pada akad dan pemilikan harta dengan cara jual beli hukumnya

boleh (mubah) kecuali ada dalil lain yang mengharamkannya

kedua segala bentuk aktivitas akad dan pemilikan harta dalam

perniagaan hendaknya berprinsip kepada sikap saling merela-

kan Ciri utama saling merelakan adalah terpenuhinya rukun

dan syarat jual beli dan ketiga dalam fiqih muamalah diatur

bahwa kepemilikan mutlak atas harta adalah milik Allah

Sehingga akad pemilikan atau pemindahan hak milik atas

harta baik dengan cara jual beli maupun cara-cara lainnya

hukumnya boleh (mubah) sepanjang tidak bertentangan dengan

ketentuan dan batas-batas yang ditentukan oleh Allah dan

Rasul-Nya

c Prinsip-prinsip Akad

Secara substansial prinsip-prinsip akad dan pemindahan

hak milik dalam hukum perikatan Islam erat kaitannya dengan

perkembangan pemikiran tentang hukum ekonomi Islam (fikih

muamalah) Fikih Muamalah diartikan dalam dua makna yakni

sebagai sistem ekonomi Islam dan hukum ekonomi Islam

Untuk makna yang pertama fikih muamalah diartikan sebagai

tata aturan dan mekanisme kerja untuk mengatur setiap usaha

57

ekonomi yang dilakukan oleh individu atau badan hukum

ekonomi Adapun makna yang kedua fikih muamalah dapat

diartikan sebagai ketentuan normatif yang mengatur tentang tata

aturan berekonomi

Berkenaan dengan hal tersebut perkembangan pemikiran

tentang hukum ekonomi Islam yang berlaku dalam masyarakat

muslim sangat dipengaruhi oleh sifat dan karakteristik hukum

Islam itu sendiri61 antara lain

1) Sempurna (Paripurna)

Syari‟at Islam diturunkan dalam bentuk yang umum

Hukum awalnya bersifat tetap sedangkan substansinya berubah

mengikuti illatnya Hukum-hukum yang lebih rinci ditetapkan

dalam kaidah dan pedoman umum sedangkan penjelasan atau

implementasinya diserahkan kepada ahli hukum yang mema-

hami hakikat hukum62

Pedoman-pedoman atau prinsip-prinsip dasar yang

berlaku umum dalam syari‟at Islam mengindikasikan identitas

hukum yang mengunjukkan kesempurnaannya universal dan

teknis serta dapat diterima oleh masyarakat di semua tempat

dan waktu Kesempurnaan hukum Islam dengan sendirinya

61 Fathurrahman Djamil Filsafat Hukum Islam (Jakarta Logos

Wacana Ilmu 1996) 46 62 Anwar Haryono Hukum Islam Keluasan dan Keadilannya

(Jakarta Bulan Bintang 1985) 113 dan Hasbie Ash-Shiddiqie Pengantar Hukum Islam (Jakarta Bulan Bintang 1975) 23-24

58

menempatkan diri sebagai hukum yang tertinggi dan hendak-

nya dapat diaplikasikan oleh komunitas muslim maupun non

muslim karena hukum ini melindungi hak-hak hukum setiap

orang tanpa membedakan latar belakang apapun

2) Elastis (Fleksibel)

Selain bersifat sempurna hukum Islam pun memiliki

fleksbilitas dalam hal aplikasinya Oleh karena itu cakupan

hukum Islam meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang

sifatnya vertikal maupun horizontal Dalam hukum Islam tidak

saja diatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya

(hablumminallah) tetapi juga hubungan manusia dengan

manusia lainnya (hablumminannas) serta lingkungannya

Adapun munculnya perbedaan corak pemahaman hukum

Islam dalam konteks fiqh banyak disebabkan oleh perbedaan

pola pikir ahli hukum (mujtahid) dalam wacana pemikiran dan

penelitian atas obyek-obyek hukum Islam (ijtihad)63 Impli-

kasinya jelas berpengaruh pada perbedaan corak madzhab

hukum yang berlaku dalam masyarakat muslim Hal ini

manjadi bukti bahwa hukum Islam berlalu menyesuaikan diri

dengan situasi kondisi waktu dan tempat64

3) Universal dan Dinamis

Hukum Islam bersifat universal dan dinamis mengan-

dung pengertian bahwa hukum Islam yang dimasukan dalam

63 Ibid 112 64 Hasbie Ash-Shiddiqie Dinamika dan Elastisitas Hukum Islam

(Jakarta Tintamas 1975) 27

59

term fiqh mencakup bagian-bagian atas keseluruhan hukum

dalam term syari‟ah sebagaimana telah disinggung sebelum-

nya identitas hukum Islam yang mengandung dimensi vertikal

dan horizontal dalam semua cakupan hukumnya telah menjadi

ciri universalitas hukum Islam itu sendiri

Adapun dinamika hukum ekonomi Islam dapat diketahui

dari proses perkembangan berlakunya hukum Islam sejak

periode Rasul hingga periode modern dengan segala dimensi-

nya Perkembangan hukum Islam secara sistematis telah

bergeser dari sistem hukum material yang umum dalam nash

kemudian direduksi dalam bentuk transformasi pemikiran

hukum (ijtihad) dan dapat diimplementasikan menjadi berbagai

bentuk pemikiran produk hukum (fiqh) hingga selanjutnya

dikodifikasikan menjadi Qacircnucircn

4) Sistematis

Arti dari pernyataan bahwa hukum Islam bersifat

sistematis adalah hukum Islam itu mencerminkan sejumlah

doktrin hukum yang bertalian satu sama lain secala logis dan

konkrit Hukum ini mencakup seluruh komponen hukum

berupa pokok-pokok ajaran tentang etika moral dan keadilan

serta keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Pencipta Semua

komponen hukum tersebut kemudian terintegrasikan ke dalam

term umum yang disebut syari‟ah65

65 Ibn Qayyim al-Jauziyah bdquoI‟lacircm al-Muwaqqin bdquoan-Rabi al-bdquoAcirclamicircn

Jilid III (Beirut Dacircr al-Fikr tt) 14

60

Sedangkan perwujudan dari sistematisnya hukum Islam

adalah Fiqh Fiqh sebagai produk pemikiran orang Islam

terhadap ajaran Islam sebagaimana digambarkan oleh para ahli

hukum mencakup atas segi-segi secara khusus seperti ibadah

mu‟amalah jinayah siyasah dan sebagainnya Semua jenis pembidangan hukum Islam dalam bidang hukum Islam (fiqh)

adalah suatu refleksi dari bentuk ketaatan orang Islam kepada

ajaran Islam secara totaliter66

Sistematikanya hukum Islam dapat berarti pula saling

berhubungannya atau interaksi setiap bentuk dan unsur-unsur

hukum secara sinergis dan organis Karena hukum Islam

berlaku secara fleksibel dan rigid maka ia menyesuaikan diri

dengan perkembangan dan kebutuhan hidup manusia baik

secara individual maupun kolektif Sehingga secara metodo-

logis akan terbentuk suatu sistem hukum secara piramidal

(hierarki hukum Islam)

5) Ta‟aqquli dan Ta‟abbudi

Ta‟aqquli dan Ta‟abbudi dalam karakteristik hukum

Islam adalah hukum Islam mengandung muatan dimensi

vertikal dan horizontal Hukum Islam bersumber kepada wahyu

yang mengandung muatan teologis menunjukan aturan tentang

hubungan antara manusia dengan Tuhan yang diyakini sebagai

66 Muhammad Muslehudin Kaidah-kaidah Ushulliyah dan

Fiqhiyyah(Jakarta Rajawali Press 1994) 277-278

61

pembuat hukum secara mutlak Konsekuensinya ada keharusan

bagi orang Islam untuk tunduk dan patuh terhadap hukum

Islam

Namun demikian tidak semua hukum Islam itu kaidah

norma hukumnya berbentuk khusus dan jelas malainkan

diperlukan suatu bentuk penafsiran atas segi-segi hukum yang

umum Pada tingkatan metodologi interpretasi atas segi norma

hukum dalam nash kemudian dikonkretkan menjadi produk

hukum (fiqh) yang lebih menyentuh sisi praktis pelaksanaan

hukum Islam

Berkenaan dengan hal tersebut Bustanul Arifin telah

menjelaskan bahwa karakteristik hukum Islam dibagi menjadi

dua macam67 pertama hukum Islam yang lansung ditetapkan

oleh Allah (syari‟at) dan kedua hukum-hukum pokok yang

lahir dari pemikiran manusia (fiqh)

Oleh karena itu maka peneliti dapat merumuskan bahwa

suatu pemahaman yang keliru jika hukum Islam dipahami

hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan (vertikal-

transendental) tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan

manusia lainnya serta dengan lingkungannya (horizontal)

Inilah karakteristik paling unik prinsip akad dalam hukum

ekonomi Islam

67 Ali Yafie Menggagas Fiqh Sosial (Bandung Mizan 1994) 132

62

d Etika Akad

Etika akad dalam sistem ekonomi Islam (muamalat al-

bdquoadabiyah) jelas sangat diperlukan untuk memandu segala

tingkah laku ekonomi di kalangan masyarakt muslim Etika

bisnis Islami (muamalat al-bdquoadabiyah) tersebut selanjutnya

dijadikan sebagai kerangka praktis yang secara fungsional akan

membentuk suatu kesadaran beragama dalam melakukan setiap

kegiatan ekonomi (religiousness economic practical guidance)

Etika ekonomi Islam sebagaimana dirumuskan oleh ahli

ekonomi Islam adalah suatu ilmu yang mempelajari aspek-

aspek kemaslahatan dan kemafsadatan dalam kegiatan ekonomi

dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauhmana

dapat diketahui menurut akal fikiran (rasio) dan bimbingan

wahyu (nash)

Etika ekonomi dipandang sama dengan akhlak karena

keduanya sama-sama membahas tentang kebaikan dan kebu-

rukan pada tingkah laku manusia Sedangkan tujuan etika

Islam menurut kerangka berfikir filsafat adalah untuk

memperoleh suatu kesamaan ide bagi seluruh manusia di setiap

waktu dan tempat tentang ukuran tingkah laku baik dan buruk

sejauhmana dapat dicapai dan diketahui menurut akal fikiran

manusia68

68 Taqiyuddin An-Nabhani Membangun Sistem Ekonomi Alternatif

Perpspektif Islam (Jakarta Risalah Gusti 1996) 52

63

Namun untuk mencapai tujuan tersebut etika ekonomi

Islam mengalami kesulitan karena pandangan masing-masing

golongan di dunia ini berbeda-beda perihal standar normatif

baik dan buruk Masing-masing mempunyai ukuran dan

kriteria yang berbeda-beda pula Sebagai cabang dari filsafat

ajaran etika bertitik tolak dari akal fikiran dan tidak dari ajaran

agama Sedangkan dalam Islam ilmu akhlak dapat difahami

sebagai pengetahuan yang mengajarkan tentang kebaikan dan

keburukan berdasarkan ajaran Islam yang bersumber kepada

akal dan wahyu Atas dasar itu maka etika ekonomi yang

dikehendaki dalam Islam adalah perilaku sosial-ekonomi yang

harus sesuai dengan ketentuan wahyu serta fitrah dan akal

pikiran manusia yang lurus

Di antara nilai-nilai etika ekonomi Islam yang terangkum

dalam ajaran filsafat ekonomi Islam adalah terdapat dua prinsip

pokok sebagai berikut

Pertama Tauhid Prinsip ini mengajarkan kepada semua

manusia tentang bagaimana mengakui keesaan Allah sehingga

terdapat suatu konsekwensi bahwa keyakinan terhadap segala

sesuatu hendaknya berawal dan berakhir hanya kepada Allah

SWT Keyakinan yang demikian dapat mengantar seorang

muslim untuk menyatakan bahwa ldquoSesungguhnya shalatku

ibadahku hidupku dan matiku adalah semata-mata demi

64

Allah Tuhan seru sekalian alamrdquo Prinsip ini kemudian

menghasilkan kesatuan-kesatuan sinergis dan saling terkait

dalam kerangka tauhid Tauhid diumpamakan seperti beredar-

nya planet-planet dalam tata surya yang mengelilingi matahari

Kesatuan-kesatuan dalam ajaran tauhid hendaknya berimpli-

kasi kepada kesatuan manusia dengan tuhan dan kesatuan

manusia dengan manusia serta kesatuan manusia dengan alam

sekitarnya

Kedua prinsip keseimbangan mengajarkan manusia

tentang bagaimana meyakini segala sesuatu yang diciptakan

Allah dalam keadaan seimbang dan serasi Hal ini dapat

dipahami dari ayat al-Qur‟an yang telah menjelaskan bahwa

ldquoEngkau tidak menemukan sedikitpun ketidakseimbangan

dalam ciptaan Yang Maha Pengasih Ulang-ulanglah menga-

mati apakah engkau melihat sedikit ketimpanganrdquo69 Prinsip ini

menuntut manusia bukan saja hidup seimbang serasi dan

selaras dengan dirinya sendiri tetapi juga menuntun manusia

untuk mengimplementasikan ketiga aspek tersebut dalam

kehidupan

Prinsip tauhid ini juga mengantarkan manusia dalam

kegiatan ekonomi untuk meyakini bahwa harta benda yang

berada dalam genggamannya adalah milik Alah SWT Keber-

69 Lihat QS 673

65

hasilan para pengusaha bukan hanya disebabkan oleh hasil

usahanya sendiri tetapi terdapat partsisipasi orang lain Tauhid

yang akan menghasilkan keyakinan pada manusia bagi

kesatuan dunia dan akhirat Tauhid dapat pula mengantarkan

seorang pengusaha untuk tidak mengejar keuntungan materi

semata-mata tetapi juga mendapat keberkahan dan keuntungan

yang lebih kekal (abadi)

Oleh karena itu seorang pengusaha dipandu untuk meng-

hindari segala bentuk eksploitasi terhadap sesama manusia

Dari sini dapat dimengerti mengapa Islam melarang segala

praktek riba dan pencurian tetapi juga penipuan yang

terselubung Bahkan Islam melarang kegiatan bisnis hingga

pada menawarkan barang pada disaat konsumen menerima

tawaran yang sama dari orang lain

Demikian halnya dengan prinsip keseimbangan akan

mengarahkan umat Islam kepada pencegahan segala bentuk

monopoli dan pemusatan kekuatan ekonomi hanya pada satu

tangan atau satu kelompok tertentu saja Atas dasar ini pula al-

Qur‟an menolak dengan sangat tegas daur sempit yang

menjadikan kekayataan hanya berkisar pada orang atau

kelompok tertentu ldquoSupaya harta itu tidak hanya beredar

pada orang-orang kaya saja di antara kamurdquo70

70 QS 59 7

66

Umat Islam dilarang tegas melakukan penimbunan dan

pemborosan71 Ayat ini menjadi dasar bagi pemberian

wewenang kepada penguasa untuk mencabut hak-hak miliki

perusahaan spekulatif yang melakukan penimbunan

penyelundupan dan yang mengambil keuntungan secar

berlebihan karena penimbunan mengakibatkan kenaikan harga

yang tidak semestinya sebagaimana dijelaskan dalam QS 7

31 yang berbunyi

Hai anak Adam pakailah pakaianmu yang indah di setiap

(memasuki) mesjid makan dan minumlah dan janganlah

berlebih-lebihan Sesungguhnya Allah tidak menyukai

orang-orang yang berlebih-lebihan72

Pemborosan dan sikap konsumtif dapat menimbulkan

kelangkaan barang-barang yang dapat menimbulkan ketidak-

seimbangan yang diakibatkan kenaikan harga-harga Dalam

rangka memelihara keseimbangan ekonomi Islam telah mene-

gaskan bahwa pemerintah memiliki fungsi mengontrol harga-

harga yang tidak wajar dan cenderung spekulatif tersebut

yakni dengan berpegang kepada etika ekonomi Islami

71 QS 9 34 72 QS 7 31

67

Untuk memperoleh keberkahan dalam jual beli Islam

telah mengajarkan prinsip-prinsip etika ekonomi Islam sebagai

berikut

1) Jujur dalam takaran dan timbangan Allah berfirman QS al-

Muthafifin 1-2 ldquoCelakalah bagi orang yang curang

Apabila mereka menimbang dari lain (untuk dirinya

dipenuhkan timbangannya) Namun apabila mereka

menimbang (untuk orang lain) dikuranginyardquo

2) Menjual barang yang halal Dalam salah satu hadits Nabi

menyatakan bahwa Allah telah mengharamkan sesuatu

barang maka haram pula harganya (diperjualbelikan)

3) Menjual barang yang baik mutunya Dalam berbagai hadits

Rasulullah melarang menjual buah-buahan hingga jelas

baiknya

4) Jangan menyembunyikan cacat barang Salah satu sumber

hilangnya keberkahan jual beli jika seseorang menjual

barang yang cacat yang disembunyikan cacatnya Ibnu

Umar menurut riwayat Bukhari telah memberitakan bahwa

seorang lelaki menceritakan kepada Nabi bahwa ia tertipu

dalam jual beli Sabda Nabi ldquoApabila engkau berjualbeli

katakanlah tidak ada tipuanrdquo

5) Dilarang bermain sumpah Ada kebiasaan pedagang untuk

meyakinkan pembelinya dengan jalan main sumpah agar

68

dagangannya laris Dalam hal ini Rasulullah SAW memperi-

ngatkan ldquoSumpah itu melariskan dagangan tetapi meng-

hapuskan keberkahanrdquo (HR Bukhari)

6) Longgar dan bermurah hati Sabda Rasulullah ldquoAllah

mengasihi orang yang bermurah hati waktu menjual waktu

membeli dan waktu menagih hutangrdquo (HR Bukhari)

Kemudian dalam hadits lain Abu Hurairah meriwayatkan

bahwa Rasulullah bersabda ldquoada seorang pedagang yang

mempiutangi orang banyak Apabila dilihatnya orang yang

ditagih itu dalam dalam kesempitan dia perintahkan

kepada pembantu-pembantunyardquo Berilah kelonggaran

kepadanya mudah-mudahan Allah memberikan kelapangan

kepada kitardquo Maka Allah pun memberikan kelapangan

kepadanya ldquo (HR Bukhari)

7) Jangan menyaingi kawan Rasulullah telah bersabda

ldquoJanganlah kamu menjual dengan menyaingi dagangan

saudaranyardquo

8) Mencatat hutang piutang Dalam dunia bisnis lazim terjadi

pinjam-meminjam Dalam hubungan ini al-Qur‟an menga-

jarkan pencatatan hutang piutang Gunanya adalah untuk

mengingatkan salah satu pihak yang mungkin suatu waktu

lupa atau khilaf sebagaimana ditegaskan dalam QS al-

Baqarah ayat 282 yang berbunyi ldquoHai orang-orang yang

69

beriman kalau kalian berhutang-piutang dengan janji yang

ditetapkan waktunya hendaklah kalian tuliskan Dan

seorang penulis di antara kalian hendaklah menuliskannya

dengan jujur Janganlah penulis itu enggan menuliskannya

sebagaimana telah diajarkan oleh Allah kepadanyardquo

9) Larangan hukum riba sebagaimana Allah telah berfirman

ldquoAllah menghapuskan riba dan menyempurnakan kebaikan

shadaqah Dan Allah tidak suka kepada orang yang tetap

membangkang dalam bergelimang dosardquo

10) Anjuran berzakat yakni menghitung dan mengeluarkan

zakat atas harta yang dimilikik atau barang dagangan

setiap tahun sebanyak 25 sebagai salah satu cara untuk

membersihkan harta yang diperoleh dari harta yang

dimiliki atau perolehan keuntungan hasil usaha

Berdasarkan uraian di atas dalam konteks etika bisnis

Islam setiap pelaku bisnis (wirausaha) dalam berdagang

hendaknya tidak semata-mata bertujuan mencari keutungan

sebesar-besarnya akan tetapi yang paling penting adalah

mencari keridhaan dan mencapai keberkahan atas rezeki yang

diberikan oleh Allah SWT Hakikat keberkahan usaha itu

adalah kemantapan dari usaha yang dilakukannya dalam

bentuk memperoleh keuntungan yang wajar dan diridhai oleh

Allah SWT

70

2 Sistem Informasi Manajemen Keuangan

a Pengertian Sistem Informasi Manajemen Keuangan

Berikut ini adalah beberapa definisi sistem menurut

beberapa ahli yang kaitannya dengan proses dan fungsi sistem

informasi manajemen keuangan di antaranya73

1) Secara sederhana suatu system dapat diartikan sebagai suatu

kumpulan atau himpunan dari unsur komponen atau

variabel yang terorganisir saling berinteraksi saling bergan-

tung satu sama lain dan terpadu

2) Menurut Gordon B Davis dalam bukunya menyatakan

system bisa berupa abstrak atau fisik74 System yang abstrak

adalah susunan yang teratur dari gagasan-gagasan atau

konsepsi yang saling bergantung Sedangkan sistem yang

bersifat fisik adalah serangkaian unsur yang bekerjasama

untuk mencapai suatu tujuan

3) Norman L Enger dalam bukunya menyatakan suatu system

dapat terdiri dari atas kegiatan-kegiatan yang berhubungan

guna mencapai tujuan-tujuan perusahaan seperti pengen-

dalian inventaris atau penjadwalan produksi

4) Menurut S Prajudi Atmosudirdjo dalam bukunya menya-

takan suatu sistem terdiri atas objek-objek atau unsur-unsur

73 Tata Sutabri Konsep Dasar Informasi (Yogyakarta Andi 2012)

16 74 Chr Jimmy L Gaol Sistem Informasi Manajemen (Jakarta

Grasindo 2010) 7

71

atau komponen-komponen yang berkaitan dan berhubungan

satu sama lain sedemikian rupa sehingga unsur-unsur

tersebut merupakan sebuah kesatuan pemrosesan atau

pengolahan tertentu

5) Menurut Sutarman sistem juga dapat didefinisikan sebagai

kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi

dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses

pencapaian suatu tujuan utama

6) Menurut Hanif Al-Fatta75 sistem dapat didefinisikan

sebagai suatu pendekatan prosedur dan pendekatan kompo-

nen sebagai perangkat elemen yang digabungkan satu

dengan yang lainnya untuk suatu tujuan bersama

Ada dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan

sistem yaitu

1) Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur

mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari

prosedur-prosedur yang saling berhubungan Berkumpul

bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk

meneyelesaikan suatu sasaran tertentu

2) Pendekatan yang lebih menekankan pada elemen atau

komponennya mendefinisikan sistem sebagai suatu kum-

pulan dari elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk

mencapai suatu tujuan tertentu

75 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset 2007) 3

72

Dalam sistem ini terdapat proses yang dilakukan serta

dikembangkan untuk memproses sejumlah data untuk transaksi

bisnis rutin Adapun hal-hal yang bisa dilakukan dalam sistem

ini meliputi76

1) Mengotomasi penanganan data-data aktifitas bisnis dan

transaksi yang bisa dianggap sebagai kejadian diskrit dalam

kehidupan organisasi atau perusahaan

2) Menangkap data dari setiap transaksi

3) Memverifikasi data transaksi untuk diterima atau ditolak

a) Memvalidasi transaksi yang telah diverifikasi

b) Menghasilkan suatu laporan untuk menyediakan rang-

kuman dari setiap transaksi

c) Memungkinkan memindahkan transaksi dari suatu proses

ke proses yang lainnya untuk menangani seluruh asfek

bisnis

Mengacu kepada uraian dijelaskan di atas peneliti dapat

merumuskan bahwa sistem informasi manajemen keuangan

dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari

unsur komponen atau variabel yang terorganisir saling

berinteraksi saling bergantung satu sama lain dan terpadu

untuk mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan sesuai dengan

yang telah ditetapkan dalam manajemen keuangan

76 Ibid

73

b Unsur-unsur Sistem Informasi Manajemen Keuangan

Untuk memahami dan mengembangkan suatu sistem

maka perlu membedakan unsur-unsur dari sistem informasi

manajemen keuangan yang membentuknya antara lain77

1) Batasan (boundary) yaitu penggambaran dari suatu elemen

atau unsur mana yang termasuk di dalam sistem dan mana

yang di luar sistem

2) Lingkungan (environment) yaitu segala sesuatu di luar

sistem lingkungan yang menyediakan asusmi kendala dan

input terhadap suatu sistem

3) Masukan (input) yaitu sumber daya (data bahan baku

material peralatan dan manusia) dari lingkungan yang

dikonsumsi dan dimanipulasi oleh suatu sistem

4) Keluaran (output) yaitu sumber daya atau produk (infor-

masi laporan dokumen tampilan dan lain-lain) yang

disediakan untuk lingkungan sistem oleh kegiatan dalam

suatu sistem

77 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk

Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset 2007) 5

Input

Data

Output

Data

Proses

Gambar 21 Konsep Sistem secara umum

74

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di

atas peneliti dapat merumuskan bahwa karakteristik suatu

sistem mencakup atas adanya kumpulan bagian-bagian baik

manusia atau pun bukan manusia adanya saling berinteraksi

adanya suatu metode tertentu untuk mencapai suatu tujuan

bersama serta adanya manfaat bagi kebutuhan penggunanya

Informasi tanpa adanya data maka informasi tersebut

tidak akan terbentuk Peranan data dalam menghasilkan suatu

informasi yang berkualitas dan akurat sangatlah penting

sehingga informasi tersebut dapat berguna untuk mendukung

pengambilan keputusan dalam menghasilkan output yang

berkualitas bagi perusahaan yang dalam hal ini sebagai peng-

guna (user)

Berdasarkan tipe penelitian maka data dapat dibedakan

menjadi78

1) Data Kuantitatif

Adalah data yang dapat diinput ke dalam skala pengukuran

statistik Fakta dan fenomena dalam data ini tidak dinya-

takan dalam bahasa alami melainkan dalam numerik

Sesuai dengan kriterianya data kuantitatif tersebut bisa

diolahdianalisis memakai teknik perhitungan statistika

matematika

78 Lihat dalam httptulaporanpenelitiancom201412312html

daikses pada tanggal 15 November 2017

75

2) Data Kualitatif

Merupakan data yang dapat mencangkup hamper semua dan

non numeric Data ini dapat menggambarkan kata-kata

untuk menggambarkan fakta dan fenomena yang sedang

diamati atau diteliti Data kualitatif didapat melalui berbagai

jenis cara pengumpulan data seperti analisis dokumen

wawancara diskusi terfokusobservasi yang sudah dituang-

kan ke dalam catatan lapangan transkrip Bentuk lain dari

data kualitatif adalah foto yang didapat melalui pemotretan

rekaman video

Sedangkan berdasarkan dari sumber yang didapat data ini

dapat berupa

1) Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti

sendiri atau dirinya sendiri Ini adalah data yang belum

pernah dikumpulkan sebelumnya baik dengan cara tertentu

atau pada periode waktu tertentu Data primer biasanya

disebut dengan data aslidata baru yang mempunyai sifat up

to date Untuk memperoleh data primer peneliti wajib

mengumpulkannya secara langsung Adapun cara yang bisa

digunakan peneliti untuk mencari sumber data primer yaitu

observasi diskusi terfokus wawancara serta penyebaran

kuisioner

76

2) Data Sekunder

Data seunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang lain

bukan peneliti itu sendiri Data ini biasanya berasal dari

penelitian lain yang dilakukan oleh lembaga-lembaga atau

organisasi seperti BPS dan lain-lain Data sekunder bisa

didapat dari berbagai sumber misalnya biro pusat statistik

yang biasanya disingkat dengan BPS jurnal buku laporan

dan lain sebagainya Pemahaman pada ke 2 jenis data di atas

dibutuhkan sebagai landasan untuk menentukan cara dan

langkah-langkah pengumpulan data penelitian

Menurut waktu pengumpulannya jenis data dapat

dibedakan ke dalam tiga hal berikut

1) Data Time Series

Adalah data yang menggambarkan data sesuatu dari waktu

ke waktu atau periode secara historis contohnya adalah data

perkembangan nilai tukar mata uang dolar terhadap rupiah

pada periode tahun 2013 sampai tahun 2014

2) Data Cross Section

Adalah data yang menunjukan titik waktu tertentu Contoh-

nya adalah data laporan keuangan per 31 Desember 2013

dan lain-lain

3) Data Panel

Adalah data yang berisi gabungan antara data time series

dan data section Contoh data manufaktur dari beberapa

perusahaan diperiode waktu tertentu

77

Selain itu cara perolehan data juga dapat diuraikan

sebabagi berikut

1) Data Observasional

Data observasi adalah data yang ditangkap in situ Data ini

sekali jadi atau tidak bisa diulang diciptakan atau diganti

2) Data Wawancara

Data wawancara adalah data-data yang diperoleh melalui

tanya-jawab antara peneliti dan informan Data ini bisa

divalidasi menggunakan triangulasi

3) Data Eksperimental

Data eksperimental adalah data-data yang dikumpulkan

dalam kondisi yang terkendali di situ atau berbasis labora-

torium dan harus bisa direproduksi

4) Data Simulasi

Data simulasi adalah data hasil dari penggunaan model dan

metadata di mana input lebih penting daripada output

Contoh model iklim model ekonomi model kosmologi dan

lain-lain

5) Data Referensi atau Kanonik

Data Referensi atau kanonik adalah data statis atau koleksi

organik (peer-reviewed) Contohnya menggunakan data

urutan gen yang sudah tersedia struktur kimia data sensus

dan lain-lain

78

6) Data Derivasi atau Kompilasi

Data derivasi atau kompilasi adalah data reproduksi

Contoh kompilasi database yang sudah ada untuk memba-

ngun struktur 3D

Berkenaan dengan hal tersebut dibutuhkan supporting

data sebagai salah satu cara dan metode yang digunakan

dengan bertujuan untuk memberikan dukungan berbasis sistem

dan data kepada pihak lain agar dapat merealisasikan tujuan

bersama yang akan dicapai sehingga dapat lebih efektif dan

efisien

Dalam proses supporting data ini lebih berorientasi

kepada penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi

dalam menunjang kegiatannya sehingga dengan menggunakan

pemanfaatan teknologi informasi diharapkan dapat lebih

mudah untuk memberikan dukungan kepada unit atau pihak

lain dalam menjalankan operasionalnya sehingga dapat

menghasilkan output positif yang lebih efektif dan efisien serta

berorientasi pada proses pengambilan keputusan atau kebijakan

lainnya yang memang dibutuhkan oleh pihak perusahaan79

Dalam proses supporting data tersebut juga terdapat

Decision Support System (DSS) yaitu pemilihan beberapa

79 Efraim Aronson Jay Turban dan Liang Peng Ting Decision

Support System and Intelegent System (New Jersey Pearson Education Inc 2005) 21

79

tindakan alternatif yang ada untuk mencapai satu atau beberapa

tujuan yang akan ditetapkan Selain itu juga DSS ini

merupakan suatu sistem informasi yang berada di level

manajemen dari suatu organisasi yang mengkombinasikan data

dan model analisis yang canggih atau peralatan data analisis

untuk mendukung pengambilan keputusan yang semi

terstruktur dan tidak terstruktur DSS ini dirancang untuk

membantu dalam proses pengambilan keputusan organi-

sasional80

Tujuan dari DSS adalah untuk

1) Membantu manager membuata keputusan dalam meme-

cahkan masalah yang semi terstruktur

2) Mendukung penilaian manajer dalam upaya membuat

keputusan dan bukan mencoba untuk mengganti kebijakan

dan personilnya

3) Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan mager

agar dapat lebih efisien

Adapun jenis-jenis DSS menurut tingkat kerumitannya

dapat dibedakan sebagai berikut

1) Mengambil elemen-elemen informasi

2) Menganalisa semua data file yang berkaitan

80 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk

Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset2007) 13

80

3) Menyiapkan laporan dari berbagai file yang akan dijadikan

resume

4) Memperkirakan dan memprediksi akibat yang muncul dari

hasil keputusan yang akan diambil

5) Mengusulkan keputusan kepada pihak terkait

6) Membuat keputusan final dari kesepakatan yang diambil

Pemanfaatan dalam proses DSS ini harus dilalui melalui

beberapa tahap seperti proses perencanaan analisis pada saat

evaluasi dan pengambilan keputusan secara bertahap dan jika

proses nya semakin mendapat dukungan dari pengembangan

DSS ini maka akan semakin efektif hasil yang didapatkan dari

proses pengambilan keputusan ini

Kemudian dilihat dari berbagai proses manajemen proses

pengambilan keputusan saat ini telah banyak bergantung

kepada DSS yang telah dikembangkan dengan berbagai metode

yang lebih simple sehingga pihak manajemen akan lebih

mudah untuk menentukan arah dan kebijakan yang akan

diambil

Adapun dampak yang akan didapat dari penggunaan

proses DSS ini adalah sebagai berikut

1) Dapat menyelesaikan problem yang sangat kompleks

2) Sistem yang digunakan dapat berinteraksi dengan user

3) Lebih cepat proses yang dihasilkan dan hasil yang didapat

dari pengambilan keputusan ini dapat lebih optimal

81

4) Menghasilkan acuan dan ketentuan standar yang dapat

membantu untuk digunakan oleh manager yang kurang

berpengalaman sehingga pada permasalahan yang berulang

DSS dapat memberi keputusan yang lebih efektif

5) Fasilitas untuk mengambil data dapat memberikan kesem-

patan pada beberapa manager untuk dapat berkomunikasi

dengan baik

6) Meningkatkan produktivitas dan control dari manager

langsung

Dalam supporting data proses yang dilakukan dapat

berupa

1) Dukungan terhadap data itu sendiri dalam artian adanya

proses pengolahan data yang ada sehingga dapat meng-

hasilkan data yang valid dan akurat

2) Sistem yang ada dan dipergunakan untuk melakukan proses

pengolahan data serta membantu user dalam mendapatkan

report yang sesuai dengan yang diharapkan selain itu juga

dalam system itu terdapat software yang berbentuk aplikasi

dan database yang menunjang untuk proses pengolahan data

tersebut

3) Hardware adanya dukungan perangkat yang disediakan

guna menunjang secara infrastruktur agar proses yang

pengolahan data dan menciptakan report yang sesuai dan

82

simple sehingga memudahkan manajemen dalam mengakses

informasi yang dibutuhkan disamping membantu dalam

proses pengambilan keputusan

4) Link Komunikasi dalam proses supporting data adanya link

komunikasi sangat berperan dalam menghasilkan report

informasi maupun proses pengolahan data semakin

compatible dan memadai link komunikasi nya maka

semakin efektif dan efisien proses dan informasi yang

dihasilkan

5) Serta faktor pendukung lainnya yang dapat mempengaruhi

proses supporting data itu sendiri seperti kebijakan dan

regulasi yang ada

c Urgensi Sistem Informasi Manajemen Keuangan

Pentingnya dilakukan proses supporting data dewasa ini

di dunia perbankan dalam menunjang operasionalnya dikare-

nakan semakin kompleknya berbagai kebutuhan transaksional

jumlah ketentuan dan peraturan yang sudah ada di dalam

berbagai kebijakan perbankan dalam pengelolaannya selain

juga risiko yang cukup besar dan harus senantiasa dihadapi

tetapi disisi lain quality service yang merupakan komponen

dasar dalam pemasaran jasa serta inti dari penjualan suatu

produk yang dipasarkan dengan kinerja terhadap pelayanan

83

nasabah dan harus senantiasa terjaga dengan baik guna

menjaga stabilitas dan eksistensi perusahaan agar senantiasa

memiliki performance yang senantiasa optimal81

Salah satu proses yang kini banyak dilakukan dalam

supporting data adalah dengan menganalisis sebuah system

yang ada disertai dengan entitas pendukung lainnya biasanya

akan dilakukan terhadap beberapa aspek antara lain adalah

kinerja informasi ekonomi keamanan aplikasi efisiensi dan

pelayanan pelanggan Sedangkan salah satu proses analisis

yang digunakan dalam supporting data adalah dengan meng-

gunakan metode yang disebut dengan PIECES Analysis

(Performance Information Economy Control Eficiency and

Service)82

Analisis PIECES ini sangat penting untuk dilakukan

sebelum mengembangkan sebuah sistem informasi dan

bertujuan untuk memberikan dukungan terhadap unit-unit

lainnya dalam menunjang kegiatan operasionalnya karena

dalam analisis ini biasanya akan ditemukan beberapa masalah

utama maupun masalah yang bersifat gejala dari masalah

utama tersebut antara lain

81 A Parasuraman VA Zeithamel dan LL Berry A Conceptual Model of Service Quality and Its Implication for Future Reseach dalam Jurnal Ekonomi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Petra yang diakses tanggal 15 November 2017 4

82 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset2007) 19

84

1) Kinerja Sistem (Performance)

Analisis kinerja ditujukankan untuk mengetahui tingkat

kinerja dari sebuah sistem apakah kinerja dari sistem tersebut

telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau sudah

mencapai sasaran yang diinginkan Kinerja dari sebuah sistem

diukur berdasarkan jumlah produksi dan tanggap waktu

Jumlah produksi merupakan jumlah pekerjaan yang bisa

diselesaikan dalam jangka waktu tertentu Sedangkan tanggap

waktu adalah keterlambatan rata-rata antara suatu transaksi

dengan tanggapan yang diberikan kepada transaksi berikutnya

Dalam performance ini juga dapat dipengaruhi oleh jumlah

transaksi yang ada serta kinerja dari perangkat yang digunakan

2) Informasi (Information)

Sebuah sistem informasi yang baik akan menghasilkan

informasi akurat valid relevan dan tepat waktu Akurat berarti

informasi yang dihasilkan terbebas dari kesalahan dan tidak

menyesatkan Valid bahwa informasi yang dihasilkan sesuai

dengan data yang ada tanpa adanya manipulasi sedangkan

relevan berarti informasi tersebut memiliki nilai bagi penggu-

nanya dan tepat waktu berarti informasi harus ada ketika

dibutuhkan dan sangat mudah untuk user dalam mendapatkan

informasi tersebut Keempat kriteria tersebut merupakan syarat

dari sebuah informasi yang baik bagi sebuah perusahaan atau

organisasi yang akan dijadikan sebagai dasar dari pengambilan

keputusan (decision making)

85

3) Ekonomi (Economy)

Motif ekonomi mungkin merupakan salah satu pertim-

bangan dari alasan mengapa diperlukannya penggunaan dan

pengembangan sebuah sistem dalam menunjang proses

kegiatan suatu bisnis Harapan sebuah perusahaan atau orga-

nisasi terhadap sistem yang baru adalah dukungan terhadap

proses operasional dan manajerial perusahaan akan lebih

efisien Sehingga adanya pemborosan waktu dan alat-alat yang

dapat mengakibatkan pembengkakan biaya pada sistem

sebelumnya (sistem lama) dapat dikurangi dengan semaksimal

mungkin khususnya seperti biaya pengadaan kertas dan tinta

4) Pengendalian (Control)

Aktivitas sebuah perusahaan atau organisasi perlu men-

dapat perhatian dan kontrol yang terus menerus agar tidak

terjadi penurunan kinerja dibawah standar yang sudah ditetap-

kan Hal ini untuk mengurangi dan mencegah atau mendeteksi

kesalahan sistem menjaga keamanan data dan kecurangan

yang akan terjadi baik itu karena disebabkan oleh user itu

sendiri (human error) atau yang disebabkan oleh kerusakan

dari system itu sendiri Pengendalian dalam sebuah sistem

sangat diperlukan untuk mengurangi dan mencegah hal-hal

yang dapat merugikan perusahaan atau organisasi itu sendiri

Dengan adanya kontrol maka tugas atau kinerja yang menga-

86

lami kendala dapat diperbaiki disamping untuk memastikan

bahwa proses yang dijalankan telah sesuai dengan prosedur

yang telah ditetapkan

5) Efisiensi (Eficiency)

Efisiensi pada sebuah sistem informasi menyangkut hal

bagaimana menghasilkan output atau informasi sebaik

mungkin dengan input yang diberikan secara sederhana dan

mudah untuk dimengerti sehingga informasi yang dihasilkan

sesuai dengan kebutuhan bagi pihak-pihak yang memerlu-

kannya serta valid dari kualitas datanya Selain itu efisiensi

juga berkaitan dengan bagaimana sebuah sistem tidak mela-

kukan pemrosesan secara berlebih dan usaha yang dikeluarkan

untuk melakukan tugas-tugas yang tidak berlebihan namun

juga dalam kontek efisiensi juga tidak mengurangi nilai dan

kualitas hasil yang diberikan oleh sistem

6) Pelayanan (Service)

Untuk menilai kualitas fungsi output dari sebuah sistem

adalah salah satunya bisa dilihat dari segi pelayanannya Pada

sistem informasi perbankan peningkatan pelayanan terhadap

nasabah merupakan bagian dari tujuan utama diadakannya

pengembangan sistem dari sistem lama ke sistem yang baru

guna menghasilkan kualitas pelayanan yang maksimal Pada

sistem perbankan yang sebelumnya digunakan pelayanan dari

87

segi waktu terhadap nasabah terlihat masih kurang cepat dan

akurat sehingga dapat menjadi salah satu alasan untuk diada-

kannya pengembangan system agar dapat menghasilkan kinerja

pelayanan yang maksimal

d Instrumen Sistem Informasi Manajemen Keuangan

Dalam proses supporting data pelayanan manajemen

tidak hanya berbicara mengenai pengaturan kemampuan tetapi

juga tentang bagaimana melayani secara profesional baik dari

bahasa tubuh pengetahuan dan pengalaman serta kemampuan

mengoptimalisasi fungsi kerja diperusahaan dapat berjalan

dengan baik dan memberikan manfaat bagi user lainnya

Ada beberapa instrumen83 yang biasa digunakan dalam

melakukan proses supporting data dalam sistem informasi

manajemen keuangan menurut Pustaka Infrastruktur Teknologi

Informasi (Information Technology Infrastructure Library)

terdiri dari84

83 Alat yang dipakai untuk me-ngerjakan sesuatu (seperti alat yang

dipakai oleh pekerja teknik alat-alat kedokteran optik dan kimia) perkakas 2 sarana penelitian (berupa seperangkat tes dsb) untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan 3 alat-alat musik (seperti piano biola gitar suling trompet) 4 ki orang yg dipakai sbg alat (diperalat) orang lain (pihak lain) 5 dokumen resmi seperti akta surat obligasi Lihat dalam httpwwwartikatacomarti-330848-instrumenhtml diakses pada 15 November 2017

84 ITIL Service DesignRegistered Community Trade Mark of the office of Governance Commerce US2007 7

88

1) Pelayanan Strategi (Service Strategy)

Yaitu pihak unit terkait yang dalam penelitian hal ini

lebih konsern pada Unit Divisi Teknologi Informasi yang

memberikan dan mengarahkan strategi yang digunakan dalam

memberikan pelayanan (supporting) kepada unit yang membu-

tuhkan dukungan penggunakan teknologi informasi dalam

menunjang kegiatan unit bisnisnya sehingga dapat membe-

rikan output yang baik

2) Pelayanan Desain (Service Design)

Dalam hal ini pula model dan design yang akan diguna-

kan dalam memberikan suatu model atau bentuk system yang

akan dikembangkan atau dibangun harus disesuaikan dengan

kebutuhan yang ada sehingga dapat dimengerti oleh user dalam

mengoptimalkan segala sumber daya yang ada

3) Pelayan Operasi (Service Operation)

Selain model dan strategi arah operasional yang sedang

dijalankan juga hendaknya ditunjang dengan proses monitoring

yang senantiasa ada karena berfungsi sebagai pengawas dalam

menjalankan operasional agar senantiasa sejalan dengan rule

atau aturan yang ada disamping diberikan petunjuk teknis

dalam menjalan fungsi operasional tersebut sehingga mem-

berikan kenyamanan bagi pengguna (user) dalam menjalankan

aktivitasnya

89

4) Ketersediaan Data (Basis Data)

Adanya fasilitas penyimpanan data (database) yang besar

dan dapat menampung data semua kebutuhan user dalam

menjalankan transaksi operasional bisnisnya disamping

memberikan keamanan terhadap data-data transaksi yang ada

5) Perangkat Keras (Hardware)

Adanya perangkat infrastruktur yang memiliki kualitas

memadai dan berbasis teknologi informasi sehingga dapat

menunjang berbagai kegiatan bisnis yang dilakukan serta

memudahkan bagi user dalam memberikan pelayanan kepada

nasabah agar lebih efektif dan efisien

6) Aplikasi Perangkat Lunak (Software)

Adanya ketersediaan aplikasi yang mudah digunakan

(user friendly) sehingga disamping memudahkan user dalam

mengoperasikan aplikasi system yang ada juga menambah

performance bagi perusahaan karena telah menggunakan alat

bantu (tools) berbasis teknologi masa kini yang dapat

menunjang kegiatan bisnis di masa yang akan datang dan

senantiasa update terhadap perkembangan teknologi

7) Jaringan Komunikasi (Link Communication)

Ketersediaan Link komunikasi dengan kualitas baik

dalam menunjang laju transaksi bisnis tidak dapat dipungkiri

karena pada masa era digitalisasi dan globalisasi saat ini

90

jaringan komunikasi yang baik sangat diutamakan dan menjadi

komponen penting dalam dunia digitalisasi yang menunjang

kegiatan bisnis berbasis teknologi

8) Sumber Daya Insani (People)

Adanya operator atau personil yang mengerti dalam

menjalankan aktivitas system yang digunakan produktivitas

personil sangat ditentukan oleh teknologi yang disediakan bagi

personil itu sendiri dalam melaksanakan tugasnyakekinian dan

kecanggihan teknologi yang disediakan bagi karyawan sangat

ditentukan oleh persaingan dan tuntunan konsumen (client)

sehingga sumber daya insani yang memiliki keunggulan dan

kompetitif dapat menjadi asset yang paling berharga bagi

perusahaan85

Kemudian kualitas supporting data dalam industri

layanan khususnya dalam perbankan harus disajikan dalam

bentuk proses penyajian yang optimal dan semenarik namun

simple karena hal tersebut sangat kontras akan keterkaitan

dengan kepuasan yang akan dirasakan oleh client (nasabah)

Menurut Tjiptono dalam Sunyoto86 kualitas mutu dalam jasa

pelayanan merupakan ldquosuatu penyajian produk atau jasa sesuai

85 GM Bounds amp Pace Human Resources Management For Competency Capability In Stahl M amp GM Bounds (Eds) Competing Globally Trough Customer Values (New York Quarum Book 1991)

86 Danang Sunyoto Konsep Dasar Riset Pemasaran dalam Perilaku Konsumen (Yogyakarta CAPS - Center for Academic Publishing Service 2012) 236

91

ukuran yang berlaku di tempat produk tersebut diadakan dan

penyampaiannya setidaknya sama dengan yang diinginkan dan

diharapkan oleh konsumen (client)

Dalam dimensi penentu kualitas supporting data tersebut

menurut Pasuraman dalam Lupiyoadi87 tidak ada bedanya

dengan dimensi pelayanan yang lainnya dan dinyatakan antara

lain

1) Keandalan (Reability)

Kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan yang

sesuai dengan apa yang telah dijanjikan secara akurat dan

terpercaya Dalam artian semua proses supporting data yang

dilakukan harus sesuai dan memiliki nilai validitas yang

tinggi sehingga akurasi data yang diberikan dalam proses

supporting data ini akan benar-benar valid Selain itu juga

sistem harus teruji dari sisi keamanannya sehingga dapat

mengantisipasi dari serangan pengguna yang tidak memiliki

kepentingan

2) Ketanggapan (Responsiveness)

Suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pela-

yanan yang cepat (responsive) dan tepat kepada user

(pengguna) dengan penyampaian informasi yang jelas

Dalam kontek ini layanan yang diberikan harus responsive

87 Rambat Lupiyoadi dan A Hamdani Manajemen Pemasaran Jasa

Cetakan Keempat (Jakarta Salemba Eempat 2008) 182

92

dalam menerima request problem yang ada dan menjelaskan

situasional kronologis serta problem solving yang diberikan

harus dalam bahasa dan informasi yang mudah dimengerti

oleh user sehingga memudahkan bagi user dalam meng-

implementasikan aplikasi tersebut

3) Jaminan (Assurance)

Pengetahuan sopan santun dan kemampuan para pegawai

perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya kepada para

client dan user akan keberadaannya di perusahaan dalam

memberikan layanan yang optimal sehingga memberikan

kepercayaan bagi client untuk menggunakan jasa pelayanan

yang diberikan oleh perusahaan

4) Empati (Empathy)

Yakni memberikan perhatian yang tulus dan bersifat indi-

vidual atau pribadi kepada pihak user sehingga diharapkan

akan dapat terjalin komunikasi dan hubungan emosional

yang baik dengan komunikasi yang non formal diharapkan

dapat lebih memberikan arti pelayanan yang sesungguhnya

sehingga kedekatan emosional dapat di bina dengan baik

dalam konteks personal dan perusahaan sehingga memu-

dahkan dalam berkomunikasi antara kedua belah pihak

5) Bukti Fisik (Tangible)

Kemampuan yang ada pada perusahaan dalam menunjukan

akan keberadaan dan eksistensinya kepada pihak luar

93

sehingga akan menambah rasa percaya diri bagi para

pegawai selain itu juga bagi pihak client akan menum-

buhkan rasa kepercayaan yang besar dan diharapkan dalam

menjalin kerjasama yang baik dalam menjalan tramsaksi

bisnisnya selain itu juga dapat menumbuhkan ketaatan

pada regulator ats kebijakan yang berlaku

Manfaat yang dapat dirasakan baik oleh user dalam

menerima jasa layanan yang diberikan adalah adanya kepuasan

secara emosional serta kenyamanan dalam beraktivitas tanpa

merasa takut dalam melakukan kesalahan Pemanfaatan tekno-

logi informasi dalam suatu organisasi atau perusahaan juga

berkaitan dengan keunggulan kompetitif untuk meningkatkan

kualitas informasi keuangan

Selain itu aspek pengawasan kinerja organisasi atau

perusahaan yang menggunakan perangkat teknologi informasi

baik sebagai alat bantu maupun strategi yang tangguh untuk

mengintegrasikandan mengolah data dengan cepat dan akurat

serta untuk penciptaan produk layanan baru sebagai daya saing

untuk menghadapi kompetisi88

Selain itu implementasi atau pemanfaatan teknologi

informasi memiliki dampak positif yang secara umum adalah

88 Albarda 2006 Strategi Implementasi Pemanfaatan Teknologi

Informasi untuk Tata Kelola Organisasi (wwwrespitorygunadarmaacid 8000Strategi_implementasi_ISIT_untuk tata kelola_organisasi_133pdf ) diakses pada 15 November 2017

94

terjadi efisiensi waktu dan biaya yang secara jangka panjang

akan memberikan keuntungan ekonomis yang sangat tinggi

Oleh karena itu pengoperasian secara optimal juga harus

diperhatikan agar semua perangkat teknologi informasi itu

bersifat multi fungsi sehingga dalam pengembangan selan-

jutnya diupayakan terjadi integrasi perangkat yang dapat

dioptimalkan dalam upaya menghadapi persaingan bisnis

global yang semakin ketat bersaing di masa yang akan datang

Pemanfaatan teknologi informasi akan melibatkan semua

karyawan dalam organisasi yang dioperasikan secara rutin oleh

staf administrasi dan bagian teknologi informasi Karenanya

dibutuhkan para karyawan dengan kualifikasi tertentu baik

bagian teknologi informasi maupun bagian lain perlu dilibatkan

selain untuk memberikan masukan juga untuk mempersiapkan

karyawan dalam menghadapi perubahan Di sisi lain diperlu-

kan pula kesadaran personal lainnya tehadap manfaat sistem

bagi dirinya dan kemudahan penggunaannya secara bertahap

akan memberikan motivasi untuk menigkatkan kemampuan

mereka

Satu hal yang tidak dapat dipungkiri di sini adalah bahwa

dengan adanya proses supporting data ini diharapakan untuk

level manajemen dapat memberikan kemudahan dalam

pengambilan keputusan dalam menunjang proses bisnis yang

95

menjadi tujuan utama perusahaan sehingga diharapkan bisnis

akan berjalan dengan baik

Berdasarkan uraian tersebut dapat peneliti rumuskan

bahwa dengan adanya proses supporting data ini diharapkan

dapat memberikan nilai lebih bagi setiap individu dalam

memaksimalkan potensi yang ada dalam dirinya baik dengan

bantuan dan pemanfaatan teknologi atau pun hanya dengan jasa

pelayanan yang diberikan dimana inti dari hal tersebut adalah

agar memberikan nilai lebih bagi pihak lain

96

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Implementasi Prinsip-Prinsip Akad dan Sistem Infor-

masi Manajemen Keuangan dalam Praktik Jasa

Keuangan di Bank Syariah

Implementasi prinsip-prinsip akad dalam praktik jasa

keuangan hendaknya mengacu kepada aspek-aspek kemasla-

hatan dan kemafsadatan dalam kegiatan ekonomi dengan

memperhatikan amal perbuatan manusia sejauhmana dapat

diketahui menurut akal fikiran (rasio) dan bimbingan wahyu

(nash)

Selain itu etika ekonomi dipandang sama dengan akhlak

karena keduanya sama-sama membahas tentang kebaikan dan

keburukan pada tingkah laku manusia Sedangkan tujuan etika

Islam menurut kerangka berfikir filsafat adalah memperoleh

suatu kesamaan ide bagi seluruh manusia di setiap waktu dan

tempat tentang ukuran tingkah laku baik dan buruk sejauhmana

dapat dicapai dan diketahui menurut akal fikiran manusia89

Namun untuk mencapai tujuan tersebut etika ekonomi

Islam mengalami kesulitan karena pandangan masing-masing

golongan di dunia ini berbeda-beda perihal standar normatif

89 Taqiyuddin An-Nabhani Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Perpspektif Islam (Jakarta Risalah Gusti 1996) 52

97

baik dan buruk Masing-masing mempunyai ukuran dan

kriteria yang berbeda-beda pula

Sebagai cabang dari filsafat ajaran etika bertitik tolak

dari akal fikiran dan tidak dari ajaran agama Sedangkan dalam

Islam ilmu akhlak dapat difahami sebagai pengetahuan yang

mengajarkan tentang kebaikan dan keburukan berdasarkan

ajaran Islam yang bersumber kepada akal dan wahyu Atas

dasar itu maka etika ekonomi yang dikehendaki dalam Islam

adalah perilaku sosial-ekonomi yang sesuai dengan ketentuan

wahyu serta fitrah dan akal pikiran manusia yang lurus

Prinsip akad syariah dan sistem informasi keuangan

dapat diimplementasikan adalah prinsip-prinsip dan azas-azas

muamalah kini dijadikan sebagai prinsip operasional dalam

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik keuangan

syariah di bank syari‟ah bank dinatara prinsip-prinsip tersebut

1 Mudharabah

Sebelum membahas lebih lanjut tentang implementasi

prinsip akad dalam praktek jasa keuangan di lembaga keu-

angan Syari‟ah terlebih dahulu akan lebih jelas apabila

dideskripsikan terlebih dahulu tentang hakikat dari mudha-

rabah itu sendiri Keabsahan mudharabah ini ditetapkan

dalam al-Qur‟an al-Sunnah ijma‟ dan qiyas90

90 Wahbah al-Zuhaily Al-Fiqh al-Islami wa Adilatuh (Beirut Dar

al-bdquoIlm 1984) 837

98

Menurut Wahbah al-Zuhaily (1984 IV836-837) bahwa

yang dimaksud dengan mudharabah adalah pemilik (malik)

menyerahkan harta kepada pekerja (bdquoamil) untuk berniaga pada

harta itu dengan keuntungan diserikatkan di antara keduanya

atas perhitungan tertentu sedangkan bila rugi maka kerugian

itu ditanggung sepenuhnya oleh pemilik harta

Berdasarkan pengertian ini dapat dipahami bahwa dalam

mudharabah ada enam unsur (rukun) yang harus terpenuhi

yakni prinsip rab al-mal (pemilik harta atau modal) bdquoamil

(pekerja atau pengusaha) mal (harta atau modal) bdquoamal (jenis

usaha atau pekerjaan yang dilakukan oleh bdquoamil) dan

pembagian keuntungan

Sebagai contoh aplikasi prinsip mudharabah ini diguna-

kan sebagai salah satu prinsip operasional di bank syariah

Secara operasional prinsip mudharabah di bank syariah dapat

diartikan sebagai perjanjian kesepakatan bersama antara

pemilik modal dan pengusaha dengan ketentuan pihak pemilik

modal menyediakan dana dan pihak pengusaha memutar modal

dengan dasar bagi hasil keuntungan Dalam prinsip ini kedua

belah pihak sama-sama menanggung resiko sesuai dengan

kerugian dan keuntungannya91

91 Yadi Janwari Lembaga-Lembaga Perekonomian Syari‟ah

(Bandung Pustaka Mulia dan Fakultas Syari‟ah IAIN Sunan Gunung Djati 2000) 18-19

99

Prinsip mudharabah ini secara aplikatif diwujudkan

dalam bentuk produk perbankan Produk perbankan yang

menggunakan prinsip mudharabah antara lain Tabungan

Mudharabah Deposito Mudharabah dan Pembiayaan Mudha-

rabah Tabungan Mudharabah adalah dana yang disimpan

nasabah yang akan dikelola bank untuk memperoleh keun-

tungan dengan sistem bagi hasil sesuai dengan kesepakatan

bersama

Dana yang disimpan melalui produk tersebut bisa diambil

sewaktu-waktu oleh nasabah penyimpan Secara teknis variabel

besarnya simpanan diperhitungkan menurut saldo rata-rata Dengan

kata lain tingkat fluktuasi dana tabungan juga ikut menentukan

besar kecilnya laba dan rugi (profit and loss sharing) yang

diperoleh kedua pihak

2 Musyarakah

Musyarakah ini dalam literatur fikih sering disebut pula

dengan syirkah Syirkah secara bahasa berarti ikhtilath atau

khalath (campuran) Sedangkan secara istilah menurut

Wahbah al-Zuhaily berarti seseorang mencampur hartanya

dengan yang lain di mana keduanya tidak bercerai satu sama

lain92 Pengertian ini hampir senada dengan pengertian Sayyid

Sabiq bahwa syirkah adalah prinsip antara dua orang yang

berserikat pada modal dan keuntungan93

92 Wahbah al-Zuhaily op cit 792 93 Sayyid Sabiq Fiqh al-Sunnah (Beirut Dar al-Fikr 1984) 294

100

Dari pengertian itu dapat dipahami bahwa di dalam

prinsip syirkah terdapat beberapa unsur yang harus ada di

antaranya yaitu dua orang yang berserikat (syarikayn) modal

yang diserikatkan (ra‟s al-mal) pekerjaan (bdquoamal) dan keun-

tungan (ribh) Keempat komponen tersebut ada dalam frame

rukun syirkah

Kemudian bagaimana mengimplementasikan syirkah

atau musyarakah ini dalam lembaga ekonomi syari‟ah kontem-

porer Seperti halnya prinsip mudharabah hampir semua

lembaga ekonomi dan keuangan syari‟ah kontemporer meng-

gunakan prinsip musyarakah sebagai salah satu prinsip opera-

sionalnya Salah satunya di bank Islam prinsip musyarakah ini

digunakan sebagai prinsip operasional dengan pengertian

perjanjian kesepakatan bersama antara beberapa pemilik modal

untuk menyertakan modal sahamnya pada satu proyek yang

biasanya berjangka waktu panjang94

Secara riil prinsip musyarakah ini hanya diaplikasikan

dalam produk pengerahan dana masyarakat yakni dalam produk

Pembiayaan Musyarakah sejenis bisnis kerjasama (join venture)

Pembiayaan Musyarakah ini berarti pembiayaan sebagian dari

modal usaha yang mana pihak bank dapat dilibatkan dalam

proses manajemennya Sedangkan pembagian keutnungan dalam

94 Yadi Janwari loc cit 19

101

bentuk Pembiayaan Musyarakah ini ditentukan dalam perjanjian

sesuai dengan proporsi masing-masing pihak yakni antara bank

dan nasabah penerima pembiayaan95

3 Murabahah

Murabahah secara bahasa berasal dari lafazh ribh yang

berarti ziyadah (tambahan)96 Sedangkan pengertian mura-

bahah secara istilah telah banyak didefinisikan oleh para

fuqaha Misalnya Hanafiyah mengartikan murabahah dengan

menjual sesuatu yang dimiliki senilai harga barang itu dengan

tambahan ongkos Senada dengan pengertian ini dikemukakan

pula oleh Malikiyah yang mengartikan murabahah dengan

menjual barang sesuai harga pembelian yang disertai dengan

tambahan keuntungan yang diketahui oleh pihak penjual dan

pembeli97

Prinsip murabahah ini diaplikasi di beberapa lembaga

keuangan Syari‟ah sebagai salah satu prinsip atau produk

dalam usaha penyaluran dana kepada masyarakat Di Bank

Islam murabahah ini dipahami sebagai mekanisme operasional

penjualan suatu barang dengan harga pokok ditambah keun-

tungan (mark up) yang disetujui secata bersama antara pihak

bank sebagai penjual dengan nasabah sebagai pembeli yang

95 Ibid 23 96 Al -Yusu‟i op cit 244 97 Abd al-Rahman al-Juzayri loc cit 258

102

pembayarannya dilakukan secara berangsur (kredit) Lebih

tepatnya prinsip murabahah ini di Bank Islam yang dikede-

pankan adalah produk Pembiayaan Murabahah dalam bentuk

leasing syariah

Sebagai lembaga keuangan Syari‟ah non-perbankan

ternyata Baitul Mal wa Tamwil (BMT) pun menggunakan

murabahah sebagai salah satu prinsip dan produknya Makna

dan mekanisme murabahah di BMT tampaknya tidak berbeda

dengan makna dan mekanisme pelaksanaan Bank Islam

4 Wadirsquoah

Wadi‟ah dapat diartikan sesuatu yang diletakan pada

selain pemiliknya agar dipelihara atau dijaga98 Wadi‟ah ini

merupakan nama yang berlawanan antara memberikan harta

untuk dipelihara dengan penerimaan yang merupakan mashdar

dari awda‟a (bdquoida`) yang berarti titipan dan membebaskan

barang yang dititipkan99

Sedangkan pengertian wadi‟ah secara istilah para fuqaha

berbeda dalam redaksi definisi Walaupun begitu makna

substantif dari definisi yang dikemukakan fuqaha itu tidak jauh

berbeda atau bahkan sama Madzhab Hanafi mengartikan

98 Luis Ma‟luf al-Yusu‟i Al-Munjid ficirc al-Lughah wa al-A‟lam

(Beirut Dar al-Masyriq 1988) 893 99 Abd al-Rahman al-Juzayri Kitab al-Fiqh bdquoala al-Madzahib al-

Arba‟ah (Beirut Dar al-Fikr 1996) 210 dan Wahbah al-Zuhaily Al-Fiqh al-Islami wa Adilatuh (Beirut Dar al-Fikr 1983) 37

103

wadi‟ah dengan penguasaan kepada pihak lain untuk menjaga

hartanya baik secara sahrih maupun secara dalalahal

Salah satu bentuk aplikasi wadi‟ah di bank Islam adalah

perjanjian simpan pinjam atau penitipan barang berharga antara

pihak yang mempunyai barang (nasabah) dan pihak yang diberi

kepercayaan (bank)100 Mekanisme operasional wadi‟ah ini

teraplikasi pula di Baitul Mal wa Tamwil (BMT) dalam bentuk

simpanan tanpa keuntungan tetapi dana yang disimpan dapat

diambil kapan saja oleh nasabah

Aplikasi wadi‟ah ini lebih kentara lagi pada prinsip

operasional dan produk Unit Simpan Pinjam Syari‟ah (USPS) Pada lembaga keuangan Syari‟ah ini wadi‟ah ini dijadikan

sebagai prinsip operasional dan produk unggulan Hal ini

seiring dengan tujuan pendiriannya yakni menghimpun dana

masyarakat melalui intermediasi

5 Qardh

Qardh berarti harta yang diberikan muqaridh (pemberi

pinjaman) kepada muqtaridh (penerima pinjaman) untuk

dikembalikan semisalnya sesuai ukurannya101 Dengan kata

lain qardh ini berarti pinjam meminjam barang (dalam penger-

tian luas termasuk mata uang) yang harus dikembalikan sesuai

nilai dari barang yang dipinjam itu

100 Yadi Janwari loc cit 18 101 Sayyid Sabiq op cit 182

104

Dewasa ini prinsip qardh telah diaplikasikan pada

beberapa lembaga keuangan syari‟ah khususnya di Bank Islam

dan Baitul Mal wa Tamwil (BMT) Implementasi prinsip

qardh di kedua lembaga keuangan syari‟ah tersebut memiliki

pemaknaan yang hampir sama Bahkan dengan menggunakan

istilah operasional yang sama pula yakni al-qardh al-hasan

yang berbentuk pinjaman lunak tanpa agunan Ini sebagaimana

dipakai oleh Muh Hassan (peraih hadiah Nobel) yang mene-

rapkan kredit tanpa agunan di Grameen Bank Bangladesh

Di Indonesia operasional prinsip al-qardh al-hasan pada

Bank Islam dan BMT itu mengandung arti bahwa bank atau

BMT memberikan pinjaman lunak kepada nasabah yang

membutuhkan dana khususnya untuk kebutuhan-kebutuhan

yang sifatnya konsumtif Prinsip ini sama dengan pinjaman

lunak di lembaga keuangan keuangan konvensional

6 Rahn

Rahn secara bahasa berarti gadai Sedangkan secara

istilah menurut ulama Jumhur sebagaimana dikutip Sayyid

Sacircbiq rahn berarti suatu akad pinjam-meminjam dengan

menggadaikan suatu harta sebagai barang jaminan dalam

jumlah taksiran tertentu di mana pihak penggadai dapat

menebus barang itu kembali sesuai dengan waktu yang telah

disepakati

105

Saat ini prinsip rahn telah diaplikasikan pada beberapa

lembaga keuangan syari‟ah khususnya di Bank Islam dan

Pegadaian Syari‟ah Implementasi prinsip rahn di kedua

lembaga keuangan syari‟ah dilakukan dalam bentuk produk

gadai barang yang dilakukan secara syari‟ah Sebagai contoh

aplikasi prinsip rahn di Bank Syari‟ah dan Perum Pegadaian

Syari‟ah diaplikasikan dalam bentuk pinjaman dana dalam

jumlah tertentu kepada masyarakat yang membutuhkan

sebagai harga taksiran atas barang atau harta berharga yang

digadaikan Misalnya gadai emas di Bank Jabar syari‟ah

Sebagai ilustrasi perbedaan dan persamaan aplikasi

prinsip akad syariah dalam praktik jasa keuangan di bank

syari‟ah ditampilkan sebagai berikut

No Jenis Akad Bentuk Akad

Manfaat dan Resiko

Penjelasan

1 Mudharabah - Simpanan

- Pinjaman

- Flesksibel

- Ditanggung Bersama

- Ada jaminan

- Ada biaya jasa

Modal hanya dapat diambil pemilik pada waktu yang telah ditentukan

2 Musyarakah - Simpanan

- Pinjaman

- Flesksibel

- Ditanggung Bersama

- Ada jaminan

- Ada biaya jasa

Modal hanya dapat diambil pemilik pada waktu yang telah ditentukan

106

3 Murabahah - Sewa Beli - Jual Beli Kredit

- Pembayaran angsuran - Resiko Ditanggung Bersama - Ada jaminan

Pembeli dapat mengambil manfaat atas barang yang dibeli sampai lunas masa cicilan

4 Wadi‟ah - Simpanan

- Tidak ada bagi hasil - Ditanggung Bersama - Ada biaya jasa

Modal dapat diambil kapan saja oleh pemilik sesuai keinginan

5 Qard - Pinjaman

- Pembayaran angsuran - Resiko Ditanggung Bersama - Jumlah pinjaman umumnya terbatas - Ada biaya jasa

Debitur mengembalikan hutangnya dalam jangka waktu yang disepakati tanpa harus dibebani oleh kewajiban menyediakan barang jaminan (borg)

6 Rahn - Pinjaman - Resiko ditanggung perusahaan - Ada jaminan - Ada biaya jasa

Barang jaminan hanya dapat diambil setelah pemilik mengembalikan uang pinjaman

Sementara itu untuk kepentingan pelayanan yang efektif

dan efisien kepada para pengguna maka digunakan sistem

informasi manajemen keuangan Hal tersebut diperlukan untuk

memudahkan pengguna dalam memanfaatkan setiap pelayanan

jasa keuangan dari bank syariah

107

Berkenaan dengan hal di atas ada yang disebut dengan

unsur-unsur sistem informasi manajemen keuangan dalam

praktik keuangan syariah Unsur-unsur yang terkandung dalam

sistem informasi manajemen keuangan dapat dibedakan antara

konvensional dan syariah Adapun perbedaan unsur tersebut

dapat dibedakan pada tabel sebagai berikut102

Unsur Penilaian Sistem Infor-masi Manajemen Keuangan Konvensional

Unsur Penilaian Sistem Informasi Manajemen Keuangan Syariah

Laporan Posisi Keuangan (neraca) Laporan Posisi Keuangan (neraca)

Laporan Laba Rugi Laporan Laba Rugi

Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas

Laporan perubahan Ekuitas Laporan perubahan Ekuitas

Catatan Laporan Keuangan 1 Laporan Sumber dan Penggunaan dana Zakat

2 Laporan Sumber dan Penggunaan dana Kebajikan

3 Laporan khusus yang mencerminkan kegiatan entitas syariah

4 Catatan Laporan Keuangan

Uraian

1) Laporan Neraca merupakan laporan yang menunjukan posisi

keuangan perusahaan pada saat atau periode waktu tertentu

2) Laporan LabaRugi merupakan kondisi laporan yang

menunjukan hasil dari kegiatan perusahaan pada suatu

periode tertentu

102 Wiroso Akuntansi Transaksi Syariah (Jakarta Ikatan Akuntansi

Indonesia 2010) 34

108

3) Laporan Arus Kas merupakan bagian dari laporan keuangan

suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode

akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar

uang (kas) perusahaan103

4) Laporan perubahan ekuitas adalah laporan keuangan yang

menunjukan perubahan ekuitas selama satu periode

5) Catatan Laporan Keuangan adalah catatan tambahan dan

informasi yang ditambahkan ke akhir laporan keuangan

untuk memberikan tambahan informasi kepada pembaca

dengan informasi lebih lanjut Catatan laporan keuangan ini

membantu menjelaskan perhitungan item tertentu dalam

laporan keuangan serta memberikan penilaian yang lebih

konfrehensif dari kondisi keuangan perusahaan104

6) Laporan dan sumber penggunaan zakat merupakan entitas

syariah yang menyajikan laporan sumber dan penggunaan

dana zakat sebagai komponen utama laporan keuangannya

dimana laporan yang disajikan adalah dana zakat yang

berasal dari wajib zakat dan penggunaan dari dana zakat itu

sendiri105

103 Lihat artikel dalam httpidwikipediaorgwikiLaporan_arus_kas

diakses pada 15 November 2017 104 Ikatan Akuntan Indonesia Standar Akuntansi Keuangan Syariah

2013) 1011 105 Wiroso Akuntansi Transaksi Syariah (Jakarta Ikatan Akuntansi

Indonesia 2010) 66

109

7) Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan meru-

pakan entitas syariah yang menyajikan laporan sumber dan

penggunaan dana kebajikan sebagai komponen utamanya

dari mana sumber dana kebajikan itu berasal dari peneri-

maannya seperti Infak Sedekah Denda dll

8) Laporan yang mencerminkan kegiatan entitas syariah meru-

pakan laporan keuangan yang komponennya mencerminkan

antara lain kegiatan komersial sosial serta kegiatan dan

tanggung jawab khusus entitas syariah106

Adapun laporan khusus yang mencerminkan kegiatan

khusus entitas syariah dimaksud adalah

1) Pada bank syariah dikenal dengan Laporan Perubahan Dana

Investasi Terikat

2) Pada Asuransi syariah dikenal laporan surplus (defisit)

underwriting dana tabarru dan laporan perubahan dana

tabarru

Laporan ini juga merupakan unsur dari laporan keuangan

entitas syariah yang tidak dapat dipisahkan dengan unsur

laporan keuangan lainnya Entitas syariah tertentu memiliki

karakteristik khusus yang tidak dapat disamakan dengan entitas

syariah lain maka dari itu perlu dibuat laporan yang sesuai

dengan karakteristik kegiatan usaha yang dilakukan107

106 Rizal yahya dkk Akuntansi perbankan syariah (Jakarta Salemba

empat 2009) 80 107 Wiroso Akuntansi Transaksi Syariah (Jakarta Ikatan Akuntansi

Indonesia 2010) 42

110

Dengan demikian implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah dapat dilakukan dilakukan pada beragam bentuk

dan produk keuangan Selain itu hal tersebut juga hendaknya

mengacu kepada aspek-aspek kemaslahatan dan kemafsadatan

dalam setiap kegiatan ekonomi dengan mengimplementasikan

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah misalnya

saja dalam laporan keuangan yang terpublikasikan dalam

website bank syariah

B Hambatan-hambatan Implementasi Prinsip-Prinsip

Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan

dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

Sebagai institusi keuangan modern bank syariah tidak

terlepas dari berbagai kelemahan dan kesalahan Salah satunya

adalah kehati-hatian Para nasabah selalu memperhatikan peru-

bahan ekonomi membuat berbagai analisis dan perhitungan

serta mengambil keputusan untuk menggunakan produk jasa

keuangan bank syariah Aktivitas inilah yang membuat

perkembangan bank syariah terus tumbuh tetapi hal tersebut

tidak selalu menguntungkan terutama ketika menimbulkan

depresi yang luar biasa

111

Lembaga keuangan syariah juga mengalami kendala atau

hambatan dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan syariah Menurut hemat peneliti kesulitan paling

utama adalah terletak pada proses pengambilan keputusan dan

bukan pada implementasinya

Oleh karena itu untuk menjelaskan hambatan-hambatan

yang dihadapi dalam implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan syariah peneliti mengutip teori perubahan hukum

dari Lawrence Meir Friedman Setelah era reformasi kekuatan

kelompok status quo cenderung masih mendominasi sistem

politik dan kekuasaan yang sedang berjalan

Keterpurukan hukum di Indonesia sejak masa Orde Baru

hingga sekarang meliputi tiga unsur sistem hukum dan seka-

ligus menjadi hambatan dalam implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

jasa keuangan syariah Lawrence Meir Friedman menjelaskan

sekurang-kurangnya ada 3 (tiga) faktor yang menghambatnya

yaitu struktur (structure) substansi (substance) dan kultur

hukum (legal culture)108

108 Lihat Ahmad Ali Keterpurukan Hukum Di Indonesia (Jakarta

Ghalia Indonesia 2002) 7

112

1 Struktur

Makna yang dimaksud dengan struktur dalam sistem

hukum Indonesia adalah institusi-institusi penegakan hukum

seperti Kepolisian Kejaksaan dan Pengadilan serta hierarki

peradilan dari yang terendah (Pengadilan Negeri Pengadilan

Agama dan lain-lain) hingga yang tertinggi (Mahkamah

Agung) begitu juga aparat penegak hukum yang bekerja pada

institusi-institusi penegakan hukum tersebut Namun yang

menjadi struktur yang dimaksud di sini ada tarik ulur politik

antara Pemerintah dan DPR dalam merumuskan kebijakan bagi

implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi mana-

jemen dalam praktik jasa keuangan di bank syari‟ah

Masalah utama yang terjadi berkenaan dengan struktur

ini adalah belum adanya kemandirian yudisial yang menjamin

resistensi institusi-institusi penegakan hukum terhadap inter-

vensi pihak lain serta rendahnya kualitas moralitas dan

integritas personal aparat penegak hukum sehingga hukum

tidak dapat bekerja secara sistemik dan proporsional sebagai

satu kesatuan dengan pengakuan hak asasi manusia Masalah

yang sama juga terjadi dalam hal menjabarkan kebijakan

pemerintah bagi implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem

informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di bank

syari‟ah

113

2 Substansi

Substansi yang dimaksud di sini adalah aturan norma

dan perilaku nyata manusia yang ada dalam sistem itu atau

produk produk yang dihasilkannya berupa keputusan keputusan

yang mereka keluarkan dan mencakup pula hukum yang hidup

(living law) dan bukan hanya aturan aturan yang ada dalam

kitab undang undang (law books) Dalam konteks ini diperlu-

kan kontribusi pemerintah wakil rakyat dan masyarakat untuk

merumuskan kebijakan implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah dan sekaligus amanat konstitusi dan peraturan

perundang-undangan

Namun demikian yang menjadi masalah dari substansi ini

adalah kuatnya pengaruh positivisme dalam tatanan hukum di

Indonesia yang memandang hukum sebagai sesuatu yang

muncul dari otoritas yang berdaulat ke dalam bentuk undang

undang dan mengabaikan sama sekali hukum di luar itu serta

memandang bahwa prosedur hukum sebagai segala-galanya

dalam penegakan hukum tanpa melihat apakah hal tersebut

dapat mewujudkan keadilan dan kebenaran Oleh karena itu

apabila untuk memuat norma-norma hukum ekonomi syari‟ah

pada tingkat implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem

informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di bank

114

syari‟ah melalui kebijakan amandemen peraturan perundang-

undangan

3 Kultur Hukum

Kultur hukum yaitu suasana pikiran dan kekuatan sosial

yang menentukan bagaimana hukum itu digunakan dihindari

dan disalahgunakan Kultur hukum juga merupakan suatu

ekspresi dari tingkat kesadaran hukum masyarakat yang belum

kondusif bagi bekerjanya sistem hukum berikut pula semua

perangkat peradilan dan penegakan hukum secara proporsional

dan berkeadilan109

Mengacu kepada tiga unsur di atas implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen dalam praktik

jasa keuangan di bank syari‟ah ternyata banyak terhambat

dalam pengambilan keputusan Sehingga menjadi wajar apabila

implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi mana-

jemen dalam praktik jasa keuangan di bank syari‟ah belum

sepenuhnya dipraktikan dalam sistem keuangan di Indonesia

109 Ki Sarina Mangunpranoto sebagaimana dikutip oleh Budi Heru

Susanto berpendapat mengenai kultur hukum dalam konteks budaya jawa bahwa budaya manusia itu terwujud karena perkembangan lingkungan serta norma-norma hidupnya Norma hidup ini terwujud dalam bentuk alam pikiran manusia alam budi tata susila dan seni atau dengan istilah lain budaya manusia sebagai kreasi hidup adalah sesuatu yang kompleks ide gagasan-gagasan nilai-nilai norma-norma peraturan dan sebagainya Budiono Herususanto Simbolisme dalam Budaya Jawa (Yogyakarta PT Hanindita Ghahawidia 2000) h 6-7

115

padahal mayoritas penduduk di Indonesia menganut agama

Islam dan menghendaki penerapan prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah

Untuk mengatasi ketiga kendala atau hambatan di atas

penting bagi peneliti untuk menelaah dilihat dari pendekatan

filsafat hukum Islam bahwa implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan

di bank syari‟ah perlu mempertimbangkan tiga pendekatan

yaitu konstitusional institusional dan kultural110 Ketiganya

dapat diuraikan sebagai berikut

1 Pendekatan Konstitusional

Pendekatan konstitusional transformasi norma-norma

hukum Islam ke dalam peraturan dan perundang-undangan

nasional merupakan produk interaksi antar elite politik (politisi

penegak hukum tokoh masyarakat pakar hukum dan praktisi

hukum) dengan elite kekuasaan (the rulling elite) yakni kala-

ngan politisi dan pejabat negara Sebagai contoh diundang-

kannya UU Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama

dan UU Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan merupakan

110 Teuku Mohammad Radhie ldquoPolitik dan Pembaharuan Hukumrdquo

dalam Prisma No6 tahun II (Jakarta LP3ES 1973) hlm 4 M Yahya Harahap ldquoInformasi Materi Kompilasi Hukum Islam Memposisikan Abetraksi Hukum Islamrdquo dalam Mimbar Hukum No5 Tahun II (Jakarta Al-Hikmah dan Ditbinbapera Islam 1992) hlm 17-21

116

peranan elite Islam cukup dominan di dalam melakukan

pendekatan dengan kalangan elite di tingkat legislatif sehingga

UU Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama dan UU

Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan tersebut dapat

dikodifikasikan111

Adapun prosedur pengambilan keputusan politik di

tingkat legislatif dan eksekutif dalam hal legislasi hukum Islam

(legal drafting) hendaknya mengacu kepada politik hukum

yang dianut oleh badan kekuasaan negara secara kolektif

Suatu undang-undang dapat ditetapkan sebagai suatu peraturan

tertulis yang dikodifikasikan apabila telah melalui proses

politik pada badan kekuasaan negara yaitu legislatif dan

eksekutif serta memenuhi semua persyaratan dan rancangan

perundang-undangan yang layak Misalnya ketika disahkannya

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Anggaran dan

Pendapatan Belanja Negara Tahun 2015

Pendekatan konstitusional legislasi hukum sebagaimana

dikemukakan A Hamid S Attamimi bahwa pemerintah dan

DPR memegang kekuasaan di dalam pembentukan undang-

undang Disebutkan dalam pasal 5 ayat (1) UUD 1945 bahwa

ldquoPresiden memegang kekuasaan membentuk undang-undang

111 Amak FZ Proses Undang-Undang Perkawinan (Bandung al-

Ma‟arif 1976) hlm 35-48

117

dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyatrdquo Sedangkan

dalam penjelasan mengenai pasal 5 ayat (1) UUD 1945 dinya-

takan bahwa ldquokecuali executive power Presiden bersama-

sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat menjalankan legis-

lative power dalam negarardquo112

Berdasarkan pandangan di atas DPR dapat memberi

persetujuan kepada tiap-tiap rancangan undang-undang yang

diajukan oleh pemerintah Hal ini senada dengan penjelasan

pasal 20 ayat (1) UUD 1945 kendati DPR tidak harus selalu

meyatakan setujua terhadap semua rancangan undang-undang

dari pemerintah Keberadaan DPR sesungguhnya harus mem-

berikan suatu consent atau kesepakatan dalam arti menerima

atau menolak Rancangan Undang-Undang (RUU)

Peluang norma-norma hukum Islam untuk dimuat ke

dalam konstitusi sangat terbuka ketika terdapat tuntutan realitas

sosial dan politik yang menghen-daki terwujudnya cita-cita

supremasi hukum Islam (the enforcement of Islamic law)

terjaminnya hak asasi setiap orang serta terjaminnya stabilitas

politik suatu negara Maka konstitusi yang dibuat hendaknya

merupakan norma dasar (groundnorm) yang ditujukan untuk

112 A Hamid S Attamimi ldquoPeranan Keputusan Presiden Republik

Indonesia dalam Penyelenggaraan Pemerintah Negara Suatu Analisis Mengenai Keputusan Presiden yang Berfungsi Pengaturan dalam Kurun Waktu Pelita I-Pelita IVrdquo Disertasi Doktor Universitas Indonesia (Jakarta UI 1990) hlm 120-135

118

menghindarkan berbagai bentuk penyelewengan berlaku untuk

semua pihak dan sekaligus menjadi pedoman hukum untuk

memperoleh hak-hak hukum masyarakat serta kewajiban

mentaati hukum dalam penyelenggaraan negara113

2 Pendekatan Institusional

Selain pendekatan konstitusional transformasi norma-

norma hukum Islam ke dalam sistem hukum Indonesia juga

dapat dilakukan melalui pendekatan institusional Pendekatan

institusional merupakan suatu proses penjabaran norma-norma

hukum yang ada dalam bentuk produk peraturan dan

perundang-undangan menjadi pranata-pranata hukum Islam

Secara sederhananya pendekatan semacam ini dilakukan

dengan cara membentuk institusi-institusi baik pemerintah

maupun masyarakat yang akan memperkuat penegakan hukum

Islam di masyarakat Maka salah satu cara yang dipandang

paling efektif untuk menegakan hukum Islam adalah merepre-

sentasikan tanggungjawab negara dengan membentuk pranata

hukum Islam

Seperti telah peneliti jelaskan pada bab-bab sebelumnya

institusionalisasi hukum Islam dapat difahami dalam dua

pengertian pertama ia merupakan suatu upaya untuk men-

113 Muhammad Husein Na`ini ldquoIslam dan Pemerintahan

Konstitusionalrdquo dalam John L Esposito dan John L Donohue Islam dan Pembaharuan (terj) (Jakarta PT Raja Grafindo 1994) hlm 537-538

119

transformasikan ide-ide dan gagasan-gagasan bagi pemben-

tukan suatu pranata hukum Islam kedua ia merupakan proses

aktualisasi ide-ide atau gagasan-gagasan menjadi institusi atau

pranata hukum Islam termasuk pula kedudukan tugas dan

fungsinya dalam proses penegakan hukum Islam itu sendiri

Kedua pola pemahaman tersebut dapat dijabarkan dalam

konteks politik hukum Islam baik dari sudut pandang ideal

normatif dan realitas

Dalam sudut pandang ideal makna institusionalisasi

hukum Islam mencerminkan mata rantai sejarah pemikiran

hukum Islam dalam studi ilmu hukum yang dimulai dari

pemikiran tentang sumber-sumber prinsip-prinsip asas-asas

dan metode hingga pada tingkat pembentukan peraturan dan

perundang-undangan hukum Islam

Maksud dari institusionalisasi hukum Islam di sini adalah

menyusun berbagai regulasi (peraturan dan undang-undangan)

yang memadai di bidang hukum Islam mulai dari meng-

garansinya ke dalam konstitusi negara hingga membentuk

peraturan turunannya hingga dijabarkan menjadi institusi atau

pranata hukum Islam Hal ini sebagaimana telah dijelaskan

peneliti pada bagian pendekatan konstitusional

Jika dikaitkan dengan implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan

di bank syari‟ah hukum ekonomi Islam sangat akomodatif

120

dalam menyikapi segala perubahan sosial politik dan hukum

masyarakat Hasbi Ash-Shiddiqiey misalnya telah mengatakan

bahwa hukum Islam pada sudut keberlakuannya bersifat

progressif dan dinamis Selain itu berlakunya hukum Islam

harus ditekankan pada aspek-aspek kemaslahatan yang bersifat

umum dan tidak hanya menyangkut kepentingan golongan

Islam semata114

Oleh karena itu di samping hukum Adat dan hukum

Eropa memberikan pengaruh besar dalam arah perkembangan

hukum ekonomi Islam sistem hukum ini telah memberikan

warna tersendiri dalam kontritusi dan ketatanegaraan serta

menjadi nilai-nilai dan norma-norma yang menyatu dengan

tradisi dan politik hukum di Indoensia

Konsep hukum ekonomi Islam yang didasarkan pada

nilai-nilai etika dan moral akan lebih memberi tempat bagi

setiap orang untuk mencapai tujuan hidupnya sesuai dengan

nilai-nilai kebebasan dalam politik hukum itu sendiri Terutama

dalam realitas sosial yang secara kuantitatif mayoritas ber-

penduduk muslim sangat memungkinkan hukum ekonomi

Islam bersinergi memberikan warna di dalam konstitusi

Indonesia

114 Hasbie As-Shiddiqiey Dinamika dan Elastisitas Hukum Islam

(Jakarta Tintamas 1975) hlm 27

121

Sebagai negara yang mayoritas berpenduduk muslim

tentu ajaran-ajaran Islam yang terkandung dalam syari‟at tegas

sekali mengatur pelaksanaan kedua tugas di atas di mana ia

membedakan sistem tirani yang lebih bersifat ekslusif dan

menjalankan pemerintahan serta hukumnya secara sewenang-

wenang dengan sistem pemerintahan konstitusional yang lebih

inklusif menjalankan pemerintahan dan hukum yang dibatasi

oleh suatu prasyarat terjaminnya hak-hak dan kewajiban setiap

anggota masyarakat dalam suatu negara

3 Pendekatan Kultural

Hukum Islam dipandang memiliki masa depan dan akan

besar peranannya dalam masyarakat dan komunitas Islam

karena peran fundamentalnya dalam sosialisasi anak-anak

penghormatan terhadap pranata-pranata dan hubungan-hubu-

ngan sosial serta pembentukan dan pengembangan nilai-nilai

dasar tersebut semua itu diterjemahkan ke dalam perundang-

undangan umum serta kebijakan publik melalui proses politik

yang demokratis

Namun demikian hukum Islam juga tidak akan memiliki

masa depan sebagai sebuah sistem normatif bila dibuat dan

diselenggarakan begitu saja oleh negara sebagai hukum publik

dan kebijakan publik Klaim bisa saja dibuat untuk mengatakan

bahwa suatu kebijakan atau hukum adalah syariah tapi klaim

122

itu akan selalu salah karena hal itu tidak lebih dari sebuah

usaha menggunakan kesucian Islam untuk kepentingan politik

elit penguasa

Seperti tergambarkan pada dataran realitas sosial budaya

dan politik transformasi hukum ekonomi Islam ke dalam

konstitusi dan peraturan perundang-undangan di Indonesia

hendaknya juga mempertimbangkan tradisi sosial budaya

politik hukum dan ekonomi dalam masyarakat Agar penga-

kuan terhadap hukum Islam itu memiliki daya ikat yang kuat

maka hukum Islam hendaknya menjadi bagian dari tradisi dan

budaya dalam masyarakat dan salah satu cara yang dapat

digunakan dalam kondisi Indonesia saat ini adalah pendekatan

kultural

Pendekatan kultural ini dapat dilakukan dengan mening-

katkan pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk meme-

nuhi menegakan dan melindungi hak-hak dan kewajiban

setiap individu sebagai warga negara Terlebih lagi dengan

corak dan keragaman budaya budaya bangsa Indonesia yang

menganut BHINEKA TUNGGAL IKA tentu akan lebih mene-

rima perbedaan sebagai satu kesatuan yang utuh Hal demikian

juga telah sejalan dengan prinsip universal hukum ekonomi

Islam bahwa perbedaan pendapat adalah hikmah (al-ikhtilaf

al-hikmah)

123

Selanjutnya apabila dikaitkan dengan mekanisme pela-

yanan di bank syariah implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah erat kaitannya dengan karakteristik yang khusus

dan melekat dalam sistem informasi manajemen keuangan

dalam praktik jasa keuangan syariah itu sendiri Beberapa

kendala yang sering sering ditemui mencakup atas beberapa

aspek berikut

1) Dapat Dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam

laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat

dipahami oleh pemakai atau user terutama bagi pemegang

keputusan bisnis perusahaan maksudnya yaitu bahwa pemakai

diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang

aktivitas ekonomi dan bisnis akuntansi serta kemauan untuk

mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar namun

demikian informasi kompleks yang seharusnya dimasukan

dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas

dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit

untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu

2) Relevan

Agar bermanfaat bagi publik informasi harus relevan

untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengam-

124

bilan keputusan Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat

mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu

mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu masa kini dan masa

depan menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi dimasa

lalu untuk mendapatkan hasil yang lebih baik di masa yang

akan datang

Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan dimasa

lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi

posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal-hal lain yang

langsung menarik perhatian pemakai seperti pembayaran

deviden dan upah pergerakan harga sekuritas dan kemampuan

entitas syariah untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh

tempo

3) Dapat Dibandingkan

Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan

antar periode masa lalu masa sekarang dan masa yang akan

datang untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi

dan kinerja keuangan Selain itu user juga harus dapat mem-

bandingkan laporan keuangan antar entitas syariah untuk

mengevaluasi posisi keuangan kinerja serta perubahan posisi

keuangan secara relatif

Oleh karena itu pengukuran dan penyajian dampak

keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus

125

dilakukan secara konsisten untuk entitas syariah tersebut antar

periode entitas syariah yang sama untuk entitas syariah yang

berbeda maupun dengan entitas lainnya

4) Penyajian yang Wajar

Laporan keuangan sering dianggap menggambarkan

pandangan yang wajar dari penyajian yang wajar posisi

keuangan kinerja keuangan dan perubahan posisi keuangan

suatu entitas syariah Meskipun kerangka dasar ini tidak

menangani secara langsung konsep tersebut penerapan karak-

teristik kualitatif pokok dan standar umumnya dipahami

sebagai suatu pandangan yang wajar dari penyajian yang wajar

dan satu poin yang penting dalam kontek penyajian yang wajar

adalah tidak adanya proses manipulasi data yang dilakukan

oleh perusahan yang mencerminkan pada integritas perusahaan

itu sendiri

5) Pengakuan Unsur Keuangan

Merupakan pembentukan suatu pos yang memenuhi

definisi unsur serta kriteria pengakuan yang dikemukakan

dalam neraca atau laba rugi115 Pengakuan dilakukan dengan

menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalam

jumlah uang dan mencantumkannya kedalam neraca atau

115 Wiroso Akuntansi Transaksi Syariah (Jakarta Ikatan Akuntansi

Indonesia 2010) 44-48

126

laporan laba rugi dan dapat dilaporkan pada periode waktu

tertentu untuk diketahui oleh pihak yang berkepentingan atas

laporan tersebut selain untuk mengetahui perkembangan laba

rugi perusahaan pada suatu periode tertentu

Oleh karena itu secara normatif implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen dalam praktik

jasa keuangan di bank syari‟ah hendaknya dilandasi juga oleh

dua asas pertama negara tersebut harus disusun dan dibentuk

melalui sebuah konstitusi yang bebas dari segala macam

campur tangan dan pemaksaan kehendak ia harus disusun

lengkap dengan mengemukakan hak-hak dan kewajiban serta

hubungan timbal-balik antar berbagai lapisan dalam masya-

rakat itu sendiri kedua harus terdapat kepercayaan penuh

terhadap unsur pedoman perhitungan dan tanggung jawab

yang sempurna serta adanya kepercayaan yang penuh terhadap

semua yang berkepentingan sesuai kesepakatan

Dengan demikian peneliti dapat merumuskan bahwa

kendala normatif dalam implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah mencakup atas struktur substansi dan kultur

Sedangkan kendala lainnya adalah secara internal mencakup

manajemen informasi yang dilakukan di bank syariah itu

sendiri dan secara eksternal adalah perilaku nasabah

127

C Solusi dan Strategi Pengembangan Prinsip-Prinsip Akad

dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam

Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

Sistem hukum ekonomi syari‟ah merupakan sistem

hukum yang dibangun berdasarkan prinsip-prinsip asas-asas

serta nilai-nilai etika dan moralitas keagamamaan yang ber-

sumber kepada al-Qur‟an al-Sunnah dan Ijtihad Selama

berabad-abad para pemikir hukum Islam telah melakukan

berbagai pengkajian dan penelitian terhadap prinsip-prinsip

dasar sistem hukum ekonomi syari‟ah dari sumbernya agar

dapat dijabarkan dalam kehidupan Sebab sistem hukum

ekonomi syari‟ah lebih dari sekedar ilmu yang dapat dipelajari

tetapi juga dapat dijabarkan dalam supra-struktur dan infra-

struktur hukum ekonomi berdasarkan prinsip keadilan persa-

maan kebebasan tolong-menolong toleransi dan sebagai-

nya116

Dalam perkembangan ekonomi modern sistem hukum

ekonomi syari‟ah telah berkembang pesat seiring dengan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi Sistem hukum ini

dapat diimplementasikan dalam pembentukan instrumen

116 Soroso Imam Zadjuli Kodifikasi Variabel-variabel Dalam

Penelitian Ekonomi Islam makalah dalam ldquoSeminar dan Lokakarya Kurikulum dan Silabus Ekonomi Islamrdquo untuk Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Oktober 1997 hlm 6

