Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually...

104
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITON (AIR) PADA MATERI BANGUN DATAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 1 PABELAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika Disusun Oleh SISCA PURNIAWATI 202009027 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013

Transcript of Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually...

Page 1: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY

INTELLECTUALLY REPETITON (AIR) PADA MATERI

BANGUN DATAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

KELAS VII SMP N 1 PABELAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi S1 Pendidikan Matematika

Disusun Oleh

SISCA PURNIAWATI

202009027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2013

Page 2: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually
Page 3: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually

Repetition (AIR) pada Materi Bangun Datar terhadap Hasil

Belajar Siswa Kelas VII SMP N 1 Pabelan

Nama : Sisca Purniawati

NIM : 202009027

Program Studi : Pendidikan Matematika

Page 4: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITON (AIR) PADA MATERI

BANGUN DATAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 1 PABELAN

Disusun Oleh SISCA PURNIAWATI

202009027

Telah disetujui untuk diuji pada tanggal 24 Juni 2013

Menyetujui

Page 5: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

iv

PERNYATAAN

Nama : Sisca Purniawati NIM : 202009027

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul “Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) pada Materi Bangun Datar terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP N 1 Pabelan” adalah benar-benar karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam skripsi ini diberi citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang saya peroleh dari skripsi tersebut.

Salatiga, 28 Juni 2013

Page 6: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

Persembahan :

Karya sederhana ini KupersembahKan untuK:

1. Tuhan Yesus KrisTus Yang selalu menYerTai dan

memberikan kemudahan, serta kelancaran dalam

hidupku.

2. Kedua orang tua dan keluarga tercinta yang

senantiasa memberikan dukungan doa dan motivasi

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

3. Teman-temanku seperjuangan, terima kasih atas

kebersamaan dan dukungan selama ini.

1. Hari ini Harus lebiH baik daripada Hari kemarin,

dan hari esok harus lebih baik daripada hari ini.

2. Kegagalan adalah KesuKsesan yang tertunda.

3. Setiap keberhaSilan dalam hidupku hanya

karena anugerah Tuhan.

4. Setialah dalam perkara-perkara yang kecil,

maka tuhan akan mempercayakan kita

perkara-perkara yang besar.

Page 7: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus, karena

atas hikmat, anugerah dan penyertaanNya, penulis dapat menyusun dan

menyelesaikan skripsi dengan judul “Implementasi Model Pembelajaran Auditory

Intellectually Repetition (AIR) pada Materi Bangun Datar terhadap Hasil Belajar

Siswa Kelas VII SMP N 1 Pabelan”. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk

menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi

Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen

Satya Wacana.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini,

penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Jhon A. Titaley, Th.D, selaku Rektor Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga, yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu

di UKSW.

2. Dra. Yari Dwikurnaningsih, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan UKSW Salatiga yang telah memberikan izin untuk melakukan

penelitian.

3. Kriswandani, S.Si, M.Pd, selaku Kaprogdi Pendidikan Matematika dan sekaligus

Pembimbing I. Terima kasih untuk waktu, kesabaran, dan kebaikan yang telah

Ibu berikan pada saat bimbingan, serta ilmu dan doa yang Ibu berikan pada

penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

4. Tri Nova Hasti Yunianta, S.Pd, M.Pd, selaku Pembimbing II. Terima kasih untuk

waktu, kesabaran, dan kebaikan yang telah Bapak berikan pada saat

bimbingan, serta ilmu dan doa yang Bapak berikan pada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Matematika yang telah membimbing

dan memberikan pengajaran berharga selama menempuh pendidikan di

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UKSW Salatiga.

6. Drs. Kiswanto, selaku Kepala SMP Negeri 1 Pabelan yang telah berkenan

memberi izin untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 1 Pabelan.

7. Sri Mulyati, S.Pd, selaku guru matematika SMP Negeri 1 Pabelan yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

Page 8: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

vii

8. Siswa-siswi SMP Negeri 1 Pabelan, khususnya siswa kelas VII C dan VII D yang

telah berpartisipasi dan membantu penulis dalam proses penelitian.

9. Kedua orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan doa

dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Sahabatku Susi, Wendy, Mursutami, dan Karnawati, terima kasih atas

kebersamaan dan dukungan selama ini.

11. Teman-teman Program Studi Pendidikan Matematika yang lain dan semua

pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis

sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan.

Oleh karena itu, penulis akan menerima dengan senang hati saran dan kritikan

terhadap perbaikan skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua pihak pada umumnya.

Salatiga, Juni 2013

Sisca Purniawati

Page 9: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

viii

ABSTRAK Purniawati, S. 2013. Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition

(AIR) pada Materi Bangun Datar terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP N 1 Pabelan. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari implementasi model

pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) pada materi bangun datar dan pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu yang dilakukan pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pabelan. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes yang terdiri dari pretest dan posttest, serta dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan uji beda rata-rata (Mann Whitney U test). Hasil penelitian menyatakan bahwa hasil belajar siswa pada implementasi model pembelajaran AIR tidak jauh berbeda atau sama dengan hasil belajar siswa pada model konvensional. Hal itu ditunjukkan dengan hasil uji beda rata-rata (Mann Whitney U test) dimana nilai signifikansi 0,671 > 0,05 dan nilai Z hitung < Z tabel (-0,424 < 1,645) yang berarti hasil belajar siswa pada model pembelajaran AIR lebih kecil atau sama dengan hasil belajar pada model konvensional. Meskipun demikian, implementasi model pembelajaran AIR pada pembelajaran Matematika kelas VII memberikan hasil yang cukup memuaskan. Rata-rata dan pencapaian hasil belajar siswa pada kelas VII C (model pembelajaran AIR) lebih baik daripada kelas VII D (model pembelajaran konvensional), meskipun selisih rata-rata dan pencapaian hasil belajar kedua kelas terlalu kecil. Rata-rata hasil belajar siswa kelas VII C 79,85 dan pencapaian hasil belajar siswa sebesar 76,5%, sedangkan rata-rata hasil belajar siswa kelas VII D 79,55 dan pencapaian hasil belajarnya sebesar 75,8%.

Kata kunci: model pembelajaran, Auditory Intellectually Repetition (AIR), hasil belajar

Page 10: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

ix

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................... ii LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................................ ..iii LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................................. v KATA PENGANTAR ................................................................................................. vi ABSTRAK ............................................................................................................... viii DAFTAR ISI ..............................................................................................................ix DAFTAR TABEL ........................................................................................................xi DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ......................................................................................... 1 B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................... 3 C. TUJUAN PENELITIAN ..................................................................................... 3 D. MANFAAT PENELITIAN .................................................................................. 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORITIS .......................................................................................... 5

1. Hasil Belajar ............................................................................................ 5 a. Definisi Hasil Belajar ........................................................................ 5 b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............................. 7

2. Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) .................. 8 a. Teori Belajar yang Mendukung Model Pembelajaran Auditory

Intellectually Repetition (AIR) .......................................................... 8 b. Definisi Model Pembelajaran AIR..................................................... 9 c. Langkah-langkah Model Pembelajaran AIR .................................... 14

B. HASIL KAJIAN LAIN YANG RELEVAN ............................................................. 16 C. KERANGKA BERPIKIR ................................................................................... 17 D. HIPOTESIS ................................................................................................... 17

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN ........................................................................................ 19 B. POPULASI DAN SAMPEL .............................................................................. 19 C. SETTING PENELITIAN ................................................................................... 19 D. DESAIN PENELITIAN .................................................................................... 20 E. DEFINISI OPERASIONAL ............................................................................... 20

1. Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) ................ 20 2. Hasil Belajar .......................................................................................... 21

F. INSTRUMEN PENELITIAN ............................................................................. 21 1. Uji Validitas Instrumen Tes.................................................................... 22 2. Uji Reliabilitas Instrumen Tes ................................................................ 23 3. Analisis Tingkat Kesukaran Instrumen Tes ............................................. 24

Page 11: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

x

4. Analisis Daya Pembeda Instrumen Tes .................................................. 25 G. TEKNIK PENGUMPULAN DATA..................................................................... 26 H. TEKNIK ANALISIS DATA ................................................................................ 27

1. Statistik Deskriptif ................................................................................. 27 2. Statistik Inferensial ............................................................................... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN .................................................................... 29 B. DESKRIPSI HASIL PRETEST............................................................................ 29

1. Analisis Deskriptif Nilai Pretest .............................................................. 29 2. Uji Normalitas Nilai Pretest ................................................................... 29 3. Uji Homogenitas Nilai Pretest................................................................ 31 4. Uji Beda Rata-rata Dua Sampel Nilai Pretest .......................................... 32

C. DESKRIPSI HASIL POSTTEST ......................................................................... 33 1. Analisis Deskriptif Nilai Posttest ............................................................ 33 2. Uji Normalitas Nilai Posttest.................................................................. 33 3. Distribusi Frekuensi Nilai Posttest ......................................................... 35 4. Uji Beda Rata-rata Dua Sampel Nilai Posttest ........................................ 36

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR)................... 37

E. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ................................................................ 38 BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN .............................................................................................. 41 B. SARAN ........................................................................................................ 41

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 43

Page 12: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Langkah-langkah Model Pembelajaran AIR ........................................... 14 Tabel 3.1 : Jadwal Penelitian di SMP Negeri 1 Pabelan .......................................... 19 Tabel 3.2 : Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest .......................................................…22 Tabel 3.3 : Hasil Uji Validitas Soal .......................................................................... 23 Tabel 3.4 : Hasil Uji Reliabilitas Soal ...................................................................... 24 Tabel 3.5 : Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal ................................................... 25 Tabel 3.6 : Hasil Analisis Daya Beda Soal ............................................................... 26 Tabel 4.1 : Hasil Analisis Deskriptif Pretest ............................................................ 29 Tabel 4.2 : Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest .......................................................... 30 Tabel 4.3 : Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest ...................................................... 31 Tabel 4.4 : Hasil Uji Beda Rata-rata Dua Sampel Nilai Pretest................................. 32 Tabel 4.5 : Hasil Analisis Deskriptif Posttest ........................................................... 33 Tabel 4.6 : Hasil Uji Normalitas Nilai Posttest ........................................................ 34 Tabel 4.7 : Distribusi Frekuensi Nilai Posttest ........................................................ 35 Tabel 4.8 : Pencapaian Hasil Belajar ...................................................................... 36 Tabel 4.9 : Hasil Uji Beda Rata-rata Dua Sampel Nilai Posttest ............................... 36

Page 13: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

xii

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 : Kerangka Berpikir ............................................................................. 17 Gambar 3.1 : Model Nonrandomized Pretest-Posttest Control Group Design ......... 20 Gambar 4.1 : Grafik Normalitas Nilai Pretest Kelas Eksperimen (VII C) ................. ..30 Gambar 4.2 : Grafik Normalitas Nilai Pretest Kelas Kontrol (VII D) ......................... 31 Gambar 4.3 : Grafik Normalitas Nilai Posttest Kelas Eksperimen (VII C) ................. 34 Gambar 4.4 : Grafik Normalitas Nilai Posttest Kelas Kontrol (VII D) ........................ 35

Page 14: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

xiii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Soal Uji Coba Pretest ......................................................................... 45 Lampiran 2 : Uji Validitas Butir Soal Uji Coba Pretest ............................................. 48 Lampiran 3 : Soal Pretest dan Posttest .................................................................. 51 Lampiran 4 : Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttest ........................................... 53 Lampiran 5 : Daftar Nilai Pretest ........................................................................... 54 Lampiran 6 : Daftar Nilai Posttest .......................................................................... 55 Lampiran 7 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 1 ............................ 56 Lampiran 8 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 2 ............................ 63 Lampiran 9 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 3 ............................ 68 Lampiran 10 : Lembar Kerja Siswa Pertemuan 1 .................................................... 73 Lampiran 11 : Contoh Hasil Kerja Siswa Pertemuan 1 ............................................ 77 Lampiran 12 : Lembar Kerja Siswa Pertemuan 2 .................................................... 81 Lampiran 13 : Contoh Hasil Kerja Siswa Pertemuan 2 ............................................ 82 Lampiran 14 : Lembar Kerja Siswa Pertemuan 3 .................................................... 84 Lampiran 15 : Contoh Hasil Kerja Siswa Pertemuan 3 ............................................ 85 Lampiran 16 : Foto-foto Dokumentasi ................................................................... 87 Lampiran 17 : Surat Izin Melakukan Penelitian ...................................................... 89 Lampiran 18 : Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian ................................. 90

Page 15: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Matematika merupakan cabang ilmu yang penting karena merupakan

prasyarat kelulusan bagi siswa, tetapi pada kenyataannya siswa masih

mengalami kesulitan dan kegagalan dalam belajar matematika. Gelman dalam

Handayani (2004) menyatakan bahwa pelajaran matematika merupakan

pelajaran yang potensial memberikan pengalaman salah dan gagal cukup

besar pada anak. Menurut pandangan siswa, matematika merupakan suatu

ilmu yang abstrak. Siswa yang memiliki kemampuan tinggi dalam matematika

akan menganggap bahwa pelajaran matematika mudah, sedangkan bagi siswa

yang memiliki kemampuan rendah dalam matematika menganggap pelajaran

matematika sebagai pelajaran yang sulit dan menakutkan.

Kesulitan siswa dalam belajar matematika disebabkan oleh dua faktor

yaitu faktor intelektual dan faktor pedagogis (Brueckner dan Bond dalam

Widdiharto, 2008). Faktor intelektual berkaitan dengan kesulitan siswa dalam

menguasai konsep, prinsip, atau algoritma, walaupun siswa telah berusaha

mempelajarinya. Siswa yang mengalami kesulitan mengabstraksi,

menggeneralisasi, berpikir deduktif, dan mengingat konsep-konsep maupun

prinsip-prinsip biasanya akan selalu merasa bahwa matematika itu sulit. Faktor

pedagogis yaitu faktor kurang tepatnya guru mengelola pembelajaran dan

menerapkan metodologi. Secara umum, cara guru memilih metode,

pendekatan, dan strategi dalam pembelajaran akan berpengaruh terhadap

kemudahan atau kesulitan siswa dalam belajar. Oleh karena itu, guru harus

mampu menerapkan model pembelajaran yang inovatif sehingga siswa akan

merasa termotivasi untuk belajar matematika.

Salah satu model pembelajaran yang inovatif adalah Auditory

Intellectually Repetition (AIR). AIR merupakan salah satu tipe model

pembelajaran kooperatif dimana guru sebagai fasilitator dan siswalah yang

lebih aktif (Suyatno, 2009). Model pembelajaran ini menganggap bahwa suatu

pembelajaran akan efektif jika memperhatikan tiga hal, yaitu Auditory,

Intellectually, dan Repetition. Auditory berarti indera telinga digunakan dalam

belajar dengan cara menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi,

Page 16: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

2

mengemukakan pendapat, dan menanggapi. Intellectually berarti kemampuan

berpikir perlu dilatih melalui latihan bernalar, mencipta, memecahkan

masalah, mengkonstruksi, dan menerapkan. Repetition berarti pengulangan

diperlukan dalam pembelajaran agar pemahaman lebih mendalam dan luas,

siswa perlu dilatih melalui pengerjaan soal, pemberian tugas dan kuis.

Model pembelajaran AIR terdiri dari tiga tahap sesuai dengan namanya,

yaitu tahap Auditory, Intellectually, dan Repetition (Meirawati dalam Yulianti,

2012). Kegiatan yang dilakukan dalam tahap Auditory adalah diskusi kelompok

dan mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa). Guru membagi siswa ke dalam

beberapa kelompok dan membagikan LKS pada siswa, sedangkan siswa secara

berkelompok mengerjakan LKS dan bertanya mengenai soal LKS yang kurang

dipahami pada guru. Kegiatan dalam tahap Intellectually adalah mengerjakan

LKS dan presentasi hasil diskusi. Guru berperan untuk membimbing kelompok

belajar siswa dalam mengerjakan LKS, kemudian memberi kesempatan kepada

kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Tahap Repetition berisi

kegiatan latihan soal untuk menambah pemahaman siswa tehadap materi

yang telah dipelajari dan didiskusikan.

