IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4...

82
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh Siti Zukhaeriyah 106011000183 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431/2010

Transcript of IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4...

Page 1: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

1

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4

KOTA TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi

persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh

Siti Zukhaeriyah

106011000183

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431/2010

Page 2: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

iii

ABSTRAK

Nama : Siti Zukhaeriyah

Nim : 106011000183

Judul Skripsi : “Implementasi Pendidikan Agama Islam Di SMPN 4 Kota

Tangerang Selatan”

Dalam meningkatkan kualitas peserta didik yang religius sesuai dengan

nilai-nilai etika Islam, pemberian pendidikan agama Islam sangat mutlak

diperlukan demi terwujudnya peserta didik yang beriman, bertakwa, serta

berakhlak mulia. Namun, untuk membentuk peserta didik yang beriman,

bertakwa, serta berakhlak mulia, Dan hal ini dapat dicapai oleh sekolah meskipun

hanya dengan alokasi 2 jam pelajaran perminggu, asalkan pelaksanakan PAI di

sekolah dapat diupayakan oleh guru agama secara efektif dan efisiaen sesuai

dengan tuntutan kurikulum yang berlaku, selain itu, Pendidikan Agama Islam

perlu dijadikan core pengembangan pendidikan di sekolah, yang dalam

implementasinya diperlukan kerjasama yang harmonis dan interaktif di antara

para warga sekolah dan para guru dan tenaga kependidikan yang ada didalamnya.

Walaupun pendidikan agama telah ditetapkan dalam Undang-Undang,

namun, bukan jaminan diserapnya pelajaran agama, apabila sistim dan

penyajiannya tidak sesuai dan tidak terdapat kondisi dan suasana yang membantu

terlaksananya pendidikan agama di sekolah umum.

Setelah diteliti, ternyata SMPN 4 Kota Tangerang Selatan adalah salah satu

sekolah umum yang mampu mengimplementasikan pendidikan agama Islam,

salah satunya dengan cara menciptakan lingkungan sekolah bernuansa islami,

yang diisi dengan kegiatan-kegiatan keagamaan. Sehingga pelajaran agama yang

telah diajarkan dapat direalisasikan oleh peserta didik. Penelitian mengenai

implentasi pendidikan agama Islam ini menggunakan pendekatan kualitatif

dengan menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu suatu metode yang tingkat

pekerjaannya mencakup cara-cara menghimpun data, menyusun data, mengolah

data dan menyajikan data agar dapat memberikan gambaran yang teratur, ringkas

dan jelas mengenai Implementasi Pendidikan Agama Islam di SMPN 4 Kota

Tangerang Selatan.

Selain mempunyai kurikulum inti, SMPN 4 Kota Tangerang Selatan juga

mempunyai kebijakan dalam mengimplementasikan pendidikan agama Islam,

melalui kegiatan keagamaan di Sekolah. Implementasikan Pendidikan Agama

Islam dapat diketahui dari kegiatan-kegiatn keagamaan yang dapat

mengembangkan spiritual siswa misalnya dibiasakannya siswa mengucapkan

salam ketika bertemu dengan guru maupun sesama teman, dibiasakannya siswa

senang membaca Al-Qur’an dengan cara diadakannya kegiatan tadarus Al-Qur’an

sekaligus memberikan pencerahan sebelum dimulainnya proses belajar mengajar

di kelas, dan siswa senantiasa didekatkan dengan nama, istilah dan ilustrasi yang

bernafaskan Islam.

Page 3: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

iv

KATA PENGANTAR

بسم اهلل الرحمن الرحيم

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta

alam yang maha pengasih dan penyayang, yang telah memberikan nikmat kepada

hambanya. Berkat rahmat, taufik, dan inayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad

SAW, keluarga, dan para sahabatnya, dan semoga sampai kepada umatnya yang

senantiasa mengikuti ajarannya hingga akhir zaman.

Karya tulis yang berjudul “Implementasi Pendidikan Agama Islam di SMPN

4 Kota Tangerang Selatan”, merupakan skripsi yang diajukan kepada Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan agama Islam (S.Pd.I).

Dalam menyusun skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini

masih sangat jauh dari kesempurnaan, meskipun waktu, tenaga, dan biaya telah

diupayakan dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis miliki demi

terselesaikannya skripsi ini. Namun, kiranya penelitian yang tertuang dalam

skripsi ini dapat memberi manfaat bagi penulis khususnya, dan bagi para pembaca

umumnya.

Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan

dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa

terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Ilmu Terbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam FITK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Nurlena Rifai, M.A.Ph.D, selaku Dosen Pembimbing skripsi, terima

kasih atas segala waktu, tenaga, ilmu, kesabaran, dan keikhlasannya

dalam memberikan ilmu serta bimbingan dan arahan kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi.

Page 4: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

v

4. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmunya selama penulis

mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang diberikan dapat bermanfaat

bagi kami semua.

5. Kepala SMPN 4 Kota Tangerang Selatan, yang telah mengizinkan

penulis untuk mengadakan penelitian di lembaga tersebut. Serta para guru

yang telah banyak membantu penulis.

6. Pimpinan Perpustakaan Utama, Perpustakaan FITK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang dalam penulisan skripsi ini memberikan andil

besar dalam hal penyediaan bahan pustaka dan sumber-sumber bacaan

untuk kelancaran penulisan skripsi ini.

7. Orang Tua tercinta, Bpk Yusuf dan Ibu Enung dengan segala perhatian,

bimbingan, dorongan dan cinta kasih sayangnya dalam mendidik dan

mengasuh penulis sehingga dapat menempuh jenjang pendidikan Dasar

sampai Perguruan Tinggi dengan baik. Semoga segala jasa dan upaya

yang telah diberikan menjadi amal shaleh dan diterima di sisi Allah SWT,

amin.

8. Saudara-saudaraku tercinta, AA, Mba, Hatim, Fadhil, dan putri, terima

kasih atas segala do’a dan semangatnya.

9. Sahabat terdekat Leni Widia yang selalu menghiasi hari-hari penulis

dengan kebersamaan, keceriaan dan kebahagiaan yang begitu besar.

Semoga ukhuwah kita tetap terjaga dan dirahmati oleh Allah Swt.,

10. Teman-teman mahasiswa FITK angkatan 2006 khususnya mahasiswa

PAI kelas E yang telah memberikan semangat, dukungan, serta

menghiasi dengan kebersamaan, semoga persaudaraan kita tetap terjaga.

Page 5: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

vi

Ahkirnya penulis hanya berdo’a semoga bantuan mereka semua menjadi

amal ibadah yang mendapat balasan dari Allah SWT. Setelah penulis

berusaha dan berdo’a, penulis juga berharap semoga skripsi ini bermanfaat

bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin.

Jakarta, 18 November 2010

Penulis

Page 6: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAAHAN DOSEN PEMBIMBING ............................... i

LEMBAR PENGESAAHAN PANITIA UJIAN ........................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. iii

ABSTRAK ........................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ...................................................................................... v

DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

BAB I : PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................. 6

C. Pembatasan Masalah ................................................................ 6

D. Perumusan Masalah ................................................................. 6

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian. ............................... 7

BAB II: KAJIAN TEORITIS .............. ..................................................... 8

A. Pengertian Pendidikan Agama Islam ....................................... 8

B. Tujuan Pendidikan Agama Islam ............................................. 11

C. Fungsi Pendidikan Agama Islam ............................................ 12

D. Ruang Lingkup Pendidikam Agama Islam .............................. 15

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 17

A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................. 17

B. Metode Penelitian .................................................................... 17

C. Populasi dan Sampel ................................................................ 18

D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 18

E. Teknik Pengolahan Data .......................................................... 19

F. Teknis Analisis Data ................................................................ 21

BAB IV: HASIL PENELITIAN ................................................................. 24

A. Sejarah Singkat SMPN 4 Kota Tangerang Selatan .................. 24

B. Visi dan Misi ............................................................................ 25

C. Struktur Organisasi .................................................................. 26

D. Sumber Daya Manusia .............................................................. 27

Page 7: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

viii

E. Implementasi Pendidikan Agama Islam di SMPN 4 Kota

Tangerang Selatan .................................................................... 27

F. Deskripsi dan Analisis Data Tentang Aplikasi Pendidikan

di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan ........................................ 42

BAB V: PENUTUP ..................................................................................... 69

A. Kesimpulan .............................................................................. 69

B. Saran ......................................................................................... 70

Daftar Pustaka

Lampiran-lampiran

Page 8: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan secara umum merupakan suatu proses pengubahan sikap dan

tingkah laku seseorang atau sekelompok orang (siswa) dalam usaha

mendewasakan peserta didik, melalui upaya pengajaran dan pelatihan, serta

proses, perbuatan, dan cara-cara mendidik,1 sedangkan pendidikan agama

didefinisikan sebagai usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam

membantu siswa agar mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam.2

Pendidikan Islam dalam berbagai tingkatannya mempunyai kedudukan

yang penting dalam sistem pendidikan nasional sesuai dengan undang-undang

No. 2 tahun 1989 tentang Sisdiknas, yaitu bahwa isi kurikulum kependidikan

setiap jenis, jalur, jenjang pendidikan wajib memuat antara lain pendidikan

agama. Dalam undang-undang ini posisi pendidikan agama Islam sebagai sub

sistem pendidikan nasional menjadi semakin mantap. Pendidikan agama Islam

pada sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi umum menjadi bagian integral

dari pendidikan Nasional.3

1 Syamsul Nizar, Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama,

2001), h. 6

2 Muhammad Kholid Fathoni, Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional (Paradigma Baru),

(Jakarta: Departemen Agama RI, 2005), h. 39

3 Azyumardi Azra, Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), cet ke-1, h. 56-57

Page 9: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

2

Undang-Undang Sisdiknas telah memberikan keseimbangan antara iman,

ilmu dengan amal shaleh, hal ini tergambar dalam fungsi dan tujuan

pendidikan nasional, yaitu bahwa pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk mengembangkan potensi peseta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.4

Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah-sekolah berbeda dengan

yang dilaksanakan di madrasah. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada alokasi

waktu/jumlah jam pelajaran dan materi kurikulum bahan pelajaran Pendidikan

Agama Islam yang diberikan pada kedua lembaga pendidikan.

Adanya perbedaan pelaksanaan pendidikan agama Islam di kedua lembaga

tersebut adalah wajar mengingat adanya perbedaan segi status dan kedudukan

kedua lembaga pendidikan tersebut. Yaitu:5

a. Menurut Undang-Undang Sisdiknas Nomor 2 Tahun 1989, sekolah umum

adalah jenis lembaga pendidikan umum yang mengutamakan perluasan

pengetahuan dan keterampilan peserta didik, sedangkan madrasah adalah

lembaga pendidikan jenis pendidikan keagamaan yang bertujuan

mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peran yang

menuntut penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran agama yang

bersangkutan

b. Kedudukan Pendidikan Agama Islam di sekolah umum hanya merupakan

salah satu program atau mata pelajaran yang kedudukannya sama dengan

bidang mata pelajran lain, sedangkan bagi madrasah pendidikan agama

Islam itu bukan hanya sebagai mata pelajaran tetapi juga merupakan ciri

khas kelembagaan madrasah sebagai lembaga pendidikan agama Islam.

4 Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-undang

SISDIKNAS, (Jakarta : Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam,

2003), h.7

5 Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1999), h. 79

Page 10: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

3

Oleh karena itu wajar apabila alokasi waktu Pendidikan Agama di

madrasah lebih banyak dari pada alokasi waktu Pendidikan Agama Islam di

sekolah umum. Karena Pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah

umum bertujuan untuk cukup akan menjadi orang yang beragama yang taat

atau orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak

mulia. Dan hal ini dapat dicapai oleh sekolah meskipun hanya dengan alokasi

2 jam pelajaran perminggu, asalkan pelaksanakan PAI di sekolah dapat

diupayakan oleh guru agama secara efektif dan efisiaen sesuai dengan tuntutan

kurikulum yang berlaku.6

Untuk mewujudkan suatu tujuan dalam pendidikan diperlukan suatu

komponen yaitu kurikulum, kurikulum merupakan suatu komponen yang

memiliki peranan penting dalam sistem pendidikan, sebab dalam kurikulum

bukan hanya dirumuskan tentang tujuan yang harus dicapai, akan tetapi juga

memberikan pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki

setiap siswa. Oleh karena itu, fungsi dan peran kurikulum sangat penting dan

setiap pengembangan kurikulum pada jenjang manapun harus didasarkan pada

asas-asas tertentu.

Pendidikan agama pada lembaga-lembaga pendidikan umum bukan suatu

yang harus dipersoalkan lagi di Negara Indonesia. Namun, yang menjadi

masalah terpenting yaitu, menyangkut kurikulum dan metodologi. Sejumlah

pemikir perlu terus mengembangkan agar materi kurikulum pendidikan agama

senantiasa merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah secara

keseluruhan, dan metode belajar-mengajar untuk pendidikan agama juga perlu

terus dikembangkan agar agama dapat ditampilkan kepada anak-anak dalam

wajah yang lebih menarik dan lebih relevan dengan kebutuhan hidup riil

masyarakat. 7

Pemberian pendidikan agama di sekolah-sekolah umum walaupun sudah

ditetapkan oleh GBHN, namun bukan jaminan diserapnya pelajaran-pelajaran

6 Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, …, h. 80

7 Islam dan Pendidikan Nasional, (Jakarta: Lembaga Penelitian IAIN, 1983), h.18-19

Page 11: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

4

agama, apabila sistem dan cara penyajiannya tidak sesuai dan tidak terdapat

kondisi dan suasana yang membantu terlaksananya pendidikan agama.8

Dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia (terutama umat Islam),

agar mampu menghadapi tantangan millennium ketiga secara professional

adalah merekonstruksi sistem pendidikan yang lebih adaptik, fleksibel, dan

sesuai dengan perkembangan kemampuan peserta didik, yang diwarnai

dengan nilai-nilai ruh Islami sebagai nilai kontrol yang ampuh bagi manusia

dalam melaksanakan seluruh aktivitasnya. Orientasi konstruksi tersebut

menekankan pada upaya pengembangan dan pembinaan sensibilitas potensi

siswa secara optimal. Dengan proses ini, diharapkan mampu menampilkan

suatu sikap dan prilaku siswa yang ummatik-religius sesuai dengan nilai-nilai

etika Islam.9

Kehadiran pendidikan umum bernuansa agama, atau pendidikan

keagamaan yang mampu merespon tuntutan zaman, walaupun dijual dengan

biaya pendidikan yang mahal akan menjadi ideal.10

Pendidikan agama tidaklah

dapat dipisahkan dari kehidupan pendidikan di Indonesia, keterbukaan dan

daya adaptabilitas sosial dituntut sama pentingnya baik pada pendidikan

agama maupun pendidikan umum.11

Pendidikan agama telah diajarkan di sekolah-sekolah umum namun tidak

semua masalah-masalah pendidikan di sekolah dapat diselesaikan sendiri oleh

sekolah, semua ini sangat memerlukan bantuan keluarga atau orang tua siswa

untuk melanjutkan proses pendidikan yang telah diperoleh dari sekolah.

