IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN DAN … · IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN DAN...
Transcript of IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN DAN … · IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN DAN...
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER
DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB
DI SD NEGERI 1 BANTUL
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Puji Dwi Nuriyatun
NIM 12108244023
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
AGUSTUS 2016
ii
iii
iv
v
MOTTO
“….budi pekerti, pikiran, dan tubuh anak tidak boleh dipisahkan, agar kita
dapat memajukan kesejahteraan hidup anak-anak kita…”
(Ki Hajar Dewantoro)
vi
PERSEMBAHAN
Dengan menyebut nama Allah SWT, karya ini penulis persembahkan
kepada:
1. Ayah dan ibu tercinta, Bapak Kardi dan Ibu Surip serta kakak adik
tersayang, Rudi Yanto dan Nur Fatah.
2. Almamater tercinta Universitas Negeri Yogyakarta.
3. Agama, nusa, dan bangsa.
vii
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER
DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB
DI SD NEGERI 1 BANTUL
Oleh
Puji Dwi Nuriyatun
NIM 12108244023
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi pendidikan
karakter disiplin dan tanggung jawab di SD Negeri 1 Bantul. Fokus penelitian
yang diajukan adalah pemahaman kepala sekolah dan guru mengenai karakter
disiplin dan tanggung jawab serta implementasi pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab di SD Negeri 1 Bantul.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian
adalah kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, siswa, dan wali siswa SD
Negeri 1 Bantul. Objek penelitian ini adalah implementasi pendidikan karakter
disiplin dan tanggung jawab. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan
data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan
teknik analisis Miles dan Huberman (reduksi data, display data, dan penarikan
kesimpulan). Uji keabsahan data menggunakan triangulasi teknik dan sumber.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pendidikan karakter
disiplin dan tanggung jawab di SD Negeri 1 Bantul meliputi tiga aspek yaitu
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Perencanaan dilakukan dengan cara
memasukkan pendidikan karakter ke dalam kurikulum sekolah. Pelaksanaan
implementasi dengan mengintegrasikan karakter disiplin dan tanggung jawab
dalam kegiatan pengembangan diri, mata pelajaran, dan budaya sekolah. Evaluasi
dilakukan dengan penilaian sikap siswa dan melakukan evaluasi bersama kepala
sekolah, guru, dan wali siswa.
Kata kunci: implementasi karakter, karakter disiplin, karakter tanggung jawab.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada penulis, sehingga
penyususnan skripsi dengan judul “Implementasi Pendidikan Karakter Disiplin
dan Tanggung Jawab di SD Negeri 1 Bantul” dapat terselesaikan dengan baik.
Penulisan skripsi ini diajukan sebagai tugas akhir guna memenuhi salah satu
syarat untuk meraih gelar sarjana (S.Pd.) pada program studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar (PGSD), jurusan Pendidikan Sekolah Dasar (PSD), Fakultas Ilmu
Pendidikan (FIP), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah
memberikan izin dalam penyusunan skripsi ini.
2. Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
yang telah memberi izin dan kesempatan kepada peneliti untuk
menyelesaikan skripsi ini.
3. Ketua Jurusan PSD (Pendidikan Sekolah Dasar) yang telah memberikan izin
dalam penyusunan skripsi.
4. Supartinah, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
memberikan waktunya untuk bimbingan sejak awal hingga terselesaikannya
skripsi ini.
5. Seluruh dosen dan karyawan jurusan PSD (Pendidikan Sekolah Dasar)
Universitas Negeri Yogyakarta yang telah banyak membantu selama kuliah
dan penyusunan skripsi ini.
6. Orang tuaku, Bapak Kardi dan Ibu Surip yang telah memberikan doa dan
dukungannya.
7. Kakak adikku, Rudi Yanto dan Nur Fatah yang telah memberikan
ix
dukungannya.
8. Kepala SD Negeri 1 Bantul yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk
melakukan penelitian di SD Negeri 1 Bantul.
9. Seluruh staf dan siswa SD Negeri 1 Bantul.
10. Teman-teman kelas E PGSD 2012 yang menemani masa perkuliahan selama
8 semester.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan
skripsi ini.
Semoga segala bantuan, dukungan, dan pengorbanan yang telah diberikan
kepada peneliti menjadi amal yang dapat diterima dan mendapat balasan dari
Allah SWT. Peneliti juga berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, 12 Agustus 2016
Penulis
x
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv
HALAMAN MOTTO .................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 9
C. Fokus Penelitian ....................................................................................... 9
D. Rumusan Masalah ................................................................................... 9
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 10
F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 10
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian tentang Pendidikan Karakter ........................................................ 12
1. Pengertian Pendidikan Karakter ........................................................... 12
2. Nilai-nilai Karakter ................................................................................ 14
3. Pentingnya Pendidikan Karakter .......................................................... 17
B. Kajian tentang Karakter Disiplin .............................................................. 18
1. Pengertian Disipin ................................................................................ 18
2. Tujuan Disiplin ..................................................................................... 19
3. Fungsi Disiplin ..................................................................................... 20
4. Cara Menanamkan Disiplin .................................................................. 21
xi
Hal
5. Unsur-Unsur Nilai Kedisiplinan ........................................................... 22
6. Indikator Disiplin ................................................................................. 23
C. Kajian tentang Karakter Tanggung Jawab ............................................... 24
1. Pengertian Tanggung Jawab ................................................................. 24
2. Indikator Tanggung Jawab ................................................................... 25
D. Kajian tentang Implementasi Pendidikan Karakter .................................. 26
E. Indikator dalam Pendidikan Karakter di Sekolah ...................................... 32
F. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ........................................................... 33
G. Penelitian yang Relevan ........................................................................... 35
H. Pertanyaan Penelitian ............................................................................... 36
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 38
B. Setting Penelitian ...................................................................................... 38
C. Subjek Penelitian ...................................................................................... 39
D. Sumber Data ............................................................................................. 39
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 40
F. Instrumen Penelitian ................................................................................. 41
G. Teknik Analisis Data ................................................................................ 45
H. Keabsahan Data ........................................................................................ 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ...................................................................... 49
1. Lokasi Sekolah ..................................................................................... 49
2. Visi Misi Sekolah ................................................................................. 49
3. Jumlah Siswa ......................................................................................... 52
4. Kondisi Fisik Sekolah .......................................................................... 52
5. Potensi Guru dan Karyawan ................................................................. 53
B. Deskripsi Subjek dan Objek Penelitian .................................................... 53
1. Deskripsi Subjek Penelitian .................................................................. 53
2. Deskripsi Objek Penelitian ................................................................... 53
xii
Hal
C. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................................ 53
1. Pemahaman Kepala Sekolah dan Guru tentang Pengertian
Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab ............................................... 54
2. Perencanaan Implementasi Pendidikan Karakter
Disiplin dan Tanggung Jawab .............................................................. 56
3. Pelaksanaan implementasi Pendidikan Karakter
Disiplin dan Tanggung Jawab .............................................................. 58
4. Evaluasi Implementasi Pendidikan Karakter
Disiplin dan Tanggung Jawab .............................................................. 96
D. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 99
1. Pemahaman Kepala Sekolah dan Guru tentang Pengertian
Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab ............................................... 99
2. Perencanaan Implementasi Pendidikan Karakter
Disiplin dan Tanggung Jawab .............................................................. 100
3. Pelaksanaan Implementasi Pendidikan Karakter
Disiplin dan Tanggung Jawab .............................................................. 100
4. Evaluasi Implementasi Pendidikan Karakter
Disiplin dan Tanggung Jawab .............................................................. 108
E. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 109
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................................. 110
B. Saran ......................................................................................................... 111
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 112
LAMPIRAN ................................................................................................. 115
xiii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1. Tabel Indikator Sekolah dan Kelas ................................................. 33
Tabel 2. Kisi-Kisi Penelitian ......................................................................... 43
Tabel 3. Tabel Jumlah Siswa ........................................................................ 52
xiv
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1. Kurikulum sekolah ...................................................................... 58
Gambar 2. Visi, misi, dan tujuan sekolah ..................................................... 58
Gambar 3. Buku pelanggaran siswa .............................................................. 60
Gambar 4. Pelaksanaan upacara .................................................................... 61
Gambar 5. Siswa melaksanakan piket ........................................................... 62
Gambar 6. Guru melaksanakan piket menyalami siswa ............................... 62
Gambar 7. Siswa melaksanakan baris ........................................................... 64
Gambar 8. Evaluasi kegiatan tadarus ............................................................ 66
Gambar 9. Siswa melaksanakan tadarus secara mandiri ............................... 66
Gambar 10. Siswa melaksanakan sholat dhuha begitu tiba di sekolah ......... 68
Gambar 11. Siswa melaksanakan sholat dhuhur berjamaah dengan guru .... 68
Gambar 12. Pelaksanaan kegiatan senam ..................................................... 69
Gambar 13. Kegiatan di dalam kurikulum sekolah ....................................... 70
Gambar 14. Surat pernyataan siswa .............................................................. 72
Gambar 15. Siswa mengerjakan tugas di luar kelas ...................................... 72
Gambar 16. Guru berpakaian rapi ................................................................. 75
Gambar 17. Kantin sehat ............................................................................... 77
Gambar 18. Ketersediaan tempat sampah ..................................................... 77
Gambar 19. Guru membagikan bintang kelas ............................................... 80
Gambar 20. Siswa melakukan pengamatan di luar kelas .............................. 81
Gambar 21. Pemberian tugas oleh guru ........................................................ 82
Gambar 22. Kegiatan pramuka kelas IV dan V ............................................ 83
Gambar 23. Jadwal piket di kelas IC ............................................................ 84
Gambar 24. Struktur Kepengurusan Kelas IC .............................................. 84
Gambar 25. Tata tertib sekolah ..................................................................... 87
Gambar 26. Piket Kantin ............................................................................... 87
Gambar 27. Peringatan Hari Kartini ............................................................. 88
Gambar 28. Kalender akademik .................................................................... 88
Gambar 29. Siswa datang terlambat ............................................................. 90
xv
Hal
Gambar 30. Siswa mengerjakan tugas ditunggui guru sepulang sekolah ..... 90
Gambar 31. Siswa membuang sampah pada tempatnya ............................... 91
Gambar 32. Sampah berserakan di halaman kelas ........................................ 91
Gambar 33. Siswa berpakaian kurang rapi ................................................... 91
Gambar 34. Siswa tidak memakai sepatu saat istirahat ................................ 91
Gambar 35. Kegiatan ekstrakurikuler karate ................................................ 94
Gambar 36. Kegiatan ekstrakurikuler drum band ......................................... 94
Gambar 37. Undangan pengajian wali siswa ................................................ 95
Gambar 38. Kegiatan literasi di dalam kelas ................................................ 196
Gambar 39. Pelaporan dana BOS oleh sekolah ............................................ 196
Gambar 40. Sg menyita petasan milik Ed ..................................................... 196
Gambar 41. Siswa melepas sepatu saat masuk kelas .................................... 196
Gambar 42. Evaluasi presensi kepala sekolah .............................................. 196
Gambar 43. Evaluasi presensi guru Ym ........................................................ 197
Gambar 44. Evaluasi presensi guru Et .......................................................... 197
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1. Tabel Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................. 116
Lampiran 2. Lembar Wawancara Kepala Sekolah ........................................ 117
Lampiran 3. Lembar Wawancara Guru ......................................................... 118
Lampiran 4. Lembar Wawancara Tenaga Kependidikan .............................. 119
Lampiran 5. Lembar Wawancara Siswa ....................................................... 120
Lampiran 6. Lembar Wawancara Wali Siswa ............................................... 121
Lampiran 7. Lembar Observasi Implementasi Pendidikan
Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab ................................... 122
Lampiran 8. Panduan Analisis Dokumentasi ................................................ 123
Lampiran 9. Reduksi, Display, dan Kesimpulan Wawancara
dengan Kepala Sekolah ............................................................ 124
Lampiran 10. Reduksi, Display, dan Kesimpulan Wawancara
dengan Guru .............................................................................. 128
Lampiran 11. Reduksi, Display, dan Kesimpulan Wawancara
dengan Tenaga Kependidikan .................................................. 138
Lampiran 12. Display, Reduksi, dan Kesimpulan Hasil Wawancara
dengan Siswa ......................................................................... 141
Lampiran 13. Reduksi, Display, dan Kesimpulan Wawancara
dengan Wali Siswa ................................................................... 149
Lampiran 14. Tabel Triangulasi Sumber Hasil Wawancara
Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga Kependidikan tentang
Pemahaman Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab ............ 151
Lampiran 15. Tabel Triangulasi Sumber Hasil Wawancara Kepala Sekolah,
Guru, Tenaga Kependidikan, Siswa, dan Orang Tua Siswa tentang
Implementasi Pendidikan Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab 152
Lampiran 16. Display, Reduksi, dan Kesimpulan Hasil Observasi .............. 163
Lampiran 17. Tabel Triangulasi Data ........................................................... 188
Lampiran 18. Dokumentasi Penelitian .......................................................... 196
Lampiran 19. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ....................................... 198
Lampiran 20. Surat-surat penelitian .............................................................. 205
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Dwi Siswoyo dkk. (2011: 1) mengatakan bahwa pendidikan
merupakan gejala semesta (fenomena universal) dan berlangsung sepanjang
hayat manusia. Hal tersebut mengartikan bahwa pendidikan berlangsung di
setiap kehidupan manusia dalam semua jenjang usia. Bahkan, sebelum manusia
lahir di dunia.
Sementara itu, Driyarkara (Dwi Siswoyo dkk., 2011: 54) mengartikan
pendidikan sebagai pemanusiaan manusia muda. Manusia sebagai makhluk
secara utuh memiliki hati nurani dan akal pikir. Pendidikan tidak hanya
ditujukan untuk mengolah akal pikir manusia menjadi lebih baik, akan tetapi
juga meningkatkan kualitas moral dan karakter manusia. Sebagaimana
dijelaskan di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Penjabaran dari pengertian pendidikan telah merumuskan fungsi
pendidikan dalam undang-undang tersebut pada pasal 3 bahwa,
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
2
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Pernyataan di atas menjelaskan bahwa pendidikan hendaknya juga
membentuk karakter anak didik, tidak hanya menciptakan manusia yang
cerdas. Dengan memiliki karakter bangsa yang kuat, maka bangsa tersebut
tidak akan hilang jati dirinya. Thomas Lickona (Agus Wibowo, 2012: 1)
mengatakan “Sebuah bangsa sedang menuju kehancuran, ketika karakternya
tergadai.” Jati diri bangsa tercermin melalui karakter bangsa. Untuk itu,
karakter bangsa harus melekat di dalam diri setiap bangsanya.
Thomas Lickona (Masnur Muslich, 2011: 35) mengungkapkan bahwa
ada sepuluh tanda-tanda zaman yang harus diwaspadai karena jika tanda-tanda
ini sudah ada, berarti sebuah bangsa sedang menuju jurang kehancuran. Tanda-
tanda yang dimaksud adalah:
(1) meningkatnya kekerasan di kalangan remaja (2) penggunaan bahasa
dan kata-kata yang memburuk (3) pengaruh peer-group yang kuat
dalam tindak kekerasan, (4) meningkatnya perilaku merusak diri,
seperti penggunaan narkoba, alkohol dan seks bebas, (5) semakin
kaburnya pedoman moral baik dan buruk, (6) menurunnya etos kerja,
(7) semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru, (8)
rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga negara, (9)
membudayanya ketidakjujuran, (10) adanya rasa saling curiga dan
kebencian di antara sesama.
Saat ini, sepuluh tanda-tanda tersebut sudah muncul di Indonesia.
Misalnya, semakin banyaknya tawuran antar remaja, anak yang cenderung
mengabaikan nasehat orang tua, menurunnya kesopanan dalam berbicara, serta
maraknya korupsi di kalangan pejabat. Dapat dikatakan bahwa masa depan
3
Indonesia hampir mengalami krisis karakter. Bangsa Indonesia akan
kehilangan jati dirinya secara perlahan, sehinga diperlukan pewarisan karakter
dan budaya kepada generasi penerus.
Pendidikan karakter dipandang menjadi hal yang mendesak, mengingat
karakter bangsa yang mulai terkikis seiring berkembangnya zaman. Arus
global yang terus mengalir tidak dapat dibendung dengan kecerdasan saja. Hal
tersebut mengakibatkan degradasi moral yang tidak dapat dihindarkan. Kasus
kejahatan semakin memarak, kericuhan terjadi di kalangan penjabat, serta
generasi muda yang kurang tepat dalam memilih pergaulan. Hal-hal tersebut
merupakan beberapa contoh kahancuran dari hilangnya karakter pada diri
manusia.
Di dunia pendidikan, nilai-nilai karakter mengalami penurunan. Budaya
mencontek dan pelanggaran tata tertib menjadi hal yang mudah dijumpai di
lingkungan sekolah, tidak hanya di sekolah menengah dan atas tetapi juga di
sekolah dasar. Bahkan, kenakalan anak sekolah dasar yang menyebabkan
korban jiwa sudah terjadi. Misalnya, perkelahian siswa sekolah dasar di Jakarta
yang mengakibatkan korban meninggal dunia (detik.news diakses 19
September 2016). Selain itu, school bullying masih saja menjadi masalah yang
terjadi di lingkungan sekolah, termasuk di sekolah dasar yang sebagian besar
siswa masih merupakan anak-anak (MajalahKartini.co.id diakses pada 8
Oktober 2015).
Kemudian berdasarkan penelitian yang dilakukan Sa’dun Akbar (2011:
13-14) di beberapa SD (2004-2009) ditemukan masalah-masalah perilaku
4
moral yang terjadi di sekolah dasar. Masalah-masalah tersebut antara lain,
kurangnya rasa tanggung jawab dan rasa memiliki siswa terhadap barang yang
dimilikinya dan fasilitas sekolah. Selain itu, masih terdapat siswa SD yang
cenderung memilih teman dalam bergaul dan tidak mau membaur dengan
teman yang lainnya.
Permasalahan di atas menjadi tanda kurang berhasilnya pendidikan di
negara kita. Sebagaimana dikatakan Akhmad Muhaimin Azzet (2011: 15)
bahwa pendidikan di Indonesia dinilai oleh banyak kalangan tidak bermasalah
dengan peran pendidikan dalam mencerdaskan para peserta didiknya, namun
dinilai kurang berhasil dalam membangun kepribadian peserta didiknya agar
berakhlak mulia. Dengan kata lain pendidikan di Indonesia telah mengalami
peningkatan jika diukur dengan kecerdasan anak didiknya, tetapi anak didik
yang cerdas belum tentu memiliki karakter yang unggul. Untuk itu, nilai-nilai
karakter perlu diimplementasikan di dalam dunia pendidikan melalui
pendidikan karakter.
Pendidikan karakter memiliki makna lebih tinggi dari pendidikan moral,
karena pendidikan karakter tidak hanya berkaitan dengan masalah benar-salah,
tetapi bagaimana menanamkan kebiasaan (habit) tentang hal-hal yang baik
dalam kehidupan, sehingga anak/peserta didik memiliki kesadaran, dan
pemahaman yang tinggi, serta kepedulian dan komitmen untuk menerapkan
kebajikan dalam kehidupan sehari-hari (Mulyasa, 2013: 3). Hal yang esensi
dari pendidikan karakter adalah anak didik menyadari bahwa apa yang
5
dilakukannya adalah hal yang terbaik bagi dirinya dan orang lain. Dengan
begitu, siswa akan senantiasa melakukan hal-hal yang baik.
Pendidikan karakter dinilai mampu memperbaiki karakter anak didik
bangsa. Implikasinya, dalam dunia pendidikan diharapkan tidak hanya
membelajarkan aspek kognitif dan psikomotor saja, tetapi juga memperhatikan
aspek afektif pada diri siswa. Pembangunan karakter tersebut akan memberikan
pengaruh pada kehidupan anak di masa yang akan datang, bukan hanya untuk
dinilai saat itu. Sebagaimana dijelaskan Dharma Kesuma, Cepi Triatna dan
Johar Permana (2013: 9) bahwa tujuan utama pendidikan karakter adalah
memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga
terwujud dalam perilaku anak, baik ketika proses sekolah maupun setelah
proses sekolah (setelah lulus dari sekolah).
Implementasi pendidikan karakter sudah dilaksanakan di berbagai
jenjang sekolah. Kurikulum di sekolah disusun ulang dengan menyisipkan
nilai-nilai karakter di dalam pembelajaran. Akan tetapi, pelaksanaan di
lapangan belum tentu sesuai dengan apa yang sudah direncanakan oleh
sekolah. Dengan begitu, hasilnya pun belum tentu sesuai dengan apa yang
diharapkan sekolah.
Kemendikas merumuskan delapan belas nilai karakter dalam pendidikan
karakter. Nilai-nilai karakter tersebut adalah religius, jujur, tanggung jawab,
disiplin, toleransi, kerja keras, peduli sosial, peduli lingkungan, mandiri,
demokratis, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, gemar membaca, cinta damai,
6
kreatif, cinta tanah air, semangat kebangsaan, dan bersahabat. Disiplin dan
tanggung jawab adalah bagian dari nilai-nilai tersebut.
Disiplin merupakan titik masuk bagi pendidikan karakter bagi sekolah
karena jika tidak ada rasa hormat terhadap aturan, otoritas, dan hak orang lain,
maka tidak ada lingkungan yang baik bagi pengajaran dan pembelajaran
(Thomas Lickona, 2013:175). Menurut Emile Durkheim (Thomas Lickona,
2013: 167), disiplin memberikan kode moral yang membuat disiplin
memungkingkan untuk diterapkan ke dalam lingkungan kelas yang kecil
menuju sebuah fungsi yang berguna. Pendekatan moral terhadap kedisiplinan
menggunakan kedisiplinan sebagai sarana untuk mengajarkan nilai-nilai seperti
sikap hormat dan tanggung jawab.
Disiplin moral, hormat dan tanggung jawab memiliki hubungan yang
erat. Disiplin moral menjadi alasan pengembangan siswa untuk menghormati
peraturan, menghargai sesama, dan otoritas pengakuan guru; rasa tanggung
jawab para siswa demi kebaikan sifat mereka; dan tanggung jawab mereka
terhadap moral di dalam sebuah komunitas di dalam kelas (Thomas Lickona,
2013: 168). Dengan mendisiplinkan dirinya, siswa akan siap bertanggung
jawab atas dirinya pula.
SD Negeri 1 Bantul merupakan salah satu sekolah di Kabupaten Bantul
yang sudah mengimplementasikan karakter disiplin dan tanggung jawab.
Memiliki warga sekolah yang memiliki karakter disiplin dan tanggung jawab
merupakan salah satu tujuan pendidikan di SD Negeri 1 Bantul. Selain itu, di
kurikulum sekolah juga sudah dituliskan bahwa sekolah sudah
7
mengimplementasikan pendidikan karakter, karakter disiplin dan tanggung
jawab termasuk dalam karakter yang dikembangkan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah pada tanggal 9
Januari 2016, menyatakan bahwa segalanya dimulai dengan disiplin. Dalam
artian, ketika siswa telah menanamkan karakter disiplin, maka karakter yang
lainnya akan mengikuti, siswa juga akan melaksanakan tanggung jawabnya
sebagai siswa. Sekolah membuat regulasi yang merupakan penanaman
karakter-karakter lainnya. Sebagai bentuk disiplin dan tanggung jawab siswa,
siswa menjalankan regulasi tersebut, dengan begitu siswa juga menanamkan
nilai karakter lainnya.
Sebelumnya, peneliti melakukan observasi di SD Negeri 1 Bantul, SD A
dan SD B yang memberlakukan aturan kepada siswa untuk tidak membeli
makanan di luar gerbang sekolah. Di SD A dan SD B, saat jam istirahat
gerbang sekolah ditutup tetapi masih terdapat siswa yang membeli jajanan di
luar sekolah melalui celah tembok samping sekolah. Di SD Negeri 1 Bantul,
saat jam istirahat gerbang sekolah ditutup dan siswa tidak mencoba untuk
membeli makanan di luar gerbang sekolah. Selain itu, tidak terdapat penjual
makanan yang berjualan di luar gerbang kecuali di apotek seberang jalan.
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 9 Januari 2016, siswa di SD 1
Bantul sudah menanamkan karakter disiplin dan tanggung jawab. Siswa belajar
menaati tata tertib yang berlaku baik tata tertib kelas ataupun tata tertib
sekolah, membuang sampah pada tempatnya, serta mencuci tangan setelah
makan atau setiap akan masuk kelas. Saat jam istirahat, siswa tidak membeli
8
makanan di luar gerbang sekolah karena terdapat aturan dilarang membeli
makanan di luar gerbang sekolah.
Selain itu, siswa juga mematuhi peraturan yang sudah dibuat meskipun
peraturan tersebut belum lama diterapkan, misalnya siswa dilarang menunggu
jemputan di luar gerbang sekolah karena maraknya kasus penculikan anak.
Sebagian besar siswa sudah mematuhi peraturan tersebut dengan menunggu
jemputan di dalam gerbang sekolah. Meskipun ada beberapa siswa yang berada
di luar gerbang karena bersama dengan orang tua temannya. Di dalam kelas
pun juga diberlakukan berbagai aturan sesuai dengan kesepakatan kelas
masing-masing, misalnya di kelas IVA harus melepas sepatu saat masuk kelas.
Siswa tidak hanya dianjurkan mendisiplinkan dirinya sendiri, tetapi juga
memberi motivasi kepada siswa lain untuk disiplin dan tanggung jawab.
Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah dicontohkan sebuah kasus
yang melibatkan beberapa siswa, yaitu terdapat siswa yang mengadukan
pelanggaran yang dilakukan oleh siswa lain. Di sekolah, terdapat peraturan
dilarang membeli makanan di luar sekolah saat jam istirahat. Akan tetapi ada
siswa yang mengabaikan aturan tersebut dan dilaporkan kepada guru oleh
siswa lain. Dalam hal ini siswa dihadapkan pada pertanggungjawaban atas
perbuatannya, baik siswa yang melanggar tata tertib maupun siswa yang
melapor kepada guru. Keduanya harus siap bertanggung jawab atas
perbuatannya, misalnya akan dikenakan sanksi atau dicemooh teman yang lain
karena mengadu kepada guru.
9
Implementasi karakter disiplin dan tanggung jawab tersebut memberikan
kontribusi dalam pencapaian prestasi sekolah dan siswa. Prestasi siswa baik
akademik maupun non akasemik serta prestasi sekolah sebagai sekolah
adiwiyata dan juara I sekolah sehat tingkat nasional. Berdasarkan paparan
tersebut, peneliti ingin meneliti bagaimanakah penanaman karakter disiplin dan
tanggung jawab di SD Negeri 1 Bantul dengan mengetengahkan judul
penelitian Implementasi Pendidikan Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab di
SD Negeri 1 Bantul.
B. Identifikasi Masalah
1. Siswa yang kurang mematuhi peraturan sekolah.
2. Disiplin sebagai kunci implementasi pendidikan karakter sudah sepatutnya
diimplementasikan secara maksimal.
C. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka fokus penelitian ini adalah:
1. Pemahaman kepala sekolah dan guru tentang pengertian karakter disiplin
dan tanggung jawab.
2. Implementasi pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab di SD
Negeri 1 Bantul.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu “Bagaimana implementasi pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab di SD Negeri 1 Bantul?”
10
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan utama dari penelitian ini
adalah mendeskripsikan implementasi pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab di SD Negeri 1 Bantul.
F. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam implementasi pendidikan karakter
disiplin dan tanggung jawab di sekolah serta memberi masukan dalam
mengembangkan penelitian serupa.
2. Secara Praktis
a. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan refleksi bagi sekolah
dalam melakukan implementasi pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab di sekolah, sehingga kedepannya implementasi
pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab tersebut dapat
membuahkan hasil yang maksimal.
b. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi
guru dalam memilih strategi dalam mengimplementasikan pendidikan
karakter disiplin dan tanggung jawab pada siswa.
11
c. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran serta
ilmu baru bagi peneliti mengenai implementasi pendidikan karakter
disiplin dan tanggung jawab, sehingga dapat menjadi bekal saat peneliti
benar-benar terjun di sekolah sebagai seorang guru.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian serupa
tentang implementasi pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab.
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian tentang Pendidikan Karakter
1. Pengertian Pendidikan Karakter
Dirjen Pendidikan Agama Islam, Kementerian Agama Republik
Indonesia (Mulyasa, 2013: 4) mengemukakan bahwa karakter (character)
dapat diartikan sebagai totalitas ciri-ciri pribadi yang melekat dan dapat
diidentifikasi pada perilaku yang bersifat unik, dalam arti secara khusus ciri-
ciri ini membedakan antara satu individu dengan yang lainnya. Selanjutnya,
M. Furqon Hidayatullah (2010: 13) mengatakan bahwa karakter adalah
kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu
yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong dan
penggerak, serta yang membedakan dengan individu lain.
Sejalan dengan pendapat tersebut, Suyanto (Masnur Muslich, 2011:
70) menyatakan bahwa karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang
menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam
lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Dapat disimpulkan bahwa
karakter merupakan ciri pribadi setiap manusia yang menjadi pendorong
untuk hidup dan bekerja sama dengan individu lainnya.
Karakter diinternalisasikan ke dalam diri inividu melalui pendidikan
karakter. Ratna Megawangi (Dharma Kesuma, Cepi Tiatna, dan Johar
Permana, 2013: 5) mengemukakan bahwa pendidikan karakter merupakan
sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan
13
dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya.
Pendapat senada diungkapkan oleh Agus Wibowo (2012: 36) yang
menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan yang
menanamkan dan mengembangkan karakter-karakter luhur kepada anak
didik, sehingga mereka memiliki karakter luhur itu, menerapkan dan
mempraktikkan dalam kehidupannya, entah dalam keluarga, sebagai
anggota masyarakat dan warga negara.
Selanjutnya, Fakry Gaffar (Dharma Kesuma, Cepi Triatna, dan Johar
Permana, 2013: 5) menjelaskan bahwa pendidikan karakter merupakan
sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk
ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu
dalam perilaku kehidupan orang itu. Proses transformasi tersebut membantu
seseorang untuk memiliki kepribadian yang lebih baik. Sebagaimana
diungkapkan Zainal Aqib (2011: 38) yang mengartikan pendidikan karakter
sebagai sebuah bantuan sosial agar individu itu dapat tumbuh dalam
menghayati kebebasannya dalam hidup bersama orang lain dalam dunia.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
karakter merupakan pendidikan yang menanamkan karakter-karakter luhur
untuk membantu individu agar memiliki kepribadian positif sesuai dengan
harapan di lingkungannya. Hal tersebut akan memunculkan sebuah
penerimaan individu oleh lingkungannya.
14
2. Nilai-Nilai Karakter
Character Counts (Mulyasa, 2013: 16) di Amerika
mengidentifikasikan bahwa karakter-karakter yang menjadi pilar adalah:
a. Dapat dipercaya (trustworthiness)
b. Rasa hormat dan perhatian (respect)
c. Tanggung jawab (responsibility)
d. Jujur (fairness)
e. Peduli (caring)
f. Kewarganegaraan (citizenship)
g. Ketulusan (honesty)
h. Berani (courage)
i. Tekun (diligence), dan
j. Integritas (integrity)
Megawangi (Mulyasa, 2013: 5), pencetus pendidikan karakter di
Indonesia telah menyusun sembilan pilar karaker mulia yang selayaknya
dijadikan acuan dalam pendidikan karakter, baik di sekolah maupun di luar
sekolah, yaitu sebagai berikut.
a. Cinta Allah dan kebenaran
b. Tanggung jawab, disiplin, mandiri
c. Amanah
d. Hormat dan santun
e. Kasih sayang, peduli, dan kerja sama
f. Percaya diri, kreatif, dan pantang menyerah
15
g. Adil dan berjiwa kepemimpinan
h. Baik dan rendah hati
i. Toleran dan cinta damai
Kemendiknas menuliskan nilai-nilai luhur pondasi karakter bangsa
yang dimiliki oleh setiap suku di Indonesia sebagai berikut:
a. Religius, sikap dan perliaku yang patuh dalam melaksanakan agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup
rukun dengan pemeluk agama lain.
b. Jujur, perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan.
c. Toleransi, sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,
etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda darinya.
d. Disiplin, tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
e. Kerja keras, perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan
tugas dengan sebaik-baiknya.
f. Kreatif, berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau
hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
g. Mandiri, sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan tugas-tugas.
16
h. Demokratis, cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama
hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
i. Rasa ingin tahu, sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya,
dilihat, dan didengar.
j. Semangat kebangsaan, cara berpikir, bertindak, dan berwawasanyang
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri
dan kelompoknya.
k. Cinta tanah air, cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
l. Menghargai prestasi, sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui,
serta menghormati keberhasilan orang lain.
m. Bersahabat/komunikatif, tindakan yang memperlihatkan rasa senang
berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
n. Cinta damai, sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang
lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
o. Gemar membaca, kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca
berbagai bacaan yang membeikan kebajikan bagi dirinya.
p. Peduli lingkungan, sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
keruasakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan
upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang terjadi.
17
q. Peduli sosial, sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada
orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
r. Tanggung jawab, sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas
dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakar, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan
Yang Maha Esa.
3. Pentingnya Pendidikan Karakter
Menurut Thomas Lickona (Daryanto dan Suryatri Darmiatun, 2013:
64) ada tujuh alasan mengapa pendidikan karakter harus disampaikan, yaitu:
a. Merupakan cara terbaik untuk menjamin anak-anak (siswa) memiliki
kepribadian yang baik dalam kehidupannya.
b. Merupakan cara untuk meningkatkan prestasi akademik.
c. Sebagian siswa tidak dapat membentuk karakter yang kuat bagi dirinya
di tempat lain.
d. Mempersiapkan siswa untuk menghormati pihak atau orang lain dan
dapat hidup dalam masyarakat yang beragam.
e. Berangkat dari akar masalah yang berkaitan dengan problem moral
sosial, seperti ketidaksopanan, ketidakjujuran, kekerasan, pelanggaran
kegiatan seksual, dan etos kerja (belajar) yang rendah.
f. Merupakan perseiapan terbaik untuk menyongsong perilaku di tempat
kerja.
g. Mengajarkan nilai-nilai budaya merupakan bagian dari kerja peradaban.
18
Sejalan dengan pendapat di atas, Maksudin (2013: 56) mengemukakan
bahwa pendidikan karakter dikatakan penting karena beberapa alasan, yaitu:
a. Karakter adalah bagian esensial manusia dan karenanya harus dididikkan.
b. Saat ini karakter generasi muda (bahkan juga generasi tua) mengalami
erosi, pudar, dan kering keberadaannya.
c. Terjadi detolisasi kehiduan yang diukur dengan uang yang dicari dengan
menghalalkan segala cara.
d. Karakter merupakan salah satu bagian manusia yang menentukan
kelangsungan hidup dan perkembagan warga bangsa, baik Indonesia
maupun dunia
Dari beberapa pendapat tersebut, sudah cukup kuat untuk menjadikan
dasar pentingnya pendidikan karakter ditanamkan ke dalam jiwa bangsa
Indonesia, terutama pada jenjang sekolah dasar. Sekolah dasar merupakan
pondasi bagi seorang anak yang akan menjadi panduannya dalam menuju
perkembangan selanjutnya.
B. Kajian tentang Karakter Disiplin
1. Pengertian disiplin
Mohamad Mustari (2014: 35) mengartikan disiplin sebagai tindakan
yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan
peraturan. Disiplin merupakan sebuah cara untuk membentuk perilaku anak
melalui cara-cara yang tegas. Tegas tidak diartikan sebagai sifat yang
otoriter, karena di lingkungan pendidikan tidak dibudayakan sifat otoriter.
Sebagaimana dijelaskan oleh Soelaiman (Mulyasa, 2013: 27) bahwa guru
19
berfungsi sebagai pengemban ketertiban, yang patut digugu dan ditiru, tapi
tidak diharapkan sikap yang otoriter.
Hal senada diungkapkan Daryanto dan Suryatri Darmiatun (2013: 49)
bahwa disiplin adalah perilaku sosial yang bertanggung jawab dan fungsi
kemandirian yang optimal dalam suatu relasi sosial yang berkembang atas
dasar kemampuan mengelola/mengendalikan, memotivasi dan independensi
diri. Dapat disimpulkan bahwa disiplin merupakan perilaku tertib dan patuh
pada suatu peraturan yang akan mengembangkan kemampuan anak dalam
pengendalian diri. Dengan menerapkan disiplin berarti juga mengajarkan
anak agar mampu mengendalikan diri dan berperilaku baik (Muhammad
Rasyid Dimas, 2005: 7).
2. Tujuan Disiplin
Maria J. Wantah (2005: 177) mengemukakan bahwa tujuan disiplin
adalah untuk membantu anak membangun pengendalian diri mereka, dan
bukan membuat anak mengikuti dan mematuhi perintah orang dewasa.
Sebagaimana dijelaskan Thomas Lickona (2013: 176) bahwa disiplin harus
memperkuat karakter siswa, semata-mata bukan mengontrol perilaku
mereka. Pada awalnya, disiplin yang terbentuk bersifat eksternal (karena
diharuskan orang tua/lingkungan), tetapi kemudian menjadi sesuatu yang
internal, menyatu ke dalam kepribadian anak sehingga disebut sebagai
disiplin diri (Ngainun Naim, 2012: 145).
Sejalan dengan pendapat di atas, Goodman & Gurian (Maria J.
Wantah, 2005: 177) mengemukakan bahwa tujuan khusus disiplin pada
20
anak adalah pembentukan dasar-dasar tingkah laku sosial sesuai yang
diharapkan masyarakat, dan membantu mengembangkan pengendalian diri
anak sejak usia dini. Dapat disimpulkan bahwa tujuan disiplin adalah
membangun pengendalian diri anak. Dengan kemampuan pengendalian diri
yang dimilikinya akan membantu anak dalam bersikap di lingkungannya,
dengan begitu mereka akan diterima oleh masyarakat di sekitarnya.
3. Fungsi Disiplin
Hurlock (1978: 97) mengemukakan bahwa disiplin mempunyai dua
fungsi yaitu fungsi bermanfaat dan tidak bermanfaat. Fungsi disiplin yang
bermanfaat diantaranya sebagai berikut:
a. Mengajarkan kepada siswa bahwa setiap perilaku pasti akan diikuti
adanya hukuman atau pujian.
b. Mengajarkan kepada siswa mengenai tingkat penyesuaian yang wajar,
tanpa menuntut konformitas yang berlebihan kepada individu.
c. Membantu siswa untuk mengembangkan pengendalian dan pengarahan
diri sehingga memberikan pengajaran dalam mengembangkan hati nurani
mereka untuk dapat membimbing setiap tindakan.
Sedangkan fungsi disiplin yang tidak bermanfaat diantaranya:
a. Untuk menakut-nakuti siswa dalam setiap tindakan dan perilaku yang
mereka lakukan.
b. Sebagai pelampiasan agresi seseorang dalam mendisiplinkan orang lain.
21
4. Cara Menanamkan Disiplin
Terdapat beberapa cara dalam menanamkan nilai-nilai disiplin.
Hurlock (1978: 93) mengemukakan bahwa ada tiga cara untuk menanamkan
disiplin, yaitu:
a. Cara mendisiplinkan otoriter
Disiplin yang otoriter ditandai dengan peraturan dan pengaturan
yang keras untuk memaksakan perilaku yang diinginkan. Anak hanya
akan melaksanakan perintah tanpa mengetahui alasan mengapa harus
dilakukan, sehingga anak akan kesulitan dalam mengambil keputusan
untuk bertindak.
b. Cara mendisiplinkan permisif
Disiplin permisif sering diartikan sebagai kebebasan. Dalam
disiplin ini, anak sering tidak diberi batasan atau kendala yang mengatur
apa saja yang boleh dilakukan, mereka diizinkan mengambil keputusan
sendiri dan berbuat sekehendak mereka sendiri.
c. Cara mendisiplinkan demokratis
Metode demokratis menggunakan penjelasan, diskusi dan
penalaran untuk membantu anak mengerti mengapa perilaku tertentu
diharapkan. Anak akan diberi kesempatan untuk menyatakan pendapat
tentang peraturan, sehingga terdapat komunikasi dua arah antara orang
tua dan anak. Sistem disiplin ini akan memberi ilham pertumbuhan rasa
tanggung jawab serta semangat kerja sama pada anak-anak (Benjamin
Spock, 1982: 266).
22
5. Unsur-Unsur Nilai Kedisiplinan
Hurlock (1978: 84) mengatakan bahwa ada beberapa unsur penting
dalam disiplin yang perlu diterapkan oleh pendidik baik di rumah dan di
sekolah, yaitu: (a) peraturan, (b) konsistensi, (c) hukuman, dan (d)
penghargaan.
a. Peraturan
Peraturan merupakan pokok pertama dalam disiplin. Peraturan
merupakan pola yang ditetapkan untuk tingkah laku. Peraturan dalam
mengatur tingkah laku memiliki fungsi pendidikan karena
memperkenalkan perilaku yang disetujui kelompok. Selain itu, peraturan
digunakan untuk mengekang perilaku yang tidak diinginkan.
b. Konsistensi
Konsistensi berarti tingkat keseragaman atau stabilitas, merupakan
suatu kecenderungan menuju kesamaan. Konsistensi dalam disiplin
memiliki tiga peran penting, yaitu nilai mendidik, nilai motivasi, dan
mempertinggi penghargaan terhadap peraturan.
c. Hukuman
Hukuman diberikan karena ada pelanggaran atau perlawanan.
Hukuman berfungsi untuk menghalangi pengulangan pelanggaran,
mendidik, dan memberi motivasi untuk menghindari perilaku yang tidak
diterima oleh masyarakat.
23
d. Penghargaan
Penghargaan diberikan untuk suatu hasil yang baik. Penghargaan
memiliki fungsi untuk mendidik, memberi motivasi untuk mengulang
perbuatan yang diinginkan, dan memperkuat perilaku yang disetujui
secara sosial.
6. Indikator Disiplin
Anak yang menanamkan nilai disiplin dalam dirinya memiliki
karakteristik sendiri. Karakteristik tersebut ada pada indikator-indikator dari
nilai disiplin. Kemendiknas (2010: 33) menjabarkan indikator dari nilai
disiplin pada siswa sekolah dasar sebagai berikut:
a. Datang ke sekolah tepat dan masuk kelas pada waktunya.
b. Melaksanakan tugas-tugas kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
c. Duduk pada tempat yang telah ditetapkan.
d. Menaati peraturan sekolah dan kelas.
e. Berpakaian sopan dan rapi.
f. Mematuhi aturan permainan.
g. Menyelesaikan tugas pada waktunya.
h. Saling menjaga dengan teman agar semua tugas-tugas kelas terlaksana
dengan baik.
i. Selalu mengajak teman menjaga ketertiban kelas.
j. Mengingatkan teman yang melanggar peraturan dengan kata-kata sopan
dan tidak menyinggung.
24
C. Kajian tentang Karakter Tanggung Jawab
1. Pengertian Tanggung Jawab
Umar Tirtarahardja dan La Sulo (2005: 8) mengartikan tanggung
jawab sebagai keberanian untuk menentukan sesuatu perbuatan sesuai
dengan tuntutan kodrat manusia, dan bahwa hanya karena itu perbuatan
tersebut dilakukan sehingga sanksi apa pun yang dituntutkan (oleh kata hati,
oleh masyarakat, oleh norma-norma agama), diterima dengan penuh
kesadaran dan kerelaan. Bagaimana pun hasil dari keputusannya dalam
berbuat, anak akan siap menanggung resikonya. Karena berbicara tentang
tanggung jawab berarti berbicara tentang keberanian mengambil resiko
(Abdullah Munir, 2010: 92). Dengan begitu dia akan senantiasa berhati-hati
dalam mengambil keputusan.
Mohamad Mustari (2014: 19) menambahkan bahwa bertanggung
jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri
sendiri, masyarakat, lingkungan, negara, dan Tuhan. Sikap tanggung jawab
sering diartikan sebagai pelaksanaan tugas yang diberikan. Penting bagi
orang tua dan guru untuk memberi tugas untuk anak. Sebagaimana
dijelaskan Benjamin Spock (1965: 47) bahwa “Every teacher in nursery
school and elementary school has learned that children will develop an
increasing sense of responsibility from helping her and the class; and they
won’t if they don’t” (setiap guru sekolah kanak-kanak atau sekolah dasar
mengetahui bahwa anak akan mengembangkan peningkatan rasa tanggung
25
jawab dengan membantu guru dan kelas; dan mereka tidak akan
berkembang jika tidak melakukannya). Dengan memberi tugas kepada
anak berarti juga memberikan mereka tanggung jawab.
Selanjutnya menurut pendapat Pam Schiller & Tamera Bryant (2002:
131) mengemukakan bahwa tanggung jawab adalah perilaku yang
menentukan bagaimana kita bereaksi terhadap situasi setiap hari, yang
memerlukan beberapa jenis keputusan yang bersifat moral. Selain itu,
tanggung jawab juga ditandai dengan adanya sikap yang rasa memiliki,
disiplin, dan empati (Zubaedi, 2011: 40). Dari beberapa pendapat di atas
dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab merupakan perilaku untuk
melaksanakan tugas sebagaimana diwajibkan serta menerima hasil atau
resikonya.
2. Indikator Tanggung Jawab
Anak yang bertanggung jawab adalah yang berperilaku dengan cara
yang semestinya, dalam keluarga atau sekolah tanpa harus selalu diingatkan.
Harris Clemes dan Reynold Bean (2001: 89) mengemukakan beberapa ciri
seorang anak dapat dikatakan bertanggung jawab, antara lain:
a. Melakukan tugas rutin tanpa harus selalu diberi tahu.
b. Dapat menjelaskan alasan atas apa yang dilaukannya.
c. Tidak menyalahkan orang lain dengan berlebihan.
d. Mampu menentukan pilihan dari beberapa alternatif.
e. Dapat bermain atau bekerja sendiri dengan senang hati.
26
f. Dapat mengambil keputusan yang berbeda dari orang lain dalam
kelompok.
g. Mempunyai bermacam-macam tujuan atau minat yang ia tekuni.
h. Menghormati dan menghargai aturan yang ditetapkan orang tua, tidak
mendebatnya secara berlebihan.
i. Dapat berkonsentrasi pada tugas-tugas yang rumit (sesuai dengan
umurnya) untuk satu jangka waktu, tanpa rasa frustasi yang berlebihan.
j. Mengerjakan apa yang dikatakan akan dilakukannya.
k. Mengakui kesalahan tanpa mengajukan alasan yang dibuat-buat.
Kemudian menurut Sri Narwanti (2011: 69) indikator dari tanggung
jawab ialah selalu melaksanakan tugas sesuai dengan aturan/kesepakatan
dan bertanggung jawab terhadap semua tindakan yang dilakukan.
D. Kajian tentang Implementasi Pendidikan Karakter
Implementasi pendidikan karakter di sekolah dalam garis besarnya
menyangkut tiga fungsi manajerial, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian. Fungsi pertama adalah perencanaan yang menyangkut
perumusan kompetensi dasar, penetapan jenis karakter, dan memperkirakan
cara pembentukannya (2013: 191). Perencanaan dilakukan agar tujuan dapat
tercapai dengan cara yang lebih baik. Selain itu, digunakan sebagai pedoman
dalam pelaksanaan.
Fungsi kedua adalah pelaksanaaan atau sering juga disebut implementasi,
adalah proses yang memberikan kepastian bahwa program pembelajaran telah
memiliki sumber daya manusia dan sarana, serta prasarana yang diperlukan
27
dalam pelaksanaan, sehngga dapat membentuk kompetensi dan karakter yang
diinginkan (2013: 192). Pelaksanaan lebih bersifat teknis, bagaimana proses
saat mengimplementasikan apakah sudah sesuai dengan perencanaan tersebut
atau dengan mengembangkan strategi dalam pengimplementasian. Selanjutnya,
dilakukan evaluasi untuk mengetahui keberhasilan dari implementasi. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Mulyasa (2013: 192) yang mengatakan bahwa
penilaian dan pengendalian bertujuan menjamin kinerja yang dicapai agar
sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut M. Furqon Hidayatullah (2010: 40-59) strategi dalam
pendidikan karakter dapat dilakukan melalui sikap-sikap sebagai berikut.
1. Keteladanan
Pepatah mengatakan satu teladan lebih baik dari pada seribu nasihat.
Untuk itu diperlukan sosok teladan yang menanamkan nilai karakter dalam
dirinya. Anak akan mencontoh bagaimana orang yang dijadikan teladannya.
Tak jarang sifat dan sikap guru atau orang tua akan ditiru oleh anak-
anaknya.
2. Penanaman disiplin
Kedisiplinan menjadi alat yang ampuh dalam mendidik karakter.
Banyak orang sukses karena menegakkan kedisiplinan. Menanamkan
prinsip agar peserta didik memiliki pendirian yang kokoh merupakan bagian
yang sangat penting dari strategi penegakan disiplin. Dengan demikian,
penegakan disiplin dapat juga diarahkan pada penanaman nasionalisme,
cinta tanah air, dan nilai-nilai karakter yang lainnya.
28
3. Pembiasaan
Ada pepatah yang berbunyi “Orang bisa karena terbiasa”, kalimat lain
juga mengatakan “Pertama-tama kita membentuk kebiasaan, kemudian
kebiasaan itu membentuk kita.” Dengan membiasakan anak melakukan
kebaikan, anak akan senantiasa terbiasa berbuat baik dan akhirnya akan
terbudaya dalam dirinya. Pembiasaan diarahkan pada upaya pembudayaan
pada aktivitas tertentu sehingga menjadi aktivitas yang terpola atau
tersistem.
4. Menciptakan suasana yang kondusif
Lingkungan merupakan proses pembudayaan anak dipengaruhi oleh
kondisi yang setiap saat dihadapi dan dialami anak. Demikian halnya,
menciptakan suasana kondusif di sekolah merupakan upaya membangun
kultur atau budaya yang memungkinkan untuk membangun karakter,
terutama berkaitan dengan budaya kerja dan belajar di sekolah.
5. Integrasi dan internalisasi
Pendidikan karakter membutuhkan proses internalisasi nilai-nilai.
Untuk itu diperlukan pembiasaan diri untuk masuk ke dalam hati agar
tumbuh dari dalam.
Agus Wibowo (2012: 84) menyebutkan bahwa model pengintegrasian
pendidikan karakter di sekolah dapat dilakukan dengan integrssi dalam
kegiatan pengembangan diri, mata pelajaran, dan budaya sekolah sebagai
berikut.
