IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOSIODRAMA …lib.unnes.ac.id/27824/1/3401412098.pdf ·...

45
i IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOSIODRAMA PADA MATERI POKOK PERILAKU MENYIMPANG DAN SIKAP-SIKAP ANTI SOSIAL (STUDI KASUS SISWA KELAS X SEMESTER II TAHUN AJAR 2015/2016 SMA N 1 BATANG) SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sosiologi dan Antropologi Oleh : Supriyadi 3401412098 JURUSAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Transcript of IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOSIODRAMA …lib.unnes.ac.id/27824/1/3401412098.pdf ·...

i

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOSIODRAMA

PADA MATERI POKOK PERILAKU MENYIMPANG DAN

SIKAP-SIKAP ANTI SOSIAL

(STUDI KASUS SISWA KELAS X SEMESTER II TAHUN AJAR

2015/2016 SMA N 1 BATANG)

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sosiologi dan Antropologi

Oleh :

Supriyadi

3401412098

JURUSAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skiripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian

Skripsi Fukultas Ilmu Sosial Unnes pada:

Hari :

Tanggal :

Pembimbing Skripsi I Pembimbing Skripsi II

Dra. Elly Kismini, M.Si Drs. Moh. Solehatul Mustofa, MA

NIP. 196203061986012001 NIP. 196308021988031001

Mengetahui:

Ketua Jurusan Sosiologi dan Antropologi

Kuncoro Bayu Prasetyo, S.Ant, M.A

NIP.197706132005011002

PENGESAHAN KELULUSAN

iii

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu

Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:

Hari :

Tanggal :

Penguji I

Drs. Totok Rochana, M.A.

NIP. 195811281985031002

Penguji II Penguji III

Drs. Moh. Solehatul Mustofa, MA Dra. Elly Kismini, M.Si

NIP. 196308021988031001 NIP. 196203061986012001

Mengetahui

Dekan,

Drs. Moh. Solehatul Mustofa, MA

NIP. 196308021988031001

PERNYATAAN

iv

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagain atau seluruhnya.

Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini dikutip atau

dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Juni 2016

Supriyadi

3401412098

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Peliharalah impian anda selamanya. Pahami bahwa untuk mencapai sesuatu

membutuhkan keyakinan dan kepercayaan pada diri sendiri, visi, kerja keras, tekad,

dan dedikasi. Ingat, semua hal menjadi mungkin bagi orang-orang yang yakin” (Tere

Liye).

“Petiklah hikmah atas kegagalan kita. Dengan demikian kita telah meraih kesuksesan

atas kegagalan tersebut. Latihlah mata kita untuk mudah melihat hikmah. Latihlah

hati kita untuk mudah merasakan hikmah dari setiap keadaan” (penulis).

PERSEMBAHAN

Bapak Suparjo dan Ibu Sudarti, kedua orang tua saya yang selalu

memberikan doa dan kasih sayangnya serta yang selalu mendukung saya

demi meraih asa.

Sudara saya Budiyanti yang selalu memberikan dukungan semnagat dan

senyum ceria sehingga memberi warna dalam langkahlangkah menggapai

asa.

Salimin, paman saya yang selalu memberikan dukungan semangat untuk

menggapai asa.

Sonia Zakia, terimaksih untuk semua dukungan, doa, motivasi dan

semangntnya dari awal sampai akhir.

Ibu Haryati dan siswa kelas XB, terimaksih atas doa dan bantunnya.

Teman-teman seperjuangan sosiologi dan antropologi Unnes 2012.

vi

Randy Desta Bramantio, Renanda Rivaldi dan Alam Para Amarta

terimaksih menjadi sahabatku dalam mempengaruhi masa-masa

menempuh sarjana.

vii

SARI

Supriyadi. 2016. Implementasi Model Pembelajaran Sosiodrama Pada Materi Pokok

Perilaku Menyimpang dan Sikap-Sikap Anti Sosial (Studi Kasus Siswa Kelas X

Semester II Tahun Ajar 2015/2016 SMA N 1 Batang). Skripsi, Jurusan Sosiologi dan

Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Dosen pembimbing

pertama Dra. Elly Kismini, M.Si. dosen pembimbing kedua Drs. Moh. Solehatul

Mustofa, M.A. 97 halaman.

Kata Kunci : model pembelajaran, pelajaran sosiologi, sosiodrama.

Implementasi model pembelajaran sosiodrama di SMA N 1 Batang ialah

kegiatan belajar mengajar yang menggunakan suatu pendekatan sisiwa aktif dan

mempraktekan apa yang siswa lihat di lapangan, yang didalamnya memadukan

rangkaian kegiatan pengajaran diantaranya adalah persiapan guru maupun murid,

pelaksanaan sosiodrama dan evalusi model pembelajaran sosiodarama. Tujuan

penelitian ini 1) Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran sosiodrama pada

mata pelajaran sosiologi di SMA N 1 Batang dan 2) Untuk mengetahui kendala yang

dihadapi guru dalam pelaksanaan model pembelajaran Di SMA N 1 Batang.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif. Lokasi penelitian berada diSMA N 1 Batang. Subyek penelitian

ini adalah siswa kelas X. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Validasi data penelitian diperoleh dengan triangulasi

data. Teknik analisis data dalam penelitian ini meliputi pengumpulan data, reduksi

data, penyajian data, dan kesimpulan atau verifikasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) penerapan model pembelajaran

sosiodrama pada mata pelajaran sosiologi di SMA N 1 Batang melalui 3 tahapan

yaitu: tahap awal, tahap inti dan tahap penutup, (b) Dengan model pembelajaran

sosiodrama siswa lebih memahami materi, dan (c) Model pembelajaran sosiodrama

tidak bisa langsung dipraktekan tapi masih harus disertai dengan ceramah. 2) kendala

yang dihadapi guru dalam pelaksanaan model pembelajaran sosiodrama Di SMA N 1

Batang (a) Kesiapan siswa yang masih kurang, (b) Keterbatasan alokasi jam

pelajaran, (c) Kompetensi Guru masih kurang, (d) Fasilitas kurang memadai, dan (e)

Kurikulum 2013 yang tidak bisa diterapkan untuk beberapa metode pembelajaran teretntu.

