IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KEPRIBADIAN SANTRI DI PONDOK...
Transcript of IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KEPRIBADIAN SANTRI DI PONDOK...
i
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KEPRIBADIAN SANTRI
DI PONDOK PESANTREN AL-MANAR BENER TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2019/ 2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
MUHAMMAD LABIB MUSTOFA
NIM: 23010160061
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
TAHUN 2020 M
ii
iii
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KEPRIBADIAN SANTRI
DI PONDOK PESANTREN AL-MANAR BENER TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2019/ 2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
MUHAMMAD LABIB MUSTOFA
NIM: 23010160061
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
TAHUN 1441H/ 2020 M
iv
v
vi
vii
MOTTO
ل الله لو طريقا إلى الجنة ,من سلك طريقايلتمس فيو علما رواه مسلم. سه
“Barang siapa menempuh satu jalan (cara) untuk mendapatkan ilmu, maka Allah
pasti mudahkan baginya jalan menuju surga.”
(HR Muslim)
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi yang sederhana ini penulis persembahkan kepada:
Bapak-ibuku tercinta yang senantiasa tak pernah berhenti memberikan
kasih sayang, semangat serta do‟anya sehingga skripsi ini bisa penulis
selesaikan.
Semua umat manusia, yang selalu senang belajar dan berlatih untuk
memahami makna hidup serta mencari ridho dari Sang Penciptanya.
Semua instansi yang membutuhkan pengajaran tentang Pendidikan
Kepribadian.
Semua santri Al-Manar, yang sedang mempelajari dan memperdalam ilmu
Agama.
ix
KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
الحود لله الذي أوضح الطارك للطالبي، وسهل ههج السعادة للوتمي، وبصز
ي، وهحهن أسزار الإواى بصائز الوصدلي بسائز الحكن والأحكام ف الد
وأىار الإحساى والمي، وأشهد أى إل إل الله وحد ل شزك ل الولك الحك
الوبي، وأشهد أى سدا هحودا عبد ورسىل الصادق الىعد الهي، المائل هي
وعلى آل وأصحاب والتابعي، ي، صلى الله عل ه ف الد زا فم خ زد الله ب
. لهن ببحساىن إلى ىم الدي
Puji syukur penulis panjatkan kepada Sang Raja alam semesta (Allah
„Azza wa Jalla). atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini, meskipun dalam wujud yang sederhana dan jauh
dari sempurna. Sholawat dan salam Allah SWT, semoga senantiasa
terlimpahkan kepada Sang Pemimpin hidup manusia dan yang menjadi
cakrawala rindu para umatnya (nabi Muhammad SAW).
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat
diselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu
penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak, Ibuku dan seluruh keluargaku yang telah mendo‟akan dan
membantuku dalam menyelesaikan studi di Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.
2. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M. Ag. Selaku Rektor Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
3. Bapak Sya'ban Maghfur, M.Pd.I. Selaku pembimbing yang telah
membimbing dalam penulisan skripsi ini.
x
4. Bapak/ ibu dosen dan seluruh karyawan IAIN yang telah
memberikan pelayanan kepada penulis.
5. Almukarrom romo Kyai As‟ad Haris Nasution, Ibunda Nyai
Fatikhah Ulfah Imam Fauzi, Ibunda Nyai Chusnul Khalimah, serta
ustadz-ustadzah pon-pes Al-Manar yang telah berjuang bersama
dalam agama Allah SWT.
6. Semua Staf dan Karyawan PT. Madinah Iman Wisata Salatiga yang
telah memberikan support dalam pembuatan skripsi ini
7. Lazisnas DT Peduli Jawa Tengah yang telah memberikan beasiswa
dan support dalam pendidikan saya.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah membantu kelancaran penulisan skripsi ini.
Atas jasa-jasa dan kebaikan beliau di atas, penulis berdo‟a semoga
Allah SWT menerima amalnya dan memberikan balasan yang lebih baik.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan, semua itu karena keterbatasan penulis. Tiada kalimat
yang pantas penulis ucapkan kecuali kalimat Al-Hamdulillahi Robbil „Alamiin.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik di dunia maupun di akhirat.
Salatiga, 13 April 2020
Penulis
Muhammad Labib Mustofa
NIM: 23010160061
xi
DAFTAR ISI
1. HALAMAN JUDUL SAMPUL ........................................................... i
2. LEMBAR LOGO IAIN ........................................................................ ii
3. HALAMAN SAMPUL DALAM .......................................................... iii
4. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................. iv
5. HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ..................................... v
6. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................ vi
7. HALAMAN MOTTO ........................................................................... vii
8. HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................ viii
9. KATA PENGANTAR ........................................................................... ix
10. DAFTAR ISI ......................................................................................... xi
11. DAFTAR TABEL.................................................................................. xiv
12. DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xv
13. ABSTRAK ............................................................................................. xvi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1
B. Fokus Penelitian ............................................................. 6
C. Tujuan Penelilitian .......................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ........................................................... 7
E. Penegasan Istilah ............................................................. 8
F. Sistematika Penulisan ...................................................... 11
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ................................................................ 14
xii
1. Pendidikan ................................................................. 14
2. Kepribadian Santri ..................................................... 20
3. Pondok Pesantren ...................................................... 34
B. Kajian Pustaka ................................................................. 38
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................ 42
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................... 43
C. Sumber Data .................................................................... 43
D. Prosedur Pengumpulan Data ........................................... 44
E. Analisis Data .................................................................... 48
F. Pengecekan Keabsahan Data ........................................... 49
BAB IV. PAPARAN ANALISIS DATA
A. Paparan Data .................................................................... 51
1. Gambaran Umum Obyek Penelitian .......................... 51
2. Diskripsi Data Penelitian ........................................... 64
B. Analisis Data
1. Model Pendidikan Kepribadian Santri di Pondok
Pesantren Al-Manar Bener Tengaran Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020 .................... 76
2. Nilai-nilai Kepribadian yang ditanamkan di Pondok
Pesantren Al-Manar Bener Tengaran Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020 ..................... 78
xiii
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pendidikan
Kepribadian santri di Pondok Pesantren Al-Manar
Bener Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2019/2020 ................................................................. 80
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................... 84
B. Saran ................................................................................ 85
14. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 86
15. LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
1. Tabel 4.1.1 Kegiatan Harian ............................................................... 60
2. Tabel 4. 1.2 Kegiatan Mingguan ........................................................ 60
3. Tabel 4.1.3 Kegiatan Bulanan ............................................................ 61
4. Tabel 4.1.4 Kegiatan Tahunan ............................................................ 61
5. Tabel 4.2.1 Kegiatan Harian ............................................................... 67
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Nilai SKK
2. Struktur Organisasi Pengurus Pondok Pesantren Al-Manar
3. Daftar Guru
4. Daftar Santriwan- Santriwati
5. Pedoman Wawancara untuk Pengurus Pesantren
6. Pedoman Wawancara untuk Santri
7. Verbatim Wawancara guru/Pengurus Pesantren
8. Verbatim Wawancara Santri
9. Dokumentasi
10. Surat Keterangan Penelitian
11. Surat Keterangan Penelitian
12. Surat Pembimbing Skripsi
13. Lembar Konsultasi
14. Daftar Riwayat Hidup
xvi
ABSTRAK
Muhammad Labib Mustofa. 2020. Implementasi pendidikan kepribadian santri di
Pondok Pesantren Al-Manar Bener Tengaran Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2019/2020. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: Sya'ban Maghfur, M.Pd.I.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran secara empiris
mengenai pendidikan kepribadian santri khususnya pada pondok pesantren Al-
Manar Bener Tengaran Kabupaten Semarang. Bagaimana model pendidikan
kepribadian santri, apa saja nilai-nilai kepribadian yang ditanamkan di Pondok
Pesantren Al-Manar Bener Tengaran Kab. Semarang, apa faktor pendukung dan
penghambat dalam penerapan pendidikan kepribadian di Pondok Pesantren Al-
Manar Bener Tengaran Kab. Semarang.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif.
Sumber data primer adalah Pengasuh, Pengurus dan Santri, sumber sekundernya
adalah catatan data hasil penelitian yang telah dilakukan. Adapun teknis analisis
data menggunakan metode analisis deskriptif yang meliputi reduksi data, display
data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Temuan dari penelian ini yaitu, model pendidikan kepribadian santri yang
diterapkan di pondok pesantren Al-Manar yaitu (1) Melaksanakan pendidikan
dengan system boarding school / asrama dengan tujuan agar santri mudah dibina
dan dididik, (2) Memberikan keteladanan dalam mendidik yang dimulai dari
keteladanan guru artinya guru sebagai suri tauladan bagi santri dalam berbuat dan
bertindak, (3) Membiasakan santri dengan kegiatan-kegiatan didalam pesantren
artinya santri dilatih untuk membiasakan mengikuti kegiatan pondok pesantren
seprti shalat berjamaah, shalat sunah, puasa dan tadarus, (4) Memberikan Reward
dan Punishment artinya pondok pesantren member apresiasi atau penghargaan
bagi santri yang berprestasi akan terbebas dari biaya syariah/SPP Nilai-nilai
pendidikan kepribadian yang ditanamkan di Pondok Pesantren Al-Manar meliputi
(1) Nilai Kemandirian artinya pondok pesantren mebiasakan santri untuk hidup
mandiri dalam menjalankan kegiatan (2) Nilai disiplin dan tanggung jawab artinya
santri dididik untuk disiplin dalam memenage waktu dan tanggungjawab dengan
tugas sebagai pelajar (3) Nilai kebersamaan dan kesederhanaan artinya setiap
santri dididik agar menjadi pribadi yang sederhana dalam urusan duniawi. Namun
dalam pendidikan kepribadian santri terdapat faktor pendukung dan hambatan.
Faktor pendukung dalam penerapan pendidikan kepribadian santri di Pondok
Pesantren Al-Manar meliputi (1) Peran aktif dan keteladanan yang diberikan oleh
pengasuh, guru dan pengurus pondok, (2) Dukungan dan Support yang diberikan
oleh keluarga besar pengasuh, wali santri dan masyarakat, (3) Kurikulum yang
diterapkan di pesantren (4) Letak pesantren yang strategis (5) Sarana dan
Prasarana yang memadahi. Sedangkan faktor penghambatnya meliputi (1)
Kurangnya semangat dan antusias santri dalam mengikuti kegiatan di pesantren,
(2) Sarana dan prasarana yang tidak dijaga dengan baik.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepribadian adalah keadaan manusia sebagai perseorangan atau
keseluruhan sifat-sifat yang merupakan watak dari seorang individu
(Poerwadarminta, 2006: 910-911). Kepribadian adalah sikap alami
seseorang, yaitu sikap yang secara spontan muncul dari dalam individu.
Jadi, kepribadian dapat diartikan sebagai sikap atau watak yang melekat
pada individu yang muncul secara spontan.
Untuk membentuk kepribadian yang baik, maka dibutuhkan suatu
pendidikan yang bersifat formal ataupun nonformal. Selain mendapatkan
pendidikan dari lembaga formal atau nonformal, pembentukan kepribadian
juga harus mendapatkan dukungan dari orang sekitar, yaitu dukungan dari
kelurga maupun lingkungan.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menjelaskan bahwa:
“Pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya
agar bisa memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara”.
Jadi, pendidikan adalah usaha sadar seseorang dalam
mengembangkan potensi dirinya. Dengan seseorang mengenyam
2
pendidikan, maka seseorang itu dapat mengembangkan potensi sesuai
dengan bidang dan minatnya masing-masing. Dalam membentuk
kepribadian seseorang yang baik, maka keluargalah yang paling
bertanggung jawab tetapi tidak hanya keluarga saja melainkan masyarakat
dan lembaga pendidikan juga harus ikut bertanggung jawab untuk
membina, mendidik dan membentuk kepribadian seseorang agar dapat
memiliki kepribadian yang baik.
Pendidikan merupakan hal yang penting bagi kehidupan, hal
tersebut sesuai firman Allah dalam Qs. Al-Mujadalah Ayat 11.
Artinya: Wahai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.
Ayat ini menerangkan bahwa Allah akan meninggikan derajat
seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan, maka dari itu pendidikan
3
menjadi sangat penting karena dengan adanya pendidikan seseorang akan
mendapat ilmu dan dengan ilmu Allah akan meninggikan derajatnya.
Salah satu lembaga pendidikan yang cukup berkompeten dalam
membentuk kepribadian adalah pondok pesantren. di pondok pesantren
tidak hanya mengajarkan tentang ilmu-ilmu keagamaan saja, melainkan di
pondok pesantren juga mengajarkan tentang akhlak, kepribadian atau
tingkah laku yang baik. Nama pesantren berasal dari kata santri, dengan
awalan pe di depan dan akhiran an berarti tempat mengemban ilmu atau
tempat belajar para santri (Yasmadi, 2002: 61). Jadi, pondok pesantren
adalah tempat tinggal atau tempat belajar para santri.
Menurut Abu Hamid dalam (Umar, 2014: 3), kata santri berasal
gabungan dari dua suku kata, “sant” yang berarti manusia baik dan “tra”
yang artinya suka menolong. Dalam kerangka ini, kata santri dapat
dipahami sebagai kumpulan individu-individu yang terdidik khususnya
dalam ilmu agama yang cenderung kepada hal-hal yang berkaitan dengan
kemasyarakatan. Jadi, santri adalah seseorang yang belajar di dalam
lingkup pesantren.
Dipesantren, para pengasuh atau kiai mengharapkan semua
santrinya memiliki kepribadian yang baik (shalih). Dalam mendidik santri,
kiai tidak hanya memerintah saja, tetapi kiai juga memberikan contoh atau
tauladan yang baik. Sehingga para santri bisa menerapkan apa yang sudah
dicontohkan oleh kiai dan itu lama-kelamaan akan membentuk
4
kepribadian yang baik pula. Selain itu, usaha lain yang dilakukan
pesantren untuk membentuk kepribadian santri adalah dengan
menggunakan sistem pendidikan atau pembelajaran yang dapat
membentuk kepribadian santri yang baik.
Sistem pendidikan atau kurikulum yang digunakan oleh setiap
pondok pesantren itu berbeda-beda. Selama kurun waktu yang sangat
panjang, pondok pesantren telah memperkenalkan dan menerapkan
beberapa metode pembelajaran yang efektif untuk belajar seperti wetonan
atau bandongan, sorogan, hafalan atau tahfidz, mudzakarah atau
musyawarah, halaqah atau seminar, dan majlis ta‟lim (Departemen
Agama RI, 2003: 10).
Pondok pesantren dikatakan dapat membentuk kepribadian santri,
karena dalam pesantren tidak hanya diajarkan tentang ilmu agama saja
tetapi juga sikap disiplin. Disiplin adalah salah satu faktor yang dapat
membentuk kepribadian yang baik. Selain itu Pondok pesantren memiliki
beberapa kelebihan, diantaranya yaitu kemampuan menciptakan sebuah
sikap hidup yang bersifat umum yang merata, yang diikuti oleh semua
warga pesantren dan dilandasi oleh tata nilai tertentu dan kemampuan
memelihara kebudayaannya sendiri (Wahid, 2001: 73).
Pondok Pesantren Al-Manar yang menjadi objek penelitian dalam
skripsi ini terletak di Jalan Raya Solo-Semarang. Tepatnya di Desa Bener
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, 3 KM sebelah selatan kota
5
Salatiga. Nama Al-Manar secara resmi muncul pada masa kepengasuhan
Kyai Fatkhurrohman, tahun 1982 yang merupakan perkembangan lebih
lanjut dari Pesantren “As-Suyuthiyyah” yang didirikan dan dirintis oleh
Al Mukarrom Simbah K.H. Djalal Suyuthi pada tahun 1913.
Salah satu misi pondok Al-Manar yaitu menciptakan generasi yang
berakhlaqul Karimah dan mampu menghadapi tantangan zaman modern.
Misi itu dituangkan dalam kurikulum yang menerapkan sistem klasik
(sorogan dan bandongan) yang bertitik berat pada kajian-kajian kitab
kuning karangan ulama‟ syafi‟iyyah.
Sejalan dengan pemerintah melalui Kementrian Pendidikan
Nasional dalam membentuk kepribadian bangsa Indonesia. Undang-
undang nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Pendidikan seharusnya tidak hanya menghasilkan
generasi yang cerdas secara akademis, tetapi seharusnya juga
menghasilkan generasi yang berakhlaq mulia. Dengan demikian,
pemantapan pendidikan kepribadian secara komprehensif menjadi sangat
esensial untuk segera diimplementasikan di semua lembaga pendidikan
termasuk di pondok pesantren.
Dari beberapa uraian yang dipaparkan diatas tentang pentingnya
pendidikan kepribadian, maka penulis tertarik meneliti terhadap penerapan
6
pendidikan kepribadian pada suatu lembaga pendidikan pesantren, yaitu
Pondok Pesantren Al-Manar, dengan judul: “Implementasi Pendidikan
Kepribadian Santri Di Pondok Pesantren Al-Manar Bener Tengaran
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2019/ 2020”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, kajian
tentang implementasi pendidikan kepribadian santri di Pondok Pesantren
Al-Manar akan menjadi fokus kajian dalam skripsi ini.
Adapun rumusan masalah yang dibentuk oleh penulis meliputi:
1. Bagaimana model pendidikan kepribadian santri di Pondok Pesantren
Al-Manar Bener Tengaran Kab. Semarang?
2. Apa saja nilai-nilai kepribadian yang ditanamkan di Pondok Pesantren
Al-Manar Bener Tengaran Kab. Semarang?
3. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan pendidikan
kepribadian di Pondok Pesantren Al-Manar Bener Tengaran Kab.
Semarang?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui model pendidikan kepribadian santri di Pondok
Pesantren Al-Manar Bener Tengaran Kab. Semarang.
2. Untuk mengetahui nilai-nilai kepribadian yang ditanamkan di Pondok
Pesantren Al-Manar Bener Tengaran Kab. Semarang.
7
3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan
pendidikan kepribadian di Pondok Pesantren Al-Manar Bener Tengaran
Kabupaten Semarang.
D. Manfaat Penelitian
Dari penulisan ini diharapkan nantinya akan memberikan manfaat
bagi semua kalangan pendidik di lembaga pendidikan pada umumnya dan
khususnya bagi guru atau ustad di Pondok Pesantren Al-Manar.
Adapun berbagai manfaat yang diharapkan antara lain sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan berupa hasil penelitian ilmiah sebagai bahan kajian
dunia Pendidikan Islam.
b. Memberikan sumbangan pemikiran sebagai solusi atas masalah yang
dihadapi lembaga pendidikan Islam khususnya pondok pesantren.
c. Dapat menambah khasanah temuan penelitian khususnya pada
Fakultas Tarbiyah tentang pendidikan kepribadian santri.
2. Manfaat Praktis
a. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dari pihak pengasuh, guru,
dan pengurus dapat lebih memperhatikan kepribadian santri Al-
Manar.
b. Penelitian ini diharapkan hasilnya dapat menjadi motivasi bagi kita
semua khususnya santri Pondok Pesantren Al-Manar untuk
8
meningkatkan dan memperbaiki kepribadian masing-masing
sehingga dapat lebih baik lagi.
c. Penelitian ini diharapkan hasilnya dapat menjadikan masukan bagi
pengasuh, guru, pengurus, wali santri dan masyarakat agar lebih
memperhatikan akan pentingnya pendidikan kepribadian bagi santri.
E. Penegasan Istilah
Untuk mengetahui secara jelas dan untuk menghindari kesalah
pahaman pengertian terhadap judul skripsi yang penulis bahas, maka akan
penulis sampaikan batasan-batasan istilah yang terdapat pada judul, yaitu:
1. Implementasi
Menurut bahasa implementasi adalah pelaksanaan atau penerapan.
Implementasi merupakan suatu prose side, kebijakan atau inovasi
dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak,baik berupa
pengetahuan , ketrampilan maupun sikap. Dalam oxford advance
learner‟s dictionary bahwa implementasi adalah “put something into
effect, peneapan sesuatu yang memberikan dampak dan efek (Mulyasa,
2001:93).
2. Pendidikan Kepribadian
a. Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
9
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat ( Tirtarahardja, 2005: 40-41).
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan diartikan sebagai
usaha sadar dan berencana dalam menumbuhkan kegiatan belajar
yang secara aktif peserta didik mengembangkan potensi diri yang
dimilikinya sebagai kekuatan spiritual untuk pengendalian dirinya,
pengembangan diri kepribadian kecerdasan akhlak mulia serta
keterampilan dirinya untuk masyarakat dan negara.
Pendidikan merupakan usaha sadar terencana yang terjadi
dalam sebuah proses pendidikan dimana peserta didik berperan aktif
untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dalam kehidupan.
b. Kepribadian
Menurut Abin Syamsuddin Makmun, kepribadian diartikan
sebagai kualitas pribadi individu yang tampak dalam melakukan
penyesuaian dirinya terhadap lingkungan sekitar (Syamsu Yusuf,
2006: 126 -127). Sedangkan Abdul Mujib (1999:133) menjelaskan
bahwa “ kepribadian adalah integrasi sistem kalbu, akal, dan nafsu
manusia yang menimbulkan tingkah laku”.