128

peraturan perundang-undangan dan pranata-paranata ekonomi

syari‟ah baik bank maupun non-bank Falsafah dasar nilai-nilai

dasar hukum ekonomi syari‟ah menjadi pijakan bagi imple-

mentasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen

dalam praktik jasa keuangan di bank syari‟ah Di saat yang

sama UU Perbankan menjadi regulasi dalam pembangunan

ekonomi syariah di mana masyarakat atau negara tidak dapat

mengabaikan kepentingan untuk menjaga stabilitas ekonomi

negara dan meningkatkan kesejahteraan rakyat

Meskipun ekonomi syari‟ah di Indonesia baru berkem-

bang pesat pada tahun 1992 yang ditandai dengan keberadaan

lembaga perbankan syari‟ah namun bank syari‟ah tersebut

menjadi lembaga keuangan alternatif untuk menghindarkan

masyarakat dari praktek pembungaan uang (riba‟) ketidak-

jelasan (gharar) dan judi (maisyir)

Setelah dikeluarkannya UU Perbankan Nomor 7 Tahun

1992 Jo UU Nomor 10 Tahun 1998 Jo UU Nomor 21 Tahun

2008 eksistensi lembaga keuangan dan perbankan syari‟ah di

Indonesia semakin berkembang terutama karena adanya

komitmen yang kuat untuk menerapkan prinsip bagi hasil

(profit and loss sharing) Sebagai contoh amandemen pasal 6

point m UU Nomor 10 Tahun 1998 menyebutkan bahwa

lembaga keuangan konvesional dapat menyelenggarakan unit

129

pelayanan perbankan syari‟ah yang menggunakan prinsip bagi

hasil (profit and loss sharing) dengan dual banking system

Dalam perkembangan berikutnya dilihat dari segi

praktiknya kegiatan usaha perbankan syari‟ah mengacu kepada

kedua peraturan perundang-undangan perbankan turut

mendorong didirikannya lembaga keuangan syari‟ah lainnya

beoperasi seperti Baitul Mal Wattamwil (BMT) Unit Simpan

Pinjam Syari‟ah (USPS) Pegadaian Syari‟ah Asuransi

Syari‟ah dan sebagainya Keberadaan lembaga-lembaga keua-

ngan syari‟ah tersebut terbukti cukup kokoh menghadapi

terpaan krisis ekonomi dan moneter yang berlangsung sejak

akhir tahun 1997

Kemudian jika dilihat dari segi akuntabilitas dan ketaha-

nannya lembaga keuangan syari‟ah tampaknya lebih tahan dari

krisis dibandingkan dengan lembaga keuangan konvensional

yang sangat rentan dengan pengaruh ekonomi global Sebagai

fakta pada pertengahan tahun 1998 pemerintah melakukan

likuidasi terhadap beberapa lembaga perbankan konvensional

dianggap tidak memiliki rasio kecukupan modal untuk terus

beroperasi Sedangkan lembaga-lembaga perbankan syari‟ah

masih tetap kokoh berdiri dan beroperasi sesuai dengan visi

dan misi yang dimilikinya serta berperan penting dalam

memulihkan stabilitas ekonomi nasional

130

Para pemikir dan praktisi ekonomi syari‟ah di Indonesia

terus berupaya merumuskan kembali falsafah dasar nilai-nilai

hukum ekonomi syari‟ah untuk membuat rumusan baru bagi

pembentukan platform bagi implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan

di bank syari‟ah Akan tetapi platform tersebut terkait dengan

beberapa faktor determinan yang mempengaruhinya dalam

proses pencapaian tujuan pembangunan ekonomi

Berkenaan dengan hal tersebut ada beberapa solusi yang

dapat dilakukan untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen dalam praktik jasa

keuangan di bank syari‟ah antara lain117

1 Sumber Modal (Investible Resources)

Setiap proses pembangunan membutuhkan modal yang

cukup besar sehingga diperlukan mencari sumber-sumber

modal yang digali dari potensi-potensi ekonomi yang

dimiliki Kelayakan modal tidak hanya menjadi kebutuhan

negara-negara maju tetapi juga khususnya negara-negara

yang sedang berkembang di mana Indonesia termasuk ke

dalam kategori negara berkembang tersebut Proses pemba-

ngunan yang berjalan sekarang ini tidak serta merta hanya

mengandalkan semua potensi ekonomi dalam negeri berupa

117 Ibid hlm 6-12

131

pemanfaatan sumber daya alam atau sejenisnya tetapi juga

bergantung kepada kerja sama di bidang ekonomi dengan

negara lain

Secara mikro pembangunan sistem ekonomi Islam di Indo-

nesia dalam bentuk pendirian lembaga-lembaga keuangan

syari‟ah masih relatif mengandalkan potensi modal dalam

negeri (capital domestik) di mana pihak swasta lebih

banyak berperan menanamkan investasi di dalam struktur

dan manajemen lembaga keuangan syari‟ah Hal ini dapat

dilihat pada pendirian sejumlah lembaga keuangan syariah

yang dari segi modal termasuk kebijakan pengelolaannya

dilakukan oleh pihak swasta Kendati pun pemerintah telah

memberikan payung hukum yang kuat tetapi dari segi

kebijakan publik pemerintah masih mengutamakan pemba-

ngunan atas infra-struktur perbankan konvensional

Sedangkan dalam kerangka makro tingkat partisipasi eko-

nomi di pasar global dalam pembangunan ekonomi di

Indonesia juga belum memberi perhatian besar bagi pemba-

ngunan ekonomi Islam Ini jauh berbeda kika dibandingkan

dengan partisipasi kalangan investor asing dalam berinves-

tasi di lembaga keuangan konvensional baik bank maupun

non-bank Bisa jadi ini disebabkan oleh prospektus lembaga

keuangan syari‟ah belum mampu menjadi instrumen pokok

132

pembangunan ekonomi yang banyak dimanfaatkan oleh

masyarakat118

Namun demikian tingkat ketahanan dan stabilitas ekonomi

lembaga keuangan syari‟ah yang mampu bertahan dari

terpaan krisis ekonomi dan moneter telah menarik perhatian

kalangan investor asing untuk membantu percepatan pendi-

rian lembaga-lembaga keuangan syari‟ah di Indonesia

Pinjaman hutang dari luar negeri menjadi pendukung bagi

kelayakan modal yang dikelola oleh lembaga-lembaga

keuangan syari‟ah Pada gilirannya penyusunan UU APBN

berbasis hukum ekonomi syari‟ah mutlak diperlukan dalam

rangka mendorong terjadinya kenaikan angka rasio tingkat

partisipasi masyarakat dalam kegiatan ekonomi karena

adanya dukungan modal usaha

2 Sumber Daya Manusia (Human Resources)

Manusia merupakan subyek (development agent) yang

berperan penting dalam proses pembangunan Sumber daya

manusia (SDM) yang cakap dan mampu jelas diperlukan

untuk mengelola berbagai kegiatan ekonomi secara profe-

sional sebab SDM yang berkualitas merupakan komponen

118 Suroso Imam Zadjuli Kelembagaan Ekonomi Islam Dalam

Perspektif Islam Kajian Kritis Terhadap Kelembagaan Konvensional makalah dalam ldquoSeminar dan Lokakarya Kurikulum dan Silabus Ekonomi Islamrdquo untuk Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Juni 2003 hlm 9-10

133

penting dalam melakukan percepatan pemba-ngunan eko-

nomi SDM dapat menjadi ldquopenggerakrdquo untuk membuat

model perencanaan pengelolaan pengawasan dan penilaian

terhadap berbagai bentuk kegiatan ekonomi menggali dan

memanfaatkan potensi alam mengelola dana membangun

organisasi sosial ekonomi politik dan budaya dalam satu

wadah ldquopembangunanrdquo

Oleh karena itu peningkatan kuantitas dan kualitas SDM

harus dilakukan secara simultan dan organis dengan proses

pembangunan yang sedang berjalan dan hendak dicapai ke

depan Peningkatan kualitas SDM tersebut terkait dengan

dua aspek Pertama keahlian dan profesionalisme (profe-

ssional quality) dan Kedua kualitas moral yang baik

(moral quality) Professional quality mengacu kepada kua-

litas kemampuan keahlian dan etos kerja untuk melakukan

semua tugas dan kewajiban dalam kegiatan ekonomi secara

proporsional Dalam hukum ekonomi syari‟ah professional

quality yang dikehendaki adalah adanya keseimbangan

dalam melakukan tugas sesuai dengan hak dan kewajiban119

Sedangkan moral quality merupakan dimensi moral yang

mengacu kepada etika bisnis Islam yang sesuai dengan

prinsip-prinsip ekonomi dalam al-Qur‟an dan Sunnah

119 Lihat QS 51 2180 amp 188 1690 dan 597

134

Seseorang tidak dibenarkan melakukan kegiatan ekonomi

yang bertentangan dengan nilai-nilai dasar ekonomi yang

dibenarkan menurut hukum syari‟at sebab syari‟at meng-

hendaki keadilan bukan hanya dari segi ekonomi tetapi juga

dari segi hukum120 Pada gilirannya kualitas SDM dibutuh-

kan dalam penyusunan UU APBN berbasis hukum ekonomi

syari‟ah untuk mendukung pembangunan ekonomi hendak-

nya memiliki kemampuan (skill) dan moral yang baik

3 Mental Wirausaha (Entrepreneurship)

Wirausaha (enterpreneurship) merupakan sikap mental yang

hendaknya dimiliki oleh setiap individu untuk membangun

perekonomian bangsa Joseph Schumpeter telah menjelas-

kan bahwa pembangunan ekonomi sangat bergantung

kepada adanya dinamika partisipasi masyarakat untuk

berwirausaha dan mampu melakukan inovasi dalam ber-

bagai kegiatan ekonomi Sebagai agama yang dinamis

Islam telah mengajarkan kepada manusia untuk melakukan

kegiatan wirausaha sebagai salah satu cara untuk mening-

katkan taraf hidup dan kesejahteraan ekonomi masyarakat

Wirausaha (enterpreneurship) dilihat bukan hanya sebagai

ilmu ekonomi (economyc knowledge) tetapi juga meru-

pakan keahlian (business skill) untuk melakukan berbagai

120 Lihat QS 831-3 1690 597 934-35 dan 6141

135

jenis inovasi dalam berbisnis Wirausaha dapat mendorong

bagi terciptanya produk-produk usaha dan jasa yang baru

metode usaha baru penemuan sumber usaha baru peluang

usaha dan peluang kerja yang baru serta pembetukan

organisasi bisnis yang baru pula Sebagai contoh keber-

hasilan pembangunan ekonomi Jepang antara lain didukung

oleh 2 kalangan wirausaha menengah dan 20 wira-

usahawan kecil Jika ini diterapkan dalam proses pemba-

ngunan ekonomi Indonesia maka wirausaha dapat menjadi

instrumen bagi pembangunan ekonomi yang berwawasan

syari‟ah121

Namun demikian perhatian pemerintah Indonesia dalam

pengembangan sektor usaha kecil dan menengah relatif

masih minim Hal ini dapat dilihat dari tingginya tingkat

kesulitas kalangan usaha kecil dan menengah dalam

mempe-roleh modal kredit bantuan usaha dalam kegiatan

bisnis mereka Padahal percepatan proses pembangunan

ekonomi Indonesia tidak akan terwujud jika tidak memprio-

ritaskan kegiatan sektor riil yang pada umumnya dilakukan

oleh kalangan usaha kecil dan menengah Perhatian terhadap

kalangan usaha kecil dan menengah yang dilakukan oleh

lembaga-lembaga keuangan syari‟ah dewasa ini perlu

121 Buchari Alma Kewirausahaan (Bandung Alfabeta 2000) 4-5

136

mendapatkan perhatian dari Pemerintah dan DPR yang

salah satunya pembinaan terhadap kalangan usaha kecil dan

menengah (UKM) yang dimasukan dalam penyusunan UU

APBN berbasis hukum ekonomi syari‟ah

4 Perangkat Teknologi (Technology)

Di samping ketiga faktor di atas teknologi juga merupakan

faktor yang paling determinan dalam mempercepat proses

pembangunan ekonomi Teknologi juga dapat menjadi

perangkat utama yang mendukung pelaksanaan kegiatan

usaha yang cepat tepat efektif dan efisien Dewasa ini

teknologi merupakan perangkat pokok yang menunjang

pelayanan produk dan jasa yang diberikan oleh lembaga-

lembga keuangan syariah karena masyarakat lebih meng-

hendaki kemudahan dan keserbapraktisan memperoleh pela-

yanan yang didukung dengan sarana penunjang yang

memadai122

Dalam sudut pandang hukum ekonomi syari‟ah peman-

faatan perangkat tekonologi informasi bagi manusia sangat

penting untuk melakukan berbagai inovasi bisnis melaku-

kan eksplorasi atas apa-apa yang terdapat pada alam bagi

kebaikan manusia dan sekaligus memberikan proteksi atau

perlindungan atas berbagai penggunaan alat teknologi yang

122 Muhammad opcit 11-12

137

bukan pada tempatnya123 Jika demikian berarti proses alih

teknologi dari negara maju ke negara berkembang dapat

dilihat sebagai bagian dari upaya untuk mempercepat

pertumbuhan ekonomi termasuk teknologi informasi yang

belakangan ini menjamur dalam berbagai kegiatan usaha

dan perbankan dengan sistem on-line

Keempat faktor tersebut merupakan kunci pokok yang

memrlukan perhatian semua pihak bukan hanya unsur masya-

rakat dan kalangan pengusaha swasta nasional tetapi juga

pihak pemerintah yang mampu membuat kebijakan positif bagi

upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional Oleh

karena itu saat ini keberadaan UU Perbankan Syariah masih

dipandang sebagai salah satu instrumen hukum perbankan

untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional Pemerintah

hendaknya memberi keleluasaan bagi pengembangan ekonomi

syari‟ah di segala sektor perekonomian Dengan kata lain tidak

hanya mengeluarkan kebijakan dalam sektor perbankan tetapi

juga sektor kegiatan usaha riil lainnya baik mikro maupun

makro

Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah untuk

mengoptimalkan peran bank syariah dalam pembangunan

ekonomi jelas diperlukan menerapkan standar sistem infor-

123 Lihat QS 4513 36 71 dan 2279

138

masi manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan

syariah Hal ini sangat penting dilakukan agar bank syariah

memiliki daya saing dengan bank konvensional

Sebagai contoh pada saat melakukan proses standarisasi

penilaian kinerja keuangan di bank syariah terlebih dahulu

dilakukan proses analisa dari laporan keuangan di mana dalam

analisa tersebut terdapat informasi yang menggambarkan

laporan keuangan secara rinci Analisa laporan keuangan

merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengevaluasi

posisi keuangan serta hasil kegiatan usaha suatu perusahaan

dimasa lalu dan dimasa sekarang Sesuai dengan standard

akuntansi syariah dalam analisa keuangan ini harus mudah

dimengerti dan inovatif serta bersifat actual dan up date

dengan kondisi riil yang terjadi

Sekurang-kurangnya ada 4 (empat) metode yang dapat

digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan

selama ini antara lain124

1) Metode Rasio Keuangan merupakan alat yang digunakan

untuk menilai kinerja perusahaan yang menekankan operasi

keuangan yaitu

a) Likuiditas Ratio adalah mengukur kemampuan perusa-

haan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau

124 Abdul Halim Mahmud Analisis Laporan keuanganYogyakarta

cetakan Pertama UPP STIE YKPN2003419

139

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

keuangannya pada saat ditagih

b) Leverage Ratio adalah mengukur sejauh mana kemam-

puan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka

panjangnya

c) Probabilitas Ratio adalah mengukur seberapa kemam-

puan perusahaan menghasilkan laba (Profitabilitas)

d) Activity Ratio adalah mengukur sejauh mana efektivitas

penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset

2) Metode Economic Value Added (EVA) digunakan dalam

menilai kinerja perusahaan yang memfokuskan pada

penerapan nilai dan hanya bisa menilai proses dalam

periode 1 tahun dengan kata lain EVA merupakan pengu-

kuran pendapatan sisa (residul income) yang mengurangkan

biaya modal terhadap laba operasi125

3) Metode Balanced Scorecard (BSC) merupakan alat untuk

mengukur kinerja perusahaan dengan cara menyeimbangkan

faktor-faktor keuangan dan non keuangan dari suatu

perusahaan Mempertimbangkan 4 aspek atau prospektif

yakni prospektif keuangan pelanggan proses bisnis internal

dan proses belajar serta berkembang126

125 David S Young and Stephen O‟Byrne EVA and Value Based

Management A Practical Guide to Implementation diterjemahkan oleh Lusy Widjaya (Jakarta Salemba Empat 2001)

126 Robert Kaplan and David Norton Balance Scorecard httpjurnal-sdmblogspotcom diakses tanggal 6 Februari 2015

140

4) Metode Radar merupakan alat untuk menilai kinerja pada

perusahaan yang merupakan modifikasi atau penyem-

purnaan dari metode-metode sebelumnya Rasio Radar

mengelompokkan rasionya menjadi lima kelompok besar

yaitu Rasio Profitabilitas Produktifitas Utilitas Aktiva

Stabilitas dan Rasio Pertumbuhan

Dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan analisis

rasio keuangan merupakan metode analisis keuangan yang

paling banyak digunakan di Indonesia Hasil analisis rasio

keuangan ini dinyatakan dalam suatu rasio yaitu suatu besaran

yang merupakan perbandingan antara nilai suatu rekening

tertentu dalam laporan keuangan dengan nilai rekening yang

lainnya

Kemudian dalam penerapannya analisis rasio keuangan

tersebut tampaknya memiliki beberapa kelemahan sehingga

model analisis ini dikembangkan lebih lanjut menjadi analisis

rasio keuangan yang dimodifikasi untuk memberikan analisis

rasio keuangan klasik dengan variasi yang lain Misalnya

dengan cara membandingkan antar rekening yang ada dalam

laporan keuangan dalam periode waktu yang sama atau

membandingkan antara suatu rekening yang sama dengan

periode waktu yang berbeda Dengan cara seperti ini keung-

gulan dari analisis rasio dapat dilihat berdasarkan besarnya

141

persentase suatu rekening tertentu dengan rekening lainnya

atau melihat perkembangan suatu rekening antar waktu127

Dimensi kriteria penilaian kinerja keuangan dapat dilihat

melalui beberapa dimensi antara lain

1) Kegunaan fungsional (functional utility) bersifat krusial

karena hasil penilaian kinerja keuangan dapat digunakan

untuk melakukan review bagi perusahaan atas aktivitas yang

telah dijalankan dalam periode tertentu maka hasil penilaian

kinerja keuangan tersebut data yang ada harus valid relevan

dan berguna sehingga dapat diterima oleh pihak manajemen

sebagai pihak pengambil keputusan (decission maker)

2) Keabsahan (validity) dapat mengukur apa yang sebenarnya

hendak diukur dari penilaian kinerja keuangan tersebut

sehingga keabsahan dari data hasil kinerja keuangan

tersebut dapat dipertanggung jawabkan baik kepada

shareholder maupun kepada stakeholder

3) Bersifat empiris bukan berdasarkan perasaan semata di

mana informasi kinerja keuangan ini harus betul-betul riil

dan dapat di jelaskan secara konkrit serta dapat dipertang-

gungjawabkan secara hukum akuntansi dan hukum lain

yang berlaku dan membidanginya

127 Warsono Manajemen Keuangan Perusahaan Jilid I Edisi Kedua

Cetakan pertama (Malang UMM Press 2002) 23

142

4) Sensitivitas kerja kriteria ini menunjukan hasil yang relevan

saja yakni kinerja keuangan dan bukan hal-hal lain yang

tidak berhubungan kalau pun ada hanya bersifat pendukung

informasi primer

5) Kelayakan hukum yakni kriteria itu harus sesuai dengan

aturan yang berlaku dimana informasi kinerja laporan

keuangan ini harus betul-betul berada dalam ketentuan

hukum yang membidangi informasi keuangan

Kemudian manfaat yang dirasakan dengan adanya

informasi kinerja keuangan ini adalah untuk memberikan

laporan atau informasi yang berguna untuk pengambilan

keputusan yang ekonomis Selain itu juga menurut Sucipto

dalam Yosie Aniela bahwa dari aspek manajemen dengan

adanya penilaian informasi kinerja keuangan ini berfungsi

untuk128

1) Mengelola organisasi secara efektif dan efisien melalui

pemberian motivasi kepada karyawan secara maksimum

Dalam mengelola perusahaan manajemen juga menetapkan

sasaran yang akan dicapai di masa yang akan datang di

dalam proses yaitu planning (perencanaan) sehingga arah

bisnis perusahaan dapat berjalan dengan sesuai dengan

arahan dan target bisnis yang telah direncanakan

128 Aniela Yoshi Peran Akuntansi Lingkungan Dalam Mening-

katkan Kinerja Lingkungan Dan Kinerja Keuangan Perusahaan Berkala Ilmiah Mahasiswa Akuntansi 11 (2012)

143

2) Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan

dengan karyawan seperti promosi mutasi dan pember-

hentian Penilaian Kinerja ini akan menghasilkan data yang

dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan yang

bersangkutan dengan karyawan yang dinilai berdasarkan

kinerjanya disamping akan membantu dan memotivasi bagi

karyawan untuk dapat bekerja dan memberikan potensi yang

terbaik bagi perusahaan

3) Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan

karyawan serta untuk menyediakan kriteria seleksi dan

evaluasi program pelatihan karyawan Jika manajemen

puncak tidak mengetahui kekuatan dan kelemahan yang

dimilikinya maka akan sulit bagi manajemen untuk meng-

evaluasi dan memilih program pelatihan yang sesuai dengan

kebutuhan karyawan itu sendiri dan bagi karyawan pun akan

menjadi tidak terupdate skill dan kemampuan individunya

sehingga akan sulit bersaing dengan competitor yang memi-

liki bidang yang sama yang pada akhirnya akan melemah-

kan potensi bagi karyawan tersebut

4) Menyediakan feed back (umpan balik) bagi karyawan

mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka

Dalam organisasi perusahaan manajemen akan mendele-

gasikan sebagian wewenangnya kepada pihak manajemen di

144

bawahnya untuk dapat dikerjakan sesuai dengan disposisi

yang diberikan namun disertai dengan resiko yang ada bila

terdapat resiko bisnis yang menyangkut kepentingan bagi

perusahaan

5) Menyediakan suatu dasar untuk memberikan suatu distribusi

reward (penghargaan) bagi karyawan yang berprestasi serta

punishment bagi mereka yang melanggar aturan sehingga

dengan demikian akan Nampak lebih adil bagi semua

karyawan yang terlibat dalam perusahaan

Hasil pengukuran tersebut di atas juga dapat dijadikan

alat evaluasi kinerja manajemen selama ini apakah mereka

telah bekerja secara efektif atau tidak Jika berhasil mencapai

target yang telah ditentukan berarti mereka berhasil mencapai

target yang telah ditentukan pada masa periode tertentu serta

berhasil memimpin dan dipercaya oleh bawahannya Namun

sebaliknya jika gagal atau tidak berhasil dalam pencapainnya

ini akan dijadikan pelajaran bagi manajemen untuk target

dimasa yang akan datang dan merubah strategi bisnis agar

dapat lebih baik lagi di masa yang akan datang

Pengukuran kinerja merupakan salah satu aspek untuk

melihat performing measurement yaitu suatu kualifikasi dan

efisiensi perusahaan atau segmen serta keefektifan dalam peng-

operasian bisnis selama periode akuntansi Dengan demikian

145

pengertian kinerja dapat difenisikan sebagai suatu usaha formal

yang dilaksanakan oleh perusahaan untuk mengevaluasi efisien

dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksa-

nakan pada periode waktu tertentu

Laporan kinerja keuangan menurut Standar Akuntansi

Keuangan menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan

bagian penting dari proses pelaporan keuangan yang meliputi

neraca laporan rugi laba laporan perubahan modal (yang

dapat disajikan dengan berbagai cara seperti sebagai laporan

arus kas atau laporan arus dana) catatan dan laporan lainnya

serta materi penjelasaan yang merupakan bagian Integral dari

Laporan Keuangan129

Sedangkan menurut Edy Sukarno130 yang dikutip di

dalam jurnal Fokus Ekonomi ia mengatakan bahwa kinerja

keuangan adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatanprogramkebijaksanaan dalam

mewujudkan sasaran tujuan misi dan visi organisasi di mana

sebagai hasil yang telah dicapai atas segala aktivitas yang telah

dilakukan dalam mendayagunakan sumber-sumber yang

tersedia dalam suatu organisasi atau perusahaan

129 Ikatan Akuntan Indonesia Standar Akuntansi Keuangan (Jakarta

Salemba 1999) 12 130 Lihat Edy Sukarno ldquoKinerja Keuanganrdquo dalam Jurnal Focus

Ekonomi Volume 4 Nomor 1 Bulan Juni 2009 27-43

146

Menurut ulasan Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku

Penyajian Laporan Keuangan Syariah (PSAK 101) Tahun

2013 menyatakan bahwa Laporan kinerja keuangan adalah

catatan laporan keuangan yang berisi informasi tambahan atas

apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan laporan laba

rugi konprehensif laporan perubahan ekuitas laporan arus kas

laporan sumber dan penggunaan zakat dan laporan sumber dan

penggunaan dan kebajikan di mana dalam catatan ini membe-

rikan rincian dari pos-pos yang telah disajikan dalam laporan

keuangan dan informasi mengenai pos-pos yang tidak meme-

nuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan131

Munawir dalam Analisa Laporan Keuangan132 menga-

takan bahwa laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari

proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu

perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan

data atau aktivitas perusahaan tersebut

Mengacu kepada uraian di atas peneliti dapat meru-

muskan bahwa Sistem Informasi Kinerja Keuangan adalah

suatu rangkaian proses yang melibatkan semua aspek yang

131 Ikatan Akuntan Indonesia Penyajian Laporan Keuangan Syariah

PSAK 101 2013 132 Munawir Analisa Laporan Keuangan (Yogyakarta BPFE

1999)

147

pada akhirnya memberikan informasi dan laporan tentang

prestasi dan kinerja perusahaan dalam menjalankan aktivitas

bisnisnya untuk mencapai keuntungan atau laba Selain itu

dalam kinerja laporan keuangan dalam Islam mempunyai

sasaran-sasaran yang harus disadari dan dipatuhi oleh semua

akuntan keuangan di dalam Islam Ia tidak boleh memasuki

bidang ini jika belum memahami dan adanya kesadaran yang

jelas mengenai makna yang sesungguh dalam sasaran

akuntansi keuangan Pendek kata laporan keuangan hendaknya

disusun dengan menitikberatkan pada aspek kebenaran dan

kejujuran

148

BAB IV

PENUTUP

A Kesimpulan

Mengacu kepada uraian dalam pembahasan dan analisis

maka dapat dirumuskan kesimpulan peelitian sebagai berikut

Pertama implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem

informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di bank

syari‟ah dapat dilakukan dilakukan pada beragam bentuk dan

produk keuangan Selain itu hal tersebut juga hendaknya

mengacu kepada aspek-aspek kemaslahatan dan kemafsadatan

dalam setiap kegiatan ekonomi dengan mengimplementasikan

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah misalnya

saja dalam laporan keuangan yang terpublikasikan dalam

website bank syariah

Kedua kendala normatif dalam implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen dalam praktik

jasa keuangan di bank syari‟ah mencakup atas struktur

substansi dan kultur Sedangkan kendala lainnya adalah secara

internal mencakup manajemen informasi yang dilakukan di

bank syariah itu sendiri dan secara eksternal adalah perilaku

nasabah

149

Ketiga Sistem Informasi Kinerja Keuangan adalah suatu

rangkaian proses yang melibatkan semua aspek yang pada

akhirnya memberikan informasi dan laporan tentang prestasi

dan kinerja perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya

untuk mencapai keuntungan atau laba Selain itu dalam kinerja

laporan keuangan dalam Islam mempunyai sasaran-sasaran

yang harus disadari dan dipatuhi oleh semua akuntan keuangan

di dalam Islam

B Rekomendasi

Mengacu kepada kesimpulan di atas peneliti merumus-

kan rekomendasi penelitian sebagai berikut

Pertama perlu dilakukan kajian akademik lebih lanjut

dan mendalam untuk mengembangankan kontribusi keilmuan

hukum ekonomi Islam bagi implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan di bank syariah Hal tersebut salah satunya dapat

dilakukan melalui peninjauan kurikulum dan pengembangan

model pembelajaran ekonomi pada Fakultas Syari‟ah dan Fakultas Hukum serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di

PTKIN agar terumuskan kerangka konsepsional dan opera-

sional implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi

manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank

syariah

150

Kedua bagi kalangan praktisi perlu mengembangkan

berbagai inovasi dan keahlian untuk mengimplementasikan

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah Hal

demikian juga perlu didukung dengan partisipasi dan dukungan

masyarakat untuk menggunakan produk jasa keuangan di bank

syariah

151

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrasyid Priyatna 2017 Arbitrase Solusi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata dipublikasikan artikel dalam httpidshvoongcomlaw-and-politics1908998-keunggulan-dan-kelemahan-arbitrase yang diakses tanggal 10 April 2017

Abdurrahman Yahya 1997 ldquoAl-Iltizamrdquo artikel yang dipublikasikan dalam httpfiqh1wordpresscom 2010 0515al-iltizam diakses pada tanggal 28 Maret 2017

Adiwarman A Karim 2010 Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan Ed Empat Jakarta PT Rajagrafindo Persada

Amir Machmud Rukmana 2010 Bank Syariah Teori Kebijakan dan Studi Empiris di Indonesia Jakarta Penerbit Erlangga

Andi Soemitra 2010 Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Jakarta Kencana

Anshori Abdul Ghofur 2007 Perbankan Syariah Di Indonesia Gadjah Mada University Press Yogjakarta

Anwar Syamsul 2010 Hukum Perjanjian Syariah Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Antonio M Syafe‟i 2001 Bank Islam Dari Teori ke Praktek Jakarta Gema Insani Press

Annual Reepport PT Bank Jabar Banten Syariah Tahun 2013-2016

Ash-Shiddieqy TM Hashbi 1997 Fiqh Muamalah Semarang Pustaka Rizki Putra

Al-Sanhuri Abd al-Razaq 1958 Mashadir al-Haqq fi al-Fiqh al-Islamy Dirasah Muqaranah bi al-Fiqh al-Gharbi Jilid I Beirut Dar al-Hana li al-Thiba‟ah wa al-Nasyr

152

Arifin Zainul 2009 Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah Jakarta Azkia Publisher

Azwir Yacub 2013 Analisis Pengaruh Kecukupan Modal Efisiensi Likuiditas NPL DAN PPAP Terhadap ROA Bank Semarang UNDIP

Basyir Ahmad Azhar 1994 Refleksi Atas Persoalan Keislaman Bandung Mizan

Burhan Bungin 2006 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta Kencana

Dokumen Rencana Bisnis PT Bank Jabar Banten Syariah Tahun 2014-2016

Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Ed Rev Fatwa No 05DSN-MUIIV2000 tentang Jual Beli Salam

Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Ed Rev Fatwa No 06DSN-MUIIV2000 tentang Jual Beli Istishna‟

Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Ed Rev Fatwa No 07DSN-MUIIV2000 tentang Pembiayaan Mudharabah

Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Ed Rev Fatwa No 08DSN-MUIIV2000 tentang Pembiayaan Musyarakah

Karnaen A Perwataatmadja dan M Syafi‟i Antonio 1992 Apa dan Bagaimana Bank Islam Yogyakarta PT Dana Bhakti Wakaf

K Lewis Marvyn dan Latifa M Algoud 2007 Perbankan Syariah Jakarta Serambi Ilmu Semesta

Kansil CST 2001 Hukum Perusahaan Indonesia (Aspek Hukum dalam EKonomi) Bagian I Jakarta Pradnya Paramita

153

Khan Tariqullah dan Habib Ahmed 2008 Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah Jakarta PT Bumi Aksara

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHP)

Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)

Laporan Neraca Keuangan dan Laporan Laba Rugi PT Bank Jabar Banten Syariah Periode 2010-2016

Luciana Spica Almilia amp Winny Herdiningtyas 2005 Analisis Rasio Camel Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Lembaga Perbankan Perioda 2000 ndash 2002 dalam Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol 7 No 2 Nopember 2005

Mahardian Pandu 2008 Analisis Pengaruh Rasio CAR BOPO NPL NIM dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (StudiKasus Perusahaan Perbankan yang Tercatat di BEJ PeriodeJuni 2002-Juni 2007) Semarang UNDIP

Manan Abdul 2012 Hukum Ekonomi Syariah Dalam Perspektif Kewenangan Peradilan Agama Jakarta Kencana Prenada Media Grup

Mardani 2012 Fiqh Ekonomi Syariah Fiqh Muamalah Jakarta Kencana

Muhammad Idrus 2009 Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif Jakarta Penerbit Erlangga

Mawardi Wisnu 2009 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi kasus pada Bank Umum Dengan Total Asset Kurang dari 1 Trilyun Semarang UNDIP

M Ali Hasin 2003 Berbagai Macam Transaksi dalam Islam Fiqh Muamalat cet Pertama Jakarta PT Raja Grapindo Persada

154

Najmudin 2011 Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syari‟iyyah Modern Yogyakarta Penerbit Andi

Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution (Ed) 2009 Current Issues Lembaga Keuangan Syariah Jakarta Kencana Media Group

Nusantara Ahmad Buyung 2009 Analisis Pengaruh NPF CAR FDR Dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank (Perbandingan Bank Umum Go Publik dan Bank Umum Non Go Publik di Indonesia Periode Tahun 2005-2007 Semarang UNDIP

Peraturan Bank Indoensia Nomor 139PBI2011 Tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 10PBI2008 Tentang Restrukturisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah

Peraturan Bank Indonesia Nomor 99PBI2007 Tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 821PBI2006 Tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah

Prabowo Bagya Agung 2012 Aspek Hukum Pembiayaan Murabahah Pada Perbankan Syariah Yogyakarta UII Press

Praja Juhaya S 1997 Filsafat Hukum Islam Bandung UNISBA Press

Praja Juhaya S 2000 Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Madya Filsafat Hukum Islam tentang Rekosntruksi Paradigma Ilmu Titik Tolak Pengem-bangan Ilmu Agama dan Universalitas Hukum Islam Tanggal 1 April 2000 di IAIN Sunan Gunung Djati Bandung

Prasnanugraha P Pontie 2011 Analisis Pengaruh Rasio-rasio Keuangan Terha-dap Kinerja Bank Umum di Indonesia (Studi Empiris Bank-bank Umum Yang Beroperasi di Indonesia Semarang UNDIP

155

Puspitasari Diana 2008 Analisis CAR NPL PDN NIM BOPO LDR dan Suku Bunga SBI terhadap ROA Studi pada Bank Devisa Indonesia periode 2003-2007 Semarang UNDIP

Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti 2008 Manajemen Perkreditan Bank Umum Teori Masalah Kebijakan dan Aplikasinya Bandung ALFABETA

Robert Tampubolon 2004 Risk Mangement Pendekatan Kualitatif Untuk Bank Komersial Jakarta PT Elex Media Komputindo

Saed Abdullah 1996 Islamic Banking and Interest A Study of the Prohibition of Riba and Its Contemporary Interpre-tation Leiden EJ Brill

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji 2001 Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat) Rajawali Pers Jakarta

Suhendi Hendi 2007 Fiqh Muamalah Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Syafi‟i Antonio Muhammad 2001 Bank Syariah dari Teori ke Praktek Jakarta Gema Insani Press

Sri Nurhayati dan Wasilah 2013 Akuntansi Syariah di Indonesia Jakarta Salemba Empat

Suhendi Hendi 2004 Fikih Muamalah Jakarta Rajawali Press

Tawfiq Abd al-Aziz 1988 Qanun al-Iltizamat wa al-‟Uqucircd Mesir Dar al-Saqafah

Tariqullah Khan dan Habib Ahmed 2008 Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah Ed 1 Cet 1 Jakarta Bumi Aksara

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 Jo Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

156

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah LNRI Tahun 2008 Nomor 94

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama LN RI Tahun 2006 Nomor 22

Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia

Usman Rachmadi 2012 Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia Jakarta Sinar Grafika

Utomo Andri Priyo 2010 Pengaruh Non Performing Finan-cing Terhadap Kinerja Keuangan Bank Berdasarkan Rasio Likuiditas Rasio Solvabilitas Dan Rasio Profita-bilitas Pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Semarang UNDIP

Page 7: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …

DAFTAR ISI

ABSTRAK helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip i PEDOMAN TRANSLITERASI ii KATA PENGANTAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iv DAFTAR ISI helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip vi BAB I PENDAHULUAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1 A Latar Belakang Masalah helliphelliphelliphelliphellip 1

B Identifikasi dan Perumusan Masalah 11

C Pertanyaan Penelitian 12

D Tujuan Penelitian helliphelliphelliphellip 12

E Kegunaan Penelitian 13

F Kajian Penelitian Terdahulu 14

G Kerangka Pemikiran 15

H Langkah-langkah Penelitian 30

BAB II KONSEP DAN TEORI helliphelliphelliphelliphellip 36 A Prinsip-prinsip Akad 36

1 Pengertian Akad 36

2 Landasan Akad 43

3 Prinsip-prinsip Akad 56

4 Etika Akad 62

B Sistem Informasi Manajemen Keu- angan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

70

1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen Keuangan helliphelliphellip

70

2 Unsur-unsur Sistem Informasi Manajemen Keuangan helliphelliphellip

73

3 Urgensi Sistem Informasi Manajemen Keuangan helliphelliphellip

82

4 Instrumen Sistem Informasi Manajemen Keuangan helliphelliphellip

87

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEM-BAHASAN

96

A Implementasi Prinsip-Prinsip Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

96

B Hambatan-hambatan Implementasi Prinsip-Prinsip Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

110

C Solusi dan Strategi Pengembangan Prinsip-Prinsip Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

127

BAB V PENUTUP 148

A Kesimpulan 148

B ekomendasi 149

DAFTAR PUSTAKA 151

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Pendahuluan

Bank merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di

bidang jasa dimana memiliki fungsi sebagai lembaga keuangan

yang mengedarkan uang menciptakan uang menyediakan

uang untuk menunjang kegiatan usaha tempat mengamankan

uang tempat melakukan investasi dan jasa keuangan lainnya1

Dalam praktiknya bank dibagi dalam beberapa jenis Jika

ditinjau dari segi fungsinya bank dikelompokkan menjadi 3

jenis yaitu Bank Sentral Bank Umum dan Bank Perkreditan

Rakyat Sedangkan dilihat dari segi prinsip operasionalnya

bank dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu bank konvensional

dan bank syariah2

Operasional perbankan syariah di Indonesia diatur dalam

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang

kemudian diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 10

Tahun 1998 dan diperbaharui lagi dengan Undang-Undang

Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah Perbankan

syariah memiliki tujuan yang sama dengan bank konvensional

1 Kasmir Dasar-Dasar Perbankan (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2002) 2

2 M Syafei Antnio Bank Syariah Teori dan Praktik (Yogyakarta Dana Bhkati Wakaf 1994) 23

2

yaitu agar lembaga perbankan dapat menghasilkan keuntungan

dengan cara meminjamkan modal menyimpan dana membia-

yai kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai

Prinsip-prinsip ekonomi Islam melarang riba perjudian

dan spekulasi yang disengaja perniagaan atas barang-barang

yang haram dan ketidakjelasan serta manipulatif Dalam rangka

melayani masyarakat setiap bank syariah perlu menyediakan

berbagai macam produk perbankan syariah Produk-produk

yang ditawarkan sudah tentu sangat Islami termasuk dalam

memberikan pelayanan kepada nasabahnya Produk perbankan

syariah di bagi ke dalam 3 bagian yaitu produk penghimpunan

produk penyaluran dan produk jasa3

Saat ini pemanfaatan teknologi informasi begitu sangat

pesat masuk dalam segala aspek pekerjaan yang sebagian

besarnya telah menggunakan perangkat teknologi informasi

bahkan bisa dikatakan telah menjadi suatu kebutuhan primer

bagi setiap perusahaan dalam menjalankan bisnisnya

Oleh karena itu dalam pemanfaatan teknologi infor-

masi ini setiap organisasi bisa mengambil banyak manfaat

mulai dari tingkat efisiensi dan efektivitas kinerja keuangan

perusahaan bank syariah hingga tingkat validitas data yang bisa

dikatakan hampir 99 akurat

3 Editor ldquoPerbankan Syariahrdquo dalam httpidwikipediaorgwiki Perbankan_syariah diakses pada tanggal 9 November 2017

3

Sistem teknologi informasi telah melahirkan berbagai

keunggulan yang begitu kompetitif dalam menciptakan persai-

ngan yang ada di dunia usaha Selain itu juga telah membe-

rikan kontribusi yang cukup besar bagi peningkatan kinerja

organisasi Dengan adanya teknologi informasi ini baik itu

dalam hal meningkatkan kinerja baik secara individual maupun

institusional setiap organisasi perusahaan akan mendapat

kemudahan dalam meningkatkan kinerja keuangan dan kualitas

pelayanan publik yang bersifat individual

Tujuan lainnya yang bersifat global adalah setiap orga-

nisasi perusahaan juga akan mampu meningkatkan pelayanan

kepada publik demi terciptanya kepuasan bagi pengguna

(user) yang pada akhirnya akan meningkatkan tingkat keper-

cayaan (trusted) dan loyalitas (loyality) dari para pengguna

(user) terhadap semua jasa dan layanan yang diberikan suatu

organisasi perusahaan Oleh karena itu setiap organisasi

perusahaan bisnis juga dipastikan akan memanfaatkan sistem

teknologi informasi ini untuk meningkatkan keuntungan

(profit) dalam setiap kegiatan bisnisnya4

Dalam pemanfaatan teknologi informasi ini perlu

ditunjang oleh adanya sumber daya baik itu dari segi insani

4 Lihat dalam G Perdana Putri ldquoPeran Teknologi Informasi didalam

Perusahaanrdquo artikel pada wwwiniputri blogunsacidfiles201005paper-manajemen-dan-tipdf diakses pada tanggal 29 Oktober 2014

4

(human skill character) atau pun dari material (infrastructur

capital) yang mumpuni dan kompeten dalam menjalankan

fungsi optimalisasi penggunaan teknologi ini sehingga dengan

terpenuhinya persyaratan tersebut dengan mudah mengatur dan

menjalankan kinerja operasional dengan baik dan optimal Hal

ini dilakukan untuk tercapainya tujuan organisasi perusahaan

yang menjadi target mendasar untuk meningkatkan profit

pendapatan dan menciptakan kesejahteraan bersama

Oleh karena itu pemanfaatan sistem informasi mana-

jemen keuangan dalam menunjang kualitas pelayanan suatu

fungsi dari organisasi terbagi menjadi 5 elemen fungsi yaitu5

1 Fungsi Operation

2 Fungsi Monitoring and Control

3 Fungsi Planning and Decision

4 Fungsi Communication dan

5 Fungsi Interorganisational

Seluruh peranan teknologi informasi dalam berbagai

lapisan tersebut tidak akan berjalan baik tanpa adanya tata

kelola dan manajemen teknologi informasi yang baik karena

pada dasarnya tujuan pemanfaatan teknologi informasi adalah

untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan Demikian

halnya dalam dunia perbankan yang menjalankan fungsi bisnis

5 I Komang Ariana Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Organisasi (Denpasar Universitas Udayana 2010)

5

transaksi keuangan pemanfaatan teknologi informasi ini begitu

sangat besar karena semua transaksi yang ada harus dikelola

dengan baik dan tertata secara sistem sesuai dengan fungsi

kelima elemen di atas

Oleh karena itu penggunaan dan pemanfaatan teknologi

informasi ini hendaknya benar-benar dikelola dengan baik

sesuai dengan tujuan umum perusahaan dalam upaya mendu-

kung operasional perbankan agar dapat berkinerja optimal baik

dari sisi layanan atau pun kualitas operasional perbankan itu

sendiri

Setelah dilakukannya proses spin off atau terpisah secara

manajemen dari induknya yang dalam hal ini adalah bank

syariah pada tahun 2010 bank syariah melakukan pengelolaan

proses bisnis perbankan secara mandiri walaupun dalam hal

modal masih mendapatkan subsidi dan bersinergi dengan bank

syariah dan PT Banten Global Development namun secara

manajerial proses bisnis dan aturan serta kebijakan ditetapkan

secara mandiri6 Dalam upaya menjalankan bisnisnya bank

syariah tetap mengelola dan melayani nasabah existing yang

telah ada sejak masih menjadi unit layanan syariah Oleh

karena itu data-data nasabah dan transaksi yang ada tetap

dikelola dengan baik

6 Annual Report Bank BJB Syariah (Bandung BJBS 2016)

6

Kondisi yang terjadi setelah spin off dan memiliki core

banking system bank syariah mulai merambah dan mengem-

bangkan layanan lain yang intinya adalah untuk lebih dapat

mengembangkan proses bisnis mempromosikan kepada para

nasabah agar dapat lebih maju dan berkembang disertai dengan

kualitas pelayanan yang lebih baik

Seiring dengan adanya pengembangan-pengembangan

yang dilakukan oleh berbagai unit bisnis dan supporting di

bank syariah perlahan namun pasti peningkatan data transaksi

yang ada semakin berkembang disamping dengan adanya

klasifikasi dan layanan yang diberikan kepada nasabah yang

beragam mulai dari nasabah Mikro Menengah dan Korporasi

yang secara umum memberikan dampak signifikan terhadap

data-data yang tersedia di bank syariah7

Sehubungan dengan banyaknya data transaksi yang

terjadi dibutuhkan suatu tools atau alat bantu yang berfungsi

untuk menopang dan mendukung layanan transaksional kepada

nasabah agar dapat berjalan baik dan maksimal sehingga

loyalitas nasabah dapat senantiasa dipertahankan yang pada

akhirnya akan menunjang pada kelangsungan bisnis di bank

syariah

Sistem informasi manajemen keuangan dapat melibatkan

beberapa unit terkait diantaranya

7 Ibid

7

1 Unit Kerja Divisi Teknologi Informasi

2 Unit Kerja Divisi Operasi CQ MIS dan Accounting

3 Unit Kerja Sumber Daya Insani (SDI)

4 Unit Kerja Jaringan dan Layanan

Keterkaitan proses yang terjadi di unit kerja terkait akan

berjalan bilamana masing-masing unit kerja menjalankan

fungsinya dengan baik dan adanya saling koordinasi yang aktif

dalam menyampaikan data-data yang dibutuhkan dan menjadi

konsumsi perusahaan Pada saat masih menjadi unit layanan

syariah (UUS) kualitas data yang dihasilkan dalam prosesnya

sangat berbeda dengan kondisi setelah sejumlah bank syariah

menjadi Bank Umum Syariah (BUS)

Hal tersebut di atas terlihat dari proses pengolahan data

yang dilakukan dimana pada saat masih menjadi Unit Usaha

Syariah (UUS) jumlah data yang ada tidak terlalu banyak dan

proses pengolahannya pun masih dilakukan secara manual

walaupun praktisnya telah menggunakan perangkat teknologi

PC Computer namun dalam pengolahannya tetap memerlukan

waktu yang cukup lama sehingga laporan pelayanan yang

dihasilkan kepada pihak terkait seperti nasabah menjadi lama

Namun demikian berbeda dengan kondisi sekarang

setelah menjadi Bank Umum Syariah (BUS) di mana seiring

dengan pertumbuhan bisnis bank maka jumlah nasabah pun

8

ikut berkembang dan secara otomatis jumlah data yang ada

juga akan menjadi lebih besar sehingga proses pengolahannya

memerlukan alat bantu yang bisa menopang kegiatan opera-

sional dan layanan kepada nasabah

Walaupun jumlah data yang ada cukup besar namun

dengan adanya tools yang ada seperti penggunaan beberapa

aplikasi dan perangkat berbasis teknologi informasi maka

proses pengolahan data yang dilakukan bisa lebih cepat lagi

sehingga kualitas pelayanan terhadap pihak terkait tidak lagi

terganggu Dengan begitu proses operional bank tetap dapat

dijalankan dengan baik dan maksimal

Kondisi pelayanan yang dikembangkan oleh bank bjb

syariah seiring dengan perkembangannya dalam melayani

nasabah semakin baik seiring dengan diterimanya penghargaan

(reward) dalam hal pelayanan nasabah Hal itu membuktikan

bahwa pelayanan yang optimal menjadi syarat mutlak dan

bagian penting bagi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya

Secara umum informasi keuangan bank syariah dalam

beberapa waktu terakhir mengalami fluktuasi baik itu dari sisi

pembiayaan Dana Pihak Ketiga (DPK) serta profit laba rugi

perusahaan di mana hal tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor

internal dan faktor eksternal Namun seiring dengan pening-

katan laju pertumbuhan ekonomi global dan pertumbuhan

9

jaringan kantor bank syariah di Indonesia yang terus menga-

lami perkembangan dari waktu ke waktu model pelayanan

system informasi keuangan kepada nasabah perlu ditingkatkan

oleh bank syariah

Dengan adanya pertumbuhan yang terjadi maka secara

otomatis kualitas data yang dihasilkan pun akan lebih banyak

oleh karena itu perlu adanya peningkatan kapasitas dalam

pengolahan dan kualitas pelayanan supporting data melalui

penerapan Sistem Informasi Manajemen Keuangan (SIMK) di

bank syariah karena hal itu dapat secara langsung mempe-

ngaruhi terhadap kualitas pelayanan nasabah

Selain itu dengan peningkatan kualitas pelayanan Sistem

Informasi Manajemen Keuangan (SIMK) hendaknya ditunjang

pula dengan penggunaan perangkat teknologi informasi maka

secara otomatis dapat memudahkan pekerjaan bagi unit lain

dalam menunjang pekerjaannya yang secara langsung menjadi

tujuan bisnis perusahaan sehingga kinerja perusahaan dapat

lebih maksimal

Demikian pula dengan kualitas layanan yang baik dan

dibantu dengan penggunaan perangkat teknologi informasi

maka diharapkan kualitas layanan terhadap nasabah baik itu

dari sisi kemudahan bertransaksi serta kemudahan penggunaan

produk yang dimodifikasi dengan tujuan mengefisiensikan

10

serta mengefektifkan pelayanan nasabah dapat lebih meningkat

dan menjadikan nasabah menjadi sangat loyal terhadap bank

syariah Dengan demikian bisnis perusahaan di bank syariah

dapat berjalan dengan baik

Demikian pula dalam ajaran Islam secara universal telah

memberikan pedoman bagi kegiatan ekonomi berupa prinsip-

prinsip dan asas-asas dalam bermuamalah Juhaya S Praja8

menyebutkan terdapat beberapa prinsip hukum ekonomi Islam

antara lain

1 Prinsip la yakun dawlatan bayn al-agniya yakni prinsip

hukum ekonomi yang menghendaki pemerataan dalam

pendistribusian harta kekayaan

2 Prinsip antaradin yakni pemindahan hak kepemilikan atas

harta yang dilakukan secara sukarela

3 Prinsip tabadul al-manafi‟ yakni pemindahan hak atas harta

yang didasarkan kepasa asas manfaat

4 Prinsip takaful al-ijtima‟ yakni pemindahan hak atas harta

yang didasarkan kepada kepentingan solidaritas sosial

5 Prinsip haq al-lah wa hal al-adami yakni hak pengelolaan

harta kekayaan yang didasarkan kepada kepentingan milik

bersama di mana individu maupun kelompok dapat saling

berbagi keuntungan serta diatur dalam suatu mekanisme

ketatanegaraan di bidang kebijakan ekonomi

8 Juhaya S Praja Filsafat Hukum Islam (Bandung UNISBA Press 2000) h 14

11

Mengacu kepada latar belakang masalah di atas obyek

penelitian tentang aplikasi Sistem Informasi Manajemen Keua-

ngan (SIMK) di lembaga keuangan syariah tampaknya belum

banyak dikaji terutama jika dikaji dari perspektif manajemen

keuangan syariah Oleh karena itu peneliti merumuskannya

menjadi sebuah judul penelitian yaitu Implementasi Prinsip-

prinsip Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan

dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

B Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas peneliti

berasumsi bahwa obyek tersebut sangat penting untuk diteliti

disebabkan tiga alasan berikut pertama implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen keuangan yang

diinduksi dari praktik jasa keuangan di bank syariah tampaknya

belum terumuskan secara sistematis baik secara konsepsional

maupun operasional kedua implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen keuangan tampaknya belum

berimplikasi positif kepada tingkat kepercayaan masyarakat

kepada bank syariah dan ketiga implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan di bank

syariah tampaknya belum banyak dikaji secara sistematis dari

segi manajemen keuangan syariah

12

Peneliti merumuskan masalah utama (problem statement)

dalam penelitian ini adalah bagaimana prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan memberikan implikasi

baik secara teoretis maupun praktis terhadap peningkatan

pelayanan jasa keuangan di bank syariah

C Pertanyaan Penelitian

Mengacu kepada identifikasi masalah di atas maka

pertanyaan penelitian yang akan dikaji lebih lanjut adalah

1 Bagaimana implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem

informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa keua-

ngan di bank syariah

2 Apa kendala-kendala dan solusi implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen keuangan

dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

3 Bagaimana solusi dan strategi pengembangan prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen keuangan

dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

D Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis

1 Implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi

manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank

syariah

13

2 Hambatan-hambatan implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan di bank syariah

3 Solusi dan strategi untuk mengembangkan implementasi

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen

keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

E Kegunaan Penelitian

Kegunaan atau signifikansi dari penelitian ini secara

akademik diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan

tentang implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi

manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank

syariah dalam proses pembelajaran pada Fakultas Syari‟ah dan Fakultas Hukum di berbagai perguruan tinggi yakni terumus-

kannya kerangka konsepsional dan operasional implementasi

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

Sedangkan secara praktis hasil dari penelitian ini juga

diharapkan menjadi rujukan atau kerangka acuan bagi praktisi

perbankan syariah dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

jasa keuangan di bank syariah Selain itu diharapkan dapat

meningkatkan motivasi masyarakat untuk menggunakan jasa

layanan keuangan bank syariah

14

F Kajian Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil penelusuran diketahui ada beberapa

penelitian sebelumnya yang relevan antara lain

Penelitian yang dilakukan oleh Johanna Mujiati Studi

Pengaruh Penggunaan Sistem Informasi terhadap Kinerja

Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Sema-

rang Tesis Universitas Diponegoro Semarang 17 Juli 2008

Substansi yang telah dibahas pada penelitian ini adalah tentang

bagaimana menggunakan teknologi informasi di lingkungan

civitas akademika dapat meningkatkan kinerja pegawai pada

Fakultas Ekonomi Diponegoro Semarang

Hotman Panjaitan Pengaruh Sistem Teknologi Informasi

Terhadap Kualitas Layanan dan Citra Perguruan Tinggi

Swasta Tesis Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Jawa

Timur Substansi yang dibahas pada penelitian ini adalah

apakah penggunaan teknologi informasi dalam sistem infor-

masi akademik yang on line berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kualitas layanan perguruan tinggi swasta

Azwir Nasir dan Rianti Oktari Pengaruh Pemanfaatan

Teknologi Informasi dan Pengendalian Intern terhadap

Kinerja Insatansi Pemerintah Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Riau Tahun 1993 Substansi yang

dibahas dalam penelitian ini adalah tentang pentingnya peman-

15

faatan teknologi informasi yang membawa pengaruh signifikan

terhadap kinerja di Instansi pemerintah

Gusti Ayu Putu Ratih Kusuma Dewi Pengaruh Kualitas

Pelayanan terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah PT

BPR di Kabupaten Tabanan Tesis Magister Manajemen di

Universitas Udayana tahun 2014 Substansi yang dibahas

adalah membangun kualitas Pelayanan nasabah yang berbasis

pada kepuasan dan loyalitas nasabah itu sendiri

Melihat dari hasil penelitian yang telah ada sebelumnya

dapat dikatakan bahwa jenis penelitian ini relatif baru baik dari

segi substansi dan teori maupun metodologi keilmuannya

sebab dalam rencana penelitian yang akan di bahas adalah

implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi mana-

jemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

G Kerangka Pemikiran

Adapun kerangka teori yang digunakan sebagai kerangka

berpikir untuk menganalisis penelitian ini yaitu pertama teori

iltizam kedua teori perjanjian bisnis dan ketiga teori sistem

informasi manajemen Menurut hemat penelitian ketiga teori

tersebut memiliki koherensi akademik secara konsepsional dan

operasional serta dapat digunakan untuk menganalisis imple-

mentasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen

keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

16

Teori utama (grand theory) yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teori iltizam yang mengacu kepada Abd

al-Razaq al-Sanhuri Mashadir al-Haqq fi al-Fiqh al-Islamy

(Beirut Dar al-Hana li al-Thiba‟ah wa al-Nasyr 1958) Secara

bahasa iltizam berarti kewajiban Iltizam merupakan suatu

keharusan akibat terjadinya akad yang berimplikasi kepada

lahirnya hak dan kewajiban9 Dalam hukum ekonomi syariah

iltizam mengandung makna keharusan bagi seseorang untuk

mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu untuk

kemaslahatan orang lain Iltizam menurut pengertian hukum

secara umum

ص كل ف ش تزم بت ف ك

Setiap orang yang mukallaf terikat dengan tindakannya10

Pengertian iltizam direduksi dari ketentuan ayat hukum

yang menegaskan keharusan melakukan akad sesuai dengan

ketentuan Allah sebagaimana ditegaskan dalam QS al-Maidah

ayat 1 yang berbunyi

9 Abd al-Razaq al-Sanhuri Mashadir al-Haqq fi al-Fiqh al-Islamy

Dirasah Muqaranah bi al-Fiqh al-Gharbi Jilid I (Beirut Dar al-Hana li al-Thiba‟ah wa al-Nasyr 1958) hlm 130-131

10 Ibid

17

Hai orang-orang yang beriman penuhilah aqad-aqad itu dihalalkan bagimu binatang ternak kecuali yang akan dibacakan kepadamu (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya Misalnya seseorang diharuskan membayar atau meng-

ganti barang yang dirusaknya dapat dikatakan iltizam

disebabkan ia harus dilaksanakan oleh yang meneruskannya

Demikian pula dengan ta‟wild atau tadlmin terhadap suatu

kerugian yang tertimpa atas orang lain baik langsung ataupun

tidak langsung Iltizam merupakan tindakan hukum yang

menjadi sebab bagi dilakukannya suatu kewajiban untuk

memberikan kemaslahatan bagi orang yang dirugikan Maka

nafkah kerabat yang fakir atas kerabat yang kaya dalam batas-

batas tertentu merupakan iltizam atas kerabat yang kaya itu11

Iltizam berlaku untuk siapa saja yang diharuskan baik ia

fakir maupun kaya Bahkan mengganggu orang lain baik

jiwanya maupun anggota tubuhnya ataupun harta dan kehor-

matannya dinamakan juga il tizam yang diwajibkan oleh syara‟

atas setiap mukallaf Iltizam menjadi hak syakshi bagi

11 Peneliti mengutip contoh iltizam dalam Yahya Abdurrahman ldquoAl-

Iltizamrdquo artikel yang dipublikasikan dalam httpfiqh1wordpress com20100515al-iltizam diakses pada tanggal 28 Maret 2017 Lihat pula penjelasan TM Hashbi Ash-Shiddieqy Fiqh Muamalah (Semarang Pustaka Rizki Putra 1997) hlm 58

18

seseorang adalah sebagai taklif dan ahdah atas orang lain

Taklif ini menurut sarjana hukum Barat dinamakan iltizam

Sedangkan hak syakshi dan iltizam dalam anggapan mereka

satu Karena kalau ditinjau dari segi yang menuntut (thalib al-

haqqi atau shahib al-haqqi) dia dinamakan pula hak dan kalau

ditinjau dari segi yang dapat memenuhi dinamakan iltizam

(kewajiban)12

Iltizam adakalanya dipakai untuk kedua belah pihak

seperti iltizam yang terjadi pada akad mu‟awadlah Penjual dan

pembeli masing-masing dinamakan multazim dan multazim

lahu Mahall al-iltizam pada si penjual adalah menyerahkan

barang yang telah berpindah milik itu Mahall al-iltizam

terhadap pembeli itu ialah membayar harga Maksudaya iltizam

bagi si penjual berlaku apabila barang yang telah dijual sudah

di beli oleh sipenjual maka dia wajib menyerahkan barang

tersebut Begitu juga sebaliknya iltizam bagi si pembeli adalah

ketika ia menginginkan suatu barang maka ia harus memba-

yarnya terlebih dahulu agar barang tersebut menjadi haknya

Iltizam dalam hukum ekonomi Islam merupakan bdquoalaqah

maddiyah atau tidak dapat dipaksa yakni berpautan dengan

orang seperti terhadap simadin atau dengan pekerjaan seperti

terhadap orang upahan Namun demikian kalau hanya sebatas

12 Abd al-Aziz Tawfiq Qanun al-Iltizamat wa al-‟uqucircd (Mesir Dar al-Saqafah 1988) hlm 8-9

19

ini saja yang kita katakana tentulah prinsip penyandraan tidak

dapat diterima

Oleh karena itu iltizam yang seperti ini hendaknya

disertai dengan keharusan berkehendak (sulthah syakhsiyah)

untuk pelaksanaannya Jika tidak ada keharusan berkehendak

(sulthah syakhsiyah) maka sangat sulit pelaksanaannya Sebab

si madin umpamanya tidak membayar hutang dia menyem-

bunyikan barang-barangnya atau si buruh umpamanya tidak

mau bekerja walaupun hubungan yang pertama dikatakan

‟alaqah maddiyah namun harus terdapat padanya shulthah

syakhshiyah Adanya shulthah syakhshiyah maka si madin

tidak dapat dipaksa membayar hutang13

Syarat dalam melaksanakan iltizam diperlukan dua pihak

yaitu multazim (orang yang diharuskan untuk memenuhi hak)

dan multazam lahu (seseorang yang harus dipenuhi haknya)

Apakah kedua belah pihak harus tertentu sejak pada permulaan

iltizam ataukah tidak Hal tersebut tidak dipertentangkan

karena multazim harus ada dan tertentu orangnya sejak dari

permulaan iltizam Multazim menjadi orang yang dikenai

kewajiban itu (mukallaf) atau dialah yang dikatakan madin

dalam masalah ini14

13 Abd al-Razaq al-Sanhuri opcit hlm 133-134 14 M Ali Hasin Berbagai Macam Transaksi dalam Islam Fiqh

Muamalat cet pertama (Jakarta PT Raja Grapindo Persada 2003) hlm 44

20

Tidaklah dapat diterima akal kalau simadin tidak ada

hutang bisa terjadi Adapun multazim lahu yakni shahib al-

haqq maka pada asalnya harus sudah ada dan sejak ada

iltizam Akan tetapi setelah kita meneliti hukum-hukum fiqih

satu persatu nyatalah bahwa multazam lahu tidak wajib selalu

ada sejak permulaan iltizam Cukup menentukan multazam

lahu ketika menunaikan iltizam

Dengan demikian pada awal iltizam boleh jadi multazam

lahu masih belum diketahui tetapi dalam waktu menunaikan

iltizam haruslah si multazam lahu ada (diketahui) Umpama-

nya seorang komandan perang dapat mengumumkan kepada

tentara bahwa rampasan perang (salab) akan diberikan kepada

yang menewaskan musuh Karenanya yang menewaskan

musuh berhak mengambil salab walaupun dia tidak mendengar

sendiri pengumuman komandan itu

Para ulama telah membolehkan seseorang mengumum-

kan bahwa siapa mendapatkan kembali barangnya yang telah

hilang akan diberikan upah hal ini dalam Ilmu Fiqih biasa

disebut ji‟alah Oleh karena itu walaupun ucapan yang

dikeluarkan oleh orang yang memiliki barang tidak dihadapkan

kepada orang tertentu namun orang yang menemukan itu dapat

memperoleh upah atas barang temuannya (ajr al-mitsli)

Berdasarkan uraian di atas tentu alangkah lebih baik jika

mengikuti apa yang disyari‟atkan dalam hukum Islam yakni

21

menggunakan istilah multazim atau multazam lahu dan iltizam

dan tidak memakai istilah kreditur atau debitur tersebut Jika

kebanyakan orang cenderung mengikuti pemikiran Barat

dengan mengunakan istilah kreditur atau debitur Meski istilah

tersebut dapat diimplementasikan dalam praktik akad namun

ia terikat dengan perbuatan hukum yang sifatnya‟adabi

Selain itu jika menggunakan istilah kreditur maupun

debitur ia mengandung pengertian bahwa iltizam hanya

mengenai sesuatu yang berkenaan dengan madiyah dan juga

tidak bisa diaplikasikan pada sesuatu yang berkenaan dengan

‟adabiyah Karena tidak ada hutang piutang antara soal

ketaatan istri terhadap suami misalnya

Terlebih lagi jika melihat perkembangan sejarah lafadz

iltizam yang diungkap atau biasa dipakai oleh para fuqaha

tentang iltizam ternyata sudah terlebih dahulu dipakai sebelum

pemikir-pemikir Barat dengan hukum-hukum mereka mengata-

kan iltizam sebagai kreditur dan debitur Dengan demikian

penulis dapat mengatakan bahwa term iltizam lebih baik

dipakai dalam praktik transaksi bisnis syari‟ah daripada istilah-

istilah yang disampaikan oleh para pemikir hukum Barat

tersebut

Selanjutnya teori menengah (middle range theory) yang

digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah teori

perjanjianakad (nazhariyyat al-‟uqucircd) yang mengacu kepada

22

Wahbah al-Zuhaili Al-Fiqh al-Islamiyyah wa Adillatuhu

(Damsyiq Dar al-Fikr 1989)

Menurut Al-Zuhaili15 hak milik atas harta baik individu

maupun kolektif merupakan hak bagi manusia untuk

mengelola dan mengambil manfaat atas harta itu (tasharruf

‟ala al-maal) Pengambilan manfaat dari pengelolaan atas harta

dibenarkan menurut ketentuan syara‟ dengan batas-batas yang

ditentukan oleh Allah dan rasul-Nya Dalam konteks ini

dikenal teori pemindahan hak milik melalui akad atau

perjanjian (nazhariyyat al-‟uqucircd) yang disandarkan pada

ketentuan nash QS 2 116 bahwa dalam setiap perjanjian bisnis

termasuk dalam kategori akan yang direfleksikan sumbernya

(al-Qur‟an dan Sunnah) Kaitannya dengan teori perjanjianakad dalam hukum

perikatan Islam dijelaskan bahwa hakikat akad diartikan

segala sesuatu yang keluar dari seorang manusia dengan

kehendaknya dan syara‟ menetapkan beberapa haknya (kullu

maa yasduru min syakhsin biiradathihi wa yurattaba bdquoalaihi al-syar‟u natabiha huquuqiyyatin) Merujuk kepada pengertian

tersebut akad dibagi dua yakni akad dengan ucapan (aqd al-

15 Wahbah Zuhaili Al-Fiqh al-Islamiyyah wa Adillatuhu (Damsyiq Dar al-Fikr 1989) juz 4 hlm102-103

16 Terjemah ldquoHai orang-orang yang beriman penuhilah aqad-aqad itu dihalalkan bagimu binatang ternak kecuali yang akan dibacakan kepadamu (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nyardquo (QS 5 1)

23

qauli) dan akad dengan perubatan (aqd al-fi‟liy) Oleh karena

itu segala bentuk akad dalam praktik bisnis termasuk di

dalamnya transaksi bisnis dapat dianggap sah sepanjang tidak

bertentangan dengan prinsip-prinsip asas-asas syarat rukun

dan etika bisnis menurut syara‟ Mengacu kepada ketiga teori di atas praktik perjanjian

akad (nazhariyyat al-‟uqucircd) dalam hukum perikatan Islam

hendaknya mempertimbangkan syarat jaliyah dalam berakad

Syarat jaliyah adalah syarat-syarat transaksi akad yang sengaja

disebutkan oleh kedua belah pihak yang sedang melakukan

transaksi sebagai tambahan atas segala ketentuan yangtelah

ditetapkan dalam syari‟at17 Syarat jaliyah yang dibuat dan

disepakati oleh kedua belah pihak yang terkait dalam transaksi

dan akad dilakukan sesuai dengan kemampuan menurut

transaksi akal sehingga mampu dilakukan oleh manusia

Aplikasi syarat jaliyah ke dalam implementasi prinsip

ekonomi Islam di bank syariah ini sangat erat kaitannya dengan

keharusan untuk menerapkan prinsip-prinsip dan asas-asas

muamalah Islam sebagai ajaran yang universal telah membe-

rikan pedoman umum bagi kegiatan ekonomi berupa prinsip-

prinsip dan asas-asas muamalah Mengutip pendapat Juhaya S

17 Juhaya S Praja Filsafat Hukum Islam (Bandung UNISBA

1997) hlm 160-170

24

Praja ia menyebutkan ada beberapa prinsip hukum ekonomi

syariah18 antara lain

1 Prinsip la yakun dawlatan bayn al-agniya yakni prinsip

hukum ekonomi yang menghendaki pemerataan dalam

pendistribusian harta kekayaan

2 Prinsip antaradin yakni pemindahan hak kepemilikan atas

harta yang dilakukan secara sukarela

3 Prinsip tabadul al-manafi‟ yakni pemindahan hak atas harta

yang didasarkan kepasa asas manfaat

4 Prinsip takaful al-ijtima‟ yakni pemindahan hak atas harta

yang didasarkan kepada kepentingan solidaritas sosial

5 Prinsip haq al-lah wa hal al-adami yakni hak pengelolaan

harta kekayaan yang didasarkan kepada kepentingan milik

bersama di mana individu maupun kelompok dapat saling

berbagi keuntungan serta diatur dalam suatu mekanisme

ketatanegaraan di bidang kebijakan ekonomi

Di samping prinsip-prinsip tersebut di atas sebagai

ajaran yang universal sistem ekonomi Islam juga mengatur

berbagai ketentuan umum syariat yang terangkum dalam asas-

asas muamalah Mengutip penjelasan Ahmad Azhar Basyir

asas-asas muamalah dalam hukum ekonomi Islam antara lain19

18 Juhaya S Praja Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Madya

Filsafat Hukum Islam tentang Rekosntruksi Paradigma Ilmu Titik Tolak Pengembangan Ilmu Agama dan Universalitas Hukum Islam pada tanggal 1 April 2000 di IAIN Sunan Gunung Djati Bandung

19 Ahmad Azhar Basyir Refleksi Atas Persoalan Keislaman (Bandung Mizan 1994) hlm 190-191

25

1 Asas kehormatan manusia (QS 17 70)

2 Asas kekeluargaan dan kemanusiaan (QS 49 13)

3 Asas gotong-royong dalam kebaikan (QS 5 2)

4 Asas keadilan kelayakan dan kebaikan (QS 16 90)

5 Asas menarik manfaat dan menghindari madharat (QS 2

282)

6 Asas kebebasan dan kehendak (QS 2 30)

7 Asas kesukarelaan (QS 4 39)

Berdasarkan prinsip-prinsip dan asas-asas tersebut suatu

akad mencakup tiga tahapan yaitu perjanjian persetujuan dan

perikatan Selanjutnya untuk mencapai sahnya suatu akad

hendaknya memenuhi syarat dan rukunnya Di antara syarat-

syarat akad adalah kedua pihak yang berakad hendaknya orang

dewasa dan mampu dibenarkan oleh syara‟ ada manfaat terus berlangsung dan bersambung Sedangkan rukun akad menca-

kup orang yang berakad (bdquoaqid) benda yang menjadi obyek

akad (ma‟qud bdquoalaih) tujuan akad (maudhu‟ al-bdquoaqd) dan

lafafz akad (sighat al-bdquoaqd) Oleh karena itu suatu akad dan

muamalah adalah sah selama tidak ada dalil yang membatalkan

dan mengharamkannyardquo (al-ashl fi al-‟uqucircdi wa al-mu‟amalati al-sihhatu hatta yaquma al-daliilu bdquoala al-buthlan wa al-

tahrim)20

20 Lihat penjelasan Wahbah al-Zuhaily dan Abd Rahman al-Juazairy

tentang akad sebagaimana dikutip oleh Hendi Suhendi Fikih Muamalah (Jakarta Rajawali Press 2004) hlm 42-48

26

Kemudian teori aplikatif (applicative theory) digunakan

teori sistem informasi manajemen keuangan Secara umum

sistem informasi manajemen keuangan merupakan suatu cara

dan metode yang digunakan dengan bertujuan untuk mem-

berikan dukungan berbasis sistem dan data kepada pihak lain

agar dapat merealisasikan tujuan bersama yang akan dicapai

sehingga dapat lebih efektif dan efisien

Dalam prosesnya sistem informasi manajemen keuangan

ini lebih berorientasi kepada penggunaan dan pemanfaatan

teknologi informasi dalam menunjang kegiatannya sehingga

dengan menggunakan pemanfaatan teknologi informasi yang

diharapkan dapat lebih mudah untuk memberikan dukungan

kepada unit atau pihak lain dalam menjalankan operasionalnya

sehingga dapat menghasilkan output positif yang lebih efektif

dan efisien serta berorientasi pada proses pengambilan kepu-

tusan atau kebijakan lainnya yang memang dibutuhkan oleh

pihak perusahaan

Dalam proses sistem informasi manajemen keuangan

tersebut juga terdapat Decision Support System (DSS) yaitu

pemilihan beberapa tindakan alternatif yang ada untuk

mencapai satu atau beberapa tujuan yang akan ditetapkan21

21 Efraim Aronson Jay Turban dan Liang Peng Ting Decision

Support System and Intelegent System (New Jersey Pearson Education Inc 2005) hlm 21

27

Selain itu juga DSS ini merupakan suatu sistem informasi yang

berada di level manajemen dari suatu organisasi yang meng-

kombinasikan data dan model analisis yang canggih atau

peralatan data analisis untuk mendukung pengambilan kepu-

tusan yang semi terstruktur dan tidak terstruktur DSS ini

dirancang untuk membantu dalam proses pengambilan kepu-

tusan organisasional22

Pentingnya dilakukan dalam sistem informasi manajemen

keuangan dewasa ini di dunia perbankan dalam menunjang

operasionalnya dikarenakan semakin kompleknya berbagai

kebutuhan transaksional jumlah ketentuan dan aturan yang

sudah ada di dalam berbagai kebijakan perbankan dalam

pengelolaannya disamping risiko yang cukup besar dan harus

senantiasa dihadapi tetapi disisi lain quality service yang meru-

pakan komponen dasar dalam pemasaran jasa serta inti dari

penjualan suatu produk yang dipasarkan dengan kinerja

terhadap pelayanan nasabah dan harus senantiasa terjaga

dengan baik guna menjaga stabilitas dan eksistensi perusahaan

agar senantiasa memiliki performance yang optimal23

22 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk

Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset2007) hlm 13

23 A Parasuraman VA Zeithamel dan LL Berry A Conceptual Model of Service Quality and Its Implication for Future Reseach dalam Jurnal Ekonomi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Petra yang diakses tanggal 2 Februari 2015 hlm 4

28

Dalam sistem informasi manajemen keuangan salah satu

proses yang dilakukan adalah dengan menganalisis sebuah

sistem yang ada disertai dengan entitas pendukung lainnya

biasanya akan dilakukan terhadap beberapa aspek antara lain

adalah kinerja informasi ekonomi keamanan aplikasi

efisiensi dan pelayanan pelanggan Salah satu proses analisis

yang digunakan dalam supporting data ini menggunakan

metode yang disebut dengan PIECES Analysis (Performance

Information Economy Control Eficiency and Service)24

Sistem informasi manajemen keuangan sangat berguna

bagi pengukuran kinerja keuangan Kinerja Keuangan dapat

didefinisikan sebagai Performing measurement yaitu kuali-

fikasi dan efisiensi perusahaan atau segmen serta keefektifan

dalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi Dengan

demikian pengertian kinerja dapat difenisikan sebagai suatu

usaha formal yang dilaksanakan oleh pihak perusahaan untuk

mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan

yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu

Laporan kinerja keuangan menurut Standar Akuntansi

Keuangan menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan

bagian penting dari proses pelaporan keuangan yang meliputi

24 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk

Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset2007) hlm 19

29

neraca laporan rugi laba laporan perubahan modal (yang

dapat disajikan dengan berbagai cara seperti sebagai laporan

arus kas atau laporan arus dana) catatan dan laporan lainnya

serta materi penjelasaan yang merupakan bagian Integral dari

Laporan Keuangan25

Sedangkan menurut Edy Sukarno26 yang dikutip di dalam

jurnal Fokus Ekonomi ia mengatakan bahwa kinerja keuangan

adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan

suatu kegiatanprogramkebijaksanaan dalam mewujudkan

sasaran tujuan misi dan visi organisasi di mana sebagai hasil

yang telah dicapai atas segala aktivitas yang telah dilakukan

dalam mendayagunakan sumber-sumber yang tersedia dalam

suatu organisasi atau perusahaan

Menurut ulasan Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku

Penyajian Laporan Keuangan Syariah (PSAK 101) Tahun

2013 menyatakan bahwa Laporan kinerja keuangan adalah

catatan laporan keuangan yang berisi informasi tambahan atas

apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan laporan laba

rugi konprehensif laporan perubahan ekuitas laporan arus kas

laporan sumber dan penggunaan zakat dan laporan sumber dan

penggunaan dan kebajikan yang mana dalam catatan ini

25 Ikatan Akuntan Indonesia Standar Akuntansi Keuangan (Jakarta

Salemba 1999) hlm12 26 Lihat Edy Sukarno ldquoKinerja Keuanganrdquo dalam Jurnal Focus

Ekonomi Volume 4 Nomor 1 Bulan Juni 2009 hlm 27-43

30

memberikan rincian dari pos-pos yang disajikan dalam laporan

keuangan dan informasi mengenai pos-pos yang tidak meme-

nuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan27

Munawir dalam Analisa Laporan Keuangan28 menga-

takan bahwa laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari

proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu

perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan

data atau aktivitas perusahaan tersebut

Berdasarkan pengertian di atas tersebut maka penulis

dapat merumuskan bahwa Sistem Informasi Manajemen

Keuangan adalah suatu rangkaian proses yang melibatkan

semua aspek yang pada akhirnya memberikan informasi dan

pelayanan keuangan pada bank syariah dalam menjalankan

aktivitas bisnisnya untuk mencapai keuntungan atau laba

H Langkah-langkah Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan langkah-

langkah penelitian sebagai berikut

1 Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

27 Ikatan Akuntan Indonesia Penyajian Laporan Keuangan Syariah PSAK 101 2013

28 Munawir Analisa Laporan Keuangan (Yogyakarta BPFE1999) hlm

31

jasa keuangan di bank syariah Selain itu jika dilihat dari segi

pengertiannya obyek adalah keseluruhan dari gejala yang

terdapat di sekitar kehidupan manusia Sedangkan dilihat dari

segi sumbernya obyek dalam suatu penelitian kualitatif disebut

sebagai situasi sosial yang di dalamnya terdiri dari tiga elemen

yaitu29

a Tempat

b Pelaku

c Aktivitas

Melihat dari ketiga elemen tersebut saling bersinergi

Akan tetapi obyek penelit ian kualitatif juga tidak semata-mata

bergantung pada situasi sosial dari tiga elemen itu saja

melainkan juga berupa tumbuhan peristiwa alam binatang

kendaraan dan sebagainya Sebaliknya jika dikaitkan dengan

sumbernya maka obyek penelitian bisa dibedakan menjadi dua

bagian yaitu obyek primer dan sekunder

Obyek penelitian yang dikembangkan oleh Husein Umar

dalam Setiawan Santana30 menjelaskan bahwa obyek penelitian

menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi obyek

penelitian dilakukan bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika

dianggap perlu Dengan kata lain obyek penelitian dapat

29 Editor ldquoDefinisi dan Cakupan Obyek Penelitianrdquo artikel dalam

httpwwwinformasi-pendidikancom201308obyek-penelitianhtml diakses pada tanggal 10 Februari 2015

30 Santana Setiawan Menulis Ilmiah Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta Yayasan Obor Indonesia2007) hlm 533

32

difahami karakteristik tertentu yang mempunyai nilai skor atau

ukuran yang berbeda untuk unit atau individu yang berbeda

atau merupakan konsep yang diberi lebih dari satu nilai

Obyek ini dipilih berdasarkan atas pemilahan terhadap

semua obyek yang sejenis namun memiliki kekhususan karena

alasan sebagai berikut pertama implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

jasa keuangan yang diinduksi dari pelayanan keuangan di bank

syariah tampaknya belum terumuskan secara sistematis baik

secara konsepsional maupun operasional kedua implementasi

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah tampaknya

belum berimplikasi positif terhadap tingkat kepercayaan

masyarakat kepada bank syariah dan ketiga implementasi

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah tampaknya

belum banyak dikaji secara sistematis dari segi manajemen

keuangan syariah

2 Metode Penelitian

Istilah metode penelitian terdiri atas dua kata yaitu kata

metode dan kata penelitian Kata metode berasal dari bahasa

Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau menuju suatu

jalan Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan

dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu

33

subjek atau obyek penelitian sebagai upaya untuk menemukan

jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan

termasuk keabsahannya31

Adapun pengertian penelitian adalah suatu proses

pengumpulan data dan analisis data yang dilakukan secara

sistematis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu Pengumpulan

data dan analisis data dilakukan secara ilmiah baik bersifat

kuantitatif maupun kualitatif eksperimental maupun non

eksperimental interaktif maupun non interaktif

Selain itu metode penelitian juga merupakan suatu

teknik atau tata cara mencari memperoleh mengumpulkan

atau mencatat data baik yang berupa data primer maupun data

sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu

karya ilmiah dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang

berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga

akan terdapat suatu kebenaran data yang akan diperoleh

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah menggabungkan metode penelitian kepustakaan dan

empirik (bibliographical and empirical research method) dan

pendekatan kuantitatif Penelitian ini lebih difokuskan untuk

mengetahui dan menganalisis implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

jasa keuangan di bank syariah

31 Lihat Rosady Ruslan Metode Penelitian Public Relations dan

Komunikasi (Jakarta Rajawali Pers 2003) hlm 24

34

3 Jenis Data

Penelitian ini pada dasarnya bersifat kualitatif sesuai

dengan metode yang digunakan yakni metode deskriptif

analitis32 yakni data yang terkumpul berbentuk uraian yang

menggambarkan kondisi obyektif penelitian Metode deskriptif

ini dimaksudkan untuk menganalisis jenis data yang mencakup

konsep dan teori tentang implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan di bank syariah

4 Sumber Data

Sumber data merupakan semua masukan data yang

berguna untuk kepentingan dan kelengkapan dalam proses

analisis data Sumber data diperoleh dari berbagai literatur

yang erat kaitannya dengan obyek penelitian ini Sumber data

pada umumnya dapat dibagi tiga yaitu data primer sekunder

dan tersier

Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh dari

berbagai literatur yang relevan Sumber data sekunder dipero-

leh melalui hasil studi observasi Adapun untuk data tersier

diperoleh dari sumber-sumber lainnya yang relevan untuk

melengkapi dan mendukung kebutuhan sumber data primer dan

sekunder

32 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D (Bandung Alfabeta 2008) hlm 13

35

6 Teknik Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai

sumber yakni sumber data primer sekunder dan tersier

Sumber data primer diperoleh dari hasil studi kepustakaan

(bibliography) Adapun sumber data sekunder diperoleh dari

data empirik yang berkenaan dengan implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam

praktik jasa keuangan di bank syariah Adapun sumber data

tersier diperoleh dari berbagai dokumen yang terkait dengan

obyek penelitian

7 Analisis Data

Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini

yaitu pertama melakukan inventarisasi data terhadap semua

sumber data yang dibutuhkan kedua melakukan klasifikasi

data untuk memilah dan memilih mana saja data yang relevan

ketiga melakukan analisis data secara induktif dan deduktif

dan keempat merumuskan kesimpulan penelitian

36

BAB II

KONSEP DAN TEORI

1 Prinsip-prinsip Akad

a Pengertian Akad

Sistem ekonomi Islam sangat erat kaitannya dengan pem-

bahasan tentang akad (al-bdquoaqd) Akad dalam bahasa Indonesia

disebut kontrak merupakan konsekuensi logis dari hubungan

sosial dalam kehidupan manusia Hubungan ini merupakah

fitrah yang sudah ditakdirkan oleh Allah ketika menciptakan

makhluk yang bernama manusia Oleh karena itu ia meru-

pakan kebutuhan sosial sejak manusia mulai mengenal arti hak

milik Islam sebagai agama yang komprehensif dan universal

telah memberikan aturan yang cukup jelas tentang akad untuk

dapat diimplementasikan dalam setiap masa33

Sedangkan dalam bahasa Arab akad berasal dari kata

aqada - yu‟aqqidu ndash uqudan yang secara bahasa berarti

mengikat mengunci menahan atau membuat suatu perjanjian

Selain itu akad juga diambil dari beberapa istilah dalam bahasa

Arab yang memiliki makna sejenis antara lain34

33 Ikhwan Abidin Basri Teori Akad dalam Fikih Muamalah kutipan

artikel dalam httpwwwfossei4tcomArtikel14htm diakses tanggal 15 November 2017

34 Lihat beberapa pengertian akad dalam hukum ekonomi Islam sebagaimana dijelaskan oleh Hendi Suhendi Fikih Muamalah (Jakarta Raja Grafindo Persada 2002) h 44-46

37

Pertama berasal dari kata ikatan ( ب -yaitu mengum ( ال

pulkan dua ujung tali dan mengikat salah satunya dengan yang

lain saling mengikat sehingga menjadi bersambung yang

kemudian keduanya menjadi sepotong benda

Kedua berasal dari katan sambungan ( عق ) yaitu

sambungan yang memegang kedua ujung itu dan mengikatnya

Ketiga berasal dari kata janji ( الع ) sebagaimana

tercantum dalam QS 3 76 yang berbunyi

(Bukan demikian) sebenarnya siapa yang menepati janji

(yang dibuat)nya dan bertakwa maka sesungguhnya

Allah menyukai orang-orang yang bertakwa35

Keempat berasal dari kata perjanjian ( العق ) sebagai-

mana tercantum dalam QS 5 1 yang berbunyi

Hai orang-orang yang beriman penuhilah aqad-aqad itu dihalalkan bagimu binatang ternak kecuali yang akan dibacakan kepadamu (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya36

35 CD Qur‟an in Word 36 Ibid

38

Nibra Hoesen menjelaskan teori akad dalam hukum

perikatan Islambahwa akad dapat diartikan gabungan atau

penyatuan dari penawaran (ijab) dan penerimaan (qabul) yang

sah sesuai dengan hukum Islam Ijab artinya penawaran dari

pihak pertama sedangkan qabul adalah penerimaan dari pihak

kedua Dengan kata lain yang dimaksud dengan akad menurut

istilah adalah suatu perjanjian serah terima barang antara dua

orang yang dilakukan secara sukarela baik langsung maupun

tidak langsung37

Selain definisi di atas dalam bahasa Arab akad diartikan

pengikatan antara ujung-ujung sesuatu Ikatan di sini tidak

dibedakan apakah ia berbentuk fisik atau kiasan Sedangkan

menurut pengertian istilah akad berarti ikatan antara ijab dan

qabul yang diselenggarakan menurut ketentuan syariah di

mana terjadi konsekuensi hukum atas sesuatu yang karenanya

akad diselenggarakan Pengertian ini bersifat lebih khusus

karena terdapat pengertian akad secara istilah yang lebih luas

dari pengertian ini Namun ketika berbicara mengenai akad

dalam konteks hukum perikatan Islam pada umumnya penger-

tian inilah yang paling luas dipakai oleh kebanyakan fuqaha

37 Nibra Hoesen Pengerrtian Akad dalam Transaksi Syari‟ah

diterjemahkan dari Aplied Shariah in Financial Transaction The Requirement of Shariah in Financial Transactions (Kuala Lumpur INCEIF 2006) yang diakses melalui httpnibrahosenmultiplycom journalitem5 didownload tanggal 15 November 2017

39

Adapun pengertian akad yang bersifat lebih umum

mencakup segala diinginkan (diazamkan) orang untuk

dilakukan baik itu yang muncul karena kehendak sendiri

(iradah munfaridah) seperti wakaf cerai dan sumpah atau yang

memerlukan dua kehendak (iradatain) untuk mewujudkannya

seperti jual beli sewa menyewa perwakilan dan gadai

Berdasarkan pengertian akad yang lebih umum tersebut

muncul sedikit perbedaan dengan akad yang dimengerti oleh

para fuqaha dan hukum-hukum perdata konvensional

Perbedaannya adalah bahwa dalam pengertian yang lebih luas

mencakup kehendak tunggal dapat melazimkan suatu transaksi

sementara menurut undang-undang hukum perdata konven-

sional akad mesti melibatkan dua kehendak Karena itu

wilayah akad dalam pengertian umum jauh lebih luas diban-

dingkan dengan akad dalam pengertian khusus

Mengacu kepada beberapa pengertian dalam teori akad di

atas tampaknya ada beberapa unsur yang termasuk ke dalam

rukun akad ada tiga yaitu38

Pertama sighat yaitu pernyataan ijab dan qabul dari

kedua belah pihak boleh dengan lafad atau ucapan boleh juga

38 Lihat penjelasan Nibra Hosen Briefcase Book Edukasi

Professional Syariah Cara Mudah Memahami Akad-akad Syariah tim penyunting Muhammad Firdaus NH Sofiniah Ghufron Muhammad Aziz Hakim Mukhtar Alshodiq (Kuala Lumpur INCEIF 2006) artikel yang dipublikasikan dalam httpnibrahosenmultiplycomjournalitem5 diakses tanggal 15 November 2017

40

di lakukan dengan tulisan Sighat haruslah selaras antara ijab

dan qabul-nya Apabila satu pihak menawarkan (ijab) benda A

dengan harga seratus rupiah pihak lain harus menerima

(qabul) dengan menyebutkan benda A senilai seratus rupiah

pula bukan benda B yang harganya 150 rupiah Dalam sighat

kedua belah pihak harus jelas menyatakan penawaran nya dan

pihak yang lain harus dengan jelas menerima tawarannya

(transparansi) qabul harus langsung di ucapkan setelah ijab di

ucapkan ijab dan qabul haruslah terkoneksi satu dengan yang

lain tanpa adanya halangan waktu dan tempat Misalnya ijab

ditawarkan hari ini dan dijawab dua hari kemudian itu tidaklah

sah ijab dan qabul juga harus dilakukan di dalam satu ruangan

yang sama oleh kedua belah pihak atau istilahnya harus di

dalam satu majelis yang sama

Kedua bdquoaqidan yaitu pihak-pihak yang akan melakukan

akad kedua belah pihak yang akan melaksanakan akad ini

harus sudah mencapai usia akil-baligh (sesuai hukum yang

berlaku di suatu negara) harus dalam keadaan waras (tidak

gila) atau mempunyai akal yang sehat harus dewasa (rushd)

dan dapat bertanggungjawab dalam bertindak tidak boros dan

dapat dipercaya untuk mengelola masalah keuangan dengan

baik

Ketiga mahal al-bdquoaqd atau obyek-obyek akad yaitu jasa

atau benda-benda yang berharga dan obyek akad tersebut tidak

41

dilarang oleh syari‟at Obyek akad yang dilarang atau

diharamkan oleh syari‟at diantaranya adalah minuman keras

darah bangkai dan daging babi

Kepemilikan dari obyek akad harus sudah berada pada

satu pihak dengan kata lain obyek akad harus ada pada saat

akad dilaksanakan kecuali pada transaksi Salam39 dan

Istisna40 Obyek akad harus sudah di ketahui oleh kedua belah

pihak beratnya harganya spesifikasinya modelnya kualitas-

nya Perlu diperhatikan di sini bahwa dalam hukum Islam

seseorang tidak diperbolehkan untuk menjual sesuatu yang

bukan miliknya Salah satu contohnya adalah menjual burung

burung yang masih terbang di udara atau menjual ikan-ikan

yang masih berenang di lautan lepas karena tidak jelas berapa

jumlahnya dan sulit untuk menentukan harga pastinya yang

dapat berakibat pada adanya unsur ketidakpastian atau gharar

Ketidakpastian atau gharar ini dapat membatalkan akad sama

hal nya dengan riba (interestbunga bank) dan maisyir (judi)

Ketiga unsur tersebut sebaiknya dihindari dalam proses

transaksi yang menggunakan akad syari‟ah

39 Salam adalah suatu perjanjian jual beli atau serah terima barang yang dilakukan tidak langsung di mana si pembeli hanya mengetahui barang berdasarkan sifat dan karakteristiknya

40 Istishna adalah suatu perjanjian pembiyaan di mana salah satu pihak memberikan sejumlah dana untuk membiayai usaha atau proyek dan si peminjam berkewajiban mengembalikannya secara kredit sesuai dengan kesepakatan

42

Sedangkan legalitas dari akad di dalam hukum Islam

terbagi menjadi dua bagian pertama shahih atau sah artinya

semua rukun kontrak beserta semua kondisinya sudah

terpenuhi kedua bathil yaitu apabila salah satu dari rukun

kontrak tidak terpenuhi maka kontrak tersebut menjadi batal

atau tidak sah apalagi jika ada unsur maisyir gharar dan riba

di dalamnya Akad yang efektif di bagi lagi menjadi dua

bagian yaitu pertama lazim yaitu mengikat dan kedua ghair

al-lazim yaitu tidak mengikat Akad lazim adalah akad yang

tidak dapat dibatalkan oleh salah satu pihak tnapa persetujuan

pihak yang lainnya Contohnya adalah perceraian dengan

kompensasi pembayaran properti dari istri yang diberikan

kepada suami Sedang akad ghair al-lazim dapat dibatalkan

oleh salah satu pihak tanpa persetujuan dari pihak yang

lainnya Contohnya dalam transaksi partnership (musyarakah)

agency (wakalah) wasiat (wassiyyah) pinjaman (bdquoariyah) dan

penitipan (wadi‟ah)

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil beberapa

rumusan sebagai berikut pertama hakikat akad adalah suatu

perjanjian serah terima barang antara dua orang yang

memenuhi segala syarat dan rukun akad serta dibenarkan oleh

syari‟at kedua suatu perjanjian atau akad dapat dikatakan sah

apabila telah memenuhi syarat dan rukunnya Sebaliknya suatu

43

perjanjian atau akad dapat dikatakan tidak sah apabila salah

satu syarat dan rukunnya tidak terpenuhi ketiga semua bentuk

perjanjian dibolehkan sepanjang tidak bertentangan dengan

ketentuan syari‟at

b Landasan Akad

Al-Qur‟an dan Hadits Nabi merupakan landasan paling

fundamental bagi umat Islam untuk melakukan akad dan

memiliki harta yang dibenarkan menurut ketentuan syara‟

Bahkan para ulama jumhur sepakat bahwa akad dan pemilikan

harta dalam bermuamalah hukumnya boleh sepanjang tidak ada

dalil yang mengharamkannya

1) Al-Qurrsquoan

Dasar hukum akad dan pemilikan harta dalam muamalah

dibolehkan mengacu kepada QS al-Maidah aayat 2

Hai orang-orang yang beriman penuhilah aqad-aqad itu dihalalkan bagimu binatang ternak kecuali yang akan dibacakan kepadamu (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya41