Pengaruh timbal balik antara sekolah dan keluarga ini diwujudkan

melalui kerjasama yang erat antara keduanya guna kepentingan pendidikan

anak. Pendidikan anak dalam keluarga jauh berbeda dengan pendidikan bagi

anak yang dilaksanakan di sekolah, pelaksanaan pendidikan agama di sekolah

dilakukan secara formal. Oleh karena itu, agar anak dapat berhasil dididik di

8 Almsjah Ratu Perwiranegara, Pembinaan Pendidikan Agama, (Jakarta: Departemen Agama

R.I, 1982), h. 60-61

9 Syamsul Nizar, Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam, …, h. 161

10

Muhammad Kholid Fathoni, Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional (Paradigma

Baru), …, h. 155

11

Alamsjah Ratu Perwiranegara, Pembinaan Pendidikan Agama, …, h. 35

Page 12: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

5

sekolah diperlukan kerjasama yang baik dari pihak orang tua dan dari pihak

sekolah. Adanya kerjasama yang baik antara pihak sekolah dan orang tua

sangat menguntungkan perkembangan anak didik, karena segala kesulitan dan

kekurangan dalam proses pendidikan di sekolah dapat segera diatasi bersama

oleh pihak guru bekerjasama dengan pihak orang tua.12

Rumah keluarga muslim adalah benteng utama tempat anak-anak

dibesarkan melalui pendidikan Islam. Yang dimaksud keluarga muslim adalah

keluarga yang mendasarkan aktivitasnya pada pembentukan keluarga sesuai

dengan syariat Islam. Dengan demikian, anak dapat tumbuh dan dibesarkan di

dalam rumah yang dibangun dengan dasar ketakwaan kepada Allah, ketaatan

kepada syariat Allah, dan keinginan menegakkan syariat Allah, dengan sangat

mudah siswa dapat meniru kebiasaan orang tua dan akhirnya terbiasa untuk

hidup islami.13

Berdasarkan pengalaman peneliti ternyata bukan hanya sekolah

keagamaan saja yang dapat mengimplementasikan pendidikan Agama Islam

dengan cara menciptakan suasana religius tetapi sekolah umum pun mampu

menciptakan suasana religius dilingkungan sekolahnya, dimana para siswa

dan siswi mempunyai sifat yang santun, salah satunya yaitu mengucapkan

salam “assalamu’alaikum” ketika bertemu dengan guru. Dengan demikian

terciptalah keakraban antara siswa dan guru.

Suasana religius lainnya adalah, ketika waktu shalat zuhur telah tiba

kegiatan belajar-mengajar pun dihentikan dan seluruh siswa melaksanakan

shalat zuhur berjama’ah dengan bimbingan guru, setelah selesai melaksanakan

shalat zuhur berjama’ah, seluruh siswa kembali belajar di dalam kelas masing-

masing.

Kemudian pada hari jum’at seluruh siswi yang beragama Islam diwajibkan

untuk memakai kerudung, dan seluruh siswa dan siswi yang beragama Islam

wajib mengikuti tadarus Al-Qur’an setiap hari jum’at sebelum proses belajar-

mengajar dimulai, dilanjutkan dengan tausiah yang berhubungan dengan surat

12 Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, …, h. 23-24

13

Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat, (Jakarta:

Gema Islami, 1995), h. 139-140.

Page 13: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

6

yang dibaca, tausiah ini disampaikan oleh guru atau siswa dibawah bimbingan

guru agama Islam.

Bagi siswa yang beragama Islam wajib mengikuti shalat jum’at di sekolah,

sedangkan bagi seluruh siswi wajib mengikuti kegiatan keputrian ketika

shalat jum’at berlangsung.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis tertarik untuk

membahasnya dalam skripsi dengan judul “Implementasi Pendidikan Agama

Islam di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2009/2010”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasikan

beberapa masalah penelitian sebagai berikut:

1. Pentingnya kemampuan dalam memanag waktu yang disediakan untuk

pendidikan agama Islam di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan

2. Pentingnya implementasi pendidikan agama Islam di SMPN 4 Kota

Tangerang Selatan

3. Pentingnya partisipasi orang tua dalam pelaksanaan pendidikan agama

Islam

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi

masalah penelitian sebagai berikut: “Pentingnya implementasi pendidikan

agama Islam di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan”.

D. Perumusan Masalah

Dari beberapa pembatasan masalah di atas, maka dalam penelitian ini

penulis ingin mengungkap bagaimana Implementasi Pendidikan Agama

Islam di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan?

Page 14: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian ini adalah:

a. Menjelaskan bagaimana implementasi pendidikan agama Islam di

SMPN 4 Kota Tangerang Selatan

b. Apa saja kendala yang dihadapi pihak SMPN 4 Kota Tangerang Selatan

dalam mengembangkan pendidikan agama.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu:

a. Secara teoritis

Secara teoritis manfaat penelitian ini adalah :

a) Dapat mengetahui cara penerapan pendidikan agama Islam di

sekolah

b) Menambah kahazanah keilmuan khususnya untuk

mengembangkan pendidikan agama di sekolah umum

b. Secara praktis

Secara praktis manfaat penelitian ini adalah :

Dapat memberikan masukan bagi SMPN 4 Kota Tangerang

Selatan dalam meningkatkan implementasi pendidikan agama

Islam.

Page 15: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

8

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Kajian Teoritis

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Secara etimologi pendidikan berasal dari kata “didik” yang berarti

“proses pengubahan tingkah laku seseorang atau dalam hal usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pendidikan dan latihan”,1 istilah

pendidikan ini berasal dari bahasa yunani yaitu “paedagogie” yang berarti

bimbingan yang diberikan kepada anak, kemudian istilah ini diterjemahkan

kedalam bahasa inggris dengan kata education yang berarti pengembangan

atau bimbingan. Dalam bahasa arab istilah ini dikenal dengan dengan kata

“tarbiyah” yang berarti mengasuh, mendidik dan memelihara.2

Adapun pengertian pendidikan menurut terminology banyak pakar ilmu

yang mengemukakan antara lain:

1. H.M Arifin mengemukakan bahwa pendidikan adalah “usaha orang

dewasa secara sadar untuk membimbing dan mengembangkan

1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1990), h. 204

2 A. Warson Munawir, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), h. 204

Page 16: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

9

kepribadian serta kemampuan dasar anak didik baik didalam

pendidikan formil maupun non formil”.3

2. Ramayulis mengatakan bahwa pendidikan adalah “segala usaha orang

dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin

perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaannya”.4

3. Ahmad D. Marimba memberikan pengertian bahwa “ Pendidikan

adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik

terhadap perkembangan jasmani dan rohani siswa menuju

terbentuknya kepribadian yang utama”.5

4. Langeveld mengatakan bahwa mendidik adalah “mempengaruhi

anak dalam usaha membimbingnya supaya menjadi dewasa”. Usaha

membimbing adalah usaha yang disadari dan dilaksanakan dengan

sengaja. Pendidikan hanya didapat dalam pergaulan yang sengaja

antara orang dewasa dengan anak yang diarahkan kepada tujuan

pendidikan.

5. S. A . Brahata, dkk memberikan pengertian pendidikan yaitu usaha

yang sengaja diadakan baik langsung maupun dengan cara yang tidak

langsung untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai

kedewasaan.6

Dari pengertian yang dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa

pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan seseorang dengan sengaja

untuk menyiapkan anak didik menuju kedewasaan, berkecakapan utama dan

kecerdasan berpikir melalui bimbingan dan latihan.

Mengenai pengertian Islam, berasal dari bahasa Arab aslama

3 M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Di Lingkungan Sekolah Dan

Keluarga, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), h. 14

4 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1994), cet Ke-1, h. 1

5 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al Ma’rif, 1986), Cet

Ke-6, h. 21

6 Mahjubah, Pendidikan Anak Sejak Dini Hingga Masa Depan, (Jakarta: Firdaus, 1993), h. 4-

5

Page 17: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

10

yuslimu, pada mulanya berasal dari kata salima yang berarti selamat, sentosa

dan damai. Dari pengertian demikian secara harfiah Islam dapat dikatakan

patuh, tunduk, berserah diri (kepada Allah) untuk mencapai keselamatan.7

Pengertian Islam dari segi kebahasaan itu mengacu pada misi Islam

yaitu mengajak manusia hidup aman, damai dan selamat dunia akhirat

dengan cara patuh dan tunduk kepada Allah melalui ibadah, sebagaimana

dikemukakan dalam Al-Qur’an sebagai berikut:

Atinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan

supaya mereka menyembah-Ku”(QS. Al-Dzariyat ayat 56)

Apabila kata pendidikan dan Islam digabungkan maka memberikan

pengertian pendidikan Islam. Pendidikan Islam mempunyai dasar, metode

dan batasan-batasan tertentu dalam teori pendidikan menurut konsep Islam

dengan ciri khasnya. Menurut Zakiyah Daradjat, pendidikan Islam ditujukan

kepada perbaikan sikap mental yang akan terrwujud dalam amal perbuatan

sesuai dengan petunjuk ajaran Islam.

Menurut Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Departemen

Agama RI, mengartikan Pendidikan Agama Islam yaitu usaha sadar untuk

menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan

mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dengan

memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan

kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan

persatuan nasional.8

Menurut Drs. Burlian Somad Pendidikan Agama Islam adalah

pendidikan yang bertujuan membentuk individu menjadi makhluk yang

7 Maulana Muhammad Ali, Islamologi (Dinul Islam), (terj.), R. Kaelan dan H.M. Bachrun,

(Jakarta: PT Ikhtisar Baru – Van Hoeve, 1980), h. 63

8 Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan,…, h. 74

Page 18: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

11

bercorak diri, berderajat tinggi menurut ukuran Allah dan isi pendidikannya

adalah mewujudkan tujuan itu, yaitu ajaran Allah.9

Sedangkan pendidikan agama Islam menurut Zakiyah Darajat adalah

“pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam yaitu berupa

bimbingan dan asuhan terhadap anak didik, agar nanti setelah selesai dari

pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-

ajaran Islam, yang telah diyakini secara menyeluruh serta menjadikan

ajaran-ajaran agama Islam itu suatu pandangan hidupnya demi keselamatan

hidup di dunia dan akhirat kelak.10

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Secara sederhana, tujuan mengandung pengertian arah atau maksud yang

hendak dicapai lewat upaya atau aktivitas. Dengan adanya tujuan, semua

aktivitas dan gerak manusia menjadi terarah dan bermakna..11

Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan,

pemahaman, penghayatan siswa tentang agama Islam sehingga menjadi

manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta

berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.12

Sedangkan menurut Abdul Majid tujuan dari pendidikan agama Islam

sendiri di sekolah adalah “menumbuhkan dan meningkatkan keimanan

melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan

serta pengalaman siswa tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia

muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaan, berbangsa

9 Burlian Somad, Beberapa Persoalan Dalam Pendidikan Islam, (Bandung: AL-Ma’arif,

1981), h. 21

10

Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), Cet Ke-2, h. 86

11

Samsul Nizar, Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama,

2001), h. 105

12

Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan,…, h. 75

Page 19: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

12

dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan agama

yang lebih tinggi”.13

Tujuan sejati pendidikan agama Islam adalah “menghasilkan orang-orang

yang beriman dan juga berpengetahuan, yang satu sama lain saling

menopang”.14

Tujuan pendidikan agama Islam dalam kurikulum SLTP adalah untuk

menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan

pemupukan pengetahuan, penghayatan pengamalan serta pengalaman peserta

didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus

berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara,

serta untuk melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi.15

Tujun pendidikan agama Islam di sekolah lanjutan memberi bekal agama

Islam lebih lanjut dalam kehidupan. Pendidikan agama Islam diberikan secara

mendalam, disamping itu diberikan pula nilai-nilai agama dalam hubungan

manusia dengan alam, serta mulai diberikan dalil Al-Qur’an dan hadits. Perlu

pula diperluas pengetahuan tentang hubungan agama dengan ilmu

pengetahuan dengan kepentingan masyarakat.16

3. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Menurut kamus lengkap bahasa Indonesia kata fungsi berarti:

Peranan, pekerjaan yang dilakukan. Pendidikan agama sangat diharapkan

berperan langsung dalam upaya pencapaian Tujuan Pendidikan Nasional,

karena tanpa melalui pendidikan agama keimanan dan ketakwaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa tidak mungkin dapat diwujudkan, karena itu pendidikan

13 Abdul Majid S. Ag, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja

Rosda Karya, 2005), Cet Ke-2, h. 135

14

Syed Sajjad Husain dan Syed Ali Ashraf, Krisis Dalam Pendidikan Islam, Terj. Drs.

Fadhlan Mudhafir, (Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2000), cet Ke-1, h. 49

15

Abdul Majid Dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,

(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), Cet Ke- 1, h. 135

16

Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga Dan Sekolah, (Jakarta: Ruhama, 1995),

cet. 2, h.96

Page 20: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

13

agama termasuk pendidikan Agama Islam mempunyai peran dan kedudukan

yang penting dalam Sistem Pendidikan Nasional.17

Sedangkan fungsi pendidikan agama Islam pada sekolah menengah

mempunyai peranan sebagai berikut:18

a. Pengembangan

Pengembangan merupakan peningkatan kadar keimanan dan ketakwaan

siswa kepada Allah SWT, yang telah ditanamkan dalam lingkungan kelurga

sehingga nilai keimanan dan ketakwaan terus berkembang secara optimal

sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

b. Penanaman nilai

Sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan di

akhirat..

c. Penyesuaian mental

Untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baik lingkungan fisik maupun

lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran

agama Islam.

d. Perbaikan

Perbaikan adalah usaha-usaha yang dilaksanakan untuk memperbaiki

kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan dan kelemahan siswa dalam

keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran agama Islam dalam

kehidupan sehari-hari.

e.Pencegahan

Pencegahan merupakan upaya menangkal hal-hal negatif yang datang dari

lingkungan atau budaya asing yang dapat mebahayakan dirinya dan dapat

menghambat perkembangan menuju manusia Indonesia seutuhnya.

f. Pengajaran

Pengajaran merupakan usaha menyampaikan materi pelajaran kepada siswa

dalam kegiatan proses belajar mengajar.

17 Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan,…, h. 75

18

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetens,…,hal 134

Page 21: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

14

g. Penyaluran

Penyaluran yaitu memberikan kesempatan kepada anak-anak yang memiliki

bakat dan kemampuan khusus dalam bidang agama untuk menyalurkan agar

bakat tersebut terus berkembang secara optimal, dan akan bermanfaat baik

untuk dirinya sendiri maupun bagi orang lain, di sekolah, khususnya guru

pendidikan agama Islam berperan menyalurkan bakat yang telah dimiliki

agar terus berkembang.19

Dengan demikian pendidikan agama Islam memiliki fungsi sangat

signifikan pada penerapan proses pembelajaran. Pendidikan agama Islam

dapat membentuk karakter pribadi siswa kearah yang lebih baik. Pendidikan

agama adalah salah satu unsur wajibnya harus di sampaikan kepada siswa

sesuai dengan keyakinan agama masing-masing. Pendidikan agama yang

layak di kembangkan adalah pengajaran agama kontekstual. Nilai agama

dapat dikembangkan melalui pendekatan kultural tanpa harus melakukan

doktrin dan dogmatisme agama.

Proses pembelajaran pendidikan agama secara kontekstual

mengharuskan guru mampu menginterpretasikan teks agama sesuai dengan

perkembangan zaman. Model pembelajaran ini dapat disebut pembelajaran

agama substantif.

Agama tidak harus diterjemahkan secara formal legalistik. Tetapi

bagaimana agama dalam proses pengajaran mampu mempengaruhi

kepribadian siswa sehingga terbentuk etika personalitas.

Simbolisme agama harus dieliminasi secara proporsional. Disinilah

pendidikan agama kepada siswa memainkan peranan utama. Pendidikan

agama dapat dikatakan berhasil apabila anak didik dapat mengenal nilai-nilai

humanisme, keadilan, toleransi, penghormatan terhadap orang lain, sehingga

semua nilai kebijakan itu dapat di implementasikan dalam kehidupan sehari-

hari.

19 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetens,…,hal

134-135

Page 22: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

15

4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Adapun ruang lingkup pendidikan agama Islam meliputi keserasian,

keselarasan, dan keseimbangan antara:

1. Hubungan manusia dengan Allah SWT

2. Hubungan manusia dengan sesama manusia

3. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri

4. Hubungan dengan makhluk lain dan lingkungannya.20

Ruang lingkup materi pendidikan agama Islam mencakup lima unsur

pokok yaitu: Al-Qur’an, keimanan (akidah), akhlak, fiqih, bimbingan ibadah,

dan tarikh Islam.21

Dilihat dari sistematika ajaran Islam, maka unsur-unsur pokok itu

memiliki kaitan yang erat, sebagaimana dapat dilihat pada skema berikut ini.