29
1. Integrasi dalam Program Pengembangan Diri
a. Kegiatan Rutin Sekolah
Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus
menerus dan konsisten setiap saat. Misalnya, upacara, beribadah
bersama, berdoa sebelum dan sesudah pelajaran, mengucap salam.
b. Kegiatan Spontan
Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dilakukan secara spontan
pada saat itu juga. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada saat guru atau
tenaga kependidikan yang lain mengetahui adanya perbuatan yang
kurang baik dari peserta didik, yang harus dikoreksi pada saat itu juga.
Misalnya, menegur anak didik yang membuang sampah tidak pada
tempatnya, berteriak-teriak, berkelahi. Selain itu, memberikan pujian
ketika anak didik memperoleh nilai tinggi, menolong orang lain,
memperoleh prestasi
c. Keteladanan
Keteladanan adalah perilaku dan sikap guru dan tenaga
kependidikan yang lain dalam memberikan contoh terhadap tindakan-
tindakan yang baik, sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta
didik untuk mencontohnya. Misalnya, berpakaian rapi, datang tepat
waktu, bekerja keras, bertutur kata sopan, kasih sayang, perhatian
terhadap peserta didik, jujur, menjaga kebersihan.
30
d. Pengkondisian
Untuk mendukung keterlaksanaan pendidikan karakter maka
sekolah harus dikondisikan sebagai pendukung kegiatan itu. Sekolah
harus mencerminkan kehidupan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
yang diinginkannya. Misalnya, toilet yang selalu bersih, bak sampah ada
di berbagai tempat, dan selalu dibersihkan, sekolah terlihat rapi, dan alat
belajar ditempatkan teratur.
2. Pengintegrasian dalam Mata Pelajaran
Pengembangan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa
diintegrasikan dalam setiap pokok bahasan dari setiap mata pelajaran. Nilai-
nilai tersebut dicantumkan dalam silabus dan RPP. Pengembangan nilai-
nilai itu dalam silabus ditempuh melalui cara-cara berikut ini:
a. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada Standar Isi
untuk menentukan apakah nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang
tercantum itu sudah tercakup didalamnya,
b. Menggunakan tabel yang memperlihatkan keterkaitan antara SK dan KD
dengan nilai dan indikator untuk menentukan nilai yang akan
dikembangkan,
c. Mencantumkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dalam tabel itu ke
dalam silabus,
d. Mencantumkan nilai-nilai yang sudah tertera dalam silabus ke RPP,
31
e. Mengembangkan proses pembelajaran secara aktif yang memungkinkan
peserta didik memiliki kesempatan melakukan internalisasi nilai dan
menunjukkannya dalam perilaku yang sesuai,
f. Memberikan bantuan kepada peserta didik, baik yang mengalami
kesulitan untuk menginternalisasi nilai maupun untuk menunjukkannya
dalam perilaku.
3. Pengintegrasian dalam Budaya Sekolah
Pengembangan nilai-nilai pendidikan karakter dalam budaya sekolah
mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan kepala sekolah, guru, konselor,
tenaga administrasi ketika berkomunikasi dengan peserta didik dan
menggunakan fasilitas sekolah.
a. Kelas, melalui proses belajar setiap mata pelajaran atau kegiatan yang
dirancang sedemikian rupa. Setiap kegiatan belajar mengembangkan
kemampuan dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
b. Sekolah, melalui berbagai kegiatan sekolah yang diikuti seluruh peserta
didik, guru, kepala sekolah, dan tenaga administrasi di sekolah itu,
dirancang sekolah sejak awal tahun pelajaran, dan dimasukkan ke dalam
Kalender Akademik dan yang dilakukan sehari-hari sebagai bagian dari
budaya sekolah.
c. Luar Sekolah, melalui kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan lain yang
diikuti oleh seluruh atau sebagian peserta didik, dirancang sekolah sejak
awal tahun pelajaran, dan dimasukkan ke dalam Kalender Akademik
32
E. Indikator dalam Pendidikan Karakter di Sekolah
Menurut Kemendiknas (Agus Wibowo, 2012: 98), ada dua jenis indikator
yang dikembangkan dalam pendidikan karakter di sekolah:
1. Indikator untuk sekolah dan kelas
Indikator sekolah dan kelas adalah penanda yang digunakan oleh
kepala sekolah, guru, dan personalia sekolah dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi sekolah sebagai lembaga pelaksana
pendidikan karakter. Indikator ini juga berkenaan dengan kegiatan sekolah
yang diprogramkan maupun kegiatan sehari-hari atau rutinitas sekolah.
2. Indikator mata pelajaran
Indikator ini menggambarkan perilaku afektif seorang peserta didik
berkenaan dengan mata pelajaran tertentu. Indikator ini dirumuskan dalam
bentuk perilaku peserta didik di kelas dan sekolah, yang dapat diamati
melalui pengamatan guru ketika seorang peserta didik melakukan suatu
tindakan di sekolah, tanya jawab dengan peserta didik, jawaban yang
diberikan peserta didik terhadap tugas atau pertanyaan guru, dan tulisan
peserta didik dalam laporan atau pekerjaan rumah (PR).
Untuk mengetahui bahwa suatu sekolah dan kelas itu telah
melaksanakan pembelajaran yang mengembangkan budaya dan karakter
bangsa, maka ditetapkan indikator sekolah dan kelas antara lain seperti
berikut ini:
33
Tabel 1. Tabel Indikator Sekolah dan Kelas
Nilai Indikator Sekolah Indikator Kelas
Disiplin Memiliki catatan kehadiran
Memberikan penghargaan kepada
warga
Membiasakan hadir
tepat waktu
sekolah yang disiplin
Memiliki tata tertib sekolah
Membiasakan warga sekolah
untuk berdisiplin
Menegakkan aturan dengan
memberikan sanksi secara adil
bagi pelanggar tata tertib sekolah.
Membiasakan
mematuhi aturan
Menggunakan
pakaian atau seragam
yang sesuai.
Tanggung
Jawab
Membuat laporan setiap kegiatan
yang dilakukan dalam bentuk
lisan maupun tertulis.
Melakukan tugas tanpa disuruh.
Menunjukkan prakarsa untuk
mengatasi masalah dalam lingkup
tersekat.
Menghindarkan kecurangan
dalam pelaksanaan tugas.
Pelaksanaan tugas
piket secara teratur.
Peran serta aktif
dalam kegiatan
sekolah.
Mengajukan usul
pemecahkan
masalah.
(Kemendiknas dalam Agus Wibowo, 2012: 100-104)
F. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Siswa sekolah dasar terbagi dalam dua masa, yaitu masa kelas rendah
dan masa kelas tinggi. Kedua masa tersebut memiliki karakteristik yang
berbeda. Rita Eka Izzaty, dkk (2008: 116), menyebutkan beberapa ciri-ciri
anak masa kelas rendah Sekolah Dasar sebagai berikut:
a. Ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah.
b. Suka memuji diri sendiri.
c. Kalau tidak dapat menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan, tugas atau
pekerjaan itu dianggapnya tidak penting.
d. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain, jika hal itu menguntungkan
dirinya.
34
e. Suka meremehkan orang lain.
Sedangkan ciri-ciri anak masa kelas tinggi adalah sebagai berikut:
a. Perhatiannya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari.
b. Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis.
c. Timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus.
d. Memandang nilai sebagai ukuran mengenai prestasi belajarnya.
e. Suka membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama.
Selanjutnya, Syamsu dan Nani (2012: 59-66) menuliskan karakteristik
anak usia sekolah dasar sebagai berikut:
a. Memiliki gerak motorik yang lincah.
b. Daya pikir berkembang ke arah berpikir kongret dan rasional.
c. Mulai belajar mengendalikan emosi.
d. Timbul minat pada kelompok sebaya.
Pada masa sekolah dasar, siswa dituntut melakukan atau melaksanakan
tugas sesuai kemampuan dan perkembangannya. Rita Eka Izzaty dkk (2008:
103) menyatakan tugas perkembangan pada masa usia ini antara lain:
a. Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain
b. Sebagai makhluk yang sedang tumbuh, mengembangkan sikap yang sehat
mengenai diri sendiri.
c. Belajar bergaul dengan teman sebaya.
d. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita.
e. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis
dan berhitung.
35
f. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan
sehari-hari
g. Mengembangkan kata batin, moral, dan skala nilai.
h. Mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga.
i. Mencapai kebebasan pribadi.
G. Penelitian yang Relevan
Terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti. Yang pertama, penelitian yang dilakukan oleh Alfian
Budi Prasetya pada tahun 2014, tentang penerapan pendidikan karakter nilai
disiplin dan nilai tanggung jawab dalam mata pelajaran PJOK. Penelitian ini
dilakukan di kelas 1 dan IV SD Negeri Percobaan 3. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa faktor yang mendorong terlaksananya penanaman
karakter disiplin dan tanggung jawab adalah komitmen yang kuat terhadap
pendidikan karakter. Selain itu juga guru dituntut untuk mengajar dengan
memberikan nilai-nilai karakter pada diri siswa dengan memasukkan nilai
karakter ke dalam silabus dan RPP sebagai pedoman pelaksanaan dalam
pengimplementasian karakter.
Selanjutnya, penelitian yang dilakukan Ulya Nurul Aini yang berjudul
Implementasi Pendidikan Karakter di SD Negeri Kraton Yogyakarta yang
dilaksanakan pada tahun 2013. Penelitian ini menkaji seluruh nilai karakter
yang diimplementasikan di SD Negeri Kraton. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa SD Negeri Kraton mengembangkan nilai-nilai karakter
antara lain nilai religius, jujur, disiplin, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
36
menghargai prestasi, peduli lingkungan, dan tanggung jawab. Karakter-
karakter tersebut diintegrasikan dalam program pengembangan diri, mata
pelajaran, dan budaya sekolah. Selain itu, kepala sekolah dan guru memiliki
pemahaman akan pendidikan karakter.
Penelitian yang dilakukan oleh Novi Handayani di SD Negeri
Mergoyasan Yogyakarta pada tahun 2014. Penelitian ini mendeskripsikan
implementasi nilai-nilai kedisiplinan di SD Negeri Mergoyasan Yogyakarta
dan memperoleh hasil bahwa implementasi yang dilakukan kepala sekolah
kepada dewan guru tidak konsisten. Sedangkan implementasi kedisiplinan
yang dilakukan oleh sebagian guru bersifat demokratis, yakni membiasakan
anak hidup disiplin melalui empat unsur disiplin; peraturan yang tetap,
hukuman yang tegas, pemberian penghargaan, dan konsistensi. Faktor yang
menghambat pengimplementasian yaitu kesibukan guru yang mengabaikan
pendidikan untuk mendisiplinkan siswa, kesadaran atau kepedulian orang tua
terhadap pendidikan yang kurang, dan tidak disiplinnya sebagian guru di
sekolah.
H. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:
1. Bagaimana pemahaman kepala sekolah dan guru tentang pengertian karakter
disiplin dan tanggung jawab?
2. Bagaimana perencanaan implementasi pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab di SD Negeri 1 Bantul?
37
3. Bagaimana pelaksanaan implementasi pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab di SD Negeri 1 Bantul?
4. Bagaimana evaluasi implementasi pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab di SD Negeri 1 Bantul?
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif karena data
yang disajikan berupa kata-kata. Lexy J. Moleong (2007: 7) menjelaskan
pengertian penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
(descriptive research) adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan
atau menjelaskan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat
populasi tertentu (Wina Sanjaya, 2013: 59). Penelitian deskriptif
mengumpulkan data untuk menggambarkan obyek dengan apa adanya.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan suatu keadaan, melukiskan dan
menggambarkan implementasi pendidikan karakter disiplin dan tanggung
jawab di SD Negeri 1 Bantul. Oleh karena itu, penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif.
B. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2016 di SD
Negeri 1 Bantul, Bantul, Bantul, Yogyakarta. Sekolah tersebut merupakan
39
salah satu sekolah dasar yang telah mengimplementasikan pendidikan karakter.
Selain itu, sekolah tersebut sudah menerapkan kurikulum 2013.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan seseorang atau sesuatu yang darinya
diperoleh keterangan. Dalam penelitian kualitatif, subjek penelitian disebut
informan. Penelitian ini mengambil informan kunci kepala sekolah.
Selanjutnya data yang diperoleh dari informan kunci ditriangulasi dengan data
dari informan tambahan yaitu guru kelas I – V, guru Penjaskes, tenaga
administrasi, penjaga kantin, satpam, siswa dan wali siswa yang berada di SD
Negeri 1 Bantul untuk keakuratan data yang diperlukan dalam penelitian.
D. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh
(Suharsimi Arikunto, 2013: 172). Data yang diperoleh berupa data-data dan
gambar, bukan angka-angka. Sumber data dalam penelitian ini sumber primer
yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data
(Sugiyono, 2013: 193). Data yang diperoleh berasal dari sumber utama.
Adapun sumber data primer dalam penelitian ini didapatkan melalui kata dan
tindakan yang diperoleh peneliti dengan melakukan pengamatan, studi
dokumentasi dan wawancara terhadap pihak-pihak terkait yang meliputi kepala
sekolah, guru, tenaga kependidikan, siswa dan orang tua berkaitan dengan
implementasi pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab di SD Negeri 1
Bantul.
40
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data
(Sugiyono, 2013: 309). Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, peneliti
akan kesulitan dalam memperoleh data yang akan sesuai standar. Selanjutnya
teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan),
interview (wawancara), dokumentasi dan gabungan (triangulasi). Adapun
teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, dalam penelitian ini
peneliti menggunakan observasi non partisipan karena peneliti tidak terlibat
dan hanya sebagai pengamat independen. Peneliti mencatat, menganalisis,
dan membuat kesimpulan tentang implementasi pendidikan karakter disiplin
dan tanggung jawab di SD Negeri 1 Bantul. Sedangkan dari segi
instrumentasi yang digunakan, peneliti menggunakan observasi terstruktur
karena observasi telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang
diamati, kapan, dan di mana tempatnya.
2. Wawancara
Dalam penelitian ini, teknik wawancara yang digunakan peneliti
adalah teknik wawancara semi terstruktur yang pelaksanaannya lebih bebas
bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Pelaksanaan wawancara
dibantu dengan pedoman wawancara agar pokok pembicaraan tetap terarah.
Pedoman wawancara memuat garis besar pertanyaan yang akan
41
dikembangkan oleh pewawancara saat melakukan wawancara. Dalam hal ini
mula-mula pewawancara (interviewer) menanyakan serentetan yang sudah
terstruktur, kemudian satu per satu diperdalam untuk mengorek keterangan
lebih lanjut (Suharsimi Arikunto, 2013: 270).
Wawancara dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan
informasi mengenai implementasi pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab di SD Negeri 1 Bantul. Wawancara dilakukan kepada
kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, siswa dan wali siswa.
3. Dokumentasi
Dokumen digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena
dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk
menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan (Lexy J. Moleong, 2007:
217). Untuk memperoleh data dokumentasi, peneliti mengambil dari
dokumen-dokumen yang berupa foto, kurikulum, jadwal piket, buku
pelanggaran siswa, tata tertib sekolah, dan penugasan siswa di lingkungan
sekolah yang berkaitan dengan implementasi pendidikan karakter disiplin
dan tanggung jawab di SD Negeri 1 Bantul.
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri,
namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka dikembangkan
instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan
membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan
wawancara (Sugiyono, 2010: 307). Teknik pengumpulan data dalam penelitian
42
ini menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Oleh karena itu,
penelitian ini dibantu dengan instrumen pedoman observasi, pedoman
wawancara, alat perekam, kamera dan alat tulis.
Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan pedoman
observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi.
1. Pedoman Observasi
Pedoman tersebut digunakan untuk membantu menelaah lebih dalam
tentang proses implementasi karakter disiplin dan tanggung jawab. Pedoman
ini digunakan untuk melakukan observasi pada semua hal yang berkaitan
dengan implementasi pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab.
2. Pedoman Wawancara
Peneliti menggunakan pedoman wawancara untuk menentukan arah
pembicaraan dalam wawancara. Pedoman tersebut mempunyai kebebasan
ruang gerak sedikit untuk menggunakan cara yang bersifat pribadi guna
menanyakan dan membuat tahapan masalah-masalah dan
menggolongkannya dengan tepat bagi responden yang berbeda-beda. (Miles
dan Huberman, 2009: 66)
3. Pedoman dokumentasi
Pelaksanaan pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi
salah satunya dengan menggunakan pedoman dokumentasi yang memuat
garis-garis besar atau kategori yang akan dicari datanya (Suharsimi
Arikunto, 2013: 201). Penelitian ini menganalisis dokumen-dokumen yang
sudah ada di SD Negeri 1 Bantul tentang implementasi pendidikan karakter
43
disiplin dan tanggung jawab. Dokumen dapat berupa tulisan atau catatan
program, hasil kegiatan ini akan digunakan sebagai pelengkap data-data
penelitian. Segala bentuk dokumen yang diambil disesuaikan dengan
pedoman dokumentasi. Berikut adalah pedoman dokumentasi yang disusun
peneliti.
Tabel 2. Kisi-Kisi Penelitian
Sub aspek
yang diamati
Indikator Teknik Instrumen Sumber data
Perencanaan Cara merencanakan a. Wawancara
b. Dokumentasi
a. Pedoman
wawancara
b. Pedoman
dokumentasi
a. Kepala
sekolah
b. Guru
c. Tenaga
kependidikan
d. Siswa
Pengetahuan warga
sekolah
Pengembang
an diri
Kegiatan rutin:
a. Melakukan
presensi
b. Upacara
c. Piket
d. Baris
e. Sholat dhuha
f. Sholat dhuhur
g. Literasi
h. Pembacaan kitab
suci
i. Senam
a. Observasi
b. Wawancara
c. Dokumentasi
a. Pedoman
observasi
b. Pedoman
wawancara
c. Pedoman
dokumentasi
a. Kepala
sekolah
b. Guru
c. Tenaga
kependidikan
d. Siswa
Kegiatan spontan:
a. Hukuman
b. Penghargaan
a. Observasi
b. Wawancara
a. Pedoman
observasi
b. Pedoman
wawancara
a. Kepala
sekolah
b. Guru
c. Tenaga
kependidikan
d. Siswa
Keteladanan:
a. Datang dan
meninggalkan
sekolah tepat
waktu
b. Berpakaian rapi
dan sopan
c. Membuang
sampah pada
a. Observasi
b. Wawancara
c. Dokumentasi
a. Pedoman
observasi
b. Pedoman
wawancara
c. Pedoman
dokumentasi
a. Kepala
sekolah
b. Guru
c. Tenaga
kependidikan
d. Siswa
44
tempatnya
Pengkondisian
Sarana dan prasarana
a. Observasi
b. Wawancara
a. Pedoman
observasi
b. Pedoman
wawancara
a. Kepala
sekolah
b. Guru
Mata
pelajaran
RPP:
a. Mengintegrasikan
nilai karakter
disiplin dan
tanggung jawab
dalam materi
pelajaran dengan
mencantumkan
nilai karakter
disiplin dan
tanggung jawab
dalam RPP
a. Wawancara
b. Dokumentasi
a. Pedoman
wawancara
b. Pedoman
dokumentasi
a. Kepala
sekolah
b. Guru
Proses Pembelajaran:
a. Mengembangkan
proses
pembelajaran yang
memungkinkan
peserta didik
memiliki
kesempatan
melakukan
internalisasi nilai
dan
menunjukkannya
dalam perilaku
yang sesuai
b. Memberikan
bantuan kepada
peserta didik yang
mengalami
kesulitan untuk
menginternalisasi
nilai maupun
untuk
menunjukkannya
dalam perilaku
a. Observasi
b. Wawancara
c. Dokumentasi
a. Pedoman
observasi
b. Pedoman
wawancara
c. Pedoman
dokumentasi
a. Kepala
sekolah
b. Guru
c. Siswa
Aktualisasi
Budaya
sekolah
Kelas:
a. Peraturan kelas
b. Jadwal piket
c. Kepengurusan
a. Observasi
b. Wawancara
c. Dokumentasi
a. Pedoman
observasi
b. Pedoman
wawancara
a. Guru
b. Siswa
45
kelas c. Pedoman
dokumentasi
Sekolah:
a. Tata tertib sekolah
b. Lomba
c. Pembiasaan
a. Observasi
b. Wawancara
c. Dokumentasi
a. Pedoman
observasi
b. Pedoman
wawancara
c. Pedoman
dokumentasi
a. Kepala
sekolah
b. Guru
c. Tenaga
kependidikan
d. Siswa
Luar sekolah:
a. Ekstrakulikuler
wajib
b. Ekstrakulikuler
opsional
c. Kegiatan bersama
wali
a. Observasi
b. Wawancara
c. Dokumentasi
a. Pedoman
observasi
b. Pedoman
wawancara
c. Pedoman
dokumentasi
a. Kepala
sekolah
b. Guru
c. Siswa
Evaluasi Keberhasilan
implementasi
a. Observasi
b. Wawancara
c. Dokumentasi
a. Pedoman
observasi
b. Pedoman
wawancara
c. Pedoman
dokumentasi
a. Kepala
sekolah
b. Guru
c. Siswa
d. Wali siswa
Cara mengevaluasi
Pelaporan kepada
wali siswa
Komitmen warga
sekolah
Kendala
Upaya mengatasi
Dukungan
G. Teknik Analisis Data
Miles dan Huberman (Sugiyono, 2010: 337) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah
jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan
conclusion drawing/verification.
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu (Sugiyono, 2013: 338). Peneliti memilah-milah
data mengenai implementasi pendidikan karakter di SD Negeri 1 Bantul
46
yang diperoleh dari hasil observasi. Data yang diperoleh tersebut merupakan
data yang masih kompleks.
Setelah memilah-milah, peneliti menyederhanakan data tersebut.
Misalnya, data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan kepala sekolah
pada hari Sabtu, 9 Januari 2016, “Ada beberapa siswa yang masih
melanggar teta tertib, contohnya membeli jajan di luar sekolah pada saat jam
istirahat. Saat mendapat laporan dari siswa lain, guru langsung menegur dan
memperingatkan siswa agar tidak diulangi di lain hari.” Setelah data
direduksi menjadi “Peringatan diberikan kepada siswa yang melanggar
peraturan, tetapi untuk pelanggaran yang berulang belum dikenakan sanksi
yang tegas.”
2. Penyajian Data (Data Display)
Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk memahami
apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang
telah dipahami tersebut (Sugiyono, 2013: 341). Peneliti menyajikan data
tentang implementasi pendidikan karakter di SD Negeri 1 Bantul. Dalam
penelitian ini, data yang diperoleh dari penelitian disajikan secara deskriptif.
3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verification)
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada (Sugiyono,
2013: 345). Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek
yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti
47
menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau
teori.
H. Keabsahan Data
Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility
(validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability
(reliabilitas), dan confirmability (obyektivitas) (Sugiyono, 2013: 366). Dalam
penelitian ini untuk menguji keabsahan data, peneliti menggunakan uji
kredibilitas.
Sugiyono (2013: 368) menjelaskan bahwa uji kredibilitas data atau
kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan
dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian,
triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member
check. Dalam pengujian kredibilitas penelitian ini, peneliti menggunakan
triangulasi.
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan
data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu
(Sugiyono, 2010: 372). Dalam menguji kredibilitas data, peneliti menggunakan
triangulasi, bahan referensi. Triangulasi yang digunakan peneliti adalah
triangulasi teknik dan sumber.
1. Triangulasi
a. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa
48
sumber (Sugiyono, 2013: 373). Misalnya peneliti memperoleh informasi
dari kepala sekolah, selanjutnya dilakukan triangulasi ke guru dan
karyawan di sekolah. Data dari sumber-sumber tersebut dideskripsikan,
dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan yang
spesifik.
b. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik
yang berbeda (Sugiyono, 2013: 373). Misalnya data diperoleh dari satu
sumber dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi kemudian
dengan dokumentasi.
.
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Lokasi Penelitian
SD Negeri 1 Bantul terletak di Jln. Gatot Subroto, Mandingan,
Ringinharjo, Bantul, Bantul, Yogyakarta. SD Negeri 1 Bantul disebut juga
dengan nama SD Bantul Manunggal berdiri pada tahun 1908 berada di
kawasan komplek Parasamya atau komplek kantor Pemda Bantul.
Kemudian pada tahun 1995, SD Negeri 1 Bantul pindah tempat di sebelah
barat kantor Pemda Bantul dikarenakan perluasan area Pemda Bantul. SD
Negeri 1 Bantul berkembang menjadi sekolah unggulan setelah ditunjuk
menjadi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) pada tahun 2007.
2. Visi Misi Sekolah
Visi dari SD Negeri 1 Bantul adalah Berakhlak Mulia, Unggul dalam
Prestasi, Kompetitif dan Berbudaya. Sementara itu, misi SD Negeri 1 Bantul
adalah sebagai berikut:
1) Mengembangkan sumber daya yang berakhlaq mulia.
2) Melaksanakan keteladanan sikap akhlaq mulia.
3) Melaksanakan pembiasaan sikap berakhlaq mulia.
4) Melaksanakan pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan)
5) Meningkatkan kompetensi guru (workshop)
6) Melaksanakan pembelajaran bermakna.
50
7) Mengembangkan bakat dan minat siswa melalui kegiatan
ekstrakurikuler.
8) Mengoptimalkan peran perpustakaan.
9) Melaksanakan pembelajaran TI dengan memanfaatkan laboratorium.
10) Melaksanakan AMT (Achievement Motivation Training) bagi siswa
kelas 6 sebelum UAS.
11) Melaksanakan kegiatan tambahan pelajaran.
12) Melaksanakan kegiatan perbaikan dan pengayaan.
13) Melaksanakan pembinaan dan bimbingan menghadapi lomba akademik
dan non akademik.
14) Melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan bakat dan minat
anak.
15) Melaksanakan pertunjukan tari dan dolanan anak, tembang macapat
bermuatan budi pekerti.
16) Melaksanakan lomba membuat makanan khas Yogyakarta.
17) Melaksanakan lomba berbusana Ngayogyakarta.
18) Melaksanakan Kegiatan menjaga dan pelestarian alam.
19) Membudayakan kegiatan Reduce, Reuse, Recycle (Mengurangi,
menggunakan, dan mendaur ulang) sampah.
20) Menggunakan bahasa jawa setiap hari Sabtu.
Tujuan SD Negeri 1 Bantul adalah sebagai berikut:
1) Warga sekolah menjalankan sholat dhuhur berjamaah setiap hari.
2) Warga sekolah menjalankan sholat dhuha setiap hari.
51
3) Melakukan tadarus 10 menit sebelum pelajaran dimulai setiap hari.
4) Mengadakan siraman rohani (kultum) setelah sholat dhuhur bagi
pendidik dan tenaga kependidikan sebulan sekali.
5) Memperingati hari besar agama.
6) Meraih juara 1 lomba budaya mutu sekolah pembina tingkat provinsi.
7) Meraih juara III lomba pengelolaan BOS tingkat Nasional.
8) Meraih juara 1 lomba senam artistik dan senam ritmik tingkat provinsi.
9) Meraih juara 1 lomba bola voley dan karate tingkat kabupaten.
10) Warga sekolah memiliki nilai luhur jujur, disiplin, tanggung jawab,
sopan dan kepedulian.
11) Nilai rata-rata UASDA 25.25, rata-rata ujian sekolah 7.8.
12) Menjuarai lomba FLSN cabang menari dan pidato tingkat kecamatan.
13) Menjuarai lomba sesorah tingkat kabupaten
14) Menjuarai lomba macapat tingkat provinsi.
15) Peserta didik mampu berkomunikasi dengan Bahasa Inggris sederhana.
16) Peserta didik menguasai TIK dasar.
17) Melestarikan pakaian adat Yogyakarta.
18) Warga sekolah peduli terhadap kesehatan dan kebersihan diri serta
lingkungan.
52
3. Jumlah Siswa
Pada tahun ajaran 2015/2016 jumlah siswa SD Negeri 1 Bantul
tercatat sebagai berikut:
Tabel 3. Tabel Jumlah Siswa
Kelas Jenis kelamin Jumlah
L P
IA 12 14 26
IB 17 10 27
IC 14 13 27
ID 13 15 28
IIA 17 11 28
IIB 17 12 29
IIIA 17 11 28
IIIB 14 13 27
IIIC 17 11 28
IVA 6 20 26
IVB 9 18 27
IVC 14 12 26
VA 14 12 26
VB 8 15 23
VIA 14 15 29
VIB 13 15 28
Total 216 217 433
(Sumber: dokumentasi profil sekolah)
4. Kondisi Fisik Sekolah
SD Negeri 1 Bantul masih terus melakukan pembangunan fisik
sekolah, saat peneliti di lapangan sedang dibangun gedung perpustakaan
baru. SD Negeri 1 Bantul memiliki gedung sekolah yang cukup besar,
terdiri dari 4 gedung utama dengan 3 gedung berlantai dua. Bangunan SD
Negeri 1 Bantul terdiri dari 16 ruang kelas, ruang UKS, ruang kepala
sekolah, ruang guru, ruang TU, dapur, 15 kamar mandi siswa, ruang
keterampilan, mushola, perpustakaan, 2 ruang lab komputer, kantin, ruang
53
BK, ruang lab IPA, ruang karawitan, ruang pertemuan, tempat parkir, dan
tempat satpam.
5. Potensi Guru dan Karyawan
Berdasarkan data dokumentasi SD Negeri 1 Bantul, tenaga pengajar di
SD Negeri 1 Bantul berjumlah 25 terdiri dari kepala sekolah, 24 guru kelas
dan guru bidang studi, serta 8 karyawan.
B. Deskripsi Subjek dan Objek Penelitian
1. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, 10 guru, 3
karyawan, 15 siswa, dan 6 wali siswa. Selain itu, peneliti juga melakukan
observasi terhadap lingkungan sekolah, kegiatan pengembangan diri, proses
pembelajaran dan budaya sekolah. peneliti juga melakukan studi
dokumentasi berupa gambar kegiatan siswa, RPP, kurikulum sekolah, profil
sekolah, dan data lain yang mendukung hasil penelitian.
2. Deskripsi Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pemahaman kepala sekolah dan staf
tentang karakter disiplin dan tanggung jawab, implementasi pendidikan
karakter disiplin dan tanggung jawab di SD Negeri 1 Bantul, dan faktor
pendukung dan penghambat implementasi.
C. Deskripsi Hasil Penelitian
Adapun yang menjadi fokus penelitian ini adalah:
1. Pemahaman Kepala Sekolah dan Guru tentang Pengertian Karakter Disiplin
dan Tanggung Jawab
54
2. Perencanaan Implementasi Pendidikan Karakter Disiplin dan Tanggung
Jawab
3. Pelaksanaan Implementasi Pendidikan Karakter Disiplin dan Tanggung
Jawab
4. Evaluasi Implementasi Pendidikan Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab
Untuk lebih lanjut akan dibahas pada bagian berikut ini.
1. Pemahaman Kepala Sekolah dan Guru tentang Pengertian Karakter
Disiplin dan Tanggung Jawab
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepala sekolah dan guru
memahami karakter disiplin sebagai kepatuhan dan pelaksanaan akan
peraturan yang sudah ditetapkan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
kepala sekolah, yaitu:
“Karakter disiplin mematuhi semua peraturan yang ada di sekolah.”
(KS/Uf-1/11-06-2016)
Hal ini diperkuat dengan pernyataan yang disampaikan oleh guru
ketika peneliti mengajukan pertanyaan tentang pengertian karakter disiplin
sebagai berikut.
“Disiplin pada diri siswa itu karakter yang terbentuk oleh siswa itu
sendiri tentunya dengan pembelajaran lingkungan sekitar, bagaimana
untuk melaksanakan sesuatunya sesuai dengan waktu atau ketentuan
yang ditetapkan.”
(G5/Pb-1/28-03-2016)
“Karakter disiplin adalah karakter yang menunjukkan bahwa kita
punya etos kerja yang tepat waktu dan sesuai dengan fungsi.”
(G6/Sh-1/28-03-2016)
“Disiplin merupakan patuh pada aturan.”
(G9/29-03-2016)
55
Kepala sekolah dan guru memahami karakter tanggung jawab
merupakan kesadaran untuk melaksanakan yang telah menjadi tugas dan
kewajibannya sesuai dengan ketentuan. Hal tersebut senada dengan
pernyataan kepala sekolah saat peneliti menanyakan tentang penertian
karakter tanggung jawab sebagai berikut.
“Tanggung jawab melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya.”
(KS/Uf-2/11-06-2016)
Pernyataan tersebut diperkuat oleh pernyataan dari guru mengenai
pengertian karakter tanggung jawab sebagai berikut.
“Bertanggung jawab akan tugasnya tanpa diberitahu atau
diingatkan.”
(G4/Im-2/29-03-2016)
“Melaksanakan segala hal yang memang sudah jadi tugasnya, sesuai
ketentuan.”
(G5/Pb-2/28-03-2016)
“Tanggung jawab berarti sadar akan tugasnya sendiri.”
(G6/Sh-2/28-03-2016)
Selain itu, guru juga sudah mengetahui indikator-indikator siswa yang
menanamkan karakter disiplin dan tanggung jawab di lingkungan sekolah.
Indikator disiplin di sekolah antara lain, tidak terlambat masuk kelas,
berpakaian seragam, melaksanakan kegiatan di sekolah sesuai kesepakatan.
Hal ini diperkuat dengan pernyataan guru sebagai berikut.
“Kalau menurut saya karakter disiplin pada siswa itu misalnya siswa
berangkat pagi sebelum jam 7 itu sudah semua berangkat, sholat
dhuha lalu masuk kelas, nanti kalau menunggu bel berbunyi siswa
baris di depan kelas nanti terus berdoa bersama bu gurunya,
sebelumnya itu siswa sidah dilatih sebelum masuk kelas itu siswa
bersalaman dengan bu guru kelas masing-masing setiap masuk kelas
jadi kedisiplinan.”
(G9/Sd-1/29-03-2016)
56
“Disiplin kan dari berpakaian seragam, masuk ke sekolah tepat
waktu, lalu tidak terlambat, mengikuti upacara bendera dengan
tertib.”
(G1/Wr-1/29-03-2016)
Salah satu indikator dari karakter tanggung jawab sendiri antara lain,
selalu melaksanakan tugas sesuai dengan aturan/kesepakatan. Hal tersebut
sesuai dengan pernyataan guru kelas ID dan IA sebagai berikut.
“Tanggung jawab sendiri itu bisa dilihat kalau misalnya pada anak
itu dikasih PR dikasih tugas itu nanti kalau anak itu udah memenuhi
tanggung jawab nanti tidak akan dikejar-kejar atau disuruh-suruh
pasti sudah mengerjakan sendiri.”
(G4/Im-2/29-03-2016)
“Tanggung jawab sendiri sadar akan tugasnya sendiri misalnya kalau
ngerjain PR nggak usah diopyak-opyak, nggak perlu diingatkan
berkali-kali, selalu mengerjakan PR tertib, mengerjakan tugas
dengan selesai nggak ditunda-tunda.”
(G6/Sh-2/28-03-2016)
2. Perencanaan Implementasi Pendidikan Karakter Disiplin dan
Tanggung Jawab
Perencanaan yang dilakukan sekolah yaitu dengan memasukkan
pendidikan karakter di dalam kurikulum sekolah untuk kemudian dilakukan
sosialisasi kurikulum kepada wali siswa pada tahun ajaran baru sehingga
semua warga sekolah mengetahui bahwa sekolah mengimplementasikan
pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab. Hal tersebut diperkuat
dengan hasil wawancara dengan kepala sekolah, sebagai berikut.
“Salah satunya dengan memasukkan ke dalam kurikulum sekolah,
kemudian dengan pembiasaan-pembiasaan sesuai dengan PP
kemendikbud no 23 Th 2015.”
(KS/Uf-7/11-06-2016)
57
Pernyataan tersebut senada dengan penyataan guru kelas VA dan IA
saat peneliti mengajukan pertanyaan tentang perencanaan yang dilakukan
sekolah sebagai berikut.
“Sekolah memiliki tata tertib sekolah dan terdapat di kurikulum
sekolah. Wali siswa mengetahui karena pada tahun ajaran baru selalu
diadakan sosialisasi program sekolah.”
(G7/Bk-7/28-03-2016)
“Dicantumkan di dalam kurikulum sekolah. Semua guru dan PTK
tahu, wali siswa juga tahu melalui sosialisasi program sekolah.”
(G6/Sh-7/28-03-2016)
Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan wali siswa saat peneliti
mengajukan pertanyaan tentang sosialisasi kurikulum, sebagai berikut.
“Ada sosialisasi di awal semester.”
(W1/Ed-1/03-05-2016)
“Nggih, kadose nggih.
(W2/Pa-1/02-05-2016)
“Sebelumnya di pertemuan wali murid ada.”
(W3/Rt-1/25-04-2016)
Berdasarkan hasil studi dokumentasi kurikulum sekolah, sekolah
sudah memasukkan pendidikan karakter ke dalam kurikulum sekolah.
Karakter disiplin dan tanggung jawab merupakan karakter yang
dikembangkan dan dimasukkan ke dalam tujuan sekolah yaitu “Warga
sekolah memiliki nilai luhur jujur, disiplin, tanggung jawab, sopan dan
kepedulian.” sebagaimana ditunjukkan dalam gambar di bawah ini.
58
Gambar 1. Kurikulum sekolah
Gambar 2. Visi, misi dan tujuan sekolah
3. Pelaksanaan Implementasi Pendidikan Karakter Disiplin dan
Tanggung Jawab
Pelaksanaan implementasi meliputi pengintegrasian di dalam kegiatan
pengembangan diri, mata pelajaran, dan budaya sekolah.
a. Pengembangan Diri
1) Kegiatan Rutin
Berdasarkan hasil penelitian bentuk kegiatan yang dilaksanakan
secara rutin oleh sekolah dalam rangka menanamkan karakter disiplin
dan tanggung jawab adalah upacara. Upacara dilaksanakan setiap hari
Senin apabila tidak ada halangan dan pada hari besar nasional. Pada
pelaksanaannya, kepala sekolah dan guru bergantian bertugas menjadi
pembina upacara. Petugas upacara dilaksanakan oleh siswa kelas VA
dan VB secara bergantian. Sebelumnya, petugas upacara dilatih
dahulu oleh guru olah raga dan akan mendapat evaluasi setelah
upacara selesai. Pembina upacara mengevaluasi peserta upacara, baik
guru ataupun siswa. Siswa yang tidak memakai atribut lengkap
upacara akan dibariskan di belakang guru dan harus melapor ke kepala
sekolah setelah upacara selesai. Siswa yang terlambat harus
59
menunggu sampai upacara selesai dan melapor ke kepala sekolah. Hal
tersebut diperkuat dengan pernyataan kepala sekolah ketika peneliti
mengajukan pertanyaan tentang pelaksanaan upacara, sebagai berikut.
“Upacara dilaksanakan rutin. Ketika ada pembina upacara itu
yang pertama dilakukan adalah mengevaluasi peserta upacara
baik itu guru maupun siswa nanti yang sudah bagus ya diberi
sanjungan nanti yang belum ya besok lain kali tidak diulangi, itu
jelas saat upacara bendara, nanti yang tidak memakai atribut
disendirikan di belakang guru kemudian ada buku pelanggaran
siswa nanti tidak diulangi lagi.”
(KS/Uf-10/11-06-2016)
Pernyataan tersebut sesuai dengan pernyataan guru kelas IIB
dan VB sebagai berikut.
“Kalau upacara dilaksanakan setiap hari senin seperti biasa
untuk pelaksanaannya guru bergantian menjadi instruktur
upacara kemudian yang tugas itu dari kelas VA dan VB apabila
ada pelanggaran-pelanggaran itu kan kadang ada to anak yang
nggak tertib itu nanti dipisahkan dari anak-anak yang lain
maksudnya berbeda tempatnya, petugas sebelumnya dilatih guru
olahraga.”
(G5/Pb-10/28-03-2016)
“Sebelumnya, petugas upacara dilatih dahulu sama guru olah
raga, ada yang tidak tertib, ada yang tidak pakai topi, mungkin
ada ikat pinggang tidak hitam, sepatu tidak hitam itu ada
sanksinya, nanti dikumpulin anak-anak yang tidak tertib nanti
dikasih wejangan.”
(G2/Et-10/28-03-2016)
Hal senada juga disampaikan oleh siswa saat peneliti
mengajukan pertanyaan tentang pelaksanaan upacara sebagai berikut.
“Setiap hari senin, biasanya setiap hari sabtu itu latihan buat
para petugas upacaranya, setiap bulan itu ganti setiap kelas,
misalnya bulan ini kelas V B besok bulan berikutya kelas V A
gitu, kalau seragam kurang lengkap biasanya baris, ada
tempatnya sendiri terus selesai upacara nanti diberi sanksi di
ruang kepala sekolah.”
(S4/Nf-3/02-05-2016)
60
“Pernah bolos upacara soalnya terlambat terus dinasehati bu
En.”
(S9/Yj-3/07-04-2016)
Hasil studi dokumentasi buku pelanggaran siswa, siswa yang
melanggar tata tertib saat upacara dipanggil ke ruang kepala sekolah
untuk menuliskan nama, kelas, bentuk pelanggaran, alasan dan janji
untuk tidak mengulangi pelanggarannya seperti yang terlihat pada
gambar 3 di bawah ini.
Gambar 3. Buku pelanggaran siswa
Saat penelitian dilaksanakan, peneliti hanya menjumpai
pelaksanaan upacara selama satu kali pada peringatan Hari Pendidikan
Nasional. Setelah peneliti melakukan wawancara kepada siswa
diperoleh data bahwa sejak sekolah sedang direnovasi tidak
dilaksanakan upacara karena lapangan dipenuhi material. Selain itu,
siswa kelas VI sedang try out sehingga menjadi pertimbangan tidak
dilaksanakan upacara sesuai dengan pernyataan siswa berikut.
“Dulu sering upacara tapi sekarang sudah nggak lagi soalnya
baru dibangun.”
(S9/Yj-3/07-04-2016)
“Itu rutin tapi kalau kelas VI try out ya libur dulu.”
(S1/Md-3/03-05-2016)
61
Berdasarkan hasil pengamatan, upacara dilaksanakan pada
tanggal 2 Mei sebagai peringatan Hari Pendidikan Nasional. Upacara
diikuti oleh semua guru dan siswa. Upacara dipimpin oleh kepala
sekolah sebagai pembina upacara. Siswa yang tidak memakai atribut
lengkap upacara berbaris di belakang guru, akan tetapi siswa tidak
diberi sanksi melapor ke kepala sekolah karena sebelumnya siswa
tidak diberi informasi bahwa akan dilaksanakan upacara. Pelaksanaan
upacara terlihat pada gambar 4 di bawah ini.
Gambar 4. Pelaksanaan upacara
Bentuk kegiatan lainnya yang dilaksanakan secara rutin oleh
kepala sekolah dan staf adalah melakukan presensi menggunakan
finger print yang berada di ruang guru saat datang dan meninggalkan
sekolah. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan guru sebagai berikut.
“Memakai finger print jadi disiplin, misalnya terlambat ya minta
izin seperti itu kira-kira terlambat nanti minta izin ke kepala
sekolah”
(G8/En-10/28-03-2016)
“Kalau sini kan finger print.”
(G5/Pb-10/28-03-2016)
Guru kelas juga melakukan presensi siswa saat pembelajaran
di kelas. Saat melakukan pengamatan di empat kelas, guru melakukan
presensi dengan menanyakan kepada siswa siapa yang belum datang.
62
Dilakukan evaluasi dalam presensi guru seperti yang terlihat pada
lampiran 18. Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara dengan
kepala sekolah sebagai berikut.
“Setiap bulan kita print lalu kita sampaikan di dalam rapat, nanti
kalau ada yang terlambat mengabari dulu ke kepala sekolah.”
(KS/Uf-10/11-06-2016)
Pernyataan tersebut senada dengan pernyataan guru kelas VA
dan VB sebagai berikut.
“Dalam briefing rutin itu disampaikan bulan ini yang paling
sering terlambat siapa kemudian setiap guru punya laporan.”
(G7/Bk-10/28-03-2016)
“Nanti pas rapat disampaikan finger print itu kan jadi bukti
untuk evaluasi.”
(G5/Pb-10/28-03-2016)
Selain itu, bentuk kegiatan yang dilaksanakan secara rutin oleh
warga sekolah adalah melaksanakan tugas piket. Piket dilaksanakan
oleh guru dan siswa seperti yang terlihat pada gambar 5 dan 6.
Gambar 5. Piket siswa
Gambar 6. Piket guru
Guru piket bertugas menyalami dan memeriksa kebersihan dan
kerapian siswa di depan gerbang sekolah. Berdasarkan hasil
pengamatan selama sebelas kali pengamatan bahwa setiap pagi pukul
06.30 sampai bel berbunyi ada guru piket di depan gerbang. Hasil
63
wawancara guru kelas IIB, IA, dan VA juga menyatakan bahwa setiap
pagi terdapat guru piket di depan gerbang, sebagai berikut.
“Guru-guru juga ada to yang piket setiap hari nyalami siswa
juga.”
(G2/Et-10/28-03-2016)
“Begitu masuk gerbang itu salim dulu nanti ada guru yang
piket.”
(G6/Sh-1028-03-2016)
“Ada checking seragam.”
(G7/Bk-10/28-03-2016)
Siswa melaksanakan piket di kelas sesuai dengan jadwal yang
sudah disepakati. Berdasarkan hasil pengamatan selama 26 hari, piket
dilaksanakan dua kali, sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran.
Siswa piket bertugas menjaga kebersihan kelas, membuang sampah ke
TPS, dan mengepel koridor apabila hujan. Siswa kelas tinggi sudah
dapat melaksanakan piket secara mandiri, sedangkan siswa kelas
rendah masih perlu bimbingan. Sebagai evaluasinya, guru melakukan
pemeriksaan kebersihan kelas dan siswa yang tidak melaksanakan
piket diberi sanksi sesuai kesepakatan bersama. Hal tersebut sesui
dengan pernyataan guru kelas IVA, ID, dan VB ketika peneliti
menanyakan tentang pelaksanaan piket di kelas.
“Ya kalau masih kotor ya dinasehati, suruh ngulang lagi kalau
sudah siang ya mengikuti piket di hari berikutnya, selalu
diingatkan.”
(G1/Wr-10/29-03-2016)
“Karena masih kelas I itu perlu didampingi jadi anak itu
mencontoh gurunya.”
(G4/Im-10/29-03-2016)
“Kalau piket misalnya ini kan peraturan kelas saya saja ini anak-
anak itu kalau nggak piket diberi denda.”
(G5/Pb-10/28-03-2016)
64
Hal senada diungkapkan siswa saat peneliti mengajukan
pertanyaan tentang pelaksanaan piket siswa kelas VB dan IB sebagai
berikut.
“Kan piketnya dua kali kalau sekali nggak piket 2.500 kalau dua
kali nggak piket 5.000.”
(S4/Nf-3/02-05-2016)
“Kalau nggak piket disuruh mbantu yang piket di hari lain.”
(S6/Sw-3/02-04-2016)
Saat memasuki kelas, siswa melakukan baris di koridor depan
kelas. Berdasarkan hasil pengamatan selama 22 hari, tidak semua
kelas melaksanakan baris saat masuk kelas. Kelas IA, IC, IIIB, IVC,
dan VA tidak pernah melakukan baris saat memasuki kelas. Setelah
melakukan konfrimasi ke siswa diperoleh data bahwa dulu pernah
melaksanakan baris tetapi tidak berlanjut. Dalam pelaksanaannya,
siswa berbaris di depan kelas menunggu guru datang lalu berurutan
salaman dengan guru memasuki kelas. Siswa melaksanakan baris
dipimpin oleh koordinator kelas seperti yang terlihat pada gambar 7.
Gambar 7. Pelaksanaan baris
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan guru sebagai berikut.
“Ketika bel masuk anak-anak baris kemudian berdoa.”
(G5/Pb-10/28-03-2016)
“Sebelum masuk kelas kan harus baris dulu.”
(G4/Im-10/29-03-2016)
65
Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil wawancara siswa kelas
VB dan IB tentang pelaksanaan baris sebagai berikut.
“Koordinatornya urut absen, nanti ada pelaporannya ke
guru.”
(S4/Nf-3/02-05-2016)
“Iya setiap hari barisnya.”
(S6/Sw-3/02-04-2016)
Sebelum memulai pembelajaran siswa dibiasakan membaca ayat
suci Al-Qur’an selama 10 menit untuk siswa muslim atau kitab suci
untuk siswa yang bukan muslim dan membaca buku non pelajaran
selama 15 menit. Berdasarkan hasil pengamatan selama tiga hari di
dalam kelas, siswa membaca doa dan surat pendek bersama-sama dan
dilanjutkan membaca buku non pelajaran selama 15 menit. Kemudian
guru menunjuk seorang siswa untuk menceritakan isi bacaannya.
Siswa kelas tinggi dapat melaksanakan kegiatan ini secara mandiri
tanpa ditunggui guru apabila guru ada kepentingan seperti yang
terlihat pada gambar 9. Sedangkan siswa kelas rendah masih perlu
bimbingan dan pengawasan guru kelas. Sebagai evaluasinya, guru
melakukan tes hafalan doa dan surat pendek untuk siswa. Hal tersebut
sesuai dengan hasil wawancara kepala sekolah sebagai berikut.
“Berdoa sebelum melaksanakan pembelajaran kemudian
membaca surat-surat pendek sebelum pelajaran, ada literasi, itu
siswa yang non muslim itu membaca kitab sucinya sendiri
ketika 10 menit kita membaca surat-surat pendek.”
(KS/Uf-10/11-06-2016)
Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan guru kelas VB dan IA
sebagai berikut.
66
“Misalnya dari ngaji ya, kalau kelas saya, tak tes hafalan.”
(G5/Pb-10/28-03-2016)
“Ada tadarus Al-Qur’an.”
(G6/Sh-10/28-03-2016)
Selain itu, berdasarkan studi dokumentasi pada gambar 8, guru
memberikan tugas hafalan doa dan surat pendek kepada siswa untuk
dilakukan praktik hafalan. Siswa diberikan tugas untuk menghafalkan
doa mau belajar, Surat Al-Fatihah, dan Surat Al-Lahab yang akan
diujikan pada hari rabu minggu yang akan datang. Hal tersebut
dilakukan guru sebagai bentuk evaluasi kegiatan tadarus.
