IMPLEMENTASI NILAI KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN PKn...
Transcript of IMPLEMENTASI NILAI KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN PKn...
IMPLEMENTASI NILAI KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN PKn
TENTANG MATERI PEMBERANTASAN KORUPSI PADA SISWA KELAS X
SMK PGRI SINGOSARI MALANG JAWA TIMUR
Yuni Hindria Martini
Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang
Jl. Semarang No 5 Malang
Email: [email protected]
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Untuk mengetahui rancangan yang dibuat
guru PKn dalam mengimplementasikan nilai karakter, (2) untuk mengetahui
implementasi nilai karakter pada proses pelaksanaan pembelajaran dalam mata pelajaran
PKn, (3) untuk mengetahui faktor penunjang dan faktor penghambat dalam
mengimplementasikan nilai karakter pada pembelajaran PKn, (4) untuk mengatahui
upaya-upaya guru untuk mengatasi faktor penghambat dalam mengimplementasikan
nilai karakter tentang materi pemberantasan korupsi pada siswa kelas X SMK PGRI
Singosari.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan
deskriptif kualitatif ini didasarkan bahwa peneliti ingin memahami implementasi nilai
karakter dalam pembelajaran PKn tentang materi pemberantasan korupsi pada siswa
kelas X SMK PGRI Singosari Malang Jawa Timur. Sumber data primer yang dijadikan
informan oleh peneliti adalah wawancara dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah
bidang kesiswaan, guru mata pelajaran PKn, dan siswa kelas X. Sumber sekunder
merupakan sumber tidak langsung yang memberikan data kepada peneliti yaitu RPP dan
Silabus pelaksanaan pembelajaran tentang materi pemberantasan korupsi. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis dokumen,
observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data
dengan menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Kata Kunci: Nilai Karakter, Proses Pembelajaran, Pemberantasan Korupsi
Abstract: This research aims: (1) to find out the lesson plan made by the Civic
Education Teachers in implementing the character values, (2) to find out the
implementation of character values in the learning process of Civic Education subject,
(3) to find out the supporting and the limitation factors in implementing the character
values in the Civic Education subject, (4) to find out the efforts of the teacher in dealing
with the limitation factors in implementing the character values concerning the materials
of corruption elimination towards the students of class X SMK PGRI Singosari.
This research used the descriptive qualitative approach. This approach was based
on the fact that the researcher wanted to comprehend the implementation of character
values in the Civic Education learning concerning the materials of corruption
elimination towards the students of class X SMK PGRI Singosari Malang East Java.
The primary data sources that were used as informants were interviews with the
Principal, Assistant Principal for Student Affairs, Civic Education subjects teachers, and
the students of class X. The secondary source was indirect source that provided data to
the researcher which were lesson plans and syllabuses the learning implementation
concerning the materials of corruption eradication. The techniques of data collection
used in this research were documents analysis, observation, in-depth interviews, and
documentations. Simultaneously, the techniques of data analysis were conducted using
data reduction, data presentation and conclusion drawing.
Keywords: Character Values, Learning Process, Corruption Eradication
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu akses untuk meningkatkan taraf kemampuan
dalam dunia global pada saat ini. Dengan pendidikan yang cukup memadai maka taraf
kemampuan seseorang akan meningkat. Pendidikan dalam arti luas berarti suatu proses
untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia, yang mencakup
pengetahuannya, nilai, dan sikap, serta ketrampilan.
Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang menanamkan dan
mengembangkan karakter-karakter luhur kepada anak didik, dengan adanya pendidikan
karakter akan membentuk moral yang baik. Pendidikan karakter juga erat kaitannya
dengan pemberantasan korupsi yang sekarang ini sedang digalang-galangnya untuk
melawan tindakan tersebut. Dengan menanamkan nilai karakter kepada anak didik
terutama dalam proses pembelajaran materi pemberantasan korupsi akan mengajarkan
anak untuk tidak melakukan tindakan korupsi dan menjadikannya penerus bangsa yang
bermoral baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
LANDASAN TEORI
Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan
secara sistematis untuk menanamkan nilai-nilai perilaku peserta didik yang
berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan,
dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan
berdasarkan norma-norma agama, hukum,tata krama, budaya, dan adat istiadat
(Gunawan, 2012 :28). Menurut D. Yahya Khan sebagaimana dikutip Asmani (2012 :26)
menyatakan bahwa pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berfikir dan
perilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerja sama sebagai keluarga,
masyarakat, dan bangsa. Serta, membantu orang lain untuk membuat keputusan yang
dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam tujuan pendidikan karakter bangsa yang dituangkan dalam pendidikan
karakter meliputi: (1) Mengembangkan potensi afektif siswa sebagai manusia dan warga
negaranya yang memiliki nilai-nilai karakter bangsa; (2) mengembangkan kebiasaan
dan perilaku siswa yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi
budaya bangsa yang religius; (3) menanamkan jiwa kemimpinan dan tanggung jawab
pada siswa untuk menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan; (4)
mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman,
jujur, penuh kreativitas, dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan
penuh kekuatan.
Sebagai seorang guru sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar harus
melakukan perencanaan dalam proses pembelajaran yang meliputi silabus dan
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Silabus sebagai acuan untuk
pengembangan RPP yang dibuat oleh guru sebelum proses pembelajaran. Sebagaimana
dalam kurikulum yang sudah ada, silabus dikembangkan dengan tetap merujuk standar
isi berdasarkan Permen Diknas nomor 22 tahun 2006. Dalam silabus hendaknya
memuat Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber
belajar (Wibowo, 2013 :179). Permendiknas Nomor 41 (2007 :8-9) tentang standar
proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah memuat identitas mata pelajaran,
standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan
pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, kegiatan pembelajaran penilaian hasil belajar,
dan sumber belajar.
METODE
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena peneliti ingin
mengetahui secara menyeluruh tentang pengimplementasian nilai karakter yang
diterapkan pada mata pelajaran PKn di SMK PGRI Singosari. Moleong (2010: 168)
mengatakan kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit. Peneliti
sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpul data, analisis, penafsir data dan
pada akhirnya menjadi pelopor hasil penelitiannya. Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian studi kasus yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci,
memiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber
informasi. Penelitian dilakukan secara intensif, terinci, dan mendalam terhadap suatu
lembaga atau suatu gejala tertentu. Dalam studi kasus peneliti harus senantiasa
mengumpulkan data setepat-tepatnya dan selengkap-lengkapnya dari kasus yang
diangkat untuk mengetahui aspek-aspek menurut urutannya yang dihubungkan satu
dengan yang lainnya secara menyeluruh dan integral agar menghasilkan gambaran
umum tentang kasus yang akan diselidiki. Studi kasus yang diangkat dalam penelitian
ini yaitu mengenai pengimplementasian nilai karakter dalam pembelajaran tentang
materi pemberantasan korupsi. Penelitian ini dilaksanakan di SMK PGRI Singosari
Jalan Morotanjek No. 206 Telp/Fax. 0341-458598, 0341-454342 Kabupaten Malang
Kode Pos 65153, Jawa Timur, Indonesia.
Prosedur pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini
meliputi, analisis isi dokumen, observasi partisipatif, wawancara mendalam dan
dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan metode Miles and
Huberman (Sugiyono, 2008:91) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis data, yaitu data
reduction, data display dan conclusion drawing/verification.
Sumber: Sugiyono.2008:92. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D
Sugiyono (2010:267) mengatakan dalam penelitian kualitatif, temuan atau data
dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti
dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Tetapi kebenaran
realitas data penelitian kualitatif bersifat jamak. Dalam pengecekan keabsahan data yang
dilakukan peneliti dalam penelitian ini meliputi, perpanjangan pengamatan, peningkatan
ketekunan, triangulasi, dan diskusi teman sejawat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Rancangan yang dibuat Guru PKn dalam Mengimplementasikan Nilai
Karakter tentang Materi Pemberantasan Korupsi
Dalam perencanaan pembelajaran yang dirancang oleh guru PKn SMK PGRI
Singosari merupakan acuan dalam proses pembelajaran. Dengan adanya perencanaan
pembelajaran akan mempermudah guru dalam melaksanakan proses pembelajaran
karena alurnya sudah jelas, sehingga hasil belajar siswa sesuai dengan yang diharapkan.