41 Dalam QS 42 dijelaskan bahwa Aqad (perjanjian) mencakup janji

prasetia hamba kepada Allah dan perjanjian yang dibuat oleh manusia dalam pergaulan sesamanya

44

Akad dapat diaplikasikan salah satunya dalam konteks

jual beli Menurut Sudarsono sebagaimana telah dikutip dari

Imam Taqiyuddin Abu Bakar al-Husaini42 apabila seseorang

menukar sesuatu barang dengan barang yang lainnya dengan

cara tertentu (akad) inilah yang disebut ldquojual belirdquo Hamzah

Ya‟kub43 menjelaskan bahwa dasar hukum dari perniagaan

termasuk juga didalamnya jual beli adalah firman Allah SWT

sebagaimana tercantum dalam QS An-Nisa ayat 29 yang

berbunyi

ن تج أن تك طل ل ك ب الك بي ا أ ك ت ا آ ي ال ي أي

ا حي ع ت ن بك ن ا ك فسك ا أ تقت ك و

Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu Dan janganlah kamu membunuh dirimu sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu Demikian pula ditegaskan dalam surat al-Baqarah ayat

275 yang berbunyi

ن ط الشيط ي يت م ال يق ك ن يق ب ن ال ك ي ي الب م ال يع وح ب وأحل ا ال ثل ال يع ال ا ل ق س ذلك ب ال

42 Imam Taqiyuddin Abu Bakar al-Husaini Kifayat al-Ahyar (Terjemah M Thalib) (Surabaya Bina Ilmu 1997) 156

43 Hamzah Ya‟kub Kode Etik Dagang Menurut Islam (Bandung CV Diponogoro 1993) 72-73

45

عظ ءه ج ف ل ا و ه ف وأ س ف ت ف ب ون ل خ في ب ال ك أصح ول ف ع

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kema-sukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat) sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya lalu terus berhenti (dari mengambil riba) maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah Orang yang mengu-langi (mengambil riba) maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka mereka kekal di dalamnya44 Dalam QS al-Baqarah ayat 283 dijelaskan

ك بع ن أ ض ف ق ن ت ف وا ك سف ول تج ت ع ن ك و و ا الش تكت ب و ت وليتق ا أ ت ي ا ال ي بع ف

آث ق وا ف ي يكت ن ع تع ب

Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis maka hendaklah ada yang dipegang (oleh yang berpiutang) Akan tetapi jika sebagian kamu memper-cayai sebagian yang lain maka hendaklah yang diperca-yai itu menunaikan amanahnya (utangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian Dan barang siapa yang menyembunyikannya maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan45

44 Soenardjo dkk opcit 69 45 Ibid

46

Berdasarkan beberapa ayat di atas dapat disimpulkan

bahwa pada prinsipnya Islam membolehkan akad dan memiliki

harta sepanjang dasar dan tujuan melakukan akad dan pemi-

likan harta tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan syari‟at serta juga ditujukan untuk kebaikkan dan kemaslahatan hidup

manusia di dunia dan akhirat

2) Hadits

Sedangkan dasar hukum berikutnya adalah hadist-hadist

Nabi Muhammad SAW yang berkaitan langsung dengan akad

dan kepemikan harta melalui jual beli Diantaranya adalah

hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban yang berbunyi

ن( البيع عن تراض )رواه ابن حب انمJual beli itu hanya sah bila saling merelakan

Hadits lainnya yang menjadi dasar hukum kebolehan jual

beli adalah berasal dari Ruf‟ah bin Rafi‟ diriwayatkan al-Bazar

dan disahkan oleh hakim yang berbunyi

ل عمل الرجل بيده أن ا يه وس سئل أى الكس أطي ق ى ع لنبى ص) وكل بيع مبرور )رواه رف عه بن رافع وابن م جه وصححه الح ك

Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW telah pernah ditanya tentang usaha apa yang lebih baik Nabi berkata Usaha seseorang dengan tangannya dan jual beli yang mabrur46

46 Ibnu Hajar al-bdquoAsqalani Bulugh al-Maram (Terjemah A Hasan)

(Bandung CV Penerbit Diponegoro 1994) dan Ahmad Azhar Basyir Asas-asas Hukum Muamalat (Yogyakarta UII Pres 2000) 193

47

Berdasarkan beberapa hadits hukum di atas dapat

dirumuskan bahwa pada prinsipnya Islam juga membolehkan

akad dan memiliki harta sepanjang dasar dan tujuan melakukan

akad dan pemilikan harta tersebut dilakukan sesuai dengan

ketentuan syari‟at serta juga ditujukan untuk kebaikkan dan

kemaslahatan hidup manusia di dunia dan akhirat

3) Ijtihad

Selain ayat-ayat al-Qur‟an dan Hadits Nabi yang menjadi

dasar hukum sekaligus dalil bolehnya melakukan akad dan

pemilikan harta dengan cara jual beli adalah ijtihad Ijtihad

berasal dari kata ldquojuhd‟ yang berarti sungguh-sungguh dalam

melaksanakan suatu perbuatan

Istilah ini pada mulanya digunakan dalam bidang juris-

prudensi (fiqh) untuk menyatakan salah satu kaidah yang

ditetapkan oleh para ulama madzhab dan menyusul pemben-

tukkannya Apabila suatu kasus tidak ditemukan penjelasannya

dalam al-Qur‟an dan Sunnah maka ia harus berijtihad dengan

ra‟yu-nya47

Ijtihad dapat dikatakan sebagai rekonstruksi pemikiran

seorang faqih di dalam menyelesaikan kasus-kasus hukum baru

47 Ahmad Hassan Analogical Reasoning in Islamic Jurisprudence

(Islamabad Pakistan Islamic Research Institute 1986) diterjemahkan Munir Qiyas Penalaran Analogis Dalam Hukum Islam (Jakarta Pustaka 2001) 58

48

yang dilakukan melalui penalaran akal secara mendalam

disertai bukti-bukti dan hujjah yang kuat dengan tetap

berpegang kepada sumber yang pokok yakni al-Qur‟an dan

Sunnah Karena ia merupakan rekonstruksi pemikiran akal

maka terdapat dua kecenderungan produk ijtihad yaitu bisa

jadi hasil ijtihad seseorang itu benar tapi bisa juga salah atau

keliru48

Hampir semua ulama madzhab tampaknya sepakat

bahwa kebenaran ijtihad bersifat relatif dan dzanni terkecuali

apabila kebenarannya tidak keluar dari kemauan syari‟at di

dalam nash maka dianggap benar Hal ini menimbulkan

asumsi bahwa munculnya perbedaan pendapat ulama dalam

proses ijtihad untuk menetapkan hukum (istinbacircth al-ahkacircm)

disebabkan tiga hal pertama formulasi kaidah (al-ta‟sicircs) yaitu

ada yang berpegang kepada pemahaman uslub (dalil syara‟)

dan ada pula yang berpegang kepada masalah-masalah cabang

(furu‟) kedua metodologi (manhaj) yaitu rumusan metode

hukum dilakukan secara induktif dan deduktif Hal ini

berimplikasi kepada adanya dua corak kaidah yakni kaidah

ushul dan kaidah fiqh ketiga aspek pemikiran yang

merupakan pijakan mendasar yang dipakai para ulama dalam

48 Kamal Muchtar Ushul Fiqih(Yogyakarta PT Dana Bhakti

Wakaf 1995) 152-155

49

berijtihad Ada yang lebih dominan berpegang kepada nash

teks dan ada yang berpegang kepada ra‟yukonteks49

Implikasi dari ketiga poin di atas maka dalam kajian

pemikiran hukum Islam dikenal dua aliran utama dalam

madzhab hukum Islam yaitu aliran fuqaha yang berpegang

pada nash atau biasa disebut dengan ahl al-hadicirctsmutakallimin

(Imam Syafi‟i dan pengikutnya) dan aliran fuqaha yang lebih berpegang kepada ra‟yuakal dalam merumuskan metode hukumnya dikenal sebagai ahl al-ra‟yu (Imam Hanafi dan

pengikutnya)

Di antara hal-hal yang diperselisihkan oleh para ulama

dan dua aliran besar dalam hukum Islam tentang kedudukan

sumber-sumber hukum Islam adalah pertama masalah hadits

sunnah yang diperdebatkan sisi orisinalitas dan validitasnya

baik dari segi sanad rawi maupun materi (matan) haditsnya

serta tingkat orientasi dan kecenderungan ulama di dalam

memakai hadits sebagai dasar hukum kedua perbedaan

pendapat tentang sumber hukum Islam selain al-Qur‟an dan Sunnah yakni Ijma‟ Qiyas Istihsan Istishab Istishlah

Maslahah al-Mursalah dan sebagainya50

49 Murtadha Muthahari dan M Baqir Ash-Shadr Pengantar Ushul

Fiqh dan Ushul Fiqh Perbandingan terj Satrio Pinandih dan Ahsin Muhammad (Jakarta Pustaka Hidayah 1993) h 44-50

50 Rachmat Syafe‟i Pengantar Ushul Fiqh Perbandingan (Bandung Piara 1994) h 44-47 Lihat pula Abdul Wahhab Khallaf Mashadir al-Tasyri al-Islami fi ma la Nashafihi (Beirut Dar al-Qalam 1970) h 65-69

50

Namun pada intinya ijtihad diakui oleh para ahli hukum

sebagai sumber hukum (dalil aqli) yang paling sering

digunakan mereka ketika merumuskan hukum syara dan

menjelaskan aspek-aspek yang tidak dijelaskan secara rinci di

dalam nash51 Ijtihad ndash yang oleh para ahli hukum modern

seringkali diidentikan dengan Islamic Jurisprudence ndash

membuka ruang yang cukup luas bagi upaya pengembangan

dan penemuan teori-teori hukum baru termasuk teori-teori

hukum yang erat kaitannya dengan akad dan hak milik dalam

hukum perikatan Islam

Dalam konteks filsafat hukum Islam para mujtahid

umumnya melakukan beberapa tahapan dalam merumuskan

hukum-hukum syara‟ secara langsung dari sumbernya yakni al-

Qur‟an dan Sunnah Tahapan yang dimaksud antara lain52

Pertama tanqih al-manaat yaitu mengungkapkan atau

menseleksi sifat-sifat yang berpengaruh pada hukum (al-ta‟yin

wa al-hadfu fi sifat al-hukm) Fungsi mujtahid di sini adalah

menentukan dan membuang sifat-sifat yang berpengaruh pada

hukum di mana setiap mukallaf wajib berijtihad pada tingkat

tanqih disebabkan keberadaan nash masih bersifat universal

51 Ibid 52 Rachmat Syafei Ijtihad fi al-Istinbath wa al-Tathbiq mengutip

penjelasan Ibnu Hazm Al-Ihkam fi Ushul al-Ahkam (Beirut Dar al-Maktabah al-Misriyyah tth)

51

dan abstrak Sehingga perlu dicarikan makna operasionalnya

agar lebih concrete dan applicable

Kedua takhrij al-manaat yaitu menggali hukum-hukum

syara‟ langsung dari sumbernya (al-Qur‟an dan Hadits) baik

yang bersifat pasti (qath‟i) maupun dugaan (dzanni) atau

lafadz hukum yang bersifat implisit maupun eksplisit Tahapan

kedua ini disebut pula ijtihad qiyasi yakni memindahkan

hukum atau menghubungkan furu‟ yang tidak ada nash-nya

dengan furu‟ yang ada nash-nya karena kesamaan illat

hukum53 Pada tahapan kedua ini metode qiyas menjadi sangat

dominan dalam proses penetapan hukum syara‟

Ketiga tahqiq al-manaat yaitu merumuskan pernyataan-

pernyataan yang berupa keputusan-keputusan hukum yang

bersifat pasti (qath‟i) maupun dugaan (dzanni) atas kasus-kasus

hukum yang sedang dikaji berikut implementasinya dalam

pelbagai lapangan hukum Pada tahapan ini setiap produk

hukum hasil ijtihad dapat diimplementasikan sesuai kemauan

nash dan tuntutan realitas sepanjang tidak bertentangan dengan

hakikat dan tujuannya Dalam beberapa kasus ijtihad bebas

yang banyak dilakukan oleh kalangan liberal seringkali

53 Ijma merupakan metode hukum kedua setelah qiyas yang dalam

tulisan ini penulis sebut dengan ijma qiyasi Penulis menguitp penjelasan dari Saidi Abu Habieb Mausuatu al-Ijma terj Ahmad Sahal Mahfudz dan Mustofa Bisri Ensiklopedi Ijma Persepakatan Ulama dalam Hukum Islam (Jakarta Pustaka Firdaus 1997) h 38-39

52

mengabaikan kemauan nash yang tekstual dan terlalu

mengutamakan konteksnya

Perkembangan hukum Islam yang berlaku dalam kehi-

dupan masyarakat di berbagai belahan dunia Islam sesung-

guhnya dapat menjadi bukti bahwa hukum tersebut dipelihara

dan dipatuhi oleh masyarakat Islam Disinyalir sebelumnya

bahwa hukum Islam mengandung tiga elemen yakni pertama

ia merupakan adalah satu sumber hukum yang umum kedua ia

merupakan hukum yang hidup dan berkembang di masyarakat

dan ketiga ia merupakan hukum yang berdiri sendiri dan tidak

diambil dari hukum lain54

Pada kenyataan dewasa ini hukum Islam terbagi ke

dalam berbagai obyek-obyek materi hukum Sebagian meru-

pakan hukum tertulis (dikodifikasikan menjadi undang-

undang) dan sebagian lagi merupakan hukum yang tidak

tertulis tetapi keberadaannya dipatuhi dan berlaku di masya-

rakat Keadaan ini dapat diasumsikan merupakan keistimewaan

dari hukum Islam itu sendiri karena pada sisi tertentu hukum

Islam berdasar kepada nash tapi pada sisi lain hukum Islam

juga membuka diri terhadap faktor di luar nash

Berkenaan dengan hal tersebut perumusan konsep akad

dalam sistem ekonomi Islam yang kini digunakan sebagai teori

54 QS An-Nisa‟ 65

53

hukum ekonomi oleh fuqaha cenderung dipengaruhi beberapa

hal pertama kehadiran para ulama madzhab yang memiliki

persepsi yang berbeda mengenai rumusan norma dan sistem

hukum Islam55 kedua hukum Islam dalam perkembangannya

telah bergeser dari sudut normativitas syari‟ah yang bersifat

umum menjadi fiqh sebagai hukum substantif ketiga perbe-

daan menggunakan metode hukum Islam melahirkan produk

hukum yang berbeda pula56 dan keempat masuknya anasir-

anasir hukum ke dalam wilayah pengkajian hukum Islam

menyebabkan hukum Islam berlaku fleksibel dan rigid57

Berdasarkan pemikiran tersebut maka kesepakan para

ulama (ijma) menjadi salah satu pertimbangan menetapkan

hukum akad dan hak milik dalam hukum perikatan Islam Hal

tersebut dipertegas menurut Sayyid Sabiq58 yang mana para

ulama berpendapat bahwa jual beli dan penekunannya sudah

berlaku (dibenarkan) sejak zaman Rasulullah SAW hingga hari

ini

Oleh karena itu dasar hukum yang digunakan dalam

ijtihad melalui ijma‟ sebagaimana dikemukakan oleh Rachmat

55 Joseph Schact op cit h 3-4 56 Yusuf Musa Tacircricirckh al-Fiqh al-Islacircmiy (Kairo Mesir tt) h 10

Mannabdquo al-Qattan al-Tacircricirckh wa al-Fiqh ficirc al-Islacircm (Mu‟assasah al-Risacirclah tt) h 14

57 Amir Syarifudin Pengertian dan Sumber Hukum Islam dalam Falsafah Hukum Islam (Jakarta Bumi Aksara-Depag RI 1992) h 15

58 Sayyid Sabiq Fikih Sunnah (Terjemahan M Thalib) (Bandung PT Al-Ma‟arif 1987) h 45

54

Syafi‟i59 bahwa seluruh ulama sepakat menentukan jual beli

hukumnya boleh karena manusia tidak dapat memenuhi

kebutuhannya sendiri dan selalu membutuhkan orang lain

demikian untuk memperoleh kebutuhannnya yang dilakukan

melalui tukar menukar barang yang memiliki nilai yang sama

Demikian pula pengertian ijma‟ menurut Ibn Hazm60

berbeda dengan para pendahulunya Jika ijma‟ menurut

kebanyakan para ulama ushul disebut sebagai konsensus ulama

atas hukum yang tidak ada nash-nya dengan ra‟yu mereka atau

dengan mengqiyaskan pada hukum yang telah ada nash-nya

maka ini berbeda dengan ijma‟ menurut Ibn Hazm Menu-

rutnya tak ada ijma kecuali dari teks (nash) Selanjutnya ia

juga menambahkan bahwa tak ada jalan untuk mengetahui

hukum-hukum agama tanpa menggunakan salah satu dari

keempat pokok yang kesemuanya kembali pada nash yang

diketahui kewajibannya dan juga difahami artinya dengan akal

sehat manusia

Selanjutnya sumber kedua dalam ijtihad adalah analogi

(qiyas) Qiyas adalah dasar hukum keempat dalam jual beli

yaitu dianalogikan kepada aktivitas Nabi Muhammad SAW

sejak masa kecil berdagang bersama pamanya yakni Abdul

59 Rachmat Syafe‟i Fikih Muamalah (Bandung Pustaka Setia

2000) h 75 60 Muhammad Ibn Hazm Al-Ihkam fi Ushul al-Ahkam (Beirut dar

al-Fikr tth)

55

Muthalib dan isterinya Siti Khadijah Sedangkan adat atau bdquourf

juga sebagai dasar hukum jual beli yaitu kebiasaan masyarakat

yang tidak bertentangan dengan al-Qur‟an dan al-Sunnah serta

dengan akal sehat dan membawa kepada kemaslahatan umum

Dengan kata lain menurut ijtihad melalui ijma‟ dan qiyas akad dan pemindahan hak milik dibolehkan selama dasar dan tujuan

melakukan akad dan pemilikan harta tersebut dilakukan sesuai

dengan ketentuan syari‟at serta juga ditujukan untuk kebaikan

dan kemaslahatan hidup manusia

Berkenaan dengan uraian di atas dapat dirumuskan

pokok-pokok pikiran sebagai berikut pertama Al-Qur‟an

telah membuktikan kepada seluruh manusia tentang kedudukan

hukum jual beli yang sesuai dengan fitrah manusia sebagai

makhluk sosial kedua Sunnah membuktikan bahwa para Nabi

dan Muhammad SAW adalah pencetus ekonomi melalui

aktivitas bisnis jual beli ketiga para ulama bersepakat bahwa

jual beli merupakan sesuatu yang alamiah sebagai tanda bahwa

manusia tidak dapat hidup individualistik keempat kebiasaan

manusia dalam bisnis jual beli sudah berakar dan sama sekali

tidak menyimpang dari realitas kehidupan duniawi dan

kehendak Allah sepanjang dilakukan dengan sikap saling

merelakan dan tidak mengandung unsur penipuan dan

perjudian

56

Menurut ketentuan al-Qur‟an al-Hadits dan ijtihad para

ulama sebagaimana telah dikemukakan di atas dapat diambil

beberapa rumusan sebagai berikut pertama hukum asal dari

pada akad dan pemilikan harta dengan cara jual beli hukumnya

boleh (mubah) kecuali ada dalil lain yang mengharamkannya

kedua segala bentuk aktivitas akad dan pemilikan harta dalam

perniagaan hendaknya berprinsip kepada sikap saling merela-

kan Ciri utama saling merelakan adalah terpenuhinya rukun

dan syarat jual beli dan ketiga dalam fiqih muamalah diatur

bahwa kepemilikan mutlak atas harta adalah milik Allah

Sehingga akad pemilikan atau pemindahan hak milik atas

harta baik dengan cara jual beli maupun cara-cara lainnya

hukumnya boleh (mubah) sepanjang tidak bertentangan dengan

ketentuan dan batas-batas yang ditentukan oleh Allah dan

Rasul-Nya

c Prinsip-prinsip Akad

Secara substansial prinsip-prinsip akad dan pemindahan

hak milik dalam hukum perikatan Islam erat kaitannya dengan

perkembangan pemikiran tentang hukum ekonomi Islam (fikih

muamalah) Fikih Muamalah diartikan dalam dua makna yakni

sebagai sistem ekonomi Islam dan hukum ekonomi Islam

Untuk makna yang pertama fikih muamalah diartikan sebagai

tata aturan dan mekanisme kerja untuk mengatur setiap usaha

57

ekonomi yang dilakukan oleh individu atau badan hukum

ekonomi Adapun makna yang kedua fikih muamalah dapat

diartikan sebagai ketentuan normatif yang mengatur tentang tata

aturan berekonomi

Berkenaan dengan hal tersebut perkembangan pemikiran

tentang hukum ekonomi Islam yang berlaku dalam masyarakat

muslim sangat dipengaruhi oleh sifat dan karakteristik hukum

Islam itu sendiri61 antara lain

1) Sempurna (Paripurna)

Syari‟at Islam diturunkan dalam bentuk yang umum

Hukum awalnya bersifat tetap sedangkan substansinya berubah

mengikuti illatnya Hukum-hukum yang lebih rinci ditetapkan

dalam kaidah dan pedoman umum sedangkan penjelasan atau

implementasinya diserahkan kepada ahli hukum yang mema-

hami hakikat hukum62

Pedoman-pedoman atau prinsip-prinsip dasar yang

berlaku umum dalam syari‟at Islam mengindikasikan identitas

hukum yang mengunjukkan kesempurnaannya universal dan

teknis serta dapat diterima oleh masyarakat di semua tempat

dan waktu Kesempurnaan hukum Islam dengan sendirinya

61 Fathurrahman Djamil Filsafat Hukum Islam (Jakarta Logos

Wacana Ilmu 1996) 46 62 Anwar Haryono Hukum Islam Keluasan dan Keadilannya

(Jakarta Bulan Bintang 1985) 113 dan Hasbie Ash-Shiddiqie Pengantar Hukum Islam (Jakarta Bulan Bintang 1975) 23-24

58

menempatkan diri sebagai hukum yang tertinggi dan hendak-

nya dapat diaplikasikan oleh komunitas muslim maupun non

muslim karena hukum ini melindungi hak-hak hukum setiap

orang tanpa membedakan latar belakang apapun

2) Elastis (Fleksibel)

Selain bersifat sempurna hukum Islam pun memiliki

fleksbilitas dalam hal aplikasinya Oleh karena itu cakupan

hukum Islam meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang

sifatnya vertikal maupun horizontal Dalam hukum Islam tidak

saja diatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya

(hablumminallah) tetapi juga hubungan manusia dengan

manusia lainnya (hablumminannas) serta lingkungannya

Adapun munculnya perbedaan corak pemahaman hukum

Islam dalam konteks fiqh banyak disebabkan oleh perbedaan

pola pikir ahli hukum (mujtahid) dalam wacana pemikiran dan

penelitian atas obyek-obyek hukum Islam (ijtihad)63 Impli-

kasinya jelas berpengaruh pada perbedaan corak madzhab

hukum yang berlaku dalam masyarakat muslim Hal ini

manjadi bukti bahwa hukum Islam berlalu menyesuaikan diri

dengan situasi kondisi waktu dan tempat64

3) Universal dan Dinamis

Hukum Islam bersifat universal dan dinamis mengan-

dung pengertian bahwa hukum Islam yang dimasukan dalam

63 Ibid 112 64 Hasbie Ash-Shiddiqie Dinamika dan Elastisitas Hukum Islam

(Jakarta Tintamas 1975) 27

59

term fiqh mencakup bagian-bagian atas keseluruhan hukum

dalam term syari‟ah sebagaimana telah disinggung sebelum-

nya identitas hukum Islam yang mengandung dimensi vertikal

dan horizontal dalam semua cakupan hukumnya telah menjadi

ciri universalitas hukum Islam itu sendiri

Adapun dinamika hukum ekonomi Islam dapat diketahui

dari proses perkembangan berlakunya hukum Islam sejak

periode Rasul hingga periode modern dengan segala dimensi-

nya Perkembangan hukum Islam secara sistematis telah

bergeser dari sistem hukum material yang umum dalam nash

kemudian direduksi dalam bentuk transformasi pemikiran

hukum (ijtihad) dan dapat diimplementasikan menjadi berbagai

bentuk pemikiran produk hukum (fiqh) hingga selanjutnya

dikodifikasikan menjadi Qacircnucircn

4) Sistematis

Arti dari pernyataan bahwa hukum Islam bersifat

sistematis adalah hukum Islam itu mencerminkan sejumlah

doktrin hukum yang bertalian satu sama lain secala logis dan

konkrit Hukum ini mencakup seluruh komponen hukum

berupa pokok-pokok ajaran tentang etika moral dan keadilan

serta keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Pencipta Semua

komponen hukum tersebut kemudian terintegrasikan ke dalam

term umum yang disebut syari‟ah65

65 Ibn Qayyim al-Jauziyah bdquoI‟lacircm al-Muwaqqin bdquoan-Rabi al-bdquoAcirclamicircn

Jilid III (Beirut Dacircr al-Fikr tt) 14

60

Sedangkan perwujudan dari sistematisnya hukum Islam

adalah Fiqh Fiqh sebagai produk pemikiran orang Islam

terhadap ajaran Islam sebagaimana digambarkan oleh para ahli

hukum mencakup atas segi-segi secara khusus seperti ibadah

mu‟amalah jinayah siyasah dan sebagainnya Semua jenis pembidangan hukum Islam dalam bidang hukum Islam (fiqh)

adalah suatu refleksi dari bentuk ketaatan orang Islam kepada

ajaran Islam secara totaliter66

Sistematikanya hukum Islam dapat berarti pula saling

berhubungannya atau interaksi setiap bentuk dan unsur-unsur

hukum secara sinergis dan organis Karena hukum Islam

berlaku secara fleksibel dan rigid maka ia menyesuaikan diri

dengan perkembangan dan kebutuhan hidup manusia baik

secara individual maupun kolektif Sehingga secara metodo-

logis akan terbentuk suatu sistem hukum secara piramidal

(hierarki hukum Islam)

5) Ta‟aqquli dan Ta‟abbudi

Ta‟aqquli dan Ta‟abbudi dalam karakteristik hukum

Islam adalah hukum Islam mengandung muatan dimensi

vertikal dan horizontal Hukum Islam bersumber kepada wahyu

yang mengandung muatan teologis menunjukan aturan tentang

hubungan antara manusia dengan Tuhan yang diyakini sebagai

66 Muhammad Muslehudin Kaidah-kaidah Ushulliyah dan

Fiqhiyyah(Jakarta Rajawali Press 1994) 277-278

61

pembuat hukum secara mutlak Konsekuensinya ada keharusan

bagi orang Islam untuk tunduk dan patuh terhadap hukum

Islam

Namun demikian tidak semua hukum Islam itu kaidah

norma hukumnya berbentuk khusus dan jelas malainkan

diperlukan suatu bentuk penafsiran atas segi-segi hukum yang

umum Pada tingkatan metodologi interpretasi atas segi norma

hukum dalam nash kemudian dikonkretkan menjadi produk

hukum (fiqh) yang lebih menyentuh sisi praktis pelaksanaan

hukum Islam

Berkenaan dengan hal tersebut Bustanul Arifin telah

menjelaskan bahwa karakteristik hukum Islam dibagi menjadi

dua macam67 pertama hukum Islam yang lansung ditetapkan

oleh Allah (syari‟at) dan kedua hukum-hukum pokok yang

lahir dari pemikiran manusia (fiqh)

Oleh karena itu maka peneliti dapat merumuskan bahwa

suatu pemahaman yang keliru jika hukum Islam dipahami

hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan (vertikal-

transendental) tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan

manusia lainnya serta dengan lingkungannya (horizontal)

Inilah karakteristik paling unik prinsip akad dalam hukum

ekonomi Islam

67 Ali Yafie Menggagas Fiqh Sosial (Bandung Mizan 1994) 132

62

d Etika Akad

Etika akad dalam sistem ekonomi Islam (muamalat al-

bdquoadabiyah) jelas sangat diperlukan untuk memandu segala

tingkah laku ekonomi di kalangan masyarakt muslim Etika

bisnis Islami (muamalat al-bdquoadabiyah) tersebut selanjutnya

dijadikan sebagai kerangka praktis yang secara fungsional akan

membentuk suatu kesadaran beragama dalam melakukan setiap

kegiatan ekonomi (religiousness economic practical guidance)

Etika ekonomi Islam sebagaimana dirumuskan oleh ahli

ekonomi Islam adalah suatu ilmu yang mempelajari aspek-

aspek kemaslahatan dan kemafsadatan dalam kegiatan ekonomi

dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauhmana

dapat diketahui menurut akal fikiran (rasio) dan bimbingan

wahyu (nash)

Etika ekonomi dipandang sama dengan akhlak karena

keduanya sama-sama membahas tentang kebaikan dan kebu-

rukan pada tingkah laku manusia Sedangkan tujuan etika

Islam menurut kerangka berfikir filsafat adalah untuk

memperoleh suatu kesamaan ide bagi seluruh manusia di setiap

waktu dan tempat tentang ukuran tingkah laku baik dan buruk

sejauhmana dapat dicapai dan diketahui menurut akal fikiran

manusia68

68 Taqiyuddin An-Nabhani Membangun Sistem Ekonomi Alternatif

Perpspektif Islam (Jakarta Risalah Gusti 1996) 52

63

Namun untuk mencapai tujuan tersebut etika ekonomi

Islam mengalami kesulitan karena pandangan masing-masing

golongan di dunia ini berbeda-beda perihal standar normatif

baik dan buruk Masing-masing mempunyai ukuran dan

kriteria yang berbeda-beda pula Sebagai cabang dari filsafat

ajaran etika bertitik tolak dari akal fikiran dan tidak dari ajaran

agama Sedangkan dalam Islam ilmu akhlak dapat difahami

sebagai pengetahuan yang mengajarkan tentang kebaikan dan

keburukan berdasarkan ajaran Islam yang bersumber kepada

akal dan wahyu Atas dasar itu maka etika ekonomi yang

dikehendaki dalam Islam adalah perilaku sosial-ekonomi yang

harus sesuai dengan ketentuan wahyu serta fitrah dan akal

pikiran manusia yang lurus

Di antara nilai-nilai etika ekonomi Islam yang terangkum

dalam ajaran filsafat ekonomi Islam adalah terdapat dua prinsip

pokok sebagai berikut

Pertama Tauhid Prinsip ini mengajarkan kepada semua

manusia tentang bagaimana mengakui keesaan Allah sehingga

terdapat suatu konsekwensi bahwa keyakinan terhadap segala

sesuatu hendaknya berawal dan berakhir hanya kepada Allah

SWT Keyakinan yang demikian dapat mengantar seorang

muslim untuk menyatakan bahwa ldquoSesungguhnya shalatku

ibadahku hidupku dan matiku adalah semata-mata demi

64

Allah Tuhan seru sekalian alamrdquo Prinsip ini kemudian

menghasilkan kesatuan-kesatuan sinergis dan saling terkait

dalam kerangka tauhid Tauhid diumpamakan seperti beredar-

nya planet-planet dalam tata surya yang mengelilingi matahari

Kesatuan-kesatuan dalam ajaran tauhid hendaknya berimpli-

kasi kepada kesatuan manusia dengan tuhan dan kesatuan

manusia dengan manusia serta kesatuan manusia dengan alam

sekitarnya

Kedua prinsip keseimbangan mengajarkan manusia

tentang bagaimana meyakini segala sesuatu yang diciptakan

Allah dalam keadaan seimbang dan serasi Hal ini dapat

dipahami dari ayat al-Qur‟an yang telah menjelaskan bahwa

ldquoEngkau tidak menemukan sedikitpun ketidakseimbangan

dalam ciptaan Yang Maha Pengasih Ulang-ulanglah menga-

mati apakah engkau melihat sedikit ketimpanganrdquo69 Prinsip ini

menuntut manusia bukan saja hidup seimbang serasi dan

selaras dengan dirinya sendiri tetapi juga menuntun manusia

untuk mengimplementasikan ketiga aspek tersebut dalam

kehidupan

Prinsip tauhid ini juga mengantarkan manusia dalam

kegiatan ekonomi untuk meyakini bahwa harta benda yang

berada dalam genggamannya adalah milik Alah SWT Keber-

69 Lihat QS 673

65

hasilan para pengusaha bukan hanya disebabkan oleh hasil

usahanya sendiri tetapi terdapat partsisipasi orang lain Tauhid

yang akan menghasilkan keyakinan pada manusia bagi

kesatuan dunia dan akhirat Tauhid dapat pula mengantarkan

seorang pengusaha untuk tidak mengejar keuntungan materi

semata-mata tetapi juga mendapat keberkahan dan keuntungan

yang lebih kekal (abadi)

Oleh karena itu seorang pengusaha dipandu untuk meng-

hindari segala bentuk eksploitasi terhadap sesama manusia

Dari sini dapat dimengerti mengapa Islam melarang segala

praktek riba dan pencurian tetapi juga penipuan yang

terselubung Bahkan Islam melarang kegiatan bisnis hingga

pada menawarkan barang pada disaat konsumen menerima

tawaran yang sama dari orang lain

Demikian halnya dengan prinsip keseimbangan akan

mengarahkan umat Islam kepada pencegahan segala bentuk

monopoli dan pemusatan kekuatan ekonomi hanya pada satu

tangan atau satu kelompok tertentu saja Atas dasar ini pula al-

Qur‟an menolak dengan sangat tegas daur sempit yang

menjadikan kekayataan hanya berkisar pada orang atau

kelompok tertentu ldquoSupaya harta itu tidak hanya beredar

pada orang-orang kaya saja di antara kamurdquo70

70 QS 59 7

66

Umat Islam dilarang tegas melakukan penimbunan dan

pemborosan71 Ayat ini menjadi dasar bagi pemberian

wewenang kepada penguasa untuk mencabut hak-hak miliki

perusahaan spekulatif yang melakukan penimbunan

penyelundupan dan yang mengambil keuntungan secar

berlebihan karena penimbunan mengakibatkan kenaikan harga

yang tidak semestinya sebagaimana dijelaskan dalam QS 7

31 yang berbunyi

Hai anak Adam pakailah pakaianmu yang indah di setiap

(memasuki) mesjid makan dan minumlah dan janganlah

berlebih-lebihan Sesungguhnya Allah tidak menyukai

orang-orang yang berlebih-lebihan72

Pemborosan dan sikap konsumtif dapat menimbulkan

kelangkaan barang-barang yang dapat menimbulkan ketidak-

seimbangan yang diakibatkan kenaikan harga-harga Dalam

rangka memelihara keseimbangan ekonomi Islam telah mene-

gaskan bahwa pemerintah memiliki fungsi mengontrol harga-

harga yang tidak wajar dan cenderung spekulatif tersebut

yakni dengan berpegang kepada etika ekonomi Islami

71 QS 9 34 72 QS 7 31

67

Untuk memperoleh keberkahan dalam jual beli Islam

telah mengajarkan prinsip-prinsip etika ekonomi Islam sebagai

berikut

1) Jujur dalam takaran dan timbangan Allah berfirman QS al-

Muthafifin 1-2 ldquoCelakalah bagi orang yang curang

Apabila mereka menimbang dari lain (untuk dirinya

dipenuhkan timbangannya) Namun apabila mereka

menimbang (untuk orang lain) dikuranginyardquo

2) Menjual barang yang halal Dalam salah satu hadits Nabi

menyatakan bahwa Allah telah mengharamkan sesuatu

barang maka haram pula harganya (diperjualbelikan)

3) Menjual barang yang baik mutunya Dalam berbagai hadits

Rasulullah melarang menjual buah-buahan hingga jelas

baiknya

4) Jangan menyembunyikan cacat barang Salah satu sumber

hilangnya keberkahan jual beli jika seseorang menjual

barang yang cacat yang disembunyikan cacatnya Ibnu

Umar menurut riwayat Bukhari telah memberitakan bahwa

seorang lelaki menceritakan kepada Nabi bahwa ia tertipu

dalam jual beli Sabda Nabi ldquoApabila engkau berjualbeli

katakanlah tidak ada tipuanrdquo

5) Dilarang bermain sumpah Ada kebiasaan pedagang untuk

meyakinkan pembelinya dengan jalan main sumpah agar

68

dagangannya laris Dalam hal ini Rasulullah SAW memperi-

ngatkan ldquoSumpah itu melariskan dagangan tetapi meng-

hapuskan keberkahanrdquo (HR Bukhari)

6) Longgar dan bermurah hati Sabda Rasulullah ldquoAllah

mengasihi orang yang bermurah hati waktu menjual waktu

membeli dan waktu menagih hutangrdquo (HR Bukhari)

Kemudian dalam hadits lain Abu Hurairah meriwayatkan

bahwa Rasulullah bersabda ldquoada seorang pedagang yang

mempiutangi orang banyak Apabila dilihatnya orang yang

ditagih itu dalam dalam kesempitan dia perintahkan

kepada pembantu-pembantunyardquo Berilah kelonggaran

kepadanya mudah-mudahan Allah memberikan kelapangan

kepada kitardquo Maka Allah pun memberikan kelapangan

kepadanya ldquo (HR Bukhari)

7) Jangan menyaingi kawan Rasulullah telah bersabda

ldquoJanganlah kamu menjual dengan menyaingi dagangan

saudaranyardquo

8) Mencatat hutang piutang Dalam dunia bisnis lazim terjadi

pinjam-meminjam Dalam hubungan ini al-Qur‟an menga-

jarkan pencatatan hutang piutang Gunanya adalah untuk

mengingatkan salah satu pihak yang mungkin suatu waktu

lupa atau khilaf sebagaimana ditegaskan dalam QS al-

Baqarah ayat 282 yang berbunyi ldquoHai orang-orang yang

69

beriman kalau kalian berhutang-piutang dengan janji yang

ditetapkan waktunya hendaklah kalian tuliskan Dan

seorang penulis di antara kalian hendaklah menuliskannya

dengan jujur Janganlah penulis itu enggan menuliskannya

sebagaimana telah diajarkan oleh Allah kepadanyardquo

9) Larangan hukum riba sebagaimana Allah telah berfirman

ldquoAllah menghapuskan riba dan menyempurnakan kebaikan

shadaqah Dan Allah tidak suka kepada orang yang tetap

membangkang dalam bergelimang dosardquo

10) Anjuran berzakat yakni menghitung dan mengeluarkan

zakat atas harta yang dimilikik atau barang dagangan

setiap tahun sebanyak 25 sebagai salah satu cara untuk

membersihkan harta yang diperoleh dari harta yang

dimiliki atau perolehan keuntungan hasil usaha

Berdasarkan uraian di atas dalam konteks etika bisnis

Islam setiap pelaku bisnis (wirausaha) dalam berdagang

hendaknya tidak semata-mata bertujuan mencari keutungan

sebesar-besarnya akan tetapi yang paling penting adalah

mencari keridhaan dan mencapai keberkahan atas rezeki yang

diberikan oleh Allah SWT Hakikat keberkahan usaha itu

adalah kemantapan dari usaha yang dilakukannya dalam

bentuk memperoleh keuntungan yang wajar dan diridhai oleh

Allah SWT

70

2 Sistem Informasi Manajemen Keuangan

a Pengertian Sistem Informasi Manajemen Keuangan

Berikut ini adalah beberapa definisi sistem menurut

beberapa ahli yang kaitannya dengan proses dan fungsi sistem

informasi manajemen keuangan di antaranya73

1) Secara sederhana suatu system dapat diartikan sebagai suatu

kumpulan atau himpunan dari unsur komponen atau

variabel yang terorganisir saling berinteraksi saling bergan-

tung satu sama lain dan terpadu

2) Menurut Gordon B Davis dalam bukunya menyatakan

system bisa berupa abstrak atau fisik74 System yang abstrak

adalah susunan yang teratur dari gagasan-gagasan atau

konsepsi yang saling bergantung Sedangkan sistem yang

bersifat fisik adalah serangkaian unsur yang bekerjasama

untuk mencapai suatu tujuan

3) Norman L Enger dalam bukunya menyatakan suatu system

dapat terdiri dari atas kegiatan-kegiatan yang berhubungan

guna mencapai tujuan-tujuan perusahaan seperti pengen-

dalian inventaris atau penjadwalan produksi

4) Menurut S Prajudi Atmosudirdjo dalam bukunya menya-

takan suatu sistem terdiri atas objek-objek atau unsur-unsur

73 Tata Sutabri Konsep Dasar Informasi (Yogyakarta Andi 2012)

16 74 Chr Jimmy L Gaol Sistem Informasi Manajemen (Jakarta

Grasindo 2010) 7

71

atau komponen-komponen yang berkaitan dan berhubungan

satu sama lain sedemikian rupa sehingga unsur-unsur

tersebut merupakan sebuah kesatuan pemrosesan atau

pengolahan tertentu

5) Menurut Sutarman sistem juga dapat didefinisikan sebagai

kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi

dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses

pencapaian suatu tujuan utama

6) Menurut Hanif Al-Fatta75 sistem dapat didefinisikan

sebagai suatu pendekatan prosedur dan pendekatan kompo-

nen sebagai perangkat elemen yang digabungkan satu

dengan yang lainnya untuk suatu tujuan bersama

Ada dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan

sistem yaitu

1) Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur

mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari

prosedur-prosedur yang saling berhubungan Berkumpul

bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk

meneyelesaikan suatu sasaran tertentu

2) Pendekatan yang lebih menekankan pada elemen atau

komponennya mendefinisikan sistem sebagai suatu kum-

pulan dari elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk

mencapai suatu tujuan tertentu

75 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset 2007) 3

72

Dalam sistem ini terdapat proses yang dilakukan serta

dikembangkan untuk memproses sejumlah data untuk transaksi

bisnis rutin Adapun hal-hal yang bisa dilakukan dalam sistem

ini meliputi76

1) Mengotomasi penanganan data-data aktifitas bisnis dan

transaksi yang bisa dianggap sebagai kejadian diskrit dalam

kehidupan organisasi atau perusahaan

2) Menangkap data dari setiap transaksi

3) Memverifikasi data transaksi untuk diterima atau ditolak

a) Memvalidasi transaksi yang telah diverifikasi

b) Menghasilkan suatu laporan untuk menyediakan rang-

kuman dari setiap transaksi

c) Memungkinkan memindahkan transaksi dari suatu proses

ke proses yang lainnya untuk menangani seluruh asfek

bisnis

Mengacu kepada uraian dijelaskan di atas peneliti dapat

merumuskan bahwa sistem informasi manajemen keuangan

dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari

unsur komponen atau variabel yang terorganisir saling

berinteraksi saling bergantung satu sama lain dan terpadu

untuk mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan sesuai dengan

yang telah ditetapkan dalam manajemen keuangan

76 Ibid

73

b Unsur-unsur Sistem Informasi Manajemen Keuangan

Untuk memahami dan mengembangkan suatu sistem

maka perlu membedakan unsur-unsur dari sistem informasi

manajemen keuangan yang membentuknya antara lain77

1) Batasan (boundary) yaitu penggambaran dari suatu elemen

atau unsur mana yang termasuk di dalam sistem dan mana

yang di luar sistem

2) Lingkungan (environment) yaitu segala sesuatu di luar

sistem lingkungan yang menyediakan asusmi kendala dan

input terhadap suatu sistem

3) Masukan (input) yaitu sumber daya (data bahan baku

material peralatan dan manusia) dari lingkungan yang

dikonsumsi dan dimanipulasi oleh suatu sistem

4) Keluaran (output) yaitu sumber daya atau produk (infor-

masi laporan dokumen tampilan dan lain-lain) yang

disediakan untuk lingkungan sistem oleh kegiatan dalam

suatu sistem

77 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk

Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset 2007) 5

Input

Data

Output

Data

Proses

Gambar 21 Konsep Sistem secara umum

74

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di

atas peneliti dapat merumuskan bahwa karakteristik suatu

sistem mencakup atas adanya kumpulan bagian-bagian baik

manusia atau pun bukan manusia adanya saling berinteraksi

adanya suatu metode tertentu untuk mencapai suatu tujuan

bersama serta adanya manfaat bagi kebutuhan penggunanya

Informasi tanpa adanya data maka informasi tersebut

tidak akan terbentuk Peranan data dalam menghasilkan suatu

informasi yang berkualitas dan akurat sangatlah penting

sehingga informasi tersebut dapat berguna untuk mendukung

pengambilan keputusan dalam menghasilkan output yang

berkualitas bagi perusahaan yang dalam hal ini sebagai peng-

guna (user)

Berdasarkan tipe penelitian maka data dapat dibedakan

menjadi78

1) Data Kuantitatif

Adalah data yang dapat diinput ke dalam skala pengukuran

statistik Fakta dan fenomena dalam data ini tidak dinya-

takan dalam bahasa alami melainkan dalam numerik

Sesuai dengan kriterianya data kuantitatif tersebut bisa

diolahdianalisis memakai teknik perhitungan statistika

matematika

78 Lihat dalam httptulaporanpenelitiancom201412312html

daikses pada tanggal 15 November 2017

75

2) Data Kualitatif

Merupakan data yang dapat mencangkup hamper semua dan

non numeric Data ini dapat menggambarkan kata-kata

untuk menggambarkan fakta dan fenomena yang sedang

diamati atau diteliti Data kualitatif didapat melalui berbagai

jenis cara pengumpulan data seperti analisis dokumen

wawancara diskusi terfokusobservasi yang sudah dituang-

kan ke dalam catatan lapangan transkrip Bentuk lain dari

data kualitatif adalah foto yang didapat melalui pemotretan

rekaman video

Sedangkan berdasarkan dari sumber yang didapat data ini

dapat berupa

1) Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti

sendiri atau dirinya sendiri Ini adalah data yang belum

pernah dikumpulkan sebelumnya baik dengan cara tertentu

atau pada periode waktu tertentu Data primer biasanya

disebut dengan data aslidata baru yang mempunyai sifat up

to date Untuk memperoleh data primer peneliti wajib

mengumpulkannya secara langsung Adapun cara yang bisa

digunakan peneliti untuk mencari sumber data primer yaitu

observasi diskusi terfokus wawancara serta penyebaran

kuisioner

76

2) Data Sekunder

Data seunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang lain

bukan peneliti itu sendiri Data ini biasanya berasal dari

penelitian lain yang dilakukan oleh lembaga-lembaga atau

organisasi seperti BPS dan lain-lain Data sekunder bisa

didapat dari berbagai sumber misalnya biro pusat statistik

yang biasanya disingkat dengan BPS jurnal buku laporan

dan lain sebagainya Pemahaman pada ke 2 jenis data di atas

dibutuhkan sebagai landasan untuk menentukan cara dan

langkah-langkah pengumpulan data penelitian

Menurut waktu pengumpulannya jenis data dapat

dibedakan ke dalam tiga hal berikut

1) Data Time Series

Adalah data yang menggambarkan data sesuatu dari waktu

ke waktu atau periode secara historis contohnya adalah data

perkembangan nilai tukar mata uang dolar terhadap rupiah

pada periode tahun 2013 sampai tahun 2014

2) Data Cross Section

Adalah data yang menunjukan titik waktu tertentu Contoh-

nya adalah data laporan keuangan per 31 Desember 2013

dan lain-lain

3) Data Panel

Adalah data yang berisi gabungan antara data time series

dan data section Contoh data manufaktur dari beberapa

perusahaan diperiode waktu tertentu

77

Selain itu cara perolehan data juga dapat diuraikan

sebabagi berikut

1) Data Observasional

Data observasi adalah data yang ditangkap in situ Data ini

sekali jadi atau tidak bisa diulang diciptakan atau diganti

2) Data Wawancara

Data wawancara adalah data-data yang diperoleh melalui

tanya-jawab antara peneliti dan informan Data ini bisa

divalidasi menggunakan triangulasi

3) Data Eksperimental

Data eksperimental adalah data-data yang dikumpulkan

dalam kondisi yang terkendali di situ atau berbasis labora-

torium dan harus bisa direproduksi

4) Data Simulasi

Data simulasi adalah data hasil dari penggunaan model dan

metadata di mana input lebih penting daripada output

Contoh model iklim model ekonomi model kosmologi dan

lain-lain

5) Data Referensi atau Kanonik

Data Referensi atau kanonik adalah data statis atau koleksi

organik (peer-reviewed) Contohnya menggunakan data

urutan gen yang sudah tersedia struktur kimia data sensus

dan lain-lain

78

6) Data Derivasi atau Kompilasi

Data derivasi atau kompilasi adalah data reproduksi

Contoh kompilasi database yang sudah ada untuk memba-

ngun struktur 3D

Berkenaan dengan hal tersebut dibutuhkan supporting

data sebagai salah satu cara dan metode yang digunakan

dengan bertujuan untuk memberikan dukungan berbasis sistem

dan data kepada pihak lain agar dapat merealisasikan tujuan

bersama yang akan dicapai sehingga dapat lebih efektif dan

efisien

Dalam proses supporting data ini lebih berorientasi

kepada penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi

dalam menunjang kegiatannya sehingga dengan menggunakan

pemanfaatan teknologi informasi diharapkan dapat lebih

mudah untuk memberikan dukungan kepada unit atau pihak

lain dalam menjalankan operasionalnya sehingga dapat

menghasilkan output positif yang lebih efektif dan efisien serta

berorientasi pada proses pengambilan keputusan atau kebijakan

lainnya yang memang dibutuhkan oleh pihak perusahaan79

Dalam proses supporting data tersebut juga terdapat

Decision Support System (DSS) yaitu pemilihan beberapa

79 Efraim Aronson Jay Turban dan Liang Peng Ting Decision

Support System and Intelegent System (New Jersey Pearson Education Inc 2005) 21

79

tindakan alternatif yang ada untuk mencapai satu atau beberapa

tujuan yang akan ditetapkan Selain itu juga DSS ini

merupakan suatu sistem informasi yang berada di level

manajemen dari suatu organisasi yang mengkombinasikan data

dan model analisis yang canggih atau peralatan data analisis

untuk mendukung pengambilan keputusan yang semi

terstruktur dan tidak terstruktur DSS ini dirancang untuk

membantu dalam proses pengambilan keputusan organi-

sasional80

Tujuan dari DSS adalah untuk

1) Membantu manager membuata keputusan dalam meme-

cahkan masalah yang semi terstruktur

2) Mendukung penilaian manajer dalam upaya membuat

keputusan dan bukan mencoba untuk mengganti kebijakan

dan personilnya

3) Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan mager

agar dapat lebih efisien

Adapun jenis-jenis DSS menurut tingkat kerumitannya

dapat dibedakan sebagai berikut

1) Mengambil elemen-elemen informasi

2) Menganalisa semua data file yang berkaitan

80 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk

Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset2007) 13

80

3) Menyiapkan laporan dari berbagai file yang akan dijadikan

resume

4) Memperkirakan dan memprediksi akibat yang muncul dari

hasil keputusan yang akan diambil

5) Mengusulkan keputusan kepada pihak terkait

6) Membuat keputusan final dari kesepakatan yang diambil

Pemanfaatan dalam proses DSS ini harus dilalui melalui

beberapa tahap seperti proses perencanaan analisis pada saat

evaluasi dan pengambilan keputusan secara bertahap dan jika

proses nya semakin mendapat dukungan dari pengembangan

DSS ini maka akan semakin efektif hasil yang didapatkan dari

proses pengambilan keputusan ini

Kemudian dilihat dari berbagai proses manajemen proses

pengambilan keputusan saat ini telah banyak bergantung

kepada DSS yang telah dikembangkan dengan berbagai metode

yang lebih simple sehingga pihak manajemen akan lebih

mudah untuk menentukan arah dan kebijakan yang akan

diambil

Adapun dampak yang akan didapat dari penggunaan

proses DSS ini adalah sebagai berikut

1) Dapat menyelesaikan problem yang sangat kompleks

2) Sistem yang digunakan dapat berinteraksi dengan user

3) Lebih cepat proses yang dihasilkan dan hasil yang didapat

dari pengambilan keputusan ini dapat lebih optimal

81

4) Menghasilkan acuan dan ketentuan standar yang dapat

membantu untuk digunakan oleh manager yang kurang

berpengalaman sehingga pada permasalahan yang berulang

DSS dapat memberi keputusan yang lebih efektif

5) Fasilitas untuk mengambil data dapat memberikan kesem-

patan pada beberapa manager untuk dapat berkomunikasi

dengan baik

6) Meningkatkan produktivitas dan control dari manager

langsung

Dalam supporting data proses yang dilakukan dapat

berupa

1) Dukungan terhadap data itu sendiri dalam artian adanya

proses pengolahan data yang ada sehingga dapat meng-

hasilkan data yang valid dan akurat

2) Sistem yang ada dan dipergunakan untuk melakukan proses

pengolahan data serta membantu user dalam mendapatkan

report yang sesuai dengan yang diharapkan selain itu juga

dalam system itu terdapat software yang berbentuk aplikasi

dan database yang menunjang untuk proses pengolahan data

tersebut

3) Hardware adanya dukungan perangkat yang disediakan

guna menunjang secara infrastruktur agar proses yang

pengolahan data dan menciptakan report yang sesuai dan

82

simple sehingga memudahkan manajemen dalam mengakses

informasi yang dibutuhkan disamping membantu dalam

proses pengambilan keputusan

4) Link Komunikasi dalam proses supporting data adanya link

komunikasi sangat berperan dalam menghasilkan report

informasi maupun proses pengolahan data semakin

compatible dan memadai link komunikasi nya maka

semakin efektif dan efisien proses dan informasi yang

dihasilkan

5) Serta faktor pendukung lainnya yang dapat mempengaruhi

proses supporting data itu sendiri seperti kebijakan dan

regulasi yang ada

c Urgensi Sistem Informasi Manajemen Keuangan

Pentingnya dilakukan proses supporting data dewasa ini

di dunia perbankan dalam menunjang operasionalnya dikare-

nakan semakin kompleknya berbagai kebutuhan transaksional

jumlah ketentuan dan peraturan yang sudah ada di dalam

berbagai kebijakan perbankan dalam pengelolaannya selain

juga risiko yang cukup besar dan harus senantiasa dihadapi

tetapi disisi lain quality service yang merupakan komponen

dasar dalam pemasaran jasa serta inti dari penjualan suatu

produk yang dipasarkan dengan kinerja terhadap pelayanan

83

nasabah dan harus senantiasa terjaga dengan baik guna

menjaga stabilitas dan eksistensi perusahaan agar senantiasa

memiliki performance yang senantiasa optimal81

Salah satu proses yang kini banyak dilakukan dalam

supporting data adalah dengan menganalisis sebuah system

yang ada disertai dengan entitas pendukung lainnya biasanya

akan dilakukan terhadap beberapa aspek antara lain adalah

kinerja informasi ekonomi keamanan aplikasi efisiensi dan

pelayanan pelanggan Sedangkan salah satu proses analisis

yang digunakan dalam supporting data adalah dengan meng-

gunakan metode yang disebut dengan PIECES Analysis

(Performance Information Economy Control Eficiency and

Service)82

Analisis PIECES ini sangat penting untuk dilakukan

sebelum mengembangkan sebuah sistem informasi dan

bertujuan untuk memberikan dukungan terhadap unit-unit

lainnya dalam menunjang kegiatan operasionalnya karena

dalam analisis ini biasanya akan ditemukan beberapa masalah

utama maupun masalah yang bersifat gejala dari masalah

utama tersebut antara lain

81 A Parasuraman VA Zeithamel dan LL Berry A Conceptual Model of Service Quality and Its Implication for Future Reseach dalam Jurnal Ekonomi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Petra yang diakses tanggal 15 November 2017 4

82 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset2007) 19

84

1) Kinerja Sistem (Performance)

Analisis kinerja ditujukankan untuk mengetahui tingkat

kinerja dari sebuah sistem apakah kinerja dari sistem tersebut

telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau sudah

mencapai sasaran yang diinginkan Kinerja dari sebuah sistem

diukur berdasarkan jumlah produksi dan tanggap waktu

Jumlah produksi merupakan jumlah pekerjaan yang bisa

diselesaikan dalam jangka waktu tertentu Sedangkan tanggap

waktu adalah keterlambatan rata-rata antara suatu transaksi

dengan tanggapan yang diberikan kepada transaksi berikutnya

Dalam performance ini juga dapat dipengaruhi oleh jumlah

transaksi yang ada serta kinerja dari perangkat yang digunakan

2) Informasi (Information)

Sebuah sistem informasi yang baik akan menghasilkan

informasi akurat valid relevan dan tepat waktu Akurat berarti

informasi yang dihasilkan terbebas dari kesalahan dan tidak

menyesatkan Valid bahwa informasi yang dihasilkan sesuai

dengan data yang ada tanpa adanya manipulasi sedangkan

relevan berarti informasi tersebut memiliki nilai bagi penggu-

nanya dan tepat waktu berarti informasi harus ada ketika

dibutuhkan dan sangat mudah untuk user dalam mendapatkan

informasi tersebut Keempat kriteria tersebut merupakan syarat

dari sebuah informasi yang baik bagi sebuah perusahaan atau

organisasi yang akan dijadikan sebagai dasar dari pengambilan

keputusan (decision making)

85

3) Ekonomi (Economy)

Motif ekonomi mungkin merupakan salah satu pertim-

bangan dari alasan mengapa diperlukannya penggunaan dan

pengembangan sebuah sistem dalam menunjang proses

kegiatan suatu bisnis Harapan sebuah perusahaan atau orga-

nisasi terhadap sistem yang baru adalah dukungan terhadap

proses operasional dan manajerial perusahaan akan lebih

efisien Sehingga adanya pemborosan waktu dan alat-alat yang

dapat mengakibatkan pembengkakan biaya pada sistem

sebelumnya (sistem lama) dapat dikurangi dengan semaksimal

mungkin khususnya seperti biaya pengadaan kertas dan tinta

4) Pengendalian (Control)

Aktivitas sebuah perusahaan atau organisasi perlu men-

dapat perhatian dan kontrol yang terus menerus agar tidak

terjadi penurunan kinerja dibawah standar yang sudah ditetap-

kan Hal ini untuk mengurangi dan mencegah atau mendeteksi

kesalahan sistem menjaga keamanan data dan kecurangan

yang akan terjadi baik itu karena disebabkan oleh user itu

sendiri (human error) atau yang disebabkan oleh kerusakan

dari system itu sendiri Pengendalian dalam sebuah sistem

sangat diperlukan untuk mengurangi dan mencegah hal-hal

yang dapat merugikan perusahaan atau organisasi itu sendiri

Dengan adanya kontrol maka tugas atau kinerja yang menga-

86

lami kendala dapat diperbaiki disamping untuk memastikan

bahwa proses yang dijalankan telah sesuai dengan prosedur

yang telah ditetapkan

5) Efisiensi (Eficiency)

Efisiensi pada sebuah sistem informasi menyangkut hal

bagaimana menghasilkan output atau informasi sebaik

mungkin dengan input yang diberikan secara sederhana dan

mudah untuk dimengerti sehingga informasi yang dihasilkan

sesuai dengan kebutuhan bagi pihak-pihak yang memerlu-

kannya serta valid dari kualitas datanya Selain itu efisiensi

juga berkaitan dengan bagaimana sebuah sistem tidak mela-

kukan pemrosesan secara berlebih dan usaha yang dikeluarkan

untuk melakukan tugas-tugas yang tidak berlebihan namun

juga dalam kontek efisiensi juga tidak mengurangi nilai dan

kualitas hasil yang diberikan oleh sistem

6) Pelayanan (Service)

Untuk menilai kualitas fungsi output dari sebuah sistem

adalah salah satunya bisa dilihat dari segi pelayanannya Pada

sistem informasi perbankan peningkatan pelayanan terhadap

nasabah merupakan bagian dari tujuan utama diadakannya

pengembangan sistem dari sistem lama ke sistem yang baru

guna menghasilkan kualitas pelayanan yang maksimal Pada

sistem perbankan yang sebelumnya digunakan pelayanan dari

87

segi waktu terhadap nasabah terlihat masih kurang cepat dan

akurat sehingga dapat menjadi salah satu alasan untuk diada-

kannya pengembangan system agar dapat menghasilkan kinerja

pelayanan yang maksimal

d Instrumen Sistem Informasi Manajemen Keuangan

Dalam proses supporting data pelayanan manajemen

tidak hanya berbicara mengenai pengaturan kemampuan tetapi

juga tentang bagaimana melayani secara profesional baik dari

bahasa tubuh pengetahuan dan pengalaman serta kemampuan

mengoptimalisasi fungsi kerja diperusahaan dapat berjalan

dengan baik dan memberikan manfaat bagi user lainnya

Ada beberapa instrumen83 yang biasa digunakan dalam

melakukan proses supporting data dalam sistem informasi

manajemen keuangan menurut Pustaka Infrastruktur Teknologi

Informasi (Information Technology Infrastructure Library)

terdiri dari84

83 Alat yang dipakai untuk me-ngerjakan sesuatu (seperti alat yang

dipakai oleh pekerja teknik alat-alat kedokteran optik dan kimia) perkakas 2 sarana penelitian (berupa seperangkat tes dsb) untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan 3 alat-alat musik (seperti piano biola gitar suling trompet) 4 ki orang yg dipakai sbg alat (diperalat) orang lain (pihak lain) 5 dokumen resmi seperti akta surat obligasi Lihat dalam httpwwwartikatacomarti-330848-instrumenhtml diakses pada 15 November 2017

84 ITIL Service DesignRegistered Community Trade Mark of the office of Governance Commerce US2007 7

88

1) Pelayanan Strategi (Service Strategy)

Yaitu pihak unit terkait yang dalam penelitian hal ini

lebih konsern pada Unit Divisi Teknologi Informasi yang

memberikan dan mengarahkan strategi yang digunakan dalam

memberikan pelayanan (supporting) kepada unit yang membu-

tuhkan dukungan penggunakan teknologi informasi dalam

menunjang kegiatan unit bisnisnya sehingga dapat membe-

rikan output yang baik

2) Pelayanan Desain (Service Design)

Dalam hal ini pula model dan design yang akan diguna-

kan dalam memberikan suatu model atau bentuk system yang

akan dikembangkan atau dibangun harus disesuaikan dengan

kebutuhan yang ada sehingga dapat dimengerti oleh user dalam

mengoptimalkan segala sumber daya yang ada

3) Pelayan Operasi (Service Operation)

Selain model dan strategi arah operasional yang sedang

dijalankan juga hendaknya ditunjang dengan proses monitoring

yang senantiasa ada karena berfungsi sebagai pengawas dalam

menjalankan operasional agar senantiasa sejalan dengan rule

atau aturan yang ada disamping diberikan petunjuk teknis

dalam menjalan fungsi operasional tersebut sehingga mem-

berikan kenyamanan bagi pengguna (user) dalam menjalankan

aktivitasnya

89

4) Ketersediaan Data (Basis Data)

Adanya fasilitas penyimpanan data (database) yang besar

dan dapat menampung data semua kebutuhan user dalam

menjalankan transaksi operasional bisnisnya disamping

memberikan keamanan terhadap data-data transaksi yang ada

5) Perangkat Keras (Hardware)

Adanya perangkat infrastruktur yang memiliki kualitas

memadai dan berbasis teknologi informasi sehingga dapat

menunjang berbagai kegiatan bisnis yang dilakukan serta

memudahkan bagi user dalam memberikan pelayanan kepada

nasabah agar lebih efektif dan efisien

6) Aplikasi Perangkat Lunak (Software)

Adanya ketersediaan aplikasi yang mudah digunakan

(user friendly) sehingga disamping memudahkan user dalam

mengoperasikan aplikasi system yang ada juga menambah

performance bagi perusahaan karena telah menggunakan alat

bantu (tools) berbasis teknologi masa kini yang dapat

menunjang kegiatan bisnis di masa yang akan datang dan

senantiasa update terhadap perkembangan teknologi

7) Jaringan Komunikasi (Link Communication)

Ketersediaan Link komunikasi dengan kualitas baik

dalam menunjang laju transaksi bisnis tidak dapat dipungkiri

karena pada masa era digitalisasi dan globalisasi saat ini

90

jaringan komunikasi yang baik sangat diutamakan dan menjadi

komponen penting dalam dunia digitalisasi yang menunjang

kegiatan bisnis berbasis teknologi

8) Sumber Daya Insani (People)

Adanya operator atau personil yang mengerti dalam

menjalankan aktivitas system yang digunakan produktivitas

personil sangat ditentukan oleh teknologi yang disediakan bagi

personil itu sendiri dalam melaksanakan tugasnyakekinian dan

kecanggihan teknologi yang disediakan bagi karyawan sangat

ditentukan oleh persaingan dan tuntunan konsumen (client)

sehingga sumber daya insani yang memiliki keunggulan dan

kompetitif dapat menjadi asset yang paling berharga bagi

perusahaan85

Kemudian kualitas supporting data dalam industri

layanan khususnya dalam perbankan harus disajikan dalam

bentuk proses penyajian yang optimal dan semenarik namun

simple karena hal tersebut sangat kontras akan keterkaitan

dengan kepuasan yang akan dirasakan oleh client (nasabah)

Menurut Tjiptono dalam Sunyoto86 kualitas mutu dalam jasa

pelayanan merupakan ldquosuatu penyajian produk atau jasa sesuai

85 GM Bounds amp Pace Human Resources Management For Competency Capability In Stahl M amp GM Bounds (Eds) Competing Globally Trough Customer Values (New York Quarum Book 1991)

86 Danang Sunyoto Konsep Dasar Riset Pemasaran dalam Perilaku Konsumen (Yogyakarta CAPS - Center for Academic Publishing Service 2012) 236

91

ukuran yang berlaku di tempat produk tersebut diadakan dan

penyampaiannya setidaknya sama dengan yang diinginkan dan

diharapkan oleh konsumen (client)

Dalam dimensi penentu kualitas supporting data tersebut

menurut Pasuraman dalam Lupiyoadi87 tidak ada bedanya

dengan dimensi pelayanan yang lainnya dan dinyatakan antara

lain

1) Keandalan (Reability)

Kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan yang

sesuai dengan apa yang telah dijanjikan secara akurat dan

terpercaya Dalam artian semua proses supporting data yang

dilakukan harus sesuai dan memiliki nilai validitas yang

tinggi sehingga akurasi data yang diberikan dalam proses

supporting data ini akan benar-benar valid Selain itu juga

sistem harus teruji dari sisi keamanannya sehingga dapat

mengantisipasi dari serangan pengguna yang tidak memiliki

kepentingan

2) Ketanggapan (Responsiveness)

Suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pela-

yanan yang cepat (responsive) dan tepat kepada user

(pengguna) dengan penyampaian informasi yang jelas

Dalam kontek ini layanan yang diberikan harus responsive

87 Rambat Lupiyoadi dan A Hamdani Manajemen Pemasaran Jasa

Cetakan Keempat (Jakarta Salemba Eempat 2008) 182

92

dalam menerima request problem yang ada dan menjelaskan

situasional kronologis serta problem solving yang diberikan

harus dalam bahasa dan informasi yang mudah dimengerti

oleh user sehingga memudahkan bagi user dalam meng-

implementasikan aplikasi tersebut

3) Jaminan (Assurance)

Pengetahuan sopan santun dan kemampuan para pegawai

perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya kepada para

client dan user akan keberadaannya di perusahaan dalam

memberikan layanan yang optimal sehingga memberikan

kepercayaan bagi client untuk menggunakan jasa pelayanan

yang diberikan oleh perusahaan

4) Empati (Empathy)

Yakni memberikan perhatian yang tulus dan bersifat indi-

vidual atau pribadi kepada pihak user sehingga diharapkan

akan dapat terjalin komunikasi dan hubungan emosional

yang baik dengan komunikasi yang non formal diharapkan

dapat lebih memberikan arti pelayanan yang sesungguhnya

sehingga kedekatan emosional dapat di bina dengan baik

dalam konteks personal dan perusahaan sehingga memu-

dahkan dalam berkomunikasi antara kedua belah pihak

5) Bukti Fisik (Tangible)

Kemampuan yang ada pada perusahaan dalam menunjukan

akan keberadaan dan eksistensinya kepada pihak luar

93

sehingga akan menambah rasa percaya diri bagi para

pegawai selain itu juga bagi pihak client akan menum-

buhkan rasa kepercayaan yang besar dan diharapkan dalam

menjalin kerjasama yang baik dalam menjalan tramsaksi

bisnisnya selain itu juga dapat menumbuhkan ketaatan

pada regulator ats kebijakan yang berlaku

Manfaat yang dapat dirasakan baik oleh user dalam

menerima jasa layanan yang diberikan adalah adanya kepuasan

secara emosional serta kenyamanan dalam beraktivitas tanpa

merasa takut dalam melakukan kesalahan Pemanfaatan tekno-

logi informasi dalam suatu organisasi atau perusahaan juga

berkaitan dengan keunggulan kompetitif untuk meningkatkan

kualitas informasi keuangan

Selain itu aspek pengawasan kinerja organisasi atau

perusahaan yang menggunakan perangkat teknologi informasi

baik sebagai alat bantu maupun strategi yang tangguh untuk

mengintegrasikandan mengolah data dengan cepat dan akurat

serta untuk penciptaan produk layanan baru sebagai daya saing

untuk menghadapi kompetisi88

Selain itu implementasi atau pemanfaatan teknologi

informasi memiliki dampak positif yang secara umum adalah

88 Albarda 2006 Strategi Implementasi Pemanfaatan Teknologi

Informasi untuk Tata Kelola Organisasi (wwwrespitorygunadarmaacid 8000Strategi_implementasi_ISIT_untuk tata kelola_organisasi_133pdf ) diakses pada 15 November 2017

94

terjadi efisiensi waktu dan biaya yang secara jangka panjang

akan memberikan keuntungan ekonomis yang sangat tinggi

Oleh karena itu pengoperasian secara optimal juga harus

diperhatikan agar semua perangkat teknologi informasi itu

bersifat multi fungsi sehingga dalam pengembangan selan-

jutnya diupayakan terjadi integrasi perangkat yang dapat

dioptimalkan dalam upaya menghadapi persaingan bisnis

global yang semakin ketat bersaing di masa yang akan datang

Pemanfaatan teknologi informasi akan melibatkan semua

karyawan dalam organisasi yang dioperasikan secara rutin oleh

staf administrasi dan bagian teknologi informasi Karenanya

dibutuhkan para karyawan dengan kualifikasi tertentu baik

bagian teknologi informasi maupun bagian lain perlu dilibatkan

selain untuk memberikan masukan juga untuk mempersiapkan

karyawan dalam menghadapi perubahan Di sisi lain diperlu-

kan pula kesadaran personal lainnya tehadap manfaat sistem

bagi dirinya dan kemudahan penggunaannya secara bertahap

akan memberikan motivasi untuk menigkatkan kemampuan

mereka

Satu hal yang tidak dapat dipungkiri di sini adalah bahwa

dengan adanya proses supporting data ini diharapakan untuk

level manajemen dapat memberikan kemudahan dalam

pengambilan keputusan dalam menunjang proses bisnis yang

95

menjadi tujuan utama perusahaan sehingga diharapkan bisnis

akan berjalan dengan baik

Berdasarkan uraian tersebut dapat peneliti rumuskan

bahwa dengan adanya proses supporting data ini diharapkan

dapat memberikan nilai lebih bagi setiap individu dalam

memaksimalkan potensi yang ada dalam dirinya baik dengan

bantuan dan pemanfaatan teknologi atau pun hanya dengan jasa

pelayanan yang diberikan dimana inti dari hal tersebut adalah

agar memberikan nilai lebih bagi pihak lain

96

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Implementasi Prinsip-Prinsip Akad dan Sistem Infor-

masi Manajemen Keuangan dalam Praktik Jasa

Keuangan di Bank Syariah

Implementasi prinsip-prinsip akad dalam praktik jasa

keuangan hendaknya mengacu kepada aspek-aspek kemasla-

hatan dan kemafsadatan dalam kegiatan ekonomi dengan

memperhatikan amal perbuatan manusia sejauhmana dapat

diketahui menurut akal fikiran (rasio) dan bimbingan wahyu

(nash)

Selain itu etika ekonomi dipandang sama dengan akhlak

karena keduanya sama-sama membahas tentang kebaikan dan

keburukan pada tingkah laku manusia Sedangkan tujuan etika

Islam menurut kerangka berfikir filsafat adalah memperoleh

suatu kesamaan ide bagi seluruh manusia di setiap waktu dan

tempat tentang ukuran tingkah laku baik dan buruk sejauhmana

dapat dicapai dan diketahui menurut akal fikiran manusia89

Namun untuk mencapai tujuan tersebut etika ekonomi

Islam mengalami kesulitan karena pandangan masing-masing

golongan di dunia ini berbeda-beda perihal standar normatif

89 Taqiyuddin An-Nabhani Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Perpspektif Islam (Jakarta Risalah Gusti 1996) 52

97

baik dan buruk Masing-masing mempunyai ukuran dan

kriteria yang berbeda-beda pula

Sebagai cabang dari filsafat ajaran etika bertitik tolak

dari akal fikiran dan tidak dari ajaran agama Sedangkan dalam

Islam ilmu akhlak dapat difahami sebagai pengetahuan yang

mengajarkan tentang kebaikan dan keburukan berdasarkan

ajaran Islam yang bersumber kepada akal dan wahyu Atas

dasar itu maka etika ekonomi yang dikehendaki dalam Islam

adalah perilaku sosial-ekonomi yang sesuai dengan ketentuan

wahyu serta fitrah dan akal pikiran manusia yang lurus

Prinsip akad syariah dan sistem informasi keuangan

dapat diimplementasikan adalah prinsip-prinsip dan azas-azas

muamalah kini dijadikan sebagai prinsip operasional dalam

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik keuangan

syariah di bank syari‟ah bank dinatara prinsip-prinsip tersebut

1 Mudharabah

Sebelum membahas lebih lanjut tentang implementasi

prinsip akad dalam praktek jasa keuangan di lembaga keu-

angan Syari‟ah terlebih dahulu akan lebih jelas apabila

dideskripsikan terlebih dahulu tentang hakikat dari mudha-

rabah itu sendiri Keabsahan mudharabah ini ditetapkan

dalam al-Qur‟an al-Sunnah ijma‟ dan qiyas90

90 Wahbah al-Zuhaily Al-Fiqh al-Islami wa Adilatuh (Beirut Dar

al-bdquoIlm 1984) 837

98

Menurut Wahbah al-Zuhaily (1984 IV836-837) bahwa

yang dimaksud dengan mudharabah adalah pemilik (malik)

menyerahkan harta kepada pekerja (bdquoamil) untuk berniaga pada

harta itu dengan keuntungan diserikatkan di antara keduanya

atas perhitungan tertentu sedangkan bila rugi maka kerugian

itu ditanggung sepenuhnya oleh pemilik harta

Berdasarkan pengertian ini dapat dipahami bahwa dalam

mudharabah ada enam unsur (rukun) yang harus terpenuhi

yakni prinsip rab al-mal (pemilik harta atau modal) bdquoamil

(pekerja atau pengusaha) mal (harta atau modal) bdquoamal (jenis

usaha atau pekerjaan yang dilakukan oleh bdquoamil) dan

pembagian keuntungan

Sebagai contoh aplikasi prinsip mudharabah ini diguna-

kan sebagai salah satu prinsip operasional di bank syariah

Secara operasional prinsip mudharabah di bank syariah dapat

diartikan sebagai perjanjian kesepakatan bersama antara

pemilik modal dan pengusaha dengan ketentuan pihak pemilik

modal menyediakan dana dan pihak pengusaha memutar modal

dengan dasar bagi hasil keuntungan Dalam prinsip ini kedua

belah pihak sama-sama menanggung resiko sesuai dengan

kerugian dan keuntungannya91

91 Yadi Janwari Lembaga-Lembaga Perekonomian Syari‟ah

(Bandung Pustaka Mulia dan Fakultas Syari‟ah IAIN Sunan Gunung Djati 2000) 18-19

99

Prinsip mudharabah ini secara aplikatif diwujudkan

dalam bentuk produk perbankan Produk perbankan yang

menggunakan prinsip mudharabah antara lain Tabungan

Mudharabah Deposito Mudharabah dan Pembiayaan Mudha-

rabah Tabungan Mudharabah adalah dana yang disimpan

nasabah yang akan dikelola bank untuk memperoleh keun-

tungan dengan sistem bagi hasil sesuai dengan kesepakatan

bersama

Dana yang disimpan melalui produk tersebut bisa diambil

sewaktu-waktu oleh nasabah penyimpan Secara teknis variabel

besarnya simpanan diperhitungkan menurut saldo rata-rata Dengan

kata lain tingkat fluktuasi dana tabungan juga ikut menentukan

besar kecilnya laba dan rugi (profit and loss sharing) yang

diperoleh kedua pihak

2 Musyarakah

Musyarakah ini dalam literatur fikih sering disebut pula

dengan syirkah Syirkah secara bahasa berarti ikhtilath atau

khalath (campuran) Sedangkan secara istilah menurut

Wahbah al-Zuhaily berarti seseorang mencampur hartanya

dengan yang lain di mana keduanya tidak bercerai satu sama

lain92 Pengertian ini hampir senada dengan pengertian Sayyid

Sabiq bahwa syirkah adalah prinsip antara dua orang yang

berserikat pada modal dan keuntungan93

92 Wahbah al-Zuhaily op cit 792 93 Sayyid Sabiq Fiqh al-Sunnah (Beirut Dar al-Fikr 1984) 294

100

Dari pengertian itu dapat dipahami bahwa di dalam

prinsip syirkah terdapat beberapa unsur yang harus ada di

antaranya yaitu dua orang yang berserikat (syarikayn) modal

yang diserikatkan (ra‟s al-mal) pekerjaan (bdquoamal) dan keun-

tungan (ribh) Keempat komponen tersebut ada dalam frame

rukun syirkah

Kemudian bagaimana mengimplementasikan syirkah

atau musyarakah ini dalam lembaga ekonomi syari‟ah kontem-

porer Seperti halnya prinsip mudharabah hampir semua

lembaga ekonomi dan keuangan syari‟ah kontemporer meng-

gunakan prinsip musyarakah sebagai salah satu prinsip opera-

sionalnya Salah satunya di bank Islam prinsip musyarakah ini

digunakan sebagai prinsip operasional dengan pengertian

perjanjian kesepakatan bersama antara beberapa pemilik modal

untuk menyertakan modal sahamnya pada satu proyek yang

biasanya berjangka waktu panjang94

Secara riil prinsip musyarakah ini hanya diaplikasikan

dalam produk pengerahan dana masyarakat yakni dalam produk

Pembiayaan Musyarakah sejenis bisnis kerjasama (join venture)

Pembiayaan Musyarakah ini berarti pembiayaan sebagian dari

modal usaha yang mana pihak bank dapat dilibatkan dalam

proses manajemennya Sedangkan pembagian keutnungan dalam

94 Yadi Janwari loc cit 19

101

bentuk Pembiayaan Musyarakah ini ditentukan dalam perjanjian

sesuai dengan proporsi masing-masing pihak yakni antara bank

dan nasabah penerima pembiayaan95

3 Murabahah

Murabahah secara bahasa berasal dari lafazh ribh yang

berarti ziyadah (tambahan)96 Sedangkan pengertian mura-

bahah secara istilah telah banyak didefinisikan oleh para

fuqaha Misalnya Hanafiyah mengartikan murabahah dengan

menjual sesuatu yang dimiliki senilai harga barang itu dengan

tambahan ongkos Senada dengan pengertian ini dikemukakan

pula oleh Malikiyah yang mengartikan murabahah dengan

menjual barang sesuai harga pembelian yang disertai dengan

tambahan keuntungan yang diketahui oleh pihak penjual dan

pembeli97

Prinsip murabahah ini diaplikasi di beberapa lembaga

keuangan Syari‟ah sebagai salah satu prinsip atau produk

dalam usaha penyaluran dana kepada masyarakat Di Bank

Islam murabahah ini dipahami sebagai mekanisme operasional

penjualan suatu barang dengan harga pokok ditambah keun-

tungan (mark up) yang disetujui secata bersama antara pihak

bank sebagai penjual dengan nasabah sebagai pembeli yang

95 Ibid 23 96 Al -Yusu‟i op cit 244 97 Abd al-Rahman al-Juzayri loc cit 258

102

pembayarannya dilakukan secara berangsur (kredit) Lebih

tepatnya prinsip murabahah ini di Bank Islam yang dikede-

pankan adalah produk Pembiayaan Murabahah dalam bentuk

leasing syariah

Sebagai lembaga keuangan Syari‟ah non-perbankan

ternyata Baitul Mal wa Tamwil (BMT) pun menggunakan

murabahah sebagai salah satu prinsip dan produknya Makna

dan mekanisme murabahah di BMT tampaknya tidak berbeda

dengan makna dan mekanisme pelaksanaan Bank Islam

4 Wadirsquoah

Wadi‟ah dapat diartikan sesuatu yang diletakan pada

selain pemiliknya agar dipelihara atau dijaga98 Wadi‟ah ini

merupakan nama yang berlawanan antara memberikan harta

untuk dipelihara dengan penerimaan yang merupakan mashdar

dari awda‟a (bdquoida`) yang berarti titipan dan membebaskan

barang yang dititipkan99

Sedangkan pengertian wadi‟ah secara istilah para fuqaha

berbeda dalam redaksi definisi Walaupun begitu makna

substantif dari definisi yang dikemukakan fuqaha itu tidak jauh

berbeda atau bahkan sama Madzhab Hanafi mengartikan

98 Luis Ma‟luf al-Yusu‟i Al-Munjid ficirc al-Lughah wa al-A‟lam

(Beirut Dar al-Masyriq 1988) 893 99 Abd al-Rahman al-Juzayri Kitab al-Fiqh bdquoala al-Madzahib al-

Arba‟ah (Beirut Dar al-Fikr 1996) 210 dan Wahbah al-Zuhaily Al-Fiqh al-Islami wa Adilatuh (Beirut Dar al-Fikr 1983) 37

103

wadi‟ah dengan penguasaan kepada pihak lain untuk menjaga

hartanya baik secara sahrih maupun secara dalalahal

Salah satu bentuk aplikasi wadi‟ah di bank Islam adalah

perjanjian simpan pinjam atau penitipan barang berharga antara

pihak yang mempunyai barang (nasabah) dan pihak yang diberi

kepercayaan (bank)100 Mekanisme operasional wadi‟ah ini

teraplikasi pula di Baitul Mal wa Tamwil (BMT) dalam bentuk

simpanan tanpa keuntungan tetapi dana yang disimpan dapat

diambil kapan saja oleh nasabah

Aplikasi wadi‟ah ini lebih kentara lagi pada prinsip

operasional dan produk Unit Simpan Pinjam Syari‟ah (USPS) Pada lembaga keuangan Syari‟ah ini wadi‟ah ini dijadikan

sebagai prinsip operasional dan produk unggulan Hal ini

seiring dengan tujuan pendiriannya yakni menghimpun dana

masyarakat melalui intermediasi

5 Qardh

Qardh berarti harta yang diberikan muqaridh (pemberi

pinjaman) kepada muqtaridh (penerima pinjaman) untuk

dikembalikan semisalnya sesuai ukurannya101 Dengan kata

lain qardh ini berarti pinjam meminjam barang (dalam penger-

tian luas termasuk mata uang) yang harus dikembalikan sesuai

nilai dari barang yang dipinjam itu

100 Yadi Janwari loc cit 18 101 Sayyid Sabiq op cit 182

104

Dewasa ini prinsip qardh telah diaplikasikan pada

beberapa lembaga keuangan syari‟ah khususnya di Bank Islam

dan Baitul Mal wa Tamwil (BMT) Implementasi prinsip

qardh di kedua lembaga keuangan syari‟ah tersebut memiliki

pemaknaan yang hampir sama Bahkan dengan menggunakan

istilah operasional yang sama pula yakni al-qardh al-hasan

yang berbentuk pinjaman lunak tanpa agunan Ini sebagaimana

dipakai oleh Muh Hassan (peraih hadiah Nobel) yang mene-

rapkan kredit tanpa agunan di Grameen Bank Bangladesh

Di Indonesia operasional prinsip al-qardh al-hasan pada

Bank Islam dan BMT itu mengandung arti bahwa bank atau

BMT memberikan pinjaman lunak kepada nasabah yang

membutuhkan dana khususnya untuk kebutuhan-kebutuhan

yang sifatnya konsumtif Prinsip ini sama dengan pinjaman

lunak di lembaga keuangan keuangan konvensional

6 Rahn

Rahn secara bahasa berarti gadai Sedangkan secara

istilah menurut ulama Jumhur sebagaimana dikutip Sayyid

Sacircbiq rahn berarti suatu akad pinjam-meminjam dengan

menggadaikan suatu harta sebagai barang jaminan dalam

jumlah taksiran tertentu di mana pihak penggadai dapat

menebus barang itu kembali sesuai dengan waktu yang telah

disepakati

105

Saat ini prinsip rahn telah diaplikasikan pada beberapa

lembaga keuangan syari‟ah khususnya di Bank Islam dan

Pegadaian Syari‟ah Implementasi prinsip rahn di kedua

lembaga keuangan syari‟ah dilakukan dalam bentuk produk

gadai barang yang dilakukan secara syari‟ah Sebagai contoh

aplikasi prinsip rahn di Bank Syari‟ah dan Perum Pegadaian

Syari‟ah diaplikasikan dalam bentuk pinjaman dana dalam

jumlah tertentu kepada masyarakat yang membutuhkan

sebagai harga taksiran atas barang atau harta berharga yang

digadaikan Misalnya gadai emas di Bank Jabar syari‟ah

Sebagai ilustrasi perbedaan dan persamaan aplikasi

prinsip akad syariah dalam praktik jasa keuangan di bank

syari‟ah ditampilkan sebagai berikut

No Jenis Akad Bentuk Akad

Manfaat dan Resiko

Penjelasan

1 Mudharabah - Simpanan

- Pinjaman

- Flesksibel

- Ditanggung Bersama

- Ada jaminan

- Ada biaya jasa

Modal hanya dapat diambil pemilik pada waktu yang telah ditentukan

2 Musyarakah - Simpanan

- Pinjaman

- Flesksibel

- Ditanggung Bersama

- Ada jaminan

- Ada biaya jasa

Modal hanya dapat diambil pemilik pada waktu yang telah ditentukan

106

3 Murabahah - Sewa Beli - Jual Beli Kredit

- Pembayaran angsuran - Resiko Ditanggung Bersama - Ada jaminan

Pembeli dapat mengambil manfaat atas barang yang dibeli sampai lunas masa cicilan

4 Wadi‟ah - Simpanan

- Tidak ada bagi hasil - Ditanggung Bersama - Ada biaya jasa

Modal dapat diambil kapan saja oleh pemilik sesuai keinginan

5 Qard - Pinjaman

- Pembayaran angsuran - Resiko Ditanggung Bersama - Jumlah pinjaman umumnya terbatas - Ada biaya jasa

Debitur mengembalikan hutangnya dalam jangka waktu yang disepakati tanpa harus dibebani oleh kewajiban menyediakan barang jaminan (borg)

6 Rahn - Pinjaman - Resiko ditanggung perusahaan - Ada jaminan - Ada biaya jasa

Barang jaminan hanya dapat diambil setelah pemilik mengembalikan uang pinjaman

Sementara itu untuk kepentingan pelayanan yang efektif

dan efisien kepada para pengguna maka digunakan sistem

informasi manajemen keuangan Hal tersebut diperlukan untuk

memudahkan pengguna dalam memanfaatkan setiap pelayanan

jasa keuangan dari bank syariah

107

Berkenaan dengan hal di atas ada yang disebut dengan

unsur-unsur sistem informasi manajemen keuangan dalam

praktik keuangan syariah Unsur-unsur yang terkandung dalam

sistem informasi manajemen keuangan dapat dibedakan antara

konvensional dan syariah Adapun perbedaan unsur tersebut

dapat dibedakan pada tabel sebagai berikut102

Unsur Penilaian Sistem Infor-masi Manajemen Keuangan Konvensional

Unsur Penilaian Sistem Informasi Manajemen Keuangan Syariah

Laporan Posisi Keuangan (neraca) Laporan Posisi Keuangan (neraca)

Laporan Laba Rugi Laporan Laba Rugi

Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas

Laporan perubahan Ekuitas Laporan perubahan Ekuitas

Catatan Laporan Keuangan 1 Laporan Sumber dan Penggunaan dana Zakat

2 Laporan Sumber dan Penggunaan dana Kebajikan

3 Laporan khusus yang mencerminkan kegiatan entitas syariah

4 Catatan Laporan Keuangan

Uraian

1) Laporan Neraca merupakan laporan yang menunjukan posisi

keuangan perusahaan pada saat atau periode waktu tertentu

2) Laporan LabaRugi merupakan kondisi laporan yang

menunjukan hasil dari kegiatan perusahaan pada suatu

periode tertentu

102 Wiroso Akuntansi Transaksi Syariah (Jakarta Ikatan Akuntansi

Indonesia 2010) 34

108

3) Laporan Arus Kas merupakan bagian dari laporan keuangan

suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode

akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar

uang (kas) perusahaan103

4) Laporan perubahan ekuitas adalah laporan keuangan yang

menunjukan perubahan ekuitas selama satu periode

5) Catatan Laporan Keuangan adalah catatan tambahan dan

informasi yang ditambahkan ke akhir laporan keuangan

untuk memberikan tambahan informasi kepada pembaca

dengan informasi lebih lanjut Catatan laporan keuangan ini

membantu menjelaskan perhitungan item tertentu dalam

laporan keuangan serta memberikan penilaian yang lebih

konfrehensif dari kondisi keuangan perusahaan104

6) Laporan dan sumber penggunaan zakat merupakan entitas

syariah yang menyajikan laporan sumber dan penggunaan

dana zakat sebagai komponen utama laporan keuangannya

dimana laporan yang disajikan adalah dana zakat yang

berasal dari wajib zakat dan penggunaan dari dana zakat itu

sendiri105

103 Lihat artikel dalam httpidwikipediaorgwikiLaporan_arus_kas

diakses pada 15 November 2017 104 Ikatan Akuntan Indonesia Standar Akuntansi Keuangan Syariah

2013) 1011 105 Wiroso Akuntansi Transaksi Syariah (Jakarta Ikatan Akuntansi

Indonesia 2010) 66

109

7) Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan meru-

pakan entitas syariah yang menyajikan laporan sumber dan

penggunaan dana kebajikan sebagai komponen utamanya

dari mana sumber dana kebajikan itu berasal dari peneri-

maannya seperti Infak Sedekah Denda dll

8) Laporan yang mencerminkan kegiatan entitas syariah meru-

pakan laporan keuangan yang komponennya mencerminkan

antara lain kegiatan komersial sosial serta kegiatan dan

tanggung jawab khusus entitas syariah106

Adapun laporan khusus yang mencerminkan kegiatan

khusus entitas syariah dimaksud adalah

1) Pada bank syariah dikenal dengan Laporan Perubahan Dana

Investasi Terikat

2) Pada Asuransi syariah dikenal laporan surplus (defisit)

underwriting dana tabarru dan laporan perubahan dana

tabarru

Laporan ini juga merupakan unsur dari laporan keuangan

entitas syariah yang tidak dapat dipisahkan dengan unsur

laporan keuangan lainnya Entitas syariah tertentu memiliki

karakteristik khusus yang tidak dapat disamakan dengan entitas

syariah lain maka dari itu perlu dibuat laporan yang sesuai

dengan karakteristik kegiatan usaha yang dilakukan107

106 Rizal yahya dkk Akuntansi perbankan syariah (Jakarta Salemba

empat 2009) 80 107 Wiroso Akuntansi Transaksi Syariah (Jakarta Ikatan Akuntansi

Indonesia 2010) 42

110

Dengan demikian implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah dapat dilakukan dilakukan pada beragam bentuk

dan produk keuangan Selain itu hal tersebut juga hendaknya

mengacu kepada aspek-aspek kemaslahatan dan kemafsadatan

dalam setiap kegiatan ekonomi dengan mengimplementasikan

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah misalnya

saja dalam laporan keuangan yang terpublikasikan dalam

website bank syariah

B Hambatan-hambatan Implementasi Prinsip-Prinsip

Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan

dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

Sebagai institusi keuangan modern bank syariah tidak

terlepas dari berbagai kelemahan dan kesalahan Salah satunya

adalah kehati-hatian Para nasabah selalu memperhatikan peru-

bahan ekonomi membuat berbagai analisis dan perhitungan

serta mengambil keputusan untuk menggunakan produk jasa

keuangan bank syariah Aktivitas inilah yang membuat

perkembangan bank syariah terus tumbuh tetapi hal tersebut

tidak selalu menguntungkan terutama ketika menimbulkan

depresi yang luar biasa

111

Lembaga keuangan syariah juga mengalami kendala atau

hambatan dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan syariah Menurut hemat peneliti kesulitan paling

utama adalah terletak pada proses pengambilan keputusan dan

bukan pada implementasinya

Oleh karena itu untuk menjelaskan hambatan-hambatan

yang dihadapi dalam implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan syariah peneliti mengutip teori perubahan hukum

dari Lawrence Meir Friedman Setelah era reformasi kekuatan

kelompok status quo cenderung masih mendominasi sistem

politik dan kekuasaan yang sedang berjalan

Keterpurukan hukum di Indonesia sejak masa Orde Baru

hingga sekarang meliputi tiga unsur sistem hukum dan seka-

ligus menjadi hambatan dalam implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

jasa keuangan syariah Lawrence Meir Friedman menjelaskan

sekurang-kurangnya ada 3 (tiga) faktor yang menghambatnya

yaitu struktur (structure) substansi (substance) dan kultur

hukum (legal culture)108

108 Lihat Ahmad Ali Keterpurukan Hukum Di Indonesia (Jakarta

Ghalia Indonesia 2002) 7

112

1 Struktur

Makna yang dimaksud dengan struktur dalam sistem

hukum Indonesia adalah institusi-institusi penegakan hukum

seperti Kepolisian Kejaksaan dan Pengadilan serta hierarki

peradilan dari yang terendah (Pengadilan Negeri Pengadilan

Agama dan lain-lain) hingga yang tertinggi (Mahkamah

Agung) begitu juga aparat penegak hukum yang bekerja pada

institusi-institusi penegakan hukum tersebut Namun yang

menjadi struktur yang dimaksud di sini ada tarik ulur politik

antara Pemerintah dan DPR dalam merumuskan kebijakan bagi

implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi mana-

jemen dalam praktik jasa keuangan di bank syari‟ah

Masalah utama yang terjadi berkenaan dengan struktur

ini adalah belum adanya kemandirian yudisial yang menjamin

resistensi institusi-institusi penegakan hukum terhadap inter-

vensi pihak lain serta rendahnya kualitas moralitas dan

integritas personal aparat penegak hukum sehingga hukum

tidak dapat bekerja secara sistemik dan proporsional sebagai

satu kesatuan dengan pengakuan hak asasi manusia Masalah

yang sama juga terjadi dalam hal menjabarkan kebijakan

pemerintah bagi implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem

informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di bank

syari‟ah

113

2 Substansi

Substansi yang dimaksud di sini adalah aturan norma

dan perilaku nyata manusia yang ada dalam sistem itu atau

produk produk yang dihasilkannya berupa keputusan keputusan

yang mereka keluarkan dan mencakup pula hukum yang hidup

(living law) dan bukan hanya aturan aturan yang ada dalam

kitab undang undang (law books) Dalam konteks ini diperlu-

kan kontribusi pemerintah wakil rakyat dan masyarakat untuk

merumuskan kebijakan implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah dan sekaligus amanat konstitusi dan peraturan

perundang-undangan

Namun demikian yang menjadi masalah dari substansi ini

adalah kuatnya pengaruh positivisme dalam tatanan hukum di

Indonesia yang memandang hukum sebagai sesuatu yang

muncul dari otoritas yang berdaulat ke dalam bentuk undang

undang dan mengabaikan sama sekali hukum di luar itu serta

memandang bahwa prosedur hukum sebagai segala-galanya

dalam penegakan hukum tanpa melihat apakah hal tersebut

dapat mewujudkan keadilan dan kebenaran Oleh karena itu

apabila untuk memuat norma-norma hukum ekonomi syari‟ah

pada tingkat implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem

informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di bank

114

syari‟ah melalui kebijakan amandemen peraturan perundang-

undangan

3 Kultur Hukum

Kultur hukum yaitu suasana pikiran dan kekuatan sosial

yang menentukan bagaimana hukum itu digunakan dihindari

dan disalahgunakan Kultur hukum juga merupakan suatu

ekspresi dari tingkat kesadaran hukum masyarakat yang belum

kondusif bagi bekerjanya sistem hukum berikut pula semua

perangkat peradilan dan penegakan hukum secara proporsional

dan berkeadilan109

Mengacu kepada tiga unsur di atas implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen dalam praktik

jasa keuangan di bank syari‟ah ternyata banyak terhambat

dalam pengambilan keputusan Sehingga menjadi wajar apabila

implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi mana-

jemen dalam praktik jasa keuangan di bank syari‟ah belum

sepenuhnya dipraktikan dalam sistem keuangan di Indonesia

109 Ki Sarina Mangunpranoto sebagaimana dikutip oleh Budi Heru

Susanto berpendapat mengenai kultur hukum dalam konteks budaya jawa bahwa budaya manusia itu terwujud karena perkembangan lingkungan serta norma-norma hidupnya Norma hidup ini terwujud dalam bentuk alam pikiran manusia alam budi tata susila dan seni atau dengan istilah lain budaya manusia sebagai kreasi hidup adalah sesuatu yang kompleks ide gagasan-gagasan nilai-nilai norma-norma peraturan dan sebagainya Budiono Herususanto Simbolisme dalam Budaya Jawa (Yogyakarta PT Hanindita Ghahawidia 2000) h 6-7