Gambar 8. Evaluasi tadarus
Gambar 9. Tadarus mandiri
Dalam menjalankan kewajibannya sebagai umat muslim, warga
sekolah dibiasakan melaksanakan sholat dhuha dan sholat dhuhur.
Berdasarkan hasil wawancara guru, pada awalnya dibuat jadwal waktu
pelaksanaan sholah dhuha agar tidak bertabrakan antar kelas ID, VB,
dan IA karena mushola yang kecil. Hal tersebut diperkuat dengan
pernyataan guru ketika peneliti mengajukan pertanyaan tentang
pelaksanaan sholat dhuha sebagai berikut.
“Pembiasaan sholat dhuha kemudian sholat dhuhur berjamaah.”
(G8/En-1/28-03-2016)
“Sholatnya itu dijadwalkan bergantian karena musholanya kecil
jadi bergantian.”
67
(G5/Pb-1/28-03-2016)
“Jadwalnya sendiri-sendiri, gentian per kelas soalnya
musholanya kecil, ada yang sebelum pelajaran sudah masuk ke
mushola ada biasanya begitu tapi kalau kelas kecil belum, kalau
kelas besar langsung masuk kesana sebelum pelajaran.”
(G6/Sh-1/28-03-2016)
Pernyataan tersebut senada dengan pernyataan tenaga
kependidikan sebagai berikut.
“Sholat dhuha misal sebelum masuk sekolah, nanti waktu sholat
dhuhur ya dhuhur.”
(T3/Mu-3/10-05-2016)
Berdasarkan hasil wawancara kepada siswa kelas VB, VA, dan
ID, siswa melaksanakan sholat dhuha begitu tiba di sekolah, sebelum
jam istirahat atau sesuai kesepakatan. Hal tersebut diperkuat dengan
pernyataan berikut.
“Tiba di sekolah langsung sholat.”
(S15/Ds-01/27-04-2016)
“Sholat dhuhanya jam 09.00.”
(S10/Rn-1/29-04-2016)
“Iya, sholat dhuhanya jam segini (08:03), nanti pelajaran,
istirahat, sholat dhuhur.”
(S8/Da-1/30-03-2016)
Dari hasil pengamatan selama 26 hari, sebagian besar siswa
melaksanakan sholat dhuha begitu tiba di sekolah seperti yang terlihat
pada gambar 10, ataupun pada istirahat pertama sedangkan siswa
kelas I diberikan waktu oleh guru kelas untuk melaksanakan sholat
dhuha. Dalam pelaksanaannya, terdapat siswa yang tidak
melaksanakan sholat dhuha dan ketika ditanya guru hanya diam.
Evaluasi dari pelaksanaan sholat dhuha kurang maksimal karena guru
tidak mendampingi siswa secara langsung bagaimana pelaksanaannya.
68
Untuk pelaksanaan sholat dhuhur, siswa kelas tinggi melaksanakannya
saat istirahat kedua, siswa kelas I melaksanakan sholat dhuhur saat
istirahat menjelang les sedangkan pada hari biasa siswa langsung
pulang karena sudah dijemput. Evaluasi dari pelaksanaan sholat
dhuhur dapat dilakukan karena beberapa guru kelas tinggi sering
melaksanakan sholat berjamaah bersama siswa seperti yang terlihat
pada gambar 11.
Gambar 10. Siswa melaksanakan
sholat dhuha begitu tiba di sekolah
Gambar 11. Siswa melaksanakan
sholat dhuhur berjamaah dengan
guru
Selanjutnya, kegiatan rutin yang dilaksanakan sekolah adalah
senam pagi pada hari Jumat. Berdasarkan hasil pengamatan, senam
dilaksanakan pada hari Jumat dimulai pukul 06.30 sebelum kegiatan
belajar mengajar. Senam diikuti oleh seluruh guru dan siswa dengan
guru olah raga sebagai instruktur. Dalam pelaksanaannya, banyak
siswa yang terlambat untuk mengikuti senam, saat senam sudah
dimulai siswa masih melaksanakan sholat dhuha. Begitu pula untuk
guru, masih terdapat guru yang terlambat saat mengikuti senam. Pada
pengamatan VII, Pb tiba di sekolah saat senam sudah selesai.
69
Gambar 12. Pelaksanaan kegiatan senam
Dari hasil wawancara, pengamatan, dan studi dokumentasi
peneliti dapat menyimpulkan bahwa bentuk kegiatan rutin yang
dilaksanakan di SD Negeri 1 Bantul adalah melakukan presensi,
upacara, piket guru, piket siswa, baris, sholat dhuha, sholat dhuhur,
literasi, tadarus, dan senam. Kegiatan-kegiatan tersebut telah
diprogramkan di dalam kurikulum sekolah untuk meningkatkan
kedisiplinan, kebugaran, dan kebersihan lingkungan seperti yang
terlihat pada gambar 13 di bawah. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut
dapat mengintegrasikan karakter disiplin dan tanggung jawab pada
warga sekolah, misalnya regulasi sekolah menghimbau warga sekolah
untuk melaksanakan sholat dhuha setiap hari. Ketika siswa
melaksanakannya secara rutin, maka akan menumbuhkan kedisiplinan
siswa dalam sholat dhuha dan siswa juga bertanggung jawab
menjalankan tugasnya sebagai siswa yaitu melaksanakan peraturan di
sekolah.
70
Gambar 13. Kegiatan di dalam
kurikulum sekolah
2) Kegiatan Spontan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah ketika
menjumpai warga sekolah yang melakukan hal kurang baik akan
mendapatkan teguran. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan guru
ketika peneliti mengajukan pertanyaan tentang kegiatan spontan
sebagai berikut.
“Bu kepala memiliki buku catatan sendiri untuk guru maupun
siswa, jadi bapak ibu guru juga dicatat ini kepada bapak siapa
pergi tanpa keterangan apa, meninggalkan tugas di lapangan itu
Bu Uf punya catatan sendiri, misalnya pulang sebelum jam 2 itu
nanti selalu diingatkan.”
(G7/Bk-11/28-03-2016)
Siswa yang melakukan hal kurang baik akan mendapat teguran
dari guru dan mendapatkan sanksi sesuai kesepakatan apabila
melakukan hal yang melanggar aturan bersama. Berdasarkan hasil
pengamatan, guru selalu menegur siswa yang melakukan hal kurang
baik. Pada pengamatan I, peneliti menjumpai siswa kelas IIA yang
mengerjakan PR di depan kelas karena belum mengerjakan di rumah,
71
sedangkan PR dibahas saat itu. Pada pengamatan II, Pak Ar menegur
siswa yang berjalan sambil makan, “Hai, Nn, kalau sedang makan
harus bagaimana?”. Pada pengamatan III, peneliti menjumpai tiga
siswa kelas IIA yang membuat surat pernyataan untuk dimintakan
tanda tangan kepada Bu Sh. Saat melihat siswa putra yang rambutnya
sudah panjang guru langsung menasehati siswa, Bu Ph mengatakan
“Besok dipotong ya rambutnya!” kepada siswa putra yang rambutnya
panjang. Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara dengan guru
sebagai berikut.
“Nanti kita ingatkan, kita bimbing. Siswa lain mengingatkan,
nanti kalau sudah diingatkan ngeyel nanti matur ke bapak ibu
gurunya.”
(G8/En-11/28-03-2016)
“Langsung ditegur, siswa juga langsung negur bilang sama
gurunya.”
(G2/Et-11/28-03-2016)
“Nah saya suruh menceritakan mendeskripsikan apa alasan
alasan kamu kenapa tidak mengerjakan, dia membuat deskripsi
nanti diketahui semua guru.”
(G9/Sd-11/29-03-2016)
Dari pernyataan tersebut, tidak hanya guru yang menegur siswa
tetapi siswa lain juga. Siswa lain akan menegur dan melaporkan siswa
yang melakukan hal kurang baik kepada guru. Pada pengamatan VIII
siswa kelas IIB mengingatkan temannya yang belum piket siang, “He,
koe rung piket to?”. Hal tersebut disampaikan oleh siswa sebagai
berikut.
“Dinasehatin nggak boleh gitu.”
(S11/Ca-4/29-04-2016)
“Dinasehati, dilaporkan ke Bu Dk.”
(S6/Sw-4/30-04-2016)
72
Tidak hanya teguran yang diberikan secara spontan, tetapi juga
penghargaan kepada siswa yang mendapat penilaian baik.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, reward yang
diberikan berbentuk verbal yaitu pujian dan sanjungan. Hal tersebut
diperkuat dengan pengamatan yang dilakukan di tiga kelas saat
pembelajaran. Pada pengamatan V dan VII, guru memberikan tepuk
tangan dan pujian kepada siswa yang mengerjakan tugasnya dengan
tepat dan mau memimpin untuk presentasi. Di pengamatan XI, guru
kelas memberikan bintang kepada siswa yang menjaga ketertiban
selama simulasi pasar.
Berikut adalah contoh sanksi yang diberikan oleh guru kelas.
Gambar 14. Surat pernyataan siswa
Gambar 15. Siswa mengerjakan
tugas di luar kelas
3) Keteladanan
Keteladanan yang diberikan kepala sekolah dan staf yaitu datang
dan meninggalkan sekolah sesuai ketentuan. Berdasarkan hasil
pengamatan, kepala sekolah dan guru kelas dihimbau untuk tepat
waktu meskipun ada guru kelas ataupun guru mapel yang terlambat
karena ada keperluan. Pada pengamatan VI, Ph datang pukul 08.10.
Pada pengamatan IX Im datang pukul 07.40 dan Ph datang pukul
73
08.30. Pada pengamatan XI, En, Sw, Et, Dr, Sd, Ym, Sh, Ny sudah
berada di kantor guru pada pukul 06.55. Pengamatan XIV, Im
meninggalkan sekolah pukul 13.30. Pengamatan XVI, Uf, Dr, Hn, Ty,
Sd, Sw, Wr, En, Kr, Im, Et, Su, Bk, An, Hp, dan Ny sudah berara di
kantor guru pada pukul 06.55, Ph datang pukul 08.00, dan peneliti
meninggalkan sekolah pukul 12.30 semua guru masih di kantor guru.
Pengamatan XVIII, Uf, Sw, Et, Dk, Dm, Bk, Ty, Dr, Sd, Ny, Ym, Im,
En, dan Hp sudah berada di kantor pukul 07.05, saat peneliti
meninggalkan sekolah pukul 14.10 semua guru masih di ruangan.
Pada pengamatan XX, Su, Et, Sd, Sw, Wr, Dk, Hp, Bk, En, Im, Dr,
Hn, Ny, Hy, Ty, Sh, An, dan Uf sudah di kantor guru pukul 07.05,
saat peneliti meninggalkan sekolah pukul 14.10, En, Sh, Et, Kr, Uf,
Pb, dan Wr masih di kantor.
Sekolah memberlakukan peraturan untuk guru dalam
kedisiplinan waktu. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan kepala
sekolah saat peneliti melakukan wawancara tentang keteladanan guru.
“Misalnya untuk guru non PNS itu pulang diberi satu jam
keringanan, misalnya kalau kita PNS jam 14.00, kesepakatan
jam 13.00 mereka pulang seperti itu, kalau kedatangan jam
07.00, tapi kalau ada guru yang selalu terlambat ya ditegur, kita
catat kemudian kita beri pengarahan kalau sudah tidak bisa,
kemudian kia tidak beri kelas, kalau guru non PNS ya sudah,
kemarin ada guru yang ngeyel dan sudah berkali-kali saya
peringatkan, ya sudah tidak kita beri kelas, kita beri pelajaran
ekstra saja. Misalnya ada mau pulang untuk layat ya silahkan
nanti kembali lagi ke sekolah”
(KS/Uf-14/11-06-2016)
Hal senada diungkapkan oleh guru kelas sebagai berikut.
74
“Jam kepulangan iya, untuk GTT jam 13.00 dan PNS jam
14.00.”
(G5/Pb-14/28-03-2016)
“Pulang setelah jam kerja jam 14.00, masuk juga sebelum jam
07.00.”
(G8/En-14/28-03-2016)
Siswa menyatakan bahwa kepala sekolah dan staf sudah
memberikan keteladanan dalam waktu kedatangan. Hal tersebut
dibuktikan dengan hasil wawancara siswa berikut.
“Mengajarkan untuk datang tepat waktu.”
(S4/Nf-7/02-05-2016)
“Berangkat lebih awal.”
(S10/Rn-7/29-04-2016)
“Datang tepat waktu.”
(S15/Ds-7/27-04-2016)
Selain itu, guru juga mengajarkan siswa untuk membuang
sampah pada tempatnya. Guru menegur siswa yang membuang
sampah sembarangan. Pada pengamatan XX, Sd mengatakan “Ayo kui
biting e dijukuk!” kepada siswa kelas IIA yang membuang lidi di
lantai. Pada pengamatan XXI, Uf mengatakan “Eh, ini kok ada
sampah seperti ini. Ayo diambil! Ini sekolah sehat kok sampahnya
dimana-mana ini bagaimana, ayo dibersihkan! Ini yang di pot ini.”
kepada siswa kelas VB dan memunguti sampat bersama-sama. Hal
tersebut diperkuat dengan pernyataan siswa saat peneliti mengajukan
pertanyaan tentang keteladanan guru.
“Sering menyapu halaman, menyapu kelas, memunggut sampah
kalau ada yang tercecer.”
(S1/Md-7/03-5-2016)
“Membuang sampah pada tempatnya.”
(S11/Ca-7/29-4-2016)
“Tidak membuang sampah sembarangan.”
75
(S13/Fa-7/22-4-2016)
Guru juga memberikan keteladanan lain kepada siswa, misalnya
selalu berpakaian rapi dan sopan sesuai ketentuan seperti pada gambar
16, melaksanakan sholat dhuha dan sholat dhuhur, serta bentuk
pembiasaan baik lainnya. Senada dengan pernyataan siswa bahwa
guru sudah memberikan keteladanan berpakaian rapi sebagai berikut.
“Berpakaian rapi.”
(S10/Rn-7/29-04-2016)
“Berpakaian rapi dan sopan.”
(S13/Fa-7/22-04-2016)
Berdasarkan hasil penelitian, keteladanan yang diberikan oleh
kepala sekolah dan staf terkait implementasi pendidikan karakter
disiplin dan tanggung jawab yaitu datang dan pergi tepat waktu,
berpakaian rapi dan sopan, membuang sampah pada tempatnya, serta
memberikan keteladanan dalam kegiatan lain yang dilaksanakan oleh
siswa, misalnya sholat dhuha dan sholat dhuhur
Gambar 16. Guru berpakaian rapi
4) Pengkondisian
Berdasarkan hasil pengamatan, sekolah memiliki sarana dan
prasarana yang mendukung implementasi pendidikan karakter disiplin
dan tanggung jawab. Sekolah memiliki dua gerbang, gerbang utama
76
dan gerbang dalam. Ketika bel berbunyi gebang dalam ditutup, siswa
yang terlambat harus melapor ke pos satpam. Untuk memfasilitasi
dalam membuang sampah, di depan setiap ruangan tersedia tiga
tempat sampah, untuk sampah plastik, daun, dan kertas. Di halaman
sekolah dan kantin juga tersedia beberapa tempat sampah, dan
beberapa wastafel untuk cuci tangan. Ruang kelas juga memiliki
fasilitas yang mendukung kegiatan pembelajaran, seperti white board,
LCD, komputer, dan peralatan kebersihan. Sekolah memiliki kantin
sehat dan mushola, hanya saja musholanya kecil sehingga saat mau
sholat harus menunggu apabila sudah penuh. Untuk melakukan
pengawasan, dipasang kamera CCTV di setiap ruangan dan di
lingkungan sekolah yang akan dimonitor langsung oleh kepala
sekolah. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan guru sebagai berikut.
“Tidak ada kekurangan dalam sarana dan prasarana hanya saja
mushola sekolah yang kecil sehingga harus bergantian saat
sholat.”
(G5/Pb-15/28-03-2016)
“Sekolah sudah memberikan sarana dan prasarana yang
mendukung.”
(G6/Sh-15/28-03-2016)
Berikut adalah sebagian sarana dan prasarana di sekolah.
Gambar 17. Kantin sehat
Gambar 18. Ketersediaan tempat sampah
77
b. Mata Pelajaran
1) RPP
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan studi
dokumentasi RPP di lampiran 19, guru menuliskan nilai karakter di
dalam RPP untuk kemudian diintegrasikan dalam kegiatan
pembelajaran. Hal tersebut diperkuat pernyataan guru saat peneliti
mengajukan pertanyaan tentang integrasi dalam pembelajaran sebagai
berikut.
“Ketika guru membuat RPP nanti harus mencantumkan hal-hal
tersebut.”
(G5/Pb-16/28-03-2016)
“Setiap pembuatan RPP itu kan, jadi ya sudah masuk di situ.”
(G3/Sg-16/12-05-2016)
“Bu kepala sekolah juga selalu meminta untuk mencantumkan
karakter disiplin dan tanggung jawab dalam RPP sehingga di
kegiatan pembelajaran diintergrasikan.”
(G7/Bk-16/28-03-2016)
2) Proses Pembelajaran
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru diperoleh data bahwa
cara yang dilakukan guru untuk menanamkan karakter disiplin dan
tanggung jawab adalah dengan senantiasa mengingatkan dan menegur
siswa yang kurang tertib. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang
disampaikan kepala sekolah berikut.
“Ditegur kalau anak-anak tidak mengerjakan PR, tidak memakai
baju seragam, terlambat dan sebagainya.”
(KS/Uf-16/11-06-2016)
Selain itu, guru juga membiasakan siswa untuk melaksanakan
indikator-indikator karakter disiplin dan tanggung jawab, antara lain
78
mengerjakan tugas tepat waktu sesuai kesepakatan. Hal tersebut
diperkuat oleh pernyataan guru sebagai berikut.
“Kalau memberi tugas diberi waktu nanti selesai lima belas
menit kalau lebih dari lima belas menit nanti ada tugas
tambahan dari bu En, itu membiasakan anak agar segera
menyelesaikan tugasnya kalau tidak selesai tepat waktu nanti
dikerjakan dua kali kalau tidak nilainya dikurangi sejadinya
nanti dikumpulkan.”
(G8/En-16/28-03-2016)
“Mengerjakan itu harus tepat waktu, kalau telat sedikit nanti
saya tinggal, konsekuensi ditinggal tetapi nanti pas ketinggalan
itu saya dekati lagi, kenapa? ini kasihan temannya yang sudah
dari dulu selesai kamu masih enak-enakan.”
(G6/Sh-16/28-03-2016)
“Kalau mengerjakan tugas harus selesai tepat waktu, kalau itu
diskusi ya siswa harus diskusi kalau itu individu ya harus
individu jadi sesuai apa tugasnya dilaksanakan dengan baik.”
(G1/Wr-16/29-03-2016)
Dari hasil pengamatan, peneliti memperoleh bahwa sekolah
sudah melaksanakan implementasi pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab, serta memasukkannya ke dalam RPP. Selanjutnya,
peneliti melakukan pengamatan di empat kelas saat pembelajaran
sebagai berikut.
a) Kelas IA
Pembelajaran dimulai dengan membaca doa mau belajar, doa
kedua orang tua, dan membaca surat Al-Ikhlas dilanjutkan
menyanyikan lagu Dari Sabang Sampai Merauke. Ar dan Kf datang
terlambat, siswa lain menyoraki dan menyuruh menyanyi. Sh
menanyakan alasan mereka datang terlambat dan menasehati agar
tidak terlambat lagi. Sh mengingatkan siswa untuk membaca buku
cerita tentang nabi Adam selama 15 menit dan mengawasi siswa
79
saat membaca. Siswa yang tidak tertib dicatat namanya dan
diberikan peringatan. Sh meminta seorang siswa menceritakan
ulang isi bacaannya. Sh memberikan pujian kepada siswa yang mau
bercerita di kelas. Sh menanyakan materi yang dipelajari kemarin
untuk menggali ingatan siswa dan melanjutkan materi selanjutnya
yaitu aturan permainan. Sh meminta siswa menyebutkan aturan
bermain kelereng. Sh meminta siswa menggambar anak yang
bermain gobak sodor dan menuliskan cerita. Saat menggambar,
siswa yang sudah selesai berlari-lari di dalam kelas untuk melihat
pekerjaan temannya. Sh selalu menegur dan mengingatkan siswa
agar tertib. Sh mengumpulkan pekerjaan siswa karena akan
dilanjutkan pelajaran TIK. Dilaksanakan ulangan Bahasa Jawa
setelah istirahat I, Sh berkeliling mengawasi siswa dan
menghimbau siswa agar jujur saat mengerjakan. Saat istirahat II,
siswa yang belum selesai menggambar disuruh memilih
mengerjakan saat istirahat atau tidak dilanjutkan. Sh memberikan
PR kepada siswa. Sh mengingatkan siswa piket untuk
melaksanakan piket.
b) Kelas VB
Pembelajaran dilakukan setelah kegiatan olah raga dengan
melaksanakan kegiatan simulasi pasar. Pb memberikan aturan di
dalam simulasi yaitu membagi uang yang dimiliki kelompok sama
banyak dan pembeli berasal dari luar kelas. Pb menghimbau untuk
80
menjaga kebersihan dan ketertiban pasar. Pb menegur siswa yang
berbuat curang saat membeli. Pb membagikan bintang kelas untuk
siswa yang tertib. Pb meminta siswa membersihkan dan merapikan
kelas kembali setelah simulasi. Pb tidak memberikan PR, tetapi
tugas selama libur empat hari akan diberikan esok harinya.
Gambar 19. Guru membagikan bintang kelas
c) Kelas IC
En melakukan rooling tempat duduk sebelum pembelajaran
dimulai. Ed terlambat tetapi pembelajaran belum dimulai.
Dilanjutkan membaca doa mau belajar, doa kedua orang tua, dan
surat Al-Fil. Am masuk kelas setelah selesai berdoa, En
menanyakan alasannya terlambat dan mengatakan “Nanti bilang
Mama ya, besok tidak boleh terlambat.” En mengingatkan siswa
untuk membaca buku cerita selama 15 menit. En menghimbau
siswa untuk bekerja sama di dalam kelompok untuk melakukan
pengamatan di luar kelas selama 15 menit. Setelah 15 menit, siswa
diminta masuk kelas untuk mempresentasikan hasil kerja
kelompok. En memberi pujian kepada kelompok yang mengajukan
diri untuk presentasi. Saat melakukan tanya jawab, ada seorang
81
siswa yang menjawab tanpa mengangkat tangan terlebih dahulu
lalu diingatkan oleh En, “Tadi peraturannya bagaimana? Angkat
tangan dulu, setelah ditunjuk baru menjawab.” Siswa diberikan
tugas individu, siswa yang berkeliling melihat pekerjaan teman
diminta kembali ke tempat duduk masing-masing dan mengerjakan
pekerjaannya sendiri. En memberikan waktu siswa untuk
melaksanakan sholat dhuha dilanjutkan istirahat. En memberikan
PR kepada siswa, siswa yang tidak menulis PR mendapat teguran.
Gambar 20. Siswa melakukan pengamatan di luar
kelas
d) Kelas IVA
Siswa diberikan tugas oleh Wr karena beliau akan ke rumah
sakit memeriksakan anaknya. Tugas dan waktu pengerjaannya
ditulis di papan tulis sesuai dengan jam jadwal pelajaran. Guru
menunjuk siswa penanggung jawab tugas sesuai jadwalnya. Selama
mengerjakan tugas, siswa dapat tertib dan tenang duduk di masing-
masing tempat duduknya. Saat jam kunjungan perpustakaan, siswa
pergi ke perpustakaan untuk membaca buku atau meminjam buku
82
dan dibaca di kelas karena perpustakaan dipakai untuk kegiatan
pembelajaran kelas IVC. Ada beberapa siswa yang tidak memakai
sepatu saat ke perpuatakaan karena malas memakai sepatu. Ketika
istirahat, Yg bertengkar dengan By siswa kelas VB sehingga Yg
menangis, lalu mereka saling meminta maaf dan bermain lagi.
Berikut adalah tugas yang diberikan oleh guru ketika guru
tidak dapat mendampingi siswa di kelas.
Gambar 21. Pemberian tugas oleh guru
3) Aktualisasi
Di dalam kurikulum sekolah, pramuka masuk ke dalam jam
pelajaran sebagai kegiatan aktualisasi. Pramuka dilaksanakan oleh
siswa kelas I sampai V sesuai jadwal masing-masing. Pada hari Selasa
dilaksanakan pramuka untuk kelas IV dan V, Rabu untuk kelas I dan
II, dan Kamis untuk kelas III. Siswa kelas I dan II masih dalam tahap
pengenalan, kegiatannya antara lain membuat gambar tunas kelapa
dengan batu kerikil dan menyanyikan lagu-lagu dalam kepramukaan.
Siswa kelas III, IV, dan V sudah diajarkan kegiatan praktik, antara
lain tali temali, membuat drag bar, dan membuat tenda. Pada
pengamatan XII, siswa diminta membuat tenda bersama regunya.
83
Pada pengamatan XXIV, dilaksanakan ujian SKU, siswa yang tidak
memakai atribut lengkap pramuka dihukum menyanyi. Implementasi
karakter disiplin dan tanggung jawab dalam kegiatan pramuka antara
lain dengan mematuhi aturan yang ditetapkan oleh Pembina pramuka
dan melaksanakan tugas baik individu maupun regu, serta menerima
sanksi dari Pembina saat melanggar aturan yang telah disepakati.
Gambar 22. Kegiatan pramuka kelas IV
dan V
c. Budaya Sekolah
1) Kelas
Dalam menanamkan karakter disiplin dan tanggung jawab,
setiap kelas memiliki peraturan masing-masing. Berdasarkan hasil
pengamatan, siswa kelas IA, IVA dan IVB memiliki aturan harus
melepas sepatu saat masuk kelas, sepatu ditata rapi di rak sepatu atau
di lantai. Siswa kelas I tidak boleh makan di dalam kelas saat istirahat.
Berdasarkan studi dokumentasi, setiap kelas memiliki kepengurusan
kelas dan jadwal piket kelas yang ditempel di papan pengumuman
kelas. Untuk kelas IIA, peneliti tidak dapat mengamati ruang kelas
84
dan mendapatkan dokumentasi secara langsung karena ruangan
ditutup untuk renovasi sehingga kelas IIA melakukan kegiatan belajar
mengajar di ruang PKG.
Gambar 23. Jadwal piket di kelas
IC
Gambar 24. Struktur kepengurusan
kelas IC
2) Sekolah
Sekolah memiliki regulasi untuk menciptakan lingkungan
belajar yang kondusif salah satunya dengan tata tertib guru dan siswa.
Setiap kelas memiliki tata tertib guru dan siswa yang ditempel di
papan pengumuman kelas. Selain itu, sekolah juga memberlakukan
beberapa aturan dalam pelaksanaan program sekolah sehat dan
sekolah adiwiyata, misalnya siswa dihimbau membuang sampah pada
tempatnya dan memberi sanksi kepada siswa yang melanggar. Hal
tersebut diperkuat dengan hasil wawancara dengan karyawan sebagai
berikut.
“Dulu ada teguran uang seribuan membuang sampah
sembarangan nanti dikumpulkan untuk kegiatan UKS.”
(T2/Sk-11/09-06-2016)
85
Sekolah juga menerapkan aturan kepada siswa, siswa dilarang
membeli jajan di luar gerbang sekolah saat jam istirahat. Hal ini sesuai
dengan pernyataan guru sebagai berikut.
“Kemudian buang sampah sembarangan diberi sanksi itu lho
mbayar uang itu seribu. Siswa jajan di luar itu juga didenda
biasanya ada sanksinya kan biar anak jajan sehat kan di kantin,
lama-kelamaan itu yang jualan di luar juga nggak ada, kita kan
nggak melarang penjualnya tapi siswanya yang kita terapkan
disiplinnya.”
(G2/Et-11/28-03-2016)
Hal senada juga diungkapkan siswa sebagai berikut.
“Kalau di kelas biasanya disuruh piket.”
(S1/Md-10/03-05-2016)
“Memunguti sampah terus dimasukkan ke tong sampah.”
(S14?Nn 10/30-04-2016)
“Jajannya selalu di kantin nggak boleh keluar, nanti diingatkan
kalau sekali lagi didenda Rp50.000,00.”
(S2/In-4/03-05-2016)
Akan tetapi, pernyataan tersebut tidak didukung oleh hasil
wawancara dengan guru olah raga yang juga menangani bidang
bimbingan dan konseling sebagai berikut.
“Siswa yang melanggar aturan akan diberi hukuman peringatan,
lalu diberi bimbingan akibat-akibat dari perbuatannya. Misalnya
anak itu diberi peringatan misalnya jajan di luar, akibat kamu
jajan di luar nanti akan berakibat ini ini ini, kan 4P kan bisa
menyebabkan kanker, bisa nanti kecerdasan berkurang, jadi
otomatis anak sudah jelas.”
(G3/Sg-11/12-05-2016)
Pemberian sanksi denda Rp50.000,00 hanya digunakan untuk
menakut-nakuti siswa agar siswa tidak membeli jajanan di luar
gerbang. Siswa juga diberikan pemahaman akan akibat jajan
sembarangan di luar gerbang. Dengan begitu, siswa tidak membeli
86
jajanan di luar gerbang bukan hanya karena takut, tetapi siswa juga
memahami akibat buruk yang ditimbulkan.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti selama 26
pengamatan, siswa tidak diizinkan keluar gerbang dan membeli
jajanan di luar gerbang saat istirahat. Selain itu, sekolah hanya
memiliki satu gerbang untuk akses keluar sekolah sehingga
memudahkan dalam pengawasan. Peneliti tidak menjumpai adanya
sanksi denda seperti yang diungkapkan guru dan karyawan. Pada
awalnya diterapkan aturan tesebut, tetapi siswa sudah terbiasa
menjalankannya sehingga aturan tersebut tidak diberlakukan lagi.
Siswa yang membuang sampah sembarangan akan ditegur dan siswa
harus memunguti sampah di sekeliling sekolah.
Di lingkungan sekolah terpasang penugasan untuk siswa, yaitu
piket kantin, piket mushola, dan piket taman. Akan tetapi berdasarkan
studi dokumentasi, jadwal piket tersebut tidak mengalami regenerasi
ke kelas di bawahnya. Piket tersebut dilaksanakan untuk siswa kelas
IV dan V tahun ajaran 2014/2015, sehingga sudah tidak dilaksanakan
piket lagi di tahun ajaran sekarang. Piket yang tetap berlanjut yaitu
piket UKS untuk kader dokter kecil.
87
Gambar 25. Tata tertib sekolah
Gambar 26. Piket kantin
Sekolah mengadakan beberapa perlombaan yang dilaksanakan
untuk siswa. Berdasarkan pengamatan XIII, sekolah mengadakan
perlombaan dalam memperingati Hari Kartini. Perlombaan tersebut
antara lain lomba busana yang diikuti perwakilan setiap kelas,
mewarnai untuk seluruh siswa kelas I dan II, menggambar untuk
seluruh siswa kelas III, membuat puisi untuk seluruh siswa kelas IV,
dan membuat grafiti untuk seluruh siswa kelas V. Seluruh siswa kelas
I sampai V harus mengikuti perlombaan tersebut dan akan ditentukan
juara I, II, dan III dari setiap kelas. Hal itu sesuai dengan pernyataan
kepala sekolah saat peneliti bertanya tentang perlombaan yang
diadakan sekolah sebagai berikut.
“Peringatan hari kartini, peringatan 17an terus kemudian ketika
kemah kan banyak perlombaan, kebersihan kelas.”
(KS/Uf-17/11-06-2016)
Pernyataan tersebut diperkuat oleh pernyataan guru kelas ID
sebagai berikut.
“Biasanya itu kalau ini ada lomba kerbersihan kelas biar
semuanya semangat untuk menjaga kebersihan.”
(G4/Im-19/29-03-2016)
88
Perlombaan yang dilaksanakan secara rutin adalah lomba
kebersihan kelas setiap tiga bulan dan diikuti oleh seluruh kelas, tetapi
tidak dijumpai oleh peneliti saat melakukan penelitian, serta lomba
saat peringatan hari besar. Berdasarkan studi dokumetasi pada gambar
28, kegiatan tersebut tidak terdapat pada kalender pendidikan. Di
dalam kalender pendidikan dituliskan sebatas Hari Kartini.
Gambar 27. Peringatan Hari
Kartini
Gambar 28. Kalender akademik
Pembiasaan-pembiasaan yang ditanamkan sekolah kepada siswa
yaitu datang dan pulang sekolah tepat waktu, membuang sampah pada
tempatnya, salaman saat bertemu guru, meminta maaf, berpakaian rapi
dan sopan, serta bertanggung jawab atas perbuatannya. Berdasarkan
hasil pengamatan selama 26 hari pengamatan, setiap hari selalu ada
siswa yang terlambat kecuali hari senin. Rata-rata delapan siswa yang
terlambat setiap harinya. Keterlambatan siswa masih bisa ditolerir,
nanti jika siswa terlambat dalam waktu lama siswa akan malu dan
diantar orang tuanya masuk kelas. Pada pengamatan XXIV, terdapat
siswa yang menangis karena terlambat dan diantar ayahnya masuk ke
89
kelas pada pukul 07.50. Hal tersebut diperkuat dengan hasil
wawancara siswa sebagai berikut.
“Pernah terlambat, ibukku soalnya kalau aku sudah siap nanti
ibuku baru mandi.”
(S7/Rw-10/02-04-2016)
“Pernah terlambat soalnya ayahnya yang ngantar.”
(S15/Ds-10/27-04-2016)
“Pernah, nanti ditanya kok terlambat kenapa.”
(S5/An-10/26-04-2016)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut siswa menyatakan pernah
terlambat. Penyebab keterlambatan siswa yaitu karena siswa diantar
oleh orang tua, sehingga harus bergantung pada yang mengantar.
Selain itu, siswa yang terlambat tidak diberikan sanksi. Siswa akan
ditanya dan dinasehati oleh guru kelas. Pada pengamatan V di kelas
IA, Sh menasehati Ar yang datang terlambat. Pada pengamatan XI, En
mengatakan “Nanti bilang sama Mama ya, besok tidak boleh
terlambat.” kepada Am yang datang terlambat.
Gambar 29. Siswa datang terlambat
Untuk kepulangan, siswa tidak selalu tepat waktu. Pada
pengamatan XVI dan XVIII, Ed ditunggui En mengerjakan tugasnya
90
sepulang sekolah karena belum selesai saat di kelas seperti yang
terlihat pada gambar 30.
Gambar 30. Ed mengerjakan tugas
ditunggui En sepulang sekolah
Hal tersebut diperkuat oleh hasil wawancara guru sebagai
berikut.
“Kalau waktu pulangnya ngaret sedikit karena anaknya belum
selesai mengerjakan tugas kan nggak boleh keluar sampai
selesai itu orang tuanya marah-marah.”
(G6/Sh-29/28-03-2016)
“Kalau harus selesai tepat waktu misalnya jam 12.55 pas itu kan
tidak bisa ya mbak nanti punjul lima menit lagi jadi jam 13.00,
13.05 itu orang tua ada yang komplain.”
(G2/Et-29/28-03-2016)
Berdasarkan pengamatan selama 26 hari, sebagian besar siswa
sudah bisa membiasakan untuk membuang sampah pada tempatnya
meskipun masih ditemui siswa yang melanggar dan mendapat teguran
dari guru. Siswa yang masih perlu bimbingan adalah siswa kelas
rendah. Pada pengamatan XXVI, siswa piket kelas IIA tidak
menyerok sampah sehingga berserakan di depan kelas. Selain itu,
siswa kelas rendah juga masih perlu bimbingan dalam berpakaian rapi
dan sopan. Pada jam istirahat, setiap hari ditemui siswa yang pergi ke
91
kantin tidak memakai sepatu dan bermain-main di lapangan sekolah.
Selain itu, seragam yang dipakai siswa berantakan sehingga akan
ditegur guru saat di kelas.
Gambar 31. Siswa membuang
sampah pada tempatnya
Gambar 32. Sampah berserakan di
halaman kelas
Gambar 33. Siswa berpakaian kurang
rapi
Gambar 34. Siswa tidak memakai
sepatu saat istirahat
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan guru sebagai berikut.
“Mungkin kadang sok melepas sepatu di kelas, melepas sepatu
di kelas itu kebawa di luar sepatunya nggak dipakai.”
(G6/Sh-18/28-03-2016)
Salah satu bentuk penanaman karakter tanggung jawab yaitu
siswa menerima sanksi atau konsekuensi dari perbuatannya. Di
sekolah atau kelas diterapkan sanksi untuk beberapa peraturan. Ketika
siswa tidak melaksanakannya, maka siswa harus bersedia menerima
sanksi sesuai kesepakatan. Berdasarkan pengamatan, guru selalu
92
menegur siswa yang melakukan hal kurang baik. Pada pengamatan I,
peneliti menjumpai siswa kelas IIA yang mengerjakan PR di depan
kelas karena belum mengerjakan di rumah, sedangkan PR dibahas saat
itu. Pada pengamatan III, peneliti menjumpai tiga siswa kelas IIA
yang membuat surat pernyataan untuk dimintakan tanda tangan
kepada Bu Sh. Hasil dokumentasi surat pernyataan siswa, siswa
menulis pernyataan yang bertuliskan “Bila kita merusak barang
sekolah lagi kami siap dihukum.” Siswa dihukum karena merusakkan
speaker di dalam kelas. Saat melakukan pelanggaran, siswa harus
menerima resiko atau sanksi sesuai ketentuan. Hal tersebut diperkuat
oleh pernyataan siswa sebagai berikut.
“Soalnya kita nggak berangkat pramuka, lalu kita dihukum
disuruh piket.”
(S3/Ky-10/04-04-2016)
“Yang laki-laki makan di kelas to kan aturannya nggak boleh
makan di kelas langsung kon nyapu padahal aku nggak piket.”
(S9/Yj-10/04-04-2016)
“Pernah didenda 2.500, kan piketnya dua kali kalau sekali nggak
piket 2.500 kalau dua kali nggak piket 5.000.”
(S2/In-10/04-04-2016)
“Pernah didenda 1.000 soalnya piket pas istirahat, paginya
nggak piket.”
(S13/Fa-10/04-04-2016)
3) Luar Sekolah
Kegiatan luar sekolah yang dilaksanakan SD Negeri I Bantul
dalam mengimplementasikan karakter disiplin dan tanggung jawab
adalah ekstrakulikuler wajib dan pilihan. Implementasi karakter
disiplin dan tanggung jawab ada di dalam kegiatan ekstra tersebut. Hal
93
tersebut sesuai hasil wawancara dengan kepala sekolah sebagai
berikut.
“Semuanya mendukung, ekstra drum band, ekstra tari,
semuanya karena penanaman karakter itu ada di dalam kegiatan
yang mereka laksanakan ketika di ekstra itu.”
(KS/Uf-19/11-06-2016)
Berdasarkan pengamaatan selama 26 pengamatan, ekstra yang
dilaksanakan di SD Negeri 1 Bantul yaitu ekstra melukis, drum band,
menari, piano, karate, renang, dan OSN. Dalam ekstrakulikuler OSN,
siswa diberikan tugas individu untuk dikerjakan sesuai ketentuan dari
guru. Pada pengamatan V, pelatih drum band mengulang-ulang lagu
yang dibawakan apabila ada instrumen musik yang kurang tepat.
Pelatih tari selalu mengingatkan siswa yang gerakannya kurang tepat
dan membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil agar siswa
mudah memahami gerakannya. Pada pengamatan XVIII di
ekstrakurikuler karate, siswa yang berada di sabuk atas diminta
memimpin gerakan dan melatih siswa junior sabuk bawah. Pelatih
juga membiasakan siswa tepat waktu misalnya dengan memberi
istirahat sesuai kesepakatan yaitu 15 menit. Dalam ekstrakulikuler
melukis, siswa diberikan tugas menggambar dan mewarnai lalu
dikumpulkan kepada guru untuk dinilai. Selain itu juga dilaksanakan
ekstra piano dan renang, akan tetapi peneliti tidak mengamati saat
kegiatan tersebut dilaksanakan.
94
Gambar 35. Ekstrakulikuler karate
Gambar 36. Ekstrakulikuler drum band
Sekolah juga melaksanakan ekstrakulikuler wajib bagi siswa
yaitu les mapel UN untuk kelas VI, ekstra Bahasa Inggris untuk
seluruh siswa kelas I sampai VI, TPA untuk siswa muslim, dan les
baca tulis untuk siswa kelas I yang belum lancar. Ekstra Bahasa
Inggris dilaksanakan pada hari Senin untuk semua kelas hanya saja
berbeda-beda waktunya, kelas I dan VA dimulai pukul 13.00, kelas II
dan III dimulai pukul 14.00, dan kelas IV dan VB dimulai pukul
15.00. TPA dilaksanakan sesuai jadwal setiap kelas bersama guru
agama islam. Pada pengamatan XIV dan XX, Sh memberikan les baca
tulis untuk seorang siswa yang belum lancar. Hal tersebut diperkuat
oleh pernyataan guru sebagai berikut.
“Hari senin sampai sabtu terdapat kegiatan ekstrakulikuler,
dalam pelaksanaannya cukup membantu, ekstrakulikuler yang
wajib TPA dan bahasa inggris sedangkan yang lain siswa boleh
memilih mana yang akan diikuti.”
(G5/Pb-21/28-03-2016)
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, kegiatan
lainnya yaitu pengajian yang dilaksanakan secara rutin bersama wali
siswa. Selain itu, peneliti melakukan studi dokumentasi, yaitu
undangan kegiatan pengajian bersama wali siswa yang dilaksanakan
95
di sekolah. Hal tersebut didukung oleh pernyataan guru dan wali siswa
sebagai berikut.
“Pengajian setiap selapan, minggu apa ya lupa aku.”
(G2/Et-22/28-03-2016)
“Pengajian itu rutin.”
(G5/Pb-22/28-03-2016)
Pernyataan tersebut diperkuat oleh pernyataan wali siswa saat
peneliti mengajukan pertanyaan tentang kegiatan sekolah bersama
wali sebagai berikut.
“Nika selapan sepidah pengajian rutin ahad pagi.”
(W2/Pa-2/02-05-2016)
“Yang rutin itu pengajian dan pertemuan wali murid.”
(W3/Rt-2/25-04-2016)
Peneliti tidak menemukan dokumentasi terkait dengan kegiatan
pengajian, peneliti hanya menemukan undangan untuk wali siswa.
Gambar 37. Undangan pengajian
4. Evaluasi dari Implementasi Pendidikan Karakter Disiplin dan
Tanggung Jawab
Evaluasi secara keseluruhan dilaksanakan saat rapat untuk
memecahkan masalah bersama, dan melibatkan wali siswa bila diperlukan.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan kepala sekolah sebagai berikut.
“Kalau ada permasalahan di selesaikan dulu oleh guru kalau guru
tidak bisa menyelesaikan dilaporkan ke kepala sekolah kemudian ke
orang tua.”
96
(KS/Uf-22/11-06-2016)
Sedangkan evaluasi di dalam pembelajaran melalui penilaian sikap
oleh masing-masing guru. Hal tersebut diperkuat oleh studi dokumentasi
RPP pada lampiran 19, guru mencantumkan contoh penilaian sikap. Data ini
diperkuat dengan hasil wawancara dengan guru sebagai berikut.
“Kalau rapat itu kan biasanya langsung dibahas permasalahan dari
siswa ada apa.”
(G1/Wr-24/29-03-2016)
“Di penilaian sikap itu penilaian sikap sudah ada jadi udah masuk
range ada wadah buat penilaian sikap.”
(G5/Pb-24/28-03-2016)
Sekolah juga melibatkan wali siswa dalam melakukan evaluasi untuk
memecahkan masalah bersama. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan wali
siswa sebagai berikut.
“Salah satu bentuk kedisiplinan kita sebagai orang tua pernah
dipanggil kalau ada pelanggaran, tidak menaati.”
(W5/Ve-4/03-04-2016)
Evaluasi digunakan untuk menentukan keberhasilan dari implementasi
pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab. Berdasarkan hasil
wawancara dengan kepala sekolah diperoleh data bahwa keberhasilannya
sudah terlihat terkait dengan prestasi siswa baik akademik maupun non
akademik, akan tetapi masih perlu bimbingan. Hal tersebut diperkuat
dengan pernyataan guru dan wali siswa ketika peneliti mengajukan
pertanyaan tentang keberhasilan implementasi sebagai sebagai berikut.
“Masih perlu dievaluasi lagi, masih ada siswa yang belum.”
(G2/Et-25/28-03-2016)
“Keberhasilan itu 84 karena gini kita kan sudah mendidik anak-anak di
sekolah kan tapi keluarga itu sangat memberi dampak.”
(G5/Pb-25/28-03-2016)
97
“Kalau dikatakan menilai diri sendiri tentunya kita sudah maksimal
tetapi belum 100%.”
(G7/Bk-25/28-03-2016)
Pernyataan guru tersebut sesuai dengan pernyataan wali siswa saat
peneliti mengajukan pertanyaan tentang keberhasilan implementasi sebagai
berikut.
“Menurut saya kalau untuk kedisiplinan ya masih belum bisa 90%
karena kalau kedisiplinan kan tetap dimulai dari keluarga ya mbak.”
(W4/Si-5/25-04-2016)
“Kalau menurut saya sih sudah berhasil mbak, tinggal beberapa anak
saja yang biasa to ada yang, tapi sebagian besar sudah bisa.”
(W6/Yu-5/25-04-2016)
Melalui evaluasi akan ditemukan faktor pendukung dan penghambat
dari implementasi tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
sekolah, sekolah memperoleh dukungan dari berbagai pihak dalam
implementasi karakter disiplin dan tanggung jawab karena pada dasarnya itu
baik untuk siswa, yaitu wali siswa. Selain itu juga merupakan himbauan dari
pemerintah dan Kemendikbud. Hal tersebut diperkuat dengan hasil
wawancara dengan guru sebagai berikut.
“Wali siswa kalau untuk melatih kedisiplinan sangat setuju sekali.”
(G8/En-30/28-03-2016)
“Orang tua siswa mendukung, dari BPOM meneliti yang ada di kantin
nah itu terus anak-anak harus jajan di kantin tidak boleh di luar, itu
kan disiplin.”
(G1/Wr-30/29-03-2016)
“Orang tua siswa mendukung, dukungan dari pihak lain misalnya dari
pemerintah dari dinas pendidikan yang terkait dengan kurikulum
2013.”
(G4/Im-30/29-03-2016)
“Orang tua mendukung, pasti ada masukan, selalu ada masukan
kadang kan parentingnya tuh yang berbeda, orang tua
menanamkannya bagaimana di sekolah bagaimana.”
(G5/Pb-30/28-03-2016)
98
Untuk mengkonfirmasi pernyataan dari guru, peneliti melakukan
wawancara kepada wali siswa dan diperoleh data bahwa wali siswa
mendukung implementasi pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab
di SD Negeri 1 Bantul, sebagai berikut.
“Mboten, tetep setuju.”
(W2/Pa-6/02-05-2016)
“Saya setuju sekali, dan saya lihat follow up nya juga bagus
maksudnya kan beliau menanamkan untuk sholat baliau juga rajin
untuk menanyakan, gimana atta tadi sholat tidak kan itu bentuk follow
up, tidak cuma memperkenalkan tetapi beliau juga memfollow up”
(W3/Rt-6/25-04-2016)
“Setuju aja karena menyangkut kemandirian siswanya.”
(W5/Ve-6/03-05-2016)
Selanjutnya, berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah tidak
ditemukan faktor penghambat atau kendala dalam implementasi pendidikan
karakter disiplin dan tanggung jawab. Akan tetapi, pernyataan tersebut tidak
didukung oleh pernyataan guru sebagai berikut.
“Kalau kendala itu tidak, tetapi harus senantiasa mengingatkan karena
masih anak-anak, masih harus dinasehati, cuma anak-anak kan belum
optimal.”
(G1/Wr-27/29-03-2016)
“Kendalanya di siswa, masih ada siswa satu dua yang ngeyel satu
dua.”
(G2/Et-27/28-03-2016)
“Yang menjadi kendala seorang guru itu kadang di sekolah dan di
rumah ada yang tidak sinkron.”
(G4/Im-27/29-03-2016)
“Banyak kalau kendala, kan anak banyak wataknya, karakternya
berbeda-beda untuk menangani anak A itu berbeda dengan B, orang
tua, keluarga, lingkungan sekitar sangat berpengaruh.”
(G5/Pb-27/28-03-2016)
Kendala yang dihadapi guru ada pada siswa yang memiliki berbagai
karakter, berbagai parenting, dan berbagai lingkungan sehingga guru harus
99
senantiasa mengingatkan dan menasehati siswa, serta menjalin komunikasi
yang baik dengan wali siswa.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Dalam pembahasan ini akan dibahas lebih lanjut mengenai.
1. Pemahaman Kepala Sekolah dan Guru tentang Karakter Disiplin dan
Tanggung Jawab
Dari deskripsi data yang telah peneliti jabarkan di atas, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa pemahaman pengertian karakter disiplin dan
tanggung jawab antara kepala sekolah dan guru hampir sama. Kepala
sekolah memahami karakter disiplin adalah kepatuhan akan peraturan yang
sudah ditetapkan. Guru memahami karakter disiplin sebagai sikap yang
menunjukkan kepatuhan akan aturan atau ketentuan yang sudah ditetapkan.
Pemahaman kepala sekolah dan guru tentang pengertian karakter disiplin
hampir sama dengan pendapat Mohamad Mustari (2014: 35) yang
mengartikan disiplin sebagai tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan
patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
Berdasarkan pemahaman kepala sekolah tentang pengertian karakter
tanggung jawab, tanggung jawab merupakan kesadaran untuk melaksanakan
kewajiban. Sedangkan guru memahami karakter tanggung jawab sebagai
kesadaran akan segala hal yang menjadi tugasnya sesuai dengan ketentuan.
Pemahanam kepala sekolah dan guru tentang pengertian karakter tanggung
jawab tidak jauh berbeda dengan pendapat Mohamad Mustari (2014: 19)
yang menyatakan bahwa bertanggung jawab adalah sikap dan perilaku
100
seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang
seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan,
negara, dan Tuhan.