Sistematika ajaran Islam.22

ISLAM

20 Standar Isi Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama (SMP),

PERMENDIKNAS No. 22 Tahun 2006, h.2

21

Nurhayati Djamas, Dinamika Pendidikan Islam di Indonesia Pasca Kemerdekaan, (Jakarta:

Rajawali Pres, 2009), h. 139

22

Muhaimin, et.al, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), h.

79

Al-Qur’an & Sunnah/Hadits

Sistematika Kehidupan

Ibadah 1. Politik

Syariah 2. Ekonomi

Muamalah 3. Sosial

4. Pendidikan

Akidah 5. Kekeluargaan

6. Kebudayaan/Seni

Akhlak 7. Iptek

8. Orkes

9. Lingkungan Hidup

10. Hankam, dll

Page 23: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

16

Dari sistematika tersebut, dapat dijelaskan mengenai kedudukan dan

kaitan yang erat antara unsur-unsur pokok materi PAI.

Al-Qur’an Hadits merupakan sumber utama ajaran Islam, dalam arti

merupakan sumber akidah, syariah, ibadah, muamalah, dan akhlak sehingga

kajiannya berada di setiap unsur tersebut. Akidah merupakan akar atau pokok

agama. Ibadah, Muamalah, dan Akhlak bertitik tolak dari akidah, dalam arti

sebagai manifestasi dan konsekuensi dari akidah (keimanan dan keyakinan

hidup). Syariah merupakan sistem norma yang mengatur hubungan manusia

dengan Allah, dengan sesama manusia, dan dengan makhluk lainnya. Dalam

hubungannya dengan Allah diatur dalam ibadah dalam arti Khas, dan dengan

hubungannya dengan sesama manusia dengan yang lainnya diatur dalam

muamalah dalam arti luas. Akhlak merupakan aspek sikap hidup atau

kepribadian hidup manusia, dalam arti bagaimana sistem norma yang

mengatur hubungan manusia dengsn Allah dan hubungan manusia dengan

manusia dan lainnya (muamalah) itu menjadi sikap hidup dan kepribadian

hidup manusia dalam menjalankan sistem kehidupan (politik, ekonomi, sosial,

pendidikan, kekeluargaan, kebudayaaan/seni, iptek, orkes, dan lain-lain) yang

dilandasi oleh akidah yang kokoh. Sedangkan tarikh Islam merupakan

perkembangan perjalanan hidup manusia muslim dari masa ke masa dalam

usaha bersyariah dan berakhlak serta dalam mengembangkan sistem

kehidupannya yang dilandasi oleh akidah.23

23 Afifudin dan Irfan Ahmad Zain, Perencanaan Pembelajaran (Bahan Ajar Pendidikan dan

Latihan Profesi Guru), Bandung: UIN Sunan Gunung jati, hal, 89

Page 24: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

17

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. A. Waktu dan Tempat Penelitian

Sekolah yang dijadikan tempat penelitian adalah SMPN 4 Kota Tangerang

Selatan yang beralamat Jl. Pamulang Permai Barat II, Kecamatan Pamulang,

Propinsi Banten, Adapun pelaksanaan penelitian ini berlangsung selama 4

bulan, mulai tanggal 1 maret 2010 sampai dengan juni 2010.

B. B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan

metode analisis deskriptif, yaitu suatu metode yang tingkat pekerjaannya

mencakup cara-cara menghimpun data, menyusun data, mengolah data dan

menyajikan data agar dapat memberikan gambaran yang teratur, ringkas dan

jelas mengenai Implementasi Pendidikan Agama Islam di SMPN 4 Kota

Tangerang Selatan.1

1 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), Cet.

Ke-14, h. 4

Page 25: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

18

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti yang menjadi sumber

data dan mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.2 Populasi

dalam penelitian ini meliputi populasi target dan populasi terjangkau. Populasi

target adalah seluruh siswa-siswi SMPN 4 Kota Tangerang Selatan yang

berjumlah 799 siswa, sedangkan populasi terjangkaunya adalah siswa kelas II

yang berjumlah 256 siswa.

Dalam penelitian ini, sampel yang diambil adalah dari seluruh populasi

terjangkau, adapun pengambilan sampel ini menggunakan teknik random

karena jumlah subjek lebih dari seratus, maka, diambil sampel sebanyak 20 %,

yang dibulatkan menjadi 50, yaitu 25 siswa dan 25 siswi.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Obsevasi

Dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi langsung yakni teknik

pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung

(tanpa alat) terhadap gejala-gejala subjek yang diteliti, baik pengamatan itu

dilakukan dalam situasi sebenarnya maupun dilakukan dalam situasi buatan

yang khusus diadakan.3 Selain itu observasi juga dilengkapi dengan format

atau blanko sebagai instrument. Format yang disusun berisi tentang item-

item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi.4

2. Wawancara/Interviu

Teknik wawancara digunakan untuk menggali data tentang implementasi

pendidikan agama Islam di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan. Adapun yang

diwawancarai adalah guru agama Islam yang menjadi penanggung jawab

pelaksanaan IMTAQ di sekolah.

3. Studi Dokumentasi

2 M. Subana, et. al, Statistik Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), Cet. Ke-1, h. 24

3 Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tarsito,1998), cet ke-8, h. 162

4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik), (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2006), cet ke-13, h. 229

Page 26: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

19

Yaitu merupakan pengkajian data-data dengan memanfaatkan dokumen-

dokrmen tertulis, gambar, foto atau benda-benda lain yang berkaitan dengan

implementasi pendidikan agama Islam di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan.

4. Kuisioner atau yang biasa disebut angket

Angket adalah daftar pertanyaan yang dibuat berdasarkan indikator-

indikator dari variabel penelitian yang harus dijawab oleh responden.

Dengan demikian, dapat diketahui keberhasilan dan kegagalan aplikasi

pendidikan agama Islam di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan.

Adapun jumlah angket yang disebarkan sebanyak 50, dan sampel yang

diambil sebanyak 50, yaitu 25 siswa dan 25 siswi, dengan pertanyaan

sebanyak 44 pertanyaan, yang terdiri dari pertanyaan umum (untuk siswa dan

siswi), pertanyaan khusus untuk siswa, dan pertanyaan khusus untuk siswi.

Untuk petanyaan umum jumlah responden sebanyak 50, dan jumlah

responden untuk petanyaan khusus, yaitu untuk siswa dan siswi, masing-

masing sebanyak 25.

E. Teknik Pengolahan Data

Setelah data selesai dikumpulkan dan lengkap, tahap berikutnya adalah

tahap pengolahan data yaitu:

1. Editing

Editing, yaitu memeriksa daftar pertanyaan ang telah diserahkan

oleh para responden. Tujuan dari editing adalah untuk mengurangi

kesalahan atau kekurangan yang ada di dalam daftar pertanyaan.

Adapun katagori pemeriksaan daftar pertanyaan yang telah diserahkan

adalah:

a. Kelengkapan jawaban, yakni apakah tiap pertanyaan dalam daftar

pertanyaan sudah ada jawabannya.

b. Kejelasan jawaban

c. Keseragaman satuan data

Page 27: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

20

2. Coding

Coding, yaitu mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari responden

kedalam kategori-kategori. Klasifikasi dilakukan dengan cara member

tanda atau kode berbentuk angka pada masing-masing jawaban. Ada

dua langkah dalam melakukan coding, yaitu:

a. Menentukan kategori-kategori yang akan digunakan

b. Mengalokasikan jawaban-jawaban responden pada kategori-kategori

tersebut.5

3. Tabulating

Tabulating adalah membuat tabel jawaban yang sudah diberi kode

kategori jawaban, kemudian dimasukkan kedalam tabel setelah

dilakukan pengolahan data dengan menggunakan rumus prosentase.

Dengan demikian dapat tergambar dengan jelas tingkat jawaban

alternatif yang terbanyak, sedang dan rendah. Setelah itu peneliti dapat

mengambil kesimpulan objektif dari penelitian yang telah dilakukan.6

Prosentase artinya setiap data (setiap alternative jawaban)

diprosentasekan setelah ditabulasi dalam jumlah frekuensi jawaban

responden. Pedoman yang peneliti gunakan dalam mencari prosentase

setiap data adalah:

P = F / N X 100%

Keterangan : P = Angka persentase

F = Frekuensi jawaban responden

N = jumlah frekuensi (banyaknya responden

5 Cholid Narbuko, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), Cet. Ke-

2, h.44

6 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), Cet, ke-2, h.

191-192

Page 28: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

21

F. Teknik Analisis Data

Setelah data diolah menjadi tabel-tabel frekuensi dengan rumus

prosentase, kemudian peneliti melakukan analisis data dengan menggunakan

kategori sebagai berikut:

100 % = seluruhnya

90-99 % = hampir seluruhnya

60-89 % = sebagian besar

51-59 % = lebih dari setengahnya

50 % = setengahnya

40-49 % = hampir setengahnya

10-39 % = sebagian kecil

1-9 % = sedikit sekali

0 % = tidak sama sekali

Setelah diketahui besaran masing-masing kategori jawaban, kemudian

peneliti memberi interpretasi kondisi yang ada pada responden di setiap

pertanyaan yang tersedia dalam angket.7

Adapun indikator dan kisi-kisi instrument sebagai berikut:

Tabel.1

Variabel Dimensi Indikator Butir

Soal

Implementasi

Pendidikan

Agama Islam

Greeting

Pembiasaan memberi salam

Memberi tauladan dengan mengucapkan

salam kepada siswa

Guru memberi nasihat kepada siswa agar

memberi salam ketika bertemu

1,2

3

4

Shalat

Zuhur

Pelaksanaan shalat zuhur berjama’ah

Sanksi bagi siswa yang tidak melaksanakan

shalat zuhur berjama’ah

Pembiasaan melaksanakan shalat zuhur

berjama’ah

Memberi tauladan dengan mengikuti shalat

zuhur berjama’ah bersama siswa

5

6

7

8

7 Firda Aulia, “Pelaksanaan Pendidikan Agama Model Sekolah Islam Terpadu Di Sekolah

Dasar Islam Terpadu Al-Hikmah Pamulang “. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta:

Perpuatakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2003), hlm. 52,t.d.

Page 29: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

22

Guru melakukan pengawasan pada saat shalat

zuhur

9

Shalat

Dhuha

Pelaksanaan shalat dhuha di sekolah

Reward bagi siswa yang rajin melaksanakan

shalat dhuha

Pembiasaan shalat dhuha di sekolah

Guru memberi tauladan dengan melaksanakan

shalat huha

Guru memberi nasehat kepada siswa agar

melaksanakan shalat dhuha

10

11

12

13

14

Shalat

Jum’at

Pelaksanaan shalat jum’at di sekolah

Sanksi bagi siswa yang tidak melaksanakan

shalat jum’at

Pelaksanaan shalat jum’at dengan benar

Guru memberi tauladan dengan cara

melaksanakan shalat jum’at di sekolah

Guru memberi nasehat kepada siswa agar

melaksanakan shalat jum’at

15

16

17

18

19

Amal

Jum’at

Pelaksanaan amal jum’at di sekolah

Sanksi bagi siswa yang tidak memberikan

amal

Pelaksanaan amal jum’at dapat

menumbuhkan kepedulian untuk berbagi

dengan yang lain

Guru memberi nasehat kepada siswa agar

beramal

20

21

22

23

Tadarus

Al-

Qur’an

Pelaksanaan tadarus Al-Qur’an setiap hari

jum’at

Sanksi bagi siswa yang tidak mengikuti

tadarus Al-Qur’an

Kegiatan tadarus Al-Qur’an membuat siswa

dapat membaca Al-Qur’an dan senang

membacanya

Guru memberikan tauladan dengan mengikuti

kegiatan tadarus Al-Qur’an

Guru mengawasi pelaksanaan kegiatan

tadarus Al-Qur’an

24

25

26

27

28

Ta’lim

Pelaksanaan kegiatan ta’lim

Pelaksanaan kegiatan ta’lim menambah

pengetahuan siswa

Materi ta’lim relevan dengan kehidupan siswa

29

30

31

PHBI

Pelaksanaan kegiatan PHBI di sekolah

Pelaksanaan kegiatan PHBI dapat menambah

pengetahuan siswa tentang sejarah umat Islam

32

33

Page 30: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

23

Guru mengikuti kegiatan PHBI

Guru memberi nasehat kepada siswa agar

mengikuti kegiatan PHBI

34

35

Pesantren

Kilat

Pelaksanaan kegiatan pesantren kilat di

sekolah

Guru memberi nasehat kepada siswa agar

mengikuti kegiatan pesantren kilat

36

37

ZIS

Pelaksanaan kegiatan ZIS

Guru memberi nasehat kepada siswa agar

mengikuti kegiatan ZIS

38

39

Keputrian

Pelaksanaan kegiatan keputrian

Sanksi bagi siswi yang tidak mengikuti

kegiatan keputrian

Kegiatan keputrian menjadikan siswi

memiliki pribadi pribadi yang berakhlak

mulia

Guru memberi nasihat kepada siswi agar

mengikuti kegiatan keputrian

Guru mengawasi kegiatan keputrian

40

41

42

43

44

Page 31: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

24

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Sejarah Sekolah SMPN 4 Kota Tangerang Selatan

SMPN 4 Kota Tangerang Selatan semula bernama SMPN 1 Pamulang,

dikarenakan pemekaran wilayah, sesuai peraturan Walikota Tangerang Selatan

Nomor 10 Tahun 2009, maka, sejak Mei 2009 SMPN 1 Pamulang berubah

nama menjadi SMPN 4 Kota Tangerang Selatan. Sedangkan SMPN 1 kota

Tangerang Selatan berada di Serpong yang semula bernama SMPN 1 Serpong,

dan SMPN 1 Ciputat yang berada di Cirendeu menjadi SMPN 2 Kota

Tangerang Selatan, dan SMPN 2 Ciputat berubah menjadi SMPN 3 Kota

Tangerang Selatan.

SMPN 4 Kota Tangerang Selatan didirikan dan dimulai kegiatan belajar

mengajar sejak tahun 1984. beralamat dijalan Pamulang Permai Barat II,

Kabupaten Tangerang Propinsi Banaten. Berdiri diatas tanah dengan status hak

milik 5872 M2. Selama berdiri, SMPN 4 sudah mengalami tujuh kali

pergantian kepala sekolah yaitu:

1. Drs. Wanhar S. (1983-1985)

2. H. Amin Nurdin (1985-1987)

3. Hj. Titi Rochayati, S. Pd (1988-1995)

4. Drs. H. Pandi Sopandi, MM (1995-1998)

5. Drs. (Alm) H.R. Mumuh Al Muhsin (1998-2002)

Page 32: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

25

6. Drs. H.U.R. Wahyudin, MM, M.Pd (2002-2008)

Saat ini SMPN 4 dipimpin oleh seorang yang berpengalaman dan sangat

peduli terhadap kualitas kegiatan belajar mengajar, pembinaan akhlak siswa,

kualitas pembelajaran dan mutu lulusannya. Beliau adalah Hj. Rita Juwita,

M.Pd yang dilantik oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten.

Beliau dibantu oleh wakil dan staf yang berkompeten di bidangnya. SMPN 4

kerap menuai sukses didalam perkembangannya. Proses pembelajarannya

dilaksanakan oleh guru-guru yang berpengalaman di bidang masing-masing.

Salah satu faktor penentu kesuksesan kegiatan belajar mengajar

adalahkelengkapan fasilitas da dukungan. Lengkapnya fasilitas suatu sekolah

akan mempercepatproses pencapaian visi dan misi sekolah, untuk itu SMPN 4

Kota Tangerang Selatan mencoba melengkapi diri dengan menambah fasilitas

pendukung kegiatan belajar mengajar baik dalam bentuk bangunan maupun

kebutuhan kecil yang tanpa disadari merupakan hal yang penting.

SMPN 4 Kota Tangerang Selatan memiliki 32 ruang kelas, 2 ruang

laboratorium komputer, 1 ruang Laboratorium IPA, 1 ruang Audio Visual, 1

ruang kepala sekolah, 1 ruang wakil kepala sekolah, 1 ruang tata usaha, 1

ruang data, 1 ruang guru, 1 buah Mushalla dan beberapa WC guru dan siswa

serta sebuah ruang serba guna.