115

padahal mayoritas penduduk di Indonesia menganut agama

Islam dan menghendaki penerapan prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah

Untuk mengatasi ketiga kendala atau hambatan di atas

penting bagi peneliti untuk menelaah dilihat dari pendekatan

filsafat hukum Islam bahwa implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan

di bank syari‟ah perlu mempertimbangkan tiga pendekatan

yaitu konstitusional institusional dan kultural110 Ketiganya

dapat diuraikan sebagai berikut

1 Pendekatan Konstitusional

Pendekatan konstitusional transformasi norma-norma

hukum Islam ke dalam peraturan dan perundang-undangan

nasional merupakan produk interaksi antar elite politik (politisi

penegak hukum tokoh masyarakat pakar hukum dan praktisi

hukum) dengan elite kekuasaan (the rulling elite) yakni kala-

ngan politisi dan pejabat negara Sebagai contoh diundang-

kannya UU Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama

dan UU Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan merupakan

110 Teuku Mohammad Radhie ldquoPolitik dan Pembaharuan Hukumrdquo

dalam Prisma No6 tahun II (Jakarta LP3ES 1973) hlm 4 M Yahya Harahap ldquoInformasi Materi Kompilasi Hukum Islam Memposisikan Abetraksi Hukum Islamrdquo dalam Mimbar Hukum No5 Tahun II (Jakarta Al-Hikmah dan Ditbinbapera Islam 1992) hlm 17-21

116

peranan elite Islam cukup dominan di dalam melakukan

pendekatan dengan kalangan elite di tingkat legislatif sehingga

UU Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama dan UU

Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan tersebut dapat

dikodifikasikan111

Adapun prosedur pengambilan keputusan politik di

tingkat legislatif dan eksekutif dalam hal legislasi hukum Islam

(legal drafting) hendaknya mengacu kepada politik hukum

yang dianut oleh badan kekuasaan negara secara kolektif

Suatu undang-undang dapat ditetapkan sebagai suatu peraturan

tertulis yang dikodifikasikan apabila telah melalui proses

politik pada badan kekuasaan negara yaitu legislatif dan

eksekutif serta memenuhi semua persyaratan dan rancangan

perundang-undangan yang layak Misalnya ketika disahkannya

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Anggaran dan

Pendapatan Belanja Negara Tahun 2015

Pendekatan konstitusional legislasi hukum sebagaimana

dikemukakan A Hamid S Attamimi bahwa pemerintah dan

DPR memegang kekuasaan di dalam pembentukan undang-

undang Disebutkan dalam pasal 5 ayat (1) UUD 1945 bahwa

ldquoPresiden memegang kekuasaan membentuk undang-undang

111 Amak FZ Proses Undang-Undang Perkawinan (Bandung al-

Ma‟arif 1976) hlm 35-48

117

dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyatrdquo Sedangkan

dalam penjelasan mengenai pasal 5 ayat (1) UUD 1945 dinya-

takan bahwa ldquokecuali executive power Presiden bersama-

sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat menjalankan legis-

lative power dalam negarardquo112

Berdasarkan pandangan di atas DPR dapat memberi

persetujuan kepada tiap-tiap rancangan undang-undang yang

diajukan oleh pemerintah Hal ini senada dengan penjelasan

pasal 20 ayat (1) UUD 1945 kendati DPR tidak harus selalu

meyatakan setujua terhadap semua rancangan undang-undang

dari pemerintah Keberadaan DPR sesungguhnya harus mem-

berikan suatu consent atau kesepakatan dalam arti menerima

atau menolak Rancangan Undang-Undang (RUU)

Peluang norma-norma hukum Islam untuk dimuat ke

dalam konstitusi sangat terbuka ketika terdapat tuntutan realitas

sosial dan politik yang menghen-daki terwujudnya cita-cita

supremasi hukum Islam (the enforcement of Islamic law)

terjaminnya hak asasi setiap orang serta terjaminnya stabilitas

politik suatu negara Maka konstitusi yang dibuat hendaknya

merupakan norma dasar (groundnorm) yang ditujukan untuk

112 A Hamid S Attamimi ldquoPeranan Keputusan Presiden Republik

Indonesia dalam Penyelenggaraan Pemerintah Negara Suatu Analisis Mengenai Keputusan Presiden yang Berfungsi Pengaturan dalam Kurun Waktu Pelita I-Pelita IVrdquo Disertasi Doktor Universitas Indonesia (Jakarta UI 1990) hlm 120-135

118

menghindarkan berbagai bentuk penyelewengan berlaku untuk

semua pihak dan sekaligus menjadi pedoman hukum untuk

memperoleh hak-hak hukum masyarakat serta kewajiban

mentaati hukum dalam penyelenggaraan negara113

2 Pendekatan Institusional

Selain pendekatan konstitusional transformasi norma-

norma hukum Islam ke dalam sistem hukum Indonesia juga

dapat dilakukan melalui pendekatan institusional Pendekatan

institusional merupakan suatu proses penjabaran norma-norma

hukum yang ada dalam bentuk produk peraturan dan

perundang-undangan menjadi pranata-pranata hukum Islam

Secara sederhananya pendekatan semacam ini dilakukan

dengan cara membentuk institusi-institusi baik pemerintah

maupun masyarakat yang akan memperkuat penegakan hukum

Islam di masyarakat Maka salah satu cara yang dipandang

paling efektif untuk menegakan hukum Islam adalah merepre-

sentasikan tanggungjawab negara dengan membentuk pranata

hukum Islam

Seperti telah peneliti jelaskan pada bab-bab sebelumnya

institusionalisasi hukum Islam dapat difahami dalam dua

pengertian pertama ia merupakan suatu upaya untuk men-

113 Muhammad Husein Na`ini ldquoIslam dan Pemerintahan

Konstitusionalrdquo dalam John L Esposito dan John L Donohue Islam dan Pembaharuan (terj) (Jakarta PT Raja Grafindo 1994) hlm 537-538

119

transformasikan ide-ide dan gagasan-gagasan bagi pemben-

tukan suatu pranata hukum Islam kedua ia merupakan proses

aktualisasi ide-ide atau gagasan-gagasan menjadi institusi atau

pranata hukum Islam termasuk pula kedudukan tugas dan

fungsinya dalam proses penegakan hukum Islam itu sendiri

Kedua pola pemahaman tersebut dapat dijabarkan dalam

konteks politik hukum Islam baik dari sudut pandang ideal

normatif dan realitas

Dalam sudut pandang ideal makna institusionalisasi

hukum Islam mencerminkan mata rantai sejarah pemikiran

hukum Islam dalam studi ilmu hukum yang dimulai dari

pemikiran tentang sumber-sumber prinsip-prinsip asas-asas

dan metode hingga pada tingkat pembentukan peraturan dan

perundang-undangan hukum Islam

Maksud dari institusionalisasi hukum Islam di sini adalah

menyusun berbagai regulasi (peraturan dan undang-undangan)

yang memadai di bidang hukum Islam mulai dari meng-

garansinya ke dalam konstitusi negara hingga membentuk

peraturan turunannya hingga dijabarkan menjadi institusi atau

pranata hukum Islam Hal ini sebagaimana telah dijelaskan

peneliti pada bagian pendekatan konstitusional

Jika dikaitkan dengan implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan

di bank syari‟ah hukum ekonomi Islam sangat akomodatif

120

dalam menyikapi segala perubahan sosial politik dan hukum

masyarakat Hasbi Ash-Shiddiqiey misalnya telah mengatakan

bahwa hukum Islam pada sudut keberlakuannya bersifat

progressif dan dinamis Selain itu berlakunya hukum Islam

harus ditekankan pada aspek-aspek kemaslahatan yang bersifat

umum dan tidak hanya menyangkut kepentingan golongan

Islam semata114

Oleh karena itu di samping hukum Adat dan hukum

Eropa memberikan pengaruh besar dalam arah perkembangan

hukum ekonomi Islam sistem hukum ini telah memberikan

warna tersendiri dalam kontritusi dan ketatanegaraan serta

menjadi nilai-nilai dan norma-norma yang menyatu dengan

tradisi dan politik hukum di Indoensia

Konsep hukum ekonomi Islam yang didasarkan pada

nilai-nilai etika dan moral akan lebih memberi tempat bagi

setiap orang untuk mencapai tujuan hidupnya sesuai dengan

nilai-nilai kebebasan dalam politik hukum itu sendiri Terutama

dalam realitas sosial yang secara kuantitatif mayoritas ber-

penduduk muslim sangat memungkinkan hukum ekonomi

Islam bersinergi memberikan warna di dalam konstitusi

Indonesia

114 Hasbie As-Shiddiqiey Dinamika dan Elastisitas Hukum Islam

(Jakarta Tintamas 1975) hlm 27

121

Sebagai negara yang mayoritas berpenduduk muslim

tentu ajaran-ajaran Islam yang terkandung dalam syari‟at tegas

sekali mengatur pelaksanaan kedua tugas di atas di mana ia

membedakan sistem tirani yang lebih bersifat ekslusif dan

menjalankan pemerintahan serta hukumnya secara sewenang-

wenang dengan sistem pemerintahan konstitusional yang lebih

inklusif menjalankan pemerintahan dan hukum yang dibatasi

oleh suatu prasyarat terjaminnya hak-hak dan kewajiban setiap

anggota masyarakat dalam suatu negara

3 Pendekatan Kultural

Hukum Islam dipandang memiliki masa depan dan akan

besar peranannya dalam masyarakat dan komunitas Islam

karena peran fundamentalnya dalam sosialisasi anak-anak

penghormatan terhadap pranata-pranata dan hubungan-hubu-

ngan sosial serta pembentukan dan pengembangan nilai-nilai

dasar tersebut semua itu diterjemahkan ke dalam perundang-

undangan umum serta kebijakan publik melalui proses politik

yang demokratis

Namun demikian hukum Islam juga tidak akan memiliki

masa depan sebagai sebuah sistem normatif bila dibuat dan

diselenggarakan begitu saja oleh negara sebagai hukum publik

dan kebijakan publik Klaim bisa saja dibuat untuk mengatakan

bahwa suatu kebijakan atau hukum adalah syariah tapi klaim

122

itu akan selalu salah karena hal itu tidak lebih dari sebuah

usaha menggunakan kesucian Islam untuk kepentingan politik

elit penguasa

Seperti tergambarkan pada dataran realitas sosial budaya

dan politik transformasi hukum ekonomi Islam ke dalam

konstitusi dan peraturan perundang-undangan di Indonesia

hendaknya juga mempertimbangkan tradisi sosial budaya

politik hukum dan ekonomi dalam masyarakat Agar penga-

kuan terhadap hukum Islam itu memiliki daya ikat yang kuat

maka hukum Islam hendaknya menjadi bagian dari tradisi dan

budaya dalam masyarakat dan salah satu cara yang dapat

digunakan dalam kondisi Indonesia saat ini adalah pendekatan

kultural

Pendekatan kultural ini dapat dilakukan dengan mening-

katkan pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk meme-

nuhi menegakan dan melindungi hak-hak dan kewajiban

setiap individu sebagai warga negara Terlebih lagi dengan

corak dan keragaman budaya budaya bangsa Indonesia yang

menganut BHINEKA TUNGGAL IKA tentu akan lebih mene-

rima perbedaan sebagai satu kesatuan yang utuh Hal demikian

juga telah sejalan dengan prinsip universal hukum ekonomi

Islam bahwa perbedaan pendapat adalah hikmah (al-ikhtilaf

al-hikmah)

123

Selanjutnya apabila dikaitkan dengan mekanisme pela-

yanan di bank syariah implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah erat kaitannya dengan karakteristik yang khusus

dan melekat dalam sistem informasi manajemen keuangan

dalam praktik jasa keuangan syariah itu sendiri Beberapa

kendala yang sering sering ditemui mencakup atas beberapa

aspek berikut

1) Dapat Dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam

laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat

dipahami oleh pemakai atau user terutama bagi pemegang

keputusan bisnis perusahaan maksudnya yaitu bahwa pemakai

diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang

aktivitas ekonomi dan bisnis akuntansi serta kemauan untuk

mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar namun

demikian informasi kompleks yang seharusnya dimasukan

dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas

dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit

untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu

2) Relevan

Agar bermanfaat bagi publik informasi harus relevan

untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengam-

124

bilan keputusan Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat

mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu

mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu masa kini dan masa

depan menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi dimasa

lalu untuk mendapatkan hasil yang lebih baik di masa yang

akan datang

Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan dimasa

lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi

posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal-hal lain yang

langsung menarik perhatian pemakai seperti pembayaran

deviden dan upah pergerakan harga sekuritas dan kemampuan

entitas syariah untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh

tempo

3) Dapat Dibandingkan

Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan

antar periode masa lalu masa sekarang dan masa yang akan

datang untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi

dan kinerja keuangan Selain itu user juga harus dapat mem-

bandingkan laporan keuangan antar entitas syariah untuk

mengevaluasi posisi keuangan kinerja serta perubahan posisi

keuangan secara relatif

Oleh karena itu pengukuran dan penyajian dampak

keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus

125

dilakukan secara konsisten untuk entitas syariah tersebut antar

periode entitas syariah yang sama untuk entitas syariah yang

berbeda maupun dengan entitas lainnya

4) Penyajian yang Wajar

Laporan keuangan sering dianggap menggambarkan

pandangan yang wajar dari penyajian yang wajar posisi

keuangan kinerja keuangan dan perubahan posisi keuangan

suatu entitas syariah Meskipun kerangka dasar ini tidak

menangani secara langsung konsep tersebut penerapan karak-

teristik kualitatif pokok dan standar umumnya dipahami

sebagai suatu pandangan yang wajar dari penyajian yang wajar

dan satu poin yang penting dalam kontek penyajian yang wajar

adalah tidak adanya proses manipulasi data yang dilakukan

oleh perusahan yang mencerminkan pada integritas perusahaan

itu sendiri

5) Pengakuan Unsur Keuangan

Merupakan pembentukan suatu pos yang memenuhi

definisi unsur serta kriteria pengakuan yang dikemukakan

dalam neraca atau laba rugi115 Pengakuan dilakukan dengan

menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalam

jumlah uang dan mencantumkannya kedalam neraca atau

115 Wiroso Akuntansi Transaksi Syariah (Jakarta Ikatan Akuntansi

Indonesia 2010) 44-48

126

laporan laba rugi dan dapat dilaporkan pada periode waktu

tertentu untuk diketahui oleh pihak yang berkepentingan atas

laporan tersebut selain untuk mengetahui perkembangan laba

rugi perusahaan pada suatu periode tertentu

Oleh karena itu secara normatif implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen dalam praktik

jasa keuangan di bank syari‟ah hendaknya dilandasi juga oleh

dua asas pertama negara tersebut harus disusun dan dibentuk

melalui sebuah konstitusi yang bebas dari segala macam

campur tangan dan pemaksaan kehendak ia harus disusun

lengkap dengan mengemukakan hak-hak dan kewajiban serta

hubungan timbal-balik antar berbagai lapisan dalam masya-

rakat itu sendiri kedua harus terdapat kepercayaan penuh

terhadap unsur pedoman perhitungan dan tanggung jawab

yang sempurna serta adanya kepercayaan yang penuh terhadap

semua yang berkepentingan sesuai kesepakatan

Dengan demikian peneliti dapat merumuskan bahwa

kendala normatif dalam implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah mencakup atas struktur substansi dan kultur

Sedangkan kendala lainnya adalah secara internal mencakup

manajemen informasi yang dilakukan di bank syariah itu

sendiri dan secara eksternal adalah perilaku nasabah

127

C Solusi dan Strategi Pengembangan Prinsip-Prinsip Akad

dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam

Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

Sistem hukum ekonomi syari‟ah merupakan sistem

hukum yang dibangun berdasarkan prinsip-prinsip asas-asas

serta nilai-nilai etika dan moralitas keagamamaan yang ber-

sumber kepada al-Qur‟an al-Sunnah dan Ijtihad Selama

berabad-abad para pemikir hukum Islam telah melakukan

berbagai pengkajian dan penelitian terhadap prinsip-prinsip

dasar sistem hukum ekonomi syari‟ah dari sumbernya agar

dapat dijabarkan dalam kehidupan Sebab sistem hukum

ekonomi syari‟ah lebih dari sekedar ilmu yang dapat dipelajari

tetapi juga dapat dijabarkan dalam supra-struktur dan infra-

struktur hukum ekonomi berdasarkan prinsip keadilan persa-

maan kebebasan tolong-menolong toleransi dan sebagai-

nya116

Dalam perkembangan ekonomi modern sistem hukum

ekonomi syari‟ah telah berkembang pesat seiring dengan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi Sistem hukum ini

dapat diimplementasikan dalam pembentukan instrumen

116 Soroso Imam Zadjuli Kodifikasi Variabel-variabel Dalam

Penelitian Ekonomi Islam makalah dalam ldquoSeminar dan Lokakarya Kurikulum dan Silabus Ekonomi Islamrdquo untuk Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Oktober 1997 hlm 6

128

peraturan perundang-undangan dan pranata-paranata ekonomi

syari‟ah baik bank maupun non-bank Falsafah dasar nilai-nilai

dasar hukum ekonomi syari‟ah menjadi pijakan bagi imple-

mentasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen

dalam praktik jasa keuangan di bank syari‟ah Di saat yang

sama UU Perbankan menjadi regulasi dalam pembangunan

ekonomi syariah di mana masyarakat atau negara tidak dapat

mengabaikan kepentingan untuk menjaga stabilitas ekonomi

negara dan meningkatkan kesejahteraan rakyat

Meskipun ekonomi syari‟ah di Indonesia baru berkem-

bang pesat pada tahun 1992 yang ditandai dengan keberadaan

lembaga perbankan syari‟ah namun bank syari‟ah tersebut

menjadi lembaga keuangan alternatif untuk menghindarkan

masyarakat dari praktek pembungaan uang (riba‟) ketidak-

jelasan (gharar) dan judi (maisyir)

Setelah dikeluarkannya UU Perbankan Nomor 7 Tahun

1992 Jo UU Nomor 10 Tahun 1998 Jo UU Nomor 21 Tahun

2008 eksistensi lembaga keuangan dan perbankan syari‟ah di

Indonesia semakin berkembang terutama karena adanya

komitmen yang kuat untuk menerapkan prinsip bagi hasil

(profit and loss sharing) Sebagai contoh amandemen pasal 6

point m UU Nomor 10 Tahun 1998 menyebutkan bahwa

lembaga keuangan konvesional dapat menyelenggarakan unit

129

pelayanan perbankan syari‟ah yang menggunakan prinsip bagi

hasil (profit and loss sharing) dengan dual banking system

Dalam perkembangan berikutnya dilihat dari segi

praktiknya kegiatan usaha perbankan syari‟ah mengacu kepada

kedua peraturan perundang-undangan perbankan turut

mendorong didirikannya lembaga keuangan syari‟ah lainnya

beoperasi seperti Baitul Mal Wattamwil (BMT) Unit Simpan

Pinjam Syari‟ah (USPS) Pegadaian Syari‟ah Asuransi

Syari‟ah dan sebagainya Keberadaan lembaga-lembaga keua-

ngan syari‟ah tersebut terbukti cukup kokoh menghadapi

terpaan krisis ekonomi dan moneter yang berlangsung sejak

akhir tahun 1997

Kemudian jika dilihat dari segi akuntabilitas dan ketaha-

nannya lembaga keuangan syari‟ah tampaknya lebih tahan dari

krisis dibandingkan dengan lembaga keuangan konvensional

yang sangat rentan dengan pengaruh ekonomi global Sebagai

fakta pada pertengahan tahun 1998 pemerintah melakukan

likuidasi terhadap beberapa lembaga perbankan konvensional

dianggap tidak memiliki rasio kecukupan modal untuk terus

beroperasi Sedangkan lembaga-lembaga perbankan syari‟ah

masih tetap kokoh berdiri dan beroperasi sesuai dengan visi

dan misi yang dimilikinya serta berperan penting dalam

memulihkan stabilitas ekonomi nasional

130

Para pemikir dan praktisi ekonomi syari‟ah di Indonesia

terus berupaya merumuskan kembali falsafah dasar nilai-nilai

hukum ekonomi syari‟ah untuk membuat rumusan baru bagi

pembentukan platform bagi implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan

di bank syari‟ah Akan tetapi platform tersebut terkait dengan

beberapa faktor determinan yang mempengaruhinya dalam

proses pencapaian tujuan pembangunan ekonomi

Berkenaan dengan hal tersebut ada beberapa solusi yang

dapat dilakukan untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen dalam praktik jasa

keuangan di bank syari‟ah antara lain117

1 Sumber Modal (Investible Resources)

Setiap proses pembangunan membutuhkan modal yang

cukup besar sehingga diperlukan mencari sumber-sumber

modal yang digali dari potensi-potensi ekonomi yang

dimiliki Kelayakan modal tidak hanya menjadi kebutuhan

negara-negara maju tetapi juga khususnya negara-negara

yang sedang berkembang di mana Indonesia termasuk ke

dalam kategori negara berkembang tersebut Proses pemba-

ngunan yang berjalan sekarang ini tidak serta merta hanya

mengandalkan semua potensi ekonomi dalam negeri berupa

117 Ibid hlm 6-12

131

pemanfaatan sumber daya alam atau sejenisnya tetapi juga

bergantung kepada kerja sama di bidang ekonomi dengan

negara lain

Secara mikro pembangunan sistem ekonomi Islam di Indo-

nesia dalam bentuk pendirian lembaga-lembaga keuangan

syari‟ah masih relatif mengandalkan potensi modal dalam

negeri (capital domestik) di mana pihak swasta lebih

banyak berperan menanamkan investasi di dalam struktur

dan manajemen lembaga keuangan syari‟ah Hal ini dapat

dilihat pada pendirian sejumlah lembaga keuangan syariah

yang dari segi modal termasuk kebijakan pengelolaannya

dilakukan oleh pihak swasta Kendati pun pemerintah telah

memberikan payung hukum yang kuat tetapi dari segi

kebijakan publik pemerintah masih mengutamakan pemba-

ngunan atas infra-struktur perbankan konvensional

Sedangkan dalam kerangka makro tingkat partisipasi eko-

nomi di pasar global dalam pembangunan ekonomi di

Indonesia juga belum memberi perhatian besar bagi pemba-

ngunan ekonomi Islam Ini jauh berbeda kika dibandingkan

dengan partisipasi kalangan investor asing dalam berinves-

tasi di lembaga keuangan konvensional baik bank maupun

non-bank Bisa jadi ini disebabkan oleh prospektus lembaga

keuangan syari‟ah belum mampu menjadi instrumen pokok

132

pembangunan ekonomi yang banyak dimanfaatkan oleh

masyarakat118

Namun demikian tingkat ketahanan dan stabilitas ekonomi

lembaga keuangan syari‟ah yang mampu bertahan dari

terpaan krisis ekonomi dan moneter telah menarik perhatian

kalangan investor asing untuk membantu percepatan pendi-

rian lembaga-lembaga keuangan syari‟ah di Indonesia

Pinjaman hutang dari luar negeri menjadi pendukung bagi

kelayakan modal yang dikelola oleh lembaga-lembaga

keuangan syari‟ah Pada gilirannya penyusunan UU APBN

berbasis hukum ekonomi syari‟ah mutlak diperlukan dalam

rangka mendorong terjadinya kenaikan angka rasio tingkat

partisipasi masyarakat dalam kegiatan ekonomi karena

adanya dukungan modal usaha

2 Sumber Daya Manusia (Human Resources)

Manusia merupakan subyek (development agent) yang

berperan penting dalam proses pembangunan Sumber daya

manusia (SDM) yang cakap dan mampu jelas diperlukan

untuk mengelola berbagai kegiatan ekonomi secara profe-

sional sebab SDM yang berkualitas merupakan komponen

118 Suroso Imam Zadjuli Kelembagaan Ekonomi Islam Dalam

Perspektif Islam Kajian Kritis Terhadap Kelembagaan Konvensional makalah dalam ldquoSeminar dan Lokakarya Kurikulum dan Silabus Ekonomi Islamrdquo untuk Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Juni 2003 hlm 9-10

133

penting dalam melakukan percepatan pemba-ngunan eko-

nomi SDM dapat menjadi ldquopenggerakrdquo untuk membuat

model perencanaan pengelolaan pengawasan dan penilaian

terhadap berbagai bentuk kegiatan ekonomi menggali dan

memanfaatkan potensi alam mengelola dana membangun

organisasi sosial ekonomi politik dan budaya dalam satu

wadah ldquopembangunanrdquo

Oleh karena itu peningkatan kuantitas dan kualitas SDM

harus dilakukan secara simultan dan organis dengan proses

pembangunan yang sedang berjalan dan hendak dicapai ke

depan Peningkatan kualitas SDM tersebut terkait dengan

dua aspek Pertama keahlian dan profesionalisme (profe-

ssional quality) dan Kedua kualitas moral yang baik

(moral quality) Professional quality mengacu kepada kua-

litas kemampuan keahlian dan etos kerja untuk melakukan

semua tugas dan kewajiban dalam kegiatan ekonomi secara

proporsional Dalam hukum ekonomi syari‟ah professional

quality yang dikehendaki adalah adanya keseimbangan

dalam melakukan tugas sesuai dengan hak dan kewajiban119

Sedangkan moral quality merupakan dimensi moral yang

mengacu kepada etika bisnis Islam yang sesuai dengan

prinsip-prinsip ekonomi dalam al-Qur‟an dan Sunnah

119 Lihat QS 51 2180 amp 188 1690 dan 597

134

Seseorang tidak dibenarkan melakukan kegiatan ekonomi

yang bertentangan dengan nilai-nilai dasar ekonomi yang

dibenarkan menurut hukum syari‟at sebab syari‟at meng-

hendaki keadilan bukan hanya dari segi ekonomi tetapi juga

dari segi hukum120 Pada gilirannya kualitas SDM dibutuh-

kan dalam penyusunan UU APBN berbasis hukum ekonomi

syari‟ah untuk mendukung pembangunan ekonomi hendak-

nya memiliki kemampuan (skill) dan moral yang baik

3 Mental Wirausaha (Entrepreneurship)

Wirausaha (enterpreneurship) merupakan sikap mental yang

hendaknya dimiliki oleh setiap individu untuk membangun

perekonomian bangsa Joseph Schumpeter telah menjelas-

kan bahwa pembangunan ekonomi sangat bergantung

kepada adanya dinamika partisipasi masyarakat untuk

berwirausaha dan mampu melakukan inovasi dalam ber-

bagai kegiatan ekonomi Sebagai agama yang dinamis

Islam telah mengajarkan kepada manusia untuk melakukan

kegiatan wirausaha sebagai salah satu cara untuk mening-

katkan taraf hidup dan kesejahteraan ekonomi masyarakat

Wirausaha (enterpreneurship) dilihat bukan hanya sebagai

ilmu ekonomi (economyc knowledge) tetapi juga meru-

pakan keahlian (business skill) untuk melakukan berbagai

120 Lihat QS 831-3 1690 597 934-35 dan 6141

135

jenis inovasi dalam berbisnis Wirausaha dapat mendorong

bagi terciptanya produk-produk usaha dan jasa yang baru

metode usaha baru penemuan sumber usaha baru peluang

usaha dan peluang kerja yang baru serta pembetukan

organisasi bisnis yang baru pula Sebagai contoh keber-

hasilan pembangunan ekonomi Jepang antara lain didukung

oleh 2 kalangan wirausaha menengah dan 20 wira-

usahawan kecil Jika ini diterapkan dalam proses pemba-

ngunan ekonomi Indonesia maka wirausaha dapat menjadi

instrumen bagi pembangunan ekonomi yang berwawasan

syari‟ah121

Namun demikian perhatian pemerintah Indonesia dalam

pengembangan sektor usaha kecil dan menengah relatif

masih minim Hal ini dapat dilihat dari tingginya tingkat

kesulitas kalangan usaha kecil dan menengah dalam

mempe-roleh modal kredit bantuan usaha dalam kegiatan

bisnis mereka Padahal percepatan proses pembangunan

ekonomi Indonesia tidak akan terwujud jika tidak memprio-

ritaskan kegiatan sektor riil yang pada umumnya dilakukan

oleh kalangan usaha kecil dan menengah Perhatian terhadap

kalangan usaha kecil dan menengah yang dilakukan oleh

lembaga-lembaga keuangan syari‟ah dewasa ini perlu

121 Buchari Alma Kewirausahaan (Bandung Alfabeta 2000) 4-5

136

mendapatkan perhatian dari Pemerintah dan DPR yang

salah satunya pembinaan terhadap kalangan usaha kecil dan

menengah (UKM) yang dimasukan dalam penyusunan UU

APBN berbasis hukum ekonomi syari‟ah

4 Perangkat Teknologi (Technology)

Di samping ketiga faktor di atas teknologi juga merupakan

faktor yang paling determinan dalam mempercepat proses

pembangunan ekonomi Teknologi juga dapat menjadi

perangkat utama yang mendukung pelaksanaan kegiatan

usaha yang cepat tepat efektif dan efisien Dewasa ini

teknologi merupakan perangkat pokok yang menunjang

pelayanan produk dan jasa yang diberikan oleh lembaga-

lembga keuangan syariah karena masyarakat lebih meng-

hendaki kemudahan dan keserbapraktisan memperoleh pela-

yanan yang didukung dengan sarana penunjang yang

memadai122

Dalam sudut pandang hukum ekonomi syari‟ah peman-

faatan perangkat tekonologi informasi bagi manusia sangat

penting untuk melakukan berbagai inovasi bisnis melaku-

kan eksplorasi atas apa-apa yang terdapat pada alam bagi

kebaikan manusia dan sekaligus memberikan proteksi atau

perlindungan atas berbagai penggunaan alat teknologi yang

122 Muhammad opcit 11-12

137

bukan pada tempatnya123 Jika demikian berarti proses alih

teknologi dari negara maju ke negara berkembang dapat

dilihat sebagai bagian dari upaya untuk mempercepat

pertumbuhan ekonomi termasuk teknologi informasi yang

belakangan ini menjamur dalam berbagai kegiatan usaha

dan perbankan dengan sistem on-line

Keempat faktor tersebut merupakan kunci pokok yang

memrlukan perhatian semua pihak bukan hanya unsur masya-

rakat dan kalangan pengusaha swasta nasional tetapi juga

pihak pemerintah yang mampu membuat kebijakan positif bagi

upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional Oleh

karena itu saat ini keberadaan UU Perbankan Syariah masih

dipandang sebagai salah satu instrumen hukum perbankan

untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional Pemerintah

hendaknya memberi keleluasaan bagi pengembangan ekonomi

syari‟ah di segala sektor perekonomian Dengan kata lain tidak

hanya mengeluarkan kebijakan dalam sektor perbankan tetapi

juga sektor kegiatan usaha riil lainnya baik mikro maupun

makro

Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah untuk

mengoptimalkan peran bank syariah dalam pembangunan

ekonomi jelas diperlukan menerapkan standar sistem infor-

123 Lihat QS 4513 36 71 dan 2279

138

masi manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan

syariah Hal ini sangat penting dilakukan agar bank syariah

memiliki daya saing dengan bank konvensional

Sebagai contoh pada saat melakukan proses standarisasi

penilaian kinerja keuangan di bank syariah terlebih dahulu

dilakukan proses analisa dari laporan keuangan di mana dalam

analisa tersebut terdapat informasi yang menggambarkan

laporan keuangan secara rinci Analisa laporan keuangan

merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengevaluasi

posisi keuangan serta hasil kegiatan usaha suatu perusahaan

dimasa lalu dan dimasa sekarang Sesuai dengan standard

akuntansi syariah dalam analisa keuangan ini harus mudah

dimengerti dan inovatif serta bersifat actual dan up date

dengan kondisi riil yang terjadi

Sekurang-kurangnya ada 4 (empat) metode yang dapat

digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan

selama ini antara lain124

1) Metode Rasio Keuangan merupakan alat yang digunakan

untuk menilai kinerja perusahaan yang menekankan operasi

keuangan yaitu

a) Likuiditas Ratio adalah mengukur kemampuan perusa-

haan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau

124 Abdul Halim Mahmud Analisis Laporan keuanganYogyakarta

cetakan Pertama UPP STIE YKPN2003419

139

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

keuangannya pada saat ditagih

b) Leverage Ratio adalah mengukur sejauh mana kemam-

puan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka

panjangnya

c) Probabilitas Ratio adalah mengukur seberapa kemam-

puan perusahaan menghasilkan laba (Profitabilitas)

d) Activity Ratio adalah mengukur sejauh mana efektivitas

penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset

2) Metode Economic Value Added (EVA) digunakan dalam

menilai kinerja perusahaan yang memfokuskan pada

penerapan nilai dan hanya bisa menilai proses dalam

periode 1 tahun dengan kata lain EVA merupakan pengu-

kuran pendapatan sisa (residul income) yang mengurangkan

biaya modal terhadap laba operasi125

3) Metode Balanced Scorecard (BSC) merupakan alat untuk

mengukur kinerja perusahaan dengan cara menyeimbangkan

faktor-faktor keuangan dan non keuangan dari suatu

perusahaan Mempertimbangkan 4 aspek atau prospektif

yakni prospektif keuangan pelanggan proses bisnis internal

dan proses belajar serta berkembang126

125 David S Young and Stephen O‟Byrne EVA and Value Based

Management A Practical Guide to Implementation diterjemahkan oleh Lusy Widjaya (Jakarta Salemba Empat 2001)

126 Robert Kaplan and David Norton Balance Scorecard httpjurnal-sdmblogspotcom diakses tanggal 6 Februari 2015

140

4) Metode Radar merupakan alat untuk menilai kinerja pada

perusahaan yang merupakan modifikasi atau penyem-

purnaan dari metode-metode sebelumnya Rasio Radar

mengelompokkan rasionya menjadi lima kelompok besar

yaitu Rasio Profitabilitas Produktifitas Utilitas Aktiva

Stabilitas dan Rasio Pertumbuhan

Dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan analisis

rasio keuangan merupakan metode analisis keuangan yang

paling banyak digunakan di Indonesia Hasil analisis rasio

keuangan ini dinyatakan dalam suatu rasio yaitu suatu besaran

yang merupakan perbandingan antara nilai suatu rekening

tertentu dalam laporan keuangan dengan nilai rekening yang

lainnya

Kemudian dalam penerapannya analisis rasio keuangan

tersebut tampaknya memiliki beberapa kelemahan sehingga

model analisis ini dikembangkan lebih lanjut menjadi analisis

rasio keuangan yang dimodifikasi untuk memberikan analisis

rasio keuangan klasik dengan variasi yang lain Misalnya

dengan cara membandingkan antar rekening yang ada dalam

laporan keuangan dalam periode waktu yang sama atau

membandingkan antara suatu rekening yang sama dengan

periode waktu yang berbeda Dengan cara seperti ini keung-

gulan dari analisis rasio dapat dilihat berdasarkan besarnya

141

persentase suatu rekening tertentu dengan rekening lainnya

atau melihat perkembangan suatu rekening antar waktu127

Dimensi kriteria penilaian kinerja keuangan dapat dilihat

melalui beberapa dimensi antara lain

1) Kegunaan fungsional (functional utility) bersifat krusial

karena hasil penilaian kinerja keuangan dapat digunakan

untuk melakukan review bagi perusahaan atas aktivitas yang

telah dijalankan dalam periode tertentu maka hasil penilaian

kinerja keuangan tersebut data yang ada harus valid relevan

dan berguna sehingga dapat diterima oleh pihak manajemen

sebagai pihak pengambil keputusan (decission maker)

2) Keabsahan (validity) dapat mengukur apa yang sebenarnya

hendak diukur dari penilaian kinerja keuangan tersebut

sehingga keabsahan dari data hasil kinerja keuangan

tersebut dapat dipertanggung jawabkan baik kepada

shareholder maupun kepada stakeholder

3) Bersifat empiris bukan berdasarkan perasaan semata di

mana informasi kinerja keuangan ini harus betul-betul riil

dan dapat di jelaskan secara konkrit serta dapat dipertang-

gungjawabkan secara hukum akuntansi dan hukum lain

yang berlaku dan membidanginya

127 Warsono Manajemen Keuangan Perusahaan Jilid I Edisi Kedua

Cetakan pertama (Malang UMM Press 2002) 23

142

4) Sensitivitas kerja kriteria ini menunjukan hasil yang relevan

saja yakni kinerja keuangan dan bukan hal-hal lain yang

tidak berhubungan kalau pun ada hanya bersifat pendukung

informasi primer

5) Kelayakan hukum yakni kriteria itu harus sesuai dengan

aturan yang berlaku dimana informasi kinerja laporan

keuangan ini harus betul-betul berada dalam ketentuan

hukum yang membidangi informasi keuangan

Kemudian manfaat yang dirasakan dengan adanya

informasi kinerja keuangan ini adalah untuk memberikan

laporan atau informasi yang berguna untuk pengambilan

keputusan yang ekonomis Selain itu juga menurut Sucipto

dalam Yosie Aniela bahwa dari aspek manajemen dengan

adanya penilaian informasi kinerja keuangan ini berfungsi

untuk128

1) Mengelola organisasi secara efektif dan efisien melalui

pemberian motivasi kepada karyawan secara maksimum

Dalam mengelola perusahaan manajemen juga menetapkan

sasaran yang akan dicapai di masa yang akan datang di

dalam proses yaitu planning (perencanaan) sehingga arah

bisnis perusahaan dapat berjalan dengan sesuai dengan

arahan dan target bisnis yang telah direncanakan

128 Aniela Yoshi Peran Akuntansi Lingkungan Dalam Mening-

katkan Kinerja Lingkungan Dan Kinerja Keuangan Perusahaan Berkala Ilmiah Mahasiswa Akuntansi 11 (2012)

143

2) Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan

dengan karyawan seperti promosi mutasi dan pember-

hentian Penilaian Kinerja ini akan menghasilkan data yang

dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan yang

bersangkutan dengan karyawan yang dinilai berdasarkan

kinerjanya disamping akan membantu dan memotivasi bagi

karyawan untuk dapat bekerja dan memberikan potensi yang

terbaik bagi perusahaan

3) Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan

karyawan serta untuk menyediakan kriteria seleksi dan

evaluasi program pelatihan karyawan Jika manajemen

puncak tidak mengetahui kekuatan dan kelemahan yang

dimilikinya maka akan sulit bagi manajemen untuk meng-

evaluasi dan memilih program pelatihan yang sesuai dengan

kebutuhan karyawan itu sendiri dan bagi karyawan pun akan

menjadi tidak terupdate skill dan kemampuan individunya

sehingga akan sulit bersaing dengan competitor yang memi-

liki bidang yang sama yang pada akhirnya akan melemah-

kan potensi bagi karyawan tersebut

4) Menyediakan feed back (umpan balik) bagi karyawan

mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka

Dalam organisasi perusahaan manajemen akan mendele-

gasikan sebagian wewenangnya kepada pihak manajemen di

144

bawahnya untuk dapat dikerjakan sesuai dengan disposisi

yang diberikan namun disertai dengan resiko yang ada bila

terdapat resiko bisnis yang menyangkut kepentingan bagi

perusahaan

5) Menyediakan suatu dasar untuk memberikan suatu distribusi

reward (penghargaan) bagi karyawan yang berprestasi serta

punishment bagi mereka yang melanggar aturan sehingga

dengan demikian akan Nampak lebih adil bagi semua

karyawan yang terlibat dalam perusahaan

Hasil pengukuran tersebut di atas juga dapat dijadikan

alat evaluasi kinerja manajemen selama ini apakah mereka

telah bekerja secara efektif atau tidak Jika berhasil mencapai

target yang telah ditentukan berarti mereka berhasil mencapai

target yang telah ditentukan pada masa periode tertentu serta

berhasil memimpin dan dipercaya oleh bawahannya Namun

sebaliknya jika gagal atau tidak berhasil dalam pencapainnya

ini akan dijadikan pelajaran bagi manajemen untuk target

dimasa yang akan datang dan merubah strategi bisnis agar

dapat lebih baik lagi di masa yang akan datang

Pengukuran kinerja merupakan salah satu aspek untuk

melihat performing measurement yaitu suatu kualifikasi dan

efisiensi perusahaan atau segmen serta keefektifan dalam peng-

operasian bisnis selama periode akuntansi Dengan demikian

145

pengertian kinerja dapat difenisikan sebagai suatu usaha formal

yang dilaksanakan oleh perusahaan untuk mengevaluasi efisien

dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksa-

nakan pada periode waktu tertentu

Laporan kinerja keuangan menurut Standar Akuntansi

Keuangan menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan

bagian penting dari proses pelaporan keuangan yang meliputi

neraca laporan rugi laba laporan perubahan modal (yang

dapat disajikan dengan berbagai cara seperti sebagai laporan

arus kas atau laporan arus dana) catatan dan laporan lainnya

serta materi penjelasaan yang merupakan bagian Integral dari

Laporan Keuangan129

Sedangkan menurut Edy Sukarno130 yang dikutip di

dalam jurnal Fokus Ekonomi ia mengatakan bahwa kinerja

keuangan adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatanprogramkebijaksanaan dalam

mewujudkan sasaran tujuan misi dan visi organisasi di mana

sebagai hasil yang telah dicapai atas segala aktivitas yang telah

dilakukan dalam mendayagunakan sumber-sumber yang

tersedia dalam suatu organisasi atau perusahaan

129 Ikatan Akuntan Indonesia Standar Akuntansi Keuangan (Jakarta

Salemba 1999) 12 130 Lihat Edy Sukarno ldquoKinerja Keuanganrdquo dalam Jurnal Focus

Ekonomi Volume 4 Nomor 1 Bulan Juni 2009 27-43

146

Menurut ulasan Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku

Penyajian Laporan Keuangan Syariah (PSAK 101) Tahun

2013 menyatakan bahwa Laporan kinerja keuangan adalah

catatan laporan keuangan yang berisi informasi tambahan atas

apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan laporan laba

rugi konprehensif laporan perubahan ekuitas laporan arus kas

laporan sumber dan penggunaan zakat dan laporan sumber dan

penggunaan dan kebajikan di mana dalam catatan ini membe-

rikan rincian dari pos-pos yang telah disajikan dalam laporan

keuangan dan informasi mengenai pos-pos yang tidak meme-

nuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan131

Munawir dalam Analisa Laporan Keuangan132 menga-

takan bahwa laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari

proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu

perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan

data atau aktivitas perusahaan tersebut

Mengacu kepada uraian di atas peneliti dapat meru-

muskan bahwa Sistem Informasi Kinerja Keuangan adalah

suatu rangkaian proses yang melibatkan semua aspek yang

131 Ikatan Akuntan Indonesia Penyajian Laporan Keuangan Syariah

PSAK 101 2013 132 Munawir Analisa Laporan Keuangan (Yogyakarta BPFE

1999)

147

pada akhirnya memberikan informasi dan laporan tentang

prestasi dan kinerja perusahaan dalam menjalankan aktivitas

bisnisnya untuk mencapai keuntungan atau laba Selain itu

dalam kinerja laporan keuangan dalam Islam mempunyai

sasaran-sasaran yang harus disadari dan dipatuhi oleh semua

akuntan keuangan di dalam Islam Ia tidak boleh memasuki

bidang ini jika belum memahami dan adanya kesadaran yang

jelas mengenai makna yang sesungguh dalam sasaran

akuntansi keuangan Pendek kata laporan keuangan hendaknya

disusun dengan menitikberatkan pada aspek kebenaran dan

kejujuran

148

BAB IV

PENUTUP

A Kesimpulan

Mengacu kepada uraian dalam pembahasan dan analisis

maka dapat dirumuskan kesimpulan peelitian sebagai berikut

Pertama implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem

informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di bank

syari‟ah dapat dilakukan dilakukan pada beragam bentuk dan

produk keuangan Selain itu hal tersebut juga hendaknya

mengacu kepada aspek-aspek kemaslahatan dan kemafsadatan

dalam setiap kegiatan ekonomi dengan mengimplementasikan

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah misalnya

saja dalam laporan keuangan yang terpublikasikan dalam

website bank syariah

Kedua kendala normatif dalam implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen dalam praktik

jasa keuangan di bank syari‟ah mencakup atas struktur

substansi dan kultur Sedangkan kendala lainnya adalah secara

internal mencakup manajemen informasi yang dilakukan di

bank syariah itu sendiri dan secara eksternal adalah perilaku

nasabah

149

Ketiga Sistem Informasi Kinerja Keuangan adalah suatu

rangkaian proses yang melibatkan semua aspek yang pada

akhirnya memberikan informasi dan laporan tentang prestasi

dan kinerja perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya

untuk mencapai keuntungan atau laba Selain itu dalam kinerja

laporan keuangan dalam Islam mempunyai sasaran-sasaran

yang harus disadari dan dipatuhi oleh semua akuntan keuangan

di dalam Islam

B Rekomendasi

Mengacu kepada kesimpulan di atas peneliti merumus-

kan rekomendasi penelitian sebagai berikut

Pertama perlu dilakukan kajian akademik lebih lanjut

dan mendalam untuk mengembangankan kontribusi keilmuan

hukum ekonomi Islam bagi implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan di bank syariah Hal tersebut salah satunya dapat

dilakukan melalui peninjauan kurikulum dan pengembangan

model pembelajaran ekonomi pada Fakultas Syari‟ah dan Fakultas Hukum serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di

PTKIN agar terumuskan kerangka konsepsional dan opera-

sional implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi

manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank

syariah

150

Kedua bagi kalangan praktisi perlu mengembangkan

berbagai inovasi dan keahlian untuk mengimplementasikan

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah Hal

demikian juga perlu didukung dengan partisipasi dan dukungan

masyarakat untuk menggunakan produk jasa keuangan di bank

syariah

151

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrasyid Priyatna 2017 Arbitrase Solusi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata dipublikasikan artikel dalam httpidshvoongcomlaw-and-politics1908998-keunggulan-dan-kelemahan-arbitrase yang diakses tanggal 10 April 2017

Abdurrahman Yahya 1997 ldquoAl-Iltizamrdquo artikel yang dipublikasikan dalam httpfiqh1wordpresscom 2010 0515al-iltizam diakses pada tanggal 28 Maret 2017

Adiwarman A Karim 2010 Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan Ed Empat Jakarta PT Rajagrafindo Persada

Amir Machmud Rukmana 2010 Bank Syariah Teori Kebijakan dan Studi Empiris di Indonesia Jakarta Penerbit Erlangga

Andi Soemitra 2010 Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Jakarta Kencana

Anshori Abdul Ghofur 2007 Perbankan Syariah Di Indonesia Gadjah Mada University Press Yogjakarta

Anwar Syamsul 2010 Hukum Perjanjian Syariah Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Antonio M Syafe‟i 2001 Bank Islam Dari Teori ke Praktek Jakarta Gema Insani Press

Annual Reepport PT Bank Jabar Banten Syariah Tahun 2013-2016

Ash-Shiddieqy TM Hashbi 1997 Fiqh Muamalah Semarang Pustaka Rizki Putra

Al-Sanhuri Abd al-Razaq 1958 Mashadir al-Haqq fi al-Fiqh al-Islamy Dirasah Muqaranah bi al-Fiqh al-Gharbi Jilid I Beirut Dar al-Hana li al-Thiba‟ah wa al-Nasyr

152

Arifin Zainul 2009 Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah Jakarta Azkia Publisher

Azwir Yacub 2013 Analisis Pengaruh Kecukupan Modal Efisiensi Likuiditas NPL DAN PPAP Terhadap ROA Bank Semarang UNDIP

Basyir Ahmad Azhar 1994 Refleksi Atas Persoalan Keislaman Bandung Mizan

Burhan Bungin 2006 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta Kencana

Dokumen Rencana Bisnis PT Bank Jabar Banten Syariah Tahun 2014-2016

Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Ed Rev Fatwa No 05DSN-MUIIV2000 tentang Jual Beli Salam

Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Ed Rev Fatwa No 06DSN-MUIIV2000 tentang Jual Beli Istishna‟

Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Ed Rev Fatwa No 07DSN-MUIIV2000 tentang Pembiayaan Mudharabah

Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Ed Rev Fatwa No 08DSN-MUIIV2000 tentang Pembiayaan Musyarakah

Karnaen A Perwataatmadja dan M Syafi‟i Antonio 1992 Apa dan Bagaimana Bank Islam Yogyakarta PT Dana Bhakti Wakaf

K Lewis Marvyn dan Latifa M Algoud 2007 Perbankan Syariah Jakarta Serambi Ilmu Semesta

Kansil CST 2001 Hukum Perusahaan Indonesia (Aspek Hukum dalam EKonomi) Bagian I Jakarta Pradnya Paramita

153

Khan Tariqullah dan Habib Ahmed 2008 Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah Jakarta PT Bumi Aksara

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHP)

Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)

Laporan Neraca Keuangan dan Laporan Laba Rugi PT Bank Jabar Banten Syariah Periode 2010-2016

Luciana Spica Almilia amp Winny Herdiningtyas 2005 Analisis Rasio Camel Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Lembaga Perbankan Perioda 2000 ndash 2002 dalam Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol 7 No 2 Nopember 2005

Mahardian Pandu 2008 Analisis Pengaruh Rasio CAR BOPO NPL NIM dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (StudiKasus Perusahaan Perbankan yang Tercatat di BEJ PeriodeJuni 2002-Juni 2007) Semarang UNDIP

Manan Abdul 2012 Hukum Ekonomi Syariah Dalam Perspektif Kewenangan Peradilan Agama Jakarta Kencana Prenada Media Grup

Mardani 2012 Fiqh Ekonomi Syariah Fiqh Muamalah Jakarta Kencana

Muhammad Idrus 2009 Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif Jakarta Penerbit Erlangga

Mawardi Wisnu 2009 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi kasus pada Bank Umum Dengan Total Asset Kurang dari 1 Trilyun Semarang UNDIP

M Ali Hasin 2003 Berbagai Macam Transaksi dalam Islam Fiqh Muamalat cet Pertama Jakarta PT Raja Grapindo Persada

154

Najmudin 2011 Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syari‟iyyah Modern Yogyakarta Penerbit Andi

Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution (Ed) 2009 Current Issues Lembaga Keuangan Syariah Jakarta Kencana Media Group

Nusantara Ahmad Buyung 2009 Analisis Pengaruh NPF CAR FDR Dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank (Perbandingan Bank Umum Go Publik dan Bank Umum Non Go Publik di Indonesia Periode Tahun 2005-2007 Semarang UNDIP

Peraturan Bank Indoensia Nomor 139PBI2011 Tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 10PBI2008 Tentang Restrukturisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah

Peraturan Bank Indonesia Nomor 99PBI2007 Tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 821PBI2006 Tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah

Prabowo Bagya Agung 2012 Aspek Hukum Pembiayaan Murabahah Pada Perbankan Syariah Yogyakarta UII Press

Praja Juhaya S 1997 Filsafat Hukum Islam Bandung UNISBA Press

Praja Juhaya S 2000 Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Madya Filsafat Hukum Islam tentang Rekosntruksi Paradigma Ilmu Titik Tolak Pengem-bangan Ilmu Agama dan Universalitas Hukum Islam Tanggal 1 April 2000 di IAIN Sunan Gunung Djati Bandung

Prasnanugraha P Pontie 2011 Analisis Pengaruh Rasio-rasio Keuangan Terha-dap Kinerja Bank Umum di Indonesia (Studi Empiris Bank-bank Umum Yang Beroperasi di Indonesia Semarang UNDIP

155

Puspitasari Diana 2008 Analisis CAR NPL PDN NIM BOPO LDR dan Suku Bunga SBI terhadap ROA Studi pada Bank Devisa Indonesia periode 2003-2007 Semarang UNDIP

Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti 2008 Manajemen Perkreditan Bank Umum Teori Masalah Kebijakan dan Aplikasinya Bandung ALFABETA

Robert Tampubolon 2004 Risk Mangement Pendekatan Kualitatif Untuk Bank Komersial Jakarta PT Elex Media Komputindo

Saed Abdullah 1996 Islamic Banking and Interest A Study of the Prohibition of Riba and Its Contemporary Interpre-tation Leiden EJ Brill

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji 2001 Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat) Rajawali Pers Jakarta

Suhendi Hendi 2007 Fiqh Muamalah Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Syafi‟i Antonio Muhammad 2001 Bank Syariah dari Teori ke Praktek Jakarta Gema Insani Press

Sri Nurhayati dan Wasilah 2013 Akuntansi Syariah di Indonesia Jakarta Salemba Empat

Suhendi Hendi 2004 Fikih Muamalah Jakarta Rajawali Press

Tawfiq Abd al-Aziz 1988 Qanun al-Iltizamat wa al-‟Uqucircd Mesir Dar al-Saqafah

Tariqullah Khan dan Habib Ahmed 2008 Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah Ed 1 Cet 1 Jakarta Bumi Aksara

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 Jo Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

156

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah LNRI Tahun 2008 Nomor 94

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama LN RI Tahun 2006 Nomor 22

Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia

Usman Rachmadi 2012 Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia Jakarta Sinar Grafika

Utomo Andri Priyo 2010 Pengaruh Non Performing Finan-cing Terhadap Kinerja Keuangan Bank Berdasarkan Rasio Likuiditas Rasio Solvabilitas Dan Rasio Profita-bilitas Pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Semarang UNDIP

Page 8: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …

3 Urgensi Sistem Informasi Manajemen Keuangan helliphelliphellip

82

4 Instrumen Sistem Informasi Manajemen Keuangan helliphelliphellip

87

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEM-BAHASAN

96

A Implementasi Prinsip-Prinsip Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

96

B Hambatan-hambatan Implementasi Prinsip-Prinsip Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

110

C Solusi dan Strategi Pengembangan Prinsip-Prinsip Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

127

BAB V PENUTUP 148

A Kesimpulan 148

B ekomendasi 149

DAFTAR PUSTAKA 151

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Pendahuluan

Bank merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di

bidang jasa dimana memiliki fungsi sebagai lembaga keuangan

yang mengedarkan uang menciptakan uang menyediakan

uang untuk menunjang kegiatan usaha tempat mengamankan

uang tempat melakukan investasi dan jasa keuangan lainnya1

Dalam praktiknya bank dibagi dalam beberapa jenis Jika

ditinjau dari segi fungsinya bank dikelompokkan menjadi 3

jenis yaitu Bank Sentral Bank Umum dan Bank Perkreditan

Rakyat Sedangkan dilihat dari segi prinsip operasionalnya

bank dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu bank konvensional

dan bank syariah2

Operasional perbankan syariah di Indonesia diatur dalam

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang

kemudian diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 10

Tahun 1998 dan diperbaharui lagi dengan Undang-Undang

Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah Perbankan

syariah memiliki tujuan yang sama dengan bank konvensional

1 Kasmir Dasar-Dasar Perbankan (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2002) 2

2 M Syafei Antnio Bank Syariah Teori dan Praktik (Yogyakarta Dana Bhkati Wakaf 1994) 23

2

yaitu agar lembaga perbankan dapat menghasilkan keuntungan

dengan cara meminjamkan modal menyimpan dana membia-

yai kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai

Prinsip-prinsip ekonomi Islam melarang riba perjudian

dan spekulasi yang disengaja perniagaan atas barang-barang

yang haram dan ketidakjelasan serta manipulatif Dalam rangka

melayani masyarakat setiap bank syariah perlu menyediakan

berbagai macam produk perbankan syariah Produk-produk

yang ditawarkan sudah tentu sangat Islami termasuk dalam

memberikan pelayanan kepada nasabahnya Produk perbankan

syariah di bagi ke dalam 3 bagian yaitu produk penghimpunan

produk penyaluran dan produk jasa3

Saat ini pemanfaatan teknologi informasi begitu sangat

pesat masuk dalam segala aspek pekerjaan yang sebagian

besarnya telah menggunakan perangkat teknologi informasi

bahkan bisa dikatakan telah menjadi suatu kebutuhan primer

bagi setiap perusahaan dalam menjalankan bisnisnya

Oleh karena itu dalam pemanfaatan teknologi infor-

masi ini setiap organisasi bisa mengambil banyak manfaat

mulai dari tingkat efisiensi dan efektivitas kinerja keuangan

perusahaan bank syariah hingga tingkat validitas data yang bisa

dikatakan hampir 99 akurat

3 Editor ldquoPerbankan Syariahrdquo dalam httpidwikipediaorgwiki Perbankan_syariah diakses pada tanggal 9 November 2017

3

Sistem teknologi informasi telah melahirkan berbagai

keunggulan yang begitu kompetitif dalam menciptakan persai-

ngan yang ada di dunia usaha Selain itu juga telah membe-

rikan kontribusi yang cukup besar bagi peningkatan kinerja

organisasi Dengan adanya teknologi informasi ini baik itu

dalam hal meningkatkan kinerja baik secara individual maupun

institusional setiap organisasi perusahaan akan mendapat

kemudahan dalam meningkatkan kinerja keuangan dan kualitas

pelayanan publik yang bersifat individual

Tujuan lainnya yang bersifat global adalah setiap orga-

nisasi perusahaan juga akan mampu meningkatkan pelayanan

kepada publik demi terciptanya kepuasan bagi pengguna

(user) yang pada akhirnya akan meningkatkan tingkat keper-

cayaan (trusted) dan loyalitas (loyality) dari para pengguna

(user) terhadap semua jasa dan layanan yang diberikan suatu

organisasi perusahaan Oleh karena itu setiap organisasi

perusahaan bisnis juga dipastikan akan memanfaatkan sistem

teknologi informasi ini untuk meningkatkan keuntungan

(profit) dalam setiap kegiatan bisnisnya4

Dalam pemanfaatan teknologi informasi ini perlu

ditunjang oleh adanya sumber daya baik itu dari segi insani

4 Lihat dalam G Perdana Putri ldquoPeran Teknologi Informasi didalam

Perusahaanrdquo artikel pada wwwiniputri blogunsacidfiles201005paper-manajemen-dan-tipdf diakses pada tanggal 29 Oktober 2014

4

(human skill character) atau pun dari material (infrastructur

capital) yang mumpuni dan kompeten dalam menjalankan

fungsi optimalisasi penggunaan teknologi ini sehingga dengan

terpenuhinya persyaratan tersebut dengan mudah mengatur dan

menjalankan kinerja operasional dengan baik dan optimal Hal

ini dilakukan untuk tercapainya tujuan organisasi perusahaan

yang menjadi target mendasar untuk meningkatkan profit

pendapatan dan menciptakan kesejahteraan bersama

Oleh karena itu pemanfaatan sistem informasi mana-

jemen keuangan dalam menunjang kualitas pelayanan suatu

fungsi dari organisasi terbagi menjadi 5 elemen fungsi yaitu5

1 Fungsi Operation

2 Fungsi Monitoring and Control

3 Fungsi Planning and Decision

4 Fungsi Communication dan

5 Fungsi Interorganisational

Seluruh peranan teknologi informasi dalam berbagai

lapisan tersebut tidak akan berjalan baik tanpa adanya tata

kelola dan manajemen teknologi informasi yang baik karena

pada dasarnya tujuan pemanfaatan teknologi informasi adalah

untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan Demikian

halnya dalam dunia perbankan yang menjalankan fungsi bisnis

5 I Komang Ariana Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Organisasi (Denpasar Universitas Udayana 2010)

5

transaksi keuangan pemanfaatan teknologi informasi ini begitu

sangat besar karena semua transaksi yang ada harus dikelola

dengan baik dan tertata secara sistem sesuai dengan fungsi

kelima elemen di atas

Oleh karena itu penggunaan dan pemanfaatan teknologi

informasi ini hendaknya benar-benar dikelola dengan baik

sesuai dengan tujuan umum perusahaan dalam upaya mendu-

kung operasional perbankan agar dapat berkinerja optimal baik

dari sisi layanan atau pun kualitas operasional perbankan itu

sendiri

Setelah dilakukannya proses spin off atau terpisah secara

manajemen dari induknya yang dalam hal ini adalah bank

syariah pada tahun 2010 bank syariah melakukan pengelolaan

proses bisnis perbankan secara mandiri walaupun dalam hal

modal masih mendapatkan subsidi dan bersinergi dengan bank

syariah dan PT Banten Global Development namun secara

manajerial proses bisnis dan aturan serta kebijakan ditetapkan

secara mandiri6 Dalam upaya menjalankan bisnisnya bank

syariah tetap mengelola dan melayani nasabah existing yang

telah ada sejak masih menjadi unit layanan syariah Oleh

karena itu data-data nasabah dan transaksi yang ada tetap

dikelola dengan baik

6 Annual Report Bank BJB Syariah (Bandung BJBS 2016)

6

Kondisi yang terjadi setelah spin off dan memiliki core

banking system bank syariah mulai merambah dan mengem-

bangkan layanan lain yang intinya adalah untuk lebih dapat

mengembangkan proses bisnis mempromosikan kepada para

nasabah agar dapat lebih maju dan berkembang disertai dengan

kualitas pelayanan yang lebih baik

Seiring dengan adanya pengembangan-pengembangan

yang dilakukan oleh berbagai unit bisnis dan supporting di

bank syariah perlahan namun pasti peningkatan data transaksi

yang ada semakin berkembang disamping dengan adanya

klasifikasi dan layanan yang diberikan kepada nasabah yang

beragam mulai dari nasabah Mikro Menengah dan Korporasi

yang secara umum memberikan dampak signifikan terhadap

data-data yang tersedia di bank syariah7

Sehubungan dengan banyaknya data transaksi yang

terjadi dibutuhkan suatu tools atau alat bantu yang berfungsi

untuk menopang dan mendukung layanan transaksional kepada

nasabah agar dapat berjalan baik dan maksimal sehingga

loyalitas nasabah dapat senantiasa dipertahankan yang pada

akhirnya akan menunjang pada kelangsungan bisnis di bank

syariah

Sistem informasi manajemen keuangan dapat melibatkan

beberapa unit terkait diantaranya

7 Ibid

7

1 Unit Kerja Divisi Teknologi Informasi

2 Unit Kerja Divisi Operasi CQ MIS dan Accounting

3 Unit Kerja Sumber Daya Insani (SDI)

4 Unit Kerja Jaringan dan Layanan

Keterkaitan proses yang terjadi di unit kerja terkait akan

berjalan bilamana masing-masing unit kerja menjalankan

fungsinya dengan baik dan adanya saling koordinasi yang aktif

dalam menyampaikan data-data yang dibutuhkan dan menjadi

konsumsi perusahaan Pada saat masih menjadi unit layanan

syariah (UUS) kualitas data yang dihasilkan dalam prosesnya

sangat berbeda dengan kondisi setelah sejumlah bank syariah

menjadi Bank Umum Syariah (BUS)

Hal tersebut di atas terlihat dari proses pengolahan data

yang dilakukan dimana pada saat masih menjadi Unit Usaha

Syariah (UUS) jumlah data yang ada tidak terlalu banyak dan

proses pengolahannya pun masih dilakukan secara manual

walaupun praktisnya telah menggunakan perangkat teknologi

PC Computer namun dalam pengolahannya tetap memerlukan

waktu yang cukup lama sehingga laporan pelayanan yang

dihasilkan kepada pihak terkait seperti nasabah menjadi lama

Namun demikian berbeda dengan kondisi sekarang

setelah menjadi Bank Umum Syariah (BUS) di mana seiring

dengan pertumbuhan bisnis bank maka jumlah nasabah pun

8

ikut berkembang dan secara otomatis jumlah data yang ada

juga akan menjadi lebih besar sehingga proses pengolahannya

memerlukan alat bantu yang bisa menopang kegiatan opera-

sional dan layanan kepada nasabah

Walaupun jumlah data yang ada cukup besar namun

dengan adanya tools yang ada seperti penggunaan beberapa

aplikasi dan perangkat berbasis teknologi informasi maka

proses pengolahan data yang dilakukan bisa lebih cepat lagi

sehingga kualitas pelayanan terhadap pihak terkait tidak lagi

terganggu Dengan begitu proses operional bank tetap dapat

dijalankan dengan baik dan maksimal

Kondisi pelayanan yang dikembangkan oleh bank bjb

syariah seiring dengan perkembangannya dalam melayani

nasabah semakin baik seiring dengan diterimanya penghargaan

(reward) dalam hal pelayanan nasabah Hal itu membuktikan

bahwa pelayanan yang optimal menjadi syarat mutlak dan

bagian penting bagi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya

Secara umum informasi keuangan bank syariah dalam

beberapa waktu terakhir mengalami fluktuasi baik itu dari sisi

pembiayaan Dana Pihak Ketiga (DPK) serta profit laba rugi

perusahaan di mana hal tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor

internal dan faktor eksternal Namun seiring dengan pening-

katan laju pertumbuhan ekonomi global dan pertumbuhan

9

jaringan kantor bank syariah di Indonesia yang terus menga-

lami perkembangan dari waktu ke waktu model pelayanan

system informasi keuangan kepada nasabah perlu ditingkatkan

oleh bank syariah

Dengan adanya pertumbuhan yang terjadi maka secara

otomatis kualitas data yang dihasilkan pun akan lebih banyak

oleh karena itu perlu adanya peningkatan kapasitas dalam

pengolahan dan kualitas pelayanan supporting data melalui

penerapan Sistem Informasi Manajemen Keuangan (SIMK) di

bank syariah karena hal itu dapat secara langsung mempe-

ngaruhi terhadap kualitas pelayanan nasabah

Selain itu dengan peningkatan kualitas pelayanan Sistem

Informasi Manajemen Keuangan (SIMK) hendaknya ditunjang

pula dengan penggunaan perangkat teknologi informasi maka

secara otomatis dapat memudahkan pekerjaan bagi unit lain

dalam menunjang pekerjaannya yang secara langsung menjadi

tujuan bisnis perusahaan sehingga kinerja perusahaan dapat

lebih maksimal

Demikian pula dengan kualitas layanan yang baik dan

dibantu dengan penggunaan perangkat teknologi informasi

maka diharapkan kualitas layanan terhadap nasabah baik itu

dari sisi kemudahan bertransaksi serta kemudahan penggunaan

produk yang dimodifikasi dengan tujuan mengefisiensikan

10

serta mengefektifkan pelayanan nasabah dapat lebih meningkat

dan menjadikan nasabah menjadi sangat loyal terhadap bank

syariah Dengan demikian bisnis perusahaan di bank syariah

dapat berjalan dengan baik

Demikian pula dalam ajaran Islam secara universal telah

memberikan pedoman bagi kegiatan ekonomi berupa prinsip-

prinsip dan asas-asas dalam bermuamalah Juhaya S Praja8

menyebutkan terdapat beberapa prinsip hukum ekonomi Islam

antara lain

1 Prinsip la yakun dawlatan bayn al-agniya yakni prinsip

hukum ekonomi yang menghendaki pemerataan dalam

pendistribusian harta kekayaan

2 Prinsip antaradin yakni pemindahan hak kepemilikan atas

harta yang dilakukan secara sukarela

3 Prinsip tabadul al-manafi‟ yakni pemindahan hak atas harta

yang didasarkan kepasa asas manfaat

4 Prinsip takaful al-ijtima‟ yakni pemindahan hak atas harta

yang didasarkan kepada kepentingan solidaritas sosial

5 Prinsip haq al-lah wa hal al-adami yakni hak pengelolaan

harta kekayaan yang didasarkan kepada kepentingan milik

bersama di mana individu maupun kelompok dapat saling

berbagi keuntungan serta diatur dalam suatu mekanisme

ketatanegaraan di bidang kebijakan ekonomi

8 Juhaya S Praja Filsafat Hukum Islam (Bandung UNISBA Press 2000) h 14

11

Mengacu kepada latar belakang masalah di atas obyek

penelitian tentang aplikasi Sistem Informasi Manajemen Keua-

ngan (SIMK) di lembaga keuangan syariah tampaknya belum

banyak dikaji terutama jika dikaji dari perspektif manajemen

keuangan syariah Oleh karena itu peneliti merumuskannya

menjadi sebuah judul penelitian yaitu Implementasi Prinsip-

prinsip Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan

dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

B Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas peneliti

berasumsi bahwa obyek tersebut sangat penting untuk diteliti

disebabkan tiga alasan berikut pertama implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen keuangan yang

diinduksi dari praktik jasa keuangan di bank syariah tampaknya

belum terumuskan secara sistematis baik secara konsepsional

maupun operasional kedua implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen keuangan tampaknya belum

berimplikasi positif kepada tingkat kepercayaan masyarakat

kepada bank syariah dan ketiga implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan di bank

syariah tampaknya belum banyak dikaji secara sistematis dari

segi manajemen keuangan syariah

12

Peneliti merumuskan masalah utama (problem statement)

dalam penelitian ini adalah bagaimana prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan memberikan implikasi

baik secara teoretis maupun praktis terhadap peningkatan

pelayanan jasa keuangan di bank syariah

C Pertanyaan Penelitian

Mengacu kepada identifikasi masalah di atas maka

pertanyaan penelitian yang akan dikaji lebih lanjut adalah

1 Bagaimana implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem

informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa keua-

ngan di bank syariah

2 Apa kendala-kendala dan solusi implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen keuangan

dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

3 Bagaimana solusi dan strategi pengembangan prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen keuangan

dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

D Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis

1 Implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi

manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank

syariah

13

2 Hambatan-hambatan implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan di bank syariah

3 Solusi dan strategi untuk mengembangkan implementasi

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen

keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

E Kegunaan Penelitian

Kegunaan atau signifikansi dari penelitian ini secara

akademik diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan

tentang implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi

manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank

syariah dalam proses pembelajaran pada Fakultas Syari‟ah dan Fakultas Hukum di berbagai perguruan tinggi yakni terumus-

kannya kerangka konsepsional dan operasional implementasi

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

Sedangkan secara praktis hasil dari penelitian ini juga

diharapkan menjadi rujukan atau kerangka acuan bagi praktisi

perbankan syariah dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

jasa keuangan di bank syariah Selain itu diharapkan dapat

meningkatkan motivasi masyarakat untuk menggunakan jasa

layanan keuangan bank syariah

14

F Kajian Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil penelusuran diketahui ada beberapa

penelitian sebelumnya yang relevan antara lain

Penelitian yang dilakukan oleh Johanna Mujiati Studi

Pengaruh Penggunaan Sistem Informasi terhadap Kinerja

Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Sema-

rang Tesis Universitas Diponegoro Semarang 17 Juli 2008

Substansi yang telah dibahas pada penelitian ini adalah tentang

bagaimana menggunakan teknologi informasi di lingkungan

civitas akademika dapat meningkatkan kinerja pegawai pada

Fakultas Ekonomi Diponegoro Semarang

Hotman Panjaitan Pengaruh Sistem Teknologi Informasi

Terhadap Kualitas Layanan dan Citra Perguruan Tinggi

Swasta Tesis Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Jawa

Timur Substansi yang dibahas pada penelitian ini adalah

apakah penggunaan teknologi informasi dalam sistem infor-

masi akademik yang on line berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kualitas layanan perguruan tinggi swasta

Azwir Nasir dan Rianti Oktari Pengaruh Pemanfaatan

Teknologi Informasi dan Pengendalian Intern terhadap

Kinerja Insatansi Pemerintah Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Riau Tahun 1993 Substansi yang

dibahas dalam penelitian ini adalah tentang pentingnya peman-

15

faatan teknologi informasi yang membawa pengaruh signifikan

terhadap kinerja di Instansi pemerintah

Gusti Ayu Putu Ratih Kusuma Dewi Pengaruh Kualitas

Pelayanan terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah PT

BPR di Kabupaten Tabanan Tesis Magister Manajemen di

Universitas Udayana tahun 2014 Substansi yang dibahas

adalah membangun kualitas Pelayanan nasabah yang berbasis

pada kepuasan dan loyalitas nasabah itu sendiri

Melihat dari hasil penelitian yang telah ada sebelumnya

dapat dikatakan bahwa jenis penelitian ini relatif baru baik dari

segi substansi dan teori maupun metodologi keilmuannya

sebab dalam rencana penelitian yang akan di bahas adalah

implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi mana-

jemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

G Kerangka Pemikiran

Adapun kerangka teori yang digunakan sebagai kerangka

berpikir untuk menganalisis penelitian ini yaitu pertama teori

iltizam kedua teori perjanjian bisnis dan ketiga teori sistem

informasi manajemen Menurut hemat penelitian ketiga teori

tersebut memiliki koherensi akademik secara konsepsional dan

operasional serta dapat digunakan untuk menganalisis imple-

mentasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen

keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

16

Teori utama (grand theory) yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teori iltizam yang mengacu kepada Abd

al-Razaq al-Sanhuri Mashadir al-Haqq fi al-Fiqh al-Islamy

(Beirut Dar al-Hana li al-Thiba‟ah wa al-Nasyr 1958) Secara

bahasa iltizam berarti kewajiban Iltizam merupakan suatu

keharusan akibat terjadinya akad yang berimplikasi kepada

lahirnya hak dan kewajiban9 Dalam hukum ekonomi syariah

iltizam mengandung makna keharusan bagi seseorang untuk

mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu untuk

kemaslahatan orang lain Iltizam menurut pengertian hukum

secara umum

ص كل ف ش تزم بت ف ك

Setiap orang yang mukallaf terikat dengan tindakannya10

Pengertian iltizam direduksi dari ketentuan ayat hukum

yang menegaskan keharusan melakukan akad sesuai dengan

ketentuan Allah sebagaimana ditegaskan dalam QS al-Maidah

ayat 1 yang berbunyi

9 Abd al-Razaq al-Sanhuri Mashadir al-Haqq fi al-Fiqh al-Islamy

Dirasah Muqaranah bi al-Fiqh al-Gharbi Jilid I (Beirut Dar al-Hana li al-Thiba‟ah wa al-Nasyr 1958) hlm 130-131

10 Ibid

17

Hai orang-orang yang beriman penuhilah aqad-aqad itu dihalalkan bagimu binatang ternak kecuali yang akan dibacakan kepadamu (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya Misalnya seseorang diharuskan membayar atau meng-

ganti barang yang dirusaknya dapat dikatakan iltizam

disebabkan ia harus dilaksanakan oleh yang meneruskannya

Demikian pula dengan ta‟wild atau tadlmin terhadap suatu

kerugian yang tertimpa atas orang lain baik langsung ataupun

tidak langsung Iltizam merupakan tindakan hukum yang

menjadi sebab bagi dilakukannya suatu kewajiban untuk

memberikan kemaslahatan bagi orang yang dirugikan Maka

nafkah kerabat yang fakir atas kerabat yang kaya dalam batas-

batas tertentu merupakan iltizam atas kerabat yang kaya itu11

Iltizam berlaku untuk siapa saja yang diharuskan baik ia

fakir maupun kaya Bahkan mengganggu orang lain baik

jiwanya maupun anggota tubuhnya ataupun harta dan kehor-

matannya dinamakan juga il tizam yang diwajibkan oleh syara‟

atas setiap mukallaf Iltizam menjadi hak syakshi bagi

11 Peneliti mengutip contoh iltizam dalam Yahya Abdurrahman ldquoAl-

Iltizamrdquo artikel yang dipublikasikan dalam httpfiqh1wordpress com20100515al-iltizam diakses pada tanggal 28 Maret 2017 Lihat pula penjelasan TM Hashbi Ash-Shiddieqy Fiqh Muamalah (Semarang Pustaka Rizki Putra 1997) hlm 58

18

seseorang adalah sebagai taklif dan ahdah atas orang lain

Taklif ini menurut sarjana hukum Barat dinamakan iltizam

Sedangkan hak syakshi dan iltizam dalam anggapan mereka

satu Karena kalau ditinjau dari segi yang menuntut (thalib al-

haqqi atau shahib al-haqqi) dia dinamakan pula hak dan kalau

ditinjau dari segi yang dapat memenuhi dinamakan iltizam

(kewajiban)12

Iltizam adakalanya dipakai untuk kedua belah pihak

seperti iltizam yang terjadi pada akad mu‟awadlah Penjual dan

pembeli masing-masing dinamakan multazim dan multazim

lahu Mahall al-iltizam pada si penjual adalah menyerahkan

barang yang telah berpindah milik itu Mahall al-iltizam

terhadap pembeli itu ialah membayar harga Maksudaya iltizam

bagi si penjual berlaku apabila barang yang telah dijual sudah

di beli oleh sipenjual maka dia wajib menyerahkan barang

tersebut Begitu juga sebaliknya iltizam bagi si pembeli adalah

ketika ia menginginkan suatu barang maka ia harus memba-

yarnya terlebih dahulu agar barang tersebut menjadi haknya

Iltizam dalam hukum ekonomi Islam merupakan bdquoalaqah

maddiyah atau tidak dapat dipaksa yakni berpautan dengan

orang seperti terhadap simadin atau dengan pekerjaan seperti

terhadap orang upahan Namun demikian kalau hanya sebatas

12 Abd al-Aziz Tawfiq Qanun al-Iltizamat wa al-‟uqucircd (Mesir Dar al-Saqafah 1988) hlm 8-9

19

ini saja yang kita katakana tentulah prinsip penyandraan tidak

dapat diterima

Oleh karena itu iltizam yang seperti ini hendaknya

disertai dengan keharusan berkehendak (sulthah syakhsiyah)

untuk pelaksanaannya Jika tidak ada keharusan berkehendak

(sulthah syakhsiyah) maka sangat sulit pelaksanaannya Sebab

si madin umpamanya tidak membayar hutang dia menyem-

bunyikan barang-barangnya atau si buruh umpamanya tidak

mau bekerja walaupun hubungan yang pertama dikatakan

‟alaqah maddiyah namun harus terdapat padanya shulthah

syakhshiyah Adanya shulthah syakhshiyah maka si madin

tidak dapat dipaksa membayar hutang13

Syarat dalam melaksanakan iltizam diperlukan dua pihak

yaitu multazim (orang yang diharuskan untuk memenuhi hak)

dan multazam lahu (seseorang yang harus dipenuhi haknya)

Apakah kedua belah pihak harus tertentu sejak pada permulaan

iltizam ataukah tidak Hal tersebut tidak dipertentangkan

karena multazim harus ada dan tertentu orangnya sejak dari

permulaan iltizam Multazim menjadi orang yang dikenai

kewajiban itu (mukallaf) atau dialah yang dikatakan madin

dalam masalah ini14

13 Abd al-Razaq al-Sanhuri opcit hlm 133-134 14 M Ali Hasin Berbagai Macam Transaksi dalam Islam Fiqh

Muamalat cet pertama (Jakarta PT Raja Grapindo Persada 2003) hlm 44

20

Tidaklah dapat diterima akal kalau simadin tidak ada

hutang bisa terjadi Adapun multazim lahu yakni shahib al-

haqq maka pada asalnya harus sudah ada dan sejak ada

iltizam Akan tetapi setelah kita meneliti hukum-hukum fiqih

satu persatu nyatalah bahwa multazam lahu tidak wajib selalu

ada sejak permulaan iltizam Cukup menentukan multazam

lahu ketika menunaikan iltizam

Dengan demikian pada awal iltizam boleh jadi multazam

lahu masih belum diketahui tetapi dalam waktu menunaikan

iltizam haruslah si multazam lahu ada (diketahui) Umpama-

nya seorang komandan perang dapat mengumumkan kepada

tentara bahwa rampasan perang (salab) akan diberikan kepada

yang menewaskan musuh Karenanya yang menewaskan

musuh berhak mengambil salab walaupun dia tidak mendengar

sendiri pengumuman komandan itu

Para ulama telah membolehkan seseorang mengumum-

kan bahwa siapa mendapatkan kembali barangnya yang telah

hilang akan diberikan upah hal ini dalam Ilmu Fiqih biasa

disebut ji‟alah Oleh karena itu walaupun ucapan yang

dikeluarkan oleh orang yang memiliki barang tidak dihadapkan

kepada orang tertentu namun orang yang menemukan itu dapat

memperoleh upah atas barang temuannya (ajr al-mitsli)

Berdasarkan uraian di atas tentu alangkah lebih baik jika

mengikuti apa yang disyari‟atkan dalam hukum Islam yakni

21

menggunakan istilah multazim atau multazam lahu dan iltizam

dan tidak memakai istilah kreditur atau debitur tersebut Jika

kebanyakan orang cenderung mengikuti pemikiran Barat

dengan mengunakan istilah kreditur atau debitur Meski istilah

tersebut dapat diimplementasikan dalam praktik akad namun

ia terikat dengan perbuatan hukum yang sifatnya‟adabi

Selain itu jika menggunakan istilah kreditur maupun

debitur ia mengandung pengertian bahwa iltizam hanya

mengenai sesuatu yang berkenaan dengan madiyah dan juga

tidak bisa diaplikasikan pada sesuatu yang berkenaan dengan

‟adabiyah Karena tidak ada hutang piutang antara soal

ketaatan istri terhadap suami misalnya

Terlebih lagi jika melihat perkembangan sejarah lafadz

iltizam yang diungkap atau biasa dipakai oleh para fuqaha

tentang iltizam ternyata sudah terlebih dahulu dipakai sebelum

pemikir-pemikir Barat dengan hukum-hukum mereka mengata-

kan iltizam sebagai kreditur dan debitur Dengan demikian

penulis dapat mengatakan bahwa term iltizam lebih baik

dipakai dalam praktik transaksi bisnis syari‟ah daripada istilah-

istilah yang disampaikan oleh para pemikir hukum Barat

tersebut

Selanjutnya teori menengah (middle range theory) yang

digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah teori

perjanjianakad (nazhariyyat al-‟uqucircd) yang mengacu kepada

22

Wahbah al-Zuhaili Al-Fiqh al-Islamiyyah wa Adillatuhu

(Damsyiq Dar al-Fikr 1989)

Menurut Al-Zuhaili15 hak milik atas harta baik individu

maupun kolektif merupakan hak bagi manusia untuk

mengelola dan mengambil manfaat atas harta itu (tasharruf

‟ala al-maal) Pengambilan manfaat dari pengelolaan atas harta

dibenarkan menurut ketentuan syara‟ dengan batas-batas yang

ditentukan oleh Allah dan rasul-Nya Dalam konteks ini

dikenal teori pemindahan hak milik melalui akad atau

perjanjian (nazhariyyat al-‟uqucircd) yang disandarkan pada

ketentuan nash QS 2 116 bahwa dalam setiap perjanjian bisnis

termasuk dalam kategori akan yang direfleksikan sumbernya

(al-Qur‟an dan Sunnah) Kaitannya dengan teori perjanjianakad dalam hukum

perikatan Islam dijelaskan bahwa hakikat akad diartikan

segala sesuatu yang keluar dari seorang manusia dengan

kehendaknya dan syara‟ menetapkan beberapa haknya (kullu

maa yasduru min syakhsin biiradathihi wa yurattaba bdquoalaihi al-syar‟u natabiha huquuqiyyatin) Merujuk kepada pengertian

tersebut akad dibagi dua yakni akad dengan ucapan (aqd al-

15 Wahbah Zuhaili Al-Fiqh al-Islamiyyah wa Adillatuhu (Damsyiq Dar al-Fikr 1989) juz 4 hlm102-103

16 Terjemah ldquoHai orang-orang yang beriman penuhilah aqad-aqad itu dihalalkan bagimu binatang ternak kecuali yang akan dibacakan kepadamu (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nyardquo (QS 5 1)

23

qauli) dan akad dengan perubatan (aqd al-fi‟liy) Oleh karena

itu segala bentuk akad dalam praktik bisnis termasuk di

dalamnya transaksi bisnis dapat dianggap sah sepanjang tidak

bertentangan dengan prinsip-prinsip asas-asas syarat rukun

dan etika bisnis menurut syara‟ Mengacu kepada ketiga teori di atas praktik perjanjian

akad (nazhariyyat al-‟uqucircd) dalam hukum perikatan Islam

hendaknya mempertimbangkan syarat jaliyah dalam berakad

Syarat jaliyah adalah syarat-syarat transaksi akad yang sengaja

disebutkan oleh kedua belah pihak yang sedang melakukan

transaksi sebagai tambahan atas segala ketentuan yangtelah

ditetapkan dalam syari‟at17 Syarat jaliyah yang dibuat dan

disepakati oleh kedua belah pihak yang terkait dalam transaksi

dan akad dilakukan sesuai dengan kemampuan menurut

transaksi akal sehingga mampu dilakukan oleh manusia

Aplikasi syarat jaliyah ke dalam implementasi prinsip

ekonomi Islam di bank syariah ini sangat erat kaitannya dengan

keharusan untuk menerapkan prinsip-prinsip dan asas-asas

muamalah Islam sebagai ajaran yang universal telah membe-

rikan pedoman umum bagi kegiatan ekonomi berupa prinsip-

prinsip dan asas-asas muamalah Mengutip pendapat Juhaya S

17 Juhaya S Praja Filsafat Hukum Islam (Bandung UNISBA

1997) hlm 160-170

24

Praja ia menyebutkan ada beberapa prinsip hukum ekonomi

syariah18 antara lain

1 Prinsip la yakun dawlatan bayn al-agniya yakni prinsip

hukum ekonomi yang menghendaki pemerataan dalam

pendistribusian harta kekayaan

2 Prinsip antaradin yakni pemindahan hak kepemilikan atas

harta yang dilakukan secara sukarela

3 Prinsip tabadul al-manafi‟ yakni pemindahan hak atas harta

yang didasarkan kepasa asas manfaat

4 Prinsip takaful al-ijtima‟ yakni pemindahan hak atas harta

yang didasarkan kepada kepentingan solidaritas sosial

5 Prinsip haq al-lah wa hal al-adami yakni hak pengelolaan

harta kekayaan yang didasarkan kepada kepentingan milik

bersama di mana individu maupun kelompok dapat saling

berbagi keuntungan serta diatur dalam suatu mekanisme

ketatanegaraan di bidang kebijakan ekonomi

Di samping prinsip-prinsip tersebut di atas sebagai

ajaran yang universal sistem ekonomi Islam juga mengatur

berbagai ketentuan umum syariat yang terangkum dalam asas-

asas muamalah Mengutip penjelasan Ahmad Azhar Basyir

asas-asas muamalah dalam hukum ekonomi Islam antara lain19

18 Juhaya S Praja Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Madya

Filsafat Hukum Islam tentang Rekosntruksi Paradigma Ilmu Titik Tolak Pengembangan Ilmu Agama dan Universalitas Hukum Islam pada tanggal 1 April 2000 di IAIN Sunan Gunung Djati Bandung

19 Ahmad Azhar Basyir Refleksi Atas Persoalan Keislaman (Bandung Mizan 1994) hlm 190-191

25

1 Asas kehormatan manusia (QS 17 70)

2 Asas kekeluargaan dan kemanusiaan (QS 49 13)

3 Asas gotong-royong dalam kebaikan (QS 5 2)

4 Asas keadilan kelayakan dan kebaikan (QS 16 90)

5 Asas menarik manfaat dan menghindari madharat (QS 2

282)

6 Asas kebebasan dan kehendak (QS 2 30)

7 Asas kesukarelaan (QS 4 39)

Berdasarkan prinsip-prinsip dan asas-asas tersebut suatu

akad mencakup tiga tahapan yaitu perjanjian persetujuan dan

perikatan Selanjutnya untuk mencapai sahnya suatu akad

hendaknya memenuhi syarat dan rukunnya Di antara syarat-

syarat akad adalah kedua pihak yang berakad hendaknya orang

dewasa dan mampu dibenarkan oleh syara‟ ada manfaat terus berlangsung dan bersambung Sedangkan rukun akad menca-

kup orang yang berakad (bdquoaqid) benda yang menjadi obyek

akad (ma‟qud bdquoalaih) tujuan akad (maudhu‟ al-bdquoaqd) dan

lafafz akad (sighat al-bdquoaqd) Oleh karena itu suatu akad dan

muamalah adalah sah selama tidak ada dalil yang membatalkan

dan mengharamkannyardquo (al-ashl fi al-‟uqucircdi wa al-mu‟amalati al-sihhatu hatta yaquma al-daliilu bdquoala al-buthlan wa al-

tahrim)20

20 Lihat penjelasan Wahbah al-Zuhaily dan Abd Rahman al-Juazairy

tentang akad sebagaimana dikutip oleh Hendi Suhendi Fikih Muamalah (Jakarta Rajawali Press 2004) hlm 42-48

26

Kemudian teori aplikatif (applicative theory) digunakan

teori sistem informasi manajemen keuangan Secara umum

sistem informasi manajemen keuangan merupakan suatu cara

dan metode yang digunakan dengan bertujuan untuk mem-

berikan dukungan berbasis sistem dan data kepada pihak lain

agar dapat merealisasikan tujuan bersama yang akan dicapai

sehingga dapat lebih efektif dan efisien

Dalam prosesnya sistem informasi manajemen keuangan

ini lebih berorientasi kepada penggunaan dan pemanfaatan

teknologi informasi dalam menunjang kegiatannya sehingga

dengan menggunakan pemanfaatan teknologi informasi yang

diharapkan dapat lebih mudah untuk memberikan dukungan

kepada unit atau pihak lain dalam menjalankan operasionalnya

sehingga dapat menghasilkan output positif yang lebih efektif

dan efisien serta berorientasi pada proses pengambilan kepu-

tusan atau kebijakan lainnya yang memang dibutuhkan oleh

pihak perusahaan

Dalam proses sistem informasi manajemen keuangan

tersebut juga terdapat Decision Support System (DSS) yaitu

pemilihan beberapa tindakan alternatif yang ada untuk

mencapai satu atau beberapa tujuan yang akan ditetapkan21

21 Efraim Aronson Jay Turban dan Liang Peng Ting Decision

Support System and Intelegent System (New Jersey Pearson Education Inc 2005) hlm 21

27

Selain itu juga DSS ini merupakan suatu sistem informasi yang

berada di level manajemen dari suatu organisasi yang meng-

kombinasikan data dan model analisis yang canggih atau

peralatan data analisis untuk mendukung pengambilan kepu-

tusan yang semi terstruktur dan tidak terstruktur DSS ini

dirancang untuk membantu dalam proses pengambilan kepu-

tusan organisasional22

Pentingnya dilakukan dalam sistem informasi manajemen

keuangan dewasa ini di dunia perbankan dalam menunjang

operasionalnya dikarenakan semakin kompleknya berbagai

kebutuhan transaksional jumlah ketentuan dan aturan yang

sudah ada di dalam berbagai kebijakan perbankan dalam

pengelolaannya disamping risiko yang cukup besar dan harus

senantiasa dihadapi tetapi disisi lain quality service yang meru-

pakan komponen dasar dalam pemasaran jasa serta inti dari

penjualan suatu produk yang dipasarkan dengan kinerja

terhadap pelayanan nasabah dan harus senantiasa terjaga

dengan baik guna menjaga stabilitas dan eksistensi perusahaan

agar senantiasa memiliki performance yang optimal23

22 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk

Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset2007) hlm 13

23 A Parasuraman VA Zeithamel dan LL Berry A Conceptual Model of Service Quality and Its Implication for Future Reseach dalam Jurnal Ekonomi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Petra yang diakses tanggal 2 Februari 2015 hlm 4