2. Perencanaan Implementasi Pendidikan Karakter Disiplin dan
Tanggung Jawab
Berdasarkan pendapat Mulyasa (2013: 191), impementasi pendidikan
karakter di sekolah dalam garis besarnya menyangkut tiga fungsi manajerial,
yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Fungsi pertama adalah
perencanaan yang menyangkut perumusan kompetensi dasar, penetapan
jenis karakter, dan memperkirakan cara pembentukannya. Perencanaan yang
dilakukan sekolah yaitu dengan memasukkan pendidikan karakter disiplin
dan tanggung jawab ke dalam kurikulum sekolah dan disampaikan kepada
wali siswa dalam sosialisasi kurikulum sekolah di tahun ajaran baru.
3. Pelaksanaan Implementasi Pendidikan Karakter Disiplin dan
Tanggung Jawab
Fungsi kedua adalah pelaksanaaan atau sering juga disebut
implementasi, adalah proses yang memberikan kepastian bahwa program
pembelajaran telah memiliki sumber daya manusia dan sarana, serta
prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan, sehngga dapat membentuk
kompetensi dan karakter yang diinginkan (2013: 192). Implementasi yang
dilakukan sekolah melaui integrasi nilai karakter di dalam program
pengembangan diri, mata pelajaran, dan budaya sekolah. Sesuai pendapat
Agus Wibowo (2012: 84), pengintegrasian pendidikan karakter di sekolah
101
dilakukan dengan integrasi dalam program pengembangan diri, mata
pelajaran, dan budaya sekolah.
a. Integrasi dalam Program Pengembangan Diri
Bentuk pengintegrasian karakter disiplin dan tanggung jawab
dalam pengembangan diri di SD Negeri 1 Bantul meliputi kegiatan rutin,
kegiatan spontan, keteladanan, dan pengkondisian sebagai berikut.
1) Kegiatan rutin
Kegiatan rutin yang berlangsung di SD Negeri 1 Bantul
diantaranya melakukan presensi setiap hari, upacara bendera setiap
hari Senin, senam pagi setiap hari Jumat, piket guru dan siswa setiap
hari, baris setiap hari, sholat dhuha dan dhuhur setiap hari, literasi dan
tadarus setiap hari. Dalam kegiatan tersebut mengembangkan karakter
disiplin dan tanggung jawab siswa saat melaksanakan kegiatan
tersebut. Kegiatan baris akan lebih baik apabila dilaksanakan oleh
semua kelas karena akan membantu siswa membantu siswa dalam
menanamkan karakter disiplin dan tanggung jawab. Hal tersebut
sesuai dengan pernyataan Agus Wibowo (2012: 87) bahwa kegiatan
rutin merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dan
konsisten setiap saat.
2) Kegiatan spontan
Peneliti dapat menyimpulkan bahwa kegiatan spontan yang
dilakukan oleh kepala sekolah dan staf yaitu memberikan teguran,
nasehat, sanksi dan contoh kepada siswa yang melakukan hal kurang
102
tertib di sekolah. Misalnya menegur siswa yang makan saat berjalan,
berpakaian kurang rapi, tidak tertib saat upacara, dan membuang
sampah sembarangan. Siswa yang mendapatkan penilaian baik akan
mendapat pujian atau sanjungan terutama saat pembelajaran di kelas.
Siswa lain juga akan senantiasa mengingatkan siswa yang melakukan
hal kurang baik dan melaporkan kepada gurunya. Menasehati siswa
yang datang terlambat. Memberikan sanksi kepada siswa yang tidak
mengerjakan tugas, dan tidak melaksanakan piket. Hal tersebut sesuai
dengan pernyataan Agus Wibowo (2012: 87) bahwa kegiatan spontan
adalah kegiatan yang dilakukan secara spontan pada saat itu juga, baik
kepada siswa yang melakukan hal baik maupun kurang baik.
3) Keteladan
Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah
dan staf berusaha datang lebih awal, terlebih guru yang mendapat
jadwal piket harus sudah di depan gerbang menyalami siswa. Kepala
sekolah dan staf berpakaian rapi sesuai dengan seragam harian dan
berbicara sopan. Selain itu, kepala sekolah dan staf membiasakan
untuk membuang sampah pada tempatnya dan senantiasa menjaga
kebersihan lingkungan. Kepala sekolah dan staf akan menegur siswa
dan mengajak siswa memungut sampah bersama-sama ketika melihat
sampah berceceran. Guru kelas I senantiasa membimbing dan
menemani siswa dalam melaksanakan piket kelas agar terlaksana
dengan baik. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Agus Wibowo
103
(2012: 89) bahwa keteladanan adalah perilaku dan sikap guru dan
tenaga kependidikan yang lain dalam memberikan contoh terhadap
tindakan-tindakan yang baik, sehingga diharapkan menjadi panutan
bagi peserta didik untuk mencontohnya.
4) Pengkondisian
Pengkondisian meliputi ketersediaan sarana dan prasarana
sekolah dalam implementasi pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab. Sekolah menyediakan toilet yang bersih dan
mencukupi, menggunakan finger print untuk presensi guru,
memfasilitasi siswa dengan kantin sehat dan mushola, memiliki alat
kebersihan kelas yang lengkap, wastafel dan tempat sampah yang
memadai, memasang CCTV di setiap ruangan dan lingkungan
sekolah. Fasilitas sekolah yang kurang mendukung yaitu mushola
yang tergolong masih kecil. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Agus Wibowo (2012: 90) bahwa untuk mendukung keterlaksanaan
pendidikan karakter maka sekolah harus dikondisikan sebagai
pendukung kegiatan itu.
b. Integrasi dalam Mata Pelajaran
Agus Wibowo (2012: 91) menjelaskan pengintegrasian nilai
karakter di dalam mata pelajaran dengan memasukkan nilai karakter
dalam silabus dan RPP. Pengintegrasian nilai karakter dalam mata
pelajaran yang diperoleh peneliti dari hasil penelitian di SD Negeri 1
Bantul adalah sekolah memasukkan pendidikan karakter di dalam
104
kurikulum sekolah dan selanjutnya guru menuliskan nilai karakter yang
dikembangkan di dalam RPP. Nilai karakter tersebut juga masuk ke
dalam kompetensi inti di dalam buku siswa dan buku guru.
Dalam proses pembelajaran, guru senantiasa menegur siswa yang
menyontek, tidak tertib atau berbuat curang saat mengerjakan tugas,
mengingatkan siswa yang piket, mengingatkan ekstrakulikuler yang
dilaksanakan setelah sekolah. Guru membiasakan siswa mengerjakan
tugas sesuai ketentuan, misalnya mengumpulkan tugas siswa sejadinya
sesuai waktu yang diberikan, siswa yang belum selesai diminta
menyelesaikan setelah pulang sekolah ditunggui guru.
Guru juga memberikan sanksi kepada siswa yang tidak
melaksanakan tugas kelas. Di kelas tinggi, siswa yang tidak mengerjakan
PR diberikan sanksi. Untuk siswa kelas I, guru akan menunggui siswanya
untuk mengerjakan PR tersebut. Pada pengamatan I, peneliti menjumpai
tiga siswa kelas IIA yang mengerjakan tugas di taman. Setelah peneliti
tanya, siswa tersebut mengerjakan PR karena belum dikerjakan di rumah
dan di kelas sedang dibahas bersama lalu siswa diminta mengerjakannya
di luar.
Guru juga tak segan meminta bantuan kepada siswa saat di kelas,
misalnya meminta siswa mengumpulkan buku siswa, meminta tolong
untuk dimintakan spidol di kantor guru. Dengan memberikan tugas
kepada siswa, maka akan melatih siswa untuk bertanggung jawab. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Benjamin Spock (1965: 47) bahwa
105
setiap guru sekolah kanak-kanak atau sekolah dasar mengetahui bahwa
anak akan mengembangkan rasa tanggung jawab dengan membantu guru
dan kelas; dan mereka tidak akan berkembang jika tidak melakukannya.
Pemberian tugas oleh guru meliputi PR dan tugas di rumah saat libur.
Guru sering memberikan PR kepada siswa meskipun jumlahnya sedikit.
Pada saat libur try out kelas VI, semua guru memberikan tugas untuk
siswa belajar di rumah selama empat hari.
Di dalam kurikulum 2013 terdapat kegiatan aktualisasi siswa.
Kegiatan aktualisasi di SD Negeri 1 Bantul yaitu pramuka. Pramuka
dilaksanakan oleh siswa kelas I sampai V sesuai jadwal masing-masing
kelas. Materi siswa saat pramuka berbeda-beda menyesuaikan tingkatan
pramuka siaga atau penggalang. Karakter disiplin dan tanggung jawab
dikembangkan di dalam kegiatan pramuka dengan aturan-aturan dan
tugas-tugas yang ditetapkan pembina dan kerja regu siswa.
c. Integrasi dalam Budaya Sekolah
Doni Koesoema menyatakan bahwa desain pendidikan karakter
berbasis kultur sekolah mencoba membangun kultur sekolah yang
mampu membentuk karakter anak didik dengan bantuan pranata sosial
sekolah agar nilai tertentu terbentuk dan terbatinkan dalam diri siswa
(Masnur Muslich, 2011: 91). Bentuk pengintegrasian nilai-nilai karakter
dalam budaya sekolah di SD Negeri 1 Bantul meliputi kegiatan kelas,
sekolah, dan luar sekolah sebagai berikut.
106
1) Kelas
Dalam menciptakan keteraturan di kelas, setiap kelas memiliki
stuktur organisasi kelas, jadwal piket kelas, dan aturan kelas. Guru
memberikan sanksi kepada siswa yang tidak melaksanakan peraturan
tersebut. Selain itu, siswa yang tidak melaksanakan tugas di kelas juga
diberikan sanksi sesuai kesepakatan bersama. Sanksi yang diberikan
kepada siswa tentunya sanksi yang mendidik dan bermanfaat untuk
siswa.
2) Sekolah
Pengintegrasian karakter disiplin dan tanggung jawab dalam
budaya sekolah dilakukan dengan regulasi sekolah, yaitu tata tertib
sekolah. Tata tertib diberlakukan untuk guru dan siswa. Setiap ruang
kelas sudah ditempel tata tertib guru dan siswa di papan pengumuman
kelas. Di halaman sekolah terpasang banner visi, misi, dan tujuan
sekolah. Pemberian sanksi dan teguran juga diberlakukan baik untuk
siswa maupun guru yang melanggar tata tertib sekolah. Selain itu,
warga sekolah juga selalu dihimbau untuk menanamkan pembiasaan-
pembiasaan yang positif di lingkungan sekolah seperti datang tepat
waktu, membuang sampah pada tempatnya, berpakaian rapi dan
sopan, serta menanamkan rasa tanggung jawab.
Kegiatan sekolah yang dilaksanakan antara lain perlombaan dan
kegiatan kepramukaan atau kemah. Perlombaan yang dilaksanakan di
sekolah antara lain lomba kebersihan kelas setiap tiga bulan,
107
peringatan hari Kartini dan hari kemerdekaan. Akan tetapi kegiatan
tersebut belum tercantum di dalam kalender akademik sekolah. Hal
tersebut kurang sesuai dengan pernyataan Agus Wibowo (2012: 94)
bahwa pengintegrasian nilai-nilai karakter dalam budaya sekolah
melalui berbagai kegiatan sekolah yang diikuti seluruh peserta didik,
guru, kepala sekolah, dan tenaga administrasi di sekolah itu, dirancang
sekolah sejak awal tahun pelajaran, dan dimasukkan ke dalam
Kalender Akademik dan yang dilakukan sehari-hari sebagai bagian
dari budaya sekolah.
3) Luar sekolah
Dari hasil penelitian, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
pengintegrasian karakter disiplin dan tanggung jawab melalui kegiatan
luar sekolah yaitu kegiatan ekstrakulikuler wajib, ekstrakulikuler
sekolah, dan kegiatan bersama wali siswa. Ekstrakulikuler wajib yang
dilaksanakan di SD Negeri 1 Bantul yaitu Bahasa Inggris dan TPA
untuk siswa muslim. Sedangkan ekstrakulikuler pilihannya adalah
melukis, drum band, menari, piano, karate, OSN, presenter, dan
renang. Kegiatan ekstra tersebut dilaksanakan sesuai dengan jadwal
masing-masing, akan tetapi belum dimasukkan ke dalam kalender
akademik sekolah. Hal tersebut kurang sesuai dengan pernyataan
Agus Wibowo (2012: 93) bahwa kegiatan luar Sekolah, melalui
kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan lain yang diikuti oleh seluruh
108
atau sebagian peserta didik, dirancang sekolah sejak awal tahun
pelajaran, dan dimasukkan ke dalam Kalender Akademik.
4. Evaluasi Implementasi Pendidikan Karakter Disiplin dan Tanggung
Jawab
Fungsi ketiga adalah pengendalian, yang sering juga disebut penilaian
dan pengendalian, bertujuan menjamin kinerja yang dicapai agar sesuai
dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan (2013: 192). Evaluasi
(penilaian dan pengendalian) yang dilakukan sekolah yaitu guru melakukan
penilaian sikap terhadap siswanya lalu permasalahan yang ditemui akan
dibahas bersama dan melibatkan wali siswa bila diperlukan. Untuk
mencapai keberhasilan, sekolah melibatkan wali siswa dalam melakukan
evaluasi untuk mengontrol siswa di luar lingkungan sekolah.
Dengan adanya evaluasi, ditemukan faktor pendukukung dan
penghambat dari implementasi tersebut. Implementasi pendidikan karakter
disiplin dan tanggung jawab di SD Negeri 1 Bantul memperoleh dukungan
dari beberapa pihak, yaitu orang tua siswa, pemerintah, dan BPOM.
Sedangkan faktor penghambat ataupun kendala yang dihadapi guru pada
umumnya adalah siswa itu sendiri. Siswa memiliki berbagai karakter, pola
asuh dari berbagai lingkungan dan belum tentu bisa menerima cara didik
guru.
E. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian yang berjudul “Implementasi Pendidikan Karakter
Disiplin dan Tanggung Jawab di SD Negeri 1 Bantul” ini masih terdapat
kekurangan karena keterbatasan peneliti dan faktor dari luar. Kekurangan
109
tersebut yakni peneliti tidak mengajak teman sejawat dalam melaksanakan
penelitian sehingga peneliti tidak bisa mengamati implementasi pendidikan
karakter disiplin dan tanggung jawab di SD Negeri 1 Bantul secara
keseluruhan. Selain itu, penelitian dilakukan saat sekolah sedang melakukan
renovasi sehingga tidak bisa mengetahui kegiatan seperti hari-hari biasa.
Pembelajaran siswa kelas VI tidak dilaksanakan seperti biasa karena sedang try
out dan materi yang diajarkan hanya materi untuk Ujian Nasional.
110
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penelitian ini dapat
disimpulkan, sebagai berikut:
1. Pemahaman pengertian karakter disiplin dan tanggung jawab antara kepala
sekolah dan guru hampir sama.
a. Kepala sekolah memahami karakter disiplin adalah kepatuhan akan
peraturan yang sudah ditetapkan, sedangkan karakter tanggung jawab
merupakan kesadaran untuk melaksanakan kewajiban.
b. Guru memahami karakter disiplin sebagai sikap yang menunjukkan
kepatuhan akan aturan atau ketentuan yang sudah ditetapkan dan
karakter tanggung jawab sebagai kesadaran akan segala hal yang
menjadi tugasnya sesuai dengan ketentuan.
c. Kepala sekolah dan guru mengimplementasikan pendidikan karakter
disiplin dan tanggung jawab dengan mengimplementasikannya ke
dalam diri sendiri yang kemudian akan menjadi keteladanan untuk
peserta didiknya.
2. Perencanaan implementasi pendidikan karakter pendidikan disiplin dan
tanggung jawab di SD Negeri 1 Bantul dilakukan dengan cara memasukkan
pendidikan karakter ke dalam kurikulum sekolah dan menuliskan karakter-
karakter yang dikembangkan untuk kemudian dilaksanakan sosialisasi
kurikulum di tahun ajaran baru.
111
3. Pelaksanaan implementasi pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab
di SD Negeri 1 Bantul dilakukan dengan mengintegrasikan karakter disiplin
dan tanggung jawab dalam program pengembangan diri, mata pelajaran, dan
budaya sekolah. Pengintegrasian nilai-nilai karakter dalam program
pengembangan diri meliputi kegiatan rutin, kegiatan spontan, keteladanan,
dan pengkondisian. Pengintegrasian nilai-nilai karakter dalam budaya
sekolah meliputi kegiatan kelas, sekolah dan luar sekolah.
4. Evaluasi implementasi pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab di
SD Negeri 1 Bantul dilakukan dengan melakukan penilaian sikap pada
siswa untuk kemudian dibahas permasalahan bersama saat rapat bersama
guru dan kepala sekolah serta melibatkan wali siswa apabila diperlukan.
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan oleh peneliti sebagai berikut.
1. Kegiatan baris sebaiknya dilaksanakan di semua kelas karena kegiatan
tersebut akan menanamkan disiplin dan tanggung jawab sederhana pada
siswa.
2. Sekolah sebaiknya mengatur kembali jam pelaksanaan senam agar semua
siswa dan guru dapat mengikuti senam dari awal sampai selesai.
3. Evaluasi dari pelaksanaan sholat dhuha belum terlihat, akan lebih baik
apabila siswa dan guru melaksanakan sholat dhuha bersama-sama sehingga
bisa dilakukan evaluasi.
112
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Munir. (2010). Pendidikan Karakter: Membangun Karakter Anak Sejak
dari Rumah. Yogyakarta: Pedagogia.
Agus Wibowo. (2012). Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter
Bangsa Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Akhmad Muhaimin Azzet. (2011). Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia.
Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Clemes, Harris & Bean, Reynold. (2001). Bagaimana mengajar anak
Bertanggung Jawab. (Alih bahasa: Anton Adiwiyoto). Jakarta: Binarupa
Aksara.
Daryanto dan Suryatri Darmiatun. (2013). Implementasi Pendidikan Karakter di
Sekolah. Yogyakarta: Gava Media.
Dharma Kesuma, Cepi Triatna, dan Johar Permana. (2013). Pendidikan Karakter
Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: Remaja Rosdyakarya.
Dwi Siswoyo, dkk. (2011). Fakultas Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Hurlock, Elizabeth. (1987). Perkembangan Anak. (Alih bahasa: dr.Med.Meitasari
Tjandrasa). Jakarta: Erlangga.
Kementerian Pendidikan Nasional. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya
dan Karakter Bangsa. Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran
Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan
Karakter Bangsa. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.
Lexy J. Moleong. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Lickona, Thomas. (2013). Pendidikan Karakter: Mendidik untuk Membentuk
Karakter Bagaimana Sekolah Dasar Mengajarkan Sikap Hormat dan
Tanggung Jawab. (Alih bahasa: Juma Abdu Wamaungo). Jakarta: Bumi
Aksara.
_____. (2013). Character Matters: Persolalan Karakter Bagaimana Membantu
Anak Mengembangkan Penilaian yang Baik, Integritas, dan Kebajikan Penting
Lainnya. (Alih bahasa: Juma Abdu Wamaungo & Jean Antunes Rudolf Zien).
Jakarta: Bumi Aksara.
M. Furqon Hidayatullah. (2010). Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban
Bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka.
113
M. Iqbal. (2015). Dipukul Teman Sekelas, Siswa Kelas 2 SD di Kebayoran Lama
Tewas. Diambil dari http://news.detik.com/berita/3023174/dipukul-teman-
sekelas-siswa-kelas-2-sd-di-kebayoran-lama-tewas pada tanggal 19
September 2016.
Maksudin. (2013). Pendidikan Karakter Non-dikotomik. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Maria J. Wantah. (2005). Pengembangan Disiplin dan Pembentukan Moral pada
Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas
Masnur Muslich. (2011). Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara.
Miles, M.B., and Huberman, A.M. (2009). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber
tentang Metode-Metode Baru. (Alih bahasa: Tjetjep Rohendi Rohidi).
Jakarta: UI Press.
Mohamad Mustari. (2014). Nilai Karakter: Refleksi untuk Pendidikan. Jakarta:
Rajawali Press.
Muchlas Samani dan Hariyanto. (2012). Konsep dan Model Pendidikan Karakter.
Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Muhammad Meisa. (2015). Siswa SD di Tangerang Jadi Korban Bullying Teman
Sekolahnya. Diambil dari http://majalahkartini.co.id/berita/siswa-sd-di-
tangerang-jadi-korban-bullying-teman-sekolahnya pada tanggal 8 Oktober
2015.
Muhammad Rasyid Dimas. (2005). 20 Langkah Salah dalam Mendidik Anak.
(Alih bahasa: Tate Qomaruddin). Bandung: Syaamil Cipta Media.
Mulyasa. (2013). Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.
Ngainun Naim. (2012). Character Building: Optimalisasi Prean Pendidikan
dalam Pengembangan Ilmu dan Pembentukan Karakter Bangsa.
Yogyakarta: Ar-ruz Media.
Rita Eka Izzaty. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.
Sa’dun Akbar. (2011). Revitalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar.
Naskah Pidato Pengukuhan Guru Besar. Malang: Universitas Malang.
Schiller, Pam dan Bryant, Tamera. (2002). 16 Moral Dasar Bagi Anak. (Alih
bahasa: Susi Sensusi). Jakarta: Elex Media Komputindo.
114
Spock, Benjamin. (1965). Problems of Parents. New York: Fawcett World
Library.
_____. (1982). Membina Watak Anak. (Alih bahasa: Wunan Jaya K. Litotohe).
Jakarta: Gunung Jati.
Sri Nawarti. (2011). Pendidikan Karakter: Pengintegrasian 18 Nilai Pembentuk
Karakter dalam Mata Pelajaran. Yogyakarta: Familia.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Syamsu Yusuf dan Nani Sugandhi. (2012). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
Umar Tirtarahardja dan S. L. La Sulo. (2005). Pengantar Pendidikan. Edisi revisi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas.
Wina Sanjaya. (2013). Penelitian Penidikan: Jenis, Metode dan Prosedur.
Jakarta: Prenada Media.
Zainal Aqib. (2011). Pendidikan Karakter: Membangun Perilaku Positif Anak
Bangsa. Bandung: Yrama Widya.
Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam
Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
115
LAMPIRAN
116
Lampiran 1.
Tabel Jadwal Kegiatan Penelitian
No. Hari, tanggal Kegiatan Keterangan
1. Senin, 28 Maret 2016 Wawancara Guru Et, Sh, En, Pb, dan
Bk.
2. Selasa, 29 Maret 2016 Wawancara Guru Im, Sd, Sw, dan Wr.
3. Rabu, 30 Maret 2016 Wawancara siswa Da
4. Jumat, 1 April 2016 Observasi Observasi I
5. Sabtu, 2 April 2016 Observasi dan wawancara siswa Rw Observasi II
6. Senin, 4 April 2016 Observasi dan wawancara siswa Ky Observasi III
7. Selasa, 5 April 2016 Observasi Observasi IV
8. Rabu, 6 April 2016 Observasi, observasi kelas IA Observasi V
9. Kamis, 7 April 2016 Observasi dan wawancara siswa Yj Observasi VI
10. Jumat, 8 April 2016 Observasi dan observasi kelas VB Observasi VII
11. Sabtu, 9 April 2016 Observasi Observasi VIII
12. Jumat, 15 April 2016 Observasi Observasi IX
13. Sabtu, 16 April 2016 Observasi Observasi X
14. Senin, 18 April 2016 Observasi, observasi kelas IC Observasi XI
15. Selasa, 19 April 2016 Observasi Observasi XII
16. Rabu, 20 April 2016 Observasi Observasi XIII
17. Kamis , 21 April 2016 Observasi dan wawancara siswa Ns Observasi XIV
18. Jumat, 22 April 2016 Observasi dan wawancara siswa Fa Observasi XV
19. Sabtu, 23 April 2016 Observasi dan wawancara siswa Ht Observasi XVI
20. Senin, 25 April 2016 Observasi dan wawancara wali Yu, Rt,
dan Si
Observasi XVII
21. Selasa, 26 April 2016 Observasi dan wawancara siswa An Observasi XVIII
22. Rabu, 27 April 2016 Observasi, observasi kelas IVA, dan
wawancara siswa Ds
Observasi IXX
23. Kamis. 28 April 2016 Observasi Observasi XX
24. Jumat, 29 April 2016 Observasi dan wawancara siswa Ca
dan Rn
Observasi XXI
25. Sabtu, 30 April 2016 Observasi dan wawancara siswa siswa
Sw dan Nn
Observasi XXII
26. Senin, 2 Mei 2016 Observasi dan wawancara wali Pa,
siswa Nf
Observasi XXIII
27. Selasa, 3 Mei 2016 Observasi dan wawancara siswa In dan
Md, wali Ed dan Ve
Observasi XXIV
28. Rabu, 4 Mei 2016 Observasi Observasi XXV
29. Sabtu, 7 Mei 2016 Observasi Observasi XXVI
30. Senin, 9 Mei 2016 Wawancara karyawan Sk
31. Selasa, 10 Mei 2016 Wawancara karyawan Mu
32. Kamis, 12 Mei 2016 Wawancara guru Sg
33. Sabtu, 11 Juni 2016 Wawancara kepsek Uf
117
Lampiran 2.
Lembar Wawancara Kepala Sekolah
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang Bapak/Ibu guru ketahui tentang karakter disiplin?
2. Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang karakter tanggung jawab?
3. Menurut Bapak/Ibu guru, apakah penting mengimplementasikan karakter disiplin pada
diri siswa? Alasannya apa?
4. Apa saja manfaat dari pengimplementasian karakter disiplin?
5. Menurut Bapak/Ibu guru, apakah penting mengimplementasikan karakter tanggung
jawab pada diri siswa? Alasannya apa?
6. Apa saja manfaat pengimplementasian karakter tanggung jawab?
7. Bagaimana perencanaaan sekolah dalam mengimplementasikan pendidikan karakter
disiplin dan tanggung jawab?
8. Apakah semua warga sekolah dan wali murid mengetahui bahwa sekolah
mengimplementasikan karakter disiplin dan tanggung jawab?
9. Bentuk kegiatan apa yang dilaksanakan secara rutin oleh sekolah dalam rangka
mengimplementasikan pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab?
10. Bagaimana perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan rutin tersebut?
11. Hal apa yang spontan dilakukan Bapak/Ibu guru ketika menjumpai siswa/warga sekolah
melakukan hal yang kurang baik?
12. Bagaimanakah tanggapan siswa lain saat menjumpai temannya yang melakukan hal
yang kurang baik?
13. Apakah ada reward dalam implementasi pendidikan karakter disiplin dan tanggung
jawab?
14. Bagaimana bentuk keteladanan Bapak/Ibu guru yang dapat dijadikan teladan oleh siswa
terkait dengan implementasi pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab?
15. Bagaimana cara yang dilakukan Bapak/Ibu guru untuk mengimplementasikan
pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab melalui kegiatan pembelajaran?
16. Bagaimana bentuk pembiasaan yang ditanamkan sekolah dalam rangka implementasi
pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab kepada siswa?
17. Apakah sekolah sering mengadakan perlombaan untuk seluruh siswa? Jika iya, seperti
apa bentuk perlombaan tersebut?
18. Apakah sekolah mengadakan kegiatan yang khas dalam rangka implementasi pedidikan
karakter disiplin dan tanggung jawab? Jika ada, bagaimana perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasinya?
19. Kegiatan ekstrakulikuler apa sajakah yang mendukung dalam implementasi pendidikan
karakter disiplin dan tanggung jawab?
20. Apa bentuk kegiatan sekolah yang dilaksanakan bersama wali siswa?
21. Apakah sekolah selalu melaporkan kegiatan siswa ataupun kegiatan lain yang
dilaksanakan di sekolah kepada wali siswa?
22. Bagaimanakah cara mengevaluasi implementasi pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab?
23. Bagaimanakah keberhasilan implementasi pendidikan karakter disiplin dan tanggung
jawab?
24. Bagaimana komitmen warga sekolah dalam keberhasilan implementasi pendidikan
karakter disiplin dan tanggung jawab?
25. Apa sajakah kendala yang Bapak/Ibu guru temui dalam implementasi pendidikan
karakter disiplin dan tanggung jawab di SD Negeri 1 Bantul?
26. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam implementasi
pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab?
27. Bagaimana tanggapan wali murid terhadap implementasi pendidikan karakter disiplin
dan tanggung jawab yang dilakukan sekolah?
28. Dukungan apa sajakah yang diperoleh sekolah dalam implementasi pendidikan karakter
disiplin dan tanggung jawab?
118
Lampiran 3.
Lembar Wawancara Guru
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang Bapak/Ibu guru ketahui tentang karakter disiplin?
2. Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang karakter tanggung jawab?
3. Menurut Bapak/Ibu guru, apakah penting mengimplementasikan karakter disiplin pada diri siswa?
Alasannya apa?
4. Apa saja manfaat dari pengimplementasian karakter disiplin?
5. Menurut Bapak/Ibu guru, apakah penting mengimplementasikan karakter tanggung jawab pada
diri siswa? Alasannya apa?
6. Apa saja manfaat pengimplementasian karakter tanggung jawab?
7. Bagaimana perencanaaan sekolah dalam mengimplementasikan pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab?
8. Apakah semua warga sekolah dan wali murid mengetahui bahwa sekolah mengimplementasikan
karakter disiplin dan tanggung jawab?
9. Bentuk kegiatan apa yang dilaksanakan secara rutin oleh sekolah dalam rangka
mengimplementasikan pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab?
10. Bagaimana perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan rutin tersebut?
11. Hal apa yang spontan dilakukan Bapak/Ibu guru ketika menjumpai siswa/warga sekolah
melakukan hal yang kurang baik?
12. Bagaimanakah tanggapan siswa lain saat menjumpai temannya yang melakukan hal yang kurang
baik?
13. Apakah ada reward dalam implementasi pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab?
14. Bagaimana bentuk keteladanan Bapak/Ibu guru yang dapat dijadikan teladan oleh siswa terkait
dengan implementasi pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab?
15. Apakah sekolah sudah memberikan sarana dan prasarana yang mendukung dalam implementasi
karakter disiplin dan tanggung jawab?
16. Bagaimana cara yang dilakukan Bapak/Ibu guru untuk mengimplementasikan pendidikan
karakter disiplin dan tanggung jawab melalui kegiatan pembelajaran?
17. Apakah Bapak/Ibu guru memberlakukan peraturan khusus di kelas?
18. Bagaimana bentuk pembiasaan yang ditanamkan sekolah dalam rangka implementasi pendidikan
karakter disiplin dan tanggung jawab kepada siswa?
19. Apakah sekolah sering mengadakan perlombaan untuk seluruh siswa? Jika iya, seperti apa bentuk
perlombaan tersebut?
20 Apakah sekolah mengadakan kegiatan yang khas dalam rangka implementasi pedidikan karakter
disiplin dan tanggung jawab? Jika ada, bagaimana perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya?
21. Kegiatan ekstrakulikuler apa sajakah yang mendukung dalam implementasi pendidikan karakter
disiplin dan tanggung jawab?
22. Apa bentuk kegiatan sekolah yang dilaksanakan bersama wali siswa?
23. Apakah sekolah selalu melaporkan kegiatan siswa ataupun kegiatan lain yang dilaksanakan di
sekolah kepada wali siswa?
24. Bagaimanakah cara mengevaluasi implementasi pendidikan karakter disiplin dan tanggung
jawab?
25. Bagaimanakah keberhasilan implementasi pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab?
26. Bagaimana komitmen warga sekolah dalam keberhasilan implementasi pendidikan karakter
disiplin dan tanggung jawab?
27. Apa sajakah kendala yang Bapak/Ibu guru temui dalam implementasi pendidikan karakter disiplin
dan tanggung jawab di SD Negeri 1 Bantul?
28. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam implementasi pendidikan
karakter disiplin dan tanggung jawab?
29. Bagaimana tanggapan wali murid terhadap implementasi pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab yang dilakukan sekolah?
30. Dukungan apa sajakah yang diperoleh sekolah dalam implementasi pendidikan karakter disiplin
dan tanggung jawab?
119
Lampiran 4.
Lembar Wawancara Tenaga Kependidikan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang karakter disiplin?
2. Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang karakter tanggung jawab?
3. Menurut Bapak/Ibu, apakah penting mengimplementasikan karakter disiplin pada diri
siswa? Alasannya apa?
4. Apa saja manfaat dari pengimplementasian karakter disiplin?
5. Menurut Bapak/Ibu, apakah penting mengimplementasikan karakter tanggung jawab
pada diri siswa? Alasannya apa?
6. Apa saja manfaat pengimplementasian karakter tanggung jawab?
7. Bagaimana perencanaaan sekolah dalam mengimplementasikan pendidikan karakter
disiplin dan tanggung jawab?
8. Apakah semua warga sekolah dan wali murid mengetahui bahwa sekolah
mengimplementasikan karakter disiplin dan tanggung jawab?
9. Bentuk kegiatan apa yang dilaksanakan secara rutin oleh sekolah dalam rangka
mengimplementasikan pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab?
10. Bagaimana perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi untuk kegiatan rutin tersebut?
11. Hal apa yang spontan dilakukan Bapak/Ibu ketika menjumpai siswa/warga sekolah
melakukan hal yang kurang baik?
12. Bagaimana bentuk keteladanan Bapak/Ibu guru yang dapat dijadikan teladan oleh siswa
terkait dengan implementasi pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab?
13. Bagaimana bentuk pembiasaan yang ditanamkan sekolah dalam rangka implementasi
pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab kepada siswa?
14. Apakah sekolah mengadakan kegiatan yang khas dalam rangka implementasi pedidikan
karakter disiplin dan tanggung jawab? Jika ada, bagaimana perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasinya?
15. Apa bentuk kegiatan sekolah yang dilaksanakan bersama wali siswa?
16. Apakah sekolah selalu melaporkan kegiatan siswa ataupun kegiatan lain yang
dilaksanakan di sekolah kepada wali siswa?
17. Bagaimanakah keberhasilan implementasi pendidikan karakter disiplin dan tanggung
jawab?
18. Bagaimanakah cara mengevaluasi implementasi pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab?
19. Apa sajakah kendala yang Bapak/Ibu temui dalam implementasi pendidikan karakter
disiplin dan tanggung jawab oleh sekolah?
20. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam implementasi
pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab?
21. Bagaimana tanggapan wali murid terhadap implementasi pendidikan karakter disiplin
dan tanggung jawab yang dilakukan sekolah?
22. Dukungan apa sajakah yang diperoleh sekolah dalam implementasi pendidikan karakter
disiplin dan tanggung jawab?
120
Lampiran 5.
Lembar Wawancara Siswa
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah semua warga sekolah dan wali murid mengetahui bahwa sekolah
mengimplementasikan karakter disiplin dan tanggung jawab?
2. Bentuk kegiatan apa yang dilaksanakan secara rutin oleh sekolah dalam rangka
mengimplementasikan pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab?
3. Bagaimana perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan rutin tersebut?
4. Hal apa yang spontan dilakukan Bapak/Ibu guru ketika menjumpai siswa/warga
sekolah melakukan hal yang kurang baik?
5. Bagaimanakah tanggapan siswa lain saat menjumpai temannya yang melakukan hal
yang kurang baik?
6. Apakah ada reward dalam implementasi pendidikan karakter disiplin dan tanggung
jawab?
7. Bagaimana bentuk keteladanan Bapak/Ibu guru yang dapat dijadikan teladan oleh
siswa terkait dengan implementasi pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab?
8. Bagaimana cara yang dilakukan Bapak/Ibu guru untuk mengimplementasikan
pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab melalui kegiatan pembelajaran?
9. Apakah Bapak/Ibu guru memberlakukan peraturan khusus di kelas?
10. Bagaimana bentuk pembiasaan yang ditanamkan sekolah dalam rangka
mengimplementasikan pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab kepada
siswa?
11. Apakah sekolah sering mengadakan perlombaan untuk seluruh siswa? Jika iya,
seperti apa bentuk perlombaan tersebut?
12. Apakah sekolah mengadakan kegiatan yang khas dalam rangka implementasi
pedidikan karakter disiplin dan tanggung jawab? Jika ada, bagaimana perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasinya?
13. Kegiatan ekstrakulikuler apa sajakah yang mendukung dalam implementasi
pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab?
14. Apa bentuk kegiatan sekolah yang dilaksanakan bersama wali siswa?
15. Bagaimanakah keberhasilan implementasi pendidikan karakter disiplin dan tanggung
jawab?
16. Bagaimana komitmen warga sekolah dalam keberhasilan implementasi pendidikan
karakter disiplin dan tanggung jawab?
121
Lampiran 6.
Lembar Wawancara Wali Siswa
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah semua warga sekolah dan wali murid mengetahui bahwa
sekolah mengimplementasikan karakter disiplin dan tanggung jawab?
2. Apa bentuk kegiatan sekolah yang dilaksanakan bersama wali siswa?
3. Apakah sekolah selalu melaporkan kegiatan siswa ataupun kegiatan
lain yang dilaksanakan di sekolah kepada wali siswa?
4. Bagaimanakah cara mengevaluasi implementasi pendidikan karakter
disiplin dan tanggung jawab?
5. Bagaimanakah keberhasilan implementasi pendidikan karakter
disiplin dan tanggung jawab?
6. Bagaimana tanggapan wali murid terhadap implementasi pendidikan
karakter disiplin dan tanggung jawab yang dilakukan sekolah?
122
Lampiran 7.
Lembar Observasi Implementasi Pendidikan Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab
Sub Aspek yang
Diamati
Indikator Deskripsi
1. Pengembangan Diri
Kegiatan Rutin Melakukan presensi
Pelaksanaan upacara
Piket Siswa
Piket Guru
Pelaksanaan baris
Sholat Dhuha
Sholat dhuhur
Tadarus
Literasi
Senam
Kegiatan Spontan Hukuman Guru:
Siswa:
Penghargaan
Keteladanan
Datang dan meninggalkan sekolah tepat waktu
Berpakaian rapi dan sopan
Membuang sampah pada tempatnya
Pengkondisian Sarana & prasarana
2. Mata Pelajaran
Proses
pembelajaran
Mengembangkan proses pembelajaran peserta didik secara
aktif yang memungkinkan peserta didik memiliki
kesempatan melakukan internalisasi nilai dan
menunjukkannya dalam perilaku yang sesuai.
Memberikan bantuan kepada peserta didik, baik yang
mengalami kesulitan untuk menginternalisasi nilai maupun
untuk menunjukkannya dalam perilaku.
Aktualisasi
3. Budaya Sekolah
Kelas Peraturan kelas
Sekolah Tata tertib sekolah
Lomba
Pembiasaan Datang dan pulang sekolah tepat
waktu
Salaman saat bertemu guru
Meminta maaf
Membuang sampah pada tempatnya
Berpakaian rapi dan sopan
Bertanggung jawab
Luar sekolah Ekstra wajib
Ekstra opsional
Kegiatan bersama wali
123
Lampiran 8.
Panduan Analisis Dokumentasi
No. Item Keterangan
1. Kurikulum sekolah
2. RPP
3. Jadwal piket kelas
4. Struktur kepengurusan kelas
5. Tata tertib sekolah
6. Kalender akademik
7. Tugas siswa
8. Presensi guru
124
Lampiran 9.
Reduksi, Display, dan Kesimpulan Wawancara dengan Kepala Sekolah
Nama: Umi Fathonah, M.Pd. (Uf)
No. Pertanyaan Jawaban Kesimpulan
1. Apa yang Bapak/Ibu guru ketahui tentang karakter disiplin? Karakter disiplin mematuhi semua peraturan yang
ada di sekolah.
Disiplin merupakan kepatuhan akan peraturan yang sudah
ditetapkan.
2. Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang karakter tanggung
jawab?
Tanggung jawab melaksanakan apa yang menjadi
kewajibannya.
Tanggung jawab merupakan kesadaran untuk melaksanakan
kewajiban.
3. Menurut Bapak/Ibu guru, apakah penting
mengimplementasikan karakter disiplin pada diri siswa?
Alasannya apa?
Penting, karena siswa harus melaksanakan
peraturan yang ada di sekolah supaya dapat
menyesuaikan keadaan di sekolah maupun
menyesuaikan dengan teman-temannya.
Penting karena akan membantu siswa menyesuaikan diri di
sekolah dan teman-temannya.
4. Apa saja manfaat dari pengimplementasian karakter disiplin? Dengan disiplin otomatis sekolah menjadi lebih
baik, disiplin akan mempengaruhi prestasi
akademik dan non akademik siswa.
Manfaat bagi sekolah sendiri kualitas sekolah akan lebih
baik dan mempengaruhi prestasi siswa terkait dengan
kedisiplinan dalam belajar.
5. Menurut Bapak/Ibu guru, apakah penting
mengimplementasikan karakter tanggung jawab pada diri
siswa? Alasannya apa?
Penting, karena sebagai seorang siswa itu dia punya
kewajiban di sekolah.
Penting karena siswa mempunyai kewajiban di sekolah yang
harus dilaksanakan.
6. Apa saja manfaat pengimplementasian karakter tanggung
jawab?
Bagi anak-anak sendiri supaya percaya diri dengan
bertanggung jawab melaksankan tugas kan percaya
diri di kelas kemudian dapat bersosialisasi dengan
teman sekelas
Dengan bertangggung jawab akan menumbuhkan rasa
percaya diri bagi siswa.
7. Bagaimana perencanaaan sekolah dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab?
Memasukkan ke dalam kurikulum sekolah,
kemudian dengan pembiasaan-pembiasaan sesuai
dengan PP kemendikbud no 23 Th 2015.
Perencanaan implementasi pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab dilakukan dengan memasukkan ke dalam
kurikulum sekolah dan melakukan pembiasaan-pembiasaan
sesuai Permendikbud no. 23 TH 2015.
8. Apakah semua warga sekolah dan wali murid mengetahui
bahwa sekolah mengimplementasikan karakter disiplin dan
tanggung jawab?
Warga sekolah sudah mengetahui kalaau di sekolah
itu harus disiplin dan tanggung jawab.
Warga sekolah mengetahui bahwa sekolah
mengimplementasikan pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab.
9. Bentuk kegiatan apa yang dilaksanakan secara rutin oleh
sekolah dalam rangka mengimplementasikan pendidikan
karakter disiplin dan tanggung jawab?
Sholat dhuha sebelum masuk kelas, tadarus dan
membaca kitab suci, upacara, literasi, piket, guru
selalu melakukan presensi.
Kegiatan rutin yang dilaksanakan di SD Negeri 1 Bantul
yaitu shoat dhuha, tadarus dan membaca kitab suci, upacara,
literasi, piket, dan presensi.
125
10. Bagaimana perencanaan yang dilakukan sekolah untuk
kegiatan rutin tersebut?
Disampaiakan saat rapat bersama guru, misalnya
jadwal shoat dhuha.
Jadwal sholat dhuha disampaikan kepada guru kelas agar
tidak bersamaan waktunya karena musholanya kecil.
Bagaimana pelaksanaan kegiatan rutin tersebut? Siswa yang tidak memakai atribut lengkap upacara
berdiri di belakang guru. Setiap pagi siswa
membaca tadarus dan kitab suci untuk non muslim
juga ada kegiatan literasi membaca buku non
pelajaran selama lima belas menit, setiap hari ada
piket guru dan siswa.
Siswa yang tidak memakai atribut lengkap upacara berdiri di
belakang guru. Sebelum memulai pembelajaran ada
pembacaan ayat suci al-quran atau kitab suci untuk siswa
non muslim. Setiap hari siswa diwajibkan membaca buku
non pembelajaran selama lima belas menit. Piket
dilaksanakan setiap hari, piket kelas dan piket guru
menyalami siswa.
Bagaimana evaluasi dari kegiatan rutin tersebut? Siswa yang tidak memakai atribut lengkap upacara
menulis janji di buku pelanggaran siswa, setiap
bulan kita print lalu kita sampaikan di dalam rapat,
nanti kalau ada yang terlambat mengabari dulu ke
kepala sekolah
Setelah upacara selesai, siswa yang tidak memakai atribut
lengkap upacara harus menulis janji di buku pelanggaran
siswa. Untuk presensi setiap bulan print dan disampaikan
saat rapat.
11. Hal apa yang spontan dilakukan Bapak/Ibu guru ketika
menjumpai siswa/warga sekolah melakukan hal yang kurang
baik?
Ditegur Siswa yang melakukan hal yang kurang baik akan
mendapatkan teguran.
12. Bagaimanakah tanggapan siswa lain saat menjumpai
temannya yang melakukan hal yang kurang baik?
Misalnya ada yang tidak piket, kemudian ada yang
terlambat ke sekolah itu anak-anak mengingatkan
nanti dilaporkan ke kepala sekolah atau guru, saling
mengingatkan juga.
Siswa lain akan mengingatkan dan melaporkan siswa yang
melakukan pelanggaran di sekolah.
13. Apakah ada reward dalam implementasi pendidikan karakter
disiplin dan tanggung jawab?
Reward untuk tidak ada, hanya dengan verbal
bahasa verbal, uang atau benda nggak ada
Reward yang diberikan dalam implementasi pendidikan
karakter disiplin dan tanggung jawab berbentuk verbal,
berupa sanjungan atau pujian.
14. Bagaimana bentuk keteladanan Bapak/Ibu guru yang dapat
dijadikan teladan oleh siswa terkait dengan implementasi
pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab?
Datang sebelum bel berbunyi, kalau setiap bulan
diprint lalu disampaikan saat rapat, kalau ada guru
yang terlambat nanti memberi kabar dulu. Pulang
juga sesuai kesepakatan untuk guru non PNS itu
pulang diberi satu jam keringanan, misalnya kalau
kita PNS jam 14.00, kesepakatan jam 13.00 mereka
pulang, kalau kedatangan jam 07.00, tapi kalau ada
guru yang selalu terlambat ya ditegur, kita catat
kemudian kita beri pengarahan kalau sudah tidak
bisa, kemudian kia tidak beri kelas, kemarin ada
Keteladanan yang diberikan yaitu datang tepat waktu pukul
07.00 WIB dan pulang tepat waktu sesuai kesepakatan guru
PNS pukul 14.00 WIB dan non PNS 13.00 WIB. Setiap
bulan diadakan evaluasi keterlambatan yang disampaikan
saat rapat, guru yang selalu terlambat akan mendapat teguran
dan peringatan apabila sudah berkali-kali dan tidak
mengurangi maka tidak diberi kelas mengajar dan hanya
mengajar ekstra.
126
guru yang ngeyel dan sudah berkali-kali saya
peringatkan, ya sudah tidak kita beri kelas, kita beri
pelajaran ekstra saja itu
15. Bagaimana cara yang dilakukan Bapak/Ibu guru untuk
mengimplementasikan pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab melalui kegiatan pembelajaran?
Ditegur kalau anak-anak tidak mengerjakan PR,
tidak memakai baju seragam, terlambat dan
sebagainya, guru selalu melakukan presensi.
Cara mengimplementasikan pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab di dalam kegiatan pembelajaran yaitu
senantiasa menegur dan mengingatkan siswa yang kurang
tertib, misalnya terlambat, baju tidak rapi dan tidak
mengerjakan PR serta melakukan presensi.
16. Bagaimana bentuk pembiasaan yang ditanamkan sekolah
dalam rangka implementasi pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab kepada siswa?
Pembiasaan-pembiasaan sesuai dengan
Permendikbud no 23 Th 2015, berpakaian rapi,
datang tepat waktu tetapi ya boleh saja masuk kalau
terlambat.
Pembiasaan-pembiasaan yang dilaksanakan di SD Negeri 1
Bantul berdasarkan Permendikbud No. 23 Th 2015 yaitu
berpakaian rapi, datang tepat waktu.
17. Apakah sekolah sering mengadakan perlombaan untuk
seluruh siswa? Jika iya, seperti apa bentuk perlombaan
tersebut?
Peringatan hari kartini, peringatan kemerdekaan
terus kemudian ketika kemah kan banyak
perlombaan, kebersihan kelas
Perlombaan yang dilaksanakan di SD Negeri 1 Bantul antara
lain lomba peringatan hari kemerdekaan dan hari kartini,
kegiatan di dalam kemah, dan lomba kebesihan kelas.
18. Apakah sekolah mengadakan kegiatan yang khas dalam
rangka implementasi pedidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab? Jika ada, bagaimana perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasinya?
Tidak ada, karena karakter berintegrasi dalam mata
pelajaran
SD Negeri 1 Bantul tidak melaksanakan kegiatan khusus
dalam implementasi pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab karena karakter berintegrasi dalam mata
pelajaran.
19. Kegiatan ekstrakulikuler apa sajakah yang mendukung
dalam implementasi pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab?
Semuanya mendukung, ekstra drum band, ekstra
tari, semuanya karena penanaman karakter itu ada
di dalam kegiatan yang mereka laksanakan ketika di
ekstra itu
Semua kegiatan ekstrakulikuler yang dilaksanakan di SD
Negeri 1 Bantul mendukung dalam implementasi pendidikan
karakter disiplin dan tanggung jawab karena penanaman
karakter ada dalam kegiatan yang dilaksanakan siswa saat
ekstra itu, misalnya drum band dan tari.
20. Apa bentuk kegiatan sekolah yang dilaksanakan bersama
wali siswa?
Pengajian. Kegiatan sekolah yang dilaksanakan bersama wali siswa
yaitu pengajian.
21. Apakah sekolah selalu melaporkan kegiatan siswa ataupun
kegiatan lain yang dilaksanakan di sekolah kepada wali
siswa?
Dilaporkan ketika pelaksanaan UKK hasilnya, UTS
itu kan dilaporkan semua kepada wali murid
Sekolah selalu melaporkan kegiatan yang dilaksanakan
sekolah kepada wali siswa dalam hal akademik, misalnya
UKK dan UTS.
22. Bagaimanakah cara mengevaluasi implementasi pendidikan
karakter disiplin dan tanggung jawab?
Setiap guru melaporkan sikap-sikap dan
penilaiannya. Kalau ada permasalahan di selesaikan
dulu oleh guru kalau guru tidak bisa menyelesaikan
dilaporkan ke kepala sekolah kemudian ke orang
tua.
Evaluasi implementasi pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab menggunakan penilaian sikap oleh guru dan
guru melaporkan permasalahan siswa saat rapat.
127
23. Bagaimanakah keberhasilan implementasi pendidikan
karakter disiplin dan tanggung jawab?
Keberhasilannya baik untuk kedisiplinannya, nilai-
nilai anak lumayan baik kita sekarang rata-rata
24,89, ada seorang siswa yang memperoleh nilai
UN tertinggi sekabupaten Bantul.
Keberhasilan implementasi pendidikan karakter disiplin
dantanggung jawab sudah cukup baik dan meingkat terkait
dengan prestasi siswa.