SMP Negeri 1 Pabelan memiliki siswa dengan kemampuan heterogen

pada tiap kelasnya, khususnya di kelas VII. Berdasarkan hasil wawancara

dengan guru Matematika kelas VII, diketahui bahwa selama mengajar, guru

sering menggunakan metode ceramah dan diskusi kelompok. Sebagian besar

siswa aktif berbicara di dalam kelas, khususnya saat diskusi, namun aktif dalam

arti yang negatif. Mereka aktif berbicara atau berdiskusi tentang hal-hal yang

tidak berkaitan dengan materi pelajaran, bahkan mereka seringkali tidak

memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru di kelas. Diskusi

kelompok yang terjadi lebih didominasi oleh siswa yang pandai. Ketuntasan

belajar di kelas kurang dari 50%, atau dapat dikatakan bahwa prestasi belajar

siswa rendah.

AIR merupakan salah satu model pembelajaran yang tepat jika

diterapkan pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pabelan. Siswa diharapkan dapat

aktif berbicara atau berdiskusi dengan lebih terarah melalui model

pembelajaran AIR, karena yang didiskusikan adalah materi yang akan mereka

pelajari. Selain itu, di dalam model pembelajaran AIR terdapat aspek Auditory

dan Intellectually sehingga siswa tidak hanya dapat saling berdiskusi dengan

kelompoknya, tetapi siswa juga dapat belajar berpikir untuk memecahkan soal

Page 17: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

3

atau masalah yang diberikan guru. Pengulangan (repetition) yang diberikan

guru akan lebih menambah pemahaman siswa terhadap materi yang

dipelajari.

Model pembelajaran AIR ternyata memberikan pengaruh yang positif

terhadap hasil belajar siswa. Hal tersebut ditunjukkan melalui hasil-hasil

penelitian sebelumnya, diantaranya penelitian Ainia (2012) terhadap siswa

Kelas VII SMP Negeri se-Kecamatan Kaligesing, yang menyatakan bahwa hasil

belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran AIR lebih baik

daripada hasil belajar siswa dengan model konvensional. Penelitian Robert

(2010) terhadap siswa kelas VII MTs Muhammadiyah I Malang dan penelitian

Mawaddah (2009) terhadap siswa SMP Negeri 3 Batu memberikan hasil yang

memuaskan dimana ketuntasan belajar siswa secara klasikal lebih dari 80%

dan siswa memberikan respon yang positif terhadap model pembelajaran AIR.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini mencoba

untuk menerapkan model pembelajaran AIR dalam pembelajaran matematika.

Penelitian ini akan menunjukkan hasil dari implementasi model pembelajaran

AIR di kelas dan pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu,

disusun suatu penelitian yang berjudul “Implementasi Model Pembelajaran

Auditory Intellectually Repetition (AIR) pada Materi Bangun Datar terhadap

Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP N 1 Pabelan”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan suatu

permasalahan yaitu: “Bagaimana implementasi model pembelajaran Auditory

Intellectually Repetition (AIR) pada materi bangun datar dan pengaruhnya

terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP N 1 Pabelan?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil dari implementasi

model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) pada materi

bangun datar dan pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP N 1

Pabelan.

Page 18: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

4

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk pengembangan

model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) yang nantinya

dapat diterapkan guru di dalam kelas.

2. Manfaat Praktis

Jika penelitian ini memberikan hasil yang baik, diharapkan guru dapat

menerapkan model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) di

dalam kelas. Selain itu, melalui penerapan model pembelajaran AIR,

diharapkan dapat membangkitkan keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran sehingga prestasi belajar menjadi lebih baik.

Page 19: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORITIS

1. Hasil Belajar

a. Definisi Hasil Belajar

Sudjana (2007) menyatakan hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

belajarnya. Kingsley dalam Suprijono (2011) membagi tiga macam hasil

belajar, yakni: keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan

pengertian, serta sikap dan cita-cita. Gagne dalam Suprijono (2011)

membagi lima kategori hasil belajar, yakni: informasi verbal,

keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan

motoris.

Berdasarkan sistem pendidikan nasional, rumusan tujuan

pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional

menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Bloom dalam Sudijono

(2008). Klasifikasi hasil belajar Bloom secara garis besar dibagi menjadi

tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang

terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman,

aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut

kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk

kognitif tingkat tinggi. Pengetahuan adalah kemampuan mengingat

materi pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya. Pemahaman yaitu

kemampuan untuk mengerti atau mehamami materi pelajaran setelah

materi itu diketahui dan diingat. Aplikasi yaitu kemampuan

menafsirkan atau menggunakan materi yang sudah dipelajari ke dalam

situasi baru dan kongkret. Analisis merupakan kemampuan

menguraikan atau menjabarkan sesuatu ke dalam komponen-

komponen atau bagian-bagian sehingga susunannya dapat dimengerti.

Sintesis adalah kemampuan menghimpun bagian-bagian ke dalam

suatu keseluruhan. Evaluasi yaitu kemampuan menggunakan

pengetahuan untuk membuat penilaian terhadap sesuatu berdasarkan

kriteria tertentu.

Page 20: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

6

Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima

aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi,

dan internalisasi. Penerimaan adalah kepekaan seseorang dalam

menerima rangsangan dari luar yang datang kepada dirinya. Reaksi

merupakan kemampuan untuk mengikutsertakan diri secara aktif

dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan

salah satu cara. Penilaian yaitu memberikan nilai terhadap suatu

kegiatan atau objek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan,

dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. Organisasi

berarti mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru

yang lebih universal, yang membawa kepada perbaikan umum.

Internalisasi adalah keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki

seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar

keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada empat aspek ranah

psikomotoris, yakni: gerakan tubuh yang mencolok, ketepatan gerakan

yang dikoordinasikan, perangkat komunikasi nonverbal, dan

kemampuan berbicara (Kibler, Barket, dan Miles dalam Dimyati, 2002).

Gerakan tubuh yang mencolok merupakan kemampuan gerakan tubuh

yang menekankan kepada kekuatan, kecepatan, dan ketepatan tubuh

yang mencolok. Ketepatan gerakan yang dikoordinasikan adalah

keterampilan yang berhubungan dengan urutan atau pola dari gerakan

yang dikoordinasikan, biasanya berhubungan dengan gerakan mata,

telinga, dan badan. Perangkat komunikasi nonverbal yaitu kemampuan

mengadakan komunikasi tanpa kata. Kemampuan berbicara berarti

kemampuan yang berhubungan dengan komunikasi secara lisan.

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindakan

belajar dan tindakan mengajar (Dimyati, 2002). Dilihat dari sisi guru,

tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar, sedangkan

dari sisi siswa hasil belajar merupakan berakhirnya puncak proses

belajar. Salah satu upaya mengukur hasil belajar siswa dilihat dari hasil

belajar siswa itu sendiri. Bukti dari usaha yang dilakukan dalam

kegiatan belajar dan proses belajar adalah hasil belajar yang biasa

diukur melalui tes atau ulangan harian setelah berakhirnya kegiatan

Page 21: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

7

pembelajaran, dalam hal ini yang diukur adalah pada ranah kognitif

siswa.

Penelitian ini mengacu pada teori hasil belajar menurut Dimyati

(2002), yang menyatakan bahwa hasil belajar diukur melalui tes atau

ulangan harian setelah berakhirnya kegiatan pembelajaran dimana

yang diukur adalah ranah kognitif siswa.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Slameto (2003) mengungkapkan faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua golongan

yaitu faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri yang disebut faktor

individu (intern) dan faktor yang ada pada luar individu yang disebut

dengan faktor ekstern.

Faktor individu atau intern meliputi: faktor biologis, faktor

psikologis, dan faktor kelelahan. Faktor biologis antara lain: kesehatan,

gizi, pendengaran dan penglihatan. Jika salah satu dari faktor biologis

terganggu maka akan mempengaruhi hasil belajar. Faktor psikologis

meliputi: intelegensi, minat dan motivasi, serta perhatian ingatan

berpikir. Faktor kelelahan meliputi: kelelahan jasmani dan rohani.

Kelelahan jasmani nampak dengan adanya lemah tubuh, lapar dan

haus serta mengantuk. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya

kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk

menghasilkan sesuatu akan hilang.

Faktor ekstern meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan

faktor masyarakat. Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama

dan terutama. Keluarga juga merupakan lembaga pendidikan dalam

ukuran kecil tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam

ukuran besar. Faktor sekolah meliputi: metode mengajar, kurikulum,

hubungan guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan berdisiplin di

sekolah. Faktor masyarakat yaitu bentuk kehidupan masyarakat sekitar

yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Jika lingkungan siswa

adalah lingkungan terpelajar maka siswa akan terpengaruh dan

terdorong untuk lebih giat belajar.

Hal yang sama diungkapkan oleh Shabri (2005) bahwa hasil

belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu

faktor dari lingkungan dan faktor yang datang dari diri siswa. Faktor

Page 22: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

8

yang datang dari diri siswa seperti kemampuan belajar (intelegensi),

motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar,

ketekunan, faktor fisik dan psikis.

Hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan

siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan (Clark, dalam Shabri,

2005). Artinya, selain faktor dari diri siswa sendiri, masih ada faktor-

faktor di luar dirinya yang dapat menentukan atau mempengaruhi

hasil belajar yang dicapai. Salah satu lingkungan belajar yang paling

dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah ialah kualitas

pengajaran. Kualitas pengajaran juga dipengaruhi oleh karakteristik

kelas. Variabel karakteristik kelas antara lain: ukuran kelas, suasana

belajar, serta fasilitas dan sumber belajar yang tersedia.

2. Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR)

a. Teori Belajar yang Mendukung Model Pembelajaran Auditory

Intellectually Repetition (AIR)

Teori belajar yang mendukung model pembelajaran AIR

diantaranya adalah aliran psikologis tingkah laku, serta pendekatan

pembelajaran matematika berdasarkan paham konstruktivisme.

Tokoh-tokoh dalam aliran psikologis tingkah laku diantaranya Ausubel

dan Edward L. Thorndike. Teori Ausubel dalam Suherman (2001)

dikenal dengan belajar bermakna dan pentingnya pengulangan

sebelum pembelajaran dimulai. Belajar bermakna merupakan suatu

proses untuk mengaitkan informasi baru dengan konsep-konsep

relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang (Winataputra,

2007). Teori Thorndike dalam Suherman (2001) salah satunya

mengungkapkan the law of exercise (hukum latihan) yang pada

dasarnya menyatakan bahwa stimulus dan respon akan memiliki

hubungan satu sama lain secara kuat jika proses pengulangan sering

terjadi. Semakin banyak kegiatan pengulangan dilakukan maka

hubungan yang terjadi akan semakin bersifat otomatis. Melalui latihan

atau pengulangan yang dilakukan dan proses belajar yang terjadi

dalam mempelajari suatu konsep, akan membantu penguasaan atau

proses belajar seseorang terhadap konsep lain yang sejenis atau mirip

(Thorndike dalam Winataputra, 2007).

Page 23: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

9

Berdasarkan pendekatan paham konstruktivisme, pembelajaran

matematika adalah proses pemecahan masalah. Paul dalam Uno

(2007) mengemukakan bahwa aliran kontruktivisme memandang

bahwa untuk belajar matematika yang terpenting adalah bagaimana

membentuk pengertian pada siswa. Siswa dalam mempelajari

matematika senantiasa membentuk pengertian sendiri. Hal ini

menekankan bahwa pada saat belajar matematika yang terpenting

adalah proses belajar siswa. Guru hanya bertindak sebagai fasilitator

yang mengarahkan siswa, meluruskan, dan melengkapi sehingga

konstruksi pengetahuan yang dimiliki siswa menjadi benar. Siswa

diberi kesempatan menghayati proses penemuan atau penyusunan

suatu konsep sebagai suatu keterampilan.

b. Definisi Model Pembelajaran AIR

Suyatno (2009) menyatakan bahwa model pembelajaran AIR

(Auditory, Intellectually, Repetition) merupakan salah satu tipe model

pembelajaran kooperatif, sehingga karakteristik dari model

pembelajaran kooperatif terdapat dalam model pembelajaran ini.

Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dengan sejumlah

siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya

berbeda (Isjoni, 2009). Slavin dalam Isjoni (2010) mengungkapkan

bahwa model pembelajaran kooperatif adalah suatu model

pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4–6 orang dengan

struktur kelompok heterogen. Slavin dalam Isjoni (2009) juga

menyatakan tiga karakteristik dari model pembelajaran kooperatif

yaitu penghargaan kelompok, penghargaan kelompok ini diperoleh jika

kelompok mencapai skor di atas kriteria yang ditentukan;

pertanggungjawaban individu, pertanggungjawaban ini

menitikberatkan pada aktivitas anggota kelompok yang saling

membantu dalam belajar; serta kesempatan yang sama untuk berhasil,

setiap siswa baik yang berprestasi rendah atau tinggi sama-sama

memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang terbaik

bagi kelompoknya.

Suherman dalam Yulianti (2012) mengungkapkan model

pembelajaran AIR adalah model pembelajaran yang menganggap

Page 24: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

10

bahwa suatu pembelajaran akan efektif jika memperhatikan tiga hal,

yaitu Auditory, Intellectually, and Repetition. Auditory berarti indera

telinga digunakan dalam belajar dengan cara menyimak, berbicara,

presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi.

Intellectually berarti kemampuan berpikir perlu dilatih melalui latihan

bernalar, mencipta, memecahkan masalah, mengkonstruksi, dan

menerapkan. Repetition berarti pengulangan diperlukan dalam

pembelajaran agar pemahaman lebih mendalam dan lebih luas, siswa

perlu dilatih melalui pengerjaan soal, pemberian tugas, dan kuis.

1) Auditory

Auditory berarti indera telinga digunakan dalam belajar

dengan cara menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi,

mengemukakan pendapat, dan menanggapi. Linksman dalam

Alhamidi (2006) mengartikan auditory dalam konteks pembelajaran

sebagai belajar dengan mendengar, berbicara pada diri sendiri, dan

juga mendiskusikan ide dan pemikiran pada orang lain.

Salah satu aktifitas belajar adalah mendengar. Tidak mungkin

materi yang disampaikan secara lisan oleh guru dapat diterima

dengan baik oleh siswa apabila siswa tersebut tidak menggunakan

indera pendengaran dalam arti lain mendengar. Hal ini berarti

bahwa auditory sangat penting dalam memahami materi. Guru

harus mampu untuk mengondisikan siswa agar mengoptimalkan

indera telinganya, sehingga koneksi antara telinga dan otak dapat

dimanfaatkan secara optimal. Guru dapat meminta siswa untuk

menyimak, mendengar, berbicara, presentasi, berargumen,

mengemukakan pendapat, dan menanggapi sehingga menciptakan

suasana belajar yang aktif.

Terdapat beberapa strategi belajar secara auditory yang

dikemukakan oleh Meier dalam Nirawati (2009) diantaranya:

mintalah siswa untuk berpasangan, membincangkan secara

terperinci apa yang baru mereka pelajari dan bagaimana

menerapkannya; mintalah siswa mempraktikkan suatu

keterampilan atau memperagakan suatu konsep sambil

mengucapkan secara terperinci apa yang sedang mereka kerjakan;

Page 25: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

11

serta mintalah siswa untuk berkelompok dan berbicara pada saat

mereka menyusun pemecahan masalah.

De Porter (2003) mengungkapkan strategi mengajar scara

auditory yaitu: gunakan variasi lokal (perubahan nada, kecepatan,

dan volume) dalam presentasi; mengajar sesuai dengan cara

menguji, jika menyajikan informasi dalam urutan atau format

tertentu, ujilah informasi itu dengan cara yang sama; gunakan

pengulangan, minta siswa menyebutkan kembali konsep kunci dan

petunjuk; setelah tiap segmen pengajaran, minta siswa

memberitahukan teman di sebelahnya satu hal yang dia pelajari;

nyanyikan konsep kunci atau minta siswa mengarang lagu

mengenai konsep itu; kembangkan dan dorong siswa untuk

memikirkan jembatan keledai untuk menghafal konsep kunci; serta

gunakan musik sebagai aba-aba untuk kegiatan rutin.