28

Dalam sistem informasi manajemen keuangan salah satu

proses yang dilakukan adalah dengan menganalisis sebuah

sistem yang ada disertai dengan entitas pendukung lainnya

biasanya akan dilakukan terhadap beberapa aspek antara lain

adalah kinerja informasi ekonomi keamanan aplikasi

efisiensi dan pelayanan pelanggan Salah satu proses analisis

yang digunakan dalam supporting data ini menggunakan

metode yang disebut dengan PIECES Analysis (Performance

Information Economy Control Eficiency and Service)24

Sistem informasi manajemen keuangan sangat berguna

bagi pengukuran kinerja keuangan Kinerja Keuangan dapat

didefinisikan sebagai Performing measurement yaitu kuali-

fikasi dan efisiensi perusahaan atau segmen serta keefektifan

dalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi Dengan

demikian pengertian kinerja dapat difenisikan sebagai suatu

usaha formal yang dilaksanakan oleh pihak perusahaan untuk

mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan

yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu

Laporan kinerja keuangan menurut Standar Akuntansi

Keuangan menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan

bagian penting dari proses pelaporan keuangan yang meliputi

24 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk

Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset2007) hlm 19

29

neraca laporan rugi laba laporan perubahan modal (yang

dapat disajikan dengan berbagai cara seperti sebagai laporan

arus kas atau laporan arus dana) catatan dan laporan lainnya

serta materi penjelasaan yang merupakan bagian Integral dari

Laporan Keuangan25

Sedangkan menurut Edy Sukarno26 yang dikutip di dalam

jurnal Fokus Ekonomi ia mengatakan bahwa kinerja keuangan

adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan

suatu kegiatanprogramkebijaksanaan dalam mewujudkan

sasaran tujuan misi dan visi organisasi di mana sebagai hasil

yang telah dicapai atas segala aktivitas yang telah dilakukan

dalam mendayagunakan sumber-sumber yang tersedia dalam

suatu organisasi atau perusahaan

Menurut ulasan Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku

Penyajian Laporan Keuangan Syariah (PSAK 101) Tahun

2013 menyatakan bahwa Laporan kinerja keuangan adalah

catatan laporan keuangan yang berisi informasi tambahan atas

apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan laporan laba

rugi konprehensif laporan perubahan ekuitas laporan arus kas

laporan sumber dan penggunaan zakat dan laporan sumber dan

penggunaan dan kebajikan yang mana dalam catatan ini

25 Ikatan Akuntan Indonesia Standar Akuntansi Keuangan (Jakarta

Salemba 1999) hlm12 26 Lihat Edy Sukarno ldquoKinerja Keuanganrdquo dalam Jurnal Focus

Ekonomi Volume 4 Nomor 1 Bulan Juni 2009 hlm 27-43

30

memberikan rincian dari pos-pos yang disajikan dalam laporan

keuangan dan informasi mengenai pos-pos yang tidak meme-

nuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan27

Munawir dalam Analisa Laporan Keuangan28 menga-

takan bahwa laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari

proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu

perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan

data atau aktivitas perusahaan tersebut

Berdasarkan pengertian di atas tersebut maka penulis

dapat merumuskan bahwa Sistem Informasi Manajemen

Keuangan adalah suatu rangkaian proses yang melibatkan

semua aspek yang pada akhirnya memberikan informasi dan

pelayanan keuangan pada bank syariah dalam menjalankan

aktivitas bisnisnya untuk mencapai keuntungan atau laba

H Langkah-langkah Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan langkah-

langkah penelitian sebagai berikut

1 Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

27 Ikatan Akuntan Indonesia Penyajian Laporan Keuangan Syariah PSAK 101 2013

28 Munawir Analisa Laporan Keuangan (Yogyakarta BPFE1999) hlm

31

jasa keuangan di bank syariah Selain itu jika dilihat dari segi

pengertiannya obyek adalah keseluruhan dari gejala yang

terdapat di sekitar kehidupan manusia Sedangkan dilihat dari

segi sumbernya obyek dalam suatu penelitian kualitatif disebut

sebagai situasi sosial yang di dalamnya terdiri dari tiga elemen

yaitu29

a Tempat

b Pelaku

c Aktivitas

Melihat dari ketiga elemen tersebut saling bersinergi

Akan tetapi obyek penelit ian kualitatif juga tidak semata-mata

bergantung pada situasi sosial dari tiga elemen itu saja

melainkan juga berupa tumbuhan peristiwa alam binatang

kendaraan dan sebagainya Sebaliknya jika dikaitkan dengan

sumbernya maka obyek penelitian bisa dibedakan menjadi dua

bagian yaitu obyek primer dan sekunder

Obyek penelitian yang dikembangkan oleh Husein Umar

dalam Setiawan Santana30 menjelaskan bahwa obyek penelitian

menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi obyek

penelitian dilakukan bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika

dianggap perlu Dengan kata lain obyek penelitian dapat

29 Editor ldquoDefinisi dan Cakupan Obyek Penelitianrdquo artikel dalam

httpwwwinformasi-pendidikancom201308obyek-penelitianhtml diakses pada tanggal 10 Februari 2015

30 Santana Setiawan Menulis Ilmiah Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta Yayasan Obor Indonesia2007) hlm 533

32

difahami karakteristik tertentu yang mempunyai nilai skor atau

ukuran yang berbeda untuk unit atau individu yang berbeda

atau merupakan konsep yang diberi lebih dari satu nilai

Obyek ini dipilih berdasarkan atas pemilahan terhadap

semua obyek yang sejenis namun memiliki kekhususan karena

alasan sebagai berikut pertama implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

jasa keuangan yang diinduksi dari pelayanan keuangan di bank

syariah tampaknya belum terumuskan secara sistematis baik

secara konsepsional maupun operasional kedua implementasi

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah tampaknya

belum berimplikasi positif terhadap tingkat kepercayaan

masyarakat kepada bank syariah dan ketiga implementasi

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah tampaknya

belum banyak dikaji secara sistematis dari segi manajemen

keuangan syariah

2 Metode Penelitian

Istilah metode penelitian terdiri atas dua kata yaitu kata

metode dan kata penelitian Kata metode berasal dari bahasa

Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau menuju suatu

jalan Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan

dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu

33

subjek atau obyek penelitian sebagai upaya untuk menemukan

jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan

termasuk keabsahannya31

Adapun pengertian penelitian adalah suatu proses

pengumpulan data dan analisis data yang dilakukan secara

sistematis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu Pengumpulan

data dan analisis data dilakukan secara ilmiah baik bersifat

kuantitatif maupun kualitatif eksperimental maupun non

eksperimental interaktif maupun non interaktif

Selain itu metode penelitian juga merupakan suatu

teknik atau tata cara mencari memperoleh mengumpulkan

atau mencatat data baik yang berupa data primer maupun data

sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu

karya ilmiah dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang

berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga

akan terdapat suatu kebenaran data yang akan diperoleh

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah menggabungkan metode penelitian kepustakaan dan

empirik (bibliographical and empirical research method) dan

pendekatan kuantitatif Penelitian ini lebih difokuskan untuk

mengetahui dan menganalisis implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

jasa keuangan di bank syariah

31 Lihat Rosady Ruslan Metode Penelitian Public Relations dan

Komunikasi (Jakarta Rajawali Pers 2003) hlm 24

34

3 Jenis Data

Penelitian ini pada dasarnya bersifat kualitatif sesuai

dengan metode yang digunakan yakni metode deskriptif

analitis32 yakni data yang terkumpul berbentuk uraian yang

menggambarkan kondisi obyektif penelitian Metode deskriptif

ini dimaksudkan untuk menganalisis jenis data yang mencakup

konsep dan teori tentang implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan di bank syariah

4 Sumber Data

Sumber data merupakan semua masukan data yang

berguna untuk kepentingan dan kelengkapan dalam proses

analisis data Sumber data diperoleh dari berbagai literatur

yang erat kaitannya dengan obyek penelitian ini Sumber data

pada umumnya dapat dibagi tiga yaitu data primer sekunder

dan tersier

Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh dari

berbagai literatur yang relevan Sumber data sekunder dipero-

leh melalui hasil studi observasi Adapun untuk data tersier

diperoleh dari sumber-sumber lainnya yang relevan untuk

melengkapi dan mendukung kebutuhan sumber data primer dan

sekunder

32 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D (Bandung Alfabeta 2008) hlm 13

35

6 Teknik Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai

sumber yakni sumber data primer sekunder dan tersier

Sumber data primer diperoleh dari hasil studi kepustakaan

(bibliography) Adapun sumber data sekunder diperoleh dari

data empirik yang berkenaan dengan implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam

praktik jasa keuangan di bank syariah Adapun sumber data

tersier diperoleh dari berbagai dokumen yang terkait dengan

obyek penelitian

7 Analisis Data

Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini

yaitu pertama melakukan inventarisasi data terhadap semua

sumber data yang dibutuhkan kedua melakukan klasifikasi

data untuk memilah dan memilih mana saja data yang relevan

ketiga melakukan analisis data secara induktif dan deduktif

dan keempat merumuskan kesimpulan penelitian

36

BAB II

KONSEP DAN TEORI

1 Prinsip-prinsip Akad

a Pengertian Akad

Sistem ekonomi Islam sangat erat kaitannya dengan pem-

bahasan tentang akad (al-bdquoaqd) Akad dalam bahasa Indonesia

disebut kontrak merupakan konsekuensi logis dari hubungan

sosial dalam kehidupan manusia Hubungan ini merupakah

fitrah yang sudah ditakdirkan oleh Allah ketika menciptakan

makhluk yang bernama manusia Oleh karena itu ia meru-

pakan kebutuhan sosial sejak manusia mulai mengenal arti hak

milik Islam sebagai agama yang komprehensif dan universal

telah memberikan aturan yang cukup jelas tentang akad untuk

dapat diimplementasikan dalam setiap masa33

Sedangkan dalam bahasa Arab akad berasal dari kata

aqada - yu‟aqqidu ndash uqudan yang secara bahasa berarti

mengikat mengunci menahan atau membuat suatu perjanjian

Selain itu akad juga diambil dari beberapa istilah dalam bahasa

Arab yang memiliki makna sejenis antara lain34

33 Ikhwan Abidin Basri Teori Akad dalam Fikih Muamalah kutipan

artikel dalam httpwwwfossei4tcomArtikel14htm diakses tanggal 15 November 2017

34 Lihat beberapa pengertian akad dalam hukum ekonomi Islam sebagaimana dijelaskan oleh Hendi Suhendi Fikih Muamalah (Jakarta Raja Grafindo Persada 2002) h 44-46

37

Pertama berasal dari kata ikatan ( ب -yaitu mengum ( ال

pulkan dua ujung tali dan mengikat salah satunya dengan yang

lain saling mengikat sehingga menjadi bersambung yang

kemudian keduanya menjadi sepotong benda

Kedua berasal dari katan sambungan ( عق ) yaitu

sambungan yang memegang kedua ujung itu dan mengikatnya

Ketiga berasal dari kata janji ( الع ) sebagaimana

tercantum dalam QS 3 76 yang berbunyi

(Bukan demikian) sebenarnya siapa yang menepati janji

(yang dibuat)nya dan bertakwa maka sesungguhnya

Allah menyukai orang-orang yang bertakwa35

Keempat berasal dari kata perjanjian ( العق ) sebagai-

mana tercantum dalam QS 5 1 yang berbunyi

Hai orang-orang yang beriman penuhilah aqad-aqad itu dihalalkan bagimu binatang ternak kecuali yang akan dibacakan kepadamu (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya36

35 CD Qur‟an in Word 36 Ibid

38

Nibra Hoesen menjelaskan teori akad dalam hukum

perikatan Islambahwa akad dapat diartikan gabungan atau

penyatuan dari penawaran (ijab) dan penerimaan (qabul) yang

sah sesuai dengan hukum Islam Ijab artinya penawaran dari

pihak pertama sedangkan qabul adalah penerimaan dari pihak

kedua Dengan kata lain yang dimaksud dengan akad menurut

istilah adalah suatu perjanjian serah terima barang antara dua

orang yang dilakukan secara sukarela baik langsung maupun

tidak langsung37

Selain definisi di atas dalam bahasa Arab akad diartikan

pengikatan antara ujung-ujung sesuatu Ikatan di sini tidak

dibedakan apakah ia berbentuk fisik atau kiasan Sedangkan

menurut pengertian istilah akad berarti ikatan antara ijab dan

qabul yang diselenggarakan menurut ketentuan syariah di

mana terjadi konsekuensi hukum atas sesuatu yang karenanya

akad diselenggarakan Pengertian ini bersifat lebih khusus

karena terdapat pengertian akad secara istilah yang lebih luas

dari pengertian ini Namun ketika berbicara mengenai akad

dalam konteks hukum perikatan Islam pada umumnya penger-

tian inilah yang paling luas dipakai oleh kebanyakan fuqaha

37 Nibra Hoesen Pengerrtian Akad dalam Transaksi Syari‟ah

diterjemahkan dari Aplied Shariah in Financial Transaction The Requirement of Shariah in Financial Transactions (Kuala Lumpur INCEIF 2006) yang diakses melalui httpnibrahosenmultiplycom journalitem5 didownload tanggal 15 November 2017

39

Adapun pengertian akad yang bersifat lebih umum

mencakup segala diinginkan (diazamkan) orang untuk

dilakukan baik itu yang muncul karena kehendak sendiri

(iradah munfaridah) seperti wakaf cerai dan sumpah atau yang

memerlukan dua kehendak (iradatain) untuk mewujudkannya

seperti jual beli sewa menyewa perwakilan dan gadai

Berdasarkan pengertian akad yang lebih umum tersebut

muncul sedikit perbedaan dengan akad yang dimengerti oleh

para fuqaha dan hukum-hukum perdata konvensional

Perbedaannya adalah bahwa dalam pengertian yang lebih luas

mencakup kehendak tunggal dapat melazimkan suatu transaksi

sementara menurut undang-undang hukum perdata konven-

sional akad mesti melibatkan dua kehendak Karena itu

wilayah akad dalam pengertian umum jauh lebih luas diban-

dingkan dengan akad dalam pengertian khusus

Mengacu kepada beberapa pengertian dalam teori akad di

atas tampaknya ada beberapa unsur yang termasuk ke dalam

rukun akad ada tiga yaitu38

Pertama sighat yaitu pernyataan ijab dan qabul dari

kedua belah pihak boleh dengan lafad atau ucapan boleh juga

38 Lihat penjelasan Nibra Hosen Briefcase Book Edukasi

Professional Syariah Cara Mudah Memahami Akad-akad Syariah tim penyunting Muhammad Firdaus NH Sofiniah Ghufron Muhammad Aziz Hakim Mukhtar Alshodiq (Kuala Lumpur INCEIF 2006) artikel yang dipublikasikan dalam httpnibrahosenmultiplycomjournalitem5 diakses tanggal 15 November 2017

40

di lakukan dengan tulisan Sighat haruslah selaras antara ijab

dan qabul-nya Apabila satu pihak menawarkan (ijab) benda A

dengan harga seratus rupiah pihak lain harus menerima

(qabul) dengan menyebutkan benda A senilai seratus rupiah

pula bukan benda B yang harganya 150 rupiah Dalam sighat

kedua belah pihak harus jelas menyatakan penawaran nya dan

pihak yang lain harus dengan jelas menerima tawarannya

(transparansi) qabul harus langsung di ucapkan setelah ijab di

ucapkan ijab dan qabul haruslah terkoneksi satu dengan yang

lain tanpa adanya halangan waktu dan tempat Misalnya ijab

ditawarkan hari ini dan dijawab dua hari kemudian itu tidaklah

sah ijab dan qabul juga harus dilakukan di dalam satu ruangan

yang sama oleh kedua belah pihak atau istilahnya harus di

dalam satu majelis yang sama

Kedua bdquoaqidan yaitu pihak-pihak yang akan melakukan

akad kedua belah pihak yang akan melaksanakan akad ini

harus sudah mencapai usia akil-baligh (sesuai hukum yang

berlaku di suatu negara) harus dalam keadaan waras (tidak

gila) atau mempunyai akal yang sehat harus dewasa (rushd)

dan dapat bertanggungjawab dalam bertindak tidak boros dan

dapat dipercaya untuk mengelola masalah keuangan dengan

baik

Ketiga mahal al-bdquoaqd atau obyek-obyek akad yaitu jasa

atau benda-benda yang berharga dan obyek akad tersebut tidak

41

dilarang oleh syari‟at Obyek akad yang dilarang atau

diharamkan oleh syari‟at diantaranya adalah minuman keras

darah bangkai dan daging babi

Kepemilikan dari obyek akad harus sudah berada pada

satu pihak dengan kata lain obyek akad harus ada pada saat

akad dilaksanakan kecuali pada transaksi Salam39 dan

Istisna40 Obyek akad harus sudah di ketahui oleh kedua belah

pihak beratnya harganya spesifikasinya modelnya kualitas-

nya Perlu diperhatikan di sini bahwa dalam hukum Islam

seseorang tidak diperbolehkan untuk menjual sesuatu yang

bukan miliknya Salah satu contohnya adalah menjual burung

burung yang masih terbang di udara atau menjual ikan-ikan

yang masih berenang di lautan lepas karena tidak jelas berapa

jumlahnya dan sulit untuk menentukan harga pastinya yang

dapat berakibat pada adanya unsur ketidakpastian atau gharar

Ketidakpastian atau gharar ini dapat membatalkan akad sama

hal nya dengan riba (interestbunga bank) dan maisyir (judi)

Ketiga unsur tersebut sebaiknya dihindari dalam proses

transaksi yang menggunakan akad syari‟ah

39 Salam adalah suatu perjanjian jual beli atau serah terima barang yang dilakukan tidak langsung di mana si pembeli hanya mengetahui barang berdasarkan sifat dan karakteristiknya

40 Istishna adalah suatu perjanjian pembiyaan di mana salah satu pihak memberikan sejumlah dana untuk membiayai usaha atau proyek dan si peminjam berkewajiban mengembalikannya secara kredit sesuai dengan kesepakatan

42

Sedangkan legalitas dari akad di dalam hukum Islam

terbagi menjadi dua bagian pertama shahih atau sah artinya

semua rukun kontrak beserta semua kondisinya sudah

terpenuhi kedua bathil yaitu apabila salah satu dari rukun

kontrak tidak terpenuhi maka kontrak tersebut menjadi batal

atau tidak sah apalagi jika ada unsur maisyir gharar dan riba

di dalamnya Akad yang efektif di bagi lagi menjadi dua

bagian yaitu pertama lazim yaitu mengikat dan kedua ghair

al-lazim yaitu tidak mengikat Akad lazim adalah akad yang

tidak dapat dibatalkan oleh salah satu pihak tnapa persetujuan

pihak yang lainnya Contohnya adalah perceraian dengan

kompensasi pembayaran properti dari istri yang diberikan

kepada suami Sedang akad ghair al-lazim dapat dibatalkan

oleh salah satu pihak tanpa persetujuan dari pihak yang

lainnya Contohnya dalam transaksi partnership (musyarakah)

agency (wakalah) wasiat (wassiyyah) pinjaman (bdquoariyah) dan

penitipan (wadi‟ah)

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil beberapa

rumusan sebagai berikut pertama hakikat akad adalah suatu

perjanjian serah terima barang antara dua orang yang

memenuhi segala syarat dan rukun akad serta dibenarkan oleh

syari‟at kedua suatu perjanjian atau akad dapat dikatakan sah

apabila telah memenuhi syarat dan rukunnya Sebaliknya suatu

43

perjanjian atau akad dapat dikatakan tidak sah apabila salah

satu syarat dan rukunnya tidak terpenuhi ketiga semua bentuk

perjanjian dibolehkan sepanjang tidak bertentangan dengan

ketentuan syari‟at

b Landasan Akad

Al-Qur‟an dan Hadits Nabi merupakan landasan paling

fundamental bagi umat Islam untuk melakukan akad dan

memiliki harta yang dibenarkan menurut ketentuan syara‟

Bahkan para ulama jumhur sepakat bahwa akad dan pemilikan

harta dalam bermuamalah hukumnya boleh sepanjang tidak ada

dalil yang mengharamkannya

1) Al-Qurrsquoan

Dasar hukum akad dan pemilikan harta dalam muamalah

dibolehkan mengacu kepada QS al-Maidah aayat 2

Hai orang-orang yang beriman penuhilah aqad-aqad itu dihalalkan bagimu binatang ternak kecuali yang akan dibacakan kepadamu (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya41

41 Dalam QS 42 dijelaskan bahwa Aqad (perjanjian) mencakup janji

prasetia hamba kepada Allah dan perjanjian yang dibuat oleh manusia dalam pergaulan sesamanya

44

Akad dapat diaplikasikan salah satunya dalam konteks

jual beli Menurut Sudarsono sebagaimana telah dikutip dari

Imam Taqiyuddin Abu Bakar al-Husaini42 apabila seseorang

menukar sesuatu barang dengan barang yang lainnya dengan

cara tertentu (akad) inilah yang disebut ldquojual belirdquo Hamzah

Ya‟kub43 menjelaskan bahwa dasar hukum dari perniagaan

termasuk juga didalamnya jual beli adalah firman Allah SWT

sebagaimana tercantum dalam QS An-Nisa ayat 29 yang

berbunyi

ن تج أن تك طل ل ك ب الك بي ا أ ك ت ا آ ي ال ي أي

ا حي ع ت ن بك ن ا ك فسك ا أ تقت ك و

Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu Dan janganlah kamu membunuh dirimu sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu Demikian pula ditegaskan dalam surat al-Baqarah ayat

275 yang berbunyi

ن ط الشيط ي يت م ال يق ك ن يق ب ن ال ك ي ي الب م ال يع وح ب وأحل ا ال ثل ال يع ال ا ل ق س ذلك ب ال

42 Imam Taqiyuddin Abu Bakar al-Husaini Kifayat al-Ahyar (Terjemah M Thalib) (Surabaya Bina Ilmu 1997) 156

43 Hamzah Ya‟kub Kode Etik Dagang Menurut Islam (Bandung CV Diponogoro 1993) 72-73

45

عظ ءه ج ف ل ا و ه ف وأ س ف ت ف ب ون ل خ في ب ال ك أصح ول ف ع

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kema-sukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat) sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya lalu terus berhenti (dari mengambil riba) maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah Orang yang mengu-langi (mengambil riba) maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka mereka kekal di dalamnya44 Dalam QS al-Baqarah ayat 283 dijelaskan

ك بع ن أ ض ف ق ن ت ف وا ك سف ول تج ت ع ن ك و و ا الش تكت ب و ت وليتق ا أ ت ي ا ال ي بع ف

آث ق وا ف ي يكت ن ع تع ب

Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis maka hendaklah ada yang dipegang (oleh yang berpiutang) Akan tetapi jika sebagian kamu memper-cayai sebagian yang lain maka hendaklah yang diperca-yai itu menunaikan amanahnya (utangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian Dan barang siapa yang menyembunyikannya maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan45

44 Soenardjo dkk opcit 69 45 Ibid

46

Berdasarkan beberapa ayat di atas dapat disimpulkan

bahwa pada prinsipnya Islam membolehkan akad dan memiliki

harta sepanjang dasar dan tujuan melakukan akad dan pemi-

likan harta tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan syari‟at serta juga ditujukan untuk kebaikkan dan kemaslahatan hidup

manusia di dunia dan akhirat

2) Hadits

Sedangkan dasar hukum berikutnya adalah hadist-hadist

Nabi Muhammad SAW yang berkaitan langsung dengan akad

dan kepemikan harta melalui jual beli Diantaranya adalah

hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban yang berbunyi

ن( البيع عن تراض )رواه ابن حب انمJual beli itu hanya sah bila saling merelakan

Hadits lainnya yang menjadi dasar hukum kebolehan jual

beli adalah berasal dari Ruf‟ah bin Rafi‟ diriwayatkan al-Bazar

dan disahkan oleh hakim yang berbunyi

ل عمل الرجل بيده أن ا يه وس سئل أى الكس أطي ق ى ع لنبى ص) وكل بيع مبرور )رواه رف عه بن رافع وابن م جه وصححه الح ك

Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW telah pernah ditanya tentang usaha apa yang lebih baik Nabi berkata Usaha seseorang dengan tangannya dan jual beli yang mabrur46

46 Ibnu Hajar al-bdquoAsqalani Bulugh al-Maram (Terjemah A Hasan)

(Bandung CV Penerbit Diponegoro 1994) dan Ahmad Azhar Basyir Asas-asas Hukum Muamalat (Yogyakarta UII Pres 2000) 193

47

Berdasarkan beberapa hadits hukum di atas dapat

dirumuskan bahwa pada prinsipnya Islam juga membolehkan

akad dan memiliki harta sepanjang dasar dan tujuan melakukan

akad dan pemilikan harta tersebut dilakukan sesuai dengan

ketentuan syari‟at serta juga ditujukan untuk kebaikkan dan

kemaslahatan hidup manusia di dunia dan akhirat

3) Ijtihad

Selain ayat-ayat al-Qur‟an dan Hadits Nabi yang menjadi

dasar hukum sekaligus dalil bolehnya melakukan akad dan

pemilikan harta dengan cara jual beli adalah ijtihad Ijtihad

berasal dari kata ldquojuhd‟ yang berarti sungguh-sungguh dalam

melaksanakan suatu perbuatan

Istilah ini pada mulanya digunakan dalam bidang juris-

prudensi (fiqh) untuk menyatakan salah satu kaidah yang

ditetapkan oleh para ulama madzhab dan menyusul pemben-

tukkannya Apabila suatu kasus tidak ditemukan penjelasannya

dalam al-Qur‟an dan Sunnah maka ia harus berijtihad dengan

ra‟yu-nya47

Ijtihad dapat dikatakan sebagai rekonstruksi pemikiran

seorang faqih di dalam menyelesaikan kasus-kasus hukum baru

47 Ahmad Hassan Analogical Reasoning in Islamic Jurisprudence

(Islamabad Pakistan Islamic Research Institute 1986) diterjemahkan Munir Qiyas Penalaran Analogis Dalam Hukum Islam (Jakarta Pustaka 2001) 58

48

yang dilakukan melalui penalaran akal secara mendalam

disertai bukti-bukti dan hujjah yang kuat dengan tetap

berpegang kepada sumber yang pokok yakni al-Qur‟an dan

Sunnah Karena ia merupakan rekonstruksi pemikiran akal

maka terdapat dua kecenderungan produk ijtihad yaitu bisa

jadi hasil ijtihad seseorang itu benar tapi bisa juga salah atau

keliru48

Hampir semua ulama madzhab tampaknya sepakat

bahwa kebenaran ijtihad bersifat relatif dan dzanni terkecuali

apabila kebenarannya tidak keluar dari kemauan syari‟at di

dalam nash maka dianggap benar Hal ini menimbulkan

asumsi bahwa munculnya perbedaan pendapat ulama dalam

proses ijtihad untuk menetapkan hukum (istinbacircth al-ahkacircm)

disebabkan tiga hal pertama formulasi kaidah (al-ta‟sicircs) yaitu

ada yang berpegang kepada pemahaman uslub (dalil syara‟)

dan ada pula yang berpegang kepada masalah-masalah cabang

(furu‟) kedua metodologi (manhaj) yaitu rumusan metode

hukum dilakukan secara induktif dan deduktif Hal ini

berimplikasi kepada adanya dua corak kaidah yakni kaidah

ushul dan kaidah fiqh ketiga aspek pemikiran yang

merupakan pijakan mendasar yang dipakai para ulama dalam

48 Kamal Muchtar Ushul Fiqih(Yogyakarta PT Dana Bhakti

Wakaf 1995) 152-155

49

berijtihad Ada yang lebih dominan berpegang kepada nash

teks dan ada yang berpegang kepada ra‟yukonteks49

Implikasi dari ketiga poin di atas maka dalam kajian

pemikiran hukum Islam dikenal dua aliran utama dalam

madzhab hukum Islam yaitu aliran fuqaha yang berpegang

pada nash atau biasa disebut dengan ahl al-hadicirctsmutakallimin

(Imam Syafi‟i dan pengikutnya) dan aliran fuqaha yang lebih berpegang kepada ra‟yuakal dalam merumuskan metode hukumnya dikenal sebagai ahl al-ra‟yu (Imam Hanafi dan

pengikutnya)

Di antara hal-hal yang diperselisihkan oleh para ulama

dan dua aliran besar dalam hukum Islam tentang kedudukan

sumber-sumber hukum Islam adalah pertama masalah hadits

sunnah yang diperdebatkan sisi orisinalitas dan validitasnya

baik dari segi sanad rawi maupun materi (matan) haditsnya

serta tingkat orientasi dan kecenderungan ulama di dalam

memakai hadits sebagai dasar hukum kedua perbedaan

pendapat tentang sumber hukum Islam selain al-Qur‟an dan Sunnah yakni Ijma‟ Qiyas Istihsan Istishab Istishlah

Maslahah al-Mursalah dan sebagainya50

49 Murtadha Muthahari dan M Baqir Ash-Shadr Pengantar Ushul

Fiqh dan Ushul Fiqh Perbandingan terj Satrio Pinandih dan Ahsin Muhammad (Jakarta Pustaka Hidayah 1993) h 44-50

50 Rachmat Syafe‟i Pengantar Ushul Fiqh Perbandingan (Bandung Piara 1994) h 44-47 Lihat pula Abdul Wahhab Khallaf Mashadir al-Tasyri al-Islami fi ma la Nashafihi (Beirut Dar al-Qalam 1970) h 65-69

50

Namun pada intinya ijtihad diakui oleh para ahli hukum

sebagai sumber hukum (dalil aqli) yang paling sering

digunakan mereka ketika merumuskan hukum syara dan

menjelaskan aspek-aspek yang tidak dijelaskan secara rinci di

dalam nash51 Ijtihad ndash yang oleh para ahli hukum modern

seringkali diidentikan dengan Islamic Jurisprudence ndash

membuka ruang yang cukup luas bagi upaya pengembangan

dan penemuan teori-teori hukum baru termasuk teori-teori

hukum yang erat kaitannya dengan akad dan hak milik dalam

hukum perikatan Islam

Dalam konteks filsafat hukum Islam para mujtahid

umumnya melakukan beberapa tahapan dalam merumuskan

hukum-hukum syara‟ secara langsung dari sumbernya yakni al-

Qur‟an dan Sunnah Tahapan yang dimaksud antara lain52

Pertama tanqih al-manaat yaitu mengungkapkan atau

menseleksi sifat-sifat yang berpengaruh pada hukum (al-ta‟yin

wa al-hadfu fi sifat al-hukm) Fungsi mujtahid di sini adalah

menentukan dan membuang sifat-sifat yang berpengaruh pada

hukum di mana setiap mukallaf wajib berijtihad pada tingkat

tanqih disebabkan keberadaan nash masih bersifat universal

51 Ibid 52 Rachmat Syafei Ijtihad fi al-Istinbath wa al-Tathbiq mengutip

penjelasan Ibnu Hazm Al-Ihkam fi Ushul al-Ahkam (Beirut Dar al-Maktabah al-Misriyyah tth)

51

dan abstrak Sehingga perlu dicarikan makna operasionalnya

agar lebih concrete dan applicable

Kedua takhrij al-manaat yaitu menggali hukum-hukum

syara‟ langsung dari sumbernya (al-Qur‟an dan Hadits) baik

yang bersifat pasti (qath‟i) maupun dugaan (dzanni) atau

lafadz hukum yang bersifat implisit maupun eksplisit Tahapan

kedua ini disebut pula ijtihad qiyasi yakni memindahkan

hukum atau menghubungkan furu‟ yang tidak ada nash-nya

dengan furu‟ yang ada nash-nya karena kesamaan illat

hukum53 Pada tahapan kedua ini metode qiyas menjadi sangat

dominan dalam proses penetapan hukum syara‟

Ketiga tahqiq al-manaat yaitu merumuskan pernyataan-

pernyataan yang berupa keputusan-keputusan hukum yang

bersifat pasti (qath‟i) maupun dugaan (dzanni) atas kasus-kasus

hukum yang sedang dikaji berikut implementasinya dalam

pelbagai lapangan hukum Pada tahapan ini setiap produk

hukum hasil ijtihad dapat diimplementasikan sesuai kemauan

nash dan tuntutan realitas sepanjang tidak bertentangan dengan

hakikat dan tujuannya Dalam beberapa kasus ijtihad bebas

yang banyak dilakukan oleh kalangan liberal seringkali

53 Ijma merupakan metode hukum kedua setelah qiyas yang dalam

tulisan ini penulis sebut dengan ijma qiyasi Penulis menguitp penjelasan dari Saidi Abu Habieb Mausuatu al-Ijma terj Ahmad Sahal Mahfudz dan Mustofa Bisri Ensiklopedi Ijma Persepakatan Ulama dalam Hukum Islam (Jakarta Pustaka Firdaus 1997) h 38-39

52

mengabaikan kemauan nash yang tekstual dan terlalu

mengutamakan konteksnya

Perkembangan hukum Islam yang berlaku dalam kehi-

dupan masyarakat di berbagai belahan dunia Islam sesung-

guhnya dapat menjadi bukti bahwa hukum tersebut dipelihara

dan dipatuhi oleh masyarakat Islam Disinyalir sebelumnya

bahwa hukum Islam mengandung tiga elemen yakni pertama

ia merupakan adalah satu sumber hukum yang umum kedua ia

merupakan hukum yang hidup dan berkembang di masyarakat

dan ketiga ia merupakan hukum yang berdiri sendiri dan tidak

diambil dari hukum lain54

Pada kenyataan dewasa ini hukum Islam terbagi ke

dalam berbagai obyek-obyek materi hukum Sebagian meru-

pakan hukum tertulis (dikodifikasikan menjadi undang-

undang) dan sebagian lagi merupakan hukum yang tidak

tertulis tetapi keberadaannya dipatuhi dan berlaku di masya-

rakat Keadaan ini dapat diasumsikan merupakan keistimewaan

dari hukum Islam itu sendiri karena pada sisi tertentu hukum

Islam berdasar kepada nash tapi pada sisi lain hukum Islam

juga membuka diri terhadap faktor di luar nash

Berkenaan dengan hal tersebut perumusan konsep akad

dalam sistem ekonomi Islam yang kini digunakan sebagai teori

54 QS An-Nisa‟ 65

53

hukum ekonomi oleh fuqaha cenderung dipengaruhi beberapa

hal pertama kehadiran para ulama madzhab yang memiliki

persepsi yang berbeda mengenai rumusan norma dan sistem

hukum Islam55 kedua hukum Islam dalam perkembangannya

telah bergeser dari sudut normativitas syari‟ah yang bersifat

umum menjadi fiqh sebagai hukum substantif ketiga perbe-

daan menggunakan metode hukum Islam melahirkan produk

hukum yang berbeda pula56 dan keempat masuknya anasir-

anasir hukum ke dalam wilayah pengkajian hukum Islam

menyebabkan hukum Islam berlaku fleksibel dan rigid57

Berdasarkan pemikiran tersebut maka kesepakan para

ulama (ijma) menjadi salah satu pertimbangan menetapkan

hukum akad dan hak milik dalam hukum perikatan Islam Hal

tersebut dipertegas menurut Sayyid Sabiq58 yang mana para

ulama berpendapat bahwa jual beli dan penekunannya sudah

berlaku (dibenarkan) sejak zaman Rasulullah SAW hingga hari

ini

Oleh karena itu dasar hukum yang digunakan dalam

ijtihad melalui ijma‟ sebagaimana dikemukakan oleh Rachmat

55 Joseph Schact op cit h 3-4 56 Yusuf Musa Tacircricirckh al-Fiqh al-Islacircmiy (Kairo Mesir tt) h 10

Mannabdquo al-Qattan al-Tacircricirckh wa al-Fiqh ficirc al-Islacircm (Mu‟assasah al-Risacirclah tt) h 14

57 Amir Syarifudin Pengertian dan Sumber Hukum Islam dalam Falsafah Hukum Islam (Jakarta Bumi Aksara-Depag RI 1992) h 15

58 Sayyid Sabiq Fikih Sunnah (Terjemahan M Thalib) (Bandung PT Al-Ma‟arif 1987) h 45

54

Syafi‟i59 bahwa seluruh ulama sepakat menentukan jual beli

hukumnya boleh karena manusia tidak dapat memenuhi

kebutuhannya sendiri dan selalu membutuhkan orang lain

demikian untuk memperoleh kebutuhannnya yang dilakukan

melalui tukar menukar barang yang memiliki nilai yang sama

Demikian pula pengertian ijma‟ menurut Ibn Hazm60

berbeda dengan para pendahulunya Jika ijma‟ menurut

kebanyakan para ulama ushul disebut sebagai konsensus ulama

atas hukum yang tidak ada nash-nya dengan ra‟yu mereka atau

dengan mengqiyaskan pada hukum yang telah ada nash-nya

maka ini berbeda dengan ijma‟ menurut Ibn Hazm Menu-

rutnya tak ada ijma kecuali dari teks (nash) Selanjutnya ia

juga menambahkan bahwa tak ada jalan untuk mengetahui

hukum-hukum agama tanpa menggunakan salah satu dari

keempat pokok yang kesemuanya kembali pada nash yang

diketahui kewajibannya dan juga difahami artinya dengan akal

sehat manusia

Selanjutnya sumber kedua dalam ijtihad adalah analogi

(qiyas) Qiyas adalah dasar hukum keempat dalam jual beli

yaitu dianalogikan kepada aktivitas Nabi Muhammad SAW

sejak masa kecil berdagang bersama pamanya yakni Abdul

59 Rachmat Syafe‟i Fikih Muamalah (Bandung Pustaka Setia

2000) h 75 60 Muhammad Ibn Hazm Al-Ihkam fi Ushul al-Ahkam (Beirut dar

al-Fikr tth)

55

Muthalib dan isterinya Siti Khadijah Sedangkan adat atau bdquourf

juga sebagai dasar hukum jual beli yaitu kebiasaan masyarakat

yang tidak bertentangan dengan al-Qur‟an dan al-Sunnah serta

dengan akal sehat dan membawa kepada kemaslahatan umum

Dengan kata lain menurut ijtihad melalui ijma‟ dan qiyas akad dan pemindahan hak milik dibolehkan selama dasar dan tujuan

melakukan akad dan pemilikan harta tersebut dilakukan sesuai

dengan ketentuan syari‟at serta juga ditujukan untuk kebaikan

dan kemaslahatan hidup manusia

Berkenaan dengan uraian di atas dapat dirumuskan

pokok-pokok pikiran sebagai berikut pertama Al-Qur‟an

telah membuktikan kepada seluruh manusia tentang kedudukan

hukum jual beli yang sesuai dengan fitrah manusia sebagai

makhluk sosial kedua Sunnah membuktikan bahwa para Nabi

dan Muhammad SAW adalah pencetus ekonomi melalui

aktivitas bisnis jual beli ketiga para ulama bersepakat bahwa

jual beli merupakan sesuatu yang alamiah sebagai tanda bahwa

manusia tidak dapat hidup individualistik keempat kebiasaan

manusia dalam bisnis jual beli sudah berakar dan sama sekali

tidak menyimpang dari realitas kehidupan duniawi dan

kehendak Allah sepanjang dilakukan dengan sikap saling

merelakan dan tidak mengandung unsur penipuan dan

perjudian

56

Menurut ketentuan al-Qur‟an al-Hadits dan ijtihad para

ulama sebagaimana telah dikemukakan di atas dapat diambil

beberapa rumusan sebagai berikut pertama hukum asal dari

pada akad dan pemilikan harta dengan cara jual beli hukumnya

boleh (mubah) kecuali ada dalil lain yang mengharamkannya

kedua segala bentuk aktivitas akad dan pemilikan harta dalam

perniagaan hendaknya berprinsip kepada sikap saling merela-

kan Ciri utama saling merelakan adalah terpenuhinya rukun

dan syarat jual beli dan ketiga dalam fiqih muamalah diatur

bahwa kepemilikan mutlak atas harta adalah milik Allah

Sehingga akad pemilikan atau pemindahan hak milik atas

harta baik dengan cara jual beli maupun cara-cara lainnya

hukumnya boleh (mubah) sepanjang tidak bertentangan dengan

ketentuan dan batas-batas yang ditentukan oleh Allah dan

Rasul-Nya

c Prinsip-prinsip Akad

Secara substansial prinsip-prinsip akad dan pemindahan

hak milik dalam hukum perikatan Islam erat kaitannya dengan

perkembangan pemikiran tentang hukum ekonomi Islam (fikih

muamalah) Fikih Muamalah diartikan dalam dua makna yakni

sebagai sistem ekonomi Islam dan hukum ekonomi Islam

Untuk makna yang pertama fikih muamalah diartikan sebagai

tata aturan dan mekanisme kerja untuk mengatur setiap usaha

57

ekonomi yang dilakukan oleh individu atau badan hukum

ekonomi Adapun makna yang kedua fikih muamalah dapat

diartikan sebagai ketentuan normatif yang mengatur tentang tata

aturan berekonomi

Berkenaan dengan hal tersebut perkembangan pemikiran

tentang hukum ekonomi Islam yang berlaku dalam masyarakat

muslim sangat dipengaruhi oleh sifat dan karakteristik hukum

Islam itu sendiri61 antara lain

1) Sempurna (Paripurna)

Syari‟at Islam diturunkan dalam bentuk yang umum

Hukum awalnya bersifat tetap sedangkan substansinya berubah

mengikuti illatnya Hukum-hukum yang lebih rinci ditetapkan

dalam kaidah dan pedoman umum sedangkan penjelasan atau

implementasinya diserahkan kepada ahli hukum yang mema-

hami hakikat hukum62

Pedoman-pedoman atau prinsip-prinsip dasar yang

berlaku umum dalam syari‟at Islam mengindikasikan identitas

hukum yang mengunjukkan kesempurnaannya universal dan

teknis serta dapat diterima oleh masyarakat di semua tempat

dan waktu Kesempurnaan hukum Islam dengan sendirinya

61 Fathurrahman Djamil Filsafat Hukum Islam (Jakarta Logos

Wacana Ilmu 1996) 46 62 Anwar Haryono Hukum Islam Keluasan dan Keadilannya

(Jakarta Bulan Bintang 1985) 113 dan Hasbie Ash-Shiddiqie Pengantar Hukum Islam (Jakarta Bulan Bintang 1975) 23-24

58

menempatkan diri sebagai hukum yang tertinggi dan hendak-

nya dapat diaplikasikan oleh komunitas muslim maupun non

muslim karena hukum ini melindungi hak-hak hukum setiap

orang tanpa membedakan latar belakang apapun

2) Elastis (Fleksibel)

Selain bersifat sempurna hukum Islam pun memiliki

fleksbilitas dalam hal aplikasinya Oleh karena itu cakupan

hukum Islam meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang

sifatnya vertikal maupun horizontal Dalam hukum Islam tidak

saja diatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya

(hablumminallah) tetapi juga hubungan manusia dengan

manusia lainnya (hablumminannas) serta lingkungannya

Adapun munculnya perbedaan corak pemahaman hukum

Islam dalam konteks fiqh banyak disebabkan oleh perbedaan

pola pikir ahli hukum (mujtahid) dalam wacana pemikiran dan

penelitian atas obyek-obyek hukum Islam (ijtihad)63 Impli-

kasinya jelas berpengaruh pada perbedaan corak madzhab

hukum yang berlaku dalam masyarakat muslim Hal ini

manjadi bukti bahwa hukum Islam berlalu menyesuaikan diri

dengan situasi kondisi waktu dan tempat64

3) Universal dan Dinamis

Hukum Islam bersifat universal dan dinamis mengan-

dung pengertian bahwa hukum Islam yang dimasukan dalam

63 Ibid 112 64 Hasbie Ash-Shiddiqie Dinamika dan Elastisitas Hukum Islam

(Jakarta Tintamas 1975) 27

59

term fiqh mencakup bagian-bagian atas keseluruhan hukum

dalam term syari‟ah sebagaimana telah disinggung sebelum-

nya identitas hukum Islam yang mengandung dimensi vertikal

dan horizontal dalam semua cakupan hukumnya telah menjadi

ciri universalitas hukum Islam itu sendiri

Adapun dinamika hukum ekonomi Islam dapat diketahui

dari proses perkembangan berlakunya hukum Islam sejak

periode Rasul hingga periode modern dengan segala dimensi-

nya Perkembangan hukum Islam secara sistematis telah

bergeser dari sistem hukum material yang umum dalam nash

kemudian direduksi dalam bentuk transformasi pemikiran

hukum (ijtihad) dan dapat diimplementasikan menjadi berbagai

bentuk pemikiran produk hukum (fiqh) hingga selanjutnya

dikodifikasikan menjadi Qacircnucircn

4) Sistematis

Arti dari pernyataan bahwa hukum Islam bersifat

sistematis adalah hukum Islam itu mencerminkan sejumlah

doktrin hukum yang bertalian satu sama lain secala logis dan

konkrit Hukum ini mencakup seluruh komponen hukum

berupa pokok-pokok ajaran tentang etika moral dan keadilan

serta keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Pencipta Semua

komponen hukum tersebut kemudian terintegrasikan ke dalam

term umum yang disebut syari‟ah65

65 Ibn Qayyim al-Jauziyah bdquoI‟lacircm al-Muwaqqin bdquoan-Rabi al-bdquoAcirclamicircn

Jilid III (Beirut Dacircr al-Fikr tt) 14

60

Sedangkan perwujudan dari sistematisnya hukum Islam

adalah Fiqh Fiqh sebagai produk pemikiran orang Islam

terhadap ajaran Islam sebagaimana digambarkan oleh para ahli

hukum mencakup atas segi-segi secara khusus seperti ibadah

mu‟amalah jinayah siyasah dan sebagainnya Semua jenis pembidangan hukum Islam dalam bidang hukum Islam (fiqh)

adalah suatu refleksi dari bentuk ketaatan orang Islam kepada

ajaran Islam secara totaliter66

Sistematikanya hukum Islam dapat berarti pula saling

berhubungannya atau interaksi setiap bentuk dan unsur-unsur

hukum secara sinergis dan organis Karena hukum Islam

berlaku secara fleksibel dan rigid maka ia menyesuaikan diri

dengan perkembangan dan kebutuhan hidup manusia baik

secara individual maupun kolektif Sehingga secara metodo-

logis akan terbentuk suatu sistem hukum secara piramidal

(hierarki hukum Islam)

5) Ta‟aqquli dan Ta‟abbudi

Ta‟aqquli dan Ta‟abbudi dalam karakteristik hukum

Islam adalah hukum Islam mengandung muatan dimensi

vertikal dan horizontal Hukum Islam bersumber kepada wahyu

yang mengandung muatan teologis menunjukan aturan tentang

hubungan antara manusia dengan Tuhan yang diyakini sebagai

66 Muhammad Muslehudin Kaidah-kaidah Ushulliyah dan

Fiqhiyyah(Jakarta Rajawali Press 1994) 277-278

61

pembuat hukum secara mutlak Konsekuensinya ada keharusan

bagi orang Islam untuk tunduk dan patuh terhadap hukum

Islam

Namun demikian tidak semua hukum Islam itu kaidah

norma hukumnya berbentuk khusus dan jelas malainkan

diperlukan suatu bentuk penafsiran atas segi-segi hukum yang

umum Pada tingkatan metodologi interpretasi atas segi norma

hukum dalam nash kemudian dikonkretkan menjadi produk

hukum (fiqh) yang lebih menyentuh sisi praktis pelaksanaan

hukum Islam

Berkenaan dengan hal tersebut Bustanul Arifin telah

menjelaskan bahwa karakteristik hukum Islam dibagi menjadi

dua macam67 pertama hukum Islam yang lansung ditetapkan

oleh Allah (syari‟at) dan kedua hukum-hukum pokok yang

lahir dari pemikiran manusia (fiqh)

Oleh karena itu maka peneliti dapat merumuskan bahwa

suatu pemahaman yang keliru jika hukum Islam dipahami

hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan (vertikal-

transendental) tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan

manusia lainnya serta dengan lingkungannya (horizontal)

Inilah karakteristik paling unik prinsip akad dalam hukum

ekonomi Islam

67 Ali Yafie Menggagas Fiqh Sosial (Bandung Mizan 1994) 132

62

d Etika Akad

Etika akad dalam sistem ekonomi Islam (muamalat al-

bdquoadabiyah) jelas sangat diperlukan untuk memandu segala

tingkah laku ekonomi di kalangan masyarakt muslim Etika

bisnis Islami (muamalat al-bdquoadabiyah) tersebut selanjutnya

dijadikan sebagai kerangka praktis yang secara fungsional akan

membentuk suatu kesadaran beragama dalam melakukan setiap

kegiatan ekonomi (religiousness economic practical guidance)

Etika ekonomi Islam sebagaimana dirumuskan oleh ahli

ekonomi Islam adalah suatu ilmu yang mempelajari aspek-

aspek kemaslahatan dan kemafsadatan dalam kegiatan ekonomi

dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauhmana

dapat diketahui menurut akal fikiran (rasio) dan bimbingan

wahyu (nash)

Etika ekonomi dipandang sama dengan akhlak karena

keduanya sama-sama membahas tentang kebaikan dan kebu-

rukan pada tingkah laku manusia Sedangkan tujuan etika

Islam menurut kerangka berfikir filsafat adalah untuk

memperoleh suatu kesamaan ide bagi seluruh manusia di setiap

waktu dan tempat tentang ukuran tingkah laku baik dan buruk

sejauhmana dapat dicapai dan diketahui menurut akal fikiran

manusia68

68 Taqiyuddin An-Nabhani Membangun Sistem Ekonomi Alternatif

Perpspektif Islam (Jakarta Risalah Gusti 1996) 52

63

Namun untuk mencapai tujuan tersebut etika ekonomi

Islam mengalami kesulitan karena pandangan masing-masing

golongan di dunia ini berbeda-beda perihal standar normatif

baik dan buruk Masing-masing mempunyai ukuran dan

kriteria yang berbeda-beda pula Sebagai cabang dari filsafat

ajaran etika bertitik tolak dari akal fikiran dan tidak dari ajaran

agama Sedangkan dalam Islam ilmu akhlak dapat difahami

sebagai pengetahuan yang mengajarkan tentang kebaikan dan

keburukan berdasarkan ajaran Islam yang bersumber kepada

akal dan wahyu Atas dasar itu maka etika ekonomi yang

dikehendaki dalam Islam adalah perilaku sosial-ekonomi yang

harus sesuai dengan ketentuan wahyu serta fitrah dan akal

pikiran manusia yang lurus

Di antara nilai-nilai etika ekonomi Islam yang terangkum

dalam ajaran filsafat ekonomi Islam adalah terdapat dua prinsip

pokok sebagai berikut

Pertama Tauhid Prinsip ini mengajarkan kepada semua

manusia tentang bagaimana mengakui keesaan Allah sehingga

terdapat suatu konsekwensi bahwa keyakinan terhadap segala

sesuatu hendaknya berawal dan berakhir hanya kepada Allah

SWT Keyakinan yang demikian dapat mengantar seorang

muslim untuk menyatakan bahwa ldquoSesungguhnya shalatku

ibadahku hidupku dan matiku adalah semata-mata demi

64

Allah Tuhan seru sekalian alamrdquo Prinsip ini kemudian

menghasilkan kesatuan-kesatuan sinergis dan saling terkait

dalam kerangka tauhid Tauhid diumpamakan seperti beredar-

nya planet-planet dalam tata surya yang mengelilingi matahari

Kesatuan-kesatuan dalam ajaran tauhid hendaknya berimpli-

kasi kepada kesatuan manusia dengan tuhan dan kesatuan

manusia dengan manusia serta kesatuan manusia dengan alam

sekitarnya

Kedua prinsip keseimbangan mengajarkan manusia

tentang bagaimana meyakini segala sesuatu yang diciptakan

Allah dalam keadaan seimbang dan serasi Hal ini dapat

dipahami dari ayat al-Qur‟an yang telah menjelaskan bahwa

ldquoEngkau tidak menemukan sedikitpun ketidakseimbangan

dalam ciptaan Yang Maha Pengasih Ulang-ulanglah menga-

mati apakah engkau melihat sedikit ketimpanganrdquo69 Prinsip ini

menuntut manusia bukan saja hidup seimbang serasi dan

selaras dengan dirinya sendiri tetapi juga menuntun manusia

untuk mengimplementasikan ketiga aspek tersebut dalam

kehidupan

Prinsip tauhid ini juga mengantarkan manusia dalam

kegiatan ekonomi untuk meyakini bahwa harta benda yang

berada dalam genggamannya adalah milik Alah SWT Keber-

69 Lihat QS 673

65

hasilan para pengusaha bukan hanya disebabkan oleh hasil

usahanya sendiri tetapi terdapat partsisipasi orang lain Tauhid

yang akan menghasilkan keyakinan pada manusia bagi

kesatuan dunia dan akhirat Tauhid dapat pula mengantarkan

seorang pengusaha untuk tidak mengejar keuntungan materi

semata-mata tetapi juga mendapat keberkahan dan keuntungan

yang lebih kekal (abadi)

Oleh karena itu seorang pengusaha dipandu untuk meng-

hindari segala bentuk eksploitasi terhadap sesama manusia

Dari sini dapat dimengerti mengapa Islam melarang segala

praktek riba dan pencurian tetapi juga penipuan yang

terselubung Bahkan Islam melarang kegiatan bisnis hingga

pada menawarkan barang pada disaat konsumen menerima

tawaran yang sama dari orang lain

Demikian halnya dengan prinsip keseimbangan akan

mengarahkan umat Islam kepada pencegahan segala bentuk

monopoli dan pemusatan kekuatan ekonomi hanya pada satu

tangan atau satu kelompok tertentu saja Atas dasar ini pula al-

Qur‟an menolak dengan sangat tegas daur sempit yang

menjadikan kekayataan hanya berkisar pada orang atau

kelompok tertentu ldquoSupaya harta itu tidak hanya beredar

pada orang-orang kaya saja di antara kamurdquo70

70 QS 59 7

66

Umat Islam dilarang tegas melakukan penimbunan dan

pemborosan71 Ayat ini menjadi dasar bagi pemberian

wewenang kepada penguasa untuk mencabut hak-hak miliki

perusahaan spekulatif yang melakukan penimbunan

penyelundupan dan yang mengambil keuntungan secar

berlebihan karena penimbunan mengakibatkan kenaikan harga

yang tidak semestinya sebagaimana dijelaskan dalam QS 7

31 yang berbunyi

Hai anak Adam pakailah pakaianmu yang indah di setiap

(memasuki) mesjid makan dan minumlah dan janganlah

berlebih-lebihan Sesungguhnya Allah tidak menyukai

orang-orang yang berlebih-lebihan72

Pemborosan dan sikap konsumtif dapat menimbulkan

kelangkaan barang-barang yang dapat menimbulkan ketidak-

seimbangan yang diakibatkan kenaikan harga-harga Dalam

rangka memelihara keseimbangan ekonomi Islam telah mene-

gaskan bahwa pemerintah memiliki fungsi mengontrol harga-

harga yang tidak wajar dan cenderung spekulatif tersebut

yakni dengan berpegang kepada etika ekonomi Islami

71 QS 9 34 72 QS 7 31

67

Untuk memperoleh keberkahan dalam jual beli Islam

telah mengajarkan prinsip-prinsip etika ekonomi Islam sebagai

berikut

1) Jujur dalam takaran dan timbangan Allah berfirman QS al-

Muthafifin 1-2 ldquoCelakalah bagi orang yang curang

Apabila mereka menimbang dari lain (untuk dirinya

dipenuhkan timbangannya) Namun apabila mereka

menimbang (untuk orang lain) dikuranginyardquo

2) Menjual barang yang halal Dalam salah satu hadits Nabi

menyatakan bahwa Allah telah mengharamkan sesuatu

barang maka haram pula harganya (diperjualbelikan)

3) Menjual barang yang baik mutunya Dalam berbagai hadits

Rasulullah melarang menjual buah-buahan hingga jelas

baiknya

4) Jangan menyembunyikan cacat barang Salah satu sumber

hilangnya keberkahan jual beli jika seseorang menjual

barang yang cacat yang disembunyikan cacatnya Ibnu

Umar menurut riwayat Bukhari telah memberitakan bahwa

seorang lelaki menceritakan kepada Nabi bahwa ia tertipu

dalam jual beli Sabda Nabi ldquoApabila engkau berjualbeli

katakanlah tidak ada tipuanrdquo

5) Dilarang bermain sumpah Ada kebiasaan pedagang untuk

meyakinkan pembelinya dengan jalan main sumpah agar

68

dagangannya laris Dalam hal ini Rasulullah SAW memperi-

ngatkan ldquoSumpah itu melariskan dagangan tetapi meng-

hapuskan keberkahanrdquo (HR Bukhari)

6) Longgar dan bermurah hati Sabda Rasulullah ldquoAllah

mengasihi orang yang bermurah hati waktu menjual waktu

membeli dan waktu menagih hutangrdquo (HR Bukhari)

Kemudian dalam hadits lain Abu Hurairah meriwayatkan

bahwa Rasulullah bersabda ldquoada seorang pedagang yang

mempiutangi orang banyak Apabila dilihatnya orang yang

ditagih itu dalam dalam kesempitan dia perintahkan

kepada pembantu-pembantunyardquo Berilah kelonggaran

kepadanya mudah-mudahan Allah memberikan kelapangan

kepada kitardquo Maka Allah pun memberikan kelapangan

kepadanya ldquo (HR Bukhari)

7) Jangan menyaingi kawan Rasulullah telah bersabda

ldquoJanganlah kamu menjual dengan menyaingi dagangan

saudaranyardquo

8) Mencatat hutang piutang Dalam dunia bisnis lazim terjadi

pinjam-meminjam Dalam hubungan ini al-Qur‟an menga-

jarkan pencatatan hutang piutang Gunanya adalah untuk

mengingatkan salah satu pihak yang mungkin suatu waktu

lupa atau khilaf sebagaimana ditegaskan dalam QS al-

Baqarah ayat 282 yang berbunyi ldquoHai orang-orang yang

69

beriman kalau kalian berhutang-piutang dengan janji yang

ditetapkan waktunya hendaklah kalian tuliskan Dan

seorang penulis di antara kalian hendaklah menuliskannya

dengan jujur Janganlah penulis itu enggan menuliskannya

sebagaimana telah diajarkan oleh Allah kepadanyardquo

9) Larangan hukum riba sebagaimana Allah telah berfirman

ldquoAllah menghapuskan riba dan menyempurnakan kebaikan

shadaqah Dan Allah tidak suka kepada orang yang tetap

membangkang dalam bergelimang dosardquo

10) Anjuran berzakat yakni menghitung dan mengeluarkan

zakat atas harta yang dimilikik atau barang dagangan

setiap tahun sebanyak 25 sebagai salah satu cara untuk

membersihkan harta yang diperoleh dari harta yang

dimiliki atau perolehan keuntungan hasil usaha

Berdasarkan uraian di atas dalam konteks etika bisnis

Islam setiap pelaku bisnis (wirausaha) dalam berdagang

hendaknya tidak semata-mata bertujuan mencari keutungan

sebesar-besarnya akan tetapi yang paling penting adalah

mencari keridhaan dan mencapai keberkahan atas rezeki yang

diberikan oleh Allah SWT Hakikat keberkahan usaha itu

adalah kemantapan dari usaha yang dilakukannya dalam

bentuk memperoleh keuntungan yang wajar dan diridhai oleh

Allah SWT

70

2 Sistem Informasi Manajemen Keuangan

a Pengertian Sistem Informasi Manajemen Keuangan

Berikut ini adalah beberapa definisi sistem menurut

beberapa ahli yang kaitannya dengan proses dan fungsi sistem

informasi manajemen keuangan di antaranya73

1) Secara sederhana suatu system dapat diartikan sebagai suatu

kumpulan atau himpunan dari unsur komponen atau

variabel yang terorganisir saling berinteraksi saling bergan-

tung satu sama lain dan terpadu

2) Menurut Gordon B Davis dalam bukunya menyatakan

system bisa berupa abstrak atau fisik74 System yang abstrak

adalah susunan yang teratur dari gagasan-gagasan atau

konsepsi yang saling bergantung Sedangkan sistem yang

bersifat fisik adalah serangkaian unsur yang bekerjasama

untuk mencapai suatu tujuan

3) Norman L Enger dalam bukunya menyatakan suatu system

dapat terdiri dari atas kegiatan-kegiatan yang berhubungan

guna mencapai tujuan-tujuan perusahaan seperti pengen-

dalian inventaris atau penjadwalan produksi

4) Menurut S Prajudi Atmosudirdjo dalam bukunya menya-

takan suatu sistem terdiri atas objek-objek atau unsur-unsur

73 Tata Sutabri Konsep Dasar Informasi (Yogyakarta Andi 2012)

16 74 Chr Jimmy L Gaol Sistem Informasi Manajemen (Jakarta

Grasindo 2010) 7

71

atau komponen-komponen yang berkaitan dan berhubungan

satu sama lain sedemikian rupa sehingga unsur-unsur

tersebut merupakan sebuah kesatuan pemrosesan atau

pengolahan tertentu

5) Menurut Sutarman sistem juga dapat didefinisikan sebagai

kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi

dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses

pencapaian suatu tujuan utama

6) Menurut Hanif Al-Fatta75 sistem dapat didefinisikan

sebagai suatu pendekatan prosedur dan pendekatan kompo-

nen sebagai perangkat elemen yang digabungkan satu

dengan yang lainnya untuk suatu tujuan bersama

Ada dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan

sistem yaitu

1) Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur

mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari

prosedur-prosedur yang saling berhubungan Berkumpul

bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk

meneyelesaikan suatu sasaran tertentu

2) Pendekatan yang lebih menekankan pada elemen atau

komponennya mendefinisikan sistem sebagai suatu kum-

pulan dari elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk

mencapai suatu tujuan tertentu

75 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset 2007) 3

72

Dalam sistem ini terdapat proses yang dilakukan serta

dikembangkan untuk memproses sejumlah data untuk transaksi

bisnis rutin Adapun hal-hal yang bisa dilakukan dalam sistem

ini meliputi76

1) Mengotomasi penanganan data-data aktifitas bisnis dan

transaksi yang bisa dianggap sebagai kejadian diskrit dalam

kehidupan organisasi atau perusahaan

2) Menangkap data dari setiap transaksi

3) Memverifikasi data transaksi untuk diterima atau ditolak

a) Memvalidasi transaksi yang telah diverifikasi

b) Menghasilkan suatu laporan untuk menyediakan rang-

kuman dari setiap transaksi

c) Memungkinkan memindahkan transaksi dari suatu proses

ke proses yang lainnya untuk menangani seluruh asfek

bisnis

Mengacu kepada uraian dijelaskan di atas peneliti dapat

merumuskan bahwa sistem informasi manajemen keuangan

dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari

unsur komponen atau variabel yang terorganisir saling

berinteraksi saling bergantung satu sama lain dan terpadu

untuk mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan sesuai dengan

yang telah ditetapkan dalam manajemen keuangan

76 Ibid

73

b Unsur-unsur Sistem Informasi Manajemen Keuangan

Untuk memahami dan mengembangkan suatu sistem

maka perlu membedakan unsur-unsur dari sistem informasi

manajemen keuangan yang membentuknya antara lain77

1) Batasan (boundary) yaitu penggambaran dari suatu elemen

atau unsur mana yang termasuk di dalam sistem dan mana

yang di luar sistem

2) Lingkungan (environment) yaitu segala sesuatu di luar

sistem lingkungan yang menyediakan asusmi kendala dan

input terhadap suatu sistem

3) Masukan (input) yaitu sumber daya (data bahan baku

material peralatan dan manusia) dari lingkungan yang

dikonsumsi dan dimanipulasi oleh suatu sistem

4) Keluaran (output) yaitu sumber daya atau produk (infor-

masi laporan dokumen tampilan dan lain-lain) yang

disediakan untuk lingkungan sistem oleh kegiatan dalam

suatu sistem

77 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk

Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset 2007) 5

Input

Data

Output

Data

Proses

Gambar 21 Konsep Sistem secara umum

74

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di

atas peneliti dapat merumuskan bahwa karakteristik suatu

sistem mencakup atas adanya kumpulan bagian-bagian baik

manusia atau pun bukan manusia adanya saling berinteraksi

adanya suatu metode tertentu untuk mencapai suatu tujuan

bersama serta adanya manfaat bagi kebutuhan penggunanya

Informasi tanpa adanya data maka informasi tersebut

tidak akan terbentuk Peranan data dalam menghasilkan suatu

informasi yang berkualitas dan akurat sangatlah penting

sehingga informasi tersebut dapat berguna untuk mendukung

pengambilan keputusan dalam menghasilkan output yang

berkualitas bagi perusahaan yang dalam hal ini sebagai peng-

guna (user)

Berdasarkan tipe penelitian maka data dapat dibedakan

menjadi78

1) Data Kuantitatif

Adalah data yang dapat diinput ke dalam skala pengukuran

statistik Fakta dan fenomena dalam data ini tidak dinya-

takan dalam bahasa alami melainkan dalam numerik

Sesuai dengan kriterianya data kuantitatif tersebut bisa

diolahdianalisis memakai teknik perhitungan statistika

matematika

78 Lihat dalam httptulaporanpenelitiancom201412312html

daikses pada tanggal 15 November 2017

75

2) Data Kualitatif

Merupakan data yang dapat mencangkup hamper semua dan

non numeric Data ini dapat menggambarkan kata-kata

untuk menggambarkan fakta dan fenomena yang sedang

diamati atau diteliti Data kualitatif didapat melalui berbagai

jenis cara pengumpulan data seperti analisis dokumen

wawancara diskusi terfokusobservasi yang sudah dituang-

kan ke dalam catatan lapangan transkrip Bentuk lain dari

data kualitatif adalah foto yang didapat melalui pemotretan

rekaman video

Sedangkan berdasarkan dari sumber yang didapat data ini

dapat berupa

1) Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti

sendiri atau dirinya sendiri Ini adalah data yang belum

pernah dikumpulkan sebelumnya baik dengan cara tertentu

atau pada periode waktu tertentu Data primer biasanya

disebut dengan data aslidata baru yang mempunyai sifat up

to date Untuk memperoleh data primer peneliti wajib

mengumpulkannya secara langsung Adapun cara yang bisa

digunakan peneliti untuk mencari sumber data primer yaitu

observasi diskusi terfokus wawancara serta penyebaran

kuisioner

76

2) Data Sekunder

Data seunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang lain

bukan peneliti itu sendiri Data ini biasanya berasal dari

penelitian lain yang dilakukan oleh lembaga-lembaga atau

organisasi seperti BPS dan lain-lain Data sekunder bisa

didapat dari berbagai sumber misalnya biro pusat statistik

yang biasanya disingkat dengan BPS jurnal buku laporan

dan lain sebagainya Pemahaman pada ke 2 jenis data di atas

dibutuhkan sebagai landasan untuk menentukan cara dan

langkah-langkah pengumpulan data penelitian

Menurut waktu pengumpulannya jenis data dapat

dibedakan ke dalam tiga hal berikut

1) Data Time Series

Adalah data yang menggambarkan data sesuatu dari waktu

ke waktu atau periode secara historis contohnya adalah data

perkembangan nilai tukar mata uang dolar terhadap rupiah

pada periode tahun 2013 sampai tahun 2014

2) Data Cross Section

Adalah data yang menunjukan titik waktu tertentu Contoh-

nya adalah data laporan keuangan per 31 Desember 2013

dan lain-lain

3) Data Panel

Adalah data yang berisi gabungan antara data time series

dan data section Contoh data manufaktur dari beberapa

perusahaan diperiode waktu tertentu

77

Selain itu cara perolehan data juga dapat diuraikan

sebabagi berikut

1) Data Observasional

Data observasi adalah data yang ditangkap in situ Data ini

sekali jadi atau tidak bisa diulang diciptakan atau diganti

2) Data Wawancara

Data wawancara adalah data-data yang diperoleh melalui

tanya-jawab antara peneliti dan informan Data ini bisa

divalidasi menggunakan triangulasi

3) Data Eksperimental

Data eksperimental adalah data-data yang dikumpulkan

dalam kondisi yang terkendali di situ atau berbasis labora-

torium dan harus bisa direproduksi

4) Data Simulasi

Data simulasi adalah data hasil dari penggunaan model dan

metadata di mana input lebih penting daripada output

Contoh model iklim model ekonomi model kosmologi dan

lain-lain

5) Data Referensi atau Kanonik

Data Referensi atau kanonik adalah data statis atau koleksi

organik (peer-reviewed) Contohnya menggunakan data

urutan gen yang sudah tersedia struktur kimia data sensus

dan lain-lain

78

6) Data Derivasi atau Kompilasi

Data derivasi atau kompilasi adalah data reproduksi

Contoh kompilasi database yang sudah ada untuk memba-

ngun struktur 3D

Berkenaan dengan hal tersebut dibutuhkan supporting

data sebagai salah satu cara dan metode yang digunakan

dengan bertujuan untuk memberikan dukungan berbasis sistem

dan data kepada pihak lain agar dapat merealisasikan tujuan

bersama yang akan dicapai sehingga dapat lebih efektif dan

efisien

Dalam proses supporting data ini lebih berorientasi

kepada penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi

dalam menunjang kegiatannya sehingga dengan menggunakan

pemanfaatan teknologi informasi diharapkan dapat lebih

mudah untuk memberikan dukungan kepada unit atau pihak

lain dalam menjalankan operasionalnya sehingga dapat

menghasilkan output positif yang lebih efektif dan efisien serta

berorientasi pada proses pengambilan keputusan atau kebijakan

lainnya yang memang dibutuhkan oleh pihak perusahaan79

Dalam proses supporting data tersebut juga terdapat

Decision Support System (DSS) yaitu pemilihan beberapa

79 Efraim Aronson Jay Turban dan Liang Peng Ting Decision

Support System and Intelegent System (New Jersey Pearson Education Inc 2005) 21

79

tindakan alternatif yang ada untuk mencapai satu atau beberapa

tujuan yang akan ditetapkan Selain itu juga DSS ini

merupakan suatu sistem informasi yang berada di level

manajemen dari suatu organisasi yang mengkombinasikan data

dan model analisis yang canggih atau peralatan data analisis

untuk mendukung pengambilan keputusan yang semi

terstruktur dan tidak terstruktur DSS ini dirancang untuk

membantu dalam proses pengambilan keputusan organi-

sasional80

Tujuan dari DSS adalah untuk

1) Membantu manager membuata keputusan dalam meme-

cahkan masalah yang semi terstruktur

2) Mendukung penilaian manajer dalam upaya membuat

keputusan dan bukan mencoba untuk mengganti kebijakan

dan personilnya

3) Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan mager

agar dapat lebih efisien

Adapun jenis-jenis DSS menurut tingkat kerumitannya

dapat dibedakan sebagai berikut

1) Mengambil elemen-elemen informasi

2) Menganalisa semua data file yang berkaitan

80 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk

Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset2007) 13

80

3) Menyiapkan laporan dari berbagai file yang akan dijadikan

resume

4) Memperkirakan dan memprediksi akibat yang muncul dari

hasil keputusan yang akan diambil

5) Mengusulkan keputusan kepada pihak terkait

6) Membuat keputusan final dari kesepakatan yang diambil

Pemanfaatan dalam proses DSS ini harus dilalui melalui

beberapa tahap seperti proses perencanaan analisis pada saat

evaluasi dan pengambilan keputusan secara bertahap dan jika

proses nya semakin mendapat dukungan dari pengembangan

DSS ini maka akan semakin efektif hasil yang didapatkan dari

proses pengambilan keputusan ini

Kemudian dilihat dari berbagai proses manajemen proses

pengambilan keputusan saat ini telah banyak bergantung

kepada DSS yang telah dikembangkan dengan berbagai metode

yang lebih simple sehingga pihak manajemen akan lebih

mudah untuk menentukan arah dan kebijakan yang akan

diambil

Adapun dampak yang akan didapat dari penggunaan

proses DSS ini adalah sebagai berikut

1) Dapat menyelesaikan problem yang sangat kompleks

2) Sistem yang digunakan dapat berinteraksi dengan user

3) Lebih cepat proses yang dihasilkan dan hasil yang didapat

dari pengambilan keputusan ini dapat lebih optimal

81

4) Menghasilkan acuan dan ketentuan standar yang dapat

membantu untuk digunakan oleh manager yang kurang

berpengalaman sehingga pada permasalahan yang berulang

DSS dapat memberi keputusan yang lebih efektif

5) Fasilitas untuk mengambil data dapat memberikan kesem-

patan pada beberapa manager untuk dapat berkomunikasi

dengan baik

6) Meningkatkan produktivitas dan control dari manager

langsung

Dalam supporting data proses yang dilakukan dapat

berupa

1) Dukungan terhadap data itu sendiri dalam artian adanya

proses pengolahan data yang ada sehingga dapat meng-

hasilkan data yang valid dan akurat

2) Sistem yang ada dan dipergunakan untuk melakukan proses

pengolahan data serta membantu user dalam mendapatkan

report yang sesuai dengan yang diharapkan selain itu juga

dalam system itu terdapat software yang berbentuk aplikasi

dan database yang menunjang untuk proses pengolahan data

tersebut

3) Hardware adanya dukungan perangkat yang disediakan

guna menunjang secara infrastruktur agar proses yang

pengolahan data dan menciptakan report yang sesuai dan

82

simple sehingga memudahkan manajemen dalam mengakses

informasi yang dibutuhkan disamping membantu dalam

proses pengambilan keputusan

4) Link Komunikasi dalam proses supporting data adanya link

komunikasi sangat berperan dalam menghasilkan report

informasi maupun proses pengolahan data semakin

compatible dan memadai link komunikasi nya maka

semakin efektif dan efisien proses dan informasi yang

dihasilkan

5) Serta faktor pendukung lainnya yang dapat mempengaruhi

proses supporting data itu sendiri seperti kebijakan dan

regulasi yang ada

c Urgensi Sistem Informasi Manajemen Keuangan

Pentingnya dilakukan proses supporting data dewasa ini

di dunia perbankan dalam menunjang operasionalnya dikare-

nakan semakin kompleknya berbagai kebutuhan transaksional

jumlah ketentuan dan peraturan yang sudah ada di dalam

berbagai kebijakan perbankan dalam pengelolaannya selain

juga risiko yang cukup besar dan harus senantiasa dihadapi

tetapi disisi lain quality service yang merupakan komponen

dasar dalam pemasaran jasa serta inti dari penjualan suatu

produk yang dipasarkan dengan kinerja terhadap pelayanan

83

nasabah dan harus senantiasa terjaga dengan baik guna

menjaga stabilitas dan eksistensi perusahaan agar senantiasa

memiliki performance yang senantiasa optimal81

Salah satu proses yang kini banyak dilakukan dalam

supporting data adalah dengan menganalisis sebuah system

yang ada disertai dengan entitas pendukung lainnya biasanya

akan dilakukan terhadap beberapa aspek antara lain adalah

kinerja informasi ekonomi keamanan aplikasi efisiensi dan

pelayanan pelanggan Sedangkan salah satu proses analisis

yang digunakan dalam supporting data adalah dengan meng-

gunakan metode yang disebut dengan PIECES Analysis

(Performance Information Economy Control Eficiency and

Service)82

Analisis PIECES ini sangat penting untuk dilakukan

sebelum mengembangkan sebuah sistem informasi dan

bertujuan untuk memberikan dukungan terhadap unit-unit

lainnya dalam menunjang kegiatan operasionalnya karena

dalam analisis ini biasanya akan ditemukan beberapa masalah

utama maupun masalah yang bersifat gejala dari masalah

utama tersebut antara lain

81 A Parasuraman VA Zeithamel dan LL Berry A Conceptual Model of Service Quality and Its Implication for Future Reseach dalam Jurnal Ekonomi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Petra yang diakses tanggal 15 November 2017 4

82 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset2007) 19

84

1) Kinerja Sistem (Performance)

Analisis kinerja ditujukankan untuk mengetahui tingkat

kinerja dari sebuah sistem apakah kinerja dari sistem tersebut

telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau sudah

mencapai sasaran yang diinginkan Kinerja dari sebuah sistem

diukur berdasarkan jumlah produksi dan tanggap waktu

Jumlah produksi merupakan jumlah pekerjaan yang bisa

diselesaikan dalam jangka waktu tertentu Sedangkan tanggap

waktu adalah keterlambatan rata-rata antara suatu transaksi

dengan tanggapan yang diberikan kepada transaksi berikutnya

Dalam performance ini juga dapat dipengaruhi oleh jumlah

transaksi yang ada serta kinerja dari perangkat yang digunakan

2) Informasi (Information)

Sebuah sistem informasi yang baik akan menghasilkan

informasi akurat valid relevan dan tepat waktu Akurat berarti

informasi yang dihasilkan terbebas dari kesalahan dan tidak

menyesatkan Valid bahwa informasi yang dihasilkan sesuai

dengan data yang ada tanpa adanya manipulasi sedangkan

relevan berarti informasi tersebut memiliki nilai bagi penggu-

nanya dan tepat waktu berarti informasi harus ada ketika

dibutuhkan dan sangat mudah untuk user dalam mendapatkan

informasi tersebut Keempat kriteria tersebut merupakan syarat

dari sebuah informasi yang baik bagi sebuah perusahaan atau

organisasi yang akan dijadikan sebagai dasar dari pengambilan

keputusan (decision making)

85

3) Ekonomi (Economy)

Motif ekonomi mungkin merupakan salah satu pertim-

bangan dari alasan mengapa diperlukannya penggunaan dan

pengembangan sebuah sistem dalam menunjang proses

kegiatan suatu bisnis Harapan sebuah perusahaan atau orga-

nisasi terhadap sistem yang baru adalah dukungan terhadap

proses operasional dan manajerial perusahaan akan lebih

efisien Sehingga adanya pemborosan waktu dan alat-alat yang

dapat mengakibatkan pembengkakan biaya pada sistem

sebelumnya (sistem lama) dapat dikurangi dengan semaksimal

mungkin khususnya seperti biaya pengadaan kertas dan tinta

4) Pengendalian (Control)

Aktivitas sebuah perusahaan atau organisasi perlu men-

dapat perhatian dan kontrol yang terus menerus agar tidak

terjadi penurunan kinerja dibawah standar yang sudah ditetap-

kan Hal ini untuk mengurangi dan mencegah atau mendeteksi

kesalahan sistem menjaga keamanan data dan kecurangan

yang akan terjadi baik itu karena disebabkan oleh user itu

sendiri (human error) atau yang disebabkan oleh kerusakan

dari system itu sendiri Pengendalian dalam sebuah sistem

sangat diperlukan untuk mengurangi dan mencegah hal-hal

yang dapat merugikan perusahaan atau organisasi itu sendiri

Dengan adanya kontrol maka tugas atau kinerja yang menga-

86

lami kendala dapat diperbaiki disamping untuk memastikan

bahwa proses yang dijalankan telah sesuai dengan prosedur

yang telah ditetapkan

5) Efisiensi (Eficiency)

Efisiensi pada sebuah sistem informasi menyangkut hal

bagaimana menghasilkan output atau informasi sebaik

mungkin dengan input yang diberikan secara sederhana dan

mudah untuk dimengerti sehingga informasi yang dihasilkan

sesuai dengan kebutuhan bagi pihak-pihak yang memerlu-

kannya serta valid dari kualitas datanya Selain itu efisiensi

juga berkaitan dengan bagaimana sebuah sistem tidak mela-

kukan pemrosesan secara berlebih dan usaha yang dikeluarkan

untuk melakukan tugas-tugas yang tidak berlebihan namun

juga dalam kontek efisiensi juga tidak mengurangi nilai dan

kualitas hasil yang diberikan oleh sistem

6) Pelayanan (Service)

Untuk menilai kualitas fungsi output dari sebuah sistem

adalah salah satunya bisa dilihat dari segi pelayanannya Pada

sistem informasi perbankan peningkatan pelayanan terhadap

nasabah merupakan bagian dari tujuan utama diadakannya

pengembangan sistem dari sistem lama ke sistem yang baru

guna menghasilkan kualitas pelayanan yang maksimal Pada

sistem perbankan yang sebelumnya digunakan pelayanan dari

87

segi waktu terhadap nasabah terlihat masih kurang cepat dan

akurat sehingga dapat menjadi salah satu alasan untuk diada-

kannya pengembangan system agar dapat menghasilkan kinerja

pelayanan yang maksimal

d Instrumen Sistem Informasi Manajemen Keuangan

Dalam proses supporting data pelayanan manajemen

tidak hanya berbicara mengenai pengaturan kemampuan tetapi

juga tentang bagaimana melayani secara profesional baik dari

bahasa tubuh pengetahuan dan pengalaman serta kemampuan

mengoptimalisasi fungsi kerja diperusahaan dapat berjalan

dengan baik dan memberikan manfaat bagi user lainnya

Ada beberapa instrumen83 yang biasa digunakan dalam

melakukan proses supporting data dalam sistem informasi

manajemen keuangan menurut Pustaka Infrastruktur Teknologi

Informasi (Information Technology Infrastructure Library)

terdiri dari84

83 Alat yang dipakai untuk me-ngerjakan sesuatu (seperti alat yang

dipakai oleh pekerja teknik alat-alat kedokteran optik dan kimia) perkakas 2 sarana penelitian (berupa seperangkat tes dsb) untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan 3 alat-alat musik (seperti piano biola gitar suling trompet) 4 ki orang yg dipakai sbg alat (diperalat) orang lain (pihak lain) 5 dokumen resmi seperti akta surat obligasi Lihat dalam httpwwwartikatacomarti-330848-instrumenhtml diakses pada 15 November 2017

84 ITIL Service DesignRegistered Community Trade Mark of the office of Governance Commerce US2007 7

88

1) Pelayanan Strategi (Service Strategy)

Yaitu pihak unit terkait yang dalam penelitian hal ini

lebih konsern pada Unit Divisi Teknologi Informasi yang

memberikan dan mengarahkan strategi yang digunakan dalam

memberikan pelayanan (supporting) kepada unit yang membu-

tuhkan dukungan penggunakan teknologi informasi dalam

menunjang kegiatan unit bisnisnya sehingga dapat membe-

rikan output yang baik

2) Pelayanan Desain (Service Design)

Dalam hal ini pula model dan design yang akan diguna-

kan dalam memberikan suatu model atau bentuk system yang

akan dikembangkan atau dibangun harus disesuaikan dengan

kebutuhan yang ada sehingga dapat dimengerti oleh user dalam

mengoptimalkan segala sumber daya yang ada

3) Pelayan Operasi (Service Operation)

Selain model dan strategi arah operasional yang sedang

dijalankan juga hendaknya ditunjang dengan proses monitoring

yang senantiasa ada karena berfungsi sebagai pengawas dalam

menjalankan operasional agar senantiasa sejalan dengan rule

atau aturan yang ada disamping diberikan petunjuk teknis

dalam menjalan fungsi operasional tersebut sehingga mem-

berikan kenyamanan bagi pengguna (user) dalam menjalankan

aktivitasnya

89

4) Ketersediaan Data (Basis Data)

Adanya fasilitas penyimpanan data (database) yang besar

dan dapat menampung data semua kebutuhan user dalam

menjalankan transaksi operasional bisnisnya disamping

memberikan keamanan terhadap data-data transaksi yang ada

5) Perangkat Keras (Hardware)

Adanya perangkat infrastruktur yang memiliki kualitas

memadai dan berbasis teknologi informasi sehingga dapat

menunjang berbagai kegiatan bisnis yang dilakukan serta

memudahkan bagi user dalam memberikan pelayanan kepada

nasabah agar lebih efektif dan efisien

6) Aplikasi Perangkat Lunak (Software)

Adanya ketersediaan aplikasi yang mudah digunakan

(user friendly) sehingga disamping memudahkan user dalam

mengoperasikan aplikasi system yang ada juga menambah

performance bagi perusahaan karena telah menggunakan alat

bantu (tools) berbasis teknologi masa kini yang dapat

menunjang kegiatan bisnis di masa yang akan datang dan

senantiasa update terhadap perkembangan teknologi

7) Jaringan Komunikasi (Link Communication)

Ketersediaan Link komunikasi dengan kualitas baik

dalam menunjang laju transaksi bisnis tidak dapat dipungkiri

karena pada masa era digitalisasi dan globalisasi saat ini

90

jaringan komunikasi yang baik sangat diutamakan dan menjadi

komponen penting dalam dunia digitalisasi yang menunjang

kegiatan bisnis berbasis teknologi

8) Sumber Daya Insani (People)

Adanya operator atau personil yang mengerti dalam

menjalankan aktivitas system yang digunakan produktivitas

personil sangat ditentukan oleh teknologi yang disediakan bagi

personil itu sendiri dalam melaksanakan tugasnyakekinian dan

kecanggihan teknologi yang disediakan bagi karyawan sangat

ditentukan oleh persaingan dan tuntunan konsumen (client)

sehingga sumber daya insani yang memiliki keunggulan dan

kompetitif dapat menjadi asset yang paling berharga bagi

perusahaan85

Kemudian kualitas supporting data dalam industri

layanan khususnya dalam perbankan harus disajikan dalam

bentuk proses penyajian yang optimal dan semenarik namun

simple karena hal tersebut sangat kontras akan keterkaitan

dengan kepuasan yang akan dirasakan oleh client (nasabah)

Menurut Tjiptono dalam Sunyoto86 kualitas mutu dalam jasa

pelayanan merupakan ldquosuatu penyajian produk atau jasa sesuai

85 GM Bounds amp Pace Human Resources Management For Competency Capability In Stahl M amp GM Bounds (Eds) Competing Globally Trough Customer Values (New York Quarum Book 1991)

86 Danang Sunyoto Konsep Dasar Riset Pemasaran dalam Perilaku Konsumen (Yogyakarta CAPS - Center for Academic Publishing Service 2012) 236

91

ukuran yang berlaku di tempat produk tersebut diadakan dan

penyampaiannya setidaknya sama dengan yang diinginkan dan

diharapkan oleh konsumen (client)

Dalam dimensi penentu kualitas supporting data tersebut

menurut Pasuraman dalam Lupiyoadi87 tidak ada bedanya

dengan dimensi pelayanan yang lainnya dan dinyatakan antara

lain

1) Keandalan (Reability)

Kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan yang

sesuai dengan apa yang telah dijanjikan secara akurat dan

terpercaya Dalam artian semua proses supporting data yang

dilakukan harus sesuai dan memiliki nilai validitas yang

tinggi sehingga akurasi data yang diberikan dalam proses

supporting data ini akan benar-benar valid Selain itu juga

sistem harus teruji dari sisi keamanannya sehingga dapat

mengantisipasi dari serangan pengguna yang tidak memiliki

kepentingan

2) Ketanggapan (Responsiveness)

Suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pela-

yanan yang cepat (responsive) dan tepat kepada user

(pengguna) dengan penyampaian informasi yang jelas

Dalam kontek ini layanan yang diberikan harus responsive

87 Rambat Lupiyoadi dan A Hamdani Manajemen Pemasaran Jasa

Cetakan Keempat (Jakarta Salemba Eempat 2008) 182

92

dalam menerima request problem yang ada dan menjelaskan

situasional kronologis serta problem solving yang diberikan

harus dalam bahasa dan informasi yang mudah dimengerti

oleh user sehingga memudahkan bagi user dalam meng-

implementasikan aplikasi tersebut

3) Jaminan (Assurance)

Pengetahuan sopan santun dan kemampuan para pegawai

perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya kepada para

client dan user akan keberadaannya di perusahaan dalam

memberikan layanan yang optimal sehingga memberikan

kepercayaan bagi client untuk menggunakan jasa pelayanan

yang diberikan oleh perusahaan

4) Empati (Empathy)

Yakni memberikan perhatian yang tulus dan bersifat indi-

vidual atau pribadi kepada pihak user sehingga diharapkan

akan dapat terjalin komunikasi dan hubungan emosional

yang baik dengan komunikasi yang non formal diharapkan

dapat lebih memberikan arti pelayanan yang sesungguhnya

sehingga kedekatan emosional dapat di bina dengan baik

dalam konteks personal dan perusahaan sehingga memu-

dahkan dalam berkomunikasi antara kedua belah pihak

5) Bukti Fisik (Tangible)

Kemampuan yang ada pada perusahaan dalam menunjukan

akan keberadaan dan eksistensinya kepada pihak luar

93

sehingga akan menambah rasa percaya diri bagi para

pegawai selain itu juga bagi pihak client akan menum-

buhkan rasa kepercayaan yang besar dan diharapkan dalam

menjalin kerjasama yang baik dalam menjalan tramsaksi

bisnisnya selain itu juga dapat menumbuhkan ketaatan

pada regulator ats kebijakan yang berlaku

Manfaat yang dapat dirasakan baik oleh user dalam

menerima jasa layanan yang diberikan adalah adanya kepuasan

secara emosional serta kenyamanan dalam beraktivitas tanpa

merasa takut dalam melakukan kesalahan Pemanfaatan tekno-

logi informasi dalam suatu organisasi atau perusahaan juga

berkaitan dengan keunggulan kompetitif untuk meningkatkan

kualitas informasi keuangan

Selain itu aspek pengawasan kinerja organisasi atau

perusahaan yang menggunakan perangkat teknologi informasi

baik sebagai alat bantu maupun strategi yang tangguh untuk

mengintegrasikandan mengolah data dengan cepat dan akurat

serta untuk penciptaan produk layanan baru sebagai daya saing

untuk menghadapi kompetisi88

Selain itu implementasi atau pemanfaatan teknologi

informasi memiliki dampak positif yang secara umum adalah

88 Albarda 2006 Strategi Implementasi Pemanfaatan Teknologi

Informasi untuk Tata Kelola Organisasi (wwwrespitorygunadarmaacid 8000Strategi_implementasi_ISIT_untuk tata kelola_organisasi_133pdf ) diakses pada 15 November 2017

94

terjadi efisiensi waktu dan biaya yang secara jangka panjang

akan memberikan keuntungan ekonomis yang sangat tinggi

Oleh karena itu pengoperasian secara optimal juga harus

diperhatikan agar semua perangkat teknologi informasi itu

bersifat multi fungsi sehingga dalam pengembangan selan-

jutnya diupayakan terjadi integrasi perangkat yang dapat

dioptimalkan dalam upaya menghadapi persaingan bisnis

global yang semakin ketat bersaing di masa yang akan datang

Pemanfaatan teknologi informasi akan melibatkan semua

karyawan dalam organisasi yang dioperasikan secara rutin oleh

staf administrasi dan bagian teknologi informasi Karenanya

dibutuhkan para karyawan dengan kualifikasi tertentu baik

bagian teknologi informasi maupun bagian lain perlu dilibatkan

selain untuk memberikan masukan juga untuk mempersiapkan

karyawan dalam menghadapi perubahan Di sisi lain diperlu-

kan pula kesadaran personal lainnya tehadap manfaat sistem

bagi dirinya dan kemudahan penggunaannya secara bertahap

akan memberikan motivasi untuk menigkatkan kemampuan

mereka

Satu hal yang tidak dapat dipungkiri di sini adalah bahwa

dengan adanya proses supporting data ini diharapakan untuk

level manajemen dapat memberikan kemudahan dalam

pengambilan keputusan dalam menunjang proses bisnis yang

95

menjadi tujuan utama perusahaan sehingga diharapkan bisnis

akan berjalan dengan baik

Berdasarkan uraian tersebut dapat peneliti rumuskan

bahwa dengan adanya proses supporting data ini diharapkan

dapat memberikan nilai lebih bagi setiap individu dalam

memaksimalkan potensi yang ada dalam dirinya baik dengan

bantuan dan pemanfaatan teknologi atau pun hanya dengan jasa

pelayanan yang diberikan dimana inti dari hal tersebut adalah

agar memberikan nilai lebih bagi pihak lain

96

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Implementasi Prinsip-Prinsip Akad dan Sistem Infor-

masi Manajemen Keuangan dalam Praktik Jasa

Keuangan di Bank Syariah

Implementasi prinsip-prinsip akad dalam praktik jasa

keuangan hendaknya mengacu kepada aspek-aspek kemasla-

hatan dan kemafsadatan dalam kegiatan ekonomi dengan

memperhatikan amal perbuatan manusia sejauhmana dapat

diketahui menurut akal fikiran (rasio) dan bimbingan wahyu

(nash)

Selain itu etika ekonomi dipandang sama dengan akhlak

karena keduanya sama-sama membahas tentang kebaikan dan

keburukan pada tingkah laku manusia Sedangkan tujuan etika

Islam menurut kerangka berfikir filsafat adalah memperoleh

suatu kesamaan ide bagi seluruh manusia di setiap waktu dan

tempat tentang ukuran tingkah laku baik dan buruk sejauhmana

dapat dicapai dan diketahui menurut akal fikiran manusia89

Namun untuk mencapai tujuan tersebut etika ekonomi

Islam mengalami kesulitan karena pandangan masing-masing

golongan di dunia ini berbeda-beda perihal standar normatif

89 Taqiyuddin An-Nabhani Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Perpspektif Islam (Jakarta Risalah Gusti 1996) 52

97

baik dan buruk Masing-masing mempunyai ukuran dan

kriteria yang berbeda-beda pula

Sebagai cabang dari filsafat ajaran etika bertitik tolak

dari akal fikiran dan tidak dari ajaran agama Sedangkan dalam

Islam ilmu akhlak dapat difahami sebagai pengetahuan yang

mengajarkan tentang kebaikan dan keburukan berdasarkan

ajaran Islam yang bersumber kepada akal dan wahyu Atas

dasar itu maka etika ekonomi yang dikehendaki dalam Islam

adalah perilaku sosial-ekonomi yang sesuai dengan ketentuan

wahyu serta fitrah dan akal pikiran manusia yang lurus

Prinsip akad syariah dan sistem informasi keuangan

dapat diimplementasikan adalah prinsip-prinsip dan azas-azas

muamalah kini dijadikan sebagai prinsip operasional dalam

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik keuangan

syariah di bank syari‟ah bank dinatara prinsip-prinsip tersebut

1 Mudharabah

Sebelum membahas lebih lanjut tentang implementasi

prinsip akad dalam praktek jasa keuangan di lembaga keu-

angan Syari‟ah terlebih dahulu akan lebih jelas apabila

dideskripsikan terlebih dahulu tentang hakikat dari mudha-

rabah itu sendiri Keabsahan mudharabah ini ditetapkan

dalam al-Qur‟an al-Sunnah ijma‟ dan qiyas90

90 Wahbah al-Zuhaily Al-Fiqh al-Islami wa Adilatuh (Beirut Dar

al-bdquoIlm 1984) 837

98

Menurut Wahbah al-Zuhaily (1984 IV836-837) bahwa

yang dimaksud dengan mudharabah adalah pemilik (malik)

menyerahkan harta kepada pekerja (bdquoamil) untuk berniaga pada

harta itu dengan keuntungan diserikatkan di antara keduanya

atas perhitungan tertentu sedangkan bila rugi maka kerugian

itu ditanggung sepenuhnya oleh pemilik harta

Berdasarkan pengertian ini dapat dipahami bahwa dalam

mudharabah ada enam unsur (rukun) yang harus terpenuhi

yakni prinsip rab al-mal (pemilik harta atau modal) bdquoamil

(pekerja atau pengusaha) mal (harta atau modal) bdquoamal (jenis

usaha atau pekerjaan yang dilakukan oleh bdquoamil) dan

pembagian keuntungan

Sebagai contoh aplikasi prinsip mudharabah ini diguna-

kan sebagai salah satu prinsip operasional di bank syariah

Secara operasional prinsip mudharabah di bank syariah dapat

diartikan sebagai perjanjian kesepakatan bersama antara

pemilik modal dan pengusaha dengan ketentuan pihak pemilik

modal menyediakan dana dan pihak pengusaha memutar modal

dengan dasar bagi hasil keuntungan Dalam prinsip ini kedua

belah pihak sama-sama menanggung resiko sesuai dengan

kerugian dan keuntungannya91

91 Yadi Janwari Lembaga-Lembaga Perekonomian Syari‟ah

(Bandung Pustaka Mulia dan Fakultas Syari‟ah IAIN Sunan Gunung Djati 2000) 18-19

99

Prinsip mudharabah ini secara aplikatif diwujudkan

dalam bentuk produk perbankan Produk perbankan yang

menggunakan prinsip mudharabah antara lain Tabungan

Mudharabah Deposito Mudharabah dan Pembiayaan Mudha-

rabah Tabungan Mudharabah adalah dana yang disimpan

nasabah yang akan dikelola bank untuk memperoleh keun-

tungan dengan sistem bagi hasil sesuai dengan kesepakatan

bersama

Dana yang disimpan melalui produk tersebut bisa diambil

sewaktu-waktu oleh nasabah penyimpan Secara teknis variabel

besarnya simpanan diperhitungkan menurut saldo rata-rata Dengan

kata lain tingkat fluktuasi dana tabungan juga ikut menentukan

besar kecilnya laba dan rugi (profit and loss sharing) yang

diperoleh kedua pihak

2 Musyarakah

Musyarakah ini dalam literatur fikih sering disebut pula

dengan syirkah Syirkah secara bahasa berarti ikhtilath atau

khalath (campuran) Sedangkan secara istilah menurut

Wahbah al-Zuhaily berarti seseorang mencampur hartanya

dengan yang lain di mana keduanya tidak bercerai satu sama

lain92 Pengertian ini hampir senada dengan pengertian Sayyid

Sabiq bahwa syirkah adalah prinsip antara dua orang yang

berserikat pada modal dan keuntungan93

92 Wahbah al-Zuhaily op cit 792 93 Sayyid Sabiq Fiqh al-Sunnah (Beirut Dar al-Fikr 1984) 294

100

Dari pengertian itu dapat dipahami bahwa di dalam

prinsip syirkah terdapat beberapa unsur yang harus ada di

antaranya yaitu dua orang yang berserikat (syarikayn) modal

yang diserikatkan (ra‟s al-mal) pekerjaan (bdquoamal) dan keun-

tungan (ribh) Keempat komponen tersebut ada dalam frame

rukun syirkah

Kemudian bagaimana mengimplementasikan syirkah

atau musyarakah ini dalam lembaga ekonomi syari‟ah kontem-

porer Seperti halnya prinsip mudharabah hampir semua

lembaga ekonomi dan keuangan syari‟ah kontemporer meng-

gunakan prinsip musyarakah sebagai salah satu prinsip opera-

sionalnya Salah satunya di bank Islam prinsip musyarakah ini

digunakan sebagai prinsip operasional dengan pengertian

perjanjian kesepakatan bersama antara beberapa pemilik modal

untuk menyertakan modal sahamnya pada satu proyek yang

biasanya berjangka waktu panjang94

Secara riil prinsip musyarakah ini hanya diaplikasikan

dalam produk pengerahan dana masyarakat yakni dalam produk

Pembiayaan Musyarakah sejenis bisnis kerjasama (join venture)