SMPN 4 mempunyai sejarah panjang sejak tahun 1984, sepanjang masa

itulah warga SMPN 4 ini berpegang pada visi dan mempertahankan misi yang

telah dibuatnya.

Sejak dulu SMPN 4 merupakan sekolah favorit di sekitar kawasan pamulang

dan ciputat. Selain lokasinya yang strategis, SMPN 4 selalu membuat kejutan-

kejutan melalui prestasi hasil studi siswanya maupun kualitas para alumninya.

Dengan menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan sebuah

program pendidikan bersistem bilingual dan Sekolah Bertaraf Internasional,

SMPN 4 selalu unjuk gigi dalam lomba akademik maupun non akademik.

Page 33: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

26

Semua kegiatan itu mempunyai tujuan yang mengarah pada visi dan misi

SMPN 4 Kota Tngerang Selatan.1

B. Filosofi Sekolah

Program sekolah selalu dibuat dengan memperhatikan kebutuhan

setiap siswa dan memberi kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan

percaya diri, disiplin, kemandirian, menghormati orang lain, dan mampu hidup

dan bekerja sama dengan orang lain. Sekolah yakin bahwa setiap anak dapat

dan selalu dalam proses belajar dalam kehidupannya serta memiliki hak untuk

belajar.

Membaca merupakan hal yang sangat penting, oleh sebab itu kegiatan

ini harus merupakan bagian dari kegiatan sekolah untuk memicu siswa agar

mereka menjadi ” life long learner” (pembelajar seumur hidup). Siswa harus

menguasai teknologi, program sekolah mengintegrasikan kegiatan ini dengan

pelajaran lainnya.

Program sekolah harus dapat memberi siswanya berbagai skill,

kreativitas, tantangan, fleksibilitas, pengembangan diri, dan memberi dorongan

agar siswa selalu menjadai seorang” life long learner”.

Untuk mendukung semua program, sekolah harus aman, supportif,

’caring’, bersih, sehat, dan teratur. Program sekolah memberi kesempatan

kepada siswanya untuk mengembangkan potensinya agar mereka produktif dan

menjadi warga negara yang bertanggung jawab.

Sekolah percaya bahwa segala program yang dibuat tidak akan

berhasil tanpa dukungan dari semua staf, guru, dan orang tua murid. Oleh

sebab itu, semua pihak bertanggung jawab untuk ikut melancarkan segala

program yang ada.

Secara organisasi, temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa RSBI

SMPN 4 Kota Tangerang Selatan sudah dapat dikatakan sebagai sebuah

sekolah unggul yang tercermin pada (1) visi dan misi sekolah, (2) selalu

1 Sumber: Dokumentasi SMPN 4 Kota Tangerang Selatan

Page 34: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

27

berupaya untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif, dan (3)

mengutamakan kegiatan belajar mengajar yang menarik.

C. Visi dan Misi Sekolah

Visi SMPN 4 Kota Tangerang Selatan adalah ”Menjadi Sekolah yang

Unggul dalam Proses Pembelajaran, Prestasi dan Kelembagaan, Berwawasan

global, berdasarkan iman dan taqwa”.

Sedangakan Misi SMPN 4 Kota Tangerang Selatan, adalah:

a. Menyelenggarakan proses pembelajaran yang bermutu, bertaraf

Internasional, dan relevan dengan tuntutan masyarakat global;

b. Menyediakan sarana prasarana dan fasilitas pembelajaran bertaraf

Internasional;

c. Mewujudkan lulusan yang memiliki keunggulan kompetitif dalam bidang

akademik dan non akademik baik di tingkat nasional maupun

internasional, berbudi pekerti luhur dengan dilandasi iman dan taqwa;

d. Mewujudkan sistem manajemen berbasis ICT, transparan, akuntabel,

partisipatif dan efektif;

e. Melakukan pembinaan SDM yang mampu mengelola proses pembelajaran

dan manajemen pendidikan berwawasan global.2

D. Organisasi RSBI SMPN 4 Tangerang Selatan

1. Struktur Organisasi Sekolah

Struktur organisasi sekolah dibentuk untuk mengatur kerjasama

dalam suatu kelompok, termasuk hak dan kewajiban serta tanggung

jawabnya masing-masing, sehingga tersusun suatu pola kegiatan guna

mencapai tujuan. Dengan struktur organisasi tersebut, beban tanggung

jawab akan terbagi secara merata sesuai dengan kemampuan, fungsi, dan

wewenang yang telah ditentukan. Adapun struktur organisasi RSBI SMPN

4 Kota Tangerang Selatan dapat dilihat pada gambar 1. 3

2 Sumber Dokumentasi SMPN 4 Kota Tangerang Selatan

3 Sumber: PKS Bidang Mutu

Page 35: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

28

Gambar 1. Struktur Organisasi RSBI SMPN 4 Kota Tangerang Selatan

E. Sumber Daya Manusia

Guru adalah salah satu komponen yang terlibat dalam kegiatan belajar

mengajar yang berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia

yang handal. Oleh karena itu, diperlukan komposisi yang seimbang antara

jumlah siswa dengan jumlah guru dan karyawan. Berikut ini disajikan data

perkembangan guru dan staf administrasi RSBI SPMN 4 Kota Tangerang

Selatan, sebagaimana dapat dilihat pada tabel 9, berikut:

PKS Bidang

Kurikulum

1. Pengelola

KTSP dan

Proses

Pembelajaran

2. Peningkatan

Prestasi

Akademik

3. Pengelola Data

Akademis

PKS Bidang Pening-

katan Mutu SDM

1. Dewan Guru

2. Pengelola RT Sekolah

3. Pengelola Sarana

4. Pengelola Perpustakaan

5. Pengelola Lab IPA-

Biologi

6. Pengelola Lab IPA-

Fisika

7. Pengelola Kebersihan

8. Pengelola Lab.

Multimedia

9. Pengelola Lab. Bahasa

10. Pengelola Studio Musik

PKS Bidang Keuangan

dan Humas

1. Bendahara Rutin

2. Penerima SPP

3. Penanganan Keluhan

Pelanggan

Dan Ketidaksesuaian

Pelayanan

PKS Bidang Mutu

1. GKM Matematika

2. GKM Bhs Indonesia

3. GKM Bhs Inggris

4. GKM IPA

5. GKM IPS

6. GKM Penjaskes

7. GKM Agama

8. GKM PKN

9. GKM TIK

10. GKM Seni Budaya

11. GKM Mulok

12. GKM BK

13. GKM Ekskul

14. GKM TU

15. GKM OB

16. GKM Satpam

17. Internal Audit

18. GKM PKS Kur.

19. GKM PKS Kesis.

20. GKM PKS SDM

21. GKM Humas &

Keu

PKS Bidang

Kesiswaan

1. Pembina OSIS

2. Pembina Ekstra

Kurikuler

Bid. Pengembangan

Budi Pekerti & Bela

Negara

3. Pembina Ekskul Bid.

OR

dan Kesehatan

4. Pembina Ekskul Bid.

Kesenian

5. Pembina Ekskul Bid.

IMTAK

6. Pembina KIR

7. Koordinator BK

Komite Sekolah Kepala Sekolah

Tata Usaha

Page 36: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

29

Tabel 2. Data Pekembangan Guru dan Staf Administrasi

Tahun Ajaran Guru Administrasi

2004-2005 64 8

2005-2006 51 8

2006-2007 58 8

2007-2008 72 9

2009-2010 68 9

Bidang: PKS Sumber Daya Manusia

Karyawan RSBI SPMN 4 Kota Tangerang Selatan dari tahun ke tahun

semakin bertambah dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda.

Karyawan Administrasi dengan pendidikan SMA sebanyak 6 orang, D2

sebanyak 2 orang, D3 sebanyak 1 orang, S-1 sebanyak 1 orang, dan Tenaga

pembantu pelaksana sebanyak 11 orang. Sedangkan Tenaga Guru dengan

pendidikan S-2 sebanyak 4 orang , dan S-1 sebanyak 55, dan D-3 sebanyak 8

orang. 4

F. Implementasi Pendidikan Agama Islam di SMPN 4 Kota Tangerang

Selatan

1. Implementasi Pendidikan Agama Islam dalam KTSP

Menurut Kunandar implementasi adalah “suatu proses penerapan ide,

konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu kebijakan praktis sehingga

memberikan dampak baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan

maupun nilai, dan sikap”.5 Leithwood mengartikan Implementasi sebagai

proses. Sedangkan menurut Miller dan Seller implementasi didefinisikan

dengan proses perubahan perilaku, suatu upaya memperbaiki pencapaian

harapan-harapan yang dituangkan dalam kurikulum disain, terjadi secara

bertahap, terus menerus, dan jika ada hambatan dapat ditanggulangi.

Sedangkan Saylor dan Alexander mengemukakan implementasi sebagai

4 Bidang: PKS Sumber Daya Manusia

5 Kunandar, Guru Profesional, Imeplementasi KTSP dan persiapan menghadapi Sertifikasi

Guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2007), Cet 1, h.233

Page 37: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

30

proses pengajaran. Mereka mengemukakan bahwa biasanya pengajaran

adalah implementasi kurikulum disain, yang mencakup aktivitas pengajaran

dalam bentuk interaksi antara guru dan siswa di bawah naungan

sekolah.6Sementara itu, implementasi Pendidikan Agama Islam adalah

“suatu proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan kurikulum dalan suatu

aktivitas pembelajaran pendidikan agama Islam sehingga peserta didik

menguasai seperangkat kompetensi tertentu, sebagai hasil interaksi dengan

lingkungan.

Dalam hal ini implementasi pendidikan agama Islam atau penerapan

konsep dalam suatu aktivitas pembelajaran pendidikan agama Islam dalam

KTSP dapat kita lihat pada aspek-aspek sebagai berikut:

1. Dari segi tujuan: lebih menitik beratkan pada pencapaian target

kompetensi, yaitu penguasaan pengetahuan agama Islam dengan

memperhatiakan bagaimana potensi ruhani agar dapat memaksimalkan

kompetensi religiusnya

2. Dari isi: PAI menitik beratkan kompetensi yang dirinci menjadi

sasaran belajar secara tematik.

a. Menguraikan kompetensi yang membentuk peserta didik sebagai

muslim yang mampu mengaktualisasikan nilai-nilai PAI di dalam

kehidupan pribadi dan masyarakatnya sehingga kompetensi tersebut

menjadi perilaku yang dapat dipahami

b. Materi disusun secara sistematis berdasarkan tingkat pertumbuhan

dan perkembangan siswa, sehingga terhindar dari pengulangan

materi atau tumpang tindih

c. Dari fungsi, transmisi (penerusan) nilai-nilai agama Islam kedalam

bentuk kompetensi

3. Dari segi kedudukan guru: guru sebagai fasilitator dan memanfaatkan

banyak sumber belajar dan mengadakan kerjasama yang terpadu dengan

lingkungan di sekitarnya.

6 Syarifuddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Pres,

2002), Cet. 1, h. 72

Page 38: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

31

4. Dari segi kedudukan siswa: siswa sebagai subjek, berperan aktif

menggali potensi ruhaninya sendiri untuk lebih menyadari fungsi dan

kedudukannya sebagai muslim

5. Dari segi penilaian (evaluasi): menilai secara komprehensif, tidak hanya

pada satu aspek saja dari suatu materi, tetapi juga dengan materi-materi

yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan religiusnya dan hasil

penilaian dapat bermanfaat untuk melihat potensi ruhani siswa agar

dapat mengembangkan kecakapan hidupnya sebagai seorang muslim

yang baik.

6. Dari segi partisifasi masyarakat: masyarakat aktif bersama sekolah

mengembangkan program-program PAI. Langkah-langkah kerjasama

yang terpadu dan memberikan masukan-masukan yang diperlukan

untuk sekolah.7

2. Kurikulum PAI SMPN 4 Kota Tangerang Selatan

Kurikulum merupakan salah satu komponen penting dalam proses

belajar mengajar. Tanpa adanya kurikulum, proses belajar mengajar menjadi

tidak terarah dan otomatis apa yang menjadi tujuan dari proses belajar

mengajar tidak tercapai secara maksimal, dan akan menghasilkan lulusan-

lulusan yang tidak diharapkan baik oleh orang tua, masyarakat, agama dan

negara.

Kurikulum dapat dipandang sebagai strategi untuk mencapai tujuan

pendidikan, karena kurikulum yang berisi program pendidikan secara teknis

merupakan pedoman kegiatan proses belajar mengajar. Dengan demikian,

kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan.

Kegiatan intrakurikuler di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan terdiri

dari mata pelajaran umum dan agama, untuk mata pelajaran agama Islam

SMPN 4 Kota Tangerang Selatan mengacu pada kurikulum Departemen

Agama. Jadi, mata pelajaran agama Islam di SMPN 4 Kota Tangerang

Selatan terdiri dari Al-Qur’an, keimanan (akidah), akhlak, fiqih, dan tarikh

7Abdul Majid dan Dian Andayani , Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi....h.82-83

Page 39: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

32

Islam. Yang tergabung menjadi satu pelajaran yaitu pendidikan agama

Islam. Berikut contoh kurikulum pendidikan agama Islam di SMPN 4 Kota

Tangerang Selatan:

1. Al-Qur’an

Mata pelajaran Al-Qur’an menekan kemampuan dalam membaca Al-

Qur’an, pemahaman surat-surat pendek, dan mengaitkannya dalam

kehidupan sehari-hari. Adapun tujuannya yaitu:

a. Meningkatkan kecintaan siswa terhadap Al-Qur’an dan Hadits

b. Membekali siswa dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Al-Qur’an

dan Hadits sebagai pedoman dalam menyikapi dan menghadapi

kehidupan

c. Meningkatkan kekhusyuan siswa dalam beribadah terlebih shalat,

dengan menerapkan hukum bacaan tajwid serta isi kandungan dalam

surat-surat pendek yang mereka baca.8

2. Akidah – Akhlak

Mata pelajaran Akidah – Akhlak memiliki kontribusi dalam

memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan

akidahnya dalam bentuk pembiasaan untuk melakukan akhlak terpuj dan

menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak Al-

karimah sangat penting untuk dipraktikkan dan dibiasakan oleh peserta

didik dalam kehidupan individu, masyarakat dan berbangsa, terutama

dalam rangka mengantisipasi dampak negatif dan era globalisasi dan

krisis multidimensional yang melanda bangsa dan negara Indonesia.

Adapun tujuan mata prlajaran Akidah – akhlak adalah:

a. Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan

pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, pembiasaan,

serta pengalaman peserta didik tentang akidah Islam sehingga menjadi

manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya

kepada Allah AWT.

8 Afifudin dan Irfan Ahmad Zain, Perencanaan Pembelajaran (Bahan Ajar Pendidikan dan

Latihan Profesi Guru), Bandung: UIN Sunan Gunung jati, hal, 91

Page 40: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

33

b. Mewujudkan peserta didik yang berakhlak mulia dan menghindari

akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan

individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran-ajaran dan

nilai-nilai akidah Islam.

3. Fikih

Pemberian fikih diarahkan untuk menghantarkan peserta didik dapat

memehami pokok-pokok hukum Islam dan tatacara pelaksanaannya

untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang

selalu taat menjalankan syariat Islam.

Adapun tujuan mata pelajaran fikih yaitu:

a. Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam

mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan dengan Allah

dan hubungan manusia dengan sesamanya.

b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan

benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial

Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan menjalankan

hukum Islam, disiplin dan tanggumg jawab sosial yang tinggi dalam

kehidupan pribadi maupun sosial.9

4. Sejarah Kebudayaan Islam

Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam memiliki kontribusi dalam

memberikan motivasi kepada peserta didikuntuk mengenal, memahami,

menghayati, sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai

kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk

sikap, watak, dan kepribadian peserta didik.

Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam bertujuan untuk:

a. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari

landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah

dibangun oleh Rasulullah saw dalam rangka mengembangkan

kebudayaan dan peradaban Islam.