2) Intellectually

Intellectually diartikan sebagai belajar berpikir dan

memecahkan masalah. Intellectually yaitu belajar dengan berpikir

untuk menyelesaikan masalah. Kemampuan berpikir perlu dilatih

melalui latihan bernalar, mencipta, memecahkan masalah,

mengonstruksi, dan menerapkan.

Menurut Meier dalam Nirawati (2009), intelektual

menunjukkan apa yang dilakukan pembelajar dalam pikiran mereka

secara internal ketika mereka menggunakan kecerdasan untuk

merenungkan suatu pengalaman tersebut. Intelektual adalah

sebagian dari merenung, mencipta, memecahkan masalah dan

membangun makna. Intelektual merupakan penciptaan makna

dalam pikiran, sarana yang digunakan manusia untuk berpikir,

menyatukan pengalaman belajar. Intelektual menghubungkan

pengalaman mental, fisik, emosional, dan gerak tubuh untuk

membuat makna baru bagi diri sendiri, sarana yang digunakan

pikiran untuk mengubah pengalaman menjadi pengetahuan, dan

pengetahuan menjadi pengalaman.

Meier dalam Nirawati (2009) menyatakan bahwa belajar

intelektual yaitu belajar melalui perenungan (tafakur), mencipta,

memecahkan masalah dan membangun makna. Aspek intelektual

Page 26: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

12

dalam belajar akan terlatih jika siswa diajak terlibat dalam aktivitas

seperti: memecahkan masalah, menganalisis pengalaman,

melahirkan gagasan kreatif, mencari dan menyaring informasi,

merumuskan pertanyaan, dan menerapkan gagasan baru saat

belajar. Intelektual menunjukkan kegiatan pikiran siswa secara

internal ketika mereka menggunakan kecerdasan untuk

merenungkan pengalamannya.

Terdapat beberapa kegiatan dalam intelektual diantaranya:

menganalisis, memecahkan masalah, fokus, perhatian;

menghubungkan informasi dan mensintesis; menilai,

membandingkan, memeriksa, dan mencocokkan (Meier dalam

Nirawati, 2009).

Guru harus berusaha untuk merangsang, mengarahkan,

memelihara, dan meningkatkan intensitas proses berpikir siswa

demi tercapainya pemahaman konsep yang maksimal pada siswa.

Guru harus berusaha mendorong siswa agar belajar secara berhasil.

3) Repetition

Pengulangan merupakan salah satu prinsip dasar

pembelajaran. Dimyati (2002) mengemukakan bahwa ada tiga teori

yang menekankan pentingnya pengulangan, yaitu: teori Psikologi

Daya, teori Psikologi Asosiasi (Koneksionisme), dan teori Psikologi

Conditioning. Teori Psikologi Daya menyatakan belajar adalah

melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya

mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan,

berpikir, dan sebagainya. Melalui pengulangan, maka daya-daya

tersebut akan berkembang. Teori Psikologi Asosiasi

(Koneksionisme) dengan hukum belajar dari Thorndike yaitu “law

of exercise” mengungkapkan bahwa belajar adalah pembentukan

hubungan antara stimulus dan respons, serta pengulangan

terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang

timbulya respons benar.

Terakhir, teori Psikologi Conditioning yang merupakan

perkembangan lebih lanjut dari Koneksionisme juga menekankan

pentingnya pengulangan dalam belajar. Kalau pada Koneksionisme,

belajar adalah pembentukan hubungan stimulus dan respons maka

Page 27: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

13

pada Psikologi Conditioning, respons akan timbul bukan karena saja

oleh stimulus, tetapi juga oleh stimulus yang dikondisikan. Menurut

teori ini, perilaku individu dapat dikondisikan, dan belajar

merupakan upaya untuk mengkondisikan suatu perilaku atau

respon terhadap sesuatu. Mengajar adalah membentuk kebiasaan,

mengulang-ulang suatu perbuatan sehingga menjadi suatu

kebiasaan.

Davies dalam Dimyati (2002) menyatakan bahwa penguasaan

secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara

keseluruhan lebih berarti, sehingga pengulangan masih diperlukan

dalam kegiatan pembelajaran. Implikasi adanya prinsip

pengulangan bagi siswa adalah kesadaran siswa untuk bersedia

mengerjakan latihan-latihan yang berulang untuk satu macam

permasalahan. Melalui kesadaran ini, diharapkan siswa tidak

merasa bosan dalam melakukan pengulangan. Bentuk perilaku

pembelajaran yang merupakan implikasi pengulangan diantaranya

menghapal.

Implikasi prinsip pengulangan bagi guru adalah mampu

memilihkan antara kegiatan pembelajaran yang berisi pesan yang

membutuhkan pengulangan dengan yang tidak membutuhkan

pengulangan (Dimyati, 2002). Hal ini perlu dimiliki oleh guru karena

tidak semua pesan pembelajaran membutuhkan pengulangan.

Perilaku guru yang merupakan implikasi prinsip pengulangan di

antaranya adalah merancang pelaksanaan pengulangan,

mengembangkan atau merumuskan soal-soal latihan,

mengembangkan petunjuk kegiatan psikomotorik yang harus

diulang, mengembangkan alat evaluasi kegiatan pengulangan, dan

membuat kegiatan pengulangan yang bervariasi.

Pengulangan yang dilakukan tidak berarti dilakukan dengan

bentuk pertanyaan ataupun informasi yang sama, melainkan dalam

bentuk informasi yang bervariatif sehingga tidak membosankan.

Melalui pemberian soal dan tugas, siswa akan mengingat informasi-

informasi yang diterimanya dan terbiasa untuk menyelesaikan

permasalahan-permasalahan matematis.

Page 28: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

14

c. Langkah-langkah Model Pembelajaran AIR

Suherman dalam Mardina (2012) menyatakan langkah-langkah dari

model pembelajaran AIR adalah seperti pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran AIR

No Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa AIR 1. Pendahuluan Menjelaskan model

pembelajaran AIR pada siswa agar mengerti maksud dan tujuan model pembelajaran ini.

Mendengarkan dan bertanya.

Auditory

2. Kegiatan Inti Menjelaskan garis besar materi yang akan disampaikan.

Mendengarkan dan bertanya.

Auditory

Memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi lebih lanjut secara individual maupun kelompok.

Mempelajari materi dan memecahkan masalah.

Intellectually

Mendampingi siswa. Membuat ringkasan dan menemukan ide-ide pokok materi di dalam kelas.

Intellectualy

Menghubungkan ide-ide pokok dengan kehidupan nyata atau pelajaran yang pernah dipelajari sebelumnya.

Intellectualy

Secara bergantian mempresentasikan tentang materi yang telah mereka pelajari dan siswa yang lain menanggapinya.

Auditory

3. Penutup Membimbing siswa membuat kesimpulan materi belajar.

Membuat kesimpulan.

Auditory dan Intellectualy

Memberikan tugas atau kuis.

Mengerjakan tugas atau kuis.

Repetition

Mengakhiri pembelajaran

Mendengarkan guru.

Auditory

Page 29: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

15

Langkah-langkah model pembelajaran AIR juga diungkapkan oleh

Meirawati (Yulianti, 2012) dimana langkah-langkahnya adalah sebagai

berikut:

1) Tahap Auditory

Kegiatan guru yaitu membagi siswa menjadi beberapa

kelompok kecil, memberikan LKS kepada siswa untuk dikerjakan

secara kelompok, dan memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya mengenai soal LKS yang kurang dipahami.

Kegiatan siswa adalah siswa menuju kelompoknya masing-

masing yang telah dibentuk oleh guru, siswa menerima LKS yang

diberikan oleh guru untuk dikerjakan secara kelompok, dan siswa

bertanya mengenai soal LKS yang kurang dipahami kepada guru.

2) Tahap Intellectually

Kegiatan guru yaitu membimbing kelompok belajar siswa

untuk berdiskusi dengan rekan dalam satu kelompok sehingga

dapat menyelesaikan LKS, memberi kesempatan kepada beberapa

kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya, serta

memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya

dan mengemukakan pendapatnya.

Kegiatan siswa: mengerjakan soal LKS secara berkelompok

dengan mencermati contoh-contoh soal yang telah diberikan,

mempresentasikan hasil kerjanya secara berkelompok yang telah

selesai mereka kerjakan, siswa dari kelompok lain bertanya dan

mengungkapkan pendapatnya, sedangkan kelompok lain yang

mempresentasikan menjawab dan mempertahankan hasil kerjanya.

3) Tahap Repetition

Kegiatan guru: memberikan latihan soal individu kepada

siswa; dengan diarahkan guru, siswa membuat kesimpulan secara

lisan tentang materi yang telah dibahas.

Kegiatan siswa: mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh

guru secara individu, serta menyimpulkan secara lisan tentang

materi yang telah dibahas.

Page 30: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

16

B. HASIL KAJIAN LAIN YANG RELEVAN

Terdapat beberapa hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan

penelitian ini, di antaranya adalah penelitian Qurotuh Ainia (2012), penelitian

Robert (2010), dan penelitian Emi Naziatul Mawaddah (2009). Penelitian

Qurotuh Ainia (2012) yang berjudul “Eksperimentasi Model Pembelajaran

Auditory Intellectualy Repetition (AIR) terhadap Prestasi Belajar dalam

Pembelajaran Matematika Ditinjau Dari Karakter Belajar pada Siswa Kelas VII

SMP Negeri Se-Kecamatan Kaligesing Tahun Pelajaran 2011/2012”,

menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran AIR lebih baik daripada prestasi belajar siswa dengan model

pembelajaran konvensional.

Robert (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Penggunaan Model

Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) dalam Pembelajaran

Matematika pada Siswa Kelas VII MTs Muhammadiyah I Malang”, diketahui

bahwa tingkat aktivitas siswa dengan menggunakan model pembelajaran AIR

cukup baik dengan persentase 77%, siswa yang menyukai model pembelajaran

AIR sebanyak 80%, dan hasil belajar siswa menunjukkan ketuntasan belajar

siswa secara klasikal yaitu 88,46%.

Penelitian Emi Naziatul Mawaddah (2009) yang berjudul “Kreativitas

dan Hasil Belajar Matematika dalam Model Pembelajaran Auditory

Intellectually Repetition (AIR) di SMP Negeri 3 Batu”, menyatakan bahwa

setelah diterapkan model pembelajaran AIR, tingkat kreatifitas siswa dalam

satu kelas mencapai rata-rata 68,68%, ketuntasan belajar klasikal sebesar

86,84%, dan sebanyak 89,47% siswa senang pada kegiatan pembelajaran

matematika dengan menggunakan model pembelajaran AIR.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Qurotuh Ainia (2012), yang

menyatakan bahwa prestasi belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran AIR lebih baik daripada prestasi belajar siswa dengan model

konvensional. Melalui penelitian ini, diharapkan terdapat pengaruh yang

positif dari implementasi model pembelajaran AIR terhadap hasil belajar

siswa, atau dengan kata lain hasil belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran AIR diharapkan lebih baik daripada hasil belajar siswa saat

menggunakan model konvensional.

Page 31: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

17

C. KERANGKA BERPIKIR

Model pembelajaran AIR adalah model pembelajaran yang menganggap

bahwa suatu pembelajaran akan efektif jika memperhatikan tiga aspek, yaitu

Auditory, Intellectually, dan Repetition. Aspek auditory berkaitan dengan

indera telinga siswa, dimana siswa belajar dengan mendengar, berdiskusi, dan

presentasi. Intellectually yaitu siswa belajar untuk berpikir dan memecahkan

masalah. Repetition yang berarti siswa perlu diberi kegiatan pengulangan

materi melalui latihan soal, pemberian tugas, atau kuis dengan tujuan

pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari lebih mendalam. Ketiga

aspek tersebut jika dintegrasikan tentu dapat mendukung hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian tersebut, diharapkan melalui implementasi model

pembelajaran AIR dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Penjelasan

tersebut dapat digambarkan dalam bagan berikut.

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

D. HIPOTESIS

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka berpikir, maka dirumuskan

hipotesis penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada implementasi model

pembelajaran AIR lebih baik daripada hasil belajar siswa dengan implementasi

model pembelajaran konvensional.

Implementasi Model Pembelajaran AIR

Hasil Belajar

Page 32: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

18

Page 33: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksperimen semu.

Tujuan dari penelitian eksperimen adalah untuk mengetahui pengaruh atau

hubungan sebab-akibat dengan cara membandingkan hasil kelompok

eksperimen yang diberikan perlakuan dengan kelompok kontrol yang tidak

diberikan perlakuan. Penelitian ini termasuk eksperimen semu karena

kelompok kontrol tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol

variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

B. POPULASI DAN SAMPEL

Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas VII sebanyak 212 siswa

yang tersebar ke dalam enam kelas, yaitu kelas VII A sampai dengan kelas VII

F. Kemampuan siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Pabelan merata, sehingga tidak

ada kelas unggulan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple

Random Sampling dimana setiap kelas memiliki kesempatan yang sama untuk

dipilih sebagai sampel. Berdasarkan hasil pengambilan sampel, kelas VII C dan

VII D terpilih untuk menjadi sampel, sehingga sampel dari penelitian ini adalah

siswa kelas VII C dan kelas VII D. Kelas VII C sebagai kelas eksperimen,

sedangkan kelas VII D sebagai kelas kontrol. Jumlah siswa di kelas VII C

sebanyak 36 orang dan jumlah siswa di kelas VII D sebanyak 33 orang.

C. SETTING PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan mulai bulan April sampai dengan Mei 2013 di

SMP Negeri 1 Pabelan, Jalan Raya Salatiga – Bringin Km 8. Jadwal penelitian

yang telah dilakukan di SMP Negeri 1 Pabelan ditunjukkan dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian di SMP Negeri 1 Pabelan

No. Hari, Tanggal Kegiatan 1. Rabu, 3 April 2013 Wawancara dengan guru Matematika 2. Kamis, 18 April 2013 Uji Coba Soal Pretest di Kelas VII F 3. Sabtu, 20 April 2013 Pretest di kelas VII D 4. Jumat, 26 April 2013 Pretest di kelas VII C 5. Senin, 29 April 2013 Pelaksanaan pembelajaran di kelas VII D

menggunakan model pembelajaran konvensional

Page 34: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

20

6. Jumat, 3 Mei 2013 Pelaksanaan pembelajaran di kelas VII C menggunakan model pembelajaran AIR

7. Sabtu, 4 Mei 2013 Pelaksanaan pembelajaran di kelas VII C menggunakan model pembelajaran AIR

8. Senin, 6 Mei 2013 Pelaksanaan pembelajaran di kelas VII D menggunakan model pembelajaran konvensional

9. Jumat, 10 Mei 2013 Pelaksanaan pembelajaran di kelas VII C menggunakan model pembelajaran AIR

10. Senin, 13 Mei 2013 Pelaksanaan pembelajaran di kelas VII D menggunakan model pembelajaran konvensional

11. Sabtu, 11 Mei 2013 Posttest di kelas VII C 12. Kamis, 16 Mei 2013 Posttest di kelas VII D

D. DESAIN PENELITIAN

Desain dari penelitian eksperimen ini menggunakan model

Nonrandomized Pretest-Posttest Control Group Design yang dapat

digambarkan seperti berikut ini:

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen T1 X T2

Kontrol T1 - T2

Gambar 3.1 Model Nonrandomized Pretest-Posttest Control Group Design

Keterangan:

T1 : Pretest (tes awal)

T2 : Posttest (tes akhir)

X : perlakuan dengan model pembelajaran Auditory Intellectually

Repetition (AIR)

E. DEFINISI OPERASIONAL

1. Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR)

Model pembelajaran AIR adalah model pembelajaran yang

diterapkan pada kelas eskperimen yaitu kelas VII C. Model pembelajaran

ini terdiri dari tiga tahap yaitu:

a. Tahap Auditory

Kegiatan guru yaitu membagi siswa menjadi beberapa

kelompok dimana masing-masing kelompok beranggotakan 5 atau 6

orang, memberikan LKS kepada siswa untuk dikerjakan secara

berkelompok, dan memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya mengenai soal LKS yang kurang dipahami. Kegiatan siswa

Page 35: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

21

adalah siswa menuju kelompoknya masing-masing yang telah

dibentuk oleh guru, siswa menerima LKS yang diberikan oleh guru

untuk dikerjakan secara berkelompok, dan siswa bertanya mengenai

soal LKS yang kurang dipahami kepada guru.

b. Tahap Intellectually

Kegiatan guru yaitu membimbing kelompok belajar siswa

untuk berdiskusi dengan rekan dalam satu kelompok sehingga dapat

menyelesaikan LKS, memberi kesempatan kepada beberapa

kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya, serta

memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya dan

mengemukakan pendapatnya. Kegiatan siswa: mengerjakan soal LKS

secara berkelompok dengan mencermati contoh-contoh soal yang

telah diberikan, mempresentasikan hasil kerjanya secara

berkelompok yang telah selesai mereka kerjakan, siswa dari

kelompok lain bertanya dan mengungkapkan pendapatnya,

sedangkan kelompok yang presentasi menjawab dan

mempertahankan hasil kerjanya.

c. Tahap Repetition

Kegiatan guru: memberikan latihan soal individu kepada

siswa; dengan diarahkan guru, siswa membuat kesimpulan secara

lisan tentang materi yang telah dibahas. Kegiatan siswa:

mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru secara individu,

serta menyimpulkan secara lisan tentang materi yang telah dibahas.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan nilai yang diperoleh siswa setelah

mengikuti tes atau ulangan harian dimana yang diukur adalah ranah

kognitif siswa. Hasil belajar siswa dalam penelitian ini diperoleh dari nilai

pretest dan posttest siswa.

F. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen yang akan digunakan pada penelitian ini adalah instrumen

tes berupa soal-soal yang diberikan dalam bentuk pretest dan posttest. Tes

diberikan kepada siswa secara individual untuk mengukur hasil belajar siswa.

Tes tertulis dilaksanakan sebelum dan sesudah pembelajaran dilakukan pada

kedua kelas (kelompok). Pretest dilaksanakan sebelum kedua kelompok

Page 36: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

22

diberikan pembelajaran untuk mengukur kemampuan awal siswa, sementara

posttest diberikan setelah kedua kelompok diberikan pembelajaran. Berikut ini

adalah kisi-kisi dari instrumen tes.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator No. Soal

6. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya.

6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat, dan layang-layang.

Menjelaskan sifat-sifat persegi panjang dan persegi ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.

1, 2, 11

6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakan-nya dalam pemecahan masalah.

Menghitung keliling dan luas dari bangun persegi panjang dan persegi.

3, 4, 5, 6, 12,

13, 14, 15, 16

Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas dari bangun persegi panjang dan persegi.

7, 8, 9, 10, 17, 18, 19,

20

1. Uji Validitas Instrumen Tes

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu

alat ukur melakukan fungsi ukurannya dan mampu memberikan hasil

ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran. Teknik yang digunakan

untuk mengetahui validitas instrumen adalah teknik korelasi Product

Moment dari Pearson.

Uji coba soal pretest dilakukan pada siswa kelas VII F. Uji

validitas soal dilakukan dengan bantuan Microsoft Excel. Kriteria soal

dinyatakan valid jika nilai r > r tabel. Nilai r tabel untuk n = 35 dengan

taraf signifikansi 5% adalah 0,325. Soal dikatakan valid jika nilai

r > 0,325. Hasil perhitungan uji validitas soal dapat ditunjukkkan pada

Tabel 3.3.

Page 37: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

23

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Soal

No. Soal r Keterangan No. Soal r Keterangan 1 0,441 Valid 16 0,382 Valid 2 0,006 Tidak Valid 17 0,305 Tidak Valid 3 0,333 Valid 18 0,035 Tidak Valid 4 0,441 Valid 19 0,282 Tidak Valid 5 0,222 Tidak Valid 20 0,520 Valid 6 0,291 Tidak Valid 21 0,600 Valid 7 0,355 Valid 22 0,330 Valid 8 0,386 Valid 23 0,500 Valid 9 0,762 Valid 24 0,401 Valid 10 0,421 Valid 25 0,573 Valid 11 0,237 Tidak Valid 26 0,609 Valid 12 0,474 Valid 27 0,725 Valid 13 0,596 Valid 28 0,362 Valid 14 0,660 Valid 29 0,402 Valid 15 0,471 Valid 30 0,238 Tidak Valid Berdasarkan hasil uji validitas, terdapat 8 soal yang tidak valid

dan 22 soal yang valid. Soal-soal yang valid kemudian digunakan untuk

analisis pretest, sedangkan soal yang tidak valid dianggap sebagai soal

yang gugur. Soal tersebut dibuang dan tidak digunakan lagi dalam

analisis. Dari 22 soal yang valid diambil 20 soal untuk diuji

reliabilitasnya.

2. Uji Reliabilitas Instrumen Tes

Reliabilitas instrumen adalah ketepatan atau keajegan

instrumen tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapan

pun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang

sama. Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan

Rumus Alpha.

Selanjutnya, dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien

reliabilitas (푟 ) pada umunya digunakan patokan sebagai berikut

(Sudijono, 2008):

a. Apabila 푟 sama dengan atau lebih besar dari 0,70 berarti

instrumen yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah

memiliki reliabilitas yang tinggi (reliable).

b. Apabila 푟 lebih kecil dari 0,70 berarti bahwa instrumen yang

sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas

yang tinggi (unreliable).

Page 38: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

24

Uji reliabilitas menggunakan Rumus Alpha dengan bantuan SPSS

17.00. Hasil perhitungan uji reliabilitas dapat ditunjukkan pada Tabel

3.4.

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Soal

Cronbach's Alpha N of Items

.837 20

Berdasarkan Tabel 3.4, diketahui bahwa koefisien reliabilitas

Alpha sebesar 0,837. Nilai tersebut lebih besar dari 0,70 sehingga dapat

disimpulkan bahwa soal yang diuji telah memiliki reliabilitas yang tinggi.

3. Analisis Tingkat Kesukaran Instrumen Tes

Tingkat kesukaran soal dapat diketahui dari besar kecilnya angka

indeks kesukaran soal. Angka indeks kesukaran item itu besarnya

berkisar antara 0 sampai dengan 1. Makin besar angka indeks kesukaran

makin mudah soal tersebut, sebaliknya makin kecil tingkat kesukaran

makin sukar soal tersebut.

Angka indeks kesukaran soal itu dapat diperoleh dengan

menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Du Bois dalam Sudijono

(2008), yaitu:

푃 =푁푁

Di mana:

푃 = proporsi = angka indeks kesukaran soal.

푁 = banyaknya siswa yang dapat menjawab dengan betul terhadap

butir soal yang bersangkutan.

푁 = jumlah siswa yang mengikuti tes.

Selanjutnya, penafsiran terhadap angka indeks kesukaran soal

dikemukakan oleh Witherington dalam Sudijono (2008) sebagai berikut:

Besarnya 푷 Interpretasi Kurang dari 0,25 Sukar 0,25 – 0,75 Sedang Lebih dari 0,75 Mudah

Analisis tingkat kesukaran dilakukan setelah pengujian validitas

dan reliabilitas instrumen. Hasil perhitungan analisis tingkat kesukaran

soal dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Page 39: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

25

Tabel 3.5 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal

No. Soal P Keterangan No. Soal P Keterangan 1 0,77 Mudah 11 0,83 Mudah 2 0,97 Mudah 12 0,60 Sedang 3 0,80 Mudah 13 0,37 Sedang 4 0,54 Sedang 14 0,91 Mudah 5 0,80 Mudah 15 0,80 Mudah 6 0,74 Sedang 16 0,86 Mudah 7 0,51 Sedang 17 0,71 Sedang 8 0,77 Mudah 18 0,91 Mudah 9 0,71 Sedang 19 0,66 Sedang

10 0,77 Mudah 20 0,77 Mudah Berdasarkan Tabel 3.5 diketahui bahwa dari 20 soal, terdapat 12

soal dengan kategori mudah dan 8 soal dengan kategori sedang.

4. Analisis Daya Pembeda Instrumen Tes

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal untuk

dapat membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi (pandai),

dengan siswa yang kemampuannya rendah (bodoh). Daya pembeda soal

dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya angka indeks diskriminasi

soal, yang pada dasarnya dihitung atas dasar pembagian siswa ke dalam

dua kelompok, yaitu kelompok atas (pandai) dan kelompok bawah

(bodoh). Cara penentuan kedua kelompok itu yaitu dengan mengambil

27% dari siswa yang termasuk kelompok atas dan 27% dari siswa yang

termasuk dalam kelompok bawah (Sudijono, 2008).

Besar kecilnya angka indeks diskriminasi soal dapat dihitung

dengan menggunakan rumus :

퐷 = 푃 − 푃

퐷 =퐵퐽−퐵퐽

Di mana:

퐷 = angka indeks diskriminasi soal.

푃 = proporsi siswa kelompok atas yang dapat menjawab dengan betul

butir soal yang bersangkutan.

푃 = proporsi siswa kelompok bawah yang dapat menjawab dengan

betul butir soal yang bersangkutan.

퐵 = banyaknya siswa kelompok atas yang dapat menjawab dengan

betul butir soal yang bersangkutan.

Page 40: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

26

퐽 = jumlah siswa yang termasuk dalam kelompok atas.

퐵 = banyaknya siswa kelompok bawah yang dapat menjawab dengan

betul butir soal yang bersangkutan.

퐽 = jumlah siswa yang termasuk dalam kelompok bawah.

Sudijono (2008) mengungkapkan patokan yang umumnya

digunakan dalam interpretasi angka indeks diskriminasi adalah sebagai

berikut:

Besarnya Angka Indeks Diskriminasi Item (푫)

Klasifikasi Interpretasi

Kurang dari 0,20 Poor Daya pembedanya lemah sekali (jelek), dianggap tidak memiliki daya pembeda yang baik.

0,20 – 0,40 Satisfactory Daya pembedanya cukup. 0,40 – 0,70 Good Daya pembedanya baik. 0,70 – 1,00 Excellent Daya pembedanya baik sekali. Bertanda negatif - Daya pembedanya negatif

(jelek sekali). Hasil perhitungan analisis daya beda soal dapat dilihat pada

Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Hasil Analisis Daya Beda Soal

No. Soal D Keterangan No. Soal

D Keterangan

1 0,22 Cukup 11 0,33 Cukup 2 0,11 Jelek 12 0,78 Baik sekali 3 0,22 Cukup 13 0,67 Baik 4 0,44 Baik 14 0,22 Cukup 5 0,78 Baik sekali 15 0,56 Baik 6 0,78 Baik sekali 16 0,22 Cukup 7 0,67 Baik 17 0,67 Baik 8 0,56 Baik 18 0,33 Cukup 9 0,78 Baik sekali 19 0,33 Cukup 10 0,56 Baik 20 0,56 Baik Berdasarkan Tabel 3.6, diketahui bahwa dari 20 soal tes yang

valid dan reliabel terdapat 1 soal yang memiliki daya pembeda jelek, 7

soal dengan daya pembeda cukup, 8 soal dengan daya pembeda baik,

dan 4 soal dengan daya pembeda yang baik sekali.

G. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data berupa tes dan dokumentasi. Tes digunakan

untuk memperoleh data hasil belajar matematika siswa yang terdiri dari

Page 41: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

27

pretest dan posttest. Pretest diberikan sebelum diterapkan model

pembelajaran AIR, sedangkan posttest diberikan setelah model pembelajaran

AIR diterapkan di kelas. Dokumentasi untuk mengetahui kegiatan

pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa selama di kelas.

H. TEKNIK ANALISIS DATA

1. Statistik Deskriptif

Analisis data menggunakan statistik deskriptif meliputi penyajian data

melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, perhitungan mean, dan

perhitungan persentase.

2. Statistik Inferensial

Analisis data menggunakan statistik inferensial meliputi:

a. Uji Prasyarat

1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normalitas data dari

distribusi nilai di setiap kelas, baik kelas eksperimen maupun

kelas kontrol. Uji normalitas data dilakukan dengan program

SPSS 17.00 menggunakan Kolmogorov Smirnov Test. Aturan

pengujian normalitas data adalah sebagai berikut:

H0 : data berdistribusi normal

H1 : data tidak berditribusi normal

Kriterianya adalah jika nilai signifikan > 0,05 maka H0 diterima,

sebaliknya jika nilai signifikan < 0,05 maka H1 yang diterima.

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua

kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai

variansi yang sama atau tidak. Selain itu, uji homogenitas juga

digunakan untuk menentukan uji t yang sesuai. Uji t yang

dilakukan bila kedua kelas homogen adalah uji t dengan asumsi

variansi kedua kelas sama (equal variances assumed), sedangkan

bila kedua kelas tidak homogen, uji t yang dilakukan adalah uji t

dengan asumsi variansi kedua kelas tidak sama (equal variances

not assumed). Aturan pengujian homogenitas data adalah

sebagai berikut:

H0 : variansi kedua kelas sama (homogen)

Page 42: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

28

H1 : variansi kedua kelas tidak sama (tidak homogen)

Kriterianya adalah jika nilai signifikan > 0,05 maka H0 diterima,

sebaliknya jika nilai signifikan < 0,05 maka H1 yang diterima.

b. Uji Perbedaan Rata-rata

1) Uji t ( t-test)

Uji t (t-test) dilakukan dengan bantuan SPSS 17.0 untuk menguji

perbedaan rata-rata antara kelas ekperimen dan kelas kontrol.

Uji t (t-test) digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan

hasil belajar antara siswa yang mengikuti model pembelajaran

AIR (kelas eksperimen) dan siswa yang mengikuti model

pembelajaran konvensional (kelas kontrol). Aturan uji perbedaan

rata-rata adalah sebagai berikut:

H0 : 휇 ≤ 휇 (hasil belajar kelas eskperimen lebih kecil atau

sama dengan hasil belajar kelas kontrol)

H1 : 휇 > 휇 (hasil belajar kelas eskperimen lebih besar dari

hasil belajar kelas kontrol)

Kriterianya adalah jika nilai signifikan > 0,05 maka H0 diterima,

sebaliknya jika nilai signifikan < 0,05 maka H1 yang diterima.

2) Mann-Whitney U test

Mann-Whitney U test dilakukan dengan bantuan SPSS 17.00

untuk menguji perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Uji ini digunakan jika distribusi nilai kelas

eksperimen dan kelas kontrol tidak normal. Aturan pengujiannya

adalah sebagai berikut:

H0 : 휇 ≤ 휇 (hasil belajar kelas eskperimen lebih kecil atau

sama dengan hasil belajar kelas kontrol)

H1 : 휇 > 휇 (hasil belajar kelas eskperimen lebih besar dari

hasil belajar kelas kontrol)

Kriterianya adalah jika nilai signifikan > 0,05 maka H0 diterima,

sebaliknya jika nilai signifikan < 0,05 maka H1 yang diterima.

Page 43: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

29

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII C dan VII D SMP Negeri 1

Pabelan. Kelas VII C sebagai kelas eskperimen yaitu kelas yang mendapat

perlakuan model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR),

sedangkan kelas VII D sebagai kelas kontrol yang berarti kelas ini mendapat

perlakuan model pembelajaran konvensional. Jumlah siswa kelas VII C dan VII

D masing-masing adalah 36 siswa dan 33 siswa.

B. DESKRIPSI HASIL PRETEST

1. Analisis Deskriptif Nilai Pretest

Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan nilai awal

kedua kelas sebelum diberi perlakuan. Tabel 4.1 menunjukkan hasil

analisis deskriptif yang diperoleh dengan menggunakan program SPSS

17.00.