Pembiayaan Musyarakah ini berarti pembiayaan sebagian dari

modal usaha yang mana pihak bank dapat dilibatkan dalam

proses manajemennya Sedangkan pembagian keutnungan dalam

94 Yadi Janwari loc cit 19

101

bentuk Pembiayaan Musyarakah ini ditentukan dalam perjanjian

sesuai dengan proporsi masing-masing pihak yakni antara bank

dan nasabah penerima pembiayaan95

3 Murabahah

Murabahah secara bahasa berasal dari lafazh ribh yang

berarti ziyadah (tambahan)96 Sedangkan pengertian mura-

bahah secara istilah telah banyak didefinisikan oleh para

fuqaha Misalnya Hanafiyah mengartikan murabahah dengan

menjual sesuatu yang dimiliki senilai harga barang itu dengan

tambahan ongkos Senada dengan pengertian ini dikemukakan

pula oleh Malikiyah yang mengartikan murabahah dengan

menjual barang sesuai harga pembelian yang disertai dengan

tambahan keuntungan yang diketahui oleh pihak penjual dan

pembeli97

Prinsip murabahah ini diaplikasi di beberapa lembaga

keuangan Syari‟ah sebagai salah satu prinsip atau produk

dalam usaha penyaluran dana kepada masyarakat Di Bank

Islam murabahah ini dipahami sebagai mekanisme operasional

penjualan suatu barang dengan harga pokok ditambah keun-

tungan (mark up) yang disetujui secata bersama antara pihak

bank sebagai penjual dengan nasabah sebagai pembeli yang

95 Ibid 23 96 Al -Yusu‟i op cit 244 97 Abd al-Rahman al-Juzayri loc cit 258

102

pembayarannya dilakukan secara berangsur (kredit) Lebih

tepatnya prinsip murabahah ini di Bank Islam yang dikede-

pankan adalah produk Pembiayaan Murabahah dalam bentuk

leasing syariah

Sebagai lembaga keuangan Syari‟ah non-perbankan

ternyata Baitul Mal wa Tamwil (BMT) pun menggunakan

murabahah sebagai salah satu prinsip dan produknya Makna

dan mekanisme murabahah di BMT tampaknya tidak berbeda

dengan makna dan mekanisme pelaksanaan Bank Islam

4 Wadirsquoah

Wadi‟ah dapat diartikan sesuatu yang diletakan pada

selain pemiliknya agar dipelihara atau dijaga98 Wadi‟ah ini

merupakan nama yang berlawanan antara memberikan harta

untuk dipelihara dengan penerimaan yang merupakan mashdar

dari awda‟a (bdquoida`) yang berarti titipan dan membebaskan

barang yang dititipkan99

Sedangkan pengertian wadi‟ah secara istilah para fuqaha

berbeda dalam redaksi definisi Walaupun begitu makna

substantif dari definisi yang dikemukakan fuqaha itu tidak jauh

berbeda atau bahkan sama Madzhab Hanafi mengartikan

98 Luis Ma‟luf al-Yusu‟i Al-Munjid ficirc al-Lughah wa al-A‟lam

(Beirut Dar al-Masyriq 1988) 893 99 Abd al-Rahman al-Juzayri Kitab al-Fiqh bdquoala al-Madzahib al-

Arba‟ah (Beirut Dar al-Fikr 1996) 210 dan Wahbah al-Zuhaily Al-Fiqh al-Islami wa Adilatuh (Beirut Dar al-Fikr 1983) 37

103

wadi‟ah dengan penguasaan kepada pihak lain untuk menjaga

hartanya baik secara sahrih maupun secara dalalahal

Salah satu bentuk aplikasi wadi‟ah di bank Islam adalah

perjanjian simpan pinjam atau penitipan barang berharga antara

pihak yang mempunyai barang (nasabah) dan pihak yang diberi

kepercayaan (bank)100 Mekanisme operasional wadi‟ah ini

teraplikasi pula di Baitul Mal wa Tamwil (BMT) dalam bentuk

simpanan tanpa keuntungan tetapi dana yang disimpan dapat

diambil kapan saja oleh nasabah

Aplikasi wadi‟ah ini lebih kentara lagi pada prinsip

operasional dan produk Unit Simpan Pinjam Syari‟ah (USPS) Pada lembaga keuangan Syari‟ah ini wadi‟ah ini dijadikan

sebagai prinsip operasional dan produk unggulan Hal ini

seiring dengan tujuan pendiriannya yakni menghimpun dana

masyarakat melalui intermediasi

5 Qardh

Qardh berarti harta yang diberikan muqaridh (pemberi

pinjaman) kepada muqtaridh (penerima pinjaman) untuk

dikembalikan semisalnya sesuai ukurannya101 Dengan kata

lain qardh ini berarti pinjam meminjam barang (dalam penger-

tian luas termasuk mata uang) yang harus dikembalikan sesuai

nilai dari barang yang dipinjam itu

100 Yadi Janwari loc cit 18 101 Sayyid Sabiq op cit 182

104

Dewasa ini prinsip qardh telah diaplikasikan pada

beberapa lembaga keuangan syari‟ah khususnya di Bank Islam

dan Baitul Mal wa Tamwil (BMT) Implementasi prinsip

qardh di kedua lembaga keuangan syari‟ah tersebut memiliki

pemaknaan yang hampir sama Bahkan dengan menggunakan

istilah operasional yang sama pula yakni al-qardh al-hasan

yang berbentuk pinjaman lunak tanpa agunan Ini sebagaimana

dipakai oleh Muh Hassan (peraih hadiah Nobel) yang mene-

rapkan kredit tanpa agunan di Grameen Bank Bangladesh

Di Indonesia operasional prinsip al-qardh al-hasan pada

Bank Islam dan BMT itu mengandung arti bahwa bank atau

BMT memberikan pinjaman lunak kepada nasabah yang

membutuhkan dana khususnya untuk kebutuhan-kebutuhan

yang sifatnya konsumtif Prinsip ini sama dengan pinjaman

lunak di lembaga keuangan keuangan konvensional

6 Rahn

Rahn secara bahasa berarti gadai Sedangkan secara

istilah menurut ulama Jumhur sebagaimana dikutip Sayyid

Sacircbiq rahn berarti suatu akad pinjam-meminjam dengan

menggadaikan suatu harta sebagai barang jaminan dalam

jumlah taksiran tertentu di mana pihak penggadai dapat

menebus barang itu kembali sesuai dengan waktu yang telah

disepakati

105

Saat ini prinsip rahn telah diaplikasikan pada beberapa

lembaga keuangan syari‟ah khususnya di Bank Islam dan

Pegadaian Syari‟ah Implementasi prinsip rahn di kedua

lembaga keuangan syari‟ah dilakukan dalam bentuk produk

gadai barang yang dilakukan secara syari‟ah Sebagai contoh

aplikasi prinsip rahn di Bank Syari‟ah dan Perum Pegadaian

Syari‟ah diaplikasikan dalam bentuk pinjaman dana dalam

jumlah tertentu kepada masyarakat yang membutuhkan

sebagai harga taksiran atas barang atau harta berharga yang

digadaikan Misalnya gadai emas di Bank Jabar syari‟ah

Sebagai ilustrasi perbedaan dan persamaan aplikasi

prinsip akad syariah dalam praktik jasa keuangan di bank

syari‟ah ditampilkan sebagai berikut

No Jenis Akad Bentuk Akad

Manfaat dan Resiko

Penjelasan

1 Mudharabah - Simpanan

- Pinjaman

- Flesksibel

- Ditanggung Bersama

- Ada jaminan

- Ada biaya jasa

Modal hanya dapat diambil pemilik pada waktu yang telah ditentukan

2 Musyarakah - Simpanan

- Pinjaman

- Flesksibel

- Ditanggung Bersama

- Ada jaminan

- Ada biaya jasa

Modal hanya dapat diambil pemilik pada waktu yang telah ditentukan

106

3 Murabahah - Sewa Beli - Jual Beli Kredit

- Pembayaran angsuran - Resiko Ditanggung Bersama - Ada jaminan

Pembeli dapat mengambil manfaat atas barang yang dibeli sampai lunas masa cicilan

4 Wadi‟ah - Simpanan

- Tidak ada bagi hasil - Ditanggung Bersama - Ada biaya jasa

Modal dapat diambil kapan saja oleh pemilik sesuai keinginan

5 Qard - Pinjaman

- Pembayaran angsuran - Resiko Ditanggung Bersama - Jumlah pinjaman umumnya terbatas - Ada biaya jasa

Debitur mengembalikan hutangnya dalam jangka waktu yang disepakati tanpa harus dibebani oleh kewajiban menyediakan barang jaminan (borg)

6 Rahn - Pinjaman - Resiko ditanggung perusahaan - Ada jaminan - Ada biaya jasa

Barang jaminan hanya dapat diambil setelah pemilik mengembalikan uang pinjaman

Sementara itu untuk kepentingan pelayanan yang efektif

dan efisien kepada para pengguna maka digunakan sistem

informasi manajemen keuangan Hal tersebut diperlukan untuk

memudahkan pengguna dalam memanfaatkan setiap pelayanan

jasa keuangan dari bank syariah

107

Berkenaan dengan hal di atas ada yang disebut dengan

unsur-unsur sistem informasi manajemen keuangan dalam

praktik keuangan syariah Unsur-unsur yang terkandung dalam

sistem informasi manajemen keuangan dapat dibedakan antara

konvensional dan syariah Adapun perbedaan unsur tersebut

dapat dibedakan pada tabel sebagai berikut102

Unsur Penilaian Sistem Infor-masi Manajemen Keuangan Konvensional

Unsur Penilaian Sistem Informasi Manajemen Keuangan Syariah

Laporan Posisi Keuangan (neraca) Laporan Posisi Keuangan (neraca)

Laporan Laba Rugi Laporan Laba Rugi

Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas

Laporan perubahan Ekuitas Laporan perubahan Ekuitas

Catatan Laporan Keuangan 1 Laporan Sumber dan Penggunaan dana Zakat

2 Laporan Sumber dan Penggunaan dana Kebajikan

3 Laporan khusus yang mencerminkan kegiatan entitas syariah

4 Catatan Laporan Keuangan

Uraian

1) Laporan Neraca merupakan laporan yang menunjukan posisi

keuangan perusahaan pada saat atau periode waktu tertentu

2) Laporan LabaRugi merupakan kondisi laporan yang

menunjukan hasil dari kegiatan perusahaan pada suatu

periode tertentu

102 Wiroso Akuntansi Transaksi Syariah (Jakarta Ikatan Akuntansi

Indonesia 2010) 34

108

3) Laporan Arus Kas merupakan bagian dari laporan keuangan

suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode

akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar

uang (kas) perusahaan103

4) Laporan perubahan ekuitas adalah laporan keuangan yang

menunjukan perubahan ekuitas selama satu periode

5) Catatan Laporan Keuangan adalah catatan tambahan dan

informasi yang ditambahkan ke akhir laporan keuangan

untuk memberikan tambahan informasi kepada pembaca

dengan informasi lebih lanjut Catatan laporan keuangan ini

membantu menjelaskan perhitungan item tertentu dalam

laporan keuangan serta memberikan penilaian yang lebih

konfrehensif dari kondisi keuangan perusahaan104

6) Laporan dan sumber penggunaan zakat merupakan entitas

syariah yang menyajikan laporan sumber dan penggunaan

dana zakat sebagai komponen utama laporan keuangannya

dimana laporan yang disajikan adalah dana zakat yang

berasal dari wajib zakat dan penggunaan dari dana zakat itu

sendiri105

103 Lihat artikel dalam httpidwikipediaorgwikiLaporan_arus_kas

diakses pada 15 November 2017 104 Ikatan Akuntan Indonesia Standar Akuntansi Keuangan Syariah

2013) 1011 105 Wiroso Akuntansi Transaksi Syariah (Jakarta Ikatan Akuntansi

Indonesia 2010) 66

109

7) Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan meru-

pakan entitas syariah yang menyajikan laporan sumber dan

penggunaan dana kebajikan sebagai komponen utamanya

dari mana sumber dana kebajikan itu berasal dari peneri-

maannya seperti Infak Sedekah Denda dll

8) Laporan yang mencerminkan kegiatan entitas syariah meru-

pakan laporan keuangan yang komponennya mencerminkan

antara lain kegiatan komersial sosial serta kegiatan dan

tanggung jawab khusus entitas syariah106

Adapun laporan khusus yang mencerminkan kegiatan

khusus entitas syariah dimaksud adalah

1) Pada bank syariah dikenal dengan Laporan Perubahan Dana

Investasi Terikat

2) Pada Asuransi syariah dikenal laporan surplus (defisit)

underwriting dana tabarru dan laporan perubahan dana

tabarru

Laporan ini juga merupakan unsur dari laporan keuangan

entitas syariah yang tidak dapat dipisahkan dengan unsur

laporan keuangan lainnya Entitas syariah tertentu memiliki

karakteristik khusus yang tidak dapat disamakan dengan entitas

syariah lain maka dari itu perlu dibuat laporan yang sesuai

dengan karakteristik kegiatan usaha yang dilakukan107

106 Rizal yahya dkk Akuntansi perbankan syariah (Jakarta Salemba

empat 2009) 80 107 Wiroso Akuntansi Transaksi Syariah (Jakarta Ikatan Akuntansi

Indonesia 2010) 42

110

Dengan demikian implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah dapat dilakukan dilakukan pada beragam bentuk

dan produk keuangan Selain itu hal tersebut juga hendaknya

mengacu kepada aspek-aspek kemaslahatan dan kemafsadatan

dalam setiap kegiatan ekonomi dengan mengimplementasikan

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah misalnya

saja dalam laporan keuangan yang terpublikasikan dalam

website bank syariah

B Hambatan-hambatan Implementasi Prinsip-Prinsip

Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan

dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

Sebagai institusi keuangan modern bank syariah tidak

terlepas dari berbagai kelemahan dan kesalahan Salah satunya

adalah kehati-hatian Para nasabah selalu memperhatikan peru-

bahan ekonomi membuat berbagai analisis dan perhitungan

serta mengambil keputusan untuk menggunakan produk jasa

keuangan bank syariah Aktivitas inilah yang membuat

perkembangan bank syariah terus tumbuh tetapi hal tersebut

tidak selalu menguntungkan terutama ketika menimbulkan

depresi yang luar biasa

111

Lembaga keuangan syariah juga mengalami kendala atau

hambatan dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan syariah Menurut hemat peneliti kesulitan paling

utama adalah terletak pada proses pengambilan keputusan dan

bukan pada implementasinya

Oleh karena itu untuk menjelaskan hambatan-hambatan

yang dihadapi dalam implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan syariah peneliti mengutip teori perubahan hukum

dari Lawrence Meir Friedman Setelah era reformasi kekuatan

kelompok status quo cenderung masih mendominasi sistem

politik dan kekuasaan yang sedang berjalan

Keterpurukan hukum di Indonesia sejak masa Orde Baru

hingga sekarang meliputi tiga unsur sistem hukum dan seka-

ligus menjadi hambatan dalam implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

jasa keuangan syariah Lawrence Meir Friedman menjelaskan

sekurang-kurangnya ada 3 (tiga) faktor yang menghambatnya

yaitu struktur (structure) substansi (substance) dan kultur

hukum (legal culture)108

108 Lihat Ahmad Ali Keterpurukan Hukum Di Indonesia (Jakarta

Ghalia Indonesia 2002) 7

112

1 Struktur

Makna yang dimaksud dengan struktur dalam sistem

hukum Indonesia adalah institusi-institusi penegakan hukum

seperti Kepolisian Kejaksaan dan Pengadilan serta hierarki

peradilan dari yang terendah (Pengadilan Negeri Pengadilan

Agama dan lain-lain) hingga yang tertinggi (Mahkamah

Agung) begitu juga aparat penegak hukum yang bekerja pada

institusi-institusi penegakan hukum tersebut Namun yang

menjadi struktur yang dimaksud di sini ada tarik ulur politik

antara Pemerintah dan DPR dalam merumuskan kebijakan bagi

implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi mana-

jemen dalam praktik jasa keuangan di bank syari‟ah

Masalah utama yang terjadi berkenaan dengan struktur

ini adalah belum adanya kemandirian yudisial yang menjamin

resistensi institusi-institusi penegakan hukum terhadap inter-

vensi pihak lain serta rendahnya kualitas moralitas dan

integritas personal aparat penegak hukum sehingga hukum

tidak dapat bekerja secara sistemik dan proporsional sebagai

satu kesatuan dengan pengakuan hak asasi manusia Masalah

yang sama juga terjadi dalam hal menjabarkan kebijakan

pemerintah bagi implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem

informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di bank

syari‟ah

113

2 Substansi

Substansi yang dimaksud di sini adalah aturan norma

dan perilaku nyata manusia yang ada dalam sistem itu atau

produk produk yang dihasilkannya berupa keputusan keputusan

yang mereka keluarkan dan mencakup pula hukum yang hidup

(living law) dan bukan hanya aturan aturan yang ada dalam

kitab undang undang (law books) Dalam konteks ini diperlu-

kan kontribusi pemerintah wakil rakyat dan masyarakat untuk

merumuskan kebijakan implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah dan sekaligus amanat konstitusi dan peraturan

perundang-undangan

Namun demikian yang menjadi masalah dari substansi ini

adalah kuatnya pengaruh positivisme dalam tatanan hukum di

Indonesia yang memandang hukum sebagai sesuatu yang

muncul dari otoritas yang berdaulat ke dalam bentuk undang

undang dan mengabaikan sama sekali hukum di luar itu serta

memandang bahwa prosedur hukum sebagai segala-galanya

dalam penegakan hukum tanpa melihat apakah hal tersebut

dapat mewujudkan keadilan dan kebenaran Oleh karena itu

apabila untuk memuat norma-norma hukum ekonomi syari‟ah

pada tingkat implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem

informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di bank

114

syari‟ah melalui kebijakan amandemen peraturan perundang-

undangan

3 Kultur Hukum

Kultur hukum yaitu suasana pikiran dan kekuatan sosial

yang menentukan bagaimana hukum itu digunakan dihindari

dan disalahgunakan Kultur hukum juga merupakan suatu

ekspresi dari tingkat kesadaran hukum masyarakat yang belum

kondusif bagi bekerjanya sistem hukum berikut pula semua

perangkat peradilan dan penegakan hukum secara proporsional

dan berkeadilan109

Mengacu kepada tiga unsur di atas implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen dalam praktik

jasa keuangan di bank syari‟ah ternyata banyak terhambat

dalam pengambilan keputusan Sehingga menjadi wajar apabila

implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi mana-

jemen dalam praktik jasa keuangan di bank syari‟ah belum

sepenuhnya dipraktikan dalam sistem keuangan di Indonesia

109 Ki Sarina Mangunpranoto sebagaimana dikutip oleh Budi Heru

Susanto berpendapat mengenai kultur hukum dalam konteks budaya jawa bahwa budaya manusia itu terwujud karena perkembangan lingkungan serta norma-norma hidupnya Norma hidup ini terwujud dalam bentuk alam pikiran manusia alam budi tata susila dan seni atau dengan istilah lain budaya manusia sebagai kreasi hidup adalah sesuatu yang kompleks ide gagasan-gagasan nilai-nilai norma-norma peraturan dan sebagainya Budiono Herususanto Simbolisme dalam Budaya Jawa (Yogyakarta PT Hanindita Ghahawidia 2000) h 6-7

115

padahal mayoritas penduduk di Indonesia menganut agama

Islam dan menghendaki penerapan prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah

Untuk mengatasi ketiga kendala atau hambatan di atas

penting bagi peneliti untuk menelaah dilihat dari pendekatan

filsafat hukum Islam bahwa implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan

di bank syari‟ah perlu mempertimbangkan tiga pendekatan

yaitu konstitusional institusional dan kultural110 Ketiganya

dapat diuraikan sebagai berikut

1 Pendekatan Konstitusional

Pendekatan konstitusional transformasi norma-norma

hukum Islam ke dalam peraturan dan perundang-undangan

nasional merupakan produk interaksi antar elite politik (politisi

penegak hukum tokoh masyarakat pakar hukum dan praktisi

hukum) dengan elite kekuasaan (the rulling elite) yakni kala-

ngan politisi dan pejabat negara Sebagai contoh diundang-

kannya UU Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama

dan UU Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan merupakan

110 Teuku Mohammad Radhie ldquoPolitik dan Pembaharuan Hukumrdquo

dalam Prisma No6 tahun II (Jakarta LP3ES 1973) hlm 4 M Yahya Harahap ldquoInformasi Materi Kompilasi Hukum Islam Memposisikan Abetraksi Hukum Islamrdquo dalam Mimbar Hukum No5 Tahun II (Jakarta Al-Hikmah dan Ditbinbapera Islam 1992) hlm 17-21

116

peranan elite Islam cukup dominan di dalam melakukan

pendekatan dengan kalangan elite di tingkat legislatif sehingga

UU Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama dan UU

Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan tersebut dapat

dikodifikasikan111

Adapun prosedur pengambilan keputusan politik di

tingkat legislatif dan eksekutif dalam hal legislasi hukum Islam

(legal drafting) hendaknya mengacu kepada politik hukum

yang dianut oleh badan kekuasaan negara secara kolektif

Suatu undang-undang dapat ditetapkan sebagai suatu peraturan

tertulis yang dikodifikasikan apabila telah melalui proses

politik pada badan kekuasaan negara yaitu legislatif dan

eksekutif serta memenuhi semua persyaratan dan rancangan

perundang-undangan yang layak Misalnya ketika disahkannya

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Anggaran dan

Pendapatan Belanja Negara Tahun 2015

Pendekatan konstitusional legislasi hukum sebagaimana

dikemukakan A Hamid S Attamimi bahwa pemerintah dan

DPR memegang kekuasaan di dalam pembentukan undang-

undang Disebutkan dalam pasal 5 ayat (1) UUD 1945 bahwa

ldquoPresiden memegang kekuasaan membentuk undang-undang

111 Amak FZ Proses Undang-Undang Perkawinan (Bandung al-

Ma‟arif 1976) hlm 35-48

117

dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyatrdquo Sedangkan

dalam penjelasan mengenai pasal 5 ayat (1) UUD 1945 dinya-

takan bahwa ldquokecuali executive power Presiden bersama-

sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat menjalankan legis-

lative power dalam negarardquo112

Berdasarkan pandangan di atas DPR dapat memberi

persetujuan kepada tiap-tiap rancangan undang-undang yang

diajukan oleh pemerintah Hal ini senada dengan penjelasan

pasal 20 ayat (1) UUD 1945 kendati DPR tidak harus selalu

meyatakan setujua terhadap semua rancangan undang-undang

dari pemerintah Keberadaan DPR sesungguhnya harus mem-

berikan suatu consent atau kesepakatan dalam arti menerima

atau menolak Rancangan Undang-Undang (RUU)

Peluang norma-norma hukum Islam untuk dimuat ke

dalam konstitusi sangat terbuka ketika terdapat tuntutan realitas

sosial dan politik yang menghen-daki terwujudnya cita-cita

supremasi hukum Islam (the enforcement of Islamic law)

terjaminnya hak asasi setiap orang serta terjaminnya stabilitas

politik suatu negara Maka konstitusi yang dibuat hendaknya

merupakan norma dasar (groundnorm) yang ditujukan untuk

112 A Hamid S Attamimi ldquoPeranan Keputusan Presiden Republik

Indonesia dalam Penyelenggaraan Pemerintah Negara Suatu Analisis Mengenai Keputusan Presiden yang Berfungsi Pengaturan dalam Kurun Waktu Pelita I-Pelita IVrdquo Disertasi Doktor Universitas Indonesia (Jakarta UI 1990) hlm 120-135

118

menghindarkan berbagai bentuk penyelewengan berlaku untuk

semua pihak dan sekaligus menjadi pedoman hukum untuk

memperoleh hak-hak hukum masyarakat serta kewajiban

mentaati hukum dalam penyelenggaraan negara113

2 Pendekatan Institusional

Selain pendekatan konstitusional transformasi norma-

norma hukum Islam ke dalam sistem hukum Indonesia juga

dapat dilakukan melalui pendekatan institusional Pendekatan

institusional merupakan suatu proses penjabaran norma-norma

hukum yang ada dalam bentuk produk peraturan dan

perundang-undangan menjadi pranata-pranata hukum Islam

Secara sederhananya pendekatan semacam ini dilakukan

dengan cara membentuk institusi-institusi baik pemerintah

maupun masyarakat yang akan memperkuat penegakan hukum

Islam di masyarakat Maka salah satu cara yang dipandang

paling efektif untuk menegakan hukum Islam adalah merepre-

sentasikan tanggungjawab negara dengan membentuk pranata

hukum Islam

Seperti telah peneliti jelaskan pada bab-bab sebelumnya

institusionalisasi hukum Islam dapat difahami dalam dua

pengertian pertama ia merupakan suatu upaya untuk men-

113 Muhammad Husein Na`ini ldquoIslam dan Pemerintahan

Konstitusionalrdquo dalam John L Esposito dan John L Donohue Islam dan Pembaharuan (terj) (Jakarta PT Raja Grafindo 1994) hlm 537-538

119

transformasikan ide-ide dan gagasan-gagasan bagi pemben-

tukan suatu pranata hukum Islam kedua ia merupakan proses

aktualisasi ide-ide atau gagasan-gagasan menjadi institusi atau

pranata hukum Islam termasuk pula kedudukan tugas dan

fungsinya dalam proses penegakan hukum Islam itu sendiri

Kedua pola pemahaman tersebut dapat dijabarkan dalam

konteks politik hukum Islam baik dari sudut pandang ideal

normatif dan realitas

Dalam sudut pandang ideal makna institusionalisasi

hukum Islam mencerminkan mata rantai sejarah pemikiran

hukum Islam dalam studi ilmu hukum yang dimulai dari

pemikiran tentang sumber-sumber prinsip-prinsip asas-asas

dan metode hingga pada tingkat pembentukan peraturan dan

perundang-undangan hukum Islam

Maksud dari institusionalisasi hukum Islam di sini adalah

menyusun berbagai regulasi (peraturan dan undang-undangan)

yang memadai di bidang hukum Islam mulai dari meng-

garansinya ke dalam konstitusi negara hingga membentuk

peraturan turunannya hingga dijabarkan menjadi institusi atau

pranata hukum Islam Hal ini sebagaimana telah dijelaskan

peneliti pada bagian pendekatan konstitusional

Jika dikaitkan dengan implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan

di bank syari‟ah hukum ekonomi Islam sangat akomodatif

120

dalam menyikapi segala perubahan sosial politik dan hukum

masyarakat Hasbi Ash-Shiddiqiey misalnya telah mengatakan

bahwa hukum Islam pada sudut keberlakuannya bersifat

progressif dan dinamis Selain itu berlakunya hukum Islam

harus ditekankan pada aspek-aspek kemaslahatan yang bersifat

umum dan tidak hanya menyangkut kepentingan golongan

Islam semata114

Oleh karena itu di samping hukum Adat dan hukum

Eropa memberikan pengaruh besar dalam arah perkembangan

hukum ekonomi Islam sistem hukum ini telah memberikan

warna tersendiri dalam kontritusi dan ketatanegaraan serta

menjadi nilai-nilai dan norma-norma yang menyatu dengan

tradisi dan politik hukum di Indoensia

Konsep hukum ekonomi Islam yang didasarkan pada

nilai-nilai etika dan moral akan lebih memberi tempat bagi

setiap orang untuk mencapai tujuan hidupnya sesuai dengan

nilai-nilai kebebasan dalam politik hukum itu sendiri Terutama

dalam realitas sosial yang secara kuantitatif mayoritas ber-

penduduk muslim sangat memungkinkan hukum ekonomi

Islam bersinergi memberikan warna di dalam konstitusi

Indonesia

114 Hasbie As-Shiddiqiey Dinamika dan Elastisitas Hukum Islam

(Jakarta Tintamas 1975) hlm 27

121

Sebagai negara yang mayoritas berpenduduk muslim

tentu ajaran-ajaran Islam yang terkandung dalam syari‟at tegas

sekali mengatur pelaksanaan kedua tugas di atas di mana ia

membedakan sistem tirani yang lebih bersifat ekslusif dan

menjalankan pemerintahan serta hukumnya secara sewenang-

wenang dengan sistem pemerintahan konstitusional yang lebih

inklusif menjalankan pemerintahan dan hukum yang dibatasi

oleh suatu prasyarat terjaminnya hak-hak dan kewajiban setiap

anggota masyarakat dalam suatu negara

3 Pendekatan Kultural

Hukum Islam dipandang memiliki masa depan dan akan

besar peranannya dalam masyarakat dan komunitas Islam

karena peran fundamentalnya dalam sosialisasi anak-anak

penghormatan terhadap pranata-pranata dan hubungan-hubu-

ngan sosial serta pembentukan dan pengembangan nilai-nilai

dasar tersebut semua itu diterjemahkan ke dalam perundang-

undangan umum serta kebijakan publik melalui proses politik

yang demokratis

Namun demikian hukum Islam juga tidak akan memiliki

masa depan sebagai sebuah sistem normatif bila dibuat dan

diselenggarakan begitu saja oleh negara sebagai hukum publik

dan kebijakan publik Klaim bisa saja dibuat untuk mengatakan

bahwa suatu kebijakan atau hukum adalah syariah tapi klaim

122

itu akan selalu salah karena hal itu tidak lebih dari sebuah

usaha menggunakan kesucian Islam untuk kepentingan politik

elit penguasa

Seperti tergambarkan pada dataran realitas sosial budaya

dan politik transformasi hukum ekonomi Islam ke dalam

konstitusi dan peraturan perundang-undangan di Indonesia

hendaknya juga mempertimbangkan tradisi sosial budaya

politik hukum dan ekonomi dalam masyarakat Agar penga-

kuan terhadap hukum Islam itu memiliki daya ikat yang kuat

maka hukum Islam hendaknya menjadi bagian dari tradisi dan

budaya dalam masyarakat dan salah satu cara yang dapat

digunakan dalam kondisi Indonesia saat ini adalah pendekatan

kultural

Pendekatan kultural ini dapat dilakukan dengan mening-

katkan pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk meme-

nuhi menegakan dan melindungi hak-hak dan kewajiban

setiap individu sebagai warga negara Terlebih lagi dengan

corak dan keragaman budaya budaya bangsa Indonesia yang

menganut BHINEKA TUNGGAL IKA tentu akan lebih mene-

rima perbedaan sebagai satu kesatuan yang utuh Hal demikian

juga telah sejalan dengan prinsip universal hukum ekonomi

Islam bahwa perbedaan pendapat adalah hikmah (al-ikhtilaf

al-hikmah)

123

Selanjutnya apabila dikaitkan dengan mekanisme pela-

yanan di bank syariah implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah erat kaitannya dengan karakteristik yang khusus

dan melekat dalam sistem informasi manajemen keuangan

dalam praktik jasa keuangan syariah itu sendiri Beberapa

kendala yang sering sering ditemui mencakup atas beberapa

aspek berikut

1) Dapat Dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam

laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat

dipahami oleh pemakai atau user terutama bagi pemegang

keputusan bisnis perusahaan maksudnya yaitu bahwa pemakai

diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang

aktivitas ekonomi dan bisnis akuntansi serta kemauan untuk

mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar namun

demikian informasi kompleks yang seharusnya dimasukan

dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas

dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit

untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu

2) Relevan

Agar bermanfaat bagi publik informasi harus relevan

untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengam-

124

bilan keputusan Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat

mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu

mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu masa kini dan masa

depan menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi dimasa

lalu untuk mendapatkan hasil yang lebih baik di masa yang

akan datang

Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan dimasa

lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi

posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal-hal lain yang

langsung menarik perhatian pemakai seperti pembayaran

deviden dan upah pergerakan harga sekuritas dan kemampuan

entitas syariah untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh

tempo

3) Dapat Dibandingkan

Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan

antar periode masa lalu masa sekarang dan masa yang akan

datang untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi

dan kinerja keuangan Selain itu user juga harus dapat mem-

bandingkan laporan keuangan antar entitas syariah untuk

mengevaluasi posisi keuangan kinerja serta perubahan posisi

keuangan secara relatif

Oleh karena itu pengukuran dan penyajian dampak

keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus

125

dilakukan secara konsisten untuk entitas syariah tersebut antar

periode entitas syariah yang sama untuk entitas syariah yang

berbeda maupun dengan entitas lainnya

4) Penyajian yang Wajar

Laporan keuangan sering dianggap menggambarkan

pandangan yang wajar dari penyajian yang wajar posisi

keuangan kinerja keuangan dan perubahan posisi keuangan

suatu entitas syariah Meskipun kerangka dasar ini tidak

menangani secara langsung konsep tersebut penerapan karak-

teristik kualitatif pokok dan standar umumnya dipahami

sebagai suatu pandangan yang wajar dari penyajian yang wajar

dan satu poin yang penting dalam kontek penyajian yang wajar

adalah tidak adanya proses manipulasi data yang dilakukan

oleh perusahan yang mencerminkan pada integritas perusahaan

itu sendiri

5) Pengakuan Unsur Keuangan

Merupakan pembentukan suatu pos yang memenuhi

definisi unsur serta kriteria pengakuan yang dikemukakan

dalam neraca atau laba rugi115 Pengakuan dilakukan dengan

menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalam

jumlah uang dan mencantumkannya kedalam neraca atau

115 Wiroso Akuntansi Transaksi Syariah (Jakarta Ikatan Akuntansi

Indonesia 2010) 44-48

126

laporan laba rugi dan dapat dilaporkan pada periode waktu

tertentu untuk diketahui oleh pihak yang berkepentingan atas

laporan tersebut selain untuk mengetahui perkembangan laba

rugi perusahaan pada suatu periode tertentu

Oleh karena itu secara normatif implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen dalam praktik

jasa keuangan di bank syari‟ah hendaknya dilandasi juga oleh

dua asas pertama negara tersebut harus disusun dan dibentuk

melalui sebuah konstitusi yang bebas dari segala macam

campur tangan dan pemaksaan kehendak ia harus disusun

lengkap dengan mengemukakan hak-hak dan kewajiban serta

hubungan timbal-balik antar berbagai lapisan dalam masya-

rakat itu sendiri kedua harus terdapat kepercayaan penuh

terhadap unsur pedoman perhitungan dan tanggung jawab

yang sempurna serta adanya kepercayaan yang penuh terhadap

semua yang berkepentingan sesuai kesepakatan

Dengan demikian peneliti dapat merumuskan bahwa

kendala normatif dalam implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah mencakup atas struktur substansi dan kultur

Sedangkan kendala lainnya adalah secara internal mencakup

manajemen informasi yang dilakukan di bank syariah itu

sendiri dan secara eksternal adalah perilaku nasabah

127

C Solusi dan Strategi Pengembangan Prinsip-Prinsip Akad

dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam

Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

Sistem hukum ekonomi syari‟ah merupakan sistem

hukum yang dibangun berdasarkan prinsip-prinsip asas-asas

serta nilai-nilai etika dan moralitas keagamamaan yang ber-

sumber kepada al-Qur‟an al-Sunnah dan Ijtihad Selama

berabad-abad para pemikir hukum Islam telah melakukan

berbagai pengkajian dan penelitian terhadap prinsip-prinsip

dasar sistem hukum ekonomi syari‟ah dari sumbernya agar

dapat dijabarkan dalam kehidupan Sebab sistem hukum

ekonomi syari‟ah lebih dari sekedar ilmu yang dapat dipelajari

tetapi juga dapat dijabarkan dalam supra-struktur dan infra-

struktur hukum ekonomi berdasarkan prinsip keadilan persa-

maan kebebasan tolong-menolong toleransi dan sebagai-

nya116

Dalam perkembangan ekonomi modern sistem hukum

ekonomi syari‟ah telah berkembang pesat seiring dengan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi Sistem hukum ini

dapat diimplementasikan dalam pembentukan instrumen

116 Soroso Imam Zadjuli Kodifikasi Variabel-variabel Dalam

Penelitian Ekonomi Islam makalah dalam ldquoSeminar dan Lokakarya Kurikulum dan Silabus Ekonomi Islamrdquo untuk Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Oktober 1997 hlm 6

128

peraturan perundang-undangan dan pranata-paranata ekonomi

syari‟ah baik bank maupun non-bank Falsafah dasar nilai-nilai

dasar hukum ekonomi syari‟ah menjadi pijakan bagi imple-

mentasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen

dalam praktik jasa keuangan di bank syari‟ah Di saat yang

sama UU Perbankan menjadi regulasi dalam pembangunan

ekonomi syariah di mana masyarakat atau negara tidak dapat

mengabaikan kepentingan untuk menjaga stabilitas ekonomi

negara dan meningkatkan kesejahteraan rakyat

Meskipun ekonomi syari‟ah di Indonesia baru berkem-

bang pesat pada tahun 1992 yang ditandai dengan keberadaan

lembaga perbankan syari‟ah namun bank syari‟ah tersebut

menjadi lembaga keuangan alternatif untuk menghindarkan

masyarakat dari praktek pembungaan uang (riba‟) ketidak-

jelasan (gharar) dan judi (maisyir)

Setelah dikeluarkannya UU Perbankan Nomor 7 Tahun

1992 Jo UU Nomor 10 Tahun 1998 Jo UU Nomor 21 Tahun

2008 eksistensi lembaga keuangan dan perbankan syari‟ah di

Indonesia semakin berkembang terutama karena adanya

komitmen yang kuat untuk menerapkan prinsip bagi hasil

(profit and loss sharing) Sebagai contoh amandemen pasal 6

point m UU Nomor 10 Tahun 1998 menyebutkan bahwa

lembaga keuangan konvesional dapat menyelenggarakan unit

129

pelayanan perbankan syari‟ah yang menggunakan prinsip bagi

hasil (profit and loss sharing) dengan dual banking system

Dalam perkembangan berikutnya dilihat dari segi

praktiknya kegiatan usaha perbankan syari‟ah mengacu kepada

kedua peraturan perundang-undangan perbankan turut

mendorong didirikannya lembaga keuangan syari‟ah lainnya

beoperasi seperti Baitul Mal Wattamwil (BMT) Unit Simpan

Pinjam Syari‟ah (USPS) Pegadaian Syari‟ah Asuransi

Syari‟ah dan sebagainya Keberadaan lembaga-lembaga keua-

ngan syari‟ah tersebut terbukti cukup kokoh menghadapi

terpaan krisis ekonomi dan moneter yang berlangsung sejak

akhir tahun 1997

Kemudian jika dilihat dari segi akuntabilitas dan ketaha-

nannya lembaga keuangan syari‟ah tampaknya lebih tahan dari

krisis dibandingkan dengan lembaga keuangan konvensional

yang sangat rentan dengan pengaruh ekonomi global Sebagai

fakta pada pertengahan tahun 1998 pemerintah melakukan

likuidasi terhadap beberapa lembaga perbankan konvensional

dianggap tidak memiliki rasio kecukupan modal untuk terus

beroperasi Sedangkan lembaga-lembaga perbankan syari‟ah

masih tetap kokoh berdiri dan beroperasi sesuai dengan visi

dan misi yang dimilikinya serta berperan penting dalam

memulihkan stabilitas ekonomi nasional

130

Para pemikir dan praktisi ekonomi syari‟ah di Indonesia

terus berupaya merumuskan kembali falsafah dasar nilai-nilai

hukum ekonomi syari‟ah untuk membuat rumusan baru bagi

pembentukan platform bagi implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan

di bank syari‟ah Akan tetapi platform tersebut terkait dengan

beberapa faktor determinan yang mempengaruhinya dalam

proses pencapaian tujuan pembangunan ekonomi

Berkenaan dengan hal tersebut ada beberapa solusi yang

dapat dilakukan untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen dalam praktik jasa

keuangan di bank syari‟ah antara lain117

1 Sumber Modal (Investible Resources)

Setiap proses pembangunan membutuhkan modal yang

cukup besar sehingga diperlukan mencari sumber-sumber

modal yang digali dari potensi-potensi ekonomi yang

dimiliki Kelayakan modal tidak hanya menjadi kebutuhan

negara-negara maju tetapi juga khususnya negara-negara

yang sedang berkembang di mana Indonesia termasuk ke

dalam kategori negara berkembang tersebut Proses pemba-

ngunan yang berjalan sekarang ini tidak serta merta hanya

mengandalkan semua potensi ekonomi dalam negeri berupa

117 Ibid hlm 6-12

131

pemanfaatan sumber daya alam atau sejenisnya tetapi juga

bergantung kepada kerja sama di bidang ekonomi dengan

negara lain

Secara mikro pembangunan sistem ekonomi Islam di Indo-

nesia dalam bentuk pendirian lembaga-lembaga keuangan

syari‟ah masih relatif mengandalkan potensi modal dalam

negeri (capital domestik) di mana pihak swasta lebih

banyak berperan menanamkan investasi di dalam struktur

dan manajemen lembaga keuangan syari‟ah Hal ini dapat

dilihat pada pendirian sejumlah lembaga keuangan syariah

yang dari segi modal termasuk kebijakan pengelolaannya

dilakukan oleh pihak swasta Kendati pun pemerintah telah

memberikan payung hukum yang kuat tetapi dari segi

kebijakan publik pemerintah masih mengutamakan pemba-

ngunan atas infra-struktur perbankan konvensional

Sedangkan dalam kerangka makro tingkat partisipasi eko-

nomi di pasar global dalam pembangunan ekonomi di

Indonesia juga belum memberi perhatian besar bagi pemba-

ngunan ekonomi Islam Ini jauh berbeda kika dibandingkan

dengan partisipasi kalangan investor asing dalam berinves-

tasi di lembaga keuangan konvensional baik bank maupun

non-bank Bisa jadi ini disebabkan oleh prospektus lembaga

keuangan syari‟ah belum mampu menjadi instrumen pokok

132

pembangunan ekonomi yang banyak dimanfaatkan oleh

masyarakat118

Namun demikian tingkat ketahanan dan stabilitas ekonomi

lembaga keuangan syari‟ah yang mampu bertahan dari

terpaan krisis ekonomi dan moneter telah menarik perhatian

kalangan investor asing untuk membantu percepatan pendi-

rian lembaga-lembaga keuangan syari‟ah di Indonesia

Pinjaman hutang dari luar negeri menjadi pendukung bagi

kelayakan modal yang dikelola oleh lembaga-lembaga

keuangan syari‟ah Pada gilirannya penyusunan UU APBN

berbasis hukum ekonomi syari‟ah mutlak diperlukan dalam

rangka mendorong terjadinya kenaikan angka rasio tingkat

partisipasi masyarakat dalam kegiatan ekonomi karena

adanya dukungan modal usaha

2 Sumber Daya Manusia (Human Resources)

Manusia merupakan subyek (development agent) yang

berperan penting dalam proses pembangunan Sumber daya

manusia (SDM) yang cakap dan mampu jelas diperlukan

untuk mengelola berbagai kegiatan ekonomi secara profe-

sional sebab SDM yang berkualitas merupakan komponen

118 Suroso Imam Zadjuli Kelembagaan Ekonomi Islam Dalam

Perspektif Islam Kajian Kritis Terhadap Kelembagaan Konvensional makalah dalam ldquoSeminar dan Lokakarya Kurikulum dan Silabus Ekonomi Islamrdquo untuk Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Juni 2003 hlm 9-10

133

penting dalam melakukan percepatan pemba-ngunan eko-

nomi SDM dapat menjadi ldquopenggerakrdquo untuk membuat

model perencanaan pengelolaan pengawasan dan penilaian

terhadap berbagai bentuk kegiatan ekonomi menggali dan

memanfaatkan potensi alam mengelola dana membangun

organisasi sosial ekonomi politik dan budaya dalam satu

wadah ldquopembangunanrdquo

Oleh karena itu peningkatan kuantitas dan kualitas SDM

harus dilakukan secara simultan dan organis dengan proses

pembangunan yang sedang berjalan dan hendak dicapai ke

depan Peningkatan kualitas SDM tersebut terkait dengan

dua aspek Pertama keahlian dan profesionalisme (profe-

ssional quality) dan Kedua kualitas moral yang baik

(moral quality) Professional quality mengacu kepada kua-

litas kemampuan keahlian dan etos kerja untuk melakukan

semua tugas dan kewajiban dalam kegiatan ekonomi secara

proporsional Dalam hukum ekonomi syari‟ah professional

quality yang dikehendaki adalah adanya keseimbangan

dalam melakukan tugas sesuai dengan hak dan kewajiban119

Sedangkan moral quality merupakan dimensi moral yang

mengacu kepada etika bisnis Islam yang sesuai dengan

prinsip-prinsip ekonomi dalam al-Qur‟an dan Sunnah

119 Lihat QS 51 2180 amp 188 1690 dan 597

134

Seseorang tidak dibenarkan melakukan kegiatan ekonomi

yang bertentangan dengan nilai-nilai dasar ekonomi yang

dibenarkan menurut hukum syari‟at sebab syari‟at meng-

hendaki keadilan bukan hanya dari segi ekonomi tetapi juga

dari segi hukum120 Pada gilirannya kualitas SDM dibutuh-

kan dalam penyusunan UU APBN berbasis hukum ekonomi

syari‟ah untuk mendukung pembangunan ekonomi hendak-

nya memiliki kemampuan (skill) dan moral yang baik

3 Mental Wirausaha (Entrepreneurship)

Wirausaha (enterpreneurship) merupakan sikap mental yang

hendaknya dimiliki oleh setiap individu untuk membangun

perekonomian bangsa Joseph Schumpeter telah menjelas-

kan bahwa pembangunan ekonomi sangat bergantung

kepada adanya dinamika partisipasi masyarakat untuk

berwirausaha dan mampu melakukan inovasi dalam ber-

bagai kegiatan ekonomi Sebagai agama yang dinamis

Islam telah mengajarkan kepada manusia untuk melakukan

kegiatan wirausaha sebagai salah satu cara untuk mening-

katkan taraf hidup dan kesejahteraan ekonomi masyarakat

Wirausaha (enterpreneurship) dilihat bukan hanya sebagai

ilmu ekonomi (economyc knowledge) tetapi juga meru-

pakan keahlian (business skill) untuk melakukan berbagai

120 Lihat QS 831-3 1690 597 934-35 dan 6141

135

jenis inovasi dalam berbisnis Wirausaha dapat mendorong

bagi terciptanya produk-produk usaha dan jasa yang baru

metode usaha baru penemuan sumber usaha baru peluang

usaha dan peluang kerja yang baru serta pembetukan

organisasi bisnis yang baru pula Sebagai contoh keber-

hasilan pembangunan ekonomi Jepang antara lain didukung

oleh 2 kalangan wirausaha menengah dan 20 wira-

usahawan kecil Jika ini diterapkan dalam proses pemba-

ngunan ekonomi Indonesia maka wirausaha dapat menjadi

instrumen bagi pembangunan ekonomi yang berwawasan

syari‟ah121

Namun demikian perhatian pemerintah Indonesia dalam

pengembangan sektor usaha kecil dan menengah relatif

masih minim Hal ini dapat dilihat dari tingginya tingkat

kesulitas kalangan usaha kecil dan menengah dalam

mempe-roleh modal kredit bantuan usaha dalam kegiatan

bisnis mereka Padahal percepatan proses pembangunan

ekonomi Indonesia tidak akan terwujud jika tidak memprio-

ritaskan kegiatan sektor riil yang pada umumnya dilakukan

oleh kalangan usaha kecil dan menengah Perhatian terhadap

kalangan usaha kecil dan menengah yang dilakukan oleh

lembaga-lembaga keuangan syari‟ah dewasa ini perlu

121 Buchari Alma Kewirausahaan (Bandung Alfabeta 2000) 4-5

136

mendapatkan perhatian dari Pemerintah dan DPR yang

salah satunya pembinaan terhadap kalangan usaha kecil dan

menengah (UKM) yang dimasukan dalam penyusunan UU

APBN berbasis hukum ekonomi syari‟ah

4 Perangkat Teknologi (Technology)

Di samping ketiga faktor di atas teknologi juga merupakan

faktor yang paling determinan dalam mempercepat proses

pembangunan ekonomi Teknologi juga dapat menjadi

perangkat utama yang mendukung pelaksanaan kegiatan

usaha yang cepat tepat efektif dan efisien Dewasa ini

teknologi merupakan perangkat pokok yang menunjang

pelayanan produk dan jasa yang diberikan oleh lembaga-

lembga keuangan syariah karena masyarakat lebih meng-

hendaki kemudahan dan keserbapraktisan memperoleh pela-

yanan yang didukung dengan sarana penunjang yang

memadai122

Dalam sudut pandang hukum ekonomi syari‟ah peman-

faatan perangkat tekonologi informasi bagi manusia sangat

penting untuk melakukan berbagai inovasi bisnis melaku-

kan eksplorasi atas apa-apa yang terdapat pada alam bagi

kebaikan manusia dan sekaligus memberikan proteksi atau

perlindungan atas berbagai penggunaan alat teknologi yang

122 Muhammad opcit 11-12

137

bukan pada tempatnya123 Jika demikian berarti proses alih

teknologi dari negara maju ke negara berkembang dapat

dilihat sebagai bagian dari upaya untuk mempercepat

pertumbuhan ekonomi termasuk teknologi informasi yang

belakangan ini menjamur dalam berbagai kegiatan usaha

dan perbankan dengan sistem on-line

Keempat faktor tersebut merupakan kunci pokok yang

memrlukan perhatian semua pihak bukan hanya unsur masya-

rakat dan kalangan pengusaha swasta nasional tetapi juga

pihak pemerintah yang mampu membuat kebijakan positif bagi

upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional Oleh

karena itu saat ini keberadaan UU Perbankan Syariah masih

dipandang sebagai salah satu instrumen hukum perbankan

untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional Pemerintah

hendaknya memberi keleluasaan bagi pengembangan ekonomi

syari‟ah di segala sektor perekonomian Dengan kata lain tidak

hanya mengeluarkan kebijakan dalam sektor perbankan tetapi

juga sektor kegiatan usaha riil lainnya baik mikro maupun

makro

Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah untuk

mengoptimalkan peran bank syariah dalam pembangunan

ekonomi jelas diperlukan menerapkan standar sistem infor-

123 Lihat QS 4513 36 71 dan 2279

138

masi manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan

syariah Hal ini sangat penting dilakukan agar bank syariah

memiliki daya saing dengan bank konvensional

Sebagai contoh pada saat melakukan proses standarisasi

penilaian kinerja keuangan di bank syariah terlebih dahulu

dilakukan proses analisa dari laporan keuangan di mana dalam

analisa tersebut terdapat informasi yang menggambarkan

laporan keuangan secara rinci Analisa laporan keuangan

merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengevaluasi

posisi keuangan serta hasil kegiatan usaha suatu perusahaan

dimasa lalu dan dimasa sekarang Sesuai dengan standard

akuntansi syariah dalam analisa keuangan ini harus mudah

dimengerti dan inovatif serta bersifat actual dan up date

dengan kondisi riil yang terjadi

Sekurang-kurangnya ada 4 (empat) metode yang dapat

digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan

selama ini antara lain124

1) Metode Rasio Keuangan merupakan alat yang digunakan

untuk menilai kinerja perusahaan yang menekankan operasi

keuangan yaitu

a) Likuiditas Ratio adalah mengukur kemampuan perusa-

haan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau

124 Abdul Halim Mahmud Analisis Laporan keuanganYogyakarta

cetakan Pertama UPP STIE YKPN2003419

139

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

keuangannya pada saat ditagih

b) Leverage Ratio adalah mengukur sejauh mana kemam-

puan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka

panjangnya

c) Probabilitas Ratio adalah mengukur seberapa kemam-

puan perusahaan menghasilkan laba (Profitabilitas)

d) Activity Ratio adalah mengukur sejauh mana efektivitas

penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset

2) Metode Economic Value Added (EVA) digunakan dalam

menilai kinerja perusahaan yang memfokuskan pada

penerapan nilai dan hanya bisa menilai proses dalam

periode 1 tahun dengan kata lain EVA merupakan pengu-

kuran pendapatan sisa (residul income) yang mengurangkan

biaya modal terhadap laba operasi125

3) Metode Balanced Scorecard (BSC) merupakan alat untuk

mengukur kinerja perusahaan dengan cara menyeimbangkan

faktor-faktor keuangan dan non keuangan dari suatu

perusahaan Mempertimbangkan 4 aspek atau prospektif

yakni prospektif keuangan pelanggan proses bisnis internal

dan proses belajar serta berkembang126

125 David S Young and Stephen O‟Byrne EVA and Value Based

Management A Practical Guide to Implementation diterjemahkan oleh Lusy Widjaya (Jakarta Salemba Empat 2001)

126 Robert Kaplan and David Norton Balance Scorecard httpjurnal-sdmblogspotcom diakses tanggal 6 Februari 2015

140

4) Metode Radar merupakan alat untuk menilai kinerja pada

perusahaan yang merupakan modifikasi atau penyem-

purnaan dari metode-metode sebelumnya Rasio Radar

mengelompokkan rasionya menjadi lima kelompok besar

yaitu Rasio Profitabilitas Produktifitas Utilitas Aktiva

Stabilitas dan Rasio Pertumbuhan

Dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan analisis

rasio keuangan merupakan metode analisis keuangan yang

paling banyak digunakan di Indonesia Hasil analisis rasio

keuangan ini dinyatakan dalam suatu rasio yaitu suatu besaran

yang merupakan perbandingan antara nilai suatu rekening

tertentu dalam laporan keuangan dengan nilai rekening yang

lainnya

Kemudian dalam penerapannya analisis rasio keuangan

tersebut tampaknya memiliki beberapa kelemahan sehingga

model analisis ini dikembangkan lebih lanjut menjadi analisis

rasio keuangan yang dimodifikasi untuk memberikan analisis

rasio keuangan klasik dengan variasi yang lain Misalnya

dengan cara membandingkan antar rekening yang ada dalam

laporan keuangan dalam periode waktu yang sama atau

membandingkan antara suatu rekening yang sama dengan

periode waktu yang berbeda Dengan cara seperti ini keung-

gulan dari analisis rasio dapat dilihat berdasarkan besarnya

141

persentase suatu rekening tertentu dengan rekening lainnya

atau melihat perkembangan suatu rekening antar waktu127

Dimensi kriteria penilaian kinerja keuangan dapat dilihat

melalui beberapa dimensi antara lain

1) Kegunaan fungsional (functional utility) bersifat krusial

karena hasil penilaian kinerja keuangan dapat digunakan

untuk melakukan review bagi perusahaan atas aktivitas yang

telah dijalankan dalam periode tertentu maka hasil penilaian

kinerja keuangan tersebut data yang ada harus valid relevan

dan berguna sehingga dapat diterima oleh pihak manajemen

sebagai pihak pengambil keputusan (decission maker)

2) Keabsahan (validity) dapat mengukur apa yang sebenarnya

hendak diukur dari penilaian kinerja keuangan tersebut

sehingga keabsahan dari data hasil kinerja keuangan

tersebut dapat dipertanggung jawabkan baik kepada

shareholder maupun kepada stakeholder

3) Bersifat empiris bukan berdasarkan perasaan semata di

mana informasi kinerja keuangan ini harus betul-betul riil

dan dapat di jelaskan secara konkrit serta dapat dipertang-

gungjawabkan secara hukum akuntansi dan hukum lain

yang berlaku dan membidanginya

127 Warsono Manajemen Keuangan Perusahaan Jilid I Edisi Kedua

Cetakan pertama (Malang UMM Press 2002) 23

142

4) Sensitivitas kerja kriteria ini menunjukan hasil yang relevan

saja yakni kinerja keuangan dan bukan hal-hal lain yang

tidak berhubungan kalau pun ada hanya bersifat pendukung

informasi primer

5) Kelayakan hukum yakni kriteria itu harus sesuai dengan

aturan yang berlaku dimana informasi kinerja laporan

keuangan ini harus betul-betul berada dalam ketentuan

hukum yang membidangi informasi keuangan

Kemudian manfaat yang dirasakan dengan adanya

informasi kinerja keuangan ini adalah untuk memberikan

laporan atau informasi yang berguna untuk pengambilan

keputusan yang ekonomis Selain itu juga menurut Sucipto

dalam Yosie Aniela bahwa dari aspek manajemen dengan

adanya penilaian informasi kinerja keuangan ini berfungsi

untuk128

1) Mengelola organisasi secara efektif dan efisien melalui

pemberian motivasi kepada karyawan secara maksimum

Dalam mengelola perusahaan manajemen juga menetapkan

sasaran yang akan dicapai di masa yang akan datang di

dalam proses yaitu planning (perencanaan) sehingga arah

bisnis perusahaan dapat berjalan dengan sesuai dengan

arahan dan target bisnis yang telah direncanakan

128 Aniela Yoshi Peran Akuntansi Lingkungan Dalam Mening-

katkan Kinerja Lingkungan Dan Kinerja Keuangan Perusahaan Berkala Ilmiah Mahasiswa Akuntansi 11 (2012)

143

2) Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan

dengan karyawan seperti promosi mutasi dan pember-

hentian Penilaian Kinerja ini akan menghasilkan data yang

dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan yang

bersangkutan dengan karyawan yang dinilai berdasarkan

kinerjanya disamping akan membantu dan memotivasi bagi

karyawan untuk dapat bekerja dan memberikan potensi yang

terbaik bagi perusahaan

3) Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan

karyawan serta untuk menyediakan kriteria seleksi dan

evaluasi program pelatihan karyawan Jika manajemen

puncak tidak mengetahui kekuatan dan kelemahan yang

dimilikinya maka akan sulit bagi manajemen untuk meng-

evaluasi dan memilih program pelatihan yang sesuai dengan

kebutuhan karyawan itu sendiri dan bagi karyawan pun akan

menjadi tidak terupdate skill dan kemampuan individunya

sehingga akan sulit bersaing dengan competitor yang memi-

liki bidang yang sama yang pada akhirnya akan melemah-

kan potensi bagi karyawan tersebut

4) Menyediakan feed back (umpan balik) bagi karyawan

mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka

Dalam organisasi perusahaan manajemen akan mendele-

gasikan sebagian wewenangnya kepada pihak manajemen di

144

bawahnya untuk dapat dikerjakan sesuai dengan disposisi

yang diberikan namun disertai dengan resiko yang ada bila

terdapat resiko bisnis yang menyangkut kepentingan bagi

perusahaan

5) Menyediakan suatu dasar untuk memberikan suatu distribusi

reward (penghargaan) bagi karyawan yang berprestasi serta

punishment bagi mereka yang melanggar aturan sehingga

dengan demikian akan Nampak lebih adil bagi semua

karyawan yang terlibat dalam perusahaan

Hasil pengukuran tersebut di atas juga dapat dijadikan

alat evaluasi kinerja manajemen selama ini apakah mereka

telah bekerja secara efektif atau tidak Jika berhasil mencapai

target yang telah ditentukan berarti mereka berhasil mencapai

target yang telah ditentukan pada masa periode tertentu serta

berhasil memimpin dan dipercaya oleh bawahannya Namun

sebaliknya jika gagal atau tidak berhasil dalam pencapainnya

ini akan dijadikan pelajaran bagi manajemen untuk target

dimasa yang akan datang dan merubah strategi bisnis agar

dapat lebih baik lagi di masa yang akan datang

Pengukuran kinerja merupakan salah satu aspek untuk

melihat performing measurement yaitu suatu kualifikasi dan

efisiensi perusahaan atau segmen serta keefektifan dalam peng-

operasian bisnis selama periode akuntansi Dengan demikian

145

pengertian kinerja dapat difenisikan sebagai suatu usaha formal

yang dilaksanakan oleh perusahaan untuk mengevaluasi efisien

dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksa-

nakan pada periode waktu tertentu

Laporan kinerja keuangan menurut Standar Akuntansi

Keuangan menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan

bagian penting dari proses pelaporan keuangan yang meliputi

neraca laporan rugi laba laporan perubahan modal (yang

dapat disajikan dengan berbagai cara seperti sebagai laporan

arus kas atau laporan arus dana) catatan dan laporan lainnya

serta materi penjelasaan yang merupakan bagian Integral dari

Laporan Keuangan129

Sedangkan menurut Edy Sukarno130 yang dikutip di

dalam jurnal Fokus Ekonomi ia mengatakan bahwa kinerja

keuangan adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatanprogramkebijaksanaan dalam

mewujudkan sasaran tujuan misi dan visi organisasi di mana

sebagai hasil yang telah dicapai atas segala aktivitas yang telah

dilakukan dalam mendayagunakan sumber-sumber yang

tersedia dalam suatu organisasi atau perusahaan

129 Ikatan Akuntan Indonesia Standar Akuntansi Keuangan (Jakarta

Salemba 1999) 12 130 Lihat Edy Sukarno ldquoKinerja Keuanganrdquo dalam Jurnal Focus

Ekonomi Volume 4 Nomor 1 Bulan Juni 2009 27-43

146

Menurut ulasan Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku

Penyajian Laporan Keuangan Syariah (PSAK 101) Tahun

2013 menyatakan bahwa Laporan kinerja keuangan adalah

catatan laporan keuangan yang berisi informasi tambahan atas

apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan laporan laba

rugi konprehensif laporan perubahan ekuitas laporan arus kas

laporan sumber dan penggunaan zakat dan laporan sumber dan

penggunaan dan kebajikan di mana dalam catatan ini membe-

rikan rincian dari pos-pos yang telah disajikan dalam laporan

keuangan dan informasi mengenai pos-pos yang tidak meme-

nuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan131

Munawir dalam Analisa Laporan Keuangan132 menga-

takan bahwa laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari

proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu

perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan

data atau aktivitas perusahaan tersebut

Mengacu kepada uraian di atas peneliti dapat meru-

muskan bahwa Sistem Informasi Kinerja Keuangan adalah

suatu rangkaian proses yang melibatkan semua aspek yang

131 Ikatan Akuntan Indonesia Penyajian Laporan Keuangan Syariah

PSAK 101 2013 132 Munawir Analisa Laporan Keuangan (Yogyakarta BPFE

1999)

147

pada akhirnya memberikan informasi dan laporan tentang

prestasi dan kinerja perusahaan dalam menjalankan aktivitas

bisnisnya untuk mencapai keuntungan atau laba Selain itu

dalam kinerja laporan keuangan dalam Islam mempunyai

sasaran-sasaran yang harus disadari dan dipatuhi oleh semua

akuntan keuangan di dalam Islam Ia tidak boleh memasuki

bidang ini jika belum memahami dan adanya kesadaran yang

jelas mengenai makna yang sesungguh dalam sasaran

akuntansi keuangan Pendek kata laporan keuangan hendaknya

disusun dengan menitikberatkan pada aspek kebenaran dan

kejujuran

148

BAB IV

PENUTUP

A Kesimpulan

Mengacu kepada uraian dalam pembahasan dan analisis

maka dapat dirumuskan kesimpulan peelitian sebagai berikut

Pertama implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem

informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di bank

syari‟ah dapat dilakukan dilakukan pada beragam bentuk dan

produk keuangan Selain itu hal tersebut juga hendaknya

mengacu kepada aspek-aspek kemaslahatan dan kemafsadatan

dalam setiap kegiatan ekonomi dengan mengimplementasikan

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah misalnya

saja dalam laporan keuangan yang terpublikasikan dalam

website bank syariah

Kedua kendala normatif dalam implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen dalam praktik

jasa keuangan di bank syari‟ah mencakup atas struktur

substansi dan kultur Sedangkan kendala lainnya adalah secara

internal mencakup manajemen informasi yang dilakukan di

bank syariah itu sendiri dan secara eksternal adalah perilaku

nasabah

149

Ketiga Sistem Informasi Kinerja Keuangan adalah suatu

rangkaian proses yang melibatkan semua aspek yang pada

akhirnya memberikan informasi dan laporan tentang prestasi

dan kinerja perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya

untuk mencapai keuntungan atau laba Selain itu dalam kinerja

laporan keuangan dalam Islam mempunyai sasaran-sasaran

yang harus disadari dan dipatuhi oleh semua akuntan keuangan

di dalam Islam

B Rekomendasi

Mengacu kepada kesimpulan di atas peneliti merumus-

kan rekomendasi penelitian sebagai berikut

Pertama perlu dilakukan kajian akademik lebih lanjut

dan mendalam untuk mengembangankan kontribusi keilmuan

hukum ekonomi Islam bagi implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan di bank syariah Hal tersebut salah satunya dapat

dilakukan melalui peninjauan kurikulum dan pengembangan

model pembelajaran ekonomi pada Fakultas Syari‟ah dan Fakultas Hukum serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di

PTKIN agar terumuskan kerangka konsepsional dan opera-

sional implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi

manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank

syariah

150

Kedua bagi kalangan praktisi perlu mengembangkan

berbagai inovasi dan keahlian untuk mengimplementasikan

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah Hal

demikian juga perlu didukung dengan partisipasi dan dukungan

masyarakat untuk menggunakan produk jasa keuangan di bank

syariah

151

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrasyid Priyatna 2017 Arbitrase Solusi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata dipublikasikan artikel dalam httpidshvoongcomlaw-and-politics1908998-keunggulan-dan-kelemahan-arbitrase yang diakses tanggal 10 April 2017

Abdurrahman Yahya 1997 ldquoAl-Iltizamrdquo artikel yang dipublikasikan dalam httpfiqh1wordpresscom 2010 0515al-iltizam diakses pada tanggal 28 Maret 2017

Adiwarman A Karim 2010 Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan Ed Empat Jakarta PT Rajagrafindo Persada

Amir Machmud Rukmana 2010 Bank Syariah Teori Kebijakan dan Studi Empiris di Indonesia Jakarta Penerbit Erlangga

Andi Soemitra 2010 Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Jakarta Kencana

Anshori Abdul Ghofur 2007 Perbankan Syariah Di Indonesia Gadjah Mada University Press Yogjakarta

Anwar Syamsul 2010 Hukum Perjanjian Syariah Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Antonio M Syafe‟i 2001 Bank Islam Dari Teori ke Praktek Jakarta Gema Insani Press

Annual Reepport PT Bank Jabar Banten Syariah Tahun 2013-2016

Ash-Shiddieqy TM Hashbi 1997 Fiqh Muamalah Semarang Pustaka Rizki Putra

Al-Sanhuri Abd al-Razaq 1958 Mashadir al-Haqq fi al-Fiqh al-Islamy Dirasah Muqaranah bi al-Fiqh al-Gharbi Jilid I Beirut Dar al-Hana li al-Thiba‟ah wa al-Nasyr

152

Arifin Zainul 2009 Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah Jakarta Azkia Publisher

Azwir Yacub 2013 Analisis Pengaruh Kecukupan Modal Efisiensi Likuiditas NPL DAN PPAP Terhadap ROA Bank Semarang UNDIP

Basyir Ahmad Azhar 1994 Refleksi Atas Persoalan Keislaman Bandung Mizan

Burhan Bungin 2006 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta Kencana

Dokumen Rencana Bisnis PT Bank Jabar Banten Syariah Tahun 2014-2016

Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Ed Rev Fatwa No 05DSN-MUIIV2000 tentang Jual Beli Salam

Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Ed Rev Fatwa No 06DSN-MUIIV2000 tentang Jual Beli Istishna‟

Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Ed Rev Fatwa No 07DSN-MUIIV2000 tentang Pembiayaan Mudharabah

Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Ed Rev Fatwa No 08DSN-MUIIV2000 tentang Pembiayaan Musyarakah

Karnaen A Perwataatmadja dan M Syafi‟i Antonio 1992 Apa dan Bagaimana Bank Islam Yogyakarta PT Dana Bhakti Wakaf

K Lewis Marvyn dan Latifa M Algoud 2007 Perbankan Syariah Jakarta Serambi Ilmu Semesta

Kansil CST 2001 Hukum Perusahaan Indonesia (Aspek Hukum dalam EKonomi) Bagian I Jakarta Pradnya Paramita

153

Khan Tariqullah dan Habib Ahmed 2008 Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah Jakarta PT Bumi Aksara

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHP)

Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)

Laporan Neraca Keuangan dan Laporan Laba Rugi PT Bank Jabar Banten Syariah Periode 2010-2016

Luciana Spica Almilia amp Winny Herdiningtyas 2005 Analisis Rasio Camel Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Lembaga Perbankan Perioda 2000 ndash 2002 dalam Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol 7 No 2 Nopember 2005

Mahardian Pandu 2008 Analisis Pengaruh Rasio CAR BOPO NPL NIM dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (StudiKasus Perusahaan Perbankan yang Tercatat di BEJ PeriodeJuni 2002-Juni 2007) Semarang UNDIP

Manan Abdul 2012 Hukum Ekonomi Syariah Dalam Perspektif Kewenangan Peradilan Agama Jakarta Kencana Prenada Media Grup

Mardani 2012 Fiqh Ekonomi Syariah Fiqh Muamalah Jakarta Kencana

Muhammad Idrus 2009 Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif Jakarta Penerbit Erlangga

Mawardi Wisnu 2009 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi kasus pada Bank Umum Dengan Total Asset Kurang dari 1 Trilyun Semarang UNDIP

M Ali Hasin 2003 Berbagai Macam Transaksi dalam Islam Fiqh Muamalat cet Pertama Jakarta PT Raja Grapindo Persada

154

Najmudin 2011 Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syari‟iyyah Modern Yogyakarta Penerbit Andi

Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution (Ed) 2009 Current Issues Lembaga Keuangan Syariah Jakarta Kencana Media Group

Nusantara Ahmad Buyung 2009 Analisis Pengaruh NPF CAR FDR Dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank (Perbandingan Bank Umum Go Publik dan Bank Umum Non Go Publik di Indonesia Periode Tahun 2005-2007 Semarang UNDIP

Peraturan Bank Indoensia Nomor 139PBI2011 Tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 10PBI2008 Tentang Restrukturisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah

Peraturan Bank Indonesia Nomor 99PBI2007 Tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 821PBI2006 Tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah

Prabowo Bagya Agung 2012 Aspek Hukum Pembiayaan Murabahah Pada Perbankan Syariah Yogyakarta UII Press

Praja Juhaya S 1997 Filsafat Hukum Islam Bandung UNISBA Press

Praja Juhaya S 2000 Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Madya Filsafat Hukum Islam tentang Rekosntruksi Paradigma Ilmu Titik Tolak Pengem-bangan Ilmu Agama dan Universalitas Hukum Islam Tanggal 1 April 2000 di IAIN Sunan Gunung Djati Bandung

Prasnanugraha P Pontie 2011 Analisis Pengaruh Rasio-rasio Keuangan Terha-dap Kinerja Bank Umum di Indonesia (Studi Empiris Bank-bank Umum Yang Beroperasi di Indonesia Semarang UNDIP

155

Puspitasari Diana 2008 Analisis CAR NPL PDN NIM BOPO LDR dan Suku Bunga SBI terhadap ROA Studi pada Bank Devisa Indonesia periode 2003-2007 Semarang UNDIP

Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti 2008 Manajemen Perkreditan Bank Umum Teori Masalah Kebijakan dan Aplikasinya Bandung ALFABETA

Robert Tampubolon 2004 Risk Mangement Pendekatan Kualitatif Untuk Bank Komersial Jakarta PT Elex Media Komputindo

Saed Abdullah 1996 Islamic Banking and Interest A Study of the Prohibition of Riba and Its Contemporary Interpre-tation Leiden EJ Brill

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji 2001 Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat) Rajawali Pers Jakarta

Suhendi Hendi 2007 Fiqh Muamalah Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Syafi‟i Antonio Muhammad 2001 Bank Syariah dari Teori ke Praktek Jakarta Gema Insani Press

Sri Nurhayati dan Wasilah 2013 Akuntansi Syariah di Indonesia Jakarta Salemba Empat

Suhendi Hendi 2004 Fikih Muamalah Jakarta Rajawali Press

Tawfiq Abd al-Aziz 1988 Qanun al-Iltizamat wa al-‟Uqucircd Mesir Dar al-Saqafah

Tariqullah Khan dan Habib Ahmed 2008 Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah Ed 1 Cet 1 Jakarta Bumi Aksara

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 Jo Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

156

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah LNRI Tahun 2008 Nomor 94

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama LN RI Tahun 2006 Nomor 22

Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia

Usman Rachmadi 2012 Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia Jakarta Sinar Grafika

Utomo Andri Priyo 2010 Pengaruh Non Performing Finan-cing Terhadap Kinerja Keuangan Bank Berdasarkan Rasio Likuiditas Rasio Solvabilitas Dan Rasio Profita-bilitas Pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Semarang UNDIP

Page 9: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Pendahuluan

Bank merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di

bidang jasa dimana memiliki fungsi sebagai lembaga keuangan

yang mengedarkan uang menciptakan uang menyediakan

uang untuk menunjang kegiatan usaha tempat mengamankan

uang tempat melakukan investasi dan jasa keuangan lainnya1

Dalam praktiknya bank dibagi dalam beberapa jenis Jika

ditinjau dari segi fungsinya bank dikelompokkan menjadi 3

jenis yaitu Bank Sentral Bank Umum dan Bank Perkreditan

Rakyat Sedangkan dilihat dari segi prinsip operasionalnya

bank dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu bank konvensional

dan bank syariah2

Operasional perbankan syariah di Indonesia diatur dalam

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang

kemudian diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 10

Tahun 1998 dan diperbaharui lagi dengan Undang-Undang

Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah Perbankan

syariah memiliki tujuan yang sama dengan bank konvensional

1 Kasmir Dasar-Dasar Perbankan (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2002) 2

2 M Syafei Antnio Bank Syariah Teori dan Praktik (Yogyakarta Dana Bhkati Wakaf 1994) 23

2

yaitu agar lembaga perbankan dapat menghasilkan keuntungan

dengan cara meminjamkan modal menyimpan dana membia-

yai kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai

Prinsip-prinsip ekonomi Islam melarang riba perjudian

dan spekulasi yang disengaja perniagaan atas barang-barang

yang haram dan ketidakjelasan serta manipulatif Dalam rangka

melayani masyarakat setiap bank syariah perlu menyediakan

berbagai macam produk perbankan syariah Produk-produk

yang ditawarkan sudah tentu sangat Islami termasuk dalam

memberikan pelayanan kepada nasabahnya Produk perbankan

syariah di bagi ke dalam 3 bagian yaitu produk penghimpunan

produk penyaluran dan produk jasa3

Saat ini pemanfaatan teknologi informasi begitu sangat

pesat masuk dalam segala aspek pekerjaan yang sebagian

besarnya telah menggunakan perangkat teknologi informasi

bahkan bisa dikatakan telah menjadi suatu kebutuhan primer

bagi setiap perusahaan dalam menjalankan bisnisnya

Oleh karena itu dalam pemanfaatan teknologi infor-

masi ini setiap organisasi bisa mengambil banyak manfaat

mulai dari tingkat efisiensi dan efektivitas kinerja keuangan

perusahaan bank syariah hingga tingkat validitas data yang bisa

dikatakan hampir 99 akurat

3 Editor ldquoPerbankan Syariahrdquo dalam httpidwikipediaorgwiki Perbankan_syariah diakses pada tanggal 9 November 2017

3

Sistem teknologi informasi telah melahirkan berbagai

keunggulan yang begitu kompetitif dalam menciptakan persai-

ngan yang ada di dunia usaha Selain itu juga telah membe-

rikan kontribusi yang cukup besar bagi peningkatan kinerja

organisasi Dengan adanya teknologi informasi ini baik itu

dalam hal meningkatkan kinerja baik secara individual maupun

institusional setiap organisasi perusahaan akan mendapat

kemudahan dalam meningkatkan kinerja keuangan dan kualitas

pelayanan publik yang bersifat individual

Tujuan lainnya yang bersifat global adalah setiap orga-

nisasi perusahaan juga akan mampu meningkatkan pelayanan

kepada publik demi terciptanya kepuasan bagi pengguna

(user) yang pada akhirnya akan meningkatkan tingkat keper-

cayaan (trusted) dan loyalitas (loyality) dari para pengguna

(user) terhadap semua jasa dan layanan yang diberikan suatu

organisasi perusahaan Oleh karena itu setiap organisasi

perusahaan bisnis juga dipastikan akan memanfaatkan sistem

teknologi informasi ini untuk meningkatkan keuntungan

(profit) dalam setiap kegiatan bisnisnya4

Dalam pemanfaatan teknologi informasi ini perlu

ditunjang oleh adanya sumber daya baik itu dari segi insani

4 Lihat dalam G Perdana Putri ldquoPeran Teknologi Informasi didalam

Perusahaanrdquo artikel pada wwwiniputri blogunsacidfiles201005paper-manajemen-dan-tipdf diakses pada tanggal 29 Oktober 2014

4

(human skill character) atau pun dari material (infrastructur

capital) yang mumpuni dan kompeten dalam menjalankan

fungsi optimalisasi penggunaan teknologi ini sehingga dengan

terpenuhinya persyaratan tersebut dengan mudah mengatur dan

menjalankan kinerja operasional dengan baik dan optimal Hal

ini dilakukan untuk tercapainya tujuan organisasi perusahaan

yang menjadi target mendasar untuk meningkatkan profit

pendapatan dan menciptakan kesejahteraan bersama

Oleh karena itu pemanfaatan sistem informasi mana-

jemen keuangan dalam menunjang kualitas pelayanan suatu

fungsi dari organisasi terbagi menjadi 5 elemen fungsi yaitu5

1 Fungsi Operation

2 Fungsi Monitoring and Control

3 Fungsi Planning and Decision

4 Fungsi Communication dan

5 Fungsi Interorganisational

Seluruh peranan teknologi informasi dalam berbagai

lapisan tersebut tidak akan berjalan baik tanpa adanya tata

kelola dan manajemen teknologi informasi yang baik karena

pada dasarnya tujuan pemanfaatan teknologi informasi adalah

untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan Demikian

halnya dalam dunia perbankan yang menjalankan fungsi bisnis

5 I Komang Ariana Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Organisasi (Denpasar Universitas Udayana 2010)

5

transaksi keuangan pemanfaatan teknologi informasi ini begitu

sangat besar karena semua transaksi yang ada harus dikelola

dengan baik dan tertata secara sistem sesuai dengan fungsi

kelima elemen di atas

Oleh karena itu penggunaan dan pemanfaatan teknologi

informasi ini hendaknya benar-benar dikelola dengan baik

sesuai dengan tujuan umum perusahaan dalam upaya mendu-

kung operasional perbankan agar dapat berkinerja optimal baik

dari sisi layanan atau pun kualitas operasional perbankan itu

sendiri

Setelah dilakukannya proses spin off atau terpisah secara

manajemen dari induknya yang dalam hal ini adalah bank

syariah pada tahun 2010 bank syariah melakukan pengelolaan

proses bisnis perbankan secara mandiri walaupun dalam hal

modal masih mendapatkan subsidi dan bersinergi dengan bank

syariah dan PT Banten Global Development namun secara

manajerial proses bisnis dan aturan serta kebijakan ditetapkan

secara mandiri6 Dalam upaya menjalankan bisnisnya bank

syariah tetap mengelola dan melayani nasabah existing yang

telah ada sejak masih menjadi unit layanan syariah Oleh

karena itu data-data nasabah dan transaksi yang ada tetap

dikelola dengan baik

6 Annual Report Bank BJB Syariah (Bandung BJBS 2016)

6

Kondisi yang terjadi setelah spin off dan memiliki core

banking system bank syariah mulai merambah dan mengem-

bangkan layanan lain yang intinya adalah untuk lebih dapat

mengembangkan proses bisnis mempromosikan kepada para

nasabah agar dapat lebih maju dan berkembang disertai dengan

kualitas pelayanan yang lebih baik

Seiring dengan adanya pengembangan-pengembangan

yang dilakukan oleh berbagai unit bisnis dan supporting di

bank syariah perlahan namun pasti peningkatan data transaksi

yang ada semakin berkembang disamping dengan adanya

klasifikasi dan layanan yang diberikan kepada nasabah yang

beragam mulai dari nasabah Mikro Menengah dan Korporasi

yang secara umum memberikan dampak signifikan terhadap

data-data yang tersedia di bank syariah7

Sehubungan dengan banyaknya data transaksi yang

terjadi dibutuhkan suatu tools atau alat bantu yang berfungsi

untuk menopang dan mendukung layanan transaksional kepada

nasabah agar dapat berjalan baik dan maksimal sehingga

loyalitas nasabah dapat senantiasa dipertahankan yang pada

akhirnya akan menunjang pada kelangsungan bisnis di bank

syariah

Sistem informasi manajemen keuangan dapat melibatkan

beberapa unit terkait diantaranya

7 Ibid

7

1 Unit Kerja Divisi Teknologi Informasi

2 Unit Kerja Divisi Operasi CQ MIS dan Accounting

3 Unit Kerja Sumber Daya Insani (SDI)

4 Unit Kerja Jaringan dan Layanan

Keterkaitan proses yang terjadi di unit kerja terkait akan

berjalan bilamana masing-masing unit kerja menjalankan

fungsinya dengan baik dan adanya saling koordinasi yang aktif

dalam menyampaikan data-data yang dibutuhkan dan menjadi

konsumsi perusahaan Pada saat masih menjadi unit layanan

syariah (UUS) kualitas data yang dihasilkan dalam prosesnya

sangat berbeda dengan kondisi setelah sejumlah bank syariah

menjadi Bank Umum Syariah (BUS)

Hal tersebut di atas terlihat dari proses pengolahan data

yang dilakukan dimana pada saat masih menjadi Unit Usaha

Syariah (UUS) jumlah data yang ada tidak terlalu banyak dan

proses pengolahannya pun masih dilakukan secara manual

walaupun praktisnya telah menggunakan perangkat teknologi

PC Computer namun dalam pengolahannya tetap memerlukan

waktu yang cukup lama sehingga laporan pelayanan yang

dihasilkan kepada pihak terkait seperti nasabah menjadi lama

Namun demikian berbeda dengan kondisi sekarang

setelah menjadi Bank Umum Syariah (BUS) di mana seiring

dengan pertumbuhan bisnis bank maka jumlah nasabah pun

8

ikut berkembang dan secara otomatis jumlah data yang ada

juga akan menjadi lebih besar sehingga proses pengolahannya

memerlukan alat bantu yang bisa menopang kegiatan opera-

sional dan layanan kepada nasabah

Walaupun jumlah data yang ada cukup besar namun

dengan adanya tools yang ada seperti penggunaan beberapa

aplikasi dan perangkat berbasis teknologi informasi maka

proses pengolahan data yang dilakukan bisa lebih cepat lagi

sehingga kualitas pelayanan terhadap pihak terkait tidak lagi

terganggu Dengan begitu proses operional bank tetap dapat

dijalankan dengan baik dan maksimal

Kondisi pelayanan yang dikembangkan oleh bank bjb

syariah seiring dengan perkembangannya dalam melayani

nasabah semakin baik seiring dengan diterimanya penghargaan

(reward) dalam hal pelayanan nasabah Hal itu membuktikan

bahwa pelayanan yang optimal menjadi syarat mutlak dan

bagian penting bagi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya

Secara umum informasi keuangan bank syariah dalam

beberapa waktu terakhir mengalami fluktuasi baik itu dari sisi

pembiayaan Dana Pihak Ketiga (DPK) serta profit laba rugi

perusahaan di mana hal tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor

internal dan faktor eksternal Namun seiring dengan pening-

katan laju pertumbuhan ekonomi global dan pertumbuhan

9

jaringan kantor bank syariah di Indonesia yang terus menga-

lami perkembangan dari waktu ke waktu model pelayanan

system informasi keuangan kepada nasabah perlu ditingkatkan

oleh bank syariah

Dengan adanya pertumbuhan yang terjadi maka secara

otomatis kualitas data yang dihasilkan pun akan lebih banyak

oleh karena itu perlu adanya peningkatan kapasitas dalam

pengolahan dan kualitas pelayanan supporting data melalui

penerapan Sistem Informasi Manajemen Keuangan (SIMK) di

bank syariah karena hal itu dapat secara langsung mempe-

ngaruhi terhadap kualitas pelayanan nasabah

Selain itu dengan peningkatan kualitas pelayanan Sistem

Informasi Manajemen Keuangan (SIMK) hendaknya ditunjang

pula dengan penggunaan perangkat teknologi informasi maka

secara otomatis dapat memudahkan pekerjaan bagi unit lain

dalam menunjang pekerjaannya yang secara langsung menjadi

tujuan bisnis perusahaan sehingga kinerja perusahaan dapat

lebih maksimal

Demikian pula dengan kualitas layanan yang baik dan

dibantu dengan penggunaan perangkat teknologi informasi

maka diharapkan kualitas layanan terhadap nasabah baik itu

dari sisi kemudahan bertransaksi serta kemudahan penggunaan

produk yang dimodifikasi dengan tujuan mengefisiensikan

10

serta mengefektifkan pelayanan nasabah dapat lebih meningkat

dan menjadikan nasabah menjadi sangat loyal terhadap bank

syariah Dengan demikian bisnis perusahaan di bank syariah

dapat berjalan dengan baik

Demikian pula dalam ajaran Islam secara universal telah

memberikan pedoman bagi kegiatan ekonomi berupa prinsip-

prinsip dan asas-asas dalam bermuamalah Juhaya S Praja8

menyebutkan terdapat beberapa prinsip hukum ekonomi Islam

antara lain

1 Prinsip la yakun dawlatan bayn al-agniya yakni prinsip

hukum ekonomi yang menghendaki pemerataan dalam

pendistribusian harta kekayaan

2 Prinsip antaradin yakni pemindahan hak kepemilikan atas

harta yang dilakukan secara sukarela

3 Prinsip tabadul al-manafi‟ yakni pemindahan hak atas harta

yang didasarkan kepasa asas manfaat

4 Prinsip takaful al-ijtima‟ yakni pemindahan hak atas harta

yang didasarkan kepada kepentingan solidaritas sosial

5 Prinsip haq al-lah wa hal al-adami yakni hak pengelolaan

harta kekayaan yang didasarkan kepada kepentingan milik

bersama di mana individu maupun kelompok dapat saling

berbagi keuntungan serta diatur dalam suatu mekanisme

ketatanegaraan di bidang kebijakan ekonomi

8 Juhaya S Praja Filsafat Hukum Islam (Bandung UNISBA Press 2000) h 14

11

Mengacu kepada latar belakang masalah di atas obyek

penelitian tentang aplikasi Sistem Informasi Manajemen Keua-

ngan (SIMK) di lembaga keuangan syariah tampaknya belum

banyak dikaji terutama jika dikaji dari perspektif manajemen

keuangan syariah Oleh karena itu peneliti merumuskannya

menjadi sebuah judul penelitian yaitu Implementasi Prinsip-

prinsip Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan

dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

B Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas peneliti

berasumsi bahwa obyek tersebut sangat penting untuk diteliti

disebabkan tiga alasan berikut pertama implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen keuangan yang

diinduksi dari praktik jasa keuangan di bank syariah tampaknya

belum terumuskan secara sistematis baik secara konsepsional

maupun operasional kedua implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen keuangan tampaknya belum

berimplikasi positif kepada tingkat kepercayaan masyarakat

kepada bank syariah dan ketiga implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan di bank

syariah tampaknya belum banyak dikaji secara sistematis dari

segi manajemen keuangan syariah

12

Peneliti merumuskan masalah utama (problem statement)

dalam penelitian ini adalah bagaimana prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan memberikan implikasi

baik secara teoretis maupun praktis terhadap peningkatan

pelayanan jasa keuangan di bank syariah

C Pertanyaan Penelitian

Mengacu kepada identifikasi masalah di atas maka

pertanyaan penelitian yang akan dikaji lebih lanjut adalah

1 Bagaimana implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem

informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa keua-

ngan di bank syariah

2 Apa kendala-kendala dan solusi implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen keuangan

dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

3 Bagaimana solusi dan strategi pengembangan prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen keuangan

dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

D Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis

1 Implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi

manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank

syariah

13

2 Hambatan-hambatan implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan di bank syariah

3 Solusi dan strategi untuk mengembangkan implementasi

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen

keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

E Kegunaan Penelitian

Kegunaan atau signifikansi dari penelitian ini secara

akademik diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan

tentang implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi

manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank

syariah dalam proses pembelajaran pada Fakultas Syari‟ah dan Fakultas Hukum di berbagai perguruan tinggi yakni terumus-

kannya kerangka konsepsional dan operasional implementasi

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

Sedangkan secara praktis hasil dari penelitian ini juga

diharapkan menjadi rujukan atau kerangka acuan bagi praktisi

perbankan syariah dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

jasa keuangan di bank syariah Selain itu diharapkan dapat

meningkatkan motivasi masyarakat untuk menggunakan jasa

layanan keuangan bank syariah

14

F Kajian Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil penelusuran diketahui ada beberapa

penelitian sebelumnya yang relevan antara lain

Penelitian yang dilakukan oleh Johanna Mujiati Studi

Pengaruh Penggunaan Sistem Informasi terhadap Kinerja

Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Sema-

rang Tesis Universitas Diponegoro Semarang 17 Juli 2008

Substansi yang telah dibahas pada penelitian ini adalah tentang

bagaimana menggunakan teknologi informasi di lingkungan

civitas akademika dapat meningkatkan kinerja pegawai pada

Fakultas Ekonomi Diponegoro Semarang

Hotman Panjaitan Pengaruh Sistem Teknologi Informasi

Terhadap Kualitas Layanan dan Citra Perguruan Tinggi

Swasta Tesis Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Jawa

Timur Substansi yang dibahas pada penelitian ini adalah

apakah penggunaan teknologi informasi dalam sistem infor-

masi akademik yang on line berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kualitas layanan perguruan tinggi swasta

Azwir Nasir dan Rianti Oktari Pengaruh Pemanfaatan

Teknologi Informasi dan Pengendalian Intern terhadap

Kinerja Insatansi Pemerintah Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Riau Tahun 1993 Substansi yang

dibahas dalam penelitian ini adalah tentang pentingnya peman-

15

faatan teknologi informasi yang membawa pengaruh signifikan

terhadap kinerja di Instansi pemerintah

Gusti Ayu Putu Ratih Kusuma Dewi Pengaruh Kualitas

Pelayanan terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah PT

BPR di Kabupaten Tabanan Tesis Magister Manajemen di

Universitas Udayana tahun 2014 Substansi yang dibahas

adalah membangun kualitas Pelayanan nasabah yang berbasis

pada kepuasan dan loyalitas nasabah itu sendiri

Melihat dari hasil penelitian yang telah ada sebelumnya

dapat dikatakan bahwa jenis penelitian ini relatif baru baik dari

segi substansi dan teori maupun metodologi keilmuannya

sebab dalam rencana penelitian yang akan di bahas adalah

implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi mana-

jemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

G Kerangka Pemikiran

Adapun kerangka teori yang digunakan sebagai kerangka

berpikir untuk menganalisis penelitian ini yaitu pertama teori

iltizam kedua teori perjanjian bisnis dan ketiga teori sistem

informasi manajemen Menurut hemat penelitian ketiga teori

tersebut memiliki koherensi akademik secara konsepsional dan

operasional serta dapat digunakan untuk menganalisis imple-

mentasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen

keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah

16

Teori utama (grand theory) yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teori iltizam yang mengacu kepada Abd

al-Razaq al-Sanhuri Mashadir al-Haqq fi al-Fiqh al-Islamy

(Beirut Dar al-Hana li al-Thiba‟ah wa al-Nasyr 1958) Secara

bahasa iltizam berarti kewajiban Iltizam merupakan suatu

keharusan akibat terjadinya akad yang berimplikasi kepada

lahirnya hak dan kewajiban9 Dalam hukum ekonomi syariah

iltizam mengandung makna keharusan bagi seseorang untuk

mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu untuk

kemaslahatan orang lain Iltizam menurut pengertian hukum

secara umum

ص كل ف ش تزم بت ف ك

Setiap orang yang mukallaf terikat dengan tindakannya10

Pengertian iltizam direduksi dari ketentuan ayat hukum

yang menegaskan keharusan melakukan akad sesuai dengan

ketentuan Allah sebagaimana ditegaskan dalam QS al-Maidah

ayat 1 yang berbunyi

9 Abd al-Razaq al-Sanhuri Mashadir al-Haqq fi al-Fiqh al-Islamy

Dirasah Muqaranah bi al-Fiqh al-Gharbi Jilid I (Beirut Dar al-Hana li al-Thiba‟ah wa al-Nasyr 1958) hlm 130-131