Saran yang dapat diberikan 1) Bagi sekolah, lebih meningkatan sarana dan

prasarana yang menunjang model pembelajaran supaya setiap model pembelajaran

dengan mudah diterapkan 2) Bagi guru sosiologi, lebih memperdalam setiap model-

model pembelajaran guna lebih mudah dalam menyampaikan materi pada siswa dan

siswa lebih senang dalam proses pembelajaran.

viii

ABSTRACT

This article aimed to reveal sociodramas learning model in the subject matter of

deviant behavior and anti-social attitudes in SMA Negeri 1 Batang. This study used a

qualitative case study. The data collection techniques used were observation,

interviews and documentation. The results of the study showed that: 1) the

implementation of sociodramas learning models on the subjects of sociology in SMA

N 1 Batang were (a) the implementation of sociodramas learning model in SMA N 1

Batang was through three stages: the initial stage, the core stage and the closing

phase, (b) by using the learning model of sociodramas, the students were better in

understanding the material than textual learning model (lecturing), and (c)

sociodramas learning model could not immediately put into practice but it has to be

accompanied by lecturing,too. 2) the problems faced by teachers in implementing the

learning model in the subject of deviant behavior and anti-social attitudes in SMA

Negeri 1 Batang were (a) lack of the student’s readiness, (b) limited time in teaching

the subject, (c) less of the teacher’s competence, (d) lack of the adequate facilities,

and (e) 2013 Curriculum, which could not be applied in some of certain learning

method.

Keyword: Learning Model, Sociodramas, The Subjects of Sociology

ix

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan

karuniannya serta kemudahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Implementasi Model Pembelajaran Sosiodrama Pada Materi Pokok

Perilaku Menyimpang Dan Sikap-Sikap Anti Sosial (Studi Kasus Siswa Kelas X

Semester II Tahun Ajar 2015/2016 Sma N 1 Batang)” sebagai syarat untuk meraih

gelar sarjana pendidikan di Universitas Negeri Semarang.

Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas peran dari berbagai pihak yang turut

mendukung, membimbing, dan bekerja sama sehingga penelitian ini dapat

terselesaikan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi strata 1

di Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. Moh. Solehatul Mustofa, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Semarang yang telah mengesahkan skripsi ini.

3. Drs. Totok Rochana, M.A. penguji skripsi yang telah menyempurnakan hasil

penelitian penulis.

4. Dra. Elly Kismini, M.Si., dosen pembimbing pertama yang selalu sabar

memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.

x

5. Drs. Moh. Solehatul Mustofa, M.A., dosen pembimbing kedua yang selalu sabar

memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.

6. Ibu Haryati dan siswa XB SMA Negeri 1 Batang yang telah maksimal

memberikan bantuan penulis dalam melakukan penelitian.

7. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu.

Semoga segala bantuan dan kebaikan tersebut mendapat limpahan balasan

dari Allah SWT. Akhir kata, semoga apa yang ada dalam skripsi ini dapat bermanfaat

bagi pembaca.

Semarang, Juni 2016

Penyusun

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... iii

PERNYATAAN ............................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. v

SARI .................................................................................................................. vii

ABSTRACT ...................................................................................................... viii

PRAKATA ....................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DAFTAR BAGAN ............................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 8

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 9

E. Batasan Istilah ................................................................................. 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ........................... 12

A. Deskripsi Teoritis ............................................................................ 12

B. Kerangka Berpikir ............................................................................ 23

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 25

A. Latar Penelitian ................................................................................ 25

B. Fokus Penelitian ............................................................................... 27

C. Sumber Data penelitian .................................................................... 27

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 32

E. Uji Keabsahan Data ......................................................................... 41

F. Teknik Analisi Data ......................................................................... 43

xii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 49

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................ 49

1. Latar Belakang Didirikan SMA Negeri 1 Batang ....................... 49

2. Visi dan Misi SMA N 1 Batang................................................... 53

3. Keadaan Fisik & Fasilitas Sekolah SMA N 1 Batang ................. 54 4. Keadaan Lingkungan Sekolah ..................................................... 56 5. Keadaan Guru dan Siswa ............................................................. 57

6. Pengelolaan dan Administrasi Sekolah ....................................... 59

B. Proses Pembelajaran Sosiologi di SMA Negeri 1 Batang .............. 61

C. Penerapan model pembelajaran sosiodrama pada mata

pelajaran sosiologi di SMA N 1 Batang ........................................... 65

1. Perencanaan pembelajaran .......................................................... 65

2. Pelaksanaan Model Pembelajaran Sosiodrama ........................... 65

3. Evaluasi Model Pembelajaran Sosiodrama ................................. 80

D. Kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaan model

pembelajaran sosiodrama ................................................................. 84

1. Kesiapan siswa yang masih kurang ............................................. 84

2. Keterbatasan Alokasi Jam Pelajaran ............................................ 85

3. Kompetensi Guru ......................................................................... 86

4. Fasilitas Kurang Memadai .......................................................... 88

5. Materi tertentu pada mata pelajaran tidak bisa menggunakan

suatu pendekatan dalam kurikulum 2013 ................................... 90

E. Analisis .............................................................................................. 91

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 94

A. Simpulan .......................................................................................... 94

B. Saran ................................................................................................. 95

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 97

LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 100

xiii

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 : Kerangka Berpikir.................................................................................. 24

Bagan 2 : Alur Analisis Data ................................................................................. 45

Bagan 3 : Langkah-Langkah Model Pembelajaran Ibu Haryati............................. 69

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Daftar Informan Utama .......................................................................... 29

Tabel 2 : Daftar Informan Pendukung .................................................................. 30

Tabel 3 : Visi dan Misi SMA Negeri 1 Batang ..................................................... 53

Tabel 4 : Daftar Jumlah Guru Sosiologi SMA Negeri 1 Batang .......................... 58

Tabel 5 : Daftar Jumlah Siswa Kelas X ................................................................ 59

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Gerbang SMA Negeri 1 Batang .......................................................... 51

Gambar 2 : Kondisi Gedung SMA Negeri 1 Batang ............................................. 55

Gambar 3 : Guru sedang menjelaskan prosedur bermain sosiodrama kepada

siswa .................................................................................................... 70

Gambar 4 : Guru menjelaskan kembali model yang akan dilaksanakan ............... 74

Gambar 5 : Setiap kelompok menentukan lokasi untuk malaksanakan

sosiodrama ......................................................................................... 75

Gambar 6 : Kelompok 1 mengenai bentuk-bentuk penyimpangan sosial tentang

kenakalan remaja yang diperankan oleh siswa kelas XB.................... 76

Gambar 7 : Kelompok 2 mengenai bentuk-bentuk penyimpangan sosial tentang

kenakalan remaja tawuran yang diperankan oleh siswa kelas XB. ..... 77

Gambar 8 : Kelompok 3 mengenai bentuk-bentuk penyimpangan sosial tentang

subkebudayaan menyimpang di Sekolah (merampas uang jajan teman)

yang diperankan oleh siswa kelas XB ................................................ 77

Gambar 9 : Guru mengamati siswa saat pelaksanaan sosiodrama berlangsung .... 79

Gambar 10 : Proses evaluasi pembelajaran sosiodrama di kelas ............................. 80