9 Afifudin dan Irfan Ahmad Zain, Perencanaan Pembelajaran… hal, 92

Page 41: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

34

b. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan

tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini

dan masa depan.

c. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara

benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.

d. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap

peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa

lampau.

e. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah

dari peristiwa-peristiwa bersejarah, meneladani tokoh-tokoh

berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya,

politik, ekonomi, iptek dan seni, untuk mengembangkan kebudayaan

dan peradaban Islam.10

Adapun standar kompetensi mata pelajaran pendidikan agama Islam

berisi sekumpulan kemampuan minimal yang harus dikuasai siswa dalam

menempuh pendidikan agama Islam di SMP.

Kemampuan ini berorientasi pada prilaku afektif dan psikomotorik

dengan dukungan pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat

keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Kemampuan yang tercantun

dalam komponen dari kompetensi dasar yang harus dicapai yaitu:

1. Menjelaskan tata cara membaca Al-Qur’an menurut tajwid, mulai dari

cara membaca membaca “Al” Syamsiah dan “Al” Qomariyah sampai

pada menerapkan hukum bacaan mad dan waqaf.

2. Meningkatkan pengenalan dan keyakinan terhadap aspek-aspek rukun

iman, mulai dari iman kepada Allah sampai iman kepada Qadha dan

Qadar serta Asmaul Husna.

3. Menjelaskan dan membiasakan perilaku terpuji seperti qanaah dan

tasawuh dan menjauhkan diri dari perilaku tercela seperti ananiah, hasad,

ghadab dan namimah.

10 Afifudin dan Irfan Ahmad Zain, Perencanaan Pembelajaran…, hal, 93

Page 42: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

35

4. Menjelaskan tata cara mandi wajib dan shalat-shalat munfarid dan

jama’ah baik shalat wajib maupun shalat sunat.

5. Memahami dan meneladani sejarah Nabi Muhammad dan para sahabat

serta menceritakan sejarah masuk dan berkembangnya Islam di

nusantara.

3. Strategi Belajar Mengajar

Berbicara tentang kurikulum, maka berkaitan pula dengan strategi

belajar mengajar. Salah satu wawasan yang perlu dimiliki oleh seorang

guru adalah strategi belajar mengajar, stategi belajar mengajar dapat

diartikan sebagai pola umum kegiatan guru dan siswa dalam mewujudkan

proses belajar mengajar. Sedangkan proses belajar mengajar merupakaran

rangkaian kegiatan guru dan siswa mulai dari perencanaan, pelaksanaan

dan penilaian program pembelajaran. Kegiatan tersebut juga melibatkan

sejumlah komponen pendidikan, yaitu: siswa, guru, metode, bahan, media

dan evaluasi. Proses belajar mengajar yang baik dan terarah, harus

memperhatikan bagaimana strategi belajar mengajar dilaksanakan. Karena,

pemahaman terhadap proses belajar mengajar sangat menunjang

pelaksanaan tugas guru baik di sekolah maupun di luar sekolah. Semakin

mantap pemahaman tentang proses belajar mengajar semakin mantap pula

guru dalam menyusun strategi belajar mengajar.

Proses belajar mengajar di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan, mengacu

pada strategi atau pendekatan yang dipakai dalam pengajaran agama Islam

yang lebih banyak ditekankan pada suatu model pengajaran “seruan” atau

“ajakan”. Karena dengan model pengajaran tersebut dapat membentuk

sikap manusia yang bijaksana. Sebagaimana terkandung dalam Q.S. An

Nahl ayat 125.

Page 43: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

36

Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah

dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang

tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang

yang mendapat petunjuk.

Umumnya, proses pembelajaran di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan

seluruh aktivitas mengacu pada nilai-nilai Islam. Dan seluruh pendidik di

SMPN 4 Kota Tangerang Selatan senantiasa mendidik para siswa agar

selalu mengingat Rabbnya dalam keadaan apapun.

Menjadi seorang guru sesungguhnya bukan suatu hal yang mudah,

karena ia harus berhadapan dengan murid dengan karakteristik yang

berbeda. Menjadi seorang guru berarti harus menjadi seorang yang kreatif,

cerdas dan berwibawa. Guru harus kreatif, agar belajar tidak membosankan,

guru harus cerdas mengubah kondisi emosionalnya dengan pribadi

muridnya, dan guru harus berwibawa, dalam arti akrab terhadap siswa tetapi

tetap dihormati.

Di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan, guru agama dituntut untuk selalu

membuat inovasi dalam kegiatan pembelajarannya, mulai dari perencanaan,

pelaksanaan, metode, media sampai evaluasi. Guru agama harus memiliki

persiapan belajar yang sempurna, agar dapat menyajikan materi pelajaran

dengan baik, dan lebih merangsang aktivitas belajar siswa. Agar proses

belajar mengajar menyenangkan, guru agama Islam di SMPN 4 Kota

Tangerang Selatan dalam menyajikan materi pelajaran, salah satunya

dengan menggunakan media power point, contohnya, menampilkan gambar-

gambar atau alat peraga yang berhubungan dengan materi pelajaran,

sehingga materi yang disampaikan dapat menarik dan menyenangkan siswa.

Page 44: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

37

Karena, belajar agama yang sesungguhnya adalah mendidik siswa agar

tertarik mengamalkan ajaran Islam tanpa ada keterpaksaan.

Muatan yang di tekankan oleh SMPN 4 Kota Tangerang Selatan adalah

prilaku akhlak yang tervisualisasi dalam keseharian mereka.

4. 4. Kegiatan Keagamaan di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan

Selain mempunyai kurikulum inti, SMPN 4 Kota Tangerang Selatan juga

mempunyai kebijakan dalam mengimplementasikan pendidikan agama

Islam, melaui kegiatan keagamaan di Sekolah. Dalam pelaksanaan

pendidikan keagamaan di sekolah, yang paling berperan adalah guru agama

Islam, peran guru agama dalam pelaksanaan kegiatan ini tidak hanya

sebagai teladan. Tetapi, guru agama Islam harus mempunyai pengetahuan

agama yang luas, agar dapat memberikan pemahaman yang dalam tentang

ajaran Islam. Pelaksanaan kegiatan keagamaan di SMPN 4 Kota Tangerang

Selatan mengacu pada 4 pendekatan yaitu:

1. Peneladanan

Pengaruh yang paling cepat melekat pada diri anak adalah pengaruh yang

langsung didengar ataupun dilihat olehnya. Keteladanan yang

ditimbulkan oleh pendidik akan menimbulkan kesan yang baik dimata

anak didik, dan mereka akan mencontoh segala tingkah laku yang

dilakukan pendidik. Cara ini cukup cepat untuk mengarahkan anak didik

untuk berprilaku lebih baik dan lebih disiplin dari berbagai hal.

Metode keteladanan ini juga di contohkan oleh Rasulullah yang terdapat

dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 21:

Artinya: Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri

teladan yang baik bagimu

Keteladanan yang diberikan oleh guru kepada siswa diantaranya yaitu,

guru selalu menjunjung tinngi terutama dalam hal sopan santun dengan

Page 45: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

38

cara mengucapkan salam ketika bertemu dengan siapapun, guru selalu

memberi tauladan dalam segala hal contohnya perpenampilan dan cara

berpakaian yang sopan, dan disiplin dalam berbagai .

2. Pembiasaan

Pembiasaan adalah usaha yang sangat praktis untuk membentuk perilaku

anak. Dengan membiasakan perbuatan yang baik, maka, sifat anak yang

tidak baik akan berkurang. Membiasakan siswa dengan hal-hal positif

dapat memberikan perubahan bagi anak dalam memahami ajaran-ajaran

agama.

Guru agama Islam selalu membiasakan siswa dengan hal yang positif

seperti, shalat berjama’ah, shalat sunah dhuha ketika waktu istirahat,

beramal, dan lain-lain

Hasil dari membiasakan diri dari berbuat baik adalah terciptanya suatu

kebiasaan yang baik, seperti tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis

dan berlaku begitu saja tanpa dipikirkan lagi.

3. Pelatihan

Pemberian latihan-latihan secara intensif bagi siswa, setelah mereka

meniru lewat suri tauladan orang tua, guru bahkan tokoh masyarakat,

akan banyak sekali manfaatnya. Untuk itulah orang tua dan guru perlu

meluangkan waktu khusus bagi siswa untuk memberikan pelatihan-

pelatihan seperti, bagaimana shalat yang baik, bagaimana bersikap yang

baik terhadap orang tua dan sebagainya.

Semakin banyak pengalaman yang di dapat siswa, dalam menjalankan

ajaran Islam akan semakin mempercepat proses pencapaian tujuan dalam

pendidikan Isam. Dengan demikian nilai-nilai religius akan semakin

tertanam dalam diri siswa.

4. Pengembangan Pemahaman

Langkah keempat adalah pemahaman atau memberikan pengertian.

Orang tua maupun guru harus memberikan pemahaman kepada anak,

agar anak dapat memfungsikan daya kontrolnya sebelum melakukan

perbuatan. Dengan pemahaman-pemahaman ini, siswa akan semakin

Page 46: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

39

menyadari tugas-tugas baik di rumah maupun di sekolah. Namun

demikian, memberikan pemahaman kepada siswa bukanlah langkah

tersendiri, melainkan harus berkaitan antara memberi contoh, membentuk

kebiasaan, memberikan latihan dan menjelaskan pengertian.

Dengan demikian, semakin dalam pemahaman siswa, semakin mudah

siswa untuk keluar dari segala masalah yang dihadapinya.

Kegiatan keagamaam di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan yang

termasuk kegiatan intrakurikuler sekolah yaitu sebanyak 13 jam

perminggu. Adapun uraian kegiatan tersebut yaitu:

Tabel 3

No Jenis Kegiatan Jumlah Jam Keterangan

1. Shalat Zuhur 5 Jam Senin - Jum’at

2. Shalat Dhuha 5 Jam Senin - Jum’at

3. Shalat Jum’at dan Keputrian 2 Jam Jum’at

4. Tadarus Al-Qu’an 1 Jam Jum’at

Jumlah 13 Jam

Berikut teknis kegiatan keagamaan yang ada di SMPN 4 Kota

Tangerang Selatan:

1. Shalat Zuhur

Sehubungan dengan jadwal kepulangan sampai sore setiap siswa

beragama Islam diwajibkan mengikuti kegiatan shalat di sekolah.

Kegiatan ini dikoordinir oleh guru agama atau mereka yang ditunjuk.

Setiap siswa diharapkan membawa perlengkapan shalat mulai dari

mukena, sajadah, sarung, sandal, dan lainnya dan simpan di locker.

Kegiatan Shalat zuhur berjamaah ini dilaksanakan setiap hari di

masjid Miftahul Ilmi, dan bersifat wajib bagi seluruh siswa-siswi yang

terbiasa melaksanakan shalat berjamaah, karena bersifat wajib maka

jika terdapat siswa-siswi yang tidak melaksanakannya maka akan

mendapat sanksi. Sanksi yang diberikan bertahap yang pertama yaitu

diingatkan, kemuadian dinasihati (menghadap BK), kemudian dalam

Page 47: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

40

membimbing melibatkan orang tua siswa, jika melewati batas sering

membersihkan kamar mandi dan terakhir akan mempengaruhi nilai

pada mata pealajaran pendidikan agama Islam. Adapun rincian

pelaksanaannya sebagai berikut:

a. Persiapan berwudhu

b. Shalat zuhur berjamaah

c. Berdo’a

Setelah melaksanakan shalat zuhur berjama’ah siswa-siswi

kembali ke kelas untuk belajar sampai waktu pulang.

2. Shalat Duha

Kegiatan shalat duha ini bersifat suka rela yang dilaksanakan di

masjid miftahul ilmi pada waktu istirahat, maka tidak ada sanksi bagi

siswa-siswi yang tidak melaksanakannya, tetapi bagi siswa-siswi yang

rajin melaksanakan shalat duha akan diberikan penghargaan (reward),

dan akan mempengaruhi atau menambah nilai pada nilai aplikasi

pendidikan agama Islam. Sedangkan target yang ingin dicapai adalah

siswa dapat terbiasa melaksanakan shalat duha. Adapun rincian

pelaksanaannya sebagai berikut:

a. Persiapan

b. Berwudhu

c. Shalat duha

d. Berdo’a

3. Shalat Jum’at

Kegiatan shalat juma’t ini hanya wajib bagi siswa yang beragama

Islam dan diawasi oleh guru, karena bersifat wajib maka jika terdapat

siswa yang tidak melaksanakannya akan mendapatkan sanksi, sanksi

inipun sama dengan sanksi yang diberikan bagi siswa-siswi yang tidak

melaksanakan shalat zuhur. Sedangkan target yang ingin di capai

adalah siswa dapat melaksanakan shalat jum’at dengan benar. Adapun

rincian pelaksanaannya sebagai berikut:

Page 48: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

41

a. Persiapan

b. Berwudhu

c. Mendengarkan khutbah

d. Shalat jum’at berjama’ah

e. Berdo’a

4. Keputrian

Kegiatan keputrian ini wajib diikuti bagi seluruh siswi baik

beragama Islam maupun non muslim, yang dilakukan setiap hari

jum’at ketika shalat jum’at sedang berlangsung, adapun sanksi yang

diberikan bagi siswa yang tidak mengikuti kegiatan keputrian yaitu

yang pertama, mendapat teguran dari guru, kedua, meminta pengakuan

dan perjanjian di hadapan teman kelas lain. sedangkan target yang

ingin dicapai adalah siswa dapat menjadi pribadi wanita yang

berakhlak baik. Adapun rincian pelaksanaannya sebagai berikut:

a. Masuk ke aula

b. Persiapan

c. MC membuka acara

d. Membaca ayat suci Al-Qur’an

e. Penyampaian materi oleh petugas, yang lain menyimak

f. Tanya jawab

g. Penutup/doa

Setelah kegiatan keputrian selesai seluruh siswi yang beragama Islam

bersiap-siap untuk melaksanakan shalat zuhur berjam’ah.

5. Tadarus Al-Qur’an

Kegiatan tadarus Al-Qur’an ini bersifat wajib bagi seluruh siswa-

siswi yang beragama Islam, yang dilaksanakan di lapangan SMPN 4

Kota Tangerang Selatan, setiap hari jum’at sebelum proses belajar

mengajar dimulai, yang dipandu oleh siswa-siswi setiap kelas secara

bergiliran yang diawasi oleh guru agama Islam dan dibantu oleh guru

lain, dan bagi siswa yang tidak mengikuti kegiatan tersebut diberikan

sanksi seperti sanksi sahalat zuhur dan jum’at. Sedangkan target yang

Page 49: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

42

ingin dicapai adalah siswa mampu membaca Al-Qur’an dan senang

membacanya. Adapun rincian pelaksanaannya adalah siswa membaca

Al-Qur’an di lapangan dengan dipandu oleh dua orang siswa dilanjutkan

tausiah oleh siswa/guru.

Setiap hari jum’at, SMPN 4 Kota Tangerang Selatan mengadakan

pengumpulan amal jum’at. Kegiatan ini bersifat wajib bagi setiap kelas,

yaitu dengan cara rohis kelas mengumpulkan dana di setiap kelas dan

menyerahkannya ke guru piket. Adapun nominalnya itu bersifat sukarela,

dan sanksi bagi siswa-siswi yang tidak memberi amal jum’at berupa

teguran. Sedangkan target yang ingin dicapai adalah siswa memiliki

kepedulian untuk berbagi dengan yang lain.

Kegiatan keagamaam di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan juga

membentuk sebuah organisasi keagamaan, yaitu, Badan Zakat, Infak, dan

Shadaqah (BAZIS), organisasi ini bergerak mulai dari penerimaan sampai

dengan penyaluran zakat, yaitu siswa ikut serta dalam berbagi dengan

masyarakat yang kurang mampu, dengan tujuan selain mendapatkan

pengalaman berorganisasi siswa juga dapat terlatih untuk peduli dengan

yang lain. Tidak hanya itu, SMPN 4 Kota Tangerang Selatan juga

mengadakan kegitan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI), kegiatan ini

diadakan setiap hari-hari besar Islam, misalnya Isra’ Mi’raj, Maulid Nabi

Muhammad SAW, dan lain-lain yang berkaitan dengan hari-hari besar

Islam, dalam kegiatan tersebut sekolah mendatangkan penceramah untuk

memberikan tausiah, dan siswa menampilkan kreasi seni misalnya marawis

dan tarian daerah salah satunya yaitu tari saman.