24. Bagaimana komitmen warga sekolah dalam keberhasilan
implementasi pendidikan karakter disiplin dan tanggung
jawab?
Semuanya ya berupaya untuk melaksanakan apa
yang menjadi kesepakatan bersama.
Semua warga sekolah berupaya untuk melaksanakan apa
yang menjadi kesepakatan bersama.
25. Apa sajakah kendala yang Bapak/Ibu guru temui dalam
implementasi pendidikan karakter disiplin dan tanggung
jawab di SD Negeri 1 Bantul?
Tidak ada kendala. Bu kepala sekolah tidak menemui kendala dalam
implementasi pendidikan karakter disiplin dan tanggung
jawab.
26. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala
dalam implementasi pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab?
27. Bagaimana tanggapan wali murid terhadap implementasi
pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab yang
dilakukan sekolah?
Wali siswa mendukung karena pada dasarnya itu
baik untuk siswa.
Wali siswa mendukung terkait implementasi pedidikan
karakter disiplin dan tanggung jawab yang dilaksanakan SD
Negeri 1 Bantul.
28. Dukungan apa sajakah yang diperoleh sekolah dalam
implementasi pendidikan karakter disiplin dan tanggung
jawab?
Wali siswa, kemendikbud. Dukungan yang diperoleh sekolah dalam implementasi
pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab yaitu dari
wali siswa dan kemendikbud.
128
Lampiran 10.
Reduksi, Display, dan Kesimpulan Wawancara dengan Guru
Nara sumber:
1. Warsinah, S.Pd., guru kelas IV A (Wr)
2. Elly Triwati Amalia, S.Pd guru kelas II B (Et)
3. Suginiati, S.Pd., guru olah raga (Sg)
4. Inung Meilarsih, S.Pd., guru kelas I D (Im)
5. Pritta Biasanti, S.Pd., guru kelas V B (Pb)
6. Suharisni, A.Ma., guru kelas I A (Sh)
7. Bayu Krisnawan, S.Pd., guru kelas V A (Bk)
8. Enny Indraningsih, S.PT., guru kelas I C (En)
9. Sudaryanti Maria, S.Pd., guru kelas IV B (Sd)
No. Pertanyaan Jawaban Kesimpulan
1. Apa yang Bapak/Ibu guru
ketahui tentang karakter
disiplin?
Wr: Disiplin itu karakter yang harus diterapkan ke anak, juga semua warga sekolah.
Et: Disiplin merupakan karakter yang benar-benar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Im: Disiplin di dalam pembelajaran agar siswa tidak hanya paham terhadap pembelajaran tapi
karakternya terwujud disiplin sehingga dapat seimbang antara kemampuan pengetahuan dan
kedisplinannya.
Pb: Disiplin pada diri siswa itu bagaimana untuk melaksanakan sesuatunya sesuai dengan
waktu atau ketentuan yang ditetapkan.
Sh: Karakter disiplin adalah karakter yang menunjukkan bahwa kita punya etos kerja yang
tepat waktu dan sesuai dengan fungsi.
Bk: Karakter disiplin pada siswa tentunya karakter-karakter yang dimiliki oleh siswa terkait
kedisiplinan, tidak satu hal tetapi menyeluruh terkait dengan waktu dan tugas-tugas.
En: Kedisiplinan adalah tanggung jawab yang diselesaikan tepat waktu.
Sd: Disiplin merupakan patuh pada aturan.
Karakter disiplin merupakan suatu sikap yang
menunjukkan kepatuhan akan aturan atau ketentuan
yang sudah ditetapkan.
2. Apa yang Bapak/Ibu ketahui
tentang karakter tanggung
jawab?
Et: Anak supaya disiplin, dan bertanggung jawab.
Im: Bertanggung jawab akan tugasnya tanpa diberitahu atau diingatkan.
Pb: Melaksanakan segala hal yang memang sudah jadi tugasnya, sesuai ketentuan.
Sh: Tanggung jawab berarti sadar akan tugasnya sendiri.
Bk: Karakter tanggung jawab sama dengan disiplin tentunya.
En: Tanggung jawab berkaitan dengan disiplin.
Sd: Tanggung jawab itu siswa melaksanakan tugas sesuai ketentuan.
Tanggung jawab merupakan kesadaran akan segala
hal yang menjadi tugasnya sesuai dengan ketentuan.
3. Menurut Bapak/Ibu guru, Wr: Penting, keberhasilan diawali dengan disiplin dan tanggung jawab walaupun sesuai Karakter disiplin penting diimplementasikan karena
129
apakah penting
mengimplementasikan
karakter disiplin pada diri
siswa? Alasannya apa?
dengan tingkat usia anak
Et: Supaya anak lebih bisa menerapkan disiplin dalam kehidupan sehari-hari
Im: Penting, karena disiplin akan mempengaruhi ke berbagai di dalam kehidupan di sekolah,
di rumah maupun masyarakat.
Pb: Penting, disiplin sebagai pembentukan pola awal dimana anak sebagai calon pemimpin
masa depan, sehingga akan berpengaruh juga bagaimana sikap anak-anak di masa mendatang.
Sh: Penting, karena untuk membangun sikap saat besar
Bk: Penting, karena anak akan menjalankan disiplin tanpa beban saat dewasa.
En: Penting, karena disiplin akan membentuk pribadi anak, disiplin akan tanggung jawabnya.
Sd: Penting, karena sebagai modal anak di masa depan.
akan menjadi modal bagi anak untuk membentuk
karakter disiplin di masa depan.
4. Apa saja manfaat dari
pengimplementasian karakter
disiplin?
Wr: Anak sudah mulai disiplin pada hal-hal yang kecil.
Sg: Pembelajaran berjalan dengan lancar.
Im: Pembelajaran berjalan lancar tidak mengganggu, kehidupan di sekolah menjadi rukun.
Pb: Membantu anak di masa mendatang, selain itu akan berdampak pada citra sekolah.
Sh: Lingkungan sekolah menjadi bersih dan rapi.
Bk: Membantu siswa dalam pencapaian prestasi siswa, juga meningkatkan prestasi sekolah.
En: Manfaatnya bisa untuk diri sendiri maupun orang lain, kalau kita disiplin dalam hal
kebersihan saja pertama temannya akan membuat kehidupan terasa nyaman dan teratur.
Sd: Anak akan tahu akan tugasnya.
Disiplin memberikan manfaat baik bagi diri sendiri
maupun orang lain, pengimplementasian disiplin
sejak dini akan membantu anak di masa mendatang
dan menciptakan keteraturan di sekitarnya.
5. Menurut Bapak/Ibu guru,
apakah penting
mengimplementasikan
karakter tanggung jawab pada
diri siswa? Alasannya apa?
Im: Penting, karena akan membantu siswa dalam pelaksanaan tugasnya.
Pb: Penting, karena merupakan pembentukan karakter dari awal.
Sh: Sangat penting.
Bk: Penting, karena menjadi dasar untuk siswa terkait tanggung jawab yang lebih besar saat
dewasa.
En: Penting, untuk membentuk karakter anak.
Sd: Penting, agar siswa bertanggung jawab.
Karakter tanggung jawab penting untuk
diimplementasikan karena akan menjadi dasar
untuk melaksanakan tanggung jawab yang lebih
besar saat dewasa.
6. Apa saja manfaat
pengimplementasian karakter
tanggung jawab?
Et: Agar bertanggung jawab.
Bk: Agar siswa bertanggung jawab atas tugas yang dilakukan.
En: Melatih kemandirian siswa sehingga siswa lebih mandiri.
Sd: Anak akan tahu akan tanggung jawabnya.
Manfaat dari pengimplementasian karakter
tanggung jawab untuk menjadikan anak
bertanggung jawab dan menjadikan anak lebih
mandiri.
7. Bagaimana perencanaaan
sekolah dalam
mengimplementasikan
pendidikan karakter disiplin
Wr: Berbaur di kurikulum 2013.
Et: Dimasukkan dalam tata tertib sekolah.
Sg: Direncanakan di RPP.
Im: Terdapat di tata tertib sekolah.
Pengimplementasian pendidikan karakter disiplin
dan tanggung jawab direncanakan melalui
kurikulum sekolah yaitu kurikulum 2013 dan
diintegrasikan di dalam pembelajaran melalui RPP.
130
dan tanggung jawab? Pb: Ada dalam peraturan sekolah dan kurikulum.
Sh: Dicantumkan di dalam kurikulum sekolah.
Bk: Sekolah memiliki tata tertib sekolah dan terdapat di kurikulum sekolah.
En: Dimasukkan di kurikulum dan diimplementasi pembelajarannya.
Sd: Melalui tata tertib sekolah.
8. Apakah semua warga sekolah
dan wali murid mengetahui
bahwa sekolah
mengimplementasikan
karakter disiplin dan tanggung
jawab?
Wr: Semua guru pasti sudah tau, warga sekolah lain tahu bahwa di sekolah seharusnya disiplin
dan tanggung jawab diharuskan.
Im: Iya, tahu.
Pb: Semua guru tahu, sebagian besar wali siswa juga tahu.
Sh: Semua guru dan PTK tahu, wali siswa juga tahu melalui sosialisasi program sekolah.
Bk: Wali siswa mengetahui karena pada tahun ajaran baru selalu diadakan sosialisasi program
sekolah.
En: Warga sekolah mengetahui, wali siswa juga mengetahui.
Semua warga sekolah mengetahui bahwa SD
Negeri 1 Bantul mengimplementasikan karakter
disiplin dan tanggung jawab.
9. Bentuk kegiatan apa yang
dilaksanakan secara rutin oleh
sekolah dalam rangka
mengimplementasikan
pendidikan karakter disiplin
dan tanggung jawab?
Wr: Mengikuti upacara bendera, piket.
Et: Upacara, piket, guru piket memeriksa kebersihan dan kerapian siswa.
Sg: Piket kelas, pemeriksaan kebersihan pribadi siswa.
Im: Jumat bersih, piket kelas.
Pb: Baris, piket, sholat dhuha, tadarus, literasi, sholat dhuhur berjamaah.
Sh: Upacara, sholat dhuha, tadarus al-Qur’an.
Bk: Upacara bendera, presensi, piket, checking seragam.
En: Piket, sholat dhuha, guru piket pagi di depan gerbang menyalami siswa, baris.
Sd: Piket.
Kegiatan rutin yang dilaksanakan di SD Negeri 1
Bantul dalam mengimplementasikan karakter
disiplin dan tanggung jawab antara lain, upacara
bendera, piket, baris saat masuk kelas, tadarus,
literasi, melakukan presensi, piket guru melakukan
pemeriksaan kerapian dan kebersihan siswa.
10. Bagaimana perencanaan yang
dilakukan sekolah untuk
kegiatan rutin tersebut?
Et: Petugas upacara dilatih dulu.
Im: Petugas upacara dilatih dulu pada hari sabtu.
Pb: Disampaikan saat rapat, untuk pelaksanaan sholat dhuha dijadwal, kalau upacara
petugasnya dilatih guru olahraga.
Sh: Petugas upacara dilatih oleh guru olahraga pada sabtu siang, untuk sholat dhuha jadwalnya
sendiri-sendiri, guru yang piket menyalami siswa ada jadwalnya sendiri-sendiri.
Bk: Petugas upacara dilatih terlebih dahulu, untuk piket dibuatkan jadwal piket oleh guru
kelas.
En: Untuk pelaksanaan piket dibentuk jadwal piket terlebih dahulu.
Sd: Dibuat tata tertib sekolah.
Perencanaan yang dilakukan sekolah untuk
pelaksanaan kegiatan rutin tersebut antara lain
melatih petugas upacara terlebih dahulu, membuat
jadwal piket untuk guru dan siswa, membuat jadwal
pelaksanaan sholat dhuha dan membuat tata tertib
sekolah.
Bagaimana pelaksanaan
kegiatan rutin tersebut?
Wr: Masih perlu dinasehati masih perlu diingatkan.
Et: Siswa yang terlambat saat upaca ditinggal, kalau selesai diberi perlakuan.
Dalam pelaksanaan kegiatan rutin masih diperlukan
bimbingan dan pendampingan serta keteladanan
131
Im: Dalam pelaksanaan piket perlu didampingi.
Pb: Sholat dhuha dilaksanakan bergantian, kalau upacara dilaksanakan setiap hari senin seperti
biasa untuk pelaksanaannya guru bergantian menjadi instruktur upacara, tadarus nanti suratnya
berbeda-beda setiap kelas, siswa yang tidak memakai atribut upacara lengkap dibariskan
sendiri, sholat dhuhur dilaksanakan saat istirahat kedua.
Bk: Kalau kelas tinggi sudah bisa mandiri dalam pelasksanaan piket ataupun sholat dhuha.
En: Dalam pelaksanaan guru mengarahkan, membimbing, bahkan memberi contoh terutama
untuk kelas bawah.
Sd: Untuk kelas tinggi sudah bisa mandiri, tetapi kalau kelas rendah masih perlu
pendampingan.
dari guru, terutama untuk siswa kelas rendah. Siswa
kelas tinggi sudah dapat melaksanakannya secara
mandiri. Sholat dhuha dilaksanakan bergantian,
sholat dhuhur dilaksanakan saat istirahat kedua.
Kalau upacara dilaksanakan setiap hari senin seperti
biasa untuk pelaksanaannya guru bergantian
menjadi instruktur upacara, siswa yang tidak
memakai atribut upacara lengkap dibariskan sendiri.
Bagaimana evaluasi dari
kegiatan rutin tersebut?
Wr: Kalau kelas masih kotor dinasehati, siswa piket disuruh ngulang lagi.
Et: Siswa yang tidak memakai atribut upacara lengkap dikumpulkan lalu dinasehati. Kalau ada
laporan siswa yang tidak melaksanakan piket nanti diminta mengganti di hari berikutnya atau
denda seribu.
Pb: Siswa yang tidak tertib saat upacara diberi perlakuan di ruang kepala sekolah setelah
upacara. Untuk kegiatan tadarus biasanya nanti ada seperti tes hafalan surat.
Sh: Ada pembinaan juga sehabis upacara untuk yang tidak lengkap seragamnya.
Bk: Diberikan piket di hari lain untuk siswa yang tidak melaksanakan piket, diberikan tugas
tambahan misalnya diberi tugas piket karena tidak melaksanakan sholat dhuha.
En: Kalau ada yang tidak sesuai ketentuan nanti diingatkan, kalau sudah berkali-kali
diingatkan tetapi tidak berkurang nanti dikonsultasikan dengan orang tua.
Sd: Dimasukkan ke dalam penilaian sikap.
Sekolah melakukan evaluasi untuk masing-masing
kegiatan rutin tersebut, siswa yang tidak memakai
atribut lengkap upacara akan diberi perlakuan,
pemberian sanksi kepada petugas piket yang
melanggar, dan pemberian tes hafalan surat pendek.
11. Hal apa yang spontan
dilakukan Bapak/Ibu guru
ketika menjumpai
siswa/warga sekolah
melakukan hal yang kurang
baik?
Wr: Ditanya dulu, setelah mengetahui alasannya baru ditindaklanjuti.
Et: Ditegur langsung.
Sg: Siswa yang melanggar aturan akan diberi hukuman peringatan, lalu diberi bimbingan
akibat-akibat dari perbuatannya. Misalnya anak itu diberi peringatan misalnya jajan di luar,
akibat kamu jajan di luar nanti akan berakibat ini ini ini, kan 4P kan bisa menyebabkan
kanker, bisa nanti kecerdasan berkurang, jadi otomatis anak sudah jelas.
Im: Didekati dulu anaknya, setelah mengetahui alasannya baru ditindaklanjuti.
Pb: Mengingatkan.
Sh: Pertama ditegur, kemudian dinasihati.
Bk: Untuk pelanggaran berat saya catat lalu siswa diminta membuat janji dan dimintakan
tanda tangan bapak ibu guru yang lain.
En: Diingatkan dahulu, biasanya mengingatkan sampai tiga kali kemudian ada sanksi
Hal spontan yang dilakukan bapak/ibu guru saat
menjumpai siswa yang melakukan hal kurang baik
yaitu ditegur, ditanya, lalu dinasihati. Jika sudah
diingatkan tetapi sama saja akan diberi sanksi
misalnya piket dan membuat janji yang dimintakan
tanda tangan bapak ibu guru.
132
misalnya nanti piket tiga hari berturut-turut.
Sd: Nah saya suruh menceritakan mendeskripsikan apa alasan alasan kamu kenapa tidak
mengerjakan, dia membuat deskripsi nanti diketahui semua guru.
12. Bagaimanakah tanggapan
siswa lain saat menjumpai
temannya yang melakukan hal
yang kurang baik?
Wr: Siswa lain juga mengingatkan temannya.
Et: Saling mengingatkan antar siswa, menegur temannya.
Sg: Siswa lain mengadukan temannya yang melanggar aturan kepada guru.
Im: Siswa akan langsung mengatakan kepada gurunya.
Pb: Mengingatkan.
Sh: Selalu diingatkan.
Bk: Selalu mengingatkan meskipun dengan berteriak, misalnya meneriaki temannya yang
bolos piket.
En: Mengingatkan, nanti kalau masih sama saja nanti dilaporkan ke bapak ibu guru.
Siswa lain akan menegur dan mengingatkan
temannya, misalnya ketika ada siswa yang
melanggar tata tertib sekolah ataupun membolos
piket kelas. Ketika tegurannya tidak didengarkan
maka siswa akan melapor kepada bapak ibu guru.
13. Apakah ada reward dalam
implementasi pendidikan
karakter disiplin dan tanggung
jawab?
Pb: Kalau di kelas saya ada pemberian bintang untuk siswa yang mendapat penilaian baik. Pemberian reward berupa bintang kepada siswa
yang mendapat penilaian baik.
14. Bagaimana bentuk
keteladanan Bapak/Ibu guru
yang dapat dijadikan teladan
oleh siswa terkait dengan
implementasi pendidikan
karakter disiplin dan tanggung
jawab?
Wr: Harus tepat waktu.
Et: Datang tidak terlambat.
Im: Ikut menjaga kebersihan.
Pb: Tepat waktu baik kedatangan ataupun jam kepulangan untuk GTT pukul 13.00 dan PNS
pukul 14.00, memakai seragam yang rapi dan sopan.
Sh: berusaha untuk datang tepat waktu, menjadi teladan bagi siswa.
Bk: Bapak ibu guru sudah menjalankan contoh-contoh bagaimana sikap disiplin dan tanggung
jawab di sekolah.
En: Datang tidak terlambat, datang sebelum pukul 07.00 dan pulang setelah pukul 14.00.
Sd: Saya sudah memberikan keteladanan, sesuai dengan peraturan yang diterapkan.
Keteladanan yang diberikan oleh kepala sekolah
dan staf di SD Negeri 1 Bantul yaitu, datang dan
meninggalkan sekolah tepat waktu sesuai peraturan
datang sebelum pukul 07.00 WIB dan
meninggalkan sekolah pukul 14.00 WIB untuk PNS
dan pukul 13.00 WIB untuk non PNS, berpakaian
rapi dan sopan, dan membuang sampah pada
tempatnya.
15. Apakah sekolah sudah
memberikan sarana dan
prasarana yang mendukung
dalam implementasi karakter
disiplin dan tanggung jawab?
Pb: Tidak ada kekurangan dalam sarana dan prasarana hanya saja mushola sekolah yang kecil
sehingga harus bergantian saat sholat.
Sh: Sekolah sudah memberikan sarana dan prasarana yang mendukung.
Sekolah sudah memiliki sarana dan prasarana yang
mendukung, hanya saja mushola yang kecil
sehingga harus bergantian saat sholat.
16. Bagaimana cara yang
dilakukan Bapak/Ibu guru
untuk mengimplementasikan
Wr: Kalau mengerjakan tugas harus selesai tepat waktu, sesuai dengan ketentuan bersama.
Et: Memberikan contoh-contoh di dalam pengamalan pancasila nanti dipraktikkan, selain itu
juga memberi PR setiap hari agar siswa belajar.
Setiap guru memiliki cara untuk menanamkan
karakter disiplin dan tanggung jawab, antara lain
mengintegrasikan di dalam materi pembelajaran
133
pendidikan karakter disiplin
dan tanggung jawab melalui
kegiatan pembelajaran?
Sg: Siswa berbaris berjalan menuju lapangan, siswa harus bisa memanfaatkan lapangan
sebaik-baiknya contohnya mengawasi misalnya ada alat yang ketinggalan, menjaga diri di
lapangan supaya tidak terjadi kekacauan.
Im: Membimbing siswa di dalam bekerja kelompok, mengerjakan tugas harus tepat waktu,
kalau telat ditinggal, konsekuensi ditinggal tetapi nanti pas ketinggalan itu saya dekati lagi,
kenapa? ini kasihan temannya yang sudah dari dulu selesai kamu masih enak-enakan, kelas
satu sudah saya latih untuk diskusi tapi saya arahkan dalam pembagian tugasnya.
Pb: Membiasakan siswa mengerjakan tugas sesuai ketentuan.
Sh: Menggunakan penilaian sikap.
Bk: Dalam tugas-tugas kelompok biasanya ketika ada siswa yang dianggap tidak memberikan
kontribusi apapun nanti di laporan tidak ditulis namanya, selain itu juga sering memberikan
PR.
En: Membiasakan anak menyelesaikan tugasnya tepat waktu, seandainya belum selesai nanti
dikumpulkan sejadinya.
Sd: Diintegrasikan di dalam materi pembelajaran melalui RPP, selalu memberikan PR dan
diberikan sanksi kepada siswa yang tidak mengerjakan PR yaitu membuat cerita mengapa dia
tidak mengerjakan PR lalu dimintakan tanda tangan guru-guru.
melalui RPP, membiasakan siswa mengerjakan
tugas tepat waktu sesuai dengan ketentuan, sering
memberikan PR atau tugas membuat aturan kelas
dan pemberian sanksi, serta melakukan penilaian
sikap.
17. Apakah Bapak/Ibu guru
memberlakukan peraturan
khusus di kelas?
Et: Siswa yang tidak piket harus mengganti piket di hari lain. Siswa yang membuang sampah
sembarangan dikenakan sanksi membayar denda Rp1.000,00 kepada bendahara kelas, apabila
uang sudah terkumpul akan digunakan untuk membeli air mineral atau alat kebersihan kelas.
Untuk semua siswa, yang membeli jajanan di luar gerbang sekolah akan dikenakan sanksi,
nanti akan dilaporkan ke Bu Sg agar diberi bimbingan.
Im: Siswa yang tidak melaksanakan piket harus menggantinya saat istirahat atau hari lain.
Pb: Memberikan sanksi kepada siswa yang tidak melaksanakan piket berupa denda dan
memberikan sanksi kepada siswa yang tidak mengerjakan PR untuk menulis surat pernyataan
yang diketahui kepala sekolah.
Sh: Memberikan sanksi kepada siswa yang tidak melaksanakan piket agar menggantinya di
hari lain, dan meminta siswa yang tidak mengerjakan PR untuk mengerjakan PR di luar kelas.
Bk: Memberi sanksi piket kepada siswa yang membolos sholat, untuk pelanggaran berat siswa
diminta membuat janji dan dimintakan tanda tangan guru-guru lain.
Sd: Siswa yang melanggar aturan diminta menulis surat dan dimintakan tanda tangan kepada
guru-guru lain.
Setiap kelas memiliki peraturan kelas yang telah
menjadi kesepakatan guru dan siswa, antara lain
memberikan denda untuk siswa yang membuang
sampah sembarangan, meminta siswa yang tidak
melaksanakan piket untuk mengganti piket di hari
lain atau membayar denda sesuai kesepakatan,
memberikan sanksi kepada siswa yang tidak
mengerjakan tugas rumah.
18. Bagaimana bentuk
pembiasaan yang ditanamkan
Wr: Memakai seragam dengan rapi, masuk ke sekolah tepat waktu.
Et: Memberikan sanksi kepada siswa yang melanggar, siswa yang membuang sampah
Bentuk pembiasaan yang dilaksanakan di SD
Negeri 1 Bantul dalam rangka
134
sekolah dalam rangka
implementasi pendidikan
karakter disiplin dan tanggung
jawab kepada siswa?
sembarangan akan dikenakan denda terkait dengan sekolah sehat.
Sg: Membuang sampah pada tempatnya.
Im: Saat berdoa itu harus pokoknya sikap sempurna disiplin terus tidak menoleh-noleh, kalau
tanggung jawab ya itu tadi masih berkaitan dengan siswa kalau disiplin ya berpengaruh.
Pb: baris, berdoa, pembacaan ayat suci Al-Qur’an, menyanyikan lagu wajib nasional, TPA,
literasi, sholat berjamaah, piket, dan menyanyikan lagu daerah.
Sh: Mungkin kadang sok melepas sepatu di kelas, melepas sepatu di kelas itu kebawa di luar
sepatunya nggak dipakai.
Bk: Piket sesuai jadwal kemudian upacara bendera setiap hari senin kemudian senam pagi di
hari Jumat, kemudian pengerjaan piket di sekolah.
En: Melaksanakan piket kelas, datang tepat waktu.
Sd: Datang tepat waktu jam kepulangan tidak selalu tepat waktu karena siswa mengerjakan
tugasnya yang lama, melaksanakan sholat dhuha, melaksanakan tugasnya.
mengimplementasikan pendidikan karakter disiplin
dan tanggung jawab yaitu berpakaian rapi dan
sopan, datang tepat waktu, untuk jam kepulangan
tidak selalu tepat waktu karena ada siswa
mengerjakan tugasnya yang lama, membuang
sampah pada tempatnya, melaksanakan tugasnya.
19. Apakah sekolah sering
mengadakan perlombaan
untuk seluruh siswa? Jika iya,
seperti apa bentuk perlombaan
tersebut?
Im: Lomba kebersihan kelas setiap tiga bulan sekali. Perlombaan yang diadakan di SD Negeri 1 Bantul
antara lain lomba kebersihan kelas yang diikuti oleh
siswa seluruh kelas.
20. Apakah sekolah mengadakan
kegiatan yang khas dalam
rangka implementasi
pedidikan karakter disiplin
dan tanggung jawab? Jika ada,
bagaimana perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasinya?
Im: Tidak ada.
Pb: Tidak ada.
Bk: Tidak ada kegiatan khusus karena disiplin dan tanggung jawab dapat ditanamkan melalui
semua kegiatan.
En: Tidak ada.
Sd: Tidak ada.
SD Negeri 1 Bantul tidak melaksanakan kegiatan
yang khas dalam mengimplementasikan pendidikan
karakter disiplin dan tanggung jawab karena
karakter disiplin dan tanggung jawab dapat
diimplementasikan melalui semua kegiatan.
21. Kegiatan ekstrakulikuler apa
sajakah yang mendukung
dalam implementasi
pendidikan karakter disiplin
dan tanggung jawab?
Et: Banyak, bahasa inggris, drum band, nari, piano. Pramuka dan bahasa inggris semua siswa
wajib mengikuti.
Pb: Hari senin sampai sabtu terdapat kegiatan ekstrakulikuler, dalam pelaksanaannya cukup
membantu, ekstrakulikuler yang wajib TPA dan bahasa inggris sedangkan yang lain siswa
boleh memilih mana yang akan diikuti.
SD Negeri 1 Bantul memfasilitasi siswa dengan
berbagai ekstrakulikuler, baik wajib maupun
pilihan. Ekstrakulikuler wajib yang harus diikuti
siswa yaitu Bahasa Inggris, TPA, dan pramuka.
Sedangkan ekstrakulikuler pilihan siswa antara lain
drum band, menari, dan piano.
22. Apa bentuk kegiatan sekolah
yang dilaksanakan bersama
wali siswa?
Et: Pengajian setiap selapan.
Im: Sebulan sekali dilaksanakan pengajian rutin.
Bk: Diadakan pengajian bersama wali siswa.
Kegiatan rutin sekolah yang dilaksanakan bersama
wali siswa yaitu pengajian yang dilaksanakan setiap
satu bulan sekali pada hari minggu.
135
En: Ada forum paguyuban kelas.
23. Apakah sekolah selalu
melaporkan kegiatan siswa
ataupun kegiatan lain yang
dilaksanakan di sekolah
kepada wali siswa?
Et: Iya, kadang tertulis kadang lisan.
Pb: Tidak sistematis, misalnya di kelas ada kegiatan apa itu saya share kalau ada foto-foto,
video perform anak di kelas itu selalu saya share.
Sh: Ya, kadang masalah yang dihadapi, sekolah butuh apa terus visinya minggu ini bulan ini
semester ini tahun ini pengen apa disampaikan seperti itu saat pengajian.
Sekolah selalu melaporkan kegiatan sekolah dan
hal-hal yang perlu diketahui wali kepada wali siswa
tetapi tidak sistematis, misalnya terdapat siswa yang
melanggar peraturan sekolah.
24. Bagaimanakah cara
mengevaluasi implementasi
pendidikan karakter disiplin
dan tanggung jawab?
Wr: Saat rapat di bahas permasalahan dari siswa, menggunakan penilaian diri dan penilaian
antar teman.
Et: Kalau mendengar laporan dari siswa lain nanti ditindaklanjuti, apabila masalahnya berat
akan dibicarakan bersama orang tua.
Im: Guru melakukan sharing, kita bicarakan kenapa hal ini bisa terjadi nanti kita diskusikan
gimana caranya bareng-bareng kalau guru kelasnya sudah tidak bisa menangani kita alihkan
ke guru olah raga yang mempunyai ahli dalam bimbingan konseling.
Pb: Melalui penilaian sikap.
Sh: Evaluasi menggunakan penilaian sikap, apabila siswa memiliki penilaian yang kurang
nanti didiskusikan bersama orang tua.
Bk: Evaluasi untuk disiplin bapak ibu guru melalui briefing rutin nanti disampaikan bulan ini
yang paling sering terlambat siapa kemudian setiap guru punya laporan, untuk siswa yang
spesial penanganan pertama dari guru kelas, seandainya belum berkurang nanti dialihkan
kepada guru olah raga agar diberi bimbingan dan konseling. Bu kepala memiliki buku catatan
sendiri untuk guru maupun siswa, guru juga diingatkan untuk menjaga kedisiplinan, misalnya
pulang sebelum pukul 14.00 WIB itu nanti selalu diingatkan, lalu untuk seragam juga selalu
diingatkan agar segera menjahitkan seragamnya.
En: Evaluasi untuk guru menggunakan finger print disampaikan saat rapat siapa saja yang
sering terlambat, selain itu nanti dibahas bersama guru dan karyawan bagaimana
pelaksanaannya.
Sd: Melalui penilaian sikap di dalam pembelajaran.
Kepala sekolah dan staf melakukan briefing dan
menyampaikan permasalahan yang dihadapi.
Evaluasi dilakukan untuk siswa dan guru, evaluasi
guru menggunakan finger print yang akan
disampaikan saat briefing jumlah keterlambatan
guru dan akan diberi peringatan oleh kepala sekoah.
Evaluasi siswa dilakukan oleh guru masing-masing
kelas melalui penilaian sikap.
25. Bagaimanakah keberhasilan
implementasi pendidikan
karakter disiplin dan tanggung
jawab?
Wr: Anak-anak tidak datang terlambat, bisa mengerjakan tugas tepat waktu.
Et: masih perlu dievaluasi lagi, masih ada siswa yang belum.
Sg: Alhamdulillah, anak-anak sudah dapat menanamkan.
Im: Belum 100 %.
Pb: Dari range 1-100, keberhasilan mencapai 84, masih ada siswa yang perlu dibimibing dan
dinasihati.
Sh: Masih ada beberapa siswa yang disiplin dan tanggung jawabnya kurang.
Keberhasilan implementasi pendidikan karakter
disiplin dan tanggung jawab di SD Negeri 1 Bantul
sudah mencapai 90%, hanya saja masih terdapat
beberapa siswa yang masih perlu dibimbing
terutama siswa kelas rendah.
136
Bk: Belum 100 persen, masih ada beberapa siswa yang perlu dibimbing.
En: Sudah 80%.
Sd: 99% sudah berhasil.
26. Bagaimana komitmen warga
sekolah dalam keberhasilan
implementasi pendidikan
karakter disiplin dan tanggung
jawab?
Wr: Bangga, membawa dampak yang sangat bagus, bagi sekolah bagi masyarakat.
Et: Iya, berkomitmen.
Im: Semua guru pasti akan berusaha semaksimal mungkin dalam menanamkan karakter
tanggung jawab dan disiplin.
Pb: Semuanya berusaha untuk melaksanakan.
Bk: Sudah dapat menbiasakan.
En: Warga sekolah mendukung pembentukan karakter disiplin.
Semua warga sekolah berkomitmen dalam
keberhasilan implementasi pendidikan karakter
disiplin dan tanggung jawab.
27. Apa sajakah kendala yang
Bapak/Ibu guru temui dalam
implementasi pendidikan
karakter disiplin dan tanggung
jawab di SD Negeri 1 Bantul?
Wr: Tidak ada kendala, tetapi harus senantiasa mengingatkan dan menasehati karena masih
anak-anak.
Et: Kendalanya pada siswa, masih ada siswa satu dua yang ngeyel satu dua.
Sg: Belum pernah menjumpai kendala, kan pendekatannya pendekatan hati to, seperti kalau
ngajar itu kalau punya pendekatan hati antara orang tua dengan anak jadi kalau sudah
dianggap seperti anaknya sendiri tidak ada masalah.
Im: Kendalanya ketika pengajaran di sekolah dan di rumah ada yang tidak sinkron.
Pb: Banyak kalau kendala, anak banyak wataknya, karakternya berbeda-beda untuk
menangani anak A itu berbeda dengan B, orang tua, keluarga, lingkungan sekitar sangat
berpengaruh
Sh: Misalnya guru piket berhalangan hadir.
Bk: Kendala terdapat pada siswa dengan karakter-karakter anak yang kurang disiplin.
En: Orang tua dengan anaknya yang tidak sinkron.
Sd: Ada beberapa wali yang komplain saat jam kepulangan dan ekstra.
Setiap guru memiliki penanganan sendiri untuk
siswanya, sebagian besar kendala guru terdapat
pada siswa dan orang tua. Karakter siswa
bermacam-macam sehingga membutuhkan
pendekatan yang berbeda-beda pula, selain itu pola
asuh orang tua juga berbeda.
28. Bagaimana upaya yang
dilakukan untuk mengatasi
kendala dalam implementasi
pendidikan karakter disiplin
dan tanggung jawab?
Et: Dinasehati.
Im: Berdiskusi dengan orang tua siswa.
Pb: Pendekatan personal, gini kalau ketika anak sudah dekat dengan gurunya nanti dapat
merasakan apa yang mereka alami mereka dengar dari sekolah masuk ke anak dari sistem
Bk: Ditegur.
En: Memanggil orang tua lalu dikoordinasikan.
Sd: Disampaikan baik-baik kepada wali.
Untuk mengatasi kendala yang ditemui guru masih
perlu menasihati siswa dan mendiskusikan
permasalahan yang dihadapi bersama orang tua
siswa.
29. Bagaimana tanggapan wali
murid terhadap implementasi
pendidikan karakter disiplin
Wr: Tidak ada yang komplain, malah mendukung.
Et: Ada wali yang komplain saat jam pulang terlambat karena siswa belum selesai
mengerjakan tugas.
Sebagian besar orang tua siswa mendukung
implementasi pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab di SD Negeri 1 Bantul, masih
137
dan tanggung jawab yang
dilakukan sekolah?
Sg: Wali siswa mendukung pengimplementasian karakter disiplin dan tanggung jawab.
Im: Mendukung.
Pb: Wali siswa mendukung dan selalu ada masukan.
Sh: Komplain waktu pulangnya ngaret sedikit karena anaknya belum selesai mengerjakan
tugas, orang tuanya marah-marah.
Bk: Wali siswa di kelas saya tidak ada yang komplain.
En: Tidak ada tanggapan negatif dari wali siswa.
Sd: Wali siswa mendukung.
terdapat orang tua siswa yang komplain terkait
dengan jam kepulangan yang tidak tepat waktu
karena siswa mengerjakan tugasnya yang lama.
30. Dukungan apa sajakah yang
diperoleh sekolah dalam
implementasi pendidikan
karakter disiplin dan tanggung
jawab?
Wr: Dari BPOM yang meneliti di kantin terkait dengan kantin sehat.
Im: Orang tua siswa, dinas pendidikan yang terkait dengan kurikulum 2013 mendukung
sekali.
Pb: Orang tua.
Sh: Orang tua, siswa lain.
Bk: Orang tua mendukung.
En: Orang tua.
Sd: Orang tua siswa dan masyarakat setempat.
Dukungan yang diperoleh SD Negeri 1 Bantul
dalam implementasi pendidikan karakter disiplin
dan tanggung jawab yaitu dari orang tua siswa,
masyarakat sekitar, dinas dan BPOM.
138
Lampiran 11.
Reduksi, Display, dan Kesimpulan Wawancara dengan Tenaga Kependidikan
Nara sumber:
1. Sri Wuryanti, A.Md., tenaga administrasi (Sw)
2. Sukendaryanto, satpam (Sk)
3. Mursiah, penjaga kantin (Mu)
No. Pertanyaan Jawaban Kesimpulan
1. Apa yang Bapak/Ibu guru ketahui tentang karakter
disiplin?
Sw: Kepatuhan akan aturan.
Sk: Melaksanakan apa yang menjadi tugas pokok
dan fungsi masing-masing.
Disiplin merupakan kepatuhan dan pelaksanaan akan aturan.
2. Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang karakter
tanggung jawab?
Sw: Mengerjakan kewajibannya. Tanggung jawab merupakan pelaksanaan akan kewajiban.
3. Menurut Bapak/Ibu guru, apakah penting
mengimplementasikan karakter disiplin pada diri
siswa? Alasannya apa?
Sw: Penting untuk menanamkan kedisiplinan pada
anak.
Penting, untuk menanamkan kedisiplinan pada anak.
4. Apa saja manfaat dari pengimplementasian karakter
disiplin?
Sw: Membantu bekerja. Manfaat dari disiplin yaitu akan membantu dalam bekerja.
5. Menurut Bapak/Ibu guru, apakah penting
mengimplementasikan karakter tanggung jawab
pada diri siswa? Alasannya apa?
Sw: Penting, untuk membantu anak melaksanakan
tanggung jawab yang lebih besar.
Penting, untuk membantu melaksanakan tanggung jawab yang
lebih besar.
6. Apa saja manfaat pengimplementasian karakter
tanggung jawab?
Sw: Bermanfaat untuk masa depan anak. Karakter tanggung jawab perlu diimplementasikan karena akan
bermanfaat untuk masa depan anak.
7. Bagaimana perencanaaan sekolah dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter disiplin
dan tanggung jawab?
Sk: Ada di kurikulum. Perencanaan dalam implementasi pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab ada di kurikulum sekolah.
8. Apakah semua warga sekolah dan wali murid
mengetahui bahwa sekolah mengimplementasikan
karakter disiplin dan tanggung jawab?
Sw: Sudah.
Sk: Mengetahui.
Mu: Mengetahui.
Semua warga sekolah mengetahui bahwa sekolah
mengimplementasikan pendidikan karakter disiplin dan tanggung
jawab.
9. Bentuk kegiatan apa yang dilaksanakan secara rutin
oleh sekolah dalam rangka mengimplementasikan
pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab?
Sw: Upacara.
Sk: Upacara.
Mu: Upacara, senam, piket, sholat dhuha, sholat
dhuhur.
Kegiatan rutin yang dilaksanakan sekolah antara lain upacara,
senam pada hari Jumat, piket, sholah dhuha, sholat dhuhur.
10. Bagaimana perencanaan yang dilakukan sekolah Sk: Sebelum hari senin petugas upacara dilatih Petugas upacara sebelumnya dilatih dulu oleh guru olah raga.
139
untuk kegiatan rutin tersebut? guru olah raga.
Bagaimana pelaksanaan kegiatan rutin tersebut? Sk: Siswa yang terlambat saat upacara menunggu
di depan gerbang.
Mu: Sholat dhuha sebelum masuk kelas, kalau
waktunya sholat dhuhur ya sholat dhuhur.
Sholat dhuha dilaksanakan sebelum siswa masuk kelas, siswa
yang terlambat saat upacara harus menunggu sampai upacara
selesai. Saat waktu melaksanakan sholat dhuhur siswa langsung
melaksanakan.
Bagaimana evaluasi dari kegiatan rutin tersebut?
11. Hal apa yang spontan dilakukan Bapak/Ibu guru
ketika menjumpai siswa/warga sekolah melakukan
hal yang kurang baik?
Sw: Ditegur, misalnya membuang sampah tidak di
tempatnya.
Sk: Ada teguran, dulu ada sanksi membayar denda
Rp1.000,00 untuk siswa yang membuang sampah
sembarangan nanti uangnya untuk kegiatan UKS.
Hal yang spontan dilakukan saat menjumpai siswa yang
melakukan hal yang kurang baik yaitu ditegur.
12. Bagaimana bentuk keteladanan Bapak/Ibu guru
yang dapat dijadikan teladan oleh siswa terkait
dengan implementasi pendidikan karakter disiplin
dan tanggung jawab?
Sw: Membuang sampah pada tempatnya, datang
tepat waktu.
Keteladanan yang diberikan bapak ibu karyawan yaitu datang
tepat waktu dan membuagn sampah pada tempatnya.
13. Bagaimana bentuk pembiasaan yang ditanamkan
sekolah dalam rangka implementasi pendidikan
karakter disiplin dan tanggung jawab kepada siswa?
Sw: Datang tidak boleh terlambat, memebuang
sampah pada tempatnya.
Pembiasaan yang dilaksanakan di SD Negeri 1 Bantul dalam
rangka mengimplementasikan pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab yaitu datang tepat waktu, membuang sampah
pada tempatnya dan dulu dikenakan sanksi Rp1.000,00 untuk
siswa yang membuang sampah sembarangan dan uang tersebut
digunakan untuk kegiatan UKS.
14. Apakah sekolah mengadakan kegiatan yang khas
dalam rangka implementasi pedidikan karakter
disiplin dan tanggung jawab? Jika ada, bagaimana
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya?
Sw: Tidak. SD Negeri 1 Bantul tidak melaksanakan kegiatan yang khas
dalam mengimplementasikan pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab.
15. Apa bentuk kegiatan sekolah yang dilaksanakan
bersama wali siswa?
Sw: Pengajian.
Sk: Ada pertemuan dengan wali siswa.
Mu: Pengajian
Kegiatan rutin sekolah yang dilaksanakan bersama wali siswa
yaitu pengajian.
16. Apakah sekolah selalu melaporkan kegiatan siswa
ataupun kegiatan lain yang dilaksanakan di sekolah
kepada wali siswa?
Sw: Itu kalau di forum kelas disampaikan. Sekolah selalu melaporkan hal-hal yang seperlunya perlu
diketahui wali siswa misalnya saat forum di kelas.
17. Bagaimanakah keberhasilan implementasi
pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab?
Sw: Masih ada beberapa siswa yang nakal.
Mu: Sudah dapat menanamkan disiplin dan
tanggung jawab.
Masih terdapat beberapa siswa yang perlu bimbingan dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter disiplin dan tanggung
jawab.
140
18. Bagaimanakah cara mengevaluasi implementasi
pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab?
Sw: Evaluasi saat briefing. Evaluasi dilaksanakan saat briefing dengan menyampaikan
permasalahan yang dihadapi.
19. Apa sajakah kendala yang Bapak/Ibu guru temui
dalam implementasi pendidikan karakter disiplin
dan tanggung jawab di SD Negeri 1 Bantul?
Sw: Kendala dari siswa. Kendala yang ditemui dalam implemetnasi pendidikan karakter
disiplin dan tanggung jawab yaitu dari masing-masing siswa.
20. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengatasi
kendala dalam implementasi pendidikan karakter
disiplin dan tanggung jawab?
Sw: Selalu mengingatkan siswa. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala yang ditemui
adalah dengan senantiasa mengingatkan siswa.
21. Bagaimana tanggapan wali murid terhadap
implementasi pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab yang dilakukan sekolah?
Sw: Wali siswa mendukung. Wali siswa mendukung dalam implementasi pendidikan karakter
disiplin dan tanggung jawab.
22. Dukungan apa sajakah yang diperoleh sekolah
dalam implementasi pendidikan karakter disiplin
dan tanggung jawab?
Sw: Wali siswa, dewan sekolah, masyarakat
sekitar.
Dukungan yang diperoleh sekolah yaitu dari wali siswa, dewan
sekolah, dan masyarakat sekitar.
141
Lampiran 12.
Display, Reduksi, dan Kesimpulan Hasil Wawancara dengan Siswa
Nara sumber:
1. Muhammad Dyota Mahardika, siswa kelas VI A (Md)
2. Indra Marlena, siswa kelas VI B (In)
3. Kayla Afifah Zaki, siswa kelas I C (Ky)
4. Najwa Fawnia Afif, siswa kelas V B (Nf )
5. Arini Nurhayati, siswa kelas IV C (An)
6. Saputra Wicaksono, siswa kelas III A (Sw)
7. Raissa Wijaya Miyanto, siswa kelas I B (Rw)
8. Daffa Amaru Shakur, siswa kelas I D (Da)
9. Yusuf Jalbur Risqi, siswa kelas I C (Yj)
10. Revalina Nindya Keyla Mahfiroh, siswa kelas V A (Rn)
11. Charindra Aliya Maharani, siswa kelas IV A (Ca)
12. Hapsari Tiara Fadila, siswa kelas V B (Ht)
13. Fadila Aulia Pratiwi, siswa kelas VI B (Fa)
14. Nina Nur Latifah, siswa kelas IV C (Nn)
15. Dona Sherly Amanda, siswa kelas V B (Ds)
16. Nabila Sagita (Ns)
No. Pertanyaan Jawaban Kesimpulan
1. Apakah semua warga
sekolah dan wali murid
mengetahui bahwa sekolah
mengimplementasikan
karakter disiplin dan
tanggung jawab?
Md: Tahu, di tata tertib sekolah.
In: Tahu, di visi misi sekolah ada.
Ky: Tahu, dari bu guru.
Nf: Tahu, dari bu guru kadang disampaikan saat upacara.
An: Tahu, diberi tahu pak guru.
Sw: Tahu, disampaikan bu guru saat pelajaran.
Rw: Tahu, diminta berdisiplin dan bertanggung jawab sama bu guru.
Rn: Tahu.
Ca: Tahu.
Ht: Tahu, dari bu guru.
Fa: Tahu.
Nn: Tahu dari guru.
Ds: Tahu dari bu guru.
Ns: Tahu.
Siswa mengetahui bahwa sekolah mengimplementasikan
pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab.
142
2. Bentuk kegiatan apa yang
dilaksanakan secara rutin
oleh sekolah dalam rangka
mengimplementasikan
pendidikan karakter
disiplin dan tanggung
jawab?
Md: Piket, upacara.
In: Kerja bakti, upacara, piket kelas.
Nf: Piket, upacara, baris.
An: Piket.
Sw: Piket, upacara, baris.
Da: Sholat dhuha.
Yj: Upacara, piket.
Rn: Piket, upacara, sholat dhuha.
Ca: Piket, upacara.
Ht: Piket, Jumat bersih.
Fa: Senam, upacara, piket, kegiatan dokter kecil menimbang dan mengukur tinggi
badan.
Nn: Piket, upacara.
Ds: Piket , upacara, sholat dhuha.
Ns: Piket, upacara.
Kegiatan rutin yang dilaksanakan di SD Negeri 1 Bantul
antara lain, upacara, piket, baris pada beberapa kelas,
jumat bersih, sholat dhuha, senam, kegiatan dokter kecil.
3.
Bagaimana perencanaan
yang dilakukan sekolah
untuk kegiatan rutin
tersebut?
Md: Untuk piket dibuatkan jadwal piket oleh guru, petugas upacara dilatih dahulu.
In: Petugas upacara sebelumnya dilatih dahulu.
Nf: Petugas upacara sebelumnya dilatih terlebih dahulu oleh guru olahraga.
Rn: Jadwal sholat dhuha jam 09.00 WIB, jadwal piket disusun oleh guru, petugas
upacara dilatih terlebih dahulu.
Ht: Dibuat jadwal piket.
Fa: Petugas upacara dilatih dahulu.
Nn: Dibuat jadwal piket oleh pak guru.
Ds: Dibuat jadwal piket oleh bu guru.
Untuk melaksanakan piket, guru membuat jadwal piket
untuk siswa. Guru juga membuat jadwal sholat dhuha
tetapi sekarang siswa langsung sholat dhuha begitu tiba di
sekolah. Sebelum melaksanakan upacara, petugas upacara
dilatih dahulu oleh guru olahraga.
Bagaimana pelaksanaan
kegiatan rutin tersebut?
Md: Kalau kelas VI ada try out tidak dilaksanakan upacara, piketnya dua kali pagi
dan pulang sekolah.
In: Siswa yang tidak memakai atribut lengkap upacara diminta baris dibelakang guru,
piket dilaksanakan dua kali sebelum dan seseudah pembelajaran, kerja bakti
dilaksanakan pada hari Jumat bulan pertama sebagai ganti senam.
Nf: Piketnya dilaksanakan dua kali, pagi dan siang, koordinator baris nanti urut
absen, siswa yang tidak memakai atribut lengkap disuruh baris sendiri.
Sw: Siswa yang tidak memakai atribut lengkap upacara disuruh berbaris di belakang
guru, barisnya setiap hari.
Yj: Siswa yang terlambat tidak ikut upacara, sekarang jarang upacara soalnya sekolah
Kegiatan piket dilaksanakan dua kali, sebelum dan sesudah
kegiatan pembelajaran. Saat upacara, siswa yang tidak
memakai atribut lengkap upacara diminta berbaris di
belakang guru. Siswa koordinator baris bergantian, urut
sesuai nomor presensi. Siswa dibiasakan melaksanakan
sholat dhuha begitu tiba di sekolah langsung menuju ke
mushola. Kerja bakti dilaksanakan pada hari Jumat bulan
pertama sebagai ganti senam.
143
sedang direnovasi.
Rn: Piket dilaksanakan sebelum dan sesudah pembelajaran.
Ht: Piketnya sebelum dan sesudah pembelajaran.
Fa: Piketnya pagi dan siang.
Nn: Piket dilaksanakan sebelum dan sesudah pembelajaran, siswa yang tidak
memakai atribut upacara disuruh berdiri di belakang bapak ibu guru.
Ds: Piketnya sebelum dan sesudah pembelajaran, siswa yang tidak memakai atribut
lengkap upacara disuruh berdiri di samping guru, sholat dhuha dilaksanakan saat tiba
di sekolah langsung menuju ke mushola.