Dari beberapa uraian pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa kepribadian adalah satu kesatuan di dalam diri individu
10
meliputi akal, nafsu dan qalbu yang menjadi ciri khas dari setiap
individu dalam penyesuaian dengan lingkungan sekitarnya.
Sedangkan yang dimaksud pendidikan keperibadian adalah
suatu usaha terencana dalam suatu proses pembelajaran dimana
peserta didik dapat aktif mengembangan potensi yang ada pada
dirinya melalui akal, nafsu dan qalbu untuk untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dalam
kehidupan.
3. Santri
Kata santri sendiri, menurut C. C Berg berasal dari bahasa India,
shastri, yaitu orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu atau
seorang sarjana ahli kitab suci agama Hindu. Sementara itu, A. H. John
menyebutkan bahwa istilah santri berasal dari Bahasa Tamil yang
berarti guru mengaji. (Babun Suharto, 2011 : 9)
Nurcholis majid berpendapat bahwa istilah santri berasal dari
perkataan “sastri” berasal dari bahasa sangsakerta yang artinya “melek
huruf”, Sedangkan Zamakhsyari Dhofier berpendapat bahwa kata santri
dalam bahasa India “shastri” berarti orang yang tahu buku-buku suci
agama hindu atau seseorang sarjana ahli kitab suci agama hindu
(Yasmadi,2005: 61).
11
4. Pondok Pesantren
Menurut Steenbrink, (1986:22) “Pondok berasal dari bahasa Arab
funduk yang berarti pesanggrahan atau penginapan orang yang
berpergian”. Pondok merupakan sebuah asrama pendidikan Islam
tradisional di mana para siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah
bimbingan seorang (atau lebih) guru yang lebih dikenal dengan sebutan
“kyai”. Sedangkan pesantren barasal dari kata santri, dengan awalan
“pe” dan akhiran “an” yang berarti tempat tinggal para santri
(Dhofier, 1994:18).
Sedangkan yang dimaksud peneliti disini yaitu pondok pesantren
Al-Manar yang mempunyai sistem pendidikan tersendiri dalam
membentuk kepribadian santri. Semua santri mendapatkan peraturan
dan perhatian yang lebih baik dari pengurus maupun pengasuh, karena
pengasuh (kyai) tinggal bersama-sama di lingkungan pesantren.
F. Sistematika Penulisan Skripsi
Sistem penulisan skripsi merupakan garis besar penyusunan skripsi
untuk mempermudah jalan pikiran dalam memahami secara keseluruhan
isi skripsi. Secara garis besar dapat dilihat sebagai berikut:
a. Bagian Awal
Bagian awal meliputi: Sampul, lembar berlogo, judul (sama dengan
sampul), persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan
keaslian tulisan, moto dan persembahan,kata pengantar, abstrak, daftar
isi, daftar tabel, daftar lampiran.
12
b. Bagian Inti
BAB I : Pendahuluan pada bab ini berisikan tentang uraian
mengenai Latar Belakang Masalah, Fokus Masalah,
Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Penegasan
Istilah, Sistematika Penulisan.
BAB II : Landasan Teori, Pada bab ini akan di uraikan
mengenai a. Pendidikan, yang membahas tentang
definisi pendidikan, unsur-unsur pendidikan, tujuan
pendidikan. b. Kepribadian Santri, yang membahas
tentang definisi kepribadian santri, perubahan
kepribadian, aspek-aspek kepribadian, faktor-faktor
yang mempengaruhi kepribadian santri,
karakteristik kepribadian. c. Pondok Pesantren,
yang membahas tentang definisi pondok pesatren,
unsur-unsur pondok pesantren.
BAB III : Membahas tentang A. Jenis Penelitian, Lokasi dan
Waktu Penelitian, Sumber Data, Prosedur
Pengumpulan Data, Analisis Data, Pengecekan
Keabsahan Data.
BAB IV : Bab ini membahas tentang Paparan Dan Analisis
Data.
BAB V : Penutup yang berisikan kesimpulan dari penelitian,
dan saran dari Peneliti kepada para pembaca dan
13
kepada subyek yang terkait.
c. Bagian Akhir
Bagian akhir meliputi: daftar pustaka, daftar riwayat hidup
penulis, dan lampiran- lampiran.
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pendidikan
a. Pengertian Pendidikan
Secara bahasa pendidikan berasal dari bahasa
Yunani, paedagogy, yang mengandung makna seorang anak yang pergi
dan pulang sekolah diantar oleh seorang pelayan. Pelayan yang
mengantar dan menjemput dinamakan. Dalam bahasa Romawi
pendidikan diistilahkan sebagai educate yang berarti memperbaiki
moral dan melatih intelektual (Muhajir, 2000:20).
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat ( Tirtarahardja, 2005: 40-41).
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan diartikan sebagai
usaha sadar dan berencana dalam menumbuhkan kegiatan belajar yang
secara aktif peserta didik mengembangkan potensi diri yang dimilikinya
sebagai kekuatan spiritual untuk pengendalian dirinya, pengembangan
diri kepribadian kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan dirinya
untuk masyarakat dan negara.
15
Ki Hajar Dewantara dalam (Din Wahyudin, dkk, 2009: 3)
mengartikan pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi
pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan
kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras
dengan alam dan masyarakatnya. Paulo Freire ia mengatakan,
pendidikan merupakan jalan menuju pembebasan yang permanen dan
terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah masa dimana manusia
menjadi sadar akan pembebasan mereka, damana melalui praksis
mengubah keadaan itu. Tahap kedua dibangun atas tahap yang pertama,
dan merupakan sebuah proses tindakan kultural yang membebaskan.
Indrakusuma dalam (Sudhita, 2014: 9) mengemukakan bahwa
pendidikan ialah bantuan yang diberikan dengan sengaja kepada anak
dalam pertumbuhan jasmani maupun rohaninya untuk mencapai tingkat
kedewasaan. Makna bantuan yang ada dalam definisi itu tidak lain
hanyalah bantuan semata-semata, mengingat dalam diri peserta didik
sudah mempunyai kemampuan atau potensi yang harus dikembangkan.
Bantuan dilaksanakan dengan sengaja dan sadar untuk memberi
konsekuensi anak yang masih bertumbuh dan berkembang sampai
tingkat dewasa sehingga orang yang telah dinyatakan dewasa bukan
menjadi objek pendidik.
Prawironegoro dalam (Hisbanarto, 2014: 55) pendidikan adalah
proses memberitahukan dan mendidikan peserta didik. Memberitahu
artinya memasukan suatu pengertian, pernyataan, dan penalaran ke
16
dalam otak peserta didik agar tahu tentang sesuatu. Mendidik artinya
merubah perilaku peserta didik sesuai dengan nilai dan aturan sosial
yang berlaku. Proses pendidikan harus ada hubungan saling percaya
antara pendidik dan peserta didik. Peserta didik bersedia percaya
kepada pendidik, jika pendidikan memiliki pola pikir dan perilaku baik.
Pendidikan harus menjadi tauladan, mampu memberi nasihat, mengenal
peserta didik, sabar, mampu menunjukan kekurangan peserta didik
tepat waktu melakukan teguran kepada peserta didik dan mampu
mengarahkan peserta didik ke tujuan membela dan mengabdi kepada
kepentingan sebagian besar masyarakat.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat peneliti
simpulkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana
dalam sebuah proses pembelajaran untuk mengembangkan potensi diri
yang dimilikinya sebagai kekuatan spiritual, pengendalian diri,
pengembangan diri kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan dirinya untuk masyarakat, bangsa dan negara.
b. Unsur-unsur Pendidikan
Purwanto (Tirtarahardja dan La Sulo, 2014: 24-25)
mengemukakan bahwa konsep atau definisi pendidikan mengandung
unsur-unsur sebagai berikut:
1) Peserta didik, berstatus sebagai subjek didik karena ia merupakan
pribadi otonom yang ingin diakui keberadaannya dan
17
mengembangkan diri secara terus menerus guna memecahkan
masalah dalam kehidupannya;
2) Pendidik, adalah orang yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peran
pendidik pada umumnya ditunjukan untuk orang tua, guru, dan
pelatih;
3) Interaktif Edukatif, adalah interaksi atau komunikasi secara timbal
balik antara peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada
tujuan pendidikan;
4) Tujuan Pendidikan, adalah tujuan dari keseluruhan jenis kegiatan
selama berlangsungnya peristiwa-peristiwa pendidikan;
5) Materi Pendidikan, adalah sarana dalam mencapai tujuan
pendidikan, materi pendidikan mencakup materi inti yang bersifat
nasional yang mengandung misi pengendalian persatuan bangsa.
Materi lokal mempunyai misi mengembangkan kebinekaan
kekayaan budaya sesuai dengan kondisi lingkungan;
6) Metode Penelitian, memilih dan menerapkan metode pendidikan
perlu memperhatikan kesesuain dengan tujuan pendidikan, peserta
didik, pendidik, situasi, dan kondisi lingkungan belajar;
7) Lingkungan Pendidikan, dibagi menjadi tiga yaitu keluarga, sekolah,
dan masyarakat yang biasa disebut tri pusat pendidikan.
18
c. Tujuan Pendidikan
Secara etimology istilah tujuan berarti arah, maksud atau halaman.
Dalam bahasa arab disebut Maqoshud, sedangkan dalam bagasa Inggris
disebut dengan istilah gools, porpose. Secara terminologi tujuan berarti
harapan yang dilakukan setelah adanya usaha sampai selesai. Tujuan
merupakan suatu yang diharapkan yang tercapai setelah sesuatu usaha
atau kegiatan selesai dilaksanakan (Darajat, 2011: 18).
Tujuan pendidikan adalah suatu faktor yang amat sangat penting
di dalam pendidikan, karena tujuan merupakan arah yang hendak
dicapai atau yang hendak di tuju oleh pendidikan. Begitu juga dengan
penyelenggaraan pendidikan yang tidak dapat dilepaskan dari sebuah
tujuan yang hendak dicapainya. Hal ini dibuktikan dengan
penyelenggaraan pendidikan yang dialami bangsa Indonesia.
Sedangkan tujuan pendidikan adalah seperangkat sasaran kemana
pendidikan itu diarahkan (Dirto Hadisusanto, Suryati Sudartho dan
Dwi Siswoyo, 1995) sasaran yang dicapai melalui pendidikan memiliki
ruang lingkup sama dengan fungsi pendidikan. Wujud
tujuan pendidikan dapat berupa pengetahuan, keterampilan, nilai dan
sikap. Sehingga tujuan pendidikan dapat dimaknakan sebagai suatu
sistem nilai yang disepakati kebenaran dan kepentingannya yang
dicapai melalui berbagai kegiatan, baik dijalur pendidikan sekolah
maupun luar sekolah (Rochmad Wahab, 2011 : 87)
19
Tujuan pendidikan secara umum dapat dilihat sebagai berikut:
1. Tujuan pendidikan terdapat dalam UU No. 2 Tahun 1985 yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
yang seutuhnya yaitu yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan
dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
berbangsa.
2. Tujuan Pendidikan nasional menurut TAP MPR NO II/MPR/1993
yaitu Meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia
yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh,
cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja profesional serta
sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nasional juga harus
menumbuhkan jiwa patriotik dan mempertebal rasa cinta tanah air,
meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawaan sosial,
serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa
para pahlawan, serta berorientasi masa depan.
3. TAP MPR No. 4/MPR/1975, tujuan pendidikan adalah membangun
di bidang pendidikan didasarkan atas falsafah negara pancasila dan
diarahkan untuk membentuk manusia-manusia pembangun yang
berpancasila dan untuk membentuk manusia yang sehat jasmani
dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat
20
mengembangkan kreatifitas dan tanggung jawab dapat
menyuburkan sikap demokratis dan penuh tenggang rasa, dapat
mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti
yang luhur, mencintai bangsanya dan mencintai sesama manusia
sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam UUD 1945.
Berdasarkan pemaparan diatas maka tujuan pendidikan yaitu
Meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,
berdisiplin, beretos kerja profesional serta sehat jasmani dan rohani
untuk memperoleh kebahagian dunia dan akhirat.
2. Kepribadian Santri
a. Definisi Kepribadian
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Kepribadian adalah
keadaan manusia sebagai perseorangan/ keseluruhan sifat-sifat yang
merupakan watak orang.
Menurut asal katanya, kepribadian atau personality berasal dari
bahasa Latin person (kedok) dan personare (menembus). Persona
biasanya dipakai oleh para pemain sandiwara pada zaman kuno untuk
memerankan satu bentuk tingkah laku dan karakter pribadi tertentu.
Sedangkan yang dimaksud dengan personare adalah bahwa para
pemain sandiwara itu dengan melalui kedoknya berusaha menembus
keluar untuk mengekspresikan satu bentuk gambaran manusia tertentu.
21
Misalnya: seorang pemurung, pendiam, periang, peramah, pemarah,
dan sebagainya. Jadi, persona itu bukan pribadi pemain itu sendiri,
tetapi gambaran pribadi dari tipe manusia tertentu dengan melalui
kedok yang dipakainya (Yusuf,2000:126).
Sedangkan secara terminologis, menurut Allport, Personality is
dynamic organization within the individual of those psychophysical
system, that determines his unique adjustment to his environment
(Simandjuntak, 1984:95). (Kepribadian adalah suatu organisasi yang
dinamis dari sistem psikofisis dalam individu yang menentukan
keunikan penyesuaian diri terhadap lingkungan )
Sedangkan kepribadian menurut pengertian sehari-hari adalah
bagaimana individu itu menimbulkan kesan bagi individu- individu
lainnya (Koswara, 1991: 10).
Secara filosofis dapat dikatakan bahwa pribadi adalah “aku yang
sejati” dan kepribadian merupakan “penampakan sang aku” dalam
bentuk perilaku tertentu. Di sini muncul gagasan umum bahwa
kepribadian adalah kesan yang diberikan seseorang kepada orang lain
yang diperoleh dari apa yang dipikir, dirasakan, dan diperbuat yang
terungkap melalui perilaku (Djaali, 2012: 2).
Secara umum, kepribadian dapat diartikan sebagai keseluruhan
perilaku individu yang menjadikan ciri khas dalam berinteraksi dengan
lingkungannya (Eva Fauziyah, 2014: 22). Jadi, pengertian kepribadian
santri adalah sikap atau ekspresi dari seorang santri yang terjadi secara
22
spontan. Kepribadian sama halnya dengan watak atau sifat.
Kepribadian juga berpengaruh terhadap akhlak, moral, budi pekerti dan
etika santri tersebut
b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepribadian manusia
(Sumarna, 2014: 32-35), diantaranya sebagai berikut:
1) Faktor biologis
Seorang ahli bernama Mendel, mengemukakan bahwa faktor
yang mempengaruhi kepribadian manusia adalah sifat turunan atau
bawaan dari orang tua kepada anaknya.
2) Faktor sosial
Hubungan kemasyarakatan merupakan faktor sosial yang
mempengaruhi kepribadian seseorang.
3) Faktor kebudayaan
Beberapa aspek kebudayaan yang mempengaruhi
perkembangan dan pembentukan kepribadian adalah adat dan
tradisi, bahasa, nilai-nilai, pengetahuan dan keterampilan, dan
kepemilikan kebendaan.
4) Faktor geografis
Tempat tinggal seseorang juga merupakan faktor yang sangat
mempengaruhi terbentuknya kepribadian yang meliputi sumber-
sumber alam, bentuk muka bumi, dan iklim.
23
5) Kondisi fisik
Kondisi fisik sangat mempengaruhi dalam pembentukan
kepribadian. Kondidi fisik yang dimaksud adalah adanya gangguan
fisik, kelelahan, maupun adanya penyakit menahun.
6) Kegagalan dan keberhasilan
Kegagalan dapat merusak rancangan yang ada di dalam diri
seseorang, sedangkan keberhasilan akan menunjang rancangan yang
ada di dalam diri seseorang.
7) Emosi
Adanya emosi yang tidak bisa terkontrol, akan membuat
seseorang cenderung kasar, tidak mau bekerja dalam tim, dan
cenderung sibuk sendiri.
8) Daya tarik
Seseorang yang memiliki daya tarik yang lebih menarik, akan
lebih banyak memiliki kepribadian yang ia inginkan, sedangkan
seseorang yang memiliki daya tarik kurang menarik maka akan sulit
ketika ingin mendapatkan karakteristik kepribadian yang ia
inginkan.
9) Intelegensi
Intelegensi seseorang dapat mempengaruhi kepribadian
seseorang.
24
10) Nama
Sebuah nama panggilan akan sangat mempengaruhi
kepribadian seseorang terhadap konsep diri.
11) Pengalaman yang unik
Pengalaman hidup seseorang akan berpengaruh terhadap
proses perkembangan kepribadian.
12) Pengalaman kelompok
Sedangkan menurut Yusuf & Nurihsan, (2007) bahwa secara
garis besar ada dua faktor utama yang mempengaruhi perkembangan
kepribadian, yaitu faktor hereditas (genetika) dan faktor lingkungan
(environment).
1) Faktor Genetika (Pembawaan)
Masa dalam kandungan dipandang sebagai saat (periode) yang
kritis dalam perkembangan kepribadian, sebab tidak hanya saat
pembentukan pola- pola kepribadian, tetapi juga sebagai masa
pembentukan kemempuan- kemampuan yang menentukan jenis
penyesuaian individu terhadap kehidupan setelah kelahiran.
Pengaruh gen terhadap kepribadian, sebenarnya tidak secara
langsung, karena yang dipengaruhi gen secara langsung adalah (1)
kualitas sistem syaraf, (2) keseimbangan biokimia tubuh, dan (3)
struktur tubuh.
Fungsi hereditas dalam kaitannya dengan perkembangan
kepribadian adalah (1) sebagai sumber bahan mentah kepribadian,
25
seperti fisik, inteligensi temperamen; (2) membatasi perkembangan
kepribadian dan mempengaruhi keunikan kepribadian.
Buku Yusuf dan Nurihsan (2007:21) kaitannya dengan ini,
Cattell dkk., mengemukakan bahwa “kemampuan belajar dan
penyesuaian diri individu dibatasi oleh sifat-sifat yang inheren dalam
organisme individu itu sendiri”. Misalnya kapasitas fisik dan
kapasitas intelektual. Maskipun begitu, batas-batas perkembangan
kepribadian, bagaimanapun lebih besar dipengaruhi oleh faktor
lingkungan.
2) Faktor Lingkungan (Environmen)
Faktor lingkungan yang mempengaruhi kepribadian adalah
keluarga, kebudayaan, dan sekolah.
a) Keluarga
Keluarga dipandang sebagai penentu utama pembentukan
kepribadian anak. Karena keluarga merupakan kelompok sosial
pertama yang menjadi pusat identifikasi anak, kemudian anak
banyak menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga, dan para
anggota keluarga merupakan “significant people” bagi
pembentukan kepribadian anak.
Di samping itu, keluarga juga dipandang sebagai lembaga
yang dapat memenuhi kebutuhan insani (manusiawi), terutama
bagi pengembangan kepribadiannya dan pengembangan ras
manusia.
26
b) Faktor Kebudayaan
Dalam buku Yusuf dan Nurihsan (2007:30) terdapat
seorang ilmuwan yaitu Kluckhohnyang berpendapat bahwa
kebudayaan meregulasi (mengatur) kehidupan kita dari mulai
lahir sampai mati, baik disadari maupun tidak disadari.
Kebudayaan mempengaruhi kita untuk mengikuti pola-pola
perilaku tertentu yang telah dibuat orang lain untuk kita.
Setiap kelompok masyarakat (bangsa, ras, atau suku)
memiliki tradisi, adat atau kebudayaan yang khas. Kebudayaan
suatu masyarakat memberikan pengaruh terhadap setiap
warganya, baik yang menyangkut cara berpikir, cara bersikap,
atau cara berperilaku. Pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian
ini dapat dilihat dari perbedaan antara masyarakat modern, yang
budayanya maju dengan masyarakat primitif, yang budayanya
masih sederhana. Perbedaan itu tampak dalam gaya hidupnya (life
style), seperti dalam cara makan, berpakaian, memelihara
kesehatan, berinteraksi, pencaharian, dan cara berpikir (cara
memandang sesuatu).
c) Sekolah
Lingkungan sekolah dapat mempengaruhi kepribadian anak.
faktor-faktor yang dipandang berpengaruh itu diantaranya sebagai
yaitu : iklim emosional kelas, sikap dan perilaku guru, disiplin
(tata-tertib), prestasi belajar, penerimaan teman sebaya
27
Pengalaman kelompok atau bekerjasama dalam tim sangat
berpengaruh pada proses perkembangan kepribadian seseorang.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor- faktor yang
mempengaruhi kepribadian secara garis besar dipengaruhi oleh yaitu
faktor hereditas (genetika) dan faktor lingkungan (environment). Dan
secara rinci factor perubahan kepribadian dipengaruhi oleh kondisi
fisik, lingkungan Sosial budaya, diri sendiri, daya tarik, intelegensi,
emosi, nama, keberhasilan dan kegagalan, penerimaan sosial, pengaruh
keluarga, pengalaman yang unik, dan pengalaman kelompok.
c. Aspek-aspek Kepribadian
Aspek-aspek yang terdapat dalam kepribadian menurut Ahmadi
(2005: 170-175), adalah sebagai berikut:
1) Vitalitas
Vitalitas adalah kemampuan seseorang untuk bertahan hidup.