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Silabus .............................................................................................. 100

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................. 104

Lampiran 3 : Sintaks Sosiodrama .......................................................................... 115

Lampiran 4 : Skenario Sosiodrama ........................................................................ 117

Lampiran 5 : Instrumen Penelitan ........................................................................... 129

Lampiran 6 : Data Informan .................................................................................... 148

Lampiran 7 : Surat Penelitian .................................................................................. 151

Lampiran 8 : Surat Selesai Penelitian .................................................................... 152

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara yang maju tergantung kepada pendidikannya. Semakin maju

pendidikan maka semakin maju pula Negara tersebut, mengutip pengertian

Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara (dalam Hasbullah, 2009:4) Pendidikan

yaitu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya dari hal

tersebut yaitu pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-

anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat

mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

Perubahan masyarakat yang begitu cepat merupakan dampak dari

kemajuan pendidikan yang membawa akibat baik itu positif maupun negatif bagi

kehidupan. Seperti yang dijelaskan oleh Wati (dalam jurnal Upaya Meningkatan

Motivasi Belajar Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik

Sosiodrama, Vol. 1, No. 3, September 2015) yang menjelaskan bahwa dalam

kehidupan yang serba maju, modern dan serba canggih seperti saat ini, pendidikan

memegang peranan penting untuk menjamin kelangsungan hidup.

Sampai sekarang, lembaga pendidikan masih tetap menjadi tumpuan

harapan yang dapat membawa pencerahan bagi masyarakat untuk sebuah

perubahan kearah yang lebih baik. Tentu saja sekolah seperti ini membutuhkan

2

sumber daya manusia yang memiliki kemampuan diatas rata – rata dan mendapat

dukungan yang cukup baik dari pemerintah maupun masyarakatnya. Oleh karena

itu, guru perlu mengoptimalkan kemampuan mendesain model pembelajaran dan

mampu mengkomunikasikan dengan menggunakan seluruh indera. Selain itu

kurikulum yang terus mengalami perubahan otomatis menjadi tuntutan guru

untuk lebih inovatif dalam proses pembelajaran semakin tinggi, seperti yang

tertera dalam kurikulum 2013 (K-13) yang mengedepankan siswa aktif.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti selama pelaksanaan

Praktik Pengalaman Lapangan kurang lebih tiga bulan di SMA N 1 Batang

didapatkan sebuah persepsi bahwa adanya kurikulum yang baru yaitu kurikulum

2013 turut andil dalam peningkatan kreatifitas guru untuk mendesain suatu model

pembelajaran. dalam pelaksanaan pembelajarannya K-13 siswa dituntut aktif.

Bukan hanya pembelajaran melainkan juga hampir seluruh kegiatan intra maupun

ekstra harus berjalan seimbang. Akibat dari hal tersebut siswa terbiasa aktif dalam

berkomunikasi sehari-hari baik di sekolah maupun di luar sekolah. Guru yang

berfikir kreatif serta siswa yang aktif tentu akan mampu bersaing diera

globalisasi.

Menurut Kemdikbud (2013) yang menyatakan bahwa kurikulum tahun

2013 adalah rancang bangun pembelajaran yang didesain untuk mengembangkan

potensi peserta didik, bertujuan untuk mewujudkan generasi bangsa Indonesia

yang bermartabat, beradab, berbudaya, berkarakter, beriman dan bertakwa kepada

3

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

menjadi warga negara yang demokratis,dan bertanggung jawab.

Kurikulum 2013 menggunakan Pendekatan saintifik atau scientific

approach yang terdiri dari mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,

mengasosiasi, dan mengkomunikasikan sesuai dengan pandangan Kemendikbud

bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta

didik. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif

mencari, mengolah, mengkonstruks, dan menggunakan pengetahuan. Oleh karena

itu dalam pembelajaran yang aktif ditentukan oleh komponen pembelajaran yang

membentuk suatu sistem pembelajaran. Tujuan kurikulum 2013 adalah dapat

menghasilkan peserta didik yang berakhlak mulia (afektif), berketrampilan

(psikomotorik) dan berpengetahuan (kognitif) yang berkesinambungan, meliputi

domain pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Model pembelajaran menjadi salah satu faktor keberlangsungan

pembelajaran. model sosiodrama merupakan salah satu model pembelajaran yang

dapat membuat siswa aktif. Meskipun begitu, dalam penerapan model

pembelajaran sosiodrama juga perlu disesuaikan dengan karakteristik materi.

Menurut Ratnawati (dalam artikel jurnal Keefektifan Teknik Sosiodrama

Untuk Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Interpersonal Pada Peserta

Didik Smp N 1 Poncol Tahun Ajaran 2012/2013) yang menjelaskan bahwa

bimbingan kelompok dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan diskusi, simulasi,

4

sosio/psiko drama, home room atau kegiatan kelompok lainnya sebagai upaya

agar peserta didik mencapai perkembangan yang optimal. Oleh sebab itu, guru

perlu mengoptimalkan kemampuan mendesain model pembelajaran dan mampu

mengkomunikasikan dengan menggunakan seluruh indera. Untuk

mengoptimalkan kualitas kegiatan belajar dan mengajar di kelas, maka salah satu

cara yang dapat diterapkan adalah dengan model pembelajaran berkelompok dan

dalam setiap kelompok mendiskusikan materi pada kelompoknya dan kemudian

dipragrakan dalam model sosiodrama.

Anak-anak bisa dikenalkan dengan berbagai karakter dan emosi dalam

sosiodrama sehingga berbagai kecerdasan majemuk, seperti kecerdasan sosial,

kecerdasan interpersonal, atau kecerdasan spasial-visual anak bisa terasah.

Menurut Wati, dkk (dalam Jurnal Penggunaan Metode Sosiodrama Dalam

Peningkatan Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Siswa Kelas V SD) yang

menjelaskan bahwa guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan

kegiatan atau peran tertentu sebagaimana yang ada dalam kehidupan

masyarakat(sosial). Dalam sosiodrama anak didik dibina agar terampil

mendramatisasikan atau mengekspresikan sesuatu yang dihayati.

Model ini sesuai diterapkan sebagai metode dalam menyampaikan materi

pelajaran Sosiologi. Hal ini dikarenakan sebagian besar materi dalam pelajaran

sosiologi berisi tentang kehidupan masyarakat yang sesungguhnya yang apabila

5

disimulasikan akan menggambarkan bagaimana keadaan di sekitar siswa sehingga

diharapkan siswa akan lebih memahami nilai nilai positif dalam suatu masyarakat.