Bagaimana evaluasi dari
kegiatan tersebut?
Md: Kalau tidak melaksanakan piket didenda Rp5.000,00, setelah upacara, petugas
dinasehati apabila ada kesalahan, peserta upacara yang tidak tertib nanti dipanggil ke
ruang kepala sekolah, ada yang pernah disuruh membersihkan WC karena sudah
diberitahu berulang kali tetapi masih tidak lengkap.
In: Siswa yang tidak memakai atribut lengkap upacara disuruh menulis di ruang
kepala sekolah, kalau piketnya belum bersih disuruh nyapu lagi saat istirahat.
Nf: Siswa yang tidak memakai atribut lengkap akan diberi sanksi di ruang kepala
sekolah, kalau untuk baris nanti ada pelaporan ke guru.
An: Kalau tidak piket diminta membantu piket di hari berikutnya.
Sw: Siswa yang tidak memakai atribut lengkap upacara nanti dicatat di ruang kepala
sekolah, siswa yang tidak piket disuruh membantu piket di hari lain.
Rn: Kalau piket kurang bersih langsung dibersihkan, petugas upacara yang kurang
tepat saat bertugas dinasehati.
Ht: Kalau piketnya belum bersih nanti harus bertanggung jawab, dibersihkan lagi.
Fa: Kalau piketnya belum bersih dinasehati, petugas upacara akan diberi masukan
setelah bertugas.
Nn: Siswa yang tidak memakai atribut lengkap upacara diminta menulis di ruang
kepala sekolah.
Ds: Kalau piketnya belum bersih nanti dinasehati, siswa yang tidak memakai atribut
lengkap upacara diminta lapor ke kepala sekolah.
Ns: Kalau piketnya belum bersih nanti diperiksa ruangannya.
Guru akan memeriksa kebersihan kelas, siswa piket harus
membersihkan kelas apabila belum bersih, siswa yang
tidak melasksanakan piket akan mendapat sanksi sesuai
kesepakatan kelas masing-masing, seperti denda atau
mengganti piket di hari lain. Setelah upacara, diadakan
evaluasi untuk petugas upacara dan siswa yang tidak
memakai atribut lengkap upacara diminta melapor ke
ruang kepala sekolah. Untuk kegiatan baris ada pelaporan
ke guru kelas.
4. Hal apa yang spontan
dilakukan Bapak/Ibu guru
ketika menjumpai
siswa/warga sekolah
Md: Pernah ditegur saat membuang sampah sembarangan.
In: Pernah ditegur saat jajan di luar gerbang sekolah. Jajannya selalu di kantin nggak
boleh keluar, nanti diingatkan kalau sekali lagi didenda Rp50.000,00.
Ky: Dinasehati saat terlambat.
Guru menegur dan menasehati siswa yang melakukan hal
yang kurang baik, misalnya ramai di kelas, terlambat,
memetik daun pohon, membuang sampah sembarangan,
membeli jajanan di luar gerbang.
144
melakukan hal yang
kurang baik?
An: Dinasehati.
Sw: Dinasehati.
Rw: Dinasehati.
Da: Diingatkan.
Yj: Dinasehati.
Rn: Dinasehati.
Ca: Ditegur.
Fa: Ditegur saat metik-metik daun.
Nn: Dinasehati.
Ds: ditegur, diingatkan.
5. Bagaimanakah tanggapan
siswa lain saat menjumpai
temannya yang melakukan
hal yang kurang baik?
In: Mengingatkan, misalnya kalau tidak piket diingatkan kalau tidak mau nanti
dilaporkan ke guru.
Nf: Dicatat oleh ketua nanti dilaporkan kepada guru.
Sw: Dinasehati, nanti kalau bolos piket dilaporkan ke guru.
Ca: Dinasehati tidak boleh gitu.
Ht: Lalau bolos piket dilaporkan ke guru.
Ns: Diingatkan.
Siswa lain akan mengingatkan siswa yang melakukan hal
yang kurang baik dan melaporkan kepada guru.
6. Apakah ada reward dalam
implementasi pendidikan
karakter disiplin dan
tanggung jawab?
7. Bagaimana bentuk
keteladanan Bapak/Ibu
guru yang dapat dijadikan
teladan oleh siswa terkait
dengan implementasi
pendidikan karakter
disiplin dan tanggung
jawab?
Md: Memungut sampah yang tercecer.
In: Menanamkan sikap disiplin.
Nf: Mengajarkan datang tepat waktu.
An: Bapak ibu guru datang tepat waktu.
Rn: Berangkat lebih awal, berpakaian rapi.
Ca: Membuang sampah pada tempatnya.
Ht: Membuang sampah pada tempatnya, datang tepat waktu.
Fa: Tidak membuang sampah sembarangan, datang tepat waktu, berpakaian rapi dan
sopan.
Nn: Datang tepat waktu.
Ds: Datang tepat waktu.
Bentuk keteladanan dari bapak ibu guru yaitu datang tepat
waktu, berpakaian rapi, dan membuang sampah pada
tempatnya.
8. Bagaimana cara yang
dilakukan Bapak/Ibu guru
Ky: Bu guru selalu menghimbau siswa untuk selalu disiplin.
An: Pak guru memberikan tugas rumah kepada siswa.
Cara yang dilakukan bapak ibi guru dalam menanamkan
karakter disiplin dan tanggung jawab melalui kegiatan
145
untuk
mengimplementasikan
pendidikan karakter
disiplin dan tanggung
jawab melalui kegiatan
pembelajaran?
Sw: Bu guru sering memberikan tugas.
Rw: Bu guru selalu menghimbau siswa untuk tertib.
Da: Siswa yang tidak tertib akan dicatat.
Rn: Siswa yang ramai ditegur dan dinasehati.
Ca: Siswa yang ramai ditegur.
Ht: Membiasakan siswa untuk berani berbuat berani bertanggung jawab, sering
memberi PR.
Ds: Sering diberi PR.
pembelajaran antara lain selalu menghimbau siswa untuk
disiplin, menegur siswa yang kurang tertib, membiasakan
siswa untuk berani berbuat berani bertanggung jawab,
sering memberi PR kepada siswa.
9. Apakah Bapak/Ibu guru
memberlakukan peraturan
khusus di kelas?
Md: Kalau ada siswa yang tidak piket nanti didenda Rp5.000,00, kalau ada yang
terlambat nanti dinasehati, kalau membuang sampah sembarangan di kelas nanti
disuruh piket.
In: Siswa yang tidak melaksanakan piket satu kali dikenakan denda Rp2.500,00 kalau
dua kali tidak piket Rp5.000,00, kalau suka pukul-pukul meja nanti didenda
Rp1.000,00 nanti uangnya buat membeli air mineral atau peralatan kelas.
Ky: Siswa yang tidak berangkat pramuka dihukum piket, kalau tidak mengerjakan
tugas nanti ditunggui bu guru mengerjakannya.
Nf: Siswa yang tidak mengerjakan PR diminta mengerjakan beberapa kali lipatnya,
siswa yang tidak piket harus menggantinya atau dapat denda untuk satu kali
Rp3.000,00 kalau dua kali Rp5.000,00.
An: Siswa yang tidak mengerjakan PR diberi tugas tambahan, siswa yang tidak piket
disuruh mengganti di hari berikutnya.
Sw: Siswa yang tidak mengerjakan PR dicatat oleh guru, siswa yang tidak piket
diminta mengganti di hari berikutnya.
Yj: Siswa yang makan di kelas dihukum piket, aturannya tidak boleh makan di dalam
kelas.
Rn: Siswa yang tidak melaksanakan piket disuruh piket selama satu minggu, siswa
yang membuang sampah sembarangan didenda Rp5.000,00.
Ca: Siswa yang membuang sampah sembarangan disuruh membersihkan sampah.
Ht: Siswa yang tidak melaksankan piket didenda Rp5.000,00 atau piket tiga hari
berturut-turut.
Fa: Siswa yang tidak piket dikenakan denda Rp1.000,00 kalau piket waktu istirahat,
Rp2.500,00 kalau tidak piket sekali, dan Rp5.000,00 tidak piket dua kali.
Nn: Siswa yang membuang sampah sembarangan diminta memunguti sampah di
sekitarnya.
Setiap kelas memiliki peraturan sendiri-sendiri, seperti
larangan makan di dalam kelas untuk siswa kelas rendah,
memberikan sanksi kepada siswa yang tidak melaksanakan
piket dengan membayar denda atau sanksi lain,
memberikan sanksi kepada siswa yang tidak mengerjakan
PR dengan memberi tugas tambahan, mengerjakan
ditunggui guru atau mengerjakan beberapa kali,
memberikan sanksi kepada siswa yang membuang sampah
sembarangan untuk piket atau memunguti sampah di
sekitarnya.
146
Ds: Siswa yang tidak piket didenda Rp2.500,00.
10. Bagaimana bentuk
pembiasaan yang
ditanamkan sekolah dalam
rangka
mengimplementasikan
pendidikan karakter
disiplin dan tanggung
jawab kepada siswa?
Datang dan pulang tepat
waktu
Md: Belum pernah terlambat.
In: Pernah datang terlambat, lalu dinasehati bu guru.
Ky: Pernah terlambat, lalu dinasehati bu guru.
Nf: Pernah terlambat, lalu dinasehati guru.
An: Pernah terlambat, lalu dinasehati.
Sw: Pernah terlambat, lalu dinasehati.
Rw: Pernah datang terlambat, lalu ditanya kenapa terlambat.
Da: Belum pernah terlambat.
Rn: Belum pernah terlambat.
Ca: Pernah terlambat lalu dinasehati.
Ht: Pernah terlambat.
Fa: Pernah terlambat.
Nn: Pernah terlambat.
Ds: Pernah datang terlambat.
Ns: Pernah terlambat.
Tujuh dari lima belas siswa responden mengatakan pernah
datang terlambat ke sekolah.
Membuang sampah pada
tempatnya
Md: Dulu pernah membuang sampah sembarangan tapi sekarang sudah tidak.
Rn: Pernah membuang sampah sembarangan tetapi tidak ada yang lihat.
Ca: Pernah membuang sampah sembarangan.
Nn: Pernah membuang sampah sembarangan.
Ns: Tidak pernah membuang sampah sembarangan.
Empat dari lima siswa responden mengatakan pernah
membuang sampah sembarangan.
Berpakaian rapi dan sopan In: Belum pernah seragamnya tidak tertib.
Fa: Insyaallah sudah berpakaian rapi dan sopan.
Ns: Selalu berpakaian rapi dan sopan.
Tiga dari tiga responden siswa kelas tinggi menyatakan
selalu berpakaian rapi dan sopan.
Bertanggung jawab In: Pernah membayar denda Rp2.500,00 karena tidak piket, pernah membayar denda
Rp1.000,00 karena pukul-pukul meja, pernah ditegur kaena jajan di luar gerbang.
Delapan dari enam belas siswa responden pernah
melaksanakan sanksi sebagai pertanggungjawabannya
147
Ky: Pernah dihukum piket karena tidak berangkat pramuka, pernah ditunggui bu guru
karena tidak mengerjakan tugas.
Nf: Pernah disuruh mengerjakan tugas tiga kali karena tidak mengerjakan PR.
An: Pernah diberi tugas tambahan karena tidak mengerjakan PR.
Yj: Pernah tidak ikut upacara karena terlambat, pernah dihukum piket karena makan
di dalam kelas.
Fa: Dapat denda Rp1.000,00 karena piket saat istirahat tidak piket pagi.
Nn: Pernah dihukum piket karena mengerjakan PR.
Ds: Pernah membayar denda Rp2.500,00 karena tidak piket, pernah diberi tugas
tambahan karena tidak mengerjakan PR.
Ns: Pernah didenda Rp2.500,00 karena tidak piket.
karena melakukan hal yang kurang sesuai dengan
kesepakan. Sanksi tersebut antara lain, membayar denda,
dihukum piket, menunggu di depan gerbang karena
terlambat upacara, dan diberi tugas tambahan.
11. Apakah sekolah sering
mengadakan perlombaan
untuk seluruh siswa? Jika
iya, seperti apa bentuk
perlombaan tersebut?
12. Apakah sekolah
mengadakan kegiatan yang
khas dalam rangka
implementasi pedidikan
karakter disiplin dan
tanggung jawab? Jika ada,
bagaimana perencanaan,
pelaksanaan dan
evaluasinya?
Md: Tidak ada. Sekolah tidak mengadakan kegiatan yang khas terkait
implementasi pendidikan karakter disiplin dan tanggung
jawab.
13. Kegiatan ekstrakulikuler
apa sajakah yang
mendukung dalam
implementasi pendidikan
karakter disiplin dan
tanggung jawab?
Md: Kelas VI tidak ada ekstrakulikuler, pramuka, baca tulis, drum band.
Nf: Presenter, drum band, Bahasa Inggris.
An: Pramuka, Bahasa Inggris, TPA.
Yj: OSN, pramuka.
Rn: Drum band, renang, presenter, TPA, Bahasa Inggris, pramuka.
Ht: Presenter, renang.
Nn: TPA, OSN, Bahasa Inggris, pramuka.
Ds: Bahasa Inggris, drum band, pramuka.
Kegiaran ekstrakulikuler wajib yang dilaksanakan untuk
siswa kelas I sampai V di SD Negeri 1 Bantul antara lain,
pramuka, Bahasa Inggris, TPA, dan les baca tulis untuk
kelas I sedangkan ekstrakulikuler pilihan yaitu presenter,
drum band, OSN, dan renang.
14. Apa bentuk kegiatan Fa: Kerja bakti. Kegiatan sekolah yang dilaksankan secara rutin dengan
148
sekolah yang dilaksanakan
bersama wali siswa?
Nn: Kadang orang tua ikut kerja bakti, pengajian. wali siswa adalah pengajian dan kerja bakti yang diikuti
oleh sebagian wali siswa.
15. Bagaimanakah
keberhasilan implementasi
pendidikan karakter
disiplin dan tanggung
jawab?
Md: Siswa yang kelas besar sudah bisa kalau masih kecil belum.
In: Sebagian sudah menanamkan sebagian masih belajar.
Nf: Sebagian sudah berdisiplin sebagian belum.
Ht: Hampir 100%.
Nn: Belum semua siswa yang menanamkan.
Ds: Belum semua siswa.
Siswa kelas tinggi sudah dapat menanamkan sikap disiplin
dan tanggung jawab, untuk siswa kelas rendah masih perlu
bimbingan.
16. Bagaimana komitmen
warga sekolah dalam
keberhasilan implementasi
pendidikan karakter
disiplin dan tanggung
jawab?
Md: bersedia untuk berdisiplin dan bertanggung jawab.
In: Bersedia menanamkan sikap disiplin dan tanggung jawab.
Nf: Bersedia untuk berdisiplin dan bertanggung jawab.
An: Bersedia menanamkan sikap disiplin dan tanggung jawab.
Rn: Bersedia menanamkan sikap disiplin dan bertanggung jawab.
Ca: Bersedia menanamkan sikap disiplin dan tanggung jawab.
Nn: Bersedia menanamkan sikap disiplin dan tanggung jawab.
Ns: Bersedia menanamkan sikap disiplin dan tanggung jawab.
Siswa bersedia untuk menanamkan sikap disiplin dan
tanggung jawab.
149
Lampiran 13.
Reduksi, Display, dan Kesimpulan Wawancara dengan Wali Siswa
Nara sumber:
1. Endang (Ed)
2. Partilah (Pa)
3. Rita (Rt)
4. Siska (Si)
5. Veronica (Ve)
6. Yuni (Yu)
No. Pertanyaan Jawaban Reduksi
1. Apakah semua warga sekolah
dan wali murid mengetahui
bahwa sekolah
mengimplementasikan karakter
disiplin dan tanggung jawab?
Ed: Mengetahui, ada sosialisasi kurikulum di tahun ajaran baru.
Pa: Mengetahui melalui sosialisasi kurikulum tahun ajaran baru.
Rt: Mengetahui, ada sosialisasi kurikulum di tahun ajaran baru.
Si: Mengetahui.
Ve: Mengetahui.
Yu: Mengetahui.
Wali siswa mengetahui bahwa sekolah
mengimplementasikan pendidikan karakter
disiplin dan tanggung jawab.
2. Apa bentuk kegiatan sekolah
yang dilaksanakan bersama wali
siswa?
Pa: Pengajian
Rt: Pengajian dan pertemuan wali murid setiap bulan.
Si: Pengajian.
Kegiatan sekolah yang dilaksanakan bersama
wali siswa yaitu pengajian dan pertemuan wali
satu bulan sekali.
3. Apakah sekolah selalu
melaporkan kegiatan siswa
ataupun kegiatan lain yang
dilaksanakan di sekolah kepada
wali siswa?
Rt: Iya, misalnya ada peringatan kartini juga disampaikan seperti apa.
Si: Guru menyampaikan hal-hal yang sekiranya perlu diketahui wali siswa.
Ve: Orang tua dipanggil apabila siswa melakukan pelanggaran.
Yu: Guru menyampaiakan hal-hal yang sekiranya perlu diketahui wali siswa dalam forum
paguyuban wali siswa.
Sekolah selalu melaporkan kepada wali siswa
hal-hal yang sekiranya perlu diketahui wali
siswa.
4. Bagaimanakah cara
mengevaluasi implementasi
pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab?
Ed: Wali kelas selalu memberitahukan masalah terkait dengan siswanya.
Pa: Wali kelas selalu memberi tahu terkait siswanya kepada wali siswa.
Rt: Wali kelas melakukan follow up, misalnya menanyakan sudah sholat belum.
Ve: Guru memanggil orang tua siswa apabila siswa melakukan pelanggaran.
Wali kelas selalu memberi tahu wali siswa
apabila siswa melakukan pelanggaran yang
sekiranya perlu diketahui oleh wali siswa.
5. Bagaimanakah keberhasilan
implementasi pendidikan
karakter disiplin dan tanggung
jawab?
Ed: Masih perlu bantuan orang tua kalau yang kecil, kalau yang besar sudah bisa
menanamkan.
Pa: Sudah bisa mandiri terkait tugas sekolah.
Rt: Sudah bisa mandiri dalam sholat subuh dan tugas sekolah.
Si: Sudah dapat mandiri terkait tugas sekolah, disiplin kan dimulai dari keluarga.
Ve: Sudah bisa mandiri terkait tugas sekolah.
Implementasi pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab sudah berhasil, hanya saja
masih ada beberapa siswa yang belum
menanamkannya.
150
Yu: Sudah berhasil, tinggal beberapa anak yang belum.
6. Bagaimana tanggapan wali
murid terhadap implementasi
pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab yang dilakukan
sekolah?
Ed: Mendukung, itu kan baik untuk siswa misalnya siswa yang melanggar diminta
mengumpulkan kliping, guru selalu memberi PR.
Pa: Mendukung,
Rt: Sangat setuju sekali.
Si: Mendukung.
Ve: Mendukung untuk kemadirian siswa.
Yu: Mendukung.
Wali siswa mendukung implementasi
pendidikan karakter disiplin dan tanggung
jawab oleh sekolah.
151
Lampiran 14.
Tabel Triangulasi Sumber Hasil Wawancara Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga Kependidikan
tentang Pemahaman Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab
No. Indikator Hasil wawancara kepala
sekolah
Hasil wawancara guru Hasil wawancara tenaga
kependidikan
Kesimpulan
1. Pengertian karakter
disiplin
Disiplin merupakan
kepatuhan akan peraturan
yang sudah ditetapkan.
Karakter disiplin merupakan suatu
sikap yang menunjukkan kepatuhan
akan aturan atau ketentuan yang
sudah ditetapkan.
Disiplin merupakan kepatuhan
dan pelaksanaan akan aturan.
Disiplin merupakan kepatuhan dan
pelaksanaan akan peraturan yang sudah
ditetapkan.
2. Pengertian karakter
tanggung jawab
Tanggung jawab merupakan
kesadaran untuk
melaksanakan kewajiban.
Tanggung jawab merupakan
kesadaran akan segala hal yang
menjadi tugasnya sesuai dengan
ketentuan.
Tanggung jawab merupakan
pelaksanaan akan kewajiban.
Tanggung jawab merupakan kesadaran untuk
melaksanakan yang telah menjadi tugas dan
kewajibannya sesuai dengan ketentuan.
3. Pentingnya
implementasi karakter
disipin
Penting karena akan
membantu siswa
menyesuaikan diri di
sekolah dan teman-
temannya.
Karakter disiplin penting
diimplementasikan karena akan
menjadi modal bagi anak untuk
membentuk karakter disiplin di masa
depan.
Penting, untuk menanamkan
kedisiplinan pada anak.
Karakter disiplin penting diimplementasikan
karena membantu siswa menyesuaikan diri di
sekolah dan membentuk karakter disiplin di
masa depan.
4. Manfaat
implementasi karakter
disiplin Manfaat
implementasi karakter
disiplin
Manfaat bagi sekolah
sendiri kualitas sekolah
akan lebih baik dan
mempengaruhi prestasi
siswa terkait dengan
kedisiplinan dalam belajar.
Disiplin memberikan manfaat baik
bagi diri sendiri maupun orang lain,
pengimplementasian disiplin sejak
dini akan membantu anak di masa
mendatang dan menciptakan
keteraturan di sekitarnya.
Manfaat dari disiplin yaitu
akan membantu dalam
bekerja.
Implementasi pendidikan katakter disiplin
akan bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun
lingkungan sekitarnya, misalnya
meningkatkan prestasi siswa dan menciptakan
keteraturan di sekitar siswa.
5. Pentingnya
implementasi karakter
tanggung jawab
Penting karena siswa
mempunyai kewajiban di
sekolah yang harus
dilaksanakan.
Karakter tanggung jawab penting
untuk diimplementasikan karena
akan menjadi dasar untuk
melaksanakan tanggung jawab yang
lebih besar saat dewasa.
Penting, untuk membantu
melaksanakan tanggung jawab
yang lebih besar.
Karakter tanggung jawab penting
diimplementasikan karena siswa mempunyai
kewajiban di sekolah dan akan membantu
siswa dalam melaksanakan tanggung jawab
yang lebih besar saat dewasa.
6. Manfaat
implementasi karakter
tanggung jawab
Dengan bertangggung
jawab akan menumbuhkan
rasa percaya diri bagi siswa.
Manfaat dari pengimplementasian
karakter tanggung jawab untuk
menjadikan anak bertanggung jawab
dan menjadikan anak lebih mandiri.
Karakter tanggung jawab perlu
diimplementasikan karena
akan bermanfaat untuk masa
depan anak.
Implementasi pendidikan karakter tanggung
jawab akan bermanfaat bagi kemandirian
siswa.
152
Lampiran 15.
Tabel Triangulasi Sumber Hasil Wawancara Kepala Sekolah, Guru, Tenaga Kependidikan, Siswa, dan Orang Tua Siswa
tentang Implementasi Pendidikan Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab
Sub aspek
yang
diamati
Indikator Hasil wawancara kepala sekolah Hasil wawancara guru Hasil wawancara tenaga
kependidikan
Hasil wawancara siswa Hasli
wawancara
orang tua siswa
Kesimpulan
Perencanaan
Cara
merencanak
an
Perencanaan implementasi
pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab dilakukan
dengan memasukkan ke dalam
kurikulum sekolah.
Pengimplementasian
pendidikan karakter disiplin
dan tanggung jawab
direncanakan melalui
kurikulum sekolah yaitu
kurikulum 2013 dan
diintegrasikan di dalam
pembelajaran melalui RPP.
Perencanaan dalam
implementasi
pendidikan karakter
disiplin dan tanggung
jawab ada di kurikulum
sekolah.
Perencanaan implementasi
pendidikan karakter disiplin
dan tanggung jawab
melalui kurikulum sekolah
yaitu kurikulum 2013 dan
diintegrasikan dalam
pembelajaran melalui RPP.
Pengetahua
n warga
sekolah
Warga sekolah mengetahui
bahwa sekolah
mengimplementasikan
pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab.
Semua warga sekolah
mengetahui bahwa SD
Negeri 1 Bantul
mengimplementasikan
karakter disiplin dan
tanggung jawab.
Semua warga sekolah
mengetahui bahwa
sekolah
mengimplementasikan
pendidikan karakter
disiplin dan tanggung
jawab.
Siswa mengetahui
bahwa sekolah
mengimplementasikan
pendidikan karakter
disiplin dan tanggung
jawab.
Wali siswa
mengetahui
bahwa sekolah
mengimplemen
tasikan
pendidikan
karakter
disiplin dan
tanggung
jawab.
Semua warga sekolah
mengetahui bahwa sekolah
mengimplementasikan
pendidikan karakter disiplin
dan tanggung jawab.
Pelaksanaan
1. Pengembangan Diri
Kegiatan
rutin
Melakukan
presensi
Guru selalu melakukan presensi. Guru melakukan presensi di
kelas.
Guru selaku melakukan
presensi di kelas.
Melaksanak
an upacara
Upacara dilaksanakan setiap hari
senin. Siswa yang tidak memakai
atribut lengkap upacara berdiri di
belakang guru. Setelah upacara
selesai, siswa yang tidak
Upacara dilaksanakan setiap
hari senin seperti biasa untuk
pelaksanaannya guru
bergantian menjadi instruktur
upacara, siswa yang tidak
Dilaksanakan upacara,
sebelumnya petugas
upacara dilatih dulu
oleh guru olah raga,
siswa yang terlambat
Upacara dilaksanakan
setiap hari senin, siswa
yang tidak memakai
atribut lengkap upacara
diminta berbaris di
Upacara dilaksanakan
setiap hari Senin,
sebelumnya petugas
upacara dilatih dahulu oleh
guru olah raga. Guru
153
memakai atribut lengkap upacara
harus menulis janji di buku
pelanggaran siswa.
memakai atribut upacara
lengkap dibariskan sendiri.
petugas upacara sebelumnya
dilatih dahulu oleh guru
olahraga.
saat upacara harus
menunggu sampai
upacara selesai.
belakang guru. Sebelum
melaksanakan upacara,
petugas upacara dilatih
dahulu oleh guru
olahraga. Setelah
upacara, diadakan
evaluasi untuk petugas
upacara dan siswa yang
tidak memakai atribut
lengkap upacara
diminta melapor ke
ruang kepala sekolah
bergantian menjadi
instruktur upacara, siswa
yang tidak memakai atribut
lengkap upacara berbaris di
belakang guru dan harus
melapor ke kepala sekolah
setelah upacara. Siswa yang
datang terlambat harus
menunggu upacara sampai
selesai.
Melaksanak
an piket
Setiap hari siswa melaksanakan
piket kelas.
Setiap hari siswa
melaksanakan piket sesuai
jadwal yang dibuat oleh guru
kelas dan akan diberikan
sanksi bagi yang tidak
melaksanakan.
Siswa melaksanakan
piket setiap hari.
Piket dilaksanakan
sebelum dan sesudah
pembelajaran sesuai
jadwal yang dibuat
guru, guru akan
memeriksa kebersihan
kelas, siswa piket harus
membersihkan kelas
apabila belum bersih,
siswa yang tidak
melasksanakan piket
akan mendapat sanksi
sesuai kesepakatan
kelas masing-masing.
Piket dilaksanakan sebelum
dan sesudah pembelajaran
sesuai jadwal yang dibuat
guru, guru akan memeriksa
kebersihan kelas, siswa
piket harus membersihkan
kelas apabila belum bersih,
siswa yang tidak
melasksanakan piket akan
mendapat sanksi sesuai
kesepakatan kelas masing-
masing
Pemeriksaa
n kerapian
dan
kebersihan
siswa
Setiap pagi ada guru yang piket
menyalami siswa.
Setiap pagi, guru piket
menyalami siswa dan
memeriksa kerapian dan
kebersihan diri siswa sesuai
jadwal.
Guru melaksanakan piket
menyalami dan meemriksa
kesiapan siswa sesuai
jadwal.
Melaksanak
an baris
Setiap pagi sebelum masuk
kelas siswa berbaris di
koridor kelas tetapi tidak
Siswa berbaris saat
masuk kelas, siswa
kelas tinggi
Siswa berbaris di koridor
saat masuk kelas, siswa
kelas tinggi berbaris tanpa
154
dilaksanakan semua kelas. melaksanakan baris
tanpa pengawasan guru
kelas dan ada pelaporan
kepada guru.
menunggu guru dengan
dipimpin siswa.
Melaksanak
an sholat
dhuha
Warga sekolah dihimbau
melaksanakan sholat dhuha,
waktu sholat dhuha siswa
disampaikan saat rapat agar tidak
bersamaan waktunya.
Sholat dhuha dilaksanakan
setiap kelas bergantian
dengan dibuatkan jadwal
terlebih dahulu, ada sanksi
untuk siswa yang membolos
sholat dhuha.
Siswa melaksanakan
sholat dhuha sebelum
masuk kelas.
Sebelumnya diberikan
jadwal untuk
pelaksanaan sholat
dhuha, tetapi siswa
terbiasa sholat dhuha
begitu tiba di sekolah.
Sholat dhuha dilaksanakan
begitu siswa tiba di
sekolah. terdapat sanksi
untuk siswa yang
membolos sholat dhuha.
Melaksanak
an sholat
dhuhur
Siswa kelas tinggi
melaksanakan sholat dhuhur
saat istirahat kedua.
Siswa melaksanakan
sholat dhuhur saat
waktu menunjukkan
sholat dhuhur.
Siswa kelas tinggi
melaksanakan sholat
dhuhur saat istirahat kedua.
Literasi Setiap hari siswa dibiasakan
membaca buku non pelajaran
selama lima belas menit.
Kegiatan literasi
dilaksanakan setiap hari
selama lima belas menit
siswa diminta membaca buku
non pelajaran.
Setiap hari siswa diminta
membaca buku non
pelajaran selama lima belas
menit.
Tadarus
dan
pembacaan
kitab suci
Sebelum memulai pembelajaran
ada kegiatan pembacaan ayat
suci Al-Qur’an dan kitab suci
untuk siswa non muslim.
Pembacaan ayat suci Al-
Qur’an dilaksanakan setiap
pagi sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai, untuk
evaluasinya guru
mengadakan tes hafalan surat
pendek.
Sebelum pembelajaran
diadakan pembacaan ayat
suci Al-Qur’an untuk siswa
muslim dan kitab suci
untuk siswa non muslim.
Sebagai evaluasinya guru
melakukan tes hafalan surat
pendek.
Senam Senam dilaksanakan
setiap hari Jumat.
Senam dilaksanakan
setiap hari Jumat.
Senam dilaksanakan pada
hari jumat.
Kegiatan
spontan
Huk
uma
n
Guru Siswa yang melakukan hal yang
kurang baik akan mendapatkan
teguran.
Hal spontan yang dilakukan
bapak/ibu guru saat
menjumpai siswa yang
melakukan hal kurang baik
Hal yang spontan
dilakukan saat
menjumpai siswa yang
melakukan hal yang
Guru menegur dan
menasehati siswa yang
melakukan hal yang
kurang baik, misalnya
Guru akan menegur,
menasehati, dan
memberikan sanksi kepada
siswa yang melakukan hal
155
yaitu ditegur, ditanya, lalu
dinasihati. Jika sudah
diingatkan tetapi sama saja
akan diberi sanksi misalnya
piket dan membuat janji yang
dimintakan tanda tangan
bapak ibu guru.
kurang baik yaitu
ditegur.
ramai di kelas,
terlambat, memetik
daun pohon, membuang
sampah sembarangan,
membeli jajanan di luar
gerbang.
yang kurang baik.
Siswa Siswa lain akan mengingatkan
dan melaporkan siswa yang
melakukan pelanggaran di
sekolah.
Siswa lain akan menegur dan
mengingatkan temannya,
misalnya ketika ada siswa
yang melanggar tata tertib
sekolah ataupun membolos
piket kelas. Ketika
tegurannya tidak didengarkan
maka siswa akan melapor
kepada bapak ibu guru.
Siswa lain akan
mengingatkan siswa
yang melakukan hal
yang kurang baik dan
melaporkan kepada
guru.
Siswa lain akan
mengingatkan, menegur
dan melaporkan siswa
kepada guru apabila
melakukan hal yang kurang
baik.
Penghargaa
n
Reward yang diberikan dalam
implementasi pendidikan
karakter disiplin dan tanggung
jawab berbentuk verbal, berupa
sanjungan atau pujian.
Ada seorang guru yang
menerapkan pemberian
reward berupa bintang
kepada siswa yang mendapat
penilaian baik.
Siswa yang mendapat
penilaian baik akan
memperoleh reward verbal
berupa pujian dan reward
non verbal berupa bintang.
Keteladan
an
Datang dan
meninggalk
an sekolah
tepat waktu
Kepala sekolah dan staff datang
tepat waktu pukul 07.00 WIB
dan pulang tepat waktu sesuai
kesepakatan guru PNS pukul
14.00 WIB dan non PNS 13.00
WIB. Setiap bulan diadakan
evaluasi keterlambatan yang
disampaikan saat rapat, guru
yang selalu terlambat akan
mendapat teguran dan peringatan
apabila sudah berkali-kali dan
tidak mengurangi maka tidak
diberi kelas mengajar dan hanya
Datang dan meninggalkan
sekolah tepat waktu sesuai
peraturan datang sebelum
pukul 07.00 WIB dan
meninggalkan sekolah pukul
14.00 WIB untuk PNS dan
pukul 13.00 WIB untuk non
PNS.
Bapak ibu karyawan
dihimbau untuk datang
tepat waktu.
Bapak ibu guru sudah
memberikan
keteladanan untuk
datang tepat waktu.
Bapak dan ibu guru
memberikan keteladanan
datang dan meninggalkan
sekolah tepat waktu sesuai
dengan ketentuan. Guru
yang melanggar akan
diberikan teguran dan
sanksi.
156
mengajar ekstra.
Berpakaian
rapi dan
sopan
Bapak ibu guru membiasakan
untuk berpakaian rapi dan
sopan.
Bapak ibu guru sudah
memberikan
keteladanan berpakaian
rapi.
Bapak ibu guru
memberikan keteladanan
dalam berpakaian rapi dan
sopan.
Membuang
sampah
pada
tempatnya
Bapak ibu guru membiasakan
untuk selalu membuang
sampah pada tempatnya.
Bapak ibu karyawan
dihimbau untuk
membuang sampah
pada tempatnya.
Bapak ibu guru sudah
memberikan
keteladanan untuk
membuang sampah
pada tempatnya.
Bapak ibu guru
memberikan keteladanan
untuk membuang sampah
pada tempatnya.
Pengkond
isian
Sarana dan
prasarana
Sekolah sudah memiliki
sarana dan prasarana yang
mendukung, hanya saja
mushola yang kecil sehingga
harus bergantian saat sholat.
Sekolah memiliki sarana
dan prasarana yang
mendukung, hanya saja
mushola kecil sehingga
harus bergantian saat
sholat.
2. Mata Pelajaran
RPP Mencantum
kan nilai
karakter
disiplin dan
tanggung
jawab
dalam RPP
Guru menuliskan nilai
karakter yang dikembangkan
di dalam RPP untuk
diintegrasikan dalam
pembelajaran.
Guru menuliskan nilai
karakter yang
dikembangkan di dalam
RPP untuk diintegrasikan
dalam pembelajaran.
Proses
Pembelaj
aran
Mengemba
ngkan
proses
pembelajar
an yang
memungkin
kan peserta
didik
melakukan
internalisasi
Membiasakan siswa
mengerjakan tugas tepat
waktu sesuai dengan
ketentuan, sering
memberikan PR kepada
siswa dan melakukan
penilaian sikap.
Bapak ibu guru sering
memberi PR kepada
siswa.
Bapak ibu guru
membiasakan siswa untuk
mengerjakan tugas sesuai
ketentuan dan memberikan
PR sebagai tidak lanjut.
157
nilai dan
menunjukk
annya
dalam
perilaku
Memberika
n bantuan
kepada
peserta
didik baik
yang
mengalami
kesulitan
mengintern
alisasi nilai
maupun
untuk
menunjukk
annya
dalam
perilaku
Selalu menegur dan
mengingatkan siswa yang kurang
tertib, misalnya terlambat, baju
tidak rapi dan tidak mengerjakan
PR.
Memberikan teguran dan
sanksi yang melanggar aturan
di kelas.
Bapak ibu guru selalu
menghimbau siswa
untuk disiplin, menegur
siswa yang kurang
tertib, membiasakan
siswa untuk berani
berbuat berani
bertanggung jawab.
Bapak ibu guru selalu
menghimbau siswa untuk
menanamkan disiplin dan
tanggung jawab dengan
memberikan teguran
ataupun sanksi kepada
siswa yang kurang tertib.
3. Budaya Sekolah
Kelas Peraturan
kelas
Setiap kelas memiliki
peraturan kelas yang telah
menjadi kesepakatan guru
dan siswa, antara lain
memberikan denda untuk
siswa yang membuang
sampah sembarangan,
meminta siswa yang tidak
melaksanakan piket untuk
mengganti piket di hari lain
atau membayar denda sesuai
kesepakatan, memberikan
Setiap kelas memiliki
peraturan sendiri-
sendiri, seperti larangan
makan di dalam kelas
untuk siswa kelas
rendah, memberikan
sanksi kepada siswa
yang tidak
melaksanakan piket
dengan membayar
denda atau sanksi lain,
memberikan sanksi
Setiap kelas memiliki
peraturan yang sudah
menjadi kesepakatan warga
kelas.
158
sanksi kepada siswa yang
tidak mengerjakan tugas
rumah.
kepada siswa yang tidak
mengerjakan PR dengan
memberi tugas
tambahan, mengerjakan
ditunggui guru atau
mengerjakan beberapa
kali, memberikan sanksi
kepada siswa yang
membuang sampah
sembarangan untuk
piket atau memunguti
sampah di sekitarnya.
Sekolah Lomba Diadakan perlombaan dalam
rangka peringatan hari
kemerdekaan dan hari kartini,
lomba di dalam kegiatan kemah,
dan lomba kebersihan kelas.
Perlombaan yang diadakan di
SD Negeri 1 Bantul antara
lain lomba kebersihan kelas
yang diikuti oleh siswa
seluruh kelas.
Sekolah mengadakan
perlombaan dalam
peringatan hari
kemerdekaan dan hari
kartini, serta lomba
kebersihan kelas.
Aktualisasi Diadakan pramuka. Diadakan pramuka. Diadakan pramuka Sekolah mengadakan
pramuka.
Pem
bias
aan
Datan
g dan
pulang
sekola
h tepat
waktu
Siswa dihimbau untuk datang
tepat waktu.
Siswa dihimbau untuk datang
tepat waktu untuk jam
kepulangan tidak selalu tepat
waktu karena ada siswa
mengerjakan tugasnya yang
lama.
Siswa dihimbau untuk
datang tepat waktu
Tujuh dari lima belas
siswa responden
mengatakan pernah
datang terlambat ke
sekolah.
Sekolah membiasakan
siswa untuk datang tepat
waktu, tetapi masih ada
siswa yang datang
terlambat, untuk
kepulangan tidak selalu
tepat waktu.
Memb
uang
sampa
h pada
tempat
nya
Siswa dihimbau untuk
membuang sampah pada
tempatnya.
Siswa dihimbau
membuang sampah
pada tempatnya dan
dulu dikenakan sanksi
Rp1.000,00 untuk siswa
yang membuang
sampah sembarangan
Empat dari lima siswa
responden mengatakan
pernah membuang
sampah sembarangan.
Siswa dibiasakan untuk
membuang sampah pada
tempatnya, tetapi masih ada
siswa yang pernah
membuang sampah
sembarangan. Sebelumnya
dikenakan sanksi
159
dan uang tersebut
digunakan untuk
kegiatan UKS.
Rp1.000,00 untuk siswa
yang membuang sampah
sembarangan.
Berpa
kaian
rapi
dan
sopan
Siswa dihimbau untuk
berpakaian rapi dan sopan.
Siswa dihimbau untuk
berpakaian rapi dan sopan
Tiga dari tiga responden
siswa kelas tinggi
menyatakan selalu
berpakaian rapi dan
sopan.
Siswa sudah berpakaian
rapi dan sopan.
Bertan
ggung
jawab
Siswa dihimbau untuk
melaksanakan tugasnya.
Delapan dari enam
belas siswa responden
pernah melaksanakan
sanksi sebagai
pertanggungjawabannya
karena melakukan hal
yang kurang sesuai
dengan kesepakan.
Sanksi tersebut antara
lain, membayar denda,
dihukum piket,
menunggu di depan
gerbang karena
terlambat upacara, dan
diberi tugas tambahan.
Siswa bertanggung jawab
dalam pelaksanaan
tugasnya dan konsekuensi
dari perbuatannya berupa
sanksi.
Luar
sekolah
Ekstrakulik
uler wajib
Ekstrakulikuler wajib yang
harus diikuti siswa yaitu
Bahasa Inggris, TPA, dan
pramuka.
Kegiaran
ekstrakulikuler wajib
yang dilaksanakan
untuk siswa kelas I
sampai V di SD Negeri
1 Bantul antara lain,
Bahasa Inggris, TPA,
dan les baca tulis untuk
kelas I.
Ekstrakulikuler wajib
dilaksanakan untuk siswa
kelas I sampai V yaitu
Bahasa Inggris, TPA, dan
les baca tulis untuk kelas I.
Ekstrakulik
uler
Semua kegiatan ekstrakulikuler
yang dilaksanakan di SD Negeri
Ekstrakulikuler pilihan siswa
antara lain drum band,
Ekstrakulikuler pilihan
yang dilaksanakan yaitu
Ekstrakulikuler pilihan
yang dilaksanakan yaitu
160
opsional 1 Bantul mendukung dalam
implementasi pendidikan
karakter disiplin dan tanggung
jawab karena penanaman
karakter ada dalam kegiatan
yang dilaksanakan siswa saat
ekstra itu, misalnya drum band
dan tari.
menari, dan piano. presenter, drum band,
OSN, dan renang.
drum band, tari, piano,
presenter, OSN, dan
renang.
Kegiatan
bersama
wali
Kegiatan sekolah yang
dilaksanakan bersama wali siswa
yaitu pengajian.
Kegiatan rutin sekolah yang
dilaksanakan bersama wali
siswa yaitu pengajian yang
dilaksanakan setiap satu
bulan sekali pada hari
minggu.
Kegiatan rutin sekolah
yang dilaksanakan
bersama wali siswa
yaitu pengajian.
Kegiatan sekolah yang
dilaksankan secara rutin
dengan wali siswa
adalah pengajian dan
kerja bakti yang diikuti
oleh sebagian wali
siswa.
Kegiatan
sekolah yang
dilaksanakan
bersama wali
siswa yaitu
pengajian dan
pertemuan wali
satu bulan
sekali.
Kegiatan sekolah yang
dilaksanakan sekolah
bersama wali siswa yaitu
pengajian.
Evaluasi
Keberhasila
n
implementa
si
Keberhasilan implementasi
pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab sudah cukup
baik dan meningkat terkait
dengan prestasi siswa.
Keberhasilan implementasi
pendidikan karakter disiplin
dan tanggung jawab di SD
Negeri 1 Bantul sudah
mencapai 90%, hanya saja
masih terdapat beberapa
siswa yang masih perlu
dibimbing terutama siswa
kelas rendah.
Masih terdapat
beberapa siswa yang
perlu bimbingan dalam
mengimplementasikan
pendidikan karakter
disiplin dan tanggung
jawab.
Siswa kelas tinggi
sudah dapat
menanamkan sikap
disiplin dan tanggung
jawab, untuk siswa
kelas rendah masih
perlu bimbingan.
Implementasi
pendidikan
karakter
disiplin dan
tanggung
jawab sudah
berhasil, hanya
saja masih ada
beberapa siswa
yang belum
menanamkann
ya.
Keberhasilan implementasi
sudah mencapai 90%,
hanya saja masih terdapat
siswa yang perlu
bimbingan dari guru.
Cara
mengevalua
si
Evaluasi implementasi
pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab menggunakan
penilaian sikap oleh guru dan
Kepala sekolah dan staf
melakukan briefing dan
menyampaikan permasalahan
yang dihadapi. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan
saat briefing dengan
menyampaikan
permasalahan yang
Wali kelas
selalu memberi
tahu wali siswa
apabila siswa
Evaluasi secara
keseluruhan dilaksanakan
saat rapat untuk
memecahkan masalah
161
guru melaporkan permasalahan
siswa saat rapat.
dilakukan untuk siswa dan
guru, evaluasi guru
menggunakan finger print
yang akan disampaikan saat
briefing jumlah
keterlambatan guru dan akan
diberi peringatan oleh kepala
sekoah. Evaluasi siswa
dilakukan oleh guru masing-
masing kelas melalui
penilaian sikap.
dihadapi.
melakukan
pelanggaran
yang sekiranya
perlu diketahui
oleh wali
siswa.
bersama, dan melibatkan
wali siswa bila dibutuhkan.
Evaluasi di dalam
pembelajaran melalui
penilaian sikap oleh
masing-masing guru.
Pelaporan
kepada wali
siswa
Sekolah selalu melaporkan
kegiatan yang dilaksanakan
sekolah kepada wali siswa dalam
hal akademik, misalnya UKK
dan UTS.
Sekolah selalu melaporkan
kegiatan sekolah dan hal-hal
yang perlu diketahui wali
kepada wali siswa tetapi
tidak sistematis, misalnya
terdapat siswa yang
melanggar peraturan sekolah.
Sekolah selalu
melaporkan hal-hal
yang seperlunya perlu
diketahui wali siswa
misalnya saat forum di
kelas.
Sekolah selalu
melaporkan
kepada wali
siswa hal-hal
yang sekiranya
perlu diketahui
wali siswa.
Sekolah selalu melaporkan
kegiatan ataupun hal-hal di
sekolah yang sekiranya
perlu diketahui wali siswa.
Komitmen
warga
sekolah
Semua warga sekolah berupaya
untuk melaksanakan apa yang
menjadi kesepakatan bersama.
Semua warga sekolah
berkomitmen dalam
keberhasilan implementasi
pendidikan karakter disiplin
dan tanggung jawab.
Siswa bersedia untuk
menanamkan sikap
sidiplin dan tanggung
jawab.
Wali siswa
mendukung
implementasi
pendidikan
karakter
disiplin dan
tanggung
jawab oleh
sekolah.
Warga sekolah
berkomitmen untuk
keberhasilan implementasi
pendidikan karakter disiplin
dan tanggung jawab.
Kendala Tidak ada kendala yang ditemui. Kendala guru terdapat pada
siswa dan orang tua. Karakter
siswa bermacam-macam
sehingga membutuhkan
pendekatan yang berbeda-
beda pula, selain itu pola
asuh orang tua juga berbeda.
Kendala yang ditemui
dalam implemetnasi
pendidikan karakter
disiplin dan tanggung
jawab yaitu dari
masing-masing siswa.
Kendala yang ditemui guru
kelas yaitu siswa dengan
karakter yang beragam dan
pola asuh yang beragam
pula.
162
Upaya
mengatasi
Untuk mengatasi kendala
yang ditemui guru masih
perlu menasihati siswa dan
mendiskusikan permasalahan
yang dihadapi bersama orang
tua siswa.
Upaya yang dilakukan
dalam mengatasi
kendala yang ditemui
adalah dengan
senantiasa
mengingatkan siswa.
Untuk menghadapi kendala
guru senantiasa
mengingatkan siswa dan
mendiskusikan
permasalahan bersama
wali.
Dukungan Dukungan yang diperoleh
sekolah dalam implementasi
pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab yaitu dari wali
siswa dan kemendikbud.
Dukungan yang diperoleh SD
Negeri 1 Bantul dalam
implementasi pendidikan
karakter disiplin dan
tanggung jawab yaitu dari
orang tua siswa, masyarakat
sekitar, dinas dan BPOM.
Dukungan yang
diperoleh sekolah dalam
implementasi karakter
disiplin dan tanggung
jawab yaitu dari wali
siswa, dewan sekolah,
dan masyarakat sekitar.
Dukungan yang diperoleh
sekolah yaitu dari wali
siswa, masyarakat sekitar,
dewan sekolah, dinas,
kemendikbud, dan BPOM.
163
Lampiran 16.
Display, Reduksi dan Kesimpulan Hasil Observasi
Sub
Aspek
yang
Diamati
Indikator Reduksi Hasil Observasi Kesimpulan
1. Pengembangan Diri
Kegiata
n Rutin
Melakuka
n presensi
Observasi 1
Kepala sekolah dan staf melakukan presensi di kantor guru menggunakan finger print.
Observasi 5
Guru mempresensi siswa dengan menanyakan siapa yang belum hadir pada hari itu.
Observasi 7
Guru mempresensi dengan menanyakan kepada siswa siapa yang tidak hadir karena jam pelajaran pertama
adalah olahraga.
Observasi 11
Guru melakukan presensi dengan memanggil nama siswa satu per satu sambil melakukan rooling tempat duduk
untuk siswa yang dilakukan pada hari senin.
Observasi 19
Presensi siswa dengan guru menanyakan siapa yang belum hadir.
Presensi untuk kepala sekolah dan staf
menggunakan finger print di kantor guru
sedangkan presensi untuk siswa dilakukan
oleh guru kelas masing-masing sebelum
kegiatan pembelajaran dimulai.
Pelaksana
an
upacara
Observasi 3
Tidak dilaksanakan upacara karena kelas VI sedang try out sampai hari Kamis.
Observasi 11
Tidak dilaksankan upacara karena kelas VI sedang try out.
Observasi 17
Tidak dilaksanakan upacara bendera.
Observasi 23
Dilaksanakan upacara memperingati Hari Pendidikan Nasional, siswa yang tidak memakai atribut upacara
lengkap diminta berbaris di belakang guru. Siswa tidak diberikan sanksi karena upacara dilaksanakan secara
mendadak dan sebelumnya tidak dilaksanakan latihan untuk petugas upacara.
Saat pelaksanaan upacara, iswa yang tidak
memakai atribut lengkap upacara akan
diberikan sanksi yaitu berbaris di belakang
guru pada saat upacara, setelah upacara
selesai harus melapor ke kepala sekolah.
Piket
siswa
Observasi 3
Piket pagi: IVC, IVB, IVA, VB, VA, IIB, ID, IB, IC, IA, VIA, VIB, IIIB, IIIA dan IIIC. Piket siang: ID, IIIA,
IIIB, IVB, dan VA.
Observasi 4
Piket dilaksanakan dua kali dalam satu hari,
yaitu pagi sebelum kegiatan pembelajaran
dimulai dan siang setelah kegiatan
pembelajaran. Siswa pelaksana piket sesuai
164
Piket pagi: IVC, IVB, IVA, VA, VB, ID, IIB, VIB, VIA, IC, IB, IA, IIIB, IIIA, dan IIIC, piket siang: IA, IB, ID,
dan IIB.