Perencanaan tersebut meliputi silabus dan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dilakukan dengan cara:
1. Mengetahui SK KD yang akan digunakan dalam proses pembelajaran;
2. Merumuskan indikator yang akan dicapai sesuai dengan Kompetensi Dasar yang
akan dibahas;
3. Merumuskan indikator karakter atau merumuskan nilai karakter yang akan dicapai
dalam Kompetensi Dasar yang akan dibahas;
4. Merumuskan tujuan pembelajaran yang mengembangkan karakter siswa;
5. Menggunakan metode yang bervariatif serta menggunakan strategi kooperatif;
6. Menentukan materi sesuai dengan Kompetensi Dasar yang akan dibahas;
7. Membuat dan mengembangkan langkah pembelajaran untuk mengetahui alur proses
pembelajaran serta dapat terlaksana sesuai alur yang direncanakan;
Reduksi Data Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Penyajian data Pengumpulan data
8. Menambahkan sumber belajar sesuai dengan SK KD yang akan dibahas;
9. Menggunakan soal uraian, soal subjektif, dan tugas kelompok dalam mengevaluasi
hasil belajar siswa.
Berdasarkan paparan data diatas yang telah ditemukan, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa rancangan yang dikembangkan dalam Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran oleh guru pelajaran PKn SMK PGRI Singosari telah mengandung nilai-
nilai karakter. Nilai karakter tersebut yaitu religius, jujur, disiplin, tanggung jawab, dan
komunikatif.
2. Implementasi Nilai Karakter pada Proses Pelaksanaan Pembelajaran dalam
Mata Pelajaran PKn tentang Materi Pemberantasan Korupsi
Pada proses pelaksanaan pembelajaran dalam mata pelajaran PKn tentang
materi pemberantasan korupsi terbagi tiga tahap yang memuat nilai karakter meliputi
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir serta pengelolaan kelas yang termuat
dalam pelaksanan pembelajaran. Dari proses pelaksanaan pembelajaran ditemukan nilai-
nilai karakter sebagai berikut:
a. Nilai Religius
Nilai religius terlihat pada pokok bahasan materi pemberantasan korupsi
dan pada proses pembelajarannya. Materi pemberantasan korupsi yang memuat nilai
religius terlihat pada pokok bahasan pengertian korupsi yang memaparkan pengertian
korupsi merupakan penyalahgunaan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada
mereka pelaku korupsi, jadi jelas bahwa korupsi merupakan tindakan yang melanggar
agama karena menyalahgunakan kekuasaannya. Sedangkan nilai religius yang kaitannya
dengan agama tidak mengajarkan hal seperti penyalahgunakaan kekuasaan, karena nilai
kereligiusan merupakan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada
nilai-nilai ketuhanan atau ajaran agamanya. Untuk itu perlu peningkatan nilai religius
agar tidak ada lagi pelaku korupsi.
Nilai religius pada proses pembelajaran terlihat pada saat kegiatan awal dan
kegiatan akhir. Pada kegiatan tersebut siswa melakukan kegiatan berdo’a terlebih
dahulu sebelum memulai pelajaran dan mengakhiri pelajaran. Indikatornya yaitu
bersyukur kepada Tuhan sesuai kenyakinan yang dianut oleh siswa. Dengan
membiasakan berdo’a maka siswa akan terbiasa dalam mengimplementasikan nilai
religius pada proses pembelajaran.
b. Nilai Disiplin
Nilai disiplin yang termuat dalam pokok bahasan materi pemberantasan
korupsi yaitu mengenai pokok bahasan klasifikasi perbuatan korupsi dan contoh kasus
korupsi yang merupakan aksi nyata pelaku korupsi yang tidak menerapkan nilai disiplin
pada dirinya. Dengan nilai disiplin yang termuat dalam pokok bahasan materi
pemberantasan korupsi akan mengajarkan siswa untuk bersikap disiplin dalam
kehidupan. Terutama disiplin yang perlu dilakukan siswa yaitu disiplin dalam mengikuti
pelajaran.