Menurut Ahyani (dalam jurnal Metode sosiodrama dalam meningkatkan

kecerdasan moral anak. Volume 4, nomor 2, Desember 2011) yang menjelaskan

bahwa sosiodrama berpotensi untuk mendorong perilaku positif dari siswa yang

memiliki perilaku bermasalah seperti kehilangan motivasi, memiliki beberapa

masalah sosial dan kehilangan respek terhadap teman sabaya dan guru. Model

pembelajaran sosiodrama juga perlu diterapkan untuk membantu guru

mengoptimalisasi pembelajaran. Salah seorang guru menjelaskan dengan model

pembelajaran sosiodrama guru lebih mudah mengelola pembelajaran, lebih

kreatif dan inovatif dalam mendesain kelas, guru lebih maksimal dalam

menggunakan berbagai media, dan lebih mudah mengelola suasana kelas.

Suyanto (2008) mengungkapkan model pembelajaran sosiodrama perlu

dikembangkan untuk mengoptimalisasi pembelajaran karena kelas bidang studi

lebih kondusif dan memudahkan guru untuk mengatur konfigurasinya.

Pelaksanaan model pembelajaran sosiodrama ini sangat mendukung

untuk pembelajaran sosiologi. Guru tidak perlu berceramah atau menjelaskan

panjang lebar tentang materi yang akan sampaikan dalam suatu jam pelajaran

sosiologi. Guru sosiologi perlu melakukan pengelolaan kelas yang baik untuk

menjadikan kelas sosiologi sebagai lingkungan belajar yang baik dan sesuai

dengan karakteristik sosial yang ada di dalam kehidupan sosial masyarakat

6

dengan menampilkan model pembelajaran sosiodrama. Pengelolaan kelas

merupakan tugas pokok bagi seorang guru dalam kegiatan pembelajaran. Guru

berperan dalam melakukan pengelolaaan kelas saat pembelajaran dan berusaha

menciptakan suasana yang efektif sehingga memungkinkan proses belajar

mengajar.

Kegiatan pembelajaran yang dapat membuat memori siswa tentang materi

bertahan lebih lama adalah pembelajaran yang membuat siswa aktif dalam

membangun dan mengaitkan konsep materi. Oleh karena itu perlu digunakan

model pembelajaran yang didukung media pembelajaran yang secara optimal

dapat melibatkan siswa secara aktif. Aktif dalam hal ini tidak hanya dilihat dari

kualtias hasil seperti prestasi belajar kognitif, namun juga dilihat secara kese-

luruhan dari kualitas proses yaitu aktivitas siswa serta kualitas hasil seperti

prestasi belajar siswa ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Materi pokok perilaku menyimpang dan sikap-sikap anti sosial dapat

disampaikan dengan model pembelajaran sosiodrama. Diantara beberapa materi

pokok di semester II kelas X, diketahui hanya materi perilaku menyimpang dan

sikap-sikap anti sosial yang sesui apabila dengan sosiodrama. Maka perlu adanya

penelitian tentang pembelajaran sosiologi menggunakan model sosiodrama

sebagai model yang dianjurkan dalam Kurikulum 2013 yang diterapkan dalam

kelas yang menggunakan Kurikulum 2013.

7

Model Sosiodrama dapat menjadi pilihan yang tepat diantara model

pembelajaran lain dalam Kurikulum 2013, karena model pembelajaran ini

bertujuan untuk mengembangkan keterampilan berpikir siswa melalui pemecahan

masalah secara bersama (collaboration) yang diperankan dalam bentuk drama.

Peranan guru lebih banyak menetapkan diri sebagi pembimbing atau pemimpin

belajar dan fasilitator belajar. Dengan demikian, siswa lebih banyak melakukan

kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok memecahkan permasalahan dengan

bimbingan guru atau pembelajaran akan berlangsung.

Pada model Sosiodrama, siswa tidak hanya membangun konsep melalui

pemecahan masalah yang diberikan, namun juga menghasilkan produk berupa

video sebagai hasil dari pemecahan masalah sehingga siswa dapat aktif dalam

pembelajaran baik dilihat dari kualitas proses, maupun kualitas hasil. Oleh karena

itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajarn sosiodrama dan

mengetahui kendala yang dihadapi dalam penerapan model pembelajaran

sosiodrama.

Berdasarkan permasalahan di atas maka perlu diketahui apakah

pelaksanaan model pembelajaran sosiodrama pada pembelajaran sosiologi sudah

sesuai dengan apa yang diharapkan baik sistematis pelaksanaan maupun cara

pelaksanaan di SMA N 1 Batang. Untuk itu penulis akan melakukan penelitian

tentang “Implementasi Model Pembelajaran Sosiodrama Pada Materi Pokok

Perilaku Menyimpang dan Sikap-Sikap Anti Sosial.

8

B. Rumusan Masalah

Penelitian yang berjudul “Implementasi Model Pembelajaran Sosiodrama

Pada Materi Pokok Perilaku Menyimpang dan Sikap-Sikap Anti Sosial” berfokus

pada suatu permasalahan mengenai bagaimana penerapan model pembelajaran

sosiodrama yang ada pada SMA 1 Batang tersebut, dari permasalahn tersebut

kemudian penulis akan memfokuskan pada dua pokok peremasalahan yaitu:

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran sosiodrama pada mata pelajaran

sosiologi di SMA N 1 Batang?

2. Apa kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaan model pembelajaran

sosiodrama pada materi pokok perilaku menyimpang dan sikap-sikap anti

Sosial di SMA N 1 Batang?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran sosiodrama pada mata

pelajaran sosiologi di SMA N 1 Batang.

2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaan model

pembelajaran sosiodrama pada materi pokok perilaku menyimpang dan sikap-

sikap anti sosial di SMA N 1 Batang.

9

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

a. Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan sebagai bahan kajian

ilmiah khususnya dalam bidang pendidikan terutama dalam penerapan

model pembelajaran.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi atau penelitian

lebih lanjut mengenai model pembelajaran sosiodrama baik kekurangan

maupun kelebihan.

2. Manfaat praktis

a. Bagi peneliti

Untuk mengetahui penerapan dan berbagai kekurangan maupun kelebihan

metode sosiodrama untuk siswa kelas X SMA N 1 Batang Tahun Ajaran

2015 / 2016.

b. Bagi Sekolah

Manfaat penelitian ini untuk sekolah adalah untuk memberikan

sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses

pembelajaran terutama dalam model pembelajaran di sekolah tersebut.

c. Bagi Siswa

Manfaat penelitian ini bagi siswa kelas X diharapkan akan menumbuhkan

rasa senang dalam mempelajari pelajaran sosiologi.

d. Bagi Guru Mata Pelajaran Sosiologi

10

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan

kemampuan guru mata pelajaran Sosiologi dalam penggunaan metode

sosiodrama untuk siswa kelas X SMA N 1 Batang terutama pada materi

pokok perilaku menyimpang dan sikap-sikap anti sosial.