Vitalitas ialah pusat tenaga dan semangat hidup seseorang yang
relatif tidak berubah-ubah dan tetap. Vitalitas lebih ditentukan
dengan faktor pembawaan dari diri seseorang.
2) Temperamen
Temperamen adalah sifat batin seseorang yang dapat
mempengaruhi pikiran, perbuatan, dan perasaan. Contohnya adalah
periang, penyedih, pemarah, dan sebagainya.
28
3) Watak
Klages menyamakan pengertian karakter dengan kepribadian,
yaitu aku-nya individu. Jadi, watak adalah karakter bawaan dari
lahir yang diturunkan oleh ayah atau ibunya sehingga watak itu bisa
mempengaruhi hasrat, perasaan, dan kehendak pribadi mengenai
nilai-nilai.
Sedangkan menurut Fudyartanta (2012: 98) aspek-aspek yang
terdapat dalam kepribadian adalah:
1) Organisasi dinamik: menekankan fakta bahwa kepribadian itu selalu
berubah dan selalu berkembang.
2) Menentukan: bahwa kepribadian itu menentukan tingkah laku
seseorang.
3) Penyesuaian diri yang unik, artinya adalah setiap individu itu
memiliki kekhasannya masing-masing yang bisa membedakan
dirinya dengan orang lain.
4) Lingkungan sekitar, adalah lingkungan sekitar yang menyangkut
sosial-budaya dan atau lingkungan sekitar fisik.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek- aspek
kepribadian adalah lapisan kepribadian yang sangat erat hubungannya
dengan proses fisiologis, mencakup dasar-dasar emosi, perasaan, dan
lingkungan sekitar.
29
d. Karakteristik Kepribadian Santri
Dalam buku Yusuf dan Nurihsan, (2007) ada seorang ahli
psikologi yaitu E.B. Hurlock (1986) yang mengemukakan bahwa
karakteristik kepribadian yang sehat adalah sebagai berikut:
1) Mampu menilai diri secara realistik. Individu yang mempunyai
kepribadian sehat mampu menilai diri apa adanya, baik kelebihan
maupun kekuranganya.
2) Mampu menilai situasi secara realistik. Individu dapat menghadapi
situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan
mau menerimanya secara wajar. Dia tidak mengharapkan kondisi
kehidupan itu sebagai sesuatu yang harus sempurna.
3) Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik. Individu
dapat menilai prestasinya secara realistik dan mereaksikanya secara
rasional. Dia tidak sombong, angkuh apabila memperoleh prestasi
yang tinggi dan tetap optimis apabila mengalami kegagalan.
4) Menerima tanggung jawab. Individu yang sehat adalah individu
yang bertanggung jawab. Dia mempunyai keyakinan terhadap
kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang
dihadapinya.
5) Kemandirian. Individu memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir
dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan
mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang
berlaku di lingkungannya.
30
6) Dapat mengontrol emosi. Individu merasa nyaman dengan
emosinya. Dia dapat menghadapi situasi frustasi, depresi, atau stres
secara positif dan konstruktif, tidak destruktif (merusak).
7) Berorientasi tujuan. Setiap orang mempunyai tujuan yang ingin
dicapainya. Namun individu yang sehat kepribadiannya dapat
merumuskan tujuannya secara matang, tidak atas paksaan dari luar.
8) Berorientasi keluar. Individu yang sehat memiliki orientasi keluar.
Dia bersifat respek (hormat), empati terhadap orang lain
mempunyai kepedulian terhadap situasi, atau masalah
lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berpikir.
9) Penerimaan sosial. Individu dinilai positif oleh orang lain, mau
berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial, dan memiliki sikap
bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.
10) Memiliki filsafat hidup. Dia mengarahkan hidupnya berdasarkan
filsafat hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.
11) Berbahagia. Individu yang sehat, situasi kehiupannya diwarnai
kebahagiaan.
Kebahagian ini didukung oleh faktor-faktor pencapaian prestasi,
penerimaan dari orang lain, dan perasaan dicintai atau disayangi
orang lain.
Adapun keperibadian yang tidak sehat ditandai dengan
karakteristik seperti berikut:
1) Mudah marah (mudah tersinggung)
31
2) Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
3) Sering merasa tertekan (stres dan depresi)
4) Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya
lebih muda atau terhadap binatang
5) Ketidak mampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang
meskipun sudah diperingati atau dihukum
6) Mempunyai kebiasaan berbohong
7) Hiperaktif
8) Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
9) Senang mengkritik atau mencemooh orang lain
10) Sulit tidur
11) Kurang memiliki rasa tanggung jawab
12) Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan
bersifat organis)
13) Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama
14) Bersikap pesimis dalam menghadapi kehidupan
15) Kurang bergairah dalam menjalani kehidupan
Dalam (Padmasari, 2015), Menteri Agama RI, Lukman Hakim
Saifuddin menyebutkan bahwa karakter atau kepribadian utama para
santri, yaitu:
1) Kemandirian
Kemandirian merupakan modal utama hidup di tengah
masyarakat kelak dan menjadi pembeda antara generasi yang lain.
32
Jadi, kemandirian adalah pendidikan utama yang harus ditanamkan
terhadap santri.
2) Kesederhanaan
Soal kesederhanaan, Lukman berpendapat bahwa santri harus
menggunakan barang secara proposional.
3) Kebaikan
Lukman Hakim Saifuddin memberikan apresiasi terhadap
penjelasan pimpinan umum Ponpes An- Nadhlah, Dr KH Afifuddin
mengatakan, mengajari kebaikan adalah hakikat pesantren kita.
Sehingga dengan adanya kebaikan, kelak santri akan berkemampuan
untuk memberikan kemaslahatan, bermanfaat bagi sesama, dan bagi
lingkungan sekitar.
Sedangkan dalam (Hasbullah, 2017), ada beberapa kriteria
kepribadian seorang santri, yaitu:
1) Kepatuhan
Keberadaan kiai dan guru mengharuskan santri memberikan
ketaatan dan kepatuhan sepenuh hati, melaksanakan semua tugas
yang diperintahkan dan memberikan penghormatan tanpa henti.
Sebab, kiai dan guru adalah murobbi ruhihi atau orang yang
membina kebaikan jiwanya. Kedudukannya lebih tinggi dari orang
tua, sebab kalau orang tua adalah bersifat biologis, sedangkan guru
atau kiai adalah orang tua yang bersifat ruhiyyah atau spiritual.
33
2) Kemandirian
Di dalam pesantren, kemandirian adalah salah satu hal yang
diajarkan di dalamnya. Dengan adanya kemandirian santri
diharuskan untuk belajar mengatur waktu dan memilih teman sesuai
dengan yang ia inginkan.
3) Kesederhanaan
Kesederhanaan akan mendorong santri untuk terbiasa hidup
dengan keadaan apa adanya dan membiasakan santri untuk bersikap
qona‟ah dan tidak berlebih-lebihan.
4) Kebersamaan dan kekeluargaan
Sikap kebersamaan dan kekeluargaan akan muncul karena di
dalam kehidupan pesantren, santri harus bergaul dan beriteraksi selama
24 jam penuh. Contoh sikap kebersamaan yang ada di pesantren adalah
adanya tolong menolong, toleransi, dan saling membantu sama lain.
Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat diketahui bahwa,
Santri dikatakan sudah memiliki kepribadian yang baik apabila sudah
memenuhi kreteria. Yaitu diantaranya adalah seorang santri sudah
memiliki sikap patuh terhadap kiai maupun terhadap pengurus,
memiliki sikap kemandirian yaitu tidak selalu bergantung kepada orang
lain, memiliki sikap sederhana yaitu tidak mengunakan sesuatu yang
berlebihan, memiliki sikap kebersamaan sehingga terjalin suatu
hubungan kekeluargaan, dan memiliki sikap yang baik sehingga bisa
bermanfaat bagi sesama dan bagi lingkungan.
34
3. Pondok Pesantren
a. Definisi Pondok Pesantren
Pesantren adalah merupakan sebuah pendidikan keagamaan yang
tujuannya untuk menggembleng, membina, dan menciptakan manusia
atau generasi bangsa yang berilmu, bermoral dan berahlakul karimah.
Menurut Zamakhsyari Dhofier dalam (Amiruddin Nahrawi, 2008:
77) pondok pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam
dimana para santrinya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan
satu orang guru/kiai atau lebih, asrama para santri tersebut berada di
sekitar kompleks pesantren dimana kiai bertempat tinggal, yang juga
disediakan masjid sebagai tempat ibadah, ruang belajar dan kegiatan-
kegiatan pondok lainnya, kompleks pesantren tersebut biasanya
dikelilingi dengan tembok untuk dapat mengawasi keluar dan
masuknya para santri sesuai dengan peraturan yang berlaku di pondok
pesantren tersebut.
Sedangkan Menurut Abd. Qodir Jailani, pondok pesantren
adalah lembaga pendidikan dan penyiaran agama Islam, tempat
pelaksanaan kewajiban belajar dan mengajar dan pusat pengembangan
jama‟ah (masyarakat) yang diselenggarakan dalam kesatuan tempat
pemukiman dengan masjid sebagai pusat pendidikan dan pembinaannya
(Abd. Qodir Jailani, 1990: 7).
Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam
yang menekankan tentang pentingnya moral agama Islam. Tujuan dari
35
pendidikan moral agama Islam adalah sebagai pedoman hidup manusia
dan sebagai pedoman bermasyarakat (Mutohar & Anam, 2013: 171).
Jadi, pondok pesantren adalah lembaga pendidikan islam
memiliki tujuan untuk menggembleng, membina, dan mendidik santri
untuk mempelajari ilmu agama dan memiliki akhlakul karimah.
b. Unsur-unsur Pondok Pesantren
Ada lima unsur dasar dari tradisi pesantren (Dhofier, 1994: 44-
55), yaitu:
1) Pondok
Pondok adalah sebuah pesantren yang pada dasarnya adalah
lembaga pendidikan Islam yang berbasis tradisional di mana para
santrinya tinggal selama 24 jam di pesantren dan belajar di bawah
bimbingan kiai ataupun guru.
2) Masjid
Masjid merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dengan
pesantren. Karena masjid adalah tempat yang paling utama untuk
mendidik para santri. Contohnya adalah mendidik dalam hal
beribadah maupun memberikan kajian kitab-kitab kuning.
3) Pengajaran Kitab-kitab Islam Klasik
Tujuan dari adanya pengajaran kitab-kitab Islam klasik adalah
untuk mendidik calon-calon ulama. Dahulu, di pondok pesantren
kajian kitab klasik merupakan satu-satunya pengajaran yang
diberikan di pondok pesantren.
36
4) Santri
Menurut tradisi pesantren, santri dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu santri mukim dan santri kalong. Santri mukim
adalah santri yang belajar dan menetap di pondok pesantren,
sedangkan santri kalong adalah santri yang belajar di pondok
pesantren tetapi tidak menetap dalam pesantren. Di lembaga
pesantren, santri adalah elemen yang paling penting.
5) Kiai
Kiai adalah seseorang yang mendirikan dan yang paling
berperan penting di dalam pondok pesantren. Oleh karena itu, kiai
merupakan elemen yang paling penting dari suatu pesantren dan juga
pertumbuhan suatu pesantren itu bergantung kepada kemampuan kiai
dalam mengelola pesantren.
Sedangkan dalam (Junaedi, 2017: 179-185), ada lima unsur dalam
pondok pesantren, yaitu:
1. Pondok, sebagai tempat tinggal santri
Pondok merupakan penopang utama bagi pesantren agar
pesantren bisa terus berkembang dan maju. Dengan adanya pondok,
kiai dapat memberikan bimbingan dan pengawasan kepada santrinya
selama 24 jam penuh.
2. Masjid, sebagai fokus utama pesantren
Masjid merupakan tempat yang paling tepat untuk mendidik
para santri terutama dalam praktek ibadahnya. Oleh karena itu,
37
masjid adalah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
pesantren.
3. Kiai, sebagai central figur pesantren
Kiai merupakan seseorang yang paling mempengaruhi dalam
hal kemasyhuran, perkembangan, dan kelangsungan hidup suatu
pesantren. Oleh karena itu, kiai merupakan unsur yang sangat
penting dan paling dominan dalam kehidupan pesantren. Karena
keahlian dan kedalam ilmu seorang kiai sangat berpengaruh pada
pesantren.
4. Santri, sebagai manusia pembelajar
Santri merupakan seseorang yang belajar di pesantren. Selain
tinggal di pesantren, santri juga tinggal, santri juga bergaul dan
mendapat bimbingan dari kiai dan guru di pesantren. Di pesantren,
para santri diajarkan tentang ilmu agama dan juga ilmu pengetahuan
umum.
5. Kitab kuning, sebagai kurikulum pesantren
Kitab kuning adalah merupakan kajian yang wajib di suatu
pondok pesantren. Kajian kitab kuninglah yang membedakan antara
pesantren salaf dengan pesantren modern.
Dari penjelasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa
pondok pesantren memiliki lima unsur atau elemen yang sangat pokok.
Yaitu diantaranya pondok pesantren, santri, masjid, kiai, dan kitab
kuning.
38
B. Kajian Pustaka
Kajian pustaka ini, peneliti mengacu pada penelitian sebelumnya.
Dimana penelitian tersebut menjadi tolak ukur dan perbandingan
antara penelitian terdahulu dan penelitian ini serta menjadi referensi
dalam penelitian yang akan dilaksanakan oleh Peneliti. Berikut ini,
beberapa hasil penelitian yang ada relavansinya dengan penelitian ini di
antaranya adalah:
1. Penelitian yang telah dilakukan Oleh Desty Yuliana Sari tahun 2019
dari Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam (BKI) Fakultas Dakwah
dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan
Lampung yang berjudul “Upaya Pembentukan Kepribadian Santri
Di Rumah Tahfidz Al-Barokah Dusun Ii Desa Way Galih Lampung
Selatan”
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa upaya-upaya
pembentukan kepribadian santri yang dilakukan oleh pengelola Rumah
Tahfidz Al-Barokah ialah memberi keteladanan, menerapkan
pembiasaan, pemberian nasihat secara individu, memberikan
perhatian, memberikan pujian dan hukuman, dan melakukan
pengawasan. Keseluruhan upaya ini dilakukan dengan tetap
memperhatikan keadaan santri agar sesuai dengan tahapan
perkembangan yang seharusnya. Secara umum, peneliti menilai bahwa
upaya tersebut dapat dikatakan cukup berhasil.
39
Letak perbedaan penelitian di atas dengan penelitian ini adalah
Penelitian Desty Yuliana Sari membahas tentang Upaya Pembentukan
Kepribadian Santri di rumah tahfidz Sedangkan penelitian ini
mengkaji implementasi pendidikan kepribadian santri di pondok
pesantren. Persamaan kedua penelitian ini adalah sama-sama
menggunakan metode penelitian kualitatif dan obyek kajian penelitian
adalah kepribadian santri.
2. Penelitian yang telah dilakukan Oleh Dwi Wahyu Sabariyati tahun 2019
dari Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah Dan
Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga yang
berjudul “Upaya Pondok Pesantren Dalam Membentuk
Kepribadian Santri Yang Sempurna (Studi Di Pondok Pesantren
An-Nur Candirejo, Tuntang, Semarang Tahun 2018”
Hasil penelitian ini adalah Upaya yang dilakukan oleh Pondok
Pesantren An-Nur dalam membentuk kepribadian santri yang sempurna
adalah dengan cara santri diajarkan tentang penanaman sikap tanggung
jawab, penanaman sikap kemandirian, pembiasaan mengontrol emosi
dengan baik, meningkatkan kepatuhan, melatih kesederhanaan,
menumbuhkan sikap kebersamaan dan kekeluargaan, dan pendidikan
yang mengutamakan akhlakul karimah. Dengan cara tersebut di atas,
maka santri lambat laun akan memiliki kepribadian yang sempurna,
yaitu kepribadian yang sehat atau yang matang.
40
Letak perbedaan penelitian di atas dengan penelitian ini adalah di
dalam judul dan lokasi Penelitian di penelitian Dwi Wahyu Sabariyati
membahas tentang Upaya Pondok Pesantren Dalam Membentuk
Kepribadian Santri Yang Sempurna (Studi Di Pondok Pesantren An-
Nur Candirejo, Tuntang, Semarang Sedangkan penelitian ini mengkaji
implementasi pendidikan kepribadian santri di pondok pesantren Al-
Manar. Persamaan kedua penelitian ini adalah sama-sama
menggunakan metode penelitian kualitatif dan obyek kajian penelitian
adalah kepribadian santri.
3. Penelitian yang telah dilakukan Oleh Riyana tahun 2015 dari Jurusan
Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga yang berjudul
“Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Dalam membentuk
kepribadian Santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah
Salatiga Tahun 2015”
Hasil penelitian ini adalah Upaya yang dilakukan dalam
membentuk kepribadian santri yaitu pendekatan personal, pembiasaan
yang baik, penerapan kedisiplinan, keteladanan, penanaman kesadaran
pada diri santri, pendidikan yang mengutamakan Akhlaqul karimah,
pemberian sanksi. Kegiatan Pondok Pesantren Al Falah dalam
membentuk kepribadian santri adalah sebagai berikut: sholat
berjama‟ah, KBM, membaca Al-Qur‟an, ziarah kubur, riyadhoh/
tirakat, kegiatan khitobah, mujahadah, pengkajian kitab tentang akhlaq,
41
piket kebersihan (ro‟an), piket adzan, izin pulang, praktek mengajar/
membimbing sorogan, sholat dhuha.
Letak perbedaan penelitian di atas dengan penelitian ini adalah di
dalam judul dan lokasi Penelitian di penelitian Riyana membahas
tentang Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Dalam membentuk
kepribadian Santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah Salatiga
Sedangkan penelitian ini mengkaji implementasi pendidikan
kepribadian santri di pondok pesantren Al-Manar. Persamaan kedua
penelitian ini adalah sama-sama menggunakan metode penelitian
kualitatif dan obyek kajian penelitian adalah kepribadian santri.
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini penulis menitik beratkan pada “Implementasi
pendidikan kepribadian santri di Pondok Pesantren Al-Manar Bener Tengaran
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020”, dengan menggunakan
prosedur yang menghasilkan data deskriptif. berupa ucapan atau perilaku
orang-orang yang diamati. Jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu
penelitian yang mengedepankan penelitian observasi, dan metode
penggumpulan data untuk menyajikan respon dari perilaku subjek penelitian
dalam (Agustinova, 2015: 10). Sedangkan penelitian deskriptif kualitatif
menurut Sugiyono (2010 : 15) adalah penelitian yang berlandaskan pada
filsafat Postpositifme (berdasarkan deskripsi), digunakan untuk meneliti
pada kondisi obyek yang alamiah.
Peneliti dalam hal ini bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul
data dan statusnya diketahui oleh subjek Pengasuh dan Pengurus di Pondok
Pesantren Al-Manar. Ada juga objek yaitu santri yang sedang diteliti. Namun
tidak mengetahui maksud penelitian ini sehingga tidak ada kesan rekayasa
sehingga akan menghasilkan data yang akurat dan apa adanya untuk
mendapatkan hasil yang valid sesuai dengan kondisi yang terjadi Pondok
Pesantren Al-Manar.
43
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini di Pondok Pesantren Al-Manar Desa Bener
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Jl. K.H. Djalal Suyuthi, Desa
Bener, Kec. Tengaran, Kab. Semarang, Jawa Tengah - Indonesia
No. Telepone: (0298) 313 634. Waktu penelitian pada tanggal
09 Maret – 21 Maret 2020. Pondok Pesantren Al-Manar dipilih sebagai objek
penelitian karena pondok pesantren ini merupakan salah satu Lembaga
Pendidikan Islam yang menerapkan nilai-nilai pendidikan kepribadian
kepada santri melalui kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan di Pondok
Pesantren Al-Manar.
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian kualitatif ialah semua informasi yang
telah didapat dari Pengasuh, Pengurus maupun para santri Pondok Pesantren
Al-Manar yang dianggap penting, Adapun data dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer
Sekaran dan Roger (2017: 130), Data primer mengarah pada
informasi yang diperoleh secara langsung dari Informan yang terkait
dengan tema dan fokus penelitian untuk memperoleh tujuan tertentu
dari suatu penelitian. Data primer berupa wawancara. Adapan sumber
data dalam penelitian ini adalah hasil wawancara yang diperoleh dari
Informan.