Observasi 5
Piket pagi kelas ID, IIB, IVA, IVC, VA, dan VB. Piket siang kelas IA, IB, ID, IVA, IVB, IVC, VB, VIA, dan
VIB.
Observasi 6
Piket pagi kelas IA, IB, IC, IIB, ID, IVC, IVB, IVA, VB, VA, IIIC, VIB, dan VIA. Piket siang: IA, IC, IVA,
IVB, IVC, VB.
Observasi 7
Piket pagi kelas IC dan VIA, piket siang di kelas IIA dan VB.
Observasi 8
Piket pagi: IIIC, IVC, IVA, IVB, VA, IC, IIB, ID, VB, VIB, dan VIA. Siang: IA, IIB, IIIC, VIB, IC, IVB, VA,
IB, ID, VB, VIA.
Observasi 9
Piket pagi IVC, IVB, VA, IC, dan VIA. Piket siang IVB, ID, IIIC, VIB, IC, IIB, IVC, dan IIA.
Observasi 10
Piket pagi IA, IIB, IC, dan IVB. Piket siang IA, IB, ID, VIB, VB, VA, IVA, VIA, IIB, dan IIIB.
Observasi 12
Piket pagi IA, IC dan IIB. Siang IVA, IB, ID, IIB, IC, IIIA, IIIB.
Observasi 13
Piket pagi IA dan IC. Piket siang IC, IIIC, ID, IVA, VA, dan VIB.
Observasi 15
Piket pagi IA dibantu Sh. Piket siang IIIC, ID, IIB, IC, VB, IVB, IIIA, IIIB, IVC, dan IVB.
Observasi 16
Piket pagi IA, IVB, IVA, VA, IIIB, dan IC. Piket siang VIB, IVA, IIIC, IB, IVC, IVB, IVA, VB, IB, IIIA, dan
IIIB.
Observasi 17
Piket pagi IIB, IIIB, IVA, IC, VIA, dan IA.
Observasi 19
Piket pagi VIA dan IIIC, piket siang ID, IVA, dan VB.
Observasi 20
Piket pagi IA, IC, dan IVA, piket siang IIIA, ID, IC, IB, IA dan IIIC.
Observasi 21
dengan jadwal pada hari tersebut sesuai
dengan kesepakatan masing-masing kelas.
Piket dilaksanakan secara mandiri oleh
siswa kecuali siswa kelas I yang masih
perlu bantuan guru kelas dalam
melaksanakan piketnya. Tugas siswa piket
antara lain menyapu, mengepel koridor jika
hujan, menghapus papan tulis, dan
membuang sampah kelas di TPS dan
menyiram taman.
165
Piket pagi IA, IB, IIIC, IVB, IVA, IC, VB, dan VIB, piket siang ID, VB, IIIC, IC, VA, dan IIB.
Observasi 22
Piket pagi IA, ID, IIA, VA, VIA, dan VIB. Piket siang VIB, IB, IVB, VB, VA, IC, IIB, IIIA, dan ID.
Observasi 23
Piket pagi IA, IB, IC, IIA. Siang: VIA dan VIB. En membantu kelas IC.
Observasi 24
Piket pagi IC, IIB, ID, VIB, dan VIA. Piket siang IVA, IVB, IVC, IA, IB, ID, VIA, VIB, IIA, dan IC.
Observasi 25
Piket pagi IIIB, IA, IB, IC, IIB, ID, VIB, VIA, VA, dan IIIC. Piket siang ID, IIB, IB, VIB,VIA, IC, danV B.
Observasi 26
Piket pagi IIIB, IA, IC, IIB, IIIC, VA, IVB. Siang ID, IB, IIB, dan VB.
Piket guru Observasi 2
Su dan Et piket menyalami siswa dan memperingatkan siswa yang kurang rapi rambutnya dan belum
memotong kuku.
Observasi 5
An, Wr, dan En piket menyalami siswa
Observasi 6
Hp, Sd, dan Bk piket menyalami siswa
Observasi 7
Ri dan Et piket menyalami siswa
Observasi 9
Ri piket menyalami siswa
Observasi 12
Kr dan Yl piket menyalami siswa
Observasi 14
Dk dan Sd piket menyalami siswa
Observasi 16
Dr menegur siswa yang kukunya panjang saat bersalaman dengan beliau. “Kukunya nanti di potong ya, kalau
sudah di rumah.”
Observasi 17
Hn dan Ty piket menyalami siswa
Observasi 21
Yl dan Ri piket menyalami siswa
Setiap pagi selalu ada guru yang piket
menyalami siswa di gerbang sekolah, guru
piket juga memeriksa dan menghimbau
siswa apabila siswa kurang rapi, misalnya
rambutnya panjang, belum memotong
kuku, dan tidak memakai ikat pinggang.
166
Observasi 26
Dr dan Su piket menyalami siswa
Pelaksana
an baris
Observasi 5
Siswa kelas IB baris saat masuk kelas.
Observasi 6
Siswa kelas IIIA baris saat masuk kelas.
Observasi 7
Siswa kelas IB dan ID baris saat masuk ke kelas.
Observasi 8
Siswa kelas 1B, VIA, dan IIIA baris saat masuk kelas.
Observasi 9
Siswa kelas ID, IB, dan IIIA baris saat masuk ke kelas.
Observasi 10
Siswa kelas IB, IVB, IIIA, dan VIA baris saat masuk kelas.
Observasi 11
Siswa kelas ID baris saat masuk kelas.
Observasi 12
Siswa kelas IB, ID, IVB dan IIA baris saat masuk kelas.
Observasi 13
Setelah selesai peringatan hari kartini siswa masuk kelas masing-masing tanpa baris.
Observasi 14
Siswa kelas IB, ID, IVB dan IIA baris saat masuk kelas.
Observasi 15
Siswa kelas IB, ID, IIB dan IIIA baris saat masuk kelas.
Observasi 16
Siswa kelas IB, IVB, IVA dan IIIA baris saat masuk kelas.
Observasi 17
Siswa kelas ID, IIB, IIIA, dan IB baris saat masuk kelas, siswa kelas VB baris saat masuk ke kelas tanpa
menunggu guru datang.
Observasi 18
Siswa kelas IIA, ID, IVA, IVB, dan IIIA baris saat masuk kelas.
Observasi 19
Siswa kelas IVB dan ID baris saat masuk kelas.
Pada saat peneliti melakukan observasi
hanya beberapa kelas yang melaksanakan
baris, yaitu IB, ID, IIA, IIB, IIIA, IVB,
IVA, VA, VIA, dan VIB. Untuk siswa
kelas tinggi melaksanakan baris tanpa harus
menunggu guru, sedangkan siswa kelas
rendah menunggu guru datang lalu siswa
membentuk barisan. Siswa kelas VI
melaksanakan baris hanya pada saat
pelajaran olahraga.
167
Observasi 20
Siswa kelas ID, IB, dan IVB baris saat masuk kelas.
Observasi 21
Siswa kelas IB, IIB, dan IIIA baris saat masuk kelas.
Observasi 22
Siswa kelas IB, IVB, dan IIIA baris saat masuk kelas.
Observasi 23
Siswa langsung masuk kelas selesai upacara.
Observasi 24
Siswa kelas IB, ID, VB, IVB dan IIA, siswa kelas VB dan IVB baris tanpa disuruh oleh guru.
Observasi 25
Siswa kelas IB, ID, IVB, IVA dan IIIB baris saat masuk kelas, siswa kelas VB dan IVB baris tanpa disuruh oleh
guru.
Observasi 26
Siswa kelas IIA, IB, IIB, IVA, IVB, baris saat masuk kelas, siswa kelas VB dan IVB baris tanpa disuruh oleh
guru.
Sholat
Dhuha
Observasi 1
Sebagian besar siswa melaksanakan sholat dhuha sesampai sekolah. Kelas ID melaksanakan sholat dhuha pukul
08.10 dan IA pukul 09.00.
Observasi 2
Sebagaian besar siswa melaksanakan sholat dhuha begitu tiba di sekolah, kelas IC melaksanakan sholat dhuha
pukul 08.30
Observasi 4
Sebagian besar siswa melaksanakan sholat dhuha sebelum kegiatan pembelajaran, siswa kelas IB pada pukul
08.15 dan IC pada pukul 09.20
Observasi 6
Sebagian besar siswa kelas melaksanakan sholat dhuha sebelum pembelajaran dimulai atau istirahat pertama.
Kelas IC pukul 08.10 dan kelas IB pada pukul 09.10.
Observasi 9
Sebagian besar siswa melaksanakan sholat dhuha sebelum masuk kelas. Siswa kelas IA melaksanakan sholat
dhuha pada pukul 09.15 dan siswa kelas VIB pada pukul 09.30.
Observasi 10
Sebagian besar siswa melaksanakan sholat dhuha sebelum masuk ke kelas masing-masing. Siswa kelas IC
Sebagian besar siswa kelas tinggi
melaksankan sholat dhuha begitu tiba di
sekolah ataupun pada istirahat pertama bagi
yang belum melaksanakan. Siswa kelas I
melaksanakan sholat dhuha dengan
diberikan waktu oleh guru untuk sholat
dhuha saat jam pelajaran dimulai.
168
melaksanakan sholat dhuha pada pukul 08.40.
Observasi 12
Sebagian besar siswa melaksanakan sholat dhuha begitu masuk gerbang sekolah langsung menuju ke mushola.
Kelas IC yang melaksanakan sholat dhuha pada pukul 09.15.
Observasi 14
Sebagian besar siswa melaksanakan sholat dhuha begitu masuk gerbang sekolah langsung menuju ke mushola.
Kelas IC melaksanakan sholat dhuha pada pukul 08.00 dan kelas VI A pukul 08.55.
Observasi 15
Sebagian besar siswa melaksanakan sholat dhuha begitu masuk gerbang sekolah langsung menuju ke mushola.
Peneliti menjumpai siswa kelas I D yang melaksanakan sholat dhuha pada pukul 07.30 dan kelas I A pukul
08.20.
Observasi 16
Sebagian besar siswa melaksanakan sholat dhuha begitu masuk gerbang sekolah langsung menuju ke mushola.
Kelas IC yang melaksanakan sholat dhuha pada pukul 07.30.
Observasi 17
Siswa melaksanakan sholat dhuha begitu sampai sekolah langsung menuju ke mushola. Kelas IIIB
melaksanakan sholat dhuha pada pukul 08.15.
Observasi 18
Sebagian besar siswa melaksanakan sholat dhuha begitu masuk gerbang sekolah langsung menuju ke mushola.
Kelas IA melaksanakan sholat dhuha pada pukul 08.05 dan kelas IIA pada pukul 09.10.
Observasi 19
Sebagian besar siswa melaksanakan sholat dhuha begitu masuk gerbang sekolah langsung menuju ke mushola.
Kelas IA melaksanakan sholat dhuha pada pukul 08.05 dan kelas IIA pada pukul 09.10.
Observasi 20
Sebagian besar siswa melaksanakan sholat dhuha begitu masuk gerbang sekolah langsung menuju ke mushola.
Siswa kelas IC melaksanakan sholat dhuha pada pukul 08.15 dan kelas IB pada pukul 09.00.
Observasi 21
Sebagian besar siswa melaksanakan sholat dhuha begitu masuk gerbang sekolah langsung menuju ke mushola.
Kelas ID melaksanakan sholat dhuha pada pukul 07.55 dan kelas I A pada pukul 09.15.
Observasi 22
Sebagian besar siswa melaksanakan sholat dhuha begitu masuk gerbang sekolah langsung menuju ke mushola.
Kelas IC yang melaksanakan sholat dhuha pada pukul 07.55.
Observasi 23
169
Sebagian besar siswa melaksanakan sholat dhuha begitu masuk gerbang sekolah langsung menuju ke mushola.
Kelas IC yang melaksanakan sholat dhuha pada pukul 07.55.
Observasi 24
Sebagian besar siswa melaksanakan sholat dhuha begitu masuk gerbang sekolah langsung menuju ke mushola.
Kelas IIA melaksanakan sholat dhuha pada pukul 08.40, IC pada pukul 09.20, dan ID pada pukul 09.25.
Observasi 25
Sebagian besar siswa melaksanakan sholat dhuha begitu masuk gerbang sekolah langsung menuju ke mushola.
Kelas ID melaksanakan sholat dhuha pada pukul 08.00, IA pada pukul 08.30, dan IC pada pukul 08.55.
Observasi 26
Sebagian besar siswa melaksanakan sholat dhuha begitu masuk gerbang sekolah langsung menuju ke mushola.
Kelas IC melaksanakan sholat dhuha pada pukul 07.30, VIB pada pukul 09.05, dan IVC pada pukul 10.00.
Sholat
dhuhur
Observasi 2
Siswa kelas tinggi melaksanakan sholat dhuhur sepulang sekolah, untuk siswa kelas rendah sebagian besar
langsung pulang karena sudah dijemput.
Observasi 3
Siswa kelas rendah melaksanakan sholat dhuhur dibimbing oleh guru kelas pada saat istirahat les, siswa kelas
tinggi melaksanakan sholat dhuhur secara mandiri.
Observasi 4
Siswa kelas tinggi melaksanakan sholat dhuhur secara mandiri pada istirahat kedua ataupun sepulang sekolah,
siswa kelas rendah langsung pulang karena sudah dijemput.
Observasi 8
Siswa kelas tinggi malaksanakan sholat dhuhur sepulang sekolah, bebrapa siswa melaksanakan sholat berjamaah
bersama bapak ibu guru
Observasi 10
Siswa kelas tinggi melaksanakan sholat dhuhur saat pulang sekolah, untuk siswa kelas rendah langsung pulang
karena sudah dijemput.
Observasi 11
Siswa kelas tinggi melaksanakan sholat dhuhur saat pulang sekolah, siswa kelas rendah melaksanakan sholat
dhuhur saat istirahat menjelang les.
Observasi 17
Siswa kelas tinggi melaksanakan sholat dhuhur sepulang sekolah, siswa kelas rendah melaksankan sholat
dhuhur saat istirahat menjelang les.
Observasi 23
Siswa kelas tinggi melaksanakan sholat
dhuhur sepulang sekolah atau saat istirahat
kedua, beberapa siswa melaksanakan sholat
dhuhur berjamaah dengan bapak ibu guru.
Siswa kelas rendah melaksanakan sholat
dhuhur saat istirahat les, sedangkan pada
hari biasa siswa langsung pulang karena
sudah dijemput orang tua.
170
Siswa kelas tinggi melaksanakan sholat dhuhur sepulang sekolah ataupun saat istirahat kedua.
Observasi 24
Siswa kelas tinggi melaksanakan sholat dhuhur setelah pulang sekolah ataupun saat istirahat kedua.
Tadarus Observasi 5
Tadarus di kelas IA membaca doa mau belajar, doa kedua orang tua dan surat Al-Ikhlas.
Observasi 11
Tadarus di kelas IC membaca doa mau belajar, doa kedua orang tua dan surat Al-Fil.
Tadarus dilaksanakan setiap hari oleh siswa
muslim di semua kelas.
Literasi Observasi 5
Siswa kelas IA membaca buku cerita selama 15 menit.
Observasi 11
Siswa kelas IC membaca buku cerita selama 15 menit.
Observasi 19
Siswa kelas IVA membaca buku saat kunjungan perpustakaan.
Setiap hari di semua kelas dilaksanakan
literasi yaitu membaca buku non pelajaran
selama 15 menit.
Senam Observasi 1
Dilaksanakan senam bersama seluruh siswa guru dan karyawan
Observasi 7
Senam dimulai pukul 06.30 dipimpin oleh guru olahraga. Beberapa siswa mengikuti senam tidak dari awal
karena datang kurang pagi.
Observasi 15
Tidak dilaksanakan senam bersama.
Observasi 21
Tidak dilaksanakan senam bersama.
Senam dilaksanakan setiap hari jumat di
lapangan sekolah dimulai pukul 06.30.
Guru dan siswa ada yang terlambat
mengikuti senam.
Kegiata
n
Spontan
Hukuman
Guru: Observasi 1
Bu kepala sekolah menegur siswa putra kelas III yang rambutnya panjang.
Tiga orang siswa kelas II A mengerjakan tugas di luar kelas karena belum mengerjakan di rumah.
Observasi 2
Hn memperingatkan siswa yang terlambat saat bersalaman dengan beliau.
An memperingatkan siswa yang makan sambil berjalan, “Hai, Nn! Kalau sedang makan harus bagaimana?”
Observasi 4
Ph menegur siswa putra yang rambutnya panjang agar besok memotong rambutnya, “Besok dipotong ya
rambutnya,”
Observasi 5
Hukuman spontan yang dilakukan oleh
guru secara verbal antara lain, teguran dan
peringatan kepada siswa yang melakukan
hal kurang menyenangkan di lingkungan
sekolah misalnya, terlambat, berpakaian
kurang rapi, tidak melaksanakan piket, dan
mengganggu teman lainnya. Hukuman non
verbal yang diberikan oleh guru antara lain
menulis nama siswa di papan tulis,
menyuruh siswa mengerjakan di luar kelas,
171
Sh memberikan peringatan kepada siswa yang ramai saat di kelas dengan mencatat namanya di papan tulis dan
diberikan peringatan.
Observasi 6
Dk menegur siswa yang mengerjakan tugas di tengah koridor karena mengganggu orang yang mau lewat. “Ini
jangan di sini mengerjakannya.”
Hn menegur Ed yang masih bermain-main di mushola setelah sholat dhuha agar segera kembali ke kelas. “Ayo
le, gek mlebu kelas.”
Observasi 7
Ri menegur siswa agar bergegas sholat dhuha dan segera ikut senam. “Ayo cepat.”
Pb menegur By yang tidak serius saat berdoa, “By nanti berdoa sendiri, ya!”
Pb menegur By yang berbuat curang saat simulasi pasar, “By tadi ambil banyak dihitung nggak bayarnya
berapa?”
Pb menegur siswa putra yang tidak membantu menyapu, “Ayo yang putra, dibantu dong temannya!”
Observasi 9
Bk memperingatkan siswa yang bermain tikus di depan kantor guru, “Jangan dicari-cari!”
Observasi 11
En menasehati Am yang datang terlambat “Nanti bilang Mama ya, besok jangan terlambat,”
En menegur Kn yang tidak berpakaian rapi. “Nduk, dimasukkan bajunya.”
En menegur siswa yang tidak serius dalam mengerjakan tugas di kelas. “Ed, jangan ganggu Ry, nanti nggak
selesai-selesai Ry-nya.”
Hn menegur siswa yang bermain kursi. “Kursine ora dijomplangke le, ndak putung mengko.”
Ty menegur Mv yang duduk di meja taman. “Mbak, ini kalau tidak sopan, dijewer aja Mbak.”
En menegur Vi, Ib dan Ed yang keluar kelas tanpa minta izin ke guru. “Lain kali kalau keluar kelas izin dahulu.”
En menegur Kn dan Id agar kembali ke tempat duduk masing-masing. “Mbak Kn dan Mbak Id kembali ke
tempat duduknya Mbak.”
En menegur Ys yang bermain penggaris. “Mas Ys, penggarisnya dimasukkan tas Le.”
En menegur As yang bermain jarum. “As, jarumnya disimpan nanti kalau kena kulit bisa sakit.”
Observasi 13
Bk menegur siswa yang keluar gerbang sekolah pada saat jam istirahat.
Hn menegur siswa kelas III C karena piketnya kurang bersih.
Observasi 15
Hn menegur siswa yang bermain kursi, “Le, ora ngono kui le.”
Sg menegur siswa yang berteriak-teriak saat olahraga, “Ee ora bengak-bengok le,”
menyuruh siswa membuat surat pernyataan,
memunguti sampah di taman, menyita
barang milik siswa dan menunggui siswa
mengerjakan tugasnya sampai selesai
setelah pulang sekolah.
172
Observasi 16
Sk menegur siswa kelas II A yang bernyanyi keras-keras sambil memukul meja di kelas. “Ora do mbrebeki
kancane.”
Hn menegur siswa kelas I C yang berlarian di mushola. “Le, ora mlayu-mlayu ndak kepleset.”
Observasi 17
Hp menegur siswa kelas II A yang tidak segera masuk kelas saat bel istirahat selesai telah berbunyi. “Ini kok
belum masuk kelas.”
Im menegur Rf yang membentak temannya. “Rf, bicaranya pelan-pelan.”
Hn menegur siswa kelas I yang bergantungan di pintu gerbang. “Ora do gandulan ning kono le, dingo liwat.”
En menunggui Ed mengerjakan ulangan susulan di luar kelas karena belum mengerjakan saat di kelas bersama
teman-temannya.
Observasi 20
En menunggui Ed mengerjakan tugas karena belum mengerjakan di kelas.
Sh menunggi siswa yang belum lancar membaca dan menulis.
Sd mengatakan “Ayo kui biting e dijukuk!” kepada siswa yang membuang sampah di lantai.
Observasi 21
Ph menegur siswa yang melihat pekerjaan temannya. “Ayo dikerjakan sendiri.”
Uf mengatakan, “Eh, ini kok ada sampah seperti ini. Ayo diambil! Ini sekolah sehat kok sampahnya dimana-
mana ini bagaimana, ayo dibersihkan! Ini yang di pot ini.” begitu melihat sampah berserakan.
Observasi 23
Wr menegur siswa agar cepat berbaris, “Gek cepet, tasnya taruh meja situ!”
Dm menegur siswa kelas III C yang ramai saat upacara.
En menggandeng Ed agar berbaris di belakang Bapak/Ibu guru karena tidak memakai ikat pinggang.
Ty menegur siswa IB yang piket karena tidak menyapu koridor, “Ini kok belum dibersihkan?”
Uf menegur Bt, Mv, dan Hn yang makan di koridor, “Ini nanti kalau selesai bagaimana?” Bt menjawab,
“Dibuang di tempat sampah.”
Observasi 24
Kr menegur Nd yang meminta ijin untuk jajan, “Bu Kr….lapar…jajan ya Bu?”, Bu Kr menjawab, “Welha,
belum istirahat to?”
Ty menegur siswa kelas II A yang bermain lem di tangannya, “Le, nanti nempel tangannya, dicuci pakai sabun.”
Sg menegur Ed yang bermain petasan dan menyita petasannya, “Eh, nanti kalau yang lewat kaget bagaimana?”
En menunggui Ed mengikuti ulangan karena belum mengerjakan di kelas
Siswa: Observasi 1 Hukuman spontan secara verbal dari siswa
173
Terdapat beberapa siswa VIB tidak ikut kegiatan olahraga kemudian dilempar bola oleh siswa yang lain.
Observasi 5
Mengingatkan siswa yang piket pada hari tersebut. “Sopo sing piket saiki?”
Siswa kelas IA meneriaki siswa yang terlambat, “Nyanyi…nyanyi…” sambil bertepuk tangan.
Obsevasi 7
Nj menegur temannya yang tidak membantu dalam membersihkan ruang kelas setelah kegiatan simulasi selesai,
“Diewangi nyapu!”
Observasi 8
Mengingatkan teman yang piket, “He, koe rung piket to?” di kelas IIB
Observasi 11
Mengadukan teman yang mengganggu saat pembelajaran kepada guru. “Bu, ini lho Ed, ngganggu Bu.”
Mengingatkan teman untuk segera masuk kelas saat jam istirahat selesai. “Heee wis masuk!”
Mengadukan teman yang keluar kelas. “Bu, Vi lari keluar kelas.”
Observasi 12
Mengingatkan temannya yang piket. “Heee sing piket sopo saiki….”
Mengajak teman masuk kelas saat jam istirahat selesai. “Wee ayo masuk..”
Observasi 13
Mengingatkan temannya yang piket. “Heee sing piket sopo saiki….”
Md VIA meneriaki teman-temannya yang keluar gerbang sekolah. “Heee ora metu heee.”
Observasi 14
Mengingatkan temannya yang piket. “Heee sing piket sopo saiki….” Ketika peneliti bertanya, “Sudah piket
dek?”
Mengingatkan teman yang masih di kelas untuk keluar ke halaman sekolah untuk olahraga Mengajak teman
masuk kelas saat jam istirahat selesai. “Wee ayo masuk..”
Observasi 15
Siswa kelas IIIC meneriaki temannya yang membolos piket. “Heee piketttt….”
Kr VB menegur adik kelas yang berlarian dan menjatuhkan helm milik guru. “Dijukuk dek, dibalekke.”
Observasi 16
Mengingatkan temannya yang piket. “Heee sing piket sopo saiki….”
Siswa kelas IIIA meneriaki temannya yang bolos piket saat pulang sekolah. “Pikeeeeeeet…”
Siswa kelas VA menegur siswa kelas 2A yang bermain kursi di taman. “Ra dingonoke kursine!”
Observasi 17
Mengingatkan temannya yang piket. “Heee piket….”
lain yaitu menyoraki, menegur, meneriaki,
dan mengadukan kepada guru saat
termannya melakukan hal yang kurang
menyenangkan, misalnya membolos piket,
terlambat, atau pun mengganggu teman
yang lain. Sedangkan hukuman non verbal
juga dilakukan oleh siswa kelas tinggi yaitu
dengan melempari siswa yang tidak ikut
olahraga dengan bola.
174
Observasi 18
Siswa kelas VI B membayar denda piket 5.000 kepada Nd.
Observasi 19
Mengingatkan Yg yang belum piket, “Hee koe rung piket.”
Observasi 20
Meneriaki Ar yang bermain sampah, “Hee ora diabul-abul godhong e.” saat pramuka kelas I
Menyoraki siswa yang terlambat saat berbaris olah raga, “Huu telat.”
Siswa kelas IVC menyoraki Tt yang makan saat disuruh wawancara di kantin, “Hee saiki isih pelajaran.”
Observasi 21
Mengingatkan teman agar membantu piket, “Heee diewangi ngepel.”
Bt menegur Mv yang berteriak-teriak, “Ra bengak bengok wei.”
Observasi 22
Siswa kelas IB menyoraki Ra yang terlambat, “Huu terlambat..”
Ys mengadukan Ed kepada En, “Bu, tadi Ed bilang a, s, u lho bu..”
Observasi 24
Nd kelas VIA memperingatkan temannya yang membuang sampah sembarangan, “Hooe denda lho 5.000 wong
loro!”
Observasi 25
Siswa kelas IIB meneriaki temannya yang bolos piket, “Pikeeet….”
Observasi 26
Siswa kelas IIA menegur temannya yang keluar kelas, “Wei rung istirahat wei.” “Lha kae?” “Kae pipis.”
Pengharg
aan
Observasi 7
Pb memuji siswa yang menjaga kebersihan kelas dengan memberikan bintang.
Pb memuji Kr yang membuang sampah ke TPS, “Le, cah bagus, ayo sampah e dibuang di depan,”
Observasi 11
En memberikan pujian dan tepuk tangan kepada siswa yang mengangkat tangan dan mau menjawab.
En memberikan pujian dan tepuk tangan kepada kelompok presentasi.
Penghargaan dalam bentuk verbal yang
diberikan oleh guru adalah pujian kepada
siswa yang berdisiplin dan bertanggung
jawab. Penghargaan non verbal yaitu
dengan memberikan bintang kepada siswa
yang menjaga kebersihan kelas.
Ketelad
anan
Datang
dan
meningga
lkan
sekolah
tepat
Observasi 2
Uf tiba di sekolah pukul 07.10 karena harus mengurus lomba terlebih dahulu lalu bu kepala sekolah, Sd, Pb, Bk,
dan Wr meninggalkan sekolah untuk mendampingi siswa yang ikut lomba.
Observasi 6
Pukul 06.40 Uf, Sw, Sd, Dr, En, Su, Hp dan Bk sudah berada di ruang guru. Hy datang pukul 07. 58, Ph datang
pukul 08.10,
Kepala sekolah dan sebagian besar guru
tiba di sekolah sebelum pukul 07.00 WIB,
peneliti menjumpai guru yang sesekali
terlambat. Guru yang terlambat biasanya
jam pertama di kelasnya adalah mata
pelajaran lain. Guru mapel yang tidak tetap
175
waktu Observasi 7
Pb tidak ikut senam, Mt datang pukul 09.10, Hy datang pukul 08.20, Ph datang pukul 08.00
Observasi 9
Im datang pukul 07.40, Hy pukul 07.50, dan Ph pukul 08.30,
Observasi 10
Im datang pukul 07.14, Ph pukul 07.30, Hy datang pukul 07.45, Mt datang pukul 08.00. Pukul 11.30 Im, Ph, Pb
meninggalkan sekolah.
Observasi 11
Pukul 06.50, En, Sw, Et, Dr, Ym, Sh, dan Ny sudah berada di kantor guru.
Observasi 12
Pukul 06.50, kepala sekolah, tenaga administrasi dan guru kelas sudah di kantor guru, Ph datang pukul 08.00.
Observasi 13
Sebelum upacara dimulai, semua guru sudah hadir.
Observai 14
Im pulang telebih dahulu pada pukul 13.30, pada pukul 14.05 Sg, Ri, En, Hn, dan Kepala Sekolah masih di
ruangan.
Observasi 15
Pukul 07.05 Sg, Dk, Dm, Sd, Uf, Sh, Kr, Hp, Im, Bk, Hn, En, Wr, dan Pb sudah di kantor. Pukul 11.00, Uf, En,
Sd, An dan Su masih di kantor.
Observasi 16
Pukul 06.55, Uf, Dr, Hn, Ty, Sd, Sw, Wr, En, Kr, Im, Et, Su, Bk, An, Hp, dan Ny sudah di kantor guru, Ph
datang pukul 08.00. Pukul 12.20 peneliti meninggalkan sekolah, semua guru masih berada di kantor guru dan
sedang ada rapat KKG gugus 1 UPT PPD Kecamatan Bantul di ruang PKG.
Observasi 17
Pukul 06.55, Uf, Sw, Et, Im, Ri, Dr, Bk, Ny, Sh, En, Kr, Sd, Hn, dan Ty sudah di kantor guru. Ph datang pukul
08.00 dan Hy pukul 07.50.
Observasi 18
Pukul 07.05, Uf, Sw, Et, Dk, Dm, Bk, Ty, Dr, Sd, Ny, Ym, Im, En, dan Hp sudah di kantor guru, Ph datang
pukul 08.15, Hy pukul 07.30. Pukul 14.10 peneliti meninggalkan sekolah semua guru masih di kantor guru.
Observasi 19
Pukul 07.05, Wr, Sw, Im, Sd, En dan Dr sudah berada di kantor guru.
Observasi 20
Pukul 07.05, Su, Et, Sd, Sw, Wr, Dk, Hp, Bk, En, Im, Dr, Hn, Ny, Hy, Ty, Sh, dan An sudah di kantor, Dm
datang ke sekolah saat jam pelajarannya
akan dimulai. Pada hari senin, selasa, rabu
dan kamis, kepala sekolah dan guru
meninggalkan sekolah pukul 14.00 WIB
atau lebih, pada hari jumat pukul 12.00
WIB, dan hari sabtu pukul 13.00 WIB atau
lebih.
176
datang pukul 07.15. Pukul 14.10, En, Sh, Et, Kr, Uf, Pb, dan Wr masih di kantor.
Observasi 21
Pukul 07.05, Ty, Su, Sw, Et, Dr, Sh, Dk, En, Wr, Kr, Im, Ri, Yl dan Ym sudah di kantor, Ph datang pukul 08.20,
Hy pukul 08.00, Mt pukul 08.30. Peneliti meninggalkan pukul 11.40, Uf, Dk, Yl, dan En masih di kantor.
Observasi 22
Pukul 06.55, Uf, Sw, Et, Wr, Su, Im, Hn, En, Sh, Hp, dan Sd sudah di kantor guru. Pukul 12.30, Uf, En, Wr, Yl,
Kr, Sw, Dk, Hp, Bk, dan Ty masih di ruang guru.
Observasi 23
Pukul 07.00, Uf, Sw, Dk, Dm, Su, En, Kr, Wr, Sg, Bk, An, Et, Pb, Ty dan Dr sudah di kantor guru. Pukul
14.00, Sd, Dr, Sh, Et, An, En, Pb, Bk, Sg, Hn, Hy, Sw, Dm, Ph masih di ruang guru.
Observasi 24
Pukul 06.55, Kr, Yl, Dr, Wr, Ym, Sd, Hn, Ri, dan Sg sudah di kantor guru. Ph datang pukul 08.00. Pukul 14.20,
semua guru masih di ruang guru.
Observasi 25
Pukul 06.50, Ty, Sd, Dr, Ri, Dm, dan Hn sudah di kantor guru. Pukul 14.00, Uf, En, Ny, Bk, Dk, Et, Yl, Hp, dan
Hn masih berada di ruang guru.
Observasi 26
Pukul 06.50, Dr, Su, En, Hn, Ty, Sh, Ny, dan Dk sudah di kantor guru. Pukul 12.00, Uf, Bk, Pb, Ty, Yl dan Kr
masih di ruang guru.
Berpakaia
n rapi dan
sopan
Observasi 1
Kepala sekolah dan staf memakai seragam training dengan rapi dan sopan.
Observasi 2
Kepala sekolah dan staf memakai seragam batik.
Observasi 7
Kepala sekolah dan staf memakai seragam rapi.
Observasi 8
Kepala sekolah dan staf berpakaian rapi memakai seragam batik.
Observasi 9
Kepala sekolah dan staf memakai seragam training untuk senam, akan tetapi hari ini tidak dilaksanakan senam.
Observasi 10
Hari ini kepala sekolah dan staf memakai seragam batik.
Observasi 11
Kepala sekolah dan staf memakai seragam dinas harian
Kepala sekolah dan staf selalu berpakaian
rapi dan sopan sesuai dengan seragam hari
itu.
177
Observasi 12
Kepala sekolah dan staf memakai pakaian kebaya untuk memperingati hari kartini.
Observasi 14
Kepala sekolah dan staf memakai seragam batik
Observasi 16
Kepala Sekolah dan staf memakai seragam batik.
Observasi 17
Kepala Sekolah dan staf memakai seragam harian guru.
Observasi 18
Kepala Sekolah dan staf memakai seragam dinas harian.
Observasi 20
Kepala Sekolah dan staf memakai seragam batik.
Observasi 21
Kepala Sekolah dan staf memakai seragam training.
Observasi 22
Kepala Sekolah dan staf memakai seragam batik.
Observasi 25
Kepala Sekolah dan staf memakai seragam biru dongker.
Observasi 26
Kepala Sekolah dan staf memakai seragam batik.
Membuan
g sampah
pada
tempatnya
Observasi 1
Guru membuang sampah di tempat sampah yang telah disediakan.
Observasi 3
Guru membuang sampah pada tempatnya.
Observasi 5
Guru membuang sampah pada tempatnya
Guru memberikan teladan untuk
membuang sampah pada tempatnya.
Pengko
ndisian
Sarana &
prasarana
Observasi 1
Di setiap ruangan terdapat tempat sampah untuk tiga jenis sampah, yaitu sampah daun, kertas, dan plastik.
Dengan adanya aturan siswa dilarang membeli jajanan di luar sekolah, sekolah memiliki kantin sehat.
Setiap kelas memiliki peralatan untuk piket dan perlengkapan P3K.
Setiap kelas memiliki white board, LCD, screen, komputer, dan sebagian kelas memiliki printer.
Sekolah memiliki sarana dan prasarana
yang memadai yang mendukung dalam
pelaksanaan tata tertib sekolah ataupun
kegiatan pembelajaran.
2. Mata Pelajaran
Proses Mengemb Observasi 5 Guru membiasakan siswa untuk
178
pembela
jaran
angkan
proses
pembelaja
ran
peserta
didik
secara
aktif yang
memungk
inkan
peserta
didik
memiliki
kesempat
an
melakuka
n
internalisa
si nilai
dan
menunjuk
kannya
dalam
perilaku
yang
sesuai
Sh memberikan tugas mengamati di luar kelas secara berkelompok dan meminta siswa mempresentasikan hasil
kerja kelompok dengan memberikan ketentuan kepada siswa.
Sh meminta siswa mengumpulkan hasil pekerjaan sejadinya sesuai waktu kesepakatan, sedangkan siswa yang
belum menyelesaikan pekerjaannya diminta menyelesaikan setelah pulang sekolah ditunggui oleh guru.
Sh memberikan PR.
Observasi 7
Pb memberikan peraturan di dalam pelaksanaan simulasi pasar, yaitu penjual harus menjaga kebersihan pasar,
memberi uang modal sama besar dan pembeli berasal dari luar kelas yang sedang berkunjung.
Pb tidak memberikan PR kepada siswa dan tugas selama siswa belajar di rumah akan diberikan pada hari sabtu.
Observasi 11
En memberikan tugas kepada siswa secara berkelompok untuk melakukan pengamatan dengan memberikan
ketentuan kepada siswa.
En memberikan PR kepada siswa.
melaksanakan tugas sesuai dengan
kesepakatan, baik di dalam kerja individu
ataupun kelompok. Guru memberikan PR
kepada siswa sebagai bentuk tindak lanjut.
Memberik
an
bantuan
kepada
peserta
didik,
baik yang
mengalam
Observasi 5
Sh menanyakan alasan siswa terlambat dan menasihati agar tidak terlambat lagi.
Sh mengingatkan peraturan di kelas selama pembelajaran sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, yaitu siswa
yang ramai dan tidak tertib akan dicatat namanya dan diberikan peringatan, jika peringatan sudah berkali-kali
kemudian diberikan PR tambahan, dan piket tiga kali.
Sh mengingatkan siswa untuk membaca buku cerita selama 15 menit.
Observasi 7
Pb menegur siswa yang berbuat curang saat simulasi pasar.
Guru selalu menghimbau siswa untuk tertib
dengan teguran dan peringatan. Guru
membantu siswa mengembangkan
tanggung jawabnya sebai pengurus kelas.
179
i kesulitan
untuk
menginter
nalisasi
nilai
maupun
untuk
menunjuk
kannya
dalam
perilaku.
Observasi 11
En menanyakan alasan siswa datang terlambat dan menasihati agar tidak terlambat lagi.
En menegur siswa yang mengganggu temannya saat mengerjakan tugas.
En menegur siswa yang menjawab tanpa mengangkat tangan terlebih dahulu, “Tadi peraturannya bagaimana?
Mengangkat tangan dulu baru menjawab.”
Observasi 19
Wr memberikan tugas kepada siswa terkait dengan tanggung jawabnya sebagai pengurus kelas.
Aktualis
asi
Observasi 4
Kelas IV dan V pramuka pukul 12.30 dengan materi tali temali mempraktikkan membuat tandu.
Observasi 5
Pramuka untuk siswa kelas III dimulai pukul 11.30, melakukan pencarian jejak meuju lapangan.
Observasi 6
Pramuka untuk siswa kelas I pada pukul 10.00 dan II dimulai pukul 11.00 WIB, siswa diajak jalan-jalan di
lingkungan sekolah.
Observasi 12
Pramuka untuk siswa kelas IV dan V dimulai pukul 11.30 dengan kegiatan siswa mempraktikkan membuat
tenda.
Observasi 14
Pramuka untuk siswa kelas I dan dilanjutkan siswa kelas II, siswa diminta membuat puisi dengan tema kartini.
Observasi 18
Pramuka untuk siswa kelas IV dan V dimulai pukul 11.30, siswa diberikan tugas individu lalu dikumpulkan.
Observasi 19
Pramuka untuk siswa kelas III, siswa diberi tugas individu lalu dikumpulkan.
Observasi 20
Kegiatan pramuka untuk kelas I siswa diajak jalan-jalan di lingkungan sekolah, kegiatan pramuka kelas II siswa
diberi tugas individu.
Observasi 24
Pramuka untuk siswa kelas IV dan V ujian SKU, siswa yang tidak memakai atribut pramuka lengkap dihukum
menyanyi.
Kegiatan pramuka dilaksanakan untuk
seluruh kelas, kecuali kelas VI.
180
Observasi 25
Pramuka untuk siswa kelas III.
3. Budaya Sekolah
Kelas Peraturan
kelas
Observasi 1
Di kelas IA, IVA dan IVB siswa harus melepas sepatu saat masuk kelas, sepatu ditata rapi di rak sepatu.
Observasi 3
Piket untuk semua kelas dilaksanakan dua kali, sebelum dan sesudah pembelajaran.
Siswa kelas rendah tidak diizinkan makan di dalam ruang kelas pada saat istirahat.
Setiap kelas memiliki peraturan sesuai
dengan kesepakatan guru dan siswa di
kelas.
Jadwal
piket
Observasi 2
Setiap kelas memiliki jadwal piket harian siswa kecuali kelas 2 A karena pembelajaran dilaksanakan di ruang
PKG.
Setiap kelas memiliki jadwal piket harian
siswa.
Kepengur
usan kelas
Observasi 2
Setiap kelas memiliki susunan kepengurusan kelas meliputi ketua, wakil, sekretaris, dan bendahara.
Setiap kelas memiliki susunan
kepengurusan kelas.
Sekolah Tata tertib
sekolah
Observasi 2
Tata tertib sekolah ditempel di setiap ruang kelas, meliputi tata tertib siswa dan guru.
Sekolah memiliki tata tertib sekolah yang
di tempel di semua ruang kelas.
Lomba Observasi 13
Sekolah mengadakan lomba dalam rangka memperingati hari kartini, antara lain lomba peragaan busana, lomba
menggambar, mewarnai, puisi, dan graffiti yang diikuti oleh seluruh siswa, kecuali siswa kelas VI.
Sekolah mengadakan perlombaan untuk
seluruh siswa saat memperingati hari besar
nasional.
Pembiasa
an
Observasi 1
Terdapat 6 siswa yang terlambat sampai pukul 07.20.
Observasi 2
Terdapat 12 siswa yang terlambat, sebagian siswa merupakan siswa kelas VIA karena jam pertama adalah
olahraga.
Observasi 3
Tidak dijumpai siswa yang terlambat.
Obseravasi 4
Terdapat enam siswa yang terlambat.
Observasi 5
Terdapat 2 siswa kelas 1A yang datang terlambat.
Observasi 6
Terdapat tujuh siswa yang terlambat sampai pukul 07.20.
Observasi 7
Senam dimulai pukul 06.30, meskipun siswa datang sebelum bel berbunyi tetap saja siswa terlambat dalam
Setiap hari selalu terdapat siswa yang
terlambat, kecuali hari senin.
Keterlambatan siswa sebagian besar masih
bisa ditolerir, ketika siswa terlambat
melebihi 30 menit mereka akan malu
bahkan menangis sehingga harus diantar
orang tuanya ke kelas. Untuk jam
kepulangan, tidak selalu sesuai dengan
jadwal karena ada beberapa siswa yang
pulang lebih akhir karena belum selesai
mengerjakan tugas.
Datang
dan
pulang
sekolah
tepat
waktu
181
mengikuti senam.
Observasi 8
Peneliti menjumpai delapan siswa yang terlambat.
Observasi 9
Peneliti menjumpai sebelas siswa yang terlambat.
Observasi 10
Peneliti menjumpai delapan siswa yang terlambat sampai pukul 07.37.
Observasi 11
Ada seorang siswa yang terlambat di kelas I C
Observasi 12
Peneliti menjumpai delapan siswa yang terlambat sampai pukul 07.20
Observasi 13
Peneliti menjumpai delapan siswa yang terlambat sampai pukul 08.15
Observasi 14
Peneliti menjumpai sepuluh siswa yang terlambat sampai pukul 07.20
Observasi 15
Peneliti menjumpai tujuh siswa yang terlambat sampai pukul 07.20
Observasi 16
Peneliti menjumpai sembilan siswa yang terlambat sampai pukul 07.20
Peneliti menjumpai seorang siswa kelas I B yang masih menulis PR saat teman-teman yang lain sudah pulang.
Observasi 17
Peneliti menjumpai lima siswa yang terlambat sampai pukul 07.20.
Observasi 18
Peneliti menjumpai lima siswa yang terlambat sampai pukul 07.20.
Observasi 19
Tidak ada siswa yang terlambat di kelas IV A.
Observasi 20
Peneliti menjumpai enam siswa yang terlambat sampai pukul 07.25.
Observasi 21
Peneliti menjumpai empat siswa yang terlambat sampai pukul 07.30.
Observasi 22
Peneliti menjumpai delapan siswa yang terlambat sampai pukul 07.30.
Observasi 23
182
Peneliti menjumpai enam siswa yang terlambat sampai pukul 09.37.
Observasi 24
Peneliti menjumpai dua siswa yang terlambat sampai pukul 07.18.
Observasi 25
Peneliti menjumpai dua siswa yang terlambat sampai pukul 07.18.
Observasi 26
Peneliti menjumpai tiga siswa yang terlambat sampai pukul 07.30.
Salaman
saat
bertemu
guru
Observasi 2
Siswa kelas VI B salaman dengan Sd.
Siswa kelas V B salaman dengan Ty.
Observasi 23
Siswa kelas VI B salaman dengan Kr.
Siswa dibiasakan salaman saat bertemu
dengan guru.
Meminta
maaf
Observasi 6
Ed meminta maaf kepada Zk karena berbuat salah.
Observasi 16
Zk dan Gg saling meminta maaf setelah berkelahi dan dinasehati Hn.
Observasi 19
By VB meminta maaf kepada Yg IVA karena tidak sengaja terkena bola.
Observasi 20
Kr VB meminta maaf kepada peneliti karena bolanya mengenai peneliti.
Observasi 25
Tf IIA meminta maaf kepada temannya karena melempar batu dan mengenai matanya.
Siswa dibiasakan meminta maaf saat
melakukan kesalahan.
Membuan
g sampah
pada
tempatnya
Observasi 1
Siswa kelas VI B memungut sampah plastik di halaman sekolah.
Siswa kelas V A memunguti sampah kertas setelah membatik.
Observasi 26
Siswa kelas II B tidak menyerok sampah saat piket pulang sekolah sehingga berserakan di depan kelas.
Sebagian besar siswa sudah terbiasa
membuang sampah pada tempatnya, tetapi
masih terdapat beberapa siswa yang kurang
bisa menjaga lingkungan dan masih
membuang sampah sembarangan.
Berpakaia
n rapi dan
sopan
Observasi 1
Siswa berseragam olah raga dengan rapi.
Observasi 2
Siswa berpakaian rapi, tetapi dijumpai siswa yang tidak memakai sepatu saat istirahat di kantin.
Observasi 3
Saat jam istirahat sebagian siswa kelas rendah keluar kelas tidak memakai sepatu atau hanya memakai kaos
Siswa kelas tinggi sudah dapat
menanamkan kerapian dan kesopanan
dalam memakai seragam, misalnya baju
dimasukkan, memakai ikat pinggang dan
memakai sepatu yang sesuai. Siswa kelas
rendah sebagian besar juga sudah dapat
183
kaki.
Observasi 4
Siswa berpakaian rapi dan sopan memakai seragam merah-putih, kecuali siswa kelas IV dan V memakai
seragam pramuka.
Observasi 5
Pada saat jam istirahat beberapa siswa kelas rendah keluar kelas tidak memakai sepatu atau hanya memakai
kaos kaki. Selain itu, beberapa siswa kelas rendah bajunya keluar saat bermain-main pada jam istirahat dan
kurang rapi saat masuk kelas kembali.
Observasi 6
Terdapat siswa kelas rendah yang keluar kelas tidak memakai alas kaki atau hanya memakai kaos kaki saja.
Observasi 7
Siswa berpakaian rapi memakai seragam olahraga.
Observasi 8
Beberapa siswa kelas rendah pergi ke kantin tidak memakai sepatu atau hanya memakai kaos kaki.
Observasi 9
Pada saat jam istirahat siswa kelas rendah pergi ke kantin tanpa memakai sepatu ataupun kaos kaki.
Observasi 10
Siswa memakai seragam batik, beberapa siswa kelas rendah tidak memakai sepatu saat keluar kelas.
Observasi 11
Pada saat istirahat, peneliti menjumpai siswa tidak memakai sepatu saat ke kantin. Beberapa siswa kelas rendah
bajunya keluar karena bermain.
Observasi 12
Siswa memakai seragam merah putih, siswa kelas IV dan V memakai seragam pramuka, beberapa siswa pergi
ke kantin tidak memakai sepatu.
Observasi 14
Beberapa siswa pergi ke kantin tidak memakai sepatu, selain itu siswa kelas rendah bajunya keluar karena
bermain-main saat jam istirahat.
Observasi 15
Siswa memakai seragam batik, beberapa siswa pergi ke kantin tidak memakai sepatu.
Observasi 16
Siswa memakai seragam batik, beberapa siswa pergi ke kantin tidak memakai sepatu.
Observasi 17
Terdapat siswa kelas II A pergi ke kantin tidak memakai sepatu. Beberapa siswa kelas rendah bajunya
menanamkannya, hanya saja masih terdapat
beberapa siswa yang bajunya keluar pada
saat bermain di jam istirahat, selain itu juga
keluar kelas tidak memakai alas kaki atau
hanya memakai kaos kaki saja. Saat pulang
sekolah, beberapa siswa kelas rendah
bajunya keluar dan tidak memakai sepatu.
184
dikeluarkan saat istirahat.
Observasi 18
Tf dan Dd tidak memakai sepatu saat bermain di luar kelas.
Observasi 21
Siswa memakai seragam training, beberapa siswa kelas rendah bermain di lapangan tanpa memakai sepatu atau
alas kaki.
Observasi 22
Siswa memakai seragam batik.
Observasi 23
Siswa kelas rendah bajunya dikeluarkan saat jam istirahat, terdapat siswa yang tidak memakai sepatu saat di luar
kelas.
Observasi 24
Siswa kelas rendah bajunya dikeluarkan saat jam istirahat, terdapat siswa yang tidak memakai sepatu saat di luar
kelas.
Observasi 25
Siswa kelas rendah bajunya dikeluarkan saat jam istirahat, terdapat siswa yang tidak memakai sepatu saat di luar
kelas.
Observasi 26
Siswa kelas rendah bajunya dikeluarkan saat jam istirahat, terdapat siswa yang tidak memakai sepatu saat di luar
kelas.
Bertanggu
ng jawab
Observasi 1
Siswa kelas V B belajar pantun untuk lomba pada tanggal 2 April 2016.
Siswa kelas III berlatih pianika untuk lomba.
Siswa kelas II A berlatih menyanyi dengan Pak Hp.
Siswa kelas V B berlatih pidato setelah pulang sekolah dengan Bu Pb.
Observasi 2
Tiga orang siswa kelas 2 A mengerjakan tugas di luar kelas karena belum mengerjakan di rumah.