Tabel 4.1 Hasil Analisis Deskriptif Pretest

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Eksperimen 36 30 100 68.19 17.572

Kontrol 32 40 95 69.06 13.938

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, dapat disimpulkan bahwa kelas

eksperimen mempunyai nilai rata-rata 68,19, nilai minimum 30 dan nilai

maksimum 100. Kelas kontrol mempunyai nilai rata-rata 69,06, nilai

minimum 40 dan nilai maksimum 95. Hal ini menunjukkan bahwa tidak

terdapat perbedaan rata-rata yang cukup besar antara kelas eksperimen

dan kelas kontrol.

2. Uji Normalitas Nilai Pretest

Uji normalitas pretest digunakan untuk mengetahui normalitas

data dari distribusi nilai di setiap kelas, baik kelas eksperimen maupun

kelas kontrol. Uji normalitas dilakukan dengan program SPSS 17.00

menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test. Aturan yang digunakan dalam uji

normalitas adalah jika nilai signifikan > 0,05 maka nilai di kelas

berdistribusi normal, sedangkan jika nilai signifikan < 0,05 maka nilai

Page 44: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

30

tersebut tidak berdistribusi normal. Hasil perhitungan uji normalitas nilai

pretest dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest

KELAS

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

EKSPERIMEN .100 36 .200*

KONTROL .135 32 .144

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan Tabel 4.2, diperoleh nilai signifikan untuk kelas

ekperimen adalah 0,200 > 0,05 dan kelas kontrol adalah 0,144 > 0,05,

sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai pretest kedua kelas berdistribusi

normal.

Selain itu, normalitas data dari distribusi nilai kedua kelas dapat

dilihat pada grafik normalitas seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.1

dan Gambar 4.2.

Gambar 4.1 Grafik Normalitas Nilai Pretest Kelas Eksperimen (VII C)

Page 45: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

31

Gambar 4.2 Grafik Normalitas Nilai Pretest Kelas Kontrol (VII D)

3. Uji Homogenitas Nilai Pretest

Uji homogenitas digunakan untuk menentukan uji t yang sesuai.

Uji t yang dilakukan bila variansi kedua kelas sama (homogen) adalah uji t

dengan asumsi variansi hasil pretest kedua kelas sama (equal variances

assumed), sedangkan bila variansinya tidak homogen, uji t yang dilakukan

adalah uji t dengan asumsi variansi hasil pretest kedua kelas tidak sama

(equal variances not assumed). Uji homogenitas dalam penelitian ini

menggunakan program SPSS 17.00 dengan uji Anova Test of Homogeneity

of Variances. Aturan yang digunakan dalam uji homogenitas adalah jika

nilai signifikan > 0,05 maka variansi nilai kedua kelas sama (homogen),

sedangkan jika nilai signifikan < 0,05 maka variansi nilai kedua kelas tidak

homogen. Hasil perhitungan uji homogenitas nilai pretest dapat dilihat

pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.781 1 66 .100

Page 46: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

32

Berdasarkan Tabel 4.3, didapatkan nilai signifikan adalah

0,100 > 0,05 sehingga nilai pretest kedua kelas mempunyai varian yang

sama (homogen).

4. Uji Beda Rata-rata Dua Sampel Nilai Pretest

Uji beda rata-rata dua sampel nilai pretest digunakan untuk

mengetahui apakah kedua kelas mempunyai kemampuan awal yang sama

atau tidak. Perhitungan ini menggunakan program SPSS 17.00 yang

dilakukan dengan Independent Sampel t-test. Aturan yang digunakan

dalam uji beda rata-rata dua sampel adalah jika nilai signifikan > 0,05 maka

kemampuan awal kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan kelas

kontrol, sedangkan jika nilai signifikan < 0,05 maka kemampuan awal kelas

eksperimen lebih besar dari kelas kontrol. Hasil perhitungan tersebut

dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Uji Beda Rata-rata Dua Sampel Nilai Pretest

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the

Difference

F Sig. t Df Sig. (2-tailed)

Mean Differe

nce

Std. Error

Difference Lower Upper

Equal variances assumed

2.781 .100 -.224 66 .824 -.868 3.880 -8.614 6.878

Equal variances not assumed

-.227 65.200 .821 -.868 3.827 -8.511 6.775

Berdasarkan uji homogenitas yang telah dilakukan, diketahui

bahwa nilai pretest kedua kelas mempunyai varian yang sama (homogen)

sehingga dipilih Equal variances assumed untuk dipergunakan dalam uji t.

Page 47: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

33

Uji t (t-test) menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,824 > 0,05 maka dapat

disimpulkan kemampuan awal kelas eksperimen lebih kecil atau sama

dengan kelas kontrol.

Selain itu, jika melihat dari nilai t hitung, diketahui bahwa t hitung =

-0,224. Nilai t tabel dengan Df = 66 untuk uji pihak kanan (one-tailed)

adalah 1,671. Berdasarkan hasil perhitungan, ternyata t hitung lebih kecil

dari t tabel (-0,224 < 1.671) sehingga H0 diterima. Jadi, kesimpulannya

kemampuan awal kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan kelas

kontrol. Karena kemampuan awal kedua kelas sama, kedua kelas dapat

diberi perlakuan model pembelajaran. Kelas eksperimen mendapat

perlakuan model pembelajaran AIR, sedangkan kelas kontrol mendapat

perlakuan model pembelajaran konvensional.

C. DESKRIPSI HASIL POSTTEST

1. Analisis Deskriptif Nilai Posttest

Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan nilai akhir

kedua kelas setelah diberi perlakuan. Tabel 4.5 menunjukkan hasil analisis

deskriptif yang diperoleh dengan menggunakan program SPSS 17.00.

Tabel 4.5 Hasil Analisis Deskriptif Posttest

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Eksperimen 34 40 100 79.85 18.319

Kontrol 33 50 100 79.55 14.327

Berdasarkan Tabel 4.5, dapat diketahui bahwa kelas eksperimen

mempunyai nilai rata-rata 79,85, nilai minimum 40 dan nilai maksimum

100. Kelas kontrol mempunyai nilai rata-rata 79,55, nilai minimum 50 dan

nilai maksimum 100. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat

perbedaan rata-rata yang cukup besar antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

2. Uji Normalitas Nilai Posttest

Uji normalitas posttest digunakan untuk mengetahui normalitas

data dari distribusi nilai di setiap kelas, baik kelas eksperimen maupun

kelas kontrol. Uji normalitas dilakukan dengan program SPSS 17.00

menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test. Aturan yang digunakan dalam uji

normalitas adalah jika nilai signifikan > 0,05 maka nilai di kelas

Page 48: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

34

berdistribusi normal, sedangkan jika nilai signifikan < 0,05 maka nilai

tersebut tidak berdistribusi normal. Hasil perhitungan uji normalitas nilai

posttest dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Nilai Posttest

Berdasarkan Tabel 4.6, diperoleh nilai signifikan untuk kelas

ekperimen adalah 0,006 < 0,05 dan kelas kontrol adalah 0,003 < 0,05,

sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai posttest kedua kelas tidak

berdistribusi normal.

Selain itu, normalitas data dari distribusi nilai kedua kelas dapat

dilihat pada grafik normalitas pada Gambar 4.3 dan Gambar 4.4 yang

menunjukkan bahwa distribusi nilai posttest kedua kelas tidak normal.

Gambar 4.3 Grafik Normalitas Nilai Posttest Kelas Eksperimen (VII C)

KELAS

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

EKSPERIMEN .181 34 .006

KONTROL .194 33 .003

a. Lilliefors Significance Correction

Page 49: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

35

Gambar 4.4 Grafik Normalitas Nilai Posttest Kelas Kontrol (VII D)

3. Distribusi Frekuensi Nilai Posttest

Hasil belajar berupa nilai posttest siswa dapat dideskripsikan dalam

dua cara yaitu berdasarkan kategori hasil belajar dan pencapaian hasil

belajar. Deskripsi hasil belajar berdasarkan kategori dapat dilihat pada

Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest

Kategori Range Kelas VII C Kelas VII D Jumlah Persentase Jumlah Persentase

TINGGI 81 – 100 16 47% 18 55% SEDANG 61 – 80 11 32% 8 24% RENDAH 40 – 60 7 21% 7 21%

Berdasarkan Tabel 4.7, diketahui bahwa di kelas VII C sebanyak

16 siswa (47%) memiliki hasil belajar yang tinggi, 11 siswa (32%) memiliki

hasil belajar sedang, dan hasil belajar rendah dimiliki oleh 7 siswa (21%).

Kemudian, hasil belajar tinggi dicapai oleh 18 siswa (55%) di kelas VII D,

8 siswa (24%) memiliki hasil belajar sedang, dan 7 siswa (21%) memiliki

hasil belajar rendah. Jika melihat pada kategori hasil belajar tinggi, dapat

diketahui bahwa persentase siswa yang mencapai hasil belajar tinggi di

kelas VII D lebih besar daripada persentase di kelas VII C.

Page 50: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

36

Deskrpsi hasil belajar berdasarkan pencapaian hasil belajar dapat

dilihat pada Tabel 4.8. Pencapaian hasil belajar dapat dilihat dari

banyaknya siswa yang mencapai nilai KKM atau di atas nilai KKM. KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan sekolah adalah 70.

Tabel 4.8 Pencapaian Hasil Belajar

Nilai Kelas VII C Kelas VII D Jumlah Persentase Jumlah Persentase

≥ 70 26 76,5% 25 75,8% Berdasarkan Tabel 4.8, dapat diketahui bahwa pencapaian hasil

belajar dari kelas VII C adalah 76,5% dan kelas VII D adalah 75,8%. Artinya,

pencapaian hasil belajar kelas VII C lebih baik daripada kelas VII D,

meskipun selisih persentasenya kecil yaitu hanya 0,7%.

4. Uji Beda Rata-rata Dua Sampel Nilai Posttest

Uji beda rata-rata dua sampel nilai posttest digunakan untuk

mengetahui apakah hasil belajar kelas eksperimen lebih besar daripada

hasil belajar kelas kontrol. Hasil pengujian normalitas terhadap distribusi

nilai posttest menunjukkan bahwa nilai posttest di kedua kelas tidak

berdistribusi normal, sehingga untuk menguji beda rata-rata nilai posttest

kedua kelas dilakukan dengan Mann-Whitney U Test. Perhitungan ini

menggunakan bantuan program SPSS 17.00. Aturan yang digunakan dalam

uji beda rata-rata dua sampel adalah jika nilai signifikan > 0,05 maka hasil

belajar kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan kelas kontrol,

sedangkan jika nilai signifikan < 0,05 maka hasil belajar kelas eksperimen

lebih besar dari kelas kontrol. Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat

pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Hasil Uji Beda Rata-rata Dua Sampel Nilai Posttest

Nilai Posttest

Mann-Whitney U 527.500

Wilcoxon W 1088.500

Z -.424

Asymp. Sig. (2-tailed) .671

a. Grouping Variable: KELAS

Berdasarkan Tabel 4.9, diketahui bahwa nilai signifikansi adalah

0,671 > 0,05 sehingga hasil belajar kelas eksperimen lebih kecil atau sama

dengan kelas kontrol. Selain itu, jika melihat dari nilai Z hitung, diketahui

Page 51: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

37

bahwa Z hitung = -0,424. Nilai Z tabel untuk 훼 = 5% adalah 1,645.

Berdasarkan hasil perhitungan, ternyata Z hitung lebih kecil dari Z tabel

(-0,424 < 1.645) sehingga H0 diterima. Jadi, kesimpulannya hasil belajar

kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan kelas kontrol.

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI MODEL

PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada model

pembelajaran AIR lebih kecil atau sama dengan hasil belajar siswa pada model

konvensional. Hasil ini tentu saja bertolak belakang dengan hasil penelitian

yang diharapkan, bahkan hasil penelitian sebelumnya menyatakan bahwa hasil

belajar siswa pada model pembelajaran AIR lebih besar atau lebih baik

daripada hasil belajar siswa pada model konvensional. Hal itu terjadi karena

terdapat faktor-faktor yang turut berpengaruh dalam implementasi model

pembelajaran AIR di kelas. Faktor-faktor tersebut terbagi menjadi tiga yaitu

faktor dari siswa, guru, dan kondisi kelas.

1. Faktor dari Siswa

Faktor yang berasal dari siswa di antaranya adalah partisipasi dan

keaktifan siswa dalam kegiatan diskusi kelompok, serta perhatian siswa

saat kegiatan diskusi maupun presentasi. Selama kegiatan pembelajaran

di dalam kelas, tidak semua siswa berpartisipasi secara aktif dalam

kegiatan diskusi kelompok, bahkan terdapat siswa yang tidak berdiskusi

dan mengganggu siswa dari kelompok lain. Selain itu, terdapat siswa

yang tidak memperhatikan saat kegiatan diskusi maupun presentasi. -

2. Faktor dari Guru

Faktor dari guru di antaranya adalah penguasaan guru tentang

model pembelajaran AIR dan penguasaan kelas atau kemampuan guru

dalam mengontrol kelas. Model pembelajaran AIR merupakan salah satu

model pembelajaran baru sehingga guru harus benar-benar menguasai

tiap aspek dan langkah-langkah dari model pembelajaran ini. Penguasaan

guru tentang model pembelajaran AIR dalam penelitian ini dapat

dikatakan cukup, meskipun dalam pelaksanaannya masih terdapat

kekurangan. Guru harus lebih menekankan ketiga aspek model AIR

(Auditory, Intellectually, dan Repetition) dalam proses pembelajaran.

Selain itu, jika melihat dari faktor penguasaan kelas, guru dalam proses

Page 52: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

38

penelitian kurang menguasai atau mengontrol kelas. Suasana kelas yang

terlalu ramai dan ukuran kelas menjadi faktor penyebabnya. Guru

seharusnya dapat lebih menguasai kelas sehingga kegiatan pembelajaran

dapat terkontrol dengan baik.

3. Faktor dari Kondisi Kelas

Ukuran kelas yang terlalu besar dengan jumlah siswa lebih dari 30

orang berpengaruh terhadap kondisi kelas. Kelas dengan ukuran yang

terlalu besar membuat suasana kelas menjadi kurang kondusif untuk

kegiatan pembelajaran. Pembentukan kelompok dalam model

pembelajaran AIR menjadi kurang efektif jika diterapkan pada ukuran

kelas yang besar.

E. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil dari implementasi

model pembelajaran AIR pada materi bangun datar terhadap hasil belajar

siswa kelas VII SMP N 1 Pabelan. Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu

kelas VII C sebagai kelas eksperimen dan kelas VII D sebagai kelas kontrol.

Kedua kelas tersebut diberi pretest sebelum diberi perlakuan model

pembelajaran, untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelas. Analisis data

nilai pretest menyatakan bahwa kedua kelas memiliki distribusi nilai yang

normal dan homogen. Hasil analisis uji t (t-test) ternyata menunjukkan bahwa

kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama sehingga kedua kelas dapat

diberi perlakuan model pembelajaran.

Kemampuan akhir kedua kelas dapat diketahui melalui posttest yang

dilakukan setelah kedua kelas mendapat perlakuan model pembelajaran.

Analisis data nilai posttest menunjukkan bahwa nilai posttest kedua kelas tidak

berdistribusi normal. Hasil analisis Mann-Whitney U test menunjukkan nilai

signifikan 0,671 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar kelas VII C

(model pembelajaran AIR) lebih kecil atau sama dengan hasil belajar kelas VII

D (model pembelajaran konvensional). Hipotesis penelitian yang menyatakan

bahwa hasil belajar siswa pada implementasi model pembelajaran AIR lebih

baik daripada hasil belajar siswa dengan implementasi model pembelajaran

konvensional ditolak.

Hasil penelitian ini tentu bertolak belakang dengan hasil penelitian

sebelumnya, yaitu penelitian Ainia (2012) terhadap siswa Kelas VII SMP Se-

Page 53: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

39

Kecamatan Kaligesing. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa prestasi

belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran AIR lebih baik

daripada prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran konvensional.

Hasil penelitian terhadap siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pabelan justru

menyatakan bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran AIR tidak jauh berbeda atau sama dengan hasil belajar siswa

pada model pembelajaran konvensional.