44
Sekaran dan Roger (2017: 130), Data primer adalah mengarah pada
informasi yang diperoleh secara langsung dari Informan yang terkait
dengan tema dan fokus penelitian untuk memperoleh tujuan tertentu dari
suatu penelitian. Data primer berupa wawancara. Adapan sumber data
dalam penelitian ini adalah hasil wawancara yang diperoleh dari informan.
Dalam penelitiaan ini data yang berbentuk kata-kata diambil dari para
Informan pada waktu mereka diwawancarai. Dengan kata lain data-data
tersebut berupa keterangan dari Pengasuh, Pengurus dan beberapa santri
Pondok Pesantren Al-Manar Bener Tengaran Kabupaten Semarang untuk
memberikan keterangan yang relevan.
2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti
dari berbagai sumber yang telah ada. Data yang berbentuk tulisan
diperoleh peniliti saat berada di Pondok Pesantren Al-Manar Bener
Tengaran Kabupaten Semarang. Catatan tersebut berisi Profil, Visi Misi,
Tujuan, Kurikulum, Jadwal Kegiatan, Tata tertib dan lain sebagainya.
D. Prosedur Pengumpulan Data
Kajian ilmiah dapat disajikan secara sistematis, maka langkah pertama
yang perlu dilakukan adalah penentuan seperangkat metode. Hal ini
dimaksudkan agar metode penelitian rasional dan terarah maka Peneliti
menggunakan teknik-teknik pengumpulan data seperti yang tersebut di
bawah ini:
45
1. Observasi
Peneliti melakukan pengamatan yang memungkinkan Peneliti untuk
melihat dan mengamati bagaimana situasi yang langsung diperoleh dari
data. Penelitian ini menggunakan teknik observasi terus terang dan
tersamar. Sugiyono (2010: 459-460), Observasi terus terang dan tersamar
adalah suatu penelitian yang sudah diketahui pihak lain sejak awal
sampai penelitian selesai. Akan tetapi, terkadang Peneliti juga tidak terus
terang atau tersamar. Proses pengamatan yang dilakukan saat observasi
merupakan salah satu motif yang disebabkan karena kebiasaan,
kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar.
2. Wawancara atau Interview
Sugiono dalam (Agustinova, 2015: 33) wawancara adalah
pertemuan antar dua orang untuk bertukar informasi dan gagasan
melalui tanyajawab sehingga dapat dikontruksikan makna dari dalam
suatu topik.
Penelitian ini, Peneliti menggunakan teknik wawancara (interview)
Pengasuh, Pengurus dan beberapa santri Pondok Pesantren Al-Manar
Bener Tengaran Kabupaten Semarang. Adapun teknik wawancara yang
digunakan adalah dengan wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
Moleong (2007: 186), Wawancara terstruktur adalah suatu
percakapan yang dilakukan oleh lebih dari satu orang dan
pewawancaranya memilih sendiri masalah dan mengajukan pertanyaan
46
sendiri. Peneliti lebih banyak sering mendengarkan apa yang diceritakan
oleh Informan. Wawancara itu dilakukan terhadap Pengurus melalui
tanya jawab antara Peneliti dan Informan tentang rangkaian pendidikan
kepribadian. Sedangkan wawancara tidak terstruktur adalah wawancara
yang dilakukan secara bebas, sehingga tidak menutup kemungkinan
pewawancara tidak menggunakan panduan. Teknik sampling data yang
digunakan Peneliti yaitu metode snow ball sampling. Snow ball atau
teknik bola salju adalah metode pengambilan data yang diperoleh
melalui proses bergulir dari informan satu kepada lainnya. Peneliti
berusaha mencari jawaban sebanyak-banyaknya secara bergulir hingga
tidak ditemukan data baru lagi. Peneliti menanyakan langsung 3 pengurus
dari 5 orang dan 2 santri dari 5 santri. Data tersebut cukup untuk
menjawab pertanyaan pedoman wawancara karena sudah tidak ditemukan
data baru lagi.
3. Dokumentasi
Dokumentasi menurut Sukadi yang dikutip oleh (Agustinova, 2014:
39) adalah teknik pengumpulan data memperoleh informasi dari
bermacam-macam sumber tertulis maupun dokumen yang ada pada
respon atau tempat dimana responden bertempat tinggal atau melakukan
kegiatan sehari-hari. Metode pengumpulan data yanng diperoleh melalui
proses bergulir dari Informan satu kepada yang lainnya. Peneliti
mengumpulkan dokumen berupa tulisan, gambar serta dokumentasi yang
berisi foto kegiatan santri di pondok dan profil pondok.
47
E. Analisis Data
Miles dan Huberman dalam (Agustinova, 2015: 63) mengemukakan
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh.
Ukuran kejenuhan data ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data atau
informasi baru.
Teknik analisis yang digunakan oleh Peneliti yaitu analisis deskriptif
yang meliputi reduksi data, display data, serta penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Analasis ini dipilih karena data yang dihasilkan dalam proses
penelitian cukup banyak dan rumit. Sehingga membutuhkan teknik analisis
data yang mudah dipahami serta sesuai dengan fokus penelitian. Hal ini
senada dengan analisis data model (Miles and Huberman) yang akan
dijabarkan sebagai berikut (Pranowo, 2012: 241-242):
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data adalah Peneliti mengumpulkan data penelitian
yang banyak, data tersebut diperoleh dari hasil observasi, wawancara,
dan dokumentasi yang dilakukan oleh Peneliti kepada Subjek penelitian
dalam hal ini adalah pengurus dan santri.
2. Tahap Reduksi Data
Tahap reduksi data adalah proses penyempurnaan data, baik
pengurangan terhadap data yang kurang perlu dan tidak relavan, maupun
penambahan terhadap data yang dirasa masih kurang. Reduksi data ini,
Peneliti peroleh dari awal sampai akhir penelitian dengan dibantu alat
48
elektronik seperti tape recorder, atau catatan kecil. Selama pengumpulan
data di lapangan Peneliti membuat ringkasan, mengkode, membuat
catatan objektif, reflektif dan menyimpan data tersebut. Data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah
Peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya
bila diperlukan.
3. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data merupakan proses pengumpulan informasi yang
disusun berdasarkan kategori atau pengelompokan-pengelompokan yang
diperoleh. Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi
terorganisirkan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga mudah
dipahami dan merencanakan kerja selanjutnya. Pada tahap ini, Peneliti
menyusun data yang relavan sehingga menjadi informasi yang dapat
disimpulkan dengan cara menampilkan data, membuat hubungan antar
fenomena untuk memaknai apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang
perlu ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan penelitian.
4. Tahap Penarikan Kesimpulan / Verifikasi
Penarikan kesimpulan adalah proses perumusan makna dari hasil
penelitian yang diungkapkan dengan kalimat yang singkat, padat dan
mudah dipahami serta dilakukan dengan cara berulangkali melakukan
peninjauan mengenai kebenaran dari penyimpulan itu, khususnya yang
relavan dengan judul, tujuan, dan fokus penelitian. Peneliti melaporkan
hasil temuan baru yang berbeda dengan penemuan sebelumnya.
49
F. Pengecekan Keabsahan Data
Sugiyono (dalam Prastowo, 2012:265) ada 4 teknik pemeriksaan
keabsahan data yaitu derajat kepercayaan (credibility), kereralihan
(transferrability), keberuntungan (dependability) dan kepastian
(confirmability).
Berikut penjelasan dari 4 (empat) teknik pemerikasan keabsahan data,
yaitu:
1. Credibility (derajat kepercayaan)
a) Perpanjangan keikutsertaan, dimana peneliti ikut serta dalam
pengumpulan data sebagai penentu. Sehingga penambahan latar
penelitian sangat diperlukan untuk terkumpulnya data penelitian dari
satu, dua bulan dan seterusnya sampai data penelitian benar-benar
valid.
b) Ketekunan Pengamat, bermaksud untuk menemukan isu-isu yang
relavan dengan permasalah yang sedang dicari kemudian
memfokuskan persoalan tersebut secara rinci.
c) Triangulasi, berarti cara terbaik untuk mengeliminasi perbedaan
kontruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu
mengumpulkan data tentang kejadian dan hubungan dari berbagai
pandangan.
2. Transferability (Kesehatan Eksternal), adalah penelitian yang dilakukan
dalam konteks tertentu dapat diaplikasikan atau ditransfer pada konteks
lain. Penelitian ini terungkap segala sesuatu yang dibutuhkan oleh
50
pembaca agar dapat membantu memahami temuan yang telah diperoleh
Peneliti (Sugiono, 2011: 11).
3. Dependenbility (Keterandalan), merupakan pengujian yang dilakukan
dengan melaksanakan pengecekan terhadap keseluruhan proses
penelitian.
4. Confirmability (objektivitas) adalah pengujian untuk mencapai
objektivitas penelitian.
Penelitian ini menggunakan teknik keabsahan data dengan model
triangulasi. Moleong dalam (Pratowo, 2012: 269) mengatakan triangulasi
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data memanfaatkan suatu yang lain
diluar data tersebut untuk keperluan pengecekan atas sebuah perbandingan
data tersebut. Hal ini dilakukan untuk membandingkan dengan data yang
telah diperoleh dengan waktu dan alat yang berbeda.
Moleong (2007: 331), Cara mengecek dengan menggunakan teknik
triangulasi sumber adalah:
1. Membandingkan data yang diamati dengan hasil pengamatan dan
hasil wawancara;
2. Membandingan hasil wawancara satu orang dengan orang lain;
3. Membandingkan pendapat satu orang dengan orang lain;
4. Membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang terkait.
51
BAB IV
PAPARAN DAN ANALISIS DATA
A. PAPARAN DATA
1. Gambaran Umum Obyek Penelitian Pondok Pesantren Al-Manar
a. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al-Manar
Dengan mengambil data dari profil Pondok Pesantren
Al-Manar Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang
tahun 2020. Al-Manar adalah sebuah Pondok Pesantren putra putri
yang terletak di Jalan Raya Solo-Semarang, tepatnya di Desa Bener,
Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, 3 Km sebelah selatan
Kota Salatiga. Nama Al-Manar secara resmi muncul pada masa
kepemimpinan Kyai Fatkhurrohman yaitu tahun 1983, yang
merupakan perkembangan dari Pondok Pesantren As Suyuthiyyah
yang didirikan dan dirintis oleh Kyai Djalal Suyuthi pada tahun
1913.
Pondok pesantren Al-Manar merupakan sebuah
Lembaga Pendidikan Islam yang didalamnya mengajarkan ilmu
keagamaan dan juga ilmu pengetahuan umum. Pondok Pesantren
Al-Manar mempunyai Misi “Menciptakan generasi yang berakhlakul
Karimah yang mampu menghadapi tantangan pada zaman modern”.
Misi itu dituangkan dalam kurikulum yang menerapkan sistem klasik
(sorogan dan bandongan) yang bertitik berat pada kajian-kajian
kitab kuning karangan Ulama Syafi‟iyah. Oleh karena itu, substansi
52
yang ditekankan adalah Nahwu, Sorof, Fiqih, Ushul Fiqih, Hadist,
Tafsir, Tauhid, Tasawuf dan Tarikh.
Desa Petungsari adalah sebuah Desa yang sekarang bernama
“Bener”. Karena penjajahan yang dialaminya, kesulitan dalam
mengembangkan Syiar Islam dirasakan sekali oleh masyarakat
Desa Bener. Hanya satu dua orang yang mengenal ajaran Islam,
bahkan masyarakat Desa Bener dikenal sebagai masyarakat rusak
yang akrab dengan sebutan mo limo dan jauh dari agama serta
banyak nonmuslinya.
Bapak Juwahir, salah satu warga Desa Petungsari atau
sekarang dikenal dengan nama Desa Bener yang memimpin sebuah
Mushola, merasa tergugah untuk memperdalam ajaran Agama Islam
dengan menjadi santri dari Kyai Naim, Kyai dari Desa Cabean yang
berada di selatan Desa Petungsari atau sekarang dikenal dengan
nama Desa Bener. Semakin hari jama‟ah di Musholanya semakin
bertambah sehingga terjadilah sebuah kesepakatan antara Bapak
Juwahir dengan Kyai Naim untuk mendatangkan seorang Kyai untuk
mengasuh jama‟ah yang semakin bertambah. Beberapa bulan
kemudian, Kyai Na‟im meminta kepada Kyai Haji Djalal Suyuthi
untuk memikul tugas tersebut karena mushola sudah tidak mampu
menampung jama‟ah, maka Bapak Juwahir pun mewakafkan
sebagian tanahnya untuk dijadikan Masjid untuk mensyiarkan
dakwah islamiyahnya.
53
Pondok Pesantren Al-Manar merupakan Pondok Pesantren
yang awal mulanya mempunyai nama “As Suyuthiyah” yang diambil
dari nama pendirinya yaitu K. H. Djalal Suyuthi dan didirikan pada
tahun 1913 M. Pondok Pesantren Al-Manar bertempat di Desa
Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Namun setelah
masa kepemimpinan Kyai Fatkhurrohman, digantilah dengan nama
Pondok Pesantren menjadi Al-Manar.
b. Identitas Pondok Pesantren Al-Manar
Nama Pon. Pes. : Pon. Pes. Al-Manar
No. Statistik : 311233220019
Pengasuh : K. As‟ad Haris Nasution Fakhurohman
Alamat : Jl. K.H. Djalal Suyuthi, Desa Bener, Kec.
Tengaran, Kab. Semarang.
Kode Pos : 50775
Provinsi : Jawa Tengah
Telepon : (0298) 313 634
E-mail : [email protected]
c. Letak Geografis Pondok Pesantren Al-Manar
Pondok Pesantren Al-Manar terletak di Jalan Raya
Solo-Semarang. Tepatnya di Desa Bener, Kecamatan Tengaran,
Kabupaten Semarang, 3 Km sebelah selatan Kota Salatiga.
Al-Manar dibangun di atas tanah seluas 4.500 m2.
Tanah tersebut diperoleh dari sesepuh desa Bener yang mewakafkan
tanahnya kepada Pondok Pesantren Al-Manar.
54
1) Letak Geografis Desa Bener
Pondok pesantren Al-Manar terletak di Desa Bener, letak
geografis Desa Bener adalah sebagai berikut:
a) Batas bagian utara : Kodya Salatiga
b) Batas bagian timur : Dusun Cebongan
c) Batas bagian selatan : Dusun Wedilelo & Cabean
d) Batas bagian barat : Jalan Raya Solo-Semarang
2) Letak Geografis Pondok Pesantren Al-Manar
a) Batas bagian barat : Perumahan penduduk
b) Batas bagian utara : Jalan Projo (carik)
c) Batas bagian timur : Sawah penduduk
d) Batas bagian selatan : Sawah penduduk
3) Status Pondok Pesantren Al-Manar
a) Yayasan ini didirikan pada tahun 1992, dan tercatat pada
akte notaris No 02, tanggal 5 Desember 1992 pada notaris
Tuan Dimyati S.H.
b) Lembaga pendidikan di bawah naungan Yayasan Al-Manar
secara garis besar dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis;
lembaga pendidikan yang mengikuti kurikulum dari
Departemen Agama, dan lembaga pendidikan yang
menggunakan kurikulum mandiri.
c) Adapun lembaga pendidikan yang menggunakan kurikulum
Departemen Agama adalah: Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah
55
Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah (Prog. IPS & Prog,
Keagamaan).Sedangkan lembaga pendidikan yang
menggunakan kurikulum mandiri adalah Pondok Pesantren,
Madrasah Diniyah, dan program-program yang berada di
dalamnya.
d. Visi Misi Pondok Pesantren Al-Manar
1) Visi
“Terwujudnya insan yang memiliki keseimbangan Spiritual,
Intelektual, dan Moral menuju generasi ulul albab yang
berkomitmen tinggi terhadap kemaslahatan Umat dengan
berlandaskan Al -Quran dan As-Sunnah”
2) Misi
a. Menyelenggarakan proses pendidikan Islam yang berorientasi
pada mutu, berdaya saing tinggi, dan berbasis pada sikap
Spiritual, Inetelektual dan Moral guna mewujudkan kader umat
yang menjadi rahmatan lil alamin.
b. Mengembangkan pondok pesantren dengan era globalisasi pada
masa yang akan datang secara islami guna menciptakan
generasi anak yang siap menjalani kehidupan nantinya di
masyarakat.
c. Meningkatkan citra positif lembaga pendidikan Pondok-
pesantren yang berwawasan luas, teknologi Informasi serta
berbudaya modern yang Islami.
56
d. Menciptakan generasi yang berakhlakul Karimah yang mampu
menghadapi tantangan pada zaman modern
e. Tujuan Pondok Pesantren Al-Manar
Tercapainya manusia yang berilmu dan bertaqwa kepada
Allah SWT, berakhlak mulia dan mampu mengaktualisasikan diri
dalam kehidupan bermasyarakat yang plural berdasarkan Al-Quran
dan As-Sunnah.
f. Kurikulum Pondok Pesantren Al-Manar
Kurikulum Pondok Pesantren Al-Manar berkiblat kepada
Pondok Lirboyo (MHM) dan Pondok Pesantren Al-Ittihad Poncol.
Yaitu menggunakan sistem klasik (Sorogan dan Bandungan) dan
menggunakan sistem klasikal. Adapun kitab-kitab yang dikaji adalah
kitab klasik yang bermazhab Syafi‟iyah. Kitab-kitab hasil karya
ulama‟ klasik tersebut digolongkan kepada nahwu, sorof, fikih,
hadits, tafsir, Tauhid, tasawuf dan tarikh. Untuk lebih rincinya kitab-
kitab yang diajarkan di Pondok Pesantren Al-Manar adalah sebagai
berikut:
a. Nahwu
- Jurumiyah
- Sulam Munawaroh
- Matan Jurumiyah
- Matan dan Syarah al-Imriti
- Matan dan syarah al-fiyah
57
b. Sorof
- Qowa‟idul I‟lal
- Amtsilatu Tashrifiyah
- Qowa‟idusy-shorfiyah
c. Fiqh
- Mabai‟ul fikih dan Wadhih
- Kasifatu Saja
- Safinatun-najah
- Fath-hul Qorib
- Fath-hul muin
- Fath-hul wahab
d. Ushul Fikih
- Mabadi‟ul Fikiyah
- Asyulami
- Al-Bayan
- Al-Lumak
- „Irsyadul Fukhul
e. Hadist
- Arbainun-Nawawi
- Abi Jamroh
- Bulughul Marom
- Musnad Syafi‟i
- Jawahirul Bukhori
58
f. Tafsir
- Tafsir Juz „amma
- Tafsir Jalalain
- Tafsir Al-Itqon
g. Tauhid
- Badi‟ul Amaly
- Aqidatul Awam
- Jawahirul Kalamiyah
- As-Sanusiyah
h. Etika dan Tasawuf
- Nashoikhul Ibad
- Ta‟limul muta‟alim
- Al-Fath-hus Sholawah
- Bidayatul Hidayah
- „Irs Yadul Ibad
- Tamqihul Ghofilin
i. Tarikh
- Khulasoh Nurul Yaqin
- Tarikhul Islami
g. Data Statistik dan Inventaris Pondok Pesantren Al-Manar
Adapun data statistik dan inventaris Pondok Pesantren dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut ini:
1) Statistik Siswa/Santri Pondok Pesantren Al-Manar pada tahun
59
pelajaran 2019/2020 adalah sebagai berikut :
a. Ustadz/Ustadzah : 55
b. Santri Putra : 113
c. Santri Putri : 118
Jumlah : 286
2) Inventaris Pondok Pesantren Al-Manar
a. Luas Tanah : 4.500 m2
b. Kantor Pesantren : 2 Unit
c. Ruang kelas : 12 Lokal (Non Permanen)
d. Asrama santri : 18 Kamar
e. Kantor Ustadz/Ustadzah : 2 unit
f. Ruang Ibadah (Masjid) : 1 Unit
g. Ruang perpustakaan : 1 Unit
h. Ruang Koperasi : 2 Unit
i. Ruang Tamu : 2 Unit
j. dll.
(sumber: pengurus PP. Al-Manar saat wawancara).
h. Jadwal Kegiatan Santri
Dalam mengelola pesantren, maka pengurus pesantren
menyusun jadwal kegiatan meliputi jadwal kegiatan Harian,
Mingguan, Bulanan, serta Tahunan. Adapun jadwal kegiatan santri
yang diterapkan di Pondok Pesantren Al-Manar Meliputi:
60
Tabel 4. 1.1
Kegiatan Harian
Jam/Waktu Jenis Kegiatan
04.30 – 04.45 Jamaah sholat subuh
07.00 – 13.00 Pengajian sorogan
08.00 – 10.00 KBM Formal (MI, MTs, & MA Al-Manar)
11.45 – 12.10 Pengajian bandongan kurikulum ma‟had
13.30 – 15.00 Jamaah sholat dhuhur
15.00 – 15.30 KBM Madin jam I
15.30 – 16.45 Jamaah sholat asar
17.45 – 18.15 KBM madin jam II
18.15 – 19.00 Jamaah sholat magrib
19.00 – 19.20 Pengajian sorogan
19.30 – 20.30 Jamaah sholat isak
21.15 – 22.00 Pengajian Bandongan
Tabel 4. 1.2
Kegiatan Mingguan
Jam/Waktu Jenis Kegiatan
Ahad, 05.20 – 07.00 Pengajian bandongan (putra-putri)
Ahad, 07.30 – 08.30 Kerja bakti bersih lingkungan (Ro‟an)
Senin, 20.30 – 21.30 Al-barzanji
Rabu, 20.30 – 21.30 Khitobah
Jum‟at, 05.00 – 06.00 Sholawatan & Syi‟iran
61
Tabel 4. 1.3
Kegiatan Bulanan
Jam/Waktu Jenis Kegiatan
Tiga bulan sekali Pertemuan umum (kubro)
Enam Bulan Sekali Imtihanul awal /Test Madin (robi‟ul
awal & Sya‟ban)
(Dikutip dari papan mading Pondok Pesantren Al-Manar)
Tabel 4. 1.4
Kegiatan Tahunan
NO Jenis Kegiatan
1 Penerimaan santri baru pada tiap-tiap tahun pelajaran baru
2 Pada tiap bulan sya‟ban diadakan pengajian akbar
(Akhirussanah)
3 Bersama-sama dengan akhirussanah diadakan Haul K.H
Djalal Suyuthi
4 Satu tahun sekali diadakan pertemuan dan ramah tamah
santri alumni Al-Manar.
5 Setiap dua tahun diadakan reformasi struktur ma‟had serta
programnya.
62
i. Tata Tertib Pondok Pesantren Al-Manar
1) Bidang Pendidikan
- Semua santri wajib mengikuti kegiatan kecuali yang sedang
udzur.
- Semua santri wajib sholat berjama‟ah.
- Semua santri dianjurkan belajar bersama ketika waktu luang &
sebelum tidur.
- Semua kegiatan wajib dilaksanakan tepat pada waktunya.
2) Bidang Kebersihan
- Bagi santri yang mendapatkan jadwal piket, diharapkan
membersihkan kamar & perabotannya.
- Membuang sampah pada tempatnya.
3) Bidang Kesehatan
- Semua santri diharapkan menjaga kesehatan dhohir & batin.
- Dilarang pura-pura sakit.
- Bagi santri yang sakit segera menghubungi kepengurusan
kamar.
4) Bidang Keamanan
- Saling menghormati diantara senior & yunior.
- Dilarang membuat gaduh di kamar.
- Dilarang ghosob apalagi mencuri.
- Berperan serta menciptakan kebersihan & keamanan kelas
maupun kamar.
63
- Selalu menciptakan kedisiplinan.
5) Lain-lain
- Kegiatan yang telah ada harap dilaksanakan dengan sungguh-
sungguh.
- Bagi yang melanggar akan dikenai sanksi.
- Hal-hal yang belum tercantum akan diatur kemudian.
j. Program Unggulan
- Kajian Kitab Kuning ( Karangan Ulama Salaf )
- Kajian Ilmu Tafsir, Ilmu Hadts, Usul Fiqih, Fiqih.
- Kajian Lughoh Al Arabiyah ( Al-Jurumiyah, Al-Imrithi, Al-Fiyah
Ibnu Malik)
- Pelatihan Spiritual ” Kiyamullail”
- Life Skill
- Ujian Akhir Madrasah Diniyah
k. Program Berbasis Masyarakat
- Pembekalan Ruhaniayah Muslim/ Muslimah
- Pelatihan Praktek Ilmu Fiqih
- Pelatihan Dakwah ( Da‟i )
- Pelatihan Al Barjanji
- Pelatihan Qori‟ / Qori‟ah
- Pelatihan Pengajaran Ustadz / Ustadzah ( PPL, PKL, KKN )
- Pelatihan Perbengkelan
- Pelatihan Menjahit
64
2. Diskripsi Data Penelitian
Setelah data terkumpul dengan menggunakan metode observasi,
dokumentasi dan wawancara, peneliti dapat menganalisis hasil
penelitian dengan teknik kualitatif deskriptif, artinya peneliti akan
menggambarkan, menguraikan dan menginter pretasikan data-data yang
telah terkumpul sehingga akan memperoleh gambaran secara umum
dan menyeluruh tentang hal yang sebenarnya. Dalam penyajian data ini
maka penulis akan memaparkan secara sekilas dari hasil yang didapat
dari lapangan yang berkaitan dengan rumusan masalah.
a. Model pendidikan kepribadian santri yang diterapkan di
Pondok Pesantren Al-Manar Bener Tengaran Kabupaten
Semarang
Model pendidikan kepribadian dapat dimaknai sebagai acuan
untuk menanamkan kepribadian melalui pendekatan atau konsep
yang digariskan oleh pihak satuan pendidikan. Dalam hal ini
pendidikan kepribadian di lingkungan Pondok Pesantren Al-Manar
dibentuk melalui beberapa konsep atau model yang diterapkan
secara menyeluruh kepada santri maupun para guru.
Dalam pelaksanaan pendidikan pondok pesantren Al-Manar
menggunakan sistem/ model Asrama atau Boarding School.
Sistem pendidikan ini menjadikan pondok sebagai asrama sekaligus
tempat tinggal bagi siswa/santri untuk menuntut ilmu dan dibina
selama 24 jam dengan melakukan seluruh aktifitas lembaga baik
65
yang berupa formal maupun non formal. Dalam sistem ini para
santri dibina dan didik secara kontinyu dengan pengawasan selama
24 Jam siang dan malam. Sistem ini sangat memudahkan pendidikan
dan pengajaran didalam pondok. Hal ini sebagaimana disampaikan
oleh salah seorang pengurus pesantren bahwa:
Didalam pondok yang bersistemkan asrama ini
(boarding school) memudahkan kami para guru untuk
mendidik santri melalui pengajaran atau pembinaan
akhlak. Selain daripada itu sistem boarding school ini
memudahkan juga kami para guru untuk secara
langsung menanamkan kepribadian pada santri
seperti harus mandiri di dalam pondok, harus hidup
sederhana, bertanggung jawab serta patuh dan taat
dalam menjalankan peraturan yang ada. Sedang
manfaat yang lainnya adalah, kami para guru sangat
mudah mengontrol pelajaran yang telah kami ajarkan
di dalam kelas kepada santri.(Abdul, Peng)
Hal senada disampaikan oleh ketua pesantren Al-Manar,
bahwa pendidikan kepribadian di dalam pondok dibangun dengan
menggunakan model Boarding school agar supaya pendidikan
dan pengajaran dapat dilaksanakan secara mudah dan total.
Sebagaimana yang beliau sampaikan saat wawancara bahwa:
Sengaja sistem pendidikan di Pondok ini di bentuk
melalui sistem Boarding school, agar para santri
selama diasramakan, dapat mudah dididik dan dibina
selama 24 jam melalui program-program yang
sengaja dibuat guna untuk mendidik kepribadian dan
membentuk mental setiap santri.(Lut, Peng)
66
Kyai, Guru dan pengurus di pondok Al-Manar selalu
Memberikan keteladanan kepada santri, keteladanan berarti
memberikan contoh yang baik agar setiap tindak tanduk dan
kebaikan yang dilakukan dapat diikuti dan dicontoh. Oleh karena
itu, guru dalam hal ini para Kyai/ Ustad harus berhati-hati dalam
bertutur kata dan bertingkah laku khususnya saat sedang
mengajar, atau dalam keseharian hidup di dalam pondok.
Sebagaimana yang dikatakan oleh ketua pesantren:
Didalam pondok ini guru dapat memberikan
keteladanan khususnya dalam mendidik dan
berinteraksi kepada siswa. cara hidup didalam
pondok, khususnya bagi para dewan guru mulai dari
mengajar didalam kelas harus tepat waktu, Guru ikut
beserta para santri melaksanakan shalat berjama‟ah
5 waktu, dan juga tetap berpakaian rapi selama
berada dilingkungan pondok. Hal tersebut kita
tanamkan agar supaya para santri mengikuti hal-hal
yang baik yang dilihatnya dan dicontohkan langsung
oleh gurunya. (Lut, Peng)
Keberhasilan dalam mendidik di dalam pondok juga
ditentukan dari sejauh mana peran guru/asatidz dalam
memberikan contoh atau teladan yang baik terhadap santrinya.
Sebab perilaku guru akan terus diamati bahkan ditiru oleh
segenap santri, baik yang positif maupun negatif.
Model Pendidikan kepribadian selanjutnya yaitu dengan
Pembiasaan mengikuti kegiatan-kegiatan pondok. Kegiatan-
kegiatan di dalam pondok beragam dan bervariasi bentuknya,
67
baik yang berbentuk pelaksanaan ibadah maupun pelaksanaan
kegiatan rutinitas pondok. Kegiatan tersebut dapat kita lihat
dalam keseharian aktivitas santri. Seperti shalat berjamaah,
tadarrus Al-Qur‟an, belajar kitab kuning, makan, belajar
bersama, sampai tidur bersama.
Adapun kegiatan harian santri di Pondok Al-Manar adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.2.1
Kegiatan harian santri pondok pesantren Al-Manar
Jam/Waktu Jenis Kegiatan
04.30 – 04.45 Jamaah sholat subuh
07.00 – 13.00 Pengajian sorogan
08.00 – 10.00 KBM Formal (MI, MTs, & MA Al-Manar)
11.45 – 12.10 Pengajian bandongan kurikulum ma‟had
13.30 – 15.00 Jamaah sholat dhuhur
15.00 – 15.30 KBM Madin jam I
15.30 – 16.45 Jamaah sholat asar
17.45 – 18.15 KBM madin jam II
18.15 – 19.00 Jamaah sholat magrib
19.00 – 19.20 Pengajian sorogan
19.30 – 20.30 Jamaah sholat isak
21.15 – 22.00 Pengajian Bandongan
(Dikutip dari papan mading Pondok Pesantren Al-Manar)
Kegiatan tersebut diatas bertujuan untuk membiasakan
santri melakukan hal-hal positif sehingga santri memiliki
kepribadian yang baik. Melalui kegiatan-kegiatan pesantren yang
68
dilaksanakan. Tujuan tersebut tidak hanya ketika berada di
lingkungan pesantren namun juga ketika berada di lingkungan
masyarakat.
Untuk membiasakan santri melakukan hal-hal baik, di
pondok ini dibuat tata tertib atau peraturan yang
harus dijalankan santri sejak mulai bangun tidur
sampai tidur kembali. Seluruh tata tertib tersebut
sengaja dibuat agar supaya para santri terbiasa
dalam menjalankan aturan yang ada sehingga
nantinya terbentuklah pada diri mereka kepribadian
yang diharapkan seperti kepribadian religius,
kepribadian mandiri, kepribadian tanggungjawab,
dan lain sebagainya. Dan apabila santri melakukan
larangan pesantren atau melanggar peraturan yang
ada maka santri akan dikenakan Ta‟zir/ hukuman.
(Naw, Peng)
Dalam mendidik santri, Pemberian reward dan punishment
sangat perlu dilakukan sebagai bentuk motivasi untuk melakukan
perbuatan yang baik, serta mengantisipasi dan mencegah dari
adanya perilaku santri yang tidak baik. Pemberian punishment
atau hukuman kepada santri jika terdapat melanggar aturan seperti
tidak mengikuti shalat berjama‟ah, membolos ngaji, keluar
pondok tanpa izin. Maka akan diberikan hukuman positif yaitu
dengan membaca Al-Qur‟an, Hafalan, membersihkan halaman
pondok, dan lainnya sebagainya.
Selanjutnya dalam pemberian reward sendiri, pihak pondok
akan memberikan hadiah sebagai bentuk apresiasi dan
penghargaan khususnya kepada santri yang berprestasi dengan
69
membebaskan biaya Syahriah/ Spp pondok. Disamping untuk
mengapresiasi prestasi santri, pemberian reward tersebut juga
bertujuan untuk memotivasi santri yang lain agar bekerja keras
dan lebih bersungguh-sungguh lagi dalam belajar. Sebagaimana
yang dikatakan oleh pimpinan pesantren:
Bagi santri yang berprestasi di dalam pondok maka
pengurus pesantren akan memberikan hadiah sebagai
bentuk apresiasi kepada santri tersebut dengan cara
membebaskan bebas biaya Syariah/ Spp Pondok.
Maka jika demikan berarti keuntungan dari santri
tersebut ialah telah terbebas biaya Syahriah
Pondok.(Lut, Peng)
Pemberian apresiasi dan penghargaan bagi santri
yang berprestasi ini sebagai bentuk penghargaan dan
penyemangat bagi santri yang lainnya untuk terus berpacu dan
bekerja keras dalam belajar dan berproses di dalam pondok.
b. Nilai-nilai kepribadian yang ditanamkan di Pondok Pesantren
Al-Manar Bener Tengaran Kabupaten Semarang.
Dalam menanamkan nilai-nilai kepribadian santri di
pondok pesantren Al-Manar tidak terlepas dari aktifitas dan
kegiatan-kegiatan santri dipondok. Setiap santri dituntut untuk
berlatih menjadi diri sendiri dan mengandalkan diri sendiri dalam
melaksanakan segala aktifitasnya. Seperti mencuci baju, mengatur
keuangan untuk kebutuhan sehari-hari dan lain sebagainya.
Hal tersebut bertujuan untuk membiasakan diri santri untuk tidak
70
bergantung kepada orang lain sehingga santri dapat menjadi pribadi
yang mandiri. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ketua Pondok,
yang mengatakan:
Nilai kemandirian menjadi ciri khas pondok
pesantren yang membiasakan santri untuk hidup
mandiri. Hal tersebut tercermin dari aktivitas
keseharian santri seperti mencuci baju, mengatur
keuangan untuk kebutuhan sehari-hari, dan mengatur
waktu yang dilakukan dengan mandiri. Meskipun saat
ini telah banyak bermunculan jasa cuci-seterika
(laundry), akan tetapi di pondok masih menekankan
para santri untuk dapat mencuci bajunya sendiri. Hal
tersebut bertujuan untuk membiasakan diri santri
untuk tidak bergantung kepada orang lain sehingga
santri dapat menjadi pribadi yang mandiri.(Lut,
Peng)
Selain menjadi pribadi yang mandiri di Pondok Pesantren Al-
Manar menanamkan nilai disiplin dan tanggung jawab yang
ditanamkan melalui kegiatan yang dilaksanakan sejak bangun tidur
sampai tidur kembali serta pemberian tugas dan wewenang dalam
mengatur dan mengelola pondok pesantren seperti penyataan dari
salah satu pengurus pondok yang mengakan:
Nilai disiplin dan tanggung jawab merupakan salah
satu nilai yang ditanamkan di pondok Al-Manar. Nilai
ini ditanamkan melalui kegiatan yang dilakukan sejak
bangun tidur hingga tidur kembali. Mulai dari
disiplin ibadah, disiplin mengaji, disiplin sekolah,
disiplin tidur, disiplin makan, disiplin belajar, sampai
disiplin berolahraga. Sehingga santri dapat terbiasa
menghargai waktu dan melakukan aktifitasnya secara
teratur. Selanjutnya nilai tanggung jawab,
ditanamkan melalui pemberian wewenang kepada
para santri untuk membuat kepengurusan santri yang
71
bertugas mengatur atau mengelola pondok dalam
keberlangsungan kehidupan santri di pondok,
misalnya terkait dengan kegiatan belajar mengajar,
keamanan, kebersihan, pengembangan bakat dan
minat santri, olahraga, konsumsi, dan sebagainya.
Dari tugas dan wewenang yang diberikan maka santri
akan terbentuk kepribadian tanggung jawab. (Abdul,
Peng)
Hal tersebut sesuai dengan yang disampaikan oleh seorang
santri yang mengatakan bahwa:
Untuk memiliki kepribadian disiplin, pengurus
mengajarkan kepada seluruh santri agar senantiasa
menjalankan aturan serta disiplin pondok secara
teratur dan penuh kesadaran, sesuai dengan apa yang
menjadi somboyan pondok yaitu “siap dipimpin dan
siap memimpin. Artinya bahwa setiap santri harus
siap menjalankan disiplin, dan suatu waktu dituntut
untuk siap mempertahankan disiplin agar senantiasa
tidak rusak dan terus berjalan.(Mift, San)
Dalam aktifitas dan kegiatan yang dilaksanakan di pondok
pesantren Al-Manar selalu diwarnai dengan kebersamaan dan
kesederhan hal tersebut tercermin dari beberapa kegiatan yang ada
seperti sholat berjamaah, dzikir bersama, makan bersama dan
tidur bersama. Dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara
bersama tersebut akan membentuk kebersamaan sehingga dapat
memper erat hubungan dan kerukanan antar santri. Hal tersebut
sesuai penyataan salah satu santri yang bernama bahwa:
Nilai kebersamaan dan kesederhanaan. dapat dilihat
dari aktifitas harian santri dalam melaksanakan
aktifitas dan kegiatan-kegiatan dipondok yang selalu
dilakukan secara bersama-sama seperti sholat
berjamaah, dzikir bersama, makan bersama, bahkan
72
tidurpun dilakukan secara bersama. selain itu santri
juga dituntut untuk hidup sederhana. Seperti
sederhana dalam hal berpakain, makan, fasilitas yang
digunakan saat dipesantren dan lain sebagainya.
Pola hidup sederhana yang diterapkan dipondok
bertujuan agar nantinya santri tidak hidup
bermewah-mewahan dan berlebihan dalam urusan
duniawi.(Dar, San)
Nilai spiritual dan religius juga ditanamkan di pondok
pesantren Al-Manar. Dalam menanamkan nilai spiritual dan
religius, santri dilatih untuk melaksanakan ibadah yang wajib
maupun yang sunnah secara teratur dibawah bimbingan para ustad
maupun pengurus pondok. Selama melakukan observasi, peneliti
melihat secara langsung aktifitas ibadah santri yang sangat rapi dan
teratur. Seperti menjalankan shalat lima waktu secara berjamaah,
serta membaca Al- Quran yang dilaksanakan selepas shalat subuh,
ashar, dan magrib. Disamping itu setiap hari tepatnya pada jam
istirahat belajar pertama sekolah formal, para santri berbondong-
bondong ke masjid guna melaksanakan shalat sunnah Duha secara
berjamaah. Selain dari itu santri juga memiliki sikap antusias untuk
melakukan puasa sunnah Senin dan kamis.
Kegiatan yang peneliti saksikan diaminkan oleh salah
seorang pengurus pesantren yang mengatakan:
Ada beberapa nilai kepribadian yang ditanamkan
kepada santri selama berada di pondok ini. Salah
satunya ialah nilai Spriritual dan religius yaitu
dimana santri diwajibkan melaksanakan shalat
berjamaah 5 waktu dan tadarrus Al-Qu‟an. Selain
73
itu, adanya anjuran untuk melaksanakan puasa
sunnah senin kamis, shalat duha‟dan sebagainya.
Namun Alhamdulillah saya melihat, semua kegiatan
tersebut dijalankan oleh santri dengan antusias dan
penuh kesadaran, maski sebagian santri masih ada
juga yang belum menghayati dari apa yang
dijalankannya. (Naw, Peng)
c. Faktor Pendukung Dan Penghambat dalam Penerapan
Pendidikan Kepribadian Santri Di Pondok Pesantren Al-Manar
Penerapan pendidikan kepribadian di Al-Manar didukung
dengan peran aktif dan keteladanan yang di berikan oleh pengasuh
guru dan pengurus pondok yang selalu memberikan uswah
(suri tauladan) kepada santri dengan berprilaku dan bersikap baik
dilingkungan pesantren. Hal tersebut sesuai pernyataan:
Faktor pendukung dalam pendidikan kepribadian di
pondok Al-Manar adalah Adanya peran aktif dari
Kyai, Guru dan Pengurus di pondok dalam
memberikan keteladan kepada santri melalui
kepribadian, sikap dan prilaku baik di lingkungan
pondok. pemberian keteladanan tersebut dapat
dijadika uswah (suri tauladan)bagi santri dalam
bersikap dan berprilaku di dalam atau diluar
pesantren (Abdul, Peng)
Selain faktor tersebut, pendidikan di Al-Manar didukung
dengan support dan dukungan yang diberikan oleh keluarga besar
pengasuh, wali santri dan masyarakat.
Pendidikan kepribadian santri dipondok didukung
oleh pemberian dukungan dan suport yang diberikan
oleh Keluarga besar pegasuh, wali santri dan
masyarakat dalam memberikan motivasi serta
pengawasan kepadan santri dalam proses pendidikan
dipondok pesantren Al-Manar. Dukungan tersebut
74
tersebut akan memberikan semangat bagi santri
dalam melakukan proses pendidikan.(Lut, Peng)
Sistem pendidikan dan kurikulum yang baik menjadi salah satu
faktor penunjang tercapainya tujuan pendidikan kepribadian di
Pondok Al-Manar.
Dalam proses pendidikan dan pembelajaran di
pondok pesantren Al-Manar juga di dukung oleh
kurikulum yang diterapkan di pesantren . Tujuan dari
kurikulum yang diterapkan di pondok untuk
memenuhi tujuan serta visi dan misi pondok
pesantren, selain itu untuk menggali minat bakat dari
para santri pondok pesantren Al-Manar juga
menyediakan berbagai proses pembelajaran yang
menarik, seperti ekstrakurikuler dan pelatihan
tambahan. Adapun beberapa ekstrakurikuler yang
ada adalah belajar pidato, seni tilawah alqura, seni
qhot dan rebana. Dengan adanya proses
pembelajaran yang baik dan sejalan dengan
pengembangan santri. Maka keberadaan pendidikan
dan kepribadian santri dapat meningkat.(Naw. Peng)
Dengan letak pondok yang strategis menjadikan proses
pendidikan dan pembelajaran dipondok menjadi aman, nyaman dan
lancar.
Pondok pesantren Al-Manar terletak di Lingkungan
yang stategis yaitu tidak terlalu dekat dengan jalan
raya dan juga tidak terlalu plosok. Letak pondok Al-
manar dekat dengan persawahan dan perumahan
warga. Sehingga dengan lingkungan tersebut
menjadikan proses pendidikan dapat berjalan dengan
aman, nyaman dan lancar. Selain itu, dengan letak
yang strategis ini membuat pesantren menjadi ramai
dan akses untuk keluar tamu atau wali santri mnjadi
lebih mudah dan membuat daya minat masyarakat
luar menjadi sangat tinggi. (Abdul, Peng)
75
Fasilitas memadahi menjadi salah satu faktor pendukung
penerapan pendidikan kepribadian di pondok Al-Manar.
Dengan adanya sarana prasarana yang memadai,
seperti tersedianya gedung pendidikan/ ruang kelas,
Aula, masjid dan Asrama dan lain-lain, Maka proses
belajar mengajar di pondok pesantren Al-Manar
dapat berjalan dengan lancar dan mengalami
peningkatan yang baik setiap tahunnya. (Naw, Peng)
Problem yang sering dihadapi pengurus pondok dalam
pelakasanaan pendidikan adalah kurangnya semangat dan antusias
santri dalam mengikuti kegiatan yang ada dipesantren.
Faktor penghambat yang sering kami alami yaitu
pertama kurangnya semangat dan antusias santri
dalam mengikuti kegiatan yang dilaksanakan di
pesantren seperti pengurus harus ngoyak ngoyak
santri agar mengikuti kegiatan. Selain itu terkadang
santri seringkali susah diatur, dan terkadang ketika di
beri nasehat malah menyepelekan.(Abdul, Peng)
Sarana dan prasarana yang tidak dijaga dengan baik menjadi
salah sau faktor penghambat pendidikan kepribadian di pondok
Al-Manar.
Sarana dan Prasarana merupakan penunjang untuk
tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan.
Dengan tujuan untuk mengembangkan kepribadian
santri di pesantren. Maka dalam pemeliharaan harus
dijaga dengan baik. Akan tetapi, para santri tidak
menjaga kebersihan dan tidak memperbaiki hal-hal
kecil yang ada dipesantren. Misalnya, bangku
dicoret-coret dan tembok dicoret-coret. Selain itu di
pondok pesantren Al-Manar masih terdapat fasilitas
yang kurang seperti toilet dan kamar mandi yang
sering kali menjadikan santri telat ketika saat
mengikuti kegiatan di pesantren. (Naw, Peng)
76
B. Analisis Data
1. Model Pendidikan Kepribadian Santri Yang Diterapkan Di Pondok
Pesantren Al-Manar Bener Tengaran Kabupaten Semarang
Tujuan pendidikan kepribadian di Pondok Pesantren Al-Manar.
pada dasarnya mengacu pada nilai-nilai kepesantrenan yaitu dasar, visi
misi dan tujuan pondok. Hal tersebut sangat sejalan dengan tujuan
pendidikan nasional sebagaimana termaktub dalam undang-undang RI
no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang
menyebutkan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggungjawab”.
Berdasarkan landasan tersebut maka Pondok Pesantren Al-Manar.
menyusun sebuah model yang menjadi sebuah acuan atau pendekatan
dalam melaksanakan pendidikan kepribadian yang ada. Dari beberapa
hasil obervasi lapangan serta wawancara bersama pihak pengasuh,
pengurus dan santri maka ditemukan 4 model yang menjadi acuan
Pondok Pesantren Al-Manar dalam membentuk kepribadian santrinya.
Pertama, Melelaksanakan pendidikan dengan sistem Boarding
school. Sistem Boarding school dimaknai sebagai sistem pendidikan
77
yang menjadikan sekolah sebagai asrama sekaligus tempat tinggal bagi
siswa. Melalui sistem ini santri sangat mudah dibina dan didik selama
24 jam dengan melakukan seluruh aktifitas lembaga baik yang berupa
formal maupun non formal.
Kedua, Memberikan keteladanan dalam mendidik yang dimulai
dari keteladanan guru. Dimana guru dituntut untuk menjadi sosok yang
pantas diteladani oleh santri dalam berbuat dan bertindak. Salah satu hal
yang paling ditekankan dari guru ialah mengajar tepat waktu, dan harus
berpakaian rapi saat mengajar. Karena guru adalah pribadi yang sangat
dekat dengan santri dan dilihat langsung setiap harinya di dalam
pondok
Ketiga, Membiasakan santri mengikuti kegiatan-kegiatan didalam
pesantren melalui kegiatan-kegiatan bervariasi yang dimulai dari
pelaksanaan ibadah (shalat berjamaah, shalat sunnah, puasa senin
kamis, do‟a bersama, dan tadarrus Al-Qur‟an) maupun pelaksanaan
kegiatan rutinitas pondok Kegiatan tersebut disamping membiasakan
santri melaksanakan aktivitas positif, juga bertujuan untuk
meningkatkan nilai ukhuwah islamiyyah/ persaudaraan sesama santri di
dalam pondok.
Keempat, Memberikan reward dan punishment. Pemberian reward
dilakukan dalam bentuk apresiasi atau penghargaan kepada santri yang
berprestasi akan terbebas biaya Syahriah/SPP pondok. sedang bentuk
punishment atau hukuman diberikan kepada santri jika terdapat
78
melanggar aturan dengan pemberian hukuman positif dan mendidik
lainnya seperti menambah jumlah membaca Al-Qur‟an, Hafalan, serta
membersihkan halaman pondok.
Berdasarkan pada beberapa model pendidikan kepribadian diatas,
maka dapat kita katakan bahwa pondok Al-Manar pada dasarnya telah
melaksanakan pendidikan kepribadian secara menyeluruh dengan artian
seluruh warga pondok mulai dari guru, pengasuh, pengurus dan para
santri harus terlibat dan bertanggungjawab secara langsung terhadap
pelaksanaan pendidikan kepribadian. Keterlibatan yang dimaksud
adalah para guru-asatidz bertanggung jawab terhadap pengajaran dan
pengawasan, sedang santri bertanggung jawab dalam pelaksanaan
aturan dan disiplin yang ada melalui program-program yang telah
dibuat dalam rangka mengisi jiwa santri secara sempurna yang meliputi
ranah kognitif, afektif, dan psikomotoriknya.
2. Nilai-Nilai Kepribadian Yang Ditanamkan Di Pondok Pesantren
Al-Manar
Pendidikan kepribadian santri pada dasarnya adalah pengembangan
nilai- nilai moral yang berasal dari pandangan hidup, agama, budaya,
dan nilai-nilai yang terurumuskan dalam tujuan pendidikan tradisional
Islam. Dalam (Padmasari, 2015), Menteri Agama RI, Lukman Hakim
Saifuddin menyebutkan bahwa pendidikan kepribadian utama para
santri ada 5 karakter yang akan dikembangkan dalam pendidikan
79
kepribadian di pesantren, yaitu Kemandirian, Kesederhanaan,
Kepatuhan, Kedisiplinan, Kebersamaan.
Nilai-nilai kepribadian yang ditanamkan kepada santri seperti
Kemandirian, Kesederhanaan, kepatuhan, kedisiplinan, kebersamaan,
telah mengacu pada nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan
kepribadian sebagaimana yang diharapkan Tujuan dari pendidikan
moral agama Islam.
Berdasarkan landasan tersebut penulis selanjutnya mencoba
menganalisis dan merumuskan bagaimana sesungguhnya nilai-nilai
kepribadian santri yang ada di pesantren ditinjau dari teori
pengembangan kepribadian. Model pengembangan kepribadian muslim
yang ada di pesantren sesungguhnya dapat dikatakan sebagai sebuah
model pengembangan kepribadian yang berorientasi pada nilai-nilai
religius yang dipahami dan dipraktekkan oleh komunitas pesantren,
misalnya meliputi Kemandirian, Kesederhanaan, Kepatuhan,
Kedisiplinan, Kebersamaan. Dari beberapa hasil observasi lapangan
serta wawancara bersama pihak pengurus dan santri maka ditemukan 5
(lima) nilai-nilai kepribadian yang ditanamkan di Pondok Pesantren Al-
Manar dalam membentuk kepribadian santrinya.
Pertama, Kemandirian yang menjadi ciri khas pondok pesantren
yang membiasakan santri untuk hidup mandiri dalam menjalankan
kegiatan sehari-hari, meskipun perkembangan zaman sudah mulai maju
80
tapi dalam pendidikan di pesantren santri tetap ditekankan untuk hidup
mandiri.
Kedua, disiplin dan tanggung jawab. Memang harus diakui bahwa
kunci dari kesuksesan pribadi adalah adanya sifat disiplin dan tanggung
jawab yang tertanam dalam diri masing-masing. Dengan adanya sifat
disiplin kita dapat memenage waktu dengan baik, waktu kita tidak akan
terbuang sia-sia mulai dari kita bangun tidur sampai kita tidur lagi, hal
ini juga sesuai dengan hadis nabi untuk tidak menyianyiakan waktu
luang. Kemudian dengan adanya sifat tanggung jawab kita dapat
melaksanakan tugas kita sebagai seorang pelajar sesuai dengan
porsinya.
Ketiga, Kebersamaan dan kesederhanaan. Allah memerintahkan
kita untuk saling tolong menolong dalam hal kebaikan, begitu juga
pendapat dari Imam Nawawi yang mengatakan Wa Hatstsu Man
Tawajjaha Likhairin „Alal Iqabaal „Alaihi, maksudnya kita harus saling
mendorong dan memberikan motivasi dalam hal kebaikan. Setiap santri
didik agar menjadi pribadi yang sederhana dalam urusan duniawi.
3. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Penerapan Pendidikan
Kepribadian Santri Di Pondok Pesantren Al-Manar
a. Faktor pendukung dalam penerapan pendidikan kepribadian santri
di Pondok Pesantren Al-Manar
Kemajuan suatu lembaga pendidikan tentu tidak lepas dari
beberpa faktor yang mendukung lembaga tersebut. Faktor
81
pendukung dalam penerapan pendidikan kepribadian santri di
Pondok Pesantren Al-Manar menjadi penunjang keberhasilan
pendidikan kepribadian. Oleh karena itu maka dalam pelaksanaan
pendidikan perlu adanya faktor pendukung dalam pendidikan
tersebut. Sama halnya di Pondok pesantren dalam penerapan
pendidikan santri di dukung oleh beberapa hal diantaranya:
1. Peran aktif dan keteladanan yang di berikan oleh pengasuh, guru
dan pengurus pondok yang selalu memberikan uswah (suri
tauladan) kepada santri dengan berprilaku dan bersikap baik
dilingkungan pesantren. Dengan adanya suri tauladan tersebut
diharapkan santri dapat mengikuti sikap dan prilaku yang baik
yang telah di contohkan oleh pengasuh dan pengurus pesantren.
2. Dukungan dan suport yang diberikan oleh keluarga besar
pegasuh, wali santri dan masyarakat dalam memberikan
motivasi serta pengawasan kepada santri dalam pelaksanaan
pendidikan di Pondok Pesantren Al-Manar. Dukungan serta
support tesebut akan memberikan motivasi dan membangkitkan
santri dalam menuntut ilmu di pondok Pesantren Al-Manar.
3. Kurikulum yang diterapkan di pesantren. Kurikulum yang
diterapkan di pesantren bertujuan untuk memenuhi tujuan,
visi dan misi pondok pesantren, selain itu di pondok pesantren
Al-Manar juga menyediakan berbagai proses pembelajaran yang
menarik, seperti ekstrakurikuler dan pelatihan tambahan.
82
Adapun beberapa ekstrakurikuler yang ada adalah belajar
pidato, seni tilawah Al-Quran, seni qhot dan rebana.
Dengan adanya proses pembelajaran yang baik dan sejalan
dengan perkembangan santri. sehingga keberadaan pendidikan
dan kepribadian santri dapat meningkat.
4. Letak Pesantren yang strategis menjadi salah satu faktor
penunjang pendidikan kepribadian sanri. Letak Pondok
Pesantren Al-Manar berada di lingkungan yang yaitu tidak
terlalu dekat dengan jalan raya dan juga tidak terlalu plosok.
Letak pondok Al-Manar dekat dengan persawahan dan
perumahan warga.Sehingga dengan lingkungan tersebut
menjadikan proses pendidikan dapat berjalan dengan aman,
nyaman dan lancar.Selain itu, dengan letak yang strategis ini
membuat pesantren menjadi ramai dan akses untuk keluar tamu
atau wali santri mnjadi lebih mudah dan membuat daya minat
masyarakat luar menjadi sangat tinggi.
5. Sarana prasarana yang memadai, seperti tersedianya ruang kelas,
Aula, masjid, asrama dan lain-lain. Menjadikan proses belajar
mengajar di Pondok Pesantren Al-Manar dapat berjalan dengan
lancar dan mengalami peningkatan yang baik setiap tahunnya.
b. Faktor penghambat dalam penerapan pendidikan kepribadian santri
di Pondok Pesantren Al-Manar
83
Suatu lembaga pendidikan pasti akan mengalami proses naik
turun dalam proses pendidikan. Hal ini sudah lazim terjadi karena
hambatan itu berbanding lurus dengan perkembangan pendidikan.
Semakin berkembang suatu lembaga pendidikan, maka tantangan
yang akan dihadapi juga semakin kompleks. Pondok pesantren Al-
Manar juga tidak luput dari fenomena teresebut. Dalam
pelaksanaan pendidikan di pondok pesantren Al-Manar. Ada
beberapa faktor yang menjadi penghambat pendidikan kepribadian
di Pondok Pesantren Al-Manar. Adapun faktor faktor tersebut
meliputi:
1. Kurangnya semangat dan antusias santri dalam mengikuti
kegiatan yang dilaksanakan di pesantren. Dalam realita di
pesantren ada beberapa santri yang semangat dan antusiasnya
kurang dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut menjadi
penghambat para pengurus pesantren dalam melaksanakan
pendidikan kepribadian santri di pesantren.
2. Sarana dan prasarana yang tidak dijaga dengan baik. Menjadi
faktor penghambat pendidikan, karna Sarana dan Prasarana
merupakan salah satu penunjang tercapainya tujuan pendidikan
yang diharapkan. Jika sarana dan prasarana tidak dijaga dengan
baik maka lama-kelamaan sarana prasarana tersebut akan rusak
dan tidak bisa digunakan.
84
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Model pendidikan kepribadian santri yang diterapkan di pondok pesantren
Al-Manar yaitu (1) Melaksanakan pendidikan dengan system boarding
school / asrama, (2) Memberikan keteladanan dalam mendidik yang
dimulai dari keteladanan guru, (3) Membiasakan santri dengan kegiatan-
kegiatan didalam pesantren, (4) Memberikan Reward dan Punishment.
2. Nilai-nilai pendidikan kepribadian yang ditanamkan di Pondok Pesantren
Al-Manar meliputi (1) Nilai Kemandirian (2) Nilai disiplin dan tanggung
jawab (3) Nilai kebersamaan dan kesederhanaan.
3. Faktor pendukung dalam penerapan pendidikan kepribadian santri di
Pondok Pesantren Al-Manar meliputi (1) Peran aktif dan keteladanan yang
diberikan oleh pengasuh, guru dan pengurus pondok, (2) Dukungan dan
Support yang diberikan oleh keluarga besar pengasuh, wali santri dan
masyarakat, (3) Kurikulum yang diterapkan di pesantren (4) Letak
pesantren yang strategis (5) Sarana dan Prasarana yang memadahi.
Sedangkan faktor penghambatnya meliputi (1) Kurangnya semangat dan
antusias santri dalam mengikuti kegiatan di pesantren, (2) Sarana dan
prasarana yang tidak dijaga dengan baik.
85
B. SARAN
1. Bagi Guru
Kyai, Guru, dan Pengurus perlu meningkatkan lagi mutu pendidikan
kepribadian santri serta membangkitkan semangat dan antusias santri
dalam mengikuti kegiatan-kegiatan pesantren.
2. Bagi Pondok Pesanten
Pihak pondok pesantren perlu memberikan arahan kepada pengurus
agar santri dapat terkontrol dan terbina dengan baik.
3. Bagi Santri
Peserta didik atau santri harus selalu mengikuti kegiatan-kegiatan
pesantren dan mematuhi aturan yang ada di pesantren agar dapat
teraktualisasikan nilai-nilai kepribadian dalam lingkungan pesantren dan
masyarakat.
86
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, Munawar Sholeh. Psikologi Perkembangan. 2005. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis Edisi
Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Djaali. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Daradjat, Zakiah. 1994. Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah. Jakarta:
CV Ruhama.
Departemen Agama RI. 2003. Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah;
Pertumbuhan dan Perkembangannya. Jakarta: Direktorat Jenderal
Kelembagaan Agama Islam.
Dhofier, Zamakhsyari. 1994. Tradisi Pesantren. Jakarta: LP3ES.
Fauziyah, Eva. 2014. Pembentukan Kepribadian Santri Dalam Sistem Pondok
Pesantren Salafi Miftahul Huda Cihideung Bogor. Skripsi tidak
diterbitkan. Jakarta: Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Fudyartanta, Ki. 2012. Psikologi Kepribadian; Paradigma Filosofis, Tipologis,
Psikodinamik dan Organismik-Holistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hasbullah, Hilmy Muhammad. 2017. Karakter Utama Santri, (Online),
(www.almunawwir.com/karakter-utama-santri, diakses 26 Maret 2020).
Hisbanarto, Yakub Vico. 2014. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Koswara, E. 1991. Teori-Teori Kepribadian. Bandung: PT Eresco.
Madjid, Nurcholish. 1997. Bilik-Bilik Pesantren;Sebuah Proses Perjalanan.
Jakarta: PT Temprint.
Moelong, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Mujib, Abdul. 2006. Kepribadian dalam psikologi islam. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Mulyasa. 2012. Manajemen Pendidikan Karakter, Jakarta: Bumi Aksara.
87
Padmasari, Salviah Ika. 2015. Menteri Agama Ingatkan Tiga Karakter Utama
Santri, (Online), (http://news-okezone.com/menteri-agama-ingatkan-tiga-
karakter-utama-santri, Diakses 26 Maret 2020).
Poerwadarminta, W.J.S. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Prastowo, Andi. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dan Perspektif Rancangan
Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Romi Sudhita, I Wayan. 2014. Pengantar Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Steenbrink, Karel A. 1986. Pesantren, Madrasah, Sekolah: Pendidikan Islam
dalam Kurun Moderen. Jakarta: LP3ES.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Bisnis. Cet. Pertama. Bandung: ALFABETA.
Sumanto. 2014. Teori dan Aplikasi Metode Penelitian. Yogyakarta: CAPS.
Sumarna, Saleem Hardja. 2014. Kepribadian Super: Kepribadian yang Paling
dicari dan disuka Semua Orang. Klaten: Galmas Publisher.
Tirtarahardja, Umar dan S.L La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta:
Renika Cipta.
Wahid, Abdurrahman. 2001. Menggerakkan Tradisi; Esai-Esai
Pesantren.Yogyakarta: LkiS Yogyakarta.
Yasmadi, Modernisasi Pesantren: Kritik Nurcholish Madjid Terhadap Pendidikan
Islam Tradisional, Jakarta: Ciputat Press, 2002.
Yusuf, Syamsu. 2000. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Yusuf, Syamsu & Nurihsan, Achmad Juntika. 2007. Teori Kepribadian. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
https://silabus.org/pengertian-pendidikan/ Diakses 24 Maret 2020).
Buku Panduan Santri Pondok Pesantren Al-Manar
Wawancara Pengurus dan Santri.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Muhammad Labib Mustofa
NIM : 23010160061
Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Dosen P.A. : Muhammad Aji Nugroho, LC., M.Pd.I.