Pesantren kilat juga merupakan kegiatan keagamaan yang diadakan

setiap bulan ramadhan selama tiga hari sebelum sekolah diliburkan,

kegiatan ini sangat banyak menarik minat siswa, hampir setiap bulan

ramadhan, guru agama Islam kewalahan mendata siswa yang ikut pesantren

kilat. Berikut adalah teknis kegiatan PHBI dan Pesanten Kilat.

Page 50: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

43

1. PHBI

Kegiatan PHBI ini bersifat wajib bagi siswa-siswi yang beragama

Islam, namun tidak terdapat sanksi bagi siswa yang tidak mengikuti

kegiatan tersebut. sedangkan target yang ingin dicapai sebagai

berikut:

a. Siswa dapat mengambil hikmah dari setiap peristiwa sejarah umat

Islam

b. Siswa dapat mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupan

sehari-hari.

Sedangkan rincian pelaksanaannya sebagai berikut:

a. Siswa bekumpul dilapangan SMPN 4 Kota Tangerang Selatan

b. Pembukaan

c. Pembacaan ayat suci Al-Qur’an

d. Siswa mendengarkan tausiyah dari penceramah dan

mencatatnya

e. Penutup

2. Pesantren Kilat

Kegiatan pesantren kilats ini diadakan pada waktu bulan

ramadhan, dan dianjurkan bagi siswa-siswi yang beragama Islam, dan

tidak terdapat sanksi bagi siswa-siswi yang tidak mengikuti kegiatan

ini, namun, disarankan untuk mengikuti kegiatan pesantren kilat di

luar sekolah. Adapun rincian pelaksanaannya sebagai berikut:

a. Siswa datang ke sekolah

b. Siswa belajar di kelas dibimbing oleh guru pengajar

c. Siswa melaksanakan tadarus Al-Qur’an dan shalat duha serta zuhur

berjama’ah di masjid

d. Pada hari terakhir, siswa dan pembimbing mengadakan acara

berbuka puasa bersama

e. Siswa pulang.

Page 51: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

44

5. Ektra Kurikuler

Kegiatan ektra kurikuler adalah kegiatan pendidikan diluar ketentuan

kurikulum yg berlaku, akan tetapi bersifat paedagogis dan menunjang

pendidikan dalam menunjang tercapainya tujuan sekolah. Kegiatan ektra

kurikuler di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan, yang berkaitan dengan

pendidikan agama Islam yaitu Ta’lim dan Marawis.

berikut teknis kegiatan ta’lim:

Kegiatan ta’lim ini dilaksanakan di masjid Miftahul Ilmi, kegiatan ini

bersifat sukarela karena kegiatan ini termasuk kegiatan ekstrakurikuler yang

dilaksanakan pada hari sabtu, dan teramasuk kegiatan rohis sekolah, dan

tidak terdapat sanksi bagi siswa-siswi yang tidak mengikuti kegiatan ta’lim

ini. Sedangkan target yang ingin dicapai adalah siswa memiliki

pengetahuan agama dengan benar dan mampu mengamalkannya dalam

kehidupan sehari-hari. Adapun rincian pelaksanaannya sebagai berikut:

a. Siswa berkumpul di masjid

b. Pembukaan

c. Siswa mendengarkan penjelasan tentang materi dari pembimbing

d. Siswa tanya jawab dengan pembimbing

e. Penutup

f. Shalat zuhur berjama’ah.11

F. Deskripsi dan Analisis Data

1. Deskripsi Data

Bagian ini menjelaskan tentang pendapat siswa mengenai implementasi

pendidikan agama Islam. Berdasarkan angket yag disebarkan kepada

responden, disajikan tabel-tabel dengan menggunakan teknik deskriptif

prosentase.

Hasil angket yang diperoleh dapat dilihat sebagai berikut:

11 Pola Bidang Ekskul IMTAQ SMPN 4 Kota Tangerang Selatan Periode 2009/2010.

Page 52: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

45

Tabel 4

Mengucap salam ketika bertemu dengan guru

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

29

21

-

-

58 %

42 %

-

-

Jumlah 50 100 %

Tabel di atas menunjukkan lebih dari setengahnya 58 % siswa menjawab

sangat setuju bahwa siswa selalu mengucap salam ketika bertemu dengan guru,

dan hampir setengahnya 42 % siswa menjawab setuju bahwa siswa mengucap

salam ketika bertemu dengan guru. Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa

siswa selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan guru.

Tabel 5

Apabila siswa tidak mengucapkan salam diberi teguran oleh guru

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

9

28

13

18 %

56 %

26 %

-

Jumlah 50 100 %

Tabel di atas menunjukkan sebagian kecil siswa 18 % siswa menjawab

sangat setuju bahwa apabila siswa bertemu dengan guru tidak mengucap salam

maka diberi teguran, dan lebih dari setengahnya 56 % siswa menjawab setuju

apabila siswa bertemu dengan guru tidak mengucap salam maka diberi teguran,

sedangkan sebagian kecil 26 % siswa menjawab tidak setuju apabila siswa

bertemu dengan guru tidak mengucap salam maka diberi teguran. Dari tabel di

atas dapat disimpulkan bahwa apabila siswa bertemu dengan guru tidak

mengucap salam maka diberi teguran oleh guru.

Page 53: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

46

Tabel 6

Guru selalu memberi contoh kepada siswa untuk mengucap salam

ketika bertemu

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

17

28

5

-

34 %

56 %

10 %

-

Jumlah 50 100 %

Tabel diatas menunjukkan sebagian kecil 34 % siswa menjawab sangat

setuju bahwa guru selalu memberi contoh kepada siswa untuk mengucap salam

ketika bertemu, dan lebih dari setengahnya 56 % siswa menjawab setuju bahwa

guru selalu memberi contoh kepada siswa untuk mengucap salam ketika

bertemu, sedangkan sedikit sekali 10 % siswa menjawab tidak setuju bahwa

guru selalu memberi contoh kepada siswa untuk mengucap salam ketika

bertemu. Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa guru selalu memberi

contoh kepada siswa untuk mengucap salam ketika bertemu.

Tabel 7

Guru menasehati siswa agar memberi salam ketika bertemu

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

.b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

24

25

1

-

48 %

50 %

2 %

-

Jumlah 50 100 %

Tabel di atas menunjukkan hampir setengahnya 48 % siswa menjawab

sangat setuju bahwa guru menasehati siswa agar memberi salam ketika

bertemu, dan setengahnya 50 % siswa menjawab setuju bahwa guru

menasehati siswa agar memberi salam ketika bertemu, sedangkan sedikit sekali

Page 54: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

47

2 % siswa menjawab tidak setuju bahwa guru menasehati siswa agar memberi

salam ketika bertemu. Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa guru selalu

menasehati siswa agar memberi salam ketika bertemu.

Tabel 8

Siswa melaksanakan shalat zuhur berjamaah setiap hari di sekolah

Alternatif Jawaban F %

Sangat setuju

Setuju

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

29

21

-

-

58 %

42 %

-

-

Jumlah 50 100 %

Tabel di atas menunjukkan lebih dari setengahnya 58 % siswa menjawab

sangat setuju bahwa siswa melaksanakan shalat zuhur berjamaah setiap hari di

sekolah, dan hampir setengahnya 42 % siswa menjawab setuju bahwa siswa

melaksanakan shalat zuhur berjamaah setiap hari di sekolah. Dari tabel di atas

dapat disimpulkan bahwa setiap hari siswa selalu melaksanakan shalat zuhur

berjamaah di sekolah.

Tabel 9

Apabila siswa tidak melaksanakan shalat zuhur berjamaah

diberi hukuman oleh guru

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

14

19

16

1

28 %

38 %

32 %

2 %

Jumlah 50 100 %

Tabel di atas menunjukkan sebagin kecil 28 % siswa menjawab sangat

setuju apabila siswa tidak melaksanakan shalat zuhur berjamaah maka diberi

Page 55: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

48

hukuman oleh guru, dan sebagian kecil 38 % siswa menjawab setuju apabila

siswa tidak melaksanakan shalat zuhur berjamaah maka diberi hukuman oleh

guru, sedangkan sebagian kecil 32 % siswa menjawab tidak setuju apabila

siswa tidak melaksanakan shalat zuhur berjamaah maka diberi hukuman oleh

guru, dan sedikit sekali 2 % siswa menawab sangat tidak setuju apabila siswa

tidak melaksanakan shalat zuhur berjamaah maka diberi hukuman oleh guru.

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa apabila siswa tidak melaksanakan

shalat zuhur berjamaah maka diberi hukuman oleh guru.

Tabel 10

Dengan adanya shalat zuhur berjamaah di sekolah siswa terbiasa

melaksanakan shalat berjamaah

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

23

27

-

-

46 %

54 %

-

-

Jumlah 50 100 %

Tabel di atas menunjukkan hampir setengahnya 46 % siswa menjawab

sangat setuju bahwa dengan adanya shalat zuhur berjamaah di sekolah siswa

terbiasa melaksanakan shalat berjamaah, dan lebih dari setengahnya 54 %

siswa menjawab setuju bahwa dengan adanya shalat zuhur berjamaah di

sekolah siswa terbiasa melaksanakan shalat berjamaah. Dari tabel di atas dapat

disimpulkan bahwa dengan adanya shalat zuhur berjamaah dapat membiasakan

siswa untuk shalat berjamaah.

Page 56: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

49

Tabel 11

Guru selalu mengikuti shalat zuhur berjamaah dengan siswa

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

21

24

4

1

42 %

48 %

8 %

2 %

Jumlah 50 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa hampir setengahnya 42 % siswa

menjawab sangat setuju bahwa guru selalu mengikuti shalat zuhur berjamaah

dengan siswa , dan hampir setengahnya 48 % siswa menjawab setuju bahwa

guru selalu mengikuti shalat zuhur berjamaah dengan siswa, sedangkan sedikit

sekali 8 % siswa menjawab tidak setuju bahwa guru selalu mengikuti shalat

zuhur berjamaah dengan siswa, hanya sedikit sekali 2 % siswa menjawab

sangat tidak setuju bahwa guru selalu mengikuti shalat zuhur berjamaah

dengan siswa. Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa guru selalu

mengikuti shalat zuhur berjamaah dengan siswa.

Tabel 12

Guru selalu mengawasi siswa ketika shalat zuhur berjamaah

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

21

25

4

-

42 %

50 %

8 %

-

Jumlah 50 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa hampir setengahnya 42 % siswa

menjawab sangat setuju bahwa guru selalu mengawasi siswa ketika shalat

zuhur berjamaah, dan setengahnya 50 % siswa menjawab setuju bahwa guru

selalu mengawasi siswa ketika shalat zuhur berjamaah, sedangkan hanya

Page 57: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

50

sedikit sekali 8 % siswa menjawab tidak setuju bahwa guru selalu mengawasi

siswa ketika shalat zuhur berjamaah. Dari tabel di atas dapat di simpulkan

bahwa guru selalu mengawasi siswa ketika shalat zuhur berjamaah.

Tabel 13

Siswa melaksanakan shalat duha di sekolah

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

17

29

4

-

34 %

58 %

8 %

-

Jumlah 50 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil 34 % siswa menjawab

sangat setuju bahwa siswa melaksanakan shalat duha di sekolah, dan lebih dari

setengahnya 58 % siswa nebjawab setuju bahwa siswa melaksanakan shalat

duha di sekolah, sedangkan hanya sedikit sekali 8 % siswa mejawab tidak

setuju bahwa siswa melaksanakan shalat duha di sekolah. Dari tabel di atas

dapat disimpulkan bahwa siswa melaksanakan shalat duha di sekolah.

Tabel 14

Apabila siswa rajin melaksanakan shalat duha diberi penghargaan oleh guru

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

13

11

21

5

26 %

22 %

42 %

10 %

Jumlah 50 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil 26 % siswa menjawab

sangat setuju apabila siswa rajin melaksanakan shalat duha diberi penghargaan

oleh guru, dan sebagian kecil siswa 22 % menjawab setuju apabila siswa rajin

melaksanakan shalat duha diberi penghargaan oleh guru, sedangkan hampir

Page 58: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

51

setengahnya 42 % siswa menjawab tidak setuju apabila siswa rajin

melaksanakan shalat duha diberi penghargaan oleh guru, dan hanya sedikit

sekali 10 % siswa menjawab sangat tidak setuju apabila siswa rajin

melaksanakan shalat duha diberi penghargaan oleh guru. Dari tabel di atas

dapat di simpulkan bahwa pemberian penghargaan bagi siswa yang rajin

melaksanakan shalat duha belum terealisasi dengan baik.

Tabel 15

Dengan adanya shalat duha di sekolah siswa terbiasa

melaksanakan shalat duha

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

9

32

9

-

18 %

64 %

18 %

-

Jumlah 50 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil 18 % siswa menjawab

sangat setuju bahwa dengan adanya shalat duha di sekolah siswa terbiasa

melaksanakan shalat duha, dan sebagian besar 64 % siswa menjawab setuju

bahwa dengan adanya shalat duha di sekolah siswa terbiasa melaksanakan

shalat duha, sedangkan sebagian kecil 18 % siswa menjawab tidak setuju

bahwa dengan adanya shalat duha di sekolah siswa terbiasa melaksanakan

shalat duha. Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya shalat

duha di sekolah dapat membisakan siswa melaksanakan shalat duha.

Tabel 16

Guru selalu melaksanakan shalat duha

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

7

21

20

14 %

42 %

40 %

Page 59: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

52

d. Sangat tidak setuju 2 4 %

Jumlah 50 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil 14 % siswa menjawab

sangat setuju bahwa guru selalu melaksanakan shalat duha, dan hampir

setengahnya 42 % siswa menjawab setuju bahwa guru selalu melaksanakan

sahalat duha, dan lebih dari setengahnya 40 % siswa menjawab tidak setuju

bahwa guru selalu melaksanakan shalat duha. sedangkan hanya sedikit sekali

4 % siswa menjawab sangat tidak setuju bahwa guru selalu melaksanakan

shalat duha. Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa guru tidak selalu

melaksanakan shalat duha.

Tabel 17

Guru selalu memberikan nasihat kepada siswa agar melaksanakan shalat duha

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

6

42

2

-

12 %

84 %

4 %

-

Jumlah 50 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil 12 % siswa menjawab

sangat setuju bahwa guru selalu memberikan nasihat kepada siswa agar

melaksanakan shalat duha, dan sebagian besar 84 % siswa menjawab setuju

bahwa guru selalu memberi nasihat kepada siswa agar melaksanakan shalat

duha, sedangkan hanya sedikit sekali 4 % siswa menjawab tidak setuju bahwa

guru selalu memberikan nasihat kepada siswa agar melaksanakan shalat duha.

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa guru selalu memberi nasihat

kepada siswa agar melaksanakan shalat duha.

Page 60: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

53

Tabel 18

Siswa melaksanakan shalat jum’at di sekolah

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

23

2

-

-

92 %

8 %

-

-

Jumlah 25 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa hampir seluruhnya 92 % siswa

menjawab sangat setuju bahwa siswa melaksanakan shalat jum’at di sekolah,

dan sedikit sekali 8 % siswa menjawab setuju bahwa siswa melaksanakan

shalat jum’at di sekolah. Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa siswa

melaksanakan shalat jum’at di sekolah.

Tabel 19

Jika siswa tidak melaksanakan shalat jum’at diberi hukuman oleh guru

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

10

12

2

1

40 %

48 %

8 %

4 %

Jumlah 25 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa hampir setengahnya 40 % siswa

menjawab sangat setuju jika siswa tidak melaksanakan shalat jum’at diberi

hukuman oleh guru, dan hampir setengahnya 48% siswa menjawab setuju jika

siswa tidak melaksanakan shalat jum’at diberi hukuman oleh guru, sedangkan

sedikit sekali 8 % siswa menjawab tidak setuju jika siswa tidak melaksanakan

shalat jum’at diberi hukuman oleh guru, dan hanya sedikit sekali 4 % siswa

menjawab sangat tidak setuju jika siswa tidak melaksanakan shalat jum’at

diberi hukuman oleh guru. Dari tabel di atas dapat di simpulkan bahwa jika

siswa tidak melaksanakan shalat jum’at maka diberi hukuman oleh guru.