Observasi 17
Siswa kelas I D mengumpulkan PR di meja guru sebelum bel masuk kelas berbunyi dengan koordinasi ketua
kelas.
Nj VB berlatih pidato bersama Pb sepulang sekolah.
Ed ditunggui En mengerjakan tugas di luar kelas.
Observasi 20
Siswa bertanggung jawab akan tugasnya
antara lain, piket, tugas dari guru, dan tugas
yang sudah diamanahkan kepadanya terkait
dengan tanggung jawab di kelas sebagai
pengurus kelas serta menerima konsekuensi
dari perbuatannya. Masih terdapat siswa
yang belum menanamkan tanggung jawab,
misalnya mengerjakan PR di kelas.
185
Ed ditunggui En mengerjakan ulangan susulan.
Observasi 21
Siswa kelas V B berbaris masuk kelas lalu berdoa begitu bel berbunyi.
Observasi 22
Dv VB memimpin berdoa karena, Pb sedang mengantar lomba pidato.
Observasi 23
Nj V B berlatih pidato untuk maju lomba tingkat provinsi
Observasi 24
Peneliti menemui dua siswa kelas I D yang mengerjakan PR di kelas.
Observasi 25
Nj berlatih pidato untuk lomba pidato tingkat provinsi
Dv VA memimpin berdoa karena Pb sedang melatih pidato.
Ketua dan wakil kelas IIIC memimpin berdoa karena Et belum hadir.
Luar
sekolah
Ekstra
wajib
Observasi 2
Siswa kelas IV TPA di kelas masing-masing, siswa kelas V TPA di mushola Luqman Al-Hakim
Observasi 3
Ada les Bahasa Inggris untuk kelas I-V, hanya saja berbeda waktunya.
TPA untuk siswa kelas II pada pukul 12.00 di ruang kelas masing-masing.
Observasi 4
TPA kelas III pukul 13.00
Observasi 5
Ekstra TPA untuk siswa kelas I di kelas masing-masing
Observasi 6
Untuk siswa kelas II dilaksanakan les Bahasa Inggris.
Observasi 8
TPA untuk siswa kelas IV dan V pada pukul 11.00
Observasi 10
Dilaksanakan ekstrakulikuler TPA untuk siswa kelas IV dan V pada pukul 11.00
Observasi 11
Dilaksanakan les bahasa inggris untuk semua kelas, kelas I dan VA dimulai pukul 13.00, kelas II dan III dimulai
pukul 14.00, dan kelas IV dan VB pukul 15.00. Untuk siswa kelas II dilaksanakan TPA pada pukul 13.00.
Observasi 12
TPA untuk siswa kelas III pada pukul 12.30
Ekstrakulikuler wajib yang dilaksanakan di
SD Negeri 1 Bantul yaitu TPA bagi siswa
muslim dan ekstra Bahasa Inggris. Ekstra
dilaksanakan oleh siswa seluruh kelas
kecuali kelas VI. Ekstra Bahasa Inggris
dilaksanakan pada hari senin, hanya saja
berbeda-beda waktunya. Ekstra TPA
dilaksanakan oleh siswa sesuai jadwal
masing-masing kelas.
186
Observasi 14
Les bahasa Inggris untuk siswa kelas II, Les baca tulis untuk siswa kelas I, dan TPA untuk kelas IVB.
Observasi 16
TPA untuk kelas IVA, IVC, VA dan VB.
Observasi 17
Ekstrakulikuler bahasa Inggris untuk semua kelas. Kelas I dan VA dimulai pukul 13.00, kelas II dan III pukul
14.00, kelas IV dan VB pukul 15.00. TPA untuk kelas II pada pukul 13.00 sebelum les Bahasa Inggris.
Observasi 18
TPA untuk siswa kelas III pada pukul 12.30-13.30.
Observasi 24
TPA untuk kelas III pukul 13.00-14.00.
Observasi 20
TPA untuk kelas IVB.
Bu Sh memberikan les tambahan baca tulis kepada siswa yang belum lancar membaca dan menulis.
Observasi 22
TPA untuk kelas IV A, IV C, V A dan V B.
Observasi 23
Bahasa Inggris, kelas I dan VA pukul 13.00-14.00, III dan VB pukul 14.00-15.00, kelas IV pukul 15.00-16.00.
TPA untuk kelas II pada pukul 13.00.
Observasi 25
TPA untuk kelas I pukul 12.00-13.00.
Ekstra
opsional
Observasi 2
Ekstra OSN kelas III-V pada pukul 12.00, OSN kelas I dan II pada pukul 11.00. Di dalam kegiatan ekstra OSN,
siswa diberikan tugas untuk dikerjakan sesuai dengan ketentuan dari guru.
Observasi 5
Ekstra tari untuk siswa kelas I-III, ekstra piano, dan ekstra drum band. Di dalam ekstra drum band setiap siswa
diberikan tugas memainkan alat musik dan pelatih mengulang-ulang lagunya apabila ada insrumen musik yang
kurang tepat. Saat menari, pelatih selalu mengingatkan siswa yang gerakannya kurang tepat dan membagi siswa
menjadi kelompok-kelompok kecil agar lebih mudah memahami gerakannya.
Observasi 6
Ekstra melukis untuk siswa kelas rendah dimulai pukul 14.00, siswa diberikan tugas mengambar dan mewarnai,
lalu dikumpulkan kepada guru untuk dinilai.
Observasi 8
SD Negeri 1 Bantul memfasilitasi siswa
dengan berbagai ekstrakulikuler pilihan,
antara lain: karate, tari, piano, drum band,
melukis, renang, dan OSN. Semua ekstra
tersebut mendukung dalam proses
implementasi karakter disiplin dan
tanggung jawab.
187
Ekstrakulikuler OSN untuk kelas I dan II pada pukul 11.00-12.00, sedangkan untuk siswa kelas III, IV, dan V
pukul 12.00-13.00. Ekstrakulikuler presenter pada pukul 13.00
Observasi 10
Ekstrakulikuler OSN untuk siswa kelas I dan II pada pukul 11.00 dan untuk kelas III, IV, dan V pada pukul
12.00. Ekstrakulikuler presenter pada pukul 12.00
Observasi 12
Karate pada pukul 14.00
Observasi 14
Les melukis pada pukul 14.00
Observasi 16
Ekstrakulikuler OSN untuk kelas I dan II pada pukul 11.00 bersama Bu En. Ekstrakulikuler OSN untuk kelas
III, IV, dan V pada pukul 12.00 bersama Pak Bk. Ekstra presenter bersama Bu Pb pukul 12.30
Observasi 18
Dilaksanakan ekstrakulikuler karate, siswa yang berada di sabuk atas melatih siswa junior sabuk bawah.
Observasi 19
Drum Band, nari, dan piano.
Observasi 20
Ekstrakulikuler melukis.
Observasi 22
Ekstrakulikuler OSN untuk kelas 1 dan II pukul 11.00-12.00. Ekstrakulikuler OSN untuk kelas III, IV, V pukul
13.00-14.00. Ekstrakulikuler presenter bersama Bu Pb pukul 13.00.
Observasi 24
Dilaksanakan ekstrakulikuler karate, siswa secara bergiliran memimpin gerakan.
Observasi 25
Ekstrakulikuler drum band dan piano.
Observasi 26
Ekstrakulikuler OSN kelas I dan II pada pukul 11.00-12.00 dan kelas III-V pukul 12.00-13.00.
Kegiatan
bersama
wali
Peneliti tidak mengamati langsung.
188
Lampiran 17.
Tabel Triangulasi Data
Aspek
yang
diamat
i
Indikator Observasi Wawancara Dokumentasi Kesimpulan
Perencanaan
Cara
merencanakan
Tidak dapat dilihat dengan observasi. Perencanaan implementasi pendidikan
karakter disiplin dan tanggung jawab
melalui kurikulum sekolah yaitu
kurikulum 2013 dan diintegrasikan
dalam pembelajaran melalui RPP.
Ada gambar
kurikulum sekolah.
Perencanaan implementasi pendidikan
karakter disiplin dan tanggung jawab
melalui kurikulum sekolah yaitu kurikulum
2013 dan diintegrasikan dalam
pembelajaran melalui RPP.
Pengetahuan
warga sekolah
Tidak dapat dilihat dengan observasi. Semua warga sekolah mengetahui
bahwa sekolah mengimplementasikan
pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab.
Tidak ada
dokumentasi.
Semua warga sekolah mengetahui bahwa
sekolah mengimplementasikan pendidikan
karakter disiplin dan tanggung jawab.
Pelaksanaan
1. Pengembangan Diri
Kegiat
an
rutin
Melakukan
presensi
Presensi untuk kepala sekolah dan staf
menggunakan finger print di kantor guru sedangkan
presensi untuk siswa dilakukan oleh guru kelas
masing-masing sebelum kegiatan pembelajaran
dimulai.
Guru selaku melakukan presensi di
kelas.
Tidak ada
dokumentasi
Presensi untuk kepala sekolah dan staf
menggunakan finger print di kantor guru
sedangkan presensi untuk siswa dilakukan
oleh guru kelas masing-masing sebelum
kegiatan pembelajaran dimulai.
Melaksanakan
upacara
Upacara dilaksanakan pada hari senin dan diikuti
oleh semua siswa dan semua guru dengan memakai
atribut lengkap upacara. Sebelum bertugas, petugas
upacara berlatih terlebih dahulu dengan bantuan
guru olahraga pada hari sabtu siang. Siswa yang
tidak memakai atribut lengkap upacara akan
diberikan sanksi yaitu berbaris di belakang guru
pada saat upacara, setelah upacara selesai harus
melapor ke kepala sekolah.
Upacara dilaksanakan setiap hari
Senin, sebelumnya petugas upacara
dilatih dahulu oleh guru olah raga.
Guru bergantian menjadi instruktur
upacara, siswa yang tidak memakai
atribut lengkap upacara berbaris di
belakang guru dan harus melapor ke
kepala sekolah setelah upacara. Siswa
yang datang terlambat harus
menunggu upacara sampai selesai.
Ada gambar
pelaksanaan
upacara.
Upacara dilaksanakan setiap hari Senin
diikuti oleh semua siswa dan guru,
sebelumnya petugas upacara dilatih dahulu
oleh guru olah raga. Guru bergantian
menjadi instruktur upacara, siswa yang
tidak memakai atribut lengkap upacara
berbaris di belakang guru dan harus
melapor ke kepala sekolah setelah upacara.
Siswa yang datang terlambat harus
menunggu upacara sampai selesai.
Melaksanakan Piket dilaksanakan dua kali dalam satu hari, yaitu Piket dilaksanakan sebelum dan Ada gambar siswa Piket dilaksanakan sebelum dan sesudah
189
piket pagi sebelum kegiatan pembelajaran dimulai dan
siang setelah kegiatan pembelajaran. Siswa
pelaksana piket sesuai dengan jadwal pada hari
tersebut sesuai dengan kesepakatan masing-masing
kelas. Piket dilaksanakan secara mandiri oleh siswa
kecuali siswa kelas I yang masih perlu bantuan guru
kelas dalam melaksanakan piketnya. Tugas siswa
piket antara lain menyapu, mengepel koridor jika
hujan, menghapus papan tulis, dan membuang
sampah kelas di TPS dan menyiram taman.
sesudah pembelajaran sesuai jadwal
yang dibuat guru, guru akan
memeriksa kebersihan kelas, siswa
piket harus membersihkan kelas
apabila belum bersih, siswa yang
tidak melasksanakan piket akan
mendapat sanksi sesuai kesepakatan
kelas masing-masing.
melaksanakan piket
dan jadwal piket
kelas.
pembelajaran sesuai jadwal yang dibuat
guru, guru akan memeriksa kebersihan
kelas, siswa piket harus membersihkan
kelas apabila belum bersih, siswa yang
tidak melasksanakan piket akan mendapat
sanksi sesuai kesepakatan kelas masing-
masing.
Pemeriksaan
kerapian dan
kebersihan siswa
Setiap pagi selalu ada guru yang piket menyalami
siswa di gerbang sekolah, guru piket juga
memeriksa dan menghimbau siswa apabila siswa
kurang rapi, misalnya rambutnya panjang, belum
memotong kuku, dan tidak memakai ikat pinggang.
Guru melaksanakan piket menyalami
dan memeriksa kesiapan siswa sesuai
jadwal.
Ada gambar saat
guru piket
menyalami siswa.
Guru melaksanakan piket menyalami dan
memeriksa kesiapan dan kerapian siswa
sesuai jadwal.
Melaksanakan
baris
Pada saat peneliti melakukan observasi hanya
beberapa kelas yang melaksanakan baris, yaitu I B, I
D, II A, II B, III A, IV B, IV A, V B, VI A, dan VI
B. Untuk siswa kelas tinggi melaksanakan baris
tanpa harus menunggu guru, sedangkan siswa kelas
rendah menunggu guru datang lalu siswa
membentuk barisan. Siswa kelas VI melaksanakan
baris hanya pada saat pelajaran olahraga.
Siswa berbaris di koridor saat masuk
kelas, siswa kelas tinggi berbaris
tanpa menunggu guru dengan
dipimpin siswa.
Ada gambar saat
siswa melaksanakan
baris.
Baris dilaksanakan saat siswa masuk ke
kelas oleh siswa kelas I B, I D, II A, II B,
III A, IV B, IV A, V B, VI A, dan VI B.
Siswa kelas tinggi melaksanakan baris
tanpa menunggu guru dengan koordinasi
penanggung jawab, sedangkan siswa kelas
rendah menunggu guru datang lalu siswa
membentuk barisan.
Melaksanakan
sholat dhuha
Sebagian besar siswa kelas tinggi melaksankan
sholat dhuha begitu tiba di sekolah ataupun pada
istirahat pertama bagi yang belum melaksanakan.
Siswa kelas I melaksanakan sholat dhuha dengan
diberikan waktu oleh guru untuk sholat dhuha saat
jam pelajaran dimulai.
Sholat dhuha dilaksanakan begitu
siswa tiba di sekolah. terdapat sanksi
untuk siswa yang membolos sholat
dhuha.
Ada gambar saat
siswa melaksanakan
sholat dhuha.
Sebagian besar siswa melaksanakan sholat
dhuha begitu tiba di sekolah langsung
menuju mushola, untuk siswa kelas I
melaksanakan sholat dhuha dengan
diberikan waktu oleh guru untuk sholat
dhuha saat jam pelajaran.
Melaksanakan
sholat dhuhur
Siswa kelas tinggi melaksanakan sholat dhuhur
sepulang sekolah atau saat istirahat kedua, beberapa
siswa melaksanakan sholat dhuhur berjamaah
dengan bapak ibu guru. Siswa kelas rendah
melaksanakan sholat dhuhur saat istirahat les,
Siswa kelas tinggi melaksanakan
sholat dhuhur saat istirahat kedua.
Ada gambar saat
siswa
melasksanakan
sholat dhuhur.
Siswa kelas tinggi melaksanakan sholat
dhuhur sepulang sekolah atau saat istirahat
kedua, siswa kelas rendah melaksanakan
sholat dhuhur saat istirahat les, sedangkan
pada hari biasa siswa langsung pulang
190
sedangkan pada hari biasa siswa langsung pulang
karena sudah dijemput orang tua.
karena sudah dijemput orang tua.
Literasi Setiap hari di semua kelas dilaksanakan literasi yaitu
membaca buku non pelajaran selama 15 menit.
Setiap hari siswa diminta membaca
buku non pelajaran selama lima belas
menit.
Ada gambar siswa
di dalam kegiatan
literasi.
Setiap hari di semua kelas dilaksanakan
literasi yaitu membaca buku non pelajaran
selama 15 menit.
Tadarus dan
pembacaan kitab
suci
Tadarus dilaksanakan setiap hari oleh siswa muslim
di semua kelas.
Sebelum pembelajaran diadakan
pembacaan ayat suci Al-Qur’an untuk
siswa muslim dan kitab suci untuk
siswa non muslim. Sebagai
evaluasinya guru melakukan tes
hafalan surat pendek.
Ada rekaman siswa
membaca surat
pendek. Ada gambar
siswa melaksanakan
tadarus.
Setiap pasi siswa meuslim membaca ayat
suci Al-Qur’an dan kitab suci untuk siswa
non muslim. Sebagai evaluasinya guru
melakukan tes hafalan surat pendek.
Senam Senam dilaksanakan setiap hari Jumat di lapangan
sekolah dimulai pukul 06.30 WIB sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai.
Senam dilaksanakan pada hari jumat. Ada gambar
pelaksanaan senam.
Senam dilaksanakan di lapangan sekolah
setiap hari Jumat pukul 06.30 WIB sebelum
kegiatan pembelajaran dimulai.
Kegiat
an
sponta
n
H
u
k
u
m
a
n
Guru Hukuman spontan yang dilakukan oleh guru secara
verbal antara lain, teguran dan peringatan kepada
siswa yang melakukan hal kurang menyenangkan di
lingkungan sekolah misalnya, terlambat, berpakaian
kurang rapi, tidak melaksanakan piket, dan
mengganggu teman lainnya. Hukuman non verbal
yang diberikan oleh guru antara lain menulis nama
siswa di papan tulis, menyuruh siswa mengerjakan
di luar kelas, menyuruh siswa membuat surat
pernyataan, memunguti sampah di taman, menyita
barang milik siswa dan menunggui siswa
mengerjakan tugasnya sampai selesai setelah pulang
sekolah.
Guru akan menegur, menasehati, dan
memberikan sanksi kepada siswa
yang melakukan hal yang kurang
baik.
Ada gambar saat
siswa memperoleh
hukuman dari guru.
Siswa yang melakukan hal yang kurang
baik akan mendapatkan teguran dan sanksi
dari guru.
Siswa Hukuman spontan secara verbal dari siswa lain yaitu
menyoraki, menegur, meneriaki, dan mengadukan
kepada guru saat termannya melakukan hal yang
kurang menyenangkan, misalnya membolos piket,
terlambat, atau pun mengganggu teman yang lain.
Sedangkan hukuman non verbal juga dilakukan oleh
siswa kelas tinggi yaitu dengan melempari siswa
Siswa lain akan mengingatkan,
menegur dan melaporkan siswa
kepada guru apabila melakukan hal
yang kurang baik.
Ada rekaman
wawancara dengan
siswa.
Siswa lain akan mengingatkan, menegur
dan melaporkan siswa kepada guru apabila
melakukan hal yang kurang baik.
191
yang tidak ikut olahraga dengan bola.
Penghargaan Penghargaan dalam bentuk verbal yang diberikan
oleh guru adalah pujian kepada siswa yang
berdisiplin dan bertanggung jawab. Sedangkan
penghargaan non verbal yaitu dengan memberikan
bintang kepada siswa yang menjaga kebersihan
kelas.
Siswa yang mendapat penilaian baik
akan memperoleh reward verbal
berupa pujian dan reward non verbal
berupa bintang.
Ada gambar
pemberian reward
dari guru.
Reward dalam implementasi pendidikan
karakter disiplin dan tanggung jawab yaitu
pujian dan pemberian bintang di kelas.
Ketela
danan
Datang dan
meninggalkan
sekolah tepat
waktu
Kepala sekolah dan sebagian besar guru tiba di
sekolah sebelum pukul 07.00 WIB, peneliti
menjumpai guru yang sesekali terlambat. Guru yang
terlambat biasanya jam pertama di kelasnya adalah
mata pelajaran lain. Guru mapel yang tidak tetap
datang ke sekolah saat jam pelajarannya akan
dimulai. Pada hari senin, selasa, rabu dan kamis,
kepala sekolah dan guru meninggalkan sekolah
pukul 14.00 WIB atau lebih, pada hari jumat pukul
12.00 WIB, dan hari sabtu pukul 13.00 WIB atau
lebih.
Bapak dan ibu guru memberikan
keteladanan datang dan meninggalkan
sekolah tepat waktu sesuai dengan
ketentuan.
Ada rekaman
wawancara guru dan
siswa.
Kepala sekolah dan staf datang dan
meninggalkan sekolah tepat waktu sesuai
dengan ketentuan yaitu datang sebelum
pukul 07.00 WIB dengan jam kepulangan
untuk PNS pukul 14.00 WIB dan non PNS
pukul 13.00 WIB. Guru yang melanggar
akan diberikan teguran dan sanksi.
Berpakaian rapi
dan sopan
Kepala sekolah dan staf selalu berpakaian rapi dan
sopan sesuai dengan seragam hari itu.
Bapak ibu guru memberikan
keteladanan dalam berpakaian rapi
dan sopan.
Ada gambar guru
berpakaian rapi dan
sopan.
Kepala sekolah dan staf memberikan
keteladanan dalam berpakaian rapi dan
sopan.
Membuang
sampah pada
tempatnya
Guru memberikan teladan untuk membuang sampah
pada tempatnya.
Bapak ibu guru memberikan
keteladanan untuk membuang sampah
pada tempatnya.
Ada gambar saat
guru membuang
sampah pada
tempatnya.
Kepala sekolah dan staf memberikan
keteladanan untuk membuang sampah pada
tempatnya.
Pengk
ondisi
an
Sarana dan
prasarana
Sekolah memiliki sarana dan prasarana yang
memadai yang mendukung dalam pelaksanaan tata
tertib sekolah ataupun kegiatan pembelajaran.
Sekolah memiliki sarana dan
prasarana yang mendukung, hanya
saja mushola kecil sehingga harus
bergantian saat sholat.
Ada gambar sarana
dan prasarana
sekolah.
Sekolah memiliki sarana dan prasarana
yang mendukung pelaksanaan tata tertib
sekolah dan pembelajaran, mushola yang
kecil menjasi kendala pelaksanaan sholat.
2. Mata Pelajaran
RPP Mengintegrasikan
nilai karakter
disiplin dan
tanggung jawab
Tidak dapat dilihat dengan observasi. Guru menuliskan nilai karakter yang
dikembangkan di dalam RPP untuk
diintegrasikan dalam pembelajaran.
Ada gambar RPP
dari guru.
Guru menuliskan nilai karakter yang
dikembangkan di dalam RPP untuk
diintegrasikan dalam pembelajaran.
192
dalam materi
pelajaran dengan
mencantumkan
nilai karakter
disiplin dan
tanggung jawab
dalam RPP
Proses
Pembe
lajaran
Mengembangkan
proses
pembelajaran
peserta didik
secara aktif yang
memungkinkan
peserta didik
memiliki
kesempatan
melakukan
internalisasi nilai
dan
menunjukkannya
dalam perilaku
yang sesuai
Guru membiasakan siswa untuk melaksanakan tugas
sesuai dengan kesepakatan, baik di dalam kerja
individu ataupun kelompok. Guru memberikan PR
kepada siswa sebagai bentuk tindak lanjut.
Bapak ibu guru membiasakan siswa
untuk mengerjakan tugas sesuai
ketentuan dan memberikan PR
sebagai tidak lanjut.
Ada gambar PR atau
tugas siswa.
Bapak ibu guru mengembangkan proses
pembelajaran yang membantu siswa dalam
internalisasi karakter.
Memberikan
bantuan kepada
peserta didik baik
yang mengalami
kesulitan untuk
menginternalisasi
nilai maupun
untuk
menunjukkannya
dalam perilaku
Guru selalu menghimbau siswa untuk tertib dengan
teguran dan peringatan. Guru membantu siswa
mengembangkan tanggung jawabnya sebai pengurus
kelas.
Bapak ibu guru selalu menghimbau
siswa untuk menanamkan disiplin dan
tanggung jawab dengan memberikan
teguran ataupun sanksi kepada siswa
yang kurang tertib.
Ada rekaman
wawancara guru.
Bapak ibu guru membantu siswa yang
mengalami kesulitan dalam
menginternalisasikan karakter.
3. Budaya Sekolah
Kelas Peraturan kelas Setiap kelas memiliki peraturan sesuai dengan Setiap kelas memiliki peraturan yang Ada rekaman Setiap kelas memiliki peraturan yang sudah
193
kesepakatan guru dan siswa di kelas. sudah menjadi kesepakatan warga
kelas.
wawancara dengan
guru dan siswa.
menjadi kesepakatan warga kelas.
Jadwal piket Setiap kelas memiliki jadwal piket harian siswa. Ada gambar jadwal
piket harian siswa.
Setiap kelas memiliki jadwal piket harian
siswa.
Kepengurusan
kelas
Setiap kelas memiliki susunan kepengurusan kelas. Ada gambar struktur
organisasi kelas.
Setiap kelas memiliki susunan
kepengurusan kelas.
Sekola
h
Tata tertib sekolah Sekolah memiliki tata tertib sekolah yang di tempel
di semua ruang kelas.
Ada gambar tata
tertib sekolah.
Sekolah memiliki tata tertib sekolah yang
di tempel di semua ruang kelas.
Lomba Sekolah mengadakan perlombaan untuk seluruh
siswa saat memperingati hari besar nasional.
Sekolah mengadakan perlombaan
dalam peringatan hari kemerdekaan
dan hari kartini, serta lomba
kebersihan kelas.
Ada gambar siswa
saat melaksanakan
perlombaan.
Perlombaan yang diadakan sekolah dalam
rangka peringatan hari besar dan lomba
kebersihan kelas.
Aktualisasi Kegiatan pramuka dilaksanakan untuk seluruh kelas,
kecuali kelas VI.
Sekolah mengadakan pramuka Ada gambar siswa
melaksanakan
kegiatan pramuka.
Kegiatan pramuka dilaksanakan oleh
seluruh siswa, kecuali kelas VI.
P
e
m
bi
a
s
a
a
n
Datang dan
pulang sekolah
tepat waktu
Setiap hari selalu terdapat siswa yang terlambat,
kecuali hari senin. Keterlambatan siswa sebagian
besar masih bisa ditolerir, ketika siswa terlambat
melebihi 30 menit mereka akan malu bahkan
menangis sehingga harus diantar orang tuanya ke
kelas. Untuk jam kepulangan, tidak selalu sesuai
dengan jadwal karena ada beberapa siswa yang
pulang lebih akhir karena belum selesai
mengerjakan tugas.
Sekolah membiasakan siswa untuk
datang tepat waktu, tetapi masih ada
siswa yang datang terlambat, untuk
kepulangan tidak selalu tepat waktu.
Ada gambar siswa
datang terlambat.
Sekolah membiasakan siswa untuk datang
tepat waktu, tetapi masih ada siswa yang
datang terlambat, untuk kepulangan tidak
selalu tepat waktu.
Salaman saat
bertemu guru
Siswa dibiasakan salaman saat bertemu dengan
guru.
Ada gambar siswa
saat salaman dengan
guru.
Siswa dibiasakan salaman saat bertemu
dengan guru.
Meminta maaf Siswa dibiasakan meminta maaf saat melakukan
kesalahan.
Ada gambar siswa
saling meminta
maaf.
Siswa dibiasakan meminta maaf saat
melakukan kesalahan.
Membuang
sampah pada
tempatnya
Sebagian besar siswa sudah terbiasa membuang
sampah pada tempatnya, tetapi masih terdapat
beberapa siswa yang kurang bisa menjaga
lingkungan dan masih membuang sampah
Siswa dibiasakan untuk membuang
sampah pada tempatnya, tetapi masih
ada siswa yang pernah membuang
sampah sembarangan. Sebelumnya
Ada gambar siswa
membuang sampah
pada tempatnya dan
sembarangan.
Siswa dibiasakan untuk membuang sampah
pada tempatnya, tetapi masih ada siswa
yang membuang sampah sembarangan.
194
sembarangan. dikenakan sanksi Rp1.000,00 untuk
siswa yang membuang sampah
sembarangan.
Berpakaian rapi
dan sopan
Siswa kelas tinggi sudah dapat menanamkan
kerapian dan kesopanan dalam memakai seragam,
misalnya baju dimasukkan, memakai ikat pinggang
dan memakai sepatu yang sesuai. Siswa kelas
rendah sebagian besar juga sudah dapat
menanamkannya, hanya saja masih terdapat
beberapa siswa yang bajunya keluar pada saat
bermain di jam istirahat, selain itu juga keluar kelas
tidak memakai alas kaki atau hanya memakai kaos
kaki saja. Saat pulang sekolah, beberapa siswa kelas
rendah bajunya keluar dan tidak memakai sepatu.
Siswa sudah berpakain rapi dan
sopan.
Ada gambar siswa
yang berpakaian rapi
dan siswa yang
belum berpakaian
rapi.
Siswa membiasakan berpakaian rapi dan
sopan tetapi masih terdapat siswa kelas
rendah yang perlu bimbingan.
Bertanggung
jawab
Siswa bertanggung jawab akan tugasnya antara lain,
piket, tugas dari guru, dan tugas yang sudah
diamanahkan kepadanya terkait dengan tanggung
jawab di kelas sebagai pengurus kelas serta
menerima konsekuensi dari perbuatannya. Masih
terdapat siswa yang belum menanamkan tanggung
jawab, misalnya mengerjakan PR di kelas.
Siswa bertanggung jawab dalam
pelaksanaan tugasnya dan
konsekuensi dari perbuatannya berupa
sanksi.
Ada gambar siswa
menerima
konsekuensi
perbuatannya dan
siswa yang tidak
melaksanakan
tanggung jawabnya.
Siswa dibiasakan bertanggung jawab dalam
pelaksanaan tugasnya dan konsekuensi dari
perbuatannya berupa sanksi.
Luar
sekola
h
Ekstrakulikuler
wajib
Ekstrakulikuler wajib yang dilaksanakan di SD
Negeri 1 Bantul yaitu TPA bagi siswa muslim dan
ekstra Bahasa Inggris. Ekstra dilaksanakan oleh
siswa seluruh kelas kecuali kelas VI. Ekstra Bahasa
Inggris dilaksanakan pada hari senin, hanya saja
berbeda-beda waktunya. Ekstra TPA dilaksanakan
oleh siswa sesuai jadwal masing-masing kelas.
Ekstrakulikuler wajib dilaksanakan
untuk siswa kelas I sampai V yaitu
Bahasa Inggris, TPA, dan les baca
tulis untuk kelas I.
Ada gambar siswa
melaksanakan
ekstrakulikuler
wajib.
Ekstrakulikuler wajib dilaksanakan untuk
siswa kelas I sampai V, yaitu Bahasa
Inggris, TPA untuk siswa muslim, dan baca
tulis untuk siswa kelas I yang belum lancar.
Ekstrakulikuler
opsional
SD Negeri 1 Bantul memfasilitasi siswa dengan
berbagai ekstrakulikuler pilihan, antara lain: karate,
tari, piano, drum band, melukis, renang, dan OSN.
Semua ekstra tersebut mendukung dalam proses
implementasi karakter disiplin dan tanggung jawab.
Ekstrakulikuler pilihan yang
dilaksanakan yaitu drum band, tari,
piano, presenter, OSN, dan renang.
Ada gambar siswa
melaksanakan
ekstrakulikuler
pilihan.
Ekstrakulikuler pilihan dilaksanakan untuk
siswa kelas I sampai V yaitu karate, tari,
piano, drum band, melukis, renang, OSN,
dan presenter.
Kegiatan bersama Tidak dapat dilihat dengan observasi. Kegiatan sekolah yang dilaksanakan Ada gambar Kegiatan sekolah yang dilaksanakan secara
195
wali sekolah bersama wali siswa yaitu
pengajian setiap tiga bulan.
undangan untuk wali
siswa.
rutin bersama wali yaitu pengajian.
Keberhasilan
implementasi
Tidak dapat dilihat dengan observasi. Keberhasilan implementasi sudah
mencapai 90%, hanya saja masih
terdapat siswa yang perlu bimbingan
dari guru.
Ada rekaman
wawancara dari
semua nara sumber.
Keberhasilan implementasi sudah mencapai
90%, masih terdapat siswa yang perlu
bimbingan guru.
Cara mengevaluasi Tidak dapat dilihat dengan observasi. Evaluasi secara keseluruhan
dilaksanakan saat rapat untuk
memecahkan masalah bersama, dan
melibatkan wali siswa bila
dibutuhkan. Evaluasi di dalam
pembelajaran melalui penilaian sikap
oleh masing-masing guru.
Ada wawancara dari
kepala sekolah,
guru, dan tenaga
kependidikan.
Evaluasi secara keseluruhan dilaksanakan
saat rapat untuk memecahkan masalah
bersama, dan melibatkan wali siswa bila
dibutuhkan. Evaluasi di dalam
pembelajaran melalui penilaian sikap oleh
masing-masing guru.
Pelaporan kepada
wali siswa
Tidak dapat dilihat dengan observasi. Sekolah selalu melaporkan kegiatan
ataupun hal-hal di sekolah yang
sekiranya perlu diketahui wali siswa.
Ada rekaman
wawancara kepala
sekolah, guru,
tenaga
kependidikan, dan
wali siswa.
Sekolah selalu melaporkan kegiatan
ataupun hal-hal di sekolah yang sekiranya
perlu diketahui wali siswa.
Komitmen warga
sekolah
Tidak dapat dilihat dengan observasi. Warga sekolah berkomitmen untuk
keberhasilan implementasi pendidikan
karakter disiplin dan tanggung jawab.
Ada rekaman
wawancara dari
semua nara sumber.
Warga sekolah berkomitmen untuk
keberhasilan implementasi pendidikan
karakter disiplin dan tanggung jawab.
Kendala Tidak dapat dilihat dengan observasi. Kendala yang ditemui guru kelas yaitu
siswa dengan karakter yang beragam
dan pola asuh yang beragam pula.
Ada rekaman
wawancara kepala
sekolah dan guru.
Kendala yang ditemui guru kelas yaitu
siswa dengan karakter yang beragam dan
pola asuh yang beragam pula.
Upaya mengatasi Tidak dapat dilihat dengan observasi. Untuk menghadapi kendala guru
senantiasa mengingatkan siswa dan
mendiskusikan permasalahan bersama
wali.
Ada rekaman
wawancara kepala
sekolah dan guru.
Untuk menghadapi kendala guru senantiasa
mengingatkan siswa dan mendiskusikan
permasalahan bersama wali.
Dukungan Tidak dapat dilihat dengan observasi. Dukungan yang diperoleh sekolah
yaitu dari wali siswa, masyarakat
sekitar, dewan sekolah, dinas,
kemendikbud, dan BPOM.
Ada rekaman
wawancara kepala
sekolah, dan guru.
Dukungan yang diperoleh sekolah yaitu
dari wali siswa, masyarakat sekitar, dewan
sekolah, dinas, kemendikbud, dan BPOM.
196
Lampiran 18.
Dokumentasi Penelitian
Gambar 38. Literasi
Gambar 39. Pelaporan dana BOS
Gambar 40. Sg menyita petasan Ed
Gambar 41. Siswa melepas sepatu saat masuk kelas
Gambar 42. Evaluasi presensi kepala sekolah
197
Gambar 43. Evaluasi presensi guru Ym
Gambar 44. Evaluasi presensi guru Et
198
Lampiran 19
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SD 1 Bantul Kelas/Semester : 1/2 Tema : 7. Benda, hewan, dan tanaman disekitarku Subtema : 4. Tanaman di sekitarku Pembelajaran ke- : 6 Alokasi Waktu : 1 Hari
A. Kompetensi Inti (KI): 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, dan guru 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan
bertanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar 3.1 Mengenal teks deskriptif tentang anggota tubuh dan panca indera, wujud dan sifat benda, serta
peristiwa siang dan malam dengan bantuan guru atau teman dalam Bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosa kata bahasa daerah untuk membantu pemahaman.
4.1 Mengamati dan menirukan teks deskriptif tentang anggota tubuh dan panca indera, wujud dan sifat benda, serta siang dan malam secara mandiri dalam Bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian.
Indikator 3.1.1 Menulis teks deskriptif sebagai rangkuman materi tentang tanaman 3.3.1 Membuat peta informasi/peta pikiran tentang tanaman 4.1.2 membuat cerita bergambar tentang mematuhi aturan dalam bermain PJOK Kompetensi Dasar 3.3 Mengetahui konsep gerak dasar urutan manipulatif sesuai dengan dimensi anggota tubuh yang
digunakan, arah, ruang, gerak, hubungan dan usaha, dalam berbagai bentuk permainan sederhana dan atau permainan tradisional.
4.3 Mempraktikkan pola gerak dasar manipulatif yang dilandasi konsep gerak dalam berbagai bentuk permainan sederhana dan atau permainan tradisional.
Indikator 3.3.1 Menyebutkan salah satu contoh permainan tradisional. 4.3.2 Mempraktikkan permainan lompat bambu. PPKn Kompetensi Dasar 3.2 Mengenal tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah. 4.2 Melaksanakan tata tertib di rumah dan sekolah. Indikator 3.2.1 Menjelaskan pentingnya aturan permainan lompat bambu. 3.2.2 Menjelaskan akibat yang akan timbul jika tidak mematuhi aturan. 4.2.3 Mempraktikkan aturan saat bermain lompat bambu.
C. Tujuan Pembelajaran 1. Dengan mendengarkan instruksi, siswa mampu menuliskan teks deskriptif mengenai rangkuman
materi tentang tanaman dengan benar. 2. Dengan berdiskusi, siswa mampu menuliskan peta pikiran sesuai teks dengan benar.
199
3. Dengan berdiskusi, siswa dapat menuliskan cerita bergambar mengenai akibat yang timbul jika tidak mematuhi aturan dengan benar.
4. Dengan mendengar penjelasan dari guru, siswa dapat menyebutkan salah satu permainan tradisional darat dengan benar.
5. Dengan melihati contoh, siswa dapat mempraktikkan permainan lompat bambu dengan benar. 6. Dengan membaca teks, siswa dapat menjelaskan pentingnya mematuhi aturan permainan lompat
bambu dengan lancar. 7. Dengan berdiskusi, siswa dapat menjelaskan akibat yang akan timbul jika tidak mematuhi aturan
dengan benar. 8. Dengan mendengarkan penjelasan dari guru, siswa mampu mempraktikkan aturan saat bermain
lompat bambu dengan benar. D. Materi Pembelajaran
1. Mengurutkan maju bilangan 61-80 2. Mengurutkan bilangan
E. Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : Saintifik 2. Metode : demonstrasi, tanya jawab, diskusi
F. Media, Alat dan Sumber Belajar 1. Media : buku siswa, dua potong bambu ukuran 2 meter, kertas karton, pensil
warna/spidol untuk menghias 2. Alat : pensil warna, krayon/kapur/gunting 3. Sumber Belajar :
a. Buku Siswa Tema 7 “Benda, Hewan dan Tanaman di Sekitarku” Tematik Terpadu Kurikulum 2013 untuk SD/MI Kelas I. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014. Hal 74-79.
b. Buku Guru Tema 7 “Benda, Hewan dan Tanaman di Sekitarku” Tematik Terpadu Kurikulum 2013 untuk SD/MI Kelas I. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014. Hal 74-79.
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam, menyapa, dan menanyakan bagaimana perasaan siswa (peduli) 2. Guru bersama siswa berdoa bersama 3. Guru mengkomunikasikan kehadiran anak-anak. (disiplin). 4. Guru mengulas materi sebelumnya. 5. Guru menyampaikan garis besar tema, tujuan pembelajaran, kegiatan yang akan
dilaksanakan. 6. Guru mengajak siswa bernyanyi “Menanam Jagung” 7. Guru memberikan motivasi pada peserta didik agar bersemangat mengikuti pelajaran
dengan apa mereka sarapan.
15 menit
Kegiatan Inti
1. Siswa melakukan pemanasan dengan perenggangan. 2. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai permainan tradisional “lompat
bamboo” yang berasal dari daerah Sulawesi. 3. Dua orang siswa diminta untuk memegang bambu dengan posisi duduk. 4. Siswa lain diminta untuk melompta di antara bambu tersebut. 5. Siswa dapat memainkan permainan secara berkelompok dengan variasi irama atau ketukan
pada bambu. 6. Siswa diminta menyebutkan beberpa aturan yang harus ditaati dalam bermai lompat bambu. 7. Siswa berdiskusi dan kemudian menuliskan manfaat pentingnya aturan dalam permainan
dan akibat yang ditimbulkan jika tidak patuh pada aturan 8. Siswa mendengarkan penjelasan guru bahwa mematuhi aturan adalah salah satu sikap
terpuji untuk melatih disiplin dan tanggung jawab. 9. Siswa membuat cerita bergambar tentang anak yang mematuhi dan yang tidak mematuhi
aturan. 10. Guru menyiapkan kartu-kartu yang berisi nama bagian-bagian dari tanaman, serta apa saja
yang dibutuhkan dan dihasilkan oleh tanaman.
110 menit
200
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
11. Guru menggambar diagram di papan tulis tentang bagian-bagian tanaman, serta apa saja yang dibutuhkan, dan dihasilkan oleh tanaman.
12. Siswa menempelkan kartu-kartu kata pada kolom yang paling sesuai (bila sambil bermain kompetisi memasangkan kartu kata)
13. Siswa mempraktikkan contoh bagan peta pikiran seperti yang terdapat pada buku siswa. 14. Siswa diarahkan untuk membuat dan melengkapi bagan di kertas karton/selembar kertas
dengan tulisan yang indah dan rapi.
Kegiatan Akhir
1. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran. 2. Guru mengingatkan siswa untuk menggosok gigi setiap hari 2 kali. 3. Guru melakukan refleksi kepada siswa. 4. Siswa memajang hasil karyanya pada papan portofolio. 5. Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan besok. 6. Siswa bersama guru berdoa bersama. 7. Guru memberi salam dan berjabat tangan dengan siswa.
15 Menit
Kegiatan bersama orang tua: 1. Orang tua mengingatkan dan mengisi lembar pengamatan kegiatan mencuci tangan, menggosok
gigi, dan mandi. H. Penilaian
1. Penilaian proses
2. Penilaian hasil belajar a. Menggunakan instrumen penilaian hasil belajar dengan tes tertulis serta observasi kinerja siswa. b. Teknik, jenis, bentuk
Teknik : tes dan non tes Jenis : tes tertulis Bentuk : uraian
3. Penilaian sikap: Displin, Percaya Diri, Bekerja sama a. Pengamatan sikap dengan menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran sejak dari kegiatan awal sampai akhir. b. Jurnal: Catatan guru selama kegiatan berlangsung terkait dengan keterampilan bekerja dalam
kelompok, kemampuan berkomunikasi selama kegiatan berlangsung. Teknik : penilaian non tes Jenis : non tertulis Bentuk : pengamatan
4. Penilaian Pengetahuan: mengamati sebagian tanaman dapat hidup di darat dan sebagian hidup di air. Teknik : tes dan non tes Jenis : tertulis dan lisan Bentuk : mencentang, isian, dan tanya jawab
5. Penilaian Ketrampilan: membedakan tanaman yang hidup di darat dan hidup di air. Teknik : tes dan non tes Jenis : pengamatan dan tertulis Bentuk : praktik, mengamati tanaman
201
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SD 1 Bantul Kelas/Semester : 1/2 Tema : 7. Benda, hewan, dan tanaman disekitarku Subtema : 4. Bentuk, Warna, Ukuran, dan Permukaan Benda Pembelajaran ke- : 5 Alokasi Waktu : 1 Hari Hari/tanggal : Sabtu, 23 April 2016
A. Kompetensi Inti (KI):
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, dan guru 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan
bertanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Matematika Kompetensi Dasar 3.2 Mengenal bilangan asli sampai 99 dengan menggunakan benda-benda yang ada di sekitar rumah,
sekolah, atau tempat bermain 4.2 Menggunakan benda konkrit untuk menelusuri pecahan dan jumlah uang Indikator 3.2.1 Menyebutkan nilai uang 4.2.1 Menyelesaikan soal cerita penjumlahan tentang uang 4.2.1 Menyelesaikan soal cerita pengurangan tentang uang Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar 3.1 Mengenal teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman. 4.1 Mengamati dan menirukan teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian Indikator 3.1.1 Menyebutkan perbedaan tekstur benda berdasarkan teks yang dibaca. 4.1.1 Mengelompokkan benda berdasarkan permukaan sesuai teks yang dibaca
C. Tujuan Pembelajaran 1. Dengan merasakan, siswa dapat menentukan tekstur benda dengan benar. 2. Dengan mengamati contoh, siswa dapat mengelompokkan benda di kelas berdasarkan tekstur
dengan benar. 3. Dengan mendengar penjelasan guru, siswa dapat menjelaskan nilai uang dengan benar. 4. Dengan mengamati contoh, siswa dapat menyelesaikan soal cerita penjumlahan tentang uang
dengan benar. 5. Dengan mengamati contoh, siswa dapat menyelesaikan soal cerita pengurangan tentang uang
dengan benar. D. Materi Pembelajaran
1. Nilai uang 2. Penjumlahan dan pengurangan. 3. Tekstur benda
E. Metode Pembelajaran
202
1. Metode : Ceramah, Penugasan, Tanya jawab, kerja kelompok 2. Pendekatan : Saintifik ( mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan
) F. Media, Alat dan Sumber Belajar
1. Media : 2. Alat : Lembar kerja siswa, Benda yang memiliki permukaan halus dan kasar, Kain
untuk menutup mata, mainan buatan siswa 3. Sumber Belajar : Buku Guru dan Buku Siswa, lingkungan dalam kelas
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan 1. Mengawali kegiatan pembelajaran dengan salam, mengucapkan selamat datang, dan menyapa peserta didik dengan menanyakan kabar mereka.
2. Melakukan komunikasi tentang kehadiran peserta didik. 3. Menyampaikan secara garis besar tema, subtema, tujuan
pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan dengan bahasa yang sederhana dan dapat dipahami oleh peserta didik.
4. Memberi motivasi kepada peserta didik agar semangat dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan.
5. Guru bertanya kepada siswa tentang mainan yang ada pada saat taman kanak-kanak.
15 menit
Kegiatan Inti 1. Siswa mengamati gambar yang ada pada buku. Siswa menjawab pertanyaan guru mengenai penyebab tokoh dalam gambar dapat meluncur dengan mudah. Tanyakan pada siswa, pernahkah mereka bermain seluncur menggunakan papan kayu atau bahan lainnya? Apa yang terjadi? 2. Saat kita bermain seluncur pada papan yang berbahan logam, kita dapat meluncur dengan cepat. Hal ini dikarenakan permukaan logam tersebut sangat halus dan licin. Tapi, kayu memiliki permukaan yang lebih kasar dari logam sehingga kita tidak dapat meluncur dengan cepat. 3. Siswa diminta untuk mengamati gambar lainnya pada buku. Ada tokoh yang menangis karena kesakitan. Saat bermain, tokoh tersebut berlari-lari dan terjatuh. Permukaan jalan yang kasar melukai kakinya hingga berdarah. 4. Siswa mendengarkan penjelasan guru bahwa benda memiliki permukaan yang berbeda. Ada benda yang memiliki permukaan halus dan kasar. 5. Ajak siswa bermain tebak-tebakan benda. 6. Siapkan barang-barang yang akan ditebak, dan simpan dalam satu kardus. Siapkan pula kain penutup mata. Jangan biarkan kardus tempat benda terbuka, karena akan digunakan untuk menebak. 7. Minta perwakilan siswa maju, lalu tutup matanya. Ambil satu benda, lalu minta siswa tersebut meraba dan menebak bagaimana permukaannya? Halus atau kasar? 8. Lakukan dengan beberapa siswa lainnya. 9. Siswa diingatkan kembali mengenai mainan hasil karyanya dan materi uang yang sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya. 10. Siswa menjawab pertanyaan guru mengenai permukaan mainannya. Bagian mana saja yang permukaannya halus dan kasar. 11. Minta mereka menentukan harga mainan masing-masing. 12. Siswa diminta membuat kelompok. Setiap kelompok akan berlatih kegiatan jual beli. Ada siswa yang bertugas sebagai pedagang dan ada siswa yang bertugas sebagai pembeli.
150 menit
203
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Kumpulkan jadi satu semua mainan pada setiap kelompok. Mainan tersebut yang akan digunakan pada permainan jual beli. 13. Sebelumnya siswa mendengarkan kembali penjelasan guru tentang penjumlahan bersusun ke bawah. Juga mengingatkan kembali mengenai nilai tempat bilangan. 14. Minta siswa menentukan uang yang harus dibayarkan saat ingin membeli barang tersebut.
15. Kegiatan diakhiri dengan mengerjakan latihan
Kegiatan Akhir 1. Guru mengajak siswa untuk mengulas kembali tentang pelajaran yang telah mereka pelajari hari itu dan memberikan lembar kerja sebagai hasil akhir penilaian selama pembelajaran
2. Guru memberikan tugas rumah untuk siswa 3. Guru memberikan motivasi pada siswa supaya siswa tetap rajin
belajar 4. Mengajak semua peserta didik berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran) 5. Mengamati sikap peserta didik dalam berdo’a (sikap duduknya, cara
membacanya, cara melafalkannya dsb)
15 Menit
H. Penilaian 1. Jenis/Teknik Penilaian
1. Penilaian Sikap : Displin, Percaya Diri, Bekerja sama
2. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis mengerjakan latihan soal matematika
3. Penilaian Ketrampilan : Unjuk kerja Membandingkan Permukaan Benda Lembar
Lembar Pengetahuan Amati harga mainan pada halaman sebelumnya. Selesaikan soal ceita di bawah ini!
1. Edo memiliki uang Rp500 Apa mainan yang bisa Edo beli? ………………………………………………………………………………………..
2. Dayu membeli sebuah boneka dan sebuah bola. Berapa uang yang harus dikeluarkan oleh Dayu? ………………………………………………………………………………………..
3. Lani membeli sebuah robotan. Berapa uang yang harus dikeluarkan Lani? ………………………………………………………………………………………..
4. Siti memiliki uang sebanyak Rp2000. Lalu Siti membeli boneka. Berapa sisa uang siti sekarang? ……………………………………………………………………………………….
5. Beni memiliki uang sebanyak Rp2000. Beni membeli sebuah mobil-mobilan kecil. Berapa sisa uang Beni sekarang? ……………………………………………………………………………………....
Lembar Penilaian Sikap Pengamatan sikap
No Nama Percaya diri Disiplin Bekerja sama
BT MT MB SM BT MT MB SM BT MT MB SM
1. Udin
2. Lani
3. Siti
4. ….
Lembar Keterampilan
204
Observasi (pengamatan lengkap) membandingkan permukaan benda
No. Kriteria Terlihat (v) Belum terlihat (v)
1. Kemampuan menyebutkan contoh benda yang memiliki permukaan kasar
2. Kemampuan menyebutkan contoh benda yang memiliki permukaan halus
3. Kemampuan mengelompokkan benda berdasarkan permukaannya
Pengayaan Memberikan kegiatan kegiatan pengayaan bagi peserta didik yang melebihi target pencapaian kompetensi.
205
Lampiran 20.
SURAT-SURAT PENELITIAN
206
207