Perbedaan hasil belajar yang tidak signifikan dari kelas VII C dan VII D

berdasarkan hasil uji dengan bantuan SPSS disebabkan oleh beberapa faktor.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa terdapat tiga faktor yang

turut berpengaruh dalam implementasi model pembelajaran AIR yaitu faktor

dari siswa, guru, dan kondisi kelas. Ketiga faktor tersebut tidak hanya

berpengaruh pada proses pembelajaran, tetapi juga pada hasil belajar siswa.

Hal ini berarti model pembelajaran belum tentu berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa. Faktor dari siswa yang dapat dijelaskan dalam penelitian ini

adalah partisipasi, keaktifan, dan perhatian siswa dalam kegiatan diskusi

maupun presentasi. Selama kegiatan pembelajaran di dalam kelas, tidak

semua siswa berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan diskusi kelompok,

bahkan terdapat siswa yang tidak berdiskusi dan mengganggu siswa dari

kelompok lain. Selain itu, terdapat siswa yang tidak memperhatikan saat

kegiatan diskusi maupun presentasi. Hal itu menyebabkan suasana kelas

menjadi ramai dan kurang kondusif untuk kegiatan pembelajaran.

Faktor dari guru yaitu penguasaan guru tentang model pembelajaran

AIR dan kemampuan guru dalam mengontrol atau menguasai kelas. Tingkat

penguasaan guru tentang model pembelajaran AIR dapat dikatakan cukup,

meskipun masih terdapat kekurangan dalam praktiknya. Guru selama proses

pembelajaran kurang menguasai kelas. Ukuran kelas yang terlalu besar dan

suasana kelas yang terlalu ramai membuat guru sulit untuk mengontrol kelas.

Faktor kondisi kelas yaitu ukuran kelas yang terlalu besar. Ukuran kelas

yang besar membuat suasana kelas menjadi ramai karena jumlah siswa yang

cukup banyak. Pembentukan kelompok kurang efektif jika diterapkan pada

kelas besar karena tidak semua siswa berdiskusi dengan kelompoknya.

Selain ketiga faktor yang telah dijelaskan, terdapat faktor-faktor lain

yang turut mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal tersebut didukung oleh

pendapat Clark dalam Shabri (2005) yang menyatakan bahwa hasil belajar

Page 54: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

40

siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30%

dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi, kemampuan siswa kelas VII C dan VII D

sangat berpengaruh terhadap hasil belajar mereka. Faktor lingkungan dalam

penelitian ini adalah suasana kelas. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,

suasana kelas VII C (model pembelajaran AIR) terlalu ramai atau kurang

kondusif untuk kegiatan pembelajaran. Hal tersebut tentu akan berpengaruh

pada hasil belajar siswa karena suasana kelas yang kurang kondusif akan

mengurangi tingkat konsentrasi siswa dalam belajar.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif, diketahui bahwa rata-rata nilai

posttest kelas VII C (model pembelajaran AIR) adalah 79,85 dan kelas VII D

(model pembelajaran konvensional) adalah 79,55. Hal tersebut menunjukkan

bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas VII C lebih baik daripada kelas VII D,

meskipun perbedaan rata-rata nilai kedua kelas terlalu kecil yaitu sebesar 0,3.

Temuan lain dari analisis hasil posttest kedua kelas adalah persentase siswa

yang mencapai hasil belajar tinggi di kelas VII D lebih besar daripada

persentase di kelas VII C. Persentase siswa di kelas VII D sebesar 55%,

sedangkan persentase di kelas VII C adalah 47%. Selain itu, jika dilihat dari

pencapaian hasil belajar maka pencapaian hasil belajar kelas VII C lebih baik

daripada kelas VII D, meskipun selisih persentasenya kecil yaitu 0,7%.

Pencapaian hasil belajar kelas VII C sebesar 76,5%, sedangkan di kelas VII D

adalah 75,8%. Hasil-hasil tersebut berarti menunjukkan bahwa implementasi

model pembelajaran di kelas VII C memberikan hasil yang cukup memuaskan,

karena rata-rata dan pencapaian hasil belajar siswa di kelas VII C lebih baik

daripada kelas VII D.

Page 55: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

41

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dalam proses

pembelajaran matematika pada materi bangun datar dengan menggunakan

model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR), maka dapat

disimpulkan hal-hal sebagai berikut: hasil belajar siswa pada implementasi

model pembelajaran AIR tidak jauh berbeda atau sama dengan hasil belajar

siswa pada model konvensional. Meskipun demikian, implementasi model

pembelajaran AIR memberikan hasil yang cukup memuaskan. Rata-rata dan

pencapaian hasil belajar siswa pada kelas VII C (model pembelajaran AIR)

lebih baik daripada kelas VII D (model pembelajaran konvensional), meskipun

selisih rata-rata dan pencapaian hasil belajar kedua kelas terlalu kecil. Rata-

rata hasil belajar siswa kelas VII C 79,85 dan pencapaian hasil belajar siswa

sebesar 76,5%, sedangkan rata-rata hasil belajar siswa kelas VII D 79,55 dan

pencapaian hasil belajarnya sebesar 75,8%.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dijelaskan,

maka disampaikan saran sebagai berikut: model pembelajaran AIR dapat

digunakan guru sebagai salah satu model pembelajaran alternatif dalam

pembelajaran matematika. Implementasi pembelajaran dengan model AIR

memiliki beberapa kendala, sehingga dengan perbaikan dan persiapan yang

terencana lebih baik dapat mengantisipasi kendala tersebut. Guru harus

mampu menguasai model pembelajaran AIR dengan baik dan lebih

memfasilitasi siswa sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan

baik. Selain itu, guru juga harus mampu menguasai kelas sehingga kegiatan

pembelajaran dan suasana kelas dapat terkontrol. Siswa di dalam kelas juga

harus lebih aktif berpartisipasi dan lebih memperhatikan dalam kegiatan

pembelajaran, sehingga materi yang dipelajari benar-benar dapat dipahami

oleh siswa.

Page 56: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

42

Page 57: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

43

DAFTAR PUSTAKA

Ainia, Q. 2012. Eksperimentasi Model Pembelajaran Auditory Intellectualy

Repetition (AIR) terhadap Prestasi Belajar dalam Pembelajaran Matematika Ditinjau Dari Karakter Belajar pada Siswa Kelas VII SMP Negeri Se-Kecamatan Kaligesing Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi. Purworejo: Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Alhamidi, Y. R. 2006. Upaya Meningkatkan Kreativitas Matematika melalui Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR). Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

DePorter, B. 2003. Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Bandung: Kaifa.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Handayani, K. 2004. Pemanfaatan Alat Peraga Kubus Pecahan untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Pecahan Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Panggung 09 Jepara Tahun Pelajaran 2003/2004. Skripsi.

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Isjoni. 2010. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mardina, T. 2012. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa melalui Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) pada Materi Operasi Pecahan di Kelas V SD Negeri No. 115479 AEK TAPA Kab. Labuhan Batu Utara T.A. 2011/2012. Skripsi. Universitas Pasundan.

Mawaddah, E. N. 2009. Kreativitas dan Hasil Belajar Matematika dalam Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) di SMP Negeri 3 Batu. Skripsi.

Nirawati, N. 2009. Pengaruh Model AIR (Auditory, Intellectual, Repetition) dalam Pembelajaran Matematika terhadap Kompetensi Strategis (Strategic Competence) Siswa SMP. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Robert. 2010. Penggunaan Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) dalam Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas VII MTs Muhammadiyah I Malang. Skripsi. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Shabri, A. 2005. Strategi Belajar Mengajar dan Microteaching. Jakarta: Quantum Teaching.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Page 58: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

44

Sudijono, A. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sudjana, N. 2007. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Posdakarya.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Suherman, E. dkk. 2001. Common Text Book: Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA UPI.

Suprijono, A. 2011. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Masmedia Buana.

Uno, H. B. 2007. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Widdiharto, R. 2008. Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika SMP dan Alternatif Proses Remidinya. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika.

Winataputra, U. S. dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Yulianti, P. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Auditory Intellectually, and Repetition (AIR) terhadap Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP. Skripsi. Universitas Pasundan.

Page 59: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

45

Lampiran 1: Soal Uji Coba Pretest

1. Keempat sisi sama panjang dan semua sudut siku-siku merupakan ciri bangun … a. persegi panjang b. jajargenjang c. belah ketupat d. persegi

2. Banyaknya simetri lipat pada persegi … a. 2 c. 6 b. 4 d. 8

3. Pada bangun persegi di atas,

yang disebut dengan diagonal

adalah …

a. PQ dan RS c. PR dan QS b. PO dan RO d. PO dan QO

4.

Diketahui BO = 5 cm, maka BD =

… cm.

a. 5 c. 15

b. 10 d. 20

5. Keliling dari persegi yang panjang sisinya 12 cm adalah … a. 24 cm c. 72 cm b. 48 cm d. 144 cm

6. Panjang sisi dari persegi yang mempunyai luas 144 cm2 adalah … a. 36 cm c. 14 cm b. 24 cm d. 12 cm

7. Diketahui keliling suatu persegi 52 cm, maka panjang sisi persegi … a. 12 cm c. 14 cm b. 13 cm d. 15 cm

8. Luas daerah persegi 64 cm2. Keliling persegi tersebut … cm. a. 72 c. 32 b. 64 d. 16

9. Diketahui keliling suatu persegi 40 cm, luas persegi adalah … a. 50 cm2 c. 150 cm2 b. 100 cm2 d. 200 cm2

10. Luas dari persegi ABCD yang panjang sisinya 11 cm adalah … a. 44 cm2 c. 121 cm2 b. 22 cm2 d. 60 cm2

11. Sebuah halaman rumah berbentuk persegi dengan ukuran 5 m. Di sekeliling halaman rumah tersebut akan dipasang pagar. Panjang pagar yang diperlukan adalah … a. 10 m c. 20 m b. 15 m d. 25 m

12. Sebuah kolam ikan berbentuk persegi yang luasnya 36 m2. Keliling kolam tersebut … a. 24 m c. 12 m b. 18 m d. 6 m

13. Kakek mempunyai sebidang tanah berbentuk persegi dengan panjang sisi 12 m. Pada tanah tersebut dibuat sebuah kolam ikan berukuran 10 m x 6 m dan sisanya ditanami sayuran. Luas tanah yang ditanami sayuran adalah … a. 16 m2 c. 84 m2 b. 32 m2 d. 112 m2

P Q

R S

O

A B

O

C D

Page 60: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

46

14. Lantai di sebuah kelas berbentuk persegi dengan keliling 28 m. Luas dari lantai tersebut … m2. a. 28 c. 35 b. 49 d. 42

15. Pak Budi memiliki sebidang tanah berbentuk persegi dengan ukuran 9 m. Luas tanah tersebut … m2. a. 18 c. 63 b. 36 d. 81

16. Banyaknya simetri lipat pada persegi panjang adalah … a. 2 c. 4 b. 3 d. 5

17.

Pada persegi panjang ABCD di atas, yang disebut dengan diagonal adalah … a. AB dan CD c. AC dan BD b. AO dan CO d. BO dan DO

18.

Sisi-sisi yang sama panjang dan sejajar dari bangun PQRS di atas adalah … a. PQ dan QR c. PS dan QS b. PR dan QS d. PS dan QR

19.

Jika diketahui OA = 26 cm, maka panjang AC adalah …

a. 78 cm c. 26 cm b. 52 cm d. 13 cm

20. Keliling dari suatu persegi panjang dengan ukuran panjang = 18 cm dan lebar = 12 cm adalah … a. 30 cm c. 108 cm b. 60 cm d. 216 cm

21. Keliling persegi panjang ABCD = 60 dm. Lebar 12 dm, panjang = … dm. a. 5 c. 18 b. 10 d. 48

22. Bangun persegi panjang dengan ukuran panjang 15 dm dan lebar 9 dm. Luas bangun tersebut …. a. 125 dm2 c. 135 dm2 b. 130 dm2 d. 140 dm2

23. Luas bangun persegi panjang 180 cm2, lebar 9 cm. Panjang bangun … a. 10 cm c. 16 cm b. 15 cm d. 20 cm

24. Panjang sebuah persegi panjang adalah dua kali lebarnya. Jika lebarnya 4 cm, luas persegi panjang tersebut adalah … a. 12 cm2 c. 24 cm2 b. 20 cm2 d. 32 cm2

25. Keliling persegi panjang 40 cm. Jika panjang = 12 cm, lebar = … a. 4 cm c. 12 cm b. 8 cm d. 28 cm

26. Sebidang tanah berbentuk persegi panjang, dengan panjang 25 m dan lebar 15 m. Keliling tanah tersebut adalah … a. 40 m c. 120 m b. 80 m d. 160 m

27. Pak Ahmad mempunyai sawah berbentuk persegi panjang, dengan panjang 18 m dan lebar 8 m. Luas sawah Pak Ahmad …

S

Q P

O

R

A

C D

O

B

A

C D

O

B

Page 61: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

47

a. 26 m2 c. 72 m2 b. 52 m2 d. 144 m2

28. Diketahui keliling dari suatu pekarangan rumah adalah 50 m. Jika panjangnya 15 m, maka lebarnya adalah … a. 5 m c. 20 m b. 10 m d. 25 m

29. Lantai sebuah ruangan berukuran panjang 6 m dan lebar 4 m. Luas lantai itu adalah …

a. 10 m2 c. 24 m2 b. 12 m2 d. 20 m2

30. Halaman rumah Pak Hasan berbentuk persegi panjang dengan panjang 8 m dan lebar 6 m. Di sekeliling halaman rumah akan dipasang pagar. Panjang pagar yang diperlukan … m. a. 48 m c. 28 b. 24 m d. 14

Page 62: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

48

Lampiran 2: Uji Validitas Butir Soal Uji Coba Pretest

Siswa No Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 3 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 5 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 6 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 9 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1

10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 12 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 13 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 14 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 15 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 18 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 19 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 20 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 21 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 23 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 24 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 27 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 28 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 29 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 30 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 34 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

0,44 0,01 0,33 0,44 0,22 0,29 0,35 0,39 0,76 0,42 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Page 63: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

49

Siswa No Item 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 2 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 3 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 4 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0

10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 12 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 13 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 14 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 15 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 16 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 17 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 18 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 19 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 21 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 22 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 23 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 24 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 25 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 26 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 27 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 28 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 29 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 30 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 34 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 35 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0

0,24 0,47 0,60 0,66 0,47 0,38 0,31 0,03 0,28 0,52 Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Page 64: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

50

Siswa No Item 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 3 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 5 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 9 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0

10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 11 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 12 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 13 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 14 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 15 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 16 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 17 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 18 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 19 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 20 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 21 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 23 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 24 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 26 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 27 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 28 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 29 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 30 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 31 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 35 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0

0,60 0,33 0,50 0,40 0,57 0,61 0,72 0,36 0,40 0,24 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Page 65: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

51

Lampiran 3: Soal Pretest dan Posttest

1.

Pada bangun persegi di atas,

yang disebut dengan diagonal

adalah …

a. PQ dan RS c. PR dan QS b. PO dan RO d. PO dan QO

2.

Diketahui BO = 5 cm, maka

BD = … cm.

c. 5 c. 15

d. 10 d. 20

3. Diketahui keliling suatu persegi 52 cm, maka panjang sisi persegi adalah … a. 12 cm c. 14 cm b. 13 cm d. 15 cm

4. Luas daerah suatu persegi 64 cm2. Keliling persegi … a. 72 cm c. 32 cm b. 64 cm d. 16 cm

5. Diketahui keliling suatu persegi 40 cm, luas persegi adalah … a. 50 cm2 c. 150 cm2 b. 100 cm2 d. 200 cm2

6. Luas dari persegi ABCD yang panjang sisinya 11 cm adalah … a. 44 cm2 c. 121 cm2 b. 22 cm2 d. 60 cm2

7. Sebuah kolam ikan berbentuk persegi yang luasnya 36 m2. Keliling kolam tersebut …

a. 24 m c. 12 m b. 18 m d. 6 m

8. Kakek mempunyai sebidang tanah berbentuk persegi dengan panjang sisi 12 m. Pada tanah tersebut dibuat sebuah kolam ikan berukuran 10 m x 6 m dan sisanya ditanami sayuran. Luas tanah yang ditanami sayuran adalah … a. 16 m2 c. 84 m2 b. 32 m2 d. 112 m2

9. Lantai di sebuah kelas berbentuk persegi dengan keliling 28 m. Luas dari lantai tersebut … m2. a. 28 c. 35 b. 49 d. 42

10. Pak Budi memiliki sebidang tanah berbentuk persegi dengan ukuran 9 m. Luas tanah … m2. a. 18 c. 63 b. 36 d. 81

11. Banyaknya simetri lipat pada persegi panjang adalah … a. 2 c. 4 b. 3 d. 5

12. Keliling dari suatu persegi panjang dengan ukuran panjang 18 cm dan lebar 12 cm adalah … a. 30 cm c. 108 cm b. 60 cm d. 216 cm

13. Keliling persegi panjang ABCD 60 dm. Lebar 12 dm, panjang … a. 5 dm c. 18 dm b. 10 dm d. 48 dm

14. Bangun persegi panjang dengan ukuran panjang 15 dm dan lebar 9 dm. Luas bangun tersebut … a. 125 dm2 c. 135 dm2 b. 130 dm2 d. 140 dm2

R S

P Q

O

A B

O

C D

Page 66: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

52

15. Luas bangun persegi panjang 180 cm2, lebar 9 cm. Panjang bangun … a. 10 cm c. 16 cm b. 15 cm d. 20 cm

16. Panjang sebuah persegi panjang adalah dua kali lebarnya. Jika lebarnya 4 cm, luas persegi panjang tersebut … a. 12 cm2 c. 24 cm2 b. 20 cm2 d. 32 cm2

17. Sebidang tanah berbentuk persegi panjang, dengan panjang 25 m dan lebar 15 m. Keliling tanah tersebut … a. 40 m c. 120 m b. 80 m d. 160 m

18. Pak Ahmad mempunyai sawah berbentuk persegi panjang, dengan panjang 18 m dan lebar 8 m. Luas sawah Pak Ahmad … a. 26 m2 c. 72 m2 b. 52 m2 d. 144 m2

19. Diketahui keliling dari suatu pekarangan rumah adalah 50 m. Jika panjangnya 15 m, maka lebarnya adalah … a. 5 m c. 20 m b. 10 m d. 25 m

20. Lantai sebuah ruangan berukuran panjang 6 m dan lebar 4 m. Luas lantai itu … a. 10 m2 c. 24 m2 b. 12 m2 d. 20 m2

Page 67: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

53

Lampiran 4: Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttest

1. C 2. B 3. B 4. C 5. B 6. C 7. A 8. C 9. B 10. D

11. A 12. B 13. C 14. C 15. D 16. D 17. B 18. D 19. B 20. C

Page 68: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

54

Lampiran 5: Daftar Nilai Pretest

KELAS VII C (EKSPERIMEN)

NO NAMA SISWA NILAI 1 C1 50 2 C2 75 3 C3 30 4 C4 95 5 C5 90 6 C6 60 7 C7 95 8 C8 85 9 C9 80

10 C10 55 11 C11 80 12 C12 70 13 C13 45 14 C14 75 15 C15 100 16 C16 40 17 C17 65 18 C18 50 19 C19 80 20 C20 65 21 C21 80 22 C22 70 23 C23 50 24 C24 65 25 C25 95 26 C26 70 27 C27 80 28 C28 85 29 C29 50 30 C30 75 31 C31 75 32 C32 60 33 C33 45 34 C34 70 35 C35 55 36 C36 45

KELAS VII D (KONTROL)

NO NAMA SISWA NILAI 1 D1 80 2 D2 70 3 D3 50 4 D4 80 5 D5 95 6 D6 80 7 D7 65 8 D8 65 9 D9 65

10 D10 70 11 D11 75 12 D12 90 13 D13 40 14 D14 90 15 D15 75 16 D16 70 17 D17 65 18 D18 65 19 D19 70 20 D20 80 21 D21 90 22 D22 80 23 D23 50 24 D24 70 25 D25 45 26 D26 55 27 D27 60 28 D28 50 29 D29 70 30 D30 80 31 D31 50 32 D32 70

Page 69: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

55

Lampiran 6: Daftar Nilai Posttest

KELAS VII C (EKSPERIMEN)

NO NAMA SISWA

NILAI

1 C1 70 2 C2 95 3 C3 40 4 C4 95 5 C5 100 6 C6 80 7 C7 100 8 C8 95 9 C9 70

10 C10 80 11 C11 95 12 C12 50 13 C13 60 14 C14 95 15 C15 65 16 C16 75 17 C17 75 18 C18 100 19 C19 100 20 C20 90 21 C21 50 22 C22 50 23 C23 90 24 C24 95 25 C25 80 26 C26 100 27 C27 50 28 C28 80 29 C29 90 30 C30 95 31 C31 50 32 C32 80 33 C33 80 34 C34 95

KELAS VII D (KONTROL)

NO NAMA SISWA

NILAI

1 D1 95 2 D2 80 3 D3 70 4 D4 95 5 D5 95 6 D6 85 7 D7 85 8 D8 60 9 D9 85

10 D10 60 11 D11 60 12 D12 90 13 D13 50 14 D14 65 15 D15 95 16 D16 70 17 D17 85 18 D18 85 19 D19 80 20 D20 100 21 D21 95 22 D22 95 23 D23 85 24 D24 70 25 D25 95 26 D26 60 27 D27 80 28 D28 55 29 D29 60 30 D30 95 31 D31 85 32 D32 85 33 D33 75

Page 70: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

56

Lampiran 7: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP Negeri 1 Pabelan Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : VII / 2 Pertemuan ke- : 1 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Tahun Ajaran : 2012/2013

Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta

menentukan ukurannya. Kompetensi Dasar : 6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi,

trapesium, jajargenjang, belah ketupat, dan layang-layang.

Indikator : a. Menjelaskan sifat-sifat persegi panjang ditinjau dari sisi, sudut, dan

diagonalnya. b. Menjelaskan sifat-sifat persegi ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya. A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat persegi panjang ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.

2. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat persegi ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.

Karakter siswa yang diharapkan :

a. Tanggung jawab ditanamkan melalui pemberian tugas kelompok maupun tugas individu dengan tujuan siswa dapat mengerjakan tugas secara bertanggung jawab.

b. Kerja sama dilatih melalui kegiatan diskusi kelompok sehingga siswa dapat belajar untuk bekerja sama dengan temannya di dalam kelompok.

c. Percaya diri dan rasa hormat ditanamkan melalui kegiatan presentasi di depan kelas, sehingga siswa belajar untuk menyampaikan pendapatnya dengan percaya diri, serta belajar untuk menghargai teman yang menyampaikan pendapat di depan kelas.

d. Rasa ingin tahu dilatih melalui kegiatan diskusi kelompok.

B. Materi Ajar (Terlampir) 1. Sifat-sifat Persegi Panjang 2. Sifat-sifat Persegi

Page 71: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

57

C. Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR)

D. Langkah-langkah Pembelajaran No. Kegiatan Belajar Waktu

1. 2.

Pendahuluan a. Orientasi

Guru memberi salam dan mengecek kesiapan siswa. Guru menjelaskan tujuan dan kegiatan

pembelajaran yang akan dilakukan. b. Apersepsi

Mengingatkan siswa tentang materi persegi panjang dan persegi yang telah dipelajari siswa di Sekolah Dasar.

c. Motivasi Guru memberikan contoh permasalahan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari agar siswa dapat lebih termotivasi.

Kegiatan Inti a. Eksplorasi

1. Siswa menanggapi permasalahan-permasalahan sederhana yang diberikan guru.

2. Siswa menyimak penjelasan guru tentang cakupan materi yang akan dipelajari.

3. Siswa menyimak dan mendengarkan penjelasan guru tentang langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.

b. Elaborasi 1. Siswa membentuk kelompok dimana masing-

masing kelompok beranggotakan 5 atau 6 orang. 2. Lembar Kerja Siswa (LKS) dibagikan kepada

masing-masing kelompok. 3. Siswa mendengarkan penjelsan guru tentang

tugas yang harus dikerjakan oleh masing-masing kelompok.

4. Siswa difasilitasi untuk berdiskusi sehingga memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis secara bertanggung jawab.

10 menit 50 menit

Page 72: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

58

3.

5. Siswa berdiskusi dan bekerja sama di dalam kelompok untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru.

6. Siswa bertanya pada guru tentang pemasalahan yang ditemui dalam kegiatan diskusi kelompok.

7. Siswa yang telah menyelesaikan tugasnya mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.

8. Siswa lain menyimak dan memperhatikan presentasi kelompok lain dengan rasa hormat.

9. Kelompok lain menanggapi presentasi dari kelompok yang telah menyampaikan hasil diskusinya.

c. Konfirmasi 1. Guru memberikan umpan balik positif dan

penghargaan kepada kelompok yang telah mempresentasikan hasil diskusinya.

2. Guru memberikan konfirmasi tehadap hasil kegiatan pembelajaran.

3. Guru menjawab pertanyaan dari siswa yang mengalami kesulitan.

Penutup a. Siswa bersama dengan guru membuat rangkuman

pelajaran. b. Guru memberikan evaluasi berupa latihan soal kepada

siswa untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari.

c. Guru menjelaskan rencana kegiatan untuk pertemuan berikutnya.

20 menit

E. Alat / Bahan / Sumber

a. Alat : spidol, whiteboard, gunting, selotip b. Bahan : Lembar Kerja Siswa (LKS), karton, kertas lipat warna-warni c. Sumber :

1. Nuharini, Dewi dan Tri Wahyuni. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

2. Wagiyo, A, F. Surati, dan Irene Supradiarini. 2008. Pegangan Belajar Matematika 1: untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Page 73: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

59

F. Evaluasi / Penilaian Teknik : tertulis (tugas kelompok, tugas individu) Bentuk soal : uraian

Latihan Soal 1.

2.

3. Pada persegi PQRS berikut, diketahui panjang PR = 10 cm.

A B

C D Persegi panjang ABCD dengan

panjang AB = 12 cm dan AD =5 cm.

a. Tulislah dua pasang sisi yang

sejajar dan sama panjang!

b. Tentukan panjang BC dan DC!

K L

M N

O

Pada gambar di samping, KLMN

adalah sebuah persegi panjang dan

O adalah titik potong kedua

diagonalnya. Jika panjang KO = 5

cm, tentukan:

a. panjang MO;

b. panjang NO;

c. panjang LO;

d. panjang KM;

e. panjang LN.

P Q

R S

O

Tentukan:

a. panjang PO;

b. panjang QS;

c. panjang SO;

d. panjang QO.

Page 74: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

60

4. Perhatikan persegi ABCD pada gambar di bawah ini.

Pabelan, 3 Mei 2013

A B

C D a. Tentukan besar dan !

b. Tentukan sudut-sudut lain yang

sama besar dengan !

c. Tentukan panjang AB, BC, EO, DE,

dan FB!

O

10 c

m

E

F

Page 75: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

61

Materi Ajar:

A. PERSEGI PANJANG

1. Pengertian Persegi Panjang

Persegi panjang adalah bangun datar segi empat yang memiliki dua pasang

sisi sejajar dan memiliki empat sudut siku-siku.

2. Menempatkan Persegi Panjang pada Bingkainya

Persegi panjang dapat tepat menempati bingkainya kembali dengan

empat cara. Keempat cara itu dapat dilihat pada gambar berikut ini.

3. Sifat-sifat Persegi Panjang

a. Mempunyai empat sisi, dimana sisi-sisi yang berhadapan sama

panjang dan sejajar.

b. Keempat sudutnya sama besar dan merupakan sudut siku-siku (900).

c. Kedua diagonalnya sama panjang dan berpotongan membagi dua

sama besar.

d. Dapat menempati bingkainya kembali dengan empat cara.

B. PERSEGI

1. Pengertian Persegi

Persegi adalah bangun segi empat yang memiliki empat sisi sama panjang

dan empat sudut siku-siku.

2. Menempatkan Persegi pada Bingkainya

Persegi dapat tepat menempati bingkainya kembali dengan delapan cara.

Kedelapan cara itu dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Page 76: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

62

3. Sifat-sifat Persegi

a. Mempunyai empat sisi yang sama panjang.

b. Keempat sudutnya sama besar dan merupakan sudut siku-siku (900).

c. Kedua diagonalnya sama panjang dan berpotongan membagi dua

sama besar.

d. Sudut-sudut suatu persegi dibagi dua sama besar oleh diagonal-

diagonalnya.

e. Diagonal-diagonal persegi saling berpotongan sama panjang

membentuk sudut siku-siku.

f. Suatu persegi dapat menempati bingkainya dengan delapan cara.

Page 77: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

63

Lampiran 8: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP Negeri 1 Pabelan Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : VII / 2 Pertemuan ke- : 2 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Tahun Ajaran : 2012/2013

Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta

menentukan ukurannya. Kompetensi Dasar : 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan

segiempat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.

Indikator : a. Menghitung keliling dan luas persegi panjang. b. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas

persegi panjang.

A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menghitung keliling dan luas persegi panjang. 2. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung

keliling dan luas persegi panjang.

Karakter siswa yang diharapkan : a. Tanggung jawab ditanamkan melalui pemberian tugas kelompok

maupun tugas individu dengan tujuan siswa dapat mengerjakan tugas secara bertanggung jawab.

b. Kerja sama dilatih melalui kegiatan diskusi kelompok sehingga siswa dapat belajar untuk bekerja sama dengan temannya di dalam kelompok.

c. Percaya diri dan rasa hormat ditanamkan melalui kegiatan presentasi di depan kelas, sehingga siswa belajar untuk menyampaikan pendapatnya dengan percaya diri, serta belajar untuk menghargai teman yang menyampaikan pendapat di depan kelas.

d. Rasa ingin tahu dilatih melalui kegiatan diskusi kelompok.

B. Materi Ajar (Terlampir) Keliling dan Luas Persegi Panjang

C. Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR)

Page 78: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

64

D. Langkah-langkah Pembelajaran No. Kegiatan Belajar Waktu

1.

2.

Pendahuluan a. Orientasi

Guru memberi salam dan mengecek kesiapan siswa. Guru menjelaskan tujuan dan kegiatan

pembelajaran yang akan dilakukan. b. Apersepsi

Siswa mengingat materi sifat-sifat persegi panjang dan persegi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.

c. Motivasi Guru memberikan contoh permasalahan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari agar siswa dapat lebih termotivasi.

Kegiatan Inti a. Eksplorasi

1. Siswa menanggapi permasalahan-permasalahan sederhana yang diberikan guru.

2. Siswa menyimak penjelasan guru tentang cakupan materi yang akan dipelajari.

3. Siswa menyimak dan mendengarkan penjelasan guru tentang langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.

b. Elaborasi 1. Siswa membentuk kelompok dimana masing-

masing kelompok beranggotakan 5 atau 6 orang.

2. Lembar Kerja Siswa (LKS) dibagikan kepada masing-masing kelompok.

3. Siswa mendengarkan penjelsan guru tentang tugas yang harus dikerjakan oleh masing-masing kelompok.

4. Siswa difasilitasi untuk berdiskusi sehingga memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis secara bertanggung jawab.

5. Siswa berdiskusi dan bekerja sama di dalam kelompok untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru.

10 menit

30 menit

Page 79: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

65

3.

6. Siswa bertanya pada guru tentang pemasalahan yang ditemui dalam kegiatan diskusi kelompok.

7. Siswa yang telah menyelesaikan tugasnya mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.

8. Siswa lain menyimak dan memperhatikan presentasi kelompok lain dengan rasa hormat.

9. Kelompok lain menanggapi presentasi dari kelompok yang telah menyampaikan hasil diskusinya.

c. Konfirmasi 1. Guru memberikan umpan balik positif dan

penghargaan kepada kelompok yang telah mempresentasikan hasil diskusinya.

2. Guru memberikan konfirmasi tehadap hasil kegiatan pembelajaran.

3. Guru menjawab pertanyaan dari siswa yang mengalami kesulitan.

Penutup a. Siswa bersama dengan guru membuat rangkuman

pelajaran. b. Guru memberikan evaluasi berupa latihan soal kepada

siswa untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari.

c. Guru menjelaskan rencana kegiatan untuk pertemuan berikutnya.

40 menit

E. Alat / Bahan / Sumber a. Alat : spidol, whiteboard b. Bahan : Lembar Kerja Siswa (LKS) c. Sumber :

Nuharini, Dewi dan Tri Wahyuni. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

F. Evaluasi / Penilaian

Teknik : tertulis (tugas kelompok, tugas individu) Bentuk soal : uraian Penilaian :

Page 80: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

66

Latihan Soal 1. Hitunglah keliling dan luas persegi panjang dengan ukuran sebagai berikut.

a. panjang = 20 cm dan lebar = 15 cm b. panjang = 36 cm dan lebar = 25 cm

2. Jika diketahui keliling persegi panjang = 60 cm dan lebarnya = 12 cm, maka panjangnya = ….

3. Jika diketahui luas persegi panjang = 400 cm2 dan panjangnya = 25 cm, maka lebarnya = ….

4. Halaman rumah berbentuk persegi panjang berukuran panjang 15 meter dan lebar 8 meter. Di sekeliling halaman itu, akan dipasang pagar dengan biaya Rp. 125.000,00 per meter. Berapakah biaya yang diperlukan untuk pemasangan pagar tersebut?

5. Seorang petani mempunyai sebidang tanah dengan ukuran panjang 30 meter dan lebar 14 meter. Jika tanah itu akan dijual dengan harga Rp. 200.000,00 per m2, tentukan harga tanah seluruhnya?

Pabelan, 4 Mei 2013

Page 81: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

67

Materi Ajar: KELILING DAN LUAS PERSEGI PANJANG

Perhatikan gambar berikut.

Untuk menentukan luas persegi panjang, perhatikan kembali ganbar di atas. Luas

persegi panjang adalah luas daerah yang dibatasi oleh sisi-sisinya.

Luas persegi panjang KLMN = KL x LM

= (5 x 3) satuan luas

= 15 satuan luas

Jadi, luas persegi panjang dengan panjang p dan lebar l adalah

Gambar di samping menunjukkan persegi panjang

KLMN dengan sisi-sisinya KL, LM, MN, dan KN.

Keliling suatu bangun datar adalah jumlah semua

panjang sisi-sisinya.

Tampak bahwa panjang KL = NM = 5 satuan

panjang dan panjang LM = KN = 3 satuan panjang.

Keliling KLMN = KL + LM + MN + NK

= (5 + 3 + 5 + 3) satuan panjang

= 16 satuan panjang

Selanjutnya, garis KL disebut panjang (p) dan KN

disebut lebar (l).

Secara umum dapat disimpulkan bahwa keliling

persegi panjang dengan panjang p dan lebar l

adalah

K = 2(p + l) atau K = 2p + 2l

L = p x l = pl

Page 82: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

68

Lampiran 9: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP Negeri 1 Pabelan Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : VII / 2 Pertemuan ke- : 3 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Tahun Ajaran : 2012/2013

Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta

menentukan ukurannya. Kompetensi Dasar : 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan

segiempat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.

Indikator : a. Menghitung keliling dan luas persegi. b. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas

persegi. A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menghitung keliling dan luas persegi. 2. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung

keliling dan luas persegi.

Karakter siswa yang diharapkan : a. Tanggung jawab ditanamkan melalui pemberian tugas kelompok

maupun tugas individu dengan tujuan siswa dapat mengerjakan tugas secara bertanggung jawab.

b. Kerja sama dilatih melalui kegiatan diskusi kelompok sehingga siswa dapat belajar untuk bekerja sama dengan temannya di dalam kelompok.

c. Percaya diri dan rasa hormat ditanamkan melalui kegiatan presentasi di depan kelas, sehingga siswa belajar untuk menyampaikan pendapatnya dengan percaya diri, serta belajar untuk menghargai teman yang menyampaikan pendapat di depan kelas.

d. Rasa ingin tahu dilatih melalui kegiatan diskusi kelompok.

B. Materi Ajar (Terlampir) Keliling dan Luas Persegi

C. Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR)

Page 83: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

69

D. Langkah-langkah Pembelajaran No. Kegiatan Belajar Waktu

1.

2.

Pendahuluan a. Orientasi

Guru memberi salam dan mengecek kesiapan siswa. Guru menjelaskan tujuan dan kegiatan

pembelajaran yang akan dilakukan. b. Apersepsi

Siswa mengingat materi sifat-sifat persegi panjang dan persegi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.

c. Motivasi Guru memberikan contoh permasalahan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari agar siswa dapat lebih termotivasi.

Kegiatan Inti a. Eksplorasi

1. Siswa menanggapi permasalahan-permasalahan sederhana yang diberikan guru.

2. Siswa menyimak penjelasan guru tentang cakupan materi yang akan dipelajari.

3. Siswa menyimak dan mendengarkan penjelasan guru tentang langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.

b. Elaborasi 1. Siswa membentuk kelompok dimana masing-

masing kelompok beranggotakan 5 atau 6 orang.

2. Lembar Kerja Siswa (LKS) dibagikan kepada masing-masing kelompok.

3. Siswa mendengarkan penjelsan guru tentang tugas yang harus dikerjakan oleh masing-masing kelompok.

4. Siswa difasilitasi untuk berdiskusi sehingga memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis secara bertanggung jawab.

5. Siswa berdiskusi dan bekerja sama di dalam kelompok untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru.

10 menit

30 menit

Page 84: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

70

3.

6. Siswa bertanya pada guru tentang pemasalahan yang ditemui dalam kegiatan diskusi kelompok.

7. Siswa yang telah menyelesaikan tugasnya mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.

8. Siswa lain menyimak dan memperhatikan presentasi kelompok lain dengan rasa hormat.

9. Kelompok lain menanggapi presentasi dari kelompok yang telah menyampaikan hasil diskusinya.

c. Konfirmasi 1. Guru memberikan umpan balik positif dan

penghargaan kepada kelompok yang telah mempresentasikan hasil diskusinya.

2. Guru memberikan konfirmasi tehadap hasil kegiatan pembelajaran.

3. Guru menjawab pertanyaan dari siswa yang mengalami kesulitan.

Penutup a. Siswa bersama dengan guru membuat rangkuman

pelajaran. b. Guru memberikan evaluasi berupa latihan soal kepada

siswa untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari.

c. Guru menjelaskan rencana kegiatan untuk pertemuan berikutnya.

40 menit

E. Alat / Bahan / Sumber a. Alat : spidol, whiteboard, gunting, selotip b. Bahan : Lembar Kerja Siswa (LKS) c. Sumber :

Nuharini, Dewi dan Tri Wahyuni. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

F. Evaluasi / Penilaian

Teknik : tertulis (tugas kelompok, tugas individu) Bentuk soal : uraian Penilaian :

Page 85: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

71

Latihan Soal 1. Lengkapilah tabel di bawah ini!

No. Panjang sisi Keliling persegi Luas persegi a. 11 cm ……… cm ……… cm2 b. 15 cm ……… cm ……… cm2 c. ……… m 36 m ……… m2 d. ……… m 84 m ……… m2 e. ……… km ……… km 49 km2 f. ……… km ……… km 25 km2

2. Hitunglah panjang sisi dan keliling dari persegi yang mempunyai luas:

a. 144 cm2

b. 625 m2

3. Sebuah taman berbentuk persegi dengan panjang sisinya 10 m. Dalam taman

tersebut terdapat sebuah kolam renang yang berbentuk persegi panjang

dengan ukuran panjang 8 m dan lebar 6 m. Berapakah luas tanah dalam taman

yang dapat ditanami bunga?

4. Sebuah lantai berbentuk persegi dengan panjang sisinya 3 m. Lantai tersebut

akan dipasang ubin berbentuk persegi berukuran 30 cm x 30 cm. Tentukan

banyaknya ubin yang diperlukan untuk menutup lantai.

5. Halaman rumah Pak Budi berbentuk persegi dengan panjang sisinya adalah 12

m. Di sekeliling halaman rumah akan dipasang pagar. Tentukan panjang pagar

yang diperlukan.

Pabelan, 10 Mei 2013

Page 86: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

72

Materi Ajar: KELILING DAN LUAS PERSEGI

Perhatikan gambar berikut.

Gambar di samping menunjukkan bangun persegi

KLMN dengan panjang sisi = KL = 4 satuan.

Keliling KLMN = KL + LM + MN + NK

= (4 + 4 + 4 + 4) satuan panjang

= 16 satuan panjang

Selanjutnya, panjang KL = LM = MN = NK disebut

sisi (s).

Jadi, secara umum keliling persegi dengan panjang

sisi (s) adalah

Luas persegi KLMN = KL x LM

= (4 x 4) satuan luas

= 16 satuan luas

Jadi, luas persegi dengan panjang sisi (s) adalah

K = 4s

L = s x s = s2

Page 87: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

73

Lampiran 10: Lembar Kerja Siswa Pertemuan 1

1. Buatlah sebuah persegi panjang dengan ukuran sembarang! Berilah nama pada

titik-titik sudut persegi panjang, misal ABCD seperti pada gambar di bawah ini!

Titik P, Q, R, dan S berturut-turut merupakan titik tengah sisi AB, BC, CD, dan

AD.

a. Jika ABCD dibalik menurut garis PR maka A akan menempati …, B akan

menempati …, C akan menempati …, D akan menempati …, BC akan

menempati …, dan AD akan menempati … . Jadi, BC = … dan PR disebut …

b. Jika ABCD dibalik menurut garis SQ maka A akan menempati …, B akan

menempati …, C akan menempati …, D akan menempati …, AB akan

menempati …, dan CD akan menempati … . Jadi, AB = … dan SQ disebut …

c. Apa yang dapat kamu simpulkan dari hasil-hasil di atas?

……………………………………………………………………………………………………………………

2. Gambarlah diagonal dari persegi panjang seperti pada gambar berikut ini!

a.

A B

D C

P

Q

R

S

A B

D C R Jika persegi panjang ABCD

dibalik menurut garis PR

maka A menempati …, C

menempati …, dan AC

menempati … . Jadi,

panjang AC sama dengan

panjang …

P

Page 88: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

74

b.

c. Dari hasil-hasil tersebut, apa yang dapat kamu simpulkan?

……………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………….

3.

a. Jika persegi panjang ABCD dibalik menurut PR maka ∠퐷 menempati … .

Jadi,∠퐷 = …. . ∠퐴 menempati … . Jadi, ∠퐴 = ….

b. Jika persegi panjang ABCD dibalik menurut SQ maka ∠퐷 menempati … .

Jadi,∠퐷 = …. . ∠퐶 menempati … . Jadi, ∠퐶 = ….

c. Dari hasil-hasil di atas, apa yang dapat kamu simpulkan?

…………………………………………………………………………………………

4. Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, persegi panjang dapat menempati

bingkainya kembali dengan berapa cara? Gambarkan!

………………………………………………………………………………………………

Kesimpulan :

Sifat-sifat persegi panjang :

…………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………………………………………..

A B

D C

O

A B

D C

P

Q

R

S

Jika persegi panjang ABCD

diputar 1800 dengan pusat

titik O maka:

O menempati …, A

menempati …, dan OA

menempati … . Jadi, OA = … .

O menempati …, B

menempati …, dan OB

menempati … . Jadi, panjang

OB = … .

Page 89: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

75

1. Buatlah sebuah persegi dengan ukuran sembarang! Berilah nama pada titik-titik

sudut persegi, misal ABCD seperti pada gambar di bawah ini!

a. Tentukan sumbu-sumbu simetri dari persegi tersebut!

b. Baliklah persegi tersebut menurut sumbu simetrinya, sehingga persegi

dapat menempati bingkainya secara tepat!

c. Putarlah persegi tersebut sampai persegi dapat menempati bingkainya

kembali!

d. Berdasarkan kegiatan di atas, persegi dapat menempati bingkainya kembali

dengan berapa cara? Gambarkan!

………………………………………………………………………………………….

2. Perhatikan gambar-gambar berikut!

a. Jika persegi ABCD dibalik menurut diagonal BD maka A menempati …,

B menempati …, D menempati …, AB menempati …, dan AD menempati … .

Jadi, AD = …

b. Jika persegi ABCD dilipat terhadap garis EF maka A menempati …, D

menempati …, dan AD menempati … . Jadi, AD = …

c. Kesimpulan: AD = …. =…. = ….

A B

C D

A B

D C

A B

D C

F

E

Page 90: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

76

3. Gambarlah diagonal-diagonal dari persegi seperti pada gambar berikut ini!

a. Jika persegi ABCD dibalik menurut diagonal BD maka O menempati …,

C menempati …, B menempati …, ∠퐶푂퐵 menempati …, dan ∠퐶퐵푂

menempati … . Jadi, ∠퐶푂퐵 = … dan ∠퐶퐵푂 = …

b. Jika persegi ABCD dibalik menurut diagonal AC maka O menempati …,

B menempati …, A menempati …, dan ∠퐴푂퐵 menempati … . Jadi, ∠퐴푂퐵 =

…, ∠퐴푂퐵 + ∠퐵푂퐶 = … . dan ∠퐴푂퐵 = … .

c. Kesimpulan:

Diagonal-diagonal persegi membagi …. dan berpotongan saling ….

Kesimpulan :

Sifat-sifat persegi :

…………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………..

A B

D C

O

Page 91: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

77

Lampiran 11: Contoh Hasil Kerja Siswa Pertemuan 1

Contoh Hasil Lembar Kerja Siswa (LKS) 1

Page 92: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

78

Page 93: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

79

Contoh Hasil Lembar Kerja Siswa (LKS) 2

Page 94: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

80

Page 95: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

81

Lampiran 12: Lembar Kerja Siswa Pertemuan 2

1. Perhatikan persegi panjang ABCD di bawah ini!

Kesimpulan :

Keliling persegi panjang = …………………..

2. Perhatikan persegi panjang–persegi panjang di bawah ini!

Isilah tabel di bawah ini :

No Panjang Lebar Luas 1. 2. 3. 4. 5.

2 …. …. …. ….

1 …. …. …. ….

2 = 2 x 1 … = … x … … = … x … … = … x … L = … x …

Kesimpulan :

Luas persegi panjang = …. x ….

A B

D C Jika AB = panjang (p)

BC = lebar (l)

Maka :

Keliling ABCD = …. + …. + … .+ ….

= …. + …. + …. + ….

= 2 …. + 2 ….

= 2 ( …. + ….)

(1)

(2) (3) (4)

p

l

(5)

p

l

Page 96: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

82

Lampiran 13: Contoh Hasil Kerja Siswa Pertemuan 2

Page 97: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

83

Page 98: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

84

Lampiran `14: Lembar Kerja Siswa Pertemuan 3

1. Perhatikan persegi ABCD di bawah ini!

Kesimpulan :

Keliling persegi = …………………..

2. Perhatikan persegi–persegi di bawah ini!

Isilah tabel di bawah ini :

No Panjang Lebar Luas 1. 2. 3. 4. 5.

1 …. …. …. ….

1 …. …. …. ….

1 = 1 x 1 … = … x … … = … x … … = … x … L = … x …

Kesimpulan :

Luas persegi = …. x ….

A B

D C Keliling ABCD = …. + …. + … .+ ….

= …. + …. + …. + ….

= ….

(1) (2) (3)

(4) s (5)

s

s

Page 99: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

85

Lampiran 15: Contoh Hasil Kerja Siswa Pertemuan 3

Page 100: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

86

Page 101: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

87

Lampiran 16: Foto-foto Dokumentasi

Siswa mengerjakan LKS dan berdiskusi bersama kelompoknya

Guru membimbing siswa dalam diskusi kelompok

Page 102: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

88

Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya

Siswa mengerjakan latihan soal di depan kelas

Page 103: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

89

Lampiran 17: Surat Izin Melakukan Penelitian

Page 104: Implementasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3616/2/T1_202009027_Full... · implementasi model pembelajaran auditory intellectually

90

Lampiran 18: Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian