Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Komunikasi Dengan Strategi Think

download Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Komunikasi Dengan Strategi Think

of 7

Transcript of Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Komunikasi Dengan Strategi Think

  • 8/6/2019 Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Komunikasi Dengan Strategi Think

    1/7

    IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASISKOMUNIKASI DENGAN STRATEGI THINK-TALK-WRITE(TTW) DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KO

    o View

    o clicks

    Posted December 18th, 2008 by arcnawa

    o Matematika

    abstraks:

    ABSTRAK, Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui peningkatan pemahaman konsep dan kemampuan

    komunikasi matematika siswa kelas VIII G SMP Negeri 2 Singaraja tahun ajaran 2006/2007 dan (2) mengetahui

    sikap siswa terhadap model pembelajaran berbasis komunikasi dengan strategi Think-Talk-Write (TTW). Jenis

    penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 3 siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap

    perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, refleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII

    G SMP Negeri 2 Singaraja tahun ajaran 2006/2007 sebanyak 39 orang. Data tentang pemahaman konsep dan

    kemampuan komunikasi matematika siswa dikumpulkan melalui tes dalam bentuk uraian dan data tentang sikap

    siswa dikumpulkan dengan angket. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Hasil

    penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi model pembelajaran berbasis komunikasi dengan strategi Think-

    Talk-Write (TTW) dapat meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan komunikasi matematika siswa.

    Sebelum tindakan, sebagai refleksi awal diberikan tes berbentuk uraian kepada siswa dan didapatkan persentase

    pemahaman konsep siswa sebesar 71,3 % serta belum memenuhi kriteria yang di tetapkan. Rata-rata skor

    kemampuan komunikasi matematika siswa sebesar 15,3 dan berkategori cukup baik. Kriteria yang ditetapkan

    dalam penelitian ini adalah persentase pemahaman konsep siswa minimal 85 % dan rata-rata skor kemampuan

    komunikasi matematika siswa minimal berkategori baik. Pada siklus I, persentase pemahaman konsep siswa yaitu

    78,9 % berarti mengalami peningkatan sebesar 7,6 %. Rata-rata skor kemampuan komunikasi matematika siswa

    adalah 16,9 berarti mengalami peningkatan sebesar 1,6. Pada siklus II, persentase pemahaman konsep siswa yaitu

    81,5 % berarti mengalami peningkatan sebesar 2,6 %. Rata-rata skor kemampuan komunikasi matematika siswa

    adalah 20,6 berarti mengalami peningkatan sebesar 3,7. Pada siklus III, persentase pemahaman konsep siswa

    yaitu 87,7 % berarti mengalami peningkatan sebesar 6,2 %. Rata-rata skor kemampuan komunikasi matematika

    siswa adalah 25,1 berarti mengalami peningkatan sebesar 4,5. Sikap siswa terhadap pembelajaran tergolong

    sangat positif dengan rata-rata skor 48,7.

    http://one.indoskripsi.com/node/7009http://one.indoskripsi.com/node/7009/clickhttp://one.indoskripsi.com/category/jurusan/matematikahttp://one.indoskripsi.com/category/jurusan/matematikahttp://one.indoskripsi.com/node/7009/clickhttp://one.indoskripsi.com/category/jurusan/matematikahttp://one.indoskripsi.com/node/7009
  • 8/6/2019 Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Komunikasi Dengan Strategi Think

    2/7

    Kata-kata kunci : model pembelajaran berbasis komunikasi, strategi TTW, pemahaman konsep dan kemampuan

    komunikasi matematika siswa.

    BAB I

    Pendahuluan

    1.1 Latar Belakang

    Banyak siswa di setiap jenjang pendidikan menganggap Matematika sebagai pelajaran yang sulit dan sering

    menimbulkan berbagai masalah yang sulit untuk dipecahkan, sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar

    siswa. Padahal, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin meningkat, peran

    matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang memiliki nilai esensial yang dapat diterapkan dalam berbagai

    bidang kehidupan menjadi sangat penting. Pola pikir matematika selalu menjadi andalan dalam pengembangan

    ilmu pengetahuan tersebut.

    Setiap individu dapat memanfaatkan matematika untuk memperoleh kemampuan-kemampuan dan keterampilan-

    keterampilan tertentu, untuk pengembangan cara berpikir dan membentuk sikap. Ruseffendi (1988) menyatakan

    bahwa matematika penting sebagai pembimbing pola pikir maupun sebagai pembentuk sikap. Oleh karena itu,

    pendidikan matematika sebagai bagian internal dari kurikulum sekolah mempunyai potensi besar untuk

    memainkan peran strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM).

    Tujuan afektif belajar matematika di sekolah adalah sikap kritis, cermat, obyektif, dan terbuka, menghargai

    keindahan matematika, serta rasa ingin tahu dan senang belajar matematika. Oleh karena itu, matematika sebagai

    disiplin ilmu perlu

    dikuasai dan dipahami dengan baik oleh segenap lapisan masyarakat, terutama siswa sekolah formal. Rendahnya

    hasil belajar matematika bukan hanya disebabkan karena matematika yang sulit, melainkan disebabkan oleh

    beberapa faktor yang meliputi siswa itu sendiri, guru, metode pembelajaran, maupun lingkungan belajar yang

    saling berhubungan satu sama lain. Faktor dari siswa itu sendiri adalah kurangnya pemahaman konsep siswa

    terhadap materi yang diajarkan. Selain itu, faktor lain yang dapat mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa

    adalah adanya anggapan/asumsi yang keliru dari guru-guru yang menganggap bahwa pengetahuan itu dapat

    dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siswa. Dengan adanya asumsi tersebut, guru memfokuskan

    pembelajaran matematika pada upaya penuangan pengetahuan tentang matematika sebanyak mungkin kepada

    siswa. Akan tetapi, dalam perkembangan seperti sekarang ini, guru dituntut agar tugas dan peranannya tidak lagi

    sebagai pemberi informasi (transmission of knowledge), melainkan sebagai pendorong belajar agar siswa dapat

    mengkonstruksi sendiri pengetahunnya melalui berbagai aktivitas seperti pemecahan masalah dan komunikasi.

  • 8/6/2019 Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Komunikasi Dengan Strategi Think

    3/7

    Pemerintah telah mengupayakan berbagai cara untuk meningkatkan mutu pendidikan termasuk mutu pendidikan

    matematika. Salah satunya adalah dicanangkannya kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang sudah berlaku

    mulai tahun ajaran 2004/2005 di semua jenjang sekolah. Mulyasa (2003) menyatakan bahwa acuan kurikulum

    berbasis kompetensi menjadikan sosok manusia Indonesia memiliki kemampuan penalaran, pemecahan masalah,

    koneksi dan berkomunikasi. Dalam KBK terdapat pembaharuan paradigma dalam pembelajaran yaitu

    dariteaching menjadi learning atau learning how to learn yang berarti mengacu pada siswa belajar aktif.

    Namun pada kenyataannya, efesiensi dan efektifitas pembelajaran matematika di sekolah belum mencapai hasil

    belajar sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini tercermin dari rata-rata kelas, daya serap dan ketuntasan belajar

    siswa Kelas VIII G SMP Negeri 2 Singaraja tahun pelajaran 2005/2006 masih rendah, yaitu 6,4 untuk rata-rata

    kelas, 64 % untuk daya serap, dan 69 % untuk ketuntasan belajar. Dari data di atas terlihat bahwa hasil belajar

    matematika siswa masih belum mencapai yang diharapkan oleh kurikulum, yaitu 6,5 untuk rata-rata kelas, 65 %

    untuk daya serap dan 85 % untuk ketuntasan belajar.

    Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan terhadap pelaksanaan pembelajaran matematika di

    kelas VIII G SMP Negeri 2 Singaraja diperoleh hasil sebagai berikut. (1) Guru masih menerapkan pembelajaran

    yang bersifat konvensional yang pada tahap pelaksanaan pembelajarannya dimulai dari menjelaskan materi,

    memberi contoh dan dilanjutkan dengan latihan soal, sehingga pembelajaran cenderung didominasi oleh guru.

    Siswa kurang diberikan kesempatan untuk memikirkan dan menemukan konsep sendiri. Hal ini mengakibatkan

    konsep yang dipelajari siswa cenderung tidak bertahan lama atau mudah hilang bahkan kadang-kadang siswa tidak

    mengerti atau tidak memahami konsep yang sedang dipelajari. (2) Dominasi guru menyebabkan siswa menjadi

    pasif, karena siswa kurang dapat mengemukakan ide-ide dan pendapat yang dimilikinya. (3) Siswa juga masih

    enggan untuk bertanya kepada guru atau bertanya kepada temannya walaupun tidak bisa memecahkan masalah

    yang diberikan dan jarang dikelompokkan dalam belajar, sehingga kurang terjadi komunikasi antara siswa dengan

    siswa maupun siswa dengan guru. (4) Dalam menyelesaikan soal-soal atau masalah matematika, siswa jarang

    diminta untuk mengungkapkan alasannya dan menjelaskan secara lisan atau tertulis mengapa mereka

    memperoleh jawaban tersebut sehingga terjadi kesalahan konsep pada siswa itu sendiri serta siswa kurang

    terbiasa menyimpulkan materi yang telah dipelajari secara sistematis. Permasalahan-permasalahan tersebut akan

    berakibat pada rendahnya pemahaman konsep siswa dan kemampuan komunikasi siswa yang akan bermuara pada

    rendahnya hasil belajar siswa. Peningkatan pemahaman konsep dan kemampuan komunikasi siswa dapat

    dilakukan dengan mengadakan perubahan-perubahan dalam pembelajaran. Dalam hal ini, perlu dirancang suatu

    pembelajaran yang membiasakan siswa untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya, sehingga siswa lebih

    memahami konsep yang diajarkan serta mampu mengkomunikasikan pemikirannya baik dengan guru, teman

  • 8/6/2019 Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Komunikasi Dengan Strategi Think

    4/7

    maupun terhadap materi matematika itu sendiri. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

    pemahaman konsep dan kemampuan komunikasi matematika siswa adalah dengan melaksanakan model

    pembelajaran yang relevan untuk diterapkan oleh guru. Model pembelajaran yang sebaiknya diterapkan adalah

    model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri

    sehingga siswa lebih mudah untuk memahami konsep-konsep yang diajarkan dan mengkomunikasikan ide-idenya

    dalam bentuk lisan maupun tulisan.

    Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di atas, sebagai alternatif dapat diterapkan model pembelajaran

    berbasis komunikasi dengan strategi Think-Talk-Write (TTW). Pembelajaran ini sangat tepat dalam mengatasi

    permasalahan-permasalahan di atas dan dipertegas dengan argumentasi sebagai berikut.

    1) Model pembelajaran berbasis komunikasi dengan strategi TTW dapat membantu siswa dalam mengkonstruksi

    pengetahuannya sendiri sehingga pemahaman konsep siswa menjadi lebih baik, siswa dapat mengkomunikasikan

    atau mendiskusikan pemikirannya dengan temannya sehingga siswa saling membantu dan saling bertukar pikiran.

    Hal ini akan membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan.

    2) Model pembelajaran berbasis komunikasi dengan strategi TTW dapat melatih siswa untuk menuliskan hasil

    diskusinya ke bentuk tulisan secara sistematis sehingga siswa akan lebih memahami materi dan membantu siswa

    untuk mengkomunikasikan ide-idenya dalam bentuk tulisan.

    Hasil penelitian Huinker & Laughlin ( dalam Ansari, 2003) menyebutkan bahwa aktivitas yang dapat dilakukan

    untuk menumbuhkembangkan kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi siswa adalah dengan menerapkan

    strategi pembelajaran TTW. Selain itu, hasil penelitian Ansari (2003) menunjukkan bahwa model pembelajaran

    berbasis komunikasi dengan strategi TTW dapat meningkatkan pemahaman konsep dan komunikasi matematika

    siswa.

    Dengan model pembelajaran berbasis komunikasi dengan strategi TTW siswa dapat mengkonstruksi

    pengetahuannya sendiri, mengkomunikasikan pemikirannya dan menuliskan hasil diskusinya sehingga siswa lebih

    memahami konsep yang diajarkan dan membuat siswa terbiasa untuk mengkomunikasikan ide-idenya secara lisan

    maupun tulisan dalam rangka memecahkan suatu masalah matematika. Oleh karena itu, diadakan suatu penelitian

    dengan topik Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Komunikasi dengan Strategi Think-Talk-Write (TTW)

    dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas VIII G SMP

    Negeri 2 Singaraja.

    1.2 Penjelasan Istilah

    Untuk menghindari kesalahan dalam mengartikan istilah yang digunakan dalam penelitian ini, akan dijelaskan

    beberapa istilah yang berkaitan yaitu sebagai berikut.

  • 8/6/2019 Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Komunikasi Dengan Strategi Think

    5/7

    1. Pembelajaran Berbasis Komunikasi

    Berdasarkan uraian Bansu Irianto Ansari (2003) dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan model

    pembelajaran berbasis komunikasi dalam penelitian ini yaitu pembelajaran yang bukan menggunakan strategi

    transmission of knowledge yang dalam prakteknya berbagai usaha lebih banyak dilakukan oleh guru, tetapi

    penekanannya pada siswa aktif berkomunikasi sebagai proses pembelajaran, guru hanya sebagai fasilitator

    belajar agar siswa dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuannya melalui berbagai aktivitas seperti membaca,

    berpikir/bernalar, berdiskusi, menyimpulkan, dan lain-lain. Lebih khusus lagi, pembelajaran berbasis komunikasi

    disini mengacu pada pendapat Baroody (dalam Asikin, 2001) yang merekomendasikan bahwa pembelajaran

    matematika harus dapat membantu siswa mengkomunikasikan ide matematika melalui lima aspek komunikasi

    yaitu : (1) representasi, (2) mendengar, (3) membaca teks secara aktif, (4) diskusi, dan (5) menulis.

    2. Pemahaman Konsep

    Tentang pengertian pemahaman konsep menurut Erman Suherman (1994) berkenaan dengan pengertian yang

    memadai tentang sesuatu, berbuat lebih daripada mengingat, dapat menangkap suatu makna, dan menjelaskan

    makna atau ide pokok dengan menggunakan yang telah dipahami sebelumnya. Herman Hudojo (1981)

    menyatakan bahwa belajar Matematika berarti belajar konsep-konsep dan struktur-struktur yang terdapat dalam

    bahasan yang dipelajari. Jadi yang dimaksud dengan pemahaman konsep dalam penelitian ini adalah pemahaman

    yang dilandasi oleh pengetahuan tentang mengapa konsep tertentu digunakan dalam memecahkan suatu masalah.

    Jadi, yang dimaksud pemahaman konsep adalah seberapa jauh siswa dapat menyelesaikan soal-soal dengan

    menggunakan konsep yang benar.

    3. Komunikasi Matematika

    Salah satu rekomendasi dari NCTM (dalam Ary Subariyati, 2006) tentang kemampuan komunikasi matematika

    yang perlu dibangun yaitu mengkaji gagasan matematika melalui konjektur dengan alasan yang tepat. Schhoen,

    Bean & Ziebarth (dalam Ary Subariyati, 2006) mengemukakan bahwa komunikasi matematika salah satunya

    merupakan kemampuan siswa dalam hal menjelaskan suatu algoritma dan cara unik untuk memecahkan masalah.

    Bagaimana melakukan penelitian terhadap jawaban yang diberikan oleh siswa, salah satu acuan yang dapat

    digunakan adalah empat langkah Polya yang dikembangkan ke dalan sistem penilaian oleh Hamzah (2002). Hasil

    pengembangan tersebut terdiri dari : (1) pemahaman masalah terdiri tiga bagian, (2) strategi pemecahan masalah

    terdiri dari lima bagian, (3) pelaksanaan strategi pemecahan masalah meliputi lima bagian, (4) pengecekan hasil

    terdiri dari empat bagian. Dalam penelitian ini, penilaian tentang kemampuan komunikasi matematika siswa

    dibatasi hanya pada langkah pemahaman masalah dan pelaksanaan strategi pemecahan masalah. Selain itu,

    komunikasi matematika yang diteliti hanya komunikasi yang dilakukan secara tertulis untuk memecahkan suatu

  • 8/6/2019 Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Komunikasi Dengan Strategi Think

    6/7

    masalah matematika.

    1.3 Rumusan Masalah

    Penelitian ini memfokuskan pada implementasi model pembelajaran berbasis komunikasi dengan strategi TTW

    dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep dan komunikasi matematika siswa kelas VIII G SMP Negeri 2

    Singaraja. Permasalahan yang akan dikaji adalah sebagai berikut.

    1. Seberapa jauh model pembelajaran berbasis komunikasi dengan strategi TTW dapat meningkatkan pemahaman

    konsep matematika siswa ?

    2. Seberapa jauh model pembelajaran berbasis komunikasi dengan strategi TTW dapat meningkatkan kemampuan

    komunikasi matematika siswa ?

    3. Bagaimanakah sikap siswa kelas VIII G SMP Negeri 2 Singaraja terhadap model pembelajaran berbasis

    komunikasi dengan strategi TTW ?

    1.4 Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

    1. Meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII G SMP Negeri 2 Singaraja melalui model

    pembelajaran berbasis komunikasi dengan strategi TTW.

    2. Meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VIII G SMP Negeri 2 Singaraja melalui model

    pembelajaran berbasis komunikasi dengan strategi TTW.

    3. Mengetahui sikap siswa kelas VIII G SMP Negeri 2 Singaraja terhadap model pembelajaran berbasis komunikasi

    dengan strategi TTW.

    1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan setelah penelitian ini dilaksanakan adalah sebagai berikut.

    1. Manfaat bagi guru

    Guru memperoleh pengalaman dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran secara inovatif di kelas yang

    relevan khususnya model pembelajaran berbasis komunikasi dengan strategi TTW. Diharapkan guru dapat

    mengembangkan model, pendekatan atau strategi pembelajaran yang bervariasi dalam rangka memperbaiki

    kualitas pembelajaran matematika bagi siswanya.

    2. Manfaat bagi siswa

    Penerapan model pembelajaran berbasis komunikasi dengan strategi TTW dalam pembelajaran diharapkan dapat

    meningkatkan pemahaman konsep, meningkatkan kemampuan komunikasi siswa, mendorong siswa untuk

    menyenangi matematika dan dapat berperan aktif dalam mengkonstruksi sendiri pengetahuannya.

    3. Manfaat bagi peneliti

    Penelitian ini dapat memberikan pengalaman langsung kepada peneliti sebagai calon guru dalam mengembangkan

  • 8/6/2019 Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Komunikasi Dengan Strategi Think

    7/7

    model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif serta implementasinya di sekolah/ di lapangan, yaitu

    menerapkan model pembelajaran berbasis komunikasi dengan strategi TTW dalam pembelajaran matematika.

    Sumber : http://one.indoskripsi.com/node/7009