NO NAMA
KEGIATAN PELAKSANAAN SEBAGAI NILAI
1. Sertifikat “OPAK
IAIN Salatiga 2016” 18-19 Agustus 2016 Peserta 3
2.
Sertifikat “ Orientasi
Pengenalan Akademik
Dan Kemahasiswaan
Fakultas Tarbiyah Dan
Ilmu Keguruan IAIN
Salatiga 2016 ”
22-23 Agustus 2016 Peserta 3
3.
Sertifikat “Library User
Education UPT
Perpustakaan IAIN
Salatiga 2016”
22-23 Agustus 2016 Peserta 3
4.
Sertifikat “Personality
Plus Seminar Karima
Institute 2016”
12 November 2016 Peserta 3
5.
Sertifikat “Seminar
Nasional Penerapan
Nilai-Nilai Lingkungan
Kepada Individu Oleh
Mapala Mitapasa
2016”
21 September 2016 Peserta 3
6.
Sertifikat” Pendakian
Massal Mapala
Mitapasa Di Gunung
Ungaran 2016”
19-20 November
2016 Peserta 3
7.
Sertifikat “Test
Imtikhanul Akhir
Pondok Pesantren Al-
Manar Tahun 2017”
25 April- 02 Mei
2017 Panitia 4
8. Sertifikat “Tamat 20 Mei 2017 Peserta 3
Belajar Al-Qur‟an 30
Juz Binadzor Di
Pondok Al-Manar
2017”
9.
Sertifikat “Gebyar
Rebana Ke XIII
Pondok Al-Manar
2017”
20 Mei 2017 Panitia 4
10.
Sertifikat “Haflah
Akhirussanah Pondok
Pesantren Al-Manar Ke
70”
22 Mei 2017 Panitia 4
11.
Sertifikat “Kilatan
Ramadhan Pondok Al-
Manar 2017”
24 Mei-17 Juni 2017 Panitia 4
12.
SK Pengangkatan Guru
Madrasah Diniyah Al-
Manar 2017
01 Juli 2017 Pengajar 6
13.
Sk Pembagian Tugas
Guru Madrasah
Diniyah Al-Manar
2017
02 Juli 2017 Pengajar 6
14.
Sertifikat “Efektifitas
Menghafal Al-Qur‟an
Dengan Metode
Master”
24 Desember 2017 Peserta 4
15.
Sertifikat “Gebyar
Rebana Ke XIV
Pondok Al-Manar
2018”
12 Mei 2018 Panitia 4
16.
Sertifikat “Haflah
Akhirussanah Pondok
Pesantren Al-Manar Ke
71”
14 Mei 2018 Panitia 4
17.
Sertifikat “Kilatan
Ramadhan Pondok Al-
Manar 2018”
16 Mei – 07 Juni
2018 Panitia 4
18.
SK Pengangkatan Guru
Madrasah Diniyah Al-
Manar 2018
01 Juli 2018 Pengajar 6
19.
Sk Pembagian Tugas
Guru Madrasah
Diniyah Al-Manar
2018
02 Juli 2018 Pengajar 6
20.
Sertifikat “Pelatihan
Berbasis Kompetensi
Program Desain Grafis
2018”
30 Juli – 01
September 2018 Peserta 6
21.
Sertifikat “Pelatihan
Berbasis Kompetensi
Program Pelatihan
Basic Office 2018”
30 Juli – 01
September 2018 Peserta 6
22.
Sertifikat “Pelatihan
Kurikulum Madrasah
Diniyah Takmiliyah
Kabupaten Semarang
2018”
20 Oktober 2018 Peserta 3
23.
Sertifikat “Sosialisasi
Empat Pilar MPR RI
2018”
20 Oktober 2018 Peserta 3
24.
Sertifikat “Gebyar
Rebana Ke XV
Pondok Al-Manar
2019”
27 April 2019 Panitia 4
25.
Sertifikat “Haflah
Akhirussanah Pondok
Pesantren Al-Manar Ke
72”
27 April 2019 Panitia 4
26.
Sertifikat “Kilatan
Ramadhan Pondok Al-
Manar 2019”
05 Mei-26 Juni
2019 Panitia 4
27.
SK Pengangkatan Guru
Madrasah Diniyah Al-
Manar 2019
01 Juli 2019 Pengajar 6
28.
Sk Pembagian Tugas
Guru Madrasah
Diniyah Al-Manar
2019
02 Juli 2019 Pengajar 6
29. Sertifikat “Orientasi
Kepramukaan 02-03 Juli 2019 Peserta 3
PENGASUH
K. AS‟AD HARIS N. F
STRUKTUR ORGANISASI PENGURUS
PONDOK PESANTREN AL-MANAR
TAHUN 2019/2020
SEKRETARIS
NAILUL HUDA
M. AHSINUL KHOLIQ
KETUA
LUTFI MAULANA
ABDUL KHAMID
BENDAHARA
AHMAD ALFIAN
IRVAN MUHAMAD FAZA
S A N T R I
PENDIDIKAN
IRVAN MUHAMAD FAZA
ARGA RAHMAT NURFA‟I
AFIF IHZA AL-FAHREZY
SARANA PRASARANA
AINUN NA‟IM
M. ABDUL AZIZ
KEAMANAN & KETERTIBAN
MUHAMMAD NAWAWI
FALACHUDIN ZAMZAMI
HUMAS
ALI MAHRUS
ABDURROHMAN
ARGA RAHMAT NARFA‟I
KEB. KES.
M. SYAHRONI KHOLIL
EMI BAHRUL MUNIF
DAKWAH ISLAMIYAH
ARIZAL EKO PRASETYA
KURNIAWAN DWI PURWADI
LATIF NAFI‟UDIN AMSYAR
NYAI FATIHAH ULFAH
NYAI CHUSNUL CHALIMAH
DAFTAR GURU
MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH AL-MANAR
TAHUN 2019/2020
NO ASATIDZ/AH MAPEL KELAS
1 Abah K. As‟ad Haris N. F. Fatkhul Wahab
Rohabiyah
Tijan Al-Dirory
VII Pa-Pi
VI Pa-Pi
V Pi
2 Kyai Muhsinun Tafsir Jalalain VI Pa-Pi
3 Kyai Muhammad Shodiq Al-„Imrithi V Pa-Pi
4 Ustadz Khabib Makmun Talkhis Asasi VII Pa-Pi
5 Ustadz Sulaiman Ad_Darony Al-Jurumiyah IV Pa-Pi
6 Ustadz Muhammad Fathoni,
S.E. Kholasoh “1-2”
Washoya III Pa
7 Ustadz Khabiburrohman, M.Pd. Bululghul Marom “2” VII Pa-Pi
8 Ustadz Prehanto, S.Pd.I Fathul Mu‟in “1-2”
VI/VII Pa-
Pi
9 Ustadz Rohmat Hidayat, S.Pd.I Kholashoh “3” IV Pi
10 Ustadz M. Najmuddin Fathul Qarib
Tafsir Jalalain
V Pa-pi
VII Pa-Pi
11 Ustadz Ilzam Syah Al-
Muttaqin As-Sulam
Tijan Ad Dhurori
VI Pa-Pi
V Pa
12 Ustadz Ahmad Mustafid, S.
Pd.I Bulughul Marom “1” VI Pa-Pi
13 Ustadz Arif Hidayatulloh,
S.Pd.I
Alfiyah 2
Ushul Fiqh (Al-
Bayan)
VII Pa-Pi
14 Gus Bagus Abi Jamroh IV Pa
15 Ustadz Lutfi Maulana
Muhafadzoh
Alfiyah 1
Sulamun Najah
Risalatul Mu‟awanah
VII Pa-Pi
VI Pa-Pi
IV Pi
VII Pa-Pi
16 Ustadz M. Kamaludin Qowa‟idus Shorfiyah
Sanusy
IVPi
VI Pa/Pi
17 Ustadz Abdul Khamid Muhafadhoh
Mabadi‟ Awwaliyah
V Pa
V Pa-Pi
18 Ustadz M. Didik Nursidik Ta‟limul Muta‟alim
Fasholatan
IV Pa
II Pa
19 Ustadz M. Itqon Faza A‟rof Muhafadzoh
Minhatul Mughis
VI Pa-Pi
VI Pa-Pi
V Pa-Pi
20 Ustadz M. Labib Mustofa Ta‟limul Muta‟alim
Awamil Jurjany
V Pa
III Pa
21 Ustadz M. Nawawi Kholashoh “3”
Ta‟limul Muta‟alim
IV Pa
V Pi
22 Ustadz Nailul Huda Muhafadhoh
Tashil Nailil Amani
Al-Maqsud
IV Pa
VI Pa-Pi
V Pa-Pi
23 Ustadz Ahmad Alfian Muhafadhoh
Sifaul Jinan
Akhlaqul li Banin
II Pa
II Pa
II Pa
24 Ustadz Ali Mahrus Jawahirul Kalamiyah
Fatkhul Manan
IV Pa
V Pa
25 Ustadz M. Khoirul Umam Riyadol Badi‟ah
Hidayatul Mustafidz
III Pa
IV Pa
26 Ustadz Abdol Karem Muhafadhoh
Amtsilatut Tashrifiyah
III Pa
III Pa
27 Ustadz Ainun Na‟im Tahsinul Khoth
Bhs. Arab
II Pa
II Pa
28 Emi Bahrul Munif Qowa‟idus Shorfiyah IVPa
29 Musalim Ridho Safinatun Najah II Pa
30 Abdurrohman Juz „Amma II Pa
31 Afif Ihza al Fahrezi Imla‟ I Pa-pi
32 Arizal Eko Prasetya Iqro‟ I Pa-pi
33 Arga Rahmat Narfa‟i Tuhfatul Athfal
Sulamun Naja
III Pa
IV Pa
34 Dika Cahya Alwy Arba‟in Nawawi
Fasholatan
III Pa
II Pa
35 Falahudin Zam Zami Bhs. Arab I Pa-pi
36 Irvan Muhamad Faza Muhafadhoh
Qowa‟idul I‟lal
I Pa-pi
III Pa
37 M. Ahsinul Kholiq Al-Da‟wat I Pa-pi
38 M. Abdul Aziz Khoridatul Bahiyah II Pa
39 Muqsit Hidayat Badiul Amaliy
Alala
III Pa
I Pa-pi
40 Syahroni Kholil Aqidatul Awwam I Pa-pi
41 Mudhofir Tafsir Jalalain V Pa/Pi
42 Ustadzah Ivah Fauzah, S.Pd.I Ta‟limul Muta‟alim IV Pi
43 Ustadzah Nur Faizatul Latifah Fatkhul Manan V Pi
44 Ustadzah Siti Zulaikho, S.Pd.I Arba‟in Nawawiyah III Pi
45 Ustadzah Rahma Adibatul F. Sifa‟ul Jinan II Pi
46 Ustadzah Khoirotul Ummah Hidayatul Mustafidz
Juz „Amma
IV Pi
II Pi
47 Ustadzah Nabila Anggita Sari Muhafadhoh
Amsilatul Tashrifiyah
Akhlaqul Banath
V Pi
III Pi
II Pi
48 Ustadzah Evadatus Sholeha Tahsinul Khoth II Pi
49 Ustadzah Nurul Amira Kholasoh 1-2
Fasholatan
III Pi
II Pi
50 Ustadzah Islamiyah Muhafadhoh
Lughoh „Arobiyah
Qowa‟idul I‟lal
II Pi
II Pi
III Pi
51 Ustadzah Nurul Robi‟ah Muhafadhoh III Pi
Riyadlol Badi‟ah
Jawahirul Kalamiyah
III Pi
IV Pi
52 Ustadzah Siti Yaenab Muhafadhoh
Abi Jamroh
Safinatun Najah
IV Pi
IV Pi
II Pi
53 Ustadzah Ocktafiyani Aisiyah Badi‟ul Amaly
Tuhfatul Athfal
III Pi
III PI
54 Ustadzah Laila Lafifa Awamil Jurjany III Pa
55 Ustadzah Amala Mia Wardani Washoya
Khoridatul Bahiyah
III Pi
II Pi
DAFTAR SANTRIWAN-SANTRIWATI
MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH AL-MANAR
TAHUN 2019/2020
KELAS VII PA/PI
NO NAMA JENIS KELAMIN
(L/P)
1 Abdurrahman Wahid L
2 Ahmad Irawan L
3 Angga Saputra L
4 Bahrul Ilmi L
5 Dharul Makhasin L
6 M. Mahmudi Khoiruman L
7 M. Misbachul Munir L
8 Muhammad Khanif L
9 Nur Muhammad Irfan L
10 Ongko Warsito L
11 Ismi Khilmiyah P
12 Lutfi Anisa Solekhah P
13 Nuril Aida P
14 Riza Fatimatul Kifayah P
15 Sari Salamah P
16 Umi Halimatul Husna P
KELAS VI PA/PI
NO NAMA JENIS KELAMIN
(L/P)
1 Ahmad Rosikin L
2 Ainun Firmansyah L
3 Ammar Nur Pramudya L
4 Dimas Maulana Shihab L
5 M. Abdul Basit L
6 M. Ali Maskur Jazuli L
7 M. Arsyad Fauzi L
8 M. Ruba'i L
9 M. Zainal Abidin L
10 Mifthakul Farikhan L
11 Muhadi L
12 Muhammad Mutaqin L
13 Muhammad Ni'am L
14 Ramadhan Ahmad Mawahab L
15 Afifah Mundatur R. P
16 Dewi Wulan Sari P
17 Dia Saniatul Qonita P
18 Diska Winanda P
19 Eka Indah Wardhany P
20 Jaisya Rahma Maula P
21 Maya Latif Zakiyah P
22 Oktaviana P
23 Salsabila Qoriroh Syafa P
24 Siti Nurmala P
KELAS V PA/PI
NO NAMA JENIS KELAMIN
(L/P)
1 Ahmad Siraja al-Mukhlasin L
2 Ahmad Khusnul Adib L
3 Antarista Pradipa Widyadana L
4 Badrun Tajalla L
5 Fadhila Maulana Alwy L
6 Firza Arif Hidayat L
7 Galang Reznanda Deitra L
8 Khoirul Ikhsan L
9 Kholid Miftakhudin L
10 M. Afiffudin L
11 M. Antar Mazin L
12 M. Fadli Pratama L
13 M. Ilham Faza L
14 M. Irfan Maulana L
15 M. Lutfi Hakim Ridho L
16 M. Rifa'i L
17 Muhammad Alawy L
18 Oky Firman Cahya L
19 Ridhan Septiyaji M L
20 Rohmadi L
21 Zahwan Anwar L
22 Zaka Achriza L
23 Nur Sofi Hidayat L
24 Alfiah Sofiana Damayanti P
25 Aulia Mustamila P
26 Destia Asfiatun P
27 Dewi Lestari P
28 Febina Lulu Ilmuna P
29 Imroatul Khikmah P
30 Indah Nur Hidayah P
31 Indi Najwa Royyani P
32 Iva Aulia Khusnuria Salsabila P
33 Lutfia Fatihatul Listiyati P
34 Malikhatun Nikmah P
35 Mamlailatul Sa'diah P
36 Noviana Rahmawati P
37 Retno Wahyu Wariyati P
38 Salma Khorina Mufti P
39 Wasilatun P
KELAS IV PA/PI
NO NAMA JENIS KELAMIN
(L/P)
1 Abdul Chalim L
2 Ahmad Burhanuddin L
3 Didik Wahyu Triyono L
4 Fikri Asnawi L
5 Heriyanto L
6 M. Fatkhurrohman L
7 M. Fuad Hasim L
8 M. Rifki Denis P. A L
9 Muhammad Ali Imron L
10 Muhammad Fachri Toha Makruf L
11 Muhammad Nur Huda L
12 Muhammad Zaki al-Bany L
13 Musafa' Hasan Muzaki L
14 Azizka Maulatifah P
15 Desi Indah Laelatus S. P
16 Dini Nur Afifah P
17 Hidayatus Sholikhah P
18 Indah Setyaningsih P
19 Khoiri Nurul Amalia P
20 Kuni Azizah P
21 Laela Ayu Cahyaningsih P
22 Lailatul Khoiriyati P
23 Lailatul Mabruroh P
24 Mailani Dwi Fatmawati P
25 Mutiya Nur aini P
26 Mutsirotun Nafisah P
27 Naswa Dhiaul Aulia P
28 Nova Cindy Monica P
29 Nurussyifa' Firdausiyah P
30 Siti lelatun Nikmah P
31 Tegar Syah Adirgani C. P
32 Vina Nerina P
33 Windi Ambarwati P
34 Zakiyatul Wahidah P
KELAS III PA/PI
NO NAMA JENIS KELAMIN
(L/P)
1 Abim Fikrian Adha L
2 Ahmad Bagus Ibad L
3 Ahmad Fikrian L
4 Ahmad Imam Mahdi L
5 Ahmad Wahid Dani Saputra L
6 Agus Nurul Firdaus L
7 Angga Dwi Kafabniah L
8 Ardi Permana Efendi L
9 Azril Al Halimu L
10 Dedi Kistiawan L
11 Faris Abrori Ashidqy L
12 Fikri Pratama L
13 M. Faisal Fahri L
14 M. Haril Ulil Albab L
15 M. Irham Arob Khan L
16 M. Risal Satriansah L
17 M. Urip Teguh Prasetyo L
18 Moh. Rizky Saputra L
19 Muhamad Oktaviadin L
20 Muhammad Abdul Atthoat L
21 Muhammad Afif Anwar L
22 Muhammad Galang Rizki L
23 Muhammad Khoiri L
24 Muhammad Ridwan Junizat L
25 Muhammad Rizki L
26 Nur Khafidin L
27 Rangga Agusri L
28 Robith Ridwan Abbas L
29 Syarif Kamilun Ni'am L
30 Wildan Aufan Nada L
31 Anas Syaiful Anwar L
32 Alifa Sya'diyah P
33 Anip Saputri P
34 Anis Marsela P
35 Anisa Salsabila Zalfa P
36 Atiniah Kurani P
37 Atsna Nur Arofah P
38 Biyan Adelia P
39 Divani Eka Saputri M. R P
40 Erning Murti Absari P
41 Fadhilah Aini Azahro P
42 Hanifah Nurul Fajriyah P
43 Inta Qurotul Ainiya P
44 Karina Shahada Zayyan P
45 Kurnia Rahmawati P
46 Lisna Rosyida P
47 Ma'rifatul Azizah P
48 Nabila Tsania Ananda P
49 Nur Intiyah P
50 Nur Zakiyatul Fauziyah P
51 Nurul Latifatul Ulya P
52 Rina Prianti P
53 Sarah Aulia P
54 Silvia Rizqi Rahmawati P
55 Siska Wulansari P
56 Siti Dinda Inafayatus Sholeha P
57 Siti Nur Afifah P
58 Sri Aprilia Elviani P
59 Widiarti Novia Astrid P
KELAS II PA/PI
NO NAMA JENIS KELAMIN
(L/P)
1 Ahmad Farid Ulumudin L
2 Ahmad Khafidz Ghozali L
3 Ahmad Syahrul Rizqiya L
4 Cahya Nur Rohman L
5 M. Adam Ilham L
6 M. Noor Alif S. L
7 M. Subkhi Saputro L
8 M. Zidane Fadloilul Ibad Ahsan L
9 Muhamad Asykur Suadi L
10 Muhammad Janu Raditya L
11 Anggun Kurnia Syifani P
12 Anik Widianti Ningsih P
13 Anisa Nur Diana P
14 Anisatul Ula P
15 Athira Nur Fairisha P
16 Aulia Rahma Ilahi P
17 Azzhrul Cahya P
18 Dian Cahayani P
19 Eka Ayu Nuraziza P
20 Eka Setianingrum P
21 Elfa Deria Maharani P
22 Elsa Aulia P
23 Farah Agus S. P
24 Hanin Makrifati P
25 Ira Ayu Mutiara P
26 Nabila Aulia Syifa P
27 Nafisah Aulia P
28 Nilna Mutiara Hikmah P
29 Nur Asfiyah F. P
30 Nur Hasanatul Janah P
31 Nurul Saniatul Hamidah P
32 Raesita Lusstieni P
33 Regita Nurul R. P
34 Rizka Amalia P
35 Safina Maudi Nuralifa P
36 Sukma Pandu Asri C.k.i P
37 Ummu Salamah P
38 Zahra Kumala Sari P
39 Zahra Pratiwi R. P
40 Widiatul Fuadah P
41 Ananda Ayu Syafitri P
KELAS I PA/PI
NO NAMA JENIS KELAMIN
(L/P)
1 M. Nur Khafidz L
2 Danang Putra Pratama L
3 M. Nova Andriyan L
4 M. Syifa'ul Anam L
5 M. Zulfa L
6 Muhamad Alfareza L
7 Riza Choirul Bahri L
8 Ronal Setiawan Nasir L
9 Syamsul Ma'arif L
10 Agus Pamungkas L
11 Muhammad Andi L
12 Fatir Labib Nidhom L
13 Dewi Syifaiyana P
14 Dulina Alminata P
15 Lutfiana Dini R. P
16 Nadia Nesrin Nur K. P
17 Syifa Mirza Haini P
18 Wahyu Azizah P
PEDOMAN WAWANCARA
UNTUK PENGURUS PESANTREN
1. Apa Visi , Misi dan Tujuan Pondok Pesantren Al-Manar?
2. Apa tolak ukur keberhasilan pendidikan kepribadian di pondok pesantren
Al-Manar?