E. Batasan Istilah

1. Model Pembelajaran sosiodrama

Menurut Isjoni (2009: ) yang menjelaskan bahwa model pembelajaran

adalah strategi yang digunakan oleh guru untuk meningkatkan motivasi

belajar siswa, sikap beajar di kalangan siswa, mampu berpikir kritis, memiliki

keterampilan sosial dan pencapaian hasil pembelajaran yang lebih optimal.

Ismail (2003:26) yang menyebutkan bahwa istilah model

pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yaitu:

a. rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya,

b. tujuan pembelajaran yang hendak dicapai,

c. tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut berhasil,

d. lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran tercapai

Drama adalah suatu aksi atau perbuatan (bahasa yunani), sedangkan

dramatik adalah jenis karangan yang dipertunjukkan dalam suatu tingkah

laku, mimik dan perbuatan. Sosiodrama berasal dari kata sosio dan drama.

Sosio berarti sosial atau masyarakat menunjukkan pada kegiatan-kegiatan

sosial, dan drama berarti pertunjukkan, tontonan. Sosial atau masyarakat

11

terdiri dari manusia yang satu sama lain saling membutuhkan dan

berhubungan yang dikatakan hubungan sosial.

Tidak lepas dengan penelitian ini, model pembelajaran sosiodrama di

SMA N 1 Batang adalah menerapkan model pembelajaran atau kegiatan

belajar mengajar yang menggunakan suatu pendekatan sisiwa aktif dan

mempraktekan apa yang siswa lihat di lapangan, yang di dalamnya

memadukan rangkaian kegiatan pengajaran di antaranya adalah persiapan

guru maupun murid, pelaksanaan sosiodrama dan evalusi model pembelajaran

sosiodarama untuk melihat hasil model sosiodrama tersebut.

2. Mata Pelajaran Sosiologi

Sosiologi pada dasarnya mempunyai dua pengertian dasar yaitu

sebagai ilmu dan sebagai metode, sebagai ilmu sosiologi merupakan

kumpulan pengetahuan tentang masyarakat yang disusun secara sistematis

berdasarkan analisis berfikir logis. Sebagai metode sosiologi adalah cara

berfikir untuk mengungkapkan realitas sosial yang ada dalam masyarakat

dengan prosedur dan teori yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Mata pelajaran sosiologi dalam penelitian ini adalah salah satu jenis mata

pelajaran ilmu sosial yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas yang

memepelajari masyarakat beserta aspek-aspek sosial yang melingkupinya

(Depdiknas, 2003). Dalam penilitian ini materi pokok yang dipilih adalah

perilaku menyimpang dan sikap-sikap anti sosial.

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teoritis

1. Kajian Tentang Model Pembelajaran Sosiodrama

Artikel yang ditulis oleh Munther Zyoud, berjudul Using Drama

Activities and Techniques to Foster Teaching English as a Foreign Language:

a Theoretical Perspective, membahas tentang drama dapat memupuk

keterampilan bahasa seperti membaca, menulis, berbicara dan mendengarkan

dengan menciptakan konteks yang sesuai. Drama adalah alat pengajaran

bahasa yang kuat yang melibatkan semua siswa secara interaktif semua

periode kelas. Drama juga bisa menyediakan sarana untuk menghubungkan

emosi dan kognisi siswa karena memungkinkan siswa untuk mengambil risiko

dengan bahasa dan mengalami hubungan antara pikiran dan tindakan.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan

penulis terletak pada kajian, yang sama-sama mengkaji tentang sosiodrama.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan penulis

terletak pada fokus penelitian, penulis lebih menekankan pada, sosiodrama

untuk meningkatkan ketrampilan berbahasa.

13

Penelitan Fitriana Eka Puspitasari (2012) berjudul “Upaya

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Pacelathon Melalui

MetodeSosiodrama Pada Siswa Kelas X Ap Smk Muhammadiyah Kroya”,

yang menyatakan bahwa hasil tes kemampuan siswa pada setiap siklusnya.

Hal ini terlihat pada hasil tes nilai rata-rata kelas pada tahap pra siklus sebesar

64,4, pada siklus I terjadi peningkatan menjadi 77,12, dan pada siklus II

menjadi 87,48. Dan pada kategori ketuntasan nilai pada kegiatan prasiklus

mencapai 16% atau sebanyak 3 siswa, mengalami peningkatan ketuntasan

menjadi 80% atau sebanyak 20 siswa pada siklus I, kategori ketuntasan siswa

pada siklus II kembali meningkat menjadi 96% atau 24 siswa.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan

penulis terletak pada kajian, yang sama-sama mengkaji tentang sosiodrama.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan penulis

terletak pada fokus penelitian, penulis lebih menekankan pada, tindakan kelas

dalam meningkatkan kemampuan berbicara pacelathon siswa SMK

Muhammdiyah melalui metode sosiodrama.

2. Kajian Tentang Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran

sosiodrama

Penelitan Dewa Gede Bambang Erawan (2014) berjudul “Penggunaan

Metode Sosiodrama Untuk Meningkatkan Kemampuan Berwawancara

14

Dengan Berbagai Kalangan Pada Siswa Kelas Viii Smp Mutiara Singaraja”,

mengemukakan bahwa Pertama, kemampuan siswa dalam berwawancara

dengan berbagai kalangan sudah sesuai dengan aspek-aspek yang harus

diperhatikan dalam berwawancara. Nilai rata-rata kemampuan siswa dalam

berwawancara dengan berbagai kalangan sudah mengalami peningkatan.

Sebelum dilakukan tindakan, nilai rata-rata siswa adalah 68,54%. Pada siklus

I meningkat menjadi 72,51%, dan siklus II 75,48%. Persentase peningkatan

nilai rata-rata kemampuan siswa dalam berwawancara dengan berbagai

kalangan sebelum tindakan dan setelah dilaksanakannya tindakan siklus I

mencapai 3,97%. Dari siklus I ke siklus II menjadi 2,97%. Kedua,

penggunaan metode sosiodrama ternyata dapat mengaktifkan keantusiasan

siswa dalam pembelajaran berwawancara.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan

penulis terletak pada kajian, yang sama-sama mengkaji tentang sosiodrama.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan penulis

terletak pada fokus penelitian, penulis lebih menekankan pada, tindakan kelas

dalam meningkatkan kemampuan berwawancara berbagai kalangan siswa

kelas VII SMP Mutiara Singareja melalui metode sosiodrama.