Page 61: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

54

Tabel 20

Dengan adanya shalat jum’at di sekolah siswa dapat melaksanakan

shalat jum’at dengan benar

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

17

8

-

-

68 %

32 %

-

-

Jumlah 25 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar 68 % siswa menjawab

sangat setuju bahwa dengan adanya shalat jum’at di sekolah siswa dapat

melaksanakan shalat jum’at dengan benar, sebagian kecil 32 % siswa

menjawab setuju bahwa dengan adanya shalat jum’at di sekolah siswa dapat

melaksanakan shalat jum’at dengan benar. Dari tabel di atas dapat disimpulkan

bahwa dengan adanya shalat jum’at di sekolah siswa dapat melaksanakan

shalat jum’at dengan benar.

Tabel 21

Guru selalu ikut serta melaksanakan shalat jum’at di sekolah

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

11

12

2

-

44 %

48 %

8 %

-

Jumlah 25 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa hampir setengahnya 44 % siswa

menjawab sangat setuju bahwa guru selalu ikut serta melaksanakan shalat

jum’at di sekolah, dan hampir setengahnya 48 % siswa menjawab setuju bahwa

guru selalu ikut serta melaksanakan shalat jum’at di sekolah, sedangkan hanya

sedikit sekali 8 % siswa menjawab tidak setuju bahwa guru selalu ikut serta

Page 62: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

55

melaksanakan shalat jum’at di sekolah. Dari tabel di atas dapat disimpulkan

bahwa guru selalu ikut serta melaksanakan shalat jum’at di sekolah.

Tabel 22

Guru selalu menasihati siswa agar melaksanakan shalat jum’at

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

17

8

-

-

68 %

32 %

-

-

Jumlah 25 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar 68 % siswa menjawab

sangat setuju bahwa Guru selalu menasihati siswa agar melaksanakan shalat

jum’at, dan sebagian kecil 32 % siswa menjawab setuju bahwa Guru selalu

menasihati siswa agar melaksanakan shalat jum’at. Dari tabel di atas dapat

disimpulkan bahwa Guru selalu menasihati siswa agar melaksanakan shalat

jum’at.

Tabel 23

Setiap hari jum’at siswa memberikan amal jumat

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

14

34

2

28 %

68 %

4 %

-

Jumlah 50 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil 28 % siswa menjawab

sangat setuju bahwa setiap hari jum’at siswa memberikan amal jum’at, dan

sebagian besar 68 % siswa menjawab setuju bahwa setiap hari jum’at siswa

memberikan amal jum’at, sedangkan hanya sedikit sekali 4 % siswa menjawab

tidak setuju bahwa setiap hari jum’at siswa memberikan amal jum’at. Dari

Page 63: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

56

tabel di atas dapat disimpulkan bahwa setiap hari jum’at siswa memberikan

amal jum’at.

Tabel 24

Jika siswa tidak memberikan amal jum’at diberi teguran oleh guru

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

4

30

14

2

28 %

60 %

8 %

4 %

Jumlah 50 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil 28 % siswa menjawab

sangat setuju jika siswa tidak memberi amal jum’at maka diberi teguran oleh

guru, dan sebagian besar 60 % siswa menjawab setuju jika siswa tidak

memberi amal jum’at diberi teguran oleh guru, sedangkan sedikit sekali 8

%siswa menjawab tidak setuju jika siswa tidak memberikan amal jum’at diberi

teguran oleh guru. dan hanya sedikit sekali 4 % siswa menjawab sangat tidak

setuju jika siswa tidak memberi amal jum’at diberi teguran oleh guru. Dari

tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jika siswa tidak memberi amal jum’at

selalu diberi teguran oleh guru.

Tabel 25

Kegiatan amal jum’at dapat menjadikan siswa memiliki kepedulian

untuk berbagi dengan yang lain.

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

22

27

1

-

44 %

54 %

2 %

-

Jumlah 50 100 %

Tabel di atas menunjukkan hampir setengahnya 44 % siswa menjawab

sangat setuju bahwa kegiatan amal jum’at dapat menjadikan siswa memiliki

Page 64: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

57

kepedulian untuk berbagi dengan yang lain, dan lebih dari setengahnya 54 %

siswa menjawab setuju bahwa kegiatan amal jum’at dapat menjadikan siswa

memiliki kepedulian untuk berbagi dengan yang lain, sedangkan hanya sedikit

sekali 2 % siswa menjawab tidak setuju bahwa kegiatan amal jum’at dapat

menjadikan siswa memiliki kepedulian untuk berbagi dengan yang lain. Dari

tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan amal jum’at dapat menjadikan

siswa memiliki kepedulian untuk berbagi dengan yang lain.

Tabel 26

Guru selalu memberikan nasihat kepada siswa agar beramal

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

15

34

1

-

30 %

68 %

2 %

-

Jumlah 50 100 %

Tabel di atas menunjukkan sebagian kecil 30 % siswa menjawab sangat

setuju bahwa guru selalu menasehati siswa agar beramal, dan sebagian besar

68 % siswa menjawab setuju bahwa guru selalu menasehati siswa agar

beramal, sedangkan hanya sedikit sekali 2 % siswa menjawab tidak setuju

bahwa guru selalu menasehati siswa agar beramal. Dari tabel di atas dapat

disimpulkan bahwa guru selalu menasehati siswa agar beramal.

Tabel 27

Siswa mengikuti kegiatan tadarus Al-Qur’an setiap hari jum’at

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

17

28

4

1

34 %

56 %

8 %

2 %

Jumlah 50 100 %

Page 65: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

58

Tabel di atas menunjukkan sebagian kecil 34 % siswa menjawab sangat

setuju bahwa siswa mengikuti kegiatan tadarus Al-Qur’an setiap hari jum’at,

dan lebih dari setengahnya 56 % siswa menjawab setuju bahwa siswa

mengikuti kegiatan tadarus Al-Qur’an setiap hari jum’at, dan hanya sedikit

sekali 8 % siswa menjawab tidak setuju bahwa siswa mengikuti kegiatan

tadarus Al-Qur’an setiap hari jum’at, sedangkan sedikit sekali 2 % siswa

menjawab sangat tidak setuju bahwa siswa mengikuti kegiatan tadarus Al-

Qur’an setiap hari jum’at. Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa siswa

mengikuti kegiatan tadarus Al-Quran setiap hari jum’at.

Tabel 28

Jika siswa tidak mengikuti kegitan tadarus Al-Qur’an diberi

hukuman oleh guru

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

17

17

13

3

34 %

34 %

26 %

6 %

Jumlah 50 100 %

Tabel di atas menunjukkan sebagian kecil 34 % siswa memjawab setuju

Jika siswa tidak mengikuti kegitan tadarus Al-Qur’an diberi hukuman oleh

guru, dan sebagian kecil 34 % siswa menjawab setuju Jika siswa tidak

mengikuti kegitan tadarus Al-Qur’an diberi hukuman oleh guru, sedangkan

sebagian kecil 26 % siswa menjawab tidak setuju Jika siswa tidak mengikuti

kegitan tadarus Al-Qur’an diberi hukuman oleh guru, dan hanya sedikit sekali

6 % siswa menjawab sangat tidak setuju jika siswa tidak mengikuti kegitan

tadarus Al-Qur’an diberi hukuman oleh guru. Dari tabel di atas dapat

disimpulkan bahwa jika siswa tidak mengikuti kegitan tadarus Al-Qur’an

diberi hukuman oleh guru.

Page 66: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

59

Tabel 29

Dengan adanya kegiatan tadarus Al-Qur’an siswa dapat membaca

Al-Qur’an adan senang membacanya

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

28

21

1

-

56 %

42 %

2 %

-

Jumlah 50 100 %

Tabel di atas menunjukkan lebih dari setengahnya 56 % siswa menjawab

sangat setuju bahwa dengan adanya kegiatan tadarus Al-Qur’an siswa dapat

membaca Al-Qur’an dan senang membacanya, dan hampir setengahnya 42 %

siswa menjawab setuju bahwa dengan adanya kegiatan tadarus Al-Qur’an

siswa dapat membaca Al-Qur’an dan senang membacanya, sedangkan hanya

sedikit sekali 2 % siswa menjawab tidak setuju bahwa dengan adanya kegiatan

tadarus Al-Qur’an siswa dapat membaca Al-Qur’an dan senang membacanya.

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya kegiatan tadarus Al-

Qur’an siswa dapat membaca Al-Qur’an dan senang membacanya.

Tabel 30

Guru selalu megikuti tadarus Al-Qur’an

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

15

25

9

1

30 %

50 %

18 %

2 %

Jumlah 50 100 %

Tabel di atas menunjukkan sebagian kecil 30 % siswa menjawab sangat

setuju bahwa guru selalu megikuti tadarus Al-Qur’an, dan setengahnya 50 %

siswa menjawab setuju bahwa Guru selalu megikuti tadarus Al-Qur’an,

Page 67: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

60

sedangkan sebagian kecil 18 % siswa menjawab tidak setuju bahwa guru selalu

megikuti tadarus Al-Qur’an, dan hanya sedikit sekali 2 % siswa menjawab

sangat tidak setuju bahwa guru selalu megikuti tadarus Al-Qur’an. Dari tabel di

atas dapat disimpulkan bahwa guru selalu mengikuti tadarus Al-Qur’an.

Tabel 31

Guru selalu mengawasi siswa ketika tadarus Al-Qur’an

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

16

27

7

-

32 %

54 %

14 %

-

Jumlah 50 100 %

Tabel di atas menunjukkan sebagian kecil 32 % siswa menjawab sangat

setuju bahwa guru selalu mengawasi siswa ketika tadarus Al-Qur’an, dan lebih

dari setengahnya 54 % siswa menjawab setuju bahwa guru selalu mengawasi

siswa ketika tadarus Al-Qur’an, sedangkan hanya sebagian kecil 14 % siswa

menjawab tidak setuju bahwa guru selalu mengawasi siswa ketika tadarus Al-

Qur’an. Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa guru selalu mengawasi

siswa ketika tadarus Al-Qur’an.

Tabel 32

Siswa mengikuti kegiatan ta’lim

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

20

25

3

2

40 %

50 %

6 %

4 %

Jumlah 50 100 %

Tabel di atas menunjukkan hampir setengahnya 40 % siswa menjawab

sangat setuju bahwa siswa mengikuti kegitan ta’lim, dan setengahnya 50 %

Page 68: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

61

siswa menjawab setuju bahwa siswa mengikuti kegitan ta’lim, sedangkan

sedikit sekali 6 % siswa menjawab tidak setuju bahwa siswa mengikuti kegitan

ta’lim, dan hanya sedikit sekali 24 % siswa menjawab sangat tidak setuju

bahwa siswa mengikuti kegitan ta’lim. Dari tabel di atas dapat disimpulkan

bahwa siswa mengikuti kegitan talim di sekolah.

Tabel 33

Dengan adanya kegitan ta’lim siswa memiliki pengetahuan agama

dengan benar dan mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

12

32

6

-

24 %

64 %

1 2 %

-

Jumlah 50 100 %

Tabel di atas menunjukkan sebagian kecil 24 % siswa menjawab sangat

setuju bahwa dengan adanya kegitan ta’lim siswa memiliki pengetahuan agama

dengan benar dan mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari,

sedangkan sebagian besar 64 % siswa menjawab setuju bahwa dengan adanya

kegitan ta’lim siswa memiliki pengetahuan agama dengan benar dan mampu

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, dan sebagian kecil 12 % siswa

memjawab tidak setuju bahwa dengan adanya kegitan ta’lim siswa memiliki

pengetahuan agama dengan benar dan mampu mengamalkannya dalam

kehidupan sehari-hari. Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dengan

adanya kegitan ta’lim siswa memiliki pengetahuan agama dengan benar dan

mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Page 69: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

62

Tabel 34

Materi ta’lim relevan dengan kehidupan sehari-hari

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

9

38

3

-

18 %

76 %

6 %

-

Jumlah 50 100 %

Tabel di atas menunjukkan sebagian kecil 18 % siswa menjawab sangat

setuju bahwa materi ta’lim relevan dengan kehidupan sehari-hari, sedangkan

sebagian besar 76 % siswa menjawab setuju bahwa materi ta’lim relevan

dengan kehidupan sehari-hari, dan sedikit sekali 6 % siswa menjawab tidak

setuju bahwa materi ta’lim relevan dengan kehidupan sehari-hari. Dari tabel di

atas dapat disimpulkan bahwa materi ta’lim relevan dengan kehidupan sehari-

hari.

Tabel 35

Siswa mengikuti kegiatan PHBI di sekolah

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

16

33

1

-

32 %

66 %

2 %

-

Jumlah 50 100 %

Tabel di atas menunjukkan sebagian kecil 32 % siswa menjawab sangat

setuju bahwa siswa mengikuti kegiatan PHBI di sekolah, sedangkan sebagian

besar 66 % siswa menjawab setuju bahwa siswa mengikuti kegiatan PHBI di

sekolah, dan sedikit sekali 2 % siswa menjawab tidak setuju bahwa siswa

mengikuti kegiatan PHBI di sekolah. Dari tabel di atas dapat disimpulkan

bahwa siswa mengikuti kegitan PHBI di sekolah.

Page 70: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

63

Tabel 36

Dengan adanya PHBI siswa dapat mengambil hikmah dari setiap

sejarah umat Islam

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

15

24

11

-

30 %

48 %

22 %

-

Jumlah 50 100 %

Tabel di atas menunjukkan sebagian kecil 30 %siswa menjawab sangat

setuju bahwa dengan adanya PHBI siswa dapat mengambil hikmah dari setiap

sejarah umat Islam, sedangkan hampir setengahnya 48 % siswa menjawab

setuju bahwa dengan adanya PHBI siswa dapat mengambil hikmah dari setiap

sejarah umat Islam, dan sebagian kecil 22 % siswa menjawab tidak setuju

dengan adanya PHBI siswa dapat mengambil hikmah dari setiap sejarah umat

Islam. Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya PHBI siswa

dapat mengambil hikmah dari setiap sejarah umat Islam.

Tabel 37

Guru selalu mengikuti kegiatan PHBI

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

17

31

2

-

34 %

62 %

4 %

-

Jumlah 50 100 %

Tabel di atas menunjukkan sebagian kecil 34 % siswa menjawab sangat

setuju bahwa guru selalu mengikuti kegiatan PHBI, sedangkan sebagian besar

62 % siswa menjawab setuju bahwa guru selalu mengikuti kegiatan PHBI, dan

sedikit sekali 4 % siswa menjawab tidak setuju bahwa guru selalu mengikuti

Page 71: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

64

kegiatan PHBI. Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa guru selalu

mengikuti kegiatan PHBI.

Tabel 38

Guru selalu measehati agar siswa mengikuti kegiatan PHBI di sekolah

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

16

31

3

-

32 %

62 %

6 %

-

Jumlah 50 100 %

Tabel di atas menunjukkan sebagian kecil 32 % siswa menjawab sangat

setuju bahwa guru selalu menasehati agar siswa mengikuti kegiatan PHBI di

sekolah, sedangkan sebagian besar 62 % siswa menjawab setuju bahwa guru

selalu menasehati agar siswa mengikuti kegiatan PHBI di sekolah, dan sedikit

sekali 6 % siswa menjawab tidak setuju bahwa guru selalu menasehati agar

siswa mengikuti kegiatan PHBI di sekolah. Dari tabel di atas dapat

disimpulkan bahwa guru selalu menasehati agar siswa mengikuti kegitan PHBI

di sekolah.