10 Ibid

17

Hai orang-orang yang beriman penuhilah aqad-aqad itu dihalalkan bagimu binatang ternak kecuali yang akan dibacakan kepadamu (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya Misalnya seseorang diharuskan membayar atau meng-

ganti barang yang dirusaknya dapat dikatakan iltizam

disebabkan ia harus dilaksanakan oleh yang meneruskannya

Demikian pula dengan ta‟wild atau tadlmin terhadap suatu

kerugian yang tertimpa atas orang lain baik langsung ataupun

tidak langsung Iltizam merupakan tindakan hukum yang

menjadi sebab bagi dilakukannya suatu kewajiban untuk

memberikan kemaslahatan bagi orang yang dirugikan Maka

nafkah kerabat yang fakir atas kerabat yang kaya dalam batas-

batas tertentu merupakan iltizam atas kerabat yang kaya itu11

Iltizam berlaku untuk siapa saja yang diharuskan baik ia

fakir maupun kaya Bahkan mengganggu orang lain baik

jiwanya maupun anggota tubuhnya ataupun harta dan kehor-

matannya dinamakan juga il tizam yang diwajibkan oleh syara‟

atas setiap mukallaf Iltizam menjadi hak syakshi bagi

11 Peneliti mengutip contoh iltizam dalam Yahya Abdurrahman ldquoAl-

Iltizamrdquo artikel yang dipublikasikan dalam httpfiqh1wordpress com20100515al-iltizam diakses pada tanggal 28 Maret 2017 Lihat pula penjelasan TM Hashbi Ash-Shiddieqy Fiqh Muamalah (Semarang Pustaka Rizki Putra 1997) hlm 58

18

seseorang adalah sebagai taklif dan ahdah atas orang lain

Taklif ini menurut sarjana hukum Barat dinamakan iltizam

Sedangkan hak syakshi dan iltizam dalam anggapan mereka

satu Karena kalau ditinjau dari segi yang menuntut (thalib al-

haqqi atau shahib al-haqqi) dia dinamakan pula hak dan kalau

ditinjau dari segi yang dapat memenuhi dinamakan iltizam

(kewajiban)12

Iltizam adakalanya dipakai untuk kedua belah pihak

seperti iltizam yang terjadi pada akad mu‟awadlah Penjual dan

pembeli masing-masing dinamakan multazim dan multazim

lahu Mahall al-iltizam pada si penjual adalah menyerahkan

barang yang telah berpindah milik itu Mahall al-iltizam

terhadap pembeli itu ialah membayar harga Maksudaya iltizam

bagi si penjual berlaku apabila barang yang telah dijual sudah

di beli oleh sipenjual maka dia wajib menyerahkan barang

tersebut Begitu juga sebaliknya iltizam bagi si pembeli adalah

ketika ia menginginkan suatu barang maka ia harus memba-

yarnya terlebih dahulu agar barang tersebut menjadi haknya

Iltizam dalam hukum ekonomi Islam merupakan bdquoalaqah

maddiyah atau tidak dapat dipaksa yakni berpautan dengan

orang seperti terhadap simadin atau dengan pekerjaan seperti

terhadap orang upahan Namun demikian kalau hanya sebatas

12 Abd al-Aziz Tawfiq Qanun al-Iltizamat wa al-‟uqucircd (Mesir Dar al-Saqafah 1988) hlm 8-9

19

ini saja yang kita katakana tentulah prinsip penyandraan tidak

dapat diterima

Oleh karena itu iltizam yang seperti ini hendaknya

disertai dengan keharusan berkehendak (sulthah syakhsiyah)

untuk pelaksanaannya Jika tidak ada keharusan berkehendak

(sulthah syakhsiyah) maka sangat sulit pelaksanaannya Sebab

si madin umpamanya tidak membayar hutang dia menyem-

bunyikan barang-barangnya atau si buruh umpamanya tidak

mau bekerja walaupun hubungan yang pertama dikatakan

‟alaqah maddiyah namun harus terdapat padanya shulthah

syakhshiyah Adanya shulthah syakhshiyah maka si madin

tidak dapat dipaksa membayar hutang13

Syarat dalam melaksanakan iltizam diperlukan dua pihak

yaitu multazim (orang yang diharuskan untuk memenuhi hak)

dan multazam lahu (seseorang yang harus dipenuhi haknya)

Apakah kedua belah pihak harus tertentu sejak pada permulaan

iltizam ataukah tidak Hal tersebut tidak dipertentangkan

karena multazim harus ada dan tertentu orangnya sejak dari

permulaan iltizam Multazim menjadi orang yang dikenai

kewajiban itu (mukallaf) atau dialah yang dikatakan madin

dalam masalah ini14

13 Abd al-Razaq al-Sanhuri opcit hlm 133-134 14 M Ali Hasin Berbagai Macam Transaksi dalam Islam Fiqh

Muamalat cet pertama (Jakarta PT Raja Grapindo Persada 2003) hlm 44

20

Tidaklah dapat diterima akal kalau simadin tidak ada

hutang bisa terjadi Adapun multazim lahu yakni shahib al-

haqq maka pada asalnya harus sudah ada dan sejak ada

iltizam Akan tetapi setelah kita meneliti hukum-hukum fiqih

satu persatu nyatalah bahwa multazam lahu tidak wajib selalu

ada sejak permulaan iltizam Cukup menentukan multazam

lahu ketika menunaikan iltizam

Dengan demikian pada awal iltizam boleh jadi multazam

lahu masih belum diketahui tetapi dalam waktu menunaikan

iltizam haruslah si multazam lahu ada (diketahui) Umpama-

nya seorang komandan perang dapat mengumumkan kepada

tentara bahwa rampasan perang (salab) akan diberikan kepada

yang menewaskan musuh Karenanya yang menewaskan

musuh berhak mengambil salab walaupun dia tidak mendengar

sendiri pengumuman komandan itu

Para ulama telah membolehkan seseorang mengumum-

kan bahwa siapa mendapatkan kembali barangnya yang telah

hilang akan diberikan upah hal ini dalam Ilmu Fiqih biasa

disebut ji‟alah Oleh karena itu walaupun ucapan yang

dikeluarkan oleh orang yang memiliki barang tidak dihadapkan

kepada orang tertentu namun orang yang menemukan itu dapat

memperoleh upah atas barang temuannya (ajr al-mitsli)

Berdasarkan uraian di atas tentu alangkah lebih baik jika

mengikuti apa yang disyari‟atkan dalam hukum Islam yakni

21

menggunakan istilah multazim atau multazam lahu dan iltizam

dan tidak memakai istilah kreditur atau debitur tersebut Jika

kebanyakan orang cenderung mengikuti pemikiran Barat

dengan mengunakan istilah kreditur atau debitur Meski istilah

tersebut dapat diimplementasikan dalam praktik akad namun

ia terikat dengan perbuatan hukum yang sifatnya‟adabi

Selain itu jika menggunakan istilah kreditur maupun

debitur ia mengandung pengertian bahwa iltizam hanya

mengenai sesuatu yang berkenaan dengan madiyah dan juga

tidak bisa diaplikasikan pada sesuatu yang berkenaan dengan

‟adabiyah Karena tidak ada hutang piutang antara soal

ketaatan istri terhadap suami misalnya

Terlebih lagi jika melihat perkembangan sejarah lafadz

iltizam yang diungkap atau biasa dipakai oleh para fuqaha

tentang iltizam ternyata sudah terlebih dahulu dipakai sebelum

pemikir-pemikir Barat dengan hukum-hukum mereka mengata-

kan iltizam sebagai kreditur dan debitur Dengan demikian

penulis dapat mengatakan bahwa term iltizam lebih baik

dipakai dalam praktik transaksi bisnis syari‟ah daripada istilah-

istilah yang disampaikan oleh para pemikir hukum Barat

tersebut

Selanjutnya teori menengah (middle range theory) yang

digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah teori

perjanjianakad (nazhariyyat al-‟uqucircd) yang mengacu kepada

22

Wahbah al-Zuhaili Al-Fiqh al-Islamiyyah wa Adillatuhu

(Damsyiq Dar al-Fikr 1989)

Menurut Al-Zuhaili15 hak milik atas harta baik individu

maupun kolektif merupakan hak bagi manusia untuk

mengelola dan mengambil manfaat atas harta itu (tasharruf

‟ala al-maal) Pengambilan manfaat dari pengelolaan atas harta

dibenarkan menurut ketentuan syara‟ dengan batas-batas yang

ditentukan oleh Allah dan rasul-Nya Dalam konteks ini

dikenal teori pemindahan hak milik melalui akad atau

perjanjian (nazhariyyat al-‟uqucircd) yang disandarkan pada

ketentuan nash QS 2 116 bahwa dalam setiap perjanjian bisnis

termasuk dalam kategori akan yang direfleksikan sumbernya

(al-Qur‟an dan Sunnah) Kaitannya dengan teori perjanjianakad dalam hukum

perikatan Islam dijelaskan bahwa hakikat akad diartikan

segala sesuatu yang keluar dari seorang manusia dengan

kehendaknya dan syara‟ menetapkan beberapa haknya (kullu

maa yasduru min syakhsin biiradathihi wa yurattaba bdquoalaihi al-syar‟u natabiha huquuqiyyatin) Merujuk kepada pengertian

tersebut akad dibagi dua yakni akad dengan ucapan (aqd al-

15 Wahbah Zuhaili Al-Fiqh al-Islamiyyah wa Adillatuhu (Damsyiq Dar al-Fikr 1989) juz 4 hlm102-103

16 Terjemah ldquoHai orang-orang yang beriman penuhilah aqad-aqad itu dihalalkan bagimu binatang ternak kecuali yang akan dibacakan kepadamu (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nyardquo (QS 5 1)

23

qauli) dan akad dengan perubatan (aqd al-fi‟liy) Oleh karena

itu segala bentuk akad dalam praktik bisnis termasuk di

dalamnya transaksi bisnis dapat dianggap sah sepanjang tidak

bertentangan dengan prinsip-prinsip asas-asas syarat rukun

dan etika bisnis menurut syara‟ Mengacu kepada ketiga teori di atas praktik perjanjian

akad (nazhariyyat al-‟uqucircd) dalam hukum perikatan Islam

hendaknya mempertimbangkan syarat jaliyah dalam berakad

Syarat jaliyah adalah syarat-syarat transaksi akad yang sengaja

disebutkan oleh kedua belah pihak yang sedang melakukan

transaksi sebagai tambahan atas segala ketentuan yangtelah

ditetapkan dalam syari‟at17 Syarat jaliyah yang dibuat dan

disepakati oleh kedua belah pihak yang terkait dalam transaksi

dan akad dilakukan sesuai dengan kemampuan menurut

transaksi akal sehingga mampu dilakukan oleh manusia

Aplikasi syarat jaliyah ke dalam implementasi prinsip

ekonomi Islam di bank syariah ini sangat erat kaitannya dengan

keharusan untuk menerapkan prinsip-prinsip dan asas-asas

muamalah Islam sebagai ajaran yang universal telah membe-

rikan pedoman umum bagi kegiatan ekonomi berupa prinsip-

prinsip dan asas-asas muamalah Mengutip pendapat Juhaya S

17 Juhaya S Praja Filsafat Hukum Islam (Bandung UNISBA

1997) hlm 160-170

24

Praja ia menyebutkan ada beberapa prinsip hukum ekonomi

syariah18 antara lain

1 Prinsip la yakun dawlatan bayn al-agniya yakni prinsip

hukum ekonomi yang menghendaki pemerataan dalam

pendistribusian harta kekayaan

2 Prinsip antaradin yakni pemindahan hak kepemilikan atas

harta yang dilakukan secara sukarela

3 Prinsip tabadul al-manafi‟ yakni pemindahan hak atas harta

yang didasarkan kepasa asas manfaat

4 Prinsip takaful al-ijtima‟ yakni pemindahan hak atas harta

yang didasarkan kepada kepentingan solidaritas sosial

5 Prinsip haq al-lah wa hal al-adami yakni hak pengelolaan

harta kekayaan yang didasarkan kepada kepentingan milik

bersama di mana individu maupun kelompok dapat saling

berbagi keuntungan serta diatur dalam suatu mekanisme

ketatanegaraan di bidang kebijakan ekonomi

Di samping prinsip-prinsip tersebut di atas sebagai

ajaran yang universal sistem ekonomi Islam juga mengatur

berbagai ketentuan umum syariat yang terangkum dalam asas-

asas muamalah Mengutip penjelasan Ahmad Azhar Basyir

asas-asas muamalah dalam hukum ekonomi Islam antara lain19

18 Juhaya S Praja Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Madya

Filsafat Hukum Islam tentang Rekosntruksi Paradigma Ilmu Titik Tolak Pengembangan Ilmu Agama dan Universalitas Hukum Islam pada tanggal 1 April 2000 di IAIN Sunan Gunung Djati Bandung

19 Ahmad Azhar Basyir Refleksi Atas Persoalan Keislaman (Bandung Mizan 1994) hlm 190-191

25

1 Asas kehormatan manusia (QS 17 70)

2 Asas kekeluargaan dan kemanusiaan (QS 49 13)

3 Asas gotong-royong dalam kebaikan (QS 5 2)

4 Asas keadilan kelayakan dan kebaikan (QS 16 90)

5 Asas menarik manfaat dan menghindari madharat (QS 2

282)

6 Asas kebebasan dan kehendak (QS 2 30)

7 Asas kesukarelaan (QS 4 39)

Berdasarkan prinsip-prinsip dan asas-asas tersebut suatu

akad mencakup tiga tahapan yaitu perjanjian persetujuan dan

perikatan Selanjutnya untuk mencapai sahnya suatu akad

hendaknya memenuhi syarat dan rukunnya Di antara syarat-

syarat akad adalah kedua pihak yang berakad hendaknya orang

dewasa dan mampu dibenarkan oleh syara‟ ada manfaat terus berlangsung dan bersambung Sedangkan rukun akad menca-

kup orang yang berakad (bdquoaqid) benda yang menjadi obyek

akad (ma‟qud bdquoalaih) tujuan akad (maudhu‟ al-bdquoaqd) dan

lafafz akad (sighat al-bdquoaqd) Oleh karena itu suatu akad dan

muamalah adalah sah selama tidak ada dalil yang membatalkan

dan mengharamkannyardquo (al-ashl fi al-‟uqucircdi wa al-mu‟amalati al-sihhatu hatta yaquma al-daliilu bdquoala al-buthlan wa al-

tahrim)20

20 Lihat penjelasan Wahbah al-Zuhaily dan Abd Rahman al-Juazairy

tentang akad sebagaimana dikutip oleh Hendi Suhendi Fikih Muamalah (Jakarta Rajawali Press 2004) hlm 42-48

26

Kemudian teori aplikatif (applicative theory) digunakan

teori sistem informasi manajemen keuangan Secara umum

sistem informasi manajemen keuangan merupakan suatu cara

dan metode yang digunakan dengan bertujuan untuk mem-

berikan dukungan berbasis sistem dan data kepada pihak lain

agar dapat merealisasikan tujuan bersama yang akan dicapai

sehingga dapat lebih efektif dan efisien

Dalam prosesnya sistem informasi manajemen keuangan

ini lebih berorientasi kepada penggunaan dan pemanfaatan

teknologi informasi dalam menunjang kegiatannya sehingga

dengan menggunakan pemanfaatan teknologi informasi yang

diharapkan dapat lebih mudah untuk memberikan dukungan

kepada unit atau pihak lain dalam menjalankan operasionalnya

sehingga dapat menghasilkan output positif yang lebih efektif

dan efisien serta berorientasi pada proses pengambilan kepu-

tusan atau kebijakan lainnya yang memang dibutuhkan oleh

pihak perusahaan

Dalam proses sistem informasi manajemen keuangan

tersebut juga terdapat Decision Support System (DSS) yaitu

pemilihan beberapa tindakan alternatif yang ada untuk

mencapai satu atau beberapa tujuan yang akan ditetapkan21

21 Efraim Aronson Jay Turban dan Liang Peng Ting Decision

Support System and Intelegent System (New Jersey Pearson Education Inc 2005) hlm 21

27

Selain itu juga DSS ini merupakan suatu sistem informasi yang

berada di level manajemen dari suatu organisasi yang meng-

kombinasikan data dan model analisis yang canggih atau

peralatan data analisis untuk mendukung pengambilan kepu-

tusan yang semi terstruktur dan tidak terstruktur DSS ini

dirancang untuk membantu dalam proses pengambilan kepu-

tusan organisasional22

Pentingnya dilakukan dalam sistem informasi manajemen

keuangan dewasa ini di dunia perbankan dalam menunjang

operasionalnya dikarenakan semakin kompleknya berbagai

kebutuhan transaksional jumlah ketentuan dan aturan yang

sudah ada di dalam berbagai kebijakan perbankan dalam

pengelolaannya disamping risiko yang cukup besar dan harus

senantiasa dihadapi tetapi disisi lain quality service yang meru-

pakan komponen dasar dalam pemasaran jasa serta inti dari

penjualan suatu produk yang dipasarkan dengan kinerja

terhadap pelayanan nasabah dan harus senantiasa terjaga

dengan baik guna menjaga stabilitas dan eksistensi perusahaan

agar senantiasa memiliki performance yang optimal23

22 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk

Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset2007) hlm 13

23 A Parasuraman VA Zeithamel dan LL Berry A Conceptual Model of Service Quality and Its Implication for Future Reseach dalam Jurnal Ekonomi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Petra yang diakses tanggal 2 Februari 2015 hlm 4

28

Dalam sistem informasi manajemen keuangan salah satu

proses yang dilakukan adalah dengan menganalisis sebuah

sistem yang ada disertai dengan entitas pendukung lainnya

biasanya akan dilakukan terhadap beberapa aspek antara lain

adalah kinerja informasi ekonomi keamanan aplikasi

efisiensi dan pelayanan pelanggan Salah satu proses analisis

yang digunakan dalam supporting data ini menggunakan

metode yang disebut dengan PIECES Analysis (Performance

Information Economy Control Eficiency and Service)24

Sistem informasi manajemen keuangan sangat berguna

bagi pengukuran kinerja keuangan Kinerja Keuangan dapat

didefinisikan sebagai Performing measurement yaitu kuali-

fikasi dan efisiensi perusahaan atau segmen serta keefektifan

dalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi Dengan

demikian pengertian kinerja dapat difenisikan sebagai suatu

usaha formal yang dilaksanakan oleh pihak perusahaan untuk

mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan

yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu

Laporan kinerja keuangan menurut Standar Akuntansi

Keuangan menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan

bagian penting dari proses pelaporan keuangan yang meliputi

24 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk

Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset2007) hlm 19

29

neraca laporan rugi laba laporan perubahan modal (yang

dapat disajikan dengan berbagai cara seperti sebagai laporan

arus kas atau laporan arus dana) catatan dan laporan lainnya

serta materi penjelasaan yang merupakan bagian Integral dari

Laporan Keuangan25

Sedangkan menurut Edy Sukarno26 yang dikutip di dalam

jurnal Fokus Ekonomi ia mengatakan bahwa kinerja keuangan

adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan

suatu kegiatanprogramkebijaksanaan dalam mewujudkan

sasaran tujuan misi dan visi organisasi di mana sebagai hasil

yang telah dicapai atas segala aktivitas yang telah dilakukan

dalam mendayagunakan sumber-sumber yang tersedia dalam

suatu organisasi atau perusahaan

Menurut ulasan Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku

Penyajian Laporan Keuangan Syariah (PSAK 101) Tahun

2013 menyatakan bahwa Laporan kinerja keuangan adalah

catatan laporan keuangan yang berisi informasi tambahan atas

apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan laporan laba

rugi konprehensif laporan perubahan ekuitas laporan arus kas

laporan sumber dan penggunaan zakat dan laporan sumber dan

penggunaan dan kebajikan yang mana dalam catatan ini

25 Ikatan Akuntan Indonesia Standar Akuntansi Keuangan (Jakarta

Salemba 1999) hlm12 26 Lihat Edy Sukarno ldquoKinerja Keuanganrdquo dalam Jurnal Focus

Ekonomi Volume 4 Nomor 1 Bulan Juni 2009 hlm 27-43

30

memberikan rincian dari pos-pos yang disajikan dalam laporan

keuangan dan informasi mengenai pos-pos yang tidak meme-

nuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan27

Munawir dalam Analisa Laporan Keuangan28 menga-

takan bahwa laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari

proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu

perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan

data atau aktivitas perusahaan tersebut

Berdasarkan pengertian di atas tersebut maka penulis

dapat merumuskan bahwa Sistem Informasi Manajemen

Keuangan adalah suatu rangkaian proses yang melibatkan

semua aspek yang pada akhirnya memberikan informasi dan

pelayanan keuangan pada bank syariah dalam menjalankan

aktivitas bisnisnya untuk mencapai keuntungan atau laba

H Langkah-langkah Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan langkah-

langkah penelitian sebagai berikut

1 Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

27 Ikatan Akuntan Indonesia Penyajian Laporan Keuangan Syariah PSAK 101 2013

28 Munawir Analisa Laporan Keuangan (Yogyakarta BPFE1999) hlm

31

jasa keuangan di bank syariah Selain itu jika dilihat dari segi

pengertiannya obyek adalah keseluruhan dari gejala yang

terdapat di sekitar kehidupan manusia Sedangkan dilihat dari

segi sumbernya obyek dalam suatu penelitian kualitatif disebut

sebagai situasi sosial yang di dalamnya terdiri dari tiga elemen

yaitu29

a Tempat

b Pelaku

c Aktivitas

Melihat dari ketiga elemen tersebut saling bersinergi

Akan tetapi obyek penelit ian kualitatif juga tidak semata-mata

bergantung pada situasi sosial dari tiga elemen itu saja

melainkan juga berupa tumbuhan peristiwa alam binatang

kendaraan dan sebagainya Sebaliknya jika dikaitkan dengan

sumbernya maka obyek penelitian bisa dibedakan menjadi dua

bagian yaitu obyek primer dan sekunder

Obyek penelitian yang dikembangkan oleh Husein Umar

dalam Setiawan Santana30 menjelaskan bahwa obyek penelitian

menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi obyek

penelitian dilakukan bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika

dianggap perlu Dengan kata lain obyek penelitian dapat

29 Editor ldquoDefinisi dan Cakupan Obyek Penelitianrdquo artikel dalam

httpwwwinformasi-pendidikancom201308obyek-penelitianhtml diakses pada tanggal 10 Februari 2015

30 Santana Setiawan Menulis Ilmiah Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta Yayasan Obor Indonesia2007) hlm 533

32

difahami karakteristik tertentu yang mempunyai nilai skor atau

ukuran yang berbeda untuk unit atau individu yang berbeda

atau merupakan konsep yang diberi lebih dari satu nilai

Obyek ini dipilih berdasarkan atas pemilahan terhadap

semua obyek yang sejenis namun memiliki kekhususan karena

alasan sebagai berikut pertama implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

jasa keuangan yang diinduksi dari pelayanan keuangan di bank

syariah tampaknya belum terumuskan secara sistematis baik

secara konsepsional maupun operasional kedua implementasi

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah tampaknya

belum berimplikasi positif terhadap tingkat kepercayaan

masyarakat kepada bank syariah dan ketiga implementasi

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah tampaknya

belum banyak dikaji secara sistematis dari segi manajemen

keuangan syariah

2 Metode Penelitian

Istilah metode penelitian terdiri atas dua kata yaitu kata

metode dan kata penelitian Kata metode berasal dari bahasa

Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau menuju suatu

jalan Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan

dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu

33

subjek atau obyek penelitian sebagai upaya untuk menemukan

jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan

termasuk keabsahannya31

Adapun pengertian penelitian adalah suatu proses

pengumpulan data dan analisis data yang dilakukan secara

sistematis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu Pengumpulan

data dan analisis data dilakukan secara ilmiah baik bersifat

kuantitatif maupun kualitatif eksperimental maupun non

eksperimental interaktif maupun non interaktif

Selain itu metode penelitian juga merupakan suatu

teknik atau tata cara mencari memperoleh mengumpulkan

atau mencatat data baik yang berupa data primer maupun data

sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu

karya ilmiah dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang

berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga

akan terdapat suatu kebenaran data yang akan diperoleh

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah menggabungkan metode penelitian kepustakaan dan

empirik (bibliographical and empirical research method) dan

pendekatan kuantitatif Penelitian ini lebih difokuskan untuk

mengetahui dan menganalisis implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

jasa keuangan di bank syariah

31 Lihat Rosady Ruslan Metode Penelitian Public Relations dan

Komunikasi (Jakarta Rajawali Pers 2003) hlm 24

34

3 Jenis Data

Penelitian ini pada dasarnya bersifat kualitatif sesuai

dengan metode yang digunakan yakni metode deskriptif

analitis32 yakni data yang terkumpul berbentuk uraian yang

menggambarkan kondisi obyektif penelitian Metode deskriptif

ini dimaksudkan untuk menganalisis jenis data yang mencakup

konsep dan teori tentang implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan di bank syariah

4 Sumber Data

Sumber data merupakan semua masukan data yang

berguna untuk kepentingan dan kelengkapan dalam proses

analisis data Sumber data diperoleh dari berbagai literatur

yang erat kaitannya dengan obyek penelitian ini Sumber data

pada umumnya dapat dibagi tiga yaitu data primer sekunder

dan tersier

Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh dari

berbagai literatur yang relevan Sumber data sekunder dipero-

leh melalui hasil studi observasi Adapun untuk data tersier

diperoleh dari sumber-sumber lainnya yang relevan untuk

melengkapi dan mendukung kebutuhan sumber data primer dan

sekunder

32 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D (Bandung Alfabeta 2008) hlm 13

35

6 Teknik Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai

sumber yakni sumber data primer sekunder dan tersier

Sumber data primer diperoleh dari hasil studi kepustakaan

(bibliography) Adapun sumber data sekunder diperoleh dari

data empirik yang berkenaan dengan implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam

praktik jasa keuangan di bank syariah Adapun sumber data

tersier diperoleh dari berbagai dokumen yang terkait dengan

obyek penelitian

7 Analisis Data

Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini

yaitu pertama melakukan inventarisasi data terhadap semua

sumber data yang dibutuhkan kedua melakukan klasifikasi

data untuk memilah dan memilih mana saja data yang relevan

ketiga melakukan analisis data secara induktif dan deduktif

dan keempat merumuskan kesimpulan penelitian

36

BAB II

KONSEP DAN TEORI

1 Prinsip-prinsip Akad

a Pengertian Akad

Sistem ekonomi Islam sangat erat kaitannya dengan pem-

bahasan tentang akad (al-bdquoaqd) Akad dalam bahasa Indonesia

disebut kontrak merupakan konsekuensi logis dari hubungan

sosial dalam kehidupan manusia Hubungan ini merupakah

fitrah yang sudah ditakdirkan oleh Allah ketika menciptakan

makhluk yang bernama manusia Oleh karena itu ia meru-

pakan kebutuhan sosial sejak manusia mulai mengenal arti hak

milik Islam sebagai agama yang komprehensif dan universal

telah memberikan aturan yang cukup jelas tentang akad untuk

dapat diimplementasikan dalam setiap masa33

Sedangkan dalam bahasa Arab akad berasal dari kata

aqada - yu‟aqqidu ndash uqudan yang secara bahasa berarti

mengikat mengunci menahan atau membuat suatu perjanjian

Selain itu akad juga diambil dari beberapa istilah dalam bahasa

Arab yang memiliki makna sejenis antara lain34

33 Ikhwan Abidin Basri Teori Akad dalam Fikih Muamalah kutipan

artikel dalam httpwwwfossei4tcomArtikel14htm diakses tanggal 15 November 2017

34 Lihat beberapa pengertian akad dalam hukum ekonomi Islam sebagaimana dijelaskan oleh Hendi Suhendi Fikih Muamalah (Jakarta Raja Grafindo Persada 2002) h 44-46

37

Pertama berasal dari kata ikatan ( ب -yaitu mengum ( ال

pulkan dua ujung tali dan mengikat salah satunya dengan yang

lain saling mengikat sehingga menjadi bersambung yang

kemudian keduanya menjadi sepotong benda

Kedua berasal dari katan sambungan ( عق ) yaitu

sambungan yang memegang kedua ujung itu dan mengikatnya

Ketiga berasal dari kata janji ( الع ) sebagaimana

tercantum dalam QS 3 76 yang berbunyi

(Bukan demikian) sebenarnya siapa yang menepati janji

(yang dibuat)nya dan bertakwa maka sesungguhnya

Allah menyukai orang-orang yang bertakwa35

Keempat berasal dari kata perjanjian ( العق ) sebagai-

mana tercantum dalam QS 5 1 yang berbunyi

Hai orang-orang yang beriman penuhilah aqad-aqad itu dihalalkan bagimu binatang ternak kecuali yang akan dibacakan kepadamu (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya36

35 CD Qur‟an in Word 36 Ibid

38

Nibra Hoesen menjelaskan teori akad dalam hukum

perikatan Islambahwa akad dapat diartikan gabungan atau

penyatuan dari penawaran (ijab) dan penerimaan (qabul) yang

sah sesuai dengan hukum Islam Ijab artinya penawaran dari

pihak pertama sedangkan qabul adalah penerimaan dari pihak

kedua Dengan kata lain yang dimaksud dengan akad menurut

istilah adalah suatu perjanjian serah terima barang antara dua

orang yang dilakukan secara sukarela baik langsung maupun

tidak langsung37

Selain definisi di atas dalam bahasa Arab akad diartikan

pengikatan antara ujung-ujung sesuatu Ikatan di sini tidak

dibedakan apakah ia berbentuk fisik atau kiasan Sedangkan

menurut pengertian istilah akad berarti ikatan antara ijab dan

qabul yang diselenggarakan menurut ketentuan syariah di

mana terjadi konsekuensi hukum atas sesuatu yang karenanya

akad diselenggarakan Pengertian ini bersifat lebih khusus

karena terdapat pengertian akad secara istilah yang lebih luas

dari pengertian ini Namun ketika berbicara mengenai akad

dalam konteks hukum perikatan Islam pada umumnya penger-

tian inilah yang paling luas dipakai oleh kebanyakan fuqaha

37 Nibra Hoesen Pengerrtian Akad dalam Transaksi Syari‟ah

diterjemahkan dari Aplied Shariah in Financial Transaction The Requirement of Shariah in Financial Transactions (Kuala Lumpur INCEIF 2006) yang diakses melalui httpnibrahosenmultiplycom journalitem5 didownload tanggal 15 November 2017

39

Adapun pengertian akad yang bersifat lebih umum

mencakup segala diinginkan (diazamkan) orang untuk

dilakukan baik itu yang muncul karena kehendak sendiri

(iradah munfaridah) seperti wakaf cerai dan sumpah atau yang

memerlukan dua kehendak (iradatain) untuk mewujudkannya

seperti jual beli sewa menyewa perwakilan dan gadai

Berdasarkan pengertian akad yang lebih umum tersebut

muncul sedikit perbedaan dengan akad yang dimengerti oleh

para fuqaha dan hukum-hukum perdata konvensional

Perbedaannya adalah bahwa dalam pengertian yang lebih luas

mencakup kehendak tunggal dapat melazimkan suatu transaksi

sementara menurut undang-undang hukum perdata konven-

sional akad mesti melibatkan dua kehendak Karena itu

wilayah akad dalam pengertian umum jauh lebih luas diban-

dingkan dengan akad dalam pengertian khusus

Mengacu kepada beberapa pengertian dalam teori akad di

atas tampaknya ada beberapa unsur yang termasuk ke dalam

rukun akad ada tiga yaitu38

Pertama sighat yaitu pernyataan ijab dan qabul dari

kedua belah pihak boleh dengan lafad atau ucapan boleh juga

38 Lihat penjelasan Nibra Hosen Briefcase Book Edukasi

Professional Syariah Cara Mudah Memahami Akad-akad Syariah tim penyunting Muhammad Firdaus NH Sofiniah Ghufron Muhammad Aziz Hakim Mukhtar Alshodiq (Kuala Lumpur INCEIF 2006) artikel yang dipublikasikan dalam httpnibrahosenmultiplycomjournalitem5 diakses tanggal 15 November 2017

40

di lakukan dengan tulisan Sighat haruslah selaras antara ijab

dan qabul-nya Apabila satu pihak menawarkan (ijab) benda A

dengan harga seratus rupiah pihak lain harus menerima

(qabul) dengan menyebutkan benda A senilai seratus rupiah

pula bukan benda B yang harganya 150 rupiah Dalam sighat

kedua belah pihak harus jelas menyatakan penawaran nya dan

pihak yang lain harus dengan jelas menerima tawarannya

(transparansi) qabul harus langsung di ucapkan setelah ijab di

ucapkan ijab dan qabul haruslah terkoneksi satu dengan yang

lain tanpa adanya halangan waktu dan tempat Misalnya ijab

ditawarkan hari ini dan dijawab dua hari kemudian itu tidaklah

sah ijab dan qabul juga harus dilakukan di dalam satu ruangan

yang sama oleh kedua belah pihak atau istilahnya harus di

dalam satu majelis yang sama

Kedua bdquoaqidan yaitu pihak-pihak yang akan melakukan

akad kedua belah pihak yang akan melaksanakan akad ini

harus sudah mencapai usia akil-baligh (sesuai hukum yang

berlaku di suatu negara) harus dalam keadaan waras (tidak

gila) atau mempunyai akal yang sehat harus dewasa (rushd)

dan dapat bertanggungjawab dalam bertindak tidak boros dan

dapat dipercaya untuk mengelola masalah keuangan dengan

baik

Ketiga mahal al-bdquoaqd atau obyek-obyek akad yaitu jasa

atau benda-benda yang berharga dan obyek akad tersebut tidak

41

dilarang oleh syari‟at Obyek akad yang dilarang atau

diharamkan oleh syari‟at diantaranya adalah minuman keras

darah bangkai dan daging babi

Kepemilikan dari obyek akad harus sudah berada pada

satu pihak dengan kata lain obyek akad harus ada pada saat

akad dilaksanakan kecuali pada transaksi Salam39 dan

Istisna40 Obyek akad harus sudah di ketahui oleh kedua belah

pihak beratnya harganya spesifikasinya modelnya kualitas-

nya Perlu diperhatikan di sini bahwa dalam hukum Islam

seseorang tidak diperbolehkan untuk menjual sesuatu yang

bukan miliknya Salah satu contohnya adalah menjual burung

burung yang masih terbang di udara atau menjual ikan-ikan

yang masih berenang di lautan lepas karena tidak jelas berapa

jumlahnya dan sulit untuk menentukan harga pastinya yang

dapat berakibat pada adanya unsur ketidakpastian atau gharar

Ketidakpastian atau gharar ini dapat membatalkan akad sama

hal nya dengan riba (interestbunga bank) dan maisyir (judi)

Ketiga unsur tersebut sebaiknya dihindari dalam proses

transaksi yang menggunakan akad syari‟ah

39 Salam adalah suatu perjanjian jual beli atau serah terima barang yang dilakukan tidak langsung di mana si pembeli hanya mengetahui barang berdasarkan sifat dan karakteristiknya

40 Istishna adalah suatu perjanjian pembiyaan di mana salah satu pihak memberikan sejumlah dana untuk membiayai usaha atau proyek dan si peminjam berkewajiban mengembalikannya secara kredit sesuai dengan kesepakatan

42

Sedangkan legalitas dari akad di dalam hukum Islam

terbagi menjadi dua bagian pertama shahih atau sah artinya

semua rukun kontrak beserta semua kondisinya sudah

terpenuhi kedua bathil yaitu apabila salah satu dari rukun

kontrak tidak terpenuhi maka kontrak tersebut menjadi batal

atau tidak sah apalagi jika ada unsur maisyir gharar dan riba

di dalamnya Akad yang efektif di bagi lagi menjadi dua

bagian yaitu pertama lazim yaitu mengikat dan kedua ghair

al-lazim yaitu tidak mengikat Akad lazim adalah akad yang

tidak dapat dibatalkan oleh salah satu pihak tnapa persetujuan

pihak yang lainnya Contohnya adalah perceraian dengan

kompensasi pembayaran properti dari istri yang diberikan

kepada suami Sedang akad ghair al-lazim dapat dibatalkan

oleh salah satu pihak tanpa persetujuan dari pihak yang

lainnya Contohnya dalam transaksi partnership (musyarakah)

agency (wakalah) wasiat (wassiyyah) pinjaman (bdquoariyah) dan

penitipan (wadi‟ah)

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil beberapa

rumusan sebagai berikut pertama hakikat akad adalah suatu

perjanjian serah terima barang antara dua orang yang

memenuhi segala syarat dan rukun akad serta dibenarkan oleh

syari‟at kedua suatu perjanjian atau akad dapat dikatakan sah

apabila telah memenuhi syarat dan rukunnya Sebaliknya suatu

43

perjanjian atau akad dapat dikatakan tidak sah apabila salah

satu syarat dan rukunnya tidak terpenuhi ketiga semua bentuk

perjanjian dibolehkan sepanjang tidak bertentangan dengan

ketentuan syari‟at

b Landasan Akad

Al-Qur‟an dan Hadits Nabi merupakan landasan paling

fundamental bagi umat Islam untuk melakukan akad dan

memiliki harta yang dibenarkan menurut ketentuan syara‟

Bahkan para ulama jumhur sepakat bahwa akad dan pemilikan

harta dalam bermuamalah hukumnya boleh sepanjang tidak ada

dalil yang mengharamkannya

1) Al-Qurrsquoan

Dasar hukum akad dan pemilikan harta dalam muamalah

dibolehkan mengacu kepada QS al-Maidah aayat 2

Hai orang-orang yang beriman penuhilah aqad-aqad itu dihalalkan bagimu binatang ternak kecuali yang akan dibacakan kepadamu (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya41

41 Dalam QS 42 dijelaskan bahwa Aqad (perjanjian) mencakup janji

prasetia hamba kepada Allah dan perjanjian yang dibuat oleh manusia dalam pergaulan sesamanya

44

Akad dapat diaplikasikan salah satunya dalam konteks

jual beli Menurut Sudarsono sebagaimana telah dikutip dari

Imam Taqiyuddin Abu Bakar al-Husaini42 apabila seseorang

menukar sesuatu barang dengan barang yang lainnya dengan

cara tertentu (akad) inilah yang disebut ldquojual belirdquo Hamzah

Ya‟kub43 menjelaskan bahwa dasar hukum dari perniagaan

termasuk juga didalamnya jual beli adalah firman Allah SWT

sebagaimana tercantum dalam QS An-Nisa ayat 29 yang

berbunyi

ن تج أن تك طل ل ك ب الك بي ا أ ك ت ا آ ي ال ي أي

ا حي ع ت ن بك ن ا ك فسك ا أ تقت ك و

Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu Dan janganlah kamu membunuh dirimu sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu Demikian pula ditegaskan dalam surat al-Baqarah ayat

275 yang berbunyi

ن ط الشيط ي يت م ال يق ك ن يق ب ن ال ك ي ي الب م ال يع وح ب وأحل ا ال ثل ال يع ال ا ل ق س ذلك ب ال

42 Imam Taqiyuddin Abu Bakar al-Husaini Kifayat al-Ahyar (Terjemah M Thalib) (Surabaya Bina Ilmu 1997) 156

43 Hamzah Ya‟kub Kode Etik Dagang Menurut Islam (Bandung CV Diponogoro 1993) 72-73

45

عظ ءه ج ف ل ا و ه ف وأ س ف ت ف ب ون ل خ في ب ال ك أصح ول ف ع

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kema-sukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat) sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya lalu terus berhenti (dari mengambil riba) maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah Orang yang mengu-langi (mengambil riba) maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka mereka kekal di dalamnya44 Dalam QS al-Baqarah ayat 283 dijelaskan

ك بع ن أ ض ف ق ن ت ف وا ك سف ول تج ت ع ن ك و و ا الش تكت ب و ت وليتق ا أ ت ي ا ال ي بع ف

آث ق وا ف ي يكت ن ع تع ب

Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis maka hendaklah ada yang dipegang (oleh yang berpiutang) Akan tetapi jika sebagian kamu memper-cayai sebagian yang lain maka hendaklah yang diperca-yai itu menunaikan amanahnya (utangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian Dan barang siapa yang menyembunyikannya maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan45

44 Soenardjo dkk opcit 69 45 Ibid

46

Berdasarkan beberapa ayat di atas dapat disimpulkan

bahwa pada prinsipnya Islam membolehkan akad dan memiliki

harta sepanjang dasar dan tujuan melakukan akad dan pemi-

likan harta tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan syari‟at serta juga ditujukan untuk kebaikkan dan kemaslahatan hidup

manusia di dunia dan akhirat

2) Hadits

Sedangkan dasar hukum berikutnya adalah hadist-hadist

Nabi Muhammad SAW yang berkaitan langsung dengan akad

dan kepemikan harta melalui jual beli Diantaranya adalah

hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban yang berbunyi

ن( البيع عن تراض )رواه ابن حب انمJual beli itu hanya sah bila saling merelakan

Hadits lainnya yang menjadi dasar hukum kebolehan jual

beli adalah berasal dari Ruf‟ah bin Rafi‟ diriwayatkan al-Bazar

dan disahkan oleh hakim yang berbunyi

ل عمل الرجل بيده أن ا يه وس سئل أى الكس أطي ق ى ع لنبى ص) وكل بيع مبرور )رواه رف عه بن رافع وابن م جه وصححه الح ك

Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW telah pernah ditanya tentang usaha apa yang lebih baik Nabi berkata Usaha seseorang dengan tangannya dan jual beli yang mabrur46

46 Ibnu Hajar al-bdquoAsqalani Bulugh al-Maram (Terjemah A Hasan)

(Bandung CV Penerbit Diponegoro 1994) dan Ahmad Azhar Basyir Asas-asas Hukum Muamalat (Yogyakarta UII Pres 2000) 193

47

Berdasarkan beberapa hadits hukum di atas dapat

dirumuskan bahwa pada prinsipnya Islam juga membolehkan

akad dan memiliki harta sepanjang dasar dan tujuan melakukan

akad dan pemilikan harta tersebut dilakukan sesuai dengan

ketentuan syari‟at serta juga ditujukan untuk kebaikkan dan

kemaslahatan hidup manusia di dunia dan akhirat

3) Ijtihad

Selain ayat-ayat al-Qur‟an dan Hadits Nabi yang menjadi

dasar hukum sekaligus dalil bolehnya melakukan akad dan

pemilikan harta dengan cara jual beli adalah ijtihad Ijtihad

berasal dari kata ldquojuhd‟ yang berarti sungguh-sungguh dalam

melaksanakan suatu perbuatan

Istilah ini pada mulanya digunakan dalam bidang juris-

prudensi (fiqh) untuk menyatakan salah satu kaidah yang

ditetapkan oleh para ulama madzhab dan menyusul pemben-

tukkannya Apabila suatu kasus tidak ditemukan penjelasannya

dalam al-Qur‟an dan Sunnah maka ia harus berijtihad dengan

ra‟yu-nya47

Ijtihad dapat dikatakan sebagai rekonstruksi pemikiran

seorang faqih di dalam menyelesaikan kasus-kasus hukum baru

47 Ahmad Hassan Analogical Reasoning in Islamic Jurisprudence

(Islamabad Pakistan Islamic Research Institute 1986) diterjemahkan Munir Qiyas Penalaran Analogis Dalam Hukum Islam (Jakarta Pustaka 2001) 58

48

yang dilakukan melalui penalaran akal secara mendalam

disertai bukti-bukti dan hujjah yang kuat dengan tetap

berpegang kepada sumber yang pokok yakni al-Qur‟an dan

Sunnah Karena ia merupakan rekonstruksi pemikiran akal

maka terdapat dua kecenderungan produk ijtihad yaitu bisa

jadi hasil ijtihad seseorang itu benar tapi bisa juga salah atau

keliru48

Hampir semua ulama madzhab tampaknya sepakat

bahwa kebenaran ijtihad bersifat relatif dan dzanni terkecuali

apabila kebenarannya tidak keluar dari kemauan syari‟at di

dalam nash maka dianggap benar Hal ini menimbulkan

asumsi bahwa munculnya perbedaan pendapat ulama dalam

proses ijtihad untuk menetapkan hukum (istinbacircth al-ahkacircm)

disebabkan tiga hal pertama formulasi kaidah (al-ta‟sicircs) yaitu

ada yang berpegang kepada pemahaman uslub (dalil syara‟)

dan ada pula yang berpegang kepada masalah-masalah cabang

(furu‟) kedua metodologi (manhaj) yaitu rumusan metode

hukum dilakukan secara induktif dan deduktif Hal ini

berimplikasi kepada adanya dua corak kaidah yakni kaidah

ushul dan kaidah fiqh ketiga aspek pemikiran yang

merupakan pijakan mendasar yang dipakai para ulama dalam

48 Kamal Muchtar Ushul Fiqih(Yogyakarta PT Dana Bhakti

Wakaf 1995) 152-155

49

berijtihad Ada yang lebih dominan berpegang kepada nash

teks dan ada yang berpegang kepada ra‟yukonteks49

Implikasi dari ketiga poin di atas maka dalam kajian

pemikiran hukum Islam dikenal dua aliran utama dalam

madzhab hukum Islam yaitu aliran fuqaha yang berpegang

pada nash atau biasa disebut dengan ahl al-hadicirctsmutakallimin

(Imam Syafi‟i dan pengikutnya) dan aliran fuqaha yang lebih berpegang kepada ra‟yuakal dalam merumuskan metode hukumnya dikenal sebagai ahl al-ra‟yu (Imam Hanafi dan

pengikutnya)

Di antara hal-hal yang diperselisihkan oleh para ulama

dan dua aliran besar dalam hukum Islam tentang kedudukan

sumber-sumber hukum Islam adalah pertama masalah hadits

sunnah yang diperdebatkan sisi orisinalitas dan validitasnya

baik dari segi sanad rawi maupun materi (matan) haditsnya

serta tingkat orientasi dan kecenderungan ulama di dalam

memakai hadits sebagai dasar hukum kedua perbedaan

pendapat tentang sumber hukum Islam selain al-Qur‟an dan Sunnah yakni Ijma‟ Qiyas Istihsan Istishab Istishlah

Maslahah al-Mursalah dan sebagainya50

49 Murtadha Muthahari dan M Baqir Ash-Shadr Pengantar Ushul

Fiqh dan Ushul Fiqh Perbandingan terj Satrio Pinandih dan Ahsin Muhammad (Jakarta Pustaka Hidayah 1993) h 44-50

50 Rachmat Syafe‟i Pengantar Ushul Fiqh Perbandingan (Bandung Piara 1994) h 44-47 Lihat pula Abdul Wahhab Khallaf Mashadir al-Tasyri al-Islami fi ma la Nashafihi (Beirut Dar al-Qalam 1970) h 65-69

50

Namun pada intinya ijtihad diakui oleh para ahli hukum

sebagai sumber hukum (dalil aqli) yang paling sering

digunakan mereka ketika merumuskan hukum syara dan

menjelaskan aspek-aspek yang tidak dijelaskan secara rinci di

dalam nash51 Ijtihad ndash yang oleh para ahli hukum modern

seringkali diidentikan dengan Islamic Jurisprudence ndash

membuka ruang yang cukup luas bagi upaya pengembangan

dan penemuan teori-teori hukum baru termasuk teori-teori

hukum yang erat kaitannya dengan akad dan hak milik dalam

hukum perikatan Islam

Dalam konteks filsafat hukum Islam para mujtahid

umumnya melakukan beberapa tahapan dalam merumuskan

hukum-hukum syara‟ secara langsung dari sumbernya yakni al-

Qur‟an dan Sunnah Tahapan yang dimaksud antara lain52

Pertama tanqih al-manaat yaitu mengungkapkan atau

menseleksi sifat-sifat yang berpengaruh pada hukum (al-ta‟yin

wa al-hadfu fi sifat al-hukm) Fungsi mujtahid di sini adalah

menentukan dan membuang sifat-sifat yang berpengaruh pada

hukum di mana setiap mukallaf wajib berijtihad pada tingkat

tanqih disebabkan keberadaan nash masih bersifat universal

51 Ibid 52 Rachmat Syafei Ijtihad fi al-Istinbath wa al-Tathbiq mengutip

penjelasan Ibnu Hazm Al-Ihkam fi Ushul al-Ahkam (Beirut Dar al-Maktabah al-Misriyyah tth)

51

dan abstrak Sehingga perlu dicarikan makna operasionalnya

agar lebih concrete dan applicable

Kedua takhrij al-manaat yaitu menggali hukum-hukum

syara‟ langsung dari sumbernya (al-Qur‟an dan Hadits) baik

yang bersifat pasti (qath‟i) maupun dugaan (dzanni) atau

lafadz hukum yang bersifat implisit maupun eksplisit Tahapan

kedua ini disebut pula ijtihad qiyasi yakni memindahkan

hukum atau menghubungkan furu‟ yang tidak ada nash-nya

dengan furu‟ yang ada nash-nya karena kesamaan illat

hukum53 Pada tahapan kedua ini metode qiyas menjadi sangat

dominan dalam proses penetapan hukum syara‟

Ketiga tahqiq al-manaat yaitu merumuskan pernyataan-

pernyataan yang berupa keputusan-keputusan hukum yang

bersifat pasti (qath‟i) maupun dugaan (dzanni) atas kasus-kasus

hukum yang sedang dikaji berikut implementasinya dalam

pelbagai lapangan hukum Pada tahapan ini setiap produk

hukum hasil ijtihad dapat diimplementasikan sesuai kemauan

nash dan tuntutan realitas sepanjang tidak bertentangan dengan

hakikat dan tujuannya Dalam beberapa kasus ijtihad bebas

yang banyak dilakukan oleh kalangan liberal seringkali

53 Ijma merupakan metode hukum kedua setelah qiyas yang dalam

tulisan ini penulis sebut dengan ijma qiyasi Penulis menguitp penjelasan dari Saidi Abu Habieb Mausuatu al-Ijma terj Ahmad Sahal Mahfudz dan Mustofa Bisri Ensiklopedi Ijma Persepakatan Ulama dalam Hukum Islam (Jakarta Pustaka Firdaus 1997) h 38-39

52

mengabaikan kemauan nash yang tekstual dan terlalu

mengutamakan konteksnya

Perkembangan hukum Islam yang berlaku dalam kehi-

dupan masyarakat di berbagai belahan dunia Islam sesung-

guhnya dapat menjadi bukti bahwa hukum tersebut dipelihara

dan dipatuhi oleh masyarakat Islam Disinyalir sebelumnya

bahwa hukum Islam mengandung tiga elemen yakni pertama

ia merupakan adalah satu sumber hukum yang umum kedua ia

merupakan hukum yang hidup dan berkembang di masyarakat

dan ketiga ia merupakan hukum yang berdiri sendiri dan tidak

diambil dari hukum lain54

Pada kenyataan dewasa ini hukum Islam terbagi ke

dalam berbagai obyek-obyek materi hukum Sebagian meru-

pakan hukum tertulis (dikodifikasikan menjadi undang-

undang) dan sebagian lagi merupakan hukum yang tidak

tertulis tetapi keberadaannya dipatuhi dan berlaku di masya-

rakat Keadaan ini dapat diasumsikan merupakan keistimewaan

dari hukum Islam itu sendiri karena pada sisi tertentu hukum

Islam berdasar kepada nash tapi pada sisi lain hukum Islam

juga membuka diri terhadap faktor di luar nash

Berkenaan dengan hal tersebut perumusan konsep akad

dalam sistem ekonomi Islam yang kini digunakan sebagai teori

54 QS An-Nisa‟ 65

53

hukum ekonomi oleh fuqaha cenderung dipengaruhi beberapa

hal pertama kehadiran para ulama madzhab yang memiliki

persepsi yang berbeda mengenai rumusan norma dan sistem

hukum Islam55 kedua hukum Islam dalam perkembangannya

telah bergeser dari sudut normativitas syari‟ah yang bersifat

umum menjadi fiqh sebagai hukum substantif ketiga perbe-

daan menggunakan metode hukum Islam melahirkan produk

hukum yang berbeda pula56 dan keempat masuknya anasir-

anasir hukum ke dalam wilayah pengkajian hukum Islam

menyebabkan hukum Islam berlaku fleksibel dan rigid57

Berdasarkan pemikiran tersebut maka kesepakan para

ulama (ijma) menjadi salah satu pertimbangan menetapkan

hukum akad dan hak milik dalam hukum perikatan Islam Hal

tersebut dipertegas menurut Sayyid Sabiq58 yang mana para

ulama berpendapat bahwa jual beli dan penekunannya sudah

berlaku (dibenarkan) sejak zaman Rasulullah SAW hingga hari

ini

Oleh karena itu dasar hukum yang digunakan dalam

ijtihad melalui ijma‟ sebagaimana dikemukakan oleh Rachmat

55 Joseph Schact op cit h 3-4 56 Yusuf Musa Tacircricirckh al-Fiqh al-Islacircmiy (Kairo Mesir tt) h 10

Mannabdquo al-Qattan al-Tacircricirckh wa al-Fiqh ficirc al-Islacircm (Mu‟assasah al-Risacirclah tt) h 14

57 Amir Syarifudin Pengertian dan Sumber Hukum Islam dalam Falsafah Hukum Islam (Jakarta Bumi Aksara-Depag RI 1992) h 15

58 Sayyid Sabiq Fikih Sunnah (Terjemahan M Thalib) (Bandung PT Al-Ma‟arif 1987) h 45

54

Syafi‟i59 bahwa seluruh ulama sepakat menentukan jual beli

hukumnya boleh karena manusia tidak dapat memenuhi

kebutuhannya sendiri dan selalu membutuhkan orang lain

demikian untuk memperoleh kebutuhannnya yang dilakukan

melalui tukar menukar barang yang memiliki nilai yang sama

Demikian pula pengertian ijma‟ menurut Ibn Hazm60

berbeda dengan para pendahulunya Jika ijma‟ menurut

kebanyakan para ulama ushul disebut sebagai konsensus ulama

atas hukum yang tidak ada nash-nya dengan ra‟yu mereka atau

dengan mengqiyaskan pada hukum yang telah ada nash-nya

maka ini berbeda dengan ijma‟ menurut Ibn Hazm Menu-

rutnya tak ada ijma kecuali dari teks (nash) Selanjutnya ia

juga menambahkan bahwa tak ada jalan untuk mengetahui

hukum-hukum agama tanpa menggunakan salah satu dari

keempat pokok yang kesemuanya kembali pada nash yang

diketahui kewajibannya dan juga difahami artinya dengan akal

sehat manusia

Selanjutnya sumber kedua dalam ijtihad adalah analogi

(qiyas) Qiyas adalah dasar hukum keempat dalam jual beli

yaitu dianalogikan kepada aktivitas Nabi Muhammad SAW

sejak masa kecil berdagang bersama pamanya yakni Abdul

59 Rachmat Syafe‟i Fikih Muamalah (Bandung Pustaka Setia

2000) h 75 60 Muhammad Ibn Hazm Al-Ihkam fi Ushul al-Ahkam (Beirut dar

al-Fikr tth)

55

Muthalib dan isterinya Siti Khadijah Sedangkan adat atau bdquourf

juga sebagai dasar hukum jual beli yaitu kebiasaan masyarakat

yang tidak bertentangan dengan al-Qur‟an dan al-Sunnah serta

dengan akal sehat dan membawa kepada kemaslahatan umum

Dengan kata lain menurut ijtihad melalui ijma‟ dan qiyas akad dan pemindahan hak milik dibolehkan selama dasar dan tujuan

melakukan akad dan pemilikan harta tersebut dilakukan sesuai

dengan ketentuan syari‟at serta juga ditujukan untuk kebaikan

dan kemaslahatan hidup manusia

Berkenaan dengan uraian di atas dapat dirumuskan

pokok-pokok pikiran sebagai berikut pertama Al-Qur‟an

telah membuktikan kepada seluruh manusia tentang kedudukan

hukum jual beli yang sesuai dengan fitrah manusia sebagai

makhluk sosial kedua Sunnah membuktikan bahwa para Nabi

dan Muhammad SAW adalah pencetus ekonomi melalui

aktivitas bisnis jual beli ketiga para ulama bersepakat bahwa

jual beli merupakan sesuatu yang alamiah sebagai tanda bahwa

manusia tidak dapat hidup individualistik keempat kebiasaan

manusia dalam bisnis jual beli sudah berakar dan sama sekali

tidak menyimpang dari realitas kehidupan duniawi dan

kehendak Allah sepanjang dilakukan dengan sikap saling

merelakan dan tidak mengandung unsur penipuan dan

perjudian

56

Menurut ketentuan al-Qur‟an al-Hadits dan ijtihad para

ulama sebagaimana telah dikemukakan di atas dapat diambil

beberapa rumusan sebagai berikut pertama hukum asal dari

pada akad dan pemilikan harta dengan cara jual beli hukumnya

boleh (mubah) kecuali ada dalil lain yang mengharamkannya

kedua segala bentuk aktivitas akad dan pemilikan harta dalam

perniagaan hendaknya berprinsip kepada sikap saling merela-

kan Ciri utama saling merelakan adalah terpenuhinya rukun

dan syarat jual beli dan ketiga dalam fiqih muamalah diatur

bahwa kepemilikan mutlak atas harta adalah milik Allah

Sehingga akad pemilikan atau pemindahan hak milik atas

harta baik dengan cara jual beli maupun cara-cara lainnya

hukumnya boleh (mubah) sepanjang tidak bertentangan dengan

ketentuan dan batas-batas yang ditentukan oleh Allah dan

Rasul-Nya

c Prinsip-prinsip Akad

Secara substansial prinsip-prinsip akad dan pemindahan

hak milik dalam hukum perikatan Islam erat kaitannya dengan

perkembangan pemikiran tentang hukum ekonomi Islam (fikih

muamalah) Fikih Muamalah diartikan dalam dua makna yakni

sebagai sistem ekonomi Islam dan hukum ekonomi Islam

Untuk makna yang pertama fikih muamalah diartikan sebagai

tata aturan dan mekanisme kerja untuk mengatur setiap usaha

57

ekonomi yang dilakukan oleh individu atau badan hukum

ekonomi Adapun makna yang kedua fikih muamalah dapat

diartikan sebagai ketentuan normatif yang mengatur tentang tata

aturan berekonomi

Berkenaan dengan hal tersebut perkembangan pemikiran

tentang hukum ekonomi Islam yang berlaku dalam masyarakat

muslim sangat dipengaruhi oleh sifat dan karakteristik hukum

Islam itu sendiri61 antara lain

1) Sempurna (Paripurna)

Syari‟at Islam diturunkan dalam bentuk yang umum

Hukum awalnya bersifat tetap sedangkan substansinya berubah

mengikuti illatnya Hukum-hukum yang lebih rinci ditetapkan

dalam kaidah dan pedoman umum sedangkan penjelasan atau

implementasinya diserahkan kepada ahli hukum yang mema-

hami hakikat hukum62

Pedoman-pedoman atau prinsip-prinsip dasar yang

berlaku umum dalam syari‟at Islam mengindikasikan identitas

hukum yang mengunjukkan kesempurnaannya universal dan

teknis serta dapat diterima oleh masyarakat di semua tempat

dan waktu Kesempurnaan hukum Islam dengan sendirinya

61 Fathurrahman Djamil Filsafat Hukum Islam (Jakarta Logos

Wacana Ilmu 1996) 46 62 Anwar Haryono Hukum Islam Keluasan dan Keadilannya

(Jakarta Bulan Bintang 1985) 113 dan Hasbie Ash-Shiddiqie Pengantar Hukum Islam (Jakarta Bulan Bintang 1975) 23-24

58

menempatkan diri sebagai hukum yang tertinggi dan hendak-

nya dapat diaplikasikan oleh komunitas muslim maupun non

muslim karena hukum ini melindungi hak-hak hukum setiap

orang tanpa membedakan latar belakang apapun

2) Elastis (Fleksibel)

Selain bersifat sempurna hukum Islam pun memiliki

fleksbilitas dalam hal aplikasinya Oleh karena itu cakupan

hukum Islam meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang

sifatnya vertikal maupun horizontal Dalam hukum Islam tidak

saja diatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya

(hablumminallah) tetapi juga hubungan manusia dengan

manusia lainnya (hablumminannas) serta lingkungannya

Adapun munculnya perbedaan corak pemahaman hukum

Islam dalam konteks fiqh banyak disebabkan oleh perbedaan

pola pikir ahli hukum (mujtahid) dalam wacana pemikiran dan

penelitian atas obyek-obyek hukum Islam (ijtihad)63 Impli-

kasinya jelas berpengaruh pada perbedaan corak madzhab

hukum yang berlaku dalam masyarakat muslim Hal ini

manjadi bukti bahwa hukum Islam berlalu menyesuaikan diri

dengan situasi kondisi waktu dan tempat64

3) Universal dan Dinamis

Hukum Islam bersifat universal dan dinamis mengan-

dung pengertian bahwa hukum Islam yang dimasukan dalam

63 Ibid 112 64 Hasbie Ash-Shiddiqie Dinamika dan Elastisitas Hukum Islam

(Jakarta Tintamas 1975) 27

59

term fiqh mencakup bagian-bagian atas keseluruhan hukum

dalam term syari‟ah sebagaimana telah disinggung sebelum-

nya identitas hukum Islam yang mengandung dimensi vertikal

dan horizontal dalam semua cakupan hukumnya telah menjadi

ciri universalitas hukum Islam itu sendiri

Adapun dinamika hukum ekonomi Islam dapat diketahui

dari proses perkembangan berlakunya hukum Islam sejak

periode Rasul hingga periode modern dengan segala dimensi-

nya Perkembangan hukum Islam secara sistematis telah

bergeser dari sistem hukum material yang umum dalam nash

kemudian direduksi dalam bentuk transformasi pemikiran

hukum (ijtihad) dan dapat diimplementasikan menjadi berbagai

bentuk pemikiran produk hukum (fiqh) hingga selanjutnya

dikodifikasikan menjadi Qacircnucircn

4) Sistematis

Arti dari pernyataan bahwa hukum Islam bersifat

sistematis adalah hukum Islam itu mencerminkan sejumlah

doktrin hukum yang bertalian satu sama lain secala logis dan

konkrit Hukum ini mencakup seluruh komponen hukum

berupa pokok-pokok ajaran tentang etika moral dan keadilan

serta keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Pencipta Semua

komponen hukum tersebut kemudian terintegrasikan ke dalam

term umum yang disebut syari‟ah65

65 Ibn Qayyim al-Jauziyah bdquoI‟lacircm al-Muwaqqin bdquoan-Rabi al-bdquoAcirclamicircn

Jilid III (Beirut Dacircr al-Fikr tt) 14

60

Sedangkan perwujudan dari sistematisnya hukum Islam

adalah Fiqh Fiqh sebagai produk pemikiran orang Islam

terhadap ajaran Islam sebagaimana digambarkan oleh para ahli

hukum mencakup atas segi-segi secara khusus seperti ibadah

mu‟amalah jinayah siyasah dan sebagainnya Semua jenis pembidangan hukum Islam dalam bidang hukum Islam (fiqh)

adalah suatu refleksi dari bentuk ketaatan orang Islam kepada

ajaran Islam secara totaliter66

Sistematikanya hukum Islam dapat berarti pula saling

berhubungannya atau interaksi setiap bentuk dan unsur-unsur

hukum secara sinergis dan organis Karena hukum Islam

berlaku secara fleksibel dan rigid maka ia menyesuaikan diri

dengan perkembangan dan kebutuhan hidup manusia baik

secara individual maupun kolektif Sehingga secara metodo-

logis akan terbentuk suatu sistem hukum secara piramidal

(hierarki hukum Islam)

5) Ta‟aqquli dan Ta‟abbudi

Ta‟aqquli dan Ta‟abbudi dalam karakteristik hukum

Islam adalah hukum Islam mengandung muatan dimensi

vertikal dan horizontal Hukum Islam bersumber kepada wahyu

yang mengandung muatan teologis menunjukan aturan tentang

hubungan antara manusia dengan Tuhan yang diyakini sebagai

66 Muhammad Muslehudin Kaidah-kaidah Ushulliyah dan

Fiqhiyyah(Jakarta Rajawali Press 1994) 277-278

61

pembuat hukum secara mutlak Konsekuensinya ada keharusan

bagi orang Islam untuk tunduk dan patuh terhadap hukum

Islam

Namun demikian tidak semua hukum Islam itu kaidah

norma hukumnya berbentuk khusus dan jelas malainkan

diperlukan suatu bentuk penafsiran atas segi-segi hukum yang

umum Pada tingkatan metodologi interpretasi atas segi norma

hukum dalam nash kemudian dikonkretkan menjadi produk

hukum (fiqh) yang lebih menyentuh sisi praktis pelaksanaan

hukum Islam

Berkenaan dengan hal tersebut Bustanul Arifin telah

menjelaskan bahwa karakteristik hukum Islam dibagi menjadi

dua macam67 pertama hukum Islam yang lansung ditetapkan

oleh Allah (syari‟at) dan kedua hukum-hukum pokok yang

lahir dari pemikiran manusia (fiqh)

Oleh karena itu maka peneliti dapat merumuskan bahwa

suatu pemahaman yang keliru jika hukum Islam dipahami

hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan (vertikal-

transendental) tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan

manusia lainnya serta dengan lingkungannya (horizontal)

Inilah karakteristik paling unik prinsip akad dalam hukum

ekonomi Islam

67 Ali Yafie Menggagas Fiqh Sosial (Bandung Mizan 1994) 132

62

d Etika Akad

Etika akad dalam sistem ekonomi Islam (muamalat al-

bdquoadabiyah) jelas sangat diperlukan untuk memandu segala

tingkah laku ekonomi di kalangan masyarakt muslim Etika

bisnis Islami (muamalat al-bdquoadabiyah) tersebut selanjutnya

dijadikan sebagai kerangka praktis yang secara fungsional akan

membentuk suatu kesadaran beragama dalam melakukan setiap

kegiatan ekonomi (religiousness economic practical guidance)

Etika ekonomi Islam sebagaimana dirumuskan oleh ahli

ekonomi Islam adalah suatu ilmu yang mempelajari aspek-

aspek kemaslahatan dan kemafsadatan dalam kegiatan ekonomi

dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauhmana

dapat diketahui menurut akal fikiran (rasio) dan bimbingan

wahyu (nash)

Etika ekonomi dipandang sama dengan akhlak karena

keduanya sama-sama membahas tentang kebaikan dan kebu-

rukan pada tingkah laku manusia Sedangkan tujuan etika

Islam menurut kerangka berfikir filsafat adalah untuk

memperoleh suatu kesamaan ide bagi seluruh manusia di setiap

waktu dan tempat tentang ukuran tingkah laku baik dan buruk

sejauhmana dapat dicapai dan diketahui menurut akal fikiran

manusia68

68 Taqiyuddin An-Nabhani Membangun Sistem Ekonomi Alternatif

Perpspektif Islam (Jakarta Risalah Gusti 1996) 52

63

Namun untuk mencapai tujuan tersebut etika ekonomi

Islam mengalami kesulitan karena pandangan masing-masing

golongan di dunia ini berbeda-beda perihal standar normatif

baik dan buruk Masing-masing mempunyai ukuran dan

kriteria yang berbeda-beda pula Sebagai cabang dari filsafat

ajaran etika bertitik tolak dari akal fikiran dan tidak dari ajaran

agama Sedangkan dalam Islam ilmu akhlak dapat difahami

sebagai pengetahuan yang mengajarkan tentang kebaikan dan

keburukan berdasarkan ajaran Islam yang bersumber kepada

akal dan wahyu Atas dasar itu maka etika ekonomi yang

dikehendaki dalam Islam adalah perilaku sosial-ekonomi yang

harus sesuai dengan ketentuan wahyu serta fitrah dan akal

pikiran manusia yang lurus

Di antara nilai-nilai etika ekonomi Islam yang terangkum

dalam ajaran filsafat ekonomi Islam adalah terdapat dua prinsip

pokok sebagai berikut

Pertama Tauhid Prinsip ini mengajarkan kepada semua

manusia tentang bagaimana mengakui keesaan Allah sehingga

terdapat suatu konsekwensi bahwa keyakinan terhadap segala

sesuatu hendaknya berawal dan berakhir hanya kepada Allah

SWT Keyakinan yang demikian dapat mengantar seorang

muslim untuk menyatakan bahwa ldquoSesungguhnya shalatku

ibadahku hidupku dan matiku adalah semata-mata demi

64

Allah Tuhan seru sekalian alamrdquo Prinsip ini kemudian

menghasilkan kesatuan-kesatuan sinergis dan saling terkait

dalam kerangka tauhid Tauhid diumpamakan seperti beredar-

nya planet-planet dalam tata surya yang mengelilingi matahari

Kesatuan-kesatuan dalam ajaran tauhid hendaknya berimpli-

kasi kepada kesatuan manusia dengan tuhan dan kesatuan

manusia dengan manusia serta kesatuan manusia dengan alam

sekitarnya

Kedua prinsip keseimbangan mengajarkan manusia

tentang bagaimana meyakini segala sesuatu yang diciptakan

Allah dalam keadaan seimbang dan serasi Hal ini dapat

dipahami dari ayat al-Qur‟an yang telah menjelaskan bahwa

ldquoEngkau tidak menemukan sedikitpun ketidakseimbangan

dalam ciptaan Yang Maha Pengasih Ulang-ulanglah menga-

mati apakah engkau melihat sedikit ketimpanganrdquo69 Prinsip ini

menuntut manusia bukan saja hidup seimbang serasi dan

selaras dengan dirinya sendiri tetapi juga menuntun manusia

untuk mengimplementasikan ketiga aspek tersebut dalam

kehidupan

Prinsip tauhid ini juga mengantarkan manusia dalam

kegiatan ekonomi untuk meyakini bahwa harta benda yang

berada dalam genggamannya adalah milik Alah SWT Keber-

69 Lihat QS 673

65

hasilan para pengusaha bukan hanya disebabkan oleh hasil

usahanya sendiri tetapi terdapat partsisipasi orang lain Tauhid

yang akan menghasilkan keyakinan pada manusia bagi

kesatuan dunia dan akhirat Tauhid dapat pula mengantarkan

seorang pengusaha untuk tidak mengejar keuntungan materi

semata-mata tetapi juga mendapat keberkahan dan keuntungan

yang lebih kekal (abadi)

Oleh karena itu seorang pengusaha dipandu untuk meng-

hindari segala bentuk eksploitasi terhadap sesama manusia

Dari sini dapat dimengerti mengapa Islam melarang segala

praktek riba dan pencurian tetapi juga penipuan yang

terselubung Bahkan Islam melarang kegiatan bisnis hingga

pada menawarkan barang pada disaat konsumen menerima

tawaran yang sama dari orang lain

Demikian halnya dengan prinsip keseimbangan akan

mengarahkan umat Islam kepada pencegahan segala bentuk

monopoli dan pemusatan kekuatan ekonomi hanya pada satu

tangan atau satu kelompok tertentu saja Atas dasar ini pula al-

Qur‟an menolak dengan sangat tegas daur sempit yang

menjadikan kekayataan hanya berkisar pada orang atau

kelompok tertentu ldquoSupaya harta itu tidak hanya beredar

pada orang-orang kaya saja di antara kamurdquo70

70 QS 59 7

66

Umat Islam dilarang tegas melakukan penimbunan dan

pemborosan71 Ayat ini menjadi dasar bagi pemberian

wewenang kepada penguasa untuk mencabut hak-hak miliki

perusahaan spekulatif yang melakukan penimbunan

penyelundupan dan yang mengambil keuntungan secar

berlebihan karena penimbunan mengakibatkan kenaikan harga

yang tidak semestinya sebagaimana dijelaskan dalam QS 7

31 yang berbunyi

Hai anak Adam pakailah pakaianmu yang indah di setiap

(memasuki) mesjid makan dan minumlah dan janganlah

berlebih-lebihan Sesungguhnya Allah tidak menyukai

orang-orang yang berlebih-lebihan72

Pemborosan dan sikap konsumtif dapat menimbulkan

kelangkaan barang-barang yang dapat menimbulkan ketidak-

seimbangan yang diakibatkan kenaikan harga-harga Dalam

rangka memelihara keseimbangan ekonomi Islam telah mene-

gaskan bahwa pemerintah memiliki fungsi mengontrol harga-

harga yang tidak wajar dan cenderung spekulatif tersebut

yakni dengan berpegang kepada etika ekonomi Islami

71 QS 9 34 72 QS 7 31

67

Untuk memperoleh keberkahan dalam jual beli Islam

telah mengajarkan prinsip-prinsip etika ekonomi Islam sebagai

berikut

1) Jujur dalam takaran dan timbangan Allah berfirman QS al-

Muthafifin 1-2 ldquoCelakalah bagi orang yang curang

Apabila mereka menimbang dari lain (untuk dirinya

dipenuhkan timbangannya) Namun apabila mereka

menimbang (untuk orang lain) dikuranginyardquo

2) Menjual barang yang halal Dalam salah satu hadits Nabi

menyatakan bahwa Allah telah mengharamkan sesuatu

barang maka haram pula harganya (diperjualbelikan)

3) Menjual barang yang baik mutunya Dalam berbagai hadits

Rasulullah melarang menjual buah-buahan hingga jelas

baiknya

4) Jangan menyembunyikan cacat barang Salah satu sumber

hilangnya keberkahan jual beli jika seseorang menjual

barang yang cacat yang disembunyikan cacatnya Ibnu

Umar menurut riwayat Bukhari telah memberitakan bahwa

seorang lelaki menceritakan kepada Nabi bahwa ia tertipu

dalam jual beli Sabda Nabi ldquoApabila engkau berjualbeli

katakanlah tidak ada tipuanrdquo

5) Dilarang bermain sumpah Ada kebiasaan pedagang untuk

meyakinkan pembelinya dengan jalan main sumpah agar

68

dagangannya laris Dalam hal ini Rasulullah SAW memperi-

ngatkan ldquoSumpah itu melariskan dagangan tetapi meng-

hapuskan keberkahanrdquo (HR Bukhari)

6) Longgar dan bermurah hati Sabda Rasulullah ldquoAllah

mengasihi orang yang bermurah hati waktu menjual waktu

membeli dan waktu menagih hutangrdquo (HR Bukhari)

Kemudian dalam hadits lain Abu Hurairah meriwayatkan

bahwa Rasulullah bersabda ldquoada seorang pedagang yang

mempiutangi orang banyak Apabila dilihatnya orang yang

ditagih itu dalam dalam kesempitan dia perintahkan

kepada pembantu-pembantunyardquo Berilah kelonggaran

kepadanya mudah-mudahan Allah memberikan kelapangan

kepada kitardquo Maka Allah pun memberikan kelapangan

kepadanya ldquo (HR Bukhari)

7) Jangan menyaingi kawan Rasulullah telah bersabda

ldquoJanganlah kamu menjual dengan menyaingi dagangan

saudaranyardquo

8) Mencatat hutang piutang Dalam dunia bisnis lazim terjadi

pinjam-meminjam Dalam hubungan ini al-Qur‟an menga-

jarkan pencatatan hutang piutang Gunanya adalah untuk

mengingatkan salah satu pihak yang mungkin suatu waktu

lupa atau khilaf sebagaimana ditegaskan dalam QS al-

Baqarah ayat 282 yang berbunyi ldquoHai orang-orang yang

69

beriman kalau kalian berhutang-piutang dengan janji yang

ditetapkan waktunya hendaklah kalian tuliskan Dan

seorang penulis di antara kalian hendaklah menuliskannya

dengan jujur Janganlah penulis itu enggan menuliskannya

sebagaimana telah diajarkan oleh Allah kepadanyardquo

9) Larangan hukum riba sebagaimana Allah telah berfirman

ldquoAllah menghapuskan riba dan menyempurnakan kebaikan

shadaqah Dan Allah tidak suka kepada orang yang tetap

membangkang dalam bergelimang dosardquo

10) Anjuran berzakat yakni menghitung dan mengeluarkan

zakat atas harta yang dimilikik atau barang dagangan

setiap tahun sebanyak 25 sebagai salah satu cara untuk

membersihkan harta yang diperoleh dari harta yang

dimiliki atau perolehan keuntungan hasil usaha

Berdasarkan uraian di atas dalam konteks etika bisnis

Islam setiap pelaku bisnis (wirausaha) dalam berdagang

hendaknya tidak semata-mata bertujuan mencari keutungan

sebesar-besarnya akan tetapi yang paling penting adalah

mencari keridhaan dan mencapai keberkahan atas rezeki yang

diberikan oleh Allah SWT Hakikat keberkahan usaha itu

adalah kemantapan dari usaha yang dilakukannya dalam

bentuk memperoleh keuntungan yang wajar dan diridhai oleh

Allah SWT

70

2 Sistem Informasi Manajemen Keuangan

a Pengertian Sistem Informasi Manajemen Keuangan

Berikut ini adalah beberapa definisi sistem menurut

beberapa ahli yang kaitannya dengan proses dan fungsi sistem

informasi manajemen keuangan di antaranya73

1) Secara sederhana suatu system dapat diartikan sebagai suatu

kumpulan atau himpunan dari unsur komponen atau

variabel yang terorganisir saling berinteraksi saling bergan-

tung satu sama lain dan terpadu

2) Menurut Gordon B Davis dalam bukunya menyatakan

system bisa berupa abstrak atau fisik74 System yang abstrak

adalah susunan yang teratur dari gagasan-gagasan atau

konsepsi yang saling bergantung Sedangkan sistem yang

bersifat fisik adalah serangkaian unsur yang bekerjasama

untuk mencapai suatu tujuan

3) Norman L Enger dalam bukunya menyatakan suatu system

dapat terdiri dari atas kegiatan-kegiatan yang berhubungan

guna mencapai tujuan-tujuan perusahaan seperti pengen-

dalian inventaris atau penjadwalan produksi

4) Menurut S Prajudi Atmosudirdjo dalam bukunya menya-

takan suatu sistem terdiri atas objek-objek atau unsur-unsur

73 Tata Sutabri Konsep Dasar Informasi (Yogyakarta Andi 2012)

16 74 Chr Jimmy L Gaol Sistem Informasi Manajemen (Jakarta

Grasindo 2010) 7

71

atau komponen-komponen yang berkaitan dan berhubungan

satu sama lain sedemikian rupa sehingga unsur-unsur

tersebut merupakan sebuah kesatuan pemrosesan atau

pengolahan tertentu

5) Menurut Sutarman sistem juga dapat didefinisikan sebagai

kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi

dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses

pencapaian suatu tujuan utama

6) Menurut Hanif Al-Fatta75 sistem dapat didefinisikan

sebagai suatu pendekatan prosedur dan pendekatan kompo-

nen sebagai perangkat elemen yang digabungkan satu

dengan yang lainnya untuk suatu tujuan bersama

Ada dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan

sistem yaitu

1) Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur

mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari

prosedur-prosedur yang saling berhubungan Berkumpul

bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk

meneyelesaikan suatu sasaran tertentu

2) Pendekatan yang lebih menekankan pada elemen atau

komponennya mendefinisikan sistem sebagai suatu kum-

pulan dari elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk

mencapai suatu tujuan tertentu

75 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset 2007) 3

72

Dalam sistem ini terdapat proses yang dilakukan serta

dikembangkan untuk memproses sejumlah data untuk transaksi

bisnis rutin Adapun hal-hal yang bisa dilakukan dalam sistem

ini meliputi76

1) Mengotomasi penanganan data-data aktifitas bisnis dan

transaksi yang bisa dianggap sebagai kejadian diskrit dalam

kehidupan organisasi atau perusahaan

2) Menangkap data dari setiap transaksi

3) Memverifikasi data transaksi untuk diterima atau ditolak

a) Memvalidasi transaksi yang telah diverifikasi

b) Menghasilkan suatu laporan untuk menyediakan rang-

kuman dari setiap transaksi

c) Memungkinkan memindahkan transaksi dari suatu proses

ke proses yang lainnya untuk menangani seluruh asfek

bisnis

Mengacu kepada uraian dijelaskan di atas peneliti dapat

merumuskan bahwa sistem informasi manajemen keuangan

dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari

unsur komponen atau variabel yang terorganisir saling

berinteraksi saling bergantung satu sama lain dan terpadu

untuk mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan sesuai dengan

yang telah ditetapkan dalam manajemen keuangan

76 Ibid

73

b Unsur-unsur Sistem Informasi Manajemen Keuangan

Untuk memahami dan mengembangkan suatu sistem

maka perlu membedakan unsur-unsur dari sistem informasi

manajemen keuangan yang membentuknya antara lain77

1) Batasan (boundary) yaitu penggambaran dari suatu elemen

atau unsur mana yang termasuk di dalam sistem dan mana

yang di luar sistem

2) Lingkungan (environment) yaitu segala sesuatu di luar

sistem lingkungan yang menyediakan asusmi kendala dan

input terhadap suatu sistem

3) Masukan (input) yaitu sumber daya (data bahan baku

material peralatan dan manusia) dari lingkungan yang

dikonsumsi dan dimanipulasi oleh suatu sistem

4) Keluaran (output) yaitu sumber daya atau produk (infor-

masi laporan dokumen tampilan dan lain-lain) yang

disediakan untuk lingkungan sistem oleh kegiatan dalam

suatu sistem

77 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk

Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset 2007) 5

Input

Data

Output

Data

Proses

Gambar 21 Konsep Sistem secara umum

74

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di

atas peneliti dapat merumuskan bahwa karakteristik suatu

sistem mencakup atas adanya kumpulan bagian-bagian baik

manusia atau pun bukan manusia adanya saling berinteraksi

adanya suatu metode tertentu untuk mencapai suatu tujuan

bersama serta adanya manfaat bagi kebutuhan penggunanya

Informasi tanpa adanya data maka informasi tersebut

tidak akan terbentuk Peranan data dalam menghasilkan suatu

informasi yang berkualitas dan akurat sangatlah penting

sehingga informasi tersebut dapat berguna untuk mendukung

pengambilan keputusan dalam menghasilkan output yang

berkualitas bagi perusahaan yang dalam hal ini sebagai peng-

guna (user)

Berdasarkan tipe penelitian maka data dapat dibedakan

menjadi78

1) Data Kuantitatif

Adalah data yang dapat diinput ke dalam skala pengukuran

statistik Fakta dan fenomena dalam data ini tidak dinya-

takan dalam bahasa alami melainkan dalam numerik

Sesuai dengan kriterianya data kuantitatif tersebut bisa

diolahdianalisis memakai teknik perhitungan statistika

matematika

78 Lihat dalam httptulaporanpenelitiancom201412312html

daikses pada tanggal 15 November 2017

75

2) Data Kualitatif

Merupakan data yang dapat mencangkup hamper semua dan

non numeric Data ini dapat menggambarkan kata-kata

untuk menggambarkan fakta dan fenomena yang sedang

diamati atau diteliti Data kualitatif didapat melalui berbagai

jenis cara pengumpulan data seperti analisis dokumen

wawancara diskusi terfokusobservasi yang sudah dituang-

kan ke dalam catatan lapangan transkrip Bentuk lain dari

data kualitatif adalah foto yang didapat melalui pemotretan

rekaman video

Sedangkan berdasarkan dari sumber yang didapat data ini

dapat berupa

1) Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti

sendiri atau dirinya sendiri Ini adalah data yang belum

pernah dikumpulkan sebelumnya baik dengan cara tertentu

atau pada periode waktu tertentu Data primer biasanya

disebut dengan data aslidata baru yang mempunyai sifat up

to date Untuk memperoleh data primer peneliti wajib

mengumpulkannya secara langsung Adapun cara yang bisa

digunakan peneliti untuk mencari sumber data primer yaitu

observasi diskusi terfokus wawancara serta penyebaran

kuisioner

76

2) Data Sekunder

Data seunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang lain

bukan peneliti itu sendiri Data ini biasanya berasal dari

penelitian lain yang dilakukan oleh lembaga-lembaga atau

organisasi seperti BPS dan lain-lain Data sekunder bisa

didapat dari berbagai sumber misalnya biro pusat statistik

yang biasanya disingkat dengan BPS jurnal buku laporan

dan lain sebagainya Pemahaman pada ke 2 jenis data di atas

dibutuhkan sebagai landasan untuk menentukan cara dan

langkah-langkah pengumpulan data penelitian

Menurut waktu pengumpulannya jenis data dapat

dibedakan ke dalam tiga hal berikut

1) Data Time Series

Adalah data yang menggambarkan data sesuatu dari waktu

ke waktu atau periode secara historis contohnya adalah data

perkembangan nilai tukar mata uang dolar terhadap rupiah

pada periode tahun 2013 sampai tahun 2014

2) Data Cross Section

Adalah data yang menunjukan titik waktu tertentu Contoh-

nya adalah data laporan keuangan per 31 Desember 2013

dan lain-lain

3) Data Panel

Adalah data yang berisi gabungan antara data time series

dan data section Contoh data manufaktur dari beberapa

perusahaan diperiode waktu tertentu

77

Selain itu cara perolehan data juga dapat diuraikan

sebabagi berikut

1) Data Observasional

Data observasi adalah data yang ditangkap in situ Data ini

sekali jadi atau tidak bisa diulang diciptakan atau diganti

2) Data Wawancara

Data wawancara adalah data-data yang diperoleh melalui

tanya-jawab antara peneliti dan informan Data ini bisa

divalidasi menggunakan triangulasi

3) Data Eksperimental

Data eksperimental adalah data-data yang dikumpulkan

dalam kondisi yang terkendali di situ atau berbasis labora-

torium dan harus bisa direproduksi

4) Data Simulasi

Data simulasi adalah data hasil dari penggunaan model dan

metadata di mana input lebih penting daripada output

Contoh model iklim model ekonomi model kosmologi dan

lain-lain

5) Data Referensi atau Kanonik

Data Referensi atau kanonik adalah data statis atau koleksi

organik (peer-reviewed) Contohnya menggunakan data

urutan gen yang sudah tersedia struktur kimia data sensus

dan lain-lain

78

6) Data Derivasi atau Kompilasi

Data derivasi atau kompilasi adalah data reproduksi

Contoh kompilasi database yang sudah ada untuk memba-

ngun struktur 3D

Berkenaan dengan hal tersebut dibutuhkan supporting

data sebagai salah satu cara dan metode yang digunakan

dengan bertujuan untuk memberikan dukungan berbasis sistem

dan data kepada pihak lain agar dapat merealisasikan tujuan

bersama yang akan dicapai sehingga dapat lebih efektif dan

efisien

Dalam proses supporting data ini lebih berorientasi

kepada penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi

dalam menunjang kegiatannya sehingga dengan menggunakan

pemanfaatan teknologi informasi diharapkan dapat lebih

mudah untuk memberikan dukungan kepada unit atau pihak

lain dalam menjalankan operasionalnya sehingga dapat

menghasilkan output positif yang lebih efektif dan efisien serta

berorientasi pada proses pengambilan keputusan atau kebijakan

lainnya yang memang dibutuhkan oleh pihak perusahaan79

Dalam proses supporting data tersebut juga terdapat

Decision Support System (DSS) yaitu pemilihan beberapa

79 Efraim Aronson Jay Turban dan Liang Peng Ting Decision

Support System and Intelegent System (New Jersey Pearson Education Inc 2005) 21

79

tindakan alternatif yang ada untuk mencapai satu atau beberapa

tujuan yang akan ditetapkan Selain itu juga DSS ini

merupakan suatu sistem informasi yang berada di level

manajemen dari suatu organisasi yang mengkombinasikan data

dan model analisis yang canggih atau peralatan data analisis

untuk mendukung pengambilan keputusan yang semi

terstruktur dan tidak terstruktur DSS ini dirancang untuk

membantu dalam proses pengambilan keputusan organi-

sasional80

Tujuan dari DSS adalah untuk

1) Membantu manager membuata keputusan dalam meme-

cahkan masalah yang semi terstruktur

2) Mendukung penilaian manajer dalam upaya membuat

keputusan dan bukan mencoba untuk mengganti kebijakan

dan personilnya

3) Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan mager

agar dapat lebih efisien

Adapun jenis-jenis DSS menurut tingkat kerumitannya

dapat dibedakan sebagai berikut

1) Mengambil elemen-elemen informasi

2) Menganalisa semua data file yang berkaitan

80 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk

Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset2007) 13

80

3) Menyiapkan laporan dari berbagai file yang akan dijadikan

resume

4) Memperkirakan dan memprediksi akibat yang muncul dari

hasil keputusan yang akan diambil

5) Mengusulkan keputusan kepada pihak terkait

6) Membuat keputusan final dari kesepakatan yang diambil

Pemanfaatan dalam proses DSS ini harus dilalui melalui

beberapa tahap seperti proses perencanaan analisis pada saat

evaluasi dan pengambilan keputusan secara bertahap dan jika

proses nya semakin mendapat dukungan dari pengembangan

DSS ini maka akan semakin efektif hasil yang didapatkan dari

proses pengambilan keputusan ini

Kemudian dilihat dari berbagai proses manajemen proses

pengambilan keputusan saat ini telah banyak bergantung

kepada DSS yang telah dikembangkan dengan berbagai metode

yang lebih simple sehingga pihak manajemen akan lebih

mudah untuk menentukan arah dan kebijakan yang akan

diambil

Adapun dampak yang akan didapat dari penggunaan

proses DSS ini adalah sebagai berikut

1) Dapat menyelesaikan problem yang sangat kompleks

2) Sistem yang digunakan dapat berinteraksi dengan user

3) Lebih cepat proses yang dihasilkan dan hasil yang didapat

dari pengambilan keputusan ini dapat lebih optimal

81

4) Menghasilkan acuan dan ketentuan standar yang dapat

membantu untuk digunakan oleh manager yang kurang

berpengalaman sehingga pada permasalahan yang berulang

DSS dapat memberi keputusan yang lebih efektif

5) Fasilitas untuk mengambil data dapat memberikan kesem-

patan pada beberapa manager untuk dapat berkomunikasi

dengan baik

6) Meningkatkan produktivitas dan control dari manager

langsung

Dalam supporting data proses yang dilakukan dapat

berupa

1) Dukungan terhadap data itu sendiri dalam artian adanya

proses pengolahan data yang ada sehingga dapat meng-

hasilkan data yang valid dan akurat

2) Sistem yang ada dan dipergunakan untuk melakukan proses

pengolahan data serta membantu user dalam mendapatkan

report yang sesuai dengan yang diharapkan selain itu juga

dalam system itu terdapat software yang berbentuk aplikasi

dan database yang menunjang untuk proses pengolahan data

tersebut

3) Hardware adanya dukungan perangkat yang disediakan

guna menunjang secara infrastruktur agar proses yang

pengolahan data dan menciptakan report yang sesuai dan

82

simple sehingga memudahkan manajemen dalam mengakses

informasi yang dibutuhkan disamping membantu dalam

proses pengambilan keputusan

4) Link Komunikasi dalam proses supporting data adanya link

komunikasi sangat berperan dalam menghasilkan report

informasi maupun proses pengolahan data semakin

compatible dan memadai link komunikasi nya maka

semakin efektif dan efisien proses dan informasi yang

dihasilkan

5) Serta faktor pendukung lainnya yang dapat mempengaruhi

proses supporting data itu sendiri seperti kebijakan dan

regulasi yang ada

c Urgensi Sistem Informasi Manajemen Keuangan

Pentingnya dilakukan proses supporting data dewasa ini

di dunia perbankan dalam menunjang operasionalnya dikare-

nakan semakin kompleknya berbagai kebutuhan transaksional

jumlah ketentuan dan peraturan yang sudah ada di dalam

berbagai kebijakan perbankan dalam pengelolaannya selain

juga risiko yang cukup besar dan harus senantiasa dihadapi

tetapi disisi lain quality service yang merupakan komponen

dasar dalam pemasaran jasa serta inti dari penjualan suatu

produk yang dipasarkan dengan kinerja terhadap pelayanan

83

nasabah dan harus senantiasa terjaga dengan baik guna

menjaga stabilitas dan eksistensi perusahaan agar senantiasa

memiliki performance yang senantiasa optimal81

Salah satu proses yang kini banyak dilakukan dalam

supporting data adalah dengan menganalisis sebuah system

yang ada disertai dengan entitas pendukung lainnya biasanya

akan dilakukan terhadap beberapa aspek antara lain adalah

kinerja informasi ekonomi keamanan aplikasi efisiensi dan

pelayanan pelanggan Sedangkan salah satu proses analisis

yang digunakan dalam supporting data adalah dengan meng-

gunakan metode yang disebut dengan PIECES Analysis

(Performance Information Economy Control Eficiency and

Service)82

Analisis PIECES ini sangat penting untuk dilakukan

sebelum mengembangkan sebuah sistem informasi dan

bertujuan untuk memberikan dukungan terhadap unit-unit

lainnya dalam menunjang kegiatan operasionalnya karena

dalam analisis ini biasanya akan ditemukan beberapa masalah

utama maupun masalah yang bersifat gejala dari masalah

utama tersebut antara lain

81 A Parasuraman VA Zeithamel dan LL Berry A Conceptual Model of Service Quality and Its Implication for Future Reseach dalam Jurnal Ekonomi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Petra yang diakses tanggal 15 November 2017 4

82 Hanif Al-Fatta Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern (Yogyakarta Andi Offset2007) 19

84

1) Kinerja Sistem (Performance)

Analisis kinerja ditujukankan untuk mengetahui tingkat

kinerja dari sebuah sistem apakah kinerja dari sistem tersebut

telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau sudah

mencapai sasaran yang diinginkan Kinerja dari sebuah sistem

diukur berdasarkan jumlah produksi dan tanggap waktu

Jumlah produksi merupakan jumlah pekerjaan yang bisa

diselesaikan dalam jangka waktu tertentu Sedangkan tanggap

waktu adalah keterlambatan rata-rata antara suatu transaksi

dengan tanggapan yang diberikan kepada transaksi berikutnya

Dalam performance ini juga dapat dipengaruhi oleh jumlah

transaksi yang ada serta kinerja dari perangkat yang digunakan

2) Informasi (Information)

Sebuah sistem informasi yang baik akan menghasilkan

informasi akurat valid relevan dan tepat waktu Akurat berarti

informasi yang dihasilkan terbebas dari kesalahan dan tidak

menyesatkan Valid bahwa informasi yang dihasilkan sesuai

dengan data yang ada tanpa adanya manipulasi sedangkan

relevan berarti informasi tersebut memiliki nilai bagi penggu-

nanya dan tepat waktu berarti informasi harus ada ketika

dibutuhkan dan sangat mudah untuk user dalam mendapatkan

informasi tersebut Keempat kriteria tersebut merupakan syarat

dari sebuah informasi yang baik bagi sebuah perusahaan atau

organisasi yang akan dijadikan sebagai dasar dari pengambilan

keputusan (decision making)

85

3) Ekonomi (Economy)

Motif ekonomi mungkin merupakan salah satu pertim-

bangan dari alasan mengapa diperlukannya penggunaan dan

pengembangan sebuah sistem dalam menunjang proses

kegiatan suatu bisnis Harapan sebuah perusahaan atau orga-

nisasi terhadap sistem yang baru adalah dukungan terhadap

proses operasional dan manajerial perusahaan akan lebih

efisien Sehingga adanya pemborosan waktu dan alat-alat yang

dapat mengakibatkan pembengkakan biaya pada sistem

sebelumnya (sistem lama) dapat dikurangi dengan semaksimal

mungkin khususnya seperti biaya pengadaan kertas dan tinta

4) Pengendalian (Control)