Penelitian Anggorowati (2011) yang berjudul “Penerapan Model

Pembelajaran Tutor Sebaya Pada Mata Pelajaran Sosiologi”,

mengemukakan bahwa peer teaching memerlukan persiapan yang matang,

15

dan setiap tahap pelaksanaan hendaknya dievaluasi untuk mendapatkan hasil

yang baik. Faktor pendukung dalam pelaksanaan model pembelajaran tutor

sebaya antara lain yai-tu adanya interaksi antara guru dengan siswa, minat

belajar siswa cukup tinggi, guru dan siswa lebih akrab dalam kegiatan

pembelajaran, keterlibatan tutor sebaya dalam kelompok belajar membuat

suasana pembelajaran lebih menarik, sedangkan faktor penghambatnya antara

lain yaitu kurangnya persiapan dari para tutor, sarana dan prasarana kurang

memadai, kegiatan pembelajaran kurang kondusif, dan sumber belajar kurang

memadai. Penelitian tersebut dilakukan dengan metode kualitatif.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan

penulis terletak pada kajian, yang sama-sama mengkaji tentang penerapan

model pembelajaran untuk pelajaran sosiologi dan metode penelitian yang

digunakan yaitu kualitatif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang

akan dilakukan penulis terletak pada fokus metode yang digunakan untuk

menguji mata pelajaran sosiologi.

Artikel yang telah ditulis oleh McLennan etc yang berjudul

“Promoting Positive Behaviours Using Sociodrama”, yang menjelaskan

bahwa respon siswa menunjukkan pada penggunaan teknik sosiodrama

disediakan beberapa peluang untuk ekspresi diri. Kebanyakan gadis-gadis

dalam penelitian ini terlibat dalam kegiatan yang dramatis dan diskusi secara

konsisten dari mulai, sedangkan sebagian besar anak laki-laki peserta aktif di

16

mulai, tetapi meningkatkan komitmen mereka dan bahkan diasumsikan peran

kepemimpinan dengan kesimpulan dari penelitian ini. Meskipun perubahan

ekspresi diri dan komitmen untuk belajar mungkin telah hasil dari siswa

terlibat dalam rutin dijadwalkan kegiatan drama, studi ini menemukan bahwa

kegiatan sosiodrama berdasarkan pada pekerjaan Boal, ketika

diimplementasikan di kelas, bisa memiliki potensi untuk mendorong perilaku

positif dalam berisiko siswa.

Berdasarkan hasil kajian pustaka di atas persamaan dan perbedaan,

persamaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah

penelitian ini membahas permasalahan yang sama yaitu mengenai

pelaksanaan sistem sosiodrama. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya adalah penelitian ini membahas mengenai pelaksanaan model

pembelajaran sosiodrama, serta pandangan dari guru yang menjalankan model

sosiodrama tersebut pada siswa SMA N 1 Batang dilihat dari sudut pandang

teori konstruktivisme. Dengan demikian penulis akan melihat sejauh mana

perspeketif konstruktivisme terutama konstrukstivisme sosial dalam suatu

model pembelajaran sosiodrama, selain itu persepktif konstruktivisme akan

penulis jadikan sebuah alat untuk memebedah permasalahan dalam model

pembelajaran yaitu model pembelajaran yang berasis proyek dalam hal ini

model pembelajaran sosiodrama.

17

3. Kajian Tentang Kendala suatu Model Pembelajran Inovatif (PjBL)

Penelitan I Made Wirasana Jagantara, dkk (2014) berjudul “Pengaruh

Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Terhadap

Hasil Belajar Biologi Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa SMA”,

mengemukakan bahwa (1) terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar

biologi antarasiswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran berbasis

proyek dan model pembelajaran langsung, (2) terdapat perbedaan yang

signifikan hasil belajar biologi antara siswa yang memiliki gaya belajar visual,

auditori, dan gaya belajar kinestetik, (3) terdapat pengaruh interaksi antara

model pembelajaran dan gaya belajar terhadap hasil belajar siswa, dan (4)

terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar biologi untuk kelompok

siswa yang memiliki gaya belajar visual, auditori, dan gaya belajar kinestetik

antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran berbasis proyek

dan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung.

Penelitan Rinta Doski Yance, dkk (2013) berjudul “Pengaruh

Penerapan Model Project Based Learning (PjBL) Terhadap Hasil Belajar

Fisika Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Batipuh Kabupaten Tanah Datar”,

mengemukakan bahwa perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang

dibelajarkan dengan model pembelajaran berbasis proyek dengan siswa yang

dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung ditinjau dari gaya belajar

siswa. Hasil penelitian hasil penelitian diperoleh perbedaan hasil belajar fisika

18

siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol pada ranah afektif,

kognitif, dan psikomotor secara signifikan pada taraf nyata 0,05. Hasil belajar

kelas eksperimen yang menggunakan Project Based Learning (PBL) lebih

tinggi di bandingkan hasil belajar kelas kontrol yang tidak menggunakan

PBL. Perbedaan ini diyakini disebabkan oleh pengaruh penerapan PBL

terhadap hasil belajar siswa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa PBL

mempunyai pengaruh yang berarti terhadap hasil belajar fisika siswa pada

ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Dari kajian pustaka di atas tentang pembelajaran berbasis proyek

menyimpulkan bahwa pembelajaran yang menggunkan metode ini lebih baik

apabila menggunakan metode yang hanya tekstual jika dilihat dari hasil

belajar siswa itu sendiri.

4. Landasan Teori

Teori merupakan unsur penelitian yang besar peranannya dalam

menjelaskan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat

penelitian. Sugiyono (2013:213) menyatakan bahwa teori berfungsi

memperjelas masalah yang diteliti. Teori dalam penelitian kualitatif

digunakan sebagai bekal untuk memahami konteks sosial secara lebih luas

dan mendalam.

Penelitian ini akan mengkaji sebuah model pembelajaran berbasisi

masalah (project based learning) terutama model pembelajaran sosiodrama.

19

Model pembelajaran ini merupakan suatu model yang mengahruskan siswa

aktif di depan kelas bukan hanya seorang guru yang aktif menyampaikan

materi kepada siswa. Sehingga model pembelajarn ini sangat sesuai apabila

dikaji menggunakan teori konstruktivisme. Kesesuaian penelitian dengan teori

bisa di lihat sebagai berikut.

a. Teori Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah landasan berfikir (filosofi) pembelajaran

konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi

sedikit, yang hasilnya diperluas melaluli konteks yang terbatas dan tidak

instan. Suatu pengetahuan dianggap benar bila pengetahuan itu dapat

berguna untuk menghadapi dan memecahkan persoalan yang sesuai

(Suparno, 1997:28)

Secara sederhana, konstruktivisme beranggapan bahwa

pengetahuan merupakan bentukan (konstruksi) dari kita yang mengetahui

sesuatu, kemudian dapat dirumuskan dari pengertian konstruktivisme

adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa. Guru berperan sebagai

penghubung atau yang membantu siswa membina pengetahuan dan

menyelesaikan masalah. Pengetahuan yang dimiliki siswa adalah

pengetahuan dari aktivitas yang dilakukan oleh siswa tersebut dan

bukannya dari pembelajaran yang diterima secara pasif.