Pada proses pembelajaran terdapat juga pengimplementasian nilai disiplin
di dalamnya. Terlihat pada kegiatan awal guru melakukan absensi yang menandakan
bahwa guru memantau disiplin siswa dalam mematuhi jadwal pelajaran yang telah
ditentukan yaitu datang tepat waktu. Pada saat kegiatan inti juga ditemukan nilai
disiplin yang diimplementasikan siswa ketika melaksanakan diskusi kelompok.
Indikatornya yaitu siswa tertib dalam mengerjakan tugas kelompok yang telah
diberikan.
c. Nilai Jujur
Nilai jujur yang termuat dalam materi pemberantasan korupsi terlihat pada
pokok bahasan pengertian korupsi dan ciri-ciri korupsi. Nilai jujur sangat erat kaitannya
dengan materi pemberantasan korupsi karena dengan kejujuran maka tidak akan ada
pelaku korupsi yang merajalela. Seperti pokok bahasan pemberantasan korupsi tentang
pengertian korupsi dan ciri-ciri korupsi yang menyebutkan bahwa korupsi perbuatan
yang merugikan negara dan penyalahgunaan wewenang. Pada pokok bahasan tersebut
menyatakan mengenai penyalahgunaan wewenang yang artinya tidak jujur dalam
menjalankan tugasnya, maka nilai kejujuran juga dibutuhkan dalam memberantas
korupsi agar semua pihak dapat menerapkan kejujuran dalam berbagai kehidupan dan
tidak ada yang dirugikan.
Proses pelaksanaan pembelajaran tidak luput dari pengimplementasian nilai
karakter jujur. Pada proses pelaksanaan pembelajaran terlihat pengimplementasian nilai
jujur saat kegiatan inti dalam diskusi kelompok yang dilaksanakan. Indikatornya yaitu
mengerjakan dengan kelompoknya masing-masing dan tidak menyontek kelompok lain.
d. Nilai Tanggung Jawab
Pada materi pemberantasan korusi tidak terlepas juga dengan pokok
bahasan materi pemberantasan korupsi yang memuat nilai tanggung jawab di dalamnya.
Seperti dalam pokok bahasan peraturan perundangan yang merupakan instrumen hukum
yang menjadikan landasan korupsi, materi ini erat kaitannya dengan nilai tanggung
jawab yang artinya setiap pelaku korupsi harus mempertanggung jawabkan tindakannya
sesuai aturan yang ada. Dari pokok bahasan tersebut tersirat bahwa nilai tanggung jawab
harus ada dalam setiap tindakan agar semua berjalan sesuai dengan tanggung jawab
yang diemban masing-masing dan tidak menyalahgunakan kedudukannya.
Nilai tanggung jawab terlihat juga dalam proses pembelajaran dan
dimplementasikan siswa dalam kegiatan diskusi kelompok. Dalam diskusi kelompok
setiap siswa harus mampu bertanggung jawab atas jawaban yang telah dikerjakan oleh
setiap kelompok. Indikator nilai tanggung jawab pada proses pembelajaran yaitu
melaksanakan tugas kelompok.
e. Nilai Komunikatif
Nilai komunikatif tidak tampak termuat dalam pokok-pokok bahasan materi
pemberantasan korupsi. Tetapi nilai komunikatif nampak dan diimplementasikan pada
proses pembelajaran saat kegiatan awal dan kegiatan inti. Pada kegiatan awal terkait
kegiatan apersepsi yang mengajak siswa dalam mengemukakan pendapanyanya saat
memberikan contoh pelaku korupsi dan kegiatan inti terkait diskusi kelompok yang
dilaksanakan siswa. Dalam diskusi kelompok yang dilaksanakan terlihat siswa
mengimplementasikan nilai komunikatif. Indikator nilai komunikatif saat diskusi
kelompok yaitu memberikan pendapat dan menghargai pendapat dalam mengerjakan
soal yang diberikan guru.
Mengenai penggelolaan kelas oleh guru mata pelajaran pada saat proses
pembelajaran tentang materi pemberantasan korupsi masih kurang kondusif, karena
masih ada beberapa siswa yang ramai, membuat gaduh, maupun asyik mengobrol
dengan temannya. Pada awal proses pembelajaran kelas memang sudah bisa
dikondisikan, tetapi pada saat guru memaparkan materi pemberantasan korupsi mulai
lah siswa membuat gaduh dan mulai tidak konsdusif. Guru memberikan peringatan
kepada siswa yang membuat gaduh, tetapi hanya berlaku sebentar dan siswa tersebut
mulai membuat gaduh kelas kembali. Meskipun ada beberapa siswa yang membuat
gaduh tidak begitu memepengaruhi siswa yang lain, karena siswa yang fokus dalam
proses pembelajaran tidak menghiraukan para siswa yang membuat gaduh.
Dari paparan diatas peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa implementasi
nilai karakter dalam proses pembelajaran tentang materi pemberantasan korupsi sudah
terlaksana tetapi masih belum maksimal dalam pencapaiannya.
3. Faktor Penghambat dan Faktor Penunjang dalam Mengimplementasikan Nilai
Karakter tentang Materi Pemberantasan Korupsi
a. Faktor penghambat
Faktor penghambat atau kendala yang terlihat dalam mengimplementasikan
nilai karakter dalam pembelajaran PKn meliputi beberapa faktor yaitu;
1. Keluarga yang kurang memperhatikan anaknya akan memberikan contoh siswa
meniru tindakan tersebut dalam proses pembelajaran yaitu tidak memperhatikan
penjelasan guru tentang materi pemberantasan korupsi;
2. Keadaan kelas yang tidak mendukung karena jumlah siswa yang banyak dalam satu
kelas;
3. Kurangnya kesadaran siswa terhadap hal-hal yang positif (baik), contohnya dalam
mematuhi jadwal pelajaran yang telah ditentukan dengan memasukin kelas tepat
waktu.
b. Faktor penunjang
Faktor penunjang yang terlihat dalam mengimplementasikan nilai
pendidikan karakter dalam pelajaran PKn meliputi beberapa faktor yaitu;
1. Penerapan kedisiplinan, penerapan yang dilakukan pada saat proses pembelajaran
tentang materi pemberantasan korupsi. Contohnya siswa harus disiplin dalam proses
pembelajaran yang sedamg dilaksanakan dan mematuhi aturan guru dalam proses
pembelajaran;
2. Pemberian reward dan panishmen, pemberian ini dimaksudkan untuk memantau
perilaku siswa dalam kelas. Dengan adanya reward dan panishmen akan membuat
siswa berhati-hati dalam bertingkah laku. Terutama dalam mengikuti proses
pembelajaran tentang materi pemberantasan korupsi.
4. Upaya Guru untuk Mengatasi Faktor Penghambat dalam
Mengimplementasikan Nilai Karakter tentang Materi Pemberantasan Korupsi
Upaya yang dilakukan SMK PGRI Singosari untuk mengatasi kendala
dalam mengimplementasikan nilai karakter yaitu;
1. Mengajak orang tua/ wali murid bekerjasama dengan pihak sekolah dalam
memantau perilaku siswa;
2. Memberi teladan yang baik kepada siswa;
3. Memberi sosialisasi mengenai nilai karakter, sosialisani dilakukan oleh guru kepada
siswa untuk mengenalkan nilai karakter;
4. Membiasakan siswa berperilaku positif (baik);
5. Pemberian point yang ditulis dalam buku pribadi siswa masing-masing.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti tentang Implementasi Nilai
Karakter dalam Pembelajaran PKn tentang Materi Pemberantasan Korupsi Pada Siswa
Kelas X SMK PGRI Singosari Malang Jawa Timur adalah sebagai berikut:
1. Rancangan yang dibuat guru PKn dalam mengimplementasikan nilai karakter
tentang materi pemberantasan korupsi di SMK PGRI Singosari dalam
mengimplementasikan nilai karakter dengan memasukkannya di silabus dan RPP
pada setiap komponen dalam perangkat pembelajaran. Nilai pendidikan karakter
dalam silabus diwujudkan dengan langkah yang dilakukan oleh guru mata pelajaran
PKn dalam mengimplementasikan nilai karakter pada silabus yaitu: (1)
Menganalisis SK KD untuk mengidentifikasi nilai karakter; (2) merelevankan nilai
karakter dengan kegiatan belajar, materi, indikator, penilaian, dan sumber belajar;
(3) memasukkan nilai karakter. Sedangkankan dalam RPP nilai karakter
diintergrasikan dalam indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran,
materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah pembelajaran, dan evaluasi
pembelajaran yang direlevakan dengan nilai karakter yang termuat dalam materi
pemberantasan korupsi dan nilai karakter yang ingin dicapai.
2. Implementasi nilai karakter pada proses pelaksanaan pembelajaran dalam mata
pelajaram PKn tentang materi pemberantasan korupsi terlihat pada kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan akhir serta dalam pengelolaan kelas. Peneliti
berkesimpulan bahwa implementasi nilai karakter dalam proses pembelajaran
tentang materi pemberantasan korupsi sudah tercapai tetapi belum maksimal.
Materi yang dijelaskan oleh guru dalam kegiatan inti juga sudah memuat nilai
karakter yang diinginkan sesuai RPP. Hal yang membuat belum maksimalnya
pengimplementasian nilai karakter yang termuat dalam pemberantasan korupsi
dikarenakan pembelajarannya menggunakan metode diskusi kelompok yang kurang
berhasil dengan keadaan kelas yang kurang kondusif. Selain itu dalam pemberian
tugas masih ada beberapa siswa yang tidak mengerjakan. Pengelolaan kelas pada
awal pembelajaran sudah kondusif tetapi saat guru sedang menjelaskan materi
mulai lah kelas kurang kondusif, jadi dalam pengelolaan kelas masih belum
sepenuhnya berhasil.
3. Faktor penghambat dan faktor penunjang dalam mengimplementasikan nilai
karakter tentang materi pemberantasan korupsi meliputi beberapa faktor. Faktor
penghambatnya yaitu kurangnya perhatian keluarga, keadaan kelas, dan kurangnya
kesadaran siswa terhadap hal-hal positif. Faktor penunjang yaitu penerapan
kedisiplinan, dan pemberian reward dan panishmen.
4. Upaya guru untuk mengatasi faktor penghambat dalam mengimplementasikan nilai
karakter tentang materi pemberantasan korupsi yaitu mengajak orang tua memantau
perilaku siswa, memberi teladan yang baik kepada siswa, memberi sosialisasi
mengenai nilai karakter, membiasakan siswa berperilaku positif, dan pemberian
point.
Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti tentang Implementasi Nilai
Karakter dalam Pembelajaran PKn tentang Materi Pemberantasan Korupsi Pada Siswa
Kelas X SMK PGRI Singosari Malang Jawa Timur, maka peneliti dapat memberikan
beberapa rekomendasi, yaitu:
1. Bagi Kepala Sekolah
Implementasi nilai karakter pada proses pelaksanaan pembelajaran dalam mata
pelajaran PKn tentang materi pemberantasan korupsi di SMK PGRI Singosari dapat
terbilang telah berjalan dengan baik walaupun masih belum sempurna dan ada beberapa
kendala atau penghambat. Penghambat yang ada kemungkinan bisa menjadi kendala
dalam mengimplementasikan nilai-nilai karakter. Oleh sebab itu sekolah harus lebih
membeikan kesempatan guru untuk mengikuti sosialisasiatau seminar tentang
pengintregasian nilai karakrter dalam pembelajaran. Selain itu diharapkan kepala
sekolah mampu memberikan media pembelajaran pendidikan karakter yang nantinya
dapat berguna bagi siswa saat berada dalam masyarakat.
2. Bagi Guru PKn
Diharapkan guru mampu mengajak siswa dalam memngimplementasikan nilai
karakter dengan baik dan menarik sehingga pengembangan karakter yang ditargetkan
kepada siswa mampu tercapai dengan maksimal. Guru harus bisa kreatif merancang
pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan sesuai dengan kondisi siswa
namun harus tetap relevan dengan materi yang memuat nilai karakter. Serta dalam
rancangan yang dibuat seyogyanya rublik penilaian yang ada digunakan dalam proses
pembelajaran.
3. Bagi Siswa
Siswa-siswa diharapkan bisa lebih aktif dalam kegitan belajar mengajar PKn
terkait materi pemberantasan korupsi. Siswa juga diharapkan mampu menerapkan nilai
karakrter yang termuat dalam proses pembelajaran atau kehidupan sehari-hari.
DAFTAR RUJUKAN
Buku
Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Ar-
Ruzz Media.
Asmani, Jamal Ma’mur. 2012. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di
Sekolah. Jogjakarta: Diva Pers.
Cholifah, Rodiyah. 2011. Pendidikan Karakter dalam Prespektif Pemikiran Ki Hajar
Dewantara.Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FIP UM
Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung:
ALFABETA.
Kemendiknas. 2010. Pengembangan Pendidikan dan Budaya Karakter Bangsa. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Kemendiknas. 2011. Pedoman Pelasanaan Pendidikan Karakter. Jakarta:
Kemendiknas.
Kesuma, Dharma dkk. 2011. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktek di Sekolah.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Lestari.V. 1990. Membina Disiplin Anak. Jakarta: PT Pondok Pers.
Marimba, A.D. 1980. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: PT. Al-Ma’arif.
Moleng. 2010. Metodologi penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Moleong, L.J. 2005.Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya.
Muslich, Mansur. 2011. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Kritis
Multidimensional. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007. Standar Proses: Untuk Satuan Pendidikan Dasar
Dan Menengah. Jakarta: BSNP.
Sari, Mega Kumala.2012. Implemantasi Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran
Sejarah SMA NEGERI 2 BATU.Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FIS UM.
Sholihah, Imroatu. 2012. Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Mata
Pelajaran PKn di SMP NEGERI 7 MALANG.Skripsi tidak diterbitkan.
Malang: FIS UM
Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sunarto dan Agung Hartono. 2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter Bangsa
Berperadapan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Wibowo, Agus. 2013. Manajemen Pendidikan Karakter Di Sekolah.Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Internet
Devanda, Berry. 2010. Kurikulum Pendidikan Anti Korupsi
(http://www.berrydevanda.com), diakses tanggal 15 September 2013
Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Percepatan Pelaksanaan Priorita
Pembangunan Nasional Tahun 2010. (http://e-
dokumen.kemenag.go.id/files/pKTcgiju1286639730.pdf), diakses tanggal 15
September 2013
Kompas, 2010. Lima Tujuan Gerakan Pendidikan Karakter,
(http://nasional.kompas.com/Lima.Tujuan.Gerakan.Pendidikan.Karakter),
diakses tanggal 15 September 2013
Mulyana, Aina 2011. Panduan Pengintergrasian Pendidikan Karakter dalam Mapel
PKn Versi Direktorat
PSMP.(http://ainamulyana.blogspot.com/2011/07/panduan-pengintergrasian-
pendidikan.html), diakses tanggal 25 Februari 2014.
Rusnak. 2010. Bagaiman Pendidikan Karakter!, (http:filsafat.kompasiana.co/kuadrat-
karakter-dan-membangun-karakter-baku/), diakses tanggal 20 Agustus 2013
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005- 2025.
(http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ve
d=0CCYQFjAA&url=http%3A%2F%2Fdatahukum.pnri.go.id%2Findex.php
%3Foption%3Dcom_phocadownload%26view%3Dcategory%26download%
3D396%3Auuno17th2007%26id%3D19%3A2013-02-18-17-36-
13%26Itemid%3D27%26start%3D20&ei=i8Y5UsusKYHIrQfMhIHoCw&us
g=AFQjCNEnzCY1Rr64RY0UHgTvdp6gkRNwKg&bvm=bv.52288139,d.b
mk), diakses tanggal 20 Agustus 2013
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.2003, (http://www.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/UU20-
2003-Sisdiknas.pdf), diakses tanggal 20 Agustus 2013.