Aktivitas sebuah perusahaan atau organisasi perlu men-

dapat perhatian dan kontrol yang terus menerus agar tidak

terjadi penurunan kinerja dibawah standar yang sudah ditetap-

kan Hal ini untuk mengurangi dan mencegah atau mendeteksi

kesalahan sistem menjaga keamanan data dan kecurangan

yang akan terjadi baik itu karena disebabkan oleh user itu

sendiri (human error) atau yang disebabkan oleh kerusakan

dari system itu sendiri Pengendalian dalam sebuah sistem

sangat diperlukan untuk mengurangi dan mencegah hal-hal

yang dapat merugikan perusahaan atau organisasi itu sendiri

Dengan adanya kontrol maka tugas atau kinerja yang menga-

86

lami kendala dapat diperbaiki disamping untuk memastikan

bahwa proses yang dijalankan telah sesuai dengan prosedur

yang telah ditetapkan

5) Efisiensi (Eficiency)

Efisiensi pada sebuah sistem informasi menyangkut hal

bagaimana menghasilkan output atau informasi sebaik

mungkin dengan input yang diberikan secara sederhana dan

mudah untuk dimengerti sehingga informasi yang dihasilkan

sesuai dengan kebutuhan bagi pihak-pihak yang memerlu-

kannya serta valid dari kualitas datanya Selain itu efisiensi

juga berkaitan dengan bagaimana sebuah sistem tidak mela-

kukan pemrosesan secara berlebih dan usaha yang dikeluarkan

untuk melakukan tugas-tugas yang tidak berlebihan namun

juga dalam kontek efisiensi juga tidak mengurangi nilai dan

kualitas hasil yang diberikan oleh sistem

6) Pelayanan (Service)

Untuk menilai kualitas fungsi output dari sebuah sistem

adalah salah satunya bisa dilihat dari segi pelayanannya Pada

sistem informasi perbankan peningkatan pelayanan terhadap

nasabah merupakan bagian dari tujuan utama diadakannya

pengembangan sistem dari sistem lama ke sistem yang baru

guna menghasilkan kualitas pelayanan yang maksimal Pada

sistem perbankan yang sebelumnya digunakan pelayanan dari

87

segi waktu terhadap nasabah terlihat masih kurang cepat dan

akurat sehingga dapat menjadi salah satu alasan untuk diada-

kannya pengembangan system agar dapat menghasilkan kinerja

pelayanan yang maksimal

d Instrumen Sistem Informasi Manajemen Keuangan

Dalam proses supporting data pelayanan manajemen

tidak hanya berbicara mengenai pengaturan kemampuan tetapi

juga tentang bagaimana melayani secara profesional baik dari

bahasa tubuh pengetahuan dan pengalaman serta kemampuan

mengoptimalisasi fungsi kerja diperusahaan dapat berjalan

dengan baik dan memberikan manfaat bagi user lainnya

Ada beberapa instrumen83 yang biasa digunakan dalam

melakukan proses supporting data dalam sistem informasi

manajemen keuangan menurut Pustaka Infrastruktur Teknologi

Informasi (Information Technology Infrastructure Library)

terdiri dari84

83 Alat yang dipakai untuk me-ngerjakan sesuatu (seperti alat yang

dipakai oleh pekerja teknik alat-alat kedokteran optik dan kimia) perkakas 2 sarana penelitian (berupa seperangkat tes dsb) untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan 3 alat-alat musik (seperti piano biola gitar suling trompet) 4 ki orang yg dipakai sbg alat (diperalat) orang lain (pihak lain) 5 dokumen resmi seperti akta surat obligasi Lihat dalam httpwwwartikatacomarti-330848-instrumenhtml diakses pada 15 November 2017

84 ITIL Service DesignRegistered Community Trade Mark of the office of Governance Commerce US2007 7

88

1) Pelayanan Strategi (Service Strategy)

Yaitu pihak unit terkait yang dalam penelitian hal ini

lebih konsern pada Unit Divisi Teknologi Informasi yang

memberikan dan mengarahkan strategi yang digunakan dalam

memberikan pelayanan (supporting) kepada unit yang membu-

tuhkan dukungan penggunakan teknologi informasi dalam

menunjang kegiatan unit bisnisnya sehingga dapat membe-

rikan output yang baik

2) Pelayanan Desain (Service Design)

Dalam hal ini pula model dan design yang akan diguna-

kan dalam memberikan suatu model atau bentuk system yang

akan dikembangkan atau dibangun harus disesuaikan dengan

kebutuhan yang ada sehingga dapat dimengerti oleh user dalam

mengoptimalkan segala sumber daya yang ada

3) Pelayan Operasi (Service Operation)

Selain model dan strategi arah operasional yang sedang

dijalankan juga hendaknya ditunjang dengan proses monitoring

yang senantiasa ada karena berfungsi sebagai pengawas dalam

menjalankan operasional agar senantiasa sejalan dengan rule

atau aturan yang ada disamping diberikan petunjuk teknis

dalam menjalan fungsi operasional tersebut sehingga mem-

berikan kenyamanan bagi pengguna (user) dalam menjalankan

aktivitasnya

89

4) Ketersediaan Data (Basis Data)

Adanya fasilitas penyimpanan data (database) yang besar

dan dapat menampung data semua kebutuhan user dalam

menjalankan transaksi operasional bisnisnya disamping

memberikan keamanan terhadap data-data transaksi yang ada

5) Perangkat Keras (Hardware)

Adanya perangkat infrastruktur yang memiliki kualitas

memadai dan berbasis teknologi informasi sehingga dapat

menunjang berbagai kegiatan bisnis yang dilakukan serta

memudahkan bagi user dalam memberikan pelayanan kepada

nasabah agar lebih efektif dan efisien

6) Aplikasi Perangkat Lunak (Software)

Adanya ketersediaan aplikasi yang mudah digunakan

(user friendly) sehingga disamping memudahkan user dalam

mengoperasikan aplikasi system yang ada juga menambah

performance bagi perusahaan karena telah menggunakan alat

bantu (tools) berbasis teknologi masa kini yang dapat

menunjang kegiatan bisnis di masa yang akan datang dan

senantiasa update terhadap perkembangan teknologi

7) Jaringan Komunikasi (Link Communication)

Ketersediaan Link komunikasi dengan kualitas baik

dalam menunjang laju transaksi bisnis tidak dapat dipungkiri

karena pada masa era digitalisasi dan globalisasi saat ini

90

jaringan komunikasi yang baik sangat diutamakan dan menjadi

komponen penting dalam dunia digitalisasi yang menunjang

kegiatan bisnis berbasis teknologi

8) Sumber Daya Insani (People)

Adanya operator atau personil yang mengerti dalam

menjalankan aktivitas system yang digunakan produktivitas

personil sangat ditentukan oleh teknologi yang disediakan bagi

personil itu sendiri dalam melaksanakan tugasnyakekinian dan

kecanggihan teknologi yang disediakan bagi karyawan sangat

ditentukan oleh persaingan dan tuntunan konsumen (client)

sehingga sumber daya insani yang memiliki keunggulan dan

kompetitif dapat menjadi asset yang paling berharga bagi

perusahaan85

Kemudian kualitas supporting data dalam industri

layanan khususnya dalam perbankan harus disajikan dalam

bentuk proses penyajian yang optimal dan semenarik namun

simple karena hal tersebut sangat kontras akan keterkaitan

dengan kepuasan yang akan dirasakan oleh client (nasabah)

Menurut Tjiptono dalam Sunyoto86 kualitas mutu dalam jasa

pelayanan merupakan ldquosuatu penyajian produk atau jasa sesuai

85 GM Bounds amp Pace Human Resources Management For Competency Capability In Stahl M amp GM Bounds (Eds) Competing Globally Trough Customer Values (New York Quarum Book 1991)

86 Danang Sunyoto Konsep Dasar Riset Pemasaran dalam Perilaku Konsumen (Yogyakarta CAPS - Center for Academic Publishing Service 2012) 236

91

ukuran yang berlaku di tempat produk tersebut diadakan dan

penyampaiannya setidaknya sama dengan yang diinginkan dan

diharapkan oleh konsumen (client)

Dalam dimensi penentu kualitas supporting data tersebut

menurut Pasuraman dalam Lupiyoadi87 tidak ada bedanya

dengan dimensi pelayanan yang lainnya dan dinyatakan antara

lain

1) Keandalan (Reability)

Kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan yang

sesuai dengan apa yang telah dijanjikan secara akurat dan

terpercaya Dalam artian semua proses supporting data yang

dilakukan harus sesuai dan memiliki nilai validitas yang

tinggi sehingga akurasi data yang diberikan dalam proses

supporting data ini akan benar-benar valid Selain itu juga

sistem harus teruji dari sisi keamanannya sehingga dapat

mengantisipasi dari serangan pengguna yang tidak memiliki

kepentingan

2) Ketanggapan (Responsiveness)

Suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pela-

yanan yang cepat (responsive) dan tepat kepada user

(pengguna) dengan penyampaian informasi yang jelas

Dalam kontek ini layanan yang diberikan harus responsive

87 Rambat Lupiyoadi dan A Hamdani Manajemen Pemasaran Jasa

Cetakan Keempat (Jakarta Salemba Eempat 2008) 182

92

dalam menerima request problem yang ada dan menjelaskan

situasional kronologis serta problem solving yang diberikan

harus dalam bahasa dan informasi yang mudah dimengerti

oleh user sehingga memudahkan bagi user dalam meng-

implementasikan aplikasi tersebut

3) Jaminan (Assurance)

Pengetahuan sopan santun dan kemampuan para pegawai

perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya kepada para

client dan user akan keberadaannya di perusahaan dalam

memberikan layanan yang optimal sehingga memberikan

kepercayaan bagi client untuk menggunakan jasa pelayanan

yang diberikan oleh perusahaan

4) Empati (Empathy)

Yakni memberikan perhatian yang tulus dan bersifat indi-

vidual atau pribadi kepada pihak user sehingga diharapkan

akan dapat terjalin komunikasi dan hubungan emosional

yang baik dengan komunikasi yang non formal diharapkan

dapat lebih memberikan arti pelayanan yang sesungguhnya

sehingga kedekatan emosional dapat di bina dengan baik

dalam konteks personal dan perusahaan sehingga memu-

dahkan dalam berkomunikasi antara kedua belah pihak

5) Bukti Fisik (Tangible)

Kemampuan yang ada pada perusahaan dalam menunjukan

akan keberadaan dan eksistensinya kepada pihak luar

93

sehingga akan menambah rasa percaya diri bagi para

pegawai selain itu juga bagi pihak client akan menum-

buhkan rasa kepercayaan yang besar dan diharapkan dalam

menjalin kerjasama yang baik dalam menjalan tramsaksi

bisnisnya selain itu juga dapat menumbuhkan ketaatan

pada regulator ats kebijakan yang berlaku

Manfaat yang dapat dirasakan baik oleh user dalam

menerima jasa layanan yang diberikan adalah adanya kepuasan

secara emosional serta kenyamanan dalam beraktivitas tanpa

merasa takut dalam melakukan kesalahan Pemanfaatan tekno-

logi informasi dalam suatu organisasi atau perusahaan juga

berkaitan dengan keunggulan kompetitif untuk meningkatkan

kualitas informasi keuangan

Selain itu aspek pengawasan kinerja organisasi atau

perusahaan yang menggunakan perangkat teknologi informasi

baik sebagai alat bantu maupun strategi yang tangguh untuk

mengintegrasikandan mengolah data dengan cepat dan akurat

serta untuk penciptaan produk layanan baru sebagai daya saing

untuk menghadapi kompetisi88

Selain itu implementasi atau pemanfaatan teknologi

informasi memiliki dampak positif yang secara umum adalah

88 Albarda 2006 Strategi Implementasi Pemanfaatan Teknologi

Informasi untuk Tata Kelola Organisasi (wwwrespitorygunadarmaacid 8000Strategi_implementasi_ISIT_untuk tata kelola_organisasi_133pdf ) diakses pada 15 November 2017

94

terjadi efisiensi waktu dan biaya yang secara jangka panjang

akan memberikan keuntungan ekonomis yang sangat tinggi

Oleh karena itu pengoperasian secara optimal juga harus

diperhatikan agar semua perangkat teknologi informasi itu

bersifat multi fungsi sehingga dalam pengembangan selan-

jutnya diupayakan terjadi integrasi perangkat yang dapat

dioptimalkan dalam upaya menghadapi persaingan bisnis

global yang semakin ketat bersaing di masa yang akan datang

Pemanfaatan teknologi informasi akan melibatkan semua

karyawan dalam organisasi yang dioperasikan secara rutin oleh

staf administrasi dan bagian teknologi informasi Karenanya

dibutuhkan para karyawan dengan kualifikasi tertentu baik

bagian teknologi informasi maupun bagian lain perlu dilibatkan

selain untuk memberikan masukan juga untuk mempersiapkan

karyawan dalam menghadapi perubahan Di sisi lain diperlu-

kan pula kesadaran personal lainnya tehadap manfaat sistem

bagi dirinya dan kemudahan penggunaannya secara bertahap

akan memberikan motivasi untuk menigkatkan kemampuan

mereka

Satu hal yang tidak dapat dipungkiri di sini adalah bahwa

dengan adanya proses supporting data ini diharapakan untuk

level manajemen dapat memberikan kemudahan dalam

pengambilan keputusan dalam menunjang proses bisnis yang

95

menjadi tujuan utama perusahaan sehingga diharapkan bisnis

akan berjalan dengan baik

Berdasarkan uraian tersebut dapat peneliti rumuskan

bahwa dengan adanya proses supporting data ini diharapkan

dapat memberikan nilai lebih bagi setiap individu dalam

memaksimalkan potensi yang ada dalam dirinya baik dengan

bantuan dan pemanfaatan teknologi atau pun hanya dengan jasa

pelayanan yang diberikan dimana inti dari hal tersebut adalah

agar memberikan nilai lebih bagi pihak lain

96

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Implementasi Prinsip-Prinsip Akad dan Sistem Infor-

masi Manajemen Keuangan dalam Praktik Jasa

Keuangan di Bank Syariah

Implementasi prinsip-prinsip akad dalam praktik jasa

keuangan hendaknya mengacu kepada aspek-aspek kemasla-

hatan dan kemafsadatan dalam kegiatan ekonomi dengan

memperhatikan amal perbuatan manusia sejauhmana dapat

diketahui menurut akal fikiran (rasio) dan bimbingan wahyu

(nash)

Selain itu etika ekonomi dipandang sama dengan akhlak

karena keduanya sama-sama membahas tentang kebaikan dan

keburukan pada tingkah laku manusia Sedangkan tujuan etika

Islam menurut kerangka berfikir filsafat adalah memperoleh

suatu kesamaan ide bagi seluruh manusia di setiap waktu dan

tempat tentang ukuran tingkah laku baik dan buruk sejauhmana

dapat dicapai dan diketahui menurut akal fikiran manusia89

Namun untuk mencapai tujuan tersebut etika ekonomi

Islam mengalami kesulitan karena pandangan masing-masing

golongan di dunia ini berbeda-beda perihal standar normatif

89 Taqiyuddin An-Nabhani Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Perpspektif Islam (Jakarta Risalah Gusti 1996) 52

97

baik dan buruk Masing-masing mempunyai ukuran dan

kriteria yang berbeda-beda pula

Sebagai cabang dari filsafat ajaran etika bertitik tolak

dari akal fikiran dan tidak dari ajaran agama Sedangkan dalam

Islam ilmu akhlak dapat difahami sebagai pengetahuan yang

mengajarkan tentang kebaikan dan keburukan berdasarkan

ajaran Islam yang bersumber kepada akal dan wahyu Atas

dasar itu maka etika ekonomi yang dikehendaki dalam Islam

adalah perilaku sosial-ekonomi yang sesuai dengan ketentuan

wahyu serta fitrah dan akal pikiran manusia yang lurus

Prinsip akad syariah dan sistem informasi keuangan

dapat diimplementasikan adalah prinsip-prinsip dan azas-azas

muamalah kini dijadikan sebagai prinsip operasional dalam

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik keuangan

syariah di bank syari‟ah bank dinatara prinsip-prinsip tersebut

1 Mudharabah

Sebelum membahas lebih lanjut tentang implementasi

prinsip akad dalam praktek jasa keuangan di lembaga keu-

angan Syari‟ah terlebih dahulu akan lebih jelas apabila

dideskripsikan terlebih dahulu tentang hakikat dari mudha-

rabah itu sendiri Keabsahan mudharabah ini ditetapkan

dalam al-Qur‟an al-Sunnah ijma‟ dan qiyas90

90 Wahbah al-Zuhaily Al-Fiqh al-Islami wa Adilatuh (Beirut Dar

al-bdquoIlm 1984) 837

98

Menurut Wahbah al-Zuhaily (1984 IV836-837) bahwa

yang dimaksud dengan mudharabah adalah pemilik (malik)

menyerahkan harta kepada pekerja (bdquoamil) untuk berniaga pada

harta itu dengan keuntungan diserikatkan di antara keduanya

atas perhitungan tertentu sedangkan bila rugi maka kerugian

itu ditanggung sepenuhnya oleh pemilik harta

Berdasarkan pengertian ini dapat dipahami bahwa dalam

mudharabah ada enam unsur (rukun) yang harus terpenuhi

yakni prinsip rab al-mal (pemilik harta atau modal) bdquoamil

(pekerja atau pengusaha) mal (harta atau modal) bdquoamal (jenis

usaha atau pekerjaan yang dilakukan oleh bdquoamil) dan

pembagian keuntungan

Sebagai contoh aplikasi prinsip mudharabah ini diguna-

kan sebagai salah satu prinsip operasional di bank syariah

Secara operasional prinsip mudharabah di bank syariah dapat

diartikan sebagai perjanjian kesepakatan bersama antara

pemilik modal dan pengusaha dengan ketentuan pihak pemilik

modal menyediakan dana dan pihak pengusaha memutar modal

dengan dasar bagi hasil keuntungan Dalam prinsip ini kedua

belah pihak sama-sama menanggung resiko sesuai dengan

kerugian dan keuntungannya91

91 Yadi Janwari Lembaga-Lembaga Perekonomian Syari‟ah

(Bandung Pustaka Mulia dan Fakultas Syari‟ah IAIN Sunan Gunung Djati 2000) 18-19

99

Prinsip mudharabah ini secara aplikatif diwujudkan

dalam bentuk produk perbankan Produk perbankan yang

menggunakan prinsip mudharabah antara lain Tabungan

Mudharabah Deposito Mudharabah dan Pembiayaan Mudha-

rabah Tabungan Mudharabah adalah dana yang disimpan

nasabah yang akan dikelola bank untuk memperoleh keun-

tungan dengan sistem bagi hasil sesuai dengan kesepakatan

bersama

Dana yang disimpan melalui produk tersebut bisa diambil

sewaktu-waktu oleh nasabah penyimpan Secara teknis variabel

besarnya simpanan diperhitungkan menurut saldo rata-rata Dengan

kata lain tingkat fluktuasi dana tabungan juga ikut menentukan

besar kecilnya laba dan rugi (profit and loss sharing) yang

diperoleh kedua pihak

2 Musyarakah

Musyarakah ini dalam literatur fikih sering disebut pula

dengan syirkah Syirkah secara bahasa berarti ikhtilath atau

khalath (campuran) Sedangkan secara istilah menurut

Wahbah al-Zuhaily berarti seseorang mencampur hartanya

dengan yang lain di mana keduanya tidak bercerai satu sama

lain92 Pengertian ini hampir senada dengan pengertian Sayyid

Sabiq bahwa syirkah adalah prinsip antara dua orang yang

berserikat pada modal dan keuntungan93

92 Wahbah al-Zuhaily op cit 792 93 Sayyid Sabiq Fiqh al-Sunnah (Beirut Dar al-Fikr 1984) 294

100

Dari pengertian itu dapat dipahami bahwa di dalam

prinsip syirkah terdapat beberapa unsur yang harus ada di

antaranya yaitu dua orang yang berserikat (syarikayn) modal

yang diserikatkan (ra‟s al-mal) pekerjaan (bdquoamal) dan keun-

tungan (ribh) Keempat komponen tersebut ada dalam frame

rukun syirkah

Kemudian bagaimana mengimplementasikan syirkah

atau musyarakah ini dalam lembaga ekonomi syari‟ah kontem-

porer Seperti halnya prinsip mudharabah hampir semua

lembaga ekonomi dan keuangan syari‟ah kontemporer meng-

gunakan prinsip musyarakah sebagai salah satu prinsip opera-

sionalnya Salah satunya di bank Islam prinsip musyarakah ini

digunakan sebagai prinsip operasional dengan pengertian

perjanjian kesepakatan bersama antara beberapa pemilik modal

untuk menyertakan modal sahamnya pada satu proyek yang

biasanya berjangka waktu panjang94

Secara riil prinsip musyarakah ini hanya diaplikasikan

dalam produk pengerahan dana masyarakat yakni dalam produk

Pembiayaan Musyarakah sejenis bisnis kerjasama (join venture)

Pembiayaan Musyarakah ini berarti pembiayaan sebagian dari

modal usaha yang mana pihak bank dapat dilibatkan dalam

proses manajemennya Sedangkan pembagian keutnungan dalam

94 Yadi Janwari loc cit 19

101

bentuk Pembiayaan Musyarakah ini ditentukan dalam perjanjian

sesuai dengan proporsi masing-masing pihak yakni antara bank

dan nasabah penerima pembiayaan95

3 Murabahah

Murabahah secara bahasa berasal dari lafazh ribh yang

berarti ziyadah (tambahan)96 Sedangkan pengertian mura-

bahah secara istilah telah banyak didefinisikan oleh para

fuqaha Misalnya Hanafiyah mengartikan murabahah dengan

menjual sesuatu yang dimiliki senilai harga barang itu dengan

tambahan ongkos Senada dengan pengertian ini dikemukakan

pula oleh Malikiyah yang mengartikan murabahah dengan

menjual barang sesuai harga pembelian yang disertai dengan

tambahan keuntungan yang diketahui oleh pihak penjual dan

pembeli97

Prinsip murabahah ini diaplikasi di beberapa lembaga

keuangan Syari‟ah sebagai salah satu prinsip atau produk

dalam usaha penyaluran dana kepada masyarakat Di Bank

Islam murabahah ini dipahami sebagai mekanisme operasional

penjualan suatu barang dengan harga pokok ditambah keun-

tungan (mark up) yang disetujui secata bersama antara pihak

bank sebagai penjual dengan nasabah sebagai pembeli yang

95 Ibid 23 96 Al -Yusu‟i op cit 244 97 Abd al-Rahman al-Juzayri loc cit 258

102

pembayarannya dilakukan secara berangsur (kredit) Lebih

tepatnya prinsip murabahah ini di Bank Islam yang dikede-

pankan adalah produk Pembiayaan Murabahah dalam bentuk

leasing syariah

Sebagai lembaga keuangan Syari‟ah non-perbankan

ternyata Baitul Mal wa Tamwil (BMT) pun menggunakan

murabahah sebagai salah satu prinsip dan produknya Makna

dan mekanisme murabahah di BMT tampaknya tidak berbeda

dengan makna dan mekanisme pelaksanaan Bank Islam

4 Wadirsquoah

Wadi‟ah dapat diartikan sesuatu yang diletakan pada

selain pemiliknya agar dipelihara atau dijaga98 Wadi‟ah ini

merupakan nama yang berlawanan antara memberikan harta

untuk dipelihara dengan penerimaan yang merupakan mashdar

dari awda‟a (bdquoida`) yang berarti titipan dan membebaskan

barang yang dititipkan99

Sedangkan pengertian wadi‟ah secara istilah para fuqaha

berbeda dalam redaksi definisi Walaupun begitu makna

substantif dari definisi yang dikemukakan fuqaha itu tidak jauh

berbeda atau bahkan sama Madzhab Hanafi mengartikan

98 Luis Ma‟luf al-Yusu‟i Al-Munjid ficirc al-Lughah wa al-A‟lam

(Beirut Dar al-Masyriq 1988) 893 99 Abd al-Rahman al-Juzayri Kitab al-Fiqh bdquoala al-Madzahib al-

Arba‟ah (Beirut Dar al-Fikr 1996) 210 dan Wahbah al-Zuhaily Al-Fiqh al-Islami wa Adilatuh (Beirut Dar al-Fikr 1983) 37

103

wadi‟ah dengan penguasaan kepada pihak lain untuk menjaga

hartanya baik secara sahrih maupun secara dalalahal

Salah satu bentuk aplikasi wadi‟ah di bank Islam adalah

perjanjian simpan pinjam atau penitipan barang berharga antara

pihak yang mempunyai barang (nasabah) dan pihak yang diberi

kepercayaan (bank)100 Mekanisme operasional wadi‟ah ini

teraplikasi pula di Baitul Mal wa Tamwil (BMT) dalam bentuk

simpanan tanpa keuntungan tetapi dana yang disimpan dapat

diambil kapan saja oleh nasabah

Aplikasi wadi‟ah ini lebih kentara lagi pada prinsip

operasional dan produk Unit Simpan Pinjam Syari‟ah (USPS) Pada lembaga keuangan Syari‟ah ini wadi‟ah ini dijadikan

sebagai prinsip operasional dan produk unggulan Hal ini

seiring dengan tujuan pendiriannya yakni menghimpun dana

masyarakat melalui intermediasi

5 Qardh

Qardh berarti harta yang diberikan muqaridh (pemberi

pinjaman) kepada muqtaridh (penerima pinjaman) untuk

dikembalikan semisalnya sesuai ukurannya101 Dengan kata

lain qardh ini berarti pinjam meminjam barang (dalam penger-

tian luas termasuk mata uang) yang harus dikembalikan sesuai

nilai dari barang yang dipinjam itu

100 Yadi Janwari loc cit 18 101 Sayyid Sabiq op cit 182

104

Dewasa ini prinsip qardh telah diaplikasikan pada

beberapa lembaga keuangan syari‟ah khususnya di Bank Islam

dan Baitul Mal wa Tamwil (BMT) Implementasi prinsip

qardh di kedua lembaga keuangan syari‟ah tersebut memiliki

pemaknaan yang hampir sama Bahkan dengan menggunakan

istilah operasional yang sama pula yakni al-qardh al-hasan

yang berbentuk pinjaman lunak tanpa agunan Ini sebagaimana

dipakai oleh Muh Hassan (peraih hadiah Nobel) yang mene-

rapkan kredit tanpa agunan di Grameen Bank Bangladesh

Di Indonesia operasional prinsip al-qardh al-hasan pada

Bank Islam dan BMT itu mengandung arti bahwa bank atau

BMT memberikan pinjaman lunak kepada nasabah yang

membutuhkan dana khususnya untuk kebutuhan-kebutuhan

yang sifatnya konsumtif Prinsip ini sama dengan pinjaman

lunak di lembaga keuangan keuangan konvensional

6 Rahn

Rahn secara bahasa berarti gadai Sedangkan secara

istilah menurut ulama Jumhur sebagaimana dikutip Sayyid

Sacircbiq rahn berarti suatu akad pinjam-meminjam dengan

menggadaikan suatu harta sebagai barang jaminan dalam

jumlah taksiran tertentu di mana pihak penggadai dapat

menebus barang itu kembali sesuai dengan waktu yang telah

disepakati

105

Saat ini prinsip rahn telah diaplikasikan pada beberapa

lembaga keuangan syari‟ah khususnya di Bank Islam dan

Pegadaian Syari‟ah Implementasi prinsip rahn di kedua

lembaga keuangan syari‟ah dilakukan dalam bentuk produk

gadai barang yang dilakukan secara syari‟ah Sebagai contoh

aplikasi prinsip rahn di Bank Syari‟ah dan Perum Pegadaian

Syari‟ah diaplikasikan dalam bentuk pinjaman dana dalam

jumlah tertentu kepada masyarakat yang membutuhkan

sebagai harga taksiran atas barang atau harta berharga yang

digadaikan Misalnya gadai emas di Bank Jabar syari‟ah

Sebagai ilustrasi perbedaan dan persamaan aplikasi

prinsip akad syariah dalam praktik jasa keuangan di bank

syari‟ah ditampilkan sebagai berikut

No Jenis Akad Bentuk Akad

Manfaat dan Resiko

Penjelasan

1 Mudharabah - Simpanan

- Pinjaman

- Flesksibel

- Ditanggung Bersama

- Ada jaminan

- Ada biaya jasa

Modal hanya dapat diambil pemilik pada waktu yang telah ditentukan

2 Musyarakah - Simpanan

- Pinjaman

- Flesksibel

- Ditanggung Bersama

- Ada jaminan

- Ada biaya jasa

Modal hanya dapat diambil pemilik pada waktu yang telah ditentukan

106

3 Murabahah - Sewa Beli - Jual Beli Kredit

- Pembayaran angsuran - Resiko Ditanggung Bersama - Ada jaminan

Pembeli dapat mengambil manfaat atas barang yang dibeli sampai lunas masa cicilan

4 Wadi‟ah - Simpanan

- Tidak ada bagi hasil - Ditanggung Bersama - Ada biaya jasa

Modal dapat diambil kapan saja oleh pemilik sesuai keinginan

5 Qard - Pinjaman

- Pembayaran angsuran - Resiko Ditanggung Bersama - Jumlah pinjaman umumnya terbatas - Ada biaya jasa

Debitur mengembalikan hutangnya dalam jangka waktu yang disepakati tanpa harus dibebani oleh kewajiban menyediakan barang jaminan (borg)

6 Rahn - Pinjaman - Resiko ditanggung perusahaan - Ada jaminan - Ada biaya jasa

Barang jaminan hanya dapat diambil setelah pemilik mengembalikan uang pinjaman

Sementara itu untuk kepentingan pelayanan yang efektif

dan efisien kepada para pengguna maka digunakan sistem

informasi manajemen keuangan Hal tersebut diperlukan untuk

memudahkan pengguna dalam memanfaatkan setiap pelayanan

jasa keuangan dari bank syariah

107

Berkenaan dengan hal di atas ada yang disebut dengan

unsur-unsur sistem informasi manajemen keuangan dalam

praktik keuangan syariah Unsur-unsur yang terkandung dalam

sistem informasi manajemen keuangan dapat dibedakan antara

konvensional dan syariah Adapun perbedaan unsur tersebut

dapat dibedakan pada tabel sebagai berikut102

Unsur Penilaian Sistem Infor-masi Manajemen Keuangan Konvensional

Unsur Penilaian Sistem Informasi Manajemen Keuangan Syariah

Laporan Posisi Keuangan (neraca) Laporan Posisi Keuangan (neraca)

Laporan Laba Rugi Laporan Laba Rugi

Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas

Laporan perubahan Ekuitas Laporan perubahan Ekuitas

Catatan Laporan Keuangan 1 Laporan Sumber dan Penggunaan dana Zakat

2 Laporan Sumber dan Penggunaan dana Kebajikan

3 Laporan khusus yang mencerminkan kegiatan entitas syariah

4 Catatan Laporan Keuangan

Uraian

1) Laporan Neraca merupakan laporan yang menunjukan posisi

keuangan perusahaan pada saat atau periode waktu tertentu

2) Laporan LabaRugi merupakan kondisi laporan yang

menunjukan hasil dari kegiatan perusahaan pada suatu

periode tertentu

102 Wiroso Akuntansi Transaksi Syariah (Jakarta Ikatan Akuntansi

Indonesia 2010) 34

108

3) Laporan Arus Kas merupakan bagian dari laporan keuangan

suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode

akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar

uang (kas) perusahaan103

4) Laporan perubahan ekuitas adalah laporan keuangan yang

menunjukan perubahan ekuitas selama satu periode

5) Catatan Laporan Keuangan adalah catatan tambahan dan

informasi yang ditambahkan ke akhir laporan keuangan

untuk memberikan tambahan informasi kepada pembaca

dengan informasi lebih lanjut Catatan laporan keuangan ini

membantu menjelaskan perhitungan item tertentu dalam

laporan keuangan serta memberikan penilaian yang lebih

konfrehensif dari kondisi keuangan perusahaan104

6) Laporan dan sumber penggunaan zakat merupakan entitas

syariah yang menyajikan laporan sumber dan penggunaan

dana zakat sebagai komponen utama laporan keuangannya

dimana laporan yang disajikan adalah dana zakat yang

berasal dari wajib zakat dan penggunaan dari dana zakat itu

sendiri105

103 Lihat artikel dalam httpidwikipediaorgwikiLaporan_arus_kas

diakses pada 15 November 2017 104 Ikatan Akuntan Indonesia Standar Akuntansi Keuangan Syariah

2013) 1011 105 Wiroso Akuntansi Transaksi Syariah (Jakarta Ikatan Akuntansi

Indonesia 2010) 66

109

7) Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan meru-

pakan entitas syariah yang menyajikan laporan sumber dan

penggunaan dana kebajikan sebagai komponen utamanya

dari mana sumber dana kebajikan itu berasal dari peneri-

maannya seperti Infak Sedekah Denda dll

8) Laporan yang mencerminkan kegiatan entitas syariah meru-

pakan laporan keuangan yang komponennya mencerminkan

antara lain kegiatan komersial sosial serta kegiatan dan

tanggung jawab khusus entitas syariah106

Adapun laporan khusus yang mencerminkan kegiatan

khusus entitas syariah dimaksud adalah

1) Pada bank syariah dikenal dengan Laporan Perubahan Dana

Investasi Terikat

2) Pada Asuransi syariah dikenal laporan surplus (defisit)

underwriting dana tabarru dan laporan perubahan dana

tabarru

Laporan ini juga merupakan unsur dari laporan keuangan

entitas syariah yang tidak dapat dipisahkan dengan unsur

laporan keuangan lainnya Entitas syariah tertentu memiliki

karakteristik khusus yang tidak dapat disamakan dengan entitas

syariah lain maka dari itu perlu dibuat laporan yang sesuai

dengan karakteristik kegiatan usaha yang dilakukan107

106 Rizal yahya dkk Akuntansi perbankan syariah (Jakarta Salemba

empat 2009) 80 107 Wiroso Akuntansi Transaksi Syariah (Jakarta Ikatan Akuntansi

Indonesia 2010) 42

110

Dengan demikian implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah dapat dilakukan dilakukan pada beragam bentuk

dan produk keuangan Selain itu hal tersebut juga hendaknya

mengacu kepada aspek-aspek kemaslahatan dan kemafsadatan

dalam setiap kegiatan ekonomi dengan mengimplementasikan

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah misalnya

saja dalam laporan keuangan yang terpublikasikan dalam

website bank syariah

B Hambatan-hambatan Implementasi Prinsip-Prinsip

Akad dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan

dalam Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

Sebagai institusi keuangan modern bank syariah tidak

terlepas dari berbagai kelemahan dan kesalahan Salah satunya

adalah kehati-hatian Para nasabah selalu memperhatikan peru-

bahan ekonomi membuat berbagai analisis dan perhitungan

serta mengambil keputusan untuk menggunakan produk jasa

keuangan bank syariah Aktivitas inilah yang membuat

perkembangan bank syariah terus tumbuh tetapi hal tersebut

tidak selalu menguntungkan terutama ketika menimbulkan

depresi yang luar biasa

111

Lembaga keuangan syariah juga mengalami kendala atau

hambatan dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan syariah Menurut hemat peneliti kesulitan paling

utama adalah terletak pada proses pengambilan keputusan dan

bukan pada implementasinya

Oleh karena itu untuk menjelaskan hambatan-hambatan

yang dihadapi dalam implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan syariah peneliti mengutip teori perubahan hukum

dari Lawrence Meir Friedman Setelah era reformasi kekuatan

kelompok status quo cenderung masih mendominasi sistem

politik dan kekuasaan yang sedang berjalan

Keterpurukan hukum di Indonesia sejak masa Orde Baru

hingga sekarang meliputi tiga unsur sistem hukum dan seka-

ligus menjadi hambatan dalam implementasi prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik

jasa keuangan syariah Lawrence Meir Friedman menjelaskan

sekurang-kurangnya ada 3 (tiga) faktor yang menghambatnya

yaitu struktur (structure) substansi (substance) dan kultur

hukum (legal culture)108

108 Lihat Ahmad Ali Keterpurukan Hukum Di Indonesia (Jakarta

Ghalia Indonesia 2002) 7

112

1 Struktur

Makna yang dimaksud dengan struktur dalam sistem

hukum Indonesia adalah institusi-institusi penegakan hukum

seperti Kepolisian Kejaksaan dan Pengadilan serta hierarki

peradilan dari yang terendah (Pengadilan Negeri Pengadilan

Agama dan lain-lain) hingga yang tertinggi (Mahkamah

Agung) begitu juga aparat penegak hukum yang bekerja pada

institusi-institusi penegakan hukum tersebut Namun yang

menjadi struktur yang dimaksud di sini ada tarik ulur politik

antara Pemerintah dan DPR dalam merumuskan kebijakan bagi

implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi mana-

jemen dalam praktik jasa keuangan di bank syari‟ah

Masalah utama yang terjadi berkenaan dengan struktur

ini adalah belum adanya kemandirian yudisial yang menjamin

resistensi institusi-institusi penegakan hukum terhadap inter-

vensi pihak lain serta rendahnya kualitas moralitas dan

integritas personal aparat penegak hukum sehingga hukum

tidak dapat bekerja secara sistemik dan proporsional sebagai

satu kesatuan dengan pengakuan hak asasi manusia Masalah

yang sama juga terjadi dalam hal menjabarkan kebijakan

pemerintah bagi implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem

informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di bank

syari‟ah

113

2 Substansi

Substansi yang dimaksud di sini adalah aturan norma

dan perilaku nyata manusia yang ada dalam sistem itu atau

produk produk yang dihasilkannya berupa keputusan keputusan

yang mereka keluarkan dan mencakup pula hukum yang hidup

(living law) dan bukan hanya aturan aturan yang ada dalam

kitab undang undang (law books) Dalam konteks ini diperlu-

kan kontribusi pemerintah wakil rakyat dan masyarakat untuk

merumuskan kebijakan implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah dan sekaligus amanat konstitusi dan peraturan

perundang-undangan

Namun demikian yang menjadi masalah dari substansi ini

adalah kuatnya pengaruh positivisme dalam tatanan hukum di

Indonesia yang memandang hukum sebagai sesuatu yang

muncul dari otoritas yang berdaulat ke dalam bentuk undang

undang dan mengabaikan sama sekali hukum di luar itu serta

memandang bahwa prosedur hukum sebagai segala-galanya

dalam penegakan hukum tanpa melihat apakah hal tersebut

dapat mewujudkan keadilan dan kebenaran Oleh karena itu

apabila untuk memuat norma-norma hukum ekonomi syari‟ah

pada tingkat implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem

informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di bank

114

syari‟ah melalui kebijakan amandemen peraturan perundang-

undangan

3 Kultur Hukum

Kultur hukum yaitu suasana pikiran dan kekuatan sosial

yang menentukan bagaimana hukum itu digunakan dihindari

dan disalahgunakan Kultur hukum juga merupakan suatu

ekspresi dari tingkat kesadaran hukum masyarakat yang belum

kondusif bagi bekerjanya sistem hukum berikut pula semua

perangkat peradilan dan penegakan hukum secara proporsional

dan berkeadilan109

Mengacu kepada tiga unsur di atas implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen dalam praktik

jasa keuangan di bank syari‟ah ternyata banyak terhambat

dalam pengambilan keputusan Sehingga menjadi wajar apabila

implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi mana-

jemen dalam praktik jasa keuangan di bank syari‟ah belum

sepenuhnya dipraktikan dalam sistem keuangan di Indonesia

109 Ki Sarina Mangunpranoto sebagaimana dikutip oleh Budi Heru

Susanto berpendapat mengenai kultur hukum dalam konteks budaya jawa bahwa budaya manusia itu terwujud karena perkembangan lingkungan serta norma-norma hidupnya Norma hidup ini terwujud dalam bentuk alam pikiran manusia alam budi tata susila dan seni atau dengan istilah lain budaya manusia sebagai kreasi hidup adalah sesuatu yang kompleks ide gagasan-gagasan nilai-nilai norma-norma peraturan dan sebagainya Budiono Herususanto Simbolisme dalam Budaya Jawa (Yogyakarta PT Hanindita Ghahawidia 2000) h 6-7

115

padahal mayoritas penduduk di Indonesia menganut agama

Islam dan menghendaki penerapan prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah

Untuk mengatasi ketiga kendala atau hambatan di atas

penting bagi peneliti untuk menelaah dilihat dari pendekatan

filsafat hukum Islam bahwa implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan

di bank syari‟ah perlu mempertimbangkan tiga pendekatan

yaitu konstitusional institusional dan kultural110 Ketiganya

dapat diuraikan sebagai berikut

1 Pendekatan Konstitusional

Pendekatan konstitusional transformasi norma-norma

hukum Islam ke dalam peraturan dan perundang-undangan

nasional merupakan produk interaksi antar elite politik (politisi

penegak hukum tokoh masyarakat pakar hukum dan praktisi

hukum) dengan elite kekuasaan (the rulling elite) yakni kala-

ngan politisi dan pejabat negara Sebagai contoh diundang-

kannya UU Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama

dan UU Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan merupakan

110 Teuku Mohammad Radhie ldquoPolitik dan Pembaharuan Hukumrdquo

dalam Prisma No6 tahun II (Jakarta LP3ES 1973) hlm 4 M Yahya Harahap ldquoInformasi Materi Kompilasi Hukum Islam Memposisikan Abetraksi Hukum Islamrdquo dalam Mimbar Hukum No5 Tahun II (Jakarta Al-Hikmah dan Ditbinbapera Islam 1992) hlm 17-21

116

peranan elite Islam cukup dominan di dalam melakukan

pendekatan dengan kalangan elite di tingkat legislatif sehingga

UU Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama dan UU

Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan tersebut dapat

dikodifikasikan111

Adapun prosedur pengambilan keputusan politik di

tingkat legislatif dan eksekutif dalam hal legislasi hukum Islam

(legal drafting) hendaknya mengacu kepada politik hukum

yang dianut oleh badan kekuasaan negara secara kolektif

Suatu undang-undang dapat ditetapkan sebagai suatu peraturan

tertulis yang dikodifikasikan apabila telah melalui proses

politik pada badan kekuasaan negara yaitu legislatif dan

eksekutif serta memenuhi semua persyaratan dan rancangan

perundang-undangan yang layak Misalnya ketika disahkannya

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Anggaran dan

Pendapatan Belanja Negara Tahun 2015

Pendekatan konstitusional legislasi hukum sebagaimana

dikemukakan A Hamid S Attamimi bahwa pemerintah dan

DPR memegang kekuasaan di dalam pembentukan undang-

undang Disebutkan dalam pasal 5 ayat (1) UUD 1945 bahwa

ldquoPresiden memegang kekuasaan membentuk undang-undang

111 Amak FZ Proses Undang-Undang Perkawinan (Bandung al-

Ma‟arif 1976) hlm 35-48

117

dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyatrdquo Sedangkan

dalam penjelasan mengenai pasal 5 ayat (1) UUD 1945 dinya-

takan bahwa ldquokecuali executive power Presiden bersama-

sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat menjalankan legis-

lative power dalam negarardquo112

Berdasarkan pandangan di atas DPR dapat memberi

persetujuan kepada tiap-tiap rancangan undang-undang yang

diajukan oleh pemerintah Hal ini senada dengan penjelasan

pasal 20 ayat (1) UUD 1945 kendati DPR tidak harus selalu

meyatakan setujua terhadap semua rancangan undang-undang

dari pemerintah Keberadaan DPR sesungguhnya harus mem-

berikan suatu consent atau kesepakatan dalam arti menerima

atau menolak Rancangan Undang-Undang (RUU)

Peluang norma-norma hukum Islam untuk dimuat ke

dalam konstitusi sangat terbuka ketika terdapat tuntutan realitas

sosial dan politik yang menghen-daki terwujudnya cita-cita

supremasi hukum Islam (the enforcement of Islamic law)

terjaminnya hak asasi setiap orang serta terjaminnya stabilitas

politik suatu negara Maka konstitusi yang dibuat hendaknya

merupakan norma dasar (groundnorm) yang ditujukan untuk

112 A Hamid S Attamimi ldquoPeranan Keputusan Presiden Republik

Indonesia dalam Penyelenggaraan Pemerintah Negara Suatu Analisis Mengenai Keputusan Presiden yang Berfungsi Pengaturan dalam Kurun Waktu Pelita I-Pelita IVrdquo Disertasi Doktor Universitas Indonesia (Jakarta UI 1990) hlm 120-135

118

menghindarkan berbagai bentuk penyelewengan berlaku untuk

semua pihak dan sekaligus menjadi pedoman hukum untuk

memperoleh hak-hak hukum masyarakat serta kewajiban

mentaati hukum dalam penyelenggaraan negara113

2 Pendekatan Institusional

Selain pendekatan konstitusional transformasi norma-

norma hukum Islam ke dalam sistem hukum Indonesia juga

dapat dilakukan melalui pendekatan institusional Pendekatan

institusional merupakan suatu proses penjabaran norma-norma

hukum yang ada dalam bentuk produk peraturan dan

perundang-undangan menjadi pranata-pranata hukum Islam

Secara sederhananya pendekatan semacam ini dilakukan

dengan cara membentuk institusi-institusi baik pemerintah

maupun masyarakat yang akan memperkuat penegakan hukum

Islam di masyarakat Maka salah satu cara yang dipandang

paling efektif untuk menegakan hukum Islam adalah merepre-

sentasikan tanggungjawab negara dengan membentuk pranata

hukum Islam

Seperti telah peneliti jelaskan pada bab-bab sebelumnya

institusionalisasi hukum Islam dapat difahami dalam dua

pengertian pertama ia merupakan suatu upaya untuk men-

113 Muhammad Husein Na`ini ldquoIslam dan Pemerintahan

Konstitusionalrdquo dalam John L Esposito dan John L Donohue Islam dan Pembaharuan (terj) (Jakarta PT Raja Grafindo 1994) hlm 537-538

119

transformasikan ide-ide dan gagasan-gagasan bagi pemben-

tukan suatu pranata hukum Islam kedua ia merupakan proses

aktualisasi ide-ide atau gagasan-gagasan menjadi institusi atau

pranata hukum Islam termasuk pula kedudukan tugas dan

fungsinya dalam proses penegakan hukum Islam itu sendiri

Kedua pola pemahaman tersebut dapat dijabarkan dalam

konteks politik hukum Islam baik dari sudut pandang ideal

normatif dan realitas

Dalam sudut pandang ideal makna institusionalisasi

hukum Islam mencerminkan mata rantai sejarah pemikiran

hukum Islam dalam studi ilmu hukum yang dimulai dari

pemikiran tentang sumber-sumber prinsip-prinsip asas-asas

dan metode hingga pada tingkat pembentukan peraturan dan

perundang-undangan hukum Islam

Maksud dari institusionalisasi hukum Islam di sini adalah

menyusun berbagai regulasi (peraturan dan undang-undangan)

yang memadai di bidang hukum Islam mulai dari meng-

garansinya ke dalam konstitusi negara hingga membentuk

peraturan turunannya hingga dijabarkan menjadi institusi atau

pranata hukum Islam Hal ini sebagaimana telah dijelaskan

peneliti pada bagian pendekatan konstitusional

Jika dikaitkan dengan implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan

di bank syari‟ah hukum ekonomi Islam sangat akomodatif

120

dalam menyikapi segala perubahan sosial politik dan hukum

masyarakat Hasbi Ash-Shiddiqiey misalnya telah mengatakan

bahwa hukum Islam pada sudut keberlakuannya bersifat

progressif dan dinamis Selain itu berlakunya hukum Islam

harus ditekankan pada aspek-aspek kemaslahatan yang bersifat

umum dan tidak hanya menyangkut kepentingan golongan

Islam semata114

Oleh karena itu di samping hukum Adat dan hukum

Eropa memberikan pengaruh besar dalam arah perkembangan

hukum ekonomi Islam sistem hukum ini telah memberikan

warna tersendiri dalam kontritusi dan ketatanegaraan serta

menjadi nilai-nilai dan norma-norma yang menyatu dengan

tradisi dan politik hukum di Indoensia

Konsep hukum ekonomi Islam yang didasarkan pada

nilai-nilai etika dan moral akan lebih memberi tempat bagi

setiap orang untuk mencapai tujuan hidupnya sesuai dengan

nilai-nilai kebebasan dalam politik hukum itu sendiri Terutama

dalam realitas sosial yang secara kuantitatif mayoritas ber-

penduduk muslim sangat memungkinkan hukum ekonomi

Islam bersinergi memberikan warna di dalam konstitusi

Indonesia

114 Hasbie As-Shiddiqiey Dinamika dan Elastisitas Hukum Islam

(Jakarta Tintamas 1975) hlm 27

121

Sebagai negara yang mayoritas berpenduduk muslim

tentu ajaran-ajaran Islam yang terkandung dalam syari‟at tegas

sekali mengatur pelaksanaan kedua tugas di atas di mana ia

membedakan sistem tirani yang lebih bersifat ekslusif dan

menjalankan pemerintahan serta hukumnya secara sewenang-

wenang dengan sistem pemerintahan konstitusional yang lebih

inklusif menjalankan pemerintahan dan hukum yang dibatasi

oleh suatu prasyarat terjaminnya hak-hak dan kewajiban setiap

anggota masyarakat dalam suatu negara

3 Pendekatan Kultural

Hukum Islam dipandang memiliki masa depan dan akan

besar peranannya dalam masyarakat dan komunitas Islam

karena peran fundamentalnya dalam sosialisasi anak-anak

penghormatan terhadap pranata-pranata dan hubungan-hubu-

ngan sosial serta pembentukan dan pengembangan nilai-nilai

dasar tersebut semua itu diterjemahkan ke dalam perundang-

undangan umum serta kebijakan publik melalui proses politik

yang demokratis

Namun demikian hukum Islam juga tidak akan memiliki

masa depan sebagai sebuah sistem normatif bila dibuat dan

diselenggarakan begitu saja oleh negara sebagai hukum publik

dan kebijakan publik Klaim bisa saja dibuat untuk mengatakan

bahwa suatu kebijakan atau hukum adalah syariah tapi klaim

122

itu akan selalu salah karena hal itu tidak lebih dari sebuah

usaha menggunakan kesucian Islam untuk kepentingan politik

elit penguasa

Seperti tergambarkan pada dataran realitas sosial budaya

dan politik transformasi hukum ekonomi Islam ke dalam

konstitusi dan peraturan perundang-undangan di Indonesia

hendaknya juga mempertimbangkan tradisi sosial budaya

politik hukum dan ekonomi dalam masyarakat Agar penga-

kuan terhadap hukum Islam itu memiliki daya ikat yang kuat

maka hukum Islam hendaknya menjadi bagian dari tradisi dan

budaya dalam masyarakat dan salah satu cara yang dapat

digunakan dalam kondisi Indonesia saat ini adalah pendekatan

kultural

Pendekatan kultural ini dapat dilakukan dengan mening-

katkan pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk meme-

nuhi menegakan dan melindungi hak-hak dan kewajiban

setiap individu sebagai warga negara Terlebih lagi dengan

corak dan keragaman budaya budaya bangsa Indonesia yang

menganut BHINEKA TUNGGAL IKA tentu akan lebih mene-

rima perbedaan sebagai satu kesatuan yang utuh Hal demikian

juga telah sejalan dengan prinsip universal hukum ekonomi

Islam bahwa perbedaan pendapat adalah hikmah (al-ikhtilaf

al-hikmah)

123

Selanjutnya apabila dikaitkan dengan mekanisme pela-

yanan di bank syariah implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah erat kaitannya dengan karakteristik yang khusus

dan melekat dalam sistem informasi manajemen keuangan

dalam praktik jasa keuangan syariah itu sendiri Beberapa

kendala yang sering sering ditemui mencakup atas beberapa

aspek berikut

1) Dapat Dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam

laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat

dipahami oleh pemakai atau user terutama bagi pemegang

keputusan bisnis perusahaan maksudnya yaitu bahwa pemakai

diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang

aktivitas ekonomi dan bisnis akuntansi serta kemauan untuk

mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar namun

demikian informasi kompleks yang seharusnya dimasukan

dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas

dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit

untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu

2) Relevan

Agar bermanfaat bagi publik informasi harus relevan

untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengam-

124

bilan keputusan Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat

mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu

mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu masa kini dan masa

depan menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi dimasa

lalu untuk mendapatkan hasil yang lebih baik di masa yang

akan datang

Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan dimasa

lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi

posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal-hal lain yang

langsung menarik perhatian pemakai seperti pembayaran

deviden dan upah pergerakan harga sekuritas dan kemampuan

entitas syariah untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh

tempo

3) Dapat Dibandingkan

Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan

antar periode masa lalu masa sekarang dan masa yang akan

datang untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi

dan kinerja keuangan Selain itu user juga harus dapat mem-

bandingkan laporan keuangan antar entitas syariah untuk

mengevaluasi posisi keuangan kinerja serta perubahan posisi

keuangan secara relatif

Oleh karena itu pengukuran dan penyajian dampak

keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus

125

dilakukan secara konsisten untuk entitas syariah tersebut antar

periode entitas syariah yang sama untuk entitas syariah yang

berbeda maupun dengan entitas lainnya

4) Penyajian yang Wajar

Laporan keuangan sering dianggap menggambarkan

pandangan yang wajar dari penyajian yang wajar posisi

keuangan kinerja keuangan dan perubahan posisi keuangan

suatu entitas syariah Meskipun kerangka dasar ini tidak

menangani secara langsung konsep tersebut penerapan karak-

teristik kualitatif pokok dan standar umumnya dipahami

sebagai suatu pandangan yang wajar dari penyajian yang wajar

dan satu poin yang penting dalam kontek penyajian yang wajar

adalah tidak adanya proses manipulasi data yang dilakukan

oleh perusahan yang mencerminkan pada integritas perusahaan

itu sendiri

5) Pengakuan Unsur Keuangan

Merupakan pembentukan suatu pos yang memenuhi

definisi unsur serta kriteria pengakuan yang dikemukakan

dalam neraca atau laba rugi115 Pengakuan dilakukan dengan

menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalam

jumlah uang dan mencantumkannya kedalam neraca atau

115 Wiroso Akuntansi Transaksi Syariah (Jakarta Ikatan Akuntansi

Indonesia 2010) 44-48

126

laporan laba rugi dan dapat dilaporkan pada periode waktu

tertentu untuk diketahui oleh pihak yang berkepentingan atas

laporan tersebut selain untuk mengetahui perkembangan laba

rugi perusahaan pada suatu periode tertentu

Oleh karena itu secara normatif implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen dalam praktik

jasa keuangan di bank syari‟ah hendaknya dilandasi juga oleh

dua asas pertama negara tersebut harus disusun dan dibentuk

melalui sebuah konstitusi yang bebas dari segala macam

campur tangan dan pemaksaan kehendak ia harus disusun

lengkap dengan mengemukakan hak-hak dan kewajiban serta

hubungan timbal-balik antar berbagai lapisan dalam masya-

rakat itu sendiri kedua harus terdapat kepercayaan penuh

terhadap unsur pedoman perhitungan dan tanggung jawab

yang sempurna serta adanya kepercayaan yang penuh terhadap

semua yang berkepentingan sesuai kesepakatan

Dengan demikian peneliti dapat merumuskan bahwa

kendala normatif dalam implementasi prinsip-prinsip akad dan

sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di

bank syari‟ah mencakup atas struktur substansi dan kultur

Sedangkan kendala lainnya adalah secara internal mencakup

manajemen informasi yang dilakukan di bank syariah itu

sendiri dan secara eksternal adalah perilaku nasabah

127

C Solusi dan Strategi Pengembangan Prinsip-Prinsip Akad

dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam

Praktik Jasa Keuangan di Bank Syariah

Sistem hukum ekonomi syari‟ah merupakan sistem

hukum yang dibangun berdasarkan prinsip-prinsip asas-asas

serta nilai-nilai etika dan moralitas keagamamaan yang ber-

sumber kepada al-Qur‟an al-Sunnah dan Ijtihad Selama

berabad-abad para pemikir hukum Islam telah melakukan

berbagai pengkajian dan penelitian terhadap prinsip-prinsip

dasar sistem hukum ekonomi syari‟ah dari sumbernya agar

dapat dijabarkan dalam kehidupan Sebab sistem hukum

ekonomi syari‟ah lebih dari sekedar ilmu yang dapat dipelajari

tetapi juga dapat dijabarkan dalam supra-struktur dan infra-

struktur hukum ekonomi berdasarkan prinsip keadilan persa-

maan kebebasan tolong-menolong toleransi dan sebagai-

nya116

Dalam perkembangan ekonomi modern sistem hukum

ekonomi syari‟ah telah berkembang pesat seiring dengan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi Sistem hukum ini

dapat diimplementasikan dalam pembentukan instrumen

116 Soroso Imam Zadjuli Kodifikasi Variabel-variabel Dalam

Penelitian Ekonomi Islam makalah dalam ldquoSeminar dan Lokakarya Kurikulum dan Silabus Ekonomi Islamrdquo untuk Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Oktober 1997 hlm 6

128

peraturan perundang-undangan dan pranata-paranata ekonomi

syari‟ah baik bank maupun non-bank Falsafah dasar nilai-nilai

dasar hukum ekonomi syari‟ah menjadi pijakan bagi imple-

mentasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen

dalam praktik jasa keuangan di bank syari‟ah Di saat yang

sama UU Perbankan menjadi regulasi dalam pembangunan

ekonomi syariah di mana masyarakat atau negara tidak dapat

mengabaikan kepentingan untuk menjaga stabilitas ekonomi

negara dan meningkatkan kesejahteraan rakyat

Meskipun ekonomi syari‟ah di Indonesia baru berkem-

bang pesat pada tahun 1992 yang ditandai dengan keberadaan

lembaga perbankan syari‟ah namun bank syari‟ah tersebut

menjadi lembaga keuangan alternatif untuk menghindarkan

masyarakat dari praktek pembungaan uang (riba‟) ketidak-

jelasan (gharar) dan judi (maisyir)

Setelah dikeluarkannya UU Perbankan Nomor 7 Tahun

1992 Jo UU Nomor 10 Tahun 1998 Jo UU Nomor 21 Tahun

2008 eksistensi lembaga keuangan dan perbankan syari‟ah di

Indonesia semakin berkembang terutama karena adanya

komitmen yang kuat untuk menerapkan prinsip bagi hasil

(profit and loss sharing) Sebagai contoh amandemen pasal 6

point m UU Nomor 10 Tahun 1998 menyebutkan bahwa

lembaga keuangan konvesional dapat menyelenggarakan unit

129

pelayanan perbankan syari‟ah yang menggunakan prinsip bagi

hasil (profit and loss sharing) dengan dual banking system

Dalam perkembangan berikutnya dilihat dari segi

praktiknya kegiatan usaha perbankan syari‟ah mengacu kepada

kedua peraturan perundang-undangan perbankan turut

mendorong didirikannya lembaga keuangan syari‟ah lainnya

beoperasi seperti Baitul Mal Wattamwil (BMT) Unit Simpan

Pinjam Syari‟ah (USPS) Pegadaian Syari‟ah Asuransi

Syari‟ah dan sebagainya Keberadaan lembaga-lembaga keua-

ngan syari‟ah tersebut terbukti cukup kokoh menghadapi

terpaan krisis ekonomi dan moneter yang berlangsung sejak

akhir tahun 1997

Kemudian jika dilihat dari segi akuntabilitas dan ketaha-

nannya lembaga keuangan syari‟ah tampaknya lebih tahan dari

krisis dibandingkan dengan lembaga keuangan konvensional

yang sangat rentan dengan pengaruh ekonomi global Sebagai

fakta pada pertengahan tahun 1998 pemerintah melakukan

likuidasi terhadap beberapa lembaga perbankan konvensional

dianggap tidak memiliki rasio kecukupan modal untuk terus

beroperasi Sedangkan lembaga-lembaga perbankan syari‟ah

masih tetap kokoh berdiri dan beroperasi sesuai dengan visi

dan misi yang dimilikinya serta berperan penting dalam

memulihkan stabilitas ekonomi nasional

130

Para pemikir dan praktisi ekonomi syari‟ah di Indonesia

terus berupaya merumuskan kembali falsafah dasar nilai-nilai

hukum ekonomi syari‟ah untuk membuat rumusan baru bagi

pembentukan platform bagi implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan

di bank syari‟ah Akan tetapi platform tersebut terkait dengan

beberapa faktor determinan yang mempengaruhinya dalam

proses pencapaian tujuan pembangunan ekonomi

Berkenaan dengan hal tersebut ada beberapa solusi yang

dapat dilakukan untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip

akad dan sistem informasi manajemen dalam praktik jasa

keuangan di bank syari‟ah antara lain117

1 Sumber Modal (Investible Resources)

Setiap proses pembangunan membutuhkan modal yang

cukup besar sehingga diperlukan mencari sumber-sumber

modal yang digali dari potensi-potensi ekonomi yang

dimiliki Kelayakan modal tidak hanya menjadi kebutuhan

negara-negara maju tetapi juga khususnya negara-negara

yang sedang berkembang di mana Indonesia termasuk ke

dalam kategori negara berkembang tersebut Proses pemba-

ngunan yang berjalan sekarang ini tidak serta merta hanya

mengandalkan semua potensi ekonomi dalam negeri berupa

117 Ibid hlm 6-12

131

pemanfaatan sumber daya alam atau sejenisnya tetapi juga

bergantung kepada kerja sama di bidang ekonomi dengan

negara lain

Secara mikro pembangunan sistem ekonomi Islam di Indo-

nesia dalam bentuk pendirian lembaga-lembaga keuangan

syari‟ah masih relatif mengandalkan potensi modal dalam

negeri (capital domestik) di mana pihak swasta lebih

banyak berperan menanamkan investasi di dalam struktur

dan manajemen lembaga keuangan syari‟ah Hal ini dapat

dilihat pada pendirian sejumlah lembaga keuangan syariah

yang dari segi modal termasuk kebijakan pengelolaannya

dilakukan oleh pihak swasta Kendati pun pemerintah telah

memberikan payung hukum yang kuat tetapi dari segi

kebijakan publik pemerintah masih mengutamakan pemba-

ngunan atas infra-struktur perbankan konvensional

Sedangkan dalam kerangka makro tingkat partisipasi eko-

nomi di pasar global dalam pembangunan ekonomi di

Indonesia juga belum memberi perhatian besar bagi pemba-

ngunan ekonomi Islam Ini jauh berbeda kika dibandingkan

dengan partisipasi kalangan investor asing dalam berinves-

tasi di lembaga keuangan konvensional baik bank maupun

non-bank Bisa jadi ini disebabkan oleh prospektus lembaga

keuangan syari‟ah belum mampu menjadi instrumen pokok

132

pembangunan ekonomi yang banyak dimanfaatkan oleh

masyarakat118

Namun demikian tingkat ketahanan dan stabilitas ekonomi

lembaga keuangan syari‟ah yang mampu bertahan dari

terpaan krisis ekonomi dan moneter telah menarik perhatian

kalangan investor asing untuk membantu percepatan pendi-

rian lembaga-lembaga keuangan syari‟ah di Indonesia

Pinjaman hutang dari luar negeri menjadi pendukung bagi

kelayakan modal yang dikelola oleh lembaga-lembaga

keuangan syari‟ah Pada gilirannya penyusunan UU APBN

berbasis hukum ekonomi syari‟ah mutlak diperlukan dalam

rangka mendorong terjadinya kenaikan angka rasio tingkat

partisipasi masyarakat dalam kegiatan ekonomi karena

adanya dukungan modal usaha

2 Sumber Daya Manusia (Human Resources)

Manusia merupakan subyek (development agent) yang

berperan penting dalam proses pembangunan Sumber daya

manusia (SDM) yang cakap dan mampu jelas diperlukan

untuk mengelola berbagai kegiatan ekonomi secara profe-

sional sebab SDM yang berkualitas merupakan komponen

118 Suroso Imam Zadjuli Kelembagaan Ekonomi Islam Dalam

Perspektif Islam Kajian Kritis Terhadap Kelembagaan Konvensional makalah dalam ldquoSeminar dan Lokakarya Kurikulum dan Silabus Ekonomi Islamrdquo untuk Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Juni 2003 hlm 9-10

133

penting dalam melakukan percepatan pemba-ngunan eko-

nomi SDM dapat menjadi ldquopenggerakrdquo untuk membuat

model perencanaan pengelolaan pengawasan dan penilaian

terhadap berbagai bentuk kegiatan ekonomi menggali dan

memanfaatkan potensi alam mengelola dana membangun

organisasi sosial ekonomi politik dan budaya dalam satu

wadah ldquopembangunanrdquo

Oleh karena itu peningkatan kuantitas dan kualitas SDM

harus dilakukan secara simultan dan organis dengan proses

pembangunan yang sedang berjalan dan hendak dicapai ke

depan Peningkatan kualitas SDM tersebut terkait dengan

dua aspek Pertama keahlian dan profesionalisme (profe-

ssional quality) dan Kedua kualitas moral yang baik

(moral quality) Professional quality mengacu kepada kua-

litas kemampuan keahlian dan etos kerja untuk melakukan

semua tugas dan kewajiban dalam kegiatan ekonomi secara

proporsional Dalam hukum ekonomi syari‟ah professional

quality yang dikehendaki adalah adanya keseimbangan

dalam melakukan tugas sesuai dengan hak dan kewajiban119

Sedangkan moral quality merupakan dimensi moral yang

mengacu kepada etika bisnis Islam yang sesuai dengan

prinsip-prinsip ekonomi dalam al-Qur‟an dan Sunnah

119 Lihat QS 51 2180 amp 188 1690 dan 597

134

Seseorang tidak dibenarkan melakukan kegiatan ekonomi

yang bertentangan dengan nilai-nilai dasar ekonomi yang

dibenarkan menurut hukum syari‟at sebab syari‟at meng-

hendaki keadilan bukan hanya dari segi ekonomi tetapi juga

dari segi hukum120 Pada gilirannya kualitas SDM dibutuh-

kan dalam penyusunan UU APBN berbasis hukum ekonomi

syari‟ah untuk mendukung pembangunan ekonomi hendak-

nya memiliki kemampuan (skill) dan moral yang baik

3 Mental Wirausaha (Entrepreneurship)

Wirausaha (enterpreneurship) merupakan sikap mental yang

hendaknya dimiliki oleh setiap individu untuk membangun

perekonomian bangsa Joseph Schumpeter telah menjelas-

kan bahwa pembangunan ekonomi sangat bergantung

kepada adanya dinamika partisipasi masyarakat untuk

berwirausaha dan mampu melakukan inovasi dalam ber-

bagai kegiatan ekonomi Sebagai agama yang dinamis

Islam telah mengajarkan kepada manusia untuk melakukan

kegiatan wirausaha sebagai salah satu cara untuk mening-

katkan taraf hidup dan kesejahteraan ekonomi masyarakat

Wirausaha (enterpreneurship) dilihat bukan hanya sebagai

ilmu ekonomi (economyc knowledge) tetapi juga meru-

pakan keahlian (business skill) untuk melakukan berbagai

120 Lihat QS 831-3 1690 597 934-35 dan 6141

135

jenis inovasi dalam berbisnis Wirausaha dapat mendorong

bagi terciptanya produk-produk usaha dan jasa yang baru

metode usaha baru penemuan sumber usaha baru peluang

usaha dan peluang kerja yang baru serta pembetukan

organisasi bisnis yang baru pula Sebagai contoh keber-

hasilan pembangunan ekonomi Jepang antara lain didukung

oleh 2 kalangan wirausaha menengah dan 20 wira-

usahawan kecil Jika ini diterapkan dalam proses pemba-

ngunan ekonomi Indonesia maka wirausaha dapat menjadi

instrumen bagi pembangunan ekonomi yang berwawasan

syari‟ah121

Namun demikian perhatian pemerintah Indonesia dalam

pengembangan sektor usaha kecil dan menengah relatif

masih minim Hal ini dapat dilihat dari tingginya tingkat

kesulitas kalangan usaha kecil dan menengah dalam

mempe-roleh modal kredit bantuan usaha dalam kegiatan

bisnis mereka Padahal percepatan proses pembangunan

ekonomi Indonesia tidak akan terwujud jika tidak memprio-

ritaskan kegiatan sektor riil yang pada umumnya dilakukan

oleh kalangan usaha kecil dan menengah Perhatian terhadap

kalangan usaha kecil dan menengah yang dilakukan oleh

lembaga-lembaga keuangan syari‟ah dewasa ini perlu

121 Buchari Alma Kewirausahaan (Bandung Alfabeta 2000) 4-5

136

mendapatkan perhatian dari Pemerintah dan DPR yang

salah satunya pembinaan terhadap kalangan usaha kecil dan

menengah (UKM) yang dimasukan dalam penyusunan UU

APBN berbasis hukum ekonomi syari‟ah

4 Perangkat Teknologi (Technology)

Di samping ketiga faktor di atas teknologi juga merupakan

faktor yang paling determinan dalam mempercepat proses

pembangunan ekonomi Teknologi juga dapat menjadi

perangkat utama yang mendukung pelaksanaan kegiatan

usaha yang cepat tepat efektif dan efisien Dewasa ini

teknologi merupakan perangkat pokok yang menunjang

pelayanan produk dan jasa yang diberikan oleh lembaga-

lembga keuangan syariah karena masyarakat lebih meng-

hendaki kemudahan dan keserbapraktisan memperoleh pela-

yanan yang didukung dengan sarana penunjang yang

memadai122

Dalam sudut pandang hukum ekonomi syari‟ah peman-

faatan perangkat tekonologi informasi bagi manusia sangat

penting untuk melakukan berbagai inovasi bisnis melaku-

kan eksplorasi atas apa-apa yang terdapat pada alam bagi

kebaikan manusia dan sekaligus memberikan proteksi atau

perlindungan atas berbagai penggunaan alat teknologi yang

122 Muhammad opcit 11-12

137

bukan pada tempatnya123 Jika demikian berarti proses alih

teknologi dari negara maju ke negara berkembang dapat

dilihat sebagai bagian dari upaya untuk mempercepat

pertumbuhan ekonomi termasuk teknologi informasi yang

belakangan ini menjamur dalam berbagai kegiatan usaha

dan perbankan dengan sistem on-line

Keempat faktor tersebut merupakan kunci pokok yang

memrlukan perhatian semua pihak bukan hanya unsur masya-

rakat dan kalangan pengusaha swasta nasional tetapi juga

pihak pemerintah yang mampu membuat kebijakan positif bagi

upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional Oleh

karena itu saat ini keberadaan UU Perbankan Syariah masih

dipandang sebagai salah satu instrumen hukum perbankan

untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional Pemerintah

hendaknya memberi keleluasaan bagi pengembangan ekonomi

syari‟ah di segala sektor perekonomian Dengan kata lain tidak

hanya mengeluarkan kebijakan dalam sektor perbankan tetapi

juga sektor kegiatan usaha riil lainnya baik mikro maupun

makro

Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah untuk

mengoptimalkan peran bank syariah dalam pembangunan

ekonomi jelas diperlukan menerapkan standar sistem infor-

123 Lihat QS 4513 36 71 dan 2279

138

masi manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan

syariah Hal ini sangat penting dilakukan agar bank syariah

memiliki daya saing dengan bank konvensional

Sebagai contoh pada saat melakukan proses standarisasi

penilaian kinerja keuangan di bank syariah terlebih dahulu

dilakukan proses analisa dari laporan keuangan di mana dalam

analisa tersebut terdapat informasi yang menggambarkan

laporan keuangan secara rinci Analisa laporan keuangan

merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengevaluasi

posisi keuangan serta hasil kegiatan usaha suatu perusahaan

dimasa lalu dan dimasa sekarang Sesuai dengan standard

akuntansi syariah dalam analisa keuangan ini harus mudah

dimengerti dan inovatif serta bersifat actual dan up date

dengan kondisi riil yang terjadi

Sekurang-kurangnya ada 4 (empat) metode yang dapat

digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan

selama ini antara lain124

1) Metode Rasio Keuangan merupakan alat yang digunakan

untuk menilai kinerja perusahaan yang menekankan operasi

keuangan yaitu

a) Likuiditas Ratio adalah mengukur kemampuan perusa-

haan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau

124 Abdul Halim Mahmud Analisis Laporan keuanganYogyakarta

cetakan Pertama UPP STIE YKPN2003419

139

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

keuangannya pada saat ditagih

b) Leverage Ratio adalah mengukur sejauh mana kemam-

puan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka

panjangnya

c) Probabilitas Ratio adalah mengukur seberapa kemam-

puan perusahaan menghasilkan laba (Profitabilitas)

d) Activity Ratio adalah mengukur sejauh mana efektivitas

penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset

2) Metode Economic Value Added (EVA) digunakan dalam

menilai kinerja perusahaan yang memfokuskan pada

penerapan nilai dan hanya bisa menilai proses dalam

periode 1 tahun dengan kata lain EVA merupakan pengu-

kuran pendapatan sisa (residul income) yang mengurangkan

biaya modal terhadap laba operasi125

3) Metode Balanced Scorecard (BSC) merupakan alat untuk

mengukur kinerja perusahaan dengan cara menyeimbangkan

faktor-faktor keuangan dan non keuangan dari suatu

perusahaan Mempertimbangkan 4 aspek atau prospektif

yakni prospektif keuangan pelanggan proses bisnis internal

dan proses belajar serta berkembang126

125 David S Young and Stephen O‟Byrne EVA and Value Based

Management A Practical Guide to Implementation diterjemahkan oleh Lusy Widjaya (Jakarta Salemba Empat 2001)

126 Robert Kaplan and David Norton Balance Scorecard httpjurnal-sdmblogspotcom diakses tanggal 6 Februari 2015

140

4) Metode Radar merupakan alat untuk menilai kinerja pada

perusahaan yang merupakan modifikasi atau penyem-

purnaan dari metode-metode sebelumnya Rasio Radar

mengelompokkan rasionya menjadi lima kelompok besar

yaitu Rasio Profitabilitas Produktifitas Utilitas Aktiva

Stabilitas dan Rasio Pertumbuhan

Dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan analisis

rasio keuangan merupakan metode analisis keuangan yang

paling banyak digunakan di Indonesia Hasil analisis rasio

keuangan ini dinyatakan dalam suatu rasio yaitu suatu besaran

yang merupakan perbandingan antara nilai suatu rekening

tertentu dalam laporan keuangan dengan nilai rekening yang

lainnya

Kemudian dalam penerapannya analisis rasio keuangan

tersebut tampaknya memiliki beberapa kelemahan sehingga

model analisis ini dikembangkan lebih lanjut menjadi analisis

rasio keuangan yang dimodifikasi untuk memberikan analisis

rasio keuangan klasik dengan variasi yang lain Misalnya

dengan cara membandingkan antar rekening yang ada dalam

laporan keuangan dalam periode waktu yang sama atau

membandingkan antara suatu rekening yang sama dengan

periode waktu yang berbeda Dengan cara seperti ini keung-

gulan dari analisis rasio dapat dilihat berdasarkan besarnya

141

persentase suatu rekening tertentu dengan rekening lainnya

atau melihat perkembangan suatu rekening antar waktu127

Dimensi kriteria penilaian kinerja keuangan dapat dilihat

melalui beberapa dimensi antara lain

1) Kegunaan fungsional (functional utility) bersifat krusial

karena hasil penilaian kinerja keuangan dapat digunakan

untuk melakukan review bagi perusahaan atas aktivitas yang

telah dijalankan dalam periode tertentu maka hasil penilaian

kinerja keuangan tersebut data yang ada harus valid relevan

dan berguna sehingga dapat diterima oleh pihak manajemen

sebagai pihak pengambil keputusan (decission maker)

2) Keabsahan (validity) dapat mengukur apa yang sebenarnya

hendak diukur dari penilaian kinerja keuangan tersebut

sehingga keabsahan dari data hasil kinerja keuangan

tersebut dapat dipertanggung jawabkan baik kepada

shareholder maupun kepada stakeholder

3) Bersifat empiris bukan berdasarkan perasaan semata di

mana informasi kinerja keuangan ini harus betul-betul riil

dan dapat di jelaskan secara konkrit serta dapat dipertang-

gungjawabkan secara hukum akuntansi dan hukum lain

yang berlaku dan membidanginya

127 Warsono Manajemen Keuangan Perusahaan Jilid I Edisi Kedua

Cetakan pertama (Malang UMM Press 2002) 23

142

4) Sensitivitas kerja kriteria ini menunjukan hasil yang relevan

saja yakni kinerja keuangan dan bukan hal-hal lain yang

tidak berhubungan kalau pun ada hanya bersifat pendukung

informasi primer

5) Kelayakan hukum yakni kriteria itu harus sesuai dengan

aturan yang berlaku dimana informasi kinerja laporan

keuangan ini harus betul-betul berada dalam ketentuan

hukum yang membidangi informasi keuangan

Kemudian manfaat yang dirasakan dengan adanya

informasi kinerja keuangan ini adalah untuk memberikan

laporan atau informasi yang berguna untuk pengambilan

keputusan yang ekonomis Selain itu juga menurut Sucipto

dalam Yosie Aniela bahwa dari aspek manajemen dengan

adanya penilaian informasi kinerja keuangan ini berfungsi

untuk128

1) Mengelola organisasi secara efektif dan efisien melalui

pemberian motivasi kepada karyawan secara maksimum

Dalam mengelola perusahaan manajemen juga menetapkan

sasaran yang akan dicapai di masa yang akan datang di

dalam proses yaitu planning (perencanaan) sehingga arah

bisnis perusahaan dapat berjalan dengan sesuai dengan

arahan dan target bisnis yang telah direncanakan

128 Aniela Yoshi Peran Akuntansi Lingkungan Dalam Mening-

katkan Kinerja Lingkungan Dan Kinerja Keuangan Perusahaan Berkala Ilmiah Mahasiswa Akuntansi 11 (2012)

143

2) Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan

dengan karyawan seperti promosi mutasi dan pember-

hentian Penilaian Kinerja ini akan menghasilkan data yang

dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan yang

bersangkutan dengan karyawan yang dinilai berdasarkan

kinerjanya disamping akan membantu dan memotivasi bagi

karyawan untuk dapat bekerja dan memberikan potensi yang

terbaik bagi perusahaan

3) Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan

karyawan serta untuk menyediakan kriteria seleksi dan

evaluasi program pelatihan karyawan Jika manajemen

puncak tidak mengetahui kekuatan dan kelemahan yang

dimilikinya maka akan sulit bagi manajemen untuk meng-

evaluasi dan memilih program pelatihan yang sesuai dengan

kebutuhan karyawan itu sendiri dan bagi karyawan pun akan

menjadi tidak terupdate skill dan kemampuan individunya

sehingga akan sulit bersaing dengan competitor yang memi-

liki bidang yang sama yang pada akhirnya akan melemah-

kan potensi bagi karyawan tersebut

4) Menyediakan feed back (umpan balik) bagi karyawan

mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka

Dalam organisasi perusahaan manajemen akan mendele-

gasikan sebagian wewenangnya kepada pihak manajemen di

144

bawahnya untuk dapat dikerjakan sesuai dengan disposisi

yang diberikan namun disertai dengan resiko yang ada bila

terdapat resiko bisnis yang menyangkut kepentingan bagi

perusahaan

5) Menyediakan suatu dasar untuk memberikan suatu distribusi

reward (penghargaan) bagi karyawan yang berprestasi serta

punishment bagi mereka yang melanggar aturan sehingga

dengan demikian akan Nampak lebih adil bagi semua

karyawan yang terlibat dalam perusahaan

Hasil pengukuran tersebut di atas juga dapat dijadikan

alat evaluasi kinerja manajemen selama ini apakah mereka

telah bekerja secara efektif atau tidak Jika berhasil mencapai

target yang telah ditentukan berarti mereka berhasil mencapai

target yang telah ditentukan pada masa periode tertentu serta

berhasil memimpin dan dipercaya oleh bawahannya Namun

sebaliknya jika gagal atau tidak berhasil dalam pencapainnya

ini akan dijadikan pelajaran bagi manajemen untuk target

dimasa yang akan datang dan merubah strategi bisnis agar

dapat lebih baik lagi di masa yang akan datang

Pengukuran kinerja merupakan salah satu aspek untuk

melihat performing measurement yaitu suatu kualifikasi dan

efisiensi perusahaan atau segmen serta keefektifan dalam peng-

operasian bisnis selama periode akuntansi Dengan demikian

145

pengertian kinerja dapat difenisikan sebagai suatu usaha formal

yang dilaksanakan oleh perusahaan untuk mengevaluasi efisien

dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksa-

nakan pada periode waktu tertentu

Laporan kinerja keuangan menurut Standar Akuntansi

Keuangan menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan

bagian penting dari proses pelaporan keuangan yang meliputi

neraca laporan rugi laba laporan perubahan modal (yang

dapat disajikan dengan berbagai cara seperti sebagai laporan

arus kas atau laporan arus dana) catatan dan laporan lainnya

serta materi penjelasaan yang merupakan bagian Integral dari

Laporan Keuangan129

Sedangkan menurut Edy Sukarno130 yang dikutip di

dalam jurnal Fokus Ekonomi ia mengatakan bahwa kinerja

keuangan adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatanprogramkebijaksanaan dalam

mewujudkan sasaran tujuan misi dan visi organisasi di mana

sebagai hasil yang telah dicapai atas segala aktivitas yang telah

dilakukan dalam mendayagunakan sumber-sumber yang

tersedia dalam suatu organisasi atau perusahaan

129 Ikatan Akuntan Indonesia Standar Akuntansi Keuangan (Jakarta

Salemba 1999) 12 130 Lihat Edy Sukarno ldquoKinerja Keuanganrdquo dalam Jurnal Focus

Ekonomi Volume 4 Nomor 1 Bulan Juni 2009 27-43

146

Menurut ulasan Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku

Penyajian Laporan Keuangan Syariah (PSAK 101) Tahun

2013 menyatakan bahwa Laporan kinerja keuangan adalah

catatan laporan keuangan yang berisi informasi tambahan atas

apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan laporan laba

rugi konprehensif laporan perubahan ekuitas laporan arus kas

laporan sumber dan penggunaan zakat dan laporan sumber dan

penggunaan dan kebajikan di mana dalam catatan ini membe-

rikan rincian dari pos-pos yang telah disajikan dalam laporan

keuangan dan informasi mengenai pos-pos yang tidak meme-

nuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan131

Munawir dalam Analisa Laporan Keuangan132 menga-

takan bahwa laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari

proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu

perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan

data atau aktivitas perusahaan tersebut

Mengacu kepada uraian di atas peneliti dapat meru-

muskan bahwa Sistem Informasi Kinerja Keuangan adalah

suatu rangkaian proses yang melibatkan semua aspek yang

131 Ikatan Akuntan Indonesia Penyajian Laporan Keuangan Syariah

PSAK 101 2013 132 Munawir Analisa Laporan Keuangan (Yogyakarta BPFE

1999)

147

pada akhirnya memberikan informasi dan laporan tentang

prestasi dan kinerja perusahaan dalam menjalankan aktivitas

bisnisnya untuk mencapai keuntungan atau laba Selain itu

dalam kinerja laporan keuangan dalam Islam mempunyai

sasaran-sasaran yang harus disadari dan dipatuhi oleh semua

akuntan keuangan di dalam Islam Ia tidak boleh memasuki

bidang ini jika belum memahami dan adanya kesadaran yang

jelas mengenai makna yang sesungguh dalam sasaran

akuntansi keuangan Pendek kata laporan keuangan hendaknya

disusun dengan menitikberatkan pada aspek kebenaran dan

kejujuran

148

BAB IV

PENUTUP

A Kesimpulan

Mengacu kepada uraian dalam pembahasan dan analisis

maka dapat dirumuskan kesimpulan peelitian sebagai berikut

Pertama implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem

informasi manajemen dalam praktik jasa keuangan di bank

syari‟ah dapat dilakukan dilakukan pada beragam bentuk dan

produk keuangan Selain itu hal tersebut juga hendaknya

mengacu kepada aspek-aspek kemaslahatan dan kemafsadatan

dalam setiap kegiatan ekonomi dengan mengimplementasikan

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah misalnya

saja dalam laporan keuangan yang terpublikasikan dalam

website bank syariah

Kedua kendala normatif dalam implementasi prinsip-

prinsip akad dan sistem informasi manajemen dalam praktik

jasa keuangan di bank syari‟ah mencakup atas struktur

substansi dan kultur Sedangkan kendala lainnya adalah secara

internal mencakup manajemen informasi yang dilakukan di

bank syariah itu sendiri dan secara eksternal adalah perilaku

nasabah

149

Ketiga Sistem Informasi Kinerja Keuangan adalah suatu

rangkaian proses yang melibatkan semua aspek yang pada

akhirnya memberikan informasi dan laporan tentang prestasi

dan kinerja perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya

untuk mencapai keuntungan atau laba Selain itu dalam kinerja

laporan keuangan dalam Islam mempunyai sasaran-sasaran

yang harus disadari dan dipatuhi oleh semua akuntan keuangan

di dalam Islam

B Rekomendasi

Mengacu kepada kesimpulan di atas peneliti merumus-

kan rekomendasi penelitian sebagai berikut

Pertama perlu dilakukan kajian akademik lebih lanjut

dan mendalam untuk mengembangankan kontribusi keilmuan

hukum ekonomi Islam bagi implementasi prinsip-prinsip akad

dan sistem informasi manajemen keuangan dalam praktik jasa

keuangan di bank syariah Hal tersebut salah satunya dapat

dilakukan melalui peninjauan kurikulum dan pengembangan

model pembelajaran ekonomi pada Fakultas Syari‟ah dan Fakultas Hukum serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di

PTKIN agar terumuskan kerangka konsepsional dan opera-

sional implementasi prinsip-prinsip akad dan sistem informasi

manajemen keuangan dalam praktik jasa keuangan di bank

syariah

150

Kedua bagi kalangan praktisi perlu mengembangkan

berbagai inovasi dan keahlian untuk mengimplementasikan

prinsip-prinsip akad dan sistem informasi manajemen keua-

ngan dalam praktik jasa keuangan di bank syariah Hal

demikian juga perlu didukung dengan partisipasi dan dukungan

masyarakat untuk menggunakan produk jasa keuangan di bank

syariah

151

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrasyid Priyatna 2017 Arbitrase Solusi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata dipublikasikan artikel dalam httpidshvoongcomlaw-and-politics1908998-keunggulan-dan-kelemahan-arbitrase yang diakses tanggal 10 April 2017

Abdurrahman Yahya 1997 ldquoAl-Iltizamrdquo artikel yang dipublikasikan dalam httpfiqh1wordpresscom 2010 0515al-iltizam diakses pada tanggal 28 Maret 2017

Adiwarman A Karim 2010 Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan Ed Empat Jakarta PT Rajagrafindo Persada

Amir Machmud Rukmana 2010 Bank Syariah Teori Kebijakan dan Studi Empiris di Indonesia Jakarta Penerbit Erlangga

Andi Soemitra 2010 Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Jakarta Kencana

Anshori Abdul Ghofur 2007 Perbankan Syariah Di Indonesia Gadjah Mada University Press Yogjakarta

Anwar Syamsul 2010 Hukum Perjanjian Syariah Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Antonio M Syafe‟i 2001 Bank Islam Dari Teori ke Praktek Jakarta Gema Insani Press

Annual Reepport PT Bank Jabar Banten Syariah Tahun 2013-2016

Ash-Shiddieqy TM Hashbi 1997 Fiqh Muamalah Semarang Pustaka Rizki Putra

Al-Sanhuri Abd al-Razaq 1958 Mashadir al-Haqq fi al-Fiqh al-Islamy Dirasah Muqaranah bi al-Fiqh al-Gharbi Jilid I Beirut Dar al-Hana li al-Thiba‟ah wa al-Nasyr

152

Arifin Zainul 2009 Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah Jakarta Azkia Publisher

Azwir Yacub 2013 Analisis Pengaruh Kecukupan Modal Efisiensi Likuiditas NPL DAN PPAP Terhadap ROA Bank Semarang UNDIP

Basyir Ahmad Azhar 1994 Refleksi Atas Persoalan Keislaman Bandung Mizan

Burhan Bungin 2006 Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta Kencana

Dokumen Rencana Bisnis PT Bank Jabar Banten Syariah Tahun 2014-2016

Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Ed Rev Fatwa No 05DSN-MUIIV2000 tentang Jual Beli Salam

Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Ed Rev Fatwa No 06DSN-MUIIV2000 tentang Jual Beli Istishna‟

Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Ed Rev Fatwa No 07DSN-MUIIV2000 tentang Pembiayaan Mudharabah

Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Ed Rev Fatwa No 08DSN-MUIIV2000 tentang Pembiayaan Musyarakah

Karnaen A Perwataatmadja dan M Syafi‟i Antonio 1992 Apa dan Bagaimana Bank Islam Yogyakarta PT Dana Bhakti Wakaf

K Lewis Marvyn dan Latifa M Algoud 2007 Perbankan Syariah Jakarta Serambi Ilmu Semesta

Kansil CST 2001 Hukum Perusahaan Indonesia (Aspek Hukum dalam EKonomi) Bagian I Jakarta Pradnya Paramita

153

Khan Tariqullah dan Habib Ahmed 2008 Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah Jakarta PT Bumi Aksara

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHP)

Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)

Laporan Neraca Keuangan dan Laporan Laba Rugi PT Bank Jabar Banten Syariah Periode 2010-2016

Luciana Spica Almilia amp Winny Herdiningtyas 2005 Analisis Rasio Camel Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Lembaga Perbankan Perioda 2000 ndash 2002 dalam Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol 7 No 2 Nopember 2005

Mahardian Pandu 2008 Analisis Pengaruh Rasio CAR BOPO NPL NIM dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (StudiKasus Perusahaan Perbankan yang Tercatat di BEJ PeriodeJuni 2002-Juni 2007) Semarang UNDIP

Manan Abdul 2012 Hukum Ekonomi Syariah Dalam Perspektif Kewenangan Peradilan Agama Jakarta Kencana Prenada Media Grup

Mardani 2012 Fiqh Ekonomi Syariah Fiqh Muamalah Jakarta Kencana

Muhammad Idrus 2009 Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif Jakarta Penerbit Erlangga

Mawardi Wisnu 2009 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi kasus pada Bank Umum Dengan Total Asset Kurang dari 1 Trilyun Semarang UNDIP

M Ali Hasin 2003 Berbagai Macam Transaksi dalam Islam Fiqh Muamalat cet Pertama Jakarta PT Raja Grapindo Persada

154

Najmudin 2011 Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syari‟iyyah Modern Yogyakarta Penerbit Andi

Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution (Ed) 2009 Current Issues Lembaga Keuangan Syariah Jakarta Kencana Media Group

Nusantara Ahmad Buyung 2009 Analisis Pengaruh NPF CAR FDR Dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank (Perbandingan Bank Umum Go Publik dan Bank Umum Non Go Publik di Indonesia Periode Tahun 2005-2007 Semarang UNDIP

Peraturan Bank Indoensia Nomor 139PBI2011 Tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 10PBI2008 Tentang Restrukturisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah

Peraturan Bank Indonesia Nomor 99PBI2007 Tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 821PBI2006 Tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah

Prabowo Bagya Agung 2012 Aspek Hukum Pembiayaan Murabahah Pada Perbankan Syariah Yogyakarta UII Press

Praja Juhaya S 1997 Filsafat Hukum Islam Bandung UNISBA Press

Praja Juhaya S 2000 Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Madya Filsafat Hukum Islam tentang Rekosntruksi Paradigma Ilmu Titik Tolak Pengem-bangan Ilmu Agama dan Universalitas Hukum Islam Tanggal 1 April 2000 di IAIN Sunan Gunung Djati Bandung

Prasnanugraha P Pontie 2011 Analisis Pengaruh Rasio-rasio Keuangan Terha-dap Kinerja Bank Umum di Indonesia (Studi Empiris Bank-bank Umum Yang Beroperasi di Indonesia Semarang UNDIP

155

Puspitasari Diana 2008 Analisis CAR NPL PDN NIM BOPO LDR dan Suku Bunga SBI terhadap ROA Studi pada Bank Devisa Indonesia periode 2003-2007 Semarang UNDIP

Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti 2008 Manajemen Perkreditan Bank Umum Teori Masalah Kebijakan dan Aplikasinya Bandung ALFABETA

Robert Tampubolon 2004 Risk Mangement Pendekatan Kualitatif Untuk Bank Komersial Jakarta PT Elex Media Komputindo

Saed Abdullah 1996 Islamic Banking and Interest A Study of the Prohibition of Riba and Its Contemporary Interpre-tation Leiden EJ Brill

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji 2001 Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat) Rajawali Pers Jakarta

Suhendi Hendi 2007 Fiqh Muamalah Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Syafi‟i Antonio Muhammad 2001 Bank Syariah dari Teori ke Praktek Jakarta Gema Insani Press

Sri Nurhayati dan Wasilah 2013 Akuntansi Syariah di Indonesia Jakarta Salemba Empat

Suhendi Hendi 2004 Fikih Muamalah Jakarta Rajawali Press

Tawfiq Abd al-Aziz 1988 Qanun al-Iltizamat wa al-‟Uqucircd Mesir Dar al-Saqafah

Tariqullah Khan dan Habib Ahmed 2008 Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah Ed 1 Cet 1 Jakarta Bumi Aksara

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 Jo Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

156

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah LNRI Tahun 2008 Nomor 94

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama LN RI Tahun 2006 Nomor 22

Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia

Usman Rachmadi 2012 Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia Jakarta Sinar Grafika

Utomo Andri Priyo 2010 Pengaruh Non Performing Finan-cing Terhadap Kinerja Keuangan Bank Berdasarkan Rasio Likuiditas Rasio Solvabilitas Dan Rasio Profita-bilitas Pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Semarang UNDIP

Page 10: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 11: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 12: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 13: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 14: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 15: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 16: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 17: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 18: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 19: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 20: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 21: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 22: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 23: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 24: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 25: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 26: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 27: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 28: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 29: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 30: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 31: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 32: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 33: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 34: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 35: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 36: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 37: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 38: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 39: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 40: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 41: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 42: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 43: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 44: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 45: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 46: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 47: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 48: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 49: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 50: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 51: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 52: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 53: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 54: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 55: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 56: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 57: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 58: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 59: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 60: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 61: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 62: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 63: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 64: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 65: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 66: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 67: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 68: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 69: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 70: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 71: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 72: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 73: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 74: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 75: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 76: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 77: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 78: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 79: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 80: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 81: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 82: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 83: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 84: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 85: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 86: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 87: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 88: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 89: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 90: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 91: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 92: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 93: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 94: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 95: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 96: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 97: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 98: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 99: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 100: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 101: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 102: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 103: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 104: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 105: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 106: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 107: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 108: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 109: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 110: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 111: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 112: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 113: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 114: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 115: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 116: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 117: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 118: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 119: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 120: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 121: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 122: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 123: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 124: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 125: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 126: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 127: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 128: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 129: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 130: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 131: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 132: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 133: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 134: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 135: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 136: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 137: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 138: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 139: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 140: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 141: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 142: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 143: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 144: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 145: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 146: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 147: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 148: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 149: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 150: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 151: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 152: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 153: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 154: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 155: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 156: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 157: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 158: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 159: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 160: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 161: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 162: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 163: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …
Page 164: IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKAD DAN SISTEM …