20

Von Glasersfeld (dalam Suparno, 1997:25), terdapat 3 taraf

konstruktifisme:

1) Konstruktivisme radikal

Pengetahuan tidak merefleksikan suatu kenyataan ontologis

objektif, tetapi merupakan suatu pengaturan dan orginsasi dari suatu

dunia yang dibentuk oleh pengalaman seseorang, Von Glasersfeld

(dalam Suparno, 1997:26).

Kontsrtuktivisme ini hanya dapat mengakui apa yang dibentuk

oleh pikiran kita, dan bentuknya tidak selalu representasi dunia nyata.

Kaum konstruktivisme radikal mengesampingkan hubungan antara

pengetahuan dan kenyataan sebagai suatu kriteria kebenaran.

Pengetahuan selalu merupakan konstruksi dari individu yang

mengetahui dan tidak dapat ditransfer kepada individu lain yang pasif.

2) Realisme hipotesis

Pengetahuan (ilmiah) kita dipandang sebagai suatu hoptesis dari

suatu struktur kenyataan dan berkembang menuju suatu pengetahuan

yang sejati, yang dekat dengan relaitas (Munevar, 1981 dalam

Bettencourt, 1989).

Pengetahuan adalah sebuah hipotesis dari struktur realitas yang

mendekati realitas dan menuju kepada pengetahuan yang yang

sebenarnya.

21

3) Konstruktivisme biasa

Aliran ini tidak mengambil semua konsekuensi konstruktivisme.

Menurut aliran ini, pengetahuan kita merupakan gambaran dari realitas

itu. Pengetahuan kita dipandang sebagai suatu gambaran yang dibentuk

dari kenyataan suatu objek dalam dirinya sendiri (Suparno, 1997:26).

Konstruktivisme ini memahami pengetahuan sebagai gambaran

dari realitas itu. Pengetahuan individu dipandang sebagai gambaran

yang dibentuk dari realitas objektif dalam dirinya sendiri.

Ketiga macam konstruktivisme terdapat kesamaan, dimana

konstruktivisme dilihat sebagai proses kerja kognitif individu untuk

menafsirkan dunia realitas yang ada, karena terjadi relasi sosial antara

individu dengan lingkungan atau orang di sekitarnya. Kemudian

Individu membangun sendiri pengetahuan atas realitas yang dilihatnya

berdasarkan pada struktur pengetahuan yang telah ada sebelumnya,

inilah yang disebut dengan konstruktivisme sosiologis menurut Berger

dan Luckmann.

b. Konstruktivisme Sosiologis

Berger and Luckmann (dalam Suparno, 1997:47) yang menjelaskan

bahwa konstruktivisme sosiologis berpandangan pada pengetahuan itu

merupakan penemuan sosial dan sekaligus juga merupakan faktor dalam

22

perubahan sosial. Kenyataan dibentuk secara sosial dan ditentukan secara

sosial.

Presepktif konstruktivisme ini sering kali diperbandingkan dengan

perspektif tradisional objektif, yang beranggapan bahwa pengetahuan

merupakan suatu objek di luar manusia, yang mempunyai sifat objektif

dengan struktur tertentu yang jelas. Sebagai konsekuensi dari pandangan

ini, pembelajaran dilakukan lebih bersifat sebagai “transfer of knowledge”

dari guru kepada siswa. Dalam hal ini siswa lebih banyak siswa lebih

banyak menerima saja dari guru. Sedangkan menurut konstruktivisme

pembelajaran di kelas dilihat sebagai proses “konstruksi” pengetahuan

siswa. Dalam proses ini siswa mengembangkan gagasan atau konsep baru

berdasrkan analisis dan pemikiran ulang terhadap pengetahuan yang

diperoleh pada masa lalu dan masa kini.

Dengan demikian penulis akan melihat sejauh mana perspeketif

konstruktivisme terutama konstrukstivisme sosial dalam suatu model

pembelajaran sosiodrama, selain itu persepktif konstruktivisme akan penulis

jadikan sebuah alat untuk memebedah permasalahan dalam model pembelajaran

yaitu model pembelajaran yang berasis proyek dalam hal ini model pembelajaran

sosiodrama.

23

Model pembelajaran sosiodrama merupakan suatu model yang

mengkontruksikan pengalaman pribadi siswa yang dialami pada masyarakat

sesungguhnya pada sebuah panggung di dalam kelas oleh siswa itu sendiri.

B. Kerangka Berfikir

Kerangka berpikir adalah sebuah alur berpikir dari penulis yang bersifat

teoritis atau konseptual mengenai masalah yang akan diteliti. Kerangka berpikir

tersebut menggambarkan hubungan antara konsep-konsep yang akan diteliti.

kerangka berfikir pada penelitian ini adalah :

SMA N 1 Batang merupakan sekolah yang menerapkan Kurikulum

2013, dalam pembelajaran di K-13 tedapat pelajaran sosiologi dan pendekatan

berpusat pada siswa sehingga seorang guru harus mendesain model pembelajaran

semenarik mungkin hal ini sejalan dengan paham teori konstruktivisme yang

menyebutkan sebuah model pembelajaran harus berpusat pada siswa. supaya

siswa bisa mengikuti proses KBM dengan menyenangkan, dari berbagai model

pembelajaran yang bisa diterapkan untuk pembelajaran sosiologi salah satunya

yaitu model sosiodrama.

Penerapan model sosiodrama Di SMA N 1 Batang adakalnya memiliki

kendala dan tidak sesuai dengan apa yang diharapakan. Penerapan model

pembelajaran sosiodrama akan penulis kaji menggunakan pendekatan teori

konstruktivisme. Alur kerangka berfikir dijelaskan pada tabel 1 sebagai berikut.