3. Bagaimana model pendidikan kepribadian yang dilaksanakan di Pondok
Pesantren Al-Manar?
4. Apa saja nilai-nilai kepribadian yang ditanamkan dipondok pesantren Al-
Manar?
5. Apa saja kegiatan pondok yang dilaksanakan dalam membentuk
kepribadian santri?
6. Apa manfaat dari penanaman nilai-nilai di pondok pesantren Al-Manar?
7. Apa faktor pendukung dan penghambat penerapan pendidikan kepribadian
di Al-Manar kepribadian?
PEDOMAN WAWANCARA
UNTUK SANTRI
1. Apa saja nilai-nilai kepribadian yang ditanamkan di Pondok Pesantren Al-
Manar?
2. Apa saja kegiatan santri di Pondok Pesantren Al-Manar?
3. Bagaimana model pendidikan kepribadian santri yang diterapkan Pondok
Pesantren Al-Manar?
4. Apa manfaat dari pendidikan kepribadian di Pondok Pesantren Al-Manar?
5. Faktor pendukung dan penghambat penerpan pendidikan kepribadian
santri di Pondok Pesantren Al-Manar?
VERBATIM WAWANCARA GURU/PENGURUS PONDOK
Tempat Wawancara : Kantor Pondok
Hari : Kamis
Tanggal : 12 Maret 2020
Waktu : 09.00-Selesai
No Informan Pertanyaan Jawaban
LUT 1. Apa Visi , Misi dan
Tujuan Pondok Pesantren
Al-Manar?
Visi Pondok Pesantren Al-Manar
yaitu Terwujudnya insan yang
memiliki keseimbangan Spiritual,
Intelektual, dan Moral menuju
generasi ulul albab yang
berkomitmen tinggi terhadap
kemaslahatan Umat dengan
berlandaskan Al-Quran dan As-
Sunnah.
Sedangkan visinya Menciptakan
generasi berakhlakul Karimah
yang mampu menghadapi
tantangan pada zaman modern.
Untuk profil, sejarah, visi, misi
dapat dilihat di buku panduan
pesantren mas.
2. Apa tolak ukur
keberhasilan pendidikan
kepribadian di Pondok
Pesantren Al-Manar?
Adapun untuk tolak ukur
keberhasilan pendidikan di Al-
Manar adalah tercapainya visi,
misi serta tujuan pesantren
3.Bagaimana model
pendidikan kepribadian
yang dilaksanakan di
Pondok Pesantren Al-
Manar?
Model yang kami pakai adalah
model asrama atau boarding
school.Sengaja sistem pendidikan
di Pondok ini di bentuk melalui
sistem Boarding school, agar para
santri selama diasramakan, dapat
mudah dididik dan dibina selama
24 jam melalui program-program
yang sengaja dibuat guna untuk
mendidik kepribadian dan
membentuk mental setiap santri.
Didalam pondok ini guru dapat
memberikanketeladanan
khususnya dalam mendidik dan
berinteraksi kepada siswa.cara
hidupdidalam pondok, khususnya
bagi para dewan guru mulai dari
mengajar didalam kelas harus
tepat waktu, Guru ikut beserta
para santri melaksanakan shalat
berjama‟ah 5 waktu, dan juga
tetap berpakaian rapi selama
berada dilingkungan pondok. Hal
tersebut kita tanamkan agar
supaya para santri mengikuti hal-
hal yang baik yang dilihatnya dan
dicontohkan langsung oleh
gurunya.
Selain model asrama atau
boarding school di pondok juga
menerapkan model pendidikan
pemberian reward dan punisment
Reward akan diberikan Bagi
santri yang berprestasi di dalam
pondok maka pengurus pesantren
akan memberikan hadiah sebagai
bentuk apresiasi kepada santri
tersebut dengan membebaskan
bebas biaya Syariah/Spp Pondok.
Maka jika demikan berarti
keuntungan dari santri tersebut
ialah telah terbebas biaya
Syahriah Pondok.
4.Apa saja nilai-nilai
kepribadian yang
ditanamkan dipondok
pesantren Al-Manar?
Nilai kemandirian menjadi ciri
khas pondok pesantren yang
membiasakan santri untuk hidup
mandiri. Hal tersebut tercermin
dari aktivitas keseharian santri
seperti mencuci baju, mengatur
keuangan untuk kebutuhan
sehari-hari, dan mengatur waktu
yang dilakukan dengan mandiri.
Meskipun saat ini telah banyak
bermunculan jasa cuci-seterika
(laundry), akan tetapi di pondok
masih menekankan para santri
untuk dapat mencuci bajunya
sendiri. Hal tersebut bertujuan
untuk membiasakan diri santri
untuk tidak bergantung kepada
orang lain sehingga santri dapat
menjadi pribadi yang mandiri.
5.Apa saja kegiatan
pondok yang
dilaksanakan dalam
membentuk kepribadian
santri?
Ada banyak kegiatan dalam
membentuk kepribadian santri
salah satunya yaitu dari
aktifikatas harian santri mulai
dari pagi sampai malam. Dari situ
kami menanamkan kepribadian
santri
6. Apa manfaat dari
penanaman nilai-nilai di
pondok pesantren Al-
Manar?
Ada banyak manfaat dari
penanaman nilai tersebut diantara
terbentuknya kepribadian santri
yang baik, disiplin, mandiri dan
tanggung jawab
7. Apa faktor pendukung
dan penghambat
penerapan pendidikan
kepribadian di Al-Manar
kepribadian?
Pendidikan kepribadian santri
dipondok didukung dengan
pemberian dukungan dan suport
yang diberikan oleh Keluarga
besar pegasuh, wali santri dan
masyarakat dalam memberikan
pengawasan kepada santri dalam
proses pendidikan dipondok
pesantren Al-Manar. Dukungan
tersebut memberikan semangat
bagi santri dalam melakukan
proses pendidikan.
ABDUL 1. Apa Visi , Misi dan
Tujuan Pondok Pesantren
Al-Manar?
Visi, misi dan tujuan pondok
pesentren Al-manar adalah
Menciptakan generasi berakhlak
serta mampu menghadapi
tantangan zaman.
2. Apa tolak ukur
keberhasilan pendidikan
kepribadian di Pondok
Pesantren Al-Manar?
Tolak ukur keberhasilan adalah
tercapainya tujuan pendidikan
pesantren dan terbentuknya
kepribaian santri yang bermoral,
disiplin dan tanggung jawab.
3.Bagaimana model
pendidikan kepribadian
Model pendidikan dipondok Al--
Manar ini bersistemkan asrama.
Sitem ini sangatlah memudahkan
yang dilaksanakan di
Pondok Pesantren Al-
Manar?
kami para guru untuk mendidik
santri melalui pengajaran atau
pembinaan akhlak. Selain itu
sistem boarding school ini
memudahkan juga kami para
guru untuk secara langsung
menanamkan kepribadian pada
santri seperti harus mandiri di
dalam pondok, harus hidup
sederhana, bertanggung jawab
serta patuh dan taat dalam
menjalankan peraturan yang ada.
Sedang manfaat yang lainnya
adalah, kami para guru sangat
mudah mengontrol pelajaran
yang telah kami ajarkan di dalam
kelas kepada santri.
4. Apa saja nilai-nilai
kepribadian yang
ditanamkan dipondok
pesantren Al-Manar?
Nilai disiplin dan tanggung jawab
merupakan salah satu nilai yang
ditanamkan di pondok Al-Manar.
Nilai ini ditanamkan melalui
kegiatan yang dilakukan sejak
bangun tidur hingga tidur
kembali. Mulai dari disiplin
ibadah, disiplin mengaji, disiplin
sekolah, disiplin tidur, disiplin
makan, disiplin belajar, sampai
disiplin berolahraga. Sehingga
santri dapat menghargai waktu
dan melakukan aktifitasnya
secara teratur. nilai tanggung
jawab, ditanamkan melalui
pemberian wewenang kepada
para santri untuk membuat sistem
kepengurusan yang bertugas
mengatur dan mengelola pondok
dalam kehidupan santri di
pondok, misalnya terkait dengan
kegiatan santri seperti belajar
mengajar,kebersihan, kemananan
, pengembangan bakat dan minat
santri, olahraga, konsumsi, dan
sebagainya. Dari tugas dan
wewenang yang diberikan maka
santri akan terbentuk kepribadian
tanggung jawab.
5.Apa saja kegiatan
pondok yang
dilaksanakan dalam
membentuk kepribadian
santri?
Kegiatan pesantren yang
berkaitan dengan kepribadian
diantaranya sekolah, mengaji,
jamaah lima waktu, khitobah, Al-
berjanji dan lain-laiN
6. Apa manfaat dari
penanaman nilai-nilai di
pondok pesantren Al-
Manar?
Manfaatnya adalah terbentuknya
karakter kepribadian baik bagi
santri yang mana naninya dapat
digunakan dalam kehidupan
dimasyarakat.
7. Apa faktor pendukung
dan penghambat
penerapan pendidikan
kepribadian di Al-Manar
kepribadian?
Faktor pendukung dalam
pendidikan di pondok Al-Manar
adalah Adanya peran aktif dari
Kyai, Guru dan Pengurus di
pondok dalam memberikan
keteladan kepada santri melalui
kepribadian, sikap dan prilaku
baik di lingkungan pondok.
pemberian keteladanan tersebut
dapat dijadikan suri tauladan bagi
santri dalam bersikap dan
berprilaku di dalam atau diluar
pesantren.
Sedangkan untuk faktor
penghambatnya adalah masih
banyak santri yang belum sadar
akan hak dan kewajibannya
dipesantren. Selain itu Pondok
pesantren Al-Manar terletak di
Lingkungan yang stategis yaitu
tidak terlalu dekat dengan jalan
raya dan juga tidak terlalu
plosok. Letak pondok Al-manar
dekat dengan persawahan dan
perumahan warga. Hal tersebut
menjadikan proses pendidikan
dapat berjalan dengan aman,
nyaman dan lancar.Selain itu,
dengan letak yang strategis ini
membuat pesantren menjadi
ramai dan akses untuk keluar
tamu atau wali santri mnjadi
lebih mudah dan membuat daya
minat masyarakat luar menjadi
sangat tinggi.
Sedangkan faktor penghambat
yang sering kami alami yaitu
pertama kurangnya semangat dan
antusias santri dalam mengikuti
kegiatan yang dilaksanakan di
pesantren seperti pengurus harus
ngoyak ngoyak santri agar
mengikuti kegiatan. Selain itu
terkadang santri seringkali susah
diatur, dan terkadang ketika di
berikan arahan santri malah
menyepelekan.(Abdul, Peng)
NAW 1. Apa Visi , Misi dan
Tujuan Pondok Pesantren
Al-Manar?
Visi misi dan tujuan pondok
pesantren Al-manar sudah ada
dibuku pesantren, nanti dapat
dilihat langsung saja
2. Apa tolak ukur
keberhasilan pendidikan
kepribadian di Pondok
Pesantren Al-Manar?
Tolak ukurnya keberhasilan
pendidikan adalah tercapaianya
visi misi pesantren serta
terciptanya kepribadian sanri
yang baik.
3.Bagaimana model
pendidikan kepribadian
yang dilaksanakan di
Pondok Pesantren Al-
Manar?
Model pendidikan yang kami
terapkankan adalah model
pembiasaan. Untuk membiasakan
santri melakukan hal-hal baik, di
pondok ini dibuat tata tertib atau
peraturan yang harus dijalankan
santri sejak mulai bangun tidur
sampai tidur kembali. Seluruh
tata tertib tersebut sengaja dibuat
agar para santri terbiasa dalam
menjalankan aturan yang ada
sehingga nantinya terbentuklah
pada diri mereka kepribadian
yang baik seperti kepribadian
religius, kepribadian, mandiri,
kepribadian tanggungjawab, dan
lain sebagainya. apabila santri
melakukan larangan pesantren
atau melanggar peraturan yang
ada maka santri akan dikenakan
Ta‟zir/ hukuman.
4. Apa saja nilai-nilai
kepribadian yang
ditanamkan dipondok
pesantren Al-Manar?
Ada beberapa nilai kepribadian
yang ditanamkan kepada santri
selama berada di pondok ini.
Salah satunya ialah nilai
Spriritual dan religius yaitu
dimana santri diwajibkan
melaksanakan shalat berjamaah 5
waktu dan tadarrus Al-Qu‟an.
Selain itu, adanya anjuran untuk
melaksanakan puasa sunnah
senin kamis, shalat duha‟dan
sebagainya.Namun alhamdulillah
saya melihat, semua kegiatan
tersebut dijalankan oleh santri
dengan antusias dan penuh
kesadaran, maski sebagian santri
masih ada juga yang belum
menghayati dari apa yang
dijalankannya.
5.Apa saja kegiatan
pondok yang
dilaksanakan dalam
membentuk kepribadian
santri?
Kegiatan pesantren ada banyak
sekali, disetiap kegiatan yang ada
di pesantren mulai kegiatan
harian, mingguan, bulanan serta
tahunan kami tanamkan nilai-
nilaikepribadian.
6. Apa manfaat dari
penanaman nilai-nilai di
pondok pesantren Al-
Manar?
Manfaatnya adalah santri dapat
mempunyai karakter kepribadian
santri yang baik sehingga
nantinya santri dapat diterima
dimanapun berada serta dapat
berguna dimayarakat.
7. Apa faktor pendukung
dan penghambat
penerapan pendidikan
kepribadian di Al-Manar
kepribadian?
Dalam proses pendidikan dan
pembelajaran di pesantren Al-
Manar juga di dukung oleh
kurikulum yang diterapkan di
pesantren .
Tujuan dari kurikulum yang
diterapkan di pondok untuk
memenuhi tujuan serta visi dan
misi pondok pesantren, selain itu
untuk menggali minat bakat dari
para santri pondok pesantren Al-
Manar menyediakan berbagai
kegiatan ektra yang menarik,
seperti ekstrakurikuler dan
pelatihan tambahan.
Adapun beberapa ekstrakurikuler
yang ada adalah belajar pidato,
seni tilawah alquran, seni qhot
dan rebana. Dengan adanya
pembelajaran yang baik dan
sejalan dengan pengembangan
santri. Maka pendidikan dan
santri dapat meningkat.
Selain iu pendidikan didukung
dengan adanya sarana prasarana
memadahi. seperti tersedianya
gedung pendidikan/ ruang kelas,
Aula, masjid dan Asrama dan
lain-lain, Maka proses belajar
mengajar di pondok pesantren
Al-Manar dapat berjalan dengan
baik dan pastinya pendidikan
akan mengalami peningkatan
yang baik setiap tahunnya.
Sarana dan Prasarana merupakan
penunjang untuk tercapainya
tujuan pendidikan. Dengan tujuan
meningkatkan mutu pendidikan
santri di pesantren. Maka dalam
pemeliharaan harus dijaga
dengan baik. Akan tetapi, para
santri tidak menjaga kebersihan
dan tidak memperbaiki hal-hal
kecil yang ada dipesantren.
Misalnya, bangku dicoret-coret
dan tembok dicoret-coret. Selain
itu di pondok pesantren Al-
Manar masih terdapat fasilitas
yang kurang seperti toilet dan
kamar mandi yang sering kali
menjadikan santri telat ketika
saat mengikuti kegiatan di
pesantren.
VERBATIM WAWANCARA SANTRI
Tempat Wawancara : Asrama Santri
Hari : Minggu
Tanggal : 15 Maret 2020
Waktu : 20.00 WIB-Selesai
No Informan Pertanyaan Jawaban
MIF 1. Apa saja nilai-nilai
kepribadian yang
ditanamkan di
Pondok Pesantren
Al-Manar?
Nilai kepribadian yang ditanamkan
salah satunya adalah nilai disiplin.
Adapun untuk memiliki kepribadian
disiplin, pengurus mengajarkan
kepada seluruh santri agar
senantiasa menjalankan aturan serta
disiplin pondok secara teratur dan
penuh kesadaran, sesuai dengan apa
yang menjadi somboyan pondok
yaitu “siap dipimpin dan siap
memimpin. Artinya bahwa setiap
santri harus siap menjalankan
disiplin, dan suatu waktu dituntut
untuk siap mempertahankan
disiplin agar senantiasa tidak rusak
dan terus berjalan.
2. Apa saja kegiatan
santri di Pondok
Pesantren Al-Manar?
Kegiatan santri pada umumnya
adalah sekolah dan mengaji adapun
yang lainnya adalah kegiatan
pribadi seperti mencuci, makan,
tidur dan lain-lain
3. Bagaimana model
pendidikan
kepribadian santri
yang diterapkan
Pondok Pesantren
Al-Manar?
Model pendidikan yang diterapkan
dipesantren adalah pembiasaan
terhadap peraturan dan kegiatan
pesantren. Adapun model ini
bertujuan untuk menjadikan santri
disiplin dan tanggung jawab
terhadap kewajibannya sebagai
santri.
4. Apa manfaat dari
pendidikan
kepribadian di
Pondok Pesantren
Al-Manar?
Manfaatnya adalah terciptanya
kepribadian muslim yang baik,
disiplin, tanggung jawab dan patuh
terhadap kyai dan peraturan
pondok
5. Faktor pendukung
dan penghambat
penerpan pendidikan
kepribadian santri di
Pondok Pesantren
Al-Manar
Faktor pendukungnya adalah dari
kyai dan pengurus yang selalu
memberikan pendidikan dan
pembinaan terhadap santri.
Selanjutnya tersedianya fasilitas
sarana dan prasarana yang
memadahi.
DAR 1. Apa saja nilai-nilai
kepribadian yang
ditanamkan di
Pondok Pesantren
Al-Manar?
Nilai kebersamaan dan
kesederhanaan. Dapat dilihat dari
aktifitas harian santri dalam
melaksanakan aktifitas kegiatan-
kegiatan dipondok yang selalu
dilakukan secara bersama-sama
seperti sholat berjamaah, dzikir
bersama, makan bersama, bahkan
tidurpun dilakukan secara bersama.
Selain itu santri juga dituntut untuk
hidup sederhana. Seperti sederhana
dalam hal berpakain, makan,
fasilitas yang digunakan saat
dipesantren dan lain sebagainya.
Pola hidup sederhana yang
diterapkan dipesantren. bertujuan
agar nantinya santri tidak hidup
bermewah-mewahan dan berlebihan
dalam urusan duniawi.
2. Apa saja kegiatan
santri di Pondok
Pesantren Al-Manar?
Adapun kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan santri biasanya
sekolah, ngaji, sholat jamaah,
makan, mandi dan tidur
3. Bagaimana model
pendidikan
kepribadian santri
yang diterapkan di
Model pendidikan yang diterapkan
adalah dengan membiasakan
melakukan hal-hal yang positip,
memberikan keteladanan kepada
Pondok Pesantren
Al-Manar?
santri serta melakukan penertipan
terhadap peraturan.
4. Apa manfaat dari
pendidikan
kepribadian di
Pondok Pesantren
Al-Manar?
Manfaatnya adalah menajadikan
santi yang berilmu, bermoral dan
berakhlak baik serta menjadikan
santri berkepribadian baik
5. Faktor pendukung
dan penghambat
penerpan pendidikan
kepribadian santri di
Pondok Pesantren
Al-Manar?
Faktor pendukung dari penerapan
pendidikan disini adalah dengan
adanya fasilitas yang memadahi
sehingga pembelajaran dapat
berjalan dengan lancar. Serta
jadwal kegiatan yang sudah paten
menjadi penunjang kelancaran
pendidikan.
Untuk penghambatnya paling dari
santri sendiri yang biasanya
bermalas malasan serta sering
melanggar peraturan pesantren
DOKUMENTASI
A. GEDUNG PONDOK PESANTREN
B. KEGIATAN KBM
C. KEGIATAN NON KBM
Kegiatan Shalawat Berjanji Kegiatan Khitobah
Kegiatan Mengaji Latihan Robana Santri
Santri belajar cara memandikan jenazah
Lomba Akademis
Kegiatan Outbound Santri
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS DIRI
Nama : Muhammad Labib Mustofa
Tempat, Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 27 November 1998
NIM : 23010160061
Fakultas : FTIK/PAI
Alamat : Dusun Truko RT 003 RW 002 Desa Truko
Kec. Bringin Kab. Semarang
Nama Ayah : Muh Baidi
Nama Ibu : Nur Fadhilah
Agama : Islam
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SDN Truko 02, lulus tahun 2010
2. MTs AL-Manar Tengaran, lulus tahun 2013
3. MA Al-Manar Tengaran, lulus tahun 2016