Tabel 39

Siswa mengikuti kegiatan pesantren kilat di sekolah

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

14

34

2

-

28 %

68 %

4 %

-

Jumlah 50 100 %

Tabel di atas menunjukkan sebagian kecil 28 % siswa menjawab sangat

setuju bahwa siswa mengikuti kegiata pesantren kilat, sedangkan sebagian

besar 68 % siswa menjawab setuju bahwa siswa mengikuti kegiatan pesantren

Page 72: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

65

kilat di sekolah, dan sedikit sekali 4 % siswa menjawab tidak setuju bahwa

siswa mengikuti kegiatan pesantren kilat di sekolah. Dari tabel di atas dapat

disimpulkan bahwa siswa mengikuti kegiatan pesantren kilat.

Tabel 40

Guru selalu menasehati agar siswa mengikuti kegiatan pesantren kilat

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

11

34

5

-

22 %

68 %

10 %

-

Jumlah 50 100 %

Tabel di atas menunjukkan sebagian kecil 22 % siswa menjawab sangat

setuju bahwa guru selalu menasehati agar siswa mengikuti kegiatan pesantren

kilat, sedangkan sebagian besar 68 % siswa menjawab setuju bahwa guru

selalu menasehati agar siswa mengikuti kegiatan pesantren kilat, dan senagian

kecil 10 % siswa menjawab tidak setuju bahwa guru selalu menasehati agar

siswa mengikuti kegiatan pesantren kilat Dari tabel di atas dapat disimpulkan

bahwa guru selalu menasehati agar siswa mengikuti kegiatan pesantren kilat.

Tabel 41

Siswa mengikuti kegiatan ZIS di sekolah

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

16

29

5

-

32 %

58 %

10 %

-

Jumlah 50 100 %

Tabel di atas menunjukkan sebagian kecil 32 % siswa menjawab sangat

setuju bahwa siswa mengikuti kegiatan ZIS di sekolah, sedangkan lebih dari

setengahnya 58 % siswa menjawab setuju bahwa siswa mengikui kegiatan ZIS

Page 73: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

66

di sekolah, dan sebagian kecil 10 % siswa menjawab tidak setuju bahwa siswa

mengikuti kegiatan ZIS di sekolah. Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa

siswa mengikuti kegiatan ZIS di sekolah.

Tabel 42

Guru selalu menasehati siswa agar mengikuti kegiatan ZIS di sekolah

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

17

29

4

-

34 %

58 %

8 %

-

Jumlah 50 100 %

Tabel di atas menunjukkan sebagian kecil 34 % siswa menjawab sangat

setuju bahwa guru selalu menasehati siswa agar mengikuti kegiatan ZIS di

sekolah, sedangkan lebih dari setengahnya 58 % siswa menjawab setuju bahwa

guru selalu menasehati siswa agar mengikuti kegiatan ZIS di sekolah, dan

sedikit sekali 8 % siswa menjawab tidak setuju bahwa guru selalu menasehati

siswa agar mengikuti kegiatan ZIS di sekolah. Dari tabel di atas dapat

disimpulkan bahwa guru selalu menasehati siswa agar mengikuti kegiatan ZIS

di sekolah.

Tabel 43

Siswi mengikuti kegiatan keputrian di sekolah

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

10

15

-

-

40 %

60 %

-

-

Jumlah 25 100 %

Tabel di atas menunjukkan hampir setengahnya 40 % siswi menjawab

sangat setuju bahwa siswi mengikuti kegiatan keputrian di sekolah, sedangkan

sebagian besar 60 % siswi menjawab setuju bahwa siswi mengikuti kegiatan

Page 74: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

67

keputrian di sekolah. Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa siswi

mengikuti kegiatan keputrian di sekolah.

Tabel 44

Jika siswi tidak mengikuti kegiatan keputrian di sekolah diberi hukuman

oleh guru

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

3

10

10

2

26 %

42 %

20 %

12 %

Jumlah 25 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil 26 % siswi menjawab

sangat setuju jika siswi tidak mengikuti kegiatan keputrian di sekolah diberi

hukuman oleh guru, dan hampir setengahnya 42 % siswi menjawab setuju jika

siswi tidak mengikuti kegiatan keputrian di sekolah diberi hukuman oleh guru,

dan sebagian kecil 20 % siswi menjawab tidak setuju jika siswi tidak

mengikuti kegiatan keputrian di sekolah diberi hukuman oleh guru, sedangkan

sebagian kecil 12 % siswi menjawab sangat tidak setuju, jika siswi tidak

mengikuti kegiatan keputrian di sekolah diberi hukuman oleh guru. Dari tabel

di atas dapat disimpulkan bahwa jika siswi tidak mengikuti kegiatan keputrian

di sekolah diberi hukuman oleh guru.

Tabel 45

Dengan adanya kegiatan keputrian menuntun siswi menjadi pribadi yang

berakhlak mulia

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

10

15

-

-

40 %

60 %

-

-

Jumlah 25 100 %

Page 75: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

68

Tabel di atas menunjukkan hampir setengahnya 40 % siswi menjawab

sangat setuju bahwa dengan adanya kegiatan keputrian menuntun siswi

menjadi pribadi yang berakhlak mulia, sedangkan sebagian besar 60 % siswi

menjawab setuju, bahwa dengan adanya kegiatan keputrian menuntun siswi

menjadi pribadi yang berakhlak mulia. Dari tabel di atas dapat disimpulkan

bahwa, dengan adanya kegiatan keputrian menuntun siswi menjadi pribadi

yang berakhlak mulia.

Tabel 46

Guru selalu menasehati siswi agar mengikuti kegiatan keputrian

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

7

14

4

-

28 %

56 %

16 %

-

Jumlah 25 100 %

Tabel di atas menunjukkan sebagian kecil 28 % siswa menjawab sangat

setuju bahwa guru selalu menasehati siswi agar mengikuti kegiatan keputrian,

sedangkan lebih dari setengahnya 56 % siswa menjawab setuju bahwa guru

selalu menasehati siswi agar mengikuti kegiatan keputrian, dan sebagian kecil

16 % siswa menjawab tidak setuju bahwa guru selalu menasehati siswi agar

mengikuti kegiatan keputrian. Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa guru

selalu menasehati siswi agar mengikuti kegiatan keputrian.

Tabel 47

Guru selalu mengontrol kegiatan keputrian

Alternatif Jawaban F %

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

10

10

5

-

40 %

40%

20 %

-

Jumlah 25 100 %

Page 76: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

69

Tabel di atas menunjukkan hampir setengahnya 40 % siswa menjawab

sangat setuju bahwa guru selalu mengontrol kegiatan keputrian, sedangkan

lebih hampir setengahnya 40 % siswa menjawab setuju bahwa guru selalu

mengontrol kegiatan keputrian, dan sebagian kecil 20 % siswa menjawab tidak

setuju bahwa guru selalu mengontrol kegiatan keputrian. Dari tabel di atas

dapat disimpulkan bahwa guru selalu mengontrol kegiatan keputrian.

Tabel 48

Orang tua siswa selalu dilibatkan dalam pelaksanaan pendidikan agama

di rumah

Alternatif Jawaban F %

e. Sangat setuju

f. Setuju

g. Tidak setuju

h. Sangat tidak setuju

10

15

25

-

20 %

15 %

50 %

-

Jumlah 50 100 %

Tabel di atas menunjukkan sebagian kecil 10 % siswa menjawab sangat

setuju bahwa orang tua siswa selalu dilibatkan dalam pelaksanaan pendidikan

agama di rumah, sedangkan sebagian kecil 15 % siswa menjawab setuju bahwa

orang tua siswa selalu dilibatkan dalam pelaksanaan pendidikan agama di

rumah, dan sebagian kecil pula kecil 25 % siswa menjawab tidak setuju bahwa

orang tua siswa selalu dilibatkan dalam pelaksanaan pendidikan agama di

rumah. Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa masih minimnya perhatian

atau partisipasi orang tua terhadap perkembangan pribadi siswa.

2. Analisis Data

Dilihat dari data yang diperoleh Implementasi pendidikan Agama

Islam di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan berjalan dengan baik, terarah

dan sesuai dengan program sekolah, hal ini dapat dilihat begitu

antusiasnya para siswa dalam mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan

yang ada di sekolah dan guru-guru pun selalu menjalankan tugas dan

Page 77: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

70

kewajibannya dengan baik. Dengan tanggungjawab yang tinggi para guru

mempersiapkan segala sesuatunya dalam rangka mencapai tujuan yang

harus dicapai dari pelaksanaan pendidikan agama Islam.

Implementasi pendidikan agama Islam di SMPN 4 Kota Tangerang

Selatan dapat dilihat dari kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan guru

maupun siswanya, Namun yang menjadi kendala dalam

mengimplementasi pendidikan agama Islam di SMPN 4 Kota Tangerang

Selatan adalah masih minimnya perhatian dan partisipasi orang tua

terhadap perkembangan pribadi siswa.

Page 78: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

71

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari uraian di atas, mengenai Implementasi Pendidikan Agama Islam di

SMPN 4 Kota Tangerang Selatan, penulis dapat mengambil beberapa

kesimpulan, antara lain:

1. Selain mempunyai kurikulum inti, SMPN 4 Kota Tangerang Selatan juga

mempunyai kebijakan dalam mengimplementasikan pendidikan agama

Islam, melalui kegiatan keagamaan di Sekolah. Dalam pelaksanaan

pendidikan keagamaan di sekolah, yang paling berperan adalah guru agama

Islam, peran guru agama dalam pelaksanaan kegiatan ini tidak hanya

sebagai teladan. Tetapi, guru agama Islam harus mempunyai pengetahuan

agama yang luas, agar dapat memberikan pemahaman yang dalam tentang

ajaran Islam.

2. Implementasi Pendidikan Agama Islam di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan

berjalan dengan baik, terarah dan sesuai dengan program sekolah. Hal ini

dapat dilihat dari dibiasakannya siswa mengikuti kegiatan keagamaan yang

ada disekolah, diantaranya shalat zuhur berjama’ah, melaksanakan shalat

sunah, dilatihnya siswa untuk peduli berbagi dengan yang lain.

3. Kegiatan keagamaan yang ada di sekolah SMPN 4 Kota Tangerang Selatan

dapat berjalan dengan baik dan terarah ini merupakan suatu usaha para guru

terutama guru agama dan dibantu oleh rohis sekolah.

Page 79: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

72

4. Keberhasilan dalam meangimplementasikan Pendidikan Agama Islam dapat

diketahui dari kegiatan-kegiatn keagamaan yang dapat mengembangkan

spiritual siswa misalnya dibiasakannya siswa mengucapkan salam ketika

bertemu dengan guru maupun sesama teman, dibiasakannya siswa senang

membaca Al-Qur’an dengan cara diadakannya kegiatan tadarus Al-Qur’an

sekaligus memberikan pencerahan sebelum dimulainnya proses belajar

mengajar di kelas, dan siswa senantiasa didekatkan dengan nama, istilah dan

ilustrasi yang bernafaskan Islam. Walaupun kurangnya waktu yang

disediakan untuk pelajaran agama, sekolah SMPN 4 Kota Tangerang

Selatan mampu mengimplementasikan pendidikan agama Islam seperti yang

dijelaskan di atas.

5. Kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikan Pendidikan Agama

Islam di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan adalah, masih kurangnya

perhatian orang tua terhadap perkembangan pendidikan dan pribadi siswa,

sehingga sinergi pendidikan antara sekolah dan keluarga belum satu jalan.

Kendala lainnya yaitu, keterbatasan waktu dan belum maksimalnya sarana

dan prasarana, selain itu juga yang menjadi kendala adalah status sekolah,

karena sekolah ini merupakan sekolah umum bukan sekolah keagamaan.

Tetapi, segala usaha tetap dilakukan bagi terbentuknya pribadi generasi

Islam yang tangguh.

B. Saran

Dari kesimpulan yang penulis uraikan di atas maka penulis dapat

memberikan saran sebagai berikut:

1. Kepada SMPN 4 Kota Tangerang Selatan, penulis berharap untuk

mengembangkan terus bakat spiritual yang dimiliki oleh siswa dengan cara

mengisi kegiatan ta’lim dengan latihan Qira’at dan Dai.

2. Bagi seluruh guru di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan penulis berharap

untuk terus menjadi teladan saat keadaan apapun, karena siswa akan

melakukan apa yang dilihat dari prilaku gurunya. Dan hendaknya guru

memberikan perhatian lebih bagi siswa yang rajin melaksanakan shalat

Page 80: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

73

duha, demi terciptanya semangat yang tinggi dalam diri siswa untuk

menjalankan ibadah sunah.

3. Bagi orang tua siswa maupun mayarakat di sekitar SMPN 4 Kota

Tangerang Selatan, semoga selalu memberikan dukungan baik moril

maupun materil demi terwujudnya kesuksesan Pendidikan Agama Islam.

4. Kepada para siswa hendaknya terus lebih memahami dan mengerti serta

mengamalkan dan mempraktekkan pendidikan agama Islam dalam

kehidupan sehari-hari di masyarakat, sehingga nantinya anak-anak Islam

akan menjadi cermin bagi agama yang lain.

5. Bagi sekolah-sekolah yang ada di Indonesia, penulis harapkan dapat

mengimplementasikan Pendidikan Agama Islam melalui kegiatan-kegiatan

keagamaan demi terwujudnya pribadi muslim dalam jiwa setiap siswa.

Page 81: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

74

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin, dkk, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum,

Jakrata: Ghalia Indonesia, 2002.

An Nahlawi Abdurrahman, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyrakat,

Jakarta: Gema Insani, 1995, Cet Ke-2.

A. Nasir, H. Sahilun, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problema

Remaja, Jakarta : Kalam Mulia, 2002, Cet. Ke-2.

Arifin Anwar, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nsional dalam Undang-

undang SISDIKNAS, Jakarta : Departemen Agama RI Direktorat Jenderal

Kelembagaan Agama Islam, 2003.

Arifin M., Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, Cet Ke-4

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik), Jakarta:

Rineka Cipta, 2006, cet ke-13.

Azra, Azyumardi, Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999, Cet Ke

1.

Darajat Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1992, Cet Ke-2.

Daradjat, Zakiah, Pendidikan Islam Dalam Keluarga Dan Sekolah, Jakarta:

Ruhama, 1995, cet. 2.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke 3,

Jakarta: Balai Pustaka, 2002.

Djamas, Nurhayati Dinamika Pendidikan Islam di Indonesia Pasca Kemerdekaan,

Jakarta: Rajawali Pres, 2009.

Firda Aulia, Pelaksanaan Pendidikan Agama Model Sekolah Islam Terpadu Di

Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Hikmah Pamulang. Skripsi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Jakarta: Perpuatakaan Utama UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2003

Husain, Syed Sajjad dan Syed Ali Ashraf, Krisis Dalam Pendidikan Islam, Terj.

Drs. Fadhlan Mudhafir, Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2000, cet Ke-1.

Kholid Fathoni, Muhammad, Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional

(Paradigma Baru), Jakarta: Departemen Agama RI, 2005.

Page 82: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN . Skripsi

75

Marimba Ahmad D., Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al Ma’rif,

1986, Cet Ke-6.

Majid, Abdul S. Ag, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung:

Remaja Rosda Karya, 2005, Cet Ke-2.

Margono S, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),

Cet, ke-2.

Majid , Abdul Dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompetensi, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004, Cet Ke- 1.

Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006.

Narbuko, Cholid, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1999,

Cet. Ke-2.

Nizar Samsul, Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media

Pratama, 2001, Cet Ke- 1

Pola Bidang Ekskul IMTAQ SMPN 4 Kota Tangerang Selatan Periode

2009/2010.

Purwanto Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: Remaja Rosda

Karya, 1993, cet ke 6

Ratu Perwiranegara Alamsjah, Pembinaan Pendidikan Agama, Jakarta:

Departemen Agama R.I, 1982.

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1994, cet Ke-1.

Sabri Alisuf , Ilmu Pendidikan, Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1999

Standar Isi Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertana (SMP),

PERMENDIKNAS No. 22 Tahun 2006

Subana, M. et. Al, Statistik Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2000, Cet. Ke-1.

Sudijono,Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2004, Cet. Ke-14

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa Indonesia,

Kamus Besar Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988, Cet Ke 1.