24

Bagan 1. Kerangka Berpikir

Penerapan model

pembelajaran

sosiodrama pada mata

pelajaran sosiologi

Kendala yang dihadapi

guru dalam pelaksanaan

model pembelajaran

sosiodrama

Pembelajaran berpusat

pada peserta didik

Model pembelajaran yang

sesuai dan menarik (model

pembelajaran sosiodrama)

Teori

Konstruktivisme

Kurikulum 2013

Pelajaran Sosiologi

Materi pokok perilaku

menyimpang dan Sikap-

sikap anti sosial

Model Pembelajaran

Inovatif

Implementasi model

pembelajaran sosiodrama di SMA

1 Batang

94

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Setelah penulis melaksanakan penelitian mengenai “Implementasi

Model Pembelajaran Sosiodrama Pada Materi Pokok Perilaku Menyimpang

dan Sikap-Sikap Anti Sosial di SMA Negeri 1 Batang”, dapat disimpulkan

bahwa :

1. Penerapan model pembelajaran sosiodrama di SMA Negeri 1 Batang

melalui 3 tahapan yaitu a) tahap awal, pada tahapan ini guru dan siswa

melakukan berbagai macam persiapan dan dilakukan satu minggu sebelum

praktek sosiodrama, b) tahap inti, pada tahapan ini dilakukan beberapa

tindakan seperti, guru menjelasakn kembali model yang akan

dilaksanakan, setiap kelompok menentukan lokasi untuk malaksanakan

sosiodrama, setiap kelompok mempraktekan sesuai dengan materi yang

mereka dapatkan, dan guru mengamati seluruh kegiatan siswa ketika

pelaksanaan model pembelajaran tersebut, dan c) tahap penutup, guru dan

siswa bersama-sama menyimpulkan materi.

2. Model sosiodrama menggunakan pandangan konstruktivisme. Pandangan

kontruktivisme dalam model pembelajaran sosiodrama, siswa membangun

sendiri pengetahuan melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar dan

mengajar. Siswa menjadi pusat kegiatan daripada guru. Sehingga setelah

95

guru menerapkan model pembelajaran sosiodrama di SMA Negeri 1

Batang siswa lebih memahami materi daripada model pembelajaran

tekstual (ceramah), karena model seperti ini siswa akan mudah mengingat

tentang materi yang disampaikan. Guru tidak perlu bicara panjang lebar

dalam menyampaikan materi secara langsung, namun meskipun semua

berpusat pada siswa harus tetap ada ceramah untuk pembuka dan arahan

pada siswa. Pembelajaran Sosiodrama ini dapat membuat siswa lebih

memahami materi karena dengan cara mempraktekan yang disesuikan

dengan kehidupan nyata yang ada di masyarkat. Walaupun guru sosiologi

di SMA Negeri 1 Batang telah menggunakan model pembelajaran

sosiodrama, namun sebagai pengantar dalam memaparkan materi masih

menggunakan ceramah.

3. Kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaan model pembelajaran

sosiodrama pada materi pokok “Perilaku Menyimpang dan Sikap-Sikap

Anti Sosial” di SMA Negeri 1 Batang yaitu a) kesiapan siswa yang masih

kurang, b) keterbatasan alokasi jam pelajaran, c) kompetensi guru yang

masih kurang, d) kurang memadai, dan e) kurikulum 2013 yang tidak bisa

diterapkan untuk beberapa metode pembelajaran teretentu.

B. Saran

1. Bagi Sekolah,

Diharapakan meningkatan sarana dan prasarana yang menunjang model

pembelajaran supaya setiap model pembelajaran dengan mudah

diterapkan.

96

2. Bagi Guru Sosiologi

Diharapkan guru menyesuikan dengan kendala saat penerepan model

pembelajaran sosiodrama yang tercantum dalam kurikulum 2013 sehingga

mudah dalam mengaplikasian model pembelajaran tersebut.

97

DAFTAR PUSTAKA

Ahyani, dkk. 2011. “Metode sosiodrama dalam meningkatkan kecerdasan moral

anak”. Jurnal Pendidikan Volume 4, nomor 2, Desember 2011. Melalui

http://jurnal.umk.ac.id/index.php/sosbud/article/view/42/121 , diunduh

pada 10 Januari 2016 pukul 17.30 WIB.

Fathiah, Akrom. Jornal: Penerapan Metode Sosiodrama Dalam Upaya

Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ips Materi Proklamasi.

Hasbullah. 2009. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Isjoni. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

Ismail. 2003. Media Pembelajaran (Model-Model Pembelajaran). Jakarta: Proyek

Peningkatan Mutu SLTP

Jagantara, dkk. 2014. “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project

Based Learning) Terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau Dari Gaya

Belajar Siswa Sma”. Jurnal Pndidikan Vol. 4, 2015. Melalui

http://pasca.undiksha.ac.id/e-

journal/index.php/jurnal_ipa/viewFile/1300/1002 Diunduh pada 1 Februari

2016 pukul 13.00 WIB.

Moleong, Lexy.J. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdayakarya.

Nuraini D, dkk. 2013 “Penerapan Metode Pembelajaran Sosiodrama Untuk

Meningkatkan Motivasi Belajar Ips Materi Sekitar Proklamasi

Kemerdekaan”. Jurnal FKIP UNS, Vol 3, No 1 (2013) diunduh melalui

http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdsolo/article/view/457 Pada..

Januari 2016 pukul 17.30 WIB.

Ratnawati, dkk. 2013. “artikel jurnal Keefektifan Teknik Sosiodrama Untuk

Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Interpersonal Pada Peserta

Didik Smp N 1 Poncol Tahun Ajaran 2012/ 2013”. melalui

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=139272&val=4066

Diunduh pada 12 Januari 2016 pukul 17.45 WIB.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, Dan R&D.Bandung : Alfabeta.

Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisem dalam Pendidikan. Yogyakarta:

Kansius

98

Uno, Hamzah B. 2008. Model Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara

Wati, Sri. 2015. “Upaya Meningkatan Motivasi Belajar Melalui Layanan

Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Sosiodrama”. Jurnal Penelitian

Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 3, 2015. Melalui http://i-

rpp.com/index.php/jptbk/article/view/335 Diunduh pada 12 Januari 2016

pukul 17.45 WIB.

Wati, dkk.“Penggunaan Metode Sosiodrama Dalam Peningkatan Pembelajaran

Bahasa Indonesia Bagi Siswa Kelas V SD”. Jurnal PGSD FKIP

Universitas Sebelas Maret. Melalui

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=108572&val=4073

Diunduh pada 10 Januari 2016 pukul 17.50 WIB.

Yance, dkk. 2013. “ Pengaruh Penerapan Model Project Based Learning (Pbl)

Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA Sma Negeri 1 Batipuh

Kabupaten Tanah Datar”. Jurnal Pillar of physics education, vol. 1. April

2013, 48-54. Melalui

http://ejornal.unp.ac.id/students/index.php/pfis/article/download/490/279

Diunduh pada 1 Februari 2016 pukul 14.